Upload
doandien
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
14
BAB II
LANDASAN TEORI ACCELERATED LEARNING DAN
PENDIDIKAN DASAR
A. Teori-teori Accelerated learning
Zaman beredar masa berganti, masyarakat pun kembang dan berubah.
Tidak lain perubahan masyarakat seiring dengan perubahan ilmu pengetahuan
manusia. Kehidupan manusia menuju ke arah yang lebih baik karena proses
berfikir manusia untuk mencapai kebahagiaan, kesenangan serta cara hidup
yang lebih baik. Pendidikan merupakan salah satu media yang digunakan
manusia untuk mengembangkan potensi dan mencapai tujuan yang diharapkan
oleh manusia.
Oleh karena itu pendidikan dari masa ke masa melakukan usaha
perubahan baik perangkat lunak (soft ware) maupun perangkat keras (hard
ware). Aktivitas belajar manusia sejak awal hingga sekarang terus terjadi
inovasi dan kreasi, mulai dari kurikulum, pendekatan, metode serta sarana dan
teknik dalam pembelajaran.
Accelerated learning merupakan salah satu hasil dari inovasi dalam
pendidikan. Inovasi ini dilakukan karena tuntutan zaman yang berkembang
sangat cepat. Belajar yang harus sesuai dengan waktu yang ditentukan
agaknya sudah tidak menjadi tradisi yang relevan di masa sekarang, karena
laju informasi dan teknologi yang semakin cepat, dunia kerja yang terus
berubah, kegiatan masyarakat bahkan kegiatan rekreasipun menjadi semakin
kompleks. Oleh karena itu kita harus mengetahui pula cara menyerap
informasi lebih cepat lagi. Belajar yang sekarang kita lakukan kemungkinan
besar tidak akan sama dengan belajar yang kita lakukan tiga tahun ke depan.
Meningkatnya kompleksitas berarti menuntut cara belajar yang lebih
baik untuk mengkondisikan siswa dalam proses belajar mengajar di kelas,
sehingga anak tidak cepat menjadi bosan dengan pelajaran yang diberikan
oleh gurunya. Karena selama ini kita berasumsi bahwa belajar yang kita
15
lakukan selama ini mengalami stagnan. Artinya pendidikan kita tetap
menggunakan metode dan pendekatan yang sama dengan anak-anak didik
pada tahun sebelumnya, padahal metode dan pendekatan yang dilakukan
tersebut tidak menjamin anak didik menjadi lebih “cerdas,” mampu
meningkatkan prestasi, belajar dengan menyenangkan serta mampu
mengaplikasikan ilmu yang mereka dapatkan.
Oleh karena itu teknik-teknik belajar yang paling cocok dengan gaya
belajar yang disukai siswa maka belajarnya pun terasa paling alami. Karena
terasa alami (ranah-otak), belajarpun terasa lebih mudah. Karena lebih mudah
belajar pun mejadi lebih cepat.1
1. Pengertian Accelerated learning
Menurut Colin Rose Accelerated learning adalah “teknik belajar
yang alami, sesuai dengan gaya belajar siswa sehingga belajar terasa lebih
mudah dan lebih cepat.”2
Dalam pengertian yang lain di sebutkan bahwa Accelerated
learning adalah :
“It’s a total system for speeding and enhancing both the design process and the learning processes. Based on the brain research, it has proven again and again learning effectiveness while saving time and money in the process.” 3
Artinya : “Accelerated learning sebuah sistem yang menyeluruh untuk mempercepat dan meningkatkan rancangan dan proses belajar. Berdasarkan pada penemuan/penelitian tentang otak, yang membuktikan dan meningkatkan kembali efektifitas belajar yang menghemat waktu dan beaya dalam proses belajar.
Dalam sebuah artikel juga disebutkan bahwa :
�� Colin Rose, K-U-A-S-A-I lebih cepat : Buku Pintar Accelerated learning, Terj.
MASTER It Faster oleh Femmy Syahrani, (Bandung: Kaifa, 2002), hlm. 16. ������� ���� ��� � � ������������� ����������� �������������� 2003.
16
“Accelerated learning' is a general term for any technique or method which enables learning and in the same time 'accelerates' the process of learning.”4
Artinya : Accelerated learning adalah bentuk keseluruhan dari beberapa
metode dan teknik yang memungkin belajar dan dalam waktu yang sama mempercepat proses belajar.
Definisi lain disebutkan :
“Accelerated learning is a combination of prinsiples and techniques that allow us to use our brains more effectively. In the particular, they show us how to remember and recall things more easily.”5
Artinya : “Pembelajaran dipercepat adalah kombinasi dari berbagai
prinsip dan teknik-teknik belajar yang memberikan keleluasaan untuk menggunakan otak (pemikiran) kita secara lebih efektif. Lebih ringkas, accelerated learning menunjukkan kepada kita bagaimana mengingat dan memanggil kembali segala sesuatu dengan lebih mudah.
Boby DePorter mengemukakan bahwa istilah accelerated learning
dengan dipertukarkan dengan suggestology (pemercepatan belajar) yang
didefinisikan sebagai “memungkinkan siswa untuk belajar dengan
kecepatan yang mengesankan, dengan upaya yang normal, dan dibarengi
dengan kegembiraan.”6
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
accelerated learning adalah keseluruhan teknik dan metode belajar yang
memungkinkan siswa belajar dengan mudah, menyenangkan dan efektif
dengan upaya yang normal dan sesuai dengan gaya belajarnya masing-
masing.
2. Prinsip-prinsip Accelerated learning
Pandangan mengenai konsep pengajaran—Accelerated learning—
terus menerus mengalami perubahan dan perkembangan sesuai dengan
4 http://www.nlp-romania.ro/en/topics/learning.html, 17 March 203. 5 http://www.smart-bran.com/courses.htm, 17 March 203. 6 Boby DePorter & Mike Herncki, Quantum Learning : Membiasakan Belajar Nyaman
dan Menyenangkan, (Bandung: Kaifa, 2002), hlm. 14.
17
kemajuan ilmu dan teknologi pendidikan. Perubahan dalam bidang
pendidikan ini berusaha untuk mencapai tingkat kemajuan yang lebih
tinggi, dimana harus memiliki dasar dan prinsip yang jelas agar dalam
pelaksanaan perencanaan tersebut dapat berjalan dengan baik dan dapat
mencapai tujuan yang diharapkan.
Program Accelerated learning yang selama ini dijalankan dan
berhasil tidak lepas dari prinsip-prinsip dasar yang selalu mereka
laksanakan, yaitu :
1. Belajar melibatkan seluruh pikiran dan tubuh. Belajar tidak hanya menggunakan “otak” (sadar, rasional, memakai “otak kiri”), dan verbal), tetapi juga melibatkan seluruh tubuh/pikiran dengan segala emosi, indera, dan sarafnya.
2. Belajar adalah berkreasi, bukan mengonsumsi. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang diserap oleh pembelajar, melainkan sesuatu yang diciptakan pembelajar. Pembelajaran terjadi ketika seorang pembelajar memadukan pengetahuan dan keterampilan baru ke dalam struktur dirinya sendiri yang telah ada. Belajar secara harfiah adalah menciptakan makna baru, jaringan saraf baru, dan pola interaksi elektrokimia baru di dalam sistem jaringan otak/tubuh secara menyeluruh.
3. Kerja sama membantu proses belajar mengajar. Semua usaha belajar yang baik mempunyai landasan sosial. Kita biasanya belajar lebih banyak dengan berinteraksi dengan kawan-kawan dari pada kita pelajari dengan cara lain yang manapun. Persaingan di antara pembalajar memperlambat pembelajaran. Kerja sama di antara mereka mempercepatnya. Suatu komunikast belajar selalu lebih baik hasilnya dari pada beberapa individu yang belajar sendiri-sendiri.
4. Pembelajaran berlangsung pada banyak tingkatan secara simultan. Belajar bukan hanya menyerap satu hal kecil pada waktu secara linier, melainkan menyerap banyak hal sekaligus. Pembelajaran yang baik melibatkan orang pada banyak tingkatan secara simultan (sadar dan bawah sadar, mental, dan fisik) dan memanfatkan seluruh saraf reseptor, indra, jalan dalam sistem total otak/tubuh seseorang. Bagaimanapun juga, otak bukanlah prosesor berurutan, melainkan prosesor paralel, dan otak akan berkembang pesat jika ia ditantangmelakukan banyak hal sekaligus.
5. Belajar berasal dari mengerjakan hal itu sendiri (dengan umpan balik). Belajar paling baik adalah belajar dengan konteks. Hal-hal yang dipelajar secara terpisah akan sulit diingat dan mudah mengguap. Kita belajar berenang dengan berenang, cara
18
mengelola sesuatu dengan mengelolanya, cara bernyanyi dengan bernyanyi, cara menjual dengan menjual, dan cara memperhatikan konsumen dengan memperhatikan kebutuhannya. Pengalaman yang nyata dan konkret dapat menjadi guru jauh lebih baik dari pada sesuatu hipotesis dan abstrak—asalkan di dalamnya tersedia peluang untuk terjun langsung secara total, mendapatkan umpan balik, merenung dan menerjunkan diri kembali.
6. Emosi positif sangat membantu pembelajaran. Perasaan menentukan kualitas dan juga kuantitas belajar seseorang. Perasaaan negatif menghalangi belajar. Perasaan positif mempercepatnya. Belajar yang penuh tekanan, menyakitkan dan bersuasana muram tidak dapat mengungguli hasil belajar yang menyenangkan, santai dan menarik hati. 7
Otak citra menyerap informasi secara langsung dan otomatis.
Sistem saraf manusia lebih merupakan prosesor citra dari pada prosesor
kata. Gambar konktret jauh lebih mudah ditangkap dan disimpan dari pada
abstraksi verbal. Menerjemahkan abstraksi verbal menjadi berbagai jenis
gambar konktret akan membuat abstraksi verbal itu bisa lebih cepat
dipelajari dan lebih mudah diingat.
3. Pembelajaran dalam Accelerated learning
Accelerated learning atau menurut Jayne Nicholl, CBC (Cara
Belajar Cepat) sebenarnya sudah kita alami sejak kita masih kecil. Karena
belajar dengan pendekatan CBC ini adalah cara belajar yang mengacu
pada cara orang belajar secara alamiah. Ketika kita masih anak-anak, kita
telah mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kita mempelajari
semua pengetahuan dasar bukan dengan duduk diruang kelas, membaca
buku, atau menatap layar komputer, melainkan berinteraksi dengan orang
lain dan dengan dunia, dengan menggunakan seluruh tubuh, seluruh
pikiran, segala sesuatu pada diri kita.�8�
�� Dave Meier, The Accelerated learning : Handbook, Panduan Kreatif dan efektif
Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan [terj], (Bandung: Kaifa, 2002), hlm. 54-55 � Colin Rose, dan Malcolm J. Nichol, Cara Belajar Cepat Abad XXI, (Bandung, Nuansa,
2002), hlm. 38.
19
Dalam interaksi dengan orang lain dan dunia ini tentu kita
memerlukan sebuah jalan agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka seorang guru harus berusaha
menemukan kembali berbagai strategi, pendekatan maupun metode belajar
yang tepat untuk dikembangkan dalam kelas.
Berbagai usaha dilakukan untuk menemukan pendekatan belajar
yang tepat terutama pendekatan belajar cepat. Pendekatan dalam
accelerated learning dengan menggunakan seluruh potensi yang ada pada
diri manusia untuk dikembangkan mencapai hasil yang maksimal,
diantaranya pendekatan SAVI.
Pendekatan SAVI berpangkal pada empat hal, yaitu Somatis,
Auditori, Visual, dan Intelektual. Apabila empat hal ini dapat diperhatikan
oleh seorang pengajar atau pelatih, pembelajaran yang dipercepat (bukan
lewat pemaksaan atau pengarbitan, melainkan lewat stimulasi) akan terjadi
secara hebat.
Somatis berarti mementingkan raga. Dalam pembelajaran di kelas,
para siswa dibuat untuk tidak diam di kursi, mereka diajak sesekali
mengambil sesuatu di depan kelas. Mereka harus bergerak, bergerak, dan
bergerak saat menerima pelajaran. Sebagaimana yang dikatakan Meier
"Mustahil otak beranjak, bila fisik tak bergerak." 9 Auditori berarti
pemanfaatan suara. Bacakanlah teks-teks yang ada di dalam buku secara
indah dan penuh pesona, laiknya seorang penyair sedang membacakan
sajak-sajak menariknya. Visual berarti ajarkan pengetahun dengan gambar.
"Otak sangat senang dengan informasi yang digambar dan diberi warna,"
tulis Meier. Dan intelektual berarti berhubungan dengan perenungan.
Membiarkan murid melakukan istirahat sejenak melakukan jeda adalah
suatu keharusan dalam accelerated learning. Biarkan murid merumuskan
materi-materi pelajaran yang diperoleh. Biarkan murid-murid
9 Dave Meier, Op. Cit, hlm. 92
20
membincangkan pengetahuan baru yang diperolehnya. Biarkan pula
mereka bertanya, mengkritik, ataupun menggugat.10
Dari konsep pendekatan SAVI inilah kemudian Meier
mengembangkan sebuah cara belajar-mengajar yang revolusioner.
Misalnya, proses pembelajaran di kelas akan lebih efektif bila para murid
bekerja sama. Artinya, seorang guru harus membuat para muridnya
berpasang-pasangan agar dapat mendiskusikan materi yang diajarkannya.
Dalam kelas yang efektif, para murid bukanlah sekelompok orang yang
menerima pengetahuan. Mereka adalah pencipta pengetahuan.11
a. Interaksi antara Guru Murid dan metode belajar
Berbagai cara belajar accelerated learning yang
dikembangkan oleh para pakar, diantaranya cara belajar dengan
pendekatan KUASAI (MASTER) oleh Colin Rose dan empat tahap
pembelajaran oleh Meier.
Master merupakan bagian dari cara belajar Accelerated
learning yang merupakan singkatan dari Motivating your mind,
Acquiring the information, Searching out the meaning, Triggering the
memory, Enhibiting what you know, dan Reflecting how you have
learned dan ini merupakan langkah dasar dalam cara belajar cepat.12
Dalam Master, Rose berusaha menemukan kembali cara
belajar yang menyenangkan seperti masa anak-anak—sebelum
“belajar”—yang sekarang telah terkacaukan dengan “bersekolah”
serta menemukan kembali rasa tertarik “menjelajah” masa anak-anak
bagaimana ia melihat, mendengar, mencium, meraba, dan bahkan
mengecap, dunia yang tak terbayangkan dimana ia menemukan
10 Ibid., hlm. 93 11 Hernowo (Divisi Kecendekiawanan IJABI), Pabila fisik tak bergerak, otak takkan
beranjak, Artikel Internet, Resensi buku : The Accelerated learning Handbook---A Creative Guide to Designing and Delivering Faster, More Effective Training Programs, pengarang : Dave Meier, Penerbit : McGraw-Hill, New York, tahun 2000.
12 Rose & Malcolm, J. Nicholas, terj Accelerated learning for the 21st Century, oleh Dedi Ahimsa, (Bandung: Nuansa, 2000), 94-97)
21
dirinya sendiri yang merupakan masa kritis ketika ia mencoba
mengerti dan memahami semuanya. 13
Menurut Mihaly Csiksentmihalyi sebagaimana dikutip oleh
Rose dan Malcolm menyatakan bahwa syarat pembelajaran yang
efektif adalah dengan menghadirkan lingkungan “seperti masa anak-
anak” (bukan kekanak-kanakan), yang mendukung dan
menggembirakan. Mihaly mengatakan “selama beberapa tahun
pertama kehidupan, setiapa anak adalah “mesin belajar” kecil yang
tidak kenal lelah mencoba dan mencoba lagi gerak-gerak baru, kata-
kata baru setiap hari." 14
Salah satu alasan mengapa anak-anak bisa belajar dengan baik
adalah bahwa mereka belum mengembangkan prakonsepsi bagaimana
seharusnya belajar. Mereka juga belum mengembangkan anggapan
bahwa bermain dan bekerja adalah kegiatan yang masing-masing
berdiri sendiri. Bermain adalah bagian penting dari pengalaman
belajar. Ketika kita sedang menikmati belajar, kita akan belajar lebih
baik dan lebih mudah.
Dalam KUASAI hal pertama yang harus dilakukan pembelajar
adalah dengan dimulai dari kerangka pikiran pembelajar itu sendiri.
Yang dimaksud di sini adalah perasaan dan keyakinan dalam belajar.
Menurut teori Quantum Learning, apabila di dalam ruang-
ruang kelas dapat dibangun emosi positif di antara para siswa,
pembelajaran akan berjalan tidak loyo dan tidak membosankan.
Permasalahannya adalah bagaimana membangun emosi positif siswa
dalam belajar ? Dikemukakan pembentukan emosi positif pertama,
bermula dari sang guru. Guru harus memiliki emosi positif terlebih
dahulu. Guru harus memberikan teladan—dalam bahasa Jawa, istilah
"guru" sama dengan "digugu dan ditiru". Tanpa diawali oleh guru,
mustahillah para siswa mau dan mampu memiliki emosi positif.
��Colin Rose & Malclom, Ibid., hlm. 92. � �Ibid. hlm. 93
22
Kedua, everything speaks (segalanya berbicara). Warna cat ruang
kelas, pakaian guru, posisi duduk murid, dan seluruh komponen yang
ada di ruang kelas dapat mempengaruhi terbangunnya emosi yang
positif. Dan, ketiga, minat atau ketertarikan terhadap sebuah mata
pelajaran.15
Gordon Dryden dan Dr. Jeannette Vos, dalam The Learning
Revolution, mengatakan bahwa, pada era sekarang, keberhasilan
penerapan sebuah teknik—teknik tersebut dapat disebut sebagai "the
best techniques"—bergantung pada adanya tiga unsur di dalam teknik
tersebut. Tiga unsur itu adalah simple, fun, dan effective.16 Namun tiga
hal terakhir, menurut penulis lebih merupakan pendekatan dan bukan
merupakan sebuah metode.
Hal tersebut ditunjang oleh Tapscott dalam sebuah artikel
Mizan Online menunjukkan telah lahirnya sebuah generasi baru di era
menjelang milenium baru dengan nama "Generasi Net". Inilah
generasi yang berumur 2 hingga 22 tahun yang sangat terampil dalam
mengoperasikan komputer atau mesin-mesin digital. Mereka belajar
dengan peralatan baru tersebut dalam balutan metode atau teknik yang
fun, simple, dan effective. Dalam istilah digital, teknik-teknik yang
menyenangkan, mudah, dan efektif itu disebut proses yang
ngedutainment (mendidik sekaligus menghibur).17
Lewat perumusan metode yang fun, simple, dan efektif,
seorang manusia pembelajar akan dirangsang semangatnya untuk
berusaha dengan keras "menguasai" materi yang dipelajarinya. Seperti
anak balita yang diberi sebuah mainan baru. Tanpa bertanya "apa
itu?", anak balita tersebut langsung termotivasi untuk mengguncang-
guncang, mengecap, membaui, dan melakukan segalanya agar
mengenal betul mainan baru itu.
15 http://www.mizan.com/portal/template/BacaPlong/kodeplong/199, 10 Juli 2003 16 Gordon Dryden dan Dr. Jeannette Vos, The Learning Revolution,, (Bandung: Kaifa,
1999), hlm. 101 17 http://www.mizan.com/portal/template/BacaPlong/kodeplong/199, Op.Cit.
23
Dalam Quantum Learning, proses penelitian yang dilakukan
sang anak tersebut dinamai global learning (belajar secara
menyeluruh).18 Kita, manusia dewasa, pernah melewati masa-masa
penting yang disebut global learning. Inilah sebuah metode belajar
yang mengarahkan kita untuk menguasai detail. Quantum Learning
mendefinisikan global learning sebagai "cara efektif dan alamiah bagi
seorang manusia untuk mempelajari bahwa otak seorang anak hingga
usia enam atau tujuh tahun adalah seperti spons, menyerap berbagai
fakta, sifat-sifat fisik, dan kerumitan bahasa yang kacau dengan cara
yang menyenangkan dan bebas stres."
Ada beberapa hal agar belajar dapat berhasil dan
menyenangkan, antara lain :
a. Menciptakan lingkungan tanpa-stres (relaks)—lingkungan yang
aman untuk melakukan kesalahan, namun harapan untuk sukses
tinggi.
b. Menjamin bahwa subyek pelajaran adalah relevan—anda ingin
belajar ketika anda melihat manfaat dan pentingnya subkel
pelajaran itu.
c. Menjamin bahwa belajar secara emosional adalah positif—pada
umumnya ketika belajar dilakukan bersama dengan orang lain,
ketika ia humor dan dorongan semangat, waktu rehat dan jeda
teratur, dan dukungan antusias.
d. Melibatkan secara sadar semua indera dan juga pikiran otak kiri
dan otak kanan.
e. Menantang otak untuk dapat berfikir jauh ke depan dan
mengekplorasi apa yang sedang dipelajari dengan sebanyak
mungkin kecerdasan yang relevan untuk memahami subjek.
f. Mengonsolidasikan bahan yang sudah dipelajari—dengan
meninjau ulang dalam periode-periode waspada yang relaks. 19
18 Boby DePorter & Mike Hernacki, Op.Cit., hlm. 22 �!�Colin Rose & Malclom J. Nicholas, Ibid., hlm. 93.
24
Dalam KUASAI/Master, sebagaimana ditulis di atas bahwa
perasaan (emosi) positif tentang belajar adalah sangat penting bagi
para pembelajar. Perasaan dan keyakinan ini digunakan untuk
menggambarkan/memicu pikiran keberhasilan yang telah kita alami di
hari-hari sebelumnya. Perasaan “bisa” dan “tidak bisa” dipengaruhi
oleh perasaan sadar dan tidak sadar, sebagaimana orang sering tidak
sadar mengatakan tidak bisa mengerjakan sama sekali, sebaliknya kita
juga bisa mengatakan bisa mengerjakan seluruhnya keberhasilan itu.20
Hal penting lain dalam kerangka pikiran adalah melakukan
peneguhan yang positif. Peneguhan adalah pernyataan positif yang
mengungkapkan apa yang kita pilih untuk mencapainya. Misalnya :
“saya pembelajar yang percaya diri” atau “saya penulis yang handal”
dan lain-lain.
Belajar sering menjadi tegang dan jenuh, hal ini dialami hampir
seluruh pelajar dan membuat hilangnya konsentrasi terhadap pelajaran
yang sedang dipelajari. Untuk menghilangkan ketegangan dan
mendapatkan konsentrasi belajar yang baik serta dengan energi yang
penuh, Colin Rose mengemukakan beberapa langkah yang membantu
para pelajar lebih baik dalam berkonsentrasi, pertama : perhatikan
suara batin. Sering para pelajar berfikir negatif dan membuat stres,
misalnya oh jangan! Jangan baca al-Qur'an aku tak bisa, oh tidak !
jangan pakai bahasa Inggris aku tak becus grammar. Jangan biarkan
pikiran-pikiran seperti ini menyelinap dalam benak kita ketika sedang
belajar karena perasaan ini akan melemahkan konsentrasi belajar.
Kedua, mengubah posisi. Jika pelajar sedang duduk, maka berdirilah,
jika sedang berdiri maka bergeraklah. Pikiran dan tubuh sangat erat
sehingga dengan mengubah posisi, pikiran juga dapat bergeser
terhadap hal yang baru. Ketiga, memaksimalkan oksigen dalam tubuh,
yaitu melakukan istirahat dalam jangka pendek (yang selanjutnya di
katakan jeda), yaitu dengan cara pejamkan mata, tarik nafas dalam-
20 Ibid., hlm. 32-33
25
dalam selama satu atau dua menit dan lakukan berkali-kali. Hal ini
akan membuat kita merasa santai—dikuatkan dan mungkin tersenyum
dan mendapatkan inspirasi. Kata “inspirasi” berasal dari bahasa latin
yang berarti “tarik nafas.” Keempat, mengganti pikiran negatif dengan
peneguhan (perasaan positif yang membuat motivasi) belajar.21
Bobbi dalam bukunya Quantum Learning, lebih menegaskan
lagi, mengapa jeda waktu sangat diperlukan dalam proses belajar
karena dalam proses belajar yang paling banyak diingat adalah
informasi/materi yang pertama dan terakhir didengar atau dipelajari.
Oleh karena itu semakin banyak melakukan jeda waktu akan semakin
banyak mengingat materi/informasi, karena banyaknya jeda pendek ini
berarti akan memperbanyak “pertama” dan “terakhir.” Alasan lainnya
adalah pada saat pikiran menjadi lelah, perubahan keadaan mental saat
melakukan jeda akan membuat sel-sel otak menjadi segar dan dapat
belajar dengan mudah.22
Dalam membentuk kerangka pikiran yang baik, hal terakhir
yang harus dilakukan adalah menentukan/menetapkan tujuan dan visi
dari belajar itu. Karena tujuan dan visi yang jelas akan mampu
memacu motivasi yang lemah.
Untuk mencapai tujuan atau hal-hal yang kita inginkan maka
harus membulatkan tekad. Tekad untuk berhasil ini bersumber dari dua
hal berikut, pertama, memiliki visi yang akan dicapai, kedua memiliki
keyakinan yang kuat untuk mencapai visi tersebut. Karena dua hal di
atas akan mampu menciptakan keteguhan dan kemauan (minat).23
Dari beberapa hal di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk
membuat siswa belajar dengan baik dan mudah ada tiga komponen
yang mempengaruhi pelajar dalam melakukan aktivitas belajar, yaitu
pikiran, suasana hati dan kenyamanan fisik. Begitu juga seorang guru
21 Colin Rose, Op.Cit., hlm. 37-38 22 Bobbi DePorter, Op.Cit., hlm. 85-86 23 Colin Rose, Op.Cit., hlm. 38-40
26
dapat mengendalikan kondisi pelajar/murid ketika seorang guru
mempengaruhi pikiran, suasana hati, dan sikap mereka.
Permasalahannya adalah bagaimana guru bisa membuat cara
mengajarnya disukai oleh para peserta didik ? Sebagian besar guru
memulai pengajarannya dari apa isi, yaitu apa yang akan saya ajarkan
? padahal, hal pertama yang lebih penting dalam mengajar adalah
“bagaimana saya akan mengajar ?, bagaimana saya dapat membentuk
kerangka pikiran para peserta didik sehingga kondusif untuk belajar.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, berikut ini ada beberapa
hal yang dapat dilakukan oleh seorang guru untuk persiapan
melakukan pengajaran di kelas, yaitu :
1. Memberi informasi sebelum pelajaran agar para siswa memiliki
gambaran yang akan mereka hadapi dan mengetahui pokok
bahasan yang dapat dikembangkan di ruang kelas.
2. Tata ruang yang mengundang/kondusif untuk belajar, seperti bunga
di atas meja, dendang musik ketika para pelajar masuk kelas,
poster/gambar-gambar dinding yang mengundang inspirasi, tempat
duduk disusun melingkar agar mudah berkomunikasi
3. Pancing setiap peserta untuk menyatakan harapan dan
kekhawatiran, sehingga mereka datang ke sekolah tanpa otak yang
kosong.
4. Melihat visi pembelajar
5. Mejelaskan manfaat, sehingga mereka memiliki motivasi untuk
memperhatikan.
6. Membuka strategi proses belajar
7. Variasi kegiatan dan jeda waktu pendek yang bersifat reflektif,
misalnya diskusi/bicara dengan teman sebelah tentang materi yang
baru saja diajarkan. Atau juga bisa diadakan role playing untuk
menggugah energi yang produktif.
27
8. Pujian dan hadiah yang menyenangkan dan sederhana bagi yang
“melakukan dengan benar” atau “berhasil.”24
Menguraikan Fakta untuk memahami isi dari materi yang
disampaikan atau dibaca dari sebuah buku, maka siswa harus membaca
sekilas atau bertanya terlebih dahulu untuk membangun kesan pertama
tentang pokok pembahasan/topiknya dan memahami gagasan inti
materi. Membaca sekilas dan membuat catatan beberpa menit sebelum
proses belajar mengajar dimulai adalah langkah awal dari belajar yang
merupakan cara baik untuk menggambarkan sesuatu yang sudah
diketahui oleh siswa sehingga kita tidak melakukan pengulangan
materi yang telah dipahami oleh siswa.25
Sebagaimana seorang anak kecil, belajar adalah langkah demi
langkah, sedikit demi sedikit yang akhirnya berkembang. Demikian
juga dalam mempelajari sesuatu yang bersifat menantang tidak harus
langsung dimulai dari awal namun mengeksplorasi topik dan memulai
dengan sesuatu yang paling menarik.
Untuk membuat rasa tertarik dan tetap berkonsentrasi dalam
belajar, menurut Rose cara yang mudah yaitu dengan membuat
pertanyaan yang ditulis di sehelai kertas untuk memotivasi agar otak
tetap terfokus pada guru atau buku yang sedang dipelajari, mengapa ?
karena harus mencari jawabannya.26
Bila membaca untuk mencari jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan yang ditentukan atau untuk memecahkan masalah, maka
membaca yang demikian membaca dengan memiliki tujuan, yaitu
minat. Membuat pertanyaan dengan mudah misalnya dengan
menggunakan kata “mengapa saya harus membaca ?” atau “bagaimana
hal ini bisa membantu belajar saya ?” atau juga “bagaimana cara
membaca buku ini ?” dengan demikian apa yang disampaikan oleh
24 Ibid., hlm. 44-45 25 Colin Rose, Op.Cit., hlm. 49-50 26 Ibid.
28
guru dengan pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya, maka
konsentrasi belajar akan lebih baik.
Menurut Rose, belajar yang ideal adalah dengan memfokuskan
semua indra ke dalam aktivitas belajar.27 Karena pada dasarnya dalam
belajar baik membaca, melihat, mendengar maupun melakukannya,
sesungguhnya dengan melibatkan semua indera. Bila dalam belajar
baru dapat menggunakan salah satu indera dalam belajar, maka
hasilnya belum maksimal. Cara belajar ini oleh Rose dikatakan
pembelajar multi indrawi. Walaupun beberapa orang memang
memiliki gaya belajar yang dominan, pembelajar “multi indrawi”
memiliki peluang besar untuk mencapai kesuksesan.28
Menurut Colin Rose, ada beberapa hal agar pembelajaran dapat
dikembangkan para pembelajar dalam menerima atau membaca materi
pelajaran, misalnya dengan memberi tanda pada hal-hal yang telah
dipelajari dengan menggunakan warna-warna stabilo atau spidol (bila
buku itu milik pribadi) untuk mempermudah dalam melihat kembali
catatan/bahan itu sehari, seminggu maupun setahun kemudian. Hal ini
memudahkan dalam mengulang bahan/materi yang penting serta tidak
banyak membuang waktu untuk membaca bahan-bahan yang kiranya
tidak penting dibaca. Selain hal di atas efek warna-warni dari
penandaan tersebut dapat mempengaruhi emosional otak kita, sehingga
belajar akan terasa mudah dengan rangsangan tersebut. Berbeda
dengan bentuk visual yang mudah diingat, suarapun bisa lebih mudah,
jika sebuah alinea sulit untuk dipahami maka harus di pahami dengan
membaca secara dramatis dengan bahasa yang lebih mudah dan
disukai. Bagi mereka yang lebih mudah belajar dengan mendengar
maka rekaman suara materi akan mempermudah cara belajar, karena
bisa didengar kapanpun kita suka dan di manapun. Cara yang lain
adalah dengan merangkum materi yang dipelajari kemudian
27 Ibid, hlm. 58. 28 Ibid., hlm. 57.
29
diucapkan. Aktivitas ini akan memberi peluang mengingat materi lebih
lama.29
Hal di atas dapat dimanfaatkan mereka yang memiliki gaya
belajar linguistik, visual, dan auditori. Bagi yang memiliki gaya
kinestetik tentu juga berbeda cara pengajiannya. Karena gaya belajar
terakhir ini lebih kompleks artinya melibatkan seluruh indera (multi
indera) maka berjalan selagi membaca atau mendengar adalah sangat
membantu dalam belajar yang lebih mudah. Gaya belajar yang terakhir
memerlukan sesuatu untuk mengekspresikan kesukaannya, berjalan
atau bergerak dalam beberapa menit dapat memberi inspirasi dalam
belajar. Terlebih bila sesuai dengan topik pembelajaran maka gaya
belajar ini akan melakukannya dengan gambar, model, atau grafik
untuk membantu ekspresikan belajarnya.30
Selain ekspresi yang perlu dilakukan adalah mengambil jeda
untuk memikirkan kembali apa yang telah dipelajari sambil duduk
santai apa yang telah kita baca, lihat dan dengarkan. Melihat kembali
materi dengan “mata pikiran” dan membuat “film” dalam otak agar
pengetahuan tersebut dapat melekat lebih lama dan kapan saja dapat
kita panggil kembali untuk dimunculkan rekaman dari “film” tersebut.
Belajar bersama teman dengan mengembangkan beberapa pertanyaan
untuk berdiskusi akan mampu menimbulkan pertanyaan yang
mendalam, yang kurang terpikirkan sebelumnya karena teman
biasanya lebih dekat sehingga tidak akan sungkan atau takut dalam
bertanya atau menjawab pertanyaan. Karena saling bertanya dan saling
menjawab maka akan menimbulkan pengetahuan baru yang kurang
dipahami oleh teman juga sebaliknya akan lebih memahamkan apa
yang telah dipelajari.
Dengan melakukan beberapa hal di atas, maka pelajar multi
indrawi akan mampu mengubah cara belajarnya menjadi pelajar yang
29 Ibid., hlm. 58 30 Ibid., hlm. 59
30
“sukses” karena yang dilakukan secara langsung dan diulang akan
melekat lebih lama dalam otak.
Dalam accelerated learning ini untuk meningkatkan
kemampuan otak dalam mengingat selain hal-hal di atas adalah dengan
peta belajar/peta pikiran. Peta pikiran menggunakan pengingat-
pengingat visual dan sensorik dimana otak sering kali mengingat
informasi dalam bentuk gambar, simbol, suara, bentuk-bentuk dan
perasaan.31 Hal ini akan lebih memudahkan pelajar dalam mengingat
pelajaan/informasi karena peta belajar melibatkan kerja kedua otak
(otak kiri dan otak kanan). Yang sering disebut dengan pendekatan
keseluruhan otak.32
Beberapa fakta/materi yang telah kita terima kadang teringat
hanya diawalnya saja. Sesuatu yang dilakukan sebentar tanpa
mengulanginya peluang hilang sangat besar, karena itu perlu adanya
pengulangan/pelatihan. Seperti halnya “Otak itu seperti otot, ketika
sengaja menggunakan serangkaian kecerdasan berarti melatih otak.”33
Oleh karena itu semakin sering menggunakan otak untuk berfikir maka
akan semakin meningkat kecerdasan tersebut. Oleh karena itu untuk
mengubah pengetahuan permukaan (dangkal) menjadi pengetahuan
yang mendalam, harus melakukan sesuatu agar mengakar di otak.
Setelah memperoleh fakta/informasi dasar, harus segera mempelajari
detailnya. Dalam pandangan Rose, belajar bukanlah sesuatu yang
dilakukan untuk siswa, namun siswalah yang melakukannya.34
Sebagaimana kata Howard yang dikutip oleh Colin Rose bahwa
setiap orang memiliki kecerdasan yang berbeda-beda. Maka benarlah
bila seorang mahir dalam sesuatu dan tampak cerdas namun belum
tentu di bidang yang lain. Sebagian besar sekolah yang berkembang
(formal) hanya mengajarkan kecerdasan linguistik/logis saja sehingga
31 Boby DePorter, Op.Cit., hlm. 152. 32 Ibid. 33 Colin Rose, Op.Cit., hlm. 75 34 Ibid.
31
tidak semua orang mampu mengikutinya. Karena kecerdasan yang
dimiliki seseorang berbeda, masing-masing memiliki ciri khas sendiri.
Oleh karena itu menjadi sebuah penjara, sekolah bagi seorang yang
secara alami tidak memiliki kecerdasan linguistik (bahasa) dan
matematis (logis).
Berikut ini beberapa kecerdasan yang dimiliki setiap orang
dalam jenis yang berbeda-beda yang dapat dikembangkan dalam diri
setiap orang dengan melalui latihan.
1. Kecerdasan matematis/logis
2. Kecerdasan linguistik
3. Kecerdasan intrapersonal
4. Kecerdasan visual/spasial
5. Kecerdasan interpersonal
6. Kecerdasan fisik 35
Hal yang sangat penting dalam pendekatan ini adalah
pembelajaran kerjasama. Tidak ada yang mampu mengalahkan hasil
kerja dari kelompok/tim. Dalam pendidikan formal sering
menonjolkan pembelajaran konvensional, yaitu menonjolkan
kemampuan individu dan persaingan. Dalam accelerated learning
pembelajaran kerjasama akan lebih efektif dan mudah dalam belajar.
Agar pembelajaran kerja sama dapat efektif maka ada beberapa
unsur yang harus ada, yaitu :
a. Anggota pembelajar harus saling bergabung
b. Menggabungkan hasil kerja
c. Harus sepakat untuk tujuan kelompok yang jelas
d. Mengganti pimpinan kelompok sesering mungkin
e. Memberi waktu untuk bercermin/menilai diri
f. Mempercerah kelompok
g. Bersaing dengan kelompok lain. 36
35 Colin Rose, Op.Cit., hlm. 85-86. 36 Ibid., hlm. 101-103.
32
Ingatan sangat dominan dalam pembelajaran. Bukan
merupakan pembelajaran jika tanpa ingatan. Oleh karena itu sebaiknya
seorang pelajar mengetahui cara ingatan bekerja dan bagaimana
meningkatkannya.
Ingatan manusia terbagi menjadi dua bagian, yaitu ingatan
jangka panjang dan ingatan jangka pendek. Ingatan jangka pedek
menyimpan informasi yang sifatnya sementara, artinya informasi itu di
ingat hanya selama digunakan. Agar ingatan yang diterima jangka
pendek menjadi ingatan jangka panjang, salah satunya adalah dengan
menjelajahi materi yang telah dipelajari dengan menggunakan rentang
kecerdasan.37
Dalam masalah ingatan, banyak orang mengingat sesuatu
dengan hal-hal yang lucu atau aneh-aneh. Oleh karena itu dalam
accelerated learning ini menggunakan hal-hal yang aneh dan lucu agar
mudah untuk diingat dan dapat menetap di otak.
Selain hal di atas, mengingat sesuatu yang teratur belajar akan
menjadi mudah. Susunan materi dikelompokkan/dikategorikan sesuai
dengan kelompok atau kategorinya masing-masing. Seperti sebuah
pepatah mengatakan “sebuah gambar bernilai seribu kata,”38 artinya
otak juga mudah mengingat sesuatu dalam bentuk gambar-gambar,
grafik atau diagram.
Untuk mengingat sesuatu jangka panjang maka pengulangan
sangat dianjurkan. Karena informasi pertama yang masuk hanya
diterima oleh memori jangka pendek, apabila kita tidak merekam
kemudian menyimpan maka akan sulit untuk mengingat sesuatu dalam
jangka penjang. Sangat penting sekali bila ingatan dikaitkan dengan
sesuatu agar mudah dalam merekamnya. Seperti di katakan Rose,
ingatan seperti sebuah perpustakaan yang berisi ribuan buku. Apabila
buku itu ditaruh seraca acak—tidak secara relevan menurut jenis atau
37 Ibid. 38 Ibid., hlm. 113
33
ukuran—sangat sulit untuk mencari buku apapun karena tidak ada
korelasi. Namun pengelompokan yang teratur menurut topik atau
pengarangnya, mengambil dan mencari akan menjadi lebih mudah dan
cepat. hal seperti inilah yang oleh Rose disebut membuat
korelasi/asosiasi.39
Mengetahui sesuatu yang telah dipelajari siswa adalah hal yang
sangat penting dalam pembelajaran accelerated learning. Hal ini untuk
mengetahui apakah pembelajar itu tahu dirinya telah menguasai materi,
yaitu dengan mengujinya. Menguji diri sendiri dapat dilakukan dengan
kilasan ingatan, dapat juga dengan kartu pengingat atau membuat
“film” dalam pikiran.
Pengujian diri merupakan bagian dari proses belajar yang akan
mampu menunjukkan seberapa parah kesalahan-kesalahan itu
dilakukan. Namun kesalahan di sini harus dijadikan umpan balik, jadi
bukan seberapa salah saya namun kesalahan apa yang telah diperbuat.
Sebagian besar siswa mengatakan berapa kesalahan bukan apa yang
salah dengan pekerjaanku. Oleh karena itu hal ini menyebabkan
kesalahan yang diulang-ulang yang membuat sia-sia pembelajaran
karena tidak mengetahui di mana letak kesalahan hanya mengetahui
berapa kesalahan itu. Kalau kesalahan adalah umpan balik maka hal ini
dapat digunakan untuk mengukur kemajuan belajar, memperbaiki hal-
hal yang masih ragu atau tidak bisa. Dan kesalahan yang diperbaiki
inilah yang disebut dengan kemajuan.40
Kemajuan ini dinilai untuk kemajuan belajar sendiri, hal inilah
yang harus menjadi standar diri sendiri dan memeriksa kinerja belajar,
karena kebanyakan orang menilai kesalahan orang lain namun
kesalahan diri sendiri sering dilupakan.
Cara lain untuk mengukur apa yang pembelajar ketahui adalah
dengan belajar bersama teman, keluarga ataupun mentor. Masing-
39Ibid., hlm. 115. 40 Colin Rose, Op.Cit., hlm. 129.
34
masing kita akan melakukan curah gagasan sehingga kita tahu
kekurangan kita juga akan langsung mengetahui dari teman, keluarga
atau mentor tersebut.41 Dengan cara langsung mengetahui dan
merenungkan maka akan melihat apa kesalahannya dan bagaimana
akan memperbaikinya.
Merenungkan bagaimana melakukan sesuatu (introspeksi)
sebagaimana pekerjaan, belajarpun diperlukan. Sampai dimana berlajar
dapat diserap, apa saja hal yang sudah berjalan dengan baik juga
seperti apa mestinya nisa berjalan dengan baik ?
Sebagai alat, introspeksi sebaiknya digunakan draf atau
perencanaan. Alat ini digunakan mengantisipasi kemungkinan
munculnya kesulitan saat menggunakan informasi atau materi yang
dipelajari. Apabila mengahdapi kesulitan maka telah disiapkan dan
kemungkinan kecil hati saat menghadapi hal tersebut sangat sedikit.
Berikut beberapa perencanaan atau draf tersebut ;
a. Hal terpenting yang telah saya pelajari adalah
b. Sebagai hasilnya, saya akan melakukan
c. Saya dapat menduga kesulitan awal
d. Saya akan memeriksa kemajuan saya
e. Saya akan menghadiahi keberhasilan saya
f. saya akan meminta bantuan teman, keluarga atau mentor dll.42
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa harus ada
beberapa kriteria yang harus dimiliki seseorang yang ingin berhasil,
yaitu memiliki minat, memiliki tujuan yang jelas, memiliki visi dimana
dalam visi tersebut ada komitmen untuk melakukannya, mau memikul
tanggung jawab pribadi atas semua tindakan itu dan terus menerus
merenungkan aktifitas/tindakan itu.
b. Sarana dan Teknik-teknik Accelerate Learning
1. Musik dan Pembelajaran
41 Ibid., hlm.130-131. 42 Ibid., hlm.
35
Semua kegiatan ada kalanya melelahkan dan ada kalanya
bersemangat tinggi. Bekerja dan belajar adalah dua kegiatan yang
sama-sama melibatkan otak dan seluruh tubuh. Oleh karena itu saat
belajar tekanan darah dan denyut jantung akan meningkat,
gelombang-gelombang otak meningkat, otot-otot menjadi tegang.
Bila relaks atau meditasi, denyut jantung dan tekanan darah
menurun dan otot-otot mengendur. Musik sangat penting untuk
sarana dalam belajar karena musik dapat mempengaruhi kondisi
fisiologis. Musik yang dapat meningkatkan pembelajaran bisa
digunakan namun perlu diketahui bahwa musik yang tidak mampu
membawa kondisi belajar yang kondusif, nyaman dan
menggairahkan maka musik yang dipakai di sini adalah sia-sia dan
tidak perlu digunakan.
Menurut Georgi Lazanov, sebagaimana dikutip Bobi
DePorter, musik merupakan kunci keberhasilan pada pembelajaran
untuk menciptakan kondisi fisiologis pelajar : “Relaksasi yang
diiringi dengan musik membuat pikiran selalu siap dan mampu
berkonsentrasi.” 43
Berikut ada beberapa manfaat musik untuk meningkatkan
pembelajaran dengan berbagai cara, diantaranya :
a) Menghangatkan, membuat manusiawi dan membudayakan
lingkungan belajar
b) Membuat pikiran tenang dan terbuka untuk pelajar
c) Menciptakan perasaan dan asosiasi positif dalam diri
pembelajar
d) Menciptakan “peningkatan” di otak
e) Mendorong pembelajar multi indrawi
f) Membantu mempercepat dan meningkatkan proses belajar 44
43 Bobi DePorter, Op.Cit., hlm. 72. 44 Dave Meier, Op. Cit., hlm. 176.
36
Dengan memasang musik merupakan cara efektif untuk
menyibukkan otak kanan ketika sedang berkonsentrasi pada
aktivitas otak kiri. Musik juga mampu mempengaruhi perasaan dan
perasaan akan mempengaruhi pembelajaran. Oleh karena itu dalam
Accelerated learning untuk meningkatkan dam mempercepat
pembelajaran digunakan musik di ruang kelas walaupun ada waktu
tertentu dalam menggunakannya.
Kemudian permasalahannya adalah bagaimana
memanfaatkan musik di ruang kelas agar tidak mengganggu proses
belajar mengajar ? Ada beberapa cara memanfaatkan musik di
ruang kelas untuk membantu pembelajaran, yaitu :
1) Pendahuluan dalam pembelajaran. Membunyikan musik saat
siswa tiba di tempat belajar dapat memberi pengaruh yang
menggembirakan, menghangatkan lingkungan, menggugah
minat dan dapat menenangkan pikiran.
2) Istirahat, musik yang didengarkan saat istirahat akan
mempertahankan lingkungan belajar yang menyenangkan,
serta membuat tetap santai dan bersemangat.
3) Berlatih belajar, musik sebagai backsound dapat digunakan
selama berlangsungnya berlajar individu maupun kelompok.
4) Tema, materi yang memiliki tema yang berkaitan dapat
digunakan untuk menyesuaikan suasana hati dan dapat juga
untuk melengkapi pembelajaran.
5) Pratinjauan konser, musik disini digunakan sebagai iringan
saat siswa meninjau materi
6) Tinjaun konser. Musik dapat juga digunakan sebagai iringan
tinjauan belajar, melalui OHP, poster atau yang sejenisnya.45
2. Permainan belajar
Belajar dengan semangat yang tinggi kadang terbentur
dengan kondisi, baik fisik maupun non fisik. Fisik kadang rasa
45 Meier, Op. Cit., hlm. 177-178
37
sakit pada tubuh juga menghambat belajar, non fisik bad mood
sering menyelinap saat berkonsentrasi belajar sudah berlangsung
beberapa menit/jam. Oleh karena itu diperlukan adanya relaks agar
dapat berkonsentrasi kembali. Relaks kadang ada yang memberi
manfaat namun ada juga yang hanya menyia-nyiakan waktu,
misalnya bermain.
Kesenangan dalam bermain akan membawa ke keadaan
yang memberi semangat hidup. Overstructuring dalam pendidikan
modern dianggap menjadi penghancur pembelajaran. Sebagaimana
kata Edward T. Hall yang dikutip Meier “salah satu kesalahan
terbesar pendidikan modern adalah overstructuring yang tidak
membolehkan bermain disetiaptitik pada proses pembelajaran.46
Dalam accelerated learning tidak selalu membutuhkan
permainan walaupun kadang sangat diperlukan, karena permainan
itu sendiri tidak selalu mempercepat pembelajaran.47 Permainan
yang dimanfaatkan dengan baik dapat menambah semangat dan
minat pada sebagian program belajar. Namun permainan di sini
hanya merupakan sarana untuk mencapai tujuan karena permainan
kadang menarik, menyenangkan, namun tidak memberi hasil yang
optimal, hal ini hanya sia-sia dan harus ditinggalkan.
Pembelajaran dipercepat ini memiliki aturan yang
sederhana mengenai permainan, yaitu “jika permainan
menghasilkan peningkatan dalam pembelajaran dan prestasi kerja,
gunakan. Jika tidak, tinggalkan.” 48
Ada beberapa manfaat yang dapat diambil dari permainan
yang digunakan secara bijaksana dalam proses belajar, diantaranya:
1) Menghilangkan stres dalam lingkungan belajar
2) Menyingkirkan “keseriusan” yang menghambat
3) Mengajak orang terlibat penuh
46 Meier, Op.Cit., hlm. 206 47 Ibid. 48 Ibid., 207.
38
4) Meningkatkan proses belajar.49
Catatan dalam kertas post it/kartu pos, yaitu kertas kecil
yang berisi ringkasan materi dalam bentuk kata-kata kunci dari
beberapa topik materi pelajaran. Kartu ini dapat ditempel di
tempat-tempat yang mudah dilihat atau sering dilalui sehingga
semakin sering kita melihat dan membaca maka semakin lama
mengendap dalam ingatan.
Ada beberapa upaya untuk memastikan akan mengingat
sesuatu, baik yang bersifat sederhana maupun hal-hal yang bersifat
sulit, diantaranya :
1) Mempunyai niat untuk mengingat, mustahil orang akan
mengingat sesuatu bila mereka tidak memiliki
keinginan/minat, maka keputusan mengingat adalah utama.
2) Melakukan jeda/istirahat secara teratur. Istirahat yang
diperlukan tidak lama-lama hanya beberapa menit melepaskan
sepenuhnya dari materi yang dipelajari
3) Membuat daftar mengulang. Seperti halnya sampah maka
ingatan juga diperlukan daur ulang, karena pengulangan adalah
tahap terpenting dalam membentuk ingatan jangka panjang.
Oleh karena itu dipelukan keteraturan pengulangan di hari-hari
setelah pembelajaran dan hal ini akan membantu pembentukan
ingatan jangka panjang.
4) Membuat ingatan multi-indrawi. Jika ingin mengingat, maka
harus melakukan sesuatu dengan memastikan adanya
pengalaman visual, auditori dan fisik dalam pembelajaran,
karena pengalaman indrawi membentuk akan ingatan yang
baik.
5) Menggunakan pencitraan. Menggunakan hal yang lucu dan
aneh akan mudah ditangkap oleh otak, karena itu pencitraan
yang kocak akan lebih terpateri.
49 Ibid., hlm. 206
39
6) Konser mengulang. Menggunakan musik akan membantu
relaks pikiran dan belajar akan lebih mudah bila dalam
keadaan relaks. Musik juga merangsang emosional otak yang
memuat unsur penting ingatan jangka panjang. Di saat
mendengarkan musik, otak kanan akan menangkap musiknya
dan otak kiri menangkap liriknya. Hal senada adalah dengan
merekam materi pelajaran pada pita kaset hal-hal yang ingin di
hafal, kemudian mendengarkan rekaman tersebut bersamaan
dengan musik.
7) Kartu pengingat. Hal ini digunakan untuk beberapa mata
pelajaran, rumus ilmiah atau kata bahasa asing, misalnya.
Karena bentuknya yang kecil sangat mudah untuk dibaca
kapan dan dimanapun.
8) Membuat mnemonik. Mnemonik adalah singkatan dari istilah
atau kalimat dengan menggunakan satu, dua kata sebagai
pengingat, biasanya diambil dari kata depannya atau sesuai
dengan keinginan kita akan membuat mnemonik yang mudah
untuk diingat.50
Berberbagai teknik, metode dan media yang digunakan
dalam accelerated learning akan membawa kesuksesan dalam
melakukan pembelajaran. Sehingga hasil yang diinginkan dalam
tujuan pendidikan akan dapat terwujud dan disinilah pendidikan
menjadi salah satu generator kemajuan suatu bangsa.
B. Konsep Pendidikan Islam
Konsep pendidikan Islam lazim dianalogikan dengan istilah tarbiyah,
ta’lim dan ta’dib sebagaimana yang dikatakan dalam al-Qur’an. Sekalipun
konotasi tarbiyah lebih luas, mengandung arti memelihara dan mendidik
sekaligus mengandung makna mengajar.51
50 Colin Rose, Op.Cit., hlm. 117-121 51 Amir Yusuf Faisal, Reorientasi Pendidikan Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996),
hlm. 64
40
Pada Konferensi Internasional tentang Pendidikan Islam yang pertama
tahun 1977 telah merekomendasikan bahwa pendidikan dalam Islam tercakup
dalam istilah tarbiyah, ta’lim dan ta’dib. Masing-masing istilah tersebut
berkaitan dengan kepentingan manusia, masyarakatnya dan lingkungannya
dalam hubungannya dengan Tuhan. Kaitan antara satu dengan yang lain
secara bersamaan merupakan ruang lingkup pendidikan Islam, baik formal
maupun non formal.52
Mengenai apa yang ingin dicapai dalam pendidikan Islam dalam
konferensi internasional pertama itu telah pula dirumuskan tujuan pendidikan
Islam, bahwa pendidikan bertujuan mencapai pertumbuhan kepribadian
manusia yang menyeluruh secara seimbang melalui latihan jiwa, intelek, diri
manusia yang rasional, perasaan dan indera. Karena itu pendidikan harus
mencakup pertumbuhan manusia dalam segala aspeknya : spiritual,
intelektual, imajinatif, fisik, ilmiah, bahasa, baik secara individu maupun
kolektif dan mendorong semua aspek ini kearah kebaikan dan mencapai
kesempurnaan. Tujuan akhir pendidikan Islam terletak pada perwujudan
ketundukan yang sempurna kepada allah secara pribadi, kelompok maupun
seluruh umat manusia.53
Guna mencapai tujuan pendidikan sebagaimana yang tersebut di atas,
pendidikan Islam pada dasarnya mempunyai prinsip-prinsip yang
mendukungsetiap proses pendidikan yang dilaksanakan. Prinsip-prinsip
pendidikan Islam itu menurut Omar Muhammad al Taumy al Syaibany terdiri
dari : (1) prinsip menyeluruh (universal), (2) prinsip keseimbangan dan
kesederhanaan, (3) prinsip kejelasan, (4) prinsip tak ada pertentangan, (5)
prinsip realisme dan dapat dilakasanakan, (6) prinsip perubahan yang
diingini, (7) prinsip menjaqa perbedaan perseorangan dan (8) prinsip
52 Ibid. 53 Azyumardi Azra, Pendidikan Islam : Tradisi dan Modernisasi menuju Milenium Baru,
(Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm. 57
41
dinemisme dan menerima perubahan dan perkembangan dalam kerangka
metode-metode keseluruhan yang terdapat dalam agama.54
Selain prinsip=prinsip di atas, pendidikan Islam masih memiliki
beberpa prinsip yang lain seperti; Pendidikan Islam sebagai proses kreatif,
prinsip percaya diri sendiri, pendidikan Islam memberi kebebbasan untuk
memilih, dan pendidikan berwawasan nilai.55
Pada sesnsinya, prinsip pendidikan Islam merupakan implikasi dari
karakteristik (cirri-ciri) manusia menurut Islam. Menurut Ramayulis ajaran
Islam mengemukakan cirri-ciri manusia yang membedakan dengan makhluk
lain, yaitu fitrah, kesatuan jasad dan roh, kebebasan berkehendak.
Secara umum berangkat dari keterangan di atas dan paparan prinsip
yang telah dikemukakan oleh al Syaibany dan Chabib Thoha, ada dua prinsip
pokok yang menjadi prinsip pendidikan Islam, yaitu prinsip pendidikan Islam
adalah pendidikan terpadu dan integral, dan pendidikan Islam adalah
pendidikan yang seimbang.
C. Pendidikan Dasar
1. Pengertian Pendidikan Dasar
Pendidikan merupakan upaya mengembangkan kemampuan serta
meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia. Pendidikan dasar
yang diselenggarakan dalam pendidikan nasional merupakan usaha ke arah
kemajuan mencapai tujuan pendidikan nasional yang diharapkan. Oleh
karena itu pendidikan dasar memiliki batasan tersendiri yang sekaligus
membedakan dengan pendidikan lanjutan dan pendidikan menengah
maupun pendidikan tinggi.
Uzer Usman dalam bukunya Menjadi Guru Profesional memberi
batasan “pendidikan dasar merupakan pendidikan yang lamanya 9 tahun
54 Omar Mohammad al Taumy al Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam, alih bahasa
Hasan Langgulung, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), hlm. 437-441. 55 Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996),
hlm. 33-35.
42
yang diselenggarakan selama enam tahun dan tiga tahun di SMP atau
satuan pendidikan yang sederajat.”56
Jadi jelas bahwa pendidikan dasar yang merupakan bagian dari
pendidikan nasional merupakan langkah awal untuk mendapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Dasar 1945.
2. Dasar Hukum Pendidikan Dasar
Pendidikan sebagai cara dalam mewariskan dan mempertahankan
identitas dan situasi masyarakat serta memberikan pembekalan dan
pengembangan pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan. Sehingga
generasi penerus memiliki kemampuan dan kesiapan untuk menghadapi
tantangan kehidupan masa depan. Untuk mewujudkan hal tersebut
dibutuhkan landasan yuridis formal dalam bentuk perundang-undangan
yang mengatur pelaksanaan pendidikan agar berperan secara strategis
dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan landasan
utama pendidikan dasar yang diselengarakan di Indonesia. Undang-undang
Dasar 1945 mengamanatkan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
serta pemerintah agar mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem
pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang.57
Dalam Undang-undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 12, pada prinsipnya menetapkan jenjang
pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi, dapat
diselengarakan pendidikan pra-sekolah, yang syarat dan tata cara
pendidikan, bentuk satuan, lama pendidikan serta penyelengaraannya
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.58
3. Tujuan Pendidikan Dasar
56 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
1999), hlm. 14 57 Ibid 58 Karnadi Hasan, Pendidikan Dasar dalam Sistem Pendidikan Nasional dan
Implikasinya terhadap Pendidikan Islam dalam Ismail SM, Nurul Huda, Abdul Khaliq [Ed], Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta: FT. IAIN Walisongo Semarang dan Pustaka Pelajar, 2001, hlm. 234-235.
43
Pendidikan dasar dimaksudkan untuk memberikan bekal ilmu
pengetahuan dan kemampuan dasar pada siswa supaya mengembangkan
kehidupan sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara maupun
anggota umat manusia serta mempersiapan siswa untuk mengikuti
pendidikan menengah.59
Sedangkan tujuan pendidikan dasar yang diselenggarakan di
sekolah dasar adalah memberikan bekal kemampuan dasar “baca-hitung”,
pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai
tingkat perkembangannya serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti
pendidikan di SLTP.60
Oleh karena pendidikan dasar (SD) sangat menekankan pada
kemampuan dan keterampilan penggunaan bahasa serta berhitung yang
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, maka muatan pengetahuan
yang bersifat abstrak yang berlebihan tidak banyak membantu
perkembangan kepribadian siswa. Pendekatan proses didik lebih
memerlukan perhatian, karena usia pendidikan dasar anak didik belum
mampu memilah-milah masalah secara rinci, oleh karena itu perlu adanya
rangcangan kurikulum yang disesuaikan dengan kondisi real siswa.61
Dengan demikian pendidikan dasar akan memberi warna bagi anak
didik untuk pendidikan selanjutnya. Pendidikan dasar juga merupakan
awal bagi seseorang mengeyam pendidikan lewat jalur pendidikan formal
atau sekolah.
4. Landasan Konstitusional Accelerated Learning dalam Pendidikan Dasar
Landasan dalam menyelenggarakan program akselerasi dalam
pendidikan dasar adalah Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pemdidikan Nasional sebagai berikut 62:
a. Bab IV pasal 5 ayat (4), menyatakan warga negara yang memiliki
kecerdasan dan bakat istimewa berhak mendapat pendidikan khusus.
59 Ibid., hlm. 235. 60 Moh. Uzer Usman, Op.Cit., hlm. 144. 61 Karnadi Hasan, Op.Cit., hlm. 237. 62 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, 2003, hlm. 7, 9
44
b. Bab V pasal 12 ayat (1) setiap peserta didik pada setiap satuan
pendidikan berhak :
1 (b) mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat
dan kemampuannya.
2 (f) menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan
belajar masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan
batas waktu yang ditetapkan.
D. Implementasi Accelerated learning dalam Pendidikan Agama Islam
Strategi pelayanan pendidikan yang dilaksanakan selama ini masih
bersifat masal, yang memberikan perlakuan dan layanan pendidikan yang
sama kepada semua peserta didik. Padahal, mereka berbeda tingkat
kecakapan, kecerdasan, minat, bakat dan kreativitasnya. Strategi pelayanan
pendidikan seperti ini memang sahih dan sangat tepat dalam konteks
pemerataan kesempatan, akan tetapi kurang menunjang usaha
mengoptimalisasikan pengembangan potensi sumber daya manusia secara
cepat.
Cukup banyak anak berbakat yang prestasinya di sekolah tidak
mencerminkan potensi intelektual mereka yang menonjol. Salah satu
penyebabnya adalah kondisi-kondisi ekternal atau lingkungan belajar yang
kurang menunjang, kurang menantang kepada mereka untuk mewujudkan
kemampuannya secara optimal. Padahal, upaya untuk mencapai keunggulan
melalui strategi pelayanan pendidikanmassal akan memiliki konsekuensi
sumber daya pendidikan (dana, tenaga dan sarana) yang kurang
menguntungkan. Untuk itu, perlu dikembangkan suatu model strategi
pelayanan pendidikan alternatif, yang bertujuan untuk menghasilkan peserta
didik yang unggul melalui pemberian perhatian, perlakuan dan layanan
pendidikan berdasarkan bakat, minat dan kemampuannya.
Model strategi pelayanan pendidikan alternatif dalam manajemen
pendidikan yang perlu dikembangkan untuk menghasilkan peserta didik yang
unggul, melalui pemberian perhatian, perlakuan dan layanan pendidikan
45
berdasarkan bakat minat dan kemampuannya adalah dengan
diselenggarakannya percepatan belajar/akselerasi pada berbagai jenjang
pendidikan baik sekolah negeri maupun swasta.
Keuntungan lain dengan pengembangan program percepatan belajar
adalah untuk emacu pemerataan kualitas pendidikan nasional. Dari segi
efektivitas penggunaan sumber daya, penyelenggaraan program percepatan
belajar memiliki nilai strategis dalam memacu keterlibatan dunia swasta
untuk turut berperan serta secara aktif dalam pembangunan pendidikan.
Selain itu, dengan adanya pengembangan ciri-ciri keunggulan tertentu yang
sesuai dengan kekhasan potensi ekonomi, sosial dan budaya daerah setempat,
maka penyelenggaraan program percepatan belajar memberikan kontribusi
yang besar terhadap pembangunan daerah sesuai dengan prinsip otonomi
daerah.
Dalam perspektif global, penyelenggaraan program percepatan belajar
juga memberikan nilai positif, karena tidak dapat dipungkiri bahwa tantangan
global dan persaingan antar bangsa dalam berbagai aspek kehidupan terasa
semakin nyata. Sehingga dengan penyelenggaraan program percepatan
belajar diharapkan lahir sumber daya manusia unggul yang bukan hanya
dapat bersaing dalam lingkup nasional melainkan juga dalam lingkup global.
1. Kurikulum Siswa Akselerasi
Pengembangan kurikulum program akselerasi, harus memusatkan
dan mengkoordinasikan ide dan masalah serta tema yang lebih luas,
rumit dan mendalam. Selain itu, juga ilmu pengetahuan secara melintang
dengan sistem pemikiran, namun tidak terlepas dari kurikulum yang
berlaku. Ini berarti, materi harus digali dari berbagai sumber untuk
memberikan kedalaman dan keasyikan dalam penelaahannya. Hal ini
dapat memberikan semangat untuk menjelajahi ilmu pengetahuan dan
kemungkinan untuk menghayati getaran penemuan dalam pengalaman
belajar, memacu kepada cita-cita yang lebih tinggi.
46
2. Sistem Proses Belajar Mengajar Siswa Akselerasi
Pengembangan sistem proses belajar mengajar siswa akselerasi,
diarahkan pada terwujudnya proses belajar tuntas. Keseimbangan
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang memungkinkan peserta didik
berperilaku fleksibel, mempunyai ketegasan, penuh keterbukaan,
berorientasi ke masa depan, percaya kepada diri sendiri, berinisiatif,
penuh toleransi terhadap ketidakpastian, disiplin berani mengambil
resiko dan bertanggung jawab serta berorientasi pada penyelesaian tugas.
3. Sarana dan Prasarana Bagi Siswa Akselerasi
Salah satu faktor yang amat mendukung tercapainya tujuan
penyelenggaraan program akselerasi adalah tersedianya sarana dan
prasarana yang memadai baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Sarana
dan prasarana yang perlu dikembangkan pada program akselerasi
seyogyanya diperhatikan aspek efisiensi, yakni sarana dan prasarana
tersebut dapat memberikan kemudahan tercapainya proses belajar
mengajar secara efektif dan dapat mengembangkan potensi siswa.
Selain itu, juga sesuai dengan kondisi lingkungan, kebutuhan
setempat, karakteristik program dan taraf perkembangan psikologis
siswa. Sarana dan prasarana yang dimaksud, mencakup: ruang kelas,
ruang kantor, laboratorium, perpustakaan, ruang pengembangan
bimbingan bakat, minat, tempat peribadatan, kamar mandi, kantin, pusat
sumber belajar, tempat olah raga dan seni, layanan masyarakat dan
tempat parkir, tempat penelitian dan pengembangan, pusat-pusat
pengembangan keunggulan, pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK).
4. Sistem Evaluasi Pengajaran Akselerasi
Evaluasi kegiatan dan kemajuan belajar pada hakikatnya adalah
upaya mengumpulkan informasi tentang kemajuan siswa. Evaluasi pada
siswa akselerasi tidak hanya bertujuan untuk mengetahui kemajuan
belajar siswa dalam rangka keperluan perbaikan dan peningkatan
kegiatan belajar siswa, melainkan juga untuk memperoleh umpan balik
47
dan masukan bagi perbaikan pelaksanaan kegiatan proses belajar
mengajar dan perkembangan emosi siswa.
Sedangkan teknik evaluasi pada dasarnya sama dengan siswa
reguler hanya penekanannya pada pengukuran pola berpikir kritis dan
sistematis serta penggalian kemampuan nalar sebagai perwujudan
berpikir tingkat tinggi. Evaluasi seperti ini dilaksanakan dengan cara
memberikan soal-soal ulangan harian ataupun ulangan umum dalam
bentuk uraian/essai dengan pola jawaban divergen (terbuka) serta latihan
penelitian sederhana dan presentasi hasil penelitian.