25
PRINSIP “UNIQUE SOLUTION” dalam MEDISI Abstrak Mediasi merupakan salah bentuk dari alternatif penyelesaian sengketa. Mediasi adalah cara-cara penyelesaian sengketa berdasarkan pendekatan mufakat (consensual approaches) para pihak dengan bantuan pihak netral yang tidak memiliki kewenangan memutus yang disebut sebagai mediator. Dalam sistem hukum Indonesia, mediasi dapat digunakan untuk menyelesaikan sengketa- sengketa di luar pengadilan dan sengketa-sengketa atau perkara-perkara yang telah diajukan ke pengadilan (court- annexed mediation) berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2008. Melalui penyelesaian konflik atau sengketa di masyarakat mengacu pada prinsip kebebasan yang menguntungkan kedua belah pihak, pihak dapat menawarkan opsi penyelesaian sengketa dengan perantara. Para pihak tidak terpaku pada upaya pembuktian benar atau salah dalam sengketa yang mereka hadapi, tetapi mereka cenderung memikirkan penyelesaian untuk masa depan, dengan mengakomodasikan kepentingan-kepentingan mereka secara berimbang. 0

sofyan afandi - Unique solution dalam mediasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: sofyan afandi - Unique solution dalam mediasi

PRINSIP “UNIQUE SOLUTION” dalam MEDISI

Abstrak

Mediasi merupakan salah bentuk dari alternatif penyelesaian sengketa.

Mediasi adalah cara-cara penyelesaian sengketa berdasarkan pendekatan mufakat

(consensual approaches) para pihak dengan bantuan pihak netral yang tidak memiliki

kewenangan memutus yang disebut sebagai mediator. Dalam sistem hukum

Indonesia, mediasi dapat digunakan untuk menyelesaikan sengketa-sengketa di luar

pengadilan dan sengketa-sengketa atau perkara-perkara yang telah diajukan ke

pengadilan (court-annexed mediation) berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung

Nomor 1 Tahun 2008.

Melalui penyelesaian konflik atau sengketa di masyarakat mengacu pada

prinsip kebebasan yang menguntungkan kedua belah pihak, pihak dapat

menawarkan opsi penyelesaian sengketa dengan perantara. Para pihak tidak

terpaku pada upaya pembuktian benar atau salah dalam sengketa yang mereka

hadapi, tetapi mereka cenderung memikirkan penyelesaian untuk masa depan,

dengan mengakomodasikan kepentingan-kepentingan mereka secara berimbang.

1. Pengertian Mediasi

Kata mediasi berasal dari bahasa Inggris ”mediation”, yang artinya

penyelesaian sengketa yang melibatkan pihak ketiga sebagai penengah atau

penyelesaian sengketa penengah.1 Mediasi merupakan proses negosiasi penyelesaian

masalah dimana suatu pihak luar, tidak berpihak, netral tidak bekerja bersama para

pihak yang bersengketa untuk membantu mereka guna mencapai suatu kesepakatan

hasil negosiasi yang memuaskan. Tidak seperti halnya dengan para hakim dan arbiter,

mediator mempunyai wewenang untuk memutuskan sengketa antara para pihak,

1 Rachmadi Usman,SH, Pilihan Penyelesaian Sengketa Diluar Pengadilan, Citra Aditya Bakti, Bandung,2003, hal 9.

0

Page 2: sofyan afandi - Unique solution dalam mediasi

malahan para pihak memberi kuasa pada mediator untuk membantu mereka

menyelesaikan problem diantara mereka.2

Mediasi merupakan suatu proses damai dimana para pihak yang bersengketa

menyerahkan penyelesaiannya kepada seorang mediator (seseorang yang mengatur

pertemuan antara dua pihak atau lebih yang bersengketa) untuk mencapai hasil akhir

yang adil, tanpa membuang biaya yang terlalu besar, akan tetapi tetap efektif dan

diterima sepenuhnya oleh kedua belah pihak yang bersengketa secara sukarela.

Mediasi merupakan tata cara berdasarkan “itikad baik” dimana para pihak yang

bersengketa menyampaikan saran-saran melalui jalur yang bagaimana sengketa akan

diselesaikan oleh mediator, karena mereka sendiri tidak mampu melakukannya.

Melalui kebebasan ini dimungkinkan kepada mediator memberikan penyelesaian

yang inovatif melalui suatu bentuk penyelesaian yang tidak dapat dilakukan oleh

pengadilan, akan tetapi para pihak yang bersengketa memperoleh manfaat yang saling

menguntungkan.3

Dalam Collins English Dictionary and Thesaurus disebutkan bahwa mediasi

adalah kegiatan menjembatani antara dua pihak yang bersengketa guna menghasilkan

kesepakatan (agreement). Kegiatan ini dilakukan oleh mediator sebagai pihak yang

ikut membantu mencari berbagai alternatif penyelesaian sengketa. Posisi mediator

dalam hal ini adalah mendorong para pihak untuk mencari kesepakatan-kesepakatan

yang dapat mengakhiri perselisihan dan persengketaan. Penjelasan mediasi dari sisi

kebahasaan (etimologi) lebih menekankan kepada keberadaan pihak ketiga yang

menjembatani para pihak Berikut akan dikemukakan makna mediasi secara etimologi

dan terminology yang diberikan oleh beberapa ahli.

Secara etimologi, istilah mediasi berasal dari bahasa latin, mediare yang

berati ada ditengah. Makna ini menunjuk pada peran yang ditampilkan pihak ketiga

sebagai mediator dalam menjalankan tugasnya menengahi dan menyelesaikan

sengketa antar pihak. Berada ditengah juga bermakna mediator harus berada dalam 2 Gary Goodpaster, Panduan Negoisasi dan Mediasi, ELIPS jakarta 1999t, hal. 241.3 Priyatna Abdurrasyid, Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa (APS), Fikahati Aneska, Jakarta, , 2002 hal. 34-45

1

Page 3: sofyan afandi - Unique solution dalam mediasi

posisi netral dan tidak memihak dalam menyelesaikan sengketa. Ia harus mampu

menjaga kepentingan para pihak yang bersengketa secara adil dan sama, sehingga

menumbuhkan kepercayaan (trust) dari para pihak yang bersengketa. bersengketa

untuk menyelesaikan perselisihannya, dimana hal ini sangat penting untuk

membedakan dengan bentuk-bentuk lainnya seperti arbitrase, negosiasi, adjudikasi

dan lain-lain. Penjelasan kebahasaan ini masih sangat umum sifatnya dan belum

menggambarkan secara konkret esensi dan kegiatan mediasi secara menyeluruh.

Kemudian dalam pengertian mediasi secara terminology yang banyak diungkapkan

para ahli resolusi konflik. Dimana para ahli resolusi konflik juga beragam dalam

memberikan definisi mediasi sesuai dengan sudut pandang masing-masing. Yang

antara lain:

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan alternatif

penyelesaian sengketa tidak memberikan rumusan defenisi atau pengertian dari

mediasi secara jelas dan tegas. Oleh karena itu beberapa ahli hukum berusaha

menafsirkan dan memberikan batasan mengenai kondisi mediasi yang merupakan

salah satu cara dari alternatif penyelesaian sengketa yang diatur dalam Undang-

Undang No. 30 tahun 1999 tentang arbitrase dan alternatif penyelesaian

sengketa.Lebih lanjut, Jhony Emirzon memberikan pengertian mediasi dari beberapa

ahli hukum antara lain:4

1. Menurut Moore

Mediasi adalah intervensi terhadap suatu sengketa atau negosiasi oleh para pihak

ketiga yang dapat diterima, tidak berpihak dan netral yang tidak mempunyai

kewenangan untuk mengambil keputusan dalam membantu para pihak berselisih

dalam upaya mencapai kesepakatan secara sukarela dalam penyelesaian

permasalahan yang disengketakan.

2. Menurut Folberg and Taylor

Mediasi adalah suatu proses dimana para pihak dengan bantuan seseorang atau

beberapa orang secara sistematis menyelesaikan permasalahan yang disengketakan

4 Ibid. hal. 67 – 68.

2

Page 4: sofyan afandi - Unique solution dalam mediasi

untuk mencari alternative dan mencapai kesepakatan penyelesaian yang dapat

mengakomodasikan tujuan mereka.Dari pengertian di atas maka tampak bahwa

pengertian mediasi yang dikemukakan oleh Moore lebih tepat dan mengena kepada

makna dari mediasi itu sendiri sehingga yang dimaksud dengan mediasi adalah upaya

penyelesaian sengketa para pihak dengan kesepakatan bersama, melalui mediator

yang bersikap netral dan tidak membuat keputusan atau kesimpulan bagi para pihak

tetapi menunjang fasilitator untuk terlaksananya dialog antara para pihak dengan

suasana ketertiban, kejujuran. Keterbukaan dan tukar pendapat untuk tercapainya

mufakat atau dengan kata lain proses negosiasi pemecahan masalah adalah proses

dimana pihak luar tidak memihak yang bersengketa untuk membantu mereka

memperoleh kesepakatan perjanjian secara memuaskan. Dari definisi tersebut dapat

ditentukan unsur-unsur mediasi sebagai berikut: 5

1. Penyelesaian sengketa suka rela

2. Intervensi atau bantuan

3. Pihak ketiga tidak berpihak

4. Pengambilan keputusan oleh pihak-pihak secara consensus.

5. Partisipasi aktif

Pengaturan mengenai mediasi ditemukan dalam ketentuan Pasal 6 ayat

3, 4 dan 5 UU No. 30 tahun 1999. Ketentuan mengenai mediasi yang diatur dalam

Pasal 6 ayat 3 UU Nomor 30 Tahun 1999 adalah merupakan suatu proses kegiatan

sebagai kelanjutan dari gagalnya negosiasi yang dilakukan oleh para pihak menurut

ketentuan Pasal 6 ayat 2 UU No. 30 Tahun 1999. Menurut rumusan dari Pasal 6 ayat

3 UU No. 30 Tahun 1999 tersebut dikatakan bahwa atas kesepakatan tertulis para

pihak bersengketa atau beda pendapat diselesaikan melalui bantuan seorang atau

lebih penasihat ahli maupun seorang mediator.

2. Tahapan-tahapan dalam Proses Mediasi

Dalam melakukan proses mediasi, harus melalui beberapa tahap yang secara

garis besar dijelaskan oleh kegiatan utama atau fokus kegiatan-kegiatan setiap tahap

5 Ibid. hal. 69

3

Page 5: sofyan afandi - Unique solution dalam mediasi

yang oleh Gary Goodposter dalam negosiasi dan mediasi.Sebuah pedoman negosiasi

dan penyelesaian sengketa melalui negosiasi dikemukakan sebagai berikut:6

a. Forum atau kerangka kerja tawar menawar

b. Pengumpulan dan pembagian informasi

c. Tawar penyelesaian masalah

d. Penciptaan pengambilan keputusan

Pada awal mediasi, mediator memberitahukan kepada para pihak tentang sifat

dan proses. Menetapkan aturan-aturan dasar,mengembangkan hubungan baik dengan

para pihak dan memperoleh kepercayaan sebagai pihak netral dan merundingkan

kewenangan dengan para pihak. Ini disebabkan karena para pihak yang bersengketa

masing-masing memiliki sudut pandang yang berbeda dengan pihak lain. Jika para

pihak meminta seorang mediator membantu mereka, maka mereka harus memiliki

beberapa tingkat pengakuan yang mereka tidak mampu menyelesaikan dengan cara

mereka sendiri dan bahwa intervensi pihak ketiga mungkin berguna Mediator pada

umumnya membuka sidang mediasi dengan memperkenalkan dirinya dan para pihak,

dan kemudian membuat pernyataan pendahuluan, menjelaskan proses mediasi

perannya sebagai penengah yang netral dan aturan-aturan bagi para pihak. Hal ini

memerlukan penjelasan bahwa mediasi merupakan proses negosiasi dimana proses

para pihak dengan fasilitasi mediator menentukan syarat - syarat setiap penyelesaian

sengketa.

Mediator disini hanya sebagai pendengar yang aktif dengan tujuan

memperoleh pemahaman yang jelas dari prespektif dan posisi para pihak pada tahap

pengambilan penyelesaian, mediator bekerja dengan para pihak untuk membantu

mereka memilih penyelesaian yang sama-sama disetujui dan diterima. Mediator dapat

membantu para pihak untuk memperoleh basis yang adil dan memuaskan mereka dan

membantu meyakinkan bahwa kesepakatan mereka adalah yang terbaik, mediator

membuat syarat-syarat perjanjian seefisien mungkin, agar para pihak tidak ada yang

merasa dirugikan.

6 Rachmadi Usman, ibid 104 – 106.

4

Page 6: sofyan afandi - Unique solution dalam mediasi

3. Keunggulan dan kelemahan Mediasi dalam Penyelesaian Sengketa

Beberapa upaya penyelesaian sengketa yang dilakukan melalui Pengadilan dan

hasilnya banyak yang mengecewakan, selain seringkali menciptakan hasil keputusan

yang tidak memuaskan, memakan biaya yang besar juga membutuhkan waktu yang

sangat lama, lambatnya penyelesaian sengketa melalui pengadilan menyebabkan

dikeluarkannya suatu kebijakan MA pada tahun 1992 yang menyatakan bahwa setiap

perkara ditingkat Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi haruslah dapat

diselesaikan dalam tempo tidak lebih dari 6 bulan. Hal ini didasarkan pada

kenyataanbahwa banyak kasus yang menumpuk di Pengadilan dan tidak

terselesaikan.Dengan situasi seperti ini, maka pilihan terhadap mediasi merupakan

pilihan yang baik dalam penyelesaian sengketa, karena dianggap lebih efektif.

Pertimbangan dimana orang cenderung memanfaatkan penyelesaian sengketa lewat

mediasi antara lain :

1. Penyelesaian cepat terwujud

Proses pencapaian terkadang dapat memerlukan waktu dua atau tiga kali pertemuan

diantara para pihak yang bersengketa.

2. Biaya murah

Pada umumnya mediator tidak dibayar, biaya administrasi yang kecil dan tidak perlu

didampingi pengacara, meskipun hal ini tidak tertutup kemungkinan.

3. Bersifat rahasia

Segala sesuatu yang diutarakan para pihak dalam proses pengajuan pendapat mereka

disampaikan kepada mediator, semuanya bersifat tertutup, tidak terbuka untuk umum

seperti pada proses pengadilan.

4. Hasil yang dicapai sama-sama menang

Penyelesaian yang diwujudkan berupa kompromi yang disepakati para pihak, kedua

belah pihak sama-sama menang, tidak ada yang kalah dantidak ada yang menang.

Lain dengan penyelesaian sengketa melalui pengadilan, dimana ada pihak yang

menang dan ada pihak yang kalah.

5. Tidak emosional

5

Page 7: sofyan afandi - Unique solution dalam mediasi

Cara pendekatan diarahkan pada kerjasama yang saling menguntungkan untuk

mencapai kompromi. Disamping keunggulan-keunggulan dari pemilihan sengketa

pilihan berupa mediasi, maka proses mediasi juga terdapat kelemahan-kelemahan

yaitu:7

1. Bisa memakan waktu yang lama

2. Mekanisme eksekusi yang sulit, karena cara eksekusi putusan

3. Sangat tergantung dari itikad baik para pihak untuk menyelesaikan sengketanya

sampai selesai.

4. Mediasi tidak akan membawa hasil yang baik terutama, jika informasi

dan kewenangan tidak cukup diberikan kepadanya.

5. Jika lawyer tidak dilibatkan dalam proses mediasi, kemugkinan adanya fakta-fakta

hukum yang penting tidak disampaikan kepada mediator, sehingga keputusannya

menjadi tidak jelas.

4. Peran Dan Fungsi Mediator Dalam Mediasi

Pada dasarnya seorang mediator berperan sebagai “penengah” yang

membantu para pihak untuk menyelesaikan sengketa yang dihadapinya. Seorang

mediator juga akan membantu para pihak untuk membingkai persoalan yang ada agar

menjadi maslah yang perlu dihadapi secara bersama. Selain itu, juga guna

menghasilkan kesepakatan, sekaligus seorang mediator harus membantu para pihak

yang bersengketa untuk merumuskan berbagai pilihan penyelesaian sengketanya.

Tentu saja pilihan penyelesaian sengketanya harus dapat diterima oleh kedua pihak

dan juga dapat memuaskan kedua belah pihak. Setidaknya peran utama yang mesti

dijalankan seorang mediator adalah mempertemukan kepentingan-kepentingan yang

saling berbeda tersebut agar mencapai titik temu yang dapat dijadikan sebagai

pangkal tolak pemecahan masalahnya.

Seorang mediator mempunyai peran pembantu para pihak dalam memahami

pandangan masing-masing dan membantu mencari persoalan-persoalan yang

7 Munir Fuadi, Arbitrase Nasional: Alternatif Penyelesaian Sengketa Bisnis, (Bandung: PT.Citra Aditya Bakti, 2000), hal.50-51

6

Page 8: sofyan afandi - Unique solution dalam mediasi

dianggap penting bagi mereka. Mediator mempermudah pertukaran informasi,

mendorong diskusi mengenai perbedaan-perbedaan kepentingan, presepsi, penafsiran

terhadap situasi dan persoalan-persoalan dan membiarkan, tetapi mengatur

pengungkapan emosi. Mediator akan sering bertemu dengan para pihak secara

pribadi. Dalam pertemuan ini yang dimaksud caucus, mediator biasanya dapat

memperoleh informasi dari pihak yang tidak bersedia saling membagi informasi.

Sebagai wadah informasi mengenai sengketa dan persoalan-persoalan dibandingkan

para pihak dan akan mampu menentukan apakah terdapat dasar-dasar bagi

terwujudnya suatu perjanjian atau kesepakatan.

Mediator juga memberikan informasi baru bagi para pihak atau sebaliknya

membantu para pihak dalam menemukan cara-cara yang dapat diterima oleh kedua

belah pihak untuk menyelesaikan perkara. Mereka dapat menawarkan penilaian yang

netral dari posisi masing-masing pihak. Mereka juga dapat mengajarkan para pihak

bagaiamana terlibat dalam negosiasi pemecahan masalah secara efektif, menilai

alternatif-alternatif dan menemukan pemecahan yang kreatif terhadap konflik mereka.

Dengan demikian, seorang mediator tidak hanya bertindak sebagai penengah

saja yang hanya bertindak sebagai penyelenggara dan pemimpin diskusi saja, tetapi

juga harus membantu para pihak untuk mendesain penyelesaian sengketanya,

sehingga dapat menghasilkan kesepakatan bersama. Dalam hal ini seorang mediator

juga harus memiliki kemampuan mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang

nantinya akan dipergunakan sebagai bahan untuk menyusun dan mengusulkan

berbagai pilihan penyelesaian masalah yang disengketakan. Kemudian, mediator

inipun juga akan membantu para pihak dalam menganalisis sengketa atau pilihan

penyelesaiannya, sehingga akhirnya dapat mengemukakan rumusan kesepakatan

bersama sebagai solusi penyelesaian masalah yang juga akan ditindaklanjuti bersama

pula.8

8 Rachmadi Usman, Op.Cit, 87-88.

7

Page 9: sofyan afandi - Unique solution dalam mediasi

Menurut Howard Raiffa, mediator mempunyai dua peran, yakni peran yang

terlemah dan peran yang terkuat. Sisi peran terlemah apabila mediator hanya

melaksanakan peran-peran :

1. Penyelenggaraan pertemuan;

2. Pemimpin diskusi yang netral;

3. Pemelihara atau menjaga aturan-aturan perundingan agar perdebatan dalam

proses perundingan berlangsung secara beradab;

4. Pengendalian emosi para pihak;

5. Pendorong pihak atau peserta perundingan yang kurang mampu atau segan

untuk mengungkapkan pandangannya.

Dan sisi peran yang kuat mediator, bila mediator bertindak atau mengerjakan

hal-hal berikut dalam proses perundingan:

1. Mempersiapkan dan membuat notulen perundingan;

2. Merumuskan atau mengartikulasikan titik temu atau kesepakatan para pihak;

3. Membantu para pihak agar menyadari bahwa sengketa bukan sebuah

pertarungan untuk dimenangkan, melainkan untuk diselesaikan;

4. Menyusun dan mengusulkan berbagai pilihan pemecahan masalah;

5. Membantu para pihak untuk menganalisis berbagai pilihan pemecahan

masalah.9

Fuller dalam Leonard L. Riskin dan James E. westbrook menyebutkan 7

fungsi mediator, yaitu:

1. Sebagai “katalisator” (catalyst), bahwa kehadiran mediator dalam proses

perundingan mampu mendorong lahirnya suasana yang konstruktif bagi

diskusi, dan bukan sebaliknya menyebabkan terjadinya salah pengertian dan

polarisasi diantara para pihak walaupun dalam praktek dapat saja setelah

proses perundingan para pihak tetap mengalami polarisasi.

9 Suyud Margono, ADR & Arbitrase Proses Pelembagaan Dan Aspek Hukum (Cet. II; Bogor: Ghalia Indonesia, 2004), 59-60.

8

Page 10: sofyan afandi - Unique solution dalam mediasi

2. Sebagai “pendidik” (educator), berarti mediator berusaha memahami

kehendak aspirasi, prosedur kerja, keterbatasan politis, dan kendala usaha dari

para pihak. Oleh sebab itu, ia harus melibatkan dirinya kedalam dinamika

perbedaan diantara para pihak agar membuanya mampu menangkap alasan-

alasan atau nalar para pihak untuk menyetujui atau menolak usulan atau

permintaan satu sama lainnya.

3. Sebagai “penerjemah” (translator), berarti mediator harus berusaha

menyampaikan dan merumuskan usulan pihak yang satu kepada pihak yang

lainnya malalui bahasa atau ungkapan yang enak didengar oleh pihak lainnya,

tetapi tanpa mengurangi maksud atau sasaran yang hendak dicapai oleh

pengusul.

4. Sebagai “narasumber” (resource person), berarti mediator harus mampu

mendayagunakan atau melipatgandakan kemanfaatan sumber-sumber

informasi yang tersedia.

5. Sebagai “penyandang berita jelek” (bearer of bad news), berarti mediator

harus bisa menyadari para pihak dan dalam proses perundingan dapat bersikap

emosional. Bila salah satu pihak menyampaikan usulan kemudian usulan itu

ditolak secara tidak sopan dan diiringi dengan serangan kata-kata pribadi

pengusul, maka pengusul mungkin juga akan melakukan hal yang sama.

Untuk itu mediator harus mengadakan pertemuan-pertemuan terpisah dengan

salah satu pihak saja untuk menampung berbagai usulan.

6. Sebagai “agen realitas” (agent of reality), berarti mediator harus berusaha

memberi tahu atau memberi peringatan secara terus terang kepada satu atau

para pihak, bahwa sasarannya tidak mungkin atau tidak masuk akal untuk

dicapai melalui sebuah proses perundingan. Dan juga mengingatkan para

pihak agar jangan terpadu pada sebuah pemecahan masalah saja yang bisa jadi

tidak realistis.]

7. Sebagai “kambing hitam” (scapegoat), artinya mediator harus siap menjadi

pihak yang dipersalahkan. Misalnya, seorang juru runding menyampaikan

9

Page 11: sofyan afandi - Unique solution dalam mediasi

prasyarat-prasyarat kesepakatan kepada orang-orang yang diwakilinya,

ternyata orang-orang yang diwakilinya tidak merasa sepenuhnya puas

terhadap prasyarat-prasyarat dalam kesepakatan. Juru runding itu dapat saja

mengalihkan kegagalannya dalam memperjuangkan kepentingan pihak-pihak

yang diwakilinya sebagai kesalahan mediator.10

5. Prinsip Urgen Bermediasi

Begitu “suci” peran mediasi dan mediator ini hingga dalam prosesnya tidak

boleh melanggar prinsip prinsip umum yang berlaku, prinsip dasar itu adalah adalah

landasan filosofis dari diselenggarakannya kegiatan mediasi karena prinsip ini

merupakan kerangka kerja yang harus diketahui oleh mediator, sehingga dalam

melaksanakan mediasi tidak keluar dari arah filososi yang melatar belakangi lahirnya

institusi mediasi, sebagaimana yang pernah ditulis oleh David spencer dan Michael

Brogan yang juga merujuk pada pandangan Ruth Carlton berkenaan dengan lima

dasar mediasi11,

Prinsip pertama dari mediasi adalah kerahasiaan, hal yang dimaksud adlah

segala proses dan bentuk mediasi yang dilakukan oleh pihak pihak yang terkait tidak

boleh untuk di publikasikan oleh pihak manapun termasik yang terlibat dalam proses

mediasi, kalau perlu mediator menghancurkan, memusnahkan dan meniadakan hasil

dari mediasi tersebut pad akhir sesi proses mediasi. Mediator juga didak dapat

dipanggil sebagai saksi dalam proses persidangan terkait dengan mediasi yag telah

dilakukan.

Prinsip kedua adalah sukarela, prinsip ini dibangun dan terbangun atas dasar

masing masing pihak akan bekerjasama untuk menyelesaikan masalah yang menjerat

mereka bila mereka datang atas pilihannya sendiri tanpa adanya pemaksaan dari

pihak manapun dan tekanan dari siapapun.

Prinsip ketiga adalah pemberdayaan, berangkat dari asumsi bahwa para pihak

mau dengan sukarela datang ke mediator untuk dimediasikan perkara perkaranya 10 Usman Rachmadi, Op. Cit., 90-92..11 Kelima prinsip itu adalah : Prinsip Kerahasiaan (Confidentiality) Prinsip Sukarela (Volunter) prinsip Pemberdayaan (empowerment), Prinsip netralitas (Netrality), dan solusi yang unik (a unique solution)

10

Page 12: sofyan afandi - Unique solution dalam mediasi

sebenarnya mereka mempunyai kemampuan untuk menegosiasikan mesalah mereka

dan berpeluan untuk mencapai kesepakatan yang mereka inginkan, hal yang sangat

positif ini harus dihargai dan diapresisi dengan cara setiap solusi tidak boleh

dipaksakan dari pihak luar, solusi dan problem solving harus lahir dari proses

pemberdayaan terhadap masing masing pihak dengan demikian maka para pihak akan

lebih bias menerima kesepakatan solusi dari masalah mereka tanpa adanya saling

kalah dan menang.

Prinsip keempat dalam bermediasi adalah seorang mediator hanyalah

memfasilitasi proses prosesnya saja, dalam proses mediasi mediator tidak berhak

menjadi laksana seorang hakim yang atau juri yang menentukan benar dipihak lain

dan salah dipihak yang satu, atau mediator sangat tidak diperkenankan untuk

memaksakan solusi apapun kepada para pihak yang bersengketa, inilah yang

kemudian dinamakan dengan prinsip Netralitas dalam bermediasi.

Prinsip kelima adalah seorang mediator harus menyadari bahwa sanya solusi

yang dihasilkan dari proses mediasi tidak harus sesuai dengan standart legal, tetapi

solusi dapat dihasilkan dari kreativitas yang ini erat kaitanya dengan konsep

pemberdayaan masing masing pihak. Prinsip ini yang harus dipegang dan prinsip ini

dinamakan prinsip solusi yang unik dalam bermediasi12.

Dengan demikian maka dapat dipahami bahwa mediasi memiliki karakteristik

yang merupakan ciri pokok yang membedakan dengan penyelesaian sengketa yang

lain. Karakteristik tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut13 : Pertama, dalam

setiap proses mediasi terdapat metode, di mana para pihak dan/atau perwakilannya,

yang dibantu pihak ketiga sebagai mediator berusaha melakukan diskusi dan

perundingan untuk mendapatkan keputusan yang dapat disetujui oleh para pihak.

Kedua, secara singkat mediasi dapat dianggap sebagai suatu proses

pengambilan keputusan dengan bantuan pihak tertentu (facilitated decision-making

12 Lima prnsip ini bias di akses di buku Syahrial Abbas, “Mediasi Dalam Perspektif Hukum Syari’ah, hukum Adat dan Hukum Nasional” (Jakarta : Kencana Prenada Media Group 2009), cet 1 hal 29-30.13 : http://id.shvoong.com/law-and-politics/law/2242602-prinsip-prinsip-ediasi/#ixzz1zFujQa6U diakses pada tanggal 30 Juni 2012.

11

Page 13: sofyan afandi - Unique solution dalam mediasi

atau facilitated negotiation).

Ketiga, mediasi dapat juga digambarkan sebagai suatu sistem dimana

mediator yang mengatur proses perundingan dan para pihak mengontrol hasil akhir,

meskipun ini tampaknya agak terlalu menyederhanakan kegiatan mediasi.

6. Solusi Unik sebagai Jalan Harapan Cerah dalam Bermediasi

Dalam bermediasi tentunya sebuah jalan keluar dari sebuah perkara menjadi

hal yang tidak bisa di-elakkan lagi, mengapa demikian? Sebagaimana diurai secara

lebar filosofi dan prinsip mediasi, yang mana dalam pelaksanaannya sebenarnya ada

secerca harapan dari keduabelah pihak untuk memperoleh jalan keluar walaupun toh

nantinya jalankeluar itu sangat berbeda dan “nyempal” dari tatanan hukum

semestinya, karena sebenarnya banyak hal yang dapat di eksplor untuk menggali dan

menyelami sebuah masalah guna mejumpai sebuah solusi bersama antara pihak yang

satu dan yang lain. Hal ini sebagaimana yang pernah disampaikan oleh Menurut Prof

Dr Gunaryo M Soc Sc mediasi mempunyai beberapa tujuan, diantara untuk

menghindarkan para pihak dari kekalahan, karena dalam mediasi win-win solution

adalah outcome yang dicari. Jika tercapai maka mediasi juga menyelamatkan

hubungan baik yang sudah terbina sebelumnya diantara para pihak yang

bersengketa14. Sebagai contoh kasus pihak yang mau bercerai yang dalam proses

mediasi mereka (suami-istri) menghasilakan kesepakatan untuk bercerai satu sama

lain dengan suka rela saling ridho, jika hal ini dibawa kedalam ranah peradilan

Agama maka sudah ditebak apa yang akan diputuskan saat itu, betul, mereka aka

memperolah akta cerai 1 dari pengadilan, tetapi tanpa diduga menjelang akhir proses

mediasi saat mediator memasuki proses penutupan “doa”, keputusan berbanding 180

derajad mereka tidak jadi cerai dan memilih untuk melanjutkan pernikahan, mengapa

demikian? Inilah letak keunikan solving pada mediasi yang semuanya tidak pernah

terduga. Sebab ternyata dalam mediasi tidak berbicara siapa yang menang siapa yang

kalah tetapi berbicara kepentingan-kepentingan pihak lain yang berimplikasi pada

14 Perkuliahan di Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang pada Tanggal 16-6-2012.

12

Page 14: sofyan afandi - Unique solution dalam mediasi

hasil mediasi yaitu anak. Diilustrasikan dengan jika kita dihadapkan dengan 9 titik

yang tersusun dalam satu kotak persegi yang dika diminta untuk menggabungkan titik

titik semua tersebut dengan hanya 3 garis, maka jika kita hanya dibatasi dengan

bingkai kotak tsb, maka dpastikan usaha untuk menggabungkan 9 titik tersebut akan

Nihil, solusinya bagaimana? jawabannya 9 titik yang ada dalam kotak persegi itu

hanya bisa disatukan dengan sedikit maneuver Unik yaitu menyatukan garis dengan

tidak mengikuti kaidah yang ditentukan (keluar dari garis kotak) apakah cara itu

salah? Jika cara itu memang biasa menjadi solusi dalam penyelesaian masalah, maka

cara demikian adalah dibenarkan. Kaitannya dengan perkara yang dimediasikan,

maka proses keberhasilan mediasi terkadang didukung dengan setting tempat,dll yang

nyaman untuk menunjang kondisionalitas bermediasi dan tidak harus di tempat yang

formal sepertihanya pengadilan dalam merumuskan perkara.

Kesimpulan

Mediasi adalah suatu cara dimana orang-orang bertemu untuk membahas

masalah yang dipersengketakan. Sebagai salah satu alternatif penyelesaian sengketa

di luar pengadilan Mediasi memungkinkan semua orang yang terlibat dalam satu

sengketa untuk terlibat dalam penentuan hasilnya dan mencari jalan keluar sendiri

untuk masalah yang dihadapi.

Mediasi juga menyediakan cara untuk menyelesaikan suatu sengketa tanpa

melalui upaya hukum yang dapat memakan banyak waktu dan biaya.berbeda dengan

penyelesaian yang lain mediasi dilaksanakan melalui suatu perundingan yang

melibatkan pihak ketiga yang bersikap netral (non intervensi) dan tidak berpihak

(impartial) kepada pihak-pihak yang bersengketa serta diterima kehadirannya oleh

pihak-pihak yang bersengketa, dan pihak ketiga tersebut adalah “mediator” atau

“penengah” yang tugasnya hanya membantu pihak-pihak yang bersengketa dalam

menyelesaikan masalahnya dan tidak mempunyai kewenangan untuk mengambil

keputusan.(Netral).

13

Page 15: sofyan afandi - Unique solution dalam mediasi

Dapat dikatakan seorang mediator hanya bertindak sebagai fasilitator saja.

Melalui mediasi diharapkan dicapai titik temu penyelesaian masalah atau sengketa

yang dihadapi para pihak, yang selanjutnya dituangkan sebagai kesepakatan bersama

dan pengambilan keputusan tidak berada di tangan mediator, tetapi berada di tangan

para pihak yang bersengketa.

WallahuA’lam Bishowab.

DAFTAR PUSTAKA

Rachmadi Usman,SH, Pilihan Penyelesaian Sengketa Diluar Pengadilan, (Citra Aditya Bakti, Bandung,2003).

Gary Goodpaster, Panduan Negoisasi dan Mediasi, (ELIPS jakarta 1999).

14

Page 16: sofyan afandi - Unique solution dalam mediasi

Priyatna Abdurrasyid, Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa (APS), (Fikahati Aneska, Jakarta,2002).

Munir Fuadi, Arbitrase Nasional: Alternatif Penyelesaian Sengketa Bisnis, (Bandung: PT.Citra Aditya Bakti, 2000).

Suyud Margono, ADR & Arbitrase Proses Pelembagaan Dan Aspek Hukum (Cet. II; Bogor: Ghalia Indonesia, 2004).

Syahrial Abbas, “Mediasi Dalam Perspektif Hukum Syari’ah, hukum Adat dan Hukum nasional” (Jakarta : Kencana Prenada Media Group 2009),

http://id.shvoong.com/law-and-politics/law/2242602-prinsip-prinsip-ediasi/#ixzz1zFujQa6U diakses pada tanggal 30 Juni 2012.

15