SOLUSI UPAYA PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI…
8
Solusi Upaya Perlindungan TKI di Luar Negeri SOLUSI UPAYA PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) DI LUAR NEGERI • T. Soelaiman Right to decem job and thus decem livelihood has been universally acknowledged as an inalienable right of human. It is henceforth applied worldwide regardless state boundaries. whether in one 's OlVn 1n00herland and abroad. This particularly finds its urgency in the issues of TKI (Tenaga Kerja Indonesia. foreign labor from Indonesia). Several cases indicate that legal protection is not yet appropriately available for them. II seems that working abroad means no legal protection from home country. Inspite of advocacy for the labors to help them understand the terms in their own 1V0rking agreemems as well as regulations of 295 Ihe destination coumries concerning their legal illleresfs. if is also urgent to think out a solution for an legal protection for TKI. Pendahuluan Karena pekerjaan itu merupakan hak asasi yang sangat hakiki dimana Undang-undang menjamin perolehnya bahwa setiap tenaga kerja berhak atas pekerjaan dan penghasilan yang layak bagi kemanusiaan. (UUD 1945 Pasal 27 ayat 2). Bertolak dari hal tersebut di atas Pemerimah harus berupaya sekuat tenaga untuk menyediakan lapangan pekerjaan bagi setiap warga negara, di samping itu harus mengupayakan juga upah atau penghasilan yang layak sesuai dengan kemanusiaan. Yang menjadi kendala dewasa ini • Makalah di sa mpaikan u;.lIam Seminar Center for Indonesia Migrant Workers .. ASliransi Buruh Migran Indonesia 3ntar I)erlindungan dan Keadilan", J .. karta. 5 Nopember 20tH . Nomor 3 Tahull XXXII
SOLUSI UPAYA PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI…
SOLUSI UPAYA PERLINDUNGAN
T. Soelaiman
Right to decem job and thus decem livelihood has been universally
acknowledged as an inalienable right of human. It is henceforth
applied worldwide regardless state boundaries. whether in one 's
OlVn 1n00herland and abroad. This particularly finds its urgency in
the issues of TKI (Tenaga Kerja Indonesia. foreign labor from
Indonesia). Several cases indicate that legal protection is not yet
appropriately available for them. II seems that working abroad
means no legal protection from home country. Inspite of advocacy
for the labors to help them understand the terms in their own
1V0rking agreemems as well as regulations of
295
Ihe destination coumries concerning their legal illleresfs. if is
also urgent to think out a solution for an ~ffective legal
protection for TKI.
Pendahuluan
Karena pekerjaan itu merupakan hak asasi yang sangat hakiki dimana
Undang-undang menjamin perolehnya bahwa setiap tenaga kerja berhak
atas pekerjaan dan penghasilan yang layak bagi kemanusiaan. (UUD
1945 Pasal 27 ayat 2).
Bertolak dari hal tersebut di atas Pemerimah harus berupaya sekuat
tenaga untuk menyediakan lapangan pekerjaan bagi setiap warga
negara, di samping itu harus mengupayakan juga upah atau
penghasilan yang layak sesuai dengan kemanusiaan. Yang menjadi
kendala dewasa ini
• Makalah di sampaikan u;.lIam Seminar Center for Indonesia Migrant
Workers .. ASliransi Buruh Migran Indonesia 3ntar I)erlindungan dan
Keadilan", J .. karta. 5 Nopember 20tH .
Nomor 3 Tahull XXXII
296 Hukum dan PembangulllHl
adalah disparistas antara peneari kerja dengan lapangan kelja yang
tersedia atau kesenjangan amara permintaan dan penawaran.
Hal ini disebabkan sepeni kita ketahui penduduk Indonesia salllpai
Februari 2000 meneapai jumlah 208 juta jiwa diantaranya sebanyak 96
juta jiwa merupakan angkatan kerja. Karena krisis ekonomi dan
moneter yang berkepanjangan dari tahun 1998 hingga saat ini jumlah
pencari kerja meneapai lebih kurang 40 jura jiwa. lumlah penduduk
yang besar. lllenimbulkan banyak permasalahan, diantaranya tingkat
pendidikan dan produktivitas yang rendah sena penulllbuhan ekonomi
dan daya serap tenaga kerja sangat terbatas, penyebaran penduduk
dan angkatan kelja. Oi sisi lain lapangan kerja yang tersedia sang
at amat terbatas sedangkan yang llleneari pekerjaan eukup banyak.
Karena sangat terbatasnya lapangan kerja di dalam negeri. "Ieh
sebab itu harus lllampu berkompetitif dengan negara-negara lainnya
umuk lllerebut pasar kerja dimana negara terse but juga memasok
tenaga kerja di pasar Internasional. Sejarah negara kita telah
membuktikan bahwa penempatan tenaga kerja ke luar negeri telah
dilakukan sejak sebelum peeah perang dunia kedua dengan menempatkan
tenaga kerja ke luar negeri sebagai pekerja tam bang dan perkebunan
di Suriname dan New Calidonia dan sebagai penyelam lllutiara di
Australia. Pada waktu itu Indonesia terkenal sebagai pasar tenaga
kerja yang lllurah. (George A. Graham).
Oari satu sisi kita harus mampu mempersiapkan tenaga kerja yang
terampiI, terdidik dan terlatih untuk dipasarkan di pasar
Internasional dan di samping itu harus berupaya melindungi hak-hak
mereka sena perlakuan yang tidak wajar dan tidak manusiawi sebagai
warga negara Indonesia di tempat mereka bekerja.
Permasalahan
Karena ada disparitas antara permintaan dan penawaran di satu pihak
dimana yang mencari pekerjaan cukup banyak, sedangkan lapangan
kerja yang tersedia sangat ama! terbatas, maka banyak Tenaga Kerja
Indonesia (TKI) yang berupaya dengan cegala mac am cara ulltuk
dapat bekerja ke luar negeri. karena upah/gaji yang diperolehnya
terdapat perbedaannya sangat mencolok dengan bekerja di dalam
negeri.
},,/i - Seplember 2002
Solusi Upaya Perlindungan TKI di Luar Negeri 297
Oi era globalisasi seperti sekarang ini peluang pekerjaan berada di
manapun di belahan dunia ini dan dapat diisi oleh siapapun yang
memiliki kualitas sebagaimana diinginkan.
Oi sisi lain warga negara Indonesia tanpa mandang gender mempunyai
peluang yang sama dalam pekerjaan dalam batas-batas norma
kemanusiaan yang berlaku. Oengan demikian tidak lagi menjadi ajang
perdebatan mengenai kontrak bekerja sesuai dengan bakatnya menjadi
bag ian perwujudan hak asasi manusia untuk memperoleh suatu
kehidupan yang layak dan kesejahteraan bagi diri pribadi .
Bertolak dari hal-hal terse but di atas banyak TKI pria dan wan ita
yang ingin bekerja di luar negeri dengan menempuh berbagai cara
termasuk cara yang ilegal untuk dapat ditempatkan di luar negeri .
Banyak diantara mereka terkena bujukan dan rayuan para calo yang
ingin memperoleh keuntungan dari penempatan TKI ke luar negeri.
Misalnya kasus yang menimpa calon TKI sebanyak 41 orang yang
terdaftar di PT. Oessynth Mega Perkasa di Bekasi Jawa Barat umuk
ditempatkan sebagai TKI ke Jepang . Mereka telah mengikuti
pelatihan selama tiga bulan dan membayar uang sebesar antara Rp . 5
.000.000 sampai Rp. 12.000.000 per orang. Setelah menunggu selama
satu !ahun. (Media Indonesia: 5 April 2000).
Belum juga ada kepastian pene11lpatannya ke negara mjuan. Mereka
secara bersa11la-sa11la mengadukan hal ini ke Polres Metro Bekasi
ternyata perusahaan tersebut tidak terdaftar atau tidak memiliki
Surat Izin Usaha Pene11lpatan (SIUP) TKI dari Oepartemen Tenaga
Kerja.
Selanjutnya kasus Sdri. Milia Wulandari, warga Karang Alllpel
Indramayu ingin bekerja ke luar negeri umuk 11le11lbamu ekono11li
orang tuanya, Affandi sebagai penarik becak di lndramayu. Berte11lu
dengan teman sekampungnya Warki. Oktober 1999, berangkat ke Jakarta
seterusnya untuk bekerja di Kuwait didaftarkan pad a salah satu
PJTKI (Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia), untuk dapat
ditempatkan di luar negeri. Umur Milia dirubah menjadi 27 tahun,
sedangkan pada waktu itu Milia baru duduk di kelas 2 SMP di
Indramayu.
Milia berangkat dengan beberapa teman wanita yang lain yang
tujuannya tidak jelas tetapi ternyata sampai di Palestina
diserahkan kepada agen. Oleh agen dipekerjakan pada salah satu
majikan sebagai pralllu wisma, sampai waktu Illusilll dingin ,
Milia tidak [ahan dingin kemudian pindah majikan saillpai pada
majikan keempat dilllana sering dipukul dan perlakuan yang kurang
baik, sehingga mengambil jalan pintas lonca[ <.Iari lantai tiga
seilingga tulang punggungnya retak dan dirawat oleil seorang ibu
Palestina. Akhir Mei 2000 Milia kembali ke tanail air <.Ian
tidak
Nomor 3 Tahun XXXII
298 HukulII dall Pf!lIlballgunan
membawa gaji sepersenpun dan dirawat di RS Polri Kramat Jati.
Sekarang kemanapun ia pergi uitemani oleh kursi roda . (Hariall
Republika: I() Februari 2002).
Seperti kita ketahui tujuan utama dari TKI yang bekerja ui luar
negeri adalah untuk melllperoleh kesempatan kerja uan menuapatkan
penghasilan serta menambah pengalaman kerja di luar negeri uan
uisisi lain dengan bekerja di luar negeri berarti mengurangi
pengangguran ualam negeri dan menambah penerimaan negara ualam
bentuk uiyisa hasil uari eksport jasa serta pula mempererat
hubungan antara uua negara uan bangsa. Khususnya bagi mereka/TKI
yang bekerja di Timur Tengah uengan harapan dapat menunaikan ibadah
haji sebelum perjannian kerja berakhir.
Banyak kasus lain yang menimpa TKI yang bekerja di luar negeri
uiamaranya:
Kasus Kartini TKW asal Purwakarta Jawa Barat diancam dengan hukuman
rajam sampai mati karena hamil di luar nikah "kibat hubungan gelap
sesailla pekerja asing di kata Fujairan Uni Emirat Arab. (Kompas: 9
April 2000). Kasus Mariana bimi Mariadji, 22 tahun asal Desa
Gondong Tulung Agung Jawa Timur diyonis mati oleh Pengadilan Johor
Malaysia, karena dituduh membunuh anak majikannya Lae Keng Lee,
umur 4 tahun yang ternyata anak tersebut terpeleset di langga !lat
tempa! tinggalnya dan meninggal dunia. (Media
Illdonesia:2(00).
Bekerja di luiar negeri bagi TKI akhir-akJlir ini tiuak seJalu
keberumungan, tetapi berubah menjadi mimpi buruk , dari cerita
suatu kesuksesan berubah menjadi kemalangan. Juga di Timur Tengah
bukan lagi surga melainkan telah berubah menjadi neraka bagi
sebagian mereka. Para petugas dan penyelenggara penempatan TKI ke
luar negeri sekarang ini lebih banyak Illelllemingkan pribadi dan
masa bodoh dengan peningkatan kwalitas Illanusia dan apalagi
penempatan yang aman dan nyaman. (Kompas: 19 Juni 2000).
Kasus-kasus terse but di atas ditilllbulkan oleh berbagai faktor
diamaranya:
I. Faktor Pekerja/TKI
Karena ketidak tal1Uan dan pemahalllan akan obyek pekerjaan sena
isi perjanjian kerja:
Karena kelemahan penguasaan bahasa sehingga Illelllpersulit
komunikasi pada sa at harus menyatakan pendapat;
Juli - September 2002
Karena tidak kesesuaian waktu kerja sehingga menimbulkan kelelahan
fisik dan kesehatan.
2. Faktor pelatihan sena pemberian pelayanan dan pemberi
kerja.
Pendidikan dan pelatihan ketrampilan tidak sesuai dengan bakat dan
minat serta jenis pekerjaan;
Perlu pembinaan fisik, mental, dan disiplin supaya tabah dalam
menghadapi tantangan;
Hukum, kebiasaan, adat istiadat agar dapat dipahami untuk
mengetahui keadaan di tempat kerja dan juga makanan yang tersedia
di tempat tersebut.
Kurang dapat memahami dan lllenguasai bahasa di negara mana dia
bekerja;
Azas keselamatan dan kesejahteraan tenaga kerja sejak dari tempat
asal, bekerja di luar negeri dan sampai kembali ke kampung
halamannya;
Diupayakan para pihak yaitu pekerja dan pengguna jasa supaya
mematuhi kesepakatan yang telah disetujui bersama dan tidak
memandang perjanjian kerja ini sebagai hiasan di atas kertas
belaka.
3. Faktor badan atau instansi yang menempatkan TKI ke luar
negeri.
Kurang padu kerja sama antara instansi Pemerintah yang
lllenempatkan TKI ke luar negeri , karena masih terjadi lolosnya
TKI ilegal dari titik embarkasi Indonesia , dan terdapat dokumen
palsu/aspal;
Sistem jaminan asuransi belulll memberi perlindungan yang memuaskan
pad a TKI, karena ada kolaborasi yang mengabaikan
ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Untuk mengatasi masalah tersebut di atas perlu ditempuh hal-hal
sebagai berikut di bawah ini;
I. Para calon tenaga kerja perJu diberikan dan ditanamkan
bahwa:
a. Bekerja di luar negeri adalah sebagai duta bangsa yang harus
menjaga dan mcnjunjung tinggi harkat dan manabat bangsa t1an
Nomor 3 Tahlln XXXII
300 HukulIl dUll PI!I/I!JUllgWIlJlJ
negara sehingga Illampu melllbina hubungan erat amara kedua bangsa
dan negara:
b. Harus menjaga sopan samun sena tata cara pergaulan dengan tidak
melupakan sifat sena kodrat sebagai manusia terutama bagi tenaga
kerja wanita:
C. Menekuni. mencermati perjanjian kerja yang telah Jisepakati
bersama;
d. Menunjukan jati diri bahwa mampu bekerja Jipasar keIja alllar
negara:
e. Benar-benar memahami dan menguasai bidang pekerjaan sesuai
dengan perjanjian kerja berdasarkan kualitlkasi jabatan yang
ditentukan.
2. Lembaga atau Badan yang menempatkan TKI ke Luar negen
hertanggung jawah hahwa:
a. Penempatan tenaga kerja ke luar negeri dilaksanakan mela lui
proses penyiapan kualitas dan pemberian perlindungan:
b. Menempatkan tenaga kerja ke luar negeri berarti ikut sena
mendayagunakan aset bangsa guna menekan jumlah pengangguran dalam
negeri:
c. Mampu menyelesaikan kontlik antara pengguna jasa Jan tenaga
kerja:
d. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan kepada calon tenaga
kerja benar-benar dapat meningkatkan kualitas dan ketrampilan dari
tenaga kerja sesuai dengan permintaan;
e. Penge lolaan pelaksanaan penelllpatan tenaga kerja secara
profesional, berhasil guna dan be rdaya guna umuk mendapat
peningkatan kesejahteraan tenaga kerja , pemasukan divisa bagi
negara dan perkelllbangannya usaha jasa tenaga kerja.
3. Instansi, Lembaga atau Badan mengatur pelaksanaan dan pengawasan
penempatan tenaga kerja harus dapat melaksanakan tugas:
a. Izin untuk badan yang melakukan penempatan tenaga kerja harus
sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
b. Evaluasi terhadap perusahaan yang menempatkan tenaga kerja harus
dilakukan secara teratur dan berkesinambungan;
c. Akredasi Balai Latihan dan senitikat hasi l ujian ketrampilan
dilakukan secara jujur dan benanggung jawab;
luli - September 2002
d. Sanksi yang dijatuhkan kepada perusahaan penempatan lenaga kerja
benar riillnya13 dan dapat dipertanggung jawabkan.
Serdasarkan uraian terse but di atas karena perlindungan terhadap
tenaga kerja yang bekerja di luar negeri belum dapat pelayanan dan
perlindungan yang optimal maka untuk mencegah resiko yang ll1ungkin
akan terjadi. ada baiknya bagi tenaga yang bekerja di luar negeri
ditall1bah perlindungan dengan Illengikutsertakan dalam program
asuransi .
Oengan ikut serta tenaga kerja yang bekerja lli luar negeri dalalll
program asuransi jika terjadi kecelakaan, sakit, Illeninggal dunia
Jan sebagainya perlakuan yang tidak wajari lllanusiawi, Illelarikan
lliri maka tenaga kerja tersebut ll1endapat samunan atau ganti rugi
Jari perusalwan asuransl.
Kesimpulan
Kita Illenyadari bahwa sang at sulit dalalll menyusun atau
melllbuat suatu peraturan yang dapat memuaskan semua pihak, biarpun
tclah berupaya mengakomodasi kepentingan-kepentingan semua
pihak-pihak yang terkait.
Petugas mengawas pelaksana harus bekerja kbih JUJur dan bertanggung
jawab seperti kita ketahui pengawasan pelaks<lna adalah lahan
yang basah untuk Illemperkaya diri.
Koordinasi antara instansi, lembaga dan petugas pelaksana kurang
padu. menimbulkan penafsiran yang berbeda mengenai suatu
pennasalahan.
Sadan, lembaga, perusahaan ya ng menempatkan TKI belum
ll1enunjukkan jati diri sebagai pelopor pembangunan bangsa. lClapi
lebih cenderung kepada profit orientil.
Oiupayakan agar ada "bilateral agreemen " antara dua negara
Jibidang ketenagakerjaan agar para pengguna jasa menghargai dan
Illelllatuhi perjanjian kerja.
Oi efektifkan badan perwakilan luar negeri yang memalHau Jan
mengawasi tenaga kerja di luar negeri baik dalam penempatan maupun
mengatasi permasalailan.
Nomor 3 Tahun XXXII
302 Hukul1I dan Pelllbangll11wl
Menunggu pengesahan Rancangan Undang-undang Penemparan Tenaga Kerja
Indonesia ke Luar Negeri oleh Dewan Perwakilan Rakyar, peraruran
yang ada sekarang perlu dilingkalkan menjadi KepulUsan Presiden
alau Peraruran Pemerimah, supaya koordinasi amara insransi. Lembaga
dan Badan yang benugas melaksanakan penempatan lenaga kelja supaya
lebih padu dan kmllpak.
Semua pihak mempunyai persamaan persepsi, visi dan ll1isi dalam
pell1benahan berbagai masalah mekanisme penempatan TKI ke luar
negeri Liewasa ini. Peningkalan kualiras TKI merupakan sam hal yang
ll1urlak dan menjadi kewajiban semua pihak di amaranya peran
profesionalisme dari APJA TI/PJTKI dan peran dari BLKLN harus
mempunyai srandarisasi dan lerakredisi yang seeara jujur dan
bertanggung jawab yang Liari pihak berwenang agar dapal
menghasilkan TKI yang berkualilas yang mall1pu bersaing di pasar
Imernasional.
Perlu dibemuk badan yang permanen, umuk ll1engarasi kri sis guna
memberi bamuan dan perlindungan bagi TKI di luar negeri yang
menimbulkan masalah.
Daftar Pustaka
A. Alaydrus , Husein . Periilldullgall Tellaga Indollesia yallg
bekelja di Luar Negeri .. Jakarta: Asosiasi Perusahaan Jasa Tenaga
Kelja Indonesia (APJATI).
A. Gragam. George. The great resources of the world are lIot it
1II1Ileriei but its mell. (soepomo, Iman , Prof. SH. Pengamar Hukum
Perburuhan, Jakarta: Jambaran , 1976).
Krisnawali, Tali dan Salma Satirri. Payullg Falltasi a/au pllyllng
I/Uk azazi. Makalah Diskusi Panel .. Peranan Pell1erimah lerhadap
perlindungan hak-hak buruh migran", LBH Jakana, ~-4-19L)~.
Soelaiman, T, "Asurallsi Buruh Migrall Indonesia alltar
Periindtlllgall dall Keadilall. Makalah disampaikan pad a Seminar
Cemer for Indonesian Migram Workers, Jakarta, 5 Nopell1ber 2UU I
.
Soepomo, Iman, Prof. SH. Pellgalltar Huklllll PerbtlrlllulIl.
Jakana: Jambalan, 1976.
JI/Ii - September 21X)2