SOP Bell's Palsy

Embed Size (px)

Citation preview

Puskesmas Blooto

BELLS PALSY

SPONo. Kode Ditetapkan Oleh Kepala Puskesmas Blooto

Dr.Farida MarianaNIP.19781104 200501 2 014

Terbitan :01

No. Revisi : 0

Tgl. Mulai Berlaku :2 Januari 2015

Halaman : 1- 2

1. PengertianBellspalsy adalah paralisis fasialis idiopatik, merupakan penyebab tersering dari paralisis fasialis unilateral. Bells palsy merupakan kejadian akut, unilateral, paralisis saraf fasial type LMN (perifer), yang secara gradual mengalami perbaikan pada 80-90% kasus.

2. TujuanProsedur ini dibuat dimaksudkan untuk mengatur tatacara melakukan penanganan penderita bells palsy dengan baik dan benar.

3. KebijakanLangkah- langkah Pelayanan Bells Palsy wajib sesuai dengan langkah- langkah SPO ini.

4. ReferensiPerawatan Dasar DEPKES RI Tahun 2014

5. AlatAlat : Tempat tidur, Stetoskop, Arloji, Thermometer, Tensimeter

6. ProsedurPENATALAKSANAAN Karena prognosis pasien dengan Bells palsy umumnya baik, pengobatan masih kontroversi. Tujuan pengobatan adalah memperbaiki fungsi saraf VII (saraf fasialis) dan menurunkan kerusakan saraf. Pengobatan dipertimbangkan untuk pasien dalam 1-4 hari onset. Hal penting yang perlu diperhatikan: a. Pengobatan inisial1. Steroid dan asiklovir (dengan prednison) mungkin efektif untuk pengobatan Bells palsy (American Academy Neurology/AAN, 2011). 2. Steroid kemungkinan kuat efektif dan meningkatkan perbaikan fungsi saraf kranial, jika diberikan pada onset awal (ANN, 2012). 3. Kortikosteroid (Prednison), dosis: 1 mg/kg atau 60 mg/day selama 6 hari, diikuti penurunan bertahap total selama 10 hari. 4. Antiviral: asiklovir diberikan dengan dosis 400 mg oral 5 kali sehari selama 10 hari. Jika virus varicella zoster dicurigai, dosis tinggi 800 mg oral 5 kali/hari.

b. Lindungi mata Perawatan mata: lubrikasi okular topikal (artifisial air mata pada siang hari) dapat mencegah corneal exposure. c. Fisioterapi atau akupunktur: dapat mempercepat perbaikan dan menurunkan sequele.

RENCANA TINDAK LANJUT Pemeriksaan kembali fungsi nervus facialis untuk memantau perbaikan setelah pengobatan.

KRITERIA RUJUKAN a. Bila dicurigai kelainan supranuklear b. Tidak menunjukkan perbaikan

7.Unit terkaitPoli Pengobatan, UGD

8.Dokumen TerkaitBuku rekam medis pasien