23
Copyright Prodi PPKn FKIP PPKn UNS 2010 1 PEDOMAN PRAKTEK PERKULIAHAN HUKUM ACARA PIDANA PROGRAM STUDI PENDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGRAAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2010 HUKUM ACARA PIDANA SEMESTER III/2 SKS ERNA YULIANDARI, SH

Sop Hk Acr Pidana Pkn

Embed Size (px)

DESCRIPTION

AGAGAG

Citation preview

Page 1: Sop Hk Acr Pidana Pkn

Copyright Prodi PPKn FKIP PPKn UNS 20101

PEDOMAN PRAKTEK PERKULIAHAN

HUKUM ACARA PIDANA

PROGRAM STUDI PENDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGRAANFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2010

HUKUM ACARA PIDANA

SEMESTER III/2 SKSERNA YULIANDARI, SH

Page 2: Sop Hk Acr Pidana Pkn

Copyright Prodi PPKn FKIP PPKn UNS 20102

PENDAHULUAN

A. Deskripsi Mata Kuliah

Mata kuliah Hukum Acara Pidana ini menjelaskan membahas mengenai Pengertian

Hukum Acara Pidana , Penyelidikan dan penyidikan, Penuntutan, Praperadilan gantirtugi dan

rehabilitasi, Pemeriksaan perkara di sidang pengadilan, Pembuktian, Putusan Pengadilan, Upaya

Hukum dan Pelaksanaan Putusan Pengadilan. Mata kuliah Hukum Acara Pidana di Prodi PKn

yang hanya diberikan dalam satu semester dengan bobot 2 sks, hal ini berarti bahwa dalam

perkuliahan semua materi Hukum Acara Pidana yang pokok -pokonya terjabar dalam silabus

harus habis disajikan kepada mahasiswa.

B. Standar Kompetensi Mata Kuliah

Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa memperoleh gambaran dan pengertian

seluk beluk hukum acara Pidana sehingga mahasiswa mampu mengkonstruksi dan menganalisis

mengenai hukum acara pidana beserta ruang lingkupnya dan penanganan perkara pidana serta

berbagai hal yang terkait dengan penegakan hukum dan perlindungan hukum dalam hukum

acara pidana sebagai bekal dalam memposisikan diri sebagai warganegara yang baik , s erta

sebagai bekal dalam mengajar disekolah.

C. Kompetensi Dasar

Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa mampu :

1. Menjelaskan Pengertian Hukum Acara Pidana

2. Menjelaskan Penyelidikan dan Penyidikan

3. Menjelaskan dan menganalisi penuntutan

4.Mengkaji mengenai Praperadilan, Gantrugi dan rehabilitasi

5. Mengkaji Pemeriksaan perkara di sidang Pengadilan

6. Mengkaji mengenai pembuktian di Pengadilan

7. Mengkaji Putusan Hakim

8. Menganalisi Upaya Hukum

9. Mengkaji Pelaksanaan Putusan Hukum

Page 3: Sop Hk Acr Pidana Pkn

Copyright Prodi PPKn FKIP PPKn UNS 20103

B. RINGKASAN MATERI

Pandangan ahli Hukum mengenai Hukum Acara Pidana :

a. Menurut Simon : Hukum Acara Pidana adalah Upaya Bagaimana negara dan alat -alat

perlengkapannya memepergunakan Haknya untuk memidana.

b. Menurut Seminar Nasional Pertama Tahun 1963 : Hukum Acara P idana adalah Norma

Hukum berwujud wewenang yang diberikan kepada negara untuk bertindak adil , apabila

ada prasangka bahwasanya hukum pidana dilanggar.

Tujuan Hukum acara Pidana adalah untuk mencari dan mendapatkan setidak -tidaknya

mendekati kebenaran materiil, Kebenaraaan yang selengkap -lengkapnya dari suatu perkara

pidana dengan menerapkan ketentuaan hukum acara pidana secara tepat dan jujur, dengan

tujuan untuk :

- Mencari siapakah pelaku yang dapat didakwakan melakukan pelanggaran hukum

- Meminta pemeriksaan dan putusan pengadilan guna menemukan apakah terbukti

bahwa suatu tindak pidana telah dilakukan, dan apakah orang yang didakwakan

dapat dipersalahkan.

Didalam Hukum Acara Pidana ada beberapa Asas Hukum Acara Pidana Yang penting antara lain

:

1. Asas/Prinsip legalitas.

Dalam hukum pidana yang mengatakan bahwa tiada suatu perbuatan dapat dipidana,

kecuali berdasarkan ketentuaan perundang -undangan pidana yang telah ada ( Nullum

Delictum Nulla Poena Sine Previa Lege Poenali ) Asas ini tercantum dalam Pasal 1

ayat 1 Kitab Undang-Undang hukum Pidana (KUHP )

2. Perlakuan yang sama atas diri setiap orang dimuka Hukum ( Equality Before The

Law

Pengadilan mengadili menurut hukum dengan tidak membeda -bedakan orang.

3. Asas praduga tidak bersalah ( Presumption of Innoce nt )

Page 4: Sop Hk Acr Pidana Pkn

Copyright Prodi PPKn FKIP PPKn UNS 20104

Setiap orang yang sudah disangka, ditangkap, ditahan dan atau dihadapkan dimuka

sidang pengadilan wajib dianggap tidak bersalah sampai adanya putusan pengadilan

yang menyatakan kesalahannya dan memeperoleh kekuatan hukum tetap.

4. asas peradilan Cepat, sederhana dan biaya ringan.

Proses pemeriksaan tidak berbelit -belit dan bertele-tele dalam hal prosedurnya, serta

biaya yang bisa dijangkau masyarakat.

5. Tersangka/terdakwa berhak memperoleh bantuan hukum

Dalam KUHAP diatur dalam pasal 69 sampai 74 mengenai bantuan hukum.agar hak-

hak terdakwa dan tersangka terlindungi dan tidak terjadi pelanggaran Hak -hak Asasi

manusia.

6. Peradilan dilakukan secara obyektif

Tidak memihak, dan tidak pandang bulu, sesuai dengan kehendak UUD 1945 bahwa

setiap warga bersamaan kedudukaaannya dalam hukum. Dan KUHAP menjamin

keobyektifan tersebut, dimana pemeriksaan perkara dilakukan secara majelis (

sekurang-kurangnya dilakuakn oleh 3 orang hakim, kecuali dalam perkara cepat.

Tahap-tahap penyelesaian Perkara Pidana

Proses penyelesaian perkara pidana tujuannya ialah agar pelanggar peraturan hukum atau

pelaku tindak pidana oleh badan peradilan dijatuhi pidana sesuai dengan

kesalahannya.Dengan demikian dalam proses pidana terdapat tahap -tahap penyelesaian yaitu:

1. Penyelidikan oleh Penyelidik

Penyelidikan ini berguna untuk mencari dan menemukan peristiwa -peristiwa pidana,

guna menentukan dapat tidaknya diadakan penyidikan.

2. Penyidikan oleh Penyidik

Tindakan penyidikan untuk mencari dan mengumpulkan bukti agar tindakan pidana

yang terjadi menjadi terang dan jelas untuk menewntukan pelakunya. Hasil

Page 5: Sop Hk Acr Pidana Pkn

Copyright Prodi PPKn FKIP PPKn UNS 20105

penyidikan ini tersusun dalam satu berkas yang disebut berkas perkara pidana. Dan

berkas inilah yang oleh penyidik diserahkan kepada penuntut umum agar diadakan

penututan kepada pengadilan yang berwenanga.

3. Penuntutan Perkara oleh Penuntut Umum

Perkara-perkara yang diterima dari penyidik setelah diperiksa dan memenuhi syarat

untuk diteruskan ke pengadilan, maka perkara tersebut dilimpahkan ke pengadilan

denan tuntutan agar pengadilan se gera memeriksa dan mengadilinya. Penuntut

umumlah yang melimpahkan dan mempertanggungjawabkan hasil penyidikan -

penyidikan di depan hakim

- Peradilan

Badan peradilan melalui hakim inilah yang akan memeriksa dan mengadilisuatu

perkara.

Dari pemeriksaan terhadap terdakwa dan bukti -buktinya dalam proses pidana

terdapat 2 tingkata pemeriksaan Yaitu :

1. Pemeriksaan Pendahuluan

Meliputi pemeriksaan ditingkat penyidikan, pemeriksaan berkas perkara oleh

penuntut umum atas berkas yang diterima penyidik, penyidikan t ambahan oleh

penyidik jika diminta oleh penuntut umum, pembuatan surat dakwaan dan surat

pelimpahan oleh penuntut umum.

2. Pemeriksaan didepan sidang Pengadilan

Yang diperiksa adalah terdakwa dan bukti -buktinya dengan tujuan membuktikan

dakwaan dari penuntut umum.

Page 6: Sop Hk Acr Pidana Pkn

Copyright Prodi PPKn FKIP PPKn UNS 20106

Gambar tahap-tahap dalam pemeriksaan perkara Pidana

Polisi Penuntut Umum Hakim

PENYELIDIKAN DAN PENYIDIKAN

Penyelidikan : serangakain tindakan penpenyelidik untuk mencari dan menemukan suatu

peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna menentukan dapat tidaknya dilakukan

penyidikan menurut cara yang diatur Undang -Undang

Petugasnya : Penyelidik Setiap Pejabat Polisi RI

Penyidikan : Serangakain tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang dalam Undang -

Undang untuk mencari dan mengumpulkan bukti yang dengan bukti ini membuat terang tentang

tindak pidana yang terjadi guna menemukan tersangkanya

Petugasnya : Penyidik yang terdiri dari :

a. Pejabat POLRI ( berpangkat minimal peldaAipda polisi ), dengan pengecualian bila

disuatu tempat tidak ada pejabat penyidik berpanngkat Aipda ke atas, maka komandan

sector kepolisian yang berpangkat Bintara di bawah Aipda karena jabatanya adalah

penyidik

b. Pejabat Pegawai negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang Khusus oleh UU (

berpangkat minimal pengatur muda tk I/gol II b )

Penyidikan Penuntutan Pemeriksaan di Pengadilan

Page 7: Sop Hk Acr Pidana Pkn

Copyright Prodi PPKn FKIP PPKn UNS 20107

Penangkapan :

Tindakan Penyidik, Penyidik pembantu, penyelidik atas perintah penyidik

Pengekangan sementara waktu

Dilakukan terhadap seseorang yang diduga keras melakukan tindak Pidana

Untuk kepentingan penyelidikan dan penyidikan

Penahanan :

Penempatan tersangka/ Terdakwa ditempat tertentu oleh penyidik atau penuntut umum atau

hakim dengan penetapannya dalam hal serta cara y ang diatur dalam UU.

Alasan/ syarat :

Alasan Obyektif

- Tindak pidana diancam dengan sanksi minimal 5 Tahun

- Tindak pidana tertentu meskipun ancaman pidanya kurang dari 5 tahun

Alasan Subyektif

- Adanya kekhawatiran tersangka melarikan diri

- Merusak atau menghilangkan barang bukti

- Mengulangi tindak pidana

Pengeledahan dan penyitaan :

Jenisnya :

a. Pengeledahan rumah : suatu tindakan dari penyidik untuk memasuki rumah tempat

tinggal dan tempat tertutup lainnya untuk melakukan pemeriksaan dan atau penyitaan

dan atau penangkapan sesuai UU

b. Pengeledahan Badan : Suatu tindakan dari penyidik untuk mengadakan pemeriksaan

badan atau pakaian tersangka , untuk mencari benda yang diduga keras ada pada

badannya atau dibawanya serta untuk disita

Penyitaan adalah serangkaian tin dakan penyidik untuk ambil alih atau menyimpan di bawah

pengguasaanya benda bergerak atau tidak bergerak, berujud atau tidak berwujud untuk

kepentingan pembuktian dalam penyidikan, penuntutan dan peradilan. .

Page 8: Sop Hk Acr Pidana Pkn

Copyright Prodi PPKn FKIP PPKn UNS 20108

PENUNTUTAN

Pra penuntutan adalah tindakan PU untuk memberi petunjuk dalam rangka penyempurnaan

penyidikan oleh penyidik

Penuntutan : adalah tindakan PU untuk melimpahkan perkara pidana ke PN yang berwenang

dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam UU ini dengan permintaan supaya diperiksa dan

diputus oleh hakim disidang pengadilan.

Surat dakwaan : Surat atau akte yang memuaat tindak pidana yang didakwakan yang

disimpulkan dan ditarik dari hasil penyidikan dan merupakan dasar dan landasan bagi hakim

dalam pemeriksaan di muka sidang

Syarat sahnya surat dakwaan :

Syarat Formil :

- Diberi Tanggal dan ditandatangani oleh PU

- Berisi identitas terdakwa

Syarat Materiiil :

- Memuat uraian secara cermat , jelas dan lengkap tentang tindak pidana yang

didakwakan

- Menyebut tempat dan waktu tindak pidana yang dilaku kan ( Tempus dan Locus

Delicti )

Bentuk-bentuk Surat Dakwaan :

1. tunggal :

- Berisi satu dakwaan saja

- Tindak pidana jelas

- Tidak mengandung faktor : penyertaan, concurcus, alternatif dan subsidair

2. Subsidair

- Dakwaan yang diurutkan dari dakwaaan yang terberat sampai dengan yang

terigan

- Tindak pidana yang timbulkan akibat (338)

3. Alternatif :

- Rumusan dakwaan yang satu dengan yang lainnya saling mengecualikan

Page 9: Sop Hk Acr Pidana Pkn

Copyright Prodi PPKn FKIP PPKn UNS 20109

- Memberi pilihan kepada hakim untuk tentukan dakwaan yang dapat

dipertanggungjawabkan

- Tindak pidana yang dilakukan terdakwaberada dua atau beberapa delik yang

punya corak dan cirri yang hampir sama ( 362 dan 480 ), 372 dan 378.

4. Dakwaan Kumulasi

- Dalam satu surat didakwakan beberapa tindak pidana sekaligus tapi masing -

masing berdiri sendiri

- PU/Hakim membuktikan satu-persatu TP yang didakwakan

- Dilarang mengkumulasikan antara delik yang diperiksa acara biasa/ singkat

dengan delik yang diperiksa acara cepat

- Contoh : dakwaan I melanggar pasal 362 KUHP

Dakwaan II : melanggar Pasal 285 KUHP

PEMERIKSAAN DI PERSIDANGAN

Acara Pemeriksaan Biasa

Perkara yang sulit pembuktiaanya dan penerapan hukumnya

Diajukan PU dengan surat pelimpahan perkara ( surat dakwaan, berkas perkara,

dan permintaan supaya pemgadilan segera mengadili )

Pada waktui PU melimpahkan perkaranya ke PN turunannya disampaikan kepada

terdakwa atau kuasanya.

Acara pemeriksaan Singkat

Perkara yang menurut PU pembuktiaanya dan penerapan

hukumnya mudah dan sifatnya sederhana

Sedrehana artinya tidak memakan waktu yang lama

Mudah artinya terdakwa pada saat p emeriksaan penyidikan sudah

mengakui sepenuhnya perbuatan yang dilakukannnya dan didukung alat bukti

yang sah.

Ancaman maupun pidananya yang akan dijatuhkan tidak berat (

pidana penjara ( 3 bln- 3 Th )

Acara Pemeriksaan Cepat

Page 10: Sop Hk Acr Pidana Pkn

Copyright Prodi PPKn FKIP PPKn UNS 201010

Untuk tindak pidana ringan ya itu perkara yang diancam pidana penjara atau kurungan

paling lama 3 bln atau denda maks Rp. 7.500 dan penghinaan ringan ( 315 )

Perkara pelanggaran lalu lintas mengenal vonis bij verstek

B.Kegiatan Belajar :

Mendeskripsikan proses peradilan pidana melalui pengkajian literature dan observasi langsung

ke pengadilan negeri

PEMBUKTIAN

Dari berbagai tahapan Persidangan Perkara Perdata , Pembuktian merupakan tahapan

yang Khas dan menentukan. Dikatakan Khas karena pada tahap pembuktian ini para pihak

diberi kesempatan untuk menunjukkan kebenaran terhadap fakta -fakta hukum yang menjadi

pokok sengketa.Pembuktian menjadi dasar bagi hakim dalam mengadili dan memutuskan

perkara di persidangan. Membuktikan adalah meyakinkan hakim tentang kebenaran dalil atau

peristiwa yang dikemukakan para pihak dalam suatu sengketa dipengadilan, dengan demikian

membuktikan bermakna memberikan kepastian kepada hakim terhadap dalil atau peristiwa

tertentu yang diajukan oleh para pihak dalam suatu perkara.Selanjutnya hakim akan

menggunakan dalli dan peristiwa tersebut untuk dikonstantir, dikualifisir dan dikonstituir

sehingga menjadi dasar bagi putusan yang akan dijatuhkan.

Ada tiga teori yang lazim digunakan dalam menentukan keterikatan hakim dan para pihak

terhadap undang-undang dalam membuktikan peristiwa dipersidangan yaitu ;

1.Teori pembuktian Bebas

1. Teori pembuktian Negatif

2. Teori pembuktian Positif

alat bukti dalam perkara pidana Yaitu :

1. Keterangan saksi ; dalam praktek sering disebut dengan kesaksian. Kesaksian adalah

wujud kepastian yang diberikan kepada hakim di muka sidang tentang peristiwa yang

disengketakan dengan cara memberitahukan secara lisan dan pribadi oleh orang yang

bukan salah satu pihak dalam sengketa, yang dipanggil secara patut oleh pengadilan.

Page 11: Sop Hk Acr Pidana Pkn

Copyright Prodi PPKn FKIP PPKn UNS 201011

2. Keterangan ahli : Pasal 186 KUHAP keterangan ahli adalah apa yang seseorang ahli

nyatakan di sidang pengadilan

3. Bukti surat ; merupakan segala sesuatu yang memuat tanda bacaan yang dimaksudkan

untuk mencurahkan pikiran dan isi hati seseorang yang ditujukan untuk dirinya d an atau

orang lain yang dapat digunakan untuk alat pembuktian.

4. Petunjuk ; Petunju adalah perbuatan, kejadian atau keadaan yang karena

persesuaiannya, baik anttara yang satu dengan yang laiinya, maupun dengan tindak

pidana itu sendiri , menandakan bahwa t elah terjadi suatu tindak pidana atau siapa

pelakunya tersebut disebut dengan persangkaan undang -undang.

5. Keterangan terdakwa :Keterangan terdakwa adalah apa yang terdakwa nyatakan

disidang pengadilan tentang perbuatan yang ia lakukan atau ia ketahui atau ia alami

sendiri

PUTUSAN PENGADILAN

Bentuk-Bentuk Putusan Pengadilan dalam Perkara Pidana :

1. Putusan Bebas : jika pengadilan berpendapat bahwa dari hasil pemeriksaan di

persidangan , kesalahan terdakwa atas perbuatan yang didakwakan kepadanya

tidak terbukti secara sah dan meyakinkan

2. Putusan Lepas dari Segala Tuntutan ;

Jika pengadilan berpendapat bahwa perbuatan yang didakwakan kepada

terdakwa terbukti , tetapi perbuatan itu tidak merupakan suatu tindak pidana,

maka terdakwa diputus lepas dari segala tuntutan hukum.

3. Putusan pemidanaan

Jika terdakwa bersalah melakukan tindak pidana yang didakwakan

kepadanya, maka pengadilan menjatuhkan pidana

Subtansi Putusan Hakim ;

Page 12: Sop Hk Acr Pidana Pkn

Copyright Prodi PPKn FKIP PPKn UNS 201012

Surat putusan pemidanaan memuat :

a. Kepala Putusan “ yang dituliskan berbunyi “ DEMI

KEADILAN BERDASARKAN TUHAN YANG MAHA

ESA”

b. Nama lengkap, tempat lahir, umur, tanggallahir, jenis kelamin

c. Dakwaan sebagaimana teradpat dalam surat dakwaan

d. Pertmbangan yang disusun secar ringkas mengenai fakta dan

keadaan beserta lat pembuktian yang diperole h di sidang

pemeriksaan

e. Tuntutan pidana

f. pasal aturan perundang-undangan yang menjadi dasar

pemidanaan

g. hari dan tanggal diadakannnya musywarah majelis hakim

h. Pernyataan kesalahan terdakwa

i. Ketentuaan kepada siap biaya perkara dibebankan

j. Keterangan bahwa seluruh surat ternyata palsu atau

keterangan dimana llllletaknya kepalsuan itu, jika dianggap

ada akta oetentik yang palsu

k. Perintah supaya terdakwa ditahanatau tetap dalam tahanan atu

dibebaskan

l. hari dan tanggal putusan , nama penuntut, nama hakim yang

memutus dan nama panitera.

UPAYA HUKUM

Upaya hukum ada 2 yaitu :

1. upaya hukum Biasa yang terbagi atas :

a. Banding

b. Kasasi

Page 13: Sop Hk Acr Pidana Pkn

Copyright Prodi PPKn FKIP PPKn UNS 201013

2. Upaya hukum luar biasa yang terdiri atas :

a. kasasi demi kepentingan hukum

b. Peninjauan kembali putusan pengadilan yang telah mempunyai kekua tan

hukum tetap.

A. Banding

Pemeriksaan tingkat Banding

a. hakim terdiri dari hakim majelis ( sekurang -kurangnya 3 orang )

b. Dasar pemeriksaan adalah berkas perkara yang diterima dari PN ( yang

sudah dikirim dalam waktu 14 Hari ) berkas -berkas yang dikirim adalah

;

- berita acara penyidikan

- Berita acara pemeriksaan sidang

- Alat-alat bukti yang ada serta surat -surat tertentu yang timbul dipengadilan

- Putusan pengadilan

c. Dalam pemeriksaan hakim banding adalah berkas -berkas perkara yang

dikirim oleeh PN tetapi jika perlu maka hakim PT dapat memanggil

saksi-saksi, terdakwa atu penuntut umum. Untuk melakukan konfirmasi.

Hakim PT juga dapat memerintahkan untuk melakukan pemeriksaan

tambahan kepada PN atau melakukan sendiri.

B. KASASi

Alasan-alasan Pengajuan kasasi

a. Pengadilan yang bersangkutan tidak berwenang atau melampaui

batas wewenang dalam memeriksa dan memutus sengketa yang bersangkutan.

b. Pengadilan telah salah menerapkan atau melanggar hukum yang

berlaku.

Page 14: Sop Hk Acr Pidana Pkn

Copyright Prodi PPKn FKIP PPKn UNS 201014

c. Pengadilan lalai memenuhi syarat -syarat yang diwajibkan oleh

peraturan perundang-undangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya

putusan yang bersangkutan.

Tata Cara pengajuan Kasasi

a. diajukan dalam waktu empat belas hari sesudah putusan

diberitahukan kepada terdakwa

b. Permintaan tersebut ditulis oleh pa nitera dan ditandatangani

oleh pemohon dan panitera

c. Pemohon kasasi wajib mengajukan memori kasasi yang

memuat alasan permohoan kasasi dalam waktu 14 hari sejak

permohonan kasasi diterima panitera. Apabila dalam tenggang

waktu tersebut pemohon terlambat men yerahkan memori

kasasi maka hak untuk mengajukan kasasi gugur

d. Pengiriman berkas perkara ke Mahkamah Agung oleh Panitera

.selambat-lambatnya 14 hari setelah permohonan kasasi

tersebut lengkap.

C. Peninjauan Kembali

Alasan Peninjauan Kembali :

1. Ditemukan /terdapat alat bukti lain yang apabila alat bukti tersebut ada pada saat

pemeriksaan sidang berlangsung akan menyebabkan :

- Putusan bebas

- Putun Lepas dari segala tuntutan hukum

- Tuntutan tidak bisa diterima

- Memperoleh Pidana Yang Lebih Ringan.

2. Apabila dalam berbagai putusan terdapat pernyataan bahwa sesuatu telah terbukti, tetapi

hal atau keadaan sebagai dasar dan alasan putusan yang dinyatakn telah terbukti itu

,ternyata bertentanan satu dengan yang lain

3. Apabila putusan itu dengan jelas memperlihatkan suatu ke khilafan atu suatu kekeliruan

yan nyata.

Page 15: Sop Hk Acr Pidana Pkn

Copyright Prodi PPKn FKIP PPKn UNS 201015

Tata Cara Pengajuan Peninjauan Kembali

1. Diajukan ke Mahkmah Agung melalui Panitera yan mengadili

2. Permintaan peninjauan kembali tersebut oleh panitera ditulis dalam surat keterangan yang

ditandatangani oleh panitera serta pemohon dan dicatat dalam daftar yang dilampirkan

pada berkas perkara

D. Kasasi Demi Kepentingan Hukum

1. Diajukan oleh Jaksa Agung untuk satu kali

2. putusan yang dapat dilakukan kasasi demi kepentingan hukum adalah semua putusan

pengadilan yang telah mempuyai kekuataan hukum Tetap

3. Tidak boleh merugikan kepentingan para pihak

4. Pengajuan melalui Hakim PN

PELAKSANAAN PUTUSAN

Tata Cara Pelaksanaan Putusan

a. Pelaksanaan Putusan pengadilan dilakukan oleh Jaksa ( Pasal 270

KUHAP )

b. Pelksanaan pidana mati tidak dilakukan didepan umum ( Pasal 271

KUHAP )

c. Pidana dijalankan secara berturut -turut, jika terpidana dipidana penjara

atau kurungan dan kemudian dijatuhi pidana yang sejenis sebelum ia

menjalani pidana yang dijatuhkan terdahulu, maka pidana itu dijalankan

berturut-turut dimulai dengan pidana yang dijatuhkan lebih dahulu (

Pasal 272 KUHAP )

d. Jangka waktu pembayaran denda satu bulan dan dapat diperpanjang

e. Barang bukti yang dirampas oleh negara dilelang dan hasilnya

dimasukkan ke kas negara

f. Putusan ganti rugi dilaksanakan secara perdata

g. Biaya perkara dan ganti rugi ditanggung berimbang oleh para narapidana

Page 16: Sop Hk Acr Pidana Pkn

Copyright Prodi PPKn FKIP PPKn UNS 201016

h. Pidana bersyarat diawasi dan diamati sungguh -sungguh

A. Hakim Pengawas dan Pengamat ( WASMAT )

Ditunjuk oleh ketua PN dalam jangka waktu 2 Tahun

Tugasnya :

a. Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan putusan

b. Mengamati hasil pembinaan dan pengaruh timbal balik selama

menjalankan lmasa pidana

c. Mengawasi Jalannya Pembinaan di Lapas

d. Melaksanakan koordinasi dengan pihak lapas dalam

pembinaan terhadap napi

e. Hasil pengamatan dan pengawasan dilaporklan kepada Ketua

Pengadilan Negeri untuk bahan pertimbangan lebih lanjut.

Page 17: Sop Hk Acr Pidana Pkn

Copyright Prodi PPKn FKIP PPKn UNS 201017

C. PRAKTEK KULIAH HUKUM ACARA PIDANA

1. MELAKUKAN OBSERVASI KE PENGADILAN

NEGERI

A. Mahasiswa dibagi dalam beberapa kelompok untuk melakukan

kunjungan ke Pengadilan negeri untuk melakukan observasi

jalannya persidangan

B. Mahasiswa diwajibkan melihat dan mengikuti persidangan p erkara

pidana sebanyak 3 macam

C. Setelah melakukan observasi mahasiswa membuat laporan

observasi secara kelompok

D. Mahasiswa secara individual mengumpulkan form observasi

kepengadilan

Page 18: Sop Hk Acr Pidana Pkn

Copyright Prodi PPKn FKIP PPKn UNS 201018

Form observasi ke Pengadilan

Nama :

NIM :

No Deskripsi Perkara

Pidana

Para pihak

dalam

perkara

pidana

Tanggal

persidangan

Tanda

Tangan

Ketua

Pengailan/

pejabat

pengadilan

yang

berwenang

1

2

3

Page 19: Sop Hk Acr Pidana Pkn

Copyright Prodi PPKn FKIP PPKn UNS 201019

2. PRAKTEK MEMBUAT SURAT DAKWAAN

Mahasiswa setelah mengikuti kuliah hukum acara pidana diharapkan berlatih untuk membuat

surat dakwaan sebagai pendalaman materi kuliah hukum acara pidana

Contoh form surat dakwaan

Page 20: Sop Hk Acr Pidana Pkn

Copyright Prodi PPKn FKIP PPKn UNS 201020

CONTOH SURAT DAKWAAN

KEJAKSAAN NEGERI

SURAKARTA

“Untuk Keadilan “

SURAT DAKWAAN

No. Reg Perk.PDM- /SKA/0905

A. Terdakwa

I. Nama Lengkap :ARYADI HENDRAN NUGRAHA, SH

Tempat Lahir : Surakarta

Umur/tanggal Lahir : 37 tahun/13 Juli 1968

Jenis Kelamin : Laki-laki

Kebangsaan : Indonesia

Tempat Tinggal : Tegal makmur Rt 01/03 Sambeng, Surakarta

Agama : Kristen

Pekerjaan : Swasrta

Pendidikan : Sarjana Hukum

II. Nama Lengkap : HARJO LUKITO

Tempat Lahir : Surakarta

Umur/Tanggal lahir : 45 Tahun/ 24 Oktokber 1960

Jenis Kelamin : laki-laki

Kebangsaan : Indonesia

Tempat Tinggal : Kapuan rt 01/03 Surakarta

Agama : Islam

Pekerjaan : Swasta

Pendidikan : SLTA.

Page 21: Sop Hk Acr Pidana Pkn

Copyright Prodi PPKn FKIP PPKn UNS 201021

B. PENAHANAN

Rutan : Tanggal 28 Juli 2005 s/dtanggal 25 September 2005 oleh penyidik

Rutan :tanggal………………………s/d…………..oleh Jaksa Penuntut Umum

C. DAKWAAN

PRIMAIR

Bahwa ia terdakwa I ( Aryadi Hendra Nugraha, SH ) bersama -sama dengan terdakwa II(

Harjo Lukito ) pada hari Rabu tanggal 27 Juli 2005 s ekitar jam 11.45 atau setidak-tidaknya pada

waktu lain sekitar bulan juli tahun 2005 bertempat di kantor Sub Dinas Cipta Karya Surakarta di

Jl. Lawu surakarta, di muka umum bersama -sama melakukan kekerasaan terhadap orang atau

barang yaitu terhadap saksi korban DAVID KRISTANTO, perbuatan mana dilakukan terdakwa

dengan cara sebagai berikut :

- Pada hari rabu tanggal 27 Juli 2005 sekitar jam 11.45 terdakwa 1 ( ARYADI HENDRA

NUGRAHA, SH ) bersama-sama terdakwa II ( HARJO LUKITO ) dating ke kantor Sub Din

Cipta Karya ( Bp Arief ) untuk menyerahkan proposal tetapi ditemui oleh anak anak SMKN 2

yang sedang menjalankan praktek kerja lapangan (PKL) dan dijawab bahwa bapak Arief tidak

ada, kemudian terdakwa I dan II masuk ke ruangan kantor dan terdakwa I sambil mengu capkan

kata-kata kotor dan saat itu korban DAVID KRISTANTO keluar dari ruangan gambar melihat

siapa yang mengucapkan kata-kata kotor tersebut, setelah melihat masuk lagi keruang gambar,

kemudian terdakwa I mencari saksi korban dan langsung memukul saksi me ngenai mulut

sebanyak 1 ( satu kali ) , mengenai pelipis mata kanan sebanyak 1 ( Satu ) kali dan mengenai

tangan sebanyak 3 ( Tiga ) kali dan skasi berusaha membela diri dengan mendorong terdakwa I

dan akhirnya jatuh, Kemudian terdakwa II memukul sebanyak 2 kali mengenai kepala bagian

belakang, karena saksi takut kemudian lari dan dikejar oleh terdakwa I sampai di jalan raya dan

terdakwa akhirnya ditangkap petugas POLRES SURAKARTA, akibat dari pemukulan para

terdakwa tersebut korban ( DAFID KRISTANTO ) men galami gegar otak ringan, lecet dan

bengkak pada bibir kiri atas yang disebabkan trauma pada benda tumpul, sesuai denagn visum et

repertum No. 370/016 tanggal 2 agustus 2005 yang dibuat dan ditandatangani oleh dokter G,

Maryadi NIP. 140. 253 635 Dokter Ru mah Sakit Umum daerah Kotamadya Surakarta

Perbuatan terdakwa I ( Aryadi Hendra Nugraha, SH ) dan terdakwa II ( Harjo Lukito )

tersebut diatas sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 170 ayai 1 KUHP.

Page 22: Sop Hk Acr Pidana Pkn

Copyright Prodi PPKn FKIP PPKn UNS 201022

SUBSIDAIR

Bahwa terdakwa I ( Aryadi Hendra N ugraha, SH ) dan Terdakwa II, pada hari dan tempat

seperti terurai dalam dakwaan PRIMAIR, telah melakukan penganiayaan secara bersama -sama

terhadap saksi korban DAFID KRISTANTO, perbuatan mana dilakukan terdakwa dengan cara

sebagai berikut :

Pada hari rabu tanggal 27 Juli 2005 sekitar jam 11.45 terdakwa 1 ( ARYADI HENDRA

NUGRAHA, SH ) bersama-sama terdakwa II ( HARJO LUKITO ) dating ke kantor Sub Din

Cipta Karya ( Bp Arief ) untuk menyerahkan proposal tetapi ditemui oleh anak anak SMKN 2

yang sedang menjalankan praktek kerja lapangan (PKL) dan dijawab bahwa bapak Arief tidak

ada, kemudian terdakwa I dan II masuk ke ruangan kantor dan terdakwa I sambil mengucapkan

kata-kata kotor dan saat itu korban DAVID KRISTANTO keluar dari ruangan gambar melihat

siapa yang mengucapkan kata-kata kotor tersebut, setelah melihat masuk lagi keruang gambar,

kemudian terdakwa I mencari saksi korban dan langsung memukul saksi mengenai mulut

sebanyak 1 ( satu kali ) , mengenai pelipis mata kanan sebanyak 1 ( Satu ) kali dan menge nai

tangan sebanyak 3 ( Tiga ) kali dan saksi berusaha membela diri dengan mendorong terdakwa I

dan akhirnya jatuh, Kemudian terdakwa II memukul sebanyak 2 kali mengenai kepala bagian

belakang, karena saksi takut kemudian lari dan dikejar oleh terdakwa I s ampai di jalan raya dan

terdakwa akhirnya diatngkap petugas POLRES SURAKARTA, akibat dari pemukulan para

terdakwa tersebut korban ( DAFID KRISTANTO ) mengalami gegar otak ringan, lecet dan

bengkak pada bibir kiri atas yang disebabkan trauma pada benda tump ul, sesuai denagn visum et

repertum No. 370/016 tanggal 2 agustus 2005 yang dibuat dan ditandatangani oleh dokter G,

Maryadi NIP. 140. 253 635 Dokter Rumah Sakit Umum daerah Kotamadya Surakarta

Perbuatan terdakwa I ( Aryadi Hendra Nugraha, SH ) dan terd akwa II ( Harjo Lukito )

diatas sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 55 jo 351 ayat (1) KUHP.

Surakarta ,12 September 2005

Jaksa Penuntut Umum

Djumadi, SH

Jaksa muda NIP. 230 017 095

Page 23: Sop Hk Acr Pidana Pkn

Copyright Prodi PPKn FKIP PPKn UNS 201023

3. PRAKTEK MELAKUKAN SIMULASI PERSIDANGAN

Mahasiswa setelah mengikuti kuliah hukum acara pidana diharapkan dapat melakukan

simulasi jalanya persidangtan terutama setelah melalui praktek observasi ke pengadilan

negeri.

1. Mahasiswa dibagi menjadi 2 kelompok untuk melakukan simulasi persidangan

2. Tiap- tiap kelompok membagi peran dalam kelompoknya sebagai penyidik, hakim ,

jaksa, terdakwa, penasehat hukum dan audiens

3. Masing masing kelompok melakukan simulasi persidangan untuk perkara pidana

4. Setelah dilakukan simulasi masing -masing kelompok membuat laporan hasil

simulasi.