If you can't read please download the document
Upload
ratu
View
86
Download
9
Embed Size (px)
DESCRIPTION
eutru
Citation preview
PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANGPUSKESMAS TORJUN Jl. Raya Torjun Kecamatan TorjunSAMPANGSTANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)MENGHITUNG TANDA TANDA VITAL PERNAFASAN
Pengertian
Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk menghitung jumlah pernfasan dalam satu menit
Tujuan
Untuk mengetahui kemampuan perawat yang akan melaksanakan praktek klinik dalam menghitung jumlah pernafasan dalam satu menit guna mengetahui keadaan umum pasien dan kelainan pada fungsi pernafasan
ProsedurUraian
a. Persiapan alat
1. Arloji tangan dengan menggunakan penunjuk detik2. Buku catatan dan alat tulis
b. Persiapan pasien
1. Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan
c. Pelaksanaan
1. Perawat cuci tangan dan memakai hand scoon2. Menghitung pernafasan selama 1 menit3. Mencatat hasil penghitungan pada buku pencatatan tanda-tanda vital4. Bila ada kelainan segera laporkan kepada penanggung jawab ruangan5. Perawat membuka hand scoon dan cuci tangan
Mengetahui, Kepala Puskesmas Torjun
Referensi
1. Potter & Pery (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, proses, dan praktik, Alih bahasa, Yasmin Asih, Edisi 1, Jakarta : penerbit Buku Kedokteran, EGC2. Dirjend Yankes (1981). Pedoman Teknis Perawatan Dasar. Jakarta : Sub Direktorat Perawatan Kementrian Kesehatan RI.3. Kelompok Kerja Keperawatan RSUP Dr. Saiful Anwar (2010). Instrumen Evaluasi Penerapan Standart asuhan Keperawatan RSUP Dr. Saiful Anwar, Malang.
PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANGPUSKESMAS TORJUNJl. Raya Torjun Kecamatan SampangSAMPANGSTANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)MENGHITUNG TANDA TANDA VITAL SUHU
Pengertian
Suatu kegiatan yang dilaksanakan dalam mengukur suhu badan pasien dengan termometer yang diletakkan pada ketiak, mulut dan anus
Tujuan
Untuk mengetahui kemampuan perawat yang akan melaksanakan praktek klinik dalam mengetahui suhu tubuh pasien untuk menentukan tindakan perawatan
ProsedurUraian
a. Persiapan alat
1. Thermometer2. 3 buah botol berisi, air sabun, disinfektan dan air
b. Persiapan pasien
1. Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan2. Atur lingkungan sekitar pasien
1. Pelaksanaan pemeriksaan suhu pada ketiak
1. Perawat cuci tangan dan memakai hand scoon2. Alat-alat di dekatkan dengan pasien3. Identifikasi pasien4. Jelaskan prosedur tindakan yang dilakukan5. Periksa termometer apakah air raksa tepat pada angka dibawah 35 derajat celcius6. Atur posisi pasien sesuai dengan kondisi pasien7. Buka lengan baju pasien (bila perlu) dan ketiak harus dikeringkan terlebih dahulu8. Jepitkan termometer pada ketiak pasien dengan reservoir tepat ditengah ketiak dan lengan pasien dilipatkan ke dada (awasi dan dampingi khususnya pada penderita tidak sadar dan anak-anak)9. Setelah 5-10 menit termometer di angkat dan dibaca kemudian dicatat10. Bersihkan termometer dengan cara :a. Celupkan termometer pada air sabun b. Celupkan termometer pada air saflonc. Di lap dengan kertas tisud. Masukkan pada botol berisi air bersih dan keringkan11. Air raksa diturunkan kembali dan termometer diletakkan pada tempatnya12. Pasien dikembalikan pada posisi semula13. Alat dibereskan lepas sarung tangan dan cuci tangan
2. Mengukur suhu pada mulut
1. Cuci tangan dan memakai hand scoon2. Alat-alat didekatkan pada pasien3. Identifikasi pasien4. Jelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan5. Periksa termometer pada suhu dibawah 35 derajat celcius6. Atur posisi pasien7. Instruksikan pasien untuk membuka mulut8. Minta pasien untuk mengangkat lidah9. Letakkan dengan hati-hati termometer dibawah lidah dibagian tengah10. Instruksikan pasien untuk menutup mulut dan menjepit termometer dengan bibirnya dan tidak berbicara selama termometer berada dimulutnya11. Setelah 3-5 menit ambil termometer dan baca dengan teliti kemudian catat12. Bersihkan termometer dengan cara:a. Celupkan termometer pada botol berisi air sabunb. Lap denga potongan tisuc. Celupkan termometer pada botol berisi air disinfektand. Celupkan botol berisi air bersih dan keringkan13. Air raksa diturunkan kembali14. Alat-alat dibersihkan dan dibereskan15. Pasien dikembalikan keposisi semula16. Lepas hand scoon dan cuci tangan
3. Mengukur suhu pada rektal
1. Cuci tangan dan memakai hand scoon2. Alat-alat didekatkan pada pasien3. Identifikasi pasien4. Jelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan5. Periksa termometer pada suhu dibawah 35 derajat celcius6. Atur posisi pasien dengan tidur miring pada orang dewasa dan telentang pada bayi7. Celana dalam atau popok diturunkan sampai kebawah bokongdan tutupi bagian tubuh dengan menggunakan selimut8. Dorong pantat bagian atas sehinggga anus terlihat9. Bersihkan anus terlihat10. Bersihkan anus dengan potongan tisu11. Masukan termometer kedalam anus secara perlahan dan anjurkan pasien untuk bernafas panjang dan masukkan sepanjang 3 inci untuk dewasa dan inci untuk bayi sambil mengangkat kaki bayi ke atas dengan ujung termometer dipegang12. Setelah 3-5 menit termometer diambil perlahan kemudian di lap dengan tisu dan dibaca kemudian dicatat13. Rapikan pasien seperti semula14. Bersihkan termometer dengan cara:a. Celupkan termometer pada botol yang berisi air sabunb. Lap dengan tisuc. Celupkan pada botol berisi cairan disinfektan atau saflond. Bersihkan dengan air bersih dan keringkan dengan menggunak keryas tisu15. Bereskan alat-alat16. Lepas hand scon dan cuci tangan
Mengetahui, Kepala Puskesmas Torjun
Referensi
1. Potter & Pery (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, proses, dan praktik, Alih bahasa, Yasmin Asih, Edisi 1, Jakarta : penerbit Buku Kedokteran, EGC2. Dirjend Yankes (1981). Pedoman Teknis Perawatan Dasar. Jakarta : Sub Direktorat Perawatan Kementrian Kesehatan RI.3. Kelompok Kerja Keperawatan RSUP Dr. Saiful Anwar (2010). Instrumen Evaluasi Penerapan Standart asuhan Keperawatan RSUP Dr. Saiful Anwar, Malang.
PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANGPUSKESMAS TORJUNJl. Raya Torjun Kecamatan TorjunSAMPANGSTANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)MENGHITUNG TANDA TANDA VITAL TEKANAN DARAH
Pengertian
Suatu kegiatan tang dilaksanakan untuk melakukan pengukuran tekanan darah arteri.Tujuan
Untuk mengetahui kemampuan perawat yang akan melaksanakan praktek klinik dalam mengukur tekanan darah pasien.ProsedurUraian
a. Persiapan alat
1. Tensimeter2. Stetoskope3. Buku / catatan
b. Persiapan pasien & lingkungan
1. Jelaskan pada pasien tujuan tindakan yang akan dilakukan.2. Atur lingkungan sekitr pasien.
c. Pelaksanaan
1. Alat alat didekatkan2. Menjelaskan kepada pasien tujuan tindakan yang akan dilakukan dan posisinya diatur sesuai kebutuhan.3. Mengatur posisi pasien.4. Membuka lengan baju atau digulung.5. Letakkan tensimeter sejajar.6. Memasang manset tensimeter pada lengan atas 2 3 cm diatas vena cubiti dengan pipa karetnya pada bagian luar lengan. Manset dipasang tidak terlalu kencang atau terlalu longgar.7. Meraba denyut arteri bracialislalu stetoskope ditempatkan pada daerah tersebut.8. Menutup skrup balon karet, pengunci raksa dibuka. Selanjutnya balon dipompa sampai denyut arteri tidak terdengar lagi dan air raksa di dalam gelas pipa naik.9. Membuka skrup balon perlahan lahan. Sambil memperhatikan turunnya air raksa, dengarkan bunyi denyutan pertama dan terakhir.10. Pasien dirapikan.11. Alat alat dirapikan dan disimpan ditempatnya.12. Petugas cuci tangan dan hasil dicatat
Mengetahui, Kepala Puskesmas Torjun
Referensi
1. Potter & Pery (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, proses, dan praktik, Alih bahasa, Yasmin Asih, Edisi 1, Jakarta : penerbit Buku Kedokteran, EGC2. Dirjend Yankes (1981). Pedoman Teknis Perawatan Dasar. Jakarta : Sub Direktorat Perawatan Kementrian Kesehatan RI.3. Kelompok Kerja Keperawatan RSUP Dr. Saiful Anwar (2010). Instrumen Evaluasi Penerapan Standart asuhan Keperawatan RSUP Dr. Saiful Anwar, Malang.
PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANGPUSKESMAS TORJUNJl. Raya Torjun Kecamatan TorjunSAMPANGSTANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)MENGHITUNG TANDA TANDA VITAL NADI
Pengertian
Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk menghitung denyut nadi dengan meraba :Arteri radialis pada pergelangan tanganArteri brachialis pada siku bagian dalamArteri carotis pada leherArteri temporalis pada pelipisArteri femolaris pada lipat pahaArteri dorsalis pedis pada kakiArteri frontalis pada ubun ubun bayi
Tujuan
Untuk mengetahui kemampuan perawat yang akan melaksanakan praktek klinik dalam menghitung jumlah denyut nadi dalam satu menit.ProsedurUraian
a. Persiapan alat
1. Arloji / puls teller2. Buku catatan
b. Persiapan pasien & lingkungan
1. Jelaskan pada pasien tujuan tindakan yang akan dilakukan2. Atur lingkungan sekitar pasien
c. Pelaksanaan
1. Cuci tangan2. Alat alat didekatkan pada pasien3. Identifikasi pasien4. Jelaskan prodesur yang akan dilaksanakn5. Atur posisi pasien dengan terlentang atau duduk6. Anjurkan pasien untuk rileks7. Tempelkan 3 jari pada daerah arteri8. Hitung denyut nadi selama 1 menit sambil merasakan kedalaman dan keteraturan 9. Catat hasilnya10. Rapikan alat alat11. Posisi pasien dikembalikan ke posisi semula12. Cuci tangan13. Hasilnya dicatat
Mengetahui, Kepala Puskesmas Torjun
Referensi
1. Potter & Pery (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, proses, dan praktik, Alih bahasa, Yasmin Asih, Edisi 1, Jakarta : penerbit Buku Kedokteran, EGC2. Dirjend Yankes (1981). Pedoman Teknis Perawatan Dasar. Jakarta : Sub Direktorat Perawatan Kementrian Kesehatan RI.3. Kelompok Kerja Keperawatan RSUP Dr. Saiful Anwar (2010). Instrumen Evaluasi Penerapan Standart asuhan Keperawatan RSUP Dr. Saiful Anwar, Malang.
PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANGPUSKESMAS TORJUNJl. Raya Torjun Kecamatan TorjunSAMPANGSTANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)UJI TOUNIQUET
Pengertian
Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk menilai kemampuan siswa dalam melakukan pemeriksaan orang yang diduga menderita DHF
Tujuan
Untuk mengetahui kemampuan perawat yang akan melaksanakan praktek klinik dalam :1. Untuk mengetahui adanya perdarahan di bawah kulit
ProsedurUraian
a. Persiapan alat
1. Tensi meter2. Stetoskop
b. Persiapan pasien
1. Pasien diberi penjelasan tentang tujuan tindakan yang akan dilakukan
c. Pelaksanaan
1. Perawat cuci tangan2. Periksan tekanan darah pasien dengan menggunakan stetoskop dan tensi meter3. Tetapkan tekan sistolik dan diastolik4. Tetapkan besarnya kuncian yaitu sistole di tambah dengan diastole di bagi 25. Pertahankan selam 5-10 menit6. Catat berapa banyak bintik-bintik di tubuh pasien yaitu pada kulit lengan bawah bagian media pada sepertiga proksimal (3 jari di bawah mangset)7. Lepas mangset dari lengan8. Bereskan alat dan rapikan kembali pasien9. Cuci tangan dan dokumentasikan
Mengetahui, Kepala Puskesmas Torjun
Referensi
3. Potter & Pery (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, proses, dan praktik, Alih bahasa, Yasmin Asih, Edisi 1, Jakarta : penerbit Buku Kedokteran, EGC4. Dirjend Yankes (1981). Pedoman Teknis Perawatan Dasar. Jakarta : Sub Direktorat Perawatan Kementrian Kesehatan RI.5. Kelompok Kerja Keperawatan RSUP Dr. Saiful Anwar (2010). Instrumen Evaluasi Penerapan Standart asuhan Keperawatan RSUP Dr. Saiful Anwar, Malang.
SOP Pengambilan Corpus Alienum di Telinga dan Hidung
PengertianMemberikan tindakan pertolongan akibat adanya benda padat atau binatang yang
masuk kedalam telinga dan hidung
Tujuan1.Agar luka tidak terjadi infeksi lanjut
Kebijakan2.mengembaliukan fungsi indera
ProsedurPERSIAPAN ALAT :
StrerilBak instrumen
1.
a. Spuit irigasi 50 cc
b.Pinset anatomis
c.Pinset chirrugis
d.Arteri klem
2.THT shet
3.Kassa dan depres dalam tromol
4.Handschone / gloves steril
5.Neerbeken (bengkok)
6.Lampu kepala
7.Kom kecil/ sedang
8.Tetes telingga
9.Cairan pencuci luka dan disinfektan (Cairan NS)
Non Streril
1.Schort / gown
2.Perlak + alas perlak / underpad
3.Handschone / gloves bersih
4.Sketsel / tirai
5.Neerbeken / bengkok
A PENATALAKSAAN CORPUS ALIENUM PADA TELINGA dan HIDUNG .
Perawat memberikan penjelasan pada pasien dan keluarga/pasien menandatangani Informed concern. Perawat menyiapkan alat dan didekatkan pada pasien
Perawat memeriksa lokasi corpus alienum ditelingga baik dengan langsung atau memakai lampu kepala Perawat menetukan tindakan yang akan dilakukan berdasarkan letak dan jenis benda yang masuk ke telingga / hidung antara lain :
a. Benda PadatBiji-bijian dan Benda kotakPerawat memakai alat sonde telingga / hidung (ukuran sonde sesuai dangan ukuran biji didalam) Perawat memasukan sonde kedalam telinga / hidung dengan arah masuk melalui bagian luar biji-bijian tersebut. Setelah sonde masuk kedalam telingga / hidung dan posisi sonde sudah lebih dalam dari pada posisi biji-bijian, maka dilakukan pergerakan untuk mengeluarkan biji-bijian.
Bila biji-bijian belum keluar dilakukan pengulangan mulai dari awal.
Binatang
Lintah
Perawat memasukan sonde kedalam telinga / hidung dengan arah masuk melalui bagian luar lintah tersebut. Setelah sonde masuk kedalam telingga / hidung dan posisi sonde sudah lebih dalam dari pada posisi lintah, maka dilakukan pergerakan untuk mengeluarkan lintah
Perawat memakai alat sonde telingga / hidung (ukuran sonde sesuai dangan ukuran lintah didalam)
Bila lintah belum keluar dilakukan pengulangan mulai awal
SOP / Protap Penanganan Demam Tifoid
SOPPenanganan Demam Tifoid
Pengertian Demam tifoid adalah suatu penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh infeksi
kuman Salmonella typhi.
Kriteria Diagnosis
Demam tinggi lebih dari 7 hari disertai sakit kepalaKesadaran menurun
Lidah kotor, hepatosplenomegali, dsb
Bradikardia relative
TujuanSebagai acuan tatalaksana penderita tifoid
Kebijakan Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokterProsedurDiagnosis Diferensial
Infeksi karena virus + (Dengue influenza) Malaria
Broncho pnemonia
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan lab Hb, Leko, Diff, Trombist, Ht
Urine lengkap
Widal
Terapi
Tirah baring, diet lunak, chloramphenicol 2 gr/hr atau kotrimoksasol 2 x 2 tab diberikan sampai 7 hari bebas napas atau Quinolon pemberian cairan infuse RL / D 5%
Penyulit :
Toksis
Perforasi usus mengakibatkan peritonitis
Perdarahan dari usus
Lama perawatan :Umumnya sampai 7 hari bebas panas Unit RAWAT INAP, BP, PUSTU/POLIND terkaitSOP / Protap pertolongan pada luka baru
PengertianMemberikan tinadakan pertolongan pada luka baru dengan cepat dan tepat
TujuanAgar luka tidak terjadi infeksi lanjut
KebijakanSeluruh perawat diijinklan melakukan penjahitan dan perawatan luka, tetapi tidak pada luka putus
tendon
ProsedurPERSIAPAN ALAT :
Streril
1.Bak instrumen bensi
a.Spurt irigasi 50 cc
b.Soft koteker / tobe feeding
c.Pinset anatomis
d.Pinset chirrugis
e.Gunting jaringan
f.Arteri klem
g.Knop sonde
2.h.Container untuk cairan irigasi
Korentang dengan tempatnya
3.Kassa dan depres dalam tromol
4.Handschone / gloves steril
5.Neerbeken (bengkok)
6.Kom kecil/ sedang
7.Pembalut sesuai kebutuhan
a.Kasa
8.b.Kasa gulung
Topical terapi
a.Betadine sol
9.b.Sutratol
Cairan pencuci luka dan disinfektan
a.Cairan NS / RL hangat sesuai suhu tubuh 34 0 -37 0 C
b.Alkohol 70 %
Non Streril
Schort / gown
Perlak + alas perlak / underpad
Handschone / gloves bersih
Sketsel / tirai
Gunting verband
Neerbeken / bengkok
Plester (adhesive) atau hipafix micropone
Tas plastik kotoran / tempat sampah
Alat tulis
Form inform consern
Form UGD
PROTAP / SOP PENANGANAN GASTROENTERITIS DI PUSKESMAS
PengertianMengetahui gejala , tanda tingkat dehidrasi dan prinsip tindakan atau ( rehidran )TujuanSebagai acuan tatalaksana penderita GE agar petugas menyatakan tanda , gejala ,
tingkat dehidrasi dan mampu menghitung kebutuhan cairan.KebijakanSikap petugas harus mampu menyatakan tanda gejala dan tingkat dehidrasi serta
mampu mengukur kebutuhan cairan bagi penderita.Prosedur1. Gejala yang menonjol dari GE adalah muntah dan berak serta berulang, sehingga
berakibat kehilangan cairan / dehidrasi.
Dehidrasi secara klinik dibedakan 3 langkah :
Dehidarasi ringan Kehilangan cairan 2 5 % BB
Dehidrasi sedang Kehilangan cairan 5 -8 % BB
Gambaran klinik : Turgon jelip suara serak, nadi cepat, nafas cepat, pre shok
Dehidrasi Beratat Kehilangan cairan : 8 10 % BB
Gambaran klinik : syok, apatis, syonotik, kejang, sampai koma
Prinsip tindakan adalah Rehidrasi sesuai dengan tingkatan dehidrasi:
Dehidrasi ringan dilakukan rehidrasi peroral.
Dehidrasi sedang dan berat dilakukan rehidrasi parenteral dengan Infus cairan.
Penderita di MRS kan
Dalam 3 jam pertama diharapkan penderita berubah status tingkat dehidrasi
menjadi dehidrasi ringan.
UnitRAWAT INAP, BP, PUSTU/POLINDESterkait
PROTAP / SOP PENANGANAN DIARE AKUT DI PUSKESMAS
Pengertian Kriteria diagnosis :
Mencret, ubun-ubun cekung, mulut/bibir kering, turgor menurun, nadi cepat, mata cekung, nafas cepat dan dalam, oliguri
Tujuan Sebagai acuan penatalaksanaan tentang diare akut Kebijakan Dibawah tanggungjawab UGD dan rawat inap. Prosedur Diagnosis Diferensial
Menret psikologi (shigella, V. Cholera, Salmonella, E. Coli, Raota Firus, Campilo bacter)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan rutin tinja.
PERAWATAN
Rawat Inap, bila terdapat dehidrasi berat / sedang
Terapi
Rehidrasi oral / prenteral, antibiotik atas indikasi, diit
Penyulit
Asidosis, hipokalemi, renjatan, hipernatremi, kejang
Informet concent (tertulis)
Diperlukan pada tindakan invasif
Lama perawatan
Tiga sampai lima hari
Masa pemulihan
Dua sampai tiga minggu
Out Put
Sembuh total
Terapi
Dehidrasi ringan : (BBs/d 5%)
-Oralit
-Diit sesuai dengan umur
-Susu - Pengeceran (1 T = 40-50 cc)
- Susu rendah laktosa / bebesa laktosa
-Antibiotik : atas indikasi
Dehidrasi sedang : (BBs/d 10%)
-Infus Ringer Laktat
Dehidrasi berat : (BB s/d 5%)
-Infus RL : 1-2 jam I 20cc/KgBB
-Selanjutnya sesuai jumlah cc/24 jamUnitRAWAT INAP, BP, PUSTU/POLINDESterkait
SOP PEMELIHARAAN ALKES/KEPERAWATANPengertianMelaksanakan pemeliharaan alat-alat keperawatan dan alatalat kedokteran dengan
cara membersihkan, mendesinfektan, menyeterilkan dan menyimpannya
TujuanSebagai acuan untuk pemeliharaan alat medis dan keperawawtan
KebijakanA.Pemeliharaan Peralatan dari Logam
Prosedur
Membersihkan dan desinfektan :
Peralatan :
Alat kotor
Larutan desinfektan, gelas pengukur
Bak/ember tempat merendam
Air mengalir
Prosedur :
Memakai sarung tangan
Membersihkan alat dari kotoran yang melekat dibawah air kran mengalir
Dikeringkan (setelah kering dimasukan kesteroilisator)
Menyeterilkan dan Penyimpanan Alat Logam
Peralatan :
Alat-alat logam
Sterilisator
Panas kering
Kain pembungkus bila perlu
Prosedur :
Memakai panas kering (sterilisator)
Menyusun alat-alat ke dalam bak instrumen dalam keadaan bersih/kering
Membungkus bak instrumen berisi alat dengan kain
Memasukkan alat ke dalam autoclave (sentral) selama 30 menit untuk yang dibungkus, 20 menit untuk yang tidak dibungkus.
Mengangkat alat dari sterilisator dan menyimpan dalam tempatnya
Pemeliharaan Tensi Meter
Mengunci air raksa setelah pemakaian alat.
Menggulung kain beserta manset dan disusun / dimasukkan ke dalam bak tensimeter.
Menutup tensimeter dan menyimpan pada tempatnya.
Kain manset dicuci bila kotor atau satu kali seminggu.
Perhatikan kaca pengukur harus tetap dalam keadaan bersih dan mudah di baca.
Membersihkan Dan Mendesinfeksi Serta Menyimpan Pispot
Peralatan
Pispot + urinal kotor.
Sarung tangan
Larutan desinfektan (bayclin)
Bak septik tank
Keranjang sampah.
Bak/ ember tempat merendam.
Lap bersih dan kering.
Sikat bertangkai
Prosedur
Membawa pispot yang kotor ke dalam spoel hoek.
Memakai sarung tangan.
Membuang tissue bekas pakai keranjang ke keranjang sampah, dengan memakai korentang spoel hoek
Membuang kotoran ke bak septik tank, kemudian mengalirkan air kran supaya kotoran masuk tangki septik tank. Membilas alat dari kotoran yang masuk, melekat dengan mempergunakan sikat bertangkai
larutan desinfektan sampai semua permukaan pispot terendam.
Membersihkan pispot dengan cara menyikat memakai air sabun/ detergen.
Membilas pispot di bawah air mengalir
Merendam pispot di bak /ember tempat perendam yang berisi (bayclin)
Mengeringkan pot dengan kain lap.
Menyimpan pot pada tempatnya.
-
Membersihkan Dan Mendesinfeksi Serta Menyimpan Urinal
Peralatan
Urinal yang kotor.
Sarung tangan
Larutan desinfektan
Bak septik tank.
Bak/ ember perendam
Lab bersih dan kering
Sikat
Prosedur
Membawa urinal ke kamar spoel hoek.
Memakai sarung tangan.
Membuang urinal ke bak septik tank.
Membilas urinal dengan air.
Merendam urinal dalam bak/ ember yang berisi larutan desinfektan sampai semua permukaan urinal terendam (konsentrasi sama dengan perendaman pispot)
Memberihkan dengan cara menyikat memakai sabun/detergen
Membilas urinal dibawah air mengalir
Mengeringkan urinal dan menggantungkannya ditempatnya
Prosedur
Unit Bagian keperawatan, umum terkait
SOP MELAKUKAN SUNTIKAN SUBCUTAN
Pengertian Memasukkan obat kedalam jaringan kulit dengan memakai jarum suntik
Mendapatkan reaksi setempat
Memberikan kekebalan, mis. BCG
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan suntikan intracutan Kebijakan 1. Pelaksanaan dilakukan oleh petugas yang terampil
Penyuntikan dengan menggunakan spuit sekali pakai
ProsedurPersiapan alat :
Bak semprit
Spuit steril 1 cc
Obat suntikan
Kapas desinfektan
Bengkok
Alat tulis / buku suntikan
Prosedur :
Memberitahukan/menjelaskan tindakan pada pasien/keluarga pasien
Mencuci tangan.
Membawa alat kepada pasien
Menyiapkan lingkungan
Mengatur posisi pasien
Menentukan dan menghapus hamakan/ disinfektan lokasi suntikan.
Menusukkan jarum suntik dengan sudut 15O-20O
Memasukkan obat berlahan-lahan sampai terjadi gelembung putih dalam kulit kemudian jarum dicabut
Merapikan pasien dan alat
Mendokumentasikan hasil tindakan
Hal-hal yang diperlukan :
1.Daerah suntikan jangan dimasage
2.Jenis obat yang diberikan disesuaikan dengan reaksi suntikanUnitRAWAT JALAN, UGD, KABER, PUSTU/POLINDESterkait
SOP SUNTIKAN INTRA MUSKULER
Pengertian Injeksi intramuskuler adalah suntikan kedalam otot
TujuanSebagai acuan tindakan suntikan kedalam otot
Kebijakan Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter
ProsedurPenatalaksanaan
INDIKASI :
Pada psien yang memerlukan suntikan i.m.
Atas perintah dokter.
PERSIAPAN :
Disp. Spuit
Kapas alcohol
Bengkok
Aquabidest steril
Gergaji ampul
Tempat sampah/bengkok
Obat yang dibutuhkan
bak instrumen
PELAKSANAAN :
Inform concern
Baca daftar obat, larutkan obat yang dibutuhkan, isi spuit sesuai dengan kebutuhan
Cocockan nama obat dan nama pasien.
Baca sekali lagi sebelum menyuntikan pada pasien.
Atur posisi dan tentukan tempat yang akan disuntik.
Desinfeksi lokasi yang akan disuntik.
Jarum disuntikkan pada daerah yang akan disuntik dengan arah 90 derajat.
Penghisap ditarik sedikit, bila ada darah obat jangan dimasukkan.
Obat disemprotkan perlahan-lahan
Setelah obat masuk seluruhnya jarum ditarik dengan cepat.
Kulit ditekan dengan kapas alcohol sambil melakukan masase.
Pasien dirapikan
Perhatian :
Penyuntikan harus tepat dan betul, bila salah akan dapat mengenai saraf. Unit RAWAT JALAN, UGD, KABER, PUSTU/POLINDES
terkaitSOP penatalaksanaan syok anafilaktik
1. Nama Pekerjaan
Syok Anafilaktik
2. Tujuan
Sebagai acuan dalam penatalaksanaan syok anafilaktik di Puskesmas.
3. Ruang Lingkup
Semua pasien yang mengalami syok anafilaktik di semua unit pelayanan yang melakukan tindakan medis yaitu :
Unit Pelayanan Poli Umum
Unit Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Unit Pelayanan Imunisasi
Unit Pelayanan Gigi
Ruang Tindakan
Ketrampilan Petugas
Semua tenaga medis dan paramedis terampil
Peralatan
Tabung Oksigen
Tensimeter
Ambulance (Jika di rujuk)
Adrenalin ampul
Dexamethason Vial
Jarum suntik disposibel 2,5 ml, 3 ml
Instruksi Kerja
Baringkan pasien dengan posisi kaki lebih tinggi
Berikan ADRENALIN inj. 0,3 cc (1 : 1000) secara Intra Muskular pada lengan atas.
Bila perlu dapat diulang tiap 15 menit, umumnya diperlukan 1-4 kali pemberian.
Pasang tornikuet proksimal dari tempat suntikan (untuk mencegah penyebaran), tornikuet dikendurkan tiap 10 menit
Jaga sistem pernapasan dan sistem kardiovaskuler agar berjalan baik
Pemberian cairan bila diperlukan
Bila perlu Kortikosteroid dapat diberikan secara intravena.
Dosis Hidrocortison 5 mg / kg BB, dapat diulang tiap 4 6 jam
Bila keadaan tidak membaik, persiapkan rujukan ke fasilisas Kesehatan yang lebih lengkap.
Dokumen Terkait
Buku Status Pasien
Protap syok anfilaktik.
Buku register unit pelayanan terkait
Buku daftar rujukan pasien
8. Indikator Kinerja
Kesadaran pasien dapat di perbaiki
Kontra Indikasi
-
Referensi