20
HUBUNGAN EFIKASI DIRI DAN KECEMASAN TERHADAP UJIAN NASIONAL PADA SISWA KELAS XII SMK PGRI 6 MALANG * Rakhmaditya Dewi Noorrizki . *) Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Malang. Abstrak: Ujian Nasional merupakan salah satu bentuk evaluasi belajar pada akhir tahun pelajaran yang diterapkn pada beberapa mata pelajaran. Tes yang berperan menentukan lulus atau tidak lulusnya seseorang untuk jenjang pendidikan tertentu berpotensi besar membuat cemas peserta yang mengikutinya. Efikasi memiliki peran yang besar dalam menghadapi masalah, supaya kecemasan tidak berlanjut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri dan kecemasan terhadap Ujian Nasional pada siswa kelas XII SMK PGRI 6 Malang. Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan korelasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara efikasi diri dan kecemasan terhadap Ujian Nasional pada siswa kelas XII SMK PGRI 6 Malang (rxy = -0,462; p = 0,002 <0,05). Kata kunci: efikasi diri, kecemasan terhadap ujian nasional, siswa. Ujian Nasional atau disingkat dengan UN adalah kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik secara nasional pada jenjang pen-didikan dasar dan menengah. Ujian Nasional (UN) diselenggarakan ber- dasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 45

Sorang Guru Kelas 4 dengan nama Siti (nama …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelD3B6EBED8E6... · Web viewTitle Sorang Guru Kelas 4 dengan nama Siti (nama Samaran) yang berasal

  • Upload
    others

  • View
    18

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Sorang Guru Kelas 4 dengan nama Siti (nama …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelD3B6EBED8E6... · Web viewTitle Sorang Guru Kelas 4 dengan nama Siti (nama Samaran) yang berasal

HUBUNGAN EFIKASI DIRI DAN KECEMASAN TERHADAP UJIAN NASIONAL PADA SISWA KELAS XII SMK PGRI 6

MALANG

* Rakhmaditya Dewi Noorrizki

. *) Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Malang.

Abstrak: Ujian Nasional merupakan salah satu bentuk evaluasi belajar pada akhir tahun pelajaran yang diterapkn pada beberapa mata pelajaran. Tes yang berperan menentukan lulus atau tidak lulusnya seseorang untuk jenjang pendidikan tertentu berpotensi besar membuat cemas peserta yang mengikutinya. Efikasi memiliki peran yang besar dalam menghadapi masalah, supaya kecemasan tidak berlanjut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri dan kecemasan terhadap Ujian Nasional pada siswa kelas XII SMK PGRI 6 Malang. Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan korelasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara efikasi diri dan kecemasan terhadap Ujian Nasional pada siswa kelas XII SMK PGRI 6 Malang (rxy = -0,462; p = 0,002 <0,05).

Kata kunci: efikasi diri, kecemasan terhadap ujian nasional, siswa.

Ujian Nasional atau disingkat dengan UN adalah kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik secara nasional pada jenjang pen-didikan dasar dan menengah. Ujian Nasional (UN) diselenggarakan ber-dasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pen-didikan Nasional.

Ujian Nasional (UN) digelar untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi (Kemdiknas.go.id, 2010). UN berfungsi sebagai alat pengendali mutu pendidikan secara nasional, pendorong peningkatan mutu pendidi

kan secara nasional, bahan dalam menentukan kelulusan peserta didik, dan sebagai bahan pertimbangan da-lam seleksi penerimaan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. UAN merupakan salah satu bentuk evaluasi belajar pada akhir Tahun pelajaran yang diterapkan pada beberapa mata pelajaran. Dalam Permendiknas No. 75/2009 disebutkan peserta UN dinyatakan lulus apabila memiliki rata-rata nilai minimal 5,5 untuk semua mata pelajaran yang diujikan. Khusus untuk SMK, nilai mata pelajaran praktik kejuruan minimal 7,00 dan digunakan untuk menghitung nilai rata-rata UN (Kemdiknas.go.id, 2010).

45

Page 2: Sorang Guru Kelas 4 dengan nama Siti (nama …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelD3B6EBED8E6... · Web viewTitle Sorang Guru Kelas 4 dengan nama Siti (nama Samaran) yang berasal

77 | Jurnal Sains Psikologi, Jilid 2, Nomor 1, November 2012, hlm. 45-55

Ujian Nasional merupakan syarat kelulusan untuk siswa tingkat akhir. Tingkat sekolah yang paling disorot pada setiap pelaksanaan ujian nasional adalah tingkat SMU/SMK/MA. Tahun 2010, terdapat 267 SMA/MA/SMK yang terdiri atas 51 sekolah negeri dan 216 sekolah swasta, 100 % siswanya tidak lulus Ujian Nasional 2010. Jumlah siswa yang tak lulus dan harus mengikuti UN ulang itu mencapai 7648 orang. UN 2010 diikuti 16467 SMA/MA/SMK di seluruh Tanah Air. Sebaliknya, terdapat 5795 sekolah (35,17 persen) yang semua siswanya (418.855) lulus (Saiba, 2010).

Penentuan kelulusan Ujian Nasional 2011 akan menggunakan sistem penilaian terpadu. Pada pelaksanaan UN tahun ini tidak hanya bertumpu pada nilai UN semata tetapi juga nilai ujian akhir sekolah (UAS). Komposisi nilai yang digunakan adalah menggunakan skor nilai UN 60% dan UAS 40%. UAS juga merupakan perpaduan nilai antara ujian semester, mulai semester 3, 4 dan semester 5. Perubahan sistem kelulusan UN 2011 ini mengacu kepada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 46 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Ujian.

Walaupun saat ini dalam sistem pendidikan Indonesia, UN bukan satu- satunya penentu kelulusan seorang siswa. Masih banyak siswa yang mengalami kecemasan saat UN datang. Lulusan UN adalah siswa yang telah berhasil mengerjakan soal-soal yang disusun oleh pemerintah dalam rangka penentuan standar

nasional. Orang-orang yang tidak lulus UAN adalah orang-orang yang gagal. Bayangan buruk seperti tanggapan dari lingkungan sosial, malu dan kehilangan muka mem-perparah efek kecemasan menghadapi tes tersebut.

Begitu pentingnya hasil Ujian Nasional sehingga tak jarang siswa meresponnya secara berlebihan dan terlalu tegang dalam menghadapi ujian. Mendekati Ujian Nasional (UN), ribuan siswa di sejumlah daerah di Indonesia, dihinggapi rasa cemas dan takut tak lulus UN. Seperti yang terjadi di SMA 1 Watampone, Bone, Sulawesi Selatan, sejumlah siswa, menangis, bahkan pingsan, mereka khawatir, tidak lulus UN. Sedangkan di Tegal, Jawa Tengah, siswa SMA Al Irsyad, Tegal, saling berpelukan, dan mendoakan, agar sukses dan lulus UN. Pihak sekolah berharap, seluruh siswanya yang ikut UN, bisa lulus 100 persen. Sementara di Magelang, Jateng , sejumlah siswa SMK menyatakan, meski yakin akan lulus UN, mereka tetap saja mereka khawatir. Hal sama, juga dirasakan ratusan siswa SMK Nasional di Limo, Depok, Jawa Barat, sebagian siswa larut dalam kesedi han, karena takut tidak bias lulus UN (Berita.liputan 6.com , 2010).

Tes yang berperan menentukan lulus atau tidak lulusnya seseorang untuk jenjang pendidikan tertentu berpotensi besar membuat cemas peserta yang mengikutinya. Bayangan buruk seperti tanggapan dari lingku-ngan sosial, malu dan kehilangan muka memperparah efek kecemasan

Page 3: Sorang Guru Kelas 4 dengan nama Siti (nama …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelD3B6EBED8E6... · Web viewTitle Sorang Guru Kelas 4 dengan nama Siti (nama Samaran) yang berasal

Rakhmaditya, Hubungan Efikasi Diri Dan Kecemasan Terhadap Ujian Nasional Pada Siswa Kelas XII SMK Pgri 6 Malang | 78

menghadapi tes tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh R, tidak lulus UN menjadikan seseorang menjadi bahan pembicaraan tetangga sehingga mem-buat malu dirinya dan orang tuanya. Besarnya pengaruh kecemasan meng-hadapi tes ini menyebabkan sebagian besar tes tidak memperlihatkan ke-mampuan siswa yang sebenarnya.

Kecemasan adalah respon ter-hadap suatu ancaman yang sumbernya tidak diketahui, internal, samar-samar atau konfliktual. Kecemasan dapat terjadi pada siapa saja, pada anak, remaja, dewasa atau manula. Banyak hal yang dapat menyebabkan kecemasan contohnya kesehatan, relasi sosial, ujian dan karir. Khusus pada anak dan remaja yang aktivitas utamanya adalah sekolah, maka kece-masan yang dialamipun berkaitan dengan kegiatan sekolah.

Tuntutan untuk meraih prestasi akademik, baik dari sekolah maupun dari orang tua akan menimbulkan perasaan tertekan, kekhawatiran dan ketakutan akan kegagalan dalam ujian yang akan diikuti siswa. Semua perasaan tersebut merupakan kecemas- an yang dialami oleh siswa dalam menghadapi ujian akan menurunkan hasil belajarnya. Banyak faktor yang dapat memunculkan kecemasan selain berbagai faktor diatas, salah satu faktor lain yang menyebabkan kecemasan adalah rendahnya tingkat efikasi diri siswa.

Efikasi diri dalam belajar adalah penilaian siswa terhadap kemampuan yang dimilikinya dalam mengerjakan tugas sekolah. Siswa dengan efikasi diri tinggi memiliki keyakinan yang

besar terhadap kemampuan yang dimilikinya walaupun kemampuan intelegensinya tidak tinggi. Siswa dengan efikasi diri rendah memiliki kecenderungan untuk stress dan depresi lebih tinggi daripada mereka yang efikasi dirinya tinggi. Efikasi berpengaruh langsung terhadap moti-vasi dan prestasi akademik siswa. Shcunk & Meece (2005) secara jelas menyebutkan efikasi diri memiliki sumbangan efektif sebesar 30% ter-hadap ketekunan seseorang dan ketekunan tersebut memberikan sum-bangan efektif sebesar 30% terhadap keterampilan seseorang. Seiring dengan itu efikasi diri juga berkontribusi sebesar 20% terhadap prestasi akademik siswa.

Efikasi diri yang tinggi menyebabkan siswa dapat menyiapkan lebih baik daripada mereka yang memiliki kemampuan sama tetapi tidak begitu yakin dengan kemampuan nya. Tingginya efikasi diri dapat membuat siswa lebih tahan terhadap kesulitan yang dihadapi dan lebih cepat mengambil strategi untuk mencari pemecahannya (Pajares & Schunk, 2001).

Menurut teori sosial kognitif Bandura (Panjares, 2002), individu memiliki system diri yang memung-kinkan mereka untuk mengontrol pikiran, perasaan, motivasi, dan tindakan. Sistem tersebut mencakup struktur diri seseorang kognitif dan afektif dan menyediakan mekanisme referensi dan satu set sub fungsi untuk mengamati, mengatur, dan mengeva luasi perilaku, yang hasil dari interaksi antara sistem dan sumber

Page 4: Sorang Guru Kelas 4 dengan nama Siti (nama …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelD3B6EBED8E6... · Web viewTitle Sorang Guru Kelas 4 dengan nama Siti (nama Samaran) yang berasal

79 | Jurnal Sains Psikologi, Jilid 2, Nomor 1, November 2012, hlm. 45-55

pengaruh lingkungan. Karena itu, sistem ter-sebut memiliki fungsi pengatur regulasi individu dengan kemampuan untuk mempengaruhi proses kognitif mereka sendiri dan tindakan dan dengan demikian mengubah lingku ngan mereka.

Keputusan seseorang untuk menentukan aktifitas hidupnya dan pemilihan untuk memasuki lingku ngan social tertentu, sebagian ditentu kanolehpertimbangandaripersonalefficacy-nya. Orang cenderung meng-hindari tugas-tugas dan situasi yang mereka yakini di luar jangkauan kemampuan mereka dan sebaliknya mereka melakukannya jika mereka yakin mampu melakukan. Jadi efikasi diri mempenga ruhi pilihan terhadap aktifitasnya dalam lingkungan tertentu (Bandura, 1994).

Konsep tersebut di atas juga berkaitan dengan kemampuan sese-orang dalam menghadapi tekanan. Jika seseorang dihadapkan pada situasi yang secara potensial menekan, maka efikasi diri yang dimiliki akan mem-pengaruhi reaksinya terhadap situasi tersebut. Seseorang akan memilih pola adaptasi tertentu dalam menghadapi tekanan dan mengembangkan usaha untuk tetap bertahan dalam meng-hadapi kesulitan dan tekanan (Bandura , 1994).

Efikasi diri memperkuat kegiatan belajar dalam meningkatkan kemampu an kompertensi pendidikan. Ini adalah keyakinan yang mempengaruhi tingkat prestasi dan motivasi. Pada saat siswa menerapkan dan menetapkan target dalam belajar,

mereka memiliki pengalaman efikasi yang selanjutnya diperkuat oleh perkembangan dalam belajar (Bandura & Schunk, 1981).

Salah satu variabel utama dalam mengukur keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam aktivitas akademis adalah performansi akademisnya. Target dari setiap program akademis adalah memastikan bahwa siswa meraih hasil yang me- muaskan. Banyak variabel yang diketahui mempengaruhi akademis performansi. Individu membentuk dan mengem bangkan persepsi terhadap diri atas kemampuan yang menjadi instrumen dalam mencapai tujuan yang akan mereka raih dan untuk mengontrol perilaku di lingkungannya (Bandura, 1994).

Ujian sekolah adalah tahapan yang harus dilalui siswa untuk mengukur kemampuan siswa dalam menangkap dan memahami pelajaran yang telah diberikan di sekolah. Ujian seringkali dianggap sebagai hal yang tidak menyenangkan oleh siswa. Situasi saat menghadapi ujian menghadirkan suasana yang penuh tantangan. Siswa yang sering merasa takut jika gagal dalam ujian, takut jika nilai yang diraih jelek dan akhirnya mengecewakan orang tua. Banyak faktor yang menyebabkan seorang siswa merasa cemas, antara lain kesiapan siswa sbelum menghadapi ujian, penguasaan materi ujian, posisi tempat duduk dan keyakinan terhadap diri.

Kecemasan terhadap tes adalah variabel penting lain yang seringkali berhubungan dengan performansi

Page 5: Sorang Guru Kelas 4 dengan nama Siti (nama …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelD3B6EBED8E6... · Web viewTitle Sorang Guru Kelas 4 dengan nama Siti (nama Samaran) yang berasal

Rakhmaditya, Hubungan Efikasi Diri Dan Kecemasan Terhadap Ujian Nasional Pada Siswa Kelas XII SMK Pgri 6 Malang | 80

akademis. Kecemasan adalah sebuah emosi tidak menyenangkan atas ketakutan, kegelisahan, rasa ragu horor atau panik. Kecemasan terhadap tes adalah ketika siswa mengalami kecemasan yang lemah selama masa persiapan atau selama tes berlangsung. Keadaan cemas yang minimal dapat mendorong seseorang untuk berespon secara cepat dan efektif, namun kecemasanyangbesar dapat menambah respon yang lemah dan terkadang menghambat seseorang. Kecemasan terhadap tes dapat membuat siswa menjadi kurang berkonsentrasi terha-dap tes dan mengerjakannya dengan baik. Kecemasan terhadap tes sering kali dijelaskan dengan menginterfensi model; model ini dihipotesiskan bahwa selama tes siswa dengan kecemasan terhadap tesfokus pada stimulus yang menyimpang dari tugas, yang berpen-garuh pada performansinya. Gangguan ini dapat diklasifikasikan dalam gang-guan fisik seperti meningkatnya kewaspadaan pada aktivitas otonomik yang tinggi dan kognisi yang tidak tepat.

Penilaian siswa terhadap kemam-puan dirinyaakanmempenga ruhi pola pikir dan reaksi emosi selama menghadapi ujian. Penilaian terhadap kemampuan diri akan membentuk pola piker siswa dalam melihat kega-galan. Siswa yang memiliki efikasi diri tinggi akan melihat kegagalan sebagai usaha yang tidak efektif dari pada karena factor kemampuan. Sedangkan siswa dengan efikasi diri rendah melihat kegagalan sebagai

faktor eksternal. Efikasi merujuk pada pe-nilaian individu terhadap kemampuan sendiri, baik kemampuan dalam mengatasi masalah maupun kemam-puan dalam pencapaian target. Apabila individu mempu nyai efikasi diri tinggi maka akan mengerahkan semua potensi dan sumber daya yang dimiliki baik fisik maupun psikologis untuk mencapai hasil optimal (Maehr & Pintrich, 1997).

Banyak siswa mengalami kesulitan di sekolah bukan karena mereka tidak mampu melaksanakan sukses tetapi karena mereka tidak percaya bahwa mereka dapat melakukan dengan sukses. Kecemasan yang dirasakan siswa dalam menghadapi ujian lebih disebabkan karena tidak percaya diri dalam menghadapi masalah atau kesulitan serta ketidak mampuan menumbuhkan motivasi dan kognitif untuk mencari solusi dari masalah yang dihadapi (Bandura, 1986).

Siswa yang percaya diri dengan kemampuan akademisnya melakukan usaha-usahanya dengan lebih efektif, efisien dalam menyelesaikan masalah dan menunjukkan ketahanan yang tinggi dibandingkan dengan sebayanya yang memiliki efikasi diri rendah. Mereka juga bekerja lebih keras, mengevaluasi kemajuannya lebih sering dan memiliki regulasi diri lebih baik yang menuntunnya meraih kesuksesan. Mereka yang kurang percaya diri terhadap kemampuannya mungkin salah menginterpretasikan kecemasan sebagai ketidakmampuan. Interpretasi semacam itu dapat menuntun mereka pada kegagalan,

Page 6: Sorang Guru Kelas 4 dengan nama Siti (nama …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelD3B6EBED8E6... · Web viewTitle Sorang Guru Kelas 4 dengan nama Siti (nama Samaran) yang berasal

81 | Jurnal Sains Psikologi, Jilid 2, Nomor 1, November 2012, hlm. 45-55

yang mereka takutkan. Kedaan emosi siswa mempengaruhi bagaimana mereka menginterpretasi pengalaman mereka..

Banyak penelitian telah dilakukan oleh para ahli yang menyimpulkan bahwa efikasi diri mempengeruhi motivasi akademik, pembelajaran dan prestasi yang ingin dicapai (Pajares & Schunk, 2001). Penelitian yang dilakukan oleh Multon, Brown & Lent (dalam Pajares & Schunk, 2001) menunjukkan korelasi positif antara efikasi diri dan prestasi akademis. Siswa dengan efikasi diri yang baik dalam belajar akan lebih siap, berusaha keras dan memiliki prestasi yang lebih tinggi. Efikasi diri juga berhubungan dengan regulasi diri dalam belajar dan penggunanna strategi belajar (Cleary & Zimmerman, 2006). Zimmerman dalam peneli-tiannya yang meneliti hubungan antara efikasi diri,regulasi diri dan prestasi akademik menemukan bahwa efikasi diri mempemngaruhi terbentuknya re-gulasi diri. Siswa dengan efikasi diri yang tinggi menetap kantujuan yang lebih menantang. Selain itu mereka juga memiliki strategi dalam me-regulasi diri dengan lebih efektif. Siswa denga nefikasi diri tinggi menggunakan startegi kognitif dan metakognitif dan memeiliki ketahanan yang lebih lama dalam mengerjakan tugas dibanding dengan siswa dengan efikasi diri rendah.

Lent (1991) menemukan bahwa efikasi diri berhubungan positif dan mempengaruhi terhadap performansi akademis. Secara umum, orang

dengan efikasi diri tinggi menganggap tugas yang sulit sebagai tantangan yang harus dikuasai bukan sesuatu yang harus dihindari. Kepercayaan efikasi pada kemampuan akademis seseorang adalah komponen kritis pada kesuksesan akademis seseorang

Pendapat yang sama dikemukakan juga oleh Feist & Feist (2002), bahwa ketika seseorang mengalami ketakutan yang tinggi, kecemasan yang akut atau tingkat stress yang tinggi , maka biasanya mempunyai efikasi diri yang rendah. Sementara mereka yang memiliki efikasi diri tinggi merasa mampu dan yakin terhadap kesuksesan dalam mengatasi rintangan dan menganggap ancaman sebagai suatu tantangan yang tidak perlu dihindari.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Onyeizugbo (2010) menemukan bahwa terdapat korelasi tinggi antasa efikasi diri dan kecemasan terhadap tes pada performansi akademis. Efikasi diri mempengaruhi pilihan yang seseorang ambil dan jalan yang mereka tempuh untuk mencapai tujuannya. Efikasi diri berpengaruh sangat besar pada tingkat pencapaian/kecakapan yang seseorang sadari pada akhirnya. Banyak siswa menemui kesulitan di sekolah bukan karena mereka tidak mampu berperformansi dengan baik. Siswa dengan kecemasan terhadap tes mungkin mengalami: perasaan tidak bisa mengontrol keadaan, berkeringat, gemetar, sakit kepala, detak jantung meningkat dan mungkin muncul kegelisahan. Gejala fisik ataupun gejala psikologis tersebut dapat

Page 7: Sorang Guru Kelas 4 dengan nama Siti (nama …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelD3B6EBED8E6... · Web viewTitle Sorang Guru Kelas 4 dengan nama Siti (nama Samaran) yang berasal

Rakhmaditya, Hubungan Efikasi Diri Dan Kecemasan Terhadap Ujian Nasional Pada Siswa Kelas XII SMK Pgri 6 Malang | 82

menuntun pada lemahnya konsentrasi dan koordinasi selama tes dan hal itu mungkin mengakibatkan munculnya kecemasan sebelum maupun saat ujian berlangsung.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki efikasi diri tinggi maka tingkat kecemasan dalam menghadapi ujian rendah, sedang siswa yang memiliki efikasi diri rendah, tingkat kecemasan menghadapi ujian tinggi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap efikasi diri siswa kelas XII SMK PGRI 6 Malang, tingkat kecemasan terhadap Ujian Nasional siswa kelas XII SMK PGRI 6 Malang, dan Hubungan antara efikasi diri siswa dan kecemasan terhadap Ujian Nasional pada siswa kelas XII SMK PGRI 6 Malang

METODE

Penelitian ini menggunakan pende-katan kuantitatif dalam usaha menguji hipotesis yang telah disusun. Pene-litian ini merupakan penelitian des-kriptif korelasional yang terdiri dari dua variabel, yaitu efikasi diri sebagai variable bebas (independent) dan kecemasan terhadap Ujian Nasional sebagai variable terikat (dependent).

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII Apk sebanyak 43 siswa. Teknik pe-ngambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu melakukan pengam-bilan sampel berdasarkan syarat-syarat yang telah ditentukan oleh peneliti sesuai tujuan penelitian.

Dalam pene-litian ini syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi sampel adalah (1) siswa/siswi kelas XII yang akan menempuh Ujian Nasional, (2) ber-sekolah di Sekolah Menengah Kejuru-an, (3) Siswa akan menjawab kuisioner dengan benardan jujur sesuai dengan keadaan dirinya.

Untuk mengukur efikasi diri di-gunakan instrument skala efikasi diri yang terdiri dari 60 item pernyataan. Dalam uji coba yang dilakukan, ter-dapat 11 item yang tidak valid, sehingga dalam penelitian ini hanya digunakan 49 item. Untuk mengukur kecemasan terhadap Ujian Nasional digunakan instrument skala kecemasan terhadap Ujian Nasional yang terdiri dari 80 item pernyataan. Dalam uji coba yang dilakukan, terdapat 25 item yang tidak valid, sehingga dalam pene-litian ini hanya digunakan 55 item. Metode skala yang digunakan adalah metode Likert. Subjek penelitian di-minta untuk menjawab suatu pernyataan terhadap empat kategori yaitu: SS (sangat sesuai), S (sesuai), TS (tidak sesuai), STS (sangat tidak sesuai).

Teknik analisis data terdiri dari analisis uji deskriptif dan analisis uji korelasi. Analisis deskrikptif diguna kan untuk mendeskripsikan efikasi diri dan kecemasan terhadap Ujian Nasional pada siswa kelas XII SMK PGRI 6 Malang. Variabel efikasi diri dan kecemasan terhadap Ujian Nasional diklasifikasikan ke dalam lima kelompok berdasarkan skor stan-dar, yaitu: tinggi sekali, tinggi, sedang, rendah, dan rendah sekali. Analisis uji korelasi dilakukan untuk

Page 8: Sorang Guru Kelas 4 dengan nama Siti (nama …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelD3B6EBED8E6... · Web viewTitle Sorang Guru Kelas 4 dengan nama Siti (nama Samaran) yang berasal

83 | Jurnal Sains Psikologi, Jilid 2, Nomor 1, November 2012, hlm. 45-55

mengetahui hubungan antara efikasi diri dan kecemasan terhadap Ujian Nasional. Untuk melihat besarnya korelasi digunakan teknik analisis korelasi product moment pearson.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Efikasi Diri

Berdasarkan hasil analisis dari skala efikasi diri diketahui gambaran efikasi diri siswa secara umum. Setelah melakukan penelitian, data efikasi diri dari 43 subjek menun-jukkan bahwa skor terendah yang diperoleh adalah 113, skor tertinggi 154, rata-rata (mean) sebesar 131,14. Nilai standar de- viasinya adalah sebesar 12,208. Hasil penelitian terhadap 43 orang siswa kelas XII SMK PGRI 6 Malang dapat diketahui bahwa sebanyak 33% siswa memiliki tingkat efikasi diri yang cenderung rendah, 7% masuk dalam kategori sangat tinggi, 30% masuk dalam kategori tinggi, s ebanyak 28% masuk dalam kategori sedang dan sebanyak 2% masuk dalam kategori sangat rendah.

Brown & Inouye menemukan bahwa dengan efikasi diri sesorang dapat bertahan lebih lama dalam menyelesaikan masalah yang berhubu-ngan dengan problem solving. Hal yang sama ditemukan Zimmerman & Ringle bahwa efikasi dapat mening-katkan ketahanan dalam

menyele-saikan suatu masalah.Efikasi diri merupakan variabel

pribadi yang penting, yang jika digabung dengan tujuan-tujuan spesi-fik dan pemahaman mengenai prestasi, akan menjadi penentu tingkah laku mendatang yang penting. Efikasi diri dapat diperoleh, diubah, ditingkatkan atau diturunkan, melalui salah satu atau kombinasi empat sumber (Bandura,1994). Tinggi rendahnya efikasidiriseseorangsangat dipengaruhi bagaimana pengalaman selama ini, bagaimana perilaku orang-orang dise-kitarnyamempengaruhinya,bagaimana tingkat emosional dalam menghadapi tugas akademik tertentu dan bagai-mana ia dididik oleh keluarga, sekolah dan masyarakat.

Maka untuk meningkatkan efikasi diri siswa, guru dan orang tua harus memperhatikan dengan baik faktor-faktor yang dapat mempenga ruhi efikasi siswa agar dapat mendampingi dan terus memotivasi siswa atau putra putrinya.

Kecemasan Terhadap Ujian Nasional

Hasil analisis deskriptif terhadap skor kecemasan terhadap Ujian Nasional didapatkan nilai skor terendah yang diperoleh adalah 93, skor tertinggi 161, dan rata-rata (mean) dari 43 subyek adalah sebesar 133,47. Nilai standar deviasinya adalah sebesar 14,405. Siswa kelas XII SMK PGRI 6 Malang secara umum memiliki kecemasan terhadap Ujian nasional yang sedang. Hal ini

Page 9: Sorang Guru Kelas 4 dengan nama Siti (nama …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelD3B6EBED8E6... · Web viewTitle Sorang Guru Kelas 4 dengan nama Siti (nama Samaran) yang berasal

Rakhmaditya, Hubungan Efikasi Diri Dan Kecemasan Terhadap Ujian Nasional Pada Siswa Kelas XII SMK Pgri 6 Malang | 84

disimpulkan sebanyak 2% siswa memiliki kecemasan terhadap Ujian Nasional sangat tinggi, 33% termasuk kategori tinggi, 40% termasuk kategori sedang, 13% termasuk kategori rendah, dan sebanyak 12% termasuk kategori sangat rendah. Dengan melihat nilai mean 133,47 pada interval kelas, maka dapat dikategorikan bahwa sebagian besar kecemasan terhadap Ujian Nasional adalah sedang.

Hurlock (1990) memberikan pengertian kecemasan adalah suatu pikiran tentang keadaan yang tidak menyenangkan yang ditandai dengan adanya kekhawatiran, rasa tidak tenang dan perasaan yang tidak enak dan tidak dapat dihindari oleh seseorang yang biasanya disertai perasaan tidak berdaya karena merasa tidak menemui pemecahan terhadap masalah yang sedang dihadapi.

Kecemasan terhadap ujian menyatakan pengalaman yang mele-mahkan seperti takut, waspada, ragu-ragu dan panik, selama persiapan tes atau selama tes itu sendiri (Jing dalam Onyeizugbo,2010). Kecemasan ter-hadap tes membuat Siswa sulit berkonsentrasi pada tes sehingga berpengaruh terhadap performansinya (Onyeizugbo, 2010).

Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, guru dan orang tua harus memperhatikan dengan baik faktor-faktor yang dapat mempenga ruhi kecemasan siswa terhadap U jian Nasional. Dukungan dari guru dan orang tua sangat diperlukan untuk memotivasi siswa agar lebih giat belajar dan meningkatkan prestasi

belajarnya.

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DAN KECEMASAN TERHADAP UJIAN NASIONAL

Hasil analisa data mengenai hubungan antara efikasi diri siswa dan kecemasan terhadap Ujian Nasional pada siswa kelas XII SMK PGRI 6 Malang menunjukkan adanya hubungan yang negatif dan signifikan. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan yaitu terdapat hubungan negatif antara efikasi diri siswa dan kecemasan terhadap Ujian Nasional pada siswa kelas XII SMK PGRI 6 Malang. Dalam hal ini dapat dijelaskan bahwa jika siswa kelas XII SMK PGRI 6 Malang memiliki tingkat efikasi diri yang tinggi maka semakin rendah tingkat kecemasan terhadap Ujian Nasionalnya. Begitu juga sebaliknya semakin rendah efikasi diri maka semakin tinggi tingkat.

Seperti yang ditemukan oleh P ajares dan Kanzler (dalam Zimmer-man,2000), efikasi dapat mempenga-ruhi reaksi kecemasan seseorang dalam menghadapi sebuah tes. Efikasi diri dapat digunakan sebagai predictor keberhasila siswa. Keyakinan seorang siswa terhadap kemampuan dirinya dalam mengatur tugas-tugas akade-misnya dapat berpengaruh secara emosional dengan menurunkan tingkat stres, kecemasan dan depresinya.

Efikasi diri memperkuat kegiatan belajar dalam meningkatkan

Page 10: Sorang Guru Kelas 4 dengan nama Siti (nama …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelD3B6EBED8E6... · Web viewTitle Sorang Guru Kelas 4 dengan nama Siti (nama Samaran) yang berasal

85 | Jurnal Sains Psikologi, Jilid 2, Nomor 1, November 2012, hlm. 45-55

kemampu an kompetensi pendidikan. Ini adalah keyakinan yang mempengaruhi tingkat prestasi dan motivasi. Pada saat siswa menerapkan dan menetapkan target dalam belajar, mereka memiliki pengalaman efikasi yang selanjutnya diperkuat oleh perkembangan dalam belajar (Bandura & Schunk, 1981).

KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan beberapa hal, antara lain: Efikasi diri pada sebagian besar siswa kelas XII SMK PGRI 6 Malang cenderung rendah. Sedangkan kecemasan terhadap Ujian Nasional pada sebagian besar siswa kelas XII SMK PGRI 6 Malang termasuk sedang. Terdapat hubungan negatif yang signifikan antara efikasi diri dan kecemasan kecemasan terhadap Ujian Nasional pada siswa kelas XII SMK PGRI 6 Malang dengan hasil korelasi efikasi diri dengan kecemasan terhadap Ujian Nasional.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka saran-saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah sebagai berikut: Orang tua diharapkan dapat memotivasi putra-putrinya untuk lebih meningkatkan motivasi

belajar agar kemampuannya akademisnya meningkat sehingga kepercayaan diri dan keyakinan akan kemampuan dirinya turut meningkat. Diharapkan pula orangtua dapat mendukung suasana belajar di rumah sehingga anak dapat belajar dengan maksimal dan mengurangi kecemasan terhadap ujian nasional yang akan dihadapi

Dengan adanya hasil penelitian ini sekolah dapat mengetahui tingkat efikasi diri dan kecemasan terhadap Ujian Nasional siswanya secara umum, sehingga sekolah dapat menentukan program yang tepat untuk siswa-siswinya. Perlu dilakukan pelatihan efikasi diri agar efikasi diri siswa semakin tinggi sehingga semakin percaya diri dalam menghadapi Ujian Nasional.

Diharapkan dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai referensi untuk mengembangkan penelitian lanjut tentang efikasi diri dan kecemasan. Penelitian selanjutnya dapat dikembangkan dengan meneliti tentang efikasi diri dan kecemasan terhadap Ujian Nasional pada populasi yang lebih luas.

DAFTAR RUJUKAN

Bandura, A., & Schunk, D. H. 1981. Cultivating Competence, Self-Efficacy, And Intrinsic Interest Through Proximal Self-Motivation. Journal of Personality and Social Psychology, 41: 586-598.

Bandura, A. 1986. Self-Efficacy

Page 11: Sorang Guru Kelas 4 dengan nama Siti (nama …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelD3B6EBED8E6... · Web viewTitle Sorang Guru Kelas 4 dengan nama Siti (nama Samaran) yang berasal

Rakhmaditya, Hubungan Efikasi Diri Dan Kecemasan Terhadap Ujian Nasional Pada Siswa Kelas XII SMK Pgri 6 Malang | 86

Beliefs In Human Functioning. Dalam Social Foundations of Thought and Action. (online), ( h t t p : / /w w w . d e s . e m o r y .e d u / m f p / e ff p a ss a g e s . h t m l . Diakses 29 Desember 2010).

Bandura, A. 1994. Self-Efficacy. (online),( h t t p : / /w w w . d e s . e m o r y .e d u / m f p / b a n e n c y . h t m l . Diakses 29 Desember 2010).

Berita.Liputan6.Com. 2010. Menjelang UN, Siswa Dihantui Kecemasan Tak Lu- lus. (Online), ( H tt p :// B e r i t a. L i p u t a n 6 . C o m / S o s b u d / 2 0 1 0 03 / 2 6 8 6 88 / M e n j e l a ng . U n . S i s wa .Dihantui.Kecemasan.Tak.Lulus. Diakses 14 Oktober 2010).

Gudangsoalpro.com. 2009. Standar Kelulusan Naik, Siswa SMA Mulai Stres Unas. (online) ( h tt p : //www . g u d a ng s o a l pro . c o m diakses 10 Desember 2010).

Hurlock, E.B. 1990. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Kemdiknas.go.id. 2010. Ujian Nasional. (online) ( h tt p : // k e m d i k n a s . g o . i d / o r a ng - tua/ujian-nasional.aspx. Diakses 31 januari 2011).

Lent, N. 1991. The Foundation of Social Research. New York: McGraw Hill.

Maehr, M. & Pintrich, P. R. (Eds.).

1997. Advances In Motivation And Achievement.Volume 10 (pp. 1-49). Greenwich, CT: JAI Press.

Onyeizugbo. E,U. 2010. Self Efficacy and Test Anxiety as Correlates Of Academic Performance. Educational research. Vol 1 (10).

Pajares, F., & Schunk, D. H. 2001. The Development of Academic Self Efficacy. Dalam R. Riding & S. Rayner (Eds.), The Development of Achievement Motivation. London: Ablex Publishing. (online), ( h t t p : / /w w w . d e s . e m o r y .e d u / m f p / p a j a r e ss c h un k 2 0 0 1 . h t m l . Diakses 10 Oktober 2010).

Pajares, F. 2002. Overview of social cognitive theory and of self-efficacy . (on- line) ( h tt p : //www .e mo r y . e du / E D U C A T I ON/ m f p / e ff . h t m l . Diakses 10 Oktober 2010).

Rafiq, R., Ghazal, S., Farooqi, Y.N. 2007. Test Anxiety in Students: Semester vs. Annual System. Journal of Behavioural Sciences. 2007. Vol. 17, Iss. ½. (online) ( h tt p : // p r o qu e s t . u m i .c om / p qd w e b . Diakses 18 Januari 2011).

Saiba, A. 2010. Ujian Nasional, Ujian yang Aneh. (online) ( h t t p : / /w w w . b l o g a s e p s a i b a. w o r d p r e ss . c o m . Dikses 31 januari 2011).

Schunk, D.H. & Meece J.L. 2005.

Page 12: Sorang Guru Kelas 4 dengan nama Siti (nama …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelD3B6EBED8E6... · Web viewTitle Sorang Guru Kelas 4 dengan nama Siti (nama Samaran) yang berasal

87 | Jurnal Sains Psikologi, Jilid 2, Nomor 1, November 2012, hlm. 45-55

Self Efficacy Development In Adolesence. (on- line) ( h tt p : //www . d e s .e m o r y .e du / m fp / 03 s c h u n k m e ec e a d o e d5 . pd f . Di- akses 29 Desember 2010).

Usher, E.L. & Pajares, F. 2008. Sources of Self-Efficacy in School: Critical Review of the Literature and Future Directions. Review of Educational Research. Dec 2008. Vol. 78, Iss. 4.

Zimmerman, B.J. 2000. Self-Efficacy: An Essential Motive to Learn. Contemporary Educational Psychology, 25.