10
MAKALAH BUDAYA INDONESIA YANG DIKLAIM Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai bangsa yang luhur dan memiliki keragaman budaya yang tersebar di seluruh nusantara. Mulai dari kesenian, adat-istiadat hingga makanan melekat mewarnai keragaman bangsa Indonesia. Tidak heran, karena begitu banyaknya budaya yang kita miliki, justru membuat kita tidak mengetahui apa saja budaya yang ada Indonesia. Bahkan kita sendiri sebagai generasi muda terkadang melupakan budaya daerah kita. Ironis memang, orang Indonesia tetapi tidak tahu ciri khas bangsanya sendiri. Lihat diri kita masing-masing, sebetulnya kita jugalah yang tidak mau tahu akan keluhuran budaya sendiri. Karena ketertarikan terhadap budaya yang semakin meluntur juga sangat nampak pada diri generasi muda saat ini. Salah satu penyebabnya adalah globalisasi. Di era globalisasi ini , tentunya akan sangat berpengaruh pada dinamika budaya di setiap negara. Khususnya di Indonesia, hal ini bisa dirasakan dan sangat menonjol nampaknya. Begitu bebas budaya yang masuk dari berbagai arus kehidupan. Pribadi yang ramah-tamah juga sangat mendukung masuknya berbagai budaya tersebut. Ditambah lagi generasi muda kita yang terkesan bosan dengan budaya yang mereka anggap kuno. Namun, masuknya budaya dari luar justru kerap berimbas buruk bagi bangsa ini. Misalnya budaya berpakaian, gaya hidup (life style), segi iptek, maupun adat-istiadat. Semua itu berdampak sangat buruk dan dengan mudah dapat menggeser budaya asli Indonesia.

sosbud2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ISBD

Citation preview

Page 1: sosbud2

MAKALAH BUDAYA INDONESIA YANG DIKLAIM

Latar Belakang

Indonesia dikenal sebagai bangsa yang luhur dan memiliki keragaman budaya yang tersebar di

seluruh nusantara. Mulai dari kesenian, adat-istiadat hingga makanan melekat mewarnai

keragaman bangsa Indonesia. Tidak heran,  karena begitu banyaknya budaya yang kita miliki,

justru membuat kita tidak mengetahui apa saja budaya yang ada Indonesia. Bahkan kita sendiri 

sebagai generasi muda terkadang melupakan budaya daerah kita. Ironis memang, orang

Indonesia tetapi tidak tahu ciri khas bangsanya sendiri. Lihat diri kita masing-masing, sebetulnya

kita jugalah yang tidak mau tahu akan keluhuran budaya sendiri. Karena ketertarikan terhadap

budaya yang semakin meluntur juga sangat nampak pada diri generasi muda saat ini. Salah satu

penyebabnya adalah globalisasi.

Di era globalisasi ini , tentunya akan sangat berpengaruh pada dinamika budaya di setiap negara.

Khususnya di Indonesia, hal ini bisa dirasakan dan sangat menonjol nampaknya. Begitu bebas

budaya yang masuk dari berbagai arus kehidupan. Pribadi yang ramah-tamah juga sangat

mendukung masuknya berbagai budaya tersebut. Ditambah lagi generasi muda kita yang

terkesan bosan dengan budaya yang mereka anggap kuno. Namun, masuknya budaya dari luar

justru kerap berimbas buruk bagi bangsa ini. Misalnya budaya berpakaian, gaya hidup (life

style), segi iptek, maupun adat-istiadat. Semua itu berdampak sangat buruk dan dengan mudah

dapat menggeser budaya asli Indonesia.

Kita sebenarnya belum siap menerima era globalisasi. Gaya hidup kita semakin menjurus ke arah

barat yang individual dan liberal. Budaya gotong-royong pun semakin memudar. Dari segi iptek,

sebagian besar juga berdampak buruk bagi kita. Yakni penyalahgunaan teknologi kerap kali

terjadi. Kemudian, belum ada filterisasi budaya yang masuk. Begitu mudah budaya masuk tanpa

ada penyaringan kesesuaian dengan budaya asli kita. Akibatnya kita seperti berjalan mengikuti

perkembangan zaman yang semakin modern. Tetapi sayangnya budaya luhur yang dulu melekat

dalam diri, perlahan semakin menghilang. Parahnya, budaya daerah yang ada dan kita junjung

tinggi justru semakin kita abaikan.

Rumusan Masalah

1.      Apa contoh permasalahan sosial budaya yang ada di Indonesia ?

2.      Apa penyebab terjadinya masalah tersebut ?

Page 2: sosbud2

3.      Bagaimana kerugian yang ditimbulkan dari permasalahan tersebut ?

Pembahasan

Permasalahan tentang klaim

Perselisihan budaya antara Indonesia dan Malaysia tentu bukan pertama kali ini terjadi. Sudah

berkali-kali dua negara tetangga serumpun di Asia Tenggara ini direpotkan dengan urusan selisih

budaya – selalu Malaysia dianggap mengklaim, dan selalu disusul oleh protes serta reaksi keras

masyarakat Indonesia yang merasa dirugikan karena berpendapat budayanya “dicuri” bangsa

lain.

Namun demikian, peristiwa serupa selalu terjadi kembali di kemudian hari. Perselisihan budaya

antara Indonesia dan Malaysia ini bagai api dalam sekam, yang padam sejenak untuk kemudian

meletup kembali dengan skala tak kurang lebih besar dari perseteruan sebelumnya.

Berikut deretan budaya yang diperselisihkan Indonesia dan Malaysia:

Tari Pendet. Tari khas asal Bali ini pertengahan tahun 2009 muncul dalam iklan ‘Enigmatic

Malaysia’ di Discovery Channel. Masyarakat Indonesia pun kontan emosi. Pemerintah Indonesia

melalui Departemen Pariwisata pun melayangkan surat protes ke Malaysia. Tari Pendet

penyambutan yang diklaim Malaysia selama ini tidak pernah dipatenkan oleh penciptanya,

Wayan Rindi, karena kandungan nilai spiritualnya yang luas ia anggap tak bisa dimonopoli oleh

manusia maupun bangsa tertentu. Rindi sendiri menciptakan Tari Pendet penyambutan sekitar

tahun 1950. Tari ini merupakan modifikasi dari Tari Pendet sakral.

Batik

Selisih budaya Malaysia-Indonesia atas batik ini juga terjadi tahun 2009, dan berakhir dengan

pengakuan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organizations (UNESCO) atas

batik sebagai warisan budaya Indonesia. Pengakuan Badan PBB itu disambut perajin batik

Indonesia dengan suka cita. Pengakuan UNESCO atas batik Indonesia ini tak pelak menjadi

modal dan motivasi besar bagi pengusaha batik dalam negeri untuk mengembangkan produk

batik mereka ke tingkat dunia. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bahkan mencanangkan

Page 3: sosbud2

tanggal 2 Oktober sebagai hati batik.

Angklung

Klaim Malaysia atas angklung dituangkan dalam situs www.malaysiana.pnm.my yang

menyeruak pada tahun 2010. Disebutkan, angklung adalah salah satu warisan budaya Malaysia.

Di situs itu juga dijelaskan tentang bahan dasar angklung, fungsi, dan cara bermainnya. Ada pula

foto-foto alat musik angklung. Suara angklung bahkan bisa didengar dengan mengklik gambar

speaker yang ada pada laman itu. Sementara situs www.musicmall_asia.com menyatakan,

angklung berasal dari Malaysia, tepatnya dari Kota Johor. Disebutkan, musik angklung

merupakan pengiring kesenian kuda kepang.

Wayang Kulit dan Gamelan

Situs pemerintah Malaysia, warisan.gov.my, memasukkan wayang kulit dan gamelan ke dalam

Statistik Daftar Warisan dan Warisan Kebangsaan Malaysia. Wayang kulit terdaftar dengan

nomor P.U.(A) 85, sedangkan gamelan terdaftar dengan nomor P.U.(A) 78. Persoalan ini sempat

mengemuka tahun 2009. Gamelan yang ada di Malaysia sama dengan gamelan yang berasal dari

Jawa. Alat-alatnya terdiri dari Gong Agong, Gong Sawokan, Gendang Ibu, Gendang Anak, dan

Saron. Gamelan di Malaysia pertama kali diperkenalkan di Pahang pada masa pemerintahan

Sultan Ahmad Muaddzam Shah.

Lagu Rasa Sayange

Oktober 2007, Malaysia memakai lagu ini dalam kampanye parisiwata "Malaysia Truly Asia".

Rakyat Indonesia pun marah. Jero Wacik yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kebudayaan

dan Parawisata menegaskan, Indonesia menyimpan sejumlah bukti kuat bahwa Rasa Sayange itu

warisan Maluku. Salah satu bukti kuat itu adalah rekaman milik Lokananta,  perusahaan yang

pernah merekam lagu itu dalam piringan hitam pada tahun 1958. Presiden Soekarno pun suka

Page 4: sosbud2

dengan lagu itu. Alhasil dalam hajatan Asian Games di Jakarta, 15 Agustus 1962, Soekarno

membagi-bagikan piringan hitam itu kepada kontingen setiap negara sebagai “buah tangan” dari

Jakarta. Bukti lain yang memperkuat kepemilikan Indonesia atas lagu Rasa Sayange juga bisa

ditelusuri hingga ke negeri Jepang. Di negeri Sakura itu ada Minoru Endo Music Foundation,

yayasan yang pernah mengumpulkan lagu-lagu rakyat yang populer di kawasan Asia.

Tari Tor-tor dan Gordang Sambilan

Minggu, 17 Juni 2012, masyarakat Indonesia mulai ramai membicarakan “klaim” Malaysia atas

Tari Tor-tor dan Gordang Sambilan. Keriuhan ini berasal dari berita di situs Bernama yang

menyatakan  Malaysia akan meregistrasi tari Tor-tor dan Gordang Sambilan sebagai peninggalan

nasional mereka berdasarkan Bab 67 Undang-undang Peninggalan Nasional 2005.

Penyebab terjadinya klaim

ada beberapa hal yang menyebabkan klaim budaya itu terjadi diantaranya.

Kesadaran generasi muda yang kurang peduli terhadap budaya  padahal untuk mempertahankan

budaya memang sangat dibutuhkan kesadaran yang kuat. Tidak hanya kesadaran kita mengakui

tetapi kita harus ikut serta dalam melestarikan budaya. Dari kesadaran itulah akan muncul upaya

untuk menjaga, melindungi budaya asli daerah sehingga akan tetap utuh. Sehingga, tidak

mungkin akan diakui negara lain.

Perpindahan penduduk juga menyebabkan banyak budaya kita yang diakui oleh negara lain. Saat

ini banyak penduduk Indonesia yang bekerja di luar negeri. Bahkan banyak pula yang telah

menetap di sana menjadi warga negara tempat ia tinggal. Perpindahan tersebut tidak menutup

kemungkinan akan diikuti perpindahan budaya. Budaya-budaya dari Indonesia pasti ada yang

diterapkan di negara lain tempat mereka bekerja. Inilah yang menyebabkan keinginan negara lain

untuk mengakui budaya Indonesia. Karena mereka menganggap budaya itu sudah biasa mereka

lihat di negaranya.

Sistem terbuka masyarakat juga memungkinkan terjadinya klaim budaya, karena dengan sistem

ini masyarakat mudah menerima kebudayaan asing yang masuk ke negaranya. Sehingga , mereka

Page 5: sosbud2

terbiasa dengan kebudayaan asing tersebut. Hai ini menyebabkan timbulnya rasa ingin memiliki

kebudayaan negara tersebut menjadi kebudayaan negaranya.

Rasa ingin memiliki kebudayaan negara lain juga merupakan penyebab terjadinya pengklaiman

kebudayaan. Hal ini bisa terjadi karena negara itu merasa bahwa kebudayaan dari negara lain

sesuai dengan kultur budaya mereka dan dianggap kebudayaan tersebut sangat menarik.

Sehingga negara itu berupaya untuk mendapatkan kebudayaan tersebut dengan cara mengeklaim

kebudayaan asli negara lain.

Penyebab lainnya adalah pemerintah kurang meperhatikan  kebudayaan nasional. Buktinya,

banyak kebudayaan dari Indonesia seperti Tari Pendet, Batik, Angklung, Wayang kulit,

Gamelan, Lagu Rasa Sayange, Tari Tor-Tor dan Gordang Sambilang yang sempat menjadi

perdebatan kepemilikan dengan pihak Malaysia. Kemudian kurangnya sara untuk menampilkan

budaya asli Indonesia kepada masyarakat luas merupakan masalah yang menyangkut ciri khas

bangsa kita.

Kerugian dari masalah Klaim

Dengan terjadinya pengklaiman di Indonesia sekarang kebudayaan indonesia yang dulu semakin

luntur dari kebudayaan indonesia yang sekarang. Mereka lebih mementingkan kebudayaan-

kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia. Bukannya melestarikan kebudayaan negara sendiri

tetapi malah melestarikan kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia. Masalah ini juga bisa

menyebabkan terjadinya konflik antar warga negara yang akan saling mengejek dan

menyalahkan negara lawan. Hal ini juga yang menyebabkan kemunduran Indonesia di bidang

budaya , karena budaya asli kita perlahan akan menghilang dari daftar kebudayaan negara kita

sendiri. Dalam segi ekonomi juga akan terjadi penurunan pendapatan karena kebudayaan

Indonesia merupakan salah satu pemasukan bagi Indonesia, dengan adanya kebudayaan yang

begitu banyak dan menarik untuk dilihat maka akan banyak wisatawan yang berkunjung ke

Indonesia hanya untuk melihat kebudayaan tersebut bahkan tidak sedikit juga yang ingin

mempelajari kebudayaan tersebut.

Kesimpulan

Page 6: sosbud2

Perselisihan budaya antara Indonesia dengan Malaysia yang sudah terjadi berkali-kali selalu

disusul oleh protes serta reaksi keras masyarakat Indonesia yang merasa dirugikan karena

berpendapat bahwa budayanya dicuri bangsa lain. Penyebab  budaya yang diklaim oleh negara

Malaysia seperti Tari Pendet, Batik, Angklung, Wayang kulit, Gamelan, Lagu Rasa Sayange,

Tari Tor-Tor dan Gordang Sambilang karena kurang pedulinya generasi muda dan pemerintah

terhadap kebudayaan asli Indonesia. Hal ini akan berdampak direbutnya kebudayaan Indonesia

oleh Malaysia dan kebudayaan asli Indonesia perlahan akan mulai luntur. Namun dari masalah

tersebut kita bisa belajar bahwa kita sebagai warga Indonesia harus melestarikan budaya

Indonesia dan pemerintah juga harus secara cepat menindaklanjuti jika budaya kita diklaim oleh

negara lain.

Saran

-          Pemerintah harus membuat Undang-Undang khusus untuk melindungi kebudayaan asli

Indonesia. Hal itu dilakukan agar pelestarian budaya bisa terlaksana secara berkesinambungan

dan terintegral tanpa harus saling tuding siapa yang akan bertanggung jawab.

-          Keanekaragaman budaya yang dimiliki terdiri dari ribuan etnis harus bisa dipatenkan agar

tidak lagi dicuri oleh negara lain hanya untuk kepentingan keuntungan belaka. Ini menjadi

prioritas sebagai pengakuan budaya Indonesia secara internasional.

-          Perlu adanya tindakan pemerintah baik pusat maupun daerah dalam upaya pelestarian budaya

tradisional. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara menggelar  pertunjukan  budaya di tempat

umum secara berkesinambungan.

-          Perlu adanya pendekatan kreatif dan akademik dalam pelestarian budaya. Yaitu bagaimana

mengenalkan budaya sedini mungkin pada generasi muda secara kreatif dan inovatif agar

generasi muda tertarik dengan budaya tradisional, sekaligus mengikis anggapan bahwa budaya

tradisional itu kuno

-          Menggalakan program cinta akan budaya sendiri, bukan hanya slogan. Selain itu dengan

adanya sosialisasi budaya lewat media massa untuk memperkenalkan budaya tradisional.

-          Pemerintah harus cepat dan tegas menanggulangi jika terjadi pencurian atau klaim budaya.

Selain itu pemerintah juga perlu menindakpara pembajak di negeri sendiri agar masyarakat

terbiasa untuk menghargai apa yang dimiliki orang lain.