31
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 2.1.1.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Istilah IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) pertama kali muncul dalam seminar nasional tentang Civic Education tahun 1972 di Tawangmangu Solo, menurut laporan seminar tersebut (Panitia Seminar Nasional Civic Education, 1972:2, dalam Winataputra, 1978:42) ada tiga istilah yang muncul dan digunakan secara bertukar-pakai (interchangeable) yakni pengetahuan sosial, studi sosial, dan ilmu pengetahuan sosial yang diartikan sebagai suatu studi masalah-masalah sosial yang dipilih dan dikembangkan dengan menggunakan pendekatan interdisipliner dan bertujuan agar masalah-masalah sosial dapat dipahami siswa. Dengan demikian siswa dapat memahami dan memecahkan masalah-masalah sehari-hari. Dalam kurikulum sistem pendidikan di Indonesia terdapat tiga jenis program pendidikan sosial, yakni: program pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial (IIS) yang dibina pada fakultas-fakultas sosial murni, disiplin ilmu pengetahuan sosial (PDIPS) yang dibina pada fakultas-fakultas pendidikan ilmu sosial dan pendidikan ilmu pengetahuan sosial (PIPS) yang diberikan terutama didalam pendidikan persekolahan. Mulyono Tj. (1980:8), mengemukakan “IPS merupakan suatu pendekatan interdisipliner dari pelajaran ilmu-ilmu sosial. IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, antropologi budaya, psikologi sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan sebagainya”. Menurut Saidiharjo (1996:4), “IPS merupakan hasil kombinasi atau hasil pemfusian atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti: geografi, ekonomi, sejarah, sosiologi, antropologi, politik”. 5

sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan ...€¦ · manusia dalam konteks sosialnya atau sebagai masyarakat. Jadi, Ilmu Pengetahuan Sosial bukan disiplin yang terpisah,

  • Upload
    others

  • View
    17

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan ...€¦ · manusia dalam konteks sosialnya atau sebagai masyarakat. Jadi, Ilmu Pengetahuan Sosial bukan disiplin yang terpisah,

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

2.1.1.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Istilah IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) pertama kali muncul dalam seminar

nasional tentang Civic Education tahun 1972 di Tawangmangu Solo, menurut

laporan seminar tersebut (Panitia Seminar Nasional Civic Education, 1972:2,

dalam Winataputra, 1978:42) ada tiga istilah yang muncul dan digunakan secara

bertukar-pakai (interchangeable) yakni pengetahuan sosial, studi sosial, dan ilmu

pengetahuan sosial yang diartikan sebagai suatu studi masalah-masalah sosial

yang dipilih dan dikembangkan dengan menggunakan pendekatan interdisipliner

dan bertujuan agar masalah-masalah sosial dapat dipahami siswa. Dengan

demikian siswa dapat memahami dan memecahkan masalah-masalah sehari-hari.

Dalam kurikulum sistem pendidikan di Indonesia terdapat tiga jenis

program pendidikan sosial, yakni: program pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial (IIS)

yang dibina pada fakultas-fakultas sosial murni, disiplin ilmu pengetahuan sosial

(PDIPS) yang dibina pada fakultas-fakultas pendidikan ilmu sosial dan

pendidikan ilmu pengetahuan sosial (PIPS) yang diberikan terutama didalam

pendidikan persekolahan.

Mulyono Tj. (1980:8), mengemukakan “IPS merupakan suatu pendekatan

interdisipliner dari pelajaran ilmu-ilmu sosial. IPS merupakan integrasi dari

berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, antropologi budaya, psikologi

sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan sebagainya”. Menurut

Saidiharjo (1996:4), “IPS merupakan hasil kombinasi atau hasil pemfusian atau

perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti: geografi, ekonomi, sejarah,

sosiologi, antropologi, politik”.

5

Page 2: sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan ...€¦ · manusia dalam konteks sosialnya atau sebagai masyarakat. Jadi, Ilmu Pengetahuan Sosial bukan disiplin yang terpisah,

6

Sumantri (2001:89), “IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan

sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam

nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial maupun ilmu pendidikan. IPS

juga bertujuan untuk mengembangkan sikap belajar yang baik”. Artinya dengan

belajar IPS anak mempunyai kemampuan menyelidiki (inkuiri) untuk menemukan

ide-ide, konsep-konsep baru sehingga mereka mampu melakukan perspektif untuk

masa yang akan datang. Sikap belajar tersebut diarahkan pada pengembangan

motivasi untuk mengetahui, berimaginasi, minat belajar, kemampuan

merumuskan masalah dan hipotesis pemecahanya, keinginan melanjutkan

eksplorasi IPS sampai ke luar kelas, dan kemampuan menarik kesimpulan

berdasarkan data.

Menurut Fakih Samlawi dan Bunyamin Maftuh (1998:1), Ilmu

Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang memadukan konsep-konsep

dasar dari berbagai ilmu sosial (ilmu sejarah, geografi, ilmu ekonomi, ilmu

politik, sosiologi, dan sebagainya) yang disusun melalui pendekatan pendidikan

dan psikologis serta kelayakan dan kebermaknaannya bagi siswa dan

kehidupannya. Menurut Hidayati (2002:13), bahwa untuk sekolah dasar, Ilmu

Pengetahuan Sosial merupakan perpaduan mata pelajaran sejarah, geografi dan

ekonomi. Dengan demikian, Ilmu Pengetahuan Sosial bukanlah ilmu-ilmu sosial

itu sendiri yang diartikannya sebagai semua bidang ilmu pengetahuan mengenai

manusia dalam konteks sosialnya atau sebagai masyarakat.

Jadi, Ilmu Pengetahuan Sosial bukan disiplin yang terpisah, tetapi sebuah

payung kajian masalah yang memayungi disiplin sejarah dan disiplin ilmu-ilmu

sosial lainnya.

2.1.1.2 Tujuan Pembelajaran IPS di SD

Tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal

kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat,

minat kemampuan dan lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (Etin Solehatin dan Raharjo,

Page 3: sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan ...€¦ · manusia dalam konteks sosialnya atau sebagai masyarakat. Jadi, Ilmu Pengetahuan Sosial bukan disiplin yang terpisah,

7

2009:15). Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan perpaduan dari ilmu-ilmu sosial,

maka tujuan kurikuler pengajaran IPS yang harus dicapai menurut Nursid

Sumaatmadja (Hidayati, 2002:24-25) adalah sebagai berikut:

1) Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna bagi

kehidupan di masyarakat.

2) Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis,

dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam

kehidupan di masyarakat.

3) Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama

warga masyarakat dan dengan berbagai bidang keilmuan serta berbagai

keahlian.

4) Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan

keterampilan terhadap lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan

integralnya.

5) Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan

keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan, perkembangan,

masyarakat, perkembangan ilmu dan teknologi.

Tujuan IPS dalam penelitian ini adalah untuk membekali anak didik

dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan keterampilan terhadap

lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan integralnya. Sehingga

melalui pengalamannya dalam mempelajari IPS dapat membuat siswa semakin

kreatif dan terampil.

2.1.1.3 Fungsi Pembelajaran IPS di SD

Pengajaran IPS sangat penting bagi jenjang pendidikan dasar dan

menengah karena siswa yang datang ke sekolah berasal dari lingkungan masing-

masing yang mempunyai masalah-masalah sosial yang berbeda-beda. Sesuai

dengan tingkat perkembangannya, siswa Sekolah Dasar belum mampu memahami

keluasan dan kedalaman masalah-masalah sosial secara utuh, tetapi mereka dapat

diperkenalkan kepada masalah-masalah tersebut melalui pengajaran IPS. Fungsi

Page 4: sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan ...€¦ · manusia dalam konteks sosialnya atau sebagai masyarakat. Jadi, Ilmu Pengetahuan Sosial bukan disiplin yang terpisah,

8

ilmu pengetahuan sosial diberikan di sekolah dasar seperti yang dikemukakan

oleh Hidayati (2002:16) adalah agar anak-anak memiliki hal-hal sebagai berikut:

1) agar siswa dapat mensistematisasikan bahan, informasi dan atau kemampuan

yang telah dimiliki tentang manusia dan lingkungannya menjadi lebih

bermakna,

2) agar siswa dapat lebih peka dan tanggap terhadap berbagai masalah sosial

secara rasional dan bertanggung-jawab,

3) agar siswa dapat mempertinggi rasa toleransi dan persaudaraan di lingkungan

sendiri dan antar manusia.

2.1.1.4 Materi dan Ruang Lingkup IPS SD

Materi yang disajikan dalam pengajaran IPS untuk tingkat SD kelas V

semester II yang akan peneliti gunakan adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas V Semester II

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

2. Menghargai peranan tokoh

pejuang dan masyarakat

dalam mempersiapkan dan

mempertahankaan

kemerdekaan Indonesia

2.1 Mendeskripsikan perjuangan para tokoh

pejuang pada masa penjajahan Belanda

dan Jepang

2.2 Menghargai jasa dan peranan tokoh

perjuangan dalam mempersiapkan

kemerdekaan Indonesia

2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh

dalam memproklamasikan kemerdekaan

2.4 Menghargai perjuangan para tokoh dalam

mempertahankan kemerdekaan

Page 5: sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan ...€¦ · manusia dalam konteks sosialnya atau sebagai masyarakat. Jadi, Ilmu Pengetahuan Sosial bukan disiplin yang terpisah,

9

Pada penelitian ini menggunakan Standar Kompetensi 2. Menghargai

peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan

mempertahankaan kemerdekaan Indonesia dan Kompetensi Dasar 2.3.

Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan dan

2.4. Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.

Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

a. Manusia, Tempat, dan Lingkungan

b. Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan

c. Sistem Sosial dan Budaya

d. Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan

Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar adalah program yang mengkaji

seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu

sosial. Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan,

pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam

memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Penanaman konsep-konsep

IPS di SD dengan benar dan tepat akan berpengaruh terhadap penguasaan materi

IPS ditingkat selanjutnya.

2.1.2 Teknik Pembelajaran

2.1.2.1 Pengertian Teknik

Pada berbagai situasi proses pembelajaran seringkali digunakan berbagai

istilah yang pada dasarnya dimaksudkan untuk menjelaskan cara, tahapan, atau

pendekatan yang dilakukan oleh seorang guru untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk

pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas

oleh guru. Model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penggunaan

suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

Dari model pembelajaran, dimulai dari pendekatan pembelajaran, selanjutnya

diturunkan ke dalam strategi pembelajaran kemudian diturunkan ke metode

pembelajaran, dan terakhir ke teknik dan taktik dalam pembelajaran. Untuk lebih

Page 6: sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan ...€¦ · manusia dalam konteks sosialnya atau sebagai masyarakat. Jadi, Ilmu Pengetahuan Sosial bukan disiplin yang terpisah,

10

jelasnya, posisi hierarkis sebuah model pembelajaran dapat digambarkan sebagai

berikut:

Gambar 2.1 Pola Model belajar

Teknik pembelajaran merupakan cara yang dilakukan seseorang guru dalam

mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Menurut Gerlach dan Ely

(Hamzah B Uno, 2009:2) teknik adalah jalan, alat, atau media yang digunakan

oleh guru untuk mengarahkan kegiatan peserta didik kearah tujuan yang ingin

dicapai.

Moeliono (1990:915), memberi batasan bahwa “teknik adalah cara

(kepandaian, dan lain-lain) membuat sesuatu atau melakukan sesuatu yang

berhubungan dengan seni”. Berdasarkan kedua batasan tersebut di atas dapat

dikemukakan bahwa tehnik merupakan keterampilan dan seni (kiat) untuk

melaksanakan langkah-langkah yang sistematik dalam melakukan suatu kegiatan

yang lebih luas atau metode.

2.1.2.2 Teknik Pembelajaran

Menurut Sudjana (2001:13), teknik dalam pembelajaran merupakan

penjelasan dan penjabaran suatu metode pembelajaran, maka sudah barang tentu

bahwa kutipan definisi teknik tersebut di atas perlu dilengkapi dengan pijakan

Pendekatan Pembelajaran(Student or Teacher Centered)

Strategi Pembelajaran(exposition-discovery learning or

group-individual learning)

Teknik dan Taktik Pembelajaran(spesifik, individual, unik)

Metode Pembelajaran(ceramah, diskusi, simulsai, dsb)

Model P

embelajaran M

odel

Pem

bela

jara

n

Model Pembelajaran

Model Pembelajaran

Page 7: sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan ...€¦ · manusia dalam konteks sosialnya atau sebagai masyarakat. Jadi, Ilmu Pengetahuan Sosial bukan disiplin yang terpisah,

11

pada metode tertentu. Teknik dalam pembelajaran bersifat taktik, dan cenderung

bernuansa siasat.

Dengan demikian maka dapat dipahami bahwa teknik dalam pembelajaran

dapat didefinisikan sebagai daya upaya, atau usaha-usaha yang ditempuh oleh

seseorang guru dalam rangka untuk mencapai suatu tujuan pengajaran dengan

cara yang paling praktis, namun tetap harus selalu merujuk dan berpijak pada

metode tertentu.

2.1.3 Ingatan (Memori) Mnemonik

Mnemonik menurut Wojowasito dan Wasito (1980:2) berasal dari kata

Mne’monics yang berarti kepandaian menghapalkan. Mnemonik berasal dari

mitologi Yunani yang bernama Dewi Mnemonyne. Hal ini menjadi indikasi

bahwa bangsa Yunani sangat menghargai kemampuan untuk menghapal. Nama

dewi ini menjadi nama untuk sebuah metode mengingat. Inti dari metode ini

adalah imajinasi dan asosiasi. Sederhananya, metode menurut Stine (2002:23)

tidak lebih dari kemampuan pikiran untuk mengasosiasikan kata-kata gagasan

atau ide dengan gambaran.

Suharnan (2005:15) mendefinisikan, metode mnemonik sebagai strategi

yang dipelajari untuk mengoptimalkan kinerja ingatan melalui latihan-latihan.

Suharnan menyadari betul bahwa teknik ini perlu latihan untuk menguasainya.

Mnemonik berkaitan erat dengan imajinasi dan asosiasi. Pasiak (2003:42)

mengatakan bahwa imajinasi dan asosiasi adalah bagian dari kerja otak kanan

yang menjadi pusat kreativitas, oleh sebab itu belajar dengan metode mnemonik

secara tidak langsung mengkoordinasikan antara otak kiri dan otak kanan dalam

satu aktivitas belajar.

Lebih jauh lagi tentang asosiasi, James (dalam Higbee, 2003:4)

menjelaskan peran asosiasi dalam ingatan dengan mengatakan “semakin fakta

yang berkaitan dengan sesuatu hal atau materi dalam pikiran kita, semakin kuat

materi tersebut tertanam dalam pikiran kita”. Setiap fakta yang berkaitan dengan

materi tersebut menjadi semacam pancing bila materi tenggelam di bawah alam

pikiran kita.

Page 8: sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan ...€¦ · manusia dalam konteks sosialnya atau sebagai masyarakat. Jadi, Ilmu Pengetahuan Sosial bukan disiplin yang terpisah,

12

Teknik mnemonik cukup efektif membantu seseorang untuk mengingat.

Kemampuan ini sering dimanfaatkan oleh senator Romawi dan Yunani untuk

mencari perhatian para politikus dan masyarakat dengan kekuatan belajar dan

daya hapalnya. Metode ini membuat orang Romawi mampu mengingat berbagai

fakta tentang kerajaan tanpa kesalahan.

Meski begitu metode mnemonik tidak menjamin informasi yang masuk

akan tetap diingat, sebab untuk menyimpan informasi ke dalam memori jangka

panjang setidaknya butuh banyak pengulangan. Ada beberapa teknik dalam

metode mnemonik yang dapat dipakai dengan spesifikasinya masing-masing,

yaitu; teknik akronim, akrostik, peg word, loci, mental imagery, metode

hubungan, serta metode organisasi.

Untuk penelitian ini, peneliti menggunakan teknik akrostik dalam

penggunaan pembelajaran di dalam kelas.

2.1.4 Teknik Akrostik

Kata akrostik berasal dari kata Perancis acrostiche dan Yunani akrostichis

yang artinya sebuah sajak yang huruf awal baris-barisnya menyusun sebuah atau

beberapa kata.

Menurut Deasy Harianti (2008:7) sebelum informasi apapun masuk ke

dalam ingatan untuk jangka waktu yang lama, informasi tersebut digolongkan

sebagai informasi memori jangka pendek (sementara). Informasi yang tergolong

sebagai memori jangka pendek tidak akan bertahan lama, mampu bertahan sekitar

15-30 detik setelah informasi diterima oleh otak manusia. Derasnya aliran

informasi yang masuk dapat berpengaruh terhadap memori jangka pendek. Hal ini

disebabkan memori jangka pendek memiliki kapastitas yang sangat kecil, agar

memori jangka pendek bisa diteruskan menjadi memori jangka panjang yang

mampu bertahan beberapa menit, bahkan sampai seumur hidup manusia,

informasi tersebut harus mengandung subjek pemikiran yang bermakna dan

memiliki arti. Dengan demikian teknik akrostik adalah teknik yang tepat untuk

memindahkan memori jangka pendek ke dalam memori jangka panjang.

Page 9: sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan ...€¦ · manusia dalam konteks sosialnya atau sebagai masyarakat. Jadi, Ilmu Pengetahuan Sosial bukan disiplin yang terpisah,

13

Menurut Rose Colin (2008:35) akrostik adalah sajak atau susunan kata-

kata yang seluruh huruf awal atau akhir tiap barisnya merupakan sebuah kata

nama diri yang digunakan untuk mengingat hal lain. Teknik akrostik adalah salah

satu cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk memudahkan siswa untuk

mengingat sebuah materi yang ingin diingat dengan cara menggunakan huruf

awal, tengah atau akhir dalam sebuah kalimat atau frase tertentu.

Karen Markowitz (2002:87), akrostik juga menggunakan huruf kunci

untuk membuat konsep abstrak menjadi lebih konkrit sehingga lebih mudah

diingat. Namun, akrostik tidak selalu menggunakan huruf pertama dan juga tidak

selalu menghasilkan singkatan dalam bentuk satu kata atau frasa, misalnya pelangi

“Mejikuhibiniu” singkatan dari warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan

ungu. Contoh yang lainnya adalah untuk menghafal urutan nama planet dari posisi

yang paling dekat dengan matahari hingga planet terjauh. Merkurius, Venus,

Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus dan Pluto. Jika diambil huruf

depan dari masing-masing planet adalah M, V, B, M, J, S, U, N, dan P, huruf ini

sekarang dibuat singkatan yang lucu menjadi “Main Voley Ball Membuat Jantung

Sehat Untuk Nenek Peot”.

Di Indonesia teknik akrostik dikenal dengan sebutan jembatan keledai.

Untuk pertama kalinya jembatan keledai di Indonesia diperkenalkan oleh Tan

Malaka (1999:7) dalam bukunya Madilog yang berpendapat:

Pula kalau pelajaran itu terlalu banyak, sudahlah tentu tak bisadihafalkan lagi. Tetapi saya juga mengerti gunanya pengetahuan yangselalu ada dalam otak. Begitulah saya ambil jalan tengah: padu yang baikdari kedua pihak. hafalkan, ya hafalkan, tetapi perkara barang yang sudahsaya mengerti betul, saya hafalkan kependekan intinya saja. Pada masaitulah di sekolah Raja Bukit Tinggi, saya sudah lama membuat danmenyimpan dalam otak, perkataan yang tidak berarti buat orang lain, tetapipenuh dengan pengetahuan buat saya. Buat keringkasaan uraian ini, makaperkataan yang bukan perkataan ini, saya namakan ‘jembatan keledai’.Soelistyowati (2007), membuktikan nilai tes siswa menunjukan bahwa

pengajaran “Artikel” dengan menggunakan “jembatan keledai” mencapai rata-rata

kelas yaitu 9,5 sedangkan dengan menggunakan “gambar” untuk mengilustrasikan

sebuah kata rata-rata kelasnya adalah 7,9. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa

menggunakan teknik akrostik lebih efektif dari pada menggunakan media gambar

Page 10: sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan ...€¦ · manusia dalam konteks sosialnya atau sebagai masyarakat. Jadi, Ilmu Pengetahuan Sosial bukan disiplin yang terpisah,

14

untuk mengilustrasikan sebuah kata. Hal itu berarti bahwa pengajaran dengan

menggunakan jembatan keledai lebih bagus dari pada media gambar untuk

mengilustrasikan sebuah kata. Selain itu selama penelitian di kelas siswa lebih

tertarik belajar, oleh karena itu pengalaman siswa dengan menggunakan jembatan

keledai dalam pembelajaran lebih baik daripada menggunakan media gambar

untuk mengilustrasikan sebuah kata.

Jembatan keledai membuat sesuatu yang sulit diingat menjadi mudah

diingat. Biasanya digunakan karena ingatan alami kita sulit menerima sesuatu

yang kurang menarik. Jembatan keledai adalah cara untuk mengingat sesuatu

dengan urutannya yang biasanya berupa susunan kata atau susunan kata yang

mudah diingat. Cara ini sudah dibuktikan lebih efektif dan efisien untuk

menyimpan informasi dalam ingatan jangka panjang, terutama jika dibantu

dengan visualisasi (contohnya, membayangkan kalimat tersebut dalam situasi

yang berhubungan dengan topik yang dibicarakan).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa teknik akrostik adalah

cara yang efektif untuk mengingat atau menghafalkan materi tertentu dengan

menyusun setiap huruf pertama dari suatu kelompok kata dan suku kata-suku kata

lainnya sehingga menjadi suatu kalimat atau berupa susunan kata yang ditambah

suku kata tertentu sehingga membentuk kalimat dengan arti yang menarik,

bermakna dan masuk di akal.

2.1.4.1 Cara-cara pembuatan jembatan keledai:

1. Mengambil huruf depan atau suku kata terdepan dari suatu kata.

Seperti kata Mejikuhibiniu (Me-rah, Ji-ngga, Ku-ning, Hi-jau, Bi-ru, Ni-la, U-

ngu)

2. Membuat Makna Plesetan

Makna plesetan adalah makna yang dibuat sesuai kreatifitas seseorang,

dimana kata-kata tersebut mengandung arti. Contoh untuk daftar nama-nama

planet: Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnur, Uranus, Neptunus.

Ambillah huruf terdepan dari masing-masing kata maka akan diperoleh huruf:

M, V, B, M, J, S, U, dan N.

Page 11: sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan ...€¦ · manusia dalam konteks sosialnya atau sebagai masyarakat. Jadi, Ilmu Pengetahuan Sosial bukan disiplin yang terpisah,

15

Setiap huruf akan ditambah dengan suku kata tertentu sehingga menjadi kata

yang bermakna. Sehingga menjadi Main-Volly-Ball-Membuat-Jantung-Sehat-

Untuk-Nenek,

3. Buat sesuai selera tetapi bermakna. Dalam membuat jembatan keledai tidak

ada patokan khusus. Setiap orang dapat membuat dengan kreatifitas masing-

masing sesuai selera agar mendapatkan kemudahan dan kebermaknaan dari

rangkaian kata tersebut.

2.1.4.2 Langkah-langkah penggunaan teknik akrostik:

Teknik Akrostik dapat dikombinasikan dalam model pembelajaran

kontekstual, kolaboratif, kooperatif, quantum, PAIKEM, dan lain sebagainya.

Secara umum langkah-langkah pembelajaran menggunakan teknik akrostik dapat

dilakukan dalam 5 tahap, yaitu:

1. Tahap persiapan

Sebelum melaksanakan pembelajaran, guru terlebih dahulu memahami materi

yang akan disampaikan. Dengan penguasaan materi yang baik seorang guru

dapat mengambil beberapa unsur pokok penting yang harus dikuasai siswa.

Dari sinilah guru mulai berkreasi hal-hal apa saja yang perlu diingat oleh

siswa. Guru mulai merangkai konsep-konsep penting kemudian dibuat

singkatan menggunakan teknik akrostik. Guru menyiapkan sumber dan media

belajar yang dapat menunjang pemahaman siswa. Pada tahap awal

pelaksanaan tindakan, guru dapat memberikan stimulasi dari penggunaan

teknik akrostik, bisa dengan menggunakan lagu maupun pertanyaan-

pertanyaan.

2. Tahap penyampaian

Pada tahap ini, penyampaian materi oleh guru sangatlah penting agar siswa

dapat menerima informasi-informasi penting. Hal ini memudahkan siswa

untuk menangkap konsep-konsep yang perlu diingat. Materi yang disampaikan

harus benar-benar dikuasai oleh siswa. Untuk menarik perhatian dan fokus

siswa, guru dapat menyampaikan materi menggunakan macam-macam alat

dan media sesuai dengan karakteristik kelas.

Page 12: sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan ...€¦ · manusia dalam konteks sosialnya atau sebagai masyarakat. Jadi, Ilmu Pengetahuan Sosial bukan disiplin yang terpisah,

16

3. Tahap pelatihan

Pada tahap ini, guru berperan memberikan pelatihan penggunaan teknik

akrostik kepada siswa. Informasi-informasi penting dari materi diintegrasikan

dalam suatu konsep yang mudah diingat oleh siswa. Dalam melakukan

pelatihan guru hendaknya melibatkan siswa agar siswa mempunyai

pengalaman secara langsung dalam penggunaan teknik akrostik. Di tahap

pelatihan ini, siswa diberi kesempatan untuk mencoba sendiri membuat

singkatan menggunakan teknik akrostik sesuai kreatifitas masing-masing.

4. Tahap kompetisi

Pada tahap kompetisi, siswa dibentuk menjadi kelompok, dapat berkelompok

dengan teman sebangku maupun dengan beberapa teman. Di dalam kelompok

tidak perlu adanya pengelompokan khusus. Sebelum dilakukan kompetisi

antar kelompok, terlebih dahulu setiap kelompok memahami materi yang

sudah ditugaskan, kemudian setiap kelompok akan membuat singkatan

menggunakan teknik akrostik. Lalu setiap kelompok yang akan menyajikan

hasilnya kepada kelompok lainnya. Kelompok yang membuat singkatan paling

menarik, mudah diingat dan bermakna adalah pemenangnya

5. Tahap akhir

Pada tahap ini, siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran yang telah

dilakukan, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

Mengadakan refleksi antara cara menghafal teknik konvensial dengan teknik

akrostik.

Tabel 2.2Sintaks Pembelajaran dengan Teknik Akrostik

No Langkah-langkah Perlakuan guru

1 Tahap Persiapan - Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai

- Guru menjelaskan mekanisme pembelajaran.

Page 13: sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan ...€¦ · manusia dalam konteks sosialnya atau sebagai masyarakat. Jadi, Ilmu Pengetahuan Sosial bukan disiplin yang terpisah,

17

- Guru memberikan apersepsi berupa lagu, video,

audio, dan pertanyaan-pertanyaan sebagai tahap

awal pengenalan teknik akrostik.

2 Tahap

Penyampaian

- Guru menyampaikan materi pelajaran

- Guru melakukan tanya-jawab (interaksi dua arah)

untuk membantu siswa menguasai materi

pembelajaran

3 Tahap Pelatihan - Guru memberikan penjelasan dan cara

menggunakan teknik akrostik.

- Guru melibatkan siswa untuk berlatih

menggunakan teknik akrostik.

- Guru membimbing siswa untuk membuat

singkatan menggunakan teknik akrostik sesuai

kreatifitas siswa.

4 Tahap Kompetisi - Siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok.

- Guru memberikan sub-bab materi untuk dipahami

didalam kelompok.

- Setiap kelompok bertugas untuk memahami materi.

- Siswa membuat singkatan-singkatan menggunakan

teknik akrostik sesuai konsep-konsep penting

dalam materi.

- Setiap kelompok akan menyajikan hasil

pekerjaannya kepada kelompok lain secara

bergantian.

- Kelompok siswa yang membuat singkatan paling

menarik, mudah diingat dan bermakna adalah

pemenangnya.

Page 14: sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan ...€¦ · manusia dalam konteks sosialnya atau sebagai masyarakat. Jadi, Ilmu Pengetahuan Sosial bukan disiplin yang terpisah,

18

5 Tahap Akhir - Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk

bertanya jika masih ada kesulitan.

- Siswa diberi beberapa pertanyaan kembali

mengenai materi pelajaran, apakah ada perbedaan

setelah menggunakan teknik akrostik.

- Guru memberi penegasan kembali tentang

kesimpulan materi pelajaran.

- Guru memberikan pelurusan pemahaman dan

penguatan konsep siswa.

2.1.4.3 Manfaat Teknik Akrostik

Berbicara manfaat, teknik akrostik ini memiliki banyak manfaat

diantaranya :

1. Dapat membantu siswa dalam menghadapi berbagai tujuan agenda

pembelajaran yang berpacu dengan waktu. Karena apabila siswa dapat

menggunakan teknik akrostik dengan efisien, maka mereka dapat

memaksimalkan waktu belajar.

2. Dapat mengejar target menjadi lebih mudah karena persyaratan mendasar

telah dipenuhi dan masih tersisa waktu untuk mempelajari pelajaran pilihan

pribadi.

3. Dapat membuat materi menjadi bermakna dengan memakai asosiasi dan

sebagainya. Dengan menggunakan teknik akrostik ini, maka dapat

memberikan jalan sistematis untuk merekam dan mendapatkan kembali

materi.

4. Mampu mengurangi waktu mengerjakan pekerjaan sekolah dan memberi

waktu luang untuk mencapai tujuan yang lebih personal juga dapat

mempersiapkan kita meraih keberhasilan di sekolah dan di bidang profesional.

5. Dapat membantu siswa mengingat informasi lebih cepat, runtut dan

mempertahankan lebih lama.

6. Membantu siswa dalam mempelajari bahan ujian dengan berbagai bentuk tes

dengan mudah.

Page 15: sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan ...€¦ · manusia dalam konteks sosialnya atau sebagai masyarakat. Jadi, Ilmu Pengetahuan Sosial bukan disiplin yang terpisah,

19

2.1.4.4 Kelebihan dan Kelemahan Teknik Akrostik

1. Kelebihan Pembelajaran menggunakan Teknik Akrostik

a. Akrostik mengggunakan huruf-huruf kunci untuk membuat konsep abstrak

lebih konkret, hal ini mempermudah siswa dalam mengingat.

b. Pengguna teknik akrostik dapat membuat hafalan sesuai kreatifitas masing-

masing karena tidak adanya patokan khusus, akrostik tidak selalu

menggunakan huruf pertama dan tidak selalu menghasilkan singkatan dalam

bentuk satu kata, informasi yang diingat dalam akrostik dapat berbentuk

kalimat atau frase tertentu.

c. Pembuatan hafalan menggunakan teknik akrostik lebih mudah karena tidak

ada kurangnya batasan kata.

d. Penggunaan teknik akrostik dapat diaplikasikan dengan semua model

pembelajaran.

e. Siswa lebih mudah mengingat hafalan yang dapat dibuatnya sendiri, hal ini

membuat siswa merasa dihargai terlebih lagi apabila hafalan yang dibuatnya

digunakan oleh teman lainnya.

2. Kelemahan Pembelajaran menggunakan Teknik Akrostik

a. Perlunya pendalaman pemahaman materi yang sedang dipelajari. Hal ini

mempengaruhi siswa dalam mengambil kata-kata kunci untuk menyusun

hafalan.

b. Perlunya media pendukung (audio, visual, audio-visual) untuk menanaman

konsep. Hal ini dikarenakan ingatan paling tajam pada diri manusia terjadi

pada masa kanak-kanak (7-14 tahun) dan ini berlaku untuk ingatan yang

bersifat mekanis yakni ingatan untuk kesan-kesan penginderaan.

c. Kunci dalam membuat hafalan menggunakan teknik akrostik adalah minat

dan kreatifitas siswa. Sehingga guru perlu membangkitkan minat dan

kreatifitas siswa sebelum menerapkan teknik akrostik.

d. Dibutuhkan komitmen siswa dalam mengingat, apabila komitmen ini tidak

dilakukan maka akan menyebabkan lupa.

Page 16: sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan ...€¦ · manusia dalam konteks sosialnya atau sebagai masyarakat. Jadi, Ilmu Pengetahuan Sosial bukan disiplin yang terpisah,

20

2.1.5 Minat Belajar

2.1.5.1 Pengertian Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan

terus menerus yang disertai rasa senang. Menurut Slameto (2003), minat

merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang

mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Bila mereka melihat bahwa sesuatu

akan menguntungkan, mereka merasa berminat. Ini kemudian mendatangkan

kepuasan. Bila kepuasan berkurang, minatpun berkurang.

Minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subyek untuk merasa

senang dan tertarik pada bidang/hal tertentu dan merasa senang berkecimpung

dalam bidang itu. Minat merupakan faktor psikologis yang terdapat pada setiap

orang. Sehingga minat terhadap sesuatu/kegiatan tertentu dapat dimiliki setiap

orang. Bila seseorang tertarik pada sesuatu maka minat akan muncul. Dari

pengertian tersebut dapat dimengerti bahwa terjadinya minat itu karena dorongan

dari perasaan senang dan adanya perhatian terhadap sesuatu. Ciri-ciri minat

menurut Hurlock (1999: 115) adalah:

1) Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental.

2) Minat bergantung pada kesiapan belajar

3) Minat bergantung pada kesempatan belajar.

4) Perkembangan minat mungkin terbatas.

5) Minat dipengaruhi budaya.

6) Minat berbobot emosional.

7) Minat cenderung bersifat egosentris.

2.1.5.2 Pengertian Minat Belajar

Minat belajar adalah salah satu bentuk keaktifan seseorang yang mendorong

untuk melakukan serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi

dalam lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa paling efektif untuk membangkitkan

Page 17: sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan ...€¦ · manusia dalam konteks sosialnya atau sebagai masyarakat. Jadi, Ilmu Pengetahuan Sosial bukan disiplin yang terpisah,

21

minat pada suatu subyek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat

siswa yang telah ada. Disamping memanfaatkan minat yang telah ada sebaiknya

para pengajar juga berusaha membentuk minat-minat baru pada diri siswa. Hal ini

dapat dicapai dengan jalan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan

antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang

lalu dan menguraikan kegunaannya bagi siswa di masa yang akan datang.

Slameto (2003:180-181) mengemukakan, bila usaha-usaha tersebut tidak

berhasil, pengajar dapat memakai intensif dalam usaha mencapai tujuan

pengajaran. Intensif merupakan alat yang dipakai untuk membujuk seseorang agar

melakukan sesuatu yang tidak mau melakukannya atau yang tidak dilakukannya

dengan baik. Diharapkan pemberian intensif yang akan membangkitkan motivasi

siswa dan mungkin minat terhadap bahan yang diajarkan akan muncul.

Jadi dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah pilihan kesenangan

dalam melakukan kegiatan dan dapat membangkitkan gairah seseorang untuk

memenuhi kesediaanya dalam belajar.

2.1.5.3 Faktor yang Mempengaruhi Minat belajar

Seseorang akan berminat dalam belajar manakala ia dapat merasakan

manfaat terhadap apa yang dipelajari, baik untuk masa kini maupun masa yang

akan datang dan dirasakan ada kesesuaian dengan kebutuhan yang sedang

dihadapi, sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

tumbuh berkembangnya minat maupun sebaliknya mematikan minat belajar

adalah sebagai berikut:

1. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berada dalam diri siswa antara lain:

a. Kematangan

Kematangan dalam diri siswa dipengaruhi oleh pertumbuhan mentalnya.

Mengajarkan sesuatu pada siswa dapat dikatakan berhasil jika taraf

pertumbuhan pribadi telah memungkinkan dan potensi-potensi jasmani

serta rohaninya telah matang untuk menerima hal yang baru.

Page 18: sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan ...€¦ · manusia dalam konteks sosialnya atau sebagai masyarakat. Jadi, Ilmu Pengetahuan Sosial bukan disiplin yang terpisah,

22

b. Latihan dan Ulangan

Oleh karena telah terlatih dan sering mengulangi sesuatu, maka kecakapan

dan pengetahuan yang dimiliki siswa dapat menjadi semakin dikuasai.

Sebaliknya tanpa latihan pengalaman-pengalaman yang telah dimiliki

dapat hilang atau berkurang. Oleh karena latihan dan seringkali mengalami

sesuatu, maka seseorang dapat timbul minatnya pada sesuatu.

c. Motivasi

Motivasi merupakan pendorong bagi siswa untuk melakukan sesuatu.

Motivasi dapat mendorong seseorang, sehingga akhirnya orang itu menjadi

spesialis dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu. Tidak mungkin

seseorang mau berusaha mempelajari sesuatu dengan sebaik-baiknya jika

ia tidak mengetahui betapa penting dan faedahnya hasil yang akan dicapai

dari belajarnya bagi dirinya.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah factor yang berasal dari luar diri siswa, antara lain:

a. Faktor Guru

Seorang guru mestinya mampu menumbuhkan dan mengembangkan minat

diri siswa. Segala penampilan seseorang guru yang tersurat dalam

kompetensi guru sangat mempengaruhi sikap guru sendiri dan siswa.

Kompetensi itu terdiri dari kompetensi personal yaitu kompetensi yang

berhubungan dengan kepribadian guru dan kompetensi professional yaitu

kemampuan dalam penguasaan segala seluk beluk materi yang menyangkut

materi pelajaran, materi pengajaran maupun yang berkaitan dengan metode

pengajaran. Hal demikian ini dapat menarik minat siswa untuk belajar,

sehingga mengembangkan minat belajar siswa.

b. Faktor Metode

Minat belajar siswa sangat dipengaruhi metode pengajaran yang digunakan

oleh guru. Menarik tidaknya suatu materi pelajaran tergantung pada

kelihaian guru dalam menggunakan metode yang tepat sehingga siswa

akan timbul minat untuk memperhatikan dan tertarik untuk belajar

Page 19: sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan ...€¦ · manusia dalam konteks sosialnya atau sebagai masyarakat. Jadi, Ilmu Pengetahuan Sosial bukan disiplin yang terpisah,

23

c. Faktor Materi Pelajaran

Menurut Hamalik (2006:30-32), materi pelajaran yang diberikan atau

dipelajari bila bermakna bagi diri siswa, baik untuk kehidupan masa kini

maupun masa yang akan datang menumbuhkan minat yang besar dalam

belajar. Berbagai faktor tersebut saling berhubungan erat dan dapat pula

bersama-sama mempengaruhi minat belajar siswa.

2.1.5.4 Indikator Minat Belajar

Safari (2005:111), definisi konsep minat belajar adalah pilihan kesenangan

dalam melakukan kegiatan dan dapat membangkitkan gairah seseorang untuk

memenuhi kesediaanya dalam belajar. Definisi operasional: minat belajar adalah

skor siswa yang diperoleh dari tes minat belajar yang mengukur aspek: (1)

kesukaan, (2) ketertarikan, (3) perhatian, dan (4) keterlibatan. Dari definisi

operasional tersebut dapat disusun kisi-kisi sebagai berikut ini:

1. Kesukaan, pada umumnya individu yang suka pada sesuatu disebabkan karena

adanya minat. biasanya apa yang paling disukai mudah sekali untuk diingat.

Sama halnya dengan siswa yang berminat pada suatu mata pelajaran tertentu

akan menyukai pelajaran itu. Kesukaan ini tampak dari kegairahan dan

inisiatifnya dalam mengikuti pelajaran tersebut. Kegairahan dan inisiatif ini

dapat diwujudkan dengan berbagai usaha yang dilakukan untuk menguasai

ilmu pengetahuan yang terdapat dalam mata pelajaran tersebut dan tidak

merasa lelah dan putus asa dalam mengembangkan pengetahuan dan selalu

bersemangat, serta bergembira dalam mengerjakan tugas ataupun soal yang

berkaitan dengan pelajaran yang diberikan guru di sekolah. Dapat disimpulkan

bahwa kesukaan mencakup aspek:

a. Gairah siswa saat mengikuti pelajaran IPS

b. Respon siswa saat mengikuti palajaran IPS

2. Ketertarikan seringkali dijumpai beberapa siswa yang merespon dan

memberikan reaksi terhadap apa yang disampaikan guru pada saat proses

belajar mengajar di kelas. Tanggapan yang diberikan menunjukkan apa yang

Page 20: sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan ...€¦ · manusia dalam konteks sosialnya atau sebagai masyarakat. Jadi, Ilmu Pengetahuan Sosial bukan disiplin yang terpisah,

24

disampaikan guru tersebut menarik perhatiannya, sehingga timbul rasa ingin

tahu yang besar. Dapat disimpulkan bahwa ketertarikan mencakup aspek:

a. Perhatian saat mengikuti pelajaran IPS di sekolah

b. Konsentrasi siswa saat mengikuti pelajaran IPS

3. Perhatian semua siswa yang mempunyai minat terhadap pelajaran tertentu

akan cenderung memberikan perhatian yang besar terhadap pelajaran itu.

Melalui perhatiannya yang besar ini, seorang siswa akan mudah memahami

inti dari pelajaran tersebut. Dapat disimpulkan bahwa ketertarikan mencakup

aspek:

a. Keterlibatan siswa saat mengikuti pelajaran IPS

b. Kemauan siswa untuk mengerjakan tugas, bertanya kepada yang lebih

mampu jika belum memahami materi dan mencari buku penunjang yang

lain saat menemui kesulitan.

4. Keterlibatan yakni keikutsertaan, kesadaran keuletan, dan kerja keras yang

tampak melalui diri siswa menunjukkan bahwa siswa tersebut ada

keterlibatannya dalam belajar di mana siswa selalu belajar lebih giat,

berusaha menemukan hal-hal yang baru yang berkaitan dengan pelajaran

yang diberikan guru di sekolah. Dengan demikian, siswa akan memiliki

keinginan untuk memperluas pengetahuan, mengembangkan diri,

memperoleh kepercayaan diri, dan memiliki rasa ingin tahu.

a. Kesadaran tentang belajar di rumah

b. Langkah siswa setelah ia tidak masuk sekolah

c. Kesadaran siswa untuk mengisi waktu luang

d. Kesadaran siswa untuk bertanya

e. Kesadaran untuk mengikuti les pelajaran IPS

2.1.5.5 Meningkatkan Minat Belajar Siswa

Dalam Sardiman (2008: 95) cara membangkitkan minat adalah sebagai berikut:

a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan.

b. Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau.

c. Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

Page 21: sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan ...€¦ · manusia dalam konteks sosialnya atau sebagai masyarakat. Jadi, Ilmu Pengetahuan Sosial bukan disiplin yang terpisah,

25

d. Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar

Menurut Winkel (2005:30) perasaan merupakan faktor psikis yang

nonintelektual, yang khusus berpengaruh terhadap semangat/gairah belajar.

Dengan melalui perasaannya siswa mengadakan penilaian yang agak spontan

terhadap pengalaman-pengalaman belajar di sekolah. Penilaian yang positif akan

terungkap dalam perasaan senang (rasa puas, rasa gembira, rasa simpati, dan lain

sebagainya). Perasaan senang akan menimbulkan minat pula, yang diperkuat lagi

oleh sikap yang positif. Guru harus membuat siswa senang dalam belajar, dengan

cara antara lain:

1. Membina hubungan akrab dengan siswa, namun tidak bertingkah seperti

anak-anak.

2. Menyajikan bahan pelajaran yang tidak terlalu sulit, namun tidak terlalu

mudah.

3. Menggunakan alat-alat pelajaran yang menunjang proses belajar.

4. Bervariasi dalam cara pengajarannya, namun tidak berganti-ganti metode

sehingga siswa menjadi bingung.

2.1.5.6 Hambatan Minat Belajar Siswa

Dalam Winkel (2005) perasaan tidak senang menghambat dalam belajar,

karena tidak melahirkan sikap yang positif dan tidak menunjang minat dalam

belajar, motivasi yang intrinsik juga sukar berkembang. Dengan demikian suatu

sumber gairah/semangat belajar yang seharusnya ada, menjadi tidak ada.

Rasa takut dan rasa cemas juga dapat menghambat minat belajar siswa,

karena rasa takut dan rasa cemas yang mendalam membuat siswa tidak tenang,

gelisah dan gugup, kalut dalam berfikir dan berperasaan tidak senang.

2.1.6 Hasil Belajar

Setelah individu mengalami proses belajar maka akan memperoleh output

atau hasil dari proses belajar yang dialaminya itulah yang biasa disebut hasil

belajar. Hasil belajar biasanya ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku.

Perubahan tingkah laku yang dimaksud adalah perubahan ke arah yang positif

misalnya anak yang belum bisa naik bersepeda, setelah belajar anak tersebut dapat

Page 22: sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan ...€¦ · manusia dalam konteks sosialnya atau sebagai masyarakat. Jadi, Ilmu Pengetahuan Sosial bukan disiplin yang terpisah,

26

bersepeda, dari belum bisa naik sepeda menjadi bisa naik sepeda. inilah yang

dimaksud hasil belajar atau perubahan perilaku ke arah positif. Banyak para ahli

yang mendefinisikan tentang hasil belajar.

Menurut Slameto (2003:2) berpendapat bahwa belajar ialah suatu proses

usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perunahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya,

Menurut Nana Sudjana (2004:22) hasil belajar adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman belajar.

Sedangkan menurut Dimyati (dalam Nabisi, 1999:4) dampak pembelajaran adalah

hasil yang dapat diukur seperti tertuang dalam raport, angka dalam ijazah atau

kemampuan meloncat setelah latihan dan hasil belajar adalah kemampuan yang

diperoleh anak dari suatu interaksi dalam proses pembelajaran.

Menurut Arikunto (2006:55), hasil belajar adalah hasil yang dicapai

seseorang setelah melakukan kegiatan belajar dan merupakan penilaian yang

dicapai seseorang siswa untuk mengetahui sejauh mana materi pelajaran atau

materi yang diajarkan sudah diterima oleh siswa. Untuk dapat menentukan

tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dilakukan usaha untuk menilai hasil

belajar. Penilaian bertujuan untuk melihat kemampuan peserta didik dalam

penguasaan materi yang telah dipelajari dan ditetapkan.

Menurut Oemar Hamalik dalam Restika (2009:46), hasil belajar tampak

sebagai perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur

dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Hasil belajar ini

merupakan penilaian yang dicapai seorang siswa untuk mengetahui pemahaman

tentang bahan pelajaran atau materi yang diajarkan sehingga dapat dipahami

siswa. Untuk dapat menentukan tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran

dilakukan usaha untuk menilai hasil belajar. Penilaian ini menurut Suharsimi

Arikunto dalam Restika (2009:46) bertujuan untuk melihat kemajuan peserta

didik dalam menguasai materi yang telah dipelajari dan ditetapkan.

Kingsley membagi hasil belajar menjadi tiga macam yaitu ketrampilan dan

kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-cita. Sedangkan Djamarah

Page 23: sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan ...€¦ · manusia dalam konteks sosialnya atau sebagai masyarakat. Jadi, Ilmu Pengetahuan Sosial bukan disiplin yang terpisah,

27

dan Zain (2002:120) menetapkan bahwa hasil belajar telah tercapai apabila telah

terpenuhi dua indikator berikut, yaitu:

1. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi

tinggi, baik secara individual maupun kelompok.

2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/instruktusional khusus telah

dicapai oleh siswa baik secara individual maupun kelompok

Keberhasilan belajar dapat dilihat dan diketahui berdasarkan perubahan

perilaku setelah diadakan kegiatan belajar, sebagaimana dikemukakan oleh

Winkel (2005:59), bahwa hasil belajar mencakup tiga kemampuan, yaitu

a. Kemampuan Kognitif yaitu hasil belajar yang berkenaan dengan pemahaman

pengetahuan dan pengertian pada suatu materi

b. Kamampuan Afektif yaitu tahap-tahap perubahan sikap, nilai, dan kepribadian

setelah mendapatkan pengetahuan dari proses belajar

c. Kemampuan Psikomotor yaitu kesatuan psikis yang di manifestasikan dalam

tingkah laku fisik (sekumpulan ketrampilan dalam bidang tertentu).

Sementara itu Moh. Uzer Usman dalam Restika Parendrati (2009:47),

menyatakan bahwa hasil belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Hasil belajar yang dicapai siswa pada hakikatnya merupakan hasil interaksi antara

berbagai faktor tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, antara

lain:

1. Faktor yang berasal dari diri sendiri (internal), meliputi:

a. Faktor jasmaniah (Fisiologi), seperti mengalami sakit, cacat tubuh atau

perkembangan yang tidak sempurna.

b. Faktor psikologis, seperti kecerdasan, bakat, sikap, kebiasaan, minat

kebutuhan, motivasi, emosi dan penyesuaian diri.

c. Faktor kematangan fisik maupun psikis.

2. Faktor yang berasal dari luar diri (eksternal), meliputi:

a. Faktor sosial, seperti lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan

kelompok.

b. Faktor budaya, seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan

kesenian.

Page 24: sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan ...€¦ · manusia dalam konteks sosialnya atau sebagai masyarakat. Jadi, Ilmu Pengetahuan Sosial bukan disiplin yang terpisah,

28

c. Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah dan fasilitas belajar.

d. Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan.

Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar

merupakan suatu proses perubahan tingkah laku seseorang yang dapat diukur

sehingga dapat menambah pengetahuan, sikap dan keterampilan. Hasil belajar

merupakan hal penting dalam proses belajar mengajar, karena menjadi alat ukur

untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan seorang siswa dan guru dalam

kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan. Tinggi rendahnya hasil belajar

manjadi tolok ukur keberhasilan proses belajar mengajar.

2.1.7 Hubungan Penggunaan Teknik Akrostik dengan Minat Belajar

Hubungan merupakan kaitan antara satu hal dengan hal yang lainnya.

Demikian pula ada kaitan antara penggunaan teknik akrostik dengan minat

belajar. Teknik akrostik yang dikemas dalam model pembelajaran yang menarik

membuat siswa antusias dalam mengikuti proses belajar-mengajar didalam kelas.

Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk

melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Teknik akrostik

menawarkan kebebasan kreatifitas siswa dalam membuat maupun

menggunakannya. Seseorang akan berminat dalam belajar manakala ia dapat

merasakan manfaat terhadap apa yang dipelajari, baik untuk masa kini maupun

masa yang akan datang dan dirasakan ada kesesuaian dengan kebutuhan yang

sedang dihadapi. Demikian pula dengan siswa yang menanggap bahwa materi IPS

yang sebagian besar berupa hafalan merupakan materi yang sulit, maka teknik

akrostik datang sebagai solusi untuk membantu siswa mengingat.

Melalui tes berupa angket minat akan diketahui seberapa minat siswa

dalam mengikuti pelajaran dengan menerapkan teknik akrosti yang mengacu pada

beberapa aspek yaitu kesukaan, ketertarikan, perhatian, dan keterlibatan. Jadi,

pelaksanaan teknik akrostik sangat mempengaruhi minat belajar siswa.

Page 25: sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan ...€¦ · manusia dalam konteks sosialnya atau sebagai masyarakat. Jadi, Ilmu Pengetahuan Sosial bukan disiplin yang terpisah,

29

2.1.8 Hubungan Penggunaan Teknik Akrostik dengan Hasil Belajar

Keterkaitan antara penggunaan teknik akrostik dengan hasil belajar dapat

kita lihat dengan adanya peningkatan hasil belajar. Tentu saja hal ini tidak lepas

dari proses belajar-mengajar yang dilakukan oleh guru dan siswa didalam kelas.

Dengan adanya teknik akrostik siswa tebantu dalam mengingat beberapa konsep

materi yang dipelajari siswa. Dengan komitmen menghafal, nantinya akan

mempermudah siswa menjawab beberapa pertanyaan maupun soal-soal yang akan

dikerjakan untuk mengukur kemampuan pemahaman siswa dari aspek kognitif,

afektif maupun psikomotorik.

Evaluasi merupakan hal yang dilakukan untuk mengukur pencapaian

kompetensi siswa secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran. Hasil dari

evaluasi ini digunakan untuk memantau hasil belajar dari siswa. Evaluasi bisa

berupa tes pilihan ganda atau uraian. Soal evaluasi dikerjakan oleh masing-masing

siswa, yang nantinya akan dinilai untuk mengetahui hasil belajar dari siswa. Hasil

belajar merupakan hal penting dalam proses belajar mengajar, karena menjadi alat

ukur untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan seorang siswa dan guru dalam

kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan. Teknik akrostik dan hasil

belajar mempunyai keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan. Jadi, pelaksanaan

teknik akrostik sangat mempengaruhi hasil belajar siswa.

2.2 Penggunaan Teknik Akrostik dalam Pembelajaran IPS

Menurut Hidayati (2002:13), bahwa untuk sekolah dasar, Ilmu

Pengetahuan Sosial merupakan perpaduan mata pelajaran sejarah, geografi dan

ekonomi. Dengan demikian, Ilmu Pengetahuan Sosial bukanlah ilmu-ilmu sosial

itu sendiri yang diartikannya sebagai semua bidang ilmu pengetahuan mengenai

manusia dalam konteks sosialnya atau sebagai masyarakat.

Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan,

pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam

memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Penanaman konsep-konsep

IPS di SD dengan benar dan tepat akan berpengaruh terhadap penguasaan materi

IPS ditingkat selanjutnya. Namun yang terjadi pada penanaman konsep seringkali

Page 26: sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan ...€¦ · manusia dalam konteks sosialnya atau sebagai masyarakat. Jadi, Ilmu Pengetahuan Sosial bukan disiplin yang terpisah,

30

timbul permasalahan. Kesalahan yang terjadi salah satunya diakibatkan oleh cara

guru dalam menyampaikan materi kepada siswa sehingga akan menimbulkan

miskonsepsi yang akhirnya membuat minat dah hasil belajar siswa menjadi

rendah. Guru dituntut untuk bisa menguasai penggunaan teknik yang bervariasi

dalam menyampaikan materi. Menurut Gerlach dan Ely (Hamzah B Uno, 2009:2)

teknik adalah jalan, alat, atau media yang digunakan oleh guru untuk

mengarahkan kegiatan peserta didik kearah tujuan yang ingin dicapai.

Teknik akrostik adalah salah satu cara yang dapat dilakukan oleh guru

untuk memudahkan siswa untuk mengingat sebuah materi yang ingin diingat

dengan cara menggunakan huruf awal, tengah atau akhir dalam sebuah kalimat

atau frase tertentu. Karen Markowitz (2002:87), akrostik juga menggunakan huruf

kunci untuk membuat konsep abstrak menjadi lebih konkrit sehingga lebih mudah

diingat.

Teknik akrostik dapat digunakan untuk semua mata pelajaran dengan

berbagai macam materi. Teknik akrostik pada penelitian ini akan digunakan pada

mata pelajaran IPS kelas V dengan mengambil Standar Kompetensi 2.

Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan

mempertahankaan kemerdekaan Indonesia dan Kompetensi Dasar 2.3.

Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan dan

2.4. Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.

Adapun langkah-langkah pembelajaran IPS menggunakan teknik akrostik

sebagai berikut :

1. Tahap persiapan

Sebelum melaksanakan pembelajaran, guru terlebih dahulu memahami materi

yang akan disampaikan. Dengan penguasaan materi yang baik seorang guru

dapat mengambil beberapa unsur pokok penting yang harus dikuasai siswa.

Dari sinilah guru mulai berkreasi hal-hal apa saja yang perlu diingat oleh

siswa. Guru mulai merangkai konsep-konsep penting kemudian dibuat

singkatan menggunakan teknik akrostik. Guru menyiapkan sumber dan media

belajar yang dapat menunjang pemahaman siswa. Pada tahap awal

pelaksanaan tindakan, guru dapat memberikan stimulasi dari penggunaan

Page 27: sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan ...€¦ · manusia dalam konteks sosialnya atau sebagai masyarakat. Jadi, Ilmu Pengetahuan Sosial bukan disiplin yang terpisah,

31

teknik akrostik, bisa dengan menggunakan lagu maupun pertanyaan-

pertanyaan.

2. Tahap penyampaian

Pada tahap ini, penyampaian materi oleh guru sangatlah penting agar siswa

dapat menerima informasi-informasi penting. Hal ini memudahkan siswa

untuk menangkap konsep-konsep yang perlu diingat. Materi yang

disampaikan harus benar-benar dikuasai oleh siswa. Untuk menarik perhatian

dan fokus siswa, guru dapat menyampaikan materi menggunakan macam-

macam alat dan media sesuai dengan karakteristik kelas.

3. Tahap pelatihan

Pada tahap ini, guru berperan memberikan pelatihan penggunaan teknik

akrostik kepada siswa. Informasi-informasi penting dari materi diintegrasikan

dalam suatu konsep yang mudah diingat oleh siswa. Dalam melakukan

pelatihan guru hendaknya melibatkan siswa agar siswa mempunyai

pengalaman secara langsung dalam penggunaan teknik akrostik. Di tahap

pelatihan ini, siswa diberi kesempatan untuk mencoba sendiri membuat

singkatan menggunakan teknik akrostik sesuai kreatifitas masing-masing.

4. Tahap kompetisi

Pada tahap kompetisi, siswa dibentuk menjadi kelompok, dapat berkelompok

dengan teman sebangku maupun dengan beberapa teman. Di dalam kelompok

tidak perlu adanya pengelompokan khusus. Sebelum dilakukan kompetisi

antar kelompok, terlebih dahulu setiap kelompok memahami materi yang

sudah ditugaskan, kemudian setiap kelompok akan membuat singkatan

menggunakan teknik akrostik. Lalu setiap kelompok yang akan menyajikan

hasilnya kepada kelompok lainnya. Kelompok yang membuat singkatan

paling menarik, mudah diingat dan bermakna adalah pemenangnya

5. Tahap akhir

Pada tahap ini, siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran yang

telah dilakukan, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

Mengadakan refleksi antara cara menghafal teknik konvensial dengan teknik

akrostik.

Page 28: sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan ...€¦ · manusia dalam konteks sosialnya atau sebagai masyarakat. Jadi, Ilmu Pengetahuan Sosial bukan disiplin yang terpisah,

32

2.3 Kajian Penelitian yang Relevan

Hj Tuti Susilawati 2012 yang berjudul Model Pembelajaran Menulis Puisi

dengan Menggunakan Teknik Akrostik pada Siswa Kelas VI SDN Sukagalih 2

Tarogong Tahun Ajaran 2011/2012. Pembelajaran menulis puisi dengan

menggunakan teknik akrostik berhasil dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari

perbedaan rata-rata tes awal dan tes akhir, yaitu nilai rata-rata tes awal 6.21 dan

nilai rata-rata tes akhir sebesar 7.31. Ini berarti ada kenaikan nilai sebesar 1.10.

Teknik akrostik efektif digunakan guru dalam proses pembelajaran menulis puisi.

Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan skor rata-rata yang diperoleh siswa

pada kegiatan tes akhir. Dengan hal tersebut, ini menunjukkan kemampuan siswa

dalam kegiatan menulis mengalami peningkatan yang signifikan.

Desy Pratika Reni, 2003. Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi melalui

Teknik Akrosti dengan Media Lagu pada Siswa Kelas V SDN Gajahmungkur 02

Semarang. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa persentase keterampilan guru

meningkat, siklus I sebanyak 61% kategori baik dan pada siklus II menjadi 81%

kategori sangat baik. Aktivitas siswa juga meningkat, yaitu 66% siklus I dengan

kategori baik dan 75% pada siklus II kategori sangat baik. Selain itu, keterampilan

siswa dalam menulis puisi meningkat, yakni ketuntasan klasikal 65% (belum

tuntas) siklus I dan ketuntasan klasikal sebesar 87,5% (tuntas) pada siklus II. Dari

hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa teknik akrostik dengan media lagu

dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan keterampilan menulis

puisi. Peneliti menyarankan agar guru menerapkan model pembelajaran yang

bervariasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Kartini, 2011. Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Bebas dengan

Teknik Menulis Akrostik pada Siswa Kelas VA MI Semplak Pilar, Kabupaten

Bogor. Data hasil tes siklus I menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh skor

dengan kategori tuntas (memperoleh skor ≥72) hanya sebanyak 6 siswa (26,1%),

17 siswa lainnya (73,9%) masuk dalam kategori tidak tuntas (skor < 72). Hasil tes

siklus II menunjukkan bahwa siswa yang mendapat skor ≥72 dengan kategori

tuntas ada 21 siswa (87,5%) dan siswa yang mendapat skor <72 dengan kategori

tidak tuntas hanya 3 siswa (12,5%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa persentase

Page 29: sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan ...€¦ · manusia dalam konteks sosialnya atau sebagai masyarakat. Jadi, Ilmu Pengetahuan Sosial bukan disiplin yang terpisah,

33

ketuntasan siswa (87,5%) sudah melampaui standar yang diharapkan (75%).

Perolehan nilai rata-rata menulis puisi bebas siklus II juga sudah mencapai

kategori tinggi yaitu 81,04.

Berdasarkan uraian mengenai tiga contoh kajian penelitian yang relevan

diatas terdapat persamaan yaitu terjadinya peningkatan hasil belajar siswa yang

dinyatakan dalam kenaikan nilai rata-rata kelas. Penelitian yang dilakukan oleh Hj

Tuti Susilawati menunjukkan pada nilai rata-rata tes awal 6.21 dan nilai rata-rata

tes akhir sebesar 7.31. Sehingga dapat dilihat terdapat kenaikan nilai hasil belajar

sebesar 1.10. Penelitian yang dilakukan oleh Desy Pratika Reni menunjukkan

bahwa teknik akrostik tidak hanya meningkatkan hasil belajar siswa namun juga

aktivitas dan keterampilan siswapun juga ikut naik. Hal ini terlihat dari ketuntasan

nilai siklus I sebanyak 61% kategori baik dan pada siklus II menjadi 81% kategori

sangat baik, aktivitas siswa yaitu 66% siklus I dengan kategori baik dan 75% pada

siklus II kategori sangat baik dan keterampilan siswa dalam menulis puisi

meningkat, yakni ketuntasan klasikal 65% (belum tuntas) siklus I dan ketuntasan

klasikal sebesar 87,5% (tuntas) pada siklus II. Kemudian penelitian yang

dilakukan oleh Kartini menunjukkan nilai pada, siklus 1 nilai ketuntasan 26,1%

dan pada siklus II ketuntasan nilai mencapai 87,5%.

Dari tiga penelitian diatas, dapat dilihat bahwa setiap penelitian mempunyai

kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tiga penelitian tersebut mempunyai

kesamaan yaitu penggunaan teknik akrostik pada penulisan puisi untuk

meningkatkan hasil belajar, aktivitas serta keterampilan siswa. Dan penelitian

saya berbeda dengan tiga penelitian yang dilakukan Hj Tuti Susilawati, Desy

Pratika Reni dan Kartini. Penelitian ini pada pelajaran IPS siswa kelas V. Materi

yang akan diteliti tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia. Penelitian ini

mengedepankan tentang minat dan hasil belajar siswa.

2.4 Kerangka Berpikir

Pembelajaran IPS yang dilakukan guru sebelum ada tindakan, guru masih

selalu mengajar dengan metode ceramah yang berpusat pada guru. Sehingga siswa

cepat bosan, kurang perhatian, pasif (partisipasi kurang) yang mengakibatkan

Page 30: sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan ...€¦ · manusia dalam konteks sosialnya atau sebagai masyarakat. Jadi, Ilmu Pengetahuan Sosial bukan disiplin yang terpisah,

34

KondisiAwal

Pembelajaran konvensionala. Siswa mengalami kesulitan

menghafal.b. Siswa merasa bosan dan

tidak tertarik mengikutipelajaran.

c. Guru mengajar denganmodel konvensional.

d. Teacher centered

Minat dan hasilbelajar rendah

Tindakan

Siklus IMinat dan Hasil Belajarmeningkat. Namun minatbelajar belum mencapaiindikator dan hasil belajarbelum mencapai KKM

Siklus IIMinat dan Hasil Belajarmeningkat. Minat belajarmencapai indikator danhasil belajar sudahmencapai KKM

Guru menerapkanteknik pembelajaranakrostik

KondisiAkhir

Minat dan Hasil Belajarmeningkat. Minat belajarmencapai indikator danhasil belajar mencapaiKKM 70.

Penggunaan Teknik Akrostika. Siswa menangkap konsep-

konsep pentingb. Siswa aktif dalam menyusun

singkatan akrostik akademik.c. Siswa mempunyai komistmen

menghafald. Siswa mudah dalam mengingat

konsep informasi penting darimateri

e. Siswa berkompetisi untukmembuat hafalan akrostik

hasil belajarnya rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai ulangan IPS siswa yang

menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mendapatkan nilai dibawah KKM yaitu

70. Dengan melihat kondisi tersebut dibutuhkan usaha supaya kegiatan belajar

mengajar dapat menarik perhatian siswa sehingga mampu meningkatkan hasil

belajar. Kemudian peneliti akan melaksanakan suatu tindakan untuk

meningkatkan minat dan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri

Kutowinangun 04 Salatiga menggunakan teknik akrostik dengan harapan teknik

akrostik ini dapat menjadi solusi. Setelah pembelajaran dengan menggunakan

teknik akrostik diharapkan minat dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat digambarkan kerangka pikir yang disajikan

pada gambar 2.2 berikut ini.

Gambar 2.2 Kerangka Pikir Teknik Pembelajaran Akrostik.

Page 31: sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan ...€¦ · manusia dalam konteks sosialnya atau sebagai masyarakat. Jadi, Ilmu Pengetahuan Sosial bukan disiplin yang terpisah,

35

2.5 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian dari kerangka teoritis di atas maka dapat diturunkan

hipotesis tindakan antara lain sebagai berikut. penggunaan pembelajaran dengan

teknik akrostik diduga dapat meningkatkan minat dan hasil belajar IPS siswa

kelas V SD Negeri Kutowinangun 04 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga semester

II tahun ajaran 2013/2014.