44
SOSIALISASI KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA BATAM KEMENTERIAN KESEHATAN RI BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM SEKSI PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN 2015

Sosialisasi Kajian Pengelolaan Sampah Edit

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Sosialisasi Kajian Pengelolaan Sampah

Citation preview

Page 1: Sosialisasi Kajian Pengelolaan Sampah Edit

SOSIALISASI KAJIANPENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA BATAM

K E M E N T E R I A N K E S E H ATA N R IB A L A I P E L AT I H A N K E S E H ATA N

B ATA MS E K S I P E N G K A J I A N D A N

P E N G E M B A N G A N 2 0 1 5

Page 2: Sosialisasi Kajian Pengelolaan Sampah Edit

AGENDA PRESENTASI

Penda-huluan

Proses Kegiatan

Hasil dan Pemba-hasan

Penutup

Page 3: Sosialisasi Kajian Pengelolaan Sampah Edit

PENDAHULUAN

Page 4: Sosialisasi Kajian Pengelolaan Sampah Edit

LATAR BELAKANG

Masyarakat Sampah

DKP Pemko Batam

Stakeholder

pola pengelolaan yang kurang tepat dan

kesadaran masyarakat yang rendah

Penumpukan sampah yang membahayakan kesehatan masyarakat dan dengan

keterbatasan kemampuan pengangkutan sampah dari lingkungan masyarakat ke TPA

dapat membebani keuangan daerah

Pembaharuan sistem pengelolaan sampah

dengan 3R (reduce, reuse, recycle)

Perda no. 11 tahun 2013 tentang pengelolaan

sampah

KAJIAN?

Page 5: Sosialisasi Kajian Pengelolaan Sampah Edit

PERUMUSAN MASALAHBagaimana partisipasi dan peran serta masyarakat dalam

pengelolaan sampah berbasis masyarakat lokal?

Tujuan KajianMengkaji pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah berbasis partisipasi masyarakat lokal

Page 6: Sosialisasi Kajian Pengelolaan Sampah Edit

MANFAAT KAJIAN1. Memberikan saran dan masukan bagi Pemko Batam khususnya kepada

Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Batam dalam mengembangkan inovasi pelayanan persampahan,

2. Memunculkan rasa kepedulian terhadap lingkungan, memberikan pendidikan dan pengetahuan tentang sampah kepada masyarakat dan mempunyai sifat gotong royong dalam pengelolaan sampah rumah tangga,

3. Memberdayakan dan membuka lapangan pekerjaan kepada masyarakat.

SASARAN1. Identifikasi kondisi Masyarakat Kota Batam,

2. Analisis pengetahuan dan ketrampilan masyarakat dalam pemberdayaan dan pengelolaan sampah,

3. Analisis upaya peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah.

Page 7: Sosialisasi Kajian Pengelolaan Sampah Edit

RUANG LINGKUP MATERI1) Kondisi Masyarakat Kota Batam

Sosial

Ekonomi

Pendidikan

2) Pengetahuan dan Keterampilan Masyarakat

Kemampuan masyarakat BerorganisasiKemampuan masyarakat mengakses sumber pelayananKemampuan masyarakat dalam program 3R

3) Upaya Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah

Tingkat partisipasi masyarakat

PendampinganPeningkatan pengetahuan dan keterampilanPengembangan akses terhadap peluang usahaPeningkatan sarana persampahan

Page 8: Sosialisasi Kajian Pengelolaan Sampah Edit

PROSES KEGIATAN

Page 9: Sosialisasi Kajian Pengelolaan Sampah Edit

Metode Pengkajian

• Deskriptif Kualitatifyaitu penelitian yang bermaksud mendeskripsikan fenomena dalam pengelolaan sampah rumah tangga/kawasan, dimana memiliki keunggulan karena masalah yang dikaji tidak sekedar berdasarkan laporan pada suatu kejadian atau fenomena saja melainkan juga dikonfirmasi dengan sumber-sumber lain yang relevan.

Page 10: Sosialisasi Kajian Pengelolaan Sampah Edit

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Data Primer

Observasi

Kuesioner

Dokumentasi

Data Sekunder

Data yang diperoleh dari instansi (Dinas Kebersihan dan Pertamanan) dan Perpustakaan

Page 11: Sosialisasi Kajian Pengelolaan Sampah Edit

Populasi dan sampel

Pendekatan pengambilan sampel dengan teknik simple random sampling

Penentuan wilayah pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sample

No Wilayah Jumlah sampel

1 Tanjung Riau RW 01, RT 01 27

2 Tanjung Riau RW 07, RT 05 30

3 Bengkong Indah, RW 01, RT 03 30

4 Bengkong Indah, RW 01, RT 04 30

  Total 117

Page 12: Sosialisasi Kajian Pengelolaan Sampah Edit

Teknik analisis data

Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk mengkaji pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah secara terpadu. Selain itu dengan metode ini dapat menggambarkan fenomena yang terjadi di wilayah studi, yaitu gambaran yang tidak bisa dijelaskan dengan angka–angka ataupun perhitungan – perhitungan. Analisa data merupakan suatu proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.

Deskriptif

kualitatif

Page 13: Sosialisasi Kajian Pengelolaan Sampah Edit

Kerangka Analisis Pengkajian

Page 14: Sosialisasi Kajian Pengelolaan Sampah Edit

PELAKSANAAN1. Persiapan

Rapat Persiapan dilaksanakan pada 25 Februari 2015. Pertemuan penyamaan persepsi dilaksanakan pada 26 Februari 2015.

2. Penyusunan Instrumen Rapat persiapan pembuatan kuesioner kajian tanggal 17 Maret 2015. Penyusunan draft instrumen : 8 April 2015.

3. Persiapan pelaksanaan pengumpulan data

Persiapan pelaksanaan pengumpulan data, meliputi : Pengiriman surat dan konfirmasi kepada unit kerja yang akan dituju Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan

pengumpulan data Pembekalan terhadap surveyor 24 April 2015. 

Page 15: Sosialisasi Kajian Pengelolaan Sampah Edit

4. Pelaksanaan Pengumpulan Data

Pelaksanaan kajian dilaksanakan di 2 Kelurahan yaitu Kelurahan Tanjung Riau tanggal 30 April 2015, dan Kelurahan Bengkong Indah tanggal 4 Mei 2015.

5. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisa data dilakukan pada bulan Mei - Juni 2015 dengan menggunakan cara : Pemberian skor sesuai dengan jawaban responden; Tabulasi data dengan menjumlahkan skor sesuai dengan ketentuan; Analisis data dari hasil tabulasi data untuk mendeskripsikan temuan yang

diperoleh dari kegiatan kajian Interpretasi data sesuai dengan hasil analisis dan tujuan kajian.

6. Pelaporan

Hasil pengumpulan, pengolahan dan analisis data disajikan dan dirangkum dalam bentuk laporan pertanggungjawaban kegiatan pengkajian.

Page 16: Sosialisasi Kajian Pengelolaan Sampah Edit

HASIL DAN PEMBAHASAN

Page 17: Sosialisasi Kajian Pengelolaan Sampah Edit

GAMBARAN PENGELOLAAN SAMPAH DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA BATAM

1. Aspek kelembagaan

Page 18: Sosialisasi Kajian Pengelolaan Sampah Edit

Sumber Daya DKP Sarana dan prasarana

No Nama Asets/d Feb 2015

Jumlah (Unit)

1 TPA 1

2 TPS 85

3 RUMAH KOMPOS 3

4 Dump Truck 17

5 Arm Roll 51

6  Bin Container 166

 7 Tangki Air 2

 8 Pick Up Sampah 71

9 Mobil Oprasional Dinas 16

10 Roda 2 Pengawas 9

11 Becak Motor 32

12 Lori Crane 2

13 Mobil Toilet 3

14 Gerobak Sampah 45

15 Boat Pancung dan Mesin Tempel 3

16 Bank Sampah dan Unit-Unit 58

Page 19: Sosialisasi Kajian Pengelolaan Sampah Edit

Sumber Daya Manusia

Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Batam ditunjang oleh SDM

berjumlah 72 orang PNS dan tenaga honorer sebanyak 5 orang.

Page 20: Sosialisasi Kajian Pengelolaan Sampah Edit

2. Aspek teknik operasionalTingkat pelayanan sampah berdasarkan volume timbunan sampah juga mempengaruhi teknik operasional persampahan. Berdasarkan Materi Profil Kebersihan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Batam Tahun 2015, timbulan sampah yang dihasilkan per orang per hari adalah sebesar ± 3385.83 m3/hari. Luas wilayah Kota Batam adalah 415 km² terbagi menjadi 12 kecamatan dan 64 kelurahan, dengan jumlah penduduk total mencapai 1.128.610 jiwa. Berdasarkan instrumen yang diberikan kepada Dinas Kebersihan dan Pertamanan, diperoleh tingkat pelayanan persampahan tahun 2014 sebagai berikut :

NO Penanganan Volume

ton /bulan

Prosentase

(dari total

timbulan)

1. Diangkut ke TPA 24.566 30.000

2. Diolah:

1. Kompos (organik) 100

2. Daur ulang 2.000

3. Tidak terangkut 5.434

Page 21: Sosialisasi Kajian Pengelolaan Sampah Edit

a. Sistem Pewadahan Sistem pewadahan yang ada di Kota Batam adalah dalam bentuk plastik yang ada di setiap rumah tangga, bin container dari ban bekas atau tong sampah. Bin container juga dapat berbentuk bangunan kotak sampah dari konstruksi batu bata. Pada umumnya tidak dilakukan pemisahan antara sampah organik dan sampah anorganik.

Page 22: Sosialisasi Kajian Pengelolaan Sampah Edit

b. Sistem Pengumpulan

Sarana yang digunakan beberapa tempat menggunakan

container dan beberapa tempat menggunakan TPS terbuka. Pola

operasionalnya adalah sebagai berikut:

Sistem Tempat Penampungan Sementara (TPS)

Sistem Container

Sistem Penyapuan Langsung

Page 23: Sosialisasi Kajian Pengelolaan Sampah Edit

c. Sistem Pengangkutan Sistem pengangkutan yang dilakukan sampah di Kota Batam dengan Truk, baik dengan jenis bak terbuka maupun dengan Arm-roll Truck. Sub sistem ini untuk mengangkut sampah dari TPS menuju tempat pembuangan akhir (TPA).

 

Sistem pengangkutan sampah menyebabkan gangguan sistem transportasi, container hanya ditutup jaring pada saat pengangkutan ke TPA, sehingga jika ada angin kencang sampah dalam container terbang atau jatuh dijalan raya, disamping itu juga baunya yang mengganggu pengendara di belakangnya. Bau yang ditimbulkan oleh keberadaan sampah yang ada di container saat pengangkutan maka mobil pribadi maupun umum cenderung menjaga jarak dengan truk sampah. Sistem pengangkutan dikatakan berhasil apabila tidak ada lagi sampah yang tercecer disana sini.

Keterbatasan alat angkut menyebabkan terbatasnya jadwal pengangkutan sampah yang hanya dilakukan satu minggu dua kali dengan wilayah persampahan yang cukup luas. Hal ini menyebabkan terjadinya penumpukan sampah di TPS.

Page 24: Sosialisasi Kajian Pengelolaan Sampah Edit

Secara teknis pengelolaan kebersihan Kota Batam dilakukan sesuai dengan Keputusan Walikota Nomor: KPTS.388/HK/XII/2012 tentang Standar Operasional

Prosedur (SOP) Pengangkutan Sampah dan Pemrosesan Akhir Sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).

Page 25: Sosialisasi Kajian Pengelolaan Sampah Edit

3. Aspek pembiayaan

Sumber dana untuk kegiatan pengelolaan sampah di Kota Batam berasal dari APBD. Dana yang berasal dari APBD pada umumnya digunakan untuk pengadaan barang, biaya pemeliharaan kendaraan yang ada dan biaya operasional. Berikut kontribusi penerimaan retribusi terhadap biaya pengelolaan sampah :

Tahun Target Penerimaan retribusi

sampah/tahun

2013 19.000.000.000,-

 

19.604.796.384,33,-

 

2014 22.000.000.000,-

 

21.380.934.551.00,-

 

Page 26: Sosialisasi Kajian Pengelolaan Sampah Edit

4. Aspek peraturan dan kebijakan

Dasar hukum pengelolaan sampah yang dimiliki Pemko Batam saat ini adalah Perda Kota Batam No. 11 tahun 2013 tentang pengelolaan sampah.

 

Berdasarkan observasi lapangan, perda tentang kebersihan tersebut hingga sekarang belum ada peraturan pelaksanaannya. Hal ini menjadi faktor penghambat pengelolaan sampah nonkonvensional. Untuk kondisi saat ini pemerintah kota masih menemui kendala dalam melakukan pengawasan dan penegakan hukum dibidang pengelolaan sampah ini, karena masih dalam tahapan sosialisasi Perda No. 11 Tahun 2013. Rencana pelaksanaan tersebut akan dilaksanakan pada tahun 2016.

5. Aspek persepsi dan partisipasi masyarakat

Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Batam sudah melaksanakan kegiatan sosialisasi program 3R dan bank sampah.

Page 27: Sosialisasi Kajian Pengelolaan Sampah Edit

GAMBARAN PENGELOLAAN SAMPAH DI KELURAHAN TANJUNG RIAU DAN BENGKONG INDAH

Secara umum pengelolaan sampah di perkotaan dilakukan melalui 3 tahapan kegiatan, yakni: pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan akhir. Pengumpulan diartikan sebagai pengelolaan sampah dari tempat asalnya sampai ke tempat pembuangan sementara sebelum menuju tahapan berikutnya. Pada tahapan ini digunakan sarana bantuan berupa tong sampah, bak sampah, peti kemas sampah, gerobak dorong, maupun tempat pembuangan sementara. Di Kelurahan Tanjung Riau dan Kelurahan Bengkong Indah sendiri untuk masalah persampahan juga menjadi kendala yang harus dihadapi setiap harinya dan belum dilaksanakannya program 3R.

Page 28: Sosialisasi Kajian Pengelolaan Sampah Edit
Page 29: Sosialisasi Kajian Pengelolaan Sampah Edit

KARAKTERISTIK RESPONDEN DI TANJUNG RIAU DAN BENGKONG INDAH

No Uraian

Wilayah Tanjung Riau Wilayah Bengkong Indah

RW 01 RT

01%

RW 07 RT

05%

RW 01 RT

03%

RW 01 RT

04%

1

Usia:

17 – 25

26 – 35

36 – 50

 

5

11

10

 

19.23

42.31

38.46

 

3

10

14

 

11.11

37.04

51.85

 

7

5

17

 

24.14

17.24

58.62

 

2

17

10

 

6.90

58.62

34.48

2

Jenis kelamin

Laki-laki

Perempuan

 

12

13

 

48.00

52.00

 

11

19

 

36.67

63.33

 

11

19

 

36.67

63.33

 

6

24

 

20.00

80.00

3

Pendidikan

SD

SLTP

SMU

D1/D2/D3/D4

S1/S2/S3

 

4

10

11

0

2

 

14.81

37.04

40.74

0

7.41

 

8

13

9

0

0

 

26.67

43.33

30.00

0

0

 

2

4

19

1

3

 

6.90

13.79

65.52

3.45

10.34

 

0

6

22

1

1

 

0

20.00

73.33

3.33

3.33

4

Pekerjaan

Bekerja

Tidak bekerja

 

11

16

 

40.74

59.26

 

12

17

 

41.38

58.62

 

11

18

 

37.93

62.07

 

8

22

 

26.67

73.33

5

Pendapatan

< 2.685.302

> 2.685.302

 

10

14

 

41.67

58.33

 

7

8

 

46.67

53.33

 

7

8

 

46.67

53.33

 

 

23

4

 

85.19

14.81

Page 30: Sosialisasi Kajian Pengelolaan Sampah Edit

BERDASARKAN TINGKAT PENGETAHUAN

No

Pengetahuan

masyarakat

mengenai sampah

Frekuensi (F)Persentase

(%)

1 Rendah 38 32.5

2 Tinggi 79 67.5

  Total 117 100.0

Berdasarkan hasil analisis menunjukan bahwa dari 117 masyarakat yang ada di Kelurahan Tanjung Riau dan Kelurahan Bengkong Indah, sebagian besar memiliki pengetahuan yang tinggi sebanyak 79 orang atau (67.5%). Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan yang dimiliki masyarakat tentang sampah, jenis sampah, cara pembuangan sampah sudah tinggi. Masyarakat sudah mampu membedakan antara sampah organik dan anorganik, hanya saja belum mampu melakukan pemilahan sampah dengan baik.

Page 31: Sosialisasi Kajian Pengelolaan Sampah Edit

BERDASARKAN PENGALAMAN

N

o

Pengelolaan

mengelola

sampah

Frekuensi

(F)

Persentas

e (%)

1 Rendah 75 64.10

2 Tinggi 42 35.90

  Total 117 100

Berdasarkan tabel dan gambar tersebut di atas diperoleh data dari 117 responden, terdapat 75 masyarakat (64.10%) yang berpengalaman mengelola sampah masih rendah, 42 masyarakat (35.90%) berpengalaman mengelola sampah sudah tinggi.

Page 32: Sosialisasi Kajian Pengelolaan Sampah Edit

BERDASARKAN PERAN PEMERINTAH

N

o

Peran pemerintah

dalam

pengelolaan

sampah

Frekuensi

(F)

Persentas

e (%)

1 Rendah 80 68.38

2 Tinggi 37 31.62

  Total 117 100

Berdasarkan tabel dan gambar tersebut di atas diperoleh data dari 117 responden, terdapat 80 masyarakat (68.38%) yang menilai bahwa peran pemerintah dalam pengelolaan sampah masih rendah, 37 masyarakat (31.62%) menilai bahwa peran pemerintah dalam pengelolaan sampah tinggi.

 

Page 33: Sosialisasi Kajian Pengelolaan Sampah Edit

BERDASARKAN SARANA DAN PRASARANANo Sarana dan prasarana

dalam

pengelolaan

sampah

Frekuensi

(F)

Persentase

(%)

1 Rendah 91 77.78 %

2 Tinggi 26 22.22%

  Total 117 100

Berdasarkan tabel dan gambar tersebut di atas diperoleh data dari 116 responden, terdapat 91 masyarakat (77.78%) yang menilai bahwa sarana dan prasarana dalam pengelolaan sampah masih rendah, 26 masyarakat (22.22%) menilai bahwa sarana dan prasarana dalam pengelolaan sampah tinggi. Berdasarkan hasil observasi di lapangan bahwa sarana prasarana yang digunakan masyarakat diperoleh secara swadaya masyarakat. Misalnya saja dengan menggunakan tong-tong bekas cat dan TPS yang ada pun dibangun secara swadaya masyarakat.

Page 34: Sosialisasi Kajian Pengelolaan Sampah Edit

BERDASARKAN SIKAP MASYARAKAT

No Sikap masyarakat dalam

pengelolaan

sampah

Frekuensi

(F)

Persentase

(%)

1 Sangat rendah 0 0.00 %

2 Rendah 0 0.00 %

3 Sedang 1 0.85 %

4 Tinggi 37 31.62%

5 Sangat tinggi 79 67.52%

  Total 117 100

Berdasarkan tabel dan gambar tersebut di atas diperoleh data dari 117 responden, 1 masyarakat (0.85%) yang mempunyai sikap sedang dalam pengelolaan sampah, 37 masyarakat (31.62%) yang mempunyai sikap tinggi dalam pengelolaan sampah, 79 masyarakat (67.52%) yang mempunyai sikap sangat tinggi dalam pengelolaan sampah.

Page 35: Sosialisasi Kajian Pengelolaan Sampah Edit

BERDASARKAN TINDAKAN MASYARAKAT

No Tindakan masyarakat

dalam pengelolaan

sampah

Frekuensi

(F)

Persentase

(%)

1 Rendah 85 72.65%

2 Tinggi 32 27.35 %

  Total 117 100

Berdasarkan tabel dan gambar tersebut di atas diperoleh data dari 117 responden, terdapat 85 masyarakat (72.65%) yang mempunyai tindakan tidak sesuai dalam pengelolaan sampah, 32 masyarakat (27.35 %) yang mempunyai tindakan sesuai dalam pengelolaan sampah.

Page 36: Sosialisasi Kajian Pengelolaan Sampah Edit

PENUTUP

Page 37: Sosialisasi Kajian Pengelolaan Sampah Edit

KESIMPULAN

Pengetahuan yang dimiliki masyarakat tentang sampah, jenis sampah, cara pembuangan sampah sudah tinggi. Masyarakat sudah mampu membedakan antara sampah organik dan anorganik, hanya saja belum mampu melakukan pemilahan sampah dengan baik.

Pengalaman responden dalam mengelola sampah dalam kategori rendah, masih banyak yang belum memanfaatkan tempat pembuangan sampah, tidak mengolah sampah menjadi kompos, dan memilah sampah. Namun, dalam kegiatan kerja bakti membersihkan lingkungan hampir seluruh masyarakat pernah melakukannya.

Peran pemerintah dalam pengelolaan sampah masih rendah, hampir keseluruhan kegiatan baik penyuluhan, pendataan, edaran, serta pengawasan belum dirasakan oleh masyarakat

Page 38: Sosialisasi Kajian Pengelolaan Sampah Edit

Sarana prasarana yang disediakan oleh pemerintah di dalam lingkungan tempat tinggal masyarakat untuk mendukung terlaksananya pengelolaan sampah masih rendah. Adapun sarana prasarana yang ada di masyarakat saat ini merupakan swadaya menyediakan wadah pembuangan sampah dan TPS yang ada dibangun secara swadaya.

Sikap masyarakat yang berhubungan dengan pengelolaan sampah dalam kategori sangat tinggi . Sikap merupakan hasil olahan dari pengetahuan yang telah diterima sehingga membentuk kesiapan untuk bertindak atau berperilaku. Sikap yang baik akan memunculkan perilaku yang baik demikian sebaliknya

Tindakan masyarakat dalam upaya mengelola sampah masih rendah. Faktor pengetahuan dan sikap merupakan faktor domain terjadinya perilaku, maka upaya adanya pelatihan, pengawasan, peneguran, maupun menyediakan sarana dan prasarana dalam hal ini menambah jumlah tempat sampah merupakan beberapa upaya untuk memperbaiki tindakan masyarakat dalam mengelola sampah di komunitasnya.

Page 39: Sosialisasi Kajian Pengelolaan Sampah Edit

KESIMPULAN & REKOMENDASI

Aspek Kesimpulan Rekomendasi

Kelembagaan

Bentuk kelembagaan pengelolaan persampahan di Kota Batam sudah baik.

Namun memiliki kewenangan terbatas pada pengelolaan anggaran. Hal ini dikarenakan APBD ditentukan oleh BAPEDA yang harus diajukan melalui suatu mekanisme atau prosedur tertentu.

Dari segi SDM, sebagian besar sumber daya pelaksana pelayanan sampah adalah tenaga kontrak atau tenaga harian lepas dengan tingkat pendidikan yang tidak terlalu tinggi.

Penambahan personal pengelolaan sampah untuk meningkatkan kinerja pengelolaan sampah dengan terlebih dahulu melakukan analisis beban kerja pengelolaan sampah di Kota Batam.

Meningkatkan komitmen yang kuat dari pengambil kebijakan bidang anggaran untuk pengelolan sampah.

Mengadakan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan setempat dalam program CSR (Corporate social responsibility).

Page 40: Sosialisasi Kajian Pengelolaan Sampah Edit

LANJUTAN.......

Aspek Kesimpulan Rekomendasi

Teknik operasional

Ketidakcukupan sarana prasarana pengumpulan dan pengangkutan sampah ini disebabkan paradigma sistem kumpul – angkut – buang, sementara produksi sampah terus meningkat .

Selain itu titik persebaran TPS juga belum merata sehingga seringkali ditemukan sampah masih menumpuk di bahu jalan.

Melakukan perbaikan sistem teknik operasional dengan terlebih dahulu menyusun pedoman tentang sistem teknik operasional pengelolaan sampah sehingga akan terjadi efektivitas dalam pengelolaan sampah di Kota Batam.

Meningkatkan teknologi pengolahan sampah dengan cara memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan sampah.

Melakukan program kampanye peduli lingkungan di berbagai lapisan masyarakat dengan lebih menitikberatkan di wilayah sekolah-sekolah.

Page 41: Sosialisasi Kajian Pengelolaan Sampah Edit

Aspek Kesimpulan Rekomendasi

Pembiayaan

Sumber dana untuk kegiatan pengelolaan sampah di Kota Batam berasal dari APBD.

Jika dibandingkan biaya pemeliharaan alat angkut/ kendaraan yang setiap tahun semakin meningkat.

Hasil retribusi memiliki kontribusi yang relatif kecil dan belum dapat diharapkan sebagai sumber anggaran utama dalam pengelolaan sampah.

Meningkatkan prioritas pendanaan pengelolaan sampah di Kota Batam dengan komitmen yang kuat dari pengambil kebijakan bidang anggaran, guna meningkatkan biaya operasional pengelolaan sampah untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di bidang persampahan.

Meninjau kembali struktur tarif retribusi kebersihan yang sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi saat ini. Disamping itu, perlu diatur pula tentang mekanisme pemungutan dan pengelolaan retribusi yang jelas, sehingga menekan kemungkinan terjadinya kebocoran.

LANJUTAN.......

Page 42: Sosialisasi Kajian Pengelolaan Sampah Edit

Aspek Kesimpulan Rekomendasi

Peraturan dan kebijakan

Dasar hukum pengelolaan sampah yang dimiliki Pemko Batam saat ini adalah Perda Kota Batam No. 11 tahun 2013 tentang pengelolaan sampah.

Untuk kondisi saat ini pemerintah kota masih menemui kendala dalam melakukan pengawasan dan penegakan hukum dibidang pengelolaan sampah ini, karena masih dalam tahapan sosialisasi Perda No. 11 Tahun 2013. Rencana pelaksnaan tersebut akan dilaksanakan pada tahun 2016

Meningkatkan kepedulian pihak regulator untuk membuat aturan hukum yang jelas tentang pengelolaan sampah di Kota Batam yang sudah tidak sesuai lagi, dengan menindaklanjuti dokumen perencanaan yang telah ada untuk dituangkan dalam aturan hukum yang mengikat.

Memberikan sanksi/ denda kepada pelanggar aturan dengan disertai pembentukan unit pengawas.

LANJUTAN.......

Page 43: Sosialisasi Kajian Pengelolaan Sampah Edit

Aspek Kesimpulan Rekomendasi

Persepsi dan

partisipasi masyaraka

t

Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Batam sudah melaksanakan kegiatan sosialisasi program 3R dan bank sampah.

Hanya saja dampak dari kegiatan ini bila dilihat dari hasil observasi lapangan di Kelurahan Tanjung Riau dan Bengkong Indah belum menunjukkan hasil yang maksimal.

Hal ini dikarenakan keterbatasan anggaran dimana tidak semua wilayah-wilayah krusial dijadikan sebagai daerah binaan.

Permasalahan lain yang ditemui selama kegiatan pengumpulan data adalah program pembuatan pupuk kompos yang tidak berlanjut dikarenakan tidak adanya bantuan atau tanggapan dari pemerintah untuk mendistribusikan pupuk kompos yang telah dibuat oleh masyarakat di Kelurahan Tanjung Riau.

Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat tentang pengelolaan sampah skala kawasan dengan meningkatkan anggaran di bidang kampanye publik, guna meningkatkan kesadaran masyarakat untuk lebih berperan secara aktif dalam pengelolaan sampah di Kota Batam,

Memberikan pelatihan yang rutin (terjadwal) untuk masyarakat tentang metode pengelolaan sampah dan PHBS sehingga bisa meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku.

Meningkatkan pembinaan kepada masyarakat, khususnya yang telah mengelola sampah dengan memberikan bimbingan teknis serta stimulan berupa sarana pengelolaan sampah nonkonvensional, guna meningkatkan semangat dan kinerja masyarakat dalam mengelola sampah skala kawasan.

Melanjutkan penggunaan sistem konvensional dalam pengelolaan sampah karena masyarakat belum mempunyai kesadaran dan peran serta yang aktif dalam pengelolaan sampah di kawasan publik.

Menyelenggarakan program lomba kebersihan antar wilayah kecamatan per semester.

LANJUTAN.......

Page 44: Sosialisasi Kajian Pengelolaan Sampah Edit