39
SOSIALISASI PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI PANTI ASUHAN MUHAMMADIYAH TANJUNGPINANG NASKAH PUBLIKASI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Serjana Pada Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang Oleh: RAJA ABDUL AZIZ NIM: 100569201034 PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2015

SOSIALISASI PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI PANTI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Panti asuhan ini adalah Panti Asuhan yang berpondasi

  • Upload
    dangthu

  • View
    228

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SOSIALISASI PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI PANTI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Panti asuhan ini adalah Panti Asuhan yang berpondasi

SOSIALISASI PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK

DI PANTI ASUHAN MUHAMMADIYAH TANJUNGPINANG

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Serjana Pada Universitas Maritim Raja Ali Haji

Tanjungpinang

Oleh:

RAJA ABDUL AZIZ

NIM: 100569201034

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2015

Page 2: SOSIALISASI PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI PANTI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Panti asuhan ini adalah Panti Asuhan yang berpondasi

i

DAFTAR ISI

Daftar Isi........................................................................................................... i

Abstrak ............................................................................................................. iii

Abstract ............................................................................................................ iv

A. Pendahuluan ................................................................................................ 1

B. Perumusan Masalah ..................................................................................... 4

C. Tujuan Dan Kegunaan ................................................................................. 4

1. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 4

2. Manfaat Penelitian ................................................................................... 5

D. Konsep Operasional .................................................................................... 5

E. Metode Penelitian ........................................................................................ 6

1. Jenis Penelitian ........................................................................................ 6

2. Lokasi Penelitian ..................................................................................... 6

3. Jenis Data ................................................................................................ 7

4. Populasi dan Sampel ............................................................................... 7

5. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ....................................................... 8

a. Observasi Partisipatif .......................................................................... 8

b.Wawancara .......................................................................................... 9

c. Dokumentasi ....................................................................................... 9

6.Teknik analisa Data ............................................................................. 10

Page 3: SOSIALISASI PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI PANTI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Panti asuhan ini adalah Panti Asuhan yang berpondasi

ii

F. Landasan Teori............................................................................................. 11

a. Sosialisasi ................................................................................................ 11

b. Pembentukan Kepribadian ...................................................................... 11

G. Gambaran Lokasi Penelitian ....................................................................... 12

a. Sejarah dan Perjalanan Panti Asuhan Muhammadiyah ........................... 12

b. Struktur Organisasi Panti Asuhan Muhammadiyah ................................ 14

c. Tahap Pelayanan Panti Asuhan Muhammadiyah .................................... 15

H. Hasil Penelitian ........................................................................................... 18

1. Proses Sosialisasi Yang dikerjakan (Tidak Sengaja) Lewat Proses

Sosial .................................................................................................. 19

a. Proses Sosial Berdasarkan Teman Di Panti Asuhan ...................... 19

b. Proses Sosial Berdasarkan Peraturan Yang Diterapkan ................. 21

c. Proses Sosial Berdasarkan Represif dan Partisipatoris .................. 23

2. Proses Sosialisasi Yang Dikerjakan (Secara sengaja) Lewat Proses

Didikan dan Pengajaran ..................................................................... 24

a. Proses Didikan Berdasarkan Peraturan dan Aktivitas

Panti Asuhan ................................................................................. 25

b. Proses Didikan Penerapan Rekreasi Pada Anak Asuh ................... 26

c. Proses Didikan Berhemat Lewat Menabung .................................. 26

I. PENUTUP. ................................................................................................... 28

Page 4: SOSIALISASI PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI PANTI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Panti asuhan ini adalah Panti Asuhan yang berpondasi

iii

ABSTRAK

Panti Asuhan Muhammadiyah Yang terletak di Jalan Raja Haji Fisabillilah

km 8 dan berlandaskan keagamaan. Anak asuh yang ada pada panti ini, mereka

berlatar belakang dari yatim-piatu, hingga anak telantar. Panti asuhan

Muhammadiyah dalam pandangan masyarakat terutama sekitarnya, memandang

bahwa mereka dianggap sangat mementingkan permasalahan anak (Yatim, Piatu,

dan Telantar) yang terjadi. Hal yang ingin dilihat dari Panti asuhan

Muhammdiyah adalah bagaimana sosialisasi pembentukan kepribadian anak.

Anak sebagai generasi penerus, tentunya harus memiliki kepribadian yang sesuai

dengan kondisi masyarakat. Maka ini akan menjadi gambaran antara sosialisasi

pembentukan kepribadian anak pada panti asuhan dan keluarga biologis.

Penelitian ini menggunakan konsep sosialisasi pembentukan kepribadian yakni

secara tidak sengaja dan secara sengaja.

Kedua proses tersebut menjadi relevan jika dapat mengambarkan

keduanya, baik itu anak dalam keadaan diluar dan didalam lingkungan panti.

Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui bagaimana anak asuh

mendapatkan pengajaran dan pengawasan dari pendidik dengan ketentuan-

ketentuan yang berlaku sehingga nilai dan norma dalam masyarakat tertanam

dengan baik lewat sosialisasi yang membentuk kepribadian anak. Teknik dan alat

pengumpulan data dilakuan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Menggunakan pendekatan analisis kualitatif sebagai pisau analisanya.

Hasil temuan yang didapati pada Panti asuhan Muhammadiyah, adalah

mereka sudah tidak lagi menggunakan makna asuh. Walaupun fisik masih

menunjukkan sebuah panti asuhan, namun roh mereka sudah menjadi Lembaga

Kesejahteraan Anak (LKSA) yang tentunya lebih menjurus dan mementingkan

pendidikan maupun sosialisasi dalam membentuk karakter kepribadian anak.

Kata Kunci: Sosialisasi, Pembentukan Kepribadian

Page 5: SOSIALISASI PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI PANTI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Panti asuhan ini adalah Panti Asuhan yang berpondasi

iv

ABSTRACT

The Muhammadiyah orphanage located in Jalan Raja Haji Fisabillilah

miles 8 and religious based. Foster children in this orphanage, their background

of orphans, until displaced children. Muhammadiyah orphanage especially in

view of the surrounding community, the view that they are considered to be very

concerned with the problems of children (fatherless, Dcof, and Derelict) happens.

Things to be seen from the orphanage Muhammadiyah is how the socialization of

the child's personality establishment. Children as the next generation, of course,

have to have a personality that is in accordance with the conditions of the

community. Then this would be a picture of the child's personality formation

socialization orphanage and biological families. This study uses the concept of

socialization of personality formation that is inadvertently and deliberately.

Both of these processes become relevant if it can be a portrait of the two,

either the child in a state outside and inside the home environment. The purpose

of this research is to know how to foster children get instruction and supervision

of educators with the provisions applicable to the values and norms embedded in

society well through socialization that make up the personality of the child.

Techniques and tools of data collection was done by observation, interviews, and

documentation. Using a qualitative analysis approach as methode analysis.

The findings were found in the Muhammadiyah orphanage, is that they are

no longer using the foster meaning. Although physically still showed an “Panti

Asuhan”, but their spirits have become the “Lembaga Kesejahteraan Sosial

Anak” (LKSA) are certainly more leads and the importance of education and

socialization in shaping the character of the child's personality.

Keywords: Socialization, Personality Establishment

Page 6: SOSIALISASI PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI PANTI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Panti asuhan ini adalah Panti Asuhan yang berpondasi

1

SOSIALISASI PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK

DI PANTI ASUHAN MUHAMMADIYAH TANJUNGPINANG

A. Pendahuluan

Latar Belakang

Masyarakat dari era dahulu sudah terbiasa dengan yang namanya

berkelompok atau berorganisasi, mereka menganggap organisasi adalah “Wadah”

mereka untuk dapat meletakkan dan menyampaikan aspirasi mereka kepada

pemerintah. Kebanyakan dari mereka menggunakan organisasi sebagai tempat

untuk apresiasi wadah mereka sendiri, dimana mereka bisa membuat aturan-

aturan dan mengatur setiap jadwal mereka untuk berapresiasi. Ada sebuah defenisi

para ahli tentang organisasi, bahwa “Organization is a consciously coordinated

social units, composed of two or more people, that function on a relatively

continous basis to achieve a common goal or set of goal.” (organisasi adalah

satuan sosial yang terkooordinasi secara sadar, terdiri dari dua orang atau lebih

yang berfungsi atas dasar yang relatif kontinu untuk mencapai suatu tujuan atau

serangkaian bersama). Robbins, S.P., (1986) dalam Sopiah (2008:128).

Salah satu organisasi sosial yang menjadi sorotan adalah Panti Asuhan.

Sebelum lebih spesifik, Panti Asuhan adalah organisasi sosial yang didalamnya,

terdapat tujuan-tujuan sosial yang menjurus kepada keprihatian terhadap anak

baik dalam kondisi yatim piatu atau telantar, untuk dibina dan diarahkan agar

selain fisik, psikologis dan sosial siap untuk kedepan. Dalam defenisi standar

nasional tentang lembaga/organisasi sosial kesejahteraan anak yakni adalah

Page 7: SOSIALISASI PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI PANTI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Panti asuhan ini adalah Panti Asuhan yang berpondasi

2

lembaga-lembaga kesejahteraan sosial yang dibentuk oleh pemerintah, pemerintah

daerah, atau masyarakat yang melaksanakan pengasuhan. Peraturan yang

mengatur tentang lembaga atau organisasi sosial kesejahteraan anak adalah

Peraturan Menteri sosial Republik Indonesia nomor : 30/HUK/2011 tentang

standar nasional pengasuhan anak untuk lembaga kesejahteraan sosial anak.

Hal apa yang menjadi masalah sebuah Panti Asuhan?. Pada realitasnya,

Panti Asuhan bukannya tanpa masalahnya sendiri. Jarang sebuah Panti Asuhan

mampu memenuhi persyaratan ideal dalam pemenuhan hak anak.Sejumlah studi

menemukan berbagai kendala yang dihadapi oleh Panti Asuhan. Masalah umum

yang dihadapi adalah dana. Pemenuhan hak di Panti Asuhan di Inggris misalnya,

sepuluh kali lebih mahal daripada pemenuhan hak di rumah tangga keluarga besar

(Williamson dan Greenberg, 2010 dalam Lendriyono 2013:2). Terlepas dari

realita masalah finansial, ada permasalahan lain yang lebih penting ketimbang

dana. Masyarakat pada umunya berspekulasi bahwa Panti Asuhan lebih

mementingkan kepentingan mendapatkan dan pengelolaan dana sehingga

mengabaikan yang namanya pembentukan kepribadian anak. Memang

permasalhan dana tidak harus disipisahkan begitu saja, namun dengan konsentrasi

yang lebih kuat ke permasalahan finansial mengakibatkan fungsi dan peran panti

asuhan terabaikan. Sebagai akibatnya, anak anak seringkali berada pada kondisi

kekurangan dalam fungsi sosial dan perkembangan kognitif. Bahkan ketika hak

fisik seperti perhatian medis, perawatan fisik, dan makanan telah terpenuhi, tanpa

Page 8: SOSIALISASI PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI PANTI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Panti asuhan ini adalah Panti Asuhan yang berpondasi

3

adanya pemenuhan hak sosial tetap ada dampak yang besar (Ashford dan LeCroy,

2010 dalam Lendriyono 2013:3).

Panti Asuhan yang ingin dilihat sosialisasinya disini adalah salah satu

Panti Asuhan yang terdapat di kota Tanjungpinang Kepulauan Riau yang bernama

Muhammadiyah. Sebuah organisasi sosial yang terletak pada jalan Raja Haji

Fisabilillah ini adalah adalah Panti Asuhan yang mengasuh anak-anak yatim-

piatu serta telantar. Panti Asuhan ini terbagi dua asrama, yakni asrama putra yang

terletak pada sentral di Jalan Raja Haji Fisabilillah km 8 dan untuk asrama putri

yang terletak dijalan Kamboja. Panti Asuhan ini memiliki 16 putra dan 16 putri.

Panti asuhan ini adalah Panti Asuhan yang berpondasi keagamaan (memperkuat

anak-anak dengan nilai dan norma agama), yang didalamnya terdapat anak asuh

dari usia anak sekolah dasar hingga bangku Menengah atas dan karena

kemajuannya dalam menjalankan Panti Asuhan ini memiliki reputasi baik sebab

pengasuh/pembimbing sebagai relawan dengan background pendidikan dan

mengerti akan ideologi Muhammadiyah itu sendiri.

Latar belakang anak panti asuhan yang beranekaragam dari yatim-piatu,

telantar, permasalahan ekonomi keluarga, menunjukkan panti asuhan

Muhammadiyah itu sendiri memiliki komitmen kuat untuk memperbaiki generasi

calon penerus bangsa. pada masyarakat sekitar menunjukkan bahwa panti asuhan

ini memiliki reputasi baik dalam segi pengasuhan, sebab mereka selalu

mementingkan isu-isu anak yang terjadi sehingga mengedepankan karakter,

bukanlah hal yang baru bagi Muhammadiyah, namun sudah tercipta ketika

Page 9: SOSIALISASI PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI PANTI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Panti asuhan ini adalah Panti Asuhan yang berpondasi

4

Muhammadiyah ini berdiri puluhan tahun yang lalu. Jadi masyarakat sekitar

memandang bahwa panti asuhan Muhammdiyah cabang Tanjungpinang ini telah

banyak melakukan melakukan peningkatan kualitas pengasuhan seperti

dibangunnya beberapa sistem keamanan untuk anak asuh baik dikembangkan

disekolah maupun pada lingkungan pantinya, serta kualitas pembimbing dalam

hal mengkomitmenkan tentang anak asuh pada panti asuhan terlihat tegas dan

lugas.

B. Perumusan Masalah

Bagaimakah sosialisasi pembentukan kepribadian anak di Panti Asuhan

Muhammadiyah Tanjungpinang ?

C. Tujuan Dan Kegunaan

1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui sosialisasi pembentukan kepribadian anak di Panti

Asuhan Muhammadiyah Tanjungpinang, dan Mengetahui bagaimana anak asuh

mendapatkan pengajaran dari pendidik (pengasuh) Panti Asuhan sehingga nilai

dan norma dalam masyarakat tertanam dengan baik dalam kepribadian anak.

2. Kegunanaa Penelitian

a. Secara Praktirs

Dilihat dari kegunaan penelitian secara praktis penelitian ini diharapkan

dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dan pemikiran serta dapat

Page 10: SOSIALISASI PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI PANTI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Panti asuhan ini adalah Panti Asuhan yang berpondasi

5

membantu sebagai bahan informasi untuk pemerinah, agar dapat menjadi referensi

untuk memperkuat ketentuan-ketentuan lembaga kesejahteraan sosial anak yang

berhubungan mengenai proses sosialisasi Pembentukan kepribadian anak di panti

asuhan Muhammadiyah Tanjungpinang.

b. Secara Teoritis

Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi acuan informasi dalam

penelitian-penelitian berikutnya dengan permasalahan penelitian yang sama serta

menjadi referensi pustaka bagi pemenuhan kebutuhan penelitian lanjutan terutama

pengembangan keilmuan dibidang di sosiologi.

D. KONSEP OPERASIONAL

Konsep yang akan dioperasikan adalah sosialisasi pembentukan

kepribadian, konsep ini digunakan untuk mengambarkan proses sosialisasi dipanti

asuhan Muhammadiyah, sehingga membentuk suatu kepribadian seperti Bersikap,

disiplin, pergaulan, dan sopan santun. Dalam mengambarkan hal tersebut

sosialisasi pembentukan kepribadian anak terbagi sebagai berikut:

1. Sosialisasi Pembentukan Kepribadian Secara Tidak Sengaja

Proses sosialisasi anak asuh yang berhubungan dengan hal yang mereka

perhatikan atau mereka saksikan serta interaksi yang terjadi di Panti asuhan

Muhammadiyah.

Page 11: SOSIALISASI PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI PANTI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Panti asuhan ini adalah Panti Asuhan yang berpondasi

6

2. Sosialisasi Pembentukan Kepribadian Secara Sengaja

Proses sosialisasi anak asuh yang mengikuti pengajaran oleh pembimbing

lewat peraturan-peraturan yang diterapkan oleh pihak panti asuhan

Muhammadiyah.

E. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian dengan

melakukan pendekatan deskriptif, dimana menurut Nawawi (1991:63) bahwa

yang dikatakan dengan pendekatan deskriptif ialah prosedur pemecahan masalah

yang dimiliki dengan menggambarkan subjek-subjek penelitian (individu,

lembaga, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta yang tampak atau

sebagaimana adanya.

Hal tersebut dihimpun seluas-luasnya tentang objek penelitian dan tidak

menggunakan hipotesa atau suatu praduga awal terhadap hasil penelitian. Dari

penjelasan diatas, maka penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud

untuk memahami tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara

deskripsi. Dalam penelitian ini peneliti mendeskripitifkan atau menggambarkan

serta menganalisa sosialisasi Panti Asuhan dalam membentuk kepribadian anak.

Page 12: SOSIALISASI PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI PANTI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Panti asuhan ini adalah Panti Asuhan yang berpondasi

7

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian di Panti Asuhan Muhammadiyah yang terletak pada

Jalan Raja Haji Fisabilillah 80, Batu 8 Atas Tanjungpinang Kepri. Peneliti

memilih lokasi tersebut, yakni :

1. Terdapat anak asuh dari tingkatan dasar hingga bangku Sekolah menengah

atas.

2. Salah satu Panti Asuhan Berpondasi Keagamaan .

3. Kemajuan serta pengalamannya yang telah tercapai menghasilkan banyak

dermawan dan donatur yang bersimpatik.

4. Dalam obsevasi yang dilakukan masyarakat memandang bahwa Panti ini

peduli akan anak yatim-piatu, serta telantar untuk mendapatkan

pembimbingan serta pendidikan yang baik.

3. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian yang akan dilakukan adalah :

Data primer dilakukan agar keefesien dan efektif dalam mendapatkan data

mengenai sosialisasi Panti Asuhan MUHAMMADIYAH dalam membentuk

kepribadian anak, Sehingga data yang didapati mampu memberi jawaban atas

penelitian ini. Data primer ini diperoleh melalui wawancara dan observasi

dilapangan.

Data skunder yang digunakan adalah buku-buku pengantar sosiologi

organisasi, baik itu bentuk buku secara fisik dan virtual, kemudian selain buku

mengenai sosialisasi, data skunder lain yaitu literatur yang berhubungan dengan

Page 13: SOSIALISASI PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI PANTI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Panti asuhan ini adalah Panti Asuhan yang berpondasi

8

sosialisasi, dokumen yang relevan dengan sosialisasi pembentukan kepribadian

anak dipanti asuhan Muhammadiyah.

4. Populasi dan Sampel

Populasi di dalam penelitian kualitatif tidak dijadikan tujuan generalisasi

dari temuan penelitian sehingga tidak diperlukan dalam penelitian kualitatif

sebagai keseluruhan objek yang diteliti. Tetapi masih menggunakan istilah sampel

purposif, sampel internal, dan sampel waktu (Sugiyono 2011:217-218). Dan

menggunakan istilah narasumber atau informan sebagai sumber informasi dalam

penelitian kualitatif ini. Maka dalam pengambilan dan pemilihan sampel dalam

peneltian ini, peneliti menggunakan cara sampel purposif, dimana dari jumlah

anak-anak dan pembimbing yang terdapat pada Panti Asuhan Muhammadiyah

diambil beberapa orang yang akan menjadi informan atau narasumbernya dan

yang sengaja dipilih karena memiliki ciri-ciri tertentu. Informan yang dijadikan

objek penelitian adalah Pembimbing dan anak asuh. Anak asuh yang menjadi

informan diklasifikasikan kedalam kelompok pendidikan formal mulai dari SD,

SMP, dan SMA.

5. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik dan alat pengumpulan data sangat penting dalam suatu penelitian,

jadi peneliti harus mampu membuat strategi dalam mengumpulkan data, agar data

yang didapati mampu memberi efektifitas atau dalam kata lain mendapatkan data

yang valid. Pengumpulan data yang dilakukan adalah mekanisme prosedur yang

Page 14: SOSIALISASI PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI PANTI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Panti asuhan ini adalah Panti Asuhan yang berpondasi

9

sistematis dan standarisasi dalam mengumpulkan data. Teknik dan pengumpulan

data yang dilakukan yakni:

a. Obsevasi Partisipatif

Observasi ini adalah peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang

yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian

(sugiyono 2011:227). Observasi partisipatif dilakukan peneliti dengan terjun

langsung pada lokasi penelitian tersebut agar dapat melihat sosialisasi yang

dilakukan pengasuh dalam pembentukan kepribadian anak asuh yang dilakukan di

Panti Asuhan Muhammadiyah.

Tujuan observasi partisipatif ini dilakukan agar dapat mencatat segala

aktivitas Panti Asuhan baik kegiatan pengasuh terhadap anak asuh dalam hal

sosialisasi. Obsevasi ini berguna agar ketika dalam pengolahan data, dapat

mengambil dari ingatan kita untuk menambah data yang ada.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak yaitu

pewawancara ynag mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 1998:135)

Tujuan peneliti menggunakan metode ini, untuk memperoleh data secara

jelas dan kongkret tentang proses sosialisasi Panti Asuhan dalam membentuk

kepribadian anak. Pihak-pihak yang akan diwawancarai, adalah anak-anak yang

diambil secara acak berdasarkan kriteria tertentu dan para pengasuh Panti Asuhan

Muhammadiyah.

Page 15: SOSIALISASI PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI PANTI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Panti asuhan ini adalah Panti Asuhan yang berpondasi

10

c. Dokumentasi

Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan

pencatatan atau pengutipan data dari dokumen yang ada dalam lokasi penelitian.

Dokumentasi dapat berupa gambar atau foto dan pencatatan lain yang

berhubungan dengan penelitian (Sugiyono 2011:240). Dokumentasi meliputi,

gambar kegiatan atau aktivitas Panti Asuhan tersebut, Data yang berhubungan

dengan jumlah, status, dan pendidikan formal anak asuh serta foto-foto yang

berkaitan dengan penelitian yang dilakukan, seperti kegiatan pengasuh dalam

mengsosialisasi kepada anak asuh. Tujuan metode ini dilakukan, agar lebih

mendapatkan data yang kongkrit atau bukti yang kongkrit dalam menyajikan data

mengenai penelitian ini.

6. Teknik Analisa Data

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisas data

kualitatif yang dilakukan saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai

pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara peneliti sudah

melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang

diwawancarai setelah dianalisis belum memuaskan, maka peneliti akan

melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data yang kredibel

(Sugiyono 2011:246). Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2011:246),

mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara

interaktif dan berlangsung terus menerus sampai tuntas, sehingga data yang

didapati jenuh.

Page 16: SOSIALISASI PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI PANTI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Panti asuhan ini adalah Panti Asuhan yang berpondasi

11

Peneliti melakukan proses analisa terhadap penelitian ini disaat

pengumpulan data hingga tahap ahkir. Dengan melakukan wawancara terhadap

informan dan mendapatkan dokumen serta lampiran yang berhubungan dengan

proses sosialisasi kepribadian anak di Panti Asuhan Muhammadiyah. Proses akan

dijabarkan secara kualitatif dan akan berlangsung hingga proses sosialisasi tentang

kepribadian anak asuh yang ingin didapati telah mendapatkan jawaban yang

diinginkan.

F. Landasan Teori

a. Sosialisasi

Dalam defenisi sosialisasi menyebutkan bahwa suatu proses yang melalui

seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpatisipasi dalam

masyarakat (Barger 1978) dalam Sunarto (2004:21). Definisi tersebut disajikan

nya dalam suatu pokok bahasan berjudul Socity in man, dari sisni tergambar

pandangannya bahwa melalui sosialisasi masyarakat dimasukkan ke dalam

manusia. Dalam sosiologi pendidikan Kimball Young mengatakan sosialisasi

merupakan hubungan interaktif di mana seorang dapat mempelajari kebutuhan

sosial dan kultur yang menjadikan sebagai anggota masyarakat. Dalam sosialisasi

terdapat pula pola represif dan partisipatoris sebagai salah satu komponennya.

b. Proses Pembentukan Kepribadian

Proses dalam pembentukan kepribadian memiliki pola tertentu yang

ditumbuhkan oleh kelompok-kelompok masyarakat didalam individu-individu.

Proses sosialisasi ini dilakukan oleh kelompok termasuk proses internalisasi oleh

Page 17: SOSIALISASI PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI PANTI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Panti asuhan ini adalah Panti Asuhan yang berpondasi

12

individu yang bersangkutan dan dilakukan olehnya didalam kelompok. Lewat

proses-proses tersebut iniliah norma-norma dan pola-pola tingkah pekerti sosial

tertanam kedalam mental atau psike seorang individu dan kemudian menjadi

pedoman-pedoman ynag mencendrungkan macam dan bentuk tingkah pekerti

individu tersebut (Narwoko dan Suyanto 2010:84).

1. Proses Sosialisasi Yang Dikerjakan (Tanpa Sengaja) Lewat Proses

Sosial

Proses sosialisasi tanpa sengaja terjadi jika seseorang individu

menyaksikan apa-apa saja yang dilakukan orang-orang disekitarnya didalam

interaksi antar mereka atau antara mereka dengan dirinya. Dengan melakukan hal

tersebut individu akan menginternalisasikan pola-pola tingkah pekerti dan pola-

pola interaksi tersebut kedalam mentalnya.

2.`Proses sosialisasi yang dikerjakan (Secara Sengaja) lewat proses

pendidikan dan pengajaran.

Proses sosialisasi ini terjadi apabila seorang individu yang disosilalisasi

mengikuti pengajaran-pengajaran oleh pendidik-pendidik yang mewakili

masyarakat dengan tujuan yang disadari agar norma-norma serta nilai-nilai

cultural lainnya tertanam didalam diri individu tersebut (yang disosialisasi).

Page 18: SOSIALISASI PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI PANTI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Panti asuhan ini adalah Panti Asuhan yang berpondasi

13

G. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

a. Sejarah dan Perjalanan Panti Asuhan Muhammadiyah

Pada tahun 1961 adalah awal berdirinya panti asuhan Muhammadiyah

yang terletak di Jalan Kamboja Tanjungpinang Kepri. Seiring berjalanya waktu

dan perkembangan anak asuh yang meningkat, pada Jum’at 31 Mei 1996 atau 13

Muharram 1417 H oleh Bupati KDH TK II Kepri Bapak H. Abdul Manan. S

mengsyahkan pemakaian gedung di Jalan Raja Ali Fisabilillah Km 8 sebagai

asrama putra dan sekretariat panti asuhan Muhammadiyah Tanjungpinang Kepri.

Satu sisi panti asuhan Muhammadiyah berjalan modern dan sisi yang

lainnya tradisional. Oleh karena itu, untuk ukuran panti asuhan sedikit memiliki

kelonggaran, tidak seperti pesantren. Namun pada prosesnya kontrol-kontrol tetap

dilakukan agar anak-anak asuh dapat dibentuk. Anak-anak asuh pada panti

asuhan, memiliki keanekaragaman dalam latar belakangnya, ada yang dari yatim-

piatu, telantar, bahkan korban-korban kekerasan dalam keluarga yang notaben dari

daerah-daerah sekitar Kepri dan ada juga yang diluar Kepri. Jadi sekarang

menjadi sebuah Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Muhammadiyah dengan

konsep “membina” dan “mengrestruktur” kembali anak-anak asuh yang berlatar

belakang berbeda yang harus diberi binaan bukan pengasuhan.

Untuk kepengurusan tersendiri, Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak

Muhammadiyah dibentuk berdasarkan mufakat dalam musyawarah yang terjadi

setiap 5 tahun sekali, dimana dalam membentuk kepengurusan Lembaga

berdasarkan hati nurani yang siap dan ikhlas dalam menjalankan dan

mengsukseskan lembaga ini. Di Tanjungpinang ini sendiri Lembaga

Page 19: SOSIALISASI PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI PANTI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Panti asuhan ini adalah Panti Asuhan yang berpondasi

14

Kesejahteraan sosial anak Muhammadiyah belum bisa menjadi cermin layaknya

cabang atau sentral yang berada didaerah lainnya, sebab pemikiran masyarakat

akan Muhammadiyah ini sendiri di Tanjungpinang dan stereotif-stereotif yang ada

masih menunjukkan minimnya mengerti akan Muhammadiyah itu sendiri.

Visi dan misi Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Muhammadiayh,

seperti yang dijelaskan diawal, cikal bakal terdapat dari sebuah “tindakan” dahulu

baru eksekusi dalam menjalankannya, sebab semua lembaga Muhammadiyah ini

sendiri menjalankan berdasarkan perintah atau firman Allah SWT surat Al-Ma’un

surah ke 107 : 7 ayat yang berbunyi:

*فذالك الذي يدع اليتيم * ارءيت الذي يكذب ابالدين *فويل للمصلني * وال حيض على طعام املسكني *الذين هم يراءون* الذين هم عن صالهتم ساهون

*ومينعون املاعون

Artinya : ( 1 ) Tahukah kamu ( orang ) yang mendustakan agama?( 2) Itulah

orang yang menghardik anak yatim, ( 3 ) dan tidak menganjurkan memberi

makan fakir miskin. ( 4 ) maka celakalah bagi orang yang sholat ( 5 ) ( yaitu)

orang-orang yang lalai dari sholatnya, ( 6 ) orang yang berbuat riya, ( 7) dan

enggan ( menolong dengan ) barang yang berguna.

Dari ayat tersebutlah yang menjadi cikal-bakal, visi dan misi

Muhammadiyah dalam mebina dan membentuk anak-anak yatim-piatu serta

telantar untuk dijadikan orang-orang yang berguna dikemudian hari.

Page 20: SOSIALISASI PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI PANTI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Panti asuhan ini adalah Panti Asuhan yang berpondasi

15

b. Struktur Organisasi Panti Asuhan Muhammadiyah

Pengelola : Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Muhammadiyah

Pelaksana : Pengurus Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak

STRUKTUR KEPENGURUSAN LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL

ANAK KOTA TANJUNGPINANG

Sumber : Data LKSA Muhammadiyah

PENASEHAT

Pimpinan Daerah

Muhammadiyah

KETUA

Drs. H. Respriadi

BENDAHARA

Ny.Inong Amelz

SEKRETARIS

M. Nazib, S. Pd

PEMBIMBING

PA/PI

Syahruna Hamzah & Emer

PERLENGKAPAN

Hj.Murnias Ilyas

PENDIDIKAN

Hj. Ny. Mukhtar

-Sudjadi

Page 21: SOSIALISASI PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI PANTI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Panti asuhan ini adalah Panti Asuhan yang berpondasi

16

c. Tahapan Panti Asuhan Muhammadiyah

Tahap pelayanan panti asuhan atau LKSA Muhammadiyah disusun

berdasarkan kemufakatan bersama pengurus lembaga, yang berguna untuk

menjadi acuan dalam menjalankan pembimbingan atau pengasuhan yang ingin

dicapai oleh pihak lembaga. Tahapan tersebut diuraikan sebagai berikut :

1. Tahap Penerimaan Anak Asuh

a. Surat keterangan pemerintah setempat RT, RW,Lurah, Akte Kelahiran,

KK (Kartu Keluarga), dan KTP (Kartu Tanda Penduduk) Orang

tua/Wali.

b. Persetujuan wali/orang tua dan anak yang bersangkutan

2. Tahap Pembinaan Anak Asuh

Tahap pembinaan anak asuh, meliputi beberapa komponen, yakni

kebutuhan fisik, kemandirian, dan pendidikan. Tahap-tahapan tersebut dapat

diuraikan dalam beberapa komponen, yakni:

a. Kebutuhan Fisik

Untuk pemenuhan kebutuhan fisik anak panti asuhan seperti sandang dan

pangan, maupun perlengkapann, semua sudah disediakan oleh pengurus panti atau

lembaga, yang sumber-sumbernya berasal dari pemerintah dinas sosial daerah,

donator serta dermawan tetap maupun tidak tetap yang menjadi pemenuhan segala

perlengakan anak yang berhubungan dengan fisik anak asuh.

b. Kebutuhan Pendidikan

Page 22: SOSIALISASI PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI PANTI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Panti asuhan ini adalah Panti Asuhan yang berpondasi

17

Kebutuhan pendidikan anak LKSA, dimulai dari SD hingga SMA, bahkan

pihak Muhammadiyah sendiri juga memberikan kesempatan untuk melanjutkan

sampai ke perguruan tinggi. Selain itu hubungan sekolah dengan Lembaga

Kesejahteraan Sosial Anak Muhammadiyah membuat jaringan informasi, agar

setiap aktivitas anak disekolah ataupun kegiatan sekolah dapat diberitahu kepada

pihak pengurus lembaga, agar lembaga dapat mengatur setiap kegiatan anak asuh

agar tidak mengganggu kegiatan sekolah.

c. Tahap Kemandirian

Tahap kemandirian yang diaplikasikan oleh lembaga kesejahteraan sosial

anak Muhammadiyah ini, dengan mengajarkan anak-anak untuk dapat mencuci

baju, memasak, merapikan perlengkapan seperti tempat tidur dan kebersihan

kamar. Selain itu, demi mengasah potensi peduli akan diri sendiri dan lingkungan,

setiap anak diberikan tugas piket untuk membesihkan dengan dikoordinir oleh

Pembina. Untuk memberikan efek atau penyesuaian yang bagus, anak-anak ketika

memiliki kegiatan-kegiatan sekolah seperti PR maupun ujian, hal-hal diatas dapat

ditoleransi untuk sementara waktu, hingga mereka selesai mengerjakan kegiatan

atau aktivitas sekolah. Metode seperti inilah yang digunakan kepada anak agar

tidak begitu banyak beban, namun ketika tahu kewajibannya, maka akan

dilaksanakan.

d. Tahap Pembinaan Ahlaq dan Agama

Penanaman etika dan akhlak diterapkan secara bertahap terhadap anak

asuh merupakan tujuan utama Muhammadiyah yaitu menjadikan manusia berilmu

Page 23: SOSIALISASI PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI PANTI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Panti asuhan ini adalah Panti Asuhan yang berpondasi

18

dan berakhlak mulia serta berkemajuan. Pembinaan ini merupakan yang utama

dan terpenting di Panti Asuhan Muhammadiyah. Pembinaan anak dalam ahlak

yang baik setiap saat selalu menjadi santapan rohani setiap harinya. Penekanan

pada menjalankan sholat dimulai dari anak dibina untuk bangun tidur pukul 04.00

pagi (subuh) dan menunaikan sholat subuh berjamaah merupakan kegiatan awal

yang wajib dilaksanakan di Panti ini.

H. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bicara tentang sosialisasi, memang tidak terlepas dari kepribadian, sebab

setelah ditransfer nilai-nilai tersebut, maka akan terjadi pengolahan yang terjadi

pada individu, yang tentunya sangat berhubungan erat dengan kepribadian

individu tersebut. Kepribadian dalam studi (sosiologi) ini adalah kecendrungan

psikologi seseorang untuk melakukan tingkah pekerti sosial tertentu, baik tingkah

pekerti yang bersifat tertutup maupun tingkah pekerti terbuka (Narwoko dan

Suyanto 2010:84).

Pembentukan kepribadian didalam lembaga tentunya memiliki mekanisme

tersendiri, sebab didalam lembaga ataupun panti memiliki mekanisme “kekuatan

Kekuasaan” yang mengatur agar pembentukan kepribadian anak pada sebuah

lembaga atau instansi sesuai dengan tuntutan sosial didalam masyarakat agar

setelah terjun dimasyarakat mampu berbaur dengan baik dalam kehidupan sosial.

(Narwoko dan Suyanto, 2010:85) menegaskan seorang anak manusia tidak dapat

ditempatkan diluar kelompok, anak manusia akan bergantung dengan orang lain

Page 24: SOSIALISASI PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI PANTI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Panti asuhan ini adalah Panti Asuhan yang berpondasi

19

atau pada sekelompok orang lain. Maka dari itu ketika yang seharusnya

membentuk kepribadian anak adalah keluarga biologisnya namun tidak dapat

terlaksana maka kekuasaan kelompok dalam sebuah lembaga kesejahteraan atau

panti asuhan yang menjadi skunder dalam fungsi keluarga dan primer dalam

membentuk kepribadian anak.

Dipanti asuhan Muhammadiyah, menegaskan bahwa pendidikan ataupun

pengajaran yang mereka lakukan adalah membentuk karakter atau

mengedepankan karakter, yang baru saat ini pemerintah Indonesia mencoba

mengaplikasikan kedalam kurikulumnya. Apa yang dilakukan Muhammadiyah

dalam mengedepankan dan membentuk kepribadian anak sudah dilakukan sejak

dulu. Dan hingga saat ini apa yang telah dilakukan yang terdahulu masih menjadi

hal yang utama yang harus dilakukan. Selainnya permasalahan berhasil atau

tidaknya yang dilakukan, yang terpenting adalah usaha itu sendiri, dan

indikatornya tidak bisa diukur untuk keseluruhan, melainkan setiap daerah

ataupun teritorial, memiliki permasalahan dan keberhasilan tersendiri.

Proses dalam pembentuka kepribadian memilki pola-pola tertentu yang

ditumbuhkan oleh kelompok-kelompok masyarakat didalam individu. Didalam

melihat proses sosialisasi pembentukan kepribadian anak pada Panti Asuhan

Muhammadiyah dibagi menjadi dua proses berdasarkan konsep , yakni :

1. Proses Sosialisasi Yang Dikerjakan (Tidak sengaja) Lewat Proses sosial

a. Proses Sosial Berdasarkan Teman di Panti Asuhan

Page 25: SOSIALISASI PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI PANTI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Panti asuhan ini adalah Panti Asuhan yang berpondasi

20

Proses ini anak asuh mampu menginternalisasikan pola perilaku maupun

mental anak yang didapati dari teman-temanya di lingkungan tempat tinggal.

Proses belajar anak secara tidak sengaja melalui proses sosial, tentunya juga akan

dilihat dari lingkungan dan suasana tempat tinggal sendiri baik itu kenyamanan

ataupun kebersamaan itu sendiri, dimana hal ini sangat mempengaruhi cara

berpikir anak ataupun kepribadiannya. Dalam Narwoko dan Suyanto 2010:81,

menjelaskan bahwa proses ini bukanlah proses yang pasif, melainkan proses atau

rangkaian psikologis yang aktif. Jadi ini berlaku juga untuk semua unsur

sosialisasi yang mana anak akan menginterprestasi segala makna yang disalurkan

atau disaksikan kepadanya untuk diaplikasikan atau diolah kedalam mental

mereka.

Walaupun banyak dari anak-anak panti asuhan masih tergolong belum

dewasa, namun masalah suasana didalam lembaga pasti anak-anak asuh seusia ini

lebih bisa merasakan bahwa rasa kekeluargaan dan diterima selama tinggal

dilingkungannya. Proses ini akan lebih menekan anak saling mengaplikasikan

segala tingkah yang mereka rekam dari perilaku yang didapati. Dari beberapa

pernyataan anak asuh diatas, mereka menyatakan bahwa ketika berada di panti

asuhan pada awalnya mereka tertutup seperti pendiam, dan tidak begitu aktif.

Namun setelah mereka bertemu dan berkenalan dengan teman-teman

mereka dalam kurun waktu tertentu, mereka menjadi aktif seperti mau mengobrol

dan bermain dengan teman-teman lainnya. Tentunya proses pasif menjadi aktif

adalah suatu proses sosial yang terjadi karna ada bentuk kepribadian yang

Page 26: SOSIALISASI PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI PANTI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Panti asuhan ini adalah Panti Asuhan yang berpondasi

21

terbentuk seperti yang pendiam menjadi suka berinterkasi. Berikut uraian proses

sosial anak asuh berdasarkan teman bermain dilingkungannya, yakni:

1. Anak yang pada awalnya memiliki sifat pendiam atau tertutup menjadi

mau berinterkasi, terutama dengan teman satu asramanya.

2. Anak menjadi lebih terbuka karna teman bermain yang mereka dapati

dipanti asuhan dan hal ini terjadi karna anak tidak bisa terlepas dari sebuah

interaksi apalagi dengan kondisi teman sepermain.

Henslin (Damsar 2010:75) menjelaskan tentang agen sosialisasi kelompok

teman sebaya bahwa kelompok teman sebaya memiliki daya paksa terhadap orang

yang masuk kedalamnya. Didalam Panti asuhan Muhammadiyah anak-anak asuh

yang masuk kedalam lingkungan keluarga panti, mereka akan tertarik dan ikut

kedalam suasana yang ada pada lingkungan panti. Hal ini menunjukkan bahwa

agen sosialisasi kelompok teman sebaya yang dinyatakan dalam Damsar

memperlihatkan kekuatan pengaruh karna masuk kedalam lingkupan tersebut.

b. Proses Sosial Berdasarkan Peraturan Panti Yang Diterapkan

Proses sosial anak berdasarkan peraturan panti yang diterapkan adalah

dengan melihat bagaimana anak bersikap maupun bertindak atas dasar peraturan-

peraturan yang diterapkan oleh pembimbing. Dalam Damsar (2011:66)

menjelaskan bahwa material yang ada dalam komponen sosialisasi salah satunya

adalah berdasarkan keberadaan perencanaan. Dalam sosialisasi berdasarkan

keberadaan perencanaan terdapat dua hal yakni yang direncanakan maupun yang

tidak direncanakan.

Page 27: SOSIALISASI PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI PANTI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Panti asuhan ini adalah Panti Asuhan yang berpondasi

22

Secara seksama sosialisasi perencanaan, tentunya adalah sosialisasi secara

sengaja yang didalam Narwoko dan Suyanto (2010:84) menjelaskan bahwa proses

sosialisasi secara sengaja adalah proses apabila seorang individu yang

disosialisasikan mengikuti pengajaran-pengajaran oleh pendidik yang mewakili

masyarakat dengan tujuan yang disadari agar norma-norma serta nilai-nilai

kultural lainnya tertanam didalam diri individu tersebut (yang disosialisasikan).

Dalam proses sosial tentunya hal ini akan berhubungan sebab proses sosial adalah

salah satu bentuk dari aplikasi proses secara sengaja.

Peraturan-peraturan yang diterapkan panti asuhan Muhamadiyah secara

tertulis untuk anak asuh seperti piket kebersihan, Les mata pelajaran tambahan,

serta Keagamaan (Mengaji, Hafalan Ayat, dan Sholat) dan yang tidak tertulis

seperti aturan keluar. Secara harfiah didalam keluarga biologis pun hal-hal seperti

ini diterapkan secara tidak tertulis, namun sebuah kelompok atau lembaga

tentunya hal ini diterapkan secara tertulis. Panti Asuhan Muhammadiyah

menyatakan peraturan-peraturan yang diterapkan oleh pembimbing, tidak semua

menunjukkan perubahan secara instan semua tergantung bagaimana

menyuguhkannya dan individu yang disuguhkan.

Sebagai panti asuhan berpondasi keagamaan, tentunya penekanan akan

nilai ketuhanan perlu terhadap anak seperti dalam islam adalah sholat. Anak asuh

panti menunjukkan bahwa peraturan sholat berjamaah apalagi bangun pada pagi

hari untuk sholat subuh masih menjadi kendala, karna anak asuh tersebut masih

belum terbiasa akan peraturan tersebut.

Page 28: SOSIALISASI PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI PANTI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Panti asuhan ini adalah Panti Asuhan yang berpondasi

23

Hal tersebut menunjukkan bahwa anak asuh masih belum terbiasa akibat

proses sosialisasi sebelum berada dilingkungan panti. Dalam Damsar (2011:66)

proses sosialisasi skunder adalah proses yang dikenal dengan resosialisasi dan

sebelum resosialisasi akan ada bentuk desosialisasi. Anak asuh yang masih

kesulitan dalam penerapan resosialisasi karna desosialisasi dalam diri anak asuh

masih belum maksimal secara maksimal. Namun disisi lain ada anak asuh yang

sebelumnya belum terbiasa akan peraturan tersebut, setelah masuk kedalam

lingkungan Panti menjadi terbiasa dan belajar karna diarahkan oleh pembimbing.

c. Proses Sosial Berdasarkan Pola Refresif dan Partisipatif

Pola sosialisasi represif atau didalam Damsar (2011:68) sosialisasi

berdasarkan cara pakai salah satunya menjelaskan tentang represif yang

berhubungan dengan penekanan kepatuhan anak dan penghukuman terhadap

perilaku yang keliru. Setiap individu maupun kelompok yang melakukan

sosialisasi tentunya pola sosialisasi ini dilakukan. Anak beberapa asuh panti

asuhan Muhammadiyah menunjukkan walaupun telah dihukum atas kesalahan

yang dibuatnya, namun secara individu masih belum memberikan efek jera

terhadap apa yang dilakukannya. Dalam hal ini secara bentuk internalisasi dalam

diri anak tersebut masih belum menunjukkan bahwa kesalahan tersebut masih

belum merubah sikapnya.

Ada beranekaragam perilaku dan sikap yang ditunjukkan oleh anak asuh,

salah satunya yang menyatakan jera terhadap hukuman, sebab jika

mengulanginya lagi, maka anak akan merugikan dirinya-sendiri sebab hukuman

Page 29: SOSIALISASI PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI PANTI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Panti asuhan ini adalah Panti Asuhan yang berpondasi

24

memang pada dasarnya akan memberikan efek jera dan hasil yang diharapkan

tidak akan mengulangi kesalahan tersebut. Proses internalisasi memang proses

yang berdsarkan anak yang disosialisasikan, namun banyak faktor yang harus

diperhatikan baik itu individu maupun proses sosialisasi yang pernah ia lewati

sebelum dimasukkan sosialisasi lainnya.

Pola sosialisasi partisipatif atau dalam Damsar (2011:68) sosialisasi

berdasarkan cara pakai adalah proses dimana penekanan pemberian imbalan atas

perilaku anak yang baik. Dalam panti tentunya proses ini juga sangat bagus jika

anak yang diberikan motivasi lewat imbalan yang mereka dapatkan mampu

membuat diri anak terdorong untuk melakukan sesuatu yang tentunya berawa;

dari yang tidak berkemauan menjadi berkemauan. Ada dorongan dari dalam diri

anak tersebut untuk melakukan sesuatu seperti anak-anak asuh yang menyatakan

jika piket kebersihan mampu dikerjakan dengan baik, maka akan ada imbalan,

sehingga memacu diri untuk berlomba-lomba agar mereka dapat hadiah jika

mengerjakan piket kebersihan dengan baik serta dalam berprestasi sekalipun. Hal

tersebut menunjukkan pembimbing memberikan peraturan dan untuk bisa

menjalan peraturan tersebut anak harus diberikan suatu dorongan agar mereka

termotivasi untuk melakukannya.

2. Proses Sosialisasi Yang Dikerjakan (Secara Sengaja) Lewat Proses

didikan dan Pengajaran.

Dalam proses ini adalah proses yang juga termasuk dalam komponen

pembentukan kepribadian anak tersebut. Konsep pembentukan kepribadian yang

Page 30: SOSIALISASI PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI PANTI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Panti asuhan ini adalah Panti Asuhan yang berpondasi

25

harus dibentuk dengan didikan sebab pada akhirnya anak-anak asuh ini sendiri

pada akhirnya akan masuk kepada ranah sosial kelak. Secara tidak langsung hal

ini mengarah kepada Sosiologi Pendidikan (Berkarakater dari pendidikan).

Masyarakat sebagai realitas ekternal-objektif akan menuntun individu dalam

melakukan kegiatan pendidikan seperti apa saja isi dari pendidikan, bagaimana

mendidiknya, siapa yang mendidikdan dididik, dan dimana pendidikan dilakukan

(Damsar 2011:9).

a. Proses Didikan Berdasarkan Peraturan dan Aktivitas Panti Asuhan

Dalam Panti Muhammdiyah ini sendiri, aturan-aturan serta konsep yang

dibuat seperti tata tertib, daftar piket kebersihan, mata pelajaran sekolah tambahan

seperti Matematika, IPA, IPS, dan Mata pelajaran lainnya serta sebagai pondasi

keagamaan peraturan pembinaan dan ahlak adalah sebagai hal yang paling

diterapkan terhadap anak.

Di lihat dari aturan atau konsep yang dijalani pihak panti asuhan, bahwa

aturan seperti piket, jadwal, maupun les anak, semua layaknya seperti pada

umumnya. Namun yang terpenting, bagaimana hal tersebut dijalani tidak

memaksakan anak, sebab jika keluar dari jalur pemikiran anak, maka hal tersebut

tidak akan dijalankan dengan baik dan anak akan tidak patuh. Anak asuh

menjalani setiap kegiatan atau jadwal yang sudah dikonsep oleh pembimbing

mereka, dan ini adalah termasuk salah satu bagaimana anak harus dibentuk dalam

mendisiplinkan diri walaupun anak pada dasarnya tentu masih dalam kondisi yang

sulit untuk untuk disiplin, namun jika sudah menjadi sesuatu yang sering

Page 31: SOSIALISASI PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI PANTI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Panti asuhan ini adalah Panti Asuhan yang berpondasi

26

disuguhkan, maka akan masuk kedalam jiwa mereka. Hal ini termasuk proses

sosialisasi yang berdasarkan kebutuhan skunder yang terdapat dalam Damsar

2011;66. Sebab anak asuh ada yatim-piatu, serta telantar sehingga mereka pasti

setidaknya mereka pernah mendapatkan sosialisasi sekurang-kurangnya sosialisasi

tidak sengaja (seperti ibu mengerti suara tangisan anaknya).

b. Proses Didikan Dengan Penerapan Rekreasi Pada Anak Asuh

Salah satu bentuk “Kebebasan anak untuk tetap menjadi anak” adalah

adanya penerapan Refreshing. apa yang dilakukan pembimbing Muhammadiyah

adalah bagaimana anak mampu merefresh diri agar anak dapat menjalani segala

kegiatan maupun peraturan dalam panti amaupun diluar panti dalam keadaan tidak

tertekan. Sebab metode seperti ini harus dijalani oleh anak mengingat sifat

alamiah anak yang masih dalam kategori pembentukan. Berikit adalah pernyataan

pembimbing mengenai karakter, fleksibelitas, dan alamiah anak asuh pada Panti

asuhan Muhammadiyah.

Dalam pembentukan kepribadian anak, pernyataan diatas memang masuk

kedalam pembentukan kepribadian secara sengaja, yang di dalam Narwoko dan

Suyanto 2010:87 menjelaskan bahwa “terhadap anak-anak kecil ini, efek proses

pendidikan dan pengajaran didalam pembentukan kepribadian relatif amatlah

kecil, prosesnya akan meningkat ketika umurnya telah meningkat. Para

pembimbing memang telah memanfaatkan proses ketika mereka masih dalam

kondisi anak-anak dengan menerapkan peraturan dengan fleksibelitas yang ada.

Page 32: SOSIALISASI PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI PANTI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Panti asuhan ini adalah Panti Asuhan yang berpondasi

27

c. Proses Didikan Membiasakan Berhemat Lewat Menabung

Selain penerapan peraturan dan refreshing pada anak asuh Panti asuhan

Muhammadiyah. Ada hal lain yang diterapkan untuk memberikan kekuatan atau

karakter terhadap anak, yakni menabung. Mungkin menabung adalah hal yang

sering didengar, namun tidak banyak yang melakukannya. Apalagi harus

diterapkan kepada anak. Pengurus sendiri berinovasi menerapkan menabung

terhadap anak sebab mereka bersekolah tetap masih harus membayar uang

sekolah dan uang tersebut pun untuk keperluan mereka juga tanpa adanya campur

tangan pengurus umtuk hal-hal lain. Hal ini tentunya juga termasuk proses belajar

anak yang menjurus kepada anak harus belajar untuk hemat dan jangan serakah

dengan sesuatu yang disebut uang. Penanaman sejak dini untuk menabung

mungkin adalah hal terbaik untuk melatih generasi yang mampu mengendalikan

diri dalam menggunakan uang untuk kebutuhan.

Dalam Damsar (2011:69), didalam bukunya terdapat agen yang dipandang

memegang peran penting dalam sosialisasi atau yang biasa disebut agen-agen

sosialisasi. Dalam agen-agen sosialisasi Damsar (2011:69), terdapat agen

Keluarga, Sekolah, Kelompok Teman Sebaya, Media Massa, dan Agama. Dimana

setiap agen-agen memiliki fungsi-fungsi masing-masing. Walaupun agen-agen

sosialisasi memiliki fungsional masing-masing, Namun ada agen dimana menjadi

titik balik dalam setiap ataupun jenis sosialisasi yang dilakukan yakni Keluarga.

Dalam fungsi Keluarga (Damsar 2011:69) menjelaskan, bahwa keluarga

memilki tanggung jawab sosial budaya untuk mengtransmisikan pengetahuan,

nilai, norma, dan harapan yang berkembang dalam masyarakat. Jadi apa yang

Page 33: SOSIALISASI PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI PANTI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Panti asuhan ini adalah Panti Asuhan yang berpondasi

28

ditunjukkan pembimbing kepada anak asuh dengan menerapkan berhemat melalui

menabung, adalah salah satu bukti jika keluarga untuk anak asuh telah

mengtransmisikan nilai-nilai terhadap mereka. Walaupun keluarga pada konteks

panti asuhan bukanlah keluarga biologis, namun sistem yang berjalan dalam panti

asuhan Muhhammadiyah itu sendiri adalah Keluarga bagi anak-anak asuhnya.

Page 34: SOSIALISASI PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI PANTI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Panti asuhan ini adalah Panti Asuhan yang berpondasi

29

K. Penutup

a. Kesimpulan

Sosialisasi adalah proses penyaluran nilai yang kepada yang

disosialisasikan, agar yang disosialisasikan dapat memahami apa yang nilai yang

disalurkan, apakah hal tersebut negatif atau positif. Pembentukan kepribadian,

tentunya sangat diperlukan bagi anak-anak, apalagi didalam sebuah kelompok.

Proses sosialisasi pembentukan kepribadian anak pada panti asuhan

Muhammadiyah, dibentuk berdasarkan dua proses, yakni proses yang tidak

disengaja (proses sosial) maupun yang disengaja (Proses didikan). Kedua proses

tersebut tentunya sangat menentukan bagaimana anak asuh pada sebuah kelompok

atau lembaga seperti panti asuhan Muhammadiyah dibentuk. Berikut intisari dari

proses sosialisasi pembentukan kepribadian anak pada Panti asuhan

Muhammadiyah :

1. Anak Asih Mendapatkan Pengaruh Dari Proses Sosial

Proses pembentukan kepribadian secara tidak sengaja, adalah salah satunya

dengan proses sosial, dimana anak belajar menginterprestasikan tingkah-

tingkah orang-orang disekitarnya untuk referensinya. Anak asuh di panti

Muhammadiyah mendapat nilai dan norma seperti memiliki rasa kekeluargaan

yang tertanam pada diri anak asuh lewat sesama teman bermain sehingga ada

pola-pola perilaku yang anak dapati seperti anak yang pada awalnya pasif

menjadi aktif atau yang pada awalnya tertutup menjadi terbuka.

Selain dengan temannya peraturan yang disuguhkan kepada anak asuh

terdapat keanekaragaman dari sikap dan perbuatan yang mereka dapati, seperti

Page 35: SOSIALISASI PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI PANTI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Panti asuhan ini adalah Panti Asuhan yang berpondasi

30

ada yang mengalami bentuk dari hal yang belum mereka ketahui mendapatkan

menjadi sesuatu yang sekarang mereka jalani, dan selain itu ada anak asuh

yang belum mampu atau terbiasa akan peraturan yang mereka jalani belum

memberikan efek bagi diri mereka sendiri.

Proses hukuman maupun imbalan yang mereka dapatkan juga membentuk

bagi diri anak, anak banyak termotivasi agar mendapatkan sesuatu yang merka

inginkan. Namun dalam aplikasinya di Panti Asuhan Muhammadiyah

keanekaragaman lebih terdapat pada proses pemberian Hukuman ketimbalan

Imbalan, sebab Imbalan lebih memberikan motivasi atau dorongan dalam diri

anak untuk lebih mandiri.

2. Anak Asuh Ditanamkan Peraturan Kedisiplinan, Kewajiban kepatuhan,

Berahlak, dan Beragama.

Proses ini adalah proses didikan oleh pengajar atau pendidik, biasanya disebut

juga proses belajar secara sengaja. Pada proses ini anak asuh panti

Muhammadiyah ditanamkan nilai kewajiban mereka yang akan membentuk

diri mereka sendiri, seperti kedisiplinan terhadap tata tertib, memiliki motivasi

diri lewat mengasah pengetahuan lewat pelajaran tambahan dan memiliki

ahlak serta ketaqwaan terhadap Allah dengan menjalankan ibadah serta

kewajibannya seperti membaca ayat-ayat Al-qur’an serta sholat lima waktu.

Jadi intisari proses pembentukan kepribadian anak pada panti asuhan

Muhammadiyah ditentukan berdasarkan dua proses, yakni proses sosial, dan

proses didikan. Kedua proses ini sangat menentukan bagaimana pribadi anak

Page 36: SOSIALISASI PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI PANTI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Panti asuhan ini adalah Panti Asuhan yang berpondasi

31

untuk kedepannya. Membentuk diri anak kepribadian awal atau alamiah anak

harus tetap dijaga, sebab ketika dimasukkan hal-hal baru, kepribadian anak yang

alamiah akan ikut mempermudah anak untuk menyerap hal-hal baru sesuai

dengan karakter anak masing-masing. Maka dari itu dalam mengembankan tugas

kepada anak, aturan serta fleksibelitas terhadap anak sangat diperlukan.

b. Saran

Berdsarkan gambaran hingga analisa yang didapati pada proses sosialisasi

pembentukan kepribadian anak pada Panti asuhan Muhammadiyah di

Tanjungpinang, saran kedepannya untuk mengoptimalisasikan proses belajar anak

asuh kedepan dan harapan peneliti akan jurnal ini adalah :

1. Untuk kedepannya, agar pembangunan infrastruktur seperti asrama putra

dan putri dapat berada pada satu area, hal ini agar lebih mempermudah

segala akses baik untuk pengurus, maupun untuk masyarakat yang ingin

beramal disana.

2. Perlu adanya team work (Kerja Tim) dalam melakukan pembimbingan

kepada anak asuh yang lebih spesialis, seperti contohnya pembimbing

dalam bidang olahraga, seni, musik dan lain-lain, agar dalam melakukan

bimbimbingan terhadap anak lebih efektif dan efisien.

3. Untuk kedepannya dibidang akademik, skripsi ini dapat menjadi referensi

pemerintah untuk dapat membuat kebijakan-kebijakan yang berhubungan

dengan proses belajar anak asuh di Panti Asuhan maupun kelompo-

kelompok yang sejenis yang peduli akan anak yatim-piatu serta telantar.

Page 37: SOSIALISASI PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI PANTI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Panti asuhan ini adalah Panti Asuhan yang berpondasi

32

Selain itu diharapkan dapat menjadi referensi untuk gambaran-gambaran

Panti Asuhan Lainnya dalam melakukan proses sosialisasi terhadap anak

asuh.

Page 38: SOSIALISASI PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI PANTI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Panti asuhan ini adalah Panti Asuhan yang berpondasi

33

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani, 2007. Sosiologi Skematika, Teori, Dan Terapan. Jakarta : PT. Bumi

Aksara

Arif, Gosita, 1998, Masalah Perlindungan Anak, Jakarta:Akademiko Perindo

Walgito, Bimo, 2003, Psikologi Sosial (Suatu Pengantar), Yogyakarta: CV ANDI

OFFSET

Damsar,2011, Pengantar Sosiologi Pendidikan, Jakarta:Kencana

Gayo, Iwan, 1987, Buku Pintar-Organisasi Sosial, Jakarta:PT Karya Unipress.

Idi, Abdullah, 2011, Sosiologi Pendidikan-Individu, Masyarakat, dan Pendidikan,

Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada

Jones, PIP, 2010, Teori-teori Sosiologi, Jakarta Pusat: Yayasan Pustaka Obor

Indonesia

Moleong, Lexy J, 2000, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja

Rosdakarya

Mangkunegara, Anwar Prabu, 2008, Perilaku dan Budaya Organisasi, Bandung:

PT Radika Aditama

Nawawi, Hardi, 1991, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada

University Press

Narwoko, J. Dwi dan Suyanto, Bagong, 2006, Sosiologi Teks Pengantar dan

Terapan (Edisi Kedua), Jakarta: Kencana

Narwoko, J. Dwi dan Suyanto, Bagong, 2010, Sosiologi Teks Pengantar dan

Terapan (Edisi Ketiga), Jakarta: Kencana

Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, Bandung:

Alfabeta

Sopiah, 2008, Perilaku Organisasi, Yogyakarta: CV Andi Offset

Sunarto, Kamanto, 2004, Pengantar Sosiologi (Edisi Revisi). Jakarta: Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia.

Tim syaamil Al-Qur’an, 2007. Al-Qur’anulkarim Terjemahan Tafsir Perkata.

Bandung: Sygma Publishing

Page 39: SOSIALISASI PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI PANTI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Panti asuhan ini adalah Panti Asuhan yang berpondasi

34

REFERENSI LAIN

Fauzik Lendriyono, 2013, ”Reorientasi Panti Asuhan: Menggagas Panti Asuhan

Untuk Kedaulatan Bangsa”, (docx File-Didownload Pada 17 Januari 2013-

15:30).

Standar Nasional Untuk Lembaga Pengasuhan dan Kesejahteraan Anak (PDF file-

(diakses pada 23 Maret 2014-10:10).

rri.co.id/index.php/berita/91807/hebohnya panti asuhan tanggerang menjadi

cermin bagi panti asuhan lainnya (Diakses 02 April 2014 20:30)

issuu.com/malutpost/docs/malut_post_18 September 2013/13 (Diakses 02 April

2014 21:20)

Lukman, Wahyudi, 2012, “Sosialisasi Di Panti Asuhan Dalam Membentuk

Tingkah Laku Anak (Kasus Di Panti Asuhan Abadi Aisyiyah Kecamatan

Soreang, Kota PAREPARE)”.