Click here to load reader

Space Occupying Lesion

Embed Size (px)

Citation preview

Space Occupying Lesion

Disusun : FadhilahPembimbing :dr. Sholihul Muhibbi, Sp. S, M. Si. Med

Kepaniteraan Klinik Ilmu Saraf RSPAD GATOT SOEBROTO Periode 21 April 25 Mei 2014Space Occupying Lesion

KASUSIDENTITASNama / umur:Tn. F / 36 tahunJenis kelamin:Laki-lakiPekerjaan:TNIAgama:IslamStatus pernikahan:Sudah menikahSuku bangsa:AmbonTanggal masuk:2 Mei 2014Dirawat yang ke:PertamaTanggal pemeriksaan:7 Mei 2014

ANAMNESAAutoanamnesa

KELUHAN UTAMAKelemahan pada sisi tubuh kanan sejak 1 tahun yang lalu.

KELUHAN TAMBAHANSulit berbicaraRIWAYAT PENYAKIT SEKARANG 2 tahun yang lalu pasien mengalami kecelakaan, kemudian dibawa ke dokter dan di obati. 6 bulan lalu berobat ke dokter, dokter mengatakan stroke, pasien di beri obat perbaikan gejala berulangSakit kepala (+), demam (+), mual (-), muntah (-), penurunan kesadaran (-), HT dan hiperkolesterol 1thn tidak pernah di obati, DM (-), penyakit jantung (-)Dikeluarga pasien tidak ada yang mengalami penyakit serupa.sakit kepala, demam , sulit bicara, lemah sisi tubuh kiri.(1 tahun)RIWAYAT PENYAKIT DAHULUHipertensi: (+) sejak 1 tahun yang laluDiabetes militus: DisangkalSakit jantung: DisangkalTrauma kepala: DisangkalSakit kepala sebelumnya: (+)Kegemukan: (-)RIWAYAT PENYAKIT KELUARGADikeluarga tidak ada yang menderita penyakit seperti ini.

RIWAYAT KELAHIRAN/PERTUMBUHAN/PERKEMBANGAN :Normal

PEMERIKSAAN :Status internus :Keadaan : Tampak sakit sedangGizi: 70/1,652 = 25,9 (pra obesitas)Tanda vitalTD. Kanan: 160/100 mmHgTD. Kiri: 160/100 mmHgNadi kanan: 80x/ menitNadi kiri: 80x/ menitPernafasan : 20x/ menitSuhu : 37CLimfonodi: Pembesaran (-)Jantung : Bunyi jantung I II normal regular, murmur (-), gallop (-)Paru : Suara nafas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-Hepar : Tidak teraba pembesaranLien : Tidak teraba pembesaranEktremitas : edema pada keempat ekstremitas (-), akral hangat, CRT < 2

Status psikiatris :Tingkah laku: BaikPerasaan hati: BaikOrientasi : BaikJalan fikiran: BaikDaya ingat: Baik

Status neurologis :Kesadaran: Kompos mentis E4 M6 Vafasia sensorik GCS=15Sikap tubuh: BerbaringCara berjalan: Langkah sempoyonganGerakan abnormal: Tidak ada

Kepala Bentuk: NormocephalSimetris: simetrisPulsasi: Teraba pulsasi a.temporalis +/+Nyeri tekan: Tidak adaLeher Sikap: NormalGerakan: Dapat dilakukan ke segala arahVertebra: Dalam batas normalNyeri tekan: Tidak adaGejala rangsang meningeal Kaku kuduk: -/-Laseque: > 70/ >70Kernig: >135/ >135Brudzinsky I: -/-Brudzinsky II: -/-

Nervus cranialisN. I (olfactorius)Daya penghidu : Normosmia / Normosmia

N. II (optikus)Ketajaman penglihatan: DBN / DBNPengenalan warna: DBN / DBNLapang pandang: DBN / DBNFundus: Tidak dilakukan

N.III (occulomotorius) / N.IV (trochlearis) / N. VI ( abducens)

Ptosis: -/-Strabismus: -/-Nistagmus: -/-Exoptalmus: -/-Enoptalmus: -/-Gerakan bola mataLateral: -/-Medial: -/-Atas lateral: -/-Atas medial: -/-Bawah lateral: -/-Bawah medial: -/-Atas: -/-Bawah: -/-Gaze: -/-

Pupil Ukuran pupil: 2mm / 2mmIsokor / anisokor: Isokor / IsokorPosisi: Sentral / SentralReflex cahaya langsung: +/+Releks cahaya tidak langsung: +/+Reflex akomodasi: -/-

N. V (trigeminus)Menggigit: + / +Membuka mulut: + / +Sensibilitas atas: + / +Tengah: + /+Bawah: + / +Refleks masseter: + / +Refleks zigomatikus: + / +Refleks kornea: Tidak dilakukanRefleks bersin: Tidak dilakukan

N. VII (fascialis)

Pasif Kerutan kulit dahi: Simetris kanan-kiri

Kedipan mata: Simetris kanan-kiri

Lipatan nasolabial: Simetris kanan-kiri

Sudut mulut: Simetris kanan-kiri

Aktif Mengerutkan dahi: Tidak bisaMengerutkan alis :Tidak bisaMenutup mata : Simetris kanan-kiriMeringis : Simetris kanan-kiriMenggembungkan pipi: Simetris kanan-kiriGerakan bersiul: Simetris kanan-kiriDaya pengecapan lidah 2/3 depan: Menurun / Dalam batas normalHiperlakrimasi: Tidak adaLidah kering: Tidak ada

N. VIII (acusticus)Mendengar suara getaran jari tangan: + / +Mendengar detik arloji: + / +Test schwabach: Tidak dilakukanTest rinne: Tidak dilakukanTest weber: Tidak dilakukan

N.IX (glossopharyngeus)Arcus pharynx: SimetrisPosisi uvula: Di tengahDaya pengecapan lidah 1/3 belakang: Dalam batas normalReflex muntah: Tidak dilakukanN. X (vagus)Denyut nadi: Kanan dan kiri terabaArcus pharynx: SimetrisBersuara: Dalam batas normalMenelan: Dalam batas normal

N. XI (accesorius)Memalingkan kepala: Dalam batas normalSikap bahu: Dalam batas normalMengangkat bahu: Dalam batas normal

N. XII (hipoglosus)Menjulurkan lidah: Deviasi ke kananKekuatan lidah: Dalam batas normalAtrofi lidah: (-)Artikulasi: JelasTremor lidah: (-)

MotorikGerakan

Kekuatan

Tonus

Bentuk

TerbatasBebasTerbatas Terbatas4444555544445555NormotonusNormotonusNormotonusNormotonusEutrofiEutrofiEutrofiEutrofiREFLEKS FISIOLOGIS

Reflek tendon :Reflex biceps : ++ / ++Reflex triceps : ++ / ++Reflex patella : ++ / ++Reflex achiles : ++ / ++

Reflex periosteum : Tidak dilakukan

Reflex permukaan :Dinding perut: Dalam batas normalCremaster: Tidak dilakukanSphincter ani: Tidak dilakukan

REFLEKS PATOLOGIS Hoffman-Tromner: -/-Babinski: -/-Chaddok: -/-Openheim: -/-Gordon: -/-Schaefer: -/-Rosollimo: -/-Mendel bechterew: -/-Klonus paha: -/-Klonus kaki: -/-

Sensibilitas

EksteroseptifNyeri: Menurun / +Suhu: Menurun / +Taktil: Menurun / +

Propioseptif Vibrasi: Tidak dilakukanPosisi: + / +Tekan dalam: Menurun / +

Koordinasi dan KeseimbanganTest Romberg: - /-Test tandem: - / -Test fukuda: Dalam batas normalDisdiadokokinesis: Gerakan pasien melambatRebound phenomen: + / -Dismetri: (-)Test telunjuk hidung: (+) Pasien tidak dapat mengikuti gerakan pemeriksaTest telunjuk telunjuk:(+)Pasien tidak dapat mengikuti gerakan pemeriksaTest tumit lutut: Gerakan pasien melambat

Fungsi OtonomMiksiInkontinentia: (-)Retensi: (-)Anuria: (-)Defekasi Inkontinentia: (-)Retensi: (-)

Fungsi LuhurFungsi bahasa: Afasia sensorikFungsi orientasi: Dalam batas normalFungsi memori: Dalam batas normalFungsi emosi: Dalam batas normalFungsi kognisi: Dalam bats normal

RESUMEPasien laki-laki usia 36 tahun. Datang dengan keluhan lemah sisi tubuh kanan 1 1/2tahun yang lalu.2 tahun lalu pasien memiliki riwayat jatuh dari motor. Setelah itu pasien sering merasa sakit kepala dan demam. Pasien mulai kesulitan bicara, disusul lemah pada sisi tubuh kanan.6 bulan lalu pasien di bawa ke dokter, dokter mengatakan pasien menderita stroke, pasien di beri obat, dan pasien merasa membaik, sembuh total.Gejala yang sama timbul lagi, pasien ke dokter, dan akhirnya di rujuk ke RSPADPada hasil pemeriksaan ditemukan pada N.III, IV, VI mata tidak dapat digerakkan ke lateral, medial, atas, dan bawah. N.VII (facialis) secara aktif pasien tidak dapat mengerutkan dahi dan alis, pengecapan lidah 2/3 depan kanan menurun. N. XII lidah pasien saat dijulurkan deviasi ke kanan. Pada motorik gerakan pada ekstremitas dextra terbatas dan kekuatan otot pada ekstremitas dextra melemah (hemiparese dextra). Sensibilitas terhadap menurun pada sisi tubuh kanan pasien menurun. Keseimbangan dan koordinasi, didapatkan disdiadokokinesis, tangan kanan melambat, test telunjuk-hidung dan telunjuk-telunjuk, pasien sulit mengikuti gerakan pemeriksa. Untuk fungsi luhur, pasien mengalami afasia sensorik.

PEMERIKSAANStatus internusKeadaan umum: Tampak sakit sedangGizi: BaikKesadaran: Compos mentisTD kanan: 160/100 mmHgTD kiri: 160/100 mmHgNadi kanan: 80x/ menitNadi kiri: 80x/ menitPernafasan: 20x/ menitSuhu: 37CStatus psikiatri: Dalam batas normal

STATUS NEUROLOGIHemiparese dextraParese n. III, IV, VI, VII, XII

DIAGNOSIS Diagnose klinik: Hemiparese dextra, parese nerve (III, IV, VI, VII, XII), hipoestesia dextra, afasia sensorikDiagnose topic: Hemisfer cerebri sinistraDiagnose etiologi: SOL absesDiagnose banding: SOL tumor

THERAPIMedikamentosaIVFD RL : 20tpmNeuroprotector: Citikoline 100mg 2 x 1 (i.v)Kortikosteroid: methylprednisolon 4x125 gram ivNeuroprotropik: Neurobion 500 mg/drip/12jam

Non medikamentosa Rehabilitasi Medik: Terapi Fisik dan bicara

PEMERIKSAAN ANJURANMRI kepala kontrasKesan : Multiple nodul ring enhancement terutama di ganglia basal kiri, subkorteks frontotemporoparietal kiri dan periventrikel lateralis kanan kornu posterior disertai perifokal edema hebat suspect multiple abses serebri DD/ metastasis

Ro ThoraxKesan : Kardiomegali, paru dalam batas normal, tidak tampak nodul metastasis.

Imunoserologi CD4 : 255 nilai rujukan 410-1590 cell/PROGNOSAAd vitam: Dubia ad bonamAd fungsionam: Dubia ad bonamAd sanam: Dubia Ad cosmeticum: Dubia ad bonam

ANALISA MASALAHTn. F, laki-laki, berusia 36 tahun

DIAGNOSISDiagnose klinik: Hemiparese dextra, parese nerve (III, IV, VI, VII, XII), hipoestesia dextra, afasia sensorikDiagnose topic: Hemisfer cerebri sinistraDiagnose etiologi: SOL absesDiagnosis banding: SOL tumor

Diagnosa klinikDiagnosis banding SOL tumor :

Tumor otak atau tumor intracranial adalah neoplasma atau proses desak ruang (space occupying lesion) yang timbul dalam rongga tengkorak baik dalam kompartemen supratentotrial maupun infratentotrial .

Defisit neurologi terjadi secara progresif disertai penurunan berat badan.Pemeriksaan PenunjangUSG abdomen.Dilakukan untuk mengetahui apakah ada tumor dibagian tubuh lain. Pada orang dewasa, tumor otak yang merupakan metastase dari tumor lain lebih sering daripada tumor primer otak.TERAPIMedikamentosaIVFD RL : 20tpmNeuroprotector: Citikoline 2x500mg ivNeurotropik: neurobion 500 mg/drip/12jamKortikosteroid: methylprednisolon 4x125 gram ivNon medikamentosa Rehabilitasi Medik: Terapi Fisik dan bicara

MedikamentosaAntihipertensi : AmlodipinBekerja langsung sebagai vasodilator arteri perifer yang dapat menyebabkan penurunan resistensi vaskular yang pada gilirannya menyebabkan penurunan tekanan darah.Awal : 5 mg satu kali sehari, 7-14 hari.

AntibiotikPengobatan untuk abses otak adalah antibiotik; yang paling sering digunakan adalah penisilin,metronidazol, nafsilin dan sefalosporin (misalnya seftizoksim). Antibiotik biasanya dilanjutkan sampai 4-6 minggudan pemeriksaan CT scan dan Mri diulang setiap 2 minggu. TINJAUAN PUSTAKAPatofisiologiIsi dari cranial adalah jaringan otak, pembuluh darah dan cairan serebrospinal

Space Occupaying Lesion (SOL) menggantikan dan merubah jaringan otak sebagai suatu peningkatan tekanan.

Dikompensasi dengan menekan vena dan pemindahan cairan serebrospinal

Aliran darah ke serebral akan menurun dan perfusi menjadi tidak adekuat

Menyebabkan vasodilatasi dan edema serebriMeningkatkan tekanan intracranial yang lebih berat dan akan meyebabkan kompresi jaringan saraf.Tekanan melampaui kemampuan otak untuk berkompensasi, maka untuk meringankan tekanan, otak memindahkan ke bagian kaudal atau herniasi kebawah

Penekanannya bisa mengenai pusat vasomotor, arteri serebral posterior, saraf okulomotorik, traktus kortikospinal, dan serabut-serabut saraf ascending reticular activating system. Akibatnya akan mengganggu mekanisme kesadaran, pengaturan tekanan darah, denyut nadi pernafasan dan temperature.

Manifestasi klinisGejala klinik yang timbul akibat dari peningkatan tekanan intracranial :Nyeri kepala.Mual-muntahPapil edema.Kejang False localizing signs

Diagnosis Untuk menegakkan diagnosis pada penderita yaitu melalui anamnesis, pemeriksaan fisik neurologik yang teliti serta pemeriksaan penunjang.

Pemeriksaan penunjang :CT Scan (Computerized Tomografi) Magnetic Resonance Imaging (MRI) Elektroensefalogram (EEG)Darah lengkapFoto thoraxUSG abdomenBiopsy Angiography

Penatalaksanaan Kesimpulan Sol pada otak umumnya berhubungan dengan malignansi namun keadaan patologi lain meliputi abses otak atau hematom. Adanya sol dalam otak akan menyebabkan gambaran seperti tumor, yang meliputi gejala umum yang berhubungan dengan peningkatan tekanan intera cranial, perubahan tingkah laku, false localizing signserta kelainan tergantung pada lokasi tumor.

Daftar PustakaSatyanegara. 2010.Ilmu Bedah Saraf Ed.IV. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.Sylvia A.Price, Alih bahasa Adji Dharma, 2004 Patofisiologi, konsep klinik proses- proses penyakit ed. 4, EGC, JakartaMansyoer Arif. Kapita selekta kedokteran edisi 3 jilid 2. Media Aesculapius, Jakarta, 2000.Mahar Mardjono dan Priguna Sidharta. Neurologi Klinis Dasar.Dian Rakyat. Jakarta. Indonesia. 2009Lionel Ginsberg. Lecture Notes: Neurologi (Edisi 8). Erlangga.Indonesia.2008

TERIMA KASIH