Upload
mukhripah-damaiyanti
View
214
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/18/2019 Spek Tespekknis
1/17
Pembangunan Jaringan Irigasi II
Lanjutan Semenisasi Saluran Pembawa Merancang Ilir+Pintu Air
Kecamatan Gunung Tabur
SPESIFIKASI
BAGIAN 1. SPESIFIKASI UMUM
1. U M U M.
Pada prinsipnya semua peraturan pelaksanaan/spesifikasi yang tercantum dalam bab-bab berikut
ini adalah bersifat umum, dimana untuk semua pekerjaan, cara pelaksanaannya sesuai dengan
bentuk yang ada.
2. BANGUNAN SEMENTARA.
2.1. Kontraktor diwajibkan melengkapi bangunan sementara yang tercantum dalam bestek,
seperti:
a. Kantor Kontraktor.
b. Tempat/los kerja.
c. Gudang penyimpanan barang.
d. Ruang Direksi beserta perlengkapannya.
2.2. Perlengkapan Direksi.
Kontraktor diwajibkan melengkapi perlengkapan ruang Direksi. Selain itu menyediakan :
a. Papan tulis (white board), 1 buah.
b. Perlengkapan lapangan, seperti : sepatu lapangan (safety shoes), topi/helm untuk kebutuhan
direksi beserta staff seanyak 8 set.
c. AC dan kamera foto.
Setelah selesai proyek, seluruh bangunan sementara dan perlengkapannya menjadi milik Pemberi
Tugas dan Kontraktor wajib memindahkan bongkaran bangunan tersebut ketempat yang
ditentukan.
3. SCOPE PEKERJAAN.
Scope pekerjaan untuk pelaksanaan perbaikan ini merupakan pekerjaan sipil yaitu melaksanakan
pekerjaan konstruksi dan memberikan finishing sesuai dengan gambar detail yang ada atau yang
akan ditentukan oleh Pengawas/Perencana.
4. ALAT DAN PERLENGKAPAN PEKERJAAN DAN TENAGA LAPANGAN.
4.1. Kontraktor atau Sub Kontraktor dan bagian-bagian lainnya yang mengerjakan pelaksanaanpekerjaan didalam proyek ini, harus menyediakan alat-alat dan perlengkapan pekerjaannya sesuai
dengan bidangnya masing-masing.
4.2. Disamping itu harus menyediakan juga :
a. Buku-buku Laporan (harian, mingguan, dan bulanan)
b. Rencana kerja dan menempatkan tenaga-tenaga lapangan yang bertanggung jawab penuh
untuk
memutuskan segala sesuatu dilapangan yang bertindak atas nama Kontraktor & Sub Kontraktor
yang
8/18/2019 Spek Tespekknis
2/17
Pembangunan Jaringan Irigasi II
Lanjutan Semenisasi Saluran Pembawa Merancang Ilir+Pintu Air
Kecamatan Gunung Tabur
bersangkutan, serta berpengalaman menangani pelaksanaan proyek/kegiatan ini secara full time
di lapangan.
5. BARANG CONTOH (SAMPEL).
5.1 Kontraktor dan Sub Kontraktor wajib menyerahkan barang-barang contoh (sample) dari
material yang akan dipakai/dipasang, untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi/Pengawas.
5.2. Barang-barang contoh (sample) harus dilampiri dengan tanda bukti/sertifikat pengujian dan
spesifikasi teknis dari barang/material tersebut.
5.3. Untuk barang-barang material yang akan didatangkan ke site (melalui pemasaran), maka
Kontraktor dan Sub Kontraktor diwajibkan menyerahkan :
a. Brochure.
b. Katalogc. Gambar Kerja/Shop Drawing.
d. Mock Up dan Sampel
Dan lain-lain yang dianggap perlu oleh Pengawas/Direksi yang dianggap perlu mendapat
persetujuan dari Pengawas/Direksi.
6. PENGUJIAN ATAS MUTU PEKERJAAN.
Kontraktor dan Sub Kontraktor diwajibkan mengadakan pengujian atas mutu bahan dan mutu
pekerjaan yang telah diselesaikan sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Semua biaya-biaya
untuk kebutuhan tersebut, ditanggung oleh Kontraktor dan Sub Kontraktor bersangkutan.
7. GAMBAR-GAMBAR “AS BUILD DRAWING”.
7.1 Kontraktor atau Sub Kontraktor diwajibkan membuat gambar As Built Drawing yang sesuai
dengan pekerjaan yang telah dilakukan dilapangan secara kenyataannya untuk kebutuhan
pemeriksaan dan pemeliharan dikemudian hari. Gambar-gambar tersebut diserahkan kepada
Pemilik, setelah disetujui oleh Direksi (dibuat rangkap 5), 1 asli dan empat blue print, diserahkan
sebelum serah terima.
7.2. Kontraktor Utama diwajibkan membuat petunjuk-petunjuk (manual) untuk peralatan-
peralatan yang digunakan dalam proyek ini sebanyak 5 (lima) set dan para spesialis KontraktorMaintenance harus bersediamengadakan kontrak maintenance dengan pemilik (Bouwheer), bila
dikehendaki.
Petunjuk manual juga mencatumkan juga material finishing yang digunakan.
8. SHOP DRAWING.
Dalam hal-hal tertentu maka kebutuhan pemasangan atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang
membutuhkan penjelasan, dimana hal tersebut tidak terdapat dalam gambar kerja, maka
Kontraktor dan Sub Kontraktor diwajibkan membuat gambar Shop Drawing untuk kebutuhan
tersebut mendapat persetujuan dari Direksi/Pengawas dibuat rangkap 5 (lima), gambar-gambar
tersebut diserahkan minimal 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan.
8/18/2019 Spek Tespekknis
3/17
Pembangunan Jaringan Irigasi II
Lanjutan Semenisasi Saluran Pembawa Merancang Ilir+Pintu Air
Kecamatan Gunung Tabur
9. PENYIMPANGAN BARANG-BARANG DAN MATERIAL.
.9.1. Kontraktor dan Sub Kontraktor diwajibkan menempatkan barang-barang dan material
kebutuhan pelaksanaan baik diluar (terbuka) ataupun di gudang, sesuai dengan sifat
barang/material tersebut, dan atas persetujuan Pengawas, sehingga akan menjamin :
a. Keamanan
b. Terhindarnya kerusakan akibat dari penyimpanan yang salah.
9.2. Barang/material yang tidak akan digunakan untuk kebutuhan langsung pada pekerjaan yang
bersangkutan, tidak diperkenankan disimpan didalam site.
10. KEBERSIHAN DAN KELELUASAAN HALAMAN.
10.1. Kontraktor dan Sub Kontraktor diwajibkan menjaga keleluasaan tempat kerja dengan
menempatkan barang/material sedemikian rupa sehingga :a. Memudahkan pekerjaan
b. Manjaga kebersihan dari sampah dan kotoran bangunan (puing), air yang menggenang.
c. Tidak menyumbat saluran air.
11. FASILITAS-FASILITAS LAPANGAN.
11.1. Kontraktor dan Sub Kontraktor diwajibkan sendiri :
a. Listrik dan penerangan, untuk kebutuhan pelaksanaan pekerjaan dan keamanan.
b. Air minum dan air bersih untuk pelaksanaan pekerjaan dan semua petugas yang ada di proyek.
c. Alat-alat pemadam kebakaran.
d. Alat-alat PPPK.
e. Kamar mandi dan WC untuk pekerja lapangan.
f. Air kerja.
12. PERATURAN & SYARAT YANG DIGUNAKAN DALAM PELAKSANAAN
12.1. Untuk pelaksanaan pekerjaan berlaku peraturan-peraturan :
a. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor : 54 Tahun 2010
b. A.V. (algemene voor warden voor de uitvoering bij aaneming van openbare werken inIndonesia,
tanggal 28 Mei 1941 No. 9 ditambah Lembaran Negara No. 14571)
c. Peraturan Beton Bertulang Indonesia NI-2/1971
d. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan NI – 3/1956
e. Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia NI – 5
f. Peraturan Umum Listrik (AVE) NI – 6
g. Peraturan Semen Portland Indonesia NI – 8/1972
h. Peraturan Pengecatan NI – 12
i. Peraturan Muatan Indonesia NI – 18
8/18/2019 Spek Tespekknis
4/17
Pembangunan Jaringan Irigasi II
Lanjutan Semenisasi Saluran Pembawa Merancang Ilir+Pintu Air
Kecamatan Gunung Tabur
j. Peraturan lain yang berlaku dan dipersyaratkan berdasarkan normalisasi di Indonesia yang
belum
tercantum diatas dan mendapat persetujuan Pengawas.
12.2. Kontraktor harus melaksanakan segala pekerjaan menurut Dokumen Kontrak, Instruksi
tertulis dari Direksi/Pengawas.
12.3. Direksi/Pengawas berhak memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor pada
setiap waktu. Bagaimanapun juga kelalaian Direksi dalam pengontrolan terhadap kekeliruan atas
pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor tetap menjadi tanggung jawab kontraktor, tidak
berarti Kontraktor bebas dari tanggung jawab.
12.4. Pekerjaan yang tidak memenuhi Uraian dan Syarat Pelaksanaan (spesifikasi) atau gambar
dan instruksi tertulis dari dari Direkasi/Pengawas harus diperbaiki dan dibongkar. Semua Biaya
untuk ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.
12.5. Semua bahan yang dipakai harus mendapat persetujuan Direksi.
13. MASA PEMELIHARAAN DAN JAMINAN PEMELIHARAAN.
Masa pemeliharaan untuk pekerjaan kontruksi dan finishing adalah 6 (enam) bulan, dihitung dari
tanggal penyerahan pertama.
14 IDENTITAS TENAGA KERJA.
14.1. Semua Kontraktor dan Sub Kontraktor yang bertanggung jawab atas pekerjaan ini, harus
menyerahkan identitas tenaga kerja yang terlibat dalam pekerjaan.
4.2. Pemeriksaan terhadap tenaga kerja dilakukan setiap hari pada saat datang dan pulang kerja
oleh Petugas yang yang ditunjuk oleh Pengawas/Direksi.
15. FOTO-FOTO DOKUMENTASI PROYEK.
15.1. Kontraktor diwajibkan membuat foto-foto dokumentasi proyek, meliputi :
a. Foto-foto kegiatan proyek, antara lain kegiatan penempatan peralatan-peralatan lapangan,
penempatan material dll
b. Dan lain-lain kegiata yang dianggap perlu oleh Direksi/Pengawas.
15.2. Kondisi proyek pada progress pekerjaan mencapai 0%, 25%, 50%, 75%, sampai 100%
(setiap peningkatan progress 25%). Dan kondisi pada waktu selesai pemeliharaan.
15.3. Foto-foto dicetak ukuran post card (dicetak warna) masing-masin 2 (dua) lembar satu untuk
Pemberi Tugas dan untuk Direksi/Pengawas, klise diserahkan kepada Pemberi Tugas.
16. BAGAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN RENCANA KERJA.
16.1. Satu minggu setelah di tunjuk sebagai penyedia jasa, pelaksana Pekerjaan/Pemborong harus
telah siap dengan Progress Schedule sesuai dengan batas waktu maksimal yang telah ditetapkan
dalam Master Schedule yang dibuat oleh Pelaksana/Pemborong Utama.
8/18/2019 Spek Tespekknis
5/17
Pembangunan Jaringan Irigasi II
Lanjutan Semenisasi Saluran Pembawa Merancang Ilir+Pintu Air
Kecamatan Gunung Tabur
Progres Schedule tersebut harus disesuaikan dengan bagan yang disusun dan dilengkapi :
a. Barchart (bagan secara konvensional)
b. Volume masing-masing pekerjaan.
c. Man Days (tenaga harian)
d. S – curve.
16.2. Dalam Bagan Kemajuan pekerjaan ini dicantumkan besarnya (volume) masing-masin
pekerjaan dan waktu penyelesaian setiap item pekerjaan, sedang dalam rencana kerja
dicantumkan secara terperinci program setiap tahapan tentang kapasitas kerja, peralatan, tenaga
kerja, dan target per harinya.
16.3. Dalam Progres Schedule, harus dibuat S – curve, gambaran mengenai nilai harga-harga
pekerjaan sesuai yang dibuat Pelaksana Pekerjaan/Pemborong.
(S- curve tersebut ialah suatu diagram yang mengambarkan progress pekerjaan terhadap skala waktu mulai dari awal sampai dengan penyelesaian proyek yang dihitung berdasarkan Time
Schedule).
16.4. Pelaksana Pekerjaan/Pemborong harus secara terpisah menyusun ‘Bagan Penyediaan
Bahan’ yang diperlukan.
16.5. Bagan tersebut diperlihatkan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan.
16.6. Kelalaian menyerahkan bagan-bagan yang dimaksud dapat ditundanya permulaan pekerjaan.
Akibat penundaan ini menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan/Pemborong seluruhnya.
16.7. Pelaksana Pekerjaan/Pemborong wajib melaksanakan pekerjaan tersebut sesuai dengan
patokan waktu yang telah disetujui bersama didalam menyusun bagan kemajuan pekerjaan.
Demikian juga dengan pengerahan buruh harus sesuai dengan jadwal tenaga kerja dan bahan
yang ada.
16.8. Bagan Kemajuan Pekerjaan dan S-Curve sebagaimana tersebut diatas merupakan target
prestasi akan merupakan pedoman untuk penilaian Progres Pekerjaan atas suatu target prestasi
satu tahap atau keseluruhan pekerjaan, apakah mengalami keterlambatan, tepat waktu atau lebihcepat dari yang direncanakan, dari hasil penilaian progress ini akan dikaitkan dengan pembayaran
kepada Pelaksana Pekerjaan/Pemborong.
17. LAPORAN-LAPORAN.
17.1. Pelaksana Pekerjaan/Pemborong diwajibkan membuat catatan-catatan berupa Laporan
Harian yang memberikan gambaran dan catatan yang jelas mengenai :
a. Tahap berlangsunnya pekerjaan
b. Pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan oleh Sub kontraktor (jika diijinkan)
8/18/2019 Spek Tespekknis
6/17
Pembangunan Jaringan Irigasi II
Lanjutan Semenisasi Saluran Pembawa Merancang Ilir+Pintu Air
Kecamatan Gunung Tabur
c. Catatan dan perintah yang disampaikan oleh Pengawas/Direksi baik secara lisan maupun
tertulis.
d. Hal ihwal mengenai bahan-bahan (yang masuk yang dipakai maupun yang ditolak)
e. Hal ihwal mengenai keadaan pesanan barang-barang baik dari dalam maupun luar negeri
(Pembukuan L&C, pengapalan, dsb)
f. Hal ihwal mengenai buruh/pekerja, dsb.
g. Keadaan cuaca, dsb.
17.2. Setiap Laporan Harian pada tanggal yang sama harus diperiksa dan disetujui kebenarannya
oleh Direksi/Pengawas.
17.3. Berdasarkan Laporan Harian tersebut, maka setiap minggu oleh Pelaksana
Pekerjaan/Pemborong di buat Laporan Mingguan yang disampaikan lansung kepada Direksi
Lapangan.
17.4. Salah satu tembusan Laporan Mingguan harus selalu ditempat pekerjaan agar dapat diteliti
kembali oleh Direksi/Pengawas setiap saat. Penugasan-penugasan dan perintah
Direkai/Pengawas dianggap berlaku dan mengikat apabila dimuat dalam Laporan Harian dan
telah diperiksa dan disetujui oleh Direksi/Pengawas.
17.5. Pelaksana Pekerjaan/Pemborong diwajibkan membuat foto-foto kegiatan proyek dalam
bagian atau tahapan yang penting sesuai petunjuk Konsultan Menejeman Kontruksi sebagai foto
dokumentasi.Untuk keseluruhan foto dari awal hingga selesainya proyek perlu 36
exposure/bulan film warna.Masing-masing foto dicetak dalam ukuran postcard (warna) dan
diserahkan masing-masing 3 (tiga) setkepada Direksi/Pengawas berikut album dan klisenya.
Semua Biaya untuk pembuatan film ini menjadi tanggung jawab Pelaksana
Pekerjaan/Pemborong.
17.6. Berdasarkan Laporan Mingguan terakhir, Pelaksana Pekerjaan/Pemborong membuat
Laporan Bulanan di dalam Form yang ditentukan oleh Direksi/Pengawas.
8/18/2019 Spek Tespekknis
7/17
Pembangunan Jaringan Irigasi II
Lanjutan Semenisasi Saluran Pembawa Merancang Ilir+Pintu Air
Kecamatan Gunung Tabur
BAGIAN 2. SPESIFIKASI TEKNIS
18 PEKERJAAN PENDAHULUAN
18.1. Pembersihan Lokasi
Pembersihan lokasi pekerjaan meliputi pekerjaan pembersihan lahan dari rumput atau sejenisnya
jika ada, pembersihan serpihan kayu atau benda lain yang mengganggu peleksanaan pekerjaan.
18.2 Pengukuran dan Asbuild Drawing
Sebagai patokan tinggi peil (level) bangunan, adalah berdasarkan titik BM yang telah dibuat pada
saat pengukuran. Penentuan ini harus diperiksa kembali dan mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.Bilamana terdapat perbedaan ukuran-ukuran harus segera melaporkankepada Konsultan Pengawas sebelum dilaksanakan. Pemakaian ukuran yang salah sebelum dan
selama pelaksanaan pekerjaan, menjadi tanggung jawab pelaksana pekerjaan/kontraktor.
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diharuskan menggunakan alat-alat (instrument) yang perlu (dan
tidak rusak) untuk mendapatkan ukuran, sudut-sudut dan ukuran tegak secara tepat dan dapat
bertanggung jawabkan. Material untuk bouwplank adalah kayu sejenis meranti dengan kualitas
bagus dan tidak cacat dengan ukuran terpakai kayu ukuran 5/7, 2/20 dan ¾ Asbuild Drawing
dibuat jika dilapangan terjadi perubahan dari gambar desain.
18.3 Papan Nama Proyek
Papan nama proyek terpasang sebelum pelaksanaan proyek dimulai dan diletakan dilokasi proyek,
tidak terlindung dan bisa dilihat oleh umum yang menunjukan jenis kegiatan dan nama pekerjaan
serta jumlah dana serta sumber dana. Dan juga harus tertera kontraktor pelaksana, konsultan
perencana serta konsultan pengawas. Material papan nama proyek berupa tulisan yang mudah
dibaca dengan background terang dan tulisan jelas yang tertulis di papan kayu atau plywood tebal
dengan tiang dirian dari kayu yang kuat dan ditancapkan berdiri kuat diatas tanah.
Dierksikeet/Serobong kerja
Direksikeet/Serobong kerja harus dibuat oleh kontraktor dengan ukuran variatif sesuai dengankebutuhan dengan tidak mengenyampingkan dari sisi fungsi yaitu untuk penempatan material-
material konstruksi dan jika diperlukan difungsikan untuk atau sebagai kantor lapangan sehingga
harus dilengkapi dengan assesories kantor. Persyaratan mutlak dari Serobong kerja yaitu harus
bisa menutupi atau menjaga material dari cucaca yaitu hujan maupun terik matahari sehingga
barang yang tersimpan aman dari kerusakan.
18.4 Gudang Semen dan Alat
Gudang Semen dan alat harus dibuat oleh kontraktor dengan ukuran variatif sesuai dengan
kebutuhan dengan tidak mengenyampingkan dari sisi fungsi yaitu untuk penempatan material-
material konstruksi dan jika diperlukan difungsikan untuk atau sebagai kantor lapangan sehingga
8/18/2019 Spek Tespekknis
8/17
Pembangunan Jaringan Irigasi II
Lanjutan Semenisasi Saluran Pembawa Merancang Ilir+Pintu Air
Kecamatan Gunung Tabur
harus dilengkapi dengan assesories kantor. Persyaratan mutlak dari gudang yaitu harus bisa
menutupi atau menjaga material dari cucaca yaitu hujan maupun terik matahari sehingga barang
yang tersimpan aman dari kerusakan.
18.4 Dokumentasi dan Administrasi
Setiap kegiatan harus didokumentasikan oleh kontraktor sebelum dikerjakan, pada saat
pelaksanaan dan setelah selesai dikerjakan. Hal ini dilakukan untuk rekam jejak kegiatan
dilapangan.
Demikian juga dengan administrasi yang menyangkut hal-hal seperti request setiap item
pekerjaan, laporan harian, mingguan dan bulanan serta administrasi lain yang berkaitan dengan
kegiatan dimaksud
19 PEKERJAAN TANAH DAN BONGKARAN
19.1 Umum
Pekerjaan tanah, pembongkaran, pembersihan, galian, urugan dan pemadatan urugan harusdikerjakan terlebih dahulu sebelum Pelaksanaan Pekerjaan/Kontraktor memulai pekerjaan
struktur yang sebenarnya.
Pekerjaan-pekerjaan tersebut sesuai dengan yang telah ditentukan didalam gambar, dan mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas. Daerah yang ada harus dibersikan dari semua benda
penghambat daerah pembangunan, sampah-sampah, tonggak-tonggak, humus, Lumpur.
Bekas-bekas lubang dan sumur harus dikuras diambil lumpurnya serta diambil tanah lembek yang
ada didalamnya. Tumbuh-tumbuhan dan pepohonan yang ada hanya boleh disingkirkan setelah
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas. Tunggak-tunggak pepohonan dan jalinan-jalinan
akar harus dibersikan sampai pada kedalaman ± ½ m dibawah permukaan tanah. segala sisa dan
kotoran yang disebabkan oleh pekerjaan-pekerjaan tanah tersebut harus disingkirkan dari daerah
pembangunan oleh Pelaksana Pekerjaan/kontraktor sesuai dengan petunjuk Konsultan
Pengawas.
Bahan galian dari daerah pembangunan dapat digunakan, bila memadai untuk urugan. Bahan
urugan harus bersih dari unsur-unsur perusak dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Segala biaya penyelidikan tersebut menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.
Penggalian melebihi batas yang ditentukan harus dicegah. Penggalian melebihi batas yang
ditentukan harus diurug kembali hingga mencapai kerapatan peil yang ditetapkan dengan bahan
urugan yang dipadatkan. Toleransi pelaksanan yang dapat diterima untuk penggalian dan
pengurugan adalah ± 50 mm terhadap kerapatan peil yang ditentukan.
19.2 Pekerjaan Galian
Galian tanah untuk pondasi dan galian – galian lainnya dilakukan menurut ukuran dalam, lebar
dan sesuai dengan peil – peil yang tercantung pada gambar. Semua bekas – bekas pondasi
bangunan lama dan akar-akar pohon yang terdapat pada bagian pondasi yang akan dilaksanakan
harus dibongkar dan dibuang. Bekas-bekas pipa saluran yang tidak dipakai harus disumbat.
8/18/2019 Spek Tespekknis
9/17
Pembangunan Jaringan Irigasi II
Lanjutan Semenisasi Saluran Pembawa Merancang Ilir+Pintu Air
Kecamatan Gunung Tabur
Apabila pada lokasi tersebut terdapat pipa air, pipa gas, pipa-pipa pembuang, kabel – kabel listrik,
telepon dan sebagainya yang masih dipergunakan, maka secepatnya diberitahukan kepada
konsultan Pengawas atau instansi yang berwenang untuk mendapatkan petunjuk – petunjuk
seperlunya.
Pelaksanaan pekerjaan/kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan – kerusakan
sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut. Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman
yang ditentukan, maka kontraktor harus mengisi/mengurangi daerah tersebut dengan bahan –
bahan yang sesuai dengan syarat – syarat pengisian bahan pondasi yang sesuai dengan spesifikasi.
Pelaksana pekerjaan/kontraktor harus menjaga agar lubang-lubang galian pondasi tersebut bebas
dari longsoran – longsoran tanah di kiri dan kanannya (bila perlu dilindungi oleh alat – alat
penahan tanah) danbebas dari genangan air (bila perlu dipompa), sehingga pekerjaan pondasi
dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan spefipikasi.
Pengisian kembali dengan tanah bekas galian, dilakukan lapis demi lapis maximum 3 cm, sambil
disiram airsecukupnya dan ditumbuk sampai padat. Pekerjaan pengisian kembali ini hanya boleh
dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas, baik
mengenai kedalaman, lapisan tanahnya maupun jenis tanah galian tersebut.
19.4 Pembuangan Sisa Galian dan BongkaranMaterial sisa galian dan bongkaran harus
dipindahkan atau dibuang ke tempat lain sehingga sepanjang jalur kegiatan dapat bersih dan rapi.
20. Pekerjaan Beton
20.4.1. Bahan-bahan dan Syarat Bahan
Semen
Semua semen yang digunakan adalah semen Portland ( Gresik, setara ) yang memenuhi syarat-
syarat:
- Standard Industri Indonesia dalam SII-0013-81.
- Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan gedung 1991 (SK. SNI T-15-1991-03).
- Tata Cara Perancangan dan Pelaksanaan Konstruksi Beton 1989 (SK.BI-1.453.1989).
- Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia 1982.- Standard Umum Bahan Bangunan di Indonesia.
- Mempunyai Sertifikat Uji (test certificate).
- Mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
Semua semen yang akan dipakai produksi harus dari satu merk yang sama untuk satu
konstruksi/struktur yang sama, dalam keadaan baru dan asli, dikirim dalam kantung-kantung
semen yang masih disegel dan tidak pecah.
Semua semen disimpan di dalam gudang yang tertutup dan terlindungi dari kerusakan-kerusakan
akibat salah penyimpanan dan cuaca.
8/18/2019 Spek Tespekknis
10/17
Pembangunan Jaringan Irigasi II
Lanjutan Semenisasi Saluran Pembawa Merancang Ilir+Pintu Air
Kecamatan Gunung Tabur
Semen curah harus disimpan di dalam silo yang terbuat dari baja atau beton dan harus terhindar
dari kemungkinan tercampur dengan bahan lain. Untuk semen yang tidak memenuhi persyaratan
tersebut di atas dapat ditolak penggunaanya. Bahan yang telah ditolak harus segera dikeluarkan
dari lapangan paling lambat dalam waktu 2 x 24 jam.
Agregat (aggregates) Semua pemakaian split (batu pecah) dan pasir beton harus memenuhi
syarat-syarat:
- Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia 1989.
- Specification for Concrete Aggregate (ASTM 33)
- Specification for Lightweight Aggregate for Structural Concrete (ASTM 33).
- Standard Industri Indonesia (SII) 0052-80.
- Tidak mudah hancur (tetap keras), tidak porous.
- Bebas dari tanah/tanah liat.
Split (batu pecah) yang mempunyai ukuran lebih besar dari 38 mm, untuk penggunaanya
mendapatpersetujuan Konsultan Pengawas.
Gradasi dari agregat-agregat tersebut secara keseluruhan harus dapat menghasilkan mutu beton
yang baik, padat dan mempunyai daya kerja yang baik dengan air dalam proporsi campuran yang
akan dipakai. Konsultan Pengawas dapat meminta kepada Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor
untuk mengadakan test kualitas dari agregat-agregat tersebut dari tempat-tempat penimbunan
yang ditunjuk Konsultan Pengawas setiap saat dalam laboratorium yang diakui.
Semua pengetesan tersebut di atas menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.
Dalam hal adanya perubahan sumber dari mana agregat tersebut disuplai, Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor wajib untuk memberitahukan kepada Konsultan Pengawas.
Air Kerja
Air yang digunakan untuk semua pekerjaan di lapangan adalah air bersih, tidak berwarna, tidak
mengandung bahan-bahan kimia (asam, alkali) dan tidak mengandung bahan organic atau bahan
lain yang dapat memberikan efek merusak beton dan tulangan dan tidak mengandung minyak
atau lemak.
Selain itu air kerja tersebut haruslah memenui syarat-syarat:
- Tata Cara Perancangan dan Pelaksanaan Konstruksi Beton 1989 (SK.BI-1.4.53.1989).- Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia 1982.
- Diuji di laboratorium yang diakui sah oleh yang berwenang, di mana air yang digunakan dalam
pembuatan beton pratekan yang di dalamnya akan tertanam logam aluminium, termasuk air
bebas yang terkandung dalam agregat, tidak boleh mengandung ion klorida lebih besar dari 0,06
% dalam masa dari semen. Sedangkan untuk beton lainnya maksimum ion klorida adakah 0,30
%.
Adukan dan Campuran
Perbandingan dari berbagai adukan (specie) diberikan sesuai dengan daftar proporsi adukan dan
campuran di bawah ini:
8/18/2019 Spek Tespekknis
11/17
Pembangunan Jaringan Irigasi II
Lanjutan Semenisasi Saluran Pembawa Merancang Ilir+Pintu Air
Kecamatan Gunung Tabur
- Cor rabat lantai = 1 pc : 3 ps : 5 kr ( Beton K175 )
- Cor struktur = 1 pc : 2 ps : 3 kr ( Beton K250 )
Angka-angka tersebut dinyatakan dalam perbandingan jumlah isi ditakar dalam keadaan kering.
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor bertanggung jawab penuh atas terlaksananya proporsi adukan
dan campuran itu. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus membuat takaran-takaran yang sama
ukurannya dan harus mendapat persetujuan Kosultan Pengawas.
Adukan dan campuran untuk semen bertulang dan pekerjaan-pekerjaan khusus lainnya, akan
ditentukan dalam pasal tersendiri.
Bahan Campuran Tambahan (Admixtural)
Dalam keadaan tertentu boleh dipakai bahan campuran tambahan untuk memperbaiki suatu sifat
campuran beton. Jenis, jumlah bahan yang ditambahkan dan cara penggunaan bahan campuran
tambahan tersebut harus disetujui terlebih dahulu oleh konsultan Pengawas.
Manfaat dari bahan campuran tambahan harus dapat dibuktikan melalui hasil pengujian dengan
menggunakan jenis semen dan agregat yang dipakai.
Kalcium chloride atau bahan campuran tambahan yang mengandung khlorida tidak boleh
digunakan.
Pada dasarnya suatu bahan campuran tambahan harus mampu memperlihatkan komposisi dan
untuk kerja yang sama sepanjang waktu pekerjaan selama bahan tersebut digunakan dalam
racikan beton.
Bahan campuran tambahan yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur,
memperlambat
pengikatan dan atau pengerasan beton, mengurangi jumlah air dan sekaligus mempercepat
pengikatan dan atau pengerasan beton harus memenuhi Standard Umum Bahan Bangunan
Indonesia 1986 atau Specification for Chemical Admixture for Concrete (ASTM C.494).
Besi Beton
Besi Beton Polos (BJTP) dan Ulir (BJTD)
Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan berikut :a. Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia.
b. Standar Umum Bahan Bangunan Indonesia 1986.
c. Tata cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SK.SNI-15-1991-03).
d. Standard Industri Indonesia (SII) 0136-84.
e. Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan lemak/minyak, karat dan tidak cacat (retak-retak,
mengelupas, luka dan sebagainya).
f. Jenis baja mild-steel dengan tegangan leleh (fy) minimum 2400 kg/cm² untuk diameter
tulangan > 12.
g. Mempunyai penampang yang sama rata.
h. Disesuaikan dengan gambar-gambar.
8/18/2019 Spek Tespekknis
12/17
Pembangunan Jaringan Irigasi II
Lanjutan Semenisasi Saluran Pembawa Merancang Ilir+Pintu Air
Kecamatan Gunung Tabur
Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-ketentuan diatas, harus mendapat
persetujuan dari Perancang/Konsultan Pengawas.
Pemilihan perusahaan ataupun merk dari besi tulangan harus dari perusahaan/merk yang sudah
sangat dikenal mutu/kualitas maupun reputasinya. Pemilihan ini harus mendapat persetujuan
Perancang. Tidak dibenarkan untuk mencapur adukan bermacam-macam produk besi beton
untuk seluruh pekerjaan kontruksi.pelaksanaan Pekerjaan/Kontraktor diharuskan mengadakan
pengujian mutu besi sesuai dengan petunjuk-petunjuk Konsultan Pengawas dengan biaya
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerja/Kontraktor, dimana batang percobaan
yang diambil berjumlah minimal 5 (lima) batang untuk tiap-tiap jenis percobaan yang
diameternya sama dengan panjang 1000 mm.
Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar-gambar yang ada dan mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas. Hubungan antara besi beton satu dengan yang lain harus
menggunakan kawat beton, diikat dengan erat, tidak menggeser selama pengecoran beton danbebas dari tanah ataupun papan bekisting. Penggunaan besi beton yang ada sudah jadi seperti
steel wiremesh dan semacamnya, harus mendapat persetujuan Konsultan Perancang/Konsultan
Pengawas.
Besi beton yang tidak memenuhi syarat karena kualitas tidak sesuai dengan spesifikasi harus
segera
dikeluarkan dari site, setelah menerima instruksi tertulis dari Konsultan Pengawas, dalam waktu
24 jam.
Pembengkokan besi beton harus dilakukan secara hati-hati dan teliti, tepat pada ukuran posisi
pembengkokan sesuai dengan gambar dan tidak mnyimpang dari SK.BI-1.453.1989 – UDC :
693.s.
Pembengkokan tersebut dilakukanoleh tenaga yang ahli dengan menggunakan alat – alat
sedemikian rupa, sehingga tidak menimbulkan cacat, patah, retak-retak dan sebagainya.
Sebelum penyetelan dan pemasangan dimulai, Pelaksanaan Pekerjaan/kontraktor harus membuat
rencana kerja pemotongan dan pembengkokan baja tulangan (bending schedule), yang
sebelumnya harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
Pemasangan dan penyetelan berdasarkan peil-peil sesuai dengan gambar dan sudah sudahdiperhitungkan mengenai toleransi penurunannya.
Pemasangan dengan menggunakan pelindung beton (beton decking) harus sesuai dengan
gambar. Apabila hal tersebut tidak tercantum di dalam gambar, maka digunakan specifikasi
SK.SNI.T-15-1991-03 pasal 3.16.7
Adukan (adonan ) Beton
Adukan beton harus memenuhi syarat-syarat SKBI 1.4.53.1989-UDC:6953
8/18/2019 Spek Tespekknis
13/17
Pembangunan Jaringan Irigasi II
Lanjutan Semenisasi Saluran Pembawa Merancang Ilir+Pintu Air
Kecamatan Gunung Tabur
Pelaksanaan pekerjaan/Kontraktor harus membuat adukan beton menurut komposisi adukan
dan proporsi antara split, air dan semen dan bertanggung jawab penuh atas kekuatan beton yang
disyaratkan.
Penggunaan air harus sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan beton yang padat dengan
daya kerjavyang baik sehingga dapat memberikan daya lekat yang baik dengan besi beton.
Pelaksanaan Pekerjaan/Kontraktor diharuskan membuat adukan percobaan (trial mixed) untuk
mengontrol daya kerjanya sehingga tidak ada kelebihan air pada permukaan ataupun
menyebabkan terjadinya pengendapan (segretion) dari agregat.
Percobaan slum diadakan menurut syarat-syarat dalam Tata Cara Perancangan dan Pelaksanaan
Konstruksi Beton 1989 (SK.BI-1.4.53.1989) dan Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
(PUBI-1982).
Pengaduan harus dilakukan di dalam suatu mesin pengadukan dari tipe yang disetujui danberputar pada cepatan yang direkomendasi oleh pabrik pembuat mesin tersebut.
Adukan beton dibuat setempat di dalam site (site mixing) dan harus memenuhi syarat-syarat :
- Semen diukur menurut berat per kantong.
- Agregat diukur menurut beratnya.
- Pasir diukur menurut beratnya.
- Adukan beton harus dibuat menggunakan alat pengaduk mesin (batch mixer), type dan
kapasitasnya
harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
- Kecepatan adukan sesuai dengan rekomendasi dari pembuat mesin tersebut.
- Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi dari kapasitanya mesin pengaduk.
- Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan sudah berada dalam mesin
pengaduk.
- Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersikan dahulu, sebelum
adukan beton yang baru dimulai.
Tes kubus beton ( Pengujian Mutu Beton )
Cetakan kubus coba harus berbentuk bujur sangkar dalam segala arah serta memenuhi
persyaratan seperti dalam SK.BI-1.4.53.1989. Ukuran kubus coba adalah 150 x 150 150 mm3.
Pengambilan adukan beton, percetakan kubus coba dan curingnya harus di bawah pengawasanKonsultan Pengawas. Kubus coba harus di tandai untuk identifikasi dengan suatu kode yang
dapat menunjukan tanggal pengecoran dan hal lain yangperlu di catat. Semua kubus coba di tes
dalam iaboratrium yang berwenang dan di setujui Konsultan Pengawas.
Laporan hasil percobaan harus di serahkan kepada Konsultan Pengawas selambat – lambatnya
3(tiga) hari setelah percobaan selesai dengan mencantumkan harga karakteristrik, nili deviasi,
slump, tanggal pengecoran dan pengetesan yang di lakukan.
Standar Mutu ( Standad Of Acceptanse )
8/18/2019 Spek Tespekknis
14/17
Pembangunan Jaringan Irigasi II
Lanjutan Semenisasi Saluran Pembawa Merancang Ilir+Pintu Air
Kecamatan Gunung Tabur
Pelaksana Pekerjaan/ Kontrator diharuskan membuat percobaan pendahuluan (trial test ) atas
kubus coba sejumlah minimum 30 buah untuk masing – masing percobaan pada umur 3,7 dan 28
hari .
Trial test ini harus sudah di selenggarakan segera setelah adanya Surat Perintah Kerja atau
penunjuk
Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor.
Biaya dan jaminan akan mutu dari hasil percobaan ini tetap menjadi tanggung jawab Pelaksana
Pekerjaan /Kontraktor . Penentuan nilai kuat tekan beton (fc`) boleh didasarkan pada nilai kuat
tekan beton yang di dapat dari hasil uji tekan benda uji tekan kubus berisi 150 mm (fc`k) .
Dalam hal ini fc`didapat dari perhitungan konvesi :
fck'
fc' = { 0.76 + 0.210 log ( --------- ) } fck'
15Dimana :
Fc` = kuat tekan beton yang disyaratkan ......................mPa
Fck` = kuat tekan beton yang fi syaratkan.......................mPa
Di dapat dari uji kubus berisi 150 mm.
Apabila dalam pelaksanaan kedapatan bahwa mutu beeeton gagal memenuhi syarat spesifikasi,
maka
Konsultan Pengawas berhak meminta Pelaksanaan Pekerjaan / Kontraktor supaya mengadakan
percobaan coring .Percobaan – percobaan ini harus memenuhi syarat – syarat :
- Method for Making Test Cubus from Frest Concrete (BS 1881 part 108 : 1983 ).
- Method for Determination for Compressive Strength of Concrete Cubus (BS 1881 part 16
:1983).
Mutu/ nilai kuat tekan beton yang di syaratkan adalah fc`= 500 kg/cm untuk beton balok
prestressed, sedangkan untuk struktur proporsi campuran coba serta pelaksanaan produksinya
harus di dasarkan pada teknik penakaran berat (weight batching ).
Kuat Tekan Rata – Rata yang Ditargetkan Kuat tekanan rata – rata yang di targetkan (fcr`) yang
digunakan sebagai dasar dalam menentukan proporsi campuran beton harus di ambil sebagai nilai
yang terbesar dari 2 (dua ) persamaan , yaitu :
fcr` = fc` + 1.64.sfcr` = fc` +2’64.s - 4
di mana s =deviasi standard.
Bila suatu fasilitas produksi beton tidak mempunyai rekaman uji lapangan untuk menghitung
deviasi standard maka target fcr` haruslah di ambil tidak kurang dari (fc` + 12 )mPa.
Tingkat kekuatan dari suatu mutu beton dinyatakan tercapai secara memuaskan bila kedua
persaratan berikut ini di penuhi,yaitu :
- Nilai fcr` dari semua pasangan hasil uji yang masing – maing terdiri dari 3 hari uji kuat tekan
tidak
kurang dari (fc` +0,82.s) mPa .
8/18/2019 Spek Tespekknis
15/17
Pembangunan Jaringan Irigasi II
Lanjutan Semenisasi Saluran Pembawa Merancang Ilir+Pintu Air
Kecamatan Gunung Tabur
- Tidak satupun dari hasil uji tekan fcr` dari 2 silinder) mempunyai nilai di bawah 0.85 fc`.
Bila salah satu dari kedua syarat di atas tidak di penuhi , maka harus di ambil langkah untuk
meningkatkan rata – rata dari hasil uji kuat tekan berikutnya .
Pengecoran Beton
Adukan beton harus secepatnya di bawa ke tempat pengecoran dengan
menggunakan cara yang sepraktis mungkin , sehingga tidak mungkin adanya. Pengendapan
agregat dan tercampurnya kotoran – kotoran atau bahan lain dari luar.
Pengunaan alat – alat pengangkut mesin haruslah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas
sebelum di datangkan ke tempat pekerjaan . Semua alat – alat pengangkut, yang di gunakan pada
setiap waktu harus di bersihkan dari sisa – sisa adukan yang mengeras .
Pengecoran beton tidak di benarkan untuk di mulai sebelum pemasangan besi beton selesai di
periksa dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas . Sebelum pengecoran di mulai , maka
tempat – tempat yang akan di cor terlebih dahulu harus di bersihkan dari segala kotoran – kotoran (potongan kayu , batu, Tanah , dan lain – lain ) lalu di basahi dengan air semen
.Pengecoran di lakukan selapis demi selapis dan tidak di benarkan menuangkan adukan dengan
menjatuhkan dari suatu ketinggian yang menyebabkan pengendapan agregat.
Pengecoran dilakukan secara terus menerus. Adukan yang tidak dicor (ditinggalkan), maka
permukaan beton lama terlebih dahulu harus dibersihkan dan di kasarkan dengan air semen .
Tempat di mana pengecoran akan di hentikan harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
Pemadatan Beton Beton didapatkan dengan menggunakan suatu vibrator selama pengecoran
berlangsung dan di lakukan sedemikian rupa sehingga tidak merusak acuan maupun posisi
tulangan. Kontraktor harus menyediakan vibrator – vibrator untuk mejamin efesiensi tanpa
adanya penundaan. Pemadatan beton secara berlebih – lebihan sehingga menyebabkan
pengendapan agregat , kebocoron – kebicoran melalui acuan dan lain – lain harus dihindarkan.
Beton harus dicorkan lapis demilapis dengan tidak melebihi 460mm tebalnya . Lapis – lapis ini
harus dijaga supaya mempunyai pengikatan satu sama lain yang baik .
Adukan Beton Monolitik
Pada pertemuan dari balok dengan kolom , perbedaan adukan beton supaya dicorkan serentak
atau berseling,yaitu beton beton yang bermutu tinggi dicorkan dahulu, atau berselang tidak lebih
dari 20 menit antara waktu pengecoar kedua mutu beton Beton tersebut digetarkan sampai keduamutu beton tersebut mengikat bersama .
Curing dan Perlindungan Atas Beton
Beton harus dilindugi selama berlangsungnya proses pengerasan terhadap matahari, angin, hujan
atai aliran air dan pengerusakan secara mekanis atau pengeringan sebelum waktunya. Semua
permukaan beton yang terbuka harus dijaga tetap basah selama 4 hari dengan menyemprotkan air
atau menggenangi dengan air pada permukaan beton tersebut. Terutama pada pengecoran beton
pada waktu cuaca panas, curing dan perlindungan atas beton harus diperhatikan. Pelaksana
Pekerjaan/kontraktor harus bertanggung jawab atas retaknya beton karena kelalaian ini.
8/18/2019 Spek Tespekknis
16/17
Pembangunan Jaringan Irigasi II
Lanjutan Semenisasi Saluran Pembawa Merancang Ilir+Pintu Air
Kecamatan Gunung Tabur
Bekisting ( Formwork )
Bekisting yang dibuat dari kayu dan besi harus memenuhi syarat – syarat kekuatan. Daya tahan
dan
mempunyai permukaan yang baik untuk pekerjaan finishing. Pelaksana Pekerjaan/kontraktor
harus memberikan sample dan perhitungan kekuatan bahan yang akan dipakai untuk bekisting,
untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas. Bekisting harus dipasang sesuai dengan ukuran-ukuran
jadi yang ada di dalam gambar dan menjamin bahwa ukuran – ukuran tersebut tidak akan
berubah sebelum dan selama pengecoran.
Bekisting harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kebocoran atau hilangnya
air selama pengecoran, tetap lurus (tidak berubah bentuk) dan tidak bergoyang.
Bekisting harus dibersihkan dari potongan-potongan seperti kayu, paku, tahi gergaji, tanah dan
sebagainya yang akan/dapat merusak beton yang sudah jadi pada waktu pembongkaran bekisting.
Bekisting untuk bagian konstruksi (pelat, balok dan kolom) diharuskan memakai multiplek
dengan ketebalan minimal 9 mm dan cukup kuat, disesuaikan dengan jarak rusuk-rusuk pengakubekisting.
Untuk mengejar kecepatan pengecoran strukturaal, maka disyaratkan agar Pelaksana
Pekerjaan/kontraktormembuat panel-panel bekisting yang standar untuk bagian konstruksi yang
typical.
Pembongkaran Bekisting
Pembongkarn bekisting dilakukan sesuai dengan standard dalam SKBI – 1.4.53.1989.
Bagian – bagian konstrksi yang akan dibongkar bekistingnya harus sudah dapat memikul berat
sendiri dan baban – baban pelaksana .
Acuan – acuan bagian konstuksi di bawah ini boleh dilepas dalam waktu sebagai berikut :
a. Sisi – sisi balok , dinding dan kolom yang
tidak di bebani ............................................................ 2 hari
b. Plat beton
( tidak penyangga tidak dilepas ).................................. 7 hari
c. Tiang – tiang penyangga plat ....................................... 28 hari
d. Tiang – tiang penyangga balok
yang tidak dibebani .................................................... 16 hari
e. Tiang – tiang penyangga overstek
( cantilever ) ................................................................ 28 hari
Pekerjaan pembongkaran bekisting harus dilaporkan dan disetujui sebelumnya oleh Konsultan
Pengawas . Apabila setelah bekisting di bongkar ternyata terdapat bagian – bagian beton yang
keropos atau cacat konstuksi maka Pelaksana Pekerjaan / Kontrator harus segera
memberitahukan kepada Konsultan Pengawas untuk meminta persetujuan mengenai cara
pengisian atau menutupnya.
Semua resiko yang terjadi sebagai akibat pekerjaan tersebut menjadi tanggungjawab Pelaksana
Pekerjaan / Kontraktor.
8/18/2019 Spek Tespekknis
17/17
Pembangunan Jaringan Irigasi II
Lanjutan Semenisasi Saluran Pembawa Merancang Ilir+Pintu Air
Kecamatan Gunung Tabur
Alat – alat di dalam Beton
Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor tidak dibenarkan untuk membobok , membuat lubang atau
memotong konstruksi, beton yang sudah jadi tampa sepengetahuan dan seijin Konsutan
Pengawas . Ukuran dari pembuatan lubang , pemasangan alat – alat di dalam beton, pemsangan
sparing dan sebagainya harus.
menurut petunjuk Konsultan Pengawas .