Spek Tespekknis

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 Spek Tespekknis

    1/17

     

    Pembangunan Jaringan Irigasi II

    Lanjutan Semenisasi Saluran Pembawa Merancang Ilir+Pintu Air

    Kecamatan Gunung Tabur

    SPESIFIKASI

    BAGIAN 1. SPESIFIKASI UMUM

    1. U M U M.

    Pada prinsipnya semua peraturan pelaksanaan/spesifikasi yang tercantum dalam bab-bab berikut

    ini adalah bersifat umum, dimana untuk semua pekerjaan, cara pelaksanaannya sesuai dengan

    bentuk yang ada.

    2. BANGUNAN SEMENTARA.

    2.1. Kontraktor diwajibkan melengkapi bangunan sementara yang tercantum dalam bestek,

    seperti:

    a. Kantor Kontraktor.

    b. Tempat/los kerja.

    c. Gudang penyimpanan barang.

    d. Ruang Direksi beserta perlengkapannya.

    2.2. Perlengkapan Direksi.

    Kontraktor diwajibkan melengkapi perlengkapan ruang Direksi. Selain itu menyediakan :

    a. Papan tulis (white board), 1 buah.

    b. Perlengkapan lapangan, seperti : sepatu lapangan (safety shoes), topi/helm untuk kebutuhan

    direksi beserta staff seanyak 8 set.

    c. AC dan kamera foto.

    Setelah selesai proyek, seluruh bangunan sementara dan perlengkapannya menjadi milik Pemberi

     Tugas dan Kontraktor wajib memindahkan bongkaran bangunan tersebut ketempat yang

    ditentukan.

    3. SCOPE PEKERJAAN.

    Scope pekerjaan untuk pelaksanaan perbaikan ini merupakan pekerjaan sipil yaitu melaksanakan

    pekerjaan konstruksi dan memberikan finishing sesuai dengan gambar detail yang ada atau yang

    akan ditentukan oleh Pengawas/Perencana.

    4. ALAT DAN PERLENGKAPAN PEKERJAAN DAN TENAGA LAPANGAN.

    4.1. Kontraktor atau Sub Kontraktor dan bagian-bagian lainnya yang mengerjakan pelaksanaanpekerjaan didalam proyek ini, harus menyediakan alat-alat dan perlengkapan pekerjaannya sesuai

    dengan bidangnya masing-masing.

    4.2. Disamping itu harus menyediakan juga :

    a. Buku-buku Laporan (harian, mingguan, dan bulanan)

    b. Rencana kerja dan menempatkan tenaga-tenaga lapangan yang bertanggung jawab penuh

    untuk

    memutuskan segala sesuatu dilapangan yang bertindak atas nama Kontraktor & Sub Kontraktor

    yang

  • 8/18/2019 Spek Tespekknis

    2/17

     

    Pembangunan Jaringan Irigasi II

    Lanjutan Semenisasi Saluran Pembawa Merancang Ilir+Pintu Air

    Kecamatan Gunung Tabur

    bersangkutan, serta berpengalaman menangani pelaksanaan proyek/kegiatan ini secara full time

    di lapangan.

    5. BARANG CONTOH (SAMPEL).

    5.1 Kontraktor dan Sub Kontraktor wajib menyerahkan barang-barang contoh (sample) dari

    material yang akan dipakai/dipasang, untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi/Pengawas.

    5.2. Barang-barang contoh (sample) harus dilampiri dengan tanda bukti/sertifikat pengujian dan

    spesifikasi teknis dari barang/material tersebut.

    5.3. Untuk barang-barang material yang akan didatangkan ke site (melalui pemasaran), maka

    Kontraktor dan Sub Kontraktor diwajibkan menyerahkan :

    a. Brochure.

    b. Katalogc. Gambar Kerja/Shop Drawing.

    d. Mock Up dan Sampel

    Dan lain-lain yang dianggap perlu oleh Pengawas/Direksi yang dianggap perlu mendapat

    persetujuan dari Pengawas/Direksi.

    6. PENGUJIAN ATAS MUTU PEKERJAAN.

    Kontraktor dan Sub Kontraktor diwajibkan mengadakan pengujian atas mutu bahan dan mutu

    pekerjaan yang telah diselesaikan sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Semua biaya-biaya

    untuk kebutuhan tersebut, ditanggung oleh Kontraktor dan Sub Kontraktor bersangkutan.

    7. GAMBAR-GAMBAR “AS BUILD DRAWING”. 

    7.1 Kontraktor atau Sub Kontraktor diwajibkan membuat gambar As Built Drawing yang sesuai

    dengan pekerjaan yang telah dilakukan dilapangan secara kenyataannya untuk kebutuhan

    pemeriksaan dan pemeliharan dikemudian hari. Gambar-gambar tersebut diserahkan kepada

    Pemilik, setelah disetujui oleh Direksi (dibuat rangkap 5), 1 asli dan empat blue print, diserahkan

    sebelum serah terima.

    7.2. Kontraktor Utama diwajibkan membuat petunjuk-petunjuk (manual) untuk peralatan-

    peralatan yang digunakan dalam proyek ini sebanyak 5 (lima) set dan para spesialis KontraktorMaintenance harus bersediamengadakan kontrak maintenance dengan pemilik (Bouwheer), bila

    dikehendaki.

    Petunjuk manual juga mencatumkan juga material finishing yang digunakan.

    8. SHOP DRAWING.

    Dalam hal-hal tertentu maka kebutuhan pemasangan atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang

    membutuhkan penjelasan, dimana hal tersebut tidak terdapat dalam gambar kerja, maka

    Kontraktor dan Sub Kontraktor diwajibkan membuat gambar Shop Drawing untuk kebutuhan

    tersebut mendapat persetujuan dari Direksi/Pengawas dibuat rangkap 5 (lima), gambar-gambar

    tersebut diserahkan minimal 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan.

  • 8/18/2019 Spek Tespekknis

    3/17

     

    Pembangunan Jaringan Irigasi II

    Lanjutan Semenisasi Saluran Pembawa Merancang Ilir+Pintu Air

    Kecamatan Gunung Tabur

    9. PENYIMPANGAN BARANG-BARANG DAN MATERIAL.

    .9.1. Kontraktor dan Sub Kontraktor diwajibkan menempatkan barang-barang dan material

    kebutuhan pelaksanaan baik diluar (terbuka) ataupun di gudang, sesuai dengan sifat

    barang/material tersebut, dan atas persetujuan Pengawas, sehingga akan menjamin :

    a. Keamanan

    b. Terhindarnya kerusakan akibat dari penyimpanan yang salah.

    9.2. Barang/material yang tidak akan digunakan untuk kebutuhan langsung pada pekerjaan yang

    bersangkutan, tidak diperkenankan disimpan didalam site.

    10. KEBERSIHAN DAN KELELUASAAN HALAMAN.

    10.1. Kontraktor dan Sub Kontraktor diwajibkan menjaga keleluasaan tempat kerja dengan

    menempatkan barang/material sedemikian rupa sehingga :a. Memudahkan pekerjaan

    b. Manjaga kebersihan dari sampah dan kotoran bangunan (puing), air yang menggenang.

    c. Tidak menyumbat saluran air.

    11. FASILITAS-FASILITAS LAPANGAN.

    11.1. Kontraktor dan Sub Kontraktor diwajibkan sendiri :

    a. Listrik dan penerangan, untuk kebutuhan pelaksanaan pekerjaan dan keamanan.

    b. Air minum dan air bersih untuk pelaksanaan pekerjaan dan semua petugas yang ada di proyek.

    c. Alat-alat pemadam kebakaran.

    d. Alat-alat PPPK.

    e. Kamar mandi dan WC untuk pekerja lapangan.

    f. Air kerja.

    12. PERATURAN & SYARAT YANG DIGUNAKAN DALAM PELAKSANAAN

    12.1. Untuk pelaksanaan pekerjaan berlaku peraturan-peraturan :

    a. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor : 54 Tahun 2010

    b. A.V. (algemene voor warden voor de uitvoering bij aaneming van openbare werken inIndonesia,

    tanggal 28 Mei 1941 No. 9 ditambah Lembaran Negara No. 14571)

    c. Peraturan Beton Bertulang Indonesia NI-2/1971

    d. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan NI –  3/1956

    e. Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia NI –  5

    f. Peraturan Umum Listrik (AVE) NI –  6

    g. Peraturan Semen Portland Indonesia NI –  8/1972

    h. Peraturan Pengecatan NI –  12

    i. Peraturan Muatan Indonesia NI –  18

  • 8/18/2019 Spek Tespekknis

    4/17

     

    Pembangunan Jaringan Irigasi II

    Lanjutan Semenisasi Saluran Pembawa Merancang Ilir+Pintu Air

    Kecamatan Gunung Tabur

    j. Peraturan lain yang berlaku dan dipersyaratkan berdasarkan normalisasi di Indonesia yang

    belum

    tercantum diatas dan mendapat persetujuan Pengawas.

    12.2. Kontraktor harus melaksanakan segala pekerjaan menurut Dokumen Kontrak, Instruksi

    tertulis dari Direksi/Pengawas.

    12.3. Direksi/Pengawas berhak memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor pada

    setiap waktu. Bagaimanapun juga kelalaian Direksi dalam pengontrolan terhadap kekeliruan atas

    pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor tetap menjadi tanggung jawab kontraktor, tidak

    berarti Kontraktor bebas dari tanggung jawab.

    12.4. Pekerjaan yang tidak memenuhi Uraian dan Syarat Pelaksanaan (spesifikasi) atau gambar

    dan instruksi tertulis dari dari Direkasi/Pengawas harus diperbaiki dan dibongkar. Semua Biaya

    untuk ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.

    12.5. Semua bahan yang dipakai harus mendapat persetujuan Direksi.

    13. MASA PEMELIHARAAN DAN JAMINAN PEMELIHARAAN.

    Masa pemeliharaan untuk pekerjaan kontruksi dan finishing adalah 6 (enam) bulan, dihitung dari

    tanggal penyerahan pertama.

    14 IDENTITAS TENAGA KERJA.

    14.1. Semua Kontraktor dan Sub Kontraktor yang bertanggung jawab atas pekerjaan ini, harus

    menyerahkan identitas tenaga kerja yang terlibat dalam pekerjaan.

    4.2. Pemeriksaan terhadap tenaga kerja dilakukan setiap hari pada saat datang dan pulang kerja

    oleh Petugas yang yang ditunjuk oleh Pengawas/Direksi.

    15. FOTO-FOTO DOKUMENTASI PROYEK.

    15.1. Kontraktor diwajibkan membuat foto-foto dokumentasi proyek, meliputi :

    a. Foto-foto kegiatan proyek, antara lain kegiatan penempatan peralatan-peralatan lapangan,

    penempatan material dll

    b. Dan lain-lain kegiata yang dianggap perlu oleh Direksi/Pengawas.

    15.2. Kondisi proyek pada progress pekerjaan mencapai 0%, 25%, 50%, 75%, sampai 100%

    (setiap peningkatan progress 25%). Dan kondisi pada waktu selesai pemeliharaan.

    15.3. Foto-foto dicetak ukuran post card (dicetak warna) masing-masin 2 (dua) lembar satu untuk

    Pemberi Tugas dan untuk Direksi/Pengawas, klise diserahkan kepada Pemberi Tugas.

    16. BAGAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN RENCANA KERJA.

    16.1. Satu minggu setelah di tunjuk sebagai penyedia jasa, pelaksana Pekerjaan/Pemborong harus

    telah siap dengan Progress Schedule sesuai dengan batas waktu maksimal yang telah ditetapkan

    dalam Master Schedule yang dibuat oleh Pelaksana/Pemborong Utama.

  • 8/18/2019 Spek Tespekknis

    5/17

     

    Pembangunan Jaringan Irigasi II

    Lanjutan Semenisasi Saluran Pembawa Merancang Ilir+Pintu Air

    Kecamatan Gunung Tabur

    Progres Schedule tersebut harus disesuaikan dengan bagan yang disusun dan dilengkapi :

    a. Barchart (bagan secara konvensional)

    b. Volume masing-masing pekerjaan.

    c. Man Days (tenaga harian)

    d. S –  curve.

    16.2. Dalam Bagan Kemajuan pekerjaan ini dicantumkan besarnya (volume) masing-masin

    pekerjaan dan waktu penyelesaian setiap item pekerjaan, sedang dalam rencana kerja

    dicantumkan secara terperinci program setiap tahapan tentang kapasitas kerja, peralatan, tenaga

    kerja, dan target per harinya.

    16.3. Dalam Progres Schedule, harus dibuat S  –   curve, gambaran mengenai nilai harga-harga

    pekerjaan sesuai yang dibuat Pelaksana Pekerjaan/Pemborong.

    (S- curve tersebut ialah suatu diagram yang mengambarkan progress pekerjaan terhadap skala waktu mulai dari awal sampai dengan penyelesaian proyek yang dihitung berdasarkan Time

    Schedule).

    16.4. Pelaksana Pekerjaan/Pemborong harus secara terpisah menyusun ‘Bagan Penyediaan

    Bahan’ yang diperlukan.

    16.5. Bagan tersebut diperlihatkan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan.

    16.6. Kelalaian menyerahkan bagan-bagan yang dimaksud dapat ditundanya permulaan pekerjaan.

     Akibat penundaan ini menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan/Pemborong seluruhnya.

    16.7. Pelaksana Pekerjaan/Pemborong wajib melaksanakan pekerjaan tersebut sesuai dengan

    patokan waktu yang telah disetujui bersama didalam menyusun bagan kemajuan pekerjaan.

    Demikian juga dengan pengerahan buruh harus sesuai dengan jadwal tenaga kerja dan bahan

    yang ada.

    16.8. Bagan Kemajuan Pekerjaan dan S-Curve sebagaimana tersebut diatas merupakan target

    prestasi akan merupakan pedoman untuk penilaian Progres Pekerjaan atas suatu target prestasi

    satu tahap atau keseluruhan pekerjaan, apakah mengalami keterlambatan, tepat waktu atau lebihcepat dari yang direncanakan, dari hasil penilaian progress ini akan dikaitkan dengan pembayaran

    kepada Pelaksana Pekerjaan/Pemborong.

    17. LAPORAN-LAPORAN.

    17.1. Pelaksana Pekerjaan/Pemborong diwajibkan membuat catatan-catatan berupa Laporan

    Harian yang memberikan gambaran dan catatan yang jelas mengenai :

    a. Tahap berlangsunnya pekerjaan

    b. Pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan oleh Sub kontraktor (jika diijinkan)

  • 8/18/2019 Spek Tespekknis

    6/17

     

    Pembangunan Jaringan Irigasi II

    Lanjutan Semenisasi Saluran Pembawa Merancang Ilir+Pintu Air

    Kecamatan Gunung Tabur

    c. Catatan dan perintah yang disampaikan oleh Pengawas/Direksi baik secara lisan maupun

    tertulis.

    d. Hal ihwal mengenai bahan-bahan (yang masuk yang dipakai maupun yang ditolak)

    e. Hal ihwal mengenai keadaan pesanan barang-barang baik dari dalam maupun luar negeri

    (Pembukuan L&C, pengapalan, dsb)

    f. Hal ihwal mengenai buruh/pekerja, dsb.

    g. Keadaan cuaca, dsb.

    17.2. Setiap Laporan Harian pada tanggal yang sama harus diperiksa dan disetujui kebenarannya

    oleh Direksi/Pengawas.

    17.3. Berdasarkan Laporan Harian tersebut, maka setiap minggu oleh Pelaksana

    Pekerjaan/Pemborong di buat Laporan Mingguan yang disampaikan lansung kepada Direksi

    Lapangan.

    17.4. Salah satu tembusan Laporan Mingguan harus selalu ditempat pekerjaan agar dapat diteliti

    kembali oleh Direksi/Pengawas setiap saat. Penugasan-penugasan dan perintah

    Direkai/Pengawas dianggap berlaku dan mengikat apabila dimuat dalam Laporan Harian dan

    telah diperiksa dan disetujui oleh Direksi/Pengawas.

    17.5. Pelaksana Pekerjaan/Pemborong diwajibkan membuat foto-foto kegiatan proyek dalam

    bagian atau tahapan yang penting sesuai petunjuk Konsultan Menejeman Kontruksi sebagai foto

    dokumentasi.Untuk keseluruhan foto dari awal hingga selesainya proyek perlu 36

    exposure/bulan film warna.Masing-masing foto dicetak dalam ukuran postcard (warna) dan

    diserahkan masing-masing 3 (tiga) setkepada Direksi/Pengawas berikut album dan klisenya.

    Semua Biaya untuk pembuatan film ini menjadi tanggung jawab Pelaksana

    Pekerjaan/Pemborong.

    17.6. Berdasarkan Laporan Mingguan terakhir, Pelaksana Pekerjaan/Pemborong membuat

    Laporan Bulanan di dalam Form yang ditentukan oleh Direksi/Pengawas.

  • 8/18/2019 Spek Tespekknis

    7/17

     

    Pembangunan Jaringan Irigasi II

    Lanjutan Semenisasi Saluran Pembawa Merancang Ilir+Pintu Air

    Kecamatan Gunung Tabur

    BAGIAN 2. SPESIFIKASI TEKNIS

    18 PEKERJAAN PENDAHULUAN

    18.1. Pembersihan Lokasi

    Pembersihan lokasi pekerjaan meliputi pekerjaan pembersihan lahan dari rumput atau sejenisnya

    jika ada, pembersihan serpihan kayu atau benda lain yang mengganggu peleksanaan pekerjaan.

    18.2 Pengukuran dan Asbuild Drawing

    Sebagai patokan tinggi peil (level) bangunan, adalah berdasarkan titik BM yang telah dibuat pada

    saat pengukuran. Penentuan ini harus diperiksa kembali dan mendapat persetujuan dari

    Konsultan Pengawas.Bilamana terdapat perbedaan ukuran-ukuran harus segera melaporkankepada Konsultan Pengawas sebelum dilaksanakan. Pemakaian ukuran yang salah sebelum dan

    selama pelaksanaan pekerjaan, menjadi tanggung jawab pelaksana pekerjaan/kontraktor.

    Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diharuskan menggunakan alat-alat (instrument) yang perlu (dan

    tidak rusak) untuk mendapatkan ukuran, sudut-sudut dan ukuran tegak secara tepat dan dapat

    bertanggung jawabkan. Material untuk bouwplank adalah kayu sejenis meranti dengan kualitas

    bagus dan tidak cacat dengan ukuran terpakai kayu ukuran 5/7, 2/20 dan ¾ Asbuild Drawing

    dibuat jika dilapangan terjadi perubahan dari gambar desain.

    18.3 Papan Nama Proyek

    Papan nama proyek terpasang sebelum pelaksanaan proyek dimulai dan diletakan dilokasi proyek,

    tidak terlindung dan bisa dilihat oleh umum yang menunjukan jenis kegiatan dan nama pekerjaan

    serta jumlah dana serta sumber dana. Dan juga harus tertera kontraktor pelaksana, konsultan

    perencana serta konsultan pengawas. Material papan nama proyek berupa tulisan yang mudah

    dibaca dengan background terang dan tulisan jelas yang tertulis di papan kayu atau plywood tebal

    dengan tiang dirian dari kayu yang kuat dan ditancapkan berdiri kuat diatas tanah.

    Dierksikeet/Serobong kerja

    Direksikeet/Serobong kerja harus dibuat oleh kontraktor dengan ukuran variatif sesuai dengankebutuhan dengan tidak mengenyampingkan dari sisi fungsi yaitu untuk penempatan material-

    material konstruksi dan jika diperlukan difungsikan untuk atau sebagai kantor lapangan sehingga

    harus dilengkapi dengan assesories kantor. Persyaratan mutlak dari Serobong kerja yaitu harus

    bisa menutupi atau menjaga material dari cucaca yaitu hujan maupun terik matahari sehingga

    barang yang tersimpan aman dari kerusakan.

    18.4 Gudang Semen dan Alat

    Gudang Semen dan alat harus dibuat oleh kontraktor dengan ukuran variatif sesuai dengan

    kebutuhan dengan tidak mengenyampingkan dari sisi fungsi yaitu untuk penempatan material-

    material konstruksi dan jika diperlukan difungsikan untuk atau sebagai kantor lapangan sehingga

  • 8/18/2019 Spek Tespekknis

    8/17

     

    Pembangunan Jaringan Irigasi II

    Lanjutan Semenisasi Saluran Pembawa Merancang Ilir+Pintu Air

    Kecamatan Gunung Tabur

    harus dilengkapi dengan assesories kantor. Persyaratan mutlak dari gudang yaitu harus bisa

    menutupi atau menjaga material dari cucaca yaitu hujan maupun terik matahari sehingga barang

    yang tersimpan aman dari kerusakan.

    18.4 Dokumentasi dan Administrasi

    Setiap kegiatan harus didokumentasikan oleh kontraktor sebelum dikerjakan, pada saat

    pelaksanaan dan setelah selesai dikerjakan. Hal ini dilakukan untuk rekam jejak kegiatan

    dilapangan.

    Demikian juga dengan administrasi yang menyangkut hal-hal seperti request setiap item

    pekerjaan, laporan harian, mingguan dan bulanan serta administrasi lain yang berkaitan dengan

    kegiatan dimaksud

    19 PEKERJAAN TANAH DAN BONGKARAN

    19.1 Umum

    Pekerjaan tanah, pembongkaran, pembersihan, galian, urugan dan pemadatan urugan harusdikerjakan terlebih dahulu sebelum Pelaksanaan Pekerjaan/Kontraktor memulai pekerjaan

    struktur yang sebenarnya.

    Pekerjaan-pekerjaan tersebut sesuai dengan yang telah ditentukan didalam gambar, dan mendapat

    persetujuan Konsultan Pengawas. Daerah yang ada harus dibersikan dari semua benda

    penghambat daerah pembangunan, sampah-sampah, tonggak-tonggak, humus, Lumpur.

    Bekas-bekas lubang dan sumur harus dikuras diambil lumpurnya serta diambil tanah lembek yang

    ada didalamnya. Tumbuh-tumbuhan dan pepohonan yang ada hanya boleh disingkirkan setelah

    mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas. Tunggak-tunggak pepohonan dan jalinan-jalinan

    akar harus dibersikan sampai pada kedalaman ± ½ m dibawah permukaan tanah. segala sisa dan

    kotoran yang disebabkan oleh pekerjaan-pekerjaan tanah tersebut harus disingkirkan dari daerah

    pembangunan oleh Pelaksana Pekerjaan/kontraktor sesuai dengan petunjuk Konsultan

    Pengawas.

    Bahan galian dari daerah pembangunan dapat digunakan, bila memadai untuk urugan. Bahan

    urugan harus bersih dari unsur-unsur perusak dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.

    Segala biaya penyelidikan tersebut menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.

    Penggalian melebihi batas yang ditentukan harus dicegah. Penggalian melebihi batas yang

    ditentukan harus diurug kembali hingga mencapai kerapatan peil yang ditetapkan dengan bahan

    urugan yang dipadatkan. Toleransi pelaksanan yang dapat diterima untuk penggalian dan

    pengurugan adalah ± 50 mm terhadap kerapatan peil yang ditentukan.

    19.2 Pekerjaan Galian

    Galian tanah untuk pondasi dan galian  –  galian lainnya dilakukan menurut ukuran dalam, lebar

    dan sesuai dengan peil  –   peil yang tercantung pada gambar. Semua bekas  –   bekas pondasi

    bangunan lama dan akar-akar pohon yang terdapat pada bagian pondasi yang akan dilaksanakan

    harus dibongkar dan dibuang. Bekas-bekas pipa saluran yang tidak dipakai harus disumbat.

  • 8/18/2019 Spek Tespekknis

    9/17

     

    Pembangunan Jaringan Irigasi II

    Lanjutan Semenisasi Saluran Pembawa Merancang Ilir+Pintu Air

    Kecamatan Gunung Tabur

     Apabila pada lokasi tersebut terdapat pipa air, pipa gas, pipa-pipa pembuang, kabel –  kabel listrik,

    telepon dan sebagainya yang masih dipergunakan, maka secepatnya diberitahukan kepada

    konsultan Pengawas atau instansi yang berwenang untuk mendapatkan petunjuk  –   petunjuk

    seperlunya.

    Pelaksanaan pekerjaan/kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan  –  kerusakan

    sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut. Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman

    yang ditentukan, maka kontraktor harus mengisi/mengurangi daerah tersebut dengan bahan  –  

    bahan yang sesuai dengan syarat – syarat pengisian bahan pondasi yang sesuai dengan spesifikasi.

    Pelaksana pekerjaan/kontraktor harus menjaga agar lubang-lubang galian pondasi tersebut bebas

    dari longsoran  –   longsoran tanah di kiri dan kanannya (bila perlu dilindungi oleh alat  –   alat

    penahan tanah) danbebas dari genangan air (bila perlu dipompa), sehingga pekerjaan pondasi

    dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan spefipikasi.

    Pengisian kembali dengan tanah bekas galian, dilakukan lapis demi lapis maximum 3 cm, sambil

    disiram airsecukupnya dan ditumbuk sampai padat. Pekerjaan pengisian kembali ini hanya boleh

    dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas, baik

    mengenai kedalaman, lapisan tanahnya maupun jenis tanah galian tersebut.

    19.4 Pembuangan Sisa Galian dan BongkaranMaterial sisa galian dan bongkaran harus

    dipindahkan atau dibuang ke tempat lain sehingga sepanjang jalur kegiatan dapat bersih dan rapi.

    20. Pekerjaan Beton

    20.4.1. Bahan-bahan dan Syarat Bahan

    Semen

    Semua semen yang digunakan adalah semen Portland ( Gresik, setara ) yang memenuhi syarat-

    syarat:

    - Standard Industri Indonesia dalam SII-0013-81.

    - Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan gedung 1991 (SK. SNI T-15-1991-03).

    - Tata Cara Perancangan dan Pelaksanaan Konstruksi Beton 1989 (SK.BI-1.453.1989).

    - Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia 1982.- Standard Umum Bahan Bangunan di Indonesia.

    - Mempunyai Sertifikat Uji (test certificate).

    - Mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

    Semua semen yang akan dipakai produksi harus dari satu merk yang sama untuk satu

    konstruksi/struktur yang sama, dalam keadaan baru dan asli, dikirim dalam kantung-kantung

    semen yang masih disegel dan tidak pecah.

    Semua semen disimpan di dalam gudang yang tertutup dan terlindungi dari kerusakan-kerusakan

    akibat salah penyimpanan dan cuaca.

  • 8/18/2019 Spek Tespekknis

    10/17

     

    Pembangunan Jaringan Irigasi II

    Lanjutan Semenisasi Saluran Pembawa Merancang Ilir+Pintu Air

    Kecamatan Gunung Tabur

    Semen curah harus disimpan di dalam silo yang terbuat dari baja atau beton dan harus terhindar

    dari kemungkinan tercampur dengan bahan lain. Untuk semen yang tidak memenuhi persyaratan

    tersebut di atas dapat ditolak penggunaanya. Bahan yang telah ditolak harus segera dikeluarkan

    dari lapangan paling lambat dalam waktu 2 x 24 jam.

     Agregat (aggregates) Semua pemakaian split (batu pecah) dan pasir beton harus memenuhi

    syarat-syarat:

    - Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia 1989.

    - Specification for Concrete Aggregate (ASTM 33)

    - Specification for Lightweight Aggregate for Structural Concrete (ASTM 33).

    - Standard Industri Indonesia (SII) 0052-80.

    - Tidak mudah hancur (tetap keras), tidak porous.

    - Bebas dari tanah/tanah liat.

    Split (batu pecah) yang mempunyai ukuran lebih besar dari 38 mm, untuk penggunaanya

    mendapatpersetujuan Konsultan Pengawas.

    Gradasi dari agregat-agregat tersebut secara keseluruhan harus dapat menghasilkan mutu beton

    yang baik, padat dan mempunyai daya kerja yang baik dengan air dalam proporsi campuran yang

    akan dipakai. Konsultan Pengawas dapat meminta kepada Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor

    untuk mengadakan test kualitas dari agregat-agregat tersebut dari tempat-tempat penimbunan

    yang ditunjuk Konsultan Pengawas setiap saat dalam laboratorium yang diakui.

    Semua pengetesan tersebut di atas menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.

    Dalam hal adanya perubahan sumber dari mana agregat tersebut disuplai, Pelaksana

    Pekerjaan/Kontraktor wajib untuk memberitahukan kepada Konsultan Pengawas.

     Air Kerja

     Air yang digunakan untuk semua pekerjaan di lapangan adalah air bersih, tidak berwarna, tidak

    mengandung bahan-bahan kimia (asam, alkali) dan tidak mengandung bahan organic atau bahan

    lain yang dapat memberikan efek merusak beton dan tulangan dan tidak mengandung minyak

    atau lemak.

    Selain itu air kerja tersebut haruslah memenui syarat-syarat:

    - Tata Cara Perancangan dan Pelaksanaan Konstruksi Beton 1989 (SK.BI-1.4.53.1989).- Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia 1982.

    - Diuji di laboratorium yang diakui sah oleh yang berwenang, di mana air yang digunakan dalam

    pembuatan beton pratekan yang di dalamnya akan tertanam logam aluminium, termasuk air

    bebas yang terkandung dalam agregat, tidak boleh mengandung ion klorida lebih besar dari 0,06

    % dalam masa dari semen. Sedangkan untuk beton lainnya maksimum ion klorida adakah 0,30

    %.

     Adukan dan Campuran

    Perbandingan dari berbagai adukan (specie) diberikan sesuai dengan daftar proporsi adukan dan

    campuran di bawah ini:

  • 8/18/2019 Spek Tespekknis

    11/17

     

    Pembangunan Jaringan Irigasi II

    Lanjutan Semenisasi Saluran Pembawa Merancang Ilir+Pintu Air

    Kecamatan Gunung Tabur

    - Cor rabat lantai = 1 pc : 3 ps : 5 kr ( Beton K175 )

    - Cor struktur = 1 pc : 2 ps : 3 kr ( Beton K250 )

     Angka-angka tersebut dinyatakan dalam perbandingan jumlah isi ditakar dalam keadaan kering.

    Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor bertanggung jawab penuh atas terlaksananya proporsi adukan

    dan campuran itu. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus membuat takaran-takaran yang sama

    ukurannya dan harus mendapat persetujuan Kosultan Pengawas.

     Adukan dan campuran untuk semen bertulang dan pekerjaan-pekerjaan khusus lainnya, akan

    ditentukan dalam pasal tersendiri.

    Bahan Campuran Tambahan (Admixtural)

    Dalam keadaan tertentu boleh dipakai bahan campuran tambahan untuk memperbaiki suatu sifat

    campuran beton. Jenis, jumlah bahan yang ditambahkan dan cara penggunaan bahan campuran

    tambahan tersebut harus disetujui terlebih dahulu oleh konsultan Pengawas.

    Manfaat dari bahan campuran tambahan harus dapat dibuktikan melalui hasil pengujian dengan

    menggunakan jenis semen dan agregat yang dipakai.

    Kalcium chloride atau bahan campuran tambahan yang mengandung khlorida tidak boleh

    digunakan.

    Pada dasarnya suatu bahan campuran tambahan harus mampu memperlihatkan komposisi dan

    untuk kerja yang sama sepanjang waktu pekerjaan selama bahan tersebut digunakan dalam

    racikan beton.

    Bahan campuran tambahan yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur,

    memperlambat

    pengikatan dan atau pengerasan beton, mengurangi jumlah air dan sekaligus mempercepat

    pengikatan dan atau pengerasan beton harus memenuhi Standard Umum Bahan Bangunan

    Indonesia 1986 atau Specification for Chemical Admixture for Concrete (ASTM C.494).

    Besi Beton

    Besi Beton Polos (BJTP) dan Ulir (BJTD)

    Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan berikut :a. Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia.

    b. Standar Umum Bahan Bangunan Indonesia 1986.

    c. Tata cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SK.SNI-15-1991-03).

    d. Standard Industri Indonesia (SII) 0136-84.

    e. Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan lemak/minyak, karat dan tidak cacat (retak-retak,

    mengelupas, luka dan sebagainya).

    f. Jenis baja mild-steel dengan tegangan leleh (fy) minimum 2400 kg/cm² untuk diameter

    tulangan > 12.

    g. Mempunyai penampang yang sama rata.

    h. Disesuaikan dengan gambar-gambar.

  • 8/18/2019 Spek Tespekknis

    12/17

     

    Pembangunan Jaringan Irigasi II

    Lanjutan Semenisasi Saluran Pembawa Merancang Ilir+Pintu Air

    Kecamatan Gunung Tabur

    Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-ketentuan diatas, harus mendapat

    persetujuan dari Perancang/Konsultan Pengawas.

    Pemilihan perusahaan ataupun merk dari besi tulangan harus dari perusahaan/merk yang sudah

    sangat dikenal mutu/kualitas maupun reputasinya. Pemilihan ini harus mendapat persetujuan

    Perancang. Tidak dibenarkan untuk mencapur adukan bermacam-macam produk besi beton

    untuk seluruh pekerjaan kontruksi.pelaksanaan Pekerjaan/Kontraktor diharuskan mengadakan

    pengujian mutu besi sesuai dengan petunjuk-petunjuk Konsultan Pengawas dengan biaya

    sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerja/Kontraktor, dimana batang percobaan

    yang diambil berjumlah minimal 5 (lima) batang untuk tiap-tiap jenis percobaan yang

    diameternya sama dengan panjang 1000 mm.

    Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar-gambar yang ada dan mendapat

    persetujuan dari Konsultan Pengawas. Hubungan antara besi beton satu dengan yang lain harus

    menggunakan kawat beton, diikat dengan erat, tidak menggeser selama pengecoran beton danbebas dari tanah ataupun papan bekisting. Penggunaan besi beton yang ada sudah jadi seperti

    steel wiremesh dan semacamnya, harus mendapat persetujuan Konsultan Perancang/Konsultan

    Pengawas.

    Besi beton yang tidak memenuhi syarat karena kualitas tidak sesuai dengan spesifikasi harus

    segera

    dikeluarkan dari site, setelah menerima instruksi tertulis dari Konsultan Pengawas, dalam waktu

    24 jam.

    Pembengkokan besi beton harus dilakukan secara hati-hati dan teliti, tepat pada ukuran posisi

    pembengkokan sesuai dengan gambar dan tidak mnyimpang dari SK.BI-1.453.1989  –   UDC :

    693.s.

    Pembengkokan tersebut dilakukanoleh tenaga yang ahli dengan menggunakan alat  –   alat

    sedemikian rupa, sehingga tidak menimbulkan cacat, patah, retak-retak dan sebagainya.

    Sebelum penyetelan dan pemasangan dimulai, Pelaksanaan Pekerjaan/kontraktor harus membuat

    rencana kerja pemotongan dan pembengkokan baja tulangan (bending schedule), yang

    sebelumnya harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

    Pemasangan dan penyetelan berdasarkan peil-peil sesuai dengan gambar dan sudah sudahdiperhitungkan mengenai toleransi penurunannya.

    Pemasangan dengan menggunakan pelindung beton (beton decking) harus sesuai dengan

    gambar. Apabila hal tersebut tidak tercantum di dalam gambar, maka digunakan specifikasi

    SK.SNI.T-15-1991-03 pasal 3.16.7

     Adukan (adonan ) Beton

     Adukan beton harus memenuhi syarat-syarat SKBI 1.4.53.1989-UDC:6953

  • 8/18/2019 Spek Tespekknis

    13/17

     

    Pembangunan Jaringan Irigasi II

    Lanjutan Semenisasi Saluran Pembawa Merancang Ilir+Pintu Air

    Kecamatan Gunung Tabur

    Pelaksanaan pekerjaan/Kontraktor harus membuat adukan beton menurut komposisi adukan

    dan proporsi antara split, air dan semen dan bertanggung jawab penuh atas kekuatan beton yang

    disyaratkan.

    Penggunaan air harus sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan beton yang padat dengan

    daya kerjavyang baik sehingga dapat memberikan daya lekat yang baik dengan besi beton.

    Pelaksanaan Pekerjaan/Kontraktor diharuskan membuat adukan percobaan (trial mixed) untuk

    mengontrol daya kerjanya sehingga tidak ada kelebihan air pada permukaan ataupun

    menyebabkan terjadinya pengendapan (segretion) dari agregat.

    Percobaan slum diadakan menurut syarat-syarat dalam Tata Cara Perancangan dan Pelaksanaan

    Konstruksi Beton 1989 (SK.BI-1.4.53.1989) dan Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia

    (PUBI-1982).

    Pengaduan harus dilakukan di dalam suatu mesin pengadukan dari tipe yang disetujui danberputar pada cepatan yang direkomendasi oleh pabrik pembuat mesin tersebut.

     Adukan beton dibuat setempat di dalam site (site mixing) dan harus memenuhi syarat-syarat :

    - Semen diukur menurut berat per kantong.

    - Agregat diukur menurut beratnya.

    - Pasir diukur menurut beratnya.

    - Adukan beton harus dibuat menggunakan alat pengaduk mesin (batch mixer), type dan

    kapasitasnya

    harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

    - Kecepatan adukan sesuai dengan rekomendasi dari pembuat mesin tersebut.

    - Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi dari kapasitanya mesin pengaduk.

    - Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan sudah berada dalam mesin

    pengaduk.

    - Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersikan dahulu, sebelum

    adukan beton yang baru dimulai.

     Tes kubus beton ( Pengujian Mutu Beton )

    Cetakan kubus coba harus berbentuk bujur sangkar dalam segala arah serta memenuhi

    persyaratan seperti dalam SK.BI-1.4.53.1989. Ukuran kubus coba adalah 150 x 150 150 mm3.

    Pengambilan adukan beton, percetakan kubus coba dan curingnya harus di bawah pengawasanKonsultan Pengawas. Kubus coba harus di tandai untuk identifikasi dengan suatu kode yang

    dapat menunjukan tanggal pengecoran dan hal lain yangperlu di catat. Semua kubus coba di tes

    dalam iaboratrium yang berwenang dan di setujui Konsultan Pengawas.

    Laporan hasil percobaan harus di serahkan kepada Konsultan Pengawas selambat  –   lambatnya

    3(tiga) hari setelah percobaan selesai dengan mencantumkan harga karakteristrik, nili deviasi,

    slump, tanggal pengecoran dan pengetesan yang di lakukan.

    Standar Mutu ( Standad Of Acceptanse )

  • 8/18/2019 Spek Tespekknis

    14/17

     

    Pembangunan Jaringan Irigasi II

    Lanjutan Semenisasi Saluran Pembawa Merancang Ilir+Pintu Air

    Kecamatan Gunung Tabur

    Pelaksana Pekerjaan/ Kontrator diharuskan membuat percobaan pendahuluan (trial test ) atas

    kubus coba sejumlah minimum 30 buah untuk masing –  masing percobaan pada umur 3,7 dan 28

    hari .

     Trial test ini harus sudah di selenggarakan segera setelah adanya Surat Perintah Kerja atau

    penunjuk

    Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor.

    Biaya dan jaminan akan mutu dari hasil percobaan ini tetap menjadi tanggung jawab Pelaksana

    Pekerjaan /Kontraktor . Penentuan nilai kuat tekan beton (fc`) boleh didasarkan pada nilai kuat

    tekan beton yang di dapat dari hasil uji tekan benda uji tekan kubus berisi 150 mm (fc`k) .

    Dalam hal ini fc`didapat dari perhitungan konvesi :

    fck'

    fc' = { 0.76 + 0.210 log ( --------- ) } fck'

    15Dimana :

    Fc` = kuat tekan beton yang disyaratkan ......................mPa

    Fck` = kuat tekan beton yang fi syaratkan.......................mPa

    Di dapat dari uji kubus berisi 150 mm.

     Apabila dalam pelaksanaan kedapatan bahwa mutu beeeton gagal memenuhi syarat spesifikasi,

    maka

    Konsultan Pengawas berhak meminta Pelaksanaan Pekerjaan / Kontraktor supaya mengadakan

    percobaan coring .Percobaan –  percobaan ini harus memenuhi syarat –  syarat :

    - Method for Making Test Cubus from Frest Concrete (BS 1881 part 108 : 1983 ).

    - Method for Determination for Compressive Strength of Concrete Cubus (BS 1881 part 16

    :1983).

    Mutu/ nilai kuat tekan beton yang di syaratkan adalah fc`= 500 kg/cm untuk beton balok

    prestressed, sedangkan untuk struktur proporsi campuran coba serta pelaksanaan produksinya

    harus di dasarkan pada teknik penakaran berat (weight batching ).

    Kuat Tekan Rata –  Rata yang Ditargetkan Kuat tekanan rata –  rata yang di targetkan (fcr`) yang

    digunakan sebagai dasar dalam menentukan proporsi campuran beton harus di ambil sebagai nilai

    yang terbesar dari 2 (dua ) persamaan , yaitu :

    fcr` = fc` + 1.64.sfcr` = fc` +2’64.s - 4

    di mana s =deviasi standard.

    Bila suatu fasilitas produksi beton tidak mempunyai rekaman uji lapangan untuk menghitung

    deviasi standard maka target fcr` haruslah di ambil tidak kurang dari (fc` + 12 )mPa.

     Tingkat kekuatan dari suatu mutu beton dinyatakan tercapai secara memuaskan bila kedua

    persaratan berikut ini di penuhi,yaitu :

    - Nilai fcr` dari semua pasangan hasil uji yang masing  – maing terdiri dari 3 hari uji kuat tekan

    tidak

    kurang dari (fc` +0,82.s) mPa .

  • 8/18/2019 Spek Tespekknis

    15/17

     

    Pembangunan Jaringan Irigasi II

    Lanjutan Semenisasi Saluran Pembawa Merancang Ilir+Pintu Air

    Kecamatan Gunung Tabur

    - Tidak satupun dari hasil uji tekan fcr` dari 2 silinder) mempunyai nilai di bawah 0.85 fc`.

    Bila salah satu dari kedua syarat di atas tidak di penuhi , maka harus di ambil langkah untuk

    meningkatkan rata –  rata dari hasil uji kuat tekan berikutnya .

    Pengecoran Beton

     Adukan beton harus secepatnya di bawa ke tempat pengecoran dengan

    menggunakan cara yang sepraktis mungkin , sehingga tidak mungkin adanya. Pengendapan

    agregat dan tercampurnya kotoran –  kotoran atau bahan lain dari luar.

    Pengunaan alat  –   alat pengangkut mesin haruslah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas

    sebelum di datangkan ke tempat pekerjaan . Semua alat  –  alat pengangkut, yang di gunakan pada

    setiap waktu harus di bersihkan dari sisa –  sisa adukan yang mengeras .

    Pengecoran beton tidak di benarkan untuk di mulai sebelum pemasangan besi beton selesai di

    periksa dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas . Sebelum pengecoran di mulai , maka

    tempat  –   tempat yang akan di cor terlebih dahulu harus di bersihkan dari segala kotoran  –  kotoran (potongan kayu , batu, Tanah , dan lain  –   lain ) lalu di basahi dengan air semen

    .Pengecoran di lakukan selapis demi selapis dan tidak di benarkan menuangkan adukan dengan

    menjatuhkan dari suatu ketinggian yang menyebabkan pengendapan agregat.

    Pengecoran dilakukan secara terus menerus. Adukan yang tidak dicor (ditinggalkan), maka

    permukaan beton lama terlebih dahulu harus dibersihkan dan di kasarkan dengan air semen .

     Tempat di mana pengecoran akan di hentikan harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

    Pemadatan Beton Beton didapatkan dengan menggunakan suatu vibrator selama pengecoran

    berlangsung dan di lakukan sedemikian rupa sehingga tidak merusak acuan maupun posisi

    tulangan. Kontraktor harus menyediakan vibrator  –   vibrator untuk mejamin efesiensi tanpa

    adanya penundaan. Pemadatan beton secara berlebih  –   lebihan sehingga menyebabkan

    pengendapan agregat , kebocoron  –  kebicoran melalui acuan dan lain  –  lain harus dihindarkan.

    Beton harus dicorkan lapis demilapis dengan tidak melebihi 460mm tebalnya . Lapis  – lapis ini

    harus dijaga supaya mempunyai pengikatan satu sama lain yang baik .

     Adukan Beton Monolitik

    Pada pertemuan dari balok dengan kolom , perbedaan adukan beton supaya dicorkan serentak

    atau berseling,yaitu beton beton yang bermutu tinggi dicorkan dahulu, atau berselang tidak lebih

    dari 20 menit antara waktu pengecoar kedua mutu beton Beton tersebut digetarkan sampai keduamutu beton tersebut mengikat bersama .

    Curing dan Perlindungan Atas Beton

    Beton harus dilindugi selama berlangsungnya proses pengerasan terhadap matahari, angin, hujan

    atai aliran air dan pengerusakan secara mekanis atau pengeringan sebelum waktunya. Semua

    permukaan beton yang terbuka harus dijaga tetap basah selama 4 hari dengan menyemprotkan air

    atau menggenangi dengan air pada permukaan beton tersebut. Terutama pada pengecoran beton

    pada waktu cuaca panas, curing dan perlindungan atas beton harus diperhatikan. Pelaksana

    Pekerjaan/kontraktor harus bertanggung jawab atas retaknya beton karena kelalaian ini.

  • 8/18/2019 Spek Tespekknis

    16/17

     

    Pembangunan Jaringan Irigasi II

    Lanjutan Semenisasi Saluran Pembawa Merancang Ilir+Pintu Air

    Kecamatan Gunung Tabur

    Bekisting ( Formwork )

    Bekisting yang dibuat dari kayu dan besi harus memenuhi syarat  –  syarat kekuatan. Daya tahan

    dan

    mempunyai permukaan yang baik untuk pekerjaan finishing. Pelaksana Pekerjaan/kontraktor

    harus memberikan sample dan perhitungan kekuatan bahan yang akan dipakai untuk bekisting,

    untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas. Bekisting harus dipasang sesuai dengan ukuran-ukuran

    jadi yang ada di dalam gambar dan menjamin bahwa ukuran  –   ukuran tersebut tidak akan

    berubah sebelum dan selama pengecoran.

    Bekisting harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kebocoran atau hilangnya

    air selama pengecoran, tetap lurus (tidak berubah bentuk) dan tidak bergoyang.

    Bekisting harus dibersihkan dari potongan-potongan seperti kayu, paku, tahi gergaji, tanah dan

    sebagainya yang akan/dapat merusak beton yang sudah jadi pada waktu pembongkaran bekisting.

    Bekisting untuk bagian konstruksi (pelat, balok dan kolom) diharuskan memakai multiplek

    dengan ketebalan minimal 9 mm dan cukup kuat, disesuaikan dengan jarak rusuk-rusuk pengakubekisting.

    Untuk mengejar kecepatan pengecoran strukturaal, maka disyaratkan agar Pelaksana

    Pekerjaan/kontraktormembuat panel-panel bekisting yang standar untuk bagian konstruksi yang

    typical.

    Pembongkaran Bekisting

    Pembongkarn bekisting dilakukan sesuai dengan standard dalam SKBI –  1.4.53.1989.

    Bagian  –  bagian konstrksi yang akan dibongkar bekistingnya harus sudah dapat memikul berat

    sendiri dan baban –  baban pelaksana .

     Acuan –  acuan bagian konstuksi di bawah ini boleh dilepas dalam waktu sebagai berikut :

    a. Sisi –  sisi balok , dinding dan kolom yang

    tidak di bebani ............................................................ 2 hari

    b. Plat beton

    ( tidak penyangga tidak dilepas ).................................. 7 hari

    c. Tiang –  tiang penyangga plat ....................................... 28 hari

    d. Tiang –  tiang penyangga balok

    yang tidak dibebani .................................................... 16 hari

    e. Tiang – tiang penyangga overstek

    ( cantilever ) ................................................................ 28 hari

    Pekerjaan pembongkaran bekisting harus dilaporkan dan disetujui sebelumnya oleh Konsultan

    Pengawas . Apabila setelah bekisting di bongkar ternyata terdapat bagian  –  bagian beton yang

    keropos atau cacat konstuksi maka Pelaksana Pekerjaan / Kontrator harus segera

    memberitahukan kepada Konsultan Pengawas untuk meminta persetujuan mengenai cara

    pengisian atau menutupnya.

    Semua resiko yang terjadi sebagai akibat pekerjaan tersebut menjadi tanggungjawab Pelaksana

    Pekerjaan / Kontraktor.

  • 8/18/2019 Spek Tespekknis

    17/17

     

    Pembangunan Jaringan Irigasi II

    Lanjutan Semenisasi Saluran Pembawa Merancang Ilir+Pintu Air

    Kecamatan Gunung Tabur

     Alat –  alat di dalam Beton

    Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor tidak dibenarkan untuk membobok , membuat lubang atau

    memotong konstruksi, beton yang sudah jadi tampa sepengetahuan dan seijin Konsutan

    Pengawas . Ukuran dari pembuatan lubang , pemasangan alat  –  alat di dalam beton, pemsangan

    sparing dan sebagainya harus.

    menurut petunjuk Konsultan Pengawas .