13
Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah Volume 4 Nomor 1 Halaman 192-196 April 2019 p-ISSN 2623-1611 e-ISSN 2623-1980 © Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat 192 SPESIES BURUNG DI KAWASAN EKOWISATA MANGROF PAGATAN BESAR, KABUPATEN TANAH LAUT, INDONESIA Bird Species in Mangrove Ecotourism Area of Pagatan Besar, Tanah Laut Regency, Indonesia Maulana Khalid Riefani *, Muhammad Arsyad Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat, Jalan Brigjend. H. Hasan Basry Banjarmasin 70123, Indonesia *Penulis koresponden: [email protected] Abstract Some of the mangrove areas in Pagatan Besar Village, Tanah Laut Regency are used as an area of ecotourism. Unfortunately, there is no complete data in this area. One of the data is related to birds, as a biological component of the inhabitants of the area. The study was conducted in September-October 2018. The main objective was to record birds found or occupying the area. The data can be used as a guide material for domestic or foreign tourists visiting. The birds recorded were diurnal birds. The method used was the point / circumference of abundance and exploration in four habitat types. Four types of habitat starting from the sea were beaches (muddy), mangrove forests, open areas, and forests on dry land or vegetation in settlements. Sixty species from 29 identified bird families were found in the Pagatan Besar Mangrove Ecotourism Area. Six species of which are protected. Most of these species belong to a group of least concerned. Thirteen species include migratory birds and all are water birds. One species, namely bondol kalimantan is classified as an endemic bird to Kalimantan. Keywords: bird, ecotourism area, mangrove, Pagatan Besar, status 1. PENDAHULUAN Lahan basah di Kalimantan Selatan terdiri atas daerah lahan basah alami (sungai, rawa, hutan rawa, pantai, mangrof, dan danau) dan lahan basah buatan (kolam, waduk, dan sawah) yang tersebar dari dataran tinggi sampai dataran rendah. Menurut Nirarita et al. (1996) lahan basah merupakan daerah yang mencangkup berbagai spesies habitat dengan komunitas dan ekosistem yang dipengaruhi oleh keberadaan perairan di daerah tersebut atau sekitarnya. Lahan basah banyak dimanfaatkan masyarakat pada bidang perikanan, bidang pertanian (musim kering), dan bidang peternakan. Salah satu lahan basah alami yang dimanfaatkan masyarakat adalah kawasan mangrof Desa Pagatan Besar Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan. Desa Pagatan Besar berada di Kecamatan Takisung Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan. Kawasan desa ini memiliki pantai ± 5 km dengan hamparan hutan mangrof yang cukup luas (± 10 hektar). Pohon mangrof yang tumbuh di sekitar pantai Desa Pagatan Besar sengaja ditanam oleh pihak Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tanah Laut bekerjasama dengan Program Pengawasan Pengembangan Pesisir Tangguh (PDPT) dan masyarakat Desa Pagatan Besar untuk mengembangan wisata mangrof. Kawasan wisata mangrof baru dibuka pertengahan tahun 2016 dengan perlengkapan fasilitas berupa jembatan kayu (titian) berbentuk T sepanjang ± 100 meter dan gazebo di antara jembatan kayu yang menjorok ke laut. Hutan mangrof merupakan penyangga kehidupan kawasan pesisir yang memberikan banyak manfaat baik secara tidak langsung maupun secara langsung kepada kehidupan liar dan masyarakat sekitarnya. Fungsi hutan mangrof sebagai pelindung lingkungan dari pengaruh pasang surut, arus, angin topan, dan gelombang, penjaga pasokan air tawar, mengendalikan abrasi, mencegah intruisi air laut ke darat, kontrol terhadap banjir, penjaga kestabilan resapan air tanah, dan mitigasi perubahan iklim secara mendadak. Fungsi biologi kawasan mangrof sebagai penyedia keanekaragaman hayati, daerah asuhan, daerah mencari makan (, dan daerah pemijahan beberapa spesies ikan dan udang, serta penyuplai unsur- unsur hara utama di pantai. Fungsi ekonomi, sebagai sumber kayu kelas satu, bubur kayu, bahan kertas, chips, dan arang. Kawasan mangrof memiliki variasi vegetasi tumbuhan dan satwa liar yang bervariasi. Selain

SPESIES BURUNG DI KAWASAN EKOWISATA ...eprints.ulm.ac.id/5961/1/2019 PSNLLB 4(1) 192-196 Riefani...46 Pycnonotidae Pycnonotus aurigaster Kutilang Sooty-headed Bulbul TD LC-d Res 47

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SPESIES BURUNG DI KAWASAN EKOWISATA ...eprints.ulm.ac.id/5961/1/2019 PSNLLB 4(1) 192-196 Riefani...46 Pycnonotidae Pycnonotus aurigaster Kutilang Sooty-headed Bulbul TD LC-d Res 47

Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah Volume 4 Nomor 1 Halaman 192-196 April 2019

p-ISSN 2623-1611 e-ISSN 2623-1980

© Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat

192

SPESIES BURUNG DI KAWASAN EKOWISATA MANGROF PAGATAN BESAR, KABUPATEN TANAH LAUT, INDONESIA

Bird Species in Mangrove Ecotourism Area of Pagatan Besar, Tanah Laut

Regency, Indonesia

Maulana Khalid Riefani *, Muhammad Arsyad

Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat, Jalan Brigjend. H. Hasan Basry Banjarmasin 70123, Indonesia

*Penulis koresponden: [email protected]

Abstract Some of the mangrove areas in Pagatan Besar Village, Tanah Laut Regency are used as an area of ecotourism. Unfortunately, there is no complete data in this area. One of the data is related to birds, as a biological component of the inhabitants of the area. The study was conducted in September-October 2018. The main objective was to record birds found or occupying the area. The data can be used as a guide material for domestic or foreign tourists visiting. The birds recorded were diurnal birds. The method used was the point / circumference of abundance and exploration in four habitat types. Four types of habitat starting from the sea were beaches (muddy), mangrove forests, open areas, and forests on dry land or vegetation in settlements. Sixty species from 29 identified bird families were found in the Pagatan Besar Mangrove Ecotourism Area. Six species of which are protected. Most of these species belong to a group of least concerned. Thirteen species include migratory birds and all are water birds. One species, namely bondol kalimantan is classified as an endemic bird to Kalimantan. Keywords: bird, ecotourism area, mangrove, Pagatan Besar, status

1. PENDAHULUAN

Lahan basah di Kalimantan Selatan terdiri atas daerah lahan basah alami (sungai, rawa, hutan rawa, pantai, mangrof, dan danau) dan lahan basah buatan (kolam, waduk, dan sawah) yang tersebar dari dataran tinggi sampai dataran rendah. Menurut Nirarita et al. (1996) lahan basah merupakan daerah yang mencangkup berbagai spesies habitat dengan komunitas dan ekosistem yang dipengaruhi oleh keberadaan perairan di daerah tersebut atau sekitarnya. Lahan basah banyak dimanfaatkan masyarakat pada bidang perikanan, bidang pertanian (musim kering), dan bidang peternakan. Salah satu lahan basah alami yang dimanfaatkan masyarakat adalah kawasan mangrof Desa Pagatan Besar Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan.

Desa Pagatan Besar berada di Kecamatan Takisung Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan. Kawasan desa ini memiliki pantai ± 5 km dengan hamparan hutan mangrof yang cukup luas (± 10 hektar). Pohon mangrof yang tumbuh di sekitar pantai Desa Pagatan Besar sengaja ditanam oleh pihak Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tanah Laut bekerjasama dengan Program Pengawasan Pengembangan

Pesisir Tangguh (PDPT) dan masyarakat Desa Pagatan Besar untuk mengembangan wisata mangrof. Kawasan wisata mangrof baru dibuka pertengahan tahun 2016 dengan perlengkapan fasilitas berupa jembatan kayu (titian) berbentuk T sepanjang ± 100 meter dan gazebo di antara jembatan kayu yang menjorok ke laut.

Hutan mangrof merupakan penyangga kehidupan kawasan pesisir yang memberikan banyak manfaat baik secara tidak langsung maupun secara langsung kepada kehidupan liar dan masyarakat sekitarnya. Fungsi hutan mangrof sebagai pelindung lingkungan dari pengaruh pasang surut, arus, angin topan, dan gelombang, penjaga pasokan air tawar, mengendalikan abrasi, mencegah intruisi air laut ke darat, kontrol terhadap banjir, penjaga kestabilan resapan air tanah, dan mitigasi perubahan iklim secara mendadak. Fungsi biologi kawasan mangrof sebagai penyedia keanekaragaman hayati, daerah asuhan, daerah mencari makan (, dan daerah pemijahan beberapa spesies ikan dan udang, serta penyuplai unsur-unsur hara utama di pantai. Fungsi ekonomi, sebagai sumber kayu kelas satu, bubur kayu, bahan kertas, chips, dan arang.

Kawasan mangrof memiliki variasi vegetasi tumbuhan dan satwa liar yang bervariasi. Selain

Page 2: SPESIES BURUNG DI KAWASAN EKOWISATA ...eprints.ulm.ac.id/5961/1/2019 PSNLLB 4(1) 192-196 Riefani...46 Pycnonotidae Pycnonotus aurigaster Kutilang Sooty-headed Bulbul TD LC-d Res 47

Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah Volume 4 Nomor 1 Halaman 192-196 April 2019

p-ISSN 2623-1611 e-ISSN 2623-1980

© Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat

193

fungsi ekologis, kawasan mangrof dapa digunakan sebagai wisata dan tempat pendidikan berbasis lingkungan karena keunikan yang dimilikinya. Pengalihfungsian hutan mangrof dapat menyebabkan hilangnya fungsi dan nilai (manfaat) hutan mangrof.

Kawasan mangrof Desa Pagatan Besar banyak dimanfaatkan beragam makhluk hidup sebagai tempat hidup, istirahat, dan berkembangbiak. Salah satu makhluk hidup yang menggunakannya sebagai habitat adalah burung. Menurut Riefani dan Soendjoto (2013), kondisi habitat dengan berbagai spesies hidupan (baik tumbuhan, hewan, maupun jasad renik) atau interaksi antar hidupan dan interaksi hidupan dengan komponen fisik disekitarnya (seperti tanah, air, udara) menciptakan lingkungan atau habitat yang membuat burung aman dan nyaman. Ketidaksamaan habitat disebabkan oleh faktor ketersediaan sumber daya pakan (kuantitas dan kualitas) serta persaingan antar-fauna dalam pemanfaatan sumber daya (ruang dan waktu).

Burung merupakan indikator yang baik untuk mengidentifikasi daerah yang kaya keanekaragaman hayatinya, termasuk perubahan dan masalah lingkungan yang ada. Berkurangnya jumlah burung dapat mengindikasikan dampak tertentu dari degradasi lingkungan (MacKinnon et al. 2010). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keanekaragaman spesies dan kehadiran spesies burung di kawasan ekowisata hutang mangrof di Desa Pagatan Besar Kabupate Tanah Laut. Hasilnya dimanfaatkan sebagai tolok ukur parameter biologi.

2. METODE

Data berkaitan dengan burung dikumpulkan pada empat tipe habitat di kawasan ekowisata hutan mangrof Desa Pagatan Besar (rangkaian kegiatan penelitian lapangan pada 7 – 10 September 2018 dan 28 September – 1 Oktober 2018 bulan). Empat tipe habitat mulai dari laut ke arah darat itu sebagai berikut. 1. Pantai (Pa). Habitat ini tidak didominasi

tumbuhan, tetapi hanya daerah pasir dan kadang sedimentasi lumpur. Daerah ini dipengaruhi pasang surut air laut secara periodik yang mengaduk sedimen lumpur.

2. Hutan Mangrof (HM). Habitat ini didominasi kelompok pepohonan yang dapat hidup dalam lingkungan berkadar garam tinggi, seperti spesies pohon bakau.

3. Area Terbuka (AT). Habitat ini lebih didominasi oleh tumbuhan bawah dan rerumputan,

walaupun tumbuhan tingkat tiang atau pohon juga hadir dengan tinggi mencapai 10 m, tetapi jumlahnya terlalu sedikit. Termasuk dalam tipe habitat ini adalah jalan, lapangan berumput, semak belukar, dan padang alang-alang.

4. Hutan di lahan kering atau vegetasi sekitar permukiman (LKP). Melalui metode titik kelimpahan dan

penjelajahan, burung diamati dan diidentifikasi tanpa atau dengan bantuan binokular, berdasarkan pada suara, dan atau berdasarkan pada foto dari kamera berlensa tele (80 x 400 mm). Panduan identifikasi menggunakan buku lapangan MacKinnon et al. (2010). Parameter yang dicatat adalah tipe habitat, jam dan menit perjumpaan, nama spesies, serta jumlah individu yang dijumpai/ditemukan. Dalam analisis, spesies tidak dibedakan menurut tipe habitat.

Status perlindungan, kelangkaan, dan perdagangan burung ditentukan. Panduannya adalah Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.92/MENLHK/SETJEN/KUM.1/8/2018, IUCN International Union for Conservation of Nature (2018), dan status kepenguniannya didasarkan kehadirannya dan panduan lapangan burung.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Selama waktu pengumpulan data teridentifikasi 60 spesies burung dari 29 famili burung di kawasan ekowisata hutan mangrof Desa Pagatan Besar (Tabel 1). Jumlah spesies burung yang relatif banyak difasilitasi oleh kecukupan dan keragaman pakan pada satu kesatuan hamparan lahan, tingginya tingkat keamanan dan kenyamanan, serta rendahnya gangguan manusia pada setiap tipe habitat. Faktor penyebab seperti itu dinyatakan juga oleh Soendjoto et al. (2014a). Soendjoto et al. (2018) menyebut spesies burung air dikonsumsi manusia, seperti koreo padi Amaurornis phoenicurus, bambangan kuning Ixobrychus sinensis, tikusan alis-putih Porzana cinerea, belibis kembang Dendrocygna arcuata, mandar batu Gallinula chloropus, dan kowak-malam merah Nycticorax caledonicus. Perburuan burung untuk selanjutnya dikonsumsi sudah jelas merupakan gangguan bagi burung.

Habitat pantai dan hutan mangrof sering didatangi burung terutama spesies burung air. Cekakak sungai, kekep babi, kirik-kirik laut, keruang/merbah cerukcuk, dan kutilang adalah burung yang mudah ditemukan atau sering mengunjungi empat tipe habitat tersebut. Variasi ini menunjukkan dinamika spesies setiap tipe habitat.

Page 3: SPESIES BURUNG DI KAWASAN EKOWISATA ...eprints.ulm.ac.id/5961/1/2019 PSNLLB 4(1) 192-196 Riefani...46 Pycnonotidae Pycnonotus aurigaster Kutilang Sooty-headed Bulbul TD LC-d Res 47

Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah Volume 4 Nomor 1 Halaman 192-196 April 2019

p-ISSN 2623-1611 e-ISSN 2623-1980

© Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat

194

Dinamika disebabkan oleh faktor alam. Keragaman tipe habitat yang dicerminkan oleh kondisi fisik (berair dan tidak, terdapat bangunan dan tidak, terdapat aktivitas manusia atau tidak) serta kondisi

biologi (spesies tumbuhan pembentuk habitat dan strata vegetasi bentukannya) memicu keragaman burung penghuni habitat.

Tabel 1. Spesies burung di Kawasan Ekowisata Hutan Mangrof Pagatan Besar beserta status kelangkaan dan kepenghuniannya

No. Famili Nama ilmiah Nama Indonesia Nama Internasional

Status

P.92 IUCN Peng-huni

1 Acanthizidae Gerygone sulphurea Remetuk laut Golden-bellied Gerygone TD LC-d Res 2 Accipitridae Haliastur indus Elang bondol Brahminy Kite D LC-d Loc 3 Accipitridae Elanus caeruleus Elang tikus Black-winged Kite D LC-s Loc 4 Accipitridae Haliaeetus leucogaster Elang laut perut putih Whiter-bellied Sea-eagle D LC-d Loc 5 Aegithinidae Aegithina viridissima Cipoh jantung Green Iora TD NT-d Res 6 Alcedinidae Alcedo meninting Raja-udang meninting Blue-eared Kingfisher TD LC-d Res 7 Alcedinidae Pelargopsis capensis Pekaka emas Stork-bellied Kingfisher TD LC-d Res 8 Alcedinidae Todiramphus sanctus Cekakak suci Sacred Kingfisher TD LC-i Res 9 Alcedinidae Todiramphus chloris Cekakak sungai Collared kingfisher TD LC-d Res 10 Ardeidae Ardeola speciosa Blekok sawah Javan Pond-heron TD LC-u Res 11 Ardeidae Egretta garzetta Kuntul kecil Little Egret TD LC-i Loc 12 Ardeidae Butorides striatus Kokokan laut Green backed Heron TD LC-d Loc 13 Artamidae Artamus leucorynchus Kekep babi White-breasted Woodswallow TD LC-s Loc 14 Campephagidae Lalage nigra Kapasan kemiri Pied Triller TD LC-d Res 15 Campephagidae Hemipus hirundinaceus Jinjing batu Black-winged Flycatcher-shrike TD LC-d Loc 16 Caprimulgidae Caprimulgus affinis Cabak kota Savanna Nightjar TD LC-s Res 17 Charadriidae Charadrius leschenaultii Cerek-pasir besar Greater sand plover TD LC-d Mig 18 Charadriidae Charadrius mongolus Cerek-pasir mongolia Lesser sand plover TD LC-u Mig 19 Charadriidae Pluvialis fulva Cerek krenyut Pacific Golden Plover TD LC-d Mig 20 Columbidae Spilopelia chinensis Tekukur Eastern Spotted-Dove TD LC-i Res 21 Columbidae Treron vernans Punai gading Pink-necked Green-Pigeon TD LC-s Res 22 Columbidae Geopelia striata Perkutut jawa Zebra-Dove TD LC-s Res 23 Cuculidae Cacomantis merulinus Wiwik kelabu Plaintive Cuckoo TD LC-s Res 24 Cuculidae Centropus sinensis Bubut besar Greater Coucal TD LC-s Res 25 Cuculidae Centropus bengalensis Bubut alang-alang Lesser Coucal TD LC-i Res 26 Dicaeidae Dicaeum trochileum Cabai jawa Scarlet-headed Flowerpecker TD LC-s Res 27 Estrildidae Lonchura malacca Bondol rawa Black-headed Munia TD LC-s Res 28 Estrildidae Lonchura fuscans Bondol kalimantan Dusky Munia TD LC-u Res/

End 29 Estrildidae Lonchura punctulata Bondol peking Scally-breasted Munia TD LC-s Res 30 Hirundinidae Hirundo tahitica Layang-layang batu Pacific Swallow TD LC-u Res 31 Hirundinidae Delichon dasypus Layang-layang rumah Asian House-martin TD LC-i Res 32 Laniidae Lanius schach Bentet kelabu kepala abu Long-tailed Shrike TD LC-u Res 33 Laridae Thalasseus bergii Dara laut jambul Great crested tern D LC-s Mig 34 Laridae Sternula albifrons Dara-laut kecil Little Tern D LC-d Mig 35 Meropidae Merops philippinus Kirik-kirik laut Blue-tailed Bee-eater TD LC-s Loc 36 Meropidae Merops viridis Kirik-kirik biru Blue-throated Bee-eater TD LC-s Loc 37 Nectariniidae Cinnyris jugularis Burung-madu sriganti Olive-backed Sunbird TD LC-s Res 38 Nectariniidae Anthreptes malacensis Burung-madu kelapa Plain-throated Sunbird TD LC-s Res 39 Muscicapidae Cyornis rufigastra Sikatan bakau Mangrove Blue-flycatcher TD LC-d Loc 40 Nectariniidae Aethopyga siparaja Burung-madu sepah raja Crimson Sunbird TD LC-s Loc 41 Passeriformes Prinia flaviventris Prenjak rawa Yellow-bellied Prinia TD LC-d Res 42 Passeriformes Anthus novaeseelandiae Apung tanah Paddyfield Pipit TD LC-s Loc 43 Picidae Picoides moluccensis Caladi tilik Sunda Pygmy Woodpecker TD LC-i Res 44 Ploceidae Passer montanus Burung gereja erasia Eurasian Tree Sparrow TD LC-d Res 45 Pycnonotidae Pycnonotus goiavier Merbah cerukcuk Yellow-vented Bulbul TD LC-i Res 46 Pycnonotidae Pycnonotus aurigaster Kutilang Sooty-headed Bulbul TD LC-d Res 47 Pycnonotidae Pycnonotus brunneus Merbah mata merah Red-eyed Bulbul TD LC-d Res 48 Rallidae Amaurornis phoenicurus Kareo padi, burak-burak White-brested Waterhen TD LC-u Res 49 Recurvirostridae Himantopus leucocephalus Gagang bayam Timur White-headed Stilt TD LC-i Mig 50 Rhipiduridae Rhipidura javanica Kipasan belang Sunda Pied Fantail TD LC-s Res 51 Scolopacidae Tringa glareola Trinil semak Wood Sandpiper TD LC-s Mig 52 Scolopacidae Actitis hypoleucos Trinil pantai Common sandpiper TD LC-d Mig 53 Scolopacidae Xenus cinereus Trinil bedaran Terek sandpiper TD LC-d Mig 54 Scolopacidae Limosa lapponica Biru laut ekor-blorok Bar-taileld Godwit TD NT-d Mig 55 Scolopacidae Calidris ruficollis Kedidi leher merah Red-necked Stint TD NT-d Mig

Page 4: SPESIES BURUNG DI KAWASAN EKOWISATA ...eprints.ulm.ac.id/5961/1/2019 PSNLLB 4(1) 192-196 Riefani...46 Pycnonotidae Pycnonotus aurigaster Kutilang Sooty-headed Bulbul TD LC-d Res 47

Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah Volume 4 Nomor 1 Halaman 192-196 April 2019

p-ISSN 2623-1611 e-ISSN 2623-1980

© Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat

195

56 Scolopacidae Calidris alba Kedidi putih Sanderling TD LC-u Mig 57 Scolopacidae Numenius madagascariensis Gajahan timur Far Eastern Curlew D EN-d Mig 58 Sturnidae Acridotheres javanicus Kerak kerbau White-vented myna TD Vu-d Res 59 Sylviidae Orthotomus ruficeps Cinenen kelabu Ashy Tailorbird TD LC-s Res 60 Timaliidae Macronous gularis Ciung-air coreng Pin-striped Tit-babbler TD LC-s Res

Keterangan: 1. P.92/MENLHK/SETJEN/KUM.1/8/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi; D = dilindungi dan TD = Tidak

Dilindungi 2. Status kelangkaan (IUCN, 2018): Vu = Vulnerable (terancam/rentan); NT = Near Threatened (hampir terancam); LC = Least

Concern (kurang/sedikit diprihatinkan); kecenderungan populasi: d = decreasing (menurun); i = increasing (bertambah); s = stable (stabil); u = unknown (tidak diketahui).

3. Status kepenghunian: Res= Resident (penetap), Loc = Local visitor (pendatang lokal), Mig = Migrant (pendatang musiman), End = Endemik

Enam spesies burung (elang bondol, elang

tikus, elang laut perut putih, dara laut kecil, dan dara laut jambul, gajahan timur) dilindungi Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.92/MENLHK/SETJEN/ KUM.1/8/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi. Tiga belas spesies burung yang ditemukan di Desa Pagatan Besar termasuk burung migran, 35 spesies termasuk burung yang selalu ditemukan (resident), dan 12 spesies burung yang tidak selalu hadir atau hanya pengunjung di kawasan tersebut (local visitor).

Burung-burung yang termasuk migran berasal dari famili Scolopacidae, Laridae, dan Charadriidae. Burung migran yang ditemukan selama pengamatan di Pagatan Besar adalah cerek-pasir besar, cerek-pasir mongolia, cerek kernyut, dara laut jambul, dara-laut kecil, gagang bayam timur, trinil semak, trinil pantai, trinil bedaran, biru laut ekor-blorok, kedidi leher merah, kedidi putih, dan gajahan timur. Semuanya tergolong dalam burung air (Wetlands International 2012).

Lahan basah adalah tempat bagi burung untuk mencari makan, bermain, dan berkembang baik. Ketika suatu tempat menjadi tidak nyaman dan tidak aman —misalnya, kemarau, angin kencang, atau peningkatan aktivitas manusia (memancing, lalu lalang)— burung pun tidak teramati. Aktivitas manusia yang rutin adalah lalu lalang masyarakat (berjalan kaki, berkendaraan roda-2, dan naik kelotok untuk mencari ikan). Faktor alam yang juga berpengaruh adalah keragaman variasi dan sifat tumbuhan dalam menghasilkan sumber pakan (buah dan bunga). Menurut Boer (2004), kehadiran banyak spesies burung berkaitan erat dengan kehadiran beberapa spesies tumbuhan, baik dari penanaman maupun yang tumbuh alami.

Terkait dengan pengelompokan burung air, jumlah spesies yang termasuk kelompok burung ini di Pagatan Besar adalah 17. Jumlah burung air ini lebih banyak daripada yang ditemukan oleh Riefani dan Soendjoto (2013) di Tanjung Pemancingan, Kabupaten Kotabaru yaitu 8 spesies, tetapi lebih

sedikit daripada yang ditemukan oleh Riefani dan Soendjoto (2015) di Pulau Sebuku, Kabupaten Kotabaru, yaitu 24 spesies atau Riefani et al. (2019) di Tarjun, Kabupaten Kotabaru, yaitu 18 spesies.

Kondisi pantai atau area yang berlumpur diduga menjadi salah satu penyebab banyak spesies burung air mendatangi Pegatan Besar. Di lumpur banyak dijumpai makanan yang diduga menjadi kesukaan burung air, seperti udang-udangan (Crustacea) atau kerang-kerangan (Gastropoda). Sebagai perbandingan, pantai di Tanjung Pemancingan berbatu dan berbatasan langsung dengan Selat Makassar. Pantai di Pulau Sebuku terletak di Selat Makassar, tetapi berlumpur. Di Tarjun, burung ditemukan di danau yang sebagian tepinya dipenuhi lumpur. Danau yang luasnya sekitar 5 ha ini terletak sekitar 2 km dari Selat Laut.

Variasi jumlah dan spesies burung yang diamati juga disebabkan oleh faktor di luar jangkauan pengamat. Pengamat tidak dapat mengamati burung yang aktif di luar jangka waktu pengamatan. Pengamat berpeluang tidak dapat mengamati burung yang berukuran relatif kecil, berdiam lama di titik tertentu, tersembunyi di rerimbunan daun atau semak, memiliki mobilitas rendah (tidak mudah berpindah tempat), memiliki warna bulu yang menyerupai lingkungan sekitar, atau tidak bersuara. Soendjoto et al. (2014b) menyebut perilaku dan karakteristik spesies avifauna yang unik atau berbeda dari spesies lain menjadi salah satu faktor penyebab burung ditemukan di suatu tipe habitat. Soendjoto dan Gunawan (2003) memertegas bahwa terdapat burung yang spesialis terhadap habitat dan terdapat pula yang generalis.

Status kelangkaan secara global ditentukan menurut IUCN (International Union for Conservation of Nature) Tahun 2018. Berdasarkan hasil pengamatan, burung gajahan timur teridentifikasi sebagai burung yang terancam punah (endangered), burung kerak kerbau spesies rawan punah, dan biru laut ekor-blorok, kedidi leher merah,

Page 5: SPESIES BURUNG DI KAWASAN EKOWISATA ...eprints.ulm.ac.id/5961/1/2019 PSNLLB 4(1) 192-196 Riefani...46 Pycnonotidae Pycnonotus aurigaster Kutilang Sooty-headed Bulbul TD LC-d Res 47

Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah Volume 4 Nomor 1 Halaman 192-196 April 2019

p-ISSN 2623-1611 e-ISSN 2623-1980

© Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat

196

cipoh jantung hampir terancam punah. Lima puluh lima spesies kurang/sedikit diprihatinkan (Least Concern) dengan kecendrungan populasi yang menurun, stabil, naik, sampai tidak diketahui (LC-d = 20 spesies; LC-s = 20 spesies; LC-i = 8 spesies; dan LC-u = 7 spesies).

4. SIMPULAN

Selama penelitian lapangan September-Oktober 2018 teridentifikasi 60 spesies dari 29 famili burung (avifauna) di Kawasan Ekowisata Mangrof Desa Pagatan Besar. Untuk beraktivitas, burung menggunakan hutan mangrof yang tumbuh di lahan basah dan juga hutan di sekitarnya yang tumbuh di lahan kering.

Tiga belas burung yang ditemukan di kawasan ini termasuk burung migran. Enam spesies burung dilindungi Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.92/MENLHK/ SETJEN/KUM.1/8/2018. Gajahan timur teridentifikasi sebagai burung yang terancam punah, kerak kerbau spesies burung rawan punah, serta biru laut ekor-blorok, kedidi leher merah, dan cipoh jantung sebagai burung hampir terancam.

5. UCAPAN TERIMA KASIH Kami menghaturkan terima kasih kepada Rektor Universitas Lambung Mangkurat yang menyediakan dana penelitian ini melalui PNBP ULM. Penghargaan disampaikan kepada LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat) ULM yang memfasilitasi administrasi dan dana penelitian.

6. DAFTAR PUSTAKA

Boer C. 2004. Restorasi Ekologi Lahan Bekas Tambang

Batubara Areal PT Kaltim Prima Coal.Biodiversity and Monitoring Report. Fakultas Kehutanan, Universitas Mulawarman, Samarinda.

CITES. 2013. Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora. UNEP, Geneva. Diakses: 28September 2013.

IUCN. 2018. The IUCN Red List of Threatened Species. Version 2018.2. <http://www.iucnredlist.org>. Diakses: 8 Januari 2018.

MacKinnon J, Phillipps K, van Balen B. 2010. Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan (Termasuk Sabah, Sarawak dan Brunei Darussalam). Burung Indonesia, Bogor.

Nirarita E et al. 1996. Ekosistem Lahan Basah Indonesia Buku Panduan untuk Guru dan Praktisi Pendidikan .Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan Perairan, Bogor.

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.92/MENLHK/ SETJEN/KUM.1/8/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang DiIindungi.

Riefani MK, Soendjoto MA. 2013. Keragaman Burung Air di Kawasan NPLCT Arutmin Indonesia Tanjung Pemancingan Kotabaru, Kalimantan Selatan. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Biologi, Jurdik Biologi FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 19 November 2013. h. 181-193.

Riefani MK, Soendjoto MA. 2015. Keragaman Jenis Burung Air di Kawasan Selat Sebuku Kotabaru, Kalimantan Selatan. Prosiding Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi, UNS, Surakarta, 08 Agustus 2015. h. 714-720.

Riefani MK, Soendjoto MA, Munir AM. 2019. Bird species in the cement factory complex of Tarjun, South Kalimantan, Indonesia. Biodiversitas 20(1): 218-225.

Soendjoto MA. 2018. Burung air, antara kepentingan ekonomi dan ekologi. Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah 3(1): 1-4.

Soendjoto MA, Gunawan. 2003. Keragaman burung di enam tipe habitat PT Inhutani I Labanan, Kalimantan Timur. Biodiversitas 4:103-111.

Soendjoto MA, Riefani MK, Mahrudin, Zen M. 2014a. Dinamika spesies avifauna di areal PT Arutmin Indonesia – North Pulau Laut Coal Terminal, Kotabaru, Kalimantan Selatan. Prosiding Seminar Nasional XI Pendidikan Biologi, UNS, Surakarta, 07 Juni 2014. h. 512-520.

Soendjoto MA, Riefani MK, Zen M. 2014b. Penggunaan tipe habitat oleh avifauna di lingkungan PT Arutmin Indonesia – NPLCT, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan. Sains & Matematika 3(1): 19-25.

Wetlands International. 2012. Waterbird Population Estimates, Fifth Edition. Summary Report. Wetlands International, Wageningen, The Netherlands.

-----

Page 6: SPESIES BURUNG DI KAWASAN EKOWISATA ...eprints.ulm.ac.id/5961/1/2019 PSNLLB 4(1) 192-196 Riefani...46 Pycnonotidae Pycnonotus aurigaster Kutilang Sooty-headed Bulbul TD LC-d Res 47
Page 7: SPESIES BURUNG DI KAWASAN EKOWISATA ...eprints.ulm.ac.id/5961/1/2019 PSNLLB 4(1) 192-196 Riefani...46 Pycnonotidae Pycnonotus aurigaster Kutilang Sooty-headed Bulbul TD LC-d Res 47

p-ISSN 2623-1611 e-ISSN 2623-1980

PROSIDING SEMINAR NASIONAL

LINGKUNGAN LAHAN BASAH Volume 4 Nomor 1 April 2019

Penyunting: Mochamad Arief Soendjoto

Dharmono Maulana Khalid Riefani Nurul Hidayati Utami

Irwandi Muhammad Rizki Anwar

Wahid Susanto Subhan Hairani

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Lambung Mangkurat

Page 8: SPESIES BURUNG DI KAWASAN EKOWISATA ...eprints.ulm.ac.id/5961/1/2019 PSNLLB 4(1) 192-196 Riefani...46 Pycnonotidae Pycnonotus aurigaster Kutilang Sooty-headed Bulbul TD LC-d Res 47

PROSIDING SEMINAR NASIONAL LINGKUNGAN LAHAN BASAH

Diterbitkan oleh LPPM ULM

(Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat)

Terbit secara berkala setahun sekali pada bulan April, setelah artikel-artikel disajikan secara oral pada seminar (pertemuan ilmiah) nasional bulan Oktober atau November tahun sebelumnya

Penanggung Jawab Ketua LPPM ULM

Dewan Penyunting

Prof. Dr. Mochamad Arief Soendjoto, M.Sc. Dr. Dharmono, M.Si.

Maulana Khalid Riefani, S.Si., M.Sc. Nurul Hidayati Utami, S.Pd., M.Pd.

Irwandi, S.Pd., M.Pd. Muhammad Rizki Anwar, S.Pd.

Wahid Susanto, S.Pd. Subhan Hairani, S.Pd.

Dewan Redaksi Prof. Dr. Mochamad Arief Soendjoto, M.Sc.

Dr. Dharmono, M.Si. Dra. Sa’adaturrahmi

Yenny Miratriana Hesty, S.P. Ilhamsyah Darusman

Halimudair, S.Pd.

Administrasi, Keuangan, Publikasi Daring Risnawati, S.E., M.M.

Dwi Mulyaningsih, S.Pd. Wahyudi, S.E.

Alamat Redaksi: LPPM ULM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat) Jalan Hasan Basry, Kayutangi, Banjarmasin 70123, Indonesia Telp./Fax. +62-511-3305240 Laman: http://snllb.ulm.ac.id/prosiding/ Surel: [email protected]

Page 9: SPESIES BURUNG DI KAWASAN EKOWISATA ...eprints.ulm.ac.id/5961/1/2019 PSNLLB 4(1) 192-196 Riefani...46 Pycnonotidae Pycnonotus aurigaster Kutilang Sooty-headed Bulbul TD LC-d Res 47
Page 10: SPESIES BURUNG DI KAWASAN EKOWISATA ...eprints.ulm.ac.id/5961/1/2019 PSNLLB 4(1) 192-196 Riefani...46 Pycnonotidae Pycnonotus aurigaster Kutilang Sooty-headed Bulbul TD LC-d Res 47

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah Volume 4 yang diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat telah selesai disunting dan diterbitkan. Prosiding ini bisa jadi ditunggu-tunggu oleh para pemakalah, karena sebagai bukti bahwa para pemakalah ini telah menjalankan tugas menyampaikan, mentransfer, menyebarluaskan, mengomunikasikan, atau berbagi (berandil, sharing) ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks) yang dikuasainya dengan komunitas pemakalah atau orang lain yang memiliki bidang ilmu sama atau bahkan berbeda sama sekali. Pada sisi lain, prosiding ini menjadi petunjuk bahwa banyak hal terkait dengan lingkungan lahan basah yang perlu menjadi perhatian semua kalangan di Indonesia, mulai dari Sabang hingga Merauke. Lingkungan lahan basah bukan sekedar potensi perairan dan seterusnya seperti yang didefinisikan dalam Konvensi Ramsar, melainkan peluang dan tantangan pengelolaannya untuk kesejahteraan umat manusia.

Prosiding yang memuat artikel yang sudah diseminar-nasionalkan di Banjarmasin pada tanggal 17 November 2018 ini dibuat dalam format cetakan yang dibagikan kepada pemesan. Selain itu, prosiding diterbitkan juga dalam format daring yang bisa dibaca atau diunggah oleh pembaca di mana pun berada. Prosiding dalam format daring dibuat dalam format elektronik (pdf). Format ini diunggah juga atau ditautkan dalam laman www.lppm.ulm.ac.id. Setiap artikel dimunculkan secara tunggal atau terpisah dari artikel lain.

Sama dengan prosiding sebelumnya fokus kajian yang dimuat dalam prosiding ini dan sesuai dengan fokus seminar nasional terdiri atas (1) Pertanian dan Ketahanan Pangan, (2) Kesehatan dan Obat-obatan, (3) Biodiversitas dan Bioteknologi, (4) Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan, (5) Energi Baru dan Terbaharukan, (6) Hukum dan Kebijakan, (7) Sosial Ekonomi dan Budaya, dan (8) Pendidikan dan Pembelajarannya. Pada prosiding berikutnya bisa jadi istilah fokus tersebut berubah dan perubahannya tentu tidak lepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pada kesempatan berharga ini, saya selaku Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat menyampaikan terima kasih kepada (1) para pemakalah, termasuk di antaranya adalah Prof. Dr. Emil Salim yang telah menyajikan artikelnya pada seminar nasional dan atau menyerahkan artikel tersebut untuk disunting dan akhirnya dimuat dalam prosiding, (2) para penyunting yang bekerja keras untuk menyelesaikan prosiding ini dan menerbitkannya tepat waktu, (3) para mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Biologi Universitas Lambung Mangkurat yang membantu mensukseskan penyelenggaraan seminar, serta (4) staf LPPM Universitas Lambung Mangkurat yang memfasilitasi urusan administrasi.

Semoga Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah ini bermanfaat.

Banjarmasin, April 2019 Ketua LPPM Universitas Lambung Mangkurat Prof. Dr. M. Arief Soendjoto, M.Sc.

Page 11: SPESIES BURUNG DI KAWASAN EKOWISATA ...eprints.ulm.ac.id/5961/1/2019 PSNLLB 4(1) 192-196 Riefani...46 Pycnonotidae Pycnonotus aurigaster Kutilang Sooty-headed Bulbul TD LC-d Res 47

iv

p-ISSN 2623-1611 e-ISSN 2623-1980

PROSIDING SEMINAR NASIONAL LINGKUNGAN LAHAN BASAH

Volume 4 Nomor 1 April 2019

DAFTAR ISI

Membangun Kalimantan Selatan Secara Berkelanjutan ………………………………………………… Emil Salim

1-6

Pemanfaatan Limbah Kepala Udang Laut untuk Pengolahan Petis dengan Penambahan Konsentrasi Limbah Pengolahan Kerupuk Singkong yang Berbeda …………………………………..

Siti Aisyah, Purnomo

7-12

Analisis Dampak Teknologi Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) di Provinsi Aceh ……………. Basri A. Bakar, Abdul Azis, Nazariah, Subhan

13-17

Screening Profile Albumin dan Protein Jenis Ikan Konsumsi dari Perairan Umum Kalimantan Selatan …………………………………………………………………………………………………………

Indira Fitriliyani, Juhana Suhanda, Dewi Kartika Sari

18-22

Peran Strategis Restorasi Pertanian Terpadu di Sekitar Pengembangan Kawasan Ekowisata Bekantan di Kabupaten Tapin ………………………………………………………………………………

Budiono

23-33

Karakteristik Gula Semut dari Pengaron sebagai Pemanis Pangan Alternatif ………………..……… Fatriani, Henni Aryati, Yuniarti

34-37

Analisis Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani Hortikultura dalam Mengakses Pembiayaan Mikro di Jawa Timur …………………………………………………………………………..

Andrean Eka Hardana, Destyana Ellingga Pratiwi, Mas Ayu Ambayoen

38-44

Pertumbuhan dan Produksi Nanas (Ananas Comosus (L.) Merr.) Varietas MD2 dengan Pemberian Pupuk Hayati dan Organo Mineral di Pina Plantation, Subang ………………………………………….

Fahrizal Hazra, Dwi Andreas Santosa, Pungky Marsyaviani Sabieq, Deni Sukmana

45-51

Isolasi dan Identifikasi Virus AI (Avian Influenza) Sub-Tipe H5N1 pada Itik Sakit yang Diperdagangkan di Pasar Unggas Hulu Sungai Utara ……………………………………………………

Herliani, Abrani Sulaiman, M. Ilmi Hidayat

52-56

Karakteristik Lahan dan Budidaya Cabai Rawit Hiyung: Informasi Dasar untuk Peningkatan Produksi Cabai Rawit Hiyung di Lahan Rawa Lebak ……………………………………………………..

Afiah Hayati, Nofia Hardarani

57-59

Sifat Kimia Tanah dan Pertumbuhan Tanaman Padi yang Dipupuk dengan Kompos Jerami Diperkaya Azotobacter pada Sistem Pertanaman Sri dan Konvensional ……………………………..

Hairil Ifansyah, Akhmad R. Saidy

60-64

Kajian Selektivitas Lunta (Cast Net) sebagai Alat Tangkap Ramah Lingkungan di Perairan Umum Daratan ………………………………………………………………………………………………………...

Irhamsyah, Noor Azizah

65-71

Prospek Pengembangan Kalus Sirih Hutan (Piper aduncum L) sebagai Bahan Larvasida Nyamuk Aedes aegypti …………………………………………………………………………………………………

Ratna Kusuma, S. Sudrajat, R. Kartika

72-77

Pengaruh Aplikasi Herbisida Paraquat Dikloridat terhadap Odonata sebagai Predator Serangga Hama di Sawah Pasang Surut ………………………………………………………………………………

M. Indar Pramudi, Samharinto Soedijo

78-82

Page 12: SPESIES BURUNG DI KAWASAN EKOWISATA ...eprints.ulm.ac.id/5961/1/2019 PSNLLB 4(1) 192-196 Riefani...46 Pycnonotidae Pycnonotus aurigaster Kutilang Sooty-headed Bulbul TD LC-d Res 47

v

Substitusi Labu Kuning (Curcubita moshcata) untuk Perbaikan Nugget Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ……………………………………………………………………………….………………………

Findya Puspitasari , Rabiatul Adawyah

83-87

Pengaruh Pengupasan Sabut dan Pemulsaan Terhadap Perkecambahan Kelapa (Cocos nucifera L.) Varietas Genjah Salak di Desa Pematang Panjang, Kabupaten Banjar .………………………….

Setyo Ramadhan, Yudhi Ahmad Nazari, Hilda Susanti

88-91

Potensi Produksi Padi di Tanah Sulfat Masam dengan Kedalaman Pirit Berbeda ………………….. Fakhrur Razie

92-96

Analisis Dampak Kebijakan Perberasan Dalam Rangka Menurunkan Tingkat Kemiskinan di Kalimantan Selatan (Pendekatan Ekonometrika) …………………………………………………………

Rifiana , Nina Budiwati

97-104

Supply Chain Management dalam Peningkatan Daya Saing UMKM Pangan Olahan Manisan Terong di Kecamatan Pelaihari ……………………………………………………………………………..

Masyhudah Rosni , Djoko Santoso

105-110

Pengelolaan Sumberdaya Ikan Betok (Anabas testidineus) di Perairan Umum Kabupaten Banjar Eka Anto Supeni , Siti Aminah

111-116

Respon Viabilitas Benih Kacang Nagara (Vigna Unguiculata ssp. Cylindrica) terhadap Invigorasi Benih Menggunakan PEG (Poli Etilen Glikol) ……………………………………………………………..

Raihani Wahdah, Hilda Susanti

117-125

Kajian Paket Teknologi Ransum Pakan terhadap Pertumbuhan Ayam Kampung Unggul Badan Litbang (KUB) di Aceh ………………………………………………………………………………………..

Nani Yunizar, Basri AB, Abdul Azis, Ahmad Subhan

126-132

Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Ikan di Kawasan Rawa Danau Panggang, Kabupaten Hulu Sungai Utara …………………………………………………………………………………………….

Muhammad Adnan Zain, Erma Agusliani

133-137

Status Ekosistem Mangrove di Kecamatan Takisung, Kabupaten Tanah Laut: Pendekatan Hemisperical Photography

Dedy Dharmaji, Putri Mudhlika Lestarina

138-142

Keanekaragaman Fitoplankton pada Area Perairan Pelabuhan Khusus Batubara PT Adiabara Bansastra di Desa Serongga Kabupaten Kotabaru ………………………………………………………

Bunda Halang, Muhammad Zaini, M. Arsyad

143-147

Klasifikasi Grade Daun Padi sebagai Penentu Pemupukan Urea dengan Metode Ekstraksi Fitur …. Yuslena Sari, Andreyan Rizky Baskara, Fungky Arya

148-151

Pengaruh Suhu terhadap Aktivitas Enzim Pereduksi Cr(Vi) Bacillus cereus Isolat AB56ACr10 dari Tanah Serpentin ………………………………………………………………………………………………

Arif Alamsyah, Rayi Heristiyara, Badruzsaufari, Ika Oksi Susilawati

152-156

Efek Suhu terhadap Aktivitas Spesifik Enzim Pereduksi Cr(Vi) oleh Bacillus Cereus Isolat AB13 dari Tanah Serpentin

Rayi Heristyara, Badruzsaufari, Ika Oksi Susilawati

157-162

Kandungan Mineral Fukoidan Rumput Laut Sargassum crassifolium dari Perairan Pantai Desa Hutumuri Ambon ……………………………………………………………………………………………...

Syarifuddin Idrus, Sugeng Hadinoto, Husein Smith, Voulda D. Loupatty

163-167

Karakter Morfometri Kerang Kepah Polymesoda erosa dari Dua Jenis Vegetasi Mangrove (Avicennia marina dan Rhizopora apiculata) …………………………………………………………….

Anang Kadarsah, Ika Oksi Susilawati

168-173

Kandungan Antioksidan Umbi Bawang Dayak di Lahan Gambut Landasan Ulin Utara pada Umur Panen yang Berbeda …………………………………………………………………………………………

174-179

Page 13: SPESIES BURUNG DI KAWASAN EKOWISATA ...eprints.ulm.ac.id/5961/1/2019 PSNLLB 4(1) 192-196 Riefani...46 Pycnonotidae Pycnonotus aurigaster Kutilang Sooty-headed Bulbul TD LC-d Res 47

vi

Nofia Hardarani, Indya Dewi

Kandungan Lemak pada Ovarium Ikan Timpakul (Periophthalmodon schlosseri) di Perairan Desa Kuala Lupak Kalimantan Selatan …………………………………………………………………………...

Mega Indah Parwati, Hidayaturrahmah, Heri Budi Santoso, Badruzsaufari

180-185

Bioakumulasi Logam Berat Timbal (Pb) pada Organ Hati dan Ginjal Ikan Timpakul (Periopthalmodon schlosseri) di Perairan Desa Kuala Lupak Kalimantan Selatan …………………...

Waliya Mu’jijah, Krisdianto, Heri Budi Santoso, Hidayaturrahmah, Badruzsaufari

186-191

Spesies Burung di Kawasan Ekowisata Mangrof Pagatan Besar, Kabupaten Tanah Laut, Indonesia ………………………………………………………………………………………………………

Maulana Khalid Riefani, M. Arsyad

192-196

Potensi Minyak Atsiri dari Limau Kuit: Jeruk Lokal Kalimantan Selatan ………………………………. Azidi Irwan, Kholifatu Rosyidah

197-202

Skrining Aktivitas Bioakumulasi Logam Cr (Kromium) Isolat Kapang Asal Sedimen Situ Kuru, Tangerang Selatan …………………………………………………………………………………………...

A. N. Amami, Witiyasti Imaningsih

203-210

Gambaran Histologi Pankreas Tikus Putih (Rattus norvegicus) Hiperglikemia Setelah Pemberian Biskuit Ikan Patin (Pangasius hypopthalmus) …………………………………………………………….

Helda Dwi Magitasari, Hidayaturrahmah, Heri Budi Santoso, Dewi Kartika Sari

211-216

Analisis Kualitas Komposisi Vegetasi Ruang Hijau Pribadi Berdasarkan Kebutuhan Masyarakat Wahyunah, Dienny Redha Rahmani , Krisdianto

217-220

Feeding Habits, Length-Weight Relation, and Growth Pattern of Snakehead Fish (Channa striata) from Rice Field in Jejangkit Muara Village, Barito Kuala Regency, Kalimantan Selatan .. …………

Junius Akbar , Eka Iriadenta

221-224