13
SPESIFIKASI CITRA LANDSAT Program Landsat adalah program paling lama untuk mendapatkan citra b umi dari luar angkasa. Satelit Landsat pertama diluncurkan pada tahun 1972; yang paling akhir Landsat 7 , diluncurkan tanggal 15 April 1999 . Instrumen satelit-satelit Landsat telah menghasilkan jutaan citra. Citra-citra tersebut diarsipkan di Amerika Serikat dan stasiun-stasiun penerima Landsat di seluruh dunia; dimana merupakan sumber daya yang unik untuk riset perubahan global dan aplikasinya pada pertanian , geologi , kehutanan , perencanaan daerah , pendidikan , dan keamanan nasional . Landsat 7 memiliki resolusi 15-30 meter. Program ini dulunya disebut Earth Resources Observation Satellites Program ketika dimulai tahun 1966 , namun diubah menjadi Landsat pada tahun 1975. Tahun 1979 , Presidential Directive 54 di bawah Presiden AS Jimmy Carter mengalihkan operasi Landsat dari NASA ke NOAA , merekomendasikan pengembangan sistem operasional jangka panjang dengan 4 satelit tambahan, serta merekomendasikan transisi swastanisasi Landsat. Ini terjadi tahun 1985 ketika EOSAT , rekan Hughes Aircraft dan RCA , dipilih oleh NOAA untuk mengoperasikan sistem Landsat dalam kontrak 10 tahun. EOSAT mengoperasikan Landsat 4 and 5, memiliki hak ekslusif untuk memasarkan data Landsat, serta mengembangkan Landsat 6 dan 7.

Spesifikasi Landsat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Contoh Citra satelit

Citation preview

Page 1: Spesifikasi Landsat

SPESIFIKASI CITRA LANDSAT

Program Landsat adalah program paling lama untuk mendapatkan citra b umi  dari luar

angkasa. Satelit Landsat pertama diluncurkan pada tahun 1972; yang paling akhir Landsat 7,

diluncurkan tanggal 15 April 1999. Instrumen satelit-satelit Landsat telah menghasilkan jutaan

citra. Citra-citra tersebut diarsipkan di Amerika Serikat dan stasiun-stasiun penerima Landsat di

seluruh dunia; dimana merupakan sumber daya yang unik untuk riset perubahan global dan

aplikasinya pada pertanian, geologi, kehutanan, perencanaan daerah, pendidikan, dan keamanan

nasional. Landsat 7 memiliki resolusi 15-30 meter. Program ini dulunya disebut Earth Resources

Observation Satellites Program ketika dimulai tahun 1966, namun diubah menjadi Landsat pada

tahun 1975. Tahun 1979, Presidential Directive 54 di bawah Presiden AS Jimmy

Carter mengalihkan operasi Landsat dari NASA ke NOAA, merekomendasikan pengembangan

sistem operasional jangka panjang dengan 4 satelit tambahan, serta merekomendasikan transisi

swastanisasi Landsat. Ini terjadi tahun 1985 ketika EOSAT, rekan Hughes Aircraft dan RCA,

dipilih oleh NOAA untuk mengoperasikan sistem Landsat dalam kontrak 10 tahun. EOSAT

mengoperasikan Landsat 4 and 5, memiliki hak ekslusif untuk memasarkan data Landsat, serta

mengembangkan Landsat 6 dan 7.

Citra satelit dengan warna-simulasi Kolkata diambil dari satelit Landsat 7.

Tahun 1989, transisi tersebut tak berakhir secara keseluruhan ketika pendanaan NOAA untuk

program Landsat berakhir, dan NOAA menangani Landsat 4 dan 5 sebelum berakhir; namun

Undang-undang Kongres AS menyediakan dana darurat untuk sisa tahun terakhir. Pendanaan ini

terhenti lagi pada tahun 1990, dan sekali lagi Kongres menyediakan dana darurat untuk 6 bulan

ke depan. Masalah pendanaan terjadi lagi tahun 1991, dan menghasilkan solusi serupa.

Page 2: Spesifikasi Landsat

Tahun 1992, berbagai upaya dilakukan untuk mengucurkan dana untuk operasi lanjutan Landsat,

namun pada akhir tahun EOSAT mengentikan pengolahan data Landsar. Landsat 6 diluncurkan

pada tanggal 5 Oktober 1993, namun mengalami kegagalan peluncuran. NASA akhirnya

meluncurkan Landsat 7 pada tanggal 15 April 1999.

Landsat 1  (mulanya dinamakan Earth Resources Technology Satellite 1) - diluncurkan 23

Juli 1972, operasi berakhir tahun 1978

Landsat 2  - diluncurkan 22 Januari 1975, berakhir 1981

Landsat 3  - diluncurkan 5 Maret 1978, berakhir 1983

Landsat 4  - diluncurkan 16 Juli 1982, berakhir 1993

Landsat 5  - diluncurkan 1 Maret 1984, masih berfungsi

Landsat 6  - diluncurkan 5 Oktober 1993, gagal mencapai orbit

Landsat 7  - diluncurkan 15 April 1999, masih berfungsi

Kemampuan ketinggian orbit 705 km (Sitanggang, 1999 dalam spektral dari Landsat-

TM, Program Landsat merupakan tertua dalam program observasi bumi.Landsat dimulai

tahun 1972 dengan satelit Landsat-1 yang membawa sensor MSS multispektral. Setelah

tahun 1982, Thematic Mapper TM ditempatkan pada sensor MSS. MSS dan TM merupakan

whiskbroom scanners. Pada April 1999 Landsat-7 diluncurkan dengan membawa

ETM+scanner. Saat ini, hanya Landsat-5 dan 7 sedang beroperasi.

Tabel 1. karakteristik citra Landsat

Sistem Landsat-7

Orbit 705 km, 98.2 , sun-synchronous, 10:00 AM

crossing, rotasi 16 hari (repeat cycle)

Sensor ETM+ (Enhanced Thematic Mapper)

Swath Width 185 km (FOV=15 )

Page 3: Spesifikasi Landsat

Off-track viewing Tidak tersedia

Revisit Time 16 hari

16 hari

Band-band Spektral (µm)

0.45 -0.52 (1), 0.52-0.60 (2), 0.63-0.69 (3),

0.76-0.90 (4), 1.55-1.75 (5), 10.4-12.50 (6),

2.08-2.34 (7), 0.50-0.90 (PAN)

Ukuran Piksel Lapang

(Resolusi spasial)

15 m (PAN), 30 m (band 1-5, 7), 60 m

band 6

Arsip data earthexplorer.usgv.gov

Sistem Landsat merupakan milik Amerika Serikat yang mempunyai tiga instrument

pencitraan, yaitu RBV (Return Beam Vidicon), MSS (multispectral Scanner) dan TM

(Thematic Mapper). (Jaya, 2002)

Ø RBV : Merupakan instrumen semacam televisi yang mengambil citra ÏsnapshotÓ

dari permukaan bumi sepanjang track lapangan satelit pada setiap selang waktu

tertentu.

Ø MSS: Merupakan suatu alat scanning mekanik yang merekam data dengan cara

men-scanning permukaan bumi dalam jalur atau baris tertentu

Ø TM : Juga merupakan alat scanning mekanis yang mempunyai resolusi spectral,

spatial dan radiometric.

Page 4: Spesifikasi Landsat

Tabel 2. Band-band pada Landsat-TM dan kegunaannya (Lillesand dan Kiefer, 1997)

Band Panjang Spektral Kegunaan Gelombang (µm)

Spektral Kegunaan

1 0.45 Ò 0.52 Biru Tembus terhadap tubuh air, dapat untuk pemetaan air, pantaipemetaan tanah, pemetaan tumbuhan, pemetaan kehutanan dan mengidentifikasi budidaya manusia

2 0.52 Ò 0.60 Hijau Untuk pengukuran nilai pantul hijau pucuk tumbuhan dan penafsiran aktifitasnya, juga 4untuk pengamatan kenampakan budidaya manusia.

4 0.76 Ò 0.90 Infra merah

dekat

Untuk membedakan jenis tumbuhan aktifitas dan kandungan biomas untuk membatasi tubuh air dan pemisahan kelembaban tanah

5 1.55 - 1.75 Infra

merah

sedang

Menunjukkan kandungan kelembaban tumbuhan dan kelembaban tanah, juga untukmembedakan salju dan awan

6 10.4 - 12.5 Infra

Merah

Termal

Untuk menganallisis tegakan tumbuhan, pemisahan kelembaban tanah dan pemetaanpanas

7 2.08 - 2.35 Infra

merah

sedang

Berguna untuk pengenalan terhadap mineral dan jenis batuan, juga sensitif terhadap kelembaban tumbuhan

Page 5: Spesifikasi Landsat

Data Landsat merupakan salah satu yang paling banyak dipakaidalam pemetaan pada

umumnya karena mempunyai cakupan yang sangat luas, 180 x 180 km2 dengan resolusi

spasial cukup baik (30 meter) Landsat 7 ETM+ mempunyai 8 band, 6 band pada selang

cahaya tampak dan inframerah dekat dengan resolusi spasial 30meter, 1 band pada selang

cahaya inframerah termal dengan resolusi spasial 120 meter dan 1 band pada selang

pankromatik dengan resolusi spasial 15 meter.

IV. PEMANFAATAN CITRA LANDSAT

Citra Landsat sangat bermanfaat dalam mebantu pekerjaan manusia dalanm hal

inventarisasi SDA. Satelit Landsat telah lebih dari sepuluh tahun dimanfaatkan oleh

pengguna di Indonesia untuk berbagai sektor kegiatan. Oleh karena itu sampai saat ini

masih banyak pengguna data inderaja yang bergantung pada data Landsat,beberapa

pemanfaatan dari Citra Landsat antar lain :

A. Menduga Produksi Padi

Menduga luas panen padi sa-ngat penting untuk mengeta-hui potensi luas panen dan

produksipadi di suatu daerah. Pemanfaatanteknologi penginderaan jauh citra satelit Landsat

Thematic Mapper(TM) merupakan alternatif yang te-pat untuk wilayah Indonesia dalamusaha

memperoleh informasi sum-ber daya pertanian, khususnya luas tanaman pertanian secara

cepatdan akurat.Satelit Landsat TM dilengkapidengan sensor yang dapat mere-kam setiap objek

di permukaanbumi yang memantulkan atau memancarkan energi elektromagnetikdari ketinggian

tertentu. Satelit tersebut merekam daerah yang samasetiap 16 hari sekali dengan ca-kupan

wilayah 185 km x 185 km.Rekaman tersebut setelah diprosesmenghasilkan data digital yang

dapat diinterpretasi dengan perangkatkomputer, atau berupa data visualcitra tercetak yang sangat

miripdengan foto berwarna yang dapatdiinterpretasi secara manual.

1. Pemantauan Fase-fasePertumbuhan Padi

Kunci interpretasi citra Landsat yangpaling penting untuk mengenali la-han sawah adalah

mengetahui fase-fase pertumbuhan tanaman padi.Lahan sawah mempunyai ciri-ciri yang unik

sehingga mudah dibedakan dengan lahan lainnya. Lahan sawah berbentuk petakan-

Page 6: Spesifikasi Landsat

petakan,memerlukan genangan air, umumnya terletak pada daerah yang relatif datar. Di daerah

yang berlereng,lahan sawah selalu berteras, petak-annya memanjang mengikuti kon-tur, dengan

tanaman utama padidan sebagian diselingi dengan taaman palawija atau tebu dan tem-bakau.

Dari ciri-ciri yang terlihat da-lam citra Landsat tersebut, lahansawah dapat dibedakan dengan

penggunaan lahan yang lain.Pengenalan jenis penutup lahanseperti padi, kedelai, dan jagung

pada citra Landsat dilakukan dengan mempelajari karakteristik reflektan (spectral signature) dari

pertumbuhan tanaman yang akan diidentifikasi. Vegetasi/tanaman yangberbeda akan

memantulkan energielektromagnetik (spectral reflec-tance) yang berbeda sehingga gam-bar yang

terekam (image) dan tam-pak pada citra Landsat juga berbe-da. Karakteristik reflektan tersebut

merupakan suatu pola tingkatan in-tensitas reflektan suatu objek yangdinyatakan dalam nilai

pixel (pictureelement) pada citra satelit. Dengan demikian, nilai pixel merupakan unsur

interpretasi utama dalam me-ngenali objek, termasuk tanamanpertanian, yang direkam citra

Landsat. Fase-fase kondisi penutupan lahanselama masa pertumbuhan tanamanpadi dan

kenampakannya pada citraLandsat dapat dijelaskansebagaiberikut :

a. Fase awal pertumbuhan padi, dimana lahan sawah didominasi oleh air karena penggenangan.

Pada citra Landsat TM dengan komposisi warna true color composite (TCC), lahan sawah akan

tampak berwarna biru.

b. Fase pertumbuhan vegetatif, ditandai dengan semakin lebatnya daun tanaman padi yang

menutupi seluruh lahan sawah. Pada fase ini, penutupan lahan didominasi oleh warna hijau.

Warna hijau ini akan tampak hijau pada citra.

c. Fase pertumbuhan generatif, dimana lahan sawah yang semula didominasi oleh daun yang

berwarna hijau akan digantikan dengan butir-butir padi yang berwarna kuning pucat pada TCC

d. Fase panen. Pada fase ini lahan menjadi bera selama jangka waktu tertentu. Pada kondisi ini

lahan sawah akan tampak berwarna coklat kemerahan pada komposisi warna TCC. Perkiraan

Panen Padi Perkiraan masa panen padi dapat dilakukan dalam tiga periode pemantauan, yaitu:

Ø Januari-April: untuk perkiraanpanen bulan Februari, Maret, April, dan Mei.

Ø Mei-Agustus: untuk perkiraanpanen bulan Juni, Juli, Agustus,dan September.

Page 7: Spesifikasi Landsat

Ø September-Desember: untuk perkiraan panen bulan Oktober, November, Desember, dan

Januari.

Dengan pemantauan yang berurutan dan mengacu kepada umurpadi yang berkisar antara 110-

120hari, maka fase (masa) panen dapatdiperkirakan. Fase panen dapatdiperkirakan apabila awal

masatanam sudah dapat terpantau, yaitu adanya perubahan dari fase beramenjadi fase air

(pengolahan tanah/ penggenangan), dan lebih yakin lagi bila diikuti oleh perubahan dari fase air

menjadi fase vegetatif. Prediksi panen padi dapat dilakukan sampai 3 bulan sebelum panen.

Perkiraan masa panen padi ditentukan berdasarkan umur padi yang diperoleh dari hasil

transformasi nilai indeks vegetasi menjadi umur padi. Nilai indeks vegetasin tersebut diperoleh

dari hasil analisis digital citra Landsat. Perkiraan panen padi 1 bulan sebelum panen ditentukan

berdasarkan umur padi lebih dari 13 minggu. Panen padi 2 bulan yang akan datang ditentukan

berdasarkan umur padi antara 8-12 minggu, sedangkan panen padi 3 bulan yang akan datang

ditentukan berdasarkan umur padi antara 5-7 minggu. Panen padi yang terjadi 1 bulan

sebelumnya ditentukan berdasarkan kenampakan lahan bera pada citra Landsat.

B. Pendugaan Produksi Padi dan Luas Panen

Fase generatif merupakan fase per-tumbuhan optimum tanaman padi,yaitu pada saat padi

berumur 11-13 minggu setelah tanam. Pada saat itu, tanaman padi mempunyai nilai indeks

vegetasi yang optimumpada citra satelit yang dinyatakan dengan Normalized Difference

Vegetation Index (NDVI). Tanaman padi yang mempunyai nilai NDVI optimum tersebut

kemudian pada waktu panen diubin atau dihitung produksinya untuk mengetahui

produktivitasnya (ton per hektar). Berdasarkan data ubinan tersebut maka untuk daerah lain yang

mempunyai nilai NDVI yang sama dapat diduga pula produktivitasnya.

Untuk menduga luas areal panendilakukan dengan cara menghitung jumlah pixel yang

mempunyai warna kuning pucat pada komposisi warna TCC. Satu pixel berukuran 30 m x 30

menjadi lapangan merupakan satuan luasan terkecil yang dapat terekam dalam citra Landsat.

Dengan mempertimbangkan terjadinya risiko kekeringan maupun serangan hama dan penyakit,

maka padi muda yang berumur kurang dari 5 minggu tidak digunakan untuk perkiraan luas

panen, terutama pada musim kemarau. Perhitungan luas areal panen dapat dilakukan berdasarkan

Page 8: Spesifikasi Landsat

batas wilayah provinsi atau kabupaten, sehingga dapat diketahui informasi luas panen padi untuk

setiap provinsi dankabupaten di Indonesia

C. Pemetaan Batimetri

Selain untuk pemetaan objek dasar perairan dangkal, citra landsat ETM+ juga dapat

digunakan untuk pemetaan batimetri. Keterbatasan yang paling utma adalah resolusi spasial yang

tidak memadai dan rendahnya akurasi.

D. Menghitung nilai ekonomis SDA

Pemanfaatan citra Lnandsat untuk mengitung nilai ekonomos SDA misalnya adalah

Untuk menghitung nilai ekonomi hutan mangrove dan tambak, data inderaja sangat berperan

dalam tahap identifikasi liputan lahan / penggunaan lahan sehingga diketahui kondisi dan

luasannya secara menyeluruh dalam waktuyang relatif lebih singkat. Tanpa data inderaja

perhitungan luas masing-masing liputan lahan akan memakan waktu dan biaya yang

besar.Dengan citra Landsat ETM, klasifikasi yang dihasilkan bersifat global, hal ini bisa

diperbaiki dengan menggunakan citra yang lebih halus resolusi spasialnya ditambah pengetahuan

lapangan yang dalam. Semakin tinggi resolusi spasialnya semakin detil klasifikasi, dengan

demikian diharapkan nilai ekonomi SDA yang dihitung semakin mendekati kebenaran.Dari

kedua jenis perhitungan (hutan mangrove dan tambak), didapatkan hasil bahwa hutan mangrove

mempunyai nilai ekonomi lebih tinggi dibandingkan dengan hasil budidaya tambak, hal ini

dikarenakan hutan mangrove tidak hanya mempunyai manfaat langsung tetapi juga manfaat tidak

langsung yang nilainya sangat tinggi. Dengan kerapatan mangrove yang rendah, akan

menurunkan nilai ekonomi mangrove tersebut

V. KESIMPULAN

Beberapa citra satelit yang telah disajikan, masing-masing citra mempunyai keunggulan

dan kelemahan. Kelebihan pada satu citra akan menentukan pilihan bagi pengguna sesuai

kebutuhan dan sumberdaya yang dimilikinya. Sebagian besar citra satelit masih dimiliki oleh

negara-negara maju seperti Eropa dan Amerika Serikat. Pemahaman berbagai karakteristik citra

satelit dapat bermanfaat kalangan yang mendalami penginderaan jauh khususnya untuk

Page 9: Spesifikasi Landsat

keperluan pengelolaan sumberdaya alam. Diharapkan untuk waktu mendatang negara

berkembang dan bahkan Indonesia bisa mengeksplorasi sumberdaya alamnya melalui satelit

yang diluncurkannya sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.infoterraglobal.com/images/qb_tampa.htm

http://www.photolib.noaa.gov/space/spac0087.htm [22 Oktober 2004]

www.pustakadeptan.go.id/bppi/lengkap/

wr256032.pdf+karakteristik+citra+landsat&cd=11&hl=id&ct=clnk&gl=id

http://putrago.blog.akprind.ac.id/content/karakteristik-citra-landsat-7-etm

http://www.geocities.com/yaslinus/citra.html