155
PENGARUH SIFAT MACHIAVELLIAN TERHADAP KEPUTUSAN ETIS MAHASISWA S1 AKUNTANSI DENGAN SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh : Novi Ladita 11140820000071 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2018 M

SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

  • Upload
    vanphuc

  • View
    218

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

PENGARUH SIFAT MACHIAVELLIAN TERHADAP

KEPUTUSAN ETIS MAHASISWA S1 AKUNTANSI DENGAN

SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASI

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

Novi Ladita

11140820000071

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H / 2018 M

Page 2: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

ii

PENGARUH SIFAT MACHIAVELLIAN TERHADAP

KEPUTUSAN ETIS MAHASISWA S1 AKUNTANSI DENGAN

SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Page 3: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

iii

Page 4: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

iv

Page 5: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

v

Page 6: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

vi

Page 7: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Identitas Pribadi

1. Nama : Novi Ladita

2. Tempat Tanggal Lahir : Ciamis, 19 November 1996

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Alamat : Jl. K.H. Dewantoro No.70E RT 003/004

Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan, 15413.

5. Telepon : 0859-4581-5196

6. Email : [email protected]

II. Pendidikan

1. SDN 04 Pondok Ranji Tahun 2002-2008

2. MTSN 3 Jakarta Tahun 2008-2011

3. MAN 4 Jakarta Tahun 2011-2014

4. S1 Akuntasi UIN Syarif Tahun 2014-2018

Hidayatullah Jakarta

III. Latar Belakang Keluarga

1. Nama Ayah : Wahyudin

2. Nama Ibu : Yanti

3. Anak ke- : Satu dari Tiga bersaudara

IV. Pengalaman Organisasi

1. Bendahara Umum PPK MAN 4 Jakarta Periode 2011-2012.

2. Ketua Divisi Lingkungan Hidup GEMPALA MAN 4 Jakarta

Periode 2012-2013.

3. Staff Administrasi Umum KOPMA UIN Jakarta Periode Januari

2014-Juni 2015.

4. Staff Keuangan ATK dan Cell KOPMA UIN Jakarta Periode

Juli-Desember 2015.

Page 8: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

viii

5. Kepala Divisi Keuangan Organisasi KOPMA UIN Jakarta Periode

Februari 2016-Februari 2017.

6. Anggota Divisi Event Tax Center UIN Jakarta Periode 2016-2017.

7. Re-Art Trainer Art Kids Workshop Jakarta Selatan Periode September

2016-Desember 2017.

8. Bendahara KKN SINTESA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun

2017.

9. Staff Magang Junior Auditor KAP Rama Wendra Periode Januari-Maret

2018.

Page 9: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

ix

THE INFLUENCE OF MACHIAVELLIAN BEHAVIOR ON ACCOUNTING

STUDENTS’ ETHICAL DECISION MAKING WITH SPIRITUAL

QUOTIENT AS MODERATOR

ABSTRACT

This research is to analyze the influence of machiavellian behavior on

accounting students’ ethical decision making with spiritual quotient as moderator.

The respondents in this research are undergraduate accounting students in

province of DKI Jakarta. The method that is used by researcher is moderate

regression analysis (MRA). The research showed that machiavellian behavior has

significantly influence toward students’ ethical decision making while spiritual

quotient has no effect in moderating machiavellian behavior on accounting

students’ ethical decision making.

Keywords : Machiavellian behavior, Spiritual quotient, Ethical decision making,

Accounting students

Page 10: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

x

PENGARUH SIFAT MACHIAVELLIAN TERHADAP KEPUTUSAN ETIS

MAHASISWA S1 AKUNTANSI DENGAN SPIRITUAL QUOTIENT

SEBAGAI VARIABEL MODERASI

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh sifat machiavellian

terhadap keputusan etis mahasiswa S1 akuntansi dengan spiritual quotient sebagai

variabel moderasi. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 Akuntansi

di provinsi DKI Jakarta. Metode pengolahan data yang digunakan peneliti adalah

Analisis Regresi Moderasi (MRA). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sifat

machiavellian berpengaruh signifikan terhadap keputusan etis mahasiswa dan

spiritual quotient tidak mampu memoderasi sifat machiavellian terhadap keputusan

etis mahasiswa.

Kata kunci: Machiavellian, Spiritual quotient, Keputusan etis, Mahasiswa S1

Akuntansi

Page 11: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

xi

KATA PENGANTAR

Assalammualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-

Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Sifat Machiavellian terhadap Keputusan Etis Mahasiswa S1

Akuntansi dengan Spiritual Quotient sebagai variabel Moderasi”. Shalawat

serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad

Sahallahu Alaihi Wassallam, yang telah membimbing umatnya menuju jalan

kebenaran.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan untuk memenuhi

syarat guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang

telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur

Alhamdulillah penulis hanturkan atas ridho Allah SWT skripsi ini dapat

diselesaikan. Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan

penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu

dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Orang tua tercinta, yaitu Ayah Wahyudin dan Ibu Yanti, yang senantiasa

dengan tulus memberikan dukungan, doa dan kasih sayang yang luar biasa

kepada penulis.

2. Kedua adik penulis, Aldi Wahyudi B. dan Bregas W.A.P yang selalu

menemani, menyemangati dan mendoakan penulis.

3. Mbah Putri dan seluruh keluarga besar penulis, atas perhatian dan doa yang

tiada henti kepada penulis.

4. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Yessi Fitri, SE.,M.Si.,Ak.,CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA selaku Sekretaris Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 12: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

xii

7. Ibu Fitri Yani Jalil,S.E, M.Sc selaku dosen Pembimbing Skripsi yang telah

bersedia meluangkan waktu serta dengan sabar memberikan bimbingan

dalam penulisan skripsi ini. Terimakasih atas pengarahan dan saran yang Ibu

berikan kepada penulis selama ini.

8. Seluruh dosen dan staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, atas ilmu, perhatian, bantuan dan pelayanan yang

diberikan kepada penulis.

9. Sahabat tercinta Agesti, Tyas dan Fatimah serta para Goodies (Barry, Rizky

Irweng dan Bagus) yang selalu ada dan setia menemani dari semester awal

hingga akhir. Terimakasih telah menjadi sahabat terbaikku.

10. Sahabat belajar (Becca, Indah, Miftah, Zia, Devy, Daniar) yang dengan rajin

selalu mengajak berkembang bersama, berkumpul dan belajar.

11. Teman-teman Anzeverein, kalian selalu menjadi rumah yang dirindukan.

Serta sahabat Freetalk yang senantiasa menghibur, menemani dan

menyemangati penulis.

12. Seluruh teman-teman akuntansi 2014 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

khususnya Akuntansi B terima kasih telah menjadi sahabat berjuang yang

membanggakan selama menjalani perkuliahan.

13. Semua pihak yang terlibat yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukkan bahkan kritik

yang membangun dari berbagai pihak.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuhu

Jakarta, September 2018

Novi Ladita

Page 13: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

xiii

DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ...................... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .............. v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................. vi

ABSTRACT ............................................................................................ viii

ABSTRAK ............................................................................................. ix

KATA PENGANTAR ........................................................................... x

DAFTAR ISI ......................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ................................................................................. xvi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xvii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ........................................................................ 10

C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 11

D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ............................................................................... 13

1. Teori Perkembangan Moral Kognitif ........................................ 13

2. Sifat Machiavellian .................................................................. 18

3. Spiritual Quotient .................................................................... 20

4. Keputusan Etis ........................................................................ 21

B. Kerangka Berpikir .......................................................................... 23

C. Penelitian Terdahulu ...................................................................... 24

Page 14: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

xiv

D. Hipotesis ........................................................................................ 28

1. Sifat Machiavellian berpengaruh terhadap Keputusan Etis ....... 28

2. Pengaruh Spiritual Quotient dalam memoderasi Sifat

Machiavellian terhadap Keputusan Etis.................................... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 31

B. Metode Penentuan Sampel .............................................................. 31

1. Populasi dan Sampel ................................................................ 31

2. Metode Pengambilan Sampel ................................................... 33

C. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 34

D. Operasionalisasi Variabel Penelitian ............................................... 34

1. Sifat Machiavellian (X1) .......................................................... 34

2. Spiritual Quotient (X2) ............................................................. 35

3. Keputusan Etis Mahasiswa (Y) ................................................ 36

E. Metode Analisis Data ...................................................................... 38

1. Statistik Deskriptif ................................................................... 38

2. Uji Kualitas Data ..................................................................... 38

a. Uji Validitas ....................................................................... 38

b. Uji Reliabilitas ................................................................... 39

3. Uji Asumsi Klasik .................................................................... 40

a. Uji Multikolonieritas......................................................... 41

b. Uji Heteroskedastisitas ...................................................... 41

c. Uji Normalitas .................................................................. 42

1) Uji Analisis Grafik ..................................................... 42

2) Uji Analisis Statistik ................................................... 43

4. Uji Hipotesis ............................................................................ 43

a. Pengujian dengan Analisis Regresi Moderate (Moderated

Regression Analysis) ......................................................... 43

1) Uji Koefisien Determinasi (R2) ................................... 45

2) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) .................. 45

3) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) . 46

Page 15: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

xv

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian .................................. 47

1. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 47

2. Karakteristik Profil Responden ............................................... 50

a. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .............. 51

b. Deskripsi Responden Berdasarkan Semester...................... 51

c. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia............................. 52

B. Hasil Penelitian ............................................................................ 53

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................... 53

2. Hasil Uji Kualitas Data ........................................................... 54

a. Uji Validitas ..................................................................... 54

b. Uji Reliabilitas .................................................................. 57

3. Hasil Uji Asumsi Klasik ......................................................... 58

a. Uji Multikolonieritas ......................................................... 58

b. Uji Heteroskedastisitas ...................................................... 59

c. Uji Normalitas................................................................... 62

4. Hasil Uji Hipotesis ................................................................. 65

a. Uji Koefisien Determinasi (R2) .......................................... 65

b. Uji Statistik F .................................................................... 66

c. Uji Statistik t ..................................................................... 67

1) Hasil Uji Hipotesis 1 : Sifat machiavellian berpengaruh

terhadap keputusan etis. .............................................. 68

2) Hasil Uji Hipotesis 2 : Pengaruh spiritual quotient

dalam memoderasi sifat machiavellian terhadap

keputusan etis ............................................................. 69

C. Pembahasan ................................................................................. 70

1. Sifat machiavellian berpengaruh terhadap keputusan etis ........ 70

2. Pengaruh spiritual quotient dalam memoderasi sifat

machiavellian terhadap keputusan etis ................................... 70

Page 16: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

xvi

D. Analisis Lanjutan ......................................................................... 72

1. Analisis lanjutan 1 : Sifat machiavellian berpengaruh terhadap

keputusan etis ......................................................................... 73

2. Analisis Lanjutan 2 : Pengaruh spiritual quotient dalam

memoderasi sifat machiavellian terhadap keputusan etis ......... 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .................................................................................. 76

B. Saran ............................................................................................ 77

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 78

LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................... 82

Page 17: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar Pelanggaran Kode Etik Profesi Akuntan................. 2

Tabel 2.1 Model Empat Komponen Rest .......................................... 15

Tabel 2.2 Daftar Penelitian Terdahulu .............................................. 24

Tabel 3.1 Peringkat Lima Besar Provinsi dalam Pesebaran Jumlah

Universitas Negeri dan Swasta dengan Program Studi

Akuntansi yang Terakreditasi di Indonesia Tahun 2018 .... 32

Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian ........................................ 37

Tabel 4.1 Distribusi Penyebaran Kuesioner ...................................... 48

Tabel 4.2 Data Sampel Penelitian ..................................................... 50

Tabel 4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis

Kelamin ............................................................................ 51

Tabel 4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Semester ...... 52

Tabel 4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ............. 53

Tabel 4.6 Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................. 54

Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Machiavellian ..................................... 55

Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Spiritual Quotient ............................... 56

Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Keputusan Etis .................................... 57

Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas ......................................................... 58

Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolonieritas ............................................... 59

Tabel 4.12 Hasil Uji Glejser ............................................................... 60

Tabel 4.13 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov ......................................... 62

Tabel 4.14 Hasil Uji Koefisien Determinasi ....................................... 65

Tabel 4.15 Hasil Uji Statistik F .......................................................... 66

Tabel 4.16 Hasil Uji Statistik t ........................................................... 67

Tabel 4.17 Hasil Pengujian Hipotesis ................................................. 72

Tabel 4.18 Hasil Uji Statistik t google.doc Kuesioner ......................... 72

Tabel 4.19 Hasil Uji Statistik t hardcopy Kuesioner ........................... 73

Page 18: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir............................................................. 23

Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Grafik

Scatterplot ......................................................................... 61

Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Histogram ................. 63

Gambar 4.3 Hasil Uji Normalitas dengan Grafik P-P Plot .................... 64

Page 19: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Surat Permohonan Pengisian Kuesioner ............................ 83

Lampiran II Kuesioner Penelitian ......................................................... 85

Lampiran III Output Hasil Pengujian Data ............................................ 92

Lampiran IV Output Hasil Pengujian Data Pilot Test ............................ 108

Lampiran V Kuesioner Penelitian Pilot Test ......................................... 126

Lampiran VI Tabel Daftar Perguruan Tinggi Kopertis Wilayah III

Program Studi Akuntansi Terakreditasi BAN-PT ............. 133

Page 20: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Keputusan etis merupakan suatu keputusan yang harus dibuat oleh

setiap profesional yang mengabdi pada suatu bidang pekerjaan tertentu

(Suliani dan Marsono, 2010). Setiap pelaku profesi memiliki tanggung

jawab terhadap etika profesi masing-masing dan dituntut untuk berperilaku

etis, yaitu bertindak sesuai moral dan nilai yang berlaku. Oleh karena itu

dalam membuat suatu keputusan etis, seorang profesional akuntansi pasti

akan mengacu pada kode etik profesi.

Kode Etik Profesi Akuntan Publik merupakan kode etik resmi bagi

praktik akuntan publik di Indonesia yang dikeluarkan oleh Dewan Standar

Profesi Akuntan Publik-Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Dalam

Kode Etik Akuntan Publik tahun 2008 Bagian A Seksi 100.4 Prinsip Dasar

menyatakan, Setiap Praktisi wajib mematuhi prinsip dasar etika profesi

dibawah ini :

(a)Prinsip Integritas.

Setiap Praktisi harus tegas dan jujur dalam menjalin hubungan

profesional dan hubungan bisnis dalam melaksanakan pekerjaannya.

(b)Prinsip Objektivitas.

Setiap Praktisi tidak boleh membiarkan subjektivitas, benturan

kepentingan, atau pengaruh yang tidak layak (undue influence) dari

pihak-pihak lain yang memengaruhi pertimbangan profesional atau

pertimbangan bisnisnya.

Page 21: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

2

Widyaningrum dan Sarwono (2012) menjelaskan dengan

mempertahankan integritas, seorang akuntan akan bertindak jujur, tegas,

dan tanpa pretensi. Dan dengan mempertahankan objektivitas, seorang

akuntan akan bertindak adil, tanpa dipengaruhi tekanan atau permintaan

pihak tertentu atau kepentingan pribadinya

Akan tetapi pada prakteknya terdapat banyak profesional akuntansi

yang bekerja tanpa berdasarkan kode etik profesional. Sorotan yang

diberikan kepada profesi ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti

praktik-praktik profesi yang mengabaikan standar akuntansi bahkan etika

dalam mengambil keputusan etis. Berikut ini adalah kasus dari beberapa

pelanggaran kode etik oleh profesi akuntan yang terangkum dalam

Tabel 1.1. Daftar Pelanggaran Kode Etik Profesi Akuntan.

Tabel 1.1 Daftar Pelanggaran Kode Etik Profesi Akuntan

No. Kasus Detail Kasus

1. PT Master Steel

(2013)

Penyuapan pegawai pajak yang dilakukan oleh Dirut PT

Master Steel beserta dua anak buahnya yakni Manajer

Akuntansi dan Supporting Accounting PT Master Steel.

(www.kpk.go.id/id/berita-sub/1431-suap-pegawai-

pajak-bos-pt-master -steel-divonis-2-5-tahun)

2.

Rekayasa

Akuntansi oleh

BUMN (2013)

BUMN melakukan rekayasa akuntansi dan akuntan

publik tidak melakukan koreksi.

(https://www.liputan6.com/bisnis/read/690613/bumn-

masih-sering-curang)

3.

Pemalsuan Audit

Proyek Hambalang

(2015)

Pemalsuan dan manipulasi laporan audit berupa

pembuatan faktur palsu pada proyek Hambalang yang

dijalankan oleh PT Dutasari Citra Laras (DCL).

(www.kpk.go.id/id/berita/berita-sub/2459-saksi-ungkap-

pemalsuan-audit-machfud)

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 22: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

3

Tabel 1.1 Daftar Pelanggaran Kode Etik Profesi Akuntan (lanjutan)

No. Kasus Detail Kasus

4. Kasus Suap Opini

WTP (2016)

Kasus suap terkait pemberian opini wajar tanpa

pengecualian (WTP) oleh BPK RI terhadap laporan

keuangan Kemendes PDTT tahun anggaran 2016.

(https://nasional.kompas.com/read/2017/05/28/02000

071/kronologi.kasus.dugaan.suap.pejabat.kemendes

.pdtt.dan .auditor.bpk)

5.

Dugaan Suap

auditor BPK

(2017)

Dugaan TIPIKOR penerimaan hadiah atau janji terkait

pemberian opini wajar tanpa pengecualian di Kementrian

Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

(Kemendes PDTT). (www.kpk.go.id /id/berita/siaran-

pers/3964-kpk-tahan-empat-tersangka-dugaan-suap -

auditor-bpk)

6.

Gagal melalukan

audit laporan

keuangan (2017)

Anggota jaringan EY di Indonesia KAP Purwantono,

Suherman & Surja yang mengumumkan hasil audit atas

perusahaan telekomunikasi pada 2011 memberikan opini

yang didasarkan atas bukti yang tidak memadai sepakat

membayar denda senilai US$ 1 juta (sekitar Rp 13,3

miliar) kepada regulator Amerika

Serikat.(https://bisnis.tempo.co/read/845604/mitra-ernst

-young-indonesia-didenda-rp-13-miliar-di-as)

7.

Kasus Suap,

Majelis Kode Etik

siapkan sanksi

untuk Auditor BPK

(2017)

Auditor Madya pada Sub-Auditorat VIIB2 Sigit

Yugoharto diduga menerima satu unit motor Harley-

Davidson Sportster 883 dengan estimasi nilai Rp 115 juta

dari General Manager PT Jasa Marga (Persero) Cabang

Purbaleunyi Setia Budi. Menurut KPK, suap terkait

pemeriksaan dengan tujuan tertentu (PDTT) terhadap PT

Jasa Marga pada 2017.

(https://news.detik.com/berita/3654527/kasus-suap-

moge-majelis-kode-etik-siapkan-sanksi-untuk-auditor-

bpk)

8.

PT Bank Bukopin

Tbk diduga

Manipulasi Data

Kartu Kredit

(2018)

PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) merevisi laporan

keuangan tiga tahun terakhir, yaitu 2015, 2016, dan 2017.

Laporan keuangan BBKP yang diaudit oleh afiliasi EY

di Indonesia tersebut menyita perhatian otoritas terkait

akibat terdapat kejanggalan pada bisnis kartu kredit Bank

Bukopin. (https://finance.detik.com/ moneter/d-

3994551/bank-bukopin-permak-laporan-keuangan-ini-

kata-bi-dan-ojk)

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 23: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

4

Tabel 1.1 Daftar Pelanggaran Kode Etik Profesi Akuntan (lanjutan)

No. Kasus Detail Kasus

9.

Kasus SNP

Finance,

Kemenkeu

jatuhkan sanksi ke

Deloitte Indonesia

(2018)

Kasus pembobolan 14 bank oleh PT Sunprima Nusantara

Pembiayaan atau SNP Finance. Hasil pemeriksaan

menyimpulkan bahwa akuntan publik Marlinna dan

Merliyana Syamsul dan Kantor Akuntan Publik Satrio

Bing Eny dan Rekan belum sepenuhnya mematuhi

Standar Audit-Standar Profesional Akuntan Publik

dalam pelaksanaan audit umum atas laporan keuangan

SNP Finance. (https://bisnis.tempo.co/read

/1130928/kasus-snp-finance-kemenkeu-jatuhkan-sanksi

-ke-deloitte-indonesia/full&view=ok)

Sumber : Diolah dari beberapa portal berita

Tabel 1.1 merupakan daftar sejumlah kasus kecurangan yang

melanggar kode etik profesi akuntan selama 5 tahun terakhir yang diperoleh

dari berita-berita yang di publish dalam portal berita seperti Kompas,

Liputan6, DetikNews, DetikFinance, Tempo dan website KPK

(www.kpk.go.id). Uraian kasus tersebut menggambarkan lemahnya

integritas profesional akuntan dalam mengambil keputusan etis.

Akuntan merupakan suatu profesi yang keberadaannya sangat

tergantung pada kepercayaan masyarakat. Tanpa etika, maka profesi akuntansi

tidak akan ada karena fungsi akuntansi adalah sebagai penyedia informasi

untuk proses pembuatan keputusan bisnis oleh para pelaku bisnis

(Purnamaningsih dan Ariyanto, 2016). Selanjutnya Ika (2011) berpendapat

bahwa kasus-kasus pelanggaran etika dalam profesi akuntansi seharusnya

tidak akan terjadi apabila setiap akuntan mempunyai pengetahuan,

pemahaman, dan kemauan untuk menerapkan nilai-nilai moral dan etika

secara memadai dalam pelaksanaan pekerjaan profesionalnya. Oleh karena

itu, terjadinya berbagai kasus pelanggaran etika sebagaimana yang telah

Page 24: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

5

disebutkan sebelumnya, seharusnya dapat memberi kesadaran bagi profesi

akuntansi untuk lebih memperhatikan etika dalam melaksanakan pekerjaan

profesionalnya.

Mahasiswa akuntansi merupakan para profesional di masa depan,

dengan pendidikan etika yang baik, diharapkan dapat memberikan

keuntungan bagi profesinya dalam jangka panjang (Purnamaningsih dan

Ariyanto, 2016). Suliani dan Marsono (2010) menyatakan bahwa

pertumbuhan kesadaran etis seseorang sangat dipengaruhi oleh pendidikan

selama seseorang berkuliah. Begitu pentingnya etika dalam suatu profesi,

sehingga membuat profesi akuntansi harus memfokuskan perhatiannya

pada keputusan etis para mahasiswa akuntansi sebagai titik awal dalam

meningkatkan keputusan etis terhadap profesi akuntan.

Penelitian lain memprediksi sikap akuntan dari karakter atau sifat-

sifat psikologis manusia. Richmond (2001) meneliti hubungan suatu sifat

yang membentuk suatu tipe kepribadian yaitu sifat Machiavellian yang

diukur dengan instrumen Mach IV Score dan dampaknya pada keputusan

etis mahasiswa di Virgina. Sifat Machiavellian pertama kali diperkenalkan

oleh Niccolo Machiavellian pada abad ke-16. Christie dan Geis (1970)

mendeskripsikan kepribadian Machiavellian sebagai suatu kepribadian

antisosial, yang tidak memperhatikan moralitas konvensional dan

mempunyai komitmen ideologis yang rendah. Seorang Machiavellian

mempunyai kecenderungan untuk mengontrol dan mempengaruhi orang

lain.

Page 25: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

6

Hasil penelitian Richmond (2001) tersebut menunjukkan bahwa

karakter Machiavellian menunjukkan secara signifikan berkorelasi dengan

pengambilan keputusan etis ketika responden memandang diri sendiri

sebagai orang yang dihadapkan dengan dilema etika. Semakin tinggi sifat

Machiavellian seorang, maka semakin tinggi pula kecenderungannya untuk

dapat menerima sikap-sikap tidak etis dalam menghadapi dilema etis.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ika (2011) menerangkan bahwa

sikap dan perilaku etis seseorang dipengaruhi oleh kecerdasan emosional

dan kecerdasan spiritual seseorang. Kecerdasan spiritual merupakan

kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai

yang menempatkan perilaku dan hidup manusia dalam konteks yang lebih

luas dan kaya yang memungkinkan seseorang untuk menyatukan hal-hal

yang bersifat intrapersonal dan interpersonal, serta menjembatani

kesenjangan antara diri dan orang lain (Zohar dan Marshall, 2002:4).

Penelitian yang dilakukan oleh Ika (2011) menunjukkan bahwa

kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap sikap etis mahasiswa akuntansi, namun tidak demikian

halnya dengan pengaruh secara parsial. Hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa secara parsial hanya kecerdasan spiritual yang

berpengaruh signifikan terhadap sikap etis mahasiswa akuntansi, sedangkan

kecerdasan emosional tidak berpengaruh. Kecerdasan emosional dan

kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan yang tak terpisahkan dalam

kehidupan seseorang. Oleh karena itu dalam upaya pembentukan dan

pengembangan sikap etis mahasiswa akuntansi maupun akuntan, perlu

Page 26: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

7

mengembangkan kecerdasan tersebut secara komprehensif dan proposional

(Ika, 2011).

Lehnert, Park dan Signh (2014) menunjukkan bahwa penelitian

selama dekade terakhir telah memperkaya literatur pengambilan keputusan

etis dengan menjelajahi moderator yang relatif belum tereksplorasi tetapi

penting dalam proses pengambilan keputusan etis. Hasil penelitian Lehnert,

Park dan Signh (2014) menemukan konstruk seperti kebajikan, spiritual,

nilai-nilai dan empati berperilaku relatif konsisten dan semuanya secara

positif memoderasi hubungan antara situasi etis dan pengambilan keputusan

etis. Memahami peran dan pentingnya nilai dan spiritual quotient tertentu

diperlukan dalam kerangka keputusan etis yang lebih besar.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Haritsah, Gunawan dan

Purnamasari (2015) menguji profesionalisme dan sifat Machiavellian

sebagai variabel independen terhadap keputusan etis auditor sebagai

variabel dependen. Hasil penelitian tersebut membuktikan secara bersama-

sama profesionalisme auditor dan sifat Machiavellian berpengaruh terhadap

pengambilan keputusan etis auditor pada KAP di kota Bandung. Penelitian

tersebut mengungkapkan hasil temuan mengenai variabel sifat

Machiavellian mengenai pernyataan bahwa kebanyakan orang adalah

pemberani, pada umumnya auditor pada Kantor Akuntan Publik dikota

Bandung merasa hanya sedikit orang yang pemberani. Kantor akuntan

publik perlu memberikan pemahaman kepada auditor yang bekerja di kantor

akuntan tersebut bahwa mereka harus pemberani sebagai auditor yang

Page 27: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

8

berani dalam mengambil keputusan etis sesuai standar prosedur dan

memberitahukan hal-hal sebenarnya yang menyangkut fakta-fakta di

lapangan selama proses audit.

Berdasarkan uraian, peneliti ingin melakukan pengembangan dari

penelitian Haritsah, Gunawan dan Purnamasari (2015) dengan menambah

pengaruh Spiritual Quotient sebagai variabel moderasi terhadap hubungan

antara sifat Machiavellian dengan Keputusan Etis yang diterapkan pada

objek yang berbeda, yaitu Mahasiswa S1 Akuntansi. Peneliti termotivasi

melakukan penelitian ini karena mahasiswa S1 program studi Akuntansi

kelak akan menjadi sarjana akuntansi yang siap berprofesi sebagai akuntan

yang professional dan kompeten. Para mahasiswa dalam prosesnya menjadi

akuntan yang professional dan kompeten perlu mengenali sifat atau karakter

kepribadian mereka dalam mengambil sebuah keputusan yang etis sesuai

dengan kode etik profesinya. Hal tersebut penting sebab keputusan yang

diambil oleh seorang akuntan harus dapat dipertangguang jawabkan kepada

pihak-pihak yang menggunakan hasil keputusan tersebut.

Tujuan penelitian ini yaitu memperoleh bukti empiris mengenai

Pengaruh Sifat Machiavellian terhadap Pengambilan Keputusan Etis

Mahasiswa S1 Akuntansi. Peneliti juga menguji Pengaruh Spiritual

Quotient dalam memoderasi hubungan antara Sifat Machiavellian dengan

Pengambilan Keputusan Etis oleh Mahasiswa S1 Akuntansi. Selain itu,

peneliti menambahkan analisis lanjutan untuk melihat perbedaan pengaruh

Sifat Machiavellian terhadap Pengambilan Keputusan Etis Mahasiswa S1

Page 28: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

9

Akuntansi dengan Spiritual Quotient sebagai variable moderasi pada

responden yang mengisi kuesioner melalui media yang berbeda.

Hal yang membedakan dengan penelitian sebelumnya yaitu

penggunaan variabel Spiritual Quotient sebagai variable moderasi, lokasi

serta responden penelitian. Pada penelitian ini peneliti ingin menguji

pengaruh dan keterkaitan variabel Sifat Machiavellian terhadap

Pengambilan Keputusan Etis ditambah dengan variabel Spiritual Quotient

sebagai variabel moderasi yang dilakukan terhadap responden yang

berbeda, yaitu Mahasiswa S1 program studi Akuntansi di Provinsi DKI

Jakarta. Adapun lokasi yang dipilih pada penelitian ini yaitu Provinsi DKI

Jakarta. Peneliti berpendapat bahwa Provinsi DKI Jakarta adalah lokasi

yang ideal untuk melakukan penelitian karena berdasarkan hasil penelitian

yang dilakukan oleh Santoso dan Yanti (2015) terhadap mahasiswa

akuntansi di Jakarta menunjukkan bahwa mayoritas responden melakukan

tindakan tidak jujur berhubungan pada sikap (attitude) yang mereka ambil

dan alasan mereka berperilaku tidak jujur bukan didasari karena faktor

keadaan, namun mereka berperilaku seperti itu karena adanya kehendak

(intention) untuk berperilaku tidak jujur. Hal tersebut mengindikasikan

kecenderungan pada mahasiswa akuntansi di Jakarta untuk melakukan sikap

tidak etis. Selain itu berdasarkan direktori hasil akreditasi program studi

akuntansi yang dapat diakses pada website resmi Badan Akreditasi Nasional

Perguruan Tinggi (BAN-PT), (https://banpt.or.id/direktori /prodi

/pencarian_prodi), bahwa Provinsi DKI Jakarta menduduki peringkat ketiga

Page 29: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

10

terbesar dalam pesebaran jumlah Universitas Negeri dan Swasta dengan

program studi akuntansi yang terakreditasi.

Peneliti berharap dengan adanya penelitian ini para mahasiswa

sebagai calon profesional dalam bidang akuntansi paham mengenai karakter

Machiavellian, kecerdasan spiritual serta pembuatan keputusan etis. Dan

diharapkan dapat menjadi seorang professional yang dapat menciptakan

keputusan etis sesuai kode etik. Dengan demikian peneliti memberi judul

penelitian ini sebagai “Pengaruh Sifat Machiavellian terhadap

Keputusan Etis Mahasiswa S1 Akuntansi dengan Spiritual Quotient

sebagai Variabel Moderasi”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka dapat

dirumuskan perumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah sifat Machiavellian mempunyai pengaruh signifikan

terhadap Keputusan Etis Mahasiswa S1 Akuntansi ?

2. Apakah Spiritual Quotient dapat memoderasi hubungan antara sifat

Machiavellian dengan Keputusan Etis Mahasiswa S1 Akuntansi ?

Page 30: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

11

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini

adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh sifat Machiavellian terhadap

Keputusan Etis Mahasiswa S1 Akuntansi.

2. Untuk mengetahui pengaruh sifat Machiavellian dengan Keputusan

Etis Mahasiswa S1 Akuntansi dengan Spiritual Quotient sebagai

pemoderasi.

D. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini, peneliti berharap dapat memberikan manfaat

yakni:

1. Kontribusi Teoritis

a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

pengetahuan bagi penulis dan dapat memberikan kontribusi pada

pengembangan literatur maupun penelitian di bidang akuntansi

mengenai pengaruh sifat Machiavellian terhadap Keputusan Etis

Mahasiswa S1 Akuntansi dengan Spiritual Quotient sebagai

variabel moderasi.

b. Peneliti berikutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat

digunakan sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang ingin

melakukan penelitian lebih lanjut mengenai topik pengaruh sifat

Page 31: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

12

Machiavellian terhadap Keputusan Etis Mahasiswa S1

Akuntansi dengan Spiritual Quotient sebagai variabel moderasi.

c. Mahasiswa Jurusan Akuntansi, hasil penelitian ini dapat

diterapkan dalam pengambilan keputusan etis dan dijadikan

referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya, serta dapat

digunakan sebagai pembanding untuk menambah ilmu

pengetahuan.

2. Kontribusi Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi untuk

menambah informasi dan ilmu pengetahuan bagi profesi akuntan

dalam mengenali karakter atau kepribadian machiavellian pada

calon profesi akuntan.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

tambahan bagi pembaca dan diharapkan memberikan manfaat

bagi masyarakat sebagai dokumentasi ilmiah untuk

perkembangan ilmu pengetahuan.

Page 32: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Teori Perkembangan Moral Kognitif

Konsep perkembangan moral pertama kali dikemukakan oleh Paget

(1932) dalam monografnya, The Moral Judgment of a Child. Selanjutnya

teori perkembangan moral berkembang menjadi teori perkembangan moral

kognitif (cognitive moral development–CMD) modern yang dilahirkan oleh

seorang peneliti yang bernama Lawrence Kohlberg pada tahun 1950

(Suliani dan Marsono, 2010).

Riset Kohlberg (1981) memfokuskan pada pengembangan moral

kognitif anak muda (young males) yang menguji proses kualitatif

pengukuran respon verbal dengan menggunakan Kohlberg’s Moral

Judgement Interview (MJI). Menurut prospektif pengembangan moral

kognitif, kapasitas moral individu menjadi lebih sophisticated dan

kompleks apabila individu tersebut mendapatkan tambahan struktur moral

kognitif pada setiap peningkatan level pertumbuhan perkembangan moral.

Pertumbuhan eksternal berasal dari rewards dan punishment yang

diberikan, sedangkan pertumbuhan internal mengarah pada principle dan

universal fairness (Chrismastuti dan Purnamasari, 2006).

Studi Lawrence Kohlberg (1969) mengidentifikasi tiga tingkatan

perkembangan moral. Seorang individu pada tingkat pertama (pre-

conventional) perkembangan moral menganggap harapan masyarakat

Page 33: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

14

menjadi eksternal untuk dirinya sendiri. Pada tingkat ini, outcome perilaku

yang tampaknya etis dapat termotivasi oleh keinginan individu untuk

menghindari hukuman atau hasilnya (outcome) berada dalam kepentingan

diri individu. Misalnya, anak kecil biasanya berperilaku dengan cara

tertentu semata-mata untuk menerima imbalan atau untuk menghindari

hukuman (Richmond, 2001).

Pada tingkat kedua (conventional), seorang individu bersangkutan

dengan masyarakat, kesejahteraan orang lain, dan persepsi orang lain untuk

moralitasnya. Misalnya, remaja yang umumnya dianggap dipengaruhi oleh

tekanan teman sebaya, hal ini menunjukkan tingkat kedua kemampuan

penalaran moral. Seorang individu yang telah mencapai tingkat ketiga (post-

conventional) akan bertindak atas nama orang lain dalam masyarakat.

Individu-individu ini percaya bertindak untuk kepentingan publik dan hak-

hak individu yang ada secara independen dari masyarakat. Berdasarkan

teori perkembangan moral di atas, dapat dijelaskan bahwa semakin tinggi

tingkat perkembangan moral seseorang, maka semakin tinggi tingkat

moralitasnya (Arestanti Herawati dan Rahmawati, 2016).

Lawrence Kohlberg (1969) meneliti proses kognitif yang digunakan

orang ketika membuat keputusan antara benar dan salah. Kohlberg tertarik

mengembangkan sistem untuk mewakili penalaran etis logis, Sedangkan

James Rest (1986) memperluas karya Kohlberg dengan mengembangkan

instrumen yang valid dan andal untuk mengukur penalaran etis (Richmond,

2001). Model empat komponen Rest (1979) menjelaskan proses yang

digunakan sebagian besar individu dalam pengambilan keputusan etis dan

Page 34: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

15

perilaku. Model empat komponen menggambarkan bagaimana struktur

kognitif ini bergabung untuk mengarah pada proses penalaran seseorang

ketika disajikan dilema etika. Tabel berikut meringkas tahapan etika

penalaran Rest.

Tabel 2.1 Model Empat Komponen Rest

Proses

Psikologis

Hasil Keterangan

Tahap I :

Sensitivitas

Moral

Identifikasi

dilema moral

Komponen I menunjukkan bahwa banyak orang

mengalami kesulitan mengidentifikasi dilema

moral dan terdapat perbedaan di antara orang-

orang dalam kepekaan mereka terhadap

kebutuhan dan kesejahteraan orang lain.

Tahap II :

Penalaran

Preskriptif

Pertimbanga

n moral atas

solusi ideal

dalam

dilema moral

Komponen II berfokus pada penentuan arah

yang tepat dari perilaku atau tindakan moral.

Penalaran preskriptif didefinisikan sebagai

'pertimbangan apa yang harus dilakukan untuk

menangani dilema etika'

Tahap III :

Pertimbangan

Konsultatif

Niat untuk

mematuhi

atau tidak

mematuhi

solusi yang

ideal

Komponen III berfokus pada memutuskan apa

yang harus dilakukan ketika disajikan dengan

dilema etika. Penalaran yang penuh

pertimbangan didefinisikan sebagai penentuan

'apa yang sebenarnya akan dilakukan' untuk

menangani dilema etika

Tahap IV :

Karakter

moral

Tindakan

atau perilaku

moral

Komponen IV melibatkan pelaksanaan rencana

moral.

Sumber: Richmond (2001)

Page 35: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

16

Studi komponen I dalam model empat komponen Rest berkaitan

dengan mengandaikan kebutuhan akan kesadaran moral atau kemampuan

mengidentifikasi isu-isu moral. Di dalamnya terjadi proses interpretasi di

mana seorang individu mengenali bahwa suatu masalah moral ada di dalam

situasi yang dihadapi atau bahwa suatu prinsip moral menjadi relevan di

dalamnya. Tahap ini dinilai kritis karena kemampuan mengidentifikasi

signifikansi moral dari suatu isu berperan besar dalam mengawali sebuah

proses pengambilan keputusan etis dan juga perilaku etis (Wisesa, 2011).

Pada tahap ini individu tersebut harus dapat membuat semacam interpretasi

dari situasi tertentu dalam hal tindakan apa yang mungkin, siapa yang akan

dipengaruhi oleh setiap tindakan, dan bagaimana pihak yang

berkepentingan akan menganggap efek tersebut pada kesejahteraan mereka

(Lampe dan Finn, 1992 dalam Richmond, 2001).

Komponen II memfokuskan terhadap faktor-faktor yang

menentukan perilaku etis. Komponen ini didefinisikan sebagai

pertimbangan-pertimbangan mengenai yang harus dilakukan untuk

mengantisipasi dilema etis. Pertimbangan etis menyangkut penilaian

macam-macam tindakan-tindakan mana seperti yang dibuktikan oleh

komponen pertama, yaitu persepsi etis yang lebih dapat dibenarkan secara

moral (secara moral benar atau bagus) (Rest, 1979 dalam Suliani dan

Marsono, 2010). Penelitian Ika (2011) menyatakan bahwa spiritual quotient

dapat menerangkan atau memengaruhi sikap dan perilaku etis seseorang.

Berman (2001:98) dalam Trihandini (2005) mengungkapkan bahwa

kecerdasan spiritual (SQ) dapat memfasilitasi dialog antara pikiran dan

Page 36: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

17

emosi, antara jiwa dan tubuh. Spiritual quotient merupakan kemampuan

untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai (Zohar dan

Marshall, 2000:4). Pada komponen ini, seseorang harus mampu membuat

penilaian tentang tindakan-tindakan mana yang benar secara moral (adil

atau baik secara moral), dan dapat memberi label satu tindakan yang

mungkin dilakukan sebagai apa yang harus dilakukan seseorang dalam

situasi dilema. (Lampe dan Finn, 1992 dalam Richmond, 2001).

Komponen III, fokus dalam memutuskan apa yang seharusnya

dilakukan ketika menghadapi dilema etika, menentukan apa yang

sebenarnya dilakukan untuk mengatasi dilema etis. Orang tersebut harus

mengutamakan nilai-nilai moral di atas nilai-nilai pribadi lainnya

sedemikian rupa sehingga ada niat untuk melakukan apa yang secara moral

benar (Lampe dan Finn, 1992 dalam Richmond, 2001). Pengambilan

keputusan tindakan mana yang sebaiknya diambil bukanlah sebuah proses

pemilihan secara acak. Pemutusan harus berdasarkan penalaran yang tepat

yang memperhatikan prinsip-prinsip moral yang relevan di dalam proses

penalaran etis. Alternatif tindakan yang telah diambil pun membutuhkan

ketetapan hati maupun dorongan untuk melakukannya (Wisesa, 2011)

Komponen IV adalah karakter moral, yang mengacu pada sifat-sifat

atau kepribadian seseorang. Kekuatan ego, kekerasan hati (ketekunan),

ketabahan, dan keberanian diperlukan untuk mengatasi rintangan-rintangan

dalam penyelesaikan tindakan secara benar (Rest, 1986 dalam Richmond,

2001). Hasil penelitian Richmond (2001) menunjukan bahwa sifat

machiavellian merupakan salah satu sifat atau kepribadian yang dapat

Page 37: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

18

meningkatkan kecenderungan seseorang untuk menerima sikap tidak etis.

Pada komponen ini, orang tersebut harus memiliki kepribadian dengan

ketekunan yang cukup, kekuatan ego, dan keterampilan implementasi untuk

dapat menindaklanjuti niat moralnya, untuk menahan kelelahan, dan untuk

mengatasi rintangan (Lampe dan Finn, 1992 dalam Richmond, 2001).

2. Sifat Machiavellian

Sifat Machiavellian diperkenalkan oleh seorang ahli filsuf politik

dari Itali bernama Niccolo Machiavellian (1469-1527). Menurut Robbins

(2009) Sifat Machiavellian merupakan sifat kepribadian utama yang dapat

memengaruhi perilaku suatu organisasi, sedangkan menurut Anderson dan

Bateman (1997) sifat Machiavellian dapat digunakan untuk memprediksi

perilaku tidak etis (Chrismastuti dan Purnamasari, 2004). Sifat

Machiavellian dalam dunia bisnis yang memberikan reward untuk

kemenangan merupakan sifat yang dapat diterima umum, namun dalam

profesi auditor yang mengutamakan implikasi etis, sifat Machiavellian

merupakan sifat yang negatif karena mengabaikan pentingnya integritas dan

kejujuran dalam mencapai tujuan. Kepribadian Machiavellian sebagai suatu

kepribadian antisosial, yang tidak memperhatikan moralitas konvensional

dan mempunyai komitmen ideologis yang rendah (Christie dan Geis, 1970).

Machiavellian umumnya terkait dengan individu yang manipulatif,

menggunakan perilaku persuasif untuk mencapai tujuan pribadi, dan

biasanya agresif. Machiavellian didefinisikan sebagai sebuah proses di

mana manipulator mendapat lebih banyak semacam reward daripada yang

Page 38: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

19

akan didapatnya tanpa memanipulasi, sementara orang lain mendapat lebih

sedikit, setidaknya dalam konteks langsung (Christie and Geis, 1970:106).

Menurut Ghosh dan Crain (1996) Individu yang memiliki sifat

Machiavellian tinggi berusaha memanfaatkan keadaan untuk memperoleh

keuntungan pribadi dan cenderung untuk tidak patuh pada peraturan atau

dapat dikatakan bahwa Individu Machiavellian digambarkan kurang

memiliki keinginan untuk bergabung dengan orang lain, memiliki relasi

interpersonal minim, dan cenderung menolak norma-norma etika sehingga

dapat mencapai kepentingan pribadi. Literatur psikologi menunjukkan

bahwa sikap Machiavellian relatif stabil, berkembang sejak kecil sebelum

dewasa, dan biasanya tidak berubah setelah dewasa (Mahayani dan

Merkusiwati, 2016).

Penelitian Richmond (2001) menemukan bahwa Skala

Machiavellian (Skala Mach IV) merupakan instrumen yang tepat untuk

digunakan dalam pendidikan dan pelatihan etika. Skala Machiavellian ini

menjadi proksi perilaku moral yang mempengaruhi perilaku pembuatan

keputusan etis. Sehingga diekspektasikan bahwa individu dengan sifat

Machiavellian tinggi akan lebih mungkin melakukan tindakan yang tidak

etis dibandingkan individu dengan sifat Machiavellian rendah. Hal ini

sejalan dengan penelitian yang akan dilakukan, dimana peneliti ingin

mengukur kecenderungan sifat Machiavellian terhadap keputusan etis.

Page 39: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

20

3. Spiritual Quotient

Kecerdasan spiritual ditemukan oleh Danah Zohar dan Ian Marshall

pada pertengahan tahun 2000. Zohar dan Marshall mendefinisikan

kecerdasan spitirual yaitu kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan

persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku

dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan

untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna

dibandingkan dengan yang lain (Zohar dan Marshall, 2000:4). Sedangkan

menurut Agustian (2001:57) dalam Agustini dan Herawati (2013)

Kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah

terhadap setiap prilaku dan kegiatan melalui langkah-langkah dan

berdasarkan pemikiran yang bersifat fitrah atau bersih menuju manusia yang

seutuhnya dan memiliki pemikiran integralistik atau ketuhanan serta

berprinsip bahwa setiap perbuatannya adalah semata-mata untuk ibadah

atau mengabdi kepada Tuhan.

Eckersley memberikan pengertian yang lain mengenai kecerdasan

spiritual. Kecerdasan spiritual didefinisikan sebagai perasaan intuisi yang

dalam terhadap keterhubungan dengan dunia luas didalam hidup manusia

(Eckersley, 2000 dalam Trihandini, 2005). Zohar dan Marshall (2000:4)

menerangkan bahwa kecerdasan spiritual adalah landasan yang diperlukan

untuk memfungsikan IQ dan EQ. Bahkan, Spiritual Quotient merupakan

kecerdasan tertinggi. Serta menjelaskan bahwa Spiritual Quotient tidak

mesti berhubungan dengan agama. Bagi sebagian orang Spiritual Quotient

mungkin menemukan cara pengungkapan melalui agama formal, tetapi

Page 40: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

21

tidak beragama tidak menjamin Spiritual Quotient tinggi. Agama formal

adalah seperangkat aturan dan kepercayaan yang dibebankan secara

eksternal. Ia bersifat top-down, diwarisi oleh pendeta, nabi, dan kitab suci

atau ditanamkan melalui keluarga dan tradisi. Spiritual Quotient

sebagaimana dijelaskan dalam buku Zohar dan Marshall merupakan

kemampuan internal bawaan otak dan jiwa manusia, Spiritual Quotient

adalah fasilitas yang berkembang selama jutaan tahun, yang memungkinkan

otak untuk menemukan dan menggunakan makna dalam memecahkan

persoalan. Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan jiwa yang dapat

membantu kita menyembuhkan dan membangun diri kita secara utuh (Zohar

dan Marshall, 2000:8).

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Spiritual Quotient

merupakan suatu kemampuan untuk memberikan makna dan nilai terhadap

segala kondisi kehidupan yang dijalaninya dengan prilaku berbudi luhur.

Kaitannya dengan penelitian ini adalah, Peneliti ingin melihat dampak dari

Spiritual Quotient dalam memperkuat atau memperlemah hubungan antara

pengaruh sifat Machiavellian dengan keputusan etis.

4. Keputusan Etis

Pengambilan keputusan adalah proses fundamental karena untuk

membuat keputusan yang tepat, seseorang dihadapkan dengan beberapa

pilihan alternatif yang memiliki konsekuensi. Keputusan etis didefinisikan

sebagai keputusan yang legal dan dapat diterima secara moral oleh

masyarakat luas. Sebaliknya, keputusan yang tidak etis adalah ilegal atau

Page 41: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

22

secara moral tidak dapat diterima oleh masyarakat luas (Jones, 1991).

Menurut Rest (1986) dalam Sparks dan Pan (2009) pembuatan keputusan

etis merupakan sebuah proses psikologis ketika menghadapi dilema etis

dalam membuat penilaian benar atau salah secara moral. Hunt dan Vitell

(1986) mendefinisikan pengambilan keputusan etis sebagai pengambilan

keputusan dengan pemahaman mengenai sebuah tindakan benar secara

moral atau tidak (Arestanti, Herawati dan Rahmawati, 2016).

Pengambilan keputusan etis melibatkan proses penalaran etis yang

di dalamnya mengolaborasi kesadaran moral dan kemampuan moral

kognitif seseorang yang pada akhirnya diwujudkan di dalam proses tindakan

sebagai bentuk implementasi keputusan yang diambil. Menurut Rest (1986)

Pengambilan keputusan etis, yaitu keputusan yang berkaitan dengan nilai

etis (moral), dilakukan melalui Model Empat Komponen (Four Component

Model), Rest menggambarkan bagaimana proses internal pengambilan

keputusan etis melatarbelakangi tindakan seseorang (Wisesa, 2011).

Dapat disimpulkan bahwa keputusan etis merupakan sebuah proses

dalam menilai benar atau salah secara moral yang dapat diterima oleh

masyarakat luas ketika menghadapi dilema etis. Pada penelitian ini, peneliti

ingin mengetahui seberapa besar keputusan etis dipengaruhi sifat

Machiavellian dan bagaimana dampak dari Spiritual Quotient terhadap

hubungan antara sifat Machiavellian dengan keputusan etis.

Page 42: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

23

B. Kerangka Berpikir

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan

sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Kewajiban Profesi Akuntan

melaksanakan Kode Etik

Akuntan Indonesia serta

menghasilkan Keputusan Etis

Pengaruh Sifat Machiavellian terhadap Keputusan Etis Mahasiswa

dengan Spiritual Quotient sebagai variabel moderasi

Grand Theory : Teori Perkembangan Moral Kognitif

Sifat

Machiavellian (X)

Keputusan Etis

Mahasiswa S1

Akuntansi (Y)

Spiritual Quotient (Variabel Moderating)

Metode Analisis : Moderated Regression Analysis (MRA)

Hasil yang diharapkan

Kesimpulan dan Saran

Adanya kepribadian Machiavellian

yang berkembang sejak kecil dapat

mengabaikan pentingnya integritas

dan kejujuran

GAP

H1

H2

Page 43: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

24

C. Penelitian Terdahulu

Sebelum penelitian ini, ada beberapa penelitian yang bisa dijadikan acuan oleh peneliti yakni:

Bersambung pada halaman selanjutnya

Tabel 2.2 Daftar Penelitian Terdahulu

No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

1

Rindayanti dan

Dekeng Setyo

Budiarto (2017)

Hubungan antara Love of Money, Machiavellian

dengan Persepsi Etis:

Analisis Berdasarkan

Perspektif Gender

Variabel

Machiavellia

n

Variabel Spiritual Quotient,

Keputusan etis,

Responden dan

Lokasi penelitian

Love of money tidak berpengaruh signifikan terhadap

perilaku etis mahasiswa akuntansi sedangkan machiavellian berpengaruh signifikan terhadap

perilaku etis mahasiswa. Tidak terdapat perbedaan

tingkat love of money dan machiavellian berdasar

gender, namun terdapat perbedaan tingkat perilaku etis berdasar gender.

2

Yakobus Kaditti

Bangun dan Marselinus Asri

(2017)

Auditor Ethical Decision Making

Variabel

Keputusan

Etis

Variabel

Machiavellian,

Spiritual Quotient,

Responden dan Lokasi penelitian

Penelitian ini memperluas Theory of Planned Behavior,

yang menunjukkan bahwa informasi keuangan,

intensitas moral, ideologi etis, iklim etika, etika profesional dan komitmen terhadap profesi adalah

faktor eksternal yang dapat mempengaruhi dan

memperkuat keputusan etis.

3

Martana Arrazaqu

Arestanti, Nurul

Herawati dan Emi Rahmawati

(2016)

Faktor-Faktor Internal Individual dalam

Pembuatan Keputusan

Etis: Studi pada

Konsultan Pajak di Kota Surabaya

Variabel

Machiavellian

Variabel Spiritual

Quotient,

Keputusan etis, Responden dan

Lokasi penelitian

Sifat machiavellianisme yang merupakan faktor

individual dari konsultan pajak yang berpengaruh

negatif terhadap pembuatan keputusan etis konsultan

pajak. Hal ini berarti bahwa sifat machiavellian yang tinggi pada seorang individu menyebabkan individu

tersebut memiliki kemungkinan besar untuk membuat

keputusan yang tidak etis

Page 44: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

25

Tabel 2.2 Daftar Penelitian Terdahulu (lanjutan)

Bersambung pada halaman selanjutnya

No Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Metode Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

4

Zein Haritsah,

Hendra

Gunawan dan Pupung

Purnamasari

(2015)

Pengaruh Profesionalisme

dan Sifat Machiavellian terhadap Pengambilan

Keputusan Etis Auditor

(Survey pada Kantor Akuntan Publik di Kota

Bandung, Jawa Barat)

Variabel

Machiavellian dan Keputusan

etis

Variabel Spiritual

Quotient, Responden dan

lokasi penelitian

Secara bersama-sama profesionalisme dan sifat

Machiavellian berpengaruh terhadap pengambilan

keputusan etis auditor

5

Apriyanti, Taufeni Taufik

dan Mudrika

Alamsyah Hasan (2014)

Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan

Spiritual dan Perilaku Etis

terhadap Kinerja Auditor Pemerintah

Variabel

Spiritual

Quotient

Variabel

Machiavellian,

Keputusan etis, Objek, Responden

dan Lokasi

penelitian

kecerdasan emosional, berpengaruh terhadap kinerja

auditor dengan nilai t-hitung 4.997, t-tabel 0.194 signifikan 0.000. Kecerdasan Spiritual berpengaruh

terhadap kinerja auditor dengan nilai t-hitung 3.141, t-

tabel 0.194 signifikan 0.003 dan perilaku etis berpengaruh terhadap kinerja auditor dengan nilai t-

hitung 2.659, t-tabel 0.194 signifikan 0.009

6 Yanti Puji

Astutie (2014)

Karakteristik Machiavellian Dalam

Profesi Akuntan

Variabel

Machiavellian

Variabel Spiritual

Quotient, Keputusan etis,

Responden dan

Lokasi penelitian

Pendidikan merupakan variabel demografis yang

secara signifikan berhubungan dengan Machiavellianisme. Machiavellianisme tidak

berhubungan dengan keberhasilan sosial ekonomi

dalam akuntansi, kepuasan kerja maupun kepuasan karier. Machiavellianisme secara tidak signifikan dan

negatif berhubungan dengan relativisme dan

idealisme.

Page 45: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

26

Tabel 2.2 Daftar Penelitian Terdahulu (lanjutan)

Bersambung pada halaman selanjutnya

No Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

7

Syukriyah Agustini,

Nyoman

Trisna

Herawati (2013)

Pengaruh Kecerdasan

Intelektual, Kecerdasan

Emosional dan Kecerdasan Spiritual terhadap Sikap Etis

Mahasiswa S1 Akuntansi

Universitas Pendidikan

Ganesha Singaraja

Variabel

Spiritual Quotient ,

Objek

penelitan

Variabel

Machiavellian, Keputusan etis,

Responden dan

Lokasi penelitian

Kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan

kecerdasan spiritual berpengaruh positif signifikan terhadap sikap etis mahasiswa. Serta kecerdasan

intelektual mempunyai pengaruh dominan terhadap

sikap etis mahasiswa

8

Triyana Widyaningrum

dan Aris Eddy

Sarwono

(2012)

Analisis Sifat Machiavellian

dan Pembelajaran Etika terhadap Sikap Etis Akuntan

dan Mahasiswa Akuntansi

Variabel

Machiavellian, Objek

penelitian

Variabel

Spiritual

Quotient, Keputusan etis,

Responden dan

lokasi penelitian

Sifat Machiavellian mempengaruhi sikap etis akuntan

dan mahasiswa akuntansi pada ERATING A dan pada

ERATING B. Mahasiswa akuntansi yang sudah menempuh mata kuliah etika memiliki nilai yang lebih

baik terhadap pembentukan sikap etis pada ERATING

A dan ERATING B

9 Desi Ika

(2011)

Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Spiritual

terhadap Sikap Etis

Mahasiswa Akuntansi dipandang dari Segi Gender

(Studi pada Perguruan Tinggi

Negeri di Kota Medan)

Variabel

Spiritual

Quotient, Objek

penelitan

Variabel

Machiavellian,

Keputusan etis, Responden dan

Lokasi penelitian

Kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual secara

simultan berpengaruh signifikan terhadap sikap etis

mahasiswa. Secara parsial hanya kecerdasan spiritual yang berpengaruh signifikan dan dominan terhadap

sikap etis mahasiswa.

10

Wiwied Widyastuti dan

Unti Ludigdo

(2010)

Pengaruh Kecerdasan

Emosional, Kecerdasan

Spiritual dan Budaya Organisasi Terhadap Prilaku

Etis Auditor pada KAP

Variabel

Spiritual Quotient

Variabel

Machiavellian,

Keputusan etis, Responden dan

Lokasi penelitian

Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual dan

Budaya Organisasi berpengaruh terhadap Prilaku Etis

Auditor pada KAP. Secara parsial hanya kecerdasan spiritual dan budaya organisasi yang berpengaruh

signifikan terhadap perilaku etis auditor.

Page 46: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

27

Tabel 2.2 Daftar Penelitian Terdahulu (lanjutan)

Sumber: Diolah dari berbagai referensi

No Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

11 Metta Suliani dan Marsono

(2010)

Pengaruh Pertimbangan Etis,

Perilaku Machiavellian dan Gender dalam Pembuatan

Keputusan Etis Mahasiswa S1

Akuntansi

Variabel Machiavellia

n, Keputusan

etis dan

Objek penelitian

Variabel Spiritual

Quotient,

Responden

dan lokasi penelitian

Perilaku Machiavellian berpengaruh terhadap pembuatan

Keputusan etis. Sedangkan pertimbangan etis dan gender

tidak berpengaruh terhadap pembuatan keputusan etis. kondisi kedua (pembuatan keputusan etis bila dilema etis

dihadapi oleh orang lain) tidak terdapat perbedaan

pengaruh pertimbangan etis, perilaku Machiavellian, dan

gender terhadap pembuatan keputusan etis

12

Agnes A.

Chrismastuti

dan

ST. Vena Purnamasari

(2006)

Dampak Reinforcement

Contigency terhadap

Hubungan Sifat Machiavellian dan Perkembangan Moral

Variabel

Machiavellia

n

Variabel Spiritual

Quotient,

Keputusan

etis, Responden

dan Lokasi

penelitian

Pemberian penghargaan atas perilaku etis dapat

menstimulus seseorang untuk berperilaku lebih etis,

namun tidak cukup dapat memberikan pengaruh yang signifikan. Hukuman atas perilaku etis tidak memberikan

dampak yang signifikan terhadap pengaruh negatif sifat

Machiavellian terhadap perilaku etis. Seseorang dengan

perkembangan moralnya semakin tinggi akan semakin terpengaruh dengan situasi/ kondisi yang ada di

lingkungannya ketika harus membuat keputusan etis.

13

Agnes A.

Chrismastuti

dan

ST. Vena Purnamasari

(2004)

Hubungan Sifat

Machiavellian, Pembelajaran

Etika dalam Mata Kuliah Etika dan Sikap Etis Akuntan : Suatu

Analisis Perilaku Etis Akuntan

dan Mahasiswa Akuntansi di Semarang

Variabel

Machiavellia

n, Objek penelitian

Variabel Spiritual

Quotient,

Keputusan

etis, Responden

dan lokasi

penelitian

Sifat Machiavellian berpengaruh pada sikap etis akuntan

dan mahasiswa akuntansi. Besarnya pengaruh sifat Machiavellian terhadap sikap etis akuntan relatif kecil.

Ketika menghadapi sendiri kondisi dilematis, akuntan

justru cenderung lebih Machiavellian

Page 47: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

28

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara atas sebuah

permasalahan penelitian sampai semua data terkumpul (Harini, 2011).

Berdasarakan kerangka pemikiran diatas maka hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pengaruh Sifat Machiavellian terhadap Keputusan Etis

Auditor mempunyai kewajiban untuk menjaga standar perilaku etis

tertinggi mereka kepada organisasi dimana mereka bernaung, profesi

mereka, masyarakat dan diri mereka sendiri dimana auditor mempunyai

tanggungjawab menjadi kompeten dan untuk menjaga integritas dan

objektivitas mereka (Nugrahaningsih, 2005). Payamta (2002) menyatakan

bahwa berdasarkan “Pedoman Etika” The International Federation of

Accountant (IFAC), maka syarat-syarat etika suatu organisasi akuntan

sebaiknya didasarkan pada prinsip-prinsip dasar yang mengatur

tindakan/perilaku seorang akuntan dalam melaksanakan tugas

profesionalnya. Prinsip tersebut adalah : (1)integritas; (2)objektivitas;

(3)independen; (4)kepercayaan; (5)kerahasiaan; (6)kemampuan

profesional; dan (7)perilaku etika.

Richmond (2001) meneliti hubungan sifat Machiavellian yang diukur

dengan instrumen Mach IV Score dan dampaknya pada keputusan etis

mahasiswa di Virgina. Berangkat dari penelitian yang dilakukan Richmond

(2001) pada mahasiswa akuntansi di Virginia, diketahui bahwa variabel

Machiavellian mempunyai kemampuan untuk memprediksi kecenderungan

sikap etis, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana

Page 48: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

29

prediksi kecenderungan keputusan etis mahasiswa dilihat dari intensitas

sifat Machiavelliannya, pada mahasiswa S1 akuntansi di Jakarta. Oleh

karena itu, hipotesis dari penelitian ini sebagai berikut :

H1 : Sifat Machiavellian berpengaruh terhadap Keputusan Etis

2. Pengaruh Spiritual Quotient dalam memoderasi Sifat Machiavellian

terhadap Keputusan Etis

Penelitian yang dilakukan oleh Ika (2011) menerangkan bahwa sikap

dan perilaku etis seseorang dipengaruhi oleh kecerdasan emosional dan

kecerdasan spiritual seseorang. Spiritual Quotient merupakan kecerdasan

untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu

kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks

makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan

atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain

(Zohar dan Marshall, 2000:4). Lehnert, Park dan Signh (2014)

menunjukkan bahwa penelitian selama dekade terakhir telah memperkaya

literatur pengambilan keputusan etis dengan menjelajahi moderator yang

relatif belum tereksplorasi tetapi penting dalam proses pengambilan

keputusan etis. Konstruk seperti kebajikan, spiritual, nilai-nilai dan empati

berperilaku relatif konsisten dan semuanya secara positif memoderasi

hubungan antara situasi etis dan pengambilan keputusan etis. Memahami

peran dan pentingnya nilai dan spiritual quotient tertentu diperlukan dalam

kerangka keputusan etis yang lebih besar (Lehnert, Park dan Signh, 2014).

Page 49: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

30

Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ika (2011)

menyatakan bahwa kecerdasan spiritual sebagai variabel yang berpengaruh

dominan terhadap sikap etis mahasiswa akuntansi. Pengaruh dominan

kecerdasan spiritual terhadap sikap etis mahasiswa akuntansi tersebut erat

kaitannya dengan struktur dan pembentukan sikap yang ada pada individu.

Peran spiritual seseorang menjadi lebih menonjol dalam proses

pengambilan keputusan etis dengan tujuh dari sepuluh penelitian

menunjukkan hubungan positif. Satu-satunya pengecualian adalah

penelitian Singhapakdi et al. (2013) yang menemukan hubungan negatif

(Lehnert, Park dan Signh, 2014). Ulasan Craft (2012) membahas bahwa

peran kecerdasan spiritual tidak secara konsisten ditangkap ketika

mengeksplorasi dampaknya pada pengambilan keputusan etis. Berdasarkan

uraian tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H2 : Pengaruh Spiritual Quotient dalam memoderasi Sifat

Machiavellian terhadap Keputusan Etis

Page 50: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Penelitian ini bertujuan

untuk menganalisa hubungan kausalitas yang digunakan untuk menjelaskan

pengaruh variabel independen, yaitu sifat Machiavellian terhadap variabel

dependen, yaitu Keputusan Etis Mahasiswa S1 Akuntansi dengan Spiritual

Quotient sebagai variabel moderating. Agar lebih fokus terhadap penelitian

yang dilakukan, maka ruang lingkup penelitian difokuskan hanya pada

Mahasiswa S1 Akuntansi yang berada di Provinsi DKI Jakarta.

B. Metode Penentuan Sampel

1. Populasi dan Sampel

Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah Mahasiswa S1

jurusan Akuntansi di Universitas Negeri dan Universitas Swasta di

Indonesia yang berstatus aktif dan memiliki program studi akuntansi yang

terdaftar pada Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).

Sedangkan sampel pada penelitian ini merupakan Mahasiswa S1

jurusan Akuntansi di Universitas Negeri dan Universitas Swasta di Provinsi

DKI Jakarta yaitu pada Kopertis Wilayah III, berstatus aktif dan memiliki

program studi akuntansi yang terdaftar pada Badan Akreditasi Nasional

Perguruan Tinggi (BAN-PT). Penentuan wilayah Provinsi DKI Jakarta

sebagai sampel penelitian diambil berdasarkan direktori hasil akreditasi

Page 51: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

32

program studi akuntansi yang dapat diakses pada website resmi BAN-PT

(https://banpt.or.id/direktori/prodi/pencarian_prodi), bahwa Provinsi DKI

Jakarta menduduki peringkat ketiga terbesar dalam pesebaran jumlah

Universitas Negeri dan Swasta dengan program studi akuntansi yang

terakreditasi. Oleh karena itu diharapkan penentuan Provinsi DKI Jakarta

sebagai sampel dapat mewakili populasi yang ada. Data Peringkat Lima

Besar Provinsi dalam Pesebaran Jumlah Universitas Negeri dan Swasta

dengan Program Studi Akuntansi yang Terakreditasi di Indonesia Tahun

2018 dapat dilihat pada Tabel 3.1

Tabel 3.1 Peringkat Lima Besar Provinsi dalam Pesebaran Jumlah

Universitas Negeri dan Swasta dengan Program Studi Akuntansi yang

Terakreditasi di Indonesia Tahun 2018

No Kopertis Wilayah

Jumlah

Perguruan

Tinggi

1 Kopertis Wilayah VII

67 (Provinsi Jawa Timur)

2 Kopertis Wilayah IV

54 (Provinsi Jawa Barat)

3

Kopertis Wilayah III

50 (Provinsi DKI Jakarta, Bogor, Depok,

Bekasi dan Banten)

4 Kopertis Wilayah VI

33 (Provinsi Jawa Tengah)

5

Kopertis Wilayah IX

28 (Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi

Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi

Barat dan Gorontalo)

Sumber : Diolah dari Direktori hasil akreditasi program studi BAN-PT

Page 52: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

33

Selain itu berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Santoso dan

Yanti (2015) terhadap mahasiswa akuntansi di Jakarta menunjukkan bahwa

mayoritas responden melakukan tindakan tidak jujur berhubungan pada

sikap (attitude) yang mereka ambil dan alasan mereka berperilaku tidak

jujur bukan didasari karena faktor keadaan, namun mereka berperilaku

seperti itu karena adanya kehendak (intention) untuk berperilaku tidak jujur.

Hal tersebut mengindikasikan kecenderungan pada mahasiswa akuntansi di

Jakarta untuk melakukan sikap tidak etis.

2. Metode Pengambilan Sampel

Peneliti menggunakan metode convenience sampling untuk

menentukan pengambilan sampel. Convenience sampling merupakan

pengumpulan informasi dari anggota populasi yang dengan senang hati

bersedia memberikannya (Sekaran, 2013:252). Definisi lain menurut

Dornyei (2007) dalam Etikan, Musa dan Alkassim (2015) convenience

sampling (juga dikenal sebagai Haphazard Sampling atau Sampling

Accidental) adalah jenis non-probability atau non-random sampling di mana

anggota target dari populasi memenuhi kriteria praktis tertentu, seperti akses

mudah, kedekatan geografis, ketersediaan pada waktu tertentu, atau

kesediaan berpartisipasi untuk dimasukkan dalam tujuan penelitian.

Convenience sampling adalah metode yang paling sering dipakai selama

tahap eksplorasi penelitian dan mungkin merupakan cara terbaik untuk

mendapatkan informasi dasar dengan cepat dan efisien (Sekaran, 2013:252).

Page 53: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

34

C. Metode Pengumpulan Data

Pengambilan data yang dilakukan untuk penelitian ini dilakukan

menggunakan data primer yaitu dengan membagikan kuesioner secara

langsung maupun melalui media perantara kepada responden yaitu Mahasiswa

S1 Jurusan Akuntansi yang berada pada wilayah Provinsi DKI Jakarta. Sumber

data dalam penelitian ini diperoleh dari skor masing-masing indikator variabel

dari pengisian kuesioner yang telah dibagikan kepada Mahasiswa S1 Jurusan

Akuntansi yang berada pada wilayah Provinsi DKI Jakarta sebagai responden.

D. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Pada bagian ini akan di uraikan definisi dari masing-masing variabel

yang digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya.

1. Sifat Machiavellian (X1)

Kepribadian Machiavellian terkait dengan individu yang

manipulatif, menggunakan perilaku persuasif untuk mencapai tujuan

pribadi, dan biasanya agresif. Machiavellian didefinisikan sebagai sebuah

proses di mana manipulator mendapat lebih banyak semacam reward

daripada yang akan didapatnya tanpa memanipulasi, sementara orang lain

mendapat lebih sedikit, setidaknya dalam konteks langsung (Christie and

Geis, 1970:106).

Sifat Machiavellian (X1) diukur dengan menggunakan instrumen

Mach IV scale yang dikembangkan oleh Christies and Geis (1970). Skala

Mach IV adalah ukuran perilaku Machiavellian yang tervalidasi dengan

baik. Skala Mach IV adalah instrumen 20-item yang dirancang untuk

Page 54: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

35

mengukur perasaan responden tentang apakah seseorang percaya bahwa

orang lain rentan terhadap manipulasi dalam situasi interpersonal

(Richmond, 2001).

Satuan pengukuran yang digunakan adalah skala Likert, dengan lima

skala, rentan nilai 1 sampai dengan 5, dengan ukuran sebagai berikut: nilai

(1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4) setuju, dan (5) sangat

setuju.

2. Spiritual Quotient (X2)

Spiritual Quotient didefinisikan sebagai kecerdasan untuk

menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan

untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang

lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan

hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain (Zohar dan

Marshall, 2000:4).

Spiritual Quotient (X2) diukur dengan menggunakan instrumen

yang dikembangkan oleh King (2008) yaitu Spiritual Intelligence Self-

Report Inventory (SISRI-24). Satuan pengukuran yang digunakan adalah

skala Likert, dengan lima skala, rentan nilai 1 sampai dengan 5, dengan

ukuran sebagai berikut: nilai (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3)

netral, (4) setuju, dan (5) sangat setuju.

Page 55: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

36

3. Keputusan Etis Mahasiswa (Y)

Pengambilan keputusan etis menurut Rest (1986) adalah sebuah

proses psikologis ketika menghadapi dilema etis dalam membuat penilaian

benar atau salah secara moral (Sparks dan Pan, 2009)

Keputusan Etis Mahasiswa (Y) diukur dengan menggunakan

instrument Sketsa etis (Ethical vignettes). Sketsa etis digunakan untuk

menentukan evaluasi mahasiswa atas perilaku yang dipertanyakan. Sketsa

etis diadaptasi dari penelitian etika sebelumnya oleh Richmond (2001).

Sebanyak delapan sketsa etis digunakan untuk menentukan

bagaimana pengaruh sifat Machiavellian dan Spiritual Quotient terhadap

evaluasi mahasiswa dari dilema etis yang dipertanyakan. Daftar berikut ini

secara singkat merangkum isi dari sketsa:

a. Pengiriman barang lebih awal

b. Pinjaman bank kepada teman

c. Hadiah Pribadi

d. Penyesuaian piutang tak tertagih

e. Keamanan produk: Melanjutkan penjualan produk yang belum diuji

f. Otorisasi pembayaran uang suap

g. Menyalin perangkat lunak: meminjamkan perangkat lunak untuk

disalin.

Satuan pengukuran yang digunakan adalah skala Likert, dengan lima

skala, rentan nilai 1 sampai dengan 5, dengan ukuran sebagai berikut: nilai

(1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4) setuju, dan (5) sangat

setuju.

Page 56: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

37

Operasional variabel penelitian ini teringkas dalam tabel berikut :

Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian

Variabel Indikator No. Butir

Pertanyaan Skala Pengukuran

Sifat

Machiavellian

(X1) (Christie dan

Geis, 1970)

1. Sifat taktik interpersonal

seseorang 1, 2, 4, 5, 7 dan 9

Likert 2. Pandangan individu

tentang sifat manusia

3, 8, 10, 11, 12

dan 13

3. Moralitas abstrak 6

Spiritual Quotient

(X2)

(King, 2008)

1. Pemikiran Kritis

eksistensial (Critical

Existential Thinking)

14, 16, 19, 23,

26 dan 30

Likert

2. Pembentukan Makna

Personal (Personal

Meaning Production)

21, 28 dan 31

3. Kesadaran Transendental

(Transcendental

Awareness)

15, 20, 24, 27

dan 29

4. Pengembangan keadaan

sadar (Conscious State

Expansion)

17, 18, 22, 25

dan 32

Keputusan Etis

(Y)

(Richmond, 2001)

1. Pengiriman barang lebih

awal 33

Likert

2. Pinjaman bank kepada

teman 34

3. Hadiah Pribadi 35

4. Penyesuaian piutang tak

tertagih 36

5. Keamanan produk:

Melanjutkan penjualan

produk yang belum diuji

37

6. Otorisasi pembayaran

uang suap 38

7. Menyalin perangkat

lunak: meminjamkan

perangkat lunak untuk

disalin.

39

Page 57: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

38

E. Metode Analisis Data

Metode analisis data menggunakan statistik deksriptif, uji kualitas data,

uji asumsi klasik dan uji hipotesis.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data

yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, nilai

maksimum dan minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemiringan

distribusi) (Ghozali, 2016:19). Pada penelitian ini hanya menggambarkan

nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, nilai maksimum, minimum

dan sum untuk statistik deskriptif.

2. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh

mana ketepatan dari kecermatan alat ukur melakukan fungsi ukurnya.

Suatu instrument dikatakan valid, apabila mampu mengukur apa yang

diinginkan dan mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara

tepat (Nurhasanah, 2016:82). Uji Validitas digunakan untuk mengukur

sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan

valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan

sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2016:52).

Page 58: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

39

Validitas berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap

konsep yang diukur, sehingga betul-betul mengukur apa yang

seharusnya diukur. Validitas tidak berlaku universal sebab bergantung

pada situasi dan tujuan penelitian. Instrumen yang telah valid untuk

suatu tujuan tertentu, tidak otomatis akan valid untuk tujuan yang lain

(Nurhasanah, 2016:82).

Uji validitas dapat dilakukan dengan melakukan korelasi

bivariate antara masing-masing skor indikator dengan total skor

konstruk (Ghozali, 2016:54). Berdasarkan table correlations, kita dapat

melihat hasil uji validitas dengan melihat nilai Sig. Jika nilai Sig.<0,05

maka konstruk dinyatakan valid. Atau dengan cara membandingkan

nilai r hitung dengan nilai r table. Jika nilai r hitung lebih besar dari r

table maka konstruk dinyatakan valid (Nurhasanah, 2016:86).

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas (keterpercayaan) merujuk pada pengertian, apakah

sebuh instrument dapat mengukur sesuatu yang diukur secara konsisten

dari waktu ke waktu. Jadi, kata kunci untuk syarat kualifikasi suatu

instrument pengukur adalah konsistensi, keajekan, atau tidak berubah-

ubah (Nurhasanah, 2016:92). Reliabilitas merupakan suatu ukuran

menunjukkan sejauh mana instrument tanpa bias (bebas dari kesalahan)

dan pengukuran yang konsisten lintas waktu (Sekaran, 2013:228).

Page 59: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

40

Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu

kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu

kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang

terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu

(Ghozali, 2016:47). Jawaban responden terhadap pertanyaan yang

diajukan dikatakan reliabel jika masing-masing pertanyaan dijawab

secara konsisten atau jawaban tidak boleh acak oleh karena masing-

masing pertanyaan hendak mengukur hal yang sama (Ghozali, 2016:48).

Validitas mempermasalahkan kesesuaian antara konsep dan

kenyataan empiris. Sementara reliabilitas mengukur kesesuaian hasil-

hasil pengukuran di tingkat kenyataan empiris. Oleh karena itu, data

yang valid sudah pasti reliabel, tetapi data yang reliabel belum tentu

valid (Nurhasanah, 2016:91).

Interprestasi hasil dari pengujual reliabilitas dapat dilakukan

dengan memperhatikan tabel Reliability Statiscics, dimana suatu

kuesioner dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha> 0,70

(Ghozali, 2016:50).

3. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dalam penelitian ini untuk menguji apakah data

memenuhi asumsi klasik atau tidak. Uji asumsi klasik diperlukan guna

mengetahui apakah analisis data untuk pengujian hipotesis dapat dilanjutkan

atau tidak dan data yang didapatkan akurat atau terhindar dari bias

(Nurhasanah, 2016:62). Pada penelitian ini pengujian yang dilakukan yaitu uji

multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji normalitas.

Page 60: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

41

a. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel

independen. Hasil dari uji multikolonieritas dapat dilihat dari nilai

tolerance dan variance inflation factor (VIF). Nilai cutoff yang umum

dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai

tolerance < 0,01 atau sama dengan nilai VIF > 10 (Ghozali, 2016:104).

Pada penelitian ini tingkat kolonieritas yang masih dapat ditolerir yaitu

nilai tolerance = 0,01 atau sama dengan tingkat kolonieritas 0,95.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan

ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan

ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika

berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah

yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. (Ghozali,

2016:134). Pada penelitian ini uji heteroskedastisitas dilakukan dengan

menggunakan grafik scatterplots dan uji glejser. Jika hasil dari grafik

scatterplots menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak serta

tersebar baik di atas maupun di bawa angka 0 pada sumbu Y, maka

dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model

regresi. Serta apabila hasil koefisien parameter untuk variabel

Page 61: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

42

independen tidak ada yang signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa

model regresi tidak terdapat heteroskedastisitas (Ghozali, 2016:136).

c. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal

(Ghozali, 2016:154). Data berdistribusi normal artinya data mempunyai

sebaran merata sehinggga benar-benar mewakili populasi (Nurhasanah,

2016:91). Uji normalitas dapat dilakukan dengan cara :

1) Uji Analisis Grafik

Uji analisis grafik untuk melihat normalitas residual adalah

dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data

observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.

Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal

probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari

distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis

lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan

garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang

menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis

diagonalnya (Ghozali, 2016:154).

Page 62: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

43

2) Uji Analisis Statistik

Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas

residual adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov

(K-S). Data berdistribusi normal jika nilai Sig. > Alpha. Uji K-S

dilakukan dengan hipotesis (Ghozali, 2016:158). :

H0 : Data residual berdistribusi normal

Ha : Data residual berdistribusi tidak normal.

4. Uji Hipotesis

a. Pengujian dengan Analisis Regresi Moderate (Moderated

Regression Analysis)

Pada penelitian ini peneliti menguji regresi dengan variabel

moderating menggunakan Moderated Regression Analysis (MRA).

Moderate regression analysis adalah uji statistik dengan menggunakan

pendekatan analitik yang mempertahankan integritas sampel dan

memberikan dasar untuk mengontrol variabel moderator. (Ghozali,

2016:219). Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui apakah

variabel moderasi akan memperkuat atau memperlemah hubungan

antara variabel independen dan variabel dependen.

Uji hipotesis secara regresi moderat pada penelitian ini

menggunakan uji nilai selisih mutlak dengan rumus persamaan sebagai

berikut:

Page 63: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

44

Dimana :

Y = Keputusan Etis Mahasiswa

a = Konstanta

b = Koefisien regresi

X1 = Sifat Machiavellian

X2 = Spiritual Quotient

|X1 -X2| = Interaksi yang diukur dengan nilai absolute

perbedaan antara Sifat Machiavellian dengan

Spiritual Quotient

e = Tingkat kesalahan penduga dalam penelitian (Error

term)

Menurut Frucot dan Shearin (1991) interaksi seperti ini lebih

disukai oleh karena ekspetasi sebelumnya berhubungan dengan

kombinasi antara X1 dan X2 dan berpengaruh terhadap Y (Ghozali,

2016:224). Dasar pengambilan kesimpulan adalah dengan

menggunakan nilai signifikansi. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari

alpha (taraf nyata sebesar 5%) maka H0 ditolak atau Ha diterima

(Nurhasanah 2016:30). Hal ini berarti menyatakan bahwa variabel

independen atau bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel

dependen atau terikat.

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3 |X1-X2| + e

Page 64: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

45

Ketepatan fungsi regresi secara statistik setidaknya dapat diukur

dari nilai koefisien determinasi (R2), nilai statistik F dan nilai statistik

t. Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai

uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak).

Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada

dalam daerah dimana H0 diterima (Ghozali, 2016:95). Uji hipotesis

yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan melalui:

1) Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.

Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat

terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan

untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2016:95).

2) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F menguji bahwa semua variabel independen

atau bebas yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh

secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel dependen

(Ghozali, 2016:96). Pada penelitian ini uji statistik F menguji

ketepatan fungsi model regresi diukur dari goodness of fit.

Page 65: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

46

3) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t digunakan untuk memprediksi variabel

dependen atau untuk mengetahui sejauh mana variabel independen

secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali,

2016:97). Untuk menginterprestasikan koefisien variabel

independen dapat menggunakan unstandardized coefficients yaitu

dengan membandingkan probabilitas signifikansi dengan alpha

(taraf nyata 5%). Apabila nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka

Ha diterima dan H0 ditolak yang artinya ada pengaruh secara

individual antara variabel independen dengan variabel dependen

(Ghozali, 2016:99).

Page 66: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

47

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini diawali dengan melakukan pilot test yang bertujuan

untuk melihat nilai validitas dan reliabilitas atas setiap instrumen yang

digunakan dalam kuesioner penelitian. Pilot test dilakukan pada bulan

Mei 2018, dengan jumlah responden sebanyak 30 orang. Responden

terdiri dari mahasiswa S1 Akuntansi yang berada di wilayah DKI

Jakarta yang sedang atau telah mendapatkan mata kuliah Pemeriksaan

Akuntansi (Auditing).

Jumlah item pernyataan saat melakukan pilot test sebanyak 52 butir

pernyataan yang terdiri dari item pernyataan variabel Sifat

Machiavellian sebanyak 20 butir, variabel Spiritual Quotient sebanyak

24 butir dan variabel Keputusan Etis sebanyak 8 butir. Setelah dilakukan

pilot test, item pernyataan yang valid berjumlah 39 butir pernyataan

yang terdiri dari item pernyataan variabel Sifat Machiavellian sebanyak

13 butir, variabel Spiritual Quotient sebanyak 19 butir dan variabel

Keputusan Etis sebanyak 7 butir. Item-item pernyataan hasil pilot test

adalah item-item yang akan digunakan dalam kuesioner yang disebar

kepada responden penelitian ini.

Page 67: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

48

Penelitian ini dilakukan terhadap Mahasiswa S1 Akuntansi yang

berada di wilayah DKI Jakarta. Mahasiswa yang berpartisipasi dalam

penelitian ini meliputi mahasiswa S1 Akuntansi yang telah

mendapatkan mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi (Auditing).

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan melalui

penyebaran kuesioner secara langsung maupun secara tidak langsung.

Penyebaran kuesioner secara langsung dilakukan dengan cara

mendatangi Universitas Negeri dan Swasta yang berada wilayah

Provinsi DKI Jakarta, berstatus aktif dan memiliki program studi

akuntansi yang terdaftar pada Badan Akreditasi Nasional Perguruan

Tinggi (BAN-PT). Sedangkan penyebaran kuesioner secara tidak

langsung dilakukan melalui form google.doc. Media online dengan

menggunakan form google.doc dilakukan untuk mempermudah proses

pengumpulan data karena waktu penyebaran kuesioner pada masa

periode libur perkuliahan. Perizinan, penyebaran dan pengambilan

kuesioner dilaksanakan mulai tanggal 23 Mei 2018 hingga

14 September 2018. Data penyebaran kuesioner penelitian dapat dilihat

dalam tabel 4.1

Tabel 4.1

Distribusi Penyebaran Kuesioner

No. Nama Universitas

Jumlah

Kuesioner

yang

dikirim

Jumlah

kuesioner

yang

kembali

1. Universitas Al-azhar Indonesia 11 11

2. Universitas Bakrie 9 9

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 68: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

49

Tabel 4.1 (lanjutan)

Distribusi Penyebaran Kuesioner

No. Nama Universitas

Jumlah

Kuesioner

yang

dikirim

Jumlah

kuesioner

yang

kembali

3. Universitas Bhayangkara Jakarta Raya 6 6

4. Universitas Bina Nusantara 21 21

5. Universitas Budi Luhur 45 42

6. Universitas Bung Karno 5 5

7. Universitas Gunadarma 25 23

8. Universitas Indonesia 12 12

9. Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah 94 92

10. Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya 6 6

11. Universitas Mercu Buana 38 38

12. Universitas Muhamadiyah Jakarta 54 54

13. Universitas Muhammadiyah Prof Dr

Hamka 52 52

14. Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia 3 3

15. Universitas Nasional 2 2

16. Universitas Negeri Jakarta 43 39

17. Universitas Pancasila 11 11

18. Universitas Pembangunan Nasional

Veteran Jakarta 45 44

19. Universitas Persada Indonesia Yai 5 5

20. Universitas Prasetiya Mulya 7 7

21. Universitas Prof Dr Moestopo (Beragama) 5 5

22. Universitas Sahid 8 8

23. Universitas Suryadarma 16 16

24. Universitas Tama Jagakarsa 5 5

25. Universitas Tanri Abeng 8 8

26. Universitas Tarumanagara 8 8

27. Universitas Terbuka 9 9

28. Universitas Trilogi 6 6

29. Universitas Trisakti 9 9

30. Universitas Yarsi 7 7

Total 575 563

Sumber: Data Primer yang diolah, 2018

Page 69: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

50

Penelitian ini mengambil sampel dari 30 Universitas Negeri dan

Universitas Swasta yang yang berada wilayah Provinsi DKI Jakarta,

berstatus aktif dan memiliki program studi akuntansi yang terdaftar pada

Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Kuesioner

yang disebar berjumlah 575 buah yaitu terdisi dari 343 buah melalui

hardcopy dan 232 buah melalui google.doc. Kuesioner yang diterima

kembali sebanyak 563 buah atau sebesar 98%. Kuesioner yang tidak

kembali sebanyak 12 buah atau 2%. Kuesioner yang dapat diolah

berjumlah 552 buah atau 96% dari total kuesioner yang disebar.

Sedangkan kuesioner yang tidak dapat diolah karena tidak diisi secara

lengkap oleh responden sebanyak 11 buah atau sebesar 2%. Gambaran

mengenai data sampel penelitian disajikan pada tabel 4.2.

Tabel 4.2

Data Sampel Penelitian

No. Keterangan Jumlah

1. Kuesioner disebar melalui hardcopy 343

2. Kuesioner disebar melalui google.doc 232

3. Kuesioneryang tidak kembali 12

4. Kuesioner yang tidak dapat diolah 11

5. Kuesioner yang dapat diolah 552

Sumber: Data primer yang diolah, 2018

2. Karakteristik Profil Responden

Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 Akuntansi di

Universitas Negeri dan Universitas Swasta yang berada wilayah

Provinsi DKI Jakarta, berstatus aktif dan memiliki program studi

Page 70: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

51

akuntansi yang terdaftar pada Badan Akreditasi Nasional Perguruan

Tinggi (BAN-PT). Berikut ini adalah deskripsi mengenai identitas

responden penelitian yang terdiri atas jenis kelamin, semester dan usia.

a. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Hasil uji deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin

disajikan dalam tabel 4.3.

Tabel 4.3

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Laki Laki 153 27,7 27,7 27,7

Perempuan 399 72,3 72,3 100,0

Total 552 100,0 100,0

Sumber : Data primer yang diolah 2018

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukan bahwa sebanyak 399

mahasiswa atau sebesar 72,3% responden didominasi oleh jenis

kelamin perempuan sedangkan sisanya sebanyak 153 responden

atau sebesar 27,7% berjenis kelamin laki-laki.

b. Deskripsi Responden Berdasarkan Semester

Hasil uji deskripsi responden berdasarkan semester disajikan

dalam tabel 4.4.

Page 71: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

52

Tabel 4.4

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Semester

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 5 104 18,8 18,8 18,8

6 171 31,0 31,0 49,8

7 112 20,3 20,3 70,1

8 159 28,8 28,8 98,9

9 6 1,1 1,1 100,0

Total 552 100,0 100,0

Sumber : Data primer yang diolah 2018

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukan bahwa mayoritas

responden adalah mahasiswa semester 6 dengan jumlah sebanyak

171 orang atau sebesar 31%. Sedangkan responden yang berada

pada semester 5 sebanyak 104 orang atau 18,8%, sebanyak 112

orang atau 20,3% berada pada semester 7, sebanyak 159 orang atau

28,8% berada pada semester 8 dan sebanyak 6 orang atau 1,1%

berada pada semester 9.

c. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia

Hasil uji deskripsi responden berdasarkan usia disajikan

dalam tabel 4.5.

Page 72: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

53

Tabel 4.5

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

19 29 5,3 5,3 5,3

20 181 32,8 32,8 38,0

21 234 42,4 42,4 80,4

22 94 17,0 17,0 97,5

23 7 1,3 1,3 98,7

24 7 1,3 1,3 100,0

Total 552 100,0 100,0

Sumber : Data primer yang diolah 2018

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa responden yang

berusia 19 Tahun sebanyak 29 orang atau 5,3%. Responden yang

berusia 20 Tahun sebanyak 181 orang atau 32,8%. Responden yang

berusia 21 Tahun sebanyak 234 orang atau 42,4%. Responden yang

berusia 22 Tahun sebanyak 94 orang atau 17%. Responden yang

berusia 23 Tahun dan 24 Tahun masing-masing sebanyak 7 orang

atau 1,3% dan 7 orang atau 1,3% Mayoritas responden yang

berpartisipasi berusia 21 Tahun.

B. Hasil Penelitian

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Hasil uji statistik deskriptif terhadap variabel-variabel yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu Sifat Machiavellian, Spiritual

Quotient dan Keputusan Etis ditunjukan dalam tabel 4.6

Page 73: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

54

Tabel 4.6

Hasil Uji Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Mach 552 27 65 49,18 5,405

SQ 552 45 95 72,29 8,829

KE 552 7 35 20,26 4,921

Valid N

(listwise) 552

Sumber : Data primer yang diolah 2018

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukan bahwa pada variabel

Machiavellian (Mach), jawaban minimum responden sebesar 27 dan

maksimum sebesar 65 dengan rata-rata total jawaban sebesar 49,18 dan

standar deviasi 5,405. Pada variabel Spiritual Quotient (SQ), jawaban

minimum responden sebesar 45 dan maksimum sebesar 95 dengan rata-

rata total jawaban sebesar 72,29 dan standar deviasi 8,829. Pada

variabel Keputusan Etis (KE), jawaban minimum responden sebesar 3

dan maksimum sebesar 95 dengan rata-rata total jawaban sebesar 20,26

dan standar deviasi 4,921. Jumlah responden (N) yang valid dan dapat

diproses lebih lanjut sebanyak 552 responden.

2. Hasil Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid

tidaknya suatu kuesioner (Ghazali, 2016:52). Berdasarkan table

correlations, Jika nilai Sig. < 0,05 maka konstruk dinyatakan Valid

(Nurhasanah, 2016:86). Hasil uji validitas dari sifat Machiavellian,

Page 74: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

55

Spiritual Quotient dan Keputusan Etis dengan 552 sampel

responden disajikan pada tabel-tabel berikut.

Tabel 4.7

Hasil Uji Validitas Machiavellian

No. Butir

Pertanyaan

Sig.

(2-tailed) Keterangan

Mach_1 0,000 Valid

Mach_2 0,000 Valid

Mach_3 0,000 Valid

Mach_4 0,000 Valid

Mach_5 0,000 Valid

Mach_6 0,000 Valid

Mach_7 0,000 Valid

Mach_8 0,000 Valid

Mach_9 0,000 Valid

Mach_10 0,000 Valid

Mach_11 0,000 Valid

Mach_12 0,000 Valid

Mach_13 0,000 Valid

Sumber : Data primer yang diolah 2018

Tabel 4.7 menunjukan hasil uji validitas dari variabel sifat

Machiavellian memiliki kriteria valid untuk semua item

pertanyaan yaitu dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.

Tabel 4.8 menunjukkan hasil uji validitas Spiritual Quotient.

Page 75: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

56

Tabel 4.8

Hasil Uji Validitas Spiritual Quotient

No. Butir

Pertanyaan

Sig.

(2-tailed) Keterangan

SQ_1 0,000 Valid

SQ_2 0,000 Valid

SQ_3 0,000 Valid

SQ_4 0,000 Valid

SQ_5 0,000 Valid

SQ_6 0,000 Valid

SQ_7 0,000 Valid

SQ_8 0,000 Valid

SQ_9 0,000 Valid

SQ_10 0,000 Valid

SQ_11 0,000 Valid

SQ_12 0,000 Valid

SQ_13 0,000 Valid

SQ_14 0,000 Valid

SQ_15

SQ_16

SQ_17

SQ_18

SQ_19

0,000

0,000

0,000

0,000

0,000

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Sumber : Data primer yang diolah 2018

Tabel 4.8 menunjukan hasil uji validitas dari variabel

Spiritual Quotient memiliki kriteria valid untuk semua item

pertanyaan yaitu dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.

Tabel 4.9 menunjukkan hasil uji validitas Keputusan Etis.

Page 76: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

57

Tabel 4.9

Hasil Uji Validitas Keputusan Etis

No. Butir

Pertanyaan

Sig.

(2-tailed) Keterangan

KE_1 0,000 Valid

KE_2 0,000 Valid

KE_3 0,000 Valid

KE_4 0,000 Valid

KE_5 0,000 Valid

KE_6 0,000 Valid

KE_7 0,000 Valid

Sumber : Data primer yang diolah 2018

Tabel 4.9 menunjukan hasil uji validitas dari variabel

Keputusan Etis memiliki kriteria valid untuk semua item pertanyaan

yaitu dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas untuk mengukur tingkat reliable atau handal

dan konsistensi suatu kuesioner yang merupakan indikator dari

variable. Kuesioner dikatakan reliable jika nilai Cronbach’s Alpha

> 0,70 (Ghozali, 2016:50). Tabel 4.10 menunjukan hasil uji

reliablitas pada variabel penelitian yang terdiri dari variabel sifat

Machiavellian, Spiritual Quotient dan Keputusan Etis.

Page 77: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

58

Tabel 4.10

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s

Alpha Keterangan

Machiavellian 0,745 Reliabel

Spiritual Quotient 0,855 Reliabel

Keputusan Etis 0,756 Reliabel

Sumber : Data primer yang diolah 2018

Tabel 4.10 menunjukan bahwa nilai Cronbach’s Alpha atas

variabel Machiavellian sebesar 0,745, variabel Spiritual Quotient

sebesar 0,855 dan variabel Keputusan Etis sebesar 0,756. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa seluruh pernyataan dalam kuesioner

reliabel karena memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0,70.

3. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinearitas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi di antara variabel independen. Hasil dari uji

multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance

inflation factor (VIF) (Ghozali, 2016:104). Tabel 4.11 menunjukan

hasil pengujian multikonlinearitas.

Page 78: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

59

Tabel 4.11

Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standa

rdized

Coeffici

ents t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std.

Error Beta

Toler

ance VIF

1 (Constant) 15,336 2,134 7,186 ,000

Mach ,107 ,043 ,117 2,467 ,014 ,795 1,258

SQ -,005 ,027 -,008 -,174 ,862 ,795 1,258

a. Dependent Variable: Keputusan Etis

Sumber : Data primer yang diolah 2018

Berdasarkan tabel 4.11 hasil uji multikolonieritas

menunjukan bahwa nilai tolerance > 0,10 dan nilai variance

inflation factor (VIF) < 10 untuk semua variabel. Hal ini ditunjukkan

dengan nilai tolerence untuk variabel Machiavellian (Mach) sebesar

0,795 dan variabel Spiritual Quotient (SQ) sebesar 0,795. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi terbebas dari

masalah multikolonieritas antar variabel independen dan dapat

digunakan dalam penelitian ini.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji heteroskedastisitas

Page 79: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

60

dilakukan dengan menggunakan uji glejser dan grafik scatterplots.

Hasil uji glejser ditunjukan dalam Tabel 4.12.

Tabel 4.12

Hasil Uji Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -4,817 1,309 -3,680 ,000

Mach ,050 ,027 ,086 1,883 ,060

SQ ,025 ,024 ,045 1,053 ,293

a. Dependent Variable: Keputusan_Etis

Sumber : Data primer yang diolah 2018

Berdasarkan gambar 4.12 hasil uji glejser menunjukan

variabel Machiavellian (Mach) memiliki nilai Sig. sebesar 0,060 dan

variabel Spiritual Quotient (SQ) sebesar 0,293. Hasil tersebut

menunjukan nilai Sig. > 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Hasil uji heteroskedastisitas menggunakan grafik scatterplot

ditampilkan dalam Gambar 4.1.

Page 80: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

61

Gambar 4.1

Hasil Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Grafik Scatterplot

Sumber : Data primer yang diolah 2018

Berdasarkan gambar 4.1 hasil uji heteroskedastisitas

menggunakan grafik scatterplot menunjukkan bahwa data tersebar

di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan tidak terdapat

suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut, artinya bahwa

tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Hasil grafik

scatterplot konsisten dengan hasil uji glejser, sehingga dapat

disimpulkan model regresi layak digunakan untuk memprediksi

Keputusan Etis berdasarkan variabel yang mempengaruhinya, yaitu

Machiavellian dan Spiritual Quotient.

Page 81: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

62

c. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi

normal (Ghozali, 2016:154). Uji normalitas pada penelitian ini

menggunakan uji non-parametik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dan uji

analisis grafik. Suatu data dikatakan berdistribusi normal jika

memiliki tingkat signifikansi > 0,05. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov

(K-S), dapat dilihat dalam tabel 4.13.

Tabel 4.13

Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 552

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std.Deviation 4,88943300

Most Extreme

Differences

Absolute ,041

Positive ,041

Negative -,041

Test Statistic ,041

Asymp. Sig. (2-tailed) ,308c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. Based on 10000 sampled tables with starting seed 2000000.

Sumber : Data primer yang diolah 2018

Page 82: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

63

Berdasarkan tabel 4.13 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov

bahwa nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,308.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa data tersebut

terdistribusi secara normal sehingga model penelitian ini memenuhi

uji asumsi klasik normalitas.

Gambar 4.2

Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Histogram

Sumber : Data primer yang diolah 2018

Page 83: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

64

Gambar 4.3

Hasil Uji Normalitas dengan Grafik P-P Plot

Sumber : Data primer yang diolah 2018

Berdasarkan gambar 4.2 hasil uji normalitas dengan grafik

histogram menunjukan pola penyebaran data yang berdistribusi

normal. Pada gambar 4.3 hasil uji normalitas dengan grafik P-P Plot

menunjukan titik-titik yang menyebar membentuk satu garis lurus

diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Hal ini menunjukkan

grafik P-P Plot berdistribusi normal. Dengan demikian, dapat

disimpulkan berdasarkan hasil uji analisis grafik bahwa model

regresi telah memenuhi asumsi normalitas.

Page 84: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

65

4. Hasil Uji Hipotesis

Pada penelitian ini uji hipotesis secara regresi moderat dengan

metode uji nilai selisih mutlak menggunakan Moderated Regression

Analysis (MRA). Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji

kebenaran hipotesis yang menyatakan bahwa variabel machiavellian

berpengaruh terhadap keputusan etis dengan spiritual quotient sebagai

variabel pemoderasi. Berikut ini menyajikan hasil uji nilai selisih

mutlak menggunakan MRA (Moderat Regression Analysis), dengan

hasil sebagai berikut.

a. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) dilakukan untuk mengukur

seberapa jauh kemampuan model atau kemampuan variabel

independen dalam menerangkan variasi variable dependen. Berikut

ini adalah hasil uji koefisien determinasi (R2) untuk variabel

machiavellian disajikan dalam tabel 4.14.

Tabel 4.14

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .292a ,085 ,080 3,003

a. Predictors: (Constant), AbsX1_X2, Zscore(SQ), Zscore(Mach)

b. Dependent Variable: Keputusan_Etis

Sumber : Data primer yang diolah 2018

Page 85: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

66

Nilai koefisien determinasi (R2) adalah antara nol dan satu.

Nilai (R2) yang mendekati satu berarti variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan

untuk memprediksi variasi variabel dependen. Pada tabel 4.14

menunjukkan bahwa nilai adjusted R2 sebesar 0,080. Hal ini

menandakan bahwa variasi variabel machiavellian hanya dapat

menjelaskan 8% variasi keputusan etis. Sedangkan sisanya sebesar

92% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak disertakan dalam model

penelitian ini seperti, profesionalisme (Haritsah, Gunawan dan

Purnamasari, 2015), locus of control; gender; pendidikan; dan

pengalaman (Craft, 2012), ethical reasoning (Richmond, 2001).

b. Uji Statistik F

Uji statistik F dilakukan untuk menguji ketepatan fungsi

model regresi, yaitu mengukur goodness of fit. Berikut hasil uji

statistik F yang disajikan pada Tabel 4.15.

Tabel 4.15

Hasil Uji Statistik F

ANOVAa

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 460,065 3 153,355 17,004 ,000b

Residual 4942,354 548 9,019

Total 5402,420 551

a. Dependent Variable: Keputusan_Etis

b. Predictors: (Constant), AbsX1_X2, Zscore(SQ), Zscore(Mach)

Sumber : Data primer yang diolah 2018

Page 86: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

67

Berdasarkan tabel 4.15, memperlihatkan bahwa nilai F

hitung sebesar 2,821 dengan nilai signifikasi pada kolom Sig. 0,000

yaitu < 0,05. Maka model regresi penelitian memenuhi goodness of

fit.

c. Uji Statistik t

Uji statistik t digunakan untuk memprediksi variabel

dependen atau untuk mengetahui sejauh mana variabel independen

secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen

(Ghozali, 2016:97). Apabila nilai signifikasi < 0,05 maka dapat

dinyatakan bahwa variabel independen secara individual

berpengaruh terhadap variabel dependen. Berikut hasil uji statistik

t yang disajikan pada Tabel 4.16

Tabel 4.16

Hasil Uji Statistik t

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.562 ,206 17,258 ,000

Zscore (Mach) ,287 ,144 ,092 1,993 ,037

Zscore(SQ) ,746 ,144 ,238 5,198 ,000

AbsX1_X2 ,233 ,198 ,048 1,175 ,241

a. Dependent Variable: Keputusan_Etis

Sumber : Data primer yang diolah 2018

Page 87: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

68

Berdasarkan tabel 4.16, maka model persamaan regresi

berganda adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3 |X1-X2|

Dimana :

Y = Keputusan Etis Mahasiswa

a = Konstanta

b = Koefisien regresi

X1 = Sifat Machiavellian

X2 = Spiritual Quotient

|X1 -X2| = Interaksi yang diukur dengan nilai absolut

perbedaan antara Sifat Machiavellian dengan

Spiritual Quotient

1) Hasil Uji Hipotesis 1 : Sifat machiavellian berpengaruh

terhadap keputusan etis.

Tabel 4.16 menyajikan hasil uji t pada variabel sifat

machiavellian (Mach) sebesar 0,037 (sig < 5%). Hal ini

menunjukkan bahwa H1 diterima sehingga dapat disimpulkan

sifat machiavellian berpengaruh secara signifikan terhadap

keputusan etis. Variabel sifat machiavellian memiliki nilai

koefisien regresi positif sebesar 0,287 yang berarti bahwa setiap

Y = 3,562 + 0,287 + 0,746 + 0,233

Page 88: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

69

kenaikan satu persen variabel sifat machiavellian dengan asumsi

variabel lain tetap maka akan menaikan keputusan etis sebesar

28,7%.

2) Hasil Uji Hipotesis 2 : Pengaruh spiritual quotient dalam

memoderasi sifat machiavellian terhadap keputusan etis.

Tabel 4.16 menyajikan hasil uji t pada variabel spiritual

quotient dan variabel moderating AbsX1_X2 yang merupakan

hasil interaksi yang diukur dengan nilai absolute perbedaan

antara sifat machiavellian dengan spiritual quotient. Variabel

spiritual quotient memiliki nilai sig. sebesar 0,000 (sig < 5%),

hal ini menunjukan bahwa spiritual quotient berpengaruh secara

signifikan terhadap keputusan etis. Variabel moderating

AbsX1_X2 yang merupakan hasil interaksi memiliki nilai

signifikansi sebesar 0,241 (sig > 5%). Hasil penelitian ini tidak

mendukung hipotesis ke dua (H2) karena tingkat signifikasi yang

dimiliki variabel interaksi sifat machiavellian dengan spiritual

quotient lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan

spiritual quotient tidak dapat memoderasi sifat machiavellian

terhadap keputusan etis.

Page 89: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

70

C. Pembahasan

1. Sifat machiavellian berpengaruh terhadap keputusan etis.

Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa sifat machiavellian

mempunyai tingkat signifikasi sebesar 0,037 yaitu lebih kecil dari 0,05.

Hal tersebut berarti menerima H1 sehingga dapat disimpulkan bahwa

sifat machiavellian berpengaruh signifikan terhadap keputusan etis atau

H1 didukung. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang

dilakukan oleh Haritsah, Gunawan dan Purnamasari (2015);

Widyaningrum dan Sarwono (2012); Suliani dan Marsono (2010),

bahwa sifat machiavellian berpengaruh terhadap pengambilan

keputusan etis. Semakin rendah sifat machiavellian yang dimiliki akan

membuat pengambilan keputusan etis semakin tepat. Dapat dikatakan

bahwa semakin tinggi sifat machiavellian seorang mahasiswa akuntansi

maka semakin tinggi pula kecenderungan melakukan tindakan-tindakan

yang secara etis diragukan ketika dihadapkan pada kondisi dilema.

2. Pengaruh spiritual quotient dalam memoderasi sifat machiavellian

terhadap keputusan etis.

Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa hasil variabel spiritual

quotient memiliki nilai sig. sebesar 0,000 (sig < 5%), hal ini

menunjukan bahwa spiritual quotient berpengaruh secara signifikan

terhadap keputusan etis. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Agustini dan Herawati (2013); Ika (2011); dan

Widyastuti dan Ludigdo (2010) bahwa spiritual quotient berpengaruh

Page 90: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

71

signifikan terhadap keputusan etis individu. Namun hasil interaksi sifat

machiavellian dengan spiritual quotient mempunyai tingkat signifikasi

sebesar 0,264 yaitu lebih besar dari 0,05. Hal tersebut berarti menolak

H2 sehingga dapat disimpulkan bahwa spiritual quotient tidak dapat

memoderasi sifat machiavellian terhadap keputusan etis atau H2 tidak

didukung. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Lehnert,

Park dan Signh (2014), dalam penelitian ini variabel spiritual quotient

tidak dapat memperkuat atau memperlemah hubungan antara sifat

machiavellian terhadap keputusan etis.

Penyebab ketidakmampuan spiritual quotient dalam memoderasi

kemungkinan disebabkan oleh faktor-faktor lain yang dianggap dapat

mempengaruhi sikap dan perilaku etis seperti pendidikan, kecerdasan

emosional, kecerdasan intelektual, lingkungan keluarga, pengalaman

hidup, imbalan yang diterima, hukum dan posisi atau kedudukan (Ika,

2011). Kecerdasan spiritual bukanlah kecerdasan tunggal yang berdiri

sendiri. Eksistensi kecerdasan spiritual diperlukan untuk

memfungsikan kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional secara

efektif (Widyastuti dan Ludigdo, 2010). Keseimbangan pada

kecerdasan spiritual, kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional

merupakan dasar yang penting bagi individu untuk menciptakan

keputusan etis. Faktor lain yang dapat menyebabkan perbedaan hasil

yaitu responden pada penelitian ini belum memiliki pengalaman dalam

menghadapi langsung situasi dilemma etika yang dihadapi akuntan di

Page 91: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

72

lapangan. Tabel 4.17 menunjukan rangkuman hasil pengujian hipotesis

dalam penelitian ini.

Tabel 4.17

Hasil Pengujian Hipotesis

Hipotesis Koefisien

Parameter Signifikansi Hasil

H1 0,287 0,037 Didukung

H2 0,233 0,241 Tidak didukung

Sumber : Data primer yang diolah 2018

D. Analisis Lanjutan

Peneliti melakukan analisis lanjutan terhadap data penelitian karena

adanya perbedaan metode pengiriman kuesioner. Analisis ini bertujuan

untuk melihat perbedaan hasil dari responden yang menjawab kuesioner

melalui google.doc dengan responden yang menjawab kuesioner secara

langsung melalui hardcopy. Hasil uji t untuk google.doc kuesioner dan

hardcopy kuesioner ditampilkan pada tabel 4.18 dan tabel 4.19.

Tabel 4.18

Hasil Uji Statistik t google.doc Kuesioner

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.700 ,320 11,571 ,000

Zscore (Mach) ,589 ,208 ,200 2,825 ,005

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 92: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

73

Tabel 4.18 (lanjutan)

Hasil Uji Statistik t google.doc Kuesioner

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

Zscore(SQ) ,493 ,207 ,167 2,381 ,018

AbsX1_X2 -,010 ,305 -,002 -,032 ,974

a. Dependent Variable: Keputusan_Etis

Sumber : Data primer yang diolah 2018

Tabel 4.19

Hasil Uji Statistik t Hardcopy Kuesioner

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.419 ,270 12,676 ,000

Zscore (Mach) ,137 ,197 ,042 ,694 ,488

Zscore(SQ) ,928 ,196 ,285 4,737 ,000

AbsX1_X2 ,403 ,260 ,083 1,551 ,122

a. Dependent Variable: Keputusan_Etis

Sumber : Data primer yang diolah 2018

1. Analisis lanjutan 1 : Sifat machiavellian berpengaruh terhadap

keputusan etis.

Tabel 4.18 menampilkan hasil uji t pada google.doc kuesioner, yang

menunjukan bahwa variabel sifat machiavellian (Mach) memiliki nilai

sig sebesar 0,005 (sig < 5%). Sedangkan hasil uji t pada hardcopy

kuesioner yang ditampilkan pada tabel 4.19 menunjukan bahwa

variabel sifat machiavellian (Mach) memiliki nilai sig sebesar 0,488

Page 93: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

74

(sig > 5%). Hasil tersebut mengindikasikan terdapat perbedaan

pengaruh antara responden yang menjawab kuesioner melalui

google.doc dengan responden yang menjawab kuesioner melalui

hardcopy.

Hasil uji t google.doc kuesioner menunjukan nilai sig. sebesar 0,005

(sig < 5%), artinya bahwa sifat machiavellian berpengaruh signifikan

terhadap keputusan etis. Sedangkan hasil uji t pada hardcopy kuesioner

menunjukan nilai sig. sebesar 0,488 (sig < 5%), artinya bahwa sifat

machiavellian tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan etis.

Perbedaan hasil tersebut dapat disebabkan oleh faktor kondisi dan

situasi responden ketika menjawab kuesioner penelitian.

Responden yang menjawab kuesioner secara langsung melalui

hardcopy dilaksanakan didalam kelas secara bersama-sama dalam

waktu yang bersamaan, sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi

responden atas jawaban teman sebayanya dalam mengisi kuesioner dan

menimbulkan bias karena faktor keinginan sosial. Meskipun

penyeimbang item dalam Mach IV secara efektif mengurangi respon

pernyataan yang membentuk bias, namun hal tersebut tidak

menghilangkan efek dari keinginan sosial. (Christie dan Geis, 1970).

Page 94: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

75

2. Analisis lanjutan 2 : Pengaruh spiritual quotient dalam memoderasi

sifat machiavellian terhadap keputusan etis.

Hasil uji t pada google.doc kuesioner yang ditampilkan pada tabel

4.18 menunjukan bahwa variabel spiritual quotient memiliki nilai sig

sebesar 0,018 (sig < 5%), dan hasil uji t pada hardcopy kuesioner yang

ditampilkan pada tabel 4.19 menunjukan bahwa variabel spiritual

quotient memiliki nilai sig sebesar 0,000 (sig < 5%). Kedua uji tersebut

menunjukan hasil yang konsisten pada variabel spiritual quotient yaitu

memiliki nilai sig lebih kecil dari 5%.

Analisis lanjutan untuk melihat hasil uji t pada google.doc kuesioner

menunjukan variabel moderating memiliki nilai sig. sebesar 0,974 (sig

> 5%). Sedangkan hasil uji t pada hardcopy kuesioner menunjukan

variabel moderating memiliki nilai sig. sebesar 0,122 (sig > 5%). Hasil

tersebut menunjukan bahwa responden yang menjawab kuesioner

melalui google.doc dengan responden yang menjawab kuesioner

melalui hardcopy memiliki hasil yang konsisten yaitu nilai sig. > 5%.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel spiritual quotient tidak

dapat memoderasi sifat machiavellian terhadap keputusan etis.

Page 95: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

76

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sifat

machiavellian terhadap keputusan etis dengan spiritual quotient sebagai

variabel moderasi. Responden dalam penelitian ini berjumlah 552

mahasiswa S1 Akuntansi di DKI Jakarta. Berdasarkan pada data yang telah

dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap

permasalahan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Sifat machiavellian berpengaruh terhadap keputusan etis mahasiswa S1

Akuntansi. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya

yang dilakukan oleh Haritsah, Gunawan dan Purnamasari (2015).

2. Spiritual quotient tidak dapat memoderasi sifat machiavellian terhadap

keputusan etis mahasiswa S1 Akuntansi. Hal ini dijelaskan dari

perhitungan uji regresi moderat.

3. Responden yang mengisi kuesioner secara langsung melalui hardcopy

menunjukan hasil variabel machiavellian tidak berpengaruh signifikan

terhadap keputusan etis mahasiswa S1 Akuntansi atau (sig > 5%),

sedangkan responden yang mengisi kuesioner melalui google.doc

menunjukan hasil signifikan (sig < 5%).

Page 96: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

77

4. Responden yang mengisi kuesioner secara langsung melalui hardcopy

dan responden yang mengisi kuesioner melalui google.doc menunjukan

hasil yang konsisten yaitu variabel spiritual quotient tidak dapat

memoderasi sifat machiavellian terhadap keputusan etis mahasiswa S1

Akuntansi.

B. Saran

Penelitian ini dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil

penelitian yang lebih berkualitas dengan adanya masukan mengenai

beberapa hal, diantaranya:

1. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk mempertimbangkan waktu

penelitian dengan tepat agar proses pengumpulan data lebih efektif dan

efisien.

2. Peneliti selanjutnya disarankan untuk menambahkan lebih banyak

literatur yang relevan dengan topik penelitian yang diambil.

Page 97: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

78

DAFTAR PUSTAKA

Agustini ,Syukriyah, Nyoman Trisna Herawati. 2013. “Pengaruh Kecerdasan

Intelektual, Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual terhadap

Sikap Etis Mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja” Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja

Apriyanti, Taufeni Taufik dan Mudrika Alamsyah Hasan.2014.“Pengaruh

Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual dan Perilaku Etis terhadap

Kinerja Auditor Pemerintah”. JOM FEKON Vol. 1, No. 2

Arestanti, Martana Arrazaqu, Nurul Herawati, dan Emi Rahmawati. 2016.

“Faktor-Faktor Internal Individual dalam Pembuatan Keputusan Etis:

Studi pada Konsultan Pajak di Kota Surabaya” Jurnal Akuntansi dan

Investasi, Vol. 17 No. 2, Juli, hlm: 104-117

Bangun, Yakobus Kaditti dan Marselinus Asri .2017.”Auditor Ethical Decision

Making”. Scientific Research Journal (SCIRJ), Vol. V, Issue VI, ISSN

2201-2796

Belarminus, Robertus.2016.”Kronologi kasus dugaan suap pejabat kemendes

PDTT dan Auditor BPK” (https://nasional.kompas.com/read/2017/05/ 28/

02000071 /kronologi.kasus.dugaan.suap. pejabat. kemendes.pdtt.dan

.auditor.bpk) (Diakses pada 22 Mei 2018)

Chrismastuti,Agnes A., dan ST. Vena Purnamasari. 2004. “Hubungan Sifat

Machiavellian, Pembelajaran Etika dalam Mata Kuliah Etika dan Sikap

Etis Akuntan : Suatu Analisis Perilaku Etis Akuntan dan Mahasiswa

Akuntansi di Semarang”. Simposium Nasional Akuntansi VII Denpasar-

Bali, 2-3 Desember.

Chrismastuti,Agnes A., dan ST. Vena Purnamasari. 2006. “Dampak

Reinforcement Contigency terhadap Hubungan Sifat Machiavellian dan

Perkembangan Moral”. Simposium Nasional Akuntansi IX Padang, 23-26

Agustus.

Christie, Richard dan Florence L. Geis.1970.”Studies in Machiavellianis”,(New

York: Academic Press)

Craft, Jana L.2012.” A Review of the Empirical Ethical Decision-Making

Literature:2004–2011”. Springer Science Business Media Dordrecht DOI

10.1007/s10551-012-1518-9

Deny, Septian.2013.”BUMN masih sering curang” (https://www.liputan6.com

/bisnis/read/690613/bumn-masih-sering-curang) (Diakses pada 22 Mei

2018)

Page 98: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

79

Diansyah, Febri.2017.”KPK tahan empat tersangka dugaan suap Auditor

BPK”(www.kpk.go.id/id/berita/siaran-pers/3964-kpk-tahan-empat tersang

ka-dugaan-suap -auditor-bpk) (Diakses pada 22 Mei 2018)

Direktori Hasil Akreditasi Program Studi BAN-PT (https://banpt.or.id/

direktori/prodi/pencarian_prodi) (Diakses pada 3 Oktober 2018)

Etikan, Ilker, Sulaiman Abubakar Musa dan Rukayya Sunusi Alkassim.2016.”

Comparison of Convenience Sampling and Purposive Sampling. ”American

Journal of Theoretical and Applied Statistics. Vol. 5, No. 1, 2016, pp. 1-4.

doi: 10.11648/j.ajtas.20160501.11

Fatmawati, Nur Indah.2017.”Kasus Suap Moge, Majelis Kode Etik Siapkan

Sanksi Untuk Auditor BPK”(https://news.detik.com/berita/3654527/kasus-

suap-moge-majelis-kode-etik-siapkan-sanksi-untuk-auditor-bpk) (Diakses

pada 3 Oktober 2018)

Ghozali, Imam.2016.”Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM

SPSS 23”.( Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponogoro)

Harini, Dwi, Agus Wahyudin, dan Indah Anisykurlillah.2011.“Analisis

Penerimaan Auditor atas Dysfunctional Audit Behavior : Sebuah

Pendekatan Karakteristik Personal Auditor.” Jurnal Dinamika Akuntansi

Haritsah, Zein, Hendra Gunawan dan Pupung Purnamasari.2015.”Pengaruh

Profesionalisme, dan Sifat Machiavellian terhadap Pengambilan

Keputusan Etis Auditor (Survey pada Kantor Akuntan Publik di Kota

Bandung, Jawa Barat)” Prosiding Penelitian SPeSIA

Ika, Desi. 2011. “Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Spiritual terhadap Sikap

Etis Mahasiswa Akuntansi dipandang dari Segi Gender (Studi pada

Perguruan Tinggi Negeri di Kota Medan)”. Jurnal Keuangan dan Bisnis

Vol. 2, No. 2,Juli.

Jones, Thomas M. 1991.“Ethical Decision Making by Individuals in

Organizations: An Issue-Contingent Model”. The Academy of Management

Review, Vol. 16, No. 2

King, David Brian.2008.”Rethinking Claims of Spiritual Intelligence: A

Definition, Model, and Measure”, Thesis Submitted to the Degree of Master

of Science in the Faculty of Arts and Science Trent University

Kode Etik Profesi Akuntan Publik Institut Akuntan Publik Indonesia

(http://iapi.or.id/Iapi /detail/237) (Diakses pada 3 Oktober 2018)

Koran Jakarta 9 Oktober 2013.”Suap pegawai pajak bos PT Master Steel

divonis 2-5 tahun” (www.kpk.go.id/id/berita-sub/1431-suap-pegawai-

pajak-bos-pt-master -steel-divonis-2-5-tahun) (Diakses pada 22 Mei 2018)

Page 99: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

80

Koran Sindo 29 Januari 2015 “Saksi ungkap pemalsuan audit machfud”

(www.kpk.go.id/id/berita/berita-sub/2459-saksi-ungkap-pemalsuan-audit-

machfud) (Diakses pada 22 Mei 2018)

Lehnert, Kevin, Yung-hwal Park dan Nitish Singh.2014.” Research Note and

Review of the Empirical Ethical Decision-Making Literature: Boundary

Conditions and Extensions”. Springer Science Business Media Dordrecht

DOI 10.1007/s10551-014-2147-2

Mahayani, Ni Putu Eka dan Ni K. Lely Aryani Merkusiwati.2016. “Pengaruh

Persaingan Auditor dan Sifat Machiavellian Pada Independensi Auditor

dengan Etika Profesi sebagai Variabel Moderasi”. E-Jurnal Akuntansi

Universitas Udayana Vol.15. 2. Mei hlm. 1172-1200. ISSN: 2302-8556

Nugrahaningsih.2005. “Analisis Perbedaan Perila-ku Etis Auditor di KAP

dalam Etika Profesi (Studi terhadap Peran Faktor-Faktor Indivi-dual:

Locus of Control, Lama Pengalaman Kerja, Gender, dan Equity

Sensitivity)”. Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo

Nurhasanah, Siti.2016."Praktikum Statistika 2: Untuk Ekonomi dan

Bisnis".(Jakarta: Salemba Empat)

Payamta. 2002. “Sikap Akuntan dan Pengguna Jasa Akuntan Publik Terhadap

Advertensi Jasa Akuntan Publik”. Simposium Nasional Akuntansi V,

Semarang.

Purnamaningsih, Ni Ketut Ayu dan Dodik Ariyanto. 2016. “Pengarug Gender,

Usia, Tingkat Pendidikan dan Status Sosial Ekonomi terhadap Persepsi Etis

Mahasiswa Akuntansi”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol. 17,

No 2, November, hlm. 996-1029. ISSN: 2302-8556

Rachman, Fadhly Fauzi.2018.”Bank Bukopin Permak Laporan Keuangan, Ini

Kata BI dan OJK” (https://finance.detik.com/moneter/d-3994551/bank-

bukopin-permak-laporan-keuangan-ini-kata-bi-dan-ojk) (Diakses pada

3 Oktober 2018)

Richmond, Kelly Ann.2001."Ethical Reasoning, Machiavellian Behavior, and

Gender: The Impact on Accounting Students' Ethical Decision Making”.

Dissertation submitted to the Faculty of the Virginia Polytechnic Institute

and State University

Rindayanti, Dekeng Setyo Budiarto.2017.”Hubungan antara Love of Money,

Machiavellian dengan Persepsi Etis: Analisis berdasarkan Perspektif

Gender”. Akuntabilitas: Jurnal Ilmu Akuntansi Vol.10 (2), P-ISSN:1979-

858X; E-ISSN: 2461-1190

Page 100: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

81

Santoso, Dyon dan Harti Budi Yanti.2015.”Pengaruh Perilaku Tidak Jujur dan

Kompetensi Moral terhadap Kecurangan Akademik (Academic Fraud)

Mahasiswa Akuntansi”, Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi, Vol.

15 No. 1

Sekaran, Uma dan Roger Bougie.2013. "Research methods for business : a skill-

building approach". (United Kingdom : Wiley) 6th Ed

Sparks, John R dan Yue Pan.2009.” Ethical Judgments in Business Ethics

Research: Definition, and Research Agenda”. Journal of Business Ethics

(2010) 91:405–418

Suliani, Metta dan Marsono.2010. “Pengaruh Pertimbangan Etis, Perilaku

Machiavellian dan Gender dalam Pembuatan Keputusan Etis Mahasiswa

S1 Akuntansi”.Jurnal Akuntansi dan Auditing Universitas DipenogoroVol.

7, No. 1, November, hlm 62–79.

Tempo 11 Februari 2017.”Mitra Ernst Young Indonesia didenda Rp 13 miliar di

AS” (https://bisnis.tempo.co/read/845604/mitra-ernst-young-indonesia-

didenda-rp-13-miliar-di-as) (Diakses pada 22 Mei 2018)

Trihandini, R.A Fabiola Meirnayati.2005.”Analisis Pengaruh Kecerdasan

Intelektual, Kecerdasan Emosi dan Kecerdasan Spiritual terhadap Kinerja

Karyawan (Studi Kasus di Hotel Horison Semarang)”,Tesis program

Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Diponegoro

Widyaningrum, Triyana dan Aris Eddy Sarwono. 2012. “Analisis Sifat

Machiavellian dan Pembelajaran Etika terhadap Sikap Etis Akuntan dan

Mahasiswa Akuntansi”. Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi

Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta Vol. 9, No. 1,

Oktober, hlm. 65–75.

Widyastuti, Rr. Ariyani Yakti.2018.” Kasus SNP Finance, Kemenkeu jatuhkan

sanksi ke Deloitte Indonesia”(https://bisnis.tempo.co/read/1130928/kasus-

snp-finance-kemenkeu-jatuhkan-sanksi-ke-deloitte-indonesia/full&view=

ok) (Diakses pada 3 Oktober 2018)

Widyastuti, Wiwied dan Unti Ludigdo.2010.“Pengaruh Kecerdasan Emosional,

Kecerdasan Spiritual dan Budaya Organisasi Terhadap Prilaku Etis

Auditor pada KAP”,.Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Vol 1 No.1 April

Wisesa, Anggara. 2011. “Integritas Moral dalam Konteks Pengambilan

Keputusan Etis“. Jurnal Manajemen Teknologi Institut Teknologi Bandung.

Vol. 10, No. 1

Zohar, Danah dan Ian Marshall. 2000. “SQ : Memanfaatkan Kecerdasan

Spiritual Dalam Berfikir Integralistik dan Holistik Untuk Memaknai

Kehidupan”. (Bandung : Mizan Pustaka) Pengantar Jalaluddin Rakhmats

Page 101: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

82

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 102: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

83

LAMPIRAN I

Surat Permohonan Pengisian Kuesioner

Page 103: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

84

Kepada Yth.

Saudara/i

Di Tempat

Dengan Hormat,

Kami adalah Dosen dan Mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Jakarta yang saat ini

sedang melakukan penelitian. Penelitian ini dilakukan dalam rangka

memenuhi tugas penelitian sebagai Dosen dan Mahasiswa. Penelitian ini

dilakukan dengan komposisi tim sebagai berikut:

1. Fitri Yani Jalil, SE., M.Sc. (Ketua)

2. Novi Ladita (Anggota)

Berkaitan dengan hal tersebut, kami memohon kesediaan Saudara/i

untuk mengisi kuesioner yang terlampir berikut ini. Semua pendapat yang

telah Saudara/i berikan dalam kuesioner akan dijamin kerahasiaannya.

Hal ini semata-mata untuk kepentingan penelitian ilmiah. Hanya

ringkasan dan hasil analisis secara keseluruhan yang akan dilaporkan atau

dipublikasikan.

Jika Saudara/i memerlukan informasi terkait dengan kuesioner

terlampir, silakan hubungi Novi Ladita di nomor telepon 0859-4581-

5196 atau email : [email protected].

Kami memohon kuesioner diisi dengan lengkap. Atas bantuan dan

kerjasama Saudara/i, kami mengucapkan terima kasih. Tanpa bantuan

Saudara/i, penelitian ini tidak mungkin terselesaikan.

Salam Hormat.

Peneliti.

Page 104: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

85

LAMPIRAN II

Kuesioner Penelitian

Page 105: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

86

IDENTITAS RESPONDEN

Nama Universitas :

Semester, Umur : Jenis

Kelamin: Pria / Wanita

Apakah anda telah/sedang mendapatkan mata kuliah Akuntansi Pemeriksaan

(Auditing) ?

Ya Tidak

Questionnaire

Petunjuk Pengisian : Untuk menjawab pernyataan yang tertera, Saudara/l

dimohon untuk memilih salah satu dan pilihan atas pemyataan berikut sesuai

dengan persepsi atau kondisi anda.

1 2 3 4 5

Sangat tidak setuju Tidak setuju Netral Setuju Sangat setuju

1. Ketika seseorang meminta orang lain untuk melakukan sesuatu

untuk dirinya, maka cara terbaik adalah dengan

mengungkapkan alasan yang sebenarnya daripada memberikan

alasan yang lain, walaupun alasan itu dapat mempengaruhi

orang tersebut

1 2 3 4 5

2. Kejujuran adalah hal terbaik dalam kondisi apapun 1 2 3 4 5

3. Lebih aman bila kita mengasumsikan bahwa semua orang

termasuk saya memiliki sisi jahat (buruk) yang akan dapat

muncul jika diberi kesempatan

1 2 3 4 5

4. Orang melakukan suatu tindakan hanya jika ia yakin bahwa

tindakan itu secara moral benar 1 2 3 4 5

5. Memuji orang yang penting dalam karir kita adalah perbuatan

bijaksana 1 2 3 4 5

6. Dalam segala hal, rendah hati dan jujur lebih baik daripada

terpandang (berkuasa) dan tidak jujur 1 2 3 4 5

Page 106: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

87

7. Kebaikan, sangat mungkin untuk dilakukan dalam segala hal 1 2 3 4 5

8. Sebagian besar orang pada dasarnya adalah baik dan

menyenangkan 1 2 3 4 5

9. Tidak ada alasan apapun untuk berbohong pada orang lain 1 2 3 4 5

10. Kebanyakan orang lebih mudah melupakan kesedihan karena

kematian orang tuanya daripada kesedihan karena kehilangan

hartanya

1 2 3 4 5

11. Kebanyakan orang yang dapat mencapai kemajuan didunia

yang dipimpin dengan bersih, kehidupan moralnya baik 1 2 3 4 5

12. Secara umum dapat dikatakan bahwa orang tidak mau bekerja

keras kecuali jika dipaksa untuk melakukannya 1 2 3 4 5

13. Kebanyakan orang adalah pemberani 1 2 3 4 5

14. Saya sering mempertanyakan atau merenungkan sifat realitas 1 2 3 4 5

15. Saya mengenali aspek diri saya yang lebih dalam dari tubuh

fisik saya 1 2 3 4 5

16. Saya telah menghabiskan waktu merenungkan tujuan atau

alasan keberadaan saya 1 2 3 4 5

17. Saya dapat memasuki kondisi tingkat kesadaran yang lebih

tinggi 1 2 3 4 5

18. Saya dapat mengontrol kapan saya memasuki kondisi

kesadaran yang lebih tinggi 1 2 3 4 5

19. Saya dapat mengembangkan teori / pemikiran saya sendiri

tentang hal-hal seperti kehidupan, kematian, kenyataan, dan

eksistensi (keberadaan)

1 2 3 4 5

20. Saya menyadari terdapat hubungan yang lebih dalam antara

saya dan orang lain 1 2 3 4 5

21. Saya dapat menentukan tujuan atau alasan hidup saya 1 2 3 4 5

22. Saya dapat secara bebas berpindah level kesadaran menuju

kesadaran yang lebih tinggi 1 2 3 4 5

23. Saya sering merenungkan arti peristiwa yang terjadi dalam

hidup saya 1 2 3 4 5

Page 107: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

88

24. Saya mengidentifikasi diri saya melalui dalam diri saya, bukan

melalui fisik 1 2 3 4 5

25. Saya sering melihat persoalan dan pilihan dengan lebih jelas

ketika berada di tingkat kesadaran yang lebih tinggi 1 2 3 4 5

26. Saya sering merenungkan hubungan antara manusia dan alam

semesta 1 2 3 4 5

27. Saya menyadari akan aspek non-materi dalam kehidupan 1 2 3 4 5

28. Saya dapat membuat keputusan sesuai dengan tujuan hidup

saya 1 2 3 4 5

29. Saya menyadari bahwa kualitas dari diri seseorang lebih

memiliki arti dibanding tubuh, kepribadian, atau emosi mereka 1 2 3 4 5

30. Saya merenungkan secara mendalam apakah ada kekuatan-

kekuatan yang lebih besar (misalnya, tuhan, dewa, malaikat

dll.)

1 2 3 4 5

31. Saya mampu menemukan makna dan tujuan hidup saya melalui

pengalaman sehari-hari 1 2 3 4 5

32. Saya telah mengembangkan teknik saya sendiri untuk

memasuki tingkat kesadaran yang lebih tinggi 1 2 3 4 5

Page 108: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

89

33. Dalam sebuah perusahaan bonus penjualan kuartalan akan dibagikan jika

seorang manajer dapat mencapai target penjualan yang telah ditetapkan.

Anda adalah seorang manajer pemasaran yang sedang menghadapi kenyataan

bahwa target penjualan kuartal kali ini tidak akan terpenuhi, maka bonusnya

tidak akan anda terima. Sementara itu ada order penjualan yang tanggal

permintaan pengiriman barangnya masuk ke periode kuartal depan. Jika

permintaan tersebut dipenuhi sekarang, sebelum pelanggan memerlukannya

(sebelum tanggal permintaan pengiriman barang), maka target penjualan

akan terpenuhi. Apakah anda akan mengirimkan order sebelum waktu yang

diminta pelanggan dengan tujuan memperoleh bonus?

1 2 3 4 5

34. Anda adalah seorang manajer kredit sebuah bank. Seorang teman dekat anda

yang memiliki sebuah perusahaan baru yang cukup prospektif mengajukan

pinjaman ke bank tempat anda bekerja. Analisis kredit di tempat anda bekerja

menyatakan bahwa perusahaan tersebut tidak memenuhi kriteria normal

pinjaman bank. Apakah anda sebagai teman dekat pemilik perusahaan yang

mengajukan pinjaman akan merekomendasikan pinjaman kepadanya?

1 2 3 4 5

35. Anda bekerja disebuah perusahaan, saat ini anda menduduki sebuah jabatan

yang menuntut anda untuk melakukan perjalanan dinas jauh dari rumah

secara rutin. Frekuensi perjalanan dinasnya tinggi dan membuat anda sering

meninggalkan keluarga, maka sebagai konsekuensinya anda

mempertimbangkan untuk membebankan sebagian kecil pengeluaran pribadi

anda seperti pembelian oleh-oleh untuk keluarga pada perusahaan. Apakah

anda akan mengambil keputusan tersebut?

1 2 3 4 5

Page 109: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

90

36. Kondisi perusahaan tempat anda bekerja saat ini sedang mengalami

penurunan laba pada beberapa periode belakangan ini, maka general

manager perusahaan anda meminta anda untuk menurunkan estimasi piutang

tak tertagih untuk meningkatkan laba, dengan argumentasi bahwa praktik ini

biasa dilakukan ketika industri sedang dalam kondisi yang tidak baik.

Sebelumnya perusahaan sangat konservative dalam menentukan cadangan

kerugian piutang, sekalipun dalam masa-masa yang berat. Permintaan

general manager tersebut menjadikan cadangan kerugian piutang perusahaan

yang paling tidak konservative dibandingkan perusahaan lain dalam industri.

Apakah anda akan mengambil keputusan untuk melakukan penyesuian

terhadap cadangan kerugian piutang perusahaan tersebut untuk

meningkatkan laba perusahaan?

1 2 3 4 5

37. Anda adalah seorang salesman yang baru saja dipromosikan menjadi manajer

produksi. Tanggung jawab pertama anda adalah menangani produk baru

peralatan dapur. Bagian kompensasi yang akan anda peroleh dihitung

berdasarkan jumlah penjualan produk itu. Ketika melakukan review atas produk

baru tersebut, anda menemukan bahwa product testing yang dilakukan tidak

cukup memenuhi standar aturan yang ditetapkan oleh pemerintah atas keamanan

produk. Namun sejauh ini tidak ditemukan indikasi adanya masalah keamanan

bagi konsumen setelah mengunakan produk anda. Apakah anda akan

mengotorisasi diteruskannya promosi dan penjualan produk baru tersebut?

1 2 3 4 5

Page 110: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

91

38. Anda adalah seorang manajer sebuah perusahaan yang ingin mengembangkan

bisnis keluar negeri, untuk pengembangan bisnis keluar negeri tersebut harus

dilakukan sebuah pembayaran ‘gelap’ kepada seorang distributor lokal di suatu

negara asing. Pembayaran itu sebagai ‘good will gesture’ agar perusahaan anda

dapat memasukkan produknya ke negara asing tersebut. Praktik ini normal

dalam prosedur bisnis di negara tersebut dan tidak ada hukum di sana yang

melarangnya, Apakah anda sebagai manajer perusahaan akan mengotorisasi

pembayaran tersebut ?

1 2 3 4 5

39. Anda adalah pemilik suatu paket database software yang memiliki nilai sangat

besar. Saat ini ada rekan anda, pemilik sebuah perusahaan lokal kecil, yang

sedang dalam kesulitan keuangan, sedang melakukan pendekatan pada anda

agar diijinkan meminjam dan mengkopi database software yang anda miliki

tersebut untuk pengembangan bisnis di masa depan. Apakah anda sebagai teman

baiknya akan meminjamkan database software tersebut ?

1 2 3 4 5

Page 111: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

92

LAMPIRAN III

Output Hasil Pengujian Data

Page 112: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

93

A. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Hasil Uji Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Machiavellian 552 27 65 49,18 5,405

Spiritual_Quotient 552 45 95 72,29 8,829

Keputusan_Etis 552 7 35 20,26 4,921

Valid N (listwise) 552

B. Hasil Uji Kualitas Data

1. Uji Validitas

a. Uji Validitas Variabel Sifat Machiavellian

Correlations

M_1 M_2 M_3 M_4 M_5 M_6 M_7 M_8 M_9 M_10 M_11 M_12 M_13 Total

M_1 Pearson

Correlation 1 ,244** ,130** ,148** 0.038 ,210** ,185** ,199** ,152** -0.078 ,253** 0.027 ,100* ,408**

Sig. (2-

tailed) 0.000 0.002 0.000 0.369 0.000 0.000 0.000 0.000 0.066 0.000 0.528 0.018 0.000

N 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552

Page 113: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

94

Correlations

M_1 M_2 M_3 M_4 M_5 M_6 M_7 M_8 M_9 M_10 M_11 M_12 M_13 Total

M_2 Pearson

Correlation ,244** 1

-0.027

,268** 0.026 ,361** ,358** ,271** ,342** 0.034 ,281** 0.041 ,177** ,551**

Sig. (2-tailed)

0.000 0.525 0.000 0.548 0.000 0.000 0.000 0.000 0.432 0.000 0.336 0.000 0.000

N 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552

M_3 Pearson Correlation ,130**

-

0.027 1 ,124** 0.016

-

0.002 0.025 0.053 0.035 ,092* 0.079 ,139** 0.059 ,324**

Sig. (2-

tailed) 0.002 0.525 0.004 0.700 0.955 0.558 0.214 0.411 0.030 0.063 0.001 0.163 0.000

N 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552

M_4 Pearson

Correlation ,148** ,268** ,124** 1 ,150** ,262** ,115** ,209** ,224** 0.010 ,196** 0.055 ,167** ,502**

Sig. (2-

tailed) 0.000 0.000 0.004 0.000 0.000 0.007 0.000 0.000 0.810 0.000 0.196 0.000 0.000

N 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552

M_5 Pearson

Correlation 0.038 0.026 0.016 ,150** 1 0.044 0.058

-

0.010

-

0.018 0.023 ,129** ,108* 0.062 ,287**

Sig. (2-tailed)

0.369 0.548 0.700 0.000 0.304 0.172 0.813 0.675 0.592 0.002 0.011 0.145 0.000

N 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552

M_6 Pearson Correlation

,210** ,361** -

0.002 ,262** 0.044 1 ,215** ,133** ,131** -0.027 ,243** 0.039 0.036 ,403**

Sig. (2-

tailed) 0.000 0.000 0.955 0.000 0.304 0.000 0.002 0.002 0.524 0.000 0.363 0.395 0.000

N 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552

Page 114: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

95

Correlations

M_1 M_2 M_3 M_4 M_5 M_6 M_7 M_8 M_9 M_10 M_11 M_12 M_13 Total

M_7 Pearson

Correlation ,185** ,358** 0.025 ,115** 0.058 ,215** 1 ,362** ,191** -0.025 ,284** -0.059 ,112** ,439**

Sig. (2-tailed)

0.000 0.000 0.558 0.007 0.172 0.000 0.000 0.000 0.562 0.000 0.168 0.008 0.000

N 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552

M_8 Pearson Correlation ,199** ,271** 0.053 ,209**

-

0.010 ,133** ,362** 1 ,318** 0.025 ,237** 0.082 ,295** ,530**

Sig. (2-

tailed) 0.000 0.000 0.214 0.000 0.813 0.002 0.000 0.000 0.555 0.000 0.055 0.000 0.000

N 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552

M_9 Pearson

Correlation ,152** ,342** 0.035 ,224**

-

0.018 ,131** ,191** ,318** 1 ,168** ,227** 0.024 ,283** ,558**

Sig. (2-

tailed) 0.000 0.000 0.411 0.000 0.675 0.002 0.000 0.000 0.000 0.000 0.571 0.000 0.000

N 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552

M_10 Pearson

Correlation -

0.078 0.034 ,092* 0.010 0.023

-

0.027

-

0.025 0.025 ,168** 1 0.046 ,174** ,087* ,369**

Sig. (2-

tailed) 0.066 0.432 0.030 0.810 0.592 0.524 0.562 0.555 0.000 0.282 0.000 0.041 0.000

N 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552

M_11 Pearson Correlation

,253** ,281** 0.079 ,196** ,129** ,243** ,284** ,237** ,227** 0.046 1 0.047 ,163** ,525**

Sig. (2-

tailed) 0.000 0.000 0.063 0.000 0.002 0.000 0.000 0.000 0.000 0.282 0.275 0.000 0.000

N 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552

Page 115: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

96

Correlations

M_1 M_2 M_3 M_4 M_5 M_6 M_7 M_8 M_9 M_10 M_11 M_12 M_13 Total

M_12 Pearson

Correlation 0.027 0.041 ,139** 0.055 ,108* 0.039

-0.059

0.082 0.024 ,174** 0.047 1 ,088* ,342**

Sig. (2-tailed)

0.528 0.336 0.001 0.196 0.011 0.363 0.168 0.055 0.571 0.000 0.275 0.039 0.000

N 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552

M_13 Pearson Correlation ,100* ,177** 0.059 ,167** 0.062 0.036 ,112** ,295** ,283** ,087* ,163** ,088* 1 ,466**

Sig. (2-

tailed) 0.018 0.000 0.163 0.000 0.145 0.395 0.008 0.000 0.000 0.041 0.000 0.039 0.000

N 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552

Total Pearson

Correlation ,408** ,551** ,324** ,502** ,287** ,403** ,439** ,530** ,558** ,369** ,525** ,342** ,466** 1

Sig. (2-

tailed) 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000

N 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 116: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

97

b. Uji Validitas Variabel Spiritual Quotient

Correlations

SQ_1

SQ_2

SQ_3

SQ_4

SQ_5

SQ_6

SQ_7

SQ_8

SQ_9

SQ_10

SQ_11

SQ_12

SQ_13

SQ_14

SQ_15

SQ_16

SQ_17

SQ_18

SQ_19 Total

SQ_ 1

Pearson Correlation

1 ,221**

,386**

,230**

,235**

,215**

,212**

,088*

,225**

,328*

* ,214*

* 0.07

4 ,276*

* ,210*

* ,217*

* ,089*

,244*

* ,153*

* ,131*

* ,466**

Sig. (2-tailed)

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.039

0.000

0.000

0.000

0.083

0.000

0.000

0.000

0.036

0.000

0.000

0.002

0.000

N 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552

SQ_ 2

Pearson Correlation

,221**

1 ,234**

,255**

,289**

,275**

,182**

,225**

,304**

,206*

* ,206*

* ,087*

,139*

* ,133*

* ,240*

* ,114*

* ,123*

* ,290*

* ,209*

* ,464**

Sig. (2-tailed)

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.041

0.001

0.002

0.000

0.007

0.004

0.000

0.000

0.000

N 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552

SQ_ 3

Pearson Correlation

,386**

,234**

1 ,276**

,317**

,285**

,189**

,130**

,204**

,364*

* ,198*

* 0.06

9 ,256*

* ,226*

* ,171*

* ,139*

* ,204*

* ,225*

* ,109* ,492**

Sig. (2-tailed)

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.002

0.000

0.000

0.000

0.108

0.000

0.000

0.000

0.001

0.000

0.000

0.011

0.000

N 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552

SQ_4

Pearson Correlation

,230**

,255**

,276**

1 ,509**

,362**

,279**

,223**

,400**

,226*

* ,206*

* ,190*

* ,227*

* ,224*

* ,324*

* ,167*

* ,256*

* ,319*

* ,376*

* ,604**

Sig. (2-tailed)

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

N 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552

Page 117: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

98

Correlations

SQ_1

SQ_2

SQ_3

SQ_4

SQ_5

SQ_6

SQ_7

SQ_8

SQ_9

SQ_10

SQ_11

SQ_12

SQ_13

SQ_14

SQ_15

SQ_16

SQ_17

SQ_18

SQ_19 Total

SQ_5

Pearson Correlation

,235**

,289**

,317**

,509**

1 ,400**

,276**

,307**

,638**

,222*

* ,265*

* ,163*

* ,191*

* ,165*

* ,348*

* ,188*

* ,239*

* ,355*

* ,477*

* ,657**

Sig. (2-tailed)

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

N 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552

SQ_6

Pearson Correlation

,215**

,275**

,285**

,362**

,400**

1 ,366**

,261**

,389**

,220*

* ,134*

* ,135*

* ,332*

* ,287*

* ,246*

* ,152*

* ,303*

* ,302*

* ,387*

* ,609**

Sig. (2-tailed)

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.002

0.002

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

N 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552

SQ_7

Pearson Correlation

,212**

,182**

,189**

,279**

,276**

,366**

1 ,360**

,320**

,197*

* ,182*

* ,134*

* ,260*

* ,294*

* ,277*

* ,176*

* ,256*

* ,265*

* ,327*

* ,549**

Sig. (2-tailed)

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.002

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

N 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552

SQ_8

Pearson Correlation

,088*

,225**

,130**

,223**

,307**

,261**

,360**

1 ,371**

,165*

* ,257*

* ,151*

* ,131*

* ,145*

* ,519*

* ,230*

* ,089*

,471*

* ,338*

* ,535**

Sig. (2-tailed)

0.039

0.000

0.002

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.002

0.001

0.000

0.000

0.037

0.000

0.000

0.000

N 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552

SQ_9

Pearson Correlation

,225**

,304**

,204**

,400**

,638**

,389**

,320**

,371**

1 ,224*

* ,297*

* ,107*

,166*

* ,155*

* ,349*

* ,204*

* ,263*

* ,288*

* ,521*

* ,639**

Sig. (2-tailed)

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.00

0 0.00

0 0.01

2 0.00

0 0.00

0 0.00

0 0.00

0 0.00

0 0.00

0 0.00

0 0.000

N 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552

Page 118: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

99

Correlations

SQ_1

SQ_2

SQ_3

SQ_4

SQ_5

SQ_6

SQ_7

SQ_8

SQ_9

SQ_10

SQ_11

SQ_12

SQ_13

SQ_14

SQ_15

SQ_16

SQ_17

SQ_18

SQ_19 Total

SQ_10

Pearson Correlation

,328**

,206**

,364**

,226**

,222**

,220**

,197**

,165**

,224**

1 ,288*

* ,175*

* ,247*

* ,199*

* ,190*

* ,126*

* ,231*

* ,291*

* ,146*

* ,491**

Sig. (2-tailed)

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.00

0 0.00

0 0.00

0 0.00

0 0.00

0 0.00

3 0.00

0 0.00

0 0.00

1 0.000

N 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552

SQ_11

Pearson Correlation

,214**

,206**

,198**

,206**

,265**

,134**

,182**

,257**

,297**

,288*

* 1

,129*

* ,203*

* ,223*

* ,298*

* ,258*

* ,133*

* ,316*

* ,274*

* ,491**

Sig. (2-tailed)

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.002

0.000

0.000

0.000

0.000

0.00

2 0.00

0 0.00

0 0.00

0 0.00

0 0.00

2 0.00

0 0.00

0 0.000

N 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552

SQ_12

Pearson Correlation

0.074

,087*

0.069

,190**

,163**

,135**

,134**

,151**

,107*

,175*

* ,129*

* 1

,135*

* 0.06

9 ,087*

,121*

* ,103*

,171*

* ,241*

* ,392**

Sig. (2-tailed)

0.083

0.041

0.108

0.000

0.000

0.002

0.002

0.000

0.012

0.000

0.002

0.00

1 0.10

5 0.04

0 0.00

4 0.01

5 0.00

0 0.00

0 0.000

N 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552

SQ_13

Pearson Correlation

,276**

,139**

,256**

,227**

,191**

,332**

,260**

,131**

,166**

,247*

* ,203*

* ,135*

* 1

,370*

* ,163*

* ,130*

* ,335*

* ,168*

* ,197*

* ,503**

Sig. (2-tailed)

0.000

0.001

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.002

0.000

0.000

0.000

0.001

0.00

0 0.00

0 0.00

2 0.00

0 0.00

0 0.00

0 0.000

N 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552

SQ_14

Pearson Correlation

,210**

,133**

,226**

,224**

,165**

,287**

,294**

,145**

,155**

,199*

* ,223*

* 0.06

9 ,370*

* 1

,255*

* ,177*

* ,237*

* ,180*

* ,103* ,455**

Sig. (2-tailed)

0.000

0.002

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.001

0.000

0.000

0.000

0.105

0.000

0.00

0 0.00

0 0.00

0 0.00

0 0.01

6 0.000

N 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552

Page 119: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

100

Correlations

SQ_1

SQ_2

SQ_3

SQ_4

SQ_5

SQ_6

SQ_7

SQ_8

SQ_9

SQ_10

SQ_11

SQ_12

SQ_13

SQ_14

SQ_15

SQ_16

SQ_17

SQ_18

SQ_19 Total

SQ_15

Pearson Correlation

,217**

,240**

,171**

,324**

,348**

,246**

,277**

,519**

,349**

,190*

* ,298*

* ,087*

,163*

* ,255*

* 1

,172*

* 0.04

8 ,478*

* ,296*

* ,547**

Sig. (2-tailed)

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.040

0.000

0.000

0.00

0 0.26

4 0.00

0 0.00

0 0.000

N 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552

SQ_16

Pearson Correlation

,089*

,114**

,139**

,167**

,188**

,152**

,176**

,230**

,204**

,126*

* ,258*

* ,121*

* ,130*

* ,177*

* ,172*

* 1

,119*

* ,249*

* ,209*

* ,395**

Sig. (2-tailed)

0.036

0.007

0.001

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.003

0.000

0.004

0.002

0.000

0.000

0.00

5 0.00

0 0.00

0 0.000

N 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552

SQ_17

Pearson Correlation

,244**

,123**

,204**

,256**

,239**

,303**

,256**

,089*

,263**

,231*

* ,133*

* ,103*

,335*

* ,237*

* 0.04

8 ,119*

* 1

,204*

* ,226*

* ,484**

Sig. (2-tailed)

0.000

0.004

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.037

0.000

0.000

0.002

0.015

0.000

0.000

0.264

0.005

0.00

0 0.00

0 0.000

N 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552

SQ_18

Pearson Correlation

,153**

,290**

,225**

,319**

,355**

,302**

,265**

,471**

,288**

,291*

* ,316*

* ,171*

* ,168*

* ,180*

* ,478*

* ,249*

* ,204*

* 1

,399*

* ,597**

Sig. (2-tailed)

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.00

0 0.000

N 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552

SQ_19

Pearson Correlation

,131**

,209**

,109*

,376**

,477**

,387**

,327**

,338**

,521**

,146*

* ,274*

* ,241*

* ,197*

* ,103*

,296*

* ,209*

* ,226*

* ,399*

* 1 ,605**

Sig. (2-tailed)

0.002

0.000

0.011

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.001

0.000

0.000

0.000

0.016

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

N 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552

Page 120: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

101

Correlations

SQ_1

SQ_2

SQ_3

SQ_4

SQ_5

SQ_6

SQ_7

SQ_8

SQ_9

SQ_10

SQ_11

SQ_12

SQ_13

SQ_14

SQ_15

SQ_16

SQ_17

SQ_18

SQ_19 Total

Total

Pearson Correlation

,466**

,464**

,492**

,604**

,657**

,609**

,549**

,535**

,639**

,491*

* ,491*

* ,392*

* ,503*

* ,455*

* ,547*

* ,395*

* ,484*

* ,597*

* ,605*

* 1

Sig. (2-tailed)

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

N 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552 552

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

c. Uji Validitas Variabel Keputusan Etis

Correlations

KE_1 KE_2 KE_3 KE_4 KE_5 KE_6 KE_7 Total

KE_1

Pearson Correlation

1 ,312** ,315** ,421** ,332** ,250** ,332** ,664**

Sig. (2-tailed) 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000

N 552 552 552 552 552 552 552 552

KE_2

Pearson Correlation

,312** 1 ,214** ,234** ,373** ,226** ,399** ,617**

Sig. (2-tailed) 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000

N 552 552 552 552 552 552 552 552

Page 121: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

102

Correlations

KE_1 KE_2 KE_3 KE_4 KE_5 KE_6 KE_7 Total

KE_3

Pearson Correlation

,315** ,214** 1 ,366** ,281** ,268** ,253** ,612**

Sig. (2-tailed) 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000

N 552 552 552 552 552 552 552 552

KE_4

Pearson Correlation

,421** ,234** ,366** 1 ,311** ,330** ,291** ,643**

Sig. (2-tailed) 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000

N 552 552 552 552 552 552 552 552

KE_5

Pearson Correlation

,332** ,373** ,281** ,311** 1 ,342** ,278** ,657**

Sig. (2-tailed) 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000

N 552 552 552 552 552 552 552 552

KE_6

Pearson Correlation

,250** ,226** ,268** ,330** ,342** 1 ,308** ,613**

Sig. (2-tailed) 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000

N 552 552 552 552 552 552 552 552

KE_7

Pearson Correlation ,332** ,399** ,253** ,291** ,278** ,308** 1 ,651**

Sig. (2-tailed) 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000

N 552 552 552 552 552 552 552 552

Total

Pearson Correlation

,664** ,617** ,612** ,643** ,657** ,613** ,651** 1

Sig. (2-tailed) 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000

N 552 552 552 552 552 552 552 552

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 122: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

103

2. Uji Reliabilitas

a. Uji Reliabilitas Variabel Sifat Machiavellian

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,745 13

b. Uji Reliabilitas Variabel Spiritual Quotient

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,855 19

c. Uji Reliabilitas Variabel Keputusan Etis

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,756 7

C. Hasil Uji Asumsi Klasik

1. Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 15,336 2,134

7,186 ,000

Mach ,107 ,043 ,117 2,467 ,014 ,795 1,258

SQ -,005 ,027 -,008 -,174 ,862 ,795 1,258

a. Dependent Variable: Keputusan Etis

Page 123: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

104

2. Uji Heteroskedastisitas

a. Uji Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -4,817 1,309 -3,680 ,000

Machiavellian ,050 ,027 ,086 1,883 ,060

Spiritual_Quotient ,025 ,024 ,045 1,053 ,293

a. Dependent Variable: Keputusan_Etis

b. Grafik Scatterplot

Page 124: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

105

3. Uji Normalitas

a. Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 552

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std.Deviation 4,88943300

Most Extreme Differences Absolute ,041

Positive ,041

Negative -,041

Test Statistic ,041

Asymp. Sig. (2-tailed) ,308c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. Based on 10000 sampled tables with starting seed 2000000.

b. Grafik Histogram

Page 125: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

106

c. Grafik P-P Plot

D. Hasil Uji Hipotesis

1. Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .292a ,085 ,080 3,003

a. Predictors: (Constant), AbsX1_X2, Zscore(SQ), Zscore(Mach)

b. Dependent Variable: Keputusan_Etis

2. Uji Statistik F

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 460,065 3 153,355 17,004 ,000b

Residual 4942,354 548 9,019

Total 5402,420 551

a. Dependent Variable: Keputusan_Etis

b. Predictors: (Constant), AbsX1_X2, Zscore(SQ), Zscore(Mach)

Page 126: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

107

3. Uji Statistik t

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.562 ,206 17,258 ,000

Zscore (Mach) ,287 ,144 ,092 1,993 ,037

Zscore(SQ) ,746 ,144 ,238 5,198 ,000

AbsX1_X2 ,233 ,198 ,048 1,175 ,241

a. Dependent Variable: Keputusan_Etis

E. Hasil Analisis Tambahan

1. Uji Statistik t google.doc Kuesioner

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.700 ,320 11,571 ,000

Zscore (Mach) ,589 ,208 ,200 2,825 ,005

Zscore(SQ) ,493 ,207 ,167 2,381 ,018

AbsX1_X2 -,010 ,305 -,002 -,032 ,974

a. Dependent Variable: Keputusan_Etis

2. Uji Statistik t Hardcopy Kuesioner

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.419 ,270 12,676 ,000

Zscore (Mach) ,137 ,197 ,042 ,694 ,488

Zscore(SQ) ,928 ,196 ,285 4,737 ,000

AbsX1_X2 ,403 ,260 ,083 1,551 ,122

a. Dependent Variable: Keputusan_Etis

Page 127: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

108

LAMPIRAN IV

Output Hasil Pengujian Data Pilot Test

Page 128: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

109

A. Hasil Pilot Test Uji Validitas

1. Pilot Test Uji Validitas Variabel Machiavellian

Correlations

X1_

1 X1_

2 X1_

3 X1_

4 X1_

5 X1_

6 X1_

7 X1_

8 X1_

9 X1_10

X1_11

X1_12

X1_13

X1_14

X1_15

X1_16

X1_17

X1_18

X1_19

X1_20 TOTAL

X1_1

Pearson

Correlation

1 0.082

-0.256

0.095

0.195

.439*

.485**

0.086

0.186

0.150

.416*

0.061

0.176

0.098

0.156

0.174

0.211

.479**

0.169

-0.05

0

.527**

Sig. (2-tailed)

0.667

0.173

0.618

0.301

0.015

0.007

0.651

0.326

0.429

0.022

0.751

0.352

0.606

0.411

0.358

0.264

0.007

0.372

0.793

0.003

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

X1_2

Pearson

Correlation

0.082

1 0.101

-0.133

.467**

.465**

-0.005

0.320

0.195

0.356

0.002

-0.19

9

.498**

.401*

0.304

0.259

.502**

0.010

-0.18

4

0.034

.488**

Sig. (2-tailed)

0.667

0.597

0.485

0.009

0.010

0.979

0.085

0.301

0.054

0.993

0.291

0.005

0.028

0.102

0.167

0.005

0.957

0.330

0.859

0.006

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

X1_3

Pearson

Correlation

-0.256

0.101

1 -0.014

0.164

-0.096

-0.023

0.063

0.191

0.211

-0.11

9

0.037

0.247

0.157

.365*

0.289

0.142

0.082

0.333

0.354

0.348

Sig. (2-tailed)

0.173

0.597

0.940

0.387

0.612

0.906

0.739

0.312

0.262

0.530

0.847

0.189

0.409

0.047

0.122

0.453

0.666

0.072

0.055

0.059

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

X1_4

Pearson Correlation

0.095

-0.133

-0.014

1 -0.180

0.301

.454*

-0.090

0.044

-0.04

2

0.012

-0.02

5

-0.11

2

-0.00

1

-0.34

9

0.134

-0.28

0

-0.12

2

0.068

-0.10

4

0.095

Sig. (2-

tailed) 0.618

0.485

0.940

0.342

0.107

0.012

0.638

0.818

0.824

0.949

0.897

0.555

0.995

0.058

0.482

0.133

0.522

0.721

0.583

0.618

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Page 129: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

110

Correlations

X1_

1 X1_

2 X1_

3 X1_

4 X1_

5 X1_

6 X1_

7 X1_

8 X1_

9 X1_10

X1_11

X1_12

X1_13

X1_14

X1_15

X1_16

X1_17

X1_18

X1_19

X1_20 TOTAL

X1_5

Pearson

Correlation 0.195

.467**

0.164

-0.180

1 0.087

-0.054

.640**

0.287

.536**

-0.25

0

0.034

.824**

.708**

0.289

0.022

.779**

0.330

0.230

0.252

.678**

Sig. (2-tailed)

0.301

0.009

0.387

0.342

0.647

0.775

0.000

0.124

0.002

0.182

0.859

0.000

0.000

0.121

0.909

0.000

0.075

0.221

0.178

0.000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

X1_6

Pearson

Correlation .439*

.465**

-0.096

0.301

0.087

1 0.292

-0.030

0.167

0.079

0.207

0.048

0.335

0.311

0.085

.503**

0.177

0.233

-0.09

6

0.069

.546**

Sig. (2-tailed)

0.015

0.010

0.612

0.107

0.647

0.117

0.873

0.378

0.677

0.273

0.801

0.070

0.095

0.653

0.005

0.350

0.215

0.615

0.716

0.002

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

X1_7

Pearson

Correlation .485**

-0.005

-0.023

.454*

-0.054

0.292

1 -0.168

0.269

-0.07

4

0.025

0.259

-0.06

6

-0.13

2

-0.30

7

-0.01

2

-0.04

1

0.182

0.260

-0.29

7

0.259

Sig. (2-tailed)

0.007

0.979

0.906

0.012

0.775

0.117

0.376

0.151

0.696

0.896

0.167

0.731

0.486

0.098

0.952

0.828

0.335

0.165

0.110

0.167

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

X1_8

Pearson Correlation

0.086

0.320

0.063

-0.090

.640**

-0.030

-0.168

1 0.283

.362*

-0.22

4

0.073

.531**

.555**

0.314

0.125

.549**

0.161

-0.16

3

0.196

.504**

Sig. (2-

tailed) 0.651

0.085

0.739

0.638

0.000

0.873

0.376

0.130

0.049

0.235

0.700

0.003

0.001

0.091

0.510

0.002

0.396

0.389

0.298

0.005

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Page 130: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

111

Correlations

X1_

1 X1_

2 X1_

3 X1_

4 X1_

5 X1_

6 X1_

7 X1_

8 X1_

9 X1_10

X1_11

X1_12

X1_13

X1_14

X1_15

X1_16

X1_17

X1_18

X1_19

X1_20 TOTAL

X1_9

Pearson

Correlation 0.186

0.195

0.191

0.044

0.287

0.167

0.269

0.283

1 0.287

-0.03

1

-0.08

8

0.325

0.271

-0.17

7

-0.05

4

.412*

.372*

-0.00

6

0.236

.470**

Sig. (2-tailed)

0.326

0.301

0.312

0.818

0.124

0.378

0.151

0.130

0.124

0.871

0.642

0.079

0.147

0.350

0.779

0.024

0.043

0.977

0.209

0.009

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

X1_10

Pearson

Correlation 0.150

0.356

0.211

-0.042

.536**

0.079

-0.074

.362*

0.287

1 -0.09

9

-0.20

1

0.360

0.301

0.202

0.059

.393*

0.245

0.148

0.166

.479**

Sig. (2-tailed)

0.429

0.054

0.262

0.824

0.002

0.677

0.696

0.049

0.124

0.603

0.286

0.050

0.106

0.284

0.756

0.032

0.192

0.435

0.381

0.007

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

X1_11

Pearson

Correlation .416*

0.002

-0.119

0.012

-0.250

0.207

0.025

-0.224

-0.031

-0.09

9

1 0.164

-0.11

4

-0.13

0

0.120

0.190

-0.12

5

0.076

-0.21

2

0.147

0.172

Sig. (2-tailed)

0.022

0.993

0.530

0.949

0.182

0.273

0.896

0.235

0.871

0.603

0.387

0.550

0.495

0.526

0.316

0.512

0.691

0.262

0.440

0.364

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

X1_12

Pearson Correlation

0.061

-0.199

0.037

-0.025

0.034

0.048

0.259

0.073

-0.088

-0.20

1

0.164

1 -0.04

1

0.060

0.003

0.197

-0.00

3

0.210

0.050

0.122

0.233

Sig. (2-

tailed) 0.751

0.291

0.847

0.897

0.859

0.801

0.167

0.700

0.642

0.286

0.387

0.830

0.754

0.988

0.296

0.988

0.266

0.791

0.522

0.216

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Page 131: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

112

Correlations

X1_

1 X1_

2 X1_

3 X1_

4 X1_

5 X1_

6 X1_

7 X1_

8 X1_

9 X1_10

X1_11

X1_12

X1_13

X1_14

X1_15

X1_16

X1_17

X1_18

X1_19

X1_20 TOTAL

X1_13

Pearson

Correlation 0.176

.498**

0.247

-0.112

.824**

0.335

-0.066

.531**

0.325

0.360

-0.11

4

-0.04

1

1 .844**

0.308

0.188

.720**

0.279

0.065

0.304

.724**

Sig. (2-tailed)

0.352

0.005

0.189

0.555

0.000

0.070

0.731

0.003

0.079

0.050

0.550

0.830

0.000

0.098

0.320

0.000

0.135

0.732

0.103

0.000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

X1_14

Pearson

Correlation 0.098

.401*

0.157

-0.001

.708**

0.311

-0.132

.555**

0.271

0.301

-0.13

0

0.060

.844**

1 0.179

0.051

.653**

0.150

-0.13

4

.420*

.618**

Sig. (2-tailed)

0.606

0.028

0.409

0.995

0.000

0.095

0.486

0.001

0.147

0.106

0.495

0.754

0.000

0.344

0.790

0.000

0.428

0.481

0.021

0.000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

X1_15

Pearson

Correlation 0.156

0.304

.365*

-0.349

0.289

0.085

-0.307

0.314

-0.177

0.202

0.120

0.003

0.308

0.179

1 .362*

0.297

-0.06

3

0.146

.434*

.404*

Sig. (2-tailed)

0.411

0.102

0.047

0.058

0.121

0.653

0.098

0.091

0.350

0.284

0.526

0.988

0.098

0.344

0.049

0.111

0.741

0.441

0.017

0.027

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

X1_16

Pearson Correlation

0.174

0.259

0.289

0.134

0.022

.503**

-0.012

0.125

-0.054

0.059

0.190

0.197

0.188

0.051

.362*

1 0.022

0.252

0.072

0.015

.485**

Sig. (2-

tailed) 0.358

0.167

0.122

0.482

0.909

0.005

0.952

0.510

0.779

0.756

0.316

0.296

0.320

0.790

0.049

0.908

0.180

0.707

0.938

0.007

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Page 132: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

113

Correlations

X1_

1 X1_

2 X1_

3 X1_

4 X1_

5 X1_

6 X1_

7 X1_

8 X1_

9 X1_10

X1_11

X1_12

X1_13

X1_14

X1_15

X1_16

X1_17

X1_18

X1_19

X1_20 TOTAL

X1_17

Pearson

Correlation 0.211

.502**

0.142

-0.280

.779**

0.177

-0.041

.549**

.412*

.393*

-0.12

5

-0.00

3

.720**

.653**

0.297

0.022

1 0.127

-0.01

4

.477**

.642**

Sig. (2-tailed)

0.264

0.005

0.453

0.133

0.000

0.350

0.828

0.002

0.024

0.032

0.512

0.988

0.000

0.000

0.111

0.908

0.503

0.942

0.008

0.000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

X1_18

Pearson

Correlation .479**

0.010

0.082

-0.122

0.330

0.233

0.182

0.161

.372*

0.245

0.076

0.210

0.279

0.150

-0.06

3

0.252

0.127

1 .399*

-0.16

3

.503**

Sig. (2-tailed)

0.007

0.957

0.666

0.522

0.075

0.215

0.335

0.396

0.043

0.192

0.691

0.266

0.135

0.428

0.741

0.180

0.503

0.029

0.391

0.005

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

X1_19

Pearson

Correlation 0.169

-0.184

0.333

0.068

0.230

-0.096

0.260

-0.163

-0.006

0.148

-0.21

2

0.050

0.065

-0.13

4

0.146

0.072

-0.01

4

.399*

1 -0.09

9

0.218

Sig. (2-tailed)

0.372

0.330

0.072

0.721

0.221

0.615

0.165

0.389

0.977

0.435

0.262

0.791

0.732

0.481

0.441

0.707

0.942

0.029

0.601

0.247

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

X1_20

Pearson Correlation

-0.050

0.034

0.354

-0.104

0.252

0.069

-0.297

0.196

0.236

0.166

0.147

0.122

0.304

.420*

.434*

0.015

.477**

-0.16

3

-0.09

9

1 .373*

Sig. (2-

tailed) 0.793

0.859

0.055

0.583

0.178

0.716

0.110

0.298

0.209

0.381

0.440

0.522

0.103

0.021

0.017

0.938

0.008

0.391

0.601

0.042

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Page 133: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

114

Correlations

X1_

1 X1_

2 X1_

3 X1_

4 X1_

5 X1_

6 X1_

7 X1_

8 X1_

9 X1_10

X1_11

X1_12

X1_13

X1_14

X1_15

X1_16

X1_17

X1_18

X1_19

X1_20 TOTAL

TOTAL

Pearson

Correlation .527**

.488**

0.348

0.095

.678**

.546**

0.259

.504**

.470**

.479**

0.172

0.233

.724**

.618**

.404*

.485**

.642**

.503**

0.218

.373*

1

Sig. (2-tailed)

0.003

0.006

0.059

0.618

0.000

0.002

0.167

0.005

0.009

0.007

0.364

0.216

0.000

0.000

0.027

0.007

0.000

0.005

0.247

0.042

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

2. Pilot Test Uji Validitas Variabel Spiritual Quotient

Correlations

X21

X22

X23

X24

X25

X26

X27

X28

X2_

X210

X211

X212

X213

X214

X215

X216

X217

X218

X219

X220

X221

X222

X2 23

X2 24

TOTAL

X2_1

Pearson Correlation

1 .498**

.679**

.380*

-0.193

-0.029

0.081

0.312

0.130

0.277

0.248

0.330

0.292

.374*

0.153

0.204

0.116

.451*

.441*

0.310

.406*

0.128

0.319

0.343

.554**

Sig. (2-tailed)

0.005

0.000

0.038

0.308

0.880

0.672

0.093

0.495

0.138

0.187

0.075

0.117

0.042

0.420

0.280

0.541

0.012

0.015

0.096

0.026

0.500

0.085

0.063

0.001

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

X2_2

Pearson Correlation

.498**

1 .395*

0.306

-0.232

-0.169

-0.047

.389*

0.253

0.174

0.212

0.357

.373*

0.140

0.324

0.342

-0.034

0.193

.601**

0.311

.395*

0.049

0.337

.453*

.505**

Sig. (2-tailed)

0.005

0.031

0.100

0.217

0.371

0.804

0.034

0.178

0.357

0.260

0.053

0.042

0.461

0.081

0.064

0.860

0.308

0.000

0.094

0.031

0.797

0.069

0.012

0.004

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Page 134: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

115

Correlations

X21

X22

X23

X24

X25

X26

X27

X28

X2_

X210

X211

X212

X213

X214

X215

X216

X217

X218

X219

X220

X221

X222

X2 23

X2 24

TOTAL

X2_3

Pearson Correlation

.679**

.395*

1 .384*

-0.012

0.057

0.176

.515**

0.204

0.252

.416*

.573**

.524**

0.361

0.173

0.287

0.238

0.309

.492**

.414*

.546**

0.250

0.359

.523**

.696**

Sig. (2-tailed)

0.000

0.031

0.036

0.950

0.764

0.352

0.004

0.280

0.180

0.022

0.001

0.003

0.050

0.361

0.124

0.206

0.096

0.006

0.023

0.002

0.183

0.052

0.003

0.000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

X2_4

Pearson Correlation

.380*

0.306

.384*

1 0.091

0.255

-0.041

.505**

.455*

.417*

.371*

.603**

.374*

0.204

0.108

.433*

0.287

0.029

.557**

0.129

.444*

0.057

.478*

* .648

** .665**

Sig. (2-tailed)

0.038

0.100

0.036

0.632

0.175

0.831

0.004

0.012

0.022

0.043

0.000

0.041

0.280

0.571

0.017

0.124

0.879

0.001

0.497

0.014

0.765

0.008

0.000

0.000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

X2_5

Pearson Correlation

-0.193

-0.232

-0.012

0.091

1 0.183

-0.301

0.162

0.203

0.147

0.183

0.121

0.177

0.214

-0.106

0.273

.616**

0.184

0.047

0.178

0.012

-0.160

0.253

0.071

0.260

Sig. (2-tailed)

0.308

0.217

0.950

0.632

0.332

0.106

0.394

0.282

0.439

0.334

0.525

0.350

0.256

0.579

0.145

0.000

0.331

0.806

0.346

0.950

0.400

0.178

0.709

0.165

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

X2_6

Pearson Correlation

-0.029

-0.169

0.057

0.255

0.183

1 0.287

-0.012

0.200

0.205

0.064

0.022

0.047

0.325

0.262

0.100

0.178

0.205

0.093

.450*

0.101

0.306

0.249

0.028

0.343

Sig. (2-tailed)

0.880

0.371

0.764

0.175

0.332

0.124

0.949

0.289

0.277

0.738

0.909

0.805

0.080

0.162

0.600

0.346

0.277

0.624

0.013

0.596

0.100

0.184

0.882

0.064

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Page 135: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

116

Correlations

X21

X22

X23

X24

X25

X26

X27

X28

X2_

X210

X211

X212

X213

X214

X215

X216

X217

X218

X219

X220

X221

X222

X2 23

X2 24

TOTAL

X2_7

Pearson Correlation

0.081

-0.047

0.176

-0.041

-0.301

0.287

1 -0.007

0.128

0.197

0.092

0.138

0.158

0.086

.435*

-0.061

-0.227

0.172

0.000

0.265

0.113

.588**

0.190

0.071

0.234

Sig. (2-tailed)

0.672

0.804

0.352

0.831

0.106

0.124

0.972

0.500

0.297

0.630

0.469

0.404

0.651

0.016

0.749

0.228

0.362

1.000

0.157

0.552

0.001

0.316

0.708

0.214

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

X2_8

Pearson Correlation

0.312

.389*

.515**

.505**

0.162

-0.012

-0.007

1 .550**

0.310

.465**

.801**

.385*

0.157

-0.070

.378*

0.003

0.025

.509**

0.319

.403*

0.314

0.178

.811**

.658**

Sig. (2-tailed)

0.093

0.034

0.004

0.004

0.394

0.949

0.972

0.002

0.096

0.010

0.000

0.036

0.408

0.713

0.039

0.987

0.894

0.004

0.086

0.027

0.091

0.346

0.000

0.000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

X2_9

Pearson Correlation

0.130

0.253

0.204

.455*

0.203

0.200

0.128

.550**

1 .595**

.363*

.658**

0.248

0.210

0.014

.553**

0.022

0.137

0.328

.459*

.420*

0.194

.463*

* .565

** .642**

Sig. (2-tailed)

0.495

0.178

0.280

0.012

0.282

0.289

0.500

0.002

0.001

0.049

0.000

0.186

0.264

0.941

0.002

0.910

0.469

0.077

0.011

0.021

0.304

0.010

0.001

0.000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

X2_10

Pearson Correlation

0.277

0.174

0.252

.417*

0.147

0.205

0.197

0.310

.595**

1 0.190

.486**

0.302

0.301

-0.058

0.349

-0.039

0.199

0.299

0.317

0.185

0.275

.599*

* 0.35

2 .544**

Sig. (2-tailed)

0.138

0.357

0.180

0.022

0.439

0.277

0.297

0.096

0.001

0.316

0.007

0.105

0.106

0.762

0.059

0.836

0.291

0.109

0.087

0.329

0.141

0.000

0.057

0.002

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Page 136: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

117

Correlations

X21

X22

X23

X24

X25

X26

X27

X28

X2_

X210

X211

X212

X213

X214

X215

X216

X217

X218

X219

X220

X221

X222

X2 23

X2 24

TOTAL

X2_11

Pearson Correlation

0.248

0.212

.416*

.371*

0.183

0.064

0.092

.465**

.363*

0.190

1 .556**

.563**

0.211

0.196

0.176

0.225

0.126

.488**

.393*

0.129

-0.021

.419* .471**

.567**

Sig. (2-tailed)

0.187

0.260

0.022

0.043

0.334

0.738

0.630

0.010

0.049

0.316

0.001

0.001

0.264

0.300

0.351

0.232

0.507

0.006

0.032

0.496

0.911

0.021

0.009

0.001

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

X2_12

Pearson Correlation

0.330

0.357

.573**

.603**

0.121

0.022

0.138

.801**

.658**

.486**

.556**

1 .391*

.390*

0.023

.505**

0.113

0.117

.498**

.381*

.567**

0.262

.371* .927**

.786**

Sig. (2-tailed)

0.075

0.053

0.001

0.000

0.525

0.909

0.469

0.000

0.000

0.007

0.001

0.033

0.033

0.903

0.004

0.553

0.537

0.005

0.038

0.001

0.162

0.043

0.000

0.000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

X2_13

Pearson Correlation

0.292

.373*

.524**

.374*

0.177

0.047

0.158

.385*

0.248

0.302

.563**

.391*

1 0.297

0.157

0.280

0.285

0.255

.721**

0.133

0.264

-0.055

.482*

* 0.32

8 .589**

Sig. (2-tailed)

0.117

0.042

0.003

0.041

0.350

0.805

0.404

0.036

0.186

0.105

0.001

0.033

0.111

0.408

0.133

0.127

0.174

0.000

0.485

0.158

0.772

0.007

0.077

0.001

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

X2_14

Pearson Correlation

.374*

0.140

0.361

0.204

0.214

0.325

0.086

0.157

0.210

0.301

0.211

.390*

0.297

1 0.133

0.343

.435*

.704**

0.262

.379*

.384*

0.087

0.356

0.303

.585**

Sig. (2-tailed)

0.042

0.461

0.050

0.280

0.256

0.080

0.651

0.408

0.264

0.106

0.264

0.033

0.111

0.484

0.063

0.016

0.000

0.163

0.039

0.036

0.648

0.054

0.104

0.001

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Page 137: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

118

Correlations

X21

X22

X23

X24

X25

X26

X27

X28

X2_

X210

X211

X212

X213

X214

X215

X216

X217

X218

X219

X220

X221

X222

X2 23

X2 24

TOTAL

X2_15

Pearson Correlation

0.153

0.324

0.173

0.108

-0.106

0.262

.435*

-0.070

0.014

-0.058

0.196

0.023

0.157

0.133

1 0.215

0.059

0.005

0.138

0.337

0.114

.464**

.446* 0.068

0.326

Sig. (2-tailed)

0.420

0.081

0.361

0.571

0.579

0.162

0.016

0.713

0.941

0.762

0.300

0.903

0.408

0.484

0.254

0.756

0.977

0.467

0.069

0.549

0.010

0.013

0.720

0.078

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

X2_16

Pearson Correlation

0.204

0.342

0.287

.433*

0.273

0.100

-0.061

.378*

.553**

0.349

0.176

.505**

0.280

0.343

0.215

1 0.329

0.076

.417*

0.352

.386*

0.114

.623*

* .538

** .627**

Sig. (2-tailed)

0.280

0.064

0.124

0.017

0.145

0.600

0.749

0.039

0.002

0.059

0.351

0.004

0.133

0.063

0.254

0.076

0.688

0.022

0.056

0.035

0.549

0.000

0.002

0.000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

X2_17

Pearson Correlation

0.116

-0.034

0.238

0.287

.616**

0.178

-0.227

0.003

0.022

-0.039

0.225

0.113

0.285

.435*

0.059

0.329

1 .447*

0.188

0.012

0.247

-0.294

0.319

0.082

.376*

Sig. (2-tailed)

0.541

0.860

0.206

0.124

0.000

0.346

0.228

0.987

0.910

0.836

0.232

0.553

0.127

0.016

0.756

0.076

0.013

0.320

0.952

0.188

0.115

0.086

0.666

0.040

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

X2_18

Pearson Correlation

.451*

0.193

0.309

0.029

0.184

0.205

0.172

0.025

0.137

0.199

0.126

0.117

0.255

.704**

0.005

0.076

.447*

1 0.224

.371*

.416*

-0.040

0.198

0.004

.449*

Sig. (2-tailed)

0.012

0.308

0.096

0.879

0.331

0.277

0.362

0.894

0.469

0.291

0.507

0.537

0.174

0.000

0.977

0.688

0.013

0.233

0.043

0.022

0.833

0.294

0.982

0.013

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Page 138: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

119

Correlations

X21

X22

X23

X24

X25

X26

X27

X28

X2_

X210

X211

X212

X213

X214

X215

X216

X217

X218

X219

X220

X221

X222

X2 23

X2 24

TOTAL

X2_19

Pearson Correlation

.441*

.601**

.492**

.557**

0.047

0.093

0.000

.509**

0.328

0.299

.488**

.498**

.721**

0.262

0.138

.417*

0.188

0.224

1 0.175

.441*

-0.073

.545*

* .542

** .676**

Sig. (2-tailed)

0.015

0.000

0.006

0.001

0.806

0.624

1.000

0.004

0.077

0.109

0.006

0.005

0.000

0.163

0.467

0.022

0.320

0.233

0.355

0.015

0.701

0.002

0.002

0.000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

X2_20

Pearson Correlation

0.310

0.311

.414*

0.129

0.178

.450*

0.265

0.319

.459*

0.317

.393*

.381*

0.133

.379*

0.337

0.352

0.012

.371*

0.175

1 0.277

.452*

0.321

0.323

.614**

Sig. (2-tailed)

0.096

0.094

0.023

0.497

0.346

0.013

0.157

0.086

0.011

0.087

0.032

0.038

0.485

0.039

0.069

0.056

0.952

0.043

0.355

0.139

0.012

0.083

0.081

0.000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

X2_21

Pearson Correlation

.406*

.395*

.546**

.444*

0.012

0.101

0.113

.403*

.420*

0.185

0.129

.567**

0.264

.384*

0.114

.386*

0.247

.416*

.441*

0.277

1 0.041

0.260

.494**

.631**

Sig. (2-tailed)

0.026

0.031

0.002

0.014

0.950

0.596

0.552

0.027

0.021

0.329

0.496

0.001

0.158

0.036

0.549

0.035

0.188

0.022

0.015

0.139

0.828

0.166

0.006

0.000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

X2_22

Pearson Correlation

0.128

0.049

0.250

0.057

-0.160

0.306

.588**

0.314

0.194

0.275

-0.021

0.262

-0.055

0.087

.464**

0.114

-0.294

-0.040

-0.073

.452*

0.041

1 0.067

0.216

0.304

Sig. (2-tailed)

0.500

0.797

0.183

0.765

0.400

0.100

0.001

0.091

0.304

0.141

0.911

0.162

0.772

0.648

0.010

0.549

0.115

0.833

0.701

0.012

0.828

0.723

0.251

0.102

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Page 139: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

120

Correlations

X21

X22

X23

X24

X25

X26

X27

X28

X2_

X210

X211

X212

X213

X214

X215

X216

X217

X218

X219

X220

X221

X222

X2 23

X2 24

TOTAL

X2_23

Pearson Correlation

0.319

0.337

0.359

.478**

0.253

0.249

0.190

0.178

.463**

.599**

.419*

.371*

.482**

0.356

.446*

.623**

0.319

0.198

.545**

0.321

0.260

0.067

1 .367*

.683**

Sig. (2-tailed)

0.085

0.069

0.052

0.008

0.178

0.184

0.316

0.346

0.010

0.000

0.021

0.043

0.007

0.054

0.013

0.000

0.086

0.294

0.002

0.083

0.166

0.723

0.046

0.000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

X2_24

Pearson Correlation

0.343

.453*

.523**

.648**

0.071

0.028

0.071

.811**

.565**

0.352

.471**

.927**

0.328

0.303

0.068

.538**

0.082

0.004

.542**

0.323

.494**

0.216

.367* 1 .741**

Sig. (2-tailed)

0.063

0.012

0.003

0.000

0.709

0.882

0.708

0.000

0.001

0.057

0.009

0.000

0.077

0.104

0.720

0.002

0.666

0.982

0.002

0.081

0.006

0.251

0.046

0.000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

TOTAL

Pearson Correlation

.554**

.505**

.696**

.665**

0.260

0.343

0.234

.658**

.642**

.544**

.567**

.786**

.589**

.585**

0.326

.627**

.376*

.449*

.676**

.614**

.631**

0.304

.683*

* .741

** 1

Sig. (2-tailed)

0.001

0.004

0.000

0.000

0.165

0.064

0.214

0.000

0.000

0.002

0.001

0.000

0.001

0.001

0.078

0.000

0.040

0.013

0.000

0.000

0.000

0.102

0.000

0.000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 140: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

121

3. Pilot Test Uji Validitas Variabel Keputusan Etis

Correlations

Y_1 Y_2 Y_3 Y_4 Y_5 Y_6 Y_7 Y_8 TOTAL

Y_1 Pearson Correlation

1 .375* 0.340 .405* -0.055

0.182 0.025 0.278 .649**

Sig. (2-tailed) 0.041 0.066 0.026 0.772 0.335 0.897 0.137 0.000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Y_2 Pearson Correlation

.375* 1 0.047 0.043 0.029 .380* -0.062

0.352 .532**

Sig. (2-tailed) 0.041 0.804 0.822 0.879 0.038 0.746 0.056 0.002

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Y_3 Pearson Correlation

0.340 0.047 1 0.218 -0.055

-0.030

0.048 .427* .510**

Sig. (2-tailed) 0.066 0.804 0.247 0.772 0.874 0.799 0.018 0.004

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Y_4 Pearson Correlation

.405* 0.043 0.218 1 .382* 0.349 0.294 -0.092

.629**

Sig. (2-tailed) 0.026 0.822 0.247 0.037 0.059 0.115 0.627 0.000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Y_5 Pearson Correlation

-0.055

0.029 -0.055

.382* 1 0.292 0.033 -0.231

0.301

Sig. (2-tailed) 0.772 0.879 0.772 0.037 0.117 0.863 0.219 0.106

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Y_6 Pearson Correlation

0.182 .380* -0.030

0.349 0.292 1 .367* -0.036

.584**

Sig. (2-tailed) 0.335 0.038 0.874 0.059 0.117 0.046 0.850 0.001

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Page 141: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

122

Correlations

Y_1 Y_2 Y_3 Y_4 Y_5 Y_6 Y_7 Y_8 TOTAL

Y_7 Pearson Correlation

0.025 -0.062

0.048 0.294 0.033 .367* 1 0.271 .450*

Sig. (2-tailed) 0.897 0.746 0.799 0.115 0.863 0.046 0.147 0.013

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Y_8 Pearson Correlation

0.278 0.352 .427* -0.092

-0.231

-0.036

0.271 1 .480**

Sig. (2-tailed) 0.137 0.056 0.018 0.627 0.219 0.850 0.147 0.007

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30

TOTAL Pearson Correlation

.649** .532** .510** .629** 0.301 .584** .450* .480** 1

Sig. (2-tailed) 0.000 0.002 0.004 0.000 0.106 0.001 0.013 0.007

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

B. Hasil Pilot Test Uji Reliabilitas

1. Pilot Test Uji Reliabilitas Variabel Machiavellian

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,820 20

Page 142: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

123

2. Pilot Test Uji Reliabilitas Variabel Spiritual Quotient

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,910 24

3. Pilot Test Uji Reliabilitas Variabel Keputusan Etis

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,742 8

Hasil Pilot Test Uji Validitas Variabel Machiavellian

No. Item r hitung r table Keterangan

M_1 0.527 0,361 Tidak Valid

M_2 0.488 0,361 Valid

M_3 0.348 0,361 Tidak Valid

M_4 0.095 0,361 Tidak Valid

M_5 0.678 0,361 Valid

M_6 0.546 0,361 Valid

M_7 0.259 0,361 Tidak Valid

M_8 0.504 0,361 Valid

M_9 0.470 0,361 Valid

M_10 0.479 0,361 Valid

M_11 0.172 0,361 Tidak Valid

M_12 0.233 0,361 Tidak Valid

M_13 0.724 0,361 Valid

M_14 0.618 0,361 Valid

Page 143: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

124

No. Item r hitung r table Keterangan

M_15 0.404 0,361 Valid

M_16 0.485 0,361 Valid

M_17 0.642 0,361 Valid

M_18 0.503 0,361 Valid

M_19 0.218 0,361 Tidak Valid

M_20 0.373 0,361 Valid

Hasil Pilot Test Uji Validitas Variabel Spiritual Quotient

No. Item r hitung r table Keterangan

SQ_1 0.554 0,361 Valid

SQ_2 0.505 0,361 Valid

SQ_3 0.696 0,361 Valid

SQ_4 0.665 0,361 Valid

SQ_5 0.260 0,361 Tidak Valid

SQ_6 0.343 0,361 Tidak Valid

SQ_7 0.234 0,361 Tidak Valid

SQ_8 0.658 0,361 Valid

SQ_9 0.642 0,361 Valid

SQ_10 0.544 0,361 Valid

SQ_11 0.567 0,361 Valid

SQ_12 0.786 0,361 Valid

SQ_13 0.589 0,361 Valid

SQ_14 0.585 0,361 Valid

SQ_15 0.326 0,361 Tidak Valid

SQ_16 0.627 0,361 Valid

SQ_17 0.376 0,361 Valid

SQ_18 0.449 0,361 Valid

Page 144: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

125

No. Item r hitung r table Keterangan

SQ_19 0.676 0,361 Valid

SQ_20 0.614 0,361 Valid

SQ_21 0.631 0,361 Valid

SQ_22 0.304 0,361 Tidak Valid

SQ_23 0.683 0,361 Valid

SQ_24 0.741 0,361 Valid

Hasil Pilot Test Uji Validitas Variabel Keputusan Etis

No. Item r hitung r table Keterangan

KE_1 0.649 0,361 Valid

KE_2 0.532 0,361 Valid

KE_3 0.510 0,361 Valid

KE_4 0.629 0,361 Valid

KE_5 0.301 0,361 Tidak Valid

KE_6 0.584 0,361 Valid

KE_7 0.450 0,361 Valid

KE_8 0.480 0,361 Valid

Hasil Pilot Test Uji Reliabilitas

Nama Variabel Cronbach's Alpha N of Items

Machiavellian 0.820 20

Spiritual Quotient 0.910 24

Keputusan Etis 0.742 8

Page 145: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

126

LAMPIRAN V

Kuesioner Penelitian Pilot Test

Page 146: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

127

IDENTITAS RESPONDEN

Nama Universitas :

Semester, Umur : Jenis

Kelamin: Pria / Wanita

Apakah anda telah/sedang mendapatkan mata kuliah Akuntansi Pemeriksaan

(Auditing) ?

Ya Tidak

Questionnaire

Petunjuk Pengisian : Untuk menjawab pernyataan yang tertera, Saudara/l

dimohon untuk memilih salah satu dan pilihan atas pemyataan berikut sesuai

dengan persepsi atau kondisi anda.

1 2 3 4 5

Sangat tidak setuju Tidak setuju Netral Setuju Sangat setuju

40. Cara terbaik untuk mengendalikan orang lain adalah dengan

mengatakan apa yang ingin mereka dengar (sesuai dengan yang

diharapkan)

1 2 3 4 5

41. Ketika seseorang meminta orang lain untuk melakukan sesuatu

untuk dirinya, maka cara terbaik adalah dengan

mengungkapkan alasan yang sebenarnya daripada memberikan

alasan yang lain walaupun alasan itu dapat mempengaruhi

orang tersebut

1 2 3 4 5

42. Seseorang yang sepenuhnya percaya pada orang lain akan

mendapatkan kesulitan 1 2 3 4 5

43. Sulit untuk maju tanpa melakukan jalan pintas 1 2 3 4 5

44. Kejujuran adalah hal terbaik dlam kondisi apapun 1 2 3 4 5

45. Lebih aman bila kita mengasumsikan bahwa semua orang

termasuk saya memiliki sisi jahat (buruk) yang akan dapat

muncul jika diberi kesempatan

1 2 3 4 5

46. Jangan pernah mengatakan pada orang lain alasan yang

sebenarnya tentang apa yang telah anda lakukan, kecuali jika

sangat dibutuhkan

1 2 3 4 5

Page 147: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

128

47. Orang melakukan suatu tindakan hanya jika ia yakin bahwa

tindakan itu secara moral benar 1 2 3 4 5

48. Memuji orang yang penting dalam karir kita adalah perbuatan

bijaksana 1 2 3 4 5

49. Dalam segala hal rendah hati dan jujur lebih baik daripada

terpandang (berkuasa) dan tidak jujur 1 2 3 4 5

50. Barnum (nama orang) salah besar ketika mengatakan setiap

menit lahir seorang yang bodoh / mudah kena tipu 1 2 3 4 5

51. Seseorang yang menderita sakit yang tidak tidak dapat

disembuhkan seharusnya mempunyai pilihan untuk meninggal

(mati) tanpa rasa sakit

1 2 3 4 5

52. Kebaikan mungkin untuk dilakukan dalam segala hal 1 2 3 4 5

53. Sebagian besar orang pada dasarnya adalah baik dan

menyenangkan 1 2 3 4 5

54. Tidak ada alasan apapun untuk berbohong pada orang lain 1 2 3 4 5

55. Kebanyakan orang lebih mudah melupakan kesedihan karena

kematian orang tuanya daripada kesediahan karena kehilangan

hartanya

1 2 3 4 5

56. Kebanyakan orang yang dapat mencapai kemajuan didunia

yang dipimpin dengan bersih, kehidupan moralnya baik 1 2 3 4 5

57. Secara umum dapat dikatakan bahwa orang tidak mau bekerja

keras kecuali jika dipaksa untuk melakukannya 1 2 3 4 5

58. Perbedaan terbesar antara narapidana dengan orang lain adalah

bahwa narapiana tidak sepandai orang lain sehingga dapat

tertangkap

1 2 3 4 5

59. Kebanyakan orang adalah pemberani 1 2 3 4 5

60. Saya sering mempertanyakan atau merenungkan sifat realitas. 1 2 3 4 5

61. Saya mengenali aspek diri saya yang lebih dalam dari tubuh

fisik saya. 1 2 3 4 5

62. Saya telah menghabiskan waktu merenungkan tujuan atau

alasan keberadaan saya. 1 2 3 4 5

63. Saya dapat memasuki kondisi kesadaran atau tingkat

kesadaran yang lebih tinggi. 1 2 3 4 5

64. Saya mampu merenungkan secara mendalam tentang apa yang

terjadi setelah kematian. 1 2 3 4 5

65. Sulit bagi saya untuk merasakan sesuatu selain fisik dan

materi. 1 2 3 4 5

66. Kemampuan saya untuk menemukan makna dan tujuan dalam

hidup membantu saya beradaptasi dengan situasi yang

menekan.

1 2 3 4 5

Page 148: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

129

67. Saya dapat mengontrol kapan saya memasuki kondisi

kesadaran atau kesadaran yang lebih tinggi. 1 2 3 4 5

68. Saya dapat mengembangkan teori / pemikiran saya sendiri

tentang hal-hal seperti kehidupan, kematian, kenyataan, dan

eksistensi

1 2 3 4 5

69. Saya menyadari terdapat hubungan yang lebih dalam antara

saya dan orang lain. 1 2 3 4 5

70. Saya dapat menentukan tujuan atau alasan hidup saya. 1 2 3 4 5

71. Saya dapat secara bebas berpindah level kesadaran menuju

kesadaran yang lebih tinggi 1 2 3 4 5

72. Saya sering merenungkan arti peristiwa yang terjadi dalam

hidup saya 1 2 3 4 5

73. Saya mengidentifikasi diri saya melalui dalam diri saya,

bukan melalui fisik 1 2 3 4 5

74. Ketika mengalami kegagalan, saya masih bisa menemukan

makna di dalamnya. 1 2 3 4 5

75. Saya sering melihat persoalan dan pilihan dengan lebih jelas

ketika berada di tingkat kesadaran yang lebih tinggi. 1 2 3 4 5

76. Saya sering merenungkan hubungan antara manusia dan alam

semesta. 1 2 3 4 5

77. Saya menyadari akan aspek non-materi dalam kehidupan. 1 2 3 4 5

78. Saya dapat membuat keputusan sesuai dengan tujuan hidup

saya. 1 2 3 4 5

79. Saya menyadari bahwa kualitas dari diri seseorang lebih

memiliki arti dibanding tubuh, kepribadian, atau emosi

mereka.

1 2 3 4 5

80. Saya merenungkan secara mendalam apakah ada kekuatan-

kekuatan yang lebih besar (misalnya, tuhan, malaikat, energi

yang lebih tinggi, dll.).

1 2 3 4 5

81. Mengenali aspek-aspek kehidupan non-materi membantu saya

merasa terpusat. 1 2 3 4 5

82. Saya mampu menemukan makna dan tujuan hidup saya

melalui pengalaman sehari-hari. 1 2 3 4 5

83. Saya telah mengembangkan teknik saya sendiri untuk

memasuki tingkat kesadaran atau kesadaran yang lebih tinggi. 1 2 3 4 5

Page 149: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

130

84. Dalam sebuah perusahaan bonus penjualan kuartalan akan dibagikan jika

seorang manajer dapat mencapai target penjualan yang telah ditetapkan. Anda

adalah seorang manajer pemasaran yang sedang menghadapi kenyataan bahwa

target penjualan kuartal kali ini tidak akan terpenuhi, maka bonusnya tidak akan

anda terima. Sementara itu ada order penjualan yang tanggal permintaan

pengiriman barangnya masuk ke periode kuartal depan. Jika permintaan tersebut

dipenuhi sekarang, sebelum pelanggan memerlukannya (sebelum tanggal

permintaan pengiriman barang), maka target penjualan akan terpenuhi. Apakah

anda akan mengirimkan order sebelum waktu yang diminta pelanggan dengan

tujuan memperoleh bonus?

1 2 3 4 5

85. Anda adalah seorang manajer kredit sebuah bank. Seorang teman dekat anda

yang memiliki sebuah perusahaan baru yang cukup prospektif mengajukan

pinjaman ke bank tempat anda bekerja. Analisis kredit di tempat anda bekerja

menyatakan bahwa perusahaan tersebut tidak memenuhi kriteria normal

pinjaman bank. Apakah anda sebagai teman dekat pemilik perusahaan yang

mengajukan pinjaman akan merekomendasikan pinjaman kepadanya?

1 2 3 4 5

86. Anda bekerja disebuah perusahaan, saat ini anda menduduki sebuah jabatan yang

menuntut anda untuk melakukan perjalanan dinas jauh dari rumah secara rutin.

Frekuensi perjalanan dinasnya tinggi dan membuat anda sering meninggalkan

keluarga, maka sebagai konsekuensinya anda mempertimbangkan untuk

membebankan sebagian kecil pengeluaran pribadi anda seperti pembelian oleh-

oleh untuk keluarga pada perusahaan. Apakah anda akan mengambil keputusan

tersebut?

1 2 3 4 5

Page 150: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

131

87. Kondisi perusahaan tempat anda bekerja saat ini sedang mengalami penurunan

laba pada beberapa periode belakangan ini, maka general manager perusahaan

anda meminta anda untuk menurunkan estimasi piutang tak tertagih untuk

meningkatkan laba, dengan argumentasi bahwa praktik ini biasa dilakukan

ketika industri sedang dalam kondisi yang tidak baik. Sebelumnya perusahaan

sangat konservative dalam menentukan cadangan kerugian piutang, sekalipun

dalam masa-masa yang berat. Permintaan general manager tersebut menjadikan

cadangan kerugian piutang perusahaan yang paling tidak konservative

dibandingkan perusahaan lain dalam industri. Apakah anda akan mengambil

keputusan untuk melakukan penyesuian terhadap cadangan kerugian piutang

perusahaan tersebut untuk meningkatkan laba perusahaan?

1 2 3 4 5

88. Anda adalah Akuntan yang mengelola sebuah kantor akuntan publik (KAP)

dengan seorang partner. KAP anda sedang sedang menghadapi kondisi resesi,

sehingga dibputuskan untuk untuk melakukan perampingan. Analisis

produktivitas mengarah pada seorang karyawan lama yang mempunyai banyak

catatan absen karena alasan sakit dalam keluarganya. Namun, partner anda justru

merekomendaikan untuk memberhentikan seorang karyawan muda yang baru,

namun sangat kompeten. Keputusan akhir ada di tangan anda. Apakah anda akan

mengambil keputusan sesuai rekomendasi partner anda?

1 2 3 4 5

89. Anda adalah seorang salesman yang baru saja dipromosikan menjadi manajer

produksi. Tanggung jawab pertama anda adalah menangani produk baru peralatan

dapur. Bagian kompensasi yang akan anda peroleh dihitung berdasarkan jumlah

penjualan produk itu. Ketika melakukan review atas produk baru tersebut, anda

menemukan bahwa product testing yang dilakukan tidak cukup memenuhi standar

aturan yang ditetapkan oleh pemerintah atas keamanan produk. Namun sejauh ini

tidak ditemukan indikasi adanya masalah keamanan bagi konsumen setelah

mengunakan produk anda. Apakah anda akan mengotorisasi diteruskannya promosi

dan penjualan produk baru tersebut?

1 2 3 4 5

Page 151: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

132

90. Anda adalah seorang manajer sebuah perusahaan yang ingin mengembangkan

bisnis keluar negeri, untuk pengembangan bisnis keluar negeri tersebut harus

dilakukan sebuah pembayaran ‘gelap’ kepada seorang distributor lokal di suatu

negara asing. Pembayaran itu sebagai ‘good will gesture’ agar perusahaan anda

dapat memasukkan produknya ke negara asing tersebut. Praktik ini normal dalam

prosedur bisnis di negara tersebut dan tidak ada hukum di sana yang melarangnya,

Apakah anda sebagai manajer perusahaan akan mengotorisasi pembayaran tersebut

?

1 2 3 4 5

91. Anda adalah pemilik suatu paket database software yang memiliki nilai sangat

besar. Saat ini ada rekan anda, pemilik sebuah perusahaan lokal kecil, yang sedang

dalam kesulitan keuangan, sedang melakukan pendekatan pada anda agar diijinkan

meminjam dan mengkopi database software yang anda miliki tersebut untuk

pengembangan bisnis di masa depan. Apakah anda sebagai teman baiknya akan

meminjamkan database software tersebut ?

1 2 3 4 5

Page 152: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

133

LAMPIRAN VI

Tabel Daftar Perguruan Tinggi Kopertis Wilayah

III Program Studi Akuntansi Terakreditasi BAN-PT

Page 153: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

134

Tabel Daftar Perguruan Tinggi Kopertis Wilayah III Program Studi Akuntansi Terakreditasi BAN-PT

No. Perguruan Tinggi No. SK Tahun

SK Peringkat

Tanggal

Daluarsa

1 Universitas Agung Podomoro 405/SK/BAN-PT/Akred/S/II/2018 2018 C 06/02/2023

2 Universitas Al Azhar Indonesia 004/SK/BAN-PT/Akred/S/I/2015 2015 B 09/01/2020

3 Universitas Azzahra 139/SK/BAN-PT/Akred/S/IV/2015 2015 B 06/04/2020

4 Universitas Bakrie 3466/SK/BAN-PT/Akred/S/IX/2017 2017 A 26/09/2022

5 Universitas Bhayangkara Jakarta Raya 924/SK/BAN-PT/Akred/S/IV/2018 2018 B 03/04/2023

6 Universitas Bina Nusantara 4896/SK/BAN-PT/Akred/S/XII/2017 2017 A 19/12/2022

7 Universitas Borobudur 2050/SK/BAN-PT/Akred/S/VI/2017 2017 B 20/06/2022

8 Universitas Budi Luhur 1155/SK/BAN-PT/Akred/S/XI/2015 2015 B 14/11/2020

9 Universitas Bunda Mulia 2765/SK/BAN-PT/Akred/S/VIII/2017 2017 A 15/08/2022

10 Universitas Bung Karno 4578/SK/BAN-PT/Akred/S/XII/2017 2017 B 05/12/2022

11 Universitas Darma Persada 2462/SK/BAN-PT/Akred/S/X/2016 2016 B 20/10/2021

12 Universitas Esa Unggul 972/SK/BAN-PT/Akred/S/IX/2015 2015 A 03/09/2020

13 Universitas Gunadarma 392/SK/BAN-PT/Akred/S/X/2014 2014 A 01/10/2019

14 Universitas Indonesia 027/SK/BAN-PT/Akred/S/I/2015 2015 A 24/01/2020

15 Universitas Islam As-syafiiyah 1538/SK/BAN-PT/Akred/S/VIII/2016 2016 B 11/08/2021

16 Universitas Islam Attahiriyah 962/SK/BAN-PT/Akred/S/VIII/2015 2015 B 29/08/2020

17 Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah

1486/SK/BAN-PT/Ak-

SURV/S/V/2017 2016 A 08/09/2021

18 Universitas Jayabaya 483/SK/BAN-PT/Akred/S/XII/2014 2014 B 28/12/2019

Page 154: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

135

No. Perguruan Tinggi No. SK Tahun

SK Peringkat

Tanggal

Daluarsa

19 Universitas Katolik Indonesia Atma

Jaya 788/SK/BAN-PT/Akred/S/VI/2015 2015 A 27/06/2020

20 Universitas Krisnadwipayana 2370/SK/BAN-PT/Akred/S/VII/2017 2017 B 25/07/2022

21 Universitas Kristen Indonesia 2557/SK/BAN-PT/Akred/S/X/2016 2016 B 27/10/2021

22 Universitas Kristen Krida Wacana 4200/SK/BAN-PT/Akred/S/XI/2017 2017 A 07/11/2022

23 Universitas Matana 2477/SK/BAN-PT/Akred/S/IX/2018 2018 B 04/09/2023

24 Universitas Mercu Buana 003/SK/BAN-PT/Akred/S/I/2014 2014 A 09/01/2019

25 Universitas Mohammad Husni Thamrin 0719/SK/BAN-PT/Akred/S1/VI/2016 2013 B 04/04/2018

26 Universitas Mpu Tantular 227/SK/BAN-PT/Ak-XVI/S/XI/2013 2013 B 09/11/2018

27 Universitas Muhammadiyah Jakarta 1539/SK/BAN-PT/Akred/S/VIII/2016 2016 B 11/08/2021

28 Universitas Muhammadiyah Prof.

Dr. Hamka 846/SK/BAN-PT/Akred/S/VIII/2015 2015 B 15/08/2020

29 Universitas Nasional 0923/SK/BAN-PT/Akred/S/VI/2016 2016 B 17/06/2021

30 Universitas Negeri Jakarta 055/SK/BAN-PT/Akred/S/II/2015 2015 B 21/02/2020

31 Universitas Pancasila 1901/SK/BAN-PT/Akred/S/VI/2017 2017 A 13/06/2022

32 Universitas Pelita Harapan 0335/SK/BAN-PT/Akred/S/IV/2016 2016 A 28/04/2021

33 Universitas Pembangunan Nasional

Veteran Jakarta

0588/SK/BAN-PT/Ak-

SURV/S/V/2016 2015 A 29/12/2020

34 Universitas Persada Indonesia Yai 1052/SK/BAN-PT/Akred/S/IV/2017 2017 A 11/04/2022

35 Universitas Prasetiya Mulya 2769/SK/BAN-PT/Akred/S/VIII/2017 2017 B 15/08/2022

36 Universitas Prof. Dr. Moestopo

(Beragama) 0924/SK/BAN-PT/Akred/S/VI/2016 2016 B 17/06/2021

Page 155: SPIRITUAL QUOTIENT SEBAGAI VARIABEL MODERASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42015/2/NOVI... · setiap profesional yang mengabdi pada ... kode etik profesi. Kode

136

No. Perguruan Tinggi No. SK Tahun

SK Peringkat

Tanggal

Daluarsa

37 Universitas Sahid 4796/SK/BAN-PT/Akred/S/XII/2017 2017 B 19/12/2022

38 Universitas Sampoerna 115/SK/BAN-PT/AK-PNB/S/III/2018 2016 C 09/01/2020

39 Universitas Satya Negara Indonesia 1818/SK/BAN-PT/Akred/S/IX/2016 2016 B 02/09/2021

40 Universitas Satyagama 0635/SK/BAN-PT/Akred/S/VI/2016 2016 B 02/06/2021

41 Universitas Surapati 773/SK/BAN-PT/Akred/S/VII/2015 2015 C 10/07/2020

42 Universitas Suryadarma 1122/SK/BAN-PT/Akred/S/X/2015 2015 B 31/10/2020

43 Universitas Tama Jagakarsa 1473/SK/BAN-PT/Akred/S/VIII/2016 2016 C 04/08/2021

44 Universitas Tanri Abeng 004/SK/BAN-PT/Akred/S/I/2015 2015 C 09/01/2020

45 Universitas Tarumanagara 478/SK/BAN-PT/Akred/S/XII/2014 2014 A 21/12/2019

46 Universitas Terbuka 0587/SK/BAN-PT/Akred/S/V/2016 2016 B 20/05/2021

47 Universitas Timbul Nusantara 194/SK/BAN-PT/Akred/S/VII/2014 2014 C 04/07/2019

48 Universitas Trilogi Jakarta 483/SK/BAN-PT/Akred/S/XII/2014 2014 B 28/12/2019

49 Universitas Trisakti 1201/SK/BAN-PT/Akred/S/XII/2015 2015 A 12/12/2020

50 Universitas Yarsi 788/SK/BAN-PT/Akred/S/VI/2015 2015 B 27/06/2020