56
DAFTAR ISI I. TINDAKAN OPERASI 1. Prosedur Tindakan persiapan operasi 2. Prosedur Tindakan Pembedahan Salpingo Oovorektomi Unilateral 3. Prosedur Tindakan Pembedahan Histeroktomi Totalitas 4. Prosedur Tindakan Pembedahan Histeroktomi Radikal 5. Prosedur Tindakan Pembedahan Histeroktomi Supravaginalis 6. Prosedur Tindakan Pembedahan Histeroktomi Pervaginan 7. Prosedur Tindakan Pembedahan Surgical Staging 8. Prosedur Tindakan Pembedahan Kuretase Molahidatidosa 9. Prosedur Tindakan Pembedahan Refail Fistel 10 Prosedur Tindakan Pembedahan Tubektomi (Minilaparatomi) 11 Prosedur Tindakan Pembedahan Laparoskopi Diagnostik/Operasif 12 Prosedur Tindakan Pembedahan Kista Terpuntir 13 Prosedur Tindakan Pembedahan Post Operasi Obstetri 14 Prosedur Tindakan Pembedahan Post Operasi Ginekologi 15 Prosedur Tindakan Pembedahan Seksio Sesar 16 Prosedur Tindakan Pembedahan Bedah Mikro II. PROSEDUR RAWAT JALAN 1. Prosedur Rawat Jalan Endoktrin 2. Prosedur Rawat Jalan Obstetri 3. Prosedur Jalan Infertil 4. Prosedur PKBRS 5. Prosedur Rawat Jalan Onkologi 6. Prosedur Rawat Jalan Ginekologi III PROSEDUR RAWAT JALAN 1 Prosedur Pelayanan Perdarahan Post Partum 2 Prosedur Pelayanan Perdarahan Janin Mati Dalam Rahim 3 Prosedur Pelayanan Perdarahan Letak Sunsang 4 Prosedur Pelayanan Perdarahan Letak Lintang 5 Prosedur Pelayanan Perdarahan Preterm 6 Prosedur Pelayanan Perdarahan Infeksi Intra Parfum 7 Prosedur Pelayanan Perdarahan Ekstraksi Forsep 8 Prosedur Pelayanan Perdarahan Ekstraksi Vakum 9 Prosedur Pelayanan Plasenta Previa 10 Prosedur Pelayanan Solusio Plasenta 11 Prosedur Pelayanan Asfiksia Intra Uterin 12 Prosedur Pelayanan Persalinan Kasep 13 Prosedur Pelayanan Ruptura Uterin 14 Prosedur Pelayanan Penderita Dengan Posterem yang akan di Terminasi 15 Prosedur Pelayanan Rujukan 16 Prosedur Pelayanan Persalinan Normal

SPO Obs Ginekologi Peb

  • Upload
    atira

  • View
    259

  • Download
    3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

spo tentan pelayanan obgyn

Citation preview

Page 1: SPO Obs Ginekologi Peb

DAFTAR ISI

I. TINDAKAN OPERASI

1. Prosedur Tindakan persiapan operasi

2. Prosedur Tindakan Pembedahan Salpingo Oovorektomi Unilateral

3. Prosedur Tindakan Pembedahan Histeroktomi Totalitas

4. Prosedur Tindakan Pembedahan Histeroktomi Radikal

5. Prosedur Tindakan Pembedahan Histeroktomi Supravaginalis

6. Prosedur Tindakan Pembedahan Histeroktomi Pervaginan

7. Prosedur Tindakan Pembedahan Surgical Staging

8. Prosedur Tindakan Pembedahan Kuretase Molahidatidosa

9. Prosedur Tindakan Pembedahan Refail Fistel

10 Prosedur Tindakan Pembedahan Tubektomi (Minilaparatomi)

11 Prosedur Tindakan Pembedahan Laparoskopi Diagnostik/Operasif

12 Prosedur Tindakan Pembedahan Kista Terpuntir

13 Prosedur Tindakan Pembedahan Post Operasi Obstetri

14 Prosedur Tindakan Pembedahan Post Operasi Ginekologi

15 Prosedur Tindakan Pembedahan Seksio Sesar

16 Prosedur Tindakan Pembedahan Bedah Mikro

II. PROSEDUR RAWAT JALAN

1. Prosedur Rawat Jalan Endoktrin

2. Prosedur Rawat Jalan Obstetri

3. Prosedur Jalan Infertil

4. Prosedur PKBRS

5. Prosedur Rawat Jalan Onkologi

6. Prosedur Rawat Jalan Ginekologi

III PROSEDUR RAWAT JALAN

1 Prosedur Pelayanan Perdarahan Post Partum

2 Prosedur Pelayanan Perdarahan Janin Mati Dalam Rahim

3 Prosedur Pelayanan Perdarahan Letak Sunsang

4 Prosedur Pelayanan Perdarahan Letak Lintang

5 Prosedur Pelayanan Perdarahan Preterm

6 Prosedur Pelayanan Perdarahan Infeksi Intra Parfum

7 Prosedur Pelayanan Perdarahan Ekstraksi Forsep

8 Prosedur Pelayanan Perdarahan Ekstraksi Vakum

9 Prosedur Pelayanan Plasenta Previa

10 Prosedur Pelayanan Solusio Plasenta

11 Prosedur Pelayanan Asfiksia Intra Uterin

12 Prosedur Pelayanan Persalinan Kasep

13 Prosedur Pelayanan Ruptura Uterin

14 Prosedur Pelayanan Penderita Dengan Posterem yang akan di Terminasi

15 Prosedur Pelayanan Rujukan

16 Prosedur Pelayanan Persalinan Normal

Page 2: SPO Obs Ginekologi Peb

IV PROSEDUR KAMAR ISOLASI

1. Prosedur Pelayanan Pre Ekslampsia

2. Prosedur Pelayanan Ekslampsia

3. Prosedur Pelayanan Hamil dengan Infeksi Berat Atau Sepsis

4. Prosedur Pelayanan Hamil dengan Kelainan Jantung

5. Prosedur Pelayanan Hamil dengan Hepatitis

6. Prosedur Pelayanan Bangsal Isolasi

7. Prosedur Pelayanan Gestosis

V PROSEDUR BANGSAL OBSTETRI

1. Prosedur Pelayanan Kehamilan Ganda

2. Prosedur Pelayanan Kehamilan Resiko Tinggi

3. Prosedur Pelayanan Post Natal

4. Prosedur Pelayanan Kehamilan dengan pertumbuhan janin terlambat

5. Prosedur Pelayanan Patologi

VI PROSEDUR BANGSAL GINEKOLOGI

1 Prosedur Bangsal Ginekologi

2 Prosedur Bangsal Pra Operasi

3 Prosedur Kamar Tindakan Ginekologi

4 Prosedur Pelayanan Hiperemis Gravidarum

5 Prosedur Bangsal Onkologi

6 Prosedur Pelayanan Pemeriksaan Penunjang Laboratorium dan Radiologi

VII PROSEDUR RUANG PERAWATAN INTENSIF (RR)

1 Prosedur Bangsal Pasca Operasi Ginekologi

2 Prosedur Bangsal Pasca Operasi Obstetri

3 Prosedur Perawatan Seksiosessaria Elektif

4 Prosedur Pelayanan Kebutuhan Cairan dan Darah

Page 3: SPO Obs Ginekologi Peb

1. PROSEDUR TINDAKAN PERSIAPAN OPERASI

Nomor Dokumen

Nomor Revisi Halaman

Standar Pelayanan

Operasional

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh

Direktur Medik dan Keperawatan

Pengertian Tindakan dengan melakukan persiapan sebelum operasi

Tujuan Memberikan pelayanan persiapan sebelum operasi pada pasien-pasien rawat inap

ataupun rawat darurat secara efektif maupun darurat sesuai dengan indikasi

untuk melakukan tindakan operasi

Kebijakan Segala pesiapan ataupun tindakan yang dilakukan sebelum operasi hendaknya

dipersiapkan sebaik mungkin meliputi persiapan penolong, alat dan pasien

Prosedur 1. Pemeriksaan laboratorium lengkap

2. Persiapan alat, obat dan darah

3. Konsultasi antar departemen

4. Persiapan operasi

Pengosongan rectum (klisma / kolon cepat)

Pencukuran daerah operasi dilakukan di instalasi obgin

Kebutuhan

Personel : 1 orang residen jama II

Administratif :

1. Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan

pasien mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada

dirinya baik secara lisan maupun tertulis.

2. Penjadwalan operasi

Unit Terkait 1. Departemen Obsteri dan Ginekologi,

2. Instalasi Bedah Sentral,

3. Instalasi Bedah darurat,

4. Departemen Ilmu Kesehatan Anak

5. Departemen Ilmu Penyakit Dalam,

Page 4: SPO Obs Ginekologi Peb

6. Departemen Patalogi Anatomi,

7. Departemen Anasthesi,

8. Instalasi Anasthesi.

Page 5: SPO Obs Ginekologi Peb

2. PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN

SALFINGO OOVOREKTOMI UNILATERAL

Nomor Dokumen

Nomor Revisi Halaman

Standar Pelayanan

Operasional

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh

Direktur Medik dan Keperawatan

Pengertian Tindakan pembedahan dengan melakukan laparotomi dan insisi dinding uterus

untuk mengeluarkan ovarium

Tujuan Memberikan pelayanan tindakan pembedahan salfingooovorektomi pada pasien

rawat inap ataupun rawat darurat secara efektif maupun darurat sesuai dengan

indikasi untuk mengeluarkan ovarium.

Kebijakan Segala persiapan ataupun tindakan yang dilakukan sebelum operasi hendaknya

dipersiapkan sebaik mungkin meliputi persiapan penolong, alat dan pasien.

Tindakan pembedahan salfingooovorektomi unilateral dikerjakan dengan

indikasi dan meninggalkan ovarium yang sehat yang kontralateral.

Prosedur 1. Persiapan operasi

Pengosongan rectrum (klisma/kolon cepat)

Pencukuran daerah operasi dilakukan di instalasi obgin.

2. Pemasangan infus dan kateter dikamar pembedahan

3. Tindakan anasthesi umum

4. Tindakan pembedahan berlangsung kurang lebih 1 – ½ jam

5. Selesai pembedahan penderita ditawat di ruang recovery selama 24 jam dan

setelah stabil dipindahkan ke ruang rawat inap atau diperlukan ICU atas

pertimbangan dokter anasthesi dan dokter pembedahan.

Kebutuhan Personel

1. 1 orang operator / pembedah spesialis Obgin/chief residen.

2. 1 orang asisten operator I; residen madya I obgin

3. 1 orang dokter ahli anasthesi

4. 1 orang penata anasthesi

Page 6: SPO Obs Ginekologi Peb

5. 1 orang penata instrument

6. 1 orang pembantu ruang operasi

Administratif

1. Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan pasien

mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada dirinya baik

secara lisan maupun tertulis.

Sarana

1. Ruang Operasi

2. Peralatan anasthesi

3. Peralatan laparatomi lengkap

Obat dan alat habis pakai

1. Obat-obat anasthesi umum

2. Oksigen

3. Darah 600 ml

4. Cairan infus

Dekstrose 5 % 2 kolf

Assering 2 kolf

Ringer laktat 2 kolf

NaCl 0,9 % kolf

5. Alat infuse set

6. Jarum nfus vebocat no.21

7. Alat suntik

10 cc (3)

5 cc (3)

3 cc (3)

8. Kateter dan kantong urine

9. Obat antiseptic (pepidone, iodine)

10. Benang jahit

Chromic catgut 3 pcs

Plain cagut 3 pcs

Page 7: SPO Obs Ginekologi Peb

Vieryl 2 pcs

11. Sarung tangan steril 5 pasang

12. Kassa

Unit Terkait 1. Departemen Obsteri dan Ginekologi

2. Instalasi bedah sentral

3. Instalasi bedah darurat

4. Instalasi Anasthesi

5. Departemen Anasthesi

6. Departemen Patalogi Anatomi

Page 8: SPO Obs Ginekologi Peb

3. PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN

HISTEREKTOMI TOTALITAS

Nomor Dokumen

Nomor Revisi Halaman

Standar Pelayanan

Operasional

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh

Direktur Medik dan Keperawatan

Pengertian Tindakan pembedahan dengan melakukan laparatomi dan insisi dinding uterus

untuk mengeluarkan uterus sampai portio

Tujuan Memberikan pelayanan tindakan pembedahan histerektomi totalitas pada pasien

rawat inap ataupun rawat darurat secara efektif maupun darurat sesuai dengan

indikasi untuk mengeluarkan Uterus dan portio

Kebijakan Segala persiapan ataupun tindakan yang dilakukan sebelum operasi hendaknya

dipersiapkan sebaik mungkin meliputi persiapan penolong, alat dan pasien.

Tindakan pembedahan histerektomi totalitas dikerjakan dengan indikasi dengan

mengangkat seluruh uterus dan portio.

Prosedur 1. Persiapan operasi

Pengosongan rectrum (klisma/kolon cepat)

Pencukuran daerah operasi dilakukan di instalasi obgin.

2. Pemasangan infus dan kateter dikamar pembedahan

3. Tindakan anasthesi umum

4. Tindakan pembedahan berlangsung kurang lebih 2 – 2 ½ jam

5. Selesai pembedahan penderita ditawat di ruang recovery selama 24 jam dan

setelah stabil dipindahkan ke ruang rawat inap atau diperlukan ICU atas

pertimbangan dokter anasthesi dan dokter pembedahan.

Kebutuhan Personel

1. 1 orang operator / pembedah spesialis Obgin/chief residen.

2. 1 orang asisten operator I; residen madya I obgin

3. 1 orang dokter ahli anasthesi

4. 1 orang penata anasthesi

Page 9: SPO Obs Ginekologi Peb

5. 1 orang penata instrument

6. 1 orang pembantu ruang operasi

Administratif

1. Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan pasien

mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada dirinya baik

secara lisan maupun tertulis.

Sarana

1. Ruang Operasi

2. Peralatan Anasthesi

3. Peralatan Laparatomi lengkap

4. Peralatan Cauter

Obat dan alat habis pakai

1. Obat-obat anasthesi umum

2. Oksigen

3. Darah 600 ml

4. Cairan infus

Dekstrose 5 % 2 kolf

Assering 2 kolf

Ringer laktat 2 kolf

NaCl 0,9 % 2 kolf

5. Alat infuse set

6. Jarum nfus vebocat no.21

7. Alat suntik

10 cc (3)

5 cc (3)

3 cc (3)

8. Kateter dan kantong urine

9. Obat antiseptic (pepidone, iodine)

10. Benang jahit

Chromic catgut 3 pcs

Page 10: SPO Obs Ginekologi Peb

Plain cagut 3 pcs

Vieryl 2 pcs

11. Sarung tangan steril 5 pasang

12. Kassa

Unit Terkait 1. Departemen Obsteri dan Ginekologi

2. Instalasi bedah sentral

3. Instalasi bedah darurat

4. Instalasi Anasthesi

5. Departemen Anasthesi

6. Departemen Patalogi Anatomi

Page 11: SPO Obs Ginekologi Peb

4. PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN

HISTEREKTOMI RADIKAL

Nomor Dokumen

Nomor Revisi Halaman

Standar Pelayanan

Operasional

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh

Direktur Medik dan Keperawatan

Pengertian Tindakan pembedahan dengan melakukan laparatomi dan insisi dinding uterus

untuk mengeluarkan uterus sampai portio. Kedua ovarium, kelenjar getah bening

para iliaka, kelenjar getah bening para kolika, appendik, dan kelenjar getah

bening para aorta.

Tujuan Memberikan pelayanan tindakan pembedahan histerektomi radikal pada pasien

rawat inap ataupun rawat darurat secara efektif maupun darurat sesuai dengan

indikasi untuk terapi dan prognosis

Kebijakan Segala persiapan ataupun tindakan yang dilakukan sebelum operasi hendaknya

dipersiapkan sebaik mungkin meliputi persiapan penolong, alat dan pasien.

Tindakan pembedahan histerektomi totalitas dikerjakan dengan indikasi tujuan

terapi dan prognosis.

Prosedur 1. Persiapan operasi

Pengosongan rectrum (klisma/kolon cepat)

Pencukuran daerah operasi dilakukan di instalasi obgin.

2. Pemasangan infus dan kateter dikamar pembedahan

3. Tindakan anasthesi umum

4. Tindakan pembedahan berlangsung kurang lebih 2 – 2 ½ jam

5. Selesai pembedahan penderita ditawat di ruang recovery selama 24 jam dan

setelah stabil dipindahkan ke ruang rawat inap atau diperlukan ICU atas

pertimbangan dokter anasthesi dan dokter pembedahan.

Kebutuhan Personel

1. 1 orang operator / pembedah spesialis Obgin divisi onkologi

Page 12: SPO Obs Ginekologi Peb

2. 1 orang asisten operator I; residen madya I obgin

3. 1 orang asisten operator II; residen madya II / Co asisten

4. 1 orang dokter ahli anasthesi

5. 1 orang penata anasthesi

6. 1 orang penata instrument

7. 1 orang pembantu ruang operasi

Administratif

1. Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan pasien

mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada dirinya baik

secara lisan maupun tertulis.

Sarana

1. Ruang Operasi

2. Peralatan Anasthesi

3. Peralatan Laparatomi lengkap

4. Peralatan Cauter

Obat dan alat habis pakai

1. Obat-obat anasthesi umum

2. Oksigen

3. Darah 600 ml

4. Cairan infuse :

Dekstrose 5 % 2 kolf

Assering 2 kolf

Ringer laktat 2 kolf

NaCl 0,9 % 2 kolf

5. Alat infus set

6. Jarum infus venocat no.21

7. Alat suntik

10 cc (3)

5 cc (3)

3 cc (3)

Page 13: SPO Obs Ginekologi Peb

8. Kateter dan kantong urine

9. Obat antiseptic (pepidone, iodine)

10. Benang jahit

Chromic catgut 3 pcs

Plain cagut 3 pcs

Vieryl 2 pcs

11. Sarung tangan steril 5 pasang

12. Kassa

Unit Terkait 1. Departemen Obsteri dan Ginekologi

2. Instalasi bedah sentral

3. Instalasi bedah darurat

4. Instalasi Anasthesi

5. Departemen Anasthesi

6. Departemen Patalogi Anatomi

Page 14: SPO Obs Ginekologi Peb

5. PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN

HISTEREKTOMI SUPRAVAGINALIS

Nomor Dokumen

Nomor Revisi Halaman

Standar Pelayanan

Operasional

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh

Direktur Medik dan Keperawatan

Pengertian Tindakan pembedahan dengan melakukan laparatomi dan insisi dinding uterus

untuk mengeluarkan uterus setinggi itsmus uteri.

Tujuan Memberikan pelayanan tindakan pembedahan histerektomi supravaginalis pada

pasien rawat inap ataupun rawat darurat secara efektif maupun darurat sesuai

dengan indikasi untuk mengeluarkan uterus setinggi itsmus uteri

Kebijakan Segala persiapan ataupun tindakan yang dilakukan sebelum operasi hendaknya

dipersiapkan sebaik mungkin meliputi persiapan penolong, alat dan pasien.

Tindakan pembedahan histerektomi supravaginalis dikerjakan dengan indikasi

dengan mengangkat seluruh uterus sampai istmus uteri.

Prosedur 1. Persiapan operasi

Pengosongan rectrum (klisma/kolon cepat)

Pencukuran daerah operasi dilakukan di instalasi obgin.

2. Pemasangan infus dan kateter dikamar pembedahan

3. Tindakan anasthesi umum

4. Tindakan pembedahan berlangsung kurang lebih 2 – 2 ½ jam

5. Selesai pembedahan penderita ditawat di ruang recovery selama 24 jam

dan setelah stabil dipindahkan ke ruang rawat inap atau diperlukan ICU atas

pertimbangan dokter anasthesi dan dokter pembedahan.

Kebutuhan Personel

1. 1 orang operator / pembedah Spesialis Obgin /chief residen

2. 1 orang asisten operator I; residen madya I obgin

3. 1 orang asisten operator II; residen madya

Page 15: SPO Obs Ginekologi Peb

4. 1 orang dokter ahli anasthesi

5. 1 orang penata anasthesi

6. 1 orang penata instrument

7. 1 orang pembantu ruang operasi

Administratif

1. Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan

pasien mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada

dirinya baik secara lisan maupun tertulis.

Sarana

1. Ruang Operasi

2. Peralatan Anasthesi

3. Peralatan Laparatomi lengkap

Obat dan alat habis pakai

1. Obat-obat anasthesi umum

2. Oksigen

3. Darah 600 ml

4. Cairan infuse :

Dekstrose 5 % 2 kolf

Assering 2 kolf

Ringer laktat 2 kolf

NaCl 0,9 % 2 kolf

5. Alat infuse set

6. Jarum infus Venocat no.21

7. Alat suntik

10 cc (3)

5 cc (3)

3 cc (3)

8. Kateter dan kantong urine

9. Obat antiseptic (pepidone, iodine)

10. Benang jahit

Page 16: SPO Obs Ginekologi Peb

Chromic catgut 3 pcs

Plain cagut 3 pcs

Vieryl 2 pcs

11. Sarung tangan steril 5 pasang

12. Kassa

Unit Terkait 1. Departemen Obsteri dan Ginekologi

2. Instalasi bedah sentral

3. Instalasi bedah darurat

4. Instalasi Anasthesi

5. Departemen Anasthesi

6. Departemen Patalogi Anatomi

Page 17: SPO Obs Ginekologi Peb

6. PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN

HISTEROKTOMI PERVAGINAM

Nomor Dokumen

Nomor Revisi Halaman

Standar Pelayanan

Operasional

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh

Direktur Medik dan Keperawatan

Pengertian Tindakan pembedahan dengan melakukan laparatomi dan insisi dinding vagina

untuk mengeluarkan uterus.

Tujuan Memberikan pelayanan tindakan pembedahan histerektomi pervaginam pada

pasien rawat inap ataupun rawat darurat secara efektif maupun darurat sesuai

dengan indikasi untuk mengeluarkan uterus.

Kebijakan Segala persiapan ataupun tindakan yang dilakukan sebelum operasi hendaknya

dipersiapkan sebaik mungkin meliputi persiapan penolong, alat dan pasien.

Tindakan pembedahan histerektomi pervaginam dikerjakan dengan indikasi

dengan mengangkat seluruh uterus melalui vagina.

Prosedur 1. Persiapan operasi

Pengosongan rectrum (klisma/kolon cepat)

Pencukuran daerah operasi dilakukan di instalasi obgin.

2. Pemasangan infus dan kateter dikamar pembedahan

3. Tindakan anasthesi umum

4. Tindakan pembedahan berlangsung kurang lebih 2 – 2 ½ jam

5. Selesai pembedahan penderita ditawat di ruang recovery selama 24 jam

dan setelah stabil dipindahkan ke ruang rawat inap atau diperlukan ICU

atas pertimbangan dokter anasthesi dan dokter pembedahan.

Kebutuhan Personel

1. 1 orang operator / pembedah Spesialis Obgin divisi uroginekologi

2. 1 orang asisten operator I; residen madya I obgin

3. 1 orang asisten operator II; residen madya

Page 18: SPO Obs Ginekologi Peb

4. 1 orang dokter ahli anasthesi

5. 1 orang penata anasthesi

6. 1 orang penata instrument

7. 1 orang pembantu ruang operasi

Administratif

1. Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan

pasien mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada

dirinya baik secara lisan maupun tertulis.

Sarana

1. Ruang Operasi

2. Peralatan Anasthesi

3. Peralatan Laparatomi lengkap

4. Peralatan Cauter

Obat dan alat habis pakai

1. Obat-obat anasthesi umum

2. Oksigen

3. Darah 1000 ml

4. Cairan infuse :

Dekstrose 5 % 2 kolf

Assering 2 kolf

Ringer laktat 2 kolf

NaCl 0,9 % 2 kolf

5. Alat infuse set

6. Jarum infus Venocat no.21

7. Alat suntik

10 cc (3)

5 cc (3)

3 cc (3)

8. Kateter dan kantong urine

9. Obat antiseptic (pepidone, iodine)

Page 19: SPO Obs Ginekologi Peb

10. Benang jahit

Chromic catgut 3 pcs

Plain cagut 3 pcs

Vieryl 2 pcs

11. Sarung tangan steril 5 pasang

12. Kassa

Unit Terkait 1. Departemen Obsteri dan Ginekologi

2. Instalasi bedah sentral

3. Instalasi bedah darurat

4. Instalasi Anasthesi

5. Departemen Anasthesi

6. Departemen Patalogi Anatomi

Page 20: SPO Obs Ginekologi Peb

7. PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN

SURGICAL STAGING

Nomor Dokumen

Nomor Revisi Halaman

Standar Pelayanan

Operasional

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh

Direktur Medik dan Keperawatan

Pengertian Tindakan pembedahan dengan melakukan laparatomi dan insisi dinding uterus

untuk mengeluarkan uterus sampai portio, kedua ovarium, kelenjar getah bening

pada iliaka, kelenjar getah bening paea kolika, appendik, dan kelenjar getah

bening para aorta.

Tujuan Memberikan pelayanan tindakan pembedahan Surgical Staging pada pasien

rawat inap ataupun rawat darurat secara efektif maupun darurat sesuai dengan

indikasi untuk menentukan stadium dan pengobatan dari penyakit tersebut.

Kebijakan Segala persiapan ataupun tindakan yang dilakukan sebelum operasi hendaknya

dipersiapkan sebaik mungkin meliputi persiapan penolong, alat dan pasien.

Tindakan pembedahan histerektomi Surgical Staging dikerjakan dengan indikasi

Prosedur 1. Persiapan operasi

Pengosongan rectrum (klisma/kolon cepat)

Pencukuran daerah operasi dilakukan di instalasi obgin.

2. Pemasangan infus dan kateter dikamar pembedahan

3. Tindakan anasthesi umum

4. Tindakan pembedahan berlangsung kurang lebih 2 – 2 ½ jam

5. Selesai pembedahan penderita ditawat di ruang recovery selama 24 jam

dan setelah stabil dipindahkan ke ruang rawat inap atau diperlukan ICU

atas pertimbangan dokter anasthesi dan dokter pembedahan.

Kebutuhan Personel

1. 1 orang operator / pembedah Spesialis Obgin divisi Onkologi

2. 1 orang asisten operator I; residen madya I obgin

3. 1 orang asisten operator II; residen madya II

Page 21: SPO Obs Ginekologi Peb

4. 1 orang dokter ahli anasthesi

5. 1 orang penata anasthesi

6. 1 orang penata instrument

7. 1 orang pembantu ruang operasi

Administratif

1. Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan

pasien mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada

dirinya baik secara lisan maupun tertulis.

Sarana

1. Ruang Operasi

2. Peralatan Anasthesi

3. Peralatan Laparatomi lengkap

4. Peralatan Cauter

Obat dan alat habis pakai

1. Obat-obat anasthesi umum

2. Oksigen

3. Darah 1500 ml

4. Cairan infuse :

Dekstrose 5 % 2 kolf

Assering 2 kolf

Ringer laktat 2 kolf

NaCl 0,9 % 2 kolf

5. Alat infuse set

6. Jarum infus Venocat no.21

7. Alat suntik

10 cc (3)

5 cc (3)

3 cc (3)

8. Kateter dan kantong urine

9. Obat antiseptic (pepidone, iodine)

Page 22: SPO Obs Ginekologi Peb

10. Benang jahit

Chromic catgut 3 pcs

Plain cagut 3 pcs

Vieryl 2 pcs

11. Sarung tangan steril 5 pasang

12. Kassa

Unit Terkait 1. Departemen Obsteri dan Ginekologi

2. Instalasi bedah sentral

3. Instalasi bedah darurat

4. Instalasi Anasthesi

5. Departemen Anasthesi

6. Departemen Patalogi Anatomi

Page 23: SPO Obs Ginekologi Peb

8. PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN

KURETASE MOLAHIDATIDOSA

Nomor Dokumen

Nomor Revisi Halaman

Standar Pelayanan

Operasional

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh

Direktur Medik dan Keperawatan

Pengertian Tindakan pembedahan dengan melakukan evakuasi isi kavum uteri melalui kuret

hisap dan kuret tajam

Tujuan Memberikan pelayanan tindakan Kuretase Molahidatidosa pada pasien rawat

inap ataupun rawat darurat secara efektif maupun darurat sesuai dengan indikasi

untuk evakuasi kavum uteri

Kebijakan Segala persiapan ataupun tindakan yang dilakukan sebelum operasi hendaknya

dipersiapkan sebaik mungkin meliputi persiapan penolong, alat dan pasien.

Tindakan Kuretase Molahidatidosa dikerjakan dengan indikasi

Prosedur 1. Persiapan operasi

Pengosongan rectrum (klisma/kolon cepat)

Pencukuran daerah operasi dilakukan di instalasi obgin.

2. Pemasangan infus dan kateter dikamar pembedahan

3. Tindakan anasthesi umum

4. Tindakan pembedahan berlangsung kurang lebih ½ - 1 jam

5. Selesai pembedahan penderita ditawat di ruang recovery selama 24 jam

dan setelah stabil dipindahkan ke ruang rawat inap atau diperlukan ICU

atas pertimbangan dokter anasthesi dan dokter pembedahan.

Kebutuhan Personel

1. 1 orang operator / pembedah Spesialis Obgin / chief residen

2. 1 orang asisten operator I; residen madya I obgin

3. 1 orang asisten operator II; residen madya II

4. 1 orang dokter ahli anasthesi

5. 1 orang penata anasthesi

Page 24: SPO Obs Ginekologi Peb

6. 1 orang penata instrument

7. 1 orang pembantu ruang operasi

Administratif

1. Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan

pasien mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada

dirinya baik secara lisan maupun tertulis.

Sarana

1. Ruang Operasi

2. Peralatan Anasthesi

3. Peralatan Laparatomi lengkap

4. Peralatan Cauter

Obat dan alat habis pakai

1. Obat-obat anasthesi umum

2. Oksigen

3. Darah 1500 ml

4. Cairan infuse :

Dekstrose 5 % 2 kolf

Assering 2 kolf

Ringer laktat 2 kolf

NaCl 0,9 % 2 kolf

5. Alat infuse set

6. Jarum infus Venocat no.21

7. Alat suntik

10 cc (3)

5 cc (3)

3 cc (3)

8. Kateter dan kantong urine

9. Obat antiseptic (pepidone, iodine)

10. Benang jahit

Chromic catgut 3 pcs

Plain cagut 3 pcs

Page 25: SPO Obs Ginekologi Peb

Vieryl 2 pcs

11. Sarung tangan steril 5 pasang

12. Kassa

Unit Terkait 1. Departemen Obsteri dan Ginekologi

2. Instalasi bedah sentral

3. Instalasi bedah darurat

4. Instalasi Anasthesi

5. Departemen Anasthesi

6. Departemen Patalogi Anatomi

Page 26: SPO Obs Ginekologi Peb

9. PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN

REPAIR FISTEL

Nomor Dokumen

Nomor Revisi Halaman

Standar Pelayanan

Operasional

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh

Direktur Medik dan Keperawatan

Pengertian Tindakan pembedahan dengan melakukan penutupan lubang fitsel

Tujuan Memberikan pelayanan tindakan pembedahan fistel pada pasien rawat inap

ataupun rawat darurat secara efektif maupun darurat sesuai dengan indikasi

untuk penutupan fistel

Kebijakan Segala persiapan ataupun tindakan yang dilakukan sebelum operasi hendaknya

dipersiapkan sebaik mungkin meliputi persiapan penolong, alat dan pasien.

Tindakan Repair Fistel dikerjakan dengan indikasi dan dilakukan pada waktu

yang telah ditentukan.

Prosedur 1. Persiapan operasi

Pengosongan rectrum (klisma/kolon cepat)

Pencukuran daerah operasi dilakukan di instalasi obgin.

2. Pemasangan infus dan kateter dikamar pembedahan

3. Tindakan anasthesi umum

4. Tindakan pembedahan berlangsung kurang lebih 1 – 1 ½ jam

5. Selesai pembedahan penderita ditawat di ruang recovery selama 24 jam

dan setelah stabil dipindahkan ke ruang rawat inap atau diperlukan ICU

atas pertimbangan dokter anasthesi dan dokter pembedahan.

Kebutuhan Personel

1. 1 orang operator / pembedah Spesialis Obgin divisi urogenital

2. 1 orang asisten operator I; residen madya I obgin

3. 1 orang asisten operator II; residen madya II

4. 1 orang dokter ahli anasthesi

5. 1 orang penata anasthesi

Page 27: SPO Obs Ginekologi Peb

6. 1 orang penata instrument

8. 1 orang pembantu ruang operasi

Administratif

1. Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan

pasien mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada

dirinya baik secara lisan maupun tertulis.

Sarana

1. Ruang Operasi

2. Peralatan Anasthesi

3. Peralatan Repair Fistel lengkap

Obat dan alat habis pakai

1. Obat-obat anasthesi umum

2. Oksigen

3. Darah 1500 ml

4. Cairan infuse :

Dekstrose 5 % 2 kolf

Assering 2 kolf

Ringer laktat 2 kolf

NaCl 0,9 % 2 kolf

5. Alat infuse set

6. Jarum infus Venocat no.21

7. Alat suntik

10 cc (3)

5 cc (3)

3 cc (3)

8. Kateter dan kantong urine

9. Obat antiseptic (pepidone, iodine)

10. Benang jahit

Chromic catgut 3 pcs

Plain cagut 3 pcs

Page 28: SPO Obs Ginekologi Peb

Vieryl 2 pcs

11. Sarung tangan steril 5 pasang

12. Kassa

Unit Terkait 1. Departemen Obsteri dan Ginekologi

2. Instalasi bedah sentral

3. Instalasi bedah darurat

4. Instalasi Anasthesi

5. Departemen Anasthesi

6. Departemen Patalogi Anatomi

Page 29: SPO Obs Ginekologi Peb

10. PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN

TUBEKTOMI (MINILAPARATOMI)

Nomor Dokumen

Nomor Revisi Halaman

Standar Pelayanan

Operasional

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh

Direktur Medik dan Keperawatan

Pengertian Tindakan pembedahan dengan melakukan laparatomi dan insisi dinding uterus

untuk melakukan pengikatan/pemotongan tuba fallopii

Tujuan Memberikan pelayanan tindakan pembedahan tubektomi (minilaparatomi) pada

pasien rawat inap ataupun rawat darurat secara efektif sesuai dengan indikasi

Keluarga Berencana.

Kebijakan Segala persiapan ataupun tindakan yang dilakukan sebelum operasi hendaknya

dipersiapkan sebaik mungkin meliputi persiapan penolong, alat dan pasien.

Tindakan tubektomi (minilaparatomi) dikerjakan dengan indikasi dan dilakukan

pada waktu yang telah ditentukan.

Prosedur 1. Persiapan operasi

Pengosongan rectrum (klisma/kolon cepat)

Pencukuran daerah operasi dilakukan di instalasi obgin.

2. Pemasangan infus dan kateter dikamar pembedahan

3. Tindakan anasthesi umum

4. Tindakan pembedahan berlangsung kurang lebih 1 – 1 ½ jam

5. Selesai pembedahan penderita ditawat di ruang recovery selama 24 jam

dan setelah stabil dipindahkan ke ruang rawat inap atau diperlukan ICU

atas pertimbangan dokter anasthesi dan dokter pembedahan.

Kebutuhan Personel

1. 1 orang operator / pembedah Spesialis Obgin / chief residen

2. 1 orang asisten operator I; residen madya I obgin

7. 1 orang asisten operator II; residen madya II

8. 1 orang dokter ahli anasthesi

Page 30: SPO Obs Ginekologi Peb

9. 1 orang penata anasthesi

10. 1 orang penata instrument

9. 1 orang pembantu ruang operasi

Administratif

1. Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan

pasien mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada

dirinya baik secara lisan maupun tertulis.

Sarana

1. Ruang Operasi

2. Peralatan Anasthesi

3. Peralatan tubektomi lengkap (minilaparatomi)

Obat dan alat habis pakai

1. Obat-obat anasthesi umum

2. Oksigen

3. Darah 1500 ml

4. Cairan infuse :

Dekstrose 5 % 2 kolf

Assering 2 kolf

Ringer laktat 2 kolf

NaCl 0,9 % 2 kolf

5. Alat infuse set

6. Jarum infus Venocat no.21

7. Alat suntik

10 cc (3)

5 cc (3)

3 cc (3)

8. Kateter dan kantong urine

9. Obat antiseptic (pepidone, iodine)

10. Benang jahit

Chromic catgut 3 pcs

Page 31: SPO Obs Ginekologi Peb

Plain cagut 3 pcs

Vicryl 2 pcs

11. Sarung tangan steril 5 pasang

12. Kassa

Unit Terkait 1. Departemen Obsteri dan Ginekologi

2. Instalasi Bedah Sentral

3. Instalasi Bedah Darurat

4. Instalasi Anasthesi

5. Departemen Anasthesi

6. Departemen Patalogi Anatomi

Page 32: SPO Obs Ginekologi Peb

11. PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN

LAPARASKOPI DIAGNOSTIK / OPERATIF

Nomor Dokumen

Nomor Revisi Halaman

Standar Pelayanan

Operasional

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh

Direktur Medik dan Keperawatan

Pengertian Tindakan pembedahan dengan melakukan laparatomi dan insisi dinding uterus

untuk diagnose dinding terapi.

Tujuan Memberikan pelayanan tindakan Laparaskopi Diagnostik pada pasien rawat

inap ataupun rawat darurat secara efektif sesuai dengan indikasi Keluarga

Berencana.

Kebijakan Segala persiapan ataupun tindakan yang dilakukan sebelum operasi hendaknya

dipersiapkan sebaik mungkin meliputi persiapan penolong, alat dan pasien.

Tindakan tubektomi (minilaparatomi) dikerjakan dengan indikasi dan dilakukan

pada waktu yang telah ditentukan.

Prosedur 1. Persiapan operasi

Pengosongan rectrum (klisma/kolon cepat)

Pencukuran daerah operasi dilakukan di instalasi obgin.

2. Pemasangan infus dan kateter dikamar pembedahan

3. Tindakan anasthesi umum

4. Tindakan pembedahan berlangsung kurang lebih 1 – 1 ½ jam

5. Selesai pembedahan penderita ditawat di ruang recovery selama 24 jam

dan setelah stabil dipindahkan ke ruang rawat inap atau diperlukan ICU

atas pertimbangan dokter anasthesi dan dokter pembedahan.

Kebutuhan Personel

1. 1 orang operator / pembedah Spesialis Obgin divisi endoktrinologi

2. 1 orang asisten operator I; residen madya I obgin

3. 1 orang asisten operator II; residen madya II

4. 1 orang dokter ahli anasthesi

Page 33: SPO Obs Ginekologi Peb

5. 1 orang penata anasthesi

6. 1 orang penata instrument

7. 1 orang pembantu ruang operasi

Administratif

1. Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan

pasien mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada

dirinya baik secara lisan maupun tertulis.

Sarana

1. Ruang Operasi

2. Peralatan Anasthesi

3. Peralatan Laparoskopi lengkap.

Obat dan alat habis pakai

1. Obat-obat anasthesi umum

2. Oksigen

3. Darah 1500 ml

4. Cairan infuse :

Dekstrose 5 % 2 kolf

Assering 2 kolf

Ringer laktat 2 kolf

NaCl 0,9 % 2 kolf

5. Alat infuse set

6. Jarum infus Venocat no.21

7. Alat suntik

10 cc (3)

5 cc (3)

3 cc (3)

8. Kateter dan kantong urine

9. Obat antiseptic (pepidone, iodine)

10. Benang jahit

Chromic catgut 3 pcs

Page 34: SPO Obs Ginekologi Peb

Plain cagut 3 pcs

Vicryl 2 pcs

11. Sarung tangan steril 5 pasang

12. Kassa

Unit Terkait 1. Departemen Obsteri dan Ginekologi

2. Instalasi Bedah Sentral

3. Instalasi Bedah Darurat

4. Instalasi Anasthesi

5. Departemen Anasthesi

6. Departemen Patalogi Anatomi

Page 35: SPO Obs Ginekologi Peb

12. PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN

KISTA TERPUNTIR

Nomor Dokumen

Nomor Revisi Halaman

Standar Pelayanan

Operasional

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh

Direktur Medik dan Keperawatan

Pengertian Tindakan pembedahan dengan melakukan laparatomi dan insisi dinding

abdomen untuk mengeluarkan kista pada ovarium yang terpuntir

Tujuan Memberikan pelayanan tindakan Salfongoooforektomi pada pasien rawat inap

ataupun rawat darurat secara efektif sesuai dengan indikasi untuk mengeluarkan

ovarium.

Kebijakan Segala persiapan ataupun tindakan yang dilakukan sebelum operasi hendaknya

dipersiapkan sebaik mungkin meliputi persiapan penolong, alat dan pasien.

Pembedahan pada Kista Terpuntir dikerjakan dengan indikasi

Prosedur 1. Persiapan operasi

Pengosongan rectrum (klisma/kolon cepat)

Pencukuran daerah operasi dilakukan di instalasi obgin.

2. Pemasangan infus dan kateter dikamar pembedahan

3. Tindakan anasthesi umum

4. Tindakan pembedahan berlangsung kurang lebih 1 – 1 ½ jam

5. Selesai pembedahan penderita ditawat di ruang recovery selama 24 jam

dan setelah stabil dipindahkan ke ruang rawat inap atau diperlukan ICU

atas pertimbangan dokter anasthesi dan dokter pembedahan.

Kebutuhan Personel

1. 1 orang operator / pembedah Spesialis Obgin / chief residen

2. 1 orang asisten operator I; residen madya I obgin

3. 1 orang asisten operator II; residen madya II

4. 1 orang dokter ahli anasthesi

5. 1 orang penata anasthesi

Page 36: SPO Obs Ginekologi Peb

6. 1 orang penata instrument

7. 1 orang pembantu ruang operasi

Administratif

1. Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan

pasien mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada

dirinya baik secara lisan maupun tertulis.

Sarana

1. Ruang Operasi

2. Peralatan Anasthesi

3. Peralatan Laparotomi lengkap.

Obat dan alat habis pakai

1. Obat-obat anasthesi umum

2. Oksigen

3. Darah 1500 ml

4. Cairan infuse :

Dekstrose 5 % 2 kolf

Assering 2 kolf

Ringer laktat 2 kolf

NaCl 0,9 % 2 kolf

5. Alat infus set

6. Jarum infus Venocat no.21

7. Alat suntik

10 cc (3)

5 cc (3)

3 cc (3)

8. Kateter dan kantong urine

9. Obat antiseptic (pepidone, iodine)

10. Benang jahit

Chromic catgut 3 pcs

Plain cagut 3 pcs

Page 37: SPO Obs Ginekologi Peb

Vicryl 2 pcs

11. Sarung tangan steril 5 pasang

12. Kassa

Unit Terkait 1. Departemen Obsteri dan Ginekologi

2. Instalasi Bedah Sentral

3. Instalasi Bedah Darurat

4. Instalasi Anasthesi

5. Departemen Anasthesi

6. Departemen Patalogi Anatomi

Page 38: SPO Obs Ginekologi Peb

13. PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN

OBSTETRI

Nomor Dokumen

Nomor Revisi Halaman

Standar Pelayanan

Operasional

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh

Direktur Medik dan Keperawatan

Pengertian Tindakan dengan melakukan perawatan pasien dengan tinakan operasi Obstetri

Tujuan Memberikan pelayanan tindakan perawatan setelah operasi Obstetri pada pasien

rawat inap ataupun rawat darurat secara efektif maupun darurat sesuai dengan

indikasi Obstetri.

Kebijakan Tindakan perawatan yang diberikan setelah operasi merupakan suatu rangkaian

penting dalam perawatan pasien-pasien dibidang Obstetri terutama yang telah

dilakukan tindakan operasi. Tujuan utama perawatan post operasi adalah

membuat kondisi pasien stabil dalam pemulihan.

Prosedur Kebutuhan Personel

1. 1 orang operator chief residen / residen jaga utama / jama II.

Administratif

Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan

pasien mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada

dirinya baik secara lisan maupun tertulis.

Sarana

1. Ruang Operasi

2. Ruang ICU / ICCU

Obat dan alat habis pakai

1. Obat-obat perawatan luka operasi

2. Sarung tangan steril 4 pasang

3. Betadin

Page 39: SPO Obs Ginekologi Peb

4. Kassa.

Penatalaksanaan

1. Melakukan perawatan luka operasi

2. Menilai kompilasi post operasi

3. Menilai perkembangan kesehatan pasien

Unit Terkait Departemen Obsteri dan Ginekologi, Penyakit Dalam, ICU.

Page 40: SPO Obs Ginekologi Peb

14. PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN

GINEKOLOGI

Nomor Dokumen

Nomor Revisi Halaman

Standar Pelayanan

Operasional

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh

Direktur Medik dan Keperawatan

Pengertian Tindakan dengan melakukan perawatan pasien dengan tinakan operasi

Ginekologi

Tujuan Memberikan pelayanan tindakan perawatan setelah operasi Ginekologi pada

pasien rawat inap ataupun rawat darurat secara efektif maupun darurat sesuai

dengan indikasi Obstetri

Kebijakan Tindakan perawatan yang diberikan setelah operasi merupakan suatu rangkaian

penting dalam perawatan pasien-pasien dibidang Obstetri terutama yang telah

dilakukan tindakan operasi. Tujuan utama perawatan post operasi adalah

membuat kondisi pasien stabil dalam pemulihan.

Prosedur Kebutuhan Personel

1. 1 orang operator chief residen / residen jaga utama / jama II.

Administratif

1. Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan

pasien mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada

dirinya baik secara lisan maupun tertulis.

Sarana

1. Ruang Operasi

2. Ruang ICU / ICCU

Obat dan alat habis pakai

1. Obat-obat perawatan luka operasi

Page 41: SPO Obs Ginekologi Peb

2. Sarung tangan steril 4 pasang

3. Betadin

4. Kassa.

Penatalaksanaan

1. Melakukan perawatan luka operasi

2. Menilai komplikasi post operasi

3. Menilai perkembangan kesehatan pasien

Unit Terkait Departemen Obsteri dan Ginekologi, Penyakit Dalam, ICU.

Page 42: SPO Obs Ginekologi Peb

15. PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN

SEKSIO SESAR

Nomor Dokumen

Nomor Revisi Halaman

Standar Pelayanan

Operasional

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh

Direktur Medik dan Keperawatan

Pengertian Tindakan Seksio Sesar adalah suatu tindakan untuk melahirkan janin melalui

dinding uterus / abdomen pada kehamilan lebih dari 28 minggu.

Tujuan Memberikan pelayanan tindakan pembedahan melalui Seksio Sesarea pada

pasien-pasien rawat inap ataupun rawat darurat secara efektif maupun darurat

sesuai dengan indikasi pengakhiran persalinan atau kehamilannya.

Kebijakan Persalinan terbaik adalah yang fisiologis yaitu pervaginam, aman dan bersih >

tetapi bila gagal maka dilanjutkan dengan persalinan dengan tindakan yang salah

satunya adalah Operasi Seskio Sesar yang dikerjakan oleh dokter ahli (SpOG)

atau dokter setingkat chief residen.

Prosedur Persiapan Operasi

Pasien telah dipasang infuse larutan RL/NaCL 0,9 %, folley Katater dan

panampun urine

Daerah operasi dibersihkan dengan melakukan pencukuran rambut dan

tutup kassa alcohol.

Dipastikan lagi KIE dan informed concent.

Mengganti pakaian operasi untuk pasien

Persiapan alat-alat seksio sesar yang steril

Persiapan tim operasi sudah lengkap : operator, asisten, memakai

pelindung plastic, masker, penutup kepala.

Mencuci tangan dengan antiseptic dan selanjutnya memakai jas operasi

steril dan sarung tangan steril.

Alat-alat yang disiapkan :

1. Kain / duk steril. Pakaian steril operator, asisten, instrument dan

Page 43: SPO Obs Ginekologi Peb

penerima bayi.

2. Klem untuk duk : 6 buah

3. Pisau bedah : 1 buah

4. Arteri klem : 6 buah

5. Hak bergerigi : 1 buah

6. Hak retractor abdomen : 2 buah

7. Klem mikuliks : 4 buah

8. Kassa abdomen : 2 buah

9. Gunting tajam : 2 buah

10. Pemegang jarum (panjang dan pendek) : 2 buah

11. Jarum (tajam dan tumpul) : 1 set

12. Klem kromp : 4 buah

13. Klem kocker : 4 buah

14. Alat isap dan kanula : 1 set

Spuit steril dan obat-obatan methegin, oksitosin, betadin, alcohol, kassa

kering.

Prosedur Pelaksanaan Seksio Sesar :

1. Daerah operasi, vulva, pusat bagian bawah sampai daerah lengkung iga

dilakukan tindakan antiseptic dengan larutan povidon iodine

2. Lapangan operasi dipersempit dengan kain steril

3. Irisan pada dinding perut, linea mediana (pilihan 1) sepanjang 10 cm

antara simfisi-pusat diperdalam lapis demi lapis sampai mencapai rongga

perut.

4. Dimasukkan kassa steril di kiri dan kanan uterus untuk menyisihkan

usus-usus.

5. Membuka plika vesika uterine di depan SBR dan diperlebar ke kanan dan

kiri, serta disisihkan kekaudal kemudian dilindungi dengan speculum.

6. Dibuat insisi melintang pada SBR dibawah insisi plika vesikoterina

secara tajam dengan pisau sepanjang 2 cm, kemudian diperlebar

melintang secara tumpul dengan kedua jari telunjuk.

7. Setelah rongga uterus terbuka, kantung ketuban dipecahkan dan bagian

terendah anak diluksir dan dikeluarkan dengan bantuan dorongan fundus

Page 44: SPO Obs Ginekologi Peb

uteri oleh asisten sampai anak lahir.

8. Tali pusat di klem segera dan di potong. Jalan nafas dibersihkan dan

diserahkan pada tim neonatus.

9. Plasenta dilahirkan secara manual dan diyakinkan lengkap dan bersih

10. Sumber perdarahan diklem, pemberikan uterotonika atas indikasi

11. Luka dinding uterus dijahit lapis demi lapis

Lapisan I : dijahit jelujur endometritrium dan miometrium dengan

kromik cat-gut.

Lapis II : dijahit jelujur pada miometrium dengan kromik cat-gut

Lapis III : dilakukan retroperitonealisasi plika vesikouterina

dengan pkaian cat-gut.

12. Setelah diyakini tidak ada perdarahan dan dilakukan eksplorasi pada

kedua adneksa, kassa steril dikeluarkan sambil meraba fundus uteri agar

berkontraksi

13. Dinding perut dijahit, lapis demi lapis, mengoles luka dengan cairan anti

septic dan ditutup dengan kassa steril,

Unit Terkait Departemen Obsteri dan Ginekologi, Anak Anasthesi, Instalasi Bedah Sentral.

Page 45: SPO Obs Ginekologi Peb

16. PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN

BEDAH MIKRO

Nomor Dokumen

Nomor Revisi Halaman

Standar Pelayanan

Operasional

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh

Direktur Medik dan Keperawatan

Pengertian Tindakan pembedahan dengan melakukan laparatomi dan insisi dinding

abdomen untuk anastomose tuba.

Tujuan Memberikan pelayanan tindakan pembedahan mikro pada pasien-pasien rawat

inap secara efektif sesuai dengan indikasi untuk memperbaiki fungsi tuba fallopi

Kebijakan Segala persiapan ataupun tindakan yang dilakukan sebelum operasi hendaknya

dipersiapkan sebaik mungkin meliputi persiapan penolong, alat dan pasien.

Pembedahan pada bedah mikro dikerjakan dengan indikasi.

Prosedur 1. Persiapan Operasi

Pengosongan rectrum (klisma / kolon cepat)

Pencukuran daerah operasi dilakukan di instalasi obgin.

2. Pemasangan infuse dan kateter di kamar pembedahan

3. Tindakan anasthesi umum

4. Tindakan pembedahan berlangsung kurang lebih 1 – ½ jam

5. Selesai pembedahan penderita dirawat di ruang recovery selama 24 jam

dan setelah stabil dipindahkan ke ruang rawat inap atau diperlukan ICU

atas pertimbangan dokter anasthesi dan dokter pembedah.

Kebutuhan Personel

1. 1 orang operator / pembedah. Spesialis Obgin divisi infertilitas

2. 1 orang asisten operator I, residen madya I obgin

3. 1 orang dokter ahli anasthesi

4. 1 orang penata anasthesi

5. 1 orang penata instrument

6. 1 orang pembantu ruang operasi.

Page 46: SPO Obs Ginekologi Peb

Administratif

1. Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan

pasien mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada

dirinya baik secara lisan maupun tertulis.

Sarana

1. Ruang Operasi

2. Peralatan Anasthesi

3. Peralatan Laparotomi lengkap dan microsurgery

4. Loop dan mikroskop

Obat dan alat habis pakai

1. Obat-obat anasthesi umum

2. Oksigen

3. Darah 1500 ml

4. Cairan infuse :

Dekstrose 5 % 2 kolf

Assering 2 kolf

Ringer laktat 2 kolf

NaCl 0,9 % 2 kolf

5. Alat infus set

6. Jarum infus Venocat no.21

7. Alat suntik

10 cc (3)

5 cc (3)

3 cc (3)

8. Kateter dan kantong urine

9. Obat antiseptic (pepidone, iodine)

10. Benang jahit

Chromic catgut 3 pcs

Plain cagut 3 pcs

Vicryl 2 pcs

Page 47: SPO Obs Ginekologi Peb

11. Sarung tangan steril 5 pasang

12. Kassa

Unit Terkait 1. Departemen Obsteri dan Ginekologi

2. Instansi bedah

3. Instansi Anasthesi

4. Departemen Anasthesi

Page 48: SPO Obs Ginekologi Peb

PROSEDUR

RAWAT JALAN ENDOKTRIN

Nomor Dokumen

Nomor Revisi Halaman

Standar Pelayanan

Operasional

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh

Direktur Medik dan Keperawatan

Pengertian Melakukan pemeriksaan seluruh pasien infertile dan endoktrinologi

Tujuan Memberikan akomodasi / fasilitas dan perawatan medis yang lebih intensif

pada pasien dengan perdarahan abnormal dari uterus tanpa kelainan organic.

Kebijakan 1. Menerima pasien yang sudah diseleksi di bagi rawat jalan

2. Ada pasien rawat jalan dengan keluhan perdarahan abnormal dari uterus

yang terjadi di dalam / di luar siklus haid tanpa kelainan organic.

Prosedur 1. Pasien member karcis rawat jalan ginekologi

2. Di bagian rawat jalan ginekologi dilakukan pemeriksaan untuk

menyingkirkan factor organik

3. Selanjutnya pasien dikirim ke bagian rawat jalan endoktrin

4. Dilakukan anamnesis dan pemeriksaan ulang

5. Dilakukan pemeriksaan darah lengkap, dilatasi dan kuretase jika tidak

ada kontraindikasi, dan jika perlu diperiksa Lab. Hormonal.

6. Disimpulkan jenis PUD-nya, keadaan umum, pasen, jika ada anemia

dilakukan transfusi darah.

7. Diberi terapi hormonal sesuai dengan jenis PUDnya untuk satu siklus

haid

8. Kontrol ulang pada siklus berikutnya.

Adminstratif Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan pasien

mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada dirinya baik

secara lisan maupun tertulis.

Page 49: SPO Obs Ginekologi Peb

Unit Terkait

Page 50: SPO Obs Ginekologi Peb

PROSEDUR

RAWAT JALAN OBSTETRI

Nomor Dokumen

Nomor Revisi Halaman

Standar Pelayanan

Operasional

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh

Direktur Medik dan Keperawatan

Pengertian Rawat jalan obstetri merupakan gerbang pertama dalam penerimaan pasien-

pasein yang membutuhkan penatalaksanan dalam kehamilannya baik kehamilan

normal maupun dengan resiko.

Tujuan 1. Memberikan fasilitas pelayanan medis yang baik dan benar kepada

pasien

2. Menyelenggarakan pemeriksaan dan perawatan kepada pasien

sedemikian rupa sehingga keadaan patalogi yang ada tidak

membahayakan ibu dan kehamilan, tidak membahayakan ibu dan anak

pada saat persalinannya serta tidak menghasilkan dampak yang buruk

pada ibu dan anak setelah dilahirkan.

Kebijakan 1. Setiap pasien ibu hamil patologis diperiksa dan dirawat sesuai dengan

kasusnya.

2. Memakai semua fasilitas yang dimiliki Unit Kebidanan untuk

memeriksa, memonitor dan mengevaluasi keadaan ibu hamil tersebut

3. Melakukan koordinasi dan rujukan dengan unit lain pada kasus yang

memerlukan perawatan bersama.

Prosedur 1. Penerimaan

a. Setelah mendaftar di bagian pendaftaran, pasien dating di bagian

rawat jalan obstetri dengan membawa kartu rawan jalan kebidanan

b. Pasien diminta oleh perawat rawat jalan kebidanan

2. Pelayanan

a. Paramedis

1. Memeriksa kelengkapan status / mengisi identitas pasien

Page 51: SPO Obs Ginekologi Peb

2. Menyiapkan tempat tidur pasien

3. Mengukur tinggi badan dan berat badan

4. Melakukan anamnesis

Siswa bidan, SPK dan mahasiswa AKPER membantu tugas bidan

tersebut.

b. Dokter Muda

1. Memeriksa ulang hamil pemeriksaan media

2. Mengukur keadaan vital pasien

3. Memeriksa keadaan pasien ndan berusaha mengenal keadaan

pataologis yang mungkin timbul pada pasien tersebut.

4. Melaporkan ke dokter rawat jalan obstetri patalogi.

c. Dokter rawat jalan obstetric patologi

1. Memeriksa ulang hasil pemeriksaan paramedic, dokter muda

(koasisten)

2. Memeriksa kehamilan pasien tersebut

3. Menentukan dan mengevaluasi keadaan patalogi yang ada

4. Bila diperlukan, menindaklanjuti hasil pemeriksaan dengan

tindakan lain, seperti :

a. Konsul ke Subbagian Perinatologi untuk pemeriksaan USG

dan profil biofisik

b. Konsul ke unit lainnya (penyakit dalam, radiologi, bedah,

gizi, kulit dan kelamin dan lain-lain)

c. Memberikan pengobatan, nasehat, dan petunjuk untuk pasien

rawat jalan.

d. Mengirim ke kamar bersalin untuk pasien yang perlu segera

dirawat.

3. Register

a. Mencatat pada buku register untuk setiap pasien yang telah

diperiksa oleh dokter.

b. Status pasien tersebut dikembalikan ke bagian pendaftaran.

Unit Terkait Kebidanan dan kandungan

Page 52: SPO Obs Ginekologi Peb

PROSEDUR

RAWAT JALAN INFERTIL

Nomor Dokumen

Nomor Revisi Halaman

Standar Pelayanan

Operasional

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh

Direktur Medik dan Keperawatan

Pengertian Rawat jalan Infertile merupakan salah satu poliklinik yang memberikan

pelayanan kepada pasangan suami istri yang mempunyai permasalahan di

bidang Infertilitas.

Tujuan 1. Memberikan fasilitas pelayanan medis rawat jalan kepada pasangan

suami isteri (PASUTRI) yang ingin anak

2. Melakukan pemeriksaan secara bertahap terhadap pasangan tersebut,

kemudian melakukan tindakan yang sesuai dengan kesimpulan /

diagnose saat itu.

3. Menggunakan fasilitas diagnostic dan terapertik dan laboratorium

4. Kerjasama / konsultasi dengan bagian terkait antara lain Endokrinologi,

Andrologi dan penyakit dalam.

Kebijakan 1. PASUTRI datang dengan membawa kartu berobat Poliklinik yang

diperoleh dengan membeli karcis berobat jalan atau ada surat rujukan

Askses.

2. Pemeriksaan pada kunjungan pertama harus dilakukan pada PASUTRI

supaya dokter dapat memberikan penjelasan dan pengertian tentang

masalah penderita dan tahapan pemeriksaan yang harus dilakukan

dengan disiplin.

Prosedur 1. Penderita dating membawa status dan karcis berobat/Surat rujukan

Askes.

2. Paramedis mencatat dalam buku kunjungan berobat jalan, kemudian

melakukan anamesisi dan melampirkan blanko pemeriksaan analisa

sperma, mikrokuert, dan laboratorium rutin (darah, uine, kimia).

Page 53: SPO Obs Ginekologi Peb

3. Dokter melakukan anamnesis ulang / tambahan yang diperlukan

kemudian menjelaskan pokok permasalahan PASUTRI dan rencana /

tahapan pemeriksaan yang harus dilakukan dengan displin hasil yang

diharapkan.

4. Kesimpulan dari setiap kali kunjungan / pemeriksaan tersebut dapat

dilakukan tertentu atau dikonsultasikan ke bagian lain antara lain

Endokrinelogi, Andrologi dan Penyakit Dalam.

5. Pada PASUTRI yang berhasil mendapat kehamilan, control selanjutnya

tetap dirawat jalan ingin anak.

Unit Terkait Kebidanan dan kandungan

PROSEDUR

PKBRS

Nomor Dokumen

Nomor Revisi Halaman

Standar Pelayanan

Operasional

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh

Direktur Medik dan Keperawatan

Pengertian Unit PKBRS memberikan pelayanan kepada semua ibu hamil maupun yang

telah melahirkan dalam pemeliharaan kesehatan post partum maupun

pemeliharaan alat kontrasepsi

Tujuan 1. Memberikan akomodasi / fasilitas dan pelayanan keluarga berencana

sebaik mungkin pada akseptor rawat jaan dan rawat inap.

2. Memberikan pelayanan keluarga berencana yang rasional kepada

akseptor rawat jalan dan rawat inap.

Kebijakan 1. Pelayanan dilakukan atas kehendak peserta / akseptor sendiri, kiriman

dari dokter bangsal obstetric dan ginekologi serta membawa surat

Page 54: SPO Obs Ginekologi Peb

pengantar dari dokter / paramedis

2. Adanya fasilitas yang tersedia

Prosedur 1. Penerima Akseptor KB

a. Akseptor membawa surat pengantar dari dokter bangsal, dokter

praktek, paramedic, atau datang sendiri.

b. Petugas mencatat dalam buku register.

1. Menyiapkan kartu status akseptor KB (K/IV) dan kartu tanda

akseptor (K/1)

2. Memberikan penjelasan kepada akseptor KB tentang tata tertib

dan kewajiban yang harus dipenuhi termasuk cara pembayaran.

3. Menyerahkan akseptor KB dan berkas kartu status akseptor KB

dan kartu tanda akspetor kepada paramedic bertugas.

2. Pelayanan Calon Akseptor KB

a. Paramedis

1. Memeriksa kelengkapan berkas kartu status akseptor KB dan

kartu tanda akseptor serta kartu tubektomi.

2. Memberikan informasi selengkapnya mengenai berbagai pilihat

kontrasepsi yang tersedia, baik ditinjau dari segi media teknis

maupun segi non teknis sehingga tidak menyesal kemudian.

3. Mencatat identifikasi akseptor dan melakukan anamnesis serta

mengukur keadaan vital ibu termasuk haid terakhir dan berat

badan.

4. Memberikan informasi selengkapnya mengenai berbagai pilihan

kontrasepsi yang tersedia, baik ditinjau dari segi media teknis

maupun segi non teknis sehingga tidak menyesal kemudian.

5. Mencatat identifikasi akseptor dan melakukan anamnesis serta

mengukur keadaan keadaan vital ibu termasuk haid terakhir dan

berat badan

Melaporkan hasil wawancara anamnesis dan pemeriksaan keadaan

vital ibu kepada dokter.

b. Dokter

1. Memeriksa ulang hasil pemeriksaan media

2. Melakukan pemeriksaan fisik dan ginekologis, laboratorium

Page 55: SPO Obs Ginekologi Peb

3. Memberi motivasi pada akseptor KB dan menentukan jenis

kontrasepsi yang cocok.

4. Dalam hal tertentu melakukuan konsultasi dengan senior.

c. Koasisten

1. Bersama dengan paramedic melakukan anamnesis

3. Tindakan Pelayanan Kontrasepsi

d. Dokter Muda

5. Memeriksa ulang hamil pemeriksaan media

6. Mengukur keadaan vital pasien

7. Memeriksa keadaan pasien ndan berusaha mengenal keadaan

pataologis yang mungkin timbul pada pasien tersebut.

8. Melaporkan ke dokter rawat jalan obstetri patalogi.

e. Dokter rawat jalan obstetric patologi

5. Memeriksa ulang hasil pemeriksaan paramedic, dokter muda

(koasisten)

6. Memeriksa kehamilan pasien tersebut

7. Menentukan dan mengevaluasi keadaan patalogi yang ada

8. Bila diperlukan, menindaklanjuti hasil pemeriksaan dengan

tindakan lain, seperti :

e. Konsul ke Subbagian Perinatologi untuk pemeriksaan USG

dan profil biofisik

f. Konsul ke unit lainnya (penyakit dalam, radiologi, bedah,

gizi, kulit dan kelamin dan lain-lain)

g. Memberikan pengobatan, nasehat, dan petunjuk untuk pasien

rawat jalan.

h. Mengirim ke kamar bersalin untuk pasien yang perlu segera

dirawat.

3. Register

c. Mencatat pada buku register untuk setiap pasien yang telah

diperiksa oleh dokter.

d. Status pasien tersebut dikembalikan ke bagian pendaftaran.

Unit Terkait Kebidanan dan kandungan

Page 56: SPO Obs Ginekologi Peb

II. PROSEDUR RAWAT JALAN

1. Prosedur Rawat Jalan Endoktrin

2. Prosedur Rawat Jalan Obstetri

3. Prosedur Jalan Infertil

4. Prosedur PKBRS

5. Prosedur Rawat Jalan Onkologi

6. Prosedur Rawat Jalan Ginekologi

16 Prosedur Tindakan Pembedahan Bedah Mikro