3
LOGO SPO PELACAKAN KASUS GIZI BURUK NO DOKUMEN/K NO. REVISI A HALAMAN 01/02 PROSEDUR TETAP TANGGAL TERBIT DITETAPKAN PENGERTIAN 1. Gizi buruk adalah status gizi menurut berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) dengan Z score < - 3, dan atau dengan tanda-tanda klinis (marasmus, kwasiorkor dan marasmus kwasiorkor) 2. Rangkaian kegiatan penyelidikan atau investigasi terhadap faktor resiko terjadinya gizi buruk dan penemuan kasus balita gizi buruk lainnya di suatu wilayah. TUJUAN 1. Ditemukannya kasus baru balita gizi buruk untuk dapat ditanganni secara cepat, tepat dan konferensif. 2. Teridentifikasi faktor resiko gizi buruk di suatu wilayah sebagai bahan informasi bag sektor teerkait dalam penentuan intervensi. 3. Ditetapkannya rencana pencapaian dan penanggulangan gizi buruk secaraa konferhensif.. KEBIJAKAN - Permenkes RI No. 949/MENKES/SK/VII/2004 tentang KLB - KepMenKes RI No.1995/menkes/SK/XII/2010 tentang standar antropometri penilaian status gizi anak. SASARAN Balita Gizi Buruk yang dilaporkan PROSEDUR KERJA Persiapan 1. Mempelajari laporan balita gizi buruk 2. Menyiapkan alat (alat antropometri) 3. Menyiapkan instrumen pelacakan )Form pelacaakan gizi buruk) 4. Berkoordinasi dengan petugas surveilans dan dokter puskesmas untuk melaksanakan pelacakan. Pelaksanaan 1. Klarifikasi Laporan bulanan gizi buruk 2. Konfirmasi status gizi 3. Bersama dengan petugas surveilans dan puskesmas

SPO_Pelacakan Gizi Buruk2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SPO_Pelacakan Gizi Buruk2

LOGO SPO PELACAKAN KASUS GIZI BURUK

NO DOKUMEN/K NO. REVISI A HALAMAN 01/02

PROSEDUR TETAP TANGGAL TERBIT DITETAPKAN

PENGERTIAN 1. Gizi buruk adalah status gizi menurut berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) dengan Z score < - 3, dan atau dengan tanda-tanda klinis (marasmus, kwasiorkor dan marasmus kwasiorkor)

2. Rangkaian kegiatan penyelidikan atau investigasi terhadap faktor resiko terjadinya gizi buruk dan penemuan kasus balita gizi buruk lainnya di suatu wilayah.

TUJUAN 1. Ditemukannya kasus baru balita gizi buruk untuk dapat ditanganni secara cepat, tepat dan konferensif.

2. Teridentifikasi faktor resiko gizi buruk di suatu wilayah sebagai bahan informasi bag sektor teerkait dalam penentuan intervensi.

3. Ditetapkannya rencana pencapaian dan penanggulangan gizi buruk secaraa konferhensif..

KEBIJAKAN - Permenkes RI No. 949/MENKES/SK/VII/2004 tentang KLB- KepMenKes RI No.1995/menkes/SK/XII/2010 tentang standar

antropometri penilaian status gizi anak.SASARAN Balita Gizi Buruk yang dilaporkanPROSEDUR KERJA Persiapan

1. Mempelajari laporan balita gizi buruk2. Menyiapkan alat (alat antropometri)3. Menyiapkan instrumen pelacakan )Form pelacaakan gizi buruk)4. Berkoordinasi dengan petugas surveilans dan dokter puskesmas

untuk melaksanakan pelacakan.

Pelaksanaan1. Klarifikasi Laporan bulanan gizi buruk2. Konfirmasi status gizi3. Bersama dengan petugas surveilans dan puskesmas melakukan

penyelidikan kasus balita gizi buruk sesuai dengan form pelacakan kasus gizi buruk (menimbang BB, Mengukur TB dan Memeriksa balita bizi buruk)

4. Penentuan dan pelaporan kasus balita gizi buruk5. Membuat Rencana Tindak Lanjut

Tindak lanjut1. Tentukan tindak lanjut hasil intervensi dengan status gizi2. Jika anak tidak bermasalah berikan penyuluhan terkait makanan

sesuai dengan umurnya3. Jika anak bermasalah lakukan wawancara dengan orangtua untuk

menentukan penyebab gizi buruk.4. Berikan intervensi sesuai permasalahan yang diperoleh dari hasil

wawancara5. Membuat janji dengan orangtua untuk datang kembali untuk

mengevaluasi hasil intervensi.

Page 2: SPO_Pelacakan Gizi Buruk2

UNIT TERKAIT RUANGAN MTBS

Page 3: SPO_Pelacakan Gizi Buruk2