Upload
dwi-prima
View
218
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
123
Citation preview
Stafilokokus
Stafilokkokus adalah sel gram-positif berbentuk bulat, biasanya tersususn dalam rangkaian tak
beraturan seperti anggur. Bakteri ini mudah tumbuh pada berbagai perbenihan dan mempunyai
metabolisme aktif, meragikan karbohidrat, serta menghasilkan pigmen yang bervariasi dari putih sampai
kuning tua. Beberapa diantaranya tergolong flora normal pada kulit dan selaput mukosa manusia;
lainnya menyebabkan penanahan, abses, berbagai infeksi piogen , dan bahkan septicemia yang fatal.
Stafilokokus pathogen sering menghemolisis darah, mengkoagulasi plasma, serta menghasilkan berbagai
enzim ekstraseluler dan toksin. Suatu jenis keracunan makanan sering terjadi akibat enteroksin tahan
panas yang dihasilkan stafilokokus tertentu. Stafilokokus cepat menjadi resisten terhadap banyak zat
antimikroba sehingga menimbulkan masalah pengobatan yang sulit.
Genus staphylococcus terdiri dari sekurangnya 30 spesies. Tiga spesies utama yang penting
secara klinik adalah staphylococcus aureus, staphylococcus epidermidis, dan staphylococcus
saprophyticus. Staphylococcus aureus merupakan bentuk koagulase-positif, hal ini membedakannya dari
spesies lain. S aureus merupakan pathogen utama bagi manusia. Hampir setiap orang akan mengalami
beberapa tipe infeksi S aureus sepanjang hidupnya, bervariasi dalam beratnya mulai dari keracunan
makanan atau infeksi kulit ringan sampai infeksi berat yang mengancam jiwa. Stafilokokus koagulase-
negatif merupakan flora normal manusia dan kadang-kadang menyebabkan infeksi, sering kali berkaitan
dengan alat-alat yang ditanam, khususnya pada pasien yang sangat muda, tua, dan dengan fungsi imun
terganggu. Kurang lebih 75% dari infeksi ini disebabkan oleh stafilokokus koagulase-positif akibat S
epidermidis ; infeksi akibat staphylococcus warneri, staphylococcus hominis, dan spesies lain yang lebih
jarang. S saprophyticus relative sering menyebabkan infeksi saluran kemih pada wanita muda. spesies
yang lain penting bagi kedokteran hewan.
Morfologi & identifikasi
A . cirri-ciri organisme
Stafilokokus adalah sel-sel berbentuk bola dengan garis tengah sekitar 1 μm dan tersusun dalam
kelompok-kelompok tak beraturan. Pada biakan cair tampak juga kokus tunggal, berpasangan,
berbentuk tetrad, dan berbentuk rantai. Kokus muda bersifat gram-positif kuat; sedangkan pada biakan
yang lebih tua, banyak sel menjadi gram-negatif. Stafilokokus tidak bergerak dan tidak membenttuk
spora. Oleh pengaruh obat-obat seperti penisilin, stafilokkokus dilisiskan.
Beberapa spesies micrococcus menyerupai stafilokokus. Bakteri ini hidup bebas dalam
lingkungan dan membentuk kelompok teratur yang terdiri atas empat atau delapan kokus. Koloni
bakteri ini berwarna kuning, merah, atau jingga.
B . biakan
Safilokokus mudah tumbuh pada kebanyakan perbenihan bakteri dalam keadaan aerobic atau
mikroaerofilik. Bakteri ini tumbuh paling cepat pada suhu 37 C, tetapi membentuk pigmen paling baik
pada suhu kamar (20-25 C). koloni pada perbenihan pada berbenuk bundar, halus, menonjo, dan
berkilau. S aureus membenuk koloni berwarna abu-abu sampai kuning emas ua. Koloni S epidermidis
berwarna abu-abu sampai putih pada isolasi pertama; banyak koloni mambentuk pigmen hanya bila elah
lama dieramkan. Pigmen tidak dihasilkan pada biakan anaerobic atau pada kaldu. Berbagai tingkatan
hemolisis dihasilkan oleh S aureus dan kadang-kadang oleh spesies lainnya. Spesies peptostreptococcus ,
yang merupakan kokus anaerob, secara morfologik mirip stafilokokus.
C . sifat-sifat pertumbuhan
Stafilokokus menghasilkan katalase, ang membedakannya dengan streptokokus. Bakteri ini
meragikan banyak karbohidrat dengan lamabat, menghasilkan asam laktat, tetapi tttidak menghasilkan
gas. Aktivitas proteolitik sangat bervariasi untuk setiap strain. Stafilokokus yang pathogen menghasilkan
beberapa zat eksrtaseluler yang akan dibicarakan di bawah. Stafilokokus relative reisten terhadap
pengeringan, panas (bakteri ini tahan terhadap suhu 50 C selama 30 menit), dan terhadap natrium
klorida 9% tetapi mudah dihambat oleh zat-zat kimia tertentu, seperti heksaklrofen 3%.
Kepekaan stafilokokus terhadap banyak obat anttimikroba berbeda-beda. Resistensi bakteri ini
dibagi menjadi beberapa golongan : (1) sering membentuk β-laktamase, di bawah kendali plasmid, dan
menyebabkan organisme resisten terhadap beberapa penisilin (penisilin G, ampisilin, tikarsilin, dan
obat-obat sejenis). Plasmid dipindahkan melalui transduksi dan mungkin pula melalui konjugasi. (2)
resistensi terhadap nafsilin ( dan terhadap metisilin serta oksasilin) tidak bergantung pada pembentukan
β-laktamase. Gen tersebut mungkin berada pada kromosom dan ekspresina bermacam-macam.
Mekanisme resisensi terhadap nafsilin dikaitkan dengan tidak ada atau sukar dicapainya protein
pengikat penisilin (PBP) pada organisme itu. (3) “toleransi” berarti bahwa obat dapat menghambat
tetapi tidak mematikan stafilokokus, artinya terdapat perbedaan yang sangat besar antara kadar hambat
minimal dan kadar letal minimal suatu obat antimikroba. Toleransi kadang-kadang disebabkan oleh tidak
adanya proses aktivasi enzim autolittitk dalam dinding sel. (4) plasmid dapa pula membawa gen untuk
resistensi terhadap tetrasiklin, eritromisin, dan aminoglikosida. Stafilokokus tetap peka terhadap
vankomisin.
D . variasi
Suatu biakan stafilokokus mengandung beberapa bakteri tertenu ang dibedaan dari sebagian
besar populasi bakeri lainna dalam penampilan sifa-sifa khas koloni (ukuran koloni, pigmen, hemolisis),
perlengkapan enzim, resisensinya erhadap oba, dan sifat paogennya. Secara in vitro, penampilan sifat
khas seperti ini dipengaruhi oleh kondisi perumbuhan : bila S aureus yang reisisten terhadap nafsilin
dieram pada suhu 37 C di atas agar darah, maka satu dari 10⁷ organisme akan menunjukkan resistensi
terhadap nafsilin; bila bakteri tersebut dieram pada suhu 30 C di atas agar-agar yang mengandung 2-5%
natrium klorida, maka satu dari 10ᵌ organisme menunjukkan resistensi terhadap nafsilin.
Sruktur antigen
Stafilokokus mengandung polisakarida dan protein yang bersifat antigen yang merupakan
substansi penting di dalam struktur dinding sel. Peptidoglikan, suau polimer polisakarida yang
merupakan subunit-subuni yang terangkai, merupakan eksoskelton kaku pada dinding sel. Peptidoglikan
dihancurkan oleh asam kuat atau lisozim. Hal ini penting dalam pathogenesis infeksi: zat ini
menyebabkan monosit membuat interleukin-1 (pirogen endogen) dan antibiotic opsonik; dan zat ini juga
dapat menjadi zat kimia penarik ( kemoatraktan) untuk leukosit polimorfonuklir, mempunyai aktivitas
mirip endotoksin, menghasilkan fenomena shwartzman local, dan mengaktifkan komplemen.
Asam teikoat, yang merupakan polimer gliserol atau ribitol fosfat, berikatan dengan
peptidoglikan dan menjadi bersifat antigenic. Antibody antiteikoat, yang dapat dideteksi dengan difusi
gel, dapat ditemukan pada penderita endokarditis aktif yang disebabkan S aureus.
Proein A merupakan komponen dinding sel kebanakan strain S aureus yang terikat pada bagian
Fc molekul IgG, kecuali IgG3. Bagian Fab pada IgG yang terikat pada protein A bebas untuk berikatan
dengan antigen spesifik. Protein A merupakan reagen penting dalam imunologi dan teknologi diagnostic
laboratorium; contohnya, protein A yang berikatan dengan molekul IgG yang diarahkan antigen bakteri
tertentu akan mengaglutinasi bakteri yang mempunyai antigen itu (“koaglutinasi”).