Upload
pandu6utomo
View
13
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
STANDAR COSTING AKUNTANSI BIAYA
Citation preview
STANDAR COSTING:AKUNTANSINYA
Pencatatan Selisih
Standar biaya merupakan biaya yang akan digunakan dalam pencatatan sampai
dengan penyajian laporan keuangannya. Sistem akuntansi yang digunakan harus
mampu untuk mengidentifikasikan jumlah dan sifat selisih tepat pada waktunya.
Selisih biaya yang dilaporkan hanya untuk selisih yang muncul pada periode yang
bersangkutan.
Apabila biaya standard yang digunakan sebagai dasar pelaporan, maka Rekening
BARANG DALAM PROSES akan dibebani sebesar biaya standard dan dicatat
adanya selisih biaya pada saat yang bersamaan.
AKUNTANSI BIAYA STANDARD
Akuntansi Biaya Standard Bahan
Selisih bahan terdiri dari selisih harga bahan dan selisih kuntitas bahan.
Pencatatan yang diperlukan untuk bahan dapat dilakukan dengan 3 pendekatan
berikut ini:
Metode 1: Selisih harga bahan dicatat saat bahan diterima.
Dalam pendekatan ini, Persediaan bahan dinilai sebesar harga standardnya.
Dalam rekening pembantu bahan yang disediakan untuk setiap jenis bahan
hanya memuat kuantitasnya saja. Pendekatan ini menyederhanakan pencatatan
yang dibutuhkan serta mempercepat posting ke buku besar.
Metode 2: Bahan dicatat sebesar yang sesungguhnya saat pembelian,
selisih harga diakui saat bahan digunakan dalam kegiatan produksi.
Rekening Persediaan bahan didebit sejumlah nilai yang sesungguhnya, dalam
rekening pembantu yang diselenggarakan untuk setiap bahan juga
dicantumkan kuantitas serta nilai dalam satuan moneternya.
Metode 3: Kombinasi metode 1 dan metode 2.
Dalam pendekatan ini selisih harga bahan baku dihitung dan diakui pada saat
bahan diterima, tetapi baru akan dibebankan pada produksi saat bahan
digunakan. Dalam pendekatan ini akan terdapat 2 jenis selisih harga yaitu
selisih harga bahan untuk kuantitas pembelian dan untuk kuantitas pemakaian.
Untuk tujuan pengendalian, selisih harga bahan seharusnya ditetapkan saat bahan
diterima karena akan memudahkan dalam pelaporan terutama apabial waktu
pembelian jauh dari waktu pelaporannya. Apabila perusahaan mencatat nilai
persediaannya berdasarkan nilai yang sesungguhnya, maka biaya bahan baku yang
sesungguhnya akan dipengaruhi oleh asumsi aliran persediaan yang digunakan
(rat-rata, FIFO atau LIFO).
Contoh: Wilton Manufacturing Com. Mempunyai data berikut ini untuk biaya bahannya: (contoh sebelumnya)
Standard harga bahan per unit Rp. 7,50Kuantitas pembelian 10.000 kg @ Rp. 7,44Pemakaian 9.500 kg Standard kuantitas pemakaian bahan 9.336 kg
Berdasarkan data di atas, maka pencatatan biaya bahan dalam standard costing adalah sbb:
Metode 1: Jurnal saat pembelian: Persediaan bahan 75.000
Hutang dagang 74.400Selisih harga pembelian 600
Jurnal saat pemakaian : Barang Dalam Proses 70.020 Selisih kuantitas bahan 1.230
Persediaan bahan 71.250
Metode 2: Jurnal saat pembelian: Persediaan bahan 74.400
Hutang dagang 74.400
Jurnal saat pemakaian Barang Dalam Proses 70.020
Selisih kuantitas bahan 1.230Persediaan bahan 70.680Selisih harga pemakaian 570
Metode 3: Jurnal saat pembelian Persediaan bahan 75.000
Hutang dagang 74.400 Selisih harga pembelian 600
Jurnal saat pemakaian: Barang Dalam Proses 70.020 Selisih kuantitas bahan 1.230
Persediaan bahan 71.250
Selisih harga pembelian 570Selisih harga pemakaian 570
Pada metode 3 ini, saldo selisih harga pembelian akan digunakan untuk
menyesuaikan jumlah yang ada pada rekening Persediaan bahan yang akan
disajikan dalam neraca seperti berikut ini:
Pembelian bahan (biaya standard) 75.000 Pemakaian bahan (biaya standard) 71.250 Saldo persediaan bahan (biaya standard) 3.750 Selisih harga pembelian 600 UF Selisih harga pemakaian 570 UF
(_ 30) Saldo akhir persediaan bahan 3.720
Akuntansi Biaya Standard Tenaga Kerja Langsung
Jumlah biaya gaji dan upah dihitung berdasarkan clock card, job ticket dan
informasi lain tentang tenaga kerja. Jumlah yang diperlukan terdiri dari 2 tahap
yaitu saat terjadinya biaya gaji dan upah dan distribusi/pembebanan biaya gaji dan
upah.
Contoh: Wilton Manufacturing Com. Mempunyai data berikut ini untuk biaya tenaga kerja: (contoh sebelumnya)
Standard tarip upah/JKL Rp. 12,00 Jam kerja sesungguhnya yang terjadi 1.632 JKL JKL stadard seharusnya 1.504 JKL Tarip upah/JKL yang dibayarkan Rp. 12,50
Berdasarkan data di atas, maka pencatatan biaya tenaga kerja dalam standard costing adalah sbb:
Jurnal saat terjadinya: Biaya gaji dan upah 20.400 Hutang gaji 20.400
Jurnal saat distribusi Barang Dalam Proses 18.048Selisih tarip upah 816 Selisih Efisiensi Upah 1.536
Biaya gaji dan upah 20.400
Akuntansi Biaya Standard Biaya Overhead Pabrik
Hubungan antara biaya standard dan pengendalian dengan menggunakan
anggaran sangat penting khususnya dalam analisa biaya overhead pabrik. BOP
sesungguhnya tidak hanya dibandingkan dengan BOP standard maupun anggaran
BOP yang didasarkan pada kapasitas sesungguhnya maupun standard. Pencatatan
BOP juga tergantung pada metode analisa selisih yang digunakan.
Contoh: Kapasitas normal 1.600 JKLBOP total pada kapasitas normal: - Tetap Rp. 19.200 - Variabel Rp. 4.800 Tarip BOP per JKL: - Tetap Rp. 12 - Variabel Rp. 3
15 BOP sesungguhnya Rp. 24.422 JKL sesungguhnya 1.632 JKL JKL standard 1.504 JKL
Pencatatannya: BOP sesungguhnya: BOP sesungguhnya 24.422
Macam-macam kredit 24.422
BOP dibebankan: Barang Dalam Proses 22.560 BOP dibebankan 22.560
Penutupan BOP: BOP dibebankan 22.560 BOP sesungguhnya 22.560
Selisih BOP: Metode 2 Selisih
Selisih volume BOP 1.152Selish terkendali BOP 710
BOP sesungguhnya 1.860
Metode 3 Selisih
Selisih Efisiensi 386 Selisih pengeluaran 326Selisih volume 1.152
BOP sesungguhnya 1.862
Akuntansi Biaya Standard Produk Selesai
Selesainya produksi membutuhkan adanya pemindahan biaya dari rekening
Barang Dalam Proses suatu departemen ke departement lain, atau apabila
merupakan departement terakhir dipindahkan ke rekening Persediaan Produk
Selesai. Pemindahan biaya akan dibebankan sebesar biaya standarnya.
Contoh: Pada bulan November 1998, 4.200 unit produk dapat diselesaikan dan dipindahkan ke gudang produk selesai. Pada periode itu juga, 4.216 unit produk dipindahkan dari departemen A ke departemen B. Biaya standard di departement A adalah sebesar Rp. 200/unit, dan tambahan biaya di departemen B berdasarkan standard yagn ditetapkan sebesar Rp. 50/unit. Sejumlah 4.000 unit produk laku dijual. Berdasarkan data tersebut jurnal yang diperlukan adalah sebagai berikut ini:
Pemindahan Produk dari Departemen A ke Departemen BJurnal: Barang Dalam Proses – Departemen A 843.200
Barang Dalam Proses – Departemen B 843.200
Pemindahan produk selesai ke gudang produk jadi Jurnal: Persediaan Produk Selesai 1.050.000
Barang Dalam Proses – Departemen B 1.050.000
Penjualan produk Jurnal: Harga Pokok Penjualan 1.000.000
Persediaan Produk Selesai 1.000.000
ALOKASI SELISIH
Selisih biaya yang timbul dapat dialokasikan dengan alternatif yaitu diperlukan
sebagai biaya periode atau disesuaikan ke harga pokok penjualan serta rekening
persediaan. Penentuan alokasi yang tepat harus memperhatikan faktor-faktor
berikut ini:
Jenis atau macam selisih yang muncul
Jumlah selisih yang terjadi
Pengalaman penggunaan biaya standard
Penyebab terjadinya selisih
Waktu terjadinya selisih
Perlakuan Selisih Sebagai Biaya Periode
Apabila selisih biaya disebabkan oleh tanggung jawab fungsi produksi, atau
apabila jumlah selisih tidak material. Perlakukan sebagai biaya periode artinya
akan diaggap sebagai pengurangan penghasilan yang diperoleh pada periode yang
bersangkutan. Perlakuan ini dapat dilakukan dengan membebankan ke rekening
Harga Pokok Penjualan atau langsung ke Rugi laba.
Contoh: Pada contoh sebelumnya dapat diringkas jumlah selisih yang terjadi adalah berikut ini:
Debit Kredit Selisih harga bahan pemakaian 570Selisih kuantitas bahan 1.230Selisih tarip upah 816Selisih efsisiensi tenaga kerja 1.536Selisih terkendali overhead 1.152Selisih volume overhead pabrik 710
Apabila selisih dibebankan ke harga pokok penjualan maka jurnal untuk menutup
selisih Biaya Standard adalah sebagai berikut ini:
Harga pokok penjualan 4.874Selisih harga bahan pemakaian 570
Selisih kuantitas bahan 1.230Selisih tarip upah 816Selisih efsisiensi tenaga kerja 1.536Selisih terkendali overhead 1.152Selisih volume overhead pabrik 710
Apabila selisih dibebankan langsung ke laba rugi periode maka jurnal untuk
menutup selisih Biaya Standard adalah sebagai berikut ini:
Ikhtisar laba rugi 4.874Selisih harga bahan pemakaian 570
Selisih kuantitas bahan 1.230Selisih tarip upah 816Selisih efsisiensi tenaga kerja 1.536Selisih terkendali overhead 1.152Selisih volume overhead pabrik 710
Perlakuan selisih sebagai biaya periode mengaap bahwa jumlah dianggap benar
adalah berdasarkan standard. Oleh karena itu selisih yang muncul tidak akan
disesuiakan ke biaya produksi tetapi langsung ke laba rugi periode. Perlakuan
selisih sebagai biaya periode dapat juga dilakukan dengan tetap menyesuaikan
selisih harga bahan ke persediaan bahan dan selisih lainnya ke laba rugi periode.
Perlakuan selisih biaya ke harga pokok penjualan dan persediaan
Selisih biaya standard dapat juga dialokasikan secara proposional ke harga pokok
penjualan, serta rekening persediaan (produk selesai serta barang dalam proses).
Alokasi didasarkan pada perbandingan jumlah setiap elemen biaya produksi pada
harga pokok penjualan serta persediaan.
Contoh:Pada periode 1997, perusahaan mempunyai selisih biaya sejumlah Rp. 3.460 yang terdiri dari selisih-selidih terakhir berikut ini:
Selisih harga bahan dipakai 960Selisih efsisiensi tenaga kerja 1.800Selisih terkendali BOP (600)Selisih volume BOP 1.300
Sedangkan untuk alokasi, saldo akhir serta jumlah setiap elemen biaya pada harga pokok penjualan serta persediaan adalah sebagai berikut:
Bahan Tenaga Kerja OverheadRekening Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Barang dalam proses 6.000 37.5 2.000 20 72.000 40Produksi selesai 2.000 12.5 2.000 20 1.800 10Harga pokok penjualan 8.000 50.0 6.000 60 9.000 50
Jumlah 16.000 100 10.000 100 18.000 100
Berdasarkan data tersebut diatas, maka selisih biaya standar dapat dialokasikan ke
masing-masing rekening harga pokok penjualan serta persediaan seperti berikut
ini:
Rekening Total B D Proses P Selesai H P Penjl Selisih harga bahan dipakai 960 360 120 480Selisih efisiensi tenaga kerja 1.800 360 360 1.080Selisih terkendali BOP (600) (240) (60) (300)Selisih Volume BOP 1.300 520 130 650
Jumlah 3.460 1.000 550 1.910
Dengan alokasi tersebut, maka jurnal untuk mencatat alokasi selsisih adalah
sebagai berikut:
Apabila selisih dibebankan ke harga pokok penjualan maka jurnal untuk menutup
selisih Biaya Standard adalah sebagai berikut ini:
Harga pokok penjualan 1.910Persediaan bahan 240Barang dalam proses 1.000Persediaan produk selesai 550Selisih terkendali BOP 600
Selisih harga bahan di beli 1.200Selisih efsisiensi tenaga kerja 1.536Selisih volume BOP 710