13
STANDAR COSTING: AKUNTANSINYA Pencatatan Selisih Standar biaya merupakan biaya yang akan digunakan dalam pencatatan sampai dengan penyajian laporan keuangannya. Sistem akuntansi yang digunakan harus mampu untuk mengidentifikasikan jumlah dan sifat selisih tepat pada waktunya. Selisih biaya yang dilaporkan hanya untuk selisih yang muncul pada periode yang bersangkutan. Apabila biaya standard yang digunakan sebagai dasar pelaporan, maka Rekening BARANG DALAM PROSES akan dibebani sebesar biaya standard dan dicatat adanya selisih biaya pada saat yang bersamaan. AKUNTANSI BIAYA STANDARD Akuntansi Biaya Standard Bahan Selisih bahan terdiri dari selisih harga bahan dan selisih kuntitas bahan. Pencatatan yang diperlukan untuk bahan dapat dilakukan dengan 3 pendekatan berikut ini: Metode 1: Selisih harga bahan dicatat saat bahan diterima.

Standar Costing.doc

Embed Size (px)

DESCRIPTION

STANDAR COSTING AKUNTANSI BIAYA

Citation preview

Page 1: Standar Costing.doc

STANDAR COSTING:AKUNTANSINYA

Pencatatan Selisih

Standar biaya merupakan biaya yang akan digunakan dalam pencatatan sampai

dengan penyajian laporan keuangannya. Sistem akuntansi yang digunakan harus

mampu untuk mengidentifikasikan jumlah dan sifat selisih tepat pada waktunya.

Selisih biaya yang dilaporkan hanya untuk selisih yang muncul pada periode yang

bersangkutan.

Apabila biaya standard yang digunakan sebagai dasar pelaporan, maka Rekening

BARANG DALAM PROSES akan dibebani sebesar biaya standard dan dicatat

adanya selisih biaya pada saat yang bersamaan.

AKUNTANSI BIAYA STANDARD

Akuntansi Biaya Standard Bahan

Selisih bahan terdiri dari selisih harga bahan dan selisih kuntitas bahan.

Pencatatan yang diperlukan untuk bahan dapat dilakukan dengan 3 pendekatan

berikut ini:

Metode 1: Selisih harga bahan dicatat saat bahan diterima.

Dalam pendekatan ini, Persediaan bahan dinilai sebesar harga standardnya.

Dalam rekening pembantu bahan yang disediakan untuk setiap jenis bahan

hanya memuat kuantitasnya saja. Pendekatan ini menyederhanakan pencatatan

yang dibutuhkan serta mempercepat posting ke buku besar.

Metode 2: Bahan dicatat sebesar yang sesungguhnya saat pembelian,

selisih harga diakui saat bahan digunakan dalam kegiatan produksi.

Rekening Persediaan bahan didebit sejumlah nilai yang sesungguhnya, dalam

rekening pembantu yang diselenggarakan untuk setiap bahan juga

dicantumkan kuantitas serta nilai dalam satuan moneternya.

Page 2: Standar Costing.doc

Metode 3: Kombinasi metode 1 dan metode 2.

Dalam pendekatan ini selisih harga bahan baku dihitung dan diakui pada saat

bahan diterima, tetapi baru akan dibebankan pada produksi saat bahan

digunakan. Dalam pendekatan ini akan terdapat 2 jenis selisih harga yaitu

selisih harga bahan untuk kuantitas pembelian dan untuk kuantitas pemakaian.

Untuk tujuan pengendalian, selisih harga bahan seharusnya ditetapkan saat bahan

diterima karena akan memudahkan dalam pelaporan terutama apabial waktu

pembelian jauh dari waktu pelaporannya. Apabila perusahaan mencatat nilai

persediaannya berdasarkan nilai yang sesungguhnya, maka biaya bahan baku yang

sesungguhnya akan dipengaruhi oleh asumsi aliran persediaan yang digunakan

(rat-rata, FIFO atau LIFO).

Contoh: Wilton Manufacturing Com. Mempunyai data berikut ini untuk biaya bahannya: (contoh sebelumnya)

Standard harga bahan per unit Rp. 7,50Kuantitas pembelian 10.000 kg @ Rp. 7,44Pemakaian 9.500 kg Standard kuantitas pemakaian bahan 9.336 kg

Berdasarkan data di atas, maka pencatatan biaya bahan dalam standard costing adalah sbb:

Metode 1: Jurnal saat pembelian: Persediaan bahan 75.000

Hutang dagang 74.400Selisih harga pembelian 600

Jurnal saat pemakaian : Barang Dalam Proses 70.020 Selisih kuantitas bahan 1.230

Persediaan bahan 71.250

Metode 2: Jurnal saat pembelian: Persediaan bahan 74.400

Hutang dagang 74.400

Jurnal saat pemakaian Barang Dalam Proses 70.020

Page 3: Standar Costing.doc

Selisih kuantitas bahan 1.230Persediaan bahan 70.680Selisih harga pemakaian 570

Metode 3: Jurnal saat pembelian Persediaan bahan 75.000

Hutang dagang 74.400 Selisih harga pembelian 600

Jurnal saat pemakaian: Barang Dalam Proses 70.020 Selisih kuantitas bahan 1.230

Persediaan bahan 71.250

Selisih harga pembelian 570Selisih harga pemakaian 570

Pada metode 3 ini, saldo selisih harga pembelian akan digunakan untuk

menyesuaikan jumlah yang ada pada rekening Persediaan bahan yang akan

disajikan dalam neraca seperti berikut ini:

Pembelian bahan (biaya standard) 75.000 Pemakaian bahan (biaya standard) 71.250 Saldo persediaan bahan (biaya standard) 3.750 Selisih harga pembelian 600 UF Selisih harga pemakaian 570 UF

(_ 30) Saldo akhir persediaan bahan 3.720

Akuntansi Biaya Standard Tenaga Kerja Langsung

Jumlah biaya gaji dan upah dihitung berdasarkan clock card, job ticket dan

informasi lain tentang tenaga kerja. Jumlah yang diperlukan terdiri dari 2 tahap

yaitu saat terjadinya biaya gaji dan upah dan distribusi/pembebanan biaya gaji dan

upah.

Contoh: Wilton Manufacturing Com. Mempunyai data berikut ini untuk biaya tenaga kerja: (contoh sebelumnya)

Standard tarip upah/JKL Rp. 12,00 Jam kerja sesungguhnya yang terjadi 1.632 JKL JKL stadard seharusnya 1.504 JKL Tarip upah/JKL yang dibayarkan Rp. 12,50

Page 4: Standar Costing.doc

Berdasarkan data di atas, maka pencatatan biaya tenaga kerja dalam standard costing adalah sbb:

Jurnal saat terjadinya: Biaya gaji dan upah 20.400 Hutang gaji 20.400

Jurnal saat distribusi Barang Dalam Proses 18.048Selisih tarip upah 816 Selisih Efisiensi Upah 1.536

Biaya gaji dan upah 20.400

Akuntansi Biaya Standard Biaya Overhead Pabrik

Hubungan antara biaya standard dan pengendalian dengan menggunakan

anggaran sangat penting khususnya dalam analisa biaya overhead pabrik. BOP

sesungguhnya tidak hanya dibandingkan dengan BOP standard maupun anggaran

BOP yang didasarkan pada kapasitas sesungguhnya maupun standard. Pencatatan

BOP juga tergantung pada metode analisa selisih yang digunakan.

Contoh: Kapasitas normal 1.600 JKLBOP total pada kapasitas normal: - Tetap Rp. 19.200 - Variabel Rp. 4.800 Tarip BOP per JKL: - Tetap Rp. 12 - Variabel Rp. 3

15 BOP sesungguhnya Rp. 24.422 JKL sesungguhnya 1.632 JKL JKL standard 1.504 JKL

Pencatatannya: BOP sesungguhnya: BOP sesungguhnya 24.422

Macam-macam kredit 24.422

BOP dibebankan: Barang Dalam Proses 22.560 BOP dibebankan 22.560

Penutupan BOP: BOP dibebankan 22.560 BOP sesungguhnya 22.560

Selisih BOP: Metode 2 Selisih

Page 5: Standar Costing.doc

Selisih volume BOP 1.152Selish terkendali BOP 710

BOP sesungguhnya 1.860

Metode 3 Selisih

Selisih Efisiensi 386 Selisih pengeluaran 326Selisih volume 1.152

BOP sesungguhnya 1.862

Akuntansi Biaya Standard Produk Selesai

Selesainya produksi membutuhkan adanya pemindahan biaya dari rekening

Barang Dalam Proses suatu departemen ke departement lain, atau apabila

merupakan departement terakhir dipindahkan ke rekening Persediaan Produk

Selesai. Pemindahan biaya akan dibebankan sebesar biaya standarnya.

Contoh: Pada bulan November 1998, 4.200 unit produk dapat diselesaikan dan dipindahkan ke gudang produk selesai. Pada periode itu juga, 4.216 unit produk dipindahkan dari departemen A ke departemen B. Biaya standard di departement A adalah sebesar Rp. 200/unit, dan tambahan biaya di departemen B berdasarkan standard yagn ditetapkan sebesar Rp. 50/unit. Sejumlah 4.000 unit produk laku dijual. Berdasarkan data tersebut jurnal yang diperlukan adalah sebagai berikut ini:

Pemindahan Produk dari Departemen A ke Departemen BJurnal: Barang Dalam Proses – Departemen A 843.200

Barang Dalam Proses – Departemen B 843.200

Pemindahan produk selesai ke gudang produk jadi Jurnal: Persediaan Produk Selesai 1.050.000

Barang Dalam Proses – Departemen B 1.050.000

Penjualan produk Jurnal: Harga Pokok Penjualan 1.000.000

Persediaan Produk Selesai 1.000.000

ALOKASI SELISIH

Page 6: Standar Costing.doc

Selisih biaya yang timbul dapat dialokasikan dengan alternatif yaitu diperlukan

sebagai biaya periode atau disesuaikan ke harga pokok penjualan serta rekening

persediaan. Penentuan alokasi yang tepat harus memperhatikan faktor-faktor

berikut ini:

Jenis atau macam selisih yang muncul

Jumlah selisih yang terjadi

Pengalaman penggunaan biaya standard

Penyebab terjadinya selisih

Waktu terjadinya selisih

Perlakuan Selisih Sebagai Biaya Periode

Apabila selisih biaya disebabkan oleh tanggung jawab fungsi produksi, atau

apabila jumlah selisih tidak material. Perlakukan sebagai biaya periode artinya

akan diaggap sebagai pengurangan penghasilan yang diperoleh pada periode yang

bersangkutan. Perlakuan ini dapat dilakukan dengan membebankan ke rekening

Harga Pokok Penjualan atau langsung ke Rugi laba.

Contoh: Pada contoh sebelumnya dapat diringkas jumlah selisih yang terjadi adalah berikut ini:

Debit Kredit Selisih harga bahan pemakaian 570Selisih kuantitas bahan 1.230Selisih tarip upah 816Selisih efsisiensi tenaga kerja 1.536Selisih terkendali overhead 1.152Selisih volume overhead pabrik 710

Page 7: Standar Costing.doc

Apabila selisih dibebankan ke harga pokok penjualan maka jurnal untuk menutup

selisih Biaya Standard adalah sebagai berikut ini:

Harga pokok penjualan 4.874Selisih harga bahan pemakaian 570

Selisih kuantitas bahan 1.230Selisih tarip upah 816Selisih efsisiensi tenaga kerja 1.536Selisih terkendali overhead 1.152Selisih volume overhead pabrik 710

Apabila selisih dibebankan langsung ke laba rugi periode maka jurnal untuk

menutup selisih Biaya Standard adalah sebagai berikut ini:

Ikhtisar laba rugi 4.874Selisih harga bahan pemakaian 570

Selisih kuantitas bahan 1.230Selisih tarip upah 816Selisih efsisiensi tenaga kerja 1.536Selisih terkendali overhead 1.152Selisih volume overhead pabrik 710

Perlakuan selisih sebagai biaya periode mengaap bahwa jumlah dianggap benar

adalah berdasarkan standard. Oleh karena itu selisih yang muncul tidak akan

disesuiakan ke biaya produksi tetapi langsung ke laba rugi periode. Perlakuan

selisih sebagai biaya periode dapat juga dilakukan dengan tetap menyesuaikan

selisih harga bahan ke persediaan bahan dan selisih lainnya ke laba rugi periode.

Perlakuan selisih biaya ke harga pokok penjualan dan persediaan

Selisih biaya standard dapat juga dialokasikan secara proposional ke harga pokok

penjualan, serta rekening persediaan (produk selesai serta barang dalam proses).

Alokasi didasarkan pada perbandingan jumlah setiap elemen biaya produksi pada

harga pokok penjualan serta persediaan.

Page 8: Standar Costing.doc

Contoh:Pada periode 1997, perusahaan mempunyai selisih biaya sejumlah Rp. 3.460 yang terdiri dari selisih-selidih terakhir berikut ini:

Selisih harga bahan dipakai 960Selisih efsisiensi tenaga kerja 1.800Selisih terkendali BOP (600)Selisih volume BOP 1.300

Sedangkan untuk alokasi, saldo akhir serta jumlah setiap elemen biaya pada harga pokok penjualan serta persediaan adalah sebagai berikut:

Bahan Tenaga Kerja OverheadRekening Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Barang dalam proses 6.000 37.5 2.000 20 72.000 40Produksi selesai 2.000 12.5 2.000 20 1.800 10Harga pokok penjualan 8.000 50.0 6.000 60 9.000 50

Jumlah 16.000 100 10.000 100 18.000 100

Berdasarkan data tersebut diatas, maka selisih biaya standar dapat dialokasikan ke

masing-masing rekening harga pokok penjualan serta persediaan seperti berikut

ini:

Rekening Total B D Proses P Selesai H P Penjl Selisih harga bahan dipakai 960 360 120 480Selisih efisiensi tenaga kerja 1.800 360 360 1.080Selisih terkendali BOP (600) (240) (60) (300)Selisih Volume BOP 1.300 520 130 650

Jumlah 3.460 1.000 550 1.910

Dengan alokasi tersebut, maka jurnal untuk mencatat alokasi selsisih adalah

sebagai berikut:

Apabila selisih dibebankan ke harga pokok penjualan maka jurnal untuk menutup

selisih Biaya Standard adalah sebagai berikut ini:

Harga pokok penjualan 1.910Persediaan bahan 240Barang dalam proses 1.000Persediaan produk selesai 550Selisih terkendali BOP 600

Selisih harga bahan di beli 1.200Selisih efsisiensi tenaga kerja 1.536Selisih volume BOP 710