12
LAPORAN RESMI LABORATORIUM BAKTERIOLOGI "PEMERIKSAAN STAPYLOCOCUS" Penyusun : NING NIYAS SABRINA ( 30113006 ) PROGRAM STUI !III ANALIS KESE ATAN #AKULTAS KESE ATAN MASYARAKAT INSTITUT ILMU KESE ATAN B AKTI $IYATA KEIRI %01&

Staphylococcus

Embed Size (px)

DESCRIPTION

materi bakteri

Citation preview

LAPORAN RESMI

LABORATORIUM BAKTERIOLOGI

"PEMERIKSAAN STAPYLOCOCUS"

Penyusun :

NING NIYAS SABRINA ( 30113006 )PROGRAM STUDI D-III ANALIS KESEHATAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

INSTITUT ILMU KESEHATAN

BHAKTI WIYATA

KEDIRI

2014BAB I

PENDAHULUANA. Latar BelakangKebanyakan penyakit bakerial dimulai dengan kolonisasi bakteri. Pengecualian terhadap cara ini adalah pada bakteri yang menyebabkan penyakit dengan menghasilkan eksotoksin ketika perkembangannya. Eksotoksin teringesti dan bertanggungjawab terhadap gejala penyakit. Bakteri penyebab toksin merupakan salah satu bakteri yang dapat membawa dampak terhadap masalah kesehatan dan kerugian ekonomi terutama disebabkan oleh diare, nekrotik enteritis, hepatitis, dan renitis. Untuk mendapatkan metode pengendalian dan pencegahan infeksi suatu penyakit haruslah diketahui interaksi antara agen penyebab infeksi dengan hospes.Masalah kesehatan sampai saat ini, merupakan masalah yang cukup serius untuk ditangani terutama penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Seperti halnya bakteri Staphylococcus aureus yang banyak ditemukan pada pada tubuh manusia, seperti di ingus, dahak, tangan, kulit, luka terinfeksi, bisul dan jerawat, serta pada feses dan rambut. Lebih jauh, keberadaan bakteri ini, justru diperkirakan terdapat pada 20 persen orang dengan kondisi kesehatan yang tampaknya baik.Sementara itu, makanan dapat terkontaminasi bakteri Staphylococcus ini adalah setelah proses pemasakan, dari pekerja yang terinfeksi. Adapun jenis makanan yang dapat menjadi sumber infeksi adalah makanan hasil olahan daging/unggas, ham, krim, susu, keju, saus, kentang, ikan dan telur masak, serta makanan dengan kandungaan protein yang tinggi lainnya.Secara umum, bakteri ini tidak tahan panas. Namun, racun yang dihasilkannya sangat tahan panas, sehingga tidak dapat dihancurkan dengan pemanasan yang biasa digunakan pada pemasakan. Bahayanya, racun tersebut biasanya tidak menyebabkan perubahan tekstur, warna, bau, kenampakan, ataupun perubahan rasa makanan, sehingga tidak dapat terlihat secara fisik. Kondisi seperti inilah yang sering kali mengecohkan konsumen.Oleh karena itu, masalah mengenai penyakit bakteri sangat perlu dilakukan suatu penelitian-penelitian sehingga dapat mengetahui apa obat dari bakteri pathogen tersebut yang dapat merusak kesehatan masyarakat.

B. Batasan Masalah ( dalam makalah ini penulis hanya membatasi pada tujuan dilakukannya identifikasi . selain dari tujuan tidak akan dibahas dalam makalah ini.C. Rumusan Masalah1. Bagaimana morfologi dari bakteri Stapylococus?2. Apa patogenitas bakteri Stapylococu?3. Bagaimana pertumbuhan bakteri stpylococus?D. Tujuan

1. Untuk mengerahui morfologi bakteri Stapylococus

2. Untuk mengetahui patogenetas bakteri Stapylococus3. Untuk menetahui pertumbuhan bakteri stpylococus E. Manfaat1. Dapat mengetahui morfologi bakteri stapylococus

2. Dapat menegtahui patogenetas bakteri stapylococus3. Dapat mengetahui pertumbuhan bakteri stpylococusBAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1) Morfologi

a. Pewarnaan grami. Bentuk:cocusii. Susunan:bergerombol seperti angguriii. Warna:unguiv. Sifat:garam +b. Pada media BAPi. Koloni :putih/kuning emasii. Ukuran koloon :kecil,cembungiii. Hemolisa://c. Pada media MSAi. Warna koloni:putih/kuningii. Fermentasi manitol:+/-/+ lambatd. Pada media NASi. Pigmentasiii. Test katalaseiii. Test koagulase2) Klasifikasi

Kingdom: moneraFilum

: BacilliOrdo

: BacillalesFamili

: SthapylococcacaeGenus

: Staphyloccocus Spesies

: Staphylococcus aureus

Staphylococcus citerus

Staphylococcus albus

Staphylococcus epidermidis

Staphylococcus saprophyticus3) Patogenitas atau Manifestasi Klinis

Staphylococcus merupakan penyebab terjadinya infeksi yang bersifat poogenik. Untuk pembuatan kultur dapat diambil bahan dari pernanahan kecil, bisul kecil, bisul besar, dan abces diberbagai bagian tubuh. Bakteri ini dapat masuk ke dalam kulit melalui folikel-folikel rambut, muara kelenjar keringat dan luka-luka kecil. Kemampuan yang menyebabkan penyakit dari staphylococcus adalah gabungan dari efek yang ditimbulkan oleh produk-produk ekstraseluler, daya infasi kuman dan kemampuan untuk berkembang biak.4) Sifat PembenihanPada hasil pembenihan bajteri stapylococus pada media BAP di dapatkan warna koloni putih,ukuran koloni kecil,cembung,dan hemolisia kuning kehijauan.Pada pewranaan gram di dapatrkan morfologi bakteri dengan bentuk cocus,susunan bergerombol seperti anggur,warna ungu dengan sifat gram +.Pada pembenihan media MSA di dapatkan hasil warna koloni putih dengan fermentasi manitol (tumbuh sebagian).Sedangkan pada media NAS di dapatkan hasil pada test katalase terdapat gelembung udara + sedangkan pada test koagulase tidak terdapat gumpalan pasir -.BAB IIIMETODOLOGI

3.1 Tempat Praktikum: Laboratorium Media dan Bakteriologi

3.2 Waktu Praktikum

:09-11Oktober 20143.3 Alat & Bahan

Adapun alat yang digunakan untuk pemeriksaan Identifikasi Salmonella yaitu : ose bulat, ose jarum, rak tabung, korek api, lampu spirtus.

Berikut ini adalah bahan yang digunakan pada pemeriksaan Identifikasi Stapylococus : suspensi kuman, media NB (Nutrien Broth),media MSA (Manitol salt agar), media NAS (Nutrien agar salnt), media BAP (Blood agar plat).3.4 Prosedur & Skema Kerja

Prosedur :

1. Hari Pertama

Pembuatan media (NB,BAP, NAS, MSA,)

Dilakukan penanaman pada media pemupuk Nacl Brout (Nutrien Broth)

Diinkubasi 37( C selama 24 jam.

2. Hari Kedua

Dari media pemupuk dilakukan inokulasi pada media differensial (BAP). Diinkubasi 37( C selama 24 jam.3. Hari Ketiga

Dilihat hasil dari media differensial dan media selektif

Dilanjutkan dengan pewarnaan Gram :

Siapkan alat dan bahan (obyek glass, penjepit, lampu spirtus, ose bulat, koloni, Pz)

Tetesi obyek glass dengan Pz, kemudian ambil 1 mata ose koloni pada media plate.

Campurkan secara melingkar dibagian tengah kaca obyek

Difiksasi

Digenangi cat Gram I (Gentian violet) tunggu selama 3-5 menit.

Dicuci dengan air kran. Ditetesi cat Gram II (Lugol) selama 1 menit.

Dilunturkan dengan Gram III (Alkohol 70%) 10 detik.

Ditetesi cat Gram IV (Fuchsin) tunggu 3-5 menit.

Kemudian cuci dengan air kran, lalu keringkan.

Periksa dibawah mikroskop perbesaran 100X dengan oil immersi.

Diinokulasikan pada media MSA dan NAS DiInkubasi pada suhu 37( C selama 24 jam.

4. Hari Keempat Pembacaan hasil dari media MSA dan NAS Dilakukan Test katalase dan test koagulase Skema :

Sampel

NaCl Broth, Ink. 37( C 24 jam

BAP,Ink: 37( C 24 jam

Warna koloni:putih/kuning emas

Ukuran koloni:kecil,cembung

Hemolisa:// Pewarnaan gram

Cocus gram +

bergerombol

MSA(Manitol salt agar)

NAS (Nutrien agar salnt)

Warna Koloni: putih/kuning

pigmentasi

fermentasi manitol:+/-/+ lambat

Test katalase

Test koagulase

IDENTIFIKASBAB IV

HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil

1) ISOLASI

Bahan pemeriksaan ditanam pada media :

BAPDieramkan pada suhu 37( C selama 24 jam.

Hasil pembiakan :

a. Dari media BAP

Bentuk: bulat

Ukuran: kecil

Warna: putih

Tepi: rata

Permukaan:cembung

Hemolisa :

b. Dari media MSA

Bentuk:bulat

Ukuran:kecil

Warna:kuning

Tepi:rata

Permukaan:cembung

Fermentasi manitol sempurna

c.Dari media NAS

Bentuk : bulat

pigmentasi : kuning

Warna : kuning

Fermentasi manitol:Dari koloni tersangka dilakukan pewarnaan : Gram

a. Dari media BAPBentuk: cocusSusunan: bergerombol seperti anggurWarna: unguSifat: Gram +B. Pembahasaan a. Pengobatan Pengobatan bakteri Staphylococcus dapat dilakukan dengan cara :1) Pemberian antibiotik yang bersifat bakterisidal maupun yang bersifat bakteriostatik.2) Pemberian obat anti inflamasi untuk menurunkan radangnya untuk mengobati penderita dengan tepat diperlukan data pemeriksaan kepekaan kuman penyebab infeksi terhadap berbagai obat antibiotik yang tersedia di pasaran.

b. Ciri-ciri stapylococus pathogen Menghemolisa sel darah merah Menghasilkan koagulase Membentuk pigmen kuning keemasan Memecah manitol sempurna

asam Contoh : stapylococus aureusc. Cirri ciri stapylococus non pathogen Non hemolitik Tak menghasilkan koagulase Berwarna putih Tak memecah manitol Contoh : stapylococus albusd. Syarat mengoptimalkan pigmen yang baik Suhu kamar (25-27(C) Pengeraman secara aerob Waktu pengeraman 2x24 jam Pengeraman media NASe. Macam uji untuk menetukan stapylococus Uji katalase + Uji koagulase + Uji hemolisa + Uji pigmen kuning emas Uji fermentasi manitolf. Pembuatan kultur dapat di ambil dari: Luka dengan nanah Bisul besar /kecil Abces dibagian tubuhS .aureusS .albusS .citreus

Warna koloniKuning emaPutih susuKuning jeruk

Hemolisis + (jrnih) + (kuning kehijauan) - (merah)

Pertumbuhan +++

Koagulse+----

Bagian glukosa++--

Bagian manitol++--

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Jadi, berdasarkan hasil pengujian di atas dapat disimpulkan bahwa dari jenis Pemeriksaan Identifikasi STAPYLOCOCUS ditemukan bakteri Staphylococcus aureus.B. SARAN

1. Sebaiknya praktikan menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) sebelum melakukan pemeriksaan.

2. Pemeriksaan dilakukan sesuai prosedur yang ada.3. Jagalah kebersihan.

DAFTAR PUSTAKA

Karsinah, Lucky H.M., Suharto, dan Mardiastuti H.W. 1994. Batang Negatif

Gram dalam Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran. Edisi Revisi. Jakarta :

Penerbit Binarupa Aksara. hal. 161-162.Entjang,dr.Indan.2003.Mikrobiologi dan parasitologi.Bandung:penerbit pt.citra Aditya Bakti.

Gould, D. 2003. Mikrobiologi Terapan untuk Perawat. Cetakan I. Jakarta : EGC

Jawetz, E., Melnick, J.L., dan Adelberg, E.A. 2005. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : Salemba Medika

Retnoningrum, D.S. 1998. Mekanisme dan Deteksi Molekuler ResistensiAntibiotika pada Bakteri. Bandung: Farmasi ITB. Hal. 1-5, 16-21.

http://mulyadiveterinary.wordpress.com/2011/07/06/147/http://mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/mikro_upload.pdfombemo.blogspot.com/2011/02/bakteri-staphylococcus.html http://id.wikipedia.org/wiki/Staphylococcus_aureushttp://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/09/pustaka_unpad_staphylococcus.pdf