Upload
doanquynh
View
227
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA TENGAH
STATISTIK PENDIDIKAN
JAWA TENGAH
2014
Hasil Susenas 2014
Katalog BPS : 4301002. 33
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
STATISTIK PENDIDIKAN JAWA TENGAH 2014 IS B N : 9 7 8 - 6 0 2 - 0 9 1 6 - 5 1 - 4No. Publikasi : 33520.1514 Katalog BPS : 4301002.33 Ukuran Buku : 21 x 29,7 cm Jumlah Halaman : xviii + 139 halaman Naskah : Bidang Statistik Sosial Penyunting : Bidang Statistik Sosial Gambar Kulit : Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik
Diterbitkan oleh :
© Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah
Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | v
GAMBARAN UMUM
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan dan
kelangsungan hidup bangsa. Seperti tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea IV
“…memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial, maka …”
Kurangnya pemerataan pendidikan, kurangnya kualitas pendidikan, kurangnya relevansi
pendidikan, dan kurangnya efisiensi dan efektivitas manajemen pendidikan merupakan
beberapa hal yang bisa menjadi faktor-faktor penyebab rendahnya kualitas sumber daya
manusia di Indonesia.
Kemudahan akses dari/ke sekolah merupakan indikator pemerataan fasilitas sarana
pendidikan. Data Susenas 2014 menunjukkan bahwa sebagian besar siswa pergi ke
sekolah dengan tanpa kendaraan, terutama siswa yang masih duduk di bangku SD/MI.
Hal ini menggambarkan jarak tempuh ke sekolah yang terjangkau.
Internet yang merupakan salah satu media terbesar di dunia bisa digunakan sebagai
pendorong majunya pendidikan masa depan. Namun ternyata lebih banyak siswa yang
belum mengakses internet dibandingkan dengan yang sudah mengakses internet baik di
daerah perkotaan maupun perdesaan. Meskipun demikian, persentase siswa yang sudah
mengakses internet di daerah perkotaan lebih banyak daripada daerah perdesaan.
Sebagian besar siswa SM/MA lebih banyak yang mengakses internet dibandingkan
dengan siswa yang duduk di jenjang pendidikan SD/MI. SMP/MTs maupun PT. Sebagian
besar siswa lebih banyak yang mengakses internet di warnet daripada menggunakan
media/lokasi akses internet lainnya seperti di rumah sendiri, kantor, sekolah,
menggunakan HP atau menggunakan fasilitas wifi.
Biaya pendidikan yang dicakup dalam Susenas merupakan keseluruhan dana yang
dikeluarkan oleh penduduk yang masih bersekolah untuk keperluan penyelenggaraan
pendidikan. Jenis pengeluaran pendidikan terbesar yang dikeluarkan oleh rumah tangga
baik di daerah perkotaan maupun perdesaan adalah uang sekolah (SPP) dan iuran
BP3/POMG.
Beasiswa merupakan bantuan keuangan yang bertujuan untuk meringankan beban biaya
pendidikan. Rumah tangga dengan KRT laki-laki lebih banyak yang menerima
beasiswa/bantuan pendidikan daripada rumah tangga dengan KRT perempuan. Rumah
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
vi | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
tangga penerima bantuan/beasiswa yang bersumber dari BSM (SD/MI, SMP/MTs,
SM/MA, PT) lebih banyak dari beasiswa/bantuan yang bersumber selain dari BSM.
Tingkat pendidikan suatu masyarakat ternyata mempengaruhi partisipasi anak yang
mengikuti PAUD. Hal ini ditunjukkan dengan lebih banyaknya anak di daerah perkotaan
yang sedang/pernah mengikuti pendidikan pra sekolah dibandingkan dengan di daerah
perdesaan.
Salah satu program yang dilaksanakan oleh pemerintah untuk meningkatkan partisipasi
sekolah masyarakat adalah dengan adanya program pendidikan gratis pada tingkat
dasar. Namun pada kenyataannya, program yang dicanangkan oleh pemerintah tersebut
belum sepenuhnya dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat. Hal ini terlihat dari masih
adanya penduduk usia 5 tahun ke atas yang belum/tidak pernah sekolah.
Secara umum Angka Partisipasi Sekolah (APS) penduduk yang tinggal di daerah
perkotaan lebih tinggi dari penduduk yang tinggal di daerah perdesaan.
Tidak jauh berbeda dengan nilai APS, persentase Angka Partisipasi Kasar (APK) di daerah
perkotaan ternyata juga menunjukkan nilai yang lebih tinggi daripada APK di daerah
perdesaan, kecuali pada jenjang SD/MI. Kesenjangan APK tersebut semakin besar seiring
meningkatnya jenjang pendidikan.
Sama halnya dengan pola yang terjadi pada APS dan APK, kesenjangan APM antara
perkotaan dan perdesaan semakin terlihat pada jenjang PT. Sementara pada jenjang
pendidikan SD/MI, APM tidak memperlihatkan perbedaan yang signifikan.
Perbedaan nilai APS, APK, dan APM antara daerah perkotaan dan perdesaan ini
menggambarkan bahwa kesempatan memperoleh pendidikan di Provinsi Jawa Tengah
ternyata belum merata. Kesempatan penduduk di daerah perkotaan untuk menikmati
pendidikan lebih besar daripada penduduk yang di daerah perdesaan.
Hasil pembangunan pendidikan dapat dilihat antara lain melalui beberapa indikator
seperti angka melek huruf, rata-rata lama sekolah, pendidikan tertinggi yang ditamatkan
dan alasan tidak/belum pernah sekolah/tidak sekolah lagi.
Perkembangan angka melek huruf penduduk usia 15 tahun ke atas di Povinsi Jawa
Tengah dari tahun 2011 – 2014 menunjukkan peningkatan yang signifikan dari tahun ke
tahun. Hal ini menunjukkan bahwa usaha pemerintah dalam melakukan program
pemberantasan buta aksara memberikan hasil yang positif.
Seiring dengan pelaksanaan program wajib belajar 9 tahun yang dicanangkan
pemerintah, rata-rata lama sekolah penduduk Provinsi Jawa Tengah sudah mencapai
7,50 tahun. Angka ini menunjukkan bahwa rata-rata penduduk Jawa Tengah sudah
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | vii
mengenyam pendidikan sampai dengan Kelas 1 SMP. Hal ini diperkuat dengan
banyaknya persentase penduduk usia 15 tahun ke atas di Jawa Tengah yang hanya
menamatkan pendidikan tertingginya sampai dengan jenjang SD/MI.
Hasil Susenas 2014 menunjukkan, sebagian besar penduduk Jawa Tengah yang
tidak/belum pernah sekolah ataupun terpaksa berhenti bersekolah, disebabkan karena
faktor tidak ada biaya. Mereka terpaksa berhenti bersekolah karena harus
bekerja/mencari nafkah. Bagi penduduk perempuan, masih ada yang memilih untuk
menikah dan mengurus rumah tangga daripada meneruskan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi.
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | ix
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. iii GAMBARAN UMUM....……………………………………………………………………………………………. v DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………. ix DAFTAR TABEL………………………………………………………………………………………………………. xi DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………………………………………….. xiii DAFTAR TABEL LAMPIRAN……………………………………………………………………………………… xv BAB 1 PENDAHULUAN...………………………………………………………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang Masalah…..…………………………………………………………………… 1 1.2 Tujuan………………………………………………………………………………………………….. 2 1.3 Sistematika Penyajian…………………………………………………………………………… 3
BAB 2 METODOLOGI…….……………………………………………………………………………………… 5 2.1 Sumber Data………………………………………………………………………………………… 5 2.2 Ruang Lingkup……………………………………………………………………………………… 5 2.3 Kerangka Sampel…………………………………………………………………………………. 6 2.4 Pemilihan Sampel…………………………………………………………………………………. 6 2.5 Keterwakilan Sampel……………………………………………………………………………. 7 2.6 Konsep dan Definisi……………………………………………………………………………… 8 2.7 Keterbatasan Data……………………………………………………………………………….. 14 2.8 Metode Analisis…………………………………………………………………………………….. 14
BAB 3 PENUNJANG PENDIDIKAN…………………………………………………………………………… 15 3.1 Sarana ke Sekolah……………………………………………………………………………….. 15 3.2 Penggunaan Internet…………………………………………………………………………….. 17 3.3 Biaya Pendidikan………………………………………………………………………………….. 22 3.4 Beasiswa……………………………………………………………………………………………… 23
BAB 4 PARTISIPASI PENDIDIKAN………………………………………………………………………….. 27 4.1 Pendidikan Anak Usia Dini…………………………………………………………………….. 28 4.2 Partisipasi Sekolah……………………………………………………………………………….. 33 4.3 Angka Partisipasi Sekolah……………………………………………………………………… 36 4.4 Angka Partisipasi Kasar……………………………………………………………………….. 40 4.5 Angka Partisipasi Murni………………………………………………………………………… 45
BAB 5 PEMBANGUNAN PENDIDIKAN…………………………………………………………………….. 51 5.1 Angka Melek Huruf……………………………………………………………………………….. 52 5.2 Rata-rata Lama Sekolah……………………………………………………………………….. 56 5.3 Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan…………………………………………………… 58 5.4 Alasan Tidak/Belum Pernah Sekolah atau Tidak Bersekolah Lagi………….. 61
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………….. 65 LAMPIRAN TABEL………………………………………………………………………………………………….. 67
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Persentase Siswa Usia 5 Tahun ke Atas menurut Tipe Daerah, Sarana Transportasi Rutin ke Sekolah dan Jenjang Pendidikan, 2014……………
16
Tabel 3.2 Persentase Siswa Usia 5 Tahun ke Atas menurut Tipe Daerah, Kegiatan Mengakses Internet dan Jenjang Pendidikan, 2014…………….
18
Tabel 3.3 Persentase Siswa Usia 5 Tahun ke Atas menurut Tipe Daerah, Lokasi/Media Mengakses Internet dan Jenjang Pendidikan, 2014…….
19
Tabel 3.4 Pengeluaran Per Kapita Per Bulan Biaya Pendidikan menurut Tipe Daerah dan Jenis Pengeluaran Pendidikan, 2014 (Rupiah)…..…………...
23
Tabel 3.5 Persentase Rumah Tangga yang Menerima Beasiswa/Bantuan Pendidikan menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin KRT dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan KRT, 2014……………………………………………….
24 Tabel 3.6 Persentase Rumah Tangga Penerima Beasiswa menurut Tipe Daerah,
Pendidikan Terakhir yang ditamatkan KRT, dan Sumber Beasiswa/Bantuan, 2014…………………………………………………………………
25 Tabel 4.1 Persentase Anak Usia 0 - 6 Tahun yang Pernah/Sedang Mengikuti
Pendidikan Pra Sekolah menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, 2014……………………………………………………………………..
30 Tabel 4.2 Persentase Anak Usia 0-6 Tahun yang Pernah/Sedang Mengikuti
Pendidikan Pra Sekolah menurut Jenis Pendidikan Pra Sekolah dan Tipe Daerah, 2014……………………………………………………………………………
32 Tabel 4.3 Persentase Penduduk Usia 5 Tahun ke Atas menurut Tipe Daerah,
Jenis Kelamin dan Partisipasi Sekolah, 2014…………………………………….
34 Tabel 4.4 Persentase Penduduk Usia 5 - 24 Tahun menurut Kelompok Umur
dan Partisipasi Sekolah, 2014………………………………………………………….
35 Tabel 4.5 Angka Partisipasi Sekolah (APS) menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin
dan Kelompok Umur, 2014………………………………………………………………
37 Tabel 4.6 Angka Partisipasi Kasar (APK) menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin,
dan Kelompok Umur, 2014……………………………………………………………….
41 Tabel 4.7 Angka Partisipasi Murni (APM) menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin
dan Jenjang Pendidikan, 2014………………………………………………………….
46 Tabel 5.1 Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas yang Melek Huruf
menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, 2014……….
53 Tabel 5.2 Persentase Penduduk Usia 7-18 Tahun yang Tidak/Belum Pernah
Sekolah/Tidak Bersekolah Lagi menurut Alasan Tidak/Belum Pernah Sekolah/Tidak Sekolah Lagi dan Tipe Daerah, 2014………………………….
62 Tabel 5.3 Persentase Penduduk Usia 7-18 Tahun yang Tidak/Belum Pernah
Sekolah/Tidak Bersekolah Lagi menurut Alasan Tidak/Belum Pernah Sekolah/Tidak Sekolah Lagi dan Jenis Kelamin, 2014……………………….
63
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Persentase Siswa Usia 10 tahun ke Atas yang Mengakses Internet Selama Tiga Bulan Terakhir menurut Jenjang Pendidikan, 2014…..
20
Gambar 3.2 Persentase Siswa Berusia 10 tahun ke Atas yang Mengakses Internet Selama Tiga Bulan Terakhir menurut Tipe Daerah dan Jenjang Pendidikan, 2014…………………………………………………………..
21
Gambar 3.3 Persentase Siswa Berusia 10 tahun ke Atas yang Mengakses Internet Selama Tiga Bulan Terakhir menurut Jenis Kelamin dan Jenjang Pendidikan, 2014…………………………………………………………..
21
Gambar 4.1 Perkembangan Partisipasi Anak yang Pernah/Sedang Mengikuti Pendidikan Pra Sekolah menurut Kelompok Umur, Tahun 2011 – 2014………………………………………………………………………………………...
29 Gambar 4.2 Persentase Anak Berusia 0-6 Tahun yang Pernah/Sedang
Mengikuti PAUD menurut Kabupaten/Kota, 2014……………………….. 31
Gambar 4.3 Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) menurut Kelompok Umur, Tahun 2012, 2013 dan 2014…………………………… 37
Gambar 4.4 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Penduduk Usia 7 - 12 Tahun menurut Kabupaten/Kota, 2014………………………………………………… 38
Gambar 4.5 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Penduduk Usia 13 - 15 Tahun menurut Kabupaten/Kota, 2014………………………………………………… 39
Gambar 4.6 Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) menurut Jenjang Pendidikan, Tahun 2012, 2013, dan 2014…………………………………. 41
Gambar 4.7 Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI menurut Kabupaten/Kota, 2014………………………………………………………………………………………....
43
Gambar 4.8 Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs menurut Kabupaten/Kota, 2014………………………………………………………………
44
Gambar 4.9 Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2012, 2013, dan 2014…………………………………..
45
Gambar 4.10 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI menurut Kabupaten/Kota, 2014……………………………………………………………………………………………
48
Gambar 4.11 Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs menurut Kabupaten/Kota, 2014………………………………………………………………
49
Gambar 5.1 Perkembangan Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Melek Huruf menurut Kelompok Umur, 2011-2014………………………
54
Gambar 5.2 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Melek Huruf menurut Kabupaten/Kota, 2014…………………………………………………
55
Gambar 5.3 Perkembangan Rata-Rata Lama Sekolah (tahun) Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Jenis Kelamin, 2012-2014………………….
57
Gambar 5.4 Rata-rata Lama Sekolah (tahun) Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota, 2014…………………………………………………
58
Gambar 5.5 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Jenjang Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2014………………………………
59
Gambar 5.6 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Tipe Daerah dan Jenjang Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2014……………
60
Gambar 5.7 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Jenis Kelamin dan Jenjang Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2014.
61
ht
tp
:/
/j
at
en
g.
bp
s.
go
.i
d
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | xv
DAFTAR TABEL LAMPIRAN
Tabel 1 Jumlah Rumah Tangga menurut Kabupaten/Kota dan Tipe Daerah (ribuan), 2014……………………………………………………………………………..
67
Tabel 2.1 Jumlah Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin (ribuan), 2014 (Perkotaan)…………………………………………………………..
68
Tabel 2.2 Jumlah Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin (ribuan), 2014 (Perdesaan)…………………………………………………………
69
Tabel 2.3 Jumlah Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin (ribuan), 2014 (Perkotaan+Perdesaan) ………………………………………
70
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur (ribuan), 2014 (Perkotaan) ………………………………………………………….
71
Tabel 3.2 Jumlah Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur (ribuan), 2014 (Perdesaan) …………………………………………………………
72
Tabel 3.3 Jumlah Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur (ribuan), 2014 (Perkotaan+Perdesaan) ……………………………………….
73
Tabel 4.1 Persentase Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur, 2014 (Perkotaan) ……………………………………………………………..
74
Tabel 4.2 Persentase Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur, 2014 (Perdesaan) …………………………………………………………….
75
Tabel 4.3 Persentase Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur, 2014 (Perkotaan+Perdesaan) …………………………………………..
76
Tabel 5.1 Rata-rata Pengeluaran Per Kapita Biaya Pendidikan Tiap Bulan menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Pengeluaran, 2014 (Perkotaan)......................................................................................
77 Tabel 5.2 Rata-rata Pengeluaran Per Kapita Biaya Pendidikan Tiap Bulan
menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Pengeluaran, 2014 (Perdesaan) .....................................................................................
78 Tabel 5.3 Rata-rata Pengeluaran Per Kapita Biaya Pendidikan Tiap Bulan
menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Pengeluaran, 2014 (Perkotaan+ Perdesaan)………………...……………………………………………
79 Tabel 6.1 Persentase Anak Usia 0 - 6 Tahun menurut Kabupaten/Kota dan
Partisipasi Pendidikan Pra Sekolah, 2014 (Perkotaan)…………………
80 Tabel 6.2 Persentase Anak Usia 0 - 6 Tahun menurut Kabupaten/Kota dan
Partisipasi Pendidikan Pra Sekolah, 2014 (Perdesaan)…………………
81 Tabel 6.3 Persentase Anak Usia 0 - 6 Tahun menurut Kabupaten/Kota dan
Partisipasi Pendidikan Pra Sekolah, 2014 (Perkotaan+Perdesaan)
82 Tabel 7.1 Persentase Anak Usia 0 - 6 Tahun yang Pernah/Sedang Mengikuti
Pendidikan Pra Sekolah menurut Tipe Daerah, Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur, 2014 (Perkotaan) ……………………………………..
83 Tabel 7.2 Persentase Anak Usia 0 - 6 Tahun yang Pernah/Sedang Mengikuti
Pendidikan Pra Sekolah menurut Tipe Daerah, Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur, 2014 (Perdesaan) ……………………………………..
84 Tabel 7.3 Persentase Anak Usia 0 - 6 Tahun yang Pernah/Sedang Mengikuti
Pendidikan Pra Sekolah menurut Tipe Daerah, Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur, 2014 (Perkotaan+Perdesaan)…………………….
85 Tabel 8.1 Persentase Anak Usia 0 - 6 Tahun yang Pernah/Sedang Mengikuti
Pendidikan Pra Sekolah menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur, 2014 (Laki-laki)………………………………………….
86 Tabel 8.2 Persentase Anak Usia 0 - 6 Tahun yang Pernah/Sedang Mengikuti
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
xvi | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Pendidikan Pra Sekolah menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur, 2014 (Perempuan)…………………………………….
87
Tabel 8.3 Persentase Anak Usia 0 - 6 Tahun yang Pernah/Sedang Mengikuti Pendidikan Pra Sekolah menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur, 2014 (Laki-laki+Perempuan)………………………
88 Tabel 9.1 Persentase Anak Usia 0 - 6 Tahun yang Pernah/Sedang Mengikuti
Pendidikan Pra Sekolah menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Pendidikan Pra Sekolah, 2014 (Perkotaan)………………………………….
89 Tabel 9.2 Persentase Anak Usia 0 - 6 Tahun yang Pernah/Sedang Mengikuti
Pendidikan Pra Sekolah menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Pendidikan Pra Sekolah, 2014 (Perdesaan)…………………………………
90 Tabel 9.3 Persentase Anak Usia 0 - 6 Tahun yang Pernah/Sedang Mengikuti
Pendidikan Pra Sekolah menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Pendidikan Pra Sekolah, 2014 (Perkotaan+Perdesaan)……………….
91 Tabel 10 Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD menurut Kabupaten/Kota,
Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, 2014…………………………………..
92 Tabel 11.1.1 Persentase Anak Usia 5 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota
dan Partisipasi Sekolah, 2014 (Perkotaan, Laki-laki)…………………….
93 Tabel 11.1.2 Persentase Anak Usia 5 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota
dan Partisipasi Sekolah, 2014 (Perkotaan, Perempuan)………………..
94 Tabel 11.1.3 Persentase Anak Usia 5 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota
dan Partisipasi Sekolah, 2014 (Perkotaan, Laki-laki + Perempuan).
95 Tabel 11.2.1 Persentase Anak Usia 5 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota
dan Partisipasi Sekolah, 2014 (Perdesaan, Laki-laki)…………………….
96 Tabel 11.2.2 Persentase Anak Usia 5 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota
dan Partisipasi Sekolah, 2014 (Perdesaan, Perempuan)……………….
97 Tabel 11.2.3 Persentase Anak Usia 5 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota
dan Partisipasi Sekolah, 2014 (Perdesaan, Laki-laki+Perempuan)…
98 Tabel 11.3.1 Persentase Anak Usia 5 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota
dan Partisipasi Sekolah, 2014 (Perkotaan+Perdesaan, Laki-laki)…..
99 Tabel 11.3.2 Persentase Anak Usia 5 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota
dan Partisipasi Sekolah, 2014 (Perkotaan+Perdesaan, Perempuan)………………………………………………………………………………...
100 Tabel 11.3.3 Persentase Anak Usia 5 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota
dan Partisipasi Sekolah, 2014 (Perkotaan+Perdesaan, Laki-laki + Perempuan)……………………………………………………………………...............
101
Tabel 12 Persentase Penduduk Usia 7-12 Tahun menurut Kabupaten/Kota, Partisipasi Sekolah dan Tipe Daerah, 2014………………………………..…
102
Tabel 13 Persentase Penduduk Usia 13-15 Tahun menurut Kabupaten/Kota, Partisipasi Sekolah dan Tipe Daerah, 2014………
103
Tabel 14 Persentase Penduduk Usia 16-18 Tahun menurut Kabupaten/Kota, Partisipasi Sekolah dan Tipe Daerah, 2014………
104
Tabel 15 Persentase Penduduk Usia 19-24 Tahun menurut Kabupaten/Kota, Partisipasi Sekolah dan Tipe Daerah, 2014………
105
Tabel 16.1 Persentase Siswa Usia 5 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota dan Jenjang Pendidikan, 2014 (Perkotaan)……...................................
106
Tabel 16.2 Persentase Siswa Usia 5 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota dan Jenjang Pendidikan, 2014 (Perdesaan)………………………………….
107
Tabel 16.3 Persentase Siswa Usia 5 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota dan Jenjang Pendidikan, 2014 (Perkotaan+Perdesaan)………………..
108
Tabel 17.1 Angka Partisipasi Sekolah (APS) menurut Kabupaten/Kota, Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, 2014 (Perkotaan)…………………….......
109
Tabel 17.2 Angka Partisipasi Sekolah (APS) menurut Kabupaten/Kota, Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, 2014 (Perdesaan)…………………………
110
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | xvii
Tabel 17.3 Angka Partisipasi Sekolah (APS) menurut Kabupaten/Kota, Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, 2014 (Perkotaan+Perdesaan)…........
111
Tabel 18.1 Angka Partisipasi Kasar (APK) Sekolah Dasar (SD/MI/Paket A) menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2014...
112
Tabel 18.2 Angka Partisipasi Kasar (APK) Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs/Paket B) menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2014…………………………………………………………………….
113 Tabel 18.3 Angka Partisipasi Kasar (APK) Sekolah Menengah (SMA/SMK/
MA/Paket C) menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah, dan Jenis Kelamin, 2014…………………………………………………………………………….
114 Tabel 18.4 Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi (DI/DII/DIII/
DIV/S1/S2/S3) menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah, dan Jenis Kelamin, 2014…………………………………………………………………………….
115 Tabel 19.1 Angka Partisipasi Murni (APM) Sekolah Dasar (SD/MI/Paket A)
menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah, dan Jenis Kelamin, 2014..
116 Tabel 19.2 Angka Partisipasi Murni (APM) Sekolah Menengah Pertama
(SMP/MTs/Paket B) menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah, dan Jenis Kelamin, 2014……………………………………………………………………
117 Tabel 19.3 Angka Partisipasi Murni (APM) Sekolah Menengah (SMA/SMK/MA/
Paket C) menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah, dan Jenis Kelamin, 2014……………..……………………………………………………………..
118 Tabel 19.4 Angka Partisipasi Murni (APM) Perguruan Tinggi (DI/DII/DIII/
DIV/S1/S2/S3) menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah, dan Jenis Kelamin, 2014……………………………………………………..……………………..
119 Tabel 20.1 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Melek Huruf
menurut Kabupaten/Kota, Kelompok Umur, dan Jenis Kelamin, 2014 (Perkotaan) …………………………………………………….…………………
120 Tabel 20.1 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Melek Huruf
menurut Kabupaten/Kota, Kelompok Umur, dan Jenis Kelamin, 2014 (Lanjutan) (Perkotaan) ……………………………………….………………
121 Tabel 20.2 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Melek Huruf
menurut Kabupaten/Kota, Kelompok Umur, dan Jenis Kelamin, 2014 (Perdesaan) ………………………………………………………..…………….
122 Tabel 20.2 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Melek Huruf
menurut Kabupaten/Kota, Kelompok Umur, dan Jenis Kelamin, 2014 (Lanjutan) (Perdesaan) ………………………………………..…………….
123 Tabel 20.3 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Melek Huruf
menurut Kabupaten/Kota, Kelompok Umur, dan Jenis Kelamin, 2014 (Perkotaan+Perdesaan) ……………………………………….……………
124 Tabel 20.3 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Melek Huruf
menurut Kabupaten/Kota, Kelompok Umur, dan Jenis Kelamin, 2014 (Lanjutan) (Perkotaan+Perdesaan) ………………………….…………
125 Tabel 21.1 Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/
Kota, Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, dan Tipe Daerah, 2014 (Perkotaan)……………………..…………………………………………………
126 Tabel 21.2 Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/
Kota, Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, dan Tipe Daerah, 2014 (Perdesaan) ………………………………………………………………………
127 Tabel 21.3 Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/
Kota, Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, dan Tipe Daerah, 2014 (Perkotaan+Perdesaan)……………………..……………………………….
128 Tabel 22.1 Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/
Kota, Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, dan Jenis Kelamin, 2014 (Laki-laki)……………………………………………………………………………
129
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
xviii | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 22.2 Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/ Kota, Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, dan Jenis Kelamin, 2014 (Perempuan)………………………………………………………………………
130 Tabel 22.3 Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/
Kota, Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, dan Jenis Kelamin, 2014 (Laki-laki+Perempuan)………………………..………………………………
131 Tabel 23 Persentase Siswa Usia 10 Tahun ke Atas yang Mengakses Internet
selama Tiga Bulan Terakhir menurut Kabupaten/Kota dan Tipe Daerah, 2014………………………………………………………………………………
132 Tabel 24 Rata-rata Lama Sekolah (tahun) Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas
menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin, 2014……………...........
133 Tabel 25.1 Angka Putus Sekolah dan Angka Melanjutkan menurut
Kabupaten/Kota dan Jenjang Pendidikan, 2014 (Laki-laki)…………..
134 Tabel 25.2 Angka Putus Sekolah dan Angka Melanjutkan menurut
Kabupaten/Kota dan Jenjang Pendidikan, 2014 (Perempuan)……...
135 Tabel 25.3 Angka Putus Sekolah dan Angka Melanjutkan menurut
Kabupaten/Kota dan Jenjang Pendidikan, 2014 (Laki-laki+Perempuan)………………………………………………………………….........
136 Tabel 26.1 Angka Putus Sekolah dan Angka Melanjutkan menurut
Kabupaten/Kota dan Jenjang Pendidikan, 2014 (Perkotaan)……....
137 Tabel 26.2 Angka Putus Sekolah dan Angka Melanjutkan menurut
Kabupaten/Kota dan Jenjang Pendidikan, 2014 (Perdesaan)………
138 Tabel 26.3 Angka Putus Sekolah dan Angka Melanjutkan menurut
Kabupaten/Kota dan Jenjang Pendidikan, 2014 (Perkotaan+Perdesaan) ………………………………………………………………
139
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam
perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa. Seperti tertuang
dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea IV “…memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka …”
Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah
Indonesia adalah masalah perekonomian, diantaranya adalah
rendahnya pertumbuhan ekonomi, kemiskinan, pengangguran,
kesenjangan penghasilan, dan inflasi.
Pada umumnya permasalahan perekonomian di Indonesia
disebabkan oleh faktor-faktor seperti laju pertumbuhan penduduk
yang terus meningkat setiap tahunnya, ketidakseimbangan antara
angkatan kerja dan kesempatan kerja, dan rendahnya tingkat
pendidikan.
Salah satu upaya pemerintah untuk menyelesaikan masalah
perekonomian di Indonesia adalah dengan memperbaiki kualitas
sumber daya manusia yang dimiliki. Tugas utama pemerintah
untuk mencapai target ini salah satunya adalah menyelesaikan
permasalahan pendidikan. Kurangnya pemerataan pendidikan,
kurangnya kualitas pendidikan, kurangnya relevansi pendidikan,
dan kurangnya efisiensi dan efektivitas manajemen pendidikan
merupakan beberapa hal yang bisa menjadi faktor-faktor
penyebab rendahnya kualitas sumber daya manusia di Indonesia.
Untuk mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan
memperoleh pendidikan yang bermutu, Negara menyelenggarakan
program wajib belajar untuk pendidikan dasar. Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar
Kurangnya pemerataan pendidikan,kualitas pendidikan, dan efisiensi dan efektivitas manajemen pendidikan merupakan faktor-faktor penyebab rendahnya kualiatas sumber daya manusia di Indonesia. ht
tp://j
aten
g.bp
s.go.
id
2 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
menyatakan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah
bertanggungjawab untuk memberikan pendidikan minimal bagi
warna negara Indonesia untuk dapat mengembangkan potensi
dirinya agar dapat hidup mandiri di dalam masyarakat atau
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Salah satu langkah pemerintah untuk mensinergikan program-
program pendidikan agar tepat sasaran antara lain dengan adanya
program Pendidikan Untuk Semua (PUS). Sasaran program
Pendidikan Untuk Semua (PUS) ini antara lain adalah Pendidikan
Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, Pemberantasan Buta Aksara,
Pendidikan Kecakapan Hidup, Pendidikan Kesetaraan dan
Keadilan Gender, dan Peningkatan Mutu Pendidikan.
Untuk mengukur dan menentukan arah kebijakan pemerintah,
khususnya dibidang pendidikan, saat ini, tidak hanya pemerintah
di level pusat saja tetapi juga pemerintah daerah sudah semakin
membutuhkan data yang terkait dengan pendidikan seperti angka
partisipasi sekolah, angka partisipasi murni, angka melek huruf,
dll. Indikator-indikator tersebut merupakan ukuran-ukuran kuantitif
yang lazim digunakan untuk mengukur kinerja pembangunan
pendidikan. Konsekuensi dari globalisasi teknologi informasi yang
semakin terbuka dan serba cepat adalah semakin tingginya
tuntutan terhadap kualitas data. Untuk itu BPS Provinsi Jawa
Tengah dan segenap jajarannya telah melakukan upaya untuk
dapat menyajikan data yang semakin akurat dan aktual.
1.2 Tujuan
Maksud dan tujuan utama penyajian publikasi Statistik
Pendidikan Jawa Tengah adalah untuk memberikan
gambaran secara rinci dan menyeluruh mengenai kondisi
dan perkembangan dunia pendidikan di Provinsi Jawa
Tengah baik pada tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.
Kondisi dan perkembangan pendidikan dalam publikasi ini
akan dilihat dari tiga aspek yaitu : sarana dan prasarana
pendidikan, partisipasi sekolah, dan hasil pembangunan
pendidikan.
Indikator-indikator yang merupakan ukuran-ukuran kuantitif yang lazim digunakan untuk mengukur kinerja pembangunan pendidikan antara lain angka partisipasi sekolah, angka partisipasi murni, angka melek huruf, dll.
Memberikan gambaran secara rinci dan menyeluruh mengenai kondisi dan perkembangan dunia pendidikan di Provinsi Jawa Tengah.
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 3
Secara keseluruhan, publikasi ini menyajikan data dan
informasi dunia pendidikan yang sangat bermanfaat sebagai
bahan pencerahan, monitor dan evaluasi kebijakan maupun
program pembangunan di bidang pendidikan. Dalam jangka
pendek, informasi yang disajikan dalam publikasi ini
diharapkan dapat pula digunakan sebagai evaluasi
penyelenggaraan program wajib belajar pendidikan dasar
sesuai dengan target yang tertuang dalam UUD Tahun 1945
dan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
1.3 Sistematika Penyajian
Bagian awal publikasi ini menyajikan abstraksi untuk
memberikan gambaran ringkas dan menyeluruh kepada
pembaca atas keseluruhan kandungan publikasi.
Pembahasan utama dirinci ke dalam lima bab sesuai tema
statistik pendidikan dengan sistematika sebagai berikut :
Bab 1 berisi latar belakang penyusunan publikasi, tujuan
dan sistematika penyajian.
Bab 2 menjelaskan tentang metodologi yang digunakan
dalam pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data yang
mencakup sumber data, keterwakian sampel, konsep dan
definisi, keterbatasan data, serta metode analisis.
Bab 3 menyajikan pembahasan mengenai sarana dan
prasarana pendidikan yang mencakup informasi umum
tentang sarana ke sekolah, penggunaan internet, biaya
pendidikan dan beasiswa/bantuan pendidikan.
Bab 4 tentang partisipasi pendidikan yang meliputi
pendidikan anak usia dini, partisipasi sekolah, serta
pendidikan kesetaraan.
Bab 5 membahas tentang hasil-hasil pembangunan
pendidikan yang antara lain dicerminkan oleh angka melek
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
4 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
huruf, rata-rata lama sekolah, pendidikan tertinggi yang
ditamatkan, dan putus sekolah.
Data-data pendidikan yang ditampilkan pada tingkat
kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel-tabel lampiran.
Penjelasan keterwakilan sampel disajikan dalam metodologi.
ht t p
: / / j at e
ng
. bp
s. g
o. i d
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 5
BAB 2 METODOLOGI
2.1 Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam publikasi ini adalah data hasil
Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Tahun 2014. Jenis data
yang digunakan adalah :
a. Data Kor Susenas Tahun 2014, sebagai dasar untuk
memperoleh gambaran makro mengenai pendidikan
seperti sarana prasarana pendidikan, partisipasi
pendidikan, dan hasil pembangunan pendidikan.
b. Data Modul Konsumsi Tahun 2014, sebagai dasar untuk
memperoleh gambaran makro mengenai konsumsi rumah
tangga terkait dengan pengeluaran rumahtangga untuk
pendidikan.
Susenas merupakan survei yang dirancang untuk mengumpulkan
data sosial kependudukan yang cakupannya relatif sangat luas,
meliputi keseluruhan aspek sosial dan ekonomi penduduk. BPS
melaksanakan Susenas sejak tahun 1963. Dalam dua dekade
terakhir, sampai dengan tahun 2010, pengumpulan data Susenas
dibagi menjadi Kor (dilaksanakan setiap tahun) dan Modul (3
tahun sekali) yang meliputi Modul Konsumsi dan Pengeluaran,
Modul Kesehatan dan Perumahan, serta Modul Sosial Budaya dan
Pendidikan yang pelaksanaannya dilakukan secara bergantian.
Pada tahun 2011 terjadi perubahan, pengumpulan data konsumsi
dan pengeluaran dilakukan secara triwulanan (triwulan I-IV) yaitu
bulan Maret, Juni, September, dan Desember bersamaan dengan
Kor.
2.2 Ruang Lingkup
Pelaksanaan Susenas Kor 2014 mencakup 27 520 rumah tangga
sampel yang tersebar di seluruh kabupaten/kota di Jawa Tengah,
dimana setiap triwulan didistribusikan sebanyak 6 880 rumah
Sumber data : Data Kor Susenas Tahun 2014; Data Modul Konsumsi Tahun 2014.
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
6 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
tangga. Data hasil pencacahan Kor setiap triwulan hanya dapat
disajikan untuk estimasi tingkat provinsi, sedangkan dari
kumulatif pelaksanaan pencacahan Kor selama empat triwulan
datanya dapat disajikan sampai dengan tingkat kabupaten/kota.
Publikasi Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 menampilkan
hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional Tahun 2014. Untuk data
tahun 2011, 2012, dan tahun 2013 menggunakan data
backcasting dengan penimbang angka proyeksi penduduk hasil
Sensus Penduduk Tahun 2010, sehingga data yang disajikan
pada publikasi ini berbeda dengan data yang tersaji pada
Publikasi Statistik Pendidikan Jawa Tengah Tahun 2013.
2.3 Kerangka Sampel
Kerangka sampel yang digunakan terdiri dari tiga jenis, yaitu
kerangka sampel untuk penarikan sampel tahap pertama,
kerangka sampel untuk penarikan tahap kedua dan kerangka
sampel untuk penarikan sampel tahap ketiga.
• Kerangka sampel pemilihan tahap pertama adalah daftar
wilayah pencacahan (wilcah) SP2010 yang disertai dengan
informasi banyaknya rumah tangga hasil listing SP2010
(Daftar RBL1).
• Kerangka sampel pemilihan tahap kedua adalah daftar blok
sensus pada setiap wilcah terpilih.
• Kerangka sampel pemilihan tahap ketiga adalah daftar
rumah tangga pada blok sensus terpilih yang telah
dimutakhirkan menjelang pelaksanaan survei. Rumah tangga
tidak termasuk rumah tangga khusus seperti panti asuhan,
barak polisi/militer, dan penjara.
2.4 Pemilihan Sampel
Metode sampling yang digunakan yaitu penarikan tiga tahap
berstrata. Tahapan dari metode ini diuraikan sebagai berikut :
• Tahap pertama, memilih sampel wilcah secara pps
(Probability Proportional to Size) dengan size banyaknya
rumah tangga SP2010. Kemudian wilcah yang terpilih
tersebut dialokasikan secara acak ke dalam 4 (empat)
Jumlah sampel selama setahun 27 520 rumah tangga.
Jumlah sampel dalam 1 Blok Sensus sebanyak 10 rumah tangga.
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 7
triwulan. Keseluruhan sampel wilcah diambil sebanyak 2 752
wilcah, masing-masing triwulanan sebanyak 688 wilcah.
• Tahap kedua, memilih BS pada setiap wilcah terpilih Susenas
Triwulan I, II, III, dan IV.
• Tahap ketiga, dari setiap blok sensus terpilih Susenas yang
sudah dilakukan pemutakhiran listing rumah tangga hasil
Sensus Penduduk tahun 2010, dipilih sebanyak 10 rumah
tangga secara sistematik. Pemilihan sampel rumah tangga di
beberapa lokasi menggunakan program komputer yang telah
disiapkan dari BPS Pusat setelah hasil pemutakhiran di entri.
Pengumpulan data di setiap rumah tangga terpilih dilakukan
wawancara langsung antara petugas pencacah dengan
responden. Keterangan individu dikumpulkan melalui wawancara
dengan individu yang bersangkutan, sedangkan keterangan
tentang rumah tangga dikumpulkan melalui wawancara dengan
kepala rumah tangga, suami/istri kepala rumah tangga, atau
anggota rumah tangga lain yang mengetahui karakteristik yang
ditanyakan.
2.5 Keterwakilan Sampel
Keterwakilan sampel dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu banyaknya
sampel, kesalahan sampling (sampling error), dan kesalahan non
sampling atau human errors (non sampling error). Keterwakilan
sampel ini mempengaruhi estimasi hasil pendataan.
(1) Banyaknya sampel
Semakin banyak atau semakin besar jumlah sampel
dalam suatu survei, maka estimasi yang dihasilkan akan
semakin mendekati karakteristik populasinya.
(2) Kesalahan non sampling (Non Sampling Error)
Non sampling error merupakan kesalahan yang muncul
pada saat pelaksanaan survei dan atau saat pengolahan
data. Contoh dalam pelaksanaan survei :
(i) Penggunaan konsep dan definisi yang salah oleh
petugas akibat kesalahan penyampaian dari
instruktur ke petugas pencacah maupun pengawas;
(ii) Tidak ditemukannya rumah tangga sampel;
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara langsung antara petugas pencacah dengan responden (rumah tangga terpilih).
Banyaknya sampel, kesalahan sampling dan kesalahan non sampling mempengaruhi estimasi hasil pendataan.
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
8 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
(iii) Kesalahan pengertian antara responden dan petugas
pencacah pada saat wawancara.
Sedangkan kesalahan pada saat pengolahan :
(i) Kesalahan pada saat perekaman data (entry data);
(ii) Kesalahan editing dan coding.
Meskipun berbagai upaya telah dilakukan sejak perencanaan
sampai dengan pelaksanaan pendataan yang bertujuan untuk
memperkecil jenis kesalahan ini, namun kesalahan non sampling
tidak dapat dihilangkan sama sekali serta sulit untuk dievaluasi
secara statistik.
(3) Kesalahan sampling (Sampling Error)
Sampling error merupakan kesalahan yang muncul akibat
dari penggunaan teknik sampling dalam suatu survei.
Estimasi yang dihasilkan dalam survei tidak terlepas dari
sampling variability. Secara statistik, besarnya sampling
error dapat ditunjukkan oleh besarnya angka galat baku
(standard error/SE). Untuk mengukur sejauh mana
sampel yang digunakan sudah cukup menggambarkan
keadaan parameter populasi digunakan Relative
Standard Error (RSE), yaitu hasil bagi SE dengan nilai
estimasi suatu variabel, yang dinyatakan dalam
persentase (%).
2.6 Konsep dan Definisi
a) Tipe Daerah menggambarkan kelompok desa/kelurahan
yang termasuk daerah perkotaan atau perdesaan.
Penentuan suatu desa/kelurahan termasuk perkotaan
atau perdesaan menggunakan suatu indikator komposit
(indikator gabungan) yang skor atau nilainya didasarkan
pada skor atau nilai-nilai tiga buah variabel, yaitu
kepadatan penduduk, persentase rumah tangga
pertanian, dan akses ke fasilitas perkotaan.
b) Blok Sensus adalah bagian dari desa/kelurahan yang
merupakan daerah kerja dari seorang petugas pencacah
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 9
survei/sensus dengan pendekataan rumah tangga yang
dilaksanakan BPS.
c) Rumah Tangga Biasa dan Rumah Tangga Khusus
Rumah Tangga Biasa adalah seseorang atau sekelompok
orang yang mendiami atau tinggal bersama di sebagian
atau seluruh bangunan fisik/bangunan sensus dan
biasanya makan dari satu dapur. Yang dimaksud satu
dapur adalah jika pengurusan kebutuhan sehari-hari
dikelola menjadi satu. Beberapa orang yang bersama-
sama mendiami satu kamar dalam satu bangunan sensus
walaupun mengurus makannya sendiri-sendiri dianggap
satu rumah tangga biasa.
Rumah Tangga Khusus adalah orang yang tinggal di
asrama seperti asrama perawat, asrama mahasiswa dan
asrama TNI/Polisi, panti asuhan, panti jompo, dan
sekelompok orang yang mondok dengan makan
(indekost) berjumlah 10 orang atau lebih.
d) Kepala Rumah Tangga (KRT) dan Anggota Rumah Tangga
(ART)
Kepala Rumah Tangga (KRT) adalah salah seorang dari
Anggota Rumah Tangga (ART) yang bertanggungjawab
atas pemenuhan kebutuhan sehari-hari di rumah tangga
atau yang dituakan/dianggap/ditunjuk sebagai KRT.
Anggota Rumah Tangga (ART) adalah semua orang yang
biasanya bertempat tinggal di suatu rumah tangga, baik
yang pada waktu pencacahan berada di rumah tangga
tersebut maupun yang sedang bepergian kurang dari 6
bulan dan tidak berniat pindah.
Tidak termasuk anggota rumah tangga yaitu orang yang
telah bepergian selama 6 bulan atau lebih, atau kurang
dari 6 bulan tetapi dengan tujuan pindah (akan
meninggalkan rumah selama 6 bulan atau lebih).
Di sisi lain, orang yang telah 6 bulan atau lebih tinggal di
rumah tangga yang sedang dicacah atau yang telah
tinggal kurang dari 6 bulan tetapi berniat menetap
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
10 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
dianggap sebagai anggota rumah tangga dari rumah
tangga yang sedang dicacah tersebut.
e) Sarana pergi ke sekolah adalah sarana yang biasanya
digunakan untuk pergi-pulang bersekolah. Sarana ini
terdiri dari kendaraan umum, kendaraan pribadi, dan
jalan kaki.
f) Biaya pendidikan adalah semua biaya yang dikeluarkan
atau seharusnya dikeluarkan, baik yang sudah dibayarkan
maupun yang belum dibayarkan (berupa uang atau
barang) untuk membiayai hal-hal yang berkaitan dengan
pendidikan responden.
g) Beasiswa adalah bantuan dana pendidikan yang diberikan
kepada peserta didik yang berprestasi.
Bantuan Pendidikan adalah bantuan dana pendidikan
yang diberikan kepada peserta didik yang bukan karena
prestasi, baik berupa uang atau barang, seperti :
Beasiswa Miskin, Bantuan Pendidikan dari PNPM (buku,
sepatu, uang transport), beasiswa yang diperoleh karena
tugas belajar dan sekolah ikatan dinas. Sumber
beasiswa/bantuan pendidikan bisa berasal dari BSM
(Bantuan Siswa Miskin; bantuan/beasiswa pemerintah
lainnya; lembaga non pemerintah; sekolah maupun
perorangan).
h) Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang
terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi,
meliputi SD/MI/sederajat, SMP/MTs/sederajat,
SM/MA/sederajat dan PT.
Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar
pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara
terstruktur dan berjenjang (Paket A/B/C).
Pendidikan formal maupun non formal yang dimaksud
disini adalah yang berada dibawah pengawasan
Kementerian Pendidikan Kebudayaan (Kemdikbud)
maupun kementerian lainnya.
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 11
i) Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani
anak agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
lebih lanjut.
j) Tidak/belum pernah sekolah adalah tidak/belum pernah
terdaftar dan aktif mengikuti pendidikan di suatu jenjang
pendidikan, termasuk yang tamat Taman Kanak-kanak
tetapi tidak melanjutkan ke Sekolah Dasar.
Masih bersekolah adalah apabila terdaftar dan aktif
mengikuti proses belajar di suatu jenjang pendidikan
formal dan non formal (Paket A, Paket B, dan Paket C),
baik yang berada dibawah pengawasan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Kementerian
Agama (Kemenag), Instansi Negeri lain maupun Instansi
swasta.
Tidak bersekolah lagi adalah pernah terdaftar dan aktif
mengikuti pendidikan baik di suatu jenjang pendidikan
formal maupun non formal (Paket A/B/C), tetapi pada
saat pencacahan tidak lagi terdaftar dan tidak lagi aktif.
k) Partisipasi Pendidikan
Angka Partisipasi Sekolah (APS) adalah proporsi
penduduk pada kelompok umur jenjang pendidikan
tertentu yang masih bersekolah terhadap penduduk pada
kelompok umur tertentu.
Angka Partisipasi Murni (APM) adalah proporsi penduduk
pada kelompok umur jenjang pendidikan tertentu yang
masih bersekolah pada jenjang pendidikan yang sesuai
dengan kelompok umurnya terhadap penduduk pada
kelompok umur tersebut.
Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah proporsi penduduk
yang masih bersekolah pada suatu jenjang pendidikan
tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok umur yang
sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut.
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
12 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
l) Angka Putus Sekolah (APTs) adalah proporsi penduduk
pada kelompok umur jenjang pendidikan tertentu yang
putus sekolah pada jenjang pendidikan yang sesuai
dengan kelompok umurnya terhadap penduduk pada
kelompok umur tersebut.
Angka Melanjutkan adalah proporsi penduduk pada
kelompok umur tertentu yang telah tamat pendidikan
pada jenjang pendidikan tertentu dan melanjutkan
bersekolah pada jenjang yang lebih tinggi sesuai dengan
kelompok umurnya terhadap penduduk pada kelompok
umur tersebut.
m) Angka Melek Huruf adalah proporsi penduduk kelompok
umur tertentu yang dapat membaca dan menulis huruf
Latin, huruf Arab, atau huruf Lainnya.
n) Tamat sekolah adalah telah menyelesaikan pelajaran
pada kelas/tingkat terakhir suatu jenjang pendidikan di
sekolah negeri maupun swasta dengan mendapatkan
tanda tamat/ijazah. Seorang yang belum mengikuti
pelajaran pada kelas tertinggi tetapi jika ia mengikuti ujian
dan lulus maka dianggap tamat.
o) Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan adalah jenjang
pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh seseorang,
yang ditandai dengan sertifikat/ijazah.
SD/MI meliputi Sekolah Dasar, Madrasah Ibtidaiyah dan
sederajat.
SMP/MTs meliputi jenjang pendidikan SMP Umum,
Madrasah Tsanawiyah, SMP Kejuruan dan sederajat.
SM/MA meliputi jenjang pendidikan Sekolah Menengah
Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK),
Madrasah Aliyah (MA) dan sederajat.
PT meliputi jenjang pendidikan Diploma I/II/III, DIV/S1,
S2/S3 dan sederajat.
p) Alasan tidak/belum pernah/tidak bersekolah lagi :
Tidak ada biaya, apabila responden atau keluarganya
tidak mampu menyediakan biaya pendidikan.
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 13
Bekerja/mencari nafkah adalah bekerja dengan maksud
untuk memperoleh atau membantu memperoleh
penghasilan atau keuntungan.
Menikah/mengurus rumah tangga, apabila responden
merasa sangat sibuk mengurus rumah tangga atau tidak
pantas bersekolah setelah menikah/berkeluarga.
Merasa pendidikan cukup, apabila responden
menganggap bekal pendidikan yang dikuasai sudah
cukup, dan tidak perlu lagi bersekolah ke
kelas/tingkat/jenjang yang lebih tinggi.
Belum cukup umur, apabila responden yang bersangkutan
umurnya belum mencukupi untuk bersekolah.
Malu karena ekonomi, apabila responden merasa malu
karena keadaan ekonomi keluarga.
Sekolah jauh, apabila responden menganggap jarak
sekolah dengan tempat tinggal terlalu jauh, sehingga
sukar untuk dicapai.
Cacat, apabila responden menganggap dengan kecacatan
yang dideritanya menjadi halangan bagi responden untuk
bersekolah.
Menunggu pengumuman, apabila responden sudah
mendaftar sekolah namun belum ada pengumuman di
terima atau tidak.
Tidak diterima, adalah suatu keadaan dimana responden
tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan di sekolah
yang ia daftar, misalnya tidak lulus dalam ujian masuk.
Lainnya, adalah alasan selain yang telah disebut diatas.
Contoh : sakit atau pikiran tidak mampu, termasuk
dikeluarkan dari sekolah.
q) Mengakses internet adalah apabila seseorang
meluangkan waktu untuk mengakses internet, sehingga ia
dapat memanfaatkan atau menikmati fasilitas internet
seperti : mencari literature/referensi, mencari/mengirim
informasi/berita, komunikasi, e-mail/chatiing, dll.
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
14 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
2.7 Keterbatasan Data
Survei-survei dengan pendekatan rumah tangga yang
diselenggarakan BPS, termasuk Susenas hanya mencakup
populasi yang tinggal di suatu rumah tangga biasa. Penduduk
yang tinggal di rumah tangga khusus, seperti asrama, penjara dan
sejenisnya tidak dicakup.
2.8 Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam kajian ini adalah analisis
deskriptif satu atau dua sektor dengan penyajian data dalam
bentuk tabel ulasan sederhana dan visualiasi berupa
gambar/grafik untuk memudahkan pembaca dalam
memahaminya. Analisis yang disajikan disertai dengan analisis
diferensial untuk melihat perbedaan pola serta gambaran antar
daerah perkotaan dan perdesaan serta antar wilayah
kabupaten/kota. Selain itu disertakan juga analisis tren dalam
upaya memperoleh gambaran secara rinci mengenai
perkembangan pendidikan selama beberapa periode waktu. Pada
akhir publikasi ini dilengkapi pula dengan tabel lampiran untuk
melihat data pada tingkat kabupaten/kota.
Keterbatasa data : Sumber data berasal dari data survei dengan sampel rumah tangga biasa.
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 15
BAB 3 PENUNJANG PENDIDIKAN
Dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar setiap warga
negara untuk memperoleh pendidikan yang bermutu,
penyelenggara pendidikan berkewajiban untuk menyediakan
penunjang pendidikan yang sesuai dengan standar nasional
pendidikan.
Mutu pendidikan nasional tidak dapat dilepaskan dari
ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan yang
berkualitas dan merata. Sarana prasarana merupakan
media atau alat material yang berperan dalam kegiatan
belajar mengajar secara langsung. Selain itu maju tidaknya
mutu pendidikan juga tidak terlepas dari faktor internal yang
dimiliki dari setiap individu itu sendiri, seperti sarana
transportasi yang digunakan menuju sekolah, kemampuan
membayar biaya pendidikan, dan lain-lain.
Gambaran faktor internal rumah tangga dalam upaya
memperoleh pendidikan yang layak bagi seluruh warga
negara akan dibahas pada bab ini, dimulai dari kemudahan
penduduk dalam mengakses pendidikan baik dari aspek
sarana ke sekolah, penggunaan internet, biaya pendidikan
termasuk bantuan pendidikan yang diterima rumah tangga.
3.1 Sarana ke Sekolah
Penunjang kegiatan pendidikan yang tidak kalah penting adalah
sarana transportasi ke sekolah. Lokasi sekolah yang jauh dan sulit
dijangkau dapat menjadi penghambat upaya peningkatan kualitas
pengajaran peserta didik.
Pembangunan sekolah diupayakan supaya terletak pada lokasi
yang mudah dijangkau, atau tersedia sarana transportasi yang
Mutu pendidikan nasional tidak terlepas dari ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan yang berkualitas dan merata.
Kemudahan akses dari/ke sekolah merupakan indikator pemerataan fasilitas sarana pendidikan.
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
16 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
memadai. Kemudahan akses dari dan menuju ke sekolah dapat
menjadi indikator pemerataan fasilitas sarana pendidikan.
Tabel 3.1 Persentase Siswa Usia 5 Tahun ke Atas menurut Tipe Daerah, Sarana Transportasi Rutin ke Sekolah dan Jenjang Pendidikan, 2014
SD/MI SMP/MTs SM/MA PT
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Perkotaan
Tanpa Kendaraan 54,17 25,55 17,82 32,46 39,06
Kendaraan Pribadi 41,91 53,74 58,67 60,75 49,61
Kendaraan Umum 1,89 19,48 21,28 5,36 9,51
Kendaraan Dinas 0,06 0,19 0,00 0,35 0,11
Lainnya 1,97 1,04 2,23 1,08 1,71
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Perdesaan
Tanpa Kendaraan 68,17 31,82 16,82 61,07 51,89
Kendaraan Pribadi 29,39 44,42 60,43 35,40 37,68
Kendaraan Umum 1,70 21,51 19,58 2,46 8,97
Kendaraan Dinas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Lainnya 0,74 2,25 3,17 1,07 1,46
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Perkotaan+Perdesaan
Tanpa Kendaraan 62,02 29,01 17,35 43,09 45,83
Kendaraan Pribadi 34,89 48,60 59,50 51,34 43,31
Kendaraan Umum 1,78 20,60 20,48 4,28 9,22
Kendaraan Dinas 0,03 0,08 0,00 0,22 0,05
Lainnya 1,28 1,71 2,67 1,07 1,59
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Tipe Daerah/Sarana Transportasi
Rutin ke Sekolah
Jenjang Pendidikan
Total
Tabel 3.1 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa pergi
ke sekolah tanpa kendaraan (45,83 persen). Dilihat berdasarkan
jenjang pendidikan, sebagian besar siswa SD/MI (62,02 persen)
pergi ke sekolah tanpa kendaraan, hal ini menggambarkan jarak
tempuh ke SD/MI yang relatif dekat. Instruksi Presiden (Inpres)
Tahun 1973 tentang pembangunan SD di setiap desa/kelurahan
memudahkan masyarakat untuk menyekolahkan anak di sekitar
daerah tempat tinggal. Pada jenjang SMP, SM dan PT sebagian
besar siswanya pergi ke sekolah dengan menggunakan kendaraan
pribadi dengan persentase masing-masing sebesar 48,60 persen,
59,50 persen, 51,34 persen.
Sarana transportasi terbanyak yang digunakan oleh siswa di
daerah perkotaan adalah kendaraan pribadi (49,61 persen).
Sebagian besar siswa pergi ke sekolah tanpa kendaraan.
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 17
Kondisi ini berbeda dengan di daerah perdesaan, dimana lebih
banyak siswa yang tidak menggunakan kendaraan ketika menuju
ke sekolah (51,89 persen).
3.2 Penggunaan Internet
Sebelum adanya Internet, salah satu masalah yang dihadapi oleh
pendidikan (di seluruh dunia) adalah akses kepada sumber
informasi. Dengan adanya internet, kita bisa mengakses informasi
sebanyak-banyaknya, baik informasi berupa artikel, gambar,
ataupun video.
Di era modern seperti saat ini, internet sudah menjadi salah satu
media yang sangat penting bagi siapapun dalam memperluas
wawasannya. Manfaat Internet sekarang sudah dapat dirasakan
oleh berbagai kalangan. Manfaat Internet sebagai salah satu
media terbesar di dunia bisa digunakan sebagai pendorong
majunya pendidikan masa depan. Kehadiran internet bukanlah
pengganti sistem pendidikan melainkan lebih bersifat penambah
dan pelengkap.
Selain memberikan manfaat bagi siswa, internet juga dapat
memberikan dampak yang buruk. Hal ini dikarenakan internet
tidak hanya menyajikan informasi-informasi positif saja, namun
juga informasi-informasi yang bersifat negatif. Oleh karena itu
penggunaan internet oleh siswa sebaiknya mendapat pengawasan
dari orang tua maupun lingkungan sekitarnya.
Tabel 3.2 memperlihatkan persentase siswa sekolah yang
mengakses internet selama 3 bulan terakhir baik ketika dia
mengakses internet di rumah sendiri, di warnet, di kantor, dengan
menggunakan HP/ponsel, maupun mengakses dengan
menggunakan modem portable.
Secara umum, persentase siswa yang mengakses internet
ternyata lebih sedikit (30,86 persen) dibandingkan dengan siswa
yang tidak mengakses internet (69,14 persen). Adapun siswa di
perkotaan lebih banyak yang sudah mengakses internet (40,18
persen) daripada di perdesaan (22,52 persen). Hal ini
menunjukkan bahwa kesadaraan mengakses internet juga
Internet merupakan salah satu media terbesar di dunia yang bisa digunakan sebagai pendorong majunya pendidikan masa depan.
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
18 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
dipengaruhi oleh ketersediaan sarana prasarana teknologi yang
memberikan kemudahan dalam mengakses internet, misalnya
tersedianya warnet, wifi gratis, dan lain-lain.
Tabel 3.2 Persentase Siswa Usia 5 Tahun ke Atas menurut Tipe Daerah, Kegiatan Mengakses Internet dan Jenjang Pendidikan, 2014
Ya Tidak
(1) (2) (3) (4)
Perkotaan
SD/MI 10,46 89,54 100,00
SMP/MTs 59,03 40,97 100,00
SM/MA 78,73 21,27 100,00
PT 72,50 27,50 100,00
Total 40,18 59,82 100,00
Perdesaan
SD/MI 3,34 96,66 100,00
SMP/MTs 36,33 63,67 100,00
SM/MA 69,71 30,29 100,00
PT 36,50 63,50 100,00
Total 22,52 77,48 100,00
Perkotaan+Perdesaan
SD/MI 6,47 93,53 100,00
SMP/MTs 46,51 53,49 100,00
SM/MA 74,48 25,52 100,00
PT 59,13 40,87 100,00
Total 30,86 69,14 100,00
Tipe Daerah/Jenjang Pendidikan
Akses Internet
Jumlah
Tabel 3.3, di lihat dari lokasi/media dalam mengakses internet,
sebagian besar siswa menggunakan fasilitas warnet untuk
mengakses internet (39,69 persen). Sebagian besar pengguna
internet melalui warnet adalah siswa SMP/MTs (46,93 persen).
Sebanyak 34,90 persen siswa juga menggunakan HP/ponselnya
untuk mengakses internet. Hal ini terjadi karena pada era
komunikasi sekarang ini, peran media sosial sudah sangat
menjamur dikalangan masyarakat. Media sosial bisa diakses
melalui media apapun termasuk dengan menggunakan
HP/Ponsel. Pengguna internet terbanyak melalui media HP/ponsel
adalah mahasiswa yang sudah duduk di perguruan tinggi (49,54
persen). Pola yang hampir sama terjadi baik di daerah perkotaan
maupun perdesaan.
Siswa di perkotaan lebih banyak yang mengakses internet dibandingkan dengan siswa di perdesaan.
Lebih banyak siswa yang yang tidak mengakses internet dibandingkan yang mengakses internet.
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 19
Tabel 3.3 Persentase Siswa Usia 5 Tahun ke Atas menurut Tipe Daerah, Lokasi/Media Mengakses Internet dan Jenjang Pendidikan, 2014
SD/MI SMP/MTs SM/MA PT
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Perkotaan
Rumah Sendiri 16,88 4,85 5,24 12,54 8,16
Warnet 33,29 50,47 42,14 17,97 41,07
Kantor 0,00 0,12 0,00 2,96 0,37
Sekolah 8,27 15,11 12,35 5,38 11,89
HP/Ponsel 28,25 25,40 36,26 50,37 31,93
Lainnya 13,31 4,05 4,01 10,78 6,58
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Perdesaan
Rumah Sendiri 5,74 2,09 1,82 8,37 2,79
Warnet 20,53 42,53 39,78 24,83 37,82
Kantor 0,00 0,00 0,17 5,76 0,41
Sekolah 14,13 20,82 13,93 2,76 16,25
HP/Ponsel 48,57 32,16 42,17 47,50 38,92
Lainnya 11,03 2,40 2,13 10,78 3,81
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Perkotaan+Perdesaan
Rumah Sendiri 13,48 3,62 3,56 11,33 5,88
Warnet 29,39 46,93 40,98 19,96 39,69
Kantor 0,00 0,07 0,09 3,77 0,39
Sekolah 10,06 17,65 13,13 4,62 13,74
HP/Ponsel 34,46 28,41 39,17 49,54 34,90
Lainnya 12,61 3,32 3,07 10,78 5,40
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Jenjang Pendidikan Total
Tipe Daerah/Lokasi/Media Akses
Gambaran menarik dari data yang tersaji di Tabel 3.3 adalah
adanya siswa pengguna internet yang masih bersekolah pada
jenjang SD/MI, SMP/MTs, dan SM/MA yang mengakses internet
melalui kantor. Hal ini dimungkinkan karena anggota rumah
tangga menggunakan fasilitas internet yang tersedia di kantor
kerabat/keluarganya.
Yang dimaksud dengan mengakses internet di kantor bila anggota
rumah tangga mengakses internet menggunakan PC/Laptop yang
terhubung dengan line telepon/PSTN (Public Switched Telephone
Network) yang ada di kantor.
Sebagian besar siswa menggunakan fasilitas warnet untuk mengakses internet.
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
20 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Gambar 3.1 Persentase Siswa Usia 10 tahun ke Atas yang Mengakses Internet Selama Tiga Bulan Terakhir menurut Jenjang Pendidikan, 2014
0
10
20
30
40
50
60
70
80
SD/MI SMP/MTs SM/MA PT Jumlah
10,87
46,51
74,48
59,13
41,59
Gambar 3.1 menunjukkan informasi tentang persentase siswa
berusia 10 tahun ke atas yang selama 3 bulan terakhir mengakses
internet berdasarkan hasil Susenas 2014. Dari gambar tersebut
terlihat bahwa persentase siswa berusia 10 tahun ke atas yang
selama 3 bulan terakhir mengakses internet sebesar 41,59
persen.
Dilihat menurut jenjang pendidikan, seiring meningkatnya jenjang
pendidikan maka persentase siswa yang mengakses internet
semakin meningkat. Siswa SD/MI yang mengakses internet
sebesar 10,87 persen, SMP/MTs sebesar 46,51 persen, SM/MA
sebesar 74,48 persen dan PT sebesar 59,13 persen. Mahasiswa
di PT dituntut untuk selalu mengembangkan potensi dan
mengikuti perkembangan zaman, sehingga untuk mahasiswa
internet sudah menjadi suatu kebutuhan.
Dibandingkan menurut tipe daerah, persentase siswa yang
mengakses internet di perkotaan (53,20 persen) hampir dua kali
lipat lebih tinggi dibandingkan di perdesaan (30,99 persen).
Kondisi yang sama terjadi pada semua jenjang pendidikan.
Bahkan untuk jenjang SD/MI persentase siswa yang mengakses
internet di daerah perkotaan (17.85) mencapai lebih dari empat
kali lipat dibandingkan di perdesaan (5,81 persen). Hal ini
Semakin tinggi jenjang pendidikan semakin banyak siswa yang mengakses internet, kecuali pada jenjang Perguruan Tinggi. ht
tp://j
aten
g.bp
s.go.
id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 21
disebabkan aksesibilitas jaringan internet biasanya lebih tersedia
di daerah perkotaan.
Gambar 3.2 Persentase Siswa Berusia 10 tahun ke Atas yang Mengakses Internet Selama Tiga Bulan Terakhir menurut Tipe Daerah dan Jenjang Pendidikan, 2014
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Perkotaan Perdesaan
17,85
5,81
59,03
36,33
78,73
69,71 72,50
36,50
53,20
30,99
SD/MI SMP/MTs SM/MA PT Jumlah
Gambar 3.3 Persentase Siswa Berusia 10 tahun ke Atas yang Mengakses Internet Selama Tiga Bulan Terakhir menurut Jenis Kelamin dan Jenjang Pendidikan, 2014
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Laki‐laki Perempuan
10,63 11,13
43,91
49,20
71,48
77,72
60,17 58,17
39,88 43,40
SD/MI SMP/MTs SM/MA PT Jumlah
Pada umumnya perempuan mempunyai kecenderungan yang lebih
tinggi dalam mengakses internet dibanding laki-laki (43,40 persen
berbanding 39,88 persen). Kondisi yang sama terjadi pada jenjang
pendidikan baik SD/MI, SMP/MTs, dan SM/MA, dimana
Siswa perempuan lebih banyak yang mengakses internet dibandingkan siswa laki-laki pada semua jenjang pendidikan kecuali di PT.
Siswa di perkotaan lebih banyakyang mengakses internet daripada di perdesaan.
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
22 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
perempuan yang mengakses internet lebih tinggi dibanding laki-
laki. Namun pada jenjang PT, persentase laki-laki yang mengakses
internet sebesar 60,17 persen sedikit lebih tinggi dibanding
perempuan sebesar 58,17 persen.
3.3 Biaya Pendidikan
Dalam UU Nomor 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional
disebutkan bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang
sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Untuk
memenuhi hak warga negara, pemerintah pusat dan pemerintah
daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta
menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap
warga negara tanpa diskriminasi. Pemerintah pusat dan
pemerintah daerah wajib menjamin tersedianya dana guna
terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang
berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun.
Biaya dalam pendidikan meliputi biaya langsung (direct cost) dan
biaya tidak langsung (Inderect Cost). Biaya langsung terdiri dari
biaya-biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pelaksanaan
pengajaran dan kegiatan belajar siswa, berupa pembelian alat-alat
pelajaran, sarana belajar, biaya transportasi, gaji guru, baik yang
dikeluarkan pemerintah, orang tua, maupun siswa sendiri.
Sedangkan biaya tidak langsung berupa keuntungan yang hilang
(oportunity cost) yang dikorbankan oleh siswa selama belajar.
Biaya pendidikan yang dicakup dalam Susenas merupakan
keseluruhan dana yang dikeluarkan oleh penduduk yang masih
bersekolah untuk keperluan penyelenggaraan pendidikan, yang
meliputi:
(i) biaya pendaftaran, yaitu uang pangkal/gedung/daftar ulang;
(ii) biaya operasional, terdiri atas uang SPP, komite sekolah,
praktikum/keterampilan, iuran OSIS, evaluasi/ujian, bahan
penunjang mata pelajaran, seragam sekolah dan olah raga, buku
pelajaran/panduan/diktat, lembar kerja siswa, alat tulis dan
perlengkapannya, kursus yang diselenggarakan sekolah, dan atau
biaya rutin operasional pendidikan lainnya;
(iii) biaya transportasi dan uang saku.
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 23
Tabel 3.4 Pengeluaran Per Kapita Per Bulan Biaya Pendidikan menurut Tipe Daerah dan Jenis Pengeluaran Pendidikan, 2014 (Rupiah)
Perkotaan PerdesaanPerkotaan+Perdesaan
(1) (2) (3) (4)
Sumbangan Pembangunan Sekolah 3 945 2 357 3 086
Uang Sekolah (SPP) dan iuran BP3/POMG 22 233 12 170 16 786
Iuaran Sekolah lainnya 3 366 1 815 2 526
Buku Pelajaran, fotocopy bahan pelajaran 2 479 1 725 2 071
Alat-alat tulis 1 131 901 1 006
Uang Kursus 1 046 406 699
Tipe DaerahJenis Pengeluaran Biaya Pendidikan
Dirinci menurut jenis pengeluaran pendidikan, terlihat bahwa
pengeluaran pendidikan terbesar berasal dari jenis pengeluaran
uang sekolah (SPP) dan iuran BP3/POMG. Biaya pendidikan per
kapita untuk jenis pengeluaran ini di daerah perkotaan sebesar
Rp. 22 233,- dan di daerah perdesaan Rp. 12 170,-. Sementara
total pengeluaran untuk uang sekolah (SPP) dan iuran BP3/POMG
sebesar Tp. 16 786,- per kapita per bulan.
Jenis pengeluaran lain yang cukup besar adalah untuk sumbangan
pembangunan sekolah, dimana untuk daerah perkotaan sebesar
Rp. 3 945,- , untuk daerah perdesaan sebesar Rp. 2 357,- dan
untuk daerah perkotaan dan perdesaan sebesar Rp. 3 086,- per
kapita per bulan.
3.4 Beasiswa
Beasiswa merupakan pemberian berupa bantuan keuangan yang
diberikan kepada perorangan yang bertujuan untuk meringankan
beban biaya pendidikan yang dikeluarkan demi keberlangsungan
pendidikan yang ditempuh. Beasiswa dapat diberikan oleh
lembaga pemerintah, perusahaan ataupun yayasan. Pemberian
beasiswa dapat dikategorikan pada pemberian cuma-cuma
ataupun pemberian dengan ikatan kerja (biasa disebut ikatan
dinas) setelah selesainya pendidikan.
Jenis pengeluaran pendidikan terbesar adalah uang sekolah (SPP) dan iuran BP3/POMG.
Beasiswa merupakan bantuan keuangan yang bertujuan untuk meringankan beban biaya pendidikan.
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
24 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 3.5 Persentase Rumah Tangga yang Menerima Beasiswa/Bantuan Pendidikan menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin KRT dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan KRT, 2014
Tdk Tamat SD
SD/MI SMP/MTs SM/MA PT
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Perkotaan
Laki-laki 13,65 14,02 13,41 8,64 4,75 11,48
Perempuan 6,85 9,99 10,28 6,97 2,14 7,80
Laki-laki + Perempuan 11,68 13,49 13,06 8,43 4,48 10,92
Perdesaan
Laki-laki 14,34 14,45 11,68 11,34 3,45 13,36
Perempuan 7,61 13,67 8,32 10,66 2,48 9,86
Laki-laki + Perempuan 12,95 14,38 11,49 11,30 3,36 12,97
Perkotaan+Perdesaan
Laki-laki 14,11 14,30 12,54 9,55 4,42 12,52
Perempuan 7,27 12,02 9,64 7,64 2,21 8,76
Laki-laki + Perempuan 12,49 14,07 12,29 9,35 4,20 12,03
Jenjang Pendidikan Tipe Daerah/Jenis Kelamin
Total
Pada Tabel 3.5 terlihat bahwa persentase rumah tangga yang
menerima beasiswa dengan KRT laki-laki (12,52 persen) sedikit
lebih tinggi dibanding dengan perempuan (8,76 persen). Dilihat
menurut tipe daerah, persentase rumah tangga penerima
beasiswa di daerah perdesaan (12,97 persen) lebih tinggi
dibanding daerah perkotaan (10,92 persen). Sementara itu jika
dirinci berdasarkan jenjang pendidikan yang ditamatkan oleh KRT,
terlihat bahwa persentase tertinggi rumah tangga penerima
beasiswa adalah berada pada jenjang pendidikan SD/MI dan
SMP/MTs dengan persentase masing-masing sebesar 14,07
persen dan 12,29 persen. Hal ini memperlihatkan bahwa secara
ekonomi kemampuan KRT berpendidikan dasar lebih rendah
dibandingkan dengan KRT yang memiliki pendidikan menengah
atau lebih. Sedangkan persentase rumah tangga penerima
beasiswa dengan KRT berpendidikan SM/MA adalah sebesar 9,35
persen, dimana persentase rumah tangga penerima beasiswa di
perdesaan (11,30 persen) lebih besar dibandingkan rumah tangga
penerima beasiswa di perkotaan (8,43 persen). Sebaliknya KRT
dengan pendidikan terakhir PT, persentase rumah tangga
penerima beasiswa di perkotaan (4,48 persen) lebih tinggi
dibanding di daerah perdesaan (3,36 persen).
Rumah tangga dengan KRT laki-laki lebih banyak menerima beasiswa/bantuan pendidikan dibandingkan rumah tangga dengan KRT perempuan.
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 25
Tabel 3.6 Persentase Rumah Tangga Penerima Beasiswa menurut Tipe Daerah, Pendidikan Terakhir yang ditamatkan KRT, dan Sumber Beasiswa/Bantuan, 2014
Tdk Tamat SD
SD/MI SMP/MTs SM/MA PT
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Perkotaan
BSM SD 59,36 58,97 50,49 26,75 9,63 48,68
BSM SMP 20,15 18,41 13,56 17,85 8,84 17,21
BSM SMA 10,70 12,10 16,61 9,58 8,69 12,14
BSM PT 0,83 0,48 0,70 5,00 0,00 1,49
Beasiswa selain BSM Pemerintah 4,10 5,43 9,03 14,95 34,50 9,07
Beasiswa dari lembaga non pemerintah 0,31 2,22 1,79 9,23 6,30 3,36
Beasiswa/Bantuan dari luar negeri 0,00 0,00 0,00 0,37 0,72 0,10
Beasiswa/Bantuan dari perseorangan 0,00 0,49 0,52 0,76 1,20 0,49
Beasiswa/Bantuan dari sekolah 4,55 1,90 7,30 15,51 30,12 7,46
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Perdesaan
BSM SD 62,40 63,91 57,47 45,13 25,00 60,70
BSM SMP 20,23 17,88 16,30 13,28 0,00 17,77
BSM SMA 6,50 6,94 7,89 10,76 0,00 7,24
BSM PT 0,94 0,46 0,00 1,77 0,00 0,65
Beasiswa selain BSM Pemerintah 7,86 5,71 10,71 17,53 57,80 8,38
Beasiswa dari lembaga non pemerintah 0,00 0,64 1,28 3,45 17,20 0,92
Beasiswa/Bantuan dari luar negeri 0,00 0,00 0,00 1,37 0,00 0,13
Beasiswa/Bantuan dari perseorangan 0,21 0,00 0,00 0,00 0,00 0,06
Beasiswa/Bantuan dari sekolah 1,86 4,46 6,35 6,71 0,00 4,15
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Perkotaan+Perdesaan
BSM SD 61,41 62,25 53,67 33,87 12,66 55,70
BSM SMP 20,20 18,06 14,81 16,08 7,10 17,54
BSM SMA 7,88 8,68 12,64 10,04 6,98 9,28
BSM PT 0,90 0,47 0,38 3,75 0,00 1,00
Beasiswa selain BSM Pemerintah 6,63 5,62 9,79 15,95 39,09 8,66
Beasiswa dari lembaga non pemerintah 0,10 1,17 1,56 7,00 8,45 1,94
Beasiswa/Bantuan dari luar negeri 0,00 0,00 0,00 0,76 0,58 0,12
Beasiswa/Bantuan dari perseorangan 0,14 0,17 0,28 0,47 0,97 0,24
Beasiswa/Bantuan dari sekolah 2,74 3,58 6,87 12,08 24,17 5,52
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Tipe Daerah/Sumber Beasiswa/Bantuan
Jenjang Pendidikan Total
Persentase rumah tangga penerima beasiswa menurut sumber
beasiswa ditampilkan pada Tabel 3.6. Sebagian besar sumber
beasiswa yang diterima oleh peserta didik dalam rumah tangga
adalah bantuan/beasiswa yang berasal dari Bantuan Siswa Miskin
(BSM) di tingkat SD/sederajat (55,70 persen), kemudian BSM
Rumah tangga penerima bantuan/beasiswa yang bersumber dari BSM lebih banyak dibandingkan rumah tangga penerima beasiswa/bantuan yang bersumber dari selain BSM.
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
26 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
SMP/sederajat (17,54 persen), BSM SMA/sederajat (9,28 persen)
dan BSM PT (1,00 persen). Rumah tangga yang menerima
beasiswa selain dari BSM pemerintah sebesar 8,68 persen,
beasiswa/bantuan dari sekolah sebesar 5,52 persen, beasiswa
dari lembaga non pemerintah sebesar 1,94 persen,
beasiswa/bantuan dari perseorangan sebesar 0,24 persen, dan
beasiswa/bantuan dari luar negeri sebesar 0,12 persen.
Hasil Susenas 2014 menunjukkan bahwa rumah tangga penerima
bantuan/beasiswa yang bersumber dari BSM ternyata lebih
banyak dari beasiswa/bantuan yang bersumber selain dari BSM.
Jika dilihat dari jenjang pendidikan terakhir yang ditamatkan KRT,
secara umum, sebagian besar sumber beasiswa/bantuan yang
diterima rumah tangga juga berasal dari BSM SD/MI.
Beasiswa/Bantuan dari BSM SD/MI sebagian besar diterima oleh
rumah tangga yang KRT nya tidak tamat SD, tamat SD/MI, tamat
SMP/MTs, dan tamat SM/MA berturut-turut sebesar 61,41 persen,
62,25 persen, 53,67 persen, dan 33,87 persen. Sementara itu,
sumber beasiswa/bantuan yang diterima oleh KRT yang
berpendidikan PT berasal dari beasiswa selain BSM Pemerintah
sebesar 39,09 persen. Hal serupa juga terjadi di daerah perkotaan
dan perdesaan.
Persentase rumah tangga penerima beasiswa/bantuan BSM sebesar 83,52 persen.
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 27
BAB 4 PARTISIPASI PENDIDIKAN
April 2000, 164 negara termasuk Indonesia, bersama-sama
lembaga-lembaga internasional lainnya mengembangkan
kerangka yang menfokuskan untuk mencapai 6 tujuan pendidikan
untuk semua, meliputi tujuan untuk mencapai perawatan dan
pendidian anak usia dini, mencapai pendidikan dasar untuk
masyarakat, perluasan kesempatan belajar bagi remaja dan orang
dewasa, penyebaran keaksaraan, tujuan paritas dan kesetaraan
gender, serta peningkatan kualitas pendidikan. Keenam tujuan
EFA (Education For All) tersebut disepakati supaya tercapai mulai
tahun 2005 dan selambat-lambatnya terpenuhi pada tahun 2015.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa setiap warga negara
yang berusia 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar ayat 3
menyebutkan bahwa wajib belajar merupakan tanggung jawab
negara yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan
Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Konsekuensi
dari amanat undang-undang tersebut adalah Pemerintah dan
pemerintah daerah wajib memberikan layanan pendidikan bagi
seluruh peserta didik pada tingkat pendidikan dasar (SD dan SMP)
serta satuan pendidikan lain yang sederajat. Keberhasilan
pendidikan pada tingkat dasar akan meningkatkan partisipasi
pendidikan pada tingkat menengah, dan memperkuat daya saing
untuk meningkatkan kualitas hidupnya ketika dewasa.
Indikator partisipasi sekolah digunakan untuk memantau program
pendidikan yang telah digulirkan pemerintah. Partisipasi sekolah
menggambarkan efektifitas program pendidikan dalam menyerap
potensi pendidikan yang ada di masyarakat. Semakin tinggi
nilainya menunjukkan semakin efektifnya suatu program. Hasil
Susenas 2014 memperlihatkan hasil perhitungan berbagai
Pemerintah memberikan layanan pendidikan bagi seluruh peserta didik pada tingkat pendidikan dasar (SD dan SMP) serta satuanpendidikan lain yang sederajat.
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
28 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
indikator partisipasi sekolah mulai dari pendidikan anak usia dini,
pendidikan dasar, menengah, hingga pendidikan tinggi.
4.1 Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan
sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya
pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan
usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal,
nonformal, dan informal.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk
penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada
peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan 5 perkembangan,
yaitu : perkembangan moral dan agama, perkembangan fisik
(koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan/kognitif (daya
pikir, daya cipta), sosio emosional (sikap dan emosi) bahasa dan
komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap
perkembangan sesuai kelompok usia yang dilalui oleh anak usia
dini seperti yang tercantum dalam Permendiknas no 58 tahun
2009.
Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini
yaitu:
• Tujuan utama: untuk membentuk anak Indonesia yang
berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang
sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga
memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki
pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan pada masa
dewasa.
• Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak
mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah,
sehingga dapat mengurangi usia putus sekolah dan
mampu bersaing secara sehat di jenjang pendidikan
berikutnya.
Pentingnya pendidikan anak usia dini : - membentuk anak Indonesia
yang berkualitas; - membantu menyiapkan anak
mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 29
Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas
No.20/2003 ayat 1 adalah 0-6 tahun. Sementara menurut kajian
rumpun keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa
negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun (masa emas).
Gambar 4.1 Perkembangan Partisipasi Anak yang Pernah/Sedang Mengikuti Pendidikan Pra Sekolah menurut Kelompok Umur, Tahun 2011 – 2014
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
2011 2012 2013 20143‐4 Tahun 26,14 32,71 33,76 36,10
5‐6 Tahun 72,09 76,39 77,84 80,30
3‐6 Tahun 48,83 53,83 54,86 57,69
Data Susenas memperlihatkan bahwa partisipasi anak dalam
mengikuti pendidikan pra sekolah terus mengalami peningkatan
dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011, tercatat sebanyak 48,83
persen anak usia 3-6 tahun yang pernah/sedang mengikuti
pendidikan pra sekolah dan pada tahun 2014 meningkat menjadi
57,69 persen. Pada kelompok usia 5-6 tahun, partisipasi dalam
mengikuti PAUD juga mengalami peningkatan dari 72,09 persen
pada tahun 2011 menjadi 80,30 persen pada tahun 2014.
Tabel 4.1 memperlihatkan bahwa partisipasi anak yang mengikuti
PAUD pada tahun 2014 usia 3-4 tahun sebesar 36,10 persen, usia
5-6 tahun sebesar 80,30 persen, dan usia 3-6 tahun sebesar
57,69 persen. Dilihat menurut tipe daerah, tercatat bahwa
partisipasi anak dalam mengikuti PAUD di daerah perkotaan lebih
besar daripada daerah perdesaan. Hal ini terjadi pada setiap
kelompok umur, baik laki-laki maupun perempuan. Kultur
masyarakat perkotaan dengan tingkat pendidikan yang lebih baik
dan mobilitas tinggi dalam pekerjaan, turut berperan dalam
tingginya partisipasi anak mengikuti pendidikan pra sekolah.
Partisipasi PAUD tahun 2014 : Usia 3-4 tahun : 36,10 persen. Usia 5-6 tahun : 80,30 persen. Usia 3-6 tahun : 57,69 persen.
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
30 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Selain itu, kesadaran orangtua akan pentingnya pendidikan anak
usia dini juga berpengaruh terhadap keputusan untuk
mengikutsertakan anak dalam pendidikan pra sekolah. Persentase
anak usia dini yang mengikuti PAUD di daerah perkotaan tercatat
sebesar 63,53 persen untuk kelompok umur 3-6 tahun dan 37,43
persen untuk kelompok umur 0-6 tahun, sedangkan di daerah
perdesaan 52,83 persen untuk kelompok umur 3-6 tahun dan
31,04 persen untuk kelompok umur 0-6 tahun.
Tabel 4.1 Persentase Anak Usia 0 - 6 Tahun yang Pernah/Sedang Mengikuti Pendidikan Pra Sekolah menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, 2014
0 - 2 3 - 4 5 - 6 3 - 6 0 - 6
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Perkotaan
Laki-laki 2,58 41,01 83,04 61,53 36,01
Perempuan 3,02 44,11 86,26 65,63 38,93
Laki-laki + Perempuan 2,79 42,49 84,65 63,53 37,43
Perdesaan
Laki-laki 0,90 28,99 83,04 51,40 30,35
Perempuan 2,15 33,13 77,79 54,38 31,76
Laki-laki + Perempuan 1,52 31,00 76,53 52,83 31,04
Perkotaan+Perdesaan
Laki-laki 1,69 34,37 78,85 55,96 32,94
Perempuan 2,54 37,96 77,79 59,52 35,02
Laki-laki + Perempuan 2,10 36,10 80,30 57,69 33,95
Tipe Daerah/Jenis Kelamin
Kelompok Umur
Partisipasi pra sekolah anak laki-laki pada kelompok umur 0-6
tahun (32,94 persen) lebih rendah daripada perempuan (35,02
persen). Sedangkan untuk kelompok umur 3 – 6 tahun partisipasi
pra sekolah anak laki-laki lebih rendah (55,96 persen)
dibandingkan anak perempuan (59,52 persen). Kondisi yang sama
terjadi baik di daerah perkotaan maupun di perdesaan.
Pada kelompok umur 0 – 2 tahun partisipasi pra sekolah untuk
anak laki-laki lebih rendah (1,69 persen) daripada anak
perempuan (2,54 persen), begitu juga dengan partisipasi pada
kelompok umur 3 – 4 tahun. Sedangkan pada kelompok umur 5 –
6 tahun, partisipasi pra sekolah anak laki-laki justru lebih tinggi
(78,85 persen) dibandingkan anak perempuan (77,79 persen).
Partisipasi pra sekolah di daerah perkotaan lebih tinggi dari perdesaan.
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 31
Kondisi yang sama juga terjadi di daerah perdesaan. Sedikit
berbeda dengan partisipasi pra sekolah di daerah perkotaan, pada
kelompok umur 5 – 6 tahun, anak laki-laki yang pernah/sedang
pra sekolah justru lebih sedikit (83,04 persen) dibandingkan anak
perempuan (86,26 persen).
19,82
22,44
22,46
25,36
28,43
28,51
29,45
30,97
31,61
33,92
33,95
33,97
34,29
34,48
34,51
34,74
35,69
35,71
36,29
36,45
37,01
37,66
38,95
39,37
39,43
39,54
40,25
40,28
40,30
41,24
41,44
41,83
42,63
43,39
43,78
49,70
0 10 20 30 40 50 60
Kab. Pemalang
Kab. Brebes
Kab. Cilacap
Kab. Wonogiri
Kab. Banyumas
Kab. Tegal
Kab. Pati
Kab. Purbalingga
Kab. Banjarnegara
Kab. Grobogan
Jawa Tengah
Kota Salatiga
Kab. Sragen
Kab. Karanganyar
Kab. Blora
Kab. Batang
Kab. Jepara
Kab. Pekalongan
Kab. Kebumen
Kab. Semarang
Kab. Temanggung
Kab. Kendal
Kab. Purworejo
Kota Semarang
Kota Tegal
Kab. Wonosobo
Kab. Demak
Kab. Magelang
Kab. Boyolali
Kab. Kudus
Kota Pekalongan
Kab. Rembang
Kab. Klaten
Kota Surakarta
Kota Magelang
Kab. Sukoharjo
Gambar 4.2Persentase Anak berusia 0-6 Tahun yang Pernah/Sedang
Mengikuti PAUD menurut Kabupaten/Kota, 2014
Partisipasi PAUD Jawa Tengah sebesar 33,95 persen. Sebanyak 25 kabupaten/kota (71,43 persen) memiliki angka partisipasi PAUD lebih tinggi dariangka partisipasi PAUD provinsi. Sebanyak 10 kabupaten/kota (28,57 persen) memiliki angka partisipasi PAUD lebih rendah dari angka partisipasi PAUD provinsi.
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
32 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Dilihat menurut sebaran kabupaten/kota, partisipasi anak usia 0-6
tahun dalam pendidikan pra sekolah disajikan dalam Gambar 4.2.
Persentase tertinggi anak usia 0-6 tahun yang pernah/sedang
mengikuti pendidikan pra sekolah terdapat di Kabupaten
Sukoharjo, Kota Magelang dan Kota Surakarta yaitu sebesar
49,70 persen, 43,78 persen, dan 43,39 persen. Persentase
terendah terdapat di Kabupaten Pemalang, Kabupaten Brebes,
dan Kabupaten Cilacap masing-masing 19,82 persen, 22,44
persen dan 22,46 persen.
Tabel 4.2 Persentase Anak Usia 0-6 Tahun yang Pernah/Sedang Mengikuti Pendidikan Pra Sekolah menurut Jenis Pendidikan Pra Sekolah dan Tipe Daerah, 2014
Perkotaan Perdesaan
(1) (2) (3) (4)
TK/RA/BA 74,71 71,47 73,10
Kelompok bermain 1,87 1,09 1,48
Taman penitipan anak 0,62 0,78 0,70
Pos PAUD/PAUD terintegrasi BKB/Posyandu 11,76 13,29 12,52
Satuan PAUD sejenis lainnya 11,04 13,37 12,20
Jumlah 100,00 100,00 100,00
Jenis Pendidikan Pra SekolahTipe Daerah Perkotaan +
Perdesaan
Tabel 4.2 di atas memperlihatkan bahwa persentase tertinggi dari
jenis pendidikan PAUD yang diikuti anak usia 0-6 adalah Taman
Kanak-Kanak, Bustanul Athfal, atau Raudatul Athfal (TK/BA/RA)
yaitu sebesar 73,10 persen, sedangkan yang mengikuti
pendidikan pra sekolah di Taman Penitipan Anak (TPA) sebesar
0,70 persen. Peran Pos PAUD di perdesaan dalam program
pendidikan pra sekolah lebih baik daripada di perkotaan. Ketika
TK/BA/RA kurang terjangkau oleh masyarakat di perdesaan, maka
Pos PAUD dan yang sejenisnya dapat menyediakan alternatif
layanan secara baik. Dari seluruh anak usia 0-6 tahun yang
mengikuti pendidikan pra sekolah di perdesaan, sebanyak 12,52
persen memanfaatkan fasilitas Pos PAUD, PAUD terintegrasi Bina
Keluarga Balita (BKB)/Posyandu, atau PAUD sejenis lainnya.
Jenis Pendidikan Pra Sekolah yang paling banyak diikuti oleh anak usia 0 – 6 tahun adalah TK/RA/BA.
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 33
Pendidikan anak usia dini melalui jalur informal dapat dilakukan
oleh keluarga dan lingkungan. Sebagai upaya pemberdayaan
keluarga dalam pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang
anak, pemerintah menggulirkan program Bina Keluarga Balita
(BKB). BKB merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh
masyarakat dengan tujuan memberikan pengetahuan dan
keterampilan kepada orangtua dan anggota keluarga lainnya
tentang bagaimana melakukan pembinaan tumbuh kembang
anak balita secara optimal, serta pemantauannya. BKB juga
merupakan wahana bagi orang tua dan anggota keluarganya
untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan keluarga dalam
melakukan perawatan dan pendidikan anak-anaknya.
4.2 Partisipasi Sekolah
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi
manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik
atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif.
Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius
menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan
yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang
berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu usaha peningkatan
mutu sumber daya manusia (SDM), walaupun usaha peningkatan
mutu SDM tidak hanya dilakukan melalui pendidikan khususnya
pendidikan formal ( sekolah ). Tetapi sampai detik ini, pendidikan
masih dipandang sebagai sarana dan wahana utama untuk
meningkatkan mutu SDM yang dilakukan secara sistematis dan
berjenjang.
Pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan
mulai dengan pemberian kesempatan yang seluas-luasnya kepada
penduduk untuk mengecap pendidikan terutama pada tingkat
dasar hingga pada peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan
prasarana pendidikan. Salah satu program yang dilaksanakan
adalah program pendidikan gratis pada tingkat dasar di seluruh
Sasaran langsung dari BKB adalah orangtua/keluarga yang mempunyai balita.
Pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan. Salah satu program pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah program pendidikan gratis pada tingkat dasar.
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
34 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
wilayah Indonesia sehingga tidak ada hambatan dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan tersebut.
Untuk mengetahui seberapa banyak penduduk yang
memanfaatkan fasilitas pendidikan dapat dilihat dari penduduk
menurut kategori partisipasi sekolah.
Berdasarkan partisipasi sekolah, penduduk dikelompokkan dalam
tiga kategori, yaitu: tidak/belum pernah sekolah, masih
bersekolah, dan tidak bersekolah lagi. Masih sekolah adalah
mereka yang terdaftar dan aktif mengikuti pendidikan baik di
suatu jenjang pendidikan formal (pendidikan dasar yaitu SD/MI
dan SMP/MTs, pendidikan menengah yaitu SMA/SMK/MA dan
pendidikan tinggi yaitu PT) maupun pendidikan non formal (Paket
A setara SD, Paket B setara SMP dan Paket C setara SMA) yang
berada di bawah pengawasan Kemdikbud, Kementerian Agama
(Kemenag), Insatansi Negeri lain maupun Instansi swasta.
Tabel 4.3 Persentase Penduduk Usia 5 Tahun ke Atas menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin dan Partisipasi Sekolah, 2014
Tidak/Belum Pernah Sekolah
Masih Bersekolah
Tidak Bersekolah
Lagi
(1) (2) (3) (4) (5)
Perkotaan
Laki-laki 4,95 25,29 69,76 100,00
Perempuan 8,94 23,86 67,20 100,00
Laki-laki+Perempuan 6,97 24,56 68,47 100,00
Perdesaan
Laki-laki 6,09 24,13 69,78 100,00
Perempuan 11,90 22,57 65,53 100,00
Laki-laki+Perempuan 9,02 23,34 67,64 100,00
Perkotaan+Perdesaan
Laki-laki 5,57 24,66 69,77 100,00
Perempuan 10,54 23,16 66,30 100,00
Laki-laki+Perempuan 8,08 23,90 68,02 100,00
Partisipasi SekolahTipe Daerah/Jenis Kelamin
Jumlah
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa persentase penduduk usia 5 tahun
ke atas yang tidak/belum pernah sekolah sebesar 8,08 persen,
penduduk yang masih sekolah sebesar 23,90 persen dan
penduduk yang sudah tidak bersekolah lagi sebesar 68,02 persen.
Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat penduduk usia 5
tahun ke atas yang belum/tidak menikmati pendidikan.
Masih ada penduduk usia 5 tahun ke atas yang belum/tidak menikmati pendidikan.
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 35
Menurut daerah tempat tinggal, persentase penduduk usia 5
tahun ke atas yang tidak/belum pernah bersekolah di perdesaan
(9,02 persen) lebih tinggi daripada penduduk perkotaan (6,97
persen). Hal ini disebabkan akses pendidikan penduduk perkotaan
jauh lebih baik dibandingkan dengan penduduk perdesaan, dan
ketersedian fasilitas pendidikan di daerah perkotaan lebih lengkap
dan lebih memadai dibandingkan daerah perdesaan.
Persentase penduduk usia 5 tahun ke atas yang masih sekolah di
daerah perkotaan (24,56 persen) relatif lebih tinggi dibandingkan
daerah perdesaan (23,34 persen). Sedangkan persentase
penduduk usia 5 tahun ke atas yang tidak bersekolah lagi di
perkotaan (68,47 persen) lebih tinggi daripada perdesaan (67,64
persen).
Tabel 4.4 Persentase Penduduk Usia 5 - 24 Tahun menurut Kelompok Umur dan Partisipasi Sekolah, 2014
Tidak/belum pernah
bersekolah
Masih bersekolah
Tidak bersekolah
lagi (1) (2) (3) (4) (5)
5-6 68,77 31,23 0,00 100,00
7-12 0,34 99,51 0,15 100,00
13-15 0,35 94,85 4,80 100,00
16-18 0,24 67,54 32,22 100,00
19-24 0,46 20,48 79,06 100,00
Partisipasi sekolah
JumlahKelompok Umur
Faktor demografis lain yang berpengaruh terhadap akses
masyarakat pada pendidikan adalah umur. Semakin tinggi
kelompok usia sekolah semakin rendah tingkat partisipasi
sekolahnya. Pada Tabel 4.4 terlihat bahwa terdapat penduduk
usia 5-6 tahun yang masih bersekolah yaitu sebesar 31,23 persen,
meskipun pada usia ini bukan merupakan usia wajib sekolah.
Persentase penduduk yang masih sekolah pada kelompok umur 7-
12 tahun (kelompok usia SD/MI) sebesar 99,51 persen, kelompok
umur 13-15 tahun (kelompok usia SMP/MTs) sebesar 94,85
persen, kelompok umur 16-18 tahun (kelompok usia SM/MA)
sebesar 67,54 persen, dan kelompok umur 19-24 tahun
(kelompok usia PT) sebesar 20,48 persen.
Partisipasi pendidikan pendudukyang tinggal di perkotaan lebih baik dibandingkan dengan di perdesaan.
Semakin tinggi kelompok usia sekolah semakin rendah tingkat partisipasi sekolahnya.
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Ca- A - A- A - A
atatan: APS usia 7-12APS usia 16-
APS usia 13-1APS usia 19-
2 tahun; 18 tahun;
15 tahun; 24 tahun.
T
y
p
p
d
t
4
U
s
p
d
A
p
p
b
j
m
m
p
A
a
I
p
G
k
u
t
p
9
p
k
m
p
k
k
36 | Stati
Tabel 4.4 j
yang tidak/b
pendidikan
penduduk u
dan 0,35
tidak/belum
4.3 Angka P
Untuk meng
sudah dapat
penduduk ya
dikenal deng
APS merupa
penduduk u
partisipasi s
banyak digu
umlah muri
mampu dita
murid tidak
partisipasi s
APS merupa
akses pada
ndikator ini
penduduk ya
Gambar 4.
kelompok u
umum, part
tahun pada
pada tahun
99,28 perse
persen pad
kelompok um
menjadi 90
persen pad
kelompok
kelompok um
istik Pendidik
uga menun
belum perna
dasar (SD/M
usia 7-12 ta
persen pa
m pernah ber
Partisipasi S
getahui sebe
t memanfaa
ang masih s
gan Angka P
akan ukuran
usia sekolah
sekolah da
unakan di s
id, lebih me
ampung di
k dapat d
ekolah.
akan indika
pendidikan
juga dapat
ang berkaita
.3 mempe
umur pada
isipasi seko
setiap kelom
n 2012 seb
en pada tahu
a tahun 20
mur 13-15 t
0,73 persen
da tahun 2
umur 7-12
mur lainnya,
kan Jawa Ten
njukkan bah
ah bersekola
MI dan SMP
ahun yang t
ada kelomp
rsekolah.
Sekolah
erapa banya
atkan fasilita
sekolah pad
Partisipasi S
n daya sera
h. APS yang
ri pendudu
sektor pend
enunjukkan
setiap jenj
iartikan se
ator dasar y
n khususnya
digunakan
an dengan s
rlihatkan p
tahun 201
olah mengal
mpok umur.
besar 98,8
un 2013 da
014. Pening
tahun, dari 8
n pada tah
2014. Terli
2 tahun l
, karena nila
ngah 2014
hwa masih
ah pada ke
P/MTs). Seb
tidak/belum
pok usia 1
ak pendudu
as pendidika
a umur terte
ekolah (APS
ap sistem p
g tinggi men
uk usia tert
didikan, mis
perubahan
jang sekola
bagai sem
yang diguna
a bagi pend
untuk melih
ekolah.
perkembang
12, 2013,
ami pening
APS pendu
7 persen,
n meningka
gkatan APS
89,59 perse
un 2012 d
ihat bahwa
ebih mela
ainya sudah
terdapat p
lompok usia
banyak 0,34
pernah be
13-15 tahu
k usia seko
an, dapat di
entu atau ya
S).
pendidikan t
nunjukkan t
tentu. Ukur
salnya pertu
jumlah mu
ah. Naiknya
akin menin
akan untuk
duduk usia
hat struktur
gan APS
dan 2014.
katan dari t
duk usia 7-1
meningkat
t lagi menja
S juga terja
en pada tah
dan menjad
a peningkat
ndai diban
mendekati
enduduk
a jenjang
4 persen
ersekolah
un yang
olah yang
lihat dari
ang lebih
terhadap
tingginya
ran yang
umbuhan
urid yang
a jumlah
ngkatnya
melihat
sekolah.
kegiatan
menurut
. Secara
tahun ke
12 tahun
menjadi
di 99,51
adi pada
un 2012
di 94,85
tan APS
ndingkan
100.
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 37
Gambar 4.3 Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) menurut Kelompok Umur, Tahun 2012, 2013 dan 2014
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
7‐12 13‐15 16‐18 19‐242012 98,87 89,59 58,65 11,83
2013 99,28 90,73 59,88 17,43
2014 99,51 94,85 67,54 20,48
Tabel 4.5 memperlihatkan APS pendidikan yang dirinci menurut
tipe daerah, jenis kelamin, dan kelompok umur. Secara umum
pada tahun 2014, terlihat bahwa APS pendidikan dasar (usia 7-12
dan 13-15 tahun) dan APS pendidikan menengah (usia 16-18
tahun) perempuan sedikit lebih tinggi dibandingkan APS laki-laki,
sedangkan pada kelompok umur pendidikan tinggi (19-24 tahun)
APS perempuan sedikit lebih rendah dibandingkan laki-laki. Hal ini
menunjukkan bahwa secara umum, Provinsi Jawa Tengah tidak
mengalami masalah kesenjangan gender pada bidang pendidikan.
Tabel 4.5 Angka Partisipasi Sekolah (APS) menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, 2014
7 - 12 13 - 15 16 - 18 19 - 24
(1) (2) (3) (4) (5)
Perkotaan
Laki-laki 99,44 96,16 70,71 25,53
Perempuan 99,64 96,44 74,19 23,96
Laki-laki+Perempuan 99,54 96,29 72,42 24,73
Perdesaan
Laki-laki 99,34 92,72 63,35 16,96
Perempuan 99,64 94,73 61,80 15,52
Laki-laki+Perempuan 99,48 93,71 62,63 16,20
Perkotaan+Perdesaan
Laki-laki 99,38 94,26 66,93 21,33
Perempuan 99,64 95,47 68,20 19,68
Laki-laki+Perempuan 99,51 94,85 67,54 20,48
Partisipasi sekolahTipe Daerah / Jenis Kelamin
Dilihat dari perbandingan nilai APS Laki-laki dan Perempuan, Provinsi Jawa Tengah tidak mengalami masalah kesenjangan gender pada bidang pendidikan.
Penduduk perkotaan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk memperoleh pendidikan dibandingkan di daerah perdesaan.
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
38 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
APS di perkotaan cenderung lebih tinggi dibandingkan daerah
perdesaan, baik bagi penduduk laki-laki maupun perempuan.
Kondisi ini memberikan gambaran bahwa penduduk perkotaan
memiliki kesempatan yang lebih besar untuk memperoleh
pendidikan dibandingkan mereka yang tinggal di daerah
perdesaan. Terutama kesempatan untuk menempuh pendidikan
tinggi, dimana nilai APS pendidikan pada kelompok umur 19-24 di
perkotaan (24,73 persen) jauh lebih tinggi dibandingkan APS
kelompok umur 19-24 di perdesaan (16,20 persen). Hal ini
disebabkan oleh tersedianya fasilitas pendidikan tinggi di
perkotaan yang jauh lebih baik daripada di daerah perdesaan.
98.12
98.74
98.83
98.97
99.06
99.08
99.24
99.32
99.42
99.50
99.51
99.52
99.56
99.56
99.60
99.64
99.65
99.66
99.69
99.69
99.71
99.73
99.83
99.84
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
97 98 98 99 99 100 100 101
Kab. Tegal
Kab. Brebes
Kota Semarang
Kab. Demak
Kab. Sragen
Kab. Banjarnegara
Kota Pekalongan
Kab. Grobogan
Kab. Kebumen
Kab. Pekalongan
Jawa Tengah
Kab. Kudus
Kab. Blora
Kab. Magelang
Kota Surakarta
Kab. Karanganyar
Kab. Pati
Kab. Pemalang
Kab. Rembang
Kab. Klaten
Kab. Temanggung
Kab. Banyumas
Kota Tegal
Kab. Cilacap
Kab. Purbalingga
Kab. Purworejo
Kab. Wonosobo
Kab. Boyolali
Kab. Sukoharjo
Kab. Wonogiri
Kab. Jepara
Kab. Semarang
Kab. Kendal
Kab. Batang
Kota Magelang
Kota Salatiga
Gambar 4.4Angka Partisipasi Sekolah (APS) Penduduk Usia 7 - 12 Tahun
menurut Kabupaten/Kota, 2014
APS 7 – 12 tahun Jawa Tengah sebesar 99,51 persen. Sebanyak 25 kabupaten/kota (71,43 persen) memiliki APS 7-12 tahun diatas angka provinsi. Sebanyak 10 kabupaten/kota (28,57 persen) memiliki APS 7-12 tahun dibawah angka provinsi.
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 39
Gambar 4.4 menunjukkan bahwa APS penduduk usia 7-12 tahun
tertinggi sudah mencapai 100 persen yaitu di Kota Salatiga, Kota
Magelang, Kabupaten Batang, Kabupaten Kendal, Kabupaten
Semarang, Kabupaten Jepara, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten
Sukoharjo, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten
Purworejo dan Kabupaten Purbalingga. Sedangkan APS terendah
di Kabupaten Tegal (98,12 persen), Kabupaten Brebes (98,74
persen), dan Kota Semarang (98,83 persen).
86,40
87,36
88,85
89,34
91,00
91,41
91,42
92,26
92,74
93,14
93,24
94,27
94,49
94,85
95,14
96,40
96,51
96,63
96,86
96,87
96,89
97,00
97,02
97,07
97,13
97,21
98,10
98,14
98,18
98,41
98,59
98,73
99,49
100,00
100,00
100,00
75,00 80,00 85,00 90,00 95,00 100,00 105,00
Kab. Wonosobo
Kab. Banjarnegara
Kab. Brebes
Kota Pekalongan
Kab. Pekalongan
Kab. Cilacap
Kab. Temanggung
Kab. Tegal
Kab. Pemalang
Kab. Batang
Kab. Magelang
Kab. Purbalingga
Kab. Jepara
Jawa Tengah
Kota Tegal
Kab. Kendal
Kab. Kudus
Kota Semarang
Kab. Kebumen
Kab. Klaten
Kab. Semarang
Kab. Banyumas
Kab. Grobogan
Kab. Demak
Kab. Purworejo
Kota Surakarta
Kab. Blora
Kab. Wonogiri
Kab. Pati
Kab. Boyolali
Kab. Sragen
Kota Salatiga
Kab. Sukoharjo
Kab. Karanganyar
Kab. Rembang
Kota Magelang
Gambar 4.5Angka Partisipasi Sekolah (APS) Penduduk Usia 13 - 15 Tahun
menurut Kabupaten/Kota, 2014
APS kelompok umur 13-15 per kabupaten/kota disajikan pada
Gambar 4.5. Pada gambar tersebut terlihat bahwa APS kelompok
umur 13-15 tahun tertinggi di Kota Magelang (100 persen),
Kabupaten Rembang (100 persen), dan Kabupaten Karanganyar
APS 13 – 15 tahun Jawa Tengah sebesar 94,85 persen. Sebanyak 22 kabupaten/kota (62,86 persen) memiliki APS 13-15 tahun diatas angka provinsi. Sebanyak 13 kabupaten/kota (37,14 persen) memiliki APS 13-15 tahun dibawah angka provinsi.
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
C-A-A-A-A
Catatan: APK SD usiaAPK SMP usAPK SM usiaAPK PT usia
a 7-12 tahun;sia 13-15 tah
ia 16-18 tahua 19-24 tahun
(
(
K
4
A
p
t
j
s
A
s
A
b
a
H
p
S
p
r
m
P
p
j
2
A
S
p
A
m
m
S
b
S
t
; hun; un; n.
40 | Stati
(100 perse
(88,85 pers
Kabupaten W
4.4 Angka P
Angka part
penduduk ya
terhadap ju
enjang pen
sekolah pen
APK SD me
sekolah di S
APK bisa le
bersekolah
anak di luar
Hal ini bisa
pendaftaran
Secara umu
program pe
rangka me
mengenyam
Perkembang
pendidikan.
enjang sek
2013, hingg
APK SD/MI
SD/MI sebes
pada tahun
APK PT pa
meningkat
meningkat
Sementara
berfluktuasi
SMP/MTs ce
tahun 2012
istik Pendidik
n). Sedang
sen), Kabup
Wonosobo (8
Partisipasi K
tisipasi kas
ang sedang
umlah pend
ndidikan te
duduk sesu
erupakan pe
SD terhadap
ebih dari 1
pada suatu
r batas usia
disebabkan
n siswa yang
um, APK d
mbangunan
emperluas
m pendidikan
gan APK
Gambar 4.
kolah dasar
ga 2014.
meningkat d
sar 104,92
2013 dan m
ada tahun
menjadi 2
lagi menja
pada jen
setiap ta
enderung m
tercatat seb
kan Jawa Ten
kan APS te
paten Banja
86,40 perse
Kasar
sar (APK)
bersekolah
duduk usia
rsebut. APK
uai jenjang p
ersentase j
p jumlah pe
100 persen
u jenjang p
sekolah pad
n oleh adany
g telat berse
digunakan
n pendidikan
kesempat
n.
berbeda-b
6 memperli
dan pendi
dari tahun k
persen, me
menjadi 110
2012 terc
20,13 pers
adi 22,85
njang pend
hun. Bahka
mengalami p
besar 91,51
ngah 2014
erendah di
arnegara (8
en).
merupakan
pada suatu
sekolah ya
K mengind
pendidikanny
umlah pend
enduduk us
karena po
pendidikan
da jenjang p
ya pendafta
kolah, atau
untuk men
n yang dise
tan bagi
beda untu
ihatkan pen
dikan tingg
ke tahun. Pa
ningkat seb
0,18 persen
catat sebes
sen pada
persen p
didikan me
an untuk
penurunan. A
1 persen, me
Kabupaten
87,36 perse
n proporsi
u jenjang pe
ang sesuai
ikasikan pa
ya.
duduk yang
ia 7-12 tah
opulasi mu
tertentu m
pendidikan t
aran siswa u
pengulanga
gukur kebe
elenggaraka
penduduk
k setiap
ningkatan A
gi dari tahu
ada tahun 20
besar 108,95
pada tahun
sar 14,73
tahun 20
pada tahun
enengah a
APK pada
APK SMP/M
engalami pe
n Brebes
en), dan
jumlah
endidikan
dengan
artisipasi
g sedang
un. Nilai
rid yang
encakup
tersebut.
usia dini,
an kelas.
erhasilan
n dalam
untuk
jenjang
PK pada
n 2012,
012 APK
5 persen
2014.
persen,
13 dan
n 2014.
angkanya
jenjang
MTs pada
enurunan
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 41
pada tahun 2013 menjadi 87,42 persen kemudian meningkat lagi
di tahun 2014 menjadi 89,40 persen.
Sementara APK SMA/SMK/MA pada tahun 2012 sebesar 67,03
persen turun menjadi 64,02 persen pada tahun 2013 kemudian
meningkat lagi di tahun 2014 sebesar 73,55 persen.
Gambar 4.6 Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) menurut Jenjang Pendidikan, Tahun 2012, 2013, dan 2014
0
20
40
60
80
100
120
SD/MI SMP/MTs SMA/SMK/MA PT2012 104,92 91,51 67,03 14,73
2013 108,95 87,42 64,02 20,13
2014 110,18 89,40 73,55 22,85
Tabel 4.6 Angka Partisipasi Kasar (APK) menurut Tipe Daerah, Jenis
Kelamin, dan Kelompok Umur, 2014
SD/MI SMP/MTs SM/MA PT
(1) (2) (3) (4) (5)
Perkotaan
Laki-laki 108,99 90,54 77,39 28,49
Perempuan 110,84 91,01 77,83 28,81
Laki-laki+Perempuan 109,89 90,77 77,61 28,65
Perdesaan
Laki-laki 110,36 87,32 68,62 16,77
Perempuan 110,47 89,33 70,47 17,24
Laki-laki+Perempuan 110,41 88,31 69,47 17,02
Perkotaan+Perdesaan
Laki-laki 109,76 88,76 72,89 22,74
Perempuan 110,63 90,06 74,27 22,95
Laki-laki+Perempuan 110,18 89,40 73,55 22,85
Tipe Daerah / Jenis Kelamin
Partisipasi sekolah
APK SD/MI meningkat dari tahun ke tahun. APK SMP/MTs berfluktuasi dari tahun ke tahun. APK SMA/SMK/MA berfluktuasi dari tahun ke tahun.
APK SD/MI baik di perkotaan maupun di perdesaan nilainya lebih dari 100. APK di daerah perkotaan lebih tinggi daripada daerah perdesaan,kecuali pada jenjang SD/MI.
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
42 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 4.6 menyajikan APK menurut tipe daerah, jenis kelamin dan
jenjang pendidikan pada tahun 2014. Tabel ini juga mencatat
bahwa APK untuk SD secara keseluruhan, baik laki-laki maupun
perempuan, daerah perkotaan maupun perdesaan, nilainya lebih
dari 100 persen. Hal ini menunjukkan bahwa murid SD selain
mencakup anak yang berusia 7-12 tahun juga mencakup anak
yang berusia kurang dari 7 tahun dan juga lebih dari 12 tahun.
Kenyataan ini menunjukkan bahwa banyak anak yang terlambat
masuk SD atau sebaliknya sangat dini (belum cukup umur) untuk
bersekolah SD, atau masih ada murid SD yang tinggal kelas.
Pendidikan kesetaraan berkontribusi dalam memperluas
kesempatan bagi penduduk untuk mengenyam pendidikan. APK
menurut jenis kelamin relatif tidak memperlihatkan perbedaan
yang signifikan. Pada jenjang pendidikan SD/MI/Paket A, APK laki-
laki (109,76 persen) lebih besar daripada APK perempuan
(110,63 persen). Sementara pada jenjang yang lebih tinggi, APK
perempuan lebih besar daripada laki-laki. APK SMP/MTs/Paket B
perempuan sebesar 90,06 persen, laki-laki sebesar 88,76 persen
dan APK SM/MA/Paket C perempuan sebesar 74,27 persen, laki-
laki sebesar 72,89 persen.
Secara umum, APK di daerah perkotaan lebih tinggi daripada
daerah perdesaan, kecuali pada jenjang SD/MI. Kesenjangan APK
tersebut semakin besar seiring meningkatnya jenjang pendidikan.
Di daerah perkotaan, APK SMP/MTs sebesar 90,77 persen, APK
SM/MA sebesar 77,61 persen dan APK PT sebesar 28,65 persen.
Untuk daerah perdesaan, APK SMP/MTs sebesar 88,31 persen,
APK SM/MA sebesar 69,47 persen dan APK PT sebesar 17,02
persen. Sementara itu pada jenjang SD/MI, APK daerah perdesaan
(110,41 persen) lebih tinggi daripada daerah perkotaan (109,89
persen). Hal ini memperlihatkan bahwa proporsi murid SD di
perdesaan yang berusia kurang dari 7 tahun atau lebih dari 12
tahun lebih besar daripada di perkotaan. Dengan kata lain, sistem
pendidikan SD/MI di perkotaan lebih tertib dalam mengatur batas
usia penerimaan murid.
Kesenjangan APK semakin besar seiring meningkatnya jenjang pendidikan.
Sistem pendidikan SD/MI di perkotaan lebih tertib dalam mengatur batas usia penerimaan murid. ht
tp://j
aten
g.bp
s.go.
id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 43
102,97
103,37
103,39
104,18
104,86
104,91
104,91
105,47
105,57
106,11
108,72
108,89
109,73
109,94
109,97
110,18
110,30
110,36
110,79
110,81
111,32
111,33
111,49
111,55
112,09
112,53
112,54
113,17
113,19
113,53
114,04
115,15
115,53
116,54
117,98
118,84
95 100 105 110 115 120 125
Kota Semarang
Kab. Rembang
Kota Pekalongan
Kab. Pati
Kab. Banyumas
Kab. Karanganyar
Kab. Banjarnegara
Kota Surakarta
Kab. Demak
Kota Salatiga
Kab. Sragen
Kab. Kebumen
Kab. Grobogan
Kab. Semarang
Kab. Klaten
Jawa Tengah
Kab. Jepara
Kota Tegal
Kab. Tegal
Kab. Temanggung
Kab. Wonosobo
Kab. Blora
Kab. Batang
Kab. Pemalang
Kab. Boyolali
Kab. Brebes
Kab. Wonogiri
Kab. Cilacap
Kab. Pekalongan
Kab. Purworejo
Kota Magelang
Kab. Magelang
Kab. Kendal
Kab. Sukoharjo
Kab. Kudus
Kab. Purbalingga
Gambar 4.7Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI menurut
Kabupaten/Kota, 2014
Jika dilihat sebarannya menurut kabupaten/kota seperti yang
disajikan pada Gambar 4.7 terlihat bahwa APK SD/MI di semua
kabupaten/kota di Jawa Tengah nilainya lebih dari 100 persen.
APK SD/MI Jawa Tengah sebesar 110,18 persen. Sebanyak 20 kabupaten/kota (57,14 persen) memiliki APK SD/MI diatas angka provinsi. Sebanyak 15 kabupaten/kota (42,86 persen) memiliki APK SD/MI dibawah angka provinsi.
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
44 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Sementara itu dari Gambar 4.8, APK jenjang pendidikan SMP/MTs
secara umum sudah di atas 70 persen dengan APK tertinggi di
Kota Semarang (112,67 persen) dan terendah di Kabupaten
Wonosobo (73,13 persen).
76,38
77,94
79,29
80,26
80,32
80,33
80,37
82,33
83,28
83,71
83,97
85,73
85,86
86,76
87,53
88,13
89,16
89,24
89,40
89,63
91,43
92,07
93,31
94,04
94,08
96,00
96,27
96,74
97,23
97,27
97,78
99,46
100,73
100,73
105,59
109,28
0 20 40 60 80 100 120
Kab. Wonosobo
Kab. Brebes
Kab. Pekalongan
Kab. Temanggung
Kab. Pemalang
Kab. Kudus
Kab. Magelang
Kab. Klaten
Kab. Boyolali
Kab. Banjarnegara
Kab. Cilacap
Kab. Sukoharjo
Kab. Kendal
Kab. Semarang
Kab. Tegal
Kota Tegal
Kab. Jepara
Kab. Sragen
Jawa Tengah
Kab. Purbalingga
Kab. Batang
Kota Pekalongan
Kota Surakarta
Kab. Pati
Kota Magelang
Kab. Banyumas
Kab. Karanganyar
Kab. Grobogan
Kab. Wonogiri
Kab. Blora
Kab. Kebumen
Kab. Purworejo
Kota Salatiga
Kab. Demak
Kab. Rembang
Kota Semarang
Gambar 4.8Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs menurut
Kabupaten/Kota, 2014
APK SMP/MTs Jawa Tengah sebesar 89,40 persen. Sebanyak 17 kabupaten/kota (48,57 persen) memiliki APK SMP/MTs diatas angka provinsi. Sebanyak 18 kabupaten/kota (51,43 persen) memiliki APK SMP/MTs dibawah angka provinsi.
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
4.5 Ang
Angka P
kelompo
jenjang
terhada
APM b
pendudu
usianya,
berseko
berseko
Sebagai
SD/MI
pendudu
rendah
di luar u
Gambar
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
2012
2013
2014
Selama
mengala
jenjang
persen,
58,11 p
gka Partisip
Partisipasi
ok usia se
pendidikan
p jumlah pe
berfungsi u
uk pada tin
, atau me
olah tepat w
olah tepat wa
i gambaran
yang beru
uk usia 7-12
dari APK ka
usia sekolah
4.9 PerkemJenjan
SD/MI2 92,05
3 95,68
4 96,45
periode ta
ami peningk
pendidikan
meningkat
persen pad
Statistik Pe
pasi Murni
Murni (APM
kolah terte
n yang se
enduduk pad
untuk men
ngkat pendid
elihat pend
waktu. Bila
aktu, maka A
n APM SD/
usia 7-12
2 tahun. Se
arena APK m
pada jenjan
mbangan Anng Pendidikan
SMP/MT72,52
74,94
78,57
ahun 2012,
katan pada
n SM/MA p
menjadi 51
a tahun 20
ndidikan Jaw
M) merupak
ntu yang m
esuai deng
da kelompok
nunjukkan
dikan terten
duduk usia
seluruh an
APM akan m
MI adalah
tahun terh
ecara umum
memperhitun
ng pendidika
ngka Partisipn Tahun 2012
Ts SMA/SM51,1
51,8
58,1
, 2013 hin
a semua je
pada tahun
1,81 persen
014. APM j
wa Tengah
kan propors
masih berse
gan kelomp
k usia sekola
partisipasi
ntu yang se
sekolah
nak usia se
mencapai 10
proporsi ju
hadap jum
m, APM akan
ngkan jumla
an yang bers
asi Murni (A2, 2013, dan
MK/MA11 9
81 1
11 1
gga 2014,
njang pend
n 2012 seb
n pada tahu
enjang PT
2014 | 45
si pendudu
ekolah pad
pok usiany
ah tersebut.
pendidika
esuai denga
yang dapa
ekolah dapa
00 persen.
umlah muri
mlah seluru
n selalu lebi
ah pendudu
sangkutan.
APM) menuru 2014
PT9,66
15,61
17,86
APM selal
didikan. APM
besar 51,1
un 2013 da
tahun 201
k
a
ya
n
n
at
at
d
h
h
k
ut
u
M
1
n
2
APM setiappendid
Cata-APM-APM-APM-APM
mengalami p tahun pada sdikan.
tan: M SD usia 7-M SMP usia M SM usia 1M PT usia 19
peningkatan semua jenjang
-12 tahun; 13-15 tahun;6-18 tahun;
9-24 tahun.
g
;
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
46 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
sebesar 9,66 persen, meningkat menjadi sebesar 15,61 persen
tahun 2013 dan 17,86 persen tahun 2014.
Pada jenjang pendidikan dasar, terjadi peningkatan APM untuk
tingkat SD/MI tingkat SMP/MTs. APM SD/MI tahun 2012 sebesar
92,05 persen, meningkat menjadi 95,68 persen pada tahun 2013
dan naik lagi menjadi 96,45 persen di tahun 2014. Kenaikan
angka APM masih di kisaran nilai lebih dari 90 persen penduduk
usia 7-12 tahun yang bersekolah di jenjang SD/MI. Adapun pada
jenjang SMP/MTs, APM meningkat dari 72,52 persen pada tahun
2012 menjadi 74,94 persen pada tahun 2013, dan 78,57 persen
di tahun 2014.
Tabel 4.7 Angka Partisipasi Murni (APM) menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin dan Jenjang Pendidikan, 2014
SD/MI SMP/MTs SM/MA PT
(1) (2) (3) (4) (5)
Perkotaan
Laki-laki 96,53 79,57 61,62 22,16
Perempuan 96,57 81,04 62,55 21,64
Laki-laki+Perempuan 96,55 80,28 62,08 21,89
Perdesaan
Laki-laki 96,49 74,60 53,54 13,58
Perempuan 96,23 79,90 54,81 14,02
Laki-laki+Perempuan 96,36 77,21 54,13 13,81
Perkotaan+Perdesaan
Laki-laki 96,51 76,83 57,47 17,95
Perempuan 96,38 80,39 58,81 17,78
Laki-laki+Perempuan 96,45 78,57 58,11 17,86
Tipe Daerah / Jenis Kelamin
Partisipasi sekolah
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa pada tahun 2014 secara umum
nilai APM untuk semua jenjang pendidikan kurang dari 100
persen. APM pendidikan cenderung semakin menurun seiring
dengan meningkatnya jenjang pendidikan.
APM pada jenjang SD/MI sebesar 96,45 persen, sedangkan pada
jenjang di atasnya jauh lebih rendah. Secara berturut-turut APM
SMP/MTs sebesar 78,57 persen, APM SM/MA sebesar 58,11
persen, dan APM PT sebesar 17,86 persen.
Nilai APM cenderung menurun seiring dengan meningkatnya jenjang pendidikan.
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 47
Dilihat berdasarkan tipe daerah, secara umum APM di daerah
perkotaan lebih tinggi daripada daerah perdesaan, kecuali pada
jenjang SD/MI hampir sama.
Di daerah perkotaan, APM SMP/MTs sebesar 80,28 persen, APM
SM/MA sebesar 62,08 persen dan APM PT sebesar 21,89 persen.
Untuk daerah perdesaan, APM SMP/MTs sebesar 77,21 persen,
APM SM/MA sebesar 54,13 persen dan APM PT sebesar 13,81
persen. Sementara itu pada jenjang SD/MI, APM daerah perkotaan
(96,55 persen) sedikit lebih tinggi daripada daerah perdesaan
(96,36 persen).
Sama halnya dengan pola yang terjadi pada APK, kesenjangan
APM antara perkotaan dan perdesaan semakin terlihat pada
jenjang PT. Fasilitas perguruan tinggi yang lebih lengkap
menyebabkan APM PT di perkotaan (21,89 persen) jauh lebih
tinggi daripada perdesaan (13,81 persen). Sementara pada
jenjang pendidikan SD/MI, APM tidak memperlihatkan perbedaan
yang signifikan.
Berdasarkan jenis kelamin, tidak ada perbedaan yang signifikan
antara APM laki-laki dengan APM perempuan. APM perempuan
sedikit lebih besar daripada APM laki-laki, terutama pada jenjang
SMP/MTs. Fakta tersebut menunjukkan bahwa secara umum
kesenjangan gender bukan menjadi masalah dalam pembangunan
bidang pendidikan di Indonesia khususnya di Provinsi Jawa
Tengah.
Gambar 4.10 menyajikan sebaran APM SD/MI menurut
kabupaten/kota. Dari gambar tersebut terlihat bahwa APM SD/MI
umumnya lebih dari 90 persen. APM tertinggi di Kota Magelang
(100 persen), Kabupaten Sukoharjo (99,29 persen) dan
Kabupaten Wonosobo (99,07 persen). Sementara itu APM
terendah di Kabupaten Demak (90,38 persen), Kota Semarang
(91,14 persen) dan Kabupaten Banjarnegara (92,46 persen).
APM di daerah perkotaan lebih tinggi daripada daerah perdesaan, kecuali di jenjang SD/MI.
Pola yang sama dengan APK, kesenjangan APM perkotaan dan perdesaan semakin terlihat pada jenjang PT.
Tidak ada perbedaan yang signifikan antara APM laki-laki dan APM perempuan.
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
48 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
90.38
91.14
92.46
93.39
93.72
94.06
94.16
94.53
94.78
95.58
95.77
96.20
96.45
96.68
96.90
96.95
97.13
97.16
97.23
97.26
97.28
97.48
97.49
97.54
97.57
97.80
97.93
98.25
98.36
98.43
98.48
98.57
98.74
99.07
99.29
100.00
85 90 95 100 105
Kab. Demak
Kota Semarang
Kab. Banjarnegara
Kab. Banyumas
Kab. Kebumen
Kota Pekalongan
Kota Salatiga
Kota Tegal
Kab. Rembang
Kab. Pati
Kab. Batang
Kab. Blora
Jawa Tengah
Kab. Grobogan
Kab. Sragen
Kota Surakarta
Kab. Temanggung
Kab. Boyolali
Kab. Wonogiri
Kab. Pemalang
Kab. Purbalingga
Kab. Tegal
Kab. Purworejo
Kab. Brebes
Kab. Kudus
Kab. Cilacap
Kab. Pekalongan
Kab. Jepara
Kab. Kendal
Kab. Karanganyar
Kab. Klaten
Kab. Magelang
Kab. Semarang
Kab. Wonosobo
Kab. Sukoharjo
Kota Magelang
Gambar 4.10Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI menurut
Kabupaten/Kota, 2014
Gambar 4.11 di bawah ini menunjukkan bahwa APM SMP/MTs
tertinggi di Kabupaten Karangayar (90,67 persen), Kabupaten
Rembang (90,42 persen) dan Kota Semarang (89,19 persen). APM
SMP/MTs terendah di Kabupaten Wonosobo (66,63 persen),
Kabupaten Brebes (70,54 persen), dan Kabupaten Pekalongan
(71,32 persen).
APM SD/MI Jawa Tengah sebesar 96,45 persen. Sebanyak 23 kabupaten/kota (65,71 persen) memiliki APM SD/MI diatas angka provinsi. Sebanyak 12 kabupaten/kota (34,29 persen) memiliki APK SD/MI dibawah angka provinsi.
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 49
66,63
70,54
71,32
71,34
71,78
72,69
73,31
74,08
74,13
76,07
76,37
76,50
76,84
77,07
78,45
78,57
79,17
79,18
79,30
79,73
79,78
79,86
80,09
80,22
80,91
81,77
82,37
83,90
84,81
85,62
85,75
86,65
88,05
89,19
90,42
90,67
0 20 40 60 80 100
Kab. Wonosobo
Kab. Brebes
Kab. Pekalongan
Kab. Banjarnegara
Kab. Pemalang
Kab. Temanggung
Kab. Cilacap
Kab. Kudus
Kab. Magelang
Kab. Klaten
Kab. Batang
Kota Tegal
Kota Pekalongan
Kab. Boyolali
Kab. Demak
Jawa Tengah
Kab. Sukoharjo
Kab. Banyumas
Kab. Jepara
Kab. Tegal
Kab. Purbalingga
Kab. Semarang
Kab. Sragen
Kab. Kendal
Kab. Pati
Kab. Kebumen
Kab. Purworejo
Kota Surakarta
Kota Magelang
Kab. Wonogiri
Kab. Blora
Kab. Grobogan
Kota Salatiga
Kota Semarang
Kab. Rembang
Kab. Karanganyar
Gambar 4.11Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs menurut
Kabupaten/Kota, 2014
APM SMP/MTs Jawa Tengah sebesar 78,57 persen. Sebanyak 19 kabupaten/kota (54,29 persen) memiliki APM SMP/MTs diatas angka provinsi. Sebanyak 16 kabupaten/kota (45,71 persen) memiliki APK SMP/MTs dibawah angka provinsi.
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
50 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
ht t p
: / / j at e
ng
. bp
s. g
o. i d
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 51
BAB 5 PEMBANGUNAN PENDIDIKAN
Pendidikan bermutu dalam pembangunan sebuah bangsa
(termasuk di dalamnya pembangunan pada lingkup
kabupaten/kota) dapat melahirkan sumber daya manusia (SDM)
berkualitas dan berdaya saing. Tanpa pendidikan yang bermutu
tidak mungkin tujuan pembangunan sebuah bangsa dapat
terwujud dengan baik. Pendidikan bermutu dan pembangunan
berkualitas bagaikan dua sisi mata uang yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain.
Dalam konteks bangsa Indonesia, landasan yuridis Undang-
Undang Dasar 1945 alinea ke empat menyatakan bahwa
“….kemudian dari pada itu, untuk membentuk suatu pemerintahan
negara Indonesia, yang melindungi segenap bangsa, seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa…”. Merujuk kepada
petikan pembukaan UUD 1945 tersebut, jelas bahwa salah satu
tujuan pembangunan nasional adalah dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Strategi operasional untuk mencapai tujuan tersebut adalah
melalui upaya pembangunan sektor pendidikan. Dengan demikian,
pendidikan merupakan pilar strategis yang tidak bisa tergantikan
oleh sektor manapun dan sudah menjadi komitmen nasional sejak
Negara ini berdiri, sehingga isu pendidikan memiliki kedudukan
yang strategis untuk selalu dikaji dan dikembangkan.
Untuk melihat hasil pembangunan pendidikan dapat dilihat
melalui beberapa indikator seperti angka melek huruf, rata-rata
lama sekolah, pendidikan tertinggi yang ditamatkan dan alasan
tidak/belum pernah sekolah/tidak sekolah lagi.
Indikator untuk mengukur hasilpembangunan pendidikanseperti angka melek huruf, rata-rata lama sekolah, pendidikantertinggi yang ditamatkan danalasan tidak/belum pernahsekolah/tidak sekolah lagi.
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
52 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Jml pddk umur 15 thn ke atas bisa membaca dan menulisAMH = --------------------------------------------------------------------------- x 100
Jumlah penduduk umur 15 thn ke atas
5.1 Angka Melek Huruf
Melek aksara (juga disebut dengan melek huruf) adalah
kemampuan membaca dan menulis. Kemampuan baca-tulis
dianggap penting karena melibatkan pembelajaran berkelanjutan
oleh seseorang sehingga orang tersebut dapat mencapai
tujuannya, dimana hal ini berkaitan langsung bagaimana
seseorang mendapatkan pengetahuan, menggali potensinya, dan
berpartisipasi penuh dalam masyarakat yang lebih luas.
Angka melek aksara merupakan tolak ukur penting dalam
mempertimbangkan kemampuan sumber daya manusia di suatu
daerah. Hal ini didasarkan pada pemikiran yang berdalih bahwa
melatih orang yang mampu baca-tulis jauh lebih mudah daripada
melatih orang yang buta aksara, dan umumnya orang-orang yang
mampu baca-tulis memiliki status sosial ekonomi, kesehatan, dan
prospek meraih peluang kerja yang lebih baik. Kemampuan baca-
tulis juga berarti peningkatan peluang kerja dan akses yang lebih
luas pada pendidikan yang lebih tinggi.
Di dunia internasional salah satu aspek penentu tingkat
pembangunan suatu bangsa diukur dari tingkat keaksaraan
penduduknya. Angka melek huruf merupakan salah satu variabel
dalam menentukan indeks pembangunan manusia (IPM) atau
Human Development Index (HDI).
Pemberantasan buta aksara tidak dapat langsung dilaksanakan.
Namun memerlukan waktu dan perancangan program yang tepat.
Dalam Pengembangan Masyarakat, program biasanya
dikembangkan untuk menyediakan pelayanan sosial yang secara
langsung menyentuh sasaran perubahan.
Berbagai program yang telah dilaksanakan dalam pemberantasan
buta aksara diantaranya adalah kursus A-B-C, Program
Pemberantasan Buta Huruf Fungsional, Kejar Paket A, dan
program Keaksaraan Fungsional (KF) yang dijalankan oleh
pemerintah sejak tahun 1995.
Kondisi keaksaraan di Jawa Tengah ditunjukkan pada Tabel 5.1
yang menyajikan persentase penduduk melek huruf yang berusia
Indikator untuk mengukur hasilpembangunan pendidikan seperti angka melek huruf, rata-rata lama sekolah, pendidikan tertinggi yang ditamatkan dan alasan tidak/belum pernah sekolah/tidak sekolah lagi.
Catatan: - AMH 15 tahun ke atas; - AMH 15-24 tahun; - AMH 15-45 tahun; - AMH 45 tahun ke atas.
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 53
10 tahun ke atas menurut tipe daerah, jenis kelamin dan
kelompok umur berdasarkan hasil Susenas 2014. Dari tabel
tersebut terlihat bahwa persentase penduduk 10 tahun ke atas
yang melek huruf sebesar 93,73 persen, sedangkan untuk yang
berusia 15 tahun ke atas sebesar 92,98 persen. Rendahnya
angka melek huruf pada kelompok umur 15 tahun ke atas ini
dipengaruhi oleh kelompok umur 45 tahun ke atas. Persentase
penduduk 45 tahun ke atas yang melek huruf sebesar 83,32
persen.
Tabel 5.1 Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas yang Melek Huruf menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, 2014
10 - 14 15 - 24 25 - 44 45+ 10+ 15+
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Perkotaan
Laki-laki 99,66 99,99 99,44 86,67 96,97 96,62
Perempuan 99,57 99,97 99,21 82,45 93,48 92,81
Laki-laki+Perempuan 99,66 99,99 99,44 86,67 95,20 94,67
Perdesaan
Laki-laki 99,53 99,94 98,70 80,63 95,41 94,81
Perempuan 99,46 99,96 98,16 73,76 89,63 88,35
Laki-laki+Perempuan 99,53 99,94 98,70 80,63 92,48 91,52
Perkotaan+Perdesaan
Laki-laki 99,59 99,96 99,04 83,32 96,12 95,64
Perempuan 99,51 99,97 98,64 77,67 91,40 90,42
Laki-laki+Perempuan 99,59 99,96 99,04 83,32 93,73 92,98
Tipe Daerah / Jenis Kelamin
Kelompok Umur
Dilihat menurut tipe daerah, persentase penduduk melek huruf
umur 10 tahun ke atas di daerah perdesaan sebesar 92,48
persen, lebih rendah dibandingkan daerah perkotaan sebesar
95,20 persen. Kondisi yang sama terjadi pada kelompok umur
lainnya dimana persentase penduduk yang melek huruf di
perdesaan lebih rendah dibandingkan di perkotaan. Hal ini
disebabkan di daerah perkotaan lebih banyak tersedia fasilitas
pendidikan dibandingkan daerah perdesaan.
Persentase penduduk perempuan melek huruf umur 10 tahun ke
atas sebesar 91,40 persen, lebih rendah dibandingkan penduduk
laki-laki sebesar 96,12 persen. Kondisi tersebut terjadi baik di
AMH 10 Tahun ke Atas 93,73 persen. AMH 15 Tahun ke Atas 92,98 persen.
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
54 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
perkotaan maupun perdesaan dan hampir di semua kelompok
umur.
Hasil Susenas 2014 menunjukkan bahwa angka melek huruf
umur 15 tahun ke atas mencapai 92,98 persen. Jika dibandingkan
dengan tahun-tahun sebelumnya, angka melek huruf umur 15
tahun ke atas mengalami peningkatan (Gambar 5.1).
Gambar 5.1 Perkembangan Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Melek Huruf menurut Kelompok Umur, 2011 - 2014
99,3899,73 99,73 99,96
97,9998,53 98,53
99,0498,44
98,92 98,92
99,35
89,75
91,27 91,27
92,98
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
2011 2012 2013 2014
15‐24 25‐44 15‐44 15+
Salah satu program pemerintah dalam penuntasan buta aksara
adalah program keaksaraan fungsional (KF). Program KF
merupakan program terpadu yang terdiri dari membaca, menulis,
berhitung, dan keterampilan. Sasaran program keaksaraan
fungsional adalah mereka yang buta huruf umur 15-44 tahun.
Persentase penduduk berusia 15-44 tahun yang melek huruf pada
tahun 2014 sebesar 99,35 persen. Perkembangan angka melek
huruf umur 15-44 tahun pada beberapa tahun terakhir cenderung
fluktuatif, namun jika dibandingkan dengan tahun 2013, angka
melek huruf umur 15-44 tahun pada tahun 2014 mengalami
peningkatan.
Salah satu target MDGs adalah menjamin pada 2015 semua anak
dimanapun, laki-laki maupun perempuan dapat menyelesaikan
pendidikan dasar. Salah satu indikator yang digunakan untuk
memantau pencapaian tersebut adalah angka melek huruf
penduduk 15-24 tahun. Jika dibandingkan dengan kelompok umur
Angka Melek Huruf 2014 : 15-24 Tahun 99,96 persen. 25-44 Tahun 99,04 persen. 15-44 Tahun 99,35 persen. 15 Tahun ke Atas 92,98 persen.
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 55
lainnya, angka melek huruf kelompok umur 15-24 tahun
cenderung lebih tinggi. Angka melek huruf umur 15-24 tahun pada
tahun 2014 mencapai 99,96 persen, meningkat dibandingkan
tahun 2013 sebesar 99,73 persen (Gambar 5.1).
85,94
87,25
88,46
88,51
89,42
89,58
91,31
91,50
91,85
92,11
92,17
92,35
92,44
92,65
92,89
92,98
93,15
93,44
93,61
94,37
94,48
94,60
94,78
94,83
94,90
94,91
94,98
95,41
95,49
95,75
95,77
96,17
96,78
97,54
97,62
98,26
75 80 85 90 95 100
Kab. Wonogiri
Kab. Sragen
Kab. Boyolali
Kab. Brebes
Kab. Blora
Kab. Pemalang
Kab. Rembang
Kab. Kendal
Kab. Kebumen
Kab. Pati
Kab. Sukoharjo
Kab. Temanggung
Kab. Klaten
Kab. Cilacap
Kab. Magelang
Jawa Tengah
Kab. Karanganyar
Kab. Banjarnegara
Kota Tegal
Kab. Batang
Kab. Tegal
Kab. Demak
Kab. Banyumas
Kab. Semarang
Kab. Grobogan
Kab. Jepara
Kab. Purworejo
Kota Salatiga
Kab. Kudus
Kab. Wonosobo
Kab. Purbalingga
Kab. Pekalongan
Kota Magelang
Kota Semarang
Kota Surakarta
Kota Pekalongan
Gambar 5.2Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Melek Huruf
menurut Kabupaten/Kota, 2014
Gambar 5.2 menyajikan persentase penduduk berusia 15 tahun
ke atas yang melek huruf menurut kabupaten/kota. Dari gambar
tersebut terlihat bahwa persentase penduduk yang melek huruf
sangat bervariasi antar kabupaten/kota. Untuk kelompok
penduduk 15 tahun ke atas persentase penduduk yang melek
AMH 15th+ Jawa Tengah sebesar 92,98 persen. Sebanyak 20 kabupaten/kota (57,14 persen) memiliki AMH 15th+ diatas angka provinsi. Sebanyak 15 kabupaten/kota (42,86 persen) memiliki AMH 15th+ dibawah angka provinsi.
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
56 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
huruf tertinggi terdapat di Kota Pekalongan (98,26 persen), Kota
Surakarta (97,62 persen), dan Kota Semarang (97,54 persen).
Sedangkan kabupaten/kota dengan persentase melek huruf
terendah terdapat di Kabupaten Wonogiri (85,94 persen),
Kabupaten Sragen (87,25 persen), dan Kabupaten Boyolali (88,46
persen).
5.2 Rata-rata Lama Sekolah
Salah satu ukuran kualitas yang dapat digunakan untuk
mengetahui sejauh mana kualitas pembangunan manusia yang
telah berhasil dicapai adalah dengan Human Development Index
(HDI) atau Indek Pembangunan Manusia (IPM). Komponen
pembentuk indikator IPM ada 4 yaitu: Angka Harapan Hidup,
Angka Melek Huruf, Rata-rata Lama Sekolah serta Pengeluaran
per Kapita.
Rata-rata lama sekolah adalah rata-rata jumlah tahun yang
dihabiskan oleh penduduk berusia 15 tahun ke atas untuk
menempuh semua jenis pendidikan formal yang pernah dijalani.
Indikator ini dihitung dari variabel pendidikan tertinggi yang
ditamatkan dan tingkat pendidikan yang sedang diduduki. Standar
UNDP adalah minimal 0 tahun dan maksimal 15 tahun.
Rata-rata lama sekolah (mean years of schooling) merupakan
indikator yang menunjukkan rata-rata jumlah tahun efektif untuk
bersekolah yang dicapai penduduk. Jumlah tahun efektif adalah
jumlah tahun standar yang harus dijalani oleh seseorang untuk
menamatkan suatu jenjang pendidikan, misalnya tamat SD adalah
6 tahun, tamat SMP adalah 9 tahun dan seterusnya. Perhitungan
lama sekolah dilakukan tanpa memperhatikan apakah seseorang
menamatkan sekolah lebih cepat atau lebih lama dari waktu yang
telah ditetapkan.
Gambar 5.3 menunjukkan bahwa rata-rata lama sekolah
penduduk umur 15 tahun ke atas pada tahun 2014 mencapai
7,50 tahun. Angka ini menunjukkan bahwa secara rata-rata
pendidikan penduduk umur 15 tahun ke atas baru mencapai
jenjang pendidikan kelas 1 SMP (kelas VII) atau putus sekolah di
Rata-rata lama sekolah = Tahun Konversi + (Kelas Tertinggi yang Pernah diduduki – 1). Tahun Konversi Pendidikan yangditamatkan : SD = 6 tahun; SMP = 9 tahun; SMA = 12 tahun; D1 = 13 tahun; D2 = 14 tahun; D3 = 15 tahun; D4/S1 = 16 tahun; S2 = 18 tahun; S3 = 21 tahun. ht
tp://j
aten
g.bp
s.go.
id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 57
kelas 2 SMP (Kelas VIII).
Gambar 5.3 Perkembangan Rata-Rata Lama Sekolah (tahun) Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Jenis Kelamin, 2012-2014
7,79 7,81 7,92
6,83 6,92 7,11
7,30 7,36 7,50
6
7
8
9
2012 2013 2014
Laki‐laki Perempuan Laki‐laki + Perempuan
Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya rata-rata lama
sekolah mengalami peningkatan, pada tahun 2012 sebesar 7,30
tahun menjadi sebesar 7,36 tahun pada tahun 2013 dan menjadi
7,50 tahun pada tahun 2014. Kondisi ini menggambarkan bahwa
kesempatan masyarakat untuk memperoleh pendidikan
mengalami peningkatan. Jika rata-rata lama sekolah dapat terus
ditingkatkan, diharapkan sasaran pembangunan pendidikan dapat
tercapai.
Gambar 5.4 menyajikan rata-rata lama sekolah (tahun) penduduk
berusia 15 tahun ke atas menurut kabupaten/kota. Dari gambar
tersebut terlihat bahwa terdapat 4 kabupaten/kota dengan rata-
rata lama sekolah sebesar 9 tahun ke atas. Kabupaten/kota
dengan rata-rata lama sekolah tertinggi terdapat di Kota Surakarta
(10,64 tahun), Kota Semarang (10,27 tahun), Kota Magelang
(10,10 tahun) dan Kota Salatiga (9,99 tahun).
Sedangkan kabupaten/kota dengan rata-rata lama sekolah
terendah terdapat di Kabupaten Brebes (6,02 tahun), Kabupaten
Banjarnegara (6,38 tahun), dan Kabupaten Blora (6,63 tahun).
Rata-rata lama sekolah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
58 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
6,02
6,38
6,63
6,63
6,65
6,76
6,76
6,78
6,79
6,89
6,99
7,00
7,08
7,15
7,19
7,20
7,22
7,40
7,50
7,51
7,55
7,64
7,66
7,70
7,83
7,98
8,04
8,33
8,34
8,38
8,48
9,12
9,99
10,10
10,27
10,64
0 2 4 6 8 10 12
Kab. Brebes
Kab. Banjarnegara
Kab. Blora
Kab. Wonosobo
Kab. Pemalang
Kab. Batang
Kab. Purbalingga
Kab. Tegal
Kab. Pekalongan
Kab. Grobogan
Kab. Cilacap
Kab. Wonogiri
Kab. Sragen
Kab. Rembang
Kab. Kebumen
Kab. Pati
Kab. Temanggung
Kab. Kendal
Jawa Tengah
Kab. Banyumas
Kab. Demak
Kab. Magelang
Kab. Jepara
Kab. Boyolali
Kab. Semarang
Kab. Purworejo
Kab. Karanganyar
Kab. Klaten
Kab. Kudus
Kota Tegal
Kota Pekalongan
Kab. Sukoharjo
Kota Salatiga
Kota Magelang
Kota Semarang
Kota Surakarta
Gambar 5.4Rata-rata Lama Sekolah (tahun) Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas
menurut Kabupaten/Kota, 2014
5.3 Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
Pendidikan memiliki peran penting dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara dalam upaya menciptakan sumber daya manusia
yang berkualitas. Pendidikan mempengaruhi secara penuh
pertumbuhan ekonomi suatu Negara (daerah) karena pendidikan
akan berpengaruh terhadap produktivitas. Pendidikan dapat
menjadikan sumber daya manusia lebih cepat mengerti dan siap
RLS Jawa Tengah sebesar 7,50 tahun. Sebanyak 17 kabupaten/kota (48,57 persen) memiliki RLS diatas angka provinsi. Sebanyak 18 kabupaten/kota (51,43 persen) memiliki RLS dibawah angka provinsi.
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 59
dalam menghadapi perubahan dan pembangunan suatu Negara.
Hampir semua negara berkembang menghadapi masalah kualitas
dan kuantitas sumber daya manusia yang diakibatkan oleh
rendahnya mutu pendidikan.
Pendidikan yang ditamatkan merupakan salah satu ukuran
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Semakin tinggi tingkat
pendidikan yang dicapai, maka semakin tinggi pula kualitas
sumber daya manusia yang dimiliki, sehingga selain bisa
memperoleh pekerjaan yang layak dengan gaji/upah yang sesuai,
tingginya tingkat pendidikan juga dapat mencerminkan taraf
intelektualitas suatu masyarakat.
Gambar 5.5 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Jenjang Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2014
6.89
15.36
31.26
21.40 19.59
5.50
0
5
10
15
20
25
30
35
Tdk/Belum Pernah Sekolah
Tdk Tamat SD/MI SD/MI SMP//MTs SM/MA PT
Gambaran kualitas SDM Indonesia dilihat dari pendidikan yang
ditamatkan disajikan pada Gambar 5.5 Dari gambar tersebut
terlihat bahwa persentase tertinggi adalah penduduk yang tamat
SD/MI sebesar 31,26 persen, diikuti tamat SMP/MTs sebesar
21,40 persen, dan tamat SM/MA sebesar 19,59 persen.
Sedangkan persentase penduduk yang tamat PT sebesar 5,50
persen.
Disamping itu masih terdapat sebesar 6,89 persen penduduk 15
tahun ke atas yang belum pernah mengenyam pendidikan dan
sebesar 15,36 persen pernah bersekolah di SD/MI namun tidak
tamat.
Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dicapai, maka semakin tinggi pula kualitas sumber daya manusia yang dimiliki.
Sebagian besar penduduk usia 15 tahun ke atas di Jawa Tengah menamatkan pendidikan teringgi pada jenjang SD/MI. ht
tp://j
aten
g.bp
s.go.
id
60 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Gambar 5.6 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Tipe Daerah dan Jenjang Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2014
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Perkotaan Perdesaan
5.39 8.17
12.13
18.15
24.58
37.03
22.46 20.50
27.02
13.18
8.42
2.98
Tdk/Belum Pernah Sekolah Tdk Tamat SD/MI SD/MI SMP//MTs SM/MA PT
Tingkat pendidikan penduduk perkotaan lebih tinggi dibandingkan
penduduk perdesaan. Persentase penduduk di perkotaan yang
menamatkan jenjang pendidikan SMP/MTs ke atas (SMP/MTs,
SM/MA, dan PT) sebesar 57,90 persen, hampir dua kali lipat lebih
tinggi dibandingkan perdesaan sebesar 36,66 persen. Sedangkan
persentase penduduk yang belum mengenyam pendidikan di
perdesaan (8,17 persen) lebih tinggi dibandingkan di perkotaan
(5,39 persen).
Jika dilihat menurut jenis kelamin, persentase perempuan yang
belum pernah mengenyam pendidikan sebesar 10,12 persen, dua
kali lipat lebih tinggi dibandingkan laki-laki sebesar 3,52 persen.
Selain itu persentase perempuan yang menamatkan pendidikan
SMP/MTs ke atas (SMP/MTs, SM/MA, dan PT) sebesar 43,76
persen lebih rendah dibandingkan laki-laki sebesar 49,35 persen.
Kondisi ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan perempuan
lebih rendah dibandingkan laki-laki.
Tingkat pendidikan penduduk perkotaan lebih tinggi dibandingkan penduduk perdesaan.
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 61
Gambar 5.7 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Jenis Kelamin dan Jenjang Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2014
0
5
10
15
20
25
30
35
Laki‐laki Perempuan
3.52
10.12
14.39 16.29
32.75
29.84
22.25 20.59 21.58
17.68
5.51 5.49
Tdk/Belum Pernah Sekolah Tdk Tamat SD/MI SD/MI SMP//MTs SM/MA PT
5.4 Alasan Tidak/Belum Pernah Sekolah atau Tidak Bersekolah
Lagi
Pemerintah telah mencanangkan program wajib belajar untuk
pendidikan dasar 9 tahun sejak tahun 2008. Namun, pada
kenyataanya masih banyak anak-anak yang belum merasakan
pendidikan dasar. Hal ini dapat dilihat dari masih adanya anak-
anak yang tidak/belum pernah sekolah atau tidak melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Beberapa alasan yang
melatarbelakangi hal ini antara lain karena tidak ada biaya,
bekerja, menikah/mengurus rumah tangga, merasa pendidikan
cukup, malu karena ekonomi, sekolah jauh, cacat, menunggu
pengumuman, tidak diterima, dan lain-lain.
Tabel 5.2 menyajikan berbagai alasan yang menyebabkan anak
umur 7-18 tahun tidak/belum pernah sekolah/tidak bersekolah
lagi. Alasan karena tidak ada biaya dan bekerja umumnya
berkaitan erat dengan faktor ekonomi (kemiskinan atau
kemampuan ekonomi orang tua).
Pada tabel tersebut terlihat bahwa masalah ekonomi masih
menjadi penyebab utama anak tidak dapat menikmati pendidikan.
Tingkat pendidikan perempuan lebih rendah dibandingkan laki-laki.
Alasan tidak/belum pernah sekolah: tidak ada biaya, bekerja, menikah/mengurus rumah tangga, merasa pendidikan cukup, malu karena ekonomi, sekolah jauh, cacat, menunggu pengumuman, tidak diterima, dan lain-lain.
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
62 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Sebesar 45,43 persen atau hampir setengah dari penduduk
berusia 7-18 tahun menyatakan tidak/belum pernah
sekolah/tidak bersekolah lagi karena tidak ada biaya dan sebesar
14,87 persen dengan alasan bekerja/mencari nafkah.
Tabel 5.2 Persentase Penduduk Usia 7-18 Tahun yang Tidak/Belum Pernah Sekolah/Tidak Bersekolah Lagi menurut Alasan Tidak/Belum Pernah Sekolah/Tidak Sekolah Lagi dan Tipe Daerah, 2014
Alasan tidak/belum pernah sekolah/tidak bersekolah lagi
Perkotaan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan
(1) (2) (3) (4)
Tidak ada biaya 43,10 47,04 45,43 Bekerja/mencari nafkah 21,30 10,43 14,87 Menikah/mengurus rumah tangga 2,40 6,33 4,72 Merasa pendidikan cukup 7,11 9,60 8,58 Malu karena ekonomi 1,27 0,52 0,82 Sekolah jauh 0,00 0,25 0,15 Cacat 3,09 2,78 2,91 Menunggu pengumuman 1,94 1,25 1,53 Tidak diterima 0,32 0,35 0,34 Lainnya 19,47 21,45 20,65 Jumlah 100,00 100,00 100,00 BOS adalah program pemerintah yang pada dasarnya adalah
untuk penyediaan pendanaan biaya operasional nonpersonalia
bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib
belajar. Secara umum program BOS bertujuan untuk meringankan
beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam
rangka wajib belajar 9 tahun yang bermutu.
Masih adanya anak yang tidak bersekolah dengan alasan tidak
ada biaya, mencerminkan bahwa program sekolah gratis untuk
tingkat pendidikan dasar ternyata belum sepenuhnya terrealisasi
dan dinikmati oleh masyarakat luas. Selain itu, keluarga miskin
masih menghadapi kesulitan untuk memenuhi biaya pendidikan
seperti biaya transportasi, buku, dan seragam sekolah.
Dari hasil Susenas 2014 ternyata masih terdapat 0,15 persen
anak yang tidak/belum pernah sekolah/tidak sekolah lagi karena
sekolah jauh. Kondisi ini menunjukkan belum meratanya fasilitas
sekolah yang dapat diakses oleh penduduk.
Tabel 5.2 juga menunjukkan bahwa alasan anak yang tidak
bersekolah karena bekerja, malu karena ekonomi, cacat,
menunggu pengumuman, tidak diterima dan lainnya lebih banyak
Alasan tidak/belum pernah sekolah terbanyak karena tidak ada biaya.
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 63
dijumpai pada anak yang tinggal di daerah perkotaan
dibandingkan perdesaan. Sebaliknya, alasan karena tidak ada
biaya, menikah/mengurus rumah tangga, merasa pendidikan
cukup, dan sekolah jauh banyak dijumpai pada anak yang berada
di daerah perdesaan.
Tabel 5.3 Persentase Penduduk Usia 7-18 Tahun yang Tidak/Belum Pernah Sekolah/Tidak Bersekolah Lagi menurut Alasan Tidak/Belum Pernah Sekolah/Tidak Sekolah Lagi dan Jenis Kelamin, 2014
Alasan tidak/belum pernah
sekolah/tidak bersekolah lagiLaki-laki Perempuan
Laki-laki+Perempuan
(1) (2) (3) (4)
Tidak ada biaya 44,53 46,49 45,43 Bekerja/mencari nafkah 15,83 13,74 14,87 Menikah/mengurus rumah tangga 0,00 10,34 4,72 Merasa pendidikan cukup 8,20 9,03 8,58 Malu karena ekonomi 1,12 0,47 0,82 Sekolah jauh 0,00 0,33 0,15 Cacat 2,09 3,88 2,91 Menunggu pengumuman 1,10 2,04 1,53 Tidak diterima 0,23 0,46 0,34 Lainnya 26,90 13,22 20,65 Jumlah 100,00 100,00 100,00 Baik laki-laki maupun perempuan sebagian besar menyatakan
tidak ada biaya sebagai alasan mengapa tidak/belum pernah
sekolah/tidak bersekolah lagi, laki-laki sebesar 44,53 persen dan
perempuan sebesar 46,49 persen (Tabel 5.3). Kondisi yang cukup
memprihatinkan karena masih ada perempuan usia 7 – 18 tahun
yang tidak bersekolah dengan alasan menikah/mengurus rumah
tangga cukup tinggi sebesar 10,34 persen.
Untuk alasan bekerja, merasa pendidikan cukup, malu karena
ekonomi, sekolah jauh, cacat, menunggu pengumuman, dan
alasan tidak diterima tidak ada perbedaan yang jauh antara
persentase laki-laki dan perempuan.
Sedangkan tidak/belum pernah sekolah/tidak bersekolah lagi
karena alasan lainnya terlihat perbedaan yang cukup jauh dimana
persentase laki-laki sebesar 26,90 persen lebih tinggi
dibandingkan perempuan sebesar 13,22 persen. Alasan lainnya
ini diantaranya sakit, dikeluarkan dari sekolah, dan lain-lain.
Laki-laki maupun perempuan yang tidak/belum pernah sekolah sebagian besar disebabkan karena tidak ada biaya.
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 65
DAFTAR PUSTAKA
Bappeda Purworejo. 2014. Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
http://bappeda.purworejokab.go.id/index.php?option=com_content&view=article
&id=49&Itemid=17
BPS. 2014. Statistik Pendidikan 2012. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
BPS. 2014. Buku II A Survei Sosial Ekonomi Nasional 2014 Pedoman Pencacahan KOR.
Jakarta: Badan Pusat Statistik.
BPS. 2014. Buku II B Survei Sosial Ekonomi Nasional 2014 Pedoman Pencacahan
Konsumsi. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
BPS. 2010. Bahan Ajar Diklat Kompetensi Eselon IV Tahun 2010.Jakarta : Badan Pusat
Statistik.
http://id.wikipedia.org/wiki/Beasiswa.
Imro. 2014. Anggaran Pendidikan dalam APBN 2009.
http://www.anggaran.depkeu.go.id/web-content-list.asp?ContentId=565. Diakses
pada tanggal 19 November 2014.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_anak_usia_dini
http://id.wikipedia.org/wiki/Melek_aksara
Wang, Selvia. 2014. Ekonomi Mikro, Ekonomi Makro, dan Kebijakan Ekonomi.
(http://selviawang93.blogspot.com/2014/03/ekonomi-mikro-ekonomi-makro-
dan.html). Diakses pada tanggal 20 November 2014.
Sauri, Sofyan. Strategi Pembangunan Bidang Pendidikan Untuk Mewujudkan Pendidikan
Bermutu.http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR.PEND.BAHASA
ARAB/19560420198301-SOFYAN SAURI/makalah2/STRATEGI PEMBANGUNAN
BIDANG PENDIDIKAN.pdf.Diakses pada tanggal 20 November 2014.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 67
Tabel 1 Jumlah Rumah Tangga menurut Kabupaten/Kota dan Tipe Daerah (ribuan), 2014
Perkotaan Perdesaan
(1) (2) (3) (4)
01. Kab. Cilacap 157,69 301,49 459,18
02. Kab. Banyumas 226,96 217,21 444,17
03. Kab. Purbalingga 66,54 151,67 218,21
04. Kab. Banjarnegara 53,74 186,38 240,13
05. Kab. Kebumen 87,93 241,03 328,96
06. Kab. Purworejo 56,31 148,06 204,37
07. Kab. Wonosobo 48,35 162,97 211,32
08. Kab. Magelang 92,27 243,46 335,73
09. Kab. Boyolali 87,55 181,98 269,54
10. Kab. Klaten 227,33 108,72 336,05
11. Kab. Sukoharjo 180,39 50,96 231,35
12. Kab. Wonogiri 54,92 214,70 269,63
13. Kab. Karanganyar 117,96 109,54 227,50
14. Kab. Sragen 80,16 172,82 252,98
15. Kab. Grobogan 61,83 333,57 395,40
16. Kab. Blora 55,87 188,26 244,13
17. Kab. Rembang 47,88 122,69 170,57
18. Kab. P a t i 115,83 245,04 360,87
19. Kab. Kudus 160,71 46,19 206,90
20. Kab. Jepara 179,20 123,32 302,52
21. Kab. Demak 111,74 183,22 294,96
22. Kab. Semarang 107,26 159,32 266,58
23. Kab. Temanggung 48,23 145,64 193,88
24. Kab. Kendal 120,66 137,19 257,84
25. Kab. Batang 73,16 113,66 186,82
26. Kab. Pekalongan 103,96 99,94 203,90
27. Kab. Pemalang 161,02 161,10 322,12
28. Kab. Tegal 204,10 157,42 361,52
29. Kab. Brebes 194,50 265,80 460,30
71. Kota Magelang 33,83 - 33,83
72. Kota Surakarta 149,97 - 149,97
73. Kota Salatiga 53,54 - 53,54
74. Kota Semarang 455,67 11,01 466,68
75. Kota Pekalongan 72,81 - 72,81
76. Kota Tegal 65,88 - 65,88
Jawa Tengah 4 115,75 4 984,36 9 100,11
Kabupaten/KotaTipe Daerah
Total
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
68 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 2.1 Jumlah Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin (ribuan), 2014
Perkotaan
Laki-laki Perempuan
(1) (2) (3) (4)
01. Kab. Cilacap 294,30 291,24 585,55
02. Kab. Banyumas 418,98 422,39 841,37
03. Kab. Purbalingga 136,32 140,51 276,84
04. Kab. Banjarnegara 106,87 106,97 213,84
05. Kab. Kebumen 156,32 159,71 316,03
06. Kab. Purworejo 98,65 102,91 201,56
07. Kab. Wonosobo 91,81 89,47 181,28
08. Kab. Magelang 173,51 172,82 346,33
09. Kab. Boyolali 155,07 159,86 314,93
10. Kab. Klaten 380,90 394,39 775,29
11. Kab. Sukoharjo 325,41 331,51 656,92
12. Kab. Wonogiri 94,97 98,86 193,83
13. Kab. Karanganyar 213,57 219,65 433,22
14. Kab. Sragen 138,99 143,82 282,81
15. Kab. Grobogan 107,72 112,49 220,21
16. Kab. Blora 97,74 102,18 199,92
17. Kab. Rembang 88,04 87,40 175,44
18. Kab. P a t i 201,47 211,22 412,69
19. Kab. Kudus 311,85 322,21 634,06
20. Kab. Jepara 349,63 350,04 699,67
21. Kab. Demak 205,79 210,36 416,15
22. Kab. Semarang 190,81 202,59 393,40
23. Kab. Temanggung 91,89 93,47 185,37
24. Kab. Kendal 226,44 221,58 448,01
25. Kab. Batang 148,70 149,78 298,47
26. Kab. Pekalongan 224,02 224,35 448,37
27. Kab. Pemalang 321,46 326,85 648,31
28. Kab. Tegal 410,82 415,00 825,82
29. Kab. Brebes 385,58 381,16 766,74
71. Kota Magelang 59,28 61,11 120,39
72. Kota Surakarta 248,01 261,91 509,91
73. Kota Salatiga 88,61 92,47 181,09
74. Kota Semarang 799,84 832,64 1 632,48
75. Kota Pekalongan 143,38 143,23 286,61
76. Kota Tegal 121,33 123,67 245,01
Jawa Tengah 7 608,08 7 759,83 15 367,92
Kabupaten/KotaJenis kelamin
Total
ht t p
: / / j at e
ng
. bp
s. g
o. i d
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 69
Tabel 2.2 Jumlah Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin (ribuan), 2014
Perdesaan
Laki-laki Perempuan
(1) (2) (3) (4)
01. Kab. Cilacap 549,92 549,37 1 099,29
02. Kab. Banyumas 390,27 387,86 778,14
03. Kab. Purbalingga 302,73 308,84 611,56
04. Kab. Banjarnegara 342,05 340,19 682,24
05. Kab. Kebumen 431,63 432,93 864,56
06. Kab. Purworejo 250,46 255,78 506,24
07. Kab. Wonosobo 300,14 291,64 591,78
08. Kab. Magelang 445,25 441,65 886,89
09. Kab. Boyolali 316,39 326,09 642,48
10. Kab. Klaten 185,34 192,98 378,32
11. Kab. Sukoharjo 99,02 100,56 199,58
12. Kab. Wonogiri 364,64 386,94 751,58
13. Kab. Karanganyar 206,05 209,04 415,10
14. Kab. Sragen 290,00 302,50 592,50
15. Kab. Grobogan 556,86 566,27 1 123,13
16. Kab. Blora 319,70 328,42 648,13
17. Kab. Rembang 218,23 220,50 438,73
18. Kab. P a t i 392,05 420,23 812,27
19. Kab. Kudus 92,33 94,44 186,77
20. Kab. Jepara 233,47 236,17 469,65
21. Kab. Demak 341,81 347,27 689,08
22. Kab. Semarang 293,91 299,15 593,07
23. Kab. Temanggung 278,25 274,68 552,93
24. Kab. Kendal 247,05 238,91 485,96
25. Kab. Batang 218,80 218,65 437,45
26. Kab. Pekalongan 207,07 212,20 419,27
27. Kab. Pemalang 314,04 321,44 635,48
28. Kab. Tegal 294,95 298,91 593,86
29. Kab. Brebes 505,28 500,72 1 006,00
71. Kota Magelang - - -
72. Kota Surakarta - - -
73. Kota Salatiga - - -
74. Kota Semarang 22,03 20,00 42,03
75. Kota Pekalongan - - -
76. Kota Tegal - - -
Jawa Tengah 9 009,71 9 124,35 18 134,06
Kabupaten/KotaJenis kelamin
Total
ht
tp
: / / j at
en
g. b
ps
. go
. i d
70 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 2.3 Jumlah Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin (ribuan), 2014
Perkotaan + Perdesaan
Laki-laki Perempuan
(1) (2) (3) (4)
01. Kab. Cilacap 844,22 840,61 1 684,84
02. Kab. Banyumas 809,25 810,26 1 619,50
03. Kab. Purbalingga 439,05 449,35 888,40
04. Kab. Banjarnegara 448,93 447,15 896,08
05. Kab. Kebumen 587,95 592,64 1 180,59
06. Kab. Purworejo 349,11 358,69 707,80
07. Kab. Wonosobo 391,95 381,11 773,06
08. Kab. Magelang 618,75 614,46 1 233,22
09. Kab. Boyolali 471,46 485,95 957,41
10. Kab. Klaten 566,24 587,37 1 153,61
11. Kab. Sukoharjo 424,43 432,07 856,50
12. Kab. Wonogiri 459,60 485,81 945,41
13. Kab. Karanganyar 419,62 428,70 848,32
14. Kab. Sragen 428,99 446,32 875,31
15. Kab. Grobogan 664,59 678,76 1 343,35
16. Kab. Blora 417,44 430,61 848,05
17. Kab. Rembang 306,27 307,90 614,17
18. Kab. P a t i 593,52 631,44 1 224,96
19. Kab. Kudus 404,18 416,66 820,83
20. Kab. Jepara 583,11 586,22 1 169,32
21. Kab. Demak 547,60 557,63 1 105,23
22. Kab. Semarang 484,72 501,74 986,47
23. Kab. Temanggung 370,14 368,16 738,30
24. Kab. Kendal 473,49 460,49 933,97
25. Kab. Batang 367,49 368,43 735,92
26. Kab. Pekalongan 431,09 436,55 867,64
27. Kab. Pemalang 635,50 648,29 1 283,79
28. Kab. Tegal 705,77 713,91 1 419,68
29. Kab. Brebes 890,86 881,88 1 772,74
71. Kota Magelang 59,28 61,11 120,39
72. Kota Surakarta 248,01 261,91 509,91
73. Kota Salatiga 88,61 92,47 181,09
74. Kota Semarang 821,87 852,64 1 674,51
75. Kota Pekalongan 143,38 143,23 286,61
76. Kota Tegal 121,33 123,67 245,01
Jawa Tengah 16 617,79 16 884,19 33 501,98
Kabupaten/KotaJenis kelamin
Total
ht
tp
: / / j at
en
g. b
ps
. go
. i d
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 71
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur (ribuan), 2014
Perkotaan
0 - 2 3 - 4 5 - 6 7 - 12 13 - 15 16 - 18 19 - 24 25 - 44 45+
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
01. Kab. Cilacap 34,70 19,78 20,40 57,98 35,06 33,13 36,87 170,15 177,47 585,55
02. Kab. Banyumas 47,89 20,00 31,59 88,44 39,63 44,08 77,13 240,59 252,02 841,37
03. Kab. Purbalingga 15,21 9,14 10,87 28,67 16,33 14,35 19,23 84,62 78,41 276,84
04. Kab. Banjarnegara 13,25 7,73 7,86 20,82 12,19 9,54 17,71 62,55 62,20 213,84
05. Kab. Kebumen 14,53 12,56 10,26 35,36 16,51 19,57 17,94 85,57 103,75 316,03
06. Kab. Purworejo 10,35 5,48 7,17 18,56 12,02 8,69 12,86 55,70 70,73 201,56
07. Kab. Wonosobo 9,93 6,60 5,42 20,08 8,03 11,23 13,82 52,90 53,27 181,28
08. Kab. Magelang 16,56 11,49 13,36 33,27 16,87 16,50 29,31 99,72 109,25 346,33
09. Kab. Boyolali 12,74 12,58 11,49 29,44 16,94 12,10 24,97 91,81 102,84 314,93
10. Kab. Klaten 33,12 30,26 23,11 71,21 42,00 30,92 54,96 226,52 263,18 775,29
11. Kab. Sukoharjo 22,99 21,96 28,28 60,51 31,94 31,11 63,54 203,24 193,36 656,92
12. Kab. Wonogiri 7,73 3,86 6,96 17,29 9,33 8,14 12,59 50,87 77,07 193,83
13. Kab. Karanganyar 20,81 13,77 11,41 45,00 21,72 20,21 37,07 131,72 131,52 433,22
14. Kab. Sragen 14,47 9,95 8,74 23,96 17,33 11,64 20,74 80,06 95,92 282,81
15. Kab. Grobogan 10,01 7,31 6,93 23,72 14,59 8,94 19,41 62,37 66,93 220,21
16. Kab. Blora 8,17 6,99 5,59 19,32 10,33 9,35 16,41 57,57 66,20 199,92
17. Kab. Rembang 8,96 3,93 2,98 18,47 7,77 10,27 17,17 56,47 49,41 175,44
18. Kab. P a t i 20,34 10,10 13,36 38,23 25,40 19,69 30,24 126,01 129,30 412,69
19. Kab. Kudus 36,30 20,88 21,42 58,07 29,13 36,79 64,09 200,68 166,71 634,06
20. Kab. Jepara 40,01 22,29 23,14 75,90 36,41 39,85 59,27 227,00 175,81 699,67
21. Kab. Demak 21,11 16,62 13,79 47,29 26,75 19,56 40,64 126,85 103,55 416,15
22. Kab. Semarang 20,11 13,91 13,02 34,44 17,47 21,79 39,02 121,30 112,32 393,40
23. Kab. Temanggung 6,94 7,53 7,37 18,81 9,03 8,38 11,82 58,38 57,10 185,37
24. Kab. Kendal 23,90 16,67 13,93 41,12 26,50 24,01 40,44 131,23 130,22 448,01
25. Kab. Batang 14,45 12,37 11,06 28,15 15,08 15,75 28,49 92,43 80,69 298,47
26. Kab. Pekalongan 24,40 16,43 14,35 52,68 26,86 25,95 41,56 134,04 112,09 448,37
27. Kab. Pemalang 38,90 28,02 17,46 73,25 42,80 27,60 57,66 188,26 174,36 648,31
28. Kab. Tegal 41,66 33,45 30,45 90,21 52,00 44,79 68,85 249,88 214,53 825,82
29. Kab. Brebes 40,12 26,37 25,85 91,61 45,96 40,31 67,83 234,49 194,21 766,74
71. Kota Magelang 4,91 4,01 3,55 11,19 6,11 5,33 12,22 35,05 38,03 120,39
72. Kota Surakarta 20,44 12,82 15,09 52,64 20,43 23,90 68,61 147,97 148,03 509,91
73. Kota Salatiga 9,38 5,44 4,68 15,63 8,97 9,67 23,30 54,49 49,53 181,09
74. Kota Semarang 83,20 44,40 52,35 145,52 80,28 89,62 209,51 516,00 411,61 1 632,48
75. Kota Pekalongan 13,26 10,63 9,27 33,43 15,89 15,28 28,00 91,82 69,02 286,61
76. Kota Tegal 12,28 8,48 9,47 25,93 14,44 11,62 22,94 78,07 61,79 245,01
Jawa Tengah 773,12 513,83 511,99 1 546,18 828,11 779,64 1 406,25 4 626,37 4 382,43 15 367,92
Kabupaten/KotaKelompok Umur
Total
ht
tp
: / / j at
en
g. b
ps
. go
. i d
72 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 3.2 Jumlah Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur (ribuan), 2014
Perdesaan
0 - 2 3 - 4 5 - 6 7 - 12 13 - 15 16 - 18 19 - 24 25 - 44 45+
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
01. Kab. Cilacap 58,42 38,96 36,81 135,25 67,52 44,64 73,67 320,53 323,48 1 099,29
02. Kab. Banyumas 32,48 31,22 30,22 89,59 47,21 22,49 62,17 221,02 241,74 778,14
03. Kab. Purbalingga 34,31 25,09 24,10 60,04 38,91 25,32 49,12 174,12 180,54 611,56
04. Kab. Banjarnegara 37,66 22,96 24,86 67,18 37,25 32,96 56,26 203,41 199,70 682,24
05. Kab. Kebumen 36,05 33,05 33,49 91,96 61,32 44,91 42,67 239,47 281,64 864,56
06. Kab. Purworejo 21,04 16,02 16,54 58,12 26,16 21,91 32,58 136,26 177,59 506,24
07. Kab. Wonosobo 27,90 25,40 19,99 65,07 34,44 25,77 46,79 176,12 170,30 591,78
08. Kab. Magelang 44,28 31,39 32,93 88,46 48,86 36,21 70,39 261,62 272,75 886,89
09. Kab. Boyolali 31,22 26,51 21,41 60,23 35,09 27,69 52,85 179,46 208,01 642,48
10. Kab. Klaten 13,51 11,82 13,47 40,02 18,98 15,29 29,45 108,70 127,08 378,32
11. Kab. Sukoharjo 9,14 5,88 7,55 22,10 9,00 8,05 17,03 57,51 63,33 199,58
12. Kab. Wonogiri 30,27 20,39 22,43 65,09 42,59 26,73 38,68 195,60 309,81 751,58
13. Kab. Karanganyar 20,12 14,47 10,93 48,35 17,01 16,19 34,44 124,45 129,14 415,10
14. Kab. Sragen 28,92 23,47 17,95 55,48 32,46 21,29 42,14 173,88 196,90 592,50
15. Kab. Grobogan 52,50 37,84 36,13 128,10 66,71 52,03 79,07 344,97 325,78 1 123,13
16. Kab. Blora 31,50 18,79 19,86 67,21 33,04 25,00 46,75 196,88 209,09 648,13
17. Kab. Rembang 21,86 15,09 11,20 42,55 23,80 20,19 36,52 144,36 123,17 438,73
18. Kab. P a t i 45,42 25,54 16,17 91,65 35,25 29,73 65,60 251,43 251,49 812,27
19. Kab. Kudus 9,82 7,95 6,23 15,95 9,98 9,81 19,87 59,10 48,07 186,77
20. Kab. Jepara 28,16 15,06 17,49 51,62 29,10 19,52 45,25 143,60 119,87 469,65
21. Kab. Demak 36,42 22,73 27,37 79,20 40,77 35,94 64,34 213,64 168,67 689,08
22. Kab. Semarang 33,74 21,01 16,04 59,17 31,74 23,90 57,11 176,35 174,00 593,07
23. Kab. Temanggung 28,20 19,73 17,82 53,08 28,53 23,65 44,81 163,36 173,75 552,93
24. Kab. Kendal 24,15 15,06 14,17 52,45 30,68 20,12 45,93 145,72 137,69 485,96
25. Kab. Batang 26,66 12,95 13,22 47,36 23,11 20,48 39,57 133,97 120,14 437,45
26. Kab. Pekalongan 24,98 13,50 17,09 46,52 26,75 24,26 39,11 117,43 109,61 419,27
27. Kab. Pemalang 34,76 27,72 21,21 79,21 41,00 28,21 45,43 191,18 166,76 635,48
28. Kab. Tegal 31,00 27,43 16,26 76,75 40,54 20,97 44,57 176,70 159,65 593,86
29. Kab. Brebes 54,39 35,99 28,11 122,30 68,51 49,44 70,58 316,43 260,25 1 006,00
71. Kota Magelang - - - - - - - - - -
72. Kota Surakarta - - - - - - - - - -
73. Kota Salatiga - - - - - - - - - -
74. Kota Semarang 3,59 0,21 1,63 2,83 1,07 3,97 6,29 10,00 12,45 42,03
75. Kota Pekalongan - - - - - - - - - -
76. Kota Tegal - - - - - - - - - -
Jawa Tengah 912,49 643,21 592,66 1 962,86 1 047,41 776,67 1 399,05 5 357,27 5 442,45 18 134,06
Kabupaten/KotaKelompok Umur
Total
ht
tp
: / / j at
en
g. b
ps
. go
. i d
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 73
Tabel 3.3 Jumlah Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur (ribuan), 2014
Perkotaan + Perdesaan
0 - 2 3 - 4 5 - 6 7 - 12 13 - 15 16 - 18 19 - 24 25 - 44 45+
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
01. Kab. Cilacap 93,12 58,75 57,21 193,23 102,58 77,77 110,54 490,69 500,94 1 684,84
02. Kab. Banyumas 80,37 51,22 61,81 178,03 86,84 66,57 139,30 461,61 493,76 1 619,50
03. Kab. Purbalingga 49,52 34,23 34,98 88,71 55,24 39,67 68,35 258,75 258,96 888,40
04. Kab. Banjarnegara 50,91 30,69 32,72 88,00 49,44 42,50 73,97 265,95 261,90 896,08
05. Kab. Kebumen 50,58 45,61 43,75 127,31 77,82 64,48 60,61 325,04 385,39 1 180,59
06. Kab. Purworejo 31,39 21,50 23,72 76,68 38,19 30,61 45,44 191,96 248,32 707,80
07. Kab. Wonosobo 37,83 32,01 25,41 85,15 42,47 36,99 60,61 229,02 223,57 773,06
08. Kab. Magelang 60,84 42,87 46,29 121,73 65,73 52,71 99,70 361,34 382,00 1 233,22
09. Kab. Boyolali 43,97 39,10 32,90 89,67 52,03 39,79 77,83 271,27 310,85 957,41
10. Kab. Klaten 46,63 42,08 36,58 111,23 60,98 46,21 84,42 335,22 390,26 1 153,61
11. Kab. Sukoharjo 32,13 27,84 35,83 82,60 40,93 39,16 80,57 260,75 256,70 856,50
12. Kab. Wonogiri 38,00 24,24 29,39 82,38 51,93 34,86 51,27 246,47 386,88 945,41
13. Kab. Karanganyar 40,93 28,24 22,33 93,35 38,73 36,40 71,52 256,17 260,66 848,32
14. Kab. Sragen 43,39 33,43 26,69 79,44 49,79 32,93 62,88 253,94 292,82 875,31
15. Kab. Grobogan 62,51 45,16 43,06 151,82 81,30 60,97 98,48 407,35 392,70 1 343,35
16. Kab. Blora 39,67 25,77 25,45 86,54 43,37 34,35 63,15 254,45 275,29 848,05
17. Kab. Rembang 30,82 19,03 14,18 61,02 31,58 30,46 53,69 200,83 172,58 614,17
18. Kab. P a t i 65,76 35,64 29,53 129,88 60,66 49,42 95,84 377,44 380,79 1 224,96
19. Kab. Kudus 46,12 28,83 27,64 74,01 39,11 46,60 83,96 259,78 214,78 820,83
20. Kab. Jepara 68,17 37,35 40,62 127,51 65,51 59,37 104,51 370,60 295,67 1 169,32
21. Kab. Demak 57,52 39,34 41,16 126,49 67,52 55,50 104,98 340,49 272,22 1 105,23
22. Kab. Semarang 53,86 34,93 29,06 93,61 49,21 45,69 96,14 297,65 286,32 986,47
23. Kab. Temanggung 35,15 27,26 25,19 71,88 37,55 32,04 56,64 221,74 230,85 738,30
24. Kab. Kendal 48,05 31,73 28,09 93,57 57,18 44,13 86,37 276,95 267,91 933,97
25. Kab. Batang 41,11 25,31 24,28 75,51 38,20 36,23 68,06 226,39 200,83 735,92
26. Kab. Pekalongan 49,38 29,93 31,44 99,21 53,62 50,21 80,67 251,47 221,71 867,64
27. Kab. Pemalang 73,65 55,74 38,66 152,46 83,81 55,80 103,09 379,44 341,12 1 283,79
28. Kab. Tegal 72,66 60,88 46,70 166,96 92,54 65,75 113,43 426,58 374,18 1 419,68
29. Kab. Brebes 94,51 62,35 53,96 213,91 114,47 89,74 138,41 550,92 454,46 1 772,74
71. Kota Magelang 4,91 4,01 3,55 11,19 6,11 5,33 12,22 35,05 38,03 120,39
72. Kota Surakarta 20,44 12,82 15,09 52,64 20,43 23,90 68,61 147,97 148,03 509,91
73. Kota Salatiga 9,38 5,44 4,68 15,63 8,97 9,67 23,30 54,49 49,53 181,09
74. Kota Semarang 86,78 44,61 53,97 148,34 81,35 93,59 215,80 526,00 424,06 1 674,51
75. Kota Pekalongan 13,26 10,63 9,27 33,43 15,89 15,28 28,00 91,82 69,02 286,61
76. Kota Tegal 12,28 8,48 9,47 25,93 14,44 11,62 22,94 78,07 61,79 245,01
Jawa Tengah 1 685,60 1 157,03 1 104,65 3 509,04 1 875,52 1 556,31 2 805,29 9 983,64 9 824,89 33 501,98
Kabupaten/KotaKelompok Umur
Total
ht
tp
: / / j at
en
g. b
ps
. go
. i d
74 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 4.1 Persentase Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur, 2014
Perkotaan
0 - 2 3 - 4 5 - 6 7 - 12 13 - 15 16 - 18 19 - 24 25 - 44 45+(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
01. Kab. Cilacap 5,93 3,38 3,48 9,90 5,99 5,66 6,30 29,06 30,30 100,00
02. Kab. Banyumas 5,69 2,38 3,75 10,51 4,71 5,24 9,17 28,59 29,96 100,00
03. Kab. Purbalingga 5,49 3,30 3,93 10,36 5,90 5,18 6,95 30,57 28,32 100,00
04. Kab. Banjarnegara 6,20 3,62 3,67 9,74 5,70 4,46 8,28 29,25 29,08 100,00
05. Kab. Kebumen 4,60 3,97 3,25 11,19 5,22 6,19 5,68 27,08 32,82 100,00
06. Kab. Purworejo 5,13 2,72 3,56 9,21 5,97 4,31 6,38 27,63 35,09 100,00
07. Kab. Wonosobo 5,48 3,64 2,99 11,08 4,43 6,19 7,63 29,18 29,38 100,00
08. Kab. Magelang 4,78 3,32 3,86 9,61 4,87 4,76 8,46 28,79 31,55 100,00
09. Kab. Boyolali 4,05 4,00 3,65 9,35 5,38 3,84 7,93 29,15 32,65 100,00
10. Kab. Klaten 4,27 3,90 2,98 9,18 5,42 3,99 7,09 29,22 33,95 100,00
11. Kab. Sukoharjo 3,50 3,34 4,30 9,21 4,86 4,74 9,67 30,94 29,44 100,00
12. Kab. Wonogiri 3,99 1,99 3,59 8,92 4,82 4,20 6,49 26,24 39,76 100,00
13. Kab. Karanganyar 4,80 3,18 2,63 10,39 5,01 4,66 8,56 30,40 30,37 100,00
14. Kab. Sragen 5,12 3,52 3,09 8,47 6,13 4,12 7,33 28,31 33,91 100,00
15. Kab. Grobogan 4,54 3,32 3,15 10,77 6,63 4,06 8,81 28,32 30,40 100,00
16. Kab. Blora 4,09 3,49 2,80 9,66 5,17 4,68 8,21 28,80 33,10 100,00
17. Kab. Rembang 5,11 2,24 1,70 10,53 4,43 5,86 9,79 32,19 28,15 100,00
18. Kab. P a t i 4,93 2,45 3,24 9,26 6,16 4,77 7,33 30,54 31,32 100,00
19. Kab. Kudus 5,72 3,29 3,38 9,16 4,59 5,80 10,11 31,65 26,30 100,00
20. Kab. Jepara 5,72 3,19 3,31 10,85 5,20 5,70 8,47 32,44 25,12 100,00
21. Kab. Demak 5,07 3,99 3,31 11,36 6,43 4,70 9,77 30,48 24,89 100,00
22. Kab. Semarang 5,11 3,54 3,31 8,75 4,44 5,54 9,92 30,83 28,56 100,00
23. Kab. Temanggung 3,75 4,06 3,97 10,15 4,87 4,52 6,38 31,50 30,80 100,00
24. Kab. Kendal 5,33 3,72 3,11 9,18 5,91 5,36 9,03 29,29 29,07 100,00
25. Kab. Batang 4,84 4,14 3,71 9,43 5,05 5,28 9,54 30,97 27,04 100,00
26. Kab. Pekalongan 5,44 3,66 3,20 11,75 5,99 5,79 9,27 29,89 25,01 100,00
27. Kab. Pemalang 6,00 4,32 2,69 11,30 6,60 4,26 8,89 29,04 26,90 100,00
28. Kab. Tegal 5,04 4,05 3,69 10,92 6,30 5,42 8,34 30,26 25,98 100,00
29. Kab. Brebes 5,23 3,44 3,37 11,95 5,99 5,26 8,85 30,58 25,33 100,00
71. Kota Magelang 4,08 3,33 2,95 9,29 5,08 4,43 10,15 29,11 31,58 100,00
72. Kota Surakarta 4,01 2,51 2,96 10,32 4,01 4,69 13,46 29,02 29,02 100,00
73. Kota Salatiga 5,18 3,00 2,58 8,63 4,95 5,34 12,87 30,09 27,36 100,00
74. Kota Semarang 5,10 2,72 3,21 8,91 4,92 5,49 12,83 31,61 25,21 100,00
75. Kota Pekalongan 4,63 3,71 3,24 11,66 5,54 5,33 9,77 32,04 24,08 100,00
76. Kota Tegal 5,01 3,46 3,86 10,58 5,89 4,74 9,36 31,86 25,24 100,00
Jawa Tengah 5,03 3,34 3,33 10,06 5,39 5,07 9,15 30,10 28,53 100,00
Kabupaten/KotaKelompok Umur
Total
ht
tp
: / / j at
en
g. b
ps
. go
. i d
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 75
Tabel 4.2 Persentase Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur, 2014
Perdesaan
0 - 2 3 - 4 5 - 6 7 - 12 13 - 15 16 - 18 19 - 24 25 - 44 45+(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
01. Kab. Cilacap 5,31 3,54 3,35 12,30 6,14 4,06 6,70 29,16 29,44 100,00
02. Kab. Banyumas 4,17 4,01 3,88 11,51 6,07 2,89 7,99 28,40 31,08 100,00
03. Kab. Purbalingga 5,61 4,10 3,94 9,82 6,36 4,14 8,03 28,47 29,53 100,00
04. Kab. Banjarnegara 5,52 3,36 3,64 9,85 5,46 4,83 8,25 29,81 29,28 100,00
05. Kab. Kebumen 4,17 3,82 3,87 10,64 7,09 5,20 4,94 27,70 32,57 100,00
06. Kab. Purworejo 4,16 3,16 3,27 11,48 5,17 4,33 6,44 26,92 35,07 100,00
07. Kab. Wonosobo 4,71 4,29 3,38 11,00 5,82 4,35 7,91 29,76 28,78 100,00
08. Kab. Magelang 4,99 3,54 3,71 9,97 5,51 4,08 7,94 29,50 30,76 100,00
09. Kab. Boyolali 4,86 4,13 3,33 9,37 5,46 4,31 8,23 27,93 32,38 100,00
10. Kab. Klaten 3,57 3,12 3,56 10,58 5,02 4,04 7,78 28,73 33,60 100,00
11. Kab. Sukoharjo 4,58 2,95 3,78 11,07 4,51 4,03 8,53 28,81 31,74 100,00
12. Kab. Wonogiri 4,03 2,71 2,98 8,66 5,67 3,56 5,15 26,02 41,22 100,00
13. Kab. Karanganyar 4,85 3,49 2,63 11,65 4,10 3,90 8,30 29,98 31,10 100,00
14. Kab. Sragen 4,88 3,96 3,03 9,36 5,48 3,59 7,11 29,35 33,24 100,00
15. Kab. Grobogan 4,67 3,37 3,22 11,41 5,94 4,63 7,04 30,72 29,00 100,00
16. Kab. Blora 4,86 2,90 3,06 10,37 5,10 3,86 7,21 30,38 32,26 100,00
17. Kab. Rembang 4,98 3,44 2,55 9,70 5,43 4,60 8,32 32,90 28,08 100,00
18. Kab. P a t i 5,59 3,14 1,99 11,28 4,34 3,66 8,08 30,95 30,97 100,00
19. Kab. Kudus 5,26 4,26 3,33 8,54 5,34 5,25 10,64 31,64 25,74 100,00
20. Kab. Jepara 6,00 3,21 3,72 10,99 6,20 4,16 9,63 30,58 25,51 100,00
21. Kab. Demak 5,29 3,30 3,97 11,49 5,92 5,22 9,34 31,00 24,47 100,00
22. Kab. Semarang 5,69 3,54 2,70 9,98 5,35 4,03 9,63 29,74 29,34 100,00
23. Kab. Temanggung 5,10 3,57 3,22 9,60 5,16 4,28 8,10 29,54 31,43 100,00
24. Kab. Kendal 4,97 3,10 2,91 10,79 6,31 4,14 9,45 29,99 28,34 100,00
25. Kab. Batang 6,10 2,96 3,02 10,83 5,28 4,68 9,05 30,62 27,46 100,00
26. Kab. Pekalongan 5,96 3,22 4,08 11,10 6,38 5,79 9,33 28,01 26,13 100,00
27. Kab. Pemalang 5,47 4,36 3,34 12,47 6,45 4,44 7,15 30,08 26,24 100,00
28. Kab. Tegal 5,22 4,62 2,74 12,92 6,83 3,53 7,51 29,75 26,88 100,00
29. Kab. Brebes 5,41 3,58 2,79 12,16 6,81 4,91 7,02 31,45 25,87 100,00
71. Kota Magelang - - - - - - - - - -
72. Kota Surakarta - - - - - - - - - -
73. Kota Salatiga - - - - - - - - - -
74. Kota Semarang 8,53 0,49 3,87 6,72 2,54 9,45 14,96 23,80 29,64 100,00
75. Kota Pekalongan - - - - - - - - - -
76. Kota Tegal - - - - - - - - - -
Jawa Tengah 5,03 3,55 3,27 10,82 5,78 4,28 7,72 29,54 30,01 100,00
Kabupaten/KotaKelompok Umur
Total
ht
tp
: / / j at
en
g. b
ps
. go
. i d
76 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 4.3 Persentase Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur, 2014
Perkotaan + Perdesaan
0 - 2 3 - 4 5 - 6 7 - 12 13 - 15 16 - 18 19 - 24 25 - 44 45+(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
01. Kab. Cilacap 5,53 3,49 3,40 11,47 6,09 4,62 6,56 29,12 29,72 100,00
02. Kab. Banyumas 4,96 3,16 3,82 10,99 5,36 4,11 8,60 28,50 30,50 100,00
03. Kab. Purbalingga 5,57 3,85 3,94 9,99 6,22 4,47 7,69 29,13 29,14 100,00
04. Kab. Banjarnegara 5,68 3,42 3,65 9,82 5,52 4,74 8,25 29,68 29,24 100,00
05. Kab. Kebumen 4,28 3,86 3,71 10,78 6,59 5,46 5,13 27,53 32,66 100,00
06. Kab. Purworejo 4,43 3,04 3,35 10,83 5,40 4,32 6,42 27,12 35,09 100,00
07. Kab. Wonosobo 4,89 4,14 3,29 11,02 5,49 4,79 7,84 29,62 28,92 100,00
08. Kab. Magelang 4,93 3,48 3,75 9,87 5,33 4,27 8,08 29,30 30,99 100,00
09. Kab. Boyolali 4,59 4,08 3,44 9,37 5,43 4,16 8,13 28,33 32,47 100,00
10. Kab. Klaten 4,04 3,65 3,17 9,64 5,29 4,01 7,32 29,06 33,82 100,00
11. Kab. Sukoharjo 3,75 3,25 4,18 9,64 4,78 4,57 9,41 30,44 29,98 100,00
12. Kab. Wonogiri 4,02 2,56 3,11 8,71 5,49 3,69 5,42 26,07 40,93 100,00
13. Kab. Karanganyar 4,82 3,33 2,63 11,00 4,57 4,29 8,43 30,20 30,73 100,00
14. Kab. Sragen 4,96 3,82 3,05 9,08 5,69 3,76 7,18 29,01 33,45 100,00
15. Kab. Grobogan 4,65 3,36 3,21 11,30 6,05 4,54 7,33 30,32 29,24 100,00
16. Kab. Blora 4,68 3,04 3,00 10,20 5,11 4,05 7,45 30,00 32,47 100,00
17. Kab. Rembang 5,02 3,10 2,31 9,93 5,14 4,96 8,74 32,70 28,10 100,00
18. Kab. P a t i 5,37 2,91 2,41 10,60 4,95 4,03 7,82 30,81 31,10 100,00
19. Kab. Kudus 5,62 3,51 3,37 9,02 4,77 5,68 10,23 31,65 26,15 100,00
20. Kab. Jepara 5,83 3,19 3,47 10,90 5,60 5,08 8,94 31,69 25,30 100,00
21. Kab. Demak 5,20 3,56 3,72 11,44 6,11 5,02 9,50 30,81 24,64 100,00
22. Kab. Semarang 5,46 3,54 2,95 9,49 4,99 4,63 9,75 30,17 29,02 100,00
23. Kab. Temanggung 4,76 3,69 3,41 9,74 5,09 4,34 7,67 30,03 31,27 100,00
24. Kab. Kendal 5,14 3,40 3,01 10,02 6,12 4,72 9,25 29,65 28,69 100,00
25. Kab. Batang 5,59 3,44 3,30 10,26 5,19 4,92 9,25 30,76 27,29 100,00
26. Kab. Pekalongan 5,69 3,45 3,62 11,43 6,18 5,79 9,30 28,98 25,56 100,00
27. Kab. Pemalang 5,74 4,34 3,01 11,88 6,53 4,35 8,03 29,56 26,56 100,00
28. Kab. Tegal 5,12 4,29 3,29 11,76 6,52 4,63 7,99 30,05 26,35 100,00
29. Kab. Brebes 5,33 3,52 3,04 12,07 6,46 5,06 7,81 31,08 25,63 100,00
71. Kota Magelang 4,08 3,33 2,95 9,29 5,08 4,43 10,15 29,11 31,58 100,00
72. Kota Surakarta 4,01 2,51 2,96 10,32 4,01 4,69 13,46 29,02 29,02 100,00
73. Kota Salatiga 5,18 3,00 2,58 8,63 4,95 5,34 12,87 30,09 27,36 100,00
74. Kota Semarang 5,18 2,66 3,22 8,86 4,86 5,59 12,89 31,41 25,33 100,00
75. Kota Pekalongan 4,63 3,71 3,24 11,66 5,54 5,33 9,77 32,04 24,08 100,00
76. Kota Tegal 5,01 3,46 3,86 10,58 5,89 4,74 9,36 31,86 25,24 100,00
Jawa Tengah 5,03 3,45 3,30 10,47 5,60 4,65 8,37 29,80 29,33 100,00
Kabupaten/KotaKelompok Umur
Total
ht
tp
: / / j at
en
g. b
ps
. go
. i d
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 77
Tabel 5.1 Rata-rata Pengeluaran Per Kapita Biaya Pendidikan Tiap Bulan menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Pengeluaran, 2014
Perkotaan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
01. Kab. Cilacap 5 602 16 055 3 745 2 184 1 085 749 29 419
02. Kab. Banyumas 2 340 19 123 2 099 3 162 1 298 478 28 500
03. Kab. Purbalingga 1 488 14 147 1 216 1 856 753 789 20 248
04. Kab. Banjarnegara 5 098 19 013 2 616 3 320 1 223 240 31 510
05. Kab. Kebumen 2 191 17 350 3 765 3 459 969 336 28 069
06. Kab. Purworejo 2 303 21 813 4 595 2 782 1 613 149 33 255
07. Kab. Wonosobo 5 392 23 407 3 162 2 538 1 519 788 36 807
08. Kab. Magelang 2 622 19 008 1 902 1 742 531 617 26 421
09. Kab. Boyolali 8 248 14 864 2 030 1 504 1 047 2 489 30 182
10. Kab. Klaten 6 511 20 581 2 912 2 965 1 253 778 35 000
11. Kab. Sukoharjo 2 217 27 114 3 915 3 914 1 196 1 530 39 886
12. Kab. Wonogiri 2 967 17 064 2 848 2 421 1 677 280 27 257
13. Kab. Karanganyar 4 144 34 350 5 132 3 373 1 417 1 794 50 210
14. Kab. Sragen 399 20 364 6 369 2 108 938 204 30 381
15. Kab. Grobogan 1 362 8 709 2 505 1 904 835 934 16 249
16. Kab. Blora 1 092 13 531 2 351 1 533 518 2 172 21 196
17. Kab. Rembang 4 452 13 859 1 585 2 131 918 617 23 562
18. Kab. P a t i 3 646 16 927 2 461 2 543 958 407 26 941
19. Kab. Kudus 7 861 21 856 2 971 2 177 994 1 198 37 058
20. Kab. Jepara 1 403 15 923 1 936 1 236 746 417 21 661
21. Kab. Demak 2 392 29 189 4 479 2 828 1 310 599 40 796
22. Kab. Semarang 2 221 18 156 1 768 1 593 818 1 033 25 589
23. Kab. Temanggung 4 535 10 987 3 987 1 258 909 1 226 22 902
24. Kab. Kendal 6 462 24 167 3 258 2 138 918 2 355 39 299
25. Kab. Batang 1 178 12 664 614 970 708 1 524 17 658
26. Kab. Pekalongan 3 462 15 862 1 375 1 438 1 027 207 23 370
27. Kab. Pemalang 839 11 969 766 969 697 112 15 352
28. Kab. Tegal 2 707 11 302 1 974 1 565 885 1 015 19 449
29. Kab. Brebes 1 264 8 728 5 632 1 947 936 581 19 088
71. Kota Magelang 3 695 29 622 6 165 2 435 1 413 835 44 165
72. Kota Surakarta 7 951 47 461 6 870 4 198 1 861 1 591 69 932
73. Kota Salatiga 9 491 50 313 4 374 4 240 1 821 1 479 71 719
74. Kota Semarang 7 249 43 433 5 812 4 034 1 621 2 181 64 329
75. Kota Pekalongan 1 563 15 529 1 751 1 309 802 495 21 449
76. Kota Tegal 2 931 28 585 3 647 1 819 1 897 2 023 40 902
Jawa Tengah 3 945 22 233 3 366 2 479 1 131 1 046 34 200
Uang kursus
TotalKabupaten/Kota Sumbangan
Pembangunan Sekolah
Uang sekolah (SPP)
dan iuran BP3/POMG
Iuran sekolah lainnya
Buku pelajaran, fotocopy bahan
pelajaran
Alat-alat tulis
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
78 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 5.2 Rata-rata Pengeluaran Per Kapita Biaya Pendidikan Tiap Bulan menurut Kabupaten/Kota
dan Jenis Pengeluaran, 2014
Perdesaan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
01. Kab. Cilacap 3 537 14 136 2 486 2 245 612 213 23 230
02. Kab. Banyumas 5 564 13 673 2 249 1 943 1 233 488 25 151
03. Kab. Purbalingga 1 139 11 434 1 541 1 253 882 1 436 17 686
04. Kab. Banjarnegara 1 111 9 043 881 1 029 603 183 12 851
05. Kab. Kebumen 4 180 16 076 3 817 2 962 1 199 48 28 283
06. Kab. Purworejo 1 953 16 790 1 394 2 232 1 236 355 23 958
07. Kab. Wonosobo 3 149 11 675 1 463 1 328 844 83 18 542
08. Kab. Magelang 1 033 11 254 2 969 1 082 590 137 17 066
09. Kab. Boyolali 2 843 17 486 1 188 2 100 1 471 924 26 013
10. Kab. Klaten 5 817 24 394 3 216 2 862 876 367 37 532
11. Kab. Sukoharjo 21 252 19 067 2 850 5 366 686 1 559 50 780
12. Kab. Wonogiri 2 012 8 749 1 614 1 858 1 351 702 16 286
13. Kab. Karanganyar 930 13 616 767 1 669 856 1 009 18 846
14. Kab. Sragen 2 059 12 765 1 720 1 468 883 112 19 007
15. Kab. Grobogan 1 215 6 454 1 240 2 031 820 200 11 960
16. Kab. Blora 593 11 799 759 1 342 644 408 15 545
17. Kab. Rembang 1 788 10 963 1 729 1 690 743 447 17 359
18. Kab. P a t i 3 818 12 879 2 128 1 817 911 294 21 846
19. Kab. Kudus 603 12 744 4 385 1 583 605 874 20 793
20. Kab. Jepara 1 370 11 940 1 531 1 248 986 518 17 592
21. Kab. Demak 853 13 332 1 255 1 635 1 104 447 18 626
22. Kab. Semarang 1 344 16 172 786 1 485 1 310 93 21 191
23. Kab. Temanggung 1 925 9 152 1 182 1 091 537 198 14 085
24. Kab. Kendal 4 172 14 692 4 228 1 790 967 1 031 26 880
25. Kab. Batang 1 786 10 419 658 928 766 747 15 304
26. Kab. Pekalongan 1 410 14 169 1 136 1 509 926 236 19 386
27. Kab. Pemalang 963 8 273 997 921 508 92 11 754
28. Kab. Tegal 571 7 806 1 293 1 395 645 485 12 194
29. Kab. Brebes 988 5 520 2 127 1 684 966 161 11 445
71. Kota Magelang - - - - - - -
72. Kota Surakarta - - - - - - -
73. Kota Salatiga - - - - - - -
74. Kota Semarang 2 926 69 450 733 1 485 1 714 1 295 77 604
75. Kota Pekalongan - - - - - - -
76. Kota Tegal - - - - - - -
Jawa Tengah 2 357 12 170 1 815 1 725 901 406 19 374
Kabupaten/Kota Sumbangan
Pembangunan Sekolah
Uang sekolah (SPP)
dan iuran BP3/POMG
Iuran sekolah lainnya
Buku pelajaran, fotocopy bahan
pelajaran
Alat-alat tulis
Uang kursus
Total
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 79
Tabel 5.3 Rata-rata Pengeluaran Per Kapita Biaya Pendidikan Tiap Bulan menurut Kabupaten/Kota
dan Jenis Pengeluaran, 2014
Perkotaan + Perdesaan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
01. Kab. Cilacap 4 254 14 803 2 924 2 224 776 400 25 380
02. Kab. Banyumas 3 889 16 505 2 171 2 576 1 267 483 26 891
03. Kab. Purbalingga 1 248 12 280 1 440 1 441 842 1 234 18 485
04. Kab. Banjarnegara 2 063 11 422 1 295 1 576 751 196 17 304
05. Kab. Kebumen 3 648 16 417 3 803 3 095 1 137 125 28 225
06. Kab. Purworejo 2 053 18 220 2 305 2 389 1 343 296 26 606
07. Kab. Wonosobo 3 675 14 426 1 862 1 612 1 002 248 22 825
08. Kab. Magelang 1 479 13 432 2 669 1 268 573 272 19 693
09. Kab. Boyolali 4 621 16 624 1 465 1 904 1 332 1 439 27 384
10. Kab. Klaten 6 284 21 831 3 012 2 931 1 129 643 35 830
11. Kab. Sukoharjo 6 653 25 239 3 667 4 253 1 077 1 536 42 425
12. Kab. Wonogiri 2 207 10 454 1 867 1 974 1 418 615 18 535
13. Kab. Karanganyar 2 571 24 205 2 996 2 539 1 142 1 410 34 863
14. Kab. Sragen 1 523 15 220 3 222 1 675 900 142 22 682
15. Kab. Grobogan 1 239 6 824 1 447 2 010 823 320 12 663
16. Kab. Blora 710 12 208 1 134 1 387 614 823 16 877
17. Kab. Rembang 2 549 11 790 1 688 1 816 793 495 19 131
18. Kab. P a t i 3 760 14 242 2 240 2 062 926 332 23 563
19. Kab. Kudus 6 210 19 782 3 293 2 042 906 1 124 33 357
20. Kab. Jepara 1 390 14 323 1 773 1 241 842 457 20 027
21. Kab. Demak 1 432 19 303 2 469 2 084 1 181 504 26 974
22. Kab. Semarang 1 694 16 963 1 178 1 528 1 114 468 22 945
23. Kab. Temanggung 2 580 9 613 1 886 1 133 631 456 16 299
24. Kab. Kendal 5 270 19 237 3 763 1 957 944 1 666 32 837
25. Kab. Batang 1 539 11 330 640 945 743 1 062 16 259
26. Kab. Pekalongan 2 471 15 044 1 259 1 472 978 221 21 445
27. Kab. Pemalang 901 10 140 881 945 604 102 13 571
28. Kab. Tegal 1 814 9 840 1 689 1 494 785 793 16 415
29. Kab. Brebes 1 108 6 907 3 643 1 798 953 343 14 751
71. Kota Magelang 3 695 29 622 6 165 2 435 1 413 835 44 165
72. Kota Surakarta 7 951 47 461 6 870 4 198 1 861 1 591 69 932
73. Kota Salatiga 9 491 50 313 4 374 4 240 1 821 1 479 71 719
74. Kota Semarang 7 140 44 086 5 684 3 970 1 624 2 159 64 663
75. Kota Pekalongan 1 563 15 529 1 751 1 309 802 495 21 449
76. Kota Tegal 2 931 28 585 3 647 1 819 1 897 2 023 40 902
Jawa Tengah 3 086 16 786 2 526 2 071 1 006 699 26 175
Kabupaten/Kota Sumbangan
Pembangunan Sekolah
Uang sekolah (SPP)
dan iuran BP3/POMG
Iuran sekolah lainnya
Buku pelajaran, fotocopy bahan
pelajaran
Alat-alat tulis
Uang kursus
Total
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
80 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 6.1 Persentase Anak Usia 0 - 6 Tahun menurut Kabupaten/Kota dan Partisipasi Pendidikan
Pra Sekolah, 2014
Perkotaan
Pernah Mengikuti
Sedang Mengikuti
Tidak Pernah Mengikuti
(1) (2) (3) (4) (5)
01. Kab. Cilacap 12,10 17,53 70,37 100,00
02. Kab. Banyumas 8,88 19,19 71,93 100,00
03. Kab. Purbalingga 7,84 29,24 62,92 100,00
04. Kab. Banjarnegara 11,35 26,69 61,96 100,00
05. Kab. Kebumen 6,63 33,37 60,00 100,00
06. Kab. Purworejo 13,75 34,40 51,85 100,00
07. Kab. Wonosobo 2,44 43,42 54,14 100,00
08. Kab. Magelang 14,50 27,87 57,63 100,00
09. Kab. Boyolali 12,51 33,42 54,07 100,00
10. Kab. Klaten 13,67 26,90 59,43 100,00
11. Kab. Sukoharjo 20,68 31,88 47,44 100,00
12. Kab. Wonogiri 10,55 25,07 64,38 100,00
13. Kab. Karanganyar 9,21 25,08 65,71 100,00
14. Kab. Sragen 9,83 31,63 58,54 100,00
15. Kab. Grobogan 16,73 17,05 66,22 100,00
16. Kab. Blora 11,03 30,31 58,66 100,00
17. Kab. Rembang 11,74 26,50 61,76 100,00
18. Kab. P a t i 6,42 27,04 66,54 100,00
19. Kab. Kudus 16,55 25,63 57,82 100,00
20. Kab. Jepara 10,90 26,52 62,58 100,00
21. Kab. Demak 13,70 31,28 55,02 100,00
22. Kab. Semarang 3,95 35,61 60,44 100,00
23. Kab. Temanggung 16,85 24,11 59,04 100,00
24. Kab. Kendal 14,77 28,28 56,95 100,00
25. Kab. Batang 9,01 25,67 65,32 100,00
26. Kab. Pekalongan 7,65 29,84 62,51 100,00
27. Kab. Pemalang 9,85 13,82 76,33 100,00
28. Kab. Tegal 11,14 22,59 66,27 100,00
29. Kab. Brebes 10,07 15,51 74,42 100,00
71. Kota Magelang 13,59 30,19 56,22 100,00
72. Kota Surakarta 10,96 32,42 56,62 100,00
73. Kota Salatiga 10,88 23,09 66,03 100,00
74. Kota Semarang 9,06 30,08 60,86 100,00
75. Kota Pekalongan 8,22 33,22 58,56 100,00
76. Kota Tegal 12,63 26,80 60,57 100,00
Jawa Tengah 11,12 26,31 62,57 100,00
Kabupaten/KotaPartisipasi Pendidikan Pra Sekolah
Total
ht
tp
: / / j at
en
g. b
ps
. go
. i d
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 81
Tabel 6.2 Persentase Anak Usia 0 - 6 Tahun menurut Kabupaten/Kota dan Partisipasi Pendidikan Pra Sekolah, 2014
Perdesaan
Pernah Mengikuti
Sedang Mengikuti
Tidak Pernah Mengikuti
(1) (2) (3) (4) (5)
01. Kab. Cilacap 6,69 11,77 81,54 100,00
02. Kab. Banyumas 12,18 16,64 71,18 100,00
03. Kab. Purbalingga 10,06 18,33 71,61 100,00
04. Kab. Banjarnegara 9,53 19,90 70,57 100,00
05. Kab. Kebumen 13,20 21,73 65,07 100,00
06. Kab. Purworejo 12,93 22,07 65,00 100,00
07. Kab. Wonosobo 8,31 29,34 62,35 100,00
08. Kab. Magelang 9,99 29,51 60,50 100,00
09. Kab. Boyolali 16,50 21,18 62,32 100,00
10. Kab. Klaten 8,19 39,04 52,77 100,00
11. Kab. Sukoharjo 11,02 29,40 59,58 100,00
12. Kab. Wonogiri 9,70 13,07 77,23 100,00
13. Kab. Karanganyar 9,82 24,86 65,32 100,00
14. Kab. Sragen 10,05 20,87 69,08 100,00
15. Kab. Grobogan 12,62 21,32 66,06 100,00
16. Kab. Blora 13,42 19,06 67,52 100,00
17. Kab. Rembang 9,02 34,00 56,98 100,00
18. Kab. P a t i 6,35 21,09 72,56 100,00
19. Kab. Kudus 10,80 27,33 61,87 100,00
20. Kab. Jepara 11,17 22,09 66,74 100,00
21. Kab. Demak 13,02 24,42 62,56 100,00
22. Kab. Semarang 12,76 21,62 65,62 100,00
23. Kab. Temanggung 10,12 25,57 64,31 100,00
24. Kab. Kendal 14,36 17,80 67,84 100,00
25. Kab. Batang 7,41 27,38 65,21 100,00
26. Kab. Pekalongan 9,79 24,15 66,06 100,00
27. Kab. Pemalang 5,00 10,94 84,06 100,00
28. Kab. Tegal 9,03 12,12 78,85 100,00
29. Kab. Brebes 7,67 12,32 80,01 100,00
71. Kota Magelang - - - -
72. Kota Surakarta - - - -
73. Kota Salatiga - - - -
74. Kota Semarang 0,29 46,79 52,92 100,00
75. Kota Pekalongan - - - -
76. Kota Tegal - - - -
Jawa Tengah 10,26 20,78 68,96 100,00
Kabupaten/KotaPartisipasi Pendidikan Pra Sekolah
Total
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
82 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 6.3 Persentase Anak Usia 0 - 6 Tahun menurut Kabupaten/Kota dan Partisipasi Pendidikan Pra Sekolah, 2014
Perkotaan + Perdesaan
Pernah Mengikuti
Sedang Mengikuti
Tidak Pernah Mengikuti
(1) (2) (3) (4) (5)
01. Kab. Cilacap 8,63 13,83 77,54 100,00
02. Kab. Banyumas 10,48 17,95 71,57 100,00
03. Kab. Purbalingga 9,40 21,57 69,03 100,00
04. Kab. Banjarnegara 9,99 21,62 68,39 100,00
05. Kab. Kebumen 11,45 24,83 63,72 100,00
06. Kab. Purworejo 13,18 25,77 61,05 100,00
07. Kab. Wonosobo 6,95 32,58 60,47 100,00
08. Kab. Magelang 11,23 29,05 59,72 100,00
09. Kab. Boyolali 15,24 25,06 59,70 100,00
10. Kab. Klaten 11,98 30,66 57,36 100,00
11. Kab. Sukoharjo 18,41 31,30 50,29 100,00
12. Kab. Wonogiri 9,87 15,49 74,64 100,00
13. Kab. Karanganyar 9,51 24,97 65,52 100,00
14. Kab. Sragen 9,98 24,31 65,71 100,00
15. Kab. Grobogan 13,28 20,64 66,08 100,00
16. Kab. Blora 12,88 21,63 65,49 100,00
17. Kab. Rembang 9,69 32,14 58,17 100,00
18. Kab. P a t i 6,37 23,08 70,55 100,00
19. Kab. Kudus 15,21 26,03 58,76 100,00
20. Kab. Jepara 11,01 24,68 64,31 100,00
21. Kab. Demak 13,27 26,98 59,75 100,00
22. Kab. Semarang 9,24 27,21 63,55 100,00
23. Kab. Temanggung 11,80 25,21 62,99 100,00
24. Kab. Kendal 14,57 23,09 62,34 100,00
25. Kab. Batang 8,08 26,66 65,26 100,00
26. Kab. Pekalongan 8,72 26,98 64,30 100,00
27. Kab. Pemalang 7,44 12,38 80,18 100,00
28. Kab. Tegal 10,26 18,25 71,49 100,00
29. Kab. Brebes 8,72 13,72 77,56 100,00
71. Kota Magelang 13,59 30,19 56,22 100,00
72. Kota Surakarta 10,96 32,42 56,62 100,00
73. Kota Salatiga 10,88 23,09 66,03 100,00
74. Kota Semarang 8,80 30,56 60,64 100,00
75. Kota Pekalongan 8,22 33,22 58,56 100,00
76. Kota Tegal 12,63 26,80 60,57 100,00
Jawa Tengah 10,65 23,30 66,05 100,00
Kabupaten/KotaPartisipasi Pendidikan Pra Sekolah
Total
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 83
Tabel 7.1 Persentase Anak Usia 0 - 6 Tahun yang Pernah/Sedang Mengikuti Pendidikan Pra Sekolah menurut Tipe Daerah, Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur, 2014
Perkotaan
0-2 3-4 5-6 0-6 3-6(1) (2) (3) (4) (5) (6)
01. Kab. Cilacap 0,00 6,97 22,66 29,63 55,22
02. Kab. Banyumas 0,00 4,99 23,08 28,06 54,12
03. Kab. Purbalingga 0,00 11,63 25,45 37,08 65,26
04. Kab. Banjarnegara 1,03 11,24 25,77 38,04 68,48
05. Kab. Kebumen 1,99 15,12 22,89 40,00 62,22
06. Kab. Purworejo 5,32 13,89 28,95 48,16 77,88
07. Kab. Wonosobo 1,76 20,07 24,03 45,86 80,53
08. Kab. Magelang 0,87 11,56 29,93 42,37 69,14
09. Kab. Boyolali 2,08 13,46 30,39 45,93 67,07
10. Kab. Klaten 0,51 16,31 23,75 40,57 64,92
11. Kab. Sukoharjo 1,16 14,05 37,35 52,56 74,93
12. Kab. Wonogiri 0,00 4,38 31,23 35,61 61,05
13. Kab. Karanganyar 0,73 12,05 21,50 34,29 61,29
14. Kab. Sragen 0,92 18,48 22,06 41,46 71,91
15. Kab. Grobogan 0,00 9,20 24,58 33,78 57,49
16. Kab. Blora 0,00 15,90 25,45 41,34 68,21
17. Kab. Rembang 0,00 21,22 17,02 38,24 87,83
18. Kab. P a t i 0,00 6,27 27,20 33,47 62,48
19. Kab. Kudus 2,75 15,60 23,83 42,18 73,27
20. Kab. Jepara 0,43 12,29 24,70 37,42 69,57
21. Kab. Demak 0,62 20,29 24,06 44,97 75,13
22. Kab. Semarang 1,44 11,25 26,88 39,57 66,60
23. Kab. Temanggung 0,00 13,03 27,94 40,96 60,06
24. Kab. Kendal 4,09 15,30 23,66 43,04 69,38
25. Kab. Batang 0,77 10,82 23,09 34,68 54,82
26. Kab. Pekalongan 1,61 15,88 20,00 37,49 64,30
27. Kab. Pemalang 0,87 9,27 13,53 23,67 42,30
28. Kab. Tegal 1,40 11,19 21,13 33,72 53,40
29. Kab. Brebes 0,70 6,59 18,29 25,58 44,00
71. Kota Magelang 0,84 16,56 26,38 43,78 70,81
72. Kota Surakarta 3,42 11,54 28,43 43,39 69,24
73. Kota Salatiga 0,00 12,82 21,15 33,97 65,49
74. Kota Semarang 2,09 11,98 25,06 39,13 68,90
75. Kota Pekalongan 1,33 16,82 23,29 41,44 66,84
76. Kota Tegal 0,44 12,41 26,59 39,43 65,68
Jawa Tengah 1,20 12,14 24,09 37,43 63,53
Kelompok Umur (Tahun)Kabupaten/Kota
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
84 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 7.2 Persentase Anak Usia 0 - 6 Tahun yang Pernah/Sedang Mengikuti Pendidikan Pra Sekolah menurut Tipe Daerah, Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur, 2014
Perdesaan
0-2 3-4 5-6 0-6 3-6(1) (2) (3) (4) (5) (6)
01. Kab. Cilacap 0,72 4,04 13,69 18,45 31,40
02. Kab. Banyumas 0,00 6,57 22,25 28,82 44,05
03. Kab. Purbalingga 0,42 4,54 23,43 28,39 47,48
04. Kab. Banjarnegara 0,00 5,63 23,81 29,43 52,61
05. Kab. Kebumen 0,84 8,65 25,45 34,93 52,56
06. Kab. Purworejo 1,02 10,51 23,47 34,99 55,93
07. Kab. Wonosobo 0,98 12,74 23,93 37,64 59,20
08. Kab. Magelang 0,00 12,20 27,29 39,49 66,68
09. Kab. Boyolali 0,39 12,83 24,47 37,68 61,59
10. Kab. Klaten 0,00 15,75 31,48 47,22 72,45
11. Kab. Sukoharjo 3,92 8,95 27,55 40,43 61,34
12. Kab. Wonogiri 0,00 3,70 19,07 22,76 38,86
13. Kab. Karanganyar 0,00 11,68 23,00 34,68 62,16
14. Kab. Sragen 0,34 10,44 20,13 30,91 51,91
15. Kab. Grobogan 0,27 8,23 25,44 33,94 57,57
16. Kab. Blora 1,18 11,99 19,31 32,49 56,82
17. Kab. Rembang 1,67 20,74 20,61 43,02 75,72
18. Kab. P a t i 0,00 10,66 16,78 27,44 57,31
19. Kab. Kudus 0,00 17,55 20,58 38,13 64,54
20. Kab. Jepara 0,62 11,11 21,53 33,26 60,90
21. Kab. Demak 0,32 10,34 26,78 37,44 64,10
22. Kab. Semarang 0,36 12,85 21,17 34,38 64,99
23. Kab. Temanggung 0,00 10,48 25,21 35,69 62,49
24. Kab. Kendal 0,00 13,83 18,33 32,15 58,73
25. Kab. Batang 1,80 11,20 21,80 34,79 66,62
26. Kab. Pekalongan 1,23 8,07 24,64 33,94 59,42
27. Kab. Pemalang 0,51 5,98 9,45 15,94 26,39
28. Kab. Tegal 2,69 7,32 11,14 21,15 31,56
29. Kab. Brebes 1,12 5,07 13,80 19,99 34,89
71. Kota Magelang - - - - -
72. Kota Surakarta - - - - -
73. Kota Salatiga - - - - -
74. Kota Semarang 13,22 3,83 30,03 47,08 100,00
75. Kota Pekalongan - - - - -
76. Kota Tegal - - - - -
Jawa Tengah 0,65 9,28 21,11 31,04 52,83
Kabupaten/KotaKelompok Umur (Tahun)
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 85
Tabel 7.3 Persentase Anak Usia 0 - 6 Tahun yang Pernah/Sedang Mengikuti Pendidikan Pra Sekolah menurut Tipe Daerah, Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur, 2014
Perkotaan + Perdesaan
0-2 3-4 5-6 0-6 3-6(1) (2) (3) (4) (5) (6)
01. Kab. Cilacap 0,46 5,09 16,90 22,46 39,66
02. Kab. Banyumas 0,00 5,76 22,67 28,43 48,65
03. Kab. Purbalingga 0,29 6,65 24,03 30,97 52,62
04. Kab. Banjarnegara 0,26 7,04 24,30 31,61 56,51
05. Kab. Kebumen 1,15 10,37 24,77 36,29 55,03
06. Kab. Purworejo 2,31 11,52 25,11 38,95 62,07
07. Kab. Wonosobo 1,16 14,43 23,95 39,54 63,67
08. Kab. Magelang 0,24 12,03 28,02 40,28 67,37
09. Kab. Boyolali 0,92 13,03 26,35 40,30 63,42
10. Kab. Klaten 0,35 16,13 26,15 42,63 67,34
11. Kab. Sukoharjo 1,81 12,85 35,04 49,70 72,06
12. Kab. Wonogiri 0,00 3,84 21,53 25,36 43,34
13. Kab. Karanganyar 0,37 11,87 22,25 34,48 61,72
14. Kab. Sragen 0,53 13,02 20,75 34,29 58,13
15. Kab. Grobogan 0,23 8,39 25,30 33,92 57,55
16. Kab. Blora 0,91 12,88 20,71 34,51 59,61
17. Kab. Rembang 1,26 20,86 19,72 41,83 78,24
18. Kab. P a t i 0,00 9,19 20,26 29,45 59,17
19. Kab. Kudus 2,11 16,06 23,07 41,24 71,08
20. Kab. Jepara 0,51 11,80 23,39 35,69 65,95
21. Kab. Demak 0,43 14,05 25,76 40,25 68,27
22. Kab. Semarang 0,79 12,21 23,45 36,45 65,67
23. Kab. Temanggung 0,00 11,11 25,89 37,01 61,80
24. Kab. Kendal 2,06 14,57 21,02 37,66 64,18
25. Kab. Batang 1,37 11,04 22,34 34,74 61,04
26. Kab. Pekalongan 1,42 11,96 22,33 35,71 61,87
27. Kab. Pemalang 0,69 7,63 11,50 19,82 34,05
28. Kab. Tegal 1,93 9,59 16,99 28,51 44,53
29. Kab. Brebes 0,93 5,74 15,77 22,44 38,98
71. Kota Magelang 0,84 16,56 26,38 43,78 70,81
72. Kota Surakarta 3,42 11,54 28,43 43,39 69,24
73. Kota Salatiga 0,00 12,82 21,15 33,97 65,49
74. Kota Semarang 2,42 11,74 25,21 39,37 69,48
75. Kota Pekalongan 1,33 16,82 23,29 41,44 66,84
76. Kota Tegal 0,44 12,41 26,59 39,43 65,68
Jawa Tengah 0,90 10,58 22,47 33,95 57,69
Kabupaten/KotaKelompok Umur (Tahun)
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
86 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 8.1 Persentase Anak Usia 0 - 6 Tahun yang Pernah/Sedang Mengikuti Pendidikan Pra Sekolah menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur, 2014
Laki-laki
0-2 3-4 5-6 0-6 3-6(1) (2) (3) (4) (5) (6)
01. Kab. Cilacap 0,00 6,51 18,23 24,74 44,02
02. Kab. Banyumas 0,00 3,27 20,70 23,96 39,88
03. Kab. Purbalingga 0,00 7,29 25,99 33,28 55,86
04. Kab. Banjarnegara 0,51 7,17 20,79 28,47 48,65
05. Kab. Kebumen 0,61 10,52 20,69 31,83 48,94
06. Kab. Purworejo 3,23 12,19 26,08 41,49 60,31
07. Kab. Wonosobo 0,00 11,59 21,06 32,65 54,83
08. Kab. Magelang 0,47 9,47 29,92 39,86 67,15
09. Kab. Boyolali 0,64 14,67 26,69 42,00 65,32
10. Kab. Klaten 0,68 17,45 23,67 41,80 63,85
11. Kab. Sukoharjo 1,10 17,77 35,54 54,41 71,97
12. Kab. Wonogiri 0,00 4,37 27,08 31,45 51,08
13. Kab. Karanganyar 0,71 11,90 17,79 30,40 61,73
14. Kab. Sragen 0,53 8,58 23,94 33,06 58,25
15. Kab. Grobogan 0,00 7,48 23,73 31,21 56,72
16. Kab. Blora 0,77 13,67 20,61 35,05 56,59
17. Kab. Rembang 0,00 23,15 19,17 42,32 77,70
18. Kab. P a t i 0,00 8,92 18,75 27,67 58,18
19. Kab. Kudus 1,91 13,63 22,09 37,63 73,70
20. Kab. Jepara 0,92 9,64 23,08 33,64 61,26
21. Kab. Demak 0,45 13,01 27,55 41,01 68,69
22. Kab. Semarang 0,00 12,38 30,88 43,26 69,37
23. Kab. Temanggung 0,00 5,90 28,76 34,66 57,71
24. Kab. Kendal 2,85 12,89 21,32 37,06 62,74
25. Kab. Batang 0,00 10,93 22,82 33,76 60,59
26. Kab. Pekalongan 2,10 9,48 18,57 30,14 53,97
27. Kab. Pemalang 0,52 5,50 10,00 16,02 29,24
28. Kab. Tegal 1,01 10,28 14,65 25,94 43,43
29. Kab. Brebes 1,74 6,58 15,27 23,58 37,67
71. Kota Magelang 0,00 15,85 24,66 40,51 65,07
72. Kota Surakarta 1,87 12,93 30,76 45,56 70,80
73. Kota Salatiga 0,00 16,04 20,08 36,12 65,71
74. Kota Semarang 1,45 13,10 20,95 35,50 63,01
75. Kota Pekalongan 0,00 17,01 23,62 40,63 69,49
76. Kota Tegal 0,00 12,61 23,72 36,33 66,33
Jawa Tengah 0,71 10,18 22,04 32,94 55,96
Kabupaten/KotaKelompok Umur (Tahun)
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 87
Tabel 8.2 Persentase Anak Usia 0 - 6 Tahun yang Pernah/Sedang Mengikuti Pendidikan Pra Sekolah menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur, 2014
Perempuan
0-2 3-4 5-6 0-6 3-6(1) (2) (3) (4) (5) (6)
01. Kab. Cilacap 0,96 3,58 15,49 20,03 34,88
02. Kab. Banyumas 0,00 8,67 24,99 33,65 59,54
03. Kab. Purbalingga 0,59 6,00 22,06 28,64 49,22
04. Kab. Banjarnegara 0,00 6,91 27,90 34,82 65,19
05. Kab. Kebumen 1,70 10,22 28,94 40,86 61,27
06. Kab. Purworejo 1,42 10,87 24,17 36,46 64,06
07. Kab. Wonosobo 2,23 17,06 26,63 45,93 71,67
08. Kab. Magelang 0,00 14,70 26,03 40,73 67,58
09. Kab. Boyolali 1,27 11,08 25,94 38,28 61,06
10. Kab. Klaten 0,00 14,75 28,76 43,50 71,24
11. Kab. Sukoharjo 2,47 8,35 34,59 45,40 72,16
12. Kab. Wonogiri 0,00 3,30 15,94 19,24 34,69
13. Kab. Karanganyar 0,00 11,83 27,11 38,94 61,72
14. Kab. Sragen 0,52 18,44 16,84 35,80 58,00
15. Kab. Grobogan 0,44 9,20 26,71 36,35 58,23
16. Kab. Blora 1,08 11,95 20,83 33,87 63,82
17. Kab. Rembang 2,58 18,45 20,30 41,33 78,88
18. Kab. P a t i 0,00 9,46 21,82 31,28 60,10
19. Kab. Kudus 2,32 18,70 24,14 45,17 68,85
20. Kab. Jepara 0,00 14,43 23,76 38,19 71,68
21. Kab. Demak 0,42 15,18 23,82 39,42 67,80
22. Kab. Semarang 1,65 12,02 15,36 29,04 60,16
23. Kab. Temanggung 0,00 16,94 22,68 39,62 66,41
24. Kab. Kendal 1,36 16,07 20,75 38,19 65,43
25. Kab. Batang 2,83 11,15 21,82 35,80 61,56
26. Kab. Pekalongan 0,74 14,47 26,13 41,34 68,92
27. Kab. Pemalang 0,86 9,68 12,93 23,46 38,17
28. Kab. Tegal 2,89 8,88 19,41 31,18 45,59
29. Kab. Brebes 0,00 4,76 16,34 21,11 40,67
71. Kota Magelang 1,85 17,40 28,44 47,69 78,07
72. Kota Surakarta 5,01 10,11 26,04 41,17 67,40
73. Kota Salatiga 0,00 9,05 22,41 31,45 65,20
74. Kota Semarang 3,31 10,49 29,13 42,93 75,62
75. Kota Pekalongan 2,83 16,61 22,92 42,35 64,02
76. Kota Tegal 0,91 12,18 29,71 42,80 65,08
Jawa Tengah 1,09 11,00 22,93 35,02 59,52
Kabupaten/KotaKelompok Umur (Tahun)
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
88 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 8.3 Persentase Anak Usia 0 - 6 Tahun yang Pernah/Sedang Mengikuti Pendidikan Pra Sekolah menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur, 2014
Laki-laki + Perempuan
0-2 3-4 5-6 0-6 3-6(1) (2) (3) (4) (5) (6)
01. Kab. Cilacap 0,46 5,09 16,90 22,46 39,66
02. Kab. Banyumas 0,00 5,76 22,67 28,43 48,65
03. Kab. Purbalingga 0,29 6,65 24,03 30,97 52,62
04. Kab. Banjarnegara 0,26 7,04 24,30 31,61 56,51
05. Kab. Kebumen 1,15 10,37 24,77 36,29 55,03
06. Kab. Purworejo 2,31 11,52 25,11 38,95 62,07
07. Kab. Wonosobo 1,16 14,43 23,95 39,54 63,67
08. Kab. Magelang 0,24 12,03 28,02 40,28 67,37
09. Kab. Boyolali 0,92 13,03 26,35 40,30 63,42
10. Kab. Klaten 0,35 16,13 26,15 42,63 67,34
11. Kab. Sukoharjo 1,81 12,85 35,04 49,70 72,06
12. Kab. Wonogiri 0,00 3,84 21,53 25,36 43,34
13. Kab. Karanganyar 0,37 11,87 22,25 34,48 61,72
14. Kab. Sragen 0,53 13,02 20,75 34,29 58,13
15. Kab. Grobogan 0,23 8,39 25,30 33,92 57,55
16. Kab. Blora 0,91 12,88 20,71 34,51 59,61
17. Kab. Rembang 1,26 20,86 19,72 41,83 78,24
18. Kab. P a t i 0,00 9,19 20,26 29,45 59,17
19. Kab. Kudus 2,11 16,06 23,07 41,24 71,08
20. Kab. Jepara 0,51 11,80 23,39 35,69 65,95
21. Kab. Demak 0,43 14,05 25,76 40,25 68,27
22. Kab. Semarang 0,79 12,21 23,45 36,45 65,67
23. Kab. Temanggung 0,00 11,11 25,89 37,01 61,80
24. Kab. Kendal 2,06 14,57 21,02 37,66 64,18
25. Kab. Batang 1,37 11,04 22,34 34,74 61,04
26. Kab. Pekalongan 1,42 11,96 22,33 35,71 61,87
27. Kab. Pemalang 0,69 7,63 11,50 19,82 34,05
28. Kab. Tegal 1,93 9,59 16,99 28,51 44,53
29. Kab. Brebes 0,93 5,74 15,77 22,44 38,98
71. Kota Magelang 0,84 16,56 26,38 43,78 70,81
72. Kota Surakarta 3,42 11,54 28,43 43,39 69,24
73. Kota Salatiga 0,00 12,82 21,15 33,97 65,49
74. Kota Semarang 2,42 11,74 25,21 39,37 69,48
75. Kota Pekalongan 1,33 16,82 23,29 41,44 66,84
76. Kota Tegal 0,44 12,41 26,59 39,43 65,68
Jawa Tengah 0,90 10,58 22,47 33,95 57,69
Kabupaten/KotaKelompok Umur (Tahun)
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 89
Tabel 9.1 Persentase Anak Usia 0 - 6 Tahun yang Pernah/Sedang Mengikuti Pendidikan Pra Sekolah menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Pendidikan Pra Sekolah, 2014
Perkotaan
TK/RA/BA Kelompok
Bermain
Taman Penitipan
Anak
Pos PAUD/PAUD Terintegrasi Posyandu
PAUD Sejenis Lainnya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
01. Kab. Cilacap 73,12 1,90 1,44 15,24 8,30 100,00
02. Kab. Banyumas 81,95 0,00 0,00 10,52 7,53 100,00
03. Kab. Purbalingga 74,52 0,00 0,00 14,86 10,62 100,00
04. Kab. Banjarnegara 69,28 0,00 0,00 17,02 13,70 100,00
05. Kab. Kebumen 61,54 5,68 0,00 17,43 15,35 100,00
06. Kab. Purworejo 70,58 3,37 2,79 10,50 12,76 100,00
07. Kab. Wonosobo 65,37 0,00 0,00 26,67 7,96 100,00
08. Kab. Magelang 77,63 3,36 0,00 16,84 2,17 100,00
09. Kab. Boyolali 79,58 0,00 2,15 8,66 9,61 100,00
10. Kab. Klaten 75,64 0,00 0,00 6,23 18,13 100,00
11. Kab. Sukoharjo 81,27 2,00 1,15 7,87 7,71 100,00
12. Kab. Wonogiri 77,32 0,00 0,00 3,49 19,19 100,00
13. Kab. Karanganyar 73,91 6,17 0,00 11,33 8,59 100,00
14. Kab. Sragen 75,05 1,18 2,22 1,47 20,08 100,00
15. Kab. Grobogan 88,07 0,00 0,00 4,35 7,58 100,00
16. Kab. Blora 68,66 0,00 0,00 14,61 16,73 100,00
17. Kab. Rembang 72,12 0,00 0,00 19,92 7,96 100,00
18. Kab. P a t i 96,36 0,65 0,00 2,99 0,00 100,00
19. Kab. Kudus 76,33 5,09 1,94 9,07 7,57 100,00
20. Kab. Jepara 69,91 0,00 0,00 12,92 17,17 100,00
21. Kab. Demak 77,93 2,76 0,00 7,31 12,00 100,00
22. Kab. Semarang 80,53 1,27 0,00 7,39 10,81 100,00
23. Kab. Temanggung 87,90 0,00 0,00 2,34 9,76 100,00
24. Kab. Kendal 71,46 0,00 0,00 13,02 15,52 100,00
25. Kab. Batang 79,55 0,00 0,00 8,57 11,88 100,00
26. Kab. Pekalongan 70,44 2,36 2,81 10,29 14,10 100,00
27. Kab. Pemalang 66,03 3,68 0,00 20,61 9,68 100,00
28. Kab. Tegal 67,61 0,91 1,24 13,76 16,48 100,00
29. Kab. Brebes 80,16 2,73 0,00 3,29 13,82 100,00
71. Kota Magelang 64,00 3,86 0,00 20,79 11,35 100,00
72. Kota Surakarta 78,15 4,48 2,36 7,35 7,66 100,00
73. Kota Salatiga 66,87 5,34 0,00 12,75 15,04 100,00
74. Kota Semarang 70,54 2,36 0,31 20,31 6,48 100,00
75. Kota Pekalongan 79,63 2,33 0,46 7,29 10,29 100,00
76. Kota Tegal 66,83 0,86 0,00 17,93 14,38 100,00
Jawa Tengah 74,71 1,87 0,62 11,76 11,04 100,00
Kabupaten/Kota
Jenis pendidikan Pra Sekolah
Total
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
90 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 9.2 Persentase Anak Usia 0 - 6 Tahun yang Pernah/Sedang Mengikuti Pendidikan Pra Sekolah menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Pendidikan Pra Sekolah, 2014
Perdesaan
TK/RA/BA Kelompok
Bermain
Taman Penitipan
Anak
Pos PAUD/PAUD Terintegrasi Posyandu
PAUD Sejenis Lainnya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
01. Kab. Cilacap 69,99 0,00 0,00 22,99 7,02 100,00
02. Kab. Banyumas 65,69 0,00 0,00 17,00 17,31 100,00
03. Kab. Purbalingga 70,84 0,00 0,00 11,09 18,07 100,00
04. Kab. Banjarnegara 69,61 0,00 0,00 20,99 9,40 100,00
05. Kab. Kebumen 54,99 1,17 0,29 36,13 7,42 100,00
06. Kab. Purworejo 67,26 1,97 0,00 19,41 11,36 100,00
07. Kab. Wonosobo 67,68 0,95 0,00 17,72 13,65 100,00
08. Kab. Magelang 81,18 3,16 0,00 3,80 11,86 100,00
09. Kab. Boyolali 82,07 0,00 1,03 1,09 15,81 100,00
10. Kab. Klaten 82,68 0,00 0,00 14,61 2,71 100,00
11. Kab. Sukoharjo 50,50 0,00 19,41 5,08 25,01 100,00
12. Kab. Wonogiri 69,71 0,00 0,00 4,16 26,13 100,00
13. Kab. Karanganyar 69,31 0,00 0,00 4,78 25,91 100,00
14. Kab. Sragen 72,66 2,48 0,00 16,36 8,50 100,00
15. Kab. Grobogan 82,11 0,00 1,60 8,34 7,95 100,00
16. Kab. Blora 64,76 0,00 0,00 11,38 23,86 100,00
17. Kab. Rembang 61,64 0,00 0,00 21,42 16,94 100,00
18. Kab. P a t i 70,32 4,28 4,28 11,70 9,42 100,00
19. Kab. Kudus 73,96 0,00 0,00 13,81 12,23 100,00
20. Kab. Jepara 75,88 0,00 1,85 16,93 5,34 100,00
21. Kab. Demak 80,90 0,00 0,00 4,65 14,45 100,00
22. Kab. Semarang 82,46 0,00 0,00 6,26 11,28 100,00
23. Kab. Temanggung 89,85 1,19 0,00 3,09 5,87 100,00
24. Kab. Kendal 54,64 2,38 0,00 19,25 23,73 100,00
25. Kab. Batang 67,49 0,00 1,58 23,43 7,50 100,00
26. Kab. Pekalongan 80,27 0,00 0,00 5,15 14,58 100,00
27. Kab. Pemalang 56,50 0,00 4,64 29,82 9,04 100,00
28. Kab. Tegal 68,27 16,41 0,00 3,35 11,97 100,00
29. Kab. Brebes 54,57 0,00 0,00 12,72 32,71 100,00
71. Kota Magelang - - - - - -
72. Kota Surakarta - - - - - -
73. Kota Salatiga - - - - - -
74. Kota Semarang 63,79 0,63 0,00 35,58 0,00 100,00
75. Kota Pekalongan - - - - - -
76. Kota Tegal - - - - - -
Jawa Tengah 71,47 1,09 0,78 13,29 13,37 100,00
Kabupaten/Kota
Jenis pendidikan Pra Sekolah
Total
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 91
Tabel 9.3 Persentase Anak Usia 0 - 6 Tahun yang Pernah/Sedang Mengikuti Pendidikan Pra Sekolah menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Pendidikan Pra Sekolah, 2014
Perkotaan + Perdesaan
TK/RA/BA Kelompok
Bermain
Taman Penitipan
Anak
Pos PAUD/PAUD Terintegrasi Posyandu
PAUD Sejenis Lainnya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
01. Kab. Cilacap 71,47 0,90 0,68 19,33 7,62 100,00
02. Kab. Banyumas 73,95 0,00 0,00 13,71 12,34 100,00
03. Kab. Purbalingga 72,15 0,00 0,00 12,43 15,42 100,00
04. Kab. Banjarnegara 69,51 0,00 0,00 19,79 10,70 100,00
05. Kab. Kebumen 56,92 2,50 0,21 30,63 9,74 100,00
06. Kab. Purworejo 68,49 2,49 1,03 16,10 11,89 100,00
07. Kab. Wonosobo 67,06 0,70 0,00 20,11 12,13 100,00
08. Kab. Magelang 80,15 3,22 0,00 7,58 9,05 100,00
09. Kab. Boyolali 81,17 0,00 1,44 3,83 13,56 100,00
10. Kab. Klaten 78,05 0,00 0,00 9,10 12,85 100,00
11. Kab. Sukoharjo 75,37 1,62 4,65 7,33 11,03 100,00
12. Kab. Wonogiri 71,87 0,00 0,00 3,97 24,16 100,00
13. Kab. Karanganyar 71,61 3,08 0,00 8,05 17,26 100,00
14. Kab. Sragen 73,58 1,97 0,86 10,59 13,00 100,00
15. Kab. Grobogan 83,07 0,00 1,35 7,70 7,88 100,00
16. Kab. Blora 65,83 0,00 0,00 12,26 21,91 100,00
17. Kab. Rembang 64,02 0,00 0,00 21,08 14,90 100,00
18. Kab. P a t i 80,22 2,90 2,65 8,39 5,84 100,00
19. Kab. Kudus 75,82 3,99 1,52 10,09 8,58 100,00
20. Kab. Jepara 72,22 0,00 0,72 14,47 12,59 100,00
21. Kab. Demak 79,66 1,15 0,00 5,76 13,43 100,00
22. Kab. Semarang 81,62 0,55 0,00 6,75 11,08 100,00
23. Kab. Temanggung 89,31 0,87 0,00 2,88 6,94 100,00
24. Kab. Kendal 64,36 1,01 0,00 15,65 18,98 100,00
25. Kab. Batang 72,51 0,00 0,92 17,23 9,34 100,00
26. Kab. Pekalongan 75,13 1,24 1,47 7,84 14,32 100,00
27. Kab. Pemalang 62,21 2,21 1,86 24,30 9,42 100,00
28. Kab. Tegal 67,81 5,68 0,86 10,56 15,09 100,00
29. Kab. Brebes 67,35 1,36 0,00 8,01 23,28 100,00
71. Kota Magelang 64,00 3,86 0,00 20,79 11,35 100,00
72. Kota Surakarta 78,15 4,48 2,36 7,35 7,66 100,00
73. Kota Salatiga 66,87 5,34 0,00 12,75 15,04 100,00
74. Kota Semarang 70,30 2,30 0,30 20,84 6,26 100,00
75. Kota Pekalongan 79,63 2,33 0,46 7,29 10,29 100,00
76. Kota Tegal 66,83 0,86 0,00 17,93 14,38 100,00
Jawa Tengah 73,10 1,48 0,70 12,52 12,20 100,00
Kabupaten/Kota
Jenis pendidikan Pra Sekolah
Total
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
92 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 10 Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD menurut Kabupaten/Kota, Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, 2014
Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
01. Kab. Cilacap 15,50 12,05 13,83 27,58 20,30 24,10
02. Kab. Banyumas 16,68 19,43 17,95 27,76 34,37 30,71
03. Kab. Purbalingga 24,42 18,70 21,57 40,98 31,78 36,50
04. Kab. Banjarnegara 18,73 24,58 21,62 31,69 46,01 38,50
05. Kab. Kebumen 21,97 27,77 24,83 33,49 41,64 37,52
06. Kab. Purworejo 30,79 20,86 25,77 43,44 35,55 39,75
07. Kab. Wonosobo 28,07 36,77 32,58 47,14 57,45 52,55
08. Kab. Magelang 31,52 26,49 29,05 52,94 43,95 48,47
09. Kab. Boyolali 27,63 22,01 25,06 42,63 34,22 38,88
10. Kab. Klaten 29,63 31,74 30,66 46,00 51,98 48,83
11. Kab. Sukoharjo 35,41 27,53 31,30 46,33 43,30 44,91
12. Kab. Wonogiri 19,06 11,91 15,49 30,95 21,48 26,47
13. Kab. Karanganyar 26,41 23,40 24,97 53,43 37,09 44,51
14. Kab. Sragen 25,54 22,81 24,31 45,75 37,50 41,86
15. Kab. Grobogan 19,13 22,00 20,64 34,75 34,95 34,86
16. Kab. Blora 22,74 20,33 21,63 36,27 37,46 36,76
17. Kab. Rembang 33,21 31,02 32,14 60,98 57,89 59,55
18. Kab. P a t i 23,04 23,13 23,08 48,44 44,44 46,37
19. Kab. Kudus 22,25 30,14 26,03 43,79 44,71 44,29
20. Kab. Jepara 26,03 23,04 24,68 47,01 43,24 45,31
21. Kab. Demak 28,08 25,77 26,98 47,56 44,07 45,91
22. Kab. Semarang 30,55 23,57 27,21 48,99 48,14 48,65
23. Kab. Temanggung 22,93 27,75 25,21 38,17 46,52 42,10
24. Kab. Kendal 22,49 23,63 23,09 39,73 41,02 40,42
25. Kab. Batang 25,82 27,58 26,66 46,33 46,20 46,27
26. Kab. Pekalongan 23,37 30,64 26,98 40,94 50,76 46,13
27. Kab. Pemalang 9,86 14,80 12,38 18,61 23,54 21,27
28. Kab. Tegal 18,63 17,85 18,25 31,62 27,77 29,66
29. Kab. Brebes 15,19 12,01 13,72 25,22 23,14 24,31
71. Kota Magelang 31,14 29,06 30,19 50,02 46,35 48,40
72. Kota Surakarta 29,56 35,35 32,42 46,48 56,55 51,11
73. Kota Salatiga 25,44 20,34 23,09 46,28 42,17 44,52
74. Kota Semarang 29,31 31,72 30,56 52,74 54,91 53,85
75. Kota Pekalongan 32,11 34,46 33,22 54,92 51,24 53,14
76. Kota Tegal 25,33 28,40 26,80 46,25 42,71 44,40
Jawa Tengah 23,36 23,24 23,30 39,81 39,22 39,53
Kabupaten/Kota 0 - 6 Tahun 3 - 6 Tahun
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 93
Tabel 11.1.1 Persentase Penduduk Usia 5 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota dan Partisipasi Sekolah, 2014
Perkotaan
Laki-laki
Tidak/Belum Pernah
Bersekolah
Masih Bersekolah
Tidak Bersekolah Lagi
(1) (2) (3) (4) (5)
01. Kab. Cilacap 5,05 24,72 70,23 100,00
02. Kab. Banyumas 5,22 24,17 70,61 100,00
03. Kab. Purbalingga 3,58 24,95 71,47 100,00
04. Kab. Banjarnegara 6,10 23,21 70,69 100,00
05. Kab. Kebumen 2,93 27,89 69,18 100,00
06. Kab. Purworejo 3,78 27,67 68,55 100,00
07. Kab. Wonosobo 3,62 25,67 70,71 100,00
08. Kab. Magelang 4,49 22,56 72,95 100,00
09. Kab. Boyolali 5,55 22,15 72,30 100,00
10. Kab. Klaten 5,36 23,35 71,29 100,00
11. Kab. Sukoharjo 5,82 26,08 68,10 100,00
12. Kab. Wonogiri 6,77 22,97 70,26 100,00
13. Kab. Karanganyar 4,98 25,34 69,68 100,00
14. Kab. Sragen 10,86 23,09 66,05 100,00
15. Kab. Grobogan 3,30 26,98 69,72 100,00
16. Kab. Blora 8,80 24,27 66,93 100,00
17. Kab. Rembang 2,07 25,57 72,36 100,00
18. Kab. P a t i 4,85 23,24 71,91 100,00
19. Kab. Kudus 3,45 24,03 72,52 100,00
20. Kab. Jepara 5,40 23,09 71,51 100,00
21. Kab. Demak 5,21 27,88 66,91 100,00
22. Kab. Semarang 6,02 21,74 72,24 100,00
23. Kab. Temanggung 3,77 21,72 74,51 100,00
24. Kab. Kendal 4,65 23,12 72,23 100,00
25. Kab. Batang 4,82 21,76 73,42 100,00
26. Kab. Pekalongan 5,57 25,31 69,12 100,00
27. Kab. Pemalang 5,53 29,10 65,37 100,00
28. Kab. Tegal 6,51 26,78 66,71 100,00
29. Kab. Brebes 5,88 27,49 66,63 100,00
71. Kota Magelang 3,51 24,60 71,89 100,00
72. Kota Surakarta 3,50 26,87 69,63 100,00
73. Kota Salatiga 2,86 27,44 69,70 100,00
74. Kota Semarang 3,55 27,33 69,12 100,00
75. Kota Pekalongan 3,85 26,16 69,99 100,00
76. Kota Tegal 4,17 26,38 69,45 100,00
Jawa Tengah 4,95 25,29 69,76 100,00
Kabupaten/Kota
Partisipasi Sekolah
Total
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
94 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 11.1.2 Persentase Penduduk Usia 5 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota dan Partisipasi Sekolah, 2014
Perkotaan
Perempuan
Tidak/Belum Pernah
Bersekolah
Masih Bersekolah
Tidak Bersekolah Lagi
(1) (2) (3) (4) (5)
01. Kab. Cilacap 9,07 25,45 65,48 100,00
02. Kab. Banyumas 6,61 23,84 69,55 100,00
03. Kab. Purbalingga 6,93 21,85 71,22 100,00
04. Kab. Banjarnegara 5,53 21,25 73,22 100,00
05. Kab. Kebumen 7,12 24,24 68,64 100,00
06. Kab. Purworejo 6,23 21,82 71,95 100,00
07. Kab. Wonosobo 6,67 21,90 71,43 100,00
08. Kab. Magelang 7,14 22,21 70,65 100,00
09. Kab. Boyolali 13,59 22,66 63,75 100,00
10. Kab. Klaten 12,60 21,33 66,07 100,00
11. Kab. Sukoharjo 8,89 23,17 67,94 100,00
12. Kab. Wonogiri 17,57 19,99 62,44 100,00
13. Kab. Karanganyar 13,06 24,96 61,98 100,00
14. Kab. Sragen 17,90 22,01 60,09 100,00
15. Kab. Grobogan 8,39 26,72 64,89 100,00
16. Kab. Blora 14,25 20,47 65,28 100,00
17. Kab. Rembang 7,47 21,00 71,53 100,00
18. Kab. P a t i 11,39 21,64 66,97 100,00
19. Kab. Kudus 8,56 22,06 69,38 100,00
20. Kab. Jepara 7,49 25,34 67,17 100,00
21. Kab. Demak 7,42 29,09 63,49 100,00
22. Kab. Semarang 6,64 19,63 73,73 100,00
23. Kab. Temanggung 4,20 21,64 74,16 100,00
24. Kab. Kendal 8,04 23,91 68,05 100,00
25. Kab. Batang 7,35 22,49 70,16 100,00
26. Kab. Pekalongan 9,21 25,21 65,58 100,00
27. Kab. Pemalang 9,60 22,95 67,45 100,00
28. Kab. Tegal 11,38 25,11 63,51 100,00
29. Kab. Brebes 14,02 25,21 60,77 100,00
71. Kota Magelang 5,70 23,59 70,71 100,00
72. Kota Surakarta 5,80 26,45 67,75 100,00
73. Kota Salatiga 4,55 27,75 67,70 100,00
74. Kota Semarang 6,01 25,35 68,64 100,00
75. Kota Pekalongan 5,65 24,00 70,35 100,00
76. Kota Tegal 8,94 25,36 65,70 100,00
Jawa Tengah 8,94 23,86 67,20 100,00
Kabupaten/Kota
Partisipasi Sekolah
Total
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 95
Tabel 11.1.3 Persentase Penduduk Usia 5 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota dan Partisipasi Sekolah, 2014
Perkotaan
Laki-laki + Perempuan
Tidak/Belum Pernah
Bersekolah
Masih Bersekolah
Tidak Bersekolah Lagi
(1) (2) (3) (4) (5)
01. Kab. Cilacap 7,07 25,09 67,84 100,00
02. Kab. Banyumas 5,93 24,00 70,07 100,00
03. Kab. Purbalingga 5,29 23,37 71,34 100,00
04. Kab. Banjarnegara 5,82 22,22 71,96 100,00
05. Kab. Kebumen 5,06 26,03 68,91 100,00
06. Kab. Purworejo 5,03 24,69 70,28 100,00
07. Kab. Wonosobo 5,11 23,82 71,07 100,00
08. Kab. Magelang 5,82 22,39 71,79 100,00
09. Kab. Boyolali 9,67 22,41 67,92 100,00
10. Kab. Klaten 9,07 22,31 68,62 100,00
11. Kab. Sukoharjo 7,37 24,62 68,01 100,00
12. Kab. Wonogiri 12,27 21,45 66,28 100,00
13. Kab. Karanganyar 9,16 25,15 65,69 100,00
14. Kab. Sragen 14,43 22,54 63,03 100,00
15. Kab. Grobogan 5,93 26,85 67,22 100,00
16. Kab. Blora 11,57 22,34 66,09 100,00
17. Kab. Rembang 4,73 23,32 71,95 100,00
18. Kab. P a t i 8,22 22,42 69,36 100,00
19. Kab. Kudus 6,07 23,01 70,92 100,00
20. Kab. Jepara 6,45 24,23 69,32 100,00
21. Kab. Demak 6,33 28,49 65,18 100,00
22. Kab. Semarang 6,34 20,66 73,00 100,00
23. Kab. Temanggung 3,99 21,68 74,33 100,00
24. Kab. Kendal 6,32 23,51 70,17 100,00
25. Kab. Batang 6,09 22,13 71,78 100,00
26. Kab. Pekalongan 7,40 25,26 67,34 100,00
27. Kab. Pemalang 7,59 25,98 66,43 100,00
28. Kab. Tegal 8,96 25,94 65,10 100,00
29. Kab. Brebes 9,93 26,36 63,71 100,00
71. Kota Magelang 4,64 24,08 71,28 100,00
72. Kota Surakarta 4,68 26,65 68,67 100,00
73. Kota Salatiga 3,73 27,60 68,67 100,00
74. Kota Semarang 4,80 26,32 68,88 100,00
75. Kota Pekalongan 4,75 25,08 70,17 100,00
76. Kota Tegal 6,60 25,86 67,54 100,00
Jawa Tengah 6,97 24,56 68,47 100,00
Partisipasi Sekolah
Total Kabupaten/Kota
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
96 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 11.2.1 Persentase Penduduk Usia 5 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota dan Partisipasi Sekolah, 2014
Perdesaan
Laki-laki
Tidak/Belum Pernah
Bersekolah
Masih Bersekolah
Tidak Bersekolah Lagi
(1) (2) (3) (4) (5)
01. Kab. Cilacap 4,12 27,00 68,88 100,00
02. Kab. Banyumas 5,01 23,80 71,19 100,00
03. Kab. Purbalingga 6,98 24,30 68,72 100,00
04. Kab. Banjarnegara 6,89 21,14 71,97 100,00
05. Kab. Kebumen 4,71 27,04 68,25 100,00
06. Kab. Purworejo 5,02 25,66 69,32 100,00
07. Kab. Wonosobo 5,00 22,79 72,21 100,00
08. Kab. Magelang 6,73 21,97 71,30 100,00
09. Kab. Boyolali 6,30 22,08 71,62 100,00
10. Kab. Klaten 5,45 22,78 71,77 100,00
11. Kab. Sukoharjo 6,05 26,04 67,91 100,00
12. Kab. Wonogiri 7,47 21,79 70,74 100,00
13. Kab. Karanganyar 7,38 23,19 69,43 100,00
14. Kab. Sragen 14,20 20,79 65,01 100,00
15. Kab. Grobogan 4,44 26,25 69,31 100,00
16. Kab. Blora 6,56 23,50 69,94 100,00
17. Kab. Rembang 5,66 21,61 72,73 100,00
18. Kab. P a t i 7,25 22,42 70,33 100,00
19. Kab. Kudus 4,68 26,27 69,05 100,00
20. Kab. Jepara 4,30 23,44 72,26 100,00
21. Kab. Demak 5,09 26,23 68,68 100,00
22. Kab. Semarang 4,95 23,04 72,01 100,00
23. Kab. Temanggung 4,78 19,91 75,31 100,00
24. Kab. Kendal 4,04 26,27 69,69 100,00
25. Kab. Batang 4,98 22,84 72,18 100,00
26. Kab. Pekalongan 5,38 25,88 68,74 100,00
27. Kab. Pemalang 5,51 27,22 67,27 100,00
28. Kab. Tegal 8,26 27,47 64,27 100,00
29. Kab. Brebes 8,76 24,47 66,77 100,00
71. Kota Magelang - - - -
72. Kota Surakarta - - - -
73. Kota Salatiga - - - -
74. Kota Semarang 4,43 34,01 61,56 100,00
75. Kota Pekalongan - - - -
76. Kota Tegal - - - -
Jawa Tengah 6,09 24,13 69,78 100,00
Kabupaten/Kota
Partisipasi Sekolah
Total
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 97
Tabel 11.2.2 Persentase Penduduk Usia 5 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota dan Partisipasi Sekolah, 2014
Perdesaan
Perempuan
Tidak/Belum Pernah
Bersekolah
Masih Bersekolah
Tidak Bersekolah Lagi
(1) (2) (3) (4) (5)
01. Kab. Cilacap 9,83 24,49 65,68 100,00
02. Kab. Banyumas 8,21 23,70 68,09 100,00
03. Kab. Purbalingga 7,85 22,19 69,96 100,00
04. Kab. Banjarnegara 12,10 17,92 69,98 100,00
05. Kab. Kebumen 11,32 23,64 65,04 100,00
06. Kab. Purworejo 9,67 22,13 68,20 100,00
07. Kab. Wonosobo 8,45 22,15 69,40 100,00
08. Kab. Magelang 7,41 21,83 70,76 100,00
09. Kab. Boyolali 14,92 21,67 63,41 100,00
10. Kab. Klaten 18,32 21,78 59,90 100,00
11. Kab. Sukoharjo 17,84 22,57 59,59 100,00
12. Kab. Wonogiri 15,71 19,54 64,75 100,00
13. Kab. Karanganyar 18,00 23,62 58,38 100,00
14. Kab. Sragen 23,51 21,38 55,11 100,00
15. Kab. Grobogan 9,95 21,81 68,24 100,00
16. Kab. Blora 15,65 20,22 64,13 100,00
17. Kab. Rembang 11,08 20,17 68,75 100,00
18. Kab. P a t i 14,45 19,56 65,99 100,00
19. Kab. Kudus 11,94 21,40 66,66 100,00
20. Kab. Jepara 7,02 26,36 66,62 100,00
21. Kab. Demak 12,73 25,73 61,54 100,00
22. Kab. Semarang 8,67 22,68 68,65 100,00
23. Kab. Temanggung 5,51 20,83 73,66 100,00
24. Kab. Kendal 11,01 23,30 65,69 100,00
25. Kab. Batang 10,90 19,90 69,20 100,00
26. Kab. Pekalongan 13,81 26,09 60,10 100,00
27. Kab. Pemalang 11,96 22,63 65,41 100,00
28. Kab. Tegal 12,82 25,88 61,30 100,00
29. Kab. Brebes 13,27 26,79 59,94 100,00
71. Kota Magelang - - - -
72. Kota Surakarta - - - -
73. Kota Salatiga - - - -
74. Kota Semarang 9,12 31,76 59,12 100,00
75. Kota Pekalongan - - - -
76. Kota Tegal - - - -
Jawa Tengah 11,90 22,57 65,53 100,00
Kabupaten/Kota
Partisipasi Sekolah
Total
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
98 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 11.2.3 Persentase Penduduk Usia 5 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota dan Partisipasi Sekolah, 2014
Perdesaan
Laki-laki + Perempuan
Tidak/Belum Pernah
Bersekolah
Masih Bersekolah
Tidak Bersekolah Lagi
(1) (2) (3) (4) (5)
01. Kab. Cilacap 6,97 25,74 67,29 100,00
02. Kab. Banyumas 6,62 23,75 69,63 100,00
03. Kab. Purbalingga 7,41 23,24 69,35 100,00
04. Kab. Banjarnegara 9,49 19,53 70,98 100,00
05. Kab. Kebumen 8,04 25,33 66,63 100,00
06. Kab. Purworejo 7,36 23,88 68,76 100,00
07. Kab. Wonosobo 6,70 22,48 70,82 100,00
08. Kab. Magelang 7,07 21,90 71,03 100,00
09. Kab. Boyolali 10,73 21,87 67,40 100,00
10. Kab. Klaten 12,03 22,27 65,70 100,00
11. Kab. Sukoharjo 11,95 24,30 63,75 100,00
12. Kab. Wonogiri 11,69 20,64 67,67 100,00
13. Kab. Karanganyar 12,74 23,41 63,85 100,00
14. Kab. Sragen 19,02 21,09 59,89 100,00
15. Kab. Grobogan 7,20 24,03 68,77 100,00
16. Kab. Blora 11,21 21,82 66,97 100,00
17. Kab. Rembang 8,41 20,88 70,71 100,00
18. Kab. P a t i 10,99 20,93 68,08 100,00
19. Kab. Kudus 8,40 23,77 67,83 100,00
20. Kab. Jepara 5,68 24,92 69,40 100,00
21. Kab. Demak 8,95 25,98 65,07 100,00
22. Kab. Semarang 6,82 22,86 70,32 100,00
23. Kab. Temanggung 5,14 20,37 74,49 100,00
24. Kab. Kendal 7,44 24,82 67,74 100,00
25. Kab. Batang 7,95 21,37 70,68 100,00
26. Kab. Pekalongan 9,68 25,99 64,33 100,00
27. Kab. Pemalang 8,78 24,89 66,33 100,00
28. Kab. Tegal 10,56 26,67 62,77 100,00
29. Kab. Brebes 11,02 25,63 63,35 100,00
71. Kota Magelang - - - -
72. Kota Surakarta - - - -
73. Kota Salatiga - - - -
74. Kota Semarang 6,67 32,94 60,39 100,00
75. Kota Pekalongan - - - -
76. Kota Tegal - - - -
Jawa Tengah 9,02 23,34 67,64 100,00
Partisipasi Sekolah
Total Kabupaten/Kota
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 99
Tabel 11.3.1 Persentase Penduduk Usia 5 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota dan Partisipasi Sekolah, 2014
Perkotaan + Perdesaan
Laki-laki
Tidak/Belum Pernah
Bersekolah
Masih Bersekolah
Tidak Bersekolah Lagi
(1) (2) (3) (4) (5)
01. Kab. Cilacap 4,44 26,21 69,35 100,00
02. Kab. Banyumas 5,12 24,00 70,88 100,00
03. Kab. Purbalingga 5,92 24,50 69,58 100,00
04. Kab. Banjarnegara 6,70 21,62 71,68 100,00
05. Kab. Kebumen 4,24 27,27 68,49 100,00
06. Kab. Purworejo 4,67 26,22 69,11 100,00
07. Kab. Wonosobo 4,68 23,47 71,85 100,00
08. Kab. Magelang 6,10 22,13 71,77 100,00
09. Kab. Boyolali 6,05 22,10 71,85 100,00
10. Kab. Klaten 5,39 23,16 71,45 100,00
11. Kab. Sukoharjo 5,87 26,07 68,06 100,00
12. Kab. Wonogiri 7,33 22,03 70,64 100,00
13. Kab. Karanganyar 6,17 24,28 69,55 100,00
14. Kab. Sragen 13,10 21,54 65,36 100,00
15. Kab. Grobogan 4,26 26,37 69,37 100,00
16. Kab. Blora 7,09 23,68 69,23 100,00
17. Kab. Rembang 4,60 22,78 72,62 100,00
18. Kab. P a t i 6,43 22,70 70,87 100,00
19. Kab. Kudus 3,73 24,53 71,74 100,00
20. Kab. Jepara 4,96 23,23 71,81 100,00
21. Kab. Demak 5,13 26,85 68,02 100,00
22. Kab. Semarang 5,37 22,53 72,10 100,00
23. Kab. Temanggung 4,53 20,36 75,11 100,00
24. Kab. Kendal 4,33 24,77 70,90 100,00
25. Kab. Batang 4,91 22,41 72,68 100,00
26. Kab. Pekalongan 5,48 25,59 68,93 100,00
27. Kab. Pemalang 5,52 28,17 66,31 100,00
28. Kab. Tegal 7,24 27,06 65,70 100,00
29. Kab. Brebes 7,51 25,79 66,70 100,00
71. Kota Magelang 3,51 24,60 71,89 100,00
72. Kota Surakarta 3,50 26,87 69,63 100,00
73. Kota Salatiga 2,86 27,44 69,70 100,00
74. Kota Semarang 3,57 27,50 68,93 100,00
75. Kota Pekalongan 3,85 26,16 69,99 100,00
76. Kota Tegal 4,17 26,38 69,45 100,00
Jawa Tengah 5,57 24,66 69,77 100,00
Kabupaten/Kota
Partisipasi Sekolah
Total
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
100 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 11.3.2 Persentase Penduduk Usia 5 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota dan Partisipasi Sekolah, 2014
Perkotaan + Perdesaan
Perempuan
Tidak/Belum Pernah
Bersekolah
Masih Bersekolah
Tidak Bersekolah Lagi
(1) (2) (3) (4) (5)
01. Kab. Cilacap 9,57 24,82 65,61 100,00
02. Kab. Banyumas 7,37 23,77 68,86 100,00
03. Kab. Purbalingga 7,56 22,08 70,36 100,00
04. Kab. Banjarnegara 10,54 18,71 70,75 100,00
05. Kab. Kebumen 10,19 23,80 66,01 100,00
06. Kab. Purworejo 8,69 22,04 69,27 100,00
07. Kab. Wonosobo 8,03 22,09 69,88 100,00
08. Kab. Magelang 7,34 21,94 70,72 100,00
09. Kab. Boyolali 14,48 22,00 63,52 100,00
10. Kab. Klaten 14,50 21,48 64,02 100,00
11. Kab. Sukoharjo 10,95 23,03 66,02 100,00
12. Kab. Wonogiri 16,10 19,64 64,26 100,00
13. Kab. Karanganyar 15,45 24,32 60,23 100,00
14. Kab. Sragen 21,72 21,58 56,70 100,00
15. Kab. Grobogan 9,69 22,64 67,67 100,00
16. Kab. Blora 15,32 20,28 64,40 100,00
17. Kab. Rembang 10,06 20,40 69,54 100,00
18. Kab. P a t i 13,41 20,27 66,32 100,00
19. Kab. Kudus 9,32 21,91 68,77 100,00
20. Kab. Jepara 7,30 25,75 66,95 100,00
21. Kab. Demak 10,73 27,00 62,27 100,00
22. Kab. Semarang 7,84 21,44 70,72 100,00
23. Kab. Temanggung 5,17 21,04 73,79 100,00
24. Kab. Kendal 9,59 23,59 66,82 100,00
25. Kab. Batang 9,46 20,95 69,59 100,00
26. Kab. Pekalongan 11,45 25,64 62,91 100,00
27. Kab. Pemalang 10,77 22,79 66,44 100,00
28. Kab. Tegal 11,98 25,43 62,59 100,00
29. Kab. Brebes 13,59 26,10 60,31 100,00
71. Kota Magelang 5,70 23,59 70,71 100,00
72. Kota Surakarta 5,80 26,45 67,75 100,00
73. Kota Salatiga 4,55 27,75 67,70 100,00
74. Kota Semarang 6,08 25,50 68,42 100,00
75. Kota Pekalongan 5,65 24,00 70,35 100,00
76. Kota Tegal 8,94 25,36 65,70 100,00
Jawa Tengah 10,54 23,16 66,30 100,00
Kabupaten/Kota
Partisipasi Sekolah
Total
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 101
Tabel 11.3.3 Persentase Penduduk Usia 5 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota dan
Partisipasi Sekolah, 2014
Perkotaan + Perdesaan Laki-laki + Perempuan
Tidak/Belum Pernah
Bersekolah
Masih Bersekolah
Tidak Bersekolah Lagi
(1) (2) (3) (4) (5)
01. Kab. Cilacap 7,01 25,52 67,47 100,00
02. Kab. Banyumas 6,26 23,88 69,86 100,00
03. Kab. Purbalingga 6,75 23,28 69,97 100,00
04. Kab. Banjarnegara 8,62 20,17 71,21 100,00
05. Kab. Kebumen 7,24 25,52 67,24 100,00
06. Kab. Purworejo 6,70 24,11 69,19 100,00
07. Kab. Wonosobo 6,33 22,79 70,88 100,00
08. Kab. Magelang 6,72 22,03 71,25 100,00
09. Kab. Boyolali 10,38 22,05 67,57 100,00
10. Kab. Klaten 10,05 22,30 67,65 100,00
11. Kab. Sukoharjo 8,43 24,54 67,03 100,00
12. Kab. Wonogiri 11,81 20,81 67,38 100,00
13. Kab. Karanganyar 10,91 24,30 64,79 100,00
14. Kab. Sragen 17,54 21,56 60,90 100,00
15. Kab. Grobogan 7,00 24,49 68,51 100,00
16. Kab. Blora 11,29 21,94 66,77 100,00
17. Kab. Rembang 7,35 21,58 71,07 100,00
18. Kab. P a t i 10,05 21,44 68,51 100,00
19. Kab. Kudus 6,60 23,19 70,21 100,00
20. Kab. Jepara 6,14 24,51 69,35 100,00
21. Kab. Demak 7,97 26,92 65,11 100,00
22. Kab. Semarang 6,62 21,98 71,40 100,00
23. Kab. Temanggung 4,85 20,70 74,45 100,00
24. Kab. Kendal 6,91 24,20 68,89 100,00
25. Kab. Batang 7,19 21,68 71,13 100,00
26. Kab. Pekalongan 8,50 25,61 65,89 100,00
27. Kab. Pemalang 8,18 25,44 66,38 100,00
28. Kab. Tegal 9,63 26,24 64,13 100,00
29. Kab. Brebes 10,55 25,95 63,50 100,00
71. Kota Magelang 4,64 24,08 71,28 100,00
72. Kota Surakarta 4,68 26,65 68,67 100,00
73. Kota Salatiga 3,73 27,60 68,67 100,00
74. Kota Semarang 4,85 26,48 68,67 100,00
75. Kota Pekalongan 4,75 25,08 70,17 100,00
76. Kota Tegal 6,60 25,86 67,54 100,00
Jawa Tengah 8,08 23,90 68,02 100,00
Kabupaten/Kota
Partisipasi Sekolah
Total
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
102 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 12 Persentase Penduduk Usia 7-12 th menurut Kabupaten/Kota, Partisipasi Sekolah dan Tipe Daerah, 2014
Kota DesaKota+Desa
Kota DesaKota+Desa
Kota DesaKota+Desa
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
01. Kab. Cilacap 0,00 0,23 0,16 100,00 99,77 99,84 0,00 0,00 0,00
02. Kab. Banyumas 0,54 0,00 0,27 99,46 100,00 99,73 0,00 0,00 0,00
03. Kab. Purbalingga 0,00 0,00 0,00 100,00 100,00 100,00 0,00 0,00 0,00
04. Kab. Banjarnegara 1,62 0,70 0,92 98,38 99,30 99,08 0,00 0,00 0,00
05. Kab. Kebumen 0,00 0,40 0,29 100,00 99,19 99,42 0,00 0,40 0,29
06. Kab. Purworejo 0,00 0,00 0,00 100,00 100,00 100,00 0,00 0,00 0,00
07. Kab. Wonosobo 0,00 0,00 0,00 100,00 100,00 100,00 0,00 0,00 0,00
08. Kab. Magelang 0,00 0,60 0,44 100,00 99,40 99,56 0,00 0,00 0,00
09. Kab. Boyolali 0,00 0,00 0,00 100,00 100,00 100,00 0,00 0,00 0,00
10. Kab. Klaten 0,00 0,86 0,31 100,00 99,14 99,69 0,00 0,00 0,00
11. Kab. Sukoharjo 0,00 0,00 0,00 100,00 100,00 100,00 0,00 0,00 0,00
12. Kab. Wonogiri 0,00 0,00 0,00 100,00 100,00 100,00 0,00 0,00 0,00
13. Kab. Karanganyar 0,00 0,69 0,36 100,00 99,31 99,64 0,00 0,00 0,00
14. Kab. Sragen 0,79 1,01 0,94 99,21 98,99 99,06 0,00 0,00 0,00
15. Kab. Grobogan 0,00 0,50 0,42 100,00 99,19 99,32 0,00 0,31 0,26
16. Kab. Blora 0,00 0,00 0,00 100,00 99,44 99,56 0,00 0,56 0,44
17. Kab. Rembang 0,00 0,45 0,31 100,00 99,55 99,69 0,00 0,00 0,00
18. Kab. P a t i 1,20 0,00 0,35 98,80 100,00 99,65 0,00 0,00 0,00
19. Kab. Kudus 0,61 0,00 0,48 99,39 100,00 99,52 0,00 0,00 0,00
20. Kab. Jepara 0,00 0,00 0,00 100,00 100,00 100,00 0,00 0,00 0,00
21. Kab. Demak 0,53 1,33 1,03 99,47 98,67 98,97 0,00 0,00 0,00
22. Kab. Semarang 0,00 0,00 0,00 100,00 100,00 100,00 0,00 0,00 0,00
23. Kab. Temanggung 0,00 0,39 0,29 100,00 99,61 99,71 0,00 0,00 0,00
24. Kab. Kendal 0,00 0,00 0,00 100,00 100,00 100,00 0,00 0,00 0,00
25. Kab. Batang 0,00 0,00 0,00 100,00 100,00 100,00 0,00 0,00 0,00
26. Kab. Pekalongan 0,65 0,00 0,34 99,05 100,00 99,50 0,31 0,00 0,16
27. Kab. Pemalang 0,70 0,00 0,34 99,30 100,00 99,66 0,00 0,00 0,00
28. Kab. Tegal 0,82 2,17 1,44 99,18 96,87 98,12 0,00 0,96 0,44
29. Kab. Brebes 0,00 0,00 0,00 98,79 98,71 98,74 1,21 1,29 1,26
71. Kota Magelang 0,00 - 0,00 100,00 - 100,00 0,00 - 0,00
72. Kota Surakarta 0,40 - 0,40 99,60 - 99,60 0,00 - 0,00
73. Kota Salatiga 0,00 - 0,00 100,00 - 100,00 0,00 - 0,00
74. Kota Semarang 0,72 0,00 0,71 98,81 100,00 98,83 0,47 0,00 0,46
75. Kota Pekalongan 0,48 - 0,48 99,24 - 99,24 0,28 - 0,28
76. Kota Tegal 0,17 - 0,17 99,83 - 99,83 0,00 - 0,00
Jawa Tengah 0,33 0,34 0,34 99,54 99,48 99,51 0,13 0,18 0,16
Tidak/Belum Pernah Bersekolah
Masih Bersekolah Tidak Bersekolah LagiKabupaten/Kota
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 103
Tabel 13 Persentase Penduduk Usia 13-15 th menurut Kabupaten/Kota, Partisipasi Sekolah dan Tipe Daerah, 2014
Kota DesaKota+Desa
Kota DesaKota+Desa
Kota DesaKota+Desa
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
01. Kab. Cilacap 0,00 0,91 0,60 93,14 90,51 91,41 6,86 8,57 7,99
02. Kab. Banyumas 1,61 0,00 0,74 95,81 97,99 97,00 2,57 2,01 2,27
03. Kab. Purbalingga 0,00 0,00 0,00 96,01 93,54 94,27 3,99 6,46 5,73
04. Kab. Banjarnegara 2,53 0,85 1,26 97,47 84,05 87,36 0,00 15,10 11,38
05. Kab. Kebumen 0,00 0,00 0,00 100,00 96,01 96,86 0,00 3,99 3,14
06. Kab. Purworejo 0,00 0,00 0,00 100,00 95,81 97,13 0,00 4,19 2,87
07. Kab. Wonosobo 0,00 1,67 1,36 95,27 84,33 86,40 4,73 13,99 12,24
08. Kab. Magelang 0,00 0,00 0,00 97,95 91,62 93,24 2,05 8,38 6,76
09. Kab. Boyolali 0,00 0,00 0,00 100,00 97,64 98,41 0,00 2,36 1,59
10. Kab. Klaten 0,00 0,00 0,00 98,16 94,02 96,87 1,84 5,98 3,13
11. Kab. Sukoharjo 0,00 0,00 0,00 99,35 100,00 99,49 0,65 0,00 0,51
12. Kab. Wonogiri 0,00 1,66 1,36 100,00 97,74 98,14 0,00 0,61 0,50
13. Kab. Karanganyar 0,00 0,00 0,00 100,00 100,00 100,00 0,00 0,00 0,00
14. Kab. Sragen 0,00 0,89 0,58 99,03 98,36 98,59 0,97 0,75 0,82
15. Kab. Grobogan 0,00 0,00 0,00 100,00 96,37 97,02 0,00 3,63 2,98
16. Kab. Blora 0,00 0,00 0,00 95,65 98,86 98,10 4,35 1,14 1,90
17. Kab. Rembang 0,00 0,00 0,00 100,00 100,00 100,00 0,00 0,00 0,00
18. Kab. P a t i 0,00 0,00 0,00 100,00 96,87 98,18 0,00 3,13 1,82
19. Kab. Kudus 0,00 0,00 0,00 96,71 95,94 96,51 3,29 4,06 3,49
20. Kab. Jepara 1,27 0,00 0,71 94,77 94,14 94,49 3,95 5,86 4,80
21. Kab. Demak 0,00 0,00 0,00 98,66 96,02 97,07 1,34 3,98 2,93
22. Kab. Semarang 2,73 0,00 0,97 97,27 96,67 96,89 0,00 3,33 2,14
23. Kab. Temanggung 0,00 0,00 0,00 100,00 88,70 91,42 0,00 11,30 8,58
24. Kab. Kendal 0,00 0,00 0,00 98,08 94,96 96,40 1,92 5,04 3,60
25. Kab. Batang 0,00 0,00 0,00 94,49 92,25 93,14 5,51 7,75 6,86
26. Kab. Pekalongan 0,00 0,65 0,33 87,52 94,51 91,00 12,48 4,84 8,67
27. Kab. Pemalang 0,00 0,00 0,00 94,47 90,92 92,74 5,53 9,08 7,26
28. Kab. Tegal 0,71 0,00 0,40 93,90 90,14 92,26 5,39 9,86 7,35
29. Kab. Brebes 2,52 0,00 1,01 92,14 86,65 88,85 5,34 13,35 10,13
71. Kota Magelang 0,00 - 0,00 100,00 - 100,00 0,00 - 0,00
72. Kota Surakarta 0,00 - 0,00 97,21 - 97,21 2,79 - 2,79
73. Kota Salatiga 0,00 - 0,00 98,73 - 98,73 1,27 - 1,27
74. Kota Semarang 0,57 0,00 0,57 96,58 100,00 96,63 2,84 0,00 2,81
75. Kota Pekalongan 0,00 - 0,00 89,34 - 89,34 10,66 - 10,66
76. Kota Tegal 0,00 - 0,00 95,14 - 95,14 4,86 - 4,86
Jawa Tengah 0,47 0,26 0,35 96,29 93,71 94,85 3,24 6,03 4,80
Kabupaten/Kota
Tidak/Belum Pernah Bersekolah
Masih Bersekolah Tidak Bersekolah Lagi
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
104 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 14 Persentase Penduduk Usia 16-18 th menurut Kabupaten/Kota, Partisipasi Sekolah dan Tipe Daerah, 2014
Kota DesaKota+Desa
Kota DesaKota+Desa
Kota DesaKota+Desa
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
01. Kab. Cilacap 0,00 0,00 0,00 74,52 76,87 75,86 25,48 23,13 24,14
02. Kab. Banyumas 1,01 0,00 0,67 72,70 65,15 70,15 26,29 34,85 29,18
03. Kab. Purbalingga 0,00 0,00 0,00 59,04 48,45 52,28 40,96 51,55 47,72
04. Kab. Banjarnegara 0,00 0,00 0,00 75,76 44,23 51,30 24,24 55,77 48,70
05. Kab. Kebumen 0,00 0,99 0,69 87,07 70,81 75,75 12,93 28,19 23,56
06. Kab. Purworejo 0,00 0,00 0,00 92,68 75,51 80,39 7,32 24,49 19,61
07. Kab. Wonosobo 0,00 0,00 0,00 58,87 37,03 43,66 41,13 62,97 56,34
08. Kab. Magelang 0,00 0,00 0,00 68,98 55,85 59,96 31,02 44,15 40,04
09. Kab. Boyolali 0,00 0,00 0,00 84,48 67,73 72,82 15,52 32,27 27,18
10. Kab. Klaten 0,00 0,00 0,00 82,77 82,71 82,75 17,23 17,29 17,25
11. Kab. Sukoharjo 0,00 0,00 0,00 83,33 94,69 85,67 16,67 5,31 14,33
12. Kab. Wonogiri 0,00 0,00 0,00 94,06 79,12 82,60 5,94 20,88 17,40
13. Kab. Karanganyar 0,00 0,00 0,00 84,03 64,20 75,21 15,97 35,80 24,79
14. Kab. Sragen 0,00 0,00 0,00 84,22 73,75 77,45 15,78 26,25 22,55
15. Kab. Grobogan 0,00 0,00 0,00 91,38 58,67 63,47 8,62 41,33 36,53
16. Kab. Blora 0,00 0,00 0,00 86,20 67,61 72,67 13,80 32,39 27,33
17. Kab. Rembang 0,92 0,31 76,32 62,87 67,41 22,76 37,13 32,28
18. Kab. P a t i 0,00 0,00 0,00 79,59 58,97 67,19 20,41 41,03 32,81
19. Kab. Kudus 0,00 0,00 0,00 58,03 69,25 60,40 41,97 30,75 39,60
20. Kab. Jepara 0,00 0,00 0,00 58,64 57,77 58,36 41,36 42,23 41,64
21. Kab. Demak 0,00 0,00 0,00 80,47 63,02 69,17 19,53 36,98 30,83
22. Kab. Semarang 0,00 0,00 0,00 58,09 64,30 61,34 41,91 35,70 38,66
23. Kab. Temanggung 0,00 0,00 0,00 54,82 52,09 52,80 45,18 47,91 47,20
24. Kab. Kendal 0,00 0,00 0,00 70,87 76,99 73,66 29,13 23,01 26,34
25. Kab. Batang 0,00 0,00 0,00 58,91 44,30 50,65 41,09 55,70 49,35
26. Kab. Pekalongan 0,00 2,85 1,38 48,12 55,56 51,71 51,88 41,60 46,91
27. Kab. Pemalang 0,98 1,10 1,04 64,59 55,36 59,92 34,43 43,54 39,04
28. Kab. Tegal 1,59 3,43 2,18 69,58 69,98 69,71 28,84 26,58 28,12
29. Kab. Brebes 0,00 0,00 0,00 69,16 56,45 62,16 30,84 43,55 37,84
71. Kota Magelang 0,00 - 0,00 88,97 - 88,97 11,03 - 11,03
72. Kota Surakarta 0,00 - 0,00 81,22 - 81,22 18,78 - 18,78
73. Kota Salatiga 0,00 - 0,00 87,00 - 87,00 13,00 - 13,00
74. Kota Semarang 0,00 0,00 0,00 79,63 100,00 80,49 20,37 0,00 19,51
75. Kota Pekalongan 0,51 - 0,51 50,64 - 50,64 48,85 - 48,85
76. Kota Tegal 0,00 - 0,00 70,15 - 70,15 29,85 - 29,85
Jawa Tengah 0,20 0,28 0,24 72,42 62,63 67,54 27,38 37,09 32,22
Kabupaten/Kota
Tidak/Belum Pernah Bersekolah
Masih Bersekolah Tidak Bersekolah Lagi
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 105
Tabel 15 Persentase Penduduk Usia 19-24 th menurut Kabupaten/Kota, Partisipasi Sekolah dan Tipe Daerah, 2014
Kota DesaKota+Desa
Kota DesaKota+Desa
Kota DesaKota+Desa
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
01. Kab. Cilacap 0,00 0,78 0,52 25,86 17,65 20,39 74,14 81,57 79,09
02. Kab. Banyumas 1,05 0,00 0,58 22,42 14,94 19,08 76,53 85,06 80,34
03. Kab. Purbalingga 0,00 1,07 0,77 16,18 16,98 16,76 83,82 81,95 82,48
04. Kab. Banjarnegara 0,00 1,06 0,80 10,12 3,88 5,38 89,88 95,06 93,82
05. Kab. Kebumen 1,18 0,00 0,35 13,06 17,82 16,41 85,76 82,18 83,24
06. Kab. Purworejo 0,00 0,00 0,00 25,49 17,86 20,02 74,51 82,14 79,98
07. Kab. Wonosobo 1,59 0,76 0,95 23,32 21,70 22,07 75,09 77,54 76,98
08. Kab. Magelang 0,00 0,75 0,53 18,98 20,29 19,90 81,02 78,96 79,57
09. Kab. Boyolali 0,00 0,00 0,00 21,36 8,41 12,57 78,64 91,59 87,43
10. Kab. Klaten 0,59 3,80 1,71 22,57 17,81 20,91 76,84 78,39 77,38
11. Kab. Sukoharjo 0,00 0,00 0,00 31,12 24,69 29,76 68,88 75,31 70,24
12. Kab. Wonogiri 2,72 0,00 0,67 29,05 22,89 24,40 68,23 77,11 74,93
13. Kab. Karanganyar 0,00 3,37 1,62 30,24 32,81 31,48 69,76 63,81 66,90
14. Kab. Sragen 0,00 0,00 0,00 19,31 14,97 16,40 80,69 85,03 83,60
15. Kab. Grobogan 0,00 0,00 0,00 20,72 18,53 18,96 79,28 81,47 81,04
16. Kab. Blora 1,69 0,53 0,83 13,84 6,55 8,45 84,47 92,92 90,72
17. Kab. Rembang 0,00 0,44 0,30 10,77 7,38 8,46 89,23 92,19 91,24
18. Kab. P a t i 0,00 0,00 0,00 7,31 8,43 8,07 92,69 91,57 91,93
19. Kab. Kudus 1,15 0,00 0,88 21,24 28,14 22,87 77,61 71,86 76,25
20. Kab. Jepara 0,00 0,00 0,00 21,58 16,08 19,20 78,42 83,92 80,80
21. Kab. Demak 0,00 0,00 0,00 26,76 18,23 21,54 73,24 81,77 78,46
22. Kab. Semarang 0,00 0,00 0,00 20,32 19,05 19,57 79,68 80,95 80,43
23. Kab. Temanggung 0,00 0,69 0,54 14,84 17,95 17,30 85,16 81,37 82,16
24. Kab. Kendal 0,00 0,00 0,00 14,04 10,67 12,24 85,96 89,33 87,76
25. Kab. Batang 1,37 0,00 0,57 11,38 5,27 7,83 87,25 94,73 91,60
26. Kab. Pekalongan 0,00 1,04 0,51 22,38 22,40 22,39 77,62 76,56 77,11
27. Kab. Pemalang 0,00 0,45 0,20 17,21 6,08 12,30 82,79 93,47 87,50
28. Kab. Tegal 0,00 0,53 0,21 22,27 20,45 21,55 77,73 79,01 78,24
29. Kab. Brebes 0,47 1,07 0,77 17,36 21,07 19,25 82,17 77,86 79,97
71. Kota Magelang 0,00 - 0,00 25,75 - 25,75 74,25 - 74,25
72. Kota Surakarta 0,00 - 0,00 42,05 - 42,05 57,95 - 57,95
73. Kota Salatiga 0,00 - 0,00 45,11 - 45,11 54,89 - 54,89
74. Kota Semarang 0,86 0,00 0,83 36,15 59,01 36,81 63,00 40,99 62,35
75. Kota Pekalongan 0,73 - 0,73 28,13 - 28,13 71,14 - 71,14
76. Kota Tegal 0,86 - 0,86 28,47 - 28,47 70,67 - 70,67
Jawa Tengah 0,41 0,51 0,46 24,73 16,20 20,48 74,86 83,28 79,06
Kabupaten/Kota
Tidak/Belum Pernah Bersekolah
Masih Bersekolah Tidak Bersekolah Lagi
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
106 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 16.1 Persentase Penduduk Usia 5 Tahun ke Atas yang Sedang Sekolah menurut Kabupaten/Kota dan Jenjang Pendidikan, 2014
Perkotaan
SD/MI SMP/MTs SM/MA PT(1) (2) (3) (4) (5) (6)
01. Kab. Cilacap 49,68 20,86 21,84 7,62 100,00
02. Kab. Banyumas 50,59 20,30 19,12 9,99 100,00
03. Kab. Purbalingga 55,00 24,71 14,64 5,65 100,00
04. Kab. Banjarnegara 48,83 25,15 21,87 4,15 100,00
05. Kab. Kebumen 50,77 21,64 22,64 4,95 100,00
06. Kab. Purworejo 48,70 26,23 16,86 8,21 100,00
07. Kab. Wonosobo 54,74 19,41 13,29 12,56 100,00
08. Kab. Magelang 54,46 20,98 15,81 8,75 100,00
09. Kab. Boyolali 50,01 21,67 20,56 7,76 100,00
10. Kab. Klaten 49,85 23,95 18,28 7,92 100,00
11. Kab. Sukoharjo 47,95 17,49 19,26 15,30 100,00
12. Kab. Wonogiri 49,14 23,48 20,18 7,20 100,00
13. Kab. Karanganyar 47,66 19,78 18,95 13,61 100,00
14. Kab. Sragen 43,50 27,22 20,51 8,77 100,00
15. Kab. Grobogan 51,76 25,05 14,08 9,11 100,00
16. Kab. Blora 49,34 23,72 21,10 5,84 100,00
17. Kab. Rembang 51,13 23,22 22,46 3,19 100,00
18. Kab. P a t i 51,08 26,44 18,50 3,98 100,00
19. Kab. Kudus 52,17 18,27 18,34 11,22 100,00
20. Kab. Jepara 53,39 20,76 15,96 9,89 100,00
21. Kab. Demak 46,48 24,91 17,09 11,52 100,00
22. Kab. Semarang 48,88 20,22 19,07 11,83 100,00
23. Kab. Temanggung 56,21 22,42 16,04 5,33 100,00
24. Kab. Kendal 49,21 22,95 21,30 6,54 100,00
25. Kab. Batang 54,10 23,71 15,95 6,24 100,00
26. Kab. Pekalongan 56,64 20,62 14,46 8,28 100,00
27. Kab. Pemalang 52,89 24,12 16,06 6,93 100,00
28. Kab. Tegal 51,39 23,92 16,77 7,92 100,00
29. Kab. Brebes 55,34 19,68 17,39 7,59 100,00
71. Kota Magelang 47,52 21,43 18,30 12,75 100,00
72. Kota Surakarta 43,70 15,01 13,40 27,89 100,00
73. Kota Salatiga 36,13 19,68 17,44 26,75 100,00
74. Kota Semarang 37,85 22,03 15,00 25,12 100,00
75. Kota Pekalongan 52,46 22,21 14,48 10,85 100,00
76. Kota Tegal 49,34 21,94 17,18 11,54 100,00
Jawa Tengah 49,13 21,73 17,49 11,65 100,00
Kabupaten/KotaJenjang Pendidikan
Total
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 107
Tabel 16.2 Persentase Penduduk Usia 5 Tahun ke Atas yang Sedang Sekolah menurut Kabupaten/Kota dan Jenjang Pendidikan, 2014
Perdesaan
SD/MI SMP/MTs SM/MA PT(1) (2) (3) (4) (5) (6)
01. Kab. Cilacap 59,13 22,62 13,64 4,61 100,00
02. Kab. Banyumas 54,66 26,91 12,05 6,38 100,00
03. Kab. Purbalingga 56,86 27,22 9,49 6,43 100,00
04. Kab. Banjarnegara 58,81 25,21 14,23 1,75 100,00
05. Kab. Kebumen 49,85 29,69 16,56 3,90 100,00
06. Kab. Purworejo 57,76 23,16 13,74 5,34 100,00
07. Kab. Wonosobo 60,57 20,51 10,12 8,80 100,00
08. Kab. Magelang 57,06 21,32 13,01 8,61 100,00
09. Kab. Boyolali 53,22 22,89 19,26 4,63 100,00
10. Kab. Klaten 54,87 15,46 22,29 7,38 100,00
11. Kab. Sukoharjo 53,58 19,49 17,55 9,38 100,00
12. Kab. Wonogiri 50,80 28,56 13,52 7,12 100,00
13. Kab. Karanganyar 56,31 19,60 11,05 13,04 100,00
14. Kab. Sragen 53,56 25,08 15,81 5,55 100,00
15. Kab. Grobogan 55,77 26,20 11,74 6,29 100,00
16. Kab. Blora 58,23 24,83 14,35 2,59 100,00
17. Kab. Rembang 52,08 29,25 16,40 2,27 100,00
18. Kab. P a t i 58,98 22,15 16,00 2,87 100,00
19. Kab. Kudus 44,95 17,82 21,71 15,52 100,00
20. Kab. Jepara 54,77 24,80 11,92 8,51 100,00
21. Kab. Demak 50,98 25,15 17,04 6,83 100,00
22. Kab. Semarang 54,15 22,50 12,25 11,10 100,00
23. Kab. Temanggung 57,20 21,23 14,16 7,41 100,00
24. Kab. Kendal 54,97 24,45 16,01 4,57 100,00
25. Kab. Batang 60,78 24,32 12,05 2,85 100,00
26. Kab. Pekalongan 54,54 21,51 16,25 7,70 100,00
27. Kab. Pemalang 63,22 21,64 12,04 3,10 100,00
28. Kab. Tegal 59,47 24,12 9,78 6,63 100,00
29. Kab. Brebes 59,05 22,54 12,21 6,20 100,00
71. Kota Magelang - - - - -
72. Kota Surakarta - - - - -
73. Kota Salatiga - - - - -
74. Kota Semarang 22,56 13,03 28,99 35,42 100,00
75. Kota Pekalongan - - - - -
76. Kota Tegal - - - - -
Jawa Tengah 56,00 23,90 13,94 6,16 100,00
Kabupaten/KotaJenjang Pendidikan
Total
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
108 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 16.3 Persentase Penduduk Usia 5 Tahun ke Atas yang Sedang Sekolah menurut Kabupaten/Kota dan Jenjang Pendidikan, 2014
Perkotaan+Perdesaan
SD/MI SMP/MTs SM/MA PT(1) (2) (3) (4) (5) (6)
01. Kab. Cilacap 55,91 22,02 16,43 5,64 100,00
02. Kab. Banyumas 52,53 23,46 15,74 8,27 100,00
03. Kab. Purbalingga 56,28 26,43 11,11 6,18 100,00
04. Kab. Banjarnegara 56,21 25,20 16,23 2,36 100,00
05. Kab. Kebumen 50,10 27,50 18,21 4,19 100,00
06. Kab. Purworejo 55,13 24,05 14,64 6,18 100,00
07. Kab. Wonosobo 59,15 20,24 10,90 9,71 100,00
08. Kab. Magelang 56,32 21,23 13,81 8,64 100,00
09. Kab. Boyolali 52,14 22,48 19,70 5,68 100,00
10. Kab. Klaten 51,51 21,14 19,61 7,74 100,00
11. Kab. Sukoharjo 49,24 17,95 18,87 13,94 100,00
12. Kab. Wonogiri 50,45 27,47 14,94 7,14 100,00
13. Kab. Karanganyar 51,73 19,69 15,23 13,35 100,00
14. Kab. Sragen 50,16 25,80 17,40 6,64 100,00
15. Kab. Grobogan 55,05 25,99 12,16 6,80 100,00
16. Kab. Blora 56,10 24,56 15,97 3,37 100,00
17. Kab. Rembang 51,79 27,37 18,29 2,55 100,00
18. Kab. P a t i 56,17 23,68 16,89 3,26 100,00
19. Kab. Kudus 50,49 18,17 19,12 12,22 100,00
20. Kab. Jepara 53,95 22,40 14,31 9,34 100,00
21. Kab. Demak 49,19 25,05 17,06 8,70 100,00
22. Kab. Semarang 52,17 21,64 14,82 11,37 100,00
23. Kab. Temanggung 56,94 21,54 14,66 6,86 100,00
24. Kab. Kendal 52,30 23,75 18,46 5,49 100,00
25. Kab. Batang 58,01 24,07 13,67 4,25 100,00
26. Kab. Pekalongan 55,61 21,05 15,35 7,99 100,00
27. Kab. Pemalang 57,91 22,92 14,10 5,07 100,00
28. Kab. Tegal 54,81 24,00 13,81 7,38 100,00
29. Kab. Brebes 57,42 21,28 14,49 6,81 100,00
71. Kota Magelang 47,52 21,43 18,30 12,75 100,00
72. Kota Surakarta 43,70 15,01 13,40 27,89 100,00
73. Kota Salatiga 36,13 19,68 17,44 26,75 100,00
74. Kota Semarang 37,38 21,75 15,43 25,44 100,00
75. Kota Pekalongan 52,46 22,21 14,48 10,85 100,00
76. Kota Tegal 49,34 21,94 17,18 11,54 100,00
Jawa Tengah 52,76 22,88 15,62 8,74 100,00
Jenjang PendidikanTotalKabupaten/Kota
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 109
Tabel 17.1 Angka Partisipasi Sekolah (APS) menurut Kabupaten/Kota, Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, 2014
Perkotaan
7 - 12 13 - 15 16 - 18 19 - 24 7 - 12 13 - 15 16 - 18 19 - 24 7 - 12 13 - 15 16 - 18 19 - 24(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
01. Kab. Cilacap 100,00 91,52 76,47 16,15 100,00 94,94 72,23 34,09 100,00 93,14 74,52 25,86
02. Kab. Banyumas 100,00 98,85 71,67 24,96 99,01 91,63 73,72 19,10 99,46 95,81 72,70 22,42
03. Kab. Purbalingga 100,00 96,92 64,32 11,45 100,00 94,81 54,40 20,30 100,00 96,01 59,04 16,18
04. Kab. Banjarnegara 96,95 100,00 77,64 0,00 100,00 94,75 73,48 9,92 98,38 97,47 75,76 10,12
05. Kab. Kebumen 100,00 100,00 75,84 13,13 100,00 100,00 97,84 12,99 100,00 100,00 87,07 13,06
06. Kab. Purworejo 100,00 100,00 91,84 33,73 100,00 100,00 93,45 18,50 100,00 100,00 92,68 25,49
07. Kab. Wonosobo 100,00 100,00 61,09 33,03 100,00 89,80 56,22 15,56 100,00 95,27 58,87 23,32
08. Kab. Magelang 100,00 96,46 67,63 16,39 100,00 100,00 70,43 21,82 100,00 97,95 68,98 18,98
09. Kab. Boyolali 100,00 100,00 75,91 22,73 100,00 100,00 96,82 20,10 100,00 100,00 84,48 21,36
10. Kab. Klaten 100,00 96,51 85,43 23,03 100,00 100,00 80,96 22,09 100,00 98,16 82,77 22,57
11. Kab. Sukoharjo 100,00 98,54 83,85 36,22 100,00 100,00 82,83 25,20 100,00 99,35 83,33 31,12
12. Kab. Wonogiri 100,00 100,00 95,16 22,83 100,00 100,00 92,84 34,52 100,00 100,00 94,06 29,05
13. Kab. Karanganyar 100,00 100,00 84,45 29,50 100,00 100,00 83,74 30,90 100,00 100,00 84,03 30,24
14. Kab. Sragen 98,28 100,00 83,21 25,28 100,00 98,04 85,45 14,99 99,21 99,03 84,22 19,31
15. Kab. Grobogan 100,00 100,00 88,90 20,84 100,00 100,00 93,09 20,64 100,00 100,00 91,38 20,72
16. Kab. Blora 100,00 100,00 88,54 23,77 100,00 92,89 82,97 0,00 100,00 95,65 86,20 13,84
17. Kab. Rembang 100,00 100,00 77,61 9,46 100,00 100,00 75,46 12,27 100,00 100,00 76,32 10,77
18. Kab. P a t i 100,00 100,00 71,29 8,84 97,80 100,00 87,43 5,85 98,80 100,00 79,59 7,31
19. Kab. Kudus 100,00 95,24 60,73 25,86 98,76 98,08 55,62 15,90 99,39 96,71 58,03 21,24
20. Kab. Jepara 100,00 92,43 57,92 15,29 100,00 97,34 59,59 27,86 100,00 94,77 58,64 21,58
21. Kab. Demak 98,86 97,45 75,37 30,73 100,00 100,00 86,07 23,49 99,47 98,66 80,47 26,76
22. Kab. Semarang 100,00 96,56 66,01 18,69 100,00 98,07 51,75 21,62 100,00 97,27 58,09 20,32
23. Kab. Temanggung 100,00 100,00 57,89 16,48 100,00 100,00 51,57 13,46 100,00 100,00 54,82 14,84
24. Kab. Kendal 100,00 100,00 70,27 10,34 100,00 95,44 71,44 18,42 100,00 98,08 70,87 14,04
25. Kab. Batang 100,00 89,55 55,56 9,74 100,00 97,34 64,67 12,96 100,00 94,49 58,91 11,38
26. Kab. Pekalongan 100,00 84,70 48,64 22,89 98,26 91,39 47,38 21,89 99,05 87,52 48,12 22,38
27. Kab. Pemalang 100,00 96,87 65,91 25,00 98,36 92,19 62,97 10,55 99,30 94,47 64,59 17,21
28. Kab. Tegal 99,24 92,90 66,16 21,49 99,12 94,91 73,27 23,04 99,18 93,90 69,58 22,27
29. Kab. Brebes 97,81 89,47 62,02 16,08 100,00 95,08 76,58 18,60 98,79 92,14 69,16 17,36
71. Kota Magelang 100,00 100,00 91,57 27,42 100,00 100,00 86,51 24,04 100,00 100,00 88,97 25,75
72. Kota Surakarta 99,21 100,00 78,10 38,12 100,00 94,94 84,99 45,62 99,60 97,21 81,22 42,05
73. Kota Salatiga 100,00 97,54 93,17 39,96 100,00 100,00 80,01 48,85 100,00 98,73 87,00 45,11
74. Kota Semarang 97,82 97,66 75,10 39,93 100,00 95,60 84,36 32,73 98,81 96,58 79,63 36,15
75. Kota Pekalongan 98,60 88,16 49,55 33,53 100,00 90,24 51,56 21,17 99,24 89,34 50,64 28,13
76. Kota Tegal 100,00 92,90 65,12 28,22 99,65 97,19 76,30 28,75 99,83 95,14 70,15 28,47
Jawa Tengah 99,44 96,16 70,71 25,53 99,64 96,44 74,19 23,96 99,54 96,29 72,42 24,73
Kabupaten/KotaJenis Kelamin
Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
110 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 17.2 Angka Partisipasi Sekolah (APS) menurut Kabupaten/Kota, Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, 2014
Perdesaan
7 - 12 13 - 15 16 - 18 19 - 24 7 - 12 13 - 15 16 - 18 19 - 24 7 - 12 13 - 15 16 - 18 19 - 24(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
01. Kab. Cilacap 99,58 92,26 74,47 15,84 100,00 88,77 79,75 19,32 99,77 90,51 76,87 17,65
02. Kab. Banyumas 100,00 100,00 63,60 17,08 100,00 96,66 67,88 12,52 100,00 97,99 65,15 14,94
03. Kab. Purbalingga 100,00 90,45 54,76 13,48 100,00 98,03 42,49 19,29 100,00 93,54 48,45 16,98
04. Kab. Banjarnegara 98,66 81,22 52,48 6,34 100,00 87,11 32,00 2,00 99,30 84,05 44,23 3,88
05. Kab. Kebumen 98,42 92,01 78,97 14,65 100,00 100,00 59,15 20,69 99,19 96,01 70,81 17,82
06. Kab. Purworejo 100,00 95,36 86,30 16,86 100,00 96,30 65,43 18,95 100,00 95,81 75,51 17,86
07. Kab. Wonosobo 100,00 82,61 37,08 21,13 100,00 86,17 36,96 22,23 100,00 84,33 37,03 21,70
08. Kab. Magelang 98,89 89,86 55,60 22,71 100,00 93,13 56,15 17,71 99,40 91,62 55,85 20,29
09. Kab. Boyolali 100,00 98,02 61,11 13,33 100,00 97,14 75,36 5,14 100,00 97,64 67,73 8,41
10. Kab. Klaten 98,31 94,59 81,65 10,07 100,00 93,37 83,76 26,83 99,14 94,02 82,71 17,81
11. Kab. Sukoharjo 100,00 100,00 90,32 31,92 100,00 100,00 100,00 18,54 100,00 100,00 94,69 24,69
12. Kab. Wonogiri 100,00 97,07 77,89 31,25 100,00 98,60 80,39 14,98 100,00 97,74 79,12 22,89
13. Kab. Karanganyar 98,45 100,00 67,34 35,90 100,00 100,00 57,84 29,65 99,31 100,00 64,20 32,81
14. Kab. Sragen 97,95 96,84 74,14 20,46 100,00 100,00 73,46 10,83 98,99 98,36 73,75 14,97
15. Kab. Grobogan 99,47 94,43 59,44 18,76 98,81 98,49 57,91 18,36 99,19 96,37 58,67 18,53
16. Kab. Blora 100,00 97,83 82,16 7,43 98,91 100,00 51,81 5,76 99,44 98,86 67,61 6,55
17. Kab. Rembang 100,00 100,00 57,31 6,40 99,09 100,00 68,16 8,28 99,55 100,00 62,87 7,38
18. Kab. P a t i 100,00 93,56 69,27 14,77 100,00 100,00 48,37 3,83 100,00 96,87 58,97 8,43
19. Kab. Kudus 100,00 96,71 71,75 40,64 100,00 94,89 67,69 16,08 100,00 95,94 69,25 28,14
20. Kab. Jepara 100,00 94,77 49,33 7,29 100,00 93,53 68,58 25,04 100,00 94,14 57,77 16,08
21. Kab. Demak 100,00 97,76 55,39 13,87 97,31 93,85 69,77 22,68 98,67 96,02 63,02 18,23
22. Kab. Semarang 100,00 96,84 68,81 16,01 100,00 96,50 60,01 21,53 100,00 96,67 64,30 19,05
23. Kab. Temanggung 100,00 88,66 46,74 16,28 99,23 88,74 59,78 19,55 99,61 88,70 52,09 17,95
24. Kab. Kendal 100,00 92,06 73,73 8,36 100,00 97,91 82,92 12,93 100,00 94,96 76,99 10,67
25. Kab. Batang 100,00 90,27 53,81 0,00 100,00 94,04 33,61 4,99 100,00 92,25 44,30 5,27
26. Kab. Pekalongan 100,00 86,23 45,93 20,11 100,00 100,00 67,02 24,64 100,00 94,51 55,56 22,40
27. Kab. Pemalang 100,00 91,76 69,41 8,58 100,00 90,04 40,80 3,60 100,00 90,92 55,36 6,08
28. Kab. Tegal 96,04 83,39 74,01 25,97 97,64 100,00 64,33 16,27 96,87 90,14 69,98 20,45
29. Kab. Brebes 97,21 89,66 47,41 25,36 100,00 84,19 70,93 16,59 98,71 86,65 56,45 21,07
71. Kota Magelang - - - - - - - - - - - -
72. Kota Surakarta - - - - - - - - - - - -
73. Kota Salatiga - - - - - - - - - - - -
74. Kota Semarang 100,00 100,00 100,00 54,03 100,00 100,00 100,00 64,87 100,00 100,00 100,00 59,01
75. Kota Pekalongan - - - - - - - - - - - -
76. Kota Tegal - - - - - - - - - - - -
Jawa Tengah 99,34 92,72 63,35 16,96 99,64 94,73 61,80 15,52 99,48 93,71 62,63 16,20
Kabupaten/KotaJenis Kelamin
Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 111
Tabel 17.3 Angka Partisipasi Sekolah (APS) menurut Kabupaten/Kota, Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, 2014
Perkotaan + Perdesaan
7 - 12 13 - 15 16 - 18 19 - 24 7 - 12 13 - 15 16 - 18 19 - 24 7 - 12 13 - 15 16 - 18 19 - 24(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
01. Kab. Cilacap 99,69 92,00 75,32 15,94 100,00 90,81 76,52 24,39 99,84 91,41 75,86 20,39
02. Kab. Banyumas 100,00 99,37 68,46 21,57 99,47 94,80 72,16 16,04 99,73 97,00 70,15 19,08
03. Kab. Purbalingga 100,00 92,31 58,13 12,84 100,00 97,04 46,89 19,55 100,00 94,27 52,28 16,76
04. Kab. Banjarnegara 98,25 85,84 57,76 7,36 100,00 88,99 42,17 3,80 99,08 87,36 51,30 5,38
05. Kab. Kebumen 98,90 93,87 78,14 14,21 100,00 100,00 72,72 18,38 99,42 96,86 75,75 16,41
06. Kab. Purworejo 100,00 97,02 87,85 21,22 100,00 97,27 73,47 18,81 100,00 97,13 80,39 20,02
07. Kab. Wonosobo 100,00 86,00 44,38 23,67 100,00 86,83 42,79 20,63 100,00 86,40 43,66 22,07
08. Kab. Magelang 99,17 91,85 59,20 20,84 100,00 94,59 60,84 18,90 99,56 93,24 59,96 19,90
09. Kab. Boyolali 100,00 98,66 65,92 16,73 100,00 98,09 81,33 9,49 100,00 98,41 72,82 12,57
10. Kab. Klaten 99,41 95,90 84,00 18,34 100,00 97,96 81,78 23,68 99,69 96,87 82,75 20,91
11. Kab. Sukoharjo 100,00 98,84 85,30 35,41 100,00 100,00 86,04 23,61 100,00 99,49 85,67 29,76
12. Kab. Wonogiri 100,00 97,58 82,01 29,24 100,00 98,86 83,23 19,90 100,00 98,14 82,60 24,40
13. Kab. Karanganyar 99,23 100,00 74,71 32,70 100,00 100,00 75,75 30,32 99,64 100,00 75,21 31,48
14. Kab. Sragen 98,04 97,93 77,89 22,03 100,00 99,31 77,06 12,22 99,06 98,59 77,45 16,40
15. Kab. Grobogan 99,55 95,50 63,07 19,18 99,02 98,74 63,84 18,80 99,32 97,02 63,47 18,96
16. Kab. Blora 100,00 98,24 84,03 11,51 99,14 97,96 59,51 5,76 99,56 98,10 72,67 8,45
17. Kab. Rembang 100,00 100,00 63,30 7,45 99,33 100,00 70,88 9,47 99,69 100,00 67,41 8,46
18. Kab. P a t i 100,00 96,63 70,05 12,70 99,29 100,00 64,33 4,41 99,65 98,18 67,19 8,07
19. Kab. Kudus 100,00 95,67 62,69 29,12 99,01 97,38 58,48 15,95 99,52 96,51 60,40 22,87
20. Kab. Jepara 100,00 93,43 55,12 11,81 100,00 95,58 62,57 26,65 100,00 94,49 58,36 19,20
21. Kab. Demak 99,60 97,64 62,93 19,96 98,36 96,39 75,13 23,01 98,97 97,07 69,17 21,54
22. Kab. Semarang 100,00 96,74 67,54 17,09 100,00 97,05 55,91 21,57 100,00 96,89 61,34 19,57
23. Kab. Temanggung 100,00 91,78 49,38 16,32 99,44 91,05 57,35 18,21 99,71 91,42 52,80 17,30
24. Kab. Kendal 100,00 96,01 72,09 9,33 100,00 96,86 75,64 15,37 100,00 96,40 73,66 12,24
25. Kab. Batang 100,00 90,03 54,65 7,23 100,00 95,49 45,27 8,44 100,00 93,14 50,65 7,83
26. Kab. Pekalongan 100,00 85,32 47,39 21,52 98,96 96,45 57,40 23,21 99,50 91,00 51,71 22,39
27. Kab. Pemalang 100,00 94,31 67,61 17,45 99,24 91,17 51,26 7,61 99,66 92,74 59,92 12,30
28. Kab. Tegal 97,86 88,33 68,87 23,10 98,40 96,88 70,69 20,17 98,12 92,26 69,71 21,55
29. Kab. Brebes 97,49 89,57 53,30 20,90 100,00 88,19 73,81 17,59 98,74 88,85 62,16 19,25
71. Kota Magelang 100,00 100,00 91,57 27,42 100,00 100,00 86,51 24,04 100,00 100,00 88,97 25,75
72. Kota Surakarta 99,21 100,00 78,10 38,12 100,00 94,94 84,99 45,62 99,60 97,21 81,22 42,05
73. Kota Salatiga 100,00 97,54 93,17 39,96 100,00 100,00 80,01 48,85 100,00 98,73 87,00 45,11
74. Kota Semarang 97,88 97,68 75,99 40,39 100,00 95,66 85,12 33,55 98,83 96,63 80,49 36,81
75. Kota Pekalongan 98,60 88,16 49,55 33,53 100,00 90,24 51,56 21,17 99,24 89,34 50,64 28,13
76. Kota Tegal 100,00 92,90 65,12 28,22 99,65 97,19 76,30 28,75 99,83 95,14 70,15 28,47
Jawa Tengah 99,38 94,26 66,93 21,33 99,64 95,47 68,20 19,68 99,51 94,85 67,54 20,48
Kabupaten/KotaJenis Kelamin
Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan
ht
tp
: / / j at
en
g. b
ps
. go
. i d
112 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 18.1 Angka Partisipasi Kasar (APK) Sekolah Dasar (SD/MI/Paket A) menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2014
Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
01. Kab. Cilacap 116,71 111,77 114,15 114,45 110,74 112,76 115,07 111,07 113,17
02. Kab. Banyumas 103,57 108,36 106,21 102,21 104,99 103,54 102,84 106,78 104,86
03. Kab. Purbalingga 116,75 109,37 113,20 117,54 125,94 121,53 117,29 120,54 118,84
04. Kab. Banjarnegara 92,81 109,25 100,52 106,49 106,04 106,28 103,21 106,79 104,91
05. Kab. Kebumen 105,52 111,45 108,02 114,69 103,54 109,22 111,90 105,50 108,89
06. Kab. Purworejo 110,21 132,99 120,31 112,56 110,03 111,37 111,97 115,33 113,53
07. Kab. Wonosobo 110,38 102,61 106,97 110,18 115,63 112,67 110,23 112,65 111,32
08. Kab. Magelang 113,54 119,66 116,64 113,49 115,88 114,58 113,50 116,99 115,15
09. Kab. Boyolali 120,55 103,62 110,22 109,89 115,64 113,00 113,02 111,36 112,09
10. Kab. Klaten 112,00 110,31 111,21 112,00 103,40 107,77 112,00 107,75 109,97
11. Kab. Sukoharjo 114,89 125,10 119,37 106,37 112,19 108,77 112,54 121,80 116,54
12. Kab. Wonogiri 109,64 112,82 111,10 117,04 109,05 112,92 115,34 109,77 112,54
13. Kab. Karanganyar 102,48 109,65 106,17 101,72 105,39 103,74 102,10 107,37 104,91
14. Kab. Sragen 108,89 103,06 105,74 107,00 112,90 110,01 107,54 109,81 108,72
15. Kab. Grobogan 116,94 120,90 118,89 105,66 111,34 108,04 107,23 113,05 109,73
16. Kab. Blora 113,23 97,04 105,40 118,15 108,22 113,03 117,00 105,85 111,33
17. Kab. Rembang 102,60 108,35 104,94 104,47 100,86 102,69 103,84 102,84 103,37
18. Kab. P a t i 122,87 107,53 114,49 99,13 100,70 99,88 105,43 102,91 104,18
19. Kab. Kudus 115,29 123,44 119,28 111,70 115,12 113,24 114,48 121,76 117,98
20. Kab. Jepara 108,01 109,10 108,61 118,95 107,74 112,78 112,45 108,55 110,30
21. Kab. Demak 105,98 105,99 105,98 104,88 105,79 105,33 105,27 105,87 105,57
22. Kab. Semarang 105,41 105,30 105,36 113,56 111,59 112,61 110,57 109,27 109,94
23. Kab. Temanggung 108,02 112,97 110,75 116,81 105,09 110,83 114,66 107,28 110,81
24. Kab. Kendal 112,73 116,45 114,63 109,11 126,00 116,23 110,56 121,36 115,53
25. Kab. Batang 117,40 113,46 115,51 108,66 109,61 109,10 111,87 111,07 111,49
26. Kab. Pekalongan 111,38 110,11 110,69 112,05 121,52 116,03 111,73 114,73 113,19
27. Kab. Pemalang 106,34 112,77 109,08 110,94 117,27 113,83 108,67 115,18 111,55
28. Kab. Tegal 110,78 111,09 110,92 107,68 113,37 110,64 109,44 112,20 110,79
29. Kab. Brebes 112,95 109,68 111,50 115,89 111,10 113,31 114,50 110,56 112,53
71. Kota Magelang 115,88 112,05 114,04 - - - 115,88 112,05 114,04
72. Kota Surakarta 106,47 104,43 105,47 - - - 106,47 104,43 105,47
73. Kota Salatiga 107,47 104,81 106,11 - - - 107,47 104,81 106,11
74. Kota Semarang 98,07 108,92 103,01 100,66 100,00 100,56 98,15 108,87 102,97
75. Kota Pekalongan 100,88 106,33 103,39 - - - 100,88 106,33 103,39
76. Kota Tegal 110,06 110,66 110,36 - - - 110,06 110,66 110,36
Jawa Tengah 108,99 110,84 109,89 110,36 110,47 110,41 109,76 110,63 110,18
Kabupaten/KotaTipe Daerah
Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 113
Tabel 18.2 Angka Partisipasi Kasar (APK) Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs/Paket B) menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2014
Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
01. Kab. Cilacap 84,14 73,80 79,24 84,34 88,50 86,42 84,27 83,66 83,97
02. Kab. Banyumas 84,46 109,82 95,11 102,74 92,79 96,74 92,68 99,07 96,00
03. Kab. Purbalingga 86,25 93,32 89,29 90,40 88,84 89,77 89,21 90,22 89,63
04. Kab. Banjarnegara 96,31 80,01 88,45 81,33 83,06 82,16 85,01 82,31 83,71
05. Kab. Kebumen 95,35 102,81 98,61 94,26 100,84 97,56 94,51 101,22 97,78
06. Kab. Purworejo 96,65 105,64 100,04 108,13 89,59 99,19 104,04 93,83 99,46
07. Kab. Wonosobo 105,25 82,84 94,87 73,78 70,26 72,08 79,91 72,56 76,38
08. Kab. Magelang 88,19 89,20 88,62 71,10 83,06 77,53 76,25 84,37 80,37
09. Kab. Boyolali 85,33 80,16 83,03 83,00 83,95 83,40 83,74 82,68 83,28
10. Kab. Klaten 92,64 88,32 90,59 78,85 47,10 64,03 88,31 75,62 82,33
11. Kab. Sukoharjo 91,84 74,91 82,50 114,11 85,04 97,19 96,47 77,23 85,73
12. Kab. Wonogiri 108,68 86,28 98,32 94,52 100,21 96,99 96,96 97,58 97,23
13. Kab. Karanganyar 88,81 94,74 91,26 104,05 101,45 102,66 94,66 98,11 96,27
14. Kab. Sragen 97,63 85,23 91,53 86,93 89,20 88,02 90,59 87,80 89,24
15. Kab. Grobogan 85,47 103,85 93,50 100,73 93,88 97,45 97,81 95,54 96,74
16. Kab. Blora 103,49 89,28 94,81 90,02 106,87 98,04 92,56 101,83 97,27
17. Kab. Rembang 113,99 112,30 113,26 96,16 112,28 103,08 100,53 112,28 105,59
18. Kab. P a t i 92,41 84,08 89,21 78,68 115,37 97,52 85,23 104,41 94,04
19. Kab. Kudus 81,44 84,97 83,27 64,26 81,80 71,74 76,46 84,28 80,33
20. Kab. Jepara 89,38 86,53 88,02 87,87 93,18 90,58 88,74 89,59 89,16
21. Kab. Demak 94,52 106,88 100,39 103,89 97,29 100,96 100,31 101,24 100,73
22. Kab. Semarang 77,05 95,93 85,92 90,83 83,30 87,22 85,88 87,73 86,76
23. Kab. Temanggung 87,09 98,59 92,01 73,61 79,19 76,53 77,33 83,17 80,26
24. Kab. Kendal 79,24 88,08 82,96 95,15 81,46 88,37 87,23 84,26 85,86
25. Kab. Batang 108,95 86,13 94,46 93,65 85,67 89,46 98,76 85,87 91,43
26. Kab. Pekalongan 69,18 92,56 79,02 70,95 85,27 79,56 69,90 88,28 79,29
27. Kab. Pemalang 86,14 84,18 85,13 71,68 79,08 75,29 78,89 81,74 80,32
28. Kab. Tegal 91,22 87,88 89,55 81,13 90,54 84,95 86,37 88,91 87,53
29. Kab. Brebes 70,70 88,18 79,01 72,17 81,36 77,22 71,52 83,86 77,94
71. Kota Magelang 81,97 104,44 94,08 - - - 81,97 104,44 94,08
72. Kota Surakarta 102,90 85,54 93,31 - - - 102,90 85,54 93,31
73. Kota Salatiga 95,18 106,66 100,73 - - - 95,18 106,66 100,73
74. Kota Semarang 113,58 104,17 108,68 234,86 100,00 153,78 114,90 104,11 109,28
75. Kota Pekalongan 100,72 85,44 92,07 - - - 100,72 85,44 92,07
76. Kota Tegal 85,48 90,55 88,13 - - - 85,48 90,55 88,13
Jawa Tengah 90,54 91,01 90,77 87,32 89,33 88,31 88,76 90,06 89,40
Kabupaten/KotaTipe Daerah
Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
114 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 18.3 Angka Partisipasi Kasar (APK) Sekolah Menengah (SMA/SMK/MA/Paket C) menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah, dan Jenis Kelamin, 2014
Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
01. Kab. Cilacap 76,77 100,77 87,80 78,97 78,58 78,80 78,04 88,11 82,63
02. Kab. Banyumas 95,70 65,75 80,52 77,62 114,36 90,93 88,52 78,74 84,04
03. Kab. Purbalingga 60,73 59,72 60,19 53,84 42,68 48,10 56,27 48,98 52,47
04. Kab. Banjarnegara 97,38 99,40 98,29 59,60 41,76 52,41 67,53 55,89 62,71
05. Kab. Kebumen 70,06 103,30 87,04 76,48 71,13 74,28 74,78 82,42 78,15
06. Kab. Purworejo 104,32 74,85 88,89 71,77 68,84 70,26 80,93 70,56 75,55
07. Kab. Wonosobo 38,31 56,21 46,44 43,06 52,91 47,56 41,61 53,91 47,22
08. Kab. Magelang 62,89 74,08 68,29 61,97 66,06 63,81 62,25 68,70 65,21
09. Kab. Boyolali 87,67 142,74 110,24 84,61 93,97 88,96 85,60 107,55 95,43
10. Kab. Klaten 98,21 91,02 93,93 83,82 145,28 114,58 92,76 106,96 100,76
11. Kab. Sukoharjo 86,12 100,16 93,25 78,30 121,55 97,83 84,37 104,16 94,20
12. Kab. Wonogiri 92,11 102,40 97,00 68,31 78,32 73,21 73,99 83,81 78,76
13. Kab. Karanganyar 105,15 86,36 94,00 68,00 46,12 60,77 84,02 73,94 79,21
14. Kab. Sragen 93,72 113,45 102,61 77,06 90,24 84,62 83,94 97,21 90,98
15. Kab. Grobogan 97,25 77,89 85,78 55,40 56,62 56,01 60,56 60,20 60,38
16. Kab. Blora 91,23 95,78 93,14 98,96 48,68 74,86 96,69 60,32 79,83
17. Kab. Rembang 95,27 74,59 82,88 61,31 74,68 68,17 71,33 74,65 73,13
18. Kab. P a t i 62,40 97,56 80,49 105,31 61,09 83,52 88,66 76,00 82,31
19. Kab. Kudus 76,77 56,70 66,19 99,82 82,11 88,92 80,88 62,73 70,98
20. Kab. Jepara 58,83 65,79 61,84 48,17 86,33 64,91 55,35 72,61 62,85
21. Kab. Demak 93,78 94,67 94,21 68,25 85,91 77,61 77,88 88,79 83,46
22. Kab. Semarang 88,28 46,30 64,97 68,20 58,18 63,06 77,32 52,28 63,97
23. Kab. Temanggung 79,79 61,50 70,91 54,51 71,71 61,56 60,48 68,69 64,01
24. Kab. Kendal 94,42 76,01 84,96 75,44 111,67 88,27 84,42 89,06 86,47
25. Kab. Batang 39,61 97,33 60,85 59,91 38,93 50,04 50,19 60,86 54,74
26. Kab. Pekalongan 65,21 46,11 57,39 56,15 78,39 66,30 61,02 62,58 61,69
27. Kab. Pemalang 94,99 79,20 87,91 85,80 35,01 60,86 90,53 55,86 74,23
28. Kab. Tegal 65,84 80,56 72,91 70,04 61,79 66,60 67,29 75,14 70,90
29. Kab. Brebes 78,63 80,67 79,63 49,87 70,95 57,98 61,46 75,91 67,70
71. Kota Magelang 107,64 77,49 92,16 - - - 107,64 77,49 92,16
72. Kota Surakarta 66,92 76,48 71,25 - - - 66,92 76,48 71,25
73. Kota Salatiga 97,73 65,77 82,75 - - - 97,73 65,77 82,75
74. Kota Semarang 67,36 65,20 66,30 81,28 100,00 91,92 67,86 66,90 67,39
75. Kota Pekalongan 64,52 60,71 62,45 - - - 64,52 60,71 62,45
76. Kota Tegal 76,30 97,37 85,77 - - - 76,30 97,37 85,77
Jawa Tengah 77,39 77,83 77,61 68,62 70,47 69,47 72,89 74,27 73,55
Kabupaten/KotaTipe Daerah
Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 115
Tabel 18.4 Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi (DI/DII/DIII/DIV/S1/S2/S3) menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah, dan Jenis Kelamin, 2014
Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
01. Kab. Cilacap 20,40 33,62 27,56 9,75 22,08 16,14 13,19 26,04 19,95
02. Kab. Banyumas 23,98 24,11 24,04 19,52 15,05 17,42 22,06 19,90 21,09
03. Kab. Purbalingga 15,77 18,66 17,32 12,68 19,51 16,80 13,65 19,29 16,94
04. Kab. Banjarnegara 10,34 9,77 10,04 3,40 4,02 3,75 5,17 5,32 5,25
05. Kab. Kebumen 29,23 13,38 20,79 20,05 16,89 18,39 22,73 15,84 19,10
06. Kab. Purworejo 37,50 22,34 29,30 17,84 18,95 18,37 22,92 19,99 21,46
07. Kab. Wonosobo 36,18 35,24 35,66 18,68 26,52 22,74 22,43 28,62 25,69
08. Kab. Magelang 20,57 22,01 21,25 19,67 23,89 21,71 19,94 23,34 21,58
09. Kab. Boyolali 26,79 14,08 20,17 15,21 8,57 11,22 19,40 10,17 14,09
10. Kab. Klaten 21,40 24,38 22,86 13,59 26,83 19,70 18,58 25,20 21,76
11. Kab. Sukoharjo 40,60 31,25 36,28 31,92 18,54 24,69 38,98 28,22 33,83
12. Kab. Wonogiri 14,83 29,01 22,37 29,69 23,72 26,62 26,15 25,05 25,58
13. Kab. Karanganyar 36,91 36,74 36,82 34,15 33,34 33,75 35,53 35,16 35,34
14. Kab. Sragen 32,42 18,97 24,61 18,43 12,39 14,99 22,96 14,59 18,16
15. Kab. Grobogan 22,50 27,82 25,57 21,60 18,36 19,72 21,78 20,21 20,87
16. Kab. Blora 22,40 8,42 14,69 7,35 7,12 7,23 11,11 7,47 9,17
17. Kab. Rembang 10,25 3,31 7,03 5,85 4,61 5,21 7,36 4,23 5,79
18. Kab. P a t i 8,84 13,61 11,28 10,55 4,06 6,79 9,96 6,82 8,20
19. Kab. Kudus 24,55 21,73 23,24 44,93 18,31 31,38 29,05 20,86 25,17
20. Kab. Jepara 20,09 31,49 25,79 16,21 23,81 19,97 18,40 28,19 23,27
21. Kab. Demak 31,32 29,95 30,57 14,71 20,05 17,36 20,71 24,13 22,47
22. Kab. Semarang 20,20 24,34 22,50 15,97 30,38 23,92 17,67 27,92 23,35
23. Kab. Temanggung 22,85 11,53 16,69 12,66 21,21 17,01 14,67 19,08 16,95
24. Kab. Kendal 8,38 23,93 15,49 10,71 11,37 11,04 9,56 16,95 13,13
25. Kab. Batang 16,61 9,88 13,18 5,43 6,87 6,12 9,96 8,17 9,08
26. Kab. Pekalongan 19,72 21,23 20,50 16,10 22,79 19,48 17,94 21,98 20,00
27. Kab. Pemalang 24,00 13,16 18,15 7,35 12,11 9,74 16,34 12,71 14,44
28. Kab. Tegal 20,40 24,38 22,40 27,83 16,27 21,26 23,07 20,95 21,95
29. Kab. Brebes 18,44 22,78 20,65 24,88 16,12 20,60 21,79 19,45 20,62
71. Kota Magelang 25,14 30,99 28,04 - - - 25,14 30,99 28,04
72. Kota Surakarta 47,64 55,30 51,65 - - - 47,64 55,30 51,65
73. Kota Salatiga 45,32 58,02 52,68 - - - 45,32 58,02 52,68
74. Kota Semarang 49,22 45,93 47,49 58,05 86,08 70,93 49,51 46,95 48,17
75. Kota Pekalongan 29,01 21,02 25,52 - - - 29,01 21,02 25,52
76. Kota Tegal 32,80 25,09 29,15 - - - 32,80 25,09 29,15
Jawa Tengah 28,49 28,81 28,65 16,77 17,24 17,02 22,74 22,95 22,85
Kabupaten/KotaTipe Daerah
Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
116 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 19.1 Angka Partisipasi Murni (APM) Sekolah Dasar (SD/MI/Paket A) menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah, dan Jenis Kelamin, 2014
Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
01. Kab. Cilacap 100,00 98,75 99,35 99,58 94,20 97,13 99,69 95,69 97,80
02. Kab. Banyumas 94,13 94,03 94,08 93,21 92,16 92,71 93,64 93,15 93,39
03. Kab. Purbalingga 97,98 97,83 97,91 94,25 100,00 96,99 95,45 99,29 97,28
04. Kab. Banjarnegara 87,02 93,83 90,21 91,58 94,90 93,16 90,48 94,65 92,46
05. Kab. Kebumen 95,99 94,44 95,34 93,13 93,07 93,10 94,00 93,41 93,72
06. Kab. Purworejo 100,00 96,26 98,34 97,78 96,59 97,22 98,34 96,51 97,49
07. Kab. Wonosobo 98,52 100,00 99,17 100,00 97,91 99,05 99,64 98,39 99,07
08. Kab. Magelang 100,00 98,24 99,11 98,89 97,74 98,36 99,17 97,89 98,57
09. Kab. Boyolali 97,78 100,00 99,13 95,13 97,11 96,20 95,90 98,14 97,16
10. Kab. Klaten 99,19 98,70 98,96 98,31 96,90 97,62 98,88 98,04 98,48
11. Kab. Sukoharjo 100,00 97,81 99,04 100,00 100,00 100,00 100,00 98,37 99,29
12. Kab. Wonogiri 100,00 100,00 100,00 95,25 97,66 96,49 96,34 98,10 97,23
13. Kab. Karanganyar 100,00 100,00 100,00 95,17 98,43 96,96 97,59 99,16 98,43
14. Kab. Sragen 98,28 97,96 98,11 96,56 96,20 96,38 97,06 96,75 96,90
15. Kab. Grobogan 100,00 97,90 98,97 95,71 97,01 96,26 96,31 97,17 96,68
16. Kab. Blora 96,68 96,59 96,64 97,35 94,87 96,07 97,19 95,24 96,20
17. Kab. Rembang 91,94 99,41 94,99 96,14 93,19 94,69 94,73 94,84 94,78
18. Kab. P a t i 100,00 97,80 98,80 97,64 90,51 94,24 98,26 92,87 95,58
19. Kab. Kudus 97,15 98,76 97,94 100,00 91,65 96,24 97,80 97,33 97,57
20. Kab. Jepara 98,89 100,00 99,51 98,53 94,66 96,40 98,74 97,84 98,25
21. Kab. Demak 91,87 89,11 90,40 89,77 90,99 90,37 90,51 90,25 90,38
22. Kab. Semarang 100,00 95,01 97,58 98,87 100,00 99,41 99,28 98,16 98,74
23. Kab. Temanggung 97,31 94,72 95,88 98,31 96,86 97,57 98,07 96,27 97,13
24. Kab. Kendal 98,42 96,64 97,51 99,09 98,92 99,02 98,82 97,81 98,36
25. Kab. Batang 96,85 94,13 95,54 94,93 97,02 95,90 95,63 95,92 95,77
26. Kab. Pekalongan 96,57 96,73 96,66 100,00 98,49 99,36 98,39 97,44 97,93
27. Kab. Pemalang 97,14 94,96 96,21 97,13 99,55 98,23 97,13 97,42 97,26
28. Kab. Tegal 99,24 96,56 98,00 96,04 97,64 96,87 97,86 97,09 97,48
29. Kab. Brebes 95,72 98,09 96,77 95,92 100,00 98,12 95,83 99,27 97,54
71. Kota Magelang 100,00 100,00 100,00 - - - 100,00 100,00 100,00
72. Kota Surakarta 94,02 100,00 96,95 - - - 94,02 100,00 96,95
73. Kota Salatiga 96,47 91,96 94,16 - - - 96,47 91,96 94,16
74. Kota Semarang 90,11 91,99 90,97 100,00 100,00 100,00 90,41 92,04 91,14
75. Kota Pekalongan 90,73 97,97 94,06 - - - 90,73 97,97 94,06
76. Kota Tegal 96,61 92,44 94,53 - - - 96,61 92,44 94,53
Jawa Tengah 96,53 96,57 96,55 96,49 96,23 96,36 96,51 96,38 96,45
Kabupaten/KotaTipe Daerah
Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 117
Tabel 19.2 Angka Partisipasi Murni (APM) Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs/Paket B) menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah, dan Jenis Kelamin, 2014
Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
01. Kab. Cilacap 78,47 68,18 73,60 73,68 72,63 73,15 75,38 71,16 73,31 02. Kab. Banyumas 74,29 79,12 76,32 85,83 78,77 81,58 79,48 78,90 79,18 03. Kab. Purbalingga 78,15 86,24 81,63 74,78 85,17 79,00 75,75 85,50 79,78 04. Kab. Banjarnegara 78,90 69,76 74,50 66,95 73,92 70,30 69,89 72,89 71,34 05. Kab. Kebumen 81,99 82,16 82,07 74,96 88,38 81,69 76,60 87,20 81,77 06. Kab. Purworejo 90,31 86,04 88,70 81,98 76,74 79,46 84,95 79,20 82,37 07. Kab. Wonosobo 78,25 82,84 80,38 64,49 62,30 63,43 67,17 66,06 66,63 08. Kab. Magelang 81,68 78,19 80,20 63,28 79,57 72,04 68,83 79,28 74,13 09. Kab. Boyolali 78,69 80,16 79,34 76,27 75,56 75,97 77,05 77,10 77,07 10. Kab. Klaten 83,18 82,71 82,96 78,85 40,22 60,82 81,82 69,61 76,07 11. Kab. Sukoharjo 85,14 71,61 77,67 100,00 73,33 84,47 88,23 72,00 79,17 12. Kab. Wonogiri 96,69 86,28 91,88 79,06 91,01 84,25 82,10 90,12 85,62 13. Kab. Karanganyar 88,81 90,83 89,65 86,45 96,83 91,99 87,91 93,85 90,67 14. Kab. Sragen 88,70 82,14 85,47 74,16 80,52 77,21 79,14 81,09 80,09 15. Kab. Grobogan 85,47 100,00 91,81 85,87 85,14 85,52 85,79 87,61 86,65 16. Kab. Blora 85,06 84,23 84,56 77,53 95,59 86,12 78,94 92,34 85,75 17. Kab. Rembang 93,99 88,17 91,47 88,45 92,23 90,07 89,80 91,23 90,42 18. Kab. P a t i 86,98 78,65 83,78 64,47 92,45 78,84 75,21 87,62 80,91 19. Kab. Kudus 68,29 84,97 76,94 64,26 67,72 65,74 67,12 81,18 74,08 20. Kab. Jepara 79,91 78,10 79,04 80,07 79,21 79,63 79,98 78,61 79,30 21. Kab. Demak 82,06 75,87 79,12 76,58 79,80 78,01 78,68 78,18 78,45 22. Kab. Semarang 77,05 77,47 77,25 81,31 81,28 81,29 79,78 79,95 79,86 23. Kab. Temanggung 82,71 84,38 83,43 65,88 72,39 69,29 70,52 74,85 72,69 24. Kab. Kendal 75,20 78,51 76,59 89,82 76,77 83,36 82,54 77,51 80,22 25. Kab. Batang 68,42 77,85 74,41 74,79 80,24 77,66 72,67 79,19 76,37 26. Kab. Pekalongan 57,80 78,24 66,41 65,41 83,43 76,25 60,90 81,29 71,32 27. Kab. Pemalang 72,60 78,01 75,37 58,24 78,27 68,03 65,40 78,13 71,78 28. Kab. Tegal 81,46 80,89 81,18 72,95 85,05 77,87 77,37 82,51 79,73 29. Kab. Brebes 64,16 81,90 72,60 63,42 73,88 69,16 63,74 76,83 70,54 71. Kota Magelang 78,56 90,17 84,81 - - - 78,56 90,17 84,81 72. Kota Surakarta 81,88 85,54 83,90 - - - 81,88 85,54 83,90 73. Kota Salatiga 84,50 91,84 88,05 - - - 84,50 91,84 88,05 74. Kota Semarang 91,13 87,40 89,19 72,38 100,00 88,98 90,92 87,59 89,19 75. Kota Pekalongan 72,95 79,82 76,84 - - - 72,95 79,82 76,84 76. Kota Tegal 75,92 77,02 76,50 - - - 75,92 77,02 76,50
Jawa Tengah 79,57 81,04 80,28 74,60 79,90 77,21 76,83 80,39 78,57
Kabupaten/KotaTipe Daerah
Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
118 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 19.3 Angka Partisipasi Murni (APM) Sekolah Menengah (SMA/SMK/MA/Paket C) menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah, dan Jenis Kelamin, 2014
Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
01. Kab. Cilacap 66,60 62,66 64,79 61,20 64,07 62,50 63,49 63,47 63,48
02. Kab. Banyumas 68,92 54,50 61,61 57,18 52,10 55,34 64,25 53,86 59,49
03. Kab. Purbalingga 54,22 51,82 52,94 40,14 38,03 39,05 45,11 43,12 44,08
04. Kab. Banjarnegara 77,64 73,48 75,76 47,70 32,00 41,37 53,98 42,17 49,09
05. Kab. Kebumen 64,94 91,20 78,35 64,00 55,33 60,43 64,25 67,92 65,87
06. Kab. Purworejo 86,79 74,85 80,53 59,28 59,39 59,33 67,01 63,82 65,36
07. Kab. Wonosobo 38,31 51,14 44,14 30,04 26,55 28,45 32,55 33,99 33,21
08. Kab. Magelang 60,19 64,30 62,17 46,75 48,57 47,57 50,78 53,74 52,14
09. Kab. Boyolali 67,82 90,69 77,20 58,44 68,58 63,15 61,49 74,73 67,42
10. Kab. Klaten 71,17 72,28 71,83 74,35 83,76 79,06 72,38 75,65 74,22
11. Kab. Sukoharjo 72,10 75,57 73,87 78,30 83,13 80,48 73,49 76,99 75,23
12. Kab. Wonogiri 81,08 92,84 86,66 61,56 70,24 65,81 66,21 75,39 70,67
13. Kab. Karanganyar 72,72 75,64 74,45 59,71 46,12 55,22 65,32 66,53 65,90
14. Kab. Sragen 73,47 82,26 77,43 52,78 71,18 63,34 61,33 74,51 68,32
15. Kab. Grobogan 88,90 77,89 82,38 50,29 50,92 50,60 55,05 55,46 55,26
16. Kab. Blora 78,52 82,97 80,39 72,15 48,68 60,90 74,02 57,16 66,21
17. Kab. Rembang 77,61 62,98 68,84 55,15 60,28 57,78 61,78 61,29 61,51
18. Kab. P a t i 62,40 78,83 70,85 60,63 48,37 54,58 61,32 60,82 61,07
19. Kab. Kudus 52,23 47,06 49,50 60,66 67,69 64,98 53,74 51,95 52,76
20. Kab. Jepara 50,49 48,67 49,71 42,32 62,04 50,97 47,83 53,11 50,12
21. Kab. Demak 73,32 73,33 73,32 42,99 66,16 55,27 54,43 68,51 61,63
22. Kab. Semarang 66,01 43,85 53,70 58,27 48,48 53,25 61,79 46,18 53,47
23. Kab. Temanggung 57,89 51,57 54,82 42,37 55,89 47,91 46,03 54,61 49,72
24. Kab. Kendal 67,67 65,27 66,43 69,50 76,27 71,90 68,63 69,30 68,93
25. Kab. Batang 35,49 61,25 44,97 46,56 29,90 38,71 41,26 41,67 41,43
26. Kab. Pekalongan 42,44 33,06 38,60 39,20 64,69 50,83 40,94 49,20 44,51
27. Kab. Pemalang 55,24 51,05 53,36 58,42 29,88 44,40 56,78 39,86 48,83
28. Kab. Tegal 56,55 63,71 59,98 57,94 53,97 56,29 57,03 60,90 58,81
29. Kab. Brebes 55,49 61,08 58,23 42,87 56,13 47,97 47,96 58,65 52,58
71. Kota Magelang 85,43 69,33 77,16 - - - 85,43 69,33 77,16
72. Kota Surakarta 64,35 63,29 63,87 - - - 64,35 63,29 63,87
73. Kota Salatiga 86,42 64,06 75,95 - - - 86,42 64,06 75,95
74. Kota Semarang 60,16 59,00 59,59 59,65 100,00 82,59 60,14 61,01 60,57
75. Kota Pekalongan 41,59 49,44 45,87 - - - 41,59 49,44 45,87
76. Kota Tegal 57,51 73,54 64,72 - - - 57,51 73,54 64,72
Jawa Tengah 61,62 62,55 62,08 53,54 54,81 54,13 57,47 58,81 58,11
Kabupaten/KotaTipe Daerah
Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 119
Tabel 19.4 Angka Partisipasi Murni (APM) Perguruan Tinggi (DI/DII/DIII/DIV/S1/S2/S3) menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah, dan Jenis Kelamin, 2014
Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
01. Kab. Cilacap 16,15 27,42 22,25 8,06 17,56 12,99 10,67 20,95 16,08
02. Kab. Banyumas 21,63 17,82 19,98 13,46 10,83 12,23 18,12 14,57 16,52
03. Kab. Purbalingga 11,45 16,15 13,96 9,29 18,20 14,66 9,97 17,67 14,46
04. Kab. Banjarnegara 10,34 6,72 8,43 3,40 2,00 2,61 5,17 3,07 4,00
05. Kab. Kebumen 7,28 7,73 7,52 4,10 13,51 9,04 5,03 11,78 8,59
06. Kab. Purworejo 29,22 18,50 23,42 13,32 18,95 16,03 17,43 18,81 18,12
07. Kab. Wonosobo 33,03 15,56 23,32 15,69 20,76 18,32 19,40 19,51 19,46
08. Kab. Magelang 16,39 16,24 16,32 19,67 14,89 17,36 18,70 15,28 17,05
09. Kab. Boyolali 20,16 11,75 15,77 13,33 3,54 7,45 15,80 5,92 10,12
10. Kab. Klaten 18,30 19,07 18,68 10,07 26,83 17,81 15,33 21,67 18,37
11. Kab. Sukoharjo 32,25 22,90 27,93 31,92 18,54 24,69 32,19 21,86 27,25
12. Kab. Wonogiri 14,83 29,01 22,37 29,69 14,98 22,13 26,15 18,51 22,19
13. Kab. Karanganyar 20,45 28,54 24,73 33,32 29,65 31,51 26,89 29,05 28,00
14. Kab. Sragen 19,90 12,66 15,70 14,47 9,49 11,64 16,23 10,55 12,98
15. Kab. Grobogan 20,84 20,64 20,72 18,76 18,36 18,53 19,18 18,80 18,96
16. Kab. Blora 16,28 5,76 10,48 3,50 5,76 4,69 6,69 5,76 6,20
17. Kab. Rembang 4,43 3,31 3,91 4,66 4,61 4,64 4,58 4,23 4,41
18. Kab. P a t i 8,84 3,71 6,22 8,43 2,52 5,01 8,58 2,86 5,39
19. Kab. Kudus 21,30 15,07 18,41 40,64 16,08 28,14 25,58 15,33 20,72
20. Kab. Jepara 14,35 27,86 21,10 7,29 22,29 14,72 11,27 25,46 18,34
21. Kab. Demak 27,11 23,49 25,12 10,70 18,85 14,74 16,62 20,76 18,76
22. Kab. Semarang 16,67 21,62 19,42 14,99 21,53 18,60 15,67 21,57 18,93
23. Kab. Temanggung 11,98 11,53 11,73 12,66 19,55 16,17 12,53 17,79 15,24
24. Kab. Kendal 5,40 17,61 10,99 6,50 11,09 8,82 5,96 13,99 9,83
25. Kab. Batang 9,74 7,59 8,64 3,76 4,99 4,35 6,18 6,12 6,15
26. Kab. Pekalongan 17,70 17,66 17,68 14,57 20,35 17,49 16,17 18,95 17,59
27. Kab. Pemalang 18,09 9,36 13,38 7,35 3,60 5,46 13,15 6,92 9,89
28. Kab. Tegal 16,92 19,64 18,29 18,27 16,27 17,13 17,40 18,21 17,83
29. Kab. Brebes 14,36 14,07 14,21 22,03 12,47 17,36 18,35 13,27 15,82
71. Kota Magelang 18,07 24,04 21,03 - - - 18,07 24,04 21,03
72. Kota Surakarta 37,09 43,71 40,56 - - - 37,09 43,71 40,56
73. Kota Salatiga 37,30 48,28 43,66 - - - 37,30 48,28 43,66
74. Kota Semarang 37,21 31,50 34,21 46,59 64,87 54,99 37,52 32,35 34,82
75. Kota Pekalongan 26,54 19,57 23,50 - - - 26,54 19,57 23,50
76. Kota Tegal 25,28 24,59 24,95 - - - 25,28 24,59 24,95
Jawa Tengah 22,16 21,64 21,89 13,58 14,02 13,81 17,95 17,78 17,86
Kabupaten/KotaTipe Daerah
Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
120 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 20.1 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Melek Huruf menurut Kabupaten/Kota, Kelompok Umur, dan Jenis Kelamin, 2014
Perkotaan
Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
01. Kab. Cilacap 96,02 92,74 94,36 100,00 100,00 100,00
02. Kab. Banyumas 95,87 92,14 93,97 100,00 100,00 100,00
03. Kab. Purbalingga 98,68 95,31 96,95 100,00 100,00 100,00
04. Kab. Banjarnegara 97,68 94,08 95,85 100,00 100,00 100,00
05. Kab. Kebumen 95,58 94,42 94,98 100,00 100,00 100,00
06. Kab. Purworejo 97,22 96,86 97,03 100,00 100,00 100,00
07. Kab. Wonosobo 98,20 94,71 96,46 100,00 100,00 100,00
08. Kab. Magelang 97,49 91,44 94,44 100,00 100,00 100,00
09. Kab. Boyolali 94,78 92,74 93,75 100,00 100,00 100,00
10. Kab. Klaten 95,23 89,41 92,19 100,00 100,00 100,00
11. Kab. Sukoharjo 94,85 90,24 92,51 100,00 100,00 100,00
12. Kab. Wonogiri 95,05 81,13 87,81 100,00 100,00 100,00
13. Kab. Karanganyar 97,12 91,97 94,47 100,00 100,00 100,00
14. Kab. Sragen 90,01 86,96 88,45 100,00 100,00 100,00
15. Kab. Grobogan 97,02 95,41 96,18 100,00 100,00 100,00
16. Kab. Blora 96,64 88,81 92,57 100,00 100,00 100,00
17. Kab. Rembang 96,65 92,56 94,58 100,00 100,00 100,00
18. Kab. P a t i 96,28 94,05 95,11 100,00 100,00 100,00
19. Kab. Kudus 98,77 93,81 96,22 100,00 99,40 99,71
20. Kab. Jepara 96,27 91,92 94,08 100,00 100,00 100,00
21. Kab. Demak 97,16 95,00 96,06 100,00 100,00 100,00
22. Kab. Semarang 96,43 94,61 95,47 100,00 100,00 100,00
23. Kab. Temanggung 97,97 92,85 95,38 100,00 100,00 100,00
24. Kab. Kendal 96,64 89,53 93,11 100,00 100,00 100,00
25. Kab. Batang 95,12 94,69 94,90 100,00 100,00 100,00
26. Kab. Pekalongan 98,51 95,12 96,81 100,00 100,00 100,00
27. Kab. Pemalang 95,51 87,18 91,24 100,00 100,00 100,00
28. Kab. Tegal 97,97 93,46 95,67 100,00 100,00 100,00
29. Kab. Brebes 94,13 89,32 91,69 100,00 100,00 100,00
71. Kota Magelang 97,11 96,47 96,78 100,00 100,00 100,00
72. Kota Surakarta 98,75 96,57 97,62 100,00 100,00 100,00
73. Kota Salatiga 96,82 94,09 95,41 100,00 100,00 100,00
74. Kota Semarang 97,85 97,30 97,56 100,00 100,00 100,00
75. Kota Pekalongan 98,63 97,89 98,26 100,00 100,00 100,00
76. Kota Tegal 98,12 89,24 93,61 100,00 100,00 100,00
Jawa Tengah 96,62 92,81 94,67 100,00 99,97 99,99
15 Tahun ke Atas 15-24 Tahun ke AtasKabupaten/Kota
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 121
Tabel 20.1 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Melek Huruf menurut Kabupaten/Kota, Kelompok Umur, dan Jenis Kelamin, 2014 (lanjutan)
Perkotaan
Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah(1) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
01. Kab. Cilacap 99,62 100,00 99,81 90,44 82,99 86,56
02. Kab. Banyumas 100,00 99,68 99,83 89,61 81,13 85,22
03. Kab. Purbalingga 100,00 98,11 99,04 96,51 90,06 93,13
04. Kab. Banjarnegara 100,00 98,38 99,16 94,30 86,57 90,44
05. Kab. Kebumen 100,00 100,00 100,00 90,06 87,75 88,85
06. Kab. Purworejo 100,00 100,00 100,00 93,98 93,25 93,60
07. Kab. Wonosobo 100,00 99,64 99,82 95,53 87,01 91,33
08. Kab. Magelang 100,00 100,00 100,00 93,78 80,28 86,71
09. Kab. Boyolali 99,55 99,46 99,51 88,21 84,10 86,09
10. Kab. Klaten 99,44 98,84 99,14 89,47 78,08 83,32
11. Kab. Sukoharjo 99,47 99,63 99,55 86,72 76,12 81,12
12. Kab. Wonogiri 100,00 97,69 98,82 90,07 65,18 76,86
13. Kab. Karanganyar 100,00 99,75 99,87 92,80 80,38 86,37
14. Kab. Sragen 99,26 98,87 99,06 77,88 72,40 75,02
15. Kab. Grobogan 100,00 99,58 99,79 92,53 89,43 90,87
16. Kab. Blora 100,00 96,13 98,05 92,24 77,72 84,64
17. Kab. Rembang 100,00 98,74 99,38 90,41 81,80 85,87
18. Kab. P a t i 100,00 99,16 99,55 91,32 86,28 88,73
19. Kab. Kudus 99,57 98,99 99,26 96,93 84,06 90,22
20. Kab. Jepara 99,61 99,65 99,63 89,04 77,90 83,15
21. Kab. Demak 100,00 99,07 99,53 91,74 86,66 89,14
22. Kab. Semarang 100,00 98,92 99,44 90,49 86,68 88,50
23. Kab. Temanggung 100,00 100,00 100,00 94,77 83,55 88,77
24. Kab. Kendal 99,04 99,11 99,08 92,14 74,92 83,30
25. Kab. Batang 99,11 98,18 98,63 87,46 87,47 87,46
26. Kab. Pekalongan 99,72 99,50 99,61 95,99 86,87 91,32
27. Kab. Pemalang 98,24 98,81 98,54 89,95 66,92 78,20
28. Kab. Tegal 100,00 99,19 99,59 94,20 83,46 88,55
29. Kab. Brebes 98,89 97,13 98,01 84,49 73,69 78,90
71. Kota Magelang 99,68 100,00 99,84 93,01 91,69 92,30
72. Kota Surakarta 100,00 100,00 100,00 96,60 91,11 93,68
73. Kota Salatiga 100,00 100,00 100,00 90,83 83,71 87,06
74. Kota Semarang 100,00 99,74 99,87 93,19 92,39 92,76
75. Kota Pekalongan 99,62 100,00 99,81 96,24 93,83 94,98
76. Kota Tegal 99,51 98,25 98,88 94,91 72,72 83,01
Jawa Tengah 99,68 99,21 99,44 91,31 82,45 86,67
25-44 Tahun ke Atas 45 Tahun ke AtasKabupaten/Kota
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
122 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 20.2 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Melek Huruf menurut Kabupaten/Kota, Kelompok Umur, dan Jenis Kelamin, 2014
Perdesaan
Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
01. Kab. Cilacap 95,33 88,17 91,71 100,00 100,00 100,00
02. Kab. Banyumas 96,06 95,31 95,69 100,00 100,00 100,00
03. Kab. Purbalingga 95,07 95,35 95,22 100,00 100,00 100,00
04. Kab. Banjarnegara 95,32 90,06 92,68 100,00 100,00 100,00
05. Kab. Kebumen 94,86 86,66 90,71 100,00 100,00 100,00
06. Kab. Purworejo 95,07 93,26 94,14 100,00 100,00 100,00
07. Kab. Wonosobo 96,00 95,05 95,53 100,00 100,00 100,00
08. Kab. Magelang 98,21 86,40 92,28 100,00 100,00 100,00
09. Kab. Boyolali 91,44 80,60 85,86 100,00 100,00 100,00
10. Kab. Klaten 96,68 89,43 92,94 100,00 100,00 100,00
11. Kab. Sukoharjo 94,81 87,34 91,03 100,00 100,00 100,00
12. Kab. Wonogiri 93,97 77,56 85,46 98,12 100,00 99,01
13. Kab. Karanganyar 94,95 88,56 91,77 100,00 100,00 100,00
14. Kab. Sragen 92,75 81,03 86,68 100,00 100,00 100,00
15. Kab. Grobogan 96,38 93,00 94,64 100,00 100,00 100,00
16. Kab. Blora 91,68 85,36 88,43 99,37 100,00 99,69
17. Kab. Rembang 93,67 86,50 89,98 100,00 100,00 100,00
18. Kab. P a t i 94,25 87,22 90,58 100,00 100,00 100,00
19. Kab. Kudus 96,56 89,77 93,02 100,00 100,00 100,00
20. Kab. Jepara 95,86 96,49 96,18 100,00 100,00 100,00
21. Kab. Demak 95,94 91,59 93,72 100,00 100,00 100,00
22. Kab. Semarang 95,36 93,46 94,38 100,00 100,00 100,00
23. Kab. Temanggung 93,40 89,23 91,33 100,00 100,00 100,00
24. Kab. Kendal 94,72 85,20 90,00 100,00 100,00 100,00
25. Kab. Batang 94,74 93,29 94,00 100,00 100,00 100,00
26. Kab. Pekalongan 97,77 93,28 95,48 100,00 100,00 100,00
27. Kab. Pemalang 93,42 82,57 87,83 100,00 98,77 99,38
28. Kab. Tegal 95,45 90,15 92,75 100,00 100,00 100,00
29. Kab. Brebes 91,33 80,76 86,07 100,00 100,00 100,00
71. Kota Magelang - - - - - -
72. Kota Surakarta - - - - - -
73. Kota Salatiga - - - - - -
74. Kota Semarang 100,00 93,25 96,59 100,00 90,26 95,08
75. Kota Pekalongan - - - - - -
76. Kota Tegal - - - - - -
Jawa Tengah 94,81 88,35 91,52 93,76 86,07 89,83
Kabupaten/Kota15 Tahun ke Atas 15-24 Tahun ke Atas
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 123
Tabel 20.2 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Melek Huruf menurut Kabupaten/Kota, Kelompok Umur, dan Jenis Kelamin, 2014 (lanjutan)
Perdesaan
Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah(1) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
01. Kab. Cilacap 100,00 98,75 99,35 88,80 72,41 80,58
02. Kab. Banyumas 100,00 100,00 100,00 90,85 89,19 90,02
03. Kab. Purbalingga 99,09 99,26 99,17 89,06 89,34 89,21
04. Kab. Banjarnegara 96,88 95,85 96,38 91,29 79,78 85,39
05. Kab. Kebumen 99,80 98,65 99,22 88,38 72,24 79,97
06. Kab. Purworejo 98,84 99,26 99,05 90,36 86,57 88,39
07. Kab. Wonosobo 99,44 96,53 98,03 90,32 91,26 90,80
08. Kab. Magelang 99,75 97,98 98,87 95,82 69,89 82,44
09. Kab. Boyolali 99,21 98,09 98,66 80,65 57,24 68,44
10. Kab. Klaten 100,00 96,48 98,18 92,26 79,33 85,45
11. Kab. Sukoharjo 100,00 98,49 99,26 87,38 72,31 79,53
12. Kab. Wonogiri 99,49 98,50 98,97 89,33 59,23 73,53
13. Kab. Karanganyar 99,45 100,00 99,71 87,49 74,41 80,50
14. Kab. Sragen 99,66 96,96 98,30 83,69 60,21 71,36
15. Kab. Grobogan 99,55 98,32 98,92 91,50 83,86 87,63
16. Kab. Blora 98,95 97,85 98,37 82,13 67,79 74,83
17. Kab. Rembang 99,05 99,04 99,04 84,59 63,81 74,22
18. Kab. P a t i 97,92 97,21 97,56 88,01 72,17 79,62
19. Kab. Kudus 100,00 99,17 99,58 89,75 71,78 80,19
20. Kab. Jepara 99,26 100,00 99,65 89,63 89,81 89,72
21. Kab. Demak 100,00 97,59 98,79 87,60 79,15 83,13
22. Kab. Semarang 100,00 98,58 99,30 88,17 85,03 86,54
23. Kab. Temanggung 99,47 99,64 99,55 84,49 75,36 79,85
24. Kab. Kendal 98,85 96,90 97,89 87,09 66,04 76,29
25. Kab. Batang 97,60 98,05 97,83 88,36 84,31 86,28
26. Kab. Pekalongan 99,49 98,23 98,83 94,51 83,51 88,94
27. Kab. Pemalang 99,41 96,32 97,80 83,23 58,74 70,60
28. Kab. Tegal 99,73 97,93 98,83 88,32 77,50 82,69
29. Kab. Brebes 98,40 98,09 98,25 76,76 52,61 63,97
71. Kota Magelang - - - - - -
72. Kota Surakarta - - - - - -
73. Kota Salatiga - - - - - -
74. Kota Semarang 100,00 80,97 90,95 100,00 80,96 90,84
75. Kota Pekalongan - - - - - -
76. Kota Tegal - - - - - -
Jawa Tengah 88,44 74,65 81,33 87,94 73,76 80,63
25-44 Tahun ke Atas 45 Tahun ke AtasKabupaten/Kota
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
124 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 20.3 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Melek Huruf menurut Kabupaten/Kota, Kelompok Umur, dan Jenis Kelamin, 2014
Perkotaan + Perdesaan
Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
01. Kab. Cilacap 95,57 89,79 92,65 100,00 100,00 100,00
02. Kab. Banyumas 95,96 93,62 94,78 100,00 100,00 100,00
03. Kab. Purbalingga 96,22 95,34 95,77 100,00 100,00 100,00
04. Kab. Banjarnegara 95,87 91,03 93,44 100,00 100,00 100,00
05. Kab. Kebumen 95,05 88,78 91,85 100,00 100,00 100,00
06. Kab. Purworejo 95,69 94,32 94,98 100,00 100,00 100,00
07. Kab. Wonosobo 96,52 94,97 95,75 100,00 100,00 100,00
08. Kab. Magelang 98,01 87,84 92,89 100,00 100,00 100,00
09. Kab. Boyolali 92,55 84,55 88,46 100,00 100,00 100,00
10. Kab. Klaten 95,71 89,41 92,44 100,00 100,00 100,00
11. Kab. Sukoharjo 94,84 89,57 92,17 100,00 100,00 100,00
12. Kab. Wonogiri 94,19 78,30 85,94 98,53 100,00 99,24
13. Kab. Karanganyar 96,04 90,34 93,15 100,00 100,00 100,00
14. Kab. Sragen 91,85 82,94 87,25 100,00 100,00 100,00
15. Kab. Grobogan 96,49 93,40 94,90 100,00 100,00 100,00
16. Kab. Blora 92,86 86,19 89,42 99,52 100,00 99,77
17. Kab. Rembang 94,55 88,24 91,31 100,00 100,00 100,00
18. Kab. P a t i 94,93 89,53 92,11 100,00 100,00 100,00
19. Kab. Kudus 98,27 92,89 95,49 100,00 99,55 99,77
20. Kab. Jepara 96,11 93,73 94,91 100,00 100,00 100,00
21. Kab. Demak 96,40 92,87 94,60 100,00 100,00 100,00
22. Kab. Semarang 95,79 93,93 94,83 100,00 100,00 100,00
23. Kab. Temanggung 94,53 90,16 92,35 100,00 100,00 100,00
24. Kab. Kendal 95,65 87,29 91,50 100,00 100,00 100,00
25. Kab. Batang 94,89 93,86 94,37 100,00 100,00 100,00
26. Kab. Pekalongan 98,16 94,23 96,17 100,00 100,00 100,00
27. Kab. Pemalang 94,49 84,93 89,58 100,00 99,45 99,72
28. Kab. Tegal 96,94 92,11 94,48 100,00 100,00 100,00
29. Kab. Brebes 92,53 84,53 88,51 100,00 100,00 100,00
71. Kota Magelang 97,11 96,47 96,78 100,00 100,00 100,00
72. Kota Surakarta 98,75 96,57 97,62 100,00 100,00 100,00
73. Kota Salatiga 96,82 94,09 95,41 100,00 100,00 100,00
74. Kota Semarang 97,90 97,19 97,54 100,00 100,00 100,00
75. Kota Pekalongan 98,63 97,89 98,26 100,00 100,00 100,00
76. Kota Tegal 98,12 89,24 93,61 100,00 100,00 100,00
Jawa Tengah 95,64 90,42 92,98 99,96 99,97 99,96
Kabupaten/Kota15 Tahun ke Atas 15-24 Tahun ke Atas
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 125
Tabel 20.3 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Melek Huruf menurut Kabupaten/Kota, Kelompok Umur, dan Jenis Kelamin, 2014 (lanjutan)
Perkotaan + Perdesaan
Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah(1) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
01. Kab. Cilacap 99,86 99,17 99,51 89,36 76,25 82,70
02. Kab. Banyumas 100,00 99,83 99,91 90,23 85,02 89,36
03. Kab. Purbalingga 99,38 98,88 99,13 91,28 89,56 90,39
04. Kab. Banjarnegara 97,58 96,47 97,03 92,02 81,37 86,59
05. Kab. Kebumen 99,86 99,01 99,43 88,83 76,44 82,36
06. Kab. Purworejo 99,17 99,48 99,33 91,39 88,49 89,87
07. Kab. Wonosobo 99,57 97,26 98,45 91,59 90,27 90,93
08. Kab. Magelang 99,82 98,54 99,18 95,24 72,89 83,66
09. Kab. Boyolali 99,32 98,57 98,94 83,17 66,05 74,28
10. Kab. Klaten 99,61 98,05 98,83 90,40 78,48 84,02
11. Kab. Sukoharjo 99,59 99,39 99,49 86,88 75,19 80,73
12. Kab. Wonogiri 99,60 98,34 98,94 89,48 60,43 74,19
13. Kab. Karanganyar 99,73 99,87 99,80 90,22 77,37 83,47
14. Kab. Sragen 99,53 97,55 98,54 81,78 64,19 72,56
15. Kab. Grobogan 99,62 98,50 99,05 91,67 84,86 88,18
16. Kab. Blora 99,20 97,47 98,30 84,50 70,23 77,19
17. Kab. Rembang 99,33 98,96 99,14 86,19 69,16 77,55
18. Kab. P a t i 98,59 97,88 98,22 89,16 76,87 82,72
19. Kab. Kudus 99,67 99,03 99,34 95,35 81,27 87,98
20. Kab. Jepara 99,48 99,79 99,64 89,29 82,52 85,81
21. Kab. Demak 100,00 98,14 99,06 89,21 81,95 85,42
22. Kab. Semarang 100,00 98,73 99,36 89,08 85,68 87,31
23. Kab. Temanggung 99,61 99,74 99,67 86,93 77,47 82,06
24. Kab. Kendal 98,94 97,95 98,45 89,54 70,36 79,70
25. Kab. Batang 98,21 98,10 98,16 87,99 85,57 86,75
26. Kab. Pekalongan 99,61 98,90 99,24 95,25 85,22 90,14
27. Kab. Pemalang 98,83 97,56 98,17 86,68 62,90 74,48
28. Kab. Tegal 99,89 98,67 99,28 91,67 80,93 86,05
29. Kab. Brebes 98,61 97,68 98,15 80,11 61,50 70,35
71. Kota Magelang 99,68 100,00 99,84 93,01 91,69 92,30
72. Kota Surakarta 100,00 100,00 100,00 96,60 91,11 93,68
73. Kota Salatiga 100,00 100,00 100,00 90,83 83,71 87,06
74. Kota Semarang 100,00 99,74 99,87 93,41 92,09 92,71
75. Kota Pekalongan 99,62 100,00 99,81 96,24 93,83 94,98
76. Kota Tegal 99,51 98,25 98,88 94,91 72,72 83,01
Jawa Tengah 99,45 98,64 99,04 89,43 77,67 83,32
25-44 Tahun ke Atas 45 Tahun ke AtasKabupaten/Kota
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
126 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 21.1 Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota, Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, dan Tipe Daerah, 2014
Perkotaan
Tidak/Belum Pernah Sekolah
Tidak Tamat SD
SD/MI SMP/MTs SM/MA PT
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
01. Kab. Cilacap 6,36 18,24 29,38 16,11 24,48 5,43 100,00
02. Kab. Banyumas 4,01 15,04 30,73 18,79 25,58 5,85 100,00
03. Kab. Purbalingga 2,77 20,10 27,66 23,34 20,96 5,17 100,00
04. Kab. Banjarnegara 2,72 16,56 30,25 22,18 20,47 7,82 100,00
05. Kab. Kebumen 3,20 13,98 32,86 19,85 23,81 6,30 100,00
06. Kab. Purworejo 4,12 7,56 21,52 18,20 33,31 15,29 100,00
07. Kab. Wonosobo 2,69 19,24 27,62 19,09 21,03 10,33 100,00
08. Kab. Magelang 3,48 11,53 21,86 18,68 32,72 11,73 100,00
09. Kab. Boyolali 8,76 10,88 18,72 18,03 30,89 12,72 100,00
10. Kab. Klaten 9,05 11,69 20,94 18,42 31,15 8,75 100,00
11. Kab. Sukoharjo 5,92 8,53 19,47 19,45 32,18 14,45 100,00
12. Kab. Wonogiri 12,05 10,05 20,45 18,14 26,44 12,87 100,00
13. Kab. Karanganyar 9,52 6,04 20,97 20,13 32,39 10,95 100,00
14. Kab. Sragen 15,46 10,35 17,61 17,74 27,91 10,93 100,00
15. Kab. Grobogan 6,14 11,22 31,65 19,19 24,83 6,97 100,00
16. Kab. Blora 12,22 14,23 23,97 18,08 21,37 10,13 100,00
17. Kab. Rembang 5,00 9,94 34,32 19,19 24,20 7,35 100,00
18. Kab. P a t i 7,36 12,76 26,22 18,47 26,63 8,56 100,00
19. Kab. Kudus 5,54 9,98 27,32 21,69 27,71 7,76 100,00
20. Kab. Jepara 5,11 14,10 30,89 24,14 20,07 5,69 100,00
21. Kab. Demak 5,92 10,82 26,64 21,36 29,45 5,81 100,00
22. Kab. Semarang 3,98 14,53 23,89 20,55 28,53 8,52 100,00
23. Kab. Temanggung 1,35 14,99 28,99 20,60 24,20 9,87 100,00
24. Kab. Kendal 5,42 18,90 23,15 21,38 23,74 7,41 100,00
25. Kab. Batang 4,79 18,82 29,77 20,97 20,11 5,54 100,00
26. Kab. Pekalongan 6,89 16,41 39,66 18,34 13,97 4,73 100,00
27. Kab. Pemalang 8,27 17,13 33,02 20,11 17,15 4,32 100,00
28. Kab. Tegal 8,51 21,17 29,75 19,53 15,62 5,42 100,00
29. Kab. Brebes 10,78 26,47 29,51 13,08 14,29 5,87 100,00
71. Kota Magelang 3,03 4,85 19,90 20,31 37,61 14,30 100,00
72. Kota Surakarta 2,83 5,37 15,03 19,70 39,15 17,92 100,00
73. Kota Salatiga 2,36 11,45 19,34 18,46 31,49 16,90 100,00
74. Kota Semarang 3,04 7,65 15,75 19,39 38,45 15,72 100,00
75. Kota Pekalongan 3,05 12,15 31,78 19,96 24,62 8,44 100,00
76. Kota Tegal 5,25 15,56 27,15 16,21 27,91 7,92 100,00
Jawa Tengah 6,03 13,53 25,44 19,33 26,51 9,16 100,00
Kabupaten/Kota
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
Total
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 127
Tabel 21.2 Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota, Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, dan Tipe Daerah, 2014
Perdesaan
Tidak/Belum Pernah Sekolah
Tidak Tamat SD
SD/MI SMP/MTs SM/MA PT
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
01. Kab. Cilacap 6,46 22,37 38,26 20,02 10,33 2,56 100,00
02. Kab. Banyumas 4,85 23,24 38,69 17,30 13,74 2,18 100,00
03. Kab. Purbalingga 6,62 25,41 37,65 18,84 8,86 2,62 100,00
04. Kab. Banjarnegara 8,25 23,62 44,07 16,71 6,09 1,26 100,00
05. Kab. Kebumen 6,80 17,60 40,65 19,69 13,28 1,98 100,00
06. Kab. Purworejo 6,86 16,83 32,54 22,39 17,98 3,40 100,00
07. Kab. Wonosobo 5,31 25,61 45,10 14,86 6,99 2,13 100,00
08. Kab. Magelang 5,34 20,65 37,79 16,27 15,75 4,20 100,00
09. Kab. Boyolali 11,35 15,42 31,08 19,08 19,88 3,19 100,00
10. Kab. Klaten 12,08 12,21 22,75 20,19 25,48 7,29 100,00
11. Kab. Sukoharjo 12,26 11,36 24,13 20,47 21,45 10,33 100,00
12. Kab. Wonogiri 12,20 16,45 36,90 18,04 13,15 3,26 100,00
13. Kab. Karanganyar 14,01 9,08 38,56 23,40 11,37 3,58 100,00
14. Kab. Sragen 21,52 13,49 23,27 19,91 17,78 4,03 100,00
15. Kab. Grobogan 6,38 15,63 48,95 17,86 9,25 1,93 100,00
16. Kab. Blora 12,48 20,35 35,22 15,87 12,61 3,47 100,00
17. Kab. Rembang 7,95 15,39 41,90 21,66 10,97 2,13 100,00
18. Kab. P a t i 12,25 17,34 33,45 16,94 16,52 3,50 100,00
19. Kab. Kudus 8,06 13,03 37,02 21,85 16,42 3,62 100,00
20. Kab. Jepara 4,24 15,86 41,53 24,82 12,53 1,02 100,00
21. Kab. Demak 8,56 16,87 37,03 20,54 14,84 2,16 100,00
22. Kab. Semarang 6,36 19,48 33,45 18,15 18,08 4,48 100,00
23. Kab. Temanggung 3,08 24,20 38,71 20,46 9,75 3,80 100,00
24. Kab. Kendal 8,22 21,95 34,88 17,02 13,79 4,14 100,00
25. Kab. Batang 7,64 22,35 43,30 16,46 7,33 2,92 100,00
26. Kab. Pekalongan 9,05 21,13 43,91 15,09 7,95 2,87 100,00
27. Kab. Pemalang 8,80 21,19 47,35 13,17 7,79 1,70 100,00
28. Kab. Tegal 11,70 22,02 38,38 14,69 8,87 4,34 100,00
29. Kab. Brebes 12,54 29,46 38,18 10,44 6,16 3,22 100,00
71. Kota Magelang - - - - - - -
72. Kota Surakarta - - - - - - -
73. Kota Salatiga - - - - - - -
74. Kota Semarang 3,90 8,99 32,42 16,29 22,13 16,27 100,00
75. Kota Pekalongan - - - - - - -
76. Kota Tegal - - - - - - -
Jawa Tengah 8,84 19,61 38,07 17,92 12,44 3,12 100,00
Kabupaten/Kota
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
Total
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
128 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 21.3 Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota, Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, dan Tipe Daerah, 2014
Perkotaan + Perdesaan
Tidak/Belum Pernah Sekolah
Tidak Tamat SD
SD/MI SMP/MTs SM/MA PT
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
01. Kab. Cilacap 6,43 20,93 35,17 18,66 15,26 3,55 100,00
02. Kab. Banyumas 4,42 18,99 34,56 18,07 19,89 4,07 100,00
03. Kab. Purbalingga 5,42 23,76 34,53 20,24 12,63 3,42 100,00
04. Kab. Banjarnegara 6,98 21,99 40,89 17,97 9,40 2,77 100,00
05. Kab. Kebumen 5,85 16,64 38,58 19,73 16,08 3,12 100,00
06. Kab. Purworejo 6,09 14,21 29,42 21,20 22,31 6,77 100,00
07. Kab. Wonosobo 4,70 24,14 41,05 15,84 10,25 4,02 100,00
08. Kab. Magelang 4,82 18,10 33,32 16,95 20,50 6,31 100,00
09. Kab. Boyolali 10,50 13,94 27,04 18,74 23,48 6,30 100,00
10. Kab. Klaten 10,04 11,86 21,54 19,00 29,28 8,28 100,00
11. Kab. Sukoharjo 7,39 9,19 20,55 19,69 29,69 13,49 100,00
12. Kab. Wonogiri 12,17 15,15 33,56 18,06 15,84 5,22 100,00
13. Kab. Karanganyar 11,74 7,54 29,66 21,74 22,00 7,32 100,00
14. Kab. Sragen 19,59 12,49 21,46 19,22 21,00 6,24 100,00
15. Kab. Grobogan 6,34 14,92 46,17 18,07 11,76 2,74 100,00
16. Kab. Blora 12,42 18,92 32,59 16,38 14,65 5,04 100,00
17. Kab. Rembang 7,11 13,84 39,74 20,95 14,74 3,62 100,00
18. Kab. P a t i 10,63 15,82 31,05 17,45 19,88 5,17 100,00
19. Kab. Kudus 6,10 10,66 29,49 21,72 25,19 6,84 100,00
20. Kab. Jepara 4,76 14,80 35,13 24,41 17,06 3,84 100,00
21. Kab. Demak 7,58 14,63 33,19 20,84 20,24 3,52 100,00
22. Kab. Semarang 5,40 17,48 29,59 19,12 22,29 6,12 100,00
23. Kab. Temanggung 2,65 21,89 36,28 20,50 13,37 5,31 100,00
24. Kab. Kendal 6,88 20,49 29,26 19,11 18,56 5,70 100,00
25. Kab. Batang 6,49 20,93 37,86 18,27 12,47 3,98 100,00
26. Kab. Pekalongan 7,93 18,67 41,70 16,78 11,08 3,84 100,00
27. Kab. Pemalang 8,53 19,14 40,13 16,66 12,51 3,03 100,00
28. Kab. Tegal 9,84 21,52 33,34 17,52 12,82 4,96 100,00
29. Kab. Brebes 11,78 28,17 34,45 11,58 9,66 4,36 100,00
71. Kota Magelang 3,03 4,85 19,90 20,31 37,61 14,30 100,00
72. Kota Surakarta 2,83 5,37 15,03 19,70 39,15 17,92 100,00
73. Kota Salatiga 2,36 11,45 19,34 18,46 31,49 16,90 100,00
74. Kota Semarang 3,06 7,68 16,12 19,32 38,09 15,73 100,00
75. Kota Pekalongan 3,05 12,15 31,78 19,96 24,62 8,44 100,00
76. Kota Tegal 5,25 15,56 27,15 16,21 27,91 7,92 100,00
Jawa Tengah 7,56 16,84 32,32 18,56 18,85 5,87 100,00
Kabupaten/Kota
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
Total
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 129
Tabel 22.1 Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota, Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, dan Jenis Kelamin, 2014
Laki-laki
Tidak/Belum Pernah Sekolah
Tidak Tamat SD
SD/MI SMP/MTs SM/MA PT
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
01. Kab. Cilacap 2,79 20,52 35,35 20,00 17,55 3,79 100,00
02. Kab. Banyumas 2,35 17,38 35,39 18,40 22,80 3,68 100,00
03. Kab. Purbalingga 3,42 23,49 37,37 19,19 13,13 3,40 100,00
04. Kab. Banjarnegara 4,80 21,78 42,68 16,41 11,31 3,02 100,00
05. Kab. Kebumen 2,27 14,39 40,11 21,17 18,96 3,10 100,00
06. Kab. Purworejo 2,99 14,06 28,67 21,50 25,68 7,10 100,00
07. Kab. Wonosobo 2,67 24,26 42,09 16,42 10,87 3,69 100,00
08. Kab. Magelang 2,91 15,49 35,57 17,84 22,86 5,33 100,00
09. Kab. Boyolali 4,31 11,78 29,77 20,69 27,60 5,85 100,00
10. Kab. Klaten 4,11 10,50 23,34 20,79 32,89 8,37 100,00
11. Kab. Sukoharjo 3,80 7,17 22,23 21,02 31,37 14,41 100,00
12. Kab. Wonogiri 5,31 12,94 37,87 19,37 18,87 5,64 100,00
13. Kab. Karanganyar 5,43 7,03 32,54 23,19 24,30 7,51 100,00
14. Kab. Sragen 12,40 12,96 24,62 20,60 22,74 6,68 100,00
15. Kab. Grobogan 2,98 13,29 48,26 17,70 15,14 2,63 100,00
16. Kab. Blora 6,96 20,71 34,55 16,86 14,96 5,96 100,00
17. Kab. Rembang 3,72 12,90 42,27 19,34 17,73 4,04 100,00
18. Kab. P a t i 5,77 16,41 34,29 17,39 20,69 5,45 100,00
19. Kab. Kudus 2,24 9,76 30,59 22,68 28,88 5,85 100,00
20. Kab. Jepara 2,41 13,75 36,12 24,67 18,65 4,40 100,00
21. Kab. Demak 2,71 13,99 34,41 21,85 23,46 3,58 100,00
22. Kab. Semarang 2,43 16,34 31,23 20,10 23,79 6,11 100,00
23. Kab. Temanggung 1,38 19,91 35,96 22,49 15,61 4,65 100,00
24. Kab. Kendal 3,20 18,40 30,14 19,86 23,17 5,23 100,00
25. Kab. Batang 3,30 20,19 39,59 17,28 15,74 3,90 100,00
26. Kab. Pekalongan 4,06 16,72 45,59 16,54 13,41 3,68 100,00
27. Kab. Pemalang 5,32 16,52 42,51 18,32 14,38 2,95 100,00
28. Kab. Tegal 6,10 20,54 33,88 20,23 14,32 4,93 100,00
29. Kab. Brebes 7,03 28,38 36,44 12,24 11,05 4,86 100,00
71. Kota Magelang 0,89 4,22 19,25 21,14 41,43 13,07 100,00
72. Kota Surakarta 0,81 3,63 15,16 20,86 40,43 19,11 100,00
73. Kota Salatiga 0,76 10,44 18,27 20,51 32,94 17,08 100,00
74. Kota Semarang 1,28 6,76 14,88 19,23 41,94 15,91 100,00
75. Kota Pekalongan 1,45 11,26 32,66 20,83 26,32 7,48 100,00
76. Kota Tegal 2,11 14,54 26,72 17,19 32,53 6,91 100,00
Jawa Tengah 3,88 15,85 33,91 19,28 21,20 5,88 100,00
Kabupaten/Kota
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
Total
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
130 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 22.2 Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota, Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, dan Jenis Kelamin, 2014
Perempuan
Tidak/Belum Pernah Sekolah
Tidak Tamat SD
SD/MI SMP/MTs SM/MA PT
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
01. Kab. Cilacap 9,97 21,34 34,99 17,35 13,02 3,33 100,00
02. Kab. Banyumas 6,42 20,54 33,75 17,75 17,07 4,47 100,00
03. Kab. Purbalingga 7,29 24,00 31,89 21,23 12,16 3,43 100,00
04. Kab. Banjarnegara 9,06 22,19 39,16 19,47 7,57 2,55 100,00
05. Kab. Kebumen 9,22 18,76 37,14 18,38 13,36 3,14 100,00
06. Kab. Purworejo 8,92 14,35 30,11 20,93 19,22 6,47 100,00
07. Kab. Wonosobo 6,76 24,01 39,99 15,26 9,62 4,36 100,00
08. Kab. Magelang 6,70 20,66 31,11 16,07 18,19 7,27 100,00
09. Kab. Boyolali 16,32 15,97 24,49 16,90 19,60 6,72 100,00
10. Kab. Klaten 15,59 13,14 19,85 17,32 25,91 8,19 100,00
11. Kab. Sukoharjo 10,78 11,09 18,97 18,43 28,10 12,63 100,00
12. Kab. Wonogiri 18,39 17,15 29,65 16,87 13,10 4,84 100,00
13. Kab. Karanganyar 17,80 8,03 26,90 20,35 19,80 7,12 100,00
14. Kab. Sragen 26,18 12,07 18,57 17,96 19,42 5,80 100,00
15. Kab. Grobogan 9,50 16,45 44,21 18,43 8,58 2,83 100,00
16. Kab. Blora 17,40 17,28 30,80 15,95 14,37 4,20 100,00
17. Kab. Rembang 10,36 14,74 37,31 22,50 11,88 3,21 100,00
18. Kab. P a t i 14,98 15,29 28,14 17,50 19,15 4,94 100,00
19. Kab. Kudus 9,63 11,49 28,48 20,85 21,83 7,72 100,00
20. Kab. Jepara 7,09 15,84 34,15 24,16 15,49 3,27 100,00
21. Kab. Demak 12,28 15,25 32,01 19,87 17,14 3,45 100,00
22. Kab. Semarang 8,18 18,54 28,06 18,20 20,89 6,13 100,00
23. Kab. Temanggung 3,91 23,87 36,59 18,51 11,13 5,99 100,00
24. Kab. Kendal 10,62 22,60 28,37 18,35 13,87 6,19 100,00
25. Kab. Batang 9,60 21,65 36,17 19,24 9,29 4,05 100,00
26. Kab. Pekalongan 11,70 20,58 37,90 17,01 8,81 4,00 100,00
27. Kab. Pemalang 11,45 21,53 37,97 15,16 10,81 3,08 100,00
28. Kab. Tegal 13,37 22,45 32,82 14,95 11,39 5,02 100,00
29. Kab. Brebes 16,48 27,97 32,47 10,92 8,28 3,88 100,00
71. Kota Magelang 5,02 5,44 20,50 19,54 34,06 15,44 100,00
72. Kota Surakarta 4,72 7,01 14,91 18,61 37,96 16,79 100,00
73. Kota Salatiga 3,84 12,39 20,34 16,55 30,14 16,74 100,00
74. Kota Semarang 4,72 8,53 17,28 19,39 34,51 15,57 100,00
75. Kota Pekalongan 4,56 13,01 30,95 19,13 23,00 9,35 100,00
76. Kota Tegal 8,23 16,54 27,55 15,27 23,52 8,89 100,00
Jawa Tengah 11,06 17,78 30,82 17,88 16,61 5,85 100,00
Kabupaten/Kota
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
Total
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 131
Tabel 22.3 Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota, Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, dan Jenis Kelamin, 2014
Laki-laki + Perempuan
Tidak/Belum Pernah Sekolah
Tidak Tamat SD
SD/MI SMP/MTs SM/MA PT
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
01. Kab. Cilacap 6,43 20,93 35,17 18,66 15,26 3,55 100,00
02. Kab. Banyumas 4,42 18,99 34,56 18,07 19,89 4,07 100,00
03. Kab. Purbalingga 5,42 23,76 34,53 20,24 12,63 3,42 100,00
04. Kab. Banjarnegara 6,98 21,99 40,89 17,97 9,40 2,77 100,00
05. Kab. Kebumen 5,85 16,64 38,58 19,73 16,08 3,12 100,00
06. Kab. Purworejo 6,09 14,21 29,42 21,20 22,31 6,77 100,00
07. Kab. Wonosobo 4,70 24,14 41,05 15,84 10,25 4,02 100,00
08. Kab. Magelang 4,82 18,10 33,32 16,95 20,50 6,31 100,00
09. Kab. Boyolali 10,50 13,94 27,04 18,74 23,48 6,30 100,00
10. Kab. Klaten 10,04 11,86 21,54 19,00 29,28 8,28 100,00
11. Kab. Sukoharjo 7,39 9,19 20,55 19,69 29,69 13,49 100,00
12. Kab. Wonogiri 12,17 15,15 33,56 18,06 15,84 5,22 100,00
13. Kab. Karanganyar 11,74 7,54 29,66 21,74 22,00 7,32 100,00
14. Kab. Sragen 19,59 12,49 21,46 19,22 21,00 6,24 100,00
15. Kab. Grobogan 6,34 14,92 46,17 18,07 11,76 2,74 100,00
16. Kab. Blora 12,42 18,92 32,59 16,38 14,65 5,04 100,00
17. Kab. Rembang 7,11 13,84 39,74 20,95 14,74 3,62 100,00
18. Kab. P a t i 10,63 15,82 31,05 17,45 19,88 5,17 100,00
19. Kab. Kudus 6,10 10,66 29,49 21,72 25,19 6,84 100,00
20. Kab. Jepara 4,76 14,80 35,13 24,41 17,06 3,84 100,00
21. Kab. Demak 7,58 14,63 33,19 20,84 20,24 3,52 100,00
22. Kab. Semarang 5,40 17,48 29,59 19,12 22,29 6,12 100,00
23. Kab. Temanggung 2,65 21,89 36,28 20,50 13,37 5,31 100,00
24. Kab. Kendal 6,88 20,49 29,26 19,11 18,56 5,70 100,00
25. Kab. Batang 6,49 20,93 37,86 18,27 12,47 3,98 100,00
26. Kab. Pekalongan 7,93 18,67 41,70 16,78 11,08 3,84 100,00
27. Kab. Pemalang 8,53 19,14 40,13 16,66 12,51 3,03 100,00
28. Kab. Tegal 9,84 21,52 33,34 17,52 12,82 4,96 100,00
29. Kab. Brebes 11,78 28,17 34,45 11,58 9,66 4,36 100,00
71. Kota Magelang 3,03 4,85 19,90 20,31 37,61 14,30 100,00
72. Kota Surakarta 2,83 5,37 15,03 19,70 39,15 17,92 100,00
73. Kota Salatiga 2,36 11,45 19,34 18,46 31,49 16,90 100,00
74. Kota Semarang 3,06 7,68 16,12 19,32 38,09 15,73 100,00
75. Kota Pekalongan 3,05 12,15 31,78 19,96 24,62 8,44 100,00
76. Kota Tegal 5,25 15,56 27,15 16,21 27,91 7,92 100,00
Jawa Tengah 7,56 16,84 32,32 18,56 18,85 5,87 100,00
Kabupaten/Kota
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
Total
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
132 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 23 Persentase Siswa Usia 10 Tahun ke Atas yang Mengakses Internet selama Tiga Bulan Terakhir menurut Kabupaten/Kota dan Tipe Daerah, 2014
Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan
(1) (2) (3) (4)
01. Kab. Cilacap 48,22 20,73 30,25
02. Kab. Banyumas 55,10 32,90 44,42
03. Kab. Purbalingga 41,78 24,54 29,94
04. Kab. Banjarnegara 48,32 28,69 34,37
05. Kab. Kebumen 52,23 39,13 42,74
06. Kab. Purworejo 55,82 31,04 38,36
07. Kab. Wonosobo 51,62 26,21 32,72
08. Kab. Magelang 48,73 28,81 34,50
09. Kab. Boyolali 53,78 42,06 46,04
10. Kab. Klaten 54,55 50,55 53,27
11. Kab. Sukoharjo 63,01 54,94 61,12
12. Kab. Wonogiri 46,34 39,62 41,08
13. Kab. Karanganyar 57,38 24,27 41,83
14. Kab. Sragen 62,01 39,69 47,36
15. Kab. Grobogan 31,20 29,96 30,18
16. Kab. Blora 54,33 27,85 34,43
17. Kab. Rembang 64,06 31,53 40,91
18. Kab. P a t i 51,77 31,74 38,91
19. Kab. Kudus 56,11 29,41 49,57
20. Kab. Jepara 36,02 23,81 30,97
21. Kab. Demak 40,82 26,34 32,20
22. Kab. Semarang 57,23 37,60 45,02
23. Kab. Temanggung 50,76 41,40 43,85
24. Kab. Kendal 57,56 33,83 45,35
25. Kab. Batang 50,60 30,82 39,17
26. Kab. Pekalongan 33,04 35,00 34,03
27. Kab. Pemalang 33,41 17,88 25,85
28. Kab. Tegal 41,41 20,75 32,62
29. Kab. Brebes 36,05 27,07 31,02
71. Kota Magelang 58,40 - 58,40
72. Kota Surakarta 72,37 - 72,37
73. Kota Salatiga 70,40 - 70,40
74. Kota Semarang 76,71 62,88 76,20
75. Kota Pekalongan 46,23 - 46,23
76. Kota Tegal 54,47 - 54,47
Jawa Tengah 53,20 30,99 41,59
Tipe DaerahKabupaten/Kota
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 133
Tabel 24 Rata-rata Lama Sekolah (tahun) Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin, 2014
Laki-laki PerempuanLaki-laki +
Perempuan(1) (2) (3) (4)
01. Kab. Cilacap 7,39 6,60 6,99
02. Kab. Banyumas 7,88 7,16 7,51
03. Kab. Purbalingga 6,87 6,66 6,76
04. Kab. Banjarnegara 6,64 6,12 6,38
05. Kab. Kebumen 7,68 6,72 7,19
06. Kab. Purworejo 8,41 7,58 7,98
07. Kab. Wonosobo 6,79 6,48 6,63
08. Kab. Magelang 7,91 7,36 7,64
09. Kab. Boyolali 8,42 7,02 7,70
10. Kab. Klaten 8,96 7,75 8,33
11. Kab. Sukoharjo 9,66 8,61 9,12
12. Kab. Wonogiri 7,71 6,35 7,00
13. Kab. Karanganyar 8,61 7,49 8,04
14. Kab. Sragen 7,64 6,56 7,08
15. Kab. Grobogan 7,30 6,50 6,89
16. Kab. Blora 7,07 6,21 6,63
17. Kab. Rembang 7,54 6,77 7,15
18. Kab. P a t i 7,58 6,87 7,20
19. Kab. Kudus 8,77 7,93 8,34
20. Kab. Jepara 7,97 7,37 7,66
21. Kab. Demak 8,04 7,08 7,55
22. Kab. Semarang 8,15 7,53 7,83
23. Kab. Temanggung 7,50 6,93 7,22
24. Kab. Kendal 7,91 6,88 7,40
25. Kab. Batang 7,14 6,38 6,76
26. Kab. Pekalongan 7,17 6,42 6,79
27. Kab. Pemalang 7,14 6,19 6,65
28. Kab. Tegal 7,23 6,34 6,78
29. Kab. Brebes 6,45 5,59 6,02
71. Kota Magelang 10,41 9,80 10,10
72. Kota Surakarta 10,99 10,31 10,64
73. Kota Salatiga 10,19 9,81 9,99
74. Kota Semarang 10,63 9,93 10,27
75. Kota Pekalongan 8,72 8,26 8,48
76. Kota Tegal 8,86 7,92 8,38
Jawa Tengah 7,92 7,11 7,50
Kabupaten/KotaJenis Kelamin
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
134 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 25.1 Angka Putus Sekolah dan Angka Melanjutkan menurut Kabupaten/Kota dan Jenjang Pendidikan, 2014
Laki-laki
Kabupaten/KotaAngka Putus Sekolah SM
Angka Putus Sekolah
SMP
Angka Putus Sekolah SD
Angka Melanjutkan
SMP
Angka Melanjutkan
SD(1) (2) (3) (4) (5) (6)
01. Kab. Cilacap 3,69 6,43 0,00 93,47 98,43
02. Kab. Banyumas 0,00 0,00 0,00 86,85 100,00
03. Kab. Purbalingga 6,21 2,34 0,00 72,94 98,96
04. Kab. Banjarnegara 0,00 2,68 0,00 77,68 86,53
05. Kab. Kebumen 4,37 0,00 0,59 97,62 99,12
06. Kab. Purworejo 0,00 0,00 0,00 97,07 98,70
07. Kab. Wonosobo 24,23 0,00 0,00 69,71 90,01
08. Kab. Magelang 0,00 0,00 0,00 75,91 93,33
09. Kab. Boyolali 4,76 0,00 0,00 86,49 98,29
10. Kab. Klaten 4,26 1,15 0,00 98,60 98,31
11. Kab. Sukoharjo 0,00 1,31 0,00 91,73 100,00
12. Kab. Wonogiri 2,58 0,00 0,00 84,72 100,00
13. Kab. Karanganyar 1,83 0,00 0,00 78,37 100,00
14. Kab. Sragen 0,00 1,19 0,00 89,78 100,00
15. Kab. Grobogan 0,00 1,13 0,47 78,63 98,74
16. Kab. Blora 3,99 0,00 0,00 90,29 97,81
17. Kab. Rembang 4,73 0,00 0,00 80,80 100,00
18. Kab. P a t i 6,26 0,00 0,00 85,21 100,00
19. Kab. Kudus 1,68 1,42 0,00 85,16 95,27
20. Kab. Jepara 0,00 2,65 0,00 70,86 97,70
21. Kab. Demak 1,70 0,00 0,00 84,17 98,27
22. Kab. Semarang 0,00 1,76 0,00 85,64 100,00
23. Kab. Temanggung 4,98 1,50 0,00 65,46 96,01
24. Kab. Kendal 2,35 1,99 0,00 95,90 97,29
25. Kab. Batang 6,61 3,18 0,00 69,07 96,37
26. Kab. Pekalongan 6,88 5,64 0,00 76,86 94,30
27. Kab. Pemalang 0,00 0,00 0,00 84,39 97,48
28. Kab. Tegal 2,82 2,98 0,00 89,04 92,11
29. Kab. Brebes 6,56 3,19 0,73 87,42 95,25
71. Kota Magelang 0,00 0,00 0,00 91,02 100,00
72. Kota Surakarta 4,43 0,00 0,00 100,00 100,00
73. Kota Salatiga 0,00 0,00 0,00 94,80 100,00
74. Kota Semarang 6,54 0,00 0,92 90,88 97,51
75. Kota Pekalongan 7,63 2,04 0,57 77,51 87,79
76. Kota Tegal 0,00 2,28 0,00 91,05 100,00
Jawa Tengah 3,22 1,42 0,13 85,21 97,23
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 135
Tabel 25.2 Angka Putus Sekolah dan Angka Melanjutkan menurut Kabupaten/Kota dan Jenjang Pendidikan, 2014
Perempuan
Kabupaten/KotaAngka Putus Sekolah SM
Angka Putus Sekolah
SMP
Angka Putus Sekolah SD
Angka Melanjutkan
SMP
Angka Melanjutkan
SD(1) (2) (3) (4) (5) (6)
01. Kab. Cilacap 0,00 0,00 0,00 83,59 97,11
02. Kab. Banyumas 4,54 0,00 0,00 92,69 95,43
03. Kab. Purbalingga 2,35 0,00 0,00 68,95 99,09
04. Kab. Banjarnegara 0,00 4,22 0,00 54,36 96,34
05. Kab. Kebumen 5,66 0,00 0,00 84,05 100,00
06. Kab. Purworejo 5,41 0,00 0,00 82,83 100,00
07. Kab. Wonosobo 0,00 2,74 0,00 63,92 95,51
08. Kab. Magelang 0,00 0,00 0,00 81,93 96,05
09. Kab. Boyolali 0,00 0,00 0,00 91,90 100,00
10. Kab. Klaten 0,00 2,94 0,00 95,26 100,00
11. Kab. Sukoharjo 0,00 0,00 0,00 96,01 100,00
12. Kab. Wonogiri 0,00 0,00 0,00 88,54 100,00
13. Kab. Karanganyar 0,00 0,00 0,00 83,95 100,00
14. Kab. Sragen 0,00 0,00 0,00 87,05 99,15
15. Kab. Grobogan 1,36 0,00 0,00 72,29 98,58
16. Kab. Blora 5,50 0,00 0,90 73,77 98,77
17. Kab. Rembang 0,00 0,00 0,00 84,36 100,00
18. Kab. P a t i 4,24 0,00 0,00 87,81 100,00
19. Kab. Kudus 0,00 0,00 0,00 82,35 100,00
20. Kab. Jepara 0,00 0,00 0,00 75,37 100,00
21. Kab. Demak 0,00 0,00 0,00 87,07 97,40
22. Kab. Semarang 13,69 0,00 0,00 83,25 97,23
23. Kab. Temanggung 5,34 1,54 0,00 73,21 94,44
24. Kab. Kendal 2,03 0,00 0,00 89,32 98,50
25. Kab. Batang 0,00 0,00 0,00 66,85 97,25
26. Kab. Pekalongan 1,60 0,00 0,34 74,29 97,83
27. Kab. Pemalang 3,73 2,89 0,00 80,20 99,31
28. Kab. Tegal 0,00 0,00 0,00 97,32 100,00
29. Kab. Brebes 0,00 1,46 0,00 88,58 94,32
71. Kota Magelang 0,00 0,00 0,00 94,15 100,00
72. Kota Surakarta 0,00 0,00 0,00 90,08 100,00
73. Kota Salatiga 0,00 0,00 0,00 91,98 100,00
74. Kota Semarang 1,35 2,09 0,00 94,99 98,43
75. Kota Pekalongan 0,00 0,00 0,00 73,42 92,06
76. Kota Tegal 0,00 0,00 0,00 86,78 98,23
Jawa Tengah 1,64 0,58 0,03 83,58 98,13
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
136 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 25.3 Angka Putus Sekolah dan Angka Melanjutkan menurut Kabupaten/Kota dan Jenjang Pendidikan, 2014
Laki-laki + Perempuan
Kabupaten/KotaAngka Putus Sekolah SM
Angka Putus Sekolah
SMP
Angka Putus Sekolah SD
Angka Melanjutkan
SMP
Angka Melanjutkan
SD(1) (2) (3) (4) (5) (6)
01. Kab. Cilacap 2,01 3,36 0,00 88,90 97,80
02. Kab. Banyumas 1,88 0,00 0,00 89,46 97,58
03. Kab. Purbalingga 4,25 1,30 0,00 70,73 99,02
04. Kab. Banjarnegara 0,00 3,44 0,00 67,09 91,13
05. Kab. Kebumen 4,96 0,00 0,31 90,97 99,57
06. Kab. Purworejo 2,74 0,00 0,00 89,19 99,26
07. Kab. Wonosobo 12,93 1,30 0,00 66,91 92,65
08. Kab. Magelang 0,00 0,00 0,00 78,86 94,81
09. Kab. Boyolali 2,40 0,00 0,00 88,97 99,03
10. Kab. Klaten 1,81 1,92 0,00 96,69 99,03
11. Kab. Sukoharjo 0,00 0,65 0,00 93,87 100,00
12. Kab. Wonogiri 1,24 0,00 0,00 86,68 100,00
13. Kab. Karanganyar 0,95 0,00 0,00 81,04 100,00
14. Kab. Sragen 0,00 0,61 0,00 88,27 99,58
15. Kab. Grobogan 0,70 0,59 0,27 75,41 98,66
16. Kab. Blora 4,60 0,00 0,45 82,23 98,34
17. Kab. Rembang 2,18 0,00 0,00 82,72 100,00
18. Kab. P a t i 5,25 0,00 0,00 86,54 100,00
19. Kab. Kudus 0,78 0,65 0,00 83,54 97,80
20. Kab. Jepara 0,00 1,35 0,00 72,88 98,80
21. Kab. Demak 0,73 0,00 0,00 85,71 97,87
22. Kab. Semarang 6,30 0,92 0,00 84,38 98,68
23. Kab. Temanggung 5,15 1,52 0,00 68,95 95,20
24. Kab. Kendal 2,21 1,10 0,00 92,88 97,83
25. Kab. Batang 3,78 1,31 0,00 68,11 96,88
26. Kab. Pekalongan 4,36 2,36 0,17 75,67 96,29
27. Kab. Pemalang 1,43 1,57 0,00 82,48 98,49
28. Kab. Tegal 1,48 1,57 0,00 92,80 95,64
29. Kab. Brebes 3,40 2,21 0,36 87,93 94,71
71. Kota Magelang 0,00 0,00 0,00 92,53 100,00
72. Kota Surakarta 2,44 0,00 0,00 95,71 100,00
73. Kota Salatiga 0,00 0,00 0,00 93,59 100,00
74. Kota Semarang 3,97 1,07 0,50 92,81 97,99
75. Kota Pekalongan 3,15 0,84 0,30 75,05 90,25
76. Kota Tegal 0,00 1,08 0,00 88,73 99,07
Jawa Tengah 2,46 1,00 0,08 84,41 97,68
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 137
Tabel 26.1 Angka Putus Sekolah dan Angka Melanjutkan menurut Kabupaten/Kota dan Jenjang Pendidikan, 2014
Perkotaan
Kabupaten/KotaAngka Putus Sekolah SM
Angka Putus Sekolah
SMP
Angka Putus Sekolah SD
Angka Melanjutkan
SMP
Angka Melanjutkan
SD(1) (2) (3) (4) (5) (6)
01. Kab. Cilacap 2,24 1,83 0,00 96,03 95,87
02. Kab. Banyumas 0,00 0,00 0,00 90,64 97,56
03. Kab. Purbalingga 5,69 0,00 0,00 72,49 98,69
04. Kab. Banjarnegara 0,00 0,00 0,00 86,03 100,00
05. Kab. Kebumen 0,00 0,00 0,00 98,52 100,00
06. Kab. Purworejo 0,00 0,00 0,00 100,00 100,00
07. Kab. Wonosobo 4,57 0,00 0,00 79,91 100,00
08. Kab. Magelang 0,00 0,00 0,00 81,03 100,00
09. Kab. Boyolali 6,89 0,00 0,00 97,33 100,00
10. Kab. Klaten 0,00 0,87 0,00 95,01 98,68
11. Kab. Sukoharjo 0,00 0,84 0,00 93,89 100,00
12. Kab. Wonogiri 0,00 0,00 0,00 100,00 100,00
13. Kab. Karanganyar 1,51 0,00 0,00 90,71 100,00
14. Kab. Sragen 0,00 0,00 0,00 95,98 98,88
15. Kab. Grobogan 3,22 0,00 0,00 94,87 100,00
16. Kab. Blora 2,42 0,00 0,00 95,04 97,18
17. Kab. Rembang 0,00 0,00 0,00 94,67 100,00
18. Kab. P a t i 11,35 0,00 0,00 92,89 100,00
19. Kab. Kudus 1,05 0,00 0,00 81,72 97,15
20. Kab. Jepara 0,00 1,01 0,00 74,46 98,91
21. Kab. Demak 1,75 0,00 0,00 93,63 100,00
22. Kab. Semarang 5,17 0,00 0,00 82,04 100,00
23. Kab. Temanggung 0,00 0,00 0,00 70,80 100,00
24. Kab. Kendal 2,49 0,00 0,00 90,93 100,00
25. Kab. Batang 8,00 0,00 0,00 72,57 96,00
26. Kab. Pekalongan 5,24 3,17 0,32 63,77 94,74
27. Kab. Pemalang 0,00 2,94 0,00 82,46 99,51
28. Kab. Tegal 2,12 1,00 0,00 93,92 98,32
29. Kab. Brebes 2,65 0,00 0,00 91,15 97,88
71. Kota Magelang 0,00 0,00 0,00 92,53 100,00
72. Kota Surakarta 2,44 0,00 0,00 95,71 100,00
73. Kota Salatiga 0,00 0,00 0,00 93,59 100,00
74. Kota Semarang 4,21 1,08 0,51 92,46 97,96
75. Kota Pekalongan 3,15 0,84 0,30 75,05 90,25
76. Kota Tegal 0,00 1,08 0,00 88,73 99,07
Jawa Tengah 2,19 0,63 0,06 88,51 98,53
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
138 | Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014
Tabel 26.2 Angka Putus Sekolah dan Angka Melanjutkan menurut Kabupaten/Kota dan Jenjang Pendidikan, 2014
Perdesaan
Kabupaten/KotaAngka Putus Sekolah SM
Angka Putus Sekolah
SMP
Angka Putus Sekolah SD
Angka Melanjutkan
SMP
Angka Melanjutkan
SD(1) (2) (3) (4) (5) (6)
01. Kab. Cilacap 1,83 4,16 0,00 83,62 98,78
02. Kab. Banyumas 5,99 0,00 0,00 86,91 97,59
03. Kab. Purbalingga 3,14 1,87 0,00 69,52 99,16
04. Kab. Banjarnegara 0,00 4,63 0,00 59,97 88,52
05. Kab. Kebumen 7,76 0,00 0,43 87,65 99,46
06. Kab. Purworejo 4,22 0,00 0,00 84,56 98,90
07. Kab. Wonosobo 18,58 1,69 0,00 60,44 90,69
08. Kab. Magelang 0,00 0,00 0,00 77,69 92,99
09. Kab. Boyolali 0,00 0,00 0,00 85,51 98,56
10. Kab. Klaten 5,15 5,09 0,00 100,00 100,00
11. Kab. Sukoharjo 0,00 0,00 0,00 93,81 100,00
12. Kab. Wonogiri 1,74 0,00 0,00 82,20 100,00
13. Kab. Karanganyar 0,00 0,00 0,00 68,12 100,00
14. Kab. Sragen 0,00 0,97 0,00 84,06 100,00
15. Kab. Grobogan 0,00 0,73 0,32 71,53 98,36
16. Kab. Blora 5,67 0,00 0,59 77,34 98,69
17. Kab. Rembang 3,50 0,00 0,00 77,11 100,00
18. Kab. P a t i 0,00 0,00 0,00 82,35 100,00
19. Kab. Kudus 0,00 2,87 0,00 89,56 100,00
20. Kab. Jepara 0,00 1,78 0,00 69,70 98,66
21. Kab. Demak 0,00 0,00 0,00 80,74 96,51
22. Kab. Semarang 7,34 1,40 0,00 86,87 98,01
23. Kab. Temanggung 7,24 2,10 0,00 68,18 93,56
24. Kab. Kendal 1,89 1,98 0,00 95,26 96,16
25. Kab. Batang 0,00 2,12 0,00 64,30 97,41
26. Kab. Pekalongan 3,64 1,64 0,00 89,73 97,74
27. Kab. Pemalang 3,11 0,00 0,00 82,51 97,25
28. Kab. Tegal 0,00 2,32 0,00 90,08 92,33
29. Kab. Brebes 4,14 3,76 0,62 85,12 92,75
71. Kota Magelang - - - - -
72. Kota Surakarta - - - - -
73. Kota Salatiga - - - - -
74. Kota Semarang 0,00 0,00 0,00 100,00 100,00
75. Kota Pekalongan - - - - -
76. Kota Tegal - - - - -
Jawa Tengah 2,77 1,31 0,10 80,13 97,00
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
Statistik Pendidikan Jawa Tengah 2014 | 139
Tabel 26.3 Angka Putus Sekolah dan Angka Melanjutkan menurut Kabupaten/Kota dan Jenjang Pendidikan, 2014
Perkotaan + Perdesaan
Kabupaten/KotaAngka Putus Sekolah SM
Angka Putus Sekolah
SMP
Angka Putus Sekolah SD
Angka Melanjutkan
SMP
Angka Melanjutkan
SD(1) (2) (3) (4) (5) (6)
01. Kab. Cilacap 2,01 3,36 0,00 88,90 97,80
02. Kab. Banyumas 1,88 0,00 0,00 89,46 97,58
03. Kab. Purbalingga 4,25 1,30 0,00 70,73 99,02
04. Kab. Banjarnegara 0,00 3,44 0,00 67,09 91,13
05. Kab. Kebumen 4,96 0,00 0,31 90,97 99,57
06. Kab. Purworejo 2,74 0,00 0,00 89,19 99,26
07. Kab. Wonosobo 12,93 1,30 0,00 66,91 92,65
08. Kab. Magelang 0,00 0,00 0,00 78,86 94,81
09. Kab. Boyolali 2,40 0,00 0,00 88,97 99,03
10. Kab. Klaten 1,81 1,92 0,00 96,69 99,03
11. Kab. Sukoharjo 0,00 0,65 0,00 93,87 100,00
12. Kab. Wonogiri 1,24 0,00 0,00 86,68 100,00
13. Kab. Karanganyar 0,95 0,00 0,00 81,04 100,00
14. Kab. Sragen 0,00 0,61 0,00 88,27 99,58
15. Kab. Grobogan 0,70 0,59 0,27 75,41 98,66
16. Kab. Blora 4,60 0,00 0,45 82,23 98,34
17. Kab. Rembang 2,18 0,00 0,00 82,72 100,00
18. Kab. P a t i 5,25 0,00 0,00 86,54 100,00
19. Kab. Kudus 0,78 0,65 0,00 83,54 97,80
20. Kab. Jepara 0,00 1,35 0,00 72,88 98,80
21. Kab. Demak 0,73 0,00 0,00 85,71 97,87
22. Kab. Semarang 6,30 0,92 0,00 84,38 98,68
23. Kab. Temanggung 5,15 1,52 0,00 68,95 95,20
24. Kab. Kendal 2,21 1,10 0,00 92,88 97,83
25. Kab. Batang 3,78 1,31 0,00 68,11 96,88
26. Kab. Pekalongan 4,36 2,36 0,17 75,67 96,29
27. Kab. Pemalang 1,43 1,57 0,00 82,48 98,49
28. Kab. Tegal 1,48 1,57 0,00 92,80 95,64
29. Kab. Brebes 3,40 2,21 0,36 87,93 94,71
71. Kota Magelang 0,00 0,00 0,00 92,53 100,00
72. Kota Surakarta 2,44 0,00 0,00 95,71 100,00
73. Kota Salatiga 0,00 0,00 0,00 93,59 100,00
74. Kota Semarang 3,97 1,07 0,50 92,81 97,99
75. Kota Pekalongan 3,15 0,84 0,30 75,05 90,25
76. Kota Tegal 0,00 1,08 0,00 88,73 99,07
Jawa Tengah 2,46 1,00 0,08 84,41 97,68
http
://jat
eng.
bps.g
o.id
D A T A M E N C E R D A S K A N B A N G S A
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 6 Semarang 50241
Telp. (024) 8412802 – 8412804, Fax. (024) 8311195
Homepage : http://jateng.bps.go.id, E-mail : [email protected]
http
://jat
eng.
bps.g
o.id