75
STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA ORANG YANG TELAH MENINGGAL DUNIA (Tinjauan Yuridis Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Oleh : SHABIR MUHAMMAD 1113048000073 K O N S E N T R A S I H U K U M B I S N I S P R O G R A M S T U D I I L M U H U K U M FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1439H/2018M

STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

  • Upload
    letu

  • View
    228

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA ORANG YANG

TELAH MENINGGAL DUNIA

(Tinjauan Yuridis Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

Oleh :

SHABIR MUHAMMAD

1113048000073

K O N S E N T R A S I H U K U M B I S N I S

P R O G R A M S T U D I I L M U H U K U M

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1439H/2018M

Page 2: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama
Page 3: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama
Page 4: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama
Page 5: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

ABSTRAK

SHABIR MUHAMMAD, NIM. 1113048000073. STATUS HUKUM

ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA ORANG YANG TELAH

MENINGGAL DUNIA. Program Studi Ilmu Hukum, Konsentrasi Hukum

Bisnis, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. 1438 H/2017 M. x + 78 halaman + 60 halaman lampiran.

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami status hukum

aransemen lagu dengan hak cipta orang yang telah meninggal dunia, mekanisme

hukum proses aransemen lagu dengan melihat posisi keberadaan status hak cipta

dalam cakupan kewenangan pemegang hak cipta berdasarkan peralihan hak

moral sebagai bagian dari hak cipta yang dibawahi oleh perlindungan hukum

dan hak cipta berdasarkan hak kekayaan intelektual dengan meninjau secara

mendalam terhadap Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta

sebagai Hukum Positif.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan dengan

pendekatan perundang-undangan dan pendekatan konseptual. Selanjutnya,

terdapat tiga sumber data yaitu bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan

bahan hukum tersier. Hasil penelitian ini untuk mengetahui kepastian hukum

mengenai status hukum aransemen lagu dengan hak cipta orang yang telah

meninggal dunia.

Kata Kunci: Status, Hukum, Aransemen, Meninggal Dunia

Pembimbing: Dr. Asep Syarifudin Hidayat, SH., MH. dan Mustolih, SH., MH.,

CLA. Sumber Rujukan: 1982 sampai 2014

Page 6: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-

Nya, penyusunan skripsi yang berjudul “STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU

DENGAN HAK CIPTA ORANG YANG TELAH MENINGGAL DUNIA

(TINJAUAN YURIDIS UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2014

TENTANG HAK CIPTA)” dapat diselesaikan dengan baik, walaupun terdapat

beberapa kendala yang dihadapi saat proses penyusunan skripsi ini. Penelitian skripsi

ini tidak dapat dicapai tanpa adanya bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan penuh

rasa hormat saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

yang terhormat:

1. Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Asep Syarifuddin Hidayat, S.H., M.H., ketua Program Studi Ilmu Hukum dan

Drs. Abu Tamrin, S.H., M.Hum., sekretaris Program Studi Ilmu Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Asep Syarifuddin Hidayat, S.H., M.H., dan Mustolih S.H., M.H., CLA. dosen

pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya serta

kesabaran dalam membimbing sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian

skripsi ini dengan tepat waktu.

4. Segenap Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, khususnya Dosen Program Studi Ilmu Hukum yang telah

memberikan ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat untuk peneliti.

5. Kepala dan Staff Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Kepala dan Staff Perpustakaan Utama

Page 7: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

v

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menyediakan

fasilitas yang memadai guna menyelesaikan skripsi ini.

6. Semua pihak-pihak terkait yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang

telah memberikan semangat dan dukungan kepada peneliti sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan dengan lancar.

Jakarta, 2018

Shabir Muhammad

Page 8: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………… i

LEMBAR PERNYATAAN ……………………………………………. ii

ABSTRAK ……………………………………………………………... iii

KATA PENGANTAR ………………………………………………… iv

DAFTAR ISI ………………………………………………………….. vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah …………………………………… 1

B. Identifikasi Pembatasan dan Perumusan Masalah .................. 6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………………….. 7

E. Tinjauan Kajian Terdahulu …………………………………. 8

F. Metode Penelitian …………………………………………... 9

G. Sistematika Penelitian ……………………………………… 13

vii

Page 9: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Konseptual ……………………………………… 15

B. Kerangka Teori ………………….………………………… 16

C. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu …………….……….. 36

BAB III PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA SENI MUSIK

A. Pengertian Perlindungan Hukum …………………………... 38

B. Hak Cipta yang Dilindungi ………………………………… 42

C. Perlindungan Hukum Hak Cipta Seni Musik di Indonesia … 46

BAB IV STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU

A. Kedudukan Aransemen sebagai Karya Turunan ………….. 49

B. Analisis Yuridis Terhadap Aransemen Lagu ………….…… 53

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………… 59

B. Rekomendasi ……………………………….………………. 60

viii

Page 10: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………… 61

LAMPIRAN ......................................................................................... 62

Page 11: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Industri musik di Indonesia sejatinya merupakan satu aspek kehidupan

masyarakat yang tak bisa dipisahkan dari kandungan materi sosial, budaya,

politik, bahkan hukum sekalipun. Muatan materi dari lagu tidak hanya

berkisar pada curahan hati berkenaan dengan rasa sedih dan bahagia,

melainkan juga dapat berisi saran bahkan kritik terhadap sosial

kemasyarakatan hingga pelaksanaan pengelolaan negara oleh pemerintah.1

Bentuk kebebasan berekpresi sesuai dengan pasal 27 huruf a Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia 1945 menjewantah salah satunya menjadi

alunan musik yang memiliki tujuan tertentu.2

Seiring berjalanya waktu musik –dari sudut pandang ekonomi- sendiri

telah menjadi lahan bisinis yang sangat menarik. Ketertarikan masyarakat

akan musik semakin meningkat terlebih bagi orang yang langsung

berkecimpung di dalam dunia musik saat ini seperti pencipta lagu penyanyi

lagu bahkan pemakai lagu yang akan mendapatkan manfaat sagat besar.

Keuntungan yang diperoleh daripada pihak langsung dapat dirasakan baik

secara materi atau moril serta kepopuleran. Keuntungan dari perkembangan

industri musik tersebut jelas secara ekonomis mendorong perekonomian

negara dewasa ini.

Dari segi sosial dan politik, musik juga dapat digunakan sebagai

sarana untuk menyampaikan kritik sosial maupun kritik terhadap kebijakan

1 Akhmad Zaini, Kritik Sosial, Pers dan Politik Indonesia,cet.II (Yogyakarta: UII Press, 1999) h.

49 2 http://www.softilmu.com/2015/11/Pengertian-Fungsi-Unsur-Unsur-Seni-Musik-Adalah.html/

diakes pada: Minggu, 8 Juli 2017

Page 12: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

2

politik nasional.3 Tidak hanya itu, dari segi budaya telah tentu beberapa musik

berkaitan erat dengan budaya daerah, budaya nasional bahkan kearifan lokal

sekalipun dimana Indonesia merupakan Negara yang memiliki ragam social

dan budaya disertai dengan lagu daerahnya masing.

Lagu merupakan suatu ekspresi seseorang yang dapat dilandasi oleh

faktor sosial, kepribadian, pengalaman maupun budaya seseorang. Oleh

karena itu, musik tidak hanya terdiri atas bacaan teks yang diiringi

gendrungan suara alat musik melainkan berbagai hal dan orientasi dapat

disampaikan melalui lantunan musik. Selanjutnya, tata aturan tentang

perindustrian musik telah diatur oleh peraturan perundang-undangan yang

berlaku di Indonesia. Peraturan itu mencakup beberapa hal seperti; pengaturan

berkaitan dengan makna dan penggunaan bahasa.

Tidak hanya itu, pengaturan musik juga berkaitan dengan pengaturan

hak kekayaan intelektual, penyebarluasan serta penjaminan atas karya seorang

pencipta musik. Pasalnya, musik sejatinya merupakan produk kreatifitas

seseorang atau group tertentu yang secara legal formal diatur mengenai

pengabsahan hak ciptanya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Hak cipta merupakan hak eksklusif seorang pencipta untuk menguasai

yang timbul seketika dari tindakan deklaratif tanpa ada pembatasan sama

sekali sesuai.4 Hak cipta terbagi pada dua komponen, yaitu; hak ekonomi

yang berarti bahwa hak eksklusif seorang pencipta atas suatu hal dengan

tujuan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi, dan hak moral yang berarti

bahwa suatu hak yang melekat pada diri seorang pencipta meskipun status hak

3 http://mediapublica.co/2016/02/17/musik-sebagai-medium-kritik-sosial/ diakses pada : Minggu,

19 Maret 2017 4 Elyta Ras Ginting, Hukum Hak Cipta Indonesia, (Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, 2012) h. 61

Page 13: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

3

ciptanya telah dialihkan kepada orang/subjek hukum lain. Kedua hak tersebut

mencerminkan dua prinsip utama dalam teori hak cipta yang diterapkan di

Negara Indonesia dimana hak ekonomi merupakan suatu hak yang dapat

dialihkan atau diberikan kepada orang lain, sementara itu, hak moral

merupakan hak yang tidak dapat dialihkan bahkan dikurangi sedikitpun.5

Sebagaimana dijelaskan dalam pasal 40 (ayat) 1 huruf e Undang-

Undang nomor 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta bahwa musik termasuk

dalam ciptaan yang dilindungi. Perlindungan tersebut juga memuat arti bahwa

terdapat hak paten pencipta terhadap karya musiknya tersebut sehingga dapat

diartikan bahwa sebuah karya musik secara penuh berada dalam penguasaan

penciptanya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.6

Timbulnya hak cipta atas suatu karya cipta didasarkan pada beberapa

prinsip seperti berikut:7

1. Perlindungan terhadap ide yang berwujud dan orisinil

Suatu hasil karya yang berawal dari gagasan atau ide kreatifitas

seseorang yang telah diwujudkan dalam pelbagai bentuk yang

kongkret dan berkedudukan murni.

2. Hak cipta timbul dengan sendirinya

Labelisasi karya cipta timbul seketika manakala seseorang

telah dengan asli menciptakan suatu hasil karya yang dihasilkan

dari kreatifitas dan gagasan sendiri.

3. Hak cipta atas karya cipta merupakan suatu hak yang diakui

hukum tidak serta merta harus dalam penguasaan fisik

5 M. Hutauruk, Peraturan Hak Cipta Nasional, (Jakarta: Eirlangga, 1982) h. 11

6 OK. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, cet.IV (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2004) h. 58

7 Andi Nuroktaria, “Perlindungan Hukum Hak Cipta Atas Kegiatan Fotokopi Buku” . (Skripsi S-

1 Fakultas Hukum Universitas Hasanudin, 2015) h. 20

Page 14: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

4

4. Hak cipta bukanlah hak mutlak

Sejatinya hak bukanlah suatu yang bersifat mutlak (absolute)

melainkan suatu yang berada dalam kekuasaan terbatas (limited monopoli).

Secara yuridis lagu dengan hak cipta yang telah meninggal tersebut telah

secara legal formal di miliki oleh seseorang sesuai dengan peratuaran tentang

hak kekayaan intelektual.8

Berdasarkan Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014 tentang

Hak Cipta berbunyi:

(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak

ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk

Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling

lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak

Rp100.000.000 (seratus juta rupiah). (2) Setiap Orang yang dengan

tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta

melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk

Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling

lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak

Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). (3) Setiap Orang yang

dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak

Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau

huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana

penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling

banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). (4) Setiap Orang

yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang

8 Budi Agus Riswandi, M. Syamsudin, Hak Kekayaan Intelektual dan Budaya Hukum, (Jakrta:

Raja Grafindo Persada, 2004) h. 3

Page 15: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

5

dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara

paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak

Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

Terdapat realitas hukum baru yang terjadi dalam perkembangan

industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama –yang telah

ditetapkan secara sah sebagai hak cipta seseorang/group band tertentu- oleh

group band atau seorang musisi solo baru. Selanjutnya, hasil dari aransemen

lagu lama tersebut dimuat dalam album resmi yang dirilis oleh group/person

yang mengaransemen lagu tersebut.9

Selanjutnya, fenomena aransemen terhadap lagu popular yang dimiliki

oleh penyanyi sebelumnya baik dengan pencipta yang masih hidup ataupun

bahkan dengan pencipta yang sudah meninggal. Sebagai contohnya band

Noah yang mengaransemen lagu Crisye yang berjudul “Andaikan Kau Datang

Kembali.” Dan band Lyla yang telah mengaransemen lagu Krisna Sadrach

yang berjudul “Sampai di Sini”.

Pada realitasnya, terdapat banyak band atau penyanyi solo yang sudah

mengaransemen lagu-lagu lama. Fenomena ini kemudian melahirkan

pemahaman bahwa aransemen merupakan hal yang lumrah dan biasa sering

terjadi atau sesuatu yang tidak asing lagi dalam dunia perindustrian musik di

Indonesia. Terciptanya aransemen lagu tentu tidak terjadi tanpa alasan,

melainkan banyak tujuan yang ingin dicapai oleh arranger seperti; menarik

simpati masyarakat, menaikkan popularis serta tujuan-tujuan lainnya.

Terlepas dari banyak dan seringnya aransemen serta variatifnya tujuan

pelaksanaan aransemen lagu, perlu diketahui bahwa keuntungan publikasi

aransemen dominan kembali pada pihak arranger, terlebih apabila aransemen

dilakukan terhadap lagu yang penciptanya sudah meninggal dunia. Kejadian

9 http://celebruty.okezone.com/read/2016/08/02/205/1453445/kasus -hak-cipta-band-radja-dan-

rumah-karoeke-semakin-panas/ diakses pada: Senin, 9 Juli 2017

Page 16: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

6

ini sekurang-kurangnya berpengaruh pada nama baik serta popularitas

penciptanya sendiri yang notabene hal itu merupakan bagian dari hak moral

yang melekat secara kuat dalam nama seorang pencipta lagu. Tidak hanya itu,

dari aspek financial pun tentunya akan terpengaruh mengingat keuntungan

ekonomi menjadi terbagi dengan adanya pihak yang mengaransemen.

Keadaan terakhir di atas menimbulkan perbedaan bahkan seringkali

menimbulkan sengketa kepemilikan atas karya musik tersebut. Hal ini

tentunya menjadi problematika hukum mengingat lagu tersebut sebelumnya

telah memiliki ketentuan hak cipta yang sah atas seseorang/group band sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, peneliti tertarik

untuk menulis penelitian skripsi dengan judul : STATUS HUKUM

ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA ORANG YANG TELAH

MENINGGAL DUNIA (Tinjauan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014

tentang Hak Cipta)

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan

untuk menemukan permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan tema

penelitian. kegiatan yang dilakukan tersebut dapat bersifat penelaahan empiris

baik terhadap sebuah fakta hukum maupun terhadap gejala-gejala hukum yang

terjadi di lapangan, dan bersifat kajian teoritik.

Dalam menemukan permasalahan-permasalahan yang berkaitan

dengan tema penelitian peneliti melakukan serangkaian aktifitas sebagai

berikut :

1. Melakukan diskusi terkait fakta-fakta hukum yang tidak sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 17: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

7

2. Berusaha menelaah lebih dalam terhadap faktor penyebab

terjadinya fakta hukum

3. Meninjau korelasi fakta hukum dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

2. Batasan Masalah

Aransemen lagu lawas oleh penyanyi solo/group band saat ini memang

beragam faktor yang menyebabkanya antara lain adalah karena groupband

bubar atau penyanyi memang telah tidak aktif di dunia permusikan

sekarang ataupun telah meninggal dunia, maka dari itu peneliti membatasi

hanya lagu yang penyanyinya telah meninggal dunia.

3. Rumusan Masalah

a. Bagaimana status hukum kepemilikan lagu dengan hak cipta orang yang

telah meninggal?

b. Bagaimana mekanisme hukum proses aransemen lagu dengan hak cipta

orang yang telah meninggal?

c. Bagaimana implikasi hukum terhadap status aransemen lagu yang

penciptanya telah meninggal dunia?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui status hukum kepemilikan lagu dengan hak cipta

orang yang telah meninggal.

b. Untuk mengetahui mekanisme hukum terhadap proses aransemen

terhadap lagu dengan hak cipta yang telah meninggal.

c. Untuk mengetahui implikasi hukum terhadap status aransemen lagu

yang penciptanya telah meninggal dunia.

2. Manfaat Penelitian

Page 18: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

8

a. Bagi peneliti, untuk menambah dan memperdalam ilmu tentang hak

cipta.

b. Bagi akademisi, sebagai tambahan referensi untuk mempermudah

pihak yang berkepentingan yang ingin melakukan penelitian dengan

objek yang sama.

c. Bagi pembaca, agar para pembaca dapat mengerti arti perlindungan

hukum terhadap hak cipta lagu yang penciptanya telah meninggal

dunia.

D. Tinjauan Kajian Terdahulu

1. Judul: “Perlindungan Hukum Terhadap Hak Cipta Lagu dan Musik di

Media Internet”. Skripsi ini ditulis oleh Riviantha Putra, Fakultas Syariah

dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Skripsi tersebut membahas tentang hak cipta terhadap lagu akan tetapi

kami memiliki objek yang sangat berbeda skripsi tersebut lebih menitik

beratkan kepada lagu dan musik di internet seperti downlad illegal

sementara skripsi yang peneliti angkat lebih menitik beratkan terhadap

aransemen lagu lawas

2. Judul: “Perlindungan Hukum Bagi Pemegang Hak Cipta Terhadap

Pemberian Lisene Karya Cipta Lagu”. Skripsi ini ditulis oleh Kurnialatif

Triono, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015. Skripsi ini membahas tentang jaminan

hukum terhadap pemegang hak cipta lagu berkaitan dengan pemberian

lisensi lagu dengan menginventarisir peraturan perundang-undangan serta

dengan melihat subjek pemegang hak cipta berdasarkan teori hak cipta

yang berlaku di Indonesia. Berbeda dengan skripsi tersebut, peneliti

beranjak dari tinjauan hak cipta serta perlindungannya pada mekanisme

aransemen lagu dengan hak cipta orang yang telah meninggal dunia.

Page 19: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

9

3. Judul: “Hukum Hak Kekayaan Intelektual”. Buku ini ditulis oleh

Ermasnjah Djaja, diterbitkan oleh Sinar Grafika, Jakarta, 2010. Buku ini

membahas mengenai materi hak kekayaan intelektual secara menyeluruh

baik berkaitan dengan bentuk dan macam perlindungan hak kekayaan

intelektual serta implementasi hukum berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Perbedaannya dengan penelitian skripsi ini adalah

bahwa pada penelitian skripsi ini peneliti menggunakan metode deduktif

dengan mendudukan aransemen lagu dengan hak cipta orang yang telah

meninggal dunia ditinjau dengan peraturan perundang-undang yang

berlaku dalam hal ini adalah Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014

tentang Hak Cipta.

4. Judul: “Plagiat dan Pembajakan Karya Cipta dan Hak Kekayaan

Intelektual”. Artikel ini ditulis oleh Nahrowi, Dosen Fakultas Syariah dan

Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dimuat

dalam Jurnal Falsafah dan Budaya Hukum, 2016. Artikel ini menjelaskan

tentang tinjauan teori Hak Kekayaan Intelektual terhadap pembajakkan

atau plagiat berikut penjabaran mengenai kategori prilaku yang termasuk

ke dalam plagiatisme karya cipta. Artikel tersebut berbeda dengan

penelitian skripsi ini yang mengkhususkan pembahasan pada pola jaminan

hak cipta dan langkah antisipatif dari plagiatisme dalam aransemen lagu

dengan hak cipta orang yang telah meninggal dunia.

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Page 20: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

10

Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan

melalui tahapan yang berkesinambungan dan sistematis dengan

pendekatan dan cara berfikir yang kritis, analitis dan konsisten.10

Tahapan-tahapan tersebut di atas ditempuh dalam upaya menjawab

suatu permasalahan yang diteliti dengan menuju kajian yang tuntas

sehingga menghasilkan jawaban yang ilmiah. Ilmu merupakan

pengetahuan yang di dapatkan lewat metode ilmiah. Karena ideal dari

ilmu adalah interelasi yang sistematis dari fakta fakta dengan

menggunakan pendekatan kesangsian sistematis.11

Adapun jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian

yuridis normatif atau deskriptif analisis yaitu penggambaran suatu

permasalahan dengan munggunakan data dan fakta yang ada lalu di

analisis untuk mengambil kesimpulan di akhir tulisan yang merupakan

kategori penelitian sekunder. Peneltian yuridis normatif adalah penelitian

yang mengkaji bahan-bahan documenter atau studi kepustakaan dengan

acuan peraturan-peraturan atau norma yang berlaku.12

Selanjutnya, penelitian ini juga dilakukan dengan memenggunakan

tiga pendekatan, yaitu:13

a. Pendekatan norma peraturan perundang-undangan (Statue

Approach)

10

Ilmu pengetahuan yang benar adalah apa yang bisa diterima akal dan berdasarkan fakta

empiris. Muhamad Zainudin, Metodologi Penelitian, (Surabaya: FPs Universitas Airlangga, 1990) h. 1 11

Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, cet. Ke-15 (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2015) h. 26

12

Soerjono Soekanto, dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif; Suatu Tinjauan Singkat,

(Jakarta: Rajawali Pers, 2001) h. 41 13

Johny Ibrahim, Teori, Metode dan Penelitian Hukum Normatif, (Malang: Bayumedia, 2007) h.

299-302

Page 21: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

11

Pendekatan ini merupakan langkah pengumpulan data sebagai

bahan penelitian dengan mempertimbangkan norma peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Upaya pendekatan tersebut digunakan untuk melihat kehendak

hukum (Staats Will) sehingga memberikan gambaran informasi

tentang Does Sein dan Does Sollen terkait tema penelitian. Dengan

kata lain, melalui pendekatan tersebut akan dapat dipisahkan

secara jelas antara tinjauan hukum yang berlaku dengan realitas

yang terjadi.

b. Pendekatan Kasus (Case Approach)

Dalam pendekatan ini seorang peneliti melakukan pengumpulan

data yang berkisar pada suatu fenomena yang kemudian dijadikan

sebagai tema penelitian. Dalam hal ini, peneliti melakukan

pengumpulan data tentang aransemen lagu atau daur ulang hak cipta

karya dengan hak cipta orang yang telah meninggal dunia untuk

mengetahui rangkaian terjadinya fenomena sehingga dapat ditarik

kesimpulan bahwa terdapat ketidakberlakuan hukum atau kekosongan

hukum mengenai fenomena tersebut.

c. Pendekatan Konseptual (Conceptual Approach)

Pendekatan ini adalah suatu upaya pengumpulan data yang

didasarkan pada tinjauan teoritis atau tinjauan konseptual mengenai

tema penelitian. Dalam hal ini adalah teori tentang hak cipta sebagai

bagian dari hak kekayaan intelektual, teori hak asasi manusia dan teori

serta teori kepentingan.

Penelitian yang peneliti tempuh berada pada pijakan normatif dalam

menemukan jawaban atas pertanyaan melalui peninjauan terhadap

literature-literatur ilmiah. Adapun data normatif yang digunakan dalam

penelitian Skripsi ini didasarkan pada Undang-Undang Nomor 28 tahun

Page 22: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

12

2014 tentang Hak Cipta. Selain itu, penelitian ini juga mempertimbangkan

asas dan norma doktriner serta inventarisasi pendapat para pakar dengan

tujuan untuk menemukan jawaban sesuai dengan fokus penelitian ini.

2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah

sebagai berikut:

a. Data primer merupakan bahan penelitian yang bersifat pokok

sehingga memiliki orotitas dibandingkan bahan penelitian lainnya

yang didapatkan secara langsung dilakukan dengan cara

wawancara atau observasi pengamatan terhadap tema proses

aransemen lagu dengan hak cipta orang yang telah meninggal

dunia.14

b. Data sekunder merupakan data yang berada di bawah level data

primer dalam memberikan data-data berkaitan dengan tema

penelitian. Bahan sekunder meliputi literatur kepustakaan dalam

bidang hukum baik berbentuk buku, jurnal hukum dan bentuk

lainnya.

c. Data tersier merupakan data tambahan yang mendukung serta

berkaitan dengan tema penelitian. Bahan atas data tersier diperoleh

dari dokumen seperti buku heurmeneutika hukum, buku musik dan

dokumen lainnya.

3. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan jenis penelitian normatif yuridis pengumpulan data

dibedakan ke dalam dua kategori data, yaitu; data primer dan data

sekunder. Mengenai pencarian data primer dilakukan secara aktif dengan

mencari dokumen secara langsung baik dari database yang bersifat khusus

maupun database yang bersifat umum, dan dilakukan secara manual

14

Restu Kartiko Widi, Asas Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010) h. 253

Page 23: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

13

dengan memberikan kuesioner secara langsung terhadap narasumber atau

pakar hukum berkaitan dengan tema penelitian.

Adapun pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara pencarian

referensi baik berupa peraturan perundang-undangan, buku, jurnal, naskah

publikasi maupun dokumen dalam bentuk lainnya.

4. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Setalah bahan-bahan sebagaiman dijelaskan di atas berhasil

dikumpulkan kemudian dilakukan pengolahan data melalui tahapan

pengklasifikasian data secara hierarkis, penafsiran kuivalensi data serta

penarikan kesimpulan dengan menggunakan metode induktif yaitu

menarik kesimpulan dari permasalahan tertentu pada permasalahn yang

secara umum.

Dalam hal analisis data, peneliti menggunakan metode penafsiran

perbandingan (Comparatif Analityc Method) yaitu dengan

membandingkan antara satu data dengan data yang lainnya untuk

menghasilkan suatu proposisi yang valid untuk kemudian dicermati secara

detail, tuntas dan konsisten.

5. Teknik Penulisan

Dalam penelitian Skripsi ini, peneliti mengacu pada buku pedoman

penelitian Skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2017.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah peneliti dalam membahas skripsi yang berjudul

“STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA

ORANG YANG TELAH MENINGGAL DUNIA (Tinjauan Undang-

Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta)” berikut gambaran

singkat sistematika skripsi tersebut :

BAB I : PENDAHULUAN meliputi latar belakang masalah,

Page 24: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

14

rumusan dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi

terdahulu, metode penelitian dab sistematika penelitian.

BAB II : LANDASAN TEORI di dalam bab ini menjelasakan definisi hak

cipta atas lagu dan musik, hak cipta, lagu dan musik

BAB III : PERLINDUNGAN HAK CIPTA dalam bab ini memberikan

bahasan tentang status hukum, mekanisme hukum terhadap lagu yang di

aransemen, perlindungan hukum terhadap hak cipta lagu kepada orang yang

telah meninggal.

BAB IV : PEMBAHASAN membahas tentang deskripsi penelitian yang

meliputi kajian tentang prosedur hukum aransemen lagu lawan dengan hak

cipta orang yang telah meninggal dunia oleh musisi dan/atau group band lain.

BAB V : KESIMPULAN di dalam bab ini dimuat tentang kesimpulan, kritik

dan saran atas penelitian ini.

Page 25: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

15

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1. Kerangka Konseptual Pengertian Hak Cipta

Segala sesuatu yang ada tidak pernah terlepas dari unsur yang ada

sebelumnya.1 Hubungan kontinuitas tersebut melahirkan beberapa produk

ilmiah seperti teori sebab-akibat (kausalitas), teori hegemoni bahkan

dalam cakupan satu disiplin ilmu sekalipun. Pemahaman terhadap

hubungan kontinuitas pada akhirnya melahirkan beberapa kesepakatan

bahkan menjadi suatu norma hukum serta etika yang disepakati oleh

masyarakat hingga berlaku menjadi aktifitas keseharian yang berulang

secara terus menerus. Dalam kontruksi asas kausalitas setiap fenomena

akan terjadi secara kasuistik dan berkesinambungan hingga menjadi suatu

rangkaian fenomena yang rasional dan logis. Paradigma ini juga dapat

digunakan dalam memahami asal-usul mengenai hukum dan hak kekayaan

intelektual (HAKI).

1. Hak Eksklusif

Hak eksklusif adalah yang semata-mata diberikan kepada pencipta

sehingga tidak ada lagi pihak lain yang memanfaatkan karya

tersebut tanpa didasari oleh izin dari pecipta tersebut.2 Dalam hak

eksklusif terdapat hak eksploitasi atas seorang pencipta yang

dalam keadaan apapun dan dimana pun yang tidak dapat dihalangi

oleh pihak atau kebijakan dari pihak lain.

2. Hak Moral

Hak moral adalah hak yang sejatinya melekat pada diri seorang

pencipta atau pelaku yang tidak dapat dihilangkan atau dihapus

1 Theo Huijbers, Filsafat Hukum, cet.III (Yogyakarta: Kanisius, 1995) h. 85

2 Henry Soelistyo, Hak Cipta tanpa Hak Moral, (Jakarta: Rajawali Press, 2011) h. 49

Page 26: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

16

dengan tanpa alasan apapun.3 Eksistensi hak moral tidak dapat

digeser oleh siapapun meskipun hak ekonomi telah dialihkan.

Hanya saja, hak moral dapat berpindah apabila seorang pencipta

telah meninggal dunia dimana sebelum meninggalnya mewasiatkan

tentang peralihan hak moral atas suatu karya cipta tersebut.

3. Hak Ekonomi

Hak ekonomi adalah hak yang dimiliki oleh seorang pencipta

untuk mendapat keuntungan ekonomis dari suatu karya yang telah

diciptakannya.4 Hak ekonomi tidak hanya diartikan pada keuntungan

finansial semata melainkan juga mencakup segala aspek berkaitan dengan

pemanfaatan karya tersebut. Dalam hak ekonomi sedikitnya terdapat

beberapa gambaran tindakan sebagai ejawantah yaitu sebagai berikut:5

Aransemen adalah penyesuaian komposisi musik dengan nomor

suara penyanyi atau instrument lain yang didasarkan pada sebuah

komposisi yang telah ada sehingga esensi musiknya tidak berubah.6

Penyesuaian tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengelaborasi segala

kondisi menjadi sumbangsih baik untuk kepentingan pihak arranger

maupun untuk mengingatkan public pada pencipta lagu asalnya.

A. Kerangka Teori

3 OK. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual , (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2004) h. 76

4 Agus Sardjono, Hak Cipta dalam Desain Grafis, (Jakarta: Yellow Dot Publishing, 2008)

h. 8

5 Eddy Darmian, Hukum Hak Cipta, Edisi-2, cet.III (Bandung: PT. Alumni, 2009) h. 36

6 http://id.m.wikipedia.org/wiki/aransemen/ diakses pada: Senin, 18 September 2017

Page 27: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

17

Segala sesuatu yang ada tidak pernah terlepas dari unsur yang ada

sebelumnya.7 Hubungan kontinuitas tersebut melahirkan beberapa produk

ilmiah seperti teori sebab-akibat (kausalitas), teori hegemoni bahkan

dalam cakupan satu disiplin ilmu sekalipun. Pemahaman terhadap

hubungan kontinuitas pada akhirnya melahirkan beberapa kesepakatan

bahkan menjadi suatu norma hukum serta etika yang disepakati oleh

masyarakat hingga berlaku menjadi aktifitas keseharian yang berulang

secara terus menerus.

1. Pengertian Hak Cipta

Segala sesuatu yang ada tidak pernah terlepas dari unsur yang

ada sebelumnya.8 Hubungan kontinuitas tersebut melahirkan beberapa

produk ilmiah seperti teori sebab-akibat (kausalitas), teori hegemoni

bahkan dalam cakupan satu disiplin ilmu sekalipun. Pemahaman

terhadap hubungan kontinuitas pada akhirnya melahirkan beberapa

kesepakatan bahkan menjadi suatu norma hukum serta etika yang

disepakati oleh masyarakat hingga berlaku menjadi aktifitas keseharian

yang berulang secara terus menerus. Dalam kontruksi asas kausalitas

setiap fenomena akan terjadi secara kasuistik dan berkesinambungan

hingga menjadi suatu rangkaian fenomena yang rasional dan logis.

Paradigma ini juga dapat digunakan dalam memahami asal-usul

mengenai hukum dan hak kekayaan intelektual (HAKI).

Dalam konsepsi hukum dan hak kekayaan intelektual terdapat

hubungan yang tidak terpisahkan antara seseorang yang telah

menciptakan suatu karya –dalam bentuk apapun- dengan ciptaannya,

sehingga senantiasa selalu terkait satu sama lain dalam dan untuk

7 Theo Huijbers, Filsafat Hukum, cet.III (Yogyakarta: Kanisius, 1995) h. 85

8 Theo Huijbers, Filsafat Hukum, cet.III (Yogyakarta: Kanisius, 1995) h. 85

Page 28: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

18

jangka waktu yang tidak ditentukan.9 Dalam keabadian hubungan

antara pencipta dengan tercipta terdapat beberapa kesepakatan yang

kemudian lahir dan dikonvensionalisasi serta dilegitimasi oleh norma

hukum positif sebagai hak untuk setiap individu seperti hak atas

kekayaan intelektual.

Selanjutnya, terdapat hubungan antar keseluruhan hak di atas

dengan hak kekayaan intelektual yaitu bahwa hak kekayaan intelektual

merupakan turunan atau salah satu bentuk konkret dari implementasi

hak sipol dan eksosbud di atas. Koherensi antara pengakuan terhadap

kedudukan seorang individu berlanjut pada pengakuan terhadap apa

yang telah diciptakan olehnya sendiri. Ikatan tersebut sekali lagi

merupakan sebuah keniscayaan yang tidak dapat dipisahkan bahkan

senaniasa dijamin selamanya dalam suatu ikatan yang tidak

terpisahkan.

Hubungan antara pencipta dengan tercipta berbentuk

kepemilikan, penguasaan dan bahkan penyebarluasan kepada khalayak

umum. Bentuk-bentuk tersebut menjadi jaminan yang harus diakui

serta diatur oleh hukum yang berlaku sebagaimana diatur kemudian

dalam undang-undang seperti Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999

tentang Hak Asasi Manusia, Undang-Undang 28 tahun 2014 tentang

Hak Cipta dan peraturan lainnya.

Hak cipta merupakan hak paten yang dimiliki oleh seorang

terhadap sesuatu yang diciptakannya tanpa dapat dikurangi sedikitpun

baik dalam penguasaan, pengelolaan maupun publikasi sekalipun.10

Sifat paten atau permanent dalam hal tersebut berarti bahwa hak

9 Chairul Anwar, Hak Cipta: Pelanggaran Hak Cipta dan Perundang-Undangan Terbaru

Hak Cipta di Indonesia, (Jakarta: Novindo Pustaka Mandiri, 1999) h. 87

10

Muhammad Djumhana dan Djubaedillah, Hak Milik Intelektual; Sejarah, Teori dan

Prakteknya di Indonesia, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003) h. 5

Page 29: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

19

tersebut melekat selamanya tanpa terbatas ruang dan waktu yang

pertanggungjawabannya terdiri dari beban social dan beban moral.

Beban sosial berarti bahwa suatu tercipta-pencipta

berkedudukan dalam satu hubungan di hadapan aspek kehidupan

social. Sementara itu, beban moral berarti pertanggungjawaban

seorang pencipta secara moriil untuk senantiasa

mempertanggungjawabkan terciptanya. Hak cipta muncul seiring

dengan perkembangan teknologi dan industrialisasi di negara modern.

Berawal dari istilah copyright di Eropa Barat tahun 1846 yang

digunakan bagi para pengarang buku, dimana hanya pengaranglah

yang memiliki kewenangan untuk memperbanyak dan mempublikasi

naskah buku tersebut.11

Hak cipta sejatinya merupakan bagian dari hak kekayaan

intelektual, termasuk di dalamnya terdapat hak kekayaan industri

seperti; hak patent, desain industri, merek, rahasia dagang dan hak

lainnya.12 Mengenai pengertian hak cipta terdapat beberapa pengertian

dari para ahli seperti berikut:

a. Soetan Mohamad Sjah

Dalam kongres dan seminar kebudayaan 2 di Bandung

bersama Badan Musyawarah Kebudayaan Nasional (BMKN) ia

mengemukakan perluasan terjemah dari auteur yang semula

diterjemahkan hanya bagi pengarang kemudian diperluas

dengan mencakup pelukis, penggambar dan lainnya. Atas dasar

itulah mulai dikenali istilah hak cipta di Indonesia sebagai

bagian dari hak kekayaan intelektual.13

11

Michael Edenborough, Intellectual Property Law, (London: Cavendish Publishing

Limited, 1994) h. 12

12

Badan Pembinaan Hukum Nasional, Seminar Hak Cipta, (Bandung: Binacipta, 1976) h.

45 13

JCT. Simorangkir, Undang-Undang Hak Cipta 1982, (Jakarta: Djambatan, 1982) h. 5

Page 30: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

20

b. Masri Maris

Dalam bukunya –terjemahan dari buku copyright, highway

from guternberg to the celestial jukebox- menjelaskan bahwa

pengertian hak cipta adalah hak untuk memperbanyak suatu

karya ciptaan tertentu dan mencegah orang lain membuat

salinan atau jiplakan dari karya tersebut.14

Dari kedua pengertian di atas terdapat unsur-unsur pokok

mengenai hak cipta seperti; hak eksklusif, pencipta, karya tercipta,

penerima hak, publikasi dan hak memperbanyak. Keseluruhan hak

tersebut merupakan unsur pokok yang menjadi pijakan dasar dalam

menerapkan hak cipta serta dalam upaya perlindungan terhadap hak

cipta tersebut.

a. Hak Eksklusif

Hak eksklusif adalah yang semata-mata diberikan kepada

pencipta sehingga tidak ada lagi pihak lain yang memanfaatkan

karya tersebut tanpa didasari oleh izin dari pecipta tersebut.15

Dalam hak eksklusif terdapat hak eksploitasi atas seorang

pencipta yang dalam keadaan apapun dan dimana pun yang

tidak dapat dihalangi oleh pihak atau kebijakan dari pihak lain.

b. Hak Moral

Hak moral adalah hak yang sejatinya melekat pada diri

seorang pencipta atau pelaku yang tidak dapat dihilangkan atau

dihapus dengan tanpa alasan apapun.16 Eksistensi hak moral

14

Paul Goldstein, Copyright, highway from guternberg to the celestial jukebox ,

Penerjemah: Masri Maris, (Bandung: Yayasan Obor Indonesia, 1997) h. 13 15

Henry Soelistyo, Hak Cipta tanpa Hak Moral, (Jakarta: Rajawali Press, 2011) h. 49 16

OK. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2004) h. 76

Page 31: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

21

tidak dapat digeser oleh siapapun meskipun hak ekonomi telah

dialihkan. Hanya saja, hak moral dapat berpindah apabila

seorang pencipta telah meninggal dunia dimana sebelum

meninggalnya mewasiatkan tentang peralihan hak moral atas

suatu karya cipta tersebut.

Hak moral merupakan ciri khas dari hak kekayaan

intelektual, termasuk hak cipta. Secara umum hak moral

mencakup hak untuk menjamin agar nama atau nama

samarannya tetap terdapat dalam ciptaannya. Kemudian

pencipta juga dapat mencegah bentuk-bentuk distorsi, mutilasi

atau perubahan lain terhadap karya ciptanya.17

Dalam hak moral, terdapat beberapa komponen pokok

sebagai berikut;

a. Hak Atribasi

Hak atribasi adalah pengakuan terhadap pencipta

asli yang telah menciptakan karyanya.18 Hak ini

mengharuskan pelekkatan nama –baik nama asli

maupun anonym- pencipta dalam karya ciptaannya.

Penggunaan hak atribasi ini dimaksudkan untuk

menghindari adanya kesalahan identifikasi yang tidak

akurat mengenai diri penciptanya dan menghindari

adanya pengakuan pihak lain terhadap karya ciptaan

tersebut.

b. Hak Integritas

17

Achmad Zen Umar Purba, Hak Kekayaan Intelektual Pasca Trips, cet. I (Bandung :PT.

Alumni, 2005), h. 121.

18

Henry Soelistyo, Hak Cipta tanpa Hak Moral, h. 109

Page 32: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

22

Hak integritas adalah suatu hak yang berkaitan

dengan citra dan prilaku seorang pencipta.19 Melalui

hak ini, pencipta dapat menghindari adanya perusakkan,

pemotongan atau tindakan-tindakan lain yang

bermaksud mengadaptasi karya tersebut dengan suatu

kondisi dan tempat tertentu.

c. Hak Ekonomi

Hak ekonomi adalah hak yang dimiliki oleh seorang

pencipta untuk mendapat keuntungan ekonomis dari

suatu karya yang telah diciptakannya.20 Hak ekonomi

tidak hanya diartikan pada keuntungan finansial semata

melainkan juga mencakup segala aspek berkaitan

dengan pemanfaatan karya tersebut. Dalam hak

ekonomi sedikitnya terdapat beberapa gambaran

tindakan sebagai ejawantah yaitu sebagai berikut:21

1) Hak untuk mempublikasikan atau menerbitkan

karya cipta (Right to Publish);

2) Hak penyiaran (Right to Broadcasting);

3) Hak Program Kabel (Cable Casting Right);

4) Hak Pinjaman Masyarakat (Public Lending Right);

5) Hak untuk mempertunjukkan atau

mempertontonkan karya cipta (Right to Perform);

6) Hak untuk mendistribusikan karya cipta baik

melalui tindakan pengedaran, penjualan, impor atau

pun menyewakannya (right to distribute) kepada

19

Henry Soelistyo, Hak Cipta tanpa Hak Moral, h. 111 20

Agus Sardjono, Hak Cipta dalam Desain Grafis, (Jakarta: Yellow Dot Publishing,

2008) h. 8 21

Eddy Darmian, Hukum Hak Cipta, Edisi-2, cet.III (Bandung: PT. Alumni, 2009) h. 36

Page 33: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

23

pihak lain. Dalam hal pecipta memiliki hak

memperbanyak karya ciptanya dapat dibedakan

menjadi hak memperbanyak dan hak adaptasi;

7) Hak tambahan pencipta yang bersifat kebendaan

(droit de suite).22

Pengunaan hak ekonomi seperti di atas kemudian diperluas

implementasinya dengan melalui penambahan hak sewa dan hak

mekanis. Hak sewa berarti bahwa masyarakat (pihak lain) dapat

mempergunakan atau mengambil manfaat atas karya cipta tersebut

melalui tindakan sewa dengan pihak pencipta atau pemegang hak

cipta, sementara hak mekanis adalah hak dimana pihak lain dapat

mencetak atau memproduksi ulang karya tersebut seperti dalam

produksi ulang lagu untuk dimasukan ke dalam sebuah kaset atau

disk.23

2. Pendekatan Teori Hukum Mengenai Hak Cipta

1. Hak Kebendaan

Baranjak dari hubungan orang-perorangan dengan benda yang

dimilikinya –sebagaimana dalam pengertian hukum kebendaan-

lahirlah yang dinamakan dengan hak kebendaan. Hak kebendaan

adalah suatu hak atas kekayaan yang berlaku bagi setiap perseorangan

dan melekat pada setiap benda.24

Hak kebendaan bersifat absolut yang berarti hak yang dapat

dituntut pada setiap orang berkenaan dengan benda yang hak yang

dibawahinya. Hal ini berdasar pada sifat hak kebendaan yang selalu

22

Abdul Kadir Muhammad, Kajian Hukum Ekonomi Hak Kekayaan Intelektual,

(Bandung: Citra Aditya Bakti, 2001) h. 21 23

Sanusi Bintang, Hukum Hak Cipta, cet.III (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2002) h. 98 24

J. Satrio, Perikatan Pada Umumnya, (Bandung: PT. Alumni, 1999) h. 5

Page 34: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

24

mengikuti kemanapun dia berada atau lebih dikenal dengan asas droit

de suite.

Dalam pasal 499 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dijelaskan

bahwa yang dimaksud dengan benda adalah segala sesuatu yang

dijadikan hak milik. Selanjutnya, mengenai benda dalam hukum dan

hak kebendaan –dari sudut pandang wujudnya- dibagi menjadi dua

kategori, yaitu; benda berwujud dan benda tidak berwujud. Sementara

itu, dari sudut pandang keberadaannya benda dibedakan menjadi dua

kategori, yaitu; benda bergerak dan benda tidak bergerak. Klasifikasi

benda terakhir didasarkan pada keberadaannya yang terhubung atau

tidaknya dengan tanah. Benda bergerak adalah benda yang tidak

terhubung dengan tanah, sementara benda yang tidak bergerak adalah

benda yang terhubung dengan tanah.

Selanjutnya, hak kebendaan diklasifikan menjadi dua kategori,

yaitu:

a. Hak yang bersifat menikmati

Adalah hak yang dapat memberikan kenikmatan baik atas

bendanya sendiri seperti hak eigendom dan hak bezit, dan atas

benda orang lain seperti hak pakai dan hak mendiami.25

Wujud hak ini adalah seperti; hak milik, hak kedudukan

berkuasa, hak memungut hasil, hak pakai dan hak mendiami.

Selanjutnya, berkaitan dengan hak cipta perlu diketahui bahwa

dalam pasal 570 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

dijelaskan bahwa hak milik adalah hak untuk menikmati suatu

barang secara lebih leluasa dan untuk berbuat sepenuhnya,

asalkan tidak bertentangan dengan undang-undang dan tidak

mengganggu hak orang lain.

25

Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, Hukum Perdata: Hukum Benda, (Yogyakarta:

Liberty: 2000), h. 41

Page 35: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

25

Adapun cara memperoleh hak milih adalah dengan

beberapa faktor sebagai berikut; pemilikan, perlekatan,

daluwarsa, pewarisan, penunjukkan, penjadian benda,

penarikan buannya, persatuan benda, pencabutan hak,

perampasan, pencampuran, pembubaran dari sebuah badan

hukum dan abandonnement.

Adapun habisnya status hak milik adalah dikarenakan

beberapa faktor, seperti; diperolehnya hak milik oleh orang lain

melalui cara perolehan hak milik, binasanya benda dan

pemegang hak milik melepaskan hak milik atas benda yang

dimilikinya.26

b. Hak yang bersifat menjamin

Adalah hak yang tidak secara langsung memberikan

kenikmatan melainkan memberikan kekuasaan dengan

keberadaannya. Dalam kategori hak kebendaan yang bersifat

menjamin terdapat tiga macam, sepeti: gadai, fidusia dan hak

tanggungan atas tanah.

Adapun asas dalam hukum kebendaan adalah seperti; asas

memaksa, asas dapat dipindahtangankan, asas individualitas, asas

totalitas, asas tidak dapat dipisahkan, asas prioritas, asas pencampuran,

asas perbedaan pengaturan bergerak dan tidak bergerak, asas publisitas

dan asas mengenai sifat perjanjian.

2. Hak Asasi Manusia

Lagu dapat menjadi salah satu alat untuk meluapkan perasaan

seseorang. Luapan ekspresi tersebut lahir atas jaminan kebebasan

berekspresi yang selanjutnya bermuara pada hak dasar manusia atau

lebih dikenal sebagai istilah hak asasi manusia.

26

Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, Hukum Perdata: Hukum Benda, h. 41

Page 36: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

26

Scott Davidson –sebagai salah satu pakar hukum dan dan Hak

Asasi Manusia- menjelaskan bahwa hak asasi manusia bukanlah asal

dari segala yang kemudian menjewantah dalam beberapa aspek

kehidupan melainkan dari manifestasi hak yang lebih besar yaitu hak

dasar atau hak alam.27

Dalam penejelasannya, ia melihat bahwa pada dasarnya gerak serta

kebutuhan individu masyarakat senantiasa teratur dan diatur oleh sikap

dan pergerakan alam sehingga keseluruhan dari kebutuhan bahkan

pengakuan terhadap individu pun merupaka turunan dari hak global

yang dimiliki oleh alam semesta. Dari sudut pandang hubungan

manusia dengan negara (Vertikal) dan hubungan manusia dengan

manusia lain (horizontal) Hak Asasi Manusia dibedakan kepada dua

kovenan besar, seperti;28

a. Hak Sipil Politik

Hak sipil –notabene bagian dari Hak Asasi Manusia-

merupakan suatu hak yang berkaitan dengan kedudukan

individu masyarakat dalam pandangan dan pengakuan oleh

negara, hak untuk hidup, hak untuk mendapat kebebasan baik

kebebasan berfikir, kebebasan beragama, kebebasan

berpendapat, kebebasan berserikat maupun kebebasan untuk

mengkritik suatu negara.

Tidak hanya itu, dalam hak sipil dan politik juga terdapat

hak dimana setiap individu masyarakat dapat meminta atau

menuntut pertanggungjawaban kepada penguasa/pemerintah

mengenai pengelolaan dan jalanannya pemerintahan.

b. Hak Ekonomi Sosial dan Budaya

27

Scott Davidson, Hak Asasi Manusia, (Jakarta: Grafity, 2008) h. 38 28

Scott Davidson, Hak Asasi Manusia, h. 56-62

Page 37: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

27

Hak bagian ini merupakan hak yang berhubungan dengan

aspek kehidupan social antar sesama masyarakat, serta

hubungan antara individu atau kelompok masyarakat dengan

perlakuan atau budayanya dan budaya kelompok masyarakat

lainnya.

Kedua kovenan hak asasi manusia tersebut di atas tidaklah selesai

sampai di sana melainkan melahirkan unsur baru seperti hak progressif.

Hak kategori terakhir hadir dan mulai didasari oleh masyarakat mengenai

hal-hal yang bersifat khalayan atau target. Keberadaan dari hak tersebut

tidak terlepas dari sifat manusia sebagai makhluk yang tidak pernas puas,

serta sikap skeptisisme manusia modern sehingga mendorong mereka pada

suatu angan-angan yang secara positifis tidak dapat

dipertanggungjawabkan.

3. Pencipta dan Pemegang Hak Cipta

Dalam pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014

tentang Hak Cipta dijelaskan bahwa pencipta adalah seseorang atau

sekelompok orang yang dengan inisatifnya melahirkan suatu karya cipta

atas dasar kemampuan berfikir, imajinasi, kecakapan, keterampilan dan

keahlian yang dituangkan ke dalam bentuk yang khas dan bersifat

pribadi.29 Entitas pencipta tidak harus merupakan individu berkreasi

melainkan juga mencakup sekelompok orang yang dalam praktiknya

secara bersama saling memberikan masukan dalam pembuatan karya cipta

tersebut.

Selanjutnya, dalam angka 1 pasal 4 Undang-Undang Nomor 28

tahun 2014 tentang Hak Cipta dijelaskan pula bahwa seorang pencipta

secara otomatis menjadi pemilik hak cipta. Hal ini berbeda tafsir mengenai

pemagang hak cipta sehingga mengeluarkan dua proposisi yaitu; bahwa

29

Salinan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, diunduh dari

website Sekretariat Negara; http://setneg.go.id/ pada: 18 September 2017.

Page 38: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

28

seorang pencipta berkedudukan sebagai pemilik hak cipta dan dapat secara

bersamaan menjadi pemegang hak cipta, dan bahwa pemegang hak cipta

tidak selamanya harus berada pada seorang pencipta tersebut.30 Dua

proposisi tersebut jelas berbeda satu sama lain dimana terdapat potensi

peralihan status pemegang hak cipta dari pencipta kepada pihak lain.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014 tentang Hak

Cipta yang dimaksud dengan pemegang hak cipta adalah sebagai berikut:

a. Kecuali terbukti sebaliknya, yang dianggap sebagai pemegang

hak cipta adalah:

1) Orang yang namanya terdaptar dalam catatan ciptaan

umum dan pengumuman resmi tentang pendaftaran pada

Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kementrian

Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM).

2) Orang yang namanya disebut ciptaan atau pengumuman

sebagai pencipta suatu ciptaan.

b. Kecuali terbukti sebaliknya, suatu ceramah yang tidak tertulis

dan tidak ada pemberitahuan penciptanya orang yang ceramah

dianggap penciptanya.

c. Jika suatu ciptaan terdiri atas beberapa bagian tersendiri yang

diciptakan oleh dua orang atau lebih yang dianggap sebagai

pencipta adalah orang yang memimpin dan mengawasi

penyelesaian seluruh ciptaan tersebut atau orang yang

menghimpunnya dengan tidak mengurangi bagian dari ciptaan

masing-masing.

d. Jika suatu ciptaan dirancang seseorang diwujudkan dan

dikerjakan oleh orang lain dibawah pimpinan dan pengawasan

30

Rachmadi Usman, Hukum Hak atas Kekayaan Intelektual , (Bandung: PT. Alumni,

2003) h. 114

Page 39: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

29

pihak perancang, pencipta adalah orang yang merancang

pembuatan karya cipta.

e. Jika ciptaan dirancang dalam hubungan dinas dengan pihak lain

di lingkungan pekerjaannya pihak yang untuk dan dalam

dinasnya ciptaan itu dikerjakan oleh pemegang hak cipta

kecuali ada perjanjian lain antara kedua pihak tersebut dengan

tidak mengurangi hak pembuat sebagai penciptanya apabila

penggunaan ciptaan itu diperluas ke luar hubungan pekerjaan

dinas.

f. Jika suatu ciptaan dibuat dalam hubungan atau berdasarkan

pesanan pihak yang membuat ciptaan tersebut adalah pencipta

sekaligus pemegang hak cipta kecuali apabila diperjanjikan

kondisi lain antara kedua belah pihak.

g. Jika suatu badan hukum mengumumkan bahwa ciptaan berasal

daripadanya dengan tidak menyebut seseorang sebagai

penciptanya badan hukum tersebut dianggap sebagai

penciptanya kecuali jika terdapat pembuktian sebaliknya.

h. Negara memegang hak cipta atas ciptaan hasil budaya rakyat

yang menjadi milik bersama apabila berhubungan dengan

pihak luar negeri.

i. Apabila suatu ciptaan tidak ditemukan penciptanya dan belum

diterbitkan maka negara menjadi pemegang hak cipta dengan

kepentingan seorang pencipta.

j. Jika suatu ciptaan tidak diketahui penciptanya atau hanya

ditemukan nama samara/panggilan pencipta dan ciptaan

tersebut telah diterbitkan maka pihak penerbit berkedudukan

sebagai pemegang hak cipta tersebut untuk kepeningan

pencipta.

Page 40: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

30

k. Jika suatu ciptaan yang telah diterbitkan tanpa diketahui nama

pencipta maka negara menjadi pemegang hak cipta untuk

kepentingan penciptanya.31

4. Pendaftaran Hak Cipta

Pendaftaran hak cipta dapat dilakukan secara langsung baik oleh

pencipta, pemegang hak cipta dan/atau kuasa dengan mengajukan surat

permohonan pendaftaran hak cipta kepada direktorat jenderal hak

kekayaan intelektual di kementrian hukum dan hak asasi manusia. Dalam

pasal 69 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta

pengajuan permohonan harus memuat;

a. Nama pencipta atau pemegang hak cipta;

b. Tanggal surat permohonan pendaftaran hak cipta;

c. Tanggal lengkap persyaratan;

d. Nomor pendaftaran ciptaan.

Adapun tahapan permohonan pendaftaran hak cipta kepada

direktorat jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kementrian Hukum dan Hak

Asasi Manusia (HAM) adalah sebagai berikut:32

a. Melakukan Pengisian Formulir Pencatatan Hak Cipta

b. Melampirkan contoh ciptaan dan uraian ciptaan berupa judul

lagu, not balok atau not angka serta menulis syair lagu dalam

bentuk tulisan serta memberikan contoh lagu dalam bentuk CD.

c. Memberikan dokumen pendukung seperti kartu tanda

penduduk pemohon pendaftaran, surat kuasa apabila proses

permohonan pendaftaran dilakukan oleh kuasanya serta surat

pernyataan kepemilikan hak cipta.

31

Aryani Nauli Hasibuan, “Perlindungan Hak Cipta atas Karya Cipta Derivatif Dalam

Prakteknya; Studi Kasus Buku Ensiklopedia al-Quran: Al-Maushuah Al-Quraniyah Al-

Muyassarah” Tesis, Program Pascasarjana Fakultas Hukum Univers itas Indonesia, 2011. 32

http://Hukumonline.com/klinik/detail/cl4454/tata-cara-pendaftaran-hak-cipta-lagu/

diakses pada: Sabtu, 7 September 2017

Page 41: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

31

d. Membayar biaya registrasi sebesar Rp. 300.000

e. Verifikasi dokumen permohonan pendaftaran dilakukan oleh

Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kementrian

Hukum dan Hak Asasi Manusia.

f. Pemberitahuan mengenai kelengkapan dokumen permohonan

pendaftaran yang apabila masih terdapat kekurangan dokumen

maka pihak pemohon diberikan waktu maksimal 3 (tiga) bulan

guna melengkapi dokumen permohonannya.

g. Evaluasi dan penilaian oleh pihak Direktorat Jenderal HAKI

Kemenkumham terhadap dokumen permohonan pendaftaran

hak cipta untuk kemudian dikeluarkan surat pencatatan dalam

ciptaan umum maksimal 9 (Sembilan) bulan terhitung sejak

permohonan tersebut diterima.

Pendaftaran pencatatan ciptaan umum sejatinya bukan merupakan

langkah untuk mendapatkan hak cipta melainkan hanya sebagai upaya

pendukung atas pengakuan hak cipta deklaratif dengan langkah

administratif.

Hak cipta di Indonesia sejatinya bertumpu pada deklarasi pencipta

atau pemegang hak cipta terhadap karya ciptanya atau dengan kata lain

hak cipta ditentukan berdasarkan tindakan deklaratif tidak dengan tindakan

adminsitratif. Hanya saja, terdapat keuntungan dari adanya pencatatan hak

cipta umum di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kementrian

Hukum dan Hak Asasi Manusia sekurang-kurangnya adalah sebagai

berikut:

a. Antisipasi penggunaan dari pihak lain;

b. Antisipasi terjadi perselisihan pemegang hak cipta;

c. Alat meminta pembatalan pencatatan ciptaan umum yang

dilakukan tanpa hak oleh pihak lain.

Page 42: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

32

Jelas bahwa pendaftaran ciptaan umum tidak berorientasi pada

didapatkannya status hak milik suatu karya melainkan hanya langkah

antisipasi kemungkinan sengketa atas penggunaan dan eksploitasi pihak

lain secara tidak sah.

5. Lisensi

Lisensi –dalam pasal 1 butir 20 Undang-Undang Nomor 28 Tahun

2014 tentang Hak Cipta- adalah izin yang diberikan oleh pemegang hak

cipta atau pemegang hak terkait kepada pihak lain untuk mengumumkan

dan/atau memperbanyak ciptaannya dengan hak terkait disertai persyaratan

tertentu. Persyaratan dimaksud adalah materi-materi yang diberikan oleh

pemegang hak cipta sebagai batasan dari tindakan pihak lain dalam

mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya.

Selanjutnya, lisensi dapat dibedakan ke dalam beberapa kelompok,

seperti berikut:

a. Lisensi atas hak kekayaan intelektual

Adalah pemberian izin yang wilayah objeknya berkisar

pada kekayaan intelektual.33 Izin ini biasa dibatasi dengan

menggunakan syarat dan ketentuan serta wilayah penggunaan

atas izin. Dalam wilayah tersebut lisensi terbagi dalam

beberapa bentuk:

1) Lisensi kontraktual

Adalah izin yang dilakukan dengan melalui tahapan

negosiasi antara pemberi lisensi dengan penerima lisensi

yang kemudian disepakati dalam suatu perjanjian untuk

33

http://id.m.wikipedia.org/wiki/lisensi/ diakses pada: Jumat, 16 September 2017

Page 43: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

33

didaftarkan kepada direktorat paten di kementrian Hukum

dan Hak Asasi Manusia (HAM).34

2) Lisensi wajib

Adalah lisensi yang diberikan oleh suatu badan nasional

berwenang tidak dengan sukarela melainkan dengan

kepatuhan terhadap kewajiban.35

Implikasi dari lisensi wajib melahirkan keharusan

penggunaan secara wajar oleh pihak pemegang lisensi baik

terkait hak memperbanyak (right to reproduction), hak

untuk mempertontonkan (right to perform) maupun hak

untuk sewa dengan masyarakat atau pihak lain (public

lending right).

Istilah lisensi wajib dijelaskan dalam konvensi Berne

dengan mengganti kuasa eksploitasi pemegang hak cipta

dengan pembayaran royalty sebagai bukti dari

implementasi hak ekonomi yang dimiliki oleh pemegang

lisensi.

b. Lisensi massal

Lisensi masal adalah lisensi dari pemilik kepada

perorangan untuk menggunakan sebuah perangkat lunak dalam

satu computer. Rincian lisensi biasanya tertuang dalam

kesepakatan lisensi pengguna tingkat akhir (end user license

agreement).

c. Lisensi Merek/Jasa

34

Widjaja Gunawan, Lisensi, cet.I (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001) h. 17 35

“an authorization given a national authority to a person, without or aginst the consent

of the tittle-holder, for the exploitation for a subject matter protected by a patent or other

intellectual property right” Lihat: Carlos M Correa, Intellectual Property Right and the Use of

Compulsory License; Option for Developing Countries, Trade Working Papers 5 South Center,

Oktober, 1999.

Page 44: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

34

Adalah izin yang diberikan oleh pemilik barang dan jasa

kepada individu atau perusahaan dengan tujuan agar individu

atau perusahaan tersebut dapat mendistribusikan sebuah produk

barang atau jasa dari pemilik dibawah sebuah merek dagang.

d. Lisensi Hasil Seni dan Karakter

Adalah izin yang diberikan oleh pemilik lisensi kepada

individu atau perusahaan terkait penyalinan dan pendistribusian

hak cipta material seni dan karakternya.

e. Lisensi Bidang Pendidikan

Lisensi di bidang pendidikan dimakusdkan pada pemberian

kewenangan yang dilakukan oleh pergruan tinggi terhadap

lulusannya untuk menggunakan gelar akademis sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

6. Peralihan Hak Cipta

Status pemegang hak cipta dapat beralih dari pencipta ke pihak lain

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Hak Cipta. Dalam pasal 16

ayat (2) Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta

menjelaskan beberapa prosedur peralihan hak cipta sebagai berikut:36

a. Pewarisan

b. Hibbah

c. Wasiat

d. Perjanjian tertulis

e. Sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Dari beberapa faktor peralihan hak cipta seperti di atas dapat kita

klasifikasikan ke dalam tiga kelompok, seperti berikut;

a. Pencipta meninggal dunia

36 Salinan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, diunduh dari situs:

http://setneg.go.id pada: Senin, 18 September 2017.

Page 45: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

35

Sebagaimana disebutkan secara eksplisit oleh pasal 4 ayat

(1) dan (2) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang

Hak Cipta bahwa mengenai hak cipta atas karya cipta –baik

setelah diumumkan status pemegang hak cipta maupun

sebelumnya- setelah pencipta dinyatakan meninggal dunia

maka hak cipta berada pada ahli waris atau penerima wasiat.

b. Penyerahan Legal oleh pencipta

Dalam hal peralihan hak cipta secara langsung dilakukan

oleh pencipta atau pemegang hak cipta dapat dilakukan melalui

adanya hibbah dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku serta dengan melalui perjanjian secara

tertulis dengan pihak lain.

c. Peran pihak lain

Peran pihak lain diartikan sebagai suatu bentuk intervensi

yang secara sah menurut hukum dalam menentukan peralihan

hak cipta. Prosedur seperti ini seperti adanya putusan

pengadilan atau badan penyelesaian sengketa lain berkaitan

dengan sengketa kepemilikan dan hak cipta.

Selanjutnya, dengan pertimbangan bahwa hak milik dalam Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata)37 dianggap sebagai

kebendaan yang bergerak dan tidak berwujud atau imateriil sehingga

peralihan terhadap hak cipta tidak dapat dilakukan secara lisan ataupun

tindakan-tindakan lain yang tidak formal dengan tujuan mengantisipasi

37

Pasal 507 KUHPerdata: “Hak milik adalah hak untuk menikmati kegunaan sesuatu

benda dengan leluasa dan berbuat bebas terhadap kebendaan itu dengan kedaulatan sepenuhnya,

asal tidak bersalahan dengan undang-undang, atau peraturan umum yang ditetapkan oleh sesuatu

kekuasaan yang berhak menetapkannya dan tidak mengganggu hak orang lain; kesemuanya itu

dengan tidak mengurangi kemungkinan akan pencabutan hak itu demi kepentingan umum berdasar

atas ketentuan undang-undang dan ketentuan ganti tugi” Lihat: Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata.

Page 46: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

36

adanya kemungkinan eksploitasi illegal dan sewenang-wenang oleh pihak

lain.

Oleh karena itu, peralihan hak cipta harus mencakup kedua unsur

berikut; kemampuan atas benda atau hak yang menjadi hak miliknya dan

kemampuan untuk mengawasi, menguasai suatu benda yang menjadi

objek dari hak cipta tersebut seperti mengalihkan status hak cipta atau

bahkan menghapusnya.

B. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu

1. Judul: “Perlindungan Hukum Terhadap Hak Cipta Lagu dan Musik di

Media Internet”. Skripsi ini ditulis oleh Riviantha Putra, Fakultas

Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2014. Skripsi tersebut membahas tentang hak cipta terhadap

lagu akan tetapi kami memiliki objek yang sangat berbeda skripsi

tersebut lebih menitik beratkan kepada lagu dan musik di internet

seperti downlad illegal sementara skripsi yang peneliti angkat lebih

menitik beratkan terhadap aransemen lagu lawas

2. Judul: “Perlindungan Hukum Bagi Pemegang Hak Cipta Terhadap

Pemberian Lisene Karya Cipta Lagu”. Skripsi ini ditulis oleh

Kurnialatif Triono, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015. Skripsi ini membahas

tentang jaminan hukum terhadap pemegang hak cipta lagu berkaitan

dengan pemberian lisensi lagu dengan menginventarisir peraturan

perundang-undangan serta dengan melihat subjek pemegang hak cipta

berdasarkan teori hak cipta yang berlaku di Indonesia. Berbeda dengan

skripsi tersebut, peneliti beranjak dari tinjauan hak cipta serta

perlindungannya pada mekanisme aransemen lagu dengan hak cipta

orang yang telah meninggal dunia.

Page 47: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

37

3. Judul: “Hukum Hak Kekayaan Intelektual”. Buku ini ditulis oleh

Ermasnjah Djaja, diterbitkan oleh Sinar Grafika, Jakarta, 2010. Buku

ini membahas mengenai materi hak kekayaan intelektual secara

menyeluruh baik berkaitan dengan bentuk dan macam perlindungan

hak kekayaan intelektual serta implementasi hukum berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perbedaannya dengan

penelitian skripsi ini adalah bahwa pada penelitian skripsi ini peneliti

menggunakan metode deduktif dengan mendudukan aransemen lagu

dengan hak cipta orang yang telah meninggal dunia ditinjau dengan

peraturan perundang-undang yang berlaku dalam hal ini adalah

Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta.

4. Judul: “Plagiat dan Pembajakan Karya Cipta dan Hak Kekayaan

Intelektual”. Artikel ini ditulis oleh Nahrowi, Dosen Fakultas Syariah

dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

dimuat dalam Jurnal Falsafah dan Budaya Hukum, 2016. Artikel ini

menjelaskan tentang tinjauan teori Hak Kekayaan Intelektual terhadap

pembajakkan atau plagiat berikut penjabaran mengenai kategori

prilaku yang termasuk ke dalam plagiatisme karya cipta. Artikel

tersebut berbeda dengan penelitian skripsi ini yang mengkhususkan

pembahasan pada pola jaminan hak cipta dan langkah antisipatif dari

plagiatisme dalam aransemen lagu dengan hak cipta orang yang telah

meninggal dunia.

Page 48: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

38

BAB III

PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA SENI MUSIK

A. Pengertian Perlindungan Hukum

Gagasan konsepsi perlindungan hukum muncul dari para

pemikir aliran hukum alam seperti, Plato, Aristoteles dan Zeno.

Mereka menggambarkan hukum sebagai satu aturan tuhan yang

bersifat umum (univers) dan abadi. Dalam pandangan mereka juga

dikatakan bahwa hukum merupakan bayangan atas prilaku

manusia yang kemudian menjadi suatu hukum atau moral

kontraktual.1

Hubungan hukum dan moralitas menjadi tumpuan

keberlangsungan hidup masyarakat sehingga pada dasarnya

masyarakat mengakui adanya pemenuhan baik secara hukum

maupun moralitas terhadap apa yang mereka lakukan. Hal ini

kemudian yang menjadi gejala awal perlindungan hukum.2

Selain itu, gejala awal muncul perlindungan hukum

didasarkan pada pendapat Fitzgerald yang menjelaskan teori

perlindungan hukum salmond dengan mengatakan bahwa hukum

bertujuan untuk mengintegrasi dan mengkoordinasikan berbagai

kepentingan dalam masyarakat karena dalam interaksi timbal balik

masyarakat pemenuhan atas perlindungan hukum terhadap

1 Hans Kelsen, General Thoery of Law and State, Penerjemah: Raisul

Muttaqien, cet.IX, (Jakarta: Penerbit Nusa Media, 2014) h. 12 2 Darji Darmodihardjo dan Sidharta, Pokok-Poko Filsafat Hukum, (Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 2006) h. 87

Page 49: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

39

kepentingan salah satu pihak hanya dapat dilakukan dengan

membatasi pemenuhan kepentingan pihak lain.

Fitzgerald berpandangan mengenai teori perlindungan

hukum salmond dipengaruhi aliran realisme hukum dimana hukum

melihat rakyat sebagai satuan subjek hukum yang independen,

tidak melihat komulasi prilaku masyarakat sebagai komunitas yang

di dalamnya terbentuk kaidah-kaidah dan norma sebagai bahan

baku hukum.3

Perlindungan hukum adalah suatu upaya pemberian

pengayoman kepada hak asasi manusia yang dirugikkan orang lain

dan perlindungan tersebut diberikan kepada masyarakat agar

mereka dapat menikmati semua hak-hak yang diberikan oleh

hukum.4 Pengertian lain mengenai perlindungan hukum

dikemukakan oleh beberapa ahli berikut:

1. Phillip M. Hadjon.

Ia mendefinisikan perlindungan hukum sebagai

tindakan pemerintah yang bersifat preventif dan

represif.5 Dalam penjelasannya, ia mendudukkan

hukum tidak hanya sebagai algojo yang datang setelah

fenomena terjadi melainkan juga hadir sebelum

terjadinya suatu fenomena atau yang lebih dikenal

sebagai hukum yang bersifat mengatur.

3 Theo Huijbers, Filsafat Hukum, cet.III (Yogyakarta: Kanisius, 1995) h. 104

4 Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2000) h. 53

5 Phillip M. Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia , (Surabaya:

PT. Bina Ilmu, 1987) h. 29

Page 50: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

40

2. Satjipto Rahardjo

Ia mendefinisikan perlindungan hukum sebagai

perlindungan hukum yang ditujukan untuk melindungi

hak asasi manusia dengan tujuan untuk mewujudkan

perlindungan yang tidak hanya bersifat adaktif dan

flexible melainkan juga prediktif dan antisipatif.6

Dari kedua definisi perlindungan hukum bagi rakyat seperti

di atas dapat diambil kesimpulan bahwa perlindungan hukum dapat

dibedakan menjadi dua kategori, seperti berikut:

1. Perlindungan Hukum Preventif

Perlindungan hukum yang dilakukan sebagai

tindakan pencegahan atau antisipasi terjadinya sengketa

dalam masyarakat. Dalam penerapannya di Indonesia

perlindungan hukum preventif dimuat dalam sautu

peraturan formal yang dikeluarkan oleh negara sebagai

pedoman hidup bersama dalam cakupan wilayah suatu

negara.

Sebagai contoh dari perlindungan hukum preventif

adalah peraturan perundang-undangan sebagaimana

dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 12 tahun

2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-

Undangan.

6 Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, h. 54

Page 51: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

41

2. Perlindungan Hukum Represif

Berbeda dengan perlindungan hukum preventif,

perlindungan hukum represif adalah perlindungan

hukum yang dilakukan sebagai tindakan terhadap suatu

fenomena atau sengketa yang tejadi di masyarakat.

Dengan kata lain, perlindungan hukum hadir sebagai

upaya evaluatif atas fenomena hukum yang terjadi di

masyarakat.

Kedua kategori perlindungan hukum sejalan dengan sifat

hukum yang mengatur dan memaksa. Dalam kajian pengantar ilmu

hukum dijelaskan bahwa karakter hukum positif di Indonesia

terbagi ke dalam dua kategori yaitu; mengatur dan menetapkan.7

Persinggungan antara kedua karakter tersebut bersifat kontinuitas

dimana hukum pada awalnya hanya mengatur kehidupan

masyarakat kemudian berlanjut pada sebuah ketetapan baik

berkaitan dengan penyelesaian sengketa maupun selain maupun

dengan wilayah lain.

Sesuai dengan sifat umum hukum (universality) wilayah

perlindungan hukum juga bersifat umum mencakup berbagai aspek

kehidupan masyarakat seperti ekonomi, social, budaya dan aspek

lainnya. Dalam hal ini juga jelas terdapat perlindungan hukum

mengenai hak cipta di Indonesia sebagimana diatur dalam Undang-

Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.

7 C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia , cet.VII

(Jakarta: Balai Pustaka, 1986) h. 17

Page 52: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

42

Logika penerapan terhadap dua kategori perlindungan

hukum seperti dijelaskan di atas bahwa undang-undang tersebut

hadir sebagai perlindungan hukum preventif dan juga memuat

beberapa pasal mengenai perlindungan hukum represif seperti

penetapan atas upaya penyelesaian mengenai sengketa hak cipta.

B. Hak Cipta Yang Dilindungi

Pasal 40 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014

tentang Hak Cipta menginventarisir karya cipta yang dilindungi,

sebagai berikut:8

1. Buku, Program Komputer, Pamflet, Perwajahan karya

tulis yang diterbitkan dan semua hasil karya tulis lain;

2. Ceramah, kuliah, pidato dan ciptaan lain sejenis dengan

itu;

3. Alat peraga yang diciptakan untuk kepentingan

pendidikan dan ilmu pengetahuan;

4. Lagu atau music dengan atau tanpa teks;

5. Drama atau drama musical, tari, koreografi,

pewayangan dan pantomim;

6. Seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, seni

ukir, seni kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase dan

seni terapan;

7. Arsitektur;

8. Peta;

9. Seni batik;

8 Salinan Undang-Undang Nomor 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta, diunduh

dari website: http://setneg.go.id/ diakses, pada Jumat, 16 September 2017.

Page 53: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

43

10. Fotografi;

11. Sinematografi;

12. Terjemahan, Tafsir, saduran, bunga rampai, database

dan karya lain dari hasil pengalihwujudan.

Di dalam Rome Convention mengatur juga bahwa:

1. Pertunjukkan yang Dilindungi.

Disini diatur tentang kondisi yang harus dipenuhi agar

pertunjukkan dapat dilindungi.

2. Rekaman Suara yang Dilindungi.

Prinsip national treatment berlaku bagi rekaman suara

dan juga diterapkan terhadap organisasi penyiaran.

3. Hak Reproduksi bagi Produser Rekaman Suara

Produser rekaman suara berhak melarang reproduksi

langsung maupun tidak langsung atas rekaman suara

mereka9

Terhadap komponen-komponen karya cipta di atas terdapat

perlindungan hukum atas hak eksklusif pencipta atau pemegang

hak cipta, hak moral, hak ekonomi dan hak terkait sebagaimana

dijelaskan dalam bab sebelumnya. Tidak hanya itu, pada dasarnya

hak cipta pun melindungi karya-karya turunan baik hasil dari

penyesuaian atau adaptasi dengan tanpa merubah komponen awal

karya cipta, derivasi karya cipta maupun pengalihwujudan atau

transformasi dalam bentuk karya cipta yang baru.

9 Achmad Zen Umar Purba, Hak Kekayaan Intelektual Pasca Trips, cet. I (Bandung :PT.

Alumni, 2005), h. 53.

Page 54: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

44

Perlindungan dimaksud adalah perlidungan mengikat

secara konstan terhadap unsur-unsur baru yang muncul dalam

suatu karya cipta baru sebagai akibat dari tindakan pembaruan atau

pengalihwujudan karya cipta. Selanjutnya, suatu karya cipta dapat

dilindungi oleh perlindungan Hak Cipta apabila terdapat tiga syarat

seperti berikut:10

1. Harus berdasar pada definisi ciptaan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku;

2. Harus berada dalam suatu media ekspresif sebagaimana

diuraikan dalam Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014

tentang Hak Cipta; dan

3. Karya tersebut merupakan karya orisiniil.

Dari keseluruhan syarat di atas dapat dilihat bahwa pada

dasarnya Undang-Undang Hak Cipta beranjak dari upaya

mengapresiasi kraetifitas seorang pencipta karya yang kemudian

merumuskan komponen-komponen serta spesifikasi karya cipta

kepada satu definisi yang utuh. Definisi inilah yang dijadikan

parameter untuk ada atau tiadanya perlindungan hukum hak cipta.

Mengenai hal orisinalitas suatu karya cipta, terdapat

beberapa pendapat para ahli sebagai berikut:

1. Heralrd DJ. Jongen

10

Agus Sardjono, Hak Cipta Dalam Design Grafis, (Jakarta: Indonesia Printer,

2008) h. 12

Page 55: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

45

Karya asli adalah suatu karya yang diciptakan tidak

dengan dasar dikopi atau dipersamakan dengan karya

pencipta lain meskipun kadar keasliannya rendah. Ia

melihat bahwa setiap karya cipta yang tercipta atas

dasar kreatifitas individu pencipta –tidak beranjak dari

karya cipta lain- meskipun pada hasilnya terdapat

beberapa persamaan dengan karya lain dapat dikatakan

sebagai karya asli yang utuh sehingga dapat dilindungi

oleh Hukum Hak Cipta.

Sebaliknya, suatu karya cipta yang diciptakan atas

dasar inspirasi karya cipta lain meskipun kadar

persamaan antara keduanya rendah tidak termasuk

karya cipta asli yang orisinil. Atas dasar persinggungan

itulah, Herarld menekankan orisinalitas penciptaan

karya pada inspirasi awal pencipta menuju penciptaan

suatu karya.

2. William Blackstone

Adalah hak yang ditekankan pada kontribusi

seorang pencipta terhadap hasil dari suatu pekerjaan.

Artinya, orisinalitas menurut William diukur

berdasarkan dominasi dari adanya keterlibatan individu

pencipta dalam mengerjakan suatu karya cipta.

Selanjutnya, ia menjelaskan bahwa pada proses

penciptaan perlu dilihat kekuatan konsep serta ekspresi

dari individu pencipta yang diterapkan dalam karya

cipta lebih dominan dibandingkan individu lain yang

Page 56: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

46

turut serta mengerjakan karya cipta tersebut manakala

karya cipta diciptakan oleh lebih dari individu pencipta.

Dari kedua definisi di atas, pada dasarnya keaslian atau

orisinalitas suatu karya ditekankan pada personal seorang pencipta.

Hal tersebut dimaksudkan terhadap ide, ekspresi dan kotribusi

seorang pencipta dalam proses menciptakan suatu karya yang

bebas dari plagiarisme atau pengkopian ide, gagasan serta ekspresi

pencipta lain.

C. Perlindungan Hukum Hak Cipta Seni Musik di Indonesia

Berdasar pada pasal 40 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28

Tahun 2014 tentang Hak Cipta jelaslah bahwa karya seni musik

merupakan salah satu bentuk karya cipta yang dilindungi di

Indonesia. Perlindungan hukum dalam hak kekayaan intelektual di

Indonesia ditujukan pada perlindungan hak moral, hak ekonomi

dan hak terkait yang dimiliki oleh pemegang lisensi dan/atau

pemegang hak cipta karya seni musik.

Dalam pasal 6 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014

tentang Hak Cipta dijelaskan bahwa pencipta –dalam upaya

melindungi hak moralnya- dapat memiliki informasi menegemen

hak cipta dan informasi elektronik hak cipta. Informasi

menegemen hak cipta mencakup metode atau system yang dapat

mengidentifikasi orisinalitas substansi karya cipta dan penciptanya,

dan kode informasi atau kode akses.

Page 57: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

47

Adapun informasi elektronik mencakup suatu karya cipta

yang muncul dan melekat dalam hubungan dengan kegiatan

pengumuman karya cipta, nama pencipta atau nama samarannya,

pencipta sebagai pemegang hak cipta, massa dan kondisi

penggunaan karya cipta, nomor dan kode informasi.

Perlindungan hukum terhadap hak ekonomi –sebagaimana

rincian haknya dijelaskan terlebih dahulu- adalah dengan melalui

perizinan dari pencipta, pemegang hak cipta kepada pihak lain

dengan tujuan untuk menggunakan hak ekonomi tidak langsung.

Hak terakhir dimaksudkan untuk hak ekonomi yang dimanfaatkan

atau dilakukan oleh pihak lain selain pencipta dan/atau pemegang

hak cipta.

Secara prinsipiil, adanya perlindungan hak cipta dalam

kajian Hukum dan Hak atas Kekayaan Intelektual betujuan untuk

menciptakan beberapa kondisi, seperti berikut:11

1. Everyone has the right freely to participate in the

cultural life of the community, to enjoy the arts and to

share in scientific advancement and its benefits

2. Everyone has right to protection of his moral

interaction resulting from any scientific, literary and or

artistic production of wich he have the author.

Rincian tersebut di atas menjadi landasan paten terhadap

jaminan suatu karya cipta yang kemudian bebas bagi pemegang

11

Aryani Nauli Hasibuan, “Perlindungan Hak Cipta Atas Karya Derivatif Dalam

Prakteknya; Studi Kasus Buku Ensiklopedia Al Quran” Tesis. Program Pascasarjan

Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2011. h. 89

Page 58: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

48

hak ciptanya untuk senantiasa mengelola serta merawatnya

berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Kebebasan pemberdayagunaan serta pendistribusian dan

bahkan kegiatan memperbanyak publikasi suatu karya cipta

disalurkan berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang

berlaku sebagaimana dimuat dalam Undang-Undang Hak Cipta.

Dengan kata lain, segala kegiatan yang berurusan dengan

pemanfaatan serta proteksi dan pengembangan sekalipun

senantiasa selalu dilindungi serta melekat pada pemilik hak cipta

dan/atau pemegang hak cipta.

Page 59: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

49

BAB IV

ANALISIS DATA PENELITIAN

A. Kedudukan Aransemen Sebagai Karya Turunan

Aransemen adalah penyesuaian komposisi musik dengan

nomor suara penyanyi atau instrument lain yang didasarkan pada

sebuah komposisi yang telah ada sehingga esensi musiknya tidak

berubah.1 Penyesuaian tersebut dilakukan dengan tujuan untuk

mengelaborasi segala kondisi menjadi sumbangsih baik untuk

kepentingan pihak arranger maupun untuk mengingatkan public

pada pencipta lagu asalnya.

Pemahaman terhadap upaya penyesuaian komposisi musik

atau yang lebih dikenal sebagai aransemen hendaknya tidak

mendegradasi asas kontinuitas dimana hasil proses penyesauaian

merupakan tindakan lanjutan yang bersifat insidentil dan

kondisional setalah terciptanya lagu asal.

Dalam kontruksi asas kontinuitas dapat dipahami bahwa

penyesuaian merupakan tindakan yang muncul setelah tindakan

yang sebelumnya, sehingga tetap bertumpu pada penciptaan lagu

asal. Upaya penyesuaian seperti di atas merupakan bagian dari

tindakan adaptasi, derivasi atau transformasi terhadap suatu karya

cipta. Pemeliharaan serta pertanggungjawaban pemegang hak cipta

atas eksistensi karya cipta berhadapan dengan beban moral, social

serta senantiasa dihadapkan pada perkembangan sosio-kultural

1 http://id.m.wikipedia.org/wiki/aransemen/ diakses pada: Senin, 18 September

2017

Page 60: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

50

sehingga menuntut pemegang hak cipta bahkan pihak lain –dengan

izin pemegang hak milik- untuk mengadaptasi, menderivasi atau

bahkan mentransformasi yang bersifat kekal terhadap suatu karya

cipta.

Adaptasi merupakan tindakan penyesuaian dari suatu

bentuk ke dalam bentuk lain. Derivasi adalah suatu karya turunan

yang didasarkan pada karya cipta yang sudah ada sebelumnya.2

baik adaptasi maupun derivasi tidak menghilangkan karya cipta

asal yang sudah ada melainkan menjadi unsur lain dan terpisah

dengan karya asal. Selanjutnya, aransemen sejatinya bertujuan

untuk memberikan nuansa baru bagi karya orisinilnya,

menghilangkan nuansa monoton atas durasi yang lama dalam

penyebarluasan karya asalnya, memberikan nilai tambah terhadap

karya cipta asal, memberikan aliran atau genre baru yang

didasarkan pada persesuaian dengan perkembangan teknologi dan

zaman.3

Adanya tujuan proses pembaruan komposisi lagu atau

aransemen tidak terlepas dari komposisi-komposisi music yang

2 Abdul Kadir Muhammad, Kajian Hukum Ekonomi Hak Kekayaan Intelektual,

h. 24-27 3 Bernard Oliver Andreas Simanjorang, “Bentuk Aransemen dan Fungsi Musik

Kelompok North Sumatera Brass Dalam Tata Ibadah Gereja Huria Kristen Batak

Protestan (HKBP) di Yogyakarta” Skripsi, Fakultas Bahasa dan Seni Uiversitas Negeri

Yogyakarta, 2013, h. 15

Page 61: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

51

diperbarahuinya. Hal ini bermaksud bahwa aransemen memeliki

beberapa bentuk, sebagai berikut:4

1. Aransemen Vokal

Aransemen vokal adalah suatu proses penataan

ulang suara berkaitan dengan bunyi lagu.5 Aransemen

ini berkaitan dengan kedudukan dan irama bunyi lagu

disesuaikan dengan instrument yang ada, sehingga

aransemen vocal tersebut tidak dapat diterapkan secara

langsung melainkan juga membutuhkan aransemen

instrument yang disesuaikan dengan irama bunyi lagu

yang baru.

2. Aransemen Instrumen

Aransemen Instrumen adalah suatu proses penataan

ulang susunan irama music yang mengiringi sebauh

teks lagu yang dinyanyikan.6 Pada dasarnya, aransemen

ini dilakukan tidak harus disertai oleh aransemen vocal,

melainkan dapat dilakukan secara terpisah.

4 Lestari Wulandari, “Perlindungan Hukum Hak Cipta Lagu pada Aransemen

Ulang Oleh Paduan Suara”, Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar, 2014. h.

41-44

5 http://id.m.wikipedia.org/wiki/aransemen/ diakses pada: Kamis, 28 Desember

2017. 6 http://id.m.wikipedia.org/wiki/aransemen/ diakses pada: Kamis, 28 Desember

2017.

Page 62: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

52

3. Aransemen Campuran

Aransemen campuran adalah proses penataan

terhadap dua unsur music yakni penataan vocal dan

penataan instrument.7 Pada prakteknya, aransmen

campuran lebih memprioritaskan penataan vocal

dibanding penataan instrument. Dalam kata lain,

penataan instrumen hanya bersifat sekunder dengan

ketentuan irama yang disesuaikan dengan vocal yang

baru.

Dalam prakteknya, pelaku arnasmen tidak serta merta harus

dilakukan oleh selain pencipta karya lagu asli, melainkan juga

dapat dilakukan oleh pencipta asalnya suatu karya lagu. Beberapa

musisi seperti Noah yang mengaransmen lagu-lagu lamanya telah

membuktikan bahwa aransemen dilakukan oleh penciptanya.

Berkaitan dengan teori hukum hak cipta, karya yang

merupakan hasil aransemen diakui sebagai karya baru yang

berbeda dengan karya asalnya. Meskipun demikian, terdapat asas

koneksitas antara karya baru dengan karya asal sebelum

diaransemen. Pengakuan hukum hak cipta terhadap karya baru

tidak sepenuhnya mencakup seluruh komponen yang berada pada

karya hasil aransemen tersebut melainkan hanya pada materi-

materi tambahan baik yang berbentuk aliran music, ritme music,

ataupun bentuk lainnya yang berbeda dengan karya orisinilnya.

7 http://id.m.wikipedia.org/wiki/aransemen/ diakses pada: Kamis, 28 Desember

2017.

Page 63: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

53

B. Analisis Yuridis terhadap Aransemen Lagu

Sebagai sebuah karya turunan, karya lagu hasil aransemen

merupakan karya yang bukan pokok melainkan hanya kepanjangan

atas karya lagu yang sebelumnya. Oleh karena itu, kedudukan

hukum lagu aransemen tidak dapat mendegradasi karya lagu

aslinya.

Dalam konsepsi teori hak kebendaan, hak cipta lagu

merupakan termasuk kepada bagian hak yang memberikan

kenikmatan secara langsung dan tergolong pada kategori hak

milik.8 Hal ini berarti bahwa terdapat aspek penguasaan secara

langsung yang dimiliki oleh seorang pencipta dan/atau pemegang

hak cipta untuk menggunakan karya lagunya dengan maksud

apapun baik berkaitan dengan aspek social, budaya, maupun

ekonomi.

Keberadaan prinsip penguasaan secara langsung oleh

pencipta lagu terhadap karya lagunya senantiasa bersifat mengikat

antara keduanya dan tidak dapat dipisahkan sehingga selalu

mengikuti kemanapun benda (karya lagu) itu berada. Hal ini sesuai

dengan implementasi asas-asas kebendaan.

Meski demikian, hak milik benda bergerak –sesuai dengan

kontruksi teori hak kebendaan- berakhir yaitu dengan beberapa

faktor seperti; diperolehnya hak oleh orang lain melalui cara

perolehan hak milik, binasanya benda yang dimiliki dan pemilik

8 Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, (Jakarta: PT. Intermasa, 2010) h. 62

Page 64: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

54

melepaskan kepemilikannya. Berkaitan dengan hak cipta lagu -

sebagai bagian dari hak milik terhadap benda bergerak- memiliki

prinsip bahwa sejatinya hak cipta akan senantiasa melekat dalam

penguasaan pemiliknya selama tidak terjadi unsur-unsur yang

mengakibatkan berakhirnya kepemilikan hak cipta lagu tersebut

seperti beberapa faktor di atas.

Selanjutnya menurut teori hukum alam yaitu teori

perlindungan hukum Salmond dipengaruhi oleh realisme hukum

dimana hukum melihat rakyat sebagai satuan subjek hukum yang

independen, tidak melihat komulasi perilaku masyarakat sebagai

komunitas yang di dalamnya terbentuk kaidah-kaidah dan norma

sebagai bahan baku hukum.9

Perlindungan hukum adalah suatu upaya pemberian

pengayoman kepada hak asasi manusia yang dirugikkan orang lain

dan perlindungan tersebut diberikan kepada masyarakat agar

mereka dapat menikmati semua hak-hak yang diberikan oleh

hukum.10 Oleh karena itu dari penjelasan teori perlindungan

hukum di atas, penulis menganalisis bahwa adanya suatu fenomena

seperti lagu Crisye yang diaransemen oleh Noah dan banyak lagu

lainnya yang diaransemen oleh penyanyi dan atau grup band lain.

Perlindungan hukum di negara Indonesia sudah memenuhi standar

dari apa yang tertera dalam Undang-Undang. Akan tetapi, dari

hasil wawancara penulis dapat dikatakan bahwa pengaransemen

9 Theo Huijbers, Filsafat Hukum, cet. III, (Yogyakarta: Kanisius, 1995), h. 104.

10 Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2000),

h.53.

Page 65: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

55

lagu harus memenuhi prosedur yang ada dengan cara yang ada

pada Undang-Undang dan memberikan hak-hak kepada pencipta

lagu sebelumnya yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.

Selanjutnya, berkaitan dengan aspek hukum dan hak asasi

manusia jelaslah dapat diketahui bahwa lagu merupakan salah satu

bentuk kebebasan berekspresi dan/atau berpendapat sebagaimana

dijelaskan pada bab sebelumnya terkait hak sipil dan politik.

Ekspresi perseorangan –dalam bentuk apapun termasuk dengan

membuat karya lagu- merupakan tindakan alamiah seseorang yang

mendapatkan jaminan hukum dan hak asasi manusia. Jaminan hak

asasi manusia terhadap lagu sebagai hasil dari kebebasan ekspresi

tidak akan hapus dan/atau berakhir selama masih hidup dan diakui

sebagai seorang manusia.

C. Relevansi Peraturan Perundang-Undangan

Aransemen lagu terhadap suatu karya cipta merupakan

tindakan pembaruan yang termasuk pada pemanfaatan sebuah

karya cipta. Sebagaimana dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta

melindungi setiap tindakan pemanfaatan karya cipta maka tindakan

pembaruan/aransemen sejatinya merupakan hak esklusif yang

melekat pada pemegang hak cipta.

Page 66: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

56

Pasal 4 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang

Hak Cipta11 menjelaskan bahwa dalam hak eksklusif pemegang

hak cipta terdapat dua unsur hak fundamental yaknil hak ekonomi

dan hak moral. Hak ekonomi adalah hak yang berkaitan dengan

keuntungan finansial pemegang hak cipta. Sementara hak moral

adalah hak yang berkaitan dengan reputasi serta nama baik seorang

pemegang hak cipta.

Jaminan eksploitasi serta pemanfaatan karya cipta lagu

tersebut muncul dalam mengantisipasi terjadinya pengakuan

sepihak oleh selain pemegang hak cipta sehingga tetap pada

kekuasaan penuh pemegang hak cipta untuk senantiasa

memberikan izin penggunaan hak cipta baik untuk komersil

maupun tidak dan bahkan untuk pembaruan.

Dalam pasal 40 Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014

tentang Hak Cipta diuraikan beberapa macam karya cipta yang

dilindungi Hak Cipta yang tentunya mencakup music baik

menggunakan teks dan/atau tanpa teks. Tidak hanya itu, eksistensi

suatu karya turunan pun mendapatkan legitimasi hukum secara

langsung oleh Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014 tentang Hak

Cipta. Hal ini dikaitkan dengan logika hukum bahwa asas-asas

fundamental dalam penjaminan hak cipta masih melekat berada

dalam karya turunan dan bahwa karya turunan tidaklah

11

“Hak Cipta sebagaimana dimaksud pasal 3 huruf a adalah hak yang eksklusif

yang terdiri dari hak ekonomi dan hak moral”.

Page 67: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

57

menghilangkan komponen-komponen pokok suatu karya cipta

asalnya.

Suatu karya baru yang lahir atau terbentuk sebagai lanjutan

dari karya sebelumnya baik melalui proses pembaruan, adaptasi

maupun perubahan lain yang berkesinambungan dengan karya asal

merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan sehingga

berdampak pada penguasaan karya cipta serta ekploitasinya.

Berbeda dengan aransemen, plagiarisme berdasar pada

pengambilan ide atau bahkan komponen karya lain tanpa

menyebutkan karya asalnya. Plagiat berarti mengatasnamakan

karya sebagai karya orisinil dan tidak mengakui legitimasi karya

yang didasarinya.

Hal tersebut di atas jelas merupakan tindakan melanggar

hak cipta. Pemanfaatan karya cipta lagu hendaknya didasari oleh

itikad baik antara pengguna terhadap pemegang hak cipta. Hal ini

menggambarkan bahwa penguasaan sepenuhnya tetap berada pada

pemegang hak milik sehingga apapun yang berkaitan dengan

penggunaan hak cipta harus seizin pemegang hak cipta.

Selanjutnya, dalam pasal 58 ayat 1 Undang-Undang tahun

2014 tentang Hak Cipta dijelaskan bahwa durasi hak cipta berlaku

selama pencipta atau pemegang hak cipta masih hidup dan

ditambah 70 tahun terhitung sejak tanggal 1 Januari pada tahun

setelah kematiannya. Hal ini mengindikasikan bahwa sejatinya hak

moral yang berkaitan dengan nama baik dan hak integrasi antara

Page 68: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

58

karya cipta dengan pemegang hak cipta tidak secara langsung

menghilang seiring dengan meninggalnya seorang pencipta

melainkan tetap melekat dalam jangka waktu yang panjang.

Page 69: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

59

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian penjelasan pada bab-bab sebelumnya, dapat

diambil kesimpulan sebagaimana berikut:

1. Status hukum kepemilikan lagu berlaku selama pencipta

dan/atau pemegang hak cipta masih hidup, tidak melepaskan

status kepemilikan baik melalui cara pengasingan maupun

penghapusan, dan untuk pencipta dan/atau pemegang hak cipta

yang telah meninggal dunia ditambah 70 tahun terhitung sejak

tanggal 1 Januri tahun setelah tahun kematiannya.

2. Mekanisme hukum aransemen lagu dengan hak cipta yang

telah meninggal dilakukan dengan memberikan perimantaan

izin ditujukan kepada penerima peralihan hak ekonomi dan

moral atas hak cipta guna melakukan pembaruan komposisi

dengan ketentuan penggunaan hak cipta.

3. Implikasi hukum terhadap status aransemen lagu yang

penciptanya telah meninggal dunia dan mendudukkan lagu

hasil aransemen sebagai karya turunan dari karya lagu asli

sehingga tidak mendegradasi eksistensi karya asal baik dari

aspek status kepemilikan. Contohnya lagu “Andaikan Kau

Datang Kembali” yang diaransemen oleh Noah mendapat

jaminan hukum hak kekayaan inelektual, jaminan hukum dan

hak asasi manusia maupun penguasaan langsung sesuai dengan

Page 70: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

60

hukum dan hak kebendaan serta perlindungan hukumnya

sesuai dengan teori perlindungan hukum yang ada.

B. Rekomendasi

Adapun berdasarkan seluruh penjelasan sebagaimana telah

dipaparkan dalam bab sebelumnya, terdapat saran penulis sebagai

berikut:

1. Perlunya uraian mekanisme khusus mengenai proses

pembaruan serta adaptasi atas hak cipta terlebih

mengenai karya cipta lagu. Hal ini mengingat industri

musik adalah sebuah industri yang berkembang pesat di

Indonesia.

2. Perlu ada jaminan baru berkaitan dengan perlindungan

hak cipta terhadap unsur-unsur baru atau komponen

lagu dalam lagu hasil aransemen terlebih apabila pelaku

aransemennya pihak lain atau bukan pencipta lagu

asalnya.

Page 71: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

61

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Agus Riswandi. Budi. dan M Syamsudin, 2004, Hak Kekayaan Intelektual

dan Budaya Hukum, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Anwar, Chairul. 1999. Hak Cipta: Pelanggaran Hak Cipta dan

Perundang-Undangan Terbaru di Indonesia, Novindo Pustaka

Mandiri, Jakarta.

Achmad Zen Umar Purba, Hak Kekayaan Intelektual Pasca Trips,

Bandung

Badan Pembinaan Hukum Nasional. 1976. Seminar Hak Cipta. Binacipta.

Bandung.

Bintang, Sanusi. 2002. Hukum Hak Cipta, Cet.III, Citra Aditya Bakti,

Bandung.

Cansil. C.S.T, 1986, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia,

Balai Pustaka, Jakarta.

Darmian, Eddy. 2009. Hukum Hak Cipta, Edisi-2, Cet.III, PT. Alumni,

Bandung.

Darmodihardjo, Darji, dan Sidharta. 2006. Pokok-Pokok Filsafat Hukum,

PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Page 72: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

62

Djumhana, Muhammad, dan Djubaidillah, 2003. Hak Milik Intelektual:

Sejarah, Teori dan Prakteknya di Indonesia. Citra Aditya Bakti.

Bandung.

Davidson, Scott. 2008. Hak Asasi Manusia. Grafity, Jakarta.

Edenborough. Michael. 1994. Intellectual Property Law.Cavendish

Publishing Limited, London.

Goldstein, Paul. 1997. Copyright, highway from guternberg to the

celestial jukebox, Penerjemah: Masri Maris, Yayasan Obor

Indonesia, Bandung.

Ginting. R. Elyta. 2012, Hukum Hak Cipta Indonesia, PT. Citra Aditya

Bakti, Bandung.

Gunawan, Widjaja. 2001. Lisensi, Cet.I, PT. Raja Grafindo Persada,

Jakarta.

Hadjon, M. Phillips. 1987. Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia.

PT. Bina Ilmu. Surabaya.

Huijaber, Theo. 1995. Filsafat Hukum. Cet.III, Kanisius, Yogyakarta.

Hutauruk. M. 1982, Peraturan Hak Cipta Nasional, PT. Eirlangga Group,

Jakarta.

Ibrahim, Johny. 2007. Teori, Metode dan Penelitian Hukum Normatif,

Bayumedia, Malang.

Page 73: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

63

Kartiko Widi, Restu. 2010. Asas Metodologi Penelitian, Graha Ilmu,

Yogyakarta.

Keslen, Hans. 2014. General Theory of Law and State, Penerjemah: Raisul

Muutaqien, Cet.IX. Penerbit Nusa Media, Jakarta.

Muhammad, Abdul Kadir. 2001. Kajian Hukum Ekonomi Hak Kekayaan

Intelektual, Citra Aditya Bakti, Bandung.

OK. Saidin, 2004, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, PT Raja

Grafindo, Jakarta

Sardjono, Agus. 2008. Hak Cipta dalam Desain Grafis, Yellow Dot

Publishing, Jakarta.

Simorangkir, JCT. 1982. Undang-Undang Hak Cipta. Djembatan. Jakarta.

Soekanto. Soerjono, 2008, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas

Indonesia-Press, Jakarta.

Soelistyo. Henry. 2011. Hak Cipta tanpa Hak Moral, Rajawali Press.

Jakarta.

Sunggono. Bambang. 2015, Metodologi Penelitian Hukum, cet-15, PT

Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Usman, Rachmadi. 2003. Hukum Ha katas Kekayaan Intelektual, PT.

Alumni, Bandung.

Page 74: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

64

Zaini. Akhmad. 1999, Kritik Sosial, Pers dan Politik Indonesia, cet-2,

Universitas Islam Indonesia Press, Yogyakarta.

Zainudin. Muhamad, 1990, Metodologi Penelitian, FPs Universitas

Airlangga, Surabaya.

Perturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta

Jurnal Ilmiah

Aryani Nauli Hasibuan, “Perlindungan Hak Cipta atas Karya Cipta

Derivatif Dalam Prakteknya; Studi Kasus Buku Ensiklopedia al-

Quran: Al-Maushuah Al-Quraniyah Al-Muyassarah” Tesis,

Program Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia,

2011.

Bernard Oliver Andreas Simanjorang, “Bentuk Aransemen dan Fungsi

Musik Kelompok North Sumatera Brass Dalam Tata Ibadah

Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) di Yogyakarta”

Skripsi, Fakultas Bahasa dan Seni Uiversitas Negeri Yogyakarta,

2013

Page 75: STATUS HUKUM ARANSEMEN LAGU DENGAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42080/1/SHABIR... · industri musik yakni adanya daur ulang/aransemen lagu lama

65

Nuroktaria, Andi. “Perlindungan Hukum Hak Cipta Atas Kegiatan

Fotokopu Buku”, Skripsi S-1 Fakultas Hukum Universitas

Hasanudin Makassar, 2015

Website

http://www.softilmu.com/2015/11/Pengertian-Fungsi-Unsur-Unsur-Seni-

Musik-Adalah.html/

http://celebruty.okezone.com/read/2016/08/02/205/1453445/kasus-hak-

cipta-band-radja-dan-rumah-karoeke-semakin-panas/

http://id.m.wikipeddia.org/wiki/Prosedur

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Aransemen/

http://mediapublica.co/2016/02/17/musik-sebagai-medium-kritik-sosial/

http://Hukumonline.com/klinik/detail/cl4454/tata-cara-pendaftaran-hak-

cipta-lagu/

http://id.m.wikipedia.org/wiki/lisensi/