Upload
ahmed-haykal-hilman
View
5
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
jiwa
Citation preview
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
Jl Terusan Arjuna No 6 Kebon Jeruk , Jakarta Barat
KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
SMF ILMU JIWA
RUMAH SAKIT : PANTI SOSIAL BINA INSAN BANGUN DAYA 1
Nama : Ahmed Haykal Hilman Tanda TanganNim : 11.2014.035
Dr.Pembimbing : dr. Andri SpKJ
Nama Pasien : Ny. L
Masuk Panti pada tanggal : 6 bulan yang lalu
Rujukan/datang sendiri/keluarga : Ditangkap
I. IDENTITAS PASIENNama : Ny. L
Tempat & tanggal lahir : 7 Juli 1962
Usia : 54 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Suku bangsa : Jawa
Agama : Kristen
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tukang sapu
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Rawamangun
1
II. RIWAYAT PSIKIATRIK
Autoanamnesis :
Jumat, 26 Desember 2014 : Jam 14.00 WIB , di dalam aula panti sosial.
A. KELUHAN UTAMA
Dibawa oleh satpol PP ketika sedang tersasar berjalan sendiri di daerah Rawamangun.
B. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG
Enam bulan yang lalu WBS dimasukkan di panti bina sosial karena di tangkap di
daerah Rawamangun. WBS mengatakan ditangkap 6 orang laki-laki dan membawa
WBS ke panti. WBS mengatakan bahwa dia ditangkap dan di bawa ke panti karena
karena dalam keadaan tersasar dan tidak mempunyai identitas. WBS bekerja sebagai
tukang sapu di daerah Rawamangun. Selain menjadi tukang sapu, WBS juga menjadi
pengemis di daerah Rawamangun. WBS sehari-hari tinggal di rumahnya di
Rawamangun. WBS sudah pernah menikah sekali dan memiliki 2 orang anak laki-
laki. WBS meyakini dirinya sedang dikendalikan badannya oleh Nesen sehingga
WBS sulit tidur. Menurut WBS, Nesen adalah setan anak laki-laki yang menguasai
badannya. Nesen sudah merasuki badan WBS sejak 5 tahun yang lalu. WBS juga
sering mendengar Nesen berbicara kepadanya dengan menggunakan bahasa
Indonesia. WBS juga pernah melihat Nesen yang berwujud seorang anak laki-laki.
Hanya WBS yang dapat melihat dan mendengar Nesen. WBS mengatakan bahwa
dahulu sebelum melihat Nesen, WBS mendatangi seorang dukun untuk diberikan
kekebalan, WBS mengaku sering ketempat perdukunan. Saat di tempat dukun, WBS
diberikan jeruk nipis, kemudian jeruk nipis tersebut ditempelkan di dahi WBS,
kemudian WBS dirasuki Nesen. WBS tampak kurang kooperatif dan cenderung
banyak diam. Tekadang jawaban yang diberikan tidak sesuai dengan pertanyaan yang
diajukan. WBS sebelumnya tinggal di Solo dan baru pindah ke Jakarta tahun 1949.
Saat pertama kali wawancara, tiba-tiba WBS mengatakan merindukan neneknya dan
ingin pulang kerumahnya, saat ditanya apakah nenek WBS masih hidup ternyata
neneknya sudah meninggal sudah lama. Suami WBS sudah meninggal lama namun
WBS tidak tahu meninggalnya kenapa. WBS juga mengakui merokok sekitar 2-3
2
batang per hari dan dahulu sebelum masuk panti suka minum alkohol sekitar 1 botol
per hari.
C. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA
1. Gangguan psikiatrik
WBS mengatakan sejak 5 tahun yang lalu melihat dan mendengar Nesen.
Hanya WBS yang dapat melihat dan mendengar Nesen. Semenjak itu, WBS
merasa badannya seperti dikendalikan oleh Nesen, bahkan saat ditanya
namanya, WBS mengatakan namanya Nesen dan baru akhirnya bercerita
namanya bukan Nesen. WBS mengaku pernah sakit jiwa sebelumnya namun
tidak mengetahui sakit apa.
2. Riwayat gangguan medik
WBS mengatakan pernah menderita penyakit demam berdarah.
3. Riwayat penggunaan zat pikoaktif/alkohol/rokok
WBS mengatakan bahwa terkadang suka merokok dan meminum alkohol.
4. Riwayat gangguan sebelumnya
WBS mengaku dahulu pernah sakit jiwa namun WBS tidak dapat menjelaskan
sakit jiwanya tersebut.
D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
1. Riwayat perkembangan fisik
WBS mempunyai 2 orang saudara kandung, semuanya masih hidup dan
tinggal di Jakarta. Kedua orang tua WBS juga masih hidup.
2. Riwayat perkembangan kepribadian
a) Masa kanak-kanak
Pada masa kanaknya, WBS seorang yang mudah berteman. WBS senang
bergaul dengan teman di sekitar rumahnya.
b) Masa remaja
Dari sejak SMP, WBS mempunyai banyak teman.
3
c) Masa dewasa
WBS sudah pernah menikah 1 kali dan dikaruniai 2 orang anak laki-laki.
WBS hanya menjalani masa sekolahnya sampai kelas 2 SMA karena
keterbatasan biaya dan memilih untuk bekerja.
3. Riwayat pendidikan
TK : mengikuti pendidikan TK
SD : mengikuti pendidikan SD
SMP : mengikuti pendidikan SMP
SMA : mengikuti pendidikan SMA sampai kelas 2
4. Riwayat pekerjaan
WBS mengatakan bahwa dia bekerja sebagai tukang sapu, kadang-kadang
WBS juga bekerja sebagai pengemis.
5. Kehidupan beragama
WBS beragama kristen dan tidak begitu rajin ke gereja.
6. Kehidupan sosial dan perkawinan
WBS mengatakan bahwa dia menikah yang pertama saat umur 25 tahun dan
memiliki 2 orang anak laki-laki.
E. RIWAYAT KELUARGA
4
= laki-laki = perempuan
= gangguan jiwa dan WBS
F. SITUASI KEHIDUPAN SOSIAL SEKARANG
WBS mengatakan bahwa dia ingin cepat keluar dari panti agar bisa ke
Solo untuk bertemu neneknya.
III. STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
WBS seorang perempuan berusia 54 tahun , penampilan fisik sesuai dengan
usianya , kulit sawo matang, berpenampilan baik, kebersihan diri tampak kurang
baik, berambut pendek dan beruban. WBS mengenakan baju kaos berwarna biru
dan celana berwarna coklat dan memakai sendal. WBS sering terlihat datar.
1. Kesadaran
a) Kesadaran neurologis/sensorium : Kompos Mentis
b) Kesadaran psikiatrik : Tampak terganggu
2. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Sebelum wawancara
WBS berada di depan ruang barak 1 di Panti Bina Insan Bangun Daya 1,
Selama wawancara
Selama wawancara , WBS duduk tenang dan tampak kurang kooperatif
dengan pertanyaan.
5
Sesudah wawancara
WBS mengakhiri percakapan dengan pewawancara dan masih bersikap
tenang lalu pergi masuk ke ruang barak 1.
3. Sikap terhadap pemeriksa
WBS cenderung pasif dengan bercerita soal kehidupannya. WBS terkadang
tampak kooperatif dengan pemeriksa namun tak jarang sukar menjawab
pertanyaan dan jawabannya terkadang melantur atau hanya diam dan tak berespon
saat ditanya kembali.
4. Pembicaraan
Cara berbicara : Suara WBS pelam dan terkadang menjawab apa yang
ditanyakan, kecepatannya lambat. Terkadang WBS menjawab pertanyaan
tidak sesuai dengan yang di ajukan dan terkadang WBS menggunakan
kata-kata yang tidak dimengerti.
Gangguan berbicara : Tidak ada
B. Suasana perasaan mood : Hipotim
1. Afek ekspresi afektif
a) Arus : Lambat
b) Stabilisasi : Stabil
c) Kedalaman : Dangkal
d) Keserasian : Serasi
e) Pengendalian impuls : Kurang baik
f) Ekspresi : Sempit
g) Dramatisasi : Tidak ada
h) Empati : Tidak dapat dirasakan
C. Gangguan persepsi
1. Halusinasi
Halusinasi Auditorik : WBS sering mendengar suara anak kecil sedang berbicara
padanya.
Halusinasi Visual : WBS sering melihat sosok anak kecil yang berbicara kepadanya.
6
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
D. Sensorium dan Kognitif ( Fungsi Intelektual )
1. Taraf pendidikan : SMA
2. Pengetahuan umum : Kurang baik
3. Kecerdasan : Kurang baik
4. Konsentrasi : Kurang baik
5. Orientasi
a) Waktu : Baik ( WBS tahu sedang diwawancara itu pada siang hari).
b) Tempat : Baik ( WBS mengetahui bahawa dia sekarang berada di dalam
panti )
c) Orang : Baik ( WBS mengetahui dia sedang diwawancarai oleh dokter
muda ).
d) Situasi : Baik ( WBS sadar dia sedang diwawancarai )
6. Daya ingat :
a. Tingkat :
Jangka panjang : Baik ( WBS dapat mencerita pengalaman waktu
kecilnya ).
Jangka pendek : Baik ( WBS dapat mengingat makanan pagi dan
makan siang.)
Segera : Baik ( WBS dapat mengulang kembali 2 benda
yang disebutkan pemeriksaan dan diulangi
5 menit kemudian )
b. Gangguan : Tidak ada
7
7. Pikiran abstraktif : Terganggu (WBS tidak bisa mengartikan ada udang di
balik batu)
8. Visuospasial : Terganggu (WBS tidak bisa menggambarkan jam pukul
15.00)
9. Bakat kreatif : Tidak ada
10. Kemampuan menolong diri sendiri : Kurang baik ( WBS masih dapat makan dan
minum sendiri dengan baik tetapi dalam merawat diri sendiri kurang baik WBS
mandi, tidak menggunakan sabun dan tidak memotong kuku )
E. Proses pikir
1. Arus pikir
Produktifitas : Sedikit bicara
Kontinuitas : Inkoherensia
Hendaya bahasa : Tidak ada
2. Isi pikir
Preokupasi : Tidak ada
Waham
Waham dikendalikan : WBS merasa badannya dan pikirannya
dikendalikan oleh seorang anak laki-laki bernama Nesen dan WBS tidak
dapat bertindak semaunya (thought control).
Obsesi : Tidak ada
Fobia : Tidak ada
Gagasan rujukan : Tidak ada
F. Pengendalian Impuls
Kurang baik, karena selama wawancara WBS dapat berlaku dengan tenang dan baik ,
tetapi tiba-tiba WBS pergi meninggalkan pemeriksa tanpa bicara apapun.
G. Daya nilai
1. Daya nilai sosial : Baik (WBS tidak pernah bertengkar dengan teman
sekamarnya)
2. Uji daya nilai : Terganggu (Tidak dapat ditanyakan)
8
3. Daya nilai realitas : Terganggu, karena terdapat waham dan halusinasi
H. Tilikan
Tilikan derajat 4: menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan namun tidak memahami
penyebab sakitnya.
I. Realiabilitas
Dapat dipercayai
IV PEMERIKSAAN FISIK
A. STATUS INTERNUS
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Kompos Mentis
3. Tensi : 130/70 mmHg
4. Nadi : 84x/menit
5. Suhu badan : Tidak dilakukan
6. Frekuensi Pernafasan : 23x/menit
7. Bentuk tubuh : normal
8. Sistem kardiovaskular : Tidak dilakukan
9. Sistem respiratorius : Tidak dilakukan
10. Sistem gastro intestinal : Tidak dilakukan
11. Sistem musculo skeletal : Tidak diperiksa
12. Sistem urogenital : Tidak diperiksa
B. Status neurologis
C. Saraf kranial : tidak dilakukan
D. Gejala rangsang meningeal : tidak dilakukan
E. Mata : Conjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-
F. Pupil : Isokor
G. Opthalmoscopy : tidak dilakukan
H. Motorik : lengan 5+/5+, tungkai 5+/5+
I. Sensibilitas : +/+
9
J. Sistem saraf vegetatif : tidak dilakukan
K. Fungsi luhur : tidak dilakukan
L. Gangguan khusus : tidak ada
V.PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak ada
VI. IKTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Enam bulan yang lalu WBS dimasukkan di panti bina sosial karena di tangkap di daerah
Rawamangun. WBS mengatakan ditangkap 6 orang laki-laki dan membawa WBS ke panti. WBS
mengatakan bahwa dia ditangkap dan di bawa ke panti karena karena dalam keadaan tersasar dan
tidak mempunyai identitas. WBS bekerja sebagai tukang sapu di daerah Rawamangun. Selain
menjadi tukang sapu, WBS juga menjadi pengemis di daerah Rawamangun. WBS sehari-hari
tinggal di rumahnya di Rawamangun. WBS sudah pernah menikah sekali dan memiliki 2 orang
anak laki-laki. WBS meyakini dirinya sedang dikendalikan badannya oleh Nesen sehingga WBS
sulit tidur. Menurut WBS, Nesen adalah setan anak laki-laki yang menguasai badannya. Nesen
sudah merasuki badan WBS sejak 5 tahun yang lalu. WBS juga sering mendengar Nesen
berbicara kepadanya dengan menggunakan bahasa Indonesia. WBS juga pernah melihat Nesen
yang berwujud seorang anak laki-laki. Hanya WBS yang dapat melihat dan mendengar Nesen.
WBS mengatakan bahwa dahulu sebelum melihat Nesen, WBS mendatangi seorang dukun untuk
diberikan kekebalan, WBS mengaku sering ketempat perdukunan. Saat di tempat dukun, WBS
diberikan jeruk nipis, kemudian jeruk nipis tersebut ditempelkan di dahi WBS, kemudian WBS
dirasuki Nesen. WBS tampak kurang kooperatif dan cenderung banyak diam. Tekadang jawaban
yang diberikan tidak sesuai dengan pertanyaan yang diajukan. WBS sebelumnya tinggal di Solo
dan baru pindah ke Jakarta tahun 1949.
WBS seorang perempuan berusia 54 tahun , penampilan fisik sesuai dengan usianya , kulit sawo
matang, berpenampilan baik, kebersihan diri tampak kurang baik, berambut pendek dan beruban.
WBS mengenakan baju kaos berwarna biru dan celana berwarna coklat dan memakai sendal.
WBS sering terlihat datar. WBS cenderung pasif dengan bercerita soal kehidupannya, tetapi
terkadang WBS bisa tiba-tiba pergi meninggalkan pemeriksa. WBS kurang kooperatif dengan
10
pemeriksa. Suara WBS pelan dalam menjawab apa yang ditanyakan, kecepatannya lambat.
Terkadang WBS menjawab pertanyaan tidak sesuai dengan yang di ajukan.
Suasana mood hipotim, afek serasi dengan isi pembicaraan. Gangguan persepsi ditemukan
halusinasi auditorik dan halusinasi visual. Pada proses pikir ditemukan waham dikendalikan.
RTA terganggu dengan tilikan 4.
Berdasarkan riwayat kehidupannya pribadi, WBS dari masa remaja mempunyai banyak teman,
WBS mengaku jarang ke gereja. Status internus didapatkan kesadaran compos mentis, tanda-
tanda vital dan status neurologis dalam batas normal.
VII. FORMULA DIAGNOSTIK
Susunan formulasi diagnostik berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna dengan urutan untuk
evaluasi multi aksial seperti berikut :
AKSIS I: F20.0 Skizofrenia Paranoid
Dasar diagnosis
Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
Halusinasi audiotorik dan halusinasi visual
Ditemukan waham dikendalikan
Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara
relatif tidak menonjol/ tidak nyata.
AKSIS II : Z 03.2 tidak ada diagnosis
AKSIS III : M00-M99 Peny. Sistem muskuloskeletal & jar. Ikat
AKSIS IV :
Masalah dengan primary support group (keluarga) : WBS tidak jelas tentang keluarganya
11
AKSIS V
Saat ini : 60-51 ( gejala sedang,disabilitas sedang)
Setahun yang lalu : 60-51 (gejala sedang,disabilitas sedang)
VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL
AKSIS I : F20.0 Skizofrenia Paranoid
DD/ 1. Gangguan skizotipial
2. Skizoafektif tipe manik
3. Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif
AKSIS II : Z 03.2 (Tidak ada diagnosis)
AKSIS III : M00-M99 Peny. Sistem muskuloskeletal & jar. Ikat
AKSIS IV : Masalah dengan primary support group (keluarga)
AKSIS V : GAF saat ini : 60-51
GAF setahun yang lalu : 60– 51
1X. PROGNOSIS
Faktor mendukung ke arah prognosis baik :
WBS meyadari dirinya sakit
Faktor mendukung ke arah prognosis buruk :
WBS belum mendapat pengobatan yang sesuai
Onset gangguan tidak jelas sejak kapan
Fungsi sosial dengan sebelum sakit tidak jelas
Kesimpulan prognosis ialah :
12
Prognosis ad vitam : bonam
Prognosis ad sanantionam : Dubia ad bonam
Prognosis ad fungsionam : Dubia ad bonam
X. DAFTAR MASALAH
Organobiologik : Tidak ada
Psikologi/psikiatrik :
Gangguan persepsi ; halusinasi auditorik dan visual
Gangguan proses pikir : inkoherensi
Gangguan isi pikir : waham dikendalikan
Gangguan mood : sedikit bicara
Sosial/keluarga : Hubungan sosial dan keluarga tidak dapat dinilai.
IX TERAPI
FARMAKOTERAPI
Risperidon tab 2-6 mg/hari
Alprazolam tab 3x0,25-0,5 mg/hari
PSIKOTERAPI
Berupa psikoterapi suportif, dengan melakukan pendekatan kepada pasien yang bertujuan agar
pasien dapat mengungkapkan isi hatinya, keluhannya, mengatasi masalahnya (menenangkan
pasien), penyuluhan atau konseling untuk membantu pasien mengerti dirinya sendiri secara lebih
baik serta dapat menyesuaikan diri, dan juga memberikan bimbingan agar pasien minum obat
dengan teratur. Melatih dan motivasi pasien untuk melakukan aktivitas atau mengurus diri
sendiri dan mengarahkan pasien ke kegiatan sesuai dengan minat dan bakatnya.
13
DISKUSI
Diagnosis yang saya ambil adalah skizofrenia paranoid, berdasarkan PPDGJ III tentang
skizofrenia paranoid, kriteria umum skizofrenia terpenuhi dengan halusinasi dan waham yang
menonjol dengan gangguan afektif dan katatonik tidak menonjol. Dalam kasus ini terdapat
halusinasi auditorik dan halusinasi visual yang menonjol, serta waham dikendalikan yang
dikeluhkan WBS. Tidak terdapat gangguan afektif maupun katatonik.
Berdasarkan DSM IV, WBS ini juga telah memenuhi kriteria antara lain, adanya preokupasi satu
atau lebih waham atau halusinasi auditorik yang sering dan tidak terdapat perilaku kacau atau
katatonik.
Farmakoterapi yang digunakan adalah risperidon karena dapat mengobati gejala positif maupun
negatif yang ada dalam WBS dan alprazolam digunakan untuk mengobati kecemasan pasien.
14