39
STATUS PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN ORTHODONTI NOMOR MODEL : 01 NAMA PASIEN : REZA AULIA OPERATOR : VINA LESTARI, S.KG NO.MHS : 04104707038 PEMBIMBING : drg. EMILIA CH.PRASETYO, SP.Ort PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI

status ortho

Embed Size (px)

DESCRIPTION

univ sriwijaya

Citation preview

Page 1: status ortho

STATUS PEMERIKSAAN

DAN PERAWATAN ORTHODONTI

NOMOR MODEL :

01

NAMA PASIEN : REZA AULIA

OPERATOR : VINA LESTARI, S.KG

NO.MHS : 04104707038

PEMBIMBING : drg. EMILIA CH.PRASETYO, SP.Ort

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2013

Page 2: status ortho

STATUS PEMERIKSAAN

DAN PERAWATAN ORTHODONTI

Operator : Vina Lestari, S.KG

No.Mhs : 04104707038

Pembimbing : drg.Emilia Ch.Prasetyo,Sp.Ort

No. Kartu : 00.00.63.37.54

No. Model : 01

I. IDENTITAS

Nama pasien : Reza Aulia

Umur : 11 Tahun

Suku : Sunda

Jenis kelamin : Wanita

Status Kawin : Belum menikah

Alamat : Jln.Srijaya negara no.45 RT 23/ RW 08 Kel.Bukit Lama

Ilir Barat I Palembang

Telepon : 08127811702

Pekerjaan : Siswa SD

Rujukan dari : -

Nama Ayah : Agus Merdiansyah

Suku : Sunda

Umur : 44 Tahun

Pekerjaan orang tua : Wiraswasta

Nama Ibu : Mirah Diani

Suku : Melayu

Umur : 42 Tahun

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat orang tua : Jln.Srijaya negara no.45 RT 23/ RW 08 Kel.Bukit Lama

Ilir Barat I Palembang

Page 3: status ortho

II. WAKTU PERAWATAN

Pendaftaran : Tgl. 30 Januari 2013

Pencetakan : Tgl. 30 Januari 2013

Pemasangan alat : Tgl. -

Retainer : Tgl. -

III. PEMERIKSAAN KLINIS

A. Pemeriksaan Subjektif ( Anamnesis )

a. Keluhan Utama :

Orantua pasien datang dengan keluhan gigi depan atas anaknya tidak

rapi. Orangtua ingin gigi anaknya dirapikan.

Riwayat Kesehatan :

Kelahiran : Normal

Urutan kelahiran : Anak Ke - 3 dari 3 anak

Nutrisi : ASI 24 bulan

Penyakit berat yang pernah diderita : Tidak ada

Kelainan Kongenital : Tidak ada

Lain-lain : -

b. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan gigi geligi :

a. Gigi Decidui :

Pertumbuhan gigi susu berlangsung baik dan tidak terdapat karies.

b. Gigi Bercampur :

Seluruh gigi susu tanggal sedangkan gigi permanen belum tumbuh

semua.

Page 4: status ortho

c. Gigi Permanen :

Gigi permanen yang telah erupsi :

- Insisivus 1, insisisvus 2, premolar 1, molar 1 (rahang atas dan

bawah).

- Kaninus rahang bawah, premolar 2 rahang atas, molar 2 rahang

bawah.

Gigi permanen yang sedang erupsi kaninus rahang atas, premolar 2

rahang bawah kanan, molar 2 rahang atas.

Gigi permanen yang belum erupsi premolar 2 rahang bawah kiri.

Kebiasaan Buruk (berkaitan dengan keluhan pasien) :

Tidak ada

Riwayat Keluarga (berkaitan dengan keluhan pasien):

Kelainan rahang dan gigi pada

Ayah : Normal

Ibu : Gigi depan rahang bawah berjejal

Saudara : Normal

B. Pemeriksaan Objektif

1. Umum :

Jasmani : Baik ( Pasiendatang dalam keadaan sehat,

tidak sakit dan tidak ada kelainan ).

Mental : Baik

Status gizi : Normal

Tinggi badan (TB) : 140 cm

Berat badan (BB) : 37 kg

Page 5: status ortho

Indeks masa tubuh (IMT) = BB( kg ) = 37 = 18.88 TB² ( m ) (1.4)²

Kategori status gizi : Normal

2. Lokal

a. Ekstra Oral

Wajah Depan

Bentuk kepala : Dolicocephalic

=

Simetri : Simetris

Proporsi : Normal

Tonus otot mastikasi : Normal

Tonus otot bibir : Normal

Posisi bibir waktu istirahat : Tertutup

Wajah Samping

Profil : Cembung/Lurus/Cekung

b. Intra Oral

a) Jaringan Lunak

Gingiva : Normal / Tidak normal

Mukosa : Normal / Tidak normal

Lidah : Normal / Tidak normal

Tonsil : Normal / Tidak normal

Palatum : Tinggi / Normal / Rendah

Frenulum : Fren. Labii Superior : Tinggi / Normal / Rendah

Fren. Labii Inferior : Tinggi / Normal / Rendah

Fren. Labii Lingualis : Tinggi / Normal / Rendah

Hygiene mulut : OHI-S : Baik / Sedang / Jelek

Page 6: status ortho

b) Gigi –Gigi

Pemeriksaaan gigi :

Gigi 26 dan 46 karies ( lesi D3 )

Gigi 36 karies ( lesi D6 )

Malposisi gigi :

- Gigi 11 mesiopalatoversi

- Gigi 21 mesiopalatoversi

- Gigi 22 distopalatoversi

- Gigi 33 distolinguoversi

- Gigi 32 mesiolinguoversi

- Gigi 34 mesiolinguoversi

V VI III II I I II III IV V

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

V VI III II I I II III IV V

Keterangan :

K : Karies R : Radiks T : Tambalan

I : Inlay X : Telah dicabut P : Persistensi

Im : Impaksi J : Jaket O : Belum Erupsi

Ag : Agenesis B : Bridge En : Prwtn endodontik

Analisa Fungsi

Penelanan : Normal / Tidak normal

Bicara : Lidah normal /terletak di antara gigi

Penutupan mulut : Normal / Tidak normal

Pernapasan : Mulut tertutup / Mulut terbuka

Page 7: status ortho

Senyum : Gusi terlihat / Normal

Kelainan TMJ : Tidak ada / Ada

IV. ANALISA FOTO GRAFI

A. Analisa Foto Wajah

Tampak Depan Tampak samping

Bentuk wajah : Oval / Bulat / Persegi

Profil muka : Cembung / Lurus / Cekung

Simetri : Simetris / Tidak simetris

Proporsi : Normal / Tidak normal

Garis Orbita : Sejajar / Tidak sejajar

B. Analisa Model Studi

1. Rahang Atas

Arah Sagital

Inklinasi gigi insisivus : - Gigi 11 mesiopalatoversi

- Gigi 21 mesiopalatoversi

Page 8: status ortho

Pergeseran gigi posterior : Normal

Kurva spee : Normal / Tidak normal

Arah Transversal

Midline : Segaris / Tidak segaris

Arah Vertikal

Infra versi : Ada / Tidak ada

Supra versi : Ada / Tidak ada

2. Rahang Bawah

Arah Sagital

Inklinasi gigi insisivus : Gigi 32 mesiolinguoversi

Pergeseran gigi posterior : Gigi 34 mesiolinguoversi

Arah Transversal

Midline : Segaris / Tidak segaris

Arah Vertikal

Infra versi : Ada / Tidak ada

Supra versi : Ada / Tidak ada

Lebar Mesiodistal Gigi – Gigi ( mm )

RAHANG ATAS RAHANG BAWAH

Gigi Kanan Kiri Normal Ket Kanan Kiri Normal Ket

1 8.0 7.75 7.40-9.75 N 6.0 5.3 4.97-6.60 N

2 6.3 6.3 6.05-8.10 N 5.7 5.8 5.45-6.85 N

3 7.7 7.6 7.05-9.32 N 6.5 6.6 6.15-8.15 N

4 6.2 7.1 6.75-9.00 N 7.5 7.3 6.35-8.75 N

5 6.8 6.5 6.00-8.10 N 7.0 - 6.80-9.55 -

6 10.8 10.5 9.95-12.10 N 11.7 11.5 10.62-13.05 N

7 10.0 - 8.75-10.87 - 9.8 9.6 8.90-11.37 N

Kesimpulan :

Lebar mesio-distal gigi geligi pasien adalah normal.

Page 9: status ortho

3. Model Dalam Keadaan Oklusi

Arah Sagital

Overjet : 11 : 4.6 mm 21 : 4.8 mm41 31

Relasi Kanisus : Kanan : II Kiri : II

Relasi M1 permanen : Kanan : Kelas II Kiri : Kelas II

Cross bite anterior : Tidak ada

Arah Transversal

Garis Median : Normal

Cross bite posterior : Normal

Arah Vertikal

Overbite : 11 : 4.0 mm 21 : 4.2 mm 41 31

Open bite : Tidak ada

C. Skema Gigi-Gigi Dari Oklusal

Rahang Atas

Malposisi :

Gigi 11 mesiopalatoversi

Gigi 21 mesiopalatoversi

Gigi 22 distopalatoversi

Lengkung simetris

Page 10: status ortho

Rahang Bawah

D. Skema Gigi-Gigi Dalam Keadaan Oklusi

Arah Anterior

Malposisi :

Gigi 32 mesiolinguoversi

Gigi 33 distolinguoversi

Gigi 34 mesiolinguoversi

Lengkung simetris

Page 11: status ortho

Arah Kanan

Arah Kiri

Page 12: status ortho

D. Analisa Radiografi ( Panoramik )

Belum erupsi 18, 28, 38, 35 dan 48.

Ada benih gigi 35

Tidak ada gambaran radiolusen yang patologis.

Foramen apikal belum menutup pada 17, 14, 15, 13, 23, 24, 24, 27,

37, 34, 33, 43, 44, 45 dan 47.

E. Perhitungan

Metode Pont RA

Jumlah mesio distal 12 11 21 22 : 28.35 mm

Jarak P1-P1 Pengukuran : 33.6 mm

Jarak P1-P1 Penghitungan : Σ md I X 100

80

mm

Diskrepansi = 1.83 mm distraksi ( mild degree )

Page 13: status ortho

Jarak M1-M1 Pengukuran = 46.6 mm

Jarak M1-M1 Penghitungan

Diskrepansi = 2.31 kontraksi ( mild degree )

Keterangan :

- Pertumbuhan lengkung gigi pada regio inter P ( metode Pont )

mengalami kelebihan ruang sebesar 1.83 mm.

- Pertumbuhan lengkung gigi pada regio inter M ( metode Pont )

mengalami kekurangan ruang sebesar 2.31 mm.

Metode Howes RA

Jarak inter tonjol P1-P1 : 34.9

Jumlah mesio distal M1-M1 : 91.55

Inter P1 : jarak inter tonjol P1-P1 X 100 %

Σ Md M1-M1

Keterangan : karena jarak inter P1 sebesar 38.12 % yang menyatakan

inter P1 lebih kecil dari 43 %, maka lengkung gigi tidak

dapat menampung gigi-gigi dalam lengkungnya secara

teratur.

Jarak inter fossa canina : 34.6

Page 14: status ortho

Inter fossa canina

Keterangan : karena jarak inter fossa canina sebesar 35.19 % yang

menyatakan inter fossa canina lebih kecil dari 44 %,

maka lengkung gigi tidak dapat menampung gigi-gigi

dalam lengkungnya secara teratur.

Metode Moyers

Rahang atas

Perkiraan lebar C, P1, P2 rahang atas pada tabel = 21.2 mm

Lebar ruang C, P1, P2 kuadran I pada pengukuran = 21.3 mm

Diskrepansi = 21.3 – 21.2 = 0.1 mm

Lebar ruang C, P1, P2 kuadran II pada pengukuran = 22.5 mm

Diskrepansi = 22.5 – 21.2 = 1.3 mm

Rahang Bawah

Perkiraan lebar C, P1, P2 rahang bawah pada tabel = 22.5 mm

Lebar ruang C, P1, P2 kuadran III pada pengukuran = 21.0 mm

Diskrepansi = 21.0 – 22.5 = - 1.5 mm

Lebar ruang C, P1, P2 kuadran IV pada pengukuran = 17.4 mm

Diskrepansi = 17.4 – 22.5 = - 5.1 mm

Analisa Ruang

Rahang Atas

Page 15: status ortho

Ukuran mesiodistal gigi : 12+11+21+22 = 28.35 mm

Lengkung gigi 12 s/d 22 = 29.3 mm

Selisih (+/-) = -1.05 mm

Ukuran mesiodistal gigi : 13+14+15 = 20.7 mm

Lengkung gigi 13 s/d 15 = 20.08 mm

Selisih (+/-) = 0.62 mm

Ukuran mesiodistal gigi : 23+24+25 = 21.2 mm

Lengkung gigi 23 s/d 25 = 20.0 mm

Selisih (+/-) = 1.2 mm

Rahang Bawah

Ukuran mesiodistal gigi : 42+41+31+32 = 17.7 mm

Lengkung gigi 42 s/d 32 = 21.9 mm

Selisih (+/-) = -4.2 mm

Ukuran mesiodistal gigi : 43+44+45 = 17.4 mm

Lengkung gigi 43 s/d 45 = 22.0 mm

Selisih (+/-) = -4.6 mm

Ukuran mesiodistal gigi : 33+34+35 = 21.0 mm

Lengkung gigi 33 s/d 35 = 22.0 mm

Selisih (+/-) = -1.0 mm

V. DIAGNOSA ORTHODONTI

Maloklusi Angle Klas II divisi I

Page 16: status ortho

Malposisi gigi individual :

- Gigi 11 mesiopalatoversi

- Gigi 21 mesiopalatoversi

- Gigi 22 distopalatoversi

- Gigi 32 mesiolinguoversi

- Gigi 33 distolinguoversi

- Gigi 34 mesiolinguoversi

VI. ETIOLOGI

1. Malposisi gigi

2. Premature loss gigi decidui posterior rahang bawah

3. Gigi depan rahang bawah ibu anak berjejal

VII. Determinansi Lengkung

VIII. RENCANA PERAWATAN

1. Memberikan penjelasan tentang perawatan orthodontik kepada pasien

2. Analisis perbaikan hubungan gigi dan rahang

Page 17: status ortho

3. Analisis ruang dan koreksi malposisi gigi

4. Penyesuaian oklusi

5. Retainer

A. Jalannya Perawatan

1. Penjelasan tentang perawatan ortodontik

Memberikan penjelasan dan gambaran tentang pemakaian alat

ortodontik yang merupakan perawatan yang relatif lama dan

memerlukan kedisiplinan, kooperatif, dan motivasi tinggi dari pasien

sendiri agar mendapatkan hasil yang memuaskan dan tidak kembali ke

bentuk semula.

2. Analisis perbaikan hubungan gigi dan rahang

Pemakaian aktivator berupa pesawat orthodonti lepasan yang

bersifat fungsional fisiologis. Posisi aktivator terpasang di dalam

mulut dalam keadaan longgar, terletak diantara gigi dan lidah dan

hanya mengenai tempat-tempat / bagian tertentu sesuai dengan

tujuan perawatannya.

Aktivator dapat menghalangi kebiasaan buruk anak seperti

mendorong lidah ke depan.

Aktivator dipakai 2 jam pada siang hari dan 12 jam pada malam

hari.

3. Komponen aktivator :

1. Plat akrilik Rahang atas dan bawah yang disatukan.

Page 18: status ortho

2. Labiol bow dengan U loop dari P1-P1 diameter 0.7 mm pada

Rahang atas.

4. Mengkoreksi gigi malposisi

Rahang Atas

Plat aktif yang dilengkapi :

a. Plat akrilik

b. Labiol bow dengan U loop dari P1-P1 diameter 0.7 mm untuk

mempertahankan lengkung gigi anterior sekaligus mendorong

gigi 11 dan 21 ke dalam lengkung sebenarnya.

c. Adam’s klamer menggunakan kawat diameter 0.7 mm pada

gigi 16 dan 26 sebagai penjangkar.

d. Simple spring menggunakan kawat diameter 0.7 mm pada gigi

22 untuk mendorong gigi ke arah labial.

Alat yang digunakan :

1. Labial bow

2. Simple spring

3. Adam’s klamer

5. Penyesuaian oklusi

Mula-mula pasien diinstruksikan untuk menggigit articulating paper

berwarna biru dalam posisi sentrik, kemudian pasien diinstruksikan

untuk melakukan gerakan mastikasi. Dilakukan pemeriksaan tonjol-

tonjol oklusal dan sisi mesial gigi, apabila berwarna biru menandakan

adanya traumatic oklusi sehingga perlu dilakukan grinding pada gigi

Page 19: status ortho

tersebut sampai warna biru seimbang pada semua sisi insisal dan

tonjol.

6. Pemakaian retainer

Pemakaian retainer dimaksudkan untuk mempertahankan lengkung

gigi yang telah terkoreksi sampai terjadi kestabilan dalam lengkung

gigi yang baru serta mencegah agar gigi-gigi tidak relaps.

IX. SKETSA PESAWAT ORTODONTI

Tahap I : Aktivator

Rahang Atas

Rahang Bawah

Labial bow 14-24

Plat akrilik Rahang

atas dan bawah yang

disatukan

Plat akrilik Rahang

atas dan bawah yang

disatukan

Page 20: status ortho

Tahap II

Rahang Atas

Rahang Bawah

Rahang Bawah

Labial bow 14-24

Adam’s clammer

pada gigi 16 dan 26

Simple spring pada

gigi 22

Labial bow 34-44

Adam’s clammer

pada gigi 36 dan 46

Simple spring pada

gigi 33

Finger spring pada

gigi 34

Page 21: status ortho

XI. PROGNOSIS

A. Baik / Buruk / Meragukan

B. Keterangan :

Prognosis baik karena pasien kooperatif dalam perawatan

Umur anak masih 11 Tahun (dalam masa tumbuh kembang )

Dilihat dari OH, baik.

LEMBAR PERSETUJUAN PERAWATAN ORTHODONTI

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

Page 22: status ortho

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Nama Pasien : Reza Aulia

Umur : 11 Tahun

No. Kartu : 00.00.63.37.54

No.Model : 01

Operator : Vina Lestari

Pembimbing : drg.Emilia. Ch.Prasetyo,SP.Ort

No Kegiatan Tanggal Paraf Dokter

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Persetujuan pasien

Anamnesia dan pemeriksaan klinis

Mencetak dan mengisi gips

Membuat work model dan studi model

Diskusi I

Diskusi II

Persetujuan rencana perawatan dan desain alat

Pembuatan alat

Insersi alat

HALAMAN KONTROL PASIEN

NO TANGGAL JENIS KEGIATAN PARAF PASIEN PARAF

Page 23: status ortho

DOKTER

HALAMAN KONTROL PASIEN

Page 24: status ortho

NO TANGGAL JENIS KEGIATAN PARAF PASIEN PARAF

DOKTER

HALAMAN KONTROL PASIEN

Page 25: status ortho

NO TANGGAL JENIS KEGIATAN PARAF PASIEN PARAF

DOKTER

RENCANA PERAWATANKLINIK ORTHODONTI PSKG FK UNSRI

Page 26: status ortho

MATERI PEKERJAANBOBOT/

MAKSIMAL NILAI

NILAI DIDAPAT

I. PERSIAPAN

A. Alat Diagnostik Standar Kaca mulut Pinset Sonde Excavator Sendok cetak Bowl dan spatula Cheek retractor

B. KerapianC. Pengenalan Diri

5

2

21

II. PROSES ANAMNESIS

A. Keluhan UtamaRiwayat /Motivasi Keluhan Utama

B. Riwayat Kesehatan UmumC. Riwayat Pribadi

Pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi

Periode gigi desidui Periode gigi bercampur Periode gigi permanen

Kebiasaan burukD. Riwayat Keluarga

10

2.5

2.53

2

III. PEMERIKSAAN FISIK/ OBYEKTIF

A. Umum Jasmani Mental Status gizi

B. Lokala. Ekstra Oral

Kepala Muka Profil Muka Bidang Oklusi Sendi Temporomandibula Tonus Otot Mastikasi Tonus Otot Bibir Posisi Bibir Istirahat Free Way Space

b. Intra Oral Lingual

10

2

4

4

Page 27: status ortho

Palatum Gingiva Mukosa Frenulum Tonsil Pemeriksaan gigi geligi Pengisian rumus

IV. PENCETAKAN RAHANG

A. PencetakanB. Pengisian

Studi Model Work Model

5

32

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG

A. Fotografi Tampak depan Tampak samping

B. Rotgen Panoramik dan Sefalometri

5

2

3

VI. ANALISIS

A. FotoB. Studi ModelC. SkemaD. PerhituganE. Rotgen foto

15

24252

VII. DIAGNOSIS 10

VIII. ETIOLOGI 5

IX. PROGNOSIS 5

X. RENCANA PERAWATAN 10

XI. GAMBAR ALAT 5

XII. PERAWATAN

A. Informed consentB. Pemasangan :

15

13.5

Page 28: status ortho

Pembuatan alat Insersi

C. Monitoring 15X aktivasi per pasien (1X aktivasi : 0,5)

D. Proses report per triwulan

*Untuk mengetahui kemajuan dari perawatan pasien pada tahap ini dapat dilakukan pencetakan atau dalam bentuk evaluasi tertulis

7.5

3

TOTAL NILAI 100

Syarat mahasiswa boleh mengikuti ujian :1. Minimal telah mengerjakan 2 pasien sampai dengan tahap insersi2. Minimal salah satu pasien telah mencapai 6 x aktivasi atau

minimal telah ada progress report salah satu pasien