Upload
yenitaadetama
View
121
Download
11
Embed Size (px)
DESCRIPTION
otro
Citation preview
STATUS PEMERIKSAAN
DAN PERAWATAN ORTHODONTI
NOMOR MODEL :
.……..
NAMA PASIEN : Zulfikar Lafran
OPERATOR : Maria Faradilah
NO.MHS : 04101004079
PEMBIMBING : drg. Arya Prasetya Beumaputra, Sp. Ort
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014
Status Pemeriksaan dan Perawatan Orthodon t i
STATUS PEMERIKSAAN
DAN PERAWATAN ORTHODONTI
Operator : Maria Faradilah
No.Mhs : 04101004079
Pembimbing : drg. Arya prasetya Beumaputra, Sp.Ort
No. Kartu :
No. Model :
I. IDENTITAS
Nama pasien : Zulfikar Lafran
Umur : 22 tahun
Suku : Minang
Jenis kelamin : Pria
Status Kawin : Belum menikah
Alamat : Jln. Madang Dalam 1 Lrg. Damai No.1455 Kec. Ilir Timur 1 Palembang.
Telepon : 085267705557
Pekerjaan : Mahasiswa
Rujukan dari : ─
Nama Ayah : Samsul Bahri
Suku : Minang
Nama Ibu : Novriyani
Suku : Minang
II. WAKTU PERAWATAN
Pendaftaran : Tgl. 10 Desember 2013
Pencetakan : Tgl. 12 Desember 2013
Pemasangan alat : Tgl.
Retainer : Tgl.
Status Pemeriksaan dan Perawatan Orthodon t i
III. ANAMNESA
Keluhan Utama :
Pasien merasa gigi rahang bawahnya kurang rapi dan ingin giginya dirapikan.
1. Riwayat Kesehatan :
Kelahiran : Normal / Komplikasi
Urutan kelahiran : Anak Ke 4 dari 5 anak
Nutrisi : ASI 24 bulan
Penyakit berat yang pernah diderita : ─
Kelainan Kongenital : ─
Lain-lain : ─
2. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan gigi geligi :
Gigi Decidui : Ketika gigi sudah goyang gigi dibiarkan untuk lepas
sendiri
Gigi Bercampur : Pada kelas 5 SD gigi molar satu pasien dicabut oleh
dokter gigi.
Gigi Permanen : ─
Kebiasaan Buruk : Ada / Tidak ada
3. Riwayat Keluarga (berkaitan dengan keluhan pasien): Ada/Tidak ada
Ayah : Normal
Ibu : Normal
Saudara Laki-laki : Ada malposisi gigi
Saudara Perempuan : Normal
IV. Pemeriksaan Objektif
1. Umum :
Jasmani : Baik Sedang Jelek
Mental : Baik Sedang Jelek Ket :
Status gizi : Baik Normal Jelek
Tinggi badan (TB) : 173 cm
Berat badan (BB) : 68 kg
Status Pemeriksaan dan Perawatan Orthodon t i
Indeks masa tubuh (IMT) = BB( kg ) = 68 = 22,7 TB² ( m ) (1,73)²
Kategori status gizi : Kurang Normal Lebih
2. Lokal :
a. Ekstra Oral :
Wajah Depan
Bentuk kepala : Brakisefali Mesosefali Dolikosefali
Indeks kepala : Lebar kepala ___ x 100 Panjang kepala
= 15,5 x 100 18,5
= 83,78
Bentuk muka : Hipereuriprosop Euriprosop Mesoprosop
Leptoprosop Hiperleptoprosop
Indeks muka : Jarak N – GN __ x 100 Lbr Bizigomatik
= 11,185 x 100 12,70
= 88
Simetri : Simetris / Tidak simetris
Proporsi : Normal / Tidak normal
Tonus otot mastikasi : Normal / Tidak normal
Tonus otot bibir : Normal / Tidak normal
Posisi bibir waktu istirahat : Tertutup / Terbuka
Wajah Samping
Profil muka : Lurus Cekung Cembung
Status Pemeriksaan dan Perawatan Orthodon t i
b. Intra Oral
Jaringan Lunak
Gingiva : Normal / Tidak normal
Lidah : Normal / Besar / Kecil
Tonsil : Normal / Tidak normal
Palatum : Tinggi / Normal / Rendah
Frenulum : Fren. Labii Superior : Normal / Tinggi / Rendah
Fren. Labii Inferior : Normal / Tinggi / Rendah
Fren. Labii Lingualis : Normal / Tinggi / Rendah
Hygiene mulut : OHI-S sedang
Gigi-geligi
Pemeriksaan Gigi : - Karies lesi D3 pada gigi 46, 47
- Gigi 12 Palatoversi
- Gigi 24 Palatoversi
- Gigi 31 Distolinguoversi
- Gigi 32 Distoversi
- Gigi 43 Bukoversi
- Bridge pada gigi 35, 36, 37
V VI III II I I II III IV V
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
V VI III II I I II III IV V
Keterangan :
K : Karies R : Radiks T : Tambalan I : Inlay X : Telah dicabut P : Persistensi
Im : Impaksi J : Jaket O : Belum Erupsi Ag : Agenesis B : Bridge En : Prwtn endodontik
Status Pemeriksaan dan Perawatan Orthodon t i
Analisa Fungsi
Penelanan : Normal / Tidak normal
Bicara : Lidah normal / Lidah terletak di antara gigi
Penutupan mulut : Normal / bibir mengenai bagian palatinal gigi atas
Pernapasan : Mulut tertutup / Mulut terbuka
Senyum : Gusi terlihat / Normal
Kelainan TMJ : Tidak Ada
V. ANALISA FOTO GRAFI
A. Analisa Foto Wajah
Tampak Depan Tampak samping
Bentuk wajah : Oval / Bulat / Persegi
Profil muka : Cembung / Lurus / Cekung
Simetri : Simetris / Tidak simetris
Proporsi : Normal / Tidak normal
Garis Orbita : Sejajar / Tidak sejajar
B. Analisa Model Studi
Rahang Atas
Arah Sagital
Inklinasi gigi insisivus : Gigi 12 palatoversi
Pergeseran gigi posterior : Gigi 24 palatoversi
Status Pemeriksaan dan Perawatan Orthodon t i
Arah Transversal
Midline : Segaris / Tidak segaris
Arah Vertikal
Infra versi : Ada / Tidak ada
Supra versi : Ada / Tidak ada
Rahang Bawah
Arah Sagital
Inklinasi gigi insisivus : Gigi 31 Distolinguoversi
Gigi 32 Distoversi
Gigi 43 Bukoversi
Pergeseran gigi posterior : Tidak ada
Kurva spee : Normal / Tidak normal
Arah Transversal
Midline : Segaris / Tidak segaris
Arah Vertikal
Infra versi : Ada / Tidak ada
Supra versi : Ada / Tidak ada
Lebar Mesiodistal Gigi – Gigi ( mm )
RAHANG ATAS RAHANG BAWAH
Gigi Kanan Kiri Normal Ket Kanan Kiri Normal Ket
1 7,8 7,9 7,40-9,75 N 5,5 5,5 4,97-6,60 N
2 6,3 6,7 6,05-8,10 N 5,9 5,7 5,45-6,85 N
3 7,8 7,6 7,05-9,32 N 6,8 6,4 6,15-8,15 N
4 7,4 7,2 6,75-9,00 N 7,2 7,2 6,35-8,75 N
5 6,6 6,4 6,00-8,10 N 7,8 - 6,80-9,55 -
6 10,1 10,3 9,95-12,10 N 11,5 - 10,62-13,05 -
7 9,6 9,8 8,75-10,87 N 10,3 - 8,9-11,37 -
Kesimpulan :
Lebar mesio-distal gigi geligi pasien adalah normal.
Status Pemeriksaan dan Perawatan Orthodon t i
Model Dalam Keadaan Oklusi
Arah Sagital
Overjet : 11 : 1,4 mm 21 : 2,7 mm41 31
Relasi Kanisus : Kanan : kelas I Kiri : kelas I
Relasi M1 permanen : Kanan : kelas III Kiri : -
Cross bite anterior : Kontak edge to edge pada gigi 43 dan 12
Arah Transversal
Garis Median : Normal
Cross bite posterior : Tidak ada
Arah Vertikal
Overbite : 11 : 1 mm 21 : 2,65 mm 41 31
Open bite : Tidak ada
Deep bite : Tidak ada
C. Skema Gigi-Gigi Dari Oklusal
Rahang Atas
Status Pemeriksaan dan Perawatan Orthodon t i
Malposisi :
Gigi 12 Palatoversi
Gigi 24 Palatoversi
Malposisi :
Gigi 31 distolinguoversi
Gigi 32 distoversi
Gigi 43 bukoversi
Rahang Bawah
D. Skema Gigi-Gigi Dalam Keadaan Oklusi
Arah Anterior
Status Pemeriksaan dan Perawatan Orthodon t i
Arah Kanan
Arah Kiri
Status Pemeriksaan dan Perawatan Orthodon t i
VI. PERHITUNGAN
Metode Pont RA
Jarak mesio – distal 12 11 21 22 : 28,7 mm
Jarak P1 – P1 pengukuran : 35,6 mm
Jarak P1 – P1 perhitungan : Ʃ I X 100 80
= 28,7 x 100 80
= 35,87 mm
Diskrepansi : 0,27 mm kontraksi ( mild degree )
Jarak M1 – M1 pengukuran : 49,2 mm
Jarak M1 – M1 perhitungan : Ʃ I X 100 64
= 28,7 x 100 64
= 44,8 mm
Diskrepansi : 4,4 mm distraksi ( mild degree )
Keterangan :
Pertumbuhan lengkung gigi pada regio inter P ( metode Pont ) mengalami
kekurangan ruang sebesar 0,27 mm.
Pertumbuhan lengkung gigi pada regio inter M ( metode Pont ) mengalami
kelebihan ruang sebesar 4,4 mm.
Metode Korkhaus
Metode Korkhaus digunakan untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan
ke arah anteroposterior/mengukur tinggi lengkung rahang.
Caranya adalah:
Ukur jarak dari inter P1 ke tengah insisivus sentral kanan kiri.
Korkhaus menyatakan jarak insisivus permanen RA dan P1 RA adalah:
Status Pemeriksaan dan Perawatan Orthodon t i
Jarak pada garis sagital antara titik pertemuan insisivus permanen sentral dan
titik dimana garis sagital tersebut memotong garis transversal yang
menghubungkan P1 RA pada palatum.
Bandingkan hasil pengukuran dengan jumlah lebar insisivus atas sebagai
predictor dengan indeks yang ada di tabel.
Bila kurang maka mengalami retraksi, bila berlebih maka mengalami
protaksi.
Status Pemeriksaan dan Perawatan Orthodon t i
Hasil Pengukuran
Jumlah keempat gigi insisivus = 28,7 dibulatkan menjadi 29
lalu dibandingkan dengan tabel.
Hasil perhitungan jarak antara P1 kanan atas dan titik pertemuan insisivus sentral
= 15,9
Berdasarkan tabel seharusnya memiliki jarak 17 mm.
Kesimpulan, setelah dibandingkan dengan tabel, maka pertumbuhan dan
perkembangan lengkung gigi ke arah anterioposterior kurang 1,1 mm atau
mengalami retraksi.
Metode Howes
Metode Howes digunakan untuk mengetahui keseimbangan gigi-gigi atas dengan
lengkung gigi dan lengkung basalnya.
Caranya adalah:
Ukur lebar lengkung gigi, yaitu jarak transversal inter P1 RA, diukur pada
puncak tonjol bukal P1 atas kanan dan kiri.
Ukur lebar lengkung basal, yaitu jarak transversal inter fossa canina,
diukur pada puncak apeks P1 atas kanan dan kiri.
Ukur panjang perimeter lengkung gigi, yaitu jumlah mesio-distal gigi M1
RA kanan dan kiri.
Lebar inter P1 RA sekurang-kurangnya 43% dari ukuran mesio-distal M1
kanan dan kiri RA.
Lebar inter fossa canina sekurang-kurangnya 44% dari ukuran mesio-distal
M1 kanan dan kiri RA.
Indeks Howes RA
Jarak inter tonjol P1-P1 : 41,1
Jumlah mesio distal M1-M1 : 92,1
Status Pemeriksaan dan Perawatan Orthodon t i
Inter P1 :
Jarak (P1-P1) x100%
Jumlah mesio-distal (M1-M1)
41,1 x 100 %
92,1
= 44,6 %
Kesimpulan : karena jarak inter P1 sebesar 44,6 % yang menyatakan inter P1
lebih besar dari 43 %, maka lengkung gigi dapat menampung gigi-gigi dalam
lengkungnya secara teratur.
Jarak inter fossa canina : 42,2
Jumlah mesio distal M1-M1 : 92,1
Inter fossa canina :
Jarak inter fossa canina x 100%
Jumlah mesio-distal (M1-M1)
42,2 x 100 %
92,1
= 45,8 %
Kesimpulan : karena jarak inter fossa canina sebesar 45,8 % yang menyatakan
inter fossa canina lebih besar dari 44 %, maka lengkung gigi dapat menampung
gigi-gigi dalam lengkungnya secara teratur.
VII. DIAGNOSA ORTHODONTI
Maloklusi Angle Klas I disertai dengan malposisi gigi 12 Palatoversi, gigi 24
palatoversi, gigi 31 distolinguoversi, gigi 32 distoversi, gigi 43 bukoversi, overjet : 2,65
mm, dan overbite 2,7 mm.
Status Pemeriksaan dan Perawatan Orthodon t i
VIII. ETIOLOGI
Maloklusi kemungkinan karena gangguan erupsi gigi
IX. DETERMINASI LENGKUNG
Rahang Atas mula-mula : 123,4 mm
Ideal : 122,5 mm
0,9 mm
Rahang Bawah mula-mula : 114,1 mm
Ideal : 110,9 mm
3,2 mm
X. RENCANA PERAWATAN
A. Menggunakan alat orthodonti lepasan ( removable)
Rahang atas
Kebutuhan ruang diperoleh dari slicing gigi.
Slicing pada gigi 33 pada sisi mesial distal sebesar mm = 0, mm
Slicing pada gigi 44 sisi mesial distal sebesar mm = mm
Ruang butuh = 0,9 mm
Status Pemeriksaan dan Perawatan Orthodon t i
KETERANGAN :
Hitam : lengkung awal RA
Hijau : lengkung ideal RA
Biru : lengkung awal RB Merah : lengkung ideal
RB
= 4,45 mm
Plat aktif yang dilengkapi :
Labial bow gigi pada gigi 14-24
Adam’s klamer gigi 16 dan 26 sebagai penjangkar.
Simple spring pada gigi 12 untuk mendorong gigi ke arah labial.
T spring pada gigi 24 untuk mendorong gigi kearah bukal
Rahang bawah
Kebutuhan ruang diperoleh dari slicing gigi.
Slicing pada gigi 33 pada sisi mesial distal sebesar mm = 0, mm
Slicing pada gigi 44 sisi mesial distal sebesar mm = mm
Ruang butuh = 8,9 mm
= 4,45 mm
Plat aktif yang dilengkapi :
Labial bow gigi pada gigi 34-44
Adam’s klamer pada gigi 36 dan 46 sebagai penjangkar.
Simple spring pada gigi 31.
Finger spring pada gigi 31 dan 32
XI. SKETSA PESAWAT ORTHODONTI
A. Rahang Atas Keterangan
Status Pemeriksaan dan Perawatan Orthodon t i
Alat-alat yang digunakan : Labial bow 13-23. Adam’s clammer pada
gigi 16 dan 26. Simple spring pada gigi
12. T spring pada gigi 24.
B. Rahang Bawah Keterangan
XII. PROGNOSIS
A. Baik / Buruk / Meragukan
B. Keterangan :
Prognosis baik karena pasien kooperatif dalam perawatan
OH pasien baik
Palembang, Januari 2014
Menyetujui,
Pembimbing Operator
Status Pemeriksaan dan Perawatan Orthodon t i
Alat-alat yang digunakan : Labial bow pada gigi 34-
44 Adam’s claps Simple spring Finger spring
drg. Arya Prasetya B, Sp.Ort Maria Faradilah
NIP :………………………….. NIM : 04101004079
Status Pemeriksaan dan Perawatan Orthodon t i