17
1 Status Populasi Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea) dan Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea) di Pantai Jamursba Medi dan Warmon, Distrik Abun, Kabupaten Tambrauw, Provinsi Papua Barat Hadi V Ferdinandus, Daniel Tadu, Kuriani Wartanoi, Ronald Tethool WWF Indonesia Kantor Sorong Pendahuluan Pesisir Abun terdapat di dataran rendah bagian utara daerah kepala burung Papua. Lokasi ini adalah habitat bertelur penyu Laut di Indonesia, khususnya penyu Belimbing. Secara administratif, pesisir yang termasuk di dalam wilayah administrasi Distrik Abun Kabupaten Tambrauw Provinsi Papua Barat ini berjarak ±200 km dari Kota terdekat, yaitu Sorong. Akses ke daerah ini hanya bisa dilakukan melalui jalur laut. Pelayaran dari pelabuhan ikan di Kota Sorong menuju Pesisir Abun bisa ditempuh dalam waktu 4 - 6 jam dengan perahu bermesin 25 - 40 PK, tergantung dari tinggi gelombang dan arus laut. Kawasan pantainya terbentang sepanjang ±21 km kearah daratan (selatan) hingga perbatasan pegunungan Tambrauw. Gambar 1. Peta Lokasi Pantai Peneluran Jamursba Medi dan Warmon Lokasi peneluran utama terletak di dua bentang pantai, yaitu pantai suaka margasatwa Jamursba Medi (JM) disebelah barat dan pantai Warmon yang terletak ± 30 km disebelah timurnya. Kedua bentang pantai dipisahkan oleh rangkaian bukit batu dan muara sungai. Panjang pantai JM adalah ± 18 km yang terbagi atas tiga segmen pantai yaitu Wembrak (panjang ± 6505 m), Warmamedi (± 5110 m), dan pantai Batu Rumah (± 6330 m). Pantai Wembrak berpasir hitam, sedangkan Batu Rumah dan Warmamedi berpasir putih kehijauan. Panjang pantai Warmon sekitar 6 km (Gambar 1). Pantai peneluran di wilayah ini dipergunakan untuk bertelur

Status Populasi Penyu Belimbing ( Dermochelys coriacea ...bpsplpadang.kkp.go.id/pubs/uploads/files/jenis/Technical Status... · Panjang pantai JM adalah ± 18 km yang terbagi atas

  • Upload
    phamtu

  • View
    236

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Status Populasi Penyu Belimbing ( Dermochelys coriacea ...bpsplpadang.kkp.go.id/pubs/uploads/files/jenis/Technical Status... · Panjang pantai JM adalah ± 18 km yang terbagi atas

1

Status Populasi Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea) dan Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea) di Pantai Jamursba Medi dan Warmon, Distrik Abun, Kabupaten Tambrauw, Provinsi Papua Barat

Hadi V Ferdinandus, Daniel Tadu, Kuriani Wartanoi, Ronald Tethool

WWF Indonesia Kantor Sorong

Pendahuluan

Pesisir Abun terdapat di dataran rendah bagian utara daerah kepala burung Papua. Lokasi ini adalah habitat bertelur penyu Laut di Indonesia, khususnya penyu Belimbing. Secara administratif, pesisir yang termasuk di dalam wilayah administrasi Distrik Abun Kabupaten Tambrauw Provinsi Papua Barat ini berjarak ±200 km dari Kota terdekat, yaitu Sorong. Akses ke daerah ini hanya bisa dilakukan melalui jalur laut. Pelayaran dari pelabuhan ikan di Kota Sorong menuju Pesisir Abun bisa ditempuh dalam waktu 4 - 6 jam dengan perahu bermesin 25 - 40 PK, tergantung dari tinggi gelombang dan arus laut. Kawasan pantainya terbentang sepanjang ±21 km kearah daratan (selatan) hingga perbatasan pegunungan Tambrauw.

Gambar 1. Peta Lokasi Pantai Peneluran Jamursba Medi dan Warmon

Lokasi peneluran utama terletak di dua bentang pantai, yaitu pantai suaka margasatwa Jamursba Medi (JM) disebelah barat dan pantai Warmon yang terletak ± 30 km disebelah timurnya. Kedua bentang pantai dipisahkan oleh rangkaian bukit batu dan muara sungai. Panjang pantai JM adalah ± 18 km yang terbagi atas tiga segmen pantai yaitu Wembrak (panjang ± 6505 m), Warmamedi (± 5110 m), dan pantai Batu Rumah (± 6330 m). Pantai Wembrak berpasir hitam, sedangkan Batu Rumah dan Warmamedi berpasir putih kehijauan. Panjang pantai Warmon sekitar 6 km (Gambar 1). Pantai peneluran di wilayah ini dipergunakan untuk bertelur

Page 2: Status Populasi Penyu Belimbing ( Dermochelys coriacea ...bpsplpadang.kkp.go.id/pubs/uploads/files/jenis/Technical Status... · Panjang pantai JM adalah ± 18 km yang terbagi atas

2

oleh empat jenis penyu Laut yaitu penyu Belimbing (Dermochelys coriacea), Lekang (Lepidochelys olivacea), Hijau (Chelonia mydas), dan penyu Sisik (Eretmochelys imbricata). Aktivitas bertelur adalah dua kali lebih besar di Wembrak dan Warmamedi dibandingkan dengan di Batu Rumah. Adanya area erosi curam di beberapa tempat di Batu Rumah mungkin menghambat penyu untuk bertelur di pantai tersebut, sedangkan seluruh pantai Wembrak dan Warmamedi memiliki area pasir terbuka yang datar dan lebar. Tidak semua sarang telur penyu yang di Jamursba Medi maupun Warmon berhasil menetas. Di Warmon, data yang dicatat pada kurun tahun 2010 menunjukkan bahwa hampir 90 % dari seluruh sarang dibawah tanda batas air pasang tertinggi terendam, sehingga tersapu bersih saat air laut pasang. Proporsi kehilangan yang tinggi juga diperkirakan terjadi di pantai JM, terutama di segmen pantai Warmamedi, akibat gerusan air laut, serta predasi oleh babi hutan dan anjing (Hitipeuw, et al. 2007; Tapilatu dan Tiwari, 2007). Babi hutan umumnya keluar menggali sarang-sarang penyu dan memakan telur-telur pada saat malam hingga menjelang pagi mengikuti pola bertelur penyu, dan siang hari saat terjadi hujan atau pada saat sepi dimana (tidak ada manusia). Sejauh ini kegiatan pemantauan dan pengamanan terus dilakukan dalam rangka melindungi penyu dan habitat bertelurnya. Kegiatan pemantauan meliputi survai jumlah sarang telur penyu yang dilengkapi dengan penandaan dengan PIT (Passive Integrated Transpounder) tag. Kegiatan pengamanan meliputi mitigasi dan pengendalian predator maupun ancaman dari abrasi pantai. Pengendalian predator dilakukan melalui pembuatan pagar penghalang, jaring penutup sarang dan pemasangan mata pancing untuk biawak. Penyelamatan telur penyu dari abrasi dilakukan dengan merelokasi sarang. Kegiatan pemantauan populasi maupun pengamanan pantai dan sarang-sarang telur penyu melibatkan 22 penduduk lokal dari kampung Saubeba, Warmandi dan Wau. Aktivitas pelibatan masyarakat lokal diperkuat dengan pemberian insentif beasiswa untuk pelestarian penyu dan habitatnya kepada pelajar tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas dan Perguruan tinggi yang berasal dari Abun, terutama dari tiga kampung di sekitar pantai peneluran Jamursba Medi dan Warmon. Insentif ini pada dasarnya adalah kompensasi agar masyarakat tidak melakukan penebangan hutan di sekitar pantai peneluran. Pemberian insentif dibarengi dengan pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup (PLH) dan Pengelolaan Sumber Daya Alam (PSDA) kepada masyarakat di sembilan kampung yang berada di Abun (Sausapor, Werur, Hopmare, Kwoor, Saubeba, Warmandi, Wau dan Waibem). Intervensi relevan lainnya adalah pengajegan kawasan konservasi laut daerah (KKLD) pada tahun 2005 oleh Pemerintah Daerah Sorong dengan luas Kawasan 169 Ha. Pengajegan ini diikuti dengan pembentukan forum kolaborasi pengelolaan pantai peneluran beranggotakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lingkup Pemerintah Daerah Tambrauw, Lembaga Masyarakat Adat (LMA), Balai Besar

Page 3: Status Populasi Penyu Belimbing ( Dermochelys coriacea ...bpsplpadang.kkp.go.id/pubs/uploads/files/jenis/Technical Status... · Panjang pantai JM adalah ± 18 km yang terbagi atas

3

Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Wilayah II Papua Barat, dan Masyarakat lokal pemilik ulayat pantai Jamursba Medi (Marga Yessa). Tulisan ini bertujuan untuk menampilkan hasil kegiatan pemantauan dan pengamanan populasi penyu Belimbing dan Lekang di pantai JM dan Warmon, membahas hasil tersebut hingga mengerucut menjadi suatu rekomendasi pengelolaan penyu yang efektif.

Materi dan Metode

Pemantauan jumlah sarang telur dan sarang terpredasi/hilang

Pemantauan dilakukan pada pagi dan malam hari. Pemantauan pagi dilakukan untuk mendata jumlah sarang telur penyu, sarang terpredasi, serta sarang hilang akibat tergerus abrasi. Sedangkan pemantauan malam, selain untuk mendata hal-hal tersebut, juga dilakukan untuk mendata individu betina yang naik bertelur. Pada pengamatan malam, setiap individu bertelur yang berhasil dijumpai, sebisanya diukur panjang dan lebar lengkung karapasnya, serta dipasangi nomor tag (PIT tag dan Flippers tag). Pemasangan nomor Pit tag seri 12xxxxxxxA diberlakukan untuk JM, dan seri 13xxxxxxxA untuk Warmon. Pemantauan pagi dilakukan sepanjang tahun pada saat sebelum dan ketika memasuki musim peneluran. Pemantauan malam dilakukan pada musim peneluran saja. Di JM kegiatan ini dilakukan dari April - September, sedangkan di Warmon dari Oktober - Maret. Musim puncak peneluran di JM adalah Juni – Juli, sedangkan di Warmon adalah dari Desember – Februari. Pemantauan pagi tidak dilaksanakan jika bertepatan dengan hari raya keagamaan (Natal, Tahun Baru dan Paskah). Jumlah pemantau adalah 17 orang, 12 orang bertugas di JM dan lima orang di Warmon. Di kedua bentang pantai ini, mereka dibagi menjadi dua kelompok, yaitu yang bertugas pagi dan malam. Kelompok pagi terdiri dari masyarakat lokal yang telah dilatih untuk itu. Tim pemantau pagi ini kemudian dibagi lagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah segmen pantai. Kelompok pemantau malam terdiri dari staf WWF saja. Ringkasan jumlah tenaga pemantau per segmen pantai serta peralatan yang dipergunakan ditampilkan pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah Tenaga dan Peralatan yang Dipergunakan dalam Pemantauan Sarang Per Segmen Pantai Di Jamursba Medi dan Warmon

Waktu Pemantauan

Jumlah Tenaga pada setiap segmen pantai Peralatan yang digunakan pada pemantauan sarang

Wembrak Batu

Rumah Warmamedi Warmon

Pagi 2 orang 2 orang 3 orang 3 orang Pensil, buku data (hard cover), parang, tas plastik, sarung tangan, jarring penutup sarang

Page 4: Status Populasi Penyu Belimbing ( Dermochelys coriacea ...bpsplpadang.kkp.go.id/pubs/uploads/files/jenis/Technical Status... · Panjang pantai JM adalah ± 18 km yang terbagi atas

4

Malam 2 orang 1 orang 2 orang 2 orang

Meteran saku, pencil, buku data (hard cover), parang, tas plastik sarung tangan, jarring penutup sarang, jarum dan nomor PIT tag, scanner (alat baca PIT tag), PIT tag aplicator (untuk memasukkan jarum), senter kepala, kamera digital, metal tag dan applicator

Determinasi ada atau tidaknya telur dalam suatu sarang dilakukan dengan melihat tanda-tanda jejak penyu di pasir. Jika jejak di pasir menunjukkan penyu melakukan tahapan peletakkan telur atau kamuflase, maka kemungkinan 90 % terdapat telur penyu. Konfirmasi acapkali dilakukan dengan metode probing (menggunakan tongkat yang ditusukkan kedalam pasir untuk memeriksa ada/tidaknya telur). Suatu sarang dikatakan terpredasi oleh babi hutan jika jejak pada area sarang telur dan bentuk kerusakan terlihat seperti kawah pasir (bekas galian melingkar merata). Suatu sarang dikatakan terpredasi oleh anjing apabila galian sarang hanya terjadi dari satu arah. Jika galian sarang lebih kecil dibanding yang disebabkan oleh anjing dan babi, serta ada bekas ekor biawak yang terseret di pasir, maka kondisi ini diklasifikasikan sebagai sarang terpredasi oleh biawak.

Pengendalian predator dan abrasi

Pencegahan dan pengendalian predator babi, biawak, serta anjing dilakukan dengan memasang jerat babi hutan, jaring penutup sarang, pancing biawak, jaring penghalang masuk ke areal pantai, serta relokasi sarang telur penyu. Pemasangan jerat babi hutan dilakukan di pantai Warmamedi dan Batu Rumah, pada sektor yang diketahui paling banyak dikunjungi oleh babi hutan. Jerat di pasang dibawah vegetasi sekitar 50 m dari air laut pasang tertinggi. Jerat babi hutan aplikasikan sejak tahun 2010. Jumlah jerat babi hutan yang dipasang pada tahun tersebut adalah 117 unit. Pada tahun 2011, jumlah jerat ditambah menjadi 170 unit. Pemasangan dilakukan dengan melibatkan masyarakat lokal. Selain pemasangan jerat babi hutan, juga dilakukan pemasangan jaring penutup sarang berukuran 1,5 m x 1,5 m. Alat ini dipasang untuk menutupi sarang-sarang telur penyu, terutama, yang tertanam dangkal. Pada tahun 2011, jumlah jarring jenis ini yang dipergunakan adalah 73 unit. Alat lain yang dipergunakan adalah pancing biawak yang dibuat seperti pancing ikan. Pancing ini dipasang di beberapa sektor pantai Baturumah dan Warmamedi. Alat ini mulai dipergunakan tahun 2011. Jumlah unit yang dipakai saat itu adalah 21 mata pancing. Cara lain yang diterapkan untuk mencegah predator adalah dengan memasang jarring penghalang pantai. Alat ini dipergunakan untuk melindungi lebih dari satu sarang telur dalam beberapa sektor. Panjang jaring yang dipakai saat pertama kali dipakai di Warmamedi tahun 2010 adalah 50 m. Pada tahun 2011, panjang jaring ditambah menjadi 1500 m. Relokasi sarang telur penyu dilakukan pada sarang yang dipertimbangkan berada pada lokasi titik pasang tertinggi serta jalur muara sungai

Page 5: Status Populasi Penyu Belimbing ( Dermochelys coriacea ...bpsplpadang.kkp.go.id/pubs/uploads/files/jenis/Technical Status... · Panjang pantai JM adalah ± 18 km yang terbagi atas

5

yang rawan berubah dalam waktu 60 hari. Relokasi ini juga dilakukan pada sarang-sarang yang terancam oleh predator.

Pemantauan terhadap masa inkubasi dan daya tetas telur penyu

Pemantauan terhadap masa inkubasi hanya dilakukan pada telur yang direlokasi ke penetasan semi-alami. Penetasan ini dirancang sedemikian rupa dengan membuat kandang persegi berpagar keliling dan beratap dedaunan. Jarak lokasi penetasan dari air pasang tertinggi adalah 4 m. Penetasan ini dijaga dari predator, dan sarang digali ketika sudah menetas, atau dianggap telah melampaui masa inkubasi (lebih dari 75 hari). Penghitungan angka penetasan telur penyu dilakukan dengan metode yang dianjurkan oleh Adnyana dan Hitipeuw (2009). Telur dianggap infertil jika ukurannya kecil dan dan tidak memiliki kuning telur.

Hasil dan Pembahasan

Pemantauan penyu Belimbing di pantai Jamursba Medi

Jumlah sarang telur penyu Belimbing di pantai JM pada periode 2007 – 2011 berkisar antara 1385 – 2062. Jumlah tertinggi diperoleh pada tahun 2007 (2062 sarang), dan terendah pada tahun 2010 (1385 sarang). Secara umum, berdasarkan pengamatan jumlah sarang ini, populasi penyu Belimbing di pantai Jamursba Medi selama periode lima tahun terakhir ini mengalami penurunan (Grafik 1).

Musim puncak peneluran relatif stabil dari tahun 2007 hingga 2011, terjadi pada bulan Juni atau Juli. Pada tahun 2007, puncak peneluran terjadi pada bulan Juli dengan jumlah 562 sarang. Pada tahun 2008 dan 2009, masa puncak bergeser ke bulan Juni dengan jumlah, secara berurutan, 526 dan 529 sarang. Pada tahun 2010 dan 2011, musim puncak kembali terjadi pada bulan Juli dengan jumlah sebanyak 372 dan 464 sarang telur penyu (Grafik 2).

Tak semua sarang – sarang telur penyu bisa selamat. Selama 60 bulan pengamatan, setidaknya dalam 41 bulan, sebagian sarang telur ditemukan rusak oleh predator babi, anjing dan biawak, serta akibat tergerus air laut. Proporsi hilangnya sarang telur penyu oleh keempat penyebab tersebut berkisar antara 0,19% - 77,15%. Secara proporsional, tampaknya kehilangan sarang oleh predator babi dan anjing lebih dominan dibanding dua penyebab lainnya (Grafik 3).

Sejumlah 48 sarang telur penyu Belimbing di pantai JM yang diperoleh pada peneluran bulan Juni-Juli 2010 direlokasi ke tempat penetasan yang sudah disiapkan. Masa inkubasi berkisar antara 54 - 63 hari dengan rerata 58,71 hari. Jumlah total telur fertil yang dipindahkan adalah 4167 butir, sedangkan jumlah total cangkang telur >50% sebanyak 2626 cangkang. Dengan demikian, persentase (%) tukik yang menetas (hatching success) adalah 63,40%.

Page 6: Status Populasi Penyu Belimbing ( Dermochelys coriacea ...bpsplpadang.kkp.go.id/pubs/uploads/files/jenis/Technical Status... · Panjang pantai JM adalah ± 18 km yang terbagi atas

6

Pengamatan yang dilakukan pada periode 1 Mei – 6 September 2010 menunjukkan bahwa frekuensi kemunculan seekor penyu Belimbing di pantai JM untuk bertelur adalah antara 1 – 9 kali. Secara proporsional, frekuensi kemunculan 2 kali sangat dominan (55,41%), diikuti dengan frekuensi kemunculan 3 kali (27,03%) dan 4 kali (13,51%). Ringkasan data tentang ini ditampilkan pada Grafik 4. Tabel 2 memperlihatkan interval bertelur penyu Belimbing di pantai JM. Data yang ditampilkan adalah hasil pemantauan terhadap empat ekor induk penyu pada tahun 2007. Dari keempat individu tersebut diketahui bahwa masing-masing penyu bertelur sebanyak tiga kali dengan interval waktu antara 1 - 33 hari.

Grafik 1: Perkembangan jumlah sarang telur penyu Belimbing (Dermochelys coriacea) di Pantai Jamursba Medi, Abun – Papua selama periode 2007 – 2011.

Grafik 2. Sebaran jumlah sarang telur penyu Belimbing (Dermochelys coriacea) di Pantai Jamursba Medi, Abun – Papua berdasarkan bulan - bulan pengamatan. Periode pengamatan adalah 60 bulan, dari Januari 2007 – Desember 2011. Perhatikan bahwa masa puncak peneluran terjadi pada bulan Juni atau Juli

Page 7: Status Populasi Penyu Belimbing ( Dermochelys coriacea ...bpsplpadang.kkp.go.id/pubs/uploads/files/jenis/Technical Status... · Panjang pantai JM adalah ± 18 km yang terbagi atas

7

Grafik 3: Perbandingan proporsi (%) sarang telur penyu Belimbing (Dermochelys coriacea) yang rusak akibat dimakan babi hutan, anjing, biawak, serta akibat tergerus air laut pada periode 2007 – 2011 di Jamursba Medi. Total sarang adalah seperti ditampilkan pada Grafik 2.

Grafik 4. Frekuensi kemunculan seekor penyu Belimbing di Pantai Jamursba Medi, Abun yang diketahui dari deteksi PIT Tag pada periode 1 Mei – 6 September 2010. N = 74 Ekor

Tabel 2. Interval Waktu Bertelur Penyu Belimbing Di Pantai Jamursba Medi Berdasarkan Informasi Data PIT Tag pada Tahun 2007. N = 4 Ekor.

No PIT Tag Tanggal Bertelur Interval Bertelur (Hari) I II III Antara I dan II Antara II dan III

1 123654283A 05-06-2007 16-06-2007 19-07-2007 10 33 2 126345164A 19-06-2007 19-07-2007 20-07-2007 30 1 3 126421323A 26-06-2007 29-06-2007 08-07-2007 3 9 4 126346315A 09-07-2007 27-07-2007 27-07-2007 12 0

Page 8: Status Populasi Penyu Belimbing ( Dermochelys coriacea ...bpsplpadang.kkp.go.id/pubs/uploads/files/jenis/Technical Status... · Panjang pantai JM adalah ± 18 km yang terbagi atas

8

Pemantauan penyu Belimbing di Pantai Warmon Jumlah sarang telur penyu di pantai Warmon selama periode 2007 – 2011 berkisar antara 1030 – 1840. Angka terendah dicatat pada tahun 2009 dan tertinggi pada tahun 2011. Rendahnya jumlah sarang pada tahun 2009, salah satunya adalah karena masa pencatatan dilakukan dalam 11 bulan saja. Karena masalah teknis, data bulan Juni 2009 tak berhasil diperoleh. Secara umum, jika kecenderungan jumlah sarang telur penyu di JM menurun pada periode lima tahun terakhir ini, maka hal sebaliknya terjadi pada pantai Wermon (Grafik 5). Masa puncak peneluran di pantai Warmon terjadi pada bulan Desember atau Januri. Pada bulan-bulan selanjutnya jumlah sarang telur menurun hingga mencapai titik terendah pada bulan April. Pada bulan Mei, kecenderungan peningkatan mulai terlihat, hingga mencapai puncaknya pada bulan Juli atau Agustus, dan selanjutnya menurun kembali hingga bulan September atau Oktober (Grafik 6). Berdasarkan kecenderungan ini, fluktuasi bulanan jumlah sarang telur penyu di Warmon bisa dikatakan berpuncak ganda (Desember – Januari dan Juli – Agustus). Seperti halnya di JM, sarang – sarang telur penyu di Warmon juga tak luput dari predasi (babi, anjing dan biawak) maupun gerusan air laut. Selama 28 bulan dalam periode 2007 – 2011, kerusakan sarang akibat faktor – faktor ini berkisar antara 0,37 – 43,48%. Proporsi tertinggi (43,48%) tercatat terjadi pada bulan Oktober 2009 dan terendah (0,37%) pada bulan Juni 2011. Partisi berdasarkan penyebab menunjukkan bahwa kehilangan sarang telur akibat predator anjing dan tergerus air laut sangat dominan di Warmon dari tahun ke tahun, diikuti oleh akibat predasi biawak, serta babi (Grafik 7). Sejumlah 17 sarang telur penyu Belimbing di pantai Warmon yang diperoleh pada peneluran bulan Februari - Maret 2010 direlokasi ke tempat penetasan yang sudah disiapkan. Masa inkubasi tak dicatat. Hasil penggalian sarang dan pencatatan terhadap jumlah cangkang telur >50%, maka diketahui total cangkang telur dari 1222 butir telur yang direlokasi sebanyak 638, dengan rata-rata sukses penetasannya 52,20%. Seperti halnya di JM, frekuensi dan interval kemunculan seekor penyu Belimbing di Pantai Warmon juga dicatat (Tabel 3). Dari hasil pemantauan terhadap 7 individu penyu yang bertelur pada tahun 2007 dan 2008, diketahui bahwa frekuensi bertelur seekor induk penyu Belimbing adalah antara 3-4 kali, dengan interval bertelur 8-50 hari (Modus = 11 hari).

Page 9: Status Populasi Penyu Belimbing ( Dermochelys coriacea ...bpsplpadang.kkp.go.id/pubs/uploads/files/jenis/Technical Status... · Panjang pantai JM adalah ± 18 km yang terbagi atas

9

Grafik 5: Perkembangan jumlah sarang telur penyu Belimbing (Dermochelys coriacea) di Pantai Warmon, Abun – Papua selama periode 2007 – 2011. Catatan: data tahun 2009 hanya dalam 11 bulan pengamatan; data bulan Juni tak berhasil diperoleh.

Grafik 6. Sebaran jumlah sarang telur penyu Belimbing (Dermochelys coriacea) di Pantai Warmon, Abun – Papua berdasarkan bulan - bulan pengamatan. Periode pengamatan adalah 60 bulan, dari Januari 2007 – Desember 2011. Perhatikan bahwa masa puncak peneluran terjadi pada bulan Juni atau Juli. Catatan: data tahun 2009 hanya dalam 11 bulan pengamatan; data bulan Juni tak berhasil diperoleh

Page 10: Status Populasi Penyu Belimbing ( Dermochelys coriacea ...bpsplpadang.kkp.go.id/pubs/uploads/files/jenis/Technical Status... · Panjang pantai JM adalah ± 18 km yang terbagi atas

10

Grafik 7: Perbandingan proporsi (%) sarang telur penyu Belimbing (Dermochelys coriacea) yang rusak akibat dimakan babi hutan, anjing, biawak, serta akibat tergerus air laut pada periode 2007 – 2011 di Warmon. Jumlah sarang adalah seperti ditampilkan pada Grafik 6.

Tabel 3. Interval Waktu Bertelur Penyu Belimbing Di Pantai Warmon Berdasarkan Informasi Data PIT Tag pada Tahun 2007 - 2008. N = 7 Ekor.

No PIT Tag Tanggal Bertelur Interval Bertelur (Hari)

I II III IV Antara I dan II Antara II dan III Antara III dan IV

1 132156593A 27-11-2007 17-12-2007 06-01-2008 - 20 20 - 2 131666734A 29-11-2007 08–12-2007 11-01-2008 - 9 32 - 3 132267240A 16-12-2007 06-01-2008 25-02-2008 - 29 50 - 4 132163154A 27-12-2007 08-02-2008 18-02-2008 - 43 10 - 5 132251545A 11-10-2008 22-10-2008 31-10-2008 10-11-2008 11 9 10 6 132236690A 14-10-2008 25-10-2008 03-11-2008 - 11 8 - 7 132225656A 14-10-2008 25-10-2008 05-11-2008 - 11 11 -

Page 11: Status Populasi Penyu Belimbing ( Dermochelys coriacea ...bpsplpadang.kkp.go.id/pubs/uploads/files/jenis/Technical Status... · Panjang pantai JM adalah ± 18 km yang terbagi atas

11

Pemantauan Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea) di Pantai Jamursba Medi dan Warmon

Total sarang yang berhasil dihitung di pantai JM selama periode 2007 – 2011 berkisar antara 348 – 512 sarang per tahun (Grafik 8). Secara umum, kecenderungannya adalah meningkat dalam kurun lima tahun terakhir. Masa puncak bertelur tercatat stabil terjadi antara bulan April – Mei setiap tahunnya (Grafik 9). Namun demikian, seperti halnya yang terjadi pada sarang-sarang telur penyu Belimbing, sarang telur penyu Lekang juga tak luput dari predasi dan gerusan air laut. Kehilangan telur akibat hal ini setidaknya tercatat terjadi dalam 25 bulan, dengan proporsi kerusakan berkisar antara 8,06 – 100%. Anjing tampaknya merupakan predator dominan di JM, diikuti oleh babi hutan, dan biawak. Proporsi kehilangan sarang telur penyu akibat gerusan air laut relatif kecil, dan hanya tercatat pada bulan Maret 2007 dan 2009, serta bulan Juni 2011 (Grafik 10). Jumlah sarang telur yang dipantau di Warmon pada periode 2007 – 2011 berkisar antara 49 – 326 sarang per tahun. Seperti halnya yang terjadi di JM, kecenderungan populasi penyu Lekang bertelur di Warmon juga mengalami peningkatan dalam lima tahun terakhir (Grafik 11). Kecuali tahun 2008, masa puncak peneluran penyu Lekang di Warmon terjadi pada Bulan April (Grafik 12). Predasi tampaknya juga menjadi masalah besar bagi sarang – sarang telur penyu Lekang di Warmon. Selama 60 bulan pengamatan, kehilangan sarang-sarang telur penyu akibat predasi setidaknya tercatat terjadi dalam 14 bulan dengan proporsi berkisar antara 2,15 – 100%. Anjing dan biawak adalah predator utama di Warmon. Predasi oleh babi hanya tercatat terjadi pada bulan Februari 2011 (1 sarang). Demikian pula halnya dengan kehilangan sarang telur penyu akibat gerusan air laut yang hanya terjadi pada bulan April 2010 (1 Sarang). Ringkasan proporsi sarang telur penyu akibat predasi dan gerusan air laut di Warmon selama periode 2007 – 2011 ditampilkan pada Grafik 13. Pada Tahun 2010 dilakukan relokasi sarang penyu Lekang di pantai JM dan Warmon. Total sarang telur penyu dimaksud adalah 59 sarang. Dari total sarang ini, telur fertil diketahui berjumlah 5461 butir, dan yang berhasil menetas adalah sebanyak 3862 butir. Dengan demikian sukses menetasnya adalah 70.72%. Kisaran masa inkubasi adalah antara 50 - 60 hari dengan rerata 52.78.

Page 12: Status Populasi Penyu Belimbing ( Dermochelys coriacea ...bpsplpadang.kkp.go.id/pubs/uploads/files/jenis/Technical Status... · Panjang pantai JM adalah ± 18 km yang terbagi atas

12

Grafik 8. Perkembangan jumlah sarang telur penyu Lekang (Lepidochelys olivacea) di Pantai Jamursba Medi selama periode 2007 – 2011.

Grafik 9. Sebaran jumlah sarang telur penyu Lekang (Lepidochelys olivacea) di Pantai Jamursba Medi berdasarkan bulan - bulan pengamatan pada periode Januari 2007 – Desember 2011. Perhatikan bahwa masa puncak peneluran terjadi pada bulan April atau Mei.

Page 13: Status Populasi Penyu Belimbing ( Dermochelys coriacea ...bpsplpadang.kkp.go.id/pubs/uploads/files/jenis/Technical Status... · Panjang pantai JM adalah ± 18 km yang terbagi atas

13

Grafik 10. Perbandingan proporsi (%) sarang telur penyu Lekang (Lepidochelys olivacea) yang rusak akibat dimakan babi hutan, anjing, biawak, serta akibat tergerus air laut pada periode 2007 – 2011 di Jamursba Medi. Total sarang per bulan adalah seperti ditampilkan pada Grafik 9.

Grafik 11. Perkembangan jumlah sarang telur penyu Lekang (Lepidochelys olivacea) di Pantai Warmon selama periode 2007 – 2011.

Page 14: Status Populasi Penyu Belimbing ( Dermochelys coriacea ...bpsplpadang.kkp.go.id/pubs/uploads/files/jenis/Technical Status... · Panjang pantai JM adalah ± 18 km yang terbagi atas

14

Grafik 12. Sebaran jumlah sarang telur penyu Lekang (Lepidochelys olivacea) di Pantai Warmon berdasarkan bulan - bulan pengamatan pada periode Januari 2007 – Desember 2011. Kecuali tahun 2008, masa puncak peneluran terjadi pada bulan April.

Grafik 13. Perbandingan proporsi (%) sarang telur penyu Lekang (Lepidochelys olivacea) yang rusak akibat dimakan babi hutan, anjing, biawak, serta akibat tergerus air laut pada periode 2007 – 2011 di Warmon. Total sarang per bulan adalah seperti ditampilkan pada Grafik 12.

Page 15: Status Populasi Penyu Belimbing ( Dermochelys coriacea ...bpsplpadang.kkp.go.id/pubs/uploads/files/jenis/Technical Status... · Panjang pantai JM adalah ± 18 km yang terbagi atas

15

Diskusi Ini adalah laporan pertama tentang status populasi berdasarkan sensus jumlah sarang telur penyu dalam periode lima tahun di JM dan Warmon. Tulisan – tulisan sebelumnya, hanya melaporkan secara parsial berdasarkan pengamatan dalam beberapa bulan atau hanya terbatas pada salah satu bentang atau segmen pantai saja (Lihat tulisan Hitipeuw et al, 2007). Secara umum, bisa dikatakan bahwa total sarang telur penyu Belimbing di JM dalam lima tahun terakhir ini masih terlihat mengalami penurunan. Hal ini sesuai dengan yang dilaporkan oleh Hitipeuw et al (2007). Namun demikian, kecenderungan populasi penyu Belimbing di Warmon menunjukkan peningkatan. Demikian pula halnya dengan populasi penyu Lekang yang di kedua bentang pantai JM maupun Warmon tercatat mengalami peningkatan. Pemantauan yang lebih seksama dalam kurun waktu yang lebih panjang (misalnya lima tahun lagi) akan memberikan gambaran yang lebih baik terhadap kecenderungan populasi penyu di Pesisir Abun. Hasil pemantauan juga menunjukkan bahwa ancaman pengambilan telur penyu oleh masyarakat sudah tak ada lagi, atau kalaupun ada, tampaknya terjadi dalam kuantitas yang bisa diabaikan. Hal ini menunjukkan bahwa intervensi yang dilakukan oleh WWF dan pihak terkait lainnya berjalan dengan efektif. Dengan demikian, kontinyuitas program sosial-ekonomi kemasyarakatan mesti tetap dilanjutkan untuk mempertahankan kondusivitas keamanan sarang-sarang telur penyu di JM dan Warmon dari pengambilan oleh masyarakat. Namun demikian, tingginya tingkat kehilangan sarang telur akibat predasi dan tergerus air laut masih merupakan kendala yang sangat besar dalam upaya pemulihan populasi di wilayah ini. Pilot project upaya penanganan terhadap masalah tersebut dilakukan mulai tahun 2010 dan berlanjut pada 2011. Hasil kegiatan cukup menjanjikan namun masih memerlukan beberapa perbaikan. Penurunan jumlah sarang telur penyu yang rusak pada tahun 2011 dibanding tahun 2010 di JM mungkin mengindikasikan efektivitas kegiatan dimaksud. Namun demikian, implementasi maksimal piranti pencegahan predator tentunya membutuhkan asupan biaya dan personel yang lebih banyak di masa- masa mendatang. Angka penetasan sarang-sarang telur penyu Belimbing maupun Lekang yang di relokasi masih relatif rendah. Demikian pula halnya dengan angka penetasan sarang alami seperti yang dilaporkan oleh beberapa pekerja seperti Tapilatu dan Tiwari (2007) serta Mangontang (2008). Tapilatu dan Tiwari (2007) melaporkan bahwa secara umum, angka penetasan sarang alami di JM (25,5% ± SD 32%) lebih rendah dibanding Warmon (47,1% ± SD 23,6%). Partisi berdasarkan segmen pantai di JM menunjukkan bahwa angka penetasan sarang alami di Wembrak (9,3% ± SD 18,7%) lebih rendah disbanding Batu Rumah (44.7% ± SD 36.5%), dan Warmamedi (31.4% ± SD 30.6%). Peneliti ini menduga bahwa fenomena tersebut mungkin berhubungan

Page 16: Status Populasi Penyu Belimbing ( Dermochelys coriacea ...bpsplpadang.kkp.go.id/pubs/uploads/files/jenis/Technical Status... · Panjang pantai JM adalah ± 18 km yang terbagi atas

16

dengan tingginya temperatur pasir di JM terutama di Wembrak, yang melebihi ambang atas toleransi hidup embryo. Ditemukan bahwa mortalitas embryo di JM berkisar antara 0 – 92% (rerata 33,3% ± SD 26%, n = 47). Angka penetasan yang lebih rendah dilaporkan oleh Mangontang (2008). Peneliti ini melaporkan bahwa angka penetasan sarang-sarang telur alami di Warmon adalah 13%; jauh lebih rendah disbanding sarang yang direlokasi (73%). Panasnya temperatur pasir dan rendaman air laut adalah atribut yang dihubungkan dengan hal tersebut. Para peneliti dimaksud menyarankan agar pada masa mendatang bisa dilakukan studi yang lebih seksama mengenai pengaruh suhu pasir terhadap viabilitas embryo penyu. Relokasi sarang-sarang telur penyu ke lokasi dengan lingkungan mikro yang sesuai dengan kebutuhan penetasan optimal (yang memberikan angka penetasan tinggi dan sex-ratio seimbang) tampaknya adalah kegiatan yang mendesak untuk dilakukan. Isu lain yang mesti mendapatkan perhatian serius dalam rencana pengelolaan penyu laut di Abun adalah adanya aktivitas pembangunan jalan trans - Papua Barat. Disadari sepenuhnya bahwa pembangunan jalan ini akan

memberikan manfaat besar bagi masyarakat setempat. Namun demikian rute jalur jalan yang dibangun persis di

sepanjang pesisir Pantai JM secara teoritis akan menyebabkan penurunan kualitas pantai akibat meningkatnya sedimentasi dan hanyutan kayu-kayu, serta munculnya perkampungan baru di daerah peneluran. Saat ini, terbangunnya jalan di segmen Pantai Wembrak mungkin berasosiasi dengan hilangnya vegetasi dekat pantai setempat, sehingga mengakibatkan pengendapan sedimen dan lumpur di hamper kebanyakan (70%) wilayah persarangan. Pelajaran dari tempat lain menunjukkan bahwa kehilangan pantai peneluran penyu karena pembangunan seperti ini telah banyak terjadi (Spotila et al 1996, 2006). Oleh karena itu, seyogyanya pembangunan dimaksud mesti mempertimbangkan keutuhan habitat peneluran penyu setempat, apalagi pesisir Abun adalah merupakan satu-satunya pantai peneluran penyu Belimbing dengan populasi terbesar di Pasifik Barat.

Ucapan Terima Kasih Ucapan terima kasih disampaikan kepada Walton Foundation yang telah membiayai kegiatan perlindungan penyu di Abun, masyarakat pemilik ulayat, tenaga pemantauan dan pengendalian predator di JM dan Warmon, masyarakat Kampung Saubeba, Warmandi dan Kampung Wau-Weyaf, Pemerintah Kabupaten Tambrauw, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Papua Barat, Forum Kolaborasi Pengelolaan Pantai Peneluran Penyu Belimbing Suaka Margasatwa JM dan sekitarnya, kelompok Men Kaisor Abun, serta seluruh pihak yang memberi kontribusi dalam perlindungan penyu di Abun.

Page 17: Status Populasi Penyu Belimbing ( Dermochelys coriacea ...bpsplpadang.kkp.go.id/pubs/uploads/files/jenis/Technical Status... · Panjang pantai JM adalah ± 18 km yang terbagi atas

17

Referensi Adnyana W dan C Hitipeuw (2009). Panduan melakukan pemantauan populasi penyu di pantai peneluran di

Indonesia. WWF Marine Program, hal 13-14. Hitipeuw C, Dutton PH, Benson S, Thebu J, dan Bakarbessy J (2007). Population status and interesting

movement of leatherback turtles, Dermochelys coriacea, nesting on the northwest coast of Papua, Indonesia. Chelonian Conservation and Biology 6(1):28–36.

Mangontang Y (2008). Hubungan Antara Suhu pasir dengan Tingkat Sukses penetasan telur penyu belimbing

(Dermochelys coriacea) di Pantai Warmon Distrik Abun Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat. Skripsi Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Cendrawasih Jayapura. 69 hal.

Spotila JR (2004). Sea Turtles: a complete guide to their biology, behavior, and conservation, The John

Hopkins University Press, London, p 197-214. Tapilatu RF and M Tiwari (2007). Leatherback turtle, Dermochelys coriacea, hatching success at Jamursba-

Medi and Wermon beaches in Papua, Indonesia. Chelonian Conservation and Biology 6(1):154-158.