Upload
rrhakim
View
1.154
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
Alpha, Beta Automatic Transaxle
Alpha, Beta Automatic Transaxle
1 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
1. Pembukaan 1.1 Umum
Transmisi otomatis Alpha, Beta dipasang pada kendaraan yang menggunakan mesin alpha atau beta. Yang mana transmisi jenis ini digunakan untuk kendaraan kecil seperti Getz, Accent, Cerato dan lainnya. Diproduksi dan dimodifikasi dari seri ‘ KM ‘ oleh jepang sehingga sistim pengontrol dan susunan mekanisnya tidak berbeda dengan A/T alpha dan beta. Transmisi otomatis Alpha, Beta mempunyai kesamaan struktur mekanis dan hydraulic, electronic control system. Hanya saja maximum input torque untuk otomatis transmisinya berbeda karena alpha dan beta engine mempunyai perbedaan torque dan power pada mesinnya. Pada buku manual training ini, yang akan dijelaskan hanya pengembangan transmisi otomatis alpha sebagai contoh yang dipakai pada kendaraan saat ini.
[Alpha, Beta AT]
Transmisi otomatis pertama kali dipakai pada Hyundai Scoupe dengan nama ‘SLC(Sports Looking Car)’ dan dengan kode ‘A4AF1’. Berikut ini adalah aturan yang harus dipahami untuk bisa mengerti kode pada otomatis transmisi
- A4AF1, 2,3: A: Automatic transaxle, 4: 4speed, A: Alpha, 1: Developing order
- A4BF1,2: A: Automatic transaxle, 4: 4speed, B: Beta, 1: Developing order
Transmisi otomatis alpha advanced (A4AF3) dan beta advanced (A4BF2) sudah dipakai pada Hyundai Accent dan Coupe sejak 1999.
2 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
1.2 Spesifikasi
Item Keterangan Model code A4AF3 (Advanced alpha), A4BF2 (Advanced beta)
A/T Type Electronically controlled 4-speed FF type T/C Type 3Elements, 2Phases, 1Stage
Exterior
Torque (Kg·m) 15 (Alpha), 22 (Beta)
Weight(Kg, Wet) 78.2
Length (mm) 390.5 Spec.
Width (mm) 481
Gear ratio 2.846 / 1.581 / 1.000 / 0.685 / 2.176 (1st/2nd/3rd/4th/R)
Skip shift 4th • 2nd gear Engine Stall speed (RPM) 2,500±200
T/C Stall torque ratio 1.9 – 2.0
Friction elements 3C2B1F (3Clutches 2Brakes 1OWC): 1-band, 4-multiple disc type
3Clutches: Front clutch, Rear clutch, End clutch 2Brakes: Low & reverse brake, Kick-down brake (Band type)
Application HMC: Accent, Getz, Matrix, Elantra, X-3 & RD (from 2000MY)
KMC: Cerato, C-CAR
Planetary gear 1 Ravinoux type planetary gear set with long and short pinion
Solenoid valve
6 Solenoid valves (3-PWM, 3-ON/OFF) 2-Pressure control solenoid valves (PWM)
1-Damper clutch control solenoid valve (PWM) 3-Shift control solenoid valve (ON/OFF)
ATF (L) Diamond SP-3 (6.7L)
3 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
2. Mechanical System
2.1 Components [Section View]
Fungsi Komponen
4 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
Thrust bearing & Races
* Tabel Shim yang tersedia O.D I.D Code No. O.D I.D Code No.
70 55.7 48.1 34.4 #4
70 55.7 40 21 #5
70 55.7 42.6 28 #6
70 55.7 54 38.7 #7
70 55.7 52 36.4 #8
48.9 37 #2 41 28 #9
48.9 37 39 28 #10
48.9 37 38 22.2 #11
48.9 37 52 36.4 #12
48.9 37 58 44 #13
48.9 37
48.9 37
48.9 37
#1
#3
5 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
2.1.1 Front Clutch
Front clutch bekerja pada gigi percepatan 3 posisi D dan R. Saat bekerja, reverse sun gear dari planetary gear berputar.
Power flow:
Input shaft Rear clutch retainer Front clutch Kick-down drum Reverse sun gear Long pinion Ring gear Transfer driven gear
Front clutch
6 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
Membongkar
Snap ring
09453-21000 09453-24000 Tekan return spring menggunakan SSTdan lepaskan snap ring untuk melepasreturn spring
- Pemeriksaan
Round side
Clutch disc
Reaction plate
Snap ring (selective) - B
k
- P
- Jrd
- Pengecekan Endplay
50N - Cr
- Jsy
7
agian plate yang tirus harus menghadapebawah.
late yang bergigi jarang harus searah.
ika clutch akan dipakai kembali harus diendam dalam ATF minimum 2 jam sebelumipasang.
ek end play dengan menekan clutcheaction plate sebesar 50N(5kg, 11lbs)
Standard value: 0.4-0.6mm
ika clearance yang diperoleh melebihipesifikasi, setel dengan memilih “snap ring”ang tepat.
Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
2.1.2 Rear Clutch
Rear clutch bekerja pada gigi percepatan 1 ~ 3 pada posisi D/2/L. Saat bekerja, forward sun gear dari planetary gear berputar.
Power flow:
Input shaft Rear clutch retainer Rear clutch Rear clutch hub Forward sun gear Short pinion Ring gear Transfer driven gear
Rear clutch
8 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
Clutch plate
Clutch reaction plate
Snap ring
Thrust race Snap ring (selective)
Clutch disc
Return spring
Wave spring
D-ring
D-ring
Rear clutch piston
Rear clutch retainer
Seal ring
* Return spring berubah menjadi ‘Coil spring dari tipe plate menjadi tipe spring sejak advanced alpha dan beta automatic transaxle. (A4AF3, A4BF2)
Pengecekan Endplay
50N -
-
2.1.3 End Clutch
End clutch bekerja pada gigi percepatan 4 (Sesunmulai dari gigi percepatan 3. ini hanya untuk meng4 ). Saat bekerja, planetary carrier berputar.
Power flow:
Input shaft End clutch retainer End clutchPlanetary carrier Ring gear Transfer driven
9
Cek end play sambil mendorong clutchreaction plate dengan tekanan sebesar50N(5kg, 11lbs)
Nilai Standard : 0.3-0.5mm
Jika clearance-nya melebihi spesifikasinyaaturlah dengan memilih snap ring yangtepat.
gguhnya, end clutch sudah mulai bekerja haluskan perpindahan ke gigi percepatan
End clutch hub End clutch shaft gear
Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
End clutch
Memeriksa Endplay
50N
-
-
P
10 Training Support & Development
Cek end play sambil menekan clutch reactionplate sebesar 50N(5kg, 11lbs)
Nilai Standard : 0.4-0.65mm
Jika clearance yang didapat melebihispesifikasinya setel lah dengan memilih snapring yang tepat.
asang thrust washer pada return spring end
Alpha, Beta Automatic Transaxle
Clutch reaction plate
Snap ring
End clutch retainer
Piston
D-ring
Return spring
Clutch disc
Washer
Snap ring Clutch plate
Snap ring (selective)
* Return spring berubah menjadi ‘Coil spring dari tipe plate menjadi tipe spring sejak advanced alpha dan beta automatic transaxle. (A4AF3, A4BF2)
End clutch tersusun oleh kick-down brake band, drum, servo piston dan servo switch. Bekerja pada saat gigi percepatan ke 2 & 4. Saat bekerja, reverse sun gear dari planetary gear diam.
Power flow:
Kick-down brake Kick-down drum hold Reverse sun gear hold Kick Down Brake
11 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
Tipe kick down brake adalah tipe band ; yang terdiri dari kickdown band, drum, kickdown servo, switch dan anchor. Disaat tekanan yang kedua terjadi di sisi chamber kickdowm servo cylinder, piston kickdown dan rod bergerak kekiri, tightening the brake band to hold the kickdown drum. As a result, the reverse sun gear (interlocked with the kickdown drum) is held. This brake functions during 2nd gear and during overdrive.
Kickdown servo switch mendeteksi posisi kickdown piston tepat sebelum brake diaktifkan, dan mengirimkan signal ke transaxle control module. Dengan menggunakan signal ini, transaxle control module mengontrol kedua 2nd pressure sebelum, dan selama pengoperasian brake. Pada langkah initial control atau hingga tepat sebelum kickdown brake diaktifkan, tekanan kedua yang lebih besar disuplai ke kickdown servo sehingga kickdown piston con bergerak cepat untuk mendapatkan respon yang cepat bahwa kondisi kickdown sudah terdeteksi. Pada langkah kontrol kedua atau ketika brake diaplikasikan, 2nd pressure diatur pada optimum level sehingga band mengencang pada drum sesuai dengan kekencangan yang pantas untuk mendapatkan kickdown yang baik. Adjust
rod
Kickdown servo S/W
To TCM
12 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
Movement of K/D servo
A4 A3 A2 A1
Kickdown
Kickdown Kickdown drum
Ketika K/D drum bertautan
1. K/D servo bergerak dari A1 ke A2 dengan cepat da
2. untuk mengurangi getaran, K/D servo bergeser darirelatif rendah. K/D servo bergerak sangat cepat untdengan tekanan yang tinggi.
No. Cause Symptom Analysis
1 Looseness ofK/D band
Engine RPM sharplyincrease (Run-up)
F/C is released prioK/D band engaged.gear state)
2Air exhaustplug capseparated
- Shock when shiftfrom 1st to 2nd andfrom 3rd to 4th gear- 3rd gear hold
K/D piston can't moforward. (K/D bandslippage)
Service Point Catatan: Penyetelan Kickdown servo 1. Bersihkan sekitar kickdown adjusting screw dari
semua kotoran dan material yang terkontaminasi yang menempel.
2. Kendurkan lock nut. 3. Kendurkan dan kencangkan adjust screw dua kali
dengan kunci moment 5Nm (3.6lb.ft). 4. Kendurkan lagi adjust screw 3 hingga 3-1/3 putaran. 5. Kencangkan lock nut sesuai dengan pengencanga
250kg.cm, 11-18lb.ft) Sebelum melakukan pemasangan, oleskan sealant (DC78
13
A1: K/D servo sepenuhnya dilepas,sehingga K/D drum dapat berputardengan bebas.
A2: K/D servo mulai bertautan denganK/D band.
A3: K/D drum Mulai berhenti.
n tekanan tinggi
titik A2 ke A3 dengan tekanan yang uk mengencangkan K/D drum
Remedy Remarks
r to (1st Adjust K/D
servo rod See note
ve Replace airexhaust plugcap
Checking method :repeated shifting from3rd to 4th or opposite(O/D sw ON-OFF)
nnya. Lock nut : 15-25Nm (150-
0) di tengah bagian adjust screw.
Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
Low & Reverse brake bekerja pada gigi 1 posisi L dan R. Saat bekerja, planetary carier diam
Power flow:
Low & Reverse brake Planetary carrier hold
- Service point
Low & Reverse Brake
No. Cause Symptom1 Pressure
platemisselected
Shock generatedduring "L" or "R"shift- Reverse drive impossible- Stall RPM too high (Clutch slippage)
B2 actuation pmoved
C1 actuation(delayed pro
B2 actuation point (dproper end play)
elayed: wave sp
point per endplay)
“N”•”R” shift (C1,B2) t(
Analysis
14 Tra
[LR Brake Piston]
Remedy RemarksSelect theproperpressureplate
oint
+ring
sec)
ining Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
s dan iston. Pengereman dilakukan pada saat gigi percepatan n
anetary gearing set. Sehingga, shafts dari long .
Piston
Brake disc
Pressure plate (Selective)
Brake reaction plate
Brake plate
Rear side
Return spring
Center support
Low-reverse brake adalah tipe multiple disc yang tersusun oleh center support, disc plate
Hydraulic pressure
p 1 posisi L atau Mundur. Menahadan short pinions tertahan.carier pada pl
Installation hole of pulse generator A (before ‘94MY) Pengecekan
Pasang snap ring. ** Sebagai catatan bagian achir snapring yang
terbuka harus lurus dengan lubang pemasangan pulse generator A.
15 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle Alpha, Beta Automatic Transaxle
16 Training Support & Development
2.1.5 One Way Clutch (O.W.C)
One-way clutch adalah bertipe sprag dan tidak termasuk diantara pinion carrier dan center support. Pada 1st gear (D atau 2 range), long pinion berputar searah jarum jam. One way clutch akan Menghambat gaya kecenderungan carrier untuk berputaran searah dengan putaran tersebut. Hasilnya, long pinion meneruskan gaya tersebut ke annulus gear. Carrier, yang berpasangan dengan one-way clutch outer race, akan berputar bebas searah jarum jam.
Pada kondisi engine braking saat annulus gear berputar pertama kali, carrier berputar searah jarum jam dengan bebas dan, karenaitu, pengaruh engine braking tidak diperoleh.
OWC
Service point
No. Cause Symptom Analysis Remedy Remarks
1 O.W.C wear ordamaged
Forward driveimpossible
Planetary carrierrotates reverse
ReplaceO.W.C
Checking method :Drive is possible at "L"range
16 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
2.1.6 Planetary Gear
Planetary gear set yang dipakai pada transaxle ini terdari satu forward sun gear, satu reverse sun gear, satu short pinion, satu carrier untuk menopang pinion dan annulus gear. Reverse sun gear dihubungkan ke front clutch retainer melalui kickdown drum, sedangkan forward sun gear dihubungkan ke rear clutch hub.
Carrier dibuat dalam satu kesatuan dengan brake hub yang ada pada low reverse dan outer race yang ada pada one-way clutch. Carrier dihubungkan ke end clutch via melalui end clutch shaft.
Annulus gear dimana output flange dihubungkan, menyalurkan tenaga penggerak (driving rce) ke transfer drive gear yang dipasang pada output flange. Dan parking sprag dipasang
pada bagian luar annulus gear.
Planetary gear tipe ravigneaux terdiri dari dua sun gears, yang masing-masing saling
bertautan d , dan single annulus gear yang ut dengan forward danpada kedua yai parking sprag pada dalam gear set.
Rasio planetary gear tipe Ravigneaux Planetary gear tipe ravigneaux mempunyai pinion gear ganda untuk menaikkan rasio gear dan
ada model Alpha, KM series dan F4AEL-K.
fo
engan dari dua planetary pinion gears dengan single carrierbertautan dengan satu set pinions. Kedua sun gear tersebut diseb reverse sun gears. Agar gear tersebut bisa bekerja, maka dipasang power input sun gear ini. Power dikeluarkan melalui annulus gear yang mempun bagian luarnya. Ada bermacam elemen penahan yang dipasang di
Reverse sun gea Output flange
Annulus gear
Short pinion Planetary carrier
Parking sprag
Long pinion One-way clutch
Forward sun gea
sudah dipakai p
17 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
1) Pada poin dasar C, arah putaran FSG dan RSG adalah berlawanan. juga AG dan RSG arahnya berlawanan.
2) Jarak dari titik C Jarak A - C: rasio gigi forward sun gear. Jarak A - B: rasio gigi annulus gear. Jarak A - D: ratio gigi reverse sun gear.
a dalam keadaan berhenti.
1st gear operating elements: R/C (FSG), OWC (Carrier)
3) Jika garis putus posisinya diatas garis A-D, itu artinya arah putarannya ke depan. Jika ada dibawah, artinya arah putarannya ke belakang. Dan jika posisinya ada digaris A-D, artiny
4) Poin B, annulus gear artinya putaran output.
A(F
A’
B (AG)
C (Carrier)
D (RSG)
1/74 1/34
1/26
A (FSG)
SG) B(AG) C(Carrier) D(RSG)
1/74 1/34
B’
1/26
18 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
1) Point C harus ditempatkan di garis A-D, karena OWC mengunci carrier. 2) FSG berputar dengan jumlah jarak dari A ke A’.
t AG berputar dengan jumlah jarak dari B ke B’. ndingkan FSG.
nd Gear nd gear operating elements: R/
1) Poin D harus ditempatkan d2) FSG berputar sebanyak jar3) Pada saat tersebut AG ber4) Menggunakan persamaan
3) Pada saat tersebu4) RSG berputar dengan arah berlawanan diba5) Menggunakan persamaan segitiga,
22
6
1 1/74
A(FSG)
1/
A’
1/2
X
C (FSG), K/D (RSG)
igaris A-D, karena K/D mak dari A ke A’. putar sebanyak jarak B kesegitiga,
B(AG) C(Ca
1/74
26
B’
19
X : 1 = 1/26 : 1/74 X=2.846
engunci RSG.
B’.
D(RSG) rrier)
1/34
Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
X=1.581
X 1
4th Gear (Overdrive)
th gear operating elements: E/
2) Carrier berputar sebanyak3) Pada saat tersebut AG be4) Menggunakan persamaan
4
A(FSG)
1) Poin D harus ditempatkan
6
4
1/34
X : (1/26+1/34) = 1 : (1/74+1/34)
1
1/2
C (Ca
jarak rputar segitig
di gar
/26
1/26
rrier), K
dari C sebanya,
B(AG)
is A-D,
B’
1
1/7
/D (RSG)
ke C’. ak jarak dari B ke B’.
C(Carrier) D(RSG)
karena K/D mengunci RSG.
1/74 1/34
C’
X
1/741/34
1 : (1/74+1/34) = XX=0.685
: 1/34
20 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
Reverse Gear everse gear operating elements: F/C (RSG), L&R b
1) Poin C harus ditempatkan di garis A-D, karena L&R brake mengunci Carrier.
2) RSG berputar sebanyak jarak dari D ke D’.
4) Menggunakan persamaan segitiga,
.1.7 Mekanisme Parking brake
ada saat shaft berada di posisi range “P”, maka parking pawl akan mengait dengan parking prag yang ada pada bagian luar annulus gear untuk mengencangkan output shaft, agar roda dak berputar. Dengan kata lain, ketika select lever ditempatkan di posisi range “P”, maka etent plate dan parking sprag rod akan bergerak dengan arah sesuai dengan anak panah, enyebabkan cam pada parking sprag rod mendorong parking pawl agar mengait dengan
prag.
R rake (Carrier) A(FSG) B(AG) C(Carrier)
1/74 1/34
1/26
D’
B’
3) Pada saat tersebut AG berputar sebanyak jarak dari B ke B’.
1/26
X
1/74
1/34
1 : 1/74 = X : 1/34 X=2.177
1
2
Pstidms
21 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
Apabila parking pawl berbenturan dengan bagian kepala sprag, maka hanya rod saja yang dan cam ketika menekan
pring, akan berbenturan dengan parking pawl dan support sehingga kondisinya tertahan. Jika alam kondisi ini mobil dijalankan meskipun hanya sedikit, maka roda yang berputar enyebabkan annulus gear ikut berputar. Selama cam ditekan mengikuti arah panah, maka arking pawl akan didorong begitu sprag sejajar lurus dengan parking sprag untuk mengait engan sprag.
engan ini, mekanisme parking akan menahan kendaraan agar tidak dapat bergerak pada dalam keadaan diam atau idling.
bisa bergerak karena parking pawl tidak bisa bergerak ke depan,sdmpd
Dsaat mobil
No. Cause Symptom Analysis Remedy Remarks
1 Calking due tocam broken
Forward and/orreverse driveimpossibleintermmittently
Parking sprag locks theannulus gear due todrifted cam
Replace parkingsprag rod
2 Detent ball Looseness of manual Detent plate not fixed Install detent ballseparated lever properly
22 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
2.2 Power flow
Clutches Brakes Selector lever position
Gear position F/C R/C E/C K/D L&R OWC
Remarks
P Parking • •
R Reverse • •
N Neutral •
First • •
Second • • O/D S/W OFF Third • • •
D O/D S/W ON
Fourth • •
First • • 2
Second • •
L First • •
Notation : • - Engine start possible • - Element engaged in each gear position • - Parking mechanism • - Pre-engaged element
ntuk semua kondisi perpindahan gigi, transaxle menggunakan certain holding unit. Untuk mengetahui elemen holding mana yang sedang dipakai dan bagaimana mereka terkoneksi di dalam transaxle, kita bisa menelusuri power flow untuk masing-masing perpindahan gigi di dalam transaxle. Satu set pinions, short pinions, bertautan dengan reverse sun gear. Satu set lainnya adalah long pinions, bertautan dengan kedua forward sun gear dan annulus gear. Kedua set pinions juga bertautan dengan pasangan lainnya. Pinion carrier dibuat dalam satu kesatuan dengan low reverse brake hub dan outer race yang ada pada one-way clutch. Power dimasukkan juga pada kedua sun gears. Reverse sun gear dihubungkan ke front clutch retainer melalui kick-down drum. Forward sun gear dihubungkan ke rear clutch hub. Sehingga dengan mengaitkan front atau rear clutch, power diarahkan ke reverse sun gear atau forward sun gear. Ketika kedua front dan rear clutches bertautan, maka gear set akan terkunci, dan power lewat melalui transaxle. Power dikeluarkan melalui annulus gear, yang mempunyai parking sprag pada bagian luarnya dan dihubungkan ke output flange.
U
23 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
1st Gear (“D” and “2” range) Operating elements: Rear Clutch, One-Way Clutch
Rear clutch dan one-way clutch bertautan.
Kerja rear clutch adalah memutar forward sun gear searah jarum jam.
Putaran forward sun gear menggerakkan ring gear (annulus gear) melalui pinion gears.
Pada saat tersebut, planetary carrier mencoba untuk bergerak ke arah kebalikan dari jarum jam dikarenakan panjangnya pinion. Namun one-way clutch menahan putaran
carrier ke arah jarum jam, seluruh power disalurkan ke ring gear (annulus gear).
P
Sebaliknya, power dari ring gear (annulus gear) disalurkan kembali ke planetary carrier. ada saat tersebut carrier berputar kearah jarum jam mengakibatkan power hilang. Engine
brake tidak bekerja.
24 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
1st Gear (“L” range) Operating elements: Rear Clutch, Low & Reverse Brake
Pada range gear “L” 1 , rear clutch dan low & reverse brake bertautan. st
Planetary carrier mengunci.
Dalam
Seluruh power disalurkan ke ring gear (annulus gear) melalui pinion gears.
kondisi tersebut power disalurkan dari ring gear kembali ke planetary carrier. carrier tidak bisa berputar lagi, dan engine brake tidak bekerja.
25 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
2nd Gear (“D” and “2” range)
perating elements: Rear Clutch, Kick Down Brake
O
Pada gear 2nd rear clutch dan kick down brake bertautan.
Kerja rear clutch adalah memutar forward sun gear searah jarum jam.
Putaran forward sun gear menggerakkan ring gear melalui pinion gears.
Pada saat tersebut, reverse sun gear dikunci oleh kick down brake.
Long pinion gear berputar mengelilingi sun gear. Kecepatan ring gear (annulus gear) lebih cepat dari 1st gear.
26 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
lutch
3rd Gear (“D” range)
Operating elements: Front Clutch, Rear Clutch, End C
Pada gigi ke 3rd front clutch dan rear clutch bertautan. End clutch bertautan hanya untuk persiapan ke gigi 4th dengan tujuan mengurangi gejala kejutan pada saat perpindahan gigi
rd . dari 3-4. namun end clutch tidak menyalurkan power pada gear 3
Power disalurkan ke forward sun gear dan reverse sun gear.
te
Forward sun gear dan reverse sun gear berputar dengan arah yang sama. Pada saat rsebut, short pinion gear dan long pinion gear terkunci, planetary gear set berputar dalam
satu kesatuan unit.
Kecepatan input langsung disalurkan ke ring gear (annulus gear).
27 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
- 4th Gear (“D” range)
Operating elements: Front Clutch, Rear Clutch, End Clutch
Pada gear 4 , end clutch dan kick down brake bertautan. th
Power disalurkan ke planetary carrier oleh end clutch.
Pada saat tersebut, reverse sun gear dikunci oleh kick down brake dan long pinion gear at berputar mengelilingi reverse sun gear. Kecepatan ring gear (annulus gear) lebih cep
sebanyak reverse sung gear dibandingkan dengan kecepatan gear 3rd gear.
28 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
- “R” range
Operating elements: Front Clutch, Low & Reverse Brake
Front clutch dan low & reverse brake bertautan.
Power disalurkan ke reverse sun gear danberputar searah jarum jam.
Planetary carrier dikunci oleh low & reverse brake. Putaran reverse sun gear memutar long pinion gears dengan arah kebalikan dari jarum jam. Dan ring gear (annulus gear) yang
bertemu dengan long pinion gears berputar sebaliknya.
Dalam kondisi tersebut power disalurkan dari ring gear kembali ke planetary carrier. Dan tidak bisa berputar lagi, engine brake tidak bekerja.
29 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
2.3 Shift range
Pil iasa dipilih oleh. Transaxle ini enyediakan 6 posisi: P-R-N-D-2-L. Berikut adalah penjelasan mengenai fungsi dari
masing-masing posisi. P-Parking
(1) Setiap elemen tidak bekerja sama sekali. Karena itulah output mesin tidak disalurkan ke output shaft.
(2) Output shaft dikunci oleh mekanisme alat ini. Karena itulah mobil tidak bergerak ke ke depan maupun ke belakang.
(3) Mesin bisa dihidupkan. R-Reverse
(1) Mobil bergerak ke arah belakang. (2) Mesin tidak bisa dihidupkan. N-Neutral
(1) Output mesin tidak disalurkan ke output shaft sama seperti pada posisi “P”. (2) Mesin dapat dihidupkan.
-Drive
) “D” Perpindahan gigi secara otomatis antara gigi 1 dan 4 mengikuti accelerator pedal yang ditekan ke bawah (i.e. throttle opening) dan kecepatan kendaraan. Namun dengan catatan, khusus untuk bisa masuk ke gigi 4 , overdrive control switch harus dalam ke adaan ON. Perpindahan gigi secara otomatis (ke atas atau ke bawah) dilakukan berdasarkan pola perpindahan gigi.
(2) Driving-off (kendaraan diam) selalu dilakukan pada gigi 1st. (3) Kickdown mengacu pada perpindahan gigi ke bawah yang dilakukan ketika accelerator
pedal ditekan namun bebannya melebihi titik down shift. Fungsi ini berguna pada saat pengemudi melakukan aksekekerasi mendahului mobil di depannya.
(4) Engine brake tidak berfungsi ketika posisi perpindahan ada di gigi 1st. (5) Pada saat mobil diberhentikan, gigi tertahan di posisi gigi 2 untuk mengurangi kecepatan
laju merayap dan juga getaran.
ih pola perpindahan posisi transaxle secara manual yang bm
D
(1
th
30 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
2-Second
(1) “2” perpindahan gigi secara otomatis antara gigi 1 dan 2. Artinya perpindahan giginya tidak bisa sampai ke gigi 3.
(2) Driving-off (keadaan diam) dilakukan pada gigi ke 1. ) Penurunan gigi ke gigi 2 atau 3 dilakukan dengan memilih range “2” ketika mobil sedang
i gigi 3 dan 4, sehingga mencapai kecepatan mobil lebih rendah dari angka yang
(4) range “D”, engine brake tidak bekerja ketika perpindahan ada di gigi ke 1.
L-L
lakukan penurunan gigi dari 2 ke 1, maka gigi tidak bisa dinaikkan dari gigi ke 1 ke 2, 3. kemampuan ini disebut dengan “1st gear holding” atau penguncian
i ke 1. 1. Fungsi engine brake bisa dilakukan dikarenakan
ika mobil sedang melaju di range “D” atau “2”, penurunan gigi dari gigi ke 4 ke gigi 3, gigi 3 ke gigi 2 dan gigi 2 ke gigi 1 dilakukan pada saat kecepatan
annya sudah mencapai batasan yang telah diset untuk masing-masing posisi gigi.
(3melaju dtelah di set. Sama seperti
ock Up
(1) Ketika “L” (Lock up) me
pada gig(2) Driving-off dilakukan pada gigi ke
posisinya ada di gigi ke 1. (3) Dengan memilih range “L” ket
kendara
31 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
3. Hydraulic Control System
diatur oleh pressure control valve. Tekanan hidrolis yang oleh pressure control solenoid valve
lis yang tepat. a
perpindahan giginya dilakukan oleh kontrol tekanan hidrolis) berdasarkan perubahan n putaran kickdown drum yang terdeteksi. Module dapat mengenali waktunya
(3) si rasio perubahan momen (rasio perubahan kecepatan turbin di dalam
gontrol duty pada PCSV dan merubah tekanan olinya. Gejala
(4) tinggi menyebabkan respon tekanan olinya lebih lambat. Dalam kondisi seperti ini, transaxle control module akan mengkoreksi tekanan oli tersebut dengan cara merubah control duty yang ada pada pressure control solenoid valve. Kontrol ini dilakukan ketika temperatur pelumas yang ketahui oleh oil temperature sensor lebih rendah dari 60• derajat celcius.
(5) Setelah mesin dihidupkan dan kendaran bergerak melaju, transaxle control module akan terus memperbaiki performanya agar perpindahan giginya menjadi halus. 1. Hydraulic control system terdiri dari satu oil pump untuk menghasilkan tekanan hidrolis
untuk A/T. Oil pump ini juga mempunyai katup dan solenoid valves untuk mengontrol tekanan hidrolis atau switch saluran oli. Katup dan solenoid valves ini dipasang di dalam valve body.
2. Agar perpindahan giginya halus, tekanan rear clutch dikontrol secara terpisah, perpindahan gigi loncat dari gigi 4th 2nd bisa dilakukan dan line pressure pada gigi 3rd/4th dikurangi.
3. Terdapat 6 solenoid valves yang dipasang pada valve body. 2 diantaranya adalah tipe duty-controlled dan sisanya adalah ON/OFF. Tipe Duty control: Pressure control solenoid valve A/B, Damper clutch control
solenoid valve ON/OFF type: Shift control solenoid valve A/B/C
(1) Tekanan hidrolis ketika gigi dipindahkan akan mengait clutch dan memberikan efek pengereman, yang kerjanyabekerja pada pressure control valve kemudian diaturyang fungsi kerjanya dikontrol oleh transaxle control module. Transaxle control module mengontrol solenoid valve melalui duty control, yang kemudian memberikan pengaturan tekanan hidro
(2) Transaxle control module menentukan periode waktu perpindahan gigi (selam
kecepatapada saat sebelum kickdown brake dijalankan dan menggunakannya sebagai waktu untuk inisiali kontrol pada tekanan hidrolis yang akan diberikan ke kickdown brake. TCM mendetektorque converter). Jika input torque lebih besar dari torque yang telah diset di dalam TCM, maka TCM akan menShift shock akan dihilangkan dengan torque control. Rasio perubahan torque yang diberikan akan berbeda berdasarkan masing-masing polanya. Pada saat transaxle dalam keadaan dingin, maka tingkat kekentalan pelumasnya akan
32 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
33 Training Support & Development
Fail-safe valve dipasang untuk mengantisifasi ada jika terjadi kesalahan mekanis seperti katup macet, untuk mencegah jangan sampai terjadi interlock (satu sama lain tidak mengait). Line
ini d
3.1
Oil untuk komponen yang bergesekan pada planetary gear set dan overrunning clutch, dsb.., dan
engseladip
Service point
N
pressure diatur pada kecepatan gigi 4 untuk meningkatkan efisiensi tenaga transmisi. Fungsi ilakukan oleh High-low pressure valve dan regulator valve.
Oil Pump
pump menghasilkan tekanan untuk mensuplai oli ke torque converter sebagai pelumas
untuk mengaktifkan sistem kontrol hidrolis. Tipe pump yang dipakai adalah inner-teeth aging trochoid. Pompa ini akan selalu menghasilkan tekanan oli pada saat mesin berputar ma drive gear digerakkan oleh 2 pawl (pengalit) yang ada pada pump drive hub yang
asang pada bagian tengah torque converter shell.
o Penyebab Gejala Analisa Langkah perbaikan
1
Ada benda
pada check valve
• Gigi maju tidak bisa
kejutan pada gigi maju
Rear clutch selip Bersihkan oil pump dan pasang kembali steel bal
asing menenpel Terasa ada gejala
2
Celah pada oil pump gear (side clearance) tidak tepat
Gigi maju tidak bisa Terasa ada gejala
maju
Oil pump gear rusak
Ganti oil pump drive dan driven gear
Rear Cl
kejuta pada gigi
3.2 utch Accumulator (R/C)
Gunanya adalah untuk mengatur waktu pengisian R/C dengan cara merubah volume pengisian dari valve body ke R/C. alat ini agak berbeda dibandingkan dengan 4 accumulator yang ada di dalam valve body model F4A42. Pada rear clucth ini, accumulator mempunyai filter saluran rendah yang berfungsi untuk mengontrol tekanan yang diatur dari masing-masing PCV.
Fun
- Untuk mengurangi gejala shitf shock dari N•D, D•N. - Untuk mencegah agar R/C tidak selip. Balance Chamber: berkat adanya keseimbangan
diantara kedua gaya sentrifugal, sehingga piston tidak bergerak. (bebas dari kecepatan putaran clutch)
- Check Ball: Berkat adanya keseimbangan diantara kedua gaya sentrifugal tersebut, maka piston tidak bergerak . (bebas dari kecepatan putaran clutch)
gsi:
Alpha, Beta Automatic Transaxle
34 Training Support & Development
[Upper valve body] [Lower valve body]
Bentuk rancangan manual valve ini sudah berubah sehingga pemeriksaan jumlah oli tidak hanya pada posisi shift lever di range "N" namun juga bisa di range "P". End clutch valve di ro valve elektronik (SCSV-C). Penyesuaian line melalui ngalami kesa i, ma fa kan me i ke 3
bo and
kont l oleh solenregulating valve. Jadi meskipun solenoid valve meilsafe valve a
oid pressure dilakukanlahan atau malfungs
ka nahan gigi diposis .
k Check Ballr Valve Body (A4
pper plate (Lower vaF1, 2 / A4BF1)
dy: 2 steel balls 1 spring) Up
- Letak Check Ball & Stopper plate (upper valve body : 4 steel balls dan 1 spring) - Leta & Sto lve- pe B
lve
2-3/4-3 shift valve
Rear clutch exhaust valve A
1-2 shift vaPressure control valve
Torque converter control valve
N-D control valveShift control valve
Rear clutch exhaust valve B
Shift control plug B
Shift control plug A
Adjusting screw
Regulator valve
N-D control sleeve Manual valve
Alpha, Beta Automatic Transaxle
Lower Valve Body (A4BF1,2 / A4BF1)
Baut pengikat Valve body
KM176-5 KM175-5 KM175-6 F4A33
• lingkaran abu-abu adalah “Baut pengikat”
Stopper Adjusting screw
N-R control/accumulator valve
End clutch valve
End clutch plug
Damper clutch control valve
Reducing valve
35 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
Baut pemasangan Lower Valve body
KM176-5 KM175-5 KM175-6 F4A33
• Jumlah titik lingkaran adalah “Panjang baut”
bolts
KM176-5 KM175-5 KM175-6 F4A33
• Jumlah titik lingkaran adalah “Panjang baut”
Upper Valve body Installing
36 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
Baut pengikat Valve body
A4AF1
• Lingkaran abu-abu adalah “Mounting Bolts”
aut pemasangan Lower Valve body
A4AF1
• Jumlah titik lingkaran adalah “Panjang baut”
B
37 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
Baut pemasangan Upper Valve body
-
Line Relief Valve ( bekerja, jika pressure regulator valve berjalan secara normal, maka line pressure
yang diberikan ke check ball tidak bisa melampaui kekuatan gaya spring. Sehingga spring akan memampet lubang exhaust.
) Jika pressure regulator valve macet atau tidak bekerja secara normal, maka kelebihan line pressure akan diberikan ke check ball dan akan melampaui kekuatan gaya spring force. Berdasarkan kondisi ini, maka perlu adanya safe circuit untuk mengindari line pressure yang berlebihan.
A4AF1
• Jumlah titik lingkaran adalah “Panjang baut”
1) Tidak
(2
EX
CB1
38 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
39 Training Support & Development
Manual Valve
* Range D/2/L : Tekanan oli dikirim ke pressure control valve dan regulated pressure dari pressure control valve yang diberikan ke shift control valve dan PCV-B.
To torque converter
To shift control valve
gulator valve
* Range P : Oli disuplai ke torque converter untuk pelumasan
P R N D 2 L
Manual valve
To pressure control valve
To N-R control valve
Oil pump
il filter
Oil pan
Ex Ex
Re
Ex
Ex
O
Alpha, Beta Automatic Transaxle
* Range N : Line pressure dikirim ke control switch valve dan Hi-Lo pressure valve. Tekanan oli tidak diberikan ke shift control valve
40 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
Regulator Valve
Katup ini mengatur line pressure yang dihasilkan oleh oil pump. Katup bekerja mengikuti kondisi jalu kendaraan. Selector lever diposisi “N”,”D”,”2” atau “L”
Tekanan hidrolis dari oil pump diarahkan ke arah ke regulator valve melalui line 1. setelah melewati regulator valve, tekanan hidrolis tersebut kemudian diarahkan ke torque converter melalui torque converter control valve. Pada saat yang bersamaan, tekanan dari line 1 diarahkan ke manual valve kemudian ke chamber (A) dibagian kanan akhir dari regulator valve melalui port No.4. ekanan yang diarahkan ke chamber (A)
bertindak sebagai regulator valve menahan gaya
m pressure. Ketika putaran mesin naik, maka putaran oil pump juga naik, dan tekanan hidrolisnya ikut naik. Tekanan hidrolis yang diarahkan ke chamber (A) juga akan meningkat. Naiknya tekanan pada chamber (A) memaksa regulator valve bergerak ke kiri, mengalahkan gaya spring. Pada titik ini, port no 3 membuka lebar torque converter, sehingga pelumas yang mengalir ke torque converter menjadi lebih baik. Jika tekanan hidrolisnya kembali naik, maka regulator valve akan terdesak kembali ke arah kiri dan kemudian membuka port no 2. Dalam keadaan demikian, pelumas mengalir melalui port ke arah sisi hisap yang ada pada pump untuk dan melepas line pressure. Ketika line pressure turun, maka tekanan chamber (A) juga akan turun, dan kemudian regulator valve kembali terdesak ke kanan oleh gaya spring, dan menutup port no 2. berdasarkan siklus kerja pada regulator valve tersebut, maka line pressure dapat tetap dipertahankan di level yang konstan. Line relief valve fungsinya adalah membuka line no 1 jika line pressure terlalu tinggi, sehingga regulator valve tidak mampu menahannya. Dengan cara ini maka sirkuit
ydraulic bisa terlindungi.
Selector lever di posisi “R”
Ketika manual valve dipindahkan ke posisi range “R”, maka port no 4 yang semula terbuka
T
pegas dari regulator valve kemudian emindahkan katup untuk mengatur Line
Line pressure
Regulator valve
To torque converter control valve
Ex
(from oil pump) Pump suction
2
A
4a 9a
3
9
Line pressure
1
h
41 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
akan tertutup. Sebagai gantinya port no 9 akan terbuka. Dengan cara ini line pressure diarahkan ke regulator valve land 4#. begitu tekanan ini bekerja pada area yang seimbang atau sama antara diameter D4 pada land #4 dan diameter D5 pada land #5, maka gaya yang menekan regulator valve ke arah kiri sedikit agak lemah jika dibandingkan dengan gaya yang dihasilkan ketika diberikan ke bagian katup lainnya. Karena itulah tekanan yang lebih tinggi yang telah disebutkan tersebut untuk range maju, diperlukan untuk membuka port no 2.
ai untuk menggerakkan elemen range ke an oleh tekanan yang
lah dijelaskan sebelum
Pada saat manual valve dipindahkan ke posisi range “P”, maka manual valve exhaust port akan bertemu dengan line pressure port, dan kemudian line pressure dikurangi. Dalam situasi seperti ini, tidak ada tekanan yang diarahkan ke port no 4 dan 9. sehingga posisi regulator valve tertahan kuat oleh gara pegas, untuk kemudian menutup port no 3. oleh karena itulah hanya pelumas yang lewat melalui orifice yang diarahkan ke torque converter.
Katup ini fungsinya adalah menjaga tekanan torque converter dan tekanan pelumas pada tingkatan yang tetap. Karena apabila tekanan regulator valve terlalu tinggi, maka tekanan di dalam chamber (B) akan naik sehingga dapat mengalahkan gaya pegas; atau torque converter control valve terdesak ke kiri. Gerakan katup ke arah kiri akan membuka port no 2, sehingga melalui lubang port ini pelumas akan kembali ke sisi hisap pompa. Akibatnya takanannya (line pressure) akan turun. Jika line pressure turun, maka tekanan chamber (B) juga akan turun, dan katup akan kembali pindah ke arah kanan oleh gaya pegas dan kemudian menutup port no 2. Siklus kerja yang telah disebutkan diatas adalah untuk menjamin agar tekanan di
i level yang konstan.
Tekanan yang lebih tinggi tersebut kemudian dipakbelakang. Cara kerja regulator valve yang digerakksama seperti cara kerja untuk rage gigi maju yang te Selector lever di posisi “P”
Re
lebih tinggi adalah nya.
P R N D 2 L
To torque converter control valve
Ex Ex
gulator
Ex
-D control valve
1
(from oil pump)
4
3 Ori
hift control valve
fice valve
To N
To S
Manual valve
Line pressure
Torque Converter Control Valve
dalam torque converter tetap d
42 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
Damper Clutch Control Valve Damper clutch valve dipasang di dalam lower valve body. Gunanya adalah untuk merubah tekanan oli yang dipakai untuk mengontrol damper clutch.
Torque converter control valve
Regulator valve
Ex
Chamber B
Small hole
To Torque converter
2 3
3
Service Point
Analisa Langkah Perbaikan
Ex
Ex
To manual valve
9
No Penyebab Gejala
Ada benda asing
orifice
Kejutan yang tidak normal
D1 menempel di dalam
umper clutcn mengamali Bersihka
malfungsi n valve body
is released
Ex
Ex
From reducing valve
From torque converter control valve
To oil cooler
From reducing valve
Line pressure
To DCCSV
To torque converter (when damper clutch
)
T r(when damper clutch is engaged) o torque converte
43 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
N-D Control Valve Tujuan dari penggunaan katup ini adalah untuperpindahan gigi dari “N” ke “D”. Katup mensupoleh pressure control valve hanya ketika dilakukanperpindahan gig
k m ya kejutan pada saat lai r ngan tekan diatur perpindahan gigi dari N-D. roses
i selesai, maka katup dipindahkan agar line pressure bisa masuk ke rear lutch.
educing Valve Reducing valve dipasang dibagian bawah valve body; fungsinya adalah untuk menghasilkan
kanan secara konstan yang selalu lebih rendah dari line pressure. Dengan tekanan ini ang sama seperti sumber tekanan hidrolis, tekanan pengatur (control pressure) dihasilkan leh pressure control solenoid valve, yang kemudian menghaktifkan activating the pressure
control valve.
encegah terjadinear clutch de an oli yang
setelah p
c
P R N D 2 L Ex Ex Manual valve
1
4 5 9 Ex
N-D Control valve
Module
EEx
Ex
Ex
OFF
Pressure Control valve
PrSo
N-R Control valve
To rear clutch
#1
#2 #3
#4
Transaxle Control
x
essure Control lenoid valve
R
teyo
44 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
45 Training Support & Development
Reducing valve
Adjusting screw
Ex Ex
Transaxle Control
Ex Ex
Ex
OFF
Pressure Control valve
Pressure Control
N-R Control valve Line pressure
1 23
16
23b
23
10 5
Ex
Solenoid valve
Module
Shift Control Valve dan Solenoid Valves (A4AF1, 2 / A4BF1)
solenoid valves (dimana fungsi switch ON dan OFF mengikuti perpindahan gear melalui transaxle control module), dan shift control valve diaktifkan berdasarkan perpindahan gigi, kemudian mengalirkan oli.
#1
Plug
Line pressure menjalankan shift control valve yang kerjanya diatur oleh dua shift control
Plug
Line pressure
#2
Shift control valve
4th pressure
Ex
Shift control solenoid valve “B”
Shift control solenoid valve “A”
TCM
Alpha, Beta Automatic Transaxle
Hu shifting gear dan switch ON-OFF pada shift control solenoid valve “A” dan ” adalah sebagai berikut.
Shift control solenoid valve
bungan antara“B
Operation Position A B
1st gear ON ON
2nd gear OFF ON
3rd gear OFF OFF
4th gear ON OFF
Shift control solenoid valve “A” mengatur line pressure yang menjalankan plug, sedangkan olenoid valve “B” mengatur tekanan yang menangani shift contro kiri. egitu diameter land #1 lebih besar daru la 2, maka arah pergerakan shift contro
valve yang diakibatkan oleh pemberikan tekanan diantara land ini adalah ke arah kiri. ika tekanan juga diarahkan ke ujung kiri land #1 melalui port no 5b, tekanan yang menangani rah kanan akan dibatalkan oleh tekanan ini dan kemudian shift control valve didesak ke
ressure Control Valve, Solenoid Valve dan N-R Control Valve
ressure Control Valve atup ini berfungsi untuk mengatur tekanan yang disuplai ke masing-masing clutch dibawah
kontrol pressure control solenoid valve untuk menghilangkan gejala kejutan pada saat epindahan gigi.
ressure Control Solenoid Valve Katup ini fungsinya dikontrol oleh perintah transaxle control module. Tugasnya adalah
erubah dari perintah elekrik ke tekanan hidrolis. ervice Point
No. Penyebab Gejala Analisa Langkah Perbaikan
s l valve #1 land ke arahl solenoid B nd #
Jakanan oleh tekanan yang diberikan ke land #2.
P
PK
p P
mS
1 Ada benda asing yang
menempel di PCV Terjadi kejutan pada
saat perpindahan gigi Pulsa elektronik ke TCM
tidak terkirim ke PCV Bersihkan atau ganti
PCV
2 Ada benda asing
menempel di jet di dalam valve bod
Putaran mesin tiba-tiba turun
Tekanan reduksi (Occurs run-up) turun
hkan valve body Bersiy
Catatan: Actuator test untuk PCSV
46 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
47 Training Support & Development
Standard value : 2.5•3.1 kg/
SA Pressure
50% Duty (%)
cm2
- N-R Control Valve
To front clutch Reducing
Katup addi dah ”) ntrol tekan i yang diberikan raKe a k dahka i range “R” ure co
kan bekerja dibawah kontrol duty dari transaxle control module untuk mengurangi tekanan entuk kontrol tekanan pada line tersebut. The balance of
forces established between the control pressure and the N-R control valve spring determines the degree in which the No.9 line port will be open. The line pressure from the No.9 line is regulated by passing through the port whose opening has been adjusted and then directed to
Pressure Control valve
Line pressure
Check ball
Ex O Solenoid valve
Transaxle
Ex
Ex
Ex
Pressure Control
N-R Control valve
23b
pressure
P R N D 2 L Ex Ex Manual valve
Ex
Reducing pressure
To low-reverse brake
ini gunanya adalah ukan dari “N” ke “R
ntuk mencegah aga” (atau dari “P” ke “R
r tidak terjadi kejutan p dengan cara mengo
a saat select lever an olpin
ke low-reverse batup manual dipin
ke. n ke posistik , maka press ntrol solenoid valve
areduksi jalur No.23b line dan memb
Alpha, Beta Automatic Transaxle
the low-reverse brake. Through this pressure control, the shocks that would occur while shifting to reverse are minimized. Once the low-reverse brake is engaged, the pressure control solenoid valve is deenergized and normal reducing pressure is reestablished in the No.23b line. reducing pressure moves the N-R control valve toward the left, the line pressure passing through the No.9 port applies directly to the low-reverse brake ngages the brake with a strong pressure force. Service Point
No. Penyebab Gejala Analisa Langkah Perbaikan
through the No.16 port and e
1
- Ada benda asing di dalam N-R control valve atau rusak
ing di dalam alve
Terjadi kejutan ketika s er dipindahkan ke
range "N" atau "R"
Line pressure dikirim ke low-reverse
tanpa duty control
Bersihkan valve body tau ganti part yang
rusak hift lev brake a
- Ada benda ascheck v
- R range fail safe function
sistem hydraulic control ini sudah menggunakan fungsi “fail safe feature” yaitu untuk mencegah perpindahan gigi ke posisi mundur pada saat mobil melaju ke depan yang dilakukan oleh pengemudi tanpa disengaja. Fungsi ini aktif apabila laju kendaraan minimal 7
Module Ex Reducing pressure
Transaxle Control
Ex
Pressure Control valve
N-R lve 16
23b
23
10
P R N D 2 L al valve
9
Ex
To front c
Line pressure
To low-reverse brake
Check ball
Reducing pressure
lutch
Ex Ex Manu
Control va
Ex Ex
O Pressure Control Solenoid valve
48 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
km/jam. Jika selector lever dipindahkan ke posisi “R”, maka transaxle control module akan menjalankan pressure control solenoid valve untuk melepas tekanan reduksi. Begitu tekanan reduksinya turun, maka N-D control valve akan begerak ke kanan karena desakan gaya pegas. Kemudian menutup port no 9 dan melepas tekanan pada saluran 16. Pada saat saluran 16 dilepaskan, maka check ball akan terdesak manjauh dari bukaan kanan port, kemudian menutup line pressure. Akibatnya low-reverse brake akan dilepas. Meskipun dalam ondisi ini front clutch berpautan, transaxle tidak dapat menyalurkan tenaga putar ke ke gigi
i bila low-reverse brake dijalankan. Karena itulah, ketika transaxle ditempatkan alam kondisi diatas, itu sama seperti pada pada posisi neutral.
1-2Shi
ka i su ia ol valve untuk merubah aliran line pressure flow ketika dilakukan perpindahan gigi antara gigi ke satu dan ke dua. uga berfungsi untuk mengatur saluran tekanan hidrolis yang dikirim ke low-reverse brake
). Kecepatan Pertama
kmundur, kecuald
ft Valve
tup ni dijalankan oleh line pres re yang telah d tur oleh shift contr
Jketika ada di range R (reverse
5b
Shift control valve
2nd pressure
Ex
Ex
SCSV “B” ON
Ex
SCSV “A”
5b 5a
5b
5a
5a
16 10 Ex
17 11
brake
1-2 shift valve
From presscontrol valve
(at “L” range)
To Low-reverse
ON 5a
ure
Line pressure
49 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
Kecepatan kedua 2-3/4-3 Shift Valve
To end clutch
5a
17
11 SCSV “A”
Rear clutch exhaust valve
2-3/4-3 shift valve
Kickdown servo apply side
clutch Front clutch
From N-D control valve
valve
Shift control valve Ex
5a 16
10 Ex
1-2 shift valve
From pressure control valve
SCSV “B”
Kickdown servo release side Rear
Ex
5b
Ex 5b
5a
5b
5a
50 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
Rear Clutch Exhaust Valve
Katup ini dijalankan oleh line pressure yang dikontrol oleh shift control valve untuk melepas tekanan oli dari rear clutch ketika dilakukan perpindahan gigi dari gear 3 ke 4. katup ini juga berfungsi untuk mengatur waktu pengiriman tekanan oli ke rear clutch pada saat dilakukan perpindahan gigi dari gear 4 ke 3, untuk mencegah agar tidak terjadi gejala kejutan.
Line pressure
5b
Shift control valve
2nd pressure
Ex
Ex
Ex
5b
5a
5
5a
5a
6 10 Ex
17 11
own pply side
1-2 shift valve
From pressure control valve
SCSV “B” ON
SCSV “A” OFF
Rear clutch exhaust valve
To kickdservo a
1
5a
b
51 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
Service Point
No. Penyebab Gejala Analisas Langkah perbaikan
1 Ada benda asing
menempel di check ball
Tejadi kejutan pada saat perpindahan gigi dari 4th
rd
Line pressure yang diberikan ke R/C tidak
melewati orifice Bersihkan valve body
ke 3
Valve dengan Orifice
h select lever dipindah dari “N” ke “L”, maka rear il akan bergerak di gigi ke 1st. Berkat adanya an hidrolis secara aktual akan diarahkan ke rear an berapa besarnya peluas yang harus disalurkan
Dampaknya adalah pertautan clutch bisa terlambat apabila temperatur elumasnya tinggi. Untuk mencegah hal tersebut, ada satu katup khusus yang dipasang di
dalam low-reverse brake circuit. Katup ini mempunyai orifice yang akan menahan aliran pelumas pada saat tekanan diarahkan ke low-reverse brake, namun akan menutup aliran apabila low-reverse brake dilepas, juga berguna untuk memperlancar pelepasan brake.
Jika accelerator pedal ditekan langsung setelaclutch langsung akan berpautan dan mobpengaturan rangkaian hidrolis maka tekanclutch dan low-reverse brake, juga pembagike mereka.
Line pressure
When pressure is released
When papplied
Manual valve
Ex Ex
1-2 shift valve
Valve with orifice
To rear clutch via rear clutch exhaust valve
Valve with orifice
erse brake To Low-rev
ressure is
p
52 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
End Clutch Valve
To shift control solenoid valve-B
To shift control solenoid valve-A
2-3/4-3 shift
Line pressure from valve
2nd3rd 4th pressure
Shift control valve
Ex
To End clutch To front clutch
To S/R side
valve
Plug 1-2 shift End clutch valve
pressure pressure
Line pressure Ex
End clutch valve mengontrol waktu kapan saatnya tekanan hidrolis dikirim ke end clutch. Service Point
No. Penyebab Gejala Analisa Langkah perbaikan
1
Pemasangan Steel ball di dalam
intermediate plate
Terjadi kejutan pada saat perpindahan gigi
dari 2nd ke 3rd
Tekanan tinggi yang diberikan ke E/C tanpa adanya perlambatan yg
Bersihkan valve body kemudian pasang kembali steel ball
tidak benar terjadi oleh steel ball
Shift Control Solenoid Valve A, B, C (Advanced Alpha, Beta A/T – A4AF3, A4BF2)
Line pressure yang mengatur shift control valve dikontrol oleh dua shift control solenoid valves (switch ON dan OFF mengikuti perpindahan gigi oleh perintah transaxle control module), dan katup shift control diaktifkan menurut perpindahan gigi, dilanjutkan dengan mengalirkan dan mematikan saluran oli.
53 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
Hubungan antara shifting gear dan switch ON-OFF pada shift control solenoid valve “A”,”B” dan “C” adalah sebagai berikut.
A B C1st gear ON ON OFF2nd gear OFF ON OFF3rd gear OFF OFF ON4th gear ON OFF ON
OperationPosition
Shift control solenoid valve
54 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
Pressure Control Valve A, B
Pressure control valve A, B mengatur tekanan yang disuplai ke setiap clutch dibawah kontrol dari pressure control solenoid valve A, B gunanya adalah untuk menghilangkan kejutan saat perpindahan gigi.
(1) Pressure control valve A – Tidak bekerja
(2) Pressure control valve A – Saat bekerja
55 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
(3) Pressure control valve B – Tidak bekerja
(4) Pressure control valve B – Saat bekerja
56 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
Control Switch Valve & End Clutch Valve
gear
ekanan kedua (2nd ) disuplai ke ruang SA (Servo Apply) melalui CSV.
SCSV-C dalam keadaan OFF begitu juga gear 1st.
* In 2nd
T
* 2nd 3rd gear
Control Switch Valve
End Clutch Valve
57 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
Tekanan E/C dari shift ses perpindahan gigi dari gear 2nd ke 3rd
berlangsung. - Tekanan SA disuplai dari shift valve 1-2, namun tekanan front clutch dan SR juga di suplai
dari shift valve 2-3/4-3, sehingga kedua tekanan SR dan SA akan dihentikan.
* In 3rd gear
- SCSV-C tetap dalam keadaan OFF begitu juga pada gear 2nd. control valve dihadang di E/C valve selama pro
- SCSV-C dirubah dari OFF ke ON.
58 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
Development
- Tekanan E/C disuplai dari shift valve 1-2 di CSV setelah perpindahan gigi dari 2nd ke 3rd selesai dilakukan. Tekanan SA disuplai dari control valve, namun tekanan front clutch dan SR juga disuplai dari shift valve 2-3/4-3, sehingga kdua tekanan SR dan SA akan dimatikan.
* 4th 2nd Gear Skip Shift
* Elemen kerja
* Kontrol
a. R/C mengait duty control
(1) R/C Mengait duty control
Speed R/C E/C K/D
4th.
2nd.
- • •
• - •
b. E/C melepas duty control c. Berlanjut meneruskan ke SA
(2) E/C Melepas duty control
Hanya meloncat gigi dari 4•2 (SCSV-C ON) ketika melepas tekanan E/C clutch, dia dikontrol oleh duty yang ada pada PCSV-A hanya untuk loncatan perpindahan 4•2 .
(3) Berlanjut meneruskan ke SA: dari (SCV) ke SA melalui (CSV)
59 Training Support &
Alpha, Beta Automatic Transaxle
High-Low Pressure Valve
* Shift control solenoid valve (SCSV) OFF: Tekanan dari shift control valve dimatikan ketika
SCSV-C dalam keadaan OFF.
yaitu pada
gulator valve untuk
* Shift control solenoid valve (SCSV) ON : Ketika SCSV-C dalam keadaan ON,
kecepatan gear 3rd, 4th, katup ini memindahkan line pressure ke re
dikurangi sekitar (6.6 ~ 7.1) kgf/cm2.
60 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
- Failsafe Valve
[Normal]
[Failsafe]
61 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
3.6 Fungsi Failsafe
62 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
63 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle Alpha, Beta Automatic Transaxle
64 Training Support & Development
4. Sistem Kontrol Elektronik 4.1 Bosch PMS
• Dipakai oleh PMS: Sejak 2000. 04 (HMC XD 1.5D)
• Pengembangam & Produksi - Supplier : ROBERT BOSCH (H/W design & S/W) Dibuat oleh KEFICO (H/W) - Kontrol logic & Kalibrasi data : HMC
- Construction of Bosch PMS
64 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
Keuntungan Pemakaian PMS Bosch
Mudah dalam membuat kontrol logic dan shifting data komposisinya menyatu dengan EMS Kualitas perpindahannya stabil oleh kontrol tegangan sesuai dengan momen mesin. Mudah dikalibrasi (data terkanan untuk shifting disusun dengan pemetaan) Ketahanan dan perpindahan giginya halus dikarenakan adanya kontrol reduksi momen
mesin secara efektif. Konsumsi bahan bakar lebih hemat berkat diperluasnya fungsi kerja damper clutch Pemangkasan biaya (PCM menyatu)
Keunggulan PMS Bosch
Intelligent shift control
Pola perpindhan giginya optimal mengikuti naik-turunnya jalam Terdapat fungsi downhill down shift untuk jalan menurun (Engine brake) Adaptive control untuk kecenderungan pola mengemudi driver (tidak ada, HIVEC)
Emisi rendah (NOx) pola perpindahan gigi/shift pattern (tidak ada, F4AEL-K) Pola perpindan pada mengikuti temperatur tinggi
65 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
Shift pressure & Damper clutch control
Shift pressure control by calculation of turbine torque Engine torque reduction control while shifting Correction control by ATF temperature Correction control by intake air temperature & air-con Pressure correction control at hi-altitude Security function (Characteristics of open-loop control) Learning control (shifting pressure control) Damper clutch control while deceleration
4.2 Inputs & Outputs
4.1.1 Pulse Generator A, B
The pulse generator “A” detects the speed of the end clutch retainer. The speed signal is used for damper clutch control, hydraulic pressure control and incorrect gear detection by PCM.
The pulse generator “B” detects the speed of the transfer driven gear. The speed signal is used for shift timing, hydraulic pressure control and incorrect gear detection by PCM.
66 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
4.1.2 Kick Down Servo Switch
The adjust sleeve and the retainer constitute the contacts of position of
k-down brake is ule.
tion, the switch
rates, and the s turning off the
witch.
the kick-down servo switch. The switch detects thethe kick-down piston just before the kicapplied, and sends the signal to the transaxle control mod
When the kick-down servo is not in operacontacts are kept closed. When the hydraulic pressure is applied to the kick-down servo, the piston opeadjust sleeve separates from the retainer, thus
* Switch ON/OFF condition ON: 1st gear, 3rd gear
OFF : 2nd gear, 4th gear
- Service point
4.1.3 Overdrive Switch
When the overdrive control switch is ON, the transaxle operates is as a 4-speed automatic transaxle. When the overdrive control switch is OFF, the indicator light (within
the combination meter) is illuminated, and the transaxle operates is as a 3-speed automatic transaxle.
- Service point
67 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
4.1.4 Oil Temperature Sensor
The oil temperature sensor detects the automatic transaxle fluid temperature. The oil temperature sensor is a negative thermal coefficient type. The resistance of the sensor increases when the oil temperature goes
drive duty when the fluid is cold (lower than 125•). PCM restricts the
n the fluid is cold.
down and the resistance goes up when the oil temperature decreases. Using the signal from this sensor, PCM corrects the solenoid60•) and hot (higher than shift pattern to the economy mode whe- Service point
4.1.5 Inhibitor Switch
The start safety mechanism ensures the safety during the engine starting operation. When the selector lever is in the
r “N”, the electrical circuit for starting the engine is kept in the OFF state by the inhibitor switch. Therefore, the engine does not start even if the ignition switch is turned to the “START” position. Inhibitor switch is installed
position other than “P” o
on the transaxle case located at the upper end of the manual the manual control lever.
elector to the “P” or “N” range, the electrical circuit inside the inhibitor switch is connected to form the ignition circuit with which the engine
be started. When the shift is in the “R” range, the backup lamp lights up as backup lamp circuit is energized.
The inhibitor switch, in addition to the start safety device, also includes a circuit for detection of the selector lever position, for sending signals to the transaxle control module.
control shaft and is interlocked with
By shifting the s
can
68 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
raining Support & Development
- Inhibitor switch dan control cable adjustmen
setel nut agar kabel dan lever
ual control lever lurus dengan 5mm, lubang di dalam
itch body. witch body tidak terpasang. .
si control cable dengan menyesuaikan mur kemudian periksa apakah selector
1. Tempatkan selector lever di posisi “N” (netral) 2. Kendurkan control cable ke manual control lever coupling,
bebas. 3. Tempatkan manual control lever di posisi “N” (Neutral). 4. Putar inhibitor switch body sampai 12mm, lebar ujung man
switch body flange (lebar 12mm) . atau putar switch body sampai manual control lever lurus dengan 5mm lubang di dalam sw
5. Kencangkan baut-bautnya (2pcs.) hati-hati jangan sampai s6. Pastikan bahwa selector lever berada di posisi “N” (Neutral)7. Setel posi
lever bisa bergerak dengan lancar. 8. Periksa apakah control cable sudah disetel dengan benar.
69 T
Alpha, Beta Automatic Transaxle
4.1.6 Solenoid Valve
- SCSV-A/B/C (ON/OFF)
- PCSV-A/B (Duty)
- DCCSV (ON/OFF)
Fungsi
- Damper Clutch Control Solenoid Valve(DCCSV) : Dikontrol oleh PCM. A damper clutch bekerja oleh DCCSV.
- Shift Control Solenoid Valve-A (SCSV-A) : Dikontrol oleh PCM. Menjalankan gear 1st / 4th .
- Shift Control Solenoid Valve-B (SCSV-B) : Dikontrol oleh PCM. Menjalankan gear 1st / 2nd .
- Shift Control Solenoid Valve-C (SCSV-C) : Didan menurunkan line pressure. Mengontrol e
kontrol oleh PCM. Menjalankan gear 3rd / 4th nd clutch.
- Pressure Control Solenoid Valve-A (PCSV-A) : Dikontrol oleh PCM. Mengontrol tekanan own brake dan low & reverse brake.
- Control Solenoid Valve-B (PCSV-B)
untuk pertautan front clutch, end clutch, kick d
Pressure : Dikontrol oleh PCM. Mengontrol tekanan untuk pertautan rear clutch.
[Section A-A]
70 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
Keunggulan
Karateristik
71 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
Kerja Solenoid
4.2 Electronic Control
4.2.1 Shift Control
rutan perpindahan gigi dilakukan sebagai berikut :
nyai beberapa pemetaan data berdasarkan pola perpindahan gigi. Input utama (primary) untuk waktu perpindaan masing masing pola shifting yang dipakai oleh PCM adalah throttle position sensor (besarnya sudut TPS adalah itensitas pengemudi pada saat menjalankan kendaraan) dan PG-B (yang mendeteksi kecepatan output shaft).
Shift pattern mempunyai beberapa shift line untuk setiap gear seperti 1st gear, 2nd gear, 3rd gear, 4th gear bergitu juga lock-up. Shift line terdiri dari banyak titik yang bertemu dengan sudut TPS & kecepatan output. Dan faktor lain seperti ATF temperature dan sinyal overdrive juga dipakai untuk shift control ketika ada informas yang datang, PCM memberikan sinyal on/off ke shift control solenoid valve “A”,“B”,”C” sesuai dengan urutan perpindahan gigi.
gigi sedang dipindahkan, tekanan hidrolis dikontrol oleh PCM untk mengurangi gejala ejutan. PCM mengontrol tekanan yang diberikan ke komponen yang bertautan berdasarkan
duty control yang ada pada pressure control solenoid valve. Nilai duty yang pas untuk tekanan hidrolis ditentukan oleh momen turbin dari masing-masing kecepatan kendaraan. Momen turbin dapat diperoleh dari momen mesin.
U
PCM mempu
Ketika k
72 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
4.2.
- Pola shift pattern optimal berdasarkan naik-turunnya kendaraan, - F ngsi downhill down shift jalan menurun (Engine brake)
- Lo- Be
u
73 Training Support &
2 Skip Shift Control
Development
ncatan perpindahan gigi bisa dilakukan pada A/T baru. (4th • 2nd) rkurangnya waktu perpindahan gigi (sekitar 0.6 detik).
Alpha, Beta Automatic Transaxle
4.2.3 ATF Temperature Control
ada saat temperatur ATF mencapai 125• atau lebih, bisa mengakibatkan torque converter menjadi selip. Untuk mengurangi agat torque converter tidak selip dan mencegah agar
mperatur ATF tidak terlalu tinggi, maka PCM merubah shift patterns pada ATF pada saat mperatur tinggi.
4.2.4 Hydraulic Pressure Control
Tekanan hidrolis pada saat berpautan dengan clutch dan manjalankan brake. Tekanan hidrolis rsebut diatur oleh pressure control valve. Tekanan hidrolis yang bekerja pada pressure
ontrol valve kemudian diatur oleh pressure control solenoid valve yang kerjanya dibawah engawasan transaxle control module. PCM mengontrol solenoid valve melalui duty control,
untuk selanjutnya memberikan tekanan hidrolis yang sudah diatur sesuai kebutuhan.
PCM menentukan waktu saat perpindahan gigi (selama perpindahan giginya dilakukan oleh kanan hidrolis) berdasarkan perubahan kecepatan turbin. TCU yang ada di dalam PCM enerima informasi momen mesin dari ECU pada setiap 10 milidetik. Kemudian merubah
momen mesin tersebut ke dalam momen turbin. Berdasarkan momen turbin tersebut maka uty pada PCSV akan terkontrol dan tekanan olinya akan berubah. Gejala kejutan akan hilang erkat adanya kontrol momen. Ketika transaxle dalam keadaan dingin, maka tingkat ekentalan ATF akan tinggi, menyebabkan respon tekanan olinya menjadi lebih rendah. Dalam
kondisi seperti ini, transaxle control module memberikan koreksi untuk tekanan oli dengan cara merubah control duty yang ada pada pressure control solenoid valve.
PCM mengeluarkan pulsa penggerak pressure control solenoid valve seperti tampak pada gambar. Pulsa ini menggerakkan pressure control solenoid valve pada frekwensi 35Hz (satu periode siklus T=28.6 milidetik).
Pergantian tekanan hidrolis diperoleh melalui perubahan durasi pulsa “t”. metode kontrol ini disebut dengan “duty control” dengan kata lain semakin lama durasi pulsa “t”, maka tekanan hidrolisnya akan menjadi semakin lambat (gambar C). * Duty: rasio lamanya suplai power “t” dalam satu siklus waktu T (28.6 milidetik), dinyatakan dalam persentase, dengan rumus ebagai berikut
T × 100
valve setengah durasi esar 20% yang disuplai ke solenoid
valve dengan durasi 20% (tb) dari satu siklus waktu T.
P
tete
tecp
tem
dbk
s
Duty (%) = t /
Gambar ‘A’ terlihat duty sebesar 50% power yang disuplai ke solenoid(ta) dari satu siklus waktu T. Gambar B terlihat duty seb
74 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
4.2.5 Damper Clutch Control
Damper clutch dirancang di dalam torque converter fungsinya adalah untuk menghemat bahan bakar. Sistem damper clutch terdiri dari torque converter dengan damper clutch, bermacam sensor, satu control module (computer), dan satu oil pressure regulating valve untuk mengontrol damper clutch.
Cara Kerja
a. Damper clutch released (Torque converter condition)
Ketika solenoid valve dimatikan, maka orifice di dalam katup akan menutup dan tekanan pada ruang D akan naik ke tingkat yang sudah ditetapkan yang diatur oleh reducing valve. Sehingga mengakibatkan damper clutch control valve bergerak ke kanan, untuk melepas damper clutch. Reducing valve menstabilkan tekanan hidrolis yang ada di chamber D.
b. Damper clutch engaged (Lock-up condition)
Ketika solenoid valve dihidupkan, orifice di dalam katup akan dilepas dan tekanan pada ruang D akan turun. Akibatnya, damper clutch control valve akan bergerak ke kiri dan tekanan hidrolis akan disuplai dari oil pump mendesak damper clutch agar bekerja.
75 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
4.2.6 Reverse Inhibition Control
Pengemudi kadang kali salah memasukkan shift lever ke posisi range “R” ketika mobil sedang malaju ke depan, PCM tidak akan mengait “Reverse gear” sampai kondisi dibawah ini terpenuhi. a. Tujuan : Mencegah agar gear tidak measuk ke posisi “Reverse” ketika mobil melaju ke depan atau perpindahan dari D R
b. Kondisi kerja
- D R shift
- Output speed >= 200 rpm
76 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
77 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
78 Training Support & Development
5. Diagnosis & Troubleshooting 5.1 Diagnosis & Failsafe
5.1.1 Sensor
Failure Detected Conditions Failsafe DTC
Open, GND Short,
Short
* D,2,L * 1st gear: TPS > 50% & Engine speed > 3000 rpm for 4 seconds or more * 2nd~4th gear: Input speed > 1500 rpm for 5 seconds or more - Output speed = 0 rpm
D : 3rd gear hold2, L : 2nd gear hold 0722
Failure Detected Conditions Failsafe DTC
Open / GNDShort
0707
Short 0708
* Engine speed > 600 rpm
- No signal detected or Multiple signal for 30 seconds or morePrevious signal
3) Output speed
4) Inhibitor Switch
Failure Detected Conditions Failsafe DTC
GND Short - Voltage < 0.1V (over 160¡ É) for 1 second or more 0712
Short
* Coolant temp.>70¡ É, Engine speed ¡Ã 1000 rpm & Output speed ¡Ã 500 rpm
- Voltage > 4.85V(-30¡ É) for 160 seconds or more
0713
Failure Detected Conditions Failsafe DTC
too high - Input speed > 8000 rpm
too low
* Inhibitor S/W ¡Á P,R,N & Output speed > 1000 rpm & Engine speed > 3000 rpm
- Input speed = 0 rpm
1) ATF Temperature Sensor
2) Input Speed
ATF Temp.: 80¡ É
D : 3rd gear hold2, L : 2nd gear hold 0717
Alpha, Beta Automatic Transaxle
5) Brake Signal
Failure
* Brak
6
Detected Conditions Failsafe DTC
Shorte signal ON
- Output speed > 240 rpm & TPS > 5% for 5 minutes or more
1. No Fuzzy control2. TPS=0 ¡ æ Brake On TPS¡Á0 ¡ æ Brake Off
0703
) Kick Down Servo SwitchFailure Detected Conditions Failsafe DTC
No signal
GND Short
* Output speed > 900 rpm & ATF Temp. > 60¡ É & Inhibitor S/W ¡Á P,R,N & Engine speed > 600 rpm
- No GND Short & S/W OFF continues for 2 seconds or more from 5 seconds after shifting to 1st or 3rd gear - No Open circuit & S/W ON continues for 2 seconds or more from 5 seconds after shifting to 2nd or 4th gear
1709
5.1.2 Actuator
1
2
) Pressure Control Solenoid Valve(A, B)Failure Detected Conditions Failsafe PÄ Úµ å
Open,GND Short,
Short - Circuit open or short for 120ms or more (Circuit continuity) 3rd gear hold
07450775
) Shift Control Solenoid Valve(A, B, C)Failure Detected Conditions Failsafe DTC
Open,GND Short,
Short - Circuit open or short for 120ms or more (Circuit continuity) 3rd gear hold
075007550760
3) Damper Clutch Control Solenoid ValveFailure Detected Conditions Failsafe DTC
Open,GND Short,
Short - Circuit open or short for 120ms or more (Circuit continuity) Damper clutch inhibited 0743
79 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
5.2 Rationality Check
1
) Gear ratio monitoring(Forward 1~4th Gear)Failure Detected Conditions Failsafe DTC
Rationality
* Inhibitor S/W, Solenoid, Output speed, Input speed normal, 2 seconds after shifting, ATF Temp. > 10¡ É & Engine speed ¡Ã 400rpm & Output speed ¡Ã 900rpm & Input speed > 300rpm
- 1st gear : 1st gear or L-range or Creep & Output speed > 500, Input speed > (1st Gear ratio× Output speed + 200) - 2nd~4th gear : 2nd~4th gear (n = 2nd, 3rd, 4th gear) | Input speed-(n Gear ratio×Output speed) | ¡Ã 200 rpm for 1 second or more
3rd gear hold0731~4
2)
Open - Slip a for 10
Damper Clutch StickFailure Detected Conditions Failsafe DTC
Stuck * Damper Clutch ON & Input speed ¡Á 0
mount = | Engine speed - Input speed | > 100 rpmseconds or more
Damper Clutch inhibited 0741
Stuckclosed
* Damper Clutch OFF & 50¡ É < ATF Temp. < 130¡ É & TPS > 20% & Output speed > 1000 rpm & Engine speed > 0 rpm & Inhibitor S/W ¡Á P,R,N range & Inhibitor & Input speed normal
- Slip amount = | Engine - Input speed | < 5 rpm for 7 sec. or more
Damper Clutch inhibited 0742
80 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
5.3 Troubleshooting Chart
81 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
5.4 Wiring Diagram (Untuk Bosch PMS)
82 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
5.5 Wiring Diagram (Untuk TCM – MELCO yang terpisah)
83 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
5.6 Scan Tool (Hi-Scan)
Diagnosis system
Service data
Fungsi diagnosis : Hanya alat scan (Hi-scan) yang dapat mendeteksi DTC. Fail Safe: Bekerja ketika salah satu dari item fail-safe bekerja lebih dari 4 kali. Metode penghapusan : otomoatis mendeteksi apabila temperatur ATF mencapai 50• lebih dari 200 kali dari inisial yang disimpan di memori, kode kerusakan akan dihapus dengan sendirinya. Penghapusan secara paksa dapat dilakukan dengan Hi-scan
Lepas terminal battery negatif "-" diatas 15 detik.
84 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle Alpha, Beta Automatic Transaxle
85 Training Support & Development
85 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
5.7 Memastikan gejala kerusakan
erdasarkan hasil analisa kerusakan yang dialami oleh pelanggan, maka mari kita mencoba ntuk mempersempit lagi gejala kerusakan tersebut. Apabila kerusakannya adalah transmisi dak bisa upshift, downshift, atau titik perpindahannya terlalu jauh atau rendah, maka lakukan
road test berikut berdasarkan pola perpindahan gigi dan menstimulasikan gejala kerusakannya.
emastikan komplain Langkah pertama dalam prosedur diagnosa adalah memastikan komplainnya. Yang melibatkan pelanggan untuk mencari tahu kerusakan apa yang dimaksud, dan dalam kondisi eperti apakah gejala kerusakannya muncul. ertama kali, dengarkan dengan seksama keluhan pelanggan dan menganalisa gejalanya
menggunakan lembar kerja. Lembar kerja ini akan memandu anda untuk melakukan prosedur analisa dengan benar.
angkah salanjutnya adalah kerusakan yang sudah ditemukan:
Apakah sebelumnya kendaraan ini pernah diserbis? Jika ya, apa yang dikerjakan? Apakah kendaraan ini pernah mengalami tabrakan? Apakah kendaraan perawatannya kurang baik atau cara pemakaian yang tidak benar? Apakah pelanggan ini penah melakukan perawatan sendiri? Jika Ya, apa yang
dikerjakan ?
Perhatikan kondidi kendaraan secara keseluruhan, apakah ada yang janggal. Namun pernyataan ini harus anda tanyakan atau temukan sebagai bagian dari dia diagnosis. Begitu anda menemukan penyebab kerusakan, maka anda perlu memprioritaskannya, pilihlah kemungkinan penyebab yang paling utama, kemudian yang kedua dan seterusnya. Disini
Buti
M
sP
L
86 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
pengalaman dan kejelian berperan dalam melakukan prosedur diagnosa. Setelah anda engetahui faktor kemungkinan penyebab yang dominan, maka selanjutkan melakukan emeriksaan. Lakukan pemeriksaan yang paling mudah dahulu, terus sampai sumber rusakan ditemukan.
Begitu sumber kerusakan ditemukan, segera lakukan perbaikan. Terakhir, evaluasi hasil rja kemudian cek kembali. Catat dalam ingatan kita kerusakan pertama yang sudah kita
erbaiki, karena kemungkinan esok bisa muncul kembali. Sebelum memastikan komplain elanggan, ada sedikit tes awal sebelum melakukan road tes. Adapun tes tersebut adalah bagai berikut ;
emeriksaan komponen elektrikal
1) Actuator test - Periksa kerja actuator ketika TCM mengirim sinyal ke actuator.
ydraulic check oli (oil passage)
a seluruh saluran oli yang ada pada front clutch.
li tidak ada sesuatu yang menghalangi, namun kerusakan masih tetap n, maka bersihkan valve body
tau bila ada komponen yang rusak, ganti dengan yang baru. Kemudian lakukan tes.
Note: Lakukan test dengan temperatur ATF normal (80•- 90•).
mpke
keppse
P
- Periksa actuator itu sendiri. 2) Driving test untuk merekam current data - Ambil dan deteksi data input yang mencurigakan kemudian rekam. H1) Pemeriksaan saluran
Periksa kerusakan berdasarkan gejala yang ada dan kerja actuator. Misalnya: jika ada kejutan pada gear 3rd. dan reverse gear, maka periks 2) Bersihkan Valve body
Apabila pada saluran oada, maka kemungkinan valve body kotor. Bila memang demikiaa
Road test
Road test ini dilakukan untuk memastikan komplain dan untuk mendapatkan kepastian apakah penyebab kerusakan tersebut. Saat melakukan road test, anda harus berkonsentrasi penuh terhadap performa transaxle dan bagaimana kerja transaxle tersebut. Akan sangat membantu jika perhatian anda berfokus pada item berikut:
87 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
Pelambatan gigi masuk Pada saat gigi naik ke atas Pada saat gigi turun ke bawah baik pada saat turun otomatis atau dengan memindahkan
shift lever. Kerja switch overdrive (timing, delay) Kickdown Apakah perpindahan giginya halus atau kasar Drive train noises atau bergetar Tersendat-sendat atau mengalami lock-up Kode kesalahan atau kerusakan yang kemungkinan muncul
adalah ada pada tekanan hidrolis seperti selip, tersendat, kecepatan s untuk memeriksa apakah
ada kebocoran yang cukup parah atau terdengar noise yang bnormal atau kerusakan lainnya, periksa transaxle apakah perlu dilepas untuk diperbaiki.
ormal dan pola power) pindahkan shift lever ke range D range kemudian tahan accelerator i bukaan throttle valve penuh, kemudian periksa item-item dibawah ini:
(a) Periksa kerja perpindahan gigi ke atas ; 1-2, 2-3 dan 3-O/D, dan poin perpindahan harus seperti pola perpindahan gigi yang dilakukan secara otomatis. Lakukan pengetesan keduanya, baik dengan cara normal dan dengan power pattern (perpindahan manual dengan cara memindahkan posiisi shift lever). Catatan: ketika temperatur ATF adalah 20• atau dibawahnya, maka pola yang digunakan adalah normal.
•O/D upshifts.
O/D switch pada saat yang sama begitu accelerator pedal dilepas. Periksa apakah transaxle dapat berpindah dari 4th ke 3rd dan kecepatan mesin bertambah.
(d) Periksa apakah ada gejala noise dan bergetar : Jalankan mobil pada range D kemudian
periksa apakah ada gejala noise dan getaran yang tidak normal. Catatan: Pemeriksaan penyebab suara dan getaran yang abnormal harus dilakukan dengan hati-hati, karena bisa juga hal itu disebabkan karena tingkat keseimbangan yang kurang pas pada differential,
Jika keluhannyakendaraan berkurang such, maka bisa dilakukan tes tekanan hidrolitekanannya berkurang. Bilamanaa Tes pada range D (Npedal dengan posis
(b) Periksa apakah ada gejala kejutan dan selip ; dengan cara yang sama, periksa apakah
ada gejala kejutan dan selip pada saat perpindahan gigi naik dari 1•2, 2•3, dan 3
(c) Matikan
88 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
torque converter, dsb. (e) Periksa kerja kickdown
Ketika mobil melaju pada range D di gear 2nd, 3rd dan O/D, periksa apakah perpindahan g disebut dengan kickdown sudah sesuai dengan
ng ada pada pola perpindahan gigi otomatis (automatic shift pattern).
n atau selip pada saat proses kickdown.
stabil (lockup ON) sekitar 60 km/jam.
es pada range 2
Pindahkan Shift lever ke posisi range 2 dan sambil melaju dengan accelerator pedal ditahan diposisi throttle valve terbuka penuh, tekan salah satu pattern selector kemudian periksa item-item sebagai berikut: (a) Periksa kerja upshift
Periksa perpindahan gigi otomatis dari 1-2 apakah berjalan dengan baik sesuai dengan pola perpindahan gigi otomatis.
(b) Periksa apakah ada suara yang tidak normal pada saat akselerasi dan deselerasi, dan apakah juga terdapat gejala kejutan pada saat perpindahan gigi otomatis ke atas dan ke bawah.
Tes pada range L
Pindahkan Shift lever ke posisi range L range sambil melaju dengan accelerator pedal ditahan diposisi throttle valve terbuka penuh, tekan salah satu pattern selector kemudian periksa item-
(a) Pada saat mobil melaju di range L, maka tidak lagi ada perpindahan gigi naik ke gear
(b)
Tes
gigi 2•1, 3•2, dan O/D•3 atau yanbatasan ya
(f) Periksa apakah ada gejala kejuta(g) Periksa mekanisme lock-up
Melaju dengan range D, O/D gear, dengan kecepatan
Secara perlahan tekan accelerator pedal dan periksa apakah putaran mesin tidak berubah secara drastis. Jika ada loncatan pada putaran mesin, artinya tidak terjadi lock-up.
T
item sebagai berikut: Tidaka ada perpindahan gigi naik
2nd.
Periksa apakah ada suara dan getaran yang tidak normal pada saat akselerasi dan deselerasi. pada range R
89 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
Pin osisi range R, dan pada saat melakukan starting dengan throttle alve terbuka penuh, periksa apakah ada gejala kejutan dan selip.
Tes
Henpos erak maju dan mundur.
5.8
1) Panaskan transaxle sampai mencapai suhu normal. 2) N3) Hubungkan engine tachometer dan tempatkan diposisi yang mudah dilihat. 4) Pas (09452-21002) ke
masing-masing port oil pressure outlet. Apabila tekanan baliknya juga mau dites, maka pengukur atau gauge yang dipakai adalah tipe 3,000kPa (400psi).
sifikasi, maka periksa kemudian perbaiki sesuai dengan penjelasan “Langkah Penangangan Pertama Apabila Tekanan OliTidak Normal”.
Letak lubang pengetesan tekanan oli
nan Oli
dahkan Shift lever ke pv
pada range P
tikan mobil pada jalan menanjak (lebih dari 5•) dan setelah shift lever dipindahkan ke isi range P, kamudian lepaskan parking brake. Pastikan bahwa mobil tidak berg
Tes tekanan oli
aikan bagian depan kendaraan sehingga roda depan bisa diputar .
ang alat khusus oil-pressure gauge (09452-21500) dan adapter
sebaiknya meter 5) Ukurlah tekanan oli dalam berbagai kondisi. Periksa untuk memastikan apakah hasil
penukuran sudah memenuhi standar “Tabel Standar Tekanan Oli”. Apabila tekanan olinya diluar standar spesebelumnya pada bab
Kickdown servo pressure
pressure Low-reverse brake pressure
Front clutch pressure
Damper clutch apply pressure Torque converter pressure
End clutch pressure Reducing pressure
Rear clutch
Tabel Standar Teka
90 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
Kondisi Standar Tekanan Oli kPa (psi) No.
Posisi (Referenc Engine Shift 1 2 3 4 Selecto
lever
e)
speed
speed (rpm)
position Reducing
pressure
Kickdown
brake
Front clutch
pressure
End clutch
pressur
5 LR
brake pressur
6 Torque- converte
r
7 D/C
apply pressur
8 Rear clutc
es-
ure
r Vehicle
km/h(mph)
pressure
e e pressure e h prs
1 N 0 (0) Idling Neutral 380-460 (55-67)
- - - - * * -
2 D 0 (0) 2,500 Approx
2nd gear
380-460 (55-67)
- - - - * * 840-900 (122-131)
.
3 D 110 (68) 2,500 4th 380-460 840-900 - 840-900 - 4(SW-ON)
Approx.
gear (55-67) (122-131)
(122-131)
(71-114)
(SW- Approx gear (55-67) (122- (119- (122- (71-114) 84
90-785 - -
4 D 75 (47) 2,500 3rd 380-460 840-900 820-900 840-900 - 490-785 - 0-900
22
31)
OFF) . 131) 131) 131) (1-1
5 2 50 (31) 2,500 Approx
2nd gear
380-460 (55-67)
840-900 (122-
- - - 490-785 (71-114)
- 84
. 131)
0-900 (122-131)
6 L 0 (0) 1,000 Approx
.
1st gear
380-460 (55-67)
- - - 300-450
* 410-500
(59-73)
840-900 (122-131)
(43-64)
35 (22) 2,500 R ReversApprox e (55-67)
.
1750-2050
297)
1750-2050
297)
490-785 (71-114)
420-500
(61-73) (254- (254-
7
0 (0) 1,000 App
.
380-460 -
450 (65) or more
-
450 (65) * *
-
rox or more
* Harus 19.6 kPa (2.8psi) atau kurang (ada tekanan oli, namun angkanya tidak standar)
W-ON: Switch ON overdrive control switch SW-OFF: Switch OFF overdrive control switch. S
91 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
92 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
93 Training Support & Development
5.9 Penyetelan Tekanan Hidrolis 1. Keluarkan ATF. 2. Keluarkan oil pan. 3. Lepas oil filter dan oil temperature sensor. 4. Lepas valve body assembly. Manual valve bisa keluar sendiri, sehingga hati-hati jangan
sampai terjatuh.
5. Putar adjustment screw yang ada pada regulator valve kemudian setel line pressure
(kickdown brake pressure), sehingga angkanya menjadi standar. Apabila adjustment screw diputar ke kanan, maka line pressure akan menjadi lebih tinggi; apabila diputar ke kiri, maka akan menjadi lebih rendah. Nilai Standar: 870-890kPa (124-126psi, 8.9-9.1kg/cm2)
Tekanan oli akan berubah setiap kali adjustment screw diputar: 38kPa (4.6psi, 0.39kg/cm2) 6. Periksa untuk memastikan apakah O-ring terpasang dibagian permukaan atas valve body;
penenpatannya seperti tampak pada gambar. 7. Ganti solenoid valve connector O-ring dengan yang baru. 8. Pasang valve body assembly ke tempatnya kemudian masukkan solenoid valve connector
ke dalam case, pada saat yang bersamaan, pastikan bagian yang menonjol pada permukaan connector menghadap seperti tampak pada gambar. Juga hati-hati jangan sampai lead wire tertarik.
9. Kencangkan baut pengikat valve body assembly (10 buah) sebesar 10-12Nm (100-120kg.cm, 7.5-8.5lb.ft)
Manual valve
O-ring
Adjusting screw
Alpha, Beta Automatic Transaxle
A bolt: 18mm (0.709in.) long B bolt: 25mm (1.984in.) long C bolt: 40mm (1.575in.) long 10. Pasang oil filter. 1112. Tuangkan sejumlah ATF sesuai spesifikasi. 13. Lakukan tes tekanan oli.
PoiPenpre1.
2.
bih rendah;
Nilai standar: 425±10 kPa (60±1psi, 4.3±1kg/cm2), perubahan tekanan oli untuk setiap kali putaran adjustment screw adalah : 30 kPa (4.3psi, 0.3kg/cm2)
. Pasang oil pan gasket dan oil pan yang baru, kemudian kencangkan baut-bautnya.
Setel ulang bilamana perlu. Reducing Valve
n perbaikan yetelah tekanan reduksi (reducing
ssure) Keluarkan semua ATF kemudian lepas oil pan dan oil filter. Valve body tidak perlu dilepas. Putar adjustment screw yang terdapat pada lower valve body kemudian setel agar tekanan reduksinya mencapai nilai standar. Apabila adjustment screw diputar ke kanan, tekanan reduksi akan ledan bilamana diputar ke kiri, maka tekanan reduksinya akan menjadi lebih tinggi.
94 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
3. Pasang oil filter 4. 5. T6.
atan mesin yang diperoleh pada saat posisi full rottle di range “D” dan “R”. Tes ini adalah untuk memeriksa kerja overrunning clutch yang
dan kemampuan menahan transaxle clutches dan low- melakukan tes ini, pastika bahwa tidak ada orang yang
a endaraan. F. Pelumas harus dalam tempertur kerja normal (80• - 90•). Engine
) Gunakan rem parkir dan rem kami. in.
isi selector lever di range “D”, tekan penuh accelerator pedal untuk melihat nahan bukaan throttle valve telalu lama untuk
patkan putaran maksimal mesin, jadi tidak boleh lebih dari 5 detik sekali injak. ri satu kali, biarkan dulu mesin kira-kira berputar
neutral selama kurang lebih 2 minutes untuk h dahulu.
dan lakukan stall test dengan cara dan prosedur ebelumnya.
Eva
Penyebab
Pasang oil pan gasket dan oil pan yang baru uangkan sejumlah ATF sesuai spesifikasi
Lakukan tes tekanan oli, setel ulang bilamanaperlu.
5.10 Converter stall test Stall test terdiri dari penentuan maksimal kecepthada pada torque converter stator, reverse brake. Peringatan : Selamaberad baik di depan dan belakang k1) Periksa jumlah AT
coolant juga harus dalam suhu kerja normal (80• - 90•). 2) Ganjar roda depan dan belakang. 3) Pasang engine tachometer. 45) Hidupkan mes6) Dengan pos
putaran maksimal mesin. Jangan memendaJika diperlukan pengetesan stall lebih dadengan putaran 1,000rpm di posisi mendinginkan ATF terlebi
7) Tempatkan selector lever di posisi “R”yang sama seperti yang telah dijelakan s
luasi Kecepatan Stall
Problem Kemungkinan
tall speed rendah pada range D dan R - Engine output kurang
S - Stator one-way clutch mengalami malfungsi
Stall speed tinggi pada range D - Rear clutch selip - Overrunning clutch meng
- Line pressure terlalu rendah
alami malfungsi
95 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
Stall speed tinggi pada range R - Line pressure terlalu rendah
- Front clutch selip - Low-reverse brake selip
5.10 Pemeriksaan Dasar
Memeriksa Kebocoran ATF
eriksa apakah ada yang bocor dari transmission. Jika ada kecoboran maka perlu dilakukan erbaikan atau penggantian seperlunya pada replace O-ring, seal packings, oil seals, plugs
Memeriksa jumlah ATF JalameGunakan hanya range COOL pada dipstick sebagai acuan kasar ketika ATF diganti atau pada saat
(a) dan jalankan parking brake.
eadaan idling dan brake pedal diinjak, pindahkan shift lever seluruh posisi dari range P ke L dan kambali ke posis
(c) pada transmisi kemudian bersihkan dengan kain lap.
( (e) Tarik kembali dan pastikan bahwa posisi AT
d a di range LOWmaka tambahkan ATF.
Catatan: Jangan terlalu penuh.
Ppatau komponen lainnya.
gasket
Oil pump oil seal
Oil pan ass’y Drain plug
Rear cover ass’y and rear cover “O” ring O-rings for kickdown servo S/W and servo
Differential cover and
nkan kendaraan sehingga mesin dan transmisi ncapai temperatur kerja normal .
Oil cooler hose clamp Differential oil seal
and gasket
mesin tidak hidup. Parkirkan kendaraan pada permukaan yang rata
(b) Dengan mesin dalam k
i P. Tari keluar dipstick yang ada
d) Masukkan kembali ke dalam lubang dipstick-nya. F ada
, i range HOT. Jika posisinya ad Fluid level mube within this
st
range
96 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
3) P rcium bau hangus atau warnanya menghitam, segera ganti
dengan yang baru. 4) Ganti minyak transmisi.
a) Lepas drain plug dan keringkan pelumas. b) Bersihkan drain plug kemudian kencangkan
drain plug dengan gasketnya sebesar 30~35Nm (300~350kg.cm)
c) Dengan mesin dalam keadaan OFF, tambahkan ATF melalui oil filter tube sekitar 4 liter (4.2 u.s.qts, 3.5 imp.qts).
(d) Hidupkan mesin dan pindahkan shift lever ke semua posisi dari P ke L kemudian pindahkan kembali ke posisi P.
(e) Dengan mesin dalam ke adaan idling, periksa jumlah pelumas. Tambahkan pelumas sampai level pada dipstick menjapai level COOL.
(f) Periksa jumlah pelumas pada saat suhu mencapai temperatur normal (70• - 80•) dan tambahkan bilamana perlu.
Catatan : Jangan sampai terlalu penuh.
Accelerator cable Pastikan bahwa throttle valve terbuka dan menutup mengikuti kerja accelerator pedal. Jika tidak, setel accelerator cable. Posisi Shift Lever Pada saat memindahkan posisi shift lever dari range “N” ke posisi lainnya, periksa apakah
shift lever tersebut dapat dipindahkan ke masing-masing posisi dengan benar, lancar dan akurat.
Hidupkan mesin dan pastikan bahwa kendaraan dapat bergerak merayap ketika shift lever dipindahkan dari range “N” ke “D” dan bergerak mundur ketika shift lever dipindahkan ke posisi “R”.
Pastikan bahwa mesin dapat dihidupkan hanya diposisi shift lever “N” atau “P”, lainnya tidak.
Pada saat posisi shift lever ada di range “R”, pastikan bahwa lampu indikasi mundur menyala.
Jika perlu setel inhibitor switch, shift lever atau manual control cable.
eriksa kondisi pelumas, jika te
OK if hot
Add if hot
97 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
Appendix Hydraulic Circuit (P range)
98 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
Hydraulic Circuit (N range)
99 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
Hydraulic Circuit (L range 1st Gear)
100 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
Hydraulic Circuit (D range 1st Gear)
101 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
Hydraulic Circuit (D range 2nd Gear)
102 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
Hydraulic Circuit (D range 3rd Gear)
103 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
Hydraulic Circuit (D range 4th Gear)
104 Training Support & Development
Alpha, Beta Automatic Transaxle
Hydraulic Circuit (R range)
105 Training Support & Development