11

STIKes Mitra RIA Husada ISSN : 2252 -9675

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STIKes Mitra RIA Husada ISSN : 2252 -9675
Page 2: STIKes Mitra RIA Husada ISSN : 2252 -9675

Kesehatan dan Kebidanan STIKes Mitra RIA Husada ISSN : 2252-9675 E-ISSN : 2722-368X VOL. X No. 2

24

PERBEDAAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA BERDASARKAN PENGETAHUAN, SHIFT DAN MASA KERJA

PADA KARYAWAN BAGIAN ANODIZING DI PT.X KOTA BEKASI TAHUN 2020

Ridho M. Dhani, Kusdinar Achmad, Ana Syahadatul Islami

Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat, STIKes Mitra RIA Husada Jakarta, Jakarta Timur

Email:[email protected]

ABSTRAK

Kecelakaan kerja merupakan kecelakaan yang terjadi dalam lingkungan kerja yang berdampak pada kelancaran produksi.1 Penurunan risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja perlu dilakukan, karena kecelakaan akan menyebabkan kelambatan produksi, padahal ketepatan waktu dapat menghemat biaya yang besar.2 Kecelakaan kerja pada umumnya disebabkan oleh banyak faktor dan seringkali disebabkan oleh berbagai hal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase kejadian kecelakaan kerja dan perbedaannya berdasarkan pengetahuan, shift, dan masa kerja pada karyawan bagian anodizing. Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain potong lintang (cross-sectional). Pada peneitian ini populasi penelitian dan unit analisis adalah seluruh karyawan bagian anodizing yang ada di PT. X Kota Bekasi. Instrument yang digunakan penelitian ini adalah observasi secara langsung menggunakan kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa prevalensi kejadian kecelakaan kerja yang pernah mengalami kecelakaan kerja sebesar 11,5%. Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang bermakna berdasarkan shift kerja meskipun hasil penelitian menunjukan tidak ada perbedaan yang bermakna berdasarkan pengetahuan dan masa kerja pada karyawan bagian anodizing di PT.X Kota Bekasi.

Kata kunci: pengetahuan, shift kerja, masa kerja, kejadian kecelakaan.

Page 3: STIKes Mitra RIA Husada ISSN : 2252 -9675

Kesehatan dan Kebidanan STIKes Mitra RIA Husada ISSN : 2252-9675 E-ISSN : 2722-368X VOL. X No. 2

25

Differences in Knowledge, Shift, and working period in the event of employee accident in anodizing section at PT. X Bekasi 2020

ABSTRACT

Work accidents are accidents that occur in a work environment that have an impact on the smoothness of production.1 A reduction in the risk of accidents and occupational diseases needs to be done, because accidents will cause delays in production, even though timeliness can save huge costs.2 Work accidents are generally caused by many factors and often caused by a variety of things. This study aims to determine the percentage of accidents at work and the differences based on knowledge, shift, and work tenure in anodizing employees. This quantitative study used a cross-sectional design. In this research, the population and the unit of analysis are all employees of the anodizing division at PT. X Bekasi City. The instrument used in this study was direct observation using a questionnaire. Based on the research results, it was found that the prevalence of work accidents was have had a work accident by 11.5%. From the results of the research and discussion, it can be concluded that there are significant differences based on work shifts, although the results show no significant differences based on the knowledge and work tenure of employees of the anodizing division at PT X Bekasi City.

Keywords: knowledge, shift, work tenure, work accident PENDAHULUAN

Kecelakaan kerja merupakan kecelakaan yang terjadi dalam lingkungan kerja yang

berdampak pada kelancaran produksi,1 padahal ketepatan waktu dapat menghemat biaya

yang besar.2 Nasional Council menyebutkan bahwa rata-rata lebih dari 10.000 kasus

kecelakan fatal dan lebih dari 2 juta kasus cidera terjadi setiap tahun dengan kerugian

mencapai lebih dari 65 milyar US Dolar.2 Jumlah angka kecelakaan kerja di Indonesia

diperkirakan sebesar 121,9 juta pada agustus 2014. Angka ini naik 1,7 juta dibandingkat

tahun 2013.3 Berdasarkan data dari BPJSTK, pada tahun 2017 angka kecelakaan kerja yang

dilaporkan sebanyak 123.041 kasus, sementara itu sepanjang tahun 2018 mencapai 173.105

kasus dengan nominal santunan yang dibayarkan mencapai Rp1,2 Trilyun. Setiap tahunnya

rata-rata BPJSTK melayani 130 ribu kasus kecelakaan kerja dari kasus ringan sampai

dengan kasus-kasus yang berdampak fatal.4

Secara umum, penyebab kecelakaan kerja digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu unsafe action

dan unsafe condition. Unsafe Action merupakan akibat dari tindakan atau perbuatan manusia

Page 4: STIKes Mitra RIA Husada ISSN : 2252 -9675

Kesehatan dan Kebidanan STIKes Mitra RIA Husada ISSN : 2252-9675 E-ISSN : 2722-368X VOL. X No. 2

26

yang tidak memenuhi asas keselamatan. Unsafe Action yang terjadi pada pekerja dapat

dipengaruhi oleh umur, pengetahuan, tingkat pendidikan dan masa kerja. Sedangkan Unsafe

condition merupakan penyebab dari keadaan lingkungan tempat kerja yang tidak aman.

Unsafe condition dapat berupa shift kerja, jenis pekerjaan dan faktor fisik lingkungan.

Dilihat dari tingkat pengetahuan, pekerja dengan tingkat pengetahuan tinggi akan berusaha

menghindari kecelakaan ringan karena mereka sadar bahwa kecelakaan ringan akan

menyebabkan kecelakaan kerja yang lebih parah. Jika pekerja memiliki pengetahuan yang

baik maka mereka akan bertindak positif dan berusaha untuk menghindari kecelakaan kerja.5

Selain tingkat pengetahuan, shift kerja juga memiliki pengaruh terhadap tingkat kecelakaan

kerja. Shift kerja sendiri diartikan sebagai pembagian kerja dalam waktu dua puluh empat

jam. Terdapat dua maslah utama pada pekerja yang bekerja secara bergiliran/ shift, yaitu

ketidak mampuan pekerja untuk beradaptasi dengan sistem shift dan ketidak mampuan

pekerja untuk beradaptasi dengan kerja pada malam hari dan tidur pada siang hari.

Pergeseran waktu kerja dari pagi, siang dan malam hari dapat mempengaruhi terjadinya

peningkatan kecelakaan akibat kerja. Senbuah penelitian menunjukkan bahwa kerja shift

dikaitkan dengan risiko lebih tinggi untuk mempertahankan cedera terkait pekerjaan.5

Berdasarkan masa kerja, penelitian menyebutkan bahwa dengan dengan meningkatnya masa

kerja berarti meningkat pula pengalaman dan keterampilan. Kondisi ini berakibat pada

turunnya angka kecelakaan akibat kerja. Kewaspadaan terhadap kecelakaan akibat kerja

bertambah baik sejalan dengan pertambahan usia dan lamanya kerja di tempat kerja yang

bersangkutan. Tenaga kerja baru biasanya belum mengetahui seluk-beluk pekerjaannya.6

Masa kerja sendiri dapat diartikan sebagai jangka waktu seseorang yang sudah bekerja dari

pertama mulai masuk hingga bekerja atau sepenggalan waktu yang agak lama dimana

seseorang tenaga kerja masuk dalam satu wilayah tempat usaha sampai batas tertentu.7

Pekerja baru biasanya belum mengetahui dan mengenal lingkungan kerja tempat mereka

bekerja. pekerja yang mengalami kecelakaan kerja tertinggi pada masa kerja < 5 tahun

sehingga mengalami kecelakaan kerja.

Page 5: STIKes Mitra RIA Husada ISSN : 2252 -9675

Kesehatan dan Kebidanan STIKes Mitra RIA Husada ISSN : 2252-9675 E-ISSN : 2722-368X VOL. X No. 2

27

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilakukan pada bulan Januari 2020,

prevalensi angka kejadian kecelakaan kerja 13% karyawan bagian anodizing pernah

mengalami kejadian kecelakaan. Berdasarkan angka ini. peneliti tertarik untuk melakukan

penelitia mengenai “Perbedaan Kecelakaan Kerja Berdasarkan Umur, Pengetahuan, Shift,

Masa Kerja, dan Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Karyawan Bagian Anodizing di

PT.X Kota Bekasi”

TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Diketahuinya presentasi kejadian kecelakaan kerja dan dibuktikannya perbedaannya

berdasarkan pengetahuan, shift, dan masa kerja pada karyawan bagian anodizing di

PT.X Kota Bekasi.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya presentase kejadian kecelakaan kerja pada karyawan bagian

anodizing di PT.X Kota Bekasi Tahun 2020.

b. Diketahuinya presentase pengetahuan, shift, dan masa kerja pada karyawan

bagian anodizing di PT.X Kota Bekasi tahun 2020.

c. Dibuktikannya perbedaan pengetahuan, shift, dan masa kerja pada kecelakaan kerja karyawan bagian anodizing di PT.X Kota Bekasi tahun 2020.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian analitik kuantitatif dengan menggunakan rancangan

studi cross-sectional atau potong lintang.8 Variabel bebas dan variabel terikat diobservasi

bersamaan dalam satu waktu. Populasi dan sampel penelitian ini adalah semua pekerja

bagian anodizing PT. X pada tahun 2020 yang berjumlah 100 orang dan dibedakan pada 2

shift kerja (siang dan bukan siang). Shift “bukan siang” yang dimaksud adalah shift pagi dan

shift malam yang digabung menjadi 1 shift karena adanya WFH pada shift tersebut.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini berupa alat tulis dan kuesioner yang digunakan

sebagai media untuk memperoleh informasi terkait variabel-variabel yang diteliti. Adapun

pengolahan data penelitian dilakukan dengan bantuan piranti lunak komputer dengan uji

Chi-square untuk mengetahui independensi antara dua variabel. Analisis data dilakukan dua

Page 6: STIKes Mitra RIA Husada ISSN : 2252 -9675

Kesehatan dan Kebidanan STIKes Mitra RIA Husada ISSN : 2252-9675 E-ISSN : 2722-368X VOL. X No. 2

28

langkah yang meliputi analisis univariat untuk melihat distribusi frekuensi variabel

penelitian dan analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antara dua variabel.

HASIL PENELITIAN

A. Hasil analisis univariat Tabel 1. Distribusi frekuensi kejadian kecelakaan, pengetahuan, shift kerja dna masa kerja pada karyawan

bagian anodizing PT. X Kota Bekasi Tahun 2020.

Variabel N Persentase (%) Kejadian Kecelakaan Kerja

Pernah 7 11,5 Tidak pernah 54 88,5

Pengetahuan Rendah 51 83,6 Tinggi 10 11,4

Shift Bukan siang 58 95,1 Siang 3 4,9

Masa Kerja Baru (< 5 tahun) 31 50,8 Lama (> 5 tahun) 30 49,2

Tabel 1 menunjukkan distribusi frekuensi kejadian kecelakaan kerja yang pernah terjadi

sebanyak 11,5% dengan faktor pemungkin berupa pengetahuan rendah sebesar 83,6%,

shift bukan siang sebesar 95,1% dan Masa kerja baru sebesar 50,8%.

B. Hasil analisis bivariat Tabel 2. Perbedaan pengetahuan, shift kerja dan masa kerja pada kejadian kecelakaan kerja.

Kejadian Kecelakaan Kerja P value Pernah Tidak Pernah

n % n % Pengetahuan

Rendah 6 11,8 45 88,2 0,873 Tinggi 1 10 9 90

Shift Kerja Bukan siang 5 8,6 53 91,4 0,002 Siang 2 66,7 1 33,3

Masa Kerja Baru 5 16,1 26 83,9 0,246 Lama 2 6,7 28 93,3

Tabel di atas menunjukan terdapat perbedaan yang bermakna antara shift kerja pada

kejadian kecelakaan kerja. Dari tabel tersebut juga ditunjukan bahwa tidak terdapat

Page 7: STIKes Mitra RIA Husada ISSN : 2252 -9675

Kesehatan dan Kebidanan STIKes Mitra RIA Husada ISSN : 2252-9675 E-ISSN : 2722-368X VOL. X No. 2

29

perbedaan yang bermakna antara pengetahuan dan masa kerja pada kejadian

kecelakaan kerja.

Page 8: STIKes Mitra RIA Husada ISSN : 2252 -9675

Kesehatan dan Kebidanan STIKes Mitra RIA Husada ISSN : 2252-9675 E-ISSN : 2722-368X VOL. X No. 2

30

PEMBAHASAN

1. Perbedaan pengetahuan pada kejadian kecelakaan kerja

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden yang berpengetahuan rendah

dan tidak pernah mengalami kejadian kecelakaan kerja lebih tinggi dari pada yang

memiliki pengetahuan baik dan pernah mengalami kejadian kecelakaan kerja,

sehingga dapat di katakan bahwa tidak ada perbedaan pengetahuan pada kejadian

kecelakaan kerja. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Pratama mengenai

hubungan antara pengetahuan dengan kejadian kecelakaan kerja juga memperoleh

hasil p-value 0,109 (p=0,109>0,05) yang menunjukan tidak adanya perbedaan yang

nyata antara pengetahuan dengan kecelakaan kerja.10

Hal ini bertentangan dengan teori yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan antara

pengetahuan dengan kejadian kecelakaan kerja. Berdasarkan hasil analisa penulis, hal

ini dapat terjadi akibat kurangnya responden penelitian, sehingga secara statistik

belum dapat menunjukan adanya perbedaaan pengetahuan pada kejadian kecelakaan

kerja. Dari data diketahui perbedaan jumlah pekerja dengan pengetahuan baik jauh

lebih sedikit dibandingkan dengan pengetahuan kurang baik, hal ini juga dapat

berkontribusi pada hasil uji bivariat yang belum dapat menunjukan perbedaan antara

pengetahuan pada kejadian kecelakaan kerja.

2. Perbedaan shift kerja pada kejadian kecelakaan kerja

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa responden yang bekerja pada shift

malam dan tidak pernah mengalami kejadian kecelakaan kerja lebih tinggi dari pada

yang bekerja pada shift bukan malam dan pernah mengalami kejadian kecelakaan

kerja. Dari data tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna

antara shift kerja dan kejadian kecelakaan kerja. Hasil penelitian ini didukung oleh

beberapa penelitian sejenis yang juga menyatakan bahwa terdapat perbedaan nyata

antara shift kerja pada kejadian kecelakaan kerja. Dimana pekerja pada shift siang

lebih sering mengalami kecelakaan dibandingkan shift bukan siang.10 Pada penelitian

terkait shift kerja pada kejadian kelelahan kerja yang dilakukan oleh Pratiwi pada PT.

Kereta Api Daop VI Yogyakarta menyebutkan bahwa shift kerja berkaitan erat

dengan kelelahan kerja yang pada akhirnya dapat menimbulkan kecelakaan kerja

dengan p-value 0,000 (p=0,000<0,05) meskipun efek yang dirasakan pekerja berbeda

Page 9: STIKes Mitra RIA Husada ISSN : 2252 -9675

Kesehatan dan Kebidanan STIKes Mitra RIA Husada ISSN : 2252-9675 E-ISSN : 2722-368X VOL. X No. 2

31

dimana pada penelitian ini diketahui shift malam memberikan kontribusi yang besar

terhadap peningkatan kelelahan kerja.11 Dari hasil analisa lapangan pada penelitian

ini, pekerja pada shift bukan siang dapat bekerja lebih aman dikarenakan oleh suhu

ruang yang lebih rendah dibandingkan siang hari, bekerja dengan lebih santai dan

beban kerja yang sedikit lebih ringan.

3. Perbedaan masa kerja pada kejadian kecelakaan kerja.

Hasil penelitian menunjukan bahwa responden yang masa kerja lama dan tidak

pernah mengalami kejadian kecelakaan kerja lebih tinggi dari pada pekerja baru dan

pernah mengalami kejadian kecelakaan kerja. Namun, data hasil penelitian

menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan masa kerja pada kejadian kecelakaan kerja.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terkait masa kerja di PT Borneo

Melintang Buana Eksport Yogyakarta yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan

masa kerja pada kejadian kecelakaan kerja.12 Data univariat menunjukan bahwa

pekerja dengan masa kerja lama memang lebih sedikit yang mengalami kecelakaan

kerja, meskipun hasil analisis bivariat tidak dapat menunjukan adanya perbedaan

tersebut dengan p-value 0,813 (p=0,813>0,005).12

Akan tetapi, hasil penelitian ini bertentangan dengan teori yang menyatakan bahwa

terdapat perbedaan antara masa kerja pada kejadian kecelakaan kerja. Berdasarkan

hasil analisa penulis, hal ini juga dapat terjadi akibat kurangnya responden penelitian,

sehingga secara statistik belum dapat menunjukan adanya perbedaaan masa kerja

pada kejadian kecelakaan kerja.

KESIMPULAN

Prevalensi kejadian kecelakaan kerja pada karyawan bagian Anodizing di PT.X Kota Bekasi

tahun 2020 sebanyak 11,5% karyawan yang pernah mengalami kejadian kecelakaan kerja.

Dari variable yang diuji diketahui bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara shift

kerja pada karyawan bagian anodizing dengan kejadian kecelakaan kerja meskipun hasil

penelitian ini tidak menunjukan adanya perbedaan yang bermakna antara pengetahuan dan

masa kerja pada karyawan bagian anodizing dengan kejadian kecelakaan kerja di PT.X Kota

Bekasi tahun 2020.

Page 10: STIKes Mitra RIA Husada ISSN : 2252 -9675

Kesehatan dan Kebidanan STIKes Mitra RIA Husada ISSN : 2252-9675 E-ISSN : 2722-368X VOL. X No. 2

32

DAFTAR PUSTAKA

1. Restuputri DP. Analisis Kecelakaan Kerja Dengan Menggunakan Metode Hazard

And Operability Study (HAZOP). Ilm Tek Ind. 2015;14.

2. Swaputri E. ANALISIS PENYEBAB KECELAKAAN KERJA (Studi Kasus di PT.

Jamu Air Mancur). 2009;

3. Aswar E, Asfian P, Fachlevy AF. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan

Kecelakaan Kerja pada Bengkel Mobil di Kota Kendari pada Tahun 2016. 2016;1-

10.

4. BPJSTK. [Internet]. Available from: www.bpjsketenagakerjaan.go.id

5. Alali H, Braeckman L, van Hecke T, de Clercq B, Janssens H, Wahab MA.

Relationship between non-standard work arrangements and work-related accident

absence in Belgium. J Occup Health. 2017;59(2):177–86.

6. Djatmoko RD. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Yogyakarta: Daepublish; 2015.

7. Suma’mur. Hiegene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES). Jakarta: CV

Sagung Seto; 2014.

8. Arikunto, S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.

2006.

9. Fadhilah N, Suryanto, Ulfah N. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecelakaan Kerja

pada Proses Diecasting di PT. X Cikarang Barat Kabupaten Bekasi Jawa Barat. J

Kesmasindo. 2013;6(2):135–42.

10. Pratama, Erwin Wahyu. Hubungan antara perilaku pekerja dengan kejadian

kecelakaan kerja bagian produksi PT. Linggarjati Mahardika Mulia di Pacitan. 2015.

https://lib.unnes.ac.id/20243/1/6450408130-S.pdf [Diakses: 21 Mei 2021].

11. Pratiwi, Cicin Fajar. Hubungan shift kerja dengan kelelahan kerja pada bagian Daily

Check di PT. Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta Dipo Kereta Solo Balapan.

2016. http://eprints.ums.ac.id/48792/33/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf [Diakses: 21

Mei 2021]

12. Handayani, E.E; Trisno AW, dan Dyah S. Hubungan antara penggunaan Alat

Pelindung Diri, Umur dan Masa Kerja dengan Kecelakaan Kerja pada Pekerja Bagian

Rustic di PT. Borneo Melintang Buana Eksport Yogyakarta. Jurnal Kesehatan

Masyarakat UAD. 2013; 4(3):208–17.

Page 11: STIKes Mitra RIA Husada ISSN : 2252 -9675