150
STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL-QUR’AN TANPA NAMA DALAM PROGRAM DAKWAH UNTUK MENINGKATKAN MINAT MEMBACA AL-QUR’AN DI KAMPUNG BARU CIREUNDEU TANGERANG SELATAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh : Alwan Abdul Muchlis 1111051000107 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H /2018  

STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL-QUR’AN TANPA

NAMA DALAM PROGRAM DAKWAH UNTUK

MENINGKATKAN MINAT MEMBACA AL-QUR’AN DI

KAMPUNG BARU CIREUNDEU TANGERANG SELATAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh :

Alwan Abdul Muchlis

1111051000107

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H /2018

 

Page 2: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

 

Page 3: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

 

Page 4: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

Dengan ini saya menlratakan bahwa:

MG¨ 囃 t astt sttLヌ電 dttllb■ llllmk mcmenuhi nlah sam

哩剛直雛 mmperoleL ЁoLば 織 鰹 l di univesims lsLttn NcgeI.cUINゆ

Syarlf勁劉田正lah J轟 .

Smtt mmber yangi呼 騨 山 腱 軸 m pmulin ini telall saya

Setti dengm嫡 輔 囲 yang berlab di UniveFSitaS I鍋

Negeri tt Sy=f菫&ッ動 J範

」通曖 醸 k理 直 輸 L haFi… b■ Wa kava隠 要 EEll輸 haSil暉 t器 懸

saya atu memphn hsil jiplabn dari l蜘げaα覆壌 ]」亀 maka響a

besedia m漱山 m saElkSi酔電 b団セ山u di UttitaslslmNcgen o』卜DSyarifHimy‐llall J』L躍tL

JJL雛t町 26』1・‐12018

3.

菫 wtt Attd M覆劇騰

 

Page 5: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

i

ABSTRAK

NAMA : Alwan Abdul Muchlis

NIM : 1111051000107

JUDUL SKRIPSI : Strategi Dakwah Padepokan Al-Qur’an Tanpa Nama

Dalam Program Dakwah untuk Meningkatkan Minat Membaca Al-Qur’an di

Kampung Baru Cireundeu Tangerang Selatan

Padepokan Al-Qur’an Tanpa Nama adalah sebuah lembaga pengajian

yang berada di wilayah Kampung Baru Cireundeu, pengajian yang membawa

warna baru di daerah tersebut, karena bukan hanya anak-anak yang mengaji,

tetapi orang tua pun ikut mengaji. Banyaknya masyarakat yang belajar di

Padepokan tersebut adalah bukti bahwasanya diterimanya dakwah Padepokan

Al-Qur’an Tanpa Nama di masyarakat Cireundeu. Keberhasilan itu pastilah

memerlukan sebuah strategi dakwah untuk menjalankan visi dan misinya. Dari

keberhasilan tersebut membuat peneliti tertarik untuk mengetahui strategi

dakwah apa yang digunakan oleh Padepokan Al-Qur’an Tanpa Nama.

Berdasarkan latar belakang di atas adalah bagaimana perumusan

strategi dakwah Padepokan Al-Qur’an Tanpa Nama dalam Program dakwah

untuk meningkatkan minat membaca Al-Qur’an Di Kampung Baru

Cireundeu? bagaimana implementasi strategi dakwah Padepokan Al-Qur’an

Tanpa Nama dalam Program Dakwah untuk meningkatkan minat membaca

Al-Qur’an Di Kampung Baru Cireundeu? Dan bagaimana evaluasi strategi

dakwah Padepokan Al-Qur’an Tanpa Nama dalam Program Dakwah untuk

meningkatkan minat membaca Al-Qur’an Di Kampung Baru Cireundeu?

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep Fred R David

tentang manajemen strategi konsep. Teori tersebut dibagi menjadi tiga tahap,

yaitu tahapan perumusan, implementasi, dan evaluasi. Peneliti juga

menggunakan teori dari Asmuni Syukir tentang asas-asas dakwah di tahapan

perumusan strategi.

Metode penelitian yang dipakai pada penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Dengan teknik pengambilan

data berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Hasil dari penelitian dan analisis yang di lakukan yaitu strategi dakwah

yang di gunakan Padepokan Al-Qur’an Tanpa Nama dibagi menjadi 3

tahapan. Tahapan perumusan terfokus pada visi dan misi, dan juga

menetapkan kekuatan, tujuan, dan sasaran. Tahapan kedua terfokus pada

kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran berupa kegiatan

internal dan eksternal. Dan tahapan evaluasi adalah peninjauan kembali faktor

pendukung dan penghambat.

Kata Kunci : Strategi, dakwah, Al-Qur’an, perumusan, implementasi, dan

evaluasi

 

Page 6: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas

berkat rahmat dan kuasa-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat

dan salam semoga terlimpahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, serta

keluarga, sahabat dan para pengikutnya.

Sebagai manusia biasa, peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi

ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan. Peneliti yakin skripsi ini tidak akan

berjalan lancar tanpa adanya bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh

karena itu peneliti mengucapkan terimakasih kepada :

1. Prof. DR. Dede Rosyada MA, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan

Ilmu Komunikasi, Dr Suparto, S.Ag, M.Ag Selaku Wakil Dekan Bidang

Akdemik, Dr. H. Roudhonah, M.Ag,Selaku Wakil Dekan Bidang

Administrasi Umum, Dr. Suhaimi, M.Si, Selaku Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan.

3. Drs. Masran MA Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, beserta

Fita Fathurokhmah, M.Si Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran

Islam.

4. Drs. Jumroni, M.Si Dosen penasihat akademik yang memberikan nasehat

serta arahan bagi peneliti.

5. Terimakasih kepada Dosen Pembimbing skripsi saya, H . Zakaria MA,

yang sabar membimbing dan memberikan arahan dalam penulisan skripsi

ini.

 

Page 7: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

iii

6. Staf Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang membantu

peneliti untuk menemukan referensi buku yang diperlukan dalam

penulisan skripsi ini.

7. Staf TU (Tatat Usaha) Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang

telah membantu peneliti dalam kepengurusan terselesaikannya skripsi ini.

8. Seluruh Dosen dan Staff akademik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi atas ilmu dan bantuannya selama ini.

9. Kepada kedua orang tua saya, Mamah dan Babeh terima kasih karena

tidak pernah lelah mendoakan anakmu ini, untuk menyelesaikan skripsi

ini, dan melihat anaknya sukses dan menjadi sarjana.

10. Kepada kedua adik saya adinda dan Adlan, yang selalu mendoakan

abangnya sukses, dan menjadi sarjana.

11. Keluarga besar saya yang di bogor dan di Cireundeu, yang tidak bisa saya

sebutkan satu persatu. Terima kasih atas doa-doa kalian.

12. Terima kasih kepada Om bagus dan Mba Wie yang selalu mendo’akan

muridnya ini untuk sukses dan menjadi sarjana.

13. Terima kasih kepada Rahajeng Ayesha Abdella dan juga keluarganya yang

selalu menyemangati, dan men support saya agar bisa menyelesaikan

skripsi ini.

14. Terima kasih banyak kepada Padepokan Al-Qur’an Tanpa Nama, Cak

Doel, Ning Ida, Bang Bilal, Pak Bayan, Ka Ulfa, Bang Ari, Bang Maja

dan semua yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Terima kasih karena

mau menjadi narasumber dalam penelitian skripsi ini, dan juga telah

 

Page 8: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

iv

bersedia memberikan waktu, dan banyak informasi dalam menyelesaikan

skripsi ini.

15. Teman-teman KPI D 2011, Zahid, Wawi, Ican, mamik, Ajat, Wira, Ojan,

Lukem, Fais, Anhar, Kahfi, Miler, Ganjar, Ical, Edvan, Uuz, Kiki,

Dita,Tria, Ijah, Ita, Nay, Tebe, Lely, Rina, Rani, Nadhiroh, Hasna, Sifa,

Fitri. Terima kasih untuk masa-masa kuliah bersama.

16. Teman-teman KPI angkatan 2011 yang mau berjuang sampai akhir, yang

tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Terima kasih perjuangannya.

17. Teman-teman KKN OASIS yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu,

terimakasih atas kkn nya.

18. Teman-teman Kahfi BBC Motivator School, terkhusus angkatan 14,

terima kasih atas motivasi yang selama ini di berikan.

19. Dan semua pihak yang terlibat yang tidak bisa di sebutkan satu persatu,

dan tanpa mengurangi rasa hormat saya, saya ucapkan terima kasih.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu peneliti membutuhkan kritik dan saran yang membangun agar

kedepannya bisa lebih baik lagi. Akhir kata, peneliti berharap semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi pembaca dan bisa menjadi bahan pembanding untuk

penelitian selanjutnya.

Jakarta, 26 juni 2018

Alwan Abdul Muchlis

 

Page 9: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................... .......... i

KATA PENGANTAR ............................................................................... ........... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. ........ v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ ..... Error!

Bookmark not defined.

B. Batasan dan Rumusan Masalah ...................................................... ............. 8

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... ............. 9

D. Manfaat Penelitian ........................................................................ .............. 9

E. Metodologi Penelitian .................................................................... ............... 10

1. Pendekatan Penelitian .............................................................. ................. 10

2. Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................... ................. 11

3. Teknik Pengambilan Data ...................................................... ................... 11

F. Tinjauan Pustaka ........................................................................... ................ 12

G. Sistematika Penulisan ................................................................................ 16

BAB II KERANGKA TEORITIS

A. Strategi ................................................................................................... 18

1. Pengertian Strategi ................................................................................. 18

2. Tahapan-tahapan Strategi ......................................................... ................. 20

B. Dakwah ........................................................................................... .......... 21

1. Pengertian Dakwah ................................................................. .................. 21

2. Unsur-unsur Dakwah ................................................................ ................ 23

 

Page 10: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

vi

3. Tujuan Dakwah ......................................................................... ................ 27

A. Strategi Dakwah .............................................................................. .......... 29

1. Pengertian Strategi Dakwah .................................................... .................. 29

2. Asas-asas Strategi Dakwah ...................................................... ................. 30

B. Minat ............................................................................................ ............. 32

1. Pengertian Minat ...................................................................... ................. 32

2. Ciri-ciri Minat ........................................................................... ................ 33

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar ................... ................. 35

BAB III GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Berdirinya PQTN................................................................ .......... 36

B. Profil PQTN...................................................................................... ......... 39

1. Padepokan Al-Qur’an Tanpa Nama .......................................... ................ 39

2. Motto, Visi dan Misi PQTN........................................................ ............... 41

3. Susunan Kepengurusan Organisasi PQTN................................................. 42

4. Profil Pendiri PQTN................................................................... ................ 43

5. Metode Pengajaran ................................................................... ................. 44

6. Tingkatan Pendidikan ................................................................................ 45

C. Kegiatan Dakwah di PQTN............................................................. .......... 46

D. Data Murid dan Alumni.................................................................. ........... 49

E. Data Prestasi PQTN......................................................................... .............. 52

BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISIS

 

Page 11: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

vii

A. Perumusan Strategi Dakwah PQTN................................................ ........... 55

B. Implementasi Strategi Dakwah PQTN............................................ ........... 63

C. Evaluasi Strategi Dakwah PQTN................................................... ............ 78

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................... ........ 84

B. Saran ................................................................................................. ......... 86

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................87

LAMPIRAN - LAMPIRAN

 

Page 12: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................... .......... i

KATA PENGANTAR ............................................................................... ........... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. .........v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...............................................................................1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ...................................................... ..............8

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... ..............9

D. Manfaat Penelitian ........................................................................ ...............9

E. Metodologi Penelitian .................................................................... ............10

1. Pendekatan Penelitian .............................................................. ................. 10

2. Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................... ................. 11

3. Teknik Pengambilan Data ...................................................... ................... 11

F. Tinjauan Pustaka ........................................................................... .............12

G. Sistematika Penulisan .................................................................... ............16

BAB II KERANGKA TEORITIS

A. Strategi ..................................................................................................... 18

1. Pengertian Strategi ................................................................................... 18

2. Tahapan-tahapan Strategi ......................................................... ................. 20

B. Dakwah ........................................................................................... ...........21

1. Pengertian Dakwah ................................................................. .................. 21

 

Page 13: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

vi

2. Unsur-unsur Dakwah ................................................................ ................ 23

3. Tujuan Dakwah ......................................................................... ................ 27

C. Strategi Dakwah .............................................................................. ...........29

1. Pengertian Strategi Dakwah .................................................... .................. 29

2. Asas-asas Strategi Dakwah ...................................................... ................. 30

D. Minat ............................................................................................ ..............32

1. Pengertian Minat ...................................................................... ................. 32

2. Ciri-ciri Minat ........................................................................... ................ 33

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar ................... ................. 35

BAB III GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Berdirinya PQTN................................................................ ...........36

B. Profil PQTN...................................................................................... ..........39

1. Padepokan Al-Qur’an Tanpa Nama .......................................... ................ 39

2. Motto, Visi dan Misi PQTN........................................................ ............... 41

3. Susunan Kepengurusan Organisasi PQTN................................................. 42

4. Profil Pendiri PQTN................................................................... ................ 43

5. Metode Pengajaran ................................................................... ................. 44

6. Tingkatan Pendidikan ................................................................................ 45

C. Kegiatan Dakwah di PQTN............................................................. ...........46

D. Data Murid dan Alumni.................................................................. ............49

E. Data Prestasi PQTN......................................................................... ...........52

 

Page 14: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

vii

BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISIS

A. Perumusan Strategi Dakwah PQTN................................................ ............55

B. Implementasi Strategi Dakwah PQTN............................................ ............63

C. Evaluasi Strategi Dakwah PQTN................................................... .............78

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................... .........84

B. Saran ...........................................................................................................86

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................87

LAMPIRAN – LAMPIRAN

 

Page 15: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama dakwah yaitu agama yang mengajak dan

memerintahkan umatnya untuk selalu menyebar dan menyiarkan ajaran Islam

kepada seluruh umat manusia.1 Dakwah adalah berbicara tentang komunikasi,

karena komunikasi merupakan kegiatan informatif, yakni agar orang lain mengerti

dan memahami kegiatan persuasif, menerima paham atau keyakinan, melakukan

paham atau keyakinan, dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari paham atau

keyakinan yang diperolehnya.2

Didalam Al-qur’an terdapat perintah yang menyuruh kaum muslimin agar

mendakwahi manusia dengan berjuang dijalan Allah. Sesungguhnya para ulama

sepakat bahwa dakwah menuju agama Allah hukumnya wajib. Hal ini berdasarkan

perintah Allah untuk berdakwah sebagaimana terdapat di beberapa tempat di

dalam Al Qur`an.

كي عن إل ولت ة يدت و ٱوكهت أ يت

لت مرون بتروف ٱويأ تىعت ن عي ل ت ت تىكر ٱوي ل

ه ولئك نحن ٱوأ تىفت ١٠٤ ل

Artinya : Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang

menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma´ruf dan mencegah dari

yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung (QS. Ali Imran : 104)

1 Abdul Rosyad Shaleh, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1987) hal.1

2 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: Rosdakarya,

2002), hal. 9

 

Page 16: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

2

Dan di ayat yang lain :

دتع ٱ ىة ٱإل سبيل ربك ب كت تعظة ٱو لت تى ة ٱ ل س لت ه ب ت سي إن ربك مت ٱوجدل حت

ه أ

نه بىي ضل عي سبين عت أ ۦ نه ب عت

أ تديي ٱو ت تى ١٢٥ ل

Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya

Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-

Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”

(QS. An-Nahl : 125)

Dari nukilan ayat-ayat Al-Quran dan penjelasannya, dapat di simak bahwa

dakwah islamiyah tiada lain merupakan kegiatan mengkomunikasikan ajaran

Allah yang terkandung dalam Al-Quran dan As-Sunnah, agar manusia dapat

mengambil hikmah ataupun pelajaran yang baik untuk menjadi pedoman di jalan

hidupnya dan bisa menjalankan kehidupan bermasyarakat dengan baik.

Masyarakat adalah kumpulan sekian banyak individu kecil atau besar yang

terikat oleh satuan, adat, ritus atau hukum khas, dan hidup bersama. Demikian

satu dari sekian banyak definisinya. Ada beberapa kata yang digunakan Al-Quran

untuk menunjuk kepada masyarakat atau kumpulan manusia. Antara lain: qawm

(golongan), ummah (masyarakat), syu'ub (rakyat), dan qabail (kabilah-kabilah).

Di samping itu, Al-Quran juga memperkenalkan masyarakat dengan sifat-sifat

tertentu, seperti al-mala'(orang banyak/publik), al-mustakbirun (orang yang

mendekatkan diri), al-mustadh'afun (orang lemah), dan lain-lain.3

Setiap masyarakat mempunyai ciri khas dan pandangan hidupnya. Mereka

melangkah berdasarkan kesadaran tentang hal tersebut. Inilah yang melahirkan

watak dan kepribadiannya yang khas. Dalam hal ini, Al-Quran menyatakan dalam

3 Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an Tafsir Tematik atas Pelbagai persoalan umat

(jakarta : mizan) h. 307.

 

Page 17: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

3

surat Al-An’am ayat 108 yang artinya : “Demikianlah, Kami jadikan indah (di

mata) setiap masyarakat perbuatan mereka”.4

Jadi ini dimaksudkan untuk menambahkan arti masyarakat pada kalimat

sebelumnya, yaitu ciri khas dari masyarakat itu sendiri, dimana masyarakat

terbentuk dikarenakan lingkungan yang mereka tinggali, jika lingkungan itu baik,

maka baik pula masyarakatnya, dan apabila lingkungan itu buruk, maka buruk

pula masyarkatnya.

Dalam Surat Ar-Rad yang berbunyi :

وويت خنتف ۥل يديت ۦوعقبت وي بيت ر ۥيتفظ مته ٱويت أ ٱإن لل وا لل ل يغي

و وا يغي م حت ت راد بق أ ه إوذا هت فس

ٱا بأ ءا فل مرد ل لل م س ت ه وي ۥ بق ووا ل

١١وي وال ۦدو

Artinya: “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya

bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.

Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka

merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah

menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat

menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia” (QS.Ar-

Rad : 11)

Ayat di atas berbicara tentang manusia dalam keutuhannya, dan dalam

kedudukannya sebagai kelompok, bukan sebagai wujud individual. Dipahami

demikian, karena pengganti nama pada kata anfusihim (diri-diri mereka) tertuju

kepada qawm (kelompok/masyarakat). Ini berarti bahwa seseorang, betapapun

hebatnya, tidak dapat melakukan perubahan, kecuali setelah ia mampu

mengalirkan arus perubahan kepada sekian banyak orang, yang pada gilirannya

4 Shihab, Wawasan Al-Qur’an Tafsir Tematik atas Pelbagai persoalan umat. h. 307

 

Page 18: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

4

menghasilkan gelombang, atau paling sedikit riak-riak perubahan dalam

masyarakat.5

Dari pengertian diatas penulis mengambil kesimpulan, bahwasanya

masyarakat yang baik adalah masyarakat yang mengerti dan sadar akan dirinya

dan lingkungannya, karena perubahan disini bukanlah dari satu orang saja,

melainkan setiap orang juga harus sadar dan mengerti akan dirinya, sehingga

perubahan yang dilakukan oleh satu orang bisa menyebabkan perubahan untuk

orang banyak.

Sama halnya dengan berdakwah, pada dasarnya dakwah merupakan proses

komunikasi dalam rangka mengembangkan ajaran islam, dalam arti “mengajak”

orang lain ke arah sikap, sifat, pendapat dan perilaku yang Islami. Dalam hal

demikian, sudah tentu terkandung makna mempengaruhi orang lain, agar orang

lain itu mau dan mampu mengubah sikap, sifat, pendapat, dan perilakunya sesuai

dengan apa yang dikehendaki maksud ajakannya.6 Dalam kegiatan dakwah, pesan

dimaksud tiada lain bisa berupa materi dakwah yang bernuansa ajaran Islam, yang

merupakan pengelolaan para da’i terhadap isi Al-Qur’an dan Al-hadist, yang

disesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkungan dimana proses itu berlangsung

dengan melibatkan pihak da’i dan mad’u.7

Maksud dari pembahasan kalimat tersebut adalah anda sebagai da’i di

haruskan mengerti akan kondisi dan situasi yang terjadi di masyarakat sekitarnya,

dikarenakan yang terlibat dari kegiatan dakwah tersebut adalah da’inya sebagai

5Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an Tafsir Tematik atas Pelbagai persoalan umat

(Jakarta: mizan), h. 310. 6Kustadi Suhandang, Strategi Dakwah (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014), h. 22.

7 Suhandang, Strategi Dakwah. h. 21.

 

Page 19: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

5

orang yang mengajak akan kebenaran, dan masyarakat disini sebagai mad’u atau

pun orang yang di ajak menuju kebenaran.

Menurut hasil observasi yang kebetulan peneliti tinggal di Kampung Baru

Cireundeu, sekitar tahun 2005 pengajian-pengajian yang berada disini lumayan

banyak, tapi pengajian tersebut membawa konsep yang biasa berformat TPA

(Taman Pendidikan Al-Qur’an) yaitu hanya diisi oleh anak-anak usia dini, kisaran

6 sampai dengan 12 tahun, yaitu usia anak sekolah dasar (SD), dan jarang sekali

anak SMP yang belajar mengaji, apalagi SMA. Dengan format seperti itulah

pengajian-pengajian yang ada di Cireundeu kampung baru, hampir bisa dikatakan

tidak ada yang luar biasa, masuk dalam kategori biasa saja.

Masyarakat di Cirendeu pada saat itu dalam hal agamapun, seperti

pengajian orang tua, atau yang biasa disebut yasinan atau tahlil setiap malam

jum’at berjalan sebagaimana biasanya. Seperti halnya orang-orang dulu.

Maksudnya adalah dari cara membaca Al-Qur’an, dari cara memimpin yasin,

tahlil dan tahmid, ya mengikuti saja dari orang tuanya dulu.

Mengikuti yang dimaksud adalah menurut atau mengikuti pendapat

perbuatan orang tuanya terdahulu. Sehingga bisa dikatakan Ittiba’ yaitu menurut

bahasa yang artinya mengikuti atau menurut. Sedangkan menurut istilah adalah

mengikuti semua yang diperintahkan atau yang dilarang dan yang dibenarkan oleh

Rasullullah SAW. Salah satu ulama yang berpendapat bahwa ittiba’ adalah

menerima atau mengikuti pendapat perbuatan seseorang dengan mengetahui dasar

pendapat atau perbuatannya itu.8 Nah inilah yang terjadi di masyarakat pada saat

itu. Masyarakat Cireundeu pada saat itu bukanlah tidak bisa mengaji, mereka

8 http://www.bacaanmadani.com/2016/10/pengertian-ittiba-dan-taqlid.html

 

Page 20: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

6

biasa dan bisa mengaji, tetapi kurang dari segi hal ilmu dalam membaca Al-

Qur’annya. Maksudnya dari segi kaidah dan ke ilmuannya belum sesuai.

Kurangnya sosok orang yang paham dalam ilmu Al-Qur’an menjadi salah

satunya.9

Dan ada salah satu pengajian yang berada ditengah masyarakat Kampung

Baru Cireundeu yaitu Padepokan Al-Quran Tanpa Nama yang di pimpin oleh

Ustadz Abdullah As’ad AH. SQ. S.Pd.I atau yang lebih sering disapa “Cak Doel”.

Ketika banyaknya pengajian-pengajian yang ada di Cirendeu pada saat itu,

Padepokan Al-Qur’an Tanpa Nama atau yang biasa disebut PQTN hadir dengan

membawa perubahan dan perbedaan di masyarakat Cireundeu.

Perubahan yang dibawa PQTN adalah lebih mendalamnya cara

pembelajaran dalam membaca Al-Qur’an, sehingga tidak hanya sekedar

membaca, tetapi membaca yang menggunakan ilmunya. Dan perbedaan yang

dibawa PQTN adalah dengan adanya Syahadah atau ijazah dengan satu guru

ketika mengaji, sehingga bacaan Al-Qur’an tersebut sanadnya sampai dengan

Rasulullah SAW.10

Dan dengan hadirnya pengajian PQTN di tengah-tengah masyarakat

dengan visinya yang membentuk generasi Qur’ani, ini menjadi jawaban untuk

warga Kampung Baru yang butuh dalam hal ilmu membaca Al-Qur’an.

Istilah kata Padepokan itu memiliki kepanjangan yaitu “Pade Kapok

Kan?”, “Pade” yang merupakan bahasa Betawi memiliki arti pada atau tiap

individu, “Kapok” artinya jera, sedangkan “Kan” sebagai kalimat penguat

9 M. Abdullah As’ad, Pendiri dan Pengasuh Padepokan Al-Qur’an Tanpa Nama, berlokasi

di PQTN, 1 mei 2018. 10

M. Abdullah As’ad, Pendiri dan Pengasuh Padepokan Al-Qur’an Tanpa Nama,

berlokasi di PQTN, 7 juni 2018

 

Page 21: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

7

sekaligus pertanyaan. Istilah ini berarti setiap individu merasa jera terhadap

kebodohan, kemalasan dalam belajar ilmu Al-Qur’an yang selama ini melekat

pada diri masing-masing. Dengan harapan santri padepokan akan jadi jera atau

menyesal, kapok (Jawa) yaitu kapok tidak bisa mengaji, kapok bodoh dan kapok

malas serta kapok dari hal-hal yang jelek.11

PQTN hadir sudah cukup lama sejak tahun 2005 di daerah Cireundeu

khususnya di Kampung Baru. Dahulunya PQTN hanya memiliki murid atau santri

2 anak di tahun tersebut, namun seiring berjalannya waktu, dan dengan semakin

dikenalnya Cak Doel di masyarakat dengan bacaan yasinnya membuat jumlah

santri ataupun murid semakin bertambah.12

Hingga saat ini berjumlah kurang

lebih sekitar 215 santri anak dan ditambah kurang lebih sekitar 140 anggota terdiri

dari bapak, ibu, wali santri dan masyarakat sekitar. Dan jika ditotal bisa mencapai

hampir 350 santri termasuk anak-anak dan orang tua, dan itu di luar jumlah santri

yang sudah di wisuda.

PQTN membuat masyarakat di daerah Cireundeu Kampung Baru yang

dahulunya kurang memahami Ilmu Al-Qur’an khususnya dalam membaca Al-

Qur’an dan tahfidz, menjadi masyarakat yang mengerti akan Ilmu Al-Qur’an

dalam hal membaca Al-Qur’an dan tahfidz.

Dakwah Islam memerlukan sebuah strategi baru yang mampu

mengantisipasi perubahan zaman yang semakin dinamis. Oleh karena itu dalam

11

Artikel diakses pada 21 April 2018 dari http://pqtn.web.id/profil-pqtn/motto-visi-misi- 12

M. Abdullah As’ad, Pendiri dan Pengasuh Padepokan Al-Qur’an Tanpa Nama,

berlokasi di PQTN, 1 mei 2018

 

Page 22: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

8

rekayasa peradaban Islam sekarang ini untuk menyongsong kebangkitan umat di

zaman modern diperlukan formasi strategi yang tepat.13

Untuk mempermudah dakwah Islam maka dibentuklah suatu organisasi

atau lembaga yang merupakan sebuah kekuatan umat yang disusun dalam satu

kesatuan berupa bentuk persatuan, mental, dan spiritual serta fisik material

dibawah pimpinan sehingga dapat melaksanakan tugas lebih mudah, terarah, dan

lebih jelas motivasinya serta jelas arah dan tujuannya sehingga dapat mengetahui

tahapan-tahapan yang harus dilaluinya.14

Berdasarkan latar belakang di atas,

peneliti tertarik untuk mengambil tema “STRATEGI DAKWAH

PADEPOKAN AL-QUR’AN TANPA NAMA DALAM PROGRAM

DAKWAH UNTUK MENINGKATKAN MINAT MEMBACA AL-QUR’AN

DI KAMPUNG BARU CIREUNDEU TANGERANG SELATAN”

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Untuk menghindari perluasan penelitian, maka peneliti membatasi

penelitian ini hanya terfokus pada Strategi Dakwah Padepokan Al-Qur’an

Tanpa Nama dalam program dakwah untuk meningkatkan minat membaca

Al-Qur’an di daerah Kampung Baru Cirendeu Tangerang Selatan. Peneliti

menggunakan teori Fred R. David dalam menganalisis Strategi yang

digunakan dan menambahkan juga teori strategi dakwah Asmuni Syukir

13

M. Bahri Ghazali, Komunikatif Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Dakwah

(Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1997), h. 33. 14

Tuty Alawiyah, AS, Strategi Dakwah di Kalangan Majelis Ta’lim (Bandung: Mizan,

1997), h. 64.

 

Page 23: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

9

2. Rumusan Masalah

a) Bagaimana perumusan strategi dakwah PQTN dalam program

dakwah untuk meningkatkan minat membaca Al-Qur’an di

Kampung Baru Cireundeu Tangerang Selatan?

b) Bagaimana implementasi strategi dakwah PQTN dalam program

dakwah untuk meningkatkan minat membaca Al-Qur’an di

Kampung Baru Cireundeu Tangerang Selatan?

c) Bagaimana evaluasi strategi dakwah PQTN dalam program

dakwah untuk meningkatkan minat membaca Al-Qur’an di

Kampung Baru Cireundeu Tangerang Selatan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih dalam

terkait bagaimana perumusan, implementasi dan evalusi strategi dakwah

Padepokan Al-Qur’an Tanpa Nama dalam program dakwah untuk meningkatkan

Minat membaca Al-Qur’an di daerah Kampung Baru Cireundeu Tangerang

Selatan.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan pada masa mendatang bisa menjadi

masukan untuk mengembangkan strategi-strategi dakwah, terutama untuk

pengajian anak sejak dini lainnya yang serupa, dan diharapkan pula

penelitian ini berguna bagi perkembangan dalam bidang dakwah.

 

Page 24: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

10

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan mampu berguna di masa mendatang.

Sebagai bahan masukan atau referensi bagi para pembaca maupun peneliti

lain yang memiliki fokus permasalahan yang terkait.

E. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dimana

pendekatan kualitatif adalah suatu penelitian yang ditunjukan untuk

mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial,

sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun

kelompok.15

Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu suatu penelitian yang hanya

menggambarkan, melukiskan, memaparkan, dan melaporkan suatu

keadaan objek penelitian.16

Di mana peneliti akan menggambarkan

bagaimana perumusan strategi PQTN dalam program dakwah untuk

meningkatkan minat membaca Al-Qur’an, bagaimana implementasi

strategi dakwah PQTN dalam program dakwah untuk meningkatkan minat

membaca Al-Qur’an, dan bagaimana evaluasi strategi dakwah PQTN

dalam program dakwah untuk meningkatkan minat membaca Al-Qur’an di

daerah Kampung Baru Cireundeu Tangerang Selatan secara deskriptif.

15

Syamsir Salam dan Jaenal Aripin, Metode Penelitian Sosial (Jakarta: UIN Jakarta Press,

2006) 16

M. Ahmad Anwar, Prinsip-prinsip Metodologi Research (Yogyakarta: Sumbangsih,

1975), h. 22.

 

Page 25: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

11

2. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan dari bulan April 2018

hingga bulan Juni 2018. Lokasi penelitian dilakukan di Padepokan Qur’an

Tanpa Nama (PQTN) yang terletak di Kampung Baru Jl. Mushola Baitul

Muqorrobin Rt 01/ Rw 006 No. 63, Kel.Cireundeu, Kota Tangerang

Selatan.

3. Teknik Pengambilan Data

a) Wawancara, maksudnya adalah teknis dalam upaya menghimpun

data yang akurat untuk keperluan melaksakan proses pemecahan

masalah tertentu, yang sesuai dengan data. Data yang diperoleh

dengan teknis ini adalah dengan cara tanya jawab secara lisan dan

bertatap muka langsung antara seorang dan beberapa interviewer

(pewawancara) dengan seorang atau beberapa orang interviewer

(yang diwawancarai).17

Wawancara untuk mendapatkan data yang

akurat maka peneliti melakukan wawancara mendalam terhadap

Ust. M. Abdullah As’ad AH selaku pendiri dan pengasuh

Padepokan Al-Qur’an Tanpa Nama, dan Ida Sri Hidayati selaku

pemimpin dan pengajar Padepokan Al-Qur’an Tanpa Nama,

pembimbing/guru, dan santri.

b) Observasi, observasi atau pengamatan merupakan salah saatu cara

penelitian ilmiah pada ilmu-ilmu sosial. Cara ini bisa hemat biaya

dan dapat dilakukan oleh seorang individu dengan mengunakan

mata sebagai alat melihat data serta menilai keadaan lingkungan

17

Wardi bachtiar, metodologi penelitian dakwah, (jakarta : logos), h. 72

 

Page 26: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

12

yang dilihat, pengamatan atau observasi bermaksud

mengumpulkan fakta, yaitu mengumpulkan pernyataan-pernyataan

yang merupakan deskripsi, penggambaran dari kenyataan yang

menjadi perhatiannya.18

Observasi ini dilakukan untuk melihat

interaksi sosial atau aktivitas yang terjadi di Padepokan Al-Qur’an

Tanpa Nama yang tidak didapatkan melalui wawancara mendalam.

c) Dokumentasi, Dokumentasi yang di maksud disini adalah berupa

data tertulis yang mengandung keterangan dan penjelasan serta

pemikiran tentang fenomena yang masih aktual.19

Dokumentasi

dilakukan untuk memperkuat data penelitian yang kemudian akan

dilampirkan pada bagian lampiran akhir laporan penelitian.

F. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka ini dimuat esensi-esensi hasil penelitian literatur, yaitu

teori-teori. Uraian teori yang disusun bisa dengan kata-kata penulis secara bebas

dengan tidak mengurangi makna teori tersebut, dapat juga dalam bentuk kutipan

dari tulisan orang lain, yaitu kutipan langsung tanpa merubah kata-kata atau tanda

bacaan, kemudian dianalisis dibandingkan dan dikonstruksikan.20

Dalam penyusunan Skripsi ini, peneliti memiliki 4 referensi penelitian

terdahulu yang terkait dan relevan dengan fokus kajian permasalahan yang

peneliti lakukan, di antaranya sebagai berikut:

1) Strategi Dakwah Bakor Risma dalam Menanamkan Nilai-nilai Akhlak

pada Remaja di Bandar Lampung

18

Wardi bachtiar, metodologi penelitian dakwah, (jakarta : logos), h. 78 19

Bachtiar, metodologi penelitian dakwah, h. 77 20

Bachtiar, metodologi penelitian dakwah, h. 51

 

Page 27: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

13

Skripsi yang ditulis oleh Rohmatinisah dengan judul “Strategi Dakwah

Bakor Risma dalam Menanamkan Nilai-nilai Akhlak pada Remaja di Bandar

Lampung” pada tahun 2017 dari Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, bertujuan untuk mengetahui

bagaimana strategi dakwah yang digunakan Bakor Risma dalam menanamkan

nilai-nilai akhlak. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan

(Field Reseacrh) dengan sifat penelitian deskriptif. Metode pengumpulan data

yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Hasil penelitian yang ditemukan adalah strategi dakwah yang dilakukan

Bakor Risma dalam menanamkan nilai-nilai akhlak terhadap remaja adalah

menggunakan strategi sentimental, strategi rasional, dan strategi indrawi. Serta

diimbangi dengan azas-azas strategi dakwah yaitu azas psikologis dan azas

efektivitas, dan efisiensi. Strategi dan azas-azas sesuai dengan apa yang ada di

lapangan yakni da’i menggunakan strategi dakwah tersebut karena sasaran

dakwahnya adalah remaja. Adapun temuannya adalah Bakor Risma sebagai da’i

dan juga juru dakwah memberikan arahan dan juga bimbingan terhadap sasaran

dakwahnya yakni remaja dalam menanamkan nilai-nilai akhlak, sehingga remaja

dapat meningkatkan keimanan dan juga pengetahuan serta mempunyai akhlakul

karimah yang baik dalam kehidupannya.

2) Strategi Dakwah Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia

(BMOIWI) dalam Pembinaan Akhlak Muslimah di Masjid Istiqlal

Tinjauan pustaka kedua adalah Skripsi dengan judul “Strategi Dakwah

Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia (BMOIWI) dalam

Pembinaan Akhlak Muslimah di Masjid Istiqlal” yang disusun oleh Revina

 

Page 28: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

14

Septhiani pada tahun 2014 dari Jurusan Ilmu Komunikasi dan Penyiaran Islam,

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

perumusan, implementasi dan evaluasi strategi yang dilakukan BMOIWI dalam

mensinergikan gerakan untuk memperjuangkan kepentingan perempuan dan

ketahanan keluarga dengan ruh gerakan tidak lepas dari nilai-nilai Islam. Dalam

penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis deskriptif,

sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan

dokumentasi.

Hasil penelitian yang dapat ditemukan adalah strategi dakwah yang telah

direncanakan dengan melihat hubungan organisasi, adapun asas-asasnya yaitu

dengan memperhatikan asas-asas dakwah seperti halnya asas filosofis, asas

sosiologis, asas keahlian dan kemampuan da’i, asas psikologis, asas efektivitas

dan asas efisiensi dakwah. Setelah itu di implementasikan dalam proses

pelaksanaan di lapangan yang bertumpu pada program kegiatan dakwah yang

sudah di susun, dan setelah itu dilakukanlah sebuah evaluasi untuk menjaga

keseimbangan antara perumusan strategi dengan pelaksanaan meninjau sumber

daya manusia (SDM), rapat evaluasi kegiatan, dan memperbaiki mekanisme kerja.

3) Strategi Dakwah Majelis Az-Zikra dalam Menciptakan Keluarga Sakinah

Ketiga adalah tinjauan pustaka Skripsi yang berjudul “Strategi Dakwah

Majelis Az-Zikra dalam Menciptakan Keluarga Sakinah” yang ditulis oleh Bobby

Rahman pada tahun 2010 dari Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana strategi

 

Page 29: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

15

dakwah majelis Az-Zikra dalam menciptakan keluarga yang sakinah melalui

Lembaga Titian Keluarga Sakinah. Penelitian ini menggunakan observasi dan

wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penelitian ini menggunakan dua

strategi, dimana yang pertama adalah pembekalan fikriyah, dan yang kedua

adalah dengan pembekalan ruhiyah. Pembekalan fikriyah adalah melakukan

program-program seperti tausiyah, ceramah, dan konsultasi. Sedangkan

pembinaan ruhiyah dilakukan dengan kegiatan dzikir dan do’a bersama.

4) Startegi Dakwah Komunitas Pejuang Subuh dalam Mengajak Shalat

Subuh berjamaah di Jakarta

Keempat adalah tinjauan pustaka Skripsi yang berjudul “Strategi Dakwah

Komunitas Pejuang Subuh Dalam Mengajak Shalat Subuh Berjamaah Di

Jakarta” yang ditulis oleh Sitty Annisaa pada tahun 2016 dari Jurusan

Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini memiliki

tujuan untuk mengetahui bagaimana strategi dakwah komunitas pejuang subuh

dalam mengajak shalat subuh berjamaah di Jakarta. Penelitian ini menggunakan

observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penelitian ini

menggunakan teori dari Fred R David dimana ada tiga tahapan, yaitu perumusan,

implementasi, dan evaluasi. Dan didalam implementasi terdapat teori asmuni

syukir tentang asas-asas dakwah. Dan juga secara keseluruhan startegi dakwah

yang digunakan komunitas pejuang subuh adalah melalui cara online dan offline.

Dari keempat referensi di atas, ada persamaan dan perbedaan dengan

penelitian yang peneliti lakukan. Persamaannya adalah ketiga penelitian tersebut

sama-sama memiliki fokus permasalahan mengetahui bagaimana strategi dakwah.

 

Page 30: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

16

Namun, fokus peneliti adalah terkait tentang strategi dakwah untuk meningkatkan

minat membaca Al-Qur’an di lembaga pengajian PQTN, sedangkan penelitian

lainnya memiliki perbedaan seperti pada Skripsi Rohmatinisah (2017) adalah di

Bakor Risma yang ingin menanamkan nilai-nilai akhlak pada remaja di Bandar

Lampung, lalu penelitian Revina (2014) adalah Badan Musyawarah Organisasi

Islam Wanita Indonesia (BMOIWI) untuk pembinaan akhlak muslimah, lalu objek

penelitian referensi ketiga yang disusun oleh Bobby (2010) adalah di Majelis Az-

Zikra untuk menciptakan keluarga yang sakinah, dan objek penelitian referensi

keempat yang di susun Sitty (2016) adalah komunitas pejuang subuh dalam

mengajak solat subuh berjama’ah di Jakarta.

G. Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini, peneliti membagi ke dalam 5 bab. Setiap bab-nya

terdiri dari sub-bab pembahasan yang memiliki keterkaitan antara satu dengan

yang lainnya, sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini memuat pertama, latar belakang masalah. Kedua, batasan dan

rumusan penelitian. Ketiga, tujuan penelitian. Keempat, manfaat penelitian.

Kelima, metodologi penelitian yang terdiri dari pendekatan penelitian, waktu dan

lokasi penelitian, teknik pengambilan data. Keenam, tinjauan pustaka. Dan

terakhir yaitu sistematika penulisan.

BAB II : KERANGKA TEORITIS

Bab ini berisi kerangka teoritis di mana peneliti memaparkan secara lebih

rinci dan detail terkait strategi, dakwah, dan strategi dakwah. Strategi terbagi

menjadi pengertian strategi dan tahapan-tahapan strategi. Sedangkan dakwah

 

Page 31: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

17

terdiri dari pengertian dakwah, unsur-unsur dakwah, dan tujuan dakwah. Adapun

strategi dakwah terbagi menjadi pengertian strategi dakwah serta asas-asas strategi

dakwah. Dan pengertian tentang minat.

BAB III : GAMBARAN UMUM

Bab ini berisikan mengenai gambaran umum mengenai objek penelitian

peneliti yaitu Padepokan Al-Qur’an Tanpa Nama. Sejarah, profil lembaga, motto,

visi dan misi, metode pembelajaran, tingkatan pendidikan, kegiatan-kegiatan, dan

lain sebagainya.

BAB IV : TEMUAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

Pada bab ini dipaparkan temuan dan analisis hasil penelitian yang akan

menjawab rumusan masalah pada bab pendahuluan.

BAB V : PENUTUP

Sebagai bab terakhir yang merupakan penutup memuat kesimpulan dari

hasil penelitian, serta terdapat saran bagi akademisi dan praktisi atau terhadap

berbagai pihak yang terkait di dalam penelitian ini.

 

Page 32: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

18

BAB II

KERANGKA TEORITIS

A. Strategi

1. Pengertian Strategi

Strategi jika ditinjau dari segi etimologi pada awalnya berasal dari

bahasa Yunani klasik yaitu “stratos” yang artinya tentara dan kata “agein”

yang berarti memimpin. Menurut pengertian tersebut dapat diketahui bahwa

strategi adalah memimpin tentara. Lalu muncul kata strategos yang artinya

pemimpin tentara pada tingkat atas. Jadi, strategi adalah konsep militer yang

bisa diartikan sebagai seni perang para jenderal atau suatu rancangan yang

terbaik untuk memenangkan peperangan. Adapun dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia menyebutkan bahwa istilah strategi adalah seni atau ilmu yang

menggunakan sumber daya manusia untuk melaksanakan kebijakan tertentu.1

Karl Von Clausewitz (1780-1831) yang merupakan seorang pensiunan

jenderal Prusia dalam bukunya On War merumuskan strategi adalah suatu seni

yang menggunakan sarana pertempuran untuk mencapai tujuan perang. Dalam

konteks awalnya, strategi di artikan sebagai generalship atau tujuan yang

dilakukan oleh para jendral dalam membuat rencana untuk menaklukan musuh

dan memenangkan peperangan. Suatu strategi memiliki dasar-dasar atau

skema untuk mencapai sasaran yang dituju. Jadi pada dasarnya strategi

merupakan alat untuk mencapai tujuan tertentu.2

1Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:

Balai Pustaka, 1997), h. 199. 2Setiawan Hari Purwono dan Zalkiflimansyah, Manajemen Strategi Sebuah Konsep

Pengantar (Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2001), h. 20.

 

Page 33: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

19

Adapun pengertian strategi jika ditinjau dari segi terminologi adalah

sebagai berikut, sedangkan menurut Onong Uchjana Effendy mengatakan bahwa

strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk

mencapai sebuah tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak

hanya berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan

harus menunjukkan bagaimana teknik atau cara operasionalnya.3 Selanjutnya

strategi menurut Din Syamsudin mengandung arti sebagai berikut:

a. Rencana dan cara yang seksama untuk mencapai tujuan

b. Seni dalam mensiasati pelaksanaan rencana atau program untuk

mencapai tujuan

c. Sebuah penyesuaian terhadap lingkungan untuk menampilkan fungsi

dan peran penting dalam mencapai keberhasilan4

Adapun strategi juga memiliki beberapa bentuk. Gregory G. Dess dan

Alex Miller yang dikutip oleh H. Djaslim Salidin berpendapat bahwasanya

bentuk strategi terbagi menjadi dua, yaitu pertama adalah bentuk strategi yang

dikehendaki, dan kedua adalah bentuk strategi yang direalisasikan.5 Bentuk

strategi yang dikehendaki (intended strategic) terdiri dari tiga elemen, antara

lain sebagai berikut:

a. Sasaran-Sasaran (Goals)

Merupakan apa yang ingin dicapai dalam suatu pelaksanaan

pencapain tujuan. Sasaran disini memiliki arti sempit maupun luas. Seperti

3Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2007), h. 32. 4Din Syamsudin, Etika Agama dalam Membangun Masyarakat Madani (Jakarta: Logos,

2000), h. 127. 5Kustadi Suhandang, Strategi Dakwah Penerapan Strategi Komunikasi Dalam Dakwah.

h.102.

 

Page 34: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

20

halnya dakwah, tujuan akhirnya ingin menciptakan masyarakat madani

yang islami. Tentu saja jika ingin menuju arah harus menyelesaikan

berbagai tujuan yang menjadi bagian dari tujuan akhir tersebut. Dengan

demikian tujuan akhir bisa dikatakan sebagai sasaran yang lebih luas dari

pada tujuan-tujuan bagiannya secara sempit.

b. Kebijakan (Policies)

Merupakan suatu garis pedoman untuk bertindak guna mencapai

sasaran atau tujuan-tujuan yang diinginkan.

c. Rencana-rencana (Plans)

Merupakan pernyataan dari setiap tindakan terhadap apa yang

diharapkan yang nantinya akan terjadi.

Adapun bentuk strategi yang direalisasikan (realized strategic)

merupakan apa yang telah terwujud pencapaiannya. Strategi ini sering

mengalami perubahan dalam keseluruhan implementasinya, sesuai dengan

peluang dan ancaman yang dihadapi. Sebenarnya strategi yang terwujudkan

selalu lebih banyak atau sedikit daripada strategi yang dikehendakinya.

2. Tahapan-tahapan Strategi

Menurut konsep manajemen strategis Fred R. David menyebutkan

manajemen strategis adalah seni atau ilmu yang terdiri atas perumusan,

implementasi, dan evaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan

sebuah organisasi untuk mencapai tujuannya.6 Dan di dalam strategi terdapat

proses yang berupa berbagai tahapan yang harus dilalui, seperti menurut Fred

R. David yang terdiri tiga tahapan, yaitu:

6 Fred R. David, Manajemen Strategi Konsep (Jakarta: Prenhallindo, 2002), h. 3.

 

Page 35: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

21

a. Perumusan Strategi. Inilah tahapan pertama yang ada di dalam strategi, di

tahap ini yang di lakukan adalah membangun visi dan misi,

mengidentifikasikan kesempatan dan ancaman dari luar organisasi,

menetapkan kekuatan internal dan kelemahan, menetukan tujuan jangka

panjang, menghasilkan alternatif strategi, serta menentukan sasaran yang

tepat.

b. Implementasi Strategi. Implementasi strategi ini adalah tahapan kedua dari

Fred R. David, dimana setelah kita melakukan perumusan strategi dibutuhkan

implementasi atau pelaksanaan strategi yang telah ditetapkan.

c. Evaluasi Strategi. Inilah tahapan terakhir yang menentukan, dimana

diperlukan karena dalam tahapan ini keberhasilan yang telah dicapai dapat

diukur kembali untuk penetapan tujuan berikutnya.7

B. Dakwah

1. Pengertian Dakwah

Pengertian dakwah jika dilihat secara etimologi berasal dari bahasa

Arab yaitu do’a, yad’u, da’watan yang artinya panggilan, ajakan, atau

seruan.8 Sedangkan dalam kamus Munjid dakwah berasal dari fi’il Madhi

(do’a) yang berarti menyeru, memanggil.9 Warson Munawwir menyebutkan

bahwa dakwah artinya memanggil (to call), mengundang (to invite),

mengajak (to summon), menyeru (to purpose), mendorong (to urge), dan

memohon (to pray).10

Dakwah dalam pengertian tersebut, dapat dijumpai dalam ayat Al-

Qur’an dalam QS. Yunus ayat 25 yang berbunyi:

7Fred R. David, Manajemen Strategi Konsep (Jakarta: Prenhallindo, 2002), h. 3.

8Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h. 17.

9Kamus, Al-Munjid Fil Lughoh (Beirut: Daarul Masyriq), h. 216.

10Warson Munawwir, Kamus Almunawwir (Surabaya: Pustaka Progesif, 1994), h. 439.

 

Page 36: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

22

اري للهٱو د اإل هٱدعه ست قيملسل طو صر اءهإل يي ش ديو ي ٢٥و

Artinya: “Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan

menunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam).”

(QS. Yunus: 25)

Adapun dalam buku ensiklopedi Islam, kata dakwah adalah kata dasar

atau masdar. Kata kerjanya adalah do’a yang mempunyai arti memanggil,

menyeru, atau mengajak.11

Dakwah menurut istilah sebenarnya banyak

mengandung pengertian dari para ahli ilmu dakwah antara lain sebagai

berikut:

Menurut Asmuni Syukir, dakwah dapat diartikan dari dua segi antara

lain pertama adalah bersifat pembinaan dan kedua adalah bersifat

pengembangan. Pembinaan memiliki arti suatu kegiatan untuk

mempertahankan dan menyempurnakan suatu hal yang telah ada sebelumnya.

Sedangkan pengembangan memiliki arti suatu kegiatan yang mengarah pada

pembaharuan atau mengadakan sesuatu yang belum ada.12

Lain halnya dengan pendapat Zulkifli Muston yang mengemukakan

bahwasanya dakwah adalah segala sesuatu dan kegiatan yang disengaja dan

berencana dalam wujud sikap, ucapan, dan perbuatan yang mengandung

ajakan dan seruan, baik langsung atau tidak langsung ditujukan kepada orang

perorangan, masyarakat atau golongan supaya tergugah jiwanya, terpanggil

11

Ensiklopedi Islam (Jakarta: Ichtiar Can Hoeve, 1999), h. 280. 12

Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al-Ikhlas, 1989), h. 20.

 

Page 37: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

23

hatinya kepada ajaran Islam untuk selanjutnya mempelajari dan menghayati

serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.13

Dakwah merupakan proses “Al-Tahawwul Wal taghayyur”

(transformasi dan perubahan) dari sesuatu yang tidak baik menuju yang baik

atau sesuatu yang sudah baik menuju yang lebih baik lagi.14

Adapun selain itu Jamaluddin Kafie berpendapat bahwa dakwah

adalah suatu sistem dari seseorang atau kelompok atau segolongan umat

Islam sebagai aktualisasi imaniah yang dimanifasekan dalam bentuk seruan,

ajakan, panggilan, undangan do’a yang menyentuh yang disampaikan dengan

ikhlas dengan menggunakan metode, sistem, dan teknik tertentu agar

menyentuh tingkah lakunya untuk mencapai tujuan tertentu.15

2. Unsur-unsur Dakwah

Unsur-unsur dakwah adalah berbagai komponen yang terdapat dalam

kegiatan dakwah. Berbagai macam unsur ini harus dipenuhi ketika akan

melaksanakan kegiatan dakwah, karena jika tidak terpenuhi unsur-unsur

dakwah akan diprediksi nantinya bahwa dakwah akan mengalami hambatan.

Unsur-unsur tersebut terdiri atas da’i atau pelaku dakwah, mad’u atau

penerima dakwah, maddah atau materi dakwah, wasilah atau media dakwah,

thariqah atau metode dakwah, dan atsar atau efek dakwah. Berikut

penjelasannya:

a) Pelaku Dakwah (Da’i)

Pelaku dakwah atau da’i adalah orang yang melakukan dakwah.

Dalam ilmu komunikasi pendakwah adalah komunikator yaitu orang yang

13

Zulkifli Muston, Ilmu Dakwah Jilid I (Makassar: Yayasan Fatiya, 2002), h. 3. 14

Nana Rukmana, Masjid dan Dakwah (Jakarta: Al-Mawardi Prima, 2002), h. 165. 15

Jamaluddin Kaffie, Psikologi Dakwah (Surabaya: Offset Indah, 1993), h. 29.

 

Page 38: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

24

menyampaikan pesan komunikasi kepada orang lain. Pendakwah bisa

bersifat individu maupun kelompok. Pendakwah yang bersifat individu

ketika dakwah yang dilakukan adalah perseorangan. Pendakwah yang

bersifat kelompok adalah dakwah yang digerakkan oleh sebuah kelompok

atau organisasi.16

b) Penerima Dakwah (Mad’u)

Penerima dakwah atau mad’u adalah manusia yang menjadi

sasaran dakwah, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok, baik

manusia yang beragama Islam maupun tidak. Terdapat tiga golongan

mad’u, yaitu pertama golongan cerdik cendekiawan, kedua golongan

awam, dan ketiga golongan yang berbeda dengan kedua golongan

tersebut.17

c) Materi Dakwah (Maddah)

Materi dakwah atau maddah adalah isi pesan atau materi yang

disampaikan oleh da’i kepada mad’u, yang sumber utamanya adalah Al-

Qur’an dan hadits. Secara umum, materi dakwah dapat diklasifikasikan

menjadi empat permasalahan pokok, yaitu pertama masalah akidah, kedua

masalah syariah, ketiga masalah muamalah, dan keempat adalah masalah

akhlak.18

Masalah akidah atau keimanan merupakan aspek yang membentuk

moral manusia, iman merupakan esensi dalam ajaran agama Islam. Lalu

masalah syariah dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang benar,

pandangan yang jernih, dan kejadian secara cermat terhadap dalil-dalil

16

Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Jakarta: Kencana, 2004), h. 216. 17

Muh. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah (Jakarta: Kencana, 2009), h. 23. 18

Munir dan Ilaihi, Manajemen Dakwah, h. 24.

 

Page 39: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

25

dalam melihat setiap persoalan pembaruan, sehingga umat tidak terpelosok

ke dalam keburukan.

Kemudian masalah muamalah menekankan pada aspek ibadah

yang mencakup hubungan dengan Allah dalam rangka mengabdi kepada

Allah. Selanjutnya masalah akhlak mengenai sifat dan kriteria perbuatan

manusia serta berbagai kewajiban yang harus dipenuhinya.

d) Media Dakwah (Wasilah)

Media dakwah atau wasilah merupakan segala sesuatu yang dapat

digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwah.19

Media dakwah

digunakan sebagai alat untuk menyampaikan materi dakwah atau ajaran

Islam kepada mad’u. Hamzah Ya’Qub membagi media dakwah menjadi

lima macam, antara lain sebagai berikut:

1) Lisan, merupakan bentuk dakwah yang paling sederhana. Melalui media

ini dapat berbentuk pidato, ceramah, kuliah, bimbingan, penyuluhan, dan

lain-lain.

2) Tulisan, media ini dapat berupa buku, surat kabar, majalah, surat

menyurat (korespondensi), spanduk, dan lain-lain.

3) Lukisan, gambaran, karikatur, dan lain sebagainya.

4) Audio Visual, merupakan alat dakwah yang merangsang indera

pendengaran atau penglihatan dan keduanya, berupa televisi, film,

internet, dan lain-lain.

19

Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h.

163.

 

Page 40: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

26

5) Akhlak, adalah berbagai perbuatan nyata yang mencerminkan

ajaran Islam yang dapat dinikmati atau pun didengarkan oleh

mad’u.20

e) Metode Dakwah (Thariqah)

Segi bahasa, metode berasal dari dua kata yaitu meta dan hodos.

Meta berarti melalui atau mengikuti, sedangkan hodos berarti jalan, cara,

atau arah.21

Metode dakwah atau thariqah adalah jalan atau cara yang

dipakai oleh pelaku dakwah untuk menyampaikan ajaran materi dakwah.

Metode memiliki peranan penting, dikarenakan jika sebuah pesan

walaupun baik jika tidak tersampaikan melalui metode yang tepat, maka

pesan tersebut bisa saja tidak diterima oleh penerima pesan atau penerima

dakwah.

Metode dakwah terbagi menjadi tiga, yaitu pertama adalah bi al

hikmah, kedua adalah mau’izatul hasanah, dan ketiga adalah mujadalah

billati hiya ahsan. Ketiga hal tersebut terdapat dalam QS. An-Nahl ayat

125 yang berbunyi:

دعهٱ ب ب ك بيلر س ةٱإل ةٱو لكى عظ ة ٱلى ل س هب ه دل ج يه متٱو حس أ ه

بين يس لع يض بى عن هه أ ه بك ۦإنر ب عن هه

أ ه ت ديي ٱو ١٢٥لىه

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan

hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang

baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang

siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yag lebih mengetahui

orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl: 125)

20

Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Jakarta: Kencana, 2004), h. 120. 21

Fathul Bahri An-Nabiry, Meniti Jalan Dakwah Bekal Perjuangan Para Da’i (Bandung:

Sinar Grafika Offset), h. 238.

 

Page 41: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

27

Bi al hikmah adalah berdakwah dengan memperhatikan situasi dan

kondisi sasaran dakwah dengan menitikberatkan pada kemampuan

mereka, sehingga mereka tidak merasa terpaksa atau keberatan. Sedangkan

mau’izatul hasanah adalah berdakwah dengan memberikan nasihat-nasihat

atau menyampaikan ajaran Islam dengan rasa kasih sayang, sehingga dapat

menyentuh hati mereka. Adapun mujadalah billati hiya ahsan adalah

berdakwah dengan cara bertukar pikiran dan membantah dengan cara yang

sebaik-baiknya dengan tidak memberikan tekanan yang memberatkan

sasaran dakwah.

f) Efek Dakwah (Atsar)

Efek dakwah atau atsar merupakan umpan balik atau feedback dari

proses dakwah. Evaluasi dan koreksi terhadap atsar dakwah dilaksanakan

secara radikal dan komprehensif, artinya tidak setengah-setengah. Para

pelaku dakwah harus memiliki jiwa terbuka untuk melakukan pembaruan

dan perubahan, di samping bekerja dengan menggunakan ilmu.22

3. Tujuan Dakwah

Tujuan dilaksanakannya dakwah adalah untuk mengajak manusia ke

jalan Tuhan, jalan yang benar dan lurus, yaitu Islam.23

Tujuan dakwah sangat

menentukan dan berpengaruh terhadap penggunaan metode dan media

dakwah, sasaran dakwah dan juga strategi dakwah ditentukan oleh tujuan

dakwah. Jadi setiap berdakwah harus memiliki tujuan yang akan dicapai, hal

ini sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan dakwah. Tujuan dakwah

sendiri terbagi dalam dua bagian, antara lain sebagai berikut:

22

M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah (Jakarta: Kencana, 2009), h. 32. 23

Raffiuddin dan Maman A. Jalil, Prinsip dan Strategi Dakwah (Bandung: Pustaka Setia,

1997), h. 32.

 

Page 42: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

28

a) Tujuan Umum

Tujuan umum dakwah merupakan sesuatu yang akan dicapai dalam

aktivitas dakwah, hal ini berarti tujuan dakwah masih bersifat umum dan

utama dimana seluruh proses dakwah harus ditujukan dan diarahkan

kepadanya.24

Tujuan dakwah secara umum masih memerlukan rincian di

bagian berikutnya. Sebab ada yang bertanggapan bahwa tujuan dakwah

yang utama adalah dakwah kepada seluruh kaum baik yang sudah

memeluk agama Islam atau pun yang belum memeluk agama Islam.

Sedangkan yang berkewajiban dakwah kepada seluruh umat adalah

Rasulullah SAW dan utusan-utusannya. Sebagaimana firman Allah dalam

QS. Al-Maidah ayat 67 yang berbunyi:

ا ي أ لهٱ۞ي هلرسه ال رس اب نغت ى لف إونمهت فع ويرب ك ك إل زل

هاأ ب ن غو ۥ

للهٱو وي ك عصىه ديلل ٱإننلاس ٱي ي م ٱل فريي ٱمق ٦٧مك

Artinya: “Hai Rasul sampaikanlah apa yang diturunkan dari

Tuhanmu, dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu,

berarti) kamu tidak menyampaikan amanatnya, Allah memelihara kamu

dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk

bagi orang yang kafir.” (QS. Al-Maidah: 67)

Maksud dari ayat tersebut adalah bahwa Nabi diperintahkan untuk

menyampaikan ajaran Allah kepada seluruh umat manusia tanpa

terkecuali, karena Allah tidak akan memberi petunjuk terhadap orang kafir

atau musyrik, maka jika manusia ingin mendapat petunjuk Allah harus

beriman kepada-Nya terlebih dahulu.

24

Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h. 51.

 

Page 43: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

29

b) Tujuan Khusus

Tujuan khusus dakwah merupakan perumusan tujuan dari rincian

tujuan umum dakwah dan sifatnya lebih spesifik. Oleh karena itu tujuan

khusus dakwah adalah mengajak umat manusia yang sudah memeluk

agama Islam agar selalu meningkatkan ketaqwaannya kepada Allah

Subhanahu Wa Ta’ala, lalu membina mental agama Islam bagi kaum yang

masih muallaf, kemudian mengajak manusia yang belum beriman agar

lebih beriman dan memeluk agama Islam, serta mendidik dan mengajarkan

kepada anak-anak untuk tidak menyimpang dari fitrahnya.

C. Strategi Dakwah

1. Pengertian Strategi Dakwah

Strategi dakwah dapat diartikan sebagai suatu metode, siasat, taktik

atau manuvers yang digunakan dalam kegiatan dakwah.25

Menurut Moh. Ali

Aziz, strategi dakwah merupakan perencanaan yang berisi rangkaian kegiatan

yang di desain untuk mencapai tujuan dakwah tertentu. Terdapat dua hal yang

perlu diperhatikan dalam hal ini, antara lain sebagai berikut:

a) Strategi merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan dakwah)

termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya

atau kekuatan. Dengan demikian, strategi merupakan proses

penyusunan rencana kerja, belum sampai pada tingkat tindakan.

b) Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Arah dari semua

keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Oleh sebab

25

Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h. 32.

 

Page 44: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

30

itu, sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas

dan dapat diukur keberhasilannya.26

Strategi dakwah adalah kolaborasi yang tepat antara semua unsur

dakwah mulai dari da’i atau pelaku dakwah serta organisasi atau lembaganya,

pesan metode, dan media yang sesuai dengan kondisi dan situasi khalayak.

Selain itu strategi dakwah dimaksudkan untuk meminimalisir hambatan yang

akan terjadi, baik yang bersifat teknis, psikologis, sosial, dan kultural, serta

melakukan konfrontasi dengan pesan lainnya. Lalu strategi dakwah harus

dipandang sebagai kiat yang melibatkan penalaran dengan menggunakan

semua sumber daya dan mencapai tujuan secara efisien dan efektif.27

2. Asas-asas Strategi Dakwah

Dalam strategi dakwah, ada beberapa asas yang harus diperhatikan

agar kegiatan dakwah berjalan secara efektif dan tepat sasaran sehingga

dakwah bisa maksimal. Asas-asas strategi dakwah terbagi dalam lima bentuk,

pertama, asas filosofis, kedua, adalah asas kemampuan dan keahlian da’i,

ketiga, adalah asas sosiologis, keempat, adalah asas psikologis, dan kelima,

adalah asas efektifitas dan efisiensi. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

a) Asas Filosofis

Dalam asas ini, hal yang utama adalah membicarakan masalah

yang erat kaitannya dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam proses

atau kegiatan dakwah.

b) Asas Kemampuan dan Keahlian Da’i (Achievement and Professional)

26

Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Jakarta: Kencana, 2004), h. 349. 27

Anwar A., Dakwah Kontemporer: Sebuah Studi Komunikasi (Yogyakarta: Graha Ilmu,

2011), h. 232.

 

Page 45: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

31

Asas ini berkaitan dengan pembahasan mengenai kemampuan dan

tingkat profesionalitas da’i atau pelaku dakwah.

c) Asas Sosiologis

Yang dibahas dalam asas sosiologis ini adalah mengenai masalah-

masalah terkait dengan situasi dan kondisi sasaran dakwah atau mad’u.

Misalnya masalah politik pemerintahan setempat, lalu mayoritas agama di

daerah setempat, kemudian filosofis sasaran dakwah, serta sosiokultural

sasaran dakwah, dan lain sebagainya.

d) Asas Psikologis

Asas psikologis membahas berbagai masalah yang erat kaitannya

dengan kejiwaan manusia. Seorang pelaku dakwah atau da’i adalah

manusia, sama halnya dengan sasaran dakwah atau mad’u. Sasaran

dakwah memiliki berbagai macam karakter kejiwaan yang unik, yakni

berbeda antara satu dengan yang lainnya. Terlebih permasalahan agama,

yang merupakan masalah ideologi atau kepercayaan tidak luput dari

masalah-masalah psikologis sebagai asas atau dasar dakwahnya.

e) Asas Efektifitas dan Efisiensi

Dalam aktivitas dakwah harus diusahakan untuk menyeimbangkan

antara biaya, waktu, maupun tenaga yang dikeluarkan dengan pencapaian

hasilnya. Akan lebih baik jika antara waktu, biaya, dan tenaga yang sedikit

dapat memperoleh hasil yang semaksimal mungkin, atau setidaknya

seimbang antara hal tersebut.28

28

Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h. 33.

 

Page 46: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

32

Tak jauh berbeda, M. Abzar D. dalam jurnal yang ditulisnya

menyatakan bahwa ada beberapa kemungkinan yang dapat terjadi dalam

strategi dakwah. Pertama, para aktivis dakwah dapat meningkatkan

kualitasnya, terutama dalam peningkatan kualitas pendidikan dan wawasan

keagamaan yang terintegrasi dengan wawasan keilmuan yang lain. Kedua,

para aktivis dakwah dapat mempertimbangkan penggunaan media informasi

sebagai sarana dakwah secara professional. Ketiga, pelaksanaan dakwah

dapat terevaluasi dengan baik, baik dari aspek metodologi pendekatan

maupun dari aspek materi-materi yang disampaikan kepada masyarakat.29

D. Minat

1. Pengertian Minat

Slameto mengatakan bahwa Minat adalah suatu rasa lebih suka dan

rasa keterkaitan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat

pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri

dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, maka

semakin besar minat.30

Menurut crow and crow yang dikutip oleh Djaali mengatakan bahwa

minat ber ubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk

menghadapi atau berurusan dengan orang, kegiatan, benda dan pengalaman

yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Selain itu, Djaali juga mengutip

pendapat Holland yang mengatkan bahwa minat merupakan kecendrungan

hati yang tinggi terhadapsesuatu. Minat tidak timbul sendirian, ada unsur

29

M. Abzar D., “Strategi Dakwah Masa Kini (Beberapa Langkah Strategis Pemecahan

Problematika Dakwah,” Lentera, Vol. XVIII, No. 1 (Juni 2015): h. 49-50. 30

Slameto, 2003, Belajar dan factor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta: Rineka

Cipta, h. 180.

 

Page 47: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

33

kebutuhan, misalnya minat belajar, minat terhadap suatu benda atau hal-hal

lainnya.31

Elizabeth B. Hurlock mengatakan bahwa pada semua usia, minat

memainkan peran yang penting dalam kehidupan seseorang dan mempunyai

dampak yang besar atas perilaku dan sikap, terutama selama masa kanak-

kanak. Karena jenis pribadi anak sebagian besar ditentukan oleh minat yang

berkembang selama masa kanak-kanak. Di samping itu pengalaman belajar

dari anak juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan minat anak.32

2. Ciri-Ciri Minat

Elizabeth B. Hurlock mengatakan bahwa cirri-ciri minat yaitu33

:

a. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental.

Minat di semua bidang berubah selama terjadi perubahan fisik dan

mental. Pada waktu pertumbuhan terlambat dan kematangan

dicapai, minat menjadi lebih stabil. Anak yang berkembang lebih

cepat atau lebih lambat dari pada teman sebayanya. Mereka yang

lambat matang, karena sebagaimana dikemukakan terlebih dahulu,

menghadapi masalah social karena minat mereka minat anak,

sedangkan minat teman sebaya mereka minat remaja.

b. Minat bergantung pada kesiapan belajar. Anak-anak tidak dapat

mempunyai minat sebelum mereka secara fisik dan mental.

Sebagai contoh, mereka tidak dapat mempunyai minat yang

31

Djaali, 2012, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, h. 121-122.

32 Hurlock, E. B. 1994. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang

Kehidupan. Jakarta : Erlangga, h. 215

33 Hurlock, E. B. 1994. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang

Kehidupan. Jakarta : Erlangga, h. 117

 

Page 48: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

34

sungguh-sungguh untuk permainan bola sampai mereka memiliki

kekuatan dan koordinasi otot yang diperlukan untuk permainan

bola tersebut.

c. Minat bergantung pada kesempatan belajar. Kesempatan untuk

belajar bergantung pada lingkungan dan minat, baik anak-anak

maupun dewasa, yang menjadi bagian dari lingkungan anak.

Karena lingkungan anak kecil sebagian besar terbatas pada rumah.

Minat mereka “tumbuh dari rumah”. Dengan bertambah luasnya

lingkup social mereka menjadi tertarik pada minat orang di luar

rumah yang mulai mereka kenal.

d. Perkembangan minat mungkin terbatas. Ketidakmampuan fisik dan

mental serta pengalaman sosial yang terbatas membatasi minat

anak. Anak yang cacat fisik misalnya, tidak mungkin mempunyai

minat yang sama pada olahraga seperti teman sebayanya yang

perkembangan fisiknya normal.

e. Minat dipengaruhi pengaruh budaya. Anak-anak mendapat

kesempatan dari orang tua, guru, dan orang dewasa lain untuk

belajar mengenai apa saja yang oleh kelompok budaya mereka

dianggap minat yang sesuai dan mereka tidak diberi kesempatan

untuk menekuni minat yang dianggap tidak sesuai bagi mereka

oleh kelompok budaya mereka.

f. Minat berbobot emosional. Bobot emosional – aspek afektif – dari

minat menemukan kekuatannya. Bobot emosional yang tidak

 

Page 49: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

35

menyenangkan melemahkan minat, dan bobot emosional yang

menyenangkan memperkuatnya.

g. Minat itu egosentris. Sepanjang masa kanak-kanak, minat itu

egosentris. Misalnya, minat anak laki-laki pada matematika, sering

berlandaskan keyakinan, kepandaian di bidang matematika di

sekolah akan merupakan langkah penting menuju kedudukan yang

menguntungkan di dunia usaha.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar

Slameto membagi kedalam dua bahagian tentang faktor-faktor yang

bisa mempengaruhi minat siswa yaitu faktor intern dan faktor ekstern.34

Faktor intern meliputi keinginan atau kemauan, yaitu hasrat atau

kehendak yang ada pada diri seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tanpa

ada paksaan. Dan Faktor ekstern yaitu meliputi guru yang mengajar,

lingkungan belajar, dorongan orang tua, ekonomi orang tua, dan pengaruh

lingkungan sosial.

Dari teori teori yang sudah di jelaskan di atas peneliti menarik

kesimpulan bahwasanya teori yang akan digunakan untuk skripsi ini adalah

konsep dari teori Fred R David mengenai tahapan strategi, yang dimana

ditahapan strategi tersebut di kombinasikan dengan teori dari Asmuni Syukir

tentang strategi dakwah. Ini semua peneliti simpulkan berdasarkan penjabaran

yang ada, dan dari semuanya hampir menyerupai, sehingga ditentukanlah

hanya menggunakan teori-teori yang terpilih

34

Slameto, 2003, Belajar dan factor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta: Rineka

Cipta, h. 181.

 

Page 50: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

36

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Berdirinya Padepokan Al-Qur’an Tanpa Nama

Allah Swt. berfirman dalam surat Al-Fatir ayat 29-30 yang berbunyi1:

يو إن ٱل ب كت تلون ي ٱلل ق اموا أ ة و ل و ٱلص ني ة ل و ع ا س هم ز قن ر ا مه قوا ىف

أ و

ةل وت بور ر تج همنوف ضلهلو في هم٢٩ي رجون ي زيد جور همو أ كورۥإى هۦ فورش غ

Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah

dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami

anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu

mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi. agar Allah menyempurnakan

kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya.

Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri (QS. Al-Fatir: 29-

30)

Diriwayatkan dari Utsman bin Affan r.a Rasulullah bersabda: “Sebaik-

baiknya kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.”

(Diutarakan oleh Abdullah, Muhammad bin Ismail bin Ibrahim Al Bukhori dalam

shahihnya yang merupakan sumber paling valid (hadits) setelah Al-Qur‟an Al-

Karim).

Diriwayatkan dari Aisyah bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Orang

yang membaca Al-Qur’an dan menguasainya, maka ia bersama-sama malaikat

(pencatat amal) yang mulia dan taat. Sedang yang membaca Al-Qur’an dengan

tergagap dan kesulitan maka baginya dua pahala.” (Diutarakan Al-Bukhari)

1 Artikel diakses pada 4 Mei 2018 dari http://pqtn.web.id/profil-pqtn/

 

Page 51: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

37

Abu Hasan Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al-Qusyayri, dalam kedua

kitab Shahihnya). Berdasarkan dalil-dalil inilah PQTN terwujud.

Ada pula faktor lain terbentuknya PQTN yaitu Berawal sejak pendirinya

yang bernama Cak Doel bersama istrinya masuk ke wilayah Kampung Baru pada

tahun 2005. Saat itu Cak Doel menetap di sebuah kontrakan dan merupakan

pasangan yang baru menikah, sedangkan belum mengetahui bagaimana kondisi

lingkungan masyarakat di Kampung Baru. Sekitar dua minggu menjadi warga

baru di wilayah Kampung Baru, ada seorang tetangga di lingkungan kontrakannya

ingin menitipkan kedua anak laki-laki mereka untuk diajarkan mengaji,

dikarenakan tetangga tersebut mengetahui bahwa Cak Doel berkuliah di

Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur‟an. Namun pada awalnya Cak Doel tidak

membuka pengajian, tetapi tetangga tersebut memaksa untuk tetap meminta

anaknya diajarkan mengaji, dan dimulai dari situ setiap sore hari pengajian

dilakukan di kontakan Cak Doel.2

Pengajian tersebut berjalan terus-menerus hingga ada warga lain yaitu

seorang Ustadz yang bernama Ustadz Hasan, ia memiliki dua putri yang dititipkan

pula pada pengajian Cak Doel. Selain itu juga terdapat almarhum Pak Abdullah.

Sehingga murid Cak Doel dari yang hanya 2 orang saja, bertambah menjadi 5

murid. Setelah itu Cak Doel yang notabenenya merupakan warga baru, ia mulai

memikirkan bahwa ia ingin mencari tahu bagaimana kebiasaan yang dilakukan

oleh masyarakat Kampung Baru.3

2 M. Abdullah As‟ad, Pendiri dan Pengasuh Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama,

berlokasi di PQTN 1 mei 2018 3 M. Abdullah As‟ad, Pendiri dan Pengasuh Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama,

berlokasi di PQTN, 1 mei 2018.

 

Page 52: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

38

Kebiasaan yang dilakukan masyarakat tersebut antara lain seperti

mengadakan tahlilan rutin setiap malam Jum‟at, selain itu juga melaksanakan

tahlilan jika ada seorang warga yang meninggal. Setelah mengikuti kegiatan

tersebut, Cak Doel mengamati dan berkesimpulan bahwa ketika warga membaca

surat Yasin, tidak ada sebuah landasan atau pedoman utama bagaimana

membacanya, warga pun membaca secara tidak bersamaan. Maka dari itu, Cak

Doel ingin mengubah sistem tersebut.4

Seiring berjalannya waktu anak-anak di pengajian Cak Doel semakin

bertambah banyak, hal tersebut membuat keyakinan Cak Doel bertambah dengan

metode bacaan Al-Qur‟an yang diajarkannya terhadap anak-anak pengajian.

Sehingga kemudian Cak Doel membawa metode tersebut ke masyarakat

Kampung Baru. Namun rencana Cak Doel tidak berjalan sesuai dengan apa yang

diharapkannya, Cak Doel menerima beberapa penolakan dari para sesepuh

wilayah tersebut karena dianggap merubah kebiasaan yang sudah ada. Pada tahun

2009, Cak Doel mendapatkan rezeki untuk membangun sebuah aula di tempat

yang dahulunya kebun, yang digunakan untuk melaksanakan pengajian Cak Doel.

Terkait pembacaan surat Yasin yang dibacakan oleh warga namun tidak secara

bersamaan, Cak Doel kembali mengamati bahwa ada kemungkinan terdapat ilmu

dasar yang tidak mereka pelajari sebelumnya. Hingga kemudian tercetus sebuah

ide bahwa bagi anak-anak maupun orang dewasa yang ingin belajar membaca Al-

Qur‟an harus dimulai dari dasar terlebih dahulu.5

4 M. Abdullah As‟ad, Pendiri dan Pengasuh Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama, ber

lokasi di PQTN, 1 mei 2018. 5 M. Abdullah As‟ad, Pendiri dan Pengasuh Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama, ber

lokasi di PQTN, 1 mei 2018.

 

Page 53: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

39

Dahulunya PQTN bernama Padepokan Al-Qur‟an Om Doel. Karena pada

waktu itu Cak Doel dipanggil “Om” Maksudnya om itu untuk membahasakan

anak-anak bahwasanya saya adalah adik dari orang tua mereka. Dan mulai tahun

2010 akhirnya Om Doel, di panggil Cak Doel, bukan ustadz atau kiyai. Walaupun

Cak Doel hidup di betawi, tapi ada panggilan yang unik yang ingin dijadikan ciri

khas, yaitu “Cak” yang dalam bahasa malangnya artinya abang, karena Cak Doel

berasal dari Malang dan ingin memposisikan diri Cak Doel sebagai abang untuk

mereka para santri.6

B. Profil Padepokan Al-Qur’an Tanpa Nama

1. Padepokan Al-Qur’an Tanpa Nama

Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama merupakan ide dari pendiri

yang bernama Muhammad Abdullah As‟Ad AH, SQ, S.Pd.I. Pada awalnya

diambil dari istilah kata “Padepokan” yang merupakan singkatan dari

“Pade Kapok Kan?”. Pade berasal dari kata Betawi yang mempunyai arti

pada atau tiap individu. Sedangkan kapok berarti jera. Lalu kan merupakan

kalimat penguat sekaligus pertanyaan. Istilah ini memiliki arti bahwa

setiap individu merasa jera terhadap kebodohan, kemalasan dalam belajar

Al-Qur‟an yang selama ini melekat pada diri masing-masing. Dengan

harapan santri padepokan akan jadi jera atau menyesal, kapok merupakan

bahasa Jawa yaitu kapok tidak bisa mengaji, kapok bodoh dan kapok

malas serta kapok dari hal-hal yang jelek.7

Berikut terdapat beberapa alasan pengambilan nama “Padepokan”

oleh Cak Doel, pertama yaitu agar kesan pendidikan di dalamnya tidak

6 M. Abdullah As‟ad, Pendiri dan Pengasuh Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama, ber

lokasi di PQTN, 1 mei 2018. 7 Artikel diakses pada 4 Mei 2018 dari http://pqtn.web.id/profil-pqtn/

 

Page 54: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

40

hanya mendidik ilmu agama saja namun semua aspek yang memiliki

kemampuan di bidangnya pun dapat dikembangkan pula. Lalu yang kedua

adalah sesuai dengan keinginan pendiri agar PQTN dan santri serta

masyarakat dapat menyatu dan berbaur menandakan keakraban hubungan

agar pendekatan dakwah Islam melalui Al-Qur‟an mudah di terima, baik

yang sudah baik dalam mengenal Al-Qur‟an maupun yang belum

mengenalnya. Dan yang ketiga adalah sekaligus padepokan itu bukan

hanya tempat mengaji saja namun multi guna dan menampung setiap

lapisan masyarakat, tidak memandang lapisan sosial, maupun budaya serta

usianya.

Adapun alasan pendiri mengambil sebuah nama “Tanpa Nama”

adalah berdasarkan beberapa alasan antara lain sebagai berikut. Pertama

adalah ketika santri yang majemuk sudah masuk dalam naungan PQTN,

mereka tidak membawa latar belakang baik itu status sosial, jabatan,

keturunan atau nasab, usia, maupun pendidikan, karena syarat mencari

ilmu adalah niat tulus ikhlas mencari ridho Allah swt dan menghilangkan

kebodohan. Lalu alasan yang kedua adalah tidak susah diucapkan dan

tidak berat untuk dihafalkan, ini juga sebagai harapan dan do‟a semoga

santri padepokan dimudahkan segala urusannya oleh Allah swt dalam

belajar dan menghafal Al-Qur‟an.8

PQTN ini berlokasi di daerah Cireundeu Tangerang selatan lebih

tepatnya Jl. Mushola Baitul Muqorrobin Rt 01/ Rw 006 No. 63 Kampung

Baru. Untuk bisa mencapai ke lokasi PQTN dari arah Lebak Bulus Jakarta

8Artikel diakses pada 5 Mei 2018 dari http://pqtn.web.id/profil-pqtn/pqtn-sebuah-nama/

 

Page 55: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

41

Selatan kurang lebih 3 km, begitupun dari arah UIN Jakarta. Untuk

mencapai ke lokasi PQTN bisa mengunakan kendaraan roda dua, maupun

roda empat.

2. Motto, Visi dan Misi Padepokan Al-Qur’an Tanpa Nama

Dalam menjalankan kegiatannya agar berjalan dengan baik, PQTN

memiliki visi dan misi tersendiri. Antara lain sebagai berikut:

Visi: Memberantas Buta Baca Al-Qur‟an, Membentuk Generasi Qur‟ani.

Misi:

1) PQTN sebagai wadah dakwah dengan ikon Al-Qur‟an

2) PQTN wajib fasih dan disiplin bertajwid dalam membaca Al-

Qur‟an

3) PQTN pantang malas, wajib disiplin dalam semua hal sebagaimana

ajaran Islam yang tertuang dalam Al-Qur‟an dan Hadits.

PQTN juga memiliki motto, yaitu “Meng Al-Qur‟ankan

Masyarakat dan Memasyarakatkan Al-Qur‟an”. Adapun tujuan PQTN

lebih cenderung kepada cara membaca Al-Qur‟an itu sendiri. Kemudian

selanjutnya agar bisa memaknai Al-Qur‟an. Lalu agar bisa mengamalkan

dan mengaplikasikan Al-Qur‟an dalam setiap aspek kehidupan manusia.

Dan yang terakhir bisa mengajarkan Al-Qur‟an. Karena ilmu yang

diajarkan bisa menjadi lading amal jariyah.

 

Page 56: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

42

3. Susunan Kepengurusan Organisasi Padepokan Al-Qur’an Tanpa

Nama

Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama mempunyai struktur

keorganisasian seperti layaknya lembaga-lembaga lain, yaitu sebagai

berikut9 :

a) Kepengurusan Lembaga Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama

a. Pendiri dan Pengasuh PQTN : M. Abdullah As‟ad

b. Pimpinan PQTN : Ida Sri Hidayati

c. Sekretaris : Maja Marjuki

d. Bendahara : Yuli Rahmawati

e. Penanggung jawab media : Hariyanto

f. Penangung jawab Dokumentasi : Ahmad Syukur

g. Penanggung jawab Santri Bapak : Rosiyan yahya

h. Penanggung jawab Santri Ibu : Witri Nurjayanto

i. Penanggung jawab Santri Anak Putra : Bilal Aradea M.

j. Penanggung jawab Santri Anak Putri : Ulfa Dwi Nofitasari

b) Ostana (Organisasi Santri Tanpa Nama Putra)

a. Ketua : Fikri Irfanudin

b. Wakil : Dzufi Ramadhan

c. Sekretaris : M. Adam & M. Daffa

d. Bendahara : Azhar & Ichwan

e. Sie. Keamanan : Redza & Michael

f. Sie. Pengajaran : Syahrul R. & Fandhika

9 Bilal Aradea M., Pengajar/ Pembimbing Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama, berlokasi

di Cireundeu 12 juni 2018 via Aplikasi WhatsApp.

 

Page 57: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

43

g. Sie. Perlengkapan : Apri, Alief & Arjuna

h. Sie. Kebersihan : Damar Hisam, Bayu Putra & Tizar

c) Ostani (Organisasi Santri Tanpa Nama Putri)

a. Ketua : Kak Isma

b. Wakil : Nabilla

c. Sekretaris : Jihan & Seffi

d. Bendahara : Safa & Putri

e. Sie. Ibadah : Aulia P. & Nabilla Luth

f. Sie. Olahraga : Intan & Raidha

g. Sie. Fundraising : Naja & Maryani

h. Sie. Kebersihan : Silvi & Dhea

i. Sie. Sosial : Amanda & Anna

4. Profil Pendiri Padepokan Al-Qur’an Tanpa Nama

PQTN didirikan Oleh Ustadz Muhammad Abdullah As‟ad AH.

SQ. S.Pd.I, beliau lahir di kota Malang, Jawa Timur tanggal 15 desember

tahun1975, dilahirkan Oleh ibunya yang bernama Hj. Arumi, dan ayah

beliau bernama Bapak Husein Ismail Bin Ismail. Beliau menikah dengan

Ida Srihidayati (Ning ida) anak dari Bapak Aliman marzuki dan ibu Suyati

Sofyan. Dan dari pernikahan tersebut dikaruniakanlah 3 orang anak

perempuan, yaitu Iftinah Nisrina Labila, Isqina Efriya Zanjabila, dan

terakhir Ilena Azwida lauziyah.

Beliau menempuh pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Raudatul

Falah pada tahun 1983-1988, dan melanjutkan pendidikan ke madrasah

 

Page 58: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

44

tsanawiyah Al-Furqon di malang pada tahun 1989-1991, dan selanjutnya

ke sekolah menengah atas Al-Furqon pada tahun 1992-1994.

Dan beliau memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya

kepondok pesantren Tahaffidzul Al-Qur‟an (PPTQ) Asuhan Syaikhuna Wa

Murabbi Ruhina Abuya Abdullah Umar Al-Hafizh Kauman, Semarang,

Jawa Tengah selama 5 tahun. Dan beliau lulus dari pesantren tersebut dan

menjadi Tahfidz Al-Qur‟an 30 juz dan di syahadah langsung oleh guru

beliau.Dan selanjutnya beliau meneruskan pendidikan ke jenjang lebih

tinggi yaitu S.1, dan beliau berkuliah di Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur‟an

dari tahun 2001-2007.

Sekarang kegiatan beliau mengajar dibeberapa tempat diantaranya

di PT. Pilar di daerah Kemang Jakarta Selatan, di sebuah perkantoran di

daerah bsd Tangsel, di markas besar komandan pasukan khusus daerah

cijantung Jakarta Timur, di kantor indosat di wisma nusantara. Dan beliau

beberapa kali menjadi juri di tingkatan perkantoran di daerah jabodetabek,

dan juga menjadi juri di beberapa perlombaan di tingkat kecamatan.

Dan beliau membuat teori yang diberi nama hukum 8 (5 hukum

bab nun mati dan tanwin, dan 3 hukum untuk mim mati) dalam

memudahkan anak-anak paham ilmu tajwid. Dan mendedikasikan dirinya

untuk Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama hingga sekarang.10

5. Metode Pengajaran

Sistem pendidikan dan pengajaran PQTN banyak mengadopsi

sistem pendidikan dan pengajaran pesantren, pendidikan akhlaq, adab

10

M. Abdullah As‟ad, Pendiri dan Pengasuh Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama, lokasi

di PQTN, 1 mei 2018.

 

Page 59: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

45

(sopan santun) dalam mencari ilmu, maupun metode pengajaran Al-

Qur‟an sendiri. Al-Qur‟an di ajarkan secara11

:

Talaqqi (menirukan gurunya langsung),

Tasmi‟ (menyimak bacaan gurunya),

Tahsin (memperbaiki bacaan Al-Qur‟an baik dari segi makhraj

sampai tajwid),

Tahfidz (menghafal Al-Qur‟an)

Takror (mengulang-ulang hafalan, baik disimakan ataupun diulang

sendirian)

Al-Qur‟an menjadi pelajaran utama di Padepokan Al-Qur‟an

Tanpa Nama, tetapi ada beberapa tambahan pelajaran lain, yang

menunjang ke Al-Qur‟an seperti : adab, ta‟lim, hadits, fiqih, serta majelis

dzikirb dan do‟a.

6. Tingkatan Pendidikan

Tingkatan pendidikan Al-Qur‟an :

Iqra‟ (jilid 1-6)

Tajwid dan Juz „Amma

Tahfizh dan Binnazhar Juz 30

Al-Qur‟an Binnazhar 30 Juz

Al-Qur‟an Bilghaib 30 Juz

Pengembangan Bakat

Majelis Istighotsah

11

Bilal Aradea M., Pengajar/ Pembimbing Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama, berlokasi

di Cireundeu, 5 mei 2018.

 

Page 60: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

46

C. Kegiatan-Kegiatan Dakwah di Padepokan Al-Qur’an Tanpa Nama

a. Kegiatan Dakwah PQTN Untuk Menarik Minat Masyarakat

Umum Dalam Membaca Al-Qur’an12

1. Istighotsah. Istighotsah menurut PQTN adalah untuk berdoa

bersama dan untuk silahturahmi antara wali santri dengan Cak

Doel dan juga untuk Masyarakat umum. Dan juga di wajibkan

seluruh santri ABI ( anak, bapak, ibu) untuk ikut istighotsah yang

menjadi kegiatan rutin setiap akhir bulan.

2. Tahsin masal dalam istighotsah. Tahsin yang berarti

memperbaiki, meningkatkan, atau memperkaya. Tahsin dalam

islam mengandung makna bahwa tuntutan agar dalam membaca

Al-Qur‟an harus benar dan tepat sesuai dengan contohnya demi

terjaganya orisinalitas praktik tilawah sesuai dengan sunnah

Rasulullah SAW.

3. Perayaan hari besar. Perayaan hari besar yang di adakan oleh

PQTN adalah bentuk dari pengenalan dari kegiatan-kegiatan yang

ada di PQTN, sehingga masyarakat luas bisa mengetahui kegiatan

yang ada di Padepokan. Yaitu diantara kegiatan dalam

memperingati hari-hari besar adalah sebagai berikut : Muharam,

Peringatan 17 agustus, Takbiran, Isra mi‟raj, Maulid Nabi dan lain

sebagainya.

12

Bilal Aradea M., Pengajar/ Pembimbing Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama, berlokasi

di Cireundeu, 20 juni 2018.

 

Page 61: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

47

4. Turun gunung (Yasinan dan tahlil). Turun gunung adalah

kegiatan yang dilakukan oleh santri bapak dan masyarakat sekitar

yang berminat untuk tahlilan dan membaca yasin bersama.

5. PNS (pengajian niat sendiri). Kegitan PNS (pengajian niat

sendiri) adalah untuk merangkul masyarakat yang mau mengaji

rasa PQTN, tapi dengan gaya yang berbeda yaitu lebih santai dan

antara bapak-bapak dengan ibu-ibu campur, dan itu di pimpin

langsung oleh Cak Doel setiap malam rabu dan kamis.13

Program-program atau kegiatan diatas adalah cara-cara dari

PQTN untuk bisa meningkatkan minat membaca Al-Qur‟an untuk

masyarakat umum, khususnya di Lingkungan Kampung Baru

Cireundeu.

b. Kegiatan Dakwah PQTN Untuk Meningkatkan Minat Membaca

Al-Qur’an14

1. Tahsinul qur’an. Seperti penjelasan tahsin di sebelumnya yaitu

merperbaiki, meningkatkan atau memperkaya bacaan Al-Qur‟an.

Tahsin itu pembenaran tata cara baca, Tahsin itu dimana santri

akan diminta untuk membaca Al-Qur‟an dan Cak Doel akan

membaca sebagai contoh dan santri tinggal mengikuti bacaannya

beliau.

2. Takror. Takror itu adalah murojaah atau mengulang-ulang, ini

salah satu cara untuk memperkuat bacaan dan hapalan para santri

13

Harianto, Santri Bapak Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama, lokasi di Cireundeu, 30

Mei 2018. 14

Bilal Aradea M., Pengajar/ Pembimbing Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama, berlokasi

di Cireundeu, 20 juni 2018.

 

Page 62: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

48

3. Tahfidz. Tahfizd itu menghafal. Yaitu kegiatan santri dari kelas 1,2

dan 3 diminta untuk menghafal sesuai tingkatan kelasnya.

4. Tasmi antar santri. Tasmi antar santri itu adalah untuk saling

mendengarkan bacaan dari masing-masing santri, dan tetap di

awasi oleh Cak Doel atau pembimbing.

5. Talaqi. Talaqi itu setoran santri kepada 1 guru untuk mendapatkan

ijazah dan sanad. Untuk Talaqqi hanya 30 juz binnadzar

(membaca) atau bilghoib (hafalan).

6. Yasinan di Padepokan Al-Qur’an Tanpa Nama. Yasinan disini

adalah rutinitas setiap hari kamis malam jum”at dari sehabis

maghrib sampai dengan jam 8. Kegiatannya membaca yasin, tahlil

dan dzikir, setelah itu biasanya ada sedikit masukan atau

pencerahan dari Cak Doel.

7. Lomba untuk meningkatkan jiwa kompetitif yang di miliki.

Lomba antar santri di PQTN adalah salahsatu kegiatan untuk

mengukur sejauhmana peningkatan santri dalam mengaji di PQTN.

8. Bekerja sama dengan masjid dan mushola untuk menjadi

imam taraweh dan tadarus di sekitar Cireundeu. Tarling atau

tadarus keliling ini adalah hasil dari kerjasama PQTN dengan

beberapa masjid atau mushola di sekitar Cireundeu.

9. MTSN (main tapi sambil ngaji). Program MTSN ini adalah main

tapi sambil ngaji, di maksudkan untuk santri agar bisa lebih

semangat dalam belajar mengaji dengan cara yang berbeda.

 

Page 63: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

49

10. Wisuda. Program wisuda adalah program tahunan. Dimana ini

adalah bentuk apresiasi untuk santri yang sudah berhasil dalam

mengikuti kegiatan belajar di PQTN dan berhasil mengikutinya

sampai ujian untuk di syahadah.

D. Data Murid Dan Alumni

Penerimaan Santri putra dan putri untuk kategori usia SD sampai dengan

SMA dibuka sebanyak 2 periode dalam satu tahun sejumlah 50 orang, masing-

masing periode maksimal sejumlah 25 santri, walaupun terkadang bisa lebih dari

itu, Ini di maksudkan karena terbatasnya kuota tempat untuk belajar di Padepokan

Al-Qur‟an Tanpa Nama, karena sampai saat ini PQTN masih dalam tahap

pembangunan gedung.15

Saat ini santri Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama berjumalah sekitar 355

santri yang terdiri dari santri anak putra dan putri berjumlah 215 santri, santri

bapak berjumlah 60 santri, dan santri ibu berjumlah 80 santri. Dan Padepokan Al-

Qur‟an Tanpa Nama sudah melakukan 6 kali wisuda dalam 10 tahun terakhir,

wisuda tersebut dari tahun ajaran 2011/2012 sampai dengan 2016/2017, berikut

tabelnya.16

Santri Putra

No. Kelas Jumlah Wisuda

1. khatam binnadzar 30 juz 4 wisudawan

2. Tahfizh juz 30 16 wisudawan

Santri Putri

1. Khatam binnadzar 30 juz 3 wisudawati

2. Tahfizh juz 30 25 wisudawati

15

Bilal Aradea M., Pengajar/ Pembimbing Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama, berlokasi

di Cireundeu, 5 mei 2018. 16

Bilal Aradea M., Pengajar/ Pembimbing Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama, berlokasi

di Cireundeu, 5 mei 2018.

 

Page 64: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

50

Santri Bapak

1. Iqra talaqqi 4 wisudawan

Total santri yang diwisuda tahun ajaran 2011-2012

sejumlah 52 santri

Santri Putra

No. Kelas Jumlah Wisuda

1. khatam binnadzar 30 juz 3 wisudawan

2. Tahfizh juz 30 3 wisudawan

Santri Putri

No. Kelas Jumlah Wisuda

1. Khatam binnadzar 30 juz 4wisudawati

2. Tahfizh juz 30 9 wisudawati

Santri Bapak

No. Kelas Jumlah Wisuda

1. Iqra talaqqi 10 wisudawan

Total santri yang diwisuda tahun ajaran 2012-2013

sejumlah 29 santri

Santri Putra

No. Kelas Jumlah Wisuda

1. khatam binnadzar 30 juz 7 wisudawan

2. Tahfizh juz 30 16 wisudawan

Santri Putri

1. Khatam binnadzar 30 juz 1 wisudawati

2. Tahfizh juz 30 8 wisudawati

Santri Bapak

1. Iqra talaqqi 4 wisudawan

2. Tahfizh juz 30 4 wisudawan

Total santri yang diwisuda tahun ajaran 2013-2014

sejumlah 40 santri

 

Page 65: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

51

Santri Putra

No. Kelas Jumlah Wisuda

1. khatam binnadzar 30 juz 1 wisudawan

2. Tahfizh juz 30 9 wisudawan

Santri Putri

1. Khatam binnadzar 30 juz 4 wisudawati

2. Tahfizh juz 30 8 wisudawati

Santri Bapak

1. Iqra talaqqi 3 wisudawan

2. Khatam binnadzar 30 juz 1 wisudawan

Total santri yang diwisuda tahun ajaran 2014-2015

sejumlah 26 santri

Santri Putra

No. Kelas Jumlah Wisuda

1. khatam binnadzar 30 juz 1 wisudawan

2. Tahfizh juz 30 4 wisudawan

Santri Putri

1. Khatam binnadzar 30 juz 3 wisudawati

2. Tahfizh juz 30 4 wisudawati

Santri Bapak

1. Iqra Talaqqi 2 wisudawan

Santri Ibu

1. Iqra Talaqqi 20 wisudawati

Total santri yang diwisuda tahun ajaran 2015-2016

sejumlah 34 santri

Santri Putra

No. Kelas Jumlah Wisuda

1. khatam binnadzar 30 juz 2 wisudawan

Santri Putri

1. Tahfizh juz 30 5 wisudawati

Santri Bapak

1. Iqra Talaqqi 11 wisudawan

 

Page 66: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

52

Santri Ibu

1. Iqra Talaqqi 12 wisudawati

Total santri yang diwisuda tahun ajaran 2016-2017

sejumlah 30 santri

Total alumni yang sudah di wisuda oleh PQTN sampai dengan wisuda ke 6

sejumlah 211 santri yang terdiri dari santri ABI (anak-anak, bapak-bapak, ibu-

ibu).

E. Data Prestasi Padepokan Al-Qur’an Tanpa Nama

PQTN dikenal dengan pengajian yang selalu memenangkan berbagai

macam perlombaan ketika di undang untuk mengikuti acara lomba di berbagai

tempat, sehingga membuat pengajian-pengajian lain minder ketika bertemu

dengan PQTN di sebuah perlombaan. Oleh karena itu banyak dari pengajian-

pengajian lain yang sudah jarang mengundang PQTN untuk mengikuti

perlombaan di pengajiannya. Dan berikut inilah daftar prestasi yang pernah di

ikuti17

:

Juara 1 lomba MHQ Adh-duha sampai An-nas event KKL IIQ Jakarta

Juara 1 lomba pildacil event KKL IIQ Jakarta

Juara 2 lomba MUROTAL event KKL IIQ Jakarta

Juara 2 lomba MHQ An-naba sampai An-nas event KKL IIQ Jakarta

Juara 1 lomba fashion show event FORKOMDA Al-Mujahidin

Juara 1 lomba MTQ event FORKOMDA Al-Mujahidin

Juara 1 lomba MHQ surat pendek event FORKOMDA Al-Mujahidin

Juara 2 lomba cerdas cermat event FORKOMDA Al-Mujahidin

Juara 3 lomba cerdas cermat event FORKOMDA Al-Mujahidin

17

Bilal Aradea M., Pengajar/ Pembimbing Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama, berlokasi

di Cireundeu, 19 juni 2018 via aplikasi Whatsapp

 

Page 67: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

53

Juara umum event FORKOMDA Al-Mujahidin

Juara 1 lomba tahfizh qur‟an tingkat SMP event Festival Santri Indonesia

Juara 1 lomba tahfizah qur‟an tingkat SMP event Festival Santri Indonesia

Juara 1 lomba menggambar event Festival Santri Indonesia

Juara 1 lomba nasyid putra event Festival Santri Indonesia

Juara 2 lomba nasyid putri event Festival Santri Indonesia

Juara 1 lomba pidato event Festival Santri Indonesia

Juara 1 lomba hafalan do‟a harian putra Lomba TKA-TPA Se-TangSel

Juara 3 lomba hafalan do‟a harian putri Lomba TKA-TPA Se-TangSel

Juara 1 lomba hafalan surat pendek putri Lomba TKA-TPA Se-TangSel

Juara 2 lomba hafalan surat pendek putra Lomba TKA-TPA Se-TangSel

Juara 2 lomba adzan putra event Lomba TKA-TPA Se-TangSel

Juara 3 lomba adzan putra event Lomba TKA-TPA Se-TangSel

Juara 1 lomba MHQ tingkat SD/MI event Festival Anak Soleh

Juara 2 lomba MHQ tingkat SD/MI event Festival Anak Soleh

Juara 2 lomba MHQ tingkat TK event Festival Anak Soleh

Juara 2 lomba mewarnai kaligrafi tingkat SD/MI Festival Anak Soleh

Juara 2 lomba adzan tingkat SD/MI event Festival Anak Soleh

Juara 1 lomba MTQ antar TPA/TPQ Se-Kelurahan Lebak Bulus event

memperingati maulid Nabi Muhammad SAW

Juara 3 lomba MHQ antar TPA/TPQ Se-Kelurahan Lebak Bulus event

memperingati maulid Nabi Muhammad SAW

Juara 3 lomba mewarnai antar TPA Se-Kelurahan Lebak Bulus event

memperingati maulid Nabi Muhammad SAW

 

Page 68: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

54

Juara 1 lomba MHQ Juz „amma Festival Santri TPA/TPQ se-Lebak Bulus

Juara 2 lomba MHQ Juz „amma Festival Santri TPA/TPQ se-Lebak Bulus

Juara 3 lomba cerdas cermat Festival Santri TPA/TPQ se-Lebak Bulus

Juara 1 praktek sholat event Festival Santri TPA/TPQ se-Lebak Bulus

Juara 2 praktek sholat event Festival Santri TPA/TPQ se-Lebak Bulus

Juara 1 lomba MUROTTAL event Ramdhan DKM Al-Ikhlas Cireundeu

Juara 2 lomba MUROTTAL event Ramadhan DKM Al-Ikhlas Cireundeu

Juara 3 lomba MUROTTAL event Ramadhan DKM Al-Ikhlas Cireundeu

Juara 2 lomba adzan event Ramadhan DKM Al-Ikhlas Cireundeu

Juara 1 lomba da‟i cilik event Festival Santri Anak Soleh DKM Al-Barkah

Juara 1 lomba adzan event Festival Santri Anak Soleh DKM Al-Barkah

Juara 1 lomba Tahfidzah event Festival Santri Anak Soleh DKM AlBarkah

Juara 2 lomba Tahfidz event Festival Santri Anak Soleh DKM Al-Barkah

 

Page 69: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

55

BAB IV

ANALISIS DAN HASIL TEMUAN

A. Perumusan Strategi Dakwah Padepokan Al-Qur’an Tanpa Nama

Menurut konsep Fred R. David tentang startegi ada 3 tahapan yang harus

di kerjakan, yaitu perumusan, implementasi dan evaluasi. Dan ditahapan

perumusan yang dilakukan adalah membangun visi dan misi, mengidentifikasikan

kesempatan dan ancaman dari luar organisasi, menetapkan kekuatan internal dan

kelemahan, menetukan tujuan jangka panjang, menghasilkan alternatif strategi,

serta menentukan sasaran yang tepat.1 Perumusan strategi dakwah PQTN

diantaranya adalah membangun visi dan misi. Visi dan misi ini adalah langkah

awal dalam perumusan strategi dakwah.

Visi dari PQTN Memberantas Buta Baca Al-Qur‟an dan Membentuk

Generasi Qur‟ani, ini menjadi visi yang sesuai dimana di daerah Cireundeu pada

saat itu masih banyak orang yang buta akan bacaan Al-Qur‟an, mungkin bisa

membaca tetapi dari segi keilmuannya masih banyak yang salah, dari ilmu

tajwidnya, makhrojnya dan lain sebaginya.2 Apalagi masyarakat di cireundeu

mayoritas beragama islam, jadi sangat disayangkan jika membaca Al-Qur‟annya

masih banyak yang salah. Sehingga ini akan berpengaruh kegenerasi-generasi

yang akan datang jikalau di biarkan begitu saja. Dan dengan hadirnya PQTN bisa

membentuk generasi Qur‟ani, dimana bukan hanya generasi anak-anak yang cinta

akan Al-Qur‟an tapi juga lintas generasi hingga orang tua.

1 Fred R. David, Manajemen Strategi Konsep (Jakarta: Prenhallindo, 2002), h. 3.

2 M. Abdullah As‟ad, Pendiri dan Pengasuh Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama, berlokasi

di PQTN, 7 juni 2018.

 

Page 70: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

56

Sedangkan misi PQTN adalah sebagai wadah dakwah dengan ikon Al-Qur‟an,

wajib fasih dan disiplin bertajwid dalam membaca Al-Qur‟an, pantang malas dan wajib

disiplin dalam semua hal sebagaimana ajaran Islam yang tertuang dalam Al-Qur‟an dan

Hadits.3 Dengan misi yang dibawa oleh PQTN yang menjadikan Padepokan ini

menjadi tempat untuk berdakwah tentang ilmu Al-Qur‟an yang menjadi sumber

utama dalam kehidupan ini. Dan juga misi yang lain yaitu di wajibkan fasih,

disiplin bertajwid dalam membaca, dan disiplin dalam semua hal. Kedisplinan di

PQTN memanglah sangat di Utamakan, dan ini yang membedakan PQTN dengan

pengajian yang lain. Ketika saya observasi di PQTN di saat pengajian berlangsung

suasana disana sangat kondusif, santri tidak ada yang bercanda, semua khusuk

dalam mengaji, karena memang kedisiplinannya sangat di terapkan, selain

menjaga adab ketika membaca Al-Qur‟an.

Selain dari visi dan misi, PQTN juga memiliki motto yaitu “Meng Al-

Qur‟ankan Masyarakat dan Memasyarakatkan Al-Qur‟an”. Maksudnya adalah

menjadikan Al-Qur‟an sebuah kebutuhan.4 Karna Qur‟an itu dunia akhirat, bukan

hanya dunia saja. Jadi masyarakat di Cirendeu harus paham bagaimana tata cara

membaca Al-Qur‟an yang baik, bagaimana tata cara baca Qur‟an dengan

menggunakan tajwid atau tartil. Itu yang paling utama. Dan yang paling utamanya

lagi bagaimana kita bisa menghormati Al-Qur‟an itu sendiri sebagai teman kita

sehari-hari.5 Dan akhirnya masyarakat luas khususnya Kampung Baru Cireundeu

bisa menjadi masyarakat yang cinta akan Al-Qur‟an, yang tidak hanya

membacanya tetapi juga mengamalkan dan mengaplikasikannya dalam kehidupan

3 Artikel diakses pada 5 Mei 2018 dari http://pqtn.web.id/profil-pqtn/pqtn-sebuah-nama/

4 Bilal Aradea M., Pengajar/ Pembimbing Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama, berlokasi

di Cireundeu, 5 mei 2018. 5 Bilal Aradea M., Pengajar/ Pembimbing Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama, ber lokasi

di Cireundeu, 5 Juni 2018.

 

Page 71: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

57

sehari-hari, bahkan mengajarkan kembali ke generasi-generasi berikutnya. Itu

sesuai dengan tujuan hadirnya PQTN yang lebih cenderung kepada cara membaca

Al-Qur‟an itu sendiri. Kemudian selanjutnya agar bisa memaknai Al-Qur‟an. Lalu

agar bisa mengamalkan dan mengaplikasikan Al-Qur‟an dalam setiap aspek

kehidupan manusia. Dan yang terakhir bisa mengajarkan Al-Qur‟an. Karena ilmu

yang diajarkan bisa menjadi lading amal jariyah.6

Selanjutnya adalah tahapan yang kedua dalam perumusan strategi yaitu

mengidentifikasikan kesempatan dan ancaman dari luar organisasi. Dalam tahapan

ini Cak Doel sebagai pendiri sekaligus pengasuh dan guru di PQTN

mengidentifikasikan kesempatannya dengan cara terjun langsung ke masyarakat

sekitar Kampung Baru Cireundeu mencari tahu apa yang di butuhkan oleh

masyarakat, melihat kondisi di masyarakat, dan menentukan apa yang masyarakat

butuhkan. Dan memang ketika Cak Doel terjun ke masyarakat seperti ikut dalam

pengajian yang diadakan masyarakat, yang pada saat itu Cak Doel memperhatikan

bacaan Al-Qur‟an di masyarakat, mereka bisa membaca, tapi masih ada beberapa

hal yang salah dalam bacaan tersebut, entah tajwidnya, makhrojnya dan lain

sebagainya, dan pada saat itu ketika membaca yasin, kok ada sesuatu yang aneh,

yaitu dimana ketika masyarakat membaca yasin, seperti terburu-buru, dan tidak

kompak. Dan kultur ini memang sudah berlangsung lama di masyarakat

Cireundeu. Dan akhirnya cak doel mengambil point, bahwasanya yang

dibutuhkan oleh masyarakat adalah ilmu membaca Al-Qur‟an yang sejatinya

adalah kelebihan yang dimiliki oleh Cak Doel.7

6 M. Abdullah As‟ad, Pendiri dan Pengasuh Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama, berlokasi

di PQTN, 1 Mei 2018. 7 M. Abdullah As‟ad, Pendiri dan Pengasuh Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama, berlokasi

di PQTN, 7 Juni 2018.

 

Page 72: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

58

Dan selanjutnya adalah mengidentifikasi ancaman dari luar, inipun Cak

Doel lakukan yaitu dengan cara bertemu dengan tokoh masyarakat yang dituakan/

bisa disebut tokoh masyarakat yang dihormati di lingkungan Cirendeu. Sehingga

dengan pertemuan tersebut bisa menemukan apa yang harus di hindari dan apa

yang harus di kerjakan. Karena pada saat itu Cireundeu sangatlah kuat dengan

Tokoh-tokoh masyarakatnya, sehingga tidak bisa sembarangan merubah suatu

kultur yang memang sudah ada sejak lama di Cireundeu.8

Tahapan selanjutnya dalam rumusan strategi adalah menetapkan kekuatan

internal dan kelemahan. Pada tahapan ini Cak Doel sadar bahwasanya untuk bisa

merubah kultur yang sudah sangat mendalam di Cireundeu dibutuhkan cara-cara

yang pas, sehingga Cak Doel menetapkan kekuatan internal yang Cak Doel miliki

yaitu mengkuatkan PQTN yang berisi para santri yang sudah mendapatkan ilmu

membaca Al-Qur‟an, sehingga menjadi kekuatan yang bisa di gunakan di

masyarakat. Seperti membuat nada yang khas dan kompak ketika membaca

Yasiin dengan tetap memperhatikan bacaan, makhrojnya dan ilmu tajwidnya.

Yang nantinya ketika Cak Doel memimpin Yasiin di masyarakat beserta dengan

para santri yang memang warga sekitar menjadi kekuatan yang kuat untuk bisa

merubah kultur yang ada. Dan juga dengan adanya santri di PQTN bisa

menentukan kelemahan-kelemahan apa yang Cak Doel miliki, salah satunya

dengan kurangnya tenaga pengajar di PQTN.9

Tahapan selanjutnya adalah menentukan tujuan jangka panjang. Tujuan

jangka panjang dari berdirinya PQTN adalah untuk memberantas buta aksara

8 M. Abdullah As‟ad, Pendiri dan Pengasuh Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama, berlokasi

di PQTN, 1 Mei 2018. 9 M. Abdullah As‟ad, Pendiri dan Pengasuh Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama,

berlokasi di PQTN, 1 Mei 2018.

 

Page 73: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

59

dalam membaca Al-Qur‟an, selain itu juga untuk bisa menularkan ilmu dalam

membaca Al-Qur‟an dan akhirnya bisa menjadikan Masyarakat di cireundeu

menjadi masyarakat yang Qur‟ani bahkan bisa dikatakan kota santri.10

Dan selain itu tujuan adanya padepokan ini, lebih cenderung kepada Cara-

cara dasar dalam membaca Al-Qur‟an itu sendiri, Sedikit-sedikit belajar untuk

bisa memaknai dari pada Al-Qur‟an itu dan Mengamalkan Al-quran, sebisa

mungkin apa yang ada di dalam al-Qur‟an itu bisa di amalkan, bisa di aplikasikan

dalam kehidupan, dan yang terakhir Mengajarkan Al-Qur‟an, dan Cak Doel pun

berpesan kepada seluruh santri ilmu yang sudah di dapat disini, terus ketika ada

orang yang meminta untuk diajarkan, jangan sampai di tolak, harus diajarkan,

karena ini termasuk sebagai penyambung lidah tuan-tuan guru yang pernah

mengajari kita, yang sanadnya sampai ke baginda Rasulullah SAW.11

Dan yang terakhir dalam perumusan strategi adalah menentukan sasaran

yang tepat. Begitupula dengan PQTN dalam menentukan sasaran dakwahnya

yaitu adalah Awalnya anak-anak. Karna semakin berkembangnya zaman itu akan

semakin berkurangnya anak-anak dalam membaca Al-Qur‟an, jadi mereka lebih

asik untuk bermain di luar dibanding dengan baca Qur‟an. Dan dari anak-anaknya

itu akan menyambung ke orang tua. Anak kecil aja mau ngaji masa orang tuanya

yang udah berumur nggak mau ngaji. Kenapa anak-anak, agar generasi berikutnya

tidak hilang Qur‟annya. Yang awalnya hanya anak-anak, tapi sekarang hampir

dari semua kalangan.12

Bahkan ada ustadz itu ikut mengaji kembali di PQTN.

10

Ida Sri Hidayati, Pimpinan Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama, berlokasi di PQTN, 30

Mei 2018. 11

M. Abdullah As‟ad, Pendiri dan Pengasuh Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama,

berlokasi di PQTN, 1 Mei 2018. 12

Bilal Aradea M., Pengajar/ Pembimbing Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama, ber lokasi

di Cireundeu, 5 Juni 2018.

 

Page 74: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

60

Karena memang belajar itu tidak mengenal usia, tidak mengenal jabatan, dan tidak

mengenal waktu, selagi kita mau belajar, maka belajarlah sampai ajal menjemput.

Selain perumusan strategi menurut Fred R. David ada pula asas-asas dalam

teori Asmuni Syukir yang harus di perhatikan dalam strategi dakwah yaitu asas

filosofi, asas kemampuan dan keahlian da‟i, asas sosiologis, asas psikologis, dan

asas efektifitas dan efisiensi.13

Asas filosofis adalah membicarakan masalah yang erat kaitannya dengan

tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam proses atau kegiatan dakwah. oleh karena

itu penulis dapat menganalisis dari hasil wawancara mendalam dengan Cak Doel

dan Ning Ida bahwasanya asas filosofis disini adalah dimana tujuan dari di

dirikannya PQTN adalah untuk memberantas buta aksara baca, dan mengajarkan

Ilmu Al-Qur‟an secara baik dan benar dari segi kelimuannya, dan bacaannya.

Apalagi generasi-generasi muda jaman sekarang yang sudah semakin jarang untuk

mau belajar membaca Al-Qur‟an, oleh karena itu PQTN Hadir di masyarakat

Cireundeu Kampung Baru untuk menjawab tantangan itu.14

Kemudian asas kemampuan dan keahlian da‟i yaitu berkaitan dengan

pembahasan mengenai kemampuan dan tingkat profesionalitas da‟i atau pelaku

dakwah. Dan peneliti menganalisis bahwasanya kemampuan dan keahlian dari

pelaku dakwah yaitu Cak Doel sebagai pendiri dan pengajar di Padepokan Al-

Qur‟an Tanpa Nama sangat memahami sekali ilmu Al-Qur‟an karena beliau

adalah alumni dari Pondok Pesantren Tahaffidzul Al-Qur‟an (PPTQ) Asuhan

Syaikhuna Wa Murabbi Ruhina Abuya Abdullah Umar Al-Hafizh Kauman,

13

Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h.

33. 14

M. Abdullah As‟ad, Pendiri dan Pengasuh Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama,

berlokasi di PQTN, 7 Juni 2018.

 

Page 75: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

61

Semarang, Jawa Tengah selama 5 tahun. Dan beliau lulus dari pesantren tersebut

dan menjadi Tahfidz Al-Qur‟an 30 juz dan telah di syahadah oleh guru beliau dan

sanadnya samapi dengan Rasulullah. Dan selanjutnya beliau meneruskan

pendidikan ke jenjang lebih tinggi yaitu S.1, dan beliau berkuliah di Perguruan

Tinggi Ilmu Al-Qur‟an dari tahun 2001-2007. Dari pendidikan tersebut bisa

dilihat jelas bahwasanya beliau sangat mendalami Ilmu Al-Qur‟an. Oleh karena

itu apa yang diajarkan oleh Cak Doel, semua adalah ilmu Al-Qur‟an.15

Selanjutnya asas sosiologis yaitu mengenai masalah-masalah terkait

dengan situasi dan kondisi sasaran dakwah atau mad‟u. Masalah masalah yang

terkait dengan situasi dan kondisi yang ada di sekitar masyarakat kampung baru

adalah kurangnya sosok panutan yang paham betul dengan ilmu Al-Qur‟an

sehingga pada saat itu masyarakat kampung baru yang mayoritas penduduknya

betawi ini bisa mengaji tetapi hanya sebatas membaca,mungkin dari segi bacaan,

keilmuan masih banyak yang salah, ini di karenakan kurangnya pendidikan

mengaji pada jaman dahulu yang menerapkan ilmu membaca Al-Qur‟an yang

sempurna. Sehingga masyarakat Cireundeu hanya bisa mengikuti apa-apa yang

sudah diajarkan dahulu oleh orangtuanya dalam kata lain hanya Ittiba (menurut

atauikuti-ikutan).16

Asas selanjutnya adalah psikologis yang membahas berbagai masalah yang

erat kaitannya dengan kejiwaan manusia. Di asas ini peneliti menganalisis

bahwasanya asas psikologi sangatlah penting, kenapa sangat penting, karena ini

berkaitan dengan jiwa seseorang, yang mana ketika dia sudah tersentuh hatinya,

15

M. Abdullah As‟ad, Pendiri dan Pengasuh Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama,

berlokasi di PQTN, 1 Mei 2018. 16

M. Abdullah As‟ad, Pendiri dan Pengasuh Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama,

berlokasi di PQTN, 1 Mei 2018.

 

Page 76: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

62

maka dia akan dengan mudah untuk mengikutinya. Cak Doel disini menggunakan

sifat dasar dari manusia, yaitu manusia suka sekali dengan sesuatu yang beda,

yang unik, yang berseni yang tidak seperti biasanyaa. Contoh dakwah yang Cak

Doel gunakan adalah dengan cara merubah bacaan yasin yang ada di daerah

Cireundeu yang biasanya lurus-lurus saja, bahkan standar dan flat, sehingga

kurang menarik. Dan ini dirubah oleh Cak Doel dengan Bacaan surat yasin yang

kompak, nadanya ataupun lagunya yang membuat orang tertarik, tanpa

meninggalkan kaidah-kaidah ataupun ilmu dalam membaca Al-Qur‟an. Dan

akhirnya tersentuhlah hati atau jiwa dari masyarakat sekitar sehingga mengikuti

dan mau belajar untuk bisa membaca Al-Qur‟an seperti itu.17

Dan asas terakhir adalah asas efektifitas dan efesiensi yaitu Dalam aktivitas

dakwah harus diusahakan untuk menyeimbangkan antara biaya, waktu, maupun

tenaga yang dikeluarkan dengan pencapaian hasilnya. PQTN sangat menjunjung

asas ini, yaitu dalam aktivitas dakwah Cak Doel beliau selalu melakukan

musyawarah bersama untuk kemaslahatan bersama. Untuk masalah biaya, waktu,

maupun tenaga yang di keluarkan itu dengan cara yang bijaksana.

Untuk masalah biaya ketika kita mau mengaji di PQTN kita hanya perlu

membayar uang infaq seikhlasnya, sehingga tidak memberatkan bagi siapa saja

yang mau mengaji. Dan ketika mengadakan acara-acara besar maka biaya yang di

keluarkan adalah hasil dari pengumpulan dana seikhlasnya dari murid atau santri

yang belajar di PQTN yang terdiri dari wali santri, santri anak-anak, bapak-bapak,

dan ibu-ibu.

17

M. Abdullah As‟ad, Pendiri dan Pengasuh Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama,

berlokasi di PQTN, 1 Mei 2018.

 

Page 77: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

63

Sedangkan untuk masalah waktu dalam belajar antara Cak Doel sebagai

Pelaku Dakwah kepada Santri atau murid sebagai mad‟u ini sesuai dengan asas

efektifitas dan efesiensi yaitu menggunakan sistem yang fleksibel terlebih kepada

santri dari golongan bapak-bapak dan ibu-ibu, itu menyesuaikan waktu dari murid

atau pun santrinya, dikarenakan kesibukan yang dimiliki oleh santri yang sudah

berkeluarga. Seperti jadwal pengajian untuk santri bapak-bapak yang hanya

seminggu 2 kali, begitupula ibu-ibu.

B. Implementasi strategi dakwah Padepokan Al-Qur’an Tanpa Nama

Menurut Fred R David tahapan kedua dari strategi adalah implementasi,

yaitu adalah bentuk penerapan atau pelaksanaan setelah merumuskan strategi atau

bisa dikatakan tindakan yang dilakukan.18

Berbicara tentang kegiatan dakwah atau

tindakan yang dilakukan oleh PQTN di dalam meningkatkan minat membaca Al-

Qur‟an itu terbagi menjadi 2 jenis, yang pertama adalah kegiatan atau program

yang dibuat untuk menarik minat membaca Al-Qur‟an untuk masyarakat umum,

khususnya masyarakat di wilayah Kampung Baru Cireundeu Tangerang Selatan.

Selanjutnya yang kedua adalah kegiatan utama atau program utama yang

di buat untuk meningkatkan minat membaca Al-Qur‟an untuk para santri di

Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama. Kenapa di buat seperti itu, dikarenakan agar

masyarakat yang awalnya belum berminat untuk mengaji agar disarankan

mengikuti kegiatan yang memang di buat untuk masyarakat umum, ketika sudah

mengikuti kegiatan tersebut, maka tahapan kedua adalah mengikuti kegiatan

utama yang dibuat khusus untuk para santri PQTN yang notabenenya sudah

memiliki minat lebih dalam membaca Al-Qur‟an.

18

Fred R. David, Manajemen Strategi Konsep (Jakarta: Prenhallindo, 2002), h. 3.

 

Page 78: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

64

a. Kegiatan Dakwah untuk menarik minat membaca Al-Qur’an untuk

masyarakat umum

1. Istighotsah

Istighotsah menurut PQTN adalah untuk berdoa bersama, untuk

ajang silahturahmi antara wali santri dengan Cak Doel sebagai Guru dan

pendiri PQTN, karena wali santri sudah menitipkan anaknya ke Padepokan

sehingga antara wali santri dengan Cak Doel akan saling mengenal dan

juga secara tidak langung membuat wali santri ikut dalam pengajian yang

di adakan oleh PQTN dan juga untuk memperkenalkan ke masyarakat luas

apa yang dipelajari, seperti cara mengaji, cara membaca dan lain

sebaginya.19

Kata “istighotsah” berasal dari “al-ghouts” yang berarti

pertolongan. Dalam tata bahasa Arab kalimat yang mengikuti pola (wazan)

"istaf‟ala" atau "istif'al" menunjukkan arti pemintaan atau pemohonan.

Maka istighotsah berarti meminta pertolongan. Seperti kata “ghufron”

yang berarti ampunan ketika diikutkan pola istif'al menjadi istighfar yang

berarti memohon ampunan. Jadi istighotsah berarti "thalabul ghouts" atau

meminta pertolongan. Para ulama membedakan antara istghotsah dengan

"istianah" meskipun secara kebahasaan makna keduanya kurang lebih

sama. Karena isti'anah juga pola istif'al dari kata "al-aun" yang berarti

"thalabul aun" yang juga berarti meminta pertolongan. Istighotsah adalah

19

Bilal Aradea M., Pengajar/ Pembimbing Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama, ber lokasi

di Cireundeu, 20 Juni 2018.

 

Page 79: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

65

meminta pertolongan ketika keadaan sukar dan sulit. Sedangkan Isti'anah

maknanya meminta pertolongan dengan arti yang lebih luas dan umum.20

Lokasi dari istighotsah berpindah-pindah sesuai dengan permintaan

yang memang sudah di buat jadwalnya di awal tahun. Dan untuk panitia

istighotsah itu dari santri bapak dan santri ibu, dan juga adapun biaya yang

dikeluarkan untuk acara istighotsah yaitu dari santri untuk santri

maksudnya seluruh santri ikut menyumbang di acara tersebut.

Dalam observasi yang dilakukan oleh peneliti pada saat itu

istighotsah ini menjadi agenda wajib dan menjadi daya tarik tersendiri dari

PQTN, karena dengan adanya istighotsah ini menjadi pembeda dengan

pengajian-pengajian lain, yang mungkin bertemu dengan gurunya hanya

ketika mengambil rapot, tetapi menjadi sebuah rutinitas setiap bulannya.

Dan dalam kegiatan ini saya sebagai peneliti merasakan antusiasme yang

tinggi dari masyarakat sekitar yang bukan kalangan santri dari Padepokan

dengan ramainya kegiatan istighotsah tersebut. Dan ini menandakan

memang butuhnya masyarakat dengan kegiatan yang seperti ini.

Bahkan PQTN sering di undang oleh pihak Kecamatan Ciputat

Timur untuk merayakan hari jadi Tangerang selatan dan Ciputat Timur

untuk melakukan Istighotsah akbar untuk Tangerang selatan yang lebih

baik. Dan ini menjadi ajang untuk memperkenalkan PQTN ke masyarakat

yang lebih luas lagi, agar semakin meningkatnya minat dalam membaca

Al-Qur‟an.

20

Artikel di akses pada 21 juni dari http://www.nu.or.id/post/read/16743/makna-

istighotsah

 

Page 80: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

66

2. Tahsin Masal Dalam Istighotsah

Tahsin yang berarti memperbaiki, meningkatkan, atau

memperkaya. Tahsin dalam islam mengandung makna bahwa tuntutan

agar dalam membaca Al-Quran harus benar dan tepat sesuai dengan

contohnya demi terjaganya orisinalitas praktik tilawah sesuai dengan

sunnah Rasulullah SAW.

Tahsin menurut bahasa berasal dari „hassana-yuhassinu‟ yang

artinya membaguskan. Kata ini sering digunakan sebagai sinonim dari kata

tajwid yang berasal dari „jawwada-yujawwidu‟ apabila ditinjau dari segi

bahasa. Oleh karena itu, pendefinisian tahsin menurut istilah disamakan

dengan pendefinisan tajwid.

Tahsin atau tajwid adalah mengeluarkan setiap huruf-huruf Al-

Qur‟an dari tempat keluarnya dengan memberikan hak dan mustahaknya.

Atau dengan kata lain menyempurnakan semua hal yang berkaitan dengan

kesempurnaan pengucapan huruf-huruf Al-Qur‟an dari aspek sifat-sifatnya

yang senantiasa melekat padanya dan menyempurnakan pengucapan

hukum hubungan antara satu huruf dengan yang lainnya seperti idzhar,

idgham, ikhfa dan sebagainya.21

Begitupula dengan PQTN yang mengadakan tahsin masal yang

biasanya materinya itu adalah membaca yasin, yang di pimpin langsung

oleh Cak Doel. Dan yang terlibat disini adalah santri dan masyarakat

umum. Sistematisnya adalah Cak Doel yang membaca terlebih dahulu,

baru jama‟ah mengikuti. Jadi Cak Doel yang membenarkan cara baca

21

Artikel diakses pada 20 juni dari https://id.wikipedia.org/wiki/Tahsin

 

Page 81: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

67

makhrojnya, tajwidnya dan lain sebagianya. Jama‟ah semuanya mengikuti

setelah beliau memberikan contoh.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan wadah kepada

masyarakat umum yang bukan dari kalangan santri untuk belajar mengaji

ala PQTN, sehingga masyarakat umum bisa merasakan apa yang biasanya

di pelajari di Padepokan. Yang nantinya akan membuat masyarakat umum

tersebut tertarik, dan akhirnya meningkatlah minat membaca Al-Qur‟an di

lingkungan tersebut.

3. Perayaan hari Besar

Semua kegiatan dalam memperingati hari besar adalah bertujuan

untuk syi‟ar dakwah kepada masyarakat sekitar PQTN dan memberitahu

apa saja kegiatan yang ada, sehingga menjadi transparan antara warga

sekitar dengan PQTN, dan juga masyarakat sekitar bisa melihat hasil dari

pembelajarannya.

Karena di dalam acara-acara besar tersebut PQTN selalu

melakukan zikir bersama dan mengaji bersama seperti pada saat perayaan

Muharom yaitu membaca yasiin beserta zikir dan mengaji secara bersama-

sama, setelah itu barulah di isi dengan penampilan-penampilan dari para

santri PQTN. Selanjutnya kegiatan takbir keliling dengan pawai obor

sambil bertakbir dan berzikir, ada juga memperingati isra mi‟raj, maulid

nabi dan ada juga acara yang memperingati hari besar nasional seperti

HUT RI disitu juga diisi dengan pawai keliling sambil berzikir, untuk

HUT RI yang ke 72 tahun lalu PQTN membacakan 5000 Al-Fatihah untuk

 

Page 82: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

68

Indonesia dan kegitan lain sebagainya dengan tetap di isi dengan berzikir

bersama.22

4. Turun Gunung (Yasinan Dan Tahlil)

Yang biasanya di mulai setelah isya kurang lebih jam 8 malam,

ditempat yang kebetulan terpilih dan jadwalnya itu berbeda setiap harinya.

Jadi sistematis adalah belajar untuk memimpin tahlil dan yasin tapi di

kalangan santri bapak, jadi suatu saat nanti dia terjun di masyarakat jadi

udah punya bekel, jadi isinya memang hanya yasin tahlil atau yasin

istigosah di sambung dengan ceramah atau sedikit kultum dari tuan rumah

atau dari Cak Doel itu sendiri, jadi setelah itu ada evaluasi kurangnya apa,

salahnya dimana sehingga bisa saling membenarkan.23

5. PNS (Pengajian Niat Sendiri)

Kegitan PNS (pengajian niat sendiri) adalah untuk merangkul

masyarakat yang mau mengaji rasa PQTN, tapi dengan gaya yang berbeda

yaitu lebih santai dan antara bapak-bapak dengan ibu-ibu campur, dan itu

di pimpin langsung oleh Cak Doel setiap malam rabu dan kamis.

Kegiatan ini berawal dari inisiatif kelompok pemuda yang pada

saat itu ingin mengadakan acara yang bisa merangkul masyarakat dengan

mengadakan pengajian yang tidak didasari saling mengajak antara yang 1

dengan yang lainnya, tetapi harus memiliki niat sendiri untuk mengaji. Ini

didasari banyak orang itu mengaji karna ikut-ikutan, tetapi ketika

temannya yang mengajak keluar dari kelompok pengajian itu, maka orang

22

Bilal Aradea M., Pengajar/ Pembimbing Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama, ber lokasi

di Cireundeu, 20 Juni 2018. 23

Bilal Aradea M., Pengajar/ Pembimbing Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama, ber lokasi

di Cireundeu, 20 Juni 2018.

 

Page 83: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

69

itupun ikut keluar dari kelompok pengajian tersebut. Oleh karena itu

dibuat pengajian dengan sistem seperti ini.yang mana tidak ada yang

namanya ikut-ikutan, tetapi itu semua berdasarkan niat dari individu

masing-masing.

b. Program Dakwah Padepokan Al-Qur’an Tanpa Nama untuk

meningkatkan minat membaca Al-Qur’an

1. Tahsinul qur’an

Seperti penjelasan tahsin di sebelumnya yaitu merperbaiki,

meningkatkan atau memperkaya bacaan Al-Qur‟an. Tahsin itu

pembenaran tata cara baca, Tahsin itu dimana santri akan diminta untuk

membaca contohnya surat Al-Baqarah ayat 1, Cak Doel akan membaca

sebagai contoh seperti ini loh bacanya, dan santri tinggal mengikuti

bacaannya beliau. Atau tahsin lagunya, misal membaca surat Al-Mulk

beliau langsung yang bikin nada-nada lagunya, dan santri tahsin nada

lagunya.

Tujuannya untuk menyeragami, biar semuanya sama satu nada dan

bacaannya juga baik dan benar. Dan dikoreksi langsung seperti

makhrojnya, tajwidnya, temponya itu semua dilakukan pada saat tahsin.

Jadi setelah tahsin pada surat itu telah lewat, otomatis santri sudah punya

ilmunya, sudah ada bekalnya. Dan untuk bacaan berikutnya dia sudah tau

bacaannya seperti apa, karna sebelumnya santri tersebut sudah tahsin

dengan Cak Doel.

Tahsin disini menjadi kegiatan utama para santri, baik santri anak-

anak, bapak-bapak, dan juga santri ibu-ibu. Sistematisnya adalah untuk

 

Page 84: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

70

santri anak-anak di bagi menjadi 3 kelas, Kelas 1,2 dan 3. Untuk kelas 1

dan 2 dimana masing-masing kelas ada pembimbing yang memang sudah

di amanahkan langsung oleh Cak Doel.

Untuk kelas 1 terfokus pada bacaan Iqra yaitu susunan huruf

hijaiyah, dan juga bacaan solat. Untuk kelas 1 itu ada 6 kelas (3 kelas sore

dan 3 kelas malam) masing-masing kelas ada sekitar 15 santri, sehingga

ketika waktu belajar kelas 1 berlangsung dibutuhkan bantuan dari kelas

tahfidz agar lebih efisien dalam segi waktu belajar yang sangat terbatas.

Setiap kelas di ajarkan oleh salah satu pengajar dan ditemani oleh santri

kelas tahfizh yang sudah di izinkan untuk membantu mengajar, kelas

tahfizh ini di perbantukan untuk tujuan agar memudahkan pengajar dalam

hal setoran para santri di kelas 1.

Dan untuk kelas 2 terfokus pada bacaan Juz „Amma yaitu juz 30

yang terdiri dari surat-surat pendek. Untuk kelas 2 ada 4 kelas (ada yang

sore dan ada yang malam) masing-masing kelas kurang lebih berisi 15

santri, kecuali kelas 2 yang baru naik dari kelas 1 itu ada 25 santri.

Sistematika tahsin untuk kelas 1 dan kelas 2 sama seperti

penjelasan sebelumnya, hanya saja yang membedakan adalah materinya

yaitu bacaan Iqro dan bacaan solat untuk kelas 1, dan untuk kelas 2

bacaannya Juz „Amma.

Untuk kelas 3 di khususkan, karena yang mengajar langsung

adalah Cak Doel sendiri yaitu pendiri sekaligus pengasuh di Padepokan

Al-Qur‟an Tanpa Nama. Dan untuk materi di kelas 3 adalah membaca juz

29, juz 28 dan surat-surat pilihan. Dan sistematika dari tahsin di kelas 3

 

Page 85: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

71

yaitu lebih kebacaan-bacaan yang kurang populer, Cak doel menerangkan

dan mencontohkan, dan santrinya pun mengikuti.24

2. Takror

Takror itu adalah murojaah atau mengulang-ulang, ini salah satu

cara untuk memperkuat bacaan dan hapalan para santri. Yang dapat

program untuk takror (mengulang-ulang) adalah kelas 2,3, tahfidz dan

kelas khatam itu untuk santri anak. Sistemnya hampir sama untuk kelas 2

mengulang bacaan juz „amma sedangkan untuk kelas 3 fokus mengulang-

ulang di juz 29, 28 dan surat-surat pilihan. Sedangkan kelas tahfidz dan

kelas khatam fokus dengan bacaannya.

Dan tidak jauh berbeda dengan kelas santri bapak dan santri ibu

lebih terfokus kepada juz 30 dan surat-surat pilihan. Dan untuk waktu

takror disini adalah dimana waktunya mereka mengaji, dan biasanya

setelah hafalan akan ada takror.

3. Tahfizd

Tahfizd itu menghafal. Untuk kelas 1 mereka diminta untuk tahfidz

atau menghapal bacaan sholat dan doa-doa sehari-hari. Jadi sistemnya

mereka di tahsin bacaan sholatnya, dan setelah itu dihafal bacaan

sholatnya dan juga doa sehari-hari. Untuk kelas 2 sama prosesnya, tapi di

tambah dengan bacaan Juz „Amma. Dan untuk tahfizd kelas 3 hanya

terfokus pada juz 30, juz 29, dan juz 28. Jadi sebelum dia menyelesaikan

24

Bilal Aradea M., Pengajar/ Pembimbing Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama, ber lokasi

di Cireundeu, 20 Juni 2018.

 

Page 86: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

72

30 juznya, itu biasanya belum bisa masuk kelas tahfidz. Kecuali orang

yang di pilih langsung oleh Cak Doel.25

4. Tasmi antar santri

Tasmi itu adalah mendengarkan bacaan. Tasmi antar santri itu

biasanya seminggu dijatahi oleh Cak Doel yaitu 1 hari 3 ayat, Jadi 21 ayat

selama seminggu. Begitu sudah selesai 21 ayat, di tasmi oleh temen-

temennya 21 ayat itu. Jadi sistematisnya adalah santri anak-anak kelas 3

dan kelas tahfidz. Tetapi tetap diawasi oleh Cak Doel. Dan untuk Kelas 1

belum ada tasmi.26

Dengan ada tasmi ini membuat antara santri yang satu dengan yang

lainnya menjadi lebih peduli lagi, dan juga bisa menjadikan santri-santri

belajar bagaimana caranya menjadi pendengar yang baik, yang nantinya

dia harus membenarkan bacaan dari teman nya tersebut.

5. Talaqi

Talaqi itu setoran santri kepada 1 guru untuk mendapatkan ijazah

dan sanad. Untuk Talaqqi hanya 30 juz binnadzar (membaca) atau

bilghoib (hafalan). Untuk talaqi kelas 1 dan 2 itu setorannya kepada para

pembimbingnya atau pengajarnya, setelah itu baru di uji langsung dengan

Cak Doel untuk mendapatkan ijazahnya. Sedangkan untuk Talaqi kelas 3

langsung ke Cak Doel. Dan untuk santri bapak dan santri ibu itu juga

langsung ke Cak Doel. Jadi talaqi disini yaitu yang mempunyai ijazah ya

Cak Doel, jadi semua santri yang ada di PQTN jikalau ingin mendapat

25

Bilal Aradea M., Pengajar/ Pembimbing Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama, ber lokasi

di Cireundeu, 20 Juni 2018. 26

Bilal Aradea M., Pengajar/ Pembimbing Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama, ber lokasi

di Cireundeu, 20 Juni 2018.

 

Page 87: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

73

ijazah atau sanad yang bersambung ke Rasulullah SAW ya harus talaqi ke

Cak doel. Dan ini yang membedakan PQTN dengan pengajian yang lain.27

6. Yasinan di Padepokan Al-Qur’an Tanpa Nama

Yasinan disini adalah rutinitas setiap hari kamis malam jum”at dari

sehabis maghrib sampai dengan jam 8. Dan yang hadir hanyalah santri

anak-anak seluruhnya, dari kelas 1,2,3, khatam dan tahfidz. Bahkan kalo

ada santri bapak-bapak yang ikut itu hanya 1 atau 2 orang karna itu tidak

wajib. Yang wajib hanyalah santri anak-anak. Kegiatannya membaca

yasin, tahlil dan dzikir, setelah itu biasanya ada sedikit masukan atau

pencerahan dari Cak Doel.28

Karena ini menjadi pembelajaran untuk para

santri ketika nanti di haruskan memimpin yasin di masyarakat, sehingga

sudah mempunyai bekal sejak dini, dan terbiasa.

7. Lomba untuk meningkatkan jiwa kompetitif yang di miliki

Lomba antar santri di PQTN adalah salahsatu kegiatan untuk

mengukur sejauhmana peningkatan santri dalam mengaji. Jadi lomba yang

dilibatkan itu kelas 1,2 dan 3. Dan materi yang diajarkan seputar Iqro,

bacaan sholat, doa sehari-hari untuk kelas 1. Untuk Kelas 2 dan 3

materinya Musabaqah Tilawatil Qur‟an dan Musabaqah Hifdzil Qur‟an.

Dan diperlombakan antar kelas yaitu maksudnya kelas 3 putra dengan

kelas 3 putri, kelas 2 putra dengan kelas 2 putri, kelas 1 putra dengan kelas

27

Ida Sri Hidayati, Pimpinan Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama, berlokasi di PQTN, 30

Mei 2018 28

Bilal Aradea M., Pengajar/ Pembimbing Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama, ber lokasi

di Cireundeu, 20 Juni 2018.

 

Page 88: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

74

1 putri. Dan jurinya dari santri bapak-bapak dan ibu-ibu PQTN. Hadiahnya

berupa juz amma dan Al-Qur‟an.29

8. Bekerja sama dengan masjid dan mushola untuk menjadi imam

taraweh dan tadarus di sekitar Cireundeu

Tarling atau tadarus keliling ini adalah hasil dari kerjasama PQTN

dengan beberapa masjid atau mushola di sekitar Cireundeu. Kerjasama

sistemnya santri PQTN mengikuti masjid atau mushola tersebut, jadi santri

ikut dalam tadarus di masjid atau mushola tersebut.

Kalo untuk imam tarawih itu hanya bekerja sama antara PQTN

dengan musholah baitulmuqorobin Cireundeu. Baru sebatas itu. Jadi

belom kemana-mana untuk tarawihnya. Tadarus keliling itu kelas 3, kelas

tahfidz, dan kelas khatam. Untuk tadarus keliling hanya santri putra, tidak

ada santri putrinya.

9. MTSN (main tapi sambil ngaji)

Program ini yang terlibat hanyalah kelas 2 dan 3. Karna program

MTSN ini diluar dari jam ngaji. Dimana Cak Doel sendiri yang

memberikan waktu untuk para santri yang ingin setoran tambahan. Tapi

program ini hanya setoran. Setelah itu boleh pulang. Dan nggak ada takror,

atau murojaah, hanya mengejar bonus dari Cak Doel, sehingga jadi

mempercepat setorannya.30

29

Bilal Aradea M., Pengajar/ Pembimbing Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama, ber lokasi

di Cireundeu, 20 Juni 2018. 30

Bilal Aradea M., Pengajar/ Pembimbing Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama, ber lokasi

di Cireundeu, 20 Juni 2018.

 

Page 89: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

75

10. Wisuda

Program wisuda adalah program tahunan. Untuk bisa wisuda itu

yang pertama harus bisa menyelesaikan 30 juz binnadzar dan 30 juz

bilghoib untuk kelas anak-anak. Untukr30 juz binadzar untuk yang kelas 3

dan untuk kelas 2 menyelesaikan 1 juz raitu juz 30.

Tetapi untuk santri bapak dan ibu ada wisuda Iqro untuk jilid 1

sampe jilid 6. Dan santri bapak-bapak juga terlibat dengan wisuda juz 30

atau 30 juz binnadzarnya. Program ini melibatkan semua kelas santri anak,

santri bapak dan santri ibu, dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.31

Dari semua kegiatan yang bertujuan untuk masyarakat umum yang

di lakukan oleh PQTN ini semua adalah bentuk dari strategi dakwah.

Kegiatan-kegiatan ini merupakan kegiatan nyata kepada masyarakat,

kegiatan-kegiatan ini termasuk dalam bentuk dakwah bi al hal, yakni

dakwah melalui tindakan yang nyata. Dakwah bi al lisan juga termasuk di

dalamnya, seperti dengan adanya zikir dan tahlil. Dan hal-hal tersebut

adalah bertujuan untuk mengajak sasaran dakwah agar semakin ingin

belajar membaca Al-Qur‟an.

Dan untuk kegiatan yang bertujuan untuk masyarakat ini adalah

bentuk untuk meningkatkan kemampuan dari santri-santri di Padepokan

dalam membaca Al-Qur‟an. Karena pada awalnya mungkin masyarakat

belum berminat membaca Al-Qur‟an atau memperdalami Al-Qur‟an,

tetapi ketika mengikuti kegiatan PQTN yang dikhususkan untuk

masyarakat luas, akhirnya masyarakat bisa tertarik dan mau belajar.

31

Bilal Aradea M., Pengajar/ Pembimbing Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama, ber lokasi

di Cireundeu, 20 Juni 2018.

 

Page 90: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

76

Dimaksudkan dengan kegiatan yang dibagi menjadi 2 kategori ini

adalah dengan maksud adalah metode yang yang digunakan oleh cak Doel,

yaitu Cak doel menggunakan pendekatan sosial yang dilakukan dari segi

internal dan segi eksternal. Yaitu dari segi internal Cak Doel menguatkan

dengan kegiatan atau program yang ada di PQTN seperti program yang

sudah di jelaskan di atas. Setelah itu dari segi eksternal yaitu program

yang Cak Doel gunakan untuk masyarakat umum, sehingga dengan itu

semua peningkatan minat dalam membaca Al-Qur‟an di Kampung Baru

semakin bertambah yang nantinya sesuai dengan tujuannya PQTN, yaitu

membentuk generasi Qur‟ani.32

Dari semua kegiatan yang di buat oleh PQTN semuanya membahas

tentang materi Al-Qur‟an dan keilmuannya, terutama dari segi bacaannya,

entah tajwid, makhrojnya dan lain sebagainya.33

Ini semua berdasarkan

data yang ada di lapangan, bahwasanya masyarakat Cireundeu

membutuhkan itu.

Implementasi atau penerapan strategi yang dimaksud Fred R.

David ini di tambahkan dengan teori dari Asmuni Syukir, yaitu dimana

dakwah dapat diartikan dari dua segi yaitu adalah bersifat pembinaan dan

bersifat pengembangan. Pembinaan memiliki arti suatu kegiatan untuk

mempertahankan dan menyempurnakan suatu hal yang telah ada

sebelumnya. Sedangkan pengembangan memiliki arti suatu kegiatan yang

mengarah pada pembaharuan atau mengadakan sesuatu yang belum ada.

32

M. Abdullah As‟ad, Pendiri dan Pengasuh Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama,

berlokasi di PQTN, 7 juni 2018. 33

M. Abdullah As‟ad, Pendiri dan Pengasuh Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama,

berlokasi di PQTN, 7 Juni 2018.

 

Page 91: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

77

Dan yang dilakukan oleh PQTN yaitu yang bersifat pembinaan

adalah dengan membuat pengajian yang memang sudah ada sebelumnya di

daerah Cireundeu, pengajian yang memang menjadi kegiatan bagi para

anak-anak di daerah Cireundeu. Karena memang masyarakat Cireundeu

mayoritas muslim dan betawi yang suka akan pengajian. Tetapi konsep

yang di bawa Oleh PQTN bukanlah sekedar pengajian biasa, yaitu hanya

pengajian yang mendengar saja, atau pengajian yang sekedar bisa

membaca saja. Berbeda dengan PQTN yang menggunakan sistem

pengajian bertaraf pesantren, dari segi ilmu, kedisplinan dan lain

sebagainya itu sangat di perhatikan sekali, bahkan PQTN menggunakan

sistem talaqi yaitu setoran kepada satu guru, yang nantinya akan di ijazah

sehingga sanadnya sampai dengan Rasullulah SAW.34

Dan yang bersifat pengembangan adalah pembaharuan dan

mengadakan sesuatu yang belum ada yaitu adalah sistem yang di buat di

PQTN, tingkat kedisiplinan nya sangat tinggi yang tidak dimiliki oleh

pengajian lain di Cireundeu, seperti ketika belajar dan sudah masuk

kedalam lingkungan PQTN, maka santri di wajibkan untuk fokus dan

tertib dalam belajar. Bahkan pernah ada dari salah satu pengajian yang

ingin mengundang PQTN untuk ikut sebuah perlombaan kaget dengan

aktifitas yang di lakukan santri PQTN, yaitu sangat disiplin sekali, tidak

ada yang mengobrol, fokus dengan bacaan Al-Qur‟an nya dan lain

sebagainya. Itulah disiplinnya PQTN, Karna menghormati Qur‟an,

34

M. Abdullah As‟ad, Pendiri dan Pengasuh Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama,

berlokasi di PQTN, 7 Juni 2018.

 

Page 92: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

78

bukannya apa-apa, karna yang dihadapi ini Qur‟an, bukan pelajaran yang

hanya sementara, Qur‟an ini adalah dunia akhirat.35

Dan mengadakan sesuatu yang belum ada, dan ini menjadi daya

tarik tersendiri untuk PQTN bagi masyarakat sekitar yaitu adalah dengan

mengadakannya Istighotsah bersama dan keliling ke masjid/mushala di

sekitar Kampung Baru Cireundeu, bahkan kegiatan ini sudah menjadi

agenda tahunan untuk Kecamatan Ciputat Timur. Istighotsah disini adalah

berzikir bersama dengan membaca tahlil, tahmid dan memanjatkan doa,

dan juga di isi dengan doa-doa atau bacaan yang sudah di siapkan Oleh

PQTN. Ini adalah sesuatu yang baru yang belum ada di masyarakat

Cireundeu36

C. Evaluasi strategi dakwah Padepokan Al-Qur’an Tanpa Nama

Menurut teori Fred R. David tentang konsep strategi, evaluasi strategi

Inilah tahapan terakhir yang menentukan, dimana diperlukan karena dalam

tahapan ini keberhasilan yang telah dicapai dapat diukur kembali untuk penetapan

tujuan berikutnya. Ada tiga hal yang dilakukan dalam tahapan ini, diantaranya

meninjau kembali faktor pendukung dan penghambat baik dari internal dan

eksternal, mengukur hasil, serta pengambilan aksi-aksi untuk dijadikan perbaikan.

Evaluasi yang dilakukan oleh PQTN dalam meningkatkan minat membaca

Al-Qur‟an di Kampung Baru Cireundeu diantaranya dilihat dari faktor internal

dan faktor eksternal.

Faktor penghambat internal disini adalah kurang sumber daya

35

Bilal Aradea M., Pengajar/ Pembimbing Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama, ber lokasi

di Cireundeu, 5 Juni 2018. 36

Bilal Aradea M., Pengajar/ Pembimbing Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama, ber lokasi

di Cireundeu, 20 Juni 2018.

 

Page 93: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

79

manusianya, yaitu kurangnya pengajar yang berkompeten di bidang selain ilmu

Al-Qur‟an, seperti ilmu fiqih, ilmu hadist, ilmu bahasa arab, dan lain

sebagainya.37

Selain tenaga pengajar yang kurang berkompeten di bidang lain,

tenaga pengajar di bidang Al-Quran pun sangat terbatas. Sehingga murid atau

santri yang diterima di batasi, akibat kurangnya tenaga pengajar. Pengajar-

pengajar yang ada di PQTN adalah lulusan-lulusan dari Padepokan, karena

padepokan tidak menggunakan pengajar yang dari luar padepokan yang sejatinya

tidak tahu metode yang digunakan oleh PQTN, berbeda dengan para alumninya,

yang paham betul dengan konsep pengajian di Padepokan.38

Dan faktor penghambat internal kedua adalah bangunan fisik yang belum

memadai, ini menjadi kendala yang sangat berarti bagi PQTN, karena dengan

kurangnya bangunan fisik yang memadai membuat PQTN tidak bisa menerima

murid atau santri baru dengan jumlah yang banyak, sehingga sangat dibatasi, dan

mengakibatkan sedikit terhambatnya proses penerimaan murid atau santri baru.39

Faktor penghambat internal lainnya adalah kurangnya ke istiqomahan dari

santri itu sendiri, kalau untuk santri anak terkadang kurangnya istiqomah di

akibatkan dari padatnya jadwal sekolah yang membuat santri anak tidak bisa ikut

mengaji, begitupun dengan santri bapak yang mayoritas sudah mempunyai

tanggung jawab mencari nafkah untuk keluarganya, sehingga ketika waktunya

mengaji tidak bisa hadir, dan juga dengan santri ibu yang bertugas sebagai ibu

rumah tangga, yang mempunyai banyak pekerjaan rumah, yang membuat tidak

37

M. Abdullah As‟ad, Pendiri dan Pengasuh Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama,

berlokasi di PQTN, 7 Juni 2018. 38

Bilal Aradea M., Pengajar/ Pembimbing Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama, ber lokasi

di Cireundeu, 5 Juni 2018. 39

M. Abdullah As‟ad, Pendiri dan Pengasuh Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama,

berlokasi di PQTN, 7 Juni 2018.

 

Page 94: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

80

bisa mengaji juga.40

Sedangkan Faktor penghambat Eksternal yang dihadapi PQTN adalah

faktor dimana ada kurangnya dukungan dari masyarakat sekitar akibat perbedaan

pendapat dari tokoh masyarakat setempat dalam hal bacaan, yang dianggap

hadirnya PQTN merubah kebiasaan yang ada.41

Walaupun masalah ini sedikit demi sedikit sudah bisa atasi, dengan

semakin banyaknya masyarakat sekitar yang mau ikut mengaji di PQTN ini

menjadi jawaban, bahwasanya konsep yang di bawa PQTN di terima di

masyarakat.

Faktor kedua adalah hasil dari implementasi atau penerapan yang sudah

dilakukan oleh PQTN, dari semua kegiatan-kegiatan yang dilakukan ataupun

program-program tersebut itu bisa dilihat dari hal yang kecil yaitu bacaan yasinn

di Kampung Baru Cireundeu.

“Hasil daripada penerapan strategi dakwah yang kami lakukan melalui Al-

Qur‟an di padepokan ini untuk masyarakat itu salah satunya adalah

semacam kalo dulu seperti pembacaan dalam kematian itu pembacaan

surah yasin dan tahlil itu belum bisa bareng, nah saat ini sudah bisa

bareng.42

Bahkan bukan hanya bareng, tapi kompak, nadannya atau lagunya,

bacaannya secara tajwid, makrojnya dan lain sebagainya.Bukan hanya itu saja tapi

suasana di Kampung Baru Cireundeu sudah lebih berbeda dari sebelumnya, yaitu

dimana semakin banyaknya anak-anak yang mengaji.

“sekarang Alhamdulillah kalo sore menjelang ashar itu sudah mulai ada

anak-anak yang pake baju putih, pake baju koko, atau mungkin pakai

40

M. Abdullah As‟ad, Pendiri dan Pengasuh Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama,

berlokasi di PQTN, 7 Juni 2018. 41

M. Abdullah As‟ad, Pendiri dan Pengasuh Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama,

berlokasi di PQTN, 1 Mei 2018. 42

M. Abdullah As‟ad, Pendiri dan Pengasuh Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama,

berlokasi di PQTN, 7 Juni 2018.

 

Page 95: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

81

jilbab, busana muslimah untuk dateng ke tempat ngaji di padepokan atau

ke tempat ngaji lain. Maksud saya ini bisa merubah nuanasa suasana, yang

dulunya seperti apa, dan Alhamdulillah sekarang ini kata dari masyarakat

juga ini yang mengatakan bahwa seperti sudah suasana Kampung Santri

gitu katanya.”43

Ini semua adalah hasil dari apa yang sudah PQTN kerjakan, sesuai dengan

apa yang dirumuskan, di terapkan, dan melihat dari hasilnya. Dan tentunya atas

kerjasama semuanya.

Dengan adanya perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan

Kampung Baru Cireundeu, akibat dari kegiatan-kegiatan atau program-program

yang PQTN berikan. Sehingga semakin banyaknya masyarakat Cireundeu yang

mengaji dan membaca Al-Qur‟an ini menjadikan sebuah keberkahan bagi

masyarakat Cireundeu. Dimana banyak keutamaan-keutamaan ketika kita

membaca Al-Qur‟an.

Seperti keutamaan dalam membaca Al-Qur‟an menurut H. Otong

Surahman S.Q MA salah satu Sarjana Al-Qur‟an lulusan Pascasarjana Perguruan

Tinggi Ilmu Al-Qur‟an Jakarta yang menawarkan terobosan baru dalam belajar

membaca Alquran.44

Keutamaan Pertama, mendapatkan pahala yang sangat banyak, di mana

satu huruf diberi balasan dengan sepuluh kebajikan, sebagaimana diriwayatkan

oleh Iman At-Tirmidzi dalam sebuah hadits Rasulullah SAW. Tentu untuk

meraihnya, kita harus berusaha memperbanyak membaca Alquran. Baik sebulan

sekali, dua bulan sekali, atau bahkan tiga bulan sekali. Bahkan banyak di antara

ulama Alquran yang mampu mengkhatamkan Alquran setiap seminggu sekali.

43

M. Abdullah As‟ad, Pendiri dan Pengasuh Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama,

berlokasi di PQTN, 7 Juni 2018. 44

Artikel di akses pada 26 juni 2018 dari https://www.republika.co.id/berita/dunia-

islam/hikmah/12/07/23/m7luhc-inilah-5-keutamaan-membaca-alquran

 

Page 96: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

82

Keutamaan Kedua yaitu Allah SWT akan mengangkat derajat orang-orang

selalu membaca Alquran, mempelajari isi kandungannya dan mengamalkannya

dalam kehidupan sehari-hari. Seperti dalam hadist berikut “Sesungguhnya Allah

mengangkat derajat suatu kaum dengan Kitab Alquran dan Allah merendahkan

kaum yang lainnya (yang tidak mau membaca, mempelajari dan mengamalkan

Alquran).” (HR Bukhari).

Keutamaan ketiga, mendapatkan ketengan jiwa atau hati yang sangat luar

biasa, di mana setiap ayat Alquran yang dibacanya akan mendatangkan

ketenangan dan ketentraman bagi para pembacanya. Sebagaimana diterangkan

dalam surah Al-Isra ayat 82, Alquran diturunkan Allah SWT untuk menjadi obat

segala macam penyakit kejiwaan. Sehingga para pembaca Alquran, bahkan orang

yang mendengarkan bacaannya mendapat pula ketenangan jiwa.

Keutamaan keempat, mendapatkan syafaat (pertolongan) pada hari

Kiamat. Hal ini dijelaskan pada hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan Imam

Muslim. “Bacalah Alquran oleh kamu sekalian, karena bacaan Alquran yang

dibaca ketika hidup di dunia ini, akan menjadi syafaat/penolong bagi para

pembacanya di hari Kiamat nanti.”

Keutamaan kelima, akan terbebas dari aduan Rasulullah SAW pada hari

Kiamat nanti, di mana ada beberapa manusia yang diadukan Rasulullah SAW

pada hari Kiamat dihadapan Allah SWT.

Dan kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh PQTN adalah evaluasi internal

dimana disitu di bahas tentang sistem belajar yang di gunakan oleh PQTN. Seperti

membuat terobosan baru dengan adanya sistem rapot per satu bulan sekali, yang

biasanya di pengajian lain itu, persemester atau 6 bulan sekali. Sehingga dengan

 

Page 97: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

83

sistem rapot per satu bulan sekali bisa membuat santri yang belajar di PQTN lebih

terarah dan jelas dalam pembelajarannya.45

Selain itu evaluasi internal yang dilakukan adalah dengan melaporkan

hasil kegiatan belajar mengajar antara para pengajar atau pembimbing dengan

pendiri sekaligus pengasuh dari PQTN. Seperti laporan tentang santri dalam

menghafal atau setoran bacaan Al-Qur‟an, yang terkadang berbeda ketika di

ajarkan oleh pengajar seperti apa, dan menurut pengajar sudah bagus dan sesuai,

tetapi ketika ujian dengan Cak Doel untuk setoran terakhir hasilnya kurang

memuasakan.46

Itu semua adalah evaluasi-evaluasi yang di lakukan oleh PQTN, setelah

melakukan perumusan strategi dan pelaksanan berupa kegiatan dari rumusan

tersebut, yang bertujuan untuk semakin meningkatnya minat membaca Al-Qur‟an

di Kampung Baru Cireundeu Tangerang Selatan.

45

Ida Sri Hidayati, Pimpinan Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama, berlokasi di PQTN, 30

Mei 2018 46

Bilal Aradea M., Pengajar/ Pembimbing Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama, ber lokasi

di Cireundeu, 20 Juni 2018.

 

Page 98: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

84

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan temuan data yang peneliti dapatkan, maka

peneliti mengambil sebuah kesimpulan dari strategi dakwah Padepokan Al-

Qur’an Tanpa Nama dalam program dakwah untuk meningkatkan Minat

membaca Al-Qur’an di Kampung Baru Cireundeu Tangerang Selatan, yaitu :

1. Perumusan strategi dakwah

a. Visi dari PQTN Memberantas Buta Baca Al-Qur’an dan

Membentuk Generasi Qur’ani.

b. Misi dari PQTN adalah PQTN sebagai wadah dakwah dengan ikon

Al-Qur’an, wajib fasih dan disiplin bertajwid dalam membaca Al-

Qur’an, pantang malas dan wajib disiplin dalam semua hal

sebagaimana ajaran Islam yang tertuang dalam Al-Qur’an dan

Hadits.

c. Mengidentifikasikan kesempatan dan ancaman dari luar organisasi.

Terjun langsung ke masyarakat sekitar Kampung Baru Cireundeu

mencari tahu apa yang di butuhkan oleh masyarakat, melihat

kondisi di masyarakat, dan menentukan apa yang masyarakat

butuhkan.

d. Mengidentifikasi ancaman dari luar. Dengan cara bertemu dengan

tokoh masyarakat yang dituakan/ bisa disebut tokoh masyarakat

yang dihormati di lingkungan Cirendeu.

 

Page 99: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

85

e. Menetapkan kekuatan internal dan kelemahan. Menetapkan kekuatan

internal yaitu santrinya dan kelemahannya.

f. Menentukan tujuan jangka panjang. Memberantas buta aksara

dalam membaca Al-Qur’an. Setelah membaca Al-Quran, maka

memaknainya, mengamalkannya, dan mengajarkannya.

g. Menentukan sasaran yang tepat. Semua kalangan dari anak-anak,

dewasa, hingga orang tua.

2. Implementasi strategi dakwah

a. Kegiatan yang bertujuan untuk masyarakat umum. Yaitu

istighotsah, tahsin masal dalam istighotsah, perayaan hari besar,

turun gunung (yasinan dan tahlil), pns (pengajian niat sendiri).

b. Kegiatan yang bertujuan untuk santri PQTN. Yaitu tahsinul qur’an,

takror, tahfidz,tasmi antar santri, talaqi, yasinan di padepokan al-

qur’an tanpa nama, lomba untuk meningkatkan jiwa kompetitif

yang di miliki, bekerja sama dengan masjid dan mushola untuk

menjadi imam taraweh dan tadarus di sekitar cireundeu, mtsn

(main tapi sambil ngaji), wisuda.

3. Evaluasi strategi dakwah

1. Meninjau kembali faktor pendukung dan penghambat baik dari

internal dan eksternal. Penghambat internal disini adalah

kurangnya pengajar, yang kedua bangunan fisik yang belum

memadai, kurangnya ke istiqomahan dari santri. Faktor eksternal

perbedaan pendapat dari tokoh masyarakat setempat

2. Mengukur hasil. Perubahan yang terjadi di masyarakat sekitar

tentang bacaan Al-Qur’an yang sudah semakin baik

 

Page 100: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

86

3. Serta pengambilan aksi-aksi untuk dijadikan perbaikan. Evaluasi

internal untuk kemajuan PQTN, dari sistem belajar dan lain

sebaginya.

B. Saran

1. Saran kepada PQTN adalah untuk lebih banyak lagi program-program

yang di khususkan untuk masyarakat umum, sehingga dalam

berdakwah bisa lebih masive lagi, dan masyarakat lebih merasakan

dampak yang lebih besar dalam mengikuti kegiatan tersebut. Dan lebih

menciptakan inovasi-inovasi baru, seperti membuat seragam untuk

santri anak, membuat sistem dalam administrasi Padepokan, membuat

buku-buku tentang ilmu Al-Qur’an, dan terakhir mulailah

menggunakan media sosial untuk perkembangan yang lebih baik lagi.

2. Saran kepada Akademisi, strategi dakwah yang terbaik adalah apa

yang dibutuhkan oleh mad’u. Sebaik apapun strategi jikalau itu tidak

dibutuhkan, maka hanya menjadi teori saja. Oleh karena ini pahami

betul yang terjadi di masyarakat, sehingga bisa menentukan teori mana

yang sesuai dan mana yang tidak sesuai.

 

Page 101: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

87

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Alawiyah, Tuty. Strategi Dakwah di Kalangan Majelis Ta’lim. Bandung: Mizan,

1997.

An-Nabiry, Fathul Bahri. Meniti Jalan Dakwah Bekal Perjuangan Para Da’i.

Bandung: Sinar Grafika Offset, t.t.

Anwar, M. Ahmad. Prinsip-prinsip Metodologi Research. Yogyakarta:

Sumbangsih, 1975.

Arifin, Anwar. Dakwah Kontemporer: Sebuah Studi Komunikasi. Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2011.

Aripuddin, Acep dan Sambas, Syukriadi. Dakwah Damai: Pengantar Dakwah

Antar Budaya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007.

Aziz, Moh. Ali. Ilmu Dakwah. Jakarta: Kencana, 2004

Cangara, Hafied. Perencanaan dan Strategi Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers,

2013.

David, Fred R. Manajemen Strategi Konsep. Jakarta: Prenhallindo, 2002.

Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: PT. Hidakarya

Agung, 1993.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka, 1997.

Djamarah, Syaiful Bahri. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta,

2006.

Djaali, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2012

Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2007.

Endarmoko, Eko. Tesaurus Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama, 2006.

Ensiklopedi Islam. Jakarta: Ichtiar Can Hoeve, 1999.

Ghazali, M. Bahri. Komunikatif Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi

Dakwah. Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1997.

Hafidhuddin, Didin. Dakwah Aktual. Jakarta: Gema Insani Press, 1998.

 

Page 102: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

88

E.B. Hurlock. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang

Kehidupan. Jakarta : Erlangga, 1994.

Kaffie, Jamaluddin. Psikologi Dakwah. Surabaya: Offset Indah, 1993.

Kamiso. Kamus Lengkap Inggris-Indonesia. Surabaya: PT. Karya Agung, t.t.

Kamus. Al-Munjid Fil Lughoh. Beirut: Daarul Masyriq, t.t.

Mahfud, Ali. Hidayah Al-Mursyidin ila Thuruq al-Wa’ziwa al-Khitabah. Beirut:

Darul Ma’arif, t.t.

Munawwir, Warson. Kamus Almunawwir. Surabaya: Pustaka Progesif, 1994.

Munir, Muhammad dan Ilaihi, Wahyu. Manajemen Dakwah. Jakarta: Kencana,

2009.

Munir, Muhammad. Metode Dakwah.Jakarta: Kencana, 2006.

Muston, Zulkifli. Ilmu Dakwah Jilid I. Makassar: Yayasan Fatiya, 2002.

Noor, Farid Ma’ruf. Dinamika dan Akhlak Dakwah. Surabaya: PT. Bina Ilmu,

1981.

Omar, Toha Yahya. Islam dan Dakwah. Jakarta: PT. Al-Mawardi Prima, 2004.

Purwono, Setiawan Hari dan Zalkiflimansyah. Manajemen Strategi Sebuah

Konsep Pengantar. Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia, 2001.

Raffiuddin dan Jalil, Maman Abdul. Prinsip dan Strategi Dakwah. Bandung:

Pustaka Setia, 1997.

Rukmana, Nana. Masjid dan Dakwah. Jakarta: Al-Mawardi Prima, 2002.

Said Bin Ali Bin Wahi Al-Qathani. Dakwah Islam Dakwah Bijak. Jakarta: PT.

Gema Insani Press, 1994.

Salam, Syamsir dan Aripin, Jaenal. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: UIN

Jakarta Press, 2006.

Shihab, Quraish, Wawasan Al-Qur’an Tafsir Tematik atas Pelbagai persoalan

umat. Jakarta: Mizan.

Shihab, Quraish. Membumikan Al-Qur’an. Bandung: Mizan, 1992.

Siagan, Sondang. Analisis Serta Perumusan Kebijakan Dan Strategi Organisasi.

Jakarta: PT. Gunung Agung, 1986.

 

Page 103: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

89

Slameto, Belajar dan factor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta: Rineka

Cipta, 2003

Steiner, George A. Kebijakan dan Strategi Manajemen. Jakarta: PT. Gelora

Aksara Pratama, 1997.

Suhandang, Kustadi. Strategi Dakwah Penerapan Strategi Komunikasi Dalam

Dakwah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014.

Syamsudin, Din. Etika Agama dalam Membangun Masyarakat Madani. Jakarta:

Logos, 2000.

Syukir, Asmuni. Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Al-Ikhlas, 1983.

DOKUMEN ELEKTRONIK DARI INTERNET

Artikel diakses pada 21 April 2018 dari http://pqtn.web.id/profil-pqtn/motto-visi-

misi-pqtn/

Artikel diakses pada 20 juni dari https://id.wikipedia.org/wiki/Tahsin

Artikel diakses pada 21 juni dari http://www.nu.or.id/post/read/16743/makna-

istighotsah

Artikel diakses pada 26 juni 2018 dari https://www.republika.co.id/berita/dunia-

islam/hikmah/12/07/23/m7luhc-inilah-5-keutamaan-membaca-alquran

Artikel diakses pada 30 juni 2018 dari

http://www.bacaanmadani.com/2016/10/Pengertian-ittiba-dan-taqlid.html

JURNAL

D., M. Abzar. “Strategi Dakwah Masa Kini (Beberapa Langkah Strategis

Pemecahan Problematika Dakwah,” Lentera, Vol. XVIII, No. 1 (Juni

2015): h. 49-50.

SKRIPSI

Annisaa, Sitty. “Strategi Dakwah komunitas pejuang subuh dalam mengajak

shalat subuh berjamaah di jakarta” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

2016.

Rahman, Bobby. “Strategi Dakwah Majelis Az-Zikra dalam Menciptakan

Keluarga Sakinah.” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.

 

Page 104: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

90

Rohmatinisah. “Strategi Dakwah Bakor Risma dalam Menanamkan Nilai-nilai

Akhlak pada Remaja di Bandar Lampung.” Skripsi S1 Fakultas Dakwah

dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung,

2017.

Septhiani, Revina. “Strategi Dakwah Badan Musyawarah Organisasi Islam

Wanita Indonesia (BMOIWI) dalam Pembinaan Akhlak Muslimah di Masjid

Istiqlal.” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

 

Page 105: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

LAMPIRAN - LAMPIRAN

A. PEDOMAN WAWANCARA

Wawancara adalah teknis dalam upaya menghimpun data yang akurat

untuk keperluan melaksakan proses pemecahan masalah tertentu, yang sesuai

dengan data. Data yang diperoleh dengan teknis ini adalah dengan cara tanya

jawab secara lisan dan bertatap muka langsung antara seorang dan beberapa

interviewer (pewawancara) dengan seorang atau beberapa orang interviewer (yang

diwawancarai).1

1. Pertanyaan berdasarkan rumusan masalah menurut pendiri dan

pimpinan Padepokan Al-Qur’an Tanpa Nama

A. Bagaimana strategi dakwah Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama dalam

meningkatkan minat baca tulis Al-Qur‟an di daerah Kampung Baru

Cirendeu Tangerang Selatan?

B. Bagaimana perencanaan dan tindakan dakwah Padepokan Al-Qur‟an

Tanpa Nama dalam meningkatkan Minat baca tulis Al-Qur‟an di daerah

Kampung Baru Cirendeu Tangerang Selatan?

1) Strategi Dakwah apa yang Cak Doel gunakan dalam meningkatkan

minat baca tulis Al-Qur‟an di Kampung Baru Cireundeu?

2) Bagaimana pandangan Cak Doel tentang Dakwah khususnya di

bidang Al-Qur‟an di Kampung Baru Cireundeu?

3) Apa tujuan Cak Doel dalam berdakwah di Kampung Baru

Cireundeu? Dan kenapa Dakwah itu di perlukan?

1 Wardi bachtiar, metodologi penelitian dakwah, (jakarta : logos), h. 72

 

Page 106: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

4) Metode dakwah apa yang Cak Doel gunakan dalam meningkatkan

minat baca tulis al-qur‟an di Kampung Baru Cireundeu?

5) Media dakwah apa yang Cak Doel gunakan dalam menunjang

proses keberhasilan dalam meningkatkan minat baca tulis Al-

Qur‟an di kampung Baru Cireundeu?

6) Materi dakwah apa yang Cak Doel gunakan dalam meningkatkan

Minat baca tulis Al-qur‟an di Kampung Baru Cireundeu?

7) Siapa saja yang menjadi sasaran Cak Doel dalam berdakwah

khususnya bidang minat baca tulis Al-Qur‟an di Kampung Baru

Cireundeu?

8) Kegiatan apa yang dilakukan oleh Pqtn untuk meningkatkan minat

baca tulis al-qur‟an?

9) Pembaharuan apa yang dilakukan oleh pqtn untuk meningkatkan

minat baca tulis al-qur‟an?

10) Adakah evaluasi yang dilakukan oleh Cak Doel dalam Padepokan

Al-Qur‟an Tanpa Nama untuk perkembangan yang lebih baik lagi?

11) Apa harapan Cak Doel dalam pelaksanaan/implementasi dari

strategi dakwah yang Cak Doel gunakan untuk meningkatkan

minat baca tulis Al-Qur‟an di Kampung Baru Cireundeu?

12) Bagaimana hasil dari implementasi strategi dakwah yang Cak Doel

lakukan di Kampung Baru Cireundeu?

13) Apa saja Hambatan yang dialami Cak Doel dalam Melakukan

Strategi dakwah di kampung baru Cireundeu?

Jika ada, apa solusi yang dilakukan?

 

Page 107: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

14) Bagaimana perkembangan Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama

dari semenjak berdiri hingga saat ini?

2. Pertanyaan untuk pembimbing atau guru Padepokan Al-Qur’an

Tanpa Nama

1) Strategi Dakwah apa yang Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama

gunakan dalam meningkatkan minat baca tulis Al-Qur‟an di

Kampung Baru Cireundeu?

2) Bagaimana pandangan anda tentang Dakwah khususnya di bidang

Al-Qur‟an di Kampung Baru Cireundeu?

3) Apa tujuan Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama dalam berdakwah

di Kampung Baru Cireundeu? Dan kenapa Dakwah itu di

perlukan?

4) Metode dakwah apa yang Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama

gunakan dalam meningkatkan minat baca tulis al-qur‟an di

Kampung Baru Cireundeu?

5) Media dakwah apa yang Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama

gunakan dalam menunjang proses keberhasilan dalam

meningkatkan minat baca tulis Al-Qur‟an di kampung Baru

Cireundeu?

6) Materi dakwah apa yang Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama

gunakan dalam meningkatkan Minat baca tulis Al-qur‟an di

Kampung Baru Cireundeu?

 

Page 108: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

7) Siapa saja yang menjadi sasaran Padepokan Al-Qur‟an Tanpa

Nama dalam berdakwah khususnya bidang minat baca tulis Al-

Qur‟an di Kampung Baru Cireundeu?

8) Kegiatan apa yang dilakukan oleh Padepokan Al-Qur‟an Tanpa

Nama untuk meningkatkan minat baca tulis al-qur‟an?

9) Pembaharuan apa yang dilakukan oleh Padepokan Al-Qur‟an

Tanpa Nama untuk meningkatkan minat baca tulis al-qur‟an?

10) Adakah evaluasi yang dilakukan oleh Padepokan Al-Qur‟an Tanpa

Nama dalam Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama untuk

perkembangan yang lebih baik lagi?

11) Apa harapan Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama dalam

pelaksanaan/implementasi dari strategi dakwah yang digunakan

untuk meningkatkan minat baca tulis Al-Qur‟an di Kampung Baru

Cireundeu?

12) Bagaimana hasil dari implementasi strategi dakwah yang

Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama lakukan di Kampung Baru

Cireundeu?

13) Apa saja Hambatan yang dialami Padepokan Al-Qur‟an Tanpa

Nama dalam Melakukan Strategi dakwah di kampung baru

Cireundeu?

Jika ada, apa solusi yang dilakukan?

14) Bagaimana Perkembangan peminat Padepokan Al-Qur‟an Tanpa

Nama sejak didirikan hingga saat ini?

 

Page 109: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

3. Pertanyaan untuk santri (orang tua) Padepokan Al-Qur’an Tanpa

Nama

1) Sejak kapan anda mengikuti pengajian di Padepokan Al-Qur‟an

Tanpa Nama?

2) Alasan apa yang membuat anda mengikuti pengajian di Padepokan

Al-Qur‟an Tanpa Nama?

3) Materi apa yang di ajarkan di Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama?

4) Kegiatan apa saja yang dilaksanakan di Padepokan Al-Qur‟an

Tanpa Nama?

5) Menurut anda kelebihan apa yang Padepokan Al-Qur‟an Tanpa

Nama miliki?

 

Page 110: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

 

Page 111: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

TRANSKRIP WAWANCARA

1. Narasumber 1

Profil Narasumber

Nama : M. Abdullah As’ad AH. S.Q, S.Pd.I (Cak Doel)

Jenis Kelamin : Laki-laki

Jabatan : Pendiri PQTN

Waktu Wawancara : Kamis, 7 Juni 2018. Pukul 10:12 WIB

Peneliti : “Strategi dakwah apa yang Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama

gunakan dalam meningkatkan minat baca tulis Al-Qur‟an di

Kampung Baru Cirendeu?”

Narasumber : “Strategi yang saya pake lebih kepada pendekatan sosial. Artinya

ketika saya bermasyarakat itu tidak langsung menawarkan atau

mengajarkan mereka tentang Al-Qur‟an, tidak, tapi lebih kepada

hanya sekedar bincang-bincang ngalor ngidul lah bahasanya

mungkin. Tapi dari situ lah akhirnya bisa ketemu hati gitu, nah

ketika sudah ketemu hati baru kita mengangkat arah untuk masalah

pembelajaran Al-Qur‟an. Tapi biasanya bukan dari saya yang

menawarkan, tapi dari masyarakat yang ada itu menginginkan

untuk ya mungkin mohon maaf diajarkan gitu. Kalo selain dari segi

sosial ya pemberantasan tentang buta huruf Al-Quran di kampung

ini, di Kampung Baru Cirendeu, itu sebenernya targetnya lebih

menekankan kepada anak-anaknya, karna maksud saya untuk

mengajarkan Al-Qur‟an kepada anak-anak itu supaya memangkas

generasi yang dulunya mungkin belum tau tentang Qur‟an atau

mungkin secara pembacaan belum fasih nah ketika kita bikin

generasi dari anak-anak ini itu nanti yang kita harapkan untuk bisa

menggantikan generasi sebelumnya untuk lebih baik di dalam Al-

Qur‟an. Jadi sasarannya khusus pada anak-anaknya.”

Peneliti : “Bagaimana pandangan anda tentang dakwah khususnya di

bidang Al-Qur‟an di Kampung Baru Cirendeu?”

Narasumber : “Sebenernya ketika saya masuk di Kampung Baru di awal tahun

2005 itu sudah melihat bagus masyarakatnya tentang pembacaan

Al-Qur‟an. Karna mungkin satu sebelum saya di sini itu banyak

senior-senior dari PTIQ yang sudah lebih dulu ada di Kampung

sini yang tentunya karna basic mereka Al-Qur‟an ya dakwah

mereka pun juga tidak jauh daripada Al-Qur‟an. Nah ketika

melihat majelis taklim yang dibina oleh para senior PTIQ, nah dari

situ saya melihat satu hal celah gitu maksudnya mereka ngajinya

itu kalo bahasa sini mah ngaji kuping ya. Saya melihat celahnya

kenapa jamaahnya kok tidak di ngajinya secara talaqi atau

 

Page 112: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

berhadapan langsung saja dengan guru. Atau bahasa padepokan

mah setoran, kok hanya ngaji kuping saja. Karna memang

kecenderungan kalo ngaji kuping itu ikatannya tidak ada. Trus

yang kedua, karna tidak ada ikatan tersebut maka secara

kedisplinan dalam keilmuan ya ibaratnya siapa saja yang mau gitu,

kalo nggak mau yasudah. Dari situ lah berawal dari dua anak yang

ada kami ajar waktu itu, bertekad untuk membikin mereka bukan

hanya ngaji kuping saja, tapi bener-bener setoran kepada seorang

guru.”

Peneliti : “Apa tujuan Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama dalam

berdakwah di Kampung Baru Cirendeu? Dan kenapa dakwah itu

diperlukan?”

Narasumber : “Sebenernya kalo cita-cita itu memang ya setiap segala sesuatu

yang kita lakukan itu tentunya hanya mencari ridho Allah, karna

memang basic saya dari itu pesantren pun pesantren Al-Qur‟an,

kuliah pun kuliah Al-Qur‟an, maka sedikit ilmu yang diberikan

Allah kepada saya itu dicoba untuk ditularkan atau disebarkan

terutama di Kampung sini. Cuma memang dulu belum pernah ada

cita-cita atau maksud dan keinginan tinggal di Kampung sini, karna

memang saya pribadi nggak tau mau hidup di mana gitu, tapi

ketika Allah menempatkan saya disini, trus berjalannya waktu,

kemudian ada 2 anak yang disuruh orang tuanya untuk ngaji ke

saya. Dari situ lah mulai muncul untuk bener-bener ngopenin anak-

anak meskipun hanya 2 orang saja waktu itu. Trus alasan yang

kedua karna memang latar belakang Al-Qur‟an yang ada di

Cirendeu waktu itu sebenernya sudah bagus, cuma mungkin lebih

menitikberatkan pada ilmu tajwidnya mungkin, kalo dulu kan

belajarnya kata orang sini alif-alifan gitu, nah sekarang dicoba

untuk diperkenalkan alif yang sebenernya bahasanya.”

Peneliti : “Metode dakwah apa yang Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama

gunakan dalam meningkatkan minat baca tulis Al-Qur‟an di

Kampung Baru Cirendeu?”

Narasumber : “Metode dakwahnya sebenernya lebih cenderung kepada intern,

kepada dalam gitu. Artinya ketika anak-anak itu atau mungkin

yang tergabung di dalam padepokan itu sudah ada hasilnya,

maksudnya hasilnya sudah terlihat. Dari situlah mulai muncul daya

tarik tersendiri bagi anak-anak yang lain yang belum bergabung ke

padepokan, atau mungkin orang tua dari mereka akhirnya

beranggapan „eh ngajinya dimana itu? Ohh ngajinya di padepokan,

yaudah anakku ntar taro disana deh‟. Awalnya begitu saja. Jadi

metodenya itu adalah mempersiapkan atau mematangkan dari

 

Page 113: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

unsur dalamnya dulu, kemudian baru dibawa keluar. Apa namanya

tuh ya, pokoknya dari dalem dulu trus baru keluar.”

Peneliti : “Materi dakwah apa yang Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama

gunakan dalam meningkatkan minat baca tulis Al-Qur‟an di

Kampung Baru Cirendeu?”

Narasumber : “Kalo materi dakwahnya ya seputar Al-Qur‟an dan keilmuannya.

Terutama masalah dari segi bacaan yang menurut kaidah

tajwidnya, kalo dilihat kan di Kampung ini bukan berarti nggak

bisa membaca Qur‟an. Mereka apalagi masyarakat Betawi itu

terkenalnya pandai mengaji. Nah cuma karna memang kita ngeliat

sisinya mungkin ada tajwidnya yang kurang, atau mungkin ada

makhrojnya yang kurang. Dari situ lah kita mencoba untuk bisa

berbagi ilmu dengan masyarakat yang ada di sini. Kalo masalah

modulnya, atau buku panduannya kami masih memakai Iqro karna

memang sejarahnya dulu ketika ada anak-anak ngaji di rumah yang

waktu itu masih belasan orang jumlahnya, trus ada salah seorang

ibu-ibu gitu datang ke rumah waktu itu masih kontrakan untuk

mensodaqohkan Iqro sejumlah 20 buku, nah dari situ akhirnya kita

pakai Iqronya.”

Peneliti : “Siapa saja yang menjadi sasaran Padepokan Al-Qur‟an Tanpa

Nama dalam berdakwah khususnya bidang minat baca tulis Al-

Qur‟an di Kampung Baru Cirendeu?”

Narasumber : “Sekarang sudah mulai agak mengarah. Yaitu kalo saya singkat

dengan istilah ABI. Jadi sasaran kami Padepokan Al-Qur‟an Tanpa

Nama itu anak-anak, bapak-bapak, ibu-ibu, kami singkat dengan

ABI. Nah ini tidak memandang daripada latar belakang mereka

seperti apa, yang penting berkeinginan kuat untuk belajar Al-

Qur‟an maka InsyaAllah kami bantu semampunya. Jadi untuk

kesininya itu bukan hanya sasaran anak-anak saja, tapi lebih pada

mengarah tiga generasi tentunya ya, ada anak-anak, ada bapak-

bapak, ada ibu-ibu. Alhamdulillah memang kenyataannya sampai

saat ini seperti itu, tanpa melihat latar belakang mereka.”

Peneliti : “Kegiatan apa yang dilakukan oleh Padepokan Al-Qur‟an Tanpa

Nama untuk meningkatkan minat baca tulis Al-Qur‟an”

Narasumber : “Kegiatan terutama kalau dalam hal keluar lingkup PQTN,

mungkin kita dengan cara mengikuti event-event MTQ meskipun

hanya sebatas ibaratnya tingkat wilayah RT/RW gitu atau mungkin

antar TPQ nah kita mencoba untuk bisa menghadirkan anak-anak

kita di sana dalam rangka dengan tujuan untuk syi‟ar Al-Qur‟an

itu. Trus juga untuk menimbulkan kecintaan daripada masyarakat

terhadap Al-Qur‟an, kita bikin semacam ada tahsin massal gitu

namanya. Jadi tahsin massal itu saya barengkan ketika ada jadwal

 

Page 114: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

istigosah bulanan, yang dzikir bulanan itu. Di dalam dzikir bulanan

itu saya selipkan sedikit demi sedikit tentang cara membaca Al-

Qur‟an sesuai dengan kemampuan saya. Trus juga dari beberapa

putra-putri padepokan yang sudah bisa dibilang agak bisa gitu,

agak bagus gitu, walaupun meskipun belum bagus, tapi sudah agak

bagus maka Alhamdulillah kami bisa bekerja sama dengan DKM

Masjid dan Musholah yang berada di wilayah Kampung Baru

Cirendeu ini khususnya untuk mengadakan event seperti mereka

bisa menjadi imam rowatib maupun imam di saat kegiatan di bulan

Ramadhan seperti sekarang ini. Tadarus juga termasuknya, jadi

mempersiapkan untuk menjadi imam. Trus juga tadarus Al-Qur‟an

yang kita adakan keliling antar Musolah dan Masjid sewilayah

Cirendeu ini. Ini juga tujuan kami adalah dalam rangka untuk

membangkitkan rasa semangat kecintaan terhadap Al-Qur‟an.”

Peneliti : “Pembaharuan apa yang dilakukan oleh Padepokan Al-Qur‟an

Tanpa Nama untuk meningkatkan minat baca tulis Al-Qur‟an?”

Narasumber : “Ya pembaharuannya yang kedepan itu kami ingin membuat

padepokan ini terdaftar gitu, termasuknya terdaftar di Kemenag,

pokoknya terdaftar di Kementrian Agama gitu maksudnya ya. Jadi

supaya kami bisa resmi artinya memang diakui keberadaan kami di

tengah-tengah masyarakat sini. Meskipun non formalnya, di luar

resminya itu, Alhamdulillah respon masyarakat sangat baik dan

antusias terhadap perkembangan daripada padepokan ini. Itu yang

pertama masalah status daripada padepokan supaya nanti

dilegalkan. Trus yang kedua pengelompokan-pengelompokan

jadwal pengajaran yang kita lebih khususkan kepada bapak-

bapaknya gitu, nanti kita khususkan ada beberapa hari yang khusus

untuk yang dasar, dan beberapa hari untuk yang pertengahan, atau

mungkin yang sudah mahir. Yang tadinya memang kita jadikan

satu, ternyata efek daripada dijadikan satu yang pertama memang

terlalu banyak akhirnya makan waktu yang lama, trus kurang

efektif pembelajarannya, trus kalo dipisah antara yang dasar dan

yang sudah mahir di kelas masing-masing bisa memaksimalkan

diri untuk memperoleh pembelajaran yang sebaik-baik

kedepannya. Pembaharuan yang kami bawa yaitu lebih cenderung

kepada saya bilang diawal tadi bahwa rasa sosial dan solidaritas di

antara sesama anggota PQTN atau pun PQTN dengan masyarakat.

Semacam tetangga itu terkena musibah, kita berusaha mencoba

untuk bisa meringankan ikut beban mereka, kalo misalkan ada

kematian kita juga mencoba untuk bisa hadir di tengah-tengah

masyarakat itu. Intinya semuanya adalah mencoba untuk berbuat

yang tujuan kami adalah memberikan manfaat kepada orang lain.”

 

Page 115: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

Peneliti : “Adakah evaluasi yang dilakukan oleh Padepokan Al-Qur‟an

Tanpa Nama dalam Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama untuk

perkembangan yang lebih baik lagi?”

Narasumber : “Evaluasinya yang paling mencolok adalah bahwa di padepokan

ini sangat kekurangan tenaga pengajar, terutama yang di luar Al-

Qur‟annya gitu. Semacam pembelajaran kaya masalah ilmu fiqh,

ilmu akhlak, ilmu hadits, atau mungkin bahkan ilmu bahasa Arab

di sini sangat kekurangan. Jadi kedepannya pembaharuan kami ya

ingin bisa bekerja sama dengan para guru yang memang ahli di

bidangnya untuk bisa membantu mengembangkan pembelajaran di

padepokan ini. Evaluasinya yang kedua adalah bangunan fisik,

insyaAllah cita-cita saya itu adalah ingin membuat semacam

asrama atau pondok gitu yang insyaAllah nanti dikhususkan bagi

santri yang bertujuan menghafalkan Al-Qur‟an 30 juz. Setelah

berdakwah melalui Al-Qur‟an terhadap masyarakat di Kampung

Baru Cirendeu khususnya, kemudian mereka bisa welcome

menerima kami, yang kami lakukan adalah meningkatkan mutu

dakwah itu sendiri baik secara materi yang kita punya atau secara

perbuatan atau perilaku kita sehari-hari. Jadi jangan sampai

kesehariannya kita membawa Al-Qur‟an, namun sikap kita

terhadap masyarakat kurang begitu peduli, atau mungkin

akhlaknya kurang. Itu yang terus kami tingkatkan, meskipun

sampai saat ini juga masih bisa dibilang sebagai belajar dan belajar

terus. Tujuannya sih memang dengan Al-Qur‟an dan akhlak yang

kami lakukan itu adalah bertujuan untuk bisa memberi maslahat

terhadap masyarakat.”

Peneliti : “Apa harapan Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama dalam

pelaksanaan/implementasi dari strategi dakwah yang digunakan

untuk meningkatkan minat baca tulis Al-Qur‟an di Kampung Baru

Cirendeu?”

Narasumber : “Jadi implementasi daripada dakwah yang kami lakukan melalui

Al-Qur‟an itu adalah tidak lain untuk menumbuhkan minat

daripada masyarakat baik itu anak-anak, bapak-bapak, maupun

ibu-ibu untuk bisa menghafalkan Al-Qur‟an melalui Padepokan

Al-Qur‟an Tanpa Nama ini. Dan tujuan kami kedepan tentunya,

Kampung Baru Cirendeu khususnya disamping juga terlepas

daripada buta huruf tentang baca Al-Qur‟an, harapan kami banyak

mencetak generasi-generasi penghafal Al-Qur‟an seperti di

pesantren-pesantren Al-Qur‟an lain.”

Peneliti : “Bagaimana hasil dari implementasi strategi dakwah yang

Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama lakukan di Kampung Baru

Cirendeu?”

 

Page 116: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

Narasumber : “Hasil daripada penerapan strategi dakwah yang kami lakukan

melalui Al-Qur‟an di padepokan ini untuk masyarakat itu salah

satunya adalah semacam kalo dulu seperti pembacaan dalam

kematian itu pembacaan surah yasin dan tahlil itu belum bisa

bareng, nah saat ini sudah bisa bareng. Sekarang kalo sore, dulu

anak-anak suka main kemana gitu lah ya namanya juga ada anak-

anak, tapi sekarang Alhamdulillah kalo sore menjelang ashar itu

sudah mulai ada anak-anak yang pake baju putih, pake baju koko,

atau mungkin pakai jilbab, busana muslimah untuk dateng ke

tempat ngaji di padepokan atau ke tempat ngaji lain. Maksud saya

ini bisa merubah nuanasa suasana, yang dulunya seperti apa, dan

Alhamdulillah sekarang ini kata dari masyarakat juga ini yang

mengatakan bahwa seperti sudah suasana Kampung Santri gitu

katanya.”

Peneliti : “Apa saja hambatan yang dialami Padepokan Al-Qur‟an Tanpa

Nama dalam melakukan strategi dakwah di Kampung Baru

Cirendeu? Jika ada, apa solusi yang dilakukan?”

Narasumber : “Hambatannya dimanapun kita berjuang itu pasti akan ada. Dan

yang kami rasakan ketika kami berjuang Al-Qur‟an di Kampung

Baru ini adalah kendala ketidakistiqomahan dari peserta didik atau

santri dalam mengikuti pembelajaran-pembelajaran itu. Ini kami

memaklumi mungkin ada strategi yang kurang mengena di hati

masyarakat yang akhirnya mereka kurang enjoy, kurang santai atau

mungkin kendalanya juga disibukkan, kalo anak-anak tentunya

disibukkan dengan sekolahnya yang kapasitas sekolahnya itu dari

pagi sampe sore, kalau orang tua atau bapak-bapak ibu-ibu ya

kendalanya karna mereka sudah berkeluarga dan bekerja ya

kendalanya tentang mata pencaharian mereka yang mungkin

pulang malam, atau bahkan tidak pulang padahal jam dan

waktunya untuk belajar Al-Qur‟an. Ini kendala yang sampai saat

ini masih menjadi tugas kami. InsyaAllah santri yang sudah tua

bapak-bapak ibu-ibu itu pastinya akan kami beri kelonggaran

waktu sesuai dengan kesenggangan waktu yang dimiliki oleh

bapak-bapak ibu-ibu, dan memang tidak seketat daripada santri

anak-anak dalam belajar. Trus yang kedua kendalanya adalah kalau

Alhamdulillah kalo masalah materi Alhamdulillah tidak menjadi

kendala, tapi memang perkembangan untuk menunjang secara fisik

maupun non fisik itu agak lambat dikarenakan memang ya

maksudnya kalau masalah dalam hal dana gitu tidak begitu

melibatkan daripada unsur masyarakat.”

Peneliti : “Bagaimana perkembangan peminat Padepokan Al-Qur‟an Tanpa

Nama sejak didirikan hingga saat ini?”

 

Page 117: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

Narasumber : “Perkembangan padepokan dari semenjak berdiri sampai saat ini

kalau melihat jumlah santrinya pasti bertambah, trus lulusan

daripada padepokan pun juga semakin banyak, itu

perkembangannya. Trus masalah pengajarannya pun juga sekarang

lebih variatif dibanding dengan yang dulu, karna kalo dulu itu dari

mulai kelas dasar kelas Iqro, kelas juz amma dan kelas Al-Qur‟an

itu hanya saya yang pegang, karna masih sedikit jumlahnya dan

masih sanggup untuk bisa memegang mereka. Nah sekarang ini

lebih kepada diperbantukan oleh ada beberapa mahasiswa dari

PTIQ atau mungkin IIQ yang membantu di sini, sebenarnya

mereka juga termasuk ikatannya masih santri juga di sini, atau

mungkin dari kelas khatam Qur‟an binnadzar itu mereka

membantu adik-adiknya sebagai masa pengabdian di padepokan

setelah di wisuda Al-Qur‟an 30 juznya. Trus yang kedua

perkembangannya adalah kalau dulu kita bertempat di satu rumah

petak kontrakan, Alhamdulillah dengan bantuan Allah dengan izin

Allah saat ini bisa memiliki lahan sendiri, tempat sendiri, dan kami

kelola sendiri. Trus yang ketiga, perkembangannya ada kegiatan-

kegiatan yang misalkan dua minggu sekali atau satu bulan sekali

yang melibatkan unsur masyarakat yang lebih luas terutama wali

santri kemudian jamaah masjid dan musholah sekitar wilayah

Cirendeu ini, dan memang itu dulu belum kami lakukan, baru

setelah punya ini sendiri baru kami bisa melakukan itu. Trus

perkembangan berikutnya masalah kelulusan atau wisuda atau

istilah kami ada pemberian syahadah itu, kalo dulu kami nggak

berani untuk memberikan syahadah karena disamping tempatnya

kurang memadai juga masih sementara. Dan Alhamdulillah

semenjak berada di tempat sendiri ini, ini merupakan tahun ketujuh

untuk bisa mengeluarkan syahadah, atau mewisuda santri, bapak-

bapak ibu-ibu maupun anak-anak yang sudah memenuhi syarat

untuk bisa diwisuda. Trus yang kesekian, perkembangan yang

kami rasakan adalah semakin dimudahkannya segala urusan, segala

sesuatunya yang akhirnya bisa kami pergunakan semaksimal

mungkin. Ya semacam ada iuran dari santri bapak-bapak itu untuk

membantu proses belajar mengajar yang ada di padepokan. Atau

mungkin ibu-ibu yang iuran juga ini untuk membantu santunan-

santunan anak yatim yang kami adakan setiap satu bulan sekali.

Alhamdulillah banyak kemudahan yang kami rasakan.”

 

Page 118: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

Waktu Wawancara : Selasa 1 Mei 2018 pukul. 12.30 wib

Sejarah Terbentuknya PQTN

Berawal dari saya masuk ke kampung baru tahun 2005, itu posisinya sebagai

orang yang ngontrak, apalagi waktu itu masih penganten baru, jadi belum tau

bermasyarakat seperti apa, saya dengan istri maksudnya itu masih ada ikatan

dengan kampus masing-masing jadi belum selesai kuliah, jadi kami nikah

sebelum skripsi selesai. Waktu masuk di kampung baru tanggal 2 februari masuk

di kampung baru ngontrak, sekitar tgl 14 febuari 2 minggu setelah itu, itu ada

tetangga sebelah kontrakan yang memasrahkan anaknya dititipin ngaji ke saya,

waktu itu saya jawab saya gak buka pengajian, karena memang gak ada pengajian.

Tetapi akhirnya orang tua itu maksa karena tau latar belakang saya dari Ptiq.

Akhirnya Dari situ bismillah dua anak ini laki-laki itu setiap sore belajar ngaji di

kontrakan yang memang waktu itu bersebelahan. Berawalnya dari situ,akhirnya

berlanjut terus menerus, akhirnya dari anak ustad Hasan waktu itu ada dua putri

bersama dengan alm. Pak abdullah, akhirnya di titipin juga kerumah. Akhirnya

kita ngajar berlima, nah selang waktu berjalan, dari situ saya mulai berfikir, apa

kebiasaan orang-orang yang ada di kampung baru, termasuk tahlilan saya ikuti,

setia malam jum‟at, atau mungkin ada kematian saya ikuti juga. Nah dari belajar

mengikuti kegiatan mereka itu, akhirnya ada beberapa point yang menjadi cacatan

saya, pertama kenapa kalo yasinan itu, misalkan malam jum‟at itu yasin sama

tahlil, antara yang mimpin dengan jamaah kok gak bisa dibedakan, mana yang

lebih dulu-duluan gitukan sistemnya begitu. Nah akhirnya dari situ saya tarik satu

point, nah ini garapan saya ini. Dan akhirnya sekian tahun berada di kampung

baru, anak-anak mulai bertambah-bertambah, nah untuk menciptakan model yasin

yang sekarang model padepokan itu, nah kita garap dulu anak-anak yang ada,

lagunya sampe bisa di ulang lagi diulang lagi, terus sampe bisa kebentuk seperti

ini. Setelah mereka (santri) kebentuk barulah kita mulai berani maju kemasyarakat

bergabung lah kita ke masyarakat, dan itu juga gak semulus, apa yang kita

harapkan. Ada pertanyaan dari beberapa tokoh masyarakat disini yang di tuakan,

sepertinya saya merubah kebiasaan gitu. Yang tadinya baca yasin nya cepet, kok

sekarang agak lama, dan kok bareng selesainya. Dan akhirnya di panggil, dan dari

dipanggil itulah saya lebih yakin bahwa suatu saat ini pasti akan bisa diterima.

Dan alhamdulillah sampai sekarang inilah dari anak-anak, remaja, bahkan bapak-

bapak dan ibu-ibu bisa merasakan hasil daripada dulu pernah belajar cara

mengemasnya. Trus akhirnya sampe tahun 2009, alhamdulillah punya rizki untuk

bisa membebaskan lahan ini dan aula yang baru itu, waktu masih kebon dan

sekarang baru jadi terasnya aja. Dan tahun 2009 barulah diresmikan sama alm.

Kh. Ma‟mun mahbub itu, alhamdulillah, istilahnya udah punya tempat sendiri,

meskipun waktu itu masih belum terbentuk dan ngajinya pun masih diteras ini,

dan didalam rumah sedikit, akhirnya bertambah tahun, semakin banyak, dan

akhirnya yang dulunya kebon dan buangan air, kita bentuk semacam aula, sampai

saat ini beberapa kali renovasi.Tahun 2005 masih di kontrakan, dan akhirnya

tahun 2009 sudah mempunyai tempat sendiri.

 

Page 119: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

Ada Point Yang Lain?

Ketika saya pelajari bahwa mereka kenapa bacaan, khususnya yasin aja, itu kok

tidak bisa diseragamkan, karena saya teliti lagi, itu ada ilmu dasar yang mereka

mungkin gak di dapet waktu dulu gitu, akhirnya dari situ, muncul ide lagi, oh

berarti anak-anak ataupun orang dewasa yang mau belajar al-qur‟an itu harus

dimulai dari dasar dulu. Sebenernya dasarnya udah ada, tetapi kita memperbaiki

saja, begitu nanti dasarnya sudah bagus, dan kuat membentuknya mudah dan

samapi saat ini, dan kebetulan memang waktub masih ada anak sekitar 25 sampai

40, waktu masih di kontrakan, itu ada salah seorang ibu-ibu yang menginfakkan

iqro untuk dipakai anak-anak yang ngaji, dari situ bermula akhirnya kita pakai

yang iqro, meskipun ya saya, ijasah iqro juga punya, qiroati juga punya, bahkan

alhamdulillah ijazah yang 30 juz juga ada. Jadi tidak masalah kan itu hanya modul

saja, artinya untuk mempermudah kita belajar, tetapi untuk pengajaran tetap dari

basic pesantren. Kita tetap mengunakan iqro yang seperti biasa, tetapi pengajaran

kita mengunakan basic pesantren yang dulu pernah di ajarkan. Akhirnya mulai

ada tuh tahun 2006, ada satu orang bapak-bapak, yang waktu itu tinggalnya di

karang tengah, saya juga kurang tau tuh, kalo dirumah ada pengajian, dan

akhirnya dia gabung disitu ikut, waktu itu masih suami sama istri aja,

alhamdulillah sampai khatam, dan itulah adalah santri B kita bilang, karena ibu-

ibu bapak-bapak pertama kali yang menyelesaikan 30 juz nya di padepokan. Awal

mula nama padepokannya bukan tanpa nama, tapi padepokan al-qur‟an om doel

pernah, waktu itu saya di panggilnya om, maksudnya membahasakan ke anak-

anak bahwasanya saya adik dari orangtua mereka. Mulai tahun 2010 baru di ganti

“cak” meskipun saya hidup dibetawi, tapi ada satu ciri khas bahwa saya adalah

orang wetan, orang malang gitu, orang surabaya gitu, yang memang ciri khasnya

panggilannya cak, makanya tidak di panggil ustadz, tidak bilang kiyai, tapi

dipanggil cak saja, mereka lebih akrab, “cak” kan dalam bahasa sini (betawi)

berarti abang, jadi saya lebih memposisikan diri saya sebagai abang mereka,dari

pada yang lain.

Latar Belakang Masalah

Kalo data dilapangan sebenarnya orang-orang yang lebih merasakan, dan bisa

dirasakan kan ya. Cuma kalo secara garis besarnya sebenernya kedatangan saya

beserta padepokan ini, Cuma merubah dari segi hal ilmunya saja, sementara

kebiasaan mereka orang-orang disini dan saya yakin itu mereka pasti sudah bisa

mengaji, meskipun kalo bahasa sini mah, ngajinya kaya orang dulu, maksudnya

begitu. Begitu saya masuk disini bukan ingin menggeser mereka yang sudah

menjadi kebiasaan nya tidak, cuman lebih mengedepankan bagaimana mereka

bisa melek gitu, bahwa oh ternyata ilmunyan orang baca Qur‟an, mempelajari

Qur‟an itu seperti ini, saya berani begitu karena meskipun sebentar saya pernah

belajar di pesantren ataupun di kuliahnya di PTIQ, untuk memberanikan diri bisa

merubah yang tadinya kurang sesuai dengan kaidahnya, untuk mencoba lebih

mendekati pada kaidah, meskipun proses itu tidak mudah dan belum bisa

mencapai 100%. Dan setelah adanya anak-anak, kemudian bapak-bapak gabung

 

Page 120: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

 

Page 121: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

2. Narasumber 2

Profil Narasumber

Nama : Ida Sri Hidayati (Ning Ida - Istri Cak Doel)

Usia : 27 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Jabatan : Pimpinan PQTN

Waktu Wawancara : Rabu, 30 Mei 2018. Pukul 20:12 WIB

Peneliti : “Strategi dakwah apa yang Padepokan Al-Qur‟an Tanpa

Nama/Ning Ida gunakan dalam meningkatkan minat baca tulis Al-

Qur‟an di Kampung Baru Cirendeu?”

Narasumber : “Mungkin kalo Ning Ida kan basicnya sama ya mungkin dari

Qur‟an juga, trus memang suka anak-anak jadi gimana cara anak

itu mau ngikutin kesukaan anak, kan kebanyakan kalo pesantren

tahfidz itu mereka khusus ya ngaji doang, tapi Ning Ida coba

masuk dulu awal-awal berdirinya PQTN itu biar mereka pada mau

ngaji pendekatannya lewat seni gitu. Mereka lama-lama tertarik,

trus akhirnya disiplinnya dimasukan. Gitu aja.”

Peneliti : “Bagaimana pandangan anda tentang dakwah khususnya di

bidang Al-Qur‟an di Kampung Baru Cirendeu?”

Narasumber : “Alhamdulillah sih termasuk mungkin karna pendekatannya pas

jadi Alhamdulillah mudah, dengan banyaknya kesulitan biasa lah,

orang dakwah dimana-mana biasa ya. tapi ya Alhamdulillah, yang

penting telaten deh, insyaAllah mencapai titik hasilnya. Kita mau

anaknya apa, jadi setelah itu mereka mau kita apa gitu. Kita dulu

yang ngalah buat mereka kemudian mereka harus ikut peraturan

kita jadi disiplinnya dapet.”

Peneliti : “Apa tujuan Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama/Ning Ida dalam

berdakwah di Kampung Baru Cirendeu? Dan kenapa dakwah itu

diperlukan?”

Narasumber : “Awalnya ya memberantas buta aksara baca ya khususnya orang

muslim, paling engga jangan sampe nggak bisa baca sama sekali

gitu. Plus bacanya harus yang baik dan benar sekalian gitu. Dirasa

perlu karna jaman sekarang nih anak-anak lebih cenderung kemana

larinya, baca araba ja tuh nunggu mereka gede kan, kadang ada

mereka kuliah baru butuh mereka cari. Kita kan orang muslim ya,

masa dari kecil nggak ngerti hal itu kan sayang. Mayoritas di sini

kan orangnya muslim semua kan.”

Peneliti : “Metode dakwah apa yang Padepokan Al-Qur‟an Tanpa

Nama/Ning Ida gunakan dalam meningkatkan minat baca tulis Al-

Qur‟an di Kampung Baru Cirendeu?”

 

Page 122: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

Narasumber : “Kita tuh sangat sederhana sebenernya metodenya yang dipake,

nggak muluk-muluk. Ada tuh, nggak neybutin merk ya, hehe, jadi

ada beberapa metode pengajaran terlalu rumit buat saya, jadi apa

yang menurut saya mudah mereka terima saya pake yang

umumnya aja. Jadi kan ada tuh tingkatannya, kadang metode ini

tingkatannya seperti ini harus seperti ini, terlalu rumit buat saya.

Jadi metode yang saya pake sangat simple menurut saya dan

umum. Jadi yang penting patokannya adalah fasih, benar, disiplin

bertajwid sudah cukup. Kalo kita metode pake Iqro, kalo kita

bandingkan dengan Qiraati kan ada jalurnya sendiri jadi rumit

menurut saya. Sebenarnya nggak boleh membandingkan, tujuannya

sama, Cuma pendekatan apa yang paling mudah, yang paling

simple ya itu metode yang sederhana.”

Peneliti : “Media dakwah apa yang Padepokan Al-Qur‟an Tanpa

Nama/Ning Ida gunakan dalam menunjang proses keberhasilan

dalam meningkatkan minat baca tulis Al-Qur‟an di Kampung Baru

Cirendeu?”

Narasumber : “Yang pasti media buku ya, buku panduan itu aja. Iqro ada buku

panduannya tinggal pake jadi enak, kita nggak bikin sendiri,

memang sudah ada kita kembangkan. Sebenernya ini kunci ya dari

sebuah pengajaran atau metode apapun itu sepinter apapun

gurunya, kalo dia nggak bisa mentrasfer, nggak berhasil. Jadi

intinya gimana guru itu menyuapi ilmu itu ke anak. Apapun

metodenya ya menurut saya. Pokoknya itu lah kualitas guru

menentukan bacaan anak itu bagaimana.”

Peneliti : “Materi dakwah apa yang Padepokan Al-Qur‟an Tanpa

Nama/Ning Ida gunakan dalam meningkatkan minat baca tulis Al-

Qur‟an di Kampung Baru Cirendeu?”

Narasumber : “Materi yang digunakan ya materi dasar. Kita kan pake Iqro ya,

itu kadar 6 jilid. Jilid awal itu dasar banget, pengenalan bukan

huruf. Jadi kalo yang di Iqro itu baca perhuruf yang sudah

berharakat, kemudian setelah habis dari Iqro 1 baru mereka

pengenalan huruf. Menurut saya, saya selama metode ini paling

lama murid belajar di Iqro 1 justru. Itu mungkin kuncinya dia fasih,

kuncinya dia tau perbedaan makhroj di situ. Kalo udah masuk Iqro

2 & 3 mudah, kemudian agak sulit tuh ketika dia masuk ke Iqro 5

& 6. Tapi yang dasarnya tetep paling lama itu di Iqro 1. Kita bisa

liat anak itu punya karakter makhroj itu bagaimana di Iqro 1. Kalo

itu berhasil insyaAllah kesananya bagus bacaannya. Ada 6 jilid tadi

ya, paling dasar itu paling lama, susah untuk lulus di Iqro 1 kalo

belom standar kita, standar PQTN ya. di tempat lain sama-sama

Iqro, tapi standar kita apa istilahnya standar nilainya lah ya, kita

 

Page 123: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

nggak bakal ngelulusin kalo nilainya 80, belom gitu. Harus 99 atau

95 lah. Setelah 6 jilid, kemudian mereka ujian. Ujian ke Cak Doel

langsung itu bagaimana keberhasilan Iqro itu di Cak Doel,

kemudian mereka akan naik kelas 2. Kelas 2 itu kelas tahfidz juz

30, khusus 1 juz harus hafal baik benar itu udah pasti, dia nggak

bakal ke juz 30 kalo nggak melalui Iqro. Bisa bertahun-tahun.

Bukannya mereka nggak bisa baca, tapi target kita kan ada tadi itu

ya, standar kita ada. Kelas 2 naik ke kelas 3, kelas 3 itu kelas baca

Qur‟an, juz 1- juz 30. Mereka kelas 2 udah selesai ya juz 30,

kemudian kelas 3 juz 1-30 binadzar, membaca talaqi ke Cak Doel.

Nah itu kalo dia sudah dianggap mumpuni akan ditambah dengan

hafalan juz 29 & 28, juz akhir, dari belakang. Dan akhirnya bisa

wisuda. Jadi ada 3 kali proses wisuda. Pokoknya kita

menitikberatkan pada Al-Qur‟an, karna kan visi misi kita

memberantas buta baca Qur‟an ya. jadi memang itu, kalopun nanti

ada pelajaran lain sudah kelas 3 nanti aka nada akhlak, trus fiqh

dasar, hadits, yang terpenting itu harus wajib hadir itu ghorib.”

Peneliti : “Siapa saja yang menjadi sasaran Padepokan Al-Qur‟an Tanpa

Nama dalam berdakwah khususnya bidang minat baca tulis Al-

Qur‟an di Kampung Baru Cirendeu?”

Narasumber : “Semuanya. Kita menerima santri itu dari usia 6 tahun sampe

lanjut usia, yang penting dia mau dari awal, jadi kita tuh

dandannya dari awal lagi. Bagaimana kasusnya ada ustadz ngaji

lagi gitu ya, mereka harus bisa disamakan, bukan berarti kita

mengecilkan beliau, tetapi menstandarkan. Kalo sudah bagus ya

lulus, karna kalo disini alhamdulillahnya yang membedakan ada

syahadahnya, bersanad itu sandaran Qur‟annya sampe ke rasul ada

jalannya. Kalo di tempat TPA lain kan mungkin hanya setor, jadi

mungkin para guru itu mengaji lagi mendapatkan syahadah lagi,

sanad. Syahadah itu kaya ijazah, jadi ijazah Qur‟an yang ada

sanadnya sampe Rasulullah SAW. Semua orang bisa masuk PQTN

asalkan niat. Kan PQTN itu Tanpa Nama, jadi ketika dia masuk

nggak boleh bawa embel-embel apakah dia ustadz, apakah dia

umurnya sudah 17, apakah dia sudah mahasiswa, apakah dia sudah

guru, pokoknya dia membaur. Semuanya. Menghilangkan embel-

embel itu. Karna yang pertama belajarnya menghilangkan

keegoisan „siapa saya‟, ketika sudah masuk PQTN kita sama

belajarnya Qur‟an.”

Peneliti : “Kegiatan apa yang dilakukan oleh Padepokan Al-Qur‟an Tanpa

Nama untuk meningkatkan minat baca tulis Al-Qur‟an”

Narasumber : “Kegiatan ya paling lomba-lomba ya. selain itu ya paling game-

game gitu ya, ningkatin hafalan. Wisuda tadi. Trus ada murojaah.

 

Page 124: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

Apalah yang menyenangkan mereka. Kita ada kegiatan tasmi,

istigosah, trus sering kita ketemu kalo ada moment-moment acara

besar, hari besar Islam, dan milad PQTN. Itu kita sering ngadain

ketemu bareng setiap kelas dari mulai ucrit ya sampe kakek

nenek.”

Peneliti : “Pembaharuan apa yang dilakukan oleh Padepokan Al-Qur‟an

Tanpa Nama untuk meningkatkan minat baca tulis Al-Qur‟an?”

Narasumber : “Kalo jaman awal-awal kita itu pake Iqro dengan kakunya

dibidang disiplin aja. Masalah disiplin itu udah terkenal dah

pokoknya kalo di PQTN itu mengerikan gitu ya, mengerikan dalam

kedisiplinan tapi lambat laun mulai mengikuti istilahnya kaya dulu

anak UKK itu nggak ada izin, tapi kita kasih inovasi oh nanti ada

bonus buat anak yang nggak suka izin untuk ngejar wisuda dia kita

kasih bonus tambahan hari jam-jam setoran, jadi biasanya ngaji

setoran dia ngasih 1 halaman, tapi ini dia bisa 5 halaman. Selain itu

paling pendekatan ke anak ya, cara penyampaian yang dulu agak

kaya pesantren, kaku, sekarang engga seperti itu. Jadi mulai ada

pendekatan kaya permainan tadi, pokoknya yang menyemangati

mereka lah gitu.”

Peneliti : “Adakah evaluasi yang dilakukan oleh Padepokan Al-Qur‟an

Tanpa Nama dalam Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama untuk

perkembangan yang lebih baik lagi?”

Narasumber : “Anak kelas 2, kelas 3 itu ada sistem rapot tiap bulan. Jadi kalo

orang mah rapot per 6 bulan sekali, tapi kita tiap bulan. Jadi anak

ini bagaimana perharinya setorannya ketauan gitu, anak ini bandel

kah kita cari gitu. Mungkin kita lebih ketat dari sekolahan kayanya,

hahaha. Jadi mereka meleng sehari kita tau gitu. Dan nanti akan

dikomunikasikan ke orang tua setiap akhir bulan. Kalo dia nggak

keliatan 2-3 hari udah kita cari, kabar apa, kita pendekatannya gitu,

ada masalah apa, dari segi apa.”

Peneliti : “Apa harapan Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama dalam

pelaksanaan/implementasi dari strategi dakwah yang digunakan

untuk meningkatkan minat baca tulis Al-Qur‟an di Kampung Baru

Cirendeu?”

Narasumber : “Harapannya semua mendukung kehadiran PQTN. Bukan PQTN-

nya, tapi misi dakwah buat muslimnya. Karna menurut saya sudah

sangat jarang yang disiplin dalam hal seperti ini, mungkin ini

sepele menurut orang „ah belajar ngaji kan dimana aja bisa kok

nggak harus sampe segitunya‟ tapi justru ya menurut saya cikal

bakalnya, kalo hanya asal baca mah banyak mungkin. Saya sering

denger ya „segitunya loh belajar Qur‟an kok sampe segitunya‟ ya

 

Page 125: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

itu lah sampe sekarang harapan saya semua orang dapet hidayah

dan bisa menerima misi PQTN. ”

Peneliti : “Bagaimana hasil dari implementasi strategi dakwah yang

Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama lakukan di Kampung Baru

Cirendeu?”

Narasumber : “Kalo saya nggak tau untuk itu, tapi kalo di dalem bukan PQTN-

nya, tapi anak-anak yang ngaji di sini, sebandel-bandelnya anak

kota kalo kita pendekatannya pas, trus mereka juga Alhamdulillah

terbuka hatinya mau ngaji, saya yakin bisa banyak lagi, sebenarnya

saya nggak memikirkan kuantitas, tapi kualitas. Menurut saya sih

Alhamdulillah.”

Peneliti : “Apa saja hambatan yang dialami Padepokan Al-Qur‟an Tanpa

Nama dalam melakukan strategi dakwah di Kampung Baru

Cirendeu? Jika ada, apa solusi yang dilakukan?”

Narasumber : “Saya tuh mikir kalo hambatan itu bukan hal yang sangat berarti

ya, kalo saya sih, saya jalan aja. Tapi kalo dari dalem hambatannya

itu anak kan mentalnya naik turun, semangatnya naik turun,

hambatan saya terbesar itu. Kalo orang tua sudah bisa kita ambil

hatinya, artinya kita sudah bersinergi dengan orang tua, hambatan

apapun sih insyaAllah bisa gitu. Kita udah bersinergi dengan orang

tua, anak semangatnya nol, trus pergaulannya luar biasa, itu kalo

kita nggak bersinergi abis deh itu anak pasti udah wassalam. Itu

hambatan saya belum nemu tuh gimana caranya, solusi antara

orang tua dan guru gitu. Mengambil anak yang begitu ya, tanda

kutip gitu, itu belum berhasil. Kalo hambatan eksternal, ya pasti

ada yang kontra ya, mereka yang belum bisa menerima cara

disiplin kita mungkin. Kita kan banyak kegiatan, jadi kalo ngaji di

PQTN orangtuanya juga harus ngaji, artinya ngajinya bukan ngaji

yang setoran itu ya, ini ngajinya istilahnya ngaji diri. Jadi setiap

bulan ada istigosah itu selain mereka nitip anak, kita juga nitip bu,

pak, anaknya ngaji di doain dong. Itu kan yang paling cepet

nyampe doa orang tuanya, saya ngajak aja. Itu lah hambatannya

kayanya orang tua banyak yang belum ngerti ya, belum paham aja

gitu. Itu aja. Solusinya mah ajak terus tanpa batas.”

Peneliti : “Bagaimana perkembangan peminat Padepokan Al-Qur‟an Tanpa

Nama sejak didirikan hingga saat ini?”

Narasumber : “Pertama dari fisiknya Alhamdulillah, kayanya Allah memberi

rezeki menyesuaikan santrinya. Itu mah udah barokah Al-Qur‟an

ya secara fisik. Kita kan punya cita-cita PQTN ini ada asramanya,

mereka yang hafalan nanti bisa diasramakan. Dari 3 tahun yang

lalu sudah banyak yang daftar dari luar daerah, Cuma kita nggak

ada tempat, jadi kita pending, secara fisik ya. Dari segi

 

Page 126: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

 

Page 127: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

3. Narasumber 3

Profil Narasumber

Nama : Bilal Aradea Muttaqien (Bang Bilal)

Usia : 25 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Jabatan : Pembimbing / Guru Kelas 1 dan 2

Bergabung di PQTN sejak : 2007

Waktu Wawancara : Selasa, 5 Juni 2018. Pukul 21:08 WIB

Peneliti : “Strategi dakwah apa yang Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama

gunakan dalam meningkatkan minat baca tulis Al-Qur‟an di

Kampung Baru Cirendeu?”

Narasumber : “Strategi yang digunakan padepokan itu sebenernya kita liat dari

batas kemampuan calon santri yang mau mendaftar di padepokan.

Awalnya kita ngeliat kemampuan calon santri, batasannya,

kemampuannya, setelah kita ngeliat kemampuannya monggo

silahkan ikut atau kita tarik dengan strategi kita atau dengan tata

cara padepokan itu sendiri. Bagaimana cara mengajar, bagaimana

cara belajar dengan baik, tata cara membaca Qur‟an atau tata cata

membaca Iqro yang baik. Karna kan dari PQTN sendiri memang

dari awal harus dari Iqro, karna harus mengetahui dasarnya. Ibarat

bangunan kita harus ngeliat dari fondasinya dulu, nah Iqro itu

adalah fondasi Qur‟an. Kalo misalnya mereka fondasinya masih

acak-acakan ya kita akan betulin. Makanya targetan kita adalah di

dasarnya terlebih dahulu, kita akan meningkatkan di dasarnya. Jadi

strategi kita ya didasarnya dulu. PQTN disiplin kuat, disiplin

tegas.”

Peneliti : “Bagaimana pandangan anda tentang dakwah khususnya di

bidang Al-Qur‟an di Kampung Baru Cirendeu?”

Narasumber : “Mmm untuk sekarang Alhamdulillah dakwah yang berkaitan

dengan ilmu Al-Qur‟an itu sudah Alhamdulillah sudah banyak

dimana-mana. Mungkin dengan sistematis yang berbeda saja.

Terutama sistematis adab terhadap Al-Qur‟an, tata cara membaca

Al-Qur‟an yang baik dan benar itu masih dalam perbaikan, masih

dalam pembaharusan dari masing-masing tempat pengajian,

begitupun di PQTN. Setiap minggu atau bahkan setiap bulan kami

pun mengadakan evaluasi dari masing-masing pembimbing

bersama pimpinan, apakah yang kurang, bagaimana yang kurang,

dan kami yang paling utama itu menekankan soal adab terhadap

Al-Qur‟an itu sendiri.”

 

Page 128: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

Peneliti : “Apa tujuan Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama dalam

berdakwah di Kampung Baru Cirendeu? Dan kenapa dakwah itu

diperlukan?”

Narasumber : “Sebenernya terbentuknya padepokan itu kan awal mulanya dari

pengasuh dan pendiri itu murojaah hafalan beliau, dan akhirnya

tetangga itu mendengar bahwasanya beliau itu ngajinya bagus dan

tartil. Akhirnya dua orang itu mulai datang ke rumahnya dan

meminta beliau untuk mengajarkan ngaji padahal beliau tidak

membuka tempat pengajian. Dari situlah PQTN berkembang.

Sebenernya tuh nggak sengaja. Cuma karna itulah barokahnya

Qur‟an, itulah manfaatnya Qur‟an. Jadi semua orang tertarik, dan

semua orang mau mempelajari, mengetahui bagaimana tata cara

membaca Qur‟an yang baik dan benar. Dan kenapa dakwah itu

diperlukan, ya karna memang perlu, untuk syiar agama Islam.

Untuk memantapkan para generasi berikutnya, atau pada generasi

berikutnya bahwasanya yang namanya Qur‟an atau yang lain itu

sangat penting terutama Qur‟an. Karna Qur‟an itu dunia akhirat,

bukan hanya dunia saja. Kalau menurut saya. Tujuan spesifiknya

berdirinya PQTN untuk memasyaratkan Al-Qur‟an, meng-Al-

Qur‟ankan masyarakat. Jadi masyarakat di Cirendeu harus paham

bagaimana tata cara membaca Al-Qur‟an yang baik, bagaimana

tata cara baca Qur‟an dengan menggunakan tajwid atau tartil. Itu

yang paling utama. Dan yang paling utamanya lagi bagaimana kita

bisa menghormati Al-Qur‟an itu sendiri sebagai teman kita sehari-

hari.”

Peneliti : “Metode dakwah apa yang Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama

gunakan dalam meningkatkan minat baca tulis Al-Qur‟an di

Kampung Baru Cirendeu?”

Narasumber : “Metode dakwahnya itu kita kaya dimulai dari anak-anaknya dulu

sih, dimulai dari para santrinya yang mengaji didalamnya, kita ajak

dalam kegiatan apapun, kegiatan rutinan bulanan, atau kegiatan

tahunan. Jadi kaya istigosah kita bulanan, itu awalnya bukan

istigosah, yaitu tasmi. Tasmi itu adalah dimana pengasuh atau

pendiri padepokan itu meminta untuk para kita santri dan jamaah

untuk menyimak hafalan Qur‟an beliau. Jadi dulu tuh ada kegiatan

tasmi setiap abis subuh, beliau baca kurang lebih setengah juz

sampai satu juz dan itu yang dilibatkan adalah santri. Tapi

disamping itu kita melibatkan masyarakat juga, maksudnya

mendorong masyarakat untuk yuk sama-sama kita ngaji, yuk sama-

sama kita mencari pahala dengan mendengarkan orang ngaji.

Karna kita mendengarkan orang ngaji saja sudah mendapatkan

pahala apalagi kita bisa ngaji juga yakan. Ketika sedang mengajar,

 

Page 129: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

metodenya kita sama semuanya. Yaitu metode talaqi dimana santri

berhadapan dengan satu guru. Tapi kami ini kan pembimbing, atau

bisa dibilang pengabdian karna kami sudah menyelesaikan 30 juz

binnadzar maka pengabdian itu diperlukan untuk membagikan

ilmu yang sudah kita punya. Jadi ilmu kita itu nggak buat kita

doang, tapi untuk dibagikan ke generasi atau adik-adik kita yang

ngaji di PQTN itu sendiri. Talaqi dari mulai Iqro, setelah Iqro

setoran seperti biasa, satu orang satu. Setelah itu kita kadang

mengadakan klasikal, klasikal itu seperti bacaan solat, klasikal

seperti tata cara wudhu, klasikalnya seperti praktek sholat. Ya

seperti itu. Dan juga ada kegiatan MTSM, MTSM itu Mengaji Tapi

Sambil Main. Maksudnya di laur jam ngaji, kita masuk, hanya

setoran tapi langsung pulang, dengan menggunakan pakaian yang

bebas tapi menggunakan peci. Dan itu adalah daya Tarik kita untuk

bisa meningkatkan anak-anak dalam menghafal, dalam minat

membacanya, jadi kaya bukan berkompetisi sih, kalo di PQTN itu

kaya pinter-pinteran, jadi nggak bisa nungguin orang lain. Begitu

kita bisa nyusul, kenapa kita nggak bisa. Kelas 2nya sama, begitu

masuk ke kelas 2 mereka sudah mulai talaqi mulai dari an-naba

sampai an-nas. Sistematisnya sama tetep talaqi, belom maju simak-

simakan sama temennya baru maju. Setelah menyelesaikan juz 30

binnadzarnya, maka dimasukkan ke sistematis juz 30 bilghaib atau

dengan hafalan. Jadi sistematisnya tetep hafalan satu surat atau

misalkan satu surat dibagi dua kalo memang santri itu kurang bisa

mampu untuk menguasai untuk satu surat satu hari, maka kami

kasih kelonggaran satu surat dibagi dua. Nah setelah satu surat itu

dibagi dua, untuk setoran ketiganya itu harus menyelesaikan satu

surat. Jadi engga satu surat dibagi dua, selesai, lanjut ke surat

berikutnya. Engga, tapi satu surat dibagi dua, setelah itu satu surat

semuanya. Itu menunjang untuk dia tetep mengulang hafalan yang

sudah dihafal, jadi nggak lupa. Karna melupakan hafalan salah satu

dosa yang besar juga. Trus kelas 3nya juga sama sistematisnya

talaqi, tapi dari juz 1, dari al-baqarah juz 1 sampe 30 juz sampe an-

nas. Sistematisnya sama Cuma bedanya yang sekarang sama yang

dulu itu, kalo yang dulu setorannya dari senin selasa rabu jumat

dan sabtu waktu kita masih dikontrakan, tapi sekarang hanya senin

selasa rabu, rabu pun nggak setoran tahsin, tapi setoran tahfidz,

kadang tahfidz kadang tahsin. Pokoknya jalurnya tahsin itu ada

tahfidz, tapi giliran minggu itu tahfidz nggak ada tahsin. Sampai

kelas 3 setelah itu masuk ke kelas khatam. Kelas khatam itu

maksudnya apa dia hanya menghafalkan kurang lebih 30, 29, 28.

Nah hanya fokus disitu saja, sekaligus pengabdian. Kalo misalkan

 

Page 130: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

yang setelah 30 juz binnadzarnya sudah selesai, maka penawaran

dari beliau dari pengasuh itu mau masuk ke kelas tahfidz atau

tidak. Kalo tidak masuk kelas tahfidz, maka dia masuk ke kelas

khatam. Tapi kalo masuk kelas tahfidz 30 juz bilghaib maka akan

diarahkan untuk menghafal dari juz 1 sampai juz 30. Seperti itu.

Dan akhirnya di sanadkan dengan nama syahadah.”

Peneliti : “Media dakwah apa yang Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama

gunakan dalam menunjang proses keberhasilan dalam

meningkatkan minat baca tulis Al-Qur‟an di Kampung Baru

Cirendeu?”

Narasumber : “Kalo dilihat dari kami, kami para pengabdi, para pengajar, para

pembimbing, kami hanya menggunakan media-media biasa, media

klasikal lebih tepatnya. Kalo klasikal atau tatap muka kan lebih tau

kualitas dan kuantitas anak itu sendiri, jadi kaya tahsin bacaan

sholat, medianya ya kita sendiri. Kita teriak-teriakan, kita

mengawasi tata cara yang baik bagaimana cara bacanya itu, apakah

menggunakan tajwid, apakah bener makhroj bacaannya. Jadi

semua meda yang kita pakai diri kita sendiri. Tidak ada media

youtube lah, tidak ada media televisi lah, karna memang masih di

sekitar wilayah kita sendiri aja gitu. Jadi belum sampe keluar-luar

banget.”

Peneliti : “Materi dakwah apa yang Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama

gunakan dalam meningkatkan minat baca tulis Al-Qur‟an di

Kampung Baru Cirendeu?”

Narasumber : “Materinya ya Iqro, juz amma, Al-Qur‟an. Pokoknya nggak jauh-

jauh dari situ.”

Peneliti : “Siapa saja yang menjadi sasaran Padepokan Al-Qur‟an Tanpa

Nama dalam berdakwah khususnya bidang minat baca tulis Al-

Qur‟an di Kampung Baru Cirendeu?”

Narasumber : “Awalnya itu adalah anak-anak. Karna semakin berkembangnya

zaman itu akan semakin berkurangnya anak-anak dalam membaca

Al-Qur‟an, jadi mereka lebih asik untuk bermain di luar dibanding

dengan baca Qur‟an. Maka dari itu PQTN kaya yang yuk ngaji,

yuk menghafal, ya awalnya anak-anak, dan dari anak-anaknya itu

akan menyambung ke orang tua. Jadi anak itu kan pasti cerita ke

orang tua, ngaji di sini enak, ngaji di sini bagus, mungkin anak-

anak cerita seperti itu. Jadi orang tua terketuk pintunya, oh iya

anak kecil aja mau ngaji masa kita yang udah berumur nggak mau

ngaji. Awalnya kita sasarannya anak-anak, untuk generasi

berikutnya supaya nggak hilang Qur‟annya. Awalnya memang

anak-anak, tapi sekarang hampir dari semua kalangan sudah

 

Page 131: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

menjadi bagian targetan, nggak targetan sih, mereka mau ngaji ayo

silahkan, kalo nggak yowes nggak papa.”

Peneliti : “Kegiatan apa yang dilakukan oleh Padepokan Al-Qur‟an Tanpa

Nama untuk meningkatkan minat baca tulis Al-Qur‟an”

Narasumber : “Kegiatan rutinitas itu istigosah bulanan, itu lebih tepatnya untuk

masyarakat, untuk bersosialiasi tentang apa aja yang dipelajari di

PQTN itu sendiri. Terus selain itu mengikuti perlombaan,

dimanapun itu, insyaAllah kalo memang diajak untuk ikut serta

dalam perlombaan ayo kita ikut kan nah disitu tuh banyak anak-

anak yang „oh iya saya mau ikut, saya mau ikut‟, dan dari TPQ lain

melihat kualitas kita, „oh kualitasnya bagus‟, maka kadang dari

pengajian lain pindah ke PQTN, ada juga beberapa seperti itu jadi

kaya ketertarikan. Kegiatan-kegiatan lomba pun kita ada lomba

bulanan PHBI (Peringatan Hari Besar Islam) dengan pawai,

sebelum Isra Mi‟raj, ataupun Maulid Nabi, itu kita ada pawai. Nah

untuk menyambut 17 agustus pun kita ngadain pawai karnaval

juga. Jadi kegiatan kita tuh banyak, walaupun istilahnya disitu

memang nggak ada nilai minat ngajinya, tapi di dalam kegiatan

pawai karnaval ada ngajinya, jadi bukan cuman bersorak-sorak,

ketawa-ketawa, tapi di dalam itu kita punya yel-yel, dimana yel-yel

itu kita ada ngajinya, ada ilmunya, ada motivasi untuk diri kita dan

orang lain. Yang buat bukan kita, yang buat bukan pimpinan atau

pengasuh atau pembimbing, tapi dari kalangan anak-anak itu

sendiri, santri-santri sendiri yang bikin. Gimana caranya mereka itu

bisa bikin kreasi yang memang di dalamnya bukan cuma ketawa-

ketawa, hore-hore, teriak-teriak, tepuk tangan, tapi ada ngajinya.

Kaya taun lalu kan setiap kelompok ada ngajinya, walaupun cuma

al-fatihah aja, ataupun cuma al-ikhlas saja, tapi disitu ada ngajinya.

Nah itulah salah satu mereka untuk semangat untuk ngaji juga.

Oiya perbaikan, karna setiap latihan kita ajarkan ngajinya, simak

ngajinya seperti itu.”

Peneliti : “Pembaharuan apa yang dilakukan oleh Padepokan Al-Qur‟an

Tanpa Nama untuk meningkatkan minat baca tulis Al-Qur‟an?”

Narasumber : “Programnya kita masih sama, mmm cuma mungkin programnya

di kelas 1 yang sudah SMP atau SMA kita tidak menyamakan

dengan program yang anak-anak usia dini. Kalo anak yang usia

dini itu program sistematisnya dia harus mengikuti jilid 1 sampai

jilid 6 bersama pendamping atau pembimbing, tapi untuk yang

SMP ke atas itu langsung ke pengasuh, sehingga setelah

menyelesaikan jilid 6 dia bisa naik ke kelas 2 secara langsung

tanpa harus ujian karna sudah langsung sama beliau. Itu yang bikin

beda dengan kelas 1 yang kecil dan kelas 1 yang besar. Trus

 

Page 132: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

program yang baru tahun ini akan dijalankan itu adalah sistematis

ujian untuk mendapatkan sanad juz 30. Kalo dulu itu pas mau

puasa ujiannya, tapi sekarang programnya begitu dia

menyelesaikan seperempat seperempat empat kali, karna 1 juz

empat seperempat jadi empat kali ujian dia harus menunggu

sampai menjelang Ramadhan baru dia bisa ujian, tapi untuk

sekarang tidak. Jadi baru menyelesaikan satu juz secara seperempat

selesai mengajukan formulir untuk mengajukan ujian dan hari itu

juga bisa ujian, untuk yang juz 30. Tapi kalo untuk yang 30 juz

tetep itu sistmatisnya atau programnya di menyambut puasa.

Pembaharuan PQTN dibandingkan pengajian lain kedisiplinan sih,

peraturan PQTN tuh beda sama yang lain, dulu pernah ada

komplenan dari masyarakat karna gini dulu tuh sistematis PQTN

itu pesantren, padahal PQTN itu berada di lingkungan masyarakat,

bukan pesantren, dulu. Sekarang tetep sama, cuma disiplinnya

lebih tegas. Disiplin dalam kehadiran pertama, karna

mempengaruhi, semakin dia males ngaji maka akan semakin

rendah kualitas dia dalam membaca atau memahami Qur‟an. Trus

disiplin ketegasan dalam mengajinya itu sendiri, contohnya

maksudnya gini banyakan TPQ itu membiarkan anaknya larian

sana sini, dulu pernah ada TPQ lain datang ke PQTN itu untuk

memberikan undangan perlombaan, dan dia kaget, kenapa di

PQTN itu nggak ada anak yang lari-lari, kenapa di PQTN itu nggak

ada yang ngobrol, nggak ada yang ketawa-ketawa, karna beda.

Begitu di luar monggo silahkan ketawa main, begitu sudah masuk

wilayah PQTN jangan pernah berharap bisa bebas dari konsekuensi

kalo ketauan ngobrol, bercanda, atau bengong, bengong aja kita

ada konsekuensinya, dia diem aja itu ada konsekuensinya. Itulah

disiplinnya kita. Karna menghormati Qur‟an, bukannya apa-apa,

karna yang kita hadapi ini Qur‟an, bukan pelajaran yang hanya

sementara, Qur‟an ini adalah dunia akhirat. Dulu pernah bengong,

ketawa-ketawa, pasti kita dimarahin. Marahnya itu adalah marah

sayang, „kamu tuh nggak boleh ketawa, kamu harus fokus, harus

seris sama Qur‟anmu‟. Itulah yang membuat kita kan oh iya harus

fokus, harus bisa tetep ngaji walaupun kita lagi nyantai. Biasanya

itu anak-anak setoran selesai, selesai kan mundur, ngobrol,

bengong, itu yang paling nggak suka. Makanya setelah setoran ada

yang namanya murojaah, simak-simakan antara teman. Entah itu

hafalannya atau bacanya. Jadi mereka nggak ada waktu bengong,

keliatan sedetik bengong, bermasalah, dapet konsekuensi, entah dia

berdiri sampai pulang atau pun dia istigosah. Pembedaan lain

selain kedisiplinan ya itu cara baca kitanya, sistematis atau metode

 

Page 133: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

yang kita pake dalam mengajarkan cara baca Qur‟an yang baik dan

benar, kan beda. Bedanya kenapa, kita itu nggak akan pernah

menaikkan atau meluluskan anak itu kalau belum sampai target,

maksudnya belum bener-bener pas. Jadi kaya satu bacaan tuh

bener-bener diteliti, ditekunin, digodog, harus pas, harus bener.

Makanya kita adain di dasar, kita liat kemampuan dia di dasar

untuk itu. Nah setelah itu baru masuk ke materi yang memang

mereka sedang jalani, sedang pelajari. Jadi kita tuh memang

mengkikis satu-satu.”

Peneliti : “Adakah evaluasi yang dilakukan oleh Padepokan Al-Qur‟an

Tanpa Nama dalam Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama untuk

perkembangan yang lebih baik lagi?”

Narasumber : “Evaluasi kita itu kaya masih belum tercapai, kalo saya pribadi ya

karna kenapa kami sering sharing, lebih sharingnya ke

pimpinannya. Karna memang beliau yang mengayomi kami.

Evaluasi yang kita belum dapet itu gimana caranya anak-anak itu

saat setoran dan mengulang itu sama, maksudnya sama itu apa, jadi

gini saat mereka setoran sama kita sudah kita benerin nih, sudah

kita mantepin bacaannya, hurufnya, tajwidnya. Tapi begitu

mengulang, karna mereka tidak terpantau sama kita, mereka

bacanya asal-asalan, dan begitu mereka maju lagi PR kita lagi

dong, itu belum bisa. Kalo saya pribadi evaluasinya itu. Dan juga

anak-anak yang besar ini belum bisa memberikan contoh atau

mengayomi adik-adiknya untuk „ini loh yang bener, ini loh yang

baik‟, itu yang mesti di evaluasi lagi, terutama sistematis bacaan-

bacaan yang sudah kami simakin tapi mengulangnya tidak sesuai

yang disimak, itu sebenernya PR, yang memang belum tercapai

sampai saat ini. Karna kenapa yang bergulat di dalamnya itu hanya

kita, hanya kita yang tau, orang dalem lah bisa dibilang, jadi nggak

ada orang luar, karna beda. Karna kami itu lebih internal, kami

mengabdi di dalam, belom keluar, jadi kami hanya mengajarkan

yang ada di dalem, karna kalo untuk di luar kami serahkan kepada

pengasuh. Karna beliau yang lebih tau lapangannya, karna kami

kan belum terbiasa. Walaupun kami pembimbing itu mengadakan

pertemuan, walisantri, tetep aja beliau itu lah yang mengayomi

kami, jadi kami hanya terfokus sama anak-anaknya saja.”

Peneliti : “Apa harapan Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama dalam

pelaksanaan/implementasi dari strategi dakwah yang digunakan

untuk meningkatkan minat baca tulis Al-Qur‟an di Kampung Baru

Cirendeu?”

Narasumber : “Harapannya itu ya semoga untuk generasi berikutnya, generasi

di bawah kita itu tetep bisa menjalankan atau membiasakan diri

 

Page 134: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

untuk membaca Al-Qur‟an, menghafal Al-Qur‟an, menjaga hafalan

Al-Qur‟annya, dan mengamalkan isinya. Itu harapan kita, harapan

saya pribadi juga. Karna saya msih belajar juga, setidaknya saya

sudah bisa menghafal, cuma saya lagi menjaga hafalannya, dan

mengamalkan isi hafalan saya itu sendiri.”

Peneliti : “Bagaimana hasil dari implementasi strategi dakwah yang

Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama lakukan di Kampung Baru

Cirendeu?”

Narasumber : “Hasilnya kita bisa lihat dilapangan, bukan dilapangan sih, santri.

Sekarang kan bulan puasa nih, tadarusan, bisa terlihat kan tata cara

mereka mengaji, walaupun nada ngajinya nggak bagus-bagus amat,

haha, tapi kita bisa liat sistem yang beliau ajarkan kepada anak-

anak. Kita bisa lihat perkembangan disitunya. Tata cara

mengajinya, tata cara bacaannya, itu kita bisa lihat kan oh iya

memang dipakai. Yang bahagia itu tuh itu, hafalannya dipake saat

kita sedang mencoba menjadi imam. Beliau pasti mengarahkan kita

kesitu, „cobalah belajar jadi imam, belajar lah jadi imam dengan

menggunakan hafalannya, jangan surat-surat pendek‟, begitu terjun

ke lapangan ini masyarakat kan, kalo kaya tadarus di musolah atau

tadarus keliling kan lebih ke masyarakat. Nah disitu kita bisa tau

„oh iya kemampuan dia sudah bisa, sudah bisa dilepas‟, bisa

dibilang dia bisa mampu menguasainya, nah hasilnya itu disitu.

Dia bisa baca Qur‟an dengan baik dan benar, trus menggunakan

akhlak atau etika atau adab yang diajarkan oleh beliau, bukan

hanya untuk dirinya, dan bukan hanya untuk di lingkungannya, tapi

di masyakarat. Sebenernya gitu. Sebenernya kita bisa lihat oh iya

ngajinya bagus nih, berarti ilmunya dipake. Jadi bisa ngelihat anak

itu maju perkembangannya kita bisa lihat dari akhlaknya, dari

adabnya, dari hafalan Qur‟annya.”

Peneliti : “Apa saja hambatan yang dialami Padepokan Al-Qur‟an Tanpa

Nama dalam melakukan strategi dakwah di Kampung Baru

Cirendeu? Jika ada, apa solusi yang dilakukan?”

Narasumber : “Hambatannya kita itu pengajar sebenernya, karna yang PQTN

itu wajibkan untuk mengajar itu ya orang dalemnya. Karna gini,

kalo misalkan kita ngambil dari orang luar apakah sama, yakan,

metodenya. Sementara anak-anak sudah terbiasa dengan metode-

metode PTQN yang memang bisa dibilang lumayan kreatif dan

memang ketat gitu. Ya memang kita sekarang Iqro yang

digunakan, tapi tata caranya kita menggunakan pesantren yang

beliau-beliau pernah gurui, yang pernah berguru di dalam pondok

itu tersendiri, itu internalnya. Internalnya kaya kekurangan guru,

karna memang hanya orang-orang dalem yang kita gunakan. Trus

 

Page 135: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

solusinya ya kalau dari beliau itu yang sudah menyelesaikan 30 juz

binnadzar itu bisa membantu. Jadi pembimbing itu dibantu,

ibaratkan ada asistennya, tapi tetap terfokus sama pembimbing.

Hambatan dari eksternal itu walisantri sebenernya, karna kalo dulu

itu wali santri belum klop sama kita, belom klop sama PQTN,

karna apa kita pakenya itu sistematis yang memang sistem pondok

pesantren, tegas, disiplin. Banyak orang tua yang „kok ngaji disitu

ketat banget, kok ngaji disitu tegas banget, kok hari merah kita

nggak libur‟, nah itu kaya yang tantangan buat Cak Doel sendiri.

Saya lebih sering ngobrol sama Cak Doel dan sharing sama Ning

Ida tentang perkembangan anak-anak, atau perkembangan

masyarakat luar, karna sejujurnya saya itu bisa dibilang orang yang

deket sama wali santri, lumayan deket. Jadi kalo wali santri ada

komen apa gitu, pasti ke saya, nggak berani ke beliau. Saya

ibaratkan tamengnya, saya harus mampu menampung semua

keluhan, jangan ke beliau. Beliau saja sudah capek buat ngurusin

kita-kita gitu, apalagi harus mendapatkan kaya gitu. Tapi

sebenernya kalo mendapatkan keluhan-keluhan kan buat evaluasi

kita sendiri, apa yang harus kita lakukan nih. Nah dari situ lah kita

adakan pertemuan, dijelaskan sama beliau, bagaimana tata tertib

kita, bagaimana wujud adab kita menghormati Qur‟an, kenapa

harus tegas, kenapa harus disiplin. Jadi kita mengadakan

pertemuan wali santri itu. Jadi monggo kalo memang tidak kuat

yasudah cari pengajian yang lain, tapi kalo misalkan mau untuk

anaknya bisa baca Qur‟an yuk monggo. Pada hakekatnya kan

bukan tanggung jawab Cak Doel, tapi kan tanggung jawab orang

tua. Nah begitu anaknya sudah dititipkan, itu sudah nggak boleh

komplen.”

Peneliti : “Bagaimana perkembangan peminat Padepokan Al-Qur‟an Tanpa

Nama sejak didirikan hingga saat ini?”

Narasumber : “Ya peminatnya lumayan, lumayan banyak ya. Karna tiap tahun

kita membuka hanya dulu 20, kalo dulu banget nggak ada batasan.

Cuma karna dulu kan tempatnya juga belom memadai, hanya

sepetak gitu, jadi ya masih bisa ditampung lah. Sistematisnya kan

sistem alam, begitu dia nggak kuat dia keluar. Jadi sekarang kita

hanya menampung 20. Itupun kalo misalkan kita hanya buka di

bulan Juni, begitu habis itu tuh sudah ada yang ngantri untuk bulan

Desember. Karna sistematis kita hanya 20-25 orang. Tapi tetep ada

yang minta masuk, tapi kita lihat kondisi dulu. Itu kan bagaimana

pimpinan atau pengasuh. Kita kan hanya menjalankan amanah, 25

tok 25 nggak bisa lebih. Kalo kata beliau 25 tapi ada 5 lagi, 5 lagi

ini untuk cadangan, nah barulah kita. Karna kan kalo bisa dibilang

 

Page 136: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

dari 25 yang masuk, seleksinya kurang lebih 20-15 yang bertahan,

karna memang nggak kuat ada disiplin. Kalo kata Ning Ida tadi itu,

begitu sudah malas ngaji, begitu sudah tidak mau mengaji, silahkan

orang tuanya dateng, pamit, Ning Ida atau Cak Doel lebih ridho

yang seperti itu dibanding yang males-malesan masuk. Nah tadi

baru dibahas sama beliau tadi sore.”

Waktu Wawancara : Selasa, 20 Juni 2018. Pukul 09:31 WIB

Pertanyaan pertama: Program-program untuk menarik minat masyarakat umum

itu adalah istigosah. Nah kira-kira apasih istigosah itu dan penjelasannya?

Istigosah itu kegiatan rutinitas tiap bulannya, setiap akhir bulan PQTN

mengadakan kegiatan istigosah. Isinya istigosah itu adalah pertama yasin, hanya

yasin, dilanjutkan dengan bacaan-bacaan yang memang disingkat atau pendek tapi

banyak kaya misalnya lahaulawalaquwwata, astaghfirullah, cuma kaya dzikir-

dzikir aja, isinya kaya gitu aja. Jadi istigosah, yasinan, trus dzikir, dzikirnya

berupa beda dengan tahlil-tahlil yang kaya biasanya.

Untuk istigosah sendiri itu dipimpin oleh pendiri dan pengasuh yaitu Cak Doel,

untuk materi sebenernya materi itu tidak ada dalam daftar istigosah. Cuma kalo

misalkan kita mengadakan suatu istigosah di tempat lain biasanya yang

mengadakan atau yang menyediakan penceramah dari pihak yang ditempati, jadi

Cak Doel hanya fokus ke istigosah. Tapi adapun permintaan untuk tuan rumah,

Cak Doel bersedia untuk menyampaikan sedikit sepatah dua patah kata tentang

mengajarkan ilmu kepada para jamaah, kadang seperti itu. Tapi kebanyakan

memang dari tuan rumahnya mengambil dari penceramah lain untuk mengisi

penceramah, jadi Cak Doel hanya terfokus pada yasin istigosah saja, seperti itu.

Sasaran istigosah sendiri wali santri, jadi awalnya itu santri, trus wali santri.

Kenapa wali santri karna anaknya itu ngaji, orang tuanya menitipkan ngaji tapi

kok orang tuanya tidak ngaji, nggak ada silaturahminya sama gurunya,

maksudnya jadinya iya jadi tau nih anaknya ini, tapi kan gurunya nggak tau orang

tuanya mana, jadi ada saling silaturahmi antara pendiri pengasuh kepada wali

santri. Jadi bukan hanya santri saja, bukan hanya santri yang dilibatkan, tapi wali

santri pun ikut dilibatkan bahkan diwajibkan untuk ikut.

Istigosah itu di mulai dari jam 6:15 pagi sampai dengan paling telat itu jam 8:30,

sebenernya. Tapi kalo ada kegiatan lain itu kurang lebih jam 9 atau jam 11.

Maksudnya istigosah bulanan disambung dengan maulid, atau isra mi‟raj gitu kan,

biasanya kita kedapatannya kaya gitu, nah itu biasanya jam 11 baru pulang.

Jadi istigosah itu sebenernya untuk umum, bukan hanya untuk santri dan wali

santri, tapi untuk siapapun yang mau ikut disilahkan monggo, tidak dibatasi.

 

Page 137: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

Perayaan Hari Besar

Perayaan hari besar itu dulu pernah acara muharoman itu kita melibatkan

masyarakat untuk menghadiri. Dulu depan PQTN kan kosong, kita mengadakan

muharoman disitu untuk pertama kalinya melibatkan masyarakat untuk apa untuk

bisa ikut hadir di dalamnya, karna acara atau isi acaranya itu memang tidak jauh

dari yasinan atau ngaji masal. Setelah itu barulah penampilan-penampilan dari

para santrinya. Ada juga wali santri ibu-ibu atau bapak-bapak yang ingin

menampilkan disilahkan, tapi target utamanya itu kaya syi‟ar dakwah

memberitahu kepada masyarakat bahwasanya kegiatan pengajian PQTN itu

seperti ini. Jadi kaya transparan gitu kegiatannya, jadi orang tau ohh ngajinya tuh

seperti ini, hasilnya kaya gini, jadi ada.

Dulu tuh pernah ada kegiatan 5000 al-fatihah, itu memperingati HUT RI yang ke

72. Nah tau kemarin itu kita merayakan HUT RI ke 72 dengan membacakan 5000

al fatihah dan konvoi seperti biasa pawai. Dengan sistematis dari santri ibu-ibu

anak-anak itu menyiapkan yel-yel dari masing-masing kelompok. Jadi awalnya

kita minta ridho dari pendiri untuk melaksanakan kegiatan tahunan itu dengan

tema yang berbeda. Kalo dulu biasa aja kita cuma nyanyi 17-an, tapi tahun ini

dengan 5000 al fatihah untuk mendoakan Indonesia agar bisa lebih baik

kedepannya. Kita baca al fatihah kurang lebih 1 orang itu 3 atau 5 kali. Dan

dihitung dari jumlah yang ada atau hadir di situ.

Takbiran itu kita kondisinya liat dari banyaknya santri ya. tapi kalo dulu-dulu sih

kita ngadain takbiran itu emang fokus di padepokan, jadi setelah maghrib

pengumuman bahwasanya besok adalah idul fitri maka anak-anak santri putri itu

ada di aula untuk takbirannya, putra itu ada di depan atau di kantor. Nah setelah

itu kita minta izin ke beliau untuk bisa takbiran. Kalau misalnya ada yang ngajak

gabungan monggo silahkan gabungan. Tapi kalo misalkan nggak ada berarti kita

kan sendiri.

Udah sih itu aja, muharom, isra mi‟raj, maulid, hampir semua kegiatannya sih

sama, yasinan, pawai gitu. Tapi itu dilaksanakan pawainya sebelum hari H ya. jadi

kita pawai dulu, baru isra mi‟raj, baru maulid, tapi kalo misalnya HUT RI kita

ngelaksanain hari itu juga semuanya, dari mulai al fatihah, langsung ke pawai.

Dan biasanya setelah pawai kita ada perlombaan antar santri. Perlombaannya

meliputi ala santri, kaya misalnya lomba MHQ, atau tilawatil Qur‟an, tapi

ditentukan materinya sama beliau, jadi saya pribadi membantu untuk menyiapkan

materi dan organisasi bawahnya saya untuk mengkoordinasi para pesertanya. Jadi

sama beliau coba cari soal dari juz 29, juz 28, gitu. Sebenernya itu juga selain

menarik minat seperti yang sudah-sudah, itu kaya kita tau bahwasanya anak itu

punya peningkatan dalam menghafal dalam membaca, jadi nggak cuma stuck

disitu aja. Dengan cara seperti itu kita bisa lihat oh hiya anak ini baca Qur‟annya

 

Page 138: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

lebih meningkat daripada sebelumnya, ohh hafalannya lebih meningkat lebih

lancar dari sebelumnya, itu kan kita bisa melihat. Nah dari situ akan termotivasi

oleh adek-adeknya, jadi mereka tertarik. Bahkan orang tua pun, bahkan wali

santri, bahkan masyarakat umum yang melihat itu pasti akan tertarik, oh

bacaannya bagus, ohh bacannya bener. Maka mereka akan tertarik untuk

bergabung dalam pengajian PQTN itu sendiri.

Kalo turun gunung itu kan santri bapak-bapak ya. itu santri bapak-bapak itu

kumpul setelah isya kurang lebih jam 8 setelah kegiatan anak-anak itu beres

semuanya. Setelah itu ada jadwal masing-masing perharinya. Misalnya malam ini

kita turun gunung di rumanya Bang Alwan, berarti yang mimpin adalah tuan

rumahnya. Jadi sistematis Cak Doel adalah belajar untuk memimpin tapi di

kalangan santri B, jadi suatu saat nanti dia terjun di masyarakat jadi udah punya

bekel, jadi isinya memang hanya yasin tahlil atau yasin istigosah di sambung

dengan ceramah atau sedikit kultum lah dari tuan rumah atau dari Cak Doel itu

sendiri, jadi setelah itu ada evaluasi kurangnya apa nih, jadi kita saling

membenarkan.

Program utama PQTN:

Program tahsin Al-Qur’an.

Tahsin itu pembenaran tata cara baca, jadi kita tuh jadi untuk para santri entah itu

kelas Iqro, kelas juz amma bahkan kelas 3 tahfidz dan khatam itu ada sistematis

tahsin. Tahsin itu dimana ada kita itu disuruh baca contohnya surat al baqarah ayat

1 misalkan, beliau akan baca, beliau akan contohkan, seperti ini bacanya, kita

mengikuti bacanya. Atau tahsin lagunya, surat al-mulk, itu beliau yang bikin

nada-nada lagunya, dan kita tahsin nada lagunya. Tujuannya untuk menyeragami,

biar semuanya sama satu nada. Dan bacanya juga pengoreksiannya bisa pas, jadi

kaya dikoreksi makhrojnya, tajwidnya, temponya itu dari tahsin. Jadi setelah

tahsin itu surat itu lewat, otomatis dia sudah punya ilmunya, sudah ada ilmunya,

sudah ada bekalnya, jadi untuk berikutnya bacaan Qur‟an berikutnya dia sudah tau

oh hiya itu bacaannya seperti ini karna sebelumnya kita sudah tahsin sama beliau.

Kalo untuk anak-anak itu bertahap. Jadi untuk kelas 1 ada pembimbingnya

sendiri, pembimbingnya itu terfokuskan sama beberapa sudah diamanahkan oleh

beliau, dan sisanya adalah yang membantu meringankan setoran aja. Jadi

sistematisnya contoh kelas Iqro, kelas 1, kelas 1 itu tahsinnya setelah setoran, jadi

sekitar pukul 16:45 kita adakan tahsin namanya tahsin huruf hijaiyah atau bacaan

sholat. Sistematisnya sama kita dengerin mereka secara klasikal, jadi semuanya

baca, kita mendengarkan. Kita mencontohkan bacanya, mereka menirukan. Kalau

untuk yang kelas Iqro. Untuk juz amma juga sama seperti itu, cuma materinya aja

yang berbeda. Kalo Iqro ya Iqro, kalo juz amma ya surat-surat pendek. Juz amma

kelas 2.

 

Page 139: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

Kelas Iqro itu yang ngajar untuk sore itu ada Pak Bayan, ada saya, ada Kak Ulfah,

dan dibantu oleh beberapa anak tahfidz. Anak tahfidz itu bertugas untuk

membantu dalam arti meringankan setoran. Jadi begitu sudah masuk setoran, tapi

kan kita punya waktu pokoknya gimana caranya jam 5 itu udah selesai semuanya,

sementara 1 kelas itu bisa 14-15 orang, dan dalam 15 orang itu kan nggak

semuanya lancar, nggak semuanya yang cepet bacanya yakan, pasti ada yang

lambat. Disitulah tugas para santri tahfidz yang diamanahkan untuk membantu

meringankan, tapi tetep tahsinnya satu orang gitu.

Kalo kelas 2 putra itu yang ngajar saya, adam sama ada anak putri. Cuma saya

kurang paham untuk sistematis itu, karna kelas 2 yang dipegang adam dan sevi itu

mereka ada yang ngebantu sekitar 3 orang. Kalo yang putra ada adam, Irfan, bilal,

kalo nggak salah. Kalo putri ada sevi, novi, putri, Aliya, ya kurang lebih segitu.

Itu nggak tau sistematisnya dia pembimbing pengajar tetap atau hanya membantu

meringankan setoran saja. Karna kan harusnya anak putri itu dipegangnya sama

Ning Ida, Cuma Ning Ida kan nggak bisa on time selalu hadir. Nah kelas 2 juga

ada yang jam 5. Masuknya jam 5, itu dipegang khusus sama Ning Ida. Karna itu

kelas 2 yang baru naik sekitar 25 orang dan itu tahsin. Jadi kelas 2 itu ada 2 kelas,

yang jam 5 sama kelas malem.

Tahsin untuk kelas 3 itu sama Cak Doel langsung dengan materi juz 29 atau juz

28 atau surat-surat seperti al baqarah, al imron. Biasanya beliau mentahsin kita itu

dengan ada bacaan-bacaan yang memang agak kurang populer, atau kurang kita

denger gitu kan. Jadi beliau yang menerangkan, mencontohkan, dan kita yang

menirukan. Untuk kelas 3 malem aja. Untuk tahsin malem. Kelas 3 tahsin itu

Jumat dan Sabtu biasanya. Kalo yang malem kelas 3 dari abis magrib jam

setengah 7-an kurang lebih sampe jam 20:15 paling lama.

Kelas 2, kelas 3, kelas tahfidz dan kelas khatam itu yang ada murojaahnya yang

ada takror.

Takror bapak-bapak nggak jauh beda sama kaya anak-anak. Tapi saya kurang tau,

kebanyakan sih surat an-naba, masih baru yang awal-awal juz 30 aja. Dan santri

ibu-ibu juga sama. Lebih terfokus sama juz 30, atau surat-surat pilihan. Waktunya

di hari mereka ngaji. Jadi takror itu setelah mereka ngaji, setelah mereka hafalan,

itu pasti ada takror.

Tahfidz.

Untuk tahfidz bacaan sholat itu dilibatkan hari sabtu, karna kita tau kan doa-doa

sehari-hari itu penting. Jadi untuk kelas 1 dilibatkan doa-doa sehari-hari sama

bacaan sholat. Jadi di tahsin bacaan sholatnya, dan dihafal bacaan sholatnya.

Tahfidz itu menghafal Al-Qur‟an.

Untuk kelas 2 sama prosesnya.

 

Page 140: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

Untuk tahfidz kelas 3 hanya terfokus pada juz 30, juz 29, juz 28. Jadi sebelum dia

menyelesaikan 30 juznya, itu biasanya belum bisa masuk kelas tahfidz. Kecuali

orang pilihan dari beliau sudah bisa untuk masuk kelas hafalan baru beliau tunjuk.

Tasmi antar santri itu biasanya kalo baru-baru ini tuh kemarin kita istirahat

kurang lebih 1 minggu. 1 minggu dijatahi oleh Cak Doel itu 1 hari 3 ayat. Jadi 21

ayat. Begitu sudah selesai 21 ayat, di tasmi oleh temen-temennya 21 ayat itu. Jadi

sistematisnya di depannya santri anak-anak, kelas 3, kelas tahfidz, trus nanti siapa

yang maju. Tapi diawasi Cak Doel. Kelas 1 belum ada tasmi. Waktu tasmi itu di

jam ngaji. Jumat dan sabtu sore.

Talaqi itu setoran santri kepada 1 guru untuk mendapatkan ijazah 30 juz

binnadzar atau bilghoib. Jadi talaqi itu setoran Qur‟an kepada 1 guru saja. Untuk

talaqi 1 guru kelas 2 kelas 3.

Talaqi kelas 3 langsung ke Cak Doel.

Tahsin masal itu biasanya materinya itu yasin. Dimana yang memebrikan materi

itu langsung Cak Doelnya. Dan yang dilibatkan itu santri, wali santri dan

masyarakat umum. Sistematisnya sama, Cak Doel yang mulai dulu, baru kita

mnegikuti. Jadi Cak Doel yang membenarkan cara baca makhrojnya itu seperti ini

tajwidnya seperti ini. Kita semuanya mengikuti setelah beliau memberikan

contoh.

Yasinan setiap malam jumat di PQTN. Rutinitas setiap minggu, seminggu

sekali. Yang hadir hanya santri anak-anak, seluruhnya kelas 1,2,3, khatam,

tahfidz. Bahkan kalo ada bapak-bapak yang ikut itu hanya 1 atau 2 orang karna itu

tidak wajib. Yang wajib hanya anak-anak. Baca yasin, tahlil, dzikir, setelah itu

sedikit masukan atau pencerahan dari Cak Doel, sholat isya, pulang. Dari abis

maghrib, paling telat selesai jam 8.

Lomba.

Lomba di PQTN itu antar santri. Dulu pernah ngadain lomba antar santri akrna

kita mau idul fitri. Jadi 2 minggu kita ngaji, seminggu kita lomba. Jadi lomba

yang dilibatkan itu kelas 1, kelas 2, kelas 3. Jadi materi yang diajarkan seputar

Iqro, trus bacaan sholat kelas 1, doa sehari-hari untuk kelas 1. Kelas 2 itu MTQ,

tilawah atau MHQ. Kelas 3 juga sama kaya gitu. Jadi antar kelas tuh maksudnya

kelas 3 putra dengan kelas 3 putri, kelas 2 putra dengan kelas 2 putri, kelas 1 putra

dengan kelas 1 putri. Jadi mereka hanya lingkungan santrinya aja. Jadi jurinya

dari santri bapak-bapak dan ibu-ibu dari luar. Ada hadiahnya tapi kaya berupa juz

amma dan Al-Qur‟an dari beliau langsung.

Tarawih dan tadarus keliling.

 

Page 141: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

 

Page 142: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

4. Narasumber

Profil Narasumber

Nama : Hariyanto (Pak Ari)

Usia : 41 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status : Santri Orang Tua

Kelas : Al-Qur’an

Bergabung di PQTN sejak : 2012

Waktu Wawancara : Rabu, 30 Mei 2018. Pukul 22:12 WIB

Peneliti : “Sejak kapan anda mengikuti pengajian di Padepokan Al-Qur‟an

Tanpa Nama?”

Narasumber : “Ya kurang lebih sekitar tahun 2012, saya berarti sudah 6 tahun di

PQTN. Sebagai santri bapak-bapak, kelas Al-Qur‟an.”

Peneliti : “Alasan apa yang membuat anda mengikuti pengajian di

Padepokan Al-Qur‟an Tanpa Nama?”

Narasumber : “Ya karna disini itu sistemnya dari nol, jadi di sini sesuai dengan

namanya Padepokan QUr‟an Tanpa Nama jadi di sini tidak

membedakan background kita itu awalnya dari mana, jadi mau dari

pesantren, atau mungkin juga ya mohon maaf tanda kutip dia itu

tukang palak atau apa di sini harus mulainya dari nol. Jadi tidak

ada oh mentang-mentang dia dari pesantren langsung masuk ke

kategori Al-Qur‟an, nggak bisa, jadi harus masuk dari nol yaitu

dari Iqro 1 dulu. Selain karna nuntut ilmu, maksudnya juga kenal

link juga, karna juga dari sini saat ini untuk di wilayah Tangerang

Selatan, di sini dijadikan patokan, sudah beberapa kali kan Cak

Doel diundang oleh Ibu Airin untuk memberikan penyamaan

metode pembelajaran di PQTN, jadi Ibu Airin ingin

menyamaratakan untuk Tangerang Selatan ini, sudah sering

diundang. Trus juga ketika ada kompetisi-kompetisi di wilayah

Ciputat perwakilan PQTN selalu menjadi juara umum, prestasinya

membanggakan, makanya saya ingin lah berkecimpung.”

Peneliti : “Materi apa yang diajarkan di Padepokan Al-Qur‟an Tanpa

Nama?”

Narasumber : “Kalo materi sih hampir menyeluruh ya tapi lebih cenderung di

sini masalah Al-Qur‟an sih, makhrojul huruf, pokoknya ya

berkaitan tentang Al-Qur‟an. Saat ini sih lebih cenderung

makhorjul huruf sih, tajwid juga, kadang belajar fiqh juga. Karna

tanya jawab itu kadang kala tentang kehidupan sehari-hari aja.

Sistemnya kan kalo di sini kan setoran ya, nah setelah setoran

nanya itu bebas, jadi nggak Cuma tentang fiqh, tapi kehidupan

sehari-hari pun ada tanya jawab, nah itu yang paling saya suka.”

 

Page 143: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

 

Page 144: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

A. Dokumentasi

B.1. Logo Padepokan Al-Qur’an Tanpa Nama

B.2 Bangunan Padepokan Al-Qur’an Tanpa Nama

B.3 Foto Prestasi Padepokan Al-Qur’an Tanpa Nama

B.4 kegiatan-kegiatan Padepokan Al-Qur’an Tanpa Nama

Tahsin massal Di Dalam Istighotsah

 

Page 145: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

Istighotsah

Tahsin Santri Bapak-bapak

Pawai Hari Besar Islam

Pawai Milad Padepokan Al-Qur’an Tanpa Nama

Tadabur Alam/ MTSN

 

Page 146: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

PNS (Pengajian Niat Sendiri)

Tahsin santri Bapak-bapak Tahsin Santri Ibu- ibu

Tasmi Antar Santri

Talaqqi

Tahfidz Santri Putri

 

Page 147: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

Yasinan di Padepokan Al-Qur'an Tanpa Nama

Lomba-Lomba

B.5. Foto Cak Doel dan Keluarga

B.6. Wisuda atau Syahadah

 

Page 148: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

 

Page 149: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran

Peneliti dengan Cak Doel

 

Page 150: STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN AL QUR’AN TANPA NAMA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41354/1/ALWAN ABDUL... · kegiatan dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran