Upload
others
View
22
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
STRATEGI FUNDRAISING DANA INFAK DAN SEDEKAH
PADA LAZIS NAHDLATUL ULAMA DESA NANGGERANG
KABUPATEN SUKABUMI
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh :
Alfi Syahrin Dyah Rahmayati
11140530000031
KONSENTRASI MANAJEMEN ZAKAT INFAK SEDEKAH
DAN WAKAF (ZISWAF)
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1440 H/ 2018 M
i
ABSTRAK
Alfi Syahrin Dyah Rahmayati, 11140530000031. Strategi
Fundraising Dana Infak dan Sedekah Pada LAZIS Nahdlatul
Ulama Desa Nanggerang Kabupaten Sukabumi, Dosen
Pembimbing Dr. H. Ahmadi Rojali Jawab, MA, 2018.
Banyaknya lembaga pengelola dana Zakat, Infak, dan
Sedekah (ZIS) di Indonesia menjadi sebuah peluang untuk
komunitas dan organisasi masyarakat tertentu untuk menjadi salah
satu pengelola dana tersebut, dimana setiap komunitas dan
organisasi masyarakat telah memiliki massa dari komunitas dan
organisasi masyarakat yang berada di dalamnya. Namun, dalam
mengelola dana pastilah setiap lembaga yang mengelola
diharuskan memiliki startegi untuk fundraising dana yang akan
dikelolanya. Strategi merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan,
melalui strategi yang tepat sasaran maka dapat dilihat dari
pencapaian yang dihasilkan oleh lembaga pengelola dana tersebut.
Maka dari itu, penulis mengangkat strategi fundraising
menjadi judul penulis terhadap LAZIS Nahdlatul Ulama Desa
Nanggerang Kabupaten Sukabumi. Namun dengan strategi yang
dibuat oleh LAZIS Nahdlatul Ulama Desa Nanggerang Kabupaten
Sukabumi adalah belajar zakat sebelum nishab, maka dana yang
dikelola pun tidak memiliki batasan dan nominalnya disepakati
berdasarkan penghasilan dari setiap harinya yang nantinya akan
dikumpulkan oleh para amilin atau pengepul yang bertugas
dimasing-masing Rukun Warga (RW). Tujuan dari skripsi ini yaitu
untuk mengetahui lebih detail mengenai strategi fundraising yang
diterapkan dan dilakukan oleh LAZIS Nahdlatul Ulama Desa
Nanggerang Kabupaten Sukabumi yang setiap bulannya dapat
mengumpulkan dana infak dan sedekah sejumlah Rp. 26.000.000
(dua puluh enam juta rupiah) sampai Rp. 28.000.000 (dua puluh
delapan juta rupiah).
Penyusunan skripsi ini menggunakan pendekatan
deskriptif kualitatif, data primer yaitu hasil wawancara pribadi dan
dokumen-dokumen yang terkait dengan tema skripsi, sedangkan
data sekunder yaitu literatur yang selaras dengan tema penulisan.
Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa LAZIS Nahdlatul Ulama
ii
Desa Nanggerang Kabupaten Sukabumi dalam metode strategi
fundraising menggunakan metode direct (langsung) dengan cara
ini lebih efektif untuk mengumpulkan dana infak dan sedekah dari
masyarakat setiap minggunya. Dan terbukti bisa dikatakan berhasil
yang mana dana tersebut dikumpulkan dari masyarakat yang
berpartisipasi untuk bersama menjadi masyarakat yang mandiri
dan tidak bertumpu kepada pemerintah apabila membutuhkan
sesuatu untuk desa, bisa langsung menggunakan dana infak dan
sedekah yang terkumpul guna kemashlahatan masyarakat Desa
Nanggerang.
Kata Kunci: Strategi, Fundraising, Dana Infak dan Sedekah,
LAZIS Nahdlatul Ulama Desa Nanggerang Sukabumi.
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kita nikmat iman, Islam dan ihsan. Semoga nikmat tersebut selalu
tersimpan dalam diri kita sebagai cerminan manusia yang
bertaqwa. Shalawat beserta salam semoga selalu Allah SWT
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya,
sahabatnya dan orang-orang yang selalu istiqomah berada di jalan-
Nya.
Alhamdulillah dengan rahmat dan ridho Allah SWT,
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi
Fundraising Dana Infak dan Sedekah Pada LAZIS Nahdlatul
Ulama Desa Nanggerang Kabupaten Sukabumi”. Skripsi ini
merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
pada Program Studi Manajemen Dakwah Konsentrasi Zakat Infak
Sedekah dan Wakaf (ZISWAF), Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis sampaikan terima kasih tak terhingga kepada orang
tua penulis yakni Ibu Nurhayati dan Almarhum Ayahanda Abdul
Rahman, S. M beserta Keluarga yang telah memberikan kasih
sayang, do’a dan semangat yang menjadi motivasi bagi penulis
untuk dapat menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi.
Selanjutnya, dalam menyelesaikan skripsi ini penulis
banyak mendapatkan bantuan dan dukungan dari banyak pihak.
iv
Maka dari itu pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA sebagai Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Arief Subhan, MA sebagai Dekan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Bapak Suparto, M.Ed,
Ph.D sebagai Wakil Dekan I Bidang Akademik, Ibu Dr.
Roudhonah, MA sebagai Wakil Dekan II Bidang
Administrasi Umum, dan Bapak Dr. Suhaimi, M.Si sebagai
Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
3. Drs. Cecep Castrawijaya, MA sebagai Ketua Program
Studi Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Noor Bekti Negoro, M.Si sebagai Dosen Pembimbing
Akademik yang telah membimbing dan mengarahkan
penulis selama menjadi mahasiswa.
5. Dr. H. Ahmadi Rojali Jawab, MA sebagai Dosen
Pembimbing Skripsi yang telah banyak meluangkan
waktunya dalam membimbing penulis dari awal sampai
akhir penelitian skripsi ini selesai.
6. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Program Studi Manajemen
Dakwah yang telah memberikan Pengajaran dan
Pembelajaran teori maupun pengalaman hidup yang luar
biasa.
v
7. Pimpinan dan seluruh jajaran pengurus Lembaga Amil
Zakat Infak dan Sedekah Nahdlatul Ulama Desa
Nanggerang Sukabumi, Pengurus Cabang Nahdlatul
Ulama (PCNU) Sukabumi yang telah memberikan
bimbingan dan banyak membantu penulis dalam
melakukan penelitian skripsi ini.
8. H. M. Suminta Qusaeri sebagai Ketua LAZIS Nahdlatul
Ulama Desa Nanggerang yang telah bersedia penulis
wawancarai untuk kepentingan penelitian skripsi ini.
9. Kakakku Aldre Norman Pascal Ryadi, S. Psi, adikku
Amalia Dyah Ramadhanti dan calon suamiku Agus
Setiawan Wicaksono, S. Pd yang tidak pernah lelah
menyemangati penulis dan memberi semangat serta
menghibur penulis di kala penulis jenuh dalam
menyelesaikan skripsi ini.
10. Sahabat-sahabat terbaik penulis, baik dari Keluarga Besar
Manajemen Dakwah 2014, Keluarga Bolangku, Keluarga
Besar Alumni Pondok Pesantren Sunan Pandanaran
Yogyakarta , teman-teman KKN SIMETRI 023 tahun
2017, sahabat-sahabat alumni MA Sunan Pandanaran
Yogyakarta tahun 2014. Terima kasih karena selalu
memberikan energi positif kepada penulis dan tidak pernah
lelah menyemangati penulis setiap harinya. Semoga kalian
selalu dalam lindungan Allah SWT dan semoga kita semua
sukses di masa yang akan datang, Aamiin.
vi
Akhirnya penulis menyadari keterbatasannya
sebagai manusia biasa, mempunyai kekurangan atau
kelemahan. Begitupun penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini masih banyak yang harus diperbaiki dan
diperbaharui. Oleh karenanya, kritik dan saran yang
membangun senantiasa penulis harapkan untuk
kelengkapan dan kesempurnaan skripsi ini. Penulis juga
berharap, semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi
pembaca. Aamiin.
Jakarta, 01 Oktober 2018
Alfi Syahrin Dyah Rahmayati
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ......................................................................... iii
DAFTAR ISI....................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Identifikasi, Batasan, dan Perumusan Masalah ....................... 8
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ............................. 10
D. Metodologi Penelitian ............................................................... 12
E. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 17
F. Sistematika Penulisan ................................................................ 21
BAB II LANDASAN TEORI STRATEGI FUNDRAISING INFAK
DAN SEDEKAH ................................................................................. 23
A. Konsep Strategi ......................................................................... 23
B. Konsep Fundraising .................................................................. 30
C. Konsep Infak dan Sedekah ....................................................... 40
BAB III GAMBARAN UMUM MENGENAI LEMBAGA ZAKAT
INFAK SEDEKAH NAHDLATUL ULAMA DESA
NANGGERANG SUKABUMI .......................................................... 49
A. Sejarah dan Perkembangan LAZIS-NU Desa Nanggerang
Sukabumi ........................................................................................ 49
B. Vici, Misi, dan Tujuan .............................................................. 53
C. Struktur Organisasi .................................................................. 58
D. Program-Program LAZIS-NU Desa Nanggerang
Sukabumi ........................................................................................ 61
viii
BAB IV ANALISIS STRATEGI FUNDRAISING DANA INFAK
DAN SEDEKAH LAZIS NAHDLATUL ULAMA DESA
NANGGERANG SUKABUMI .......................................................... 69
A. Penerapan Strategi Fundraising Dana Infak Sedekah ......... 69
B. Pengaruh Strategi Fundraising ............................................... 77
C. Analisis ...................................................................................... 82
BAB V PENUTUP .............................................................................. 87
A. Kesimpulan ............................................................................... 87
B. Saran-saran ............................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 91
LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................. 96
DOKUMENTASI ............................................................................. 109
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Acc Judul Skripsi .............................................................. 96
Lampiran 2. Surat Bimbingan Skripsi ................................................... 97
Lampiran 3. Surat Izin Penelitian Skripsi ............................................. 98
Lampiran 4. Keterangan Melaksanakan Penelitian .............................. 99
Lampiran 5. Keterangan Melaksanakan Penelitian (ZIS) .................. 100
Lampiran 6. Struktur Organisasi ZIS Desa Nanggerang .................... 101
Lampiran 7. Hasil Transkip Wawancara 1 (via Telepon) .................. 102
Lampiran 8. Hasl Transkip Wawancara 2 ........................................... 105
Lampiran 9. Buletin Bulanan ZIS ....................................................... 108
Lampiran 10. Buletin Bulanan ZIS (2) .............................................. 108
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Diagram Bersumber dari Hasil Wawancara pribadi dengan
Bapak H. M. Suminta Qusaeri sebagai Ketua LAZIS Nahdlatul Ulama
Desa Nanggerang Kabupaten Sukabumi .............................................. 83
Gambar 2. Pengepulan Dana Infak dan Sedekah Oleh Amilin
(Pengepul) ......................................................................................... 109
Gambar 3. Kartu ZIS Sehat Poliklinik LAZIS Nahdlatul Ulama Desa
Nanggerang Sukabumi ....................................................................... 109
Gambar 4. Ambulance sebagai Sarana Poliklinik ZIS ....................... 110
Gambar 5. Pembayaran Rekening Listrik Majelis Taklim Al Amin Kp.
Karangsirna, Ds. Nanggerang, Sukabumi .......................................... 110
Gambar 6. Lampunisasi di Desa Nanggerang, Sukabumi .................. 111
Gambar 7. Logo LAZIS Nahdlatul Ulama Desa Nanggerang ........... 111
Gambar 8. Kantor Sekretariat dan Poliklinik Lazis Nahdlatul Ulama
Desa Nanggerang Sukabumi .............................................................. 112
Gambar 9. Kandang Kambing dan Domba LAZIS Nahdlatul Ulama
Desa Nanggerang Sukabumi .............................................................. 112
Gambar 10. Workshop sekaligus Launching Buku “Membumikan
Sedekah Belajar dari Cicurug Sukabumi” oleh LAZIS Nahdlatul Ulama
Pusat ................................................................................................... 113
Gambar 11. Wawancara pribadi dengan Pengurus LAZIS Nahdlatul
Ulama Desa Nanggerang Kabupaten Sukabumi ................................ 113
Gambar 12. Pemberian Kenang-kenangan dari penulis Skripsi kepada
LAZIS Nahdlatul Ulama Desa Nanggerang Kabupaten Sukabumi ... 114
Gambar 13. Pemberian Kenang-kenangan dari penulis Skripsi kepada
LAZIS Nahdlatul Ulama Desa Nanggerang Kabupaten Sukabumi
(2) ....................................................................................................... 114
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Fundraising atau pengumpulan dana Zakat, Infak dan
Sedekah (ZIS) merupakan salah satu bagian dalam pengelolaan
ZIS, karena keberhasilan ZIS sesuai dengan pengumpulan serta
pemanfaatan dana tersebut. Maka dari itu, perlu dilakukannya
strategi dalam pengumpulan agar dana yang terkumpul tidak
semata-mata hanya dihimpun dan bersifat tidak produktif.
Menurut Yusuf Qardhawi untuk memelihara tujuan
disyariatkannya dana zakat diperlukan ijtihad-ijtihad sosial
yang memberikan pengaruh produktif bagi kemaslahatan
umat.1 Dalam pengumpulan sampai dengan pendayagunaan
dana ZIS, ada beberapa kegiatan yang dapat dikembangkan
oleh Lembaga Amil Zakat (LAZ) dan Badan Amil Zakat
(BAZ) di antaranya, yaitu pengembangan ekonomi, pembinaan
sumber daya manusia (SDM), dan bantuan yang sifatnya sosial
semata.2
Indonesia adalah negara yang mayoritas penduduknya
beragama Islam3 dan memiliki lembaga semi pemerintah yang
berwenang untuk melakukan pengelolaan, pendistribusian dan
1 Eneng Herawati, Skripsi: “Pendayagunaan Dana Zakat Untuk
Program Taman Anak Sholeh Lembaga Amil Zakat Insan Mulia Jakarta”,
(Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013), h. 1. 2 Eri Sudewo, Manajemen Zakat: Tinggalkan 15 Tradisi Terapkan 4
Prinsip Dasar, (Jakarta: Institut Manajemen Zakat, 2004), h. 226. 3 www. bps. go. id, diunduh pada 7 Maret 2018 pukul 19.50 WIB.
2
pendayagunaan dana zakat, infak dan sedekah meliputi Badan
Amil Zakat (BAZ) dari tingkat daerah sampai tingkat nasional,
dan Badan Amil Zakat Infak dan Sedekah (BAZIS). Selain itu
ada juga lembaga non pemerintah yang bernama Lembaga
Amil Zakat dari tingkat daerah sampai nasional dan Lembaga
Amil Zakat Infak dan Sedekah (LAZIS). Setiap dana zakat,
infak, dan sedekah yang sukses dikumpulkan akan disalurkan
kepada orang-orang yang berhak menerimanya (mustahik)
yang diharapkan mampu mempersempit jurang perbedaan
pendapatan dalam masyarakat Indonesia.
Sistem pengelolaan Zakat, Infak dan Sedekah terdapat
dalam UU No. 38 Tahun 1999, yang telah diperbaharui oleh
UU No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat di dalamnya
mengatur tentang pengelolaan zakat dimulai dari perencanaan
sampai tahap pengumpulan dana dan pendayagunaannya.
Fundraising dapat diartikan sebagai kegiatan dalam rangka
menghimpun dana dari masyarakat dan sumber daya lainnya
yang digunakan untuk membiayai program dan kegiatan
operasional organisasi atau lembaga sehingga tercapainya
tujuan.4
Secara demografik dan kultur umat Islam di Indonesia
adanya potensi dan dorongan untuk menunaikan kewajiban
berzakat, beinfak, dan bersedekah di jalan Allah SWT telah
4 Hendra Sutisna, Fundraising Database: Panduan Praktis Menyusun
Fundraising Database dengan Microsoft Access, (Depok: Piramedia, 2006),
h.23.
3
mengakar kuat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat
Indonesia. Apabila hal ini bisa terlaksana secara kontinyu dan
melekat pada diri umat Islam, hal ini akan mempengaruhi
aktivitas ekonomi nasional termasuk di dalamnya penguatan
atas pemberdayaan ekonomi nasional. Selain itu, menunaikan
zakat dalam Islam selalu di gandengkan dengan kewajiban
menunaikan ibadah sholat.
Zakat adalah pondasi Islam yang berfungsi menjaga
keseimbangan kehidupan. Zakat juga berperan guna
melindungi orang-orang miskin agar tetap diperhatikan dalam
ketidak berdayaannya. Kedudukan zakat adalah sama dengan
shalat, wajib dan bagian dari Rukun Islam apabila
mengabaikan rukun ini berarti meruntuhkan sendi-sendi
Islam.5 Zakat, infak, dan sedekah salah satu dari sebuah prinsip
Islam dalam penanggulangan kemiskinan. Maka zakat harus
dioptimalkan dalam menanggulangi kemiskinan melalui
prinsip-prinsip ekonomi yang dijalankan sesuai dengan syariat,
tidak mengenal riba, kepemilikkan tidak terbatas, dan kelicikan
lainnya, oleh karena itu diperlukan amil zakat. Amil zakat
adalah orang atau lembaga yang mendapatkan tugas untuk
mengambil, memungut, dan menerima dana ZIS dari para
muzakki ataupun mushodiq dan munfiq.6
5 Didin Hafidhuddin, Panduan Praktis Tentang Zakat Infak Sedekah,
(Jakarta: Gema Insani, 1998), h. 6. 6 Didin Hafidhuddin, Panduan Praktis Tentang Zakat Infak Sedekah,
h. 18.
4
Menurut Prof. Dr. Ahmad Muhammad ‘Assal seorang
Guru Besar Universitas Riyadh, Arab Saudi dalam buku yang
berjudul “An Nizam al-Iqtishadity al-Islami“, menyebutkan
bahwa rukun paling mendasar dari ekonomi Islam ada tiga,
yaitu kepemilikkan (al-milkiyyah), kebebasan (al-hurriyah),
dan jaminan sosial (at-takaful al-ijtima’iy).7 Jaminan sosial
dalam studi Islam terdiri dari dua macam. Salah satunya,
jaminan sosial tradisional, yaitu tanggung jawab negara untuk
menjamin kebutuhan dasar rakyatnya melalui instrumen-
instrumen dana zakat, infak, sedekah, wakaf, dan bahkan
termasuk pajak. Hal ini menjadikan zakat, infak, sedekah dan
wakaf merupakan sinergi yang sangat bagus dengan jaminan
sosial dikarenakan untuk kepentingan penjaminan pemenuhan
kebutuhan dasar kualitas hidup yang minimum bagi seluruh
masyarakat, khususnya golongan fakir, miskin, dan ashnaf
lainnya.
Jika dana zakat sangat berpotensi bagaimana dengan
dana keagamaan lainnya, seperti dana infak dan sedekah yang
jelas tidak ada batasan juga syarat tertentu dalam
mengeluarkan dan menyalurkannya. Bisa dipastikan dana
infak dan sedekah mampu membantu perekonomian Indonesia
dalam kemandirian umat Islam khususnya apabila dikelola
dengan baik dan benar. Karena seperti yang kita ketahui
lembaga zakat di Indonesia tidak hanya mengelola dana zakat
7Agustianto, BPJS dan Jaminan Sosial Syariah, sumber:
http://www.republika.co.id/berita/koran/news-update/14/01/16/mzi35n-bpjs-
dan-jaminan-sosial-syariah diunduh pada 9 Maret 2018 pukul 16.40 WIB.
5
tetapi juga dana infak dan sedekah. Namun, sangat
disayangkan apabila dana infak dan sedekah tidak terlalu
diperhatikan oleh lembaga. Karena apabila dana infak dan
sedekah diperhatikan dan dijadikan bahasan khusus pasti
membuahkan hasil yang baik dan menguntungkan masyarakat.
Pada umumnya lembaga ZIS dikenal dengan
pengelolaan dana zakatnya, namun berbeda dengan lembaga
ZIS Desa Nanggerang yang berada di Kabupaten Sukabumi.
Lembaga ZIS ini diberi nama ZIS Desa Nanggerang yang
berada di bawah payung hukum LAZIS-Nahdlatul Ulama
Kabupaten Sukabumi. Uniknya lembaga ini dominan
mengelola dana infak dan sedekah. Alasan lembaga ini lebih
fokus kepada pengelolaan dana infak dan sedekah karena tidak
mau berbenturan dengan BAZNAS Kabupaten Sukabumi yang
sudah mengelola dana zakat di dalamnya.
Selain itu masyarakat di desa Nanggerang adalah
kelompok masyarakat yang ekonominya menengah ke bawah,
sehingga lebih menekankan kepada kewajiban mengumpulkan
dana infak dan sedekah guna melatih masyarakat baik dewasa
dan anak-anak untuk membiasakan berzakat sebelum nishab,
sama halnya seperti orangtua yang mengajarkan kepada
anaknya untuk berpuasa sebelum baligh.8 Sehingga kelak
ketika masyarakat sudah memenuhi kriteria syarat sah untuk
menunaikan zakat, mereka mengeluarkannya tanpa paksaan
8 Wawancara pribadi dengan Bapak Unang Suwandi sebagai
Sekretaris Desa Nanggerang, 20 Februari 2018.
6
dikarenakan sudah terlatih dan sadar akan kewajibannya
sebagai Muslim.
Fundraising (penghimpunan) dana infak dan sedekah
di Desa Nanggerang ini bisa dikatakan berhasil dan
keberhasilan ini dikarenakan dana yang terkumpul cukup besar
yakni mencapai 26.000.000- 28.000.000 rupiah per bulannya.9
Dengan dana yang terkumpul ini harus didayagunakan dengan
baik agar masyarakat pun merasakan kemanfaatan dana yang
dikumpulkan walaupun pendapatan rata-rata masyarakat
setempat 20.000 per hari. ZIS Desa Nanggerang ini membuat
program sesuai dengan kebutuhan pada desa tersebut. Ada
beberapa program untuk memberdayakan dana yang
terhimpun, meliputi:10
1. Program Sosial, program ini terdiri dari santunan kematian
dan sumbangan bencana.
2. Program Infrastruktur, program ini terdiri dari pengerasan
jalan, pengadaan listrik atau lampu dan tenda juga kursi
3. Program Dakwah, program ini meliputi memberikan
keringanan pada marbot masjid dan mushola, juga
penambahan sarana dan prasarana.
4. Program Agropreneur dan Pesantren Global Insani
Mandiri.
9 Wawancara pribadi dengan Bapak Unang Suwandi sebagai
Sekretaris Desa Nanggerang, 20 Februari 2018. 10 Wawancara pribadi dengan Bapak Unang Suwandi sebagai
Sekretaris Desa Nanggerang, 20 Februari 2018.
7
5. Program Kesehatan, program ini meliputi pembangunan
poliklinik, pengadaaan ambulance, klaim dokter atau
bidan.
Sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 H
Ayat 1 yang berbunyi, “Setiap orang berhak hidup sejahtera
lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan
hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan”. Atas dasar kebutuhan masyarakat setempat dan
mengacu pada dasar hukum diatas, forum ZIS desa
Nanggerang ini membuat sebuah poliklinik yang berdiri megah
di atas tanah seluas 1.000 meter persegi. Poliklinik ini mulai
beroperasi pada bulan Februari 2015, terdiri dari 1 ruang
pendaftaran, 1 ruang Unit Gawat Darurat (UGD), 3 ruang
periksa, 1 ruangan bersalin, 1 ruang apotik, 2 ruang perawatan,
dan dilengkapi dapur serta ruang istirahat untuk tenaga
kesehatan.
Program-program yang disajikan oleh LAZIS-NU desa
Nanggerang Sukabumi tentunya memiliki tujuan yang mulia
yang berorientasi pada tujuan dunia sampai akhirat. Program-
program yang dilaksanakan oleh LAZIS-NU desa Nanggerang
Sukabumi memiliki program-program yang mendatangkan
hasil dan manfaat sesuai dengan tujuannya. Berkenaan dengan
latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengkaji dan
mengangkat tentang permasalahan yang tertuang dalam
proposal skripsi yang berjudul "Strategi Fundraising Dana
8
Infak Sedekah Pada LAZIS Nahdlatul Ulama Desa
Nanggerang Kabupaten Sukabumi”.
B. Identifikasi, Batasan, dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Seiring berkembang dan tumbuhnya lembaga-lembaga
yang mengelola dana zakat, infak dan sedekah di Indonesia
dalam mengelola dana tersebut dominan lebih fokus kepada
pengelolaan dana zakat saja. Dana zakat, infak dan sedekah
seharusnya bisa dijadikan sebagai salah satu yang
mendatangkan hasil dan manfaat jangka panjang bagi
penerimanya (mustahik) yang berharap suatu waktu penerima
ini mampu menjadi pemberi (muzakki/ munfiq/ mushodiq).
Pengumpulan sampai dengan pendayagunaan yang
dilakukan di desa Nanggerang oleh LAZIS Nahdlatul Ulama
Sukabumi bukan hanya penerimaan sampai dengan pemberian
yang bersifat konsumtif. Salah satunya didirikannya sebuah
Poliklinik yang berada di desa Nanggerang ini, dengan
partisipasi dan dorongan atau motivasi secara lahir dan batin
yang selalu menjadi asupannya setiap hari oleh KH. R. Abdul
Basith yang menjadi salah satu tokoh kharismatik yang
berpengaruh dalam mendidik masyarakat sekitar untuk belajar
menunaikan zakat sebelum masuk nishab. Pada pengumpulan
dana infak dan sedekah sangat diperlukan sosialisasi secara
terus-menerus guna masyarakat dapat memahami pentingnya
9
bergotong royong dan mulai belajar untuk menunaikan zakat.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis akan membahas
fundraising dana infak dan sedekah dari masyarakat yang
dominan berprofesi sebagai buruh tani berjumlah 603 jiwa,
buruh swasta berjumlah 643 jiwa, dari 6.123 jiwa dan sisanya
menjadi petani, pedagang, peternak, dan pengrajin sehingga
dana tersebut bisa dialokasikan untuk program-program yang
tepat sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa Nanggerang,
Sukabumi.
2. Pembatasan Masalah
Melihat aspek yang begitu luas, agar penelitian ini lebih
terarah kepada spesifikasi permasalahan yang dimaksud
penulis dalam penelitian ini, dan hanya memfokuskan pada sisi
pembahasan: Bagaimana strategi fundraising dan
pendayagunaan dana infak sedekah di desa Nanggerang,
Sukabumi. Karena dengan pengumpulan 500 rupiah per
harinya bisa sampai membangun sebuah poliklinik yang cukup
besar dengan alat-alat yang cukup memadai dan membantu
untuk memenuhi dan memberikan fasilitas masyarakat desa
Nanggerang, Sukabumi.
3. Rumusan Masalah
Agar batasan pada perumusan masalah ini lebih terarah
dan terfokus dalam penulisan skripsi, maka dirumuskan dalam
rangka menjawab permasalahan sebagai berikut:
10
a) Bagaimana tahapan-tahapan strategi fundraising dana
infak dan sedekah yang diterapkan pada LAZIS Nahdlatul
Ulama Desa Nanggerang Sukabumi?
b) Apakah strategi fundraising berpengaruh pada peningkatan
jumlah dana infak dan sedekah pada LAZIS Nahdlatul
Ulama Desa Nanggerang Sukabumi?
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penulisan penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui tahapan-tahapan strategi fundraising
dana infak dan sedekah pada LAZIS-NU Desa Nanggerang
Sukabumi.
b. Untuk mengetahui pengaruh strategi fundraising dana
infak dan sedekah terhadap peningkatan jumlah dana infak
dan sedekah pada LAZIS-NU Desa Nanggerang
Sukabumi.
2. Manfaat Penelitian
a. Ilmu Pengetahuan
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi
pengembangan pengetahuan ilmiah di bidang zakat, infak, dan
sedekah pada umumnya dan dalam fundraising dana zis pada
khususnya.
b. Akedemisi
Penelitian ini diharapkan memberikan kajian yang
menarik dan menambah wawasan khazanah keilmuan bagi
11
para pembaca khususnya mahasiswa Manajemen Dakwah dan
dapat berguna bagi banyak pihak sebagai tambahan referensi
atau perbandingan untuk kajian ilmu yang akan datang.
c. Praktisi
Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan
wawasan baru dan memberikan motivasi bagi para praktisi
terhadap pengembangan ilmu zakat, infak, dan sedekah. Bagi
praktisi yang mendalami ilmu zakat, infak, dan sedekah secara
konkret terhadap perkembangan ilmu fundraising dana zakat,
infak, dan sedekah.
d. Lembaga Terkait
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan bagi LAZIS-Nahdlatul Ulama Desa Nanggerang
Sukabumi secara umum dan menjadi bahan kajian tim
pelaksana mengenai masalah ini secara khusus, agar mampu
mempertahankan dan memaksimalkan secara optimal.
e. Masyarakat
Penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan dan
wacana dalam ekonomi Islam pada umumnya. Selain itu, dapat
menjadi dorongan masyarakat dalam berzakat apabila sudah
sampai pada syarat sah untuk menunaikan, juga berinfak dan
bersedekah serta menyadarkan masyarakat tentang tingginya
potensi dana zakat, infak, dan sedekah untuk kesejahteraan di
Indonesia.
12
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Pada penyusunan skripsi ini menggunakan pendekatan
deskriptif kualitatif, yaitu dengan melakukan penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Jenis
metode ini memandu peneliti untuk mengeksplorasi atau
memotret situasi yang akan diteliti secara menyeluruh, luas,
dan mendalam.11 Untuk memahami istilah penelitian kualitatif
ini, perlu dikemukakan teori menurut Bogdan dan Taylor yang
dikutip oleh Lexy J. Moleong yang mendefinisikan,
metodologi kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.12 Menurut Lexy
J. Moleong berdasarkan pada pondasi penelitian, paradigma
penelitian, perumusan masalah, tahap-tahap penelitian, teknik
penelitian, kriteria dan teknik pemeriksaaan data, analisis dan
penafsiran data.13
Ditinjau dari sifat penyajian datanya, penulis
menggunkan metode deskriptif yang mana metode deskriptif
merupakan penelitian yang tidak mencari atau menjelaskan
hubungan, tidak menguji hipotesis atau prediksi. Dengan
11 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2009), h. 205. 12 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2000), h. 3. 13 Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 1995), h. 63-64.
13
memilih metode kualitatif ini, penulis mengharapkan dapat
memperoleh data yang lengkap dan dapat dipercaya.14 Metode
deskriptif dapat membantu dalam mengidentifikasi faktor-
faktor yang berguna untuk pelakasanaan percobaan dan dapat
membantu dalam menegtahui bagaimana caranya mencapai
tujuan yang diinginkan.15
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang
paling strategis dalam penelitian karena tujuan utama dalam
penelitian adalah mendapatkan data.16 Teknik pengumpulan
data ini dilakukan dengan:
a. Observasi atau Pengamatan
Observasi atau pengamatan adalah metode
pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data
penelitian, data-data penelitian tersebut yang dapat diamati
oleh peneliti. Dalam arti bahwa data tersebut dihimpun melalui
pengamatan peneliti melalui penggunaan panca indra.17
Metode ini penulis gunakan sebagai langkah awal untuk
mengetahui kondisi objektif mengenai objek penelitian.
14 Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi dilengkapi Contoh
Analisis Statistik, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2002), h. 24. 15 Consuelo G. Sevilla, dkk., Pengantar Metode Penelitian, terjemah
Alimuddin Tuwu, (Jakarta: Universitas Indonesia, 1993), h. 73. 16 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, h. 62. 17 M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2005), h. 134.
14
b. Wawancara
Wawanacara dalam hal ini adalah teknik tanya jawab
secara lisan yang diarahkan pada masalah tertentu untuk
mendapatkan informasi yang lengkap tanpa unsur paksaan
kepada para informan yang mengetahui secara mendalam
mengenai LAZIS Nahdlatul Ulama Sukabumi khususnya di
desa Nanggerang.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh
melalui dokumen-dokumen.18 Dokumentasi dapat berbentuk
tulisan, gambar atau karya-karya monumenal dari seseorang.19
Pada penelitian ini peneliti mengumpulkan, membaca,
memperoleh, dan mempelajari berbagai macam bentuk data
melalui pengumpulan dokumen-dokumen yang ada di LAZIS-
NU Sukabumi khususnya di desa Nanggerang serta data-data
lain di perpustakaan yang dapat dijadikan bahan analisa untuk
hasil dalam penelitian ini.
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah orang yang dapat
memberikan infromasi terkait data-data yang dibutuhkan
18 Husaini Husman, Metodologi Penelitian Untuk Public Relation,
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010), h. 61. 19 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2009), h. 240.
15
penulis. Dalam penelitian ini, yang menjadi subjeknya
adalah Bapak H. M. Suminta Qusaeri selaku Ketua LAZIS
Nahdlatul Ulama Desa Nanggerang Sukabumi. Sedangkan
objeknya adalah strategi fundraising dana infak dan
sedekah LAZIS-NU desa Nanggerang Sukabumi.
4. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian skripsi ini dilaksanakan di kantor
sekretariat LAZIS-NU Sukabumi desa Nanggerang yaitu
bertempat di samping Poliklinik ZIS tepatnya di Kampung
Kebonkawung Jalan Purwasari-Nanggerang, Cicurug,
Sukabumi, Jawa Barat, 43359. Waktu penelitian dimulai pada
20 Februari 2018 sampai dengan 6 September 2018.
5. Sumber Data
Sumber data merupakan suatu hal yang sangat penting
untuk digunakan dalam penelitian guna menjelaskan valid atau
tidaknya suatu penelitian tersebut. Terdapat dua jenis sumber
data, yaitu data primer dan data sekunder.
a. Data Primer
Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari
sumber data pertama di lokasi penelitian atau sumber data
pertama di mana sebuah data dihasilkan.20 Data primer yang
akan penulis dapatkan melalui wawancara. Wawancara
dipandang dapat sebagai metode pengumpulan data sepihak
20 M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, h.122.
16
yang dikerjakan secara sistematis berlandaskan pada tujuan
penelitian. Dengan penelitian langsung melalui pihak yang
terkait guna memperoleh data-data mengenai strategi
penghimpunan atau fundraising dana infak dan sedekah
LAZIS Nahdlatul Ulama Kabupaten Sukabumi.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber
kedua atau sumber dari data yang dibutuhkan penulis. Data
sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen seperti buku,
jurnal, surat kabar, artikel, atau data-data yang dikeluarkan
oleh LAZIS Nahdlatul Ulama Desa Nanggerang Kabupaten
Sukabumi. Data sekunder yang diperoleh dari arsip data dalam
bentuk tabel, bagan, matriks, gambar, dan lain sebagainya.21
Selain itu, data sekunder diperoleh dari literatur-literatur
kepustakaan seperti buku-buku, jurnal, dan sumber lainnya
yang berkaitan dengan materi skripsi ini.
6. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah suatu proses
mengorganisasikan dan mengurutkan ke dalam pola, kategori,
dan suatu uraian dasar kemudian dianalisa agar mendapatkan
hasil berdasarkan yang ada. Hal ini disesuaikan dengan metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif.22
21 Marzuki, Metodologi Riset, (Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UII
Yogyakarta, 1983), 57. 22 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan
Praktek, (Jakarta: Bulan Bintang, 2003), h. 11.
17
Data yang diperoleh dari buku-buku, artikel-artikel,
maupun tulisan-tulisan yang didapat melalui internet kemudian
diklasifikasikan untuk dimasukkan ke masing-masing variabel
dan kemudian diinterpretasikan. Begitu pula data yang
diperoleh dari hasil lapangan, maka setiap pertanyaan dan
jawaban dari wawancara akan dimasukkan ke variabel yang
tepat untuk diinterpretasikan.
7. Teknik Penulisan
Teknik dalam penulisan skripsi ini penulis berpedoman
dan mengacu kepada buku “Pedoman Karya Ilmiah (Skripsi,
Tesis, dan Disertasi)” UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” yang
diterbitkan oleh CEQDA, April 2007, Cet. Ke-2.
E. Tinjauan Pustaka
Dari beberapa skripsi yang penulis baca, banyak
pendapat yang harus diperhatikan dan menjadi bahan
perbandingan selanjutnya. Adapun setelah penulis melakukan
kajian kepustakaan, penulis menemukan beberapa skripsi yang
membahas skripsi tentang pengumpulan atau fundraising dana
ZIS, judul-judul skripsi tersebut adalah:
No. Nama Skripsi Isi Perbedaan
1. Pada tahun 2014,
telah ditulis skripsi
atas nama Indra Tri
Septiana. R, jurusan
Manajemen
Dalam skripsi
ini membahas
tentang
strategi
penghimpunan
Dalam
penelitian
skripsi ini
membahas
mengenai
18
Dakwah,
konsentrasi
Manajemen
ZISWAF
Universitas Islam
Negeri Syarif
Hidayatullah
Jakarta dengan
judul “Strategi
Penghimpunan
Dana Zakat di
BPRS Amanah
Ummah Leuwiliang
Bogor”.
dana zakat,
dimana dana
zakat yang
terkumpul
dialokasikan
untuk
mustahik
berbentuk
program. Dan
setiap produk
di BPRS
Amanah
Ummah
Leuwiliang
Bogor ini
mengeluarkan
zakatnya
kecuali produk
gadai emas.
strategi
fundraising
dana infak dan
sedekah,
dimana dana
yang
dikumpulkan
dari
masyarakat
Desa
Nanggerang
Kabupaten
Sukabumi.
yang di
dalamnya
lebih kepada
strategi yang
digunakan
LAZIS
Nahdlatul
Ulama Desa
Nanggerang
dalam
menghimpun
dana dari
masyarakat
19
dan
diperuntukkan
oleh
masyarakat
Desa
Nanggerang
Kabupaten
Sukabumi.
2. Pada tahun 2016
telah ditulis skripsi
atas nama
Muhammad Fikry
jurusan Manajemen
Dakwa, konsentrasi
Manajemen
ZISWAF
Universitas Islam
Negeri Syarif
Hidayatullah
Jakarta dengan
judul “Strategi
Fundraising Dana
ZIS Pada LAZIS
MD Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu
Komunikasi”.
Dalam skripsi
ini membahas
strategi
fundraising
apa yang
digunakan
oleh LAZIS
MD dalam
menghimpun
atau
menggalang
dana ZIS oleh
para pengurus
LAZIS MD,
serta pengaruh
strategi
terhadap dana
ZIS yang
Dalam
penelitian
skripsi ini
membahas
mengenai
strategi
fundraising
dana infak dan
sedekah,
dimana dana
yang
dikumpulkan
dari
masyarakat
Desa
Nanggerang
Kabupaten
Sukabumi.
20
berhasil
dikumpulkan.
Dengan tiap
tahunnya yang
berbeda
pengurus
LAZIS MD,
dan setiap
tahun pula
program-
programnya
berbeda.
yang di
dalamnya
lebih kepada
strategi yang
digunakan
LAZIS
Nahdlatul
Ulama Desa
Nanggerang
dalam
menghimpun
dana dari
masyarakat
dan
diperuntukkan
oleh
masyarakat
Desa
Nanggerang
Kabupaten
Sukabumi.
Dilihat dari judul-judul diatas, penelitian penulis
berbeda dari penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian kali
ini menggambarkan bagaimana penulis meneliti lebih jauh
mengenai Strategi Fundraising Dana Infak dan Sedekah Pada
21
LAZIS Nahdlatul Ulama Desa Nanggerang Kabupaten
Sukabumi.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam memahami pengertian-
pengertian dan mempelajari penulisan skripsi, penulisan ini
disusun secara sistematis menjadi sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN, dalam bab ini berisi mengenai
latar belakang, identifikasi, batasan dan rumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan
pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI STRATEGI
FUNDRAISING INFAK SEDEKAH. Pada bab ini berisi
tentang pengertian dan penjelasan dari strategi, fundraising,
dan dana infak sedekah.
BAB III : GAMBARAN UMUM LAZIS NAHDLATUL
ULAMA DESA NANGGERANG SUKABUMI. Pada bab ini
berisi gambaran umum menegenai sejarah, visi dan misi,
struktur organisasi, dan program-program lembaga.
BAB IV : ANALISIS STRATEGI FUNSRAISING DANA
INFAK SEDEKAH LAZIS NAHDLATUL ULAMA DESA
NANGGERANG SUKABUMI. Pada bab ini berisi mengenai
identifikasi dari formulasi, implementasi, dan evaluasi dana
infak dan sedekah desa Nanggerang LAZIS Nahdlatul Ulama
Kabupaten Sukabumi serta hasil penelitian yang didapatkan.
22
BAB V : PENUTUP. Pada bab ini berisi mengenai
kesimpulan dari hasil pembahasan dan analisa yang dilakukan.
Bab ini juga berisi saran yang bermanfaat untuk lembaga yang
telah diteliti sesuai dengan hasil pembahasan dan analisa.
23
BAB II
LANDASAN TEORI STRATEGI FUNDRAISING INFAK
DAN SEDEKAH
A. Konsep Strategi
1. Pengertian Strategi
Secara etimologi (bahasa) kata strategi adalah turunan dari
kata, dalam bahasa Yunani yakni strategos berasal dari kata
“stratos” yang berarti militer dan “ag” yang berarti pemimpin.
Adapun dapat diterjemahkan sebagai komandan militer sewaktu
pada zaman demokrasi Athena.1 Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) strategi adalah ilmu dan seni menggunakan
semua sumber daya untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu
dalam perang dan damai.2 Konsep strategi didefinisikan sebagai
berbagai cara untuk mencapai tujuan (ways to achieve ends).3
Strategi dalam konteks bahasa lebih dekat dan berkembang dalam
dunia militer, dan harus dipahami bahwa strategi dalam dunia
militer adalah berbagai cara yang digunakan oleh panglima perang
untuk mengalahkan musuh dalam suatu peperangan (war),
sedangkan cara yang digunakan pasukan untuk mengalahkan
1 https://id.m.wikipedia.org/wiki/Strategi, diunduh pada 23 Juli 2018
pukul 14.40 WIB. 2 https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/strategi, diunduh pada 23 Juli
2018 pukul 14.24 WIB. 3 Ismail Sholihin, Manajemen Strategik, (Jakarta: Erlangga, 2012),
h.24.
24
musuh untuk memenangkan pertempuran (battle) disebut dengan
istilah taktik.4
Sedangkan secara terminologi arti strategi memiliki empat
makna, yakni:5 Pertama, strategi merupakan ilmu dan seni yang
menggunakan semua sumber daya unuk melaksanakan
kebijaksanaan. Kedua, strategi adalah ilmu dan seni dalam
memimpin tentara untuk menghadapi musuh dalam perang.
Ketiga, strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan
untuk mencapai sasaran khusus. Keempat, strategi merupakan
tempat yang baik untuk melakukan siasat perang.
Secara khusus, strategi adalah penempatan misi perusahaan,
penetapan sasaran organisasi dengan mengingat kekuatan
eksternal dan internal, perumusan kebijakan untuk mencapai
sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat, sehingga
tujuan dan sasaran utama organisasi akan tercapai.6 Penulis
menyertakan definisi strategi menurut para pakar, sebagai berikut:
a. Menurut Alfred Chandler, strategi dalam konteks organisasi
adalah penentuan berbagai tujuan jangka panjang yang bersifat
mendasar bagi sebuah perusahaan atau organisasi dan
penerapan atau tindakan lanjutan serta pengalokasian sumber
daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan.7
4 Ismail Sholihin, Manajemen Strategik, h. 24 5 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2008), h. 1376. 6 George A. Stainer, Jhon B. Miner, Kebijakan dan Strategi
Manajemen, (Jakarta: Erlangga, 1997), h.18. 7 Ismail Sholihin , Manajemen Strategik, h.25.
25
b. Menurut George L. Morrisey, strategi adalah suatu proses untuk
menentukan arah yang dijalani oleh suatu organisasi agar misi
organisasi tersebut bisa tercapai.8
c. Menurut Carl Von Clausewitz, strategi merupakan suatu seni
menggunakan pertempuran untuk memenangkan suatu perang,
sedangkan takik adalah seni menggunakan tentara dalam sebuah
pertempuran.9
d. Menurut David Hunger dan Thomas L. Wheelen, strategi adalah
serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang
menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang.
Manajemen strategi meliputi pengamatan lingkungan,
perumusan strategi (perencanaan strategis atau perencanaan
jangka panjang), implementasi strategi dan evaluasi serta
pengendalian.10
e. Menurut Sondang Siagian, strategi adalah cara terbaik untuk
mempergunakan dana, daya, dan tenaga yang tersedia sesuai
dengan tuntutan perubahan lingkungan.11
Berdasarkan beberapa pengertian strategi di atas, maka penulis
menyimpulkan bahwa strategi merupakan ilmu dan seni dalam
mencapai hasil yang sudah disesuaikan dengan visi dan misi dalam
situasi organisasi dan terlebih dahulu memperhatikan segala
8 George L. Morrisey, Pedoman Pemikiran Strategis: Membangun
Landasan Perencanaan Anda, (Jakarta: Prenhallindo, 1997), h. 69. 9 Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategik: Pengantar Proses
Berpikir Strategik, (Jakarta: Binarupa Akasara, 1996), h. 16. 10 J. David Hunger dan Thomas L. Wheelen, Manajemen Strategis,
(Yogyakarta: Andi, 2003) 11 Sondang P. Siagian, Analisis Serta Perumusan Kebijaksanaan dan
Strategi Organisasi, (Jakarta: PT. Gunung Agung, 1989), h. 17.
26
kemungkinan yang akan terjadi dan mempersiapkan segala potensi
yang ada secara efektif. Karena strategi adalah kunci dari
terlaksananya sebuah rencana untuk bersama mencapai tujuan
tertentu yang sudah disesuaikan dan ditetapkan.
2. Tahapan Strategi
Dalam proses penerapannya, strategi menggunakan tiga
tahapan sebagai berikut:12
a. Formulasi Strategi
Formulasi strategi sebagai tahapan utama dalam
melakukan strategi yang akan dilakukan. Berarti tahapan-
tahapan tertentu untuk dipenuhi, sudah termasuk di dalamnya
pengembangan tujuan, mengenai peluang dan ancaman
eksternal, menetapkan kekuatan juga kelemahan secara
internal yang biasa dikenal dengan analisis SWOT (Strength,
Weakness, Oppurtunity, Treath), menetapkan suatu
objektifitas, menghasilkan strategi alternatif, dan memilih
strategi untuk dilaksanakan. Untuk itu ada beberapa langkah
yang perlu dilakukan perusahaan ataupun organisasi, sebagai
berikut:
1) Identifikasi lingkungan yang akan dimasuki oleh
perusahaan pada masa depan, baik dalam menentukan misi
perusahaan untuk mencapai sebuah visi yang dicita-citakan
dalam lingkungan tersebut.
12 Fred R. David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prenhalindo,
2002), h. 30.
27
2) Melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal
untuk mengukur kekuatan dan kelemahan serta peluang
dan ancaman yang akan dihadapi perusahaan dalam
menjalani misi demi meraih keunggulan bersaing.
3) Menentukan tujuan dan target terukur, dan
mengidentifikasi dan evaluasi alternatif strategi, dan
rumuskan strategi terpilih untuk mencapai tujuan dan
ukuran keberhasilan.13
b. Implementasi Strategi
Setelah melalui proses perumusan strategi, tahapan
selanjutnya adalah melaksanakan strategi yang telah
ditetapkan. Implementasi strategi berarti memobilisasi untuk
mengubah strategi yang telah dirumuskan menjadi sebuah
tindakan. Implementasi yang sukses memerlukan dukungan,
disiplin, motivasi, dan kerja keras. Sangat membutuhkan
komitmen dan kerja sama dari unit, tingkat, dan anggota
organisasi.14 Dalam implementasi strategi dibutuhkan
kemampuan manajerial, ada beberapa hal penting yang harus
dilakukan oleh perusahaan atau organisasi, sebagai berikut:
1) Penetapan Tujuan Tahunan
Menetapkan tujuan tahunan adalah aktivitas yang
terdesentralisasi (penyerahan kewenangan) yang
13 Bambang Hariadi, Strategi Manajemen: Strategi Memenangkan
Perang Bisnis, (Malang: Bayumedia Publishing, 2003), h. 5. 14 Kusnardi, Pengantar Manajemen Strategi, (Malang: Universitas
Brawijaya, 2001), h.215.
28
melibatkan seluruh manajer yang ada di perusahaan atau
organisasi tersebut secara langsung berpartisipasi aktif
dalam membuat tujuan tahunan yang akan menimbulkan
sebuah komitmen dan penerimaan.
2) Perumusan Kebijakan
Kebijakan menjembatani pemecahan masalah dan
memenuhi pelaksanaan strategis. Kebijakan mengacu
kepada panduan spesifik, metode, prosedur, aturan,
formulir, dan mendorong pekerjaan melalui tujuan yang
telah ditetapkan.
3) Memotivasi Pekerja
Pelaksanaan sebuah strategi adalah proses nyata yang
membutuhkan dukungan dari semua staf dan karyawan.15
Proses ini perlu dilakukan agar karyawan mendukung
secara penuh strategi yang akan dilakukan.
4) Alokasi Sumber Daya
Mengalokasikan kembali sumber daya untuk
mencapai tujuan-tujuan strategi yang baru baik dari segi
keuangan, teknologi dan sumber daya manusia yang
tersedia. Karena, sebuah perubahan strategi sangat
memungkinkan adanya perubahan sumber daya.
15 Musa Habies, dan Muhamad Najib, Manajemen Strategi Dalam
Pengembangan Daya Saing Organisasi, (Jakarta: PT. Gramedia, 2008), h. 23-
24.
29
c. Evaluasi Strategi
Evaluasi menjadi tolak ukur untuk strategi yang akan
dilaksanakan kembali oleh suatu organisasi dan sangat diperlukan
untuk memastikan sasaran yang dituju telah dicapai. Ada beberapa
aktivitas untuk melakukan evaluasi strategi, yaitu meninjau faktor-
faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar asumsi pembuatan
strategi, mengukur prestasi baik menyelidiki penyimpanan dari
rencana, mengevaluasi presentasi individual, dan mengambil
tindakan korelatif untuk memastikan bahwa prestasi sesuai dengan
rencana namun bukan berarti adanya tindakan korelatif tidak
meninggalkan strategi yang lama dan membuat strategi yang baru.
Kriteria untuk mengevalusasi harus dapat diukur dan dibuktikan,
dan adanya evaluasi strategi diperlukan untuk merangsang
kreativitas.
d. Manfaat Strategi
Adapun manfaat strategi bagi organisasi, diantaranya sebagai
berikut:16
1) Strategi sebagai sarana dalam mengkomunikasikan
gagasan, kreativitas, dan informasi serta cara merespon
perubahan dan perkembangan lingkungan operasional,
nasional dan global kepada semua pihak sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawabnya.
16 Kusnardi, Pengantar Manajemen Strategi, h.216.
30
2) Strategi mampu menunjang fungsi kontrol, sehingga
seluruh proses pencapaian tujuan strategik berlangsung
terkendali.
3) Strategi yang disepakati dapat memperkecil bahkan
emniadakan perbedaan dan pertentangan pendapat dalam
mewujudkan keunggulan yang terarah pada pencapaian
tujuannya.
4) Strategi berfungsi untuk menyatukan sikap, bahwa
keberhasilan bukan sekedar untuk manajemen puncak
tetapi juga merupakan keberhasilan bersama organisasi dan
masyarakat.
Penulis menyimpulkan manfaat strategi sebagai pengendali
dalam menggunakan sumber daya yang ada untuk
dioptimalisasikan agar mencapai tujuan dengan hasil yang
maksimal.
B. Konsep Fundraising
1. Pengertian Fundraising
Fundraising termasuk dari kegiatan utama dalam lembaga
zakat, infak dan sedekah, dimana kegiatan ini adalah
mengumpulkan dana yang tidak hanya terkumpul dari perorangan,
melainkan juga dari perusahaan dan lembaga. Fundraising adalah
suatu kegiatan penggalangan dana dari individu, organisasi,
31
maupun badan hukum.17 Dalam kamus Inggris-Indonesia,
fundraising diartikan sebagai penggalangan dana. Sedangkan
orang atau lembaga yang menggalang atau mengumpulkan dana
disebut fundraiser.18
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), yang diartikan
penggalangan adalah proses, cara, perbuatan, pengarahan,
pengumpulan.19 Menurut bahasa, fundraising berarti penghimpun
dana atau penggalangan dana, sedangkan menurut istilah,
fundraising diartikan sebagai kegiatan menghimpun dana dan
sumber daya lainnya dari masyarakat (baik individu, organisasi,
perusahaan maupun pemerintah) yang akan digunakan untuk
membiayai program dan kegiatan operasional lembaga yang pada
akhirnya adalah untuk mencapai misi dan tujuan dari lembaga
tersebut.20 Kegiatan penghimpunan terletak pada dua hal, yakni:
1. Dananya berasal dari donatur baik perorangan maupun
perusahaan.
2. Sebagai manusia, donatur akan mengeluarkan dana karena
adanya sentuhan tertentu.
17 https://bwi.or.id/index.php/in/publikasi/artikel/394-manajemen-
fundraising-dalam-penghimpunan-harta-wakaf-bagian-1.html, diunduh pada 4
Juli 2018 pukul 14.32 WIB. 18 Peter Salim, Salim’s Nith Collegiate English-Indonesia Dictionary,
(Jakarta: Modern English Press, 2000), h.607. 19 https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/penggalangan, diunduh pada 4
Juli 2018 15.11 WIB. 20 Hasanudin, Manajemen Zakat dan Wakaf, (Pamulang: Buku Ajar,
2010), 132.
32
Mengingat dua hal tersebut, maka penghimpunan dapat saling
berkoordinasi dalam hal pelayanan donatur dan menghimpun
dana.21 Fundraising dapat pula diartikan proses mempengaruhi
masyarakat baik individu atau kelompok maupun lembaga agar
menyalurkan dananya kepada sebuah organisasi.22
Peran fungsi dan tugas divisi bidang penghimpunan, memang
dikhususkan mengumpulkan dana zakat, infak, dan sedekah dari
masyarakat. Dalam melaksanakan aktivitas penghimpunan dana,
bagian penghimpunan dapat menyelenggarakan berbagai kegiatan
dengan kemampuan tim dalam mengembangkan program.23
Pengumpulan dana ini dapat dilakukan dengan berbagai metode
yang sudah umum.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas penulis
memyimpulkan bahwa fundraising adalah sebuah upaya
mengumpulkan, menghimpun, mempengaruhi, memberitahukan,
mengingatkan, membujuk, dan mendorong baik perorangan,
organisasi, perusahaan dan lembaga untuk sadar, termotivasi,
perduli dan mau mengeluarkan kelebihan hartanya untuk
melakukan kebajikan dalam bentuk pemberian dana, barang-
barang, ide dan sumber daya lainnya yang bernilai dan masih bisa
21 Eri Sudewo, Manajemen Zakat: Tinggalkan 15 Tradisi Terapkan 4
Prinsip Dasar, (Jakarta: Institut Manajemen Zakat, 2004), h. 190. 22 April Purwanto, Manajemen Fundraising bagi Organisasi
Pengelolaan Zakat, (Yogyakarta: Sukses, 2009), h. 12. 23 Eri Sudewo, Manajemen Zakat: Tinggalkan 15 Tradisi Terapkan 4
Prinsip Dasar, h. 189.
33
digunakan untuk didayagunakan kepada yang berhak
menerimanya.
2. Metode Fundraising
Dari segi bahasa metode berasal dari dua kata berbeda yaitu
“metha” yang berarti melalui atau melewati dan “hodas” berarti
jalan atau cara. Metode dapat berarti suatu cara atau jalan yang
harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.24 Dalam melaksanakan
kegiatan fundraising, banyak metode yang dapat dilakukan.
Metode ini pada dasarnya dapat dibagi dua jenis, yaitu sebagai
berikut:25
a. Metode Fundraising Langsung (Direct Fundraising)
Yang dimaksud dengan metode ini adalah metode yang
menggunakan teknik dengan melibatkan partisipasi dari donatur
secara langsung. Bentuk fundraising ini adalah proses interaksi dan
daya akomodasi terhadap respon donatur bisa secara langsung.
Dengan metode ini apabila dalam diri donatur muncul keinginan
untuk melakukan donasi setelah mendapatkan promosi dari
fundraiser lembaga, maka segera dapat melakukan dengan mudah
dan semua kelengkapan informasi yang diperlukan untuk
melakukan donasi sudah tersedia. Sebagai contoh dari metode ini
24 Ahmad Falah, Buku Daros: Materi dan Pembelajaran Fiqh MTs-
MA, (Kudus: STAIN Kudus, 2009), h.10. 25 Kementrian Agama, Manajemen Pengelolaan Zakat, (Jakarta:
Direktorat Pemberdayaan Zakat, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat
Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009), h. 66.
34
adalah: Direct Mail, Direct Presentation, Telefundraising, Direct
Advertising.
b. Metode Fudraising Tidak Langsung (Indirect Fundraising)
Yang dimaksud dengan metode ini adalah metode yang
menggunakan teknik dengan tidak melibatkan partisipasi dari
donatur secara langsung. Metode ini dilakukan dengan promosi
yang mengarah kepada pembentukan citra lembaga yang kuat,
tanpa diarahkan untuk transaksi donasi pada saat itu. Sebagai
contoh dari metode ini adalah penyelenggaraan event, melalui
referensi, ataupun mediasi para tokoh.
Dari penjelasan diatas, penulis menyimpulkan bahwa dalam
fundraising dapat dilakukan melalui dua metode, yakni direct dan
indirect fundraising. Keduanya dapat dikombinasikan sesuai
dengan keadaan atau situasi dan keduanya merupakan cara yang
paling baik untuk digunakan dalam kegiatan fundraising atau
menghimpun dana.
3. Manfaat Fundraising
Fundraising merupakan tulang punggung sebuah organisasi
atau lembaga pengelola zakat, infak, sedekah, dan wakaf. Adapun
manfaat dari fundraising sebagai berikut:26
26 Kementrian Agama, Manajemen Pengelolaan Zakat, h. 67.
35
a. Menghimpun Dana
Merupakan tujuan dari fundraising yang paling mendasar,
tanpa adanya aktivitas fundraising maka kegiatan lembaga
pengelola zakat, infak, sedekah dan wakaf tidak akan berarti sama
sekali. Apabila fundraising tidak menghasilkan dana, termasuk
fundraising yang gagal meskipun bentuk keberhasilan lainnya.
b. Memperbanyak Donatur
Organisasi pengelola zakat yang melakukan kegiatan
fundraising, ada dua cara yaitu, menambah dinasi dari setiap
donatur atau menambah jumlah donatur pada setiap donatur yang
mendonasikan dana yang tetap sama. Di antara kedua pilihan
tersebut, maka menambah donatur adalah cara yang relatif lebih
mudah daripada menaikkan jumlah donasi dari setiap donatur.
c. Membangun Citra Lembaga atau Organisasi
Aktivitas fundraising yang dilakukan oleh sebuah Organisasi
Pengelola Zakat (OPZ) baik swasta yakni Lembaga Amil Zakat
(LAZ) maupun Badan Amil Zakat (BAZ), baik langsung maupun
tidak langsung akan berpengaruh terhadap citra lembaga.
Fundraising adalah garda terdepan yang menyampaikan informasi
dan berinteraksi dengan masyarakat. Citra ini dapat bersifat positif,
dapat pula bersifat negatif. Karena hasil dari informasi dan
interaksi yang akan membentuk citra lembaga dalam benak
khalayak. Apabila citra yang ditunjukan adalah citra yang positif,
maka simpati akan mengalr dengan sendirinya terhadap lembaga
dan tidak kesulitan dalam mencari donatur.
36
d. Menghimpun Simpatisan/ Relasi dan Pendukung
Kadangkala ada seseorang atau sekelompok orang yang telah
berinteraksi dengan aktivitas fundraising dan mempunyai kesan
positif. Mereka ini secara natural bersedia menjadi promotor
positif tentang lembaga kepada orang lain.
e. Meningkatan Kepuasan Donatur
Merupakan manfaat yang tertinggi dan bernilai untuk jangka
panjang. Para donatur akan mendonasikan dananya secara
berulang-ulang atau terus menerus di lembaga yang sudah
dipercayainya dan membuatnya puas baik dari segi
pemberdayaannya sampai transparansi keuangannya.
Sesuai dengan penjelasan diatas, penulis menyimpulkan
bahwa kegiatan fundraising memiliki lima tujuan pokok, yaitu
menghimpun dana, menghimpun dan memperbanyak donatur,
membangun citra lembaga atau organisasi, menghimpun
simpatisan/ relasi dan pendukung dan memberikan kepuasan
kepada donatur. Serta manfaat dari penghimpunan tersebut adalah
memberikan informasi dan pemahaman terhadap donatur, untuk
memberikan kemudahan dalam mendonasikannya dan tepat
sasaran.
4. Konsep Fundraising dalam Islam
Penghimpunan atau fundraising zakat di masa Nabi
Muhammad SAW, memiliki sumber daya yang sangat terbatas
37
sehingga dalam mengatur pengadaan barang-barang untuk
masyarakat itu sulit.27 Sehingga dalam mensejahterakan
masyarakat dan umat Islam mampu menjadikan zakat sebagai
salah satu sumber ekonomi umat Islam.
Dalam mengangani persoalan zakat, di samping Nabi
Muhammad SAW sendiri menempatkan dirinya sebagai amil,
beliau juga pernah mengangkat orang lain sebagai amil sesuai
dengan yang terdapat dalam hadits yang termaktub:
هما عن أبي معب عن ي الل عليهي وسلم أن ال)د عن ابني عباس رضي صلى الل نبي
عنه إيل اليمني ب عث معاذا ي الل يث، (رضي اف ت رض وفييهي : ) فذكر الدي أن الل
م صدقة في أموالييم م وت رد على ف عليهي ن أغنييائيهي م ت ؤخذ مي فق عليهي، قرائيهي ( مت
.28واللفظ ليلبخاريي
Artinya: Dari Ibnu Abbas r.a. Bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam mengutus Mu'adz ke negeri Yaman -ia meneruskan hadits
itu- dan didalamnya (beliau bersabda): "Sesungguhnya Allah
telah mewajibkan mereka sedekah (zakat) dari harta mereka yang
diambil dari orang-orang kaya di antara mereka dan dibagikan
27 Ade Badru Tamam, Skripsi: “Strategi Fundraising Dana ZIS Pada
LAZIS-NU Kota Bogor Tahun 2017”, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2018), h. 30. 28 Muhammad Ibn Futuh Al- Humaidi, Al-Jam’u Baina al-Shahihaini
al-Bukhari wa Muslim, (Beirut: Dar al-Nasyr, 1423 H/2002 M), juz 1, h. 243.
38
kepada orang-orang fakir di antara mereka." Muttafaq Alaihi dan
lafadznya menurut Bukhari.
Diantara orang yang pernah Nabi Muhammad SAW angkat
menjadi amil adalah Umar bin Khatab, Mu’adz bin Jabal salah
seorang ahli hukum Islam (fakih) terkemuka, Anas bin Malik (pada
masa khalifah Abu Bakar Ash-Shidiq), Abu al-Walid Ubadah bin
ash-Shamit bin Qais al-Anshari al-Khazraji. Mereka diinstruksikan
Nabi untuk bertanggung jawab, mengingatkan para penduduknya
atas kewajiban berzakat dan mendistribusikannya di daerah tempat
pengumpulan zakat tersebut.29 Berkenaan dengan sejarah di awal-
awal pada zaman Nabi Muhammad SAW, dan Khulafa al-Rasyidin
yakni Abu Bakar As-Shiddiq, Umar bin Khatab, Utsman bin Affan,
dan Ali bin Abi Tholib benar-benar fungsional dan prosedural,
serta dikelola oleh lembaga ‘amilin yang benar-benar profesional,
transparan, dan amanah.30
Dalam pengelolaan dana zakat, Nabi Muhammad Saw
memberikan contoh dan petunjuk operasionalnya. Manajemen
operasional yang bersifat teknis tersebut dapat dilhat pada
pembagian struktur amil zakat, yang terdiri dari:31
a. Katabah, adalah petugas yang mencatat para wajib zakat.
29 Kuntarno Noor Aflah, dan Mohd. Nasir Tajang, Zakat dan Peran
Negara, (Jakarta: Forum Zakat, 2006), Cet. Ke-1, h.10. 30 Kuntarno Noor Aflah, dan Mohd. Nasir Tajang, h.14. 31 Faisal, “Sejarah Pengelolaan Zakat di Dunia Muslim dan Indonesia
(Pendekatan Teori Investigasi-Sejarah Charles Peirce dan Defisit Kebenaran
Lieven Boeve)”, Vol. XI. No.2, Desember 2011, h. 247-248.
39
b. Hasabah, adalah petugas yang menaksir atau mengitung
zakat.
c. Jubah, adalah petugas yang menarik atau mengambil zakat
dari para muzakki (orang yang wajib menunaikan zakat).
d. Khazanah, adalah petugas yang menghimpun dan memelihara
dana zakat.
e. Qasamah, adalah petugas yang menyalurkan zakat kepada
mustahik (orang yang berhak menerima zakat).
Penulis menyimpulkan bahwa pada zaman Nabi
Muhammad SAW sampai dengan Khulafa al-Rasyidin
pengelolaan dana zakat sudah dicontohkan langsung oleh
Rasulullah SAW, baik dari cara menghimpun sampai dengan
menyalurkan dana zakatnya. Beberapa point pengelolaan diatas
dapat dikembangkan untuk menghimpun dana zakat, infak, dan
sedekah pada zaman sekarang ini terlebih di era yang semakin
canggih dengan adanya teknologi. Mampu memudahkan para
donatur untuk menunaikan zakat, memberikan infak dan
sedekahnya, dan secara otomatis tercatat di pembukuan lembaga
atau badan pengelola zakat, infak, dan sedekah. Serta menjadikan
laporan kepada masyarakat, dan menjadi lembaga atau badan
pengelola yang amanah dan transparan.
5. Dasar Hukum Fundraising
Adapun dasar hukum yang berkaitan dengan fundraising
infak dan sedekah yang terdapat dalam Undang-Undang Republik
Indonesia, terdapat pada:
40
Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2011
tentang pengelolaan infak dan sedekah, dijelaskan dalam Bab IV
Pasal 28 yang terdapat pada ayat:
a. Selain menerima zakat, BAZNAS dan LAZ juga dapat
menerima infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan
lainnya.
b. Pendistribusian dan pendayagunaan infak dan sedekah dan
dana sosial keagamaan lainnya dilakukan sesuai dengan
syariat Islam.
c. Pengelolaan infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan
lainnya harus dicatat dalam pembukuan tersendiri.
Penulis menyimpulkan bahwa pasal yang tertera diatas jelas
dasar hukumnya dalam mengelola dana infak dan sedekah,
pengelolaan dana tersebut sudah diatur dalam Undang-Undang
Republik Indonesia.
C. Konsep Infaq dan Sedekah
1. Pengertian Infak
Infak berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan
sesuatu (harta) untuk kepentingan sesuatu. Secara terminologi
syariat infak berarti mengeluarkan sebagian dari harta atau
pendapatan ataupun penghasilan untuk suatu kepentingan yang
diperintahkan Islam.32 Infak tidak memiliki batasan nishab untuk
32 Muhammad Zen, 24 Hours of Cotemporary Zakat: Tanya Jawab
Seputar Keseharian Zakat, (Jakarta: Institut Manajemen Zakat, 2010), h. 5.
41
menunaikannya, sesuai dengan nash di dalam Al-Quran Surat Ath-
Thalaq Ayat 7 yang berbunyi :
نفيق ينسعتيهيلي ذوسعةم ي هيريز قهۦ رعل اءاتى ۥومنقدي ميم هفل ينفيق
ه يفٱلل ليكل مٱلل ساإيل علنف سيج ه اءاتى ها رٱلل يس دعس ابع
٧
Artinya: Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut
kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya
hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah
kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang
melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak
akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan. (QS. Ath-
Thalaq:7)
Walaupun infak tidak ada ketentuan nishab, namun ada aturan
dalam penyalurannya meskipun tidak khusus tetapi lebih prioritas
terdapat di dalam nash Al-Quran Surat Al-Baqarah Ayat 215, yang
berbunyi:33
33 Forum Silaturahim ZIS, Buku Panduan Pengelolaan ZIS,
(Sukabumi: Forum ZIS, 2017), h. 12.
42
ي نيلك يس و ليفليل خي ين تمم
كفق ماأ قل ق وماذاينفيقن
ينٱل ر
ت م و ٱب نيوٱل مس كينيوٱل بييلي ٱلس فإين خي مين اعل ٱوماتف يهيلل ۦب
٢١٥علييم
Artinya: Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan.
Jawablah: "Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah
diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim,
orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam
perjalanan". Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka
sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya. (QS. Al-Baqarah:
215).
Ditambah dengan penjelasan hadits yang tertulis:
ه بيع الز اد ب ن حدثنا أبو الر رانى وقتي بة ب ن سعيد كالهما عن حم
اد حدثنا أيوب عن أبى قالبة عن أبى بيع حدثنا حم زي د قال أبو الر
بان قال قال رسول الل ماء عن ثو » -صلى هللا عليه وسلم-أس
جل دينار ين فقه على عياله ودينار ين فقه أف ضل دينار ين فقه الر
حابه فى ودينار ين فقه على أص جل على دابته فى سبيل الل الر
جل قال أبو قالبة وأى ر قال أبو قالبة وبدأ بال عيال ثم «. سبيل الل
43
را من رجل ين فق على عيال صغار يعفهم أو ين فعهم الل ظم أج أع
. نيهم 34رواه مسلم به ويغ
Artinya: Dari Tsauban ia berkata; Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wa Sallam bersabda: "Sebaik-baik dinar (uang atau harta) yang
dinafkahkan seseorang, ialah yang dinafkahkan untuk
keluarganya, untuk ternak yang dipeliharanya, untuk kepentingan
membela agama Allah, dan nafkah untuk para sahabatnya yang
berperang di jalan Allah." Abu Qilabah berkata; Beliau
memulainya dengan keluarga." Kemudian Abu Qilabah berkata;
Dan laki-laki manakah yang lebih besar pahalanya dari seorang
laki-laki yang berinfak kepada keluarga kecil, memuliakan mereka
yang dengannya Allah memberikan manfaat dan memberikan
kecukupan bagi mereka?"
Dengan berinfak dapat menyuburkan dan mengembangkan
harta, pernyataan ini sesuai di dalam nash Al-Quran Surat Al-
Baqarah Ayat 261, yang berbunyi:
ثل يينم ٱل سبييلي و لهم في م يينفيقنأ ٱلل نبتت
حبةأ يلسكمثلي سناب ب
و يائةحبة سنبلةم يك في وٱلل ه يمنيشاء يض عيفل علييٱلل ٢٦١مو سي
Artinya: Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-
orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa
34 Abu Al-Husain Muslim ibn Hajjaj ibn Muslim al-Qusyairi al-
Naisaburi, Shohihu Muslim, (Beirut: Daru Ihyai al-Tsurats al-Arobi), juz 2,
h.691.
44
dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-
tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi
siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya)
lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Baqarah: 261)
Berdasarkan pengertian di atas, penulis menyimpulkan
bahwa infak berarti menyalurkan, mengeluarkan, mendermakan
rezeki berupa harta benda, materi yang lebih prioritas yakni kepada
orang terdekat dan tidak ada batasan (nishab) untuk memberinya.
Namun, harus dengan rasa ikhlas dan mengharap mendapatkan
ridho dari Allah SWT serta memberikan infak dari harta yang halal
dalam mendapatkannya. Karena harta yang diinfakan itu tidak
menyebabkan kemiskinan kepada pemberinya, namun
mengembangkan hartanya dan tidak membuatnya melarat.
2. Pengertian Sedekah
Sedekah berasal dari shadaqa yang berarti benar, maka orang
yang gemar bersedekah adalah orang yang benar pengakuan
imannya.35 Adapun secara terminologi syariat shadaqah makna
asalnya adalah tahqiqu syai’in bissyai’ atau menerapkan ataupun
menetapkan sesuatu pada sesuatu. Sikapnya sukarela dan tidak
terikat pada syarat-syarat tertentu dalam pengeluarannya baik
mengenai jumlah, waktu, dan kadarnya.
35 Muhammad Zen, 24 Hours of Cotemporary Zakat: Tanya Jawab
Seputar Keseharian Zakat, h. 3.
45
Sedekah memiliki arti yang luas, tidak terbatas pada
pemberian yang bersifat materil, tetapi sedekah dan mencakup
semua perbuatan baik, baik yang bersifat fisik dan non fisik.36
Berdasarkan dari pengertian di atas penulis menyimpulkan
bahwa sedekah adalah seluruh perbuatan kebaikan atau kebajikan
yang dilakukan baik itu bersifat materil maupun non materil, fisik
maupun non fisik, dimana semua itu dilakukan untuk menciptakan
rasa kebersamaan, kesejahteraan sesama umat manusia di dunia.
3. Dasar Hukum Infak dan Sedekah
Adapun dasar hukum dalam mengeluarkan dana infak yang
diatur dalam Al-Qur’an surat ‘Ali Imran Ayat 134, yang berbunyi:
يين ٱل في اءيينفيقن اءيوٱلس مينوٱلض ٱل عافينوٱل غي ظٱل ك ظي عني
وٱنلاسي ٱلل نيييب سي ١٣٤نٱل مح
Artinya: (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik
di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan
amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai
orang-orang yang berbuat kebajikan.
Dan adapun anjuran untuk memberikan sedekah terdapat
pada surat An-Nisa Ayat 114, yang berbunyi:
36 Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, (Jakarta: PT.
Grasindo, 2007), h. 5.
46
ل ح إيص و روفأ مع و
يصدقةأ مرب
أ من ى هم إيل ينن كثييم في خي ۞ل
بن ي ٱنلاسي ذ ل عل ٱب تيغاءومنيف يمر ضاتي فٱلل تييهيفس راكؤ أ
ا يمر ١١٤عظي
Artinya: Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan
mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh
(manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma´ruf, atau
mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa
yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka
kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar. Penulis menyimpulkan bahwa dasar hukum untuk
melakukan infak dan sedekah jelas terdapat di dalam Kalamullah
atau pedoman hidup orang Islam. Dalam penjelasan diatas juga
tidak ditentukan takaran atau batas dalam mengeluarkan infak dan
sedekah. Tetapi apabila melakukan keduanya dengan
mengharapkan ridho Allah SWT, maka Allah SWT akan
memberikan pahala juga kebaikan yang besar kepada yang
menunaikannya.
47
4. Manfaat Infaq dan Sedekah
Adapun manfaat dari menunaikan infak dan sedekah
sebagaimana yang dikemukakan oleh Wahbah Az-Zuhaili, sebagai
berikut:37
a. Terpelihara dirinya dari berbagai perbuatan dosa, karena harta
adalah cobaan. Berbagai perbuatan maksiat justru lahir dari
harta. Orang yang memiliki kelebihan harta, akan muncul sikap
hedonisnya yang merupakan kecenderungan natural dari
susunan biologisnya sebagai manusia. sikap hedonis inilah
yang menjadi pangkal dari berbagai perbuatan maksiat.
b. Mengangkat derajat kehidupan khususnya fakir miskin,
terbebas dari jerat-jerat kemiskinan, karena dengan
memberikan dana infak dan sedekah yang dijadikan sebagai
modal usaha.
c. Membina sikap kepribadian hidup untuk menjadi orang-orang
humanis yang menjadi orang-orang pemurah dan pengasih.
d. Memperlihatkan sikap syukur terhadap nikmat-nikmat dan
karunia Allah SWT yang telah diterimanya.
Penulis menyimpulkan bahwa manfaat dan hikmah dari
menunaikan infak dan sedekah adalah mempererat hubungan
sosial dengan sesama manusia sekaligus mempererat hubungan
dengan Allah SWT, yang dimana semuanya dilakukan hanya untuk
mengharap keridhoan dari Allah SWT.
37 Abudin Nata, Dede Rosada, dan Akbar Zaenudin, Mengenal Hukum
Zakat dan Infak/Sedekah, (Jakarta: Badan Amil Zakat Infak Sedekah DKI
Jakarta, 1999), h. 13-14.
49
BAB III
GAMBARAN UMUM MENGENAI LEMBAGA ZAKAT
INFAK SEDEKAH NAHDLATUL ULAMA DESA
NANGGERANG SUKABUMI
A. Sejarah dan Perkembangan LAZIS-NU Desa
Nanggerang Sukabumi
NU CARE LAZISNU merupakan rebranding1
Lembaga Amil Zakat Infak Sedekah Nahdlatul Ulama
(LAZISNU). Sebagaimana cita-cita awal berdirinya NU
CARE-LAZISNU untuk membantu umat, maka NU CARE
LAZISNU sebagai lembaga nirlaba milik perkumpulan
Nahdlatul Ulama (NU) senantiasa berkhidmat untuk membantu
kesejahteraan umat serta mengangkat harkat sosial melalui
pendayagunaan dana zakat, infak, sedekah (ZIS) dan dana-dana
Corporate Social Responsibility (CSR).2
1 Rebranding berasal dari kata re- dan branding. Re artinya kembali,
sedangkan branding adalah proses penciptaan brand image yang
menghubungkan hati dan benak pelanggannya. Menurut Muzellec dan
Lambkin, rebranding adalah menciptakan suatu nama yang baru, istilah, simbol,
desain, atau suatu kombinasi untuk satu brand yang tidak dapat dipungkiri
dengan tujuan untuk mengembangkan differensiasi (baru) posisi di dalam
pikiran dari stakeholders dan pesaing. Sumber: Riza Rizki Isyana, Tesis:
“Strategi Pemasaran Melalui Rebranding (Studi Kasus Rebranding Piring
Putih Menjadi Redberries Food and Folks Dalam Meningkatkan Penjualan)”,
(Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2015), h. 16.
2 www.nucare.id, diunduh pada 2 Agustus 2018 pukul 13.50 WIB.
50
Lembaga Amil Zakat Infak dan Sedekah Nahdlatul
Ulama (LAZIS-NU) secara yuridis formal dikukuhkan oleh SK
Menteri Agama No. 65/2005 untuk melakukan pemungutan
Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) kepada masyarakat luas.
LAZIS Nahdlatul Ulama berpusat di Gedung PBNU Lantai 2
Jalan Kramat Raya No. 164, Jakarta Pusat 10430 telah memiliki
jaringan pelayanan dan pengelolaan ZIS di 12 negara, 34
provinsi, dan 376 kabupaten/kota di Indonesia.3 Cabang LAZIS
Nahdlatul Ulama yang berada di wilayah Kabupaten Sukabumi,
terdapat 9 desa dan salah satunya adalah Desa Nanggerang.
Desa Nanggerang adalah salah satu desa dalam wilayah
Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi hasil dari
pemekaran dari Desa Purwasari pada tahun 1984. Wilayah
perbatasan di wilayah utara dengan desa Tenjoayu dan desa
Benda, sebelah timur Taman Nasional Gunung Gede
Pangrango. Sebelah selatan dengan desa Wangun Jaya dan desa
Purwasari, dan sebelah barat dengan Kelurahan Cicurug. Desa
Nanggerang yang berbatasan langsung dengan Gunung Gede -
Gunung Pangrango ini memiliki kondisi alam yang berbukit-
bukit. Luasnya sekitar 716,81 hektar, wilayah administrasi
pemerintahan desa terdiri dari 3 dusun, 9 Rukun Warga, dan 32
Rukun Tetangga.
Jumlah penduduk penduduk desa Nanggerang pada
tahun 2017 sebanyak 6.123 jiwa, laki-laki sebanyak 3.064 jiwa
3 www. nucare. id, diunduh pada 2 Agustus 2018 pukul 13.50 WIB
51
dan perempuan 3.059 jiwa dengan 1.681 KK.4 Desa ini
termasuk pada golongan desa yang masyarakatnya menengah
ke bawah dengan rata-ratapencaharian sebagai berikut:5
Tabel 3.1
Mata Pencaharian Penduduk Desa Nanggerang Sukabumi
No. Pekerjaan Pokok Jumlah
Orang
1. Pegawai Negeri 34 Orang
2. TNI/Polri 2 Orang
3. Buruh/Swasta 643 Orang
4. Pengrajin 6 Orang
5. Petani 163 Orang
6. Buruh Tani 603 Orang
7. Pedagang 146 Orang
8. Peternak 141 Orang
9. Montir 8 Orang
10. Guru 50 Orang
11. Sopir 43 Orang
12. Tukang Kayu/Batu 70 Orang
Sumber: Profil Desa Nanggerang Kabupaten Sukabumi
Walaupun desa ini termasuk golongan desa yang
masyarakatnya mendapatkan penghasilan menengah ke bawah
namun, saat ini Desa Nanggerang telah memiliki beberapa sarana
4 Hasil wawancara pribadi dengan Bapak Unang Suwandi sebagai
Sekretaris Desa Nanggerang, 20 Februari 2018. 5 Hasil wawancara pribadi dengan Bapak Unang Suwandi sebagai
Sekretaris Desa Nanggerang, 20 Februari 2018.
52
dan prasarana yang dapat digunakan masyarakat setempat
diantaranya Aula Pertemuan, Kantor Desa, Ruang PKK, Ruang
MUI, Kantor Sekretariat ZIS, dan Gedung Poliklinik ZIS.
Awal berdirinya lembaga ZIS di Desa Nanggerang ini
terdiri karena dua faktor.6
1. Kemiskinan yang masih meluas dan Desa Nanggerang
termasuk di dalam indeks pembangunan manusia yang
sangat rendah. Sehingga memunculkan gagasan dari para
tokoh agama, pemerintah desa, tokoh masyarakat dan tokoh
pemuda untuk melaksanakan sistem pengelolaan serta
sosialisasi ZIS secara terpadu.
2. Zakat, infak, dan sedekah diyakini mampu bersumbangsih
dalam mendorong keadilan sosial, pembangunan manusia,
dan mampu mengentaskan kemiskinan.
Dalam operasional programnya, lembaga ini di dukung
oleh Jaringan Multi Lini, yakni sebuah jaringan konsolidasi
pengelola ZIS yang tersebar dimasing-masing Rukun Warga
(RW) se-Desa Nanggerang yang mampu menjangkau seluruh
wilayah secara cepat, terfokus, dan tentunya tepat sasaran.
Namun, karena pemerintah sudah mempunyai lembaga resmi
untuk mengelola khusus dana zakat yaitu BAZNAS maka
dalam hal ini lembaga yang sudah berjalan di Desa Nanggerang
6 Nur Samha Fitriyah, Skripsi: “Hubungan Peran Tokoh Masyarakat
dan Profesionalitas Pengelolaan Dana dengan Motivasi Masyarakat Membayar
Infaq melalui Lembaga ZIS Desa Nanggerang Cicurug Sukabumi”, (Jakarta:
UIN Syarif Hidayatullah, 2017), h. 67-68.
53
ini hanya mengoptimalisasikan infak dan sedekahnya saja
sehingga keberadaannya tidak berlawanan dengan BAZNAS.
Inisiator gerakan ZIS adalah KH. R. Abdul Basith
sekaligus sebagai Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama
(PCNU) Kabupaten Sukabumi, kunci berjalannya program
gerakan ZIS dan gerakan subuh mengaji harus bersinerginya
antara ‘ulama (pemuka agama) dan umara (pemerintah).
A. Landasan Hukum
Adapun landasan hukum yang menaungi lembaga ini:
1. SK Kepala desa Nanggerang No. 141/SK-ZIS
06/Pemdes/2013 tentang “Pengangkatan Pengurus Zakat
Infak Sedekah (ZIS) desa Nanggerang” yang telah
dikukuhkan oleh Kepala desa Nanggerang dan telah
dihadiri serta disaksikan oleh wakil Gubernur Jawa Barat
yaitu Bapak H. Deddy Mizwar beserta SKPD Provinsi Jawa
Barat dan Pemerintah Kabupaten Sukabumi pada 02 Juli
2013.
2. Peraturan Bupati (Perbup) No. 35 Tahun 2016 tentang
“Pengelolaan Infak, Sedekah, dan dana sosial keagamaan
lainnya yang berbasis masyarakat.”
B. Visi, Misi, dan Tujuan
Visi adalah harapan-harapan dan cara menabur benih
untuk mengharapkan memetik hasilnya di masa yang telah kita
54
perkirakan.7 Visi berasal dari kata vision yang berarti cara
pandang ke masa depan.8 Maka, visi dari Lembaga Amil Zakat
Infak dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZIS-NU) desa
Nanggerang, Cicurug, Sukabumi: “Menjadi lembaga
pemberdayaan yang sehat, efisien, dan dipercaya”.9
Misi LAZIS Nahdlatul Ulama desa Nanggerang,
Cicurug, Sukabumi:10
1. Mewujudkan lembaga ZIS sebagai pengkuh agamana,
lubung elmuna, jembar budayana, racage gawena, dengan
etos kerja silih (asih, asah, asuh), mencapai (cager, bager,
bener, pinter, singer).
2. Mendorong tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk
mengeluarkan zakat, infak, dan sedekah dengan rutin dan
tepat.
3. Mengumpulkan, menghimpun dan mendayagunakan dana
zakat, infak, dan sedekah secara profesional, transparan,
tepat guna, dan tepat sasaran.
4. Menyelenggarakan program pemberdayaan masyarakat
guna mengatasi problem kemiskinan, kesenjangan sosial,
7 Toto Tasmara, Kecerdasan Ruhaniah (Transcendental Intelligence),
(Depok: Gema Insani Press, 2001), h. 11. 8 Toto Tasmara, Kecerdasan Ruhaniah (Transcendental Intelligence),
h. 7. 9 Syamsul Huda, Nur Rohman, dan Amin Sudarsono, Membumikan
Sedekah (Belajar dari Cicurug Sukabumi), (Jakarta: NU CARE LAZISNU,
2017), h. 96. 10 Syamsul Huda, Nur Rohman, dan Amin Sudarsono, Membumikan
Sedekah (Belajar dari Cicurug Sukabumi), h. 97.
55
pembangunan, pengangguran, dan minimnya akses
kesehatan dan pendidikan.
Setelah adanya visi dan misi, adapun tujuan dari LAZIS
Nahdlatul Ulama desa Nanggerang, sebagai berikut:
“Berdirinya ZIS desa Nanggerang dimaksudkan sebagai
Lembaga Pengelolaan Zakat, Infak dan Sedekah (LAZIS)
dengan manajemen modern yang mampu menghantarkan zakat
menjadi bagian penyelesaian masalah (problem solver) sosial
masyarakat yang terus berkembang”.
Berdasarkan visi dan misi tersebut, LAZIS Nahdlatul
Ulama desa Nanggerang, Cicurug, Sukabumi memiliki tagline
yakni, “Terima dan Kasih ”. Tagline ini bermakna bahwa setiap
pendapatan atau penghasilan dari setiap hari yang diterima ada
hak atau milik orang lain di dalamnya, maka dari itu harus
diberikan atau dikasihkan kepada yang berhak menerimanya.
Melalui tagline ini LAZIS Nahdlatul Ulama desa Nanggerang,
Cicurug, Sukabumi mengajak masyarakat untuk belajar zakat
sebelum masuk nishab karena dalam penghasilan masyarakat
belum mencapai nishab.
Selain dari visi, misi, dan tujuan berdirinya LAZIS
Nahdlatul Ulama Desa Nanggerang Sukabumi memiliki prinsip
dasar dan konsep utama yang diterapkan untuk menjadi koridor
pelaksanaan ZIS. Berikut adalah prinsip dasar yang dipegang
56
teguh dan diterapkan oleh pengurus LAZIS Nahdlatul Ulama
Desa Nanggerang yaitu sebagai berikut:11
1. Belajar Zakat Sebelum Nishab
Mendidik masyarakat untuk berzakat tidak bisa
dilakukan hanya dengan kata-kata saja dalam ceramah-ceramah
majelis taklim, tetapi harus disampaikan melalui tindakan yang
nyata. Amaliyah yang terus-menerus dilakukan akan
membertuk kesadaran umat yang pada akhirnya menjadi
perilaku dan akhlak.
2. Anjuran Terima-Kasih
Pengurus ZIS dan Ulama mengajarkan sebuah rumus
sederhana untuk dilaksanakan, yaitu terima-kasih. Setiap
menerima rezeki, sebagian harus dikasih. Setiap menerima
upah, bonus, atau hadiah langsung diinfakan 2,5 persen.
3. Keteladanan
Para pengurus ZIS di desa Nanggerang memberikan
keteladanan, karena satu contoh lebih baik dari seribu kata-
kata. Selain itu, pengurus ZIS juga berprinsip bahwa memberi
sebelum mengajak orang lain berbagi. Keteladanan para
penggerak ZIS ini merupakan salah satu kunci efektivitas
dakwah ZIS di Sukabumi.
11 Syamsul Huda, Nur Rohman, dan Amin Sudarsono, Membumikan
Sedekah (Belajar dari Cicurug Sukabumi), h. 92-94.
57
4. Hormati Setiap Orang
Prinsip sederhana ini sungguh luar biasa dan membuat
dakwah ZIS didukung oleh banyak pihak, baik tokoh agama,
tokoh masyarakat, dan juga pemerintah setempat bahkan
sampai Bupati. Pengurus ZIS tahu betul bahwa setiap orang
yang mendukung dakwah ZIS sangatlah berharga. Pengurus
ZIS pun harus luwes dalam bergaul dengan kelompok
masyarakat mana saja, mulai dari buruh tani, buruh pabrik, ibu
rumah tangga, majelis taklim, ketua RT/RW, ketua karang
taruna, kepala desa, camat, bupati, kapolres, dan sebagainya
sehingga semua merasa menjadi istimewa tidak memandang
kalangan tertentu.
Konsep utama dakwah ZIS di Sukabumi yang
dilakukan oleh pengurus ZIS adalah bottom up (mulai dari
bawah), dan mengutamakan substansi daripada bungkus.
Pertama, pelaksanaan ZIS harus bottom-up, siapapun yang
akan melakukan dakwah ZIS harus memperhatikan situasi dan
kondisi masyarakat setempat. Setiap program yang hendak
dilakukan sebaiknya dimulai dengan musyawarah yang
melibatkan masyarakat. Kedua, dakwah ZIS mengutamakan
substansi daripada bungkus. Setiap orang dari kelompok
masyarakat manapun berhak mendengar dakwah ZIS bahkan
non muslim sekalipun. Sosialisasi ZIS memang dilakukan
melalui pengajian dan forum-forum tahlilan tetapi materi
sosialisasinya bukan hanya landasan agama juga bagaimana
58
sedekah yang dikeluarkan bisa digunakan untuk saling
membantu antar anggota masyarakat dan kepentingan umum.
C. Struktur Organisasi
Menurut Didiet Hardjito, struktur organisasi adalah
susunan formal dan mekanisme-mekanisme bagaimana
organisasi dikelola. Struktur organisasi menujukkan kerangka
dan susunan sebagai perwujudan hubungan-hubungan antar
komponen-komponen, bagian-bagian, fungsi-fungsi, kegiatan-
kegiatan, dan posisi-posisi juga menujukkan hierarki, tugas,
dan wewenang serta memperlihatkan hubungan pelopornya.12
Adapun struktur organisasi pada LAZIS Nahdlatul
Ulama Desa Nanggerang Cicurug Sukabumi yang bagan
strukturnya penulis lampirkan pada lampiran di halaman 101,
yakni:13
1. Dewan Pembina : (Alm) KH. R. Abdul Basith
Ade Daryadi
KH. Drs. Cecep Z.A
2. Ketua : H. M. Suminta Qusaeri
3. Sekretaris : Unung Nurhayati
4. Bendahara : H. Awaludin
5. Tim 10 : Ust. Endang Khaerudin
KH. Drs. Cecep Z.A
12 Dydiet Hardjito, Teori Organisasi dan Teknik Pengorganisasian,
(Jakarta: Rajawali Press, 2001), cet. Ke-3, h. 26. 13 Hasil wawancara pribadi dengan Bapak H.M. Suminta Qusaeri
sebagai Ketua ZIS Desa Nanggerang, 6 September 2018.
59
KH. Fikri Ali Majid
Ust. Deden Hoeruman
Asep Saepul Palah
Ust. Sumpena
H. Sidi
KH. Drs. Cecep ZM
Ust. Ujang Barkah
Ust. Hipni Saori
6. Pengurus ZIS RW 1 : Ketua : H.O.Royani
Sekretaris : Rina
Bendahara : Banjar S
Pengepul : Aik Masliyah
Ika Masliyah
Agus Nugraha
7. Pengurus ZIS RW 2 : Ketua : Ajat S
Sekretaris : Abd. Sukur
Bendahara : Badruzzaman
Pengepul : Kudwin
Juwaeni
Hasan Basri
8. Pengurus ZIS RW 3 : Ketua : Asep S.P
Sekretaris : Dedi H. N
Bendahara : Zaenal Abidin
Pengepul : Mardiyah
Sopiah
Jujun Junaedi
60
9. Pengurus ZIS RW 4 : Ketua : Ending S
Sekretaris : Sumpena
Bendahara : Iis Sugianto
Pengepul : Yadi
Meti
Suryadi
10. Pengurus ZIS RW 5 : Ketua : Subaen
Sekretaris : Ukat
Bendahara : Udin
Pengepul : Samsiah
Yoyoh
Baesuki
11. Pengurus ZIS RW 6 : Ketua : Rukyat
Sekretaris : M. Rosip
Bendahara : Rusdianah
Pengepul : Salim Iskandar
Barnas
Anwar
12. Pengurus ZIS RW 7 : Ketua : Ujang B
Sekretaris : Ade M
Bendahara : Aep
Pengepul : Maesaroh
Siti Nurjanah
Yayat
13. Pengurus ZIS RW 8 : Ketua : Hipni Sauri
Sekretaris : Komarudin
Bendahara : Sumpena
61
Pengepul : Maman
Didah
Amir
14. Pengurus ZIS RW 9 : Ketua : Surya Y
Sekretaris : Hartanto
Bendahara : Tati
Pengepul : Pipid
Sumardi
Ratu Titin
D. Program-Program LAZIS-NU Desa Nanggerang
Sukabumi
Adapun program-program yang saat ini berjalan di
LAZIS Nahdlatul Ulama desa Nanggerang, Cicurug, Sukabumi
adalah:14
1. Program Kesehatan
Sejak bulan Juli 2013, ZIS desa Nanggerang ini telah
memiliki 1 buah mobil ambulance yang diperuntukkan sebagai
sarana transportasi akomodasi warga yang membutuhkan
pelayanan, seperti antar jemput ke rumah sakit rujukan, dan
melahirkan. Namun, sejak bulan Juli 2015 desa Nanggerang
sudah bisa memiliki sebuah Gedung Poliklinik Kesehatan.
Bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan swadaya
masyarakat sekaligus diterbitkannya Kartu ZIS Sehat (KZS)
14 Syamsul Huda, Nur Rohman, dan Amin Sudarsono, Membumikan
Sedekah (Belajar dari Cicurug Sukabumi), h. 105.
62
untuk menunjang dalam pelayanan sebagai bentuk komitmen
pelayanan kesehatan.
Bukan hanya sekedar pengadaan poliklinik, dan mobil
ambulance, tetapi juga klaim dokter atau bidan untuk
pengobatan rujukan ke rumah sakit besar. Anggota ZIS desa
Nanggerang yang sakit berat atau parah seperti bersalin bisa
mengajukan pengantaran dengan ambulance secara gratis
dengan call center driver yang siap sedia 24 jam, baik untuk
diantar ke rumah sakit terdekat yakni sekitar wilayah
Sukabumi, Bogor dan Cianjur dan rumah sakit yang jauh
seperti Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta (RSCM),
RS. Hasan Sadikin Bandung.
Poliklinik ini bekerjasama dengan Dinas Kesehatan
(UPTD) Kecamatan Cicurug dalam hal pengadaan tim medis
dan bisa menggunakan kartu jaminan kesehatan (KIS) atau
BPJS-PBI JKN. Adapun tahapan anggota ZIS yang berobat,
yakni:15
1) Anggota ZIS yang sakit ringan datang ke pengurus ZIS
untuk meminta surat pengantar dan kartu ZIS Sehat,
setelah sudah mendaftarkan diri dan terdaftar sebagai
pasien menunggu panggilan dari dokter atau bidan
klinik. Setelah diperiksa oleh dokter atau bidan klinik
pasien mendapatkan jasa medis dan obat diberikan
kepada pasien. Setelah penanganan selesai, dokter atau
15 Syamsul Huda, Nur Rohman, dan Amin Sudarsono, Membumikan
Sedekah (Belajar dari Cicurug Sukabumi), h. 106
63
bidan klinik mengajukan klaim di akhir bulan dan pihak
ZIS melakukan pembayaran kepada pihak dokter atau
bidan klinik.
2) Anggota ZIS yang sakit berat atau parah termasuk
bersalin, apabila sudah tidak kuat untuk diantar naik
kendaraan roda dua bisa langsung menghubungi call
center ambulance yang siap 24 jam. Diantar oleh
ambulance yang tersedia secara gratis baik ke rumah
sakit jauh ataupun terdekat. Setelah mendapatkan
penanganan jasa dan obat dari dokter atau bidan rumah
sakit yang dituju, pasien mendapatkan santunan
keringanan dari ZIS. Namun, pengurus ZIS hanya
memberi bantuan sesuai kesepakatan karena tidak
mungkin menanggung biaya pengobatan yang besar.
Biasanya para pengurus ZIS menanggung 500.000
rupiah per pasien.
Kartu ZIS Sehat (KZS) ini dimiliki oleh setiap Kartu
Keluarga di desa Nanggerang. Setiap satu keluarga sudah
tercatat namanya di dalam kartu. Dengan kartu tersebut
memudahkan setiap masyarakat yang ingin berobat ke
poliklinik, berobat dengan mudah juga murah.
2. Program Sosial
Kegiatan sosial yang dilakukan oleh LAZIS Nahdlatul
Ulama Desa Nanggerang seperti santunan kematian dan
sumbangan untuk bencana. Santunan kematian diperuntukkan
apabila anggota ZIS ada yang meninggal, bantuan yang
64
diberikan adalah memandikan, mengkafani, sampai dengan
menguburkan serta mengadakan pengajian tahlil selama 7
malam.
Jadi, keluarga yang mengalami musibah tidak perlu
repot untuk dana membeli keperluan sebelum penguburan dan
biaya pengajian yang biasanya selain tahlilan, juga pembacaan
Al-Quran sampai 3 kali khatam dalam sepekan. Adapun
bantuan berupa materi kepada keluarga yang ditinggalkan
sesuai dengan kemampuan dan penghasilan ZIS pada saat itu.
Biasanya, bantuan dari ZIS kisaran 500.000 (lima ratus ribu)
rupiah sampai dengan 2.000.000 (dua juta) rupiah per keluarga
yang ditinggalkan.
Selain bantuan untuk yang meninggal di Desa
Nanggerang, juga memberikan bantuan untuk korban bencana
alam diluar Desa Nanggerang. Salah satu bantuan untuk
bencana alam yang sudah diberikan berupa makanan pokok,
dan uang yang ditujukan untuk meringankan beban korban
bencana tersebut. Bencana alam yang terjadi di Kecamatan
Curug Kembar Kabupaten Sukabumi, bencana banjir bandang
di Cidolog, bantuan banjir bandang Kabupaten Garut, dan
bantuan untuk korban gempa di Provinsi Aceh.
3. Program Infrastruktur
Dalam pengadaan infrasturktur ada beberapa yang
sudah dilakukan yakni lampunisasi. Lampunisasi ini berkaitan
dengan penerangan jalan umum dan keterampilan masyarakat
65
dalam pembuatan lampu untuk menerangi jalan dan gang-gang
kecil yang ada di wilayah sekitar perkampungan untuk
meminimalisir tindak kriminal.
Selain lampunisasi, juga sudah melakukan pengerasan
jalan dimana jalan yang menjadi akses masyarakat untuk
bersekolah, dan bekerja menjadi terhambat karena jalan rusak.
Maka dari itu dengan dana infak dan sedekah mampu
memberkan mashlahat atau kebaikan bagi sesama dan akan
dinikmati bersama juga.
4. Program Dakwah
Kegiatan dakwah yang telah diberikan berupa
pembayaran rekening listrik masjid dan mushola yang sangat
membantu meringankan beban para Dewan Kemakmuran
Masjid (DKM) dan pengurus masjid tersebut. Dengan
membayar dana infak dan sedekah berjamaah ini membuktikan
mampu untuk menopang segala kebutuhan masyarakat sekitar
agar dakwahnya tidak terhambat hanya karena listrik di
mushola dan masjid yang mati dan belum dibayar.
5. Program Agropreneur dan Pesantren Global Insani Mandiri
Pada Mei 2015, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy
Mizwar datang ke Desa Nanggerang agendanya adalah
peresmian Poliklinik ZIS Desa Nanggerang. Wakil gubernur
sekaligus menyerahkan bantuan 55 ekor domba, dengan rincian
50 ekor betina dan 5 ekor pejantan. Setelah domba diterima
oleh pengurus ZIS Desa Nanggerang, dan beberapa warga desa
66
menjadi tukang rumput untuk mengambilkan pakan untuk
domba secara rutin dan bergiliran. Warga yang mengurus
domba itu mendapatkan upah dan dipergilirkan untuk menual
domba itu. Berawal dari 55 ekor domba, saat ini domba
berkembang biak menjadi 180 ekor.
Selain ternak domba, di Desa Nanggerang tepatnya di
Kampung Karangsirna terdapat pondok pesantren yang
menerapkan agropreneur, Pondok Pesantren Global Insani
Mandiri yang disingkat GIM. Pondok pesantren ini berdiri
dilahan seluas lima hektar, pesantren ini penuh dengan tanaman
buah dalam pot berupa tanaman bawang dan cabai. Pondok
Pesantren Global Insani Mandiri ini berbasis pertanian.
Walaupun berbasis pertanian, pesantren ini tidak
menghilangkan salah satu tradisi pesantren yaitu mengaji kitab
kuning.
Selain diajarkan mengenai kitab kuning, para santri juga
diajarkan tentang pertanian, perikanan, peternakan, komputer,
dan sablon. Ketrampilan pertanian yang diberikan diantaranya
budidaya pertanian, pengelolaan hasil pertanian, dan dilengkapi
dengan ketrampilan bahasa asing, komputer, dan muhadhoroh.
Pondok Pesantren Global Insani Mandiri sampai saat ini telah
melahirkan tiga angkatan, dan tersebar di daerah Sukabumi,
Tasikmalaya, Karawang, Jambi, Purwakarta, Lampung,
Brebes, Cianjur, Bandung, Bogor, Jakarta, dan Bekasi.
Dalam kegiatan pertanian para santri dikelompokkan
sesuai dengan minat dan kemampuannya secara menyeluruh
67
dengan maksud agar santri dapat menanamkan pengetahuan
dan ketrampilan dalam mengelola proyek pertanian dalam
skala yang kecil. Adapun ilmu-ilmu pertanian yang diberikan
lebih spesifik tentang perencanaan, pengolahan proses panen,
sampai hasilnya dilempar ke pasar. Untuk sarana praktek para
santri telah disiapkan lahan kosong dengan luas keseluruhan
lima hektar dilengkapi dengan fasilitas peternakan juga
disiapkan hewan serta kandang sebagai sarana praktek.
69
BAB IV
ANALISIS STRATEGI FUNDRAISING DANA INFAK
DAN SEDEKAH LAZIS NAHDLATUL ULAMA DESA
NANGGERANG SUKABUMI
A. Penerapan Strategi Fundraising Dana Infak Sedekah
ZIS Desa Nanggerang yang berada dibawah payung hukum
LAZIS Nahdlatul Ulama resmi menjadi pengelola dana infak dan
sedekah pada 02 Juli 2013. Dana infak dan sedekah yang dikelola
berasal dari, untuk, dan oleh masyarakat Desa Nanggerang. Infak
dan sedekah merupakan salah satu ibadah yang dianjurkan dalam
agama Islam dan bernilai sosial jika dipandang dari segi
kemanusiaan. Infak dan sedekah yang dilakukan oleh masyarakat,
seringnya tidak dikelola oleh lembaga dan memberikannya secara
langsung karena tingkat kepercayaan masyarakat kepada pengelola
dana infak, dan sedekah ini rendah. Rendahnya kepercayaan dari
masyarakat membangkitkan sebuah keinginan dan tujuan dari
berbagai kalangan di Desa Nanggerang sendiri untuk mengelola
dana infak, dan sedekah yang terkumpul.1
Berbagai kalangan dari lapisan masyarakat, ulama, pemerintah,
dan tokoh masyarakat harus ikut turun tangan dalam menciptakan
berbagai strategi pendekatan yang dapat menumbuhkan
kepercayaan dan mampu mewujudkan sebuah lembaga ataupun
forum pengelola dana zakat, infak, dan sedekah yang MANTAP
1 Hasil wawancara pribadi dengan Bapak H.M. Suminta Qusaeri
sebagai Ketua ZIS Desa Nanggerang, 6 September 2018.
70
(Modern, Akuntabel, Transparan, Amanah, dan Profesional).
Keberadaan sebuah lembaga pengelola yang berdominan
pengelolaannya adalah dana infak dan sedekah yakni ZIS Desa
Nanggerang yang dipayung hukumi oleh LAZIS Nahdlatul Ulama
menjadi sebuah wadah serta jawaban atas setiap permasalahan
diatas, dimana selain pengelolaan dana yang terkumpul juga
bersinergi dalam pendistribusian dan pendayagunaannya.
Melihat aktivitas lembaga pengelola dana ZIS sangat
dipengaruhi oleh kemampuannya dalam menghimpun dana dari
masyarakat sebagai modal untuk menjalankan kegiatan program
dan biaya operasional, maka kegiatan fundraising harus ditangani
dengan baik dan serius, karena akan sangat mempengaruhi maju
dan mundurnya sebuah lembaga. Apabila lembaga ini aktif, kreatif,
dan inovatif dalam merencanakan bentuk strategi fundraising,
maka eksistensi lembaga pun akan bertahan serta berlangsung lama
begitupun juga sebaliknya.
LAZIS Nahdlatul Ulama Sukabumi menanamkan nilai-nilai
positif bagi para amil atau pengepul agar mampu memberikan
penjelasan serta pemahaman kepada masyarakat Sukabumi
khususnya di Desa Nanggerang.2 Dengan tujuan masyarakat yang
belum paham tentang keutamaan atau fadhilah dari menunaikan
zakat, infak dan sedekah serta memberikan sugesti dan pemikiran
kepada para amil agar amanah dalam mengemban tugasnya dan
2 Hasil wawancara pribadi dengan Bapak H.M. Suminta Qusaeri
sebagai Ketua ZIS Desa Nanggerang, 6 September 2018.
71
mampu mewujudkan sebuah kepercayaan dari masyarakat dan
transparan dalam mengelola dana infak dan sedekah.
Dana ZIS yang disalurkan secara pribadi, dampaknya kurang
dirasakan manfaatnya oleh penerima dana tersebut karena itu
dibutuhkan adanya sebuah strategi dan konsep yang matang.3
Matang dari segi konsep penghimpunan dana sampai dengan
penyaluran dana infak dan sedekah yang orientasinya pada manfaat
produktif. Salah satu lembaga yang mempunyai orientasi tersebut
adalah LAZIS Nahdlatul Ulama Desa Nanggerang Sukabumi yang
ikut berperan dalam mengelola dana infak dan sedekah yang
terkumpul dari masyarakat dan menyalurkan dana tersebut untuk
program yang bersifat konsumtif dan produktif.
LAZIS Nahdlatul Ulama Desa Nanggerang Sukabumi
memiliki visi dan misi sebagai sebuah wadah yang berorientasi
pada penghimpunan serta pendayagunaan dana infak dan sedekah.
Visi dan misi adalah sebuah awal dari strategi LAZIS Nahdlatul
Ulama Desa Nanggerang dalam melakukan sebuah kegiatan.
Langkah awal sebelum melakukan kegiatan adalah menganalisa
sehingga terbentuk suatu strategi, dengan adanya strategi yang
digunakan menjadi sebuah gambaran dalam bentuk tahapan-
tahapan strategi fundraising yang akan dilakukan oleh LAZIS
Nahdlatul Ulama Sukabumi.
Dalam strategi fundraising dana infak dan sedekah LAZIS
Nahdlatul Ulama Desa Nanggerang Sukabumi memiliki strategi
3 Hasil wawancara pribadi dengan Bapak H.M. Suminta Qusaeri
sebagai Ketua ZIS Desa Nanggerang, 6 September 2018
72
tersendiri yang digunakan sampai terbangunnya lembaga ini.
Bahkan lembaga yang berada di Desa Nanggerang ini telah
menjadi salah satu percontohan bagi LAZIS Nahdlatul Ulama se-
Indonesia, dipandang masyarakatnya mampu untuk menyisihkan
sebagian dari penghasilan yang didapati setiap harinya meskipun
tingkat pendapatannya rendah. Dalam menanggapi hal tersebut,
menurut Bapak H. M. Suminta Qusaeri sebagai Ketua ZIS Desa
Nanggerang dalam proses pengoptimalan dalam menghimpun dana
infak dan sedekah di Desa Nanggerang terdapat beberapa langkah
strategis, yakni:4
1. Menjaga tingkat kepercayaan masyarakat dan donatur. Point
penting sebagai indikator utama dalam menghimpun dana infak
dan sedekah.
2. Membuat anggota kepengurusan yang terkoordinasi guna
membuat laporan kerja yang rapi, baik laporan penghimpunan
dana juga pengeluaran dana.
3. Melakukan sosialisasi dan mengajak kerjasama dengan
masyarakat dengan memberikan tambahan pengetahuan
mengenai perintah dari Allah SWT untuk giat bersedekah, serta
menginfakan hartanya yang Allah ridhoi guna mendapat
kebaikan di dunia dan akhirat.
4. Mengundang masyarakat untuk hadir dalam rapat bersama
pengurus ZIS, tokoh agama, serta tokoh masyarakat guna
4 Hasil wawancara pribadi dengan Bapak H. M. Suminta Qusaeri
sebagai Ketua ZIS Desa Nanggerang Sukabumi, 7 September 2018.
73
memperat hubungan silaturahim antar pengurus dengan
masyarakat.
Untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuannya LAZIS Nahdlatul
Ulama Desa Nanggerang Sukabumi melakukan proses
penghimpunan dana. Adapun tahapan-tahapan strategi
penghimpunan (fundraising) yang diterapkan guna meningkatkan
penghimpunan dana infak dan sedekah di LAZIS Nahdlatul Ulama
Desa Nanggerang, yakni:
1. Formulasi Srategi
Dalam penyusunannya LAZIS Nahdlatul Ulama Desa
Nanggerang Kabupaten Sukabumi membuat strategi dalam
mengumpulkan (fundraising) dana infak dan sedekah, yakni
dengan program SUJI (Subuh Mengaji), dan zakat sebelum masuk
nishab.
a. Strategi Subuh Mengaji (SUJI)5
Bermula dengan diadakannya sebuah pengajian setiap
subuh oleh Alm. K.H. R. Abdul Basith, dimana beliau adalah
inisiator gerakan berzakat sebelum masuk nishab (batasan
dikenakannya zakat). Kegiatan ini bukan hanya mengajak sholat
berjamaah, melainkan adanya tausiyah, santunan janda jompo dan
guru ngaji. SUJI merupaan bagian tak terpisahkan dari program
kerja dakwah ZIS yang sudah berjalan lama yang sampai sekarang
masih terus konsisten dilaksanakan oleh Forum ZIS secara rutin
5 www. ziscicurug.org, diunduh pada 10 Oktober 2018 pada 10.46
WIB.
74
setiap bulan berkeliling dari masjid ke masjid yang tersebar
diseluruh wilayah Kecamatan Cicurug khususnya dan kecamatan-
kecamatan lain pada umumnya.
Sesuai dengan Peraturan Bupati No. 35 Tahun 2016 tentang
Pengelolaan Infak Sedekah dan Pengelolaan dana sosial lainnya
berbasis masyarakat terkait dengan instruksi bupati masalah
pemberdayaan dan peningkatan religiusitas masyarakat Kabupaten
Sukabumi. Sejatinya, inilah sinergitas antara alim ulama dan umaro
yang harus terus dibangun dan dijaga .6 Dan dari kegiatan program
SUJI ini memudahkan K.H.R. Abdul Basith untuk memberikan
ilmu pengetahuan terkait zakat, infak dan sedekah. Dakwah beliau
lain dari yang lainnya, beliau menekankan kepada masyarakat
untuk menjadi masyarakat yang mandiri.
Kekuatan program SUJI sebagai penunjang kebangkitan
zakat, infak, dan sedekah di Sukabumi. Jamaah shalat subuh
setelah berdzikir, disosialisasikan tentang ZIS dan tidak lupa
beberapa toples dibagikan. Toples kosong akan diambil oleh para
pengepul yang merupakan bagian pengurus ZIS masing-masing
lingkungan warga, terutama di tingkat RW.7
6 www. ziscicurug.org, diunduh pada 10 Oktober 2018 pada 10.40
WIB. 7 Syamsul Huda, Nur Rohman, dan Amin Sudarsono, Membumikan
Sedekah (Belajar dari Cicurug Sukabumi), h. 79
75
b. Startegi Zakat Sebelum Nishab8
Seluruh masyarakat di Desa Nanggerang Kabupaten
Sukabumi diharuskan mengeluarkan dana infak dan sedekahnya
sesuai dengan penghasilan perhari masing-masing keluarga. Setiap
seminggu sekali pengepul atau amilin akan mengambil uang yang
ada di toples, toples yang bertuliskan ZIS Desa Nanggerang
sekaligus pencatatan oleh pengepul.
Setiap keluarga baik itu anak-anak, dan orangtua boleh
menyisihkan sebagian hartanya yang dimasukkan ke dalam toples
yang sudah disediakan oleh pengurus ZIS. Karena pada dasarnya
memang yang ditekankan adalah sadar dengan ZIS. Kalau
mengikuti aturan yang dibatasi dengan nishab maka masyarakat
Desa Nanggerang banyak yang belum wajib mengeluarkan
zakatnya. Maka, mulai belajar zakat sebelum nishab adalah cara
paling efektif untuk membangkitkan masyarakat.
2. Implementasi Strategi
a. Subuh Mengaji
Dilihat dari tahun 2015-2017 dana infak dans edekah yang
diperoleh oleh LAZIS Nahdlatul Ulama Desa Nanggerang
Kabupaten Sukabumi mengalami peningkatan di mulai tahun 2015
sejumlah Rp. 285. 456. 200 (dua ratus delapan puluh lima juta
empat ratus lima puluh enam ribu dua ratus rupiah), tahun 2016
jumlah dana yang terkumpul meningkat menjadi 298. 744. 500
8 www.ziscicurug.org, diunduh pada 10 Oktober 2018 pada 11.40 WIB.
76
(dua ratus sembilan puluh delapan juta tujuh ratus empat puluh
empat ribu lima ratus rupiah), dan tahun 2017 juga mengalami
peningkatan sebanyak Rp. 305. 485. 500 (tiga ratus lima juta empat
ratus delapan puluh lima ribu lima ratus rupiah).9 Hal ini
membuktikan bahwa potensi dan infak dan sedekah di masyarakat
Desa Nanggerang sangat besar dan butuh pengelolaan yang baik
oleh para pengurus ZIS.
b. Zakat Sebelum Nishab
Di LAZIS Nahdlatul Ulama Desa Nanggerang ini
diharuskan masyarakat menyisihkan sebagian harta yang
dimilikinya walaupun belum memasuki batas nishab. Dana infak
dan sedekah yang terkumpul ini sama dengan pembahasan
sebelumnya. di mulai tahun 2015 sejumlah Rp. 285. 456. 200 (dua
ratus delapan puluh lima juta empat ratus lima puluh enam ribu dua
ratus rupiah), tahun 2016 jumlah dana yang terkumpul meningkat
menjadi 298. 744. 500 (dua ratus sembilan puluh delapan juta tujuh
ratus empat puluh empat ribu lima ratus rupiah), dan tahun 2017
juga mengalami peningkatan sebanyak Rp. 305. 485. 500 (tiga
ratus lima juta empat ratus delapan puluh lima ribu lima ratus
rupiah).
Jumlah yang banyak untuk kategori dana infak dan sedekah
di sebuah desa dimana dengan kondisi masyarakat yang
berpenghasilan menengah ke bawah.
9 Hasil wawancara pribadi dengan Bapak Ahmad Sadikin sebagai
Divisi Program PCNU Sukabumi, 7 September 2018.
77
3. Evaluasi Strategi
Evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam manajemen
strategis. Pemimpin di lembaga atau yang biasa disebut dengan
manajer sangat perlu mengetahui kapan strategi tertentu tidak
berfungsi dengan baik. Evaluasi berarti usaha untuk memperoleh
infromasi, semua strategi yang dimodifikasi karena faktor-faktor
internal dan ekstrenal yang tidak pasti.
LAZIS Nahdlatul Ulama Desa Nanggerang Sukabumi
memiliki strategi untuk mengevaluasi dalam memenej suatu proses
kerja. Dari evaluasi ini terdapat kelemahan dan kelebihan tersendiri
dalam penghimpunan dana infak dan sedekah di lingkungan
masyarakat Desa Nanggerang Kabupaten Sukabumi.
B. Pengaruh Strategi Fundraising
Melalui strategi fundraising, jumlah dana infak dan sedekah
yang didapatkan oleh LAZIS Nahdlatul Ulama Desa Nanggerang
Sukabumi pengaruh terhadap jumlah dana infak dan sedekah yang
terkumpul dari strategi fundraising, sebagai berikut:
1. Strategi Fundraising dengan Subuh Mengaji
Agar terciptanya keutuhan program yang terukur hasilnya,
maka dalam menjalankan program subuh mengaji diadakan
kolaborasi strategis yang mempunyai pengaruh sesuai dengan
perannya masing-masing, yakni sebagai berikut:
78
a. Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sukabumi
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sukabumi
harus terlibat dalam menjalankan program agar dapat
meningkatkan produktivitas, karena diperlukan pengawasan dan
penelitian dari pengurus cabang yang mumpuni untuk bagaimana
setiap kegiatan terukur, terarah, dan tertata baik dari segi teknologi
dan ilmu pengetahuan. Karena, apabila hal ini dihadapi oleh
Sumber Daya Manusia (SDM) yang mendalami serta mumpuni
dalam bidang pengelolaan dana ZIS ini menjadi pengaruh dalam
meningkatkan kualitas sumber daya yang baik.
b. Civil Society
Memberikan pemahaman mengenai ZIS kepada
masyarakat memang tidak mudah dan membutuhkan waktu untuk
proses masyarakat menyerap dan mengerti atas pemahaman yang
diberikan. Keberhasilan ini tergantung pada ketelatenan dan
kesungguhan para pengurus ZIS cabang dan pusat yang bersinergi
untuk terus berinovasi dan berkreasi agar masyarakat tertarik untuk
mendonasikan harta yang dimilikinya untuk dikelola lembaga
tersebut. Karena diharapkan agar masyarakat yang terpengaruh
atas pemahaman pentingnya menunaikan ZIS ini akan
mempengaruhi dan mengajak masyarakat lainnya untuk tergerak
hatinya menunaikan dana infak dan sedekah.
Dalam penghimpunan dana infak dan sedekah LAZIS
Nahdlatul Ulama setiap tahunnya mengalami peningkatan, angka
79
yang didapatkan bisa dikatakan sukses dalam pengumpulannya.
Dimulai resmi sebelum adanya lembaga yang menjadi payung
hukum tahun 2000 dan setelah adanya payung hukum yakni LAZIS
Nahdlatul Ulama pada Juli tahun 2013 sampai dengan 2017.
Penulis mengambil laporan pada tahun 2015 sampai dengan 2017
untuk menjadi gambaran bahwa lembaga ini meskipun
masyarakatnya pendapatan rendah tetap memiliki rasa sosial yang
tinggi.
Pada tahun 2015 yang pengumpulan dana infak dan
sedekahnya sejumlah Rp. 285. 456. 200 (dua ratus delapan puluh
lima juta empat ratus lima puluh enam ribu dua ratus rupiah), tahun
2016 jumlah dana yang terkumpul meningkat menjadi 298. 744.
500 (dua ratus sembilan puluh delapan juta tujuh ratus empat puluh
empat ribu lima ratus rupiah), dan tahun 2017 juga mengalami
peningkatan sebanyak Rp. 305. 485. 500 (tiga ratus lima juta empat
ratus delapan puluh lima ribu lima ratus rupiah).10 Pengumpulan
dana infak dan sedekah ini mengalami peningkatan yang
signifikan, dan menjadi pembuktian bahwa LAZIS Nahdlatul
Ulama Desa Nanggerang Sukabumi ini memiliki potensi yang
besar dan sangat membutuhkan pengelolaan secara baik dan benar
agar adanya akuntabilitas serta transparansi untuk pembukuan dana
yang masuk dan dana yang keluar yang menjadikan tingkat
kepercayaan masyarakat meningkat.
10 Hasil wawancara dengan Bapak H. M. Suminta Qusaeri sebagai
Ketua ZIS Desa Nanggerang Sukabumi, 7 September 2018.
80
LAZIS Nahdlatul Ulama Desa Nanggerang Sukabumi ini
lebih dominan mengelola dana infak dan sedekah, dikarenakan
tidak ingin berbenturan dengan BAZNAS Sukabumi yang bertugas
mengelola dana zakat. Maka dari itu, lebih ditekankan pada
pengumpulan dan pengelolaan dana infak dan sedekah yang telah
dilakukan sejauh ini.11
2. Strategi Fundraising dengan Belajar Zakat Sebelum Nishab
Pada fundraising dengan belajar zakat sebelum nishab
sesuai dengan gambar 1. Sosialisasi ZIS setelah dari masjid ke
amsjid, majelis taklim ke majelis taklim dan sampai dengan
melalui media sosial yang digunakan LAZIS Nahdlatul Ulama
Desa Nanggerang ini melalui facebook :
www.facebook.com/zisdsnanggerang, twitter : @ZisNanggerang,
dan email : [email protected]. Tujuan dari sosialisasi ini tidak
lain untuk menyentuh hati masyarakat khsususnya Desa
Nanggerang Kabupaten Sukabumi bahwa ZIS itu tidak mengurangi
harta yang dimilikinya. Tetapi dominan menggunakan metode
fundraising langsung (direct) yakni dengan adanya sosialisasi
dengan masyarakat Desa Nanggerang secara bertatap muka
(muwajahah). Media sosial ini sudah lama tidak diaktifkan kembali
dikarenakan kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM). Selain
dengan media sosial lembaga ini juga membuat bulletin setiap
bulannya untuk memberikan informasi kepada masyarakat
mengenai pemasukan, pengeluaran hingga kebutuhan program dan
11 Hasil wawancara pribadi dengan Bapak H. M. Suminta Qusaeri
sebagai Ketua ZIS Desa Nanggerang Sukabumi, 7 September 2018.
81
sedikit wejangan keilmuan agama Islam yang diperkuat dengan Al-
Qur’an dan Hadits.
3. Penerimaan Dana Infak dan Sedekah LAZIS Nahdlatul Ulama
Desa Nanggerang Sukabumi
Dana infak dan sedekah yang diterima oleh pengurus ZIS
Desa Nanggerang hampir seluruhnya dari masyarakat Desa
Nanggerang yang giat untuk zakat sebelum masuk nishab. Karena
selain manfaat dari dana yang terkumpul untuk masyarakat
setempat juga untuk membantu masyarakat lain yang terkena
musibah. Pengumpulan uang senilai Rp. 500 (lima ratus rupiah) per
Kartu Keluarga (KK) tidak seberapa apabila hanya dilakukan
perseorangan, namun dengan berjamaah mengumpulkannya bisa
memberikan manfaat yang bisa dirasakan oleh semua masyarakat
setempat tanpa harus meminta dana kepada pemerintah baik untuk
memperbaiki infrastruktur, serta penerangan jalan.
Semua program yang dibuat oleh LAZIS Nahdlatul Ulama
Desa Nanggerang ini menyesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat, dikarenakan para tokoh agama serta tokoh masyarakat
setempat ingin mewujudkan masyarakat yang mandiri. Dalam
artian tidak terus menunggu bantuan dari pemerintah setempat
apabila memerlukan atau membutuhkan sesuatu. Sesuai dengan
gambar 1 perolehan dana infak dan sedekah dari tahun 2015-2017
mengalami peningkatan yang spesifik dan ini menerangkan bahwa
masyarakat sebenarnya bisa mandiri untuk memenuhi kebutuhan
bersama dan tidak dititik beratkan pada nominal yang banyak untuk
memberikan kesejahteraan untuk sekitar.
82
C. Analisis
Setiap lembaga pengelola dana ZIS pastinya memiliki banyak
cara untuk melakukan fundraising yang bertujuan untuk
mempengaruhi dan menarik perhatian donatur agar menyisihkan
sebagian harta yang dimilikinya kepada lembaga tersebut. Strategi
yang dilakukan suatu lembaga untuk menarik perhatian calon
donatur melalui program yang menarik dan memiliki nilai manfaat
untuk mustahiknya. Setiap program pada tiap lembaga pastilah
berbeda-beda, namun tujuan dari semua bentuk program itu sama
yakni untuk memberikan manfaat dan mengubah mindset para
penerima dana tersebut dari konsumtif menjadi produktif.
Begitu juga dengan LAZIS Nahdlatul Ulama Desa
Nanggerang Sukabumi yang penulis teliti ini, walaupun
masyarakatnya memiliki pendapatan dibawah Rp. 50.000 (lima
puluh ribu rupiah) namun masih memiliki rasa sosial yang tinggi
untuk menyisihkan sebagian hartanya tersebut untuk
didayagunakan agar produktif dan manfaatnya dirasakan oleh
seluruh masyarakat. Pengaruh startegi fundraising ini terhadap
pendapatan dana ZIS ini bisa terbilang sangat terlihat dan terasa
dampaknya. Bisa dilihat dari pemaparan penulis sebelumnya
melalui gambar 1 dimana perbandingan tingkat penerimaan dana
infak dan sedekah yang mengalami peningkatan dari tahun 2015
sampai 2017, berikut gambar peningkatan dana infak dan sedekah:
83
Gambar 1. Diagram bersumber dari Hasil wawancara pribadi dengan Bapak
H. M. Qusaeri sebagai Ketua LAZIS Nahdlatul Ulama Desa Nanggerang
Kabupaten Sukabumi
Strategi yang digunakan oleh LAZIS Nahdlatul Ulama
Desa Nanggerang Sukabumi dengan pengumpulan uang sebesar
Rp. 500 (lima ratus rupiah) setiap hari oleh pengepul dari masing-
masing Rukun Warga (RW) Desa Nanggerang. Pengepul masing-
masing RW yang bertugas mengumpulkan dana infak dan sedekah
masyarakat dengan menggunakan toples yang bertuliskan ZIS
Desa Nanggerang dengan nominal Rp. 500 (lima ratus rupiah)
disepakati oleh seluruh kalangan di dalamnya untuk
275000000
280000000
285000000
290000000
295000000
300000000
305000000
310000000
2015 2016 2017
Pengumpulan Dana Infak dan Sedekah
LAZIS Nahdlatul Ulama Desa Nanggerang
Sukabumi
Tahun 2015-2017
84
perhitungannya diambil dari rata-rata penghasilan masyarakat
Desa Nanggerang yakni Rp. 20.000 (dua puluh ribu rupiah) dan
dikenakan nishab zakat 2,5 %.
Setelah dana infak dan sedekah yang dikumpulkan oleh
pengepul dari masing-masing RW maka dana tersebut dicatat
dalam pembukuan untuk dilaporkan seminggu sekali ke pihak
pengurus LAZIS Nahdlatul Ulama Desa Nanggerang Sukabumi
untuk dibuatkan bulletin bulanan yang nanti pada saat pengajian
rutinan bisa disebarkan dan infokan kepada masyarakat. Dari
pengurus ZIS desa laporan diserahkan ke ZIS kecamatan, yakni
LAZIS Nahdlatul Ulama Sukabumi yang akan dilaporkan juga ke
NU-Care LAZIS Nahdlatul Ulama Pusat yang berada di Jakarta
Pusat. Adanya rasa patuh terhadap ketentuan dari Allah SWT
menjadikan masyarakat Desa Nanggerang gemar bersedekah juga
berinfak mengharap mendapatkan kebaikan diakhir hidupnya serta
kebaikan di akhirat. Hal ini menjadi salah satu keberhasilan dari
sosialisasi pemahaman dan pengetahuan tentang ZIS yang
diadakan rutin melalui majelis taklim, ceramah-ceramah di masjid
Desa Nanggerang.
Penulis menyimpulkan bahwa pengaruh peningkatan dana
infak dan sedekah LAZIS Nahdlatul Ulama Desa Nanggerang
Sukabumi disebabkan oleh strategi dalam penghimpunannya atau
fundraising yang bersinergi dengan kinerja para Sumber Daya
Manusia dan Sumber Daya yang lainnya demi berjalannya strategi
fundraising tersebut meskipun SDM disana terbilang kurang jika
dibandingkan dengan jumlah penduduknya. Didukung pula dengan
85
kompeten yang dimiliki para pengurus dana ZIS yang tidak luput
dari arahan serta masukan ilmu agama Islam yang mumpuni oleh
(Alm) K. H. R. Abdul Basith sebagai tokoh agama terkemuka yang
sangat berpengaruh di Desa Nanggerang sekaligus sebagai Ketua
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sukabumi.
87
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari seluruh pembahasan yang telah paparkan pada bab
sebelumnya, maka dalam bab ini penulis menarik kesimpulan
secara umum dari pembahasan tersebut dan penulis berusaha untuk
memberikan saran-saran yang sekiranya dapat berguna bagi LAZIS
Nahdlatul Ulama Desa Nanggerang Sukabumi khususnya, dan
untuk seluruh pengelola LAZIS pada umumnya dalam
melaksanakan strategi fundraising. Berdasarkan hasil penelitian
dan pembahasan tentang startegi fundraising dana infak dan
sedekah pada LAZIS Nahdlatul Ulama Desa Nanggerang
Sukabumi, dapat tarik benang merahnya sebagai berikut:
1. LAZIS Nahdlatul Ulama Desa Nanggerang Sukabumi
menerapkan dua strategi dalam fundraising, diantaranya yakni:
a. Strategi Subuh Mengaji
b. Strategi Zakat Sebelum Nishab
2. Berbagai macam strategi yang digunakan untuk fundraising
dilakukan dengan keunikan dan cara yang tepat sasaran. Maka
secara keseluruhan peningkatan pendapatan setiap tahunnya
yang dialami LAZIS Nahdlatul Ulama Desa Nanggerang
Sukabumi sejumlah Rp. 285. 456. 200 (dua ratus delapan puluh
lima juta empat ratus lima puluh enam ribu dua ratus rupiah),
tahun 2016 jumlah dana yang terkumpul meningkat menjadi
88
298. 744. 500 (dua ratus sembilan puluh delapan juta tujuh ratus
empat puluh empat ribu lima ratus rupiah), dan tahun 2017 juga
mengalami peningkatan sebanyak Rp. 305. 485. 500 (tiga ratus
lima juta empat ratus delapan puluh lima ribu lima ratus rupiah).
Peningkatan yang signifikan karena tidak lepas dari dukungan
masyarakat Desa Nanggerang yang mau berjamaah untuk
menjadi masyarakat yang mandiri.
3. Tidak hanya karena strategi dari fundraising yang baik dana
infak dan sedekah itu meningkat, namun karena kerjasama dan
kerja keras dari kinerja para Sumber Daya Manusia (SDM) yang
ada di LAZIS Nahdlatul Ulama Desa Nanggerang Sukabumi.
Serta adanya sosialiasi setiap bulannya kepada masyarakat
untuk memberikan tambahan wawasan keilmuan di bidang ZIS
ini baik dalam pengumpulan dana, pemberdayaan masyarakat
sampai kepada pendistribusian dana untuk bencana alam
meskipun bencana alam tersebut diluar wilayah Sukabumi atau
Jawa Barat.
B. Saran- saran
Setelah penulis menguraikan kesimpulan diatas, adapun
saran-saran yang membangun dapat penulis kemukakan agar
sekiranya dapat diterima dan menajdi manfaat untuk lembaga,
sebagai berikut:
1. LAZIS Nahdlatul Ulama Desa Nanggerang sebaiknya membuka
rekrut untuk menambah Sumber Daya Manusia agar bisa
89
memajukan dan membuat lembaga di desa ini menjadi aktif dan
banyak dikenal masyarakat luas dengan melalui media sosial
yang sekarang tengah diminati oleh masyarakat khususnya di
Indonesia. Melalui media sosial segla informasi diterima dari
berbagai macam kalangan dari yang remaja sampai dewasa.
Dengan menambah SDM untuk membantu dan bersinergi dalam
mengolah dana masyarakat yang bisa dibilang cukup banyak,
agar bekerja sesuai dengan tanggung jawabnya sesuai dengan
jabatan yang diembannya.
2. Meningkatkan sosialisasi dengan masyarakat serta menjalin
kembali kerjasama yang baik antara pihak pengurus zis desa,
kecamatan dan donatur dari luar. Agar adanya rasa kekeluargaan
dan bersama menumbuhkan jiwa sosial, agar kedepannya
lembaga ini menjadi panutan baik dari segi manajemen
pelayanan, sampai dengan manajemen pengelolaan dana infak
dan sedekah. Serta berusaha membangun tingkat kepercayaan
dari para donatur yang telah mengamanahkan harta yang
dimiliknya supaya setiap tahun terus meningkat dana yang
diterima.
3. Melihat mata pencaharian pokok masyarakat Desa Nanggerang
sebagian besar adalah buruh tani, penulis menyarankan untuk
program pemberdayaan yang berbentuk dana permodalan. Yang
diperuntukkan agar masyarakat tidak berada dalam lingkaran
kemiskinan yang menjerat masyarakat. Dana yang dikelola bisa
dikembangkan menjadi tambahan pemasukan LAZIS Nahdlatul
Ulama Desa Nanggerang Kabupaten Sukabumi. Selain
90
memberikan dana permodalan, juga diadakan tambahan
pengetahuan tentang pengelolaan pertanian yang baik oleh para
ahli bidang pertanian.
91
DAFTAR PUSTAKA
Akbar Zaenudin, Abudin Nata, Dede Rosada, Mengenal Hukum
Zakat dan Infak/Sedekah, Jakarta: Badan Amil Zakat Infak
Sedekah DKI Jakarta, 1999.
Amin Sudarsono, Syamsul Huda, Nur Rohman, Membumikan
Sedekah (Belajar dari Cicurug Sukabumi), Jakarta: NU
CARE LAZISNU, 2017.
Ardianto, Elvinaro, Penelitian Untuk Public Relation, Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2010.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan
Praktek, Jakarta: Bulan Bintang, 2003.
Badru Tamam, Ade, Skripsi: Strategi Fundraising Dana ZIS Pada
LAZIS-NU Kota Bogor Tahun 2017, Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2018.
Burhan Bungin, M., Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2005.
Faisal, “Sejarah Pengelolaan Zakat di Dunia Muslim dan
Indonesia (Pendekatan Teori Investigasi-Sejarah Charles
Peirce dan Defisit Kebenaran Lieven Boeve)”, Vol. XI.
No.2, Desember, 2011.
Falah, Falah, Buku Daros: Materi dan Pembelajaran Fiqh MTs-
MA, Kudus: STAIN Kudus, 2009.
Forum Silaturahim ZIS, Buku Panduan Pengelolaan ZIS,
Sukabumi: Forum ZIS, 2017.
Futuh al-Humaidi, Muhammad Ibn, Al-Jam’u Baina al-Bukhari
wa Muslim, Beirut: Dar al-Nasyr, 2002.
92
G. Sevilla, Consuelo, dkk., Pengantar Metode Penelitian,
terjemah Alimuddin Tuwu, Jakarta: Universitas Indonesia,
1993.
Hafidhuddin, Didin, Panduan Praktis Tentang Zakat Infak
Sedekah, Jakarta: Gema Insani, 1998.
Hardjito, Dydiet, Teori Organisasi dan Teknik Pengorganisasian,
Jakarta: Rajawali Press, 2001.
Hariadi, Bambang, Strategi Manajemen: Strategi Memenangkan
Perang Bisnis, Malang: Bayumedia Publishing, 2003.
Hasanudin, Manajemen Zakat dan Wakaf, Pamulang: Buku Ajar,
2010.
Herawati, Eneng, Skripsi: “Pendayagunaan Dana Zakat Untuk
Program Taman Anak Sholeh Lembaga Amil Zakat Insan
Mulia Jakarta”, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2013.
J. Moleong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2000.
Jhon B. Miner , George A. Stainer, Kebijakan dan Strategi
Manajemen, Jakarta: Erlangga, 1997.
Kartika Sari, Elsi, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, Jakarta:
PT. Grasindo, 2007.
Kementrian Agama, Manajemen Pengelolaan Zakat, Jakarta:
Direktorat Pemberdayaan Zakat, Direktorat Jenderal
Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama Republik
Indonesia, 2009.
Kusnardi, Pengantar Manajemen Strategi, Malang: Universitas
Brawijaya, 2001.
L. Morrisey, George, Pedoman Pemikiran Strategis: Membangun
Landasan Perencanaan Anda, Jakarta: Prenhallindo, 1997.
93
Marzuki, Metodologi Riset, Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UII
Yogyakarta, 1983.
Mohd. Nasir Tajang , Kuntarno Noor Aflah, Zakat dan Peran
Negara, Jakarta: Forum Zakat, 2006.
Muhamad Najib, Musa Habies, Manajemen Strategi Dalam
Pengembangan Daya Saing Organisasi, Jakarta: PT.
Gramedia, 2008.
Muslim, Abu Al-Husain, Shahihu Muslim, Beirut: Daru Ihyai al-
Tsurats al-Arobi, 2002.
P. Siagian, Sondang, Analisis Serta Perumusan Kebijaksanaan
dan Strategi Organisasi, Jakarta: PT. Gunung Agung, 1989.
Purwanto, April, Manajemen Fundraising bagi Organisasi
Pengelolaan Zakat, Yogyakarta: Sukses, 2009.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2008.
R. David ,Fred, Manajemen Strategi Konsep, Jakarta: Prenhalindo,
2002.
Rahmat, Jalaludin, Metode Penelitian Komunikasi dilengkapi
Contoh Analisis Statistik, Bandung: PT. Rosdakarya, 2002.
Rizki Isyana, Riza, Tesis:”Strategi Pemasaran Melalui
Rebranding (Studi Kasus Rebranding Piring Putih Menjadi
Redberries Food and Folks Dalam Meningkatkan
Penjualan)”, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2015.
Salim, Peter, Salim’s Nith Collegiate English-Indonesia
Dictionary, Jakarta: Modern English Press, 2000.
Samha Fitriyah, Nur, Skripsi: “Hubungan Peran Tokoh
Masyarakat dan Profesionalitas Pengelolaan Dana dengan
Motivasi Masyarakat Membayar Infaq melalui Lembaga ZIS
94
Desa Nanggerang Cicurug Sukabumi”, (Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah, 2017.
Sholihin, Ismail , Manajemen Strategik, Jakarta: Erlangga, 2012.
Sri Wahyudi , Agustinus, Manajemen Strategik: Pengantar Proses
Berpikir Strategik, Jakarta: Binarupa Akasara, 1996.
Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 1995.
Sudewo, Eri, Manajemen Zakat: Tinggalkan 15 Tradisi Terapkan
4 Prinsip Dasar, Jakarta: Institut Manajemen Zakat, 2004.
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta,
2005.
________, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
Bandung: Alfabeta, 2009.
Sutisna, Hendra, Fundraising Database: Panduan Praktis
Menyusun Fundraising Database dengan Microsoft Access,
Depok: Piramedia, 2006.
Tasmara, Toto, Kecerdasan Ruhaniah (Transcendental
Intelligence), Depok: Gema Insani Press, 2001.
Thomas L. Wheelen, J. David Hunger, Manajemen Strategis,
Yogyakarta: Andi, 2003.
Zen, Muhammad, 24 Hours of Cotemporary Zakat: Tanya Jawab
Seputar Keseharian Zakat, Jakarta: Institut Manajemen
Zakat, 2010.
Sumber Lain :
Agustianto, BPJS dan Jaminan Sosial Syariah, sumber:
http://www.republika.co.id/berita/koran/news-
update/14/01/16/mzi35n-bpjs-dan-jaminan-sosial-syariah
diunduh pada 9 Maret 2018 pukul 16.40 WIB.
95
https://bwi.or.id/index.php/in/publikasi/artikel/394-manajemen-
fundraising-dalam-penghimpunan-harta-wakaf-bagian-
1.html, diunduh pada 4 Juli 2018 pukul 14.32 WIB.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Strategi, diunduh pada 23 Juli
2018 pukul 14.40 WIB.
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/penggalangan, diunduh pada 4
Juli 2018 15.11 WIB.
Wawancara pribadi dengan Bapak H. M. Suminta Qusaeri sebagai
Ketua ZIS Desa Nanggerang Sukabumi, 6-7 September
2018.
Wawancara pribadi dengan Bapak Unang selaku Sekretaris Desa
Nanggerang, 20 Februari 2018.
www. bps. go. id, diunduh pada 7 Maret 2018 pukul 19.50 WIB.
www.ziscicurug.org, diunduh pada 10 Oktober 2018 pukul 11.00
WIB
www. nucare. id, diunduh pada 2 Agustus 2018 pukul 13.50
WIB.
96
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Acc Judul Skripsi
97
Lampiran 2. Surat Bimbingan Skripsi
98
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian Skripsi
99
Lampiran 4. Keterangan Melaksanakan Penelitian
100
Lampiran 5. Keterangan Melaksanakan Penelitian (ZIS)
101
Lampiran 6. Struktur Organisasi ZIS
102
Lampiran 7. Hasil Transkip Wawancara 1 Via Telepon
103
104
105
Lampiran 8. Hasil Transkip Wawancara 2
106
107
108
Lampiran 9. Buletin Bulanan ZIS
Lampiran 10. Buletin Bulanan ZIS (2)
109
DOKUMENTASI
Gambar 1. Pengepulan Dana Infak dan Sedekah Oleh Amilin (Pengepul)
Gambar 2. Kartu ZIS Sehat Poliklinik LAZIS Nahdlatul Ulama Desa
Nanggerang Sukabumi
110
Gambar 3. Ambulance Sebagai Sarana Poliklinik ZIS
Gambar 4. Pembayaran Rekening Listrik Majelis Taklim Al Amin Kp.
Karangsirna, Ds. Nanggerang, Sukabumi
111
Gambar 5. Lampunisasi di Desa Nanggerang, Sukabumi
Gambar 6. Logo LAZIS Nahdlatul Ulama Desa Nanggerang Sukabumi
112
Gambar 7. Kantor Sekretariat dan Poliklinik LAZIS Nahdlatul Ulama Desa
Nanggerang Sukabumi
Gambar 8. Kandang Kambing dan Domba LAZIS Nahdlatul Ulama Desa
Nanggerang Sukabumi
113
Gambar 9. Workshop Sekaligus Launching Buku "Membumikan Sedekah
Belajar Dari Cicurug Sukabumi" Oleh LAZIS Nahdlatul Ulama Pusat
Gambar 10. Wawancara Prinadi dengan Pengurus LAZIS Nahdlatul Ulama
Desa Nanggerang Kabupaten Sukabumi
114
Gambar 11. Pemberian kenang-kenangan dari penulis skripsi kepada LAZIS
Nahdlatul Ulama Desa Nanggerang Kabupaten Sukabumi
Gambar 12. Pemberian kenang-kenangan dari penulis skripsi kepada LAZIS
Nahdlatul Ulama Desa Nanggerang Kabupaten Sukabumi (2)