Upload
others
View
40
Download
0
Embed Size (px)
STRATEGI GURU AQIDAH AKHLAK DALAM
MENINGKATKAN AKHLAK SISWA DI MADRASAH
ALIYAH SWASTA AS’AD OLAK KEMANG KOTA JAMBI
PROPOSAL PENELITIAN
Oleh
LAZUWARNI
NIM. TP.151386
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN
JAMBI
2019
i
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
STRATEGI GURU AQIDAH AKHLAK DALAM
MENINGKATKAN AKHLAK SISWA DI MAS AS’AD KOTA
JAMBI
SKRIPSI
Diajukan Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan
LAZUWARNI
NIM. TP. 151386
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA
SAIFUDDIN JAMBI
2019
ii
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
iii
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
iv
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
v
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
vi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orangtua saya, Ayah Azuwar
dan Ibu Nurbaiti yang telah membesarkan serta membimbing saya dengan tulus
dan ikhlas sampai saya dewasa. Untuk abang-abang dan adik saya tercinta yang
telah membantu, memberi motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. Kepada
Guru-guru dan dosen-dosen yang telah memberikan ilmunya dari sd hingga
jenjang perkuliahan. Untuk keluarga besar PAI B 2015, Kkn posko 11 Ladang
Panjang, dan PPL Min Model Kota Jambi yang menjadi bagian dari proses
perjalanan perkuliahan saya. Dan untuk seluruh sahabat-sahabat saya yang terus
memberikan semangat semoga Allah membalas kebaikan kalian semua, Aamiin
Ya Rabbal ‘Alamin.
vii
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
MOTTO
ن بين يديه وهن خلفهۦ يحفظىنهۥ هن أهر ٱلل إن ٱلل ل يغير ها ت ه ب بقىم لهۥ هعق
ن د ونهۦ هن حتى يغيروا ها بأنفسهن وإذا أراد ٱلل بقىم سىءا فل هرد لهۥ وها لهن ه
١١وال
11. Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di
muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya
Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan
yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan
terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak
ada pelindung bagi mereka selain Dia (Q.S. Rad. 11)
viii
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam
senantiasa terlimpah dan tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga,
sahabat, serta seluruh umat manusia.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
akademik guna mendapatkan gelar Sarjana pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi. penulis menyadari sepenuhnya bahwa
penyelesaian skripsi ini banyak melibatkan pihak yang telah memberikan motivasi
baik moril maupun materil.
Untuk itu, sebagai ungkapan kebahagiaan, penulis ucapkan terimakasih dan
rasa hormat yang tulus kepada yang terhormat:
1. Dr. H. Hadri Hasan, MA, selaku Rektor UIN STS Jambi.
2. Dra. HJ. Armidah, M.Pd.I, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Ridwan, S.Psi, M.Psi. Psikolog, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Agama Islam, S.Ag. M.Pd.I dan Mukhlis, S.Ag, M.Pd.I selaku sekretaris
Program Studi Pendidikan Agama Islam.
4. Drs. Ilyas Idris, M.Ag selaku Dosen Pembimbing I dan Dra. Siti Asiah,
M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan
mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini
ix
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
x
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
ABSTRAK
Nama : Lazuwarni
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Judul : Strategi Guru Akidah Akhlak Dalam Meningkatkan Akhlak Siswa
Di MAS As'ad Kota Jambi
Skripsi ini membahas tentang strategi guru akidah akhlak dalam meningkatkan
akhlak sisiwa di MAS As’ad Kota Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif dengan pendekatan studi kasus, sedangkan IPD (instrumen
pengumpulan data) dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi.
Penelitian ini menemukan bahwa strategi guru akidah akhlak dalam meningkatkan
akhlak siswa di MAS As’ad Jambi sudah berjalan baik. Hasil penelitian ini
menyarankan agar guru akidah akhlak lebih memaksimalkan strategi yang ada dan
memperhatikan setiap siswanya.
Kata kunci: Strategi Guru, Akidah Akhlak, Siswa
xi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
ABSTRACK
Name : Lazuwarni
Departement : Islamic Education
Title : Teacher Strategy Akidah Akhlah in Improving Student Morals In
MAS As'ad Jambi City
This thesis discusses the strategy of morality teachers in improving moral
character in MAS As’ad, Jambi City. This research is a qualitative research with a
case study approach, while the IPD (instrument for data collection) with the
method of observation, interviews and documentation. This study found that the
strategy of morality teachers in improving students' morals in MAS As’ad Jambi
has gone well. The results of this study suggest that moral akidah teachers
maximize the existing strategies and pay attention to each student.
Keywords: Teacher Strategy, Akidah Akhlak, Students
xii
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
NOTA DINAS ........................................................................................ ii
PENGESAHAN ...................................................................................... iv
PERYATAAN ORISINALITAS ........................................................... iv
PERSEMBAHAN ................................................................................... v
MOTTO .................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ............................................................................ vii
ABSTRAK ............................................................................................. ix
ABSTRACT ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ........................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Fokus Permasalahan .............................................................. 6
C. Rumusan Masalah .................................................................. 6
D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian ........................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik ........................................................................ 8
B. Studi Relevan .......................................................................... 24
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penlitian .......................................... 26
B. Setting dan Subjek Penelitian ................................................. 27
C. Jenis dan Sumber Data ........................................................... 28
D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 29
E. Teknik Analisis Data .............................................................. 32
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data .................................... 32
G. Jadwal Penelitian .................................................................... 34
xiii
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum ....................................................................... 35
B. Temuan Khusus Dan Pembahasan ......................................... 55
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 67
B. Saran ....................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jadwal Penelitian................................................................... 34
Tabel 2 Data Tenaga Pendidik Dan Kependidikan ............................ 46
Tabel 3 Data Siswa............................................................................. 50
Tabel 4 Data Sarana Dan Prasarana ................................................... 54
xv
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Pengumpulan Data (IPD)
Lampiran 2 Daftar Informen Dan Responden
Lampiran 3 Kartu Konsultasi
Lampiran 4 Dokumentasi
Lampiran 5 Daftar Riwayat Hidup (Curriculum Vitae)
1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam era pembangunan saat ini hidup tidak bisa lepas dari pendidikan,
karena manusia diciptakan bukan sekedar untuk hidup. Ada tujuan yang lebih
mulia dari sekedar hidup yang mesti diwujudkan dan itu memerlukan ilmu yang
diperoleh lewat pendidikan. Inilah salah satu perbedaan antara manusia dengan
makhluk lain, yang membuatnya lebih unggul dan lebih mulia. Pendidikan
dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan pokok dalam
membentuk generasi mendatang. Dengan pendidikan diharapkan dapat
menghasilkan manusia yang berkualitas dan bertanggung jawab serta mampu
mengantisipasi masa depan.
Pendidikan selalu berkenaan dengan upaya pembinaan manusia, maka
keberhasilan pendidikan sangat bergantung pada unsur manusianya. Karena unsur
manusianya paling menentukan berhasil atau tidaknya pendidikan. Salah satu
unsur manusia yang menentukan kualitas pendidikan adalah tenaga pengajar atau
guru.Guru adalah orang yang memikul tanggung jawab untuk membimbing di
lembaga formal (sekolah), dan Guru adalah orang dewasa yang bertanggung
jawab memberi pertolongan kepada peserta didik dalam perkembangan jasmani
dan rohani agar mampu berdiri sendiri memenuhi tugasnya, baik individu
(individual) maupun sosial (social). (Aminatul Zahroh, 2015, hal. 3)
Sebagai lingkungan pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga,
sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang dipercayai oleh masyarakat
untuk membantu membina akhlak dan menanamkan ketakwaan peserta
didik melalui pendidikan agama yang diajarkan, yakni adanya pendidikan akidah
akhlak.Hal ini karena pendidikan agama Islam adalah usaha berupa bimbingan
dan asuhan terhadap anak didik supaya kelak dapat memahami, menghayati, dan
mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikan sebagai way of life. (Noer
Aly, 2008, hal. 1)
2
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Untuk merealisasikan tujuan tersebut, guru sebagai pelaku pembelajaran dan petugas
pemegang amanat orang tua dan masyarakat, harus tanggap pada kebutuhan dan
keinginan orang tua dan masyarakat tersebut, lebih-lebih sebagai guru akidah akhlak
yang punya tugas lebih berat dibanding guru bidang studi umum. Guru harus bisa
menjadi guru yang ideal, dalam arti ia harus berkompenten terhadap profesinya,
supaya harapan masyarakat dapat diwujudkan. Ini berarti mutu pendidikan di sekolah
banyak bergantung pada peranan dan proses guru dalam kegiatan mengajarnya. Bila
guru mampu memanajemen segala sesuatu yang akan dilakukan di kelas tentunya
hambatan-hambatan yang datangnya dari siswa akan mampu diatasi. Bukan saatnya
lagi bila pendidikan agama Islam yang tadinya memiliki visi dan misi strategis untuk
membenteng akhlakul karimah siswa, hanya akan memperkaya siswa dalam berbagai
khazanah pengetahuan kognitif saja, akan tetapi nilai-nilai agama harus juga mampu
diamalkan dalam kehidupan sehari-harinya. (Sri Minarti, 2013, hal. 108)
Guru adalah sosok manusia yang harus memiliki kualifikasi berbagai
kemampuan yang akhirnya akan tercantum dalam karakter pribadi ing ngarso sung
tuladha,ing madya mangun karsa,tut wuri handayani. (Suyanto, 2000, hal. 29)
Karena dalam tugasnya seorang guru memiliki dua peranan ganda yaitu sebagai
pendidik sekaligus sebagai pengajar. (Nana Syaodih, 2003, hal. 6). Sesuai dengan
harapan membangun karakter dan moralitas anak bangsa, seorang guru agama harus
bisa menjadi guru agama yang betulbetul profesional, yaitu pendidik yang memiliki
sesuatu kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang kependidikan keagamaan
sehingga ia mampu untuk melakukan tugas, pesan, dan fungsinya sebagai pendidik
dengan kemampuan maksimal. (Mukhtar, 2003, hal. 85). Namun tetap diingat bahwa
keberagamaan seseorang siswa tidak lepas dari pendidikan yang diberikan oleh orang
tua. Jadi orang tua harus senantiasa memantau tingkah laku anaknya apakah sudah
sesuai dengan batas norma agama ataukah malah sebaliknya.
Terhadap peningkatan karakter siswa di sekolah, guru tidak hanya bisa
mengandalkan kemampuan intelektualnya saja, akan tetapi keterampilan menguasai
keadaan di sekitar juga harus dimiliki. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Eugenia
3
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Sacopolos and Marjorie Gibson bahwa “Teaching is highly professional role base not
only or science but also on art”. Yang artinya mengajar tidak hanya berpegang pada
ilmu pengetahuan tetapi juga keterampilan. Jadi hal tersebutlah yang mengakibatkan
kuantitas dan kualitas mengajarnya akan melahirkan hasil yang baik bilamana guru
mampu membuat prosedur pengajaran secara sistematis, seperti pengorganisasian
kelas, penggunaan metode, starategi belajar mengajar maupun sikap dan karakteristik
guru dalam mengelola proses belajar mengajar.( Suprihadi Saputra, 2000, hal 19).
Guru profesional adalah guru yang mengedepankan mutu dan kualitas layanan
dan produknya, layanan guru harus memenuhi standarisasi kebutuhan masyarakat,
bangsa, dan pengguna serta memaksimalkan kemampuan peserta didik berdasar
potensi dan kecakapan yang dimiliki masing-masing individu. (Martinis yamin dan
Maisah, 2010, hal. 28)
Disamping itu guru harus memiliki sifat terbuka, artinya ia mau menerima
kritik dan saran dari orang lain, baik itu dari siswa maupun dari kepala sekolah atau
guru-guru yang lain. Ini bertujuan untuk mencapai kesempurnaan cara mengajar yang
belum sempurna menjadi lebih sempurna. (Sri Minarti, 2013, hal 107)
Dengan sifat tersebut,sebagai orang yang memiliki kemampuan dan
pengalaman yang dapat memudahkan dalam melaksanakan peranannya membimbing
muridnya, ia sanggup menilai diri sendiri tanpa berlebih-lebihan, sanggup
berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain.
Siswa merupakan orang yang belum dewasa dan memilki sejumlah potensi
(kemampuan) dasar yang masih perlu dikembangkan. Di sini, peserta didik
merupakan makhluk Allah yang memiliki fitrah jasmani maupun rohani yang belum
mencapai taraf kematangan baik bentuk, ukuran, maupun perimbangan pada bagian-
bagian lainnya. Dari segi rohaniah, ia memiliki bakat, memilki kehendak, perasaan
dan pikiran yang dinamis dan perlu dikembangkan. (Samsul Nizar, 2002,hal. 47)
Siswa merupakan orang yang belum dewasa dan memilki sejumlah potensi
(kemampuan) dasar yang masih perlu dikembangkan. Di sini, peserta didik
merupakan makhluk Allah yang memiliki fitrah jasmani maupun rohani yang belum
4
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
mencapai taraf kematangan baik bentuk, ukuran, maupun perimbangan pada bagian-
bagian lainnya. Dari segi rohaniah, ia memiliki bakat, memilki kehendak, perasaan
dan pikiran yang dinamis dan perlu dikembangkan. (Samsul Nizar, 2002, hal. 47)
Akhlak adalah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan
menjadi kepribadian hingga dari situlah timbulah berbagai macam perbuatan dengan
cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran. Apabila
dari kondisi tadi timbul kelakuan yang baik dan terpuji menurut pandangan syari’at
dan akal pikiran, maka ia dinamakan budi pekerti mulia dan sebaliknya apabila yang
dilahirkan kelakukan yang buruk, maka disebutlah budi pekerti yang tercela.
(Asmaran, 2004, hal. 3)
Akhlak sangat berkaitan dengan pola pikir, sikap hidup dan perilaku manusia.
Keburukan akhlak sangat berpotensi memicu timbulnya perilaku-perilaku negatif.
Jika akhlak dari seseorang individu buruk, maka sangat mungkin ia akan melahirkan
berbagai perilaku yang dampaknya dapat merugikan dirinya sendiri dan orang lain.
Akhlak yang baik dapat membawa pada nilai-nilai yang positif sehingga dapat
membentuk kepribadian muslim yang taat kepada Allah. (Ahmad Tafsir, 2011, hal.
149)
Kepribadian dalam kehidupan manusia, tingkah laku atau kepribadian
merupakan hal yang sangat penting sekali, sebab aspek ini akan menentukan sikap
identitas diri seseorang. Baik dan buruknya seseorang itu akan terlihat dari tingkah
laku atau kepribadian yang dimilikinya. Oleh karena itu, perkembangan dari
kepribadian ini sangat tergantung kepada baik atau tidaknya proses pendidikan yang
ditempuh. (Daud Ali, 2005, hal. 348)
Seseorang baru bisa dikatakan memiliki kesempurnaan iman apabila dia
memiliki budi pekerti atau akhlak yang mulia. Oleh karena itu, masalah akhlak atau
budi pekerti merupakan salah satu pokok ajaran Islam yang harus diutamakan dalam
pendidikan agama Islam untuk ditanamkan atau diajarkan kepada anak didik. (Daud
Ali, 2005, hal. 355)
5
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Ayat tentang pentingnya pembinaan akhlak sesuai contoh tingkah laku Nabi
sendiri sebagai berikut:
وإنك لعلى خلق عظيم 4. Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung
Akan tetapi di Madrasah Aliyah Swasta Putra As’ad masih banyak siswa yang
menujukkan sikap tidak baik yaitu kurang disiplin dalam menta’ati peraturan
madrasah. Seperti, sering ditemukan siswa yang terlambat masuk sekolah, sering
ditemukan siswa yang membolos, sering ditemukan siswa yang keluar masuk kelas
ketika kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung. Sering ditemukan siswa yang
membawa hendpone (hp) ketika berada di sekolah.
Berdasarkan pengamatan awal (grand tour) di Madrasah Aliyah Swasta As’ad
masih banyak siswa yang kurang disiplin dalam menta’ati peraturan madrasah. Hal
tersebut dapat terlihat dari banyaknya siswa yang tidak disiplin dalam mematuhi
peraturan/tata tertib madrasah. Seperti, sering ditemukan siswa yang terlambat masuk
sekolah, sering ditemukan siswa yang membolos, sering ditemukan siswa yang keluar
masuk kelas ketika kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung. Sering ditemukan
siswa yang membawa hendpone (hp) ketika berada di sekolah padahal hal tersebut
sudah dilarang pihak sekolah.
Tabel 3.1. Data Siswa yang Tidak Disiplin dalam Mentaati Peraturan Madrasah
No Nama Siswa Pelanggaran Sanksi Waktu Kejadian
1 Abdul Rozak Keluar masuk
kelas
Dibuat alfa
pada KBM
14 November
2018
2 Ahmad Syafi’i Membawa hp Disita hp 7 Desember 2018
3 Satar Membolos Dibuat alfa
pada KBM
9 Desember 2018
4 Rinoy Saindri Terlambat Masuk
Sekolah
Membuang
Sampah dan
14 Desember
2018
6
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Push up
5 Supriyadi Terlambat Masuk
Sekolah
Membuang
Sampah dan
Push up
14 Desember
2018
6 Iwandi Membawa hp Disita hp 7 Desember 2018
Sumber: Data Dokumentasi Layanan Bimbingan dan Konseling
MAS As’ad Kota Jambi
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti
permasalahan tersebut dengan judul: Strategi Guru Akidah Akhlak Dalam
Meningkatkan Akhlak Siswa di Madrasah Aliyah Swasta As’ad Olak Kemang
Kota Jambi.
B. Fokus Penelitian
Supaya lebih terfokus satu arah dan tidak terjadi kesimpangsiuran dalam
penelitian ini, maka penulis memberi batasan masalah dalam penelitian ini yaitu
tentang: Strategi Guru Akidah Akhlak Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa di
Madrasah Aliyah Swasta As’ad Olak Kemang Kota Jambi. Dan penelitian ini
dibatasi pada siswa kelas XI Madrasah Aliyah Swasta As’ad Olak Kemang Kota
Jambi.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana akhlak siswa di madrasah aliyah swasta as’ad Olak Kemang Kota
Jambi?
2. Apa kendala guru akidah akhlak dalam meningkatkan akhlak siswa di
madrasah aliyah swasta as’ad Olak Kemang Kota Jambi?
7
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
3. Apa upaya guru akidah akhlak meningkatkan akhlak siswa di madrasah aliyah
swasta as’ad Olak Kemang Kota Jambi?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian:
a) Ingin mengetahui akhlak siswa di madrasah aliyah swasta as’ad olak
kemang kota jambi.
b) Ingin mengetahui kendala guru akidah akhlak dalam meningkatkan akhlak
siswa di madrasah aliyah swasta as’ad olak kemang kota jambi.
c) Ingin mengetahui upaya guru akidah akhlak meningkatkan akhlak siswa di
madrasah aliyah swasta as’ad olak kemang kota jambi.
2. Manfaat Penelitian:
a) Sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh gelar sarjana Strata Satu
(S.1) pada program studi Pendidikan Agama Islam.
d) Sebagai sumbangan pemikiran untuk guru akidah akhlak selaku orang
yang bertanggung jawab dalam meningkatkan akhlak siswa di madrasah
aliyah swasta as’ad olak kemang kota jambi.
e) Menambah pengalaman dan meningkatkan pengetahuan penulis dalam
melaksanakan penelitian.
8 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik
1. Pengertian Strategi
Istilah Strategi pada awalnya digunakan dalam dunia militer yang
diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk
memenangkan suatu peperangan. Sekarang, istilah strategi banyak digunakan
dalam berbagai bidang kegiatan yang bertujuan memperoleh kesuksesan atau
keberhasilan dalam mencapai tujuan. Misalnya seorang manajer atau
pimpinan perusahaan yang menginginkan keuntungan dan kesuksesan yang
besar akan menerapkan suatu strategi dalam mencapai tujuannya, seorang
pelatih tim basket akan menentukan strategi yang dianggap tepat untuk dapat
memenangkan suatu pertandingan. Begitu juga seorang guru yang
mengharapkan hasil baik dalam proses pembelajaran akan menerapkan suatu
strategi agar hasil belajar siswanya mendapat prestasi yang terbaik. (Abdul
Majid, 2017, hal.3)
Istilah strategi (strategy) berasal dari “kata benda” dan “kata kerja”
dalam bahasa Yunani. Sebagai kata benda, strategos merupakan gabungan
kata stratos (militer) dengan “ago” (memimpin). Sebagai kata kerja, stratego
berarti merencanakan (to plan). Dalam kamus The American Herritage
Dictionary (1967: 1273) dikemukakan bahwa Strategy is the science or art of
‘military command as appled to overall planning and conduct of large-scale
combat operations. Selanjutnya dikemukakan pula bahwa strategi adalah the
art or skill of using stratagems (a military manuvre design to deceive or
surprise an enemy) in politics, business, courtship, or the like. (Abdul Majid,
2017, hal.3)
2. Pengertian Guru
9
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Pengertian guru dalam bahasa Arab mengacu kepada pengertian al-Alim
(jamaknya ulama) atau al-Mua’allim, yang berarti orang yang mengetahui dan
banyak digunakan para ulama/ahli pendidikan untuk menunjuk pada hati guru.
Selain itu adapula sebagian ulama yang menggunakan istilah al-Mudarris
untuk arti orang yang mengajar atau orang yang memberi pelajaran. Namun
dibandingkan dengan kata al-Mu’allim atau al-Ulama dengan kata al-
Mudarris ternyata penggunaan kata al-Mua’allim atau al-Alim lebih banyak
dari penggunaan kata al-Mudarris. Selain itu terdapat pula istilah al-Muaddib
yang merujuk kepada guru yang secara khusus mengajar di istana. (Abudiddin
Nata, 2001, hal. 42)
Selain itu terdapat pula istilah ustadz untuk menunjuk kepada arti guru
yang khusus mengajar bidang ilmu pengetahuan agama Islam. Istilah ini
banyak digunakan oleh masyarakat Islam Indonesia dan di Malaysia. Selain
itu terdapat pula pengertian syeikh yang digunakan untuk merujuk kepada
guru dalam bidang tasawuf. Dan adapula sebutan Kyai, Ajengan, dan Buya.
Dan adapula istilah tuanku yang menunjukkan pada guru atau ahli agama
untuk masyarakat Minangkabau Sumatera Barat, seperti Tuanku Imam
Bonjol, Tuanku Cikditiro dan sebagainya. (Abudi Nata, 2001, hal. 42)
Menurut ahli bahasa Belanda J.E.C. Gericke dan T. Roorda yang dikutip
oleh Ir. Poedjawijatna, menerangkan bahwa guru berasal dari bahasa
Sansekerta, yang artinya berat, besar, penting, baik sekali, terhormat dan juga
berarti pengajar. Dalam pandangan masyarakat Jawa, guru dapat dilacak
melalui akronim gu dan ru. “Gu” diartikan dapat digugu (dianut) dan “ru”
berarti bisa ditiru. (Sri Minarti 2013, hal. 107)
Pengertian guru dalam Islam ialah siapa yang bertanggung jawab
terhadap perkembangan anak didik. Dalam Islam, orang yang paling
bertanggung jawab tersebut adalah orang tua (ayah dan ibu) anak didik.
Tanggung jawab itu disebabkan sekurang-kurangnya oleh dua hal: pertama
karena kodrat, yaitu karena orang tua ditakdirkan menjadi orang tua anaknya,
10
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
kedua karena kepentingan kedua orang tua, yaitu orang tua berkepentingan
terhadap kemajuan perkembangan anaknya, karena sukses anak adalah sukses
orang tua juga. ( Ahmad Tafsir, 2011, hal. 74)
Seorang guru merupakan fokus kunci (key fokus) dalam mencapai tujuan
pendidikan atau bahkan dlam mebentuk manusia yang selaras dengan falsafah
dan nilai etis-normatif. Hal ini berarti bahwa pendidik adalah sebuah profesi
yang menuntut keahlian, tanggung jawab dan kesetiaan. Suatu profesi tidak
dapat dilakukan oleh sembarang orang, melainkan orang yang benar-benar
memiliki wewenang secara akademisi, kompeten secara operasional dan
profesional. (Sri Minarti, 2013, hal. 108)
Seorang guru juga bertugas sebagai fasilitator yang mampu
mengembangkan kemauan belajar anak didik, mengembangkan kondisi
belajar yang relevan agar tercipta suasana belajar dan gembira, serta
mengadakan pembatasan positif terhadap pengajar. Tanggung jawab guru
dalam konteks ini merupakan aspek yang terpenting adalah merencanakan dan
menuntut peserta didik untuk belajar guna mencapai pertumbuhan dan
perkembangan yang diinginkan. Dengan demikian, pembelajaran berpusat
pada peserta didik dan guru berperan sebagai manajer yang berakhlak
karimah. (Sri Minarti, 2013, hal. 109)
3. Pengertian Akhlak
Secara etimologis (lughatan) akhlaq (Bahasa Arab) adalah bentuk jamak
dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.
Berakar dari kata khalaqa yang berarti menciptakan. Seakar dengan kata
khaliq (pencipta), makhluq (yang diciptakan) dan khalq (penciptaan).
Kesamaan akar kata di atas mengisyaratkan bahwa dalam akhlaq
pengertian terciptanya keterpaduan antara kehendak khaliq (Tuhan) dengan
perilaku makhluq (manusia). Atau dengan kata lain, tata perilaku seseorang
terhadap orang lain dan lingkungannya baru mengandung nilai akhlaq yang
11
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
hakiki manakala tindakan atau perilaku didasarkan kepada kehendak khaliq
(Tuhan). Dari pengertian etimologis seperti ini, akhlaq bukan saja merupakan
tata aturan atau norma perilaku yang mengatur hubungan antar sesama
manusia, tetapi juga norma perilaku yang mengatur hubungan antara manusia
dengan Tuhan dan bahkan dengan alam semesta sekalipun. (Yunahar Ilyas,
2011, hal.1).
Akhlak, adalah istilah yang berasal dari kata bahasa Arab yang diartikan
sama dengan budi pekerti. Pada dasarnya, akhlak mengajarkan bagaimana
seseorang seharusnya berhubungan dengan Tuhan Penciptanya, sekaligus
bagaimana seseorang harus berhubungan dengan sesama manusia. Istilah
“sesama manusia” dalam konsep akhlak adalah bersifat universal, bebas dari
batas-batas kebangsaan maupun perbedaan-perbedaan lainnya. Penataan
hubungan sesama manusia itu ditekankan pada bagaimana seharusnya
kelompok muda memberikan rasa hormat kepada yang tua, dan bagaimana
yang tua memberikan kasih sayang kepada yang muda.
Selanjutnya, istilah budi pekerti, yang pada dasarnya tidak berbeda
dengan akhlak adalah kata yang berasal dari bahasa Sansekerta yang memiliki
kedekatan dengan istilah tata krama. Inti ajaran tata krama ini sama dengan
inti ajaran budi pekerti. Adapun yang digunakan oleh kurikulum nasional
sejak tahun 2004 untuk pendidikan nilai adalah Pendidikan Budi Pekerti.
Artinya, nama yang digunakan bukan pendidikan akhlak, bukan pendidikan
tata krama, dan bukan pendidikan etika. Istilah yang digunakan adalah
Pendidikan Budi Pekerti yang dimasukkan sebagai bagian dari Kurikulum
Nasional Tahun 2004. Pendidikan Budi Pekerti itu tidak diajarkan secara
mandiri dalam bentuk satu mata pelajaran tertentu, melainkan diajarkan secara
integratif melalui mata pelajaran Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, IPS,
dan Bahasa Indonesia. (Sjarkawi, 2014, hal. 32)
Prof.Dr. Ahmad Amin mengatakan bahwa akhlak ialah kebiasaan
kehendak. Ini berarti bahwa kehendak itu bila dibiasakan akan sesuatu maka
12
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
kebiasaannya itu disebut akhlak. Contohnya, bila kehendak itu dibiasakan
memberi, maka kebiasaan itu ialah akhlak dermawan. (Asmaran, 2002, hal.1)
Didalam Ensiklopedi Pendidikan dikatakan bahwa akhlak ialah budi
pekerti, watak, kesusilaan (kesadaran etik dan moral) yaitu kelakuan baik
yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar terhadap Khaliknya dan
terhadap sesama manusia. (Asmaran, 2002, hal.2)
Islam mempertautkan akhlak dengan aqaid (kepercayaan). Akhlak dalam
pandangan Islam berdiri langsung di bawah derajat kepercayaan. Akidah dan
akhlak sangat erat kaitannya. Karena itu, Islam mewajibkan seseorang
mempunyai akhlak sangat erat kaitannya. Karena itu Islam mewajibkan
mereka mempunyai akidah yang benar. Tegasnya, Al Qur’an memandang
akidah dan akhlak sebagai salah satu kesatuan, tidak terpisahkan antara
keduanya.
Karena itu pula, tidak kita herankan jika Allah SWT memberikan
kehormatan dan kesabaran kepada akhlak, dan Allah SWT memerintahkan
manusia untuk memelihara akhlak sebagaiman memelihara akidah. Siapa saja
yang memperhatikan riwayat hidup pelopor-pelopor Islam zaman Nabi dan
sahabat, maka akan terlihat jelas bahwa para salaf ash-shalih (orang-orang
shalih pada masa awal Islam) memandang akhlak sangat berkaitan dengan
akidah dalam arti orang-orang yang tidak berakhlak, dipandang sebagai orang
yang tidak mempunyai akidah. (Ibnu Husein, 2004, hal.12)
Tegasnya, orang yang menjaga akhlak, sama dengan menjaga akidah.
Inilah tipe pribadi muslim yang sejahtera. Kemudian harus ditegaskan, bahwa
aqaid dan akhlak menghendaki amalan yang nyata, menghendaki supaya
akidah dan akhlak itu diwujudkan ke dalam realitas. Kalau seseorang
mengakui mengesakan Allah SWT. Hendaklah pengakuannya itu
terealisasikan dalam amalannya, bukan pada ucapannya saja. Kalau seseorang
mengakui kebaikan memberi pertolongan kepada fakir miskin, hendaklah
13
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
pengakuannya itu di praktekkan ke tengah-tengah masyarakat. . (Ibnu Husein,
2004, hal.13)
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan dengan budi
pekerti, kelakuan. Akhlak juga diartikan dengan kondisi mental yang
membuat orang tetap berani, bersemangat, bergairah, berdisiplin, dan
sebagainya, sebagaimana terungkap dalam perbuatan. (Quraish Shihab, 2016,
hal.3)
4. Strategi Guru Akidah Akhlak Meningkatkan Akhlak Siswa
Dalam proses pendidikan diperlukan suatu perhitungan tentang kondisi
dan situasi di mana proses tersebut berlangsung dalam jangka panjang. Itulah
sebabnya pendidikan memerlukan strategi yang menyangkut pada masalah
bagaimana melaksanakan proses tersebut terdapat hambatan serta gangguan
baik internal maupun eksternal yang menyangkut kelembagaan atau
lingkungan sekitarnya. (M Arifin, 2000, hal.57)
Startegi pendidikan pada hakikatnya adalah pengetahuan atau seni
menyalahgunakan semua faktor/kekuatan untuk mengamankan sasaran
kependidikan yang hendak dicapai melalui perencanaan dan pengarahan
dalam operasionalisasi sesuai dengan situasi dan kondisi lapangan yang ada,
termasuk pula perhitungan tentang hambatan-hambatannya baik berupa fisik
maupun yang bersifat non-fisik (seperti mental spiritual dan moral baik dari
subjek, objek maupun lingkungan sekitar). Strategi pendidikan dapat diartikan
sebagai kebijaksanaan dan metode umum pelaksanaan proses kependidikan.
(M Arifin, 2000, hal.58)
Kedudukan akhlak dalam ajaran Islam ialah jiwa peradaban dan
kesusilaan yang ditanamkan Allah dalam diri manusia serta dijadikan sebagai
14
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
faktor terpenting bagi kebahagiaan. Akhlak dijadikan sebaik-baik ukuran
untuk mengukur tinggi rendahnya atau dalam dangkalnya manusia. (Ibnu
Husein, 2004, hal.10)
Akhlak atau sistem perilaku dapat diwujudkan melalui sekurang-
kurangnya dua pendekatan sebagai berikut:
1. Rangsangan
Rangsangan adalah perilaku manusia yang terwujud karena adanya
dorongan dari suatu keadaan. Keadaan dimaksud, terwujud karena adanya (1)
Latihan; (2) tanya jawab; (3) mencontoh, dan sebagainya.
2. Kognitif
Kognitif adalah penyampaian informasi yang didasari oleh dalil-dalil
Alquran dan alhadis, teori, dan konsep. Hal dimaksud dapat diwujudkan
melalui: (1) dakwah; (2) ceramah; (3) diskusi; (4) drama, dan sebagainya.
Dari dua pendekatan tersebut akan mewujudkan pola perilaku manusia
yang berakhlak. Selanjutnya, hasil-hasil dari pola perilaku tersebut yang
berbentuk material (artifacts) dan nonmaterial (konsep, idea,gagasan) yang
mewujudkan pola pikir perilaku yang merupakan pancaran dari iman, Islam,
dan ihsan. Ihsan berarti orang yang berbuat perilaku manusia yang baik.
Perilaku manusia yang baik itu disebut orangnya mukhsin. Sebagai contoh
berinfak kepada pmbangunan masjid, sabar menjalani musibah dalam krisis
ekonomi, dan sebagainya. (Zainuddin Ali, 2007, hal. 30)
a. Metode Role Models (Mencontoh)
Kata Role Models berasal dari bahasa inggris yaitu Role = peran dan
Models = contoh atau teladan. Jadi dapat disimpulkan Role Model yaitu
orang yang berperan atau figur yang memberikan contoh mengenai apa yang
15
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
di sampaikannya kepada orang lain baik kelakuan, perbuatan sifat, yang
patut ditiru dan orang tersebut dijadikan contoh orang lain. (John Echols,
2000, hal.383)
Pendidikan keteladanan berarti pendidikan dengan memberi contoh,
baik berupa tingkah laku, sifat, cara berfikir, dn sebaginya. Banyak para ahli
yang berpendapat bahwa pendidikan keteladanan merupakan metode yang
paling berhasil dn berguna.
Keteladanan guru memiliki kontribusi yang besar dalam membentuk
karakter peserta didik. Keteladan guru dalam berbagi aktivitasnya akan
menjadi cermin bagi peserta didiknya. Oleh karena itu, sosok guru yang bisa
diteladani peserta didik memiliki posisi yang sangat penting. Guru yang
terbiasa disiplin, ramah dan berakhlak, akan menjadi teladan yang baik bagi
anak didiknya, demikian juga sebaliknya. (Abidin rusn, 1998, hal.75)
b. Metode Ceramah
Metode ceramah dapat dipandang sebagai suatu cara penyampaian
pelajaran dengan melalui penuturan. Metode ceramah ini termasuk klasik.
Namun penggunaannya sangat populer. Banyak guru memanfatkan metode
ceramah dalam mengajar. Oleh karena pelaksanaannya sangat sederhana,
tidak memerlukan pengorganisasian yang rumit. Ceramah digunakan ketika
menjelaskn pelajaran yang tentunya diikuti oleh contoh realitas kehidupan
yng berkaitn dengan materi yang disampaikan, mulai dari peristiwanya,
sebabnya dan juga akibat yang akan diterimanya kelak.
c. Metode Latihan dan pembiasaan
Untuk meningkatkan keimanan dan akhlak sebagai manivestasi dari
pembelajaran akidah dan akhlak diperlukan latihan dan pembisaaan secara
16
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
beerulang-ulang oleh guru disekolah maupun oleh orang tua
dirumah.(Anwar, 2012, hal.67)
Sumber akhlak adalah yang menjadi ukuran baik dan buruk atau mulia
dan tercela. Sebagaimana keseluruhan ajaran Islam, sumber akhlak adalah
Al-Qur’an dan Sunnah, bukan akal pikiran atau pandangan masyarakat
sebagaimana pada konsep etika dan moral. Dan bukan pula karena baik atau
buruk dengan sendirinya sebagaimana pandangan Mu’tazilah.
Dalam konsep akhlak, segala sesuatu itu dinilai baik atau buruk,
terpuji atau tercela, semata-mata karena Syara’ (Al-Qur’an dan Sunnah)
menilainya demikian. Kenapa sifat sabar, syukur, pemaaf, pemurah dan jujur
misalnya dinilai baik? Tidak lain karena Syara’ menilai semua sifat-sifat itu
baik. Begitu pula sebaliknya, kenapa pemarah, tidak bersyukur, dendam,
kikir dan dusta misalnya dinilai buruk? Tidak lain karena Syara’ menilainya
demikian.
Apakah Islam menafikan peran hati nurani, akal dan pandangan
masyarakat dalam menentukan baik dan buruk? Atau dengan ungkapan lain
dapatkah ketiga hal tersebut dijadikan ukuran baik dan buruk?
Hati nurani atau fitrah dalam bahasa Al-Qur’an memang dapat
menjadi ukuran baik dan buruk karena manusia diciptakan oleh Allah SWT
memiliki fitrah bertauhid, mengakui ke-Esaan-Nya (QS.Ar-rum 30:30).
Karena fitrah itulah manusia cinta kepada kesucian dan selalu cenderung
kepada kebenaran. Hati nuraninya selalu mendambakan dan merindukan
kebenaran, ingin mengikuti ajaran-ajaran Tuhan, karena kebenaran itu tidak
akan didapat kecuali dengan Allah sebagai sumber kebenaran mutlak.
Namun fitrah manusia tidak selalu terjamin dapat berfungsi dengan baik
karena pengaruh dari luar, misalnya pengaruh pendidikan dan lingkungan.
Fitrah hanyalah merupakan potensi dasar yang perlu dipelihara dan
17
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dikembangkan. Betapa banyak manusia yang fitrahnya tertup sehingga hati
nuraninya tidak dapat lagi melihat kebenaran. Oleh sebab itu ukuran baik
dan buruk tidak dapat diserahkan hanya kepada hati nurani atau fitrah
manusia semata. Harus dikembalikan kepada penilaian Syara’. ( Yumhar
Ilyas, 2011, hal.4)
Semua keputusan Syara’ tidak akan bertentangan dengan hati nurani
manusia, karena kedua duanya berasal dari sumber yang sama yaitu Allah
SWT.
Demikian juga halnya dengan akal pikiran. Ia hanyalah salah satu
kekuatan yang dimiliki manusia untuk mencari kebaikan atau keburukan.
Dan keputusannya bermula dari pengalaman empiris kemudian diolah
menurut kemampuan pengetahuannya. Oleh karena itu keputusan yang
diberikan akal hnya bersifat spekulatif dan subyektif.
Demikianlah tentang hati nurani dan akal pikiran. Bagaimana dengan
pandangan masyarakat? Pandangan masyarakat juga bisa dijadikan salah
satu ukuran baik dan buruk, tetapi sangat relatif, tergantung sejauh mana
kesucian hati nurani masyarakat dan kebersihan pikiran mereka dapat terjaga.
Masyarakat yang hati nuraninya sudah tertutup dan akal pikiran mereka
sudah dikotori oleh sikap dan perilaku yang tidak terpuji tentu tidak bisa
dijadikan ukuran. Hanya kebiasaan masyarakat yang baiklah yang bisa
dijadikan ukuran.
Dari uraian di atas jelaslah bagi kita bahwa ukuran yang pasti (tidak
spekulatif), obyektif, komprehensif dan universal untuk menentukan baik
dan buruk hanyalah Al-Qur’an dan Sunnah, bukan yang lain-lainnya.
( Yumhar Ilyas, 2011, hal.5)
18
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Ruang lingkup yang menjadi objek kajian akhlak, yaitu (1) akhlak
yang berhubungan dengan Allah, (2) akhlak yang berhubungan dengan diri
sendiri, (3) akhlak yang berhubungan dengan keluarga, (4) akhlak yang
berhubungan dengan masyarakat, dan (5) akhlak yang berhubungan dengan
alam.
Ciri-ciri akhlak dalam Islam ada 5 yaitu:
1. Akhlaq Rabbani
Ajaran akhlaq dalam Islam bersumber dari wahyu Illahi yang
termaktub dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Di dalam Al-Qur’an terdapat kira-
kira 1.500 ayat yang mengandung ajaran akhlaq, baik yang teoritis maupun
yang praktis. Demikian pula hadits-hadits Nabi, amat banyak jumlahnya
yang memberikan pedoman akhlaq. Sifat rabbani dari akhlaq juga
menyangkut tujuannya, yaitu untuk memperoleh kebahagiaan di dunia kini,
dan di akhirat nanti.
Ciri rabbani juga menegaskan bahwa akhlaq dalam Islam bukanlah
moral yang kondisional dan situsional, tetapi akhlaq yang benar-benar
memiliki nilai yang mutlak. Akhlaq rabbani lah yang mampu menghindari
kekacauan nilai moralitas dalam hidup manusia. Al-Qur’an mengajarkan:
طيهستقيوافوأى زاصش قبكنٱلسبلولتت بعواٱت بعو فتفش
ۦعيسبيل كنب ى لكنوص ٣٥١لعل كنتت قوىۦر
153. dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus,
maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain),
karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang
demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa. (QS. Al-An’am 6:153)
19
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2. Akhlaq Manusiawi
Ajaran akhlaq dalam Islam sejalan dan memenuhi tuntunan fitrah
manusia. Kerinduan jiwa manusia kepada kebaikan akan terpenuhi dengan
mengikuti ajaran akhlaq dalam Islam. Ajaran Akhlaq dalam Islam
diperuntukkan bagi manusia yang merindukan kebahagiaan dalam arti hakiki,
bukan kebahagiaan semu. Akhlaq Islam adalah akhlaq yang benar-benar
memelihara ekstensi manusia sebagai makhluk terhormat, sesuai dengan
fitrahnya.
3 Akhlaq Universal
Ajaran akhlaq dalam Islam sesuai dengan kemanusiaan yang universal
dan mencakup segala aspek hidup manusia,baik yang dimensinya vertikal
maupun horisontal. Sebagai contoh Al-Qur’an menyebutkan sepuluh macam
keburukan yang wajib dijauhi oleh setiap orang, yaitu menyekutukkan Allah,
durhaka kepada kedua orang tua, membunuh anak karena takut miskin,
berbuat keji baik secara terbuka maupun secara tersembunyi, membunuh
orang tanpa alasan yang sah, makan harta anak yatim, mengurangi takaran
dan timbangan, membebani orang lain kewajiban melampaui kekuaatannya,
persaksian tidak adil, dan menghianati janji Allah (QS.Al-An’am 6:151-152)
4. Akhlaq Keseimbangan
Ajaran akhlaq dalam Islam berada di tengah antara yang
mengkhayalkan manusia sebagai Malaikat yang menitik beratkan segi
kebaikannya dan yang mrngkhayalkan manusia seperti hewan yang
menitikberatkan sifat keburukannya saja. Manusia menurut pandangan Islam
memiliki dua kekuatan dalam dirinya, kekuatan baik pada hati nurani dan
akalnya dan kekuatan buruk pada hawa nafsunya. Manusia memiliki
20
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
naruliah hewani dan juga ruhaniah Malaikat. Manusia memiliki unsur ruhani
dan jasmani yang memerlukan pelayanan masing-masing secara seimbang.
Manusia hidup tidak hanya di dunia kini, tetapi dilanjutkan dengan
keehidupan di akhirat nanti. Hidup di dunia merupakan ladang bagi akhirat.
Akhlaq Islam memenuhi tuntutan kebutuhan manusia, jasmani dan ruhani,
secara seimbang, memenuhi tuntutan hidup bahagia di dunia dan akhirat
secara seimbang pula. Bahkan memenuhi kebutuhan pribadi harus seimbang
dengan memenuhi kewajiban terhadap masyarakat. ( Yumhar Ilyas, 2011,
hal.13)
5. Akhlaq Realistik
Ajaran akhlaq dalam Islam memperhatikan kenyataan hidup manusia.
Meskipun manusia telah dinyatakan sebagai makhluk yang memiliki
kelebihan dibanding makhluk-makhluk yang lain, tetapi manusia
mempunyai kelemahan-kelemahan, memilik kecenrungan manusiawi dan
berbagai macam kebutuhan material dan spritual. Dengan kelemahan-
kelemahannya manusia itu sangat mungkin melakukan kesalahan-kesalahan
dan pelanggaran. Oleh sebab itu Islam memberikan kesempatan kepada
manusia yang melakukan kesalahan untuk memperbaiki diri dengan
bertaubat. Bahkan dalam keadaaan terpaksa, Islam membolehkan manusia
melakukan sesuatu yang dalam keadaan biasa tidak dibenarkan. Allah
berfirman:
معليكنإ وا ٱلخزيشولحنٱلذ موٱلويتةحش ب ل لغيشۦوهاأ ٱلل
ٱضطش فوي إى غيشباغولعادفلإثنعلي حينٱلل ٣٧١غفوسس
173. Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah,
daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain
21
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia
tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada
dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(Al-Baqarah 2:173)
Untuk mendidik seseorang supaya berakhlak yang baik banyak
caranya. Di antaranya seperti di bawah ini:
1. Mengisi akal dan pikiran dengan ilmu pengetahuan.
Akal pikiran seseorang besar sekali pengaruhnya dalam kehidupannya.
Akal pikiran yang sempit dan buntu akan menjadikannya menempuh jalan
yang sesat. Sebaiknya akal pikiran yang sehat berisi ilmu pengetahuan
menjadi obor menerangi jalan hidupnya. Akal pikiran yang sehat berisi ilmu
pengetahuan itu akan tetap selalu menuntunnya ke jalan yang baik. (Oemar
Bakry, 1993, hal.11)
2. Bergaul dengan orang-orang yang baik.
Manusia suka meniru orang lain. Ia mencontoh pakaian, perhiasan dan
gaya hidup masyarakat sekitarnya. Ia juga meniru dan mengikuti tingkah
laku teman sejawatnya. Begitu yang biasanya terjadi dalam masyarakat.
Bergaul dengan orang yang berani menjadikan seseorang berani pula.
Pergaulan dengan orang penakut membawa ia ikut penakut. Banyak orang
pintar dan anak cerdas karena ia suka berteman dengan orang-orang yang
cerdas, tekun belajar. Tidak membuang-buang waktu. (Oemar Bakry, 1993,
hal.15)
3. Meninggalkan sifat pemalas
22
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Pemalas dan terbiasa duduk-duduk berpangku tangan tanpa amal
merusak kesehatan. Semua organ tubuh menjadi lesu. Orang yang duduk
berpangku tangan itu keliatannya tidak berdaya. Ia menjadi bodoh dan dungu.
Sering pikiran mengelamun kepada perbuatan yang tidak baik. Akhirnya
jatuh ke lembah kehinaan. Sebaiknya orang bekerja dengan giat, berjuang
dengan ulet untuk mencapai cita-citanya, sehingga tidak ada waktunya yang
terbuang percuma. Ia akan terjauh dari sifat dan perbuatan jahat. (Oemar
Bakry, 1993,hal.17)
4. Merubah kebiasaan buruk
Sesuatu perbuatan yang sudah dilakukan seringkali ia akan menjadi
tabiat. Susah merubahnya. Tabiat atau kebiasaan jahat bisa menjadi darah
daging yang sulit sekali memisahkannya. Mabuk dan berjudi umpamanya
tabiat jahat yang amat sulit sekali orang keluar dari lingkarannya. Berputar-
putar ke sana ke mari akhirnya kembali juga ke sana. Untuk meninggalkan
sifat-sifat yang buruk memerlukan kemauan keras, tekad yang membaja
serta kesadaran yang mendalam. Jika memang ada kemauan tentu ada jalan.
Where there is a will there is a way. Di antara cara-cara yang dapat
dilakukan merubah tabiat buruk itu ialah:
a. Kemauan yang keras membaja untuk merubah. Berani memaksakan diri
berbuat dan melakukan segala sesuatu yang bertentangan dengan
kebiasaan jahat yang telah pernah dilakukan. Jika bakhil dipaksakan
dirinya supaya pemurah. Disediakan uang di kantong untuk pakir miskin.
Dibiasakan tangan memberi. Jika biasa minum minuman keras, dibuang
semua botol-botolnya dan diganti dengan minuman yang halal. Begitulah
seterusnya. Jika perlu ia boleh mengatakan kepada teman sejawat dan ibu
bapaknya bahwa ia sudah bertekad tidak akan berbuat ini dan itu lagi.
Pemberitahuan itu akan menambah kuat tekadnya.
23
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
b. Jangan sekali-kali meninggalkan perbuatan baik yang baru dicoba sebagai
ganti dari tingkah laku jahat yang baru ditinggalkan. Walaupun
bagaimana berat dan sulitnya meninggalkan kebiasaan lama itu ia harus
berjuang dengan segala daya upayanya. Dengan jalan demikian besar
harapan ia akan berhasil memperbaiki budi pekertinya. Tetap selalu
berlatih dengan tabah melakukan cara hidup yang baru. Jika dahulunya
pemarah, sekarang dilatih menjadi peramah. Kebiasaan bakhil ditukar
dengan pemurah. Berjudi diganti dengan sport dan lain-lain yang dapat
melupakan berjudi itu. Begitulah seterusnya. ( Oemar Bakry, 1993, hal.18)
Pembelajaran yang dilakukan oleh guru di Indonesia pada umumnya
masih berpusat pada guru. Hal ini disebabkan oleh pemahaman yang masih
belum memadai dan paradigma pembelajaran yang belum sesuai dengan
tindakan yang seharusnya dilakukan. Penelitian membuktikan bahwa
perbedaan tentang paradigma pembelajaran ternyata berdampak pada hasil
belajar peserta didik. Perbandingan hasil tes TIMSS dan PISA pada beberapa
periode tes menunjukkan bahwa peserta didik di Jepang memperoleh hasil
yang jauh lebih tinggi daripada peserta didik di Jerman (kelompok sedang)
dan Amerika (kelompok rendah). Guru di Amerika percaya bahwa
pembelajaran terjadi dengan penguasaan materi secara bertahap sehingga
pembelajaran perlu dilakukan sedikit demi sedikit dengan meminimalkam
kesalahan. Sementara itu, guru di Jepang percaya bahwa peserta didik akan
belajar dengan baik jika dimulai dengan berupaya memecahkan
permasalahan, kemudian berdiskusi bersama untuk memecahkan
permasalahan tersebut. ( Ridwan Abdullah, 2013, hal.6)
Dengan lemahnya sistem pendidikan kita yang bertumpuh di sekolah
tersebut, akan melahirkan peserta didik sebagai generasi anak bangsa yang
tidak mampu memiliki adaptable, competition, dan excelenge. Sebagai
24
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
akibatnya, terjadilah peserta didik sebagai generasi yang karbitan, tidak
memiliki jati diri, dan kepribadian.
Untuk mewujudkan kearah ini, maka pendidikan menjadi tumpuhan
harapan bagi semua pihak, Cuma saja masalahnya pendidikan yang kita
selenggarakan belum memperoleh perhatian yang serius, yang ditandai
dengan lemahnya komitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan, baik
peningkatan kualitas pelayanan maupun kualitas kelembagaan. (Mukhtar,
Samsu, Rusmini, 2002, hal. 172)
Sekolah merupakan suatu wadah untuk menciptakan sosok manusia
yang berpendidikan tanpa melihat latar belakang siswa yang terlibat di
dalamnya, baik dari segi budaya, sosial, maupun ekonomi. Sekolah menjadi
suatu organisasi yang dirancang untuk dapat memberikan kontribusi dalam
upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat luas. Karena itu pendidikan
sekolah kita haruslah mampu memprediksi dan mempersiapkan tentang nilai
pendidikan yang bagai mana yang akan diharapkan bagi masa depan. Untuk
mengukur kearah ini, paling tidak kita harus merumuskan nilai hakekat masa
depan, nilai hakekat pendidikan untuk masa depan, nilai hakekat ruang dan
waktu masa depan, nilai hakekat hubungan pendidikan dengan masa depan,
dan nilai hakekat hubungan pendidikan dengan pelaku masa depan. ( Samsu,
2002, hal. 173)
B. Studi Relevan
Penelitian Strategi Guru Akidah Akhlak Dalam Meningkatkan Akhlak Siswa
Di MAS As’ad Kota Jambi di Kelas XI C adalah hasil dari pemikiran penulis
langsung dengan cara melakukan penelitian langsung ke lapangan, setelah itu
barulah mendapatkan masalah dan jadilah sebuah penelitian. Berbagai temuan yang
ada di lapangan penulis dapatkan dengan sumber bermacam macam.
Studi yang relevan dengan penelitian ini antara lain:
25
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
1.Penelitian Juwita Putri tahun 2017 tentang Peranan Guru Akidah
Akhlak Dalam Membina Akhlak Peserta Didik Di MIN 2 Teluk Betung
Bandar Lampung. Permasalahan pokok pada latar belakang penelitian
tersebut dinyatakan bahwa: Masih ada anak didik yang kurang
menunjukan ketaatan pada pendidik dan kurang aktif serta kurang tekun
dalam beribadah padahal kegiatan pembinaan yang dijalankan sudah
dilakukan secara rutin dan guru pendidikan agama Islam berusaha keras
menanamkan nilai-nilai akhlak yang mulia. Adapun Peran Guru PAI
atau akidah akhlak dalam membina akhlak peserta didik di MIN 2 Teluk
Betung Bandar Lampung dengan cara menerapkan pembiasaan
disekolah, seperti mengucap salam, berprilaku baik, bertutur kata lembut,
kerapian dalam berpakaian, disiplin belajar dan menghormati guru dan
sesama teman.
2.Penelitian Kurnia Dewi tahun 2018 tentang Strategi Guru Akidah
Akhlak Dalam Menanamkan Karakter Islami Peserta Didik MTs. Guppi
Samata Gowa. Permasalah pokok pada latar belakang masalah
penelitian tersebut dinyatakan bahwa persoalan akhlak selalu mewarnai
kehidupan manusia dari waktu kewaktu. Terjadinya kemerosotan akhlak
merupakan penyakit yang dapat dengan cepat menjalar secara luas
merambat kesegala bidang kehidupan umat manusia jika tidak
teratasi.Adapun strategi guru akidah akhlak dalam menanamkan
karakter Islami peserta didik di MTs. Guppi Samata Gowa adalah
dengan menggunakan beberapa metode dalam penyampaian materi,
pembiasaan sikap yang baik, memanfaatkan dan meberdayakan semua
lingkungan belajar yang ada.
3. Penelitian Riska tahun 2018 tentang Upaya Guru Akidah Akhlak
Dalam Mengatasi Kenakalan Siswa Di Madrasah Aliyah Riyadhul
Jannah Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjun Jabung Barat.
26
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Permasalahan pokok pada latar belakang penelitian tersebut dinyatakan
bahwa: adanya siswa yang melanggar peraturan madrasah seperti,
membolos, merokok dilingkungan sekolah, membuat keributan
disekolah, telat datang kesekolah, tidak memakai seragam sekolah.
Adapun Upaya yang dilakukan guru akidah akhlak dalam mengatasi
kenakalan siswa melalui pendekatan kepada siswa itu sendiri dan
melalui pendidikan karakter.
Adapun persamaan antara penelitian penulis dengan penelitian di
atas adalah bahwa dalam penelitian tersebut adanya suatu strategi dan
upaya yang dilakukan oleh guru dalam rangka untuk mengatasi siswa
yang berakhlak kurang baik/nakal. Adapun perbedaan penelitian penulis
dengan penelitian diatas terletak pada setting penelitian yaitu penulis
melakukan penelitian di Madrasah Aliyah Swasta as’ad Kota Jambi.
26 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian
Berdasarkan dengan judul yang penulis ambil, jenis penelitian ini
termasuk dalam jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Yaitu
suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap
suatu organisasi, lembaga/gejala tertentu. Ditinjau dari wilayahnya, maka
penelitian kasus hanya meliputi daerah atau subyek yang sangat sempit tetapi dari
sifat penelitian, penelitian kasus lebih mendalam. (Suharsimi Arikunto, 2002:
120)
Sejalan dengan definisi tersebut, Kirk dan Miller dalam Moleong
mendefinisikan bahwa ”penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu
pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada
manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut
dalam bahasannya dan dalam peristilahannya.(Lexy J Moleong, 2011:3) Metode
deskriptif juga dapat didefinisikan sebagai suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran,
ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sebagai upaya untuk
memberikan jawaban atas permasalahan yang telah dibentangkan, karena sifatnya
menggunakan penekatan analisis deskriptif. Dengan kata lain penelitian ini
berupaya menggambarkan, menguraikan suatu keadaan yang sedang berlangsung
berdasarkan fakta dan informasi yang diperoleh dari lapangan dan kemudian
dianalisis beradasarkan variable yang satu dengan lainnya sebagai upaya untuk
memberikan solusi tentang meningkatkan kedisiplinan siswa, yang dimana lokasi
Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Swasta As’ad
Pemilihan metode ini didasarkan atas beberapa pertimbangan. Pertama,
menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan
kenyataan ganda; kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat
hubungan antara peneliti dengan responden; ketiga, metode ini lebih peka dan
27
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
lebih bisa menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan
terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. (Lexy J Moleong, 2011: 5)
B. Setting dan Subjek Penelitian 1. Setting Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Madrasah Aliyah Swasta As’ad Olak
Kemang Kota Jambi, atas berbagai pertimbangan; banyaknya fenomena-
fenomena yang terjadi pada siswa di Madrasah Aliyah Swasta As’ad Olak
Kemang Kota Jambi, sering ditemukan siswa yang terlambat masuk sekolah,
sering ditemukan siswa yang membolos, sering ditemukan siswa yang keluar
masuk kelas ketika kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung. Sering
ditemukan siswa yang membawa hendpone (hp) ketika berada di sekolah padahal
hal tersebut sudah dilarang pihak sekolah.
2. Subjek Penelitian
Atas berbagai pertimbangan sebagaimana dikemukakan di atas maka
yang akan dijadikan sebagai informan (Subjek penelitian) ini adalah:
a.Guru aqidah akhlak di Madrasah Aliyah Swasta As’ad Olak Kemang Kota
Jambi
b.Siswa di Madrasah Aliyah Swasta Putra As’ad.
Penentuan subjek didasarkan dengan tekhnik purposive sampling.
Purposive sampling adalah pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan
persyaratan sampel yang di perlukan. Dalam bahasa sederhana purposive
sampling itu dapat dikatakan secara sengaja mengambil sampel tertentu (jika
orang maka berarti orang-orang tertentu) sesuai persyaratan (sifat-sifat,
karakteristik, ciri, kriteria) sampel. (Lexy J Moleong, 2011: 5) Sebagai subjek
utama yaitu guru aqidah akhlak di Madrasah Aliyah Swasta Putra As’ad. Adapun
sebagai sumber informasi untuk memperoleh data tentang realita permasalahan
28
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
siswa, metode-metode yang diterapkan oleh guru dalam hal meningkatkan
kedisiplinan siswa.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
sumber utama melalui observasi dan wawancara di lapangan. Sedangkan data
sekunder yaitu data yang diperoleh dari bacaan literatur-literatur serta sumber-
sumber lain yang berhubungan dengan penelitian ini, dengan kata lain data
sekunder dapat diperoleh dari sumber kedua berupa dokumentasi serta peristiwa
yang bersifat lisan atau tulisan. Data sekunder ini digunakan sebagai data
pelengkap atau data pendukung dari data primer.
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil langsung dari peneliti kepada
sumbernya, tanpa adanya perantara. (Mukhtar, 2010: 86) Yakni data yang
diperoleh secara langsung melalui wawancara dan pengamatan (observasi)
terhadap permasalahan di Madrasah Aliyah Swasta Putra As’ad.
b. Data Sekunder
Data sekunder ialah data yang bukan diusahakan sendiri
pengumpulannya oleh peneliti misalnya dari dokumentasi (profil sekolah
dan struktur organisasi) atau publikasi lainnya. (Mukhtar, 2010: 90) Data
sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumentasi yang meliputi
profil Madrasah dan struktur organisasi Madrasah Aliyah Swasta Putra
As’ad.
2. Sumber Data
29
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek
darimana data diperoleh. (Suharsimi Arikunto, 2002: 207) Sedangkan menurut
Suharsimi Arikunto, yang dimaksud dengan sumber data adalah subyek darimana
data-data diperoleh. (Suharsimi Arikunto, 2002: 106) Sumber data yaitu
berbentuk perkataan maupun tindakan, yang didapat melalui wawancara. Sumber
data peristiwa (situasi) yang didapat melalui observasi. Dan sumber data dari
dokumen didapat dari instansi terkait. “menurut Lofland sumber data utama
dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data
tambahan seperti dokumen dan lain-lain.(Jam’an Satori, 2009: 105)
Sumber data di sini merupakan subjek dari mana data dapat diperoleh
yaitu :
a. Sumber data berupa manusia, yakni guru aqidah akhlak, dan siswa di
Madrasah Aliyah Swasta Putra As’ad.
b. Sumber data berupa suasana, dan kondisi di Madrasah Aliyah Swasta Putra
As’ad
c. Sumber data berupa dokumentasi, berupa foto kegiatan, arsip dokumentasi
resmi yang berhubungan dengan keberadaan siswa, baik jumlah siswa, dan
bentuk Kegiatan siswa di Madrasah Aliyah Swasta Putra As’ad.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang ditempuh untuk mendapatkan
data/fakta yang terjadi pada subjek penelitian untuk memperoleh data yang valid.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui metode observasi,
wawancara, dokumentasi.
1. Metode Observasi
Teknik pengamatan ini didasarkan atas pengamatan secara langsung,
(Lexy J Moleong, 2011: 125) Metode ini dilakukan dengan jalan terjun langsung
kedalam lingkungan dimana penelitian itu dilakukan disertai dengan pencatatan
30
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
terhadap hal-hal yang muncul terkait dengan informasi data yang dibutuhkan.
Penulis menggunakan metode ini untuk mengamati secara langsung data yang
ada di lapangan, terutama tentang data yang ada di Madrasah Aliyah Swasta
Putra As’ad Metode ini digunakan untuk mengungkapkan data yang mana secara
langsung dapat mengamati hal-hal yang berhubungan dengan Meningkatkan
kedisiplinan siswa di Madrasah aliyah Swasta Putra As’ad.
Langkah-langkah yang dilakukan:
a) Mengamati sistem pendidikan. di Madrasah Aliyah Swasta Putra As’ad.
b) Mengamati bentuk pelaksanaan dan kegiatan dalam meningkatkan
kedisiplinan siswa di Madrasah Aliyah Swasta Putra As’ad.
c) Memperhatikan metode-metode yang diterapkan guru aqidah akhlak dalam
meningkatkan kedisiplinan siswa di Madrasah Aliyah Swasta Putra As’ad.
d) Memperhatikan tanggapan guru aqidah akhlak terhadap permasalahan-
permasalahan siswa yang terjadi di Madrasah Aliyah Swasta Putra As’ad.
2. Metode Wawancara / interview
“interview atau wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal
semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi”(Nasution, 2006:
113) Metode wawancara ini penulis lakukan untuk mengambil data, dengan
mengadakan tanya jawab secara langsung dengan responden dan mendengarkan
langsung serta mencatat dengan teliti apa yang diterangkan oleh responden,
Metode ini digunakan untuk memperoleh data atau informasi dari beberapa
sumber data yang bersangkutan yaitu, guru aqidah akhlak, dan siswa di Madrasah
Aliyah Swasta Putra As’ad. Sebelum penulis melalukan wawancara, penulis
sudah mempersiapkan seperangkat pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian.
Adapun datanya meliputi:
31
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
a) Metode yang digunakan dalam pelaksanaan dan kegiatan dalam meningkatkan
akhlak siswa di Madrasah Aliyah Swasta Putra As’ad.
b) Cara yang digunakan dalam meningkatkan akhlak siswa di Madrasah Aliyah
Swasta Putra As’ad.
c) Upaya-upaya guru aqidah akhlak dalam meningkatkan akhlak siswa di
Madrasah Aliyah Swasta Putra As’ad.
d) Guru aqidah akhlak yang meningkatkan akhlak siswa di Madrasah Aliyah
Swasta Putra As’ad.
e) Meningkatkan kedisiplinan siswa di Madrasah Aliyah Swasta Putra As’ad.
f) Sejauh mana pencapaian yang diperoleh dari bentuk metode yang digunakan.
Interview ditinjau dari segi pelaksanaannya, maka dibedakan menjadi :
a. Interview bebas (inguided interview) dimana pewancara bebas menanyakan
apa saja, tetapi juga mengingat akan data apa yang akan dikumpulkan.
b. Interview terpimpin (guided interview) yaitu interview yang dilakukan oleh
pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci
seperti, yang dimaksud dalam interview terstruktur.
c. Interview bebas terpimpin yaitu kombinasi antara interview bebas dan
interview terpimpin. (Suharsimi Arikunto, 2002: 132)
3. Metode Dokumentasi
Metode Dokumentasi adalah suatu cara mencari data terhadap hal-hal
seluk beluk penelitian baik berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, prasasti,
majalah, agenda dan lain sebagainya. (Sugiono, 2012: 138) Data tersebut antara
lain :
1) Historis dan geografis
2) Struktur Organisasi
3) Keadaan masyarakat
32
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
4) Keadaan sarana dan prasarana.
E. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini yang akan di analisis adalah melalui pendekatan
kualitatif dengan menggunakan cara deduktif. Deduktif adalah suatu proses berfikir
dengan mengemukakan permasalahan yang bersifat umum kemudian dibahas kepada
permasalahan yang bersifat khusus. Analisis data meliputi :
1 . Reduksi Data
“Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia
dari berbagai sumber yaitu dari wawancara, observasi, dan
dokumentasi”.(Jam’an Satori, 2009: 219) Setelah dibaca, dipelajari, maka
langkah selanjutnya adalah reduksi data.
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan, perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan tranformasi data-data kasar yang muncul
dari catatan-catatan yang tertulis di lapangan. Reduksi data dilakukan selama
penelitian berlangsung.
2 . Penyajian data
Setelah melalui reduksi data langkah selanjutnya dalam analisa data
adalah penyajian data atau sekumpulan informasi yang memungkinkan peneliti
melalukan penarikan kesimpulan.
3 . Verifikasi / penarikan kesimpulan
Setelah data terkumpul direduksi yang selanjutnya disajikan. Maka
langkah terakhir dalam penganalisa data adalah menarik kesimpulan atau
verifikasi dan analisanya menggunakan analisa model interaktif, artinya analisa
ini dilakukan dalam bentuk interaktif dari ketiga komponen utama tersebut.
F. Uji Keterpercayaan Data (Trushwortnines)
33
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Untuk menetapkan keterpercayaan data, maka diperlukan tehnik pemeriksaan.
Pelaksanaan pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu, ada beberapa
tehnik yang digunakan dalam pengecekan keabsahan temuan, diantaranya :
1. Perpanjang keikutsertaan
Perpanjang keikutsertaan dalam artian memperpanjang waktu di lapangan
sehingga kejenuhan pengumpilan data tercapai. Jika hal ini dilakukan maka
membatasi membatasi gangguan dari dampak peneliti pada konteks, membatasi
kekeliruan peneliti, dan mengkonpensasikan pengaruh dari kejadian atau
peristiwa yang memiliki pengaruh sesaat. Perpanjangan waktu di lapangan akan
memungkinkan penungkatan derajat kepercayaan data yang dikumpul. (Sugiono,
2012: 219)
2. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan dalam pengamatan berarti menemukan ciri-ciri dan unsur-
unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang
dicari dan kemudian memusatkan diri terhadap hal-hal tersebut secara rinci
berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol. (Sugiono, 2012: 99)
Hal ini diharapkan dapat mengurangi distorsi data yang timbul akibat peneliti
terburu-buru dalam menilai suatu persoalaan, ataupun kesalahan responden yang
vtidak benar dalam memberikan informasi.
3. Triangulasi
Trianggulasi merupakan teknik pemerikasaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu diluar data pokok. Untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data itu, terdapat empat macam teknik
pemerikasaan menggunakan sumber, metode, penyidik, dan teori. (Lexy J
Moleong, 2011: 178)
34
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
G. Jadwal Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan selama 5 (lima) bulan, mulai dari Februari
2019 sampai Juni 2019, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Tabel 3.1. Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Bulan Ke, Tahun 2019
Februari Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
penelitian
X
2 Menyusun atau
menulis konsep
proposal
x
3 Mengajukan judul
ke Fakultas untuk
persetujuan judul
X
4 Konsultasi dengan
dosen pembimbing
X x
5 Seminar proposal x
6 Izin atau perintah
riset
X
7 Pelaksanaan riset X x x
8 Penulisan konsep
skripsi
x
9 Konsultasi kepada
dosen pembimbing
x
10 Penggandaan
skripsi
x
11 Munaqasah dan
perbaikan
X
12 Penggandaan
skripsi dan
penyampaian
skripsi kepada tim
Penguji dan
Fakultas
X
35 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Historis
Madrasah sebagai salah satu komponen penyelenggara pendidikan
di Jambi telah mengalami banyak perkembangan, marilah kita simak
kebelakang pada tahun 1915 (91 tahun silam) dimana sarana pendidikan
Islam (Madrasah) banyak yang tumbuh dan berkembang dengan jumlah
yang cukup banyak, namun patut disayangkan jika sa‟at ini madrasah-
madrasah tersebut banyak yang tidak aktif lagi. Ada banyak faktor
penyebabnya antara lain karena madrasah tesebut masih bersistem sangat
sederhana dan tanpa memasukkan mata pelajaran umum sebagai salah satu
bidang studinya, padahal hal-hal diatas merupakan salah satu tuntutan
zaman dalam dunia pendidikan. Faktor lainnya adalah mungkin karena
kekonsistenan Pendiri/Pengurus Madrasah terhadap kurikulum
pendidikannya yang mengkhususkan pada pendidikan keislaman sehingga
madrasah tersebut kurang diminati seiring dengan perkembangan zaman.
Hal demikian terus berlangsung hingga awal era kemerdekaan. Hal
tersebut diatas tentunya merupakan sebagian dari faktor penyebab
mandegnya perkembangan madrasah. Ada banyak hal lain yang tentunya
berperan terhadap hal tersebut diatas baik faktor intern madrasah maupun
faktor ekstern.
K.H. Abdul Qodir Ibrahim, seorang „ulama terkemuka dan
berfikiran maju dikala itu mengemukakan bahwa apabila dunia pendidikan
Islam (madrasah) terus dibiarkan tanpa adanya pembaharuan dan
perbaikan sistem pendidikan, maka dunia pendidikan Islam khususnya di
Jambi akan menghadapi masa yang suram, nyatanya hal tersbut memang
terbukti dengan dimana pada saat ini banyak adrasah yang tidak atau
36
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
kurang berfungsi lagi.
Jika kita berbicara tentang sejarah dan perkembangan Pondok
Pesantren As‟ad, maka hal tersebut tidak terlepas dari keberadaan langgar
Putih yang banyak mempengaruhi keberadaan pesantren as‟ad ini. Langgar
Putih berlokasi di Kelurahan Ulu Gedong, di dirikan pada tahun 1868 oleh
Asy Syekh Khotib Mas‟ud, selain sebagai tempat peribadatan masyarakatan
Ulu Gedong dan Masyarakat seberang Kota Jambi, Langgar Putih juga
dijadikan sebagai sarana pendidikan Agama Islam. Setelah beliau wafat di
tahun 1889, usaha beliau dilanjutkan oleh keponakannya sekaligus anak
angkatnya yaitu Al‟Alimul „Allamah Syekh Abdul Majid Jambi, yang pada
waktu belajarnya di Mekkah seangkatan dengan Syekh Ahmad Khotib
Minang Kabau.
Pada masa Syekh Abdul Majid Jambi inilah dilanggar putih mulai
mengadakan pengajian kitab kuning di daerah kesultanan Jambi dan
berlangsung hingga tahun 1904, karena beliau harus hijrah ke Mekkah guna
menghindari dari penangkapan penjajahan Belanda. Hal tersebut karena selain
sebagai seorang guru beliau juga menjabat sebagai penasehat Sulthan Thaha
Syaifuddin Jambi.
Di Mekkah beliau kembali membuka pengajian di rumah kediamannya
di Kampung Samiyah, diantara muridnya adalah :
1. Al „Alimul „Allamah Syeh Ahmad Syukur, Pendiri Madrasah
Sa‟adatuddaren Tahtul Yaman.
2. Al „Alimul „Allamah Syeh Haji Ibrahim Abdul Majid Jambi, pendiri
Madrasah Nurul Iman Ulu Gedong
3. Al „Alimul „Allamah Syeh Haji Abdus Shomad Khop, Penghulu yang
pertama.
37
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
4. Al „Alimul „Allamah Syeh Kms. H.M. Sholeh, pendiri Madrasah Nurul
Islam Tanjung Pasir.
5. Al „Alimul „Allamah Syeh Haji Usman, pendiri Madrasah Al Jauharain
Tanjung Johor.
6. Al „Alimul „Allamah Syeh Jamil Jaho, di Jaho Sumatera Barat.
7. Al „Alimul „Allamah Syeh Sulaiman Ar-Rosuli Candung.
8. Al „Alimul „Allamah Syeh Alwi bin Ahmad Syihab, Sungai Asam Jambi.
Pengajian di Langgar Putih kembali dibuka oleh Al „Alimul „Allamah
Syeh Haji Ibrahim Putra Al „Alimul „Allamah Syeh Haji Abdul Majid Jambi
yang mendirikan Madrasah Nurul Iman Ulu Gedong. Langgar Putih ini
berfungsi sebagai lembaga pendidikan kembali pada tahun 1948 hingga tahun
1951 oleh K.H. Abdul Qodir Ibrahim.
A. Berdirinya Perguruan As‟ad
Pada tahun 1369 H, tepat pada tanggal 26 Jumadil Awwal 1369 H dan
selesai pada tanggal 26 Dzulqo‟idah 1370 H bertepatan pada tanggal 29
Agustus 1951 M, dengan disertai niat yang baik dan semangat yang kuat
dalam menghadapi rintangan-rintang baik yang datangnya dari pihak yang
tidak setuju dengan kehadiran Perguruan atau Pondok Pesantren As‟ad
(Ma‟hadul As‟ad) ini ataupun rintangan berupa biaya, namun berkat inayah
dan hidayah Allah SWT maka pada tahun 1951 berdirilah sebuah gedung
permanen berukuran 3x17 meter yang terletak diatas lahan seluas 1½ Ha dan
pembangunan di Pondok Pesantren As‟ad ini berkembang dengan pesat,
terbukti dengan banyaknya gedung yang telah dibangun pihak Yayasan pada
saat ini.
Adapun tujuan Perguruan atau Pondok Pesantren As‟ad didirikan
adalah untuk membantu pemerintah dalam mengadakan sarana pendidikan
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, baik dibidang ilmu pengatahuan
38
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Islam maupun ilmu pengetahuan umum. Setelah para santri menamatkan
pendidikannya baik ditingkat SD atau Ibtidaiyah, Tsanawiyah ataupun Aliyah
di Perguruan As‟ad, mereka dapat meneruskan pendidikannya baik disekolah
umum atau di Perguruan Tinggi umum dan swasta lainnya.
Ketua Yayasan Perguruan As‟ad dari Masa ke Masa:
1. K.H.A Qodir Ibrahim (1951-1970), sebagai mudir sekaligus nadzir.
2. K.H.M Yusuf Ibrahim (Ketua Yayasan) dan K.H. Nurdin Abdul Ghoni
(Mudir), tahun 1970-1979.
3. Drs. M. Hasan K.H.A. Qodir (1979-1985)
4. K.H.M. Najmi Qodir (1985-sekarang).
B. PROFIL AL‟ALLAMAH K.H. ABDUL QODIR IBRAHIM
Al „Allamah K.H. Abdul Qodir Ibrahim bin Al „Allamah K.H. Ibrahim
bin Syeh Abdul Majid Jambi bin K.H M Yusuf bin‟Abid bin Jantan Bergelar
Sri Penghulu lahir di Kampung Tengah Jambi pada tanggal 18 Shofar 1332 H
/ 1914 M dan wafat di shubuh Jum‟at tanggal 10 Juli 1970 di Jakarta.
Guru-gurunya antara lain : Syeh Hasan Al Yamany (Mufti Mekkah)
memperdalam ilmu Fiqh/Ushul Fiqh, Syeh Ali Maliky (Mufti Mekkah) 1939
dan Syeh „Arif (Hakim Tentara Turki) memperdalam ilmu Falak 1936.
Sejak umur 13 tahun telah mengajar di Madrasah Nurul Iman Ulu
Gedong. Pada tahun 1933-1944 diangkat sebagai Roisul Muallimin dan 1944-
1948 sebagai Mudir Madrasah tersebut.
Setelah beberapa tahun menjabat sebagai mudir di Madrasah Nurul
Iman, terjadilah beberapa masalah yang timbul dari pihak-pihak yang merasa
iri dengan keberadaan beliau dan beliau pun berinisiatif untuk mengundurkan
diri dari Madrasah tersebut dan ingin mendirikan lembaga pendidikan modern
yang diawali dengan membuka pengajian di Langgar Putih pada tahun 1948.
Pengajian di Langgar Putih inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya
39
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Perguruan Pondok Pesantren As‟ad yang berlokasi di Kampung Olak Kemang
Kota Sebarang Jambi.
Di Pondok Pesantren As‟ad ini beliau dengan segenap kemampuan
yang ada dan dibantu oleh guru-guru yang terus membantu usaha beliau terus
mencurahkan perhatiannya secara penuh untuk kemajuan Perguruan/Pondok
Pesantren As‟ad.
Setelah Perguruan As‟ad berjalan beberapa tahun beliau merombak
system kurikulum yang asalnya hanya pelajaran agama saja ditambah
pelajaran umum yang sesuai dengan tutunan zaman dalam hal ini banyak
orang yang tidak setuju dengan beliau, karena orang beranggapan itu haram.
Setelah melalui pendekatan dan penjelasan, orang-orang pun bisa
menerimanya. Dan beliau lah orang pertama kali yang menyuruh para wanita
untuk belajar. Karena dia menerapkan hadits menuntut ilmu itu wajib bagi
kaum laki-laki dan perempuan dan ini pun mendapat tantangan tetapi akhirnya
dapat diterima oleh masyarakat. Pondok inilah yang menjadi Pondok
Pesantren Modern pertama di Provinsi Jambi.
Beliau bukan hanya berkiprah di dunia pendidikan tetapi juga beliau
seorang pejuang yang berjuang dengan gagah berani. Fatwa-fatwanya banyak
dipakai oeh masyarakat. Pernah suatu ketika di zaman Jepang, tentara Jepang
menyuruh masyarakat untuk menghadap matahari beliau menentang dengat
sangat keras sampai pemimpin Jepang terdiam bisu dalam menghadapi beliau,
karena peristiwa itu beliau dipanggil oleh masyarakat Guru Qodir Keramat.
Beberapa tahun kemudian agresi Belanda II terjadi, banyak tentara kita
yang gugur dalam perang karena kekurangan alat persenjataan dan makanan.
Suatu ketika, ada tentara Indonesia yang datang kerumah beliau dan diberi
nasehat juga do‟a. Untuk menambah semangat para pejuang, beliau
mengarang lagu “Al Huriyyah” yang artinya “kemerdekaan”. Sejarah
perjuangan beliau dapat dilihat di Korem Garuda Putih Jambi dan menurut
40
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
putra beliau, K.H Nadjmi Qodir dapat juga dilihat di Tugu Juang Sipin Ujung,
Jambi.
Setelah Indonesia aman dan tentram banyak sekali kegiatan yang
beliau ikuti, diantaranya beliau menjadi Ketua PW Nahdlatul „Ulama Propinsi
Jambi yang pertama. Dulu NU ikut berpolitik, kalau ada orang yang menjadi
Gubernur harus ada tanda tangan beliau. Kalau tidak ada, jangan harap
menjadi pemimpin. Selain itu beliau juga menjadi anggota MPRS RI utusan
Propinsi Jambi, Ketua Mahkamah Syari‟ah Propinsi Jambi dan Dekan
Fakultas Ushuluddin IAIN Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi. Beliau jugalah
yang mendirikan Fakultas Tarbiyah dan Ushuluddin IAIN STS Jambi yang
terkenal di Propinsi Jambi.
Tahun 1970 merupakan tahun yang cukup menyedihkan bagi
masyarakat Jambi, karena pada tahun itu beliau meninggal dengan tenang di
Jakarta. Beliau telah banyak berjasa khususnya bagi kemajuan Pendidikan
Islam di Jambi.
C. Kegiatan Extra Kurikuler Siswa/Santri Madrasah Aliyah As‟ad
1. Kegiatan Pelajaran Kurikulum (formal)
2. Kajian Kitab Kuning
3. Pembinaan Bahasa Arab-Inggris
4. Pembinaan Da‟i-Da‟iyah. Pembinaan Jurnalistik (Majalah sekolah)
5. Drum Band
7. Pembinaan Olah Raga
8. Keorganisasian (OSIS) (ISAPPA)
9. Keterampilan Membatik
10. Kepramukaan
11. kaligrafi
12. Nasyid
41
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
13. Paskibraka
14. Dan lain lain.
D. Madrasah/Sekolah yang Diasuh
Yayasan Perguruan As‟ad mengasuh beberapa lembaga pendidikan
yang hingga saat ini masih aktif :
1. SD Islam (SDI) As‟ad didirikan tahun 1960.
2. Madrasah Ibtidaiyah Putra didirikan tahun 1968.
3. Madrasah Ibtidaiyah Putri didirikan tahun 1969.
4. Madrasah Ibtidaiyah Putri II berlokasi di Kampung Tengah didirikan
tahun 1972.
5. Madrasah Tsanawiyah Putra tahun 1951.
6. Madrasah Tsanawiyah Putri tahun 1988.
7. Madrasah Aliyah (Putra) tahun 1951 yang telah mengalami bermacam
perubahan nama.
8. Madrasah Aliyah (Putri) tahun 1985.
9. Aliyah Program Tahfizul Qur‟an tahun 2012
10. Ma‟had Aly tahun 2012 (mendapat SK Dirjen Pendis No. 3002 tahun
2016 serta Nomor Statistik Ma‟had Aly (NSMA): 2 4 1 2 1 5 7 1 0 0 01.
Ma‟had Aly Syekh Ibrahim Al-Jambi PP. As‟ad adalah lembaga
pendidikan tinggi keagamaan yang menitikberatkan pada kajian fiqh dan
ushul fiqh. Lembaga ini didirikan atas ide dan buah pikiran beberapa ulama
Kota seberang Jambi (K.H. Nadjmi Qodir, K.H.A. Sirojuddin,HM dll) dengan
mengacu pendidikan islam terdahulu yang diprakarsai oleh Tuan Guru
Ibrahim al-Jambi, mulai diresmikan pada tanggal 04 Januari 2011 oleh
Gubernur Jambi (Drs. H. Hasan Basri Agus, MM) dan Ka.Kemanag Jambi
(Drs. H. Abdul Kadir Husein, M.Pd.I) hingga tahun 2016 melaksanakan „idadi
persiapan ma‟had aly. dengan lahirnya UU No 12 tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi, PP No 55 tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan
42
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Keagamaan, PMA No 13 tahun 2014 tentang Pendidikan Keagamaan Islam,
dan PMA No 71 tahun 2015 tentang Ma‟had Aly, Ma‟had Aly memiliki status
dan legalitas serta sosial efek yang sama dengan perguruan tinggi yang lain,
baik umum maupun keagamaan di Indonesia. Dengan telah diresmikannya
Ma‟had Aly Syekh Ibrahim Al-Jambi oleh menteri Agama R.I Lukman
Hakim Saifuddin dengan SK Dirjen Pendis No. 3002 tahun 2016 serta Nomor
Statistik Ma‟had Aly (NSMA): 2 4 1 2 1 5 7 1 0 0 0 1, maka tahun akademik
2016/2017 akan menerima mahasantri baru.
Selain Madrasah/Sekolah tersebut diatas yang masih aktif, Yayasan
Perguruan As‟ad juga pernah mendirikan berbagai macam lembaga yang
karena suatu hal akhirnya ditutup atau beberapa diantaranya dinegerikan
antara lain : Taman Kanan-Kanak (TK), Madrasah Wajib Belajar (MWB),
Madrasah Ibtidaiyah Cabang Pulau Pandan, MTsN Olak Kemang dan MAN
Olak Kemang (dinegerikan pada tahun 1969) dan Fak. Ushuluddin dan
Tarbiyah IAIN STS Jambi dinegerikan tahun 1967.
D. Visi dan Misi Madrasah
Visi Madrasah Aliyah Swasta As‟ad adalah :
“Mengasah Fikir, Menggali hati dan Berprestasi Berdasarkan
Iman dan Taqwa serta Berbudaya Islami”
Untuk mewujudkan visi Mas As‟ad Kota Jambi sebagaimana tersebut,
diperlukan suatu misi berupa kegiatan jangka panjang dengan arah yang jelas.
Misi Madrasah Aliyah Swasta As‟ad yang disusun berdasarkan visi diatas
adalah sebagai berikut :
(1) Menumbuhkan penghayatan dan pengajaran agama Islam.
43
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
(2) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap
siswa berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang
dimilikinya.
(3) Menumbuhkan semangat berprestasi dalam berkompetisi secara jujur dan
intensif kepada seluruh warga madrasah.
(4) Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi dirinya
baik dibidang akademik maupun non-akademik, sehingga dapat
dikembangkan secara lebih optimal.
(5) Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan selurah warga
madrasah.
(6) Menumbuhkan rasa memiliki bagi warga madrasah atas kemajuan
madrsah yang telah atau yang akan dicapai.
2. Profil MAS As’ad Kota Jambi
1. Nama Madrasah : MADRASAH ALIYAH AS‟AD
2. Alamat
Jalan : JL.K.H.Abdul Qodir Ibrahim No.45, I
: JL.K.H.Husin Baraqbah, II
Kelurahan / Desa : Olak Kemang
Kecamatan : Danau Teluk
Kabupaten / Kota : Jambi
Provinsi : Jambi
Nomor Telephone : (07410 580854 – 581207
44
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Kode Pos : 36262
Status Madrasah Lama : Terakreditasi (B)
Status Madrasah Baru : Terakreditasi (A)
3. Kepala Madrasah : 1. H.M.NADJMI K.H.ABDUL
QODIR
2. DRS.MUHAMMAD ZAKI
3. H.ABDUL LATIF
MUHAMMAD,BA
4. H.ABDUL QADIR JAILANY,S.Ag
4. Madrasah di buka : 1951
5. Waktu Penyelenggaraan : Pagi, Pukul 07.15 s/d 13.30
6. Tempat Penyelenggaraan : Pondok Pesantren As‟ad Olak
Kemang
: Kec. Danau Teluk Kota Jambi
7. Tahun Didirikan : 1951 Pondok Pesantren As‟ad
: 1976 Madrasah Aliyah As‟ad
8. Nama Penyelenggara/Yayasan : Yayasan Perguruan As‟ad
Alamat Lama : Jl.K.H.Abdul Qodir Ibrahim No.45
Olak kemang Kec. Danau Teluk Kota
Jambi
45
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Alamat Baru : Jl. K.H.Ahmad Husein Al-B
araqbah
Akte Pendirian : 8 / 1998 tanggal 13 Mei 1979
Gamnbar 4.1 Struktur Tata Usaha MAS As’ad
KEPALA MADRASAH
H. Abdul Qadir Jailany, S.Ag
KEPALA TATA USAHA
A. Rahman Thaat, S.Pd.I
WAKIL KEPALA TATA USAHA
Drs. M. Yusuf Abdullah BENDAHARA
Drs. Fauzi Mansur
SEKRETARIS
Zainul Hafiz S.Kom
Zuhratul Aini, S.Pd
STAF ADM
SISWA
Rahmad K,S.Kom
STAF PROGRAM
Zainul Hafiz, S.Kom
STAF ADM.
IMF
Kamilin, S.Pd.I
STAF
KEPEGAWAIAN
Darussalam. S.Pd
STAF
KEPUSTAKAAN
Hendri Muhamad
Ahmad Afandi
A. Rahman Hasan
M.Yusman yusuf
PERPUSTAKAAN
Kafi Kurniati, S.Ip
LABORATORIUM
Susilowati, S.Pd.I
KEAMANAN
M.Fuadi
IsmailFauzi
46
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
3. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Guru adalah pendidik profesional, karenanya secara implisit ia
telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung
jawab pendidikan yang terpikul di pundak para orang tua. Maka secara
umum untuk menjadi guru yang baik dan diperkirakan dapat memenuhi
tanggung jawab yang dibebankan kepadanya hendaknya bertakwa
kepada Allah, berilmu, sehat jasmaniahnya, baik akhlaknya,
bertanggung jawab dan berjiwa nasional.
Berdasarakam Tabel 4.1 menunjukkan pendidikan terakhir
guru di MAS As’ad Kota Jambi.
NO NAMA GURU SARJANA
1 FATHURRAHMAN, S.Pd.I. M.Pd.I S2
2 TAMSIR, S.Pd.I. M.Pd.I S2
3 M.AMIN HUSIN, S.Pd.I. M.Pd.I S2
4 ULLY AF IDAH, S.Pd. M.Pd S2
5 M. SIBAWAIHI, S.Pd.I, M.HI S2
6 AHMAD FARID WAJDI, LC.MA S2
7 DRS.FAUZI MANSYUR S1
8 DRS. M.YUSUF ABDULLAH S1
9 DRS. ABDUL BASIT S1
10 DRS.JAILANI S1
11 DRS. EDI SUNARTO S1
12 H.ABDUL QADIR JAILANY, S.Ag S1
13 MAHFUDHIN, S.Ag S1
14 ELI NURLAILI, S.Ag S1
15 HAFIZOH, S.Ag S1
47
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
16 IRMA SURYANI, S.Ag S1
17 H.A. DUMYATI ISHAQ, S.Pd.I S1
18 ERKHAMI KASRAN S1
19 SUSILOWATI, S.Pd.I S1
20 NURMA CHATIB, S.Pd.I S1
21 A.RAHMAN THA‟AT, S.Pd.I S1
22 KAMILIN, S.Pd.I S1
23 THOHIROTUDDINIYAH, S.Pd.I S1
24 DLOMIRI, S.Pd S1
25 NURMILAH, S.Pd S1
26 RETNING RESTIANA, S.Pd S1
27 DARUSSALAM, S.Pd S1
28 ZUHRATUL AINI, S.Pd S1
29 HAVIZ MUNZIR, S.Pd S1
30 NOVYE SASTRIANI, S.Pd S1
31 ZAINUL HAVIZ, S.Kom S1
32 RAHMAT KURNIAWAN, S.Kom S1
33 PAHRUL ROZI, S.Pt S1
34 DESI SUSANTI, SE S1
35 AL MUTHAHHIRI, S.Sy.S.IF S1
36 NUR KOMARIAH, LC S1
37 SAFARUDDIN, LC S1
38 K.H. USMAN H.MUHAMMAD MAS
39 K.H.A.RAMZI SULAIMAN MAS
Tabel 4.2. Keadaan Tenaga Pendidik di MAS As’ad Kota Jambi
Tahun 2018
48
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
NO NAMA GURU JABATAN
1 H.Abdul Qadir Jailany, S.Ag Guru Balaqhah
2 H.A.Dumyati Ishaq, S.Pd.I Guru PPKN
3 Fathur rahman, S.Pd.I, M.Pd.I Guru Bahasa Indonesia
4 Drs.M.Yusuf Abdullah Guru Seni Budaya
5 Drs. Fauzi,MS Guru SKI
6 Erkhami, S.Pd.I Guru Fiqih
7 Hafizoh, S.Ag Guru Bahasa Arab
8 Retning Resiana, S.Pd Guru Bahasa Inggris
9 Darussalam, S.Pd Guru Ekonomi
10 Eli Nurlaili, S.Ag Guru Sejarah
11 Mahfudhin, S.Ag Guru Sosiologi
12 Tamsir, M.Pd.I Guru Aqidah Akhlak
13 Pahrul rozi, S.Pt Guru Matematika
14 Susilowati, S.Pd.I Guru Biologi
15 Nurma Chatib, S.Pd.I Guru Qur‟an Hadis
16 Drs.Abdul Basit Guru Matematika
17 Drs. Jailani Guru Qur‟an Hadis
18 Zuhratul Aini, S.Pd Guru Bahasa Indonesia
19 M.Amin Husin, M.Pd.I Guru Hadis
20 Haviz Munzir, S.Pd Guru Penjaskes
21 Dlomiri, S.Pd Guru Geografi
22 Desi Susanti, SE Guru Ekonomi
23 Nurmilah, S.Pd Guru Fisika
24 Ully Af‟idah, S.Pd. M.Pd Guru Fisika
25 KH.Usman, HM Guru K T Agama
26 KH.A.Ramzi Sulaiman Guru Hadis
49
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
27 Thohirotuddiniyah, S.Pd.I Guru Bahasa Inggris
28 Nurkomariah, LC Guru T T Tahfiz
29 A.Rahman Thaat, S.Pd.I Guru T T Tahfiz
30 Kamilin, S.Pd.I Guru Penjaskes
31 Al Muthahhiri, S.Sy.S.IF Guru Nahwu-Shorof
32 Irma Suryani, S.Ag Guru Aqidah Akhlak
33 Safaruddin, LC Guru Nahwu-Shorof
34 Drs.Edi Sunarto Guru Seni Budaya
35 Novye Sastriani, S.Pd Guru Kimia
36 Ahmad Farid Wajdi,LC. MA Guru Balaghah
37 Muhammad Sibawaihi, M.HI Guru Tauhid
38 Rila, S.Pd Guru Bimbingan
Konseling
39 Pathurrahman, S.Sy. S.IF Guru K T Agama
Tabel 4.3 Daftar Nama Pegawai MAS As’ad Kota Jambi
NO NAMA GURU JABATAN
1 H.Abdul Qadir Jailany,S.Ag Kepala Madrasah
2 H.A.Dumyati Ishaq,S.Pd.I Waka Kurikulum
3 Fathurrahman,S.Pd.I,M.Pd.I Waka Kesiswaan
4 Drs.Fauzi. MS Bendahara
5 Drs. M.Yusuf Abdullah Kepala Tata Usaha
6 Zainul Havis. S.Kom Staf Program
7 Darussalam, S.Pd Staf Kepegawaian
8 Kamilin, S.Pd.I Staf ADM/ Imfetaris
9 Rahmad Kurniawan. S.kom Staf ADM/ Siswa
50
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
10 Rila, S.Pd Bimbingan Konseling
11 Kafi Kurniati, S.IP Staf Kepustakaan
12 Drs. Abdul Basit Kepala Kepustakaan
13 Hendri Muhammad Pegawai
14 Ahmad Afandi Pegawai
15 Susilowati, S.Pd.I Pegawai
16 Retning Restiana, S.Pd Pembina Pramuka
17 Haviz Munzir, S.Pd Pembina Pramuka
18 Hafizoh, S.Ag Pembina Osis
19 Mahfudhin. S.Ag Pembina Osis
20 Puadi Rahman SATPAM
21 Ismail Fauzi SATPAM
22 M.Yusman Yusuf Pegawai Piket
23 A.Rahman Pegawai Piket
4. Keadaan Siswa
Siswa bagi MAS As‟ad Kota Jambi adalah unsur utama dalam
menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Tanpa siswa
maka penyelenggaran pendidikan dan pembelajaran tidak akan terlaksana.
Siswa adalah objek tujuan pendidikan dalam proses belajar mengajar, siswa di
didik dan di bimbing agar menjadi manusia yang mempunyai tanggung jawab.
Tabel 4.4 Data Siswa yang Masuk Tahun 2018
No
Jenis Kelamin JUMLAH SISWA MENURUT ASAL
SEKOLAH
Jumlah
MTs.N MTs.S SMP.N SMP.S
1 Laki-laki 13 79 07 01 100
51
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2 Perempuan 07 96 10 02 115
Jumlah 20 175 17 03 215
TabeTabel 4.5 Data Siswa Menurut Usia/Umur 2018 Kelas
X.XI.XII
No Tahun /
Umur
KELAS X KELAS XI KELAS XII
JUMLAH
LK PR LK PR LK PR LK PR
1 2004 /13 th -- -- -- -- -- -- -- --
2 2003/14 th 06 09 01 01 -- -- 07 10
3 2002/15 th 55 61 09 21 -- -- 64 82
4 2001/16 th 20 18 66 70 08 14 94 102
5 2000/17 th 01 00 22 21 65 77 88 98
6 1999/18 th -- 01 02 02 13 24 15 27
7 1998/19 th -- -- -- -- 02 02 02 02
8 1997/20 th -- -- -- -- -- -- -- --
JUMLAH 82 89 100 115 88 117 270 321
5. Tata Tertib Santriwan / Santriwati MAS As’ad Kota Jambi
A. Tugas dan Kewajiban
Setiap santriwan/santriwati wajib:
1. Mengikuti upacara / apel pagi dilapangan sebelum masuk kelas.
2. Hadir setiap hari KBM dan telah berada diruang kelas pukul 07.30 WIB.
3. Melaksanakan tugas piket sesuai jadwal.
52
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
4. Berpakaian seragam yang telah ditentukan sekolah dalam keadaan bersih,
rapi dan sopan.
5. Mengikuti setiap Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sesuai dengan
jadwal/daftar pembelajaran.
6. Menjemput guru bidang studi setiap pergantian jam pembelajaran
(pengurus kelas).
7. Melaksanakan kegiatan dan tugas yang diadakan / diatur oleh
Sekolah/Pondok.
8. Menjaga keamanan, ketertiban, ketenangan dan kebersihan di lokal masing-
masing dan dilingkungan Pondok secara umum.
9. Menjaga nama baik diri, orang tua, guru, teman dan ponpes.
10. Bersikap sopan santun dan hormat kepada pemimpin, guru, kakak/adik
kelas serta mempunyai toleransi antar sesama.
11. Melapor dan meminta izin kepada wali kelas, pimpinan sekolah,
asrama/pondok jika pulang kampung atau mengikuti kegiatan lain yang
bersamaan waktunya dengan KBM.
12. Menyampaikan permohonan izin jika sakit/ berhalangan masuk sekolah
dengan melampirkan surat dispensasi/ keterangan dari pihak yang terkait jika
lebih dari pada sehari.
13. Membaca Do‟a (lagu Mars As‟ad) pada setiap awal jam pertama dan akhir
pembelajaran (akan pulang).
B. Larangan-larangan (Pelanggaran)
Setiap santriwan/santriwati dilarang:
53
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
1. Berada diluar lokal pada waktu KBM.
2. Berambut gondrong (panjang), merokok dan membawa senja (sesuatu)
yang dapat membahayakan orang lain dan diri sendiri.
3. Membawa/melakukan sesuatu yang bertentangan dengan norma agama dan
pancasila.
4. Membawa makanan/minuman ke ruang kelas/aula.
5. Membuang sampah tidak pada tempat yang disediakan / ditentukan.
6. Menerima tamu selama KBM sedang berlangsung.
7. Merusak, mengotori, menulisi, mengurangi atau menghilangkan sarana,
prasarana dan semua fasilitas sekolah/pondok.
8. Melanggar segala ketentuan / peraturan yang berlaku (yang tidak tercantum
dalam tata tertib ini).
C. Sanksi-sanksi / Hukuman
Pelanggaran setiap tata tertib dan peraturan / ketentuan yang berlaku, akan
dikenakan sanksi/ denda antara lain:
1.Peringatan (teguran) scara lisan / tertulis.
2. Membayar denda buku tulis / absen.
3. Membayar denda sebuah buku bacaan / pustaka.
4. Didenda/sanksi sesuai dengan situasi dan kondisi.
5. Membuat surat perjanjian dan pemanggilan orang tua.
6. Dikembalikan kepada orang tua.
54
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
6. Keadaan Sarana Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan faktor yang secara langsung maupun
tidak langsung ikut menunjang dan menentukan kelancaran kegiatan
pendidikan dan pembelajaran yang pada gilirannya pula mempermudahkan
tercapainya tujuan pendidikan dan pembelajaran. Dalam melaksanakan
pendidikan dan pembelajaran, sarana dan prasarana sangat penting, baik
lembaga pendidikan formal maupun lembaga pendidikan non formal.
Sarana dan prasarana merupakan penunjang bagi pelaksana pendidikan
untuk memajukan dan meningkatkan hasil yang akan dicapai dalam
pendidikan dan pembelajaran tersebut. Karena tanpa adanya sarana dan
prasarana, pembelajaran tidak dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Madrasah Aliyah Swasta As‟ad Kota Jambi sebagai lembaga pendidikan
formal tidak terlepas dari sarana dan prasarana yang dimiliki sebagai pusat
pendidikan dan pembelajaran dimana proses pembelajaran berlangsung.
Pengadaan sarana dan prasarana dan fasilitas tidaklah semata-mata
untuk program pendidikan di kelas saja, tetapi juga pengadaan sarana dan
faasilitas pendidikan di luar sekolah semuanya tertuju untuk peningkatan
kualitas siswa baik dalam proses pembinaan pengetahuan, sikap dan
keterampilan.
Tabel 4.6 Sarana Prasarana
No Uraian Jumlah Keterangan
1
2
3
Ruang Kelas
Ruang Kantor
Asrama
51
15
5 kompleks
Putra-Putri
55
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Rumah Guru
Lab Komputer
Perpustakaan
Ruang Ketrampilan
Menjahit
Lapangan
Masjid/Musholla
Koperasi
Klinik
Pos Keamanan
Ruang Ketrampilan
MCK
8
3
3
1
1
2
2
2
2
2
40
Putra-Putri
B. TEMUAN KHUSUS
a. Strategi Guru Akidah Akhlak dalam Meningkatkan Akhlak Siswa
Harapan dititipkan pada bidang pendidikan, khususnya guru, untuk mau
dan mampu mendidik generasi penerus bangsa ini agar tidak menjadi penonton di
negaranya sendiri. Keterampilan yang harus dibentuk dalam diri peserta didik
adalah: 1) keterampilan bekerja sama, 2) keterampilan berkomunikasi, 3)
kreativitas, 4) keterampilan berpikir kritis, 5) keterampilan menggunakan
teknologi informasi, 6) keterampilan numerik, 7) ketermpilan menyelesaikan
masalah, 8) keterampilan mengatur diri, dan 9) keterampilan belajar. Pengetahuan
dan keterampilan harus diikuti dengan pembentukan sikap dan perilaku yang
mencerminkan orang yang terpelajar. Hal ini perlu menjadi perhatian karena orang
56
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
pintar yang tidak bermoral akan menjadi orang yang berbahaya bagi orang lain.
Sikap yang perlu dibentuk melalui pembelajaran adalah: kejujuran, tanggung
jawab, toleransi, kepedulian terhadap orang lain, kedisiplinan, santun, percaya diri,
dan cinta damai. Sikap dan perilaku dibentuk sejalan dengan pengembangan
pengetahuan dan keterampilan peserta didik atau merupakan efek pengiring
kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, dan hal tersebut memerlukan strategi
untuk tercapai pada tujuan yang ingin dicapai.
Beberapa strategi yang dilakukan oleh guru akidah akhlak dalam
meningkatkan akhlak siswa di MAS As‟ad Kota Jambi. Ialah, dengan menciptakan
suasana belajar yang kondusif, menjadi teladan bagi siswa, memberikan siraman
rohani, dan memberikan sanksi terhadap pelanggaran tata tertib. Semua itu
dilakukan dalam meningkatkan akhlak siswa di MAS As‟ad kota Jambi
(Observasi, 29 April 2019)
a. Menjadi Teladan
Sikap dari seorang guru adalah salah satu faktor yang menentukan bagi
perkembangan jiwa anak didik selanjutnya. Karena sikap seorang guru tidak
hanya dilihat dalam waktu mengajar saja, tetapi juga dilihat tingkah lakunya
dalam kehidupan sehari-hari oleh anak didiknya. Guru bukan hanya pengajar,
pelatih dan pembimbing, tetapi juga menjadi cermin bagi peserta didiknya.
Bukan hanya perkataan, tetapi penampilan dan sikap pun akan ditiru oleh
peserta didiknya. Maka dari itu sudah seharusnya guru harus berfikir terlebih
dahulu sebelum berucap dan bersikap, karena semuanya yang dilakukan guru
akan diikuti atau ditiru oleh peserta didik. Hal ini terlihat dari sopan santun
siswa yang terlihat ketika guru datang mereka senyum dan salam kepada
gurunya. (Observasi, 29 April 2019)
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibuk Irma Suryani selaku guru
akidah akhlak beliau mengatakan:
57
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
“ Ibuk ingin menjadi contoh yang baik bagi siswa, karena itu ibuk
mencontohkan peserta didik untuk datang tepat waktu, ibuk selalu ikut
apel pagi, bertutur kata lemah lembut dan sopan santun terhadap sesama
guru, serta ibuk mengusahakan untuk selalu berpakaian rapi”.
(Wawancara, 30 April 2019)
Dari hasil pengamatan dan wawancara diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
setiap tingkah laku dan ucapan guru akan diikuti oleh peserta didiknya, maka
dari itu guru harus berhati-hati dalam bersikap didepan murid.
b. menciptakan suasana kondusif
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibuk Irma Suryani selaku guru
akidah akhlak beliau mengatakan:
“Ibuk di dalam kelas berusaha keras membiasakan anak tidak datang
terlambat dan ribut di kelas, jika ada yang terlambat masuk kelas ibuk
akan menyuruh membaca surat pendek didepan kelas, jika ada murid
yang ribut ibuk akan memberikan teguran agar mereka tidak ribut,
akan tetapi jika mereka masih ribut, ibuk akan memberikan hukuman
dengan menyuruh mereka berdiri di depan kelas, jika masih ribut ibuk
akan menyuruh mereka keluar dari jam pelajaran ibuk”.
Hal ini sejalan dengan hasil wawancara dengan Rinoy Saindri, siswa
kelas XI C, siswa tersebut mengatakan:
“Belajar akidah akhlak sangat menyenangkan karena ibuknya sangat
baik dan ramah, meskipun ibuk memberikan hukuman ketika kami
terlambat kami sadar itu demi kebaikan karena jika terlambat akan
banyak ketinggalan pelajaran. (Wawncara, 30 April 2019)
58
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa,
suasana yang nyaman dan aman di kelas maupun dilingkungan sekolah sangat
berpengaruh terhadap minat belajar siswa.
c. Memberikan Hukuman
Hukuman juga merupakan alat/media pendidikan. Hukuman yang
dimaksud disini adalah hukuman yang mendidik. Hukuman inilah yang
diperlukan dalam pendidikan. Hukuman adalah suatu alat yang dipakai untuk
membangkitkan kepercayaan siswa, sehingga siswa dapat menyadari
kesalahan yang diperbuatnya. Dalam memberikan hukuman, diperlukan
kesepakatan terlebih dahulu. Karena hukuman tidak akan terjadi tanpa adanya
kesepakatan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibuk Irma Suryani selaku guru
akidah akhlak, beliau mengatakan:
“Ibuk dalam mengajar disiplin (menjadi teladan), ketika jam pelajaran
ibuk saya masuk tepat waktu karena apa, jika gurunya saja terlambat
masuk kekelas maka muridnya pun akan ikut terlambat karena setiap
tingkah laku guru akan dicontoh muridnya, ketika pembelajaran ibuk
selingi dengan memberikan siraman rohani dan motivasi, dan yang
terakhir memberikan hukuman, contohnya ketika siswa tidak masuk
ibuk akan memberikan tanda alfa dibuku absen”. (Wawancara, 30
April 2019)
Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh bapak A. Dumyati Ishaq,
S.Pd.I selaku wakil kepala sekolah, beliau mengatakan:
“ Pemberian sanksi dilakukan agar siswa tidak melakukan pelanggaran
tata tertib, dan sanksi tersebut bervariasi tergantung pelanggaran yang
dilakukan oleh siswa, dari pelanggaran yang berat sanksinya
59
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dikeluarkan dari sekolah, pelanggaran sedang akan dipanggil
orangtuanya ke sekolah, dan yang ringan, seperti membersihkan wc,
memungut sampah, dan lain-lain”. (Wawancara, 30 April 2019)
Dari hasil pengamatan dan wawancara di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa setiap guru memerlukan strategi dalam mengajar, karena tanpa adanya
strategi akan sulit mencapai tujuan pendidikan itu sendiri, dan guru akidah
akhlak di MAS As‟ad Kota Jambi telah memperhatikan dan ikut andil dalam
meningkatkan Akhlak siswa di MAS As‟ad Kota Jambi, dan hanya perlu
kesadaran dari dalam diri siswa itu sendiri.
2. Kondisi Akhlak Siswa di MAS As’ad Kota Jambi
a. Kondisi Akhlak Anak Sebelum diterapkan Strategi
Akhlak diartikan dengan kondisi mental yang membuat orang tetap
berani, bersemangat, bergairah, dan berdisiplin. Di MAS as‟ad Kota Jambi
memang terdapat beberapa bentuk pelanggaran tata tertib namun tidak semua
siswa yang melakukannya hanya sebagian saja, misalnya, terlambat masuk
sekolah, membolos, keluar masuk kelas saat kegiatan belajar mengajar (KBM),
membawa handphone (hp). (Observasi. Jambi, 29 April 2019)
Berdasarkan wawancara dengan bapak A. Dumyati Ishaq, S.Pd.I selaku
wakil kepala sekolah MAS As‟ad Kota Jambi, beliau mengatakan:
“Pada umumnya semua siswa masih dalam masa peralihan dari kurang
menjadi bertambah, dari tidak baik menjadi baik, apalagi kelas XI masih
rawan dalam melanggar. Dan sekolah pada umumnya sama melakukan
pelanggaran, semakin banyaknya peraturan semakin banyak
pelanggaran. Pada prinsipnya siswa baik di aliyah maupun di sekolah
umum juga melakukan pelanggaran baik pelanggaran sedang maupun
berat. Pelanggaran yang sering terjadi di MAS ini seperti, tidak seragam,
60
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
terlambat masuk sekolah, tidak mengikuti upacara, masih memilah-
milah guru, guru yang dianggap enak mereka masuk dan guru yang
dianggap tidak enak mereka tidak masuk (bolos).”(Wawancara. Jambi,
30 April 2019)
Untuk melengkapi penjelasan Wakil Kepala Sekolah MAS As‟ad Kota
Jambi tersebut, dan untuk memperoleh gambaran tentang pelanggaran tata tertib
siswa diperoleh penjelasan dari hasil wawancara dengan Ibuk Irma Suryani,
S.Ag selaku guru Aqidah Akhlak sebagai berikut:
“Melanggar tata tertib termasuk akhlak tidak baik (mazmumah),
pelanggaran tata tertib yang dilakukan siswa MAS As‟ad Kota Jambi ini
masih tergolong wajar karena siswa masih pada masa puber,
pelanggarannya seperti terlambat, keluar masuk kelas ketika KBM, dan
membawa hp, dibilang wajar karena mereka tidak melakukan
pelanggaran berat seperti, tawuran, minum-minum keras dan obat-obat
terlarang.” (Wawancara. Jambi, 30 April 2019)
Selanjutnya diperoleh gambaran bentuk pelanggaran tata tertib terlambat
masuk kesekolah yang dilakukan oleh siswa, berdasarkan wawancara dengan
Rinoy Saindri, siswa kelas XI C, siswa tersebut mengatakan:
“Saya sering terlambat masuk sekolah, hal tersebut saya lakukan dengan
sengaja, saya melanggar karena malas kesekolah, apalagi ketika guru
yang masuk tidak enak, saya menyadari apa yang saya lakukan ini salah
tapi teman-teman saya juga melakukan hal yang sama”. (Wawancara, 30
April 2019)
Lain lagi halnya dikatakan oleh Supriyadi, siswa kelas XI C, siswa
tersebut mengatakan:
61
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
“Saya sering terlambat kesekolah karena tidak semangat belajar, karena
waktu belajar yang padat dan apa yang dipelajari sering tidak paham,
karena ada guru yang ngajarnya membosankan dan begitu-gitu saja, dan
terkadang membuat saya ngantuk”. (Wawancara, 30 april 2019)
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya siswa
MAS As‟ad sering terlambat masuk sekolah disebabkan atau ditimbulkan oleh
dua faktor utama, yaitu faktor internal pada diri siwa itu sendiri, dan faktor
lingkungan sosial (pergaulan). Faktor internal pada diri siswa itu bersumber
pada kurang disiplinnya diri dan rendahnya motivasi belajar. Sedangkan faktor
lingkungan sosial, mereka terpengaruh dan ikut-ikutan teman, karena mereka
menggangap melanggar tata tertib adalah hal yang wajar bahwa mereka tidak
melakukan sendiri teman mereka pun melakukan hal yang sama.
Selanjutnya diperoleh gambaran bentuk pelanggaran tata tertib
membolos yang dilakukan oleh siswa, berdasarkan wawancara dengan Satar,
siswa kelas XI C, siswa tersebut mengatakan:
“ Saya sering melanggar tata tertib, salah satunya pernah membolos, hal
itu saya lakukan karena saya malas pada pembelajaran b.inggris dan al-
qur‟an hadits, saya malas karena tidak paham pelajarannya dan bosan
dikelas, sebenarnya saya menyesal melakukan perbuatan tersebut karena
ingat orangtua yang sering menasehati agar belajar dengan baik, tapi
jujur saya jenuh belajar karena di asrama sudah banyak yang harus
dipelajari ditambah pelajar disekolah”. (Wawancara, 30 April 2019)
Selanjutnya diperoleh gambaran bentuk pelanggaran tata tertib keluar
masuk pada saat KBM yang dilakukan oleh siswa, berdasarkan wawancara
dengan Abdul Rozak, siswa kelas XI C, siswa tersebut mengatakan:
62
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
“ Saya pernah berbohong saat izin untuk keluar kelas, saya izin keguru
bilangnya ingin ketoilet tetapi sebenarnya ketika diluar saya malah
kekantin, alasan keluar karena sedang tidak mood belajar, saya keluar
pada saat pelajaran pondok, karena pelajaran pondok itu kerjanya hanya
mendengar guru kemudian mencatat”. (Wawancara, 30 April 2019)
Berdasarkan pengamatan peneliti di kelas XI C MAS As‟ad Kota Jambi
masih banyak siswa yang membawa handphone kesekolah, hal ini dibuktikan
ketika proses wawancara ada salah satu siswa yang terang-terangan bermain hp
di depan peneliti. (Observasi, 30 April 2019)
Berdasarkan wawancara peneliti dengan Ahmad Syafi‟i, siswa kelas XI
C, siswa tersebut mengatakan:
“Saya pernah melanggar tata tertib, yakni membawa hp kesekolah saya
tau membawa hp itu dilarang jika ketahuan, maka dari itu saya bermain
hp secara diam-diam dan sembunyi-sembunyi agar tidak ketahuan oleh
guru, biasanya jika bermain didalam kelas dan ketahuan hp tersebut
akan di tangkap dan ada juga yang dipecahkan”. (Wawancara, 30 April
2019)
Sama halnya dengan dikatakan oleh Iwandi, siswa kelas XI C, siswa
tersebut mengatakan:
“Saya juga membawa hp kesekolah, saya bermain hp ketika guru tidak
masuk kekelas, ketika ada guru yang lewat di depan kelas hp langsung
saya simpan, dan ketika tidak ada guru saya mainkan lagi”.
(Wawancara, 30 April 2019)
b. Kondisi Akhlak Anak Setelah diterapkan Strategi
63
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tujuan pendidikan terutama pendidikan Islam adalah untuk mendidik
jiwa dan akhlak manusia. Oleh karena itu pendidikan Islam erat kaitannya
dengan pendidikan akhlak. Manusia tanpa akhlak tidak aka nada artinya apa-
apa. Maka pendidikan akhlak sangat perlu diterapkan disekolah. Dengan
pendidikan akhlak yang diterapkan, siswa akan menjadi manusia yang
bermoral.
Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan, ditemukan bahwa
dengan strategi yang dilakukan oleh guru akidah akhlak yang bersangkutan,
membuat siswa menjadi lebih baik terutama dari segi sikap dan kedisiplinan
siswa terebut.
Berdasarkan wawancara peneliti dengan ibuk Irma Suryani selaku guru
akidah akhlak, beliau mengatakan:
“Dengan beberapa starategi yang saya lakukan dengan memberikan
teladan seperti datang tepat waktu, berpakaian rapi, ramah terhadap
siswa, kemudian menciptakan suasana belajar yang kondusif yang
membuat siswa betah untuk belajar, dengan memberikan motivasi
kepada siswa-siswa untuk selalu semangat setiap harinya datang ke
sekolah, dan bahkan memberikan hukuman kepada siswa yang
melakukan kesalahan, seperti memanggil orang tua siswa,
memberisihkan wc, memunggut sampah, dan bahkan kami bisa
memberikan sanksi yang berat kepada siswa mengeluarkan siswa dari
sekolah. Semua startegi yang saya lakukan untuk saat ini dapat
berdampak positif hal tersebut dapat terlihat dari perbuatan-perbuatan
nakal siswa yang mulai berkurang tidak seperti dulu, memang belum
sepenuhnya perilaku anak yang kurang baik itu hilang, namun kami
berharap seiring dengan berjalannya waktu dan tentunya dengan
64
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
strategi- strategi yang saya lakukan perbuatan siswa yang kurang baik
tersebut dapat menghilang.” (Wawancara, 30 April 2019).
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa dengan strategi yang dilakukan oleh guru akidah akhlak.
Seperti, dengan memberikan teladan seperti datang tepat waktu, berpakaian
rapi, ramah terhadap siswa, kemudian menciptakan suasana belajar yang
kondusif yang membuat siswa betah untuk belajar, dengan memberikan
motivasi kepada siswa-siswa untuk selalu semangat setiap harinya datang ke
sekolah, dan bahkan memberikan hukuman kepada siswa yang melakukan
kesalahan, seperti memanggil orang tua siswa, memberisihkan wc, memunggut
sampah, dan bahkan kami bisa memberikan sanksi yang berat kepada siswa
mengeluarkan siswa dari sekolah. dapat berdampak positif hal tersebut dapat
terlihat dari perbuatan-perbuatan nakal siswa yang mulai berkurang tidak
seperti dulu, memang dengan strategi tersebut belum membuat sepenuhnya
perbuatan nakal siswa menghilang, namun hal tersebut dapat diharapkan
dengan berjalannya waktu dan tentunya dengan strategi strategi yang guru
akidah akhlak lakukan perbuatan siswa yang kurang baik tersebut dapat
menghilang.
3. Kendala Guru Akidah Akhlak dalam Meningkatkan Akhlak Siswa
Guru memiliki tugas yang berat, namun mulia. Hal ini karena, pada dirinya
tertumpu beban dan tanggung jawab untuk menyiapkan masa depan yang lebih
baik. Dan setiap guru dalam kegiatan belajar mengajar memiliki kendala atau
kesulitan masing-masing, kesulitannya pun beragam baik siswa yang tidak bisa di
atur yang suka ribut di kelas, siswa yang tidak pernah mengerjakan pr (pekerjaan
rumah), siswa yang suka mencontek ketika ujian, maupun siswa yang tidak patuh
dan taat terhadap peraturan yang diberlakukan disekolah.
65
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Pada kenyataanya, tugas seorang guru sebagai pendidik memang berat,
guru di tuntut memiliki 4 kompetensi, yakni kompetensi paedagogik, kompetensi
akademis, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Seorang guru dianggap
kompeten jika memiliki persyaratan pendidikan yang memadai, pribadi yang
luhur, akhlak mulia, serta memiliki sikap dan perilaku yang berdampak positif
terhadap lingkungan sosial dan sekitarnya.
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, bahwa ada beberapa faktor
yang menjadi penghambat guru akidah akhlak dalam meningkatkan akhlak siswa
di MAS as‟ad Kota Jambi. Yaitu, kurangnya kesadaran siswa akan kedisiplinan,
jumlah siswa yang banyak, kurang waktu guru akidah akhlak disekolah.
(Observasi, 29 April 2019)
a. Kurangnya Kesadaran Siswa akan Kedisiplinan
Kedisiplinan merupakan salah satu komponen yang ikut menentukan
proses pencapaian tujuan pendidikan disekolah. Dengan adanya disiplin dalam
diri siswa diharapkan akan timbul suasana yang kondusif selama belajar
mengajar disekolah. Suatu keadaan yang menunjukkan suasana tertib dan
teratur yang dihasilkan oleh orang-orang yang berada dibawah naugan
organisasi. Karena peraturan-peraturan yang berlaku dihormati dan ditaati.
Kedisiplinan merupakan hal yang sangat penting bagi siswa disekolah
karena didalam sikap disiplin mengajarkan tentang rasa tanggung jawab yang
besar, memberikan rasa aman karena terhindar dari sanksi, dan membuat
kegiatan belajar mengajar lebih efektif. Namun siswa di MAS As‟ad Kota
Jambi masih belum menyadari akan manfaat sikap disiplin tersebut.
Dalam pelaksanaan disiplin harus didasarkan dalam diri siswa karna
tanpa sikap dan kesadaran dari diri sendiri maka apapun usaha yang dilakukan
oleh orang sekitar hanya akan sia-sia. Untuk itu sekolah perlu mecari berbagai
66
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
strategi untuk meningkatkan kedisiplinan dalam mewujudkan kedisiplinan
peserta didik (Observasi, 29 April 2019)
b. Jumlah Siswa yang Banyak
Guru tidak hanya dituntut untuk mengajar dan memberikan pengetahuan
kepada siswa saja, tetapi ada banyak hal yang seharusnya dilakukan seperti
memberikan pendidikan emosional dan spiritual siswa, serta menjaga hubungan
baik kepada siswa. Sebagaimana telah diketahui bahwa aktifitas belajar
mengajar di sekolah tidak selamanya berlangsung secara efektif. Jumlah siswa
yang tidak sedikit, tidak dapat dipungkiri membuat guru kesulitan untuk
memperhatikan setiap tingkah laku siswanya. (Observasi, 29 April 2019)
Berdasarkan wawancara dengan ibu Irma Suryani, S.Ag selaku guru
akidah akhlak di MAS As‟ad Kota Jambi, beliau mengatakan:
“ Salah satu kendala ibuk dalam meningkatkan akhlak siswa adalah
karena jumlah siswa yang tidak sedikit atau terlalu banyak, maka ketika
ada salah satu siswa yang melanggar tata tertib sekolah seperti
membolos terkadang tidak ketahuan, ketahuannya ketika ibuk
mengabsen siswa dan ketika salah satu murid tidak masuk ibuk akan
bertanya kepada teman sekelasnya, dan temannya bilang tadi waktu
pelajaran pertama masuk buk, kemudian ketika pembelajaran ibuk tidak
masuk, dengan guru lain kadang dia juga begitu”. (Wawancara, 30 April
2019)
c. Kurangnya Waktu Guru Akidah Akhlak di Sekolah
Waktu guru disekolah dianggap masih kurang, apalagi untuk
memperhatikan anak didiknya agar tetap patuh terhadap aturan yang berlaku,
inilah yang membuat guru terkadang lengah untuk mengawasi semua anak
didiknya, ditambah karakter anak yang beragam, guru dituntut bukan sekedar
67
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
mengajar tapi juga membimbing siswa. Dan yang paling berat adalah tugas
garu akidah akhlak karena selain mengajar dikelas juga harus memperhatikan
anak didiknya pada saat Kegiatan belajar mengajar tidak berlangsung, apakah
siswa benar-benar paham dengan pelajaran yang diberikan, bukan hanya
memahami materi yang diajarkan tapi ditunjukkan dengan sikapnya.
Berdasarkan wawancara dengan ibu Irma Suryani, S.Ag selaku guru
akidah akhlak di MAS As‟ad Kota Jambi, beliau mengatakan:
“Ibuk juga tidak tau hukuman apa saja yang diberikan guru-guru lain
terhadap siswa yang melanggar kedisiplinan, karena ibuk berada di
sekolah hanya pada saat hari mata pelajaran ibuk saja, di hari lain ibuk
mengajar di tmpat lain, ini lah menjadi kendala terbesar ibuk karena
waktu yang terbagi-bagi membuat ibuk kesulitan mengetahui sejauh
mana pelajaran yang ibuk berikan dapat di pahami dan diterapkan anak
didik”.
Dari hasil pengamatan dan wawancara di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa sebenarnya dari ketiga kendala guru akidah akhlak di MAS As‟ad Kota
Jambi di atas yang paling berpengaruh terhadap akhlak siswa adalah kurangnya
waktu guru akidah akhlak disekolah, karena untuk meningkatkan akhlak siswa
diperlukan pengawasan dan perhatian dari guru akidah akhlak itu sendiri, jika
waktu guru akidah akhlak disekolah lebih banyak ia dapat mengevaluasi sejauh
mana siswa mampu menanamkan nilai-nilai pelajaran akidah akhlak baik pada
saat di sekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari, dan ia dapat melakukan
strategi yang tepat didalam pembelajaran akidah akhlak.
67
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab diatas, maka dapat
ditarik kesimpulannya sebagai berikut:
1. Akhlak sangat berkaitan dengan disiplin, karena akhlak diartikan dengan kondisi
mental yang membuat orang tetap berani, bersemangat, bergairah, dan berdisiplin.
Strategi guru akidah akhlak dalam meningkat akhlak siswa sudah berjalan dengan
baik.
2. Strategi yang dapat guru akidah akhlak lakukan dalam meningkatkan akhlak siswa
di MAS As’ad Kota Jambi adalah dengan menciptakan suasana belajar yang
kondusif, tidak bisa dipungkiri guru sangat berperan penting dalam menciptakan
susasana belajar mengajar yang menyenangkan sehingga murid tidak merasa
bosan dan membuat gaduh dikelas. Kemudian menjadi tauladan bagi siswa, guru
merupakan panutan yang dicontoh oleh siswa-siswanya. Kemudian memberikan
siraman rohani ketika belajar.
3. Kendala yang menghambat guru akidah akhlak dalam meningkatkan akhlak di
MAS As’ad Kota Jambi adalah kurangnya kesadaran siswa dalam kedisiplinan,
padahal kedisiplinan dapat mengajarkan arti tanggung jawab terhadap diri sendiri,
bagaimana siswa bisa bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan orang lain,
jika tanggung jawab terhadap diri sendiri pun tidak dapat dilaksanakan dengan
baik. Kemudian terlalu banyak siswa membuat guru tidak dapat memberikan
perhatian secara merata, sehingga ada saja siswa yang terlewat dari pengawasan
guru akidah akhlak.
B. Saran
68
Berdasarkan kesimpulan penelitian yang dikemukakan diatas, maka penulis
memberikan saran-saran sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Ridwan. (2013). Inovasi Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Ahmat Rohani. (2004). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Akdon (2011). Strategic Management For Educational Management. Bandung:
Alfabeta
Ali, Daud. (2005). Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Press
Aly, Nor Hery. (2008). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Logos
Aly, Zainuddin.
Aminatul zahro. (2015). Membangun kualitas pembelajaran melalui dimensi
profesionalisme guru. Bandung: Margahayu Permai
Arikunto, Suharsimi (2002) Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta
: PT. Rineka Cipta
Arifin, Muhammad. (2002). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara
Asmaran. (2004). Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: Rajawali Press
Bakry Oemar (1998). Akhlak Muslim. Bandung: Angkasa
Husein Ibnu. (2004) Pribadi Muslim Ideal. Semarang: Pustaka Nuun
Ilyas Yunhar. (2011) Kuliah Akhlaq. Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan
Pengamatan Islam (LPPI)
Majid, Abdul, (2017) Strategi Pembelajaran, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Offset
Minarti, Sri. (2013). Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Yogyakarta: Arruz Media
Moleong, J Lexy. (2011). Metodologi Pemelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Muhammad, Amr. (2004). Akhlaq Mukmin Sejati. Bandung: Margahayu Permai
Mukhtar, Samsu, Rusmini. (2002) Pendidikan anak bangsa, Jakarta : CV Fifamas
Nasution (2006). Metode Research: Penelitian Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara
Nata, Abudin, (2001) Metodologi Studi Islam, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Saputra, Suprihadi. (2000). Strategi Pembelajaran. Malang: Fakultas Ilmu
Pendidikan UNM
Satori, Jam’an. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Shihab Quraish (2016). Yang Hilang Dari Kita: Akhlak. Tangerang Selatan: Lentera
hati
Sugiono (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Suryanto. (2000). Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: CV. Pustaka
Setia
Syaodi, Nana. (2003). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Tafsir, Ahmad. (2011). Ilmu pendidikan Islami. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Yamin, Martinis dan Maisah, (2010) Standarisasi Kinerja Guru, Jakarta : PT. Gaung
Persada Press
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA ( IPD )
Judul Skripsi: Strategi Guru Akidah Akhlak Dalam Meningkatkan Akhlak Siswa
di MAS As’ad Kota Jambi
A. Pedoman Observasi
1. Mengamati Sistem Pendidikan di MAS As’ad Kota Jambi.
2. Mengamati Bentuk Pelaksanaan Dan Kegiatan Dalam Meningkatkan
Akhlak siswa di MAS As’ad Kota Jambi.
3. Memperhatikan Strategi-strategi Yang Diterapkan Guru Akidah Akhlak
Dalam Meningkatkan Akhlak siswa di MAS As’ad Kota Jambi.
B. Pedoman Wawancara
1. Wawancara Dengan Kepala Sekolah MAS As’ad Kota Jambi
Apakah Siswa di MAS As’ad Kota Jambi Ini Pernah Melanggar tata
tertib sekolah?
Pelanggaran seperti apa yang sering dilakukan siswa di MAS As’ad
kota Jambi?
Upaya apa yang dilakukan pihak sekolah untuk membuat siswa lebih
patuh pada tata tertib sekolah?
2. Wawancara Dengan Guru Akidah Akhlak
Menurut ibu akhlak yang tidak baik apa yang dilakukan siswa di
MAS As’ad ini?
Pelanggaran Apa Saja Yang Sering Dilakukan Siswa di Mas As’ad
Kota Jambi ini?
Seperti Apa Tindakan Yang Ibuk Ambil Ketika Dihadapkan
Dengan Siswa Yang Melanggar tata tertib sekolah?
Apa Faktor Penghambat Ibuk Dalammeningkatkan akhlak siswa
tersebut?
Strategi apa yang ibuk lakukan agar siswa taat kepada tata tertib
sekolah?
3. Wawancara Dengan Siswa
Selama adik bersekolah di madrsah ini pernahkan melanggar
aturan/ tata tertib sekolah?
Pelanggaran apa saja yang adik lakukan selama bersekolah di
madrsah ini?
Apakah yang guru akidah akhlak lakukan ketika melihat kalian
melanggar aturan/tata tertib madrasah ini?
Apakah para guru di madrsah ini terutama guru akidah akhlak
memberikan sanksi/hukuman bagi kalian apbila melanggar
aturan/tata tertib madrasah?
Apakah orang tua adik selalu memberikan perhatian terhadap adik
ketika berada di rumah?
Apa yang dilakukan guru akidah akhlak dalam melakukan
pendekatan terhadap adik-adik?
C. Dokumentasi
1. Historis dan Geografis MAS As’ad Kota Jambi.
2. Struktur Tata Usaha MAS AS’ad Kota Jambi.
3. Keadaan Guru dan Siswa MAS Kota Jambi.
4. Keadaan Sarana dan Prasarana MAS Olak Kemang Kota Jambi.
DAFTAR INFORMAN
NO. NAMA KETERANGAN
1. A. Dumyati Ishaq, S.Pd.I Wakil Kepala Sekolah
2. Irma Suryani, S.Ag Guru Aqidah Akhlak
3. Rinoy Saindri Siswa
4. Supriyadi Siswa
5. Satar Siswa
6. Abdul Rozak Siswa
7. Ahmad Syafi’i Siswa
8. Iwandi Siswa
WAWANCARA DENGAN WAKIL KEPALA SEKOLAH
WAWANCARA DENGAN GURU AKIDAH AKHLAK
WAWANCARA DENGAN SISWA XI C
SARANA DAN PRASRANA DI MAS AS’AD KOTA JAMBI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP (CURRICULUM VITAE)
Nama : Lazuwarni
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/tanggal Lahir : Jambi, 28 September 1997
Alamat : Jl.Kh.M.Saleh
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat Email : [email protected]
No Kontak : 0822-8147-8506
Pengalaman-Pengalaman Pendidikan Formal :
1. SDN 48 Kota Jambi, tamat pada tahun 2009
2. MTs As’ad Olak Kemang Kota Jambi, tamat pada tahun 2012
3. MAS As’ad Olak Kemang Kota Jambi, tamat pada tahun 2015
Motto Hidup :
“Jangan Pernah Mencoba Untuk Berhenti Ketika Kamu Sudah
Memulai Sesuatu”
Photo 3x4
Warna