13
RINGKASAN EKSEKUTIF STRATEGI KEBIJAKAN INVESTASI PADA ERA OTONOMI DAERAH DALAM MENDUKUNG SEKTOR PERDAGANGAN 2018 Peneliti: Edmira Rivani, Venti Eka Satya, Sony Hendra Permana, Ari Mulianta Ginting, and Rasbin PUSAT PENELITIAN BADAN KEAHLIAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA JAKARTA

STRATEGI KEBIJAKAN INVESTASI PADA MENDUKUNG … · Salah satu contoh adalah Provinsi ... yang rusak tidak segera ditanggapi dengan perbaikan ... Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STRATEGI KEBIJAKAN INVESTASI PADA MENDUKUNG … · Salah satu contoh adalah Provinsi ... yang rusak tidak segera ditanggapi dengan perbaikan ... Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat

RINGKASAN EKSEKUTIF

STRATEGI KEBIJAKAN INVESTASI PADA

ERA OTONOMI DAERAH DALAM

MENDUKUNG SEKTOR PERDAGANGAN

2018 Peneliti:

Edmira Rivani, Venti Eka Satya, Sony Hendra Permana, Ari Mulianta Ginting, and Rasbin

PUSAT PENELITIAN

BADAN KEAHLIAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

JAKARTA

Page 2: STRATEGI KEBIJAKAN INVESTASI PADA MENDUKUNG … · Salah satu contoh adalah Provinsi ... yang rusak tidak segera ditanggapi dengan perbaikan ... Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat

1

I. Pendahuluan

Dalam era otonomi saat ini, pemerintahaan daerah (Pemda) memegang peranan yang

sangat penting bagi pembangunan ekonomi daerah masing-masing. Dalam Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahanan Daerah (UU Pemda) pasal 12, disebutkan

bahwa Pemda, baik pemerintahan provinsi maupun kabupaten/kota, memiliki kewenangan

dalam mengatur urusan pemerintahan, salah satunya urusan penanaman modal. Dalam UU

Pemda tersebut juga diatur mengenai pemberian insentif dan kemudahan investasi. Dengan

demikian sesungguhnya Pemda telah diberikan kewenangan yang lebih besar dalam

mengembangkan iklim penanaman modal di daerahnya masing-masing melalui undang-undang.

Kenyataannya, masih banyak daerah-daerah yang justru mengalami kesulitan dalam

menciptakan iklim investasi yang kondusif. Bahkan beberapa daerah justru membuat berbagai

Perda yang menghambat investasi. Hal ini tercermin dari 3.143 Perda atau Peraturan Kepala

Daerah (Perkada) yang di cabut atau direvisi oleh pemerintah pada bulan Juni 2016 lalu.

Mayoritas dari Perda tersebut adalah terkait dengan investasi, dimana sebanyak 1.765 adalah

Perda atau Perkada kabupaten/kota yang dicabut atau direvisi Mentari Dalam Negeri

(Mendagri), 111 peraturan atau putusan Mendagri yang dicabut atau revisi oleh Mendagri, dan

1.267 Perda atau Perkada kabupaten/kota yang dicabut atau direvisi Gubernur.1 Banyaknya

Perda yang menghambat investasi ini menjadikan daya tarik untuk berusaha di Indonesia

menjadi kurang baik.

Langkah pertama dan utama bagi pemerintah dalam usaha mempercepat pertumbuhan

sektor perdagangan adalah mewujudkan iklim investasi yang baik di sektor perdagangan

sehingga investor berminat menanamkan modalnya. Iklim investasi yang baik sangat

tergantung dari kebijakan pemerintah dalam merumuskan peraturan perundang-undangan

secara menyeluruh dan mengimplementasikannya secara konsisten dan konsekuen. Untuk

mewujudkan iklim investasi yang baik maka kemudahan yang diberikan oleh pemerintah

kepada dunia usaha khususnya investor yang bergerak di sektor perdagangan harus diberikan

pelayanan publik yang baik oleh birokrasi dalam meningkatkan arus investasi dalam negeri

maupun dari investor asing.

Pada era otonomi daerah, sesuai dengan peraturan perundangan ada dua hal yang

diperankan oleh pemerintah daerah dalam kaitannya dengan investasi. Pertama, pemerintah

daerah dapat menciptakan iklim kondusif yang dapat menarik invetasi dengan pemberian

insentif dan disinsentif finansial dalam kaitannya dengan investasi. Kedua adalah pemerintah

daerah dapat memberikan pelayanan prima yang memudahkan investor untuk melakukan

1 “Mendagri Publikasikan 3.143 Perda yang Dicabut dan Direvisi Pemerintah”, (online),

(http://news.detik.com/berita/3238417/mendagri-publikasikan-3143-perda-yang-dicabut-atau-direvisi-pemerintah, diakses 02 Februari 2018)

Page 3: STRATEGI KEBIJAKAN INVESTASI PADA MENDUKUNG … · Salah satu contoh adalah Provinsi ... yang rusak tidak segera ditanggapi dengan perbaikan ... Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat

2

investasi di daerah tersebut. Kedua hal ini diharapkan akan memperbaiki jumlah dan struktur

investasi di daerah. Oleh karena itu, dengan dua peran ini sangat memungkinkan bagi daerah

untuk berperan dalam peningkatan investasi di daerahnya sesuai dengan tugas dan tanggung

jawabnya sebagai daerah otonomi.

Pemberian kewenangan dalam rangka mendukung iklim investasi di daerah tersebut

harus segera ditindaklanjuti oleh Pemda melalui penerbitan peraturan daerah (Perda) yang

sejalan dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (UU PM).

Kewenangan Pemda dalam memberikan insentif bagi investor salah satunya dapat berupa

penyediaan sarana dan prasarana (seperti lahan, listrik, air minum dan lain-lain), penyediaan

dana stimulasi (penyertaan modal), pemberian modal usaha dan bantuan teknis bagi pelaku

usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), pembebasan atau keringanan pajak dan retribusi

daerah, dan percepatan pemberian ijin. Dengan pemberian insentif tersebut diharapkan dapat

mengundang investor-investor baik lokal maupun luar daerah untuk menanamkan modalnya

agar berusaha di daerah tersebut yang pada akhirnya diharapkan mampu meningkatkan

perekonomian daerah. Secara umum, pengembangan iklim investasi perlu difokuskan pada

upaya untuk mengurangi berbagai kendala yang menghambat kinerja perdagangan dan

investasi. Salah satu contoh adalah Provinsi Sulawesi Selatan (Provinsi Sulawesi Selatan)

yang dinobatkan sebagai provinsi terbaik di Indonesia untuk layanan investasi. Untuk

prestasi ini, Provinsi Sulawesi Selatan berhak meraih penghargaan dalam Investment

Award 2016 yang dihelat Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), merupakan

penghargaan atas daerah yang menerapkan sistem pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) di

bidang penanaman modal. Sebanyak 526 pemerintahan daerah, terpilih ke dalam nominasi

provinsi, kabupaten, dan kota terbaik yang ramah investasi.

Rumusan Masalah

Dalam upaya meningkatkan kinerja perdagangan dan investasi, terdapat beberapa hal

yang bisa diperhatikan. Kajian Komite Pemantau Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD)

menunjukkan, bahwa:2 cost of money yang relatif tinggi, tercermin dari suku bunga yang saat ini

sangat tinggi; administrasi perpajakan yang belum optimal; kandungan impor untuk produk

ekspor sangat tinggi. Nilai impor bahan baku, bahan antara (intermediate) dan komponen untuk

seluruh industri meningkat dari 28% pada tahun 2006 menjadi 30% pada tahun 2009;

lemahnya penguasaan dan penerapan teknologi. Nilai tambah industri nasional relatif rendah,

meskipun dalam komposisi ekspor mulai terjadi peningkatan produk ekspor berteknologi

menengah dan tinggi; kualitas SDM relatif rendah; iklim persaingan yang kurang sehat, di mana

2 Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD), Laporan Penelitian "Kerjasama Antar Daerah di

Bidang Perdagangan sebagai alternatif Kebijakan peningkatan Perekonomian Daerah”, 2013, Jakarta: KPPOD, USAID, dan SEADI.

Page 4: STRATEGI KEBIJAKAN INVESTASI PADA MENDUKUNG … · Salah satu contoh adalah Provinsi ... yang rusak tidak segera ditanggapi dengan perbaikan ... Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat

3

banyak subsektor industri yang beroperasi dalam kondisi ”mendekati” monopoli; yang

ditunjukkan oleh tingginya Indeks Konsentrasi untuk dua perusahaan (CR2); struktur industri

masih lemah; peranan industri kecil dan menengah (termasuk industri rumah tangga) masih

minim; dan sebaran industri yang terpusat di Pulau Jawa. Adapun pertanyaan penelitiannya

adalah sebagai berikut:

1) Apa saja permasalahan yang dihadapi terkait kebijakan investasi di era otonomi daerah,

khususnya dalam mendukung sektor perdagangan.

2) Bagaimana bentuk dukungan pemerintah daerah terhadap sektor perdagangan melalui

investasi, serta koordinasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan lembaga

lainnya terkait kebijakan investasi.

II. Metode Penelitian

Jika dilihat dari aspek tujuan, penelitian ini dapat dikategorikan dalam penelitian

deskriptif. Penelitian deskriptif ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian

deskriptif menyajikan gambaran yang detail dari suatu situasi, fenomena sosial atau hubungan.

Hasil yang diharapkan dalam penelitian deskriptif adalah gambaran yang detail dari unit

analisis. Pendekatan Kualitatif dalam penelitian ini studi kasus pada suatu waktu tertentu dan

hanya mengambil satu bagian dari fenomena (gejala) sosial pada satu waktu tertentu (Neuman,

2014). Penelitian dilakukan pada bulan tertentu di tahun 2018 yang mengambil lokasi di

Provinsi Jawa Barat dan Sulawesi Selatan. Peneliti tidak melakukan penelitian lain di waktu

yang berbeda di tempat yang berbeda untuk diperbandingkan.

Unit analisis dalam penelitian ini merupakan pelaku yang selama ini merancang dan

menjalankan kegiatan-kegiatan atau program-program yang berkaitan dengan kebijakan

investasi dalam mendukung sektor perdagangan. Informan baik di Provinsi Jawa Barat maupun

Sulawesi Selatan yang akan dikunjungi seperti Bappeda, Disperindag, DPMPTSP. Studi

kepustakaan dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder yang dibutuhkan, wawancara dan

Focus Group Disscusion dilakukan untuk menggali informasi tentang kebijakan investasi. Setelah

seeluruh data dan informasi terkumpul dilakukan 1) reduksi data; (2) penyajian data; dan

terakhir (3) conclusion drawing yaitu penarikan kesimpulan dan verifikasi

III. Hasil dan Pembahasan

Pada era otonomi daerah, terdapat perubahan kebijakan investasi. Dimana sebelum

otonomi daerah semua kebijakan investasi menjadi wewenang pusat, sementara setelah

otonomi daerah ada pelimpahan kewenangan pemberian persetujuan, fasilitas dan perizinan

pelaksanaan investasi baik PMA maupun PMDN kepada Gubernur Kepala Daerah Provinsi yang

mana sebelumnya kewenangan persetujuan, pemberian fasilitas serta perizinan pelaksanaan

Page 5: STRATEGI KEBIJAKAN INVESTASI PADA MENDUKUNG … · Salah satu contoh adalah Provinsi ... yang rusak tidak segera ditanggapi dengan perbaikan ... Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat

4

investasi hanya dapat dikeluarkan oleh BKPM sehingga terjadi perubahan prosedur dan tata

cara perizinan investasi; Perubahan prosedur dan tata cara penanaman modal dengan fasilitas

PMA/PMDN; serta daerah diaharapkan memegang peranan penting dalam pembangunan

daerah dan memenuhi kebutuhan daerah.

Dalam meningkatkan pertumbuhan investasi di Indonesia, pemerintah menghadapi

tantangan dan permasalah sebagai berikut:3

1. Besarnya peluang investasi dunia (rata-rata US$1.576 miliar tahun 2012-2016) yang perlu

dioptimalkan dalam momentum kebijakan deregulasi, perbaikan investment grade, dan EoDB

mengingat investment inflow ke Indonesia masih rata-rata US$15,8 miliar.

2. Realisasi PMDN menunjukkan trend peningkatan dan selalu di atas target namun ratio

realisasi PMDN masih relatif kecil, rata-rata (2012-2016) sebesar 32,7%, meskipun

pemerintah sudah melakukan:

a. Membuat kebijakan DNI (Perpres No. 44/2016), namun PMDN sudah banyak masuk ke

sektor tersier (padat teknologi).

b. Proyek Strategis Nasional (Perpres No. 58/2017) dengan jumlah proyek sebanyak 245

proyek + 2 program Pemerintah (listrik dan pesawat terbang) dengan total nilai investasi

sebesar Rp 4.417 Triliun

3. Penyebaran investasi antara Jawa dan Luar Jawa Belum Seimbang “padahal” sudah ada KEK,

FTZ, KI, dan KSPN.

4. Ratio penyerapan tenaga kerja yang terus menurun dalam 5 tahun terakhir (2012-2016)

dimana untuk investasi sebesar Rp1 Triliun dapat menyerap sebanyak 4 ribu TK menjadi

hanya dapat menyerap sebanyak 2 ribu TK saja.

5. Dari berbagai kasus investasi yang mengemuka diketahui bahwa permasalahan investasi

antara lain perizinan, ketidakpastian regulasi, lahan (RT/RW dan alih fungsi lahan),

penegakan hukum, dsb.

A. Provinsi Jawa Barat

Jawa Barat merupakan provinsi yang banyak diminati asing dalam berinvestasi pada

tahun 2017 (US$ 5,1 miliar), DKI Jakarta menempati posisi kedua (US$ 4,6 miliar), ketiga

Banten senilai US$ 3,04 miliar seperti terlihat pada Gambar 1 berikut.

3 Hasil FGD finalisasi Laporan Penelitian Kelompok dengan tema “Strategi Kebijakan Investasi Pada Era Otonomi

Daerah Dalam Mendukung Sektor Perdagangan” pada tanggal 20 September 2018, dengan nara sumber Dr. Ilwa Nuzul Rahma.

Page 6: STRATEGI KEBIJAKAN INVESTASI PADA MENDUKUNG … · Salah satu contoh adalah Provinsi ... yang rusak tidak segera ditanggapi dengan perbaikan ... Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat

5

Gambar 1. 10 Provinsi dengan Aliran Investasi Asing Terbesar Tahun 2017

Investasi dalam sektor perdagangan di Provinsi Jawa Barat belum menjadi prioritas.

Investasi dengan jumlah proyek terbanyak adalah sektor Industri Logam Dasar, Barang logam,

Mesin dan Elektronik. Sementara untuk nilai investasi paling besar adalah sektor industri

Industri Kertas, Barang dari Kertas, dan Percetakan yang mencapai nilai investasi sekitar Rp43

triliun.

Provinsi Jawa Barat menemui beberapa permasalahan dan kendala salah satunya adalah

ketersediaan infrastruktur sebagai pendukung pembagunan, yang merupakan prasyarat utama

bagi kemajuan suatu daerah. Jawa Barat memiliki sarana jalan dan jaringan kereta api yang

merupakan penghubung antar kota-kota besar di Jawa. Sayangnya kondisi jalan dan jaringan

kereta api yang ada tidak menjadi semakin baik sejak era otonomi. Banyaknya jalan-jalan darat

yang rusak tidak segera ditanggapi dengan perbaikan tetapi menunggu waktu hingga kondisi

semakin parah. Kerusakan jalan tersebut biasanya diakibatkan oleh turunnya hujan dan

diperparah oleh kepadatan penggunaan lalu lintas pengguna jalan. Kendaraan dengan bobot

yang melampaui kapasitas jalan seringkali dibiarkan lewat tanpa adanya pengawasan dan

pengendalian dari aparat berwenang. 4

Disamping ketersediaan infrastruktur, masalah lain yang menghambat pembangunan dan

investasi masuk adalah kemacetan yang semakin buruk. Kemacetan sering terjadi seiring

peningkatan frekuensi dan intensitas kepadatan kendaraan. Kemacetan tersebut sering terjadi

di Provinsi Jawa Barat sudah melewati batas kewajaran intensitas dan frekeuensi kemacetan

tanpa mengenal batas waktu. Hal ini dapat terlihat jelas di daerah Kabupaten Bekasi, Kota

4 Hasil wawancara dengan Indera Sofyan, Kepala Bidang Ekonomi, BAPPEDA Provinsi Jawa Barat, tanggal 5 Maret

2018

Page 7: STRATEGI KEBIJAKAN INVESTASI PADA MENDUKUNG … · Salah satu contoh adalah Provinsi ... yang rusak tidak segera ditanggapi dengan perbaikan ... Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat

6

Bekasi, Kabupaten Karawang, Kota Bandung, Kabupateomin Bandung dan hampir diseluruh

wilayah Provinsi Jawa Barat.

Permasalahan dan kendala lain yang dihadapi oleh calon investor terhadap Provinsi Jawa

Barat adalah masalah kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada. Tidak dapat dipungkuri

bahwa kualitas tenaga kerja di Provinsi Jawa Barat masih relatif rendah. Keterampilan dan

kualitas yang rendah SDM di Provinsi Jawa Barat disebabkan tingkat pendidikan dan pelatihan

dari masyarakar di Provinsi Jawa Barat yang rendah. Lama usia sekolah penduduk Provinsi

Jawa Barat hanya 8,13 tahun, artinya rata-rata penduduk Provinsi Jawa Barat hanya dapat

menyelesaikan sampai tingkat Sekolah Mengengah Pertama (SMP). Hal ini yang menjadi sumber

penyebab rendahnya kualitas SDM di Provinsi Jawa Barat.

Permasalahan yang lain yang dihadapi oleh pelaku usaha dan calon investor di Provinsi

Jawa Barat adalah upah minimum Provinsi di Jawa Barat yang tinggi. Tidak dapat dipungkiri

bahwa tenaga kerja menjadi faktor utama bagi pelaku usaha untuk menentukan lokasi usaha.

Karena tenaga kerja merupakan cost atau beban usaha yang harus dipertimbangkan oleh pelaku

usaha dalam menghasilkan profit. Semakin tinggi upah buruh maka dapat berdampak terhadap

semakin rendah profit yang dihasilkan karena menjadi beban bagi perusahaan. Berdasarkan

Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat dan Dewan Pengupahan Provinsi Jawa Barat Nomor

561/19/XI/Depeprov/2017 tanggal 20 November 2017, perihal rekomendasi upah minimum

Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat upah minimum paling rendah adalah Kabupaten

Pangadaran sebesar Rp 1.558.793 sedangkan upah minimum paling tinggi adalah sebesar Rp

3.919.291 untuk Kabupaten Karawang.5

Proses perbaikan dari aspek regulasi dan kepastian hukum merupakan salah satu

masalah yang menjadi pekerjaan rumah bagi Provinsi Jawa Barat dalam menjaring investasi

yang akan masuk. Aspek regulasi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat terkadang

bertentangan dengan regulasi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah khususnya di Provinsi

Jawa Barat. Tahun 2016, Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menyerukan kepada Pemerintah

Kabupaten/Kota untuk penghapusan Peraturan Daerah (Perda) yagn masing-masing

bermasalah. Hasilnya adalah ada puluhan Perda yang bermasalah yang sudah terkumpul.

Diantara Perda Kabupaten/Kota adalah Perda retribusi tower telekomunikasi, Perda terkait

sumber daya air, Perizinan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yagn menurut sebagian pihak

perlu penyesuaian karena biaya masih tinggi. 6

5 “Bocoran Upah Minimum se-Jawa Barat: Karawang Paling Tinggi Rp 3,9 juta”, detik finance, Senin 27 November

2017. Diunduh tanggal 7 Maret 2018 dari https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3744569/bocoran-upah-minimum-se-jawa-barat-karawang-paling-tinggi-rp-39-juta.

6 Hasil wawancara dengan Robby Sakti Sulendrakusuma, Kepala Seksi Pengembang dan Kebijakan, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu tanggal 6 Maret 2018.

Page 8: STRATEGI KEBIJAKAN INVESTASI PADA MENDUKUNG … · Salah satu contoh adalah Provinsi ... yang rusak tidak segera ditanggapi dengan perbaikan ... Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat

7

Kondisi cuaca dan curah hujan yang tinggi dapat berdampak menghambat masuknya

investasi dan penanaman modal di Provinsi Jawa Barat. Proyek investasi dibidang infrastruktur

yang gencar dibangun di Provinsi Jawa Barat terhalang karena tingginya curah hujan dan cuara

yang tidak menentu di Jawa Barat. Hal yang sama untuk proses pembangunan di wilayah

Provinsi Jawa Barat Bagian Selatan yang memiliki tantangan geografis ditambah cuaca dan

curah hujan tinggi dapat menjadi faktor penghalang investasi dan penanaman modal di Provinsi

Jawa Barat.7

Adapun strategi yang dilakukan Provinsi Jawa Barat dalam upaya meningkatkan

kualitas iklim usaha dan investasi adalah sebagai berikut:8

1. Percepatan Proses Perizinan Usaha

2. Peningkatan Kerjasama Investasi

3. Peningkatan Jumlah Serapan Angkatan Kerja

4. Peningkatan Sertifikat Keahlian

Selain strategi tersebut, pemerintah Provinsi Jawa Barat juga memperkuat koordinasi antar

pemerintah Kabupaten/Kota dengan melaksanakan berbagai kegiatan di bidang investasi. Salah

satu kegiatannya adalah Forum Perangkat Daerah Bidang Investasi yang dilaksanakan

bersamaan dengan kegiatan penelitian lapangan ini, yakni pada tanggal 6-7 Maret 2018 di Hotel

Mason Pine, Kota Baru Parahyangan. Kegiatan tersebut melibatkan 27 pemerintahan

kabupaten/kota dan juga bekerjasama Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pemberdayaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, serta Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).9

B. Provinsi Sulawesi Selatan

Provinsi Sulawesi Selatan menjadi provinsi dengan daya tarik investasi terbaik di

Indonesia atau Rangking Doing Business Index 2016 berdasarkan laporan Asia Competitiveness

Institute (ACI). Pencapaian ini berkaitan langsung dengan kapasitas tata kelola pemerintahan

yang baik, melayani kepentingan masyarakat, menegakkan aturan secara adil, melindungi

kelompok masyarakat tanpa pandang bulu. Provinsi Sulawesi Selatan mencapai skor tertinggi

dengan nilai 1.857, mengungguli DKI Jakarta (1.618), Jawa Timur (1.542), Jawa Tengah (1.486)

dan Jawa Barat (1.249). Pencapaian ini, membuat Provinsi Sulawesi Selatan menjadi provinsi

yang paling kondusif dan ramah menerima investasi dari luar.

Realisasi investasi di Provinsi Sulawesi Selatan tahun lalu meningkat tajam sebesar

126,66% daripada tahun lalu sebesar Rp8,4 triliun. Dinas Penanaman Modal dan PTSP Provinsi

7 Bank Indonesia. (2017). Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Barat Mei 2017. Bandung : Bank

Indonesia. Hlm 40. 8 Bappeda Provinsi Jawa Barat, “Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat

Tahun 2019”, disampaikan pada Forum Perangkat Daerah Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), tanggal 6 Maret 2018.

9 Diskusi dengan Tatang, Kasubdit Investasi Bappeda Provinsi Jawa Barat tanggal 5 Maret 2018.

Page 9: STRATEGI KEBIJAKAN INVESTASI PADA MENDUKUNG … · Salah satu contoh adalah Provinsi ... yang rusak tidak segera ditanggapi dengan perbaikan ... Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat

8

Sulawesi Selatan mencatat realisasi investasi di Sulsel selama 2017 sebesar Rp11,486 triliun,

melampaui target awal Rp9 triliun. Total realisasi itu terbagi atas penanaman modal dalam

negeri (PMDN) sebesar Rp1,969 triliun dan penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp9,515

triliun.

Untuk realisasi investasi sepanjang 2017 memang lebih dominan dari sektor PMA.

Beberapa negara yang memiliki investasi besar di antaranya Inggris, British Virgin Island, Hong

Kong, dan Singapura. Investasi itu di antaranya ditanam dalam proyek kereta api, Makassar New

Portugal (MNP), dan bandara. Jika berdasarkan sektor ekonomi, realisasi investasi didominasi

sektor listrik, gas, dan air sebesar 38%. Kemudian disusul sektor industri makanan, sektor

pertambangan, dan sektor perumahan masing-masing sebesar 29%, 11%, dan 9%. Sementara,

investasi pada sektor perdagangan di Provinsi Sulawesi Selatan belum menjadi prioritas,

dimana hanya mencapai 1%.

Terdapat beberapa kendala dan permasalahan dalam investasi dan penanaman modal di

Provinsi Sulawesi Selatan. Permasalahan dan kendala tersebut adalah :10

1. BKPM menyebutkan bahwa untuk Provinsi Sulawesi Selatan diperlukan pembaharuan. Peta

Investasi yang menyeluruh terhadap industri potensial di Provinsi Sulawesi Selatan. Hal ini

termasuk data dan fakta terkait potensi investasi, lokasi eksisting dan lokasi

pengembangan industri.

2. Lebih lanjut BKPM menjelaskan bahwa masih rendahnya promosi bagi calon investor

khusus kepada industri potensial dari Provinsi Sulawesi Selatan.

3. Terkait dengan industri ternak, masih rendahnya infrasatruktur khususnya diperlukannya

pelabuhan khusus ternak di sentra produksi ternak di seluruh Provinsi Sulawesi Selatan.

4. Masih kurangnya pengembangan Bandara perintis di Sulawesi Selatan khususnya daerah-

daerah ujung seperti Bandara Baru Buntu Kunik, Tanatoraja untuk mempercepat

pembangunan investasi sector Pariwisata di Tana Toraja.

5. Kondisi infrastruktur jalan di Provinsi Sulawesi Selatan yang masih perlu ditingkatkan

terutama akses-akses di Kabupaten dan Kota di seluruh Provinsi Sulawesi Selatan guna

mempercepat transportasi dan pengangkutan orang, barang dan jasa.

6. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan yang tinggi per tahun akibat tingginya

aktivitas perekonomian. Tingginya tingkat aktivitas perekonomian maka mendorong

peningkatan demand akan ketenagalistrikan. Kondisi saat ini diperlukan tambahan

percepatan pembangunan pembangkit-pembangkit tenaga listrik dan peningkatan

infrastruktur jaringan kelistrikan di seluruh Provinsi Sulawesi Selatan guna mengantisipasi

peningkatan permintaan akan tenaga listrik.

10 Badan Koordinasi Penanaman Modal. (2015). Rencana Strategis Badan Koordinasi Penanaman Modal Tahun 2015-2019. Jakarta: BKPM.

Page 10: STRATEGI KEBIJAKAN INVESTASI PADA MENDUKUNG … · Salah satu contoh adalah Provinsi ... yang rusak tidak segera ditanggapi dengan perbaikan ... Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat

9

7. Sentra-sentra produksi dan industri di Kabupaten/Kota di seluruh Provinsi Sulawesi

Selatan menghadapi kendala kurangnya fasilitas dermaga dan pelabuhan khususnya untuk

kabupaten di Kepulauan Provinsi Sulawesi Selatan.

8. Provinsi Sulawesi Selatan sebagai sentra produksi bahan pangan khususnya beras, masih

dihadapkan kendala terhadap pengairan untuk sawah. Untuk itu diperlukan percepatan

pembangunan bendungan yang ada khususnya di Daerah Torere, Bontosungu,

Passellorang, Kelara Karalloe.

9. Aksesibilitas masyarakat untuk perpindahan antar Kabupaten dan kota masih kurang.

Untuk itu pembangunan jalur kereta api yang ada saat ini perlu dipercepat guna

mempercepat perpindahan orang dan barang melewati jalur kereta api, hal ini dikarenakan

kapasitas jalan yang terbatas.

10. Lebih lanjut BKMD Provinsi Sulawesi Selatan menambahkan kendala yang dihadapi bagi

peningkatan penanaman modal adalah investor kerap kali mengalami kendala saat ingin

menanamkan modalnya di Provinsi Sulawesi Selatan. Kesulitan tersebut berasal dari

kesulitan administratif dan regulasi yang ada di daerah. Sehingga seolah-olah pemerintah

daerah Kabupaten dan Kota memperlambat gerak dari investor untuk menanamkan

modalnya di Provinsi Sulasewesi Selatan. 11

11. Tingkat kenaikan upah yang pada saat ini cukup tinggi di Provinsi Sulawesi Selatan menjadi

isu yang wajib menjadi perhatian. Hal ini dikarenakan kenaikan upah buruh yang tinggi

mendorong peningkatan biaya dan dapat menurunkan minat investor untuk investasi di

Provinsi Sulawesi Selatan.12

Untuk mendorong pertumbuhan investasi daerah, pemerintah provinsi Sulsel selalu

berusaha menjaga stabilitas ekonomi dan keamanan. upaya mengendalikan stabilitas ekonomi

terutama dilakukan dengan menjaga stabilitas harga bahan kebutuhan pokok, terutama pada

kelompok bahan makanan untuk menekan pergerakan inflasi inti dan elastisitas garis

kemiskinan. Elastisitas garis kemiskinan terutama dipengaruhi oleh kelompok tertentu yang

berada di pedesaan. Terkait regulasi di bidang investasi secara umum, Pemerintah Provinsi

Sumsel akan melakukan beberapa tindakan, diantaranya:13

1. menyusun suatu regulasi yang meningkatkan kenyamanan berinvestasi;

2. percepatan fasilitasi investasi yang bermasalah dengan lingkungan dan regulasi yang

berjalan; serta

11 “Realisasi Investasi Turun di Sulawesi Selatan”, Online, Liputan 6, 23 Maret 2014. Diunduh dari https://www.liputan6.com/bisnis/read/2026793/realisasi-investasi-turun-di-sulawesi-selatan, tanggal 21 September 2018. 12 Paparan BKPM dengan Judul Penguatan Iklim Investasi Daerah Dalam Mendorong Investasi dan Daya Saing Daerah, tahun 2014. 13 Ini Strategi Pemprov Sulsel Tingkatkan Perekonomian 2018 Mendatang, https://arsip2.kabar.news/ini-strategi-pemprov-sulsel-tingkatkan-perekonomian-2018-mendatang, diakses 20 September 2018.

Page 11: STRATEGI KEBIJAKAN INVESTASI PADA MENDUKUNG … · Salah satu contoh adalah Provinsi ... yang rusak tidak segera ditanggapi dengan perbaikan ... Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat

10

3. peningkatan kelayakan hak-hak bagi tenaga kerja dan fasilitasi penyelesaian konflik

masalah ketenagakerjaan.

4. Terkait infrastruktur,dilakukan persiapan lahan yang bebas sengketa dengan tetap

mempertimbangkan analisis dampak lingkungan;

5. perluasan kesempatan kerja yang layak, mendorong pengembangan KUKM dan

pengendalian harga untuk menekan inflasi, terutama pada kelompok bahan makanan

pokok.

6. pengembangan sistem pemberian subsidi bagi masyarakat miskin untuk meningkatkan

keakurasian data dan ketepatan sasaran penerima bantuan, hal ini dilakukan untuk

menekan beban pengeluaran masyarakat miskin terutama untuk kebutuhan dasar agar

dapat diarahkan pada pengembangan usaha rumah tangga atau kebutuhan rumah tangga

lainnya.

IV. Penutup

Selain perubahan prosedur dan tata cara penanaman modal, hal tidak kalah penting

dalam mempengaruhi laju investasi di suatu daerah adalah kualitas kepala daerah. Seorang

kepala daerah harus mampu membenahi permasalahan serta kendala yang menghambat laju

investasi. Pada daerah penelitian kalo ini yaitu Provinsi Jawa Barat dan Sulawesi Selatan

memiliki beberapa kendala yang dihadapi seperti kurangnya ketersediaan infrastruktur sebagai

pendukung pembagunan, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada, upah minimum di

daerah, serta proses perbaikan dari aspek regulasi dan kepastian hukum.

Tindakan untuk mengatasai permasalahan dan kendala tersebut seperti menyusun suatu

regulasi yang meningkatkan kenyamanan berinvestasi, percepatan fasilitasi investasi yang

bermasalah dengan lingkungan dan regulasi yang berjalan, peningkatan kelayakan hak-hak bagi

tenaga kerja dan fasilitasi penyelesaian konflik masalah ketenagakerjaan, persiapan lahan yang

bebas sengketa dengan tetap mempertimbangkan analisis dampak lingkungan, perluasan

kesempatan kerja yang layak, pengendalian harga untuk menekan inflasi terus diusahakan

pemerintah daerah Provinsi Jawa Barat dan Sulawesi Selatan agar investasi terus bertumbuh.

Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk meingkatkan pertumbuhan investasi

di Indonesia dalam jangka pendek, menengah, dan panjang. Strategi kebijakan jangka pendek

yang dapat dilakukan antara lain menentukan skala prioritas dalam investasi nasional,

mendorong investasi pada bidang usaha yang mengutamakan sumber daya domestik, investasi

yang berskala ekspor, pengembangan industri padat karya, pemberian layanan administrasi dan

layanan bisnis yang efisien, program pengembangan sumber daya manusia difokuskan pada

peningkatan kualitas SDM dan peningkatan koordinasi lintas sektoral dan fasilitator bagi

investor dalam kegiatan investasi.

Page 12: STRATEGI KEBIJAKAN INVESTASI PADA MENDUKUNG … · Salah satu contoh adalah Provinsi ... yang rusak tidak segera ditanggapi dengan perbaikan ... Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat

11

Sementara, untuk strategi jangka menengah yang dapat dilakukan antara lain penetapan

tahapan prioritas investasi berdasarkan kondisi daerah, dan institusi, dan mengurangi

ketergantungan terhadap bahan baku impor. Selanjutnya untuk strategi kebijakan jangka

panjang, yang perlu dolakukan agar investasi selalu berkembang adalah membuat kebijakan

investasi dengan pengembangan industri berbasis teknologi dan pengetahuan secara bertahap.

Jika strategi jangka pendek, menengah, dan panjang ini dapat dilaksanakan, diharapkan iklim

investasi di Indonesia dapat diperbaiki, pertumbuhan investasi meningkat, dan dapat

mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Page 13: STRATEGI KEBIJAKAN INVESTASI PADA MENDUKUNG … · Salah satu contoh adalah Provinsi ... yang rusak tidak segera ditanggapi dengan perbaikan ... Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat

12

DAFTAR PUSTAKA

Neuman (2014). Social Research Methods:Qualitative and Quantitative Approaches. London: Pearson.

Haddad, M., dan Harrison, A. (1993). Are There positive spillovers from direct foreign investment? Journal of Development Economics. Vol.42 (1), hlm. 51-74.

Hoftman, B.,Kai, K. dan Gunther, G.S. (2003). Corruption and Decentralization. International Conference on Decentralization and its Impact on Local Government and Society. May 15-17.

Jhingan, M.L. (2013). Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Translated by D. Guritno. Jakarta: Rajawali Pers.

KPPOD. (2002). Daya Tarik Investasi Kabupaten/Kota di Indonesia: Persepsi Dunia Usaha. Jakarta: KPPOD.

Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD). 2013. Laporan Penelitian "Kerjasama Antar Daerah di Bidang Perdagangan sebagai alternatif Kebijakan peningkatan Perekonomian Daerah”. Jakarta: KPPOD, USAID, and SEADI.

Kuncoro, Mudrajat. Ekonomika Indonesia: Dinamika Lingkungan Bisnis di Tengah Krisis Global. Yogyakarta: UPP STIM YKPN Yogyakarta.

Kuncoro, Mudrajat., Subarkah, J., Djatmiko, BA., Kusumo, P., Wardani, EM., Djani, RW., Supomo, IA. (2004). Domestic Regulatory Constrains to Labour Intensive Manufacturing Export, report for GIAT-USAID. Jakarta: Pusat Studi Asia Pasific UGM.

Nailu, Z., N. (2010). Impact of Foreign Direct Investment on Trade of African Countries. International Journal of Economic and Finance. Vol.2(3).

Pramudita, R.S. (2012). Analisis Pengaruh Keterbukaan Perdagangan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Penanaman Modal Asing, dan Tenaga Kerja Industri Besar dan Sedang dengan Pendekatan Vector Autoregressive. Skripsi. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Statistik.

Priyarsono, D.S. (2011). Dari Pertanian Ke Industri: Analisis Pembangunan dalam Perspektif Ekonomi Regional. Bogor: IPB Press.

Ray, S. (2002). Notes on Domestic Trade and Decentralization. Unpublished paper. Jakarta : Partnership for Economic Growth.

SMERU. (2001). Regional Autonomy and the Business Climate : Three Kabupaten Case Studies from North Sumatrans. Jakarta : SMERU.

Salvatore, D. (2007). International Economics. New Jersey : Prentice Hall.

Satfitriani, Suci. (2014). Perdagangan Internasional dan Foreign Direct Investment di Indonesia. Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan. Vol. 8(1). 2014. Page 93-116.

World Bank. (2018). Doing Business 2018 : Equal Opportunity for All. Washington: World Bank.

“Minister of Home Affairs Publishes 3,143 Regional Regulations Revoked and Revised by the Government”, (online), (http://news.detik.com/berita/3238417/mendagri-publikasikan-3143-perda-yang-dicabut-atau-direvisi-pemerintah, diakses 02 Februari 2018).