Upload
phamkiet
View
269
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
STRATEGI KOMUNIKASI YAYASAN IRENA CENTERDALAM MEMBINA MUALLAF
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
olehAbu Rizal Hasan
NIM: 1111051000055
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
1439 H/ 2018 M
v
ABSTRAK
ABU RIZAL HASAN (1111051000055)
STRATEGI KOMUNIKASI YAYASAN IRENA CENTERDALAM MEMBINA MUALLAF
Dalam agama Islam, muallaf adalah orang yang telahdijinakkan hatinya. Seorang muallaf adalah orang yang baruberpindah agama atau keyakinan dan kondisi imannya masihlemah. Oleh karena itu, seorang muallaf membutuhkan sekalitempat sebagai sandaran untuk dapat lebih menguatkan imannyadan mendapat bimbingan tentang imu-ilmu dasar Islam yang baikdan benar.
Berdasarkan konteks diatas, maka tujuan penelitian iniadalah untuk menjawab rumusan masalah, bagaimana strategikomunikasi Yayasan Irena Center dalam membina muallaf?
Teori yang digunakan adalah teori strategi komunikasi.Anwar Arifin dalam bukunya “Strategi Komunikasi” menyatakanstrategi komunikasi merupakan keseluruhan keputusankondisional tentang tindakan yang akan dijalankan gunamencapai tujuan, jadi dalam merumuskan strategi komunikasiselain diperlukan rumusan tujuan yang jelas, juga harusmemperhitungkan kondisi dan situasi khalayak.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif denganmetode deskriptif dengan menjabarkan data kedalam tulisan yangmendalam dan terstruktur. Metode dekriptif menitikberatkan padaobservasi dan suasana ilmiah. Metode ini melakukanpenggambaran, pemahaman, penamaan, interpretasi, penafsiran,pengembangan, dan eksplorasi. Metode ini mempelajaripermasalahan yang ada di masyarakat.
Dalam membina muallaf strategi komunikasi yangdibangun oleh pondok pesantren muallafah Irena Center adalahdalam bentuk implementasi strategi yang direpresentasikan padaprogram yang rutin dilaksanakan baik harian, mingguan, dan
vi
bulanan tujuannya untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dasarIslam dan kemampuan muallaf.
Strategi merupakan elemen penting dalam setiapperencanaan agar proses dalam perjalanan mencapai tujuan dapatdilalui sesuai dengan harapan bersama. Oleh karena itu strategicadangan dan evaluasi strategi pun perlu dilaksanakan untukmenyempurkan strategi komunikasi yang ideal.
Kata kunci: Strategi, Komunikasi, Yayasan, Membina,dan Muallaf.
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah
SWT yang telah memberikan petunjuk dan pertolongannya
kepada penulis, sehingga terselesaikannya skripsi ini. Tak lupa
sholawat dan salam senantiasa kita ucapkan kepada panutan
hidup kita Nabi Muhammad SAW serta keluarganya, sahabatnya,
semoga kita selaku umatnya dapat selalu mengikuti jejaknya
demi mendapat syafa’atnya, amin.
Setelah ber-eka-cakap demi memoderasi idealisme dan
tuntutan realita, akhirnya penulis bisa dengan sabar
mengentaskan karya ini sebagai tongkat estafet pengejawantahan
ilmu. Penulis menyadari, karya ini belum mencapai
kesempurnaan. Oleh karena itu, penilis membuka dengan lebar
kritik dan saran para pembaca. Penulisan karya ini tidak terlepas
dari bantuan banyak pihak untuk itu penulis ucapkan terima kasih
kepada:
1. Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi, Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Wakil
Dekan I Bidang Akademik, Dr. Hj. Raudhonah, M. Ag Wakil
vii
viii
Dekan II Bidang Administrasi dan Keuangan, dan Dr.
Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan III Bidang
Kemahasiswaan.
2. Drs. Masran, MA selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam dan Fita Fathurokhmah, SS, M.Si selaku
Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.Skripsi
3. Dosen Pembimbing Skripsi Dr. H. Sunandar, MA yang telah
memberikan ilmu baik yang kaitannya dengan skripsi maupun
ilmu-ilmu lainnya.
4. Dosen Penasihat Akademik KPI B 2011, Bintan Humeira,
M.Si yang juga turut memberi masukan dan saran yang begitu
detail dan memberi pemahaman yang baik kepada saya dalam
mengarahkan langkah awal penulisan proposal skripsi saya.
5. Terima kasih kepada seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atas
kontribusi, pandangan, motivasi, dan tentu saja ilmu-ilmu
yang sangat luar biasa yang diberikan dengan ikhlas kepada
penulis selama penulis menimba ilmu disini.
6. Terima kasih kepada Ustadz Lukman Hakim selaku Manager
Operasional dan Ustadzah Nurul selaku Ibu Asuh PonPes.
ix
Muallafah Irena Center, sudah menerima, menjamu dengan
hangat, dan memberikan informasi seputar Pondok
Pensantren Muallafah Irena Center untuk penulisan skripsi
ini.
7. Seluruh staf Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Perspustakaan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia.
8. Kepada kedua orangtua penulis yang telah sabar mendidik
dan merawat penulis dari buaian sampai menjadi seorang
sarjana lulusan salah satu Universitas Islam terbaik di
Indonesia yakni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
perjuangan masuk kampus ini ibarat masuk ke lobang jarum
karena seleksi yang sangat ketat dan pesaing yang sangat
banyak, dan jurusan Komunikasi Penyiaran Islam merupakan
salah satu jurusan yang paling diminati di Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Semoga mendapat ridho
Allah dan keberkahan hidup dari Allah SWT dan bisa
memberikan manfaat kebaikan.
x
9. Terima kasih kepada abang kandung penulis, Firdaus yang
menjadi tempat bersandar ketika penulis butuh motivasi dan
arahan dalam menghadapi realita kehidupan, mendengarkan
curahatan hati dan memberi solusi dengan baik.
10. Terima kasih kepada Achmad Maulana Sirojuddin,
Muhammad Ilham Nugraha, Ahmad Wari, Rizki Bambs,
Noval Kurniadi, Aida Nuraida, dan sahabat-sahabat penulis
lainnya yang tidak disebutkan satu persatu namun tidak
mengurangi rasa hormat dan cinta penulis kepada antum
sekalian yang sudah seperti keluarga dan insya Allah selalu
setia baik senang maupun susah. Khoirunnaas
Anfa’uhumlinnaas.
11. Kepada sahabat sepermainan dan seperjuangan KPI B
‘Kalajengking Hitam’ 2011 yang telah mewarnai hidup
penulis dengan penuh canda, tawa, tangis, jengkel, peduli,
bagikan warna pelangi yang berbeda namun berkolaborasi
dengan indah dan hadir diantara hujan dan terik, bahagia dan
duka, kita lalui bersama.
12. Terima kasih kepada keluarga besar UKM Paduan Suara
Mahasiswa (PSM UIN Jakarta) yang telah menjadi keluarga
xi
baru yang luar biasa hebat dan rumah kedua yang begitu
nyaman, dengan segudang kemampuan individu dan bakat
yang bermacam-macam dari setiap anggotanya menjadi acuan
motivasi dan inspirasi penulis dalam berkarya, melestarikan,
dan mengharumkan nama bangsa dan alamamater UIN.
Sebuah kebanggaan bisa bergabung dengan PSM UIN
Jakarta.
13. Terima kasih kepada keluarga besar Forum Komunikasi
Mahasiswa Betawi (FKMB) yang telah menjadi rumah kedua
bagi penulis untuk menimba ilmu tentang Betawi dan
kepemimpinan. Sebagai generasi intelektual muda kita wajib
bangga dengan tradisi budaya bangsa. Bangga menjadi anak
Betawi, bangga menjadi anak Indonesia, bangga menjadi
bagian dari UIN Jakarta. Betawi Maju Indonesia Jaya!
14. Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan studi ini, dengan kerendahan
hati dan tanpa mengurangi rasa hormat penulis, semoga
seluruh pihak yang telah membantu penulis mendapat pahala
kebaikan dari Allah dan dimudahkan segala urusannya dunia
dan akhirat, amin.
xii
Jazakumullah khoiron wa ahsanal jaza.
Jakarta, 23 Juni 2018
Abu Rizal Hasan
xiii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN.................................................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................................... iv
ABSTRAK.......................................................................................................................... v
KATA PENGANTAR........................................................................................................ vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Pembatasan Masalah............................................................................... 8
1. Pembatasan Masalah ......................................................................... 8
2. Rumusan Masalah ............................................................................. 8
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 9
1. Manfaat Akademis ............................................................................ 9
2. Manfaat Praktis ................................................................................. 9
E. Kerangka Teori ....................................................................................... 10
1. Teori Strategi Komunikasi ................................................................ 10
F. Metodologi Penelitian ............................................................................. 11
1. Pendekatan Penelitian ....................................................................... 11
2. Paradigma Konstruktivisme .............................................................. 12
3. Subjek dan Objek Penelitian.............................................................. 13
4. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................ 13
5. Sumber dan Jenis Data ...................................................................... 14
6. Teknik dan Pengumpulan Data.......................................................... 15
7. Teknik Analisis Data......................................................................... 16
8. Pedoman Penulisan Data ................................................................... 17
9. Sistem Penulisan ............................................................................... 18
G. Kajian Pustaka ....................................................................................... 20
xiv
BAB II LANDASAN TEORI
A. Strategi Komunikasi................................................................................ 24
1. Pengertian Strategi ............................................................................ 24
2. Pengertian Komunikasi ..................................................................... 25
3. Pengertian Strategi Komunikasi ........................................................ 26
4. Tahapan-tahapan Strategi Komunikasi .............................................. 27
B. Yayasan .................................................................................................. 31
1. Pengertian Yayasan........................................................................... 31
2. Maksud dan Tujuan Yayasan ............................................................ 33
C. Pembinaan .............................................................................................. 34
1. Pengertian Pembinaan ....................................................................... 34
2. Program Pembinaan .......................................................................... 35
D. Muallaf ................................................................................................... 41
1. Pengertian Muallaf ............................................................................ 41
2. Kedudukan Muallaf dalam Pandangan Islam..................................... 44
BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Sejarah Yayasan Irena Center ................................................................. 46
B. Visi dan Misi Yayasan Irena Center ........................................................ 47
C. Struktur Organisasi Yayasan Irena Center ............................................... 48
D. Program Yayasan Irena Center................................................................ 49
BAB IV HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Perumusan Strategi ................................................................................. 52
B. Implementasi Strategi ............................................................................. 56
C. Evaluasi Strategi ..................................................................................... 65
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................. 72
B. Saran ...................................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 75
LAMPIRAN ....................................................................................................................... 78
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara tentang dakwah adalah berbicara tentang
komunikasi, karena komunikasi merupakan kegiatan informatif,
yakni agar orang lain mengerti dan memahami kegiatan persuasif,
menerima paham atau keyakinan, melakukan paham atau
keyakinan, dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari paham
atau keyakinan yang diperolehnya.1
Islam adalah agama dakwah yaitu agama yang mengajak
dan memerintahkan umatnya untuk selalu menyebar dan
mensyiarkan ajaran Islam kepada seluruh umat manusia.2 Oleh
karena itu dalam kegiatan penyebarannya seorang pendakwah
(da’i) harus memiliki strategi yang handal agar dakwah yang
disampaikan bisa dipahami oleh orang yang menerima pesan
dakwah (mad’u).
1 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek,Bandung: Rosdakarya, 2002, hal. 9
2 Abdul Rosyad Shaleh, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta: BulanBintang 1987 hal. 1
2
Dakwah merupakan salah satu fungsi kodrati seorang
muslim, yaitu fungsi kerisalahan berupa proses pengkondisian
agar seseorang atau masyarakat mengetahui memahami,
mengimani, dan mengamalkan Islam sebagai pandangan hidup.3
Dakwah harus dikemas dengan metode yang tepat dan
sesuai dengan materi yang disampaikan. Dakwah harus
disampaikan dengan aktual, faktual, dan kontekstual. Aktual
dalam arti kongkrit memecahkan masalah yang sedang terjadi dan
hangat ditengah masyarakat. Faktual dalam arti konkret dan
nyata. Kontekstual dalam arti relevan dan menyangkut
problematika yang sedang dihadapi masyarakat. 4
Kegiatan dakwah dapat dilakukan diberbagai kalangan
tanpa membedakan ras, suku, maupun golongan. Dakwah juga
dapat dilakukan dengan berbagai macam cara dengan mengikuti
perkembangan zaman yang semakin dinamis dan perkembangan
teknologi yang semakin pesat. Karenanya dakwah diharuskan
memiliki strategi yang matang dalam penyampaiannya dan
3 Abdul Munir Mulkhan, Ideologisasi Gerakan Dakwah : EpisodeKehidupan M. Natsir & Azhar Basyir (Yogyakarta: Sipress, 1996), hal. .205
4 Hamka, Prinsip Dan Kewajiban Dakwah Islam (Jakarta: PustakaPanjimis, 1990), h. hal. 74.
3
mengikuti perkembangan teknologi yang ada pada zamannya
terutama untuk menyampaikan isi pesan dakwah agar dapat
dipahami dan diamalkan dalam keseharian.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa
strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk
mencapai sasaran khusus. Sedangkan dakwah adalah penyiaran
agama dan pengembangannya di kalangan masyarakat, seruan
untuk memeluk, mempelajari, dan mengamalkan ajaran agama.
Dalam dunia dakwah Islam sudah menjadi hal yang
lumrah apabila seorang da’i terlahir dari golongan keluarga yang
taat beragama yakni agama Islam atau mereka para pelajar
muslim dan muslimah yang menuntut ilmu di sekolah maupun
perguruan tinggi agama Islam. Namun bagaimana jika seorang
pendakwah yang terlahir dari golongan keluarga dan ligkungan
non muslim? Ketika seorang pendakwah (da’i/da’iyah) yang
hidup dalam lingkungan keluarga yang berbeda pandangan dan
agama dari keluarga yang dianutnya tentu sangatlah berat. Seperti
seorang pendakwah muallaf Hj. Irene Handono yang terlahir dari
keluarga katholik dan dibesarkan oleh kedua orangtuanya yang
sangat taat dan religius terhadap ajaran agama Katholik.
4
Terlahir dari keluarga religius yang sangat taat terhadap
ajaran agama katholik, Ustadzah Irena Handono sejak kecil sudah
dibaptis oleh pendeta dan kedua orantuanya. Sejak kecil Ustadzah
Irena Handono sudah termotivasi untuk menjadi seorang
biarawati, karena bagi penganut agama katholik hidup membiara
adalah hidup yang paling mulia karena pengabdian total seluruh
hidupnya hanya kepada Tuhan. Semakin beranjak dewasa
keinginan Irena menjadi seorang biarawati semakin kuat dan
menjadi tujuan satu-satunya dalam hidup Irena. Dinilai secara
materi Irena Handono hidup dari keluarga kalangan berdarah biru
(kaya raya). Ayahnya seorang pengusaha terkenal di Surabaya
dan menjadi salah satu donatur terbesar gereja di Indonesia.
Selain itu, Irena dianugerahi kecerdasan yang cukup
bagus, bahkan Ia pernah terpilih sebagai ketua termuda pada
salah satu organisasi gereja. Setelah selesai pendidikan tingkat
SMA Irena pun memutuskan untuk memenuhi panggilan Tuhan
yang sudah menjadi cita-citanya sejak kecil untuk menjadi
seorang biarawati. Dalam usia 19 tahun Irena menekuni dua
pendidikan sekaligus, yakni pendidikan di biara dan di Institut
Filsafat Teologi mengambil Fakultas Comparative Religion,
5
Jurusan Islamologi. Di tempat itulah Irena pertama kali mengenal
Islam dan meminta izin kepada pastur untuk mempelajari Islam
langsung melalui sumbernya yaitu Al-Quran dan Hadits. Dengan
berbagai pertimbangan pastur mengizinkan Irena untuk
mempelajari Islam dari sumbernya dengan catatan harus mencari
titik kelemahan Islam. Semakin dalam Irena mempelajari Islam
dan mengkajinya melalui Al-Quran dan Hadits namun tak
satupun Irena menemukan kelemahan Islam. Yang pada akhirnya
Irena yakin bahwa agama yang benar-benar sempurna dan tidak
memiliki kelemahan sedikitpun adalah Islam. Pada tahun 1983
diusianya yang genap 26 tahun Irena mendapat hidayah dan
memutuskan untuk mengucap “Dua Kalimat Syahadat” dan
memeluk agama Islam. Setelah memeluk agama Islam Irena terus
mengkaji dan memperdalam ilmu tentang ke-Esaan Allah, cobaan
pun terus datang silih berganti baik dari keluarganya yang
beragama katholik maupun dari pihak geraja ditempatnya sekolah
biarawati. Sekelumit tentang biografi Irena Handono diatas dapat
dilihat asal mulanya Irena Handono meyakinkan dirinya untuk
menjadi seorang muallaf dan masuk Islam karena setelah
melakukan pengkajian mendalam terhadap beberapa surat
6
Alquran dan kemudian dibandingkan dengan kitab Injil, lalu
Irena mendiskusikannya dengan pendeta namun tidak
menemukan jawaban pasti dari sang pendeta makna yang
terkandung dalam kitab Injil. Oleh karena itu Irena yakin bahwa
Alquran menjadi sebaik-baiknya pedoman dan tidak ada
keraguan didalamnya, dan Islam menjadi agama yang sempurna.
Seorang muallaf yang baru memeluk agama Islam
biasanya mendapat berbagai macam konflik internal maupun
eksternal seperti putusnya relasi sosial dari pihak keluarga, dari
segi ekonomi, dan lain sebagainya. .Setelah lama memeluk
agama Islam dan merasakan konflik tersebut Irena berpikir bahwa
penting dan perlu adanya sebuah lembaga untuk menaungi para
muallaf tersebut yang nantinya mereka dibina dan menjadikan
lembaga tersebut sebagai wadah untuk saling memberi penguatan
moral terhadap sesama muallaf. Lembaga tersebut diberi nama
Irena Center.
Yayasan Irena Center ini didirikan pada tanggal 27 Rajab
1425 H / 12 September 2004, dimuat dalam akta Notaris No. 1
tertanggal 4 Oktober 2004 untuk jangka waktu yang tidak dapat
ditentukan lamanya. Irena Center dibentuk sebagai sebuah
7
lembaga yang mampu menghadang pemikiran-pemikiran yang
berupaya menghancurkan Islam. Visi lembaga tersebut adalah
mewujudkan Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam (rahmatan
lil ‘alamin) dan mewujudkan umat Islam sebagai umat terbaik
(khoiru ummah). Misinya adalah sterilisasi akidah, Sinkroniasasi
arah perjuangan, Stabilisasi akidah, Standarisasi pola pikir dan
pola sikap. Diawal berdirinya Yayasan Irena Center hanya
membina muallaf sebanyak hitungan jari saja, namun saat ini
muallaf binaan Irena Center mencapai lebih dari 500 orang. Irena
Center yang berazaskan Islam, bergerak dalam bidang dakwah
Islam sebagai organisasi independen dan non pemerintah.
Sebagai lembaga yang bergerak dibidang dakwah Islam, pada
aktivitasnya Irena Center memprioritaskan pada bidang Kajian
Perbandingan Agama dan kegiatan pembinaan umat Islam
khususnya muallaf. Fokus pembinaan muallaf diarahkan pada
empat hal. Pertama, sterilisasi akidah dari pemahaman yang
menodai fitrah. Kedua, sinkronisasi pnyampaian pesan wahyu.
Ketiga, stabilisasi menyampaikan ajaran Islam dengan metode
8
dan cara penyampaian yang dapat dinalar dan diterima oleh hati
nurani. Keempat, standarisasi pengalaman wahyu.5
Dengan demikian berdasarkan uraian masalah yang telah
ditetapkan oleh peneliti tersebut. Peneliti tertarik untuk mengkaji
dan mengangkat strategi komunikasi lembaga Irena Center,
sehingga skripsi ini berjudul “STRATEGI KOMUNIKASI
YAYASAN IRENA CENTER DALAM MEMBINA
MUALLAF.”
B. Pembatasan Masalah
1. Pembatasan masalah
Berdasarkan uraian yang sudah peneliti paparkan pada latar
belakang diatas. Dalam penelitian ini agar tidak meluas, maka
difokuskan untuk dibatasi pada Strategi Komunikasi Yayasan
Irena Center Dalam Membina Muallaf.
2. Rumusan Masalah
Mengacu pada pembatasan masalah di atas, maka peneliti
mengangkat rumusan masalah, Bagaimana strategi komunikasi
Yayasan Irena Center dalam membina muallaf?
5 Fadhil Nugroho, Suaramerdeka.com
9
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan batasan dan rumusan masalah penelitian maka
tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
strategi komunikasi Yayasan Irena Center dalam membina
muallaf.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
Melalui penelitian ini diharapkan berguna untuk wahana
dalam mencurahkan ide dan pemikiran bagi para akademisi yang
membutuhkan rujukan, kemudian penelitian ini juga diharapkan
berguna untuk memperdalam tentang ilmu komunikasi terhadap
strategi dakwah bagi mahasiswa dan mahasiswi jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Manfaat Praktis
Diharapkan memberi masukan terhadap pihak-pihak yang
terkait, demi terwujudnya dakwah yang efektif dan menggunakan
strategi yang tepat. Serta sebagai bahan dasar untuk studi-studi
selanjutnya dikalangan ilmu dakwah dan ilmu komunikasi.
10
E. Kerangka Teori
1. Teori Strategi Komunikasi
1. Pengertian Strategi Komunikasi
Anwar Arifin dalam bukunya “Strategi Komunikasi”
menyatakan strategi komunikasi merupakan keseluruhan
keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan
guna mencapai tujuan, jadi dalam merumuskan strategi
komunikasi selain diperlukan rumusan tujuan yang jelas, juga
harus memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak.6
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning)
dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk
mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta
jalan yang menunjukkan arah saja, melainkan harus menunjukkan
harus bagaimana taktik operasionalnya. Dengan kata lain, bahwa
pendekatan yang digunakan berbeda-beda tergantung pada
kondisi dan situasi. Strategi komunikasi merupakan perpaduan
perencanaan komunikasi (communication planning) dengan
6 Anwar Arifin, Strategi Komunikasi, (Bandung: PT. Amrico, 1984),h.59
11
manajemen komunikasi (communication management) untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.7
Jadi kesimpulan strategi komunikasi adalah mengatur
sebuah rencana untuk mencapai sebuah tujuan sesuai dengan
kondisi yang sedang dihadapi baik sekarang maupun yang akan
datang untuk menciptakan perubahan.
F. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif, penelitian deskriptif ialah hanya “memaparkan situasi
atau peristiwa, penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan
hubungan, tidak memguji hipotesis atau membuat prediksi”.8
Pendekatan dalam penelitian ini dengan menggunakan
pendekatan kualitatif, “pendekatan kualitatif bertujuan untuk
memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu
kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau
hubungan antara dua gejala atau lebih.9
7 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), h.32
8 Jalaluddin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi. (BandungRemaja Rosdakarya: 2007) h. 24
11 Irwan Soehartono, Metode Penelitian Sosial (Bandung: RemajaRosdakarya, 2004), h. 35
12
Peneliti berusaha menggambarkan secara jelas segala
yang terjadi di lapangan dan kemudian dianalisis untuk
mendapatkan hasil yang berdasarkan tujuan penelitian.
Pendekatan kualitatif ini menitik beratkan pada data-data
penelitian yang akan dihasilkan berupa kata-kata melalui
pengamatan dan wawancara.
2. Paradigma Konstruktivisme
Dalam penelitian ini paradigma yang digunakan adalah
paradigma konstruktivisme. Paradigma Konstruktivisme ini
memandang bahwa kenyataan itu hasil konstruksi atau bentukan
dari manusia itu sendiri. Kenyataan itu bersifat ganda, dapat
dibentuk, dan merupakan suatu keutuhan. Kenyataan ada sebagai
hasil bentukan dari kemampuan berpikir seseorang. Pengetahuan
hasil bentukan manusia itu bersifat tetap tetapi berkembang terus.
Penelitian kualitatif berlandaskan paradigma kosntruktivisme
yang berpandangan bahwa pengetahuan itu bukan bukan hanya
merupakan hasil pengalaman terhadap fakta, tetapi juga
merupakan hasil konstruksi pemikiran subjek yang diteliti.
Pengenalan manusia terhadap realitas sosial berpusat pada subjek
dan bukan pada objek, hal ini berarti bahwa ilmu pengetahuan
13
bukan hasil pengalaman semata, tetapi merupakan juga hasil
konstruksi oleh pemikiran.10
3. Subjek dan Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah
para muallaf, dewan pembina, dan struktur pengurus Lembaga
Irena Center. Sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah
bagaimana strategi komunikasi yang digunakan Lembaga Irena
Center dalam membina muallaf.
4. Tempat dan Waktu Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu
melakukan preliminary research atau pratinjau penelitian.
Peninjauan sebelum penelitian dilakukan pada Januari 2018,
sepanjang itu peneliti mencari tahu dan menelaah tentang gejala-
gejala serta fenomena yang terjadi pada masyarakat setempat dan
membaca serta memperdalam kajian ilmu yang berhubungan
dengan penelitian deskriptif untuk memperkuat teori yang
digunakan dalam penelitian. Sedangkan proses penelitian dan
penggarapannya dilakukan pada Mei 2018. Adapun tempat yang
dijadikan sebagai objek penelitian ini adalah Pondok Pesantren
10 Arifin Zainal. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru.(Bandung:Rosdakarya, 2012) h. 146
14
Muallafah Irena Center, Jalan Ponpes, Kampung Tapos, Bojong
Koneng, Babakan Madang, Bogor, Jawa Barat 16810.
5. Sumber dan Jenis Data
Untuk memperoleh data-data yang lengkap dan akurat,
peneliti menggunakan data primer dan sekunder.
a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
narasumber melalui wawancara yang dilakukan oleh
peneliti di lapangan. Dalam menetapkan informan
untuk pengambilan sampeldengan bantuan key-
informan, dari key-informan inilah akan berkembang
sesuai petunjuknya.11
b. Data sekunder adalah data yang peneliti peroleh dari
sumber-sumber tertulis seperti yang terdapat dalam
buku, jurnal, dokumentasi, atau arsip-arsip dan
literature lainnya yang berkaitan dengan penelitian
yang dilakukan.12 Data sekunder tidak hanya berupa
tulisan tetapi juga berupa data yang diperoleh dari
11 P. Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek (Jakarta:Rineka Cipta, 2006), h. 3112 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung:Alfabeta, 2009),h. 137
15
informan yang mengetahui informasi tentang apa yang
sedang diteliti serta mendukung penelitian tersebut.
6. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi adalah cara penelitian untuk memperoleh data
dalam bentuk mengamati serta mengadakan pencatatan dari hasil
observasi. Teknik observasi yang penulis gunakan adalah dengan
metode wawancara dan dokumentasi sebanyak dua kali
pertemuan pada tanggal 3 Mei dan 13 Mei 2018 di Yayasan Irena
Center, Sentul-Bogor, sebagai penguat dan pelengkap data yang
diperoleh. Dengan penelitian langsung oleh penulis terhadap
strategi komunikasi seperti apa yang dilakukan oleh Yayasan
Irena Center untuk mendapatkan data mengenai Strategi
Komunikasi Yayasan Irena Center Dalam Membina Muallaf.
b. Wawancara
Teknik yang digunakan adalah wawancara bebas
terpimpin, yaitu penulis mengajukan beberapa pertanyaan yang
telah dipersiapkan, kemudian langsung dijawab oleh informan
dengan bebas terbuka untuk memperoleh data yang dibutuhkan
16
mengenai Strategi Komunikasi Yayasan Irena Center dalam
membina muallaf. Wawancara dilakukan pada tanggal 13 Mei
2018 di Yayasan Irena Center, dengan narasumber Ustadz
Lukman Hakim, selaku Ketua Operasional Yayasan Irena Center,
saudari Fani dan Az-Zahra selaku muallaf binaan Yayasan Irena
Center.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pengumpulan dan pengambilan
data yang diperoleh melalui pengumpulan dokumen-dokumen
untuk memperkuat informasi.13 Dalam hal ini penulis
memperoleh dokumen yang digunakan dalam bentuk buku-buku,
catatan-catatan, gambar, dan foto-foto kegiatan pada Yayasan
Irena Center.
7. Teknik Analisis Data
Pada tahap analisis data, peneliti menggunakan metode
analisis kualitatif yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk
mengetahui makna dibalik fakta, yang bertujuan menjelaskan
fenomena lebih dalam melalui pengumpulan data. Pendekatan
kualitatif menurut Lexy, J. Moleong penelitian ini dimaksudkan
13Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h. 65
17
untuk mengamati sebuah fakta dengan mencari data-data
lapangan yang dikumpulkan dengan menggunakan metode
alamiah.14 Menurut Bogdan dan Taylor menggambarkan
metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata yang tertulis dari
lisan orang-orang yang diamati dan bersifat audientik.15
Pada penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui dan
memahami langkah serta upaya apa saja yang diterapkan pada
Yayasan Irena Center dalam membina muallaf di lembaga
tersebut.
8. Pedoman Penulisan Data
Dalam penelitian ini penulis mengacu pada beberapa buku
pedoman untuk referensi penulisan pada buku penulisan karya
ilmiah (Skripsi, Tesis, Disertasi) yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang disusun oleh CeQDA (Center
Devepeloment And Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
14 Suyadi, Libas Skripsi dalam 30 Hari, (Yogyakarta: Diva Press,2011), cet. Ke-1, hal. 6215 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 1993), cet. Ke-10, hal. 03
18
9. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pemahaman terhadap keseluruhan
skripsi ini, peneliti membuat sistematika penulisan secara
gambaran umum sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah yang menjelaskan
kondisi permasalahan yang terjadi dan
membatasi serta merumuskan
permasalahan. Tujuan dan Manfaat
Penelitian, Metodologi Penelitian yang
digunakan, Tinjauan Pusstaka sebagai
bahan perbandingan referensi dan
Sistematika Penelitian yang menjadi
gambaran umum dalam penulisan.
BAB II KERANGKA TEORITIS
Menjelaskan tentang teori-teori yang
mendasari permasalahan pada penelitian
untuk digunakan dalam penulisan skripsi
yang bertujuan untuk menganalisa dan
merancang sistem yang diperoleh dari
19
berbagai sumber referensi seperti buku-
buku yang berangkutan, jurnal, artikel, dan
data-data dari internet yang jelas
sumbernya. Landasan fokus pada skripsi
ini yaitu pengertian strategi komunikasi,
pengertian muallaf, konsep pembinaan
muallaf, dan penjelasan teori konversi
agama.
BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK
PENELITIAN
Membahas tentang latar belakang
berdirinya Yayasan Irena Center dan
perkembangannya sampai saat ini, Visi dan
Misi Yayasan Irena Center, Struktur
Organisasi Membahas tentang latar
belakang berdirinya Yayasan Irena Center
dan perkembangannya sampai saat ini, Visi
dan Misi Yayasan Irena Center, Struktur
Organisasi Yayasan Irena Center, Profil
20
Program Pembinaan Muallaf Yayasan
Irena Center.
BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISIS
DATA
Membahas hasil temuan penelitian dan
analisis data yang diperoleh dari Yayasan
Irena Center tentang penerapan Strategi
Komunikasi Yayasan Irena Center Dalam
Membina Muallaf.
BAB V PENUTUP
Bab ini menjelaskan kesimpulan dan saran
dari seluruh aspek permasalahan yang
menjadi topik pembahasan pada penulisan
skripsi.
G. Kajian Pustaka
Dalam penyusunan karya ilmiah ini, sebelum peneliti
mengadakan penelitian lebih jauh dan kemudian menyusun
menjadi karya ilmiah, maka langkah awal yang peneliti tempuh
adalah mengkaji terlebih dahulu karya ilmiah yang memilik topic
yang hampir sama dengan yang akan peneliti teliti. Adapun
21
maksud dari penelitian ini untuk mengetahui permasalahan yang
peneliti teliti berbeda dengan yang diteliti sebelumnya.
Setelah peneliti melakukan tinjauan pustaka, maka maka
ditemukan beberapa judul skripsi yang dijadikan tinjauan
pustaka:
1. Strategi Komunikasi Rumah Singgah Swara Dalam
Pembinaan Anak Jalanan di Wilayah Jakarta Timur
disusun oleh Safitri 111051000049 Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi.
2. Pola Komunikasi Antara Pembina dan Muallaf Pada
Program Pembinaan Muallaf di Masjid Agung Sunda
Kelapa Jakarta disusun oleh Heldawati 107051001393
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
3. Strategi Komunikasi Rumah Singgah Waria Anak Raja
Dalam Penerimaan Masyarakat Terhadap Komunitas
Waria di Meruyung Depok disusun oleh Khairunisa
1110051000066 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi.
Dalam ketiga skripsi yang diteliti tersebut
memunyai kesamaan dari subjek, objek, dan teori
22
penelitian yang akan peneliti teliti. Adapun perbedaan
dalam pembahasan objek penelitian:
1. Dalam skripsi ini permasalahan yang diajukan adalah
ingin mengetahui bagaimana strategi komunikasi pada
lembaga Rumah Singgah Swara dalam membina anak
jalanan di wilayah Jakarta Timur. Perkembangan dan
metode yang digunakan Rumah Singgah Swara dilihat
dari antusias anak jalanan dalam mengikuti program-
program kegiatan yang diadakan Rumah Singgah
Swara. Aspek yang dianalisis di dalam skripsi ini
adalah kegiatan yang dilakukan Rumah Singgah
Swara dalam membina anak jalanan. Berbeda dengan
peneliti yang membahas tentang pembinaan muallaf.
2. Dalam skripsi ini permasalahan yang diajukan adalah
ingin mengetahui pola komunikasi yang digunakan
oleh organisasi Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta
dalam membina muallaf. Konteks penelitiannya hanya
terpaku pada aspek pola komunikasi seperti apa yang
diterapkan Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta dalam
membina muallaf. Berbeda dengan peneliti uang
23
membahas bagaimana strategi komunikasi dilakukan
melihat dari faktor kelebihan atau kekuatan dan
kekurangan dalam menjalankan program-program
pembinaan muallaf di Pondok Pesantren Muallafah
Irena Center.
3. Dalam skripsi ini permasalahan yang diajukan adalah
bagaimana strategi komunikasi Rumah Singgah Waria
Anak Raja dalam penerimaan masyarakat terhadap
komunitas waria di Meruyung Depok. Perkembangan
metode yang digunakan Rumah Singgah Waria Anak
Raja dengan melihat dari tingkat penerimaan
masyarakat terhadap komunitas waria yang berada di
Meruyung Depok. Berbeda dengan penelitian yang
peneliti teliti melihat dari seberapa besar pengaruh
program yang dilaksanakan oleh Pondok Pesantren
Muallafah Irena Center dalam membina dan
menguatkan akidah Islam pada muallaf.
24
BAB II
LANDANSAN TEORI
A. Strategi Komunikasi
1. Pengertian Strategi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa
strategi adalah “ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya
bangsa-bangsa untuk melaksanakan kebijakan tertentu di perang
dan damai, atau rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk
mecapai sasaran khusus.”1
Menurut pakar komunikasi Onong Uchjana Effendy,
mengatakan bahwa “Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan
dan manajemen untuk mencapai tujuan, namun untuk mencapai
tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai jalan yang hanya
memberikan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan
taktik operasionalnya”.2
Demikian pula pada strategi komunikasi merupakan
paduan dari perencanaan komunikasi (communication planning)
1 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus BesarBahasa Indonesia, Edisi ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 1092
2 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007). Cet. Ke-21, hal. 32
25
dan manajemen (managemen communication) untuk mencapai
suatu tujuan. Untuk mencapai tersebut tujuan komunikasi harus
dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus
dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa
berbeda-beda sewaktu-waktu, bergantung kepada situasi dan
kondisi.
2. Pengertian Komunikasi
Kata atau istilah komunikasi adalah merupakan terjemahan
dari bahasa Inggris “Communication” yang dikembangkan di
Amerika Serikat dan komunikasipun berasal dari unsur persurat
kabaran, yakni journalism. Adapun definisi komunikasi dapat
dilihat dari dua sudut, yaitu : dari sudut bahasa (etimologi) dan
dari sudut istilah (terminologi).3
Komunikasi menurut bahasa atau etimologi dalam
“Ensiklopedi Umum” diartikan dengan “Perhubungan”,
sedangkan Communication berasal dari perkataan latin, yaitu:
a. Communicare, yang berarti berpartisipasi ataupun
memberitahukan
3 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007).Cet. Ke-1. H.19
26
b. Communis, yang berarti milik bersama ataupun
berlaku dimana-mana
c. Communis Opinion, yang berarti pendapat umum
ataupun pendapat mayoritas
d. Communico, yang berarti membuat sama.
e. Demikian juga Communication berasal dari kata latin
Communicatio yang juga bersumber dari kata
Communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya
sama makna.4
3. Pengertian Strategi Komunikasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa
strategi adalah “ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya
bangsa-bangsa untuk melaksanakan kebijakan tertentu di perang
dan damai, atau rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk
mecapai sasaran khusus.”5
Menurut pakar komunikasi Onong Uchjana Effendy,
mengatakan bahwa “Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan
dan manajemen untuk mencapai tujuan, namun untuk mencapai
4 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007).Cet. Ke-1. H.19
5 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus BesarBahasa Indonesia, Edisi ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 1092
27
tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai jalan yang hanya
memberikan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan
taktik operasionalnya”.6
Demikian pula pada strategi komunikasi merupakan paduan
dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan
manajemen (managemen communication) untuk mencapai suatu
tujuan. Untuk mencapai tersebut tujuan komunikasi harus dapat
menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus
dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa
berbeda-beda sewaktu-waktu, bergantung kepada situasi dan
kondisi.
4. Tahapan-tahapan Strategi Komunikasi
Untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan, dalam
proses strategi komunikasi terdapat beberapa tahapan-tahapan
dalam prosesnya, diantaranya yaitu:
a. Perumusan Strategi
Dalam perumusan strategi, konseptor harus
mempertimbangkan mengenai peluang dan ancaman eksternal,
6 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007). Cet. Ke-21, hal. 32
28
menetapkan kekuatan dan kelemahan secara internal, menetapkan
suatu objektifitas, menghasilkan strategi alternatif dan memilih
strategi untuk dilaksanakan.
“Perumusan strategi berusaha menemukan masalah-
masalah yang terjadi dari peristiwa yang ditafsirkan berdasarkan
konteks kekuatan, kemudian mengadakan analisis mengenai
kemungkinan-kemungkinan serta memperhitungkan pilihan-
pilihan dan langkah-langkah yang dapat diambil dalam rangka
gerak menuju kepada tujuan itu.”7
b. Implementasi Strategi
Setelah merumuskan dan memilih strategi yang
ditetapkan, maka langkah berikutnya adalah melaksanakan
strategi yang ditetapkan tersebut. Dalam tahapan pelaksanaan
strategi yang telah dipilih sangat membutuhkan komitmen dan
kerjasama dari seluruh unit, tingkat dan anggota organisasi.
“Dalam pelaksanaan strategi yang tidak menerapkan
komitmen dan kerjasama dalam pelaksanaan strategi, maka
proses formulasi dan analisis strategi hanya akan menjadi impian
yang jauh dari kenyataan. Implementasi strategi bertumpu pada
7 Ali Murtopo, Strategi Kebudayaan, (Jakarta: Centre for Strategicand International Studies-CSIS, 1978).h.8
29
alokasi dan pengorganisasian sumber daya yang ditampakkan
melalui penetapan struktur organisasi dan mekanisme
kepemimpinan yang dijalankan bersam budaya perusahaan dan
organisasi.”8
c. Evaluasi Strategi
Tahap akhir dari menyusun strategi adalah “evaluasi
implementasi strategi, evaluasi strategi diperlukan karena
keberhasilan yang telah dcapai, dan dapat diukur kembali untuk
menetapkan tujuan berikutnya. Evaluasi menjadi tolak ukur untuk
strategi yang akan dilaksanakan kembali oleh suatu organisasi
dan evaluasi sangat diperlukan untuk menentukan sasaran yang
dinyatakan telah tercapai.9
Ada tiga macam langkah untuk mengevaluasi strategi,
yaitu:
1. Meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang
menjadi dasar strategi. Adanya perubahan yang ada
akan menjadi satu hambatan dalam pencapaian
tujuan, begitu pula dengan faktor internal yang
8 Fred David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prehalindo,2002). h.3
9 Fred David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prehalindo,2002). h.3
30
diantaranya strategi tidak efektif atau hasil
implementasi yang buruk dapat berakibat buruk pula
bagi hasil yang akan dicapai
2. Mengukur prestasi (membandingkan hasil yang
diharapkan dengan kenyataan). Prosesnya dapat
dilakukan dengan menyidiki penyimpanan dari
rencana, mengevaluasi prestasi individual, dan
menyimak kemajuan yang dibuat kearah pencapaian
sasaran yang dinyatakan. Kriteria untuk
mengevaluasi strategi harus mudah diukur dan
mudah dibuktikan, kriteria yang mengungkapkan apa
yang terjadi.
3. Mengembalikan tindakan korektif untuk memastikan
bahwa prestasi sesuai dengan rencana. Dalam hal ini
tidak harus berarti yang ada ditinggalkan atau
merumuskan strategi baru. Tindakan korektif
diperlukan bila tindakan atau hasil tidak sesuai
31
dengan hasil yang dibayangkan semula atau
pencapaian yang diharapkan.10
B. Yayasan
1. Pengertian Yayasan
Menurut C.S.T Kansil dan Christine S.T. Kansil, Yayasan
atau Stichting (Belanda) adalah suatu badan hukum yang
,melakukan kegiatan dalam bidang sosial.11 Subekti meyatakan
bahwa Yayasan adalah badan hukum dibawah pimpinan suatu
badan pengurus dengan tujuan sosial dan tujuan tertentu yang
legal. 12
Dari pengertian diatas, secara umum dapat disimpulkan
bahwa yayasan merupakan suatu organisasi yang melakukan
kegiatan sosial (amal) yang tidak bertujuan untuk mencari
keuntungan.
Dengan diundangkannya UUY, maka pengertian yayasan
menjadi lebih jelas. Pengertian yayasan berdasarkan pasal 1
angka 1 UUY adalah sebagai berikut:
10 Fred David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prehalindo,2002). h.3
11 C.S.T Kansil dan Christine S.T. Kansil, Kamus Istilah Aneka Hukum(Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2000) hlm. 198.
12 Subekti, Kamus Hukum: Pradya Paramita. Hlm. 156.
32
Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan
yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan
tertentu dibidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak
mempunyai anggota.
Yayasan menurut UUY adalah suatu “badan hukum” yang
untuk dapat menjadi badan hukum wajib memenuhi kriteria dan
persyaratan tertentu yang ditentukan oleh UUY.
Adapun kriteria yang ditrentukan adalah:
1. Yayasan terdiri atas kekayaan yang dipisahkan
2. Kekayaan Yayasan ditujukkan untuk mencapai
tujuan yayasan
3. Yayasan mempunyai tujuan tertentu dibidang
sosial, keagamaan, dan kemanusiaan
4. Yayasan tidak mempunyai anggota
Sedangkan persyaratan yang ditentukanagar yayasan
dapat diperlakukan dan memperoleh status sebagai badan hukum
harus mendapatkan pengesahan oleh Menteri Kehakiman dan
Hak Asasi Manusia. Dalam hal dilakukan perubahan anggaran
33
dasar untuk mengubah nama dan kegiatan yayasan harus
mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi
Manusia.
2. Maksud dan Tujuan Yayasan
Berkaitan dengan tujuan yayasan, di Indonesia terdapat
yurisprudensi Mahkamah Agung dimana sebelum berlakunya
UUY menjadi acuan bagi yayasan untuk penentuan tujuan
yayasan. Berdasarkan yurisprudensi Mahkamah Agung Repbulik
Indonesia tanggal 8 Juli 1975 No. 476/K/Sip/1975, pertimbangan
Pengadilan Negeeri yang dibenarkan Pengadilan Tinggi dan
Mahkamah Agung, bahwa perubahan wakaf Al Is Af menjadi
Yayasan Al Is Af dapat saja karena dalam hal ini tujuan dan
maksudnya tetap, ialah untuk membantu keluarga terutama
keturunan almarhum Almuhsin bin Abubakar Alatas. Dari
putusan Mahkamah Agung tersebut jelas bahwa yayasan
mempunyai tujuan untuk “membantu”. Perkataan “membantu”
ini diinterperetasikan sebagai suatu kegiatan sosial. Adapun
bantuan yang diberikan tersebut dapat hanya ditujukan kepada
pihak tertentu saja, yakni dalam hal ini terutama kepada
keturunan almarhum Almuhsin bin Abubakar Alatas.
34
Dengan berlakunya UUY, maka maksud dan tujuan
yayasan di Indonesia harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial,
keagamaan, dan kemanusiaan.
2. Maksud dan tujuan yayasan harus bersifat sosial,
keagamaan, dan kemanusiaan.
3. Maksud dan tujuan yayasan wajib dicantumkan
dalam anggaran dasar yayasan.
Maksud dan tujuan yayasan tertentu, yaitu hal-hal yang
sudah ditentukan, sudah dibatasi, dan bersifat khusus untuk
melakukan suatu kegiatan.jadi maksud dan tujuan yayasna tidak
bersifat umum.
C. Pembinaan
1. Pengertian Pembinaan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pembinaan adalah
usaha atau tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya
guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang baik.13
13 Tim penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan PengembanganBahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Departemen Pendidikan danKebudayaan, 1998. h. 117.
35
Berbicara tentang pembinaan berarti kita berbicara
tentang sebuah proses dalam memberikan arahan untuk mencapai
sebuah tujuan yang lebih baik. Pembinaan merupakan program
dimana para peserta berkumpul untuk memberi, menerima dan
mengolah informasi, pengetahuan dan kecakapan, dengan cara
mengembangkan yang sudah ada atau dengan menambahkan
yang baru. Pembinaan dilakukan dalam suatu tempat yang diikuti
oleh sejumlah peserta.
Ada tiga fungsi pokok pembinaan, yaitu:
1. Penyampaian informasi dan pengetahuan
2. Perubahan dan pengembangan sikap
3. Latihan dan pengembangan sikap.14
2. Program Pembinaan
Program pembinaan merupakan prosedur yang dijadikan
landasan untuk menentukan isi dan urutan acara-acara pembinaan
yang akan dilaksanakan.15
Program pembinaan diantaranya: sasaran, isi, pendekatan,
metode pembinaan.
14 Mangunhardjana,Pembinaan arti dan metodenya, h. 1115 Mangunhardjana,Pembinaan arti dan metodenya, h. 16
36
a. Sasaran Program
Sering terjadi bahwa sasaran, objektif, program
pembinaan, tidak dirumuskan dengan tegas dan jelas. Hal ini
terjadi karena berbagai sebab, diantaranya:
1. Pembinaan tidak tahu kepentingan perumusan sasaran
program pembinaan
2. Pembina terlalu yakin diri, sehingga dia tidak merasa
perlu untuk membuatnya.
3. Penyelenggara tidak mampu membedakan antara isi
dan sasaran program pembinaan
4. Program pembinaan sudah biasa dijalankan, tahun
demi tahun sehingga sudah menjadi tujuan tersendiri
dan tidak lagi dipersoalkan sasarannya.
Dari berbagai alasan diatas, dalam pembinaan yang tidak
mempunyai sasaran yang jelas, mengandung bahaya besar, tidak
mempunyai arah dan tujuan yang jelas. Suatu pembinaan sulit
dinilai berhasil tidaknya. Oleh karena itu, sasaran harus
dirumuskan dengan jelas dan tegas. Agar sungguh menjadi
37
sasaran pembinaan, sasaran itu harus ada hubungan dengan minat
dan kebutuhan para peserta.16
b. Isi Program
Isi program pembinaan berhubungan dengan sasarannya.
Maka bagaimanapun baiknya suatu acara itu sebagai isi program
pembinaan yang dipimpinnya, kalau tidak mendukung
tercapainya sasaran program, waktu merencanakan isi program,
Pembina sebaiknya memperhatikan hal-hal berikut:
1. Isi sesuai dengan tingkat perkembangan dan
pengetahuan para peserta muallaf dan berhubungan
dengan pengetahuan dan pengalaman mereka.
2. Isi tidak selalu teoritis, tetapi praktis dalam arti dapat
dibahas dan dikembangkan dari berbagai pandangan
dan pengalaman para muallaf, serta dapat
dipraktekkan dalam kehidupan nyata.
3. Isi tidak terlalu banyak, tetapi disesuaikan dengan
‘daya tangkap’ para muallaf dan waktu yang
tersedia.17
16 Mangunhardjana,Pembinaan arti dan metodenya, h. 1617 Mangunhardjana,Pembinaan arti dan metodenya, h. 16
38
c. Pendekatan Program
Beberapa pendekatan utama dalam program pembinaan,
anatara lain:
1. Pendekatan informatif
Dengan pendekatan iformatif, informative approach, pada
dasarnya orang menjalankan program dengan menyampaikan
informasi kepada para peserta. Dengan pendekatan informatif
biasanya program pembinaan diisi dengan ceramah atau kuliah
oleh berbagai pembicara tentang berbagai hal yang dianggap
perlu bagi para peserta. Dengan pendekatan itu partisipasi para
peserta dalam pembinaan kecil saja. Partisipasi para peserta
terbatas pada permintaan penjelasan atau penyampaian
pertenyaan mengenai hal yang belum dimengerti benar-benar.
2. Pendekatan Partisipatif
Pendekatan partisipatif, participative approach,
berlandaskan kepercayaan bahwa para peserta sendiri merupakan
sumber pembinaan yang utama. Maka dalam pembinaan,
pengetahuan, pengalaman, dan keahlian mereka dimanfaatkan
39
lebih merupakan situasi belajar bersama, dimana pembina dan
peserta saling belajar satu sama lain. Pendekatan ini banyak
melibatkan peserta, pembina tidak sebagai guru, sebagai
coordinator dalam proses belajar, meskipun dia juga wajib dalam
memberikan masukan, input, sejauh dibutuhkan, oleh tujuan
program.
3. Pendekatan Eksperiensial
Pendekatan ekspriensial, experiencial approach,
berkeyakinan bahwa belajar yang sejati terjadi karena
pengalaman pribadi dan secara langsung. Dalam pendekatan
eksperiensial para peserta langsung dilibatkan dalam situasi dan
pengalaman dalam bidang yang dijadikan pembinan. Untuk itu
dituntut keahlian tinggi dari pembinannya.18
d. Metode-metode Pembinaan
1. Metode perkenalan merupakan metode untuk
membantu para peserta agar mengenal satu sama
lain mengenai pribadi dan latar belakang
kehidupan mereka. Dengan tujuan sebagai langkah
awal untuk membentuk kekompakkan kelompok.
18 Mangunhardjana,Pembinaan arti dan metodenya, h. 17
40
2. Metode pemasaran merupakan cara pembinaan
berupa kegiatan atau permainan yang bertujuan
menarik perhatian, membantu sebagai permulaan
aktif terlibat pada acara, membantu melepaskan
beban mental pada keikutsertaanya dan membantu
para peserta terlibat satu sama lain.
3. Metode informatif merupakan metode yang
menekankan penyampaian informasi dari Pembina
kepada peserta.
4. Metode partisipatif merupakan metode yang dapat
melibatkan para peserta yang termasuk dalam
metode ini, antara lain: pernyataan pengumpulan
gagasan, audio visual, diskusi kelompok,
kelompok berbincang-bincang, kuis, studi kasus,
peragaan peran, dan lain-lain.
5. Metode partisipatif-eksperisial merupakan
metode-metode ini pada dasarnya menyangkut
permainan peran yang menghubungkan langsung
para peserta dengan pengalaman, mempergunakan
metode yang mendukung. Maka unsur
41
eksperiensialnya tergantung dari keterlibatan
peserta pada proses permainan peran yang ada.
Metode ini antara lain: pertemuan, latihan
stimulasi, demonstrasi, dan lain-lain.
6. Metode eksperisial merupakan metode yang
memberikan kemungkinan kepada para peserta
untuk belajar melalui pengalaman langsung dan
nyata, antara lain: ungkapan, kreatif, berjalan buta,
kerja proyek kunjungan lapangan,lokakarya,
tinggal di tempat, dan lain-lain.19
D. Muallaf
1. Pengertian Muallaf
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian muallaf,
antara lain:
a. Dalam Ensiklopedi Dasar Islam, muallaf adalah
seseorang yang semula kafir dan baru memeluk agama
Islam.20
19 Mangunhardjana,Pembinaan arti dan metodenya, h. 3720 Ahmad Roestandi, Ensiklopedi Dasar Islam, (Jakarta: PT. Pradaya
Paramita, 1993), h. 173
42
b. Dalam Ensiklopedi Hukum Islam, muallaf (Ar:
mu’allaf qalbuh; jamak; mu’allaf qulubuhum = orang
yang hatinya dibujuk dan dijinakkan). Orang yang
dijinakkan hatinya agar cenderung kepada Islam.21
Kata muallaf sendiri berasal dari bahasa Arab yang
merupakan maf’ul dari kata alifa yang artinya menjinakkan dan
mengasihi. Sehingga kata muallaf dapat diartikan sebagai orang
yang dijinakkan atau dikasihi.
Seperti tertera dalamn firman Allah SAW surat At-
Taubah ayat 60:
ھا لی ع لین م ع ٱل و كین س م ٱل و اء فقر لل ت ق د ا ٱلص ۞إنم
٦٠
Artinya : “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk
orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus
zakat, para mu´allaf yang dibujuk hatinya, untuk
21 Abdul Azis Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam, (Jakarta: PT. IctiarBaru Van Hoeve, 1997, h. 1187
43
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk
jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan,
sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana” (QS. At-Taubah : 60)
Dalam ayat diatas terdapat kata muallafah qulubuhum
orang-orang yang dibujuk hatinya. Mereka dibujuk adakalanya
karena masa baru memeluk agama Islam dan imannya masih
lemah. maka mereka termasuk golongan yang berhak menerima
zakat.
Muallaf adalah seorang yang tengah dijinakkan hatinya
untuk menerima kebenaran agama. Termasuk mereka yang baru
menganut agama Islam. Nabi Muhammad SAW pernah diprotes
oleh beberapa sahabat, sebab Nabi SAW memberikan beberapa
bagian dari hasil rampasan perang kepada mereka. Ketika sahabat
bertanya, Rasul bersabda: “kalau saya dikira tidak adil, maka
siapa lagi yang adil itu?” entah beberapa lama kemudian,semua
orang yang tadinya menerima pemberian Nabi SAW dan yang
masih ragu dengan kenabian Muhammad, mereka datang dengan
membawa sejumlah warga atau sukunya menyatakan Islam
dihadapan Nabi SAW. Maka sahabat-sahabat yang semula
44
bertanya-tanya, menjadi lebih mengerti tentang sikap Rasul
terhadap orang-orang yang disebut ‘muallaf’ itu.22
Dikalangan Islam bukan hanya sekedar mereka yang baru
pindah ke Islam, tetapi jika mereka sudah mulai ragu dengan
kepercayaan yang telah dimiliki, sementara ada tanda-tanda
keinginan mereka ke Islam, merekapun sudah bisa dikategorikan
‘muallaf’. Mereka yang demikian itu adalah orang-orang yang
tengah menanti ‘hidayah’ sampai kepada ‘taufiq’ dari Allah
SWT.
2. Kedudukan Muallaf dalam Pandangan Islam
Berdasarkan pengertian muallaf adalah orang hatinya
dijinakkan agar cenderung kepada Islam dan orang yang baru
berpindah agama dan memahami tentang ajaran Islam.oleh
Karena itu, muallaf dapat dikatakan orang yang membutuhkan
bimbingan dan pembinaan tentang agama Islam.
Muallaf di zaman Rasulullah SAW diposisikan sebagai
penerim zakat untuk keselestarian hidup mereka kepada Islam
dan dengan memberikan pembinaan serta pengajaran tentang
22 Abujamin Rohman, Ensiklopedi Lintas Agama, (Jakarta: PT.Intermasa), h. 429
45
agama Islam. Alasan Rosulullah SAW dalam memberikan zakat
untuk para muallaf adalah agar menyatukan hati mereka pada
Islam. Oleh karena itu, mereka dinamakan al-Muallafah
Qulubuhum.23
Dalam konteks sejarah, maka dapat dilihat yang disebut
muallaf biasanya para tawanan perang yang telah bebas dan
mereka tidak memiliki komunitas lagi, kemudian masuk Islam.
Atau tawanan yang memilih membebaskan diri dengan memeluk
agama Islam. Untuk melunakkan hati muallaf rosulullah
memberikan zakat atau bagian dari rampasan perang kepada
mereka, agar lebih terpikat dengan Islam.
Dari penjelasan diatas penulis menarik kesimpulan bahwa
muallaf itu orang yang baru pindah agama dari non Islam menjadi
Islam. Oleh karena itu, muallaf sangat membutuhkan bimbingan
dan pembinaan tentang Islam agar semakin kuat akidahnya dan
merasa semakin dekat dengan Islam dalam menjalankan syari’at
Islam dengan sebaik-baiknya dalam kehidupannya sehari-hari.
23 Syarif Hade Masyah, Hikmah di Balik Hukum Islam, (Jakarta:Mustaqim, 2002), h. 306-307
46
BAB III
GAMBARAN UMUM YAYASAN IRENA CENTER
A. Sejarah Yayasan Irena Center
Yayasan Irena Center ini didirikan pada tanggal 27 Rajab
1425 H / 12 September 2004, dimuat dalam akta Notaris No. 1
tertanggal 4 Oktober 2004 untuk jangka waktu yang tidak dapat
ditentukan lamanya. Irena Center dibentuk sebagai sebuah
lembaga yang mampu menghadang pemikiran-pemikiran yang
berupaya menghancurkan Islam. Diawal berdirinya Yayasan
Irena Center hanya membina muallaf sebanyak hitungan jari saja,
melalui dakwah yang dilakukan ustadzah Irena Handono
diberbagai tempat dan wilayah banyak non muslim yang
mendapatkan hidayah kemudian akhirnya memutuskan untuk
menjadi seorang muallaf dengan melaksanakan pembacaan dua
kalimat syahadat dengan syarat dan ketentuan hukum yang sesuai
syari’at Islam. Kemudian setelah itu dibina melalui kegiatan
Forum Group Discussion melalui multiple chat seperti whatsapp
messenger. Seiring berjalannya waktu muallaf binaan Irena
Center mencapai lebih dari 500 orang. Pada tahun 2013 ustadzah
47
Irena Handono memutuskan untuk mendirikan sebuah pondok
pesantren muallafah untuk membina muallaf agar lebih kondusif
dan terpantau secara langsung. Melalui dana pribadi Umi Irena
Handono dan bantuan donatur, pondok pesantren muallafah
mulai dibangun pada tahun 2015 dan selesai pada akhir tahun
2016, baru mulai beroperasi pada tahun 2017 sampai saat ini.
Selama satu tahun berdirinya ponpes ini sudah terdapat 4 periode
angkatan. Jumlah keseluruhan santri ponpes muallafah binaan
sebanyak 11 orang, terdiri dari 3 sampai 4 orang pada setiap
angkatannya.
B. Visi dan Misi Yayasan Irena Center
1. Visi lembaga tersebut adalah mewujudkan Islam
sebagai rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil
‘alamin) dan mewujudkan umat Islam sebagai umat
terbaik (khoiru ummah).
2. Misinya adalah sterilisasi akidah, sinkroniasasi arah
perjuangan, stabilisasi akidah, standarisasi pola pikir
dan pola sikap.
48
C. Struktur Organisasi Yayasan Irena Center
Dalam setiap organisasi maupun lembaga perusahaan
tentunya memiliki sebuah struktur. Karena struktur merupakan
salah satu elemen penting untuk mencapai tujuan sebuah
organisasi atau lembaga tersebut secara bersama-sama.
Diibaratkan sebuah pohon struktur menjadi akar atau pondasi
utama. Sedangkan organisasi menurut Kochler yang dikutip Arni
Muhammad dalam buku Komunikasi Organisasi, “Organisasi
adalah sistem hubungan yang terstruktur yang mengkordinasi
usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu.1
Setiap lembaga sosial pasti terdapat pekerja sosial yang
sangat berperan penting dalam proses berjalannya program
operasional di lembaga atau organisasi tersebut. Seperti pengurus
organisasi maupun tenaga pengajar di Yayasan Pembinaan
Muallaf. Para pekerja sosial pastinya memiliki latar belakang
kehidupan yang bermacam-macam, yang nantinya akan
menjadikan sebuah harmonisasi indah dalam jalannya program-
program yang telah disusun dengan baik pengurus organisasi.
1 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2011) Ed. 1cet. 12, hal. 24-25
49
Struktur Organisasi Pondok Pesantren Muallafah Irena
Center.
Sumber data: Paparan Pondok Pesantren Muallafah Irena Center
D. Program Yayasan Irena Center
Pondok Pesantren Muallafah Irena Center yang berazaskan
Islam, bergerak dalam bidang dakwah Islam sebagai organisasi
independen dan non pemerintah. Sebagai lembaga yang bergerak
dibidang dakwah Islam, pada aktivitasnya Irena Center
memprioritaskan pada bidang Kajian Perbandingan Agama dan
Pembina
Hj. IrenaHandono
SallySeptyaningsih
Ketua
Hj. Navitri
Sekretaris
Ihsan, S.H.
Bendahara
Vivin
Dewi Anggraini
Penasehat
Farid
50
kegiatan pembinaan umat Islam khususnya muallaf. Fokus
pembinaan muallaf diarahkan pada empat hal. Pertama, sterilisasi
akidah dari pemahaman yang menodai fitrah. Kedua, sinkronisasi
penyampaian pesan wahyu. Ketiga, stabilisasi menyampaikan
ajaran Islam dengan metode dan cara penyampaian yang dapat
dinalar dan diterima oleh hati nurani. Keempat, standarisasi
pengalaman wahyu.
Ustadz Lukman Hakim selaku manager operasional dan
tenaga pengajar di Pondok Pesantren Muallafah Irena Center.
Dalam pembinaan muallaf ustadz Lukman Hakim memberikan
ilmu tentang fikih dan tauhid kepada para muallaf. Dalam proses
pembinaan sangat diperlukan sebuah strategi komunikasi untuk
menyampaikan materi agar mudah dipahami oleh para muallaf
dalam mempelajari agama Islam untuk diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Program-program yang diadakan rutin setiap harinya dari
pagi sampai sore adalah penegembangan soft skill muallaf dalam
bidang tata boga dan seni kreasi kerajinan tangan yang tujuannya
untuk membantu muallaf agar lebih kreatif dalam menciptakan
produksi jajanan kuliner maupun kerajinan tangan yang nantinya
51
dapat dijual dan dipasarkan agar para muallaf dapat lebih mandiri
dalam segi finansial untuk menjalani kehidupan setelah lepas
masa binaan di ponpes. Kemudian program rutin setiap sore hari
ba’da ashar adalah baca tulis Al-quran mulai dari dasar iqro
sampai juz ‘amma dan al-quran. Untuk program selanjutnya
kajian ilmu fiqih yang dilaksanakan setiap satu kali dalam
seminggu yaitu pada setiap hari jumat pagi. kajian qolbu yang
berisi materi tentang ilmu pengetahuan dasar Islam dan tauhid
(keesaan Allah) dengan segala kebesaran-Nya yang rutin
diadakan sebulan sekali setiap hari jumat diakhir bulan. Program
terakhir adalah kajian kristologi dengan membandingkan
perbedaan Islam melalui Al-quran dan hadits dengan Kristen
melalui Al-kitab (Bibel) yang sasarannya bukan hanya para
muallaf binaan tapi untuk umat Islam diluar muallaf binaan
khususnya masyarakat sekitar dan masyarakat umum. Tujuannya
untuk pembentengan aqidah Islam dari bahaya kristenisasi yang
sedang marak terjadi dilakukan oleh kelompok misionaris.
52
BAB IV
HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Perumusan Strategi
Dalam merumuskan sebuah strategi perlu adanya
manajemen strategi, dalam manajemen strategi tersebut ada
proses dan tujuan pelaksanaan, komunikasi dan lain-lain.
Kemudian pada proses tersebut tentunya akan melibatkan orang
banyak agar mereka dapat mengakses informasi yang lebih
lengkap dan akurat baik itu kekuatan maupun kekurangan pada
sebuah lembaga atau organisasi dari sisi internal dan eksternal,
serta tujuan dari organisasi baik jangka panjang maupun jangka
pendek, serta bagaimana menentukan strategi utama dan strategi
cadangan yang digunakan untuk mencapai tujuan.
Yayasan Irena Center merumuskan awal strategi
komunikasinya dengan melakukan screening sebagai salah satu
cara penetrasi sosial atau pendekatan personal terhadap muallaf
yang akan dibina di Yayasan Irena Center dengan tujuan untuk
mengetahui latarbelakang muallaf dan permasalahan muallaf,
kemudian membantu meringankan beban dan penguatan aqidah
53
bagi muallaf dari permasalahan tersebut melalui program dasar
pembinaan yang diadakan di Yayasan Irena Center.
Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara berikut ini:
“Strategi awal Yayasan Irena Center dalam membina
muallaf adalah dengan merangkul para muallaf yang kondisi
psikologinya mengalami tekanan dari berbagai pihak, seperti
pihak keluarga, kerabat, teman, dan lingkungan sosial mereka
sebelumnya. Biasanya muallaf datang ke Yayasan untuk
konsultasi tentang permasalahannya, kami dengarkan keluhannya
dan kami berikan motivasi sebagai penguatan dasar mental
mereka dan ilmu pengetahuan dasar Islam untuk bekal
menguatkan iman dan mental mereka agar kembali percaya diri
sebagai seorang muslimah dan dapat menjalankan kehidupan
sebagaimana mestinya dengan berlandaskan ajaran agama
Islam.”1
Dalam setiap perumusan strategi harus dirumuskan secara
tertulis, bukan sekedar diwacanakan saja. Strategi yang telah
1 Wawancara pribadi dengan Ustadz Lukman Hakim (Kepala DivisiOperasional Yayasan Irena Center) pada tanggal 14/05/2018 di Yayasan IrenaCenter.
54
dirumuskan perlu diketahui dan dipublikasikan kepada semua
pihak partisipan atau anggota sehingga strategi-strategi tersebut
dapat disusun berdasarkan skala prioritas dalam pelaksanaannya.2
Selanjutnya setelah pembekalan dengan motivasi dan
pengetahuan dasar tentang agama Islam muallaf dibina melalui
bakat atau kemampuan mereka yang dapat dikomersilkan.
Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara berikut ini:
“Selain itu muallaf dibina sesuai dengan potensi mereka
masing-masing agar mereka dapat mengisi waktu luang agar
lebih produktif, seperti contohnya saat ini ada muallaf yang hobi
memasak dan membuat kreasi kerajinan tangan kita fasilitasi
dengan memberikan pelatihan seperti membuat bakso, es krim,
kue kering, dan lain-lain dengan beberapa orang tenaga pengajar
yang kompeten dibidangnya, begitu juga untuk kerajinan tangan
yang nanti hasilnya akan dipasarkan oleh Yayasan Irena Center
kepada jamaah yang hadir dalam majelis ta’lim atau acara-acara
diluar Yayasan Irena Center. Tujuannya agar kedepan para
muallaf binaan dapat hidup lebih mandiri dalam segi ekonomi
2 Senja Nilasari, Manajemen Strategi itu Gampang, (Jakarta: Dunia Cerdas,2014) hal. 107
55
selepas mereka menjalani pembinaan di Yayasan Irena Center
ini.”3
Dalam perumusan strategi komunikasi hal awal yang
dilakukan Yayasan Irena Center adalah Penyaringan (Screening).
Dimana dalam screening ini bertujuan untuk mengetahui alasan
muallaf memutuskan berpindah agama dan untuk menggali
permasalahan apa yang sedang dialami muallaf setelah
memutuskan menjadi seorang muallaf.
Maka setelah adanya penyaringan (screening) guna
mendapatkan data atau dugaan sementara serta pendekatan secara
personal kepada muallaf, data yang diperoleh bisa digunakaan
sebagai tambahan data dalam menganalisa permasalahan. Serta
dalam pendekatan yang digunakan adalah pendekatan personal
dan pendekatan secara bertahap. Dari hasil penelitian ini tentunya
akan ditemukan data-data yang mana bisa diolah sebagai bahan
rujukan dari strategi komunikasi yang dilakukan Yayasan Irena
Center.
3 Wawancara pribadi dengan Ustadz Lukman Hakim (Kepala DivisiOperasional Yayasan Irena Center) pada tanggal 14/05/2018 di Yayasan IrenaCenter.
56
B. Implementasi Strategi
Setelah tahapan rumusan strategi, selanjutnya adalah
tahapan implementasi strategi. Dalam implementasi strategi tidak
semudah menulis perumusan strategi beberapa faktor pendukung
dan penghambat dalam struktur organisasi atau manajemen perlu
dikumpulkan untuk menginformasikan strategi komunikasi apa
yang akan digunakan dan bagaimana cara implementasi strategi
tersebut dilapangan.4
Dalam tahap implementasi strategi komunikasi yang
dilakukan oleh Pondok Pesantren Irena Center dalam membina
muallaf direpresentasikan dalam program-program yang rutin
dilakukan baik harian, mingguan dan bulanan. Dalam
penyampaian materi setiap program yang dilaksanakan oleh
Yayasan Irena Center Program-program tersebut adalah:
4 Senja Nilasari, Manajemen Strategi itu Gampang, ( Jakarta, DuniaCerdas, 2014). H. 133
57
1. Program Harian
a. Pengembangan soft skill individu
Program pertama dari program harian pondok
pesantren Irena Center adalah pengembangan
potensi diri (soft skill) individu. Dalam program
ini pondok pesantren muallafah Irena Center
membuat program pengembangan soft skill
individu dalam bentuk pelatihan-pelatihan yang
bertujuan untuk meningkatkan skill muallaf binaan
dan meningkatkan rasa percaya diri, serta mandiri
secara finansial, yang dikemas dalam pelatihan
dibidang kuliner dan pelatihan kerajinan tangan,
misal: pelatihan pembuatan bakso, es krim, kue-
kue kering, dan kerajinan tangan yang nantinya
akan dikomersilkan dalam kegiatan-kegiatan yang
diselenggarakan oleh Pondok Pesantren Irena
Center maupun kegiatan yang diselenggarakankan
oleh pihak diluar Pondok Pesantren Irena Center.
58
b. Baca dan Tulis Al-Quran
Program baca tulis Al-quran merupakan salah satu
program rutin harian yang diadakan di pondok
pesantren Irena Center pada waktu sore hari
sekitar pukul 16.00 WIB (ba’da ashar) sampai
17.30 WIB program ini dilaksanakan dengan
tujuan agar muallaf memiliki bekal modal dasar
untuk membaca Al-quran dengan baik secara
bertahap. Untuk tingkat pemula biasa dimulai
dengan membaca iqro kemudian untuk tahapan
selanjutnya pembacaan Al-quran dimulai dari
surat-surat pendek seperti juz’amma.
2. Program Mingguan
a. Kajian Ilmu Fiqih
Kajian ilmu fiqih merupakan salah satu program
yang diadakan setiap hari Jumat pagi pukul 08.00
WIB berdurasi kurang lebih selama 90 menit.
Kajian ilmu fiqih ini dibagi dalam dua sesi. Sesi
pertama dengan durasi 60 menit merupakan
penyampaian materi oleh narasumber, kemudian
59
sesi kedua selama 30 menit merupakan sesi tanya
jawab. Program ini dibuat dengan tujuan agar para
muallaf binaan mendapat tuntunan ilmu
pengetahuan tentang bagaimana muallaf
menjalankan kegiatan dalam keseharian dengan
tata cara berdasarkan aturan yang sesuai dengan
syari’at Islam.
b. Baca tahlil
Program membaca tahlil dilaksanakan disetiap
kamis malam dengan durasi kurang lebih 60 menit
dimulai setelah sholat maghrib sampai sebelum
adzan Isya. Program ini bertujuan sebagai
pembiasaan muallaf binaan untuk dapat membaca
dan memimpin tahlil.
3. Program Bulanan
a. Kajian Qolbu
Kajian qolbu adalah salah satu program rutin
bulanan yang materinya berisi tentang memahami
keislaman, dan keesaan Allah dengan segala
kebesaran dan kuasa-Nya, kegiatan ini
60
diselenggarakan oleh pondok pesantren Irena
Center setiap satu bulan sekali pada hari jumat
diakhir bulan dengan durasi 120 menit. Program
ini dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama yaitu
penyampaian materi oleh narasumber dengan
durasi 90 menit, dilanjutkan dengan sesi kedua
yaitu sesi tanya jawab dengan durasi 30 menit.
Program ini memiliki tujuan sebagai penguatan
Iman dan Islam serta keyakinan atas keesaan Allah
bahwa sesungguhnya Allah Tuhan bagi semesta
Alam yang patut disembah.
b. Bakti sosial
Bakti sosial adalah salah satu program bulanan
yang diadakan oleh pondok pesantren Irena center
yang ditujukan tidak hanya untuk para muallaf
saja melainkan juga ditujukan untuk YATAMA
dan orang fakir miskin dieskitar yang
membutuhkan. Program bhakti sosial ini ikemas
dengan cara yang berbeda setiap bulannya. Missal
dengan mengadakan santunan (bagi anak yatim,
61
janda, dan keluarga yang kurang mampu), sunat
massal, donor darah, bahkan sampai pengobatan
gratis.
c. Kajian Kristologi
Dari seluruh program-program Pondok Pesantren
Irena Center yang sudah disebutkan di atas
program ini merupakan salah satu program
bulanan dan program unggulan dari program-
program yang ada yaitu “Kajian Kristologi”.
Kajian kristologi ini dikemas dalam bentuk kajian
materi tentang perbandingan agama Kristen
dengan agama Islam melalui Al-Quran dan Al-
Kitab (Bible). Kajian kristologi ini diadakan
setiap satu bulan sekali pada pertengahan bulan
dengan durasi waktu selama 120 menit, yang
dibagi menjadi dua sesi, sesi pertama
penyampaian materi Kristologi oleh Umi Irena
Handono dan sesi kedua adalah sesi tanya jawab
yang berdurasi 30 menit. Program ini
diselenggarakan tidak hanya untuk muallaf binaan
62
saja, melainkan juga untuk masyarakat umum
diperbolehkan untuk turut berpartisipasi pada
program ini dengan cara resgitrasi terlebih dahulu
karena kuota tempat yang terbatas. Sasaran tujuan
dari program kajian kristologi ini adalah sebagai
pembentengan akidah bagi umat Islam terhadap
bahayanya kristenisasi yang sedang marak terjadi
dilakukan oleh kelompok misionaris di
masyarakat. Dengan membandingkan agama Islam
dan Kristen melalui Al-quran dan Bible
diharapkan kedepannya umat Islam dapat
membentegi diri dengan akidah yang kuat dan
dengan rasa aman ketika bertemu atau berhadapan
langsung dengan kelompok misionaris tersebut.
Karena sudah memiliki modal bekal pengetahuan
tentang apa itu Kristen dan apa itu Islam yang
hakiki.
Dan dalam pembinaan program-program agar berjalan
dengan maksimal penyampaian materi dengan menggunakan
63
bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan kurikulum
dan metode pengajaran yang berlaku.
Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara sebagai berikut:
“Selama kegiatan pembinaan berlangsung baik dalam
penyampaian materi ataupun komunikasi sehari-hari antara
pengurus, pengajar, dan muallaf menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar atau bahasa sehari-hari seperti biasa, tidak
dengan mengunakan bahasa daerah apalagi bahasa asing ya agar
lebih mudah dipahami dan lebih efektif saja karena kita kan
bukan yayasan yang basisnya International.”5
Dengan adanya program-program tersebut muallaf merasa
terfasilitasi dengan cukup baik selama menjalani proses
pembinaan di Yayasan Irena Center. Hal ini diperkuat dalam hasil
wawancara dengan salah satu muallaf berikut ini:
“Selama menjalani program disini saya sebagai muallaf
merasakan sekali manfaatnya, bisa tau lebih dalam lagi
mempelajari peradaban Islam, mempelajari hukum-hukum Islam,
5 Wawancara pribadi dengan Ustadz Lukman Hakim (Kepala DivisiOperasional Yayasan Irena Center) pada tanggal 13/05/2018 di Yayasan IrenaCenter.
64
yang dulu agama kita ga banyak aturan sekarang tiba-tiba
mengenal agama Islam jadi banyak aturan mulai dari cara makan,
tidur, jadi semakin terarah dalam menjalani kehidupan karena ada
aturannya.”6
Namun disaat menjalani program kegiatan bahkan masih
ada beberapa diantara para muallaf binan yang masih terbawa
kebiasaanya sebelum menjadi muallaf dalam hal budi pekerti
(akhlakul karimah).
Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara sebagai berikut:
“Yang menjadi salah satu tantangan kita dalam
menghadapi muallaf disini adalah akhlaknya yang masih suka
terbawa dengan kehidupan mereka sebelum masuk Islam, oleh
karena itu, kita harus lebih sabar dalam mendidik dan
memberikan ajaran-ajaran tentang akhlak dalam Islam kepada
mereka.”7
6 Wawancara pribadi dengan Az-Zahra (muallaf binaan Yayasan IrenaCenter) pada tanggal 13/05/2018 di Yayasan Irena Irena Center.
7 Wawancara pribadi dengan Ustadz Lukman Hakim (Kepala DivisiOperasional Yayasan Irena Center) pada tanggal 13/05/2018 di Yayasan IrenaCenter.
65
C. Evaluasi Strategi
Setelah tahapan strategi dilaksanakan maka yang terakhir
dilakukan adalah evaluasi strategi. Evaluasi strategi diperlukan
karena keberhasilan yang dicapai dapat diukur untuk menetapkan
tujuan berikutnya, evaluasi menjadi tolak ukur strategi yang akan
dilaksanakan kembali oleh suatu organisasi dan evaluasi sangat
diperlukan untuk memastikan sasaran yang dinyatakan telah
dicapai.8
Dalam tahap evaluasi ada tiga hal menurut Fred yang
harus diperhatikan, diantaranya adalah:
1. Meninjau kembali faktor internal dan eksternal
perusahaan atau organisasi pada saat sekarang.
Faktor internal dan eksternal perusahaan atau
organisasi bersifat dinamis atau berubah-ubah.
Perkembangan perubahan lingkungan organisasi
atau perusahaan perlu dipantau secara rutin karena
juga berkaitan dengan strategi yang telah
ditetapkan. Jika ternyata ada faktor-faktor yang
8 Fred R David, Manajemen Strategi dan Konsep, (Jakarta;Perhelindo, 2002) h. 3
66
telah berubah maka perlu dilakukan identifikasi
kembali apakah sesuai dengan strategi yang ada.
Dalam tahap evaluasi strategi faktor internal dan eksternal
yang terdapat di Yayasan Irena Center yang ditemukan bahwa
ada beberapa faktor kendala diantaranya adalah kurangnya
sumber daya manusia (SDM) dan sumber dana Yayasan Irena
Center.
Seperti pernyataan yang terdapat dalam hasil wawancara
berikut ini:
“Kalau kendala itu pasti untuk internal paling ya
ketersediaan SDM yang masih kurang, dan ekstrnalnya suntikan
dana. Karena selama ini kita hanya mengandalkan sumber dana
hanya dari Umi Irena saja, jadi dari hasil Umi berdakwah sekian
persennya dialokasikan untuk pembangunan dan juga untuk
jalannya operasional disini.”
“Kurangnya SDM, karena ini lembaga sosial yang
sifatnya non profit jadi harus diutamakan keikhlasan jangan
mengharapakan uang, walaupun ada tapi tidak sebesar kalau
67
bekerja diluar. Itu salah satu kendala di lembaga non profit
seperti itu.” 9
Dari penjelasan diatas bahwa faktor internalnya adalah
kurangnya sumber daya manusia (SDM) dan sumber bantuan
dana untuk opersional Yayasan Irena Center untuk kelancaran
jalannya program. Kurangnya sumber dana pun berdampak pada
minimnya sumber daya manusia (SDM) di Yayasan Irena Center,
karena dengan keterbatasan dana sehingga pendapatan yang
diperoleh pengurus maupun tenaga pengajar pun belum dapat
dikatakan sepadan dengan jika bekerja di lembaga yang bersifat
profit seperti pada umumnya.
2. Mengukur kinerja.
Kinerja dapat diukur berdasarkan beberapa indikator.
Kinerja pun dapat menentukan tingkat keberhasilan atau tidaknya
program sebuah tujuan lembaga, yayasan, atau organisasi. Dalam
proses manajemen strategi, tahapan evaluasi juga berupa
pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja tersebut dapat
9 Wawancara pribadi dengan Ustadz Lukman Hakim (Kepala DivisiOperasional Yayasan Irena Center) pada tanggal 13/05/2018 di Yayasan IrenaCenter.
68
diindikasikan sebuah strategi berhasil atau tidak diterapkan guna
pencapaian tujuan yang ditetapkan.
Dalam mengukur kinerja strategi komunikasi dalam
membina muallaf bisa dilihat dari pencapaian tujuan dengan
menggunakan strategi komunikasi yang digunakan dan salah
satunya keberhasilan atau mengukur kinerja Yayasan Irena
Center bisa dilihat dalam bentuk perubahan perilaku (akhlakul
karimah) muallaf binaan.
Hal ini terdapat dalam wawancara berikut:
“Sejauh ini bisa dilihat dari beberapa program yang
diadakan oleh Yayasan yang paling sukses dalam memberikan
pemahaman tentang Islam itu melalui kajian kristologi. Karena
selain dengan penyampaian materi yang detail tentang
perbandingan agama Islam dengan Kristen melalui kajian Al-
Quran dan Bible, Umi juga memutarkan semacam film
dokumenter atau potongan-potongan slight show yang membuat
program tersebut berjalan efektif, sehingga muallaf binaan bisa
memahami materi yang disampaikan. Terlihat dari semngat
belajarnya yang jauh meningkat dari sebelumnya dan loyalitasnya
kepada Islam semakin kuat. Selain itu seiring berjalan waktu
69
perubahan perilaku dalam keseharian mereka para muallaf
berubah menjadi lebih baik seperti apa yang telah diajarkan pada
program kajian ilmu fikih.”10
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwasannya
terdapat beberapa faktor yang bisa dilakukan untuk mengukur
kinerja dalam tahap evaluasi strategi komunikasi diantaranya
adalah fasilitas sarana yang mendukung dalam menyampaikan
materi agar meningkatkan daya tarik muallaf dalam menjalani
program dan dapat memahami materi yang disampaikan dengan
baik sehingga pemahaman tentang materi yang disampaikan
dapat diaplikasikan dalam keseharian muallaf agar terbiasa dalam
menjalani hidup sesuai dengan syari’at yang diajarkan dalam
agama Islam.
3. Mengambil tindakan koreksi yang diperlukan
Terakhir dalam tahapan evaluasi adalah menentukan
tindakan yang perlu dilakukan untuk proses koreksi. Proses
koreksi ini dilakukan agar penentuan strategi selanjutnya lebih
10 Wawancara pribadi dengan Ustadz Lukman Hakim (Kepala DivisiOperasional Yayasan Irena Center) pada tanggal 13/05/2018 di Yayasan IrenaCenter.
70
baik dan tidak mengulangikesalahan yang terdapat dalam strategi
sebelumnya.
Dalam tahap evaluasi strategi komunikasi biasanya
melibatkan semua pengurus Yayasan Irena Center untk
mendapatkan berbagai masukan serta bisa melihat strategi
komunikasi apa dan yang seperti apa yang harus dikoreksi.
Dalam tahap evaluasi strategi komunikasi dalam membina
muallaf yang paling utama dikoreksi adalah saat pelaksanaan
stertegi komunikasi dan hasil akhir yang dicapai oleh Yayasan
Irena Center.
Sebagaimana tertuang dalam wawancara berikut:
“Kita biasanya mengadakan peertemuan pengurus untuk
evaluasi satu bulan sekali dengan pembahasan lebih menekankan
kepada kendala dalam pengajaran. Karena peserta didiknya
muallaf jadi kita harus benar-benar sabar untuk mengajarkan
mereka pengetahuan tentang Islam dan mengajarkan tentang
akhlak yang baik dalam Islam. Karena mereka masih terbiasa
dengan akhlak mereka sebelum masuk Islam.”11
11 Wawancara pribadi dengan Ustadz Lukman Hakim (Kepala DivisiOperasional Yayasan Irena Center) pada tanggal 13/05/2018 di Yayasan IrenaCenter.
71
Dan dalam mengevaluasi strategi komunikasi Yayasan
Irena Center dalam membina muallaf direpresentasikan dalam
bentuk pertemuan bulanan untuk melihat efektifitas dari program-
program yang dilaksanakan dan mengevaluasi program-program
untuk para muallaf yang dibina di Yayasan Irena Center.
72
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Langkah awal srategi komunikasi yang digunakan oleh
Pondok Pesantren dalam membina muallaf adalah dengan
melakukan pendekatan personal kepada muallaf (personal
approach), dengan cara menjadi pendengar yang baik atas
permasalahan yang dihadapi muallaf dan memberikan motivasi
agar muallaf tersebut tidak merasa terasingkan dan tertekan
secara psikologis, selain itu untuk meyakinkan dan memberikan
rasa aman dan nyaman kepada muallaf yang akan dibina selama
berjalannya proses pembinaan di Pondok Pesantren Muallafah
Irena Center berlangsung. Dengan metode pendekatan personal
sebagai langkah awal akan memudahkan muallaf dan para
pengajar di pondok pesantren dalam menjalani proses belajar dan
mengajar selama periode waktu yang telah ditentukan.
Sandaran atau acuan terkuat yang dirumuskan dari strategi
komunikasi dalam membina muallaf di Pondok Pesantren Irena
Center ini yang dilihat melalui perspektif teori Konversi Agama
73
dengan mengadakan kajian kristologi dengan materi
perbandingan agama melalui kajian isi kandungan Al-Quran dan
Al-Kitab (Bible) sebagai bentuk kekuatan terbesar dari program
yang diadakan dengan tujuan dan harapan bagi muallaf akan
semakin memperkuat Iman dan Islamnya tidak hanya selama
masa proses pembinaan melainkan setelah lulus dari binaan di
Pondok Pesantren, dan membantu umat Islam dalam memerangi
kelompok-kelompok Kristen misionaris. Selain program kajian
kristologi juga terdapat program-program lainnya seperti
pelatihan-pelatihan keterampilan memasak dan membuat
kerajinan tangan yang tujuannya untuk melatih kemandirian dari
segi finansial, dan program-program pendidikan tentang ilmu
dasar agama Islam yang dapat diaplikasikan pada kehidupan para
muallaf sehari-hari agar setelah lepas dari masa binaan dapat
menjalani kehidupan dengan layak seperti orang-orang Islam
pada umumnya.
B. Saran
Ada beberapa saran yang ingin diberikan peneliti, teerkait
hasil penelitian ini, diantaranya adalah:
74
1. Dibutuhkan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM)
agar program-program pembinaan dapat berjalan baik
dan lebih efektif dan efisien sehingga tercapai sesuai
dengan apa yang diharapkan.
2. Perlu ditingkatkan jaringan kerjasama yang kuat dalam
segi pendanaan, baik dengan donatur perseorangan
maupun dengan organisasi atau perusahaan-perusahaan
agar seluruh kegiatan baik program pembinaan muallaf
maupun program lainnya yang disusun oleh Yayasan
Irena Center dapat berjalan dengan baik.
3. Perlu ditingkatkan lagi sistem informasinya. Karena
dalam era digital ini segala informasi bisa didapatkan
dengan mudah melalui situs website maupun sosial
media lainnya agar masyarakat dapat mengakses
perkembangan atau kegiatan apa saja yang akan
diselenggarakan oleh Yayasan Irena Center dengan
mudah atau bahkan jika ada yang ingin menjadi donatur
dapat menghubungi pihak Yayasan dengan mudah.
75
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Anwar. Strategi Komunikasi. Bandung: PT. Amrico,
1984.
Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma
Baru. Bandung:Rosdakarya, 2012.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian : Sebuah Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi,
Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2010.
David, Fred R. Manajemen Strategi dan Konsep. Jakarta;
Perhelindo, 2002.
Darajad, Zakiah. Ilmu Jiwa Agama . Jakarta: Bulan Bintang,
1970.
Hamka, Prinsip Dan Kewajiban Dakwah Islam. Jakarta: Pustaka
Panjimis, 1990.
Jalaluddin, Psikologi Agama. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 1998.
Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi.
76
Mulkhan, Abdul Munir. Ideologisasi Gerakan Dakwah : Episode
Kehidupan M. Natsir & Azhar Basyir. Yogyakarta:
Sipress, 1996.
Moeleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 1993.
Nilasari, Senja. Manajemen Strategi itu Gampang. Jakarta: Dunia
Cerdas, 2014.
Nugroho, Fadhil. Suaramerdeka.com
Puspito, Hendro. Sosiologi Agama. Jakarta: Gunung Mulia, 1984.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Edisi ketiga, Jakarta: Balai Pustaka,
2005.
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007.
Rahmat, Jalaluddin. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung
Remaja Rosdakarya: 2007.
Shaleh, Abdul Rosyad. Manajemen Dakwah Islam. Jakarta:
Bulan Bintang 1987.
Soehartono, Irwan. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004.
77
Suyadi, Libas Skripsi dalam 30 Hari. Yogyakarta: Diva Press,
2011.
Thomas F, O‘ Dea. Sosiologi Agama. Yogyakarta: CV Rajawali,
1987.
Uchjana, Onong Effendy. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek.
Bandung: Rosdakarya, 2002.
SURAT KETERANGAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Lukman Hakim
Jabatan : Ketua Operasional Yayasan Irena Center
Menerangkan bahwa dengan sebenar-benarnya mahasiswa
dibawah ini:
Nama : Abu Rizal Hasan
NIM : 1111051000055
Fakultas : Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi
Jurusan : Komunikasi dan Penyiaran Islam
Universitas : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Telah melakukan penelitian wawancara pada tanggal 13
Mei 2018 di Pondok Pesantren Irena Center, Sentul, Bogor –
Jawa Barat, yang akan digunakan sebagai bahan penyusunan
skripsi yang berjudul “Strategi Komunikasi Yayasan Irena
Center Dalam Membina Muallaf” sebagai salah satu syarat
tugas akhir perkuliahan.
Demikian surat keterangan ini diberikan untuk digunakan
sebagaimana mestinya.
Sentul, 13 Mei 2018
Lukman Hakim
SURAT KETERANGAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Fani
Jabatan : Muallaf binaan Irena Center
Menerangkan bahwa dengan sebenar-benarnya mahasiswa
dibawah ini:
Nama : Abu Rizal Hasan
NIM : 1111051000055
Fakultas : Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi
Jurusan : Komunikasi dan Penyiaran Islam
Universitas : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Telah melakukan penelitian wawancara pada tanggal 13
Mei 2018 di Pondok Pesantren Irena Center, Sentul, Bogor –
Jawa Barat, yang akan digunakan sebagai bahan penyusunan
skripsi yang berjudul “Strategi Komunikasi Yayasan Irena
Center Dalam Membina Muallaf” sebagai salah satu syarat
tugas akhir perkuliahan.
Demikian surat keterangan ini diberikan untuk digunakan
sebagaimana mestinya.
Sentul, 13 Mei 2018
Fani
SURAT KETERANGAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Az Zahra
Jabatan : Muallaf binaan Irena Center
Menerangkan bahwa dengan sebenar-benarnya mahasiswa
dibawah ini:
Nama : Abu Rizal Hasan
NIM : 1111051000055
Fakultas : Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi
Jurusan : Komunikasi dan Penyiaran Islam
Universitas : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Telah melakukan penelitian wawancara pada tanggal 13
Mei 2018 di Pondok Pesantren Irena Center, Sentul, Bogor –
Jawa Barat, yang akan digunakan sebagai bahan penyusunan
skripsi yang berjudul “Strategi Komunikasi Yayasan Irena
Center Dalam Membina Muallaf” sebagai salah satu syarat
tugas akhir perkuliahan.
Demikian surat keterangan ini diberikan untuk digunakan
sebagaimana mestinya.
Sentul, 13 Mei 2018
Az Zahra
Pedoman wawancara
Narasumber : Ustadz Lukman Hakim
Jabatan : Ketua Divisi Operasional Yayasan IrenaCenter
Tempat : Pondok Pesantren Irena Center
Hari / Waktu : Minggu / 13 Mei 2018
Tanya : Bagaimana sejarah Yayasan Irena Center? (Gambaranumum mengenai Yayasan Irena Center dan unit kerjanyamencakup sejarah beridirinya, visi dan misi).
Jawab : Untuk sejarah beridirinya Yayasan Irena Center bisadilihat di website kita aja disana ada lengkap kok hehe
Tanya : Apakah pada awal berdirinya Yayasan Irena Centerbanyak mendapat kendala?
Jawab : Kalau kendala itu pasti karena lembaga ini kan lembagasosial ya dan kebetulan juga pada saat awal berdirinyalembaga ini sampai saat ini kendala utama nya yaitusumber dana. Karena selama ini kita hanya mengandalkansumber dana hanya dari Umi Irena, jadi dari hasil Umiberdakwah sekian persennya dialokasikan untukpembangunan dan juga jalannya operasional disini gitu.
Tanya : Dalam struktur organisasi ada berapa divisi untukkepengurusan Yayasan Irena Center?
Jawab : Untuk struktur organisasi disini kita ada tapi masih belumbegitu banyak dan belum maksimal baru hanyaPembina, penasehat, ketua, sekretaris, dan bendahara saja.Karena saya kebetulan masih ada hubungan saudaradengan umi jadi saya diamanatkan mengurus operasionaldisini.
Tanya : Bagaimana pihak Yayasan menjalin komunikasi terhadapmuallaf binaan Irena Center?
Jawab : Selama ini kita menjalin komunikasi dengan muallafkhususnya yang sudah menjadi alumni ya, kita semacammembuat group di whatsapp, jadi kalau ada yang merekaingin tanyakan atau mungkin sekedar sharing bisa melaluigroup tersebut. Sekaligus kita memantau perkembanganmereka juga.
Tanya : Adakah media yang digunakan dalam komunikasi tahapawal dalam pengenalan Irena Center ke masyarakatsekitar?
Jawab : untuk tahap awal pengenalan Yayasan Irena Center inipaling dari website Yayasan, medsos juga ya, kayafacebook, youtube, instagram Umi dan lain sebagainya.Tapi sementara ini yang paling besar pengaruhnya melaluidakwah Umi sih ya. Mereka para muallaf terinsipirasi daridakwahnya Umi.
Tanya : Prestasi apa yang pernah diraih oleh Yayasan IrencaCenter atau muallaf binaan Irena Center?
Jawab : Untuk prestasi sejauh ini belum ada ya. Karena kita jugakan untuk pondok pesantren baru mulai efektifoperasionalnya sekitar satu tahunan ya, tahun 2017. Jadisejauh ini belum ada. Kalau dulu sebelum ada pondokpesantren Yayasan paling kebanyakan hanya untukkonsultasi muallaf saja dan proses masuk Islam bacasyahadat gitu. Tentunya dengan syart-syarat yang sudahditentukan syari’at Islam.
Tanya : Lembaga apa saja yang bekerjasama dengan pihakYayasan Irena Center?
Jawab : Sering banyak tawaran dari pejabat yang masih berkuasa,ini kok tinggal tanda tangan Umi enggak mau. Jadi kitamenerima donatur baik individu maupun lembaga terlepasdari unsur-unsur politik. Karena kita enggak ingindikendarai oleh politik.
Tanya : Siapa saja pihak yang terlibat dalam pelaksanaanprogram-program Yayasan Irena Center?
Jawab : Iya untuk kerjasama yang sifatnya sosial kita libatkanketua RT/RW, lurah, dan masyarakat sekitar.
Tanya : Apa saja fakor kekuatan dan kelemahan di lingkunganinternal Yayasan Irena Center?
Jawab : Kalau untuk kekuatan peluang dan kelemahan sertaancaman paling ya ketersedian SDM yang masih kurangya. Karena ini lembaga sosial yang sifatnya non profit jadiharus diutamakan keikhlasan jangan mengharapkan uang,walaupun ada tapi tidak sebesar kalau bekerja diluar. Itusalah satu kendala di lembaga non profit seperti itu.Selanjutnya keamanan, karena kita lembaga binaanmuallaf ya, terkadang keluarga muallaf yang masih tidakterima anaknya menjadi seorang muallaf suka menerorbaik dari SMS, telpon, bahkan pernah orang tuanya datangkesini dengan membawa DENSUS 88 hehe kebetulandisaat kita lagi ada acara pada saat itu.
Tanya : Bagaimana anda selaku pengurus Yayasan Irena Centermenetapkan tujuan jangka panjang untuk keberlangsunganberjalannya strategi komunikasi di Yayasan Irena Center?
Jawab : Untuk menetapkan tujuan jangka panjang kita denganmengadakan musyawarah dengan pengurus, karenakeputusan tidak bisa diambil secara sepihak. Jadi harusdimusyawarahkan dulu kemudian baru ditentukan untukmendapatkan hasil yang mufakat.
Tanya : Apakah semua kebijakan atau keputusan mengenaiprogram dan strategi komunikasi ada ditangan pimpinanYayasan Irena Center?
Jawab : Untuk kebijakan tertinggi ada ditangan Umi Irena selakupendiri dan pembina di ponpes ini.
Tanya : Apa saja strategi komunikasi yang dihasilkan dalamperumusan strategi?
Jawab :Ya, yang dihasilkan dalam perumusan strategi, pertamakita melihat sejauh mana perkembangan atau progressmuallaf binaan dalam mengikuti program disini. Terusmelihat dari kendala-kendalanya apa saja, yang kemudiankita mencari strategi baru untuk mendapatkan solusikemudian kita coba terapkan. Tentunya setiap bulan disaatkita mengadakan rapat evaluasi itu pasti ada saja kendala-kendala seperti itu. Karena yang kita tangani kan muallafya, sebagian besar dari mereka masih terbawa dengankebiasaan hidup mereka sebelum menjadi muallaf. Darisitu nanti kita musyawarhkan dan mencari solusinya.
Tanya : Apakah dalam perumusan strategi selalu ada strategicadangan yang dipersiapkan untuk hal yang tak terduga?
Jawab : Strategi cadangan pasti ada, namun kondisional tergatungsituasi dan kondisinya saja.
Tanya : Setelah perumusan strategi sudah ada, bagaimanaimplementasi strategi dilakukan dan biasanya dalambentuk apa saja?
Jawab : Implementasi nya kita mebuat program-program baruyang nantinya diterapkan dalam sistem pengajaran kepadamuallaf, bahkan Umi Irena pun berkeinginan nantinyakedepan tidak hanya pondok pesantren ini saja tetapi mau
dibuat semacam Universitas perbandingan agama gitu.Tapi itu masih baru cita-cita saja. Semoga bisa terwujud.
Tanya : Bagaimana kerjasama yang dibangun dalammelaksanakan strategi yang sudah dibangun?
Jawab : Ya untuk itu perlu adanya kerjasama yang baik antarapengurus Yayasan, pengajar, dan muallaf yang dibina.Karena target kita kan keberhasilan dalam membinamuallaf itu sendiri. Dan seberapa jauh mereka memahamipelajaran-pelajaran tentang dasar-dasar Islam yangkemudian diaplikasikan dalam kehidupan sehari-harimereka.
Tanya : Apakah jumlah sumber daya manusia (SDM) dalammanajemen Yayasan Irena Center (struktur) sudah cukupatau sesuai untuk melakukan implementasi strategikomunikasi?
Jawab : Sementara ini karena masih diawal ya kalau untukpondok pesantren masih belum begitu maksimal kitamasih kurang dalam SDM. Karena ini lembaga sosial jadiuntuk mencari SDM yang baru tidak segampangperusahaan atau organisasi profit diluar. Yang dibutuhkanitu keikhlasannya hehe.
Tanya : Kendala apa saja yang dihadapi dalam implementasistrategi komunikasi Yayasan Irena Center?
Jawab : Kendalanya itu tadi, dari segi kurangnya SDM, sumberdana, dan juga keamanan seperti terror dan lainsebagainya.
Tanya :Apakah latar belakang pengasuh dan pekerja sosial diYayasan Irena Center memengaruhi berjalannya strategikomunikasi yang akan diimplementasikan?
Jawab : tidak mempengaruhi, karena kita sudah menyesuaikanjadwal mereka dengan kegiatan mereka diluar. Dansebagian besar pengajar disini juga kaum ibu jadi lebihbanyak waktu luang di rumah jadi tidak begitu sulit untukmengatur waktunya.
Tanya : Bagaimana anda dan pengurus Yayasan Irena Centerlainnya dalam mengembangkan dan memanfaatkaninformasi dan prasarana yang akan digunakan dalamimplementasi strategi komunikasi?
Jawab : kita bersaha memaksimalkan sarana prasarana yangsudah ada sambil kita mencari modal atau bantuan untukterus mengembangkannya agara bisa lebih efektif lagi.
Tanya : Serta bagaimana cara anda menghubungkan sumber dayamanusia (SDM) dengan kinerja organisasi?
Jawab : kita membagi tugas dan menjalankannya dengan sebaikmungkin. Karena disini menggunakan pola hirarkikepengurusan jadi penguruspun terkadang dalam satuprogram atau acara ada yang double job, karena masihterbatasnya SDM.
Tanya : Kapan biasanya waktu dilakukan yang tepat untukmengambil tindakan koreksi dalam tahap evaluasi strategikomunikasi?
Jawab : Kita mengadakan pertemuan pengurus untuk evaluasi itusebulan sekali dengan waktu dan tempat yang telahditentukan. Berhubung rumah penguruspun jauh ya adayang di Jakarta.
Tanya : Hal apa saja yang ditemui dalam proses evaluasi strategikomunikasi Yayasan Irena Center?
Jawab : Lebih kepada kendala pengajaran sih. Karena pesertadidiknya muallaf jadi kita harus benar-benar sabar untuk
mengajarkan mereka pegetahuan tentang Islam danmengajarkan tentang akhlak yang baik dalam Islam.Karena mereka masih terbiasa dengan akhlak merekasebelum masuk Islam. Dan muallaf binaan kita adabeberapa yang bekerja jadi butuh menyesuaikan waktulagi.
Tanya : Hal apa saja yang dilakukan setelah adanya tahapevaluasi strategi komunikasi?
Jawab : Ya mengajari mereka dengan lebih baik lagi agar merekasemakin merasa nyaman dan betah tinggal disini,sehingga mereka bisa belajar lebih santai dan bisamemahami dengan baik pelajaran yang diberikan.
Tanya : Program-program apa saja yang dilaksanakan untukmembina para muallaf?
Jawab : Untuk program kita ada beberapa program ya.Diantaranya itu ada pelatihan membuat kue-kue kering,es krim, nugget, susu kurma, bakso, dan juga adaketerampilan tangan yang nantinya produk-produk hasilbuatan mereka kita bantu pasarkan untuk dijual yanghasil penjualannya kita putar lagi untuk modal dansebagian untuk mereka. Tujuannya agar setelah merekalepas dari sini memiliki keterampilan yang bisa,enghasilkan agar bisa mandiri secara finansial. Selainitu, ada kajian qolbu, baca tulis qur’an, dan yang palingdiminati itu kajian kristologi. Karena kajian itusasrannya tidak hanya untuk muallaf tapi kita membukauntuk masyarakat. Tujuannya untuk penguatan akidahIslam terhadap kristenisasi yang lagi marak dilakukankaum misionaris.
Tanya : Adakah program unggulan dari beberapa program yangsudah berjalan?
Jawab : Sampai saat ini yang menjadi unggulan itu kajiankristologi karena targetnya muallaf dan masyarakat,dengan acuan dasar materinya mengkaji tentang Islammelalui Al-Quran dan Kristen melalui Al-Kitab (Bible).
Tanya : Bagaimana cara anda untuk mendekatkan diri kepadamuallaf dan langkah apa saja yang dilakukan untukmelakukan pendekatan terhadap muallaf terutama yangsudah menjadi binaan Irena Center?
Jawab : Pertama-tama kita penertrasi atau pendekatan terlebihdulu agar merasa lebih dekat dan nyaman. Sharing-sharing seputar tentang keislaman dan juga tentangpermaslahan yang sedang dihadapi muallaf. Jika tertarikbaru mereka ikut dalam pembinaan di pondok pesantrenini.
Pedoman wawancara
Narasumber : Fani
Jabatan : Muallaf binaan Irena Center
Tempat : Pondok Pesantren Irena Center
Hari / Waktu : Minggu / 13 Mei 2018
Tanya : Sejak kapan anda memutuskan untuk menjadi seorangmuslim/muslimah?
Jawab : kurang lebih sekitar 2 tahun lalu tahun 2016
Tanya : Atas dorongan siapa anda memilih menjadi muallaf?
Jawab : Awalnya sih tertariknya karena ngeliat orang wudhu.Ngeliat orang wudhu tuh kayanya adem gitu,terus kalo ngeliat orang wudhunya enak gitu. Baru darisitu cari-cari sendriri lah.
Tanya : Apa motivasi anda untuk menjadi muallaf?
Jawab : Cari ketenangan sih. Masuk Islam tuh rasanya kaya lebihtenang aja.
Tanya : sudah berapa lama mengikuti pendidikan di ponpes IrenaCenter?
Jawab : Kalo saya sih baru tiga bulan.
Tanya : selama dibina di ponpes muallafah ini apa saja manfaatyang didapatkan?
Jawab : lebih terarah dan ada tujuan sih.
Tanya : materi apa saja yang disampaikan selama dibina diponpes?
Jawab : dasar-dasar Islam, fikih, adab akhlak kaya gitu sih
Tanya : Apa media yang digunakan dalam pembinaan?
Jawab : buku, slight, laptop untuk gurunya ya bukan kitanya.
Tanya : Apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambatkomunikasi dalam pembinaan muallaf?
Jawab : faktor pendukung kita difasilitasi dengan baik, dan free.
Tanya : Bagaimana menurut anda pembinaan muallaf di YayasanIrena Center?
Jawab : karena kita kan juga stay disini kan. Jadi cukup baik lah.
Pedoman wawancara
Narasumber : Az Zahra
Jabatan : Muallaf binaan Irena Center
Tempat : Pondok Pesantren Irena Center
Hari / Waktu : Minggu / 13 Mei 2018
Tanya : Sejak kapan anda memutuskan untuk menjadi seorangmuslim/muslimah?
Jawab : 11 September 2017
Tanya : Atas dorongan siapa anda memilih menjadi muallaf?
Jawab : Hmmm pencarian,. Tiba-tiba ingin mencari aja tentangperbedaan agama. Kan saat ini Islam lagi dihujat ya.Nah, aku ingin punya niat untuk merubah pemikiran-pemikiran orang terhadap Islam yang katanya itu keras,terorisme, apalagi dari keluarga sendirikan punyapemikirian seperti itu. Trus ya yang baru masuk Islamaja saya tuh udah merasa kaya tidak terima agama Islamdiperlakukan seperti ini gitu. Jadi kaya ada niat untukmembela Islam.
Tanya : Sudah berapa lama mengikuti pendidikan di ponpes IrenaCenter?
Jawab : Satu bulan setengah
Tanya : Selama dibina di ponpes muallafah ini apa saja manfaatyang didapatkan?
Jawab : Manfaat khususnya pasti kalo muallaf tuh lebih dalemlagi mempelajari perbadaan agama itu pasti. Trus,mempelajari hukum-hukum Islam yang kita dulu agamakita ga banyak aturan sekarang tiba-tiba mengenal Islam
jadi banyak aturan. Dari cara makan, tidur, nah yangkaya gitu.
Tanya : Materi apa saja yang disampaikan selama dibina diponpes?
Jawab : Akidah, Tauhid, Fikih, sama Kristologi sih yang palingpenting.
Tanya : Apa media yang digunakan dalam pembinaan?
Jawab : Slight, laptop, buku kaya gitu-gitu aja sih standar kayabiasa.
Tanya : Apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambatkomunikasi dalam pembinaan muallaf?
Jawab : Kalo penghambat paling kayanya cara pengajarannya ya,terus disini kan agak kurang juga ya, kurang tenagapengajarnya. Kita difasilitasi dengan sarana yang cukupbaik.
Tanya : Bagaimana menurut anda pembinaan muallaf di YayasanIrena Center?
Jawab : Hmmm.. karena kita baru pertama kali mungkin ya. Jadikita merasa cukup baik. Karena tinggal disini, selama inisih baik-baik aja.
Foto Bersama Ustadz Lukman Hakim di Pondok PesantrenMuallafah Yayasan Irena Center
Foto Bersama Narasumber Saat Wawancara di PondokPesantren Muallafah Yayasan Irena Center
Foto Bersama Peserta Kajian Kristologi Bersama UstadzahIrena Handono di Yayasan Irena Center
Kegiatan Baca Tulis Quran di Pondok Pesantren MuallafahYayasan Irena Center
Foto Bersama Peserta Kajian Kristologi Bersama UstadzahIrena Handono di Yayasan Irena Center
Kegiatan Baca Tulis Quran di Pondok Pesantren MuallafahYayasan Irena Center