159
STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA BETAWI (Studi kasus Perguruan Cingkrik Rawa Belong, Jakarta Barat) Skripsi Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Disusun Oleh: Radita Milati NIM. 1112015000009 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

  • Upload
    dinhdat

  • View
    238

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK

DALAM PELESTARIAN BUDAYA BETAWI (Studi kasus Perguruan Cingkrik Rawa Belong, Jakarta Barat)

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Disusun Oleh:

Radita Milati

NIM. 1112015000009

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA
Page 3: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA
Page 4: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA
Page 5: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Radita Milati

NIM : 1112015000005

Jurusan : Pendidikan IPS/Sosiologi

Judul Skripsi : Strategi Mempertahankan Silat Cingkrik dalam Pelestarian

Budaya Betawi (Studi Kasus Perguruan Cingkrik Rawa

Belong, Jakarta Barat)

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya sendiri yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Strata (S1) di Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

berdasarkan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 22 April 2019

Radita Milati

NIM. 1112015000009

Page 6: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

i

ABSTRAK

Radita Milati, 1112015000009, “Strategi Mempertahankan Silat Cingkrik dalam

Pelestarian Budaya Betawi (Studi Kasus Sanggar Perguruan Cingkrik Rawa Belong,

Jakarta Barat)”, Skripsi, Konsentrasi Sosiologi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini meneliti tentang strategi sanggar Perguruan Cingkrik Rawa Belong

dalam mempertahankan silat cingkrik untuk melestarikan budaya Betawi. Tujuannya

adalah untuk mengetahui 3 tahapan strategi dalam mempertahankan silat cingkrik,

yakni perumusan strategi, implementasi strategi, dan evaluasi strategi yang digunakan

oleh Perguruan Cingkrik Rawa Belong sebagai sebuah sanggar yang menggeluti

bidang silat, terlebih silat cingkrik di Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian

kualitatif dan peneliti mengambil data dengan teknik wawancara, observasi dan

dokumentasi. Hasil penelitian menerangkan bahwa sanggar Perguruan Cingkrik Rawa

Belong memakai 3 tahapan strategi dalam mempertahankan sanggar tersebut. Yakni,

perumusan strategi, implementasi strategi, dan evaluasi strategi. Dalam perumusan

strategi, yang dilakukan oleh sanggar Perguruan Cingkrik Rawa Belong adalah (1)

menentukan cakupannya terlebih dahulu agar memudahkan penyampaian sasaran,

yakni remaja. (2) rencana melakukan pengenalan silat cingkrik melalui festival-

festival budaya. (3) rencana tahapan pelaksanaan latihan. Dalam tahapan

implementasi strategi sanggar Perguruan Cingkrik Rawa Belong memasukkan silat

cingkrik ke dalam ektrakulikuler di berbagai sekolah, karena sasaran yang ingin

dirangkul adalah para remaja. Dan tahapan strategi yang ketiga adalah evaluasi

strategi, dalam tahapan yang terakhir ini sanggar Perguruan Cingkrik Rawa Belong

melakukan evaluasi dari pelaksanaan setiap rencana yang dibuat. Menurut sanggar

Perguruan Cingkrik Rawa Belong mereka telah berhasil dalam melaksanakan semua

rencana yang dibuat walau dengan beberapa hambatan dan kekurangan.

Kata kunci : Perguruan Cingkrik Rawa Belong (PERCIRA), Strategi, Budaya

Betawi

Page 7: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

iii

KATA PENGANTAR

ب الر س م ب الر ب س ب ب س ب اهلل

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat

Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad

SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, hingga kepada umatnya hingga akhir

zaman, aamiin.

Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan pada Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Judul yang penulis ajukan adalah “Strategi Mempertahankan Silat Cingkrik dalam

Pelestarian Budaya Betawi (Studi Kasus Perguruan Cingkrik Rawa Belong, Jakarta

Barat)”.

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,

bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan

ini penulis dengan senang hati menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FITK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd.

3. Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FITK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Bapak Drs. Syaripulloh, M.Si.

4. Dosen pembimbing akademik, Drs. A. Banajid atas bimbingannya selama

penulis menjalani perkuliahan.

5. Dosen pembimbing skripsi I, Bapak Dr. Abdul Rozak, M.Si yang sudah luar

biasa sabar dalam memberikan arahan dan bimbingan yang sangat berguna

dalam menyelesaikan penelitian ini.

Page 8: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

iv

6. Dosen pembimbing skripsi II, Ibu Cut Dhien Nourwahida, M.A yang sangat

sabar dalam memberikan dan arahan kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian ini dengan baik.

7. Seluruh dosen dan staf FITK yang sangat luar biasa, semoga ilmu-ilmu yang

telah diberikan dapat bermanfaat bagi penulis.

8. Ketua sanggar Perguruan Cingkrik Rawa Belong Robi Indra yang telah

mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di organisasi tersebut.

9. Seluruh badan pengurus dan anggota sanggar Perguruan Cingkrik Rawa

Belong yang telah berkenan menjadi informan wawancara dalam penelitian

ini

10. Orang tua penulis, Bapak Hasanuddin dan Ibu Bazlah atas jasa-jasanya,

kesabaran, serta do’a yang tidak pernah lelah mendidik dan memberi cinta

yang tulus dan ikhlas kepada penulis semenjak kecil hingga saat ini.

11. Bikry Haitami (abang), Siti Mariatul Ulfa (kakak), M. Ahyat Syarofi

(abang), Aisya Ridla (kakak), M. Fadhly Kamal (Adik), Baswara Raka

Permana (keponakan), Damar Langit Sambara (keponakan), dan Alula

Khanza Azkira (keponakan) yang selalu mewarnai hari-hari penulis di rumah

dengan keceriaan dan kebahagiaan.

12. Desty Rahmayanti, Muhammad Hikmah Nikmatulloh, dan Nur Aini yang

selalu mewarnai hari-hari penulis selama menyelesaikan skripsi dengan

kebahagiaan yang tiada terkira dan selalu menjadi pelipur lara ketika penulis

mulai sedih dan bosan.

13. Muhammad Fajar Rialdi yang tanpa ia tahu bahwa ia adalah salah satu

semangat untuk menyelesaikan skripsi ini dan menjadi pelipur hati penulis

dalam situasi apapun.

14. Kawan-kawan seperjuangan Pendidikan IPS angkatan 2012 dan khususnya

teman-teman SOSIOLOGI - ANTROPOLOGI 2012 yang telah memberikan

ribuan kenangan yang tidak akan pernah terlupakan

Page 9: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

v

15. Pojok Seni Tarbiyah (POSTAR) dan rekan-rekan anggota yang telah

membantu menyemangati penulis dalam melakukan penelitian ini khususnya

untuk elemen Lingkar Sastra Tarbiyah dimana penulis belajar nari pertama

kali.

16. Keluarga DDPAW; Desty, Dita, Feby, Aini, Winda yang menemani penulis

selama kuliah dan memberikan kenangan indah yang tak akan pernah

penulis lupakan.

17. Dori Alom Siregar dan Desi Sulistiani sahabat SMA yang selalu menjadi

penghibur disaat penulis mulai kehilangan semangat.

18. Lisha Hasanah dan Julmy Ardiansyah saudara penulis yang selalu

menyemangati untuk menyelesaikan skripsi ini.

19. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semuanya.

Demi perbaikan selanjutnya, saran dan kritik yang membangun akan penulis terima

dengan senang hati. Akhirnya, hanya kepada Allah SWT penulis serahkan segalanya,

mudah-mudahan dapat bermanfaat khusunya bagi penulis umumnya bagi kita semua.

Jakarta, 22 April 2019

Penulis

Page 10: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

ABSTRAK ............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................... 6

C. Pembatasan Masalah .................................................................. 6

D. Perumusan Masalah ................................................................... 7

E. Tujuan Penelitian ....................................................................... 7

F. Manfaat Penelitian ..................................................................... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... 9

A. Kajian Teori ............................................................................... 9

1. Pencak Silat dalam Budaya Masyarakat Betawi ................. 9

2. Revitalisasi Budaya ............................................................ 20

3. Strategi Mempertahankan Budaya ..................................... 21

B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................. 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 34

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 34

B. Latar Penelitian (Setting) .......................................................... 35

C. Metode Penelitian...................................................................... 36

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data .......................... 37

1. Data dan Sumber Data ....................................................... 37

Page 11: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

vii

2. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ......................... 39

a. Observasi ..................................................................... 39

b. Wawancara .................................................................. 40

c. Studi Dokumentasi ...................................................... 45

E. Pemeriksaan Keabsahan Data ................................................... 45

F. Analisis Data ............................................................................. 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 49

A. Gambaran Umum Perguruan Cingkrik Rawa Belong ............... 49

1. Sejarah Singkat .................................................................. 49

2. Karakteristik Informan ....................................................... 50

B. Hasil Penelitian ......................................................................... 52

1. Hasil Observasi .................................................................. 52

2. Hasil Wawancara ............................................................... 54

a. Gambaran Perguruan Cingkrik Rawa Belong

(PERCIRA) ................................................................. 54

b. Revitalisasi Budaya Pencak Silat Cingkrik ................. 59

c. Perumusan Strategi Mempertahankan Silat Cingkrik

Sanggar Perguruan Cingkrik Rawa Belong

(PERCIRA) ................................................................ 62

d. Implementasi Strategi Mempertahankan Silat

Cingkrik Sanggar Perguruan Cingkrik Rawa Belong

(PERCIRA) ................................................................ 65

e. Evaluasi Strategi Mempertahankan Silat Cingkrik

sanggar Perguruan Cingkrik Rawa Belong

(PERCIRA) ................................................................ 67

C. Pembahasan ............................................................................... 72

1. Gambaran Perguruan Cingkrik Rawa Belong

(PERCIRA) ....................................................................... 72

Page 12: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

viii

2. Revitalisasi Budaya Pencak Silat Cingkrik ........................ 73

3. Perumusan Strategi Mempertahankan Silat Cingkrik

Sanggar Perguruan Cingkrik Rawa Belong (PERCIRA) ... 73

4. Implementasi Strategi Mempertahankan Silat Cingkrik

Sanggar Perguruan Cingkrik Rawa Belong (PERCIRA) ... 74

5. Evaluasi Strategi Mempertahankan Silat Cingkrik

sanggar Perguruan Cingkrik Rawa Belong (PERCIRA) .. 75

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .............................. 77

A. Kesimpulan ............................................................................... 77

B. Implikasi .................................................................................... 78

C. Saran .......................................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah satu negara kepulauan di Asia Tenggara yang

wilayahnya sangat luas, dari Sabang sampai Merauke, dengan penduduknya

yang terdiri dari berbagai suku bangsa dengan bahasa, adat-istiadat, dan

budaya yang berbeda. Salah satu dari suku bangsa yang banyak itu adalah

suku Betawi yang merupakan penduduk asli di kota Jakarta dan wilayah

sekitarnya.

Suku Betawi adalah penduduk asli di kota Jakarta, keberadaannya

sedikit berbeda dengan suku-suku lain yang ada di Indonesia. Perbedaan

yang paling mencolok adalah suku Betawi berada di Ibukota Jakarta dimana

beragam suku, latar belakang budaya yang berbeda mendiami kota Jakarta.

Suku Betawi ini terus berkembang dengan ciri-ciri budaya yang khas dan

mudah dibedakan dengan suku-suku lainnya terutama dari bentuk-bentuk

kesenian, bahasa, pakaian, serta beladirinya.

Suku Betawi sebagai penduduk yang berada di pusat kekuasaan

sejak berabad-abad lalu, suku Betawi mempunyai keberuntungan dan

ketidakberuntungan. Keberuntungan karena dapat berkenalan dengan

berbagai suku yang datang dari seluruh wilayah Indonesia, seperti Sunda,

Jawa, Batak, Makassar, Minang, dan Aceh. Mereka juga dapat berkenalan

dengan berbagai ras asing, seperti Cina, India, Jepang, Arab, Eropa dan lain-

lain. Mereka pun beruntung dapat mengikuti dan melihat sendiri berbagai

pergolakan politik yang terjadi di pusat kekuasaan negeri ini.

Namun, ketidakberuntungannya adalah mengancam eksistensi etnis

dan budaya Betawi itu sendiri. Sejak proklamasi kemerdekaan, datangnya

Page 14: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

2

berbagai suku bangsa dari seluruh penjuru tanah air tampak seperti tidak

terbendung. Suku Betawi yang bersifat toleransi dan egaliter turut larut

dalam pergaulan dengan suku-suku tersebut. Dari waktu ke waktu terjadilah

perkawinan campur antara suku Betawi dengan suku lain-suku lain.

Perkawinan campuran yang jumlahnya relatif banyak dari tahun ke tahun

melahirkan generasi yang melupakan budaya Betawi sebagai budaya asal

mereka. Dari hal tersebut, menyebabkan suku Betawi telah termajinalkan

oleh budaya dan suku lain dari Indonesia maupun luar.

Keberadaan budaya Betawi pada saat ini dirasakan mengalami

kemunduran atau tidak terlihat lagi, mengingat semakin besar arus

urbanisasi serta pembangunan kota tanpa berlandaskan wawasan lingkungan

dan budaya yang terjadi di Ibu Kota DKI Jakarta. Apabila suku Betawi

berdiam diri saja, kebudayaan Betawi lambat laun akan menurun

eksistensinya. Keberadaan budaya Betawi di tengah-tengah berbagai macam

kultur, agama, dan adat istiadat membuat suku Betawi sulit untuk

berkembang di tengah-tengah berbagai macam kultur mengikuti

perkembangan zaman yang ada.

Kota Jakarta memiliki jumlah penduduk yang terus bertambah setiap

tahunnya. Berikut Tabel 1.1 adalah jumlah penduduk DKI Jakarta.

Tabel 1.1

Jumlah Penduduk DKI Jakarta1

Tahun Jumlah Penduduk

1961 2.906.533

1971 4.576.018

1980 6.480.645

1990 8.227.745

2000 8.347.083

1 www.bps.go.id, Jumlah Penduduk DKI Jakarta, diakses pada 10 Juli 2016

Page 15: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

3

2010 9.607.787

2014 10.075.030

Sumber : Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Jakarta

Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat pertumbuhan penduduk Jakarta

dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Penduduk DKI Jakarta

terdiri dari berbagai macam suku bangsa. Terdapat lima besar etnis yang

paling banyak berada di DKI Jakarta. Berikut ini adalah Tabel 1.2 yaitu

Data penduduk berdasarkan suku bangsa di DKI Jakarta pada tahun 2010.

Tabel 1.2

Jumlah Penduduk DKI Jakarta menurut Suku Bangsa2

Suku Bangsa Jumlah

Jawa 3.453.453

Betawi 2.700.722

Sunda 1.395.025

Tionghoa 632.372

Batak 326.645

Sumber : Badan Pusat Statistik Jakarta 2010

Berdasarkan Tabel 1.2 hasil Sensus Penduduk 2010 tersebut

mengungkapkan bahwa penduduk Provinsi DKI Jakarta didominasi oleh

Suku Jawa (3,453 juta jiwa), baru pada posisi kedua sampai kelima berturut-

turut ditempati oleh Suku Betawi (2,700 juta), Sunda (1,395 juta), Cina (632

ribu), dan Batak (327 ribu).

Peringkat 6-10 berturut-turut Suku Minangkabau (272 ribu), Melayu

(92 ribu), Madura (80 ribu), Suku Asal Sumsel (72 ribu), dan Bugis (68

ribu), Peringkat 11-15 berturut-turut Suku Asal Lampung (45 ribu), Suku

Asal Maluku (45 ribu), Minahasa (37 ribu), Suku Asal Kalimantan Lain (di

2 www.bps.go.id, Jumlah Penduduk DKI Jakarta menurut Suku Bangsa, diakses pada 10 Juli 2016

Page 16: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

4

luar Suku Dayak dan Banjar, 33 ribu), dan Suku Asal Sulawesi Lain (di

luar Suku Makassar, Bugis, Minahasa dan Gorontalo, 32 ribu).

Sedangkan peringkat 16-20 ditempati Suku Asal Aceh (30 ribu),

Makassar (29 ribu), Suku Asal Nusa Tenggara Timur (29 ribu), Suku Asal

Banten (29 ribu), dan Suku Asal Sumatera Lain (24 ribu).3

Dengan demikian, sekitar 35,94 persen penduduk DKI Jakarta

merupakan Suku Jawa, berikutnya 28,11 persen Suku Betawi, 14,62 persen

Suku Sunda, dan 21,43 persen suku-suku lainnya.

Dapat dilihat bahwa suku yang paling banyak menghuni kota Jakarta

adalah Suku Jawa sedangkan suku Betawi menempati urutan kedua sebagai

suku terbesar yang menghuni kota Jakarta. Melihat hal ini semakin

mengkhawatirkan tentang pelestarian budaya Betawi saat ini dikarenakan

kelompok-kelompok Betawi sudah tidak ada lagi akibat penggusuran-

penggusuran tanah Betawi untuk keperluan pembangunan, juga akibat

banyaknya kawin campur antara suku Betawi dengan suku lain sehingga

membuat budaya Betawi termarjinalkan. Terdapat banyak sekali

kebudayaan dalam Betawi, seperti khasnya ondel-ondel, palang pintu,

rumah adat, dan silat cingkrik. Dari semua khas budaya Betawi silat

cingkrik sudah mulai tidak terlihat eksistensinya, padahal silat cingkrik ini

yang mengangkat nama Betawi.

Silat merupakan beladiri rakyat Indonesia yang sampai sekarang

masih bertahan. Silat Indonesia diperkirakan sudah ada sejak abad ke-6

Masehi. Pada waktu itu penduduk yang mendiami lebih dari 3000 buah

pulau yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia masih hidup secara primitif

karena pengetahuan mereka masih sangat rendah. Keganasan binatang buas,

peperangan antar suku, penjarahan dan perampokan yang masih merajalela,

selalu mengancam kelangsungan hidup mereka. Maka dibuatlah sebuah

sistem pertahanan diri yang terinspirasi dari berbagai gerakan binatang yang

3 Hasan Na’im dan Hendry Syaputra, Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama dan Bahasa

Sehari-hari Penduduk Indonesia Hail Sensus Penduduk 2010, (Jakarta:Badan Pusat Statistik)

Page 17: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

5

ada di alam. Akhirnya sistem tersebut mengkristal dalam sebuah bentuk

yang dinamakan sebagai Silat.

Terdapat banyak sejarah dari terbentuknya silat cingkrik ini, banyak

masyarakat yang meyakini bahwa silat cingkrik ini adalah silat yang dipakai

oleh si Pitung yang menjadi legenda di masyarakat Betawi. Pitung di

masyarakat Betawi adalah pendekar dan pahlawan pembela kaum lemah

dari kesewenang-wenangan penjajah Belanda dan Pitung diyakini

menggunakan silat cingkrik dalam menghadapi para penjajah tersebut.

Namun, banyak pula yang percaya bahwa silat cingkrik ini lahir jauh setelah

zaman Pitung, yang ditemukan oleh Ki Maing. Ki Maing menemukan jurus

silat cingkrik ini dari seekor Kera yang berhasil mencuri tongkat yang Ia

bawa, sampai terjadi perebutan tongkat antara Ki Maing dan Kera tersebut

yang kemudian gerakan-gerakan Kera itu dijadikan jurus-jurus dan

dinamakan silat cingkrik.

Selain berfungsi sebagai sebuah sistem bela diri, silat cingkrik juga

merupakan faktor penyatu dan pengikat dari masyarakat Betawi. Hal ini bisa

dibuktikan bahwa silat cingkrik digunakan dalam adat Betawi pada acara

perkawinan yaitu palang pintu. Banyak sekali masyarakat yang mengetahui

dan mengenal palang pintu namun tidak mengetahui apa itu silat cingkrik

yang dipakai dalam mengisi tradisi tersebut. Jika, eksistensi dari silat

cingkrik semakin menurun dan sedikit demi sedikit menghilang maka

budaya Betawi akan kehilangan satu ciri khasnya. Dan semakin lama

budaya yang lain akan ikut menghilang dan digantikan oleh budaya luar

yang disenangi oleh generasi-generasi zaman ini. Maka dari itu sangatlah

dibutuhkan strategi dalam mempertahankan silat cingkrik ini di kalangan

masyarakat terutama masyarakat Betawi untuk melestarikan budaya Betawi

yang ada.

Dari paparan di atas, peneliti menarik untuk melakukan penelitian

mengenai “Strategi mempertahankan silat cingkrik dalam pelestarian

Page 18: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

6

budaya Betawi (studi kasus sanggar Perguruan Cingkrik Rawa Belong,

Jakarta Barat)”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan di atas, penulis

mengidentifikasi masalah-masalah yang ada dalam penelitian ini sebagai

berikut:

1. Rendahnya minat dan krisis kesadaran masyarakat Betawi untuk

mempertahankan silat cingkrik sebagai produk untuk melestarikan

budaya Betawi.

2. Transformasi budaya asing mempunyai dampak yang luar biasa

sehingga mempengaruhi kecintaan pada kebudayaan daerah,

masyarakat enggan mempelajari budayanya sendiri.

3. Banyaknya sanggar silat cingkrik yang terancam tutup karena

kekurangan guru, murid, dan dana.

4. Kurangnya strategi yang digunakan untuk mempertahankan silat

cingkrik.

5. Kerjasama yang kurang baik antara Pemerintah daerah, lembaga

Betawi, dan masyarakat Betawi terhadap pelestarian kebudayaan.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas,

maka dalam penelitian ini perlu adanya pembatasan masalah untuk

menjelaskan permasalahan dan sekaligus menghindari ketidak fokusan

dalam pembahasan skripsi ini, maka penulis memberikan pembatasan

masalah yaitu pada ruang lingkup upaya yang dilakukan Perguruan Silat

Cingkrik (PERCIRA) dalam mempertahankan silat cingkrik untuk

melestarikan budaya Betawi.

Page 19: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

7

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, maka rumusan masalah utama

dalam penelitian ini adalah Strategi apa yang digunakan oleh Perguruan

Cingkrik Rawa Belong (PERCIRA) mempertahankan silat cingkrik dalam

pelestarian budaya Betawi?

Sedangkan perumusan dasar dari masalah ini adalah:

1. Bagaimana perumusan strategi mempertahankan silat cingkrik

Perguruan Cingkrik Rawa Belong (PERCIRA)?

2. Bagaimana implementasi strategi mempertahankan silat cingkrik

Perguruan Cingkrik Rawa Belong (PERCIRA)?

3. Bagaimana evaluasi strategi mempertahankan silat cingkrik Perguruan

Cingkrik Rawa Belong (PERCIRA)?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya,

maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Perumusan strategi mempertahankan silat cingkrik Perguruan

Cingkrik Rawa Belong (PERCIRA)

2. Implementasi strategi mempertahankan silat cingkrik Perguruan

Cingkrik Rawa Belong (PERCIRA)

3. Evaluasi strategi mempertahankan silat cingkrik Perguruan Cingkrik

Rawa Belong (PERCIRA)

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian dapat bermanfaat bagi peneliti, bagi pembaca, dan

peneliti lain. Manfaat penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

Page 20: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

8

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi para akademisi, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

referensi atau bahan kajian dalam menambah ilmu pengetahuan di

bidang pendidikan, sehingga dapat mengetahui bagaimana strategi

dalam mempertahankan silat cingkrik untuk melestarikan budaya

Betawi.

b. Bagi peneliti lebih lanjut, dapat dijadikan referensi dalam

mengembangkan pengetahuan tentang silat cingkrik dan strateginya

dalam melestarikan budaya Betawi.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi masyarakat, diharapkan dapat memberikan arahan dan minat

serta motivasi untuk menjadi manusia yang kaya peduli dengan

budaya yang ada demi tercapainya bangsa yang maju.

b. Bagi Sanggar Betawi, sebagai sumbangsi pemikiran dalam

memajukan Budaya Betawi dan melestarikan silat cingkrik untuk

generasi-generasi berikutnya.

c. Bagi PEMDA, diharapkan dapat menjadikan masukan dalam

melaksanakan program kerja yang ada untuk melestarikan budaya

Betawi.

d. Bagi seluruh civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

diharapkan penelitian ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu

pengetahuan dimasa yang akan datang.

Page 21: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pencak Silat dalam Budaya Masyarakat Betawi

a. Budaya dan Masyarakat Betawi

“Budaya adalah bentuk jamak dari kata budi dan daya yang berarti

cinta, karsa, dan rasa. Kata budaya berasal dari bahasa Sansakerta

budhayah yaitu bentuk jamak kata buddhi yang berarti budi atau akal”.1

Kebudayaan merupakan posisi penting dalam kehidupan manusia,

masyarakat adalah sebuah wadah bagi kebudayaan tersebut dengan

berbagai pendukungnya, sehingga fungsi kebudayaan itu sendiri dapat

dijadikan sebagai faktor pendorong daalam perubahan sosial yang

terjadi di masyarakat atau masyarakat dapat menentukan sikapnya

sendiri terhadap dunia berdasarkan pada pengetahuan yang ada pada

kebudayaan.

Budaya atau kebudayaan menurut para tokoh antara lain:

1) E.B. Tylor, budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang

meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum,

adat istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat

oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

2) Koentjaraningrat, mengartikan bahwa kebudayaan adalah

keseluruhan sistem gagasan, milik diri manusia dengan belajar.

3) Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, mengatakan

bahwa kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta

masyarakat.2

1 Elly M. Setiadi, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, (Jakarta: Kencana, 2008) hlm. 27

2Ibid, hlm. 27

Page 22: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

10

Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan dibagi atau digolongkan

dalam tiga wujud, yaitu:

1) Wujud sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-

nilai, norma-norma, dan peraturan. Wujud tersebut menunjukan wujud

ide dari kebudayaan, sifatnya abstrak, tak dapat diraba, dipegang,

ataupun difoto, dan tempatnya ada di alam pikiran warga masyarakat di

mana kebudayaan yang bersangkutan itu hidup.

2) Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta

tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat. Wujud tersebut

dinamakan sistem sosial, karena menyangkut tindakan dan kelakuan

berpola dari manusia itu sendiri.

3) Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

Wujud ini disebut wujud fisik, di mana wujud budaya ini hampir

seluruhnya merupakan hasil fisik (aktivitas perbuatan, dan karya semua

manusia dalam masyrakat).3

Koentjaraningrat berpendapat bahwa ada tujuh unsur kebudayaan

yang dapat ditemukan pada semua bangsa di dunia. Ketujuh unsur yang

dapat kita sebut sebagai isi pokok dari tiap kebudayaan di dunia itu

adalah:

1) Bahasa

2) Sistem pengetahuan

3) Organisasi sosial

4) Sistem peralatan hidup dan teknologi

5) Sistem mata pencaharian hidup

6) Sistem religi

7) Kesenian4

Masing-masing unsur kebudayaan sudah tentu juga menjelma

dalam ketiga wujud kebudayaan yang terurai di atas, yaitu wujudnya

yang berupa sistem budaya, yang berupa sistem sosial, dan yang berupa

3 Ibid, hlm. 28-30

4 Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta: Fa. Aksara Baru, 1983) cet. 4, hlm. 206

Page 23: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

11

unsur-unsur kebudayaan fisik. Dalam penelitian ini penulis akan

mencoba meneliti salah satu unsur kebudayaan Betawi yaitu dalam

unsur kesenian budaya Betawi.

Dalam kehidupan sehari-hari, tidak ada kebudayaan tanpa

masyarakat dan sebaliknya tidak ada masyarakat yang tidak mempunyai

kebudayaan sebagai wadah pendukungnya, walaupun secara teoritis dan

untuk kepentingan analitis, kedua persoalan tersebut dapat dibedakan

dan dipelajari secara terpisah. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang

rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa,

perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.5

“Mayarakat adalah sehimpunan manusia yang hidup bersama

dalam suatu tempat dengan ikatan dan aturan-aturan tertentu”.6

Dinamakan masyarakat jika lebih dari dua orang yang memiliki aturan

tentang nilai dan norma yang disepakati bersama.

Menurut Hasan Shadily masyarakat adalah golongan besar atau

kecil dari beberapa manusia yang dengan atau karena sedirinya

bertalian secara bergolongan atau pengaruh mempengaruhi satu sama

lain.7 Masyarakat yang hidup bersama maka akan saling mempengaruhi

satu sama lain dari pola pikir hingga gaya hidupnya. Pendapat ini

didukung oleh Selo Sumardjan yang berpendapat masyarakat adalah

orang-orang yang hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan”.8

Masyarakat yang hidup bersama akan menghasilkan kebudayaan

melalui nilai dan norma yang ada.

Pada dasarnya masyarakat mencakup beberapa unsur sebagai

berikut:

5 Alo Liliweri, Makna Budaya dalam Komunikasi Antar Budaya, (Yogyakarta: LkiS, 2003), hlm. 3

6 Kamus Besar Bahasa Indonesia

7 Hasan Shadily, Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia, (Jakarta, PT. Rineka Cipta, 1998), hlm. 7

8 Ibid, hlm. 26

Page 24: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

12

1) Manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu sosial tak ada ukuran

mutlak ataupun angka pasti untuk menentukan berapa jumlah

manusia yang harus ada. Akan tetapi secara teoritis angka

minimalnya adalah dua orang yang hidup bersama.

2) Bercampur untuk waktu yang cukup lama.

3) Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan

bersama menimbulkan kebudayaan oleh karena setiap anggota

kelompok merasa dirinya terikat satu dengan lainnya.9

Dari pengertian-pengertian di atas masyarakat dapat diartikan dua

orang atau lebih yang berkumpul dalam waktu lama dan memiliki nilai

dan norma yang mengaturnya.

Ketika kota Jakarta secara resmi dinyatakan sebagai ibukota

negara, konon mulai muncul dan mengemukakan berbagai komunitas

yang menamakan diri sebagai komunitas yang menamakan diri sebagai

masyarakat Betawi. Diduga masyarakat Betawi sudah cukup lama

bermukim di Jakarta, dan mereka diperkirakan sudah tinggal di Jakarta

semenjak zaman prasejarah, yaitu zaman batu bara atau neolitikum.

Diperkirakan mereka mulai tinggal di Jakarta tahun 2500 SM.10

“Suku Betawi adalah salah satu etnis di Indonesia yang dikenal

sebagai penduduk asli kota Jakarta. Secara geografis suku Betawi

tinggal di pulau Jawa, namun secara sosiokultural, mereka kelihatannya

lebih dekat dengan budaya Melayu Islam”.11

Terdapat beberapa

pendapat seputar suku Betawi ini. Pertama yaitu Yasmine Zaki Shahab

seorang antropolog Universitas Indonesia, beliau memperkirakan

bahwa etnis Betawi baru terbentuk sekitar tahun 1815-1893.

Kedua yaitu Parsudi Suparlan mengemukakan bahwa kesadaran

mereka itu sebagai orang Betawi pada awal pembentukan etnis ini

9 Ibid, hlm. 26-27

10 Eni Setiati dkk, Ensiklopedia Jakarta 6, (Jakarta: PT. Lentera Abadi, 2009), hlm. 4

11 Ibid, hlm. 7

Page 25: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

13

tampaknya belum mengakar. Ketiga yaitu Ridwan Saidi seorang

sejarawan, budayawan, dan sekaligus seorang politikus asal Betawi

beliau membantah pendapat kedua antropolog tersebut. Ia mengatakan

bahwa orang-orang Betawi sudah ada jauh sebelum J.P Coen membakar

Jayakarta tahun 1619 dan menjadikan Jayarkarta menjadi Batavia.

Pernyataan tersebut dibuktikan dengan menunjukkan keberadaan orang-

orang Betawi secara geografis, arkeologis serta sejarah perkembangan

bahasa dan budayanya.

Ada berbagai anggapan mengenai seseorang layak disebut orang

Betawi atau masyarakat Betawi. Pertama seseorang layak disebut orang

Betawi atau masyarakat Betawi apabila orang tersebut merupakan

keturunan generasi ke-3, yang semuanya hidup di Jakarta. Kedua, yang

dapat disebut sebagai orang Betawi atau masyarakat Betawi adalah

orang yang lahir dan hidup persis seperti orang Betawi asli, entah

bahasa maupun budayanya. Ada juga yang mengatakan bahwa

seseorang itu lahir di Jakarta, tinggal di Jakarta, makan dan minum di

bumi Jakarta. Namun bagi orang Betawi, polemik semacam itu tidak

penting. Yang penting bagi mereka adalah memikirkan bagaimana

mengisi kehidupan sebelum mereka meninggal. Ini dapat terjadi karena

mereka memiliki keyakinan yang kuat terhadap agama Islam sebagai

nafas hidup dan budaya mereka. Itulah sebabnya mengapa mereka

toleran terhadap para imigran dari etnis lain yang masuk ke Jakarta.

Bagi mereka, kualitas manusia tidak ditentukan oleh keturunan

siapa, tetapi oleh isi hati, dan perilakunya. Itulah sebabnya walaupun

secara geografis mayoritas wilayahnya telah diambil orang lain

sehingga mereka semakin tergusur, namun orang Betawi masih tetap

eksis. Mereka tidak pernah merasa diri mereka tergusur dari Jakarta

sebagai kampung halaman mereka. Mereka beranggapan bahwa selama

Page 26: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

14

Jakarta masih ada, maka selama itu pula akan muncul orang-orang

Betawi.12

Masyarakat Betawi dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok

besar, yaitu: Betawi Tengah, Betawi Pinggir, dan Betawi Udik.

Kelompok Betawi Tengah adalah penduduk Betawi yang bermukim

daerah kota. Kebanyakan dari mereka tinggal secara berkelompok

berdasarkan keturunan. Ada dua kelompok besar orang yang tinggal di

kota, yaitu Betawi gedong dan Betawi kampung. Betawi gedong adalah

mereka yang secara ekonomi tergolong mampu atau orang kaya dan

tinggal di rumah-rumah mewah yang disebut gedong. Sedangkan

Betawi kampung adalah mereka yang hidup sederhana dan tidak

memiliki kekayaan yang dapat dibanggakan.

Betawi Pinggir memiliki nilai Islami yang sangat tinggi

dibandingkan dengan kedua kelompok Betawi lainnya, cara pandang

mereka adalah cara pandang Islam. Orang Betawi Pinggir menolak bila

mereka dianggap tertinggal dalam bidang pendidikan, sebab mereka

mempunyai prioritas pendidikan tersendiri, yaitu pesantren. Dan yang

terakhir adalah Betawi Udik, kelompok Betawi Udik terbagi dalam dua

kelompok, yaitu orang Betawi yang tinggal di Jakarta bagian utara,

bagian barat Jakarta, dan Tangerang. Budaya mereka sangat

dipengaruhi oleh budaya tionghoa. Kelompok kedua yaitu mereka yang

tinggal di sebelah timur dan selatan Jakarta yang terpengaruhi budaya

Jawa Barat.

Namun pada dasarnya semua masyarakat Betawi adalah

masyarakat terbuka. Terutama setelah kedatangan Islam. Dalam hal

perkawinan masyarakat Betawi tidak bersifat endogam, yang penting

sama-sama beragama Islam. Tidak ada larangan pernikahan dengan

suku budaya lain, bahkan oleh bangsa lainnya tetapi yang paling

terpenting ada kesamaan agama yaitu Islam. Di masa lalu banyak

12

Ibid, hlm. 8

Page 27: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

15

terjadi perkawinan perempuan Betawi dengan bangsa-bangsa Eropa

setelah yang bersangkutan memnyatakan dirinya masuk ke dalam

agama Islam.13

b. Pencak Silat sebagai Produk Budaya Betawi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Silat adalah “kepandaian

berkelahi, seni bela diri yang berasal dari Indonesia dengan ketangkasan

membela dan untuk pertandingan atau perkelahian”.14

Menurut Ochid Aj, Pencak Silat adalah istilah baku yang

digunakan untuk menyebut sebuah seni bela diri khas Indonesia. Seni

bela diri sendiri mengandung dua makna, yaitu seni dan pembelaan diri.

Seni merujuk pada keindahan tata gerak, pola langkah, serang-bela,

bahkan seni dalam pencak silat lebih khusus diartikan sebagai seni

pertunjukan, dimana keindahan gerak dan langkah dipadu dengan

iringan musik gendang pencak (nayaga). Seni juga diartikan sebagai

teknik; teknik menyerang, teknik menghindar, menangkis, memukul,

dan sebagainya.15

Pencak silat adalah salah satu cabang olahraga beladiri yang

terdapat di Indonesia. Olahraga beladiri pencak silat adalah warisan

nenek moyang bangsa Indonesia. Karena pencak silat lahir dari

kebudayaan bangsa Indonesia, maka perkembangannya dipengaruhi

oleh watak, selera, dan bakat masyarakat yang ada di daerahnya

masing-masing. Selain keadaan masyarakat dan sifatnya, faktor alam

juga dapat memengaruhi perkembangan pencak silat itu sendiri,

misalnya keadaan tempat, iklim, keadaan sosial, dan lain

sebagainya. Pencak silat adalah suatu cara beladiri yang menggunakan

akal sepenuhnya. Akal yang dimiliki manusia lebih sempurna bila

dibandingkan dengan makhluk-makhluk yang lainnya. Oleh karena itu,

13

Ridwan Saidi, Potret Budaya Manusia Betawi, (Jakarta: Perkumpulan Renaissance Indonesia,

2011), hlm. 16 14

Ochid Aj, Bunga Rampai Pencak Silat, (Ebook, 2010), hlm. 8 15

Ibid, hlm. 8

Page 28: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

16

tidak mustahil jika manusia dapat menguasai segala macam ilmu di

dunia ini.16

Setiap daerah memiliki pengertian tentang silat yang berbeda-beda,

berikut beberapa pengertian yang berkaitan dengan silat:

Menurut guru pencak silat Bawean, Abdus Syukur:

“Pencak adalah gerakan keindahan dengan menghindar, yang

disertakan gerakan berunsur komedi. Pencak dapat dipertontonkan

sebagai sarana hiburan. Sedangkan, silat adalah unsur teknik bela diri

menangkis, menyerang dan mengunci yang tidak dapat diperagakan

didepan umum”.

Penjelasan serupa diajukan pula oleh guru besar Hasan Habudin,

yang juga pendiri Perguruan Pamur di Madura:

Pencak adalah seni bela diri yang diperagakan dengan diatur,

padahal silat sebagai inti sari dari pencak silat tidak dapat

diparagakan. Di kalangan suku Madura pencak dianggap berakar

dari bahasa Madura “apengkarepang laju alonjak”, yaitu bergerak

tanpa aturan sambil meloncat. Sedangkan silat berasal dari

“seamaen alat mancelat”, yaitu sang pemain berloncat kian kemari

seperti kilat.

Ikatan Pencak Silat Indonesua (IPSI), memiliki pengertian sebagai

berikut:

“Pencak adalah gerakan serang bela yang berupa taria dan berirama

dengan peraturan adat kesopanan tertentu, yang biasa dipertunjukkan di

depan umum. Silat adalah inti sari dari pencak, ilmu untuk perkelahian

atau membela mati-matian yang tidak dapat dipertunjukkan di depan

umum”.

Pendapat yang juga dilontarkan oleh Sukowandi, pendiri Perpi

Harimukti, sebuah perguruan yang bertempat di Yogyakarta:

Pada waktu itu di tanah jawa istilah silat tidak terkenal. Rakyat

hanya mengetahui istilah pencak. Pencak berasal dari istilah „pen‟

16

Ibid, hlm. 11

Page 29: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

17

yang berarti titik atau tujuan, dan „cak‟ yang berarti tindakan. Yaitu

tindakan yang memiliki tujuan, karena tindakan tanpa tujuan tidak

ada artinya dalam bela diri. Istilah silat banyak diperkenalkan oleh

penyadur Kho Ping Ho. Mulai menyebarkan komiknya mulailah

istilah silat dikenal di Jawa. Sekarang kebanyakan orang

mencampurbaurkan silat dengan pencak sehingga mereka bersatu.

Perguruan Phasadja Mataram di Yogyakarta mendefinisikan kedua

istilah tersebut sebagai berikut:

Pencak adalah gerakan bela-serang, yang teratur menurut sistem,

waktu, tempat dam iklim dengan selalu menjaga kehormatan masing-

masing dengan kesatria, tidak mau melukai perasaan. Jadi pencak lebih

menunjuk kepada segi lahiriah. Silat adalah gerakan bela-serang yang

erat hubungannya dengan rohani, sehingga menghidupsubukkan naluri,

menggerakan hati nurani manusia, langsung menyerah kepada Tuhan

Yang Maha Esa.

Dalam kata pengamat pencak silat dan dosen ASKI Padang

Panjang, Indra Utama:

Di minangkabau ada „pencak‟ dan ada pula „silek‟. Keduanya

adalah serupa tetapi tidak sama. „pencak‟ tangko lape, artinya kunci

dapat dilepas karena permainan sudah diatur sebagai pertunjukkan.

Sedangkan „silek‟ menangkap mati, artinya kuncian tidak dapat

dibuka, lawan ditangkap untuk dibunuh. Silek ini tidak dapat

dipertunjukkan karena sangat berbahaya.17

Silat lebih banyak menitik beratkan pembentukan sikap dan watak

kepribadian pesilat yang sesuai dengan falsafah budi pekerti luhur,

karena ajaran falsafah budi pekerti luhur tersebut di perlukan agar silat

sebagai ilmu “berkelahi” tidak di salah gunakan oleh orang-orang

tertentu untuk membahayakan masyarakat dan mengganggu

ketentraman masyarakat di sekitarnya.

17

O‟ong Maryono, Pencak Silat Merentang Waktu, (Yogyakarta: Galang Press, 2000), cet. Ke-2,

hlm. 4-8

Page 30: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

18

Empat aspek dalam gerakan-gerakan khas silat yang terdiri dari

beberapa komponen utama atau dasar, secara garis besar bisa dibedakan

menjadi empat macam, yaitu:

1) Aspek Mental Spiritual: Pencak silat membangun dan

mengembangkan kepribadian dan karakter mulia seseorang. Para

pendekar dan maha guru pencak silat zaman dahulu seringkali harus

melewati tahapan semadi, tapa, atau aspek kebatinan lain untuk

mencapai tingkat tertinggi keilmuannya.

2) Aspek Seni Budaya: Budaya dan permainan "seni" pencak silat

ialah salah satu aspek yang sangat penting. Istilah Pencak pada

umumnya menggambarkan bentuk seni tarian pencak silat, dengan

musik dan busana tradisional.

3) Aspek Bela Diri: Kepercayaan dan ketekunan diri ialah sangat

penting dalam menguasai ilmu bela diri dalam pencak silat. Istilah silat,

cenderung menekankan pada aspek kemampuan teknis bela diri pencak

silat.

4) Aspek Olah Raga: Ini berarti bahwa aspek fisik dalam pencak

silat ialah penting. Pesilat mencoba menyesuaikan pikiran dengan olah

tubuh. Kompetisi ialah bagian aspek ini. Aspek olah raga meliputi

pertandingan dan demonstrasi bentuk-bentuk jurus, baik untuk tunggal,

ganda atau regu.18

Dalam praktek, teknik-teknik dasar akan dikombinasikan

sedemikian rupa bahwa mereka membentuk suatu kaidah yang sangat

khas dimana mereka membentuk suatu kaidah yang sangat khas dimana

gerak olah raga dan bela diri menyatu dengan unsur seni maupun nafas

dan perasaan batin.

Dalam salah satu unsur kebudayaan yakni kesenian pencak silat

adalah salah satu produk kebudayaan Betawi yang sudah sangat

ternama. Dalam kebudayaan Betawi pencak silat terbagi lagi menjadi

18

Ibid, hlm. 10

Page 31: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

19

banyak aliran silat. Terdapat beberapa aliran silat yang terkenal di

kebudayaan Betawi ini, yaitu aliran silat Cingkrik, Gie Sau, Beksi,

Kelabang Nyebrang dan Merak Ngigel, Naga Ngerem.

Silat Betawi terkenal dengan aliran silatnya yang beragam sesuai

asal kampung atau daerah perkembangan aliranya. Karena itu pula

masyarakat Betawi sering menyebut kelompok mereka berdasarkan

tempat tinggalnya, seperti Orang Rawa Belong, Orang Kemayoran, atau

Orang Senen. Perubahan penamaan berdasarkan daerah ini baru

bergeser tahun 1923 sejak Moh Husni Thamrin dan tokoh masyarakat

Betawi mendirikan Perkumpulan Kaum Betawi sebagai sebuah

kelompok etnis sosial yang lebih luas dan dikenal dengan nama orang

Betawi.

Hampir di setiap kampung di Betawi terdapat jagoan silat, mereka

menjaga kampung dan disegani karena tingkah lakunya yang terpuji.

Jagoan kampung ini menggunakan ilmu beladiri untuk mengajak pada

kebaikan dan menjauhi kezaliman. Keberadaan mereka sangat di

hormati masyarakat Betawi, terlebih karena dekat dengan ulama dan

mengayomi masyarakat.

Saat ini salah satu aliran silat Betawi yang khas dan dikenal dengan

cukup khas sebagai silat Betawi pada umumnya adalah silat cingkrik.

silat cingkrik telah masuk ke berbagai pelosok kampung Betawi dan

memiliki banyak turunan alirannya. Hal inilah yang membuat peneliti

mengambil silat cingkrik sebagai obyek dalam penelitian ini.

2. Revitalisasi Budaya

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, Revitalisasi berarti proses,

cara, dan perbuatan menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya

kurang terberdaya. Sebenarnya revitalisasi berarti menjadikan sesuatu

Page 32: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

20

atau perbuatan menjadi vital. Sedangkan kata vital mempunyai arti

sangat penting atau perlu sekali (untuk kehidupan dan sebagainya).19

Pengertian melalui bahasa lainnya revitalisasi bisa berarti proses,

cara, dan atau perbuatan untuk menghidupkan atau menggiatkan

kembali berbagai program/kegiatan, atau lebih jelas revitalisasi itu

adalah membangkitkan kembali vitalitas. Jadi, pengertian revitalitas ini

secara umum adalah usaha-usaha untuk menjadikan sesuatu itu menjadi

penting dan perlu sekali.

Dalam bidang kebudayaan pun masalahnya tentu mengalami

pasang-surut, sama seperti bidang-bidang lainnya. Maka di saat-saat

tertentu revitalisasi juga menjadi penting dilakukan. Hal ini bisa disebut

bagian dari proses penyegaran agar cita-cita yang hendak dicapai bisa

terus berlangsung. Revitalisasi dalam konteks kebudayaan adalah

memaksimalkan semua unsur sebuah budaya menjadi lebih vital atau

terbedaya lagi, sehingga sasaran dan tujuan dari sebuah budaya bisa

dicapai dan dilangsungkan dengan maksimal pula.

3. Strategi Mempertahankan Budaya

a. Pengertian Strategi

“Kata strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu strategos, yang

berasal dari kata Stratos, yang berarti militer dan Ag, yang berarti

memimpin. Dan pada konteks awalnya, strategi diartikan sebagai

generalship atau sesuatu yang dilakukan oleh para jenderal dalam

membuat rencana untuk menaklukkan musuh dan memenangkan

perang.20

Secara etimologi strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu

Strategos yang berarti Jendral. Strategi pada mulanya berasal dari

peristiwa peperangan yaitu sebagai suatu siasat untuk mengalahkan 19

https://id.wikipedia.org/wiki/Revitalisasi, Pengertian Revitalisasi Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia, diakses pada 6 Januari 2017 20

Setiawan Hari Purnomo dan Zulkie flimansyah, Manajemen Strategi Sebuah Konsep Pengantar,

(Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi UI, 1999), hlm. 8

Page 33: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

21

musuh. Namun, pada akhirnya strategi berkembang untuk semua

kegiatan organisasi termasuk keperluan ekonomi, sosial, budaya, dan

agama.21

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan strategi adalah

seni atau ilmu yang menggunakan sumber daya untuk melaksanakan

kegiatan tertentu.22

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai pengertian

strategi, penulis mengedepankan pengertian strategi yang dikemukakan

beberapa pakar diantaranya:

1) Menurut A.M. Kardiman, strategi adalah penentuan tujuan

utama yang berjangka panjang dan sasaran dari suatu perusahaan atau

organisasi serta pemilikan cara-cara bertindak dan mengalokasikan

sumber daya-sumber daya yang diperlukan untuk mewujudkan tujuan

tersebut.23

2) Menurut Stainer dan Minner, strategi adalah penetapan misi

perusahaan, penetapan sasaran organisasi, dengan mengingat kekuatan

eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan strategi tertentu untuk

mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat,

sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi akan tercapai.

3) Menurut William F. Glueck, Strategi merupakan sesuatu yang

dipersatukan, bersifat komprehensif terintegrasi yang menghubungkan

atau lembaga terhadap tantangan lingkungan dan dirancang untuk

meyakinkan bahwa sejarah dasar perusahaan atau organisasi akan

dicapai dengan pelaksanaan yang tepat oleh organisasi yang

menerapkannya.24

4) Pengertian strategi menurut Dini Syamsudin mengandung arti

antara lain:

21

Rafiudin dan Manan Abd. Djaliel, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung: Pustaka Setia), hlm.

76 22

Dikutip dari http://kbbi.web.id/, diakses pada 28 September 2015, pukul 07:43 23

A.M Kardiman, Pengantar Ilmu Manajemen, (Jakarta: Pronhallindo, t.t.), hlm. 58 24

Amirullah dan Sri Budi Cantika, Manajemen Strategi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2000) Cet. Ke-

1, hlm. 4

Page 34: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

22

a) Rencana dan cara yang seksama untuk mencapai tujuan.

b) Seni dalam menyiasati pelaksanaan rencana atau program

untuk mencapai tujuan.

c) Sebuah penyesuaian terhadap lingkungan untuk menampilkan

fungsi dan peran penting dalam mencapai keberhasilan

bertahap.25

Dari beberapa definisi strategi di atas, penulis menyimpulkan

strategi adalah rencana yang akan dilakukan oleh suatu organisasi

dimana strategi dapat dilakukan secara terencana atau yang telah

disusun secara sistematis dan strategi yang timbul secara spontan.

Strategi dibutuhkan agar sesuatu yang telah terencana dengan

sempurna dapat mencapai hasil yang diinginkan. Oleh sebab itu

dibutuhkan pengawasan terhadap hal-hal yang sifatnya dapat berubah.

Dalam hal tersebut strategi yang dibutuhkan oleh suatu organisasi

adalah strategi yang muncul secara spontan. Dimana hal-hal yang

belum direncanakan harus dilakukan.

Dalam strategi mengandung visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan,

program, dan kegiatan yang nyata dengan mengantisipasi

perkembangannya. Kurangnya aplikasi atau penerapan sebuah strategi

yang baik dapat menyebabkan strategi yang tersusun sempurna bukan

saja akan meraih kesuksesan, melainkan dapat mengokohkan strategi

yang pada awalnya diragukan. Hasil baik yang didapat bukan semata-

mata karena strategi yang dimiliki, namun hal tersebut dikarenakan

kemampuan dalam menerapkan strategi yang efektif.

b. Tahapan-tahapan Strategi

Joel Ross dan Michael mengungkapkan, bahwa sebuah organisasi

tanpa adanya strategi seperti kapal tanpa ada kemudinya, bergerak

25

Din Syamsudin, Etika Agama dalam Membangun Masyarakat Madani, (Jakarta: Lagos, 2000)

Cet. Ke-1, hlm. 127

Page 35: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

23

berputus pada lingkaran. Organisasi yang dimiliki seperti pengembara

tanpa adanya tujuan tertentu.26

Adapun tahapan-tahapan strategi terdiri dari tiga tahapan, yaitu:

1) Perumusan Strategi

Dalam perumusan strategi termasuk didalamnya adalah

pengembangan tujuan, menganali peluang dan ancaman eksternal,

menetapkan suatu objektivitas, menghasilkan strategi untuk

dilaksanakan.27

Dalam perumusan strategi juga ditentukan suatu sikap

untuk memutuskan, memperluas, menghindari atau melakukan suatu

keputusan dalam satu proses kegiatan. Teknik perumusan strategi yang

penting dapat dipadukan menjadi kerangka kerja berikut ini:

a) Tahap Input (masukan)

Dalam tahap ini proses yang dilakukan adalah meringkas

informasi sebagai masukan awal, dasar yang diperlukan untuk

merusmuskan strategi.

b) Tahap Pencocokan

Proses yang dilakukan adalah memfokuskan pada menghasilkan

strategi alternatif yang layak dengan memadukan faktor-faktor

eksternal dan internal.28

c) Tahap Keputusan

Menggunakan semacam teknik, diperoleh dari input sasaran

dalam mengevaluasi strategi alternatif yang telah

diidentifikasikan dalam tahap kedua.29

Perumusan strategi

haruslah selalu melihat ke arah depan dengan tujuan, artinya

perencanaan amatlah penting dan mempunyai andil yang besar.

26

Fred R David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta, Prenhalindo, 2002) hlm. 3 27

Ibid, hlm. 15 28

Ibid, hlm. 183 29

Ibid, hlm. 198

Page 36: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

24

2) Tahap Pengimplementasian Strategi

Implementasi strategi termasuk pengembangan budaya dalam

mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif,

mengubah arah, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan

memanfaatkan sistem informasi yang masuk.30

Implementasi strategi sering pula disebut sebagai tindakan dalam

strategi karena implementasi berarti memobilisasi untuk mengubah

strategi yang dirumuskan menjadi sebuah tindakan. Menetapkan tujuan,

melengkapi kebijakan, mengalokasikan sumber daya dan

mengembangkan budaya yang mendukung strategi merupakan usaha

yang dilakukan dalam mengimplementasikan strategi. Implementasi

yang sukses memerlukan dukungan disiplin, motivasi dan kerja keras.

Implementasi strategi merupakan proses pelaksanaan strategi. Yang

mana dalam pelaksanaannya perlu konsistensi yang tinggi dari masing-

masing anggota yang terlibat didalamnya. Komitmen serta kerjasama

dari seluruh unit diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah

dirumuskan.

3) Evaluasi Strategi

Tahap akhir dalam strategi adalah evaluasi. Tiga macam aktivitas

mendasar untuk mengevaluasi strategi adalah:31

a) Meninjau faktor-faktor eksternal yang menjadi dasar strategi.

Adanya perubahan faktor eksternal seperti tindakan yang

dilakukan. Perubahan yang ada akan menjadi suatu hambatan

dalam mencapai tujuan begitu pula dengan faktor internal yang

diantaranya strategi yang tidak efektif atau aktifitas

implementasi yang buruk dapat berkaibat pula bagi hasil yang

akan dicapai.

30

Ibid, hlm. 5 31

Ibid¸ hlm. 104

Page 37: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

25

b) Mengukur Prestasi (Membandingkan hasil yang diharpakan

dengan kenyataan)

Menyelidiki penyimpangan dari rencana, mengevaluasi

prestasi individual dan menyimak kemajuan yang dibuat ke arah

pencapaian sasaran yang dinyatakan. Kriteria untuk evaluasi

strategi haruslah dapat diukur dan mudah dibuktikan, kriteria

yang meramalkan hasil lebih penting dari pada kriteria yang

mengungkapkan apa yang telah terjadi.

c) Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi

sesuai dengan rencana.

Dalam mengambil tindakan korektif tidak harus berarti

bahwa strategi yang sudah ada akan ditinggalkan atau bahkan

strategi harus dirumuskan. Tindakan korektif diperlukan bila

tindakan atau hasil tidak sesuai dengan yang dibayangkan

semula atau pencapaian yang direncanakan, maka disitulah

tindakan korektif diperlukan.

Evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan hari ini bukan

merupakan jaminan keberhasilan dimasa depan. Evaluasi strategi

mungkin berupa tindakan yang kompleks dan peka, karena terlalu

banyak penekanan pada evaluasi strategi akan merugikan suatu hasil

yang dicapai, evaluasi strategi sangat penting untuk memastikan sasaran

yang dinyatakan telah dicapai.

Evaluasi perlu untuk semua organisasi dari semua kegiatan dengan

mempertanyakan pertanyaan dan asumsi menejerial, harus memicu

tinjauan dari nilai-nilai yang merangsang sebuah kreativitas. Evaluasi

menjadi tolak ukur dari keberhasilan strategi yang akan diterapkan

kembali dimasa mendatang oleh suatu organisasi. Manfaat evaluasi

pada proses tahapan strategi ketiga ini adalah untuk:

Page 38: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

26

a) Meninjau faktor eksternal dan internal

b) Mengukur prestasi yang dicapai dengan cara membandingkan

antara hasil yang ingin dicapai dengan kenyataan yang ada.

c) Mengambil tindakan korektif bagi suatu organisasi.32

Kesadaran bagi setiap orang baik individu atau kelompok

organisasi, baik organisasi sosial maupun organisasi bisnis tentang

tujuan yang hendak dicapai akan dirubah. Suatu usaha untuk mancapai

tujuan tersebut dan usaha-usaha yang mengarahkan pada penyampaian

tujuan disebut strategi.

Suatu strategi harus efektif dan jelas karena akan mengarahkan

organisasi kepada tujuannya, untuk itu suatu strategi harus

memperhatikan faktor-faktor penetapan strategi, diantaranya:

1) Lingkungan

Lingkungan tak pernah berada pada kondisi tetap dan selalu

berubah. Perubahan yang terjadi berpengaruh sangat luas kepada segala

sendi kehidupan manusia. Sebagai individu masyarakat, tidak hanya

kepada cara pikir tetapi tingkah laku, kebiasaan, kebutuhan, dan

pandangan hidup.

2) Lingkungan Organisasi

Lingkungan organisasi yang meliputi segala sumber daya dan

kebijakan organisasi yang ada. Lingkungan dalam organisasi terdiri dari

pemimpin, para pengikut pemimpin tersebut, atasan, rekan sejawat,

organisasi dan tuntunan pekerjaan. Daftar itu tidaklah insklusif, tetapi

berisi beberapa komponen yang saling berinteraksi yang penting

diketahui pemimpin.33

32

S.P Siagian, Manajemen Modern. (Jakarta: Masagung, 1994) Cet. Ke-2, hlm. 21 33

Paul Harsey dan Ken Blanchard, Manajemen Prilaku Organisasi, (Jakarta: Erlangga, 1982),

edisi Ke-4, hlm. 149

Page 39: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

27

3) Kepemimpinan

S.P. Siagian memberikan definisi tentang kepemimpinan yakni

“Seorang pemimpin orang tertinggi dalam mengambil keputusan. Oleh

karena itu setiap pemimpin dalam menilai perkembangan yang ada

dalam lingkungan baik eksternal dan internal berbeda.34

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitian tentang strategi mempertahankan suatu budaya ini,

sebelumnya telah dilakukan beberapa penelitian yang terkait hal tersebut,

diantaranya adalah:

1. Penelitian Doni Endri (2008) yang berjudul “Strategi Mempertahankan

Silat Pauh (Studi Terhadap Tuo Silat Pauh Di Tapian Caniago Kel.

Korong Gadang Kec. Kuranji Padang)” menyimpulkan Upaya

mempertahankan ini dilakukan oleh para Tuo silat Pauh dengan

beberapa hal yaitu mempermudah dalam penerimaan anak sasian,

merubah metode pelatihan, melakukan propaganda kepada masyarakat

luas, memasukkan silat Pauh pada upacara Urak Balabek, dan strategi

lainnya adalah dengan berintegrasi dengan beladiri lain melalui

kompetisi dengan beladiri lain seperti Judo, Karate, dan Taekwondo.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan tipe

deskriptif. Tekhnik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan

observasi dan wawancara. Pemilihan informan dilakukan dengan

sengaja berdasarkan kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti yang

sesuai dengan tujuan penelitian.35

2. Penelitian Eka Yuliana (2014) yang berjudul “Strategi

Mempertahankan Eksistensi Komunitas Virginity Jogja” menyimpulkan

strategi yang dilakukan diantaranya dengan pemanfaatan media sosial

secara maksimal, selalu memprioritaskan member yang aktif, sikap

aktif yang ditunjukkan para member dalam usaha perekrutan anggota

34

S.P. Siagian, Manajemen Modern, (Jakarta: Masagung, 1994), Cet. Ke-2, hlm. 9 35

Doni Endri, Strategi Mempertahankan Silat Pauh (Studi Terhadap Tuo Silat Pauh Di Tapian

Caniago Kel. Korong Gadang Kec. Kuranji Padang), (Padang, 2008), hlm. iii

Page 40: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

28

baru, dan yang terakhir adalah melakukan variasi kegiatan. Penelitian

ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Tekhnik

pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi partisipan yang di

dukung oleh wawancara mendalam dan dokumentasi. Sesuai dengan

tujuan penelitian, subjek penelitian ditentukan dengan tekhnik

purposive sampling untuk memilih informan berdasarkan kriteria yang

sudah ditetapkan peneliti yaitu pengurus Virginity Jogja dan para

member. Validitas data pada penelitian ini diperkuat dengan triangulasi

sumber. Sedangkan tekhnik analisis data menggunakan Model

Interaktif Miles dan Hubberman yaitu pengumpulan data, penyajian

data, dan penarikan kesimpulan.36

3. Penelitian Yulia Kartika (2008) yang berjudul “Peran Perkampungan

Budaya Betawi Setu Babakan dalam Melestarikan dan

Mengembangkan Budaya Betawi” menyimpulkan Setu Babakan dapat

dikatakan sebagai Perkampungan Budaya Betawi karena Pelestarian

dan Pengembangan yang dilakukan untuk kebudayaan Betawi baik dari

segi sosial masyarakat, keagamaan dan kesenian yang menonjol adalah

dalam bidang kesenian seperti: adanya pertunjukkan-pertunjukkan seni

musik, teater, dan tari yang masing-masing mendapatkan pengaruh dari

Negara lain seperti: pealtihan, lomba atau festival kesenian Betawi baik

musik, teater, dan tari. Dalam bidang keagamaan dengan

menyelenggarakan perayaan-perayaan hari besar Islam seperti: Maulid,

Isra Mi‟raj, dan adanya sarana peribadatan Islam seperti masjid Baitul

Ma‟mur dan mushollah PBB (Perkampungan Budaya Betawi), adanya

kegiatan di bulan Ramadhan dan juga pekan lebaran dan sebagainya.

Dalam bidang sosial masyarakat, masyarakat ikut berpatisipasi dengan

cara mewariskan adat istiadat Betawi dengan ikut melestarikan budaya

Betawi dengan membangun rumah-rumah tradisional Betawi serta

lingkungan asri Betawi dengan penanaman pepohonan yang bermanfaat

36

Eka Yuliana, Strategi Mempertahankan Eksistensi Komunitas Virginity Jogja, (Yogyakarta,

2014), hlm. iii

Page 41: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

29

yang kita jumpai apabila kita melihat film-film dokumenter Betawi

tanaman-tanaman langka yang jarang kita lihat di kota-kota besar serta

menjadi cerita-cerita orang-orang zaman dahulu. Setu Babakan

dikatakan berhasil dalam Melestarikan dan Mengembangkan Budaya

Betawi walaupun masih kurang disana sini misalnya fasilitas-fasilitas,

keberhasilannya dapat dilihat dari banyaknya kegiatan-kegiatan seperti

pelatihan-pelatihan pertunjukkan, festival, lomba, parade dan

sebagainya. Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan juga sudah

dikalangan masyarakat mancanegara yang berkunjung kesana

khususnya pada hari libur sabtu dan minggu bahkan pada hari besar

Nasional. Walaupun demikian Tim Pengelola Setu Babakan tetap terus

berusaha. Apabila terdengar kabar-kabar yang kurang enak itu karena

para pengunjungnya yang kurang mengerti, memahami serta

menghormati tempat ini dan yang menjadi tugas kita bersama untuk

menjaga dari hal-hal tersebut.37

4. Penelitian Putri Cellia (2014), dengan judul peran “Peran Teater

Lenong Betawi Dalam Pembentukan Identitas Budaya Masyarakat

Betawi (Studi Kultural Historis: Teater Lenong Marong Group Di

Ciater, Tangerang Selatan)”.38

Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui bagaimana peran teater lenong Marong dalam pembentukan

identitas Betawi di Kelurahan Ciater. Penelitian ini dilaksanakan di

perkumpulan teater lenong Marong yang berlokasi di Kelurahan Ciater.

Penelitian ini merupakan suatu studi yang menggunakan pendekatan

kualitatif, dan metode yang digunakan meliputi observasi, wawancara

dan studi pustaka terhadap masyarakat Betawi pada umumnya dan

perkumpulan teater lenong Marong pada khususnya untuk

mengungkapkan aspek historis dan fungsional teater lenong. Hasil

37

Yulia Kartika, Peran Perkampungan Setu Babakan dalam Melestarikan dan Mengembangkan

Budaya Betawi, (Jakarta: 2008), hlm. iii 38

Putri Cellia, Peran Teater Lenong Betawi Dalam Pembentukan Identitas Budaya Masyarakat

Betawi (Studi Kultural Historis: Teater Lenong Marong Group Di Ciater, Tangerang Selatan),

Skripsi Program Studi Pendidikan IPS, FITK, Universitas Islam Negeri Jakarta (Jakarta: 2014),

Tidak Diterbitkan

Page 42: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

30

analisis atas temuan di lapangan menunjukkan bahwa perkumpulan

teater lenong Marong berperan dalam pembentukan identitas Betawi

dengan cara menunjukkan bahwa masyarakat Betawi sangat mencintai

Islam dan sangat memegang teguh pedoman hidup tersebut,

penggunaan dialek Betawi dalam pementasan, menampilkan karakter-

karakter masyarakat Betawi, pakaian adat Betawi dan lain sebagainya

dapat dijadikan sebuah bukti bahwa melalui teater Marong Budaya

betawi dapat tetap lestari hingga saat ini.

Tabel 2.1

Tabel Hasil Penelitian yang Relevan

No

Nama

Peneliti Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian

1

Doni

Endri

(2008)

Strategi

Mempertahankan

Silat Pauh (Studi

Terhadap Tuo

Silat Pauh Di

Tapian Caniago

Kel. Korong

Gadang Kec.

Kuranji Padang)

Penelitian ini

sama-sama

untuk mencari

cara atau strategi

untuk

mempertahankan

suatu budaya

Perbedaan

terdapat pada

obyek yang akan

diteliti, yakni

Silat Pauh,

sehingga

membedakan

pula tempat

penelitiannya.

Upaya

mempertahankan

ini dilakukan

oleh para Tuo

silat Pauh

dengan beberapa

hal yaitu

mempermudah

dalam

penerimaan anak

sasian, merubah

metode

pelatihan,

melakukan

propaganda

kepada

masyarakat luas,

memasukkan

silat Pauh pada

upacara Urak

Balabek, dan

strategi lainnya

adalah dengan

berintegrasi

dengan beladiri

lain melalui

kompetisi

dengan beladiri

Page 43: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

31

lain seperti Judo,

Karate, dan

Taekwondo.

2

Eka

Yuliana

(2014)

Strategi

Mempertahankan

Eksistensi

Komunitas

Virginity Jogja

Persamaan

dalam penelitian

ini sama-sama

mencari cara

atau strategi

dalam

mempertahankan

suatu hal

Perbedaan dalam

penelitian ini

pada obyek yang

akan diteliti,

peneliti meneliti

apakah cara

dalam

mempertahankan

suatu budaya

sedangkan

penelitian Eka

Yuliana (2014)

meneliti cara

dalam

memperthankan

suatu komunitas.

Strategi yang

dilakukan

diantaranya

dengan

pemanfaatan

media sosial

secara maksimal,

selalu

memprioritaskan

member yang

aktif, sikap aktif

yang

ditunjukkan para

member dalam

usaha perekrutan

anggota baru,

dan yang

terakhir adalah

melakukan

variasi kegiatan.

3

Yulia

Kartika

(2008)

Peran

Perkampungan

Budaya Betawi

Setu Babakan

dalam

Melestarikan dan

Mengembangkan

Budaya Betawi

Persamaan dari

penelitian ini

adalah bertujuan

untuk

melestarikan

Budaya Betawi

Perbedaan dari

penelitian ini

adalah penelitian

Yulia Kartika

(2008) untuk

mengukur

apakah

Perkampungan

Budaya Betawi

Setu Babakan

sudah berhasil

dalam

melestarikan dan

mengembangkan

budaya Betawi,

sedangkan

peneliti mencari

cara dalam

melestarikan

budaya Betawi

melalui silat

cingkrik.

Setu Babakan

dikatakan

berhasil dalam

Melestarikan dan

Mengembangkan

Budaya Betawi

walaupun masih

kurang disana

sini misalnya

fasilitas-fasilitas,

keberhasilannya

dapat dilihat dari

banyaknya

kegiatan-

kegiatan seperti

pelatihan-

pelatihan

pertunjukkan,

festival, lomba,

parade dan

sebagainya.

Perkampungan

Budaya Betawi

Page 44: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

32

Setu Babakan

juga sudah

dikalangan

masyarakat

mancanegara

yang berkunjung

kesana

khususnya pada

hari libur sabtu

dan minggu

bahkan pada hari

besar Nasional.

Walaupun

demikian Tim

Pengelola Setu

Babakan tetap

terus berusaha.

Apabila

terdengar kabar-

kabar yang

kurang enak itu

karena para

pengunjungnya

yang kurang

mengerti,

memahami serta

menghormati

tempat ini dan

yang menjadi

tugas kita

bersama untuk

menjaga dari

hal-hal tersebut.

4.

Putri

Cellia

(2014)

Peran Teater

Lenong Betawi

Dalam

Pembentukan

Identitas Budaya

Masyarakat

Betawi (Studi

Kultural

Historis: Teater

Lenong Marong

Group di Ciater,

Tangerang

Selatan

Persamaan

dalam penelitian

ini Putri Cellia

menggunakan

pendekatan yang

sama yaitu

kualitatif. Dan

juga subjek yang

di teliti adalah

suatu komunitas

(organisasi)

yang

berkecimpung

Perbedaan dalam

penelitian

peneliti, objek

yang diteliti

ialah silat

cingkrik yang

ada di Perguruan

Cingkrik Rawa

Belong,

sedangkan

dalam penelitian

Putri Cellia,

objek yang di

Hasil analisis

atas temuan di

lapangan

menunjukkan

bahwa

perkumpulan

teater lenong

Marong berperan

dalam

pembentukan

identitas Betawi

dengan cara

menunjukkan

Page 45: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

33

dalam

pelestarian

budaya daerah,

yakni Teater

Lenong Marong.

Sedangkan

peneliti,

organisasi

Perguruan

Cingkrik Rawa

Belong.

teliti ialah Teater

Lenong Betawi.

bahwa

masyarakat

Betawi sangat

mencintai Islam

dan sangat

memegang teguh

pedoman hidup

tersebut.

Sumber: Hasil Olah Data Peneliti, 2016

Page 46: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

34

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di sanggar Perguruan Cingkrik Rawa

Belong atau sering disebut dengan PERCIRA, yang berlokasi di Aula Pasar

Bunga Rawa Belong, Jalan Sulaiman, Kelurahan Sukabumi Utara,

Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Ada beberapa alasan yang membuat peneliti memilih tempat tersebut,

yang paling mendasar adalah karena di tempat tersebut sudah mencakup

aspek-aspek yang peneliti butuhkan dalam mengumpulkan data sehingga

penelitian bisa berjalan dengan baik dan lancar.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan secara bertahap mulai dari kegiatan

pendahuluan, pelaksanaan, sampai kegiatan akhir penelitian. Peneliti datang

langsung kelapangan dengan maksud untuk observasi, wawancara serta

studi dokumentasi terhadap objek yang diteliti. Waktu yang dibutuhkan

dalam proses penelitian adalah enam bulan mulai Januari 2017 sampai

dengan Juni 2017. Namun waktu dapat berubah mengikuti kebutuhan data

peneliti, penelitian ini akan berakhir jika semua data telah cukup lengkap

untuk diolah oleh penulis. Tetapi batas waktu tersebut masih bersifat

tentatif, sehingga jika sewaktu-waktu masih memerlukan data, penulis dapat

mengunjungi lokasi penelitian.

Page 47: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

35

Tabel 3.1

Waktu Penelitian

Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni

Izin di lokasi

Penelitian √

Observasi

Lokasi

Penelitian

√ √ √

Penyusunan

Bab 1-3 √ √

Pengumpula

n Data √ √ √ √

Pengolahan

Data dan

Bab 4

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Penarikan

Kesimpulan

dan Bab 5

√ √ √

Penulisan

Laporan √

B. Latar Penelitian (Setting)

Penelitian ini dilaksanakan di sanggar Perguruan Cingkrik Rawa Belong

(PERCIRA) Jakarta Barat. terdapat lebih dari 10 perguruan silat cingkrik yang

tersebar di Kabupaten Jakarta Barat. Dipilihnya Perguruan Cingkrik Rawa Belong

(PERCIRA) sebagai tempat penelitian karena Perguruan Cingkrik Rawa Belong

(PERCIRA) telah masuk ke sekolah-sekolah dan menjadi salah satu

ekstrakulikuler di sekolah-sekolah tersebut. Ada 7 sekolah yang sudah menjadikan

silat cingkrik Perguruan Cingkrik Rawa Belong (PERCIRA) sebagai

ekstrakulikuler, yaitu SD Alhasanah, SMP Alhasanah, SMPN 189, SMPN 191,

SMPN 17, SMAN 112, dan SMP 1 Meruya. Selain pusatnya yang berada di Aula

Page 48: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

36

Pasar Bunga Rawa Belong, Perguruan Cingkrik Rawa Belong (PERCIRA) juga

memiliki cabang di tempat-tempat lain, yakni Domang, Harun, Sasak,

Kemandoran, Joglo, Salam, Jl Zakaria, dan Gelanggang Olahraga Kebon Jeruk.

Perguruan Pencak Silat Cingkrik Rawa Belong (PERCIRA) telah berdiri

sejak tahun 2009 dan resmi terdaftar atau heregitrasi dalam Ikatan Pencak Silat

Indonesia (IPSI) pada Oktober 2012, serta telah terdaftar di Lembaga Kebudayaan

Betawi (LKB) pada 4 Maret 2016. Perguruan yang didirikan oleh Suawarno atau

yang biasa dikenal dengan sebutan “Babe Warno” ini telah memiliki total murid

450 anggota, yang terdiri dari bermacam-macam usia dan berasal dari berbagai

daerah.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang akan digunakan penulis adalah metode kualitatif.

Sugiyono mendefinisikan metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian

yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada

kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana

peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data yang dilakukan

secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil

penelitian kualitatif lebih menekankan maksa daripada generalisasi.1

Secara umum dalam penelitian kualitatif terdapat hal-hal berikut:

1. Data disikapi sebagai data verbal atau sebagai sesuatu yang dapat

ditransposisikan sebagai data verbal.

2. Diorientasikan pada pemahaman makna baik itu merujuk pada ciri,

hubungan sistematika, konsepsi, nilai, kaidah, dan abstraksi

formulasi pemahaman.

3. Mengutamakan hubungan secara langsung antara peneliti dengan hal

yang diteliti.

1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2014), cet

ke-21, hlm. 9

Page 49: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

37

4. Mengutamakan peran peneliti sebagai instrumen kunci. 2

Istilah penelitian kualitatif dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang

temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk

hitungan. Dalam hal ini Bodgan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif

sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.3 Menurut

mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik.

Sependapat dengan definisi tersebut, Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa

penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang

secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya

sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan

dalam peristilahannya.4

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan model studi kasus,

yakni sebuah model penelitian kualitatif yang menekankan pada eksplorasi dari

suatu “sistem yang terbatas” (bounded system) pada satu kasus / beberapa kasus

secara mendetail, disertai dengan penggalian data secara mendalam yang

melibatkan beragam sumber informasi yang kaya akan konteks.5 Bogdan

mendefiniskan studi kasus sebagai kajian yang rinci atas suatu latar/ peristiwa

tertentu.6 Model penelitian ini digunakan untuk meneliti suatu tempat secara lebih

mendetai dan rinci.

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

1. Data dan Sumber Data

Data adalah segala keterangan (informasi) mengenai semua hal yang

berkaitan dengan tujuan penelitian. Dengan demikian, tidak semua

informasi atau keterangan merupakan data penelitian. Data hanyalah

2 Baswori dan Suwardi, Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008) hlm. 20

3 Ibid, hlm. 21

4 Ibid, hlm. 21

5 Haris Herdiyansyah, Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba

Humanika, 2012) hlm. 76 6 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif,

(Jakarta: Erlangga, 2009), hlm. 57

Page 50: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

38

sebagian saja dari informasi, yakni hanya hal-hal yang berkaitan dengan

penelitian.7 Dalam penelitian ini data yang akan di cari adalah strategi

mempertahankan silat cingkrik dalam pelestarian budaya Betawi.

Adapun sebagai sumber data dalam penelitian ini meliputi data primer

dan data sekunder sebagai berikut :

a. Sumber data primer

Data primer adalah data dari penelitian yang langsung dari sumber

asli (tidak melalui perantara). Data ini berupa teks hasil wawancara dan

diperoleh melalui wawancara dengan informan yang sedang dijadikan

sampel dalam penelitian. Adapun dalam penelitian ini, yang dimaksud

dengan sumber data primer adalah, sumber data yang diperoleh dari

pihak pertama yaitu pendiri, ketua, dan anggota Perguruan Cingkrik

Rawa Belong (PERCIRA), dengan menggunakan teknik wawancara

mendalam dan tidak terstruktur dan melakukan observasi pada bagian

yang berkaitan dengan obyek penelitian.

b. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data pendukung atau

penunjang dalam penelitian ini. Data ini berupa data-data yang sudah

tersedia dan dapat diperoleh oleh peneliti dengan cara membaca,

melihat atau mendengarkan. Data yang diperoleh dari penelitian, namun

berbeda dengan data primer, data sekunder adalah data yang diperoleh

dari dokumen yang ada, contoh data yang ada pada sekretariat Sanggar

Perguruan Cingkrik Rawa Belong (PERCIRA), seperti banyaknya

pelatih, banyaknya anak didik dan hal-hal mengenai informasi terkait

kegiatan Sanggar tersebut.

Berikut ini rincian data dan sumber data penelitian yang akan diperoleh

di lapangan.

7 Baswori dan Suwardi, Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), hlm.

61

Page 51: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

39

Tabel 3.2

Data dan Sumber Data

No Variabel Data Teknik

1

Strategi

mempertahankan silat

cingkrik dalam

pelestarian budaya

Betawi

- Primer

- Sekunder

- Wawancara

- Observasi

- Dokumentasi

2. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Untuk memperoleh ketepatan data dan keakuratan informasi yang

mendukung penelitian, peneliti akan melakukan pengumpulan data melalui

beberapa cara diantaranya:

a. Observasi

Menurut Nasution Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan.

Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai

dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.8 Kegiatan observasi

meliputi melakukan pencatatan secara sistematik kejadian-kejadian,

perilaku, obyek-obyek yang dilihat dan hal-hal lain yang diperlukan dalam

mendukung penelitian yang sedang dilakukan. Pada tahap awal observasi

dilakukan secara umum, peneliti mengumpulkan data atau informasi

sebanyak mungkin. Tahap selanjutnya peneliti harus melakukan observasi

yang terfokus, yaitu mulai menyempitkan data atau informasi yang

diperlukan.

Observasi yang dilakukan adalah jenis pengamat penuh (the complete

observer), peneliti dengan bebas mengamati secara jelas subyeknya

sedangkan subyek sama sekali tidak mengetahui apakah mereka sedang

8 Ibid, hlm. 226

Page 52: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

40

diamati atau tidak.9 Penulis melakukan observasi dengan mengikuti kegiatan

sanggar Perguruan Cingkrik Rawa Belong (PERCIRA).

b. Wawancara

Esterberg mendefinisikan Wawancara merupakan pertemuan dua orang

untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat

dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.10

Wawancara adalah

percakapan dengan maksud tertentu oleh dua pihak, yaitu pewawancara

sebagai pemberi pertanyaan dan yang diwawancarai sebagai pemberi

jawaban atas pertanyaan itu. Maksud diadakannya wawancara ditegaskan

oleh Lincoln dan Guba antara lain, mengonstruksi perihal orang, kejadian,

kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, dan kepedulian,

merekonstruksi kebulatan-kebulatan harapan pada masa yang akan datang;

memverifikasi, mengubah dan memperluas informasi dari orang lain baik

manusia maupun bukan manusia; dan memverifikasi, mengubah, dan

memperluas kosntruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai

pengecekan anggota.11

Metode wawancara yang digunakan adalah wawancara tak berstruktur.

Wawancara ini mirip dengan percakapan informasi. Metode ini bertujuan

untuk memperoleh bentuk-bentuk informasi, tetapi susunan kata urutannya

disesuaikan dengan ciri-ciri setiap instrumen. Pelaksanaannya lebih bebas

bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur.

Tujuan dari wawancara tak berstruktur adalah untuk menentukan

permasalahan secara terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara diminta

pendapat, dan ide-idenya. Dalam wawancara ini penulis perlu

mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh

informan. Penulis melakukan wawancara berbentuk dialog dengan

9 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013),

Cet. 1, hlm. 146 10

Baswori dan Suwardi, Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), hlm.

231 11

Ibid, hlm. 127

Page 53: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

41

informan, dengan tetap berpatokan kepada sejumlah pertanyaan yang telah

disiapkan. Wawancara mendalam dilakukan kepada narasumber yaitu ketua,

dan anggota Perguruan Cingkrik Rawa Belong (PERCIRA). Untuk

wawancara, sumber dan data yang dikumpulkan dapat dijabarkan melalui

tabel berikut.

Tabel 3.3

Pedoman Wawancara

No Dimensi Variabel Informan Indikator

1. Konteks Sejarah

dan Perkembangan

Ketua Perguruan

Cingkrik Rawa

Belong

(PERCIRA)

1. Sejarah

perkembangan silat

cingkrik di daerah

sekitar Sanggar

2. Posisi silat cingkrik

dalam masyarakat

Betawi setempat

3. Awal terbentuknya

perguruan silat

cingkrik Rawa

Belong

4. Alasan dalam

membentuk

perguruan silat

cingkrik Rawa

Belong

2. Revitalisasi

Budaya

Ketua Perguruan

Cingkrik Rawa

Belong

(PERCIRA)

1. Pandangan

mengenai

revitalisasi silat

Betawi

2. Pandangan

Page 54: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

42

seberapa penting

sebuah revitalisasi

3. Pandangan

seberapa penting

silat cingkrik

dalam kehidupan

4. usaha yang

dilakukan untuk

revitalisasi budaya

5. Kegiatan yang

telah dilaksanakan

untuk revitalisasi

budaya

6. Harapan yang

hendak dicapai

dalam upaya

revitalisasi

3. Tahapan Strategi

Ketua Perguruan

Cingkrik Rawa

Belong

(PERCIRA),

Anggota

Perguruan Cingkrik

Rawa Belong

(PERCIRA

1. Tahapan

Perumusan Strategi

2. Tahapan

Pengimplementasi

an Strategi

3. Tahapan Evaluasi

Strategi

4.

Faktor penghambat

pelaksanaan

strategi

Ketua Perguruan

Cingkrik Rawa

Belong

1. Faktor penghambat

dalam

melaksanakan

Page 55: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

43

(PERCIRA),

Anggota

Perguruan Cingkrik

Rawa Belong

(PERCIRA)

strategi

2. Faktor yang terkait

dengan masyarakat

pendukung

kebudayaan

3. Faktor yang terkait

dengan di luar

masyarakat

pendukung

kebudayaan

4. Tindakan dalam

menghadapi dan

menyiasati faktor

penghambat

5. Pandangan silat

cingkrik sebagai

produk budaya

yang harus

dipertahankan

5. Orientasi

Pembelajaran

Anggota Perguruan

Cingkrik Rawa

Belong

(PERCIRA)

1. Motivasi untuk

mengikuti silat

cingkrik

2. Sistem

pembelajaran silat

cingkrik di sanggar

PERCIRA

3. Kegiatan yang

telah diikuti di

Page 56: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

44

PERCIRA

4. Pandangan tentang

kegiatan yang

dilaksanakan di

PERCIRA

5. Pandangan tentang

seberapa penting

pelestarian budaya

6. Pandangan

seberapa penting

pendidikan budaya

7. Tujuan mengikuti

silat cingkrik

8. Harapan yang

hendak dicapai

dalam

keikutsertaan

dalam silat

cingkrik

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode

observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.12

Hasil penelitian dari

observasi dan wawancara akan semakin kredibel apabila didukung oleh

foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada.

Penyusunan form pencatatan dokumen perlu dilakukan, supaya data

dari sesuatu sumber/dokumen bisa dikumpulkan secara terseleksi sesuai 12

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2014), cet

ke-21, hlm. 240

Page 57: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

45

dengan keperluan peneliti yang bersangkutan. Dengan adanya form

dokumentasi yang telah disiapkan, peneliti hanya tinggal mencatat data

tertentu yang diperlukan pada form yang telah disusun dan dipersiapkan

oleh peneliti. Dengan demikian dokumentasi bisa lebih sistematis dan

terfokus.

Dalam penelitian ini dokumen-dokumen yang diperlukan adalah

dokumentasi kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan.

E. Pemeriksaan Keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila

tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang

sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Dalam pengujian keabsahan data,

metode penelitian kualitatif meliputi uji credibility (validitas internal),

transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan comfirmability

(obyektivitas).13

Uji kreadibilitas data antara lain dapat dilakukan dengan perpanjangan

pengamatan, peningkatan ketekunan, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat,

analisis kasus negative, dan membercheck.14

Dalam penelitian ini peneliti

melakukan uji kreadibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai

sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.

Triangulasi data yaitu bertujuan untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data itu. Data-data dalam penelitian ini diperoleh oleh

peneliti melalui berbagai prosedur, mengingat data-data tersebut sangat

dibutuhkan sebagai rangkaian penopang hasil penelitian. Data-data terkait dengan

program kerja, visi-misi, struktural, jumlah anggota, dan kegiatan-kegiatan silat

cingkrik peneliti peroleh dari Perguruan Cingkrik Rawa Belong (PERCIRA) milik

Bapak Suwarno. Berdasarkan data tersebut peneliti mengkroscek informasi

tersebut dengan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan.

13

Ibid, hlm. 247 14

Ibid, hlm. 270

Page 58: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

46

Peneliti melakukan triangulasi dengan membandingkan dan mengecek balik

derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang

berbeda dalam metode kualitatif. Pada metode triangulasi dapat diperoleh dengan

cara:

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil

wawancara

2. Membandingkan apa yang dikatakan narasumber yang satu dan yang

lainnya

F. Analisis Data

Analisis data merupakan proses sistematis pencarian dan pengaturan

transkripsi wawancara, catatan lapangan, dan materi-materi lain yang telah

dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman mengenai materi-materi tersebut

dan untuk memungkinkan menyajikan apa yang sudah ditemukan kepada orang

lain.15

Analisis data dalam penelitian kualitatif adalah aktifitas yang dilakukan

secara terus menerus selama penelitian berlangsung, dilakukan mulai

pengumpulan data sampai pada tahap penulisan laporan.16

Teknik analisa data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia

dari berbagai sumber, yaitu Observasi, Wawancara, yang sudah dituliskan dalam

catatan lapangan dan Dokumentasi. Langkah berikutnya adalah mereduksi data,

menyajikan data, dan penarikan kesimpulan, sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data

Pada penelitian kualitatif, proses pengumpulan data dilakukan sebelum

penelitian, pada saat penelitian, dan di akhir penelitian. Creswell

menyarankan bahwa peneliti kualitatif sebaiknya sudah berpikir dan

15

Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hlm. 85 16

Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian

Kualitatif Dalam Berbagai Disiplin Ilmu, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), hlm. 176

Page 59: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

47

melakukan analisis ketika penelitian kualitatif baru dimulai.17

Dalam

penelitian ini, penulis mulai melakukan pengumpulan data dengan studi

pendahuluan ke sekolah dengan mewawancarai ketua Perguruan Cingkrik

Rawa Belong (PERCIRA).

2. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian,

pengabstraksian dan pentransformasian data kasar dari lapangan. Mereduksi

data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada

hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.18

Proses ini berlangsung

selama penelitian dilakukan, dari awal sampai akhir penelitian. Data yang

diperoleh dari lapangan cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara

teliti dan rinci. Untuk itu perlu dilakukan analisis data melalui reduksi data.

Dalam proses reduksi data ini peneliti benar-benar mencari data yang valid,

ketika peneliti menyangsikan kebenaran data yang diperoleh akan dicek

ulang dengan informan lain yang dirasa peneliti lebih mengetahui.

3. Penyajian Data

Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam

penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian

singkat, bagan, hubungan antar kategori, matriks, grafik dan sejenisnya.19

Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Miles dan Huberman, bahwa

yang paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks

yang bersifat naratif.20

Tujuannya adalah untuk memudahkan membaca dan

menarik kesimpulan, sehingga sajiannya harus tertata dengan apik.

17

Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010) hlm. 129 18

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014), cet

ke-21, hlm. 247 19

Ibid, hlm. 249 20

Ibid, hlm. 249

Page 60: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

48

4. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap

sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan bersifat

interaktif, hipotesis, atau teori.21

Penarikan kesimpulan ini adalah langkah

ketiga dalam analisis data.

Dalam tahap ini, peneliti membuat rumusan proposisi yang terkait

dengan prinsip logika, mengangkatnya sebagai temuan penelitian, kemudian

dilanjutkan dengan mengkaji secara berulang-ulang terhadap data yang ada,

pengelompokkan data yang telah terbentuk, dan proposisi yang telah

dirumuskan. Langkah berikutnya yaitu melaporkan hasil penelitian lengkap,

dengan temuan baru yang berbeda dari temuan yang sudah ada.22

21

Ibid, hlm. 253 22

Baswori dan Suwardi, Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008) hlm.

210

Page 61: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perguruan Cingkrik Rawa Belong

1. Sejarah Singkat

Aliran silat cingkrik merupakan aliran silat yang diciptakan tahun

1920-an oleh Ki Maing1. Nama "Cingkrik" sendiri diambil dari kata bahasa

Betawi jingkrak-jingkrik atau cingrak-cingkrik, yang artinya lincah, yaitu

menggambarkan gerakan lincah sang monyet2

.Ki Maing mempunyai tiga

murid utama, yaitu Ki Saari, Ki Ajid, dan Ki Ali3. Dari ketiga murid utama Ki

Maing tersebutlah Silat Cingkrik kemudian menyebar dari Rawa Belong ke

berbagai tempat lainnya di Jakarta melalui murid-murid selanjutnya.

Perguruan Pencak Silat Cingkrik Rawa Belong (PERCIRA)

merupakan perguruan silat di bawah asuhan danbimbingan Suwarno yang biasa

di kenal dengan sebutan “Babe Warno”. Babe Warno mempelajari silat

cingkrik dari H. Uming yang mendapatkan ilmu silat langsung dari Ki Ajid,

salah satu murid utama Ki Maing. Pada awalnya, silat cingkrik hanya

diwariskan & diajarkan hanya kepada kerabat sendiri ataupun dengan kata lain

merupakan silat keluarga. Namun seiring berjalannya waktu, semakin banyak

masyarakat yang mendaftar sebagai murid sehingga muncullah inisiatif dari

para siswa untuk membentuk suatu perguruan pencak silat.

Pada tahun 2009, terbentuklah Perguruan Pencak Silat Cingkrik Rawa

Belong (PERCIRA).PERCIRA resmi terdaftar di Lembaga Kebudayan Betawi

(LKB) dengan No. Pend : 039 1104 04 B 16 pada tanggal 4 Maret

1Windoro Adi,Batavia 1740: menyisir jejak Betawi (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

2010), hlm. 35. 2

G.J. Nawi,Maen Pukulan Pencak Silat Khas Betawi (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor

Indonesia, 2016), hlm. 103-104. 3Erik R. Prabowo, Silat Nusantara (Jakarta: Litera, 2016), hlm. 22.

Page 62: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

50

2016.Perguruan Pencak Silat Cingkrik Rawa Belong (PERCIRA) terletak di Jl.

Sulaiman, Aula Pasar Bunga Rawa Belong Sukabumi Utara, Kebon Jeruk

Jakarta Barat.

2. Karakteristik Informan

Berikut merupakan gambaran mengenai informan yang diwawancarai

oleh peneliti.

a. Subjek A (Robi Indra)

Subjek A adalah seorang yang berusia 28 tahun yang tergabung dalam

Perguruan Cingkrik Rawa Belong. Subjek A tinggal di Jalan Salam II yang

mengemban amanah sebagai ketua Perguruan Silat Cingkrik Rawa Belong.

b. Subjek B (Indri Hariyanto)

Subjek B alah seorang yang berusia 20 ahun yang tergabung dalam

Perguruan Cingkrik Rawa Belong. Subjek B tinggal di Jalan Pulomawar 1

No.32 RT.004/004, Kelurahan Grogol Utara Kecamatan Kebayoran Lama,

Jakarta. Subjek B menjabat sebagai asisten pelatih di Perguruan Silat Cingkrik

Rawa Belong.

c. Subjek C (Bazar Rizkillah)

Subjek C adalah seorang yang berusia 15 tahun yang tergabung dalam

Perguruan Cingkrik Rawa Belong. Subjek C tinggal di Jalan Daud 1 No.680

Jakarta Barat dan merupakan murid ekstrakurikuler SMPN 189.

d. Subjek D (Imam Achmad Mirza)

Subjek D adalah seorang yang berusia 16 tahun yang tergabung dalam

Perguruan Cingkrik Rawa Belong. Subjek D tinggal di Jalan Yunus no. 30, RT.

002 RW. 006, Sukabumi Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat yang mengemban

amanah sebagai asisten pelatih cabang SMPN 71 Jakarta Pusat.

Page 63: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

51

e. Subjek E (Mega Nur Halimah)

Subjek E adalah seorang yang berusia 16 tahun yang tergabung dalam

Perguruan Cingkrik Rawa Belong. Subjek E tinggal di Jalan Kelapa 2, gg. Hj.

Kemet No. 57, RT.007/005II. Subjek E merupakan murid PERCIRA.

f. Subjek F (Aditya Saputra)

Subjek F adalah seorang yang berusia 20 tahun yang tergabung dalam

Perguruan Cingkrik Rawa Belong. Subjek F tinggal di Jalan Sasak II dalam,

Rt.004/002, Kelapa Dua, Kebon Jeruk, Jakarta Barat yang mengemban amanah

sebagai anggota.

g. Subjek G (Romi)

Subjek G adalah seorang yang berusia 28 tahun yang tergabung dalam

Perguruan Cingkrik Rawa Belong. Subjek G tinggal di Jalan Salam Raya,

Rawa Belong yang mengemban amanah sebagai anggota.

h. Subjek H (Ruslandi)

Subjek H adalah seorang yang berusia 27 tahun yang tergabung dalam

Perguruan Cingkrik Rawa Belong. Subjek H tinggal di Madrasah I yang

mengemban amanah sebagai anggota.

i. Subjek I (Alfian)

Subjek I adalah seorang yang berusia 25 tahun yang tergabung dalam

Perguruan Cingkrik Rawa Belong. Subjek I tinggal di Jalan Sasak II yang

mengemban amanah sebagai anggota.

j. Subjek J (Udin)

Subjek J adalah seorang yang berusia 28 tahun yang tergabung dalam

Perguruan Cingkrik Rawa Belong. Subjek J tinggal di Jalan Salam Raya,

Rawabelong yang mengemban amanah sebagai asisten pelatih.

Page 64: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

52

k. Subjek K (Fairuz)

Subjek K adalah seorang yang berusia 26 tahun yang tergabung dalam

Perguruan Cingkrik Rawa Belong. Subjek K tinggal di Masjid Al-Madinah,

yang mengemban amanah sebagai asisten pelatih.

B. Hasil Penelitian

1. Hasil Observasi

Pada penelitian ini, penulis melakukan observasi pada sanggar

Perguruan Cingkrik Rawa Belong (PERCIRA) Jakarta Barat dan juga dua

sekolah tempat kegiatan ekstrakurikuler silat Cingkrik, yaitu SMPN 189 dan

SDN 02 Kelapa Dua. Perguruan Cingkrik Rawa Belong (PERCIRA) adalah

sanggar betawi yang fokus kepada silat cingkrik yang melakukan latihan di

sanggar maupun sekolah-sekolah dengan cara memasukkan silat cingkrik ke

dalam salah satu ektrakulikuler mereka. Dalam perjalanannya Perguruan

Cingkrik Rawa Belong (PERCIRA) sudah memiliki banyak perkembangan

yang cukup pesat termasuk mengembangkan potensi para remaja berbentuk

silat cingkrik sehingga budaya Betawi tetap terjaga dan dapat dilestarikan.

Dari hasil observasi yang peneliti lakukan, dapat dijelaskan sebagai

berikut :

Hasil Kegiatan Observasi

Waktu Kegiatan Keterangan

Kamis, 5 Januari

2017

Mengamati latihan

PERCIRA disanggar

Rawa Belong

Latihan silat cingkrik dilakukan di aula

pasar Rawa Belong, diawali dengan

berdoa bersama sebagai pembukaan.

Kemudian latihan dipimpin oleh ketua

PERCIRA sampai akhirnya dibagi

menjadi beberapa level dan dipimpin

oleh masing-masing mentor dari level-

level tersebut.

Anggota yang datang cukup banyak, dan

latihan berlangsung dari pukul 19.00-

22.00 WIB.

Page 65: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

53

Waktu Kegiatan Keterangan

Sabtu, 7 Januari

2017

Mengamati latihan

ekstrakulikuler silat

cingkrik di SMPN 189

Latihan ekstrakulikuler silat cingkrik

yang berlangsung di SMPN 189 dimulai

pada pukul 10.00 WIB. Banyak murid-

murid dari sekolah tersebut yang datang

untuk mengikuti ekstrakulikuler silat

cingkrik ini.

Mereka memakai baju seragam hitam

bertuliskan PERCIRA dan sabuk.

Pada saat itu peserta yang mengikuti

ekstrakulikuler ini lebih banyak

perempuan dibandingkan dengan jumlah

laki-laki.

Latihan dimulai dengan berdoa bersama

dan kemudian dibagi menjadi beberapa

level dengan pelatih di masing-masing

levelnya. Latihan selesai pada pukul

12.00 WIB

Selasa, 10 Januari

2017

Mengamati latihan

ekstrakulikuler silat

cingkrik di SDN 02

Kelapa Dua

Latihan dimulai pada sore hari yaitu

pukul 16.00 WIB, sehingga murid-murid

peserta ekstrakulikuler silat cingkrik ini

memakai baju bebas tanpa seragam.

Latihan diawali dengan berdoa yang

kemudian melakukan pemanasan.

Latihan untuk siswa SDN 02 Kelapa

Dua ini tidak dibagi menjadi beberapa

kelompok dikarenakan masih

mempelajari geraka dasar sehingga

dipimpin oleh 2 orang pelatih dan

melakukan latihan gerakan dasar

bersama-sama. Latihan berlangsung

selama jam dan selesai pada pukul

17.00 WIB.

Kamis, 12 Januari

2017

Mengamati latihan

PERCIRA disanggar

Rawa Belong

Latihan dilakukan di aula pasar Rawa

Belong. Latihan didatangi oleh para

pelatih yang mengisi ekstrakulikuler di

sekolah-sekolah. Awal latihan adalah

pembincangan mengenai kondisi

ektrakulikuler di masing-masing sekolah

yang mereka latih. Perbincangan dibuka

oleh ketua PERCIRA yaitu Robi Indra,

dan diakhiri dengan pencarian solusi dari

hambatan-hambatan yang telah

dibicarakan.

Latihan diteruskan dengan pemanasan

dan pembagian kelompok.

Latihan berlangsung pada pukul 19.00-

23.00 WIB.

Page 66: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

54

Waktu Kegiatan Keterangan

Minggu, 15

Januari 2019

Mengamati jalannya

latihan gabungan di

GOR Kecamatan Kebon

Jeruk

Pada tiga bulan sekali PERCIRA

mengadakan latihan gabungan yang

berisi dari gabungan-gabungan sekolah

yang didalamnya sudah terdapat

ekstrakulikuler. Latihan dimulai pada

pukul 08.00 WIB di GOR Kecamatan

Kebon Jeruk.

Latihan dimulai dengan pengenalan tiap

anggota dan pelatih dari Perguruan

Cingkrik Rawa Belong tersebut.

Sebelum melakukan gerakan fisik,

kegiatan yang dilakukan adalah

perbincangan dan pembagian kelompok

tiap level.

Level dibagi menjadi 3, (1) gerakan

dasar, (2) gerakan inti, (3) gerakan

lanjutan.

Latihan fisik dimulai dengan pemanasan

dan dilanjutkan dengan duel satu lawan

satu menggunakan gerakan yang telah

dipelajari di ekstrakulikuler sekolah

masing-masing.

Latihan selesai pada pukul 11.00 WIB.

Sumber: Olahan Peneliti

2. Hasil Wawancara

Peneliti melakukan wawancara untuk mengumpulkan informasi

mengenai strategi yang dilakukan Perguruan Cingkrik Rawa Belong

(PERCIRA) dalam mempertahankan budaya silat Cingkrik. Berikut merupakan

uraian hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti terhadap 11 orang

responden.

a. Gambaran Perguruan Cingkrik Rawa Belong (PERCIRA)

Perguruan Cingkrik Rawa Belong atau yang dikenal dengan

PERCIRA dibentuk pertama kali oleh Babe Warno. Perguruan Silat Cingkrik

Rawa Belong sempat vakum, dan bangkit kembali pada tahun 2005 dan terus

berkembang. Hingga tahun 2007, murid-murid silat Cingkrik mencoba

mengikuti atraksi sebagai lomba hingga akhirnya terbentuklah jadwal latihan.

Page 67: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

55

Hal ini memberi gambaran bahwa Perguruan Cingkrik Rawa Belong

merupakan perguruan turun menurun dan sebagai budaya leluhur seruapa

dengan penuturan yang diungkapan oleh responden.

“Jadi PERCIRA ini dibentuk pertama kali sama Babe Warno namanya.

Babe Warno dulu sempat menjadi salah satu tenaga pengajar

perguruan tumbal pitung jat ayu membantu kong uming mengajar

cingkrik rawa belong di lapangan bola kecap bango rawa belong

bersama bang hasan kumis sampai tahun dari tahun 1974 s/d 1976

dikarnakan beberapa hal latihan tidak dilanjutkan. Namun Babe warno

terus mengembang silat cingkrik di daerah (di bendhil, tanah abang,

pluit, kebayoran baru, kemayoran, cidodol, kemondoran,sukabumi ilir,

kemanggisan) Sejak tahun (1973)s/d (1978). Tapi karena kecelakaan

mobil Babe Warno ga bisa lanjut ngelatih dan istirahat selama dua

tahun. Tahun 2005 Baba Warno udah mulai ngelatih lagi dengan murid

yang sedikit dan akhirnya ga berjalan lagi. Sampai akhirnya tahun

2007 saya bersama teman-teman saya sebagai murid Baba Warno

diminta buat ikut atraksi, akhirnya kita buat jadwal latihan lagi dan

berlangsung sampe sekarang.”4

Pembelajaran di Perguruan Cingkrik Rawa Belong memiliki dasar-

dasar yang meliputi sambut, bombang, detik dan lain sebagainya dimana setiap

teknik memiliki manfaat tersendiri.

“Jadi pertama dari dulu basicnya kita ajarin jurus dulu, setelah

menguasai jurus baru kita fokus sama sambut, sambut ini adalah

simulasi buat bertarung. Nah kalau udah naik tingkat dari sambut nanti

kita pelajarin yang namanya Bombang, bombang itu gabungan dari

beberapa jurus dijadikan satu kemudian naik tingkat lagi namanya

sambut detik, sambut detik itu maksudnya kalau lawan sekali nyerang

nanti sudah dipastikan lawan itu akan langsung jatuh. Nah masih

banyak lagi sih yang lainnya kurang lebih ada 5 tingkatan, selepas dari

5 tingkatan itu kita masih bisa gali lagi karena sebenarnya ilmu silat

cingkrik itu gak monoton jadi bisa digali dan digali lagi”.5

Selain sebagai ilmu bela diri, di perguruan Perguruan Cingkrik Rawa

Belong juga diajarkan mengaji dimana dengan mengaji tersebut memberikan

nilai positif bagi anggotanya.

4 Hasil wawancara dengan Robi Indra pada 12 Januari 2017 pukul 19.30-20.45 WIB di Sanggar

PERCIRA 5Hasil wawancara dengan Indri Hariyanto pada 12 Januari 2017 pukul 20.30-21.30 WIB di

Sanggar PERCIRA

Page 68: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

56

“Tujuan awal masuk PERCIRA karena memang ingin memperdalam

beladiri asli Betawi ini, dan juga untuk menjalin silaturahmi, dan

mengembangkan diri. Kalau dibilang fungsi mah banyak ya fungsinya

dalam kehidupan, selain satu untuk bela diri kan yang pasti, kedua kan

yang namanya orang Betawi itu dari dulu ga pernah lepas sama yang

namanya ngaji, jadi disini itu sebelum kita latihan silat kita pengajian

dulu, ibaratnya silat itu goloknuya sedangkan ngaji itu sarung

goloknya jadi bisa buat menahan diri.”6

Perguruan Cingkrik Rawa Belong awalnya tidak memiliki

administrasi akan tetapi dengan berjalannya waktu dan berlajar dari

pengalaman maka sudah terbentuk susuan organisasi yang baik dan tercatat

administrasi. Saat ini, Perguruan Cingkrik Rawa Belong sudah memiliki

cabang perguruan dimana-mana.

“Awalnya pasti belum ya, karena dulu ya sekedar latihan aja. Tapi

semakin berjalan kita memperbaiki cara administrasi kita. Dari

dibentuk susunan organisasi sampai akhirnya seperti yang dilihat

sekarang PERCIRA sudah memiliki cabang yang lumayan banyak.”7

Selain itu, Pencak Silat Cingkrik juga merupakan salah satu kegiatan

ekstrakurikuler yang dilaksanakan di beberapa sekolah, antara lain SMPN 189

dan SMPN 71.Pencak Silat Cingkrik Rawa Belong digunakan sebagai

ekstrakurikuler karena pencak silat ini memiliki fungsi banyak diantaranya

menambah percaya diri, kesehatan serta teman karena dapat menjalin

silahturahmi antara sesama.

“Apa ya? Sebenernya sih jadi nambah percaya diri, buat kesehatan

juga bagus sih jadi lebih tinggi deh sekarang setelah 2 tahun masuk

PERCIRA karena olahraga terus, nambah temen juga jadi banyak

temennya sekarang”.8

“Kekeluargaannya kuat banget, saya jadi punya keluarga kedua disini.

Disini juga seru aja gitu gak kayak yang lain, kalau yang lain kan

6Hasil wawancara dengan Indri Hariyanto pada 12 Januari 2017 pukul 20.30-21.30 WIB di

Sanggar PERCIRA 7Hasil wawancara dengan Robi Indra pada 12 Januari 2017 pukul 19.30-20.45 WIB di Sanggar

PERCIRA 8Hasil wawancara dengan Bazar Rizkillah pada 12 Januari 2017 pukul 15.30-16.45 WIB di

SMPN 189

Page 69: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

57

menangin gengsi kalau disini engga, kita sama-sama belajar. Makanya

saya mau masuk sini dan akhirnya nyaman dan bertahan disini.”9

Selain itu, keikutsertaan siswa juga didasari pada pengaruh dari

lingkungan sekitar. Siswa mempelajari silat Cingkrik salah satunya karena

mengikuti teman-teman di lingkungan sekitar yang juga mempelajari pencak

silat Cingkrik karena tinggal di sekitar wilayah Rawa Belong.

“Alasannya sih dulu niat pengen punya mainan juga, yang kedua

karena dari lingkungan sendiri, tinggal kan di Rawa Belong nah

disetiap gang itu punya mainannya dan rata-rata semuanya itu Silat

Cingkrik Rawa Belong.”10

Siswa mengikuti ekstrakulikuler pencak silat tidak hanya sebagai

keikutsertaan saja, akan tetapi juga atas dasar ingin melestarikan budaya

pencak silat dengan perkembangan pencak silat yang ada. Siswa pun berharap

dapat terus mempelajari silat Cinkrik hingga menjadi atlit beladiri.

“Saya tuh mikirnya pengen majuin tuh budaya Indonesia sendiri,

jangan sampai tuh budaya Indonesia punah dimakan waktu”.11

“Harapan saya tuh awalnya pengen nambah keluarga dan saya benar-

benar menemukan itu di PERCIRA, sampai akhirnya timbul keinginan

untuk menjadi atlet beladiri”12

“Alasan ikut percira untuk mempertahankan budaya leluhur orang-

orang Rawa Belong.”13

Mengenai sistem pembelajaran, pencak silat Cingkrik Rawa Belong

dilakukan bertahap satu persatu dari dasar, tahap menengah hingga tahap

tinggi. Sistem pembelajaran pun disesuaikan dengan kemampuan siswa.

9Hasil wawancara dengan Mega Nur Halimah pada 12 Januari 2017 pukul 18.45-19.30 WIB di

Sanggar PERCIRA 10

Hasil wawancara dengan Udin pada 12 Januari 2017 pukul 18.45-19.30 WIB di Sanggar

PERCIRA 11

Hasil wawancara dengan Imam Achmad Mirza pada 12 Januari 2017 pukul 18.45-19.30 WIB

di SMPN 71 12

Hasil wawancara dengan Imam Achmad Mirza pada 12 Januari 2017 pukul 18.45-19.30 WIB

di SMPN 71 13

Hasil wawancara dengan Aditya Saputra pada 12 Januari 2017 pukul 18.45-19.30 WIB di

Sanggar PERCIRA

Page 70: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

58

“Cara latihannya sih yang pasti harus sabar dulu yang penting, karena

yang namanya ngajarin orang itu gak gampang. Itu setiap mau

ngelakuin satu jurus aja itu ada step-stepnya dulu, berupa pemanasan

dulu baru nanti kita praktek. Dan kalau sekali ngajarin juga pasti rada

susah kalau ngajarinnya anak yang pertama kali ikut, itu wajar. Udah

gitu murid juga kadang-kadang kan kemampuannya beda-beda ada

yang sekali langsung ngerti tapi ga dikit juga yang harus berkali-kali.

Nah, disini guru-gurunya baik-baik dan sabar-sabar dalam ngajarin

kita jadi kitanya juga nyaman dalam latihannya”.14

“Sistem pembelajaran disini itu enak, gimana ya. Gak terlalu keras ga

terlalu lembut jadi sedang-sedang aja. Kita juga ngukur anak dari segi

jurusnya, kan kita mengarah ke tradisional jadi kita kerahkan

semuanya nih apapun yang kita bisa tuh latihan-latihan jadi ga

ngerasa bosen, biasanya kan anak tuh kalau latihan bilangnya, ya gini

gini doang. Sedangkan kalau kita tuh kenalin kalau ada event, kita

kenalin ini loh festival Betawi, ini loh jurus-jurus Betawi”.15

Selain itu, sistem pembelajaran dalam silat Cingkrik mengenal sosok

guru yang dituakan, yang menjadi panutan bagi murid-murid hingga dianggap

sebagai sosok pengganti orang tua.Sistem pembelajaran dalam silat Cangkrik

juga menekankan pada kedisiplinan, adab terhadap guru dan senior, serta

semangatuntuk latihan.

“Sistem pembeljarannya itu gurunya itu menjadi sosok orang tua

dengan memberi ajaran yang positif dan saran yang baik dan

mengajarkan dengan metode kekeluargaan.”16

“Kalau dari sistem pembelajaran ga jauh beda, dari saya pribadi kita

tekanin banget kedisiplinan, kedua jaga adab sama senior-senior

terutama sama guru, ketiga ya ngasih semangat biar rajin latihannya.

Tapi kalau jurus turun temurun dikasih sama Baba Warno yang dikasih

ya yang kita ajarin jadi turun temurun.”17

Subjek juga menuturkan bahwa dahulu anak-anak memiliki minat

untuk belajar. Akan tetapi seiring dengan waktu, anak-anak terahlikan dengan

14

Hasil wawancara dengan Bazar Rizkillah pada 12 Januari 2017 pukul 15.30-16.45 WIB di

SMPN 189 15

Hasil wawancara dengan Imam Achmad Mirza pada 12 Januari 2017 pukul 18.45-19.30 WIB

di SMPN 71 16

Hasil wawancara dengan Romi pada 12 Januari 2017 pukul 18.45-19.30 WIB di Sanggar

PERCIRA 17

Hasil wawancara dengan Fairuz pada 12 Januari 2017 pukul 18.45-19.30 WIB di Sanggar

PERCIRA

Page 71: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

59

dunia lain sehingga mereka enggan untuk latihan. Hal ini yang menyebabkan

sistem Perguruan Cingkrik Rawa Belong mengalami perubahan dengan

mencoba mengajak anak-anak muda lain buat ikut partisipasi di silat ini dan

teman-temannya dapat ikut. Sistem ini pun mampu menarik minat anak-anak

remaja.

“Kalau menurut saya pribadi nih, dulu silat sangat bagus karena

emang anak-anaknya minat buat belajar. Tapi makin kesini anak-anak

penerus kita ini udah semakin gak mau gitu buat ikut hal-hal kayak

gini, karena mereka merasa ada yang lebih menyenangkan daripada

silat. Makanya disini saya mengajak anak-anak muda lain buat ikut

partisipasi di silat ini, jadi nanti temen-temennya yang lain bisa ikutan.

Dan alhamdulillah udah mulai keliatan hasilnya.”18

b. Revitalisasi Budaya Pencak Silat Cingkrik

Perguruan Cingkrik Rawa Belong atau yang dikenal dengan

PERCIRA merupakan budaya Betawi. Budaya Betawi memiliki banyak

macamnya seperti silat, seni tari, alat musik dan lainnya. Akan tetapi dalam

perkembangannya Ondel-Ondel dan kerak telor yang sangat familiar di

masyarakat sebagai budaya Betawi. Hal inilah yang membuat silat yang

menjadi budaya Betawi sedikit terlewatkan dan tidak dikenal oleh anak-anak

remaja setempat.

“Pandangannnya sih jadi budaya Betawi itu mempunyai ciri khasnya

masing-masing dan mempunyai keunikannya masing-masing, jadi juga

intinya sih budaya Betawi itu selain hal-hal yang dapat dibanggakan

itu masyarakat Betawi sangat kental dengan Agama”19

“Wah ngomongin budaya Betawi, budaya Betawi ini banyak ya gak

cuma silat aja, ada seni tarinya, alat musiknya, macem-macem dah.

Tapi coba sekarang kita liat. Yang dikenal orang cuma Ondel-ondel

sama kerak telor palingan. Palang pintu aja banyak yang ga tau kalau

bukan orang sini. Seprihatin itu budaya Betawi sekarang ini. Padahal

sangat beragam dan bermanfaat. Ini kayak yang tadi saya bilang,

sangat memprihatinkan. Mentang-mentang di Jakarta adanya. Dan

18

Hasil wawancara dengan Robi Indra pada 12 Januari 2017 pukul 19.30-20.45 WIB di

Sanggar PERCIRA 19

Hasil wawancara dengan Indri Hariyanto pada 12 Januari 2017 pukul 20.30-21.30 WIB di

Sanggar PERCIRA

Page 72: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

60

rawan banget masuk budaya-budaya lain sampe akhirnya budaya

sendiri dilupain.”20

“Kebetulan saya juga bukan orang Betawi tapi orang Jawa yang besar

di Betawi ini, yang saya liat budaya Betawi itu banyak beragam. Udah

gitu semua budayanya itu unik-unik mulai dari ondel-ondel, dari

lagunya juga semua keren gitu. Dan kalau buat penampilannya itu

semua unik-unik dan khas kalau buat nunjukin asal dari daerah Betawi

itu sendiri.”21

Alasan mengapa budaya silat Cingkrik harus dipertahankan karena

silat Cingkrik merupakan salah budaya nenek luhur serta memiliki manfaat

banyak bagi diri sendiri yang mengamalkan maupun orang lain yang berada

disekitar kita.

“Silat cingkrik ini salah satu budaya yang zaman dulu paling disenangi

orang-orang dan yang paling banyak manfaatnya bagi diri sendiri

maupun buat orang lain. Jadi kalau ditanya apa yang bikin silat ini

harus dipertahankan? Ya tadi itu. Segala sesuatu yang baik itu harus

dipertahankan.”22

Revitalisasi budaya adalah proses atau cara menghidupkan kembali

kebudayaan yang perlahan menghilang. Revitalisasi budaya merupakan salah

satu upaya yang dilakukan untuk mengembalikan silat Cingkrik ke masa

kejayaannya.

“Itu salah satu cara paling ampuh untuk buat ngembaliin silat cingkrik

ke masa jayanya.”23

Revitalisasi budaya merupakan suatu hal penting sebab dengan

revitalisasi kita mampu mengangkat kembali budaya terdahulu. Dengan

melestarikan silat Cingkrik, masyarakat turut membantu dalam revitalisasi

budaya khususnya budaya Betawi.

20

Hasil wawancara dengan Robi Indra pada 12 Januari 2017 pukul 19.30-20.45 WIB di

Sanggar PERCIRA 21

Hasil wawancara dengan Bazar Rizkillah pada 12 Januari 2017 pukul 15.30-16.45 WIB di

SMPN 189 22

Hasil wawancara dengan Robi Indra pada 12 Januari 2017 pukul 19.30-20.45 WIB di

Sanggar PERCIRA 23

Hasil wawancara dengan Robi Indra pada 12 Januari 2017 pukul 19.30-20.45 WIB di

Sanggar PERCIRA

Page 73: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

61

“Penting lah, karena kan budaya itu aset negara yang cuma dipunyai

oleh negara itu sendiri, jadi simbol khasnya Indonesia ya pencak silat.

Apalagi dari Betawi yang terkenal ya pencak silat.”24

“Sangat penting. Dan menurut saya yang sedang saya lakukan itu juga

revitalisasi budaya kan.”25

“Ya kalau menurut saya sendiri sih itu penting banget, jadi ya kita

sebagai anak muda penerus bangsa kan orang-orang terdahulu

leluhur-leluhur kita yang menciptakan silat cingkrik ini, kalau ga ada

leluhur-leluhur kita yang sudah berjuang maka Indonesia pasti ga bisa

merdeka, ibaratnya gitu kan. Jadi kenapa kita ga berterimakasih

dengan terus melestarikan apa yang mereka ciptakan, itu intinya sih”26

“Sangat sangat penting bahkan bisa dikatakan wajib untuk kita sebagai

generasi muda melestarikan budaya Betawi”27

Pentingnya revitalisasi budaya antara lain juga agar mencegah

pengakuan budaya oleh negara lain. Selain itu, responden juga berpendapat

bahwa warisan budaya adalah untuk diturunkan kepada anak cucu kelak.

Perkembangan silat Cingkrik yang cukup pesat juga membuat silat Cingkrik

dikenal sebagai ikon dari Rawa Belong.

“Sangat penting dikarenakan apabila kita tidak melestarikan akan ada

resiko pengakuan budaya oleh negara lain, seperti banyak contoh yang

sudah terjadi”28

“Oh penting, biar ga punah. Kita kan pasti bakal punya keturunan

kayak kita punya anak punya mantu punya cucu. Nah kita jaga buat

mereka”29

“Kalau pandangannya, pada perkembangannya sangat pesat terutama

di bidang silat untuk di Rawa Belong ya, terutama silat cingkriknya ini

24

Hasil wawancara dengan Bazar Rizkillah pada 12 Januari 2017 pukul 15.30-16.45 WIB di

SMPN 189 25

Hasil wawancara dengan Robi Indra pada 12 Januari 2017 pukul 19.30-20.45 WIB di

Sanggar PERCIRA 26

Hasil wawancara dengan Indri Hariyanto pada 12 Januari 2017 pukul 20.30-21.30 WIB di

Sanggar PERCIRA 27

Hasil wawancara dengan Imam Achmad Mirza pada 12 Januari 2017 pukul 18.45-19.30 WIB

di SMPN 71 28

Hasil wawancara dengan Ruslandi pada 12 Januari 2017 pukul 18.45-19.30 WIB di Sanggar

PERCIRA 29

Hasil wawancara dengan Udin pada 12 Januari 2017 pukul 18.45-19.30 WIB di Sanggar

PERCIRA

Page 74: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

62

sendiri seperti yang saya bilang tadi setiap gang itu punya pegangan

mainannya sendiri, itu bohong kalau dia gak punya. Bahkan ini fakta

sendiri saya naik Grabbike itu orangnya orang Jagakarsa dia nanya

dari mana? Saya jawab dari Rawa Belong, terus dia bilang wah saya

pernah belajar Cingkrik itu susah bener. Nah dari sini keliatan kan

kalau Cingkrik emang udah jadi iconnya Rawa Belong”30

Revitalisasi budaya diimbangi dengan tiga tahapan yang terdiri

tahapan perumusan, tahapan implementasi dan tahapan evaluasi strategi.

Masing-masing tahapan akan dijelaskan dalam uraian berikut.

c. Perumusan Strategi Mempertahankan Silat Cingkrik Perguruan

Cingkrik Rawa Belong (PERCIRA)

Dalam upaya mempertahankan silat Cingkrik, hal pertama yang

dilakukan adalah menentukan cakupanya terlebih dahulu agar memudahkan

penyampaian sasaran.

“Yang pertama kita pikirin dulu, yang mau kita rangkul siapa?

Cakupan apa? Anak-anakkah, remajakah, atau orang dewasa? Itu yang

paling penting.karena kalau kita udah nemuin siapa yang mau kita

rangkul kita baru bisa pakai cara apa buat mengambil perhatian dan

membuat mereka ingin gabung ke kita.”31

Revitalisasi silat PERCIRA ini adalah dengan merangkul remaja-

remaja. Sasarannya remaja karena remaja merupakan elemen yang paling

berpengaruh dalam pembawaan budaya kedepannya. Sementara kalau anak-

anak agak susah pemahamannya sementara orang dewasa sudah agak sibuk

dengan rutinitasnya sehingga agak sulit menerapkannya. Selain itu ruang

lingkup remaja juga luas untuk dijangkau, salah satunya melalui festival-

festival yang merupakan tempat remaja-remaja untuk berkumpul.

“Nah ini, setelah kita tentuin kita mau rangkul remaja-remaja nih,

karena menurut kita remaja ini yang paling berpengaruh nantinya.

Kalau anak-anak kan mereka belum terlalu ngerti, sedangkan orang

30

Hasil wawancara dengan Fairuz pada 12 Januari 2017 pukul 18.45-19.30 WIB di Sanggar

PERCIRA 31

Hasil wawancara dengan Robi Indra pada 12 Januari 2017 pukul 19.30-20.45 WIB di

Sanggar PERCIRA

Page 75: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

63

dewasa ya sudah sedikit susah karena sibuk kan. Karena ruang lingkup

kita nih remaja, ya caranya kita ngadain festival-festival dimana

remaja-remaja itu kumpul. Atau kita ajak ngobrol yang akhirnya bikin

dia mau ikutan. Dan cara yang paling mateng yang kita pikirin itu

adalah masukin silat cingkrik ini ke ekstrakulikuler di sekolah-

sekolah.”32

Setelah ditentukan bahwa sasaran utama silat Cingkrik adalah remaja,

kemudian anggota PERCIRA menentukan tahap berikutnya yang harus

dilakukan yaitu pengenalan. Pengenalan silat Cingkrik juga bertujuan untuk

meluruskan asumsi yang selama ini beredar di masyarakat bahwa silat Cingkrik

bertujuan untuk membunuh, padahal semestinya silat Cingkrik digunakan

untuk membela diri.

“Berawal dari pengenalan, kita dari awal harus ngenalin dulu apa tuh

silat cingkrik dan silat cingkrik ini adalah budaya ali dari Betawi. Silat

cingkrik dikenal jurusnya bisa ngebunuh orang jadi orang-orang

apalagi orang tua takut untuk ngasih anaknya belajar silat cingkrik,

nah disitu kita harus beri penjelasan bahwa itu salah, walaupun emang

bener jurus-jurusnya mematikan dan dapat membunuh orang tapi disini

kita juga mengajarkan cara menahan dirinya dan belajar silat ini

bukan dengan tujuan membunuh tapi untuk pertahanan diri sekaligus

melestarikan budaya asli punya kita sendiri”33

Pengenalan pencak silat Cingkrik pada remaja salah satunya dilakukan

dengan memasukkan silat Cingkrik sebagai salah satu kegiatan ekstrakurikuler

di beberapa sekolah. Hal tersebut bertujuan untuk menarik minat remaja usia

sekolah untuk mempelajari ataupun sekedar mengetahui tentang silat Cingkrik.

“Strateginya kan kayak masuk ke sekolah-sekolah kayak gini, terus nih

buat orang minat buat masuk sini mesti buat lebih banyak pertunjukan

festival-festival gitu buat narik minat orang lain, jadi kita harus narik

minat orang-orang dulu buat tau apa itu silat cingkrik soalnya masih

banyak yang gatau silat cingkrik itu apa”34

32

Hasil wawancara dengan Robi Indra pada 12 Januari 2017 pukul 19.30-20.45 WIB di

Sanggar PERCIRA 33

Hasil wawancara dengan Imam Achmad Mirza pada 12 Januari 2017 pukul 18.45-19.30 WIB

di SMPN 71 34

Hasil wawancara dengan Bazar Rizkillah pada 12 Januari 2017 pukul 15.30-16.45 WIB di

SMPN 189

Page 76: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

64

Selain itu, pengenalan juga dilakukan dengan mengajarkan silat

Cingkrik pada masyarakat sekitar khususnya masyarakat di Rawa Belong. Hal

tersebut bertujuan agar masyarakat lebih mengenal tentang warisan budaya di

daerah tempat tinggalnya.

“Saya akan mengajarkan atau melestarikan silat cingkrik disekitar

tempat tinggal dan mengikuti acara acara yang diadakan atau

dilombakan”35

“Karena didaerah rawa belong terkenal dengan silat cingkring dan

kebanyakan orang-orang dirawa belong mempertahan silat cingkrik

dan saya juga warga rawa belong”36

Setelah dilakukan pengenalan, barulah direncanakan tahapan

pelaksanaan latihan silat Cingkrik khususnya bagi remaja. Para pelatih juga

harus bersiap dengan kemungkinan hambatan dari pelaksanaan latihan silat

Cingkrik.

“Kalau sudah pengenalan kan banyak yang masuk, dari sini proses

pelaksaannya baru dapat dimulai, kerjasama kita sebagai pengurus

harus kuat apalagi dengan seleksi alam yang pasti akan muncul,

banyak anak-anak mulai jenuh dengan latihannya, nah tugas kita

adalah mencari cara latihan yang efektif lagi sehingga anak-anak ini

tidak kembali bosan dan semangat lagi latihannya”37

Responden yang merupakan asisten pelatih juga mengungkapkan kunci

strategi dalam silat Cingkrik, di antaranya adalah disiplin, adab terhadap guru,

dan mengikuti metode pembelajaran dari guru.

“Satu disiplin dari senior-senior yang ngajarin dan anak-anak yang

diajar, kedua jaga adab sama guru, ketiga ya metode-metode

pembelajaran dari guru-guru kita sendiri khususnya dari Baba Warno

seperti itu ngajarnya ya kita ngikutin. Jadi semakin berkembang dan

berfikirnya nyari berkahnya dulu aja itu semua kunci strategi kita”38

35

Hasil wawancara dengan Alfian pada 12 Januari 2017 pukul 18.45-19.30 WIB di Sanggar

PERCIRA 36

Hasil wawancara dengan Romi pada 12 Januari 2017 pukul 18.45-19.30 WIB di Sanggar

PERCIRA 37

Hasil wawancara dengan Imam Achmad Mirza pada 12 Januari 2017 pukul 18.45-19.30 WIB

di SMPN 71 38

Hasil wawancara dengan Udin pada 12 Januari 2017 pukul 18.45-19.30 WIB di Sanggar

PERCIRA

Page 77: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

65

d. Implementasi Strategi Mempertahankan Silat Cingkrik

Perguruan Cingkrik Rawa Belong (PERCIRA)

Pengelola Perguruan Cingkrik Rawa Belong mencoba untuk

mempertahankan budaya Betawi dengan merangkul anak-anak muda agar tidak

lupa dengan budaya sendiri khususnya silat ini. Salah satu cara merangkul

anak-anak muda adalah dengan menerapkan silat PERCIRA ini sebagai

ekstrakurikuler di sekolah dengan hal ini anak-anak akan lebih mudah

mengenal dan memahaminya.

“Usaha saya ya salah satunya membangun PERCIRA ini ya. PERCIRA

saya bangun bersama teman-teman saya dan kami merangkul anak-

anak muda supaya mereka gak lupa dengan budaya mereka sendiri.

Budaya yang ada di daerah mereka. Kita berusaha mati-matian

membuat silat cingkriknya diterima di sekolah-sekolah sebagai

ekstrakurikuler dan kami gak membatasi siapapun yang ingin

mengikuti silat cingkrik ini walau bukan dari orang Betawi.”39

Proses pengenalan silat Cingkrik dilakukan dengan berbagai cara,

utamanya adalah memberi informasi pada masyarakat mengenai kegunaan dan

sistem pembelajaran dari silat Cingkrik.

“Prosesnya kita ngasih tau kegunaan dan sistem pembelajaran,

jurusnya, presentasiin manfaatnya jadi bisa membuat orang-orang

tertarik. Seperti presentasi ke sekolah-sekolah, lalu kekampung-

kampung bisa lewat festival atau undang orang-orang pentingnya”40

Sedangkan dari pihak siswa, implementasi pelestarian budaya silat

Cingkrik adalah dengan cara ikut berpartisipasi secara aktif dalam mempelajari

dan mengembangkan aliran pencak silat ini.

“Mungkin usaha pertama ya ikut ini, ikut pencak silat ini. Saya kan

generasi muda saya ikut ini dan ingin mengembangkan diri disini untuk

mempertahankan budaya Betawi ini jangan sampai hilang sampai

nanti-nanti. Dan nanti saya ingin buka di sekolah-sekolah lain juga,

mungkin kalau sekarang masih di Jakarta Barat, tapi nanti kita akan

39

Hasil wawancara dengan Robi Indra pada 12 Januari 2017 pukul 19.30-20.45 WIB di

Sanggar PERCIRA 40

Hasil wawancara dengan Fairuz pada 12 Januari 2017 pukul 18.45-19.30 WIB di Sanggar

PERCIRA

Page 78: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

66

menyebar kita akan buka di seluruh Jakarta, pokoknya nanti di seluruh

Jakarta insha Allah akan ada nama PERCIRA.”41

Anggota PERCIRA juga berupaya untuk memperluas organisasi, salah

satunya dengan membuka cabang PERCIRA di Jakarta Pusat. Hal tersebut

dilakukan agar silat Cingkrik semakin meluas dan menyebar. Selain itu,

anggota PERCIRA juga sering berkumpul di acara Car Free Daydi Bundaran

HI, dengan tujuan untuk memperkenalkan silat Cingkrik sebagai budaya

Betawi.

“Saya mencoba membuka cabang PERCIRA di Jakarta Pusat untuk

membuat nama PERCIRA semakin meluas dan menyebar, dari awalnya

saya ikut PERCIRA, ngembangin diri disini, belajar lagi-dan lagi,

menangin perlombaan-perlombaan itu adalah usaha saya untuk

mengharumkan nama Betawi. Kami juga suka berkumpul dengan tema

1000 pesilat biasanya kami kumpul di HI, kenapa di HI? Karena

sengaja biar yang lagi pada carfreeday liat ini loh Betawi ini loh

budaya Betawi jadi secara gak langsung kita juga ngenalin dan jadi

pusat perhatian disitu”42

Hal tersebut dilakukan karena anggota PERCIRA sadar bahwa silat

Cingkrik merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan agar tidak putus

asal usulnya.

“Yang namanya warisan ya, warisan ini sebagaimana ilmu yang

diwariskan dari guru ke kita itu biar gak putus, harus kita kembangin

ke orang yang lain lagi. Biar, ilmu itu tetep ada, ga mati gak padam.

Jadi harus diturunin ke generasi yang baru, karena kalau ga ada

penerusnya sudah dapat dipastikan silat cingkrik ini akan punah”43

Kemudian, PERCIRA juga membuka cabang di berbagai daerah tempat

tinggal murid dengan tujuan untuk memperluas silat Cingkrik ke wilayah lain

selain Rawa Belong. Selain itu, murid silat Cingkrik juga mengajak warga

sekitar wilayah tersebut untuk turut bergabung dalam aliran silat tersebut.

41

Hasil wawancara dengan Bazar Rizkillah pada 12 Januari 2017 pukul 15.30-16.45 WIB di

SMPN 189 42

Hasil wawancara dengan Imam Achmad Mirza pada 12 Januari 2017 pukul 18.45-19.30 WIB

di SMPN 71 43

Hasil wawancara dengan Mega Nur Halimah pada 12 Januari 2017 pukul 18.45-19.30 WIB

di Sanggar PERCIRA

Page 79: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

67

“Strategi yang dilaksanakan di PERCIRA ini dengan membuka

beberapa cabang diantara tempat murid tinggal, jadi di setiap murid-

murid yang belajar silat cingkrik dibuka beberapa cabang, jadi murid-

murid yang dibuka cabang bisa ngajak warga sekita untuk bergabung

ke silat cingkrik ini”44

Perkembangan cabang-cabang di wilayah lain pun selalu dipantau,

untuk mengetahui kemajuan dari cabang-cabang tersebut dan strategi yang

tepat untuk mengembangkan silat Cingkrik di wilayah tersebut.

“Dalam proses pelaksanannya kita akan melihat perkembangan

cabang tempat silat cingkrik yang udah dibuka, jadi apabila ada

cabang yang menglami kemajuan dalam menarik minta warga sekitar

kita akan terapin metode ke cabang yang kurang maju”45

Dalam pelaksanaannya, pengelola dan juga siswa PERCIRAselalu

berupaya memperbaiki kondisi internal dan meningkatkan kekeluargaan

sehingga dapat konsisten melakukan pelatihan silat. Selain itu juga dilakukan

kerjasama antar anggota untuk merangkul orang lain agar ikut bergabung dan

tertarik untuk mempelajari silat Cingkrik tersebut.

“Dalam prosesnya sih pasti ada kekurangan disana-sini, tapi karena

kami konsisten dalam jalanin strategi yang sudah dirembukan

kekurangannya bisa dikurangin, terus juga kerjasama tiap anggota

disini kuat dan mereka ngerjainnya tulus jadi proses pelaksanaannya

bisa berjalan dengan lancar”46

e. Evaluasi Strategi Mempertahankan Silat Cingkrik Perguruan

Cingkrik Rawa Belong (PERCIRA)

Setelah implementasi dilakukan, maka penting untuk melakukan

evaluasi dengan tujuan untuk mengetahui kekurangan pada organisasi sehingga

segera dapat dicari pemecahan masalahnya. Menurut responden, ecara umum

44

Hasil wawancara dengan Aditya Saputra pada 12 Januari 2017 pukul 18.45-19.30 WIB di

Sanggar PERCIRA 45

Hasil wawancara dengan Romi pada 12 Januari 2017 pukul 18.45-19.30 WIB di Sanggar

PERCIRA 46

Hasil wawancara dengan Bazar Rizkillah pada 12 Januari 2017 pukul 15.30-16.45 WIB di

SMPN 189

Page 80: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

68

strategi yang dilakukan dalam mempertahankan silat Cingkrik dianggapsudah

berhasil meskipun masih terdapat kekurangan.

“Menurut saya sih sudah berhasil, tapi ya ada aja kurangnya, dan dari

dalam diri kita juga pasti banyak kurangnya, evaluasi itu penting biar

kita tau mana yang salah dan apa yang harus dibenerin. Biasanya kita

bikin rapat rame-rame, biacarain sambil ngobrol dan sekalian benerin

internalnya, karena biasanya yang bikin hancur sebuah organisasi

bukan dari luar melainkan dari dalam dan itu lebih sulit untuk

dibenahi. Makanya harus banget jaga kekompakan”47

“Untuk saat ini sih semua sudah berhasil ya, tapi tetep ga mau puas

karena kita yakin kita bisa lebih dari ini dan berkembang lagi dan

lagi”48

Responden lain juga berpendapat bahwa penerapan silat Cingkrik

dalam kegiatan ekstrakurikuler telah mengalami keberhasilan sehingga dapat

saling menguntungkan pihak sekolah maupun PERCIRA.

“Alhamdulillah saya rasa kita mengalami keberhasilan tapi belum

besar, namun cukup buat bikin orang sadar kalau kita ada. Karena

setelah masuk di ekstrakulikuler sekolah sekolah ini kita bisa ajak

mereka buat ikut pertandingan-pertandingan yang akhirnya

mengangkat nama silat dan sekolah itu juga. Jadi sama-sama

menguntungkan gitu.”49

Responden menilai bahwa silat Cingkrik berhasil dalam memberi

dampak positif bagi dirinya, yaitu memperluas pertemanan hingga pengalaman

berorganisasi, serta memperdalam ketaatan dalam beragama.

“Hasil yang sudah saya dapatkan yaitu makin banyak teman-teman,

pengalaman belajar di silat cingkrik, mengerti caranya dalam

berorganisasi dan mendapatkan prestasi yang sudah didapat”50

“Kalau bicara hasil mah udah banyak banget hasil yang didapetin,

dari temen baru, saudara baru, murid baru, pribadi baru, lebih taat

47

Hasil wawancara dengan Imam Achmad Mirza pada 12 Januari 2017 pukul 18.45-19.30 WIB

di SMPN 71 48

Hasil wawancara dengan Udin pada 12 Januari 2017 pukul 18.45-19.30 WIB di Sanggar

PERCIRA 49

Hasil wawancara dengan Robi Indra pada 12 Januari 2017 pukul 19.30-20.45 WIB di

Sanggar PERCIRA 50

Hasil wawancara dengan Alfian pada 12 Januari 2017 pukul 18.45-19.30 WIB di Sanggar

PERCIRA

Page 81: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

69

pada agama karena ditanamanin semua hal yang baik selain

silatnya”51

Responden berpendapat bahwa keberhasilan silat Cingkrik juga dapat

dilihat dari berkembangnya jumlah anggota PERCIRA.Meskipun demikian

responden mengakui bahwa masih terdapat kekurangan dalam dalam

organisasi. Namun, anggota PERCIRA selalu melakukan musyawarah untuk

membahas mengenai kekurangan-kekurangan tersebut.

“Kalau menurut saya sudah berhasil ya, karena bisa dilihat dari yang

anggotanya hanya sedikit bisa menjadi banyak seperti ini, lalu juga

bisa dari yang hanya latihan ngampung jadi bisa berorganisasi sampai

ikut IPSI dan tercatat di LKB juga, walau banyak kekurangan ya kita

musyawarahin apa yang kurang”52

“Kalau dilihat sekarang di cabang cabang yang udah dibuka

alhamdulillah sih cukup berhasil, jadi cabang yang sepi peminatnya

setelah di evaluasi mengalami peningkatan dalam menarik minat

warga sekitar”53

Beberapa hambatan yang dialami berasal dari faktor internal maupun

eksternal. Faktor internal berasal dari anggota, dimana anggotanya sendiri

sering malas untuk latihan.Rasa malas dari para anggotanya seringkali

disebabkan karena rasa jenuh dan kelelahan akibat kesibukan lain selain belajar

silat Cingkrik.

“Satu ada sifat jenuh, Kedua jenuh itu datangnya karena cape, Ketiga

ya karena kesibukan masing-masing soalnya semua disini sibuk bukan

karena di cingkrik aja bukan karena di sanggar aja, pasti punya acara

lain keperluan lain, seperti kerja terus pulang kerja dia cape”54

“Ya paling faktor dari dalam diri sendiri sih mungkin, soalnya sih ya

kan orang kalau sudah terlalu lama gitu dia suka jenuh itu mungkin

ngelakuin latihannya, terus juga kayak punya kesibukan yang lain,

51

Hasil wawancara dengan Udin pada 12 Januari 2017 pukul 18.45-19.30 WIB di Sanggar

PERCIRA 52

Hasil wawancara dengan Bazar Rizkillah pada 12 Januari 2017 pukul 15.30-16.45 WIB di

SMPN 189 53

Hasil wawancara dengan Ruslandi pada 12 Januari 2017 pukul 18.45-19.30 WIB di Sanggar

PERCIRA 54

Hasil wawancara dengan Fairuz pada 12 Januari 2017 pukul 18.45-19.30 WIB di Sanggar

PERCIRA

Page 82: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

70

seneng ngelakuin yang lain daripada silat ini namanya seleksi alam.

Dari yang anggotanya banyak terus berkurang-berkurang”55

Selain itu, masalah eksternal yang dihadapi salah satunya adalah

kesulitan dalam mengajukan perizinan untuk kegiatan ekstrakurikuler.

Terlebih, silat identik dengan kekerasan jika dilihat oleh orang awam.

“Banyak banget ya, dari masalah internal yang kadang anggotanya

sendiri yang suka males dateng buat latihan, sampai ke masalah

eksternal ketika kita mengajukan silat ini sebagai ekstrakulikuler di

sekolah. Banyak sekolah yang awalnya menolak karena dirasa ga

memberikan manfaat apapun dan mereka mikirnya kekerasan karena

silat ya mereka mikirnya berantem.”56

Selain itu, responden berpendapat bahwa minat masyarakat untuk

mempelajari silat Cingkrik masih rendah. Hambatan lain adalah adanya stigma

negatif dari masyarakat bahwa silat Cingkrik digunakan untuk membunuh. Hal

tersebut menyebabkan sebagian orangtua tidak mengijinkan anaknya untuk

mengikuti latihan silat Cingkrik, terlebih jika latihan dilakukan pada malam

hari.

“Yaitu kemauan atau minat masyarakat dalam mempelajari silat

cingkrik”57

“Selain yang tadi ya banyak orang suka salah paham sama silat

cingkrik yang dibilang tujuannya untuk ngebunuh orang, faktor

penghambat yang lainnya itu kita suka ga dikasih latian sama orang

tua apalagi kalau latihannya malam, itu kadang susah untuk diizinin.

Masalah waktu dan tempat itu paling rumit”58

Meskipun demikian, anggota PERCIRA tetap berupaya untuk

mengajarkan silat Cingkrik kepada masyarakat secara perlahan-lahan. Anggota

PERCIRA juga berupaya untuk meyakinkan orangtua bahwa silat Cingkrik

55

Hasil wawancara dengan Bazar Rizkillah pada 12 Januari 2017 pukul 15.30-16.45 WIB di

SMPN 189 56

Hasil wawancara dengan Robi Indra pada 12 Januari 2017 pukul 19.30-20.45 WIB di

Sanggar PERCIRA 57

Hasil wawancara dengan Aditya Saputra pada 12 Januari 2017 pukul 18.45-19.30 WIB di

Sanggar PERCIRA 58

Hasil wawancara dengan Imam Achmad Mirza pada 12 Januari 2017 pukul 18.45-19.30 WIB

di SMPN 71

Page 83: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

71

merupakan kegiatan positif yang memiliki banyak manfaat. Hal tersebut

dilakukan sembari meminta restu dari orangtua sebelum melakukan latihan.

“Cara menghadapinya kita harus pelan pelan dalam mengajari silat

cingkrik dan mengajarkan manfaat yang didapat di silat cingkrik”59

“Kita minta ridho dulu sama orang tua sebelum berangkat latian,

tanya dulu boleh atau engga. Kalau engga ya kenapa? Apa alsannya

kalau emang ternyata salah paham kan kita udah paham nih udah tau

yang benernya apa ya jelasin pelan-pelan kalau ini kegiatan yang

positive daripada habisin waktu buat mabok-mabokan, narkoba,

sedangkan kegiatan ini malah olahraga dan menyehatkan badan.

Kalau masih ga dibolehin untuk latihan malam kan sudah ada ekskul

jadi anak-anak itu bisa ikut di ekskul karena ekskul ini kan latihannya

gak mungkin malam dan berurusan dengan sekolah juga”60

Adapun permasalahan internal dapat diatasi dengan mengingatkan

secara pribadi, sementara masalah eksternal dilakukan dengan mendaftarkan

silat Cingkrik ke IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) untuk memperoleh

pengakuan sehingga pihak sekolah maupun orangtua dapat mempercayai.

“Untuk internal tadi saya hanya melakukan pendekatan secara pribadi

aja, karena saya yang mimpin dan saya ga mau ngomongin temen-

temen saya di depan banyak orang karena nanti dia yang ada ga mau

gabung lagi. Jadi saya ajak ngomong sendiri-sendiri. Kalau masalah

eksternalnya itu bisa dilewatin dengan kerja sama yang bagus di

Organisasi ini. Kita berjuang mendaftarkan silat kita ke IPSI (Ikatan

Pencak Silat Indonesia), kita juga buat presentasi yang nunjukin

manfaat-manfaat dari silat cingkrik ini apa, dan susunan organisasi

kita yang rapi. Pokoknya ga nyerah itu kuncinya, sampai akhirnya

sekolah itu ngizinin kita buat masukin ekstrakulikuler ini ke sekolah.”61

59

Hasil wawancara dengan Romi pada 12 Januari 2017 pukul 18.45-19.30 WIB di Sanggar

PERCIRA 60

Hasil wawancara dengan Mega Nur Halimah pada 12 Januari 2017 pukul 18.45-19.30 WIB

di Sanggar PERCIRA 61

Hasil wawancara dengan Robi Indra pada 12 Januari 2017 pukul 19.30-20.45 WIB di

Sanggar PERCIRA

Page 84: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

72

C. Pembahasan

1. Gambaran Perguruan Silat Cingkrik Rawa Belong (PERCIRA)

Pencak silat adalah salah satu cabang olahraga beladiri yang terdapat

di Indonesia. Olahraga beladiri pencak silat adalah warisan nenek moyang

bangsa Indonesia. Karena pencak silat lahir dari kebudayaan bangsa Indonesia,

maka perkembangannya dipengaruhi oleh watak, selera, dan bakat masyarakat

yang ada di daerahnya masing-masing. Selain keadaan masyarakat dan

sifatnya, faktor alam juga dapat memengaruhi perkembangan pencak silat itu

sendiri, misalnya keadaan tempat, iklim, keadaan sosial, dan lain sebagainya.

Dalam salah satu unsur kebudayaan yakni kesenian pencak silat

adalah salah satu produk kebudayaan Betawi yang sudah sangat ternama.

Dalam kebudayaan Betawi pencak silat terbagi lagi menjadi banyak aliran silat.

Terdapat beberapa aliran silat yang terkenal di kebudayaan Betawi ini, yaitu

aliran silat Cingkrik, Gie Sau, Beksi, Kelabang Nyebrang dan Merak Ngigel,

Naga Ngerem.

Silat Betawi terkenal dengan aliran silatnya yang beragam sesuai asal

kampung atau daerah perkembangan aliranya. Karena itu pula masyarakat

Betawi sering menyebut kelompok mereka berdasarkan tempat tinggalnya,

seperti Orang Rawa Belong, Orang Kemayoran, atau Orang Senen. Perubahan

penamaan berdasarkan daerah ini baru bergeser tahun 1923 sejak Moh Husni

Thamrin dan tokoh masyarakat Betawi mendirikan Perkumpulan Kaum Betawi

sebagai sebuah kelompok etnis sosial yang lebih luas dan dikenal dengan nama

orang Betawi.

Saat ini salah satu aliran silat Betawi yang khas dan dikenal dengan

cukup khas sebagai silat Betawi pada umumnya adalah silat Cingkrik. silat

Cingkrik telah masuk ke berbagai pelosok kampung Betawi dan memiliki

banyak turunan alirannya. Hal inilah yang membuat peneliti mengambil silat

Cingkrik sebagai obyek dalam penelitian ini.

Page 85: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

73

2. Revitalisasi Budaya Silat Cingkrik

Melihat perkembangan zaman saat ini, revitalisasi budaya diperlukan

guna melestarikan budaya. Revitalisasi dalam konteks kebudayaan adalah

memaksimalkan semua unsur sebuah budaya menjadi lebih vital atau terbedaya

lagi, sehingga sasaran dan tujuan dari sebuah budaya bisa dicapai dan

dilangsungkan dengan maksimal pula.

Oleh sebab itu diperlukan strategi khusus untuk merevitalisasi budaya

Betawi pencak silat ini. Terdapat tahapan strategi yang meliputi perumusan

strategi, pengimplementasikan strategi dan evaluasi stategi.

3. Perumusan Strategi Mempertahankan Silat Cingkrik

Menurut Joel Ross dan Michael Kami Perumusan strategi termasuk

didalamnya adalah pengembangan tujuan, menganalisis peluang dan ancaman

eksternal, menetapkan suatu objektivitas, menghasilkan strategi untuk

dilaksanakan. Dalam perumusan strategi juga ditentukan suatu sikap untuk

memutuskan, memperluas, menghindari atau melakukan suatu keputusan

dalam satu proses kegiatan.

Dalam hal ini Perguruan Cingkrik Rawa Belong merumuskan untuk

menentukan target yang ingin dituju terlebih dahulu supaya dapat

menghasilkan strategi yang sesuai untuk dilaksanakan dalam mencapai tujuan,

dan target yang dipilih yaitu anak-anak usia remaja meliputi usia sekolah SD,

SMP dan SMA karena dengan usia remaja masa depan Silat Cingkrik masih

bisa dipertahankan dan tetap dilestarikan ketika mereka dewasa nanti. Setelah

menentukan target maka langkah selanjutnya adalah dilakukan penyusunan

rencana pelaksanaan yang meliputi mencoba memasukan Silat Cingkrik ke

dalam ekstrakulikuler sekolah-sekolah, mengadakan festival-festival yang

bertempat dimana remaja-remaja mudah ditemukan, salah satunya adalah

Taman Kota dan penetapan di lembaga silat untuk memperoleh pengakuan.

Page 86: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

74

Selain itu, pengenalan juga dilakukan dengan mengajarkan silat

Cingkrik pada masyarakat sekitar khususnya masyarakat di Rawa Belong. Hal

tersebut bertujuan agar masyarakat lebih mengenal tentang warisan budaya di

daerah tempat tinggalnya.

4. Implementasi Strategi Mempertahankan Silat Cingkrik

Menurut Joel Ross dan Michael Kami implementasi strategi

termasuk pengembangan budaya dalam mendukung strategi, menciptakan

struktur organisasi yang efektif, mengubah arah, menyiapkan anggaran,

mengembangkan dan memanfaatkan sistem informasi yang masuk.

Implementasi strategi sering pula disebut sebagai tindakan dalam strategi

karena implementasi berarti memobilisasi untuk mengubah strategi yang

dirumuskan menjadi sebuah tindakan. Menetapkan tujuan, melengkapi

kebijakan, mengalokasikan sumber daya dan mengembangkan budaya yang

mendukung strategi merupakan usaha yang dilakukan dalam

mengimplementasikan strategi. Implementasi yang sukses memerlukan

dukungan disiplin, motivasi dan kerja keras.

Implementasi strategi merupakan proses pelaksanaan strategi. Yang

mana dalam pelaksanaannya perlu konsistensi yang tinggi dari masing-masing

anggota yang terlibat didalamnya. Komitmen serta kerjasama dari seluruh unit

diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan.

Dalam Perguruan Cingkrik Rawa Belong Implementasi yang

dilakukan adalah dengan melaksanakan rencana yang telah dibuat pada tahapan

perumusan strategi yaitu door to door ke sekolah-sekolah untuk

menjadikannya sebagai ekstrakurikuler sekolah. Dengan hal ini remaja akan

mengenal dan belajar sehingga revitalisasi dapat tercapai. Kegiatan ini pula

telah membuahkan hasil dimana banyak remaja mendaftar dan digunakan

sebagai ilmu wawasan.

Page 87: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

75

Selain itu, anggota PERCIRA telah melakukan perluasan cabang di

berbagai daerah, salah satunya adalah Jakarta Pusat. Hal tersebut dilakukan

untuk memperkenalkan silat Cingkrik kepada masyarakat selain di wilayah

Rawa Belong. Pengenalan silat Cingkrik juga dilakukan dengan berpartisipasi

pada Car Free Day yang berlokasi di Bundaran HI.

5. Evaluasi Strategi Mempertahankan Silat Cingkrik

Menurut Joel Ross dan Michael Kami, Evaluasi perlu untuk semua

organisasi dari semua kegiatan dengan mempertanyakan pertanyaan dan

asumsi menejerial, harus memicu tinjauan dari nilai-nilai yang merangsang

sebuah kreativitas. Evaluasi menjadi tolak ukur dari keberhasilan strategi yang

akan diterapkan kembali dimasa mendatang oleh suatu organisasi. Evaluasi

yang dilakukan meliputi mengamati internal dan mencoba memperbaiki

internal sehingga dapat bekerjasama membangun kekeluargaan dan para

anggota betah untuk bertahan dan melestarikannya.

Strategi mempertahankan silat Cingkrik dinilai telah berhasil karena

hingga saat ini, jumlah anggota Perguruan Silat Cingkrik Rawa Belong terus

mengalami peningkatan. Namun dalam pelaksanaanya, strategi yang telah

dilakukan memiliki banyak kekurangan, antara lain rasa malas dan jenuh yang

timbul pada siswa yang mempelajari silat Cingkrik. Selain itu, masyarakat

masih memiliki stigma negatif terhadap ilmu silat yang identik dengan

kekerasan. Sehingga, tidak jarang orangtua yang tidak memperbolehkan

anaknya dalam mengikuti latihan silat Cingkrik.

Permasalahan-permasalahan tersebut diatasi diantaranya dengan cara

mengingatkan secara pribadi pada anggotanya, serta berupaya mendaftarkan

silat Cingkrik pada Ikatan Persatuan Silat Indonesia (IPSI) agar memperoleh

kepercayaan dari pihak sekolah dan orangtua, serta memberikan penjelasan

lebih kepada sekolah dan orang tua bahwa Silat Cingkrik bertujuan untuk

menjadi pertahanan diri dan melestarikan Budaya, dan Perguruan Cingkrik

Page 88: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

76

Rawa Belong selalu memberikan arahan kepada para muridnya untuk

menggunakan latihan-latihan yang telah dipelajari dengan baik.

Perguruan Cingkrik Rawa Belongpun mengadakan latihan gabungan

setiap 3 bulan sekali yang bertujuan untuk membuat murid-murid semakin

semangat karena bertemu dengan orang baru dari berbagai sekolah. Hal ini

diharapkan dapat mengatasi hambatan-hambatan internal karena berkumpul

bersama dengan berbagai sekolah dapat membuat masing-masing sekolah

belajar segala hal baru dari sekolah-sekolah yang lain. Mereka dapat berbagi

pengalaman, berbagi ilmu, berbagi cerita, dan berbagi solusi dari

permasalahan-permasalahan yang ada.

Page 89: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

77

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Peguruan Silat Cingkrik Rawa Belong merupakan salah satu warisan

budaya Betawi yang penting untuk dilestarikan. Revitalisasi budaya perlu

dilakukan dengan beberapa strategi yang meliputi:

1. Perumusan strategi, yaitu dengan cara menentukan sasaran pengenalan

pencak silat Cingkrik, dalam hal ini adalah remaja, dan langkah

selanjutnya adalah dilakukan penyusunan rencana pelaksanaan yang

meliputi mencoba memasukan Silat Cingkrik ke dalam ekstrakulikuler

sekolah-sekolah, mengadakan festival-festival yang bertempat dimana

remaja-remaja mudah ditemukan, salah satunya adalah Taman Kota dan

penetapan di lembaga silat untuk memperoleh pengakuan.

2. Implementasi strategi, yaitu dengan cara mengenalkan silat Cingkrik

kepada remaja salah satunya melalui kegiatan ekstrakurikuler serta

festival-festival budaya.

3. Evaluasi strategi, dalam hal ini menilai bahwa strategi yang digunakan

telah berhasil dengan pembuktian Silat Cingkrik yang telah masuk ke 7

sekolah dan memiliki anggota sebanyak 450 anggota. Namun, dalam

pelaksanaannya terdapat kekurangan dari pelaksanaan silat Cingkrik,

salah satunya adalah permasalahan internal yaitu berasal dari

anggotanya dan juga permasalahan eksternal terkait dengan perizinan.

Dan diselesaikan dengan cara mendaftarkan Silat Cingkrik pada IPSI

(Ikatan Pencak Silat Indonesia) dan memberikan penjelasan kepada

Orang Tua dan Sekolah tentang baiknya mempelajari Silat Cingkrik

sebagai pertahanan diri agar mendapatkan kepercayaan dari Orang Tua

dan Sekolah. Serta, melaksanakan kegiatan latihan gabungan setiap 3

Page 90: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

78

bulan sekali guna menyelesaikan hambatan internal dengan berbagi

solusi dari permasalahan-permasalahan yang ada.

B. Implikasi

Dari hasil penelitian tentang Strategi mempertahankan silat cingkrik

dalam pelestarian budaya Betawi yang dilaksanakan pada Perguruan Cingkrik

Rawa Belong, Jakarta Barat dapat dilihat adanya dampak baik penggunaan

tahapan strategi itu sendiri pada keberlangsungan Perguruan Cingkrik Rawa

Belong dalam mempertahankan Silat Cingkrik. Denagn tahapan pertama yaitu

perumusan masalah Perguruan Cingkrik Rawa Belong dapat membuat cakupan

dan target yang jelas sebelum pada akhirnya memikirkan strategi apa yang

cocok digunakan untuk menarik orang-orang mendaftar pada sanggar

Perguruan Cingkrik Rawa Belong tersebut. Kemudian, dilanjutkan dengan

memilih strategi yang cocok untuk mengenalkan silat cingkrik pada target yang

sudah ditentukan yakni para remaja dengan cara membuat festival-festival

ditempat para remaja berkumpul, hingga akhirnya membuat rumusan strategi

memasukkan silat cingkrik pada ekstrakulikuler-ekstrakulikuler sekolah.

Rumusan strategi tidak akan berjalan tanpa adanya implementasi

strategi. Implementasi strategi adalah pelaksanaan dari rumusan strategi yang

telah dibuat oleh Perguruan Cingkrik Rawa Belong, yakni membuat festival-

festival budaya Betawi dan mendatangi sekolah-sekolah untuk memasukkan

silat cingkrik ke dalam ekstrakulikuler sekolah.

Dalam pelaksanaan implementasi strategi ditemukan beberapa

hambatan yang membuat strategi harus dievaluasi sehingga tujuan awal dapat

tercapai. Disinilah fungsi dari tahapan ketiga yakni evaluasi strategi

dibutuhkan. Pada Perguruan Cingkrik Rawa Belong ditemukan beberapa

hambatan yaitu perizinan dari orang tua dan masalah-masalah internal seperti

jenuh dan bosan. Pada evaluasi strategi ditemukan solusi yakni mendaftarkan

Perguruan Cingkrik Rawa Belong pada IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia)

Page 91: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

79

dan menjelaskan kepada orang tua tentang hal positif dalam mempelajari silat

cingkrik sehingga orang tua tidak merasa khawatir ketika sang anak

mempelajari silat cingkrik ini. Perguruan Cingkrik Rawa Belong juga

melaksanakan latihan gabungan stiap 3 bulan sekali sehingga jenuh dan bosan

dapat diatasi dengan bertemu orang-orang baru, dan tempat latihan yang

berbeda seperti biasanya, selain itu juga dapat saling berbagi solusi dengan

masalah-masalah yang ada.

Dengan hal-hal yang disebutkan diatas, tahapan-tahapan strategi pada

teori yang dipaparkan oleh Joel Ross dan Michael Kami sangat berdampak

baik dalam keberlangsungan Perguruan Cingkrik Rawa Belong dalam

mempertahankan silat cingkrik dalam pelestarian budaya Betawi.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, maka berikut merupakan saran

yang dapatdiberikan oleh penulis.

1. Bagi Perguruan Silat Cingkrik Rawa Belong (PERCIRA)

Diharapkan Perguruan Silat Cingkrik Rawa Belong (PERCIRA)

mampu mempertahankan atau bahkan mengembangkan strategi yang

telah dilakukan untuk melestarikan dan memperkenalkan budaya

Betawi silat Cingkrik di mata masyarakat.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk dapat melakukan penelitian

lanjutan yang lebih mendetail mengenai persepsi masyarakat tentang

silat Cingkrik sebagai warisan budaya Betawi untuk mengetahui sejauh

mana silat Cingkrik dikenal oleh masyarakat.

Page 92: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

DAFTAR PUSTAKA

BUKU:

Adi, Windoro. Batavia 1740: Menyisir Jejak Betawi. Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama. 2010

Afrizal. Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan

Penelitian Kualitatif Dalam Berbagai Disiplin Ilmu. Jakarta: Rajawali

Pers. 2015

Aj, Ochid. Bunga Rampai Pencak Silat. (Ebook). 2010

Amirullah dan Budi Cantika, Sri. Manajemen Strategi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

2000

Baswori dan Suwardi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Rineka

Cipta. 2008

David, Fred R. Manajemen Strategi Konsep. Jakarta, Prenhalindo. 2002

Emzir. Metodologi Penelitian Kualiatif: Analisis Data. Jakarta: Rajawali Pers.

2010

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi

Aksara. 2013

Hari Purnomo, Setiawan dan Zulkieflimansyah. Manajemen Strategi Sebuah

Konsep Pengantar. Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi

UI. 1999

Harsey, Paul dan Blanchard, Ken. Manajemen Prilaku Organisasi. Jakarta:

Erlangga. 1982

Herdiyansyah, Haris. Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial.

Jakarta: Salemba Humanika. 2012

Idrus, Muhammad. Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif dan

Kuantitatif. Jakarta: Erlangga. 2009

Kardiman, A.M. Pengantar Ilmu Manajemen. Jakarta: Prohalindo, t.t

Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009

Kuntowijoyo. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya.

1995

Liliweri, Alo. Makna Budaya dalam Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta:

LkiS. 2003

Maryono, O’ong. Pencak Silat Merentang Waktu. Yogyakarta: Galang Press, Cet

2, 2000

M. Setiadi, Elly. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana. 2008

Na’im, Hasan dan Syaputra, Hendry. Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama

dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia Hasil Sensus Penduduk

2010. Jakarta: Badan Pusat Statistik. 2012

Nawi, G.J. Maen Pukulan Pencak Silat Khas Betawi. Jakarta: Yayasan Pustaka

Obor Indonesia. 2016

Prabowo, Erik R. Silat Nusantara. Jakarta: Litera. 2016

Page 93: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

Rafiudin dan Abd. Djaliel Manan. Prinsip dan Strategi Dakwah. Bandung:

Pustaka Setia, 1997

Saidi, Ridwan. Potret Budaya Manusia Betawi. Jakarta: Perkumpulan

Renaissance Indonesia. 2011

Setiati, Eni dkk. Ensiklopedia Jakarta 6. Jakarta: PT. Lentera Abadi. 2009

Shadily, Hasan. Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

1998

Siagian, S.P. Manajemen Modern. Jakarta: Masagung. 1994

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D Bandung: Alfabeta.

2014

Syamsudin, Din. Etika Agama dalam Membangun Masyarakat Madani. Jakarta:

Lagos. 2000

Tamburaka, Rustam E. Pengantar Ilmu Sejarah, Teori Filsafat Sejarah, Sejarah

Filsafat & Iptek. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2002

PENELITIAN dan SKRIPSI:

Cellia, Putri. Peran Teater Lenong Betawi Dalam Pembentukan Identitas Budaya

Masyarakat Betawi (Studi Kultural Historis: Teater Lenong Marong

Group Di Ciater, Tangerang Selatan), Skripsi Program Studi

Pendidikan IPS, FITK, Universitas Islam Negeri Jakarta, Jakarta:

2014, tidak dipublikasikan

Endri, Doni. Strategi Mempertahankan Silat Pauh (Studi Terhadap Tuo Silat

Pauh Di Tapian Caniago Kel. Korong Gadang Kec. Kuranji Padang),

Padang: 2008, tidak dipublikasikan

Yuliana, Eka. Strategi Mempertahankan Eksistensi Komunitas Virginity Jogja.

Yogyakarta: 2014, tidak dipublikasikan

Kartika, Yulia. Peran Perkampungan Setu Babakan dalam Melestarikan dan

Mengembangkan Budaya Betawi. Jakarta: 2008, tidak dipublikasikan

WEBSITE:

www.bps.go.id, Jumlah Penduduk DKI Jakarta, diakses pada 10 Juli 2016

www.bps.go.id, Jumlah Penduduk DKI Jakarta menurut Suku Bangsa, diakses

pada 10 Juli 2016

https://id.wikipedia.org/wiki/Revitalisasi, Pengertian Revitalisasi Menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia, diakses pada 6 Januari 2017

Page 94: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

LAMPIRAN

SURAT BIMBINGAN

SKRIPSI, SURAT IZIN

PENELITIAN

Page 95: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

KEMENTERIAN AGAMA

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-082

UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 2010

FITK No. Revisi: : 01

Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1

SURAT PERMOHONAN BIMBINGAN SKRIPSI

Nomor : Un.01/F.1/KM.01.3/......../2019 Jakarta, 01 Februari 2016 Lamp. : - Hal : Bimbingan Skripsi

Kepada Yth.

1. Dr. Abdul Rozak, M.Si 2. Cut Dhien Nourwahida, M.A

Pembimbing Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Assalamu’alaikum wr.wb.

Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi Pembimbing

I/II (materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:

Nama : Radita Milati

NIM : 1112015000009

Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial/Sosiologi

Semester : VIII (Delapan)

Judul Skripsi : Strategi Mempertahankan Silat Cingkrik dalam Pelestarian Budaya Betawi (Studi Kasus Perguruan Cingkrik Rawa Belong, Jakarta)

Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal

11 Januari 2016, abstraksi/outline terlampir. Saudara dapat melakukan

perubahan redaksional pada judul tersebut. apabila perubahan subtansi

dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi Jurusan terlebih dahulu.

Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan

dapat diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat

perpanjangan.

Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Page 96: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

KEMENTERIAN AGAMA

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-082

UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 2010

FITK No. Revisi: : 01

Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1

SURAT PERMOHONAN BIMBINGAN SKRIPSI

Tembusan:

1. Dekan FITK 2. Mahasiswa yang bersangkutan

Page 97: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

KEMENTERIAN AGAMA

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-082

UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 2010

FITK No. Revisi: : 01

Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1

SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN

Nomor : Un.01/F.1/KM.01.3/......../2017 Jakarta, 6 Januari 2017 Lamp : Proposal Penelitian Hal : Permohonan Izin Penelitian

Kepada Yth. Ketua PERCIRA (Perguruan Cingkrik Rawa Belong) di Tempat

Assalamu’alaikum wr.wb.

Dengan hormat kami sampaikan bahwa,

Nama : Radita Milati

NIM : 1112015000009

Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (Sosiologi)

Semester : IX (Sembilan)

Judul Skripsi : Strategi Mempertahankan Silat Cingkrik dalam Pelestarian

Budaya Betawi (Studi kasus sanggar Perguruan Cingkrik Rawa

Belong, Jakarta Barat)

adalah benar mahasiswa/i Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta

yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di

sanggar Bapak pimpin.

Untuk itu kami mohon Bapak dapat mengizinkan mahasiswa tersebut

melaksanakan penelitian dimaksud.

Atas perhatian dan kerja sama Bapak, kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Tembusan:

1. Dekan FITK 2. Pembantu Dekan Bidang Akademik 3. Mahasiswa yang bersangkutan 4. Jurusan Pendidikan IPS

Page 98: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

LAMPIRAN

PEDOMAN WAWANCARA,

KISI-KISI WAWANCARA,

TRANSKIP WAWANCARA

Page 99: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

PEDOMAN WAWANCARA

No Dimensi Variabel Informan Indikator

1. Konteks Sejarah

dan Perkembangan

Ketua Perguruan

Cingkrik Rawa

Belong

(PERCIRA)

1. Sejarah

perkembangan silat

cingkrik di daerah

sekitar Sanggar

2. Posisi silat cingkrik

dalam masyarakat

Betawi setempat

3. Awal terbentuknya

perguruan silat

cingkrik Rawa

Belong

4. Alasan dalam

membentuk

perguruan silat

cingkrik Rawa

Belong

2. Revitalisasi

Budaya

Ketua Perguruan

Cingkrik Rawa

Belong

(PERCIRA)

1. Pandangan

mengenai

revitalisasi silat

Betawi

2. Pandangan

seberapa penting

sebuah revitalisasi

3. Pandangan

seberapa penting

Page 100: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

silat cingkrik

dalam kehidupan

4. usaha yang

dilakukan untuk

revitalisasi budaya

5. Kegiatan yang

telah dilaksanakan

untuk revitalisasi

budaya

6. Harapan yang

hendak dicapai

dalam upaya

revitalisasi

3. Tahapan Strategi

Ketua Perguruan

Cingkrik Rawa

Belong

(PERCIRA),

Anggota

Perguruan Cingkrik

Rawa Belong

(PERCIRA

1. Tahapan

Perumusan Strategi

2. Tahapan

Pengimplementasi

an Strategi

3. Tahapan Evaluasi

Strategi

4.

Faktor penghambat

pelaksanaan

strategi

Ketua Perguruan

Cingkrik Rawa

Belong

(PERCIRA),

Anggota

Perguruan Cingkrik

Rawa Belong

1. Faktor penghambat

dalam

melaksanakan

strategi

2. Faktor yang terkait

dengan masyarakat

pendukung

Page 101: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

(PERCIRA) kebudayaan

3. Faktor yang terkait

dengan di luar

masyarakat

pendukung

kebudayaan

4. Tindakan dalam

menghadapi dan

menyiasati faktor

penghambat

5. Pandangan silat

cingkrik sebagai

produk budaya

yang harus

dipertahankan

5. Orientasi

Pembelajaran

Anggota Perguruan

Cingkrik Rawa

Belong

(PERCIRA)

1. Motivasi untuk

mengikuti silat

cingkrik

2. Sistem

pembelajaran silat

cingkrik di sanggar

PERCIRA

3. Kegiatan yang

telah diikuti di

PERCIRA

4. Pandangan tentang

kegiatan yang

dilaksanakan di

Page 102: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

PERCIRA

5. Pandangan tentang

seberapa penting

pelestarian budaya

6. Pandangan

seberapa penting

pendidikan budaya

7. Tujuan mengikuti

silat cingkrik

8. Harapan yang

hendak dicapai

dalam

keikutsertaan

dalam silat

cingkrik

Page 103: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

KISI-KISI WAWANCARA

Anggota dan Murid Perguruan Pencak Silat Cingkrik Rawa Belong

(PERCIRA)

1. Apa alasan terkuat Anda untuk bergabung dengan PERCIRA?

2. Apakah Anda hanya mengikuti silat cingkrik di PERCIRA?

3. Apa tujuan Anda ikut serta dalam PERCIRA?

4. Bagaimana fungsi silat cingkrik dalam hidup Anda?

5. Apa harapan yang hendak Anda capai dalam keikutsertaan di PERCIRA?

6. Bagaimana sistem pembelajaran silat cingkrik PERCIRA?

7. Menurut Anda, apakah melestarikan budaya itu penting?

8. Apa pandangan Anda terhadap budaya Betawi?

9. Apa pandangan Anda terhadap perkembangan budaya Betawi saat ini?

10. Apa saja usaha yang Anda lakukan untuk mempertahankan budaya

Betawi?

11. Menurut Anda, Apa yang membuat silat cingkrik harus dipertahankan?

12. Apa pandangan Anda mengenai revitalisasi budaya?

13. Revitalisasi budaya adalah proses atau cara menghidupkan kembali

kebudayaan yang perlahan menghilang. Menurut Anda apa itu penting?

14. Dalam melaksanakan strategi terdapat tiga tahapan, tahapan perumusan,

pengimplementasian, dan tahapan evaluasi strategi. Pada awal membentuk

sebuah strategi apa yang Anda rumuskan dalam strategi yang ingin

dilaksanakan?

15. Dalam melaksanakan strategi untuk mempertahankan silat cingkrik

disanggar Anda, Bagaimana proses pelaksaannya?

Page 104: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

16. Menurut Anda, setelah melaksanakan strategi yang Anda rancang apakah

mengalami keberhasilan?

17. Apa saja hasil yang Anda dapatkan dalam kemajuan silat cingkrik di

sanggar PERCIRA?

18. Adakah faktor penghambat dalam upaya revitalisasi budaya?

19. Hambatan apa saja yang Anda alami dalam usaha untuk mempertahankan

silat cingkrik sebagai kebudayaan Betawi?

20. Apa tindakan Anda dalam menghadapi dan menyiasati faktor penghambat

tersebut?

21. Apa harapan Anda untuk sanggar Perguruan Cingkrik Rawa Belong?

Page 105: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

DATA RESPONDEN

Nama : Robi Indra

Umur : 28 Tahun

Tanggal : 23 Januari 2017

Alamat : Jalan Salam II

Jabatan : Ketua PERCIRA

PERTANYAAN

1. Bagaimana awal terbentuknya Perguruan Cingkrik Rawa Belong ini?

“Jadi PERCIRA ini dibentuk pertama kali sama Baba Warno namanya.

Babe Warno dulu sempat menjadi salah satu tenaga pengajar perguruan

tumbal pitung jat ayu membantu kong uming mengajar cingkrik rawa

belong di lapangan bola kecap bango rawa belong bersama bang hasan

kumis sampai tahun dari tahun 1974 s/d 1976 dikarnakan beberapa hal

latihan tidak dilanjutkan. Namun Babe warno terus mengembang silat

cingkrik di daerah (di bendhil, tanah abang, pluit, kebayoran baru,

kemayoran, cidodol, kemondoran,sukabumi ilir, kemanggisan) Sejak tahun

(1973)s/d (1978). Tapi karena kecelakaan mobil Babe Warno ga bisa

lanjut ngelatih dan istirahat selama dua tahun. Tahun 2005 Baba Warno

udah mulai ngelatih lagi dengan murid yang sedikit dan akhirnya ga

berjalan lagi. Sampai akhirnya tahun 2007 saya bersama teman-teman

saya sebagai murid Baba Warno diminta buat ikut atraksi, akhirnya kita

buat jadwal latihan lagi dan berlangsung sampe sekarang.”

2. Sejak kapan Anda menjabat sebagai Ketua Perguruan Cingkrik Rawa

Belong ini?

“Menjabat jadi ketua dari dibentuk dan alhamdulillah sampe sekarang

masih pada percaya. Jadi dari tahun 2009, karena tahun 2009 itu

PERCIRA resmi dibentuk dan terdaftar di IPSI.”

3. Apa Perguruan Cingkrik Rawa Belong memiliki administrasi yang baik?

Page 106: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

“Awalnya pasti belum ya, karena dulu ya sekedar latihan aja. Tapi

semakin berjalan kita memperbaiki cara administrasi kita. Dari dibentuk

susunan organisasi sampai akhirnya seperti yang dilihat sekarang

PERCIRA sudah memiliki cabang yang lumayan banyak.”

4. Menurut Anda, bagaimana perkembangan silat cingkrik dari tahun ke

tahun?

“Kalau menurut saya pribadi nih, dulu silat sangat bagus karena emang

anak-anaknya minat buat belajar. Tapi makin kesini anak-anak penerus

kita ini udah semakin gak mau gitu buat ikut hal-hal kayak gini, karena

mereka merasa ada yang lebih menyenangkan daripada silat. Makanya

disini saya mengajak anak-anak muda lain buat ikut partisipasi di silat ini,

jadi nanti temen-temennya yang lain bisa ikutan. Dan alhamdulillah udah

mulai keliatan hasilnya.”

5. Apa pandangan Anda terhadap budaya Betawi?

“Wah ngomongin budaya Betawi, budaya Betawi ini banyak ya gak cuma

silat aja, ada seni tarinya, alat musiknya, macem-macem dah. Tapi coba

sekarang kita liat. Yang dikenal orang cuma Ondel-ondel sama kerak telor

palingan. Palang pintu aja banyak yang ga tau kalau bukan orang sini.

Seprihatin itu budaya Betawi sekarang ini. Padahal sangat beragam dan

bermanfaat.”

6. Apa pandangan Anda terhadap perkembangan budaya Betawi saat ini?

“Ini kayak yang tadi saya bilang, sangat memprihatinkan. Mentang-

mentang di Jakarta adanya. Dan rawan banget masuk budaya-budaya lain

sampe akhirnya budaya sendiri dilupain.”

7. Apa saja usaha yang Anda lakukan untuk mempertahankan budaya

Betawi?

“Usaha saya ya salah satunya membangun PERCIRA ini ya. PERCIRA

saya bangun bersama teman-teman saya dan kami merangkul anak-anak

muda supaya mereka gak lupa dengan budaya mereka sendiri. Budaya

Page 107: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

yang ada di daerah mereka. Kita berusaha mati-matian membuat silat

cingkriknya diterima di sekolah-sekolah sebagai ekstrakulikuler dan kami

gak membatasi siapapun yang ingin mengikuti silat cingkrik ini walau

bukan dari orang Betawi.”

8. Menurut Anda, Apa yang membuat silat cingkrik harus dipertahankan?

“Silat cingkrik ini salah satu budaya yang zaman dulu paling disenangi

orang-orang dan yang paling banyak manfaatnya bagi diri sendiri

maupun buat orang lain. Jadi kalau ditanya apa yang bikin silat ini harus

dipertahankan? Ya tadi itu. Segala sesuatu yang baik itu harus

dipertahankan.”

9. Apa pandangan Anda mengenai revitalisasi budaya?

“Itu salah satu cara paling ampuh untuk buat ngembaliin silat cingkrik ke

masa jayanya.”

10. Revitalisasi budaya adalah proses atau cara menghidupkan kembali

kebudayaan yang perlahan menghilang. Menurut Anda apa itu penting?

“Sangat penting. Dan menurut saya yang sedang saya lakukan itu juga

revitalisasi budaya kan.”

11. Dalam melaksanakan strategi terdapat tiga tahapan, tahapan perumusan,

pengimplementasian, dan tahapan evaluasi strategi. Pada awal membentuk

sebuah strategi apa yang Anda rumuskan dalam strategi yang ingin

dilaksanakan?

“Yang pertama kita pikirin dulu, yang mau kita rangkul siapa? Cakupan

apa? Anak-anakkah, remajakah, atau orang dewasa? Itu yang paling

penting.karena kalau kita udah nemuin siapa yang mau kita rangkul kita

baru bisa pakai cara apa buat mengambil perhatian dan membuat mereka

ingin gabung ke kita.”

12. Dalam melaksanakan strategi untuk mempertahankan silat cingkrik

disanggar Anda, Bagaimana proses pelaksaannya?

Page 108: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

“Nah ini, setelah kita tentuin kita mau rangkul remaja-remaja nih, karena

menurut kita remaja ini yang paling berpengaruh nantinya. Kalau anak-

anak kan mereka belum terlalu ngerti, sedangkan orang dewasa ya sudah

sedikit susah karena sibuk kan. Karena ruang lingkup kita nih remaja, ya

caranya kita ngadain festival-festival dimana remaja-remaja itu kumpul.

Atau kita ajak ngobrol yang akhirnya bikin dia mau ikutan. Dan cara yang

paling mateng yang kita pikirin itu adalah masukin silat cingkrik ini ke

ekstrakulikuler di sekolah-sekolah.”

13. Menurut Anda, setelah melaksanakan strategi yang Anda rancang apakah

mengalami keberhasilan?

“Alhamdulillah saya rasa kita mengalami keberhasilan tapi belum besar,

namun cukup buat bikin orang sadar kalau kita ada. Karena setelah

masuk di ekstrakulikuler sekolah sekolah ini kita bisa ajak mereka buat

ikut pertandingan-pertandingan yang akhirnya mengangkat nama silat

dan sekolah itu juga. Jadi sama-sama menguntungkan gitu.”

14. Apa saja hasil yang Anda dapatkan dalam kemajuan silat cingkrik di

sanggar PERCIRA?

“Kalau untuk diri saya sendiri yang pasti kebanggan sebagai orang

Betawi ya, dan gak lupa juga kesehatan yang pasti bagus karena mengikut

silat. Dua hal itu yang membuat saya gak bisa lepas dari PERCIRA ini.”

15. Adakah faktor penghambat dalam upaya revitalisasi budaya?

“Ada, dan banyak.”

16. Hambatan apa saja yang Anda alami dalam usaha untuk mempertahankan

silat cingkrik sebagai kebudayaan Betawi?

“Banyak banget ya, dari masalah internal yang kadang anggotanya

sendiri yang suka males dateng buat latihan, sampai ke masalah eksternal

ketika kita mengajukan silat ini sebagai ekstrakulikuler di sekolah. Banyak

sekolah yang awalnya menolak karena dirasa ga memberikan manfaat

Page 109: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

apapun dan mereka mikirnya kekerasan karena silat ya mereka mikirnya

berantem.”

17. Apa tindakan Anda dalam menghadapi dan menyiasati faktor penghambat

tersebut?

“Untuk internal tadi saya hanya melakukan pendekatan secara pribadi

aja, karena saya yang mimpin dan saya ga mau ngomongin temen-temen

saya di depan banyak orang karena nanti dia yang ada ga mau gabung

lagi. Jadi saya ajak ngomong sendiri-sendiri. Kalau masalah eksternalnya

itu bisa dilewatin dengan kerja sama yang bagus di Organisasi ini. Kita

berjuang mendaftarkan silat kita ke IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia),

kita juga buat presentasi yang nunjukin manfaat-manfaat dari silat

cingkrik ini apa, dan susunan organisasi kita yang rapi. Pokoknya ga

nyerah itu kuncinya, sampai akhirnya sekolah itu ngizinin kita buat

masukin ekstrakulikuler ini ke sekolah.”

18. Seberapa penting silat cingkrik bagi kehidupan Anda?

“Sangat penting, karena tahun-tahun produktif saya, saya habiskan untuk

membangun silat cingkrik demi penerus selanjutnya.”

19. Bagaimana implementasi nilai-nilai budaya Betawi dalam kehidupan

sehari-hari Anda?

“Saya nerapinnya di kehidupan sehari-sehari lewat hal-hal kecil aja.”

20. Apa harapan Anda untuk sanggar Perguruan Cingkrik Rawa Belong?

“Harapan saya, supaya silat ini ga berenti dan ilang dimakan zaman,

setelah saya pensiun dari silat semoga ada banyak anak-anak lain yang

meneruskan perjuangan kami membangun kembali budaya Betawi.”

Page 110: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

DATA RESPONDEN

Nama : Indri Hariyanto

Umur : 20 tahun

Tanggal : 12 Januari 2017

Alamat : Jalan Pulomawar 1 no.32 Rt.004/004, Kelurahan Grogol Utara

Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta

Jabatan : Asisten Pelatih

PERTANYAAN

1. Sejak kapan Anda bergabung dalam silat cingkrik PERCIRA?

“Pertama kali masuk PERCIRA itu dari kelas 3 SMP sampai sekarang

kurang lebih sih sekitar 7 atau 8 tahun gabungnya, berarti dari tahun

2009an. Pada saat itu organisasi udah tersusun baru saya masuk”.

2. Apa alasan terkuat Anda untuk bergabung dengan PERCIRA?

“Alasan yang paling kuat sih bisa dibilang kan dulu pengen belajar bela

diri juga kan pengen ngelestariin juga, emang dulu pengen belajar bela

diri tapi bingung beladiri apa. Kebetulan nemu bela diri silat cingkrik ini

yang memang asli dari Betawi, saya itu langsung tertuju sama yang

namanya silat cingkrik terus saya juga mikir daripada saya belajar

beladiri dari tempat lain kenapa ga saya pelajari aja bela diri asli dari

Indonesia ini gitu. Kebetulan saya orang Jawa tapi udah netep disini lama

jadi saya mau ambil bagian untuk melestarikan salah satu kearifan lokal

dari daerah sini”.

3. Apakah Anda hanya mengikuti silat cingkrik di PERCIRA?

“Kebetulan dulu sebelum di PERCIRA pernah saya ikut silat-silat

ditempat lain, ada sekitar 3 sampai 4 sanggar yang saya ikuiti sebelum

masuk sini. Tapi tertarik masuk ke PERCIRA dan nyaman karena disini

orang-orangnya asik-asik Betawi asik, terus yang kedua orangnya open

mereka terbuka buat nerima dan mau ngajarin kita dengan baik”.

Page 111: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

4. Apa tujuan Anda ikut serta dalam PERCIRA?

“Tujuan awal masuk PERCIRA karena memang ingin memperdalam

beladiri asli Betawi ini, dan juga untuk menjalin silaturahmi, dan

mengembangkan diri”.

5. Bagaimana fungsi silat cingkrik dalam hidup Anda?

“Kalau dibilang fungsi mah banyak ya fungsinya dalam kehidupan, selain

satu untuk bela diri kan yang pasti, kedua kan yang namanya orang

Betawi itu dari dulu ga pernah lepas sama yang namanya ngaji, jadi disini

itu sebelum kita latihan silat kita pengajian dulu, ibaratnya silat itu

goloknuya sedangkan ngaji itu sarung goloknya jadi bisa buat menahan

diri”.

6. Apa harapan yang hendak Anda capai dalam keikutsertaan di PERCIRA?

“Harapannya sih pengen biar PERCIRA mampu bersaing dengan pencak

silat dari luar Jakarta sebagai menyumbang potensi atlit dan juga bisa

mengharumkan nama Betawi itu sendiri. Sebenarnya kita sering mengikuti

pertandingan di IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) tapi yang mengikuti

bukan orang asli Betawi, padahal kita dulu punya pahlawan silat

namanya Bang Pitung ya kan, nah kenapa kita gak bawa brand dia buat

nunjukin nih orang-orang Betawi, nih silatnya Betawi obornya pun gak

padam sampai sekarang”.

7. Bagaimana sistem pembelajaran silat cingkrik PERCIRA?

“Jadi pertama dari dulu basicnya kita ajarin jurus dulu, setelah

menguasai jurus baru kita fokus sama sambut, sambut ini adalah simulasi

buat bertarung. Nah kalau udah naik tingkat dari sambut nanti kita

pelajarin yang namanya Bombang, bombang itu gabungan dari beberapa

jurus dijadikan satu kemudian naik tingkat lagi namanya sambut detik,

sambut detik itu maksudnya kalau lawan sekali nyerang nanti sudah

dipastikan lawan itu akan langsung jatuh. Nah masih banyak lagi sih yang

lainnya kurang lebih ada 5 tingkatan, selepas dari 5 tingkatan itu kita

Page 112: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

masih bisa gali lagi karena sebenarnya ilmu silat cingkrik itu gak

monoton jadi bisa digali dan digali lagi”.

8. Menurut Anda, apakah melestarikan budaya itu penting?

“Ya kalau menurut saya sendiri sih itu penting banget, jadi ya kita

sebagai anak muda penerus bangsa kan orang-orang terdahulu leluhur-

leluhur kita yang menciptakan silat cingkrik ini, kalau ga ada leluhur-

leluhur kita yang sudah berjuang maka Indonesia pasti ga bisa merdeka,

ibaratnya gitu kan. Jadi kenapa kita ga berterimakasih dengan terus

melestarikan apa yang mereka ciptakan, itu intinya sih”.

9. Apa pandangan Anda terhadap budaya Betawi pada saat ini?

“Pandangannnya sih jadi budaya Betawi itu mempunyai ciri khasnya

masing-masing dan mempunyai keunikannya masing-masing, jadi juga

intinya sih budaya Betawi itu selain hal-hal yang dapat dibanggakan itu

masyarakat Betawi sangat kental dengan Agama”.

10. Apa saja usaha yang Anda lakukan untuk mempertahankan budaya

Betawi?

“Kalau usaha yang pengen dilakukan sih, Alhamdulillah kan kita udah

masuk ke ekskul-ekskul sekolah, dengan memperkenalkan silat cingkrik

dan budaya-budaya lainnya kepada generasi muda itu sangat efektif untuk

mempertahankan budaya Betawi”.

11. Menurut Anda, Apa yang membuat silat cingkrik harus dipertahankan?

“Kenapa harus dipertahanin nih ya, yang pertama kan karena ini warisan

dari leluhur kita, yang kedua nih ciri khas dari daerah Rawa Belong juga

ya salah satu pahlawan kita Bang Pitung kan juga dari Rawa Belong

lantas kenapa kita gak bangga sama silat dari Rawa Belong ini, kenapa

kita malah bangga sama bela diri bela diri yang ada di luar Indonesia

ini”.

Page 113: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

12. Revitalisasi budaya adalah proses atau cara menghidupkan kembali

kebudayaan yang perlahan menghilang. Menurut Anda apa itu penting?

“Penting banget, Ya emang tugas kita sebagai penerus bangsa buat terus

melestarikan salah satu ciri khas dari budaya Betawi ini dan kenapa sih

beberapa orang berfikir tidak begitu tertarik dengan masuk IPSI, masih

banyak sanggar-sanggar yang tidak tertarik untuk masuk ke IPSI.

Sekarang jadi modelnya gini, jaman dulu kan memang latihan silat itu gak

dipungut biaya tapi zaman dulu sebelum silat harus nimba air dulu, harus

cari kayu bakar dulu. Nah jadi kalau sekarang tuuh sistemnya tidak

dengan pekerjaan seperti itu tapi diganti dengan ada beberapa sumbangsi

kepada PERCIRA itu sendiri. Jadi, pesan buat sanggar-sanggar lain sih

pokoknya jangan terpaku pada leluhur-leluhur kita yang dulu, kalau mau

ngembangin ya dikembangin dengan mengikuti zaman sekarangnya

jangan sampai silat di negeri kita padam dikalahkan oleh beladiri-beladiri

dari luar Indonesia ini”.

13. Dalam melaksanakan strategi terdapat tiga tahapan, tahapan perumusan,

pengimplementasian, dan tahapan evaluasi strategi. Pada awal membentuk

sebuah strategi apa yang Anda rumuskan dalam strategi yang ingin

dilaksanakan?

“kalau dibilang strategi memang harus ada strategi, strategi pertama kita

adalah memasukan silat cingkrik ini menjadi ekstrakulikuler di sekolah-

sekolah, kami mengambil target anak-anak dan generasi muda karena

merekalah yang nantinya akan meneruskan perjuangan kita dan orang-

orang yang terdahulu, tapi beberapa orang berkata ada yang namanya

tuh program kerja. Kalau menurut saya sendiri jangan terlalu terpaku

pada program kerja dulu kalau ingin maju dan ngembangin. Intinya kita

berani dulu buat ngajuin ngajuin silat kearifan lokal dari budaya Betawi

ke sekolah-sekolah di Jakarta, kita berani dulu baru kita buat program

kerja jadi pelan-pelan. Jadi gak harus kita punya program kerja dulu nih

baru kita jalan, melainkan bebarengan ayo kita cari sekolahnya sama-

Page 114: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

sama, sekalian kita revisi lagi gimana caranya buat bikin program kerja.

Jadi intinya niat, tekat, berani modal utama”.

14. Dalam melaksanakan strategi untuk mempertahankan silat cingkrik

disanggar Anda, Bagaimana proses pelaksaannya?

“kalau dalam pelaksanaannya kita pelan-pelan berjalan sekalian kita

revisi lagi, jadi pelaksanaannya boleh dari awal kita masih berantakan

tapi pelan-pelan kita diskusiin lagi bareng-bareng sama perguruan apa

nih jalan keluar yang baik dari masalah ini, ya kita rembukin, kasih

nasihat. Ketika udah ketemu baru kita terapin, kalau masih gagal juga ya

kita revisi lagi apa sih yang masih salah dalam program kerja kita ini

kenapa ga jalan dan kenapa ga bekerja, kita revisi lagi sampai dirasa

sudah cukup pas baru kita jalanin terus”.

15. Menurut Anda, setelah melaksanakan strategi yang Anda rancang apakah

mengalami keberhasilan?

“kalau diliat dari evaluasi strateginya mah, kira-kira udah 85% bisa

dikatakan sudah berhasil ya, Alhamdulillah. Cuma masih ada beberapa

kekurangan yang akan terus kita revisi karena itu adalah fungsi dari

evaluasi sebuah strategi. Tetep dirembukin bersama-sama untuk mencari

jalan keluar dari sebuah masalah. Kekurangan-kekurangan itu selain satu

dari segi pelatihan, jadi kan kalau dibandingkan dari beladiri lain pencak

silat itu kan memang dari kearifan budaya Indonesia jadi jatohnya ga

begitu keras sama yang namanya fisik, apalagi kalau anak-anak kan kalau

kita kerasin sedikit kadang-kadang males keluar nah gitu. Jadi ya kita lagi

revisi bagaimana sih cara latihan fisik yang baik, terus kalau mau jadi

atlit tuh mesti keras. Nah intinya gitu sih”.

16. Apa saja hasil yang Anda dapatkan dalam kemajuan silat cingkrik di

sanggar PERCIRA?

“Alhamdulillah saya sebagai asisten pelatih ini mempunyai banyak murid

kan, jadi semakin banyak sodara juga itungannya. Enaknya kalau ketemu

Page 115: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

dijalan juga kita bisa saling menegur sapa. Juga ibaratnya punya saudara

dimana-mana jadi bisa lebih saling tolong-menolong kalau ada yang

sedang dilanda musibah atau kesusahan”.

17. Adakah faktor penghambat dalam upaya revitalisasi budaya?

“Faktor penghambatnya pasti ada, malah banyak”.

18. Hambatan apa saja yang Anda alami dalam usaha untuk mempertahankan

silat cingkrik sebagai kebudayaan Betawi?

“Nah salah satunya nih tenaga pengajar kita. Jadi kan penghasilan dari

para pelatih kan gak cuma dari sini mereka juga harus bekerja diluar

juga, lalu anak-anaknya juga masih pada males, kalau dikasih tau juga

masih pada kurang paham padahal kan niatnya baik untuk mereka. Lalu

ada juga yang kurang seneng sama tekhnik pengajaran kita. Ada juga

yang bilang kalau PERCIRA salah nih kenapa silat cingkrik dimasukan ke

IPSI dibuat untuk bertanding, walaupun emang bener kalau silat-silat

yang lain kan jurus mereka tidak mematikan, sedangkan kalau silat

cingkrik ini Alhamdulillah semua jurusnya tuh mematikan. Nah, jadi yang

namanya pertandingan kan ada aturannya, nah ada aturan yang membuat

silat cingkrik ga bisa ikut pertandingan karena jurusnya mematikan

semua”.

19. Apa tindakan Anda dalam menghadapi dan menyiasati faktor penghambat

tersebut?

“Cara menghadapinya kita rembukin kembali bareng-bareng sama

perguruan dengan cara yang lebih baik dalam melakukan pembelajaran

baiknya gimana, dan pinter-pinter bagi waktu bagi kami para pelatih

untuk disini dan juga bekerja diluar yakinin hati kalau kami memang

berniat untuk mengabdi. Kalau masalah IPSI itu ya kita kembangi jurus-

jurus kita kan ada tahapan untuk menjadi jurus yang mematikan, kita

berhenti sampai jurus kita tidak mematikan dan juga harus ada latihan

Page 116: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

menahan diri itu dia fungsinya kita buat pengajian juga, jadi tahu

menahan diri dalam memakai jurus tersebut”.

20. Apa harapan Anda untuk sanggar Perguruan Cingkrik Rawa Belong?

“Harapannya sih yang pasti semoga PERCIRA makin sukses, terus juga

bisa ngangkat nama silat cingkrik dan silat cingkrik ini mengangkat nama

budaya Betawi, jadi masih bisa nunjukin ini loh Bbetawi itu belum padam

dan masih bisa bangkit lagi dan lebih baik lagi dari silat silat atau

beladiri dari luar”.

Page 117: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

DATA RESPONDEN

Nama : Bazar Rizkillah

Umur : 15 tahun

Tanggal : 12 Januari 2017

Alamat : Jalan Daud 1 no. 680, Jakarta Barat

Jabatan : Murid ekstrakulikuler sekolah SMPN 189

PERTANYAAN

1. Sejak kapan Anda bergabung dalam silat cingkrik PERCIRA?

“Dari awal dibuka disekolah ini, sudah sekitar 2 tahun yang lalu. Pas

PERCIRA bikin ekstrakulikuler langsung berminat untuk masuk

PERCIRA”.

2. Apa alasan terkuat Anda untuk bergabung dengan PERCIRA?

“Awalnya sih emang minatnya lebih ke pencak silat daripada ekskul

ekskul yang lain, lebih tertarik untuk ngembangin bealdiri”.

3. Apakah Anda hanya mengikuti silat cingkrik di PERCIRA?

“dari awal sampai sekarang cuma di PERCIRA aja satu-satunya”.

4. Apa tujuan Anda ikut serta dalam PERCIRA?

“Tujuannya karena emang pengen beladiri, dan ikut silat gara-gara asik

banyak temennya, udah gitu orang-orangnya juga baik-baik dan nyaman

dalam melaksanakannya”.

5. Bagaimana fungsi silat cingkrik dalam hidup Anda?

“Apa ya? Sebenernya sih jadi nambah percaya diri, buat kesehatan juga

bagus sih jadi lebih tinggi deh sekarang setelah 2 tahun masuk PERCIRA

karena olahraga terus, nambah temen juga jadi banyak temennya

sekarang”.

6. Apa harapan yang hendak Anda capai dalam keikutsertaan di PERCIRA?

Page 118: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

“Harapannya sih saya mau jadi salah satu yang melestarikan ini, dan

berharap lebih banyak lagi yang mau ngelestariin silat ini. Dan saya

pengen banget jadi atlit”.

7. Bagaimana sistem pembelajaran silat cingkrik PERCIRA?

“Cara latihannya sih yang pasti harus sabar dulu yang penting, karena

yang namanya ngajarin orang itu gak gampang. Itu setiap mau ngelakuin

satu jurus aja itu ada step-stepnya dulu, berupa pemanasan dulu baru

nanti kita praktek. Dan kalau sekali ngajarin juga pasti rada susah kalau

ngajarinnya anak yang pertama kali ikut, itu wajar. Udah gitu murid juga

kadang-kadang kan kemampuannya beda-beda ada yang sekali langsung

ngerti tapi ga dikit juga yang harus berkali-kali. Nah, disini guru-gurunya

baik-baik dan sabar-sabar dalam ngajarin kita jadi kitanya juga nyaman

dalam latihannya”.

8. Menurut Anda, apakah melestarikan budaya itu penting?

“Penting lah, karena kan budaya itu aset negara yang cuma dipunyai oleh

negara itu sendiri, jadi simbol khasnya Indonesia ya pencak silat. Apalagi

dari Betawi yang terkenal ya pencak silat”.

9. Apa pandangan Anda terhadap budaya Betawi pada saat ini?

“Kebetulan saya juga bukan orang Betawi tapi orang Jawa yang besar di

Betawi ini, yang saya liat budaya Betawi itu banyak beragam. Udah gitu

semua budayanya itu unik-unik mulai dari ondel-ondel, dari lagunya juga

semua keren gitu. Dan kalau buat penampilannya itu semua unik-unik dan

khas kalau buat nunjukin asal dari daerah Betawi itu sendiri”.

10. Apa saja usaha yang Anda lakukan untuk mempertahankan budaya

Betawi?

“Mungkin usaha pertama ya ikut ini, ikut pencak silat ini. Saya kan

generasi muda saya ikut ini dan ingin mengembangkan diri disini untuk

mempertahankan budaya Betawi ini jangan sampai hilang sampai nanti-

nanti. Dan nanti saya ingin buka di sekolah-sekolah lain juga, mungkin

Page 119: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

kalau sekarang masih di Jakarta Barat, tapi nanti kita akan menyebar kita

akan buka di seluruh Jakarta, pokoknya nanti di seluruh Jakarta insha

Allah akan ada nama PERCIRA”.

11. Menurut Anda, Apa yang membuat silat cingkrik harus dipertahankan?

“Kalau menurut saya pribadi mah di daerah sini kan emang terkenalnya

silat cingkrik, jadi ditiap daerah punya aliran silatnya masing-masing,

nah saya sebagai orang sini membuat silat cingkrik itu harus

dipertahanin, karena kalau bukan kita yang orang sini terus siapa lagi”.

12. Revitalisasi budaya adalah proses atau cara menghidupkan kembali

kebudayaan yang perlahan menghilang. Menurut Anda apa itu penting?

“Penting banget, kan kita generasi-generasi muda yang memang harus

mempertahankan apa yang sudah diperjuangin sama orang-orang

terdahulu, kayak cingkrik kan udah digunakan buat mempertahankan

daerah buat lawan penjajah juga, masa kita ga mau ngidupin lagi dan

biarin itu hilang gitu aja”.

13. Dalam melaksanakan strategi terdapat tiga tahapan, tahapan perumusan,

pengimplementasian, dan tahapan evaluasi strategi. Pada awal membentuk

sebuah strategi apa yang Anda rumuskan dalam strategi yang ingin

dilaksanakan?

“Strateginya kan kayak masuk ke sekolah-sekolah kayak gini, terus nih

buat orang minat buat masuk sini mesti buat lebih banyak pertunjukan

festival-festival gitu buat narik minat orang lain, jadi kita harus narik

minat orang-orang dulu buat tau apa itu silat cingkrik soalnya masih

banyak yang gatau silat cingkrik itu apa”.

14. Dalam melaksanakan strategi untuk mempertahankan silat cingkrik

disanggar Anda, Bagaimana proses pelaksaannya?

“Dalam prosesnya sih pasti ada kekurangan disana-sini, tapi karena kami

konsisten dalam jalanin strategi yang sudah dirembukan kekurangannya

bisa dikurangin, terus juga kerjasama tiap anggota disini kuat dan mereka

Page 120: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

ngerjainnya tulus jadi proses pelaksanaannya bisa berjalan dengan

lancar”.

15. Menurut Anda, setelah melaksanakan strategi yang Anda rancang apakah

mengalami keberhasilan?

“Kalau menurut saya sudah berhasil ya, karena bisa dilihat dari yang

anggotanya hanya sedikit bisa menjadi banyak seperti ini, lalu juga bisa

dari yang hanya latihan ngampung jadi bisa berorganisasi sampai ikut

IPSI dan tercatat di LKB juga, walau banyak kekurangan ya kita

musyawarahin apa yang kurang”.

16. Apa saja hasil yang Anda dapatkan dalam kemajuan silat cingkrik di

sanggar PERCIRA?

“Pertama sih ya rasa percaya diri yang makin tinggi itu pasti, saya dulu

buat mimpin diri-diri didepan orang banyak itu takut gak berani,tapi lama

kelamaan karena dibuat nyaman dan jadi kebiasaan bisa deh kayak

sekarang ini. Pokoknya rasa takut dan deg-degan itu udah ilang. Kedua

juga bisa nambah temen banyak, jadi kenal-kenal juga. Murid baru juga

jadi cepet kenal dari berawal demo ekskul sampe akhirnya deket”.

17. Adakah faktor penghambat dalam upaya revitalisasi budaya?

“Faktor penghambatnya sih ada ya”.

18. Hambatan apa saja yang Anda alami dalam usaha untuk mempertahankan

silat cingkrik sebagai kebudayaan Betawi?

“Ya paling faktor dari dalam diri sendiri sih mungkin, soalnya sih ya kan

orang kalau sudah terlalu lama gitu dia suka jenuh itu mungkin ngelakuin

latihannya, terus juga kayak punya kesibukan yang lain, seneng ngelakuin

yang lain daripada silat ini namanya seleksi alam. Dari yang anggotanya

banyak terus berkurang-berkurang”.

19. Apa tindakan Anda dalam menghadapi dan menyiasati faktor penghambat

tersebut?

Page 121: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

“Hadapinnya pake konsisten sih ya, konsisten kalau kita udah milih ini ya

dijalanin dengan sebaik-baiknya. Terus juga kalau seleksi alam kan walau

berkurang anggota berarti anggota-anggota yang tersisa itu yang paling

kuat mentalnyadan yang dibutuhkan itu ya orang-orang yang seperti itu.

Karena kalau kita jalaninnya konsisten dan nunjukin anggota-anggota

yang setia lama kelamaan juga bertambah lagi orang-orangnya sedikit

demi sedikit”.

20. Apa harapan Anda untuk sanggar PERCIRA?

“Harapannya moga-moga perguruannya bisa jadi lebih luas lagi, moga-

moga semua gurunya bisa saling bantu dan tolong menolong juga. Sukses

terus buat perlombaan-perlombaannya”.

Page 122: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

DATA RESPONDEN

Nama : Imam Achmad Mirza

Umur : 16 tahun

Tanggal : 12 Januari 2017

Alamat : Jalan Yunus no. 30, Rt. 002 Rw. 006, Sukabumi Utara, Kebon Jeruk,

Jakarta Barat

Jabatan : Asisten pelatih cabang SMPN 71 Jakarta Pusat

PERTANYAAN

1. Sejak kapan Anda bergabung dalam silat cingkrik PERCIRA?

“Ikut PERCIRA udah dari kelas 8 dari tahun 2014, waktu masih sekolah

disini (SMPN 189) sampai lulus dan nerusin latihan di pusatnya”.

2. Apa alasan terkuat Anda untuk bergabung dengan PERCIRA?

“Saya tuh mikirnya pengen majuin tuh budaya Indonesia sendiri, jangan

sampai tuh budaya Indonesia punah dimakan waktu”.

3. Apakah Anda hanya mengikuti silat cingkrik di PERCIRA?

“Saya ditempat lain juga, saya baru masuk ditempat lain namanya Setia

Hati Terate, saya pengen ngembangin tuh pengen nunjukin kalau anak

Betawi tuh bisa, bisa ngelampaui silat cingkrik dan buat seluruh

perguruan silat cingkrik itu dikenal sama seluruh Indonesia, pengen

ngasih tahu taringnya anak-anak Betawi”.

4. Apa tujuan Anda ikut serta dalam PERCIRA?

“Saya dari dulu mau jadi atlet”.

5. Bagaimana fungsi silat cingkrik dalam hidup Anda?

“Ya selain buat beladiri, kita juga bisa tahu apa yang namanya saudara,

apa itu silat, apa itu beladiri. Kita juga diajarin kita ditanamin tuh sikap

disiplin. Selain itu kita juga mau ngembangin, jadi dikasih tau caranya

gimana nih ngembangin yang namanya budaya Indonesia. Kita diadain

Page 123: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

festival untuk mengenal lagi budaya Indonesia itu. Menurut saya ini

berguna sekali untuk hidup saya dan PERCIRA ini bermakna banyak

banget buat saya”.

6. Apa harapan yang hendak Anda capai dalam keikutsertaan di PERCIRA?

“Harapan saya tuh awalnya pengen nambah keluarga dan saya benar-

benar menemukan itu di PERCIRA, sampai akhirnya timbul keinginan

untuk menjadi atlet beladiri”.

7. Bagaimana sistem pembelajaran silat cingkrik PERCIRA?

“Sistem pembelajaran disini itu enak, gimana ya. Gak terlalu keras ga

terlalu lembut jadi sedang-sedang aja. Kita juga ngukur anak dari segi

jurusnya, kan kita mengarah ke tradisional jadi kita kerahkan semuanya

nih apapun yang kita bisa tuh latihan-latihan jadi ga ngerasa bosen,

biasanya kan anak tuh kalau latihan bilangnya, ya gini gini doang.

Sedangkan kalau kita tuh kenalin kalau ada event, kita kenalin ini loh

festival Betawi, ini loh jurus-jurus Betawi”.

8. Menurut Anda, apakah melestarikan budaya itu penting?

“Sangat sangat penting bahkan bisa dikatakan wajib untuk kita sebagai

generasi muda melestarikan budaya Betawi”.

9. Apa pandangan Anda terhadap budaya Betawi pada saat ini?

“Saya ini Betawi tulen, Bapak saya asli Rawabelong dan Ibu saya orang

asli Kemanggisan. Budaya Betawi itu sudah menjadi jati diri saya sendiri,

Betawi ini sendiri udah seperti singkatan BETAh di WIlayah. Tapi kurang

gimana ya, orang Betawi jaman sekarang itu udah jarang keliatan, udah

kegusur sama orang yang merantau dari daerah, lama kelamaan

tersingkir sedikit demi sedikit jumlah orang Betawi asli berkurang

padahal di daerah kita sendiri, tapi saya salut sama orang-orang luar

yang bukan orang Betawi sendiri malah mau ngembangin, pelajarin dan

ngelestariin budaya kita”.

Page 124: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

10. Apa saja usaha yang Anda lakukan untuk mempertahankan budaya

Betawi?

“Saya mencoba membuka cabang PERCIRA di Jakarta Pusat untuk

membuat nama PERCIRA semakin meluas dan menyebar, dari awalnya

saya ikut PERCIRA, ngembangin diri disini, belajar lagi-dan lagi,

menangin perlombaan-perlombaan itu adalah usaha saya untuk

mengharumkan nama Betawi. Kami juga suka berkumpul dengan tema

1000 pesilat biasanya kami kumpul di HI, kenapa di HI? Karena sengaja

biar yang lagi pada carfreeday liat ini loh Betawi ini loh budaya Betawi

jadi secara gak langsung kita juga ngenalin dan jadi pusat perhatian

disitu”.

11. Menurut Anda, Apa yang membuat silat cingkrik harus dipertahankan?

“Yang namanya warisan ya, warisan ini sebagaimana ilmu yang

diwariskan dari guru ke kita itu biar gak putus, harus kita kembangin ke

orang yang lain lagi. Biar, ilmu itu tetep ada, ga mati gak padam. Jadi

harus diturunin ke generasi yang baru, karena kalau ga ada penerusnya

sudah dapat dipastikan silat cingkrik ini akan punah”.

12. Revitalisasi budaya adalah proses atau cara menghidupkan kembali

kebudayaan yang perlahan menghilang. Menurut Anda apa itu penting?

“Benar kalau dibilang silat ini butuh revitalisasi, karena anak-anak jaman

sekarang lebih senang sama teknologi lebih seneng main game berantem

di hp di laptop daripada bener-bener ngembangin diri mereka di dunia

nyatanya, jadi sangat penting untuk merevitalisasi budaya ini, tunjukin

kalau disini banyak manfaatnya, bisa beladiri, bisa nambah saudara, bisa

banggain orang tua lewat prestasi yang dia dapetin disini, banyak

kegiatan yang lebih baik dan bermanfaat daripada dia harus main gadget,

main sosmed terus-terusan yang gak ada gunanya”.

13. Dalam melaksanakan strategi terdapat tiga tahapan, tahapan perumusan,

pengimplementasian, dan tahapan evaluasi strategi. Pada awal membentuk

Page 125: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

sebuah strategi apa yang Anda rumuskan dalam strategi yang ingin

dilaksanakan?

“Berawal dari pengenalan, kita dari awal harus ngenalin dulu apa tuh

silat cingkrik dan silat cingkrik ini adalah budaya ali dari Betawi. Silat

cingkrik dikenal jurusnya bisa ngebunuh orang jadi orang-orang apalagi

orang tua takut untuk ngasih anaknya belajar silat cingkrik, nah disitu kita

harus beri penjelasan bahwa itu salah, walaupun emang bener jurus-

jurusnya mematikan dan dapat membunuh orang tapi disini kita juga

mengajarkan cara menahan dirinya dan belajar silat ini bukan dengan

tujuan membunuh tapi untuk pertahanan diri sekaligus melestarikan

budaya asli punya kita sendiri”.

14. Dalam melaksanakan strategi untuk mempertahankan silat cingkrik

disanggar Anda, Bagaimana proses pelaksaannya?

“Kalau sudah pengenalan kan banyak yang masuk, dari sini proses

pelaksaannya baru dapat dimulai, kerjasama kita sebagai pengurus harus

kuat apalagi dengan seleksi alam yang pasti akan muncul, banyak anak-

anak mulai jenuh dengan latihannya, nah tugas kita adalah mencari cara

latihan yang efektif lagi sehingga anak-anak ini tidak kembali bosan dan

semangat lagi latihannya”.

15. Menurut Anda, setelah melaksanakan strategi yang Anda rancang apakah

mengalami keberhasilan?

“Menurut saya sih sudah berhasil, tapi ya ada aja kurangnya, dan dari

dalam diri kita juga pasti banyak kurangnya, evaluasi itu penting biar kita

tau mana yang salah dan apa yang harus dibenerin. Biasanya kita bikin

rapat rame-rame, biacarain sambil ngobrol dan sekalian benerin

internalnya, karena biasanya yang bikin hancur sebuah organisasi bukan

dari luar melainkan dari dalam dan itu lebih sulit untuk dibenahi.

Makanya harus banget jaga kekompakan”.

Page 126: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

16. Apa saja hasil yang Anda dapatkan dalam kemajuan silat cingkrik di

sanggar PERCIRA?

“Saya Alhamdulillah sudah mengikuti pertandingan-pertandingan, dari 3

kali saya ikut pertandingan Alhamdulillah saya mendapatkan satu

perunggu dan satu mendali emas. Saya juga bisa mendapatkan mendali-

mendali itu dengan melewati proses yang berat, dengan selalu ditanamkan

hal-hal yang baik, diajarkan bagaimana untuk jadi orang yang berguna,

dan harus wajib taat sama orang tua. Jadi banyak hasil-hasil positif yang

saya dapatkan disini”.

17. Adakah faktor penghambat dalam upaya revitalisasi budaya?

“Faktor penghambat disetiap langkah kita pasti ada”.

18. Hambatan apa saja yang Anda alami dalam usaha untuk mempertahankan

silat cingkrik sebagai kebudayaan Betawi?

“Selain yang tadi ya banyak orang suka salah paham sama silat cingkrik

yang dibilang tujuannya untuk ngebunuh orang, faktor penghambat yang

lainnya itu kita suka ga dikasih latian sama orang tua apalagi kalau

latihannya malam, itu kadang susah untuk diizinin. Masalah waktu dan

tempat itu paling rumit”.

19. Apa tindakan Anda dalam menghadapi dan menyiasati faktor penghambat

tersebut?

“Kita minta ridho dulu sama orang tua sebelum berangkat latian, tanya

dulu boleh atau engga. Kalau engga ya kenapa? Apa alsannya kalau

emang ternyata salah paham kan kita udah paham nih udah tau yang

benernya apa ya jelasin pelan-pelan kalau ini kegiatan yang positive

daripada habisin waktu buat mabok-mabokan, narkoba, sedangkan

kegiatan ini malah olahraga dan menyehatkan badan. Kalau masih ga

dibolehin untuk latihan malam kan sudah ada ekskul jadi anak-anak itu

bisa ikut di ekskul karena ekskul ini kan latihannya gak mungkin malam

dan berurusan dengan sekolah juga”.

Page 127: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

20. Apa harapan Anda untuk sanggar PERCIRA?

“Harapan saya buat PERCIRA, agar lebih dari ini, lebih dari sekedar

silat Betawi yang biasa, lebih dari segalanya deh. Bagi saya dari sini saya

dapat banyak sekali pengalaman dan saya ingin sekali PERCIRA bisa

sukses dan sukses lagi kedepannya”.

Page 128: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

DATA RESPONDEN

Nama : Mega Nur Halimah

Umur : 16 tahun

Tanggal : 12 Januari 2017

Alamat : Jalan Kelapa 2, gg. Hj. Kemet no. 57, Rt.007/005

Jabatan : Murid

PERTANYAAN

1. Sejak kapan Anda bergabung dalam silat cingkrik PERCIRA?

“Dari kelas 8, saya sudah ikut sekitar 3 tahun. Tapi karena sekarang udah

lulus jadi ikutnya gak ekskul lagi, sekarang ikutnya latihan di pusat yang

di aula pasar kembang”.

2. Apa alasan terkuat Anda untuk bergabung dengan PERCIRA?

“Kekeluargaannya kuat banget, saya jadi punya keluarga kedua disini.

Disini juga seru aja gitu gak kayak yang lain, kalau yang lain kan

menangin gengsi kalau disini engga, kita sama-sama belajar. Makanya

saya mau masuk sini dan akhirnya nyaman dan bertahan disini”.

3. Apakah Anda hanya mengikuti silat cingkrik di PERCIRA?

“Di PERCIRA aja sampai sekarang”.

4. Apa tujuan Anda ikut serta dalam PERCIRA?

“Saya punya mimpi untuk jadi atlet”.

5. Bagaimana fungsi silat cingkrik dalam hidup Anda?

“Pertama buat ngejaga diri juga sih, kan kita cewek tuh suka dijail-jailin

sama cowok jadi buat jaga diri. Terus yang kedua itu buat ngejar impian

karena saya punya mimpi jadi atlet, dan disini dikasih wadah buat ikut

perlomabaan-perlombaan jadi bisa bikin prestasi, saya juga udah sering

ikut lomba-lombanya”.

6. Apa harapan yang hendak Anda capai dalam keikutsertaan di PERCIRA?

Page 129: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

“Harapan awalnya emang pengen jadi atlet, tapi setelah masuk dan dapat

kekeluargaan yang kentel jadi pengen ngembangin PERCIRA, pengen

terus disini sampai bisa kasih hal yang bermanfaat buat PERCIRA”.

7. Bagaimana sistem pembelajaran silat cingkrik PERCIRA?

“Sebenernya asik, asik banget sih. Kita kan dibedain tuh apalagi sabuk-

sabuknya, jadi belajarnya juga cepet sesuai kemampuan masing-masing

orang karena ga disama ratain, ajdi buat yang belum ngerti masih bisa

terus belajar sedangkan yang udah ngerti langsung dikasih naik jenjang

yang lebih tinggi”.

8. Menurut Anda, apakah melestarikan budaya itu penting?

“Pentinglah kan kita lahir disini, kita juga tinggal disini, masa kita udah

diizinin buat tinggal disini tapi gak mau ngelestariin budaya nya juga, toh

kita ngelestariin bukan buat diri kita aja tapi buat orang lain juga”.

9. Apa pandangan Anda terhadap budaya Betawi pada saat ini?

“Saya ini asli Jawa, orang tua campuran Madura dan Surabaya. Tapi

saya disini sudah dari saya lahir. Sebenernya budaya Betawi itu seru,

budaya ini ngajarin kita buat tetep sopan sama orang dan sampai saat ini

yang saya lihat budaya masih kentel, masih kuat supaya gak ilang.

Budaya Betawi itu beragam”.

10. Apa saja usaha yang Anda lakukan untuk mempertahankan budaya

Betawi?

“Kalau dari PERCIRA nya sendiri, kan PERCIRA suka jual-jualin

souvenir-souvenir gitu kayak miniatur ondel-ondel nah kita disini juga

bantu kan, yang ceweknya juga dikembangin lagi silatnya diajak ikut

event juga, terus kita juga bikin latihan gabungan biar orang-orang tahu

dan bisa bersatu walaupun dari bermacam-macam perguruan, itu

biasanya di senayan, dan bundaran HI”.

11. Menurut Anda, Apa yang membuat silat cingkrik harus dipertahankan?

Page 130: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

“Menurut aku sih karena silat ini salah satu budaya yang udah ada dari

lama ya, walau bukan cuma ini aja yang harus dipertahanin tapi kalau

orang daerah sini mah wajib buat pertahanin silat cingkrik karena

cingkrik juga asalnya dari sini”.

12. Revitalisasi budaya adalah proses atau cara menghidupkan kembali

kebudayaan yang perlahan menghilang. Menurut Anda apa itu penting?

“Penting, hampir mirip sama pertahanin. Kita mah wajib buat hidupin

lagi karena kita emang sadar kalau silat cingkrik ini udah hampir hilang

kalau ga dihidupkan lagi kasian yang nanti-nanti gatau sama sekali

tentang silat cingkrik ini”.

13. Dalam melaksanakan strategi terdapat tiga tahapan, tahapan perumusan,

pengimplementasian, dan tahapan evaluasi strategi. Pada awal membentuk

sebuah strategi apa yang Anda rumuskan dalam strategi yang ingin

dilaksanakan?

“Sebelum kita kaitin sama strategi kita juga harus sadar sama diri kita

sendiri dulu, soalnya kita yang ngejalanin kita yang ngerasain manfaatnya

buat kita juga, sadarin itu dulu baru kita bisa buat strategi untuk narik

orang-orang datang. Kita bisa buat festival buat narik orang-orang, terus

dengan masuk ke sekolah-sekolah gini bisa nambah anggota juga.

Pokoknya yang penting awalnya sadarin diri kita sendiri dulu kalau kita

emang mau ngembangin dan ngelestariin budaya ini”.

14. Dalam melaksanakan strategi untuk mempertahankan silat cingkrik

disanggar Anda, Bagaimana proses pelaksaannya?

“Nah kalau udah yakin dan niat awal kita udah bener, kita juga udah tau

targetnya mau siapa, baru deh kita harus konsisten jalanin prosesnya ini,

jangan sampai nanti kita udah punya anggota banyak malah pengurusnya

yang males-malesan, dan sosok pemimpin ini penting banget buat

berjalanannya strategi biar bisa berjalan terus. Alhamdulillahnya disini

kita punya pemimpin yang baik dan bijak dalam semua halnya deh. Disini

Page 131: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

kita bikin event-event yang bisa narik orang-orang dan diadakan sama

hadiahnya juga, jadi kan kita tunjukin kalau disini bukan cuma latian-

latian aja tapi bisa buat nambah penghasilan juga, jadi orang tertarik.

Bukan cuma orang-orang dewasa aja, anak-anak juga bisa dapat

penghasilan dari sini”.

15. Menurut Anda, setelah melaksanakan strategi yang Anda rancang apakah

mengalami keberhasilan?

“Alhamdulillah udah nih ka, udah berhasil sih menurut aku. Buktinya

udah banyak cabang-cabang yang kita buka, ekskul-ekskul juga udah, dari

awalnya niat, yakin, dilanjut dengan konsisten dan tekun, bisa berakhir

dengan keberhasilan yang bisa dibanggakan. Kita ga akan pernah

sempurna tapi ya, jadi kita harus tetep terus-terusan berevaluasi dari

kekurangan-kekurangan yang ada buat nutupin kesalahan itu dan walau

gak sempurna seenggaknya bisa menghampiri kesempurnaan itu”.

16. Apa saja hasil yang Anda dapatkan dalam kemajuan silat cingkrik di

sanggar PERCIRA?

“yang pasti itu aku jadi lebih ngerti gimana pentingnya ngelestariin hal

yang udah ada dari dulu ka, ada rasa bangga tersendiri gitu, apalagi kan

ini budaya aku, budaya Betawi. Dan karena aku aktif, aku jadi lebih kenal

banyak orang lagi dan bisa ikut event-event yang diadain sama PERCIRA

ini”.

17. Adakah faktor penghambat dalam upaya revitalisasi budaya?

“Banyak ya kalau penghambatnya mah”.

18. Hambatan apa saja yang Anda alami dalam usaha untuk mempertahankan

silat cingkrik sebagai kebudayaan Betawi?

“Kayak sekarang nih ka, kan aku sekolah dan pulangnya sore, sedangkan

kalau disini latihannya jam 3 sedangkan aku pulang jam 3 lewat belum

juga sama rapat-rapat dan keperluan-keperluan yang lain, jadi suka

Page 132: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

ketinggalan latihan. Dan bukan cuma saya aja yang ngerasain kayak gini

masih banyak angggota-anggota lain yang ngerasa kayak gini”.

19. Apa tindakan Anda dalam menghadapi dan menyiasati faktor penghambat

tersebut?

“Kalau saya ngambil solusinya saya pindah jam latihan, jadi saya ambil

latihan yang malam. Karena di PERCIRA ini mereka nyediain waktu buat

yang ga bisa latihan sore bisa latihan malam, dan sebaliknya yang ga

diizinin latihan malam bisa latihan sore di ekskul sekolahnya. Jadi saya

pinter-pinter bagi waktu aja, sore saya undah sempetin belajar rapi-rapi

dan beres-beres rumah, jadi malamnya saya bisa fokus sama latihan aja

dan ga mengganggu apapun itu”.

20. Apa harapan Anda untuk sanggar PERCIRA?

“Harapan saya suatu saat nanti, kalau saya bener-bener udah bisa

wujudin itu, saya pengen banget bener-bener bikinin sanggar buat

PERCIRA. Banyak banget kan perguruan yang udah punya sanggar

sendiri, jadi kalau mau kumpul atau mau ketemu anggota lain gampang

dan bisa kapan aja, sedangkan kalau PERCIRA masih ga punya kita

masih pindah-pindahan tempatnya dari tempat satu ke tempat yang

lainnya makanya saya mau banget bikin sanggar supaya chemistry kita

bisa dapet dan kita bisa saling berbagi soalnya yang namanya organisasi

penting banget untuk menjalin intern yang lebih baik supaya bisa

bertahan lebih lama dan kita bisa satu visi satu tujuan buat ngembangin

PERCIRA buat lebih sukses lagi dan lagi.

Page 133: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

DATA RESPONDEN

Nama : Aditya Saputra

Umur : 20 tahun

Tanggal : 17 Januari 2017

Alamat : Jalan Sasak II dalam, Rt.004/002, Kelapa Dua, Kebon Jeruk, Jakarta

Barat

Jabatan : Anggota

PERTANYAAN

1. Sejak kapan Anda bergabung dalam silat cingkrik PERCIRA?

“Masuk PERCIRA udah ada 3 tahun, sekitar tahun 2014”.

2. Apa alasan terkuat Anda untuk bergabung dengan PERCIRA?

“Kalau alasan buat masuk PERCIRA itu satu dari silat cingkrik ya

khususnya nih kan cingkrik kalau ditanya tanah kelahirannya kan ada

disini nih Rawabelong nih, saya juga orang Rawabelong asli gitu ya mau

mempertahankan warisan dari leluhur yang ada”.

3. Apakah Anda hanya mengikuti silat cingkrik di PERCIRA?

“Cuman di PERCIRA kalau silat cingkrik sih sampai sekarang”.

4. Apa tujuan Anda ikut serta dalam PERCIRA?

“Tujuannya yang pasti ya pengen beladiri dulu, terus juga pengen

ngembangin lagi budaya-budaya Betawi sedangkan didaerah sini ya

budaya nya silat cingkrik”.

5. Bagaimana fungsi silat cingkrik dalam hidup Anda?

“Ya kalau di cingkrik jangan naro mainsetnya buat berantem doang gitu

ya, tapi masukin unsur-unsur yang lain kayak sabar, terus tenang hadepin

masalah itu juga dipelajarin di silat jadi bukan cuma buat beladiri”.

6. Apa harapan yang hendak Anda capai dalam keikutsertaan di PERCIRA?

Page 134: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

“Harapannya sih ya pengen buat diri sendiri itu bisa lebih sabar, lebih

kuat lagi, terus bisa jadi salah satu orang yang melestariin budaya Betawi

ini”.

7. Bagaimana sistem pembelajaran silat cingkrik PERCIRA?

“Kegiatan belajar mengajarnya sih sama kayak abang ngajarin adek, jadi

kalau gak bisa nanya pokoknya dari guru khususnya ngasih jurus nih ntar

diterapin kita yang mau ngajarin jalanin dulu jurus-jurusnya ntar baru

dikasih liat ke murid-murid berstep-step. Sistem pembelajaran kita pake

kekeluargaan jadinya”.

8. Menurut Anda, apakah melestarikan budaya itu penting?

“Penting sih, soalnya ini kan aset kalau udash gak ada mati gitu punah

yang dibawahan kita kaga tau yang namanya silat Betawi, tari topeng,

makanan Betawi, dan adat istiadatnya”.

9. Apa pandangan Anda terhadap budaya Betawi pada saat ini?

“Budaya Betawi alhamdulillah ya kalau sekarang udah maju, ya cuman

agak harus diperhatiin lagi buat masalah di budayanya, soalnya ini aset

juga buat kita. Jangan sampe dah orang Jakarta kehilangan orang

pribuminya. Ya kan orang Jakarta ya pribuminya itu orang Betawi”.

10. Apa saja usaha yang Anda lakukan untuk mempertahankan budaya

Betawi?

“Kalau buat usaha-usahanya palingan nih kita nih buat semacem

alhamdulillah sekarang banyak acara-acara, bikin pagelaran buat

nunjukin silat-silatnya gimana, pokoknya banyakin tampil-tampil dah buat

ngenalin budaya budaya Betawi ini”.

11. Menurut Anda, Apa yang membuat silat cingkrik harus dipertahankan?

“Kan cingkrik lahirnya dari Rawabelong, sedangkan kita dari

Rawabelong juga ya udah harus di pertahanin”.

Page 135: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

12. Revitalisasi budaya adalah proses atau cara menghidupkan kembali

kebudayaan yang perlahan menghilang. Menurut Anda apa itu penting?

“Penting banget ya, soalnya kan budaya ini harus banget dipertahanin

terus kalau dibiarin mati dan hilang generasi setelah kita ga bisa ngapa-

ngapain dong taunya main gadget aja”.

13. Dalam melaksanakan strategi terdapat tiga tahapan, tahapan perumusan,

pengimplementasian, dan tahapan evaluasi strategi. Pada awal membentuk

sebuah strategi apa yang Anda rumuskan dalam strategi yang ingin

dilaksanakan?

“Ya awalnya sih ngenalin dulu apaan sih itu cingkrik, jadi prosesnya

kalau kita liat misalnya dia masih sekelas SD masih kecil gitu kita ajak

main dulu, kita kasih liat, lama-lama kan dia ketertarikan tuh, lama-lama

dia makinan rasa pengen taunya lebih tinggi lagi. Abis itu biarin dia

cerita ke orang tuanya, kan jadi kena juga ke orang tua apalagi yang

Betawi juga pasti kalau pernah belajar silat bakal kangen lagi. Ya intinya

awalnya kita rangkul dulu aja orang-orang”.

14. Dalam melaksanakan strategi untuk mempertahankan silat cingkrik

disanggar Anda, Bagaimana proses pelaksaannya?

“Kita harus saling nguatin satu sama lain, kita yang dari pengurusnya

langsung ini harus kuat internnya, dari kepemimpinannya,

kekompakannya, kekeluargaannya, saling ngehargain tiap masukan orang

lain. Kunci proses di PERCIRA ya itu”.

15. Menurut Anda, setelah melaksanakan strategi yang Anda rancang apakah

mengalami keberhasilan?

“Alhamdulillah si udah ya, yang jadi kebanggaan banget buat PERCIRA

nih kita udah resmi terdaftar di IPSI, kita juga punya sertifikat label dari

Lembaga Kebudayaan Betawi ya, ya prestasi-prestasi kita udah keliatan

dah. Tapi tetep kita masih jalan, masih mau berhasil-berhasil lagi”.

Page 136: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

16. Apa saja hasil yang Anda dapatkan dalam kemajuan silat cingkrik di

sanggar PERCIRA?

“Hasil yang didapet? Ya satu sih awalnya nih nambah saudara udah pasti

dah, apalagi disekitar sini kegiatan anak kecil nih ngumpul maen ngerinya

kan zaman sekarang ngumpulnya yang ga bener mending kita ajak buat

kegiatan yang manfaat ye kan, disini juga Alhamdulillah banyak

kegiatannya, jadi hasil yang didapet buat diri sendiri ya banyak banget

apalagi buat pribadi yang lebih baik itu hasil yang pertama”.

17. Adakah faktor penghambat dalam upaya revitalisasi budaya?

“Faktor penghambat ya? Kalau kita bicara di budaya ya ada”.

18. Hambatan apa saja yang Anda alami dalam usaha untuk mempertahankan

silat cingkrik sebagai kebudayaan Betawi?

“Palingan kalau gini sih urusan hati, penghambatnya sih dari diri sendiri

tentang kepedulian kita tentang budaya ini sendiri. Kadang kita mikir buat

apaan ga ada untungnya buat kita ngurusin hal-hal begituan”.

19. Apa tindakan Anda dalam menghadapi dan menyiasati faktor penghambat

tersebut?

“Caranya nih ya, ya sadar diri kita ini orang pribumi, giliran budaya

diambil orang marah kalau gamau diambil ya pertahanin harusnya. Dan

inget terus kebanyakan masalah yang paling berbahaya itu dari dalam

bukan dari luar. Yang bisa menghancurkan budaya itu kita bukan orang

lain. Nah kalau udah inget ini mudah-mudahan bisa semangat lagi buat

ngelestariin budaya kita”.

20. Apa harapan Anda untuk sanggar PERCIRA?

“Ya semoga aja PERCIRA semakin kedepan semakin berhasil semakin

sukses, dan temen-temen yang senior ini semakin semangat buat ngajarin

adek-adeknya, pokoknya makin makin lagi dah”.

Page 137: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

DATA RESPONDEN

Nama : Ruslandi

Umur : 27 tahun

Tanggal : 17 Januari 2017

Alamat : Madrasah I

Jabatan : Anggota

PERTANYAAN

1. Sejak kapan Anda bergabung dalam silat cingkrik PERCIRA?

“Di percira sudah sekitar 8 tahun, sejak 2009 saat itu kelas 1 SMA”.

2. Apa alasan terkuat Anda untuk bergabung dengan PERCIRA?

“Alasan ikut percira untuk mempertahankan budaya leluhur orang-orang

Rawa Belong”.

3. Apakah Anda hanya mengikuti silat cingkrik di PERCIRA?

“Selama 8 tahun ini saya hanya mengikuti silat cingkrik di percira tidak

pernah di tempat lain”.

4. Apa tujuan Anda ikut serta dalam PERCIRA?

“Tujuan awal ikut PERCIRA adalah untuk memperdalam ilmu beladiri

cingkrik dan memperbanyak teman-teman”.

5. Bagaimana fungsi silat cingkrik dalam hidup Anda?

“Fungsi cingrik ini untuk menyambung silaturahmi pada saudara-

saudara atau temen temen dan juga untuk menjaga diri dan juga bisa

untuk mencari rezeki”.

6. Apa harapan yang hendak Anda capai dalam keikutsertaan di PERCIRA?

“Harapannya semoga semakin banyak orang orang untuk belajar dalam

mempertahankan budaya silat cingkrik ini dan juga semoga semakin

meluas”.

Page 138: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

7. Bagaimana sistem pembelajaran silat cingkrik PERCIRA?

“Sistem pembeljarannya itu gurunya itu menjadi sosok orang tua dengan

memberi ajaran yang positif dan saran yang baik dan mengajarkan

dengan metode kekeluargaan”.

8. Menurut Anda, apakah melestarikan budaya itu penting?

“Sangat penting dikarenakan apabila kita tidak melestarikan akan ada

resiko pengakuan budaya oleh negara lain, seperti banyak contoh yang

sudah terjadi”.

9. Apa pandangan Anda terhadap budaya Betawi pada saat ini?

“Sepertinya semakin lama semakin mengurang minat seseorang untuk

mengikuti atau melestarikan budaya betawi dikarenakan kurang

moderan”.

10. Apa saja usaha yang Anda lakukan untuk mempertahankan budaya

Betawi?

“Saya akan mengajarkan atau melestarikan silat cingkrik disekitar tempat

tinggal dan mengikuti acara acara yang diadakan atau dilombakan”.

11. Menurut Anda, Apa yang membuat silat cingkrik harus dipertahankan?

“Karena didaerah rawa belong terkenal dengan silat cingkring dan

kebanyakan orang-orang dirawa belong mempertahan silat cingkrik dan

saya juga warga rawa belong”.

12. Revitalisasi budaya adalah proses atau cara menghidupkan kembali

kebudayaan yang perlahan menghilang. Menurut Anda apa itu penting?

“Sangat penting, dikarenakan ini adalah warisan nenek moyang kita ,

kalo bukan kita sebagai pemuda yang nerusin warisan siapa lagi yang

akan melestarikan budaya silat cingkrik ini”.

13. Dalam melaksanakan strategi terdapat tiga tahapan, tahapan perumusan,

pengimplementasian, dan tahapan evaluasi strategi. Pada awal membentuk

Page 139: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

sebuah strategi apa yang Anda rumuskan dalam strategi yang ingin

dilaksanakan?

“Strategi yang dilaksanakan di PERCIRA ini dengan membuka beberapa

cabang diantara tempat murid tinggal, jadi di setiap murid-murid yang

belajar silat cingkrik dibuka beberapa cabang, jadi murid-murid yang

dibuka cabang bisa ngajak warga sekita untuk bergabung ke silat cingkrik

ini”.

14. Dalam melaksanakan strategi untuk mempertahankan silat cingkrik

disanggar Anda, Bagaimana proses pelaksaannya?

“Dalam proses pelaksanannya kita akan melihat perkembangan cabang

tempat silat cingkrik yang udah dibuka, jadi apabila ada cabang yang

menglami kemajuan dalam menarik minta warga sekitar kita akan terapin

metode ke cabang yang kurang maju”.

15. Menurut Anda, setelah melaksanakan strategi yang Anda rancang apakah

mengalami keberhasilan?

“Kalau dilihat sekarang di cabang cabang yang udah dibuka

alhamdulillah sih cukup berhasil, jadi cabang yang sepi peminatnya

setelah di evaluasi mengalami peningkatan dalam menarik minat warga

sekitar”.

16. Apa saja hasil yang Anda dapatkan dalam kemajuan silat cingkrik di

sanggar PERCIRA?

“Hasil yang sudah saya dapatkan yaitu makin banyak teman-teman,

pengalaman belajar di silat cingkrik, mengerti caranya dalam

berorganisasi dan mendapatkan prestasi yang sudah didapat”.

17. Adakah faktor penghambat dalam upaya revitalisasi budaya?

“Faktor penghambat mah pasti ada dalam mempertahankan budaya

cingkrik”.

Page 140: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

18. Hambatan apa saja yang Anda alami dalam usaha untuk mempertahankan

silat cingkrik sebagai kebudayaan Betawi?

“Yaitu kemauan atau minat masyarakat dalam mempelajari silat

cingkrik”.

19. Apa tindakan Anda dalam menghadapi dan menyiasati faktor penghambat

tersebut?

“Cara menghadapinya kita harus pelan pelan dalam mengajari silat

cingkrik dan mengajarkan manfaat yang didapat di silat cingkrik”.

20. Apa harapan Anda untuk sanggar PERCIRA?

“Harapannya supaya meluas silat cingkrik ini dijakarta, makin banyak

yang belajar dan makin banyak prestasi yang didapat dan semakin

terkenal”.

Page 141: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

DATA RESPONDEN

Nama : Alfian

Umur : 25 tahun

Tanggal : 17 Januari 2017

Alamat : Salam II

Jabatan : Anggota

PERTANYAAN

1. Sejak kapan Anda bergabung dalam silat cingkrik PERCIRA?

“Ikut percira dari tahun 2011 sudah lima tahun sampe sekarang”.

2. Apa alasan terkuat Anda untuk bergabung dengan PERCIRA?

“Mengembangkan budaya betawi agar tidak punah tertelan zaman”.

3. Apakah Anda hanya mengikuti silat cingkrik di PERCIRA?

“Awalnya pernah ikut belajar ditempat lain tapi belom mateng banget,

setelah itu baru saya ikut ke percira matengin semua jurus jurus”.

4. Apa tujuan Anda ikut serta dalam PERCIRA?

“Tujuan saya sih awal ikut cingkrik di PERCIRA untuk nerusin silat yang

pernah saya belajar di tempat lain”.

5. Bagaimana fungsi silat cingkrik dalam hidup Anda?

“Fungsinya untuk menyambung silaturahim dari silat ini kita bisa banyak

temen dan nambah temen dan juga bisa menjaga diri”.

6. Apa harapan yang hendak Anda capai dalam keikutsertaan di PERCIRA?

“Pengen dapet ilmu dan ngembangin budaya betawi agar maju”.

7. Bagaimana sistem pembelajaran silat cingkrik PERCIRA?

“Sistemnya itu bagus karna menaungi muridnya dan guru gurunya pun

dekat dengan muridnya ”.

8. Menurut Anda, apakah melestarikan budaya itu penting?

Page 142: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

“Penting banget dong, apalagi saya sebagai orang asli betawi udah

kewajiban saya untuk ngelestariin budaya betawi”.

9. Apa pandangan Anda terhadap budaya Betawi pada saat ini?

“Budaya Betawi semakin maju karna silat betawi sudah masuk ke ikatan

silat indonesia”.

10. Apa saja usaha yang Anda lakukan untuk mempertahankan budaya

Betawi?

“Usahanya yah harus dilestarikan kepada anak cucu dan warga – warga

betawi tentang budaya betawi supaya berkembang budaya betawi, jadi

kita sama sama melestarikan”.

11. Menurut Anda, Apa yang membuat silat cingkrik harus dipertahankan?

“Karna saya orang asli orang rawa belong dan cingkrik asli rawa belong

makannya saya harus pertahin dan sudah sepatutnya sebagai pemuda kita

melestarikan budaya betawi”.

12. Revitalisasi budaya adalah proses atau cara menghidupkan kembali

kebudayaan yang perlahan menghilang. Menurut Anda apa itu penting?

“Penting banget lah, karna di zaman sekarang ini banyak kebudayaan

betawi yang sudah hampir hilang seperti contohnya ketimpring ”.

13. Dalam melaksanakan strategi terdapat tiga tahapan, tahapan perumusan,

pengimplementasian, dan tahapan evaluasi strategi. Pada awal membentuk

sebuah strategi apa yang Anda rumuskan dalam strategi yang ingin

dilaksanakan?

“Strategi yang dilakuin itu mengikuti festival, ikut lomba – lomba dan

banyak acar acara kebudayaan silat biar bisa dapet juara dan dikenal

orang”.

14. Dalam melaksanakan strategi untuk mempertahankan silat cingkrik

disanggar Anda, Bagaimana proses pelaksaannya?

Page 143: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

“Pelaksanainnya mah jadi kalo ada lomba di suatu tempat yah kita ikut

aja walau emang ga bisa juara intinya kita kenalin dulu cingkri PERCIRA

ke semua orang kalo untuk bisa juara kita bisa evaluasi dari kesalahan

dan yang pentingnya itu orang lain udah kenal dan tau cingkri kita jadi

banyak orang penasaran dan mau gabung ke kita jadi secara ga langsung

kita undah pertahanin silat cingkrik”.

15. Menurut Anda, setelah melaksanakan strategi yang Anda rancang apakah

mengalami keberhasilan?

“Kalo menurut saya sih sudah berhasil tetapi kita ga boleh puas diri jadi

harus terus maju”.

16. Apa saja hasil yang Anda dapatkan dalam kemajuan silat cingkrik di

sanggar PERCIRA?

“Banyak banget yang saya dapetkan di PERCIRA, saya bisa jadi jaga

diri, bisa nambah penghasilan sampingan dan paling penting sih bisa

tambah banyak temen dan saudara”.

17. Adakah faktor penghambat dalam upaya revitalisasi budaya?

“Menurut saya sih faktor yang menjadi penghambat mungkin dari segi

pemerintah kurang mendukung dalam melestarikan budaya betawi”.

18. Hambatan apa saja yang Anda alami dalam usaha untuk mempertahankan

silat cingkrik sebagai kebudayaan Betawi?

“Hambatannya sih dalam pertahanin silat cingkrik sih yah kemajuan

zaman, karna sekarang pemuda sekarang kurang suka namanya belajar

silat cingkrik lebih suka nongkrong ke mall, ikut geng-geng motor”.

19. Apa tindakan Anda dalam menghadapi dan menyiasati faktor penghambat

tersebut?

“Cara nyiasatinnya yah kita masukin silat cingkrik ini ke eskul eskul biar

anak-anak muda yang masih pada sekolah tertarik mencoba, jadi kan dari

Page 144: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

awanlnya hanya pengen coba-coba lama-kelamaan jadi demen dah tuh

silat cingkrik”.

20. Apa harapan Anda untuk sanggar PERCIRA?

“Semoga PERCIRA bisa pergi go international, bisa menjadi juara di

tiap-tiap lomba yang diikuti”.

Page 145: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

DATA RESPONDEN

Nama : Ka Udin

Umur : 28 tahun

Tanggal : 21 Januari 2017

Alamat : Salam Raya, Rawa Belong

Jabatan : Asisten Pelatih

PERTANYAAN

1. Sejak kapan Anda bergabung dalam silat cingkrik PERCIRA?

“Kalo bergabung di PERCIRA insha Allah kalau gak khilaf, ane udah dari

tahun 2009 akhir”.

2. Apa alasan terkuat Anda untuk bergabung dengan PERCIRA?

“Kalau kenapa mau masuk PERCIRA, soalnya disini silaturahminya kuat

jarang ada di perrguruan-perguruan lain. Pertama, eee sebelum mulai

belajar silat diutamain ngaji kita bentuk akhlaknya dulu, selain dihari

latihan ngajinya PERCIRA juga suka buat pengajian dihari-hari lain.

Disini itu persaudaraannya, silaturahminya kuat saling tolong-menolong,

apalagi dalam segi pembelajaran disini ga terfokus guru langsung turun

tangan itu enggak, tapi sesama temen atau gimana kalau mereka tau

mereka ngasih tau kita jadi kita gak nebak-nebak, ga terpaku sama guru

kalau temen bisa ya kita diajarin sama temen. Seperti itu”.

3. Apakah Anda hanya mengikuti silat cingkrik di PERCIRA?

“Sebelumnya pernah, sebelum masuk PERCIRA ane ngikut persilatan-

persilatan Betawi laen atau Jawa Baratan. Pertama ikut silat Jawaan

sekitar setahun, kemudian pindah beralih ke silat Tanah Abang Sabeni,

terakhir disini di PERCIRA”.

4. Apa tujuan Anda ikut serta dalam PERCIRA?

Page 146: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

“Tujuan ane ya awalnya emang bener-bener buat pegangan diri sendiri

sampai akhirnya ternyata ane bisa dapatkan yang lebih dari yang ane

inginkan”.

5. Bagaimana fungsi silat cingkrik dalam hidup Anda?

“Nah istilah kasarnye laki ini kan harus punya pegangan ya atau mainan

buat jaga diri sendiri, kan hidup ini ga mungkin lurus-lurus aje. Kalau

dulu masih kecil kita dilindungin orang tua, pas disekolah kita dijagain

sama guru, ya kalau dijalan yang jagain siapa? Kan diri kita sendiri yang

bisa jaga. Kita belajar beladiri untuk diri sendiri dan bisa lindungin orang

lain pula”.

6. Apa harapan yang hendak Anda capai dalam keikutsertaan di PERCIRA?

“Harapannya sih dulunya emang murni buat pegangan diri sendiri, tapi

sekarang liat kondisi yang saat ini itu hal-hal yang seperti demikian itu

udah bertambah lagi, udah bukan buat lindungin diri sendiri lagi tapi

untuk melestarikan budaya”.

7. Bagaimana sistem pembelajaran silat cingkrik PERCIRA?

“Sistem pembelajaran disini istilahnya simple ya ga susah-susah amat

dibanding yang lain, eeee tetep urut dasar setiap latihan seni beladiri gak

langsung masuk ke jurus, itu dasar yang mana dasar-dasarnya ini

menyangkut ke jurus. Jadi belum tentu nih kita udah latihan sebulan bisa

masuk ke jurus, kadang ampe setahun juga baru dapet 11 jurus atau

berapa”.

8. Menurut Anda, apakah melestarikan budaya itu penting?

“Oh penting, menurut ane penting apalagi ane orang Betawi ya, nah

kenapa penting? Karena kan yang namanya budaya itu aset gitu ya, harta,

warisan, dari orang tua terdahulu bisa dikatakan sebagai sejarah. Dan

kita ini ada karena sejarah, maka dari itu kita harus melestarikan dan

menjaga sejarah tersebut ”.

Page 147: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

9. Apa pandangan Anda terhadap budaya Betawi pada saat ini?

“Budaya Betawi yang ane liat saat ini udah banyak banget ya udah ada

kemajuan apalagi sekarang dibantu dari pemerintah, disekolah-sekolah

juga sekarang udah wajib pelajaran bahasa Betawi ya, atau jenis-jenis

beladirinya juga. Udah ada kemajuan bocah-bocah sekarang udah banyak

yang ikutan latihan silat gak kayak beberapa tahun belakangan susah

banget kayaknya. Terus orang tua itu pemikirannya maaf-maaf ya masih

berfikir kalau silat ini boleh dituruninnya kekeluarga aja ga boleh ke

orang lain. Nah dengan perkembangan zaman akhirnya mulai sadar mulai

memikirkan bagaimana mau berkembang kalau hanya itu-itu aja yang tau

baru dah diajarin ke yang lain jadi ruang lingkupnya luas”.

10. Apa saja usaha yang Anda lakukan untuk mempertahankan budaya

Betawi?

“Usaha-usahanya ya itu tadi ngajar murid-murid dari kampung ke

kampung, dari sekolah ke sekolah, dari sekolah kita ajak ke GOR

Bulungan kita kasih liat kita presentasiin kenapa sih harus dipelajari silat

cingkrik ini, manfaatnya apa kegunaannya apa, sampai akhirnya kan

Alhamdulillah sekarang PERCIRA udah banyak masuk di sekolah-

sekolah”.

11. Menurut Anda, Apa yang membuat silat cingkrik harus dipertahankan?

“Sebenernya yang harus dipertahankan gak harus silat cingkrik aja, tapi

masih banyak silat-silat Indonesia lain yang harus dipertahankan, karena

ada 300 lebih yang masih ada dan sisanya sudah mati sudah punah.

Cuma, memang kita kan ini tertariknya tergeraknya sama silat Betawi ini

cingkrik kan setiap orang punya kesukaan yang beda-beda, entah

tariannya entah apanya tapi itu gak masalah yang penting sama-sama

mengembangkan budaya Betawi”.

12. Revitalisasi budaya adalah proses atau cara menghidupkan kembali

kebudayaan yang perlahan menghilang. Menurut Anda apa itu penting?

Page 148: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

“Sangat penting dong, apalagi dalam merevitalisasi silat cingkrik ini”.

13. Dalam melaksanakan strategi terdapat tiga tahapan, tahapan perumusan,

pengimplementasian, dan tahapan evaluasi strategi. Pada awal membentuk

sebuah strategi apa yang Anda rumuskan dalam strategi yang ingin

dilaksanakan?

“Pertama pendekatan kita adain pemdekatan ke anak-anak ataupun ke

remaja-remajanya dari ngobrol-ngobrol yang lama-lama menyangkut ke

silat ini, maka muncullah keinginan darin orang tersebut untuk ikut,

istilahnya ketika pentas-pentas seni kan kita bakal tampilin keahlian kita.

Nah disitu kita tampilan sebaik-baiknya, sebagus-bagusnya sehingga

menarik minat anak-anak kecil. Seperti itu”.

14. Dalam melaksanakan strategi untuk mempertahankan silat cingkrik

disanggar Anda, Bagaimana proses pelaksaannya?

“Yang pertama, kita lari ke kampung-kampung, yang kedua ke sekolah-

sekolah kita masuk ke sekolah merangkul semua generasi dari anak-anak

di tingkat SD sampai ke tingkat SMA, dan yang paling penting pula kita

harus membuat sampul yang dapat menarik orang lain, nuat sampul

sebagus-bagusnya supaya pada melirik kekita dan gak kalah sama

budaya-budaya luar”.

15. Menurut Anda, setelah melaksanakan strategi yang Anda rancang apakah

mengalami keberhasilan?

“eeee berhasil bisa dibilang berhasil, ga sedikit yang akhirnya tertarik

dan ikut bergabung sama kita dari cara-cara yang kita lakuin, banyak

yang cari tahu dan kita jelaskan dengan baik bagaimana cara bergabung

dan lain sebagainya”.

16. Apa saja hasil yang Anda dapatkan dalam kemajuan silat cingkrik di

sanggar PERCIRA?

Page 149: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

“Ane disini udah ngikutin banyak kegiatan PERCIRA yang gak bisa

disebutin satu persatu, seperti festival, pernikahan, dan lain-lain jadi

hasilnya ya banyak ya, bisa nambah pemasukan juga”.

17. Adakah faktor penghambat dalam upaya revitalisasi budaya?

“Faktor penghambat sudah pasti ada untuk ini”.

18. Hambatan apa saja yang Anda alami dalam usaha untuk mempertahankan

silat cingkrik sebagai kebudayaan Betawi?

“Faktor penghambatnya itu ya yang paling besar rasa malas aja sih,

karena kan anak-anak ini gampang jenuhnya, tiap hari kayak gini latihan

jadi rasa malas”.

19. Apa tindakan Anda dalam menghadapi dan menyiasati faktor penghambat

tersebut?

“Nah itu yang sedang kita cari caranya, untuk saat ini sih kita imbangi

kegiatan-kegiatannya seperti dengan pengajian terus kegiatan lainnnya

yang bisa membuat rasa jenuh mereka hilang, misalnya kita biasanya

setahun sekali pergi tour untuk lebih mendekatkan diri satu sama lain”.

20. Apa harapan Anda untuk sanggar PERCIRA?

“Harapan ane sih PERCIRA ini harus lebih bangkit lagi, dalam hati ane,

ane pengen banget PERCIRA ada dimana-mana, gak harus di Jakarta aja

kalau bisa diluar jakarta juga. Intinya PERCIRA harus ada dimana-

mana”.

Page 150: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

DATA RESPONDEN

Nama : Ka Fairuz

Umur : 26 tahun

Tanggal : 21 Januari 2017

Alamat : Masjid Al-Madinah

Jabatan : Asisten Pelatih

PERTANYAAN

1. Sejak kapan Anda bergabung dalam silat cingkrik PERCIRA?

“Genapin aja ya, belajar dan gabung dari tahun 2010, sebenernya pas

aliyah pernah ikut ini silat cingkrik Baba Warno tapi setahun atau dua

tahun sempet vakum dan akhirnya tahun 2009 akhir itu aktif lagi setelah

dibentuk organisasinya PERCIRA di Aula Pasar Kembang Rawa Belong”.

2. Apa alasan terkuat Anda untuk bergabung dengan PERCIRA?

“Alasannya sih dulu niat pengen punya mainan juga, yang kedua karena

dari lingkungan sendiri, tinggal kan di Rawa Belong nah disetiap gang itu

punya mainannya dan rata-rata semuanya itu Silat Cingkrik Rawa

Belong”.

3. Apakah Anda hanya mengikuti silat cingkrik di PERCIRA?

“PERCIRA aja, dari awal kenal sama silat juga dikenalin sama Baba

Warno langsung, jadi ga pernah kemana-mana dan mengabdi disini”.

4. Apa tujuan Anda ikut serta dalam PERCIRA?

“Tujuan masuk PERCIRA awalnya karena penasaran, dan ngeliat-liat

tertarik belajar sampai akhirnya nyaman disini”.

5. Bagaimana fungsi silat cingkrik dalam hidup Anda?

“Fungsi silat cingkrik, satu buat silaturahim, kedua buat olahraga juga

kesehatan, dan ketiga kita ga menutup kemungkinan main silat itu buat

jaga diri juga”.

Page 151: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

6. Apa harapan yang hendak Anda capai dalam keikutsertaan di PERCIRA?

“Harapan awalnya mah cuma biar bisa jaga diri aja, karena awal

ngeliatnya kan buat beladiri aja tapi nyatanya lebih dari itu dapet

kekeluargaan dan penanaman pribadi yang baik dan taat agama”.

7. Bagaimana sistem pembelajaran silat cingkrik PERCIRA?

“Kalau dari sistem pembelajaran ga jauh beda, dari saya pribadi kita

tekanin banget kedisiplinan, kedua jaga adab sama senior-senior terutama

sama guru, ketiga ya ngasih semangat biar rajin latihannya. Tapi kalau

jurus turun temurun dikasih sama Baba Warno yang dikasih ya yang kita

ajarin jadi turun temurun”.

8. Menurut Anda, apakah melestarikan budaya itu penting?

“Oh penting, biar ga punah. Kita kan pasti bakal punya keturunan kayak

kita punya anak punya mantu punya cucu. Nah kita jaga buat mereka”.

9. Apa pandangan Anda terhadap budaya Betawi pada saat ini?

“Kalau pandangannya, pada perkembangannya sangat pesat terutama di

bidang silat untuk di Rawa Belong ya, terutama silat cingkriknya ini

sendiri seperti yang saya bilang tadi setiap gang itu punya pegangan

mainannya sendiri, itu bohong kalau dia gak punya. Bahkan ini fakta

sendiri saya naik Grabbike itu orangnya orang Jagakarsa dia nanya dari

mana? Saya jawab dari Rawa Belong, terus dia bilang wah saya pernah

belajar Cingkrik itu susah bener. Nah dari sini keliatan kan kalau

Cingkrik emang udah jadi iconnya Rawa Belong”.

10. Apa saja usaha yang Anda lakukan untuk mempertahankan budaya

Betawi?

“Kalau diliat usaha dari saya sendiri, saya sampai saat ini dan untuk

beberapa tahun kedepan akan terus aktif dibidang kayak palang pintunya

dan silatnya ini kayak ngajar-ngajar anak-anak barunya, ya kurang lebih

Page 152: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

gitu dan doain bisa berkembang dan bisa ngajar di sekolah-sekolah

lainnya”.

11. Menurut Anda, Apa yang membuat silat cingkrik harus dipertahankan?

“Kenapa? Jawabannya karena silat cingkrik ini salah satu silat asli

Betawi yang sudah populer dikalangan silat-silat lain. Ya jadi kalau

sampai ga dilestariin sama orang asli Betawinya sendiri ya sayang dan

bodoh aja kalau sampai diem”.

12. Revitalisasi budaya adalah proses atau cara menghidupkan kembali

kebudayaan yang perlahan menghilang. Menurut Anda apa itu penting?

“Oh sangat penting dong, kalau ga kayak gitu pasti udah hilang seperti

silat-silat yang sudah ga kedengeran lagi namanya atau bisa dibilang

dibawa mati karena punah”.

13. Dalam melaksanakan strategi terdapat tiga tahapan, tahapan perumusan,

pengimplementasian, dan tahapan evaluasi strategi. Pada awal membentuk

sebuah strategi apa yang Anda rumuskan dalam strategi yang ingin

dilaksanakan?

“Satu disiplin dari senior-senior yang ngajarin dan anak-anak yang

diajar, kedua jaga adab sama guru, ketiga ya metode-metode

pembelajaran dari guru-guru kita sendiri khususnya dari Baba Warno

seperti itu ngajarnya ya kita ngikutin. Jadi semakin berkembang dan

berfikirnya nyari berkahnya dulu aja itu semua kunci strategi kita”.

14. Dalam melaksanakan strategi untuk mempertahankan silat cingkrik

disanggar Anda, Bagaimana proses pelaksaannya?

“Prosesnya kita ngasih tau kegunaan dan sistem pembelajaran, jurusnya,

presentasiin manfaatnya jadi bisa membuat orang-orang tertarik. Seperti

presentasi ke sekolah-sekolah, lalu kekampung-kampung bisa lewat

festival atau undang orang-orang pentingnya”.

Page 153: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

15. Menurut Anda, setelah melaksanakan strategi yang Anda rancang apakah

mengalami keberhasilan?

“Untuk saat ini sih semua sudah berhasil ya, tapi tetep ga mau puas

karena kita yakin kita bisa lebih dari ini dan berkembang lagi dan lagi”.

16. Apa saja hasil yang Anda dapatkan dalam kemajuan silat cingkrik di

sanggar PERCIRA?

“Kalau bicara hasil mah udah banyak banget hasil yang didapetin, dari

temen baru, saudara baru, murid baru, pribadi baru, lebih taat pada

agama karena ditanamanin semua hal yang baik selain silatnya”.

17. Adakah faktor penghambat dalam upaya revitalisasi budaya?

“Faktor penghambat udah pasti ada ya, segala sesuatunya pasti ada

faktor penghambatnya”.

18. Hambatan apa saja yang Anda alami dalam usaha untuk mempertahankan

silat cingkrik sebagai kebudayaan Betawi?

“Satu ada sifat jenuh, Kedua jenuh itu datangnya karena cape, Ketiga ya

karena kesibukan masing-masing soalnya semua disini sibuk bukan

karena di cingkrik aja bukan karena di sanggar aja, pasti punya acara

lain keperluan lain, seperti kerja terus pulang kerja dia cape”.

19. Apa tindakan Anda dalam menghadapi dan menyiasati faktor penghambat

tersebut?

“Cara ngadepinnya ya balik ke pribadi masing-masing lagi, jadi harus

pinter-pinter bagi waktu dan jaga kesehatan juga karena itu penting

banget”.

20. Apa harapan Anda untuk sanggar PERCIRA?

“Harapannya semoga makin sukses, makin kompak, jaga kekeluargaan

dan silaturahminya”.

Page 154: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

LAMPIRAN FOTO

DOKUMENTASI

Page 155: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

Foto-foto Dokumentasi

1. Proses Wawancara bersama Anggota sanggar Perguruan Cingkrik Rawa Belong

Page 156: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

2. Proses Latihan sanggar Perguruan Cingrik Rawa Belong dalam ekstrakulikuler sekolah.

Page 157: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

3. Proses latihan Perguruan Cingkrik Rawa Belong di sanggar Rawa Belong

Page 158: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA
Page 159: STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45809/1/RADITA...STRATEGI MEMPERTAHANKAN SILAT CINGKRIK DALAM PELESTARIAN BUDAYA

BIODATA PENULIS

Penulis yang bernama lengkap Radita Milati, lahir di Jakarta pada tanggal 2 Mei 1995

dari pasangan Bapak Hasanuddin dan Ibu Bazlah. Penulis anak ke 3 dari 4 bersaudara

dengan keturunan Betawi. Penulis tinggal di Qrisdoren 1 no. 14c, yang terletak di

daerah Jakarta Barat. Penulis menempuh pendidikan di RA Al-Hidayah, Madrasah

Ibtidaiyah Al-Fakhriyyah, Madrasah Tsanawiyah Negeri 12 Jakarta, Madrasah Aliyah

Negeri 22 Jakarta. Setelah lulus SMA penulis melanjutkan ke UIN Jakarta jurusan

Pendidikan IPS konsentrasi Sosiologi-Antropologi. Selama kuliah, penulis aktif

organisasi di Pojok Seni Tarbiyah (POSTAR) sebagai anggota dan diberi kesempatan

menjabat sebagai Koordinator elemen Lingkar Sastra Tarbiyah (periode 2014-2015).

Skripsi yang berjudul “Strategi Mempertahankan Silat Cingkrik dalam

Pelestarian Budaya Betawi (Studi kasus Perguruan Cingkrik Rawa Belong,

Jakarta Barat)” ini di bawah bimbingan Bapak Dr. Abdul Rozak, M.Si dan Ibu Cut

Dhien Nourwahida, M.A. Diharapkan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi

semua kalangan.

Info lebih lanjut: @raditamilati_ (IG)