Strategi Pemasaran Gondorukem

Embed Size (px)

Citation preview

STRATEGI PEMASARAN PRODUK AGRIBISNIS GONDORUKEM DI KBM INDUSTRI NON KAYU Oleh : Haris Setiana I. PENDAHULUAN Sumber daya alam adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera yang ada di sekitar alam lingkungan hidup kita. Salah satu sumber daya alam di bidang agribisnis adalah sumber daya hutan yang termasuk dalam kelompok sumber daya alam yang bisa diperbaharui dan sumber daya alam yang dapat digunakan untuk menghasilkan benda atau barang lain sehingga nilai gunanya akan menjadi lebih tinggi. Hutan memiliki fungsi produksi yang bermanfaat bagi kehidupan manusia baik yang berasal dari kayu dan non kayu. Produksi hutan yang berupa non kayu tersebut salah satunya berasal dari Pinus merkusii Jungh et de Vriese yang pada akhir daur hidupnya dapat disadap untuk menghasilkan getah yang akan diolah pada suatu industri hulu yaitu pabrik pengolahan getah pinus dan menghasilkan produk industri non kayu berupa gondorukem. Produk gondorukem digunakan sebagai bahan baku yang penting bagi industri batik, kulit, sabun cuci, cat, isolator, kosmetik, kertas, vernis, ramuan semir sepatu, pelarut bahan organik, dan bahan pembuatan kamper sintesis.

Salah satu Badan Usaha Milik Negara yang melakukan pengolahan getah pinus adalah Perum Perhutani. Perum Perhutani memiliki pabrik-pabrik pengolah getah pinus baik di Jawa barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Produk gondorukem yang dihasilkan oleh Perum Perhutani ditujukan untuk kebutuhan dalam negeri dan ekspor. Negara tujuan ekspor untuk produk gondorukem Polandia, adalah ke dan Bangladesh, Korea, Jepang, Karaci, Litagong, Cina, Taiwan, Pakistan, Laspysia. Penghasilan Perum Perhutani Unit I dari hasil ekspor Perancis, Rotherdam, Hanburg

gondorukem pada tahun 2008 mencapai lebih dari Rp 200 Milyar bahkan untuk seluruh Perhutani penghasilan ekspor dari produk gondoruken mencapai lebih dari Rp 500 Milyar. Hal ini menunjukkan bahwa produk gondorukem sebagai hasil hutan bukan kayu produk yang dapat dijadikan tumpuan bagi Perum Perhutani. Namun saat ini, dalam menjalankan kegiatannya, terdapat berbagai permasalahan antara lain dalam bidang produksi maupun bidang pemasaran yang masih belum optimal. Oleh karena itu perlu dilakukan pendekatan analisis strengths, Weaknesses, Opportunities dan Threats (SWOT) agar diperoleh alternatif dan strategi pengembangan gondorukem baik secara produksi maupun pemasarannya.

Berikut ini disajikan pendekatan swot terhadap sumberdaya alam agribisnis gondorukem di KBM Industri Non Kayu Jawa Tengah.

II.

GONDORUKEM Gondorukem merupakan produk olahan dari getah pohon pinus (famili Pinaceae) yang saat ini merupakan komoditi andalan non migas yang bukan berasal dari kayu atau rotan (Susilowati, 2001 dalam Prawira, 2008). Jenis pohon pinus yang sering disadap adalah sebagai berikut : - Amerika - Perancis - Spanyol - Austria - Portugis - Rusia - Indonesia : Pinus palustris dan Pinus caribaeae : Pinus pinaster dan Pinus maritime : Pinus pinaster : Pinus laricio dan Pinus sylvestris : Pinus pinaster dan Pinus pinea : Pinus sylvestris : Pinus merkusii

Menurut Badan Standardisasi Nasional (Anonim, 2001), gondorukem (Colophony) adalah padatan hasil penyulingan getah pohon pinus (Pinus merkusii). Nama lain gondorukem, antara lain gum rosin, pine resin, resin, siongka, kucing, dan sebagainya. Daerah penghasilnya tersebar luas di daerah pegunungan di Indonesia terutama di Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Bali (Suryamiharja dan Buharman, 1986 dalam Prawira. 2001). Gondorukem yang dihasilkan di Indonesia diklasifikasikan

menjadi

beberapa

mutu

yang

ditentukan mutu

oleh

Badan standar

Standardisasi

Nasional.

Klasifikasi

dalam

penggolongan gondorukem harus memenuhi syarat mutu dan syarat khusus yang telah ditetapkan. Mutu gondorukem yang dihasilkan dari pengolahan getah pinus dapat diklasifikasikan menurut warna, titik lunak, kadar kotoran, kadar abu, dan komponen menguap. Klasifikasi Mutu gondorukem menurut Badan Standardisasi Nasional adalah : Tabel 1 Klasifikasi mutu gondorukemNo. 1. 2. 3. 4. Klasifikasi mutu Utama (U) Pertama (P) Kedua (D) Ketiga (T) Dokumen X WW WG N Tanda mutu Kemasan X WW WG N

Berdasarkan

tabel

1

tersebut

dapat

diketahui

mutu

gondorukem dapat diklasifikasikan menjadi 4 macam oleh Badan Standardisasi Nasional, yaitu mutu utama (X), mutu pertama (WW), mutu kedua (WG), dan mutu ketiga (N). Masing-masing mutu tersebut mempunyai persyaratan umum dan persyaratan khusus seperti tersaji selengkapnya pada Tabel 2 dan tabel 3. Tabel 2 Persyaratan umum gondorukemNo. Jenis uji 1. Bilangan asam 2. Bilangan penyabunan 3. Bilangan iod Persyaratan 160 190 170 220 5 - 25

Tabel 3 Persyaratan khusus mutu gondorukemNo 1. 2. 3. 4. 5. Jenis uji Warna metode Lovibond Comparator Titik lunak Kadar kotoran Kadar abu Komponen menguap Satuan U X C % % % > 78 Persyaratan mutu P D WW > 78 WG > 76 T N > 74 < 0,10 < 0,08