Click here to load reader
Upload
muhamad-yogi
View
5.238
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Created By
Muhamad Yogi
Daftar Bahasan
Pengertian
Karakteristik
Kelebihan
Kekurangan
Pertimbangan dalam Pemilihan SPK
Langkah- langkah Pelaksanaan SPK
Upaya Memecahkan Kasus Melalui Pembelajaran Kooperatif
Pengertian
Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok- kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan rendah) dan jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender.
Lanjutan…
Menurut Kagan, pembelajaran kooperatif adalah strategi pengajaran yang sukses di mana tim kecil, masing-masing dengan siswa dari tingkat kemampuan yang berbeda, menggunakan berbagai aktivitas belajar untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang suatu subjek. Setiap anggota tim bertanggung jawab tidak hanya untuk belajar apa yang diajarkan tetapi juga untuk membantu rekan belajar, sehingga menciptakan suasana prestasi bersama-sama. Siswa bekerja melalui penugasan sampai semua anggota kelompok berhasil memahami dan menyelesaikannya.
Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Definisi Lain
1. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar menciptakan interaksi yang silih asah sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar, tetapi juga sesama siswa.
2. Pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur,dan dalam sistem ini guru bertindak sebagai fasilitator.
3. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asih, dan silih asuh antarsesama siswa sebagai latihan hidup di dalam masyarakat nyata. Berfikir berdua atau lebih jauh lebih baik dari pada berfikir sendiri.
Pembelajaran Secara Kelompok/ Tim
Berdasar pada Man ajemen Kooperatif
Kemauan untuk Bekerja Sama
Keterampilan Bekerjasama
KARAKTERISIK
ELEMEN
Positive Interdependence
Face-to-Face
Interaction
Individual & Group Accountability
Interpersonal & small-
Group Skills
Group processing
Kelebihan Melalui SPK siswa tidak terlalu
menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan
berpikir sendiri, menemukaninformasi dari berbagai sumber, dan belajar
dari siswa yang lain. SPK dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain. Dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan. Dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.
Merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk pengembangan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan keterampilan mengatur waktu, dan sikap positif terhadap sekolah. Melalui SPK dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik. Siswa dapat berpraktik memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya SPK dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata. Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir.
Lanjutan …
Kekurangan
Untuk memahami dan mengerti filosofi SPK memang butuh waktu.Ciri utama SPK adalah siswa saling membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa teaching yang efektif, maka dibandingkan dengan pengajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa. Penilaian yang diberikan dalam SPK didasarkan kepada hasil kerja kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari, bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa. Keberhasilan SPK dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang. Dan hal ini tidak mungkin tercapai hanya dengan satu kali atau sekali-sekali penerapan strategi ini. Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktifitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan secara individual. Oleh karena itu idealnya melalui SPK selain siswa belajar bekerja sama, siswa juga harus belajar bagaimana membangun kepercayaan diri.
Pertimbangan dalam Pemilihan Strategi Pembelajaran Kooperatif
(1) Keahlian kognitif anak dapat dipahami apabila dianalisa dan diinterpretasikan secara developmental;
(2) Kemampuan kognitif dimediasi dengan kata, bahasa dan bentuk diskursus, yang berfungsi sebagai alat psikologis untuk membantu dan mentransformasikan aktivitas mental; dan
(3) Kemampuan kognitif berasal dari relasi sosial dan dipengaruhi oleh latar belakang sosiokultural. Implementasi teori Vygotsky untuk pendidikan anak mendorong pelaksanaan pengajaran yang menggunakan strategi pembelajaran kolaboratif atau pembelajaran kooperatif.
Lanjutan……
dan dipengaruhi oleh input lingkungan dalam
membentuk pola respons. Aspek genetik merupakan
aspek bawaan dan bersifat permanen sedangkan input
lingkungan yang paling kuat adalah pola pengasuhan
dalam hal ini orang tua dan guru. Struktur dalam
pembelajaran kooperatif, memberikan peluang yang
sangat tinggi dalam mengembangkan lima sistem
pembelajaran primer anak, yaitu emosional, sosial,
kognitif, fisik dan reflektif.Sistem pembelajaran
dipandu oleh kode genetik.
EMOSIONAL
Untuk meningkatkan efektivitas belajar, guru perlu menciptakan iklim
kelas yang kondusif bagi keamanan emosional dan hubungan pribadi untuk
siswa. Guru yang memupuk sistem emosional berfungsi sebagai mentor bagi
siswa dengan menunjukkan antusiasme yang tulus terhadap anak didik,
dengan menemukan hasrat untuk belajar, dengan membimbing mereka
mewujudkan target pribadi yang masuk akal, dan mendukung mereka dalam
upaya menjadi apapun yang bisa mereka capai. Jika pembelajaran memenuhi
kriteria ini, maka kecemasan akademis diperkecil dan sistem emosional siswa
siap untuk belajar
SOSIAL Kecenderungan alamiah sistem pembelajaran sosial
adalah hasrat untuk menjadi bagian dari kelompok, dihormati dan menikmati perhatian dari yang lain. jika sistem emosioanl bersifat pribadi, berpusat pada diri dan internal, maka sistem sosial berfokus pada interaksi dengan orang lain atau pengalaman interpersonal. Kebutuhan sosial siswa menuntut sekolah dikelola menjadi komunitas pelajar, tempat guru dan siswa bisa bekerja sama dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang nyata. Dengan berfokus pada kelebihan siswa dalam konteks kelas, kita menerima perbedaan sebagai berkah individual untuk dihormati, dan bukan sebagai perbedaan yang harus diperbaiki. Cara ini dapat memaksimalkan perkembangan sosial melalui kerja sama tulus anta-individu, perbedaan di antara mereka justru menciptakan petualangan kreatif dalam pemecahan masalah.
KOGNITIF sistem pembelajaran kognitif otak
berhubungan dengan mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan perkembangan kecakapan akademis lainny. Sistem kognitif mengandalkan input sensoris, dan berfungsinya perhatian, pemrosesan informasi, dan beberapa subsistem memori secara memadai untuk mengontsruksi pengetahuan dan kecakapan. Perhatian pada sistem kognitif menempatkan guru pada peran fasilitator pembelajaran dan siswa pada peran pemecah masalah dan pengambil keputusan nyata. Sistem kognitif berfungsi paling baik jika sistem lain yakni emosional, sosial, fisik dan reflektif tidak bersaing dalam menarik perhatian. Jika sistem emosional dan sosial tertekan, sistem kognitif kehilangan kemampuan untuk memusatkan perhatian pada upaya mengatasi masalah dan membuat keputusan akademis. Dengan demikian, memperoleh kecakapan dan pengetahuan menjadi prioritas kedua dan ketiga dalam sistem operasi majemuk pikiran.
FISIK
Pembelajaran juga sangat tergantung pada kebutuhan sistem pembelajaran fisik untuk melakukan banyak hal, serta kecenderungan siswa untuk terlibat dalam pembelajaran. Meskipun sebagian siswa menghindari pembelajaran tactual dan kinestetik, namun siswa lain bisa menikmati pembelajaran hanya jika modalitas ini dilibatkan. Sistem pembelajaran fisik menyukai tugas akademik yang menantang yang mirip olah raga, dan perlu terlibat aktif karena sistem ini tidak bisa memproses informasi secara pasif.
REFLEKTIF
Sedangkan sistem pembelajaran reflektif melibatkan pertimbangan
pribadi terhadap pembelajarannya sendiri. Sistem ini menuntut siswa
untuk memahami diri sendiri, dan ini bisa dikembangkan dengan
pelbagai cara pembelajaran. Sebagai contoh, menyimpan catatan
prestasi dan interpretasi kemajuan siswa bisa menjadi petunjuk tentang
sistem dan subsistem pembelajaran yang paling efektif untuk anak
tertentu. untuk mengoptimalkan perkembangan sistem pembelajaran
reflektif, otak perlu mendapatkan instruksi eksplisit dalam pemantauan
diri dan analisis kinerja. Disinilah peran guru dalam bertindak sebagai
pencari bakat yang mengenali kelebihan siswa, kemudian membimbing
dan memupuk kelebihan itu menjadi bakat nyata.
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF
1 ). Pembentukan Kelompok
2). Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara
dan siapa yang berperan sebagai pendengar. Sebelum kegiatan belajar mengajar
dimulai, guru memperkenalkan keterampilan kooperatif dan menjelaskan tiga aturan
dasar dalam pembelajaran kooperatif yaitu :
1. Tetap berada dalam kelas 2. Mengajukan pertanyaan kepada kelompok
sebelum mengajukan pertanyaan kepada guru 3. Memberikan umpan balik
terhadap ide-ide serta menghindari saling mengkritik sesama siswa dalam
kelompok 3). Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-
ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar menyimak / mengoreksi / menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat / menghapal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
4). Guru memberikan kesimpulan atau jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan. Serta memberikan apresiasi dan nilai kepada kelompok yang telah maju.
UPAYA MEMECAHKAN KASUS PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Upaya Memecahkan Kasus Pembelajaran
Kooperatif Dalam pembelajaran kooperatif dapat
terjadi beberapa kasus. Untuk itu dilakukan
uapaya-upaya pemecahan permasalahan antara
lain sebagai berikut:
1) Perlu adanya kerja sama tim.
2) Memilki kemampuan untuk mengusai dan
mempelajari materi yang diberikan
3) Harus mampu memahami , mendengarkan
dan menyimak dalam penyampaian materi
4) Guru harus mampu menjadi fasilitator untuk
memahami karakter semua siswa agar dapat
memberikan nilai yang objektif terhadap masing-
masing siswa.