Upload
others
View
18
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN
SEDEKAH (ZIS) DI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL
(BAZNAS) KOTA TANGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh:
Riyantama Wiradifa
(1112046300021)
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017 M. / 1438 H.
ii
iii
iv
v
Strategi Pendistribusian Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) di Badan Amil
Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Tangerang Selatan
ABSTRAK
Riyantama Wiradifa. Jurusan Ekonomi Syari’ah, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017 M. / 1438 H.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana mekanisme dan
strategi BAZNAS Kota Tangerang Selatan dalam upaya mendistribusikan dana
ZIS, dan bagaimana aplikasi distribusi ZIS di BAZNAS Kota Tangerang selatan.
Pada Penelitian ini akan dibahas mengenai analisis SWOT untuk menentukan
strategi pendistribusian ZIS di BAZNAS Kota Tangerang Selatan.
Penulis Menggunakan analisis penelitian kualitatif induktif untuk
mengumpulkan data secara khusus pada pendistribusian ZIS. Penulis
mengumpulkan data dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa ada dua hal yang dapat
mengidentifikasi pendistribusian pada ZIS, yaitu mekanisme dan strategi
pendistribusian. Dalam mekanisme pendistribusian ZIS, BAZNAS Kota
Tangerang Selatan melakukan kegiatan bebas riba dan gharar. BAZNAS Kota
Tang erang Selatan juga menentukan proporsi dalam pendistribusian ZIS dari
UPZ, BAZCAM, dan UPZ Instansi sebesar 20% dalam bentuk zakat fitrah, dan
94,5% dalam bentuk zakat maal. Dalam strategi pendistribusian, BAZNAS Kota
Tangerang selatan melakukan penetapan strategi dengan menyusun kekuatan dan
kelemahan internal melalui RAKER, Implementasi strategi berdasarkan kegiatan
dari RAKER, dan mengevaluasi dari rencana pentasarufan untuk tahun
berikutnya, serta menganalisis SWOT, yaitu melakukan pendekatan personal
kepada masyarakat dan menggunakan fasilitas yang ada di BAZNAS Kota
Tangerang Selatan. Sedangkan Aplikasi pendistribusian ZIS di BAZNAS Kota
Tangerang Selatan mempunyai tiga jenis pendistribusian yaitu, konsumtif
tradisional dengan mendistribusikan zakat fitrah, produktif tradisional dengan
mendistribusikan bantuan beasiswa, dan produktif kreatif dengan
mendistribusikan bantuan modal dan peningkatan ekonomi umat. Jenis
pendistribusian ZIS tersebut dituang ke dalam tiga program pokok, yaitu Program
Tangsel Cerdas, Program Tangsel Modern, dan Program Tangsel Religius untuk
lima asnaf, yaitu fakir, miskin, gharimin, muallaf, ibnu sabil dan fisabilillah.
Kata Kunci : Mekanisme, Strategi, Pendistribusian ZIS, Analisis SWOT
Pembimbing : Dr. Desmadi Saharuddin, Lc., MA.
Daftar Pustaka: Tahun 1983 s.d. Tahun 2016
vi
Strategi Pendistribusian Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) di Badan Amil
Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Tangerang Selatan
ABSTRACT
Riyantama Wiradifa. Department of Economics Syari'ah, Faculty of
Economics and Business, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta,
2017 M. / 1438 H.
This study aims to find out how the mechanism and strategy BAZNAS
Tangerang Selatan City in an effort to distribute ZIS funds, and how the
application of ZIS distribution in BAZNAS Tangerang City south. In this research
will be discussed about SWOT analysis to determine the strategy of distribution of
ZIS in BAZNAS Tangerang Selatan City.
The authors used an inductive qualitative research analysis to collect data
specifically on the distribution of ZIS. The authors collect data by observation
methods, interviews and documentation.
The results of the research indicate that there are two things that can identify
the distribution in ZIS, that is mechanism and distribution strategy. In the
mechanism of distribution of ZIS, BAZNAS South Tangerang City performs
activities free of usury and gharar. BAZNAS Kota Tang erang Selatan also
determine the proportion in the distribution of ZIS from UPZ, BAZCAM, and
UPZ Agencies by 20% in the form of zakat fitrah, and 94.5% in the form of zakat
maal. In the strategy of distribution, BAZNAS South Tangerang City to determine
the strategy by arranging internal strengths and weaknesses through RAKER,
Implementation of strategies based on activities from RAKER, and evaluate the
plan of marketing for the next year, and analyzing the SWOT, which is a personal
approach to the community and use the facilities is in BAZNAS South Tangerang
City. While the application of ZIS distribution in BAZNAS South Tangerang City
has three types of distribution that is, traditional consumptive by distributing zakat
fitrah, traditional productive by distributing scholarship aid, and creative
productively by distributing capital aid and economic improvement of ummah.
The type of distribution of ZIS is poured into three main programs, namely
Tangsel Cerdas Program, Tangsel Modern Program, and Religious Tangsel
Program for five asnafs, namely the poor, gharimin, muallaf, ibnu sabil and
fisabilillah.
Keywords : Mechanism, Strategy, ZIS Distribution, Analysis SWOT
Advisor : Dr. Desmadi Saharuddin, Lc., MA.
References : Year 1983 s.d. Year 2016
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’Alaikum Warahmatullahi Wabarokaatuh
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi
ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi (S.E) Jurusan Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa
tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah sulit bagi penulis
untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sampaikan terima kasih
kepada:
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA., selaku dekan Fakultas Syariah dan
Hukum yang saya hormati dan menjadi guru bagi kita semua.
2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., Msi, selaku dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis yang saya hormati dan menjadi guru bagi kita semua.
3. Bapak A.M Hasan Ali, MA., dan Dr. Abdurrauf, MA., selaku ketua dan
sekretaris program studi Muamalat yang selalu memberikan arahan dan
bimbingan kepada saya selama menjadi mahasiswa.
4. Bapak Dr. Desmadi Saharuddin, MA., selaku dosen pembimbing yang
telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan saya
dalam penyusunan skripsi.
5. Bapak Dr. Abd. Azis Hsb, M.Pd selaku dosen Penasehat Akademik yang
telah memberikan saran dan masukan atas skripsi ini.
viii
6. Segenap Dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah mengajarkan ilmu
dan motivasi perkuliahan selama penulis berkuliah di Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Staff Perpustakaan dan staff Akademik Fakultas Syariah dan Hukum yang
memfasilitasi penulis untuk mencari referensi terkait penulisan skripsi ini.
8. Bapak Drs. K.H. Endang Saefuddin, MA selaku Ketua BAZNAS Kota
Tangerang Selatan yang telah meluangkan waktu untuk membantu
penulisan skripsi ini.
9. Segenap anggota BAZNAS Kota Tangerang Selatan yang telah
memberikan arahan, masukan, dan saran dalam penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam
penulisan skripsi ini, maka dengan terbuka penulis mengharapkan kritik dan saran
yang dapat membangun guna penyempurnaan penulisan-penulisan lainnya di
masa mendatang. Akhir kata, penulis berharap Allah SWT membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.
Wassalam ‘Alaikum Warahmatullahi Wabarokaatuh
Jakarta, April 2017
Riyantama Wiradifa
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ...............................................iii
LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................iv
ABSTRAK .........................................................................................................v
ABSTRACT .......................................................................................................vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................ix
DAFTAR TABEL..............................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................1
B. Identifikasi Masalah .........................................................................5
C. Pembatasan dan Rumusan Masalah .................................................5
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................6
E. Review Penelitian Terdahulu ............................................................7
F. Metode Penelitian .............................................................................9
G. Kerangka Teori .................................................................................12
x
H. Sistematika Penulisan .......................................................................14
BAB II LANDASAN TEORI
A. Konsep Zakat, Infak dan Sedekah ....................................................16
B. Mekanisme Pendistribusian ZIS.......................................................27
C. Strategi Pendistribusian Zakat, Infak, dan Sedekah .........................34
BAB III GAMBARAN UMUM BAZNAS KOTA TANGERANG
SELATAN
A. Sejarah Berdirinya BAZNAS Kota Tangerang Selatan ...................48
B. Struktur Organisasi BAZNAS Kota Tangerang Selatan ..................51
C. Program-Program BAZNAS Kota Tangerang Selatan ....................62
BAB IV STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZIS DI BAZNAS KOTA
TANGERANG SELATAN
A. Mekanisme dan Strategi Pendistribusian ZIS BAZNAS Kota Tang-
erang Selatan ....................................................................................64
B. Aplikasi Pendistribusian ZIS BAZNAS Kota Tangerang Selatan ...85
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................91
B. Saran .................................................................................................92
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................94
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
A. Tabel 1.1. Review Studi Terdahulu.........................................................7
B. Tabel.2.1. Matrik SWOT ........................................................................44
C. Tabel 4.1. Rekapitulasi ZIS BAZNAS Kota Tangerang Selatan ............65
D. Tabel 4.2. Pentasharufan BAZNAS Kota Tangerang Selatan 2016 .......71
E. Tabel 4.3. Kekuatan dan Kelemahan pada BAZNAS Kota Tangerang
Selatan .....................................................................................................74
F. Tabel 4.4. Evaluasi dan Rencana Kinerja BAZNAS Kota Tangerang
Selatan Tahun 2016 – 2017 .....................................................................77
G. Tabel 4.5. Matriks SWOT BAZNAS Kota Tangerang Selatan ..............83
H. Tabel 4.6. Aplikasi Program Pendistribusian BAZNAS Kota Tangerang
Selatan .....................................................................................................89
xii
DAFTAR GAMBAR
A. Gambar 1.1. Kerangka Teori ...................................................................13
B. Grafik 4.1. Pendistribusian, Zakat, Infak dan Sedekah BAZNAS Kota
Tangerang Selatan ...................................................................................90
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Zakat sebagai salah satu dari lima nilai instrumental yang strategis
dan sangat berpengaruh pada tingkah laku ekonomi manusia dan
pembangunan ekonomi umumnya. Zakat dalam Islam dapat menjadi
prasarana untuk menolong, membantu dan membina para Mustahiq dan
meningkatkan serta menguggah komitmen para Muzakki. Sebab pada
hakikatnya zakat merupakan perintah Tuhan yang harus dilaksanakan
sehingga diinterpretasikan bahwa penunaian zakat memiliki urgensi yang
sebanding dengan pendirian sholat.1 Zakat merupakan seperangkat
alternatif untuk mengubah umat Islam dari mustahik menjadi muzakki
dan instrument yang diharapkan mampu menanggulangi masalah sosial
tersebut.
Salah satu tugas lembaga pengelolaan zakat yang keberadaannya
dipayungi undang-undang adalah mewujudkan peran zakat sebagai solusi
untuk menanggulangi kemiskinan. Zakat dan kondisi ekonomi umat
memiliki hubungan timbal balik yang erat. Tingkat ekonomi umat
semakin baik akan meningkatkan penerimaan zakat, dan sebaliknya dana
zakat yang dikelola dan disalurkan secara benar pada kelompok mustahik
diharapkan dapat merubah peta kemiskinan di tengah masyarakat.
1 Sudirman, Zakat Dalam Arus Modernenitas (Malang: UIN Malang Press, 2007) Cet
Ke-1, h. 22.
2
Pendayagunaan zakat yang dikelola oleh Lembaga Amil Zakat
(LAZ) tidak hanya terbatas pada kegiatan-kegiatan tertentu saja yang
berdasarkan pada orientasi yang bersifat konsumtif, tetapi dapat pula
dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan ekonomi umat.
Sistem penghimpunan dan penyaluran zakat dari masa ke masa
memiliki perbedaan. Awalnya, zakat lebih banyak disalurkan untuk
kegiatan konsumtif, tetapi belakangan ini telah banyak pemanfaatan
dana zakat untuk kegiatan produktif, upaya ini diharapkan dapat merubah
strata sosial dari yang terendah (mustahik) kepada yang tertinggi
(muzakki). Pengumpulan zakat tidak dapat dilakukan dengan paksaan
terhadap muzakki, melainkan muzakki melakukan dengan kesadaran
sendiri, menghitung sendiri jumlah hartanya yang harus dibayarkan
kewajibannya. Dalam hal, muzakki dapat meminta bantuan kepada
BAZ/LAZ atau Lembaga Pengelolaan Zakat (LPZ). Idealnya LPZ
menyediakan panduan dalam menghimpun dana, jenis dana, dan cara
dana itu diterima. Organisasi pengelola menetapkan jenis dana yang
diterima sebagai sumber dana. Setiap jenis dana memiliki karakteristik
sumber dan konsekuensi pembatasan berbeda yang harus dipenuhi oleh
pengelola zakat.2
Pada zaman Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq, seseorang yang
mengingkari zakat termasuk ke dalam golongan kafir. Sedangkan orang
yang enggan mengelurkan zakat karena bakhil namun ia tahu bahwa
2 Lili Bariadi, dkk, Zakat dan Wirausaha, (Jakarta :CED, 2005)Cet. 1. h. 20.
3
zakat adalah wajib, maka ia berdosa disebabkan keengganannya
tersebut. Hendaknya zakat diambil dari orang tersebut secara paksa
disertai Ta’zir. Perkataan Khalifah Abu Bakar Ash-shiddiq ketika
memerangi orang-orang yang enggan mengeluarkan zakat, “Seandainya
meraka enggan menyerahkan seekor anak kambing muda seperti yang
telah mereka berikan kepada rosulullah, pasti akan saya perangi mereka
karena tidak ingin membayar zakat.”3
BAZNAS Kota Tangerang Selatan merupakan badan resmi yang
dibentuk oleh pemerintah berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 8
Tahun 2001 yang memiliki tugas dan fungsi menghimpun dan
menyalurkan zakat, infak, dan sedekah (ZIS). Badan lembaga pemerintah
nonstruktural ini bersifat mandiri dan bertanggung jawab kepada
Presiden melalui Menteri Agama.4 BAZNAS Kota Tangerang Selatan
mengukuhkan pengelolaan zakat secara nasional dalam wilayah
Kabupaten / Kota. Dengan diharuskannya amandemen Undang-Undang
Nomor 38 Tahun 1999, menjadikan BAZNAS Kota Tangerang Selatan
bertransformasi ke BAZNAS Kota Tangerang Selatan berdasarkan SK
Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam No. DJ.11/568/2014.
Sementara itu, Tangerang Selatan merupakan daerah otonomi baru
yang memiliki jumlah penduduk 1.543.209 jiwa dengan kepadatan
3 Imam Shuyuti. Tarikh Khulafa, Pustaka Al- Kusar, Jakarta. 2001, h. 80-81.
4 Tim BAZNAS Kota Tangerang Selatan, Profil BAZNAS Kota Tangerang Selatan,
artikel diakses pada 26 November 2016 pukul 15:15 dari http://baznaskotatangsel.com/profil/
4
penduduk 10.484 jiwa/km2,5 dan 90,98 % beragama Islam. Kota yang
terletak di Barat Jakarta ini bergerak dengan laju pertumbuhan ekonomi
senilai 7,25 %.6 Laju pertumbuhan tersebut dapat terlihat berdasarkan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita yang mencapai Rp.
29.597, 94 atau US$ 2,25 per kapita. Akan tetapi, di samping kepadatan
penduduknya yang tinggi dan laju pertumbuhan yang sedang, jumlah
kemiskinan di kota hasil pemekaran Kabupaten Tangerang ini cenderung
naik dari 88.554 jiwa pada 2011 menjadi 115.183 jiwa pada 2015.7
Berdasarkan informasi yang penulis dapatkan BAZNAS Kota
Tangerang Selatan mengumpulkan zakat dari muzakki sebanyak 471.500
orang. Jumlah ini hanya menyentuh 27,79 % dari 90,98 % penduduk di
Tangerang Selatan. dilihat dari segi pendayagunaannya, BAZNAS Kota
Tangerang Selatan mendayagunakan zakat kepada 22.029 mustahik
untuk tujuh kecamatan. Jumlah tersebut juga belum menyentuh lapisan
kebutuhan masyarakat miskin di Tangerang Selatan yang berjumlah
115.183 jiwa.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan tema “Strategi Pendistribusian Zakat,
Infak, dan Sedekah (ZIS) di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)
Kota Tangerang Selatan.”
5 Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan, Kota Tangerang Selatan dalam Angka,
(Serpong: Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan, 2016), h. 45. 6 Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan, Kota Tangerang Selatan dalam Angka,
(Serpong: Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan, 2016), h. 211. 7 Batur Parisi, “Angka Kemiskinan Kabupaten Tangerang dan Tangsel Bertambah”
Mterotvnews.com, artikel diakses pada 5 November 2016 pukul 22:14 dari
http://tinyurl.com/hoat56o
5
B. Identifikasi Masalah
Banyaknya Lembaga atau Badan Amil Zakat baik yang didirikan
oleh pemerintah maupun oleh swasta tidak dapat menutup persoalan
kemiskinan dan kesenjangan sosial. Diperlukan strategi pendistribusian
yang tepat untuk mengelola harta muzakki kepada mustahiq demi
terwujudnya kesejahteraan umat. Oleh sebab itu, akan dipaparkan
alternatif-alternatif persoalan yang pada gilirannya akan diteliti sesuai
dengan batasan penulis.
Masalah yang akan diidentifikasi adalah sebagai berikut,
1. Apa mekanisme dan strategi BAZNAS Kota Tangerang Selatan
dalam mengelola ZIS?
2. Bagaimana pengaplikasian BAZNAS Kota Tangerang Selatan
dalam mendistribusikan ZIS?
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Dalam penulisan ini, agar tidak meluas dan fokus pada
permasalahan yang akan dibahas dan mencapai hasil yang diharapkan,
maka penulis membatasi masalah yang akan dibahas pada “Strategi
Pendistribusian ZIS di BAZNAS Kota Tangerang Selatan dan
Aplikasinya”. Studi penelitian yang akan diambil adalah BAZNAS Kota
Tangerang Selatan.
6
2. Perumusan Masalah
Perumusan masalah yang akan diteliti oleh penulis, yaitu:
a. Bagaimana mekanisme dan strategi BAZNAS Kota Tangerang
Selatan dalam upaya mendistribusikan ZIS?
b. Bagaimana aplikasi distribusi ZIS di BAZNAS Kota Tangerang
Selatan?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Secara garis besar tujuan dari penelitian ini adalah untuk
memperoleh jawaban dari pokok permasalahan di atas, akan tetapi secara
spesifik (khusus) akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme dan strategi BAZNAS
Kota Tangerang Selatan dalam upaya mendistribusikan dana ZIS.
b. Bagaimana aplikasi distribusi ZIS di BAZNAS Kota Tangerang
selatan.
2. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan
pencerahan dan dayaguna bagi pihak-pihak terkait, yakni sebagai berikut:
7
a. Manfaat Akademisi
Memberikan acuan referensi dan saran pemikiran bagi kalangan
akademisi untuk menunjang perkembangan penulisan selanjutnya.
b. Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis dari penelitian ini adalah,
1. Bagi Lembaga, diharapkan dapat memberikan masukan dan
menambah sumbangan wacana pemikiran kepada BAZNAS
Kota Tangerang Selatan dalam pengelolaan ZIS.
2. Bagi Penulis, diharapkan dapat menambah wawasan,
informasi, dan pengetahuan tentang strategi pendistribusian
dana ZIS di BAZNAS Kota Tangerang Selatan
3. Bagi Masyarakat, diharapkan dapat memberikan nilai tambah
bagi mustahik dan meningkatkan kesadaran untuk berzakat.
E. Review Penelitian Terdahulu
Sebagai bahan acuan untuk penulis, berikut ini akan dijabarkan
beberapa penelitian yang sama dengan penelitian yang ditulis penulis.
Penelitian tersebut diantaranya adalah:
Tabel 1.1. Review Studi Terdahulu No. Nama Peneliti /
Judul / Instansi /
Tahun
Keterangan Perbedaan
1 Siti Masuko, SE.I /
Strategi Penyaluran
Dana LAZIS
Yayasan Amaliyah
Skripsi ini membahas
tentang strategi
Penyaluran Dana
Lazis Yayasan
Penulis melakukan
penelitian untuk
mengetahui strategi
pendistribusian
8
Astra dalam Rangka
Pemberdayaan Eko-
nomi Masyarakat /
Perbankan Syari’ah,
Fakultas Syari’ah &
Hukum, UIN Jakarta /
2014.
Amaliyah Astra
Dalam Rangka
pemberdayaan
masyarakat. Penelitian
ini dilakukan pada
2014.
zakat. Penulis
menggunakan
metode kualitatif
dengan
mengandalkan field
research, wawancara
& dokumentasi.
2 Muklisin/Pendistribu
sian Dana Zakat
untuk Pemberda-
yaan Ekonomi pada
BAZNAS Karawang
/ Manajemen Dakwah,
Fakultas Dakwah dan
Komunikasi, UIN
Jakarta / 2011.
Skripsi ini membahas
tentang pendistri-
busian dana Zakat
untuk pemberdayaan
ekonomi di BAZDA
Karawang. Penelitian
ini dilakukan pada
tahun 2011.
Penulis melakukan
penelitian untuk
mengetahui Strategi
BAZNAS Tangerang
Selatan terhadap
pendistribusian ZIS.
Penulis melakukan
studi kepustakaan
melalui literatur ter-
kait strategi pendis-
tribusian zakat.
3 Nirma Bhakti Pertiwi,
SE.I / Optimalisasi
Pendistribusian Zakat
Melalui Lembaga
Zakat dalam Pember-
dayaan Perekonomian
Masyarakat pada
LAZISWA Kota
Cirebon / IAIN Syekh
Nurjati Cirebon /
2012.
Penelitian ini ber-
tujuan untuk me-
ngetahui optimalisasi
pendistribusian zakat
& pengaruh hubungan
optimalisasi pendis-
tribusian zakat ter-
hadap pemberdayaan
perekonomian mas-
yarakat di LAZISWA
Kota Cirebon.
Penulis melakukan
penelitian untuk me-
ngetahui strategi
BAZNAS Kota
TangSel dalam pen-
distribusian zakat.
Penulis melakukan
studi kepustakaan
dalam mengatasi
masalah pendistri-
busian ZIS.
9
4 Bintang Mikail Subuh,
SE / Manajemen
Zakat di Badan Amil
Zakat Nasional (
BAZNAS ) Daerah
Kota Tangerang
Selatan / UIN Jakarta
/ 2016.
Penelitian ini bertuju-
an untuk mengetahui
penerapan manajemen
zakat BAZNAS
Daerah Kota Tange-
rang Selatan dan pe-
nyesuaian dalam
undang-undang yang
berlaku.
Penulis melakukan
penelitian untuk
mengetahui strategi
BAZNAS Kota
TangSel terhadap
pendistribusian
zakat.
5 Yoghi Citra Pratama,
M.Si / Peran Zakat
pada Penanggulang-
an Kemiskinan
(Program Zakat
Produktif pada
Badan Amil Zakat
Nasional) / UIN
Jakarta / 2015.
Penelitian ini bertuju-
an untuk mengetahui
sejauh mana peran
zakat produktif dalam
memberdayakan
masyarakat kurang
mampu yang
diidentifikasi sebagai
mustahik dalam
berwirausaha.
Penulis melakukan
penelitian untuk
mengetahui strategi
BAZNAS Kota
TangSel terhadap
pendistribusian
zakat.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian
sosiologis atau empiris dengan menggunakan pendekatan deskriptif
kualitatif, berikut beberapa prosedur pendekatan kualitatif yang akan
digunakan dalam penelitian ini, diantaranya :
10
a. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya:
1. Data primer yaitu data yang diperoleh dari pihak BAZNAS Kota
Tangerang Selatan dan pihak mustahik melalui instrument
wawancara yang secara terstruktur.
2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari berbagai literature
dan referensi lain seperti buku, majalah, serta annual BAZNAS
Kota Tangerang Selatan tahun 2015 – 2016 dan setiap artikel
yang mengandung informasi berkaitan dengan masalah yang
dibahas, dihimpun dari berbagai tempat mulai dari perpustakaan
hingga situs internet.
b. Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam rangka mengumpulan data
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi (pengamatan) adalah kegiatan keseharian
seseorang dengan menggunakan panca indera mata sebagai alat
bantu utamanya. Dilakukan guna mendapatkan data dengan
melakukan pengamatan langsung ketempat penelitian yaitu
BAZNAS Kota Tangerang Selatan untuk mendapatkan data
yang relevan, mencari tahu kegiatan-kegiatan yang ada
dilembaga tersebut khususnya.
11
2. Wawancara / Interview
Wawancara adalah tekhnik pengumpulan data dengan cara
tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan
berdasarkan pada tujuan penelitian. Adapun interview terpimpin
yang penulis gunakan adalah interview bebas terpimpin.
Interview bebas terpimpin artinya dalam penyampaian interview
dengan maksud meminta jawaban dengan bebas dan terbuka.
Sedangkan alasan menggunakan jenis interview ini sangat
mudah dipahami oleh individu secara langsung, sehingga dapat
menghasilkan data yang memuaskan.
Wawancara digunakan untuk mengumpulkan data yang
berkaitan dengan penelitian ini. Melalui tekhnik penulis
berkomunikasi langsung (wawancara) dengan pimpinan / ketua,
karyawan BAZNAS Kota Tangerang Selatan.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah laporan tertulis dari suatu peristiwa
yang isinya terdiri atas penjelasan dari pemikiran terhadap
peristiwa. Dan oleh penulis dengan sengaja untuk disimpan atau
meneruskan keterangan mengenai peristiwa tersebut. Dalam hal
ini penulis mengumpulkan data-data yang sudah tersimpan
BAZNAS Kota Tangerang Selatan.
12
c. Analisis Data
Adapun teknik pengolahan data pada penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif, analisis data yang dilakukan secara bersamaan
dengan pengumpulan data. Proses analisis bersifat induktif, yaitu
mengumpulkan informasi-informasi khusus menjadi satu kesatuan
dengan jalan mengumpulkan data, menyusun dan mengklasifikasinya
dan menganalisa berhasilnya pengelolaan khususnya strategi
pendistribusian zakat, infak, dan shodaqoh pada BAZNAS Kota
Tangerang Selatan.
d. Teknik Penulisan Skripsi
Teknik penulisan skripsi ini berpedoman kepada buku “Pedoman
Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta 2012”, yang merupakan sandaran dari
penulisan karya ilmiah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada
umumnya, khususnya mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum.
G. Kerangka Teori
Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (Planning) dan
manajemen untuk mencapai tujuan tersebut. Strategi tidak berfungsi
sebagai peta jalan yang hanya member arah saja, melaikan harus mampu
menunjukan bagaimana taktik operasionalnya.8
8 Onong Uchyana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandun: PT. Remaja
Rosdakarya, 1992), Cet. Ke-4, h. 32.
13
Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) pada dasarnya merupakan konsep
Islam dalam meningkatkan kesejahteraan sosial yang merata melalui
pendistribusian harta dari muzakki kepada mustahiq. Pendistribusian ZIS
tersebut bisa dilakukan secara langsung maupun melalui perantara.
Lembaga zakat merupakan perantara yang mempertemukan muzakki
serta mustahik dalam mendistribusikan harta sesuai dengan syariat
agama.
Fungsi dan tugas organisasi zakat adalah mengelola zakat.
Mengingat itu kebanyakan organisasi zakat langsung terjun ke
masyarakat untuk bersosialisasi. Cara seperti ini mengabaikan satu hal
penting, yaitu tersisihnya perencanaan di tubuh internal organisasi zakat
yaitu rancang bangun organisasi. Mereka tak sadar bahwa rancang
bangun sosok organisasi zakat merupakan induk kegiatan pengelolaan
zakat.9
Adapun kerangka teori dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1.1. Kerangka Teori
9 Eri Sudewo, Manajemen Zakat Tinggalkan 15 Tradisi Terapkan 4 Prinsip Dasar,
(Ciputat: IMZ, 2004), Cet 1, h. 100.
Pendistribusian
• Mekanisme
• Strategi
• Analisis SWOT
Aplikasi
• Program
Strategi Pendistribusian ZIS di BAZNAS Kota Tangerang
Selatan
14
H. Sistematika Penulisan
Agar pembaca dapat memahami uraian selanjutnya maka penulis
membuat sistematika penulisan yang akan dituangkan pada:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
tinjauan pusta, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan diuraikan mengenai dasar-dasar teori yang
merupakan dasar pembahasan meliputi pengertian strategi, pengertian
pendistribusian, pembahasan mengenai konsep zakat, yang meliputi
definisi zakat, hukum zakat, fungsi dan tujuan penyaluran zakat, serta
syarat-syarat wajib zakat.
BAB III GAMBARAN BAZNAS KOTA TANGERANG SELATAN
Dalam bab ini akan membahas mengenai gambaran umum dari
BAZNAS Kota Tangerang Selatan yang meliputi sejarah berdirinya,
landasan hukum, visi dan misi, fungsi dan tanggung jawab, struktur
organisasi, dan program kerja BAZNAS Kota Tangerang Selatan.
15
BAB IV STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZIS DI BAZNAS KOTA
TANGERANG SELATAN
Pada bab ini diuraikan mengenai jawaban dari rumusan masalah
yang sudah dipaparkan pada bab sebelumnya, yaitu aplikasi, mekanisme,
dan strategi dalam pendistribusian ZIS di BAZNAS Kota Tangerang
Selatan.
BAB V PENUTUP
Bab terakhir dari laporan penelitian ini berisi kesimpulan dari
hasil penelitian secara keseluruhan, dan saran-saran.
16
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Zakat, Infak, dan Sedekah
1. Zakat
Secara etimologi (bahasa) zakat berasal dari kata “zaka” yang
berarti suci, baik, berkah, tumbuh, dan berkembang. Dipahami demikian
sebab zakat merupakan upaya mensucikan diri dari kotoran kikir dan
dosa, serta menyuburkan pahala melalui pengeluaran sedikit dari nilai
harta pribadi untuk kaum yang memerlukan.10 Makna suci, berkah,
tumbuh dan berkembang pada zakat merupakan esensi terpenting dalam
distribusi kekayaan antara muzakki selaku penerima zakat.
Dalam terminologi syariat (istilah) zakat adalah nama bagi
sejumlah harta tertentu yang telah mencapai syarat tertentu yang
diwajibkan oleh Allah SWT untuk dikeluarkan dan diberikan kepada
yang berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu pula.11
Jumlah
harta tersebut, dikeluarkan untuk menambah banyak, membuat lebih
berarti, dan melindungi kekayaan itu dari kebinasaan.12
Hubungan antara pengertian zakat menurut bahasa dengan
pengertian menurut istilah sangat nyata dan erat sekali. Bahwa harta yang
10
Amiruddin Inoed, dkk. Anatomi Fiqh Zakat : Potret & Pemahaman Badan Amil
Zakat Sumatera Selatan. (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 8. 11
Didin Hafidhuddin, Panduan Praktis tentang Zakat, Infaq, dan Shadaqah, (Jakarta :
Gema Insani, 1998), hlm. 13. 12
Yusuf Qaradhawi, Hukum Zakat, alih bahasa: Didin Hafidhuddin dan Hasanuddin,
(Jakarta : Pustaka Litera Antar Nusa, 1993), hlm. 19.
17
dikeluarkan zakatnya akan menjadi berkah, tumbuh, berkembang dan
bertambah serta bersih (baik).
Zakat adalah rukun Islam ketiga dan merupakan perintah wajib.
Zakat pertama kali diwahyukan di Madinah pada tahun kedua setelah
hijrah sesudah kewajiban puasa dan menunaikan zakat fitrah,13
ia
merupakan kewajiban bagi orang beriman (muzakki) yang mempunyai
harta yang telah mencapai ukuran tertentu (nisab) dan waktu tertentu
(haul) untuk diberikan pada orang yang berhak (mustahiq).14
Zakat juga sangat ditekankan dalam QS. At-Taubah ayat 103
yaitu:15
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka.
Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”(QS. At-Taubah
10:103)
a. Macam-Macam Zakat
(1) Zakat Fitrah
Zakat fitrah adalah zakat untuk pembersih diri yang
diwajibkan untuk dikeluarkan setiap akhir bulan Ramadhan atau
disebut juga dengan zakat pribadi yang wajib dikeluarkan oleh setiap
muslim pada hari raya idul fitri. Ketentuan waktu pengeluaran zakat
13
Inoed, dkk, Anatomi Fiqih Zakat Potret dan Pemahaman Badan Amil Zakat
Sumatra Selatan, h. 10. 14
Didin Hafidudin, Formalisasi Syari’at Islam Dalam Pespektif Tata Hukum
Indonesia (Bogor : Ghalia Indonesia, 2006), h. 119. 15
Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf (Jakarta: PT.
Grasindo, 2007), h. 13.
18
dapat dilakukan mulai dari awal ramadhan sampai yang paling utama
pada malam idul fitrih dan paling lambat pagi hari idul fitrih.
Sedangkan hukumnya wajib atas setiap orang muslim kecil atau
dewasa, laki-laki atau perempuan, budak atau merdeka.
Adapun fungsi zakat fitrah adalah mengembalikan manusia
kepada fitrahnya dengan mensucikan jiwa mereka dari kotoran-
kotoran (dosa-dosa) yang disebabkan oleh pengaruh pergaulan dan
sebagainya sehingga manusia itu menyimpang dari fitrahnya.16
Sedangkan besarnya zakat fitrah menurut ukuran sekarang
adalah 2,5 kg. Sedangkan makanan yang wajib dikeluarkan zakatnya
yang disebut oleh nash hadits yaitu: jewawut, kurma, gandum, zahir
(anggur), danagit (semacam keju). Untuk daerah atau negara yang
makananya selain makanan di atas, madhab Maliki dan Syafi’i
membolehkan membayar zakat dengan makanan pokok yang lain.17
Menurut mazdhab Hambali pembayaran zakat fitrah dapat
dilakukan dengan membayarkan harganya dari makanan pokok yang
dimakan. Adapun waktu pembayaran zakat fitrah menurut jumhur
(mayoritas) ulama adalah:
(a) Waktu wajib membayar zakat fitrah ditandai dengan
terbenamnya matahari diakhir bulan Ramadhan.
16
Muhammad Ja’far, Tuntutan Zakat, Puasa dan Haji (Jakarta: Kalam Mulia,
1990) Cet Ke- 2, h. 63. 17
Abdullah Bin Abdurahman Bin Jibrin, Panduan Praktis Rukun Islam (Jakarta:
Darul Haq, 2001), h. 159.
19
(b) Boleh mendahulukan pembayaran zakat fitrah diawal bulan
Ramadhan.
(2) Zakat Mal
Zakat mal atau zakat harta benda telah difardhukan oleh
Allah SWT sejak permulaan Islam sebelum Nabi Muhammad
Saw hijrah ke Madinah. Pada awalnya zakat mal itu difardukan
tidak ditentukan kadar serta tidak pula diterangkan dengan jelas
harta-harta yang dikenakan zakatnya. Syara’ hanya
memerintahkan mengeluarkan zakat banyak sedikitnya terserah
kemauan dan kebaikan para penzakat itu sendiri, hal itu berjalan
hingga tahun kedua.18
Pada tahun kedua hijrah bersamaan dengan tahun 623
masehi barulah syara’ menentukan harta-harta yang wajib
dizakati serta kadar masing-masing.19
Menurut istilah bahasa mal adalah segala sesuatu yang
diinginkan oleh setiap manusia untuk dimiliki, diambil
kemanfaatannya, dan menyimpanya. Adapun menurut istilah
Syari’at mal adalah sesuatu yang dimiliki (dikuasai) dan dapat
digunakan (dimanfaatkan) menurut kebiasaan. Sedangkan sesuatu
itu dapat dikatakan mal bilamana memenuhi dua syarat yaitu:
18
Tengku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Pedoman Zakat (Semarang:
Pustaka Rizki Putra, 1999) Cet Ke- 3, h. 10. (Jakarta : Gema Insani, 2002), h. 93. 19
Ash Shiddieqy, Pedoman Zakat (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 1999) Cet
Ke- 3, h. 10.
20
(a) Dapat dimiliki, dikuasai, dihimpun, dan disimpan.
(b) Dapat diambil manfaatnya sesuai dengan kebiasaan.
Adapun harta yang wajib dikeluarkan zakatnya terbagi
menjadi beberapa klasifikasi berdasarkan jenis harta yang
dimiliki. Antara lain sebagai berikut:20
(a) Binatang Ternak
Hewan ternak meliputi hewan besar (unta, sapi,
kerbau), hewan kecil (kambing, domba) dan unggas
(ayam, itik, burung). Sedangkan syarat pada binatang
ternak diharuskan sudah mencapai nishab, telah dimiliki
satu tahun, digembalakan, maksudnya adalah segaja diurus
sepanjang tahun dengan dimaksudkan untuk memperoleh
susu, daging, dan hasil perkembanganya, tidak untuk
dipekerjakan demi kepentingan pemiliknya, seperti untuk
membajak dan sebagainya.
(b) Emas dan Perak
Segala bentuk penyimpanan uang seperti tabungan,
deposito, cek, atau surat berharga lainya, masuk ke dalam
kategori emas dan perak, sehingga penentuan nisab dan
besar zakatnya disetarakan dengan emas dan perak.
Demikian pula dengan harta kekayaan yang
lainnya, seperti: vila, rumah, kendaraan, tanah, dan lain-
20
Gustian Djuanda dkk, Pelaporan Zakat Pengurangan Pajak
Penghasilan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h. 18-20.
21
lain yang melebihi keperluan menurut syara’ atau
dibeli/dibangun dengan tujuan menyimpan uang dan
sewaktu-waktu dapat diuangkan (dicairkan).
(c) Harta Peniagaan
Harta perniagaan adalah semua yang
diperuntukkan untuk diperjual belikan dalam berbagai
jenisnya, baik berupa barang seperti alat-alat, pakaian,
makanan, perhiasan, dan lain-lain. Perniagaan tersebut
diusahakan perorangan atau perserikatan seperti: PT, CV,
Koperasi dan sebagainya.
(d) Hasil Pertanian.
Hasil pertanian adalah hasil tumbuh-tumbuhan
atau tanaman yang bernilai ekonomis seperti biji-bijian,
sayur-mayur, buah-buahan, tanaman hias, rumput-
rumputan, dedaunan, dan lain-lain.
(e) Hasil Tambang.
Hasil tambang adalah benda-benda yang terdapat
dalam perut bumi dan memiliki nilai ekonomis seperi
emas, perak, timah, tembaga, marmer, giok, minyak bumi,
batu bara dan sebagainya. Adapun kekayaan yang berasal
dari lautan seperti mutiara, marjan, dan sebagainya.
22
(f) Rikaz
Harta rikaz adalah harta yang terpendam pada
zaman dahulu atau yang lebih dikenal dengan nama harta
karun. Termasuk pula didalam harta rikaz yaitu harta yang
tidak ditemukan dan tidak ada yang mengakui sebagai
pemiliknya.
(3) Zakat Profesi
Pendapatan profesi adalah buah dari hasil kerja
menguras otak dan keringat yang dilakukan oleh setiap orang.
Contoh dari pendapatan profesi adalah : gaji, upah insentif,
atau nama lain yang disesuaikan dengan profesi yang
dikerjakan baik itu pekerjaan yang mengandalkan kemampuan
otak atau kemampuan fisik lainnya dan bahkan kedua-
duanya.21
Sedangkan dasar hukum kewajiban zakat ini
berdasarkan kandungan Al-Qur’an dalam Surat Adz-Dzaariyat
ayat 19 yaitu,
“Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin
yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat
bagian.” (QS. Adz-Dzaariyat 51:19)
21
M. Arif Mufraini, Akutansi dan Manajemen Zakat, (Jakarta: Kencana,
2006) Cet. 1 h. 73.
23
Berdasarkan ayat tersebut, dijelaskan bahwa di dalam
harta yang kita miliki terdapat hak orang-orang miskin. Untuk
itu kita berkewajiban untuk mengeluarkan zakat atau
mendistribusikannya. Distribusi zakat sesuai ayat tersebut
diperuntukkan untuk orang-orang yang tergolong miskin. Baik
yang meminta ke kita maupun yang tidak meminta.
Di samping itu, juga berdasarkan pada tujuan
disyari’atkannya zakat, seperti untuk membersihkan harta dan
mengembangkan harta serta menolong para mustahik. Jadi,
zakat profesi juga mencerminkan rasa keadilan yang
merupakan ciri utama ajaran Islam, yaitu kewajiban zakat pada
semua penghasilan dan pendapatan.22
Adapun kadar zakat
profesi yang dikeluarkan diqiyaskan berdasarkan zakat emas
dan perak, yaitu 2,5 % dari seluruh penghasilan kotor.23
b. Tujuan dan Manfaat Zakat
Dalam Kitab Fiqih Zakat, bahwa tujuan dan dampak zakat bagi
penerima (mustahik) antara lain24
:
22
Didin Hafiduddin, Panduan Praktis Tentang Zakat, Infak, Sedekah,
(Jakarta: Gema Insani Press, 2001) Cet Ke-3, h. 103-104. 23
Jusmailani dkk, Kebijakan Ekonomi Dalam Islam (Yogyakarta : Kreasi
Wacana, 2005) Cet Ke- 1, h. 128. 24
Yusuf Qaradhawi, Kiat Islam Mengentaskan Kemiskinan terj, (Jakarta:
Gema Insani Press, 1995), dalam Yoghi Citra Pratama, Peran Zakat dalam Penanggulangan
Kemiskinan (Studi Kasus : Program Zakat Produktif Pada Badan Amil Zakat Nasional), (Jakarta,
The Journal of Tauhidinomics Vol. 1 No. 1, 2015), h. 94.
24
(1) Zakat akan membebaskan si penerima dari kebutuhan,
sehingga dapat merasa hidup tentram dan dapat meningkatkan
khusyu ibadat kepada Tuhannya.
(2) Zakat menghilangkan sifat dengki dan benci. Karena sifat ini
akan melemahkan produktifitas. Islam tidak memerangi
penyakit ini dengan semata-mata nasihat dan petunjuk, akan
tetapi mencoba mencabut akarnya dari masyarakat melalui
mekanisme zakat, dan menggantikannya dengan persaudaraan
yang saling memperhatikan satu sama lain.
Hafidhuddin menjelaskan bahwa para ulama seperti Imam
Syafi’i, an-Nasa’i, dan lainnya menyatakan bahwa jika mustahik zakat
memiliki kemampuan untuk berdagang, selayaknya dia diberi modal
usaha yang memungkinkannya memperoleh keuntungan yang dapaat
memenuhi kebutuhan pokoknya. Demikian juga jika yang
bersangkutan memiliki ketrampilan tertentu, kepadanya bisa diberikan
peralatan produksi yang sesuai dengan pekerjaannya.25
Jika mustahik
tidak bekerja dan tidak memiliki keterampilan tertentu, diberikan
jaminan hidup dari zakat, misalnya dengan cara ikut menanamkan
modal (dari uang zakat tersebut) pada usaha tertentu sehingga
mustahik tersebut memiliki penghasilan dari perputaran zakat itu.
25
Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, (Jakarta: Gema Insani,
2015), dalam Yoghi Citra Pratama, Peran Zakat dalam Penanggulangan Kemiskinan (Studi Kasus
: Program Zakat Produktif Pada Badan Amil Zakat Nasional), (Jakarta, The Journal of
Tauhidinomics Vol. 1 No. 1, 2015), h. 95.
25
Zakat akan dapat memberikan dampak yang lebih luas
(multiplier effect), dan menyentuh semua aspek kehidupan, apabila
pendistribusian zakat lebih diarahkan pada yang kegiatan bersifat
produktif. Sebagaimana Jamal mengemukakan, bahwa pemanfaatan
zakat juga perlu dilakukan ke arah investasi jangka panjang. Hal ini
bisa dalam bentuk, pertama, zakat dibagikan untuk mempertahankan
insentif bekerja atau mencari penghasilan sendiri di kalangan fakir
miskin. Kedua, sebagian dari zakat yang terkumpul, setidaknya 50%
digunakan untuk membiayai kegiatan yang produktif kepada
kelompok masyarakat fakir miskin, misalnya penggunaan zakat untuk
membiayai berbagai kegiatan dan latihan keterampilan produktif,
pemberian modal kerja, atau bantuan modal awal.26
Apabila
pendistribusian zakat semacam ini bisa dilaksanakan, maka akan
sangat membantu program pemerintah dalam mengentaskan
kemiskinan, memeratakan pendapatan, dan mempersempit
kesenjangan antara kelompok kaya dan miskin.
2. Infak
Infak berasal dari kata “anfaqa” yang berarti mengeluarkan
sesuatu (harta) untuk kepentingan sesuatu. Sedangkan menurut
terminologi syariat, infak berarti mengeluarkan sebagian harta atau
pendapatan/penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan
26
Mustafa Jamal. Pengelolaan Zakat oleh Negara Untuk Memerangi Kemiskinan.
(Jakarta: KOPRUS, 2004), dalam Yoghi Citra Pratama, Peran Zakat dalam Penanggulangan
Kemiskinan (Studi Kasus : Program Zakat Produktif Pada Badan Amil Zakat Nasional), (Jakarta,
The Journal of Tauhidinomics Vol. 1 No. 1, 2015), h. 95.
26
ajaran Islam. Jika zakat ada nishabnya, infak tidak mengenal nishab.
Infak dikeluarkan oleh setiap orang yang beriman, baik yang
berpenghasilan tinggi maupun rendah.27
3. Sedekah
Shodaqoh atau sedekah berasal dari kata “shadaqa” yang
berarti benar. Orang yang suka bersedekah adalah orang yang benar
pengakuan imannya. Jika infak berkaitan dengan materi, sedekah
memiliki arti lebih luas, menyangkut hal yang bersifat non materiil.28
Hukum sedekah ialah sunnah. Pengertian sedekah sama
dengan pengertian infak, termasuk juga hukum dan
ketentuannya. Hanya saja, sedekah memiliki arti lebih luas,
menyangkut hal yang bersifat materi dan non-materi. Di dalam Al-
Qur’an ayat yang menganjurkan agar kita bersedekah di antaranya
terdapat dalam firman-Nya antara lain dalam Surah Al-Baqarah ayat
280 yang berbunyi:29
“Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah
tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian
atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.”
(QS. Al-Baqarah 2:280)
27
Didin Hafidhuddin, Panduan Praktis tentang Zakat, Infaq, dan Shadaqah,
(Jakarta : Gema Insani, 1998), h.14. 28
Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf (Jakarta: PT.
Grasindo, 2007), h. 5. 29
Departemen Agama Republik Indonesia (Jakarta : Magfirah Pustaka,2006), h.44.
27
B. Mekanisme Pendistribusian ZIS
1. Pengertian Pendistribusian
Pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang
berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa
produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang
diperlukan.30
Kebijakan distribusi yang diajarkan Islam sangat berkaitan
dengan harta agar tidak menumpuk pada golongan tertentu dimasyarakat.
Serta mendorong terciptanya keadilan distribusi.31
Sehingga pada konsep
distribusi landasan penting yang dijadikan pegangan yakni agar kekayaan
tidak terkumpul hanya pada satu kelompok saja.32
Berdasarkan pengertian tersebut maka yang dimaksud
pendistribusian zakat adalah kegiatan mempermudah dan memperlancar
penyaluran (pembagian dan pengiriman) dana zakat, termasuk infak dan
sedekah dari muzzaki kepada mustahik, sehingga dana zakat dapat
tersalurkan tepat sasaran dan sesuai dengan yang diperlukan mustahik.
Dan dengan pendistribusian yang tepat maka kekayaan yang ada dapat
melimpah dengan merata dan tidak hanya beredar di antara golongan
tertentu saja.
Ada beberapa prinsip yang mendasari proses distribusi dalam
ekonomi Islam yang terlahir dari Q.S al Hasyr (59): 7 yang artinya “agar
30
Fendy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: ANDI, 2001), h. 185. 31
Ruslan Abdul Ghofur Noor, Konsep Distribusi dalam Ekonomi Islam dan Format
Keadilan Ekonomi Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), h. 88. 32
Ruslan Abdul Ghofur Noor, Konsep Distribusi dalam Ekonomi Islam dan Format
Keadilan Ekonomi Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), h. 87.
28
harta itu jangan hanya beredar di antara golongan kaya di kalangan kamu”.
Prinsip tersebut yakni33
:
a. Larangan riba dan gharar
Larangan terhadap riba. Bertujuan untuk menjauhkan manusia dari
tindakan mengambil harta atau hak milik orang lain dengan jalan yang
tidak baik menurut hukum islam.34
Riba didefinisikan sebagai melebihkan keuntungan dari salah satu
pihak terhadap pihak lain dalam transaksi jual beli, atau pertukaran barang
sejenisnya dengan tanpa memberikan imbalan atas kelebihan tersebut.
Gharar diartikan sebagai ketidakpastian dalam transaksi. Islam
melarang seseorang bertransaksi atas suatu barang yang kualitasnya tidak
diketahui karena kedua belah pihak tidak tahu pasti apa yang mereka
transaksikan.
b. Keadilan dalam distribusi
Keadilan dalam distribusi diartikan sebagai suatu distribusi
pendapatan dan kekayaan, secara adil sesuai dengan norma–norma yang
diterima secara universal. Keadilan distribusi dalam ekonomi Islam
memiliki tujuan yakni agar kekayaan tidak menumpuk satu bagian kecil
masyarakat, tetapi selalu beredar dalam masyarakat. Keadilan distribusi
menjamin terciptanya pembagian yang adil dalam kemakmuran, sehingga
memberikan kontribusi pada kualitas hidup yang lebih baik. Zakat, infak,
33
Ruslan Abdul Ghofur Noor, Konsep Distribusi dalam Ekonomi Islam dan Format
Keadilan Ekonomi Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), h. 76-86. 34
Desmadi Saharuddin, Pembayaran Ganti Rugi pada Asuransi Syariah, (Jakarta:
Praneda Media Grup, 2015), h. 65.
29
dan sedekah merupakan salah satu hal yang dapat menciptakan distribusi
yang adil.
c. Konsep kepemilikan dalam Islam
Kepemilikan terhadap harta tidak menutup kewajiban untuk tidak
melupakan hak–hak orang miskin yang terdapat pada harta tersebut.
Ketika manusia menyadari bahwa dalam harta yang dimiliki terdapat hak
orang lain, secara langsung mempersempit jurang pemisah antara si kaya
dan si miskin. Hal ini juga merupakan salah satu hikmah berzakat,
berinfak, ataupun bersedekah.
d. Larangan menumpuk harta
Menumpuk harta berlebihan akan berimbas pada rusaknya sistem
sosial dengan munculnya kelas–kelas yang mementingkan kepentingan
pribadi. Di samping itu penumpukan harta dapat melemahkan daya beli
masyarakat dan menghambat mekanisme pasar bekerja secara adil, karena
harta tidak tersebar di masyarakat. Hal itu dapat dicegah melalui instrumen
ZIS. Mewajibkan bagi yang mendapatkan harta berlebih untuk
mengeluarkan zakat sebagai kompensasi bagi penyucian dan pembersih
harta atas hak orang lain.
2. Pendistribusian Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS)
Dilihat dari pengertian distribusi dan zakat, infak, dan sedekah
(ZIS) di atas, maka yang dimaksud pendistribusian (ZIS) adalah kegiatan
mempermudah dan memperlancar penyaluran (pembagian dan
pengiriman) dana dari muzzaki kepada mustahiq, sehingga dana ZIS dapat
30
tersalurkan tepat sasaran dan sesuai dengan yang diperlukan mustahiq.
Dalam Undang-Undang No.23 Tahun 2011 menjelaskan bahwa
pendistribusian zakat dilakukan berdasarkan skala prioritas dengan
memperhatikan prinsip pemerataan, keadilan, dan kewilayahan.35
Bentuk
inovasi distribusi dikategorikan dalam empat bentuk berikut36
:
a. Distribusi bersifat konsumtif tradisional, yaitu dibagikan kepada
mustahiq untuk dimanfaatkan secara langsung, seperti zakat fitrah
atau zakat mal yang dibagikan kepada para korban bencana alam.
b. Distribusi bersifat konsumtif kreatif, yaitu diwujudkan dalam
bentuk lain dari barangnya semula seperti diberikan dalam bentuk
alat–alat sekolah atau beasiswa.
c. Distribusi bersifat produktif tradisional, diberikan dalam bentuk
barang–barang yang produktif seperti kambing, sapi, dan lainnya.
Pemberian dalam bentuk ini akan menciptakan suatu usaha yang
membuka lapangan kerja bagi fakir miskin.
d. Distribusi dalam bentuk produktif kreatif, yaitu diwujudkan dalam
bentuk permodalan baik untuk membangun proyek sosial atau
menambah modal pedagang pengusaha kecil.
Pendistribusian zakat dalam bentuk yang ketiga dan keempat ini
perlu dikembangkan karena pendistribusian zakat termasuk infak dan
sedekah yang demikian membantu masyarakat untuk hidup lebih
35
Undang-Undang No.23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat, Pasal 26. 36
M. Arif Mufraini, Akutansi dan Manajemen Zakat,(Jakarta : Kencana 2006) Cet. 1 h.
146 – 148.
31
mandiri. Pola pendistribusian zakat di atas juga dapat digunakan untuk
pola pendistribusian infak dan sedekah.
Pendistribusian zakat dalam Islam tercantum dengan jelas.
Sebagaimana yang tertuang dalam QS. At–Taubah ayat 60
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-
orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu‟ allaf yang dibujuk
hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang,
untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan.
Sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”(QS. AT-Taubah 9:60)
Dari ayat tersebut pendistribusian zakat diberikan kepada
delapan golongan atau asnaf yaitu fakir, miskin, amil, muallaf, untuk
memerdekakan budak (riqab), orang yang berhutang (gharim), orang
yang berjuang di jalan Allah (fisabilillah), orang yang dalam perjalanan
(ibnusabil). Bentuk pendistribusian kepada delapan asnaf yaitu sebagai
berikut37
:
1. Bagi fakir dan miskin, Jika memiliki potensi usaha maka dana
zakat dapat diberikan untuk:
(1) Pinjaman modal usaha agar usaha yang ada dapat berkembang.
(2) Membangun sarana pertanian dan perindustrian untuk mereka
yang tidak mendapatkan pekerjaan.
37
M. Arif Mufraini, Akutansi dan Manajemen Zakat,(Jakarta : Kencana 2006), Cet. 1
h. 176 – 205.
32
(3) Membangun sarana–sarana pendidikan dan pelatihan untuk
mendidik mereka agar terampil dan terentas dari kemiskinan.
2. Zakat untuk amil dialokasikan untuk:
(1) Menutupi biaya administrasi dan memberikan gaji bagi amil
yang telah mendarmakan hidupnya untuk kepentingan umat.
(2) Mengembangkan lembaga–lembaga zakat dan melatih amil
agar lebih professional.
3. Untuk golongan muallaf, zakat dapat diberikan pada beberapa
kriteria:
(1) Membantu kehidupan muallaf karena kemungkinan mereka
mengalami kesulitan ekonomi karena berpindah agama.
(2) Menyediakan sarana dan dana untuk membantu orang–orang
yang terjebak pada tindakan kejahatan, asusila, dan obat–
obatan terlarang.
(3) Membantu terciptanya sarana rehabilitasi kemanusiaan
lainnya.
4. Dana zakat bagi golongan riqab (budak) saat ini dapat dialokasikan
untuk:
(1) Membebaskan masyarakat muslim yang tertindas sehingga
sulit untuk mengembangkan diri terutama di daerah minoritas
dan konflik.
(2) Membantu membebaskan buruh–buruh dari majikan yang
zalim, dalam hal ini membantu dalam biaya maupun
33
mendirikan lembaga advokasi para tenaga kerja wanita
(TKW) atau tenaga kerja Indonesia (TKI) yang menjadi
korban kekerasan.
(3) Membantu membebaskan mereka yang menjadi korban
trafiking sehingga menjadi pekerja seks komersil (PSK), dan
pekerja di bawah umur yang terikat kontrak dengan majikan.
5. Dana zakat untuk golongan gharimin (orang–orang yang
berutang) dapat dialokasikan untuk:
(1) Membebaskan utang orang yang terlilit hutang oleh rentenir.
(2) Membebaskan para pedagang dari utang modal pada bank
keliling di pasar–pasar tradisional yang bunganya mencekik.
6. Pada golongan fisabilillah, dana zakat dapat dialokasikan untuk:
(1) Membantu pembiayaan dalam meningkatkan sumberdaya
manusia.
(2) Membantu para guru agama atau umum yang ada di daerah–
daerah terpencil dengan penghasilan yang minus.
(3) Membantu pembiayaan pemerintah dalam mempertahankan
kedaulatan negara dari gangguan asing.
7. Zakat untuk golongan ibnu sabil dapat dialokasikan untuk:
(1) Membantu para pelajar atau mahasiswa yang tidak mampu
untuk membiayai pendidikannya terutama pada kondisi dewasa
ini, di mana pendidikan menjadi mahal dan cenderung kearah
komersial.
34
(2) Menyediakan bantuan bagi korban bencana alam dan bencana
lainnnya.
(3) Menyediakan dana bagi musafir yang kehabisan bekal, ini
sering terjadi ketika mereka terkena musibah di pejalanan
seperti kehilangan bekal, penipuan, dan lainnnya.
Sedangkan pendistribusian untuk Infak dan Sedekah tidak terbatas
pada 8 asnaf saja tetapi lebih luas yaitu siapa saja yang kekurangan dan
membutuhkan pertolongan, dan diutamakan adalah orang–orang di sekitar.
Tetapi bentuk pendistribusian Infak dan sedekah hampir sama.
Pendistribusian ZIS yang efektif dan tepat oleh pengelola yang
profesional, dengan begitu pendistribusian ZIS akan memberikan manfaat
yang maksimal dan dapat dirasakan masyarakat.
C. Strategi Pendistribusian Zakat, Infak dan Sedekah
1. Pengertian Strategi
Secara etimologi, strategi berasal dari kata Yunani Strategos yang
berarti Jenderal.38
strategi pada mulanya berasal dari peristiwa peperangan,
yaitu sebagai salah satu siasat untuk mengalahkan musuh. Namun pada
akhirnya strategi berkembang untuk semua kegiatan organisasi termasuk
untuk keperluan ekonomi, sosial, budaya dan agama.39
38
George Steiner dan John Minner, Kebijakan dan Strategi Manajemen, (Jakarta:
Erlangga, 1997), h. 18. 39
Rafi’udin dan Maman Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung: Pustaka
Setia, 1997), h. 76.
35
Dalam Kamus Istilah Manajemen, strategi adalah rencana yang
cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus dan saling
hubungan dalam hal waktu dan ukuran.40
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai pengertian strategi dalam
perspektif terminologis, berikut penulis paparkan pengertian strategi yang
dikemukakan oleh beberapa pakar, antara lain:
a. Syarif Usman mengatakan, “Dalam pembangunan, saya
mendifinisikan strategi sebagai kebijaksanaan menggerakan dan
membimbing seluruh potensi kekuatan, daya dan kemampuan
bangsa untuk mencapai kemakmuran dan kebahagiaan”.41
b. Onong Uchyana Efendi, mengatakan: “Strategi pada hakikatnya
adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk mencapai
suatu tujuan, akan tetapi untuk mencapai suatu tujuan tersebut,
strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya memberikan
arah saja, melainkan harus mampu menunjukan bagaimana taktik
oprasionalnya”.42
c. Menurut George Steiner dan John Minner, “Strategi adalah
penempatan misi perusahaan, penetapan sasaran organisasi, dengan
mengingat kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan
strategi tertentu untuk mencapai sasaran dan memastikan
40
Panitia Istilah Manajemen Lembaga PPM, Kamus Istilah Manajemen, (Jakarta:
Balai Aksara, 1983), cet Ke-2, h. 245. 41
Syarif Usman, Strategi Pembangunan Indonesia dan Pembangunan dalam
Islam, (Jakarta: Firman Jakarta, tanpa tahun), h. 6. 42
Onong Uchyana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1992), h. 32.
36
implementasi secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran utama
organisasi akan tercapai.43
d. Menurut Sondang Siagian, strategi adalah adalah cara terbaik untuk
mempergunakan dana, daya dan tenaga yang tersedia, sesuai dengan
tuntutan perubahan lingkungan.44
Untuk memenuhi persyaratan-persyaratan strategi yang baik, ada
beberapa kriteria yang harus dipenuhi antara lain:
a. Strategi sebagai keputusan jangka panjang harus mengandung
penjelasan singkat tentang masing-masing komponen dari strategi
organisasi yang bersangkutan, dalam arti terlihat kejelasan dari ruang
lingkup, pemanfaatan sumber dana dan daya, serta keunggulannya,
bagaimana menghasilkan keunggulan tersebut dan sinergi antara
komponen-komponen tersebut diatas.
b. Strategi sebagai keputusan jangka panjang yang mendasar sifatnya
harus memberikan petunjuk tentang bagaimana strategi akan
membawa organisasi lebih cepat dan efektif menuju tercapainya
tujuan berbagai sasaran organisasi.
c. Strategi organisasi dinyatakan dalam pengertian fungsional, dalam
arti jelasnya sesuatu kerja sebagai pelaksanaan utama kegiatan
melalui pembagian kerja yang jelas sehingga kemungkinan
43
George Steiner dan John Minner, Kebijakan dan Strategi Manajemen, (Jakarta:
Erlangga, 1997) h. 20. 44
Sondang Siagian, Analisis Serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi
Organisasi, (Jakarta: PT. Gunung Agung, 1986), cet. Ke-2, h. 17.
37
terjadinya tumpah tindih, saling lempar tanggung jawab dan
pemborosan dapat dicegah.
d. Pernyataan strategi itu harus bersifat spesifik dan tepat, bukan
merupakan pernyataan-pernyataan yang masih dapat
diimplementasikan dengan berbagai jenis interpretasi yang pada
selera dan persepsi individual dari pembuat interpretasi.45
Dari berbagai pengertian strategi yang dikemukakan oleh para pakar
di atas penulis menyimpulkan bahwa strategi pada dasarnya merupakan
cara untuk mencapai suatu tujuan dengan terlebih dahulu memperhatikan
segala kemungkinan yang akan terjadi, dan mempersiapkan segala potensi
yang ada.
Organisasi yang menyusun strategi umumnya lebih afektif
dibandingkan dengan organisasi yang tidak menyusun strategi. Hal ini
disebabkan strategi adalah kacamata yang bermanfaat untuk memonitor
apa yang dikerjakan dan sedang terjadi didalam organisasi, dapat
memberikan sumbangan terhadap kesuksesan organisasi atau malah
mengarahkan kegagalan organisasi.
Strategi digunakan dalam segala hal untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan, tujuan tidak akan mudah dicapai tanpa strategi, karena
pada dasarnya segala tindakan atau perbuatan itu tidak terlepas dari
strategi. Menurut Hisyam Alie yang dikutip oleh Rafi’udin, strategi yang
disusun, dikonsentrasikan dan dikonsepsikan dengan baik dapat
45
Sondang Siagian, Analisis Serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi,
(Jakarta: PT. Gunung Agung, 1986), cet. Ke-2, h. 23.
38
membuahkan pelaksanaan yang disebut strategi. Menurutnya, untuk
mencapai strategi yang harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Kekuatan, yaitu memperhitungkan kekuatan yang dimiliki dan
biasanya menyangkut manusia, dan beberapa piranti yang dimiliki.
b. Kelemahan, yaitu memperhitungkan kelemahan-kelemahan yang
dimiliki dan menyangkut aspek-aspek sebagaimana kekuatan.
c. Peluang, yaitu melihat seberapa besar peluang yang mungkin
tersedia di luar, sehingga peluang yang sangat kecil pun dapat
diterobos.
d. Ancaman, yaitu memperhitungkan kemungkinan adanya ancaman
dari luar.46
2. Proses-Proses Strategi
Proses strategi terdiri dari tiga langkah:
a. Perumusan Strategi
Perumusan strategi ini didalamnya termasuk mengembangkan
tujuan, mengenali peluang dan ancaman eksternal, menetapkan kekuatan
dan kelemahan internal, menghasilkan strategi alternatif dan memilih
strategi tertentu yang akan dilaksanakan.
46
Rafi’udin dan Maman Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung:
Pustaka Setia, 1997), h. 77.
39
b. Implementasi Strategi
Di dalamnya termasuk menciptakan struktur organisasi yang efektif,
menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan sistem
informasi yang diterima. Implementasi strategi sering disebut tahap
tindakan, karena implementasi berarti memobilisasi manusia yang ada
dalam sebuah organisasi untuk mengubah strategi yang dirumuskan
menjadi tindakan. Tahap ini merupakan tahap yang paling sulit karena
memerlukan kedisiplinan, komitmen dan pengorbanan. Kerjasama juga
merupakan kunci dan berhasilnya atau tidaknya implementasi strategi.
c. Evaluasi Strategi
Tahap ini merupakan tahap terakhir dari strategi, ada tiga aktifitas
mendasar untuk mengevaluasi strategi:
(1) Meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi
dasar strategi yang sekarang.
(2) Mengukur prestasi, yakni membandingkan hasil yang
diharapkan dengan kenyataan.
(3) Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa
prestasi sesuai rencana.47
Dalam menerjemahkan dan merealisasikan strategi-strategi, Philip
Kotler menjelaskan lengkah-langkah strategi usaha adalah sebagai
berikut:
47
Fred David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: PT. Prenhallindo, 1998), h. 5-6.
40
a. Mengolah Perbedaan
Strategi ini mencangkup perbadaan inovatif dari pesaing.
Apa yang pembeli harapkan dari produsen disebut paket jasa
primer (primary service package), sedang penambahan jasa disebut
jasa sekunder (secondary service package). Jasa sekunder inilah
yang disebut perbedaan inovatif. Perbedaan itu dapat berupa
perbedaan penawaran, penyampaian maupun citranya, terutama
melalui simbol dan merek.
b. Mengolah Kualitas Jasa
Salah satu cara utama mendefinisikan perusahaan jasa
adalah memberikan jasa berkualitas lebih tinggi dari pesaing,
secara konsisten. Kuncinya adalah memenuhi atau melebihi
harapan kualitas jasa yang dijanjikan dengan akurat dan terpercaya,
membantu pelanggan mendapatkan jasa dengan cepat, sopan dan
peduli dalam pelayanan, fasilitas fisik, peralatan dan media yang
prima.
c. Mengelola Produktivitas
Langkah-langkah produktifitas adalah ia harus mengelola
produktivitas pekerjaannya dengan membuat pegawainya bekerja
lebih terampil, meningkatkan kualitas jasa dengan lepas kualitas
tertentu, mengindustrikan jasa-jasa, menemukan solusi produk
baru, merancang jasa yang lebih efektif, memberikan insentif pada
41
pelanggan untuk menggantikan tenaga perusahaan dengan tenaga
mereka sendiri atau menggunakan teknologi untuk menghemat
waktu dan biaya.48
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Strategi
Kesadaran bagi setiap orang baik sebagai individu atau kelompok
organisasi, baik organisasi sosial bisnis tentang tujuan yang hendak dicapai
akan berbuah suatu usaha untuk mencapai tujuan tersebut, dan usaha-usaha
yang mengarah pada pencapaian tujuan disebut strategi.
Suatu strategi harus efektif dan jelas karena ia mengarahkan organisasi
kepada tujuannya. Untuk itu para penetap suatu strategi harus
memperhatikan faktor-faktor penetapan strategi, di antaranya:
1. Lingkungan
Lingkungan tak pernah berada pada suatu kondisi dan selalu berubah.
Sebagai individu dan masyarakat tidak hanya pada cara berfikir tetapi
juga tingkah laku, kebiasaan, kebutuhan dan pandangan hidup.
2. Lingkungan Organisasi
Lingkungan organisasi yang mencangkup segala sumber daya dan
kebijakan organisasi yang ada.
3. Kepemimpinan
Seorang pemimpin adalah orang yang tertinggi dalam mengambil
keputusan. Oleh karena itu setiap pemimpin dalam menilai
48
Philip Kothler, Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi dan
Pengendalian, (Jakarta: Salemba Empat, 1995), h. 88-89.
42
perkembangan yang ada dalam lingkungan baik eksternal atau internal
berbeda.49
Faktor-faktor yang efektif dan inovatif akan membawa
perusahaan atau lembaga untuk berjalan secara strategis. Hal ini juga
diperlukan untuk lembaga zakat. Dengan banyaknya lembaga zakat
yang berdiri, akan memerlukan sumber daya yang inovatif dan
memerlukan kepemimpinan yang membawa pada keefektifan.
4. Analisis SWOT
a. Pengertian Analisis SWOT
Analisis SWOT (SWOT analysis) yakni mencakup upaya-upaya
untuk mengenali kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang
menentukan kinerja perusahaan. Informasi eksternal mengeni peluang
dan ancaman dapat diperoleh dari banyak sumber, termasuk
pelanggan, dokumen pemerintah, pemasok, kalangan perbankan,
rekan di perusahaan atau lembaga lain. Banyak perusahaan atau
lembaga menggunakan jasa lembaga pemindaian orang ketiga untuk
memperoleh kliping surat kabar, riset di internet, dan analisis tren-tren
domestik dan global yang relevan.50
Analisis utama dalam SWOT adalah mengidentifikasi deskripsi
mengenai kekuatan (strenght), kelemahan (weakness), peluang
(opportunities), dan ancaman (threath). Semua diukur berdasarkan
kinerja sebuah perusahaan atau lembaga, termasuk pada visi, misi, dan
49
S.P. Siagian, Manajemen Modern, (Jakarta: Masagung, 1994), cet. Ke-2, h.9. 50
Richard L. Daft, Era Baru Manajemen: Alih Bahasa: Edward Tanujaya Edisi 9,
(Jakarta : Salemba Empat, 2010), h. 253.
43
tujuan dari perusahaan atau lembaga yang telah ditentukan di awal
pembentukan sebuah perusahaan atau lembaga. Pada lembaga zakat
juga diperlukan analisis ini, untuk membandingkan kepada lembaga
zakat lainnya.
b. Unsur-Unsur Analisis SWOT
Unsur-unsur analisis SWOT adalah kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman. Untuk menganalisis secara lebih dalam tentang
SWOT, maka perlu dilihat faktor eksternal dan internal sebagai bagian
penting dalam analisis SWOT, yaitu51
:
a. Faktor eksternal (External Factor Analysis Strategies / EFAS)
Faktor eksternal ini mempengaruhi terbentuknya opportunities
and threats (O dan T). Dimana faktor ini menyangkut dengan
kondisi-kondisi yang terjadi di luar perusahaan yang
mempengaruhi dalam pembuatan keputusan perusahaan. Faktor
ini mencakup lingkungan industri dan lingkungan bisnis makro,
ekonomi, politik, hukum, teknologi, kependudukan, dan sosial
budaya.
b. Faktor Internal (Internal Factor Analysis Strategies / IFAS)
Faktor internal ini mempengaruhi terbentuknya strenghts and
weaknesses (S dan W). Dimana faktor ini menyangkut dengan
kondisi yang terjadi dalam perusahaan, yang mana ini turut
mempengaruhi terbentuknya pembuatan keputusan (decision
51
Irham Fahmi, Manajemen Strategis, (Jakarta: Alfabeta, 2013), h. 260.
44
making) perusahaan. Faktor internal ini meliputi semua macam
manajemen fungsional: pemasaran, keuangan, operasi,
sumberdaya manusia, penelitian dan pengembangan, sistem
informasi manajemen dan budaya perusahaan (corporate
culture).
c. Alat Analisis SWOT
Salah satu alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor
strategis perusahaan adalah matrik SWOT. Matrik ini dapat
mengambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman
eksternal yang dihadapi oleh sebuah perusahaan atau lembaga dan
dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya
secara internal. Setelah disesuaikan, perusahaan atau lembaga
membandingkan SWOT tersebut, baik internal maupun eksternal.
Tabel.2.1. Matrik SWOT
IFAS
EFAS
STRENGHT (S) WEAKNESS (W)
Tentukan 5 – 10 faktor-
faktor kekuatan internal.
Tentukan 5 – 10 faktor-
faktor kelemahan internal.
OPPORTUNITIES
(O)
STRATEGI SO STRATEGI WO
Tentukan 5 – 10
faktor ancaman
eksternal.
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan
peluang.
Ciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan
untuk memanfaatkan
peluang.
THREATS (T) STRATEGI ST STRATEGI WT
45
Tentukan 5 – 10
faktor ancaman
eksternal.
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk mengatasi
ancaman.
Ciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan
dan untuk menghindari
ancaman.
Dalam menciptakan strategi dalam analisis SWOT, suatu
perusahaan atau lembaga harus membandingkan dalam analisis
SWOT. Perpaduan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut52
:
1. Strategi SO (Strength–Opportunities). Strategi ini dibuat
berdasarkan jalan pikiran perusahaan atau lembaga, yaitu
dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan
memanfaatkan peluang yang sebesar-besarnya.
2. Strategi ST (Strenghts–Threats). Strategi ini adalah strategi
dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan
untuk mengatasi ancaman.
3. Strategi WO (Weakness–Opportunities) Strategi ini
diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada
dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
4. Strategi WT (Weakness–Threats). Strategi ini berdasarkan
pada kegiatan yang bersifat defensive dan berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari
ancaman.
52
Michael E. Porter, Strategi Bersaing (Competitive Strategy): Alih
Bahasa Hendry , (Tangerang : Kharisma Publishing Group, 2007), h. 259.
46
5. Strategi Pendistribusian ZIS Pada Lembaga Zakat
Pengelolaan zakat oleh lembaga pengelola zakat, apalagi yang
memiliki kekuatan hukum formal akan memiliki beberapa keuntungan,
antara lain53
:
a. Untuk menjamin kepastian dan disiplin pembayar zakat.
b. Untuk menjaga perasaan rendah diri para mustahik zakat apabila
berhadapan langsung untuk menerima zakat dari para muzakki.
c. Untuk mencapai efisien dan efektifitas, serta sasaran yang tepat
dalam penggunaan harta zakat menurut skala prioritas yang ada
pada suatu tempat.
d. Untuk memperlihatkan syiar Islam dalam semangat
penyelenggaraan pemerintahan yang Islami. Jika zakat diserahkan
langsung dari muzakki kepada mustahiq, meskipun secara hukum
syari'at adalah sah, akan tetapi disamping akan terabaikannya hal-
hal tersebut di atas, juga hikmah dan fungsi zakat, terutama yang
berkaitan dengan kesejahteraan umat akan sulit diwujudkan.
Yusuf Qaradhawi dalam bukunya, menyatakan bahwa seseorang
yang ditunjuk sebagai amil zakat harus memiliki beberapa persyaratan
sebagai berikut54
:
53
Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, (Jakarta : Gema
Insani, 2012), h. 126. 54
Yusuf Qaradhawi, Hukum Zakat: Alih Bahasa Salman Harun dkk Cetakan 7, (Bogor:
Pustaka Lentera Antar Nusa, 2004), h. 551 – 552.
47
a. Beragama Islam.
b. Mukallaf, yaitu orang dewasa yang sehat akan pikirannya yang siap
menerima tanggung jawab mengurus urusan umat.
c. Memiliki sifat amanah atau jujur.
d. Mengerti dan memahami hukum-hukum zakat dan mampu
melakukan sosialisasi berkaitan dengan zakat kepada umat.
e. Memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas dengan
sebaikbaiknya.
Menurut Didin Hafidhuddin, amil zakat yang baik adalah amil
zakat yang full time dalam melaksanankan tugasnya, tidak asal-asalan
dan tidak pula sambilan. Di Indonesia, berdasarkan keputusan Menteri
Agama RI No. 581 tahun 1999, dikemukakan bahwa lembaga zakat harus
memiliki persyaratan teknis, antara lain55
:
a. Berbadan hukum.
b. Memiliki data muzakki dan mustahiq.
c. Memiliki program kerja yang jelas.
d. Memiliki pembukuan yang baik.
e. Melampirkan surat pernyataan bersedia diaudit.
Dalam peraturan tersebut, lembaga zakat melakukan strategi
dalam menentukan arah pengelolaan zakat ke depannya. Untuk itu
diperlukan ketetapan hukum yang jelas, berdiri sebagai lembaga hukum
dan terorganisir dengan melakukan kegiatan pembukuan secara rutin.
55
Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, (Jakarta : Gema Insani,
2012), h. 129 – 130.
48
BAB III
GAMBARAN UMUM BAZNAS KOTA TANGERANG SELATAN
A. Sejarah Berdirinya BAZNAS Kota Tangerang Selatan
Badan Amil Zakat Daerah (BAZNAS) Kota Tangerang Selatan me-
rupakan organisasi pemungut zakat bentukan pemerintah yang bertugas
mengumpulkan, mendistribusikan dan mendayagunakan zakat. BAZNAS
Kota Tangerang Selatan dibentuk melalui Keputusan Walikota No.
451.12/Kep 252-Huk./2010 Tanggal 23 Juli 2010 sebagai realisasi dari UU
No. 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat di Kota Tangerang Selatan.
BAZNAS Kota Tangerang Selatan dinyatakan sebagai lembaga pemerintah
nonstruktural yang bersifat mandiri dan bertanggung jawab kepada Presiden
melalui Menteri Agama.56
BAZNAS Kota Tangerang Selatan didirikan selain sebagai realisasi
undang-undang, juga meningkatkan kesadaran dalam berzakat. Selama ini,
zakat yang dilakukan oleh masyarakat Kota Tangerang Selatan masih
tradisional. BAZNAS Kota Tangerang Selatan hadir di tengah-tengah
masyarakat dalam melayani pengumpulan, pendistribusian, dan pendaya-
gunaan zakat, infak, sedekah dan dana keagamaan lainnya.
Dilihat dari sisi ketenagaannya BAZNAS ini merupakan perpaduan
antara potensi ulama, umaro dan masyarakat. Hal ini sesuai BAB V pasal 6
PERDA Kabupaten Tangerang No. 2 Tahun 2006. Susunan hierarki BAZ
56
Tim BAZNAS Kota Tangerang Selatan, Profil BAZNAS Kota Tangerang Selatan, artikel
diakses pada 10 Januari 2017 pukul 15:15 dari http://baznaskotatangsel.com/profil/
49
terdiri atas BAZNAS Kabupaten / Kota dan BAZNAS Kecamatan
(BAZCAM).57
BAZNAS Kota Tangerang Selatan memiliki struktur anggota
untuk melakukan pengelolaan zakat. Anggota BAZNAS Kota Tangerang
Selatan merupakan individu yang berasal dari ulama, tokoh masyarakat, dan
praktisi. Selain itu, BAZNAS Kota Tangerang Selatan mempunyai ke-
panjangan tangan dalam mengumpulkan, mendistribusikan dan
mendayagunakan dana zakat, yaitu BAZNAS Kecamatan (BAZCAM).
BAZNAS Kota Tangerang Selatan mempunyai Visi yaitu,
Menjadikan Badan Amil Zakat Daerah (BAZNAS) sebagai lembaga
pengelola zakat yang dipercaya dalam membangkitkan ekonomi umat
dalam rangka memerangi dan mengetaskan kemiskinan.
Dari visi diatas dapat kita lihat bahwa BAZNAS Kota Tangerang
Selatan akan berusaha menjadikan sebuah lembaga yang dapat
dipercaya umat dalam menyalurkan zakat sebagai aplikasi terhadap
perintah Allah dalam surat At-Taubah yaitu mengeluarkan zakat. Hal ini
sesuai dengan ketentuan Al-Qur’an dan Sunnah yang menjadi landasan dari
BAZNAS Kota Tangerang Selatan.
BAZNAS mempunyai visi sebagai pengumpul, pendayaguna, dan
pendistribusi zakat di Kota Tangerang Selatan Visi tersebut ialah
Menjadikan BAZNAS Kota Tangerang Selatan sebagai lembaga pengelola
zakat yang dipercaya dalam membangkitkan ekonomi umat dalam rangka
57
Tim BAZNAS Kota Tangerang Selatan, Profil BAZNAS Kota Tangerang Selatan, artikel
diakses pada 10 Januari 2017 pukul 15:15 dari http://baznaskotatangsel.com/profil/
50
memerangi dan mengentaskan kemiskinan.58
Visi tersebut menjelaskan bahwa
BAZNAS Kota Tangerang Selatan dalam mengumpulkan, mendayagunakan, dan
mendistribusikan zakat mempunyai integritas dan dapat menumbuhkan
perekonomian umat Islam di Tangerang Selatan.
Untuk mencapai visi tersebut, tugas BAZNAS Kota Tangerang Selatan
ditopang dengan misi-misi yang meliputi:
a. Menggali potensi umat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Kota Tangerang Selatan dalam upaya memperkecil kemiskinan,
b. Memudahkan pelayanan para muzakki, munfiq dan mufashaddiq
dalam menunaikan Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS),
c. Mendistribusikan zakat kepada mustahik (yang berhak menerima
zakat) sesuai dengan hukum dan syari’at serta Undang-undang yang
berlaku.
Misi-misi berikut terdefinisikan untuk memenuhi visi BAZNAS
Kota Tangerang Selatan dalam pengumpulan, pendayagunaan dan
pendistribusian zakat. Menggali potensi umat dalam kesejahteraan
masyarakat dilakukan dalam pengumpulan zakat yang optimal.
Memudahkan pelayanan mewujudkan dalam manajemen BAZNAS Kota
Tangerang Selatan, hingga zakat tersebut didayagunakan dan
didstribusikan untuk mustahik.
Pemberian layanan dalam pengelolaan zakat, BAZNAS Kota
Tangerang Selatan mempunyai kantor pusat di Jalan Benda Raya,
58
Tim BAZNAS Kota Tangerang Selatan, Profil BAZNAS Kota Tangerang Selatan,
artikel diakses pada 10 Januari 2017 15:15 dari http://baznaskotatangsel.com/profil/
51
Pamulang, Tangerang Selatan. Setelah berpindah tempat, kini BAZNAS
Kota Tangerang Selatan beralamat di Jalan Benda Barat XIV Nomor 8,
Pamulang Permai II, Pondok Benda, Pamulang, Tangerang Selatan.
B. Struktur Organisasi BAZNAS Kota Tangerang
BAZNAS sebagai lembaga pelayanan masyarakat dari masyarakat
yang berzakat (muzakki) untuk masyarakat yang membutuhkan bantuan
zakat (mustahik), BAZNAS Kota Tangerang Selatan dikelola berdasarkan
struktur organisasi. Struktur organisasi dikelola oleh sumber daya
independen dan pemerintah untuk mengurusi administrasi, memfasilitasi,
dan melakukan penataan dalam pengelolaan zakat. Selain itu, sumber daya
dalam BAZNAS Kota Tangerang Selatan mengumpulkan
mendistribusikan, dan mendaya-gunakan zakat sesuai aturan undang-
undang dan ketentuan syari’ah.
Anggota dalam struktur organisasi BAZNAS Kota Tangerang
Selatan mempunyai tanggung jawab. Tanggung jawab tersebut antara lain
memperbaiki keadaan dan taraf perekonomian masyarakat, menyediakan
fasilitas yang akan menunjang upaya perbaikan penghasilan bagi umat,
dan melakukan penataan administrasi umum, personalia dan keuangan
zakat. Tanggung jawab tersebut disalurkan melalui bentuk pengelolaan
zakat berlandaskan syari’ah. Struktur organisasi di BAZNAS Kota
Tangerang Selatan sebagai berikut:
52
Dewan Pertimbangan
Ketua : Walikota Tangerang Selatan
Wakil Ketua : Sekertaris Kota Tangerang Selatan
Sekertaris : Asda 1 Kota Tangerang Selatan
Wakil Sekertaris : Kabag Kesra Setda Kota Tangerang Selatan
Anggota : 1. K.H Saidih, S.Ag.
2. K.H Zinuddin Abdullah, M.HUM.
3. K.H Hasyim Rais
2. Komisi Pengawas
Ketua : Kepala Kandepag Kab. Tangerang
Wakil Ketua : H. Norodom soekarno, S.Ip.
Sekertaris : Drs. H. Noor Aly
Wakil Sekertaris : Drs. H. Hasanuddin, M.M.
Anggota : 1. H. Dadang Syarif
2. H. Abdul Rahim Aryad
3. Drs. H. Suryadi
3. Badan Pelaksana
Ketua Umum : Drs. K.H. Endang Saefuddin, M.A.
Ketua I : Drs. H.M. Idris Elby, M.H.M.A
Ketua II : K.H. Komarudin
Ketua III : K.H. Juhana Zakaria
Sekertaris Umum : Drs. H. Nana Suardi
Sekertaris I : Bukit Sutiarno
53
Sekertaris II : Drs. Muchtar Kasmarang, S.Ag. M.M.
Bendahara : Drs. H. Masir
Wakil Bendahara : Drs. Abdul Karim Ja’far, M.M.
Seksi-Seksi
1. Seksi Pengumpulan
Ketua : DR.H. Dimyati Sajari, M.Ag.
Anggota : 1. H. Ruslan Sudjaja, S.H, M.M.
2. H. Muhyidin
3. H. Ramli Sondakh
4. H. Suroso
5. Baihaqi Hamdi
6. H. Weldy CH, S.E.
7. Yusuf FHR, S.Pd.
2. Seksi Pendistribusian
Ketua : Drs. Abdul Rozak Sastra, M.A.
Anggota : 1. Drs. H. Hasan HB, M.Pd.
2. Drs. Halimi
3. M. Tata Surya
4. Drs. M. Nasir Syah
5. H. Muchlash
6. Drs. Syamsuri
3. Seksi Pendayagunaan
Ketua : Drs. H. Nasuha Abu Bakar, M.A.
Anggota : 1. Drs. H. A. rozak, M.A.
2. H. Muhammad Siddiq, S.H.I.M.H
54
3. Drs. Jayadi.
4. Drs. H. Haryadi
5. Wandi, S.Sos.
6. H. Budi Hryawan, S.E.
7. Ust. H. Syarif
4. Seksi Pengembangan
Ketua : Ir. H. Junaidi
Anggota : 1. Drs. H. Haris Nasution
2. Drs. Syuhada, M.A.
3. H. Irawan, M.P.d.
4. Joko Suprapto
5. Ahmad Kurniadi, B.A.
6. Drs. Tafsir Munir
7. H. Muhammad Syafe’i, S.Ag
Struktur organisasi tersebut menggambarkan bahwa, masing-
masing anggota BAZNAS Kota Tangerang Selatan mempunyai tugas-
tugas yang meliputi,
a. Ketua
Ketua mempunyai tugas memimpin pelaksanaan tugas BAZNAS
Kota Tangerang Selatan dalam menjalankan program kerja dan rencana
yaitu:
(1) Membina dan membimbing umat dalam rangka pelaksanaan
zakat, infak dan sedekah,
55
(2) Mensosialisasikan hukum zakat dan UU No. 38 tahun 1999
tentang pengelolaan zakat,
(3) Memungut, menerima dan menyalurkan zakat, infak dan sedekah
serta lainnya sesuai dengan ketentuan syariat, dan
(4) Melakukan kerjasama dengan berbagai pihak dalam peningkatan
kualitas pungutan zakat dan kualitas pengelolaan zakat.59
Ketua bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan BAZNAS
Kota Tangerang Selatan, baik dalam pengumpulan, penyaluran dan
pendistribusian zakat. Selain itu, ketua melakukan sosialisasi dan kerja
sama kepada pemerintah dan lembaga-lembaga lain terkait pengelolaan
zakat dan rencana kerja BAZNAS Kota Tangerang Selatan.
b. Sekretaris
Sekretaris mempunyai tugas yang meliputi:
(1) Mengadakan pembagian tugas bagi masing-masing staf sekretaris,
(2) Melakukan penataan administrasi surat menyurat (kode surat) dan
lain-lain dan penataan arsip surat,
(3) Melakukan penataan sekretariat dari segi kelengkapan dan tata letak
arsip dan lain-lain,
(4) Menghimpun data seluruh seksi untuk bahan laporan dan publikasi,
(5) Melaksanakan sosialisasi pengelolaan zakat bekerjasama dan
berkoordinasi dengan seksi-seksi lain,
(6) Melaksanakan tugas lain di seksi pengelolaan zakat sesuai hasil rapat,
59
Tim BAZNAS Kota Tangerang Selatan, Profil BAZNAS Kota Tangerang Selatan,
artikel diakses pada 10 Januari 2017 15:15 dari http://baznaskotatangsel.com/profil/
56
(7) Menerbitkan buletin, pamflet, spanduk, buku petunjuk dan bimbingan
zakat bersama dengan seksi-seksi lain,
(8) Menyusun laporan bulanan, triwulan dan tahunan bekerjasama dan
berkoordinasi dengan seksi-seksi lain,
(9) Menyiapkan kupon pungutan dan pendistribusian zakat, infak dan
sedekah,
(10) Mengadakan dan membuat data inventaris BAZNAS,
(11) Melaksanakan sosialisasi peraturan perundang-undangan.60
Sekretaris membantu ketua untuk menginventaris setiap kegiatan yang
dilakukan oleh BAZNAS. Sekretaris yang menyediakan sumber daya
organisasi, menjaga kepemilikan perangkat untuk ke-butuhan BAZNAS.
Terdapat tiga pimpinan sekretaris untuk merincikan setiap kegaiatan
BAZNAS.
c. Bendahara
Bendahara mempunyai tugas yang meliputi,
(1) Membuat rencana anggaran tahun operasional BAZNAS Kota
Tangerang Selatan bersama sekretaris,
(2) Melaksanakan penataan administrasi keuangan zakat dan keuangan
operasional,
(3) Mengadakan pembagian tugas yang menangani administrasi keuangan
zakat dan menangani keuangan biaya operasional BAZNAS Kota
Tangerang Selatan,
60
Tim BAZNAS Kota Tangerang Selatan, Profil BAZNAS Kota Tangerang Selatan, artikel
diakses pada 10 Januari 2017 15:15 dari http://baznaskotatangsel.com/profil/
57
(4) Melaksanakan pembukuan penerimaan dan pengeluaran keuangan
zakat dan biaya operasional sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
(5) Menyiapkan data keuangan baik penerimaan dan pengumpulan,
pendistribusian, pendayagunaan, pengembangan maupun data biaya
pengelolaan sebagai data laporan dan publikasi,
(6) Menyiapkan laporan keuangan bulanan, triwulan, semesteran dan
tahunan,
(7) Melaksanakan sosialisasi pengelolaan zakat, infak dan sedekah
bekerjasama dan berkoordinasi dengan seksi-seksi lain.
Bendahara membantu ketua dalam pelaksanaan operasional
pengelolaan zakat. Seluruh administrasi dan keuangan BAZNAS diemban
oleh bendahara yang terdiri atas bendahara dan wakil bendahara.
Operasional mencakup dana hibah APBD Kota Tangerang Selatan, fleksibel
untuk dilaporkan kepada walikota.
d. Seksi Pengumpulan
Di bawah naungan ketua, terdapat seksi-seksi yang membantu dalam
pengelolaan zakat. Seksi-seksi tersebut berwenang menjalankan tugas dalam
pengumpulan, pendayagunaan, pendayagunaan dan pengembangan zakat.
Seksi pengumpulan pada BAZNAS Kota Tangerang Selatan mempunyai
tugas yang meliputi:
(1) Menyusun rencana dan program pelaksanaan pengumpulan zakat,
infak dan sedekah dan menginformasikan hasil pengumpulan zakat,
infak dan sedekah,
58
(2) Melaksanakan sosialisasi pengumpulan zakat, infak dan sedekah
bekerjasama dan berkoordinasi dengan seksi-seksi lain,
(3) Melakukan bimbingan tentang pengumpulan zakat, infak, dan sedekah
kepada UPZ, SKPD dan BAZ kecamatan,
(4) Mengintensifkan pengumpulan zakat, infak dan sedekah di seluruh
instansi / lembaga pemerintah dan swasta serta perusahaan, sesuai
ketentuan perundangan yang berlaku,
(5) Mendistribusikan kupon ke DKM, UPZ SKPD dan BAZ Kecamatan
serta lembaga pemerintah maupun swasta,
(6) Menyiapkan data pengumpulan zakat, infak dan sedekah sebagai
bahan laporan dan publikasi,
(7) Menyusun format database, melakukan pendataan dan
mengidentifikasi tentang muzakki,
(8) Melaksanakan tugas lain tentang pengelolaan zakat sesuai hasil rapat.
Pengelolaan zakat memerlukan fundraising atau penghimpunan
zakat.61
dalam mencapai fungsi keberadaan lembaga zakat. Kekuatan
lembaga zakat, termasuk BAZNAS adalah hak amil dari muzakki.
Organisasi mengindikasi zakat untuk dikumpulkan berdasarkan operasional
dalam ketahanan sumber daya BAZNAS. Maka, perlu adanya pengelolaan
zakat meliputi pengumpulan zakat untuk mencapai tujuan BAZNAS.
61
Tim BAZNAS Kota Tangerang Selatan, Profil BAZNAS Kota Tangerang Selatan, artikel
diakses pada 10 Januari 2017 15:15 dari http://baznaskotatangsel.com/profil/
59
e. Seksi Pendistribusian
Seksi pendistribusian pada BAZNAS Kota Tangerang Selatan
mempunyai tugas yang meliputi:
(1) Merumuskan format database, melakukan pendataan dan penyusunan
identifikasi tentang mustahik,
(2) Menyusun rencana dan program pelaksanaan pendistribusian kepada
mustahiq sesuai asnaf dan berdasarkan database,
(3) Mengelola pendistribusian zakat, infak dan sedekah secara produktif
untuk membebaskan umat dari rentenir dan membentengi akidah umat
serta meningkatkan kualitas SDM serta kesejahteraan umat,
(4) Melaksanakan sosialisasi pendistribusian zakat, infak dan sedekah
bekerjasama dan berkoordinasi dengan seksi-seksi lain,
(5) Menyiapkan data pendistribusian zakat, infak dan sedekah sebagai
bahan laporan dan publikasi,
(6) Melaksanakan tugas lain tentang pengelolaan zakat sesuai hasil rapat
BAZNAS mengembangkan data mustahik untuk kemudian menjadi
bahan acuan untuk mendistribusikan zakat secara optimal. Pendistribusian
bersyarat untuk menyalurkan zakat kepada usaha konsumtif dan produktif
guna membebaskan hidup umat dari keterbatasan ekonomi. Setelah itu, seksi
pendistribusian memberikan hasil publikasi kepada ketua untuk dialporkan
kepada muzakki dan walikota.
60
f. Seksi Pendayagunaan
Seksi pendayagunaan pada BAZNAS Kota Tangerang Selatan
mempunyai tugas yang meliputi:
(1) Merencanakan dan melaksanakan pendayagunaan dana zakat, infak
dan sedekah untuk kegiatan non komsumtif (modal bergulir) bersama
seksi pendistribusian dan seksi lainnya,
(2) Merencanakan dan melaksanakan pendayagunaan dana zakat, infak,
sedekah, dan sebagainya bekerjasama dengan seksi pen-distribusian
dan seksi lain untuk usaha produktif,
(3) Merencanakan pendayagunaan zakat, infak dan sedekah dalam
pengikutsertaan modal usaha produktif di bawah pengawasan / kontrol
yang ketat,
(4) Mengadakan kerjasama dengan pihak-pihak terkait dalam pen-
dayagunaan zakat, infak dan sedekah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku,
(5) Menyiapkan data pendayagunaan zakat, infak dan sedekah sebagai
bahan laporan dan publikasi,
(6) Mengadministrasikan dokumen pendayagunaan zakat, infak dan
sedekah,
(7) Melaksanakan sosialisasi pengelolaan zakat bersama dan ber-
koordinasi dengan seksi lain,
(8) Melaksanakan tugas lain tentang pengelolaan zakat sesuai hasil rapat.
61
Melakukan tugas yang hampir sama dengan seksi pendistribusian
zakat, seksi pendayagunaan zakat bertanggung jawab dalam pendayagunaan
zakat setelah didistribusikan. Usaha produktif meliputi modal bergulir untuk
membebaskan umat dari jeratan kemiskinan. Seksi pendayagunaan
melaksanakan tugas tersetu dan melaporkannya kepada ketua.
g. Seksi Pengembangan
BAZNAS Kota Tangerang Selatan memiliki seksi pengembangan
untuk mengembangkan operasional yang sudah berjalan dan demi mencapai
terbentuknya zakat sebagai pengentasan kemiskinan di Kota Tangerang
Selatan. Baik pengelolaan dan sumber daya dikembangkan sesuai dengan
rencana.
Seksi pengembangan pada BAZNAS Kota Tangerang Selatan
mempunyai tugas yang meliputi,
(1) Menyusun rencana program pelaksanaan pengembangan ZIS
dengan pengelolaan yang profesional, sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku,
(2) Menyusun rencana program pengelolaan zakat, infak dan sedekah
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku,
(3) Melaksanakan penelitian tentang pengelolaan zakat, infak dan
sedekah,
(4) Melaksanakan sosialisasi pengelolaan zakat, infak dan sedekah
dalam bentuk seminar, pelatihan dan lain-lain bekerjasama dan
berkoordinasi dengan seksi-seksi lain,
62
(5) Menyiapkan data pengembangan pengelolaan zakat, infak dan
sedekah sebagai bahan laporan dan publikasi,
(6) Mengurus tugas lain pada pengelolaan zakat sesuai hasil rapat.
Pengembangan seperti membentuk penelitian dan melakukan
sosialisasi dapat meningkatkan muzakki dalam membayar zakat. BAZNAS
membentuk seksi pengembangan untuk memgembangkan potensi zakat
yang ada di wilayah BAZNAS Kota Tangerang Selatan.
C. Program-Program BAZNAS Kota Tangerang Selatan
Program-program yang ada di BAZNAS Kota Tangerang
Selatan dibuat meurut dengan asnaf, sebagai berikut:
1. Asnaf Riqab terdiri dari:
a. Bantuan Kesehatan
b. Rehab / Bedah Rumah
c. Bantuan berdasarkan proposal
2. Asnaf Gharimin terdiri dari:
a. Bantuan sarana keagamaan yaitu:
b. TPQ / TPA
c. Majlis Taklim
d. Mushalla / Masjid
3. Asnaf Muallaf terdiri dari:
a. Bantuan Pembinaan Muallaf
b. Bantuan Masyarakat Dhu’afa
63
4. Asnaf Ibnu Sabil terdiri dari:
a. Bantuan Beasiswa Berkelanjutan:
b. Siswa SD / MI
c. Siswa SLTP
d. Siswa SLTA
5. Asnaf fi sabilillah terdiri dari:
a. Bantuan Guru Ngaji
b. Bantuan Guru TPQ / TPA.
Dari berbagai asnaf, program tersebut dikategorikan ke dalam tiga
program besar, yaitu:
1. Program Tangsel Cerdas
2. Program Tangsel Modern
3. Program Tangsel Religius
64
BAB IV
STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZIS DI BAZNAS KOTA
TANGERANG SELATAN
A. Mekanisme dan Strategi Pendistribusian ZIS di BAZNAS Kota
Tangerang Selatan
Pendistribusian ZIS menjadi sangat penting, di samping
pengumpulan dan pendayagunaan ZIS. Pendistribusian zakat dilakukan
setelah tercapainya hasil dalam pengumpulan zakat, dan nantinya akan
dilakukan pemberdayaan, apabila kebutuhan mustahik tercukupi.
Ada dua hal yang dapat mengidentifikasi pendistribusian pada
ZIS, yaitu mekanisme pendistribusian, dan strategi pendistribusian.
1. Mekanisme Pendistribusian ZIS di BAZNAS Kota Tangerang
Mekanisme mengacu kepada cara kerja suatu kegiatan untuk
meningkatkan hasil kerja. Dalam menjalankan sebuah mekanisme,
BAZNAS Kota Tangerang Selatan menjalankan kegiatan pendistribusian
dengan beberapa hal, yaitu:
a. Larangan Kegiatan terhadap Riba dan Gharar
Sebagai lembaga zakat, kegiatan yang dilakukan berdasarkan
prinsip keislaman, baik dalam kegiatannya maupun dalan segi
administrasinya. Larangan terhadap riba dan gharar tersebut
tertuang dalam Undang-Undang Dasar Nomor 23 Tahun 2011,
bahwa zakat wajib didistribusikan kepada mustahik sesuai syari’at
65
Islam.62
Oleh sebab itu, dalam pelaksanaan pendistribusian harus
sesuai dengan nilai-nilai kesyari’ahan.
Dalam menjalankan kegiatannya, BAZNAS Kota Tangerang
Selatan menerapkan pendistribusian ZIS dengan tidak mengandung
unsur riba dan gharar. Hal tersebut dapat dilihat melalui laporan
keuangannya.
Tabel 4.1. Rekapitulasi ZIS BAZNAS Kota Tangerang Selatan
No Uraian Pemasukan Pengeluaran Saldo
1 Fitrah 7 BAZCAM 1,556,022,000
2 Fitrah SKPD, dll 214,309,700
3 ZIS SKPD, dll 1,599,252,922
4 Infak Calhaj 45,697,500
5 Bonus Bank 74,492,854
6 Administrasi & Pa-
jak Bank
16,980,199
7 Asnaf Fuqoro, ma-
sakin, & amilin da-
ri Fitrah, SKPD, dll
33,275,510
8 Amilin Dari ZIS
SKPD DLL
115,978,000
9 Pentasarufan 2016 3,016,000,000
Jumlah 3,489,774,976 3,182,233,709 307,541,267
Pada rekapitulasi hasil pengumpulan ZIS pada tahun 2015,
BAZNAS Kota Tangerang Selatan telah mengumpulkan dana dari 7
BAZCAM atau Badan Amil Zakat Kecamatan, dan institusi
62
Undang-Undang No.23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat, Pasal 25
66
pemerintah dalam bentuk SKPD. Dalam mengumpulkan hasil ZIS
tersebut, BAZNAS Kota Tangerang Selatan juga melayani muzakki
dalam bentuk rekening bank. BAZNAS Kota Tangerang Selatan
tidak mencampur bonus bank yang sebanyak Rp. 74.492.854,-
dengan jumlah zakat muzakki karena BAZNAS Kota Tangerang
Selatan masih menjadi nasabah bank konvensional. Sehingga, dalam
pendistribusian ZIS di BAZNAS Kota Tangerang Selatan telah
menjalankan prinsip syari’ah.
b. Proporsi Pendistribusian
Zakat yang terkumpul di wilayah Kota Tangsel telah di
distribusikan dan didayagunakan Berdasarkan asnaf sebagai berikut63
:
(1) Zakat Fitrah
Sebesar 60% zakat fitrah didistribusikan di DKM / UPZ
setempat, dengan prosentase sebagai berikut:
(a) Asnaf fakir 12,5%
(b) Asnaf miskin 12,5%
(c) Asnaf amilin 7,0%
(d) Asnaf muallaf 7,5%
(e) Asnaf Riqab 3.0%
(f) Asnaf Gharimin 5.0%
(g) Asnaf Fi Sabilillah 10,0%
63
Kasmarang H. Muchtar, BAZNAS Kota Tangerang Selatan, (Tangerang Selatan : 2011) Cet. 1 h. 29.
67
Sebesar 5%, zakat fitrah didistribusikan di UPZ Kelurahan
dengan prosentase sebagai berikut:
(a) Asnaf Amilin 3,0%
(b) Asnaf Riqab 2,0%
Sebesar 20%, zakat fitrah didistribusikan di BAZCAM
dengan prosentase sebagai berikut:
(a) Asnaf Amilin 2,5%
(b) Asnaf Muallaf 2,5%
(c) Asnaf Riqab 5,0%
(d) Asnaf Gharimin 5,0%
(e) Asnaf Ibnu Sabil 5,0%
Sebesar 20%, zakat fitrah didistribusikan di BAZNAS
Kota Tangerang Selatan dengan prosentase sebagai berikut:
(a) Asnaf Muallaf 2,5%
(b) Asnaf Riqab 2,5%
(c) Asnaf Gharimin 2,5%
(d) Asnaf Ibnu Sabil 5,0%
(e) Asnaf fi Sabilillah 2,5%
Zakat Fitrah yang di kumpulkan di UPZ Kantor Dinas/
Badan/Instansi/ Lembaga dan BUMN/ BUMD, Perusahaan
68
Swasta didistribusikan Sebesar 32% dengan prosentase sebagai
berikut64
:
(a) Asnaf Fakir 12,5%
(b) Asnaf Miskin 12,5%
(c) Asnaf Amilin 7,0%
Sisanya dari UPZ Kantor dinas yang sebesar 68%
didistribusikan/didayagunakan di BAZNAS Kota Tangerang
Selatan dengan prosentase sebagai berikut:
(a) Asnaf Amilin 5,5%
(b) Asnaf Muallaf 12,5%
(c) Asnaf Riqab 12,5%
(d) Asnaf Gharimin 12,5%
(e) Asnaf Ibnu Sabil 12,5%
(f) Asnaf fi Sabilillah 12,5%
(2) Zakat Profesi dan ZIS lainnya
Sejak tahun 2009 sampai saat ini zakat profesi dan
ZIS lainnya hanya dipungut dari SKPD/ Dinas/ Badan/
Instansi Pemerintah dari Kantor Kecamatan wilayah Kota
Tangerang Selatan yang didistribusikan sebagai berikut65
:
(a) Di UPZ yang bersangkutan prosentase untuk asnaf Amilin
sebesar 5,5%.
64
Kasmarang H. Muchtar, BAZNAS Kota Tangerang Selatan, (Tangerang
Selatan : 20011) Cet. 1 hal. 31. 65
Kasmarang H. Muchtar, BAZNAS Kota Tangerang Selatan, (Tangerang
Selatan : 20011) Cet. 1 hal. 31.
69
(b) Di BAZNAS Kota Tangerang Selatan dengan prosentase
sebagai berikut:
Asnaf Fakir 12,5%
Asnaf Miskin 12,5%
Asnaf Muallaf 7,0%
Asnaf Riqab 12,5%
Asnaf Gharimin 12,5%
Asnaf Ibnu Sabil 12,5%
Asnaf fi Sabilillah 12,5%
Keseluruhan penggolongan dana zakat tersebut diatas,
didistribusikan dan didayagunakan oleh BAZNAS Kota Tangerang Selatan
tahapannya yaitu66
:
(1) Pentasharrufan Tahap Pertama didistribusikan kepada:
a. Asnaf Riqab terdiri dari:
Bantuan Kesehatan
Rehab / Bedah Rumah
Bantuan berdasarkan proposal
b. Asnaf Ibnu Sabil (Beasiswa Berkelanjutan) terdiri dari:
Siswa SD/ MI
Siswa SLTP
Siswa SLTA
66
Endang Saefudin, Drs. K. H, Ketua BAZNAS Kota Tangerang Selatan, Wawancara
Pribadi, Tangerang Selatan, 12 Februari 2017
70
c. Asnaf fi sabilillah terdiri dari:
Bantuan Guru Ngaji
Bantuan Guru TPQ / TPA
(2) Pentasharrufan tahap kedua di distribusikan kepada:
(a) Gharimin terdiri dari:
Sarana keagamaan yang terdiri dari:
o TPQ/TPA
o MI
o SD
o MTS
o Majelis Ta’lim
o Mushalla
o Masjid
(b) Muallaf yang terdiri dari:
Bantuan Muallaf
Bantuan Dhuafa
Penggolongan bantuan ini sewaktu-waktu dapat berubah sesuai
dengan ketersediaan dana dan kebutuhan bantuan. Selain bantuan kelima
asnaf di atas, BAZNAS Kota Tangerang Selatan melayani pula bantuan
spontanitas (sewaktu-waktu) yang kemudian disesuaikan dengan asnaf
pemohon. Berikut adalah uraian pentasharufan yang dilakukan oleh
BAZNAS Kota Tangsel pada tahun 2016.
71
Tabel 4.2. Uraian Pentasharufan BAZNAS Kota Tangerang Selatan 2016
NO URAIAN/ASNAF VOLUME SATUAN JUMLAH
Penerimaan ZIS 2015 3.489.774.976
Pengeluaran administrasi dll 256.445.949
Pengeluaran 3.016.000.000
Saldo 217.329.027
I Masakin = Rp. 595.000.000
1.Bantuan Temporer 200.000.000
2.Bantuan Kesehatan 120.000.000
3.Bantuan Modal dan
peningkatan ekonomi
umat
275.000.000
II Sabilillah = Rp. 682.750.000
1.Guru Ngaji 71.250.000
2.Guru TPA/TPQ 400 Orang @Rp. 300.000 120.000.000
3.Bantuan Dhuafa 491.500.000
III Ibnu Sabil = Rp. 1.217.200.000
1.Beasiswa SD/MI 187.600.000
2.Beasiswa SLTP 232.200.000
3.Beasiswa SLTA 259.500.000
4.Marbot 69.900.000
5.Mushalla 117.000.000
6.Masjid 236.000.000
7.KKM- MTs. 50.000.000
8.KKM- MI 25.000.000
72
IV Muallaf = Rp. 49.050.000
1.Muallaf 49.050.000
V Gharimin = Rp. 512.000.000
1.Rehab Rumah 512.000.000
JUMLAH 3.016.000.000
Pendistribusian dana dari Rp. 3.016.000.000,- seluruh asnaf di sebar
ke tujuh kecamatan yang ada di Kota Tangerang Selatan yaitu Kecamatan
Pamulang, Kecamatan Ciputat, Kecamatan Ciputat Timur, Kecamatan
Pondok Aren, Kecamatan Serpong, Kecamatan Serpong Utara dan
Kecamatan Setu. Para mustahik atau penerima dana tersebut telah didata
oleh BAZCAM yang mengerti akan kondisi perekonomian di wilayahnya.
BAZNAS Kota Tangerang Selatan memproporsikan kepada BAZCAM yang
juga menjabat sebagai pengurus kecamatan untuk dibagikan ke setiap
kecamatan.
2. Strategi Pendistribusian ZIS di BAZNAS Kota Tangerang Selatan
Dalam menetapkan pendistribusian ZIS, BAZNAS Kota
Tangerang Selatan melakukan strategi di antaranya,
a. Penetapan Strategi
Penetapan strategi dilakukan sebelum melakukan
kegiatan. Biasanya, BAZNAS kota Tangerang Selatan
melakukan Rapat Kerja (RAKER) untuk menentukan tugas-
tugas dalam pendistribusian zakat.
73
Target penyusunan RAKER terdiri atas67
:
(1) Membangun kerjasama yang baik dalam persiapan cetak
biru pengembangan sinergi lembaga zakat dari
pemerintah dalam jangka panjang.
(2) Melaksanakan solusi jabaran evaluasi hasil pelaksanaan
tugas, pencapaian pencapaian program setiap tahun
ndan menjadi bahan pengambilan keputusan serta
kebijakan di tahun berikutnya.
(3) Menyusun rumusan program, jabaran tata kerja serta
draft reasioning anggaran (dana hibah) tahun
berikutnya.
Dalam menetapkan pendistribusian zakat, BAZNAS
Kota Tangerang Selatan telah memiliki sasaran-sasaran untuk
kelima asnaf yang terdiri atas riqab, masakin, sabilillah, ibnu
sabil dan gharimin. BAZNAS Kota Tangerang Selatan
melakukan RAKER setiap satu periode setelah selesai dalam
pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan.
Selain itu, BAZNAS Kota Tangerang Selatan
mendeskripsikan kekuatan dan kelemahan pada intern
67
Panitia Pelaksana Raker BAZNAS Kota Tangerang Selatan, Bahan
RAKER (Rapat Kerja) BAZNAS Kota Tangerang Selatan 2016, (Pamulang: BAZNAS Kota
Tangerang Selatan, 2016), h. 2.
74
BAZNAS sendiri. Kekuatan dan kelemahan BAZNAS dapat
tertuang pada tabel berikut.68
Tabel 4.3. Kekuatan dan Kelemahan pada BAZNAS Kota Tangerang Selatan
Kekuatan Kelemahan (Permasalahan)
Pentasarufan ZIS mempunyai pro-
sentasi yang besar. Pada tahun terak-
hir (2015), BAZNAS telah mendistri-
busikan sebesar Rp.3.016.000.000,-
atau mencapai 100 persen.
Terbatasnya sarana penunjang guna
kelancaran tugas pokok pelayanan
(seperti laptop, komputer, dan trans-
portasi).
Pendistribusian dibantu oleh
BAZCAM, Kelurahan dan UPZ
lainnya untuk memaksimalkan
pendistribusian.
Belum terbentuk / ditetapkannya pe-
ngurus BAZNAS Kota Tangerang
Selatan yang telah selesai masa
tugasnya.
Pendistribusian ZIS mendapatkan
dana dari institusi pemerintah dalam
bentuk SKPD.
Belum maksimalnya satuan kerja /
seksi di lingkungan BAZNAS Kota
Tangerang Selatan dalam
melaksanakan tugas di bidang
pengelolaan zakat.
Pelaksanaan program dan kegiatan
pada BAZNAS Kota Tangerang
Selatan dibantu dana hibah
Pemerintah Kota Tangerang Selatan.
Tidak tersedianya honorarium atau
uang transportasi bagi pengurus
(sebagai motivasi peningkatan
kinerja).
Dari segi operasional, BAZNAS Kota Tangerang
Selatan masih belum strategis menjalankanya. Belum
tergantikannya pengurus, tidak maksimalnya satuan kerja, dan
kurangnya fasilitas pada internal dapat menghambat jalannya
nilai strategis pada operasional BAZNAS Kota Tangerang
Selatan.
68
Panitia Pelaksana Raker BAZNAS Kota Tangerang Selatan, Bahan
RAKER (Rapat Kerja) BAZNAS Kota Tangerang Selatan 2016, (Pamulang: BAZNAS Kota
Tangerang Selatan, 2016), h. 12.
75
b. Implementasi Strategi
Penerapan strategi merupakan proses yang sangat
penting bagi keberhasilan suatu organisasi. Berikut
implementasi strategi BAZNAS Kota Tangerang Selatan
dalam upaya mendistribusikan ZIS:
(1) Pendistribusian zakat dilakukan sesuai dengan syar’i
setelah dikurangi dengan hak amilin 12,5 persen. Sisanya
sebesar 87,5 persen dibagikan kepada lima ashnaf
lainnya yaitu fakir, miskin, ghorimin, ibnu sabil dan
fisabilillah.
(2) BAZNAS Kota Tangerang Selatan melakukan Rapat
Kerja (RAKER) untuk mendeskripsikan pendistribusian
zakat untuk lima ashnaf agar ZIS yang didistribusikan
tersalur secara strategis dan tepat sasaran.
(3) BAZNAS Kota Tangerang Selatan memberikan
pelatihan-pelatihan dan pembekalan skill bagi para
kaum dhuafa, sehingga dana zakat yang diberikan oleh
lembaga dapat di kelola dengan baik dan dapat
meningkatkan pendapatan.
(4) Adanya dana produktif dan konsumtif, dana
produktif adalah dana yang diberikan kepada kaum
dhuafa dapat dikelola dengan baik agar dana yang
terbatas itu dapat dimanfaatkan dalam bentuk UMKM,
76
harapannya adalah agar dana yang terbatas itu dapat
bergulir menjadi besar dan dapat disalurkan kepada
mustahik lainnya, sedangkan dana konsumtif adalah dana
yang diperuntukan santunan.
(5) BAZNAS Kota Tangerang Selatan melakukan hubungan
kerja kepada BAZCAM dan UPZ terkait dengan
pengumpulan dan pentasharrufan atau pendistribusian
zakat. Zakat yang telah dikumpulkan, disalurkan melalui
BAZCAM dan UPZ melalui BAZNAS Kota Tangerang
Selatan. pendistribusian oleh BAZCAM dan UPZ
ditentukan oleh BAZNAS Kota Tangerang Selatan
terkait besaran yang diberikan setiap mustahik.69
BAZNAS Kota Tangerang Selatan telah menjalankan
implementasi strategi dengan baik pada akses eksternal.
Dengan dibantu BAZCAM dan UPZ, BAZNAS Kota
Tangerang Selatan melakukan pendistribusian ZIS kepada
mustahik dengan berbagai macam jenisnya, seperti pelatihan
dan memberikannya langsung.
c. Evaluasi Strategi
Setelah menetapkan dan menerapkan strategi,
BAZNAS Kota Tangerang Selatan mengevaluasi hasil kinerja
mereka. Pada 2015 sebagai pengimplementasi tahun 2016,
69
Endang Saefudin, Drs. K. H, Ketua BAZNAS Kota Tangerang Selatan,
Wawancara Pribadi, Tangerang Selatan, 12 Februari 2017
77
BAZNAS Kota Tangerang Selatan telah melakukan kegiatan
yang dikaregorikan berdasarkan tiga garis besar program, yaitu
Tangsel Cerdas, Tangsel Modern, dan Tangsel Religius.
BAZNAS Kota Tangerang Selatan juga melakukan rencana
pentasharufan ZIS untuk tahun berikutnya, dan dibagikan
kepada dewan pertimbangan dan komisi pengawas pada
RAKER 2016. Uraian tersebut dituangkan dalam tabel
berikut.70
Tabel 4.4. Evaluasi dan Rencana Kinerja BAZNAS Kota Tangerang Selatan Tahun 2016 – 2017
No Uraian Kegiatan Nilai Realita
(Rp)
Estimasi
Keterangan Nilai (Rp)
A PROGRAM TANGSEL
CERDAS
1 Beasiswa SD / MI 187,600,000 270 Mustahik
@ 700,000
189,000,000
2 Beasiswa SLTP 232,200,000 216 Mustahik
@ 1,350,000
291,600,000
Beasiswa SLTA 259,500,000 175 Mustahik
@ 1,500,000
262,500,000
3 Bantuan Temporer 200,000,000 300,000,000
4 KKM.MTs 50,000,000 50,000,000
5 KKM.MI 25,000,000 25,000,000
B PROGRAM TANGSEL
MODERN
70
Panitia Pelaksana Raker BAZNAS Kota Tangerang Selatan, Baham
RAKER (Rapat Kerja) BAZNAS Kota Tangerang Selatan 2016, (Pamulang: BAZNAS Kota
Tangerang Selatan, 2016), h. 11 dan 16.
78
1 Bantuan Kesehatan 120,000,000 170,000,000
2 Bantuan Modal & Peni-
ngkatan Ekonomi Umat
275,000,000 366 Mustahik
@ 1,000,000
366,000,000
3 Bedah Rumah 512,000,000 31 Rumah @
17,500,000
542,500,000
4 Pembinaan Mu’alaf 49,050,000 100,000,000
5 Bantuan Dhu’afa 261,500,000 1080 Mustahik
@ 300,000
324,000,000
C PROGRAM TANGSEL
RELIGIUS
1 Bantuan Masjid 236,000,000 118 Masjid @
2,500,000
295,000,000
2 Bantuan Musholla 117,000,000 117 Masjid @
1,500,000
175,500,000
3 Bantuan Marbot 69,900,000 233 Mustahik
@ 300,000
69,900,000
4 Bantuan Guru Ngaji 71,250,000 285 Mustahik
@ 300,000
85,500,000
5 Bantuan Guru TPA /
TPQ
120,000,000 4000 Mustahik
@ 350,000
140,000,000
6 Bantuan Anak Yatim 230,000,000
Jumlah 3,016,000,000 3,386,500,000
Dalam tabel evaluasi dan perencanaan kinerja
BAZNAS Kota Tangerang Selatan, penentuan pada evaluasi
kegiatan sudah berjalan dengan baik. BAZNAS Kota
Tangerang Selatan optimis, hasil pentasharufan dan
pendistribusian akan ZIS meningkat dengan selisih Rp.
79
268,549,900,- di periode berikutnya. Namun dari penentuan
evaluasi tersebut, BAZNAS Kota Tangerang Selatan tidak
menyebutkan secara strategis angka tersebut datangnya dari
mana, dan BAZNAS Kota Tangerang Selatan kurang detail
dalam menentukan jumlah mustahik pada prediksi tersebut.
d. Analisis SWOT
Untuk mencapai tujuan yang ditentukan, terdapat
beberapa faktor penting yang harus diperhatikan, yakni
kekuatan, kelamahan, peluang, dan ancaman dimasa
sekarang dan dimasa yang akan datang. BAZNAS Kota
Tangsel harus mengetahui faktor-faktor tersebut. Faktor
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman BAZNAS Kota
Tangsel dalam mendistribusikan dana ZIS dapat digambarkan
dalam unsur-unsur analisis SWOT berikut.
(1) Kekuatan (Strenght)
Kekuatan yang dimiliki BAZNAS Kota Tangsel
dalam mendistribusikan dana ZIS, yaitu:
(a) Mempunyai sumber pendanaan tetap dari pegawai
negeri di pemerintahan Kota Tangerang Selatan
dalam bentuk SKPD.
(b) Mempunyai tiga program pokok, yaitu Tangsel
Cerdas, Tangsel Modern dan Tangsel Religius dan
berjalan tetap.
80
(c) BAZNAS Kota Tangerang Selatan melakukan
hubungan kerja kepada BAZCAM dan UPZ terkait
dengan pendistribusian ZIS.
(d) SDM yang berkualitas. Para amil yang berada di
BAZNAS Kota Tangerang Selatan adalah tenaga–
tenaga profesional yang memiliki latar belakang
berbeda dan jiwa sosial yang cukup tinggi.
(e) Mempunyai pelatihan soft skill untuk mustahik.
(2) Kelemahan (Weakness)
Kelemahan yang dimiliki BAZNAS Kota Tangsel
dalam mendistribusikan dana ZIS, yaitu:
(a) Dorongan pemerintah yang kurang karena belum
adanya PERDA tentang zakat.
(b) Keterbatasan pencapaian pengumpulan dana ZIS,
sehingga pendistribusian dana ZIS kurang merata.
(c) Belum terbentuk kembali Pengurus BAZNAS Kota
Tangerang Selatan dan masih diurus pengurus
periode lama.
(d) Tidak adanya honor tetap untuk pengurus BAZNAS
Kota Tangerang Selatan.
(e) Kurangnya fasilitas, sarana dan prasarana sebagai
penunjang operasional pengurus.
81
(3) Peluang (Opportunities)
Peluang yang dimiliki oleh BAZNAS Kota Tangsel
dalam mendistribusikan dana ZIS, yaitu:
(a) Sekitar 90 persen masyarakat Tangerang Selatan
beragama muslim.
(b) Potensi ZIS cukup besar di Kota Tangerang
Selatan, dilihat dari 29 miliar pendapatan per kapita
masyarakat.
(c) Kesadaran masyarakat untuk membayar zakat di
lembaga zakat mulai membaik.
(d) Capaian ZIS pada BAZNAS Kota Tangerang
Selatan mencapai tiga miliar, sehingga akan terus
berkembang.
(e) BAZNAS Kota Tangerang Selatan dibantu
pemerintah untuk membuat anjuran berzakat di
BAZNAS Kota Tangerang Selatan.
(4) Ancaman (Threat)
Ancaman BAZNAS Kota Tangsel dalam men-
distribusikan dana ZIS, yaitu:
(a) Kurangnya sosialisasi mengenai ZIS dari BAZNAS
Kota Tangerang Selatan. Pemerintah turut andil
untuk lebih giat mempromosikan BAZNAS Kota
Tangerang Selatan.
82
(b) Letak kantor BAZNAS Kota Tangerang Selatan
kurang strategis, sehingga masyarakat Tangerang
Selatan belum mengenal jauh BAZNAS Kota
Tangerang Selatan.
(c) Banyak pesaing, seiring dengan tumbuhnya
pemahaman masyarakat akan ajaran agama islam
yang ditunjukan, dengan tumbuhnya lembaga–
lembaga ekonomi syariah, maka zakat sebagai suatu
kewajiban yang harus dijalankan pun ikut
berkembang. Sehingga tumbuh kembangnya
Lembaga Amil Zakat swasta pun tidak bisa
dihindarkan.
(d) Kurangnya pengawasan, karena jumlah amil yang
terbatas, sehingga dalam pendistribusian/pem-
berdayaan belum dapat melakukan pembinaan dan
pendampingan secara maksimal kepada para
mustahik.
(e) Pendistribusian masih kurang maksimal. Dengan
capaian tiga miliar, BAZNAS Kota Tangerang
Selatan masih memberikan proporsi kecil.
83
Setelah dijabarkan, dapat dibuat matriks sebagai berikut.
Tabel 4.5. Matriks SWOT BAZNAS Kota Tangerang Selatan
IFAS
EFAS
Strenght
Sumber Pendanaan Tetap pada SKPD;
Program Pokok dan Tetap;
Kerjasama dengan
UPZ dan BAZCAM;
SDM Berkualitas;
Pelatihan Soft Skill
Weakness
Kurangya Dorongan Pemerintah;
Keterbatasan Pendistribusian ZIS;
Pengurus baru
belum dibuat;
Tidak adanya honor tetap;
Kurangnya Fasilitas
Opportunities
Masyarakat Tange-rang Selatan Mayo-
ritas Islam;
Potensi ZIS sangat Besar;
Kesadaran Berzakat
di Lembaga Zakat
Membaik;
Capaian Besar;
Pemerintah Menganjurkan
Masyarakat untuk
Berzakat di
BAZNAS Tangsel.
Strategi S–O
Merancang Strategi Pendistribusian ZIS
dari Dana SKPD;
Mendeskripsi Program Pokok
untuk Menggali
Potensi ZIS;
Kerjasama dengan
UPZ dan BAZCAM
akan urgensi ZIS;
SDM Berkembang untuk Mengelola
Capaian ZIS yang
Besar;
Pemerintah Mengembangkan
Pelatihan dan
Menunjukkan
Hasilnya Ke
Masyarakat.
Strategi W–O
Melakukan Pende-katan Kepada Ma-
syarakat dengan
Personal
Bangun Inovasi untuk Membangun
Potensi ZIS;
Recruitment Rela-
wan untuk
Membantu
BAZNAS;
Relokasi Anggaran untuk Bonus
Pengurus;
Pendekatan dari pemerintah ke
Masyarakat, Bantu
Maksimalkan
Pendistribusian
ZIS.
84
Threath
Kurangnya Sosialisasi ZIS;
Letak Kantor Kurang Strategis;
Pesaing LAZ
Belum Melakukan Pembinaan
Pendistribusian
ZIS;
Proporsi Pendistribusian
Masih Kecil.
Strategi S – T
Gunakan Dana SK-PD untuk Men-
sosialisasikan ZIS;
Distribusikan Program dengan
Maksimal Agar
Masyarakat
Mengetahui
Kinerja, sehingga
Letak Tidak
Menjadi
Penghalang;
Lakukan Kerja-
sama Tim dengan
BAZCAM dan
UPZ untuk
Membangun
Pendistribusian
ZIS;
Gunakan SDM yang ada untuk melaku-
kan pembinaan;
Kurangi Dana Pela-tihan untuk menam-
bah Proporsi.
Strategi W–T
BAZNAS Datang Sendiri ke Masya-
rakat untuk Me-
ningkatkan
Distribusi ZIS;
BAZNAS Lebih Banyak Studi
Lapangan;
Membentuk Pengu-
rus Sesegera Mung-
kin;
Membuat Distribusi Ke Arah Produktif
dan Berkelanjutan;
Menggunakan Fasi-litas yang ada untuk
Menyetarakan Pro-
porsi distribusi.
Berdasarkan matriks di atas, BAZNAS Kota Tangerang
Selatan mempunyai peluang strategis dari kekuatan yang
dimiliki, seperti hadirnya pemerintah, UPZ dan BAZCAM
untuk membantu meningkatkan pendistribusian ZIS. Pada
saat ini, BAZNAS Kota Tangerang Selatan sebaiknya
melakukan pendekatan personal kepada masyarakat untuk
memaksimalkan pendistribisian dan menggunakan fasilitas
yang ada. Cara-cara efektif lainnya, dapat dilihat pada
85
strategi S–T yang secara garis besar, meningkatkan SDM
internal untuk bisa mendapat perhatian pada eksternal.
B. Aplikasi Pendistribusian ZIS di BAZNAS Kota Tangerang Selatan
1. Jenis Pendistribusian
Pendistribusian pada BAZNAS Kota Tangerang Selatan memiliki
karakter berdasarkan inovasi program dan bantuan untuk para mustahik.
Inovasi tersebut dibagi menjadi tiga jenis pendistribusian, yaitu:
a. Distribusi Konsumtif Tradisional
BAZNAS Kota Tangerang Selatan mendistribusikan zakat
fitrah kepada lima asnaf yang diwakili oleh BAZCAM di tujuh
kecamatan. Pada 2016, BAZNAS Kota Tangerang Selatan
membagikan kupon sebanyak 9380 lembar dengan nominal
sebanyak Rp. 16.415.000.000.
b. Distribusi Produktif Tradisional
BAZNAS Kota Tangerang Selatan mendistribusikandana ZIS
dalam bentuk beasiswa pendidikan. Beasiswa tersebut dibagi ke
dalam tiga tingkat, yaitu SD, SLTP, dan SLTA yang dimasukan ke
dalam program Tangsel Cerdas.
c. Distribusi Produktif Kreatif
BAZNAS Kota Tangerang Selatan secara periodik
mendistribusikan bantuan modal dan peningkatan ekonomi umat
kepada masyarakat Kota Tangerang Selatan di tujuh kecamatan.
Bantuan tersebut digolongkan pada program Tangsel Modern.
86
Dalam mendistribusikan dana ZIS, BAZNAS Kota
Tangerang Selatan memberikan syarat kepada mustahik yang akan
menerima bantuan dari BAZNAS Kota Tangerang Selatan. Adapun
syaratnya sebagai berikut71
:
a. Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari Kelurahan,
b. Bukti kepemilikan rumah untuk Program Tangsel Modern,
c. Bukti usaha dagang untuk Program Tangsel Modern,
d. Surat keterangan pembayaran sekolah untuk Program Tangsel
Cerdas,
e. Surat keterangan kepala sekolah untuk Program Tangsel Cerdas
f. Kartu keluarga,
g. BAZNAS Kota Tangerang Selatan melakukan survei kepada
mustahik untuk melihat kondisi keluarga, rumah yang ingin
dibedah, dan usaha yang ingin dibantu.
Syarat-syarat tersebut didasarkan kepada bantuan BAZNAS Kota
Tangerang untuk memudahkan dalam pengelolaan zakat.
2. Program Pendistribusian
BAZNAS Kota Tangerang Selatan mempunyai program pokok
dari bermacam-macam bantuan pada ZIS. Adapun program tersebut
terbagi pada:
71
Bintang Mikail Subuh, “Manajemen Zakat di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)
Daerah Kota Tangerang Selatan” (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Binsis, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016), h. 54.
87
a. Program Tangsel Cerdas
Program Tangsel cerdas yaitu program BAZNAS Daerah
Kota Tangerang Selatan untuk membantu mencerdaskan
masyarakat di Kota Tangerang Selatan. Program ini sebagai
perwujudan pemberdayaan ZIS dalam bentuk pendidikan.72
Program ini dikoordinir oleh Ketua I dengan deskripsi sebagai
berikut73
,
(1) Merealisasikan pemberian beasiswa berkelanjutan di bidang
pendidikan dasar dan pendidikan menengah;
(2) Mengadakan pekasanaan bantuan biaya spontan / temporer di
bidang pendidikan, KKM-MI dan KKM-MTs;
(3) Melayani pembinaan penelitian tentang pengelolaan ZIS oleh
mahasiswa maupun oleh masyarakat umum.
Dalam program ini, bantuan yang diberikan meliputi bantuan
beasiswa, bantuan seragam dan buku, serta bantuan guru-guru pada
tingkat KKM masing-masing.
b. Program Tangsel Modern
Program Tangsel modern yaitu program yang dilakukan oleh
BAZNAS Daerah Kota Tangerang Selatan dalam meningkatkan
taraf hidup umat. Dengan adanya program ini, diharapkan dapat
72
Bintang Mikail Subuh, “Manajemen Zakat di Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) Daerah Kota Tangerang Selatan” (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Binsis,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016), h. 47. 73
Panitia Pelaksana Raker BAZNAS Kota Tangerang Selatan, Baham RAKER
(Rapat Kerja) BAZNAS Kota Tangerang Selatan 2016, (Pamulang: BAZNAS Kota Tangerang
Selatan, 2016), h. 13.
88
memenuhi kelayakan hidup dalam bidang ekonomi di Tangerang
Selatan.74
Program ini dikoordinir oleh Ketua II dengan deskripsi
sebagai berikut75
,
(1) Merencanakan sekaligus merealisasikan uaya peningkatan
ekonomi umat melalui kegiatan pembinaan mualaf dan
keluarga yang bekekurangan;
(2) Melaksanakan pengadaan bantuan modal bagi pedagang kecil
di lingkungan Kota Tangerang Selatan;
(3) Melaksanakan pengadaan bantuan biaya kesehatan/berobat
bagi masyarakat tidak mampu;
(4) Melaksanakan kegiatan bantuan rehab/bedah rumah tidak
layak.
Program Tangsel Modern mengindikasikan kepada
peningkatan masyarakat ke era modern. Peningkatan ekonomi
melalui modal, bantuan kesehatan, serta bantuan yang belum ada
pada lembaga lain, rehab rumah, merupakan bantuan unggulan di
tiap tiga program di BAZNAS Kota Tangerang Selatan.
c. Program Tangsel Religius
Program Tangsel religius yaitu program yang dilakukan oleh
BAZNAS Daerah Kota Tangerang Selatan dalam meningkatkan
74
Bintang Mikail Subuh, “Manajemen Zakat di Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) Daerah Kota Tangerang Selatan” (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Binsis,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016), h. 47. 75
Panitia Pelaksana Raker BAZNAS Kota Tangerang Selatan, Baham RAKER
(Rapat Kerja) BAZNAS Kota Tangerang Selatan 2016, (Pamulang: BAZNAS Kota Tangerang
Selatan, 2016), h. 13.
89
sarana agama dan ibadah di seluruh Kecamatan di Kota Tangerang
Selatan.76
Program ini dikoordinir oleh Ketua II dengan deskripsi
sebagai berikut77
:
(1) Merealisasikan bantuan masjid/mushalla;
(2) Melaksanakan kegiatan santunan kepada para guru ngaji,
guru TPA/TPQ, kaum fakir/miskin, marbut dan dhua’fa.
Program ini bertujuan untuk memudahkan akses beribadah
untuk warga Kota Tangerang Selatan dan memakmurkan fasilitas
ibadah sehari-hari, yaitu masjid dan mushalla.
Program tersebut dapat dihubungkan melalui lima asnaf yang
dibantu oleh BAZNAS Kota Tangerang Selatan. Bantuan dari program
BAZNAS Kota Tangerang Selatan diaplikasikan dalam asnaf berikut.
Tabel 4.6. Aplikasi Program Pendistribusian BAZNAS
Kota Tangerang Selatan
Jenis Program Jenis Bantuan Asnaf
Tangsel Cerdas Beasiswa SD / MI;
Beasiswa SLTP;
Beasiswa SLTA;
Bantuan Temporer;
KKM.MTs;
KKM.MI.
Fakir
Miskin
Ibnu Sabil
Tangsel Modern Bantuan Kesehatan;
Bantuan Modal dan Peningkatan Ekono-
mi;
Bedah Rumah;
Fakir
Miskin
Sabilillah
Gharimin
76
Bintang Mikail Subuh, “Manajemen Zakat di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)
Daerah Kota Tangerang Selatan” (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Binsis, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016), h. 47. 77
Panitia Pelaksana Raker BAZNAS Kota Tangerang Selatan, Baham RAKER (Rapat
Kerja) BAZNAS Kota Tangerang Selatan 2016, (Pamulang: BAZNAS Kota Tangerang Selatan,
2016), h. 13.
90
Pembinaan Mu’alaf;
Bantuan Dhu’afa.
Muallaf
Tangsel Religius Bantuan Masjid;
Bantuan Musholla;
Bantuan Marbot;
Guru Ngaji;
Bantuan Guru TPA / TPQ;
Fakir
Miskin
Sabilillah
Ibnu Sabil
Grafik 4.1. Pendistribusian Zakat Infak dan Sedekah BAZNAS Kota Tangerang Selatan
187
,600
,000
23
2,2
00
,00
0
259
,500
,000
200
,000
,000
50,
000
25,
000
120
,000
,000
275
,000
,000
512
,000
,000
49,
050,
000
491
,500
,000
236
,000
,000
117
,000
,000
69,
900,
000
71,
250,
000
120
,000
,000
P E N T A S Y A R U F A N 2 0 1 5 - 2 0 1 6
Beasiswa SD/MI Beasiswa SLTP
Beasiswa SLTA Bantuan Temporer
KKM.MTs KKM.MI
Bantuan Kesehatan Bantuan Modal dan Peningkatan Ekonomi
Bedah Rumah; Pembinaan Mu’alaf
Bantuan Dhu’afa Bantuan Masjid
Bantuan Musholla Bantuan Marbot
Guru Ngaji Bantuan Guru TPA / TPQ
30%
49%
21% Tangsel Cerdas
TangselModern
TangselReligius
91
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang penulis paparkan, maka penulis
dapat menunjukkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Ada dua hal yang dapat mengidentifikasi pendistribusian pada
ZIS, yaitu mekanisme dan strategi pendistribusian. Dalam
mekanisme pendistribusian ZIS, BAZNAS Kota Tangerang
Selatan melakukan kegiatan bebas riba dan gharar. BAZNAS
Kota Tangerang Selatan juga menentukan proporsi dalam
pendistribusian ZIS dari UPZ, BAZCAM, dan UPZ Instansi
sebesar 20% dalam bentuk zakat fitrah, dan 94,5% dalam bentuk
zakat maal. Dalam strategi pendistribusian, BAZNAS Kota
Tangerang selatan melakukan penetapan strategi dengan
menyusun kekuatan dan kelemahan internal melalui RAKER,
Implementasi strategi berdasarkan kegiatan dari RAKER, dan
mengevaluasi dari rencana pentasharufan untuk tahun berikutnya,
serta menganalisis SWOT, yaitu melakukan pendekatan personal
kepada masyarakat dan menggunakan fasilitas yang ada, agar
internal BAZNAS dapat terlihat oleh eksternal.
2. Aplikasi pendistribusian ZIS di BAZNAS Kota Tangerang
Selatan mempunyai tiga jenis pendistribusian yaitu, konsumtif
tradisional dengan mendistribusikan zakat fitrah, produktif
92
tradisional dengan mendistribusikan bantuan beasiswa, dan
produktif kreatif dengan mendistribusikan bantuan modal dan
peningkatan ekonomi umat. Jenis pendistribusian ZIS tersebut
dituang ke dalam tiga program pokok, yaitu Program Tangsel
Cerdas, Program Tangsel Modern, dan Program Tangsel Religius
untuk lima asnaf, yaitu fakir, miskin, gharimin, muallaf, ibnu
sabil dan fisabilillah.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan yang penulis paparkan, penulis
akan memberikan masukan dan kritik terkait pendistribusian ZIS di
BAZNAS Kota Tangerang Selatan, yaitu:
1. Optimalisasi dan efisiensi dalam pengelolaan zakat, infak dan
sedekah perlu ditingkatkan. Dalam hal ini bisa dilakukan dengan
mengurangi kebutuhan dan proporsi pengeluaran yang berlebih.
Dan juga pemanfaatan secara maksimal fasilitas maupun aset
yang telah dimiliki. Contoh kecil yang disoroti yakni dari
pelatihan amil sebelum proses pendistribusian harus
diselenggarakan secara maksimal dalam kualitas output dan
diupayakan menggunakan anggaran yang sekecil mungkin.
2. BAZNAS Kota Tangsel sebaiknya menjalin kerjasama dengan
perusahaan–perusahaan yang berada diwilayah Kota Tangerang
Selatan dalam hal penggalangan dana ZIS agar mendapat hasil
yang maksimal, dan dapat berkembang lebih baik lagi, agar
93
manfaatnya dirasakan oleh masyarakat sekitar secara lebih laus
dan merata.
3. BAZNAS Kota Tangerang Selatan diharapkan mendistribusikan
dana zakatnya di masing-masing kecamatan agar lebih merata.
4. Diharapkan adanya pengawasan atau pendampingan khusus
dalam setiap program-program BAZNAS Kota Tangerang
Selatan agar dana tersebut tidak disalahgunakan oleh para
mustahik yang menerima bantuan dari BAZNAS Kota Tangerang
Selatan.
94
DAFTAR PUSTAKA
Buku Referensi
Ahmad, Abu. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Ali, Nuruddin Madi. 2006. Zakat Sebagai Instrumen Dalam Kebijakan Fiskal
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Ash Shiddieqy, Tengku Muhammad Hasbi. 1999. Pedoman Zakat.
Semarang: Pustaka Rizki Putra.
Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan. 2016. Kota Tangerang
Selatan dalam Angka. Serpong: Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan.
Bariadi, Lili, dkk. 2005. Zakat dan Wirausaha. Jakarta :CED.
Bariyah, Oneng Nurul. 2012 Total Quality Management Zakat Prinsip dan
Praktek Pemberdayaan Ekonomi. Jakarta: Wahana Kardofa FAI UMJ
Chapra, M. Umer. 1999. Islam dan Tantangan Ekonomi. Surabaya: Risalah
Gusti.
Daft, Richard L. 2010. Era Baru Manajemen: Alih Bahasa: Edward
Tanujaya Edisi 9. Jakarta : Salemba Empat.
David, Fred. 1998. Manajemen Strategi Konsep. Jakarta: PT. Prenhallindo.
Departemen Agama Republik Indonesia 2006. Jakarta : Magfirah Pustaka.
Djuanda, Gustian, dkk,. 2006. Pelaporan Zakat Pengurangan Pajak
Penghasilan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Fahmi, Irham. 2013. Manajemen Strategis. Jakarta: Alfabeta.
Faulkner, David dan Gerry Jhonson. 1995. Strategi Manajemen. Jakarta: PT.
Alex Media Komputindo.
95
Geuck, William F. 1989. Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan.
Jakarta: Erlangga
Hafidhuddin, Didin. 1998. Panduan Praktis tentang Zakat, Infaq, dan
Shadaqah. Jakarta : Gema Insani.
Hafidhuddin, Didin. 2012. Zakat dalam Perekonomian Modern. Jakarta :
Gema Insani.
Hafidhuddin, Didin. 2015. Zakat dalam Perekonomian Modern. Jakarta:
Gema Insani
Hafiduddin, Didin. 2001. Panduan Praktis Tentang Zakat, Infak, Sedekah.
Jakarta : Gema Insani Press.
Hafidudin, Didin. 2006. Formalisasi Syari’at Islam Dalam Pespektif Tata
Hukum Indonesia. Bogor : Ghalia Indonesia.
Inoed, Amiruddin, dkk. 2005. Anatomi Fiqh Zakat : Potret & Pemahaman
Badan Amil Zakat Sumatera Selatan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Ja’far, Muhammad. 1990. Tuntutan Zakat, Puasa dan Haji. Jakarta: Kalam
Mulia.
Jamal, Mustafa. 2004. Pengelolaan Zakat oleh Negara Untuk Memerangi
Kemiskinan. Jakarta: KOPRUS.
Jibrin, Abdullah Bin Abdurahman. 2001. Panduan Praktis Rukun Islam.
Jakarta: Darul Haq.
Jusmailani, dkk. 2005. Kebijakan Ekonomi Dalam Islam. Yogyakarta : Kreasi
Wacana.
96
Kasmarang, H. Muchtar. 2011. BAZDA Kota Tangerang Selatan. Tangerang
Selatan : 2011
Kotler, Philip. 1995. Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan,
Implemen-tasi dan Pengendalian. Jakarta: Salemba Empat.
Mufraini, M. Arif. 2006. Akutansi dan Manajemen Zakat. Jakarta : Kencana.
Muhammad. 2002. Zakat Profesi, Wacana Pemikiran Zakat Dalam Fiqih
Kontemporer. Jakarta: Salemba Diniyah.
Noor, Ruslan Abdul Ghofur. 2003. Konsep Distribusi dalam Ekonomi Islam
dan Format Keadilan Ekonomi Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Panitia Istilah Manajemen Lembaga PPM. 1983. Kamus Istilah Manajemen.
Jakarta: Balai Aksara.
Permono, Sjcehul Hadi. 1993. Sumber-Sumber Pengalian Zakat. Jakarta:
Pustaka Firdaus.
Porter, Michael E. 2007. Strategi Bersaing (Competitive Strategy): Alih
Bahasa Hendry. Tangerang : Kharisma Publishing Group.
Qadir, Abdurrachman. 2001. Zakat dalam Dimensi Mahdah dan Sosial.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Qaradhawi, Yusuf. 2004. Hukum Zakat: Alih Bahasa Salman Harun dkk
Cetakan 7. Bogor: Pustaka Lentera Antar Nusa.
Qaradhawi, Yusuf. 1993. Hukum Zakat alih bahasa: Didin Hafidhuddin dan
Hasanuddin. Jakarta : Pustaka Litera Antar Nusa.
Qaradhawi, Yusuf. 1995. Kiat Islam Mengentaskan Kemiskinan terj. Jakarta:
Gema Insani Press.
97
Rafi’udin dan Maman Abdul Djaliel. 1997. Prinsip dan Strategi Dakwah.
Bandung: Pustaka Setia.
Saefuddin, Ahmad M. 1987. Ekonomi dan Masyarakat dalam Perspektif
Islam. Jakarta: CV Rajawali.
Saharuddin, Desmadi. 2015. Pembayaran Ganti Rugi pada Asuransi Syariah.
Jakarta: Praneda Media Grup.
Sari, Elsi Kartika. 2007. Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf . Jakarta:
PT. Grasindo.
Shuyuti, Imam. 2001. Tarikh Khulafa. Jakarta : Pustaka Al- Kusar.
Siagian, S.P. 1994. Manajemen Modern, Jakarta: Masagung.
Siagian, Sondang. 1986. Analisis Serta Perumusan Kebijaksanaan dan
Strategi Organisasi. Jakarta: PT. Gunung Agung.
Steiner, George. John Miller. 1997. Kebijakan dan Strategi Manajemen
Jakarta: Erlangga.
Sudewo, Eri. 2004. Manajemen Zakat Tinggalkan 15 Tradisi Terapkan 4
Prinsip Dasar. Ciputat: IMZ.
Sudirman. 2007. Zakat Dalam Arus Modernenitas. Malang: UIN Malang
Press.
Syarifuddin, Amir. 2003. Garis-Garis Besar Fiqih. Bogor : Kencana.
Tjiptono, Fendy. 2001. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: ANDI.
Uchyana, Onong. 1992. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Undang-Undang No.23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat.
98
Usman, Syarif. Strategi Pembangunan Indonesia dan Pembangunan dalam
Islam. Jakarta: Firman Jakarta.
Yusanto, M. Ismail dan M. Karebet Widjayakusuma. 2002. Menggagas
Bisnis Islam. Jakarta: GIP.
Zuhdi, Masyfuk. 1994. Masail Diniyah Ijtimaiyah. Jakarta: Haji Mas Agung.
Literatur Lain
Pratama, Yoghi Citra. “Peran Zakat dalam Penanggulangan Kemiskinan
(Studi Kasus : Program Zakat Produktif Pada Badan Amil Zakat Nasional).” The
Journal of Tauhidinomics Vol. 1 No. 1. 2015
Subuh, Bintang Mikail. “Manajemen Zakat di Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) Daerah Kota Tangerang Selatan.” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan
Binsis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2016.
Internet
Tim BAZDA Kota Tangerang Selatan, Profil BAZDA Kota Tangerang Selatan,
artikel diakses pada 10 Januari 2017 pukul 15:15 dari
http://baznaskotatangsel.com/profil/.
Batur Parisi, “Angka Kemiskinan Kabupaten Tangerang dan Tangsel Bertambah”
Metrotvnews.com, artikel diakses pada 5 November 2016 pukul 22:14 dari
http://tinyurl.com/hoat56o.
Wawancara
Endang Saefudin, Drs. K. H, Ketua BAZNAS Kota Tangerang Selatan,
Wawancara Pribadi, Tangerang Selatan, 12 Februari 2017.
99
100
101
LAMPIRAN
Hasil Wawancara
“Strategi Pendistribusian ZIS di BAZNAS Kota Tangerang
Selatan”
Narasumber : Drs. K.H. Endang Saefuddin, M.A.
Jabatan : Ketua Umum BAZNAS Kota Tangsel
Tempat : BAZNAS Kota Tangerang Selatan. Jalan Benda
Barat XIV Blok B14 No. 15, Kelurahan Benda Baru,
Kecamatan Pamulang,
Kota Tangerang Selatan.
Tgl & waktu : 12 Februari 2017 Pukul 15:00 – 15:50
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Nama saya Riyantama Wiradifa, peneliti dari skripsi Strategi Pendistribusian ZIS
di Baznas Kota Tangerang Selatan. Hari ini saya berkesempatan untuk melakukan
observasi dan wawancara kepada ketua BAZNAS Kota Tangerang Selatan, Bapak
Endang Syaefudin.
Assalamu „alaikum Bapak!
Saya ingin menanyakan mengenai bagaimana mekanisme dan strategi BAZNAS
Kota Tangerang Selatan dalam upaya mendistribusikan dana ZIS serta
bagaimana pengaplikasian distribusi ZIS kepada para Mustahik di BAZNAS
102
Kota Tangerang selatan. Kita lanjutkan saja dengan pertanyaan-pertanyaan yang
saya sudah saya rancang
*Ditebalkan : Penulis
*Normal : Narasumber
1. Seperti apa sajakah mekanisme/standar operasional yang ada pada
BAZNAS Kota Tangerang Selatan untuk mendistribusikan dana ZIS
kepada para mustahik?
Mekanisme Pendistribusian ZIS BAZNAS Kota Tangsel Mengacu
kepada UU No 23 Tahun 2011 yaitu pasal 25 yang berbunyi, Zakat di
distribusikan kepada mustahik sesuai syari’at Islam, dan pasal 26 yang
berbunyi, pendistribusian zakat sebagaimana yang dimaksud pasal 25,
dilakukan sesuai skala prioritas dengan memperhatikan prinsip pemerataan
keadilan dan kewilayahan, Pendistribusian zakat haruslah sesuai dengan
syari’ah.
2. Bagaimana strategi BAZNAS Kota Tangsel dalam upaya
mendistribusikan dana ZIS agar dana tersebut tersalurkan dengan
efektif dan efisien?
Yang pertama, menyalurkan dana itu...(sambil menghisap rokok)
pertama, untuk fuqoro dan dhuafa yaitu permohonannya diminta surat
keterangan tidak mampu itu dari kelurahan setempat. Otomatis kalo
kelurahan membikinkan itu ada sepengetahuan Rtnya karna ada surat
103
pengantar dari RT untuk membikinkan surat keterangan tidak mampu, gitu
kan..insyaallah ini tepat sasaran, kalaupun memanng ga tepat bukan salah
saya yg menyalurkan, termasuk berarti RT sama Lurahnya yg bohong, gitu
kan..hehehe iya kan itu yg pertama. Yang kedua kalo ada penyaluran itu
yg sifatnya temporer gitu kan..ini yg sifatnya temporer yg tadi yg pertama,
baik pendidikan, kesehatan itu dll disini ya, umpamanya pemberdayaan
ekonomi umat pake ini juga permohonan modal dan segala macem ya.
Yang kedua, saya mau mendistribusikan dana zakat itu dari BAZNAS
Tangsel itu, yang pertama yaitu didistribusikan melalui BAZ Kecamatan
gitu, jadi di alas...disitu kan ada umpamanya bantuan konsumtif dhuafa
sekian, gitu kan bantuan masjid, bantuan pendidikan, dan segala macem
lah bantuan guru ngaji nah itu BAZ Kecamatan mensosialisasikam,
menginformasikan ke kelurahan-kelurahan masing-masing disuruh
menyetorkan orangnya, jadi minta data orangnya dulu, nih pendidikan yg
mau dibantu tingkat SD, SLTP dari kelurahan itu ini sekian orang, SLTA
sekian orang, SLTP sekian orang, nih yang layak dibedah rumahnya itu
sekaligus mencantumkan foto rumah yang akan direhab gitu yaa..dan
kemudian guru ngaji dan segala macam. Dengan guru ngaji itu tau
keterangan guru ngaji itu sepeti guru TPA ada stempel lembaganya berarti
bukan guru ngaji abal-abal berarti kan resmi. Sebab diketahui oleh kepala
sekolahnya. Kalau rehab rumah disertai foto. Kalau bantuan SLTA, SLTP
dan segala macam ini yang sifatnya bareng bukan temporer itu dibarengi
dengan surat keterangan dari sekolah betul bahwa ini adalah siswa kami
104
disekolah anu. Dan dibarengi juga dengan tunggakan-tunggakan sekolah.
Jadi tunggakan itu yang tanda tangan kepala sekolah jadi dia tidak bisa
bikin-bikin tidak bisa reka-reka gitu yaa.. jadi bikin surat keterangan
bahwa ini siswa kami dilampirkan fotokopi kartu nama kalau gak fotokopi
rapot gitu kan. Kemudian dibarengi dengan nama murid yang diatas
mempunyai tunggakan sampai saat ini terlampir gitu baru ditanda tangan
lalu stempel sekolah. Terus pak tadi bapak bilang kalau bantuan kaya
semacam yang bersifat produktif pemberdayaan ekonomi umat
bapak minta datanya dari pihak kecamatan. Ada itu yang sifatnya
kelompok, kalau ada bantuan ekonomi yang sifatnya temporer ini yang
sifatnya kelompok. Kelompok itu ayo bikin satu kelompok supaya bisa itu
mereka dididik disitu ada edukatif gitu supaya bisa berinfak, berapa
sanggupnya. Jadi tidak minta itu dikembalikan. Jadi kaya semacam
Qardhul hasan yaa Yaa kita bantu tapi berapa infaknya apa seminggu
seribu, yaa tergantung keikhlasannya aja gitu yaa. Kalau soal dananya itu
apakah memang ketika ada data dari pihak kecamatan yang
BAZNAS melempar ke kecamatan atau memang pendistribusian
langsung oleh BAZNAS ke para mustahiq. Pendistribusian BAZNAS
kepada mustahiq langsung tidak melalui kecamatan. Jadi dari BAZNAS
itu minta datanya aja. Minta datanya aja gitu mana orangnya nanti
kumpul disatu tempat kecamatan itu nanti kita berikan dulu pengarahan
gitu kan baru diberikan langsung, ada kwitansinya ya ada apanya gitu.
Paham kan ? Ohh gitu iya pak
105
3. Dilihat dari faktor Internal Menurut Bapak/Ibu hal-hal apa saja yang
menjadi kekuatan dan kelemahan BAZNAS Kota Tangerang Selatan
dalam upaya mendistribusikan dana ZIS untuk para mustahik?
Sebetulnya tidak ada, tidak ada hambatan untuk mendistribusikan
mah. Yang jadi hambatan BAZNAS dalam pendistribusiannya adalah
dalam rangka pengumpulannya zakatnya. Yaa hambatannya dalam
pengumpulan. Karena BAZNAS tangsel itu baru mengumpulkan yaa
barangkali sekian persen tidak sesuai dengan apa namanya keadaan
tangsel. Potensi tangsel itu gak sesuai kan. seharusnya tangsel itu bukan 3
miliar 4 miliar harusnya 1 tahun itu zakat itu zakat harta itu zakat profesi
gitu kan zakat perdagangan segala macam, potensi luar bisa disini para
pengusaha ada disini. Seharusnya paling kecil 10 sampai 15 miliar gitu.
Kalau yang kekuatannya itu gimana pak. Kekuatannya itu kita hanya,
faktor pertama mempunyai celengan itu celengan dalam arti itu dalam
pengumpulan itu yang sudah rutin, itu dari pegawai negeri yaitu zakat
profesi, Zakat Infak, dan Shodaqah dari pegawai negeri itu yg paling kuat
dananya. Yang kedua ya zakat fitrah karna zakat firah itu diambil 15 %
dari nominal perkepala andai kata zakat fitrah itu 25 ribu saya hanya minta
15%, 15% ke 25 berapa, sekitar 2.500, 3 ribuan lah ya, sekitar itu hanya
minta 15 %. Yang 85 % silahkan salurkan dibawah, sama UPZ yg ada di
DKM dan lain-lain. Saya hanya minta 15 % itupun mengambil untuk
mustahik yang pertama, fisabilillah, riqob, ibnu sabil gitu. Nanti ada
106
rinciannya di SK. Sementara kalo zakat harta, zakat profesi diluar yg ada
di tangsel ini masih jarang sekali, zakat perseorangan itu jarang sekali,
bukan belum tersentuh mungkin mereka sudah dengar dan segala macam
nah kelemahannya kita akui adalah sosialisasi. Yang kedua ya
kelemahannya untuk pengumpulan itu, banyak disini tuh lembaga-lembaga
zakat jadi kita kompetisi, gitu kan. Yang ketiga mungkin ya termasuk
dorongan dari pemerintah yang kurang karna belum adanya PERDA. Jadi,
disini tuh belum ada PERDA yang mengatur soal zakat. Nah, makanya
campur tangan pemerintah itu sangat penting untuk menegakan syariat itu,
tanpa ada campur tangan pemerintah ya syariah itu tidak akan tegak, gitu
kan. Bener pak!
4. Dilihat dari faktor eksternal Menurut Bapak hal-hal apa saja yang
menjadi peluang dan ancaman bagi BAZNAS Kota Tangerang
Selatan dalam upaya mendistribusikan dana ZIS kepada para
mustahik?
Sebetulnya ya, banyak sekarang tuh dari faktor eksternal, eksternal
itu dalam arti tidak sedikit juga orang yang lata, mampu tapi pura-pura
miskin jadi kan faktor eksternal untuk menghambat dan menghamburkan
uang zakat, sehingga kurang begitu efektif, ada yang begitu ada punya
suami tapi ngaku janda karna ingin dibantu, gitu kan, ada juga yg dia itu
mampu tapi datang kekelurahan bikin surat keterangan tidak mampu, jadi
ada kelonggaran dari kelurahan siapa yang datang di layani tanpa di survei
107
dulu, mungkin itu ancamannya seperti itu. Kalo yang namanya bedah
rumah engga karna itu di lihat kan di survei dulu. Sehubungan kita ini
adalah belum adanya SK yg baru belum sesuai dengan UU No. 23 tahun
2011 sehingga di BAZNAS itu sendiri kepengurusannya hanya ada diatas
kertas, kurang tenaga, gitu kan. Yang kedua tidak ada keuangan untuk
pengurus BAZNAS, kompensasi atau berupa honor tidak ada, hanya
semata-mata hanya ngandelin itu aja, ngandelin apa namanya ngandelin
amilin, itupun amilin ga seberapa. Kalo peluangnya yaitu potensi zakat
yang cukup besar di Kota Tangerang Selatan, sehingga jika bisa
dimaksimalkan pendistribusian ZIS pun mungkin bisa lebih merata.
5. Bagaimana pengaplikasian distribusi dana ZIS kepada para mustahik
zakat di Kota Tangerang Selatan?
Tadi kan udah, jadi pendistribusiannya lewat kecamatan, itu
kan udah, daftarnya dikasih ni kecamatan ini anak SD sekian, anak SLTP
sekian, SLTA sekian, bedah rumah sekian rumah silahkan mereka bagi ke
setiap kelurahan-kelurahan, gitu ya guru ngaji sekian, kaum dhuafa sekian
guru TPA/TPQ sekian, gitu... Apakah memang pas pendistribusian
dana zakat itu mengadakan acara ceremonynya pak? Ya, hadir
semuanya para mustahik, di kumpulin gitu pak? Ya, jadi kita yang
datang, kita menyaksikan, jadi sekaligus misalkan acara tabligh
akbar? Oh engga, khusus pendistribusian kita berikan pengarahan dulu
gitu kan kemudian di berikan siapkan uangnya terus di siapkan daftarnya
108
lalu di tanda tangan disitu ya sudah selesai. Jadi camat di undang, jadi
perkecamatan kita datang, jadi saya datang ni sekarang giliran
pendistribusian di kecamatan anu saya datang kesana saya liat gitu saya
lihat mustahik nya, pada kumpul disitu, baik itu yang menerima bantuan
masjid, menerima rehab rumah, menerima itu semuanya kumpul, jadi
tidak ada yang tanpa sepengetahuan kita, dan tidak ada yang tertutup, jadi
semuanya terbuka. Dari mulai penyetoran nah kita uraikan bahwa
pendapatan ini sekian, ni dari kecamatan ini sekian, tanya yang setornya,
ni dari data yang SKPD. Jadi, di undang semuanya termasuk didalam
RAKER itu dibuka pemasukan uang zakat itu, ni dari fitrah, ni dari SKPD
dari tiap-tiap SKPD gitu kan, ini dari itu, jadi mereka yg setor mereka
juga yang mendistribusikan, cuma ya di saksikan oleh kita. Jadi, tidak ada
yang ditutup-tutupi, BAZNAS terbuka sama-sama mengontrol,
BAZCAM mengontrol kita, kita mengontrol dalam pendistribusian, gitu
ya.
6. Apakah pendistribusian yang dilakukan BAZNAS Kota Tangsel
sudah mencapai target yang diharapkan?
Belum, karna memang pencapaian dana ZIS nya yang sangat
terbatas sehingga pendistribusian juga kepada para dhuafa yang
membutuhkan bantuan belum merata, belum tersentuh semuanya. Dan
juga belum mencapai harapaan masyarakat karna memang sangat terbatas
sekali capaian pengumpulannya, gitu kan.
109
7. Zakat apa sajakah yang diterima atau dikumpulkan oleh BAZNAS
Kota Tangerang Selatan?
Yang tadi disebutkan Zakat Harta, Zakat Profesi, Zakat Fitrah,
kemudian Infak dan Shodaqah.
8. Apa saja jenis bantuan yang diberikan kepada mustahiq dari dana
ZIS? (Zakat Konsumtif atau Zakat Produktif)
Bantuan yang diberikan kepada para mustahiq berupa bantuan
yang sifatnya produktif dan konsumtif jadi kedua nya seimbang karna dari
program pendistribusiannya pun keduanya bersifat konsumtif dan
produktif, misalkan dalam program tangsel modern, adanya bantuan
sifatnya untuk modal UMKM, dalam program tangsel cerdas membantu
mencerdaskan siswa berprestasi yang kurang memiliki biaya untuk
melanjutkan pendidikan, ada program tangsel religius yaitu program
bantuan guru ngaji yang sifatnya konsumtif.
9. Apakah ZIS yang didistribusikan berlaku kepada delapan asnaf atau
salah satu menjadi prioritas?
Semuanya.. tapi ada salah satu yang diprioritaskan tuh pada intinya
kan kaum dhuafa, guru ngaji yang dhuafa, gitu kan, bantuan
pemberdayaan umat kan yang dhuafa, yang mampu mah ya engga
mungkin, kondisinya itu semuanya dhuafa.
110
10. Apakah dampak pengelolaan ZIS yang dilakukan mampu
mensejahterakan masyakarat ?
Kalo untuk saat ini belum karna keterbatasan pencapaian ZIS
nyapun kurang maksimal, untuk saat ini insya allah usaha BAZNAS dalam
rangka mendistribusikan ZIS bisa perlahan lahan bisa mensejahterahkan
masyarakat Kota Tangsel.
11. Apa yang menjadi harapan BAZNAS Kota Tangerang Selatan dalam
pengelolaan ZIS terkait dengan program yang ada pada lembaga ini?
Ya harapannya mensejahterakan masyarakat khususnya di Kota
Tangsel, baik dari segi pendidikan agar tidak ada anak yang putus sekolah
karna kekurangan biaya, segi kesehatan, ekonomi sehingga kebutuhan
sehari hari bisa terpenuhi. Nah kalau sudah sejahtera BAZNAS berharap
yang tadinya mustahiq bisa menjadi muzakki, ini kan kita hanya berusaha
melaksanakan syariat, melaksanakan kewajiban dan kemudian kita
mendistribusikan amanah, dan itu usaha kita terhadap petunjuk agama,
fakir miskin itu sampai hari kiamat pun tidak bakal hilangcuma kita harus
menunjukan kegigihan dalam rangka menanggulangi kemiskinan.
12. Adakah koordinator atau petugas khusus yang mengatur
pengumpulan dan pendistribusian zakat? kalau ada siapa dan
jobdeskripsinya bagaimana?
111
Kalau koordinator yang jelas ada yang mengatur tentang
pendistribusiannya dari BAZNAS Kota Tangerang Selatan, ada kan di
SKnya, yang waktu itu saya kasih hehehe nanti di lihat di situ ada bagian
pendistribusian, bagian pengumpulan di SK itu.
13. Bagaimanakah realisasi pelaksanaan pengumpulan dan
pendistribusian zakat dilapangan? Kalau tidak sesuai target,
kebijakan apa yang diambil?
Itulah tadi yang sudah saya jabarkan, realisasinya itu pada
pengumpulan itu ada yang di tagih, ada yang dijemput, ada juga yang
langsung menyetorkan lewat rekening, ada juga yang datang ke kantor,
gitu di dalam pengumpulan. Tapi dalam pengumpulan itu tidak ada
secara paksa ya? Oh tidak ada. Itu kan kelemahannya PERDA dari
pemerintah belum. Yang namanya kewajiban agama itu tidak ada yang
secara paksa, gitu kan, silahkan seikhlasnya. Cuma kita wajib untuk
memberitahukan, memberikan penerangan bahwa zakat anu sekian, zakat
itu sekian, gitu kan. Zakat fitrah sekian, zakat maal sekian, zakat profesi
sekian gitu...adapun mau ngasih mau engga, itu urusannya dia sama Allah.
Tapi misalkan dalam suatu RAKER pertahun itu BAZNAS harus
mengumpulkan sekian juta, ternyata pas eeee penghimpunan dana
zakat itu tidak mencapai target, langkah apa sih yang Bapak
diambil? Berarti kekuarangan- kekurangan tahun ini kita betulin, gitu!
harus ada evaluasi kan! ada itu jadi kita berusaha meningkatkan perolehan
112
atau pengumpulan dana zakat, infak, dan shodaqah. Tetap usaha! Dengan
jalan nanti kita sosialisasi, gitu kan di tiap-tiap elemen.
14. Kalau ada penyelewengan dalam pengumpulan dan pendistribusian
zakat, bagaimanakah penanganan yang diambil oleh BAZNAS Kota
Tangerang Selatan?
Sampai saat ini belum ada indikasi kesitu! Oh belum ada ya pak.
15. Bagaimana prosedur seseorang yang berhak menerima zakat untuk
dapat menerima zakat ( pengajuan untuk mendapatkan zakat)?
Program pada BAZNAS Kota Tangerang Selatan mempunyai
indikator-indikator untuk dapat dimiliki oleh mustahik terkait
pendistribusian dan pendayagunaan zakat. Indikator tersebut wajib
dijalani oleh mustahik untuk mendapatkan bantuan dari BAZNAS.
Indikator tersebut berlaku untuk ketiga program BAZNAS Kota
Tangerang Selatan. Indikator-indikator tersebut yaitu Surat Keterangan
Tidak Mampu (SKTM) Kartu Keluarga (KK) dari RT maupun
Kelurahan, Bukti kepemilikan rumah untuk Program Tangsel Modern,
Bukti usaha dagang untuk Program Tangsel Modern, Surat keterangan
tunggakan pembayaran sekolah untuk Program Tangsel Cerdas. Surat
keterangan kepala sekolah dilengkapi dengan kartu siswa untuk
Program Tangsel Cerdas dan Kartu keluarga.
113
Hasil Wawancara Mustahiq
“Strategi Pendistribusian ZIS di BAZNAS Kota Tangerang
Salatan”
Nama Mustahik (Penerima Zakat) : Ibu Arpah
Tempat : Jl. Cirendeu 2 No. 56 RT. 005/004.
Pisangan Timur
Tanggal dan Waktu : 13 Februari 2017 Pukul 15:05 - 15 20
1. Apakah Bapak/Ibu merupakan salah satu orang yang menerima
zakat dari BAZNAS Kota Tangerang Selatan?
Ya, benar
2. Sudah berapa lama Bapak/Ibu menerima zakat dari BAZNAS Kota
Tangerang Selatan?
Baru sekali
3. Bantuan apa yang pernah Bapak/Ibu terima dari BAZNAS Kota
Tangerang Selatan? Dan digunakan untuk apa bantuan tersebut?
Modal usaha de..buat jualan gado-gado
4. Apakah bantuan tersebut mampu membantu
mencukupi/meningkatkan ekonomi Bapak/Ibu?
Ya bisa dikatakan mencukupi
5. Apakah ada pendampingan/pengawasan dari pihak BAZNAS dari
bantuan yang Bapak/Ibu terima?
114
Engga ada de kalo itu
6. Apakah cara pendistribusian ZIS yang dilakukan BAZNAS Kota
Tangerang Selatan sudah baik?
Alhamdulillah yang saya rasakan sudah cukup baik
7. Adakah saran yang bisa diberikan dalam pendistribusian ZIS yang
dilakukan BAZNAS Kota Tangerang Selatan?
Kalo bisa, lebih ditambah lagi jumlah bantuan modal usahanya
Baik bu, terima kasih banyak atas waktunya, maaf jikalau saya merepotkan,
wassalam.
Hasil Wawancara Mustahiq
“Strategi Pendistribusian ZIS di BAZNAS Kota Tangerang
Salatan”
Nama Mustahik (Penerima Zakat) : Pak Idris
Tempat : Rt.001/08 Pd. Benda
Tanggal dan Waktu : 14 Februari 2017 Pukul 16:05 – 16:15
1. Apakah Bapak/Ibu merupakan salah satu orang yang menerima
zakat dari BAZNAS Kota Tangerang Selatan?
Ya, benar
2. Sudah berapa lama Bapak/Ibu menerima zakat dari BAZNAS Kota
Tangerang Selatan?
115
Sudah dua kali, tahun 2014 dan 2016
3. Bantuan apa yang pernah Bapak/Ibu terima dari BAZNAS Kota
Tangerang Selatan? Dan digunakan untuk apa bantuan tersebut?
Uang 250.000 ribu untuk keperluan keluarga
4. Apakah bantuan tersebut mampu membantu
mencukupi/meningkatkan ekonomi Bapak/Ibu?
Ya kalo dibilang mencukupi ya jauh lah, paling buat seminggu
juga sudah habis sih (sambil merokok), tapi Alhamdillah namanya
di kasih.
5. Apakah ada pendampingan/pengawasan dari pihak BAZNAS dari
bantuan yang Bapak/Ibu terima?
Engga ada de kalo itu, cuma waktu itu saya menerima dana
zakatnya ya itu di balai desa, jadi diundang sama kecamatan
bahwasannya saya dan guru ngaji lainnya dapat bantuan dari
BAZNAS Kota Tangerang Selatan.
6. Apakah cara pendistribusian ZIS yang dilakukan BAZNAS Kota
Tangerang Selatan sudah baik?
Bukannya ga baik, tapi katakanlah kalo cuma segitu bukannya kita
tidak mensyukuri kalo cuma uang 250 ribu itu jauh dibilang cukup
lah, katakanlah gitu, tapi ya Alhamdulillah.
7. Adakah saran yang bisa diberikan dalam pendistribusian ZIS yang
dilakukan BAZNAS Kota Tangerang Selatan?
116
Kalo bisa menurut saya, kalo jumlah yg saya bilang tadi kalo bisa
ya seminggu sekali lah. Mungkin bisa mencukupi bisa buat lain-
lain , gitu
Baik pak, terima kasih banyak atas waktunya, maaf jikalau saya
merepotkan, wassalam.
Hasil Wawancara Mustahiq
“Strategi Pendistribusian ZIS di BAZNAS Kota Tangerang
Salatan”
Nama Mustahik (Penerima Zakat) : Pak Syaiful (ketua DMI)
Tempat : Cilenggang RT. 010/004 (Masjid Al
Ikhlas)
Tanggal dan Waktu : 17 Februari 2017 Pukul 14:53 –
15:14
1. Apakah Bapak/Ibu merupakan salah satu orang yang menerima
zakat dari BAZNAS Kota Tangerang Selatan?
Ya, benar
2. Sudah berapa lama Bapak/Ibu menerima zakat dari BAZNAS Kota
Tangerang Selatan?
Baru sekali atau berapanya saya lupa, ya pokoknya terakhir tahun
2016 lah
3. Bantuan apa yang pernah Bapak/Ibu terima dari BAZNAS Kota
Tangerang Selatan? Dan digunakan untuk apa bantuan tersebut?
117
Bentuknya uang 10 juta
4. Apakah bantuan tersebut mampu membantu
mencukupi/meningkatkan ekonomi Bapak/Ibu?
Sebetulnya sih sebelum dana itu turun atau ada, kita udah
menggunakan dana masjid untuk tempat wudhu dan area wudhu
ya semuanya lah. Setelah selesai baru ada bantuan itu dari
BAZNAS. Ya kalau di hitung-hitung ya engga cukup sebetulnya,
tapi kan ya lumayan lah buat nambah kas lagi, gitu kan.
5. Apakah ada pendampingan/pengawasan dari pihak BAZNAS dari
bantuan yang Bapak/Ibu terima?
Engga ada, paling kita berhubungan langsung dengan pengurus
DMI Kecamatan, jadi nanti dari masing-masing DMI Kelurahan itu
menyetorkan bukti penggunaan dana itu dari masing-masing
koordinator. Setau saya seperti itu.
6. Apakah cara pendistribusian ZIS yang dilakukan BAZNAS Kota
Tangerang Selatan sudah baik?
Alhamdulillah baik.
7. Adakah saran yang bisa diberikan dalam pendistribusian ZIS yang
dilakukan BAZNAS Kota Tangerang Selatan?
Perlu adanya pengawasan langsung dari pihak BASNAZ Kota
Tangerang Selatan. Jadi, sebelum dana itu turun atau sesudah itu
harus di tinjau atau di lihat langsung jadi biar tepat lah. Yang
kedua, saya denger-denger kalo yg ga dapet bantuan tahun ini
118
berarti tahun yang akan datang akan mendapatkan bantuan, kalo
menurut saya sih bagus, biar adil kan ya.
Baik pak, terima kasih banyak atas waktunya, maaf jikalau saya
merepotkan, wassalam.
Hasil Wawancara Mustahiq
“Strategi Pendistribusian ZIS di BAZNAS Kota Tangerang
Salatan”
Nama Mustahik (Penerima Zakat) : Pak Masthuro, S. Pd (Ketua DKM)
Tempat : Jl. Kemuning III RT.001/006
Pamulang Barat (Mushollah Nurul
Hidayah)
Tanggal dan Waktu : 18 Februari 2017 Pukul 14:15 – 14:30
1. Apakah Bapak/Ibu merupakan salah satu orang yang menerima zakat
dari BAZNAS Kota Tangerang Selatan?
Ya, benar
2. Sudah berapa lama Bapak/Ibu menerima zakat dari BAZNAS Kota
Tangerang Selatan?
119
Lupa saya berapa kalinya, yang pasti pernah BAZNAS itu
memberikan bantuan pada mushollah ini
3. Bantuan apa yang pernah Bapak/Ibu terima dari BAZNAS Kota
Tangerang Selatan? Dan digunakan untuk apa bantuan tersebut?
Bentuknya uang, digunakannya untuk keperluan mushollah seperti
bayar listrik, di cat ulang, dibelikan peralatan-perlatan yg perlu, ya
pada intinya semuanya untuk fasilitas mushollah.
4. Apakah bantuan tersebut mampu membantu mencukupi/meningkatkan
ekonomi Bapak/Ibu?
Alhamdulillah cukup.
5. Apakah ada pendampingan/pengawasan dari pihak BAZNAS dari
bantuan yang Bapak/Ibu terima?
Engga ada, paling dari kelurahan. Terus sama bikin laporan ke
Kecamatan kalo dana dari BAZNAS itu digunakan untuk ini untuk
itu, ya sepeti itulah.
6. Apakah cara pendistribusian ZIS yang dilakukan BAZNAS Kota
Tangerang Selatan sudah baik?
Di bilang baik ya sudah baik, dibilang cukup ya tergantung
kegunaannya. Yang penting dimanfaatkan untuk keperluan mushollah
7. Adakah saran yang bisa diberikan dalam pendistribusian ZIS yang
dilakukan BAZNAS Kota Tangerang Selatan?
Jangan asal menyalurkan dana zakat, harus ada yang mengontrol dari
pihak BAZNAS Kota Tangerang Selatan
120
Baik pak, terima kasih banyak atas waktunya, maaf jikalau saya
merepotkan, wassalam.
Hasil Wawancara Mustahiq
“Strategi Pendistribusian ZIS di BAZNAS Kota Tangerang
Salatan”
Nama Mustahik (Penerima Zakat) : Bu Anah
Tempat : Kp. Sengkol RT.001/001 Kel. Muncul
Tanggal dan Waktu : 20 Februari 2017 Pukul 15:30 – 15:55
1. Apakah Bapak/Ibu merupakan salah satu orang yang menerima
zakat dari BAZNAS Kota Tangerang Selatan?
Ya, benar
2. Sudah berapa lama Bapak/Ibu menerima zakat dari BAZNAS Kota
Tangerang Selatan?
Baru sekali tahun 2015.
3. Bantuan apa yang pernah Bapak/Ibu terima dari BAZNAS Kota
Tangerang Selatan? Dan digunakan untuk apa bantuan tersebut?
Bantuan Bedah Rumah, waktu itu dibetulin cuma plafonnya doang.
4. Apakah bantuan tersebut mampu membantu
mencukupi/meningkatkan ekonomi Bapak/Ibu?
Alhamdulillah sedikit membantu, cukup. Namanya dibantu ya
Alhamdulillah.
121
5. Apakah ada pendampingan/pengawasan dari pihak BAZNAS dari
bantuan yang Bapak/Ibu terima?
Ada pak Lurah mondar mandir, jadi dia ngeliat-ngeliatin aja kaya
ngeliatin hasil gitu, ya dipantau gitu lah.
6. Apakah cara pendistribusian ZIS yang dilakukan BAZNAS Kota
Tangerang Selatan sudah baik?
Yang saya rasakan cukup baik, cuma kalo bisa seluruh nya yang di
rehab bukan cuma atasnya doang de tapi semuanya
7. Adakah saran yang bisa diberikan dalam pendistribusian ZIS yang
dilakukan BAZNAS Kota Tangerang Selatan?
Program nya bisa lanjut, bisa di tingkatkan lagi apa namanya
kualitasnya gitu, jadi kaya rumah ibu ini bukan plafonnya atau
atasnya doang yang dibetulin, ya kalo bisa mah dari awal di
benerinnya, semuanya gitu hehehe.
Baik bu, terima kasih banyak atas waktunya, maaf jikalau saya
merepotkan, wassalam.
122
Dokumentasi wawancara Ketua Umum BAZNAS Kota
Tangerang Selatan dan Mustahiq
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140