152
STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH (ZIS) DI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) KOTA TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Oleh: Riyantama Wiradifa (1112046300021) JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 M. / 1438 H.

STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

  • Upload
    others

  • View
    18

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN

SEDEKAH (ZIS) DI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL

(BAZNAS) KOTA TANGERANG SELATAN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh:

Riyantama Wiradifa

(1112046300021)

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017 M. / 1438 H.

Page 2: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

ii

Page 3: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

iii

Page 4: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

iv

Page 5: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

v

Strategi Pendistribusian Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) di Badan Amil

Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Tangerang Selatan

ABSTRAK

Riyantama Wiradifa. Jurusan Ekonomi Syari’ah, Fakultas Ekonomi dan

Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017 M. / 1438 H.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana mekanisme dan

strategi BAZNAS Kota Tangerang Selatan dalam upaya mendistribusikan dana

ZIS, dan bagaimana aplikasi distribusi ZIS di BAZNAS Kota Tangerang selatan.

Pada Penelitian ini akan dibahas mengenai analisis SWOT untuk menentukan

strategi pendistribusian ZIS di BAZNAS Kota Tangerang Selatan.

Penulis Menggunakan analisis penelitian kualitatif induktif untuk

mengumpulkan data secara khusus pada pendistribusian ZIS. Penulis

mengumpulkan data dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa ada dua hal yang dapat

mengidentifikasi pendistribusian pada ZIS, yaitu mekanisme dan strategi

pendistribusian. Dalam mekanisme pendistribusian ZIS, BAZNAS Kota

Tangerang Selatan melakukan kegiatan bebas riba dan gharar. BAZNAS Kota

Tang erang Selatan juga menentukan proporsi dalam pendistribusian ZIS dari

UPZ, BAZCAM, dan UPZ Instansi sebesar 20% dalam bentuk zakat fitrah, dan

94,5% dalam bentuk zakat maal. Dalam strategi pendistribusian, BAZNAS Kota

Tangerang selatan melakukan penetapan strategi dengan menyusun kekuatan dan

kelemahan internal melalui RAKER, Implementasi strategi berdasarkan kegiatan

dari RAKER, dan mengevaluasi dari rencana pentasarufan untuk tahun

berikutnya, serta menganalisis SWOT, yaitu melakukan pendekatan personal

kepada masyarakat dan menggunakan fasilitas yang ada di BAZNAS Kota

Tangerang Selatan. Sedangkan Aplikasi pendistribusian ZIS di BAZNAS Kota

Tangerang Selatan mempunyai tiga jenis pendistribusian yaitu, konsumtif

tradisional dengan mendistribusikan zakat fitrah, produktif tradisional dengan

mendistribusikan bantuan beasiswa, dan produktif kreatif dengan

mendistribusikan bantuan modal dan peningkatan ekonomi umat. Jenis

pendistribusian ZIS tersebut dituang ke dalam tiga program pokok, yaitu Program

Tangsel Cerdas, Program Tangsel Modern, dan Program Tangsel Religius untuk

lima asnaf, yaitu fakir, miskin, gharimin, muallaf, ibnu sabil dan fisabilillah.

Kata Kunci : Mekanisme, Strategi, Pendistribusian ZIS, Analisis SWOT

Pembimbing : Dr. Desmadi Saharuddin, Lc., MA.

Daftar Pustaka: Tahun 1983 s.d. Tahun 2016

Page 6: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

vi

Strategi Pendistribusian Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) di Badan Amil

Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Tangerang Selatan

ABSTRACT

Riyantama Wiradifa. Department of Economics Syari'ah, Faculty of

Economics and Business, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta,

2017 M. / 1438 H.

This study aims to find out how the mechanism and strategy BAZNAS

Tangerang Selatan City in an effort to distribute ZIS funds, and how the

application of ZIS distribution in BAZNAS Tangerang City south. In this research

will be discussed about SWOT analysis to determine the strategy of distribution of

ZIS in BAZNAS Tangerang Selatan City.

The authors used an inductive qualitative research analysis to collect data

specifically on the distribution of ZIS. The authors collect data by observation

methods, interviews and documentation.

The results of the research indicate that there are two things that can identify

the distribution in ZIS, that is mechanism and distribution strategy. In the

mechanism of distribution of ZIS, BAZNAS South Tangerang City performs

activities free of usury and gharar. BAZNAS Kota Tang erang Selatan also

determine the proportion in the distribution of ZIS from UPZ, BAZCAM, and

UPZ Agencies by 20% in the form of zakat fitrah, and 94.5% in the form of zakat

maal. In the strategy of distribution, BAZNAS South Tangerang City to determine

the strategy by arranging internal strengths and weaknesses through RAKER,

Implementation of strategies based on activities from RAKER, and evaluate the

plan of marketing for the next year, and analyzing the SWOT, which is a personal

approach to the community and use the facilities is in BAZNAS South Tangerang

City. While the application of ZIS distribution in BAZNAS South Tangerang City

has three types of distribution that is, traditional consumptive by distributing zakat

fitrah, traditional productive by distributing scholarship aid, and creative

productively by distributing capital aid and economic improvement of ummah.

The type of distribution of ZIS is poured into three main programs, namely

Tangsel Cerdas Program, Tangsel Modern Program, and Religious Tangsel

Program for five asnafs, namely the poor, gharimin, muallaf, ibnu sabil and

fisabilillah.

Keywords : Mechanism, Strategy, ZIS Distribution, Analysis SWOT

Advisor : Dr. Desmadi Saharuddin, Lc., MA.

References : Year 1983 s.d. Year 2016

Page 7: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’Alaikum Warahmatullahi Wabarokaatuh

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi

ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi (S.E) Jurusan Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa

tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah sulit bagi penulis

untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sampaikan terima kasih

kepada:

1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA., selaku dekan Fakultas Syariah dan

Hukum yang saya hormati dan menjadi guru bagi kita semua.

2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., Msi, selaku dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis yang saya hormati dan menjadi guru bagi kita semua.

3. Bapak A.M Hasan Ali, MA., dan Dr. Abdurrauf, MA., selaku ketua dan

sekretaris program studi Muamalat yang selalu memberikan arahan dan

bimbingan kepada saya selama menjadi mahasiswa.

4. Bapak Dr. Desmadi Saharuddin, MA., selaku dosen pembimbing yang

telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan saya

dalam penyusunan skripsi.

5. Bapak Dr. Abd. Azis Hsb, M.Pd selaku dosen Penasehat Akademik yang

telah memberikan saran dan masukan atas skripsi ini.

Page 8: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

viii

6. Segenap Dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah mengajarkan ilmu

dan motivasi perkuliahan selama penulis berkuliah di Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Staff Perpustakaan dan staff Akademik Fakultas Syariah dan Hukum yang

memfasilitasi penulis untuk mencari referensi terkait penulisan skripsi ini.

8. Bapak Drs. K.H. Endang Saefuddin, MA selaku Ketua BAZNAS Kota

Tangerang Selatan yang telah meluangkan waktu untuk membantu

penulisan skripsi ini.

9. Segenap anggota BAZNAS Kota Tangerang Selatan yang telah

memberikan arahan, masukan, dan saran dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam

penulisan skripsi ini, maka dengan terbuka penulis mengharapkan kritik dan saran

yang dapat membangun guna penyempurnaan penulisan-penulisan lainnya di

masa mendatang. Akhir kata, penulis berharap Allah SWT membalas segala

kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa

manfaat bagi pengembangan ilmu.

Wassalam ‘Alaikum Warahmatullahi Wabarokaatuh

Jakarta, April 2017

Riyantama Wiradifa

Page 9: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ...............................................iii

LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................iv

ABSTRAK .........................................................................................................v

ABSTRACT .......................................................................................................vi

KATA PENGANTAR .......................................................................................vii

DAFTAR ISI ......................................................................................................ix

DAFTAR TABEL..............................................................................................xi

DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................1

B. Identifikasi Masalah .........................................................................5

C. Pembatasan dan Rumusan Masalah .................................................5

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................6

E. Review Penelitian Terdahulu ............................................................7

F. Metode Penelitian .............................................................................9

G. Kerangka Teori .................................................................................12

Page 10: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

x

H. Sistematika Penulisan .......................................................................14

BAB II LANDASAN TEORI

A. Konsep Zakat, Infak dan Sedekah ....................................................16

B. Mekanisme Pendistribusian ZIS.......................................................27

C. Strategi Pendistribusian Zakat, Infak, dan Sedekah .........................34

BAB III GAMBARAN UMUM BAZNAS KOTA TANGERANG

SELATAN

A. Sejarah Berdirinya BAZNAS Kota Tangerang Selatan ...................48

B. Struktur Organisasi BAZNAS Kota Tangerang Selatan ..................51

C. Program-Program BAZNAS Kota Tangerang Selatan ....................62

BAB IV STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZIS DI BAZNAS KOTA

TANGERANG SELATAN

A. Mekanisme dan Strategi Pendistribusian ZIS BAZNAS Kota Tang-

erang Selatan ....................................................................................64

B. Aplikasi Pendistribusian ZIS BAZNAS Kota Tangerang Selatan ...85

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................91

B. Saran .................................................................................................92

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................94

LAMPIRAN

Page 11: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

xi

DAFTAR TABEL

A. Tabel 1.1. Review Studi Terdahulu.........................................................7

B. Tabel.2.1. Matrik SWOT ........................................................................44

C. Tabel 4.1. Rekapitulasi ZIS BAZNAS Kota Tangerang Selatan ............65

D. Tabel 4.2. Pentasharufan BAZNAS Kota Tangerang Selatan 2016 .......71

E. Tabel 4.3. Kekuatan dan Kelemahan pada BAZNAS Kota Tangerang

Selatan .....................................................................................................74

F. Tabel 4.4. Evaluasi dan Rencana Kinerja BAZNAS Kota Tangerang

Selatan Tahun 2016 – 2017 .....................................................................77

G. Tabel 4.5. Matriks SWOT BAZNAS Kota Tangerang Selatan ..............83

H. Tabel 4.6. Aplikasi Program Pendistribusian BAZNAS Kota Tangerang

Selatan .....................................................................................................89

Page 12: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

xii

DAFTAR GAMBAR

A. Gambar 1.1. Kerangka Teori ...................................................................13

B. Grafik 4.1. Pendistribusian, Zakat, Infak dan Sedekah BAZNAS Kota

Tangerang Selatan ...................................................................................90

Page 13: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Zakat sebagai salah satu dari lima nilai instrumental yang strategis

dan sangat berpengaruh pada tingkah laku ekonomi manusia dan

pembangunan ekonomi umumnya. Zakat dalam Islam dapat menjadi

prasarana untuk menolong, membantu dan membina para Mustahiq dan

meningkatkan serta menguggah komitmen para Muzakki. Sebab pada

hakikatnya zakat merupakan perintah Tuhan yang harus dilaksanakan

sehingga diinterpretasikan bahwa penunaian zakat memiliki urgensi yang

sebanding dengan pendirian sholat.1 Zakat merupakan seperangkat

alternatif untuk mengubah umat Islam dari mustahik menjadi muzakki

dan instrument yang diharapkan mampu menanggulangi masalah sosial

tersebut.

Salah satu tugas lembaga pengelolaan zakat yang keberadaannya

dipayungi undang-undang adalah mewujudkan peran zakat sebagai solusi

untuk menanggulangi kemiskinan. Zakat dan kondisi ekonomi umat

memiliki hubungan timbal balik yang erat. Tingkat ekonomi umat

semakin baik akan meningkatkan penerimaan zakat, dan sebaliknya dana

zakat yang dikelola dan disalurkan secara benar pada kelompok mustahik

diharapkan dapat merubah peta kemiskinan di tengah masyarakat.

1 Sudirman, Zakat Dalam Arus Modernenitas (Malang: UIN Malang Press, 2007) Cet

Ke-1, h. 22.

Page 14: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

2

Pendayagunaan zakat yang dikelola oleh Lembaga Amil Zakat

(LAZ) tidak hanya terbatas pada kegiatan-kegiatan tertentu saja yang

berdasarkan pada orientasi yang bersifat konsumtif, tetapi dapat pula

dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan ekonomi umat.

Sistem penghimpunan dan penyaluran zakat dari masa ke masa

memiliki perbedaan. Awalnya, zakat lebih banyak disalurkan untuk

kegiatan konsumtif, tetapi belakangan ini telah banyak pemanfaatan

dana zakat untuk kegiatan produktif, upaya ini diharapkan dapat merubah

strata sosial dari yang terendah (mustahik) kepada yang tertinggi

(muzakki). Pengumpulan zakat tidak dapat dilakukan dengan paksaan

terhadap muzakki, melainkan muzakki melakukan dengan kesadaran

sendiri, menghitung sendiri jumlah hartanya yang harus dibayarkan

kewajibannya. Dalam hal, muzakki dapat meminta bantuan kepada

BAZ/LAZ atau Lembaga Pengelolaan Zakat (LPZ). Idealnya LPZ

menyediakan panduan dalam menghimpun dana, jenis dana, dan cara

dana itu diterima. Organisasi pengelola menetapkan jenis dana yang

diterima sebagai sumber dana. Setiap jenis dana memiliki karakteristik

sumber dan konsekuensi pembatasan berbeda yang harus dipenuhi oleh

pengelola zakat.2

Pada zaman Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq, seseorang yang

mengingkari zakat termasuk ke dalam golongan kafir. Sedangkan orang

yang enggan mengelurkan zakat karena bakhil namun ia tahu bahwa

2 Lili Bariadi, dkk, Zakat dan Wirausaha, (Jakarta :CED, 2005)Cet. 1. h. 20.

Page 15: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

3

zakat adalah wajib, maka ia berdosa disebabkan keengganannya

tersebut. Hendaknya zakat diambil dari orang tersebut secara paksa

disertai Ta’zir. Perkataan Khalifah Abu Bakar Ash-shiddiq ketika

memerangi orang-orang yang enggan mengeluarkan zakat, “Seandainya

meraka enggan menyerahkan seekor anak kambing muda seperti yang

telah mereka berikan kepada rosulullah, pasti akan saya perangi mereka

karena tidak ingin membayar zakat.”3

BAZNAS Kota Tangerang Selatan merupakan badan resmi yang

dibentuk oleh pemerintah berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 8

Tahun 2001 yang memiliki tugas dan fungsi menghimpun dan

menyalurkan zakat, infak, dan sedekah (ZIS). Badan lembaga pemerintah

nonstruktural ini bersifat mandiri dan bertanggung jawab kepada

Presiden melalui Menteri Agama.4 BAZNAS Kota Tangerang Selatan

mengukuhkan pengelolaan zakat secara nasional dalam wilayah

Kabupaten / Kota. Dengan diharuskannya amandemen Undang-Undang

Nomor 38 Tahun 1999, menjadikan BAZNAS Kota Tangerang Selatan

bertransformasi ke BAZNAS Kota Tangerang Selatan berdasarkan SK

Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam No. DJ.11/568/2014.

Sementara itu, Tangerang Selatan merupakan daerah otonomi baru

yang memiliki jumlah penduduk 1.543.209 jiwa dengan kepadatan

3 Imam Shuyuti. Tarikh Khulafa, Pustaka Al- Kusar, Jakarta. 2001, h. 80-81.

4 Tim BAZNAS Kota Tangerang Selatan, Profil BAZNAS Kota Tangerang Selatan,

artikel diakses pada 26 November 2016 pukul 15:15 dari http://baznaskotatangsel.com/profil/

Page 16: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

4

penduduk 10.484 jiwa/km2,5 dan 90,98 % beragama Islam. Kota yang

terletak di Barat Jakarta ini bergerak dengan laju pertumbuhan ekonomi

senilai 7,25 %.6 Laju pertumbuhan tersebut dapat terlihat berdasarkan

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita yang mencapai Rp.

29.597, 94 atau US$ 2,25 per kapita. Akan tetapi, di samping kepadatan

penduduknya yang tinggi dan laju pertumbuhan yang sedang, jumlah

kemiskinan di kota hasil pemekaran Kabupaten Tangerang ini cenderung

naik dari 88.554 jiwa pada 2011 menjadi 115.183 jiwa pada 2015.7

Berdasarkan informasi yang penulis dapatkan BAZNAS Kota

Tangerang Selatan mengumpulkan zakat dari muzakki sebanyak 471.500

orang. Jumlah ini hanya menyentuh 27,79 % dari 90,98 % penduduk di

Tangerang Selatan. dilihat dari segi pendayagunaannya, BAZNAS Kota

Tangerang Selatan mendayagunakan zakat kepada 22.029 mustahik

untuk tujuh kecamatan. Jumlah tersebut juga belum menyentuh lapisan

kebutuhan masyarakat miskin di Tangerang Selatan yang berjumlah

115.183 jiwa.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan tema “Strategi Pendistribusian Zakat,

Infak, dan Sedekah (ZIS) di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

Kota Tangerang Selatan.”

5 Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan, Kota Tangerang Selatan dalam Angka,

(Serpong: Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan, 2016), h. 45. 6 Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan, Kota Tangerang Selatan dalam Angka,

(Serpong: Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan, 2016), h. 211. 7 Batur Parisi, “Angka Kemiskinan Kabupaten Tangerang dan Tangsel Bertambah”

Mterotvnews.com, artikel diakses pada 5 November 2016 pukul 22:14 dari

http://tinyurl.com/hoat56o

Page 17: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

5

B. Identifikasi Masalah

Banyaknya Lembaga atau Badan Amil Zakat baik yang didirikan

oleh pemerintah maupun oleh swasta tidak dapat menutup persoalan

kemiskinan dan kesenjangan sosial. Diperlukan strategi pendistribusian

yang tepat untuk mengelola harta muzakki kepada mustahiq demi

terwujudnya kesejahteraan umat. Oleh sebab itu, akan dipaparkan

alternatif-alternatif persoalan yang pada gilirannya akan diteliti sesuai

dengan batasan penulis.

Masalah yang akan diidentifikasi adalah sebagai berikut,

1. Apa mekanisme dan strategi BAZNAS Kota Tangerang Selatan

dalam mengelola ZIS?

2. Bagaimana pengaplikasian BAZNAS Kota Tangerang Selatan

dalam mendistribusikan ZIS?

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Dalam penulisan ini, agar tidak meluas dan fokus pada

permasalahan yang akan dibahas dan mencapai hasil yang diharapkan,

maka penulis membatasi masalah yang akan dibahas pada “Strategi

Pendistribusian ZIS di BAZNAS Kota Tangerang Selatan dan

Aplikasinya”. Studi penelitian yang akan diambil adalah BAZNAS Kota

Tangerang Selatan.

Page 18: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

6

2. Perumusan Masalah

Perumusan masalah yang akan diteliti oleh penulis, yaitu:

a. Bagaimana mekanisme dan strategi BAZNAS Kota Tangerang

Selatan dalam upaya mendistribusikan ZIS?

b. Bagaimana aplikasi distribusi ZIS di BAZNAS Kota Tangerang

Selatan?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Secara garis besar tujuan dari penelitian ini adalah untuk

memperoleh jawaban dari pokok permasalahan di atas, akan tetapi secara

spesifik (khusus) akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme dan strategi BAZNAS

Kota Tangerang Selatan dalam upaya mendistribusikan dana ZIS.

b. Bagaimana aplikasi distribusi ZIS di BAZNAS Kota Tangerang

selatan.

2. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan

pencerahan dan dayaguna bagi pihak-pihak terkait, yakni sebagai berikut:

Page 19: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

7

a. Manfaat Akademisi

Memberikan acuan referensi dan saran pemikiran bagi kalangan

akademisi untuk menunjang perkembangan penulisan selanjutnya.

b. Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis dari penelitian ini adalah,

1. Bagi Lembaga, diharapkan dapat memberikan masukan dan

menambah sumbangan wacana pemikiran kepada BAZNAS

Kota Tangerang Selatan dalam pengelolaan ZIS.

2. Bagi Penulis, diharapkan dapat menambah wawasan,

informasi, dan pengetahuan tentang strategi pendistribusian

dana ZIS di BAZNAS Kota Tangerang Selatan

3. Bagi Masyarakat, diharapkan dapat memberikan nilai tambah

bagi mustahik dan meningkatkan kesadaran untuk berzakat.

E. Review Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan acuan untuk penulis, berikut ini akan dijabarkan

beberapa penelitian yang sama dengan penelitian yang ditulis penulis.

Penelitian tersebut diantaranya adalah:

Tabel 1.1. Review Studi Terdahulu No. Nama Peneliti /

Judul / Instansi /

Tahun

Keterangan Perbedaan

1 Siti Masuko, SE.I /

Strategi Penyaluran

Dana LAZIS

Yayasan Amaliyah

Skripsi ini membahas

tentang strategi

Penyaluran Dana

Lazis Yayasan

Penulis melakukan

penelitian untuk

mengetahui strategi

pendistribusian

Page 20: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

8

Astra dalam Rangka

Pemberdayaan Eko-

nomi Masyarakat /

Perbankan Syari’ah,

Fakultas Syari’ah &

Hukum, UIN Jakarta /

2014.

Amaliyah Astra

Dalam Rangka

pemberdayaan

masyarakat. Penelitian

ini dilakukan pada

2014.

zakat. Penulis

menggunakan

metode kualitatif

dengan

mengandalkan field

research, wawancara

& dokumentasi.

2 Muklisin/Pendistribu

sian Dana Zakat

untuk Pemberda-

yaan Ekonomi pada

BAZNAS Karawang

/ Manajemen Dakwah,

Fakultas Dakwah dan

Komunikasi, UIN

Jakarta / 2011.

Skripsi ini membahas

tentang pendistri-

busian dana Zakat

untuk pemberdayaan

ekonomi di BAZDA

Karawang. Penelitian

ini dilakukan pada

tahun 2011.

Penulis melakukan

penelitian untuk

mengetahui Strategi

BAZNAS Tangerang

Selatan terhadap

pendistribusian ZIS.

Penulis melakukan

studi kepustakaan

melalui literatur ter-

kait strategi pendis-

tribusian zakat.

3 Nirma Bhakti Pertiwi,

SE.I / Optimalisasi

Pendistribusian Zakat

Melalui Lembaga

Zakat dalam Pember-

dayaan Perekonomian

Masyarakat pada

LAZISWA Kota

Cirebon / IAIN Syekh

Nurjati Cirebon /

2012.

Penelitian ini ber-

tujuan untuk me-

ngetahui optimalisasi

pendistribusian zakat

& pengaruh hubungan

optimalisasi pendis-

tribusian zakat ter-

hadap pemberdayaan

perekonomian mas-

yarakat di LAZISWA

Kota Cirebon.

Penulis melakukan

penelitian untuk me-

ngetahui strategi

BAZNAS Kota

TangSel dalam pen-

distribusian zakat.

Penulis melakukan

studi kepustakaan

dalam mengatasi

masalah pendistri-

busian ZIS.

Page 21: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

9

4 Bintang Mikail Subuh,

SE / Manajemen

Zakat di Badan Amil

Zakat Nasional (

BAZNAS ) Daerah

Kota Tangerang

Selatan / UIN Jakarta

/ 2016.

Penelitian ini bertuju-

an untuk mengetahui

penerapan manajemen

zakat BAZNAS

Daerah Kota Tange-

rang Selatan dan pe-

nyesuaian dalam

undang-undang yang

berlaku.

Penulis melakukan

penelitian untuk

mengetahui strategi

BAZNAS Kota

TangSel terhadap

pendistribusian

zakat.

5 Yoghi Citra Pratama,

M.Si / Peran Zakat

pada Penanggulang-

an Kemiskinan

(Program Zakat

Produktif pada

Badan Amil Zakat

Nasional) / UIN

Jakarta / 2015.

Penelitian ini bertuju-

an untuk mengetahui

sejauh mana peran

zakat produktif dalam

memberdayakan

masyarakat kurang

mampu yang

diidentifikasi sebagai

mustahik dalam

berwirausaha.

Penulis melakukan

penelitian untuk

mengetahui strategi

BAZNAS Kota

TangSel terhadap

pendistribusian

zakat.

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian

sosiologis atau empiris dengan menggunakan pendekatan deskriptif

kualitatif, berikut beberapa prosedur pendekatan kualitatif yang akan

digunakan dalam penelitian ini, diantaranya :

Page 22: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

10

a. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya:

1. Data primer yaitu data yang diperoleh dari pihak BAZNAS Kota

Tangerang Selatan dan pihak mustahik melalui instrument

wawancara yang secara terstruktur.

2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari berbagai literature

dan referensi lain seperti buku, majalah, serta annual BAZNAS

Kota Tangerang Selatan tahun 2015 – 2016 dan setiap artikel

yang mengandung informasi berkaitan dengan masalah yang

dibahas, dihimpun dari berbagai tempat mulai dari perpustakaan

hingga situs internet.

b. Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam rangka mengumpulan data

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi (pengamatan) adalah kegiatan keseharian

seseorang dengan menggunakan panca indera mata sebagai alat

bantu utamanya. Dilakukan guna mendapatkan data dengan

melakukan pengamatan langsung ketempat penelitian yaitu

BAZNAS Kota Tangerang Selatan untuk mendapatkan data

yang relevan, mencari tahu kegiatan-kegiatan yang ada

dilembaga tersebut khususnya.

Page 23: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

11

2. Wawancara / Interview

Wawancara adalah tekhnik pengumpulan data dengan cara

tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan

berdasarkan pada tujuan penelitian. Adapun interview terpimpin

yang penulis gunakan adalah interview bebas terpimpin.

Interview bebas terpimpin artinya dalam penyampaian interview

dengan maksud meminta jawaban dengan bebas dan terbuka.

Sedangkan alasan menggunakan jenis interview ini sangat

mudah dipahami oleh individu secara langsung, sehingga dapat

menghasilkan data yang memuaskan.

Wawancara digunakan untuk mengumpulkan data yang

berkaitan dengan penelitian ini. Melalui tekhnik penulis

berkomunikasi langsung (wawancara) dengan pimpinan / ketua,

karyawan BAZNAS Kota Tangerang Selatan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah laporan tertulis dari suatu peristiwa

yang isinya terdiri atas penjelasan dari pemikiran terhadap

peristiwa. Dan oleh penulis dengan sengaja untuk disimpan atau

meneruskan keterangan mengenai peristiwa tersebut. Dalam hal

ini penulis mengumpulkan data-data yang sudah tersimpan

BAZNAS Kota Tangerang Selatan.

Page 24: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

12

c. Analisis Data

Adapun teknik pengolahan data pada penelitian ini adalah

deskriptif kualitatif, analisis data yang dilakukan secara bersamaan

dengan pengumpulan data. Proses analisis bersifat induktif, yaitu

mengumpulkan informasi-informasi khusus menjadi satu kesatuan

dengan jalan mengumpulkan data, menyusun dan mengklasifikasinya

dan menganalisa berhasilnya pengelolaan khususnya strategi

pendistribusian zakat, infak, dan shodaqoh pada BAZNAS Kota

Tangerang Selatan.

d. Teknik Penulisan Skripsi

Teknik penulisan skripsi ini berpedoman kepada buku “Pedoman

Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta 2012”, yang merupakan sandaran dari

penulisan karya ilmiah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada

umumnya, khususnya mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum.

G. Kerangka Teori

Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (Planning) dan

manajemen untuk mencapai tujuan tersebut. Strategi tidak berfungsi

sebagai peta jalan yang hanya member arah saja, melaikan harus mampu

menunjukan bagaimana taktik operasionalnya.8

8 Onong Uchyana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandun: PT. Remaja

Rosdakarya, 1992), Cet. Ke-4, h. 32.

Page 25: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

13

Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) pada dasarnya merupakan konsep

Islam dalam meningkatkan kesejahteraan sosial yang merata melalui

pendistribusian harta dari muzakki kepada mustahiq. Pendistribusian ZIS

tersebut bisa dilakukan secara langsung maupun melalui perantara.

Lembaga zakat merupakan perantara yang mempertemukan muzakki

serta mustahik dalam mendistribusikan harta sesuai dengan syariat

agama.

Fungsi dan tugas organisasi zakat adalah mengelola zakat.

Mengingat itu kebanyakan organisasi zakat langsung terjun ke

masyarakat untuk bersosialisasi. Cara seperti ini mengabaikan satu hal

penting, yaitu tersisihnya perencanaan di tubuh internal organisasi zakat

yaitu rancang bangun organisasi. Mereka tak sadar bahwa rancang

bangun sosok organisasi zakat merupakan induk kegiatan pengelolaan

zakat.9

Adapun kerangka teori dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.1. Kerangka Teori

9 Eri Sudewo, Manajemen Zakat Tinggalkan 15 Tradisi Terapkan 4 Prinsip Dasar,

(Ciputat: IMZ, 2004), Cet 1, h. 100.

Pendistribusian

• Mekanisme

• Strategi

• Analisis SWOT

Aplikasi

• Program

Strategi Pendistribusian ZIS di BAZNAS Kota Tangerang

Selatan

Page 26: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

14

H. Sistematika Penulisan

Agar pembaca dapat memahami uraian selanjutnya maka penulis

membuat sistematika penulisan yang akan dituangkan pada:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

tinjauan pusta, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan diuraikan mengenai dasar-dasar teori yang

merupakan dasar pembahasan meliputi pengertian strategi, pengertian

pendistribusian, pembahasan mengenai konsep zakat, yang meliputi

definisi zakat, hukum zakat, fungsi dan tujuan penyaluran zakat, serta

syarat-syarat wajib zakat.

BAB III GAMBARAN BAZNAS KOTA TANGERANG SELATAN

Dalam bab ini akan membahas mengenai gambaran umum dari

BAZNAS Kota Tangerang Selatan yang meliputi sejarah berdirinya,

landasan hukum, visi dan misi, fungsi dan tanggung jawab, struktur

organisasi, dan program kerja BAZNAS Kota Tangerang Selatan.

Page 27: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

15

BAB IV STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZIS DI BAZNAS KOTA

TANGERANG SELATAN

Pada bab ini diuraikan mengenai jawaban dari rumusan masalah

yang sudah dipaparkan pada bab sebelumnya, yaitu aplikasi, mekanisme,

dan strategi dalam pendistribusian ZIS di BAZNAS Kota Tangerang

Selatan.

BAB V PENUTUP

Bab terakhir dari laporan penelitian ini berisi kesimpulan dari

hasil penelitian secara keseluruhan, dan saran-saran.

Page 28: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

16

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Zakat, Infak, dan Sedekah

1. Zakat

Secara etimologi (bahasa) zakat berasal dari kata “zaka” yang

berarti suci, baik, berkah, tumbuh, dan berkembang. Dipahami demikian

sebab zakat merupakan upaya mensucikan diri dari kotoran kikir dan

dosa, serta menyuburkan pahala melalui pengeluaran sedikit dari nilai

harta pribadi untuk kaum yang memerlukan.10 Makna suci, berkah,

tumbuh dan berkembang pada zakat merupakan esensi terpenting dalam

distribusi kekayaan antara muzakki selaku penerima zakat.

Dalam terminologi syariat (istilah) zakat adalah nama bagi

sejumlah harta tertentu yang telah mencapai syarat tertentu yang

diwajibkan oleh Allah SWT untuk dikeluarkan dan diberikan kepada

yang berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu pula.11

Jumlah

harta tersebut, dikeluarkan untuk menambah banyak, membuat lebih

berarti, dan melindungi kekayaan itu dari kebinasaan.12

Hubungan antara pengertian zakat menurut bahasa dengan

pengertian menurut istilah sangat nyata dan erat sekali. Bahwa harta yang

10

Amiruddin Inoed, dkk. Anatomi Fiqh Zakat : Potret & Pemahaman Badan Amil

Zakat Sumatera Selatan. (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 8. 11

Didin Hafidhuddin, Panduan Praktis tentang Zakat, Infaq, dan Shadaqah, (Jakarta :

Gema Insani, 1998), hlm. 13. 12

Yusuf Qaradhawi, Hukum Zakat, alih bahasa: Didin Hafidhuddin dan Hasanuddin,

(Jakarta : Pustaka Litera Antar Nusa, 1993), hlm. 19.

Page 29: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

17

dikeluarkan zakatnya akan menjadi berkah, tumbuh, berkembang dan

bertambah serta bersih (baik).

Zakat adalah rukun Islam ketiga dan merupakan perintah wajib.

Zakat pertama kali diwahyukan di Madinah pada tahun kedua setelah

hijrah sesudah kewajiban puasa dan menunaikan zakat fitrah,13

ia

merupakan kewajiban bagi orang beriman (muzakki) yang mempunyai

harta yang telah mencapai ukuran tertentu (nisab) dan waktu tertentu

(haul) untuk diberikan pada orang yang berhak (mustahiq).14

Zakat juga sangat ditekankan dalam QS. At-Taubah ayat 103

yaitu:15

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu

membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.

Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka.

Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”(QS. At-Taubah

10:103)

a. Macam-Macam Zakat

(1) Zakat Fitrah

Zakat fitrah adalah zakat untuk pembersih diri yang

diwajibkan untuk dikeluarkan setiap akhir bulan Ramadhan atau

disebut juga dengan zakat pribadi yang wajib dikeluarkan oleh setiap

muslim pada hari raya idul fitri. Ketentuan waktu pengeluaran zakat

13

Inoed, dkk, Anatomi Fiqih Zakat Potret dan Pemahaman Badan Amil Zakat

Sumatra Selatan, h. 10. 14

Didin Hafidudin, Formalisasi Syari’at Islam Dalam Pespektif Tata Hukum

Indonesia (Bogor : Ghalia Indonesia, 2006), h. 119. 15

Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf (Jakarta: PT.

Grasindo, 2007), h. 13.

Page 30: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

18

dapat dilakukan mulai dari awal ramadhan sampai yang paling utama

pada malam idul fitrih dan paling lambat pagi hari idul fitrih.

Sedangkan hukumnya wajib atas setiap orang muslim kecil atau

dewasa, laki-laki atau perempuan, budak atau merdeka.

Adapun fungsi zakat fitrah adalah mengembalikan manusia

kepada fitrahnya dengan mensucikan jiwa mereka dari kotoran-

kotoran (dosa-dosa) yang disebabkan oleh pengaruh pergaulan dan

sebagainya sehingga manusia itu menyimpang dari fitrahnya.16

Sedangkan besarnya zakat fitrah menurut ukuran sekarang

adalah 2,5 kg. Sedangkan makanan yang wajib dikeluarkan zakatnya

yang disebut oleh nash hadits yaitu: jewawut, kurma, gandum, zahir

(anggur), danagit (semacam keju). Untuk daerah atau negara yang

makananya selain makanan di atas, madhab Maliki dan Syafi’i

membolehkan membayar zakat dengan makanan pokok yang lain.17

Menurut mazdhab Hambali pembayaran zakat fitrah dapat

dilakukan dengan membayarkan harganya dari makanan pokok yang

dimakan. Adapun waktu pembayaran zakat fitrah menurut jumhur

(mayoritas) ulama adalah:

(a) Waktu wajib membayar zakat fitrah ditandai dengan

terbenamnya matahari diakhir bulan Ramadhan.

16

Muhammad Ja’far, Tuntutan Zakat, Puasa dan Haji (Jakarta: Kalam Mulia,

1990) Cet Ke- 2, h. 63. 17

Abdullah Bin Abdurahman Bin Jibrin, Panduan Praktis Rukun Islam (Jakarta:

Darul Haq, 2001), h. 159.

Page 31: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

19

(b) Boleh mendahulukan pembayaran zakat fitrah diawal bulan

Ramadhan.

(2) Zakat Mal

Zakat mal atau zakat harta benda telah difardhukan oleh

Allah SWT sejak permulaan Islam sebelum Nabi Muhammad

Saw hijrah ke Madinah. Pada awalnya zakat mal itu difardukan

tidak ditentukan kadar serta tidak pula diterangkan dengan jelas

harta-harta yang dikenakan zakatnya. Syara’ hanya

memerintahkan mengeluarkan zakat banyak sedikitnya terserah

kemauan dan kebaikan para penzakat itu sendiri, hal itu berjalan

hingga tahun kedua.18

Pada tahun kedua hijrah bersamaan dengan tahun 623

masehi barulah syara’ menentukan harta-harta yang wajib

dizakati serta kadar masing-masing.19

Menurut istilah bahasa mal adalah segala sesuatu yang

diinginkan oleh setiap manusia untuk dimiliki, diambil

kemanfaatannya, dan menyimpanya. Adapun menurut istilah

Syari’at mal adalah sesuatu yang dimiliki (dikuasai) dan dapat

digunakan (dimanfaatkan) menurut kebiasaan. Sedangkan sesuatu

itu dapat dikatakan mal bilamana memenuhi dua syarat yaitu:

18

Tengku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Pedoman Zakat (Semarang:

Pustaka Rizki Putra, 1999) Cet Ke- 3, h. 10. (Jakarta : Gema Insani, 2002), h. 93. 19

Ash Shiddieqy, Pedoman Zakat (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 1999) Cet

Ke- 3, h. 10.

Page 32: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

20

(a) Dapat dimiliki, dikuasai, dihimpun, dan disimpan.

(b) Dapat diambil manfaatnya sesuai dengan kebiasaan.

Adapun harta yang wajib dikeluarkan zakatnya terbagi

menjadi beberapa klasifikasi berdasarkan jenis harta yang

dimiliki. Antara lain sebagai berikut:20

(a) Binatang Ternak

Hewan ternak meliputi hewan besar (unta, sapi,

kerbau), hewan kecil (kambing, domba) dan unggas

(ayam, itik, burung). Sedangkan syarat pada binatang

ternak diharuskan sudah mencapai nishab, telah dimiliki

satu tahun, digembalakan, maksudnya adalah segaja diurus

sepanjang tahun dengan dimaksudkan untuk memperoleh

susu, daging, dan hasil perkembanganya, tidak untuk

dipekerjakan demi kepentingan pemiliknya, seperti untuk

membajak dan sebagainya.

(b) Emas dan Perak

Segala bentuk penyimpanan uang seperti tabungan,

deposito, cek, atau surat berharga lainya, masuk ke dalam

kategori emas dan perak, sehingga penentuan nisab dan

besar zakatnya disetarakan dengan emas dan perak.

Demikian pula dengan harta kekayaan yang

lainnya, seperti: vila, rumah, kendaraan, tanah, dan lain-

20

Gustian Djuanda dkk, Pelaporan Zakat Pengurangan Pajak

Penghasilan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h. 18-20.

Page 33: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

21

lain yang melebihi keperluan menurut syara’ atau

dibeli/dibangun dengan tujuan menyimpan uang dan

sewaktu-waktu dapat diuangkan (dicairkan).

(c) Harta Peniagaan

Harta perniagaan adalah semua yang

diperuntukkan untuk diperjual belikan dalam berbagai

jenisnya, baik berupa barang seperti alat-alat, pakaian,

makanan, perhiasan, dan lain-lain. Perniagaan tersebut

diusahakan perorangan atau perserikatan seperti: PT, CV,

Koperasi dan sebagainya.

(d) Hasil Pertanian.

Hasil pertanian adalah hasil tumbuh-tumbuhan

atau tanaman yang bernilai ekonomis seperti biji-bijian,

sayur-mayur, buah-buahan, tanaman hias, rumput-

rumputan, dedaunan, dan lain-lain.

(e) Hasil Tambang.

Hasil tambang adalah benda-benda yang terdapat

dalam perut bumi dan memiliki nilai ekonomis seperi

emas, perak, timah, tembaga, marmer, giok, minyak bumi,

batu bara dan sebagainya. Adapun kekayaan yang berasal

dari lautan seperti mutiara, marjan, dan sebagainya.

Page 34: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

22

(f) Rikaz

Harta rikaz adalah harta yang terpendam pada

zaman dahulu atau yang lebih dikenal dengan nama harta

karun. Termasuk pula didalam harta rikaz yaitu harta yang

tidak ditemukan dan tidak ada yang mengakui sebagai

pemiliknya.

(3) Zakat Profesi

Pendapatan profesi adalah buah dari hasil kerja

menguras otak dan keringat yang dilakukan oleh setiap orang.

Contoh dari pendapatan profesi adalah : gaji, upah insentif,

atau nama lain yang disesuaikan dengan profesi yang

dikerjakan baik itu pekerjaan yang mengandalkan kemampuan

otak atau kemampuan fisik lainnya dan bahkan kedua-

duanya.21

Sedangkan dasar hukum kewajiban zakat ini

berdasarkan kandungan Al-Qur’an dalam Surat Adz-Dzaariyat

ayat 19 yaitu,

“Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin

yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat

bagian.” (QS. Adz-Dzaariyat 51:19)

21

M. Arif Mufraini, Akutansi dan Manajemen Zakat, (Jakarta: Kencana,

2006) Cet. 1 h. 73.

Page 35: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

23

Berdasarkan ayat tersebut, dijelaskan bahwa di dalam

harta yang kita miliki terdapat hak orang-orang miskin. Untuk

itu kita berkewajiban untuk mengeluarkan zakat atau

mendistribusikannya. Distribusi zakat sesuai ayat tersebut

diperuntukkan untuk orang-orang yang tergolong miskin. Baik

yang meminta ke kita maupun yang tidak meminta.

Di samping itu, juga berdasarkan pada tujuan

disyari’atkannya zakat, seperti untuk membersihkan harta dan

mengembangkan harta serta menolong para mustahik. Jadi,

zakat profesi juga mencerminkan rasa keadilan yang

merupakan ciri utama ajaran Islam, yaitu kewajiban zakat pada

semua penghasilan dan pendapatan.22

Adapun kadar zakat

profesi yang dikeluarkan diqiyaskan berdasarkan zakat emas

dan perak, yaitu 2,5 % dari seluruh penghasilan kotor.23

b. Tujuan dan Manfaat Zakat

Dalam Kitab Fiqih Zakat, bahwa tujuan dan dampak zakat bagi

penerima (mustahik) antara lain24

:

22

Didin Hafiduddin, Panduan Praktis Tentang Zakat, Infak, Sedekah,

(Jakarta: Gema Insani Press, 2001) Cet Ke-3, h. 103-104. 23

Jusmailani dkk, Kebijakan Ekonomi Dalam Islam (Yogyakarta : Kreasi

Wacana, 2005) Cet Ke- 1, h. 128. 24

Yusuf Qaradhawi, Kiat Islam Mengentaskan Kemiskinan terj, (Jakarta:

Gema Insani Press, 1995), dalam Yoghi Citra Pratama, Peran Zakat dalam Penanggulangan

Kemiskinan (Studi Kasus : Program Zakat Produktif Pada Badan Amil Zakat Nasional), (Jakarta,

The Journal of Tauhidinomics Vol. 1 No. 1, 2015), h. 94.

Page 36: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

24

(1) Zakat akan membebaskan si penerima dari kebutuhan,

sehingga dapat merasa hidup tentram dan dapat meningkatkan

khusyu ibadat kepada Tuhannya.

(2) Zakat menghilangkan sifat dengki dan benci. Karena sifat ini

akan melemahkan produktifitas. Islam tidak memerangi

penyakit ini dengan semata-mata nasihat dan petunjuk, akan

tetapi mencoba mencabut akarnya dari masyarakat melalui

mekanisme zakat, dan menggantikannya dengan persaudaraan

yang saling memperhatikan satu sama lain.

Hafidhuddin menjelaskan bahwa para ulama seperti Imam

Syafi’i, an-Nasa’i, dan lainnya menyatakan bahwa jika mustahik zakat

memiliki kemampuan untuk berdagang, selayaknya dia diberi modal

usaha yang memungkinkannya memperoleh keuntungan yang dapaat

memenuhi kebutuhan pokoknya. Demikian juga jika yang

bersangkutan memiliki ketrampilan tertentu, kepadanya bisa diberikan

peralatan produksi yang sesuai dengan pekerjaannya.25

Jika mustahik

tidak bekerja dan tidak memiliki keterampilan tertentu, diberikan

jaminan hidup dari zakat, misalnya dengan cara ikut menanamkan

modal (dari uang zakat tersebut) pada usaha tertentu sehingga

mustahik tersebut memiliki penghasilan dari perputaran zakat itu.

25

Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, (Jakarta: Gema Insani,

2015), dalam Yoghi Citra Pratama, Peran Zakat dalam Penanggulangan Kemiskinan (Studi Kasus

: Program Zakat Produktif Pada Badan Amil Zakat Nasional), (Jakarta, The Journal of

Tauhidinomics Vol. 1 No. 1, 2015), h. 95.

Page 37: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

25

Zakat akan dapat memberikan dampak yang lebih luas

(multiplier effect), dan menyentuh semua aspek kehidupan, apabila

pendistribusian zakat lebih diarahkan pada yang kegiatan bersifat

produktif. Sebagaimana Jamal mengemukakan, bahwa pemanfaatan

zakat juga perlu dilakukan ke arah investasi jangka panjang. Hal ini

bisa dalam bentuk, pertama, zakat dibagikan untuk mempertahankan

insentif bekerja atau mencari penghasilan sendiri di kalangan fakir

miskin. Kedua, sebagian dari zakat yang terkumpul, setidaknya 50%

digunakan untuk membiayai kegiatan yang produktif kepada

kelompok masyarakat fakir miskin, misalnya penggunaan zakat untuk

membiayai berbagai kegiatan dan latihan keterampilan produktif,

pemberian modal kerja, atau bantuan modal awal.26

Apabila

pendistribusian zakat semacam ini bisa dilaksanakan, maka akan

sangat membantu program pemerintah dalam mengentaskan

kemiskinan, memeratakan pendapatan, dan mempersempit

kesenjangan antara kelompok kaya dan miskin.

2. Infak

Infak berasal dari kata “anfaqa” yang berarti mengeluarkan

sesuatu (harta) untuk kepentingan sesuatu. Sedangkan menurut

terminologi syariat, infak berarti mengeluarkan sebagian harta atau

pendapatan/penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan

26

Mustafa Jamal. Pengelolaan Zakat oleh Negara Untuk Memerangi Kemiskinan.

(Jakarta: KOPRUS, 2004), dalam Yoghi Citra Pratama, Peran Zakat dalam Penanggulangan

Kemiskinan (Studi Kasus : Program Zakat Produktif Pada Badan Amil Zakat Nasional), (Jakarta,

The Journal of Tauhidinomics Vol. 1 No. 1, 2015), h. 95.

Page 38: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

26

ajaran Islam. Jika zakat ada nishabnya, infak tidak mengenal nishab.

Infak dikeluarkan oleh setiap orang yang beriman, baik yang

berpenghasilan tinggi maupun rendah.27

3. Sedekah

Shodaqoh atau sedekah berasal dari kata “shadaqa” yang

berarti benar. Orang yang suka bersedekah adalah orang yang benar

pengakuan imannya. Jika infak berkaitan dengan materi, sedekah

memiliki arti lebih luas, menyangkut hal yang bersifat non materiil.28

Hukum sedekah ialah sunnah. Pengertian sedekah sama

dengan pengertian infak, termasuk juga hukum dan

ketentuannya. Hanya saja, sedekah memiliki arti lebih luas,

menyangkut hal yang bersifat materi dan non-materi. Di dalam Al-

Qur’an ayat yang menganjurkan agar kita bersedekah di antaranya

terdapat dalam firman-Nya antara lain dalam Surah Al-Baqarah ayat

280 yang berbunyi:29

“Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah

tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian

atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.”

(QS. Al-Baqarah 2:280)

27

Didin Hafidhuddin, Panduan Praktis tentang Zakat, Infaq, dan Shadaqah,

(Jakarta : Gema Insani, 1998), h.14. 28

Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf (Jakarta: PT.

Grasindo, 2007), h. 5. 29

Departemen Agama Republik Indonesia (Jakarta : Magfirah Pustaka,2006), h.44.

Page 39: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

27

B. Mekanisme Pendistribusian ZIS

1. Pengertian Pendistribusian

Pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang

berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa

produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang

diperlukan.30

Kebijakan distribusi yang diajarkan Islam sangat berkaitan

dengan harta agar tidak menumpuk pada golongan tertentu dimasyarakat.

Serta mendorong terciptanya keadilan distribusi.31

Sehingga pada konsep

distribusi landasan penting yang dijadikan pegangan yakni agar kekayaan

tidak terkumpul hanya pada satu kelompok saja.32

Berdasarkan pengertian tersebut maka yang dimaksud

pendistribusian zakat adalah kegiatan mempermudah dan memperlancar

penyaluran (pembagian dan pengiriman) dana zakat, termasuk infak dan

sedekah dari muzzaki kepada mustahik, sehingga dana zakat dapat

tersalurkan tepat sasaran dan sesuai dengan yang diperlukan mustahik.

Dan dengan pendistribusian yang tepat maka kekayaan yang ada dapat

melimpah dengan merata dan tidak hanya beredar di antara golongan

tertentu saja.

Ada beberapa prinsip yang mendasari proses distribusi dalam

ekonomi Islam yang terlahir dari Q.S al Hasyr (59): 7 yang artinya “agar

30

Fendy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: ANDI, 2001), h. 185. 31

Ruslan Abdul Ghofur Noor, Konsep Distribusi dalam Ekonomi Islam dan Format

Keadilan Ekonomi Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), h. 88. 32

Ruslan Abdul Ghofur Noor, Konsep Distribusi dalam Ekonomi Islam dan Format

Keadilan Ekonomi Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), h. 87.

Page 40: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

28

harta itu jangan hanya beredar di antara golongan kaya di kalangan kamu”.

Prinsip tersebut yakni33

:

a. Larangan riba dan gharar

Larangan terhadap riba. Bertujuan untuk menjauhkan manusia dari

tindakan mengambil harta atau hak milik orang lain dengan jalan yang

tidak baik menurut hukum islam.34

Riba didefinisikan sebagai melebihkan keuntungan dari salah satu

pihak terhadap pihak lain dalam transaksi jual beli, atau pertukaran barang

sejenisnya dengan tanpa memberikan imbalan atas kelebihan tersebut.

Gharar diartikan sebagai ketidakpastian dalam transaksi. Islam

melarang seseorang bertransaksi atas suatu barang yang kualitasnya tidak

diketahui karena kedua belah pihak tidak tahu pasti apa yang mereka

transaksikan.

b. Keadilan dalam distribusi

Keadilan dalam distribusi diartikan sebagai suatu distribusi

pendapatan dan kekayaan, secara adil sesuai dengan norma–norma yang

diterima secara universal. Keadilan distribusi dalam ekonomi Islam

memiliki tujuan yakni agar kekayaan tidak menumpuk satu bagian kecil

masyarakat, tetapi selalu beredar dalam masyarakat. Keadilan distribusi

menjamin terciptanya pembagian yang adil dalam kemakmuran, sehingga

memberikan kontribusi pada kualitas hidup yang lebih baik. Zakat, infak,

33

Ruslan Abdul Ghofur Noor, Konsep Distribusi dalam Ekonomi Islam dan Format

Keadilan Ekonomi Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), h. 76-86. 34

Desmadi Saharuddin, Pembayaran Ganti Rugi pada Asuransi Syariah, (Jakarta:

Praneda Media Grup, 2015), h. 65.

Page 41: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

29

dan sedekah merupakan salah satu hal yang dapat menciptakan distribusi

yang adil.

c. Konsep kepemilikan dalam Islam

Kepemilikan terhadap harta tidak menutup kewajiban untuk tidak

melupakan hak–hak orang miskin yang terdapat pada harta tersebut.

Ketika manusia menyadari bahwa dalam harta yang dimiliki terdapat hak

orang lain, secara langsung mempersempit jurang pemisah antara si kaya

dan si miskin. Hal ini juga merupakan salah satu hikmah berzakat,

berinfak, ataupun bersedekah.

d. Larangan menumpuk harta

Menumpuk harta berlebihan akan berimbas pada rusaknya sistem

sosial dengan munculnya kelas–kelas yang mementingkan kepentingan

pribadi. Di samping itu penumpukan harta dapat melemahkan daya beli

masyarakat dan menghambat mekanisme pasar bekerja secara adil, karena

harta tidak tersebar di masyarakat. Hal itu dapat dicegah melalui instrumen

ZIS. Mewajibkan bagi yang mendapatkan harta berlebih untuk

mengeluarkan zakat sebagai kompensasi bagi penyucian dan pembersih

harta atas hak orang lain.

2. Pendistribusian Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS)

Dilihat dari pengertian distribusi dan zakat, infak, dan sedekah

(ZIS) di atas, maka yang dimaksud pendistribusian (ZIS) adalah kegiatan

mempermudah dan memperlancar penyaluran (pembagian dan

pengiriman) dana dari muzzaki kepada mustahiq, sehingga dana ZIS dapat

Page 42: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

30

tersalurkan tepat sasaran dan sesuai dengan yang diperlukan mustahiq.

Dalam Undang-Undang No.23 Tahun 2011 menjelaskan bahwa

pendistribusian zakat dilakukan berdasarkan skala prioritas dengan

memperhatikan prinsip pemerataan, keadilan, dan kewilayahan.35

Bentuk

inovasi distribusi dikategorikan dalam empat bentuk berikut36

:

a. Distribusi bersifat konsumtif tradisional, yaitu dibagikan kepada

mustahiq untuk dimanfaatkan secara langsung, seperti zakat fitrah

atau zakat mal yang dibagikan kepada para korban bencana alam.

b. Distribusi bersifat konsumtif kreatif, yaitu diwujudkan dalam

bentuk lain dari barangnya semula seperti diberikan dalam bentuk

alat–alat sekolah atau beasiswa.

c. Distribusi bersifat produktif tradisional, diberikan dalam bentuk

barang–barang yang produktif seperti kambing, sapi, dan lainnya.

Pemberian dalam bentuk ini akan menciptakan suatu usaha yang

membuka lapangan kerja bagi fakir miskin.

d. Distribusi dalam bentuk produktif kreatif, yaitu diwujudkan dalam

bentuk permodalan baik untuk membangun proyek sosial atau

menambah modal pedagang pengusaha kecil.

Pendistribusian zakat dalam bentuk yang ketiga dan keempat ini

perlu dikembangkan karena pendistribusian zakat termasuk infak dan

sedekah yang demikian membantu masyarakat untuk hidup lebih

35

Undang-Undang No.23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat, Pasal 26. 36

M. Arif Mufraini, Akutansi dan Manajemen Zakat,(Jakarta : Kencana 2006) Cet. 1 h.

146 – 148.

Page 43: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

31

mandiri. Pola pendistribusian zakat di atas juga dapat digunakan untuk

pola pendistribusian infak dan sedekah.

Pendistribusian zakat dalam Islam tercantum dengan jelas.

Sebagaimana yang tertuang dalam QS. At–Taubah ayat 60

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-

orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu‟ allaf yang dibujuk

hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang,

untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan.

Sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha

Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”(QS. AT-Taubah 9:60)

Dari ayat tersebut pendistribusian zakat diberikan kepada

delapan golongan atau asnaf yaitu fakir, miskin, amil, muallaf, untuk

memerdekakan budak (riqab), orang yang berhutang (gharim), orang

yang berjuang di jalan Allah (fisabilillah), orang yang dalam perjalanan

(ibnusabil). Bentuk pendistribusian kepada delapan asnaf yaitu sebagai

berikut37

:

1. Bagi fakir dan miskin, Jika memiliki potensi usaha maka dana

zakat dapat diberikan untuk:

(1) Pinjaman modal usaha agar usaha yang ada dapat berkembang.

(2) Membangun sarana pertanian dan perindustrian untuk mereka

yang tidak mendapatkan pekerjaan.

37

M. Arif Mufraini, Akutansi dan Manajemen Zakat,(Jakarta : Kencana 2006), Cet. 1

h. 176 – 205.

Page 44: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

32

(3) Membangun sarana–sarana pendidikan dan pelatihan untuk

mendidik mereka agar terampil dan terentas dari kemiskinan.

2. Zakat untuk amil dialokasikan untuk:

(1) Menutupi biaya administrasi dan memberikan gaji bagi amil

yang telah mendarmakan hidupnya untuk kepentingan umat.

(2) Mengembangkan lembaga–lembaga zakat dan melatih amil

agar lebih professional.

3. Untuk golongan muallaf, zakat dapat diberikan pada beberapa

kriteria:

(1) Membantu kehidupan muallaf karena kemungkinan mereka

mengalami kesulitan ekonomi karena berpindah agama.

(2) Menyediakan sarana dan dana untuk membantu orang–orang

yang terjebak pada tindakan kejahatan, asusila, dan obat–

obatan terlarang.

(3) Membantu terciptanya sarana rehabilitasi kemanusiaan

lainnya.

4. Dana zakat bagi golongan riqab (budak) saat ini dapat dialokasikan

untuk:

(1) Membebaskan masyarakat muslim yang tertindas sehingga

sulit untuk mengembangkan diri terutama di daerah minoritas

dan konflik.

(2) Membantu membebaskan buruh–buruh dari majikan yang

zalim, dalam hal ini membantu dalam biaya maupun

Page 45: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

33

mendirikan lembaga advokasi para tenaga kerja wanita

(TKW) atau tenaga kerja Indonesia (TKI) yang menjadi

korban kekerasan.

(3) Membantu membebaskan mereka yang menjadi korban

trafiking sehingga menjadi pekerja seks komersil (PSK), dan

pekerja di bawah umur yang terikat kontrak dengan majikan.

5. Dana zakat untuk golongan gharimin (orang–orang yang

berutang) dapat dialokasikan untuk:

(1) Membebaskan utang orang yang terlilit hutang oleh rentenir.

(2) Membebaskan para pedagang dari utang modal pada bank

keliling di pasar–pasar tradisional yang bunganya mencekik.

6. Pada golongan fisabilillah, dana zakat dapat dialokasikan untuk:

(1) Membantu pembiayaan dalam meningkatkan sumberdaya

manusia.

(2) Membantu para guru agama atau umum yang ada di daerah–

daerah terpencil dengan penghasilan yang minus.

(3) Membantu pembiayaan pemerintah dalam mempertahankan

kedaulatan negara dari gangguan asing.

7. Zakat untuk golongan ibnu sabil dapat dialokasikan untuk:

(1) Membantu para pelajar atau mahasiswa yang tidak mampu

untuk membiayai pendidikannya terutama pada kondisi dewasa

ini, di mana pendidikan menjadi mahal dan cenderung kearah

komersial.

Page 46: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

34

(2) Menyediakan bantuan bagi korban bencana alam dan bencana

lainnnya.

(3) Menyediakan dana bagi musafir yang kehabisan bekal, ini

sering terjadi ketika mereka terkena musibah di pejalanan

seperti kehilangan bekal, penipuan, dan lainnnya.

Sedangkan pendistribusian untuk Infak dan Sedekah tidak terbatas

pada 8 asnaf saja tetapi lebih luas yaitu siapa saja yang kekurangan dan

membutuhkan pertolongan, dan diutamakan adalah orang–orang di sekitar.

Tetapi bentuk pendistribusian Infak dan sedekah hampir sama.

Pendistribusian ZIS yang efektif dan tepat oleh pengelola yang

profesional, dengan begitu pendistribusian ZIS akan memberikan manfaat

yang maksimal dan dapat dirasakan masyarakat.

C. Strategi Pendistribusian Zakat, Infak dan Sedekah

1. Pengertian Strategi

Secara etimologi, strategi berasal dari kata Yunani Strategos yang

berarti Jenderal.38

strategi pada mulanya berasal dari peristiwa peperangan,

yaitu sebagai salah satu siasat untuk mengalahkan musuh. Namun pada

akhirnya strategi berkembang untuk semua kegiatan organisasi termasuk

untuk keperluan ekonomi, sosial, budaya dan agama.39

38

George Steiner dan John Minner, Kebijakan dan Strategi Manajemen, (Jakarta:

Erlangga, 1997), h. 18. 39

Rafi’udin dan Maman Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung: Pustaka

Setia, 1997), h. 76.

Page 47: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

35

Dalam Kamus Istilah Manajemen, strategi adalah rencana yang

cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus dan saling

hubungan dalam hal waktu dan ukuran.40

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai pengertian strategi dalam

perspektif terminologis, berikut penulis paparkan pengertian strategi yang

dikemukakan oleh beberapa pakar, antara lain:

a. Syarif Usman mengatakan, “Dalam pembangunan, saya

mendifinisikan strategi sebagai kebijaksanaan menggerakan dan

membimbing seluruh potensi kekuatan, daya dan kemampuan

bangsa untuk mencapai kemakmuran dan kebahagiaan”.41

b. Onong Uchyana Efendi, mengatakan: “Strategi pada hakikatnya

adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk mencapai

suatu tujuan, akan tetapi untuk mencapai suatu tujuan tersebut,

strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya memberikan

arah saja, melainkan harus mampu menunjukan bagaimana taktik

oprasionalnya”.42

c. Menurut George Steiner dan John Minner, “Strategi adalah

penempatan misi perusahaan, penetapan sasaran organisasi, dengan

mengingat kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan

strategi tertentu untuk mencapai sasaran dan memastikan

40

Panitia Istilah Manajemen Lembaga PPM, Kamus Istilah Manajemen, (Jakarta:

Balai Aksara, 1983), cet Ke-2, h. 245. 41

Syarif Usman, Strategi Pembangunan Indonesia dan Pembangunan dalam

Islam, (Jakarta: Firman Jakarta, tanpa tahun), h. 6. 42

Onong Uchyana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 1992), h. 32.

Page 48: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

36

implementasi secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran utama

organisasi akan tercapai.43

d. Menurut Sondang Siagian, strategi adalah adalah cara terbaik untuk

mempergunakan dana, daya dan tenaga yang tersedia, sesuai dengan

tuntutan perubahan lingkungan.44

Untuk memenuhi persyaratan-persyaratan strategi yang baik, ada

beberapa kriteria yang harus dipenuhi antara lain:

a. Strategi sebagai keputusan jangka panjang harus mengandung

penjelasan singkat tentang masing-masing komponen dari strategi

organisasi yang bersangkutan, dalam arti terlihat kejelasan dari ruang

lingkup, pemanfaatan sumber dana dan daya, serta keunggulannya,

bagaimana menghasilkan keunggulan tersebut dan sinergi antara

komponen-komponen tersebut diatas.

b. Strategi sebagai keputusan jangka panjang yang mendasar sifatnya

harus memberikan petunjuk tentang bagaimana strategi akan

membawa organisasi lebih cepat dan efektif menuju tercapainya

tujuan berbagai sasaran organisasi.

c. Strategi organisasi dinyatakan dalam pengertian fungsional, dalam

arti jelasnya sesuatu kerja sebagai pelaksanaan utama kegiatan

melalui pembagian kerja yang jelas sehingga kemungkinan

43

George Steiner dan John Minner, Kebijakan dan Strategi Manajemen, (Jakarta:

Erlangga, 1997) h. 20. 44

Sondang Siagian, Analisis Serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi

Organisasi, (Jakarta: PT. Gunung Agung, 1986), cet. Ke-2, h. 17.

Page 49: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

37

terjadinya tumpah tindih, saling lempar tanggung jawab dan

pemborosan dapat dicegah.

d. Pernyataan strategi itu harus bersifat spesifik dan tepat, bukan

merupakan pernyataan-pernyataan yang masih dapat

diimplementasikan dengan berbagai jenis interpretasi yang pada

selera dan persepsi individual dari pembuat interpretasi.45

Dari berbagai pengertian strategi yang dikemukakan oleh para pakar

di atas penulis menyimpulkan bahwa strategi pada dasarnya merupakan

cara untuk mencapai suatu tujuan dengan terlebih dahulu memperhatikan

segala kemungkinan yang akan terjadi, dan mempersiapkan segala potensi

yang ada.

Organisasi yang menyusun strategi umumnya lebih afektif

dibandingkan dengan organisasi yang tidak menyusun strategi. Hal ini

disebabkan strategi adalah kacamata yang bermanfaat untuk memonitor

apa yang dikerjakan dan sedang terjadi didalam organisasi, dapat

memberikan sumbangan terhadap kesuksesan organisasi atau malah

mengarahkan kegagalan organisasi.

Strategi digunakan dalam segala hal untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan, tujuan tidak akan mudah dicapai tanpa strategi, karena

pada dasarnya segala tindakan atau perbuatan itu tidak terlepas dari

strategi. Menurut Hisyam Alie yang dikutip oleh Rafi’udin, strategi yang

disusun, dikonsentrasikan dan dikonsepsikan dengan baik dapat

45

Sondang Siagian, Analisis Serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi,

(Jakarta: PT. Gunung Agung, 1986), cet. Ke-2, h. 23.

Page 50: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

38

membuahkan pelaksanaan yang disebut strategi. Menurutnya, untuk

mencapai strategi yang harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Kekuatan, yaitu memperhitungkan kekuatan yang dimiliki dan

biasanya menyangkut manusia, dan beberapa piranti yang dimiliki.

b. Kelemahan, yaitu memperhitungkan kelemahan-kelemahan yang

dimiliki dan menyangkut aspek-aspek sebagaimana kekuatan.

c. Peluang, yaitu melihat seberapa besar peluang yang mungkin

tersedia di luar, sehingga peluang yang sangat kecil pun dapat

diterobos.

d. Ancaman, yaitu memperhitungkan kemungkinan adanya ancaman

dari luar.46

2. Proses-Proses Strategi

Proses strategi terdiri dari tiga langkah:

a. Perumusan Strategi

Perumusan strategi ini didalamnya termasuk mengembangkan

tujuan, mengenali peluang dan ancaman eksternal, menetapkan kekuatan

dan kelemahan internal, menghasilkan strategi alternatif dan memilih

strategi tertentu yang akan dilaksanakan.

46

Rafi’udin dan Maman Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung:

Pustaka Setia, 1997), h. 77.

Page 51: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

39

b. Implementasi Strategi

Di dalamnya termasuk menciptakan struktur organisasi yang efektif,

menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan sistem

informasi yang diterima. Implementasi strategi sering disebut tahap

tindakan, karena implementasi berarti memobilisasi manusia yang ada

dalam sebuah organisasi untuk mengubah strategi yang dirumuskan

menjadi tindakan. Tahap ini merupakan tahap yang paling sulit karena

memerlukan kedisiplinan, komitmen dan pengorbanan. Kerjasama juga

merupakan kunci dan berhasilnya atau tidaknya implementasi strategi.

c. Evaluasi Strategi

Tahap ini merupakan tahap terakhir dari strategi, ada tiga aktifitas

mendasar untuk mengevaluasi strategi:

(1) Meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi

dasar strategi yang sekarang.

(2) Mengukur prestasi, yakni membandingkan hasil yang

diharapkan dengan kenyataan.

(3) Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa

prestasi sesuai rencana.47

Dalam menerjemahkan dan merealisasikan strategi-strategi, Philip

Kotler menjelaskan lengkah-langkah strategi usaha adalah sebagai

berikut:

47

Fred David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: PT. Prenhallindo, 1998), h. 5-6.

Page 52: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

40

a. Mengolah Perbedaan

Strategi ini mencangkup perbadaan inovatif dari pesaing.

Apa yang pembeli harapkan dari produsen disebut paket jasa

primer (primary service package), sedang penambahan jasa disebut

jasa sekunder (secondary service package). Jasa sekunder inilah

yang disebut perbedaan inovatif. Perbedaan itu dapat berupa

perbedaan penawaran, penyampaian maupun citranya, terutama

melalui simbol dan merek.

b. Mengolah Kualitas Jasa

Salah satu cara utama mendefinisikan perusahaan jasa

adalah memberikan jasa berkualitas lebih tinggi dari pesaing,

secara konsisten. Kuncinya adalah memenuhi atau melebihi

harapan kualitas jasa yang dijanjikan dengan akurat dan terpercaya,

membantu pelanggan mendapatkan jasa dengan cepat, sopan dan

peduli dalam pelayanan, fasilitas fisik, peralatan dan media yang

prima.

c. Mengelola Produktivitas

Langkah-langkah produktifitas adalah ia harus mengelola

produktivitas pekerjaannya dengan membuat pegawainya bekerja

lebih terampil, meningkatkan kualitas jasa dengan lepas kualitas

tertentu, mengindustrikan jasa-jasa, menemukan solusi produk

baru, merancang jasa yang lebih efektif, memberikan insentif pada

Page 53: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

41

pelanggan untuk menggantikan tenaga perusahaan dengan tenaga

mereka sendiri atau menggunakan teknologi untuk menghemat

waktu dan biaya.48

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Strategi

Kesadaran bagi setiap orang baik sebagai individu atau kelompok

organisasi, baik organisasi sosial bisnis tentang tujuan yang hendak dicapai

akan berbuah suatu usaha untuk mencapai tujuan tersebut, dan usaha-usaha

yang mengarah pada pencapaian tujuan disebut strategi.

Suatu strategi harus efektif dan jelas karena ia mengarahkan organisasi

kepada tujuannya. Untuk itu para penetap suatu strategi harus

memperhatikan faktor-faktor penetapan strategi, di antaranya:

1. Lingkungan

Lingkungan tak pernah berada pada suatu kondisi dan selalu berubah.

Sebagai individu dan masyarakat tidak hanya pada cara berfikir tetapi

juga tingkah laku, kebiasaan, kebutuhan dan pandangan hidup.

2. Lingkungan Organisasi

Lingkungan organisasi yang mencangkup segala sumber daya dan

kebijakan organisasi yang ada.

3. Kepemimpinan

Seorang pemimpin adalah orang yang tertinggi dalam mengambil

keputusan. Oleh karena itu setiap pemimpin dalam menilai

48

Philip Kothler, Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi dan

Pengendalian, (Jakarta: Salemba Empat, 1995), h. 88-89.

Page 54: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

42

perkembangan yang ada dalam lingkungan baik eksternal atau internal

berbeda.49

Faktor-faktor yang efektif dan inovatif akan membawa

perusahaan atau lembaga untuk berjalan secara strategis. Hal ini juga

diperlukan untuk lembaga zakat. Dengan banyaknya lembaga zakat

yang berdiri, akan memerlukan sumber daya yang inovatif dan

memerlukan kepemimpinan yang membawa pada keefektifan.

4. Analisis SWOT

a. Pengertian Analisis SWOT

Analisis SWOT (SWOT analysis) yakni mencakup upaya-upaya

untuk mengenali kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang

menentukan kinerja perusahaan. Informasi eksternal mengeni peluang

dan ancaman dapat diperoleh dari banyak sumber, termasuk

pelanggan, dokumen pemerintah, pemasok, kalangan perbankan,

rekan di perusahaan atau lembaga lain. Banyak perusahaan atau

lembaga menggunakan jasa lembaga pemindaian orang ketiga untuk

memperoleh kliping surat kabar, riset di internet, dan analisis tren-tren

domestik dan global yang relevan.50

Analisis utama dalam SWOT adalah mengidentifikasi deskripsi

mengenai kekuatan (strenght), kelemahan (weakness), peluang

(opportunities), dan ancaman (threath). Semua diukur berdasarkan

kinerja sebuah perusahaan atau lembaga, termasuk pada visi, misi, dan

49

S.P. Siagian, Manajemen Modern, (Jakarta: Masagung, 1994), cet. Ke-2, h.9. 50

Richard L. Daft, Era Baru Manajemen: Alih Bahasa: Edward Tanujaya Edisi 9,

(Jakarta : Salemba Empat, 2010), h. 253.

Page 55: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

43

tujuan dari perusahaan atau lembaga yang telah ditentukan di awal

pembentukan sebuah perusahaan atau lembaga. Pada lembaga zakat

juga diperlukan analisis ini, untuk membandingkan kepada lembaga

zakat lainnya.

b. Unsur-Unsur Analisis SWOT

Unsur-unsur analisis SWOT adalah kekuatan, kelemahan,

peluang dan ancaman. Untuk menganalisis secara lebih dalam tentang

SWOT, maka perlu dilihat faktor eksternal dan internal sebagai bagian

penting dalam analisis SWOT, yaitu51

:

a. Faktor eksternal (External Factor Analysis Strategies / EFAS)

Faktor eksternal ini mempengaruhi terbentuknya opportunities

and threats (O dan T). Dimana faktor ini menyangkut dengan

kondisi-kondisi yang terjadi di luar perusahaan yang

mempengaruhi dalam pembuatan keputusan perusahaan. Faktor

ini mencakup lingkungan industri dan lingkungan bisnis makro,

ekonomi, politik, hukum, teknologi, kependudukan, dan sosial

budaya.

b. Faktor Internal (Internal Factor Analysis Strategies / IFAS)

Faktor internal ini mempengaruhi terbentuknya strenghts and

weaknesses (S dan W). Dimana faktor ini menyangkut dengan

kondisi yang terjadi dalam perusahaan, yang mana ini turut

mempengaruhi terbentuknya pembuatan keputusan (decision

51

Irham Fahmi, Manajemen Strategis, (Jakarta: Alfabeta, 2013), h. 260.

Page 56: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

44

making) perusahaan. Faktor internal ini meliputi semua macam

manajemen fungsional: pemasaran, keuangan, operasi,

sumberdaya manusia, penelitian dan pengembangan, sistem

informasi manajemen dan budaya perusahaan (corporate

culture).

c. Alat Analisis SWOT

Salah satu alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor

strategis perusahaan adalah matrik SWOT. Matrik ini dapat

mengambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman

eksternal yang dihadapi oleh sebuah perusahaan atau lembaga dan

dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya

secara internal. Setelah disesuaikan, perusahaan atau lembaga

membandingkan SWOT tersebut, baik internal maupun eksternal.

Tabel.2.1. Matrik SWOT

IFAS

EFAS

STRENGHT (S) WEAKNESS (W)

Tentukan 5 – 10 faktor-

faktor kekuatan internal.

Tentukan 5 – 10 faktor-

faktor kelemahan internal.

OPPORTUNITIES

(O)

STRATEGI SO STRATEGI WO

Tentukan 5 – 10

faktor ancaman

eksternal.

Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan

untuk memanfaatkan

peluang.

Ciptakan strategi yang

meminimalkan kelemahan

untuk memanfaatkan

peluang.

THREATS (T) STRATEGI ST STRATEGI WT

Page 57: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

45

Tentukan 5 – 10

faktor ancaman

eksternal.

Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan

untuk mengatasi

ancaman.

Ciptakan strategi yang

meminimalkan kelemahan

dan untuk menghindari

ancaman.

Dalam menciptakan strategi dalam analisis SWOT, suatu

perusahaan atau lembaga harus membandingkan dalam analisis

SWOT. Perpaduan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut52

:

1. Strategi SO (Strength–Opportunities). Strategi ini dibuat

berdasarkan jalan pikiran perusahaan atau lembaga, yaitu

dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan

memanfaatkan peluang yang sebesar-besarnya.

2. Strategi ST (Strenghts–Threats). Strategi ini adalah strategi

dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan

untuk mengatasi ancaman.

3. Strategi WO (Weakness–Opportunities) Strategi ini

diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada

dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

4. Strategi WT (Weakness–Threats). Strategi ini berdasarkan

pada kegiatan yang bersifat defensive dan berusaha

meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari

ancaman.

52

Michael E. Porter, Strategi Bersaing (Competitive Strategy): Alih

Bahasa Hendry , (Tangerang : Kharisma Publishing Group, 2007), h. 259.

Page 58: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

46

5. Strategi Pendistribusian ZIS Pada Lembaga Zakat

Pengelolaan zakat oleh lembaga pengelola zakat, apalagi yang

memiliki kekuatan hukum formal akan memiliki beberapa keuntungan,

antara lain53

:

a. Untuk menjamin kepastian dan disiplin pembayar zakat.

b. Untuk menjaga perasaan rendah diri para mustahik zakat apabila

berhadapan langsung untuk menerima zakat dari para muzakki.

c. Untuk mencapai efisien dan efektifitas, serta sasaran yang tepat

dalam penggunaan harta zakat menurut skala prioritas yang ada

pada suatu tempat.

d. Untuk memperlihatkan syiar Islam dalam semangat

penyelenggaraan pemerintahan yang Islami. Jika zakat diserahkan

langsung dari muzakki kepada mustahiq, meskipun secara hukum

syari'at adalah sah, akan tetapi disamping akan terabaikannya hal-

hal tersebut di atas, juga hikmah dan fungsi zakat, terutama yang

berkaitan dengan kesejahteraan umat akan sulit diwujudkan.

Yusuf Qaradhawi dalam bukunya, menyatakan bahwa seseorang

yang ditunjuk sebagai amil zakat harus memiliki beberapa persyaratan

sebagai berikut54

:

53

Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, (Jakarta : Gema

Insani, 2012), h. 126. 54

Yusuf Qaradhawi, Hukum Zakat: Alih Bahasa Salman Harun dkk Cetakan 7, (Bogor:

Pustaka Lentera Antar Nusa, 2004), h. 551 – 552.

Page 59: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

47

a. Beragama Islam.

b. Mukallaf, yaitu orang dewasa yang sehat akan pikirannya yang siap

menerima tanggung jawab mengurus urusan umat.

c. Memiliki sifat amanah atau jujur.

d. Mengerti dan memahami hukum-hukum zakat dan mampu

melakukan sosialisasi berkaitan dengan zakat kepada umat.

e. Memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas dengan

sebaikbaiknya.

Menurut Didin Hafidhuddin, amil zakat yang baik adalah amil

zakat yang full time dalam melaksanankan tugasnya, tidak asal-asalan

dan tidak pula sambilan. Di Indonesia, berdasarkan keputusan Menteri

Agama RI No. 581 tahun 1999, dikemukakan bahwa lembaga zakat harus

memiliki persyaratan teknis, antara lain55

:

a. Berbadan hukum.

b. Memiliki data muzakki dan mustahiq.

c. Memiliki program kerja yang jelas.

d. Memiliki pembukuan yang baik.

e. Melampirkan surat pernyataan bersedia diaudit.

Dalam peraturan tersebut, lembaga zakat melakukan strategi

dalam menentukan arah pengelolaan zakat ke depannya. Untuk itu

diperlukan ketetapan hukum yang jelas, berdiri sebagai lembaga hukum

dan terorganisir dengan melakukan kegiatan pembukuan secara rutin.

55

Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, (Jakarta : Gema Insani,

2012), h. 129 – 130.

Page 60: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

48

BAB III

GAMBARAN UMUM BAZNAS KOTA TANGERANG SELATAN

A. Sejarah Berdirinya BAZNAS Kota Tangerang Selatan

Badan Amil Zakat Daerah (BAZNAS) Kota Tangerang Selatan me-

rupakan organisasi pemungut zakat bentukan pemerintah yang bertugas

mengumpulkan, mendistribusikan dan mendayagunakan zakat. BAZNAS

Kota Tangerang Selatan dibentuk melalui Keputusan Walikota No.

451.12/Kep 252-Huk./2010 Tanggal 23 Juli 2010 sebagai realisasi dari UU

No. 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat di Kota Tangerang Selatan.

BAZNAS Kota Tangerang Selatan dinyatakan sebagai lembaga pemerintah

nonstruktural yang bersifat mandiri dan bertanggung jawab kepada Presiden

melalui Menteri Agama.56

BAZNAS Kota Tangerang Selatan didirikan selain sebagai realisasi

undang-undang, juga meningkatkan kesadaran dalam berzakat. Selama ini,

zakat yang dilakukan oleh masyarakat Kota Tangerang Selatan masih

tradisional. BAZNAS Kota Tangerang Selatan hadir di tengah-tengah

masyarakat dalam melayani pengumpulan, pendistribusian, dan pendaya-

gunaan zakat, infak, sedekah dan dana keagamaan lainnya.

Dilihat dari sisi ketenagaannya BAZNAS ini merupakan perpaduan

antara potensi ulama, umaro dan masyarakat. Hal ini sesuai BAB V pasal 6

PERDA Kabupaten Tangerang No. 2 Tahun 2006. Susunan hierarki BAZ

56

Tim BAZNAS Kota Tangerang Selatan, Profil BAZNAS Kota Tangerang Selatan, artikel

diakses pada 10 Januari 2017 pukul 15:15 dari http://baznaskotatangsel.com/profil/

Page 61: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

49

terdiri atas BAZNAS Kabupaten / Kota dan BAZNAS Kecamatan

(BAZCAM).57

BAZNAS Kota Tangerang Selatan memiliki struktur anggota

untuk melakukan pengelolaan zakat. Anggota BAZNAS Kota Tangerang

Selatan merupakan individu yang berasal dari ulama, tokoh masyarakat, dan

praktisi. Selain itu, BAZNAS Kota Tangerang Selatan mempunyai ke-

panjangan tangan dalam mengumpulkan, mendistribusikan dan

mendayagunakan dana zakat, yaitu BAZNAS Kecamatan (BAZCAM).

BAZNAS Kota Tangerang Selatan mempunyai Visi yaitu,

Menjadikan Badan Amil Zakat Daerah (BAZNAS) sebagai lembaga

pengelola zakat yang dipercaya dalam membangkitkan ekonomi umat

dalam rangka memerangi dan mengetaskan kemiskinan.

Dari visi diatas dapat kita lihat bahwa BAZNAS Kota Tangerang

Selatan akan berusaha menjadikan sebuah lembaga yang dapat

dipercaya umat dalam menyalurkan zakat sebagai aplikasi terhadap

perintah Allah dalam surat At-Taubah yaitu mengeluarkan zakat. Hal ini

sesuai dengan ketentuan Al-Qur’an dan Sunnah yang menjadi landasan dari

BAZNAS Kota Tangerang Selatan.

BAZNAS mempunyai visi sebagai pengumpul, pendayaguna, dan

pendistribusi zakat di Kota Tangerang Selatan Visi tersebut ialah

Menjadikan BAZNAS Kota Tangerang Selatan sebagai lembaga pengelola

zakat yang dipercaya dalam membangkitkan ekonomi umat dalam rangka

57

Tim BAZNAS Kota Tangerang Selatan, Profil BAZNAS Kota Tangerang Selatan, artikel

diakses pada 10 Januari 2017 pukul 15:15 dari http://baznaskotatangsel.com/profil/

Page 62: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

50

memerangi dan mengentaskan kemiskinan.58

Visi tersebut menjelaskan bahwa

BAZNAS Kota Tangerang Selatan dalam mengumpulkan, mendayagunakan, dan

mendistribusikan zakat mempunyai integritas dan dapat menumbuhkan

perekonomian umat Islam di Tangerang Selatan.

Untuk mencapai visi tersebut, tugas BAZNAS Kota Tangerang Selatan

ditopang dengan misi-misi yang meliputi:

a. Menggali potensi umat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Kota Tangerang Selatan dalam upaya memperkecil kemiskinan,

b. Memudahkan pelayanan para muzakki, munfiq dan mufashaddiq

dalam menunaikan Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS),

c. Mendistribusikan zakat kepada mustahik (yang berhak menerima

zakat) sesuai dengan hukum dan syari’at serta Undang-undang yang

berlaku.

Misi-misi berikut terdefinisikan untuk memenuhi visi BAZNAS

Kota Tangerang Selatan dalam pengumpulan, pendayagunaan dan

pendistribusian zakat. Menggali potensi umat dalam kesejahteraan

masyarakat dilakukan dalam pengumpulan zakat yang optimal.

Memudahkan pelayanan mewujudkan dalam manajemen BAZNAS Kota

Tangerang Selatan, hingga zakat tersebut didayagunakan dan

didstribusikan untuk mustahik.

Pemberian layanan dalam pengelolaan zakat, BAZNAS Kota

Tangerang Selatan mempunyai kantor pusat di Jalan Benda Raya,

58

Tim BAZNAS Kota Tangerang Selatan, Profil BAZNAS Kota Tangerang Selatan,

artikel diakses pada 10 Januari 2017 15:15 dari http://baznaskotatangsel.com/profil/

Page 63: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

51

Pamulang, Tangerang Selatan. Setelah berpindah tempat, kini BAZNAS

Kota Tangerang Selatan beralamat di Jalan Benda Barat XIV Nomor 8,

Pamulang Permai II, Pondok Benda, Pamulang, Tangerang Selatan.

B. Struktur Organisasi BAZNAS Kota Tangerang

BAZNAS sebagai lembaga pelayanan masyarakat dari masyarakat

yang berzakat (muzakki) untuk masyarakat yang membutuhkan bantuan

zakat (mustahik), BAZNAS Kota Tangerang Selatan dikelola berdasarkan

struktur organisasi. Struktur organisasi dikelola oleh sumber daya

independen dan pemerintah untuk mengurusi administrasi, memfasilitasi,

dan melakukan penataan dalam pengelolaan zakat. Selain itu, sumber daya

dalam BAZNAS Kota Tangerang Selatan mengumpulkan

mendistribusikan, dan mendaya-gunakan zakat sesuai aturan undang-

undang dan ketentuan syari’ah.

Anggota dalam struktur organisasi BAZNAS Kota Tangerang

Selatan mempunyai tanggung jawab. Tanggung jawab tersebut antara lain

memperbaiki keadaan dan taraf perekonomian masyarakat, menyediakan

fasilitas yang akan menunjang upaya perbaikan penghasilan bagi umat,

dan melakukan penataan administrasi umum, personalia dan keuangan

zakat. Tanggung jawab tersebut disalurkan melalui bentuk pengelolaan

zakat berlandaskan syari’ah. Struktur organisasi di BAZNAS Kota

Tangerang Selatan sebagai berikut:

Page 64: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

52

Dewan Pertimbangan

Ketua : Walikota Tangerang Selatan

Wakil Ketua : Sekertaris Kota Tangerang Selatan

Sekertaris : Asda 1 Kota Tangerang Selatan

Wakil Sekertaris : Kabag Kesra Setda Kota Tangerang Selatan

Anggota : 1. K.H Saidih, S.Ag.

2. K.H Zinuddin Abdullah, M.HUM.

3. K.H Hasyim Rais

2. Komisi Pengawas

Ketua : Kepala Kandepag Kab. Tangerang

Wakil Ketua : H. Norodom soekarno, S.Ip.

Sekertaris : Drs. H. Noor Aly

Wakil Sekertaris : Drs. H. Hasanuddin, M.M.

Anggota : 1. H. Dadang Syarif

2. H. Abdul Rahim Aryad

3. Drs. H. Suryadi

3. Badan Pelaksana

Ketua Umum : Drs. K.H. Endang Saefuddin, M.A.

Ketua I : Drs. H.M. Idris Elby, M.H.M.A

Ketua II : K.H. Komarudin

Ketua III : K.H. Juhana Zakaria

Sekertaris Umum : Drs. H. Nana Suardi

Sekertaris I : Bukit Sutiarno

Page 65: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

53

Sekertaris II : Drs. Muchtar Kasmarang, S.Ag. M.M.

Bendahara : Drs. H. Masir

Wakil Bendahara : Drs. Abdul Karim Ja’far, M.M.

Seksi-Seksi

1. Seksi Pengumpulan

Ketua : DR.H. Dimyati Sajari, M.Ag.

Anggota : 1. H. Ruslan Sudjaja, S.H, M.M.

2. H. Muhyidin

3. H. Ramli Sondakh

4. H. Suroso

5. Baihaqi Hamdi

6. H. Weldy CH, S.E.

7. Yusuf FHR, S.Pd.

2. Seksi Pendistribusian

Ketua : Drs. Abdul Rozak Sastra, M.A.

Anggota : 1. Drs. H. Hasan HB, M.Pd.

2. Drs. Halimi

3. M. Tata Surya

4. Drs. M. Nasir Syah

5. H. Muchlash

6. Drs. Syamsuri

3. Seksi Pendayagunaan

Ketua : Drs. H. Nasuha Abu Bakar, M.A.

Anggota : 1. Drs. H. A. rozak, M.A.

2. H. Muhammad Siddiq, S.H.I.M.H

Page 66: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

54

3. Drs. Jayadi.

4. Drs. H. Haryadi

5. Wandi, S.Sos.

6. H. Budi Hryawan, S.E.

7. Ust. H. Syarif

4. Seksi Pengembangan

Ketua : Ir. H. Junaidi

Anggota : 1. Drs. H. Haris Nasution

2. Drs. Syuhada, M.A.

3. H. Irawan, M.P.d.

4. Joko Suprapto

5. Ahmad Kurniadi, B.A.

6. Drs. Tafsir Munir

7. H. Muhammad Syafe’i, S.Ag

Struktur organisasi tersebut menggambarkan bahwa, masing-

masing anggota BAZNAS Kota Tangerang Selatan mempunyai tugas-

tugas yang meliputi,

a. Ketua

Ketua mempunyai tugas memimpin pelaksanaan tugas BAZNAS

Kota Tangerang Selatan dalam menjalankan program kerja dan rencana

yaitu:

(1) Membina dan membimbing umat dalam rangka pelaksanaan

zakat, infak dan sedekah,

Page 67: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

55

(2) Mensosialisasikan hukum zakat dan UU No. 38 tahun 1999

tentang pengelolaan zakat,

(3) Memungut, menerima dan menyalurkan zakat, infak dan sedekah

serta lainnya sesuai dengan ketentuan syariat, dan

(4) Melakukan kerjasama dengan berbagai pihak dalam peningkatan

kualitas pungutan zakat dan kualitas pengelolaan zakat.59

Ketua bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan BAZNAS

Kota Tangerang Selatan, baik dalam pengumpulan, penyaluran dan

pendistribusian zakat. Selain itu, ketua melakukan sosialisasi dan kerja

sama kepada pemerintah dan lembaga-lembaga lain terkait pengelolaan

zakat dan rencana kerja BAZNAS Kota Tangerang Selatan.

b. Sekretaris

Sekretaris mempunyai tugas yang meliputi:

(1) Mengadakan pembagian tugas bagi masing-masing staf sekretaris,

(2) Melakukan penataan administrasi surat menyurat (kode surat) dan

lain-lain dan penataan arsip surat,

(3) Melakukan penataan sekretariat dari segi kelengkapan dan tata letak

arsip dan lain-lain,

(4) Menghimpun data seluruh seksi untuk bahan laporan dan publikasi,

(5) Melaksanakan sosialisasi pengelolaan zakat bekerjasama dan

berkoordinasi dengan seksi-seksi lain,

(6) Melaksanakan tugas lain di seksi pengelolaan zakat sesuai hasil rapat,

59

Tim BAZNAS Kota Tangerang Selatan, Profil BAZNAS Kota Tangerang Selatan,

artikel diakses pada 10 Januari 2017 15:15 dari http://baznaskotatangsel.com/profil/

Page 68: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

56

(7) Menerbitkan buletin, pamflet, spanduk, buku petunjuk dan bimbingan

zakat bersama dengan seksi-seksi lain,

(8) Menyusun laporan bulanan, triwulan dan tahunan bekerjasama dan

berkoordinasi dengan seksi-seksi lain,

(9) Menyiapkan kupon pungutan dan pendistribusian zakat, infak dan

sedekah,

(10) Mengadakan dan membuat data inventaris BAZNAS,

(11) Melaksanakan sosialisasi peraturan perundang-undangan.60

Sekretaris membantu ketua untuk menginventaris setiap kegiatan yang

dilakukan oleh BAZNAS. Sekretaris yang menyediakan sumber daya

organisasi, menjaga kepemilikan perangkat untuk ke-butuhan BAZNAS.

Terdapat tiga pimpinan sekretaris untuk merincikan setiap kegaiatan

BAZNAS.

c. Bendahara

Bendahara mempunyai tugas yang meliputi,

(1) Membuat rencana anggaran tahun operasional BAZNAS Kota

Tangerang Selatan bersama sekretaris,

(2) Melaksanakan penataan administrasi keuangan zakat dan keuangan

operasional,

(3) Mengadakan pembagian tugas yang menangani administrasi keuangan

zakat dan menangani keuangan biaya operasional BAZNAS Kota

Tangerang Selatan,

60

Tim BAZNAS Kota Tangerang Selatan, Profil BAZNAS Kota Tangerang Selatan, artikel

diakses pada 10 Januari 2017 15:15 dari http://baznaskotatangsel.com/profil/

Page 69: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

57

(4) Melaksanakan pembukuan penerimaan dan pengeluaran keuangan

zakat dan biaya operasional sesuai dengan ketentuan yang berlaku,

(5) Menyiapkan data keuangan baik penerimaan dan pengumpulan,

pendistribusian, pendayagunaan, pengembangan maupun data biaya

pengelolaan sebagai data laporan dan publikasi,

(6) Menyiapkan laporan keuangan bulanan, triwulan, semesteran dan

tahunan,

(7) Melaksanakan sosialisasi pengelolaan zakat, infak dan sedekah

bekerjasama dan berkoordinasi dengan seksi-seksi lain.

Bendahara membantu ketua dalam pelaksanaan operasional

pengelolaan zakat. Seluruh administrasi dan keuangan BAZNAS diemban

oleh bendahara yang terdiri atas bendahara dan wakil bendahara.

Operasional mencakup dana hibah APBD Kota Tangerang Selatan, fleksibel

untuk dilaporkan kepada walikota.

d. Seksi Pengumpulan

Di bawah naungan ketua, terdapat seksi-seksi yang membantu dalam

pengelolaan zakat. Seksi-seksi tersebut berwenang menjalankan tugas dalam

pengumpulan, pendayagunaan, pendayagunaan dan pengembangan zakat.

Seksi pengumpulan pada BAZNAS Kota Tangerang Selatan mempunyai

tugas yang meliputi:

(1) Menyusun rencana dan program pelaksanaan pengumpulan zakat,

infak dan sedekah dan menginformasikan hasil pengumpulan zakat,

infak dan sedekah,

Page 70: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

58

(2) Melaksanakan sosialisasi pengumpulan zakat, infak dan sedekah

bekerjasama dan berkoordinasi dengan seksi-seksi lain,

(3) Melakukan bimbingan tentang pengumpulan zakat, infak, dan sedekah

kepada UPZ, SKPD dan BAZ kecamatan,

(4) Mengintensifkan pengumpulan zakat, infak dan sedekah di seluruh

instansi / lembaga pemerintah dan swasta serta perusahaan, sesuai

ketentuan perundangan yang berlaku,

(5) Mendistribusikan kupon ke DKM, UPZ SKPD dan BAZ Kecamatan

serta lembaga pemerintah maupun swasta,

(6) Menyiapkan data pengumpulan zakat, infak dan sedekah sebagai

bahan laporan dan publikasi,

(7) Menyusun format database, melakukan pendataan dan

mengidentifikasi tentang muzakki,

(8) Melaksanakan tugas lain tentang pengelolaan zakat sesuai hasil rapat.

Pengelolaan zakat memerlukan fundraising atau penghimpunan

zakat.61

dalam mencapai fungsi keberadaan lembaga zakat. Kekuatan

lembaga zakat, termasuk BAZNAS adalah hak amil dari muzakki.

Organisasi mengindikasi zakat untuk dikumpulkan berdasarkan operasional

dalam ketahanan sumber daya BAZNAS. Maka, perlu adanya pengelolaan

zakat meliputi pengumpulan zakat untuk mencapai tujuan BAZNAS.

61

Tim BAZNAS Kota Tangerang Selatan, Profil BAZNAS Kota Tangerang Selatan, artikel

diakses pada 10 Januari 2017 15:15 dari http://baznaskotatangsel.com/profil/

Page 71: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

59

e. Seksi Pendistribusian

Seksi pendistribusian pada BAZNAS Kota Tangerang Selatan

mempunyai tugas yang meliputi:

(1) Merumuskan format database, melakukan pendataan dan penyusunan

identifikasi tentang mustahik,

(2) Menyusun rencana dan program pelaksanaan pendistribusian kepada

mustahiq sesuai asnaf dan berdasarkan database,

(3) Mengelola pendistribusian zakat, infak dan sedekah secara produktif

untuk membebaskan umat dari rentenir dan membentengi akidah umat

serta meningkatkan kualitas SDM serta kesejahteraan umat,

(4) Melaksanakan sosialisasi pendistribusian zakat, infak dan sedekah

bekerjasama dan berkoordinasi dengan seksi-seksi lain,

(5) Menyiapkan data pendistribusian zakat, infak dan sedekah sebagai

bahan laporan dan publikasi,

(6) Melaksanakan tugas lain tentang pengelolaan zakat sesuai hasil rapat

BAZNAS mengembangkan data mustahik untuk kemudian menjadi

bahan acuan untuk mendistribusikan zakat secara optimal. Pendistribusian

bersyarat untuk menyalurkan zakat kepada usaha konsumtif dan produktif

guna membebaskan hidup umat dari keterbatasan ekonomi. Setelah itu, seksi

pendistribusian memberikan hasil publikasi kepada ketua untuk dialporkan

kepada muzakki dan walikota.

Page 72: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

60

f. Seksi Pendayagunaan

Seksi pendayagunaan pada BAZNAS Kota Tangerang Selatan

mempunyai tugas yang meliputi:

(1) Merencanakan dan melaksanakan pendayagunaan dana zakat, infak

dan sedekah untuk kegiatan non komsumtif (modal bergulir) bersama

seksi pendistribusian dan seksi lainnya,

(2) Merencanakan dan melaksanakan pendayagunaan dana zakat, infak,

sedekah, dan sebagainya bekerjasama dengan seksi pen-distribusian

dan seksi lain untuk usaha produktif,

(3) Merencanakan pendayagunaan zakat, infak dan sedekah dalam

pengikutsertaan modal usaha produktif di bawah pengawasan / kontrol

yang ketat,

(4) Mengadakan kerjasama dengan pihak-pihak terkait dalam pen-

dayagunaan zakat, infak dan sedekah sesuai dengan ketentuan yang

berlaku,

(5) Menyiapkan data pendayagunaan zakat, infak dan sedekah sebagai

bahan laporan dan publikasi,

(6) Mengadministrasikan dokumen pendayagunaan zakat, infak dan

sedekah,

(7) Melaksanakan sosialisasi pengelolaan zakat bersama dan ber-

koordinasi dengan seksi lain,

(8) Melaksanakan tugas lain tentang pengelolaan zakat sesuai hasil rapat.

Page 73: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

61

Melakukan tugas yang hampir sama dengan seksi pendistribusian

zakat, seksi pendayagunaan zakat bertanggung jawab dalam pendayagunaan

zakat setelah didistribusikan. Usaha produktif meliputi modal bergulir untuk

membebaskan umat dari jeratan kemiskinan. Seksi pendayagunaan

melaksanakan tugas tersetu dan melaporkannya kepada ketua.

g. Seksi Pengembangan

BAZNAS Kota Tangerang Selatan memiliki seksi pengembangan

untuk mengembangkan operasional yang sudah berjalan dan demi mencapai

terbentuknya zakat sebagai pengentasan kemiskinan di Kota Tangerang

Selatan. Baik pengelolaan dan sumber daya dikembangkan sesuai dengan

rencana.

Seksi pengembangan pada BAZNAS Kota Tangerang Selatan

mempunyai tugas yang meliputi,

(1) Menyusun rencana program pelaksanaan pengembangan ZIS

dengan pengelolaan yang profesional, sesuai dengan peraturan

perundangan yang berlaku,

(2) Menyusun rencana program pengelolaan zakat, infak dan sedekah

sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku,

(3) Melaksanakan penelitian tentang pengelolaan zakat, infak dan

sedekah,

(4) Melaksanakan sosialisasi pengelolaan zakat, infak dan sedekah

dalam bentuk seminar, pelatihan dan lain-lain bekerjasama dan

berkoordinasi dengan seksi-seksi lain,

Page 74: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

62

(5) Menyiapkan data pengembangan pengelolaan zakat, infak dan

sedekah sebagai bahan laporan dan publikasi,

(6) Mengurus tugas lain pada pengelolaan zakat sesuai hasil rapat.

Pengembangan seperti membentuk penelitian dan melakukan

sosialisasi dapat meningkatkan muzakki dalam membayar zakat. BAZNAS

membentuk seksi pengembangan untuk memgembangkan potensi zakat

yang ada di wilayah BAZNAS Kota Tangerang Selatan.

C. Program-Program BAZNAS Kota Tangerang Selatan

Program-program yang ada di BAZNAS Kota Tangerang

Selatan dibuat meurut dengan asnaf, sebagai berikut:

1. Asnaf Riqab terdiri dari:

a. Bantuan Kesehatan

b. Rehab / Bedah Rumah

c. Bantuan berdasarkan proposal

2. Asnaf Gharimin terdiri dari:

a. Bantuan sarana keagamaan yaitu:

b. TPQ / TPA

c. Majlis Taklim

d. Mushalla / Masjid

3. Asnaf Muallaf terdiri dari:

a. Bantuan Pembinaan Muallaf

b. Bantuan Masyarakat Dhu’afa

Page 75: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

63

4. Asnaf Ibnu Sabil terdiri dari:

a. Bantuan Beasiswa Berkelanjutan:

b. Siswa SD / MI

c. Siswa SLTP

d. Siswa SLTA

5. Asnaf fi sabilillah terdiri dari:

a. Bantuan Guru Ngaji

b. Bantuan Guru TPQ / TPA.

Dari berbagai asnaf, program tersebut dikategorikan ke dalam tiga

program besar, yaitu:

1. Program Tangsel Cerdas

2. Program Tangsel Modern

3. Program Tangsel Religius

Page 76: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

64

BAB IV

STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZIS DI BAZNAS KOTA

TANGERANG SELATAN

A. Mekanisme dan Strategi Pendistribusian ZIS di BAZNAS Kota

Tangerang Selatan

Pendistribusian ZIS menjadi sangat penting, di samping

pengumpulan dan pendayagunaan ZIS. Pendistribusian zakat dilakukan

setelah tercapainya hasil dalam pengumpulan zakat, dan nantinya akan

dilakukan pemberdayaan, apabila kebutuhan mustahik tercukupi.

Ada dua hal yang dapat mengidentifikasi pendistribusian pada

ZIS, yaitu mekanisme pendistribusian, dan strategi pendistribusian.

1. Mekanisme Pendistribusian ZIS di BAZNAS Kota Tangerang

Mekanisme mengacu kepada cara kerja suatu kegiatan untuk

meningkatkan hasil kerja. Dalam menjalankan sebuah mekanisme,

BAZNAS Kota Tangerang Selatan menjalankan kegiatan pendistribusian

dengan beberapa hal, yaitu:

a. Larangan Kegiatan terhadap Riba dan Gharar

Sebagai lembaga zakat, kegiatan yang dilakukan berdasarkan

prinsip keislaman, baik dalam kegiatannya maupun dalan segi

administrasinya. Larangan terhadap riba dan gharar tersebut

tertuang dalam Undang-Undang Dasar Nomor 23 Tahun 2011,

bahwa zakat wajib didistribusikan kepada mustahik sesuai syari’at

Page 77: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

65

Islam.62

Oleh sebab itu, dalam pelaksanaan pendistribusian harus

sesuai dengan nilai-nilai kesyari’ahan.

Dalam menjalankan kegiatannya, BAZNAS Kota Tangerang

Selatan menerapkan pendistribusian ZIS dengan tidak mengandung

unsur riba dan gharar. Hal tersebut dapat dilihat melalui laporan

keuangannya.

Tabel 4.1. Rekapitulasi ZIS BAZNAS Kota Tangerang Selatan

No Uraian Pemasukan Pengeluaran Saldo

1 Fitrah 7 BAZCAM 1,556,022,000

2 Fitrah SKPD, dll 214,309,700

3 ZIS SKPD, dll 1,599,252,922

4 Infak Calhaj 45,697,500

5 Bonus Bank 74,492,854

6 Administrasi & Pa-

jak Bank

16,980,199

7 Asnaf Fuqoro, ma-

sakin, & amilin da-

ri Fitrah, SKPD, dll

33,275,510

8 Amilin Dari ZIS

SKPD DLL

115,978,000

9 Pentasarufan 2016 3,016,000,000

Jumlah 3,489,774,976 3,182,233,709 307,541,267

Pada rekapitulasi hasil pengumpulan ZIS pada tahun 2015,

BAZNAS Kota Tangerang Selatan telah mengumpulkan dana dari 7

BAZCAM atau Badan Amil Zakat Kecamatan, dan institusi

62

Undang-Undang No.23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat, Pasal 25

Page 78: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

66

pemerintah dalam bentuk SKPD. Dalam mengumpulkan hasil ZIS

tersebut, BAZNAS Kota Tangerang Selatan juga melayani muzakki

dalam bentuk rekening bank. BAZNAS Kota Tangerang Selatan

tidak mencampur bonus bank yang sebanyak Rp. 74.492.854,-

dengan jumlah zakat muzakki karena BAZNAS Kota Tangerang

Selatan masih menjadi nasabah bank konvensional. Sehingga, dalam

pendistribusian ZIS di BAZNAS Kota Tangerang Selatan telah

menjalankan prinsip syari’ah.

b. Proporsi Pendistribusian

Zakat yang terkumpul di wilayah Kota Tangsel telah di

distribusikan dan didayagunakan Berdasarkan asnaf sebagai berikut63

:

(1) Zakat Fitrah

Sebesar 60% zakat fitrah didistribusikan di DKM / UPZ

setempat, dengan prosentase sebagai berikut:

(a) Asnaf fakir 12,5%

(b) Asnaf miskin 12,5%

(c) Asnaf amilin 7,0%

(d) Asnaf muallaf 7,5%

(e) Asnaf Riqab 3.0%

(f) Asnaf Gharimin 5.0%

(g) Asnaf Fi Sabilillah 10,0%

63

Kasmarang H. Muchtar, BAZNAS Kota Tangerang Selatan, (Tangerang Selatan : 2011) Cet. 1 h. 29.

Page 79: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

67

Sebesar 5%, zakat fitrah didistribusikan di UPZ Kelurahan

dengan prosentase sebagai berikut:

(a) Asnaf Amilin 3,0%

(b) Asnaf Riqab 2,0%

Sebesar 20%, zakat fitrah didistribusikan di BAZCAM

dengan prosentase sebagai berikut:

(a) Asnaf Amilin 2,5%

(b) Asnaf Muallaf 2,5%

(c) Asnaf Riqab 5,0%

(d) Asnaf Gharimin 5,0%

(e) Asnaf Ibnu Sabil 5,0%

Sebesar 20%, zakat fitrah didistribusikan di BAZNAS

Kota Tangerang Selatan dengan prosentase sebagai berikut:

(a) Asnaf Muallaf 2,5%

(b) Asnaf Riqab 2,5%

(c) Asnaf Gharimin 2,5%

(d) Asnaf Ibnu Sabil 5,0%

(e) Asnaf fi Sabilillah 2,5%

Zakat Fitrah yang di kumpulkan di UPZ Kantor Dinas/

Badan/Instansi/ Lembaga dan BUMN/ BUMD, Perusahaan

Page 80: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

68

Swasta didistribusikan Sebesar 32% dengan prosentase sebagai

berikut64

:

(a) Asnaf Fakir 12,5%

(b) Asnaf Miskin 12,5%

(c) Asnaf Amilin 7,0%

Sisanya dari UPZ Kantor dinas yang sebesar 68%

didistribusikan/didayagunakan di BAZNAS Kota Tangerang

Selatan dengan prosentase sebagai berikut:

(a) Asnaf Amilin 5,5%

(b) Asnaf Muallaf 12,5%

(c) Asnaf Riqab 12,5%

(d) Asnaf Gharimin 12,5%

(e) Asnaf Ibnu Sabil 12,5%

(f) Asnaf fi Sabilillah 12,5%

(2) Zakat Profesi dan ZIS lainnya

Sejak tahun 2009 sampai saat ini zakat profesi dan

ZIS lainnya hanya dipungut dari SKPD/ Dinas/ Badan/

Instansi Pemerintah dari Kantor Kecamatan wilayah Kota

Tangerang Selatan yang didistribusikan sebagai berikut65

:

(a) Di UPZ yang bersangkutan prosentase untuk asnaf Amilin

sebesar 5,5%.

64

Kasmarang H. Muchtar, BAZNAS Kota Tangerang Selatan, (Tangerang

Selatan : 20011) Cet. 1 hal. 31. 65

Kasmarang H. Muchtar, BAZNAS Kota Tangerang Selatan, (Tangerang

Selatan : 20011) Cet. 1 hal. 31.

Page 81: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

69

(b) Di BAZNAS Kota Tangerang Selatan dengan prosentase

sebagai berikut:

Asnaf Fakir 12,5%

Asnaf Miskin 12,5%

Asnaf Muallaf 7,0%

Asnaf Riqab 12,5%

Asnaf Gharimin 12,5%

Asnaf Ibnu Sabil 12,5%

Asnaf fi Sabilillah 12,5%

Keseluruhan penggolongan dana zakat tersebut diatas,

didistribusikan dan didayagunakan oleh BAZNAS Kota Tangerang Selatan

tahapannya yaitu66

:

(1) Pentasharrufan Tahap Pertama didistribusikan kepada:

a. Asnaf Riqab terdiri dari:

Bantuan Kesehatan

Rehab / Bedah Rumah

Bantuan berdasarkan proposal

b. Asnaf Ibnu Sabil (Beasiswa Berkelanjutan) terdiri dari:

Siswa SD/ MI

Siswa SLTP

Siswa SLTA

66

Endang Saefudin, Drs. K. H, Ketua BAZNAS Kota Tangerang Selatan, Wawancara

Pribadi, Tangerang Selatan, 12 Februari 2017

Page 82: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

70

c. Asnaf fi sabilillah terdiri dari:

Bantuan Guru Ngaji

Bantuan Guru TPQ / TPA

(2) Pentasharrufan tahap kedua di distribusikan kepada:

(a) Gharimin terdiri dari:

Sarana keagamaan yang terdiri dari:

o TPQ/TPA

o MI

o SD

o MTS

o Majelis Ta’lim

o Mushalla

o Masjid

(b) Muallaf yang terdiri dari:

Bantuan Muallaf

Bantuan Dhuafa

Penggolongan bantuan ini sewaktu-waktu dapat berubah sesuai

dengan ketersediaan dana dan kebutuhan bantuan. Selain bantuan kelima

asnaf di atas, BAZNAS Kota Tangerang Selatan melayani pula bantuan

spontanitas (sewaktu-waktu) yang kemudian disesuaikan dengan asnaf

pemohon. Berikut adalah uraian pentasharufan yang dilakukan oleh

BAZNAS Kota Tangsel pada tahun 2016.

Page 83: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

71

Tabel 4.2. Uraian Pentasharufan BAZNAS Kota Tangerang Selatan 2016

NO URAIAN/ASNAF VOLUME SATUAN JUMLAH

Penerimaan ZIS 2015 3.489.774.976

Pengeluaran administrasi dll 256.445.949

Pengeluaran 3.016.000.000

Saldo 217.329.027

I Masakin = Rp. 595.000.000

1.Bantuan Temporer 200.000.000

2.Bantuan Kesehatan 120.000.000

3.Bantuan Modal dan

peningkatan ekonomi

umat

275.000.000

II Sabilillah = Rp. 682.750.000

1.Guru Ngaji 71.250.000

2.Guru TPA/TPQ 400 Orang @Rp. 300.000 120.000.000

3.Bantuan Dhuafa 491.500.000

III Ibnu Sabil = Rp. 1.217.200.000

1.Beasiswa SD/MI 187.600.000

2.Beasiswa SLTP 232.200.000

3.Beasiswa SLTA 259.500.000

4.Marbot 69.900.000

5.Mushalla 117.000.000

6.Masjid 236.000.000

7.KKM- MTs. 50.000.000

8.KKM- MI 25.000.000

Page 84: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

72

IV Muallaf = Rp. 49.050.000

1.Muallaf 49.050.000

V Gharimin = Rp. 512.000.000

1.Rehab Rumah 512.000.000

JUMLAH 3.016.000.000

Pendistribusian dana dari Rp. 3.016.000.000,- seluruh asnaf di sebar

ke tujuh kecamatan yang ada di Kota Tangerang Selatan yaitu Kecamatan

Pamulang, Kecamatan Ciputat, Kecamatan Ciputat Timur, Kecamatan

Pondok Aren, Kecamatan Serpong, Kecamatan Serpong Utara dan

Kecamatan Setu. Para mustahik atau penerima dana tersebut telah didata

oleh BAZCAM yang mengerti akan kondisi perekonomian di wilayahnya.

BAZNAS Kota Tangerang Selatan memproporsikan kepada BAZCAM yang

juga menjabat sebagai pengurus kecamatan untuk dibagikan ke setiap

kecamatan.

2. Strategi Pendistribusian ZIS di BAZNAS Kota Tangerang Selatan

Dalam menetapkan pendistribusian ZIS, BAZNAS Kota

Tangerang Selatan melakukan strategi di antaranya,

a. Penetapan Strategi

Penetapan strategi dilakukan sebelum melakukan

kegiatan. Biasanya, BAZNAS kota Tangerang Selatan

melakukan Rapat Kerja (RAKER) untuk menentukan tugas-

tugas dalam pendistribusian zakat.

Page 85: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

73

Target penyusunan RAKER terdiri atas67

:

(1) Membangun kerjasama yang baik dalam persiapan cetak

biru pengembangan sinergi lembaga zakat dari

pemerintah dalam jangka panjang.

(2) Melaksanakan solusi jabaran evaluasi hasil pelaksanaan

tugas, pencapaian pencapaian program setiap tahun

ndan menjadi bahan pengambilan keputusan serta

kebijakan di tahun berikutnya.

(3) Menyusun rumusan program, jabaran tata kerja serta

draft reasioning anggaran (dana hibah) tahun

berikutnya.

Dalam menetapkan pendistribusian zakat, BAZNAS

Kota Tangerang Selatan telah memiliki sasaran-sasaran untuk

kelima asnaf yang terdiri atas riqab, masakin, sabilillah, ibnu

sabil dan gharimin. BAZNAS Kota Tangerang Selatan

melakukan RAKER setiap satu periode setelah selesai dalam

pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan.

Selain itu, BAZNAS Kota Tangerang Selatan

mendeskripsikan kekuatan dan kelemahan pada intern

67

Panitia Pelaksana Raker BAZNAS Kota Tangerang Selatan, Bahan

RAKER (Rapat Kerja) BAZNAS Kota Tangerang Selatan 2016, (Pamulang: BAZNAS Kota

Tangerang Selatan, 2016), h. 2.

Page 86: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

74

BAZNAS sendiri. Kekuatan dan kelemahan BAZNAS dapat

tertuang pada tabel berikut.68

Tabel 4.3. Kekuatan dan Kelemahan pada BAZNAS Kota Tangerang Selatan

Kekuatan Kelemahan (Permasalahan)

Pentasarufan ZIS mempunyai pro-

sentasi yang besar. Pada tahun terak-

hir (2015), BAZNAS telah mendistri-

busikan sebesar Rp.3.016.000.000,-

atau mencapai 100 persen.

Terbatasnya sarana penunjang guna

kelancaran tugas pokok pelayanan

(seperti laptop, komputer, dan trans-

portasi).

Pendistribusian dibantu oleh

BAZCAM, Kelurahan dan UPZ

lainnya untuk memaksimalkan

pendistribusian.

Belum terbentuk / ditetapkannya pe-

ngurus BAZNAS Kota Tangerang

Selatan yang telah selesai masa

tugasnya.

Pendistribusian ZIS mendapatkan

dana dari institusi pemerintah dalam

bentuk SKPD.

Belum maksimalnya satuan kerja /

seksi di lingkungan BAZNAS Kota

Tangerang Selatan dalam

melaksanakan tugas di bidang

pengelolaan zakat.

Pelaksanaan program dan kegiatan

pada BAZNAS Kota Tangerang

Selatan dibantu dana hibah

Pemerintah Kota Tangerang Selatan.

Tidak tersedianya honorarium atau

uang transportasi bagi pengurus

(sebagai motivasi peningkatan

kinerja).

Dari segi operasional, BAZNAS Kota Tangerang

Selatan masih belum strategis menjalankanya. Belum

tergantikannya pengurus, tidak maksimalnya satuan kerja, dan

kurangnya fasilitas pada internal dapat menghambat jalannya

nilai strategis pada operasional BAZNAS Kota Tangerang

Selatan.

68

Panitia Pelaksana Raker BAZNAS Kota Tangerang Selatan, Bahan

RAKER (Rapat Kerja) BAZNAS Kota Tangerang Selatan 2016, (Pamulang: BAZNAS Kota

Tangerang Selatan, 2016), h. 12.

Page 87: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

75

b. Implementasi Strategi

Penerapan strategi merupakan proses yang sangat

penting bagi keberhasilan suatu organisasi. Berikut

implementasi strategi BAZNAS Kota Tangerang Selatan

dalam upaya mendistribusikan ZIS:

(1) Pendistribusian zakat dilakukan sesuai dengan syar’i

setelah dikurangi dengan hak amilin 12,5 persen. Sisanya

sebesar 87,5 persen dibagikan kepada lima ashnaf

lainnya yaitu fakir, miskin, ghorimin, ibnu sabil dan

fisabilillah.

(2) BAZNAS Kota Tangerang Selatan melakukan Rapat

Kerja (RAKER) untuk mendeskripsikan pendistribusian

zakat untuk lima ashnaf agar ZIS yang didistribusikan

tersalur secara strategis dan tepat sasaran.

(3) BAZNAS Kota Tangerang Selatan memberikan

pelatihan-pelatihan dan pembekalan skill bagi para

kaum dhuafa, sehingga dana zakat yang diberikan oleh

lembaga dapat di kelola dengan baik dan dapat

meningkatkan pendapatan.

(4) Adanya dana produktif dan konsumtif, dana

produktif adalah dana yang diberikan kepada kaum

dhuafa dapat dikelola dengan baik agar dana yang

terbatas itu dapat dimanfaatkan dalam bentuk UMKM,

Page 88: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

76

harapannya adalah agar dana yang terbatas itu dapat

bergulir menjadi besar dan dapat disalurkan kepada

mustahik lainnya, sedangkan dana konsumtif adalah dana

yang diperuntukan santunan.

(5) BAZNAS Kota Tangerang Selatan melakukan hubungan

kerja kepada BAZCAM dan UPZ terkait dengan

pengumpulan dan pentasharrufan atau pendistribusian

zakat. Zakat yang telah dikumpulkan, disalurkan melalui

BAZCAM dan UPZ melalui BAZNAS Kota Tangerang

Selatan. pendistribusian oleh BAZCAM dan UPZ

ditentukan oleh BAZNAS Kota Tangerang Selatan

terkait besaran yang diberikan setiap mustahik.69

BAZNAS Kota Tangerang Selatan telah menjalankan

implementasi strategi dengan baik pada akses eksternal.

Dengan dibantu BAZCAM dan UPZ, BAZNAS Kota

Tangerang Selatan melakukan pendistribusian ZIS kepada

mustahik dengan berbagai macam jenisnya, seperti pelatihan

dan memberikannya langsung.

c. Evaluasi Strategi

Setelah menetapkan dan menerapkan strategi,

BAZNAS Kota Tangerang Selatan mengevaluasi hasil kinerja

mereka. Pada 2015 sebagai pengimplementasi tahun 2016,

69

Endang Saefudin, Drs. K. H, Ketua BAZNAS Kota Tangerang Selatan,

Wawancara Pribadi, Tangerang Selatan, 12 Februari 2017

Page 89: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

77

BAZNAS Kota Tangerang Selatan telah melakukan kegiatan

yang dikaregorikan berdasarkan tiga garis besar program, yaitu

Tangsel Cerdas, Tangsel Modern, dan Tangsel Religius.

BAZNAS Kota Tangerang Selatan juga melakukan rencana

pentasharufan ZIS untuk tahun berikutnya, dan dibagikan

kepada dewan pertimbangan dan komisi pengawas pada

RAKER 2016. Uraian tersebut dituangkan dalam tabel

berikut.70

Tabel 4.4. Evaluasi dan Rencana Kinerja BAZNAS Kota Tangerang Selatan Tahun 2016 – 2017

No Uraian Kegiatan Nilai Realita

(Rp)

Estimasi

Keterangan Nilai (Rp)

A PROGRAM TANGSEL

CERDAS

1 Beasiswa SD / MI 187,600,000 270 Mustahik

@ 700,000

189,000,000

2 Beasiswa SLTP 232,200,000 216 Mustahik

@ 1,350,000

291,600,000

Beasiswa SLTA 259,500,000 175 Mustahik

@ 1,500,000

262,500,000

3 Bantuan Temporer 200,000,000 300,000,000

4 KKM.MTs 50,000,000 50,000,000

5 KKM.MI 25,000,000 25,000,000

B PROGRAM TANGSEL

MODERN

70

Panitia Pelaksana Raker BAZNAS Kota Tangerang Selatan, Baham

RAKER (Rapat Kerja) BAZNAS Kota Tangerang Selatan 2016, (Pamulang: BAZNAS Kota

Tangerang Selatan, 2016), h. 11 dan 16.

Page 90: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

78

1 Bantuan Kesehatan 120,000,000 170,000,000

2 Bantuan Modal & Peni-

ngkatan Ekonomi Umat

275,000,000 366 Mustahik

@ 1,000,000

366,000,000

3 Bedah Rumah 512,000,000 31 Rumah @

17,500,000

542,500,000

4 Pembinaan Mu’alaf 49,050,000 100,000,000

5 Bantuan Dhu’afa 261,500,000 1080 Mustahik

@ 300,000

324,000,000

C PROGRAM TANGSEL

RELIGIUS

1 Bantuan Masjid 236,000,000 118 Masjid @

2,500,000

295,000,000

2 Bantuan Musholla 117,000,000 117 Masjid @

1,500,000

175,500,000

3 Bantuan Marbot 69,900,000 233 Mustahik

@ 300,000

69,900,000

4 Bantuan Guru Ngaji 71,250,000 285 Mustahik

@ 300,000

85,500,000

5 Bantuan Guru TPA /

TPQ

120,000,000 4000 Mustahik

@ 350,000

140,000,000

6 Bantuan Anak Yatim 230,000,000

Jumlah 3,016,000,000 3,386,500,000

Dalam tabel evaluasi dan perencanaan kinerja

BAZNAS Kota Tangerang Selatan, penentuan pada evaluasi

kegiatan sudah berjalan dengan baik. BAZNAS Kota

Tangerang Selatan optimis, hasil pentasharufan dan

pendistribusian akan ZIS meningkat dengan selisih Rp.

Page 91: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

79

268,549,900,- di periode berikutnya. Namun dari penentuan

evaluasi tersebut, BAZNAS Kota Tangerang Selatan tidak

menyebutkan secara strategis angka tersebut datangnya dari

mana, dan BAZNAS Kota Tangerang Selatan kurang detail

dalam menentukan jumlah mustahik pada prediksi tersebut.

d. Analisis SWOT

Untuk mencapai tujuan yang ditentukan, terdapat

beberapa faktor penting yang harus diperhatikan, yakni

kekuatan, kelamahan, peluang, dan ancaman dimasa

sekarang dan dimasa yang akan datang. BAZNAS Kota

Tangsel harus mengetahui faktor-faktor tersebut. Faktor

kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman BAZNAS Kota

Tangsel dalam mendistribusikan dana ZIS dapat digambarkan

dalam unsur-unsur analisis SWOT berikut.

(1) Kekuatan (Strenght)

Kekuatan yang dimiliki BAZNAS Kota Tangsel

dalam mendistribusikan dana ZIS, yaitu:

(a) Mempunyai sumber pendanaan tetap dari pegawai

negeri di pemerintahan Kota Tangerang Selatan

dalam bentuk SKPD.

(b) Mempunyai tiga program pokok, yaitu Tangsel

Cerdas, Tangsel Modern dan Tangsel Religius dan

berjalan tetap.

Page 92: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

80

(c) BAZNAS Kota Tangerang Selatan melakukan

hubungan kerja kepada BAZCAM dan UPZ terkait

dengan pendistribusian ZIS.

(d) SDM yang berkualitas. Para amil yang berada di

BAZNAS Kota Tangerang Selatan adalah tenaga–

tenaga profesional yang memiliki latar belakang

berbeda dan jiwa sosial yang cukup tinggi.

(e) Mempunyai pelatihan soft skill untuk mustahik.

(2) Kelemahan (Weakness)

Kelemahan yang dimiliki BAZNAS Kota Tangsel

dalam mendistribusikan dana ZIS, yaitu:

(a) Dorongan pemerintah yang kurang karena belum

adanya PERDA tentang zakat.

(b) Keterbatasan pencapaian pengumpulan dana ZIS,

sehingga pendistribusian dana ZIS kurang merata.

(c) Belum terbentuk kembali Pengurus BAZNAS Kota

Tangerang Selatan dan masih diurus pengurus

periode lama.

(d) Tidak adanya honor tetap untuk pengurus BAZNAS

Kota Tangerang Selatan.

(e) Kurangnya fasilitas, sarana dan prasarana sebagai

penunjang operasional pengurus.

Page 93: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

81

(3) Peluang (Opportunities)

Peluang yang dimiliki oleh BAZNAS Kota Tangsel

dalam mendistribusikan dana ZIS, yaitu:

(a) Sekitar 90 persen masyarakat Tangerang Selatan

beragama muslim.

(b) Potensi ZIS cukup besar di Kota Tangerang

Selatan, dilihat dari 29 miliar pendapatan per kapita

masyarakat.

(c) Kesadaran masyarakat untuk membayar zakat di

lembaga zakat mulai membaik.

(d) Capaian ZIS pada BAZNAS Kota Tangerang

Selatan mencapai tiga miliar, sehingga akan terus

berkembang.

(e) BAZNAS Kota Tangerang Selatan dibantu

pemerintah untuk membuat anjuran berzakat di

BAZNAS Kota Tangerang Selatan.

(4) Ancaman (Threat)

Ancaman BAZNAS Kota Tangsel dalam men-

distribusikan dana ZIS, yaitu:

(a) Kurangnya sosialisasi mengenai ZIS dari BAZNAS

Kota Tangerang Selatan. Pemerintah turut andil

untuk lebih giat mempromosikan BAZNAS Kota

Tangerang Selatan.

Page 94: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

82

(b) Letak kantor BAZNAS Kota Tangerang Selatan

kurang strategis, sehingga masyarakat Tangerang

Selatan belum mengenal jauh BAZNAS Kota

Tangerang Selatan.

(c) Banyak pesaing, seiring dengan tumbuhnya

pemahaman masyarakat akan ajaran agama islam

yang ditunjukan, dengan tumbuhnya lembaga–

lembaga ekonomi syariah, maka zakat sebagai suatu

kewajiban yang harus dijalankan pun ikut

berkembang. Sehingga tumbuh kembangnya

Lembaga Amil Zakat swasta pun tidak bisa

dihindarkan.

(d) Kurangnya pengawasan, karena jumlah amil yang

terbatas, sehingga dalam pendistribusian/pem-

berdayaan belum dapat melakukan pembinaan dan

pendampingan secara maksimal kepada para

mustahik.

(e) Pendistribusian masih kurang maksimal. Dengan

capaian tiga miliar, BAZNAS Kota Tangerang

Selatan masih memberikan proporsi kecil.

Page 95: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

83

Setelah dijabarkan, dapat dibuat matriks sebagai berikut.

Tabel 4.5. Matriks SWOT BAZNAS Kota Tangerang Selatan

IFAS

EFAS

Strenght

Sumber Pendanaan Tetap pada SKPD;

Program Pokok dan Tetap;

Kerjasama dengan

UPZ dan BAZCAM;

SDM Berkualitas;

Pelatihan Soft Skill

Weakness

Kurangya Dorongan Pemerintah;

Keterbatasan Pendistribusian ZIS;

Pengurus baru

belum dibuat;

Tidak adanya honor tetap;

Kurangnya Fasilitas

Opportunities

Masyarakat Tange-rang Selatan Mayo-

ritas Islam;

Potensi ZIS sangat Besar;

Kesadaran Berzakat

di Lembaga Zakat

Membaik;

Capaian Besar;

Pemerintah Menganjurkan

Masyarakat untuk

Berzakat di

BAZNAS Tangsel.

Strategi S–O

Merancang Strategi Pendistribusian ZIS

dari Dana SKPD;

Mendeskripsi Program Pokok

untuk Menggali

Potensi ZIS;

Kerjasama dengan

UPZ dan BAZCAM

akan urgensi ZIS;

SDM Berkembang untuk Mengelola

Capaian ZIS yang

Besar;

Pemerintah Mengembangkan

Pelatihan dan

Menunjukkan

Hasilnya Ke

Masyarakat.

Strategi W–O

Melakukan Pende-katan Kepada Ma-

syarakat dengan

Personal

Bangun Inovasi untuk Membangun

Potensi ZIS;

Recruitment Rela-

wan untuk

Membantu

BAZNAS;

Relokasi Anggaran untuk Bonus

Pengurus;

Pendekatan dari pemerintah ke

Masyarakat, Bantu

Maksimalkan

Pendistribusian

ZIS.

Page 96: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

84

Threath

Kurangnya Sosialisasi ZIS;

Letak Kantor Kurang Strategis;

Pesaing LAZ

Belum Melakukan Pembinaan

Pendistribusian

ZIS;

Proporsi Pendistribusian

Masih Kecil.

Strategi S – T

Gunakan Dana SK-PD untuk Men-

sosialisasikan ZIS;

Distribusikan Program dengan

Maksimal Agar

Masyarakat

Mengetahui

Kinerja, sehingga

Letak Tidak

Menjadi

Penghalang;

Lakukan Kerja-

sama Tim dengan

BAZCAM dan

UPZ untuk

Membangun

Pendistribusian

ZIS;

Gunakan SDM yang ada untuk melaku-

kan pembinaan;

Kurangi Dana Pela-tihan untuk menam-

bah Proporsi.

Strategi W–T

BAZNAS Datang Sendiri ke Masya-

rakat untuk Me-

ningkatkan

Distribusi ZIS;

BAZNAS Lebih Banyak Studi

Lapangan;

Membentuk Pengu-

rus Sesegera Mung-

kin;

Membuat Distribusi Ke Arah Produktif

dan Berkelanjutan;

Menggunakan Fasi-litas yang ada untuk

Menyetarakan Pro-

porsi distribusi.

Berdasarkan matriks di atas, BAZNAS Kota Tangerang

Selatan mempunyai peluang strategis dari kekuatan yang

dimiliki, seperti hadirnya pemerintah, UPZ dan BAZCAM

untuk membantu meningkatkan pendistribusian ZIS. Pada

saat ini, BAZNAS Kota Tangerang Selatan sebaiknya

melakukan pendekatan personal kepada masyarakat untuk

memaksimalkan pendistribisian dan menggunakan fasilitas

yang ada. Cara-cara efektif lainnya, dapat dilihat pada

Page 97: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

85

strategi S–T yang secara garis besar, meningkatkan SDM

internal untuk bisa mendapat perhatian pada eksternal.

B. Aplikasi Pendistribusian ZIS di BAZNAS Kota Tangerang Selatan

1. Jenis Pendistribusian

Pendistribusian pada BAZNAS Kota Tangerang Selatan memiliki

karakter berdasarkan inovasi program dan bantuan untuk para mustahik.

Inovasi tersebut dibagi menjadi tiga jenis pendistribusian, yaitu:

a. Distribusi Konsumtif Tradisional

BAZNAS Kota Tangerang Selatan mendistribusikan zakat

fitrah kepada lima asnaf yang diwakili oleh BAZCAM di tujuh

kecamatan. Pada 2016, BAZNAS Kota Tangerang Selatan

membagikan kupon sebanyak 9380 lembar dengan nominal

sebanyak Rp. 16.415.000.000.

b. Distribusi Produktif Tradisional

BAZNAS Kota Tangerang Selatan mendistribusikandana ZIS

dalam bentuk beasiswa pendidikan. Beasiswa tersebut dibagi ke

dalam tiga tingkat, yaitu SD, SLTP, dan SLTA yang dimasukan ke

dalam program Tangsel Cerdas.

c. Distribusi Produktif Kreatif

BAZNAS Kota Tangerang Selatan secara periodik

mendistribusikan bantuan modal dan peningkatan ekonomi umat

kepada masyarakat Kota Tangerang Selatan di tujuh kecamatan.

Bantuan tersebut digolongkan pada program Tangsel Modern.

Page 98: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

86

Dalam mendistribusikan dana ZIS, BAZNAS Kota

Tangerang Selatan memberikan syarat kepada mustahik yang akan

menerima bantuan dari BAZNAS Kota Tangerang Selatan. Adapun

syaratnya sebagai berikut71

:

a. Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari Kelurahan,

b. Bukti kepemilikan rumah untuk Program Tangsel Modern,

c. Bukti usaha dagang untuk Program Tangsel Modern,

d. Surat keterangan pembayaran sekolah untuk Program Tangsel

Cerdas,

e. Surat keterangan kepala sekolah untuk Program Tangsel Cerdas

f. Kartu keluarga,

g. BAZNAS Kota Tangerang Selatan melakukan survei kepada

mustahik untuk melihat kondisi keluarga, rumah yang ingin

dibedah, dan usaha yang ingin dibantu.

Syarat-syarat tersebut didasarkan kepada bantuan BAZNAS Kota

Tangerang untuk memudahkan dalam pengelolaan zakat.

2. Program Pendistribusian

BAZNAS Kota Tangerang Selatan mempunyai program pokok

dari bermacam-macam bantuan pada ZIS. Adapun program tersebut

terbagi pada:

71

Bintang Mikail Subuh, “Manajemen Zakat di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

Daerah Kota Tangerang Selatan” (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Binsis, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016), h. 54.

Page 99: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

87

a. Program Tangsel Cerdas

Program Tangsel cerdas yaitu program BAZNAS Daerah

Kota Tangerang Selatan untuk membantu mencerdaskan

masyarakat di Kota Tangerang Selatan. Program ini sebagai

perwujudan pemberdayaan ZIS dalam bentuk pendidikan.72

Program ini dikoordinir oleh Ketua I dengan deskripsi sebagai

berikut73

,

(1) Merealisasikan pemberian beasiswa berkelanjutan di bidang

pendidikan dasar dan pendidikan menengah;

(2) Mengadakan pekasanaan bantuan biaya spontan / temporer di

bidang pendidikan, KKM-MI dan KKM-MTs;

(3) Melayani pembinaan penelitian tentang pengelolaan ZIS oleh

mahasiswa maupun oleh masyarakat umum.

Dalam program ini, bantuan yang diberikan meliputi bantuan

beasiswa, bantuan seragam dan buku, serta bantuan guru-guru pada

tingkat KKM masing-masing.

b. Program Tangsel Modern

Program Tangsel modern yaitu program yang dilakukan oleh

BAZNAS Daerah Kota Tangerang Selatan dalam meningkatkan

taraf hidup umat. Dengan adanya program ini, diharapkan dapat

72

Bintang Mikail Subuh, “Manajemen Zakat di Badan Amil Zakat Nasional

(BAZNAS) Daerah Kota Tangerang Selatan” (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Binsis,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016), h. 47. 73

Panitia Pelaksana Raker BAZNAS Kota Tangerang Selatan, Baham RAKER

(Rapat Kerja) BAZNAS Kota Tangerang Selatan 2016, (Pamulang: BAZNAS Kota Tangerang

Selatan, 2016), h. 13.

Page 100: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

88

memenuhi kelayakan hidup dalam bidang ekonomi di Tangerang

Selatan.74

Program ini dikoordinir oleh Ketua II dengan deskripsi

sebagai berikut75

,

(1) Merencanakan sekaligus merealisasikan uaya peningkatan

ekonomi umat melalui kegiatan pembinaan mualaf dan

keluarga yang bekekurangan;

(2) Melaksanakan pengadaan bantuan modal bagi pedagang kecil

di lingkungan Kota Tangerang Selatan;

(3) Melaksanakan pengadaan bantuan biaya kesehatan/berobat

bagi masyarakat tidak mampu;

(4) Melaksanakan kegiatan bantuan rehab/bedah rumah tidak

layak.

Program Tangsel Modern mengindikasikan kepada

peningkatan masyarakat ke era modern. Peningkatan ekonomi

melalui modal, bantuan kesehatan, serta bantuan yang belum ada

pada lembaga lain, rehab rumah, merupakan bantuan unggulan di

tiap tiga program di BAZNAS Kota Tangerang Selatan.

c. Program Tangsel Religius

Program Tangsel religius yaitu program yang dilakukan oleh

BAZNAS Daerah Kota Tangerang Selatan dalam meningkatkan

74

Bintang Mikail Subuh, “Manajemen Zakat di Badan Amil Zakat Nasional

(BAZNAS) Daerah Kota Tangerang Selatan” (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Binsis,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016), h. 47. 75

Panitia Pelaksana Raker BAZNAS Kota Tangerang Selatan, Baham RAKER

(Rapat Kerja) BAZNAS Kota Tangerang Selatan 2016, (Pamulang: BAZNAS Kota Tangerang

Selatan, 2016), h. 13.

Page 101: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

89

sarana agama dan ibadah di seluruh Kecamatan di Kota Tangerang

Selatan.76

Program ini dikoordinir oleh Ketua II dengan deskripsi

sebagai berikut77

:

(1) Merealisasikan bantuan masjid/mushalla;

(2) Melaksanakan kegiatan santunan kepada para guru ngaji,

guru TPA/TPQ, kaum fakir/miskin, marbut dan dhua’fa.

Program ini bertujuan untuk memudahkan akses beribadah

untuk warga Kota Tangerang Selatan dan memakmurkan fasilitas

ibadah sehari-hari, yaitu masjid dan mushalla.

Program tersebut dapat dihubungkan melalui lima asnaf yang

dibantu oleh BAZNAS Kota Tangerang Selatan. Bantuan dari program

BAZNAS Kota Tangerang Selatan diaplikasikan dalam asnaf berikut.

Tabel 4.6. Aplikasi Program Pendistribusian BAZNAS

Kota Tangerang Selatan

Jenis Program Jenis Bantuan Asnaf

Tangsel Cerdas Beasiswa SD / MI;

Beasiswa SLTP;

Beasiswa SLTA;

Bantuan Temporer;

KKM.MTs;

KKM.MI.

Fakir

Miskin

Ibnu Sabil

Tangsel Modern Bantuan Kesehatan;

Bantuan Modal dan Peningkatan Ekono-

mi;

Bedah Rumah;

Fakir

Miskin

Sabilillah

Gharimin

76

Bintang Mikail Subuh, “Manajemen Zakat di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

Daerah Kota Tangerang Selatan” (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Binsis, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016), h. 47. 77

Panitia Pelaksana Raker BAZNAS Kota Tangerang Selatan, Baham RAKER (Rapat

Kerja) BAZNAS Kota Tangerang Selatan 2016, (Pamulang: BAZNAS Kota Tangerang Selatan,

2016), h. 13.

Page 102: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

90

Pembinaan Mu’alaf;

Bantuan Dhu’afa.

Muallaf

Tangsel Religius Bantuan Masjid;

Bantuan Musholla;

Bantuan Marbot;

Guru Ngaji;

Bantuan Guru TPA / TPQ;

Fakir

Miskin

Sabilillah

Ibnu Sabil

Grafik 4.1. Pendistribusian Zakat Infak dan Sedekah BAZNAS Kota Tangerang Selatan

187

,600

,000

23

2,2

00

,00

0

259

,500

,000

200

,000

,000

50,

000

25,

000

120

,000

,000

275

,000

,000

512

,000

,000

49,

050,

000

491

,500

,000

236

,000

,000

117

,000

,000

69,

900,

000

71,

250,

000

120

,000

,000

P E N T A S Y A R U F A N 2 0 1 5 - 2 0 1 6

Beasiswa SD/MI Beasiswa SLTP

Beasiswa SLTA Bantuan Temporer

KKM.MTs KKM.MI

Bantuan Kesehatan Bantuan Modal dan Peningkatan Ekonomi

Bedah Rumah; Pembinaan Mu’alaf

Bantuan Dhu’afa Bantuan Masjid

Bantuan Musholla Bantuan Marbot

Guru Ngaji Bantuan Guru TPA / TPQ

30%

49%

21% Tangsel Cerdas

TangselModern

TangselReligius

Page 103: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

91

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang penulis paparkan, maka penulis

dapat menunjukkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada dua hal yang dapat mengidentifikasi pendistribusian pada

ZIS, yaitu mekanisme dan strategi pendistribusian. Dalam

mekanisme pendistribusian ZIS, BAZNAS Kota Tangerang

Selatan melakukan kegiatan bebas riba dan gharar. BAZNAS

Kota Tangerang Selatan juga menentukan proporsi dalam

pendistribusian ZIS dari UPZ, BAZCAM, dan UPZ Instansi

sebesar 20% dalam bentuk zakat fitrah, dan 94,5% dalam bentuk

zakat maal. Dalam strategi pendistribusian, BAZNAS Kota

Tangerang selatan melakukan penetapan strategi dengan

menyusun kekuatan dan kelemahan internal melalui RAKER,

Implementasi strategi berdasarkan kegiatan dari RAKER, dan

mengevaluasi dari rencana pentasharufan untuk tahun berikutnya,

serta menganalisis SWOT, yaitu melakukan pendekatan personal

kepada masyarakat dan menggunakan fasilitas yang ada, agar

internal BAZNAS dapat terlihat oleh eksternal.

2. Aplikasi pendistribusian ZIS di BAZNAS Kota Tangerang

Selatan mempunyai tiga jenis pendistribusian yaitu, konsumtif

tradisional dengan mendistribusikan zakat fitrah, produktif

Page 104: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

92

tradisional dengan mendistribusikan bantuan beasiswa, dan

produktif kreatif dengan mendistribusikan bantuan modal dan

peningkatan ekonomi umat. Jenis pendistribusian ZIS tersebut

dituang ke dalam tiga program pokok, yaitu Program Tangsel

Cerdas, Program Tangsel Modern, dan Program Tangsel Religius

untuk lima asnaf, yaitu fakir, miskin, gharimin, muallaf, ibnu

sabil dan fisabilillah.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan yang penulis paparkan, penulis

akan memberikan masukan dan kritik terkait pendistribusian ZIS di

BAZNAS Kota Tangerang Selatan, yaitu:

1. Optimalisasi dan efisiensi dalam pengelolaan zakat, infak dan

sedekah perlu ditingkatkan. Dalam hal ini bisa dilakukan dengan

mengurangi kebutuhan dan proporsi pengeluaran yang berlebih.

Dan juga pemanfaatan secara maksimal fasilitas maupun aset

yang telah dimiliki. Contoh kecil yang disoroti yakni dari

pelatihan amil sebelum proses pendistribusian harus

diselenggarakan secara maksimal dalam kualitas output dan

diupayakan menggunakan anggaran yang sekecil mungkin.

2. BAZNAS Kota Tangsel sebaiknya menjalin kerjasama dengan

perusahaan–perusahaan yang berada diwilayah Kota Tangerang

Selatan dalam hal penggalangan dana ZIS agar mendapat hasil

yang maksimal, dan dapat berkembang lebih baik lagi, agar

Page 105: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

93

manfaatnya dirasakan oleh masyarakat sekitar secara lebih laus

dan merata.

3. BAZNAS Kota Tangerang Selatan diharapkan mendistribusikan

dana zakatnya di masing-masing kecamatan agar lebih merata.

4. Diharapkan adanya pengawasan atau pendampingan khusus

dalam setiap program-program BAZNAS Kota Tangerang

Selatan agar dana tersebut tidak disalahgunakan oleh para

mustahik yang menerima bantuan dari BAZNAS Kota Tangerang

Selatan.

Page 106: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

94

DAFTAR PUSTAKA

Buku Referensi

Ahmad, Abu. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Ali, Nuruddin Madi. 2006. Zakat Sebagai Instrumen Dalam Kebijakan Fiskal

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Ash Shiddieqy, Tengku Muhammad Hasbi. 1999. Pedoman Zakat.

Semarang: Pustaka Rizki Putra.

Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan. 2016. Kota Tangerang

Selatan dalam Angka. Serpong: Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan.

Bariadi, Lili, dkk. 2005. Zakat dan Wirausaha. Jakarta :CED.

Bariyah, Oneng Nurul. 2012 Total Quality Management Zakat Prinsip dan

Praktek Pemberdayaan Ekonomi. Jakarta: Wahana Kardofa FAI UMJ

Chapra, M. Umer. 1999. Islam dan Tantangan Ekonomi. Surabaya: Risalah

Gusti.

Daft, Richard L. 2010. Era Baru Manajemen: Alih Bahasa: Edward

Tanujaya Edisi 9. Jakarta : Salemba Empat.

David, Fred. 1998. Manajemen Strategi Konsep. Jakarta: PT. Prenhallindo.

Departemen Agama Republik Indonesia 2006. Jakarta : Magfirah Pustaka.

Djuanda, Gustian, dkk,. 2006. Pelaporan Zakat Pengurangan Pajak

Penghasilan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Fahmi, Irham. 2013. Manajemen Strategis. Jakarta: Alfabeta.

Faulkner, David dan Gerry Jhonson. 1995. Strategi Manajemen. Jakarta: PT.

Alex Media Komputindo.

Page 107: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

95

Geuck, William F. 1989. Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan.

Jakarta: Erlangga

Hafidhuddin, Didin. 1998. Panduan Praktis tentang Zakat, Infaq, dan

Shadaqah. Jakarta : Gema Insani.

Hafidhuddin, Didin. 2012. Zakat dalam Perekonomian Modern. Jakarta :

Gema Insani.

Hafidhuddin, Didin. 2015. Zakat dalam Perekonomian Modern. Jakarta:

Gema Insani

Hafiduddin, Didin. 2001. Panduan Praktis Tentang Zakat, Infak, Sedekah.

Jakarta : Gema Insani Press.

Hafidudin, Didin. 2006. Formalisasi Syari’at Islam Dalam Pespektif Tata

Hukum Indonesia. Bogor : Ghalia Indonesia.

Inoed, Amiruddin, dkk. 2005. Anatomi Fiqh Zakat : Potret & Pemahaman

Badan Amil Zakat Sumatera Selatan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Ja’far, Muhammad. 1990. Tuntutan Zakat, Puasa dan Haji. Jakarta: Kalam

Mulia.

Jamal, Mustafa. 2004. Pengelolaan Zakat oleh Negara Untuk Memerangi

Kemiskinan. Jakarta: KOPRUS.

Jibrin, Abdullah Bin Abdurahman. 2001. Panduan Praktis Rukun Islam.

Jakarta: Darul Haq.

Jusmailani, dkk. 2005. Kebijakan Ekonomi Dalam Islam. Yogyakarta : Kreasi

Wacana.

Page 108: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

96

Kasmarang, H. Muchtar. 2011. BAZDA Kota Tangerang Selatan. Tangerang

Selatan : 2011

Kotler, Philip. 1995. Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan,

Implemen-tasi dan Pengendalian. Jakarta: Salemba Empat.

Mufraini, M. Arif. 2006. Akutansi dan Manajemen Zakat. Jakarta : Kencana.

Muhammad. 2002. Zakat Profesi, Wacana Pemikiran Zakat Dalam Fiqih

Kontemporer. Jakarta: Salemba Diniyah.

Noor, Ruslan Abdul Ghofur. 2003. Konsep Distribusi dalam Ekonomi Islam

dan Format Keadilan Ekonomi Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Panitia Istilah Manajemen Lembaga PPM. 1983. Kamus Istilah Manajemen.

Jakarta: Balai Aksara.

Permono, Sjcehul Hadi. 1993. Sumber-Sumber Pengalian Zakat. Jakarta:

Pustaka Firdaus.

Porter, Michael E. 2007. Strategi Bersaing (Competitive Strategy): Alih

Bahasa Hendry. Tangerang : Kharisma Publishing Group.

Qadir, Abdurrachman. 2001. Zakat dalam Dimensi Mahdah dan Sosial.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Qaradhawi, Yusuf. 2004. Hukum Zakat: Alih Bahasa Salman Harun dkk

Cetakan 7. Bogor: Pustaka Lentera Antar Nusa.

Qaradhawi, Yusuf. 1993. Hukum Zakat alih bahasa: Didin Hafidhuddin dan

Hasanuddin. Jakarta : Pustaka Litera Antar Nusa.

Qaradhawi, Yusuf. 1995. Kiat Islam Mengentaskan Kemiskinan terj. Jakarta:

Gema Insani Press.

Page 109: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

97

Rafi’udin dan Maman Abdul Djaliel. 1997. Prinsip dan Strategi Dakwah.

Bandung: Pustaka Setia.

Saefuddin, Ahmad M. 1987. Ekonomi dan Masyarakat dalam Perspektif

Islam. Jakarta: CV Rajawali.

Saharuddin, Desmadi. 2015. Pembayaran Ganti Rugi pada Asuransi Syariah.

Jakarta: Praneda Media Grup.

Sari, Elsi Kartika. 2007. Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf . Jakarta:

PT. Grasindo.

Shuyuti, Imam. 2001. Tarikh Khulafa. Jakarta : Pustaka Al- Kusar.

Siagian, S.P. 1994. Manajemen Modern, Jakarta: Masagung.

Siagian, Sondang. 1986. Analisis Serta Perumusan Kebijaksanaan dan

Strategi Organisasi. Jakarta: PT. Gunung Agung.

Steiner, George. John Miller. 1997. Kebijakan dan Strategi Manajemen

Jakarta: Erlangga.

Sudewo, Eri. 2004. Manajemen Zakat Tinggalkan 15 Tradisi Terapkan 4

Prinsip Dasar. Ciputat: IMZ.

Sudirman. 2007. Zakat Dalam Arus Modernenitas. Malang: UIN Malang

Press.

Syarifuddin, Amir. 2003. Garis-Garis Besar Fiqih. Bogor : Kencana.

Tjiptono, Fendy. 2001. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: ANDI.

Uchyana, Onong. 1992. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Undang-Undang No.23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat.

Page 110: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

98

Usman, Syarif. Strategi Pembangunan Indonesia dan Pembangunan dalam

Islam. Jakarta: Firman Jakarta.

Yusanto, M. Ismail dan M. Karebet Widjayakusuma. 2002. Menggagas

Bisnis Islam. Jakarta: GIP.

Zuhdi, Masyfuk. 1994. Masail Diniyah Ijtimaiyah. Jakarta: Haji Mas Agung.

Literatur Lain

Pratama, Yoghi Citra. “Peran Zakat dalam Penanggulangan Kemiskinan

(Studi Kasus : Program Zakat Produktif Pada Badan Amil Zakat Nasional).” The

Journal of Tauhidinomics Vol. 1 No. 1. 2015

Subuh, Bintang Mikail. “Manajemen Zakat di Badan Amil Zakat Nasional

(BAZNAS) Daerah Kota Tangerang Selatan.” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan

Binsis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2016.

Internet

Tim BAZDA Kota Tangerang Selatan, Profil BAZDA Kota Tangerang Selatan,

artikel diakses pada 10 Januari 2017 pukul 15:15 dari

http://baznaskotatangsel.com/profil/.

Batur Parisi, “Angka Kemiskinan Kabupaten Tangerang dan Tangsel Bertambah”

Metrotvnews.com, artikel diakses pada 5 November 2016 pukul 22:14 dari

http://tinyurl.com/hoat56o.

Wawancara

Endang Saefudin, Drs. K. H, Ketua BAZNAS Kota Tangerang Selatan,

Wawancara Pribadi, Tangerang Selatan, 12 Februari 2017.

Page 111: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

99

Page 112: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

100

Page 113: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

101

LAMPIRAN

Hasil Wawancara

“Strategi Pendistribusian ZIS di BAZNAS Kota Tangerang

Selatan”

Narasumber : Drs. K.H. Endang Saefuddin, M.A.

Jabatan : Ketua Umum BAZNAS Kota Tangsel

Tempat : BAZNAS Kota Tangerang Selatan. Jalan Benda

Barat XIV Blok B14 No. 15, Kelurahan Benda Baru,

Kecamatan Pamulang,

Kota Tangerang Selatan.

Tgl & waktu : 12 Februari 2017 Pukul 15:00 – 15:50

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Nama saya Riyantama Wiradifa, peneliti dari skripsi Strategi Pendistribusian ZIS

di Baznas Kota Tangerang Selatan. Hari ini saya berkesempatan untuk melakukan

observasi dan wawancara kepada ketua BAZNAS Kota Tangerang Selatan, Bapak

Endang Syaefudin.

Assalamu „alaikum Bapak!

Saya ingin menanyakan mengenai bagaimana mekanisme dan strategi BAZNAS

Kota Tangerang Selatan dalam upaya mendistribusikan dana ZIS serta

bagaimana pengaplikasian distribusi ZIS kepada para Mustahik di BAZNAS

Page 114: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

102

Kota Tangerang selatan. Kita lanjutkan saja dengan pertanyaan-pertanyaan yang

saya sudah saya rancang

*Ditebalkan : Penulis

*Normal : Narasumber

1. Seperti apa sajakah mekanisme/standar operasional yang ada pada

BAZNAS Kota Tangerang Selatan untuk mendistribusikan dana ZIS

kepada para mustahik?

Mekanisme Pendistribusian ZIS BAZNAS Kota Tangsel Mengacu

kepada UU No 23 Tahun 2011 yaitu pasal 25 yang berbunyi, Zakat di

distribusikan kepada mustahik sesuai syari’at Islam, dan pasal 26 yang

berbunyi, pendistribusian zakat sebagaimana yang dimaksud pasal 25,

dilakukan sesuai skala prioritas dengan memperhatikan prinsip pemerataan

keadilan dan kewilayahan, Pendistribusian zakat haruslah sesuai dengan

syari’ah.

2. Bagaimana strategi BAZNAS Kota Tangsel dalam upaya

mendistribusikan dana ZIS agar dana tersebut tersalurkan dengan

efektif dan efisien?

Yang pertama, menyalurkan dana itu...(sambil menghisap rokok)

pertama, untuk fuqoro dan dhuafa yaitu permohonannya diminta surat

keterangan tidak mampu itu dari kelurahan setempat. Otomatis kalo

kelurahan membikinkan itu ada sepengetahuan Rtnya karna ada surat

Page 115: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

103

pengantar dari RT untuk membikinkan surat keterangan tidak mampu, gitu

kan..insyaallah ini tepat sasaran, kalaupun memanng ga tepat bukan salah

saya yg menyalurkan, termasuk berarti RT sama Lurahnya yg bohong, gitu

kan..hehehe iya kan itu yg pertama. Yang kedua kalo ada penyaluran itu

yg sifatnya temporer gitu kan..ini yg sifatnya temporer yg tadi yg pertama,

baik pendidikan, kesehatan itu dll disini ya, umpamanya pemberdayaan

ekonomi umat pake ini juga permohonan modal dan segala macem ya.

Yang kedua, saya mau mendistribusikan dana zakat itu dari BAZNAS

Tangsel itu, yang pertama yaitu didistribusikan melalui BAZ Kecamatan

gitu, jadi di alas...disitu kan ada umpamanya bantuan konsumtif dhuafa

sekian, gitu kan bantuan masjid, bantuan pendidikan, dan segala macem

lah bantuan guru ngaji nah itu BAZ Kecamatan mensosialisasikam,

menginformasikan ke kelurahan-kelurahan masing-masing disuruh

menyetorkan orangnya, jadi minta data orangnya dulu, nih pendidikan yg

mau dibantu tingkat SD, SLTP dari kelurahan itu ini sekian orang, SLTA

sekian orang, SLTP sekian orang, nih yang layak dibedah rumahnya itu

sekaligus mencantumkan foto rumah yang akan direhab gitu yaa..dan

kemudian guru ngaji dan segala macam. Dengan guru ngaji itu tau

keterangan guru ngaji itu sepeti guru TPA ada stempel lembaganya berarti

bukan guru ngaji abal-abal berarti kan resmi. Sebab diketahui oleh kepala

sekolahnya. Kalau rehab rumah disertai foto. Kalau bantuan SLTA, SLTP

dan segala macam ini yang sifatnya bareng bukan temporer itu dibarengi

dengan surat keterangan dari sekolah betul bahwa ini adalah siswa kami

Page 116: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

104

disekolah anu. Dan dibarengi juga dengan tunggakan-tunggakan sekolah.

Jadi tunggakan itu yang tanda tangan kepala sekolah jadi dia tidak bisa

bikin-bikin tidak bisa reka-reka gitu yaa.. jadi bikin surat keterangan

bahwa ini siswa kami dilampirkan fotokopi kartu nama kalau gak fotokopi

rapot gitu kan. Kemudian dibarengi dengan nama murid yang diatas

mempunyai tunggakan sampai saat ini terlampir gitu baru ditanda tangan

lalu stempel sekolah. Terus pak tadi bapak bilang kalau bantuan kaya

semacam yang bersifat produktif pemberdayaan ekonomi umat

bapak minta datanya dari pihak kecamatan. Ada itu yang sifatnya

kelompok, kalau ada bantuan ekonomi yang sifatnya temporer ini yang

sifatnya kelompok. Kelompok itu ayo bikin satu kelompok supaya bisa itu

mereka dididik disitu ada edukatif gitu supaya bisa berinfak, berapa

sanggupnya. Jadi tidak minta itu dikembalikan. Jadi kaya semacam

Qardhul hasan yaa Yaa kita bantu tapi berapa infaknya apa seminggu

seribu, yaa tergantung keikhlasannya aja gitu yaa. Kalau soal dananya itu

apakah memang ketika ada data dari pihak kecamatan yang

BAZNAS melempar ke kecamatan atau memang pendistribusian

langsung oleh BAZNAS ke para mustahiq. Pendistribusian BAZNAS

kepada mustahiq langsung tidak melalui kecamatan. Jadi dari BAZNAS

itu minta datanya aja. Minta datanya aja gitu mana orangnya nanti

kumpul disatu tempat kecamatan itu nanti kita berikan dulu pengarahan

gitu kan baru diberikan langsung, ada kwitansinya ya ada apanya gitu.

Paham kan ? Ohh gitu iya pak

Page 117: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

105

3. Dilihat dari faktor Internal Menurut Bapak/Ibu hal-hal apa saja yang

menjadi kekuatan dan kelemahan BAZNAS Kota Tangerang Selatan

dalam upaya mendistribusikan dana ZIS untuk para mustahik?

Sebetulnya tidak ada, tidak ada hambatan untuk mendistribusikan

mah. Yang jadi hambatan BAZNAS dalam pendistribusiannya adalah

dalam rangka pengumpulannya zakatnya. Yaa hambatannya dalam

pengumpulan. Karena BAZNAS tangsel itu baru mengumpulkan yaa

barangkali sekian persen tidak sesuai dengan apa namanya keadaan

tangsel. Potensi tangsel itu gak sesuai kan. seharusnya tangsel itu bukan 3

miliar 4 miliar harusnya 1 tahun itu zakat itu zakat harta itu zakat profesi

gitu kan zakat perdagangan segala macam, potensi luar bisa disini para

pengusaha ada disini. Seharusnya paling kecil 10 sampai 15 miliar gitu.

Kalau yang kekuatannya itu gimana pak. Kekuatannya itu kita hanya,

faktor pertama mempunyai celengan itu celengan dalam arti itu dalam

pengumpulan itu yang sudah rutin, itu dari pegawai negeri yaitu zakat

profesi, Zakat Infak, dan Shodaqah dari pegawai negeri itu yg paling kuat

dananya. Yang kedua ya zakat fitrah karna zakat firah itu diambil 15 %

dari nominal perkepala andai kata zakat fitrah itu 25 ribu saya hanya minta

15%, 15% ke 25 berapa, sekitar 2.500, 3 ribuan lah ya, sekitar itu hanya

minta 15 %. Yang 85 % silahkan salurkan dibawah, sama UPZ yg ada di

DKM dan lain-lain. Saya hanya minta 15 % itupun mengambil untuk

mustahik yang pertama, fisabilillah, riqob, ibnu sabil gitu. Nanti ada

Page 118: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

106

rinciannya di SK. Sementara kalo zakat harta, zakat profesi diluar yg ada

di tangsel ini masih jarang sekali, zakat perseorangan itu jarang sekali,

bukan belum tersentuh mungkin mereka sudah dengar dan segala macam

nah kelemahannya kita akui adalah sosialisasi. Yang kedua ya

kelemahannya untuk pengumpulan itu, banyak disini tuh lembaga-lembaga

zakat jadi kita kompetisi, gitu kan. Yang ketiga mungkin ya termasuk

dorongan dari pemerintah yang kurang karna belum adanya PERDA. Jadi,

disini tuh belum ada PERDA yang mengatur soal zakat. Nah, makanya

campur tangan pemerintah itu sangat penting untuk menegakan syariat itu,

tanpa ada campur tangan pemerintah ya syariah itu tidak akan tegak, gitu

kan. Bener pak!

4. Dilihat dari faktor eksternal Menurut Bapak hal-hal apa saja yang

menjadi peluang dan ancaman bagi BAZNAS Kota Tangerang

Selatan dalam upaya mendistribusikan dana ZIS kepada para

mustahik?

Sebetulnya ya, banyak sekarang tuh dari faktor eksternal, eksternal

itu dalam arti tidak sedikit juga orang yang lata, mampu tapi pura-pura

miskin jadi kan faktor eksternal untuk menghambat dan menghamburkan

uang zakat, sehingga kurang begitu efektif, ada yang begitu ada punya

suami tapi ngaku janda karna ingin dibantu, gitu kan, ada juga yg dia itu

mampu tapi datang kekelurahan bikin surat keterangan tidak mampu, jadi

ada kelonggaran dari kelurahan siapa yang datang di layani tanpa di survei

Page 119: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

107

dulu, mungkin itu ancamannya seperti itu. Kalo yang namanya bedah

rumah engga karna itu di lihat kan di survei dulu. Sehubungan kita ini

adalah belum adanya SK yg baru belum sesuai dengan UU No. 23 tahun

2011 sehingga di BAZNAS itu sendiri kepengurusannya hanya ada diatas

kertas, kurang tenaga, gitu kan. Yang kedua tidak ada keuangan untuk

pengurus BAZNAS, kompensasi atau berupa honor tidak ada, hanya

semata-mata hanya ngandelin itu aja, ngandelin apa namanya ngandelin

amilin, itupun amilin ga seberapa. Kalo peluangnya yaitu potensi zakat

yang cukup besar di Kota Tangerang Selatan, sehingga jika bisa

dimaksimalkan pendistribusian ZIS pun mungkin bisa lebih merata.

5. Bagaimana pengaplikasian distribusi dana ZIS kepada para mustahik

zakat di Kota Tangerang Selatan?

Tadi kan udah, jadi pendistribusiannya lewat kecamatan, itu

kan udah, daftarnya dikasih ni kecamatan ini anak SD sekian, anak SLTP

sekian, SLTA sekian, bedah rumah sekian rumah silahkan mereka bagi ke

setiap kelurahan-kelurahan, gitu ya guru ngaji sekian, kaum dhuafa sekian

guru TPA/TPQ sekian, gitu... Apakah memang pas pendistribusian

dana zakat itu mengadakan acara ceremonynya pak? Ya, hadir

semuanya para mustahik, di kumpulin gitu pak? Ya, jadi kita yang

datang, kita menyaksikan, jadi sekaligus misalkan acara tabligh

akbar? Oh engga, khusus pendistribusian kita berikan pengarahan dulu

gitu kan kemudian di berikan siapkan uangnya terus di siapkan daftarnya

Page 120: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

108

lalu di tanda tangan disitu ya sudah selesai. Jadi camat di undang, jadi

perkecamatan kita datang, jadi saya datang ni sekarang giliran

pendistribusian di kecamatan anu saya datang kesana saya liat gitu saya

lihat mustahik nya, pada kumpul disitu, baik itu yang menerima bantuan

masjid, menerima rehab rumah, menerima itu semuanya kumpul, jadi

tidak ada yang tanpa sepengetahuan kita, dan tidak ada yang tertutup, jadi

semuanya terbuka. Dari mulai penyetoran nah kita uraikan bahwa

pendapatan ini sekian, ni dari kecamatan ini sekian, tanya yang setornya,

ni dari data yang SKPD. Jadi, di undang semuanya termasuk didalam

RAKER itu dibuka pemasukan uang zakat itu, ni dari fitrah, ni dari SKPD

dari tiap-tiap SKPD gitu kan, ini dari itu, jadi mereka yg setor mereka

juga yang mendistribusikan, cuma ya di saksikan oleh kita. Jadi, tidak ada

yang ditutup-tutupi, BAZNAS terbuka sama-sama mengontrol,

BAZCAM mengontrol kita, kita mengontrol dalam pendistribusian, gitu

ya.

6. Apakah pendistribusian yang dilakukan BAZNAS Kota Tangsel

sudah mencapai target yang diharapkan?

Belum, karna memang pencapaian dana ZIS nya yang sangat

terbatas sehingga pendistribusian juga kepada para dhuafa yang

membutuhkan bantuan belum merata, belum tersentuh semuanya. Dan

juga belum mencapai harapaan masyarakat karna memang sangat terbatas

sekali capaian pengumpulannya, gitu kan.

Page 121: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

109

7. Zakat apa sajakah yang diterima atau dikumpulkan oleh BAZNAS

Kota Tangerang Selatan?

Yang tadi disebutkan Zakat Harta, Zakat Profesi, Zakat Fitrah,

kemudian Infak dan Shodaqah.

8. Apa saja jenis bantuan yang diberikan kepada mustahiq dari dana

ZIS? (Zakat Konsumtif atau Zakat Produktif)

Bantuan yang diberikan kepada para mustahiq berupa bantuan

yang sifatnya produktif dan konsumtif jadi kedua nya seimbang karna dari

program pendistribusiannya pun keduanya bersifat konsumtif dan

produktif, misalkan dalam program tangsel modern, adanya bantuan

sifatnya untuk modal UMKM, dalam program tangsel cerdas membantu

mencerdaskan siswa berprestasi yang kurang memiliki biaya untuk

melanjutkan pendidikan, ada program tangsel religius yaitu program

bantuan guru ngaji yang sifatnya konsumtif.

9. Apakah ZIS yang didistribusikan berlaku kepada delapan asnaf atau

salah satu menjadi prioritas?

Semuanya.. tapi ada salah satu yang diprioritaskan tuh pada intinya

kan kaum dhuafa, guru ngaji yang dhuafa, gitu kan, bantuan

pemberdayaan umat kan yang dhuafa, yang mampu mah ya engga

mungkin, kondisinya itu semuanya dhuafa.

Page 122: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

110

10. Apakah dampak pengelolaan ZIS yang dilakukan mampu

mensejahterakan masyakarat ?

Kalo untuk saat ini belum karna keterbatasan pencapaian ZIS

nyapun kurang maksimal, untuk saat ini insya allah usaha BAZNAS dalam

rangka mendistribusikan ZIS bisa perlahan lahan bisa mensejahterahkan

masyarakat Kota Tangsel.

11. Apa yang menjadi harapan BAZNAS Kota Tangerang Selatan dalam

pengelolaan ZIS terkait dengan program yang ada pada lembaga ini?

Ya harapannya mensejahterakan masyarakat khususnya di Kota

Tangsel, baik dari segi pendidikan agar tidak ada anak yang putus sekolah

karna kekurangan biaya, segi kesehatan, ekonomi sehingga kebutuhan

sehari hari bisa terpenuhi. Nah kalau sudah sejahtera BAZNAS berharap

yang tadinya mustahiq bisa menjadi muzakki, ini kan kita hanya berusaha

melaksanakan syariat, melaksanakan kewajiban dan kemudian kita

mendistribusikan amanah, dan itu usaha kita terhadap petunjuk agama,

fakir miskin itu sampai hari kiamat pun tidak bakal hilangcuma kita harus

menunjukan kegigihan dalam rangka menanggulangi kemiskinan.

12. Adakah koordinator atau petugas khusus yang mengatur

pengumpulan dan pendistribusian zakat? kalau ada siapa dan

jobdeskripsinya bagaimana?

Page 123: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

111

Kalau koordinator yang jelas ada yang mengatur tentang

pendistribusiannya dari BAZNAS Kota Tangerang Selatan, ada kan di

SKnya, yang waktu itu saya kasih hehehe nanti di lihat di situ ada bagian

pendistribusian, bagian pengumpulan di SK itu.

13. Bagaimanakah realisasi pelaksanaan pengumpulan dan

pendistribusian zakat dilapangan? Kalau tidak sesuai target,

kebijakan apa yang diambil?

Itulah tadi yang sudah saya jabarkan, realisasinya itu pada

pengumpulan itu ada yang di tagih, ada yang dijemput, ada juga yang

langsung menyetorkan lewat rekening, ada juga yang datang ke kantor,

gitu di dalam pengumpulan. Tapi dalam pengumpulan itu tidak ada

secara paksa ya? Oh tidak ada. Itu kan kelemahannya PERDA dari

pemerintah belum. Yang namanya kewajiban agama itu tidak ada yang

secara paksa, gitu kan, silahkan seikhlasnya. Cuma kita wajib untuk

memberitahukan, memberikan penerangan bahwa zakat anu sekian, zakat

itu sekian, gitu kan. Zakat fitrah sekian, zakat maal sekian, zakat profesi

sekian gitu...adapun mau ngasih mau engga, itu urusannya dia sama Allah.

Tapi misalkan dalam suatu RAKER pertahun itu BAZNAS harus

mengumpulkan sekian juta, ternyata pas eeee penghimpunan dana

zakat itu tidak mencapai target, langkah apa sih yang Bapak

diambil? Berarti kekuarangan- kekurangan tahun ini kita betulin, gitu!

harus ada evaluasi kan! ada itu jadi kita berusaha meningkatkan perolehan

Page 124: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

112

atau pengumpulan dana zakat, infak, dan shodaqah. Tetap usaha! Dengan

jalan nanti kita sosialisasi, gitu kan di tiap-tiap elemen.

14. Kalau ada penyelewengan dalam pengumpulan dan pendistribusian

zakat, bagaimanakah penanganan yang diambil oleh BAZNAS Kota

Tangerang Selatan?

Sampai saat ini belum ada indikasi kesitu! Oh belum ada ya pak.

15. Bagaimana prosedur seseorang yang berhak menerima zakat untuk

dapat menerima zakat ( pengajuan untuk mendapatkan zakat)?

Program pada BAZNAS Kota Tangerang Selatan mempunyai

indikator-indikator untuk dapat dimiliki oleh mustahik terkait

pendistribusian dan pendayagunaan zakat. Indikator tersebut wajib

dijalani oleh mustahik untuk mendapatkan bantuan dari BAZNAS.

Indikator tersebut berlaku untuk ketiga program BAZNAS Kota

Tangerang Selatan. Indikator-indikator tersebut yaitu Surat Keterangan

Tidak Mampu (SKTM) Kartu Keluarga (KK) dari RT maupun

Kelurahan, Bukti kepemilikan rumah untuk Program Tangsel Modern,

Bukti usaha dagang untuk Program Tangsel Modern, Surat keterangan

tunggakan pembayaran sekolah untuk Program Tangsel Cerdas. Surat

keterangan kepala sekolah dilengkapi dengan kartu siswa untuk

Program Tangsel Cerdas dan Kartu keluarga.

Page 125: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

113

Hasil Wawancara Mustahiq

“Strategi Pendistribusian ZIS di BAZNAS Kota Tangerang

Salatan”

Nama Mustahik (Penerima Zakat) : Ibu Arpah

Tempat : Jl. Cirendeu 2 No. 56 RT. 005/004.

Pisangan Timur

Tanggal dan Waktu : 13 Februari 2017 Pukul 15:05 - 15 20

1. Apakah Bapak/Ibu merupakan salah satu orang yang menerima

zakat dari BAZNAS Kota Tangerang Selatan?

Ya, benar

2. Sudah berapa lama Bapak/Ibu menerima zakat dari BAZNAS Kota

Tangerang Selatan?

Baru sekali

3. Bantuan apa yang pernah Bapak/Ibu terima dari BAZNAS Kota

Tangerang Selatan? Dan digunakan untuk apa bantuan tersebut?

Modal usaha de..buat jualan gado-gado

4. Apakah bantuan tersebut mampu membantu

mencukupi/meningkatkan ekonomi Bapak/Ibu?

Ya bisa dikatakan mencukupi

5. Apakah ada pendampingan/pengawasan dari pihak BAZNAS dari

bantuan yang Bapak/Ibu terima?

Page 126: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

114

Engga ada de kalo itu

6. Apakah cara pendistribusian ZIS yang dilakukan BAZNAS Kota

Tangerang Selatan sudah baik?

Alhamdulillah yang saya rasakan sudah cukup baik

7. Adakah saran yang bisa diberikan dalam pendistribusian ZIS yang

dilakukan BAZNAS Kota Tangerang Selatan?

Kalo bisa, lebih ditambah lagi jumlah bantuan modal usahanya

Baik bu, terima kasih banyak atas waktunya, maaf jikalau saya merepotkan,

wassalam.

Hasil Wawancara Mustahiq

“Strategi Pendistribusian ZIS di BAZNAS Kota Tangerang

Salatan”

Nama Mustahik (Penerima Zakat) : Pak Idris

Tempat : Rt.001/08 Pd. Benda

Tanggal dan Waktu : 14 Februari 2017 Pukul 16:05 – 16:15

1. Apakah Bapak/Ibu merupakan salah satu orang yang menerima

zakat dari BAZNAS Kota Tangerang Selatan?

Ya, benar

2. Sudah berapa lama Bapak/Ibu menerima zakat dari BAZNAS Kota

Tangerang Selatan?

Page 127: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

115

Sudah dua kali, tahun 2014 dan 2016

3. Bantuan apa yang pernah Bapak/Ibu terima dari BAZNAS Kota

Tangerang Selatan? Dan digunakan untuk apa bantuan tersebut?

Uang 250.000 ribu untuk keperluan keluarga

4. Apakah bantuan tersebut mampu membantu

mencukupi/meningkatkan ekonomi Bapak/Ibu?

Ya kalo dibilang mencukupi ya jauh lah, paling buat seminggu

juga sudah habis sih (sambil merokok), tapi Alhamdillah namanya

di kasih.

5. Apakah ada pendampingan/pengawasan dari pihak BAZNAS dari

bantuan yang Bapak/Ibu terima?

Engga ada de kalo itu, cuma waktu itu saya menerima dana

zakatnya ya itu di balai desa, jadi diundang sama kecamatan

bahwasannya saya dan guru ngaji lainnya dapat bantuan dari

BAZNAS Kota Tangerang Selatan.

6. Apakah cara pendistribusian ZIS yang dilakukan BAZNAS Kota

Tangerang Selatan sudah baik?

Bukannya ga baik, tapi katakanlah kalo cuma segitu bukannya kita

tidak mensyukuri kalo cuma uang 250 ribu itu jauh dibilang cukup

lah, katakanlah gitu, tapi ya Alhamdulillah.

7. Adakah saran yang bisa diberikan dalam pendistribusian ZIS yang

dilakukan BAZNAS Kota Tangerang Selatan?

Page 128: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

116

Kalo bisa menurut saya, kalo jumlah yg saya bilang tadi kalo bisa

ya seminggu sekali lah. Mungkin bisa mencukupi bisa buat lain-

lain , gitu

Baik pak, terima kasih banyak atas waktunya, maaf jikalau saya

merepotkan, wassalam.

Hasil Wawancara Mustahiq

“Strategi Pendistribusian ZIS di BAZNAS Kota Tangerang

Salatan”

Nama Mustahik (Penerima Zakat) : Pak Syaiful (ketua DMI)

Tempat : Cilenggang RT. 010/004 (Masjid Al

Ikhlas)

Tanggal dan Waktu : 17 Februari 2017 Pukul 14:53 –

15:14

1. Apakah Bapak/Ibu merupakan salah satu orang yang menerima

zakat dari BAZNAS Kota Tangerang Selatan?

Ya, benar

2. Sudah berapa lama Bapak/Ibu menerima zakat dari BAZNAS Kota

Tangerang Selatan?

Baru sekali atau berapanya saya lupa, ya pokoknya terakhir tahun

2016 lah

3. Bantuan apa yang pernah Bapak/Ibu terima dari BAZNAS Kota

Tangerang Selatan? Dan digunakan untuk apa bantuan tersebut?

Page 129: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

117

Bentuknya uang 10 juta

4. Apakah bantuan tersebut mampu membantu

mencukupi/meningkatkan ekonomi Bapak/Ibu?

Sebetulnya sih sebelum dana itu turun atau ada, kita udah

menggunakan dana masjid untuk tempat wudhu dan area wudhu

ya semuanya lah. Setelah selesai baru ada bantuan itu dari

BAZNAS. Ya kalau di hitung-hitung ya engga cukup sebetulnya,

tapi kan ya lumayan lah buat nambah kas lagi, gitu kan.

5. Apakah ada pendampingan/pengawasan dari pihak BAZNAS dari

bantuan yang Bapak/Ibu terima?

Engga ada, paling kita berhubungan langsung dengan pengurus

DMI Kecamatan, jadi nanti dari masing-masing DMI Kelurahan itu

menyetorkan bukti penggunaan dana itu dari masing-masing

koordinator. Setau saya seperti itu.

6. Apakah cara pendistribusian ZIS yang dilakukan BAZNAS Kota

Tangerang Selatan sudah baik?

Alhamdulillah baik.

7. Adakah saran yang bisa diberikan dalam pendistribusian ZIS yang

dilakukan BAZNAS Kota Tangerang Selatan?

Perlu adanya pengawasan langsung dari pihak BASNAZ Kota

Tangerang Selatan. Jadi, sebelum dana itu turun atau sesudah itu

harus di tinjau atau di lihat langsung jadi biar tepat lah. Yang

kedua, saya denger-denger kalo yg ga dapet bantuan tahun ini

Page 130: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

118

berarti tahun yang akan datang akan mendapatkan bantuan, kalo

menurut saya sih bagus, biar adil kan ya.

Baik pak, terima kasih banyak atas waktunya, maaf jikalau saya

merepotkan, wassalam.

Hasil Wawancara Mustahiq

“Strategi Pendistribusian ZIS di BAZNAS Kota Tangerang

Salatan”

Nama Mustahik (Penerima Zakat) : Pak Masthuro, S. Pd (Ketua DKM)

Tempat : Jl. Kemuning III RT.001/006

Pamulang Barat (Mushollah Nurul

Hidayah)

Tanggal dan Waktu : 18 Februari 2017 Pukul 14:15 – 14:30

1. Apakah Bapak/Ibu merupakan salah satu orang yang menerima zakat

dari BAZNAS Kota Tangerang Selatan?

Ya, benar

2. Sudah berapa lama Bapak/Ibu menerima zakat dari BAZNAS Kota

Tangerang Selatan?

Page 131: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

119

Lupa saya berapa kalinya, yang pasti pernah BAZNAS itu

memberikan bantuan pada mushollah ini

3. Bantuan apa yang pernah Bapak/Ibu terima dari BAZNAS Kota

Tangerang Selatan? Dan digunakan untuk apa bantuan tersebut?

Bentuknya uang, digunakannya untuk keperluan mushollah seperti

bayar listrik, di cat ulang, dibelikan peralatan-perlatan yg perlu, ya

pada intinya semuanya untuk fasilitas mushollah.

4. Apakah bantuan tersebut mampu membantu mencukupi/meningkatkan

ekonomi Bapak/Ibu?

Alhamdulillah cukup.

5. Apakah ada pendampingan/pengawasan dari pihak BAZNAS dari

bantuan yang Bapak/Ibu terima?

Engga ada, paling dari kelurahan. Terus sama bikin laporan ke

Kecamatan kalo dana dari BAZNAS itu digunakan untuk ini untuk

itu, ya sepeti itulah.

6. Apakah cara pendistribusian ZIS yang dilakukan BAZNAS Kota

Tangerang Selatan sudah baik?

Di bilang baik ya sudah baik, dibilang cukup ya tergantung

kegunaannya. Yang penting dimanfaatkan untuk keperluan mushollah

7. Adakah saran yang bisa diberikan dalam pendistribusian ZIS yang

dilakukan BAZNAS Kota Tangerang Selatan?

Jangan asal menyalurkan dana zakat, harus ada yang mengontrol dari

pihak BAZNAS Kota Tangerang Selatan

Page 132: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

120

Baik pak, terima kasih banyak atas waktunya, maaf jikalau saya

merepotkan, wassalam.

Hasil Wawancara Mustahiq

“Strategi Pendistribusian ZIS di BAZNAS Kota Tangerang

Salatan”

Nama Mustahik (Penerima Zakat) : Bu Anah

Tempat : Kp. Sengkol RT.001/001 Kel. Muncul

Tanggal dan Waktu : 20 Februari 2017 Pukul 15:30 – 15:55

1. Apakah Bapak/Ibu merupakan salah satu orang yang menerima

zakat dari BAZNAS Kota Tangerang Selatan?

Ya, benar

2. Sudah berapa lama Bapak/Ibu menerima zakat dari BAZNAS Kota

Tangerang Selatan?

Baru sekali tahun 2015.

3. Bantuan apa yang pernah Bapak/Ibu terima dari BAZNAS Kota

Tangerang Selatan? Dan digunakan untuk apa bantuan tersebut?

Bantuan Bedah Rumah, waktu itu dibetulin cuma plafonnya doang.

4. Apakah bantuan tersebut mampu membantu

mencukupi/meningkatkan ekonomi Bapak/Ibu?

Alhamdulillah sedikit membantu, cukup. Namanya dibantu ya

Alhamdulillah.

Page 133: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

121

5. Apakah ada pendampingan/pengawasan dari pihak BAZNAS dari

bantuan yang Bapak/Ibu terima?

Ada pak Lurah mondar mandir, jadi dia ngeliat-ngeliatin aja kaya

ngeliatin hasil gitu, ya dipantau gitu lah.

6. Apakah cara pendistribusian ZIS yang dilakukan BAZNAS Kota

Tangerang Selatan sudah baik?

Yang saya rasakan cukup baik, cuma kalo bisa seluruh nya yang di

rehab bukan cuma atasnya doang de tapi semuanya

7. Adakah saran yang bisa diberikan dalam pendistribusian ZIS yang

dilakukan BAZNAS Kota Tangerang Selatan?

Program nya bisa lanjut, bisa di tingkatkan lagi apa namanya

kualitasnya gitu, jadi kaya rumah ibu ini bukan plafonnya atau

atasnya doang yang dibetulin, ya kalo bisa mah dari awal di

benerinnya, semuanya gitu hehehe.

Baik bu, terima kasih banyak atas waktunya, maaf jikalau saya

merepotkan, wassalam.

Page 134: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

122

Dokumentasi wawancara Ketua Umum BAZNAS Kota

Tangerang Selatan dan Mustahiq

Page 135: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

123

Page 136: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

124

Page 137: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

125

Page 138: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

126

Page 139: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

127

Page 140: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

128

Page 141: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

129

Page 142: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

130

Page 143: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

131

Page 144: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

132

Page 145: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

133

Page 146: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

134

Page 147: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

135

Page 148: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

136

Page 149: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

137

Page 150: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

138

Page 151: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

139

Page 152: STRATEGI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH …

140