21
STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KERIPIK TEMPE DI DESA KARANGTENGAH PRANDON KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI SKRIPSI Oleh : Nadhia Hayyu Hemasdika H 0813121 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2017

STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KERIPIK TEMPE DI … · keripik tempe sebagai makanan khas daerah dari Ngawi, perhatian Pemerintah Daerah terhadap industri keripik tempe, ketersediaan

  • Upload
    lamnhan

  • View
    249

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KERIPIK TEMPE DI … · keripik tempe sebagai makanan khas daerah dari Ngawi, perhatian Pemerintah Daerah terhadap industri keripik tempe, ketersediaan

STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KERIPIK TEMPE

DI DESA KARANGTENGAH PRANDON

KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI

SKRIPSI

Oleh :

Nadhia Hayyu Hemasdika

H 0813121

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2017

Page 2: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KERIPIK TEMPE DI … · keripik tempe sebagai makanan khas daerah dari Ngawi, perhatian Pemerintah Daerah terhadap industri keripik tempe, ketersediaan

STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KERIPIK TEMPE

DI DESA KARANGTENGAH PRANDON

KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

guna memperoleh derajat gelar Sarjana Pertanian

pada Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Program Studi Agribisnis

Oleh :

Nadhia Hayyu Hemasdika

H 0813121

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2017

i

Page 3: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KERIPIK TEMPE DI … · keripik tempe sebagai makanan khas daerah dari Ngawi, perhatian Pemerintah Daerah terhadap industri keripik tempe, ketersediaan

STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KERIPIK TEMPE

DI DESA KARANGTENGAH PRANDON

KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI

Yang diajukan dan disusun oleh :

Nadhia Hayyu Hemasdika

H0813121

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji:

Pada Tanggal: Juli 2017

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji

Ketua Anggota I Anggota II

Nuning Setyowati, S.P.,M.Sc. Setyowati, S.P.,M.P. Dr.Agr.Sc.Ernoiz Antriyandarti, S.P.,M.P.,M.Ec.

NIP. 198203252005012001 NIP. 197103221996012001 NIP. 198010242009122003

Surakarta, Juli 2017

Mengetahui,

Universitas Sebelas Maret

Fakultas Pertanian

Dekan

Prof.Dr.Ir.Bambang Pujiasmanto,M.S.

NIP. 195602251986011001

ii

Page 4: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KERIPIK TEMPE DI … · keripik tempe sebagai makanan khas daerah dari Ngawi, perhatian Pemerintah Daerah terhadap industri keripik tempe, ketersediaan

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat, nikmat, dan pertolongan-Nya sehingga penulis dapat

melaksanakan penelitian dan menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik dan

lancar. Skripsi yang berjudul “Strategi Pengembangan Industri Keripik Tempe di

Desa Karangtengah Prandon Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi” ini disusun

untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian

di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pelaksanaan penelitian serta proses penyelesaian skripsi ini dapat

terlaksana dengan lancar berkat dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, M.S. selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ibu Nuning Setyowati, S.P., M.Sc. selaku Kepala Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta dan Dosen

Pembimbing Utama yang telah memberikan bimbingan, arahan, nasihat, dan

petunjuk selama proses belajar dan skripsi di Fakultas Pertanian.

3. Ibu Dr. Ir. Sri Marwanti, M.S. selaku Ketua Komisi Sarjana Program Studi

Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Ibu Setyowati, S.P., M.P. selaku Dosen Pembimbing Akademik dan Dosen

Pembimbing Pendamping yang telah mendampingi danmemberikan

bimbingan, arahan, nasihat, dan petunjuk selama proses belajar di Fakultas

Pertanian dan penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Dr.Agr.Sc.Ernoiz Antriyandarti, S.P.,M.P.,M.Ec. selaku Dosen Penguji

yang telah memberikan bimbingan, arahan, nasihat, dan petunjuk selama

proses belajar dan skripsi di Fakultas Pertanian.

6. Bapak dan Ibu Dosen, serta seluruh staff dan karyawan Fakultas Pertanian,

khususnya Program Studi Agribisnis.

7. Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik Ngawi yang telah memberikan izin

penelitian kepada penulis.

iii

Page 5: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KERIPIK TEMPE DI … · keripik tempe sebagai makanan khas daerah dari Ngawi, perhatian Pemerintah Daerah terhadap industri keripik tempe, ketersediaan

8. Dinas Perdagangan, Perindustrian, dan Tenaga Kerja Ngawi, Badan Pusat

Statistik Ngawi, dan Kepala Desa Karangtengah Prandon Ngawi yang telah

memberikan izin, informasi, dan bantuan kepada penulis dalam pengumpulan

data penelitian.

9. Ibu Sri Wiyanti, A.P., M.Si, Ibu Endang, Bapak Rustamaji, dan Bapak

Prabowo yang telah membantu penulis memberikan serta menyediakan data-

data yang dibutuhkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

10. Orang Tua tercinta, Ibu Any Sugiarti, S.E. dan Ayah, Bapak Drs. Heri

Suprapto, M.M. dan adikku Destasya Hayyu Qorirah Pragian, yang telah

memberikan doa, dorongan, motivasi, kasih sayang, pengorbanan, dan

dukungan yang begitu besar dan tiada hentinya.

11. Muhammad Aulia Arizal Asmi yang telah memberikan doa, dorongan,

motivasi, dan setia membantu selama proses penelitian.

12. Keluarga besar dan orang terdekat yang telah memberikan semangat dan doa.

13. Sahabat-sahabatku Mifta, Maya, Nawang, Deasy, dan Anna yang telah

memberikan semangat, bantuan, dan doa.

14. Sahabatku KKN Sari, Ari, Hafidh, Haryo, dan Agum yang telah memberikan

canda tawa, kenangan, semangat, bantuan, dan doa.

15. Teman-teman seperjuanganku Agribisnis 2013 yang tidak bisa disebutkan

satupersatu. Terima kasih atas kebersamaan, bantuan, dan motivasi selama

kuliah ini.

16. Teman-teman satu kos Griya Dicma. Terima kasih atas kebersamaan, bantuan,

dan motivasi selama kos di Solo.

17. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tak luput dari kesalahan sehingga

segala kritik maupun saran yang membangun sangat penulis harapkan.Semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.Aamiin.

Surakarta, Juli 2017

Penulis

iv

Page 6: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KERIPIK TEMPE DI … · keripik tempe sebagai makanan khas daerah dari Ngawi, perhatian Pemerintah Daerah terhadap industri keripik tempe, ketersediaan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... x

RINGKASAN .................................................................................................... xi

SUMMARY ......................................................................................................... xii

I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 4

C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 7

D. Kegunaan Penelitian .............................................................................. 7

II. LANDASAN TEORI ................................................................................. 9

A. Penelitian Terdahulu .............................................................................. 9

B. Tinjauan Pustaka .................................................................................... 14

1. Kedelai ............................................................................................. 14

2. Keripik Tempe ................................................................................. 15

3. Industri Mikro dan Kecil .................................................................. 16

4. Perumusan Strategi .......................................................................... 17

5. Analisis SWOT ................................................................................ 18

a. Analisis Situasi Internal ............................................................. 19

b. Analisis Situasi Eksternal .......................................................... 19

6. Matriks SWOT ................................................................................. 20

7. QSPM............................................................................................... 21

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah .................................................... 21

D. Pembatasan Masalah .............................................................................. 24

E. Definisi Operasional .............................................................................. 25

III. METODE PENELITIAN ......................................................................... 29

A. Metode Dasar Penelitian ........................................................................ 29

B. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 29

1. Penentuan Daerah Sampel ............................................................... 29

2. Metode Pengambilan Sampel .......................................................... 31

C. Jenis dan Sumber Data ........................................................................... 32

1. Data Primer ...................................................................................... 32

2. Data Sekunder .................................................................................. 33

D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 33

v

Page 7: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KERIPIK TEMPE DI … · keripik tempe sebagai makanan khas daerah dari Ngawi, perhatian Pemerintah Daerah terhadap industri keripik tempe, ketersediaan

1. Observasi .......................................................................................... 33

2. Wawancara ....................................................................................... 33

3. Pencatatan ........................................................................................ 34

E. Metode Analisis Data ............................................................................ 34

1. Analisis Faktor Internal dan Faktor Eksternal ................................ 34

2. Alternatif Strategi ............................................................................. 35

3. Prioritas Strategi ............................................................................... 36

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 39

A. Keadaan Umum Desa Karangtengah Prandon Kecamatan Ngawi

Kabupaten Ngawi ................................................................................... 39

1. Keadaan Alam .................................................................................. 39

a. Kondisi Geografis ........................................................................ 39

b. Keadaan Topografi Wilayah ........................................................ 40

c. Keadaan Iklim ............................................................................. 41

2. Keadaan Penduduk ........................................................................... 41

a. Karakteristik Penduduk Menurut Umur ...................................... 41

b. Karakteristik Penduduk Menurut Jenis Kelamin ......................... 43

c. Karakteristik Penduduk Menurut Mata Pencaharian ................... 44

d. Karakteristik Penduduk Menurut Pendidikan ............................. 45

3. Keadaan Pertanian............................................................................ 46

a. Tata Guna Lahan ......................................................................... 46

b. Luas Panen dan Produksi Tanaman Komoditas Pertanian .......... 47

4. Keadaan Industri .............................................................................. 48

B. Perumusan Strategi Pengembangan Industri Keripik Tempe ................ 48

1. Analisis Faktor Internal dan Faktor Eksternal ................................. 48

2. Alternatif Strategi ............................................................................. 60

3. Prioritas Strategi ............................................................................... 69

V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 73

A. Kesimpulan ........................................................................................... 73

B. Saran ...................................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vi

Page 8: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KERIPIK TEMPE DI … · keripik tempe sebagai makanan khas daerah dari Ngawi, perhatian Pemerintah Daerah terhadap industri keripik tempe, ketersediaan

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM), dan Usaha

Besar Tahun 2013.......................................................................... 1

Tabel 2. Jumlah Usaha dan Tenaga Kerja Industri Unggulan di

Kabupaten Ngawi Tahun 2015 ...................................................... 3

Tabel 3. Jumlah Industri atau Kerajinan di Desa Karangtengah Prandon

Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi Tahun 2016 ....................... 3

Tabel 4. Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan

Penelitian Strategi Pengembangan Industri Keripik Tempe di

Desa Karangtengah Prandon Kecamatan Ngawi Kabupaten

Ngawi ............................................................................................ 13

Tabel 5. Data Penyebaran Unit Usaha Keripik Tempe Atau Tempe di

Ngawi Tahun 2009 ........................................................................ 30

Tabel 6. Jumlah Pengusaha Keripik Tempe Desa Karangtengah Prandon

Ngawi Tahun 2016 ........................................................................ 30

Tabel 7. Matrik SWOT ................................................................................ 35

Tabel 8. Matriks QSP .................................................................................. 36

Tabel 9. Keadaan Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kecamatan

Ngawi Kabupaten Ngawi Tahun 2015 .......................................... 42

Tabel 10. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa

Karangtengah Prandon Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi

Tahun 2015 .................................................................................... 43

Tabel 11. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa

Karangtengah Prandon Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi

Tahun 2015 .................................................................................... 44

Tabel 12. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa

Karangtengah Prandon Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi

Tahun 2015 .................................................................................... 45

Tabel 13. Penggunaan Lahan di Desa Karangtengah Prandon Kecamatan

Ngawi Kabupaten Ngawi Tahun 2015 .......................................... 46

Tabel 14. Luas Panen dan Produksi Komoditas Pertanian di Desa

Karangtengah Prandon Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi

Tahun 2015 .................................................................................... 47

Tabel 15. Jumlah Industri Kecil dan Kerajinan Rakyat Menurut

Klasifikasinya Desa Karangtengah Prandon Kecamatan Ngawi

Kabupaten Ngawi Tahun 2015 ...................................................... 48

vii

Page 9: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KERIPIK TEMPE DI … · keripik tempe sebagai makanan khas daerah dari Ngawi, perhatian Pemerintah Daerah terhadap industri keripik tempe, ketersediaan

Tabel 16. Identifikasi Faktor Internal dalam Pengembangan Industri

Keripik Tempe di Desa Karangtengah Prandon Kecamatan

Ngawi Kabupaten Ngawi .............................................................. 49

Tabel 17. Identifikasi Faktor Eksternal dalam Pengembangan Industri

Keripik Tempe di Desa Karangtengah Prandon Kecamatan

Ngawi Kabupaten Ngawi .............................................................. 54

Tabel 18. Matriks SWOT .............................................................................. 61

Tabel 19. Quantitative Strategic Planning Matrix(QSPM) Pengembangan

Industri Keripik Tempe Desa Karangtengah Prandon Kecamatan

Ngawi Kabupaten Ngawi .............................................................. 70

viii

Page 10: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KERIPIK TEMPE DI … · keripik tempe sebagai makanan khas daerah dari Ngawi, perhatian Pemerintah Daerah terhadap industri keripik tempe, ketersediaan

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Kerangka Teori Pendekatan Masalah ................................ 24

ix

Page 11: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KERIPIK TEMPE DI … · keripik tempe sebagai makanan khas daerah dari Ngawi, perhatian Pemerintah Daerah terhadap industri keripik tempe, ketersediaan

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto Dokumentasi........................................................................ 79

Lampiran 2. Peta Kabupaten Ngawi ................................................................ 81

Lampiran 3. Surat Izin Penelitian..................................................................... 82

Lampiran 4. Kuesioner Penelitian .................................................................... 84

Lampiran 5. Tabulasi Jawaban untuk Penentuan Bobot .................................. 109

Lampiran 6. Tabulasi Jawaban untuk Penentuan AS ....................................... 110

Lampiran 7. QSPM .......................................................................................... 111

x

Page 12: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KERIPIK TEMPE DI … · keripik tempe sebagai makanan khas daerah dari Ngawi, perhatian Pemerintah Daerah terhadap industri keripik tempe, ketersediaan

RINGKASAN

Nadhia Hayyu Hemasdika. H0813121. 2013. “Strategi Pengembangan

Industri Keripik Tempe di Desa Karangtengah Prandon Kecamatan Ngawi

Kabupaten Ngawi”. Dibimbing oleh Nuning Setyowati, S.P., M.Sc. dan

Setyowati, S.P.,M.P. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal dan

eksternal, merumuskan alternatif strategi pengembangan, dan merumuskan

prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam pengembangan industri keripik

tempe di Desa Karangtengah Prandon Kecamatan Ngawi Kabupaten

Ngawi.Metode penelitian ini adalah deskriptif. Lokasi penelitian dipilih secara

sengaja (purposive) yaitudi Desa Karangtengah Prandon Kecamatan Ngawi

Kabupaten Ngawi. Alat analisis data menggunakan Analisis SWOT, Matriks

SWOT, dan QSPM.

Hasil penelitian diketahui bahwa faktor internal yang menjadi kekuatan

utama dari industri keripik tempe di Desa Karangtengah Prandon Kecamatan

Ngawi Kabupaten Ngawi adalah kualitas produk yang baik, kontinuitas produksi

yang berjalan sesuai dengan permintaan konsumen, dan tenaga kerja mencukupi.

Faktor internal yang menjadi kelemahan utama adalah kurangnya promosi dan

lemahnya permodalan. Faktor eksternal yang menjadi peluang utama adalah

keripik tempe sebagai makanan khas daerah dari Ngawi, perhatian Pemerintah

Daerah terhadap industri keripik tempe, ketersediaan bahan baku yang

mencukupi, dan hubungan kerjasama yang baik dengan supplier. Faktor eksternal

yang menjadi ancaman utama adalah banyaknya pesaing yang memanfaatkan

kemajuan teknologi informasi dan komunikasi online. Berdasarkan hasil analisis

SWOT maka alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam mengembangkan

industri keripik tempe di Desa Karangtengah Prandon Kecamatan Ngawi

Kabupaten Ngawi yaitu: (1) memperbaiki manajemen keuangan (2) memperbaiki

kemasan untuk meningkatkan daya tarik konsumen (3) meningkatkan variasi

produk dari segi rasa, dan (4) memperluas jaringan pemasaran dengan

memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi online. Hasil matriks QSPM

menunjukkan bahwa prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam

mengembangkan industri keripik tempe di Desa Karangtengah Prandon

Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi yaitu memperluas jaringan pemasaran

dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi online dengan total

nilai daya tarik strategi (TAS) sebesar 6,186. Saran yang dapat diberikan yaitu

memperbaiki manajemen keuangan dengan melakukan pembukuan keuangan

sebagai salah satu syarat peminjaman modal di lembaga keuangan, memperbaiki

kemasan dengan melakukan penggunaan kemasan plastik yang memiliki tebal 1

mm agar produk lebih awet, sedangkan untuk kemasan kardus pemilihan desain

warna terang, meningkatkan variasi produk dari segi rasa seperti pedas barbeque,

rumput laut atau sesuai dengan permintaan konsumen, memperluas jaringan

pemasaran dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi online

melalui pembuatan akun media sosial seperti Instagram, Facebook, Website.

xi

Page 13: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KERIPIK TEMPE DI … · keripik tempe sebagai makanan khas daerah dari Ngawi, perhatian Pemerintah Daerah terhadap industri keripik tempe, ketersediaan

SUMMARY

Nadhia Hayyu Hemasdika. H0813121. 2013. "Development Strategy of

Industry Tempeh Chips in Karangtengah Prandon Village Ngawi Subdistrict

Ngawi Regency". Under supervision of Nuning Setyowati, S.P., M.Sc. and

Setyowati, S.P., M.P. Faculty of Agriculture. Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

This research aims to identify internal and external factors, formulate

alternative development strategies, and formulate strategies priority that can be

applied to development of Industry Tempeh Chips in Karangtengah Prandon

Village Ngawi Subdistrict Ngawi Regency. The method of this research is

descriptive. Research locations selected intentionally (purposive) in Karangtengah

Prandon Village Ngawi Subdistrict Ngawi Regency. SWOT Analysis, SWOT

Matrix, and QSPM are applied to analyze the obtained data.

The results of the research show that the internal factors become the main

strength of tempeh chips industry in Karangtengah Prandon Village, Ngawi

Subdistrict, Ngawi Regency is good product quality, continuity of production

running in accordance with consumer demand, and sufficient labor. Internal

factors that become the main weakness is lack of promotion and weakness of

capital. External factors that become the main opportunity is tempeh chips as a

regional food from Ngawi, Local Government attention to the tempeh chips

industry, the availability of adequate raw materials, and good relationships with

suppliers. External factors are a major threat is the number of competitors who

take advantage of technological advances marketing. Based on the results of

SWOT analysis, the alternative strategies that can be applied in developing

tempeh chips industry in Karangtengah Prandon Village, Ngawi Subdistrict of

Ngawi Regency are: (1) improve financial management (2) improve packaging to

enhance consumer appeal (3) increase product variation in terms of taste, and (4)

expand marketing network by utilizing information and communication

technology online. The result of QSPM matrix shows that the priority of strategy

that can be applied in developing tempeh chips industry in Karangtengah Prandon

Village Ngawi Sub-district of Ngawi Regency is expand marketing network by

utilizing information and communication technology online with total value of

attractiveness score (TAS) amounted to 6,186. Suggestions that can be given is to

improve financial management by doing financial bookkeeping as one of the

conditions of lending capital in financial institutions, improve packaging by using

the use of plastic packaging that has a thickness of 1 mm for more durable

products, while for packaging cardboard light color design selection, increasing

variation Products in terms of taste like spicy barbeque, seaweed or in accordance

with consumer demand, expand the marketing network with the utilization of

information technology and online communication through the creation of social

media accounts such as Instagram, Facebook, Website.

xii

Page 14: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KERIPIK TEMPE DI … · keripik tempe sebagai makanan khas daerah dari Ngawi, perhatian Pemerintah Daerah terhadap industri keripik tempe, ketersediaan

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peranan penting

dalam perekonomian di Indonesia. UMKM memiliki proporsi sebesar 99,99%

dari total keseluruhan pelaku usaha di Indonesia atau sebanyak 57.895.721 juta

unit di tahun 2013 (Kementerian Koperasi dan UMKM, 2016). Menurut

Supriyanto (2006) usaha kecil dan informal (usaha yang tidak berbadan hukum

atau belum memiliki izin usaha) merupakan sektor usaha yang telah terbukti

berperan strategis atau penting dalam mengatasi akibat dan dampak dari krisis

ekonomi yang pernah melanda Indonesia di tahun 1997. Mayoritas usaha

berskala kecil tidak terlalu tergantung pada modal besar atau pinjaman dari luar

dalam mata uang asing. Tidak seperti halnya, perusahaan berskala besar yang

secara umum selalu berurusan dengan mata uang asing ketika ada fluktuasi

nilai tukar, sehingga berpotensi mengalami imbas krisis. Di sisi lain, sektor

usaha kecil dan informal juga telah mampu memberikan kontribusi dalam

mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia selama ini. Kedudukan yang

strategis dari sektor usaha kecil dan informal tersebut karena sektor ini

mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan usaha besar dan menengah.

Keunggulan-keunggulan sektor ini antara lain kemampuan menyerap tenaga

kerja dan usahanya relatif bersifat fleksibel. Berikut ini tabel Data Usaha

Mikro, Kecil, Menengah (UMKM), dan Usaha Besar tahun 2013:

Tabel 1. Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM), dan Usaha Besar

Tahun 2013

Indikator Jumlah (Unit) Pangsa (%)

Unit Usaha (A+B) 57.900.787 100,00

A. UMKM 57.895.721 99,99

Usaha Mikro 57.189.393 98,77

Usaha Kecil 654.222 1,13

Usaha Menengah 52.106 0,09

B. Usaha Besar 5.066 0,01

Sumber: Kementerian Koperasi dan UMKM, 2016.

Menurut Soleh (2003) pengembangan industri pengolahan pangan

didukung oleh sumber daya alam pertanian, baik nabati maupun hewani yang

1

Page 15: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KERIPIK TEMPE DI … · keripik tempe sebagai makanan khas daerah dari Ngawi, perhatian Pemerintah Daerah terhadap industri keripik tempe, ketersediaan

2

mampu menghasilkan berbagai produk olahan yang dapat dibuat dan

dikembangkan dari sumber daya alam lokal maupun impor. Saat ini Indonesia

memiliki banyak produk pangan yang diangkat dari jenis pangan lokal maupun

impor dan diolah secara tradisional. Jumlah dan jenis produk pangan menjadi

semakin beragam dengan berkembangnya produk lokal.

Tempe merupakan produk olahan kedelai hasil fermentasi jamur

Rhizopus sp. yang bernilai gizi tinggi dan disukai cita rasanya. Cita rasa langu

yang secara alami terdapat pada biji kedelai dapat dieliminasi selama proses

pengolahan tempe. Sejauh ini, bahan baku tempe sebagian besar masih

menggunakan kedelai impor yang dianggap memiliki kualitas fisik lebih baik

dibandingkan kedelai lokal. Di samping itu, kalangan pengrajin tempe

cenderung memilih kedelai impor sebagai bahan baku dibanding kedelai lokal

karena pasokan bahan bakunya terjamin, kualitas biji dan tempe lebih baik

(lebih bersih dan lebih mekar) (Ginting et al, 2009). Menurut Krisdiana dalam

Ginting et al (2009) sekitar 93% pengrajin tempe menyukai kedelai yang

berkulit kuning, berbiji besar, dan padat karena menghasilkan tempe yang

warnanya cerah dan volumenya besar. Jenis tersebut banyak tersedia di

pasaran, yakni kedelai impor. Pengolahan kedelai yang awalnya berupa tempe

sayur berkembang menjadi keripik tempe. Keripik tempe adalah salah satu

jenis olahan makanan dari bahan baku tempe kedelai yang digoreng tipis dan

dicampur dengan bumbu rempah serta adonan tepung. Salah satu kota

penghasil keripik tempe di Indonesia adalah Ngawi.

Industri keripik tempe merupakan salah satu bentuk diversifikasi

pangan berbahan dasar kedelai. Industri ini menjadi salah satu jenis industri

pengolahan pahan yang dapat memberikan nilai tambah suatu produk karena

produk yang berupa tempe sayur masa kadaluarsanya tidak lama, maka

muncullah keripik tempe yang masa kadaluarsanya lebih lama. Industri keripik

tempe ini juga sangat besar peranannya bagi Kabupaten Ngawi terutama dalam

menciptakan lapangan pekerjaan. Hal ini terlihat dalam Tabel 2.

Page 16: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KERIPIK TEMPE DI … · keripik tempe sebagai makanan khas daerah dari Ngawi, perhatian Pemerintah Daerah terhadap industri keripik tempe, ketersediaan

3

Tabel 2. Jumlah Usaha dan Tenaga Kerja Industri Unggulan di Kabupaten

Ngawi Tahun 2015

No. NamaProduk Pengusaha Tenaga Kerja

1 Tempe/Keripik Tempe 1171 3621

2 Kayu Unik 89 945

3 Tas Plastik 2584 2715

4 Konveksi 13 47

5 Batik Tulis 18 195

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Ngawi, 2016.

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa industri keripik tempe ini

menjadi industri unggulan pertama di Kabupaten Ngawi pada tahun 2015. Di

Kabupaten Ngawi terdapat industri unggulan yang bergerak di bidang industri

pengolahan makanan. Salah satunya adalah industri keripik tempe. Banyaknya

pengusaha keripik tempe di Kabupaten Ngawi mampu menyerap tenaga kerja

dengan jumlah 3621 orang seperti terlihat dalam Tabel 2.

Lokasi industri keripik tempe ini mengelompok pada satu desa sehingga

membentuk suatu sentra industri keripik tempe di Desa Karangtengah Prandon

Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi. Persaingan yang kompetitif pun terjadi

dikarenakan produk yang dihasilkan bersifat sejenis (homogen). Pengusaha

yang tidak bisa mempertahankan kualitas produksinya maka akan mengalami

kemunduran. Di Desa Karangtengah Prandon ini terdapat 88 pengusaha keripik

tempe, 154 pengusaha tempe, dan 135 pengusaha lainnya seperti pengusaha

tahu, batik, dan industri pengolahan makanan atau minuman. Jumlah industri

atau kerajinan di Desa Karangtengah Prandon Kecamatan Ngawi Kabupaten

Ngawi Tahun 2016, disajikan pada Tabel 3:

Tabel 3. Jumlah Industri atau Kerajinan di Desa Karangtengah Prandon

Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi Tahun 2016

No Nama Produk Pengusaha

1 Keripik Tempe 88

2 Tempe 154

3 Lainnya 135

Jumlah 377

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2016.

Industri keripik tempe di Desa Karangtengah Prandon masih

dihadapkan pada permasalahan keterbatasan dalam hal pemasaran, kurangnya

Page 17: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KERIPIK TEMPE DI … · keripik tempe sebagai makanan khas daerah dari Ngawi, perhatian Pemerintah Daerah terhadap industri keripik tempe, ketersediaan

4

modal ataupun bantuan, dan kurangnya promosi. Kendala dalam hal pemasaran

dikarenakan rata-rata pengusaha kripik tempe memasarkan produknya melalui

perantara atau dijual ke pengepul guna mendapatkan kepastian produksi dan

modal yang dikeluarkan bisa cepat kembali. Lokasi industri keripik tempe yang

mengelompok di satu desa dapat menyebabkan ketidakmerataan bantuan

ataupun modal karena keterbatasan dana. Kurangnya promosi terlihat dari

mayoritas pengusaha keripik tempe menjual produk di lingkup lokal.

Selain itu, juga keinginan tetap mempertahankan dan mengembangkan

produk unggulan Kabupaten Ngawi yaitu keripik tempe itulah yang mendorong

peneliti untuk melakukan penelitian ini. Produk unggulan keripik tempe ini

diharapkan selalu menjadi makanan (oleh-oleh) khas dari Kabupaten Ngawi

karena hal ini merupakan sebuah image yang dapat membantu untuk

mempromosikan suatu pemerintah daerah juga sebagai sumber pendapatan

bagi masyarakat daerah setempat. Kenyataan inilah yang mendorong peneliti

mengadakan penelitian mengenai strategi pengembangan industri keripik

tempe di Desa Karangtengah Prandon Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi.

B. Rumusan Masalah

Industri keripik tempe ini merupakan industri unggulan di Kabupaten

Ngawi. Di Kabupaten Ngawi terdapat 1171 pengusaha industri keripik tempe

dan tempe. Banyaknya industri keripik tempe di Desa Karangtengah Prandon

Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi menjadikan iklim usaha industri yang

kompetitif. Jumlah pengusaha keripik tempe di Desa Karangtengah Prandon

sendiri sebanyak 88 pengusaha keripik tempe, sehingga dapat menyerap tenaga

kerja cukup banyak, serta industri ini harus lebih dikembangkan. Oleh karena

itu, dibutuhkan suatu strategi yang dapat meningkatkan keunggulan kompetitif

maupun komparatif dalam menghadapi persaingan yang ketat dan memasuki

pasar yang lebih luas.

Sebagian besar usaha pembuatan keripik tempe di Desa Karangtengah

Prandon Ngawi dihadapkan pada permasalahan seperti keterbatasan modal,

keterbatasan dalam hal pemasaran, dan kurangnya promosi yang

mengakibatkan pengusaha keripik tempe menghadapi berbagai resiko dalam

Page 18: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KERIPIK TEMPE DI … · keripik tempe sebagai makanan khas daerah dari Ngawi, perhatian Pemerintah Daerah terhadap industri keripik tempe, ketersediaan

5

menjalankan usaha. Pengusaha keripik tempe yang masih dalam skala industri

mikro dan kecil mengalami kekurangan modal karena keterbatasan modal yang

dimiliki (modal sendiri) dan ketidakmerataan bantuan akses permodalan dari

pemerintah akibat lokasi industri keripik tempe yang mengelompok di Desa

Karangtengah Prandon Ngawi.

Sistem pemasaran keripik tempe di Desa Karangtengah Prandon Ngawi

ini ada yang melalui pengepul, dijual sendiri, atau dititipkan di toko. Sistem

pemasaran melalui pengepul memiliki kelebihan yaitu produk keripik sudah

pasti terjual ke pengepul dan pengusaha keripik tempe mendapatkan modal

yang cepat kembali. Kelemahan sistem pemasaran melalui pengepul bahwa

jika keripik tempe dijual ke pengepul maka harga jualnya lebih rendah

sehingga keuntungannya tidak terlalu tinggi.

Pemasaran dengan sistem dijual sendiri memiliki kelebihan yaitu

pengusaha keripik tempe dapat mematok harga sesuai keinginannya sehingga

mendapatkan keuntungan sesuai yang diharapkan. Kelemahan pemasaran

dengan sistem dijual sendiri adalah pengusaha harus terjun langsung ke sasaran

pasar berusaha mencari pelanggan sendiri sehingga hal ini akan membutuhkan

waktu, biaya, dan hanya dapat menjangkau sedikit konsumen potensial apabila

tidak diiringi dengan perencanaan sistem pemasaran yang baik.

Pengusaha keripik tempe yang menjual keripik tempe dengan sistem

dititipkan di toko memiliki kelebihan yaitu harga jualnya lumayan tinggi

karena toko yang dititipi mayoritas adalah toko pusat oleh-oleh yang

dikunjungi masyarakat. Kelemahan dari menjual keripik tempe yang dititipkan

di toko adalah apabila keripik tempe tidak terjual habis dan kadaluarsa maka

produk keripik tempe akan dikembalikan lagi ke pengusaha keripik tempe

sehingga hal ini akan mengurangi pendapatan.

Setiap sistem pemasaran memiliki kelebihan dan kekurangannya

tersendiri, sehingga diperlukan pertimbangan dalam memilih sistem pemasaran

yang tepat agar keuntungan yang didapatkan bisa maksimal. Disamping itu,

lokasi industri keripik tempe yang mengelompok di Desa Karangtengah

Page 19: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KERIPIK TEMPE DI … · keripik tempe sebagai makanan khas daerah dari Ngawi, perhatian Pemerintah Daerah terhadap industri keripik tempe, ketersediaan

6

Prandon Ngawi menimbulkan persaingan yang tidak sehat antar pengusaha,

yang menyebabkan pengusaha mendapatkan untung kurang maksimal.

Permasalahan lain yang muncul yaitu kurangnya inovasi produk.

Seiiring dengan perkembangan zaman dan mengikuti selera konsumen

diperlukan inovasi produk, misalnya dengan mengembangkan aneka rasa dan

bentuk potongan keripik tempe sehingga tidak hanya rasa original saja dengan

bentuk kotak. Tanpa mengubah kekhasan citarasa kreasinya yang asli dan

meningkatkan kualitas mutunya dengan mempertahankan harga. Adanya

pembinaan dari pihak pemerintah maupun pihak yang pernah mengadakan

pembinaan dan pelatihan di industri keripik tempe yang tidak mengalami

keberlanjutan. Pembinaan dari mahasiswa KKN tentang suatu inovasi produk

keripik tempe yang diperkenalkannya tidak diadopsi oleh pengusaha keripik

tempe setempat sehingga setelah pelatihan selesai sudah tidak ada

keberlanjutan dari inovasi produk tersebut. Hal tersebut dapat terjadi karena

ketidakmerataan dan kurangnya pengawasan dari pemerintah serta kurangnya

motivasi pengusaha keripik tempe dalam menerima suatu pembinaan.

Lemahnya peran kelembagaan di sekitar industri keripik tempe. Ini

terlihat dari adanya koperasi yang dibubarkan. Koperasi ini dibubarkan

disebabkan oleh banyaknya pengusaha keripik tempe yang lebih memilih

melakukan penjualan langsung maupun ke pengepul daripada harus lewat

koperasi. Dikarenakan produk keripik tempe dititipkan atau ditampung terlebih

dahulu di koperasi untuk waktu yang cukup lama sedangkan pembayaran

dibayar di akhir. Dimana pengusaha keripik tempe kesulitan untuk

mendapatkan modal yang cepat kembali. Hal-hal tersebut menuntut pengusaha

untuk membuat strategi pengembangan yang mampu membawa industri

keripik tempe tetap eksis dan mampu menghadapi persaingan. Kekuatan dan

peluang yang dimiliki harus mampu mengatasi kelemahan serta ancaman yang

ada pada industri keripik tempe ini.

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan utama yang dikaji

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 20: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KERIPIK TEMPE DI … · keripik tempe sebagai makanan khas daerah dari Ngawi, perhatian Pemerintah Daerah terhadap industri keripik tempe, ketersediaan

7

1. Apa saja faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap

pengembangan industri keripik tempe di Desa Karangtengah Prandon

Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi?

2. Alternatif strategi apa saja yang dapat diterapkan dalam mengembangkan

industri keripik tempe di Desa Karangtengah Prandon Kecamatan Ngawi

Kabupaten Ngawi?

3. Prioritas strategi apa yang dapat diterapkan dalam mengembangkan industri

keripik tempe di Desa Karangtengah Prandon Kecamatan Ngawi Kabupaten

Ngawi?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap

pengembangan industri keripik tempe di Desa Karangtengah Prandon

Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi.

2. Merumuskan alternatif strategi apa saja yang dapat diterapkan dalam

mengembangkan industri keripik tempe di Desa Karangtengah Prandon

Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi.

3. Merumuskan prioritas strategi apa yang dapat diterapkan dalam

mengembangkan industri keripik tempe di Desa Karangtengah Prandon

Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi banyak pihak. Adapun

kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan serta

merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret.

2. Bagi pelaku usaha keripik tempe, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan tambahan informasi dan masukan sebagai bahan pertimbangan

dalam menentukan kebijakan terkait dengan kegiatan operasional dan

pengembangan usaha.

Page 21: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KERIPIK TEMPE DI … · keripik tempe sebagai makanan khas daerah dari Ngawi, perhatian Pemerintah Daerah terhadap industri keripik tempe, ketersediaan

8

3. Bagi Pemerintah Daerah Ngawi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi

sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan dalam penyusunan

kebijakan terutama dalam pengembangan usaha industri keripik tempe.

4. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

tambahan referensi dalam penyusunan penelitian selanjutnya atau

penelitian-penelitian sejenis.