Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL
MENENGAH WARMINDO WALA WELEU BERDASARKAN
ANALISIS SWOT
(Kasus Jalan Kledokan III Caturtunggal, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan EkonomiBidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Alexander Christian Agnefa11 1334 041
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk keluarga besar Semarang dan KuninganKeluarga Mbah Kuat dan Keluarga Abah Akrim
Kupersembahkan karya ini untuk almamaterkuUniversitas Sanata Dharma Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Jadilah Garam Dan Terang Dunia( Matius 5:13-15)
Terjadilah Padaku Menurut Perkataan-Mu( Lukas 1:38 )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar
pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 11 Juni 2018
Penulis
Alexander Christian Agnefa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUANPUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Alexander Christian AgnefaNomor Mahasiswa : 111334041
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada PerpustakaanUniversitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAHWARMINDO WALA WELEU BERDASARKAN ANALISIS SWOT
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikankepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolahnya dalam bentuk pangkalandata, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet ataumedia lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari sayamaupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama sayasebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta,Pada tanggal 11 Juni 2018
Yang menyatakan,
( Alexander Christian Agnefa )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAHWARMINDO WALA WELEU BERDASARKAN ANALISIS SWOTKasus Jalan Kledokan III Caturtunggal, Depok, Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta
Alexander Christian AgnefaUniversitas Sanata Dharma
2017
Peneltian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) strategi pengembanganpermodalan bagi UMKM Warmindo Wala Weleu berdasarkan analisis SWOT, (2)strategi pengembangan pemasaran bagi UMKM Warmindo Wala Weleuberdasarkan analisis SWOT.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif. Survei pada pemilikdan karyawan sebanyak 4 orang pada bulan Desember 2016. Data dikumpulkandengan wawancara dan kuesioner yang kemudian diolah berdasarkan analisisSWOT.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) strategi pengembangan usaha yangdapat dilakukan Warmindo Wala Weleu adalah Strategi Kekuatan – Peluang (S –O), (2) strategi pengembangan permodalan adalah menerapkan prinsip dasarakuntansi dalam pengelolaan dana, (3) strategi pengembangan pemasaran adalahmelakukan promosi produk dari Warmindo Wala Weleu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
DEVELOPMENT STRATEGY FOR MICRO BUSINESS WARMINDOWALA WELEU BASED ON SWOT ANALYSIS
A Case Study at Kledokan III Street, Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta
Alexander Christian AgnefaUniversitas Sanata Dharma
2017
The purposes of this reseach are to know about : (1) development strategy ofcapital for Micro Business Warmindo Wala Weleu based on SWOT analysis. (2)development strategy of marketing for Micro Business Warmindo Wala Weleubased on SWOT analysis.
This research is a kind of quantitative descriptive research. Data taken fromthe owner and also from the four employees. This research was carried out inDecember 2016. Data were gathered by interview and the questionnaires whichwere processed by SWOT analysis.
The result of this research shows that : (1) development business strategy forWarmindo Wala Weleu is in strength – opportunity (S – O) strategy principle, (2)strategy of capital development applied accounting basic principle, (3) marketingdeelopment strategy is carrying out by promoting products from Warmindo WalaWeleu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah Warmindo Wala
Weleu Analisis SWOT”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Untuk
itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang dalam dan tulus kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus, yang selalu menyertai kehidupan penulis melalui berkat
dan kuasaNya.
2. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Ignatius Bondan Suratno S.Pd., M.Si. selaku Kepala Program Studi
Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak Agustinus Heri Nugroho S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang
bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran, untuk memberikan bimbingan,
perhatian, masukan, yang sangat berharga dengan penuh kesabaran sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
5. Saudara Tatang Patrik Yohanes Talarmin yang berkontibusi besar dalam
terwujudnya Warmindo Wala Weleu dan sahabat setia dalam situasi segala
lingkungan pergaulan dan pergumulan masalah selama berjuang di tengah
Kota Yogyakarta sebagai anak rantau Kuningan.
6. Ayu dan Marcel Karyawan sekaligus Sahabat perjuangan Warmindo Wala
Weleu.
7. Seluruh dosen dan staf sekretariat Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan pengarahan untuk
membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.
8. Responden yang telah membantu penulis dengan mengisi kuesioner guna
melengkapi data yang penulis perlukan.
9. Kedua orang tuaku yang selalu mendukung melalui doa, kasih sayang,
semangat, nasihat untuk selalu sabar dan bersyukur dalam melakukan segala
hal.
10. Kedua adikku Edward dan Damian tersayang, kakak angkatku dari SMA
Stefanus Chandra.
11. Mikail Adi V, Bayu Wiratmoko, David Christo Hutapea, Abednego, serta
teman-teman SMA yang selalu mendukung melalui semangat, dan doa.
12. Fransisca Ayu Gayatri yang selama ini selalu mendampingi dalam
penyelesaian skripsi ini, dengan memberikan support, semangat, dan doanya.
13. Ayu, Ali, Gius, Hosse, Boy, Albet, Japri, Cahyo dan Frans atas kontribusi ide
serta motivasi dalam menyelesaikan skripsi maupun patner in crime selama
di Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
14. Untuk sahabat-sahabatku dan adik-adik angkatku dari SMA SEDES
SAPIENTIAE angkatan tahun kelulusan 2011, 2012 dan 2013 atas dinamika
persaudaraan maupun sahabat satu lingkungan pergaulan selama di
Yogyakarta.
15. Kawan-kawan satu rumah kost mulai dari Gowok sampai Wisma Ardissal
atas canda tawa dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.
16. Kakek nenek semua, om, pakde, bulik, ua, mimih dan sepupu yang selalu
memberikan dukungan, doa dan semangat.
17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang
memberikan bantuan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun bagi penulis agar dapat belajar lebih baik lagi untuk ke depannya dan
skripsi ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan semua pihak yang
membutuhkan.
Yogyakarta, 11 Juni 2018Penulis
Alexander Christian Agnefa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
HALAMAN PERSEMBAHAN iv
HALAMAN MOTTO v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS vii
ABSTRAK viii
ABSTRACT ix
KATA PENGANTAR x
DAFTAR ISI xiii
DAFTAR TABEL xvii
DAFTAR GAMBAR xviii
DAFTAR LAMPIRAN xix
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Batasan Masalah 8
C. Rumusan Masalah 8
D. Tujuan Penelitian 8
E. Manfaat Penelitian 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
BAB II KAJIAN TEORI 10
A. Strategi 10
1. Definisi Strategi 10
2. Perumusan Strategi 11
3. Tingkatan Strategi 12
4. Jenis-Jenis Strategi 13
B. Pengembangan 15
C. Usaha 16
D. Pengembangan Usaha 17
1. Definisi Pengembangan Usaha 17
2. Unsur Pengembangan Usaha 18
3. Tingkatan Pengembangan Usaha 19
4. Masalah-Masalah Pengembangan Usaha 20
E. Usaha Mikro 24
F. Analisis SWOT 25
G. Strategi Pengembangan Usaha Mikro Dengan Analisis SWOT 27
H. Warmindo 30
I. Penelitian Sebelumnya 31
J. Modal 32
K. Pemasaran 34
J. Kerangka Berpikir 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 42
A. Pendekatan Penelitian 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
B. Jenis Penelitian 42
C. Variabel Penelitian 43
D. Teknik Pengumpulan Data 43
E. Narasumber Penelitian 44
F. Teknik Analisis Data 44
G. Tahapan Analisis SWOT 45
H. Operasional Variabel 45
I. Identifikasi Faktor-Faktor Internal dan Eksternal 46
J. Penyusunan Kuesioner 46
K. Penentuan Responden Pengisian Kuesioner 47
L. Analisis Data 47
M.Pembatasan Masalah 53
BAB IV GAMBARAN UMUM WARMINDO WALA WELEU 54
A. Gambaran Umum Warmindo Wala Weleu 54
1. Sejarah Warmindo Wala Weleu 54
2. Letak dan Luas Warmindo Wala Weleu 56
3. Menu, Resep dan Harga Produk Warmindo Wala Weleu 56
4. Jam Beroperasi Warmindo Wala Weleu 58
5. Fasilitas Warmindo Wala Weleu 59
6. Struktur Organisasi 62
7. Segmentasi Pasar Warmindo Wala Weleu 62
BAB V PEMBAHASAN 63
A. Hasil Analisis SWOT 63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
B. Strategi Pengembangan UMKM Warmindo Wala Weleu 75
C. Data Tambahan Dari Pemilik Warmindo Wala Weleu 77
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 80
A. Kesimpulan 80
B. Saran 81
C. Keterbatasan Penelitian 82
DAFTAR PUSTAKA 83
LAMPIRAN 85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Sumbangan UMKM periode 2010-2013 2
Tabel 1.2 Faktor internal dan eksternal selama prasurvey 6
Tabel 3.1 Kisi-kisi Pemasaran dan Permodalan 46
Tabel 5.1 Elemen Faktor Internal Warmindo Wala Weleu 64
Tabel 5.2 Elemen Faktor Eksternal Warmindo Wala Weleu 64
Tabel 5.3 Perumusan Internal dan Eksternal Tambahan 65
Tabel 5.4 Faktor Kekuatan dan Kelemahan Warmindo Wala Weleu 66
Tabel 5.5 Faktor Peluang dan Ancaman Warmindo Wala Weleu 67
Tabel 5.6 Internal Strategy Factor Analysis System (IFAS) 68
Tabel 5.7 Eksternal Strategy Factor Analysis System (EFAS) 69
Tabel 5.8 Matriks Interaksi Faktor Internal dan Eksternal 71
Tabel 5.9 Matriks Interaksi IFAS-EFAS SWOT 72
Tabel 5.10 Pembobotan Hasil Kuesioner SWOT 74
Tabel 5.11 Urutan Alternatif Strategi SWOT 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Langkah-langkah analsis SWOT 41
Gambar 4.1 Struktur organisasi Warmindo Wala Weleu 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Kuesioner 86
Lampiran II Data Responden 90
Lampiran III Hasil Instrumen Pemasaran 92
Lampitan IV Hasil Instrumen Permodalan 94
Lampiran V Data Kuesioner Tambahan 96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era globalisasi menimbulkan persaingan pelaku usaha yang ketat.
Segala bentuk usaha yang ingin bertahan dan berkembang memerlukan
strategi managemen secara efisien dan efektif. Bentuk usaha apapun pasti
memiliki kelebihan dan kelemahan, baik disadari atau tidak oleh pelaku
usaha. Namun pada dasarnya, pelaku usaha ingin memanfaatkan kelebihan
usahanya dan meminimalis kelemahan. Bentuk pemanfaatan dalam usaha
dinamakan strategi (Agyris, 1985). Strategi merupakan respon secara terus
menerus terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kelemahan internal
yang dapat mempengaruhi organisasi (Rangkuti, 1997:4).
Strategi tidak terlepas dari analisis manajemen yang melekat pada
bidang usaha atau organisasi. Analisis usaha bersinggungan dengan aspek-
aspek managemen. Kadarman bersama Jusuf mengartikan managemen
sebagai rentetan langkah terpadu untuk mengembangkan suatu usaha atau
organisasi sebagai sistem bersifat dinamis dan teknis. Menurut Rangkuti
(2007) di dalam managemen terdapat sistem pengembangan, pengawasan
dan pengendalian yang berdampak baik bagi perintis usaha maupun usaha
sedang beroperasi agar mampu bersaing, bertahan dan berkembang dengan
strategi yang telah dirumuskan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) salah satu bagian penting
dari perekonomian suatu daerah maupun negara. Peran penting UMKM
telah mendorong negara Indonesia untuk terus berupaya mengembangan
UMKM. Walaupun kecil dalam skala jumlah pekerja, aset dan pendapatan,
namun dengan jumlahnya yang besar dapat menunjang perekonomian.
Perkembangan dan timbal balik UMKM terhadap negara menunjukkan
peningkatan yang signifikan. Hal ini dibuktikan dengan data BPS di bawah
ini:
Tabel 1.1
Sumbangan UMKM periode 2010-2013
No Indikator Satuan 2010 20111 Jumlah UMKM Unit 53.823.732 55.206.4442 Pertumbuhan UMKM Persen 2,01 2,573 Jumlah Tenaga Kerja UMKM Orang 99.401.775 101.772.4584 Pertumbuhan Tenaga Kerja UMKM Persen 3,32 2,335 Sumbangan PDB UMKM Rp. Miliar 1.282.571,80 1.369.326,006 Pertumbuhan Sumbangan PDB Pesen 5,77 6,767 Nilai Ekspor UMKM Rp. Miliar 175.894,89 187.441,828 Pertumbuhan Nilai Ekspor UMKM Persen 8,41 6,56
No Indikator Satuan 2012 20131 Jumlah UMKM Unit 56.534.592 57.895.7212 Pertumbuhan UMKM Persen 2,41 2,413 Jumlah Tenaga Kerja UMKM Orang 107.657.509 114.144.0824 Pertumbuhan Tenaga Kerja UMKM Persen 5,83 6,035 Sumbangan PDB UMKM Rp. Miliar 1.451.460,20 1.536.918,806 Pertumbuhan Sumbangan PDB Pesen 6,00 5,897 Nilai Ekspor UMKM Rp. Miliar 166.626,50 182.112,708 Pertumbuhan Nilai Ekspor UMKM Persen -11,10 9,29
Sumber : Data BPS tahun 2010-2013
Berdasarkan data pada tabel di atas pertumbuhan PDB UMKM tahun
2010 sebanyak 5,77% dan tahun 2013 meningkat menjadi 5,89%,
sedangkan pertumbuhan ekspor meningkat 9,29%. Data tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
menunjukkan bahwa UMKM semakin berkembang dalam perekonomian
nasional.
UMKM yang cukup berperan dalam pertumbuhan perekonomian
daerah Daerah Istimewa Yogyakarta adalah UMKM Warung Makan
Indomie (Warmindo). Salah satu UMKM Warmindo ini terletak di
Kelurahan Caturtunggal, Depok, Sleman yakni Warmindo Wala Weleu.
Penduduk Kelurahan Caturtunggal mayoritas merupakan penduduk domisili
sementara, karena di huni oleh mahasiswa dari berbagai wilayah di
Indonesia, sedangkan mata pencarian penduduk aslinya pegawai swasta,
PNS dan petani.
Berdasarkan prasurvey lapangan, Warmindo Wala Weleu merupakan
UMKM yang bergerak di bidang kuliner. Di mana komoditas utamanya
makanan dan minuman cepat saji, seperti produk mie instan Indomie,
sedangkan produk minumannya Good Day, Torabika dan Nutrisari. Produk-
produk tersebut banyak diminati lantaran enak, murah dan cepat saji. Selain
itu kelebihan produk-produk tersebut adalah pilihan rasa yang beragam
sesuai selera konsumen. Bagi kalangan mahasiswa, rasa enak dan harga
murah merupakan prioritas utama. Oleh karena itu, hadirnya UMKM
Warmindo Wala Weleu di Kelurahan Caturtunggal membantu para
mahasiswa menghemat pengeluaran uang saku yang terbatas. Aspek lain
UMKM Warmindo Wala Weleu adalah syarat modal yang tidak tinggi dan
tidak memerlukan keahlian khusus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Hasil wawancara dengan pemilik Warmindo Wala Weleu menutur
bahwa Wala Weleu mengalami titik statis dari berbagai faktor. Salah satu
faktor adalah harga bahan-bahan baku seperti bawang, ikan dan telur
melesat naik lantaran stok di Pasar Caturtunggal terbatas pada tahun 2016.
Kelangkaan itu menyebabkan pendapatan yang tidak sesuai dengan
pengeluaran. Pasalnya, harga jual di Warmindo Wala Weleu tidak bisa
diubah berdasarkan keputusan pemilik Warmindo Wala Weleu secara
sepihak. Permasalahan lain, rendahnya pengembangan produk, peralatan
masak dan fasilitas warung.
Solusi mengatasi permasalahan adalah penambahan alat dapur, namun
hal ini tidak terrealisasi karena keterbatasan modal. Permodalan merupakan
kendala yang tidak hanya dialami Warmindo Wala Weleu, tetapi pengusaha
kecil lainnya. Syarat-syarat UMKM dalam peminjaman modal merupakan
kendala tersendiri bagi pengusaha kecil. Keterbatasan modal berdampak
pada peralatan masak Warmindo Wala Weleu yang masih menggunakan
alat dapur rumahan. Hal ini dapat dilihat dalam pembuatan produk
makanan, bila dibandingkan dengan tempat makan lain yang sudah
menggunakan teknologi terbaru dapat mengurangi waktu pembuatan dengan
rasa yang sama. Kesulitan lain adalah tidak dapat menyediakan mesin
pendingin untuk menyimpan bumbu masak dan bahan lain yang mudah
busuk agar mengurangi biaya harian.
Faktor lain yang menghambat perkembangan Warmindo Wala Weleu
adalah persaingan usaha yang semakin padat di lingkungan Kledokan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Selama prasurvey terdapat 2 warung makan besar dan 3 WARMINDO
selain Warmindo Wala Weleu yang berdiri sepanjang Jalan Kledokan 3.
Kondisi lingkungan yang bersaing secara aktif tersebut menimbulkan
kesulitan sendiri dalam memperkenalkan Warmindo Wala Weleu pada
masyarakat di lingkungan Kledokan.
Selama prasurvei dikemukakan pula oleh pemilik Warmindo Wala
Weleu bahwa terdapat rencana membuka usahanya untuk beroperasi selama
24 jam. Pemilik menuturkan bahwa terdapat banyak mahasiswa yang dalam
pengamatannya masih aktif beraktivitas hingga larut malam. Menurut beliau
alasan mahasiswa masih aktif hingga larut malam adalah sedang
mengerjakan tugas dari dosen masing-masing universitas, menonton
pertandingan bola, menikmati kuliner yogyakarta di malam hari, bermain
bersama rekan-rekannya dan beberapa kegiatan lainnya. Terbayangkan oleh
pemilik para mahasiswa yang tinggal di kost daerah Kledokan enggan
masak untuk makan atau minum, sehingga ketika tengah malam akan
memutuskan keluar mencari warung terdekat dari tempat para mahasiswa
tinggal. Namun rencana tersebut menjadi hambatan bila mengingat kesulitan
memperoleh sumber daya manusia (SDM) merupakan kendala sendiri untuk
mewujudkan rencananya tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Berdasarkan data di atas, peneliti meringkas dalam bentuk tabel untuk
mempermudah pemahaman mengenai rincian data selama prasurvey.
Berikut rincian data pada Warmindo Wala Weleu dalam tabel SWOT
sederhana:
Tabel 1.2
Faktor internal dan eksternal selama prasurvey
No. Keterangan Indikator
1. Faktor Eksternal:
a. Peluang
1) Luasnya pasar di Kledokan.
2) Konsumsi dan daya beli masyarakat yang
terus meningkat.
3) Harga bahan baku relatif murah.
4) Ekspetasi pemilik terhadap organisasi tinggi.
5) Produk serupa di UMKM lain di sekitar
Kledokan selisih lebih mahal.
b. Ancaman
1) Tingginya kompetisi usaha daerah
Kledokan.
2) Penyediaan dana dalam waktu dekat tidak
memungkinkan.
2 Faktor Internal:
a. Kekuatan
1) Biaya modal rendah.
2) Biaya produksi rendah.
3) Sarana serta prasarana fisik diperoleh mudah
dan murah.
4) Karyawan berusia muda yang potensial
untuk dikembangkan.
5) Upah karyawan tidak tinggi.
6) Lokasi bidang usaha strategis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
7) Bidang usaha Warmindo menjadi pilihan
utama masyarakat terutama mahasiswa
untuk makan dan minum di Yogyakarta.
b. Kelemahan
1) Belum lengkapnya susunan standar
operasional produk.
2) Kompetensi karyawan dalam mengelola
dana tergolong rendah.
3) Belum memiliki sistem pengelolaan resiko
yang handal.
4) UMKM Warung pemilik belum begitu
dikenal oleh pasar.
Berdasarkan uraian di atas peneliti menarik 4 faktor secara garis besar
yang mempengaruhi kelangsungan usaha Warmindo Wala Weleu, yaitu:
SDA, SDM, modal dan pemasaran. Maka dari itu peneliti ingin menguji
lebih lanjut mengenai keempat faktor tersebut dalam kaitannya dengan
perumusan strategi pengembangan bagi UMK Warmindo Wala Weleu.
Kebutuhan kebijakan perihal strategi pengembangan oleh pemilik
UMKM Warmindo Wala Weleu mendorong peneliti untuk meneliti lebih
lanjut demi mempertahankan dan mengembangkan Warmindo Wala Weleu
dan usaha sejenis lainnya. Proses mengidentifikasi serta analisis
karakteristik Warmindo Wala Weleu menggunakan teori SWOT. Analisis
dari teori SWOT tersebut akan menjelaskan informasi yang dapat
memberikan arah bagi UMKM dalam mencapai tujuan usahanya dengan
memberikan indikasi tantangan usahanya dan meminimalkan resiko untuk
memenuhi kebutuhan pendapatan yang diinginkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
B. Batasan Masalah
Dalam proses penelitian ini ditemukan banyak aspek yang dapat
dianalisis. Aspek-aspek tersebut adalah produk, SDM, pelayanan konsumen,
persepsi pelanggan terhadap UMKM, permodalan serta pemasaran.
Peneliti memilih aspek permodalan serta pemasaran sebagai fokus
penelitian untuk dianalisis dengan teori SWOT.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan dalam latar belakang, maka
rumusan masalah yang disusun dalam penelitian ini adalah:
1. Apa strategi pengembangan permodalan dalam UMKM Warmindo Wala
Weleu berdasarkan analisis SWOT?
2. Apa strategi pengembangan pemasaran dalam UMKM Warmindo Wala
Weleu berdasarkan analisis SWOT?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan
penelitian yang hendak dicapai adalah:
1. Untuk mengetahui strategi pengembangan permodalan bagi UMKM
Warmindo Wala Weleu berdasarkan analisis SWOT.
2. Untuk mengetahui strategi pengembangan pemasaran bagi UMKM
Warmindo Wala Weleu berdasarkan analisis SWOT.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :
1. Pemilik UMKM Warmindo Wala Weleu
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi saran atau masukan
dalam menentukan strategi pengembangan UMKM Warmindo Wala
Weleu untuk mencapai tujuan usahanya.
2. Pengusaha UMKM Warmindo
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi saran atau masukan
bagi pengusaha UMKM Warmindo dalam mempertahankan dan
mengembangkan usahanya.
3. Pemerintah Yogyakarta
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi saran dan masukan
untuk pengambilan kebijakan mengenai UMKM Warmindo dan
sejenisnya di Daerah Istimewa Yogyakarta dalam mengembangkan
UMKM di lingkungan Kelurahan Kledokan dan seluruh masyarakat
Daerah Istimewa Yogyakarta.
4. Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi,
pembanding dan pengembangan bagi peneliti selanjutnya yang
melakukan riset mengenai UMKM.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Strategi
1. Definisi Strategi
Secara Etimologi, Strategi berasal dari turunan kata dalam Bahasa
Yunani yaitu Strategos yang berarti ‘Komandan Militer’ pada zaman
demokrasi Athena. Pada awalnya kata ini dipergunakan untuk kepentingan
militer saja tetapi kemudian berkembang ke berbagai bidang yang berbeda
seperti strategi bisnis, olahraga, ekonomi, pemasaran, perdagangan,
manajemen strategi dan sebagainya. Berikut beberapa pengertian strategi
menurut para ahli:
Menurut Craig dan Grant (1996), strategi adalah penetapan sasaran dan
tujuan jangka panjang sebuah perusahaan dan arah tindakan serta alokasi
sumber daya yang diperlukan untuk mencapai.
Menurut Freddy Rangkuti (2006 :183) strategi merupakan alat untuk
mencapai tujuan.
Menurut David (2001) strategi adalah cara untuk mencapai tujuan
jangka panjang. Strategi bisnis bisa berupa perluasan geografis,
diversifikasi, akusisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, rasionalisasi
karyawan, divestasi, likuidasi dan joint venture.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Definisi strategi menurut para ahli di atas dapat disimpulkan secara
garis besar bahwa strategi didefinisikan sebagai teknik untuk mendapatkan
kesuksesan dalam pencapaian tujuan suatu organisasi atau usaha.
2. Perumusan Strategi
Perumusan strategi merupakan proses penyusunan langkah-langkah ke
depan yang dimaksudkan untuk membangun visi dan misi organisasi,
menetapkan tujuan strategis dan keuangan perusahaan, serta merancang
strategi untuk mencapai tujuan tersebut dalam rangka menyediakan
customer value terbaik (Hitt, dkk 1997:15). Beberapa langkah yang perlu
dilakukan perusahaan dalam merumuskan strategi, yaitu:
a. Mengidentifikasi lingkungan yang akan dimasuki oleh perusahaan di
masa depan dan menentukan misi perusahaan untuk mencapai visi yang
dicita-citakan dalam lingkungan tersebut.
b. Melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal untuk mengukur
kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi
oleh perusahaan dalam menjalankan misinya.
c. Merumuskan faktor-faktor ukuran keberhasilan (key success factors) dari
strategi-strategi yang dirancang berdasarkan analisis sebelumnya.
d. Menentukan tujuan dan target terukur, mengevaluasi berbagai alternatif
strategi dengan mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki dan
kondisi eksternal yang dihadapi. Memilih strategi yang paling sesuai
untuk mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang. (Hariadi,
2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
3. Tingkatan Strategi
Merujuk pada pandangan Higgins (1985) dan Schendel dan Charles
Hofer menjelaskan adanya empat tingkatan strategi. Keseluruhannya disebut
Master Strategy, yaitu: enterprise strategy, corporate strategy, business
strategy dan functional strategy.
a. Enterprise Strategy
Strategi ini berkaitan dengan respons masyarakat. Setiap organisasi
mempunyai hubungan dengan masyarakat. Masyarakat adalah kelompok
yang berada di luar organisasi yang tidak dapat dikontrol. Dalam
masyarakat yang tidak terkendali itu terdapat pemerintahan dan berbagai
kelompok lain seperti kelompok penekan, kelompok politik dan
kelompok sosial lainnya. Maka dalam strategi enterprise terlihat relasi
antara organisasi dan masyarakat luar sejauh interaksi itu akan dilakukan
sehingga dapat menguntungkan organisasi. Strategi itu juga
menampakkan bahwa organisasi sungguh-sungguh bekerja dan berusaha
untuk memberi pelayanan yang baik terhadap tuntutan dan kebutuhan
masyarakat.
b. Corporate Strategy
Strategi ini berkaitan dengan misi organisasi sehingga sering disebut
Grand Strategy yang meliputi bidang yang digeluti oleh suatu organisasi.
c. Business Strategy
Strategi pada tingkat ini menjelaskan cara merebut pasar di tengah
masyarakat. cara menempatkan organisasi dalam prioritas konsumen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Semua itu dimaksudkan untuk dapat memperoleh keuntungan-
keuntungan strategi yang sekaligus mampu menunjang berkembangnya
organisasi ke tingkat yang lebih baik.
d. Fungsional Strategy
Strategi ini merupakan strategi pendukung dan penunjang suksesnya
strategi lain. Ada tiga jenis strategi fungsional yaitu:
(1) Strategi fungsional ekonomi yaitu mencakup fungsi-fungsi yang
memungkinkan organisasi hidup sebagai satu kesatuan ekonomi
yang sehat, antara lain yang berkaitan dengan keuangan, pemasaran,
sumber daya, penelitian dan pengembangan.
(2) Strategi functional manajemen yang mencakup fungsi-fungsi
manajemen yaitu planning, organizing, implementating, controlling,
staffing, leading, motivating, communicating, decision making,
representing, dan integrating.
(3) Strategi isu strategik yang fungsi utamanya ialah mengontrol
lingkungan, baik situasi lingkungan yang sudah diketahui maupun
situasi yang belum diketahui atau statis.
4. Jenis-Jenis Strategi
Berikut pilihan strategi yang dapat digunakan sesuai situasi yang
dihadapi organisasi:
a. Strategi Integrasi
Integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi horizontal kadang
semuanya disebut sebagai integrasi vertikal. Strategi integrasi vertikal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
memungkinkan perusahaan dapat mengendalikan para distributor,
pemasok, dan atau pesaing.
b. Strategi Intensif
Penetrasi pasar dan pengembangan produk disebut sebagai strategi
intensif karena semuanya memerlukan usaha-usaha intensif demi posisi
persaingan perusahaan dengan produk yang ada.
c. Strategi Diversifikasi
Terdapat tiga jenis strategi diversifikasi, yaitu diversifikasi
konsentrik, horizontal, dan konglomerat. Menambah produk atau jasa
baru, namun masih terkait biasanya disebut diversifikasi konsentrik.
Menambah produk atau jasa baru yang tidak terkait untuk pelanggan
yang sudah ada disebut diversifikasi horizontal. Menambah produk atau
jasa baru yang tidak disebut diversifikasi konglomerat.
d. Strategi Defensif
Selain strategi integrative, intensif, dan diversifikasi, organisasi juga
dapat menjalankan strategi defensif. Strategi defensif merupakan pilihan
perusahaan dalam hal rasionalisasi biaya, divestasi, atau likuidasi.
e. Strategi Umum Michael Porter
Menurut Porter ada tiga landasan strategi yang dapat membantu
organisasi memperoleh keunggulan kompetitif, yaitu keunggulan biaya,
diferensiasi, dan fokus. Porter menamakan ketiganya strategi umum.
Keunggulan biaya menekankan pada pembuatan produk standar
dengan biaya per unit sangat rendah untuk konsumen yang peka terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
perubahan harga. Diferensiasi adalah strategi dengan tujuan membuat
produk dan menyediakan jasa yang dianggap unik di seluruh industri dan
ditujukan kepada konsumen yang relatif tidak terlalu peduli terhadap
perubahan harga. Fokus berarti membuat produk dan menyediakan jasa
yang memenuhi keperluan sejumlah kelompok kecil konsumen.
B. Pengembangan
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) kata pengembangan
mengartikan proses, cara, perbuatan mengembangkan. Kata
mengembangkan sendiri memiliki arti memajukan atau meluaskan usaha
dagang dan sebagainya. Berikut definisi pengembangan menurut para ahli dan
undang-undang:
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2002,
pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah
terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat dan aplikasi
ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada atau menghasilkan
teknologi baru.
Menurut Seels & Richey (Alim Sumarno, 2012) pengembangan berarti
proses menterjemahkan atau menjabarkan spesifikasi rancangan ke dalam
bentuk fisik. pengembangan bertujuan untuk menghasilkan produk
berdasarkan temuan dari uji lapangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan
adalah proses atau cara untuk meningkatkan kualitas produk atau usaha ke arah
lebih baik untuk tujuan tertentu.
C. Usaha
Secara umum usaha merupakan setiap aktivitas yang dilakukan manusia
untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Jika diartikan secara khusus, istilah
usaha dapat diartikan ke dalam banyak makna dan sangat bergantung dengan di
mana istilah usaha ini digunakan. Contoh di bidang ekonomi, kata usaha
biasanya identik dengan aktivitas bisnis. Menurut KBBI, usaha adalah kegiatan
dengan mengerahkan tenaga, pikiran atau badan untuk mencapai suatu tujuan.
Usaha atau organisasi menurut ilmu ekonomi diartikan oleh beberapa ahli
diantaranya:
1. J. R. Schermehorn
Organisasi adalah sekumpulan oeang yang bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama.
2. Dwight Waldo
Organisasi adalah struktur antar hubungan pribadi yang berdasarkan
wewenang formal dan kebiasaan di dalam suatu system administrasi.
3. Harold Kontz & Doonell
Organisasi adalah hubungan struktural dengan mana sesuatu perusahaan
dipersatukan dalam rangka kerja dan kinerja perseorangan dikoordinasikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Uraian definisi usaha atau organisasi di atas dapat disimpulkan bahwa
usaha merupakan unit bisnis yang melakukan kegiatan ekonomi secara
masif demi mencapai tujuan organisasi.
D. Pengembangan Usaha
1. Definisi Pengembangan Usaha
Pengembangan suatu usaha adalah tanggung jawab dari setiap
pengusaha atau wirausaha yang membutuhkan pandangan kedepan,
motivasi dan kreativitas (Anoraga, 2007:66). Jika hal tersebut dapat
dilakukan oleh setiap wirausaha, maka besarlah harapan untuk dapat
menjadikan usaha yang semula kecil menjadi skala menengah bahkan
menjadi sebuah usaha besar. Berikut definisi pengembangan usaha menurut
para ahli lainnya:
Menurut Brown dan Petrelo (Sugiono 2004:20) pengembangan usaha
adalah suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan
masyarakat. Apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga
usaha akan meningkat pula demi memenuhi kebutuhan tersebut.
Menurut Steinford (Haris 2012) pengembangan usaha adalah kegiatan
milik badan usaha atau perseorangan yang menyediakan barang atau jasa
yang diperlukan konsumen. Kegiatan tersebut beroperasi dengan memiliki
badan hukum atau tidak memiliki badan hukum.
Berdasarkan definisi ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
definisi pengembangan usaha adalah kegiatan mengembangkan produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
barang atau jasa yang bertujuan memenuhi kebutuhan konsumen dan
eksistensi organisasi terhadap persaingan bisnis.
2. Unsur Pengembangan Usaha
Menurut Freddy Rangkuti terdapat 2 unsur dalam pengembangan usaha
yaitu:
a. Unsur dari dalam organisasi atau faktor internal yakni:
(1) Terdapat niat dari pengusaha untuk mengembangkan usahanya
menjadi lebih besar.
(2) Mengetahui teknik memproduksi barang seperti jumlah barang yang
harus di produksi, cata yang efektif untuk mengembangkan produk
dan sebagainya.
(3) Menyusun anggaran yang bertujuan menghitung pemasukan dan
pengeluaran produk.
b. Unsur dari luar organisasi atau faktor eksternal yakni:
(1) Mengikuti perkembangan informasi dari luar organisasi.
(2) Tidak mengandalkan dana pinjaman dari luar
(3) Mengetahui lingkungan sekitar yang baik untuk mendirikan usaha.
(4) Harga dan kualitas produk sejenis.
(5) Diferensiasi produk.
(6) Peluang usaha.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
3. Tingkatan Pengembangan Usaha
Tingkatan dalam pengembangan usaha yakni:
a. Tingkat Produk
Tingkat produk memfokuskan perusahaan dalam pengembangan
produk atau menciptakan produk baru.
b. Tingkat Komersial
Bentuk pengembangan usaha di tingkat komersial berarti prospeksi
murni et Dur. Hal ini berarti fokus berburu pelanggan baru dan
memposisikan perusahaan di segmen pasar yang baru. Sebagai contoh,
perusahaan dapat terdiri dari agen seperti; distributor, pemegang lisensi,
franchisee, atau cabang nasional atau internasional.
c. Tingkat Korporasi.
Situasi ketika perusahaan harus memutuskan diantara pilihan
membuat atau membeli kompetensi organisasi tertentu dan menentukan
untuk memasuki bidang pengembangan bisnis perusahaan maka inilah
pengembangan tingkat korporasi. Pengembangan ini berfokus di luar
daripada produk maupun komersial tingkat tetapi pada korporasi
tingkatan usaha.
d. Tingkat keamanan dalam proses penjualan barang
Pengembangan tingkat ini menggunakan cara menjual produk
dengan harga yang terjangkau dan memiliki kualitas yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
4. Masalah-masalah dalam suatu Pengembangan Usaha
Adapun analisa masalahnya yakni:
a. Faktor kurangnya permodalan
Permodalan merupakan faktor utama yang diperlukan untuk
mengembangkan suatu unit usaha. Kurangnya permodalan dikarenakan
pada umumnya usaha kecil dan menengah merupakan usaha perorangan
atau perusahaan yang sifatnya tertutup dan mengandalkan modal dari si
pemilik yang jumlahnya terbatas. Sedangkan modal pinjaman dari bank
atau lembaga keuangan lainnya sulit diperoleh karena persyaratan secara
administratif dan teknis yang diminta oleh bank tidak dapat dipenuhi.
b. Kesulitan dalam pemasaran produk
Kesulitan memasarkan produk dapat berakibat berlebihnya
penyimpanan produk di gudang. Hal ini berakibat pada pendapatan bagi
unit usaha.
c. Persaingan usaha yang semakin ketat
Persaingan usaha yang semakin ketat mendesak para pengusaha
bersaing dengan pengusaha lainnya. Hal ini apabila tidak diantisipasi
maka pengusaha yang kalah bersaing akan mengalami gagal produk.
d. Kesulitan bahan baku
Kesulitan dalam bahan baku adalah faktor yang sangat vital dalam
proses pengembangan usaha . Jika tidak ada bahan baku maka akan
dipastikan secara perusahaan tidak bisa melakukan kegitan usahanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
e. Kurangnya keahlian teknis dan tenaga ahli
Suatu unit usaha membutuhkan tim kerja dan spesialisasi untuk
mengembangkan perusahaannya. Maka diperlukan investasi dalam
penerimaan tenaga ahli dan pengembangan sumber daya manusia.
f. Pemasaran
Pemasaran mencakup analisis dalam memasarkan produk di dalam
maupun di luar negeri. Sebagai berikut merupakan contoh aspek
pemasaran (segmentasi) yakni permintaan produk, penempatan unit
usaha, potensi pasar, tata cara memasarkan produk serta tender pekerjaan
utamanya pada usaha jasa.
g. Bahan Baku
Persediaan bahan baku kurang memadai dan berfluktuasi adanya
kebijakan ekspor dan impor yang berubah-ubah, pembeli besar yang
menguasai bahan baku, pengusaha besar enggan membuat kontrak
dengan pengusaha kecil
h. Teknologi
Tenaga kerja terampil sulit diperoleh dan dipertahankan karena
lembaga pendidikan dan pelatihan kurang dapat menghasilkan tenaga
terampil yang sesuai dengan kebutuhan pengusaha kecil.
i. Manajemen
Pola manajemen yang sesuai dengan kebutuhan dan tahap
perkembangan usaha sulit diterapkan karena pengetahuan dan skill
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
pengusaha kecil relatif rendah. Akibatnya, pengusaha kecil belum
mampu menyusun strategi bisnis yang tepat.
j. Birokrasi
Perizinan tidak transparan, mahal, berbelit-belit, diskriminatif, lama
dan tidak pasti, serta terjadi tumpang tindih vertikal (antara pusat daerah)
dan horizontal (antar instansi daerah). Penegakan dan pelaksanaan
hukum dan berbagai ketentuan masih kurang serta cenderung kurang
tegas. Pengusaha kecil dan asosiasi usaha kecil kurang dilibatkan dalam
perumusan kebijakan tentang usaha kecil.
k. Infrastruktur
Masalah terkait infrastruktur yakni: Listrik, air dan telepon bertarif
mahal dan sering menghadapi gangguan serta pelayanan petugas yang
kurang baik. Terbatasnya prasarana yang dibutuhkan seperti jalan, listrik,
telepon, air, serta fasilitas penanganan limbah dan gangguan.
l. Kemitraan
Kemitraan antara usaha kecil dan usaha menengah dalam pemasaran
dan sistem pembayaran, baik produk maupun bahan baku, dirasakan
belum bermanfaat.
m. Pengembangan Produk
Kebanyakan kegagalan pengusaha adalah membuat produk yang
tidak dibutuhkan masyarakat atau salah langkah dalam menentukan
strategi pengembangan produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
n. Memetakan Kompetisi
Poltak (2012) menyarankan agar setiap calon pengusaha untuk
melakukan riset SWOT (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman)
dan terus mengawasi para pesaing. Penyusunan rencana sangat penting
bila kompetisi terus terjadi.
o. Permintaan
Poltak (2012) mencontohkan Wal-Mart yang memposisikan untuk
pelanggan kelas bawah dengan menyediakan barang-barang generik dan
dengan harga paling murah. Positioning ini membuat permintaan Wal-
Mart menjadi elastis.
p. Harga
Penentuan harga merupakan hal yang paling sulit ditentukan oleh
seorang yang baru terjun dalam dunia bisnis. Hal ini dikarenakan harga
perlu menyesuaikan situasi perekonomian atau berinovasi dengan
menciptakan produk baru yang terjangkau.
q. Siklus Penjualan
Seorang pengusaha pemula harus memperhatikan siklus penjualan
produknya, kertahanan produk lama atau tidak. Unit usaha juga harus
memperhatikan lamanya suatu produk di pasaran dengan terus berinovasi
mengeluarkan produk-produk baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
r. Pengelola berbeda dalam usaha
Hal ini dicontohkan jika dalam usaha bersama dan antar pengelola
membuat fungsi dan hak dalam menjalankan roda usaha, mudah
ditemukan berbeda pandangan dalam mengambil keputusan.
s. Persediaan
Dalam usaha perdagangan eceran atau grosir jika membeli stok yang
lokasinya jauh dari tempat usaha dapat terjadi keterlambatan dan
mengakibatkan stok kurang lengkap dan dapat menghambat pemasukan.
t. Biaya Awal
Biaya awal yang tinggi adalah biaya untuk operasional dan
perputaran awal. Hal ini bisa diartikan bahwa belum ada strategi
keuangan dalam pengertian improvisasi anggaran dan belanja.
E. Usaha Mikro
Secara umum usaha mikro didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi rakyat
yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil
penjualan tahunan serta kepemilikan. Menurut Bank Dunia, usaha mikro
merupakan model usaha terkecil. Amerika dan eropa mendefinisikan usaha
mikro sebagai usaha dengan jumlah pekerja di bawah 10 orang. Berikut
definisi usaha mikro menurut undang-undang, badan pemerintah dan para ahli:
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2008 menetapkan
definisi tentang usaha mikro, kecil, dan menengan. Definisi usaha mikro dalam
ketetapan undang-undang tersebut adalah usaha produktif milik perorangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
yang memenuhi kriteria kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 atau
memiliki hasil penjualan salam setahun paling banyak Rp300.000.000,00.
Menurut Kementrian Menteri Negara Koperasi dan UMKM, usaha kecil
termasuk usaha mikro adalah entitas usaha yang memiliki kekayaan bersih
paling banyak Rp200.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan
berdirinya usaha kecil. Hasil penjualan kriteria usaha kecil dalam setahun
paling banyak Rp1.000.000,00.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), definisi UMKM berdasarkan
kuantitas tenaga kerja adalah entitas usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja
sebanyak kurang dari 5 orang. Termasuk anggota keluarga yang tidak dibayar.
Menurut Bank Indonesia usaha mikro (SK. Direktur BI
No.31/24//Kep/DER tanggal 5 Mei 1998). Usaha yang dijalankan oleh rakyat
miskin atau mendekati miskin. Dimiliki oleh keluarga sumber daya lokal dan
teknologi sederhana.
Berdasarkan definisi usaha mikro di atas, dapat disimpulkan bahwa usaha
mikro adalah rintisan usaha yang didirikan dengan modal rendah dan pendiri
usaha dapat merangkap sebagai karyawan dalam usaha tersebut.
F. Analisis SWOT
Definisi Analisis SWOT Menurut Freddy Rangkuti (2009:18) adalah
proses identifikasi berbagai faktor secara sistematis guna menentukan rumusan
yang tepat dan melakukan strategi perusahaan yang terbaik. Analisis ini
berdasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan
peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan
keputusan strategis perusahaan selalu berkaitan erat dengan pengembangan
misi, visi, tujuan, strategi serta kebijakan perusahaan. Oleh karenanya
perencanaan yang strategis sangat memerlukan analisa-analisa dari masing
masing SWOT di lingkungan perusahaan saat ini.
Menurut Gitosudarmo (2001: 115) Kata SWOT merupakan pendekatan
dari Strenghts, Weakness, Opportunity, and Threats, yang dapat diterjemahkan
menjadi : Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman. Dalam metode atau
pendekatan ini harus ditentukan mengenai kekuatan yang perusahaan miliki,
kelemahan yang melekat pada perusahaan, kesempatan yang terbuka bagi
perusahaan dan mampu mengetahui ancaman, gangguan, hambatan serta
tantangan (AGHT) yang dihadapi perusahaan.
Pengertian Analisis SWOT Menurut Jogiyanto (2005:46) SWOT sangat
diperlukan dalam menilai kekuatan-kekuatan maupun kelemahan-kelemahan
dari sumber-sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan serta menilai
kesempatan-kesempatan eksternal maupun tantangan-tantangan yang dihadapi.
Berdasarkan teori para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa analisis
SWOT adalah analisis dari kekuatan, kelemahan, kesempatan serta ancaman
perusahaan berdasarkan factor internal dan eksternal perusahaan. Berikut
definisi faktor-faktor dalam SWOT.
1. Faktor berupa kekuatan
faktor-faktor kekuatan yang dimiliki oleh suatu perusahaan termasuk
satuan-satuan bisnis didalamnya adalah antara lain kompetisi khusus yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
terdapat dalam organisasi yang dilihat pada keunggulan unit usaha di
pasaran. Asumsi demikian dikarenakan satuan bisnis memilki sumber
keterampilan, produk andalan dan sebagainya yang membuatnya lebih kuat
dari pada pesaing dalam memuaskan kebutuhan pasar yang sudah dan
direncanakan akan dilayani oleh satuan usaha yang bersangkutan.
2. Faktor kelemahan
Faktor kelemahan yang dimaksud yakni keterbatasan atau kekurangan
dalam hal sumber, keterampilan, dan kemampuan yang menjadi penghalang
serius bagi penampilan kinerja organisasi yang tidak memuaskan.
3. Faktor peluang
Definisi peluang secara sederhana peluang ialah berbagai situasi
lingkungan yang menguntungkan bagi suatu satuan bisnis.
4. Faktor ancaman
Pengertian ancaman merupakan kebalikan pengertian peluang yaitu
faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan suatu satuan bisnis.
Faktor ini jika tidak diatasi akan menjadi bahaya bagi satuan bisnis yang
bersangkutan di masa sekarang maupun dimasa depan.
G. Strategi Pengembangan Usaha Mikro Dengan Analisis SWOT
Unit usaha yang menghasilkan berbagai jenis produk akan bersaing di
berbagai tingkatan bisnis atau pasar. Dengan demikian, strategi bisnisnya dapat
ditekankan pada Strategic Business Units (SBU). Pada prinsipnya SBU
memiliki karakteristik sebagai berikut (Hall, 1978: Abell dan Hammond,
1979):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
1. Memiliki misi dan strategi.
2. Menghasilkan produk atau jasa yang berkaitan misi dan strategi.
3. Menghasilkan produk atau jasa secara spesifik.
4. Bersaing dengan pesaing yang telah diketahui dengan jelas.
Konsep srategi mulai berkembang dari sekedar alat untuk mencapai tujuan
(Chandler) kemudian berkembang menjadi alat bersaing (Porter Learned,
Christensen) dan selanjutnya menjadi tindakan dinamis untuk menjadi respon
terhadap kekuatan-kekuatan internal dan eksternal (Mintzberg, Steiner), sampai
menjadi alat untuk memberikan motivasi kepada stakeholder agar perusahaan
dapat memberikan kontribusi secara maksimal. Seiring berjalannya waktu
konsep strategi berubah menjadi pemahaman keinginan konsumen di masa
yang akan datang dengan memperhatikan konsep dan pengembangan
perencanaan strategis untuk merebut peluang dengan pesaing dalam kompetisi
pasar.
Berdasarkan konsep di atas dapat diidentifikasikan berbagai aspek dalam
konsep strategi. Aspek-aspek tersebut merupakan bagian dari Kekuatan,
kelemahan, peluang serta ancaman (SWOT) dalam suatu unit bisnis. Sehingga
memerlukan analisis yang tepat untuk menentukan formula strategi yang akan
diterapkan pada unit bisnis. Analisis SWOT sebagai alat identifikasi berbagai
faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis
SWOT dapat dijadikan sebagai acuan alat perumusan strategi perusahaan.
Berikut matriks SWOT yang menggambarkan secara jelas faktor internal dan
eksternal sebagai alternatif perumusan strategi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
Peluang (O)
Strategi SO
Daftar kekuatan
untuk meraih
keuntungan dari
peluang perusahaan.
Strategi WO
Daftar untuk memperkecil
kelemahan dengan
memanfaatkan keuntungan
dari peluang yang ada.
Ancaman (T)
Strategi ST
Daftar kekuatan
untuk menghindari
ancaman.
Strategi WT
Daftar untuk memperkecil
kelemahan dan menghindari
ancaman.
Berdasarkan Matriks SWOT diatas maka didapatkan 4 langkah strategi
pengembangan yaitu sebagai berikut :
1. Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang
sebesar-besarnya. Strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan
untuk memanfaatkan peluang eksternal.
2. Strategi ST
Strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk
mengatasi ancaman. Strategi ST menggunakan kekuatan internal perusahaan
untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal.
F. Internal
F. Eksternal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
3. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada
dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. Strategi WO bertujuan
untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang
eksternal.
4. Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan
berusaha meminimalkan kelemahan serta menghindari ancaman. Strategi
WT bertujuan untuk mengurangi kelemahan internal dengan menghindari
ancaman eksternal.
Dari keempat langkah strategi tersebut dengan perhitungan analisis
SWOT yang ada, dapat ditemukan satu atau dua dari keempat pilihan diatas
sebagai strategi yang sesuai dengan kondisi perusahaan.
Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa strategi
pengembangan usaha usaha mikro dapat didapat setelah melalui proses
analisis SWOT dengan output pilihan antara SO, ST, WO dan atau WT.
H. Wamindo
Warmindo merupakan singkatan dari Warung Makan Indomie.
Warmindo sebelumnya dikenal oleh masyarakat sebagai warung burjo (bubur
kacang hijau) yang pada awalnya hanya sebuah warung yang menyediakan
menu makanan bubur kacang ijo dan ketan hitamnya dicampur dengan
santan. Namun saat ini, warung burjo tidaklah selalu identik dengan produk
kacang hijau. Berikut definisi Warmindo:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Menurut Rusli Warmindo adalah warung makan yang menjual olahan
produk berbahan dasar utama mie instan merk Indomie yang telah
disesuaikan dengan selera masyarakat Indonesia.
Wisnu berpendapat bahwa Warmindo ialah warung makan dengan menu
sederhana, harga terjangkau dan bentuk tempat sederhana yang fokus pada
konsumen dari klangan menengah ke bawah.
Dyah mengartikan Warmindo sebagai usaha mikro yang bergerak di
bidang olahan produk mie maupun minuman instan dan menunjuk keluarga
atau kerabat sebagai karyawan. Umumnya Warmindo melekat sebagai usaha
yang dirintis dan dioperasikan oleh orang Jawa Barat.
Berdasarkan definisi diatas, Warmindo dapat disimpulkan sebagai usaha
mikro atau kecil yang bergerak dalam bidang olahan mie instan dan
menembus konsumen kalangan menengah ke bawah.
I. Penelitian Sebelumnya
Berdasarkan penelitian sebelumnya dalam kasus strategi pengembangan
industri Batik Tulis Lasem (Tahwin & Mahmudi 2013:67), strategi
pengembangan industri Batik Tulis Lasem digunakan sebagai upaya
mewujudkan agar industri Batik Tulis Lasem menjadi kegiatan ekonomi yang
memiliki nilai tambah dan berdaya saing tinggi, tidak hanya memiliki
keunggulan komparatif melainkan juga keunggulan kompetitif sehingga
mampu menembus pasar ekspor. Rumusan strategi pengembangan didasarkan
kombinasi strategi matrik SWOT adalah strategi SO, yaitu menggunakan
kekuatan (Strength) yang dimiliki untuk memanfaatkan peluang (opportunity)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
yang ada. Implementasi strategi ini adalah mengembangkan jaringan
pemasaran dengan memanfaatkan networking serta mengembangkan quality
control dan meningkatkan produktifitas dengan memanfaatkan teknologi
modern.
Mengutip skripsi dari Anggreini (2016) yang berjudul Strategi
Pengembangan Usaha Kecil Menengan Sektor Industri Kerajinan Batu Bata
Berdasarkan Analisis SWOT di Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul,
Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk mengembangan sumber daya
manusia, teknologi, pemasaran dam permodalan industri batu bata piyungan.
Hasil penelitian tersebut didapatkan bahwa strategi yang efektif berdasarkan
kombinasi matrik SWOT adalah bertahan (WT). Industri kerajinan batu bata
perlu menciptakan inovasi produk, penambahan jenis produk agar memiliki
daya tarik yang tinggi dan mengadakan kerja sama dengan pedagang lain di
luar wilayah piyungan agar proses distribusi lebih luas.
J. Modal
1. Definisi Modal
Berikut modal menurut para ahli:
a. Prof. Bakker
Menurut Prof. Bakker, modal dapat diartikan sebagai barang –
barang konkret yang masih ada dalam rumah tangga perusahaan yang
ada dalam neraca bagian debit, maupun berupa daya beli atau pun nilai
tukar barang – barang yang tercatat di neraca bagian kredit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
b. Lawrence J. Gitman
Menurut Lawrence J. Gitman, pengertian modal adalah pinjaman
jangka panjang yang dimiliki oleh perusahaan, atau pun setiap hal yang
ada di bagian kanan neraca perusahaan selain kewajiban saat ini.
c. Bambang Riyanto
Menurut Bambang Riyanto, modal merupakan hasil produksi yang
digunakan kembali untuk memproduksi lebih lanjut. Dalam
perkembangannya, kemudian modal ditekankan pada nilai, daya beli,
atau pun kekuasaan menggunakan yang ada dalam barang – barang
modal.
2. Jenis – jenis Modal Perusahaan
a. Pinjaman
Pengertian modal pinjaman merupakan setiap modal yang didapatkan
dari hasil pinjaman kepada pihak luar perusahaan. Beberapa contoh modal
pinjaman adalah modal yang didapatkan dari penerbitan obligasi, modal
yang didapatkan dari pinjaman kepada kreditur, dan modal dagang.
b. Modal Sendiri
Modal sendiri merupakan setiap modal yang berasal dari modal
sendiri. Secara umum, modal sendiri dapat disamakan dengan modal
internal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
3. Biaya Operasional
Sudarsono dan Edillius (2001: 201) biaya operasional adalah biaya
operasi yang dikeluarkan untuk operasional usaha sebuah perusahaan.
Biaya operasional dikelompokkan menjadi:
a. Biaya tetap yaitu biaya yang jumlahnya tetap dalam kisaran volume
kegiatan tertentu.
b. Biaya variabel yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding
dengan perubahan volume dan frekuensi kegiatan.
K. Pemasaran
1. Definisi Pemasaran
Berikut definisi pemasaran menurut para ahli:
Menurut Hasan (2013:4), pemasaran adalah proses mengidentifikasi,
menciptakan dan mengkomunikasikan nilai, serta memelihara hubungan
yang memuaskan pelanggan untuk memaksimalkan keuntungan
perusahaan. “Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan
pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan
mendapatkan laba”. (Swastha dan Irawan, 2008:5)
Menurut Boyd, dkk (2000:4), “Pemasaran adalah suatu proses yang
melibatkan kegiatan-kegiatan penting yang memungkinkan individu dan
perusahaan mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui
pertukaran dengan pihak lain”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Menurut Downey (2002:3), ”Pemasaran didefenisikan sebagai telaah
terhadap aliran produk secara fisik dan ekonomik dari produsen melalui
pedagang perantara sampai ke tangan konsumen”.
2. Unsur Pemasaran
Menurut Mc. Daniel Dkk (2001:56) dalam pemasaran terdapat 4 unsur
penting yakni:
a. Product (produk)
Produk merupakan kombinasi barang dan jasa yang di tawarkan
perusahaan kepada pasar sasaran. Produk tidak hanya meliputi unit
fisiknya saja tetapi juga kemasan, garansi, merek, dan pelayanan purna
jual.
b. Price (harga)
Harga adalah apa yang harus diberikan oleh pembeli untuk
mendapatkan suatu produk. Harga bukan saja suatu komponen bagi
perusahaan untuk mengembalikan modalnya. Tetapi juga untuk
mendapatkan keuntungan dan menentukan kelangsungan hidup
perusahaan.
c. Place (Tempat )
Tempat menunjukan berbagai kegiatan yang di lakukan perusahaan
untuk menjadikan produk dapat diperoleh dan tersedia bagi
perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
d. Promotion (Promosi)
Promosi adalah kegiatan yang menghasilkan informasi,
membujuk, atau mengingatkan konsumen akan manfaat dari suatu
produk tujuan dari melakukan kegiatan promosi adalah:
1) memperkenalkan produk baru kepada masyarakat.
2) Memperpanjang masa kedewasaan produk.
3) Menjaga stabilitas prusahaan dari kemungkinan persaingan.
4) Mendorong penjualan produk.
L. Kerangka Berpikir
Kondisi awal Warmindo Wala Weleu ditemukan 2 faktor utama
permasalahan. Pertama, faktor pemasaran yaitu belum lengkapnya susunan
standar operasional produk dalam Warmindo Wala Weleu dan unit usaha
Warmindo Wala Weleu belum begitu dikenal oleh lingkungan berdirinya
Warmindo Wala Weleu. Kedua, faktor permodalan dalam hal ini ketersediaan
dana untuk mengembangkan produk dan pemasaran Warmindo Wala Weleu
relatif minim serta tidak memungkinkan diperoleh dalam waktu dekat.
Selain itu terdapat beberapa faktor lain yang menjadi peluang serta
kekuatan yang ditemukan pada Warmindo Wala Weleu. Faktor utama dalam
peluang tersebut adalah harga bahan baku yang murah dan konsumsi daya
beli masyarakat yang terus meningkat. Selanjutnya faktor utama dari
kekuatan adalah biaya modal dan produksi rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan dalam bentuk
tabel analisis SWOT sebagai berikut.
No. Keterangan Indikator
1. Faktor Eksternal:
d. Peluang
1) Luasnya pasar di Kledokan.
2) Konsumsi dan daya beli masyarakat yang terus
meningkat.
3) Harga bahan baku relatif murah.
4) Ekspetasi pemilik terhadap organisasi tinggi.
5) Produk serupa di UMKM lain di sekitar Kledokan
selisih lebih mahal.
e. Ancaman
1) Tingginya kompetisi usaha daerah Kledokan.
2) Penyediaan dana dalam waktu dekat tidak
memungkinkan.
2 Faktor Internal:
a. Kekuatan
1) Biaya modal rendah.
2) Biaya produksi rendah.
3) Sarana serta prasarana fisik diperoleh mudah dan
murah.
4) Karyawan berusia muda yang potensial untuk
dikembangkan.
5) Upah karyawan tidak tinggi.
6) Lokasi bidang usaha strategis.
7) Bidang usaha Warmindo menjadi pilihan utama
masyarakat terutama mahasiswa untuk makan dan
minum di Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
b. Kelemahan:
1) Belum lengkapnya susunan standar operasional
produk.
2) Kompetensi karyawan dalam mengelola dana
tergolong rendah.
3) Belum memiliki sistem pengelolaan resiko yang
handal.
4) UMKM Warung pemilik belum begitu dikenal
oleh pasar.
4 unsur utama dalam menganalisis SWOT Warmindo Wala Weleu telah
terpenuhi sehingga tahap selanjutnya akan diidentifikasi dalam matriks
SWOT yang nantinya diharapkan akan mendapatkan strategi yang sesuai
untuk diterapkan pada Warmindo Wala Weleu. Berikut matriks analisis
SWOT.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Kekuatan1. Biaya modal renzzzdah.2. Biaya produksi rendah.3. Sarana serta prasarana fisik diperoleh mudah dan murah.4. Karyawan berusia muda yang potensial untuk
dikembangkan.5. Upah karyawan tidak tinggi.6. Lokasi bidang usaha strategis.7. Bidang usaha Warmindo menjadi pilihan utama
masyarakat terutama mahasiswa untuk makan danminum di Yogyakarta.
Kelemahan1. Belum lengkapnya susunan strandar
prosedur operasional.2. Kompetensi karyawan dalam mengelola
dana tergolong rendah.3. Belum memiliki sistem pengelolaan resiko
yang handal.4. UMKM Warung pemilik belum dikenal oleh
pasar.
Peluang
1. Luasnya pasar diKledokan.
2. Konsumsi dan daya belimasyarakat yang terusmeningkat.
3. Harga bahan baku relatifmurah.
4. Ekspetasi pemilikterhadap organisasi tinggi.
5. Produk serupa di UMKMlain di sekitar Kledokanselisih lebih mahal.
Strategi SO1. Meningkatkan inovasi produk. (S2-S4-S7-O2-O3)
Strategi WO1. Memberikan promo produk yang bertujuan
untuk meningkatkan penjualan danmengenalkan Warmindo Wala Weleu. (S2-S4-S7-02-03)
Faktor Internal
Faktor Ekternal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Kekuatan1. Biaya modal rendah.2. Biaya produksi rendah.3. Sarana serta prasarana fisik diperoleh mudah dan
murah.4. Karyawan berusia muda yang potensial untuk
dikembangkan.5. Upah karyawan tidak tinggi.6. Lokasi bidang usaha strategis.7. Bidang usaha Warmindo menjadi pilihan utama
masyarakat terutama mahasiswa untuk makan danminum di Yogyakarta.
Kelemahan1. Belum lengkapnya susunan strandar
prosedur operasional.2. Kompetensi karyawan dalam mengelola
dana tergolong rendah.3. Belum memiliki sistem pengelolaan resiko
yang handal.4. UMKM Warung pemilik belum dikenal
oleh pasar.
Ancaman
1. Tingginya kompetisiusaha daerah Kledokan.
2. Penyediaan dana daripihak luar dalam waktudekat tidakmemungkinkan.
Strategi ST1. Menciptakan dan menjual produk baru di lingkungan
kledokan. (S1-S2-S6-T1)
Strategi WT1. Meminimalisir adanya memorial produk.2. Mengelola pengeluaran untuk menstabilkan
biaya tetap. (W1-W4-T1)
Faktor Internal
Faktor Ekternal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Berdasarkan pemaparan di atas berikut langkah-langkah analisis SWOT
terhadap Warmindo Wala Weleu dalam bentuk bagan.
Gambar 2.1
Bagan langkah-langkah analisis SWOT
Kondisi Awal
Tindakan
Pemasaran sertapermodalan kurang
meuaskan bagipemilik
Analisis SWOT
Peningkatanpemasaran serta
permodalan denganstrategi WT(Defensif)
Kondisi Akhir
Kesimpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus
(observational case studies) dengan pendekatan kuantitatif yang memadukan input
data kualitatif dan kuantitatif sekaligus (mix method). Karena pada penelitian ini,
penulis beranjak dari studi kasus yang menghasilkan input data kualitatif (persepsi
manusia) dengan bantuan kuesioner. Namun dalam analisisnya, data kualitatif
tersebut akan diolah menjadi data kuantitatif dengan menggunakan analisis SWOT
yang kemudian hasil analisisnya disimpulkan kembali melalui penjabaran hasil
analisis yang berbentuk kualitatif.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu suatu metode yang meneliti
mengenai status dan obyek tertentu, kondisi tertentu, sistem pemikiran atau suatu
kejadian tertentu pada saat sekarang. Tujuannya adalah untuk membuat deskripsi
atau gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-
sifat serta hubungan antara fenomena yang diteliti. Metode deskriptif digunakan
untuk mengkaji sesuatu seperti apa adanya (variabel tunggal) atau pola hubungan
(korelasional) antara dua variable atau lebih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian dapat dibedakan menjadi (Sugiono, 2011: 39)
1. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah permodalan dan pemasaran.
2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi variabel bebas.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data, yaitu :
1. Studi Kepustakaan, bertujuan untuk merumuskan konsep dan teori landasan
penelitian, melalui penelaahan berbagai literatur, buku, naskah ilmiah, laporan
penelitian, dokumen, yang berkaitan dengan pengembangan UMKM.
2. Observasi atau penelitian lapangan, yaitu teknik pengumpulan data melalui
pengamatan secara langsung pada obyek penelitian. Teknik observasi bertujuan
untuk mengamati suatu fenomena sosial sekaligus melakukan pengumpulan
data serta mengamati keseluruhan gejala-gejala atau fenomena yang terjadi.
Terdapat beberapa variabel penelitian yang berkenaan dengan observasi ini,
yakni berkaitan dengan strategi pengembangan permodalan dan strategi
pengembangan pemasaran UMKM Wala Weleu.
3. Wawancara, bertujuan untuk mendapatkan informasi secara langsung yang
dapat menjelaskan atau menjawab permasalahan penelitian yang bersangkutan
secara obyektif. Pada penelitian ini, wawancara dilakukan terhadap pe,ilik
Warmindo Wala Weleu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
4. Kuesioner, yakni berupa daftar pertanyaan yang berkaitan dengan permasalahan
penelitian yang harus dijawab dan diisi oleh responden sebagai sampel yang
terpilih. Responden dalam penelitian ini yakni Pemilik Warmindo Wala Weleu
dan karyawan.
E. Narasumber Penelitian
Narasumber untuk analisis perumusan model melalui metode SWOT ini
direncanakan sebanyak 4 orang. Pemilihan narasumber ditentukan secara sengaja
(purposive) berdasarkan tingkat kepentingannya terhadap permasalahan yang
diteliti serta pengetahuan dan pengalamannya terhadap permasalahan. Karena
tujuan penelitian adalah menggali informasi mengenai strategi pengembangan
permodalan dan strategi pengembangan pemasaran. Dengan demikian, responden
ditunjuk berdasarkan keahliannya. Adapun kriteria dari responden tersebut adalah
pemilik Warmindo Wala Weleu.
F. Teknik Analisis Data
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, penelitian ini menggunakan
metode analisis SWOT. Penggunaan analisis SWOT dilakukan untuk menganalisis
faktor-faktor internal pihak pengusaha dalam mengembangkan usahanya sehingga
diketahui apa saja faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan. Disamping
menganalisis faktor internal juga dilakukan analisis faktor-faktor eksternal untuk
mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi dalam rangka meningkatkan daya
saing kawasan industri kecil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Berdasarkan dari hasil analisis SWOT, diperoleh alternatif-alternatif
kebijakan terpilih dan kemudian dilanjutkan analisisnya untuk menentukan
pemilihan prioritas kebijakan, karena tidak semua hasil alternatif analisis SWOT
dapat di lakukan secara simultan, hal ini dikarenakan adanya berbagai
keterbatasan.
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner kepada
responden terpilih untuk digunakan dalam analisis SWOT. Data sekunder
diperoleh dari BPS, hasil riset akademis, pengusaha, dan instansi lain yang relevan
yang digunakan sebagai data pendukung.
G. Tahapan Analisis SWOT
Dalam melakukan analisis SWOT, tahapan kegiatan yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
1. Identifikasi faktor-faktor internal dan eksternal.
2. Penyusunan kuesioner.
3. Penentuan responden dan pengisian kuesioner.
4. Analisis Data.
H. Operasional Variabel
Kisi-kisi disusun berdasarkan teori dari Freddy Rangkuti pada bukunya yang
berjudul “Membedah Kasus Bisnis Analisis SWOT”. Freddy Rangkuti
berpendapat bahwa dalam analisis SWOT memerlukan data faktor eksternal dan
internal. Dua faktor tersebut yang menjadi dasar dari penyusunan kisi-kisi tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Pemasaran dan Permodalan
I. Identifikasi Faktor-Faktor Internal dan Eksternal
Kegiatan pertama yang dilakukan dalam analisis SWOT adalah identifikasi
faktor-faktor internal dan eksternal yang merupakan tahapan penting karena
merupakan dasar untuk kegiatan analisis selanjutnya. Kegiatan yang dilakukan
adalah merumuskan faktor-faktor internal dan eksternal, yang dalam penelitian ini
dilakukan melalui studi pustaka terhadap dokumen dan literatur terkait.
J. Penyusunan Kuesioner
Faktor-faktor internal dan eksternal yang telah dirumuskan, kemudian diminta
masukan dari narasumber yang diyakini menguasai permasalahan untuk
VariabelSub.
VariabelSub subvariabel
Sub sub subvariabel
IndikatorButirSoal
Pemasaran Place - - Place 1Promote Jenis Fisik
tradisional Digital 2,3digital
SWOTPemasaran
- - - SWOT 4,5,6
Modal Modal awal - - Modal awal 1Biayamodal awal
- - Biaya modalawal
2
Bahan baku - - Bahan baku 3Upah - - Upah 4Biayaoperasional
- - Biayaoperasional
5
PerolehanModal
- - PerolehanModal
6,7,8
SWOTPemasaran
- - - SWOT 7,8,9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
melakukan pengurangan, penambahan, maupun penajaman terhadap faktor-faktor
tersebut. Tahapan ini sangat penting untuk mendapatkan faktor-faktor internal dan
eksternal yang signifikan dalam rangka mencapai tujuan penelitian yaitu
pengembangan permodalan dan pemasaran usaha Warmindo Wala Weleu.
Untuk mengantisipasi adanya faktor-faktor penting lainnya yang belum
termasuk, maka dalam kuesioner diberi tempat kosong di urutan bawah, sehingga
responden dapat menambahkan faktor lainnya yang dianggap relevan dengan
permasalahan yang ada.
K. Penentuan Responden Pengisian Kuesioner
Setelah kuesioner selesai disusun, kuesioner diberikan kepada responden
yang dipilih berdasarkan faktor keterkaitan serta pemahaman terhadap masalah
yang diteliti (purposive sampling). Dalam penelitian ini, responden ditujukan
terhadap Pemilik Usaha Warmindo Wala Weleu dan karyawan.
Pemilihan kelompok tersebut sebagai responden adalah berdasarkan masalah
yang dilakukan dalam studi, sinergis dengan kepentingan atau tugas responden
baik langsung maupun tidak langsung serta asumsi bahwa responden dianggap
mengetahui permasalahan yang sedang dilakukan studi.
L. Analisis Data
Berdasarkan hasil kuesioner didapatkan persepsi ahli terhadap penilaian
indikator-indikator utama, yang terbagi ke dalam 2 bagian, yaitu : faktor internal
dan faktor eksternal pada Usaha Warmindo Wala Weleu. Berdasarkan hasil
penilaian faktor-faktor internal dan eksternal, selanjutnya dilakukan identifikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
unsur-unsur yang dikategorikan sebagai kekuatan, kelemahan, kesempatan dan
peluang dari stakeholder. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strength) dan peluang (Opportunity). Namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threat),
yang diharapkan mampu untuk menyeimbangkan antara kondisi internal yaitu :
kekuatan dan kelemahan dengan kondisi ekternal yaitu peluang dan ancaman
yang ada, kemudian diimplementasikan dalam matriks SWOT, untuk mendapatkan
strategi terbaik (the best strategy).
Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan visi, misi dan
tujuan, kondisi sekarang, kondisi yang akan datang, strategi dan kebijakan.
Dengan demikian, analisis kebijakan dapat dilakukan melalui faktor-faktor
strategis analisis SWOT.
Penilaian ahli dari faktor internal-eksternal tersebut akan menghasilkan
kelompok faktor-faktor : Strength, Weakness, Opportunity, Threat. Kemudian
dilakukan analisis matriks SWOT, dengan melakukan interaksi merger
(penggabungan) dari kelompok faktor internal (Strength, Weakness), dengan
kelompok faktor eksternal (Opportunity, Threat).
Hasil kombinasi interaksi strategi : SO, WO, ST dan WT menunjukkan bahwa
4 strategi pilihan yang dapat ditempuh dalam melihat persepsi responden, terhadap
berbagai kemungkinan dalam pengambilan keputusan kebijakan yang dapat
dilakukan. Hasil interaksi antara strategi internal dan strategi eksternal dapat
menunjukkan strategi dominan terbaik untuk solusi yang dipilih sebagai strategi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
andalan. Dalam analisis matriks SWOT terjadi interaksi penggabungan dari
strategi yang meliputi kombinasi interaksi strategi internal-eksternal yang terdiri
dari:
1. Strategi SO (Strength-Opportunity), ciptakan strategi yang menggunakan
kekuatan untuk memanfaatkan peluang.
2. Strategi ST (Strength-Threat), ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan
untuk mengatasi ancaman.
3. Strategi WO (Weakness-Opportunity), ciptakan strategi yang meminimalkan
kelemahan untuk menciptakan peluang.
4. Strategi WT (Weakness-Threat), ciptakan strategi yang meminimalkan
kelemahan untuk mengatasi ancaman.
Sebelum membuat matrik interaksi faktor strategi eksternal dan internal
(EFAS-IFAS). Tentukan terlebih dahulu faktor strategi eksternal dan internal
dengan cara sebagai berikut:
1. External Strategy Factor Analysis (EFAS)
EFAS matrik digunakan untuk menganalisis hal-hal yang menyangkut
persoalan ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, hukum,
teknologi dan informasi tentang persaingan di pasar industri di mana
perusahaan berada. Tahap dalam mengembangkan EFAS matrik adalah
sebagai berikut:
a. Pembuatan faktor strategis lingkungan eksternal yang mencakup perihal:
peluang (opportunities) dan ancaman (threats).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
b. Penentuan bobot faktor strategis dengan skala mulai dari 0.0 (tidak
penting) sampai 1.0 (sangat penting). Bobot mengindikasikan tingkat
kepentingan faktor terhadap keberhasilan industri/perusahaan.
Memperkirakan bobot dapat ditentukan dengan konsensus kelompok atau
pendapat para ahli di bidang tersebut, atau yang lain. Total seluruh bobot
dari faktor strategis harus sama dengan satu.
c. Pemberian rating faktor strategis untuk masing-masing faktor dengan
memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) dengan 1 (poor) berdasarkan
pengaruh faktor kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai
rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar
diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil, diberi rating +1). Pemberian
rating ancaman adalah kebalikannya. Misalnya, jika nilai ancaman sangat
besar ratingnya adalah 1. Sebaliknya, jika nilai ancamannya adalah sedikit
ratingnya 4.
d. Kalikan bobot dengan rating untuk memperoleh nilai faktor pembobotan.
Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang
nilainya bervariasi mulai dari 4.0 (outstanding) sampai dengan 1.0 (poor).
e. Jumlahkan nilai pembobotan pada kolom untuk memperoleh total skor
pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total menunjukkan
bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis
eksternalnya. Total skor ini dapat digunakan utnuk membandingkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang
sama.
2. Internal Strategy Factor Analysis (IFAS)
Langkah penyimpulan dalam mengelola lingkungan internal dapat
dipakai dalam menyusun IFAS matrik. Alat perumusan strategi ini
menyimpulkan dan mengevaluasikan kekuatan dan kelemahan yang besar
dalam daerah fungsional perusahaan dan juga memberikan suatu basis bagi
pengidentifikasian dan pengevaluasian hubungan di antara daerah-daerah
tersebut. Intuitive judgement sangat diperlukan dalam penggunaan IFAS
matrik ini. Tahap pengembangan IFAS matrik adalah sebagai berikut:
a. Pembuatan faktor strategis lingkungan internal yang mencakup perihal:
kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness).
b. Penentuan bobot faktor strategis dengan skala mulai dari 0.0 (tidak
penting) dampai 1.0 (sangat penting), berdasarkan pengaruh faktorfaktor
tersebut terhadap posisi strategis perusahaan. (Semua bobot tersebut
jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1.0.
c. Pemberian rating faktor strategis untuk masing-masing faktor dengan
memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) dengan 1 (poor) berdasarkan
pengaruh faktor kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang
bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai
mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik) dengan membandingkannya
dengan rata-rata industri atau dengan pesaing utama. Sedangkan variabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
yang bersifat negatif kebalikannya. Contohnya, jika kelemahan perusahaan
besar sekali dibandingkan dengan rata-rata industri, nilainya adalah 1,
sedangkan jika kelemahan perusahaan di bawah rata-rata industri nilainya
4.
d. Kalikan bobot dengan rating untuk memperoleh nilai faktor pembobotan.
Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang
nilainya bervariasi mulai dari 4.0 (outstanding) sampai dengan 1.0 (poor).
e. Jumlahkan nilai pembobotan pada kolom untuk memperoleh total skor
pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total menunjukkan
bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis
internalnya. Total skor ini dapat digunakan utnuk membandingkan
perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang
sama.
Untuk mengetahui posisi relatif kawasan dibandingkan dengan
kawasan lain yang juga menjual produk keripik di Kota Bandar Lampung,
maka perlu dilakukan analisis dengan menggunakan CP Matrik
(Competitive Profile Matrix). Bobot, rating dan nilai baik pada CP Matrik
maupun pada IFAS-EFAS matrik memiliki tujuan yang sama.
Perbedaannya, faktor strategis pada CP Matriks lebih luas, tidak mencakup
data yang spesifik dan actual, bahkan berfokus pada pengeluaran internal
yang berbeda pada IFAS matrik. Faktor strategis dalam CP Matrik juga
tidak dikelompokkan ke dalam kekuatan dan kelemahan seperti dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
IFAS matrik. Rating dan nilai bagi kawasan lain dapat dibandingkan
dengan kawasan yang diteliti. Nilai 1 pada rating diberikan jika kondisi
kawasan yang diteliti lemah dibandingkan kawasan lain, 2 = sedikit lemah,
3 = sedikit lebih kuat, 4 = paling kuat.
M. Pembatasan Masalah
Penelitian ini bersifat deskriptif dan ditujukan untuk merumuskan strategi
pengembangan permodalan dan pemasaran berdasarkan kondisi internal maupun
eksternal usaha yang bersangkutan. Hal ini dilakukan dengan cara pengumpulan
data yang ada, kemudian dianalisis dengan menggunakan pendekatan secara
kuantitatif maupun kualitatif. Penelitian ini tidak dimaksudkan untuk mencari
alternatif model pengembangan usaha atau mengevaluasi suatu bentuk model
pengembangan usaha. Oleh karena itu, dalam analisis penelitiannya, digunakan
analisis SWOT.
Penggunaan analisis SWOT dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor
internal pihak pengusaha sehingga diketahui apa saja faktor yang menjadi
kekuatan dan kelemahan. Disamping menganalisis faktor internal juga dilakukan
analisis faktor-faktor eksternal untuk mengetahui peluang dan ancaman yang
dihadapi dalam rangka meningkatkan daya saing usaha tersebut. Berdasarkan dari
hasil analisis SWOT, diperoleh alternatif-alternatif kebijakan terpilih. Hal ini
karena beberapa alternatif terpilih yang dihasilkan melalui analisis SWOT, belum
tentu dapat dilakukan semuanya secara simultan karena berbagai keterbatasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
BAB IV
GAMBARAN UMUM WARMINDO WALA WELEU
A. Gambaran Umum Warmindo Wala Weleu
1. Sejarah Warmindo Wala Weleu
Warmindo Wala Weleu berdiri pada tanggal 22 Maret 2016 atas
gagasan dua mahasiswa asal Kuningan, Jawa Barat yang masih berstatus
aktif saat itu di salah satu perguruan tinggi Yogyakarta. Kedua mahasiswa
tersebut memiliki jiwa wirausaha yang tinggi sejak awal Tahun 2015 dan
bersepakat untuk memunculkan suatu gagasan usaha yang dapat di rintis
oleh keduanya. Pada awal kemunculan gagasan tersebut dikarenakan
desakan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan memenuhi
keinginan keduanya untuk memperoleh pengalaman dalam berwirausaha.
Pemilik mengatakan bahwa Yogyakarta yang merupakan kota istimewa
di Pulau Jawa telah sukses mempengaruhi banyak masyarakat untuk
mengembangkan ide di segala bidang. Terdapat banyak peluang terbuka
bagi individu maupun kelompok untuk berkreasi dan berekspresi. Diantara
peluang-peluang tersebut akhirnya dimanfaatkan sebagian masyarakat
untuk berkreasi dengan mengembangkan bisnis kuliner dengan ide yang
baru dan unik bagi kalangan masyarakat Yogyakarta yang dinamis. Akan
tetapi keinginan yang datang dari masyarakat akan produk tersebut identik
dengan harga yang murah dan rasa yang nikmat. Faktor inilah yang
berpengaruh besar dalam mempertimbangkan usaha di Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Harga yang murah dan rasa yang nikmat muncul karena Yogyakarta
memiliki populasi tinggi dalam jumlah mahasiswa sejak dahulu kala.
Mahasiswa yang berjumlah besar inilah yang akhirnya dijuluki banyak
orang bahwa Yogyakarta merupakan “Kota Pelajar”.
Pendiri Warmindo Wala Weleu yang juga berstatus mahasiswa,
berkeinginan besar untuk memanfaatkan peluang tersebut. Diskusi panjang
untuk menemukan bidang usaha yang cocok di Yogyakarta secara berlarut-
larut semakin terjebak dalam kebingungan. Berbagai usaha kuliner mulai
dari kafe, warung kopi, gerobak nasi goreng sampai angkringan telah
disinggahi sebagai referensi untuk mempertimbangkan usaha yang sesuai
dengan permintaan masyarakat Yogyakarta dan penganggaran modal yang
tersedia.
Pada suatu kesempatan, kedua mahasiswa tersebut mendatangi kerabat
yang juga datang dari Kuningan dan memiliki usaha di Kota Yogyakarta.
Kedatangan mereka ini bertujuan untuk sarapan serta mendiskusikan ide
mendirikan usaha pada kerabatnya tersebut. Akhirnya beliau memberikan
masukan untuk mendirikan usaha seperti dirinya yang mendirikan
Warmindo. Alasan utamanya dikarenakan Warmindo telah dikenal
masyarakat kota Yogyakarta terutama para mahasiswa. Warmindo telah
menjadi pilihan utama para mahasiswa untuk makan dan minum
dikarenakan harga yang murah serta rasa yang identik dengan cita rasa
masyaakat Jawa Barat. Gagasan tersebut diterima oleh keduanya dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
tertarik untuk mendiskusikan langkah-langkah untuk memulai dan
perhitungan alokasi modal yang keduanya miliki.
Singkat cerita berdirilah Warmindo dengan nama Wala Weleu. Menurut
salah mereka, nama Wala Weleu tersirat makna yang dalam bagi para
pendiri. Hal ini dikarenakan Wala Weleu berasal dari daerah mereka yang
artinya eskspresi atau tingkah laku kebingungan. Bagi pendiri, Wala Weleu
merupakan proses dalam memulai sampai tahap mengembangkan usahanya
yang ketika itu tanpa pengalaman dalam memasak dan ilmu kuliner yang
pada akhirnya mau belajar serta mengembangkan diri demi pengalaman
yang berguna bagi diri sendiri maupun orang banyak.
2. Letak dan Luas Warmindo Wala Weleu
Warmindo Wala Weleu terletak di Jl. Kledokan III RT04/RW02
Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta. Luas usaha tersebut seluas 48
meter persegi dengan panjang 12 meter dan lebar 4 meter.
3. Menu, Resep dan Harga Produk Warmindo Wala Weleu
Menu yang menjadi andalan Warmindo Wala Weleu menurut pemilik
adalah Magelangan dan Mie Tek-Tek. Kedua produk tersebut dijual dengan
harga Rp10.000,00. Harga yang sama dengan perolehan produk akan
berbeda bila makan di tempat dan memilih yang disediakan dalam menu
Warmindo Wala Weleu yakni:
a. Paket Magelangan I
Magelangan + Es Teh= Rp10.000,00.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
b. Paket Mie Tek-Tek I
Mie Tek-Tek + Nasi setengah porsi + Es Teh= Rp10.000,00.
Kedua produk tersebut diminati konsumen karena harga murah serta
rasa yang nikmat dengan suguhan sesendok sambal khas yang racikannya
belum tersedia di usaha sejenis lainnya. Pemilik menuturkan bahwa yang
spesial dari produknya tersebut adalah bumbu masak hasil racikan pribadi
serta resep sambal hasil pengembangan terhadap selera pedas masyarakat
daerah-daerah di Indonesia.
Pemilik menuturkan bahwa hasil racikannya tersebut bukanlah rahasia
agar produknya tidak memiliki kompetitor. Bahkan beliau dengan senang
hati menginformasikan pada siapapun yang bertanya mengenai resepnya
tersebut. Beliaupun dengan senang hati membagikan resepnya tersebut pada
penelitian milik peneliti dan berharap dapat menjadi pertimbangan bagi
wirausaha baru untuk memulai usaha sejenis. Berikut resep bumbu
Magelangan maupun Mie Tek-Tek serta bumbu sambal versi pemilik yakni:
a. Resep bumbu Magelangan dan Mie Tek-Tek
1) 350 gram cabai keriting merah
2) 4 buah kemiri
3) 8 siung bawang merah
4) 10 siung bawang putih
5) 500 ml minyak goreng
Blender seluruh bahan tersebut sampai halus lalu masak dalam wajan
dengan api kecil sembari sampai warna kemerahan. Takaran bumbu satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
porsi Magelangan adalah 1 sendok makan dan 50 gram rebon (udang
kecil) sedangkan Mie Tek-Tek setengah sendok teh dan 30 gram rebon
(udang kecil).
b. Resep sambal Warmindo Wala Weleu
1) 120 gram cabai keriting merah
2) 250 gram cabai rawit
3) 4 buah kemiri
4) 10 siung bwang merah
5) 7 siung bawang putih
6) 500 ml minyak goreng
Blender kasar seluruh bahan tersebut lalu msak dalam wajan dengan
api kecil. Setelah itu masukkan bahan-bahan di bawah ini:
1) 65 gram gula merah
2) 3 helai daun jeruk
3) 2 keping terasi merk ABC
4) 4 helai daun salam
5) Sebatang daun sereh
6) 50 gram lengkuas
Setelah memasukkan bahan-bahan tersebut, aduk sampai sambal
terlihat sedikit mengendap memisah di bawah minyak.
4. Jam Beroperasi Warmindo Wala Weleu
Warmindo Wala Weleu beroperasi setiap hari dalam seminggu kecuali
terdapat tanggal merah hari raya besar maka akan di liburkan. Sehari-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
harinya usaha tersebut konsisten mulai beroperasi Pukul 10.00 WIB
sampai Pukul 02.00 dini hari.
5. Fasilitas Warmindo Wala Weleu
Berikut fasilitas-fasilitas yang disediakan dan dapat dimanfaatkan oleh
konsumen pada Warmindo Wala Weleu yakni:
a. WiFi gratis
Para konsumen dapat memanfaatkan internet gratis dengan
kecepatan 32 Mbps sampai 64 Mbps yang disediakan Warmindo Wala
Weleu untuk mengerjakan tugas pribadi, bermain permainan online,
memperoleh informasi dari media online dan sebagainya. Alat
pemancar sinyal internet yang digunakan Warmindo Wala Weleu
adalah Mifi yang di produksi oleh Smartfren tipe M2Y keluaran Tahun
2016 dan telah mengadopsi teknologi 4G sebagai jaringan sinyal terkuat
serta kecepatan unduhan internet tercepat yang sesuai untuk wilayah
Kota Yogyakarta. Meskipun alat tersebut terlihat mewah namun pada
faktanya alat tersebut di dapat oleh kedua pendiri dengan harga murah
dan layak digunakan bagi usaha kecil seperti halnya Warmindo Wala
Weleu.
b. Full Musik
Kedua pendiri meyakini bahwa alunan musik tertentu dapat
menimbulkan rasa nyaman serta kesenangan sendiri bagi konsumen.
Sebagai bentuk sederhana dari ekspresi musik tersebut, tercetuslah ide
menyediakan speaker bass sederhana untuk mewujudkan tersedianya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
musik tersebut. Selama proses berjalannya ide musik tersebut, ternyata
mendapat sambutan baik yang datang dari konsumen. Beberapa aliran
musik yang biasanya di minati konsumen yakni Rock 70’s, pop, Slow
Rock dan sebagainya.
c. USB Bluetooth Adapter
salah satu fungsi USB Bluetooth Adapter adalah mengkonversi
perintah memainkan musik pada smartphone atau komputer bagi
speaker dengan sinyal bluetooth. Alat tersebut didapatkan pemilik
dengan harga murah dan bermanfaat besar bagi kemudahan pengunjung
yang ingin memainkan musik dari perangkat miliknya. Keuntungan
menggunakan alat ini adalah tidak memerlukan kabel untuk
menghubungkan perangkat konsumen dengan sepeaker yang disediakan
sehingga konsumen hanya perlu diam di posisi duduknya lalu
menghubungkan perangkatnya dengan sinyal USB Bluetooth Adapter.
Apabila sudah terhubung, pengunjung dapat menikmati musik favorit
miliknya sembari menjelajah dunia maya dengan internet gratis yang
disediakan dengan perangkat yang sama.
d. TV
Pemilik menyadari bahwa budaya mayoritas masyarakat ketika
menyantap makanan adalah dengan menyaksikan acara televisi. Maka
ketersediaan televisi dalam usaha ini bagi pemilik merupakan prioritas.
Selain itu, konsumen yang sebagian besar penggemar bola merasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
diuntungkan karena sembari menyaksikan pertandingan bola tidak perlu
khawatir akan minuman serta makanan ringan yang selalu tersedia.
e. Soket
Soket merupakan sumber listrik untuk alat pencocok yang dipasang
pada ujung kabel listrik (steker) agar dapat mengoperasikan perangkat
yang membutuhkan listrik seperti lampu, microwave dan sebagainya.
Warmindo Wala Weleu menyediakan soket pada setiap meja. Pemilik
mengerti kemajuan teknologi saat ini berimplikasi pada penggunaan
smartphone yang telah dimiliki sebagian besar masyarakat. Hadirnya
soket tersebut berguna agar konsumen tidak khawatir bila daya
smartphone lemah ketika sedang memanfaatkan internet maupun musik
yang ada. Selain itu soket merupakan hal yang tidak dapat terlepas dari
penggunaan laptop. Tersedianya soket tersebut dapat dimanfaatkan oleh
pengunjung untuk mengerjakan tugas maupun berselancar dunia maya.
f. Toilet
Warmindo Wala Weleu menyediakan toilet secara gratis bagi
pengunjung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
6. Struktur Organisasi
Berikut adalah struktur organisasi UMKM Warmindo Wala Weleu
Gambar 4.1
Struktur organisasi Warmindo Wala Weleu
7. Segmentasi Pasar Warmindo Wala Weleu
Segmentasi pasar menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong (2009:5)
adalah pembagian sebuah pasar menjadi beberapa kelompok pembeli yang
berbeda. Segmentasi pasar dapat diartikan sebagai pembagian pasar yang
berbeda-beda menjadi kelompok pasar yang homogen agar mendapatkan
target pemasaran suatu produk sesuai dengan kebutuhan, karakteristik atau
keinginan pembeli dalam pasar homogen tersebut.
Segmentasi pasar berdasarkan demografi adalah pengelompokan pasar
berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat ekonomi atau tingkat pendidikan.
Segmentasi pasar Warmindo Wala Weleu adalah kelompok mahasiswa di
Kota Yogyakarta.
Pemilik 1
Staff 2Staff 1
Pegawai Kontrak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
BAB V
PEMBAHASAN
Pada bab ini diuraikan mengenai hasil penelitian yang dilakukan dalam
rangka mengembangkan usaha Warmindo Wala Weleu dengan pendekatan
analisis SWOT. Analisi SWOT digunakan dalam rangka menjaring penilaian
expert terhadap faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.
Berdasarkan penilaian IFAS (Internal Factor Analysis System) dan EFAS
(External Factor Analisys System), didapatkan beberapa alternatif strategi yang
dapat digunakan dalam mengembangkan Usaha Warmindo Wala Weleu.
Setelah memperoleh beberapa alternatistrategi melalui analisis SWOT,
maka perlu dilakukan pemilihan prioritas berdasarkan kriteriayang di tetapkan.
Penentuan prioritas ini perlu dilakukan karena untuk melakukan seluruh strategi
yang diperoleh akan membutuhkan sumber daya yang tidak selalu tersedia.
A. Hasil Analisis SWOT
Analisis SWOT dalam rangka pemilihan alternatifstrategi untuk
mengembangkan Usaha Warmindo Wala Weleu dilakukan dengan tahap sebagai
berikut :
1. Perumusan Faktor Internal dan Faktor Eksternal
Tahapan pertama dari kegiatan penelitian ini adalah melakukan kajian
terhadap faktor-faktor internal dan eksternal Usaha dalam rangka mencari
strategi terbaik untuk mengembangkan Usaha Warmindo Wala Weleu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Identifikasi faktor-faktor yang berkaitan dengan strategi pengembangan
Usaha Warmindo Wala Weleu dilakukan dengan mempelajari berbagai
literatur kepustakaan, dokumen-dokumen, serta wawancara langsung dengan
berbagai pihak (Narasumber) yang diyakini mengetahui (expert) permasalahan
yang sedang diteliti.
Hasil perumusan identifikasi elemen-elemen faktor internal diuraikan pada
tabel 5.1 berikut
Tabel 5.1Elemen Faktor Internal Warmindo Wala Weleu
NO Faktor-faktor Internal Usaha Warmindo Wala Weleu
1 Biaya modal rendah.
2 Biaya produksi rendah.
3 Sarana serta prasarana fisik diperoleh mudah dan murah.
4 Karyawan berusia muda yang potensial untuk dikembangkan.
5 Upah karyawan tidak tinggi.
6 Lokasi bidang usaha strategis.
7 Bidang usaha Warmindo menjadi pilihan utama masyarakat terutamamahasiswa untuk makan dan minum di Yogyakarta.
Sumber : Hasil penelitian penulis
Penjelasan
Sedangkan, hasil perumusan identiikasi elemen-elemen faktor eksternal
diuraikan pada tabel 5.2 berikut
Tabel 5.2Elemen Faktor Eksternal Warmindo Wala Weleu
NO Faktor-faktor Eksternal Usaha Warmindo Wala Weleu
1 Luasnya pasar di Kledokan.
2 Konsumsi dan daya beli masyarakat yang terus meningkat.
3 Harga bahan baku relatif murah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
4 Ekspetasi pemilik terhadap organisasi tinggi.
5 Produk serupa di UMKM lain di sekitar Kledokan selisih lebih mahal.
Sumber : Hasil penelitian penulis
2. Penyusunan Kuesioner SWOT
Berdasarkan hasil perumusan indikator-indikator faktor internal dan
eksternal tersebut, selanjutnya dilakukan penyusunan kuesioner SWOT.
Setelah kuesioner selesai disusun, kemudian diminta masukan dari narasumber
untuk menghilangkan pertanyaan yang tidak perlu, menambahkan pertanyaan
penting yang belum dimasukkan atau dipertajam pertanyaan yang sudah
disusun. Ada beberapa faktor tambahan baik pada aspekinternal maupun
eksternal usaha berdasarkan hasil yang diperoleh dari narasumbersebagaimana
terdapat pada tabel 5.3 berikut
Tabel 5.3Perumusan Faktor Internal dan Eksternal Tambahan
NO Faktor Internal
1 Antusiasme Pengusaha terhadappengembangan pengetahuan danperluasan network
2 Standarisasi mutu yang sama dengan produk maupun kemasan
3 Diadakannya banner atau bentuk promosi lainnyadari pengusaha
4 Membuat spesifikasi kualitas produk untuk masing-masingsegmentasi pasar
5 Fasilitas dan infrastruktur kawasan yang memadai baik lahan maupunbangunan
NO Faktor Eksternal
1 Bantuan teknologi tepat guna bagi pengusaha untuk pemasaran
Sumber : Hasil penelitian penulis
Setelah mengadopsi perbaikan dari narasumber, kemudian dilakukan uji
coba pengisian kuesioner kepada beberapa responden untuk melihat apakah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
ada kesulitan secara teknis dalam pengisian kuesioner atau tidak. Apabila ada
kesulitan dapat memberikan presepsinya sebagaimana mestinya. Setelah
kuesioner secara teknis tidak ada masalah yang fundamental lagi, maka
kuesioner siap diberikan kepada responden.
3. Responden Analisis SWOT
Pemilihan responden ditetapkan secara purposif atau ditetapkan langsung
berdasarkan adanya kepentingan yang bersangkutan terhadap permasalahan
yang diteliti serta memiliki pengetahuan atau pemahaman terhadap masalah
tersebut. responden yang diminta melakukan pengisian data kuesioner SWOT
yakni pemilik Warmindo yang berjumlah 1 orang dan karyawan yang
berjumlah 3 orang.
Jumlah responden yang melakukan penilaian/pengisian kuesioner adalah
sebanyak 4 responden yang dari segi pendidikan terdiri dari Pendidikan Sarjana
S1. Dari keempat responden tersebut, 1 orang responden perempuan,
sedangkan 3 orang responden laki-laki.
4. Analisis Faktor Internal dan Eksternal
Berdasarkan hasil penilaian responden terdapat beberapa faktor internal
yang menjadi kekuatan serta kelemahan Warmindo Wala Weleu sebagaimana
tedapat dalam tebel berikut
Tabel 5.4
Faktor Kekuatan dan Kelemahan Warmindo Wala Weleu
Faktor Internal
Faktor Kekuatan Faktor Kelemahan
1) Biaya modal rendah.2) Biaya produksi rendah.
1) Belum lengkapnya susunanstandar operasional produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
3) Sarana serta prasarana fisik diperolehmudah dan murah.
4) Karyawan berusia muda yangpotensial untuk dikembangkan.
5) Upah karyawan tidak tinggi.6) Lokasi bidang usaha strategis.7) Bidang usaha Warmindo menjadi
pilihan utama masyarakat terutamamahasiswa untuk makan dan minumdi Yogyakarta.
2) Kompetensi karyawan dalammengelola dana tergolongrendah.
3) Belum memiliki sistempengelolaan resiko yanghandal.
4) UMKM Warung pemilikbelum begitu dikenal olehpasar.
Sumber : Hasil penelitian penulis
Sedangkan untuk faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman
bagi Warmindo Wala Weleu dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5.5
Faktor Peluang dan Ancaman Warmindo Wala Weleu
Faktor Eksternal
Faktor Peluang Faktor Ancaman
1) Luasnya pasar di Kledokan.2) Konsumsi dan daya beli masyarakat yang
terus meningkat.3) Harga bahan baku relatif murah.4) Ekspetasi pemilik terhadap organisasi tinggi.5) Produk serupa di UMKM lain di sekitar
Kledokan selisih lebih mahal
1) Tingginya kompetisi usahadaerah Kledokan.
2) Penyediaan dana dalam waktudekat tidak memungkinkan.
5. Pembobotan Internal Factor Analysis System (IFAS) dan Eksternal
Factor Analysis System (EFAS)
Setelah ditentukan kekuatan dan kelemahan pada faktor internal serta
peluang dan ancaman pada faktor eksternal, selanjutnya dilakukan
pembobotan IFAS-EFAS elemen SWOT yang dapat dilihat pada tabel 5.6
dan 5.7 berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Tabel 5.6
Internal Strategy Factor Analysis System (IFAS)
Faktor Strategi Internal BOBOT RATINGBOBOT X
RATING
KEKUATAN
Biaya modal rendah. 0,07 3 0,21Biaya produksi rendah. 0,15 3 0,45Sarana serta prasarana fisikdiperoleh mudah dan murah. 0,05 2 0,10
Karyawan berusia muda yangpotensial untuk dikembangkan. 0,05 1 0,05
Upah karyawan tidak tinggi. 0,10 2 0,20Lokasi bidang usaha strategis. 0,10 4 0,40Bidang usaha Warmindo menjadipilihan utama masyarakat terutamamahasiswa untuk makan dan minumdi Yogyakarta
0,20 4 0,80
TOTAL KEKUATAN (S) 2,21
KELEMAHAN
Belum lengkapnya susunan standaroperasional produk. 0,08 1 0,08
Kompetensi karyawan dalammengelola dana tergolong rendah. 0,08 1 0.08
Belum memiliki sistem pengelolaanresiko yang handal. 0,02 1 0,02
UMKM Warung pemilik belumbegitu dikenal oleh pasar. 0,10 4 0,40
TOTAL KELEMAHAN (W) 0,58TOTAL 1.0 2,79Sumber : Hasil penelitian penulis
Berdasarkan matriks IFAS di atas, terlihat bahwa bidang usaha
Warmindo menjadi pilihan utama masyarakat terutama mahasiswa untuk
makan dan minum di Yogyakarta memiliki bobot tertinggi dengan nilai
0,20. Lalu belum memiliki sistem pengelolaan resiko yang handal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
memiliki bobot terendah dengan nilai 0,02. Sedangkan tingkat daya tarik
yang tinggi juga masih berada pada bahwa bidang usaha Warmindo
menjadi pilihan utama masyarakat terutama mahasiswa untuk makan dan
minum di Yogyakarta dengan nilai 0,80 dan biaya produksi rendah dengan
nilai 0,45. Sehingga berdasarkan hasil dari matriks IFAS adalah sebesar
2,79. Dengan demikian, Usaha Warmindo Wala Weleu sebenarnya
memiliki daya tarik kekuatan yang cukup besar, namun memerlukan
adanya upaya untuk memperbaiki kelemahan yang ada pada Usaha
Warmindo Wala Weleu.
Tabel 5.7
Eksternal Strategy Factor Analysis System (EFAS)
Faktor Strategi Eksternal BOBOT RATINGBBT X
RTNG
PELUANG
Luasnya pasar di Kledokan. 0,15 3 0,45Konsumsi dan daya beli masyarakat yangterus meningkat.
0,20 2 0,40
Harga bahan baku relatif murah. 0,15 3 0,45Ekspetasi pemilik terhadap organisasitinggi. 0,20 2 0,40Produk serupa di UMKM lain di sekitarKledokan selisih lebih mahal
0,15 1 0,15
TOTAL PELUANG (O) 1,85
ANCAMAN
Tingginya kompetisi usaha daerahKledokan. 0,05 4 0,20Penyediaan dana dalam waktu dekattidak memungkinkan. 0,10 4 0,40TOTAL ANCAMAN (T) 0,60TOTAL 1.0 2,45Sumber : Hasil penelitian penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Berdasarkan matrik EFAS diatas, ekspektasi pemilik terhadap
organisasi tinggi memiliki nilai tertinggi yaitu 0,20. Sedangkan tingginya
kompetisi usaha daerah kledokan memiliki nilai terendah yaitu 0,05.
Berdasarkan perhitungan tersebut, didapat nilai EFAS sebesar 2,45.
Artinya perubahan pada faktor eksternal ini memiliki tingkat daya tarik
yang cukup tinggi terhadap pengembangan usaha Warmindo Wala Weleu.
Jika dibandingkan dengan nilai IFAS, menunjukkan bahwa Usaha
Warmindo Wala Weleu memiliki kemampuankuat
dalammenghadapiperubahan eksternal.
5. Perumusan Strategi
Untuk mengetahui prioritas dan keterkaitan antar strategi
berdasarkan pembobotan SWOT, maka dilakukan interaksi kombinasi
strategi internal-eksternal, yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Interaksi kombinasi strategi SO : strategi yang menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan peluang
b. Interaksi kombinasi strategi WO : strategi yang meminimalkan
kelemahan untuk memanfaatkan peluang.
c. Interaksi kombinasi strategi ST : strategi yang menggunakan kekuatan
untuk mengatasi ancaman.
d. Interaksi kombinasi strategi WT : strategi yang meminimalkan
kelemahan untuk mengatasi ancaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Dari interaksi tersebut, kemudian dibuat matriks interaksi
sebagaimana dijelaskan pada tabel 5.8 berikut
Tabel 5.8
Matriks Interaksi Faktor Internal dan Eksternal
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
Peluang (O) Strategi SO Strategi WO
Ancaman (T) Strategi ST Strategi WT
Sumber : Hasil penelitian penulis
Perumusan strategi-strategi SO, ST, WO,WT, disusun berdasarkan
faktor internal S dan W; serta faktor eksternal O dan T ke dalam matriks
interaksi IFAS-EFAS SWOT seperti pada tabel 5.6 dan 5.7. Kemudian
berdasarkan matriks interaksi SWOT dilakukan pembobotan penilaian
untuk menentukan skala prioritasnya. Susunan strategi alternatif
berdasarkan urutan prioritasnya tersebut dapat dilihat pada tabel 5.9
F. Internal
F. Eksternal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Tabel 5.9
Matriks Interaksi IFAS-EFAS SWOT
Kekuatan1. Biaya modal rendah.2. Biaya produksi rendah.3. Sarana serta prasarana
fisik diperoleh mudahdan murah.
4. Karyawan berusia mudayang potensial untukdikembangkan.
5. Upah karyawan tidaktinggi.
6. Lokasi bidang usahastrategis.
7. Bidang usaha Warmindomenjadi pilihan utamamasyarakat terutamamahasiswa untuk makandan minum diYogyakarta.
(BOBOT-2,21)
Kelemahan1. Belum lengkapnya
susunan strandarproseduroperasional.
2. Kompetensikaryawan dalammengelola danatergolong rendah.
3. Belum memilikisistem pengelolaanresiko yang handal.
4. UMKM Warungpemilik belumdikenal oleh pasar.
(BOBOT-0,58)
Peluang1. Luasnya pasar di
Kledokan.2. Konsumsi dan daya
beli masyarakat yangterus meningkat.
3. Harga bahan bakurelatif murah.
4. Ekspetasi pemilikterhadap organisasitinggi.
5. Produk serupa diUMKM lain di sekitarKledokan selisih lebihmahal.
(BOBOT-1,85)
Strategi SO1. Membuka cabang. (S1-
S2-S3-S7-O1-O2-03)2. Meningkatkan inovasi
produk. (S2-S4-S7-O2-O3)
SO = 4,06
Strategi WO1. Memberikan promo
produk yangbertujuan untukmeningkatkanpenjualan danmengenalkanWarmindo WalaWeleu. (W4-O2-O5)
WO = 2,43
Sumber : Hasil penelitian penulis
Faktor Internal
Faktor Eksternal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Kekuatan1. Biaya modal rendah.2. Biaya produksi rendah.3. Sarana serta prasarana
fisik diperoleh mudahdan murah.
4. Karyawan berusia mudayang potensial untukdikembangkan.
5. Upah karyawan tidaktinggi.
6. Lokasi bidang usahastrategis.
7. Bidang usaha Warmindomenjadi pilihan utamamasyarakat terutamamahasiswa untuk makandan minum diYogyakarta.
(BOBOT-2,21)
Kelemahan1. Belum lengkapnya
susunan strandarproseduroperasional.
2. Kompetensikaryawan dalammengelola danatergolong rendah.
3. Belum memilikisistem pengelolaanresiko yang handal.
4. UMKM Warungpemilik belumdikenal oleh pasar.
(BOBOT-0,58)
Ancaman1. Tingginya kompetisi
usaha daerahKledokan.
2. Penyediaan danadalam waktu dekattidakmemungkinkan.(BOBOT-0,60)
Strategi ST1. Menciptakan dan
menjual produk baru dilingkungan kledokan.(S1-S2-S6-T1)
ST = 2,81
Strategi WT1. Meminimalisir
adanya memorialproduk. (W1-W4-T1)
2. Mengelolapengeluaran untukmenstabilkan biayatetap. (W2-T2)
WT = 1,18
Sumber : Hasil penelitian penulis
Faktor Internal
Faktor Eksternal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Hasil dari matriks interaksi IFAS-EFAS tersebut, secara ringkas dapat
dilihat pada tabel 5.10 berikut :
Tabel 5.10
Pembobotan Hasil Kuesioner SWOT
S = 2,21 W = 0,58
O = 1,58 SO = 4,06 WO = 2,43
T = 0,60 ST = 2,81 WT = 1,18
Sumber : Hasil penelitian penulis
Berdasarkan pembobotan hasil kuesioner, maka disusun prioritas
strategi berdasarkan kombinasi strategi yang memiliki nilai paling tinggi
sampai paling rendah, sebagaimana terdapat pada tabel 5.11 berikut
Tabel 5.11
Urutan Alternatif Strategi SWOT
PRIORITAS STRATEGI BOBOT NILAI
I Strength – Opportunity (SO) 4,06
II Strength – Threat (ST) 2,81
III Weakness – Opportunity (WO) 2,43
IV Weakness –Threat (WT) 1,18
Sumber : Hasil penelitian penulis
IFAS
EFAS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
B. Strategi Pengembangan UMKM Warmindo Wala Weleu
Berikut adalah hasil analisis SWOT dalam menentukan strategi
pengembangan Usaha Warmindo Wala Weleu :
1. STRATEGI SO
Strategi pengembangan ini menggabungkan kekuatan dan peluang yang
harus dilakukan;
a. Membuka cabang, dengan membukanya cabang baru diharapkan bahwa
pemilik dapat mendapatkan profit lebih. Terlebih lagi bahwa dengan
dibukanya cabang baru dapat menarik tenaga kerja lebih banyak,
sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran.
b. Meningkatkan inovasi produk, dengan meningkatkan inovasi produk
diharapkan bahwa konsumen di berikan pilihan produk yang semakin
bervariasi, dengan demikian konsumen tidak merasa monoton karena
produk yang tidak bervariasi.
2. STRATEGI WO
Strategi pengembangan ini menggabungkan kelemahan dan peluang
yang harus dilakukan;
a. Memberikan promo produk yang bertujuan untuk meningkatkan
penjualan dan mengenalkan Warmindo Wala Weleu, dengan
memberikan promo produk atau paketan makanan dirasa menjadi salah
satu alternatif promosi yang efektif, karena dengan adanya promo akan
lebih menarik untuk para konsumen yang kebanyakan adalah
mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
3. STRATEGI ST
Strategi pengembangan ini menggabungkan kekuatan dan ancaman yang
harus dilakukan;
a. Menciptakan dan menjual produk baru di lingkungan kledokan.
Menciptakan produk baru yang bertujuan untuk menghindari
persaingan dengan kompetitor di lingkungan kledokan.
4. STRATEGI WT
Strategi pengembangan ini menggabungkan kelemahan dan ancaman
yang harus dilakukan;
a. Meminimalisir adanya memorial produk. Dengan meminimalisir
memorial produk diharapkan bahwa produk sisa atau yang terbuang
akan lebih sedikit, sehingga kerugian akan meminimalisir kerugian.
b. Mengelola pengeluaran untuk menstabilkan biaya tetap. Strategi
berikut diharapkan dapat memanfaatkan dana hasil pengelolaan
biaya untuk mengembangkan lingkungan internal unit bisinis,
seperti: menata ulang layout unit bisnis, menyimpan modal untuk
mengembangkan usaha, dan dana lain untuk keperluan mendadak.
Urutan alternatif strategi hasil interaksi IFAS-EFAS pada tabel 5.11
menunjukkan bahwa yang menghasilkan alternatif strategi dengan bobot
tertinggi adalah strategi Strength-Opportunity (SO), diterjemahkan sebagai
strategi yang mempertahankan dan meningkatkan faktor kekuatan Usaha
Warmindo Wala Weleu untuk memanfaatkan peluang yang ada. Kondisi ini
memperlihatkan bahwa pemilik Usaha Warmindo Wala Weleu harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
menggunakan peluang-peluang yang ada sebaik-baiknya dengan
mengoptimalkan kekuatan yang telah dimiliki, sehingga akan terciptanya
strategi yang diharapkan akan meningkatkan profit usaha.
Strategi Strength-Opportunity (SO) berdasarkan matriks IFAS-EFAS
SWOT pada tabel memiliki beberapa strategi kebijakan sebagai berikut :
1. Membuka cabang
2. Meningkatkan inovasi produk
Berdasarkan strategi SO tersebut harus di prioritaskan terlebih dahulu
strategi mana yang akan paling berpengaruh positif atau yang paling mendesak
untuk segera diterapkan, namun apabila semua dapat dilaksanakan secara
bersama-sama karena dirasa akan bersinergi, maka dapat juga langsung
diterapkan bersamaan.
C. Data Tambahan Dari Pemilik Usaha Warmindo Wala Weleu
Selain telah dilakukan analisis SWOT, berikut adalah data tambahan yang
telah diberikan oleh pemilik Usaha Warmindo Wala Weleu :
1. Variabel Pemasaran
a. Luas daerah pemasaran Warmindo Wala Weleu adalah sepanjang daerah
jalan kledokan saja. Karena letaknya yang lumayan strategis, dekat
dengan kampus Atmajaya dan dekat dengan lingkungan kos.
b. Sejauh ini pemilik Usaha Warmindo Wala Weleu hanya melakukan iklan
di media sosial dan secara lisan dalam melakukan promosi.
c. Dengan dilakukannya promosi/iklan tersebut sudah berpengaruh terhadap
meningkatnya penjualan. Kedepannya diharapkan dapat lebih di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
tingkatkan kembali promosi agar lebih berpengaruh lagi kepada
meningkatnya penjualan.
d. Sejauh ini ada kendala yang berpengaruh terhadap penjualan, hal ini
dipengaruhi secara internal dan eksternal usaha.
e. Dalam usaha sejenis (Warmindo) banyak pesaing yang menjadi
kompetitor. Karena usaha Warmindo ini adalah usaha yang banyak di
sukai oleh konsumen, sehingga banyak kompetitor dalam satu wilayah.
d. Omset per bulan untuk Usaha Warmindo Wala Weleu adalah diatas
Rp.20.000.000,-. Dengan omset sebesar tersebut dapat dikatakan bahwa
usaha Warmindo ini adalah usaha yang menjanjikan.
2. Variabel Permodalan
a. Ketika mendirikan usaha Warmindo Wala Weleu modal awal yang
disiapkan sebesar Rp. 25.000.000,-
b. Ketika mendirikan usaha Warmindo Wala Weleu modal awal yang
dikeluarkan sebesar Rp. 15.000.000,- yang digunakan untuk sewa
tempat, peralatan dan renovasi tempat.
c. Biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bahan baku awal berdirinya
usaha Warmindo Wala Weleu adalah sebesar Rp. 1.500.000,-
d. Biaya yang dikeluarkan utnuk upah karyawan per bulan adalah sebesar
Rp. 1.200.000,-
e. Biaya yang dipersiapkan untuk keperluan operasional per bulan adalah
sebesar Rp. 500.000,-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
f. Modal yang digunakan untuk mendirikan Usaha Warmindo Wala Weleu
adalah modal pribadi yang di kumpulkan oleh 2 orang pemodal.
g. Dalam hal permodalan tidak ada bantuan dari pemerintah.
h. Pemilik modal melakukan pembukuan terkait permodalan hanya pada
saat dibutuhkan saja. Namun pembukuan terkait penjualan, dan laporan
keuangan selalu dilakukan setiap hari.
i. Sistem administrasi keuangan yang selama ini berjalan masih ada
penggabungan antara uang pribadi dengan uang atas usaha.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang mengacu pada masalah dapat
ditarik kesimpulan adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan analisis SWOT, strategi yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan Pemasaran dan Permodalan Usaha Warmindo Wala Weleu
adalah sebagai berikut:
a. Membuka cabang baru
b. Meningkatkan inovasi produk agar bervariatif dalam jenis produk dan
dapat menarik minat konsumen.
2. Berdasarkan analisis Variabel pemasaran didapatkan kesimpulan bahwa
letak tempat usaha sudah cukup strategis karena dekat dengan lokasi
mahasiswa tinggal dan studi. Maka, untuk menjangkau luas pemasaran
lebih luas memerlukan promosi agar informasi mengenai Warmindo Wala
Weleu lebih dikenali oleh pasar. Selain itu, pada hasil pemasaran produk,
Warmindo Wala Weleu memiliki hasil cukup memuaskan dengan omset
berkisar Rp20.000.000,00 per bulannya. Dengan omset sebesar itu dapat
dikatakan usaha sejenis Warmindo menjanjikan di Kota Yogyakarta.
3. Variabel permodalan Warmindo Wala Weleu berdasarkan analisis SWOT
menunjukkan bahwa dengan modal Rp25.000.000,00 terhadap
pengeluaran modal awal untuk mendirikan Warmindo Wala Weleu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
tergolong rendah, yakni Rp15.000.000. Pengeluaran tersebut mencakup
bahan baku, peralatan, renovasi tempat serta pegawai Warmindo Wala
Weleu. Namun dalam pengelolaan dana, Warmindo Wala Weleu belum
dapat mengoperasikan sistem pengelolaan yang baik sesuai prinsip dasar
akuntansi.
B. Saran
Saran yang dapat peneliti kemukakan adalah sebagai berikut :
1. Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta
a. Merencanakan program permodalan yang lebih transparan serta promosi
produk UMKM daerah-daerah sebagai aplikasi pengembangan UMKM
dan peningkatan daya beli masyarakat. Langkah awal yang dapat
dilakukan adalah melakukan survey UMKM di berbagai wilayah sebagai
bentuk informasi berbagai jenis UMKM, produk yang dipasarkan serta
informasi penunjang lainnya yang diperlukan.
2. Pemilik Warmindo Wala Weleu
a. Meneruskan serta berinovasi dalam kegiatan promosi dan paket produk
agar mudah dikenali masyarakat dan menarik minat berkunjung kembali.
b. Meningkatkan kualitas produk dengan inovasi rasa dan atau tampilan
produk sesuai perkembangan zaman serta permintaan pasar.
c. Meminimalisir memorial produk yang bertujuan untuk menghemat biaya.
Hal ini dikarenakan penggunaan bahan baku utama produk tidak diukur
dan terdiri dari bahan-bahan yang mudah kadaluarsa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
C. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah:
1. Tidak ada data sekunder yang mendukung penelitian mengenai Warmindo
Wala Weleu.
2. Peneliti melakukan pembobotan pada EFAS dan IFAS karena pemilik sulit
mempertimbangkan serta menjumlahkan sehingga pemilik mempercayakan
pada peneliti.
3. Penelitian ini tidak dapat dikatakan relevan secara ilmiah dalam hal
responden karena tidak menggunakan metode penentuan jumlah sample
yang baik hingga 30 responden.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
DAFTAR PUSTAKA
Rangkuti, Freddy. 2016. Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisis SWOT.
Jakarta: Gramedia.
Azwar, S. 1987. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Liberty.
Cannon, J. 2008. Pemasaran dasar, edisi 16 pendekatan manajerial global. Jakarta:
Salemba Empat.
Fred, D. 2006. Manajemen Strategis. Edisi Sepuluh. Jakarta: Salemba Empat.
Ihsan, Adib. 2010. Usaha Camilan Modal <1 Juta Balik Modal 1 Bulan. Yogyakarta:
Pustaka Ghatama.
Istijanto. 2007. 63 kasus pemasaran terkini indonesia dan membedah strategi dan taktik
pemasaran baru. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Suryabrata, S. 2000. Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta: Kanisius.
Wulandari, A.2009. Pengaruh-pengaruh lingkungan eksternal dan lingkungan internal
terhadap orientasi wirausaha dalam upaya meningkatkan kinerja perusahaan.
Vol. 11 No 2, Agustus.
Supramono. 1993. Statistika. Yogyakarta: Andi Offset.
Sekaran, Umar, 2006. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Umar, Husein. 2004. Metode Riset Bisnis. Jakarta: Gramedia.
Kurniawan, Albert. 2009. Belajar Mudah SPSS untuk Pemula. Yogyakarta: MediaKom.
S. Supriyanto dan Ernawati, 2010. Pemasaran Industri Jasa Kesehatan. Yogyakarta: CV
Andi Offset.
Kotler, Philip. 2001. Manajemen Pemasaran di Indonesia : Analisis, Perencanaan,
Implementasi dan Pengendalian. Jakarta: Salemba Empat.
Stanton, William J. 2001. Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Swastha, Basu dan Irawan. 2005, Manajemen Pemasaran Modern, Yogyakarta: Liberty.
Hasan, Ali. 2013. Marketing Dan Kasus-Kasus Pilihan. Yogyakarta: Caps.
Kotler dkk. 2009. Managemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip, dkk, 2000, Manajemen Pemasaran dengan pemasaran efektif dan
Profitable. Jakarta: Gramedia.
Kotler, Philip, dan Armstrong, 2004, Dasar-dasar Pemasaran, Edisi Kesembilan, PT.
Indeks, Jakarta.
Boyd, Harper W. 2000. Manajemen pemasaran. Jakarta: Erlangga.
David, Downey. 2002. Manajemen Agrobisnis. Jakarta: Erlangga.
Stanton, William. J. 2000. Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
LAMPIRAN I
Kuesioner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
INSRUMEN PENELITIAN
Nomor Responden :
Tanggal pengisian :
I. IDENTITAS RESPONDEN DAN PROFIL USAHA1. Nama :2. Jenis Kelamin :3. Umur :4. Asal :5. Posisi dalam usaha :6. Pendidikan Terakhir :
II. DAFTAR PERTANYAAN
A. Variabel Pemasaran
1. Berapakah luas cakupan daerah pemasaran WARMINDO WALAWELEU ?a. Sepanjang daerah Jalan Kledokan, Kelurahan Caturtunggal dan
Kecamatan Depok.b. Sepanjang daerah Jalan Kledokan dan Kelurahan Caturtunggal.c. Sepanjang daerah Jalan Kledokan.
2. Seperti apa bentuk promosi yang dilakukan untuk memasarkan produkWARMINDO WALA WELEU?a. Membuat iklan di Google Business, membuat iklan di media sosial
dan secara lisan.b. Membuat iklan di media sosial dan secara lisan.c. Belum pernah melakukan promosi.
3. Apakah dengan promosi/iklan berpengaruh dalam meningkatkanpenjualan?a. Sangat berpengaruh. b. Berpengaruh. c. Tidak
berpengaruh4. Adakah kendala yang sangat berarti dalam meningkatkan penjualan?
a. Tidak ada kendala. b. Ada kendala c. Sangat ada kendala5. Bagaimana tingkat persaingan dalam usaha WARMINDO?
a. Sangat banyak pesaing. b. Banyak pesaing c. Tidak ada pesaing6. Berapakah omset per bulan dari WARMINDO WALA WELEU?
a. >Rp20.000.000,00b. Rp10.000.000,00 sampai Rp19.999.999,99c. <Rp10.000.000,00
B. Variabel Permodalan1. Berapa jumlah modal awal yang disiapkan ketika mendirikan
WARMINDO WALA WELEU?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
a. >Rp25.000.000,00b. Rp15.000.000,00 sampai Rp24.999.999,99c. <Rp15.000.000,00
2. Berapa jumlah modal awal yang dikeluarkan ketika mendirikanWARMINDO WALA WELEU?a. >Rp24.000.000,00b. Rp16.000.000,00 sampai 23.999.999,99c. <Rp16.000.000,00
3. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bahan baku per bulan?a. >Rp24.000.000,00b. Rp16.000.000,00 sampai 23.999.999,99c. <Rp16.000.000,00
4. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk upah karyawan per bulan?a. <Rp3.000.000,00b. Rp2.000.000,00 sampai Rp2.999.999,99c. >Rp2.000.000,00
5. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk biaya operasional (listrik, air, wifi,telepon, transportasi dll) per bulan?a. >Rp600.000,00b. Rp300.000,00 sampai Rp599.999,99c. >Rp300.000,00
6. Bagaimana perolehan sumber modal untuk mendirikan WARMINDOWALA WELEU?a. Modal sendiri.b. Pinjaman keluarga.c. Modal sendiri dan pinjaman dari keluarga.
7. Apakah ada bantuan pemerintah dalam hal permodalan?a. Ada dan dalam bentuk cuma-cuma.b. Ada dan dalam bentuk bunga ringan.c. Tidak ada.
8. Apakah saudara melakukan pembukuan keuangan menyangkut modal?a. Melakukan setiap bulan.b. Melakukan setiap minggu.c. Hanya saat ketika diperlukan.
9. Bagaimana sistem administrasi keuangan usaha saudara?a. Memisahkan semua transaksi milik pribadi dengan usaha.b. Masih ada sebagian yang digabungkan antara uang pribadi dengan
uang atas usaha.c. Menggabungkan seluruh uang pribadi dengan usang atas usaha.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Berikut ini adalah rating tingkat kepentingan dan rating pengaruh dalam
usaha. Anda dipersilahkan untuk mengisinya dengan bobot mulai dari 1 (Sangat
Tidak Penting); 2 (Cukup Penting); 3 (Penting) dan 4 (Sangat Penting) dan
mengisi bobot mulai rentang 0 (Tidak Berpengaruh) sampai 1 (sangat
berpengaruh).
No Pertanyaan Bobot Rating
1 Biaya modal WARMINDO WALA WELEU relatifrendah.
2 Biaya produksi WARMINDO WALA WELEU tidaktinggi.
3 Proses mendapatkan sarana dan prasarana WARMINDOWALA WELEU murah dan tidak sulit.
4 Karyawan WARMINDO WALA WELEU sangatproduktif dan mampu dikembangkan.
5 Upah karyawan WARMINDO WALA WELEU layak dancukup.
6 Lokasi berdiri WARMINDO WALA WELEUmenjangkau pasar dan dekat dengan distributor.
7 WARMINDO telah menjadi pilihan utama masyarakatdaerah Kota Yogyakarta.
8 Belum ada prosedur khusus dalam proses pengolahanproduk.
9 Pengetahuan karyawan dalam hal pengelolaan keuanganWARMINDO WALA WELEU belum maksimal.
10WARMINDO WALA WELEU belum mempersiapkansegala hal sehubungan dengan antisipasi resiko yang dapatterjadi sewaktu-waktu.
11WARMONDO WALA WELEU belum begitu dikenalluas di lingkungan Kledokan.
12 Daerah pemasaran di Kledokan luas.13 Daya beli masyarakat terus meningkat.14 Harga perolehan bahanbaku murah.
15 Harapan pemilik terhadap WARMINDO WALA WELEUbesar dan penuh ide inovatif.
16 Harga produk WARMINDO WALA WELEU terhadapWARMINDO lain sekitar Kledokan selisih lebih murah.
17 Persaingan bisnis daerah WARMINDO WALA WELEUsangat ketat
18 WARMINDO WALA WELEU dalam waktu dekat tidakakan menambah biaya dan modal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
LAMPIRAN II
Data Responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Jenis Kelamin
Usia
Pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
LAMPIRAN III
Hasil Instrument
Pemasaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
LAMPIRAN IV
Hasil Instrument
Permodalan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
LAMPIRAN V
Data Kuesioner
Tambahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI