153
STRATEGI RADIO 95,5 RAS FM DI WILAYAH TEBET, JAKARTA SELATAN DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSINYA DI ERA MEDIA ONLINE Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Alifaturasikah NIM: 11170510000134 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1442 H/ 2021 M

STRATEGI RADIO 95,5 RAS FM DI WILAYAH TEBET, JAKARTA

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

STRATEGI RADIO 95,5 RAS FM DI WILAYAH TEBET,

JAKARTA SELATAN DALAM MEMPERTAHANKAN

EKSISTENSINYA DI ERA MEDIA ONLINE

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

(S.Sos)

Oleh:

Alifaturasikah

NIM: 11170510000134

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1442 H/ 2021 M

v

ABSTRAK

Alifaturasikah, Strategi Radio 95,5 Ras Fm di Wilayah Tebet,

Jakarta Selatan dalam Mempertahankan Eksistensinya Di

Era Media Online.

Penelitian ini mengambil rumusan masalah secara

ringkas, yaitu bagaimana strategi radio 95,5 RAS FM dalam

mempertahankan eksistensinya di era media online ditinjau dari

jenis isi media (types of content), jenis khalayak siaran (types of

audien), dan modal (capital)? Untuk menganalisisnya, peneliti

menggunakan Teori Ekologi Media oleh Dimmick dan

Rothenbuhler. Teori ini memberikan asumsi bahwa media dapat

bertahan jika memperhatikan tiga faktor penting, yaitu types of

content, types of audience, dan capital. Kemudian, Penelitian ini

menggunakan metodologi kualitatif deskriptif.

Setelah melakukan analisis terhadap temuan penelitian,

dihasilkan beberapa poin-poin, diantaranya (1) Berdasarkan types

of content RAS Fm memiliki program yang up to date yang

dikemas dalah 6 jenis program dan terbagi ke dalam 13 konten

siaran (terdiri dari 10 program harian dan 3 program unggulan).

(2) Berdasarkan types of audiens RAS Fm memiliki

segmen audiens secara geografis di Jakarta dengan jangkauan siar

Jabodetabek. Secara demografis, segmen audiens RAS Fm di

dominasi oleh perempuan dengan rentang usia 20-50 tahun serta

berasal dari Socio Economyc Status (SES) B,C, dan A.

Selanjutnya, segmen audiens RAS Fm secara psikografis adalah

keluarga muslim yang keluarga muslim yang dinamis, modern,

religius, up to date, berfikiran terbukan dan juga berwawasan

luas.

(3) Berdasarkan Capital RAS Fm memiliki modal awal

dari umat Islam dan pendirinya; modal finansial saat ini berasal

dari pendapatan iklan dan donasi para filantropis Islam; modal

Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kapabilitas; dan

modal fasilitas yang memadai untuk siaran.

Kata kunci : Strategi, Radio, Eksistensi, Media Online

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bismillahirrahmanirrahim, segala puji dan syukur saya

curahkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sebab berkat

nikmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, saya dapat

merampungkan skripsidengan judul Strategi Radio 95,5 RAS Fm

dalam Mempertahankan Eksistensinya di Era Media

Online.Adapun hal ini merupakan tugas akhir yang bersifat wajib

bagi saya sebagai seorang mahasiswa untuk mendapatkan gelar

sarjana. Lebih dari itu, dengan selesainya tugas ini pula akan

tercipta langkah baru bagi saya untuk membangun masa depan

yang lebih baik lagi. Sholawat serta salam tak lupa juga saya

sanjungkan untuk baginda Nabu Muhammad Sallallahu ‘Alaihi

wa Salam karena melalui perantara Beliau-lah ilmu pengetahuan

dapat menerangi bumi ini dan mengusir kebodohan di dalamnya.

Menyusun sebuah penelitian bukanlah hal yang mudah

untuk dilakukan. Banyak faktor penghambat yang mempengaruhi

proses pengerjaannya. Meski begitu, hambatan – hambatan yang

saya dapatkan selama proses tersebut dapat teratasi dengan

mudah sebab dukungan dari berbagai pihak dalam bentuk moril

maupun materil. Oleh karena itu, saya selaku peneliti dalam

penyusunan skripsi ini mengucapkan banyak terima kasih

kepada:

vii

1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

Bapak Suparto, M.Ed., Ph.D; Wakil Dekan I Bidang

Akademik Ibu Dr. Siti Napsiyah, S.Ag., BSW; Wakil

Dekan II Bidang Administrasi Umum Bapak Dr.

Sihabuddin Noor, M.Ag; serta Wakil Dekan III Bidang

Kemahasiswaan Bapak Dr. Cecep Castrawijaya, M.A.

2. Ketua Program Studi Jurusan Komunikasi Penyiaran

Islam, Ibu Dr. Armawati Arbi, M.Si., serta Sekretaris

Program Studi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam,

Bapak Dr. Edi Amin, M.A.

3. Ibu Umi Musyarofah, M.A., selaku dosen penasihat

akademik yang senantiasa memberikan arahan dan

mengingatkan untuk segera menuntaskan studi.

4. Bapak Iskandar Trilaksono, S.E., M.M., sebagai dosen

pembimbing skripsi yang selalu bersedia memberikan

waktunya untuk membimbing saya dalam menyusun

skripsi hingga tuntas.

5. Seluruh civitas akademika Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan banyak ilmu

kepada peneliti sejak awal menjadi seorang mahasiswa

baru hingga di penghujung masa menjadi seorang

mahasiswa. Semoga pemberi ilmu dan yang telah diberi

ilmu selalu mengalir keberkahan di dalamnya. Aamiin.

6. Selanjutnya, orang tua yang sangat peneliti sayangi dan

cintai, Bapak Usup Sidik dan Mamah Suryani. Karena

melalui perantara doa keduanyalah akhirnya peneliti dapat

menuntaskan salah satu kewajibannya.Dan juga Aa Alfan,

viii

selaku Abang dari penelitiyang selalu membangun aura

positif kepada peneliti. Terimakasih atas dukungan moril

dan materil yang Bapak, Mamah, dan Aa berikan ke ade

ya.

7. Sahabat seperjuangan selama kuliah yang peneliti sayangi,

Nadila, Junita, Neyla, dan Tata. Terimakasih telah

membersamai peneliti hingga akhir; selalu memberikan

warna di setiap lembar perjuangan yang dilalui hingga

tuntas; dan juga memberi banyak pelajaran mengenai

hidup. Terkhusus Nadila, Tata, Junita, terimakasih sudah

memberikan tempat singgah (kosan dan rumah) peneliti

selama berjuang di Ciputat.

8. Sahabat sejak kecil, Dani dan Fabila yang sudah bersedia

meluangkan waktunya menemani peneliti refreshing

selama penyusunan skripsi. Juga Rizkia dan Mutia yang

selalu mendukung peneliti agar terus maju hingga akhir.

9. Radio 95,5 RAS Fm atau Radio Alaikasalam yang telah

bersedia untuk menjadi subjek dari penelitian skripsi ini.

Terutama kepada Bapak Abdul Muis selaku Marketing

Manager RAS Fm yang selalu bersedia untuk di

wawancarai oleh peneliti.

10. Para narasumber yang menjadi sumberkekuatan dari

penelitian ini, yaitu ada Bapak Irfan Wahyudi, S.Sos.,

M.Comms., Ph.D., selaku Pengamat Media sekaligus

Wakil Dekan III FISIP Universitas Airlangga (UNAIR),

Surabaya. Dan Bapak Arif Faturrahman, M.Si selaku

Anggota Bidang Isi Siaran KPID DKI Jakarta.

ix

11. Serta seluruh kerabat yang tidak dapat disebutkan

namanya satu persatu. Penelti mengucapkan banyak

terimakasih atas segala dukungan yang diberikan, baik

moril maupun materil.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak

kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini. Oleh sebab itu,

peneliti sangat terbuka akan kritik dan saran yang diberikan.

Dengan segala keterbatasan yang ada, peneliti berharap agar

penelitian ini tetap dapat menjadi salah satu sumber ilmu baru

dan manfaat bagi setiap orang.

Jakarta, 2 Juni 2021

Alifaturasikah

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................ i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................... iii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ................. iv

ABSTRAK ........................................................................... v

KATA PENGANTAR ......................................................... vi

DAFTAR ISI ........................................................................ x

DAFTAR TABEL ............................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN .................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ....................................................... 8

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................ 9

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................... 10

E. Kajian Terdahulu ........................................................... 12

F. Metodologi Penelitian .................................................... 15

G. Teknik Pengumpulan Data ............................................. 18

H. Teknik Analisis Data ...................................................... 19

I. Sistematika Penulisan .................................................... 20

BAB II KAJIAN TEORITIS .............................................. 22

A. Strategi ........................................................................... 22

B. Radio .............................................................................. 23

C. Eksistensi ....................................................................... 29

D. Media online .................................................................. 30

xi

E. Teori Ekologi Media Dimmick dan Rothenbuhler ........ 32

F. Kerangka Berpikir .......................................................... 40

BAB III GAMBARAN UMUM .......................................... 41

A. Sejarah Singkat Radio 95,5 RAS Fm ............................. 41

B. Profile Radio 95,5 RAS Fm ........................................... 42

C. Visi dan Misi Radio 95,5 RAS Fm ................................ 44

D. Struktur Organisasi Radio 95,5 RAS Fm ....................... 45

E. Daftar Program Siaran di Radio 95,5 RAS Fm .............. 45

F. Segmentasi Pasar Radio 95,5 RAS Fm .......................... 46

BAB IV TEMUAN PENELITIAN ..................................... 48

A. Strategi Radio 95,5 RAS Fm dalam Mempertahankan

Eksistensinya Di Era Media Online Ditinjau dari Types of

Content (Jenis isi media) ................................................ 53

B. Strategi Radio 95,5 RAS Fm dalam Mempertahankan

Eksistensinya Di Era Media Online Ditinjau dari Types of

Audience (Jenis Khalayak Sasaran) ............................... 56

C. Strategi Radio 95,5 RAS Fm dalam Mempertahankan

Eksistensinya Di Era Media Online Ditinjau dari Capital

(Modal) .......................................................................... 60

BAB V PEMBAHASAN ..................................................... 64

A. Strategi Radio 95,5 RAS Fm dalam Mempertahankan

Eksistensinya Di Era Media Online Ditinjau dari Types of

Content (Jenis isi media) ................................................. 65

xii

B. Strategi Radio 95,5 RAS Fm dalam Mempertahankan

Eksistensinya Di Era Media Online Ditinjau dari Types of

Audience (Jenis Khalayak Sasaran) ............................... 72

C. Strategi Radio 95,5 RAS Fm dalam Mempertahankan

Eksistensinya Di Era Media Online Ditinjau dari Capital

(Modal) .......................................................................... 75

BAB VI PENUTUP .............................................................. 78

A. Kesimpulan .................................................................... 78

B. Saran .............................................................................. 81

DAFTAR PUSTAKA ........................................................... 83

LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................. 87

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : 5 Golongan SES menurut Nielsen - Admosphere ... 47

Tabel 2 : Jumlah Pendengar Radio Greater Jakarta Nielsen

Wave 4 2018............................................................ 58

Tabel 3 : Rate Harga Kerjasama RAS Fm Per-Item............... 76

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Grafik Pendengar Radio (Tirto.id) ......................... 6

Gambar 2 : Logo Radio 95,5 RAS Fm ...................................... 42

Gambar 3 : Jangkauan Siar Radio 95,5RAS Fm

(Google earth) ........................................................ 44

Gambar 4 : Target dan Segmentasi Radio 95,5 RAS Fm

(Company Profile) .................................................. 59

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan hal sederhana namun

memiliki peran penting pada setiap penggunaannya.

Komunikasi sendiri terbagi ke dalam beberapa macam, salah

satunya adalah komunikasi massa. Menurut Bittner,

komunikasi massa merujuk pada proses komunikasi di mana

pesan – pesan yang disampaikan melalui media massa pada

sejumlah besar orang. DeFleur dan Dennis mengartikan

bahwa komunikasi massa sebagai proses yang ditandai oleh

penggunaan media bagi komunikatornya untuk menyebarkan

pesan- pesan secara luas, terus – menerus diciptakan makna –

makna yang diharapkan dapat memengaruhi khalayak yang

besar dan berbeda-beda melalui berbagai cara. Sementara

Ruben, mendefinisikan komunikasi massa sebagai suatu

proses di mana informasi diciptakan dan disebarkan oleh

organisasi untuk dikomsumsi khalayak. Dari beberapa

definisi di atas dapat disimpulkan bahwa komuikasi massa

adalah proses komunikasi yang mana pesan-pesannya

disampaikan melalui media massa dengan harapan dapat

memengaruhi khalayak yang heterogen.

Unsur yang terdapat pada komunikasi massa sama

seperti unsur komunikasi pada umumnya, hanya saja, pada

unsur penerima pesannya bersifat heterogen. Komunikasi

massa erat kaitannya dengan media, baik media cetak,

2

elektronik, maupun media baru (new media). Menurut

Hamidjojo yang dimaksud media ialah semua bentuk

perantara yang dipakai orang penyebar ide, sehingga gagasan

itu sampai kepada penerima. Sedangkan McLuhan

memberikan batasan yang intinya bahwa media sarana yang

disebut saluran. Selanjutnya Blacks and Horaslen

berpendapat bahwa media adalah saluran komunikasi atau

medium yang digunakan untuk membawa atau

menyampaikan suatu pesan, dimana medium itu merupakan

jalan atau alat dengan mana suatu pesan berjalan antara

komunikator ke komunikan.1

Dalam kaitannya dengan komunikasi massa, media

adalah sebuah wadah tersampaikannya pesan secara massif.

Media massa sendiri terbagi menjadi tiga. Pertama, media

cetak, contohnya Koran dan majalah. Kedua, media

elektronik, contohnya televisi dan radio. Yang terakhir,

media baru (new media), contohnya internet yang di dukung

dengan teknologi baru seperti smartphone, komputer,

maupun laptop. Media cetak dan media elektronik cenderung

bersifat satu arah, komunikator hanya memberikan informasi

ke komunikan. Sedangkan new media adalah wadah

komunikasi dua arah dengan adanya public spare di

dalamnya.

1 M Miftah, fungsi dan peran media pembelajaran sebagai upaya

peningkatan kemampuan belajar siswa,Jurnal Pendidikan,hal. 97

3

Media massa memiliki fungsi untuk memberikan

informasi, edukasi, dan hiburan. Kemudian, sebagai upaya

optimalisasi penggunaannya, media dapat digunakan juga

sebagai sarana dakwah. Dengan potensi media massa yang

bersifat massif, hal ini dapat dimanfaatkan oleh para da’i

(komunikator) untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah

secara luas kepada umat (khalayak) 2 karena metode dakwah

melalui komunikasi publik secara langsung tidak mampu

menjangkau khalayak secara lebih luas dan efektif.

Contoh pemanfaatan media massa sebagai media

dakwah dapat terlihat pada program televisi yang menyajikan

siaran dakwah. Dengan begitu media massa dapat dijadikan

sebagai sarana efektif untuk menyampaikan dan

menyebarkan ayat-ayat Allah SWT dan sunnah Nabi

Muhammad SAW, sehingga umat islam dapat menyadari

betul pentingnya Al-Qur’an sebagai sumber dari segala

pengetahuan yang dipelajari manusia. Hal ini sejalan dengan

peringatan Allah SWT dalam firman-Nya surah An-Nahl

ayat 89:

م ه س ف ن ن أ م م ه ي ل ا ع يد ه ة ش م أ ل ث في ك ع ب م ن و ي و

اب ت ك ك ال ي ل ا ع ن ل ن ز ء و ل ؤ ى ه ل ا ع يد ه ك ش ا ب ن ئ ج و

ين م ل س م ل ى ل ر بش ة و م ح ر ى و د ه ء و ي ش ل ك ا ل ان ي ب ت

2 Abdul Halik, Buku Daras: Komunikasi Massa,(Makassar:

Alauddin University Press, ISBN 2013), hal. 2

4

Artinya: (Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan

pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka

sendiri dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi

saksi atas seluruh umat manusia.Dan Kami turunkan

kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala

sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi

orang-orang yang berserah diri. (Q.S. An-Nahl : 89)

Di dalam ayat tersebut jelas menerangkan bahwa Al-

Qur’an berisi petunjuk, rahmat serta kabar gembira. Dan

menyampaikan hal tersebut merupakan hal yang seharusnya

dilakukan oleh umat islam. Berikut firman Allah SWT yang

menjadi penguat dari dakwah ini:

ون ر م أ ي ر و ي خ لى ال ون إ ع د ة ي م م أ ك ن ن م ك ت ل و

م ك ه ئ ول ر و أ ك ن م ن ال ن ع و ه ن ي وف و ر ع م ال ب

حون ل ف م الArtinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat

yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang

ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-

orang yang beruntung.

Untuk itu menyampaikan dakwah tersebut, perlu

media sebagai perantara. Seperti yang sudah dibahas

sebelumnya. Selain televisi, ada juga radio yang

memanfaatkan jam tayangnya untuk melakukan ceramah

atau dialog keagamaan. Dakwah melalui radio tergolong ke

dalam dakwah bil-lisan, yang mana ada da’I yang

menyampaikan dan mad’u yang mendengarkan. Metode bil-

lisan ini sama seperti yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.

5

Hal ini tergambar pada hadis yang diriwayatkan oleh At-

tirmidzi sebagai berikut3:

عليه وعن ابن مس صلى الل عود قال: سمعت رسول الل

امرأ سمع منا شيئا فبلغه كما سمعه وسلم يقول: »نضر الل

غ أوعى له من سامع« . )رواه الت رمذي وابن فرب مبل

الدارمي عن أبي الدرداء(ماجه( . )ورواه

Artinya : Dari Ibn Mas’ud berkata: aku mendengar

Rasulullah SAW bersabda: ‘Allah mengelokkan wajah

seseorang yang mendengar sesuatu dari kami lalau

disampaikannya sebagaimana yang ia dengar. Sebab, banyak

yang menyampaikan lebih menjadi lebih sadar daripada yang

hanya mendengarkan’ (H.R At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).

(Diriwayatkan oleh Ad-Darimi dari Abu Darda)

Menurut Max Well radio merupakan sebuah

gelombang magnetis yang dapat mengarungi ruang angkasa

secara gelombang dengan kecepatan tertentu yang

diperkirakan sama dengan kecepatan cahaya yaitu 186.000

mil/detik.4 Radio sendiri memiliki fungsi yang sama seperti

media massa lainnya, yaitu to inform (informasi), to educate

(pendidikan), to entertain (hiburan), to influence

3https://sunnah.com/mishkat/2/29 (Diakses pada 15 Januari 2021

pukul 21.41 WIB) 4 Onong Uchjana Effendy, Radio Siaran dan Praktek, (Bandung:

Alumni, 1990), hal. 15

6

(mempengaruhi), dan to control (pengawasan).5 Jika dilihat

dari fungsinya, radio sebagai media dakwah dapat

memberikan edukasi berupa pengetahuan islam kepada

khalayak melalui program ceramah atau kajian islam. Selain

itu radio sebagai media dakwah juga dapat membuat

seseorang melakukan sesuatu secara langsung dengan

mengikuti program tadarus yang disiarkan. Hal ini sejalan

dengan fungsi radio untuk memengaruhi khalayak.

Saat ini pun peluang radio untuk menjadi salah satu

media perluasan informasi masih sangat memungkinkan. Hal

ini dapat terlihat dari grafik peningkatan audiens radio di

bawah ini yang dikutip dari artikel tirto.id berjudul “Radio

Masih Memiliki Tempat di Hati Pendengarnya."

Gambar 1 : Grafik Pendengar Radio (Tirto.id)

5 Onong Uchjana Effendy, Human Relation dan Publik Relations

Dalam Manajemen, (Bandung: Alumni, 1983), hal. 137-138

7

Jika melihat data statistik di atas, setiap titik pada

garis hitam merupakan grafik penetrasi radio berturut-turut,

mulai dari 2016, 2018, dan 2019 pada 11 kota di Indonesia,

yaitu Bandung, Banjarmasin, Denpasar, Jakarta, Makassar,

Palembang, Semarang, Surabaya, Surakarta, Dan

Yogyakarta. Sepanjang tahun 2016 hingga 2018, penetrasi

radio turun perlahan dari 37,6% menjadi 34,3% pada 2018.

Tetapi, hasil data survei Nielsen pada 2019 menunjukkan ada

kenaikan mennjadi 36,3%. Hal ini menggambarkan bahwa

kurang lebih masih ada 20 juta publik yang mendengarkan

radio.6

Salah satu radio yang memanfaatkan peluang tersebut

dan menjadikan jam siarnya sebagai media dakwah ialah

radio 95,5 RAS FM. Di dalam programnya diantaranya

terdapat siaran ceramah dan juga tadarus Al-Qur’an.

Dalam pemanfaatan radio sebagai media dakwah saat

ini adalah hal yang cukup menantang. Sebab, kebanyakan

pasar pendengar lebih memiliki minat pada program siaran

radio berupa hiburan. Bahkan dalam artikel online

cekaja.com7 tertulis 7 radio favorit milenial, semuanya

masuk dalam kategori radio musik dan hiburan. Hal lain

yang menjadi tantanngan adalah saat masuknya media online

yang mulai menggantikan posisi media konvensional, yang

6https://tirto.id/cara-radio-bertahan-merambah-ke-media-online-

hingga-jualan-obat-edmp (Diakses pada 15 April 2021 pukul 19.50) 7https://www.cekaja.com/info/daftar-stasiun-radio-terbaik-di-

jakarta(Diakses pada 15 Januari 2021 pukul 21.41 WIB)

8

mana posisi radio hanya memiliki 13% pendemgar menurut

Badan Pusat Statistik,2019.8

Pada keadaan seperti ini, setiap stasiun radio harus

memiliki strategi baru untuk ikut bersaing di era media

online yang sedang berjalan terutama radio dakwah yang

tentu memiliki tantangan yang lebih besar. Maka dari itu,

saya sebagai peneliti tertarik untuk meneliti tentang strategi

radio 95,5 RAS FM dalam mempertahankan eksistensinya di

era media online.

B. Identifikasi Masalah

Pada dasarnya, setiap radio memiliki tujuan yang

sama, yaitu sebagai media penyedia informasi, edukasi,

hiburan, dan kontrol sosial. Tetapi dalam pengemasan hal-hal

tersebut, setiap radio memiliki konsep masing-masing.

Misalnya, di Indonesia terdapat beberapa radio yang berisi

hiburan, yang berisi musik saja, dan ada juga yang

mengusung konsep religiusitas. Dalam keberadaannya, radio-

radio tersebut secara tidak langsung bersaing untuk merebut

hati audiens dengan daya tarik program yang mereka miliki.

Contoh, radio hiburan mengunggulkan program playlist

music yang dimilikinya. Sedangkan radio religi

mengandalkan program kajian Al-Qur’an dan ceramah dalam

siarannya. Sehingga dari beragamnya penyajian program

8https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/10/23/hanya-13-

persen-masyarakat-yang-masih-mendengarkan-radio(Diakses pada 15 Januari

2021 pukul 21.41 WIB)

9

siaran tersebut dapat menunjukkan eksistensi radio di tengah

persaingan yang ketat saat ini.

Saat ini, masyarakat lebih banyak mengenal radio

hiburan seperti Prambors Radio, HardRock, dan Gen FM

daripada radio berkonsep religius seperti RAS FM, yang

mana merupakan objek dalam penelitian ini. RAS FM

merupakan radio dakwah yang di dalamnya memuat nilai-

nilai keislaman, seperi ceramah dan tadarus Al-Qur’an.

Tantangan untuk mempertahankan eksistensi atau

keberadaan yang dihadapi RAS FM sebagai radio dakwah

tentu lebih besar dibandingkan dengan radio hiburan yang

ada sekarang. Terlebih lagi, era media online yang sudah

mulai mengambil alih era media konvensional. Berdasarkan

hal tersebut, RAS FM perlu strategi penyiaran untuk

mempertahankan eksistensinya di era media online juga.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada strategi yang dilakukan

Radio 95,5 Alaika Salam (RAS) FM dalam

mempertahankan eksistensinya sebagai media dakwah bil-

lisan untuk menyiarkan program yang mengandung

dakwah di era media online.

10

2. Perumusan Masalah

Dari batasan masalah yang telah ditentukan, maka

rumusan masalah terbagi menjadi dua, sebagai berikut :

a. Bagaimana strategi radio 95,5 RAS FM dalam

mempertahankan eksistensinya di era media online

ditinjau dari jenis isi media (types of content) ?

b. Bagaimana strategi radio 95,5 RAS FM dalam

mempertahankan eksistensinya di era media online

ditinjau dari jenis khalayak siaran (types of audien) ?

c. Bagaimana strategi radio 95,5 RAS FM dalam

mempertahankan eksistensinya di era media online

ditinjau dari modal (capital) ?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari adanya penelitian ini adalah

jawaban dari rumusan masalah yang ada, yaitu:

a. Untuk mengetahui strategi radio 95,5 RAS FM dalam

mempertahankan eksistensinya di era media online

berdasarkan jenis isi media (types of content)

b. Agar memahami strategi radio 95,5 RAS FM dalam

mempertahankan eksistensinya di era media online

berdasarkan jenis khalayak siaran (types of audien)

c. Agar memiliki pengetahuan terkait strategi radio 95,5

RAS FM dalam mempertahankan eksistensinya di era

media online berdasarkan modal (capital)

11

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Penulis berharap dari hasil penelitian ini dapat

menjadi salah satu sumber wawasan yang baik dan

bernilai positif bagi para pembacanya. Serta dapat

dijadikan sebagai sumber rujukan tambahan dalam

penelitian-penelitian di kemudian hari yang terkait

dengan dunia penyiaran (broadcasting), terutama radio.

b. Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi pemikiran mengenai strategi

radio dalam mempertahankan eksistensinya di era

media online bagi peneliti dan pembacanya, seperti

praktisi dakwah, tokoh masyarakat, para pengajar anak

asuh, dan para ilmuan yang bergerak di bidang

komunikasi.

12

E. Kajian Terdahulu

Tahap awal dalam penelitian ini adalah peneliti

mengkaji beberapa skripsi terdahulu guna menghindari

kesamaan pada judul serta subjek dan objek penelitian.

Selain beberapa hal tersebut, adanya kajian pustaka terdahulu

juga dimaksudkan untuk menghindari segala bentuk tindak

plagiarisme. Adapun penelitian yang peneliti jadikan tinjauan

pustaka dari skripsi-skripsi terdahulu, sebagai berikut :

No Judul dan

Peneliti Persamaan Perbedaan

1.

Strategi

Radio

Swara

Kendal FM

dalam

Mem-

pertahankan

Eksistensi-

nya di Era

Media

Online oleh

Alifta

Qiroatul

Aini9

Meneliti

dengan objek

yang sama,

yaitu strategi

radio dalam

mempertahan

kan

eksistensinya

di era media

online

a. Perbedaan pertama

terletak pada subjek

penelitiannya.

Subjek penelitian

oleh Alifta adalah

Radio Swara Kendal

Fm dan subjek

penelitian ini

meneliti Radio

Alaika Salam Fm

(RAS FM).

b. Kedua, Dalam

penelitian oleh

Alifta digunakan

pendekatan analisis

SWOT sedangkan

pada penellitian ini

ini menggunakan

teori ekologi media

9 Alifta Qiro’atul Aini, Strategi Radio Swara Kendal FM dalam

Mempertahankan Eksistensinya di Era Media Online, (Skripsi S1 Fakultas

Dakwah dan Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Universitas

Negeri Walisongo, Semarang, 2019)

13

c. Ketiga, Penelitian

ini hanya meneliti

strategi radio

mempertahankan

eksistensi sedangkan

penelitian ini, selain

strategi

mempertahankan

eksistensi juga

membahas tentang

faktor pendukung

dan penghambatnya

2.

Strategi

Perencanaa

n Radio MQ

FM

Yogyakarta

dalam

Persaingan

Industri

Penyiaran

oleh Titis

Kirana

Mega

Putri10

Penggunaan

subjek dan

teori

penelitian

yang sama,

secara

berurutan

yaitu radio

dan teori

ekologi

media

a. Penelitian terdahulu

oleh Titis memiliki

objek penelitian

persaingan industri

penyiaran secara

general. Sedangkan

dalam penelitian ini

lebih spesifik

mengenai strategi

mempertahankan

eksistensi radio di

era media online.

3.

Strategi

Komunikasi

Radio 95,5

RAS FM

Jakarta

Pada

Program

Cahaya

Sore

Pesantren

Penelitian ini

memiliki

kesamaan

pada subjek

penelitian,

yaitu Radio

95,5 RAS

FM

a. Objek penelitian

terdahulu oleh Siska

mengenai Strategi

komunikasi pada

satu program di

Radio 95,5 RAS

FM, yaitu cahaya

sore pesantren.

Sedangkan pada

penelitian ini

10 Titis Kirana Mega Putri, Strategi Perencanaan Radio MQ FM

Yogyakarta dalam Persaingan Industri Penyiaran, (Skripsi S1 Fakultas

Dakwah dan Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Universitas

Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2018)

14

On Air oleh

Siska

Fitriah11

objeknya adalah

tentang strategi

radio

mempertahankan

eksistensi di era

media online

b. Teori yang

digunakan berbeda.

pada penelitian

terdahulu

menggunakan teori

efek media. Dan

pada penelitian ini

menggunakan teori

ekologi media

11 Siska Fitriah, Strategi Komunikasi Radio 95,5 RAS FM Jakarta

Pada Program Cahaya Sore Pesantren On Air, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu

Dakwah dan Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2014)

15

F. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Menurut Harmon, paradigma adalah cara mendasar

untuk melakukan persepsi, berpikir, menilai, dan

melakukan yang berkaitan dengan sesuatu secara khusus

tentang realitas. Sedangkan Baker juga mendefinisikan

paradigma sebagai seperangkat aturan yang (1)

membangun atau mendefinisikan batas – batas, (2)

menjelaskan bagaimana sesuatu harus dilakukan dalam

batas – batas itu agar berhasil.12 Dapat disimpulkan bahwa

paradigma adalah cara mendasar untuk berpikir mengenai

realitas dalam batasan – batasan tertentu untuk mencapai

tujuan. Selanjutnya, paradigma penelitian adalah pola

pikir atau cara pandang (aliran/madzhab) mengenai

keseluruhan proses, format, dan hasil penelitian.13

Pada penelitian ini, penulis menggunakan

paradigma interpretif. Secara umum, paradigma interpretif

merupakan sebuah sistem sosial yang memaknai perilaku

secara detail langsung mengobservasi.14 Paradigma

interpretif menyatakan bahwa situasi sosial mengandung

12 Muslim, Varian – Varian Paradigma, Pendekatan, Metode, dan

Jenis Penelitian dalam Ilmu Komunikasi, Jurnal Wahana, Vol. 1, No. 10,

Ganjil, Tahun Akademik 2015/2016 (ISSN 0853-5876), hal. 77-78 13 Muslim, Varian – Varian Paradigma, Pendekatan, Metode, dan

Jenis Penelitian dalam Ilmu Komunikasi, Jurnal Wahana, Vol. 1, No. 10,

Ganjil, Tahun Akademik 2015/2016 (ISSN 0853-5876), hal. 78 14 Muslim, Varian – Varian Paradigma, Pendekatan, Metode, dan

Jenis Penelitian dalam Ilmu Komunikasi, Jurnal Wahana, Vol. 1, No. 10,

Ganjil, Tahun Akademik 2015/2016 (ISSN 0853-5876), hal. 78

16

ambiguisitas yang besar. Perilaku dan pernyataan dapat

memiliki makna yang banyak dan dapat diinterpretasikan

dengan berbagai cara.15 Pada intinya, paradigma

interpretif ini menjelaskan bahwa ilmu tidak didasarkan

pada hukum dan prosedur yang baku. Setiap peristiwa

atau kejadian yang ada dapat dimaknai dengan berbeda –

beda.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah

suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan

pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial

dan masalah masalah manusia.16 Digunakannya

pendekatan kualitatif dalam penelitian ini karena ada ciri

khas dalam mengoleksi data yaitu dengan menggunakan

pola induktif.17 Dalam pengumpulan data, penulis

menggunakan teknik observasi, wawancara, dan

dokumentasi terkait objek yang akan diteliti.

15 Muslim, Varian – Varian Paradigma, Pendekatan, Metode, dan

Jenis Penelitian dalam Ilmu Komunikasi, Jurnal Wahana, Vol. 1, No. 10,

Ganjil, Tahun Akademik 2015/2016 (ISSN 0853-5876), hal. 79 16 Sandu Siyoto & Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian,

(Sleman: Literasi Media Publishing, 2015), hal. 17 17 Rulli Nasrullah, Metode Penelitian Jurnalisme Pendekatan

Kualitatif, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2020), Hal. 21

17

3. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu teknik atau

prosedur untuk mengumpulkan dan menganalisis data.18

Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian

deskriptif kualitatif. Metode deskriptif merupakan jenis

metode penelitian yang memberikan gambaran atau uraian

atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan

terhadap objek yang diteliti.19 Adapun tujuan

digunakannya metode deskriptif dalam peneletian ini

adalah untuk mendeskripsikan secara detail dan rinci

peristiwa, perilaku, dan kegiatan khusus yang terjadi di

lapangan atau realitas sosial.

4. Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 60 hari sejak

tanggal 1 Februari – 1 April 2021. Peneliti akan

mengambil data – data yang diperlukan selama penelitian

dengan sedetail mungkin. Mulai dari observasi,

wawancara, dan dokumentasi. Hal ini dilakukan agar

penelitian yang dilakukan memiliki aspek utama dan

pendukung yang kuat serta dapat menjawab rumusan

masalah yang ada dengan lengkap juga jelas.

18 Sandu Siyoto & Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian,

(Sleman Yk.: Literasi Media Publishing, 2015), hal. 99 19 Ronny Kountur, Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan

Tesis, (Jakarta: PPM, 2003), hal. 105

18

G. Teknik Pengumpulan Data

Dalam Penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa

metode teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Observasi (Pengamatan), yaitu metode yang paling utama

peneliti gunakan dalam penelitian ini. pengamatan

memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi

yang berkaitan dengan pengetahuan proporsional maupun

pengetahuan yang langsung diperoleh dari data. Metode

observasi dapat didefinisikan sebagai metode

pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh dan

mengumpulkan data penelitian melalui pengamatan dan

penginderaan.20 Dalam hal ini, peneliti akan melakukan

pengamatan secara langsung terkait strategi yang

dilakukan radio 95,5 RAS FM dalam mempertahankan

eksistensinya di era media online.

2. Dokumentasi, adalah salah satu metode pengumpulan data

kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-

dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang

lain tentang subjek. Peneliti akan menggunakan buku –

buku atau literatur dan arsip – arsip yang dimiliki oleh

radio 95,5 RAS FM sebagai aspek pendukung penelitian.

3. Wawancara (interview), yaitu proses bercakap antara

kedua belah pihak, peneliti dan sumber penelitian untuk

menggali beberapa informasi lebih mendalam dan detail.

Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan

20 Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relation dan

Komunikasi, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2003), hal. 30

19

wawancara terstruktur, yang mana pertanyaan-pertanyaan

disusun sebelum terjun ke lapangan. Selain itu, juga

peneliti akan menggunakan instrument tambahan berupa

alat rekam agar pengumpulan data bisa lebih efektif.

Wawancara akan dilakukan kepada pimpinan dan

eksekutif produser radio 95,5 RAS FM terkait

permasalahan yang diteliti. Selain itu, peneliti juga akan

melakukan wawancara kepada pakar komunikasi dan

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk menunjang isi

penelitian.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Noeng Muhadjir adalah upaya

mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi,

wawancara, dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman

peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya

sebagai temuan bagi orang lain. Sedangkan untuk

meningkatkan pemahaman tersebut, analisis perlu

dilanjutkan dengan berupaya mencari makna.21 Atau jika

disimpulkan, analisis data adalah proses penyederhanaan dari

data – data yang telah dikumpulkan menjadi sebuah bacaan

yang mudah dipahami.

21 Ahmad Rijali, Analisis Data Kualitatif, Jurnal Alhadharah, UIN

Antasari Banjarmasin, Vol. 17 No. 33 Januari – Juni 2018, hal. 84

20

Maka dari itu, setelah peneliti mengumpulkan data,

baik yang berasal dari observasi, wawancara, maupun

dokumentasi, peneliti akan melakukan analisis data dengan

menggunakan teori dan konsep yang ada untuk menjawab

rumusan masalah dalam penelitian ini.

I. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi mengenai latar belakang

masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, metodologi penelitian, dan

sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini dijelaskan secara rinci

mengenai strategi, radio, eksistensi, media

online, serta teori yang digunakan dalam

penelitian ini, yaitu teori ekologi media.

BAB III GAMBARAN UMUM LATAR

PENELITIAN

Unsur-unsur dalam bab ini adalah penjelasan

secara umum mengenai Radio 95,5 RAS fm

meliputi visi dan misi, sejarah berdirinya,

identitas sebagai radio dakwah, serta tujuan

dan sasaran radio.

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Bab ini membahas tentang seluruh data dan

temuan penelitian yang telah dilakukan

selama proses penelitian.

21

BAB V PEMBAHASAN

Pada bab kelima ini, penulis melakukan

analisis deskriptif dan menjawab pertanyaan

yang menjadi rumusan masalah berdasarkan

data dan temuan penelitian yang telah

dimiliki.

BAB VI PENUTUP

Bab ini merupakan bagian akhir dari

penelitian yang dilakukan. Di dalamnya

terdapat dua sub bab, yaitu kesimpulan dan

saran.

22

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Strategi

Kata strategi dapat dijelaskan secara etimologi dan

terminologi. Secara etimologi, strategi berasal dari bahasa

Yunani, yaitu “strategos”. Yang mana kata tersebut berasal

dari kata “stratos” artinya tentara, dan “ag” adalah

memimpin. Dalam penggunaannya, kata “strategos”

diartikan seni berperang. Dalam pengistilahannya atau secara

terminologi, strategi adalah ilmu perencanaan dan

pengerahan sumber daya untuk operasi besar-besaran,

berdasar pada kekuatan posisi yang paling menguntungkan

sebelum menyerang lawan.1

Pada definisi mengenai strategi ini, para ahli memiliki

pendapat yang berbeda-beda sejalan dengan sudut pandang

yang mereka lihat. Menurut David Hunger dan Thomas L.

Wheelen, strategi adalah serangkaian keputusan dan tindakan

manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam

jangka panjang. Sedangkan strategi menurut Anwar Arifin

adalah keseluruhan kepuasan kondisional tentang tindakan

yang akan dijalankan guna mencapai tujuan.2 Kemudian,

Thompson dan Strikcland meneegaskan bahwa strategi

1 Jemsly Hutabarat, Martini Huseini, Strategi: Pendekatan

Komprehensif dan Terintegrasi Strategic Excellence dan Operational

Excellence Secara Simultan, (Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia), hal. 14 2 Anwar Arifin, Strategi Komunikasi, (Bandung: Armilo, 1984), hal.

59

23

terdiri atas aktivitas-aktivitas yang penuh daya saing serta

pendekatan-pendekatan bisnis untuk mencapai kinerja yang

memuaskan (sesuai target).1

Dari beberapa definisi di atas dapat diambil

kesimpulan bahwa strategi adalah sebuah tindakan

manajerial yang berisi aktivitas-aktivitas daya saing guna

mencapai tujuan dan menentukan kinerja organisasi dalam

jangka panjang.

B. Radio

1. Definisi

Pada keberadaannya, radio merupakan salah satu

media massa yang menjadi sebuah wadah bagi masyarakat

untuk mendapatkan informasi, baik yang terkemas secara

edukatif maupun hiburan.

Secara terminologi, Radio adalah teknologi yang

memungkinkan pengiriman sinyal oleh modulasi

gelombang elektromagnetik. Gelombang ini melintas

(merambat) lewat udara dan juga kevakuman angkasa,

gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkutan.

Gelombang radio sendiri ialah satu bentuk dari radiasi

elektromagnetik, dan terbentuk ketika objek bermuatan

listrik dipercepat dengan frekuensi yang terdapat dalam

frekuensi radio (RF) dalam spektrum elektromagnetik.2

1 Rachmat, Manajemen Strategik, (Bandung: CV Pustaka Setia,

2014) cet. 1, hal. 2 2 Abdul Halik, Buku Daras: Komunikasi Massa,(Makassar:

Alauddin University Press, ISBN 2013), hal. 95

24

Menurut Effendy, gaya radio siaran dapat timbul

karena dua faktor, yaitu sifat radio dan sifat pendengar

radio. Sifat radio siaran, gaya radio secara

karakteristiknya mencakup3:

a. Auditori

Radio adalah bunyi atau suara yang hanya dapat

di konsumsi oleh telinga. Karena keterbatasan inilah

yang menjadi standar bagi para penyiar radio agar

menyampaikan pesannya secara singkat, padat, dan

jelas sehingga mudah diingat dan dipahami oleh

audiens.

b. Imajinatif

Berdasarkan sifat radio yang auditori, audiens

hanya dapat mendengar apa yang diucapkan oleh

penyiar tanpa melihat visual. Dengan penyatuan

kekuatan kata dan suara dari seorang penyiar, hal ini

dapat membuat sebuah theatre of mind di dalam

pikiran audiens.

c. Akrab

Salah satu kelebihan yang dimiliki radio adalah

akrab. Meskipun tergolong media massa, radio

merupakan salah satu media yang memberikan kesan

intim. Hal ini disebabkan pesan atau informasi yang

disiarkan oleh penyiar sampai kepada audiens secara

3 Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, (Yogyakarta: LkiS

Yogyakarta, 2004), hal. 32-35

25

personal/individu. Sehingga radio bisa dijadikan

sebagai “teman” di kala seseorang sedang bahagia

maupun bersedih.

d. Gaya percakapan

Faktor yang menyebabkan radio terasa akrab

dapat terlihat dari gaya bahasa yang dipakai oleh

penyiar. Gaya bahasa yang digunakan adalah gaya

bahasa sehari-hari yang cenderung fleksibel sehingga

dapat diterima oleh siapapun dan kalangan apapun.

Dan dari gaya bahasa inilah terkadang ada jargon-

jargon unik yang menjadi sebuah tren.

2. Sejarah

Perkembangan radio dimulai dari penemuan

phonograph (gramofon), yang juga bisa digunakan

memainkan rekaman, oleh Edison pada tahun 1877. Pada

saat yang sama James Clerk Maxwell dan Helmholtz

Hertz melakukan ekperimen elektromagnetik untuk

mempelajari fenomena yang kemudian dikenal sebagai

gelombang radio. Keduanya menemukan bahwa

gelombang radio merambat dalam bentuk bulatan, sama

seperti ketika kita menjatuhkan sesuatu pada air yang

tenang. Riak gelombang yang dihasilkan akibat benda

yang jatuh tersebut secara sederhana dapat

menggambarkan bagaimana gelombang radio merambat.

Jumlah gelombang radio diukur dengan satuan Hertz.

Marconi adalah orang yang kemudian

memanfaatkan kedua penemuan di atas untuk

26

mengembangkan sistem komunikasi melalui gelombang

radio pada tahun 1896. Usaha Marcori ketika itu baru

berhasil pada tahap pengiriman gelombang radio secara

onand off (nyala dan mati), sehingga baru bisa

menyiarkan kode telegraf. Lee De Frost lalu menemukan

vacuum tube pada tahun 1906. Vacuum tube mampu

menangkap signal radio sekalipun lemah. Pada tahun yang

sama Reginald Fessenden menciptakan ‘penyiaran’

pertama dengan menggunakan telepon sebagai mikrofon.

Siaran radio secara regular di mulai pada tahun 1912 oleh

Charles Herrold.4

Program radio kemudian dapat menjangkau

khalayak massa. Eksperimen penyiaran radio pertama kali

dimulai sekitar tahun 1910, ketika Lee De Forest

memproduksi suatu program acara radio dari Metropolitan

Opera House di Kota New York, menampilkan

bintangbintang penyanyi opera terkenal, seperti Enrico

Caruso. Banyak sejarawan yang menyetujui bahwa stasiun

radio WWJ di Detroit merupakan stasiun radio komersial

pertama. Stasiun WWJ memulai siarannya secara reguler

pada tanggal 20 Agustus 1920. Pandangan lain

menunjukkan bahwa stasiun KDKA di Pittsburgh yang

dianggap sebagai stasiun radio komersial pertama di

dunia. KDKA mengembangkan suatu stasiun percobaan

pada tahun 1916. Stasiunstasiun penyiaran radio

4 Nur Ahmad, Radio Sebagai Sarana Media Massa Elektronik,

Jurnal STAIN Kudus Vol. 3, No. 2 Tahun 2015, hal. 234

27

menyiarkan pemilihan presiden Amerika Serikat pada

tanggal 2 November 1920, secara umum menandai

penyiaran radio secara profesional.5

Sejarah perkembangan radio di Indonesia berawal

dari berdirinya RRI (Radio Republik Indonesia) tepat

pada tanggal 11 September 1945 melalui rapat enam

utusan radio di rumah Adang Kadarusaman, Jalan

Menteng Dalam Jakarta. Pertemuan memutuskan untuk

mendirikan RRI sekaligus memilih Dr. Abdulrahman

Saleh sebagai pemimpin umum RRI. Pertemuan tersebut

juga menghasilkan Piagam Tri Prasetya RRI. Pasang surut

perkembangan penyiaran di Indonesia juga mempengaruhi

kegiatan penyiaran radio itu sendiri. Penghapusan

Departemen Penerangan pada era Aburrahman Wahid

(Gus Dur) mengharuskan RRI berubah menjadi badan

publik. Dengan keberadaan UU Penyiaran maka radio

terbagi tiga, yaitu: 1) Lembaga Penyiaran Radio Publik

RRI, 2) Lembaga Penyiaran Swasta, 3) Lembaga

Penyiaran Komunitas. Hingga saat ini sudah banyak

siaran radio swasta yang ada di Indonesia, bahkan radio

komunitas lokal berbahasa daerah juga ada.6

5 Abdul Halik, Buku Daras: Komunikasi Massa,(Makassar:

Alauddin University Press, ISBN 2013), hal. 96 6 Nur Ahmad, Radio Sebagai Sarana Media Massa Elektronik,

Jurnal STAIN Kudus Vol. 3, No. 2 Tahun 2015, hal. 244

28

3. Jenis Radio di Indonesia

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran, radio sebagai

lembaga penyiaran terbagi menjadi empat jenis, yaitu7:

a. Radio Publik

Radio publik merupakan lembaga penyiaran

yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh

negara, bersifat independen, netral, tidak komersial,

dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan

masyarakat.

b. Radio Swasta

Radio swasta adalah lembaga penyiaran yang

bersifat komersial berbentuk badan hukum Indonesia,

yang bidang usahanya hanya menyelenggarakan jasa

penyiaran.

7 Pasal 13 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun

2002 Tentang Penyiaran

29

c. Radio Komunitas

Radio komunitas adalah lembaga penyiaran

yang berbentuk badan hukum Indonesia, didirikan oleh

komunitas tertentu, bersifat independen, dan tidak

komersial, dengan daya pancar rendah, luas jangkauan

wilayah terbatas, serta untuk melayani kepentingan

komunitasnya.

d. Radio Berlangganan

Radio berlangganan adalah lembaga penyiaran

berbentuk badan hukum Indonesia, yang bidang

usahanya hanya menyelenggarakan jasa penyiaran

berlangganan dan wajib terlebih dahulu memperoleh

izin penyelenggaraan penyiaran berlangganan.

C. Eksistensi

Eksistensi adalah suatu proses yang dinamis, suatu

menjadi atau mengada. Hal ini sejalan dengan asal kata dari

eksistensi itu sendiri, yaitu exsistence yang artinya keluar

dari, melampaui, atau mengatasi. Jadi eksistensi tidak

bersifat kaku dan stagnan melainkan fleksibel dan

mengalami perkembangan atau sebaliknya kemunduran,

tergantung pada kemampuan dalam mengaktualisasikan

potensi-potensinya.8 Ditinjau dari segi media penyiaran,

eksistensi berarti kemampuan sebuah radio untuk bertahan

dalam jangka waktu yang panjang.

8 Tresna Yumiana Rahayu, kaartini Rosmalah Dewi Katili, Strategi

Program Radio dalam Mempertahankan Eksistensinya, Jurnal Makna Volume

4, No. 1, Maret 2019, hal. 144

30

Pada keberadaannya, eksistensi secara umum

dijadikan sebagai dasar pembuktian diri atas kegiatan atau

pekerjaan yang dilakukan memiliki nilai positif dan

bermanfaat untuk lingkungan sekitar. Sehingga, pada

akhirnya, pandangan orang lain akan berubah berdasar

pencapaian tersebut. Misalnya, di dalam sebuah stasiun radio

terdapat seorang penyiar yang sangat berkarakter dan cerdas

dalam berinteraksi dengan audiens. Sehingga, seringkali ia

mendapatkan penghargaan sebagai penyiar terbaik di radio x.

Penyiar tersebut akan lebih dikenal oleh eksekutif produser

dan jajaran atas lainnya, dibandingkan dengan penyiar

dengan kemampuan dalam batas standar. Begitupun dengan

radio itu sendiri, jika sebuah stasiun radio memiliki daya

tarik yang memikat pendengar maka eksistensi radio akan

bertahan seiring kepuasan dari para pendengar.

D. Media online

Kehadiran internet membuat konvergensi antara

komunikasi, informasi, dan teknologi yang melahirkan

multimedia seperti media online. Media online merupakan

salah satu media massa yang modern. fungsi media online

sendiri sama seperti media massa lainnya, yaitu sebagai

wadah informasi, edukasi, dan hiburan. Keberadaan media

online saat ini, memberikan banyak kemudahan bagi

masyarakat, salah satunya adalah informasi yang dapat

ditemukan dengan mudah melalui gadget dengan koneksi

internet.

31

Menurut definisi, media online (online media) –

disebut juga cybermedia (media siber), internet media (media

internet), dan new media (media baru) – dapat diartikan

sebagai media yang tersaji secara online di situs web

(website) internet. Dalam artian terminologi, media online

adalah media massa “generasi ketiga” setelah media cetak

(printed media) – Koran, tabloid, majalah, buku – dan media

elektronil (electronic media) – radio, televisi, dan

film/video.9

Keunggulan utama media online, tidak saja pada

aspek kecepatan informasinya, tetapi juga pada sifat

interaktif, dan multimedianya. Pengguna internet dapat

terlayani kebutuhannya dalam bentuk apa saja. Setiap orang

dapat mengakses apapun di dalam media online, mulai dari

surat kabar, buku, streaming radio dan televisi, hingga

menonton film secara online.10

Media online dapat disebut sebagai media baru

karena keterlibatan teknologi baru berupa internet di

dalamnya. Adapun beberapa cirri lingkungan media baru

adalah sebagai berikut:11

1. Teknologi yang dahulu berbeda dan terpisah seperti

percetakan dan penyiaran sekarang bergabung.

9 Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Online: Panduan Mengelola

Media Online, (Bandung: Nuansa Cendikia, 2018),hal. 34 10 Abdul Halik, Buku Daras: Komunikasi Massa,(Makassar:

Alauddin University Press, ISBN 2013), hal. 43 11 Abdul Halik, Buku Daras: Komunikasi Massa,(Makassar:

Alauddin University Press, ISBN 2013), hal.255-256

32

2. Kita sedang bergeser dari kelangkaan media menuju

media yang berlimpah

3. Kita sedang mengalami pergeseran dari mengarah

kepuasan massaaudience kolektif menuju kepuasan group

atau individu.

4. Kita sedang mengalami pergeseran dari media satu arah

kepada media interaktif.

E. Teori Ekologi Media Dimmick dan Rothenbuhler

Teori ekologi media telah dikembangkan sejak tahun

1960-an oleh para ahli ekologi seperti S.S.. Levins, R.

Levins, Ricklefs,, E.R. Pianka, dan R.H. Whittaker.

Selanjutnya, Dimmick dan Rothenbuhler mencoba

melanjutkan dengan menganalogikan fenomena kompetisi

antar-industri media sebagai suatu proses ekologis.12

Ekologi sendiri berasal dari kata dalam bahasa

Yunani yaitu oikos dan logos. Istilah ini mula-mula

diperkenalkan oleh Ernst Haeckel pada tahun 1869. Ekologi

berasal dari kata Yunani oikos, yang berarti rumah dan logos,

yang berarti ilmu/ pengetahuan. Jadi, ekologi adalah ilmu

yang mempelajari hubungan timbal balik (interaksi) antara

organisme dengan alam sekitar atau lingkungannya.13

12 F. Anita Herawati dan Setio Budi HH, Ekologi Media Radio

Siaran di Yogyakarta, Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 4, Nomor 2 tahun

2007, hal. 113 13 Djohar Maknun, Ekologi: Populasi, komunitas, ekosistem,

(Cirebon: Nurjati Press, 2017), hal. 1

33

Kemudian, Hawley memperluas definisi ekologi

tersebut menjadi ilmu yang mempelajari tentang bagaimana

cara makhluk hidup atau suatu organism hidup dalam

lingkungan tertentu. Berdasarkan dua pengertian di atas,

dapat disimpulkan bahwa ekologi merupakan ilmu yang

mempelajari bagaimana cara makhluk hidup

mempertahankan hidupnya di lingkungan dimana mereka

tinggal.14

Sejalan dengan analogi dari Dimmick dan

Rothenbuhler, kompetisi media dapat digambarkan seperti

makhluk-makhluk hidup yang harus mempertahankan

hidupnya dalam suatu lingkungan (pasar). Bagaimana ia

bertahan adalah bagaimana makhluk media tersebut mampu

mencari – mendapatkan dan merebut sumber makanan yang

tersedia dalam lingkungan tersebut.15

Bersandar pada analogi yang diuraikan oleh Dimmick

dan Rothenbuhler tergambar bahwa pada media sejenis dapat

diklasifikasikan menjadi suatu populasi. Seperti media

elektronik (televisi dan radio), media cetak (koran, majalah,

dan tabloid), dan media baru atau media online.

14 Resosoedarmo, dkk.,Pengantar Ekologi, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1990), hal. 1 15 F. Anita Herawati dan Setio Budi HH, Ekologi Media Radio

Siaran di Yogyakarta, Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 4, Nomor 2 tahun

2007, hal. 113

34

Dimmick dan Rothenbuhler mengungkapkan bahwa

untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, media

memerlukan sumber penunjang hidup. Pada dasarnya, ada

tiga sumber penunjang hidup media yang utama yaitu:16

1. Types of content (jenis isi media)

Pada types of content ini yang menunjukkan aspek

program dan atau jenis isi media. Variasi program, jenis

program, dan banyaknya program. Content merupakan

deskripsi isi dari media yang bersangkutan, hal tersebut

dapat dilihat dari berbagai rubrikasi/ program acara yang

ada.

Menurut Peter Pringle, program dalam stasiun

radio merupakan hal penting dalam menentukan

keberhasilan stasiun penyiaran sehingga perlu adanya

strategi program yang ditinjau dari aspek manajemen atau

manajemen strategi program siaran sebagai berikut:17

a. Perencanaan program

Perencanaan program mencakup pekerjaan

mempersiapkan rencana dalam jangka pendek,

menengah, dah panjang. Hal ini dilakukan agar sebuah

stasiun penyiaran dapat memungkinkan untuk

mendapatkan tujuan program dan tujuan keuangannya.

16 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta:

Kencana, 2007), hal. 272 17 Morissan, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola

Radio dan Televisi. (Jakarta: Kencana, 2009), hal.231

35

Pada stasiun radio, pengelola program

berusahan untuk mengidentifikasi audien mereka yang

spesifik dan menyiarkan program kepada audien yang

spesifik itu sepanjang siarannya. Dalam merencanakan

dan memilih program, bagian program akan

berkonsultasi terlebih dahulu kepada bagian pemasaran

(sales marketing). Hal ini mutlak dilakukan karena

bagian pemasaranlah yang akan memasarkan program

yang akan dibuat nantinya kepada para pemasang

iklan. Dalam hal ini bagian program dan bagian

pemasaran harus bekerja sama dengan baik.18

b. Produksi program

Kata kunci untuk memproduksi atau membuat

program adalah ide atau gagasan. Dengan demikian,

setiap program selalu dimulai dari ide dan gagasan.

Dan dari ide tau gagasan inilah kemudian diwujudkan

melalui produksi.19 Pada proses produksi ini, segala hal

yang terjadi selama prosesenya berada di bawah

tanggung jawab seorang manajer atau direktur

produksi.

c. Eksekusi program

Eksekusi program memiliki arti proses

penayangan program yang telah diproduksi sesuai

dengan rencana yang sudah diputuskan. Strategi

18 Morrissan, Manajemen Media Penyiaran,(Jakarta: Kencana

Prenada, 2008),hal. 234 19 Morrissan, Manajemen Media Penyiaran,(Jakarta: Kencana

Prenada, 2008),hal. 266

36

penayangan program yang baik sangat ditentukan oleh

bagaimana menata atau menyusun berbagai program

yang akan ditayangkan.Dalam mengeksekusi program,

ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:

pembagian waktu siaran, strategi penayangan, program

tandingan, bloking program, pendahuluan kuat, startegi

buaian, penghalang,dan strategi lainnya.20

d. Pengawasan dan evaluasi program

Tahap perencanaan program akan menghasilkan

rencana program dan tujuan yang akan dicapai.

Sedangkan tahap pengawasan dan evaluasi program ini

akan menentukan presentase keberhasilan rencana

program dan tujuan yang ingin dicapai oleh stasiun

penyiaran. Kegiatan evaluasi secara periodika tau

berkala terhadap masing-masing individu dan

departemen memungkinkan manajeer umum

membandingkan kinerja sebenarnya dengan kinerja

yang direncanakan. Jika kedua kinerja tersebut tidak

sama, maka diperlukan langkah-langkah perbaikan.

Pengawasan harus dilakukan berdasarkan hasil kerja

atau kinerja yang dapat diukur agar fungsi pengawasan

dapat berjalan secara efektif.21

20 Morrissan, Manajemen Media Penyiaran,(Jakarta: Kencana

Prenada, 2008),hal. 302 21 Morrissan, Manajemen Media Penyiaran,(Jakarta: Kencana

Prenada, 2008),hal. 314

37

2. Types of audien (jenis khalayak sasaran)

Types of audien ini menunjukkan jenis khalayak

sasaran atau target audien, jenis pendengar (dari

segmentasi geografis, demografis, psikografis). Dalam

menentukan tipe khalayak, perlu dilakukan segmentasi

khalayak atau segmentasi pasar agar dapat lebih mudah

menganalisa kebutuhan audiens.

Menurut Hidayah, Segmentasi pasar adalah

membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang

dibedakan menurut kebutuhan, karakteristik, atau tingkah

laku, yang mungkin membutuhkan produk yang

berbeda.22 Philip Kotler dan Gary Amstrong

mendefinisikan segmentasi pasar adalah pembagian

sebuah pasar menjadi beberapa kelompok pembeli yang

berbeda.23 Pelaksanaan segmentasi pasar diperlukan

beberapa metode yang berbeda, salah satu metode dalam

melaksanakan segmentasi pasar adalah dengan cara

membedakan segmen pasar berdasarkan empat kategori,

yaitu:24

22 A. Munajar dkk., Memilih Segmentasi Penonton dalam

Perencanaan Program Televisi, Jurnal Abdimas BSI, Vol. 1 No. 3 Tahun

2018, hal. 586 23http://ciputrauceo.net/blog/2015/7/14/segmentasi-pasar-beserta-

pengelompokan-dan-contoh (Diakses pada 3 Januari 2020 Pukul 16.22 WIB) 24 Warter Agustim, Segmentation, Targeting and Positioning

Analysis by Broadcasting Program Radio Mitra 97,0 Fm Batu City, Jurnal

Universitas Tribhuwana Tunggadewi, hal. 2-3

38

a. Geografis

Segmentasi geografi akan membagikan pasar ke

dalam beberapa bagian geografi yang berbeda seperti

negara, negara bagian, wilayah, kota dan desa yang

dipandang sangat potensial dan menguntungkan.

b. Demografis

Dalam segmentasi demografi, pasar dibagi

menjadi grup-grup dengan dasar pembagian seperti

usia, jenis kelamin, tingkat pendapatan, tingkat

pendidikan, dan agama guna memudahkan jangkauan

dan relatif lebih murah untuk mengidentifikasi pasar

sasaran.

c. Psikografi

Segmentasi psikografis memilah audiens

berdasarkan kelas sosial (social class), gaya hidup

(lifestyle), nilai-nilai kehidupan yang dianut (value),

dan kepribadian (personality).

d. Perilaku

Berdasarkan perilaku, Audiens dibagi ke

beberapa kelompok, yaitu pengetahuan, sikap,

pemakaian, atau tanggapan mereka terhadap suatu

produk.

39

3. Capital (modal)

Faktor capital ini mencakup pada modal awal,

modal finansial, dana pemasukan iklan, sumber daya

manusia, sarana teknologi dan fasilitas lainnya. Modal

awal pada sebuah perusahaan media sangat diperlukan

karena hal tersebut merupakan pondasi berdirinya sebuah

media penyiaran. Dan adanya modal awal ini bisa

didapatkan baik dari investor maupun dana pribadi.

40

F. Kerangka Berpikir

Strategi Radio 95,5 RAS Fm di Wilayah Tebet, Jakarta

Selatan dalam Mempertahankan Eksistensinya di Era

Media Online

LANDASAN

TEORI

KAJIAN

PUSTAKA

Teori Ekologi Media

Dimmick dan Rothenbuhler

Media mempertahankan

keberlangsungan hidupnya

dengan memperhatikan tiga

sumber penunjang hidup,

yaitu:

1. Types of Content (Jenis

isi media)

2. Types of Audience (Jenis

Khalayak Sasaran)

3. Capital (Modal)

1. Strategi

2. Radio

3. Eksistensi

4. Media Online

Strategi radio 95,5 RAS FM dalam mempertahankan

eksistensinya di era media online ditinjau dari jenis

isi media (types of content), jenis isi media (types of

content), dan modal (capital)

41

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Singkat Radio 95,5 RAS Fm

Awal mula berdirinya Radio 95,5 RAS Fm

termotivasi dari seorang ulama kharismatik asal betawi yaitu

Kyai Haji Abdullah Syafei. Beliau merupakan pendiri

Perguruan Islam As-Syafi’iyah Jakarta. Yang pada tahun

1967 telah merintis dan menyelenggarakan program siaran

radio di As-Syafi’iyah. Dari Radio As-Syafi’iyah inilah,

program siaran dakwah dan ceramah agama yang menjadi

pedoman umat islam saat itu mengudara keseluruh pelosok

Jakarta dan Sekitarnya, bahkan hingga ke luar daerah.

Kyai Haji Abdul Rasyid Abdullah Syafei, sebagai

putra tertua dari Almarhum Kyai Haji Abdulah Syafei yang

telah wafat pada tahun 1985, melanjutkan dakwah melalui

radio yang mengudara pada frekuensi AM 864 KHz

tersebut, dengan tetap menjaga khittoh As-Syafi'iyah yang

telah ditanamkan oleh muassis awwalnya yaitu Almarhum

Kyai Haji Abdulah Syafei.

Selanjutnya, untuk meningkatkan kualitas dakwah

melalui media radio, dengan mengambil contoh dari

Ayahanda tercinta, maka Kyai Haji Abdul Rasyid AS,

menyelenggarakan siaran radio dengan frekuensi FM pada

gelombang 95,5 Mhz yang diberi nama Radio Alaikassalam

Sejahtera yang disingkat menjadi 95,5 RASfm Jakarta

dengan tetap menjaga eksistensi dan program Radio Suara

42

42

As Syafi’iyah yang telah dicintai oleh masyarakat Jakarta

pada gelombang AM 792 Khz.

Saat ini, untuk menjangkau seluruh lapisan

masyarakat muslim dari berbagai wilayah, dengan berbagai

latar belakang pendidikan dan demografi sosial, maka

sempurna sudah program siaran dakwah yang mengudara

untuk masyarakat muslim di Jakarta dan sekitarnya melalui

95,5 RASfm Radio Alaikassalam Jakarta dan AM 792 Radio

Suara As Syafi’iyah Jakarta.1

B. Profile Radio 95,5 RAS Fm

Gambar 2: Logo Radio 95,5 RAS Fm

Profil

Nama radio : Radio Alaikasalam Sejahtera

Frekuensi : 95,5 MHz

Alamat studio dan pemasaran : Graha Arrasyidiyah Jl KH

Abdullah Syafi’ie No. 21A

Casabelanca Tebet,

1http://rasfmjakarta.com/tentang-kami/lintas-sejarah/ diakses pada

28 Februari 2021 Pukul 19.07 WIB

43

43

Jakarta Selatan

Telepon : (021)8319219

Jangkauan siar : Jabodetabek

Slogan : The real moslem station

Email : [email protected]

Facebook : @rasfmjakarta

Twitter : @rasfmjakarta

Instagram : @rasfmjakarta

Youtube : 95,5 RASfm Jakarta

Whatsapp : 0817195955

Situs website : www.rasfmjakarta.com

Format radio : Dakwah unggulan

Target Pendengar : Keluarga muslim

Call ID : Sahabat RAS fm

Waktu Siaran : 24 Jam

Format Musik : Pop Indonesia (60%), Pop

Religi (35%), Musik Timur

Tengah (5%)

Rata-rata usia pendengar : 20-50 Tahun

Rata-rata SES pendengar : B, C, & A

44

44

Jangkauan Siar

Gambar 3: Jangkauan Siar Radio 95,5 RAS Fm (Google earth)

Jangkauan siaran dari Radio 95,5 RAS fm ini meliputi

wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

C. Visi dan Misi Radio 95,5 RAS Fm

Visi dari Radio 95,5 RAS fm adalah menciptakan

keluarga muslim yang dinamis, modern, namun tetap

berpegang kepada nilai-nilai religius daengan toleransi

tinggi.

Sedangkan misi Radio 95,5 RAS fm adalah

menyampaikan dakwah-dakwah yang rahmatan lil ‘alamin.

Yang mana dakwah pada radio 95,5 RAS fm ini merupakan

dakwah yang dikemas secara lembut dan tidak menyerang ke

salahh satu pihak. Hal ini diikuti dengan program dakwah

dan informasi serta hiburan, yang disajikan dengan kesejukan

dalam tutur kata.

45

45

D. Struktur Organisasi Radio 95,5 RAS Fm

Bagan 1: Struktural Radio 95,5 RAS fm Jakarta

E. Daftar Program Siaran di Radio 95,5 RAS Fm

Daily program

05.30 – 06.00 WIB : Cahaya pagi

06.00 – 09.00 WIB : Assalamualaikum Jakarta

09.00 – 10.00 WIB : Oase

10.00 – 12.00 WIB : Kiswah

12.00 – 15.00 WIB : Selaras

15.00 – 17.00 WIB : Salam sore

17.00 – 19.00 WIB : Al-maghribi

Qotrunnada Manajer Keuangan

Qotrunnada Manajer HRD

Abdul Muis Manajer Marketing

Boni Indrawan

Manajer Program

KH Abdurrasyid Abdullah Syafi’i Owner

Announcer :

1. Ivana

2. Abdul Rival

3. Dimas

4. Ramadhan

5. Ozzy Zaidan

Alwi Rasyid Direktur Utama

Yayan Lutfhi Administrasi Umum

Boni Indrawan

Music Director

46

46

19.00 – 20.00 WIB : Bincang angkasa

20.00 – 21.00 WIB : Tadarus bittalifun

21.00 – 00.00 WIB : Salam malam

Special weekly program

Kamis malam 21.00 – 00.00 WIB : Aljazeerah

Jum’at malam 21.00 – 00.00 WIB : Nurani

Sabtu malam 19.00 – 00.00 WIB : Satu hati

F. Segmentasi Pasar Radio 95,5 RAS Fm

Segmentasi pasar Radio 95,5 RAS fm terbagi ke

dalam tiga bagian, berdasarkan usia, social economy status,

dan psikografi. Pertama, berdasarkan usia, pasar/ market

audiens Radio 95,5 RAS fm berada pada usia 20 hingga 50

tahun. Kedua, berdasarkan Socio Economy Status (SES),

audiens Radio 95,5 RAS fm secara berurutan adalah B, C, &

A. (Lihat Tabel 1)

Class Monthly

expenditure Education Occupation

A Di atas Rp 3

juta Universitas

Pegawai

tinggi –

Wiraswasta

B Rp 2 to 3 Mio SMU/Universitas

Pegawai

menengah,

Wiraswasta

C Rp 1 to 2 Mio SMU Pegawai

rendah

47

47

D Rp 700 k to 1

Mio Di bawah SMU

Tenaga kerja

terdidik

E Di bawah Rp

700 k Di bawah SMP

Tenaga kerja

terlatih

Tabel 1 : 5 Golongan SES menurut Nielsen - Admosphere2

Kemudian, yang ketiga, berdasarkan psikografi,

Radio 95,5 RAS fm memiliki audiens yang merupakan

keluarga muslim yang dinamis, modern, religius, mengikuti

perkembangan informasi terkini, berfikiran terbuka dan

berwawasan luas. Data di atas diperoleh peneliti dari

company profile milik Radio 95,5 RAS Fm.3

2http://www.yoodeo.com/media/files/ses.pdf Diakses pada 15 Maret

2021 pukul 20.54 WIB 3Company Profile 95,5 RAS Fm, Radio Alaikassalam Jakarta

48

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN

Zaman terus mengalami pergerakan, kemajuan terasa di

berbagai bidang kehidupan. Salah satunya adalah pada bidang

komunikasi. Media konvensional mulai tergantikan dengan media

baru (new media). Misalnya, saat ini televisi dan radio sudah

dapat akses hanya dengan menggunakan satu benda bernama

smartphone. Dengan adanya platform-platform baru yang

bermunculan, persaingan di dunia penyiaran semakin ketat.

Jika dibandingkan dengan televisi, radio di Indonesia

jauh lebih banyak jumlahnya. Setiap stasiun radio memiliki

konsep atau tema siaran mereka masing-masing, mulai dari radio

hiburan, berita, edukasi, dan keagamaan. Diantara berbagai jenis

radio tersebut, yang sangat jarang keberadaanya adalah radio

yang mengusung konsep keagamaan.

Berdasarkan informasi dari laman Wikipedia, dari

banyaknya radio FM di Jabodetabek, hanya ada 3 radio islami.1

Satu diantaranya ada di Jakarta, yaitu Radio 95,5 RAS fm. Radio

ini menyiarkan kajian islami, tadarus Al-Qur’an, dan sejarah

Islam.

Dalam upaya mempertahankan eksistensinya, RAS fm

perlu menyusun sebuah strategi agar tetap bisa bertahan di tengah

persaingan ketat di era media online ini. Terlebih karena RAS fm

adalah satu-satunya radio islam di Jakarta.

1https://en.wikipedia.org/wiki/List_of_radio_stations_in_Jakarta

(Diakses Pada 13 April 2021 Pukul 16.05 WIB)

49

Strategi sendiri menurut David Hunger dan Thomas L.

Wheelen memiliki arti yaitu serangkaian keputusan dan tindakan

manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka

panjang.2 Sejalan dengan definisi tersebut, radio RAS fm

diharapkan memiliki persiapan jangka panjang untuk

mempertahankan eksistensinya. Hal ini sama seperti yang

disampaikan oleh Wakil Dekan III FISIP Universitas Airlangga

yang juga merupakan Pengamat Media, Irfan Wahyudi:

“… Iya harus dilihat bagaimana visi RAS fm ini untuk sepuluh

tahun ke depan agar terlihat arahnya. Karena, strategi ini bukan

hanya jangka pendek tetapi juga jangka panjang.”3

Berkaitan dengan hal tersebut, manajer pemasaran RAS

fm, Abdul Muis mengatakan bahwa untuk strategi jangka

panjang, RAS fm sedang mempersiapkan diri agar RAS fm

nantinya akan berada di setiap platform digital.

“Pada dasarnya, kita sedang berusaha untuk mengganti

beberapa konten yang lebih sesuai dengan zaman, sekarang dan

nantinya. Yang mana konten-konten tersebut disesuaikan dengan

platform-platform yang ada. Tentu dalam pengembangan, kita

harus ada di berbagai platform, seperti media online maupun

offline itu sendiri. Sehingga ke depannya RAS fm able di segala

platform digital.”

Namun, untuk saat ini, dalam upaya mempertahankan

eksistensinya di era media online, RAS fm telah mempersiapkan

2 Anwar Arifin, Strategi Komunikasi, (Bandung: Armilo, 1984), hal.

59 3 Wawancara dengan Irfan Wahyudi S.Sos., M.Comms., PhD

sebagai Pengamat Media, tanggal 29 Maret 2021, pukul 09.00 WIB

50

radio streaming di website dan sedang fokus terhadap marketing

communication dalam upaya memperkenalkan radio RAS fm ke

warganet melalui media sosial.

“… RAS fm tuh disitu istimewanya, di media sosial kita bisa, ya

streaming juga main, terus ga bayar juga bisa tanpa kuota, jadi

boleh dikatakan bagaimana ko bisa bertahan disaat pandemi

atau disaat dikelilingi oleh media-media online, media-media

sekarang kan mengalami pergeseran ya, nah disitu kita tetep

menyikapinya, kita tetep masuk ke media online, di radionya

teteap main, tetap jalan.”4

Selain itu, RAS fm juga sedang dalam tahap

perencanaan untuk membuat podcast (radio dengan konsep

audio-visual) yang nantinya akan di distribusikan ke Youtube.

“RAS fm untuk lebih besarnya, akan mulai melakukan

penyesuaian ke arah media digital atau online itu sendiri,

youtube misalnya ya dengan podcast.Saat ini podcast sedang

dalam tahap perencanaan ya, lagi di prepare.”

Media online erat kaitannya dengan media sosial dan

kedua hal tersebut merupakan bagian dari new media. Artinya,

media online adalah sebuah wadah baru yang dapat dimanfaatkan

untuk meneruskan fungsi dari media itu sendiri, yaitu untuk

memberi informasi, edukasi, hiburan, dan untuk mempengaruhi

audiens. Selain itu, media online – berhubungan dengan radio –

memberikan dampak yang nyata, yaitu mengubah cara radio

untuk berinteraksi dengan pendengar. Mulanya, pendengar hanya

menerima radio dengan sifat auditifnya, namun saat ini

4 Wawancara dengan Abdul Muis selaku Marketing Manager 95,5

RAS fm, tanggal 3 Maret 2021, pukul 10.30 WIB

51

pendengar dapat menikmati siaran radio dengan konsep baru,

yaitu dengan sifat auditif yang dibersamai dengan visual –

melihat wajah penyiar. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan

oleh Irfan Wahyudi sebagai pengamat media.

“Media online telah mengubah cara radio ya untuk berinteraksi

dengan pendengar.Radio tidak hanya mengandalkan audio tapi

juga sekarang pendengar bisa melihat wajah penyiar, begitu.

Berinteraksi melalui website ataupun aplikasi yang dibuat khusus

oleh produser atau pemilik radio tersebut sehingga media untuk

berinteraksi menjadi semakin banyak dan tidak hanya

mengandalkan pada audio saja.”5

Salah satu bentuk evolusi radio yang dapat diakses

secara online adalah podcast. Meski begitu, dikutip dari tirto.id,

Diane Kemp, profesor pada bidang Broadcasting dari

Birmingham City University, Inggris, berpendapat bahwa podcast

tidak dapat menggantikan radio. Hal ini karena radio

menawarkan momen bersama dan interaktivitas, yang mana hal

tersebut tidak dapat dilakukan oleh podcast.6 Pernyataan tersebut

beriringan dengan yang disampaikan oleh Irfan Wahyudi

mengenai aplikasi Spotify sebagai pengganti radio, sebagai

berikut:

“… selalu ada yang tidak bisa di ambil oleh mesin dari radio.

Hal itu adalah the theatre of mind. Penyiarnya bisa menciptakan

itu loh. Dan hal itu tidak bisa diambil alih oleh mesin seperti

5 Wawancara dengan Irfan Wahyudi S.Sos., M.Comms., PhD

sebagai Pengamat Media, tanggal 29 Maret 2021, pukul 09.00 WIB 6https://tirto.id/cara-radio-bertahan-merambah-ke-media-online-

hingga-jualan-obat-edmp (Diakses pada 15 April 2021 pukul 19.50)

52

spotify. namun sekarang ada podcast. Podcast menawarkan itu.

Tapi ingat lagi, podcast recorded juga, tidak bisa kemudian,

kemampuan penyiar itu untuk menciptakan ruang dengar yang

interaktif.”7

Berdasarkan hal tersebut, lahirlah pernyataan bahwa

radio tidak akan mati meski podcast saat ini mulai beredar di

media online karena keduanya memiliki karakteristik yang

berbeda.8 Hanya saja, hal tersebut bisa terjadi jika radio masih

relevan bagi pendengarnya. Serta, stasiun penyiaran radio tetap

mempertimbangkan media online sebagai wadah baru untuk

inovasi siaran radio ke depannya.

Melihat peluang yang ada, Radio RAS fm sebagai radio

islam harus tetap mempertahankan eksistensinya di era media

online. Dengan adanya radio sebagai media dakwah akan

membantu da’i untuk menyiarkan pengetahuan agama islam

kepada mad’u.

Dalam teori ekologi media oleh Dimmick dan

Rothenbuhler di asumsikan bahwa ada tiga hal yang dapat

membuat sebuah media dapat bertahan di tengah perkembangan

zaman, yaitu dengan memperhatikan types of content, types of

audience, dan capital.

7 Wawancara dengan Irfan Wahyudi S.Sos., M.Comms., PhD

sebagai Pengamat Media, tanggal 29 Maret 2021, pukul 09.00 WIB 8https://tirto.id/cara-radio-bertahan-merambah-ke-media-online-

hingga-jualan-obat-edmp (Diakses pada 15 April 2021 pukul 19.50)

53

A. Strategi Radio 95,5 RAS Fm dalam Mempertahankan

Eksistensinya Di Era Media Online Ditinjau dari Types of

Content (Jenis isi media)

Berdasarkan teori ekologi media, hal pertama yang

harus diperhatikan oleh media agar dapat mempertahankan

keberlangsungan hidupnya adalah types of content (jenis isi

media). Dalam hal ini, peneliti menemukan program-

program atau jenis isi siaran yang dimiliki oleh radio 95,5

RAS fm dengan merujuk pada company profile dari RAS fm

sendiri. Adapun program yang disiarkan oleh RAS fm

menyajikan siaran dengan serangkaian program pilihan,

mulai dari program dakwah unggulan, dialog interaktif,

pendidikan, keluarga, kirim salam, pasar udara, request,

opini, polling pendengar dan quiz.

Selain itu, RAS fm juga menyediakan program yang

berisi informasi terkini, mulai dari dakwah, dunia islam,

ekonomi-politik, hukum, sosial-budaya, lalu lintas, dan

berbagai informasi terkini dari penjuru kota Jakarta.

Melengkapi itu semua, RAS fm juga menyajikan pesan

motivasi kisah hikmah, pesan satir dalam media jokes, radio

play, materi siaran kata, insert, dan features.9

Berdasarkan jenis isi media yang telah disebutkan di

atas, RAS fm mengemasnya ke dalam beberapa program

yang dibagi pada empat waktu, yaitu pagi, siang, sore, dan

malam hari. Pada pagi hari, program yang disiarkan ada tiga,

yaitu ada Cahaya Pagi, Assalamualaikum Jakarta, dan Oase.

9Company Profile 95,5 RAS Fm, Radio Alaikassalam Jakarta

54

Kemudian, program pada siang hari, yaitu Kiswah

dan Selaras. Lalu, untuk sore hari, RAS fm memiliki

program Salam Sore dan Al-Maghribi. Dan di malam hari,

program yang disiarkan ada tiga, yaitu Bincang Angkasa,

Tadarus Bittalifun, dan Salam Malam. Selain program-

program yang telah disebutkan, RAS fm setiap minggunya

mempunyai program spesial, yaitu Aljazeerah, Nurani, dan

Satu Hati. Program spesial tersebut disiarkan pada pukul

21.00 – 00.00 WIB di hari Kamis, Jum’at, dan Sabtu secara

berurutan.

Keberadaan program-program tersebut tidak lepas

dari proses manajemen strategi program. Yang mana hal

tersebut merupakan salah satu penentu keberhasilan sebuah

stasiun penyiaran. Manajemen strategi program tersebut

terbagi kedalam empat tahap, yaitu (1) perencanaan program,

pada tahap ini, RAS fm melakukan diskusi mendalam

dengan beberapa tokoh agama dan ulama masyhur dalam

menentukan program apa yang layak dan memberikan

manfaat kepada audiens. Hal ini disampaikan oleh Abdul

Muis selaku manager marketing RAS fm. Sebagai berikut :

“Kalo kita, menentukan program itu, kita punya tenaga ahli

ya. Boleh dibilang yang bisa memberikan masukan-masukan

ke radio, dalam artian, dari teman-teman ulama atau ustadz.

Jadi, disini mereka memberikan masukan ‘oh program yang

seperti ini bagus, seperti ini bagus.’ Misalnya diskusi dengan

ustadzah Halimah Alydrus seperti itu. InsyaAllah program-

program kita dinamis dan tidak moderat.”

55

(2) Produksi program. Berdasarkan pemaparan dari

manager marketing RAS fm, Abdul Muis, dalam hal ini,

RAS fm memproduksi program dengan dua cara, yaitu live

dan recording. Kedua cara tersebut berkaitan dengan

availability narasumber yang akan melakukan siaran. Siaran

akan dilakukan live jika narasumber dapat datang ke ruang

siaran tetapi jika narasumber tidak bisa on air maka akan

diagendakan untuk recording materi siaran yang nantinya

akan disiarkan sesuai dengan jam saat on air.

Selama proses produksi, salah satu hambatan yang

biasa ditemui oleh RAS Fm adalah gangguan teknis seperti

noise pada keluaran (output) suara siaran. Hal ini terjadi

disebabkan karena cuaca yang buruk.

“Kalau penghambat itu, kadang-kadang suasana seperti ini,

pandemi ya penghambat juga, protokoler. Tapi kalau untuk

penghambat secara umum gaada yang terhambat. Paling

kalau cuaca aja jadi berpengaruh ke alat teknik.”

(3) Eksekusi program. Pada tahap eksekusi program

ini, sebuah stasiun penyiaran menyusun strategi penayangan

program agar terjadi engangement yang efisien. Dalam hal

ini, RAS fm membagi prime time menjadi dua waktu. Pagi

hari dimulai dari jam 06.00 WIB hingga 10.00 WIB dan sore

hari pada jam 16.00 WIB hingga 18.00 WIB. Pembagian ini

berdasarkan asumsi bahwa pada jam tersebut mayoritas

masyarakat sedang berada dalam perjalanan berangkat dan

pulang bekerja. Hal ini dijelaskan oleh Abdul Muis dalam

wawancara penelitian.

56

“Biasanya prime time itu pagi, di jam 6, 7, 8, 9 atau jam 10,

kalau untuk jam sore ada di jam 4, 5, dan 6, itu prime time.

Kenapa ?orang biasanya nyetir mobil itu pagi berangkat

kerja. Nah, orang pasti setel radio tuh, siang sampe kantor,

dimatiin tuh radio, paling main hp, youtube atau apa. Nah

pulang lagi sore jam 4 setel lagi radionya. Itu adalah prime

time, pendengarnya banyak. Tapi tidak menutup

kemungkinan juga yang di rumah juga bisa mendengarkan.”

Kemudian yang terakhir, (4) pengawasan dan

evaluasi program. berdasarkan informasi yang didapatkan

dari manager marketing RAS fm, program yang biasanya

dilakukan pengembangan atau perubahan terjadi di program

yang mengangkat konten musik. Hal ini karena kecondongan

masyarakat untuk memutar siaran radio RAS fm adalah

untuk kebutuhan informasi dan edukasi. sehingga diantara

program-program yang dimiliki RAS fm saat ini, yang terus

mengalami evaluasi adalah program musiknya. Meski begitu,

program-program lain pun tetap terus diawasi guna

mengetahui laju dan layaknya program tersebut.

B. Strategi Radio 95,5 RAS Fm dalam Mempertahankan

Eksistensinya Di Era Media Online Ditinjau dari Types of

Audience (Jenis Khalayak Sasaran)

Hal kedua yang harus diperhatikan media agar

mempertahankan keberlangsungan hidupnya berdasarkan

teori ekologi media adalah types of audience (jenis khalayak

sasaran). Dalam menentukan jenis khalayak sasaran perlu

dillakukan segmentasi pasar. Hal ini guna mempermudah

sebuah perusahaan penyiaran menganalisa kebutuhan

57

audiens-nya. Selain itu, menurut Irfan Wahyudi, segmentasi

pasar memiliki implikasi kepada konten yang dibangun dan

konten siaran.10

“Segmentasi pasar sangat perlu ya dan itu di awal pendirian

radio, memang itulah yang menjadi bahasan, kita mau

menyasar segmen apa, target pendengarnya, status ekonomi

sosialnya bagaimana, dan lain sebagainya. Meskipun itu

tidak membatasi pendengar ya. Kamu misalnya dari

golongan ini, kalau mau mendengarkan kan gabisa, tapi

melihat dari isinya, konten. Jadi segmentasi itu berimplikasi

pada konten yang dibangun, konten siaran.”

Salah satu metode dalam melaksanakan segmentasi

pasar adalah dengan cara membedakan pasar berdasarkan

empat kategori, yaitu secara geografis, demografis,

psikografis, dan perilaku (behavior).11 Saat ini radio RAS fm

hanya melakukan segmentasi pada tiga kategori, yakni

geografis, demografis dan psikografis. Sedangkan pada

segmentasi yang ke empat, yaitu perilaku (behavior) tidak

ditemukan dalam penelitian.

Pada kategori geografis, RAS fm menjadi salah satu

radio dengan pendengar terbanyak di wilayah Jabodetabek.

Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Nielsen Wave 4

2018 yang menunjukkan bahwa radio RAS fm berada di

10 Wawancara dengan Irfan Wahyudi S.Sos., M.Comms., PhD

sebagai Pengamat Media, tanggal 29 Maret 2021, pukul 09.00 WIB 11 Warter Agustim, Segmentation, Targeting and Positioning

Analysis by Broadcasting Program Radio Mitra 97,0 Fm Batu City, Jurnal

Universitas Tribhuwana Tunggadewi, hal. 2-3

58

posisi 10 besar kategori radio non-dangdut dengan jumlah

pendengar terbanyak untuk radio keagamaan.12

NO RADIO W4 018 W3 018 (+/-)

1 Elshinta 1.327 1.335 -1%

2 Bens 1.287 1.325 -3%

3 Gen Fm 1.229 1.271 -3%

4 I-Radio 837 752 11%

5 Prambors 660 663 0%

6 Megaswara 631 648 -3%

7 Delta Fm 548 423 30%

8 Global Radio 374 348 7%

9 Bahana 326 376 -13%

10 Alaikasalam 307 281 9%

Tabel 2: Jumlah Pendengar Radio Greater Jakarta Nielsen Wave 4 201813

Tabel di atas memperlihatkan radio Alaikasalam

atau RAS Fm berada di urutan ke-10 dengan jumlah

pendengar 307 ribu pada hasil penelitian wave 4Nielsen.

Angka tersebut menunjukkan peningkatan dari hasil

penelitian sebelumnya di wave 3 Nielsen yang hanya berada

di angka 281 ribu pendengar. Peningkatan pendengar ini jika

di presentasekan adalah sebesar 9%. Selain itu, dari tabel

tersebut juga terlihat bahwa radio RAS Fm menjadi satu-

satunya radio keagamaan yang memiliki jumlah pendengar

terbanyak di Jakarta.

12Company Profile 95,5 RAS Fm, Radio Alaikassalam Jakarta 13Databasedari 95,5 RAS Fm, Radio Alaikassalam Jakarta

59

Gambar 4: Target dan Segmentasi Radio 95,5 RAS Fm (Company Profile)

Merujuk pada gambar, terlihat segmentasi

berdasarkan demografis terlihat pada pembagian usia dan

jenis kelamin. Pendengar radio RAS fm berada pada usia

rata-rata 20 hingga 50 tahun.

Kemudian, untuk jenis kelamin pendengar di dominasi oleh

perempuan dengan presentasi 55% dan laki-laki 45%. Dan

yang terakhir berdasarkan Socio Economyc Status (SES),

pendengar RAS fm secara berurutan statusnya adalah B, C,

dan A. (Lihat Tabel 1)

Selanjutnya, secara psikografis, pendengar RAS fm

merupakan keluarga muslim yang dinamis, modern, religius,

up to date, berfikiran terbukan dan juga berwawasan luas.

60

C. Strategi Radio 95,5 RAS Fm dalam Mempertahankan

Eksistensinya Di Era Media Online Ditinjau dari Capital

(Modal)

Hal terakhir yang juga perlu diperhatikan sebuah

media ketika ingin mempertahankan eksistensinya adalah

capital (modal). Pendirian sebuah perusahan, dalam hal ini

perusahaan penyiaran, perlu sebuah modal. Sebab modal

merupakan salah satu pondasi berdirinya sebuah media

penyiaran. Faktor capital sendiri memiliki banyak

perinciannya, seperti modal awal, modal finansial, sponsor,

sumber daya manusia, sarana teknologi, dan fasilitas lainnya.

Radio RAS fm sebagai sebuah stasiun penyiaran

radio yang berbasis agama, memiliki keuntungan tersendiri

dalam hal modal ini. Menurut Irfan Wahyudi, hal ini

disebabkan adanya filantropis-filantropis yang ingin

menyumbang karena kepentingan agama. Terlebih lagi RAS

fm adalah radio yang berisikan konten agama islam yang

pada dasarnya merupakan agama mayoritas di Indonesia.

“Kelebihannya menurut saya, radio yang berbasis dengan

agama ini adalah andalanya filantropis-filantropis, orang-

orang yang mau menyumbang karena kepentingan dakwah

misalnya begitu ya.”

Asumsi tersebut diperkuat dengan fakta yang

dikemukakan oleh Abdul Muis selaku manager marketing

RAS fm bahwa salah satu modal awal yang dimiliki RAS fm

adalah dari umat. Selain itu, modal finansial yang dimiliki

radio RAS fm saat ini berasal dari pendapatan iklan.

61

“Secara objektif mengenai modal awal kurang tau, tapi

menurut saya dari umat, karena apa ? karena pastinya ya

umat yang ingin berdiri juga radio muslim. Tapi kalau

ditanya saat ini, pendapatan ya dari iklan. Kita kerjasama,

seperti saat ini kita kerjasama dengan PT Soman Indonesia,

sama Madu Duma, terus saat ini Ensiklopedia Al-Qur’an

dan insya allah Pegadaian Syariah.”14

Lebih lanjut, Abdul Muis mengatakan pada

wawancara lanjutan bahwa hingga saat ini pun modal

finansial dari masyarakat masih terus berjalan. Walaupun

dominasi modal saat ini masih pada pendapatan dari hasil

kerjasama.

Modal lain yang menjadi faktor pendukung

keberadaan RAS Fm hingga saat ini adalah adanya Sumber

Daya Manusia (SDM) pada tatanan manajerial RAS Fm yang

masih melakukan gotong-royong untuk mempertahankan

RAS Fm melalui konten-konten siaran terbaik yang

diproduksi. Selain itu, dukungan yang kuat dari pendiri RAS

Fm, K.H. Abdul Rasyid Abdullah Syafe’I menjadi faktor

penting utama lainnya mengapa RAS Fm dapat berdiri kokoh

sampai sekarang.

Melengkapi hal tersebut, pendengar loyal dari RAS

FM, para umat Islam juga menjadi faktor yang berpengaruh

pada suksesnya RAS Fm sebagai radio berbasis informasi

seputar Islam hingga saat ini. Hal ini secara tersirat

14 Wawancara dengan Abdul Muis selaku Marketing Manager 95,5

RAS fm, tanggal 3 Maret 2021, pukul 10.30 WIB

62

disampaikan oleh Abdul Muis pada saat wawancara

dilakukan. Berikut kutipannya:

"Pendukungnya, harus tetap ada, ya secara spesifik si ya

umat islam yang pasti, karena umat islam butuh sumber

informasi, kalau ini ngga ada, bisa kamu bayangkan radio

satu-satunya tuh gaada lagi, satu-satunya radio muslim

gaada lagi, sisanya radio konvensional atau nasrani.”

Hal tersebut kemudian juga diperkuat dengan pendapat yang

disampaikan oleh Irfan Wahyudi di bawah ini.

“Selain itu adalah, lebih spesifik, kalau tadi saya bilang

radio yang anda teliti ini adalah dia memakai agama

sebagai menu utama. Dan ini menarik untuk kemudian

membuat orang mencari mengakses informasi-informasi

seputar agama terus kemudian isu-isu yang dibahas, itu

menjadi sangat spesifik dan ini menjadi keuntungan dari

radio tersebut. Istilahnya kalau pendengar pasti loyal.

Agama ini menjadi salah satu faktor kuat untuk mengikat

pendengar. Dan ini formula yang saya rasa dipakai oleh

banyak orang untuk memikat pendengar dengan masalah

agama, karena orang-orang tidak ingin main-main kalau

urusan agama. Itu untuk radio yang diteliti.”

Terakhir, modal yang berkaitan dengan fasilitas

penyiaran. Saat ini, RAS Fm telah memiliki komponen siaran

yang memadai, mulai dari komputer, mic, mixer, pemancar,

studio on-air, studio tapping, kantor, dan ruang meeting.

Selain dengan cara konvensional, RAS Fm juga sudah

memiliki online area melalui radio streaming di websitenya

www.rasfmjakarta.com. Hal ini dilakukan sebagai upaya

pemanfaatan teknologi baru, yaitu media online.

63

“Pendukung. Pertama adalah akses terhadap teknologi

semakin terbuka. Berarti media massa, dalam hal ini radio

itu punya kemampuan dan kesempatan yang besar untuk bisa

berinteraksi lebih besar dengan pendengarnya. Dan tidak

hanya dengan pendengarnya tetapi juga pembaca juga

penontonnya karena tidak zamannya lagi kita membatasi diri

pada aspek media tertentu.” Abdul Muis

Meski bergitu, teknologi baru ini juga masih belum

dioptimalkan secara maksimal oleh pihak RAS Fm. Hal ini

terjadi karena keterbatasan sumber daya manusia pada

struktural RAS Fm. Sehingga platform-platform online yang

ada belum bisa dijangkau seluruhnya. Padahal, sudah

semestinya di era media online seperti sekarang, adaptasi

juga perlu dilakukan dengan menjajaki platform-platform

baru berbasis digital yang ada. Hal ini sejalan dengan yang

disampaikan oleh Irfam Wahyudi sebagai berikut:

“Kalau tantangannya, balik lagi ke teknologi itu, kalau tidak

bisa beradaptasi, sudah, lepas gitu. Kalau misalnya masih

memusingkan dengan dana yang terserap besar misalnya

untuk maintain teknologi yang sudah jadul kayak antena

siaran sampai kepada mixer, ya alat-alat yang dulu memang

berguna tapi sekarang dengan adanya teknologi semua bisa

dikerjakan dalam satu laptop.”

64

BAB V

PEMBAHASAN

Media massa adalah bagian dari teknologi yang akan

terus berkembang mengikuti arus pergerakan zaman. Radio

sebagai salah satu media massa memerlukan strategi agar dapat

mempertahankan eksistensinya di setiap perpindahan pola

kehidupan dari zaman ke zaman. Misalnya, seperti saat ini, media

mulai berubah yang semula konvensional, perlahan berganti ke

media online. Dalam prosesnya pun, terdapat faktor-faktor

pendukung dan penghambat yang memengaruhi keberlangsungan

adaptasi dari media massa itu sendiri terhadap pergerakan zaman

yang ada.

John Dimmick merupakan seorang associate professor

di Department of Communication and School of Journalism,

Ohio State University. Ia bekerjasama dengan Eric Rothenbuhler,

seorang mahasiswa doctoral di Annenberg School of

Communication, University of Southern California dalam

mengkaji lebih lanjut terkait teori ekologi media yang telah

dikembangkan lebih dulu oleh para ahli ekologi, seperti S.S..

Levins, R. Levins, Ricklefs,, E.R. Pianka, dan R.H. Whittaker

sejak tahun 1960-an.1

Pada teori ekologi media yang dikembangkan oleh

Dimmick dan Rothenbuhler menghasilkan asumsi bahwa untuk

mempertahankan keberlangsungan hidupnya, media memerlukan

1https://academic.oup.com/joc/article-

abstract/34/1/103/4282797?redirectedFrom=fulltext(Diakses pada 6 Juni 2021

pukul 21.15 WIB)

65

tiga sumber penunjang hidup, yaitu types of conten (jenis isi

media), types of audiens (jenis khalayak sasaran), dan capital

(modal). Dalam hal ini, peneliti menggunakannya sebagai alat

analisis yang dipadukan dengan data temuan penelitian terkait

strategi yang digunakan oleh radio 95,5 RAS Fm dalam

mempertahankan eksistensinya di era media online. Berikut

adalah hasil analisisnya:

A. Strategi Radio 95,5 RAS Fm dalam Mempertahankan

Eksistensinya Di Era Media Online Ditinjau dari Types of

Content (Jenis isi media)

Konten sendiri berarti deskripsi isi dari media yang

bersangkutan, hal tersebut dapat dilihat dari berbagai

program acara yang ada.2 Dalam penelitian ini media yang

dimaksud adalah Radio 95,5 RAS Fm. Sehingga pada poin

ini peneliti akan merujuk pada program-program siaran yang

ada di RAS Fm.

Jenis isi media ini sendiri meliputi variasi dari

program, jenis program, dan banyaknya program siaran.

Pertama, variasi program. RAS Fm merupakan salah satu

radio dakwah di Indonesia, pada awal siarannya, berdasarkan

hasil wawancara dengan Abdul Muis, RAS Fm hanya

terbatas pada kajian dakwah untuk masyarakat lokal saja

namun seiring perkembangan zaman, RAS Fm perlahan

melakukan pengembangan pada program yang ada.

Misalnya, saat ini RAS Fm memiliki program spesial setiap

2 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta:

Kencana, 2007), hal. 272

66

kamis malam, yaitu Al-Jazeerah – sebuah program hasil

kerjasama antara RAS Fm siaran Al-Jazeera yang berada di

Qatar – yang mana penyiarnya menggunakan bahasa arab.

Hal ini dilakukan sejalan dengan perluasan pasar audiens

RAS Fm melalui radio streaming di website. Dengan

keunikan yang dimiliki penyiar berbahasa arab, RAS Fm

berhasil mendapatkan audiens dari beberapa negara luar,

seperti Hongkong, Singapura, dan Arab Saudi. Diharapkan

dengan adanya konten tersebut dapat terus meningkatkan

engangement audiens RAS Fm sehingga bisa menjadi radio

internasional.

Kedua, jenis program. Seiring perkembangan zaman,

RAS Fm terus melakukan pengembangan terhadap program-

program siaran yang ada. Pada mulanya, siaran RAS Fm

hanya memiliki konten kajian dakwah oleh tokoh-tokoh

agama saja. Selanjutnya mengalami perkembangan hingga

saat ini sudah ada berbagai jenis program siaran, seperti

talkshow, dialog interaktif, informasi terkini, motivasi

hikmah, dakwah unggulan, dan musik. Adapun konten siaran

yang memuat jenis program tersebut, sebagai berikut:

Cahaya Pagi, Assalamualaikum Jakarta, Oase, Kiswah,

Selaras, Salam Sore, Al-Maghribi, Bincang Angkasa,

Tadarus Bittalifun, Salam Malam, Al-Jazeerah, Nurani, dan

Satu Hati.

Ketiga, banyaknya program siaran. Jika merujuk dari

pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat

67

6 jenis program dan terdiri dari 13 konten siaran (10 program

harian dan 3 program unggulan).

Di sisi lain, untuk membuat sebuah program yang

kemudian akan menjadi penentu keberhasilan Radio RAS

Fm maka perlu sebuah manajemen strategi program.

Menurut Peter Pringle, dalam Morissan, Manajemen Media

Penyiaran mengatakan bahwa terdapat empat tahap

manajemen strategi program3; dan RAS Fm melakukan

empat tahap manajemen strategi program tersebut dalam

pengimplementasian konten-konten program siaran. Sebagai

berikut:

a. Perencanaan program

Pada tahap ini sebuah stasiun penyiaran

mempersiapkan rencana dalam jangka pendek maupun

jangka panjang. RAS Fm telah merencanakan keduanya.

Untuk jangka pendeknya, RAS Fm saat ini sedang dan

akan terus mengembangkan sosial media dan radio

streaming di website. Sedangkan dalam jangka panjang,

RAS Fm memiliki visi untuk berada di setiap platform

digital sehingga jangkauan audiens-nya pun akan semakin

luas dan merata

Dalam tahap perencanaan program, bagian

program bekerjasama dengan bagian pemasaran. Hal ini

dikarenakan bagian pemasaranlah yang nantinya akan

memasarkan program kepada audiens. Kemudian, dalam

3 Morissan, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola

Radio dan Televisi. (Jakarta: Kencana, 2009), hal.231

68

tahap ini juga dilakukan identifikasi audiens secara

spesifik agar dapat diketahui kebutuhan audiens akan

kontennya. Namun, untuk proses ini RAS Fm memilih

untuk tidak melakukan riset kebutuhan audiens akan

konten melainkan dengan melakukan diskusi mendalam

dengan beberapa tokoh agama dalam penentuan sebuah

konten. Menurut Irfan Wahyudi, melalui cara diskusi

mendalam (focus group discussion) sah-sah saja untuk

dilakukan, mengikuti standar operasional dari tiap stasiun

penyiaran itu sendiri walaupun alangkah lebih baiknya

sebagai penguat data juga dilakukan survei lapangan.

Kemudian, pendapat sejalan juga dikatakan oleh

Anggota Bidang Isi Siaran KPID Jakarta, Arif

Faturrahman yang menyatakan bahwa melakukan diskusi

dengan tokoh agama adalah hal yang bisa saja dilakukan,

menyesuaikan dengan kebijakan dari stasiun penyiaran itu

sendiri. Namun, perlu ditekankan bahwa tokoh agama

yang dirujuk adalah seseorang yang kredibel dalam

bidang keagamaan.4 Dalam hal ini RAS Fm biasa

melakukan diskusi pengembangan konten bersama dengan

K.H. Cholil Nafis dan Ustadzah Halimah Alaydrus.

Keduanya adalah tokoh pemuka agama yang memiliki

latar belakang pendidikan yang sangat baik sehingga

dapat dikatakan memiliki kredibilitas yang tinggi. K.H.

4 Wawancara dengan Arif Faturrahman sebagai Anggota Bidang Isi

Siaran KPID Jakarta, tanggal 17 Maret 2021, pukul 10.00 WIB

69

Cholis Nafis merupakan seorang Ph.D dari University of

Malaya, Malaysia yang saat ini menjabat sebagai Ketua

Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI).5Dan

Ustadzah Halimah Alaydrus merupakan alumni dari

Pesantren Daruz Zahra, Tarim, Hadramaut, Yaman.

Ustadzah Halimah merupakan seorang pendakwah,

penulis buku; juga pendiri dan pembicara di Muhasabah

Cinta Event.6

b. Produksi program

Pada tahap produksi program di sini artinya proses

bagaimana sebuah konten siaran dapat dihasilkan. Dan

selama pelaksanaanya, produksi program berada di bawah

tanggung jawab seorang manajer atau direktur produksi.

Sejalan dengan hal tersebut RAS Fm memiliki seorang

manajer program, yaitu Boni Indrawan yang mana

tugasnya adalah untuk mengawasi proses produksi

program dan melaporkannya kepada direktur utama.

Dalam melaksanakan produksi program itu sendiri,

RAS Fm memiliki dua cara, yaitu dengan live broadcast

dan recording atau tapping. Adapaun alasan keberadaan

dua cara produksi program tersebut adalah berkaitan

dengan ketersediaan narasumber yang akan melakukan

siaran. Produksi program akan dilaksanakan secara live

broadcast jika narasumber dapat hadir ke ruang siaran.

5https://id.m.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Cholil_Nafis(Diakses

pada 22 Mei 2021 pukul 00.30 WIB) 6https://id.m.wikipedia.org/wiki/Halimah_Alaydrus (Diakses pada

22 Mei 2021 Pukul 00.30 WIB)

70

Namun, jika narasumber tidak dapat hadir maka akan

dilakukan proses recording atau tappingkonten siaran

sebelum jadwal tayang seharusnya. Hal ini juga berlaku

kepada penyiar jika berhalangan hadir.

Selama pelaksanaan produksi, ada hal-hal yang

tidak bisa dihindari, salah satunya adalah gangguan teknis

yang terjadi ketika cuaca sedang buruk. Misalnya, saat

hujan deras disertai petir, hal tersebut dapat memengaruhi

tiang pemancan dan seringkali mengakibatkan gangguan

(noise) pada audio keluaran (output) saat siaran.

c. Eksekusi program

Pelaksanaan eksekusi program adalah proses

penayangan program yang telah diproduksi pada waktu

yang telah diputuskan. Dalam mengeksekusi program

sendiri, salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah

strategi pembagian waktu siaran.7 RAS Fm membagi

waktu siaran ke dalam empat waktu, yatitu pagi, siang,

sore, dan malam hari. Kemudian, diantara empat waktu

tersebut terdapat prime time, yaitu di pagi dan sore hari.

pagi hari terhitung sejak pukul 06.00 WIB hingga 10.00

WIB sedangkan untuk sore hari dimulai sejak pukul 16.00

WIB hingga 18.00 WIB.8

7 Morrissan, Manajemen Media Penyiaran,(Jakarta: Kencana

Prenada, 2008),hal. 302 8Wawancara dengan Abdul Muis selakuMarketing Manager 95,5

RAS fm, tanggal 3 Maret 2021, pukul 10.30 WIB

71

d. Pengawasan dan evaluasi program

Pengawasan dan evaluasi program adalah tahap

dimana sebuah perusahaan – dalam hal ini stasiun

penyiaran radio – melakukan pengkajian terhadap

program yang telah di produksi dan eksekusi. Berdasarkan

hasil wawancara bersama manajer pemasaran RAS Fm,

Abdul Muis, dia mengatakan bahwa selama proses

penyiaran program-program di RAS Fm, program yang

lebih banyak dievaluasi adalah program musik. Hal ini

disebabkan oleh kebutuhan audiens RAS Fm yang

dominan kepada informasi dan edukasi. Oleh karena itu,

program musik ini terus dilakukan pengembangan dan

penyesuaian terhadap kebutuhan audiens RAS Fm itu

sendiri. Selanjutnya, untuk program diluar musik, terus

dilakukan pengawasan juga dan evaluasi meski hanya

evaluasi minor saja.

72

B. Strategi Radio 95,5 RAS Fm dalam Mempertahankan

Eksistensinya Di Era Media Online Ditinjau dari Types of

Audience (Jenis Khalayak Sasaran)

Mengetahui jenis khalayak sasaran pada sebuah

stasiun radio merupakan hal yang penting karena dapat

dijadikan sebagai data rujukan untuk pengembangan ke

depannya. Dalam menentukan jenis khalayak sasaran atau

tipe audiens ini diperlukan segmentasi pasar. Philip Kotler

dan Gary Amstrong mendefinisikan segmentasi pasar adalah

pembagian sebuah pasar menjadi beberapa kelompok

pembeli yang berbeda.9 Hal inilah yang dilakukan juga oleh

RAS Fm dalam upaya pengembangan penyiaran. Dalam

segmentasinya RAS Fm hanya menggunakan tiga dari empat

kategori segmentasi pasar, yaitu geografis, demografis, dan

psikografis. Sedangkan untuk kategori perilaku (behavior)

tidak ditemukan selama penelitian.10 Berikut hasil

analisisnya:

a. Geografis

Segmentasi pasar pada sisi geografis artinya

pasar/market audiens terbagi berdasarkan letak wilayah.

Untuk Radio Alaikasalam Sejahtera (RAS) Fm sendiri

jika dilihat dari segmentasi geografis, hanya terbatas di

wilayah Jabodetabek saja karena menyesuaikan dengan

9http://ciputrauceo.net/blog/2015/7/14/segmentasi-pasar-beserta-

pengelompokan-dan-contoh (Diakses pada 3 Januari 2020 Pukul 16.22 WIB) 10 Warter Agustim, Segmentation, Targeting and Positioning

Analysis by Broadcasting Program Radio Mitra 97,0 Fm Batu City, Jurnal

Universitas Tribhuwana Tunggadewi, hal. 2-3

73

luas jangkauan siar. (Lihat Gambar 2: Jangkauan Siar

Radio 95,5 RAS Fm)

Adapun untuk kategori radio keagamaan, RAS Fm

memiliki pendengar terbanyak di Jakarta. Hal ini

berdasarkan hasil penelitian Nielsen Wave 4 2018. RAS

Fm berhasil masuk ke dalam 10 besar kategori radio non-

dangdut dan menjadi satu-satunya radio keagamaan yang

memiliki jumlah pendengar terbanyak,, yaitu sebesar 307

ribu audiens di Jakarta. (Lihat Tabel 2: Jumlah Pendengar

Radio Greater Jakarta Nielsen Wave 4 2018)

b. Demografis

Segmentasi demografi membagi pasar menjadi

kelompok-kelompok. Pembagian tersebut diantaranya

berdasarkan jenis kelamin, usia, Social Ecomonyc Status

(SES), pendidikan, dan agama. Saat ini, RAS Fm hanya

membagi pasar ke dalam tiga kelompok, yaitu

berdasarkan jenis kelamin, usia, dan Social Economyc

Status (SES).

Pertama, berdasarkan jenis kelamin, pendengar

radio RAS Fm lebih didominasi oleh audiens perempuan

dengan presentase 55%. Sedangkan untuk audien laki-laki

hanya memiliki selisih 10% di bawah audiens perempuan,

yaitu sebesar 45%. Kedua, berdasarkan usia, rata-rata

pendengar RAS Fm berada di rentang usia 20 hingga 50

tahun. Dan yang terakhir adalah berdasarkan Socio

Economyc Status (SES). SES sendiri merupakan sebuah

klasifikasi yang memetakan seseorang atau keluarga

74

berdasarkan kemampuan ekonomi dan status sosialnya.

SES digolongkan ke dalam lima kelas, yaitu A, B, C, D,

dan E. Berkaitan dengan hal tersebut, secara berurutan

RAS Fm memiliki audiens dengan kelas SES B, C, dan A.

(Lihat Tabel 1: 5 Golongan SES menurut Nielsen-

Admosphere)

Diurutan pertama ada kelas B, artinya pendengar

RAS Fm banyak yang merupakan pegawai menengah dan

wiraswasta dengan pendidikan SMU hingga Universitas

dan berpenghasilan Rp 2.000.000 – 3.000.000. Kemudian,

diurutan kedua adalah kelas C, artinya pendengar

terbanyak kedua RAS Fm adalah pegawai rendah dengan

tingkat pendidikan SMU yang berpenghasilan sebesar Rp

1.000.000 – 2.000.000. Dan di urutan terakhir, kelas A,

artinya RAS Fm memiliki jumlah pendengar yang rendah

dari golongan pegawai tinggi ataupun wiraswasta dengan

tingkat pendidikan Universitas dan memiliki penghasilan

di atas Rp 3.000.000.-

c. Psikografis

Segmentasi psikografi merupakan pembagian

audiens berdasarkan gaya hidup dan nilai-nilai kehidupan

yang dianut. Dan RAS Fm, secara psikografis memiliki

pendengar yang merupakan keluarga muslim yang

dinamis, modern, religius, up to date, berfikiran terbukan

dan juga berwawasan luas.

75

C. Strategi Radio 95,5 RAS Fm dalam Mempertahankan

Eksistensinya Di Era Media Online Ditinjau dari Capital

(Modal)

Modal adalah bagian terpenting bagi sebuah

perusahaan penyiaran karena perannya akan menentukan

bagaimana perusahaan tersebut berjalan ke depannya. Modal

sendiri didapatkan dengan berbagai cara. Misalnya dari

investor atau bisa juga dengan menggunakan dana pribadi.

Dalam hal ini, RAS Fm mendapatkan modal awal

dari umat. Hal ini disebabkan karena RAS Fm adalah sebuah

stasiun penyiaran radio yang spesifik audiensnya, yaitu umat

Islam. Sehingga mereka akan secara alamiah loyal terhadap

media bersangkutan. Sejalan dengan hal tersebut, Irfan

Wahyudi yang merupakan seorang pengamat media

mengatakan bahwa sebuah stasiun radio yang berbasis agama

memiliki keuntungan tersendiri dalam hal modal. Karena

menurutnya, ada filantropis-filantropis yang mau

menyumbang karena kepentingan agama.

Kemudian, untuk saat ini, modal finansial RAS Fm

berasal dari iklan-iklan yang masuk. RAS Fm sendiri

membuka slot bagi perusahaan-perusahaan yang ingin

beriklan di antara konten siarannya. Adapun beberapa pihak

yang sedang menjalin kerjasama dengan RAS Fm, yaitu PT

Soman Indonesia, Madu Duma, dan Ensiklopedia Al-Qur’an.

RAS Fm sendiri membagi slot untuk kerjasama ke

dalam tujuh item, yaitu Spot, Ad-Libs, Insert, Live Report,

Quiz, Interview by Phone, dan Talk Show. Dan masing-

76

masing item memiliki harga yang berbeda-beda berdasarkan

durasi yang dibutuhkan.

ITEM DURATION RATE

Spot 60 sec Rp 700.000

Ad-Libs 60 sec Rp 800.000

Insert 3 min Rp 1.500.000

Live Report 3-5 min Rp 2.300.000

Quiz 3-5 min Rp 2.000.000

Interview by Phone 3-5 min Rp 2.300.000

Talk Show 60 min Rp 8.000.000

Tabel 3 : Rate Harga Kerjasama RAS Fm Per-Item

Dalam wawancara lanjutan, Abdul muis memaparkan

bahwa hingga saat ini modal finansial juga berasal dari

masyarakat atau donasi. Walaupun dominasi modal sekarang

berasal dari pendapatan kerjasama pihak RAS Fm dengan

perusahan-perusahaan klien.

Kemudian, modal dalam kaitannya dengan Sumber

Daya Manusia (SDM), RAS Fm memiliki SDM yang peduli

dan masih menggunakan asas gotong royong untuk

mempertahankan keberadaan RAS Fm dari masa ke masa.

Tentu hal tersebut dilakukan dengan pengembangan konten-

konten siaran RAS Fm yang terus menuju lebih baik.

77

Selain itu, yang menjadi faktor utama mengapa RAS

Fm dapat berdiri kokoh sampai sekarang adalah dengan

adanya dukungan penuh, materil maupun moril dari pendiri

RAS Fm itu sendiri, yaitu K.H. Abdul Rasyid Abdullah

Syafe’I. Melengkapi hal tersebut, pendengar loyal dari RAS

FM, para umat Islam juga menjadi faktor utama lain yang

masih berkaitan dan berpengaruh pada suksesnya RAS Fm

sebagai radio berbasis informasi seputar Islam hingga saat

ini.

Modal terakhir yaitu berkaitan dengan fasilitas. RAS

Fm saat ini telah memiliki perlengkapan siaran yang cukup

memadai, diantaranya adalah komputer, mic, mixer,

pemancar, studio on-air, studio tapping, kantor, dan ruang

meeting. Selain dari fasilitas konvensional tersebut, RAS Fm

juga memiliki ruang di media online, yaitu melalui website

www.rasfmjakarta.com dengan melakukan radio streaming.

Keberadaan RAS Fm di ranah online tersebut adalah sebagai

salah satu upaya pemanfaatan teknologi baru.

Meski begitu, pada saat ini RAS Fm baru fokus pada

website saja; dan beberapa sosial media sepert Instagram,

Facebook, dan Twitter. Selain itu, RAS Fm juga memiliki

channel Youtube-nya sendiri namun belum terlalu aktif

keberadaannya. Oleh karena itu, Perlu adanya optimalisasi

lebih lanjut oleh RAS Fm terkait platform digital ini.

Sehingga dengan satu kesatuan modal yang seimbang

diharapkan nantinya dapat meningkatkan andil dalam

pertahanan eksistensi RAS Fm di era media online ini.

78

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Merujuk pada rumusan masalah yang digunakan

oleh peneliti dalam penelitian ini, dengan judul Strategi

Radio 95,5 RAS Fm Dalam Mempertahankan Eksistensinya

Di Era Media Online dapat diambil tiga kesimpulan utama

sebagai berikut:

1. Strategi RAS Fm dalam mempertahankan eksistensinya di

era media online ditinjau dari Types of content (tipe isi

konten)

RAS Fm telah melakukan pengembangan konten

siarannya, yang semula hanya berisi ceramah agama, saat

ini sudah berisi 13 variasi konten siaran (10 program

harian dan 3 program unggulan) dengan bermacam-

macam jenis siaran, mulai dari ceramah agama, tadarus,

talkshow, features, info terkini, dialog interaktif, motivasi

hikmah, dan musik. Selanjutnya, dalam upaya

meningkatkan kualitas programnya, RAS Fm telah

melaksanakan manajemen strategi program. Mulai dari

perencanaan program hingga proses pengawasan dan

evaluasi program siaran.

79

2. Strategi RAS Fm dalam mempertahankan eksistensinya di

era media online ditinjau dari Types of audience (tipe

khalayak sasaran)

Dalam menentukan jenis khalayak sasaran, RAS

Fm melakukan segmentasi pasar. berikut poin-poinnya:

a. Secara geografis pendengar terbanyak RAS Fm

berada di wilayah Jakarta dengan cakupan jangkauan

siar Jabodetabek, hal ini diperkuat dengan hasil

penelitian Nielsen Wave 4 2018 yang menempatkan

radio RAS Fm pada urutan ke-10 kategori radio non

dangdut. Dan menjadikannya satu-satunya radio

keagamaan yang memiliki pendengar terbanyak di

Jakarta.

b. Secara demografis, pendengar RAS Fm didominasi

oleh perempuan dengan presentase 55% dan laki-laki

45%. Dalam rentang usia 20 hingga 50 tahun.

Kemudian, jika dilihat dai Socio Economyc Status

(SES), audiens RAS Fm secara berurutan ada pada

kelas B, C, dan A. Artinya, pendengar RAS Fm lebih

banyak yang merupakan pegawai kelas menengah

kemudian di susul dengan pegawai kelas bawah dan

minim pendengar dari kalangan pegawai tinggi.

c. Secara psikografi, pendengar RAS Fm merupakan

keluarga muslim yang dinamis, modern, religius, up

to date, berfikiran terbukan dan juga berwawasan

luas.

80

3. Strategi RAS Fm dalam mempertahankan eksistensinya di

era media online ditinjau dari Capital (modal)

RAS Fm memiliki modal awal dari umat Islam

yang merupakan filantropis-filantropis yang memiliki

keinginan untuk menyumbang karena kepentingan agama.

Kemudian, saat ini RAS Fm memiliki modal finansial

perusahaan yang berasal dari kerjasama dan iklan-iklan

yang masuk. Diantara perusahaan yang sedang melakukan

kontran kerjasama dengan RAS Fm adalah PT Soman

Indonesia, Madu Duma, dan Ensiklopedia Al-Qur’an.

Selain itu, dari sisi modal Sumber Daya Manusia

(SDM), RAS fm memiliki SDM dan manajerial yang

cukup potensial untuk bekerjasama dalam upaya

mempertahankan eksistensinya di era media online saat

ini. Kemudian, modal terakhir adalah fasilitan. RAS Fm

telah memiliki fasilitan yang memadai untuk siaran

konvensional sedangkan untuk media online masih terus

dilakukan pengembangan dan optimalisasi.

81

B. Saran

Guna pemanfaatan kajian ilmu yang terdapat dalam

penelitian ini, setidaknya ada beberapa saran yang dapat

dijadikan sebagai acuan, baik secara praktis maupun

akademis. Sebagai berikut:

1. Saran Praktis

Mengingat keberhasilannya dalam

mempertahankan eksistensi di era media online, RAS Fm

diharapkan dapat terus mengoptimalkan platform media

digital guna meningkatkan pondasi untuk berdiri di zaman

serba online seperti saat ini. Sementara itu, keberhasilan

yang diraih RAS Fm juga tidak lepas dari loyalitas

audiens dalam mendengarkan siaran.

Berdasarkan hal tersebut timbul harapan lainnya

untuk RAS Fm, yaitu dengan mengadakan kolaborasi

antara pihak RAS Fm dan audiens ketika hendak

menentukan program siaran. Selain dapat memenuhi

kebutuhan audiens, hal tersebut juga menjadi kesempatan

mempererat hubungan emosional diantara keduanya.

Sehingga loyalitas audiens terhadap RAS Fm dapat terus

meningkat.

2. Saran Akademis

Penelitian ini berhasil dirampungkan oleh peneliti

salah satunya adalah karena faktor dukungan yang

diberikan oleh para akademisi. Berkaitan dengan hal

tersebut, peneliti berharap dengan catatan-catatan yang

terdapat dalam penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi

82

dan peluang untuk memperluas kekayaan ilmu

pengetahuan, baik untuk penulis maupun pembaca.

Selain itu, mengingat keterbatasan rujukan ketika

penyusunan penelitian ini. Diharapkan dengan keberadaan

skripsi ini dapat menjadi tambahan sumber rujukan pada

penelitian-penelitian berikutnya terutama di bidang

strategi radio – mass media.

83

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Arifin. Anwar. 1984.Strategi Komunikasi. Bandung: Armilo

Effendy, Onong Uchjana. 1983. Human Relation dan Publik Relations Dalam

Manajemen.Bandung: Alumni

Effendy, Onong Uchjana. 1990. Radio Siaran dan Praktek.Bandung: Alumni

Halik. Abdul.2013. Buku Daras: Komunikasi Massa. Makassar: Alauddin

University Press. ISBN

Hutabarat, Jemsly&Huseini, Martini.Strategi: Pendekatan Komprehensif dan

Terintegrasi Strategic Excellence dan Operational Excellence Secara

Simultan.Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia

Kountur, Ronny. 2003. Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan

Tesis.Jakarta: PPM

Kriyantono, Rachmat. 2007. Teknik Praktis Riset Komunikasi.Jakarta:

Kencana

Maknun, Djohar. 2017. Ekologi: Populasi.komunitas.ekosistem.Cirebon:

Nurjati Press

Masduki. 2004. Menjadi Broadcaster Profesional.Yogyakarta: LkiS

YogyakartaMorissan.Manajemen Media Penyiaran. Strategi Mengelola

Radio dan Televisi. Jakarta: Kencana. 2009

Morrissan. 2008. Manajemen Media Penyiaran. Jakarta: Kencana Prenada

Nasrullah, Rulli. 2020.Metode Penelitian Jurnalisme Pendekatan

Kualitatif.Bandung: Simbiosa Rekatama Media

Rachmat. 2014. Manajemen Strategik.Bandung: CV Pustaka Setiacet. 1

Resosoedarmo.dkk.. 1990. Pengantar Ekologi.Bandung: Remaja Rosdakarya

Romli. Asep Syamsul M..2018. Jurnalistik Online: Panduan Mengelola Media

Online. Bandung: Nuansa Cendikia

84

Ruslan, Rosady. 2003. Metode Penelitian Public Relation dan

Komunikasi.Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Siyoto, Sandu & Sodik, Ali. 2015. Dasar Metodologi Penelitian.Sleman Yk.:

Literasi Media Publishing

Jurnal

Ahmad, Nur. 2015. Radio Sebagai Sarana Media Massa Elektronik.Jurnal

STAIN Kudus Vol. 3. No. 2

Herawati, F. Anita dan HH.,Setio Budi.2007. Ekologi Media Radio Siaran di

Yogyakarta.Jurnal Ilmu Komunikasi. Volume 4. Nomor 2

M Miftah.fungsi dan peran media pembelajaran sebagai upaya peningkatan

kemampuan belajar siswa.Jurnal Pendidikan

Munajar, A. dkk.. 2018. Memilih Segmentasi Penonton dalam Perencanaan

Program Televisi.Jurnal Abdimas BSI. Vol. 1 No. 3

Muslim.Varian – Varian Paradigma. Pendekatan. Metode.dan Jenis

Penelitian dalam Ilmu Komunikasi.Jurnal Wahana. Vol. 1. No. 10.

Ganjil. Tahun Akademik 2015/2016 ISSN 0853-5876

Rahayu, Tresna Yumiana dan Katili, kaartini Rosmalah Dewi. 2019. Strategi

Program Radio dalam Mempertahankan Eksistensinya.Jurnal Makna

Volume 4. No. 1. Maret

Rijali, Ahmad. 2018. Analisis Data Kualitatif.Jurnal Alhadharah. UIN Antasari

Banjarmasin. Vol. 17 No. 33 Januari – Juni

Warter Agustim.Segmentation. Targeting and Positioning Analysis by

Broadcasting Program Radio Mitra 97.0 Fm Batu City. Jurnal

Universitas Tribhuwana Tunggadewi

85

Website

http://rasfmjakarta.com/tentang-kami/lintas-sejarah/ diakses pada 28 Februari

2021 Pukul 19.07 WIB

http://www.yoodeo.com/media/files/ses.pdf Diakses pada 15 Maret 2021 pukul

20.54 WIB

https://academic.oup.com/joc/article-

abstract/34/1/103/4282797?redirectedFrom=fulltextDiakses pada 6 Juni

2021 pukul 21.15 WIB

https://en.wikipedia.org/wiki/List_of_radio_stations_in_Jakarta Diakses Pada

13 April 2021 Pukul 16.05 WIB

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Halimah_Alaydrus Diakses pada 22 Mei 2021

Pukul 00.30 WIB

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Cholil_NafisDiakses pada 22 Mei

2021 pukul 00.30 WIB

https://tirto.id/cara-radio-bertahan-merambah-ke-media-online-hingga-jualan-

obat-edmp Diakses pada 15 April 2021 pukul 19.50

https://www.cekaja.com/info/daftar-stasiun-radio-terbaik-di-jakarta(Diakses

pada 15 Januari 2021 pukul 21.41 WIB)

http://ciputrauceo.net/blog/2015/7/14/segmentasi-pasar-beserta-

pengelompokan-dan-contoh Diakses pada 3 Januari 2020 Pukul 16.22

WIB

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/10/23/hanya-13-persen-

masyarakat-yang-masih-mendengarkan-radio(Diakses pada 15 Januari

2021 pukul 21.41 WIB)

https://sunnah.com/mishkat/2/29 Diakses pada 15 Januari 2021 pukul 21.41

WIB

86

Skripsi

Aini, Alifta Qiro’atul.2019. Strategi Radio Swara Kendal FM dalam

Mempertahankan Eksistensinya di Era Media Online.Skripsi S1

Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Jurusan Komunikasi Penyiaran

Islam. Universitas Negeri Walisongo. Semarang

Fitriah, Siska.2014. Strategi Komunikasi Radio 95,5 RAS FM Jakarta Pada

Program Cahaya Sore Pesantren On Air.Skripsi S1 Fakultas Ilmu

Dakwah dan Komunikasi. Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta

Putri, Titis Kirana Mega.2018. Strategi Perencanaan Radio MQ FM

Yogyakarta dalam Persaingan Industri Penyiaran.Skripsi S1 Fakultas

Dakwah dan Komunikasi. Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Yogyakarta.

87

LAMPIRAN-LAMPIRAN

A. Transkip Wawancara

Nama : Abdul Muis

Jabatan : Marketing Manager 95,5 RAS FM

Tgl. Wawancara : 3 Maret 2021 (Wawancara Pertama)

P : RAS Fm sebagai sebuah stasiun penyiaran yang

memilikifungsi untuk memberikan informasi edukasi

terkait dakwah keislaman. Sebenarnya, apa yang

menjadi awal mula dibangunnya stasiun Radio 95,5

RAS Fm ini ??

N : Jadi awal mulanya dibangunnya stasiun radio ras fm ini

karena pada saat tahun 1996, itu ka nada gejolak

G30SPKI terus masalah masalah keislaman inikan

jarang di publikasikan nah disitu media islam dalam

artian jarang tuh pada saat itu belum ada radio islam.

Keluarlah inisiasi dari KH Abdullah Syafi’i, pendiri

perguruan asyafiiiyah untuk mendirikan radio, waktu

itu radinya namanya assyafiiyah. Jadi berdirinya ini

bukan radio ras radio alaka salam, jadi cikal bakalnya

dulu namanya radio assyafiiyahpada saat itu.

Berdirinya radio assyafiiyah, sebagai radio dakwah

kebetulan beliau kan pendakwah KH Abdullah syafii,

sebagai apa namanya corong, corong dakwah di

Jakarta. Nah seiring berkembangnnya waktu,

assyafiiyah ini, bermetamorfosis menjadi radio FM.

88

Jadi didirikan, karenakan ga boleh, satu nama AM dan

FM, jadi harus dipisah. makanya keluarlah nama radio

alaika salam ke FM-nya. Radio AM-nya masih ada di

pergugruan islam assyafiiyah. Jadi berdirinya RAS FM

ini untuk FM-nya, seperti itu.

P : Baik, kalau berbicara mengenai sebuah lembaga,

instansi, atau perusahaan, tentu ada sebuah visi dan

misi di dalamnya. Nah apa yang menjadi visi dan misi

dari radio RAS Fm ini sendiri??

N : Jadi tujuan atau misinya radio ras fm ini menjadi radio

dakwah islami yang lembut, bukan sifatnya menyerang

tapi bagaimana menyampaikan dakwah-dakwah yang

rahmatan lilalamin seperti itu. jadi tapi disitu di

combine dengan informasi dan music juga ada. Ada

musik. Jadi radio inikan fungsi radio kita sesuaikan

dengan fungsinya radio, bukan hanya dakwah aja tapi

radio ini juga sebagai media informatika atau media

informasi kepada publik, jadi kita yang muslim

dinamis lah, ga islam yang moderat, yang terlalu kaku,

ngga, kita radio muslim yang modern, yang fleksibel.

P : Jika diperkenankan, dalam berdirinya RAS Fm ini,

siapa saja anggota yang berada dalam struktural RAS

Fm ?

N : Dalam struktural itu, kalo saat ini, ownernya itu KH

Abdurrasyid Abdullah syafii (ketua yayasan

assyafiiyah seluruh Indonesia) salah satu pendirinya,

89

salah satu ketuanya, direkturnya alwi rasyid, kalau

untuk manajer keuangannya qotrun nada, HRD nya

juga bu qotrunnada, untuk keuangan administrasi

Yahya M lutfi, untuk manajer program namanya mas

boni indrawan sekalian merangkap music director dan

dibantu sama teman-teman yang lain untuk penyiar.

Penyiar ada abdul rival, ivana, dimas, ramadhan.

Jumlah penyiarnya ada 6.

P : Ok baik, radio RAS Fm ini memiliki slogan atau

tagline ‘the real moslem station’ .apakah bisa

dijelaskan secara singkat asal usul dan maksud dari

program tersebut ?

N : The real moslem station itu maksudnya program-

program kita itu berkenaan dengan moslem station,

dalam artian segala bentuk program itu berkaitan sama

fungsi religi, dalam artian seperti itu. Kemudian kita

menjadi barometer masjid dan musola di jabodetabek,

maksudnya jadi barometer seperti apa, jadi kalo

misalnya adzan nih mau maghrib mau subuh, itu rata-

rata masjid musola disini nyetel radio ras fm, pernah

denger ga asmaul husna ‘ya man huwallahuladzi’ itu

dari radio sini tuh. Ah jadi kita tuh boleh dibilang

menjadi parameter bisa juga, parameter radio moslem

station. Karena satu-satunya radio muslim saat ini

hanya RAS FM untuk FM, gaada lagi radio muslim.

Dulu ada namanya radio muslim FM punya attahiriyah

90

sekarang berganti nama menjadi GEN FM. Jadi GEN

FM itu dulunya radio muslim station attahiriyah punya.

Jadi kita satu-satunya radio muslim, bayangkan kalo

gaada ras fm gaada di Jakarta, sementara radio yang

non-muslim tuh banyak di Jakarta, kalo gasalah 7.

Padalah kita yang mayoritas.

P : Radio di Indonesia ini, beragam, ada yang musik saja,

dangdut saja, pendidikan saja, dan bahkan mengemas

konsep religius seperti RAS Fm. Dari banyaknya radio

ini, persaingan di dunia penyiaran radio ini terasa

sangat ketat, apalagi jika melihat fakta, kebanyakan

pasar audiens lebih menyukai radio hiburan dibanding

radio yang berkonsep religius. Dari hal ini timbul

pertanyaan, apa yang membuat RAS Fm ini terus

bertahan hingga saat ini ??

N : Sebetulnya kalau fungsi bertahan itu masalah keimanan

si sebetulnya. Kalau kita bicara materi saya rasa

tentunya pengiklan itu lebih condong ke radio

konvensional, kenapa? Kalo radio muslim tu kan

terbatas scub-nya, jadi kalo radio konvensional

mungkin lebih luas all segmen all religi semuanya bisa

masuk. Tapi pertanyaannya ko bisa bertahan gitu, ya

jadi kita kembali lagi ke fakta yang saya bilang kita

radio muslim satu-satunya yang ada di Jakarta dan kita

bisa eksis karena kita mempunyai ya boleh dibilag

beberapa inilah supporter – supported, atau yang bisa

91

dikatakan beberapa perusahaan syariah sekarang kan

banyak berdiri juga, dan itu merupakan pangsa kita,

gitu, jadi, lembaga-lembaga syariah, pegadaian syariah,

bank syariah ini merupakan rekan-rekan kita yang bisa

mensupport kita itu dari sisi periklanan gitu. Periklanan

itu merupakan pendapatan, jadi kalo gaada iklan gaada

pendapatan, perusahaan apapun dia kalo gaada

pendapatan pasti tutup. Jadi kita bisa eksis seperti itu,

ada lembaga lembaga islam ya ada produk produk

islam yang beriklan yang masih beriklan di kita,

makanya kita masih bisa bertahan.

P : Zaman sekarang adalah saat dimana media

konvensional atau tradisional seperti radio dan televisi

mulai mengalami keredupan, sebab adanya media

online atau media dengan platform digital, nah dari

adanya pergeseran zaman media ini, banyak radio yang

mulai melakukan strategi menambah cakupan audiens

dengan menyediakan fitur streaming radio di website,

pertanyaannya, apakah strategi yang digunakan oleh

RAS Fm menghadapi fenomena pergeseran media ini

??

N : Jadi gini, jadi kalo sebuah radio itu bagaimana dia

menjadi kuat saat ini, dia harus memiliki streaming

media sosial, termasuk radionya sendiri. jadi kalo radio

streaming itu tentunya kalo misalnya seorang pengen

dengerin radio dia berbayarkan, kena kuota kan,rata-

92

rata pendengar itu malesnya kena kuota, jadi kita tuh

disitu istimewanya, bisa di media sosial kita bisa, ya

streaming juga main, terus ga bayar juga bisa tanpa

kuota, jadi boleh dikatakan bagaimana ko bisa bertahan

disaat pandemic atau disaat dikelilingi oleh media-

media online, media-media sekarang kan pergeseran

ya, nah disitu kita tetep menyikapinya, kita tetep masuk

ke media online, di radionya teteap main, tetap jalan.

Gabisa misalnya kita buat radio streaming, kita udah

pernah coba juga beberapa teman saya itu radio

streaming, namanya fauzan, sampai ribuan

pendengarnya tapi tetep aja gakuat, jadi radio

streaming itu rata-rata ga kuat. (gakuatnya apa karna

persaingannya kah atau karna apa?) karena radio hanya

ada kalo ga salah satu di kemang radio FM apa gitu,

radio anak muda korea, karena kebetulan sedang

musim korea, karena kebetulan sedang musim korea,

kalau sudah ngga musim bagaimana. Jadi ga fleksibel.

Jadi bagaimana kuatnya radio konvensional saat ini,

radio itu tetep kuat bagaimanapun dia, dia bisa masuk

ke media sosial, media online, tapi yang online belum

tentu bisa masuk radio biasa. (pakar ada yang bilang

kalo radio gabakal mati) ya iya bisa dilihat seperti saat

ini banyak mereka yang mencoba bergaya radio seperti

podcast. Itu kan gaya gaya radio.

93

P : Sebuah stasiun penyiaran, tentu memiliki program-

program yang disiarkan di dalamnya, apakah bisa

dijabarkan program apa saja yang ada di RAS Fm

?kemudian, apa yang menjadi keunggulan dari program

siaran di RAS Fm ini ?

N : (Program-program liat di compro)Tambahan : kenapa

radio bisa bertahan ? apalagi kan radio muslim saat ini,

apalagi pas pandemi saat ini, orang lagi butuh tausyiah-

tausyiah, takut mati karena korona, nah itu satu.

Kemudian, orang nyetir mobil itu gabisa sambil

nonton, hanya bisa denger, dia pasti setel apa? Radio.

Misalnya, nabila lagi masak gabisa sambil nonton tv

tapi bisa sambil denger radio. Jadi ada beberapa

kemenangan radio, ada segmen radio yang gabisa

dipegang segmen lain. Trus kalo orang deh coba

denger mp3 gitu dengerin music pasti bosan, apalagi

orang-orang tua, pasti dengerin ceramah nih, ah gua

mau mati nih, apanih yang gua buat bekel mati nih, gaa

orang kaya ga orang miskin pada takut mati juga,

semua masuk neraka. Jadi kalo ditanya apa keunggulan

dari radio muslim station, itu muslim station itu ada

program tausyiah ada program agama, begitu buka, dia

ceramah isinya, nah disitu siraman rohani diperlukan,

baik muda tua mau laki mau perempuan mau kaya apa

miskin dia pasti butuh itu. Itu kalo ditanya ada

persegmennya ga, ya gaada segmen, karena kematian

segmennya untuk semua.

94

P : Apakah dalam menentukan sebuah program siaran,

radio RAS Fm melakukan riset pasar ?yang pada

akhirnya akan menghasilkan program yang diinginkan

audiens ?

N : Kalo kita menentukan program itu, kita punya tenaga

ahli lah ya boleh dibilang yang bisa memberikan

masukan-masukan ke radio, dalam artian disini kan

radio-radio muslim kadang-kadang dari teman-teman

ulama atau ustadz lah, jadi disini dia memberikan

masukan ‘oh program yang seperti ini bagus, seperti ini

bagus’ tapi kalau misalnya untuk riset pasar ya

namanya radio muslim itu susah dikategorikan masuk

pangsa, kalo kita sesuaikan dengan keinginan pangs,

kita bukan radio full komersial gitu, maksutnya kita

berbayar tapi kalau kita memposisikan diri komersial

pun saat inipun ya susah juga gitu, (berarti lebih

kepada masukan orang sekitar) dalam artia para ulama

habaib kan gitu dari ustadzah, halimah alydrus, banyak

lah yang mempengaruhi dalam penentuan program.tapi

insya allah program-program kita yang dinamis lah,

yang ngga moderat kayak gitu

P : Dalam melakukan penyiaran setiap program yang ada

di RAS Fm, bagaimana step by step dalam

produksinya ?

N : Ya kalo setiap programnya itu, ada yang live ada yang

recording, jadi kalau dia live step nya tuh tentunya

95

program tuh berkenaan dengan narasumber siapanih

misalnya khalil nafis yang bakal menjadwal misalnya

setiap hari jumat, nah khalil nafis itu sudah deprogram

dijadwalkan. Dalam artian, dia masuk ke ruang on air

tapi kalau misalnya saya gabisa datang hari ini, dia

masuk ke ruang produksi nanti diproduksi untuk

ditayangkan setiap hari jumat itu. (kalo dir as fm itu

scripting atau improve?) kalau itu rata-rata si improve

si, improve dari penyiar, kecuali ada pesanan tersendiri

apa gitu missal dari dinas kesehatan. Biasanya yang

improve itu live, kadang-kadang kan penyiar itu kan

bisa improvisasi tentang pertanyaan-pertanyaan, karena

kan narasumbernya tidak memberikan script. Kalau

dikasih script tentunya ini ya sesuai script tetapi tetap

di improve, kebanyakan seperti itu. Pertanyaan by

order

P : Kalau dalam dunia penyiaran, kita biasa mendengar

kata prime time atau waktu yang paling utama. Dari

program-program yang dimiliki RAS Fm, bagaimana

strategi pembagian waktu dari program-program

tersebut sehingga ada efektifitas waktu di dalamnya ?

N : (Jawabannya di compro) biasanya prime time itu pagi,

biasanya jam 6789 atau jam 10, kalau untuk jam sore

ada di jam 456 itu prime time. Kenapa ? orang

biasanya nyetir mobil itu pagi berangkat kerja nah

orang setel radio tuh, siang sampe kantor matiin tuh

96

radio paling main hp kan tuh, youtube atau apa, nah

pulang lagi sore jam 4 setel lagi radionya itutu jam

prime time, itu pendengarnya banyak tuh. Tapi tidak

menutup kemungkinan juga yang di rumah juga bisa.

Karena dikatakan prime time maka banyak kan

pendengarnya. Sebetulnya itu asumsi kenapa?

Sebenernya kan bisa dimana aja orang dengerin radio

pas lagi nongkrong-nongkrong juga bisa, ya tapi

kebanyakan saat nyetir, ya gimana ga tau karena

kadang-kadang kalau acara pagi banyak responnya,

misalnya ada komersial nih ada produk yang mau di

talkshowin, mau jualan nih misalnya kayak tadi nih

pagi jam 7 ada dari Surabaya yang talkshow disini

namanya ensiklopedia quran dan hadis, dia talkshow

jam 7, kenapa jam 7 ?karena responnya banyak,

banyak yang beli gitu, coba jam 9, gaada yang beli.

Berartikan mulai dari pagi orang-orang udah nyalain

radio sambil memulai aktivitasnya.

P : Selama RAS Fm melakukan siaran, sejak tahun ___

hingga saat ini, apakah pernah ada sebuah kegiatan

penyusunan ulang program-program yang sekiranya

ternyata setelah di evaluasi kurang diminati oleh

audiens ?

N : Kalau perubahan program, tidak di minati, itu

kecondongannya ke music si sebetulnya, karena gini

ya, ada identik radio adalah music dan music adalah

97

radio ya, tiu jaman dulu. Sekarang tuh radio itu lebih

kontennya informasi, kenapa dibilang music, sekarng

orang mah kalau music tuh mp3 lebih appa paling hp

music-musik aja isinya, tinggal setel music. Jadi kalau

dulu seperti itu. Kita juga ada program setiap kamis

malam, jam 9, namanya Al-Jazeerah, nah itu

pendengrnya dari luar, dari Saudi karena penyiarnya

bahasa arab kan, nah banyak tuh pendengarnya dari

luar, dari Singapura dari Hongkong. Pakai streaming

itu tadi, kalau radio biasa ngga nyampe jangkauanya.

P : Baik, untuk segmentasi audiens dari Radio 95,5 RAS

Fm ini, apakah ada analisis khusus di dalamnya, dari

segi geografis, demografis, psikografi, dan behavior ?

misalnya, secara geografis RAS Fm paling banyak di

dengar di wilayah pasar minggu, secara demografi,

RAS Fm kebanyakan yang suka adalah mahasiswa

tingkat akhir atau kebanyakan yang mendengar adalah

orang dewasa.

N : (Ada di compro) SES nya tuh BCA. SES = Social

economy, misalnya orang berduit tuh ada juga

kategorinya, kelas a kelas b kelas c, kelas a itu boleh

dikatan itu kelas eksekutif, terus kelas b itu sosial b,

trus kalo c agak di bawah lagi, nah itu kelasnya. Usia

20-50, call id nya sahabat ras fm. Karena waktu itu

saya pernah buat acara 4 atau 5 tahun lalu, saya iseng

buat acara wisata religi, waktu itu perjalanannya kalo

98

ga salah dari makam kh Abdullah syafii pondok gede

trus acaranya ke pantai matahari, saya buat panggung

disana, itu yang ikut sekitar 12 bus, padahal itu saya

kenai biaya 100k. awalnya dari obrilan sama teman-

teman, katanya ada pendengar yang mau gini-gini-gini,

yok kita buat yok blabla.

P : Dalam teori ekologi media dari Dimmick dan

Rothenbuhler, dikatakan bahwa media dapat bertahan

di dunianya jika memenuhi tiga hal, yaitu tipe konten

atau program, yang kedua tipe audiens atau segmentasi

pasar, dan yang ketiga adalah capital atau modal. Nah

untuk poin ke-satu dan dua sudah dibahas sebelumnya,

sekarang masuk ke poin ketiga. Baik, jadi, untuk modal

awal hingga saat ini RAS Fm mendapatkan sumbernya

darimana ?apakah sponsor, investasi, atau pribadi.

N : Kalo modal waktu berdiri saya kurang tahu lah ya,

secara objektif si kurang tau, tapi menurut saya dari

umat, karena apa ?karena pastinya ya umat lah, karena

ingin berdiri juga radio muslim. Tapi kalau ditanya

saat ini, pendapatan ya dari iklan, (salah satu

perusahaan yg masukin dana?) kita bukan dimasukin

dana tapi kita kerjasama seperti saat ini kita kerjasama

dengan pt soman Indonesia, sama madu duma, trus saat

ini ensiklopedia al quran dan insya allah pegadaian

syariah. Banyak sih produk-produk yang makanya saya

bilang tadi ada produk produk yang islami yang insya

99

allah bekerja sama sama kita. Alhamdulillah masih ada

yang bekerjasama dengan kita.

P : Baik, untuk pertanyaan terakhir, saya sangat paham

jika bersaing di industry penyiaran saat ini bukanlah

hal yang mudah, terutama radio. Apa saja si yang

menjadi faktor pendukung dan penghambat Radio 95,5

RAS Fm ini dalam mempertahankan eksistensinya atau

keberadaannya saat ini?

N : Ya kalo penghambat itu ya kadang-kadang suasana

seperti ini ya penghambat juga, protokoler, tapi kalo

untuk penghambat secara umum gaada yang terhambat.

Paling kalau cuaca aja jadi berpengaruh ke alat teknik,

(klo untuk narasumber gimana) kalo narasumber gaada

kesulitan karena kan by zoom itu dia makanya jadi

kalau kesulitan gaada yang sulit, gara-gara

disosialisasikannya sistem by zoom seperti itu.

Pendukungnya harus tetap ada ya secara spesifik si ya

umat islam lah yang pasti, karena umat islam butuh

sumber informasi, kalau ini ngga ada bisa kamu

bayangkan radio satu-satunya tuh gaada lagi, satu-

satunya radio muslim gaada lagi, sisanya radio

konvensional atau nasrani. Dasar hukum PT persero

terbatas – siup.

100

Tgl. Wawancara : 10 Mei 2021 (Wawancara Kedua)

P : Dalam wawancara pertama, sudah sempat terbahas

mengenai visi dan misi dari RAS fm saat ini ya Pak ..

Nah, masih terkait dengan hal tersebut, dari RAS Fm

sendiri apakah ada visi khusus untuk 10 tahun ke

depan? Atau sederhananya bagaimana RAS Fm 10

tahun mendatang? Apakah ada rencana untuk membuat

podcast atau aplikasi khusus untuk RAS fm sendiri?

N : Mungkin RAS fm untuk ke depannya menyiapkan

podcast yang tadi anda sampaikan. Tetapi pada

dasarnya, kita sedang berusaha untuk mengganti

beberapa konten yang lebih sesuai dengan zaman,

sekarang dan nantinya.Yang mana konten-konten

tersebut disesuaikan dengan platform-platform yang

ada. Tentu dalam pengembangan kita harus ada di

berbagai platform, seperti media online maupun offline

itu sendiri. Sehingga ke depannya RAS fm able di

segala platform digital.

Mungkin sepuluh tahun ke depannya, RAS fm untuk

lebih besarnya, akan mulai melakukan penyesuaian ke

arah media digital atau online itu sendiri, youtube

misalnya ya dengan podcast. Saat ini podcast sedang

dalam tahap perencanaan ya, lagi di prepare.

P : Apakah RAS Fm sudah mulai investasi properti masa

depan?? Dalam artian seperti alat-alat produksi yang

lebih modern, misalnya peningkatan spesifikasi

101

komputer atau laptop untuk editing kemudian

penyesuaian-penyesuaian lain terkait perkembangan

teknologi ?

N : Kalau untuk perkembangan teknologi ya pasti kita

sesuaikan dengan kebutuhan. Kalau memang

peningkatan spesifikasi komputer sebagai alat produksi

untuk konten ke media online nantinya, pasti kita akan

usahakan. Tapi, saat ini belum ada, karena masih pada

tahap perencanaan. Saat ini, peningkatan masih

difokuskan ke properti yang ada. Seperti kemarin,

menara pemancar baru saja ditingkatkan jangkauannya,

begitu. Insya Allah untuk sekarang ya semua alat siaran

di RAS fm ini sudah cukup mumpuni untuk digunakan

sebagai alat siar.

P : Mengenai faktor pendukung yang sudah pernah

dibahas pada wawancara pertama, salah satu faktor

pendukung RAS FM ini kan umat ya Pak dari sisi

eksternalnya, kalau dari sisi internalnya bagaimana

Pak?

N : Kalau untuk faktor pendukung dari internal ya itu dari

manajerial RAS fm itu sendiri. Kiyai Abdul Rasyid

Abdullah Syafe’I yang masih sangat concern dengan

urusan spesifik mengenai islam dan memikirkan

bagaimana RAS fm ini survive di setiap zaman.

intinya, seluruh sumber daya yang ada di RAS fm ini

saling menguatkan dan berkeinginan besar untuk terus

102

mempertahankan keberadaan RAS fm ini. Dukungan

manajerial ini pun jadi semakin kuat lagi ketika ada

dukungan dari umat itu sendiri. Karena selain

dukungan material, moral itu yang lebih utama, Alifa.

P : kalau dari faktor penghambatnya bagaimana Pak ?di

wawancara pertama telah dibahas penghambat dari

faktor eksternal mengenai cuaca yang buruk, lalu kalau

penghambat dari internalnya sendiri ada atau tidak Pak,

misalnya dari SDM nya seperti itu ?

N : Faktor internal penghambat ya, teknis siaran itu tadi,

dan mungkin kalau dari SDM nya sendiri pasti ada ya.

Tapi ya itu lebih ke personal problem saja, dan

Alhamdulillah masalah-masalah tersebut bukan yang

besar sehingga harus bagaimana-bagaimana. Dari

internal ada namun bisalah disolusikan secara

musyawarah, seperti itu.

103

Nama : Arif Faturrahman, M.Si

Jabatan : Anggota Bidang Isi Siaran KPID

Provinsi DKI Jakarta

Tanggal Wawancara : 17 Maret 2021

P : Menurut Bapak, apakah di tengah pergeseran media

konvensional ke media online, apakah eksistensi Radio

masih bisa bertahan ?jika iya mengapa dan jika tidak

mengapa ?

N : Saya kira radio dari konvensional yak e online itu ya

masih bisa, karena pecintanya itu banyak, terutama

merka yang barangkali sehari-harinya ada di mobil

kayak gitu, tapi memang polanya atau metodenya yang

dirubah. Dulu barangkali dengan alat yang biasa

sekarang yang online kan. Kan bisa semua kan, jadi

peralatannya juga dirubah. Contoh sederhananya,

analoginya, ojek ya, ojek sekarang online bisa kan, nah

komunikasi juga begitu. Tv juga begitu, makanya

platformnya yang diubah. Misalnya kan kanal-kanal

begitu, kayak tv sekarang di youtube juga banyak, dan

mereka menyiarkannya di youtube juga banyak. Saya

kira eksistensi media apapun bisa tetap eksis atau tetap

ada selama platform dan sasarannya juga menjadi

catatan penting untuk di kondisional, jaman sekarang

gimana polanya. Intinya, saya kira radio masih akan

tetap eksis.

104

P : Sedikit lebih mendetail, Radio di Indonesia ini kan

memiliki beragam konsep, mulai dari musik pop saja,

dangdut saja, edukasi, news, dan religius. Kalau dilihat

dari konsepnya, saat ini audiens lebih menyukai radio

hiburann seperti prambors dibanding dengan radio

yang mengemas konsep agamis. Nah, kalau dari

mayoritas audiens saja lebih menyukai radio hiburan,

apakah radio yang mengemas konsep agamis ini akan

tetap bisa bertahan ?

N : Ya tetap saja bertahan, saya bilang dari awal bahwa

sasaran atau objek penerima konten itu kan ga

semuanya sama. Jadi kalau itukan segmentasi radio itu

berbeda-beda. Misalnya ada radio yang memang

segmentasinya berita, kayak elshinta. Lalu, prambors

kan music. Nah kalo agama tetap ada, nah tetapi

memang banyak juga radio yang memang tidak fokus

dia punya radio sendiri tentang. Karena begini, itukan

selain konten kan yang namanya radio perlu juga yang

namanya pengembangan industry, banyak karyawan-

karyawan yang harus di gaji kan begitu. Jadi buat saya

konten apapun tetap diminati karena tidak semua

manusia atau pendengar memiliki minat yang sama.

Dan biasanya itu sesuai umur. Ya kalo umurnya dari 40

ke 50 ga mungkin juga yang milenial kan. Kalo ibu-ibu

yang suka ke majlis talim pasti lebih suka yang agama-

agama. Nah tinggal bagaimana radio memberikan

konten yang baik gitu, produksinya yang memikat

105

begitu, misalnya ada ustad baru atau konten baru ya

dihadirkan. Misalnya biasanya saya melihat begini,

kalau misalnya bukan di radio saja tapi di media-media

lain lagi viral nih, namanya ustad kiyai dan bagus

kontennya dan tidak sara atau tidak memecah belah itu

wajib dihadirkan di setiap radio saya kira. Tapikan

kalau sekarang kan ujung-ujungnya rating, kalo rating

itu kan polanya, pake peneliti yang beda, pake orang

luar negeri, saya kira tetep yang namanya keagamaan

akan terus ada. bukan hanya di radio di tv juga ada di

instagram apalagi. Apalagi sekarang ada juga sedikit-

dikit hijrah. Bahkan artis banyak yang berdakwah.

Tetapi memang pola ngajaknya. Jadi tema-tema agama

tetap eksis selagi masih banyak juga masyarakat yang

ingin mendengarnya, lalu bagaimana media radio itu

sendiri mengedukasi. Kan radio tugasnya media lalu

sebagai edukasi kek hiburan kek informasi kan begitu.

Jadi kalau misalnya kalau informasi aja juga bête juga.

P : Dalam teori ekologi media oleh Rothenbuhler,

disebutkan bahwa media bisa bertahan dengan

memperhatikan 3 aspek, salah satunya yaitu tipe isi

konten. Nah dalam penentuan isi konten ini apakah

perlu diadakan survei kebutuhan audiens dalam

penetapan konten atau programnya ?apakah cukup jika

hanya mendapatkan ide program dari para tokoh

ternama ?

106

N : Ya bisa saja, tetapi kan itu biasanya random ya. Jadi

begini, di kpi juga ada juga indeks survei berkualitas

ada, tapi di universitas veteran tv ya. Nah bagus itu,

bisa survei radio juga, radio kan ratusan itu lebih

banyak dari tv, nah segmentasinya betul tuh, beda-beda

tetapi maksud saya survei itu ya gapapah, dari

akademisi kerjasama berarti, bisa saja kpi atau kpid

dengan universitas uin bisa saja, tapi kan itu perlu dana

lalu sdm lalu bagaimana konten itu bisa dilihat lalu itu

nanti akan menjadi rujukan baik media atau universitas

lain dalam melihat mana saja si yang harus ditonton

mana yang ga harus, lalu bagaimana si tontonan yang

baik dang a baik, nah makanya saya kira baguslah ada

survei itu. Cuma nanti pendapat usianya juga dibedain

gitu. Lalu apakah masyarakat umum atau ada semacam

kelompok cluster-cluster dibedain. Misalnya kan ibu-

ibu dan anak muda beda yang ditanya pasti mereka

jawabannya ketahuan nih. Dilihat dari fisik itu udah

kelihatan bagaimana keinginan dia menonton.

P : Jadi subjek penelitian saya adalah Radio RAS fm, yang

mana radio ini satu-satunya radio muslim di Jakarta.

Seorang narasumber dari RAS fm mengatakan bahwa,

radio ini susah masuk pangsa jadi untuk melakukan

survei juga agak susah. Sehingga RAS fm ini

memutuskan untuk berdiskusi dengan ahli seperti

ulama dan beberapa tokoh terkait program siaran, sebut

107

saja Pak Cholil Nafis dan Ustadzah Halimah Alaydrus.

Menurut Bapak tindakan seperti ini adalah sesuatu

yang wajar saja atau sebenarnya lebih baik melakukan

riset pasar terkait konten ?apakah hal ini dapat

menyebabkan penurunan pasar audiens ?

N : Ya ga jadi masalah, itukan yang namanya kebijakan,

kebijakan radio itu sendiri, selama misalnya yang

menjadi rujukan itu adalah tokoh agama yang

mumpuni punya kredibilitas soal keagamaan kemudian

keilmuan yang mutawatir bukan ngambil dari google.

Ya kan itu karena kita bisa juga ngeliat dari google kita

kan bisa lihat. Misalnya, ada dari hadis atau apa ada

Prof Quraish Shihab lalu ada juga itu di uin juga

banyak, doctor-doktor yang kompeten saya kira, dan

saya kira itu media perlu mengajak tokoh-tokoh seperti

itu bukan hanya dia yang ngajak satu orang satu orang,

harus ada yang namanya misalnya kayak dialog

‘bagaimana si konten keagamaan saat ini’ kaitannya

tentang kebangsaan, kepemudaan, apalagi sekarang

mohon maaf, di tv tv atau mana, yang alay-alay lebih

laku, yang ceramah juga begitu. Malah masyarakat

tidak suka dengan konten yang sedikit monoton

walaupun itu bagus isinya, hadis. Tapi ngga mereka

lebih suka yang alay, makanya di rt rw kalau mau

ngundang ceramah pasti ustad yang banyak lucunya,

misalnya ustadz tile gitukan, nah tetapi memang itukan

lagi-lagi ke penontonnya ke audience nya, dia sukanya

108

pola yang mana. Kalau yang seneng hiburan ya

hiburan. Kalau yang suka serius diskusi berarti yang

serius. Jadi ngga jadi masalah mereka mau ngambil

rujukan untuk diminta pendapatnya gitu ya itukan

polanya narik ya. Yang lebih bagus lagi, mereka

mengajak beberapa tokoh. Kan semua tokoh agama

atau penceramah kan beda-beda, dari ormas juga beda.

Diambil dari segala sisi. Nah yang salah itu yang tidak

punya sanad keilmuan yang jelas.

P : Kalau dari KPID sendiri ada ga sih Pak standarisasi

khusus untuk tiap tiap radio ?misalnya radio hiburan

harus seperti apa isi siarannya dan batasannya apa,

kemudian radio agamis harus seperti isi siarannya apa

dan batasan siarannya apa ?

N : Kalau KPI itu ada yang namanya kitab sucinya,

undang-undangnya, pedomannya, P3SPS sama isi

siaran, itu dua hal yang sangat beda. Yang pertama

adalah masalah konten, kan standar siaran, yang kedua

perilaku penyiaran. Jadi ada yang namanya pelaku,

misalnya, dia yang produksi, itukan perilaku penyiaran,

dan ada juga yang kontennya. Pada dasarnya ketika

anda melihat P3SPS itu sudah jelas, itu ada tentang

pasal tentang privasi, tentang tidak boleh menampilkan

konten-konten yang porno atau sexual. Atau lagu-lagu

lirik yang ga baik seperti itu, jadi menjurus kepada

seksualitas kan gaboleh. Nah itu ada di P3SPS. Kalo

109

radio, saya sudah pernah beberapa teman penyiaran ada

mba kiki wakil ketua, mas puji koordiantor, it kita

roadshow ke beberapa radio terutama radio yang besar

gitu ya, nah selalu kita ingatkan bahwa ya harusnya

tunduk ke P3SPS. Bagaimana soal edukasi juga perlu

tapi informasi juga perlu, tetapi hal yang bersifat hoax

tidak perlu disiarkan. Kadang kontennya udah bener,

penyiarnya yang keceplosan nyebar hoax. kadang-

kadang masyarakat suka salah persepsi, KPI kerjanya

apasi, nah yang harus diketahui, bahwa KPI itu

mengawasi konten-konten yang sudah keluar, kalau

masalah sensor itu adalah bagian dari LSF. Contoh

kerja KPI missal, setelah diawasi konten yang keluar

ada yang tidak sesuai P3SPS maka konten tersebut,

per-segmen ya, tidak seluruhnya, nah bagian konten

yang melanggar tersebut di plenokan dan di cut.

Saya kira radio itu lebih aman yak arena audio, oiya

tapi ada tvri yang sudah memakai visual, streaming ya,

nah radio streaming ini termasuk ke dalam perpindahan

pola.

Note : LSF itu film kalau KPI tv dan radio. Untuk

podcast dan streaming lainnya KPI belum

mengawasinya, baru ada wacana saja, karena perlu

persiapan yang matang dari SDM dan alatnya. Dalam

tugas mengawasi konten perlu perangkat yang

mendukung juga. Cth. KPI nyenggol Netflix langsung

dikecam oleh warga dan warganet

110

P : Baik, berikutnya, saya ingin bertanya mengenai

pendapat Bapak sebagai seseorang yang menggeluti

bidang penyiaran, menurut Bapak, apa sebenarnya cara

yang dapat dilakukan sebuah radio, khususnya radio

muslim agar dapat tetap mempertahankan eksistensinya

di Era Media Online ini ?

N : Eksistensi itu kan perlu, radio itu yang pertama saya

kira, tetap memuat konten-konten yang kreatif, yang

inovatif, yang kedua adalah tayangan-tayangan yang

ditampilkan atau audio itu juga disasarnya tidak hanya

itu tetapi juga harus ada yang namanya sosialisasi,

kalau ngga ada sosialisasi ke masyarakat ya yang

denger nanti dia lagi dia lagi. Harus ada pelibatan

banyak pihak, misalnya dengan kampanye radio

dimana. Kalau tidak ada sosialisi masyarakan akan

lupa. Selanjutnya, perubahan platform, tradisional

menjadi streaming, lalu polanya. Yang penting adalah

bagaimana kualitas konten. Kalau perihal platform kan

itu urusan internal maunya bagaimana.yang terakhir,

bagaimana sinergitas dengan masyarakat, karena radio

itu tidak bisa sendiri, harus ada pendengar. Nah

makanya semua kalau bisa Jakarta, saya di pulau

seribu, radionya satu saja, radio komunitas, ya dari

pulau satu ke pulau lain ngga kedengeran. Ya saya kira,

radio bisa tetap eksis lah Cuma polanya yang dirubah.

Dan memang ada radio-radio besar yang secara SDM

dan finansial kuat tapi ada juga radio yang terseok

111

seok. Penyiar kan harus dibayar. Lalu ada iklan. Nah,

hal ini bagaimana radio membuka diri dengan pihak-

pihak lain. Karena kita juga butuh hubungan dengan

oran lain, butuh relasi.

112

Nama : Irfan Wahyudi, S.Sos., M.Comms., Phd

Jabatan : Pengamat Media (Wakil Dekan III FISIP

Universitas Airlangga, Surabaya)

Tgl. Wawancara : 29 Maret 2021

P : Pertanyaan pertama, media itu kan berkembang

secara dinamis, dari media konvensional ke media

online. Salah satu media konvensional itu adalah

Radio, menurut pandangan Bapak, radio itu apa

Pak?

N : Radio sejauh yang saya berinteraksi dan jadi bagian

disitu ya, radio adalah sarana media massa yang saat

ini telah berkembang sedemikian rupa yang kemudian

tidak hanya mengedepankan fungsi auditifnya ya, kalau

dulu kan pembagiannya audio terus kemudian kalau

cetak ya di visualnya, elektronik audio visualnya,

seperti itu. Radio mengedepankan kekuatan membagi

pesan melalui audio. Jadi radio ini telah menjadi bagian

dari masyarakat sekian lama dan di beberapa negara

terutama di Indonesia itu berperan besar juga dalam

diseminasi informasi mengenai kemerdekaan waktu

perang kemerdekaan ya. Jadi krusial sekali perannya di

masyarakat. Nah saat ini tentu ada tantangan baik itu

dari pengembangan teknologi komunikasi ya, sehingga

radio juga berubah dalam hal cara berinteraksi dengan

masyarakat.

113

P : Kemudian, pengertian dari media online itu sendiri

apa Pak ?

N : Media online kaitannya dengan radio ?iya (alifa).

Media online telah mengubah cara radio ya untuk

berinteraksi dengan endengar. Misalnya kalau dulu kita

mengetahui bahwa radio ini bermain di frekuensi –

frekuensi tertentu kayak di fm dan am sekarang sudah

beranjak ke streaming. Nah radio inikan peran bagian

cara dia berinteraksi itu adalah melalui audio dan

mengedepankan sensori auditif ya. Jadi radio itu juga

berubah dalam hal mengemas pesan-pesan yang

muncul secara audio tersebut, plus juga menambahkan

kalau kita kenal dulu tahun awal-awal internet muncul

2000 sampai 2005 2006 kita mengenal teori

konvergensi media yang sekarang jug amasih di

pahami sebagai bentuk dari perubahan dari media itu

sendiri, radio tidak hanya mengandalkan audio tapi

juga sekarang pendengar bisa melihat wajah penyiar

begitu, berinteraksi melalui website ataupun aplikasi

yang dibuat khusus oleh produser atau pemilik radio

tersebut sehingga media untuk berinteraksi menjadi

semakin banyak dan tidak hanya mengandalkan pada

audio saja

P : Berarti adanya media online ini bisa mnejadi faktor

pendorong dari bertahan eksistensi radio itu sendiri ya

Pak ?

114

N : Betul, mau tidak mau mereka harus bertahan dan ini

tidak hanya menjadi masalah bagi radio saja ya, media

cetak, media elektronik, juga mengalami masalah yang

sama, yaitu bagaimana membendung atau berinteraksi,

maksudnya jika tidak bisa beradaptasi maka kalah ya,

pasti akan gulung tikar gitu ya. Itu yang terjadi pada

beberapa media cetak sekarang. Saat ini pun juga

beberapa media radio yang sudah tidak lagi bisa

mengikuti perkembangan teknologi padahal

sebenarnya dengan adanya teknologi internet ini

memudahkan mencapai pendengar yang mungkin

selam ini belum bisa dicapai. Misalnya para pengguna

internet yang lebih mengedepankan fungsi interaktif

atau kemudahan melalui perangkat handphone mereka.

Kalau selama ini harus investasi kea lat yang mahal

misalnya bikin tower, maintain tower tersebut atau

kemudian alat-alat broadcast yang mahal juga maka

saat ini bisa diatasi dengan peralatan yang lebih minim

atau lebih kecil tentunya. Jadi perubahan yang spesifik

tentunya terjadi, nah adaptasi ini sangat diperlukan dan

kemudian melihat kembali peran radio itu seperti apa

di masa – masa seperti ini tentunya. Sehingga tidak lagi

pandangannya itu masih kepada investasi ke alat yang

mahal dan lain sebagainya. Itu saya rasa perubahan

radio itu sendiri terutama dari segi manajemen.

115

P : Kalau tadi berbicara mengenai radio secara

universal, sekarang pertanyaannya lebih spesifik, di

Indonesia ini kan banyak sekali konsep penyiaran

sebuah radio, salah satunya adalah radio yang

mengemas konsep keagamaan. Pada peneliitan saya

ini, saya meneliti tentang radio dakwah atau islami,

NAH, menurut Bapak jika bisa di hitung range 10-

100% ada diangka berapakah radio islami seperti

ini dapat mempertahankan eksistensinya ??

N : Saya rasa kalau radio agama spesifik pendengarnya ya.

Misalnya kalau di Surabaya itu ada radio Swara

muslim. Nah saya pernah mendengarkan itu dengan

pendengar-pendengar yang istilahnya mereka bukan

hanya mendengar dari kemaren misalnya tapi sudah

lama, pendengar-pendengar yang punya ikatan dengan

radio tersebut. Saya rasa eksistensi ini masih ada dan

radio tersebut juga menambah interaksi itu melalui

misalnya grup whatsapp, istilahnya menjag

ahubungannya dengan pendengarnya. Dan sharing

informasi jadi tidak hanya melalui radio tetapi juga

melalui jalur – jalur alternative seperti ini.jadi saya rasa

memang tetap terjaga asal sih harus bisa beradaptasi

begitu ya karena ada radio radio dangdut misalnya ya

dengan segmentasi pendengar music dangdut begitu,

banyak yang tutup karena itu tadi, segmentasi mungkin

bisa di pertahankan tetapi cara berinteraksi dengan

pendengar tidak banyak dilakukan gitu artinya ya

116

tenggelam begitu ya, tidak banyak berkembang di

masa-masa seperti ini.

P : Berarti kalo dari radio itu sendiri segmentasi itu perlu

ya pak?

N : sangat perlu ya dan itu di awal pendirian radio memang

itulah yang menjadi bahasan, kita mau menyasar

segmen apa, target pendengarnya status ekonomi

sosialnya bagaimana dan lain sebagainya meskipun itu

tidak membatasi maksudnya bagaimana juga bisa

membatasi pendengar ya, kamu harus misalnya dari

golongan ini, kalau mau mendengarkan kan gabisa, tapi

melihat dari isinya, konten. Jadi segmentasi itu

berimplikasi pada konten yang dibangun, konten

siaran, dan kita sekarang melihat bahwa radio itu telah

berevolusi ya bisa dibilang evolusi karena melalui

proses yang cukup lama dalam membaca pasar,

membaca keinginan pendengar ataupun juga bisa

dipandang sebagai revolusi karena ada perkembangan

begitu cepat karena tingginya intensitas dari teknologi

itu sendiri. maka muncullah podcast, muncullah

aplikasi streaming seperti spotify, yang notabene

mengiisi ruang yang selama ini belum dilengkapi atau

belum diisi oleh radio itu sendiri yak arena misalnya,

orang mendengar radio misalnya, seperti saya ketika

perjalanan kantor saya nyetel radio di mobil atau saya

mendengarkan lewat headset ketika saya menaiki

117

motor. Itu mengisi di waktu dimana kita tidak bisa

mengakses media yang lain itu saya piker, karena

nyetir kan gabisa sambil buka website atau sosial

media begitu, bisanya mendengarkan gitu kan. Saat ini

adalah akhirnya kalau kebutuhan itu kalau dulunya

sekunder istilahnya tau tersier sekarang malah lebih

tidak penting lagi radio ini tapi ruang itu akhirnya diisi

juga oleh aplikasi musik seperti sazham atau spotify,

atau Pandora kayak gitukan, di amengisi ruang-ruang

yang misalnya sekarang saya bekerja saya butuh

hiburan saya mendengarkan music tapi ketika saya

mengakses radio saya ngga suka karena banyak

omongnya begitukan radio itu, penyiarnya kadang ngga

relevan ngomongnya dan malah annoying. Saya ingin

mendengarkan lagu dan tadi ketika saya bilang kan

saya akan mendengarkan lagu yang saya sukai, ga

mungkin saya suka radio dangdut. Kemudian ketika

saya suka lagu-lagu rock ya suka rock nya yang kayak

apa, misalnya rock nya anak muda zaman sekarang

malah campur dengan kpop gitukan saya tidak suka.

Nah akhirnya saya mendengarkan lagu-lagu radio rock

tahun 90’an ya yang sangat segmented. Inikan

difasilitasi oleh music director nya radio tersebut tapi

itu juga tidak 100% bisa memuaskan saya kan ya,

akhirnya saya bisa memilih spotify ini misalnya, ya

yang bisa di personalized gitu. Di personalisasi, kita

bisa membuat playlist juga dan sebagainya. Hal-hal

118

seperti ini yang ruang yang tidak bisa diisi oleh radio

kecuali radio itu memang memiliki database yang kuat

dan juga teknologi yang menyamai spotify misalnya.

Itukan berkaitan juga dengan data bank ya, misalnya

bank music, kita tidak lagi mengandalkan music mulai

ribuan tapi di spotify itu bisa jutaan lagu dari berbagai

negara dari berbagai genre music dan kaun sebagainya.

Jadi hal-hal seperti itu menjadi tantangan bagi radio.

Kalau bank ini tidak diadaptasi dengan baik maka radio

akan semakin tergilas Cuma selalu ada yang tidak bisa

di ambil oleh mesin itu adalah the theatre of mind,

penyiarnya itu bisa menciptakan itu loh, dan hal itu

tidak bisa diambil alih oleh mesin seperti spotify,

namun sekarang ada podcast. Podcast menawarkan itu.

Tappi itu tadi podcast recorded juga gabisa kemudian

kemampuan penyiar itu untuk menciptakan ruang

dengar yang ‘ah baik’ .contohlah ketika kita

mendengarkan prambors pagi hari itu ya desta gina in

the morning, kita terhibur gitukan karena kita bisa

tertawa dengan mereka dengan lelucon mereka yang

bagi penyiar itu juga gabisa melucu tiap hari gitukan

jadi mereka juga harus punya script mau ngomongin

apa dan sebagainya. Hal – hal ini yang masih penting

dan tidak bisa digantikan oleh teknologi.

119

P : Dalam penentuan sebuah program siaran, riset

pasar itu diperlukan atau tidak Pak ?apakah jika

sebuah stasiun radio tidak melakukan riset untuk

programnya maka eksistensi perusahaan tersebut

akan turun karena tidak mengikuti kebutuhan

audiens ?

N : Riset itu juga bagian yang penting dari menentukan

segmentasi dan juga siaran. Saya kalao sekarang kita

membicarakan tentang bagaimana radio itu seharusnya

ketika akan berdiri atau ketika mereka berusaha

mengubah segmentasi juga makanya harus punya

dasar. Survei itu adalah dasar dari tindakan dari

keputusan manajemen. Radio-radio di daerah misalnya

mereka bisajadi ada yang punya basis pendengar yang

sangat kuat yang mendukung apapun yang dilakukan

oleh radio. Tapi ada juga radio-radio baru yang masih

belum punya arahan . mereka terpaksa harus bergonta

ganti segmentasi, wong yang establish saja, sebagai

contoh, yang saya ketahui dan kenal baik itu adalah

radio merkuri yang ada di Surabaya, dia awalnya

adalah radio hiburan, jadi dangdutnya ada popnya ada

beritanya ada tetapi tahun 90’an sampai awal 2000

mereka beralih ke radio berita. Tapi setelah itu beralih

menjadi raido entertainment, sampai sekarang dia

berganti lagi menjadi radio berita. Jadi, ini bukan

sesuatu yang tidak boleh bagii sebuah radio tapi itu

adalah sbeuah cara mereka bertahan, nah survei ini

120

juga menjadi dasaran itu. Survei dilakukan kepada

siapa ? Ya kepada pendengar mereka. Kalo misalnya

ingin berganti segmentasi bagaimana apa tanggapan

tanggapannya responnya atau ketika radio baru akan

dibentuk, akan di launching begitu, ya mungkin jadi

masa yang sulit saat ini karena memulai bisnis baru di

masa pandemi bisa jadi tantangan tersendiri. Jadi,

survei ini memperkuat hal tersebut. Bisa survei secara

kuantitatif, dalam arti menyebar questioner ataupun

kualitatif, kepada pendengar-pendengar yang bisa

mendengar masukan yang lebih baik.

P : Radio yang saya teliti menentukan program siaran

berdasarkan diskusi dengan ulama-ulama ternama, apa

hal tersebut tidak masalah ?

N : Menurut saya, itu yang disebut dengan focus group

discussion ya, dan itu sangat boleh, dalam artian, ya

memang untuk mendapat insight sebagai radio tersebut.

Akan lebih baik jika kemudian di diimbangi dengan

survei kepada pendengar. Kalau selama ini kita

mengetahui ada yang namanya google form, yang bisa

memberikan alternative survei. Bagi pendengar yang

loyal mereka diminta untuk mengisi survei tersebut dan

nanti hasilnya bisa langsung dikirimkan dan diketahui.

Jadi, itu akan menambah kekayaan data dan juga

menambah input manajemen dalam menentukan

keputusan bagi radio tersebut.

121

Radio RAS FM ini saya lihat di website juga sudah

mengadakan radio streaming ya, jadi orang dimanapun

itu bisa mendengarkan. Nah, dari inovasi yang

dikembangkan oleh radio RAS FM ini saya rasa

memang pendengar itu akhirnya tidak lagi dari siaran

mereka yang mendengarkan secara langsung melalui

frekuensi FM tapi bisa juga melalui radio streaming.

Nah, ini akan sangat menarik ketika kita juga

melibatkan pendengar-pendengar gespora atau orang-

orang yang berada di luar negeri yang tetap mengakses,

itu karena bagi mereke ini invaluable, sangat – sangat

berharga, di sela-sela mereka berada di tempat yang

jauh dari kampung halaman tapi tetap bisa

mendengarkan siaran khasnya sehingga meraka merasa

sedang berada di rumah. Ini juga fitur menarik ya,

seperti penelitian yang pernah saya lakukan untuk tesis

saya tahun 2009/2011, tentang radio komunitas, kecil

yang ada di tulung agung Jawa Timur. Dia meskipun

radio komunitas terbatas dengan frekuensinya yang

harus di angka 107, pokonya ya jauh banget lah. Terus

siarannya hanya terbatas 2,5 km dari stasiun radionya,

kekuatan siarannya juga hanya dibatasi 50watt. Itu

sangat membatasi di mereka tetapi ketika memakai

internet di tahun-tahun seperti itu, dulu waktu

melakukan penelitian, itu menjadi sangat berguna. Nah,

sekarang kan semuanya memakai hal tersebut, tidak

ada yang spesial untuk streaming, Cuma bagaimanapun

122

kalau kita ingin menggaet audiens atau insight dari

audiens itu ya harus semuanya. Maksud saya adalah

masukan dari ulama itu sangat penting untuk menjaga

agar konten ini - apalagi radio agama ya – tetap bisa

valid dalam arti tidak menyalahi aturan, agama, atau

kemudian malah cenderung controversial, atau

dianggap misalnya radikal dan sebagainya.

Untuk radio yang sudah popular seperti ini, saya rasa

memang, masalahnya adalah untuk membuat

pendengar ini mau switch ke online. Karena lama

kelamaan FM ini akan hilang dan diganti dengan

digital, DAB istilahnya digital broadcasting. Harus ada

device tersendiri yang bisa mengambil digital. Lebih

bagus sebenarnya karena kualias stereonya lebih bagus

kemudian tidak gresek, ga perlu cari yang tepat tunning

nya dimana, dan terutama kualitas suaranya lebih

bagus. Nah, kalau ini tidak segera dilakukan oleh radio

swasta, mereka akan tertinggal. Kalo radio swasta

harus investasi ya investasi di teknologi ini, karena

mau tidak mau nanti itulah arahnya kesitu dan

pengembangan platform berbasis teknologi informasi

ataupun artifial intelegent ini adalah hal mutlak yang

dilakukan. Tidak lagi misalnya, investasi untuk beli

tower baru. Kamu harus lihat bagaiamana visi RAS FM

ini untuk 10 tahun ke depan agar terlihat arahnya,

karena strategi ini bukan hanya jangka pendek tetpai

juga jangka panjang.

123

Radio itu masalahnya sama dengan teknologi cetak

yaitu mereka masih sangat mengandalkan pendengar

loyal. Kalo pendengar loyal ini habis, meninggal

istilahnya, dan mereka tidak mewariskan budaya

mendengar itu kepada generasi berikutnya, habis sudah

akan tergilas dengan teknologi – teknologi yang lebih

pragmatis seperti spotify, yang lebih personal life

istilahnya, kamu bisa bikin radiomu sendiri asal ada

internet gitu kan. Ini lah hal-hal yang bisa jadi

masalah-masalah yang dihadapi oleh radio saat ini.

Jadi, visi itu sangat penting ya ke depannya mau

dibikin apa. Kalau berhenti di satu teknologi saja maka

ya akan tergilas.

Radio swasta ini kan hidup dari iklan ya, pengiklan

juga akan melihat juga, kamu selain menawarkan iklan

audio atau lewat ad-lips misalnya apalagi yang kamu

tawarkan, di website mu, kamu bisa kasih apa, kan itu

penting juga tuh jualan.

P : Kalo radio ga coba sounding untuk switch dari

sekarang itu bisa mempengaruhi pengiklan-pengiklan

itu juga ya pak, terdampak ?

N : Betul, karena harga spot iklan itukan bukan semakin

mahal ya tapi semakin murah, kenapa ? karena

persaingan itu tadi yang semakin ketat apalagi di

daerah ibukota seperti di Jakarta, berapa si radio yang

bersaing, meskipun bukan segmentasimu tapi kalo

124

orang beralih semua ke situ misalnya ya kan, apa yang

bisa diharapkan ? tapi kan juga kelebihannya menurut

saya radio yang berbasis dengan agama ini adalah

adalanya filantropis-filantropis, orang-orang yang mau

menyumbang karena kepentingan dakwah misalnya

begitu ya.

P : Kemudian, evaluasi program siaran apakah juga

perlu diadakan?

N : Sangat perlu ya, itu bagian dari manajemen, jadi kalau

sudah mengatur strategi kemudian melakukan

eksekusi, memanage, mengevaluasi, setelah itu me-

restrategy. Hasil dari evaluasi ini untuk mengatur ulang

strategi. Nah evaluasi ini dilakukan di bagian mana ?ya

setelah running program itu selesai misalnya dalam

periode 2021 ini ya. Kalau organisasi bisajadi dilihat di

akhir. Evaluasinya di desember begitu. Dan kemudia

dilakukan restrategy untuk tahun berikutnya. Jadi

evaluasi ini penting untuk melihat bagaimana

dampaknya apakah program ini akan dilanjutkan atau

diganti gitu ya, terus dari penyiarnya juga bagaimana

respon dari pendengar juga seperti apa, sejauh mana

program itu dapat menarik, dapat mengiklan gitu, atau

orang itu terlibat berdonasi terhadap kegiatan tersebut

dan lain sebagainya. Jadi ini bagian dari strategi juga,

evaluasi ini.

125

P : Menurut Bapak, apa saja faktor penghambat dan

pendukung stasiun-stasiun radio ini dalam

mempertahankan eksistensinya di era media online

saat ini ?

N : Pendukung. Pertama adalah akses terhadap teknologi

semakin terbuka. Berarti media massa, dalam hal ini

radio itu punya kemampuan dan kesempatan yang

besar untuk bisa berinteraksi lebih besar dengan

pendengarnya. Dan tidak hanya dengan pendengarnya

tetapi juga pembaca juga penontonnya karena tidak

zamannya lagi kita membatasi diri pada aspek media

tertentu. Misalnya, radio jadi audio saja yang

didengarkan. Tetapi mengembangkan dari semangat

kovergensi itu tadi, itu salah satu keuntungan atau salah

satu faktor pendukung yang bisa meningkatkan peran

serta radio ini untuk tetap eksis ya di era saat ini.

Selain itu adalah lebih spesifik kalau tadi saya bilang

radio yang anda teliti ini adalah dia memakai agama

sebagai menu utama dan ini menarik untuk kemudian

membuat orang mencari mengakses informasi-

informasi seputar agama terus kemudian isu-isu yang

dibahas, itu menjadi sangat spesifik dan ini menjadi

keuntungan dari radio tersebut. Istilahnya kalau

pendengar pasti loyal. Agama ini menjadi salah satu

faktor kuat untuk mengikat pendengar. Dan ini formula

yang saya rasa dipakai oleh banyak orang untuk

memikat pendengar dengan masalah agama, karena

126

orang-orang tidak ingin main-main kalau urusan

agaman. Itu untuk radio yang diteliti.

Kalau secara umum diIndonesia maupun secara global

masih punya chance yang kuat untuk tetap eksis

dengan syarat harus beradaptasi dengan perubahan,

tidak ada media yang sukses kalau tidak beradaptasi.

Televisi pun kalau masih banyak orang yang

mengakses tv, menonton sinetron Ikatan Cinta, ya di

Indonesia masih seperti itu dan di negara berkembang

masih terlena dengan tontonan-tontonan yang

istilahnya eskatis ya, karena orang jadi lupa dengan

urusan sehari-hari. Tapi di negara-negara maju sudah

tidak banyak diakses televisi itu, orang-orang sudah

beralih ke internet, penggunaan streaming dan

sebagainya, dan ini juga merupakan kecenderungan

dari penonton-penonton usia muda yang tidak lagi

tertarik dengan konten-konten televisi. Nah, radio juga

harus bisa memanfaatkan itu sheingga digenjot ke

streaming radinya dengan konten yang lebih beragam

podcast juga diberikan jadi ya mengikat pendengar itu

lebih kuat lagi kepada radio. Itu dari segi pendukung

dan teknologinya saya rasa penting.

Kalau tantangannya, balik lagi ke teknologi itu, kalau

tidak bisa beradaptasi, sudah lepas gitu, kalau misalnya

masih memusingkan dengan dana yang terserap besar

misalnya untuk maintain teknologi yang sudah jadul

kayak antenna siaran smapai kepada mixer, ya alat-alat

127

yang dulu memang berguna tapi sekarang dengan

adanya teknologi semua bisa dikerjakan dalam satu

laptop. Untuk produksi programnya. Nah itu menjadi

tantangan, menjadi tantangan menjadi hambatan ketika

tidak ada paradigm untuk berubah bagi manajemen itu

sendiri.

P : Jadi, radio dalam 10 taun kedepan akan berubah begitu

ya Pak ?

N : Ya, sekarang saja sudah berubah radio itu. Tapi kalau

kita berbicara konteks Indonesiapersebaran teknologi

tidak se-masif yang kita bayangkan, maksudnya ya bisa

jadi di ibukota negara di Jakarta, di kota-kota besar kita

sudah terbiasa dengan penggunaan internet dan

kemudian berinteraksi dengan cara berbeda melalui

internet dan radio itu sendiri. tetapi, di daerah, masih

sangat tradisional dalam arti FM itu masih jadi andalan

gitu ya, orang juga masih mau ngakses radio, jadi tidak

rata persebarannya, ada digital gap disitu. Jadi, ya ini

sudah di ramalkan oleh banyak orang Indonesia, secara

topografi dan geografi itu timpang ya, sebagai negara

kepulauan juga akses informasi dan teknologi itu

menjadi berbeda beda tiap daerah atau tiap pulau. Oleh,

karena itu, ini juga menjadi, akalu kita berbicara

konteks Indonesia maka radio tentu berbeda cara

penanganannya. Di daerah masih kuat penggunaan FM

nya tetapi disisi lain anak muda juga perlahan

128

meninggalkan radio itu. Dikota, jika pemanfaatan

teknologi dimaksimalkan maka kesempatan untuk

bertahannya juga akan lebih besar. Perubahan itu

bukan sesuatu yang opsional lagi tetapi harus

dilakukan.

129

B. Surat-Surat

130

131

132

133

134

135

C. Dokumentasi

Wawancara Bersama Marketing Manager RAS FM –

Abdul Muis

136

137

Studio On-Air RAS FM

Studio for Tapping RAS FM

Meeting Room RAS FM

138

Wawancara Bersama Anggota Bidang Isi Siaran KPID

DKI Jakarta – Arif Faturrahman, M.Si

139

Wawancara Online Bersama Pengamat Media (Wakil

Dekan III FISIP UNAIR) – Irfan Wahyudi, S.Sos.,

M.Comms., Ph.D