10
FORMATO PARA PRESENTAR EL PLAN DE NEGOCIO Nombre y apellido: Christian Luicho Tupa Idea de negocio: Importadora & Exportadora Empresa Nombre de la empresa: Razón Social: C.L.T. E.I.R.L. Razón social: Taiguer88 Visión: La empresa C.L.T. E.I.R.L. tiene como visión en corto plazo emerger, consolidarse en el mercado local y extranjero con un trabajo solido, veraz y de calidad, para obtener el reconocimiento del consumidor final. Misión: La empresa C.L.T. E.I.R.L. asume el compromiso de satisfacer las expectativas de los clientes con la entrega de un producto con estándares de calidad cumplidos. Objetivos: Los objetivos de la empresa C.L.T. E.I.R.L. Son: Hacer conocida la empresa en el mercado objetivo. Lograr el reconocimiento del producto. Mediante técnicas de marketing incrementar clientes gradualmente. Establecerse sólidamente en el mercado objetivo Tacna/Arica. Estudio de ingreso a otros mercados a corto plazo. Descripción del negocio: La empresa C.L.T. E.I.R.L. : Convenio comercial con la fábrica “Textil Linares” S.A. - gamarra/lima. Confección de prendas bajo diseños y modelos entregados por C.L.T. E.I.R.L. Compra de prenda terminada sin serigrafiado.

Struktur Anatomi Ginjal Dan Vesica Urinaria

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Struktur Anatomi Ginjal Dan Vesica Urinaria

Citation preview

Page 1: Struktur Anatomi Ginjal Dan Vesica Urinaria

Pendahuluan :

Ginjal merupakan bagian tubuh yang berfungsi untuk memfiltrat darah. Filtrasi ginjal di mulai

ketika darah sudah memasuki arteriol aferen. Proses fisiologis ginjal sendiri terdiri dari filtrasi,

sekresi dan reabsorpsi, yang terjadi pada beberapa bagian anatomis dan histologist ginjal

tertentu.

Struktur anatomi ginjal dan vesica urinaria:

Secara makroskopis, ginjal berbentuk seperti kacang merah. Panjang ginjal kurang lebih sekitar

12,5 cm dan tebalnya kurang lebih 2,5 cm. Ginjal memiliki berat yang berbeda pada masing-

masing jenis kelamin. Pada laki-laki berat ginjal berkisar antara 125 g sampai 175 g pada laki-

laki, sedangkan pada perempuan berkisar antara 115 g sampai 155 g perempuan.1

Ginjal terletak di area yang tinggi, yaitu pada dinding abdomen posterior yang berdekatan

dengan dua iga terakhir. Organ ini merupakan organ retroperitoneal dan terletak di antara otot-

otot punggung dan peritoneum rongga abdomen atas. Tiap-tiap ginjal memiliki sebuah kelenjar

adrenal di atasnya.1 Letak ginjal kiri dan kanan berbeda satu sama lain. Ginjal kiri terletak di os

lumbales dua sampai os lumbales tiga, sedangkan ginjal kanan terletak di os lumbales tiga

sampai os lumbales empat. Hal tersebut dikarenakan struktur anatomi rongga abdomen seperti

hepar sebagai organ terbesar di dalam tubuh manusia menjulang dari kanan ke kiri, yang dimana

lobus dextra hepar yang berukuran lebih besar daripada lobus sinistra hepar mendesak ginjal

kanan ke bawah.1

Ginjal dibungkus oleh tiga buah lapisan yaitu, capsula fibrosa, capsula adiposa, fascia renalis.

Lapisan yang paling pertama dan membungkus langsung ginjal adalah Capsula fibrosa. Lapisan

ini transparan dan sangat mudah untuk dilepas dari ginjal. Lapisan kedua yang membungkus

ginjal adalah Capsula adiposa. Capsula adiposa adalah jaringan lemak yang membungkus ginjal

dan menjaga ginjal supaya tetap pada posisinya bila terjadi guncangan. Lapisan ketiga atau yang

paling terakhir yang membungkus ginjal adalah Fascia renalis. Fascia renalis membungkus ginjal

dari ke bawah, bagian atas menutup sedangkan pada bagian bawahnya lapisan ini terbuka.1

Page 2: Struktur Anatomi Ginjal Dan Vesica Urinaria

Di bagian masing-masing ginjal terdapat sebuah kelenjar yang disebut glandula suprarenal.

Kelenjar ini merupakan kelenjar endokrin. Glandula suprarenal ikut dibungkus oleh fascia renalis

tetapi tidak ikut bergerak pada saat proses respirasi. Bentuk kedua kelenjar ini berbeda antara

yang sebelah kiri dan kanan. Pada ginjal sebelah kanan bentuk dari glandula suprarenal adalah

berbentuk pyramid, sedangkan pada ginjal sebelah kiri bentuknya pipih bulan sabit.

Struktur ginjal

1. Hilus : Merupakan tingkat kecekungan tepi medial ginjal.

2. Sinus ginjal : Adalah rongga berisi lemak yang membuka pada hilus. Sinus ini

membentuk perlekatan untuk jalan masuk dan keluar ureter, vena dan arteri renalis, saraf

dan limfatik.

3. Pelvis ginjal : Merupakan perluasan ujung proksimal ureter. Ujung ini berlanjut menjadi

dua sampai tiga kalis mayor, yaitu rongga yang mencapai glandular, bagian penghasil

urine pada ginjal. Setiap kaliks mayor bercabang menjadi beberapa kaliks minor.

4. Parenkim ginjal : Merupakan jaringan ginjal yang menyelebungi struktur sinus ginjal.

Jaringan ini terbagi menjadi medula dan korteks luar. Medula terdiri dari massa-massa

triangular yang disebut piramida ginjal. Ujung yang sempit dari setiap piramida, papila,

masuk dengan pas dalam kaliks minor dan ditembus mulut duktus pengumpul urine.

Korteks tersusun dari tubulus dan pembuluh darah nefron yang merupakan unit struktural

dan fungsional ginjal. Korteks terletak di dalam di antara piramida-piramida medula yang

bersebelahan untuk membentuk kolumna ginjal yang terdiri tubulus-tubulus pengumpul

yang mengalir ke dalam duktus pengumpul.1

Pendarahan ginjal

1. Arteri renalis : Percabangan aorta abdomen yang mensuplai masing-masing ginjal dan

masuk ke hilus melalui cabang anterior dan posterior.

2. Cabang anterior dan posterior arteri renalis : Membentuk arteri-arteri interlobaris yang

mengalir di antara piramida-piramida ginjal.

3. Arteri arkuata : Berasal dari arteri interlobaris pada area pertemuan antara korteks dan

medula.

4. Arteri interlobularis : Percabangan arteri arkuata di sudut kanan dan melewati korteks.

Page 3: Struktur Anatomi Ginjal Dan Vesica Urinaria

5. Arteriol aferen : Berasal dari arteri interlobularis. Satu arteriol aferen membentuk sekitar

50 kapiler yang membentuk glomerulus.

6. Arteriol eferen : Meninggalkan setiap glomerulus dan membentuk jaring-jaring kapilar

lain, kapilar peritubular yang menglilingi tubulus proksimal dan distal untuk memberi

nutrien pada tubulus tersebut dan mengeluarkan zat-zat yang dierabsorpsi. Arteriol eferen

dari glomerulus pada nefron jukstaglomerular memiliki perpanjangan pembuluh kapiler

panjang yang lurus diesbut vasa recta yang berdesenden ke dalam piramida medula.

Lekukan vasa recta membentuk lengkungan jepit yang melewati ansa Henle. Lengkungan

ini memungkinkan terjadinya pertukaran zat antara ansa Henle dan kapiler serta

memegang peranan dalam konsentrasi urine.

7. Kapilar peritubular : Mengalir ke dalam vena korteks yang kemudian menyatu dan

membentuk vena interlobularis.

8. Vena arkuata : Menerima darah dari vena interlobularis. Vena arkuata bermuara ke dalam

vena interlobaris yang bergabung untuk bermuara ke dalam vena renalis. Vena ini

meninggalkan ginjal untuk bersatu dengan vena kava inferior.

9. Vesica urinaria : Vesica urinaria adalah organ muskular berongga yang berfungsi sebagai

kontainer penyimpan urine. Pada laki-laki, kandung kemih terletak tepat di belakang

symphisis pubis dan di depan rektum. Pada perempuan, organ ini terletak agak di bawah

uterus di depan vagina. Ukuran organ ini sebesar sebesar kacang kenari dan terletak di

pelvis saat kosong. Organ berbentuk seperti buah pir dan dapat mencapai umbilicus

dalam rongga abdominopelvis jika penuh terisi urine. Kandung kemih ditopang dalam

rongga pelvis dengan lipatan-lipatan peritoneum dan kondesasi fasia.

Trigonum adalah area halus, triangular, dan relatif tidak dapat berkembang yang terletak

secara internal di bagian dasar kandung kemih. Sudut-sudutnya terbentuk dari tiga

lubang. Di sudut atas trigonum, dua ureter bermuara ke kandung kemih. Uretra keluar

dari kandung kemih di bagian apex trigonum.1

Histologi ginjal dan vesica urinaria :

Ginjal primitif dibagi menjadi 3 bagian yaitu : pronefros, mesonefros ,dan metanefros yang tetap.

Di dalam ginjal juga ada hilus renalis yang merupakan tempat masuk dan keluarnya pembuluh

darah. Ginjal jug adapt dibedakan menajdi korteks dan medulla. Pelvis ginjal terbagi menjadi

Page 4: Struktur Anatomi Ginjal Dan Vesica Urinaria

dua yaitu kalik mayor dan kaliks minor. Begitu juga dengan medulla yang dibedakan menjadi

zona interna dan eksterna. di korteks terdapat medullary rays atau berkas medulla yang

meneyrupai yang ada di medulla.2

Ginjal disusun oleh nefron yang merupakan unit fungsional dari ginjal yang terdiri dari :

1. Korpuskel Malpighi/renalis

2. Tubulus kontortus proximal : Tubulus kontortus proximal berada di korteks dan

mempunyai epitel kuboid rendah yang mempunyai inti bulat. Tubulus ini bersifat

asidofil. Ciri-ciri lain yang bisa ditemukan adalah inti sel dengan jarak berjauhan, lumen

tidak jelas karena ada brush border.

3. Ansa Henle : Terdiri dari segmen tebal descendens (STD) yang serupa dengan tubulus

kontortus proximal. Segmen tipis ansa henle (ST) menyerupai kapiler tetapi tidak ada

darah di lumennya. Segmen tebal asenden (STA) serupa dengan tubulus kontortus distal

4. Tubulus kontortus distalis : Mempunyai epitel selapis kuboid rendah, bersifat basofil, inti

sel dengan jarak berdekatan, lumen jelas dan tidak terdapat brush border, lumen lebih

lebar daripada T.K.P, macula densa menempel di T.K.D dekat glomerulus. Lalu dari sini

berlanjut ke duktus koligens.2

5. Duktus koligentes : Gambarannya mirip tubulus konkortus distal tetapi dinding sel

epitelnya jauh lebih jelas, selnya lebih tinggi dan lebih pucat. 3

Aparatus Juxtaglomerular berada di atas badan Malpighi yang terdiri dari sel sel juxtaglomerulus

penghasil rennin, sel-sel mesangial ekstraglomerular yang menghasilkan eritropoietin, dan

macula densa sebagai reseptor osmolaritas cairan di dalam tubuh distal. Duktus koligen yang

merupakan lanjutan dari T.K.D berdiameter 40um dengan epitel selapis torak dan menjadi lebih

torak pada tubulus pengumpul distal (sampai diameter 200um). Selain itu duktus koligens

mempunyai sitoplasma pucat dan batas selnya jelas. Duktus koligens berjalan dalam berkas

medulla menuju ke medulla lalu di bagian tengah medulla ada beberapa duktus koligens yang

bersatu untuk membentuk duktus yang besar, bermuara ke apeks papilla disebut duktus papilaris.

Vesica urinaria :

Page 5: Struktur Anatomi Ginjal Dan Vesica Urinaria

Mukosa vesika urinaria dilapisi epitel transisional dengan jaringan ikat jarang yang membentuk

lamina propria di bawahnya. Tunika muskularis terdiri atas berkas-berkas otot polos yang

tersusun berlapis-lapis yang arahnya tidak membentuk aturan tertentu, sehingga dalam sajian

terlihat berkas otot polos yang terpotong dalam berbagai arah. Di antara berkas-berkas ini

terdapat jaringan ikat jarang.

Tunika adventisia terdiri atas jaringan ikat jarang yang sebagian diliputi oleh peritoneum dan

disebut tunika serosa.2

Fisiologis Ginjal :

Pembentukan urin, ginjal memproduksi urine yang mengandung zat sisa metabolic dan mengatur

komposisi cairan tubuh melalui 3 proses utama, yaitu filtrasi glomerulus, reabsorbsi tubulus, dan

sekresi tubulus.1

Filtrasi glomelurar :

Filtrasi glomerular adalah perpindahan cairan dan zat terlarut dari kapiler glomelurar, dalam

gradient tekanan tertentu ke dalam kapsul bowman. Filtrasi ini di bantu oleh beberapa factor,

seperti membrane kapiler glomelurar yang lebih permeabel dan tekanan darah glomelurar yang

lebih tinggi di bandingkan tekanan darah dalam kapiler lain, karena diameter arteriol eferen lebih

kecil di bandingkan diameter arteriol aferen.

Mekanisme filtrasi glomerular, tekanan hidrostaltik glomelurar mendorong cairan dan zat terlarut

keluar dari darah dan masuk ke ruang kapsul bowman, terdapat 2 tekanan yang berlawanan

dengan tekanan hidrostaltik glomerular, yaitu tekanan hidrostaltik yang dihasilkan oleh cairan

dalam kapsul bowman, tekanan ini cenderung untuk mengeluarkan cairan keluar dari kapsul

menuju glomerulus, serta tekanan osmotic koloid dalam glomerulus yang dihasilkan oleh protein

plasma adalah tekanan yang menarik cairan dari kapsil bowman untuk memasuki glomerulus.1

Normalnya kecepatan laju filtrasi glomerular (glomerular filtration rate (GFR)) pada laki – laki

adalah 125 ml/menit, sedangkan pada perempuan 110 ml/menit.

Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi GFR yaitu :

Page 6: Struktur Anatomi Ginjal Dan Vesica Urinaria

1. Tekanan filtrasi efektif : Merupakan tekanan dorong netto, GFR berbanding lurus dengan

tekanan filtrasi efektif. Konstriksi arteriol aferen menurunkan aliran darah dan

mengurangi laju filtrasi glomerular, konstriksi arteriol eferen menyebabkan terjadinya

tekanan darah tambahan dalam glomerulus dan meningkatkan GFR.

2. Autoregulasi ginjal : Mekanisme kerja ginjal untuk mengkompensasi perubahan tekanan

darah.

3. Stimulasis simpatis : Suatu peningkatan impuls simpatis seperti yang terjadi saat stress

akan menyebabkan konstriksi arteriol aferen dan menurunkan aliran darah ke dalam

glomerulus yang menimbulkan penurunan GFR.

4. Obstruksi aliran urinaria : Oleh batu ginjal atau batu dalam ureter akan meningkatkan

tekanan hidrostatik dalam kapsul bowman dan menurunkan GFR.

5. Kelaparan, diet rendah protein dan penyakit hati : Akan menurunkan tekanan osmotic

koloid darah sehingga meningkatkan GFR.

6. Penyakit ginjal : Dapat meningkatkan permeabilitas kapilar glomerular dan

meningkatkan GFR.1

Komposisi filtrate glomerular :

1. Terdapat air dan zat terlarut dengan berat molekul rendah seperti glukosa, klorida,

natrium, kalium, fostfat, urea, asam urat dan kreatinin.

2. Sejumlah kecil albumin plasma dapat terfiltrasi tetapi sebagian besar diabsorpsi kembali

dan secara normal tidak tampak pada urin.

3. Sel darah merah dan protein tidak di filtrasi.1

Reabsorpsi tubulus :

Page 7: Struktur Anatomi Ginjal Dan Vesica Urinaria

Sebagian besar filtrate (99%) secara selektif direabsorpsi dalam tubulus ginjal melalui difusi

pasif gradient kimia atau listrik, transport aktif terhadap gradient tersebut , atau difusi

terfasilitasi. Sekitar 85% natrium klorida dan air serta semua glukosa dan asam amino pada

filtrate glomerulus diabsorpsi dalam tubulus kontortus proksimal, walaupun reabsorpsi

berlangsung pada semua bagian nefron.

1. Reabsorpsi ion natrium : Ion – ion natrium ada yang di transport secara pasif melalui

difusi terfasilitasi dari lumen tubulus kontortus proksimal ke dalam sel – sel epitel

tubulus yang konsentrasi ion natriumnya lebih rendah, serta ada yang di transport secara

aktif dengan pompa natrium kalium.

2. Reabsorpsi ion klor dan ion negative lain : Karena ion natrium positif bergerak secara

pasif dari cairan tubulus ke sel dan secara aktif dari sel ke cairan interstisial peritubular,

akan terbentuk ketidakseimbangan listrik yang justru membantu pergerakan pasif ion –

ion negative. Dengan demikian ion klor dan bikarbonat negative secara pasif berdifusi ke

dalam sel – sel epitel dari lumen dan mengikuti pergerakan natrium yang keluar menuju

cairan peritubular dan kapilar tubular.

3. Reabsorpsi glukosa, fruktosa dan asam amino : Carrier glukosa dan asam amino sama

dengan carrier ion natrium dan digerakan melalui kotranspor. Carrier pada membrane

tubulus memiliki kapasitas reabsorpsi maksimum untuk glukosa, berbagai jenis asam

amino, dan beberapa zat terabsorpsi lainnya. Jumlah ini dinyatakan dengan maksimum

transport ( Tm).

4. Reabsorpsi air : Air bergerak bersama ion natrium melalui osmosis.

5. Reabsorpsi urea : Seluruh urea yang terbentuk setiap hari difiltrasi oleh glumerulus.

Sekitar 50% urea secara pasif direabsorpsi akibat gradient difusi yang terbentuk saat air

direabsorpsi. Dengan demikian 50% urea yang difiltrasi akan diekskresi dalam urin.

6. Reabsospsi ion anorganik lain : Seperti kalium, kalsium, fosfat, dan sulfat, serta sejumlah

ion organic adalah melalui transport aktif.1

Sekresi tubular :

Merupakan suatu proses aktif yang memindahkan zat keluar dari darah dalam kapiler

peritubuluar melewati sel – sel tubular menuju cairan tubular untuk dikeluarkan dalam urin. Zat

– zat seperti ion hydrogen, kalium, dan ammonium, produk akhir metabolic kreatinin dan asam

Page 8: Struktur Anatomi Ginjal Dan Vesica Urinaria

hipurat serta obat – obatan tertentu secara aktif disekresi ke dalam tubulus. Ion hydrogen dan

ammonium diganti dengan ion natrium dalam tubulus kontortus distal dan duktus koligens.

Sekresi tubular yang selektif terhadap ion hydrogen dan ammonium membantu dalam

pengaturan pH plasma dan keseimbangan asam basa cairan tubuh. Sekresi tubular merupakan

suatu mekanisme penting untuk mengeluarkan zat – zat kimia asing atau yang tidak diinginkan.

Pada tubulus proksimal :

Reabsorpsi :

1. Glukosa dan asam amino 100% di serap, dengan kotranspor dengan ion natrium

2. Ion natrium, dengan reabsorpsi aktif, 67% di serap secara obligat dan tidak dapat

dikendalikan, diikuti oleh ion Cl-

3. PO4- dan elektrolit lain, bervariasi dan dapat dikendalikan

4. Air direabsorpsi secara osmotic, sebanyak 65%, dan bersifat obligat tidak dapat di

kendalikan

5. Urea di reabsorpsi secara pasif, sebanyak 50% obligat tidak dapat dikendalikan

6. K+ direabsorpsi semua, bersifat obligat tidak dapat dikendalikan

Sekresi :

1. H+ bervariasi tergantung kepada keasaman tubuh

2. Ion organic, tidak dapat dikendalikan

Pada ansa henle pars desendens :

1. Air di reabsorpsi secara osmotic, sejumlah 15%, dan bersifat obligat

2. Terdapat kemungkinan sekresi NaCl secara pasif dan tidak dapat dikendalikan

Pada ansa henle pars asendens :

1. NaCl direabsorpsi sebanyak 25% secara aktif dan tidak dapat dikendalikan

2. Bagian ini impermeable terhadap substansi lain

Pada tubulus distal :

Page 9: Struktur Anatomi Ginjal Dan Vesica Urinaria

1. Na+ reabsorpsinya bervariasim tergantung kendali hormone aldosteron, ion Cl- ikut secara

pasif

2. K+ disekresi secara bervariasi tergantung kendali hormon aldosteron

3. Air direabsorpsi secara bervariasi tergantung pada ADH

4. H+ di sekresi secara bervariasi tergantung pada pH cairan tubuh

Pada duktus koligens :

1. Air di reabsorpsi secara bervariasi tergantung pada kendali ADH

2. H+ di sekresi secara bervariasi tergantung pada pH cairan tubuh

Jika terjadi perubahan dalam tekanan darah maka akan di netralkan oleh mekanisme yang di

sebut autoregulasi.1

Sekresi anion dan kation organik. Tubulus proksimal mengandung dua jenis pembawa sekretorik

yang terpisah untuk sekresi kation organik. Sistem-sistem ini memiliki beberapa fungsi penting.

Pertama, dengan menambahkan lebih banyak ion organik tertentu ke cairan tubulus yang sudah

mengandung bahan yang bersangkutan melalui proses filtrasi, jalur sekretorik organik ini

mempermudah eksresi bahan-bahan tersebut. Yang termasuk dalam ion-ion organik tersebut

adalah zat-zat perantara kimiawi yang terdapat dalam darah, misalnya golongan prostaglandin,

yang setelah menjalankan tugasnya, perlu segera dibersihkan dari darah, sehingga aktivitas

biologis mereka tidak berkepanjangan.

Kedua, pada beberapa keadaan penting, ion organik secara ekstensid tetapi tidak ireversibel

terikat ke protein plasma. Karena melekat ke protein plasma, ion-ion organik tersebut tidak dapat

difiltrasi melalui glomerulus. Sekresi tubulus mempermudah eliminasi ion-ion organik yang

tidak dapat difiltrasi ini melalui urin. Walaupun ion organik tertentu sebagian besar terikat ke

protein plasma, sejumlah kecil dari ion tersebut selalu berada dalam bentuk bebas atau tidak

terikat dalam plasma. Pengeluaran ion organik bebas melalui skeresi ini menyebabkan

“terlepasnya” sebagian ion yang semula terikat, yang kemudian dapat dengan bebas

disekresikan. Hal ini pada gilirannya mendorong dibebaskannya lebih banyak ion organik dari

ikatannya dengan protein, dan seterusnya.

Page 10: Struktur Anatomi Ginjal Dan Vesica Urinaria

Ketiga, dan paling penting adalah kemampuan sistem sekresi ion organik mengeliminasi banyak

senyawa asing dari tubuh. Sistem ion organik dapat mensekresikan sejumlah besar ion organik

yang berbeda-beda, baik yang diproduksi secara endogen maupun ion organik asing yang masuk

ke dalam tubuh. Mekanisme nonselektif ini memungkinkan sistem sekresi ion organik tersebut

meningkatkan pengeluaran banyak zat kimia organik asing, termasuk zat-zat tambahan pada

makanan, polutan lingkungan, obat, dan bahan organik non-nutritif lain yang masuk ke dalam

tubuh.4

Hormon dan enzim ginjal :

1. ADH : Hormon ini memiliki peran dalam meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat

mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh. Hormon ini dibentuk oleh hipotalamus

yang ada di hipofisis posterior yang mensekresi ADH dengan meningkatkan osmolaritas

dan menurunkan cairan ekstrasel. Hormon ini menghambat pembentukan urin.

2. Aldosteron : Berfungsi pada absorbsi natrium yang disekresi oleh kelenjar adrenal di

tubulus ginjal. Proses pengeluaran aldosteron ini diatur oleh adanya perubahan

konsentrasi kalium, natrium, dan sistem angiotensin rennin.

3. Prostaglandin : Berlungsi merespons radang, pengendalian tekanan darah, kontraksi

uterus, dan pengaturan pergerakan gastrointestinal. Pada ginjal, asam lemak ini berperan

dalam mengatur sirkulasi ginjal.

4. Gukokortikoid : Berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air yang

menyebabkan volume darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium.

5. Renin : Dihasilkan oleh sel – sel pada apparatus juxtaglomerular, berfungsi untuk

merangsang pembentukan angiotensinogen menjadi angiotensin I, yang berfungsi untuk

meningkatkan tekanan darah.5

Tes fungsi ginjal :

1. Penjernihan : Menyatakan secara kuantitatif kecepatan ekskresi suatu zat oleh ginjal,

volume plasma yang mengandung sejumlah zat yang dieksresikan urin dalam 1 menit,

atau volume darah atau plasma yang dijernihkan dari sejumlah szat yg di tentukan dalam

ekskresi urin dalam 1 menit.

2. Renal plasma flow : Plasma yang melalui ginjal selama 1 menit.

Page 11: Struktur Anatomi Ginjal Dan Vesica Urinaria

3. Filtration fraction : Jumlah plasma yang melalui ginjal dan di filtrasi per satuan waktu.

4. Tubular secretory mass : Pengukuran Tm PAH dapat digunakan untuk melihat berapa

bagian ginjal yang masih berfungsi.

5. Tes pemekatan : Di bagi menjadi 2, yaitu addist test, pada tes ini intake cairan sangat di

batasi dan dilakukan selama 24 jam, yaitu dari jam 8 pagi sampai jam 8 pagi keesokan

harinya. Cara tes dengan membuang urin jam 8 sampai jam 8 malam, kemudian

menampung urin jam 8 malam sampai jam 8 pagi, kemudian di ukur berat jenisnya.

Kemudian ada mosenthal tes, percobaan di mulai pada jam 8 pagi asmpai jam 8 pagi

keesokan harinya, dari jam 8 pagi sampai jam 8 malam, urin di kumpulkan setiap 2 jam,

kemudian di ukur volume nya. Setelah itu di ukur pula urin jam 8 malam sampai jam 8

pagi, kemudian di ukur berat jenisnya.

6. Tes radioisotope : Dapat digunakan iodothalamate untuk melihat GFR dan hipurat untuk

melihat RPF.5

Kesimpulan :

Berdasarkan penelitian yang telah di lakukan, kemungkinan si penderita mengalami kelainan

renal diabetes, karena, sang penderita memiliki gula darah yang normal namun memiliki

kelainan dalam buang air kecil.

Daftar pustaka :

1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC, 2004.h.318-23.

2. Gunawan FA, Kartawiguna E. Penuntun praktikum kumpulan foto mikroskopik histologi.

Jakarta : Penerbit Universitas Trisakti; 2007.h.148-57.

3. Craigmyle M.B.L. Atlas berwarna histologi. Jakarta: EGC, 1990.h.45-52.

Page 12: Struktur Anatomi Ginjal Dan Vesica Urinaria

4. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-2. Jakarta: EGC, 2001.h. 485-

86.

5. Parker S. Sistem urinaria. dalam : ensiklopedi tubuh manusia. Jakarta: Erlangga, 2007.h.194-9.