Upload
lengoc
View
221
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
Struktur APBNStruktur APBNAnggaran Pendapatan dan Belanja Negara Sebagai suatu entitas yang
mengemban amanat rakyat, pemerintah dalam melaksanakan hak dan kewajibannya harus memiliki rencana yang matang. Rencana tersebut akan dipakai sebagai pedoman dalam setiap pelaksanaan tugas negara termasuk pula dalam hal pengurusan keuangan
Setiap tahun pemerintah menghimpun dan membelanjakan dana triliunan rupiah melalui APBN. Penyusunan APBN merupakan rangkaian aktifitas yang melibatkan banyak pihak
termasuk departemen , lembaga dan DPR, peran DPR dalam hal ini sebagai otoritas yang mengawasi arus keluar dana APBN
Sesuai UUD 45, APBN harus diwujudkan dala bentuk Undang-undang, dalam hal ini Presiden berkewajiban menyusun dan mengajukan Rancangan APBN kepada DPR. RAPBN memuat asumsi umum yang mendasari penyusunan APBN, perkiraan penerimaan, pengeluaran, transfer, defisit/surplus, pembiayaan defisit dan kebijakan pemerintah.
Ruang Lingkup APBN APBN mencakup seluruh
penerimaan dan pengeluaran
yang ditampung dalam satu rekening yang disebut rekening Bendaharawan Umum Negara (BUN) di bank sentral (Bank Indonesia). Pada dasarnya semua penerimaan dan pengeluaran pemerintah harus dimasukkan dalam rekening tersebut.
• Sesuai dengan peraturan pemerintah perundangan yang terkait dengan pengelolaan APBN, semua penerimaan dan pengeluaran harus tercakup dalam APBN. Dengan kata lain pada saat pertanggungjawaban APBN, semua realisasi penerimaan dan pengeluaran dalam rekening harus dikonsolidasikan ke dalam rekening BUN. Semua penerimaan dan pengeluaran
yang telah dimasukkan dalam rekening BUN adalah merupakan penerimaan dan pengeluaran “on budget”
Perkiraan APBNPerkiraan-perkiraan APBN terdiri dari: penerimaan pengeluaran transfer surplus/defisit dan pembiayaan
Sejarah Format APBN Selama TA 1969/70 sampai
dengan 1999/2000 APBN menggunakan format T-account.
Format ini dirasakan masih
mempunyai kelemahan antara lain tidak memberikan informasi yang jelas mengenai pengendalian defisit dan kurang transparan sehingga perlu disempurnakan
Mulai TA 2000 format APBN diubah menjadi I-account, disesuaikan dengan Government Finance Statistics (GFS)
Tujuan Perubahan Format APBN
Tujuan perubahan format dari T-account ke I-account adalah : Untuk meningkatkan transparansi
dalam penyusunan APBN Untuk mempermudah analisis,
pemantauan, dan pengendalian dalam pelaksanaan dan pengelolaan APBN
Untuk mempermudah analisis komparasi (perbandingan) dengan budget negara lain
Untuk mempermudah perhitungan dana perimbangan yang lebih transparan yang didistribusikan oleh pemeritah pusat ke pemerintah daerah mengikuti pelaksanaan UU No.25/1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat Daerah
T-Account Dalam T-account, sisi penerimaan
dan sisi pengeluaran dipisahkan di kolom yang berbeda
T-account mengikuti anggaran yang berimbang dan dinamis
Dalam versi T-account, format seimbang dan dinamis diadopsi. Seimbang berarti sisi penerimaan dan pengeluaran mempunyai nilai jumlah yang sama. Jika jumlah pengeluaran lebih besar daripada jumlah penerimaan, kemudian kekurangannya ditutupi dari pembiayaan yang berasal dari sumber-sumber dalam atau luar negeri
Pengeluaran APBN diperinci dalam pemerintah pusat dan pemerintah daerah Versi T-account tidak
menunjukan dengan jelas komposisi anggaran yang dikelola pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Ini merupakan akibat dari sistem anggaran yang terpusat
Pada format T-account, pinjaman luar negeri dianggap sebagai penerimaan pembangunan dan pembayaran cicilan utang luar negeri dianggap sebagai pengeluaran rutin
I-Account
Dalam I-account, sisi penerimaan dan sisi pengeluaran tidak dipisahkan atau dalam satu kolom
I-account menerapkan anggaran defisit/surplus
Dalam versi I-account, anggaran surplus/defisit diadopsi. Perubahan – perubahan itu dengan jelasnya digambarkan oleh posisi overall balance
Defisit/surplus adalah perbedaan antara jumlah penerimaan dan hibah, dan jumlah pengeluaran. Perbedaan negatif-jumlah pengeluaran lebih besar daripada jumlah penerimaan- berarti defisit.
Jika perbedaan adalah positif –jumlah penerimaan dan hibah lebih besar dari jumlah pengeluaran- itu berarti surplus.
Sumber – sumber pembiayaan untuk menutup defisit mungkin berasal dari pembiayaan dalam dan luar negeri
Pengeluaran APBN diperinci dalam pemerintah pusat dan pemerintah daerah
versi I-account dengan jelas menunjukan komposisi jumlah anggaran yang dikelola oleh pemerintah daerah
I-account, pinjaman luar negeri dan pembayaran cicilannya dikelompokan sebagai pembiayaan anggaran
Format I-Account APBN
Dengan format baru ini pinjaman luar negeri diperlakukan sebagai utang, sehingga jumlahnya harus sekecil mungkin karena pembayaran kembali bunga dan cicilan pinjaman luar negeri akan memberatkan APBN di masa yang akan datang
Format I-Account APBN A. Pendapatan dan Hibah
I. Penerimaan Dalam Negeri1. Penerimaan Pajak2. Penerimaan Bukan Pajak
II. HibahB. Belanja Negara
I. Anggaran Belanja Pemerintah Pusat1. Pengeluaran Rutin2. Pengeluaran PembangunanII. Dana PerimbanganIII. Dana Otonomi Khusus dan Penyeimbang
C. Keseimbangan Primer
D. Surplus/Defisit Anggaran (A-B)
E. Pembiayaan
I. Dalam NegeriII. Luar Negeri
Penjelasan Komposisi APBNA.Penerimaan
Penerimaan APBN diperoleh dari berbagai sumber yang meliputi Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPn), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), cukai dan Pajak lainnya yang merupakan sumber utama penerimaan APBN. Selanjutnya Penerimaan Non Pajak, diantaranya penerimaan dari sumber daya alam, laba BUMN
Penjelasan Komposisi APBNB.Pengeluaran
Secara umum, pengeluaran yang dilakukan pada suatu tahun anggaran harus ditutup dengan penerimaan pada tahun anggaran yang sama. Berbeda dengan anggaran penerimaan negara yang diperlakukan sebagai target penerimaan pemerintah dan diharapkan dapat dilampauinya, anggaran pengeluaran merupakan batas pengeluaran yang tidak boleh dilampaui.
B.Pengeluaran (Cont’d)Secara Umum, proses terjadinya
pengeluaran melalui 4 tahap, yaitu:1. Kewenangan Anggaran2. Pelimpahan Kewenangan Anggaran3. Kewajiban4. Realisasi Pengeluaran (outlays)
Penjelasan Komposisi APBNC.Dana Perimbangan
Dana Perimbangan adalah transfer dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah dalam rangka program desentralisasi. Terdapat 3 jenis transfer, yaitu dana bagi hasil penerimaan, dana alokasi umum dan dana
alokasi khusus
Penjelasan Komposisi APBND.Dana Otonomi Khusus
Dana Otonomi Khusus diberikan kepada daerah yang memiliki karakteristik khusus yang membedakan dengan daerah lain, contohnya propinsi Papua mendapat dana alokasi yang lebih besar untuk mengatasi masalah yang kompleks di wilayahnya. Tujuan alokasi tersebut adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya dan mengurangi ketertinggalan dari propinsi lainnya.
Penjelasan Komposisi APBNF. Defisit dan Surplus
Defisit atau surplus merupakan selisih antara penerimaan dan pengeluaran. Pengeluaran yang melebihi penerimaan disebut defisit, sebaliknya jika penerimaan yang melebihi pengeluaran disebut surplus.
Penjelasan Komposisi APBNG.Keseimbangan
Dalam tampilan APBN, dikenal dua istilah defisit anggaran, yaitu : keseimbangan primer, dan keseimbangan umum.
Keseimbangan primer adalah total penerimaan dikurangi belanja tidak termasuk pembayaran bunga, sedangkanKesembangan Umum adalah total penerimaan dikurangi total pengeluaran termasuk pembayaran bunga
Penjelasan Komposisi APBNH.Pembiayaan
Pembiayaan diperlukan untuk menutup defisit anggaran. Beberapa sumber pembiayaan yang penting saat ini adalah pembiayaan dalam negeri meliputi penerbitan obligasi, penjualan aset dan privatisasi, dan pembiayaan luar negeri
meliputi pinjaman proyek, pembayaran kembali utang, pinjaman program dan penjadwalan kembali utang
Proses PenyusunanAnggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
Penyusunan APBNMenteri Keuangan dan Badan Perencanaan Nasional atas nama Presiden mempunyai tanggungjawab dalam mengkoordinasikan penyusunan APBN. Menteri Keuangan bertanggungjawab untuk mengkoordinasikan penyusunan konsep anggaran belanja rutin. Sementara itu Bappenas dan Menteri Keuangan
bertanggungjawab dalam mengkoordinasikan penyusunan anggaran belanja pembangunan
Penyusunan APBNProses penyusunan APBN dapat dikelompokkan dalam dua tahap, yaitu:• Pembicaraan pendahuluan
antara pemerintah dan DPR• Pengajuan, pembahasan, dan
penetapan APBN
Penyusunan APBN1.Pembicaraan Pendahuluan
Tahap ini diawali dengan beberapa kali pembahasan antara pemerintah dan DPR
untuk menentukan mekanisme dan jadwal pembahasan APBN. Kegiatan dilanjutkan dengan persiapan rancangan APBN oleh pemerintah, antara lain meliputi penentuan asumsi dasar APBN, perkiraan penerimaan dan pengeluaran. Tahapan ini diakhiri dengan finalisasi penyusunan RAPBN oleh pemerintah
Penyusunan APBN2.Pengajuan, Pembahasan, dan
Penetapan APBNHal ini dilakukan oleh Menteri Keuangan dengan Panitia anggaran, maupun antara komisi dengan departemen. Hasil pembahasan ini adalah UU APBN yang memuat alokasi dana
per departemen/lembaga, sektor, sub sektor, program dan kegiatan yang disebut satuan 3.
2.Pengajuan, Pembahasan, dan Penetapan APBN (Cont’d)Berdasarkan satuan 3 (alokasi dana per departemen/lembaga, sektor, sub sektor, program dan kegiatan), Dirjen Anggaran dan Menteri Membahas detail pengeluaran rutin berdasarkan pedoman penyusunan DIK dan indeks satuan biaya yang dikeluarkan oleh Menteri Keuangan. Untuk pengeluaran pembangunan, Dirjen Anggaran, Bappenas, dan Menteri teknis membahas detail pengeluaran untuk tiap-tiap kegiatan.
2.Pengajuan, Pembahasan, dan Penetapan APBN (Cont’d)Apabila DPR menolak RAPBN yang diajukan pemerintah tersebut , maka pemerintah menggunakan APBN tahun sebelumnya. Hal ini berarti maksimum yang dapat dilakukan pemerintah harus sama dengan pengeluaran tahun lalu.
Hasil pembahasan diatas didokumentasikan kedalam dokumen-dokumen berikut:• Daftar Isian Kegiatan, dokumen
yang berlaku sebagai otorisasi untuk pengeluaran rutin pada masing-masing unit organisasi.
• Daftar Isian Proyek, dokumen anggaran berlaku sebagai otorisasi
untuk pengeluaran pembangunan untuk masing-masing proyek pada unit organisasi.
• Surat Pengesahan Alokasi Anggaran Rutin (SPAAR), dokumen yang menetapkan besaran alokasi anggaran rutin untuk setiap kantor/satuan kerja di daerah yang selanjutnya akan dibahas anatara Kantor Wilayah DJA dan Instansi Vertikal Departemen/ Lembaga untuk kemudian dituangkan dalam DIK.
Lanjutan..• Surat Pengesahan Alokasi
Anggaran Pembangunan (SPAAP), dokumen yang menetapkan besaran alokasi anggaran pembangunan untuk setiap proyek/bagian proyek yang selanjutnya akan dibahas antara Kantor wilayah DJA dengan instansi vertikal/dinas untuk
kemudian dituangkan dalam DIP.• Surat Keputusan Otorisasi (SKO),
dokumen otorisasi untuk penyediaan dana kepada departemen/lembaga/pemerintah daerah dan pihak lain yang berhak baik untuk rutin maupun pembangunan.
PERATURAN PELAKSANAAN:
PP No. 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (RKP)
PP No. 21 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-KL) Tahun 2005
PP No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
PMK Nomor 571/PMK.06/2004 tentang Petunjuk Teknis Penyelesaian Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
PMK Nomor 606/PMK.06/2004 tentang Pedoman Pembayaran dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2005
PMK Nomor 54/PMK. 02/2005 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penelaahan RKA-KL
PERUBAHAN FORMAT ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT : Penerapan sistem
penganggaran terpadu (unified budged), melalui penyatuan anggaran belanja rutin dan anggaran belanja pembangunan yang sebelumnya dipisahkan; dan
Reklasifikasi rincian belanja
negara menurut organisasi, fungsi dan jenis belanja, yang sebelumnya dirinci menurut sektor dan jenis belanja.
SASARAN PERUBAHAN
FORMAT ANGGARAN BELANJA NEGARA :
Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan belanja negara, melalui:
Minimalisasi duplikasi rencana kerja dan penganggaran dalam belanja negara
Meningkatkan keterkaitan antara keluaran (output) dan hasil (outcomes) yang dicapai dengan penganggaran
organisasi
Penyesuaian dengan klasifikasi internasional
PENELAAHAN RKA-KLPENELAAHAN RKA-KL DAN DIPA 2005DAN DIPA 2005 Kementerian Keuangan Kementerian Keuangan cqcq. DJAPK. DJAPK
memenelaah kesesuaian RKA-KL nelaah kesesuaian RKA-KL dengan pagu sementara, standar dengan pagu sementara, standar biaya, dan prakiraan majubiaya, dan prakiraan maju; dan; dan
Bappenas mBappenas menelaah enelaah sinkronisasi sinkronisasi program dalam RKA-KL dengan program dalam RKA-KL dengan RKP. RKP.
Penelaahan tersebut dilakukan padaPenelaahan tersebut dilakukan pada minggu kedua minggu kedua
Juli sampai dengan awal AgustusJuli sampai dengan awal Agustus
Kementerian Keuangan Kementerian Keuangan cqcq DJPbn DJPbn menelaah kesesuaian antara DIPA menelaah kesesuaian antara DIPA dengan Keppres tentang Rincian dengan Keppres tentang Rincian APBN 2006 (yang diterbitkan APBN 2006 (yang diterbitkan selambat-lambatnya November selambat-lambatnya November
2005)2005)
PENYUSUNAN RKA-PENYUSUNAN RKA-KL 2006 DAN DIPA KL 2006 DAN DIPA 20062006
Penelaahan RKA-KL oleh Kementerian Penelaahan RKA-KL oleh Kementerian Keuangan Keuangan ((cqcq DJAPK DJAPK)) dan Bappenas dimulai dan Bappenas dimulai pada minggu kedua Juli sampai awal Agustuspada minggu kedua Juli sampai awal Agustus 20052005
Penerbitan Keppres tentang Rincian APBN Penerbitan Keppres tentang Rincian APBN 2006 (paling lambat November 2005)2006 (paling lambat November 2005)
Pengajuan konsep DIPA oleh Pengajuan konsep DIPA oleh kementerian/lembaga paling lambat minggu kementerian/lembaga paling lambat minggu kedua Desember 2005kedua Desember 2005
Kementerian Keuangan Kementerian Keuangan cqcq Direktur Jenderal Direktur Jenderal Perbendaharaan melakukan penelaahan Perbendaharaan melakukan penelaahan kesesuaian antara konsep DIPA yang kesesuaian antara konsep DIPA yang diajukan oleh kementerian/lembaga dengan diajukan oleh kementerian/lembaga dengan Keppres tentang Rincian APBN 2006 Keppres tentang Rincian APBN 2006
Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran paling lambat 31 Desember 2005Anggaran paling lambat 31 Desember 2005
Pelaksanaan APBN 2006 mulai 1 Januari 2006Pelaksanaan APBN 2006 mulai 1 Januari 2006
Reformasi Reformasi penganggaranpenganggaran :: Unifikasi anggaran, yang Unifikasi anggaran, yang
mengkonsolidasi pengeluaran mengkonsolidasi pengeluaran rutin dan pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan;pembangunan;
Penerapan Penerapan kerangka kerangka pengeluaran jangka menengahpengeluaran jangka menengah (medium term expediture (medium term expediture framework/MTEF),framework/MTEF), yang yang mempererat perencanaan dan mempererat perencanaan dan penganggaran serta penganggaran serta meningkatkan derajat prediksi meningkatkan derajat prediksi kemampuan anggaran jangka kemampuan anggaran jangka menengah; dan menengah; dan
Penerapan Penerapan penganggaran penganggaran berbasis kinerja danberbasis kinerja dan untuk untuk tingkatkan efisiensi dan tingkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan efektifitas pelayanan pemerintah.pemerintah.
Struktur AnggaranStruktur Anggaran Pendapatan BelanjaPendapatan Belanja
DaerahDaerah Struktur APBD
APBD merupakan rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang disetujui oleh DPRD dan ditetapkan dengan peraturan daerah. APBD mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi. Fungsi otorisasi mengandung arti bahwa Perda tentang APBD menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan
dan belanja pada tahun yang bersangkutan
Struktur APBDSecara garis besar, struktur APBD terdiri atas pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah• Pendapatan daerah adalah semua
penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah, yang menambah ekuitas dana, merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh daerah.
• Belanja daerah adalah semua pengeluaran dari rekening kas umum daerah yang mengurangi ekuitas dana, merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran
• Pembiayaan Daerah adalah semua kegiatan pemerintah untuk menutup defisit anggaran atau memanfaatkan surplus
Struktur APBDPendapatan daerah terdiri atas pendapatan asli daerah (PAD), dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. – PAD mencakup pajak daerah,
retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
–Dana Perimbangan mencakup Dana Bagi Hasil (Pajak dan Sumber Daya Alam), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK).
– Lain-lain pendapatan daerah yang sah mencakup hibah
(barang atau uang dan/atau jasa), dana darurat, dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada kabupaten/kota, dana penyesuaian dan dana otonomi khusus, serta bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya.
Struktur APBDBelanja daerah dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu belanja tidak langsung dan belanja langsung.– Belanja Tidak Langsung
Yaitu belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Kelompok belanja tidak langsung ini terdiri atas belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah,
bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga.
– Belanja Langsung Merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja langsung dari suatu kegiatan terdiri dari belanja pegawai (honorarium/upah), belanja barang dan jasa, dan belanja modal.
Struktur APBDSurplus APBD
Surplus APBD dapat dimanfaatkan antara lain:• Untuk pembayaran pokok utang• Penyertaan modal (investasi)
daerah• Pemberian pinjaman kepada
pemerintah pusat/pemerintah daerah lain
• Pendanaan belanja peningkatan jaminan sosial, yang diwujudkan dalam bentuk program dan kegiatan pelayanan dasar masyarakat yang dianggarkan pada SKPD. Pembentukan dana cadangan juga dapat dilakukan ketika terjadi surplus
Defisit APBDDalam hal APBD diperkirakan defisit, ditetapkan pembiayaan untuk menutup defisit tersebut yang diantaranya dapat bersumber dari:
• Sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya,
• Pencairan dana cadangan, • Hasil penjualan kekayaan daerah
yang dipisahkan, • Penerimaan pinjaman, • Penerimaan kembali pemberian
pinjaman atau penerimaan piutang
Klasifikasi APBDUntuk kepentingan administratif, monitoring, dan evaluasi, struktur APBD diklasifikasikan menurut• urusan pemerintahan daerah– 25 (dua puluh lima) urusan wajib
pemerintahan daerah– 8 (delapan) urusan pilihan
pemerintahan daerah• organisasi yang bertanggung
jawab melaksanakan urusan pemerintahan tersebut sesuai
dengan peraturan perundang--undangan
Struktur APBDA.Pendapatan Daerah
Pendapatan daerah didefinisikan sebagai semua penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah, yang menambah ekuitas dana, merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. Pendapatan daerah dikelompokkan atas: pendapatan asli daerah dana perimbangan lain-lain pendapatan daerah
yang sah
Pendapatan Asli
DaerahKelompok pendapatan asli daerah (PAD) dibagi menurut jenis pendapatan yang terdiri atas – pajak daerah,– retribusi daerah, – hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan, – dan lain-lain pendapatan asli
daerah yang sah. Jenis pajak daerah dan retribusi daerah dirinci menurut obyek pendapatan sesuai dengan undang-undang tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Sedangkan jenis hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan dirinci menurut obyek pendapatan yang mencakup:• bagian laba atas penyertaan modal
pada perusahaan milik daerah/BUMD
• bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik pemerintah/ BUMN
• bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik swasta atau kelompok usaha masyarakat
Penerimaan daerah yang tidak termasuk dalam jenis pajak daerah, retribusi
daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dimasukkan ke dalam jenis lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, antara lain:– hasil penjualan kekayaan
daerah yang tidak dipisahkan– jasa giro– pendapatan bunga– penerimaan atas tuntutan
ganti kerugian daerah– penerimaan komisi, potongan
ataupun bentuk lain sebagai
akibat dari penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh daerah
– penerimaan keuntungan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing
– pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan
– pendapatan denda pajak– pendapatan denda retribusi– pendapatan hasil eksekusi
atas jaminan– pendapatan dari
pengembalian– fasilitas sosial dan fasilitas
umum– pendapatan dari
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
– pendapatan dari angsuran/cicilan penjualan
Dana PerimbanganKelompok pendapatan daerah yang kedua adalah Dana Perimbangan, yaitu dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi. Kelompok ini dibagi menurut jenis pendapatan yang terdiri atas: dana bagi hasil (DBH) dana alokasi umum (DAU) dana alokasi khusus (DAK)
Lain-lain Pendapapatan yang Sah
Kelompok ini dibagi menurut jenis pendapatan yang mencakup: hibah berasal dari pemerintah,
pemerintah daerah lainnya, badan/lembaga/ organisasi swasta dalam negeri, kelompok masyarakat/perorangan, dan lembaga luar negeri yang tidak mengikat
dana darurat dari pemerintah dalam rangka penanggulangan korban/ kerusakan akibat bencana alam
dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada kabupaten/kota
dana penyesuaian dan dana otonomi khusus yang ditetapkan oleh pemerintah
bantuan keuangan dari provinsi atau dari pemerintah daerah lainnya
Struktur APBDB.Belanja Daerah
Untuk mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi atau kabupaten/kota, pemerintah daerah membuat anggaran belanja setiap tahunnya. Belanja daerah ini meliputi semua pengeluaran dari rekening kas umum daerah yang mengurangi ekuitas dana, merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah.
Struktur APBDDalam APBD, belanja daerah dirinci menurut
urusan pemerintahan (urusan wajib atau urusan pilihan)
organisasi program kegiatan kelompok jenis obyek dan rincian obyek belanja
Belanja DaerahBelanja menurut kelompok belanja terdiri atas belanja tidak langsung dan belanja langsung, Belanja Tidak Langsung
Yaitu belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Kelompok belanja tidak langsung dibagi menurut jenis belanja yang terdiri dari belanja pegawai, bunga, subsidi,
hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga.
Belanja Langsung Merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan
Kelompok belanja langsung dari suatu kegiatan dibagi menurut jenis belanja yang terdiri dari: belanja pegawai, belanja barang dan jasa, dan belanja modalKetiga jenis belanja langsung untuk melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan daerah ini dianggarkan pada belanja SKPD bersangkutan.
Belanja DaerahKlasifikasi belanja menurut fungsi, bertujuan untuk keselarasan dan keterpaduan pengelolaan keuangan negara. Pengklasifikasian menurut fungsi ini terdiri dari: pelayanan umum ketertiban dan ketentraman ekonomi lingkungan hidup perumahan dan fasilitas umum kesehatan pariwisata dan budaya pendidikan perlindungan sosial
Struktur APBDC.Pembiayaan Daerah
Pembiayaan daerah meliputi semua transaksi keuangan untuk menutup defisit atau untuk
memanfaatkan surplus. Dalam APBD, pembiayaan daerah dirinci menurut urusan pemerintahan daerah, organisasi, kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek pembiayaan.
Pembiayaan DaerahPembiayaan terdiri atas: Penerimaan pembiayaan adalah
semua penerimaan yang perlu dibayar kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.
Pengeluaran pembiayaan adalah pengeluaran yang akan diterima kembali balk pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.
Penerimaan Pembiayaan
Penerimaan pembiayaan mencakup: sisa lebih perhitungan anggaran
tahun anggaran sebelumnya (SiLPA)
pencairan dana cadangan hasil penjualan kekayaan
daerah yang dipisahkan penerimaan pinjaman daerah penerimaan kembali pemberian
pinjaman penerimaan piutang daerah
Pengeluaran Pembiayaan
Sedangkan pengeluaran
pembiayaan mencakup: pembentukan dana cadangan penerimaan modal (investasi)
pemerintah daerah pembayaran pokok utang pemberian pinjaman daerah
Proses Penyusunan Proses Penyusunan Anggaran PendapatanAnggaran Pendapatan
Belanja DaerahBelanja Daerah(APBD)(APBD)
Anggaran Pendapatan dan Anggaran Pendapatan dan Belanja DaerahBelanja DaerahAPBD merupakan rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang disetujui oleh DPRD dan ditetapkan dengan peraturan daerah. Untuk menyusun APBD,
pemerintah daerah harus terlebih dahulu menyusun:– Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan menggunakan bahan dari Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah
Rencana Kerja Rencana Kerja Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah (RKPD)(RKPD)
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan. RKPD
ditetapkan dengan peraturan kepala daerah
Rencana Kerja Rencana Kerja Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah (RKPD)(RKPD)Hal-hal yang harus termuat dalam RKPD adalah:– Rancangan kerangka ekonomi daerah – Prioritas pembangunan dan kewajiban
daerah (mempertimbangkan prestasi capaian standar pelayanan minimal sesuai dengan peraturan perundang-undangan)
– Rencana kerja yang terukur dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah, pemerintah daerah maupun ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.
Penyusunan RKPD diselesaikan paling lambat akhir bulan Mei sebelum tahun anggaran berkenaan. Tata cara penyusunannya berpedoman pada peraturan perundang-undangan.
Kebijakan Umum APBD Kebijakan Umum APBD (KUA)(KUA)Kepala daerah menyusun rancangan kebijakan umum APBD berdasarkan RKPD dan pedoman penyusunan APBD yang ditetapkan Menteri Dalam Negeri setiap tahun.
Kebijakan Umum APBD Kebijakan Umum APBD (KUA)(KUA)Pedoman penyusunan APBD tersebut memuat antara lain: Pokok-pokok kebijakan yang
memuat sinkronisasi kebijakan pemerintah dengan pemerintah daerah
Prinsip dan kebijakan
penyusunan APBD tahun anggaran berkenaan
Teknis penyusunan APBD Hal-hal khusus lainnya
Kebijakan Umum APBD Kebijakan Umum APBD (KUA)(KUA)Dalam menyusun rancangan kebijakan umum APBD, kepala daerah dibantu oleh tim anggaran pemerintah daerah yang dikoordinasi oleh sekretaris daerah. Rancangan kebijakan umum APBD yang telah disusun disampaikan oleh sekretaris daerah selaku koordinator pengelola keuangan daerah kepada kepala daerah, paling lambat pada awal bulan Juni.
Kebijakan Umum APBD Kebijakan Umum APBD (KUA)(KUA)Rancangan kebijakan umum APBD disampaikan kepala daerah kepada DPRD untuk dibahas paling lambat pertengahan bulan Juni tahun anggaran berjalan untuk dibahas dalam pembicaraan pendahuluan RAPBD tahun anggaran berikutnya. Pembahasan dilakukan oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah bersama Panitia Anggaran DPRD. Rancangan Kebijakan Umum APBD yang telah dibahas selanjutnya disepakati menjadi kebijakan umum APBD paling lambat minggu pertama bulan Juli tahun anggaran berjalan
Prioritas dan Plafon Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Anggaran Sementara (PPAS)(PPAS)
Berdasarkan kebijakan umum APBD yang telah disepakati, pemerintah daerah menyusun rancangan PPAS dengan tahapan sebagai berikut:– Menentukan skala prioritas
untuk urusan wajib dan urusan pilihan
– Menentukan urutan program untuk masing-masing urusan
– Menyusun plafon anggaran sementara untuk masing-masing program
Prioritas dan Plafon Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Anggaran Sementara (PPAS)(PPAS)Kepala daerah menyampaikan rancangan prioritas dan plafon anggaran sementara yang telah disusun kepada DPRD untuk
dibahas paling lambat minggu kedua bulan Juli tahun anggaran berjalan. Pembahasan dilakukan oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah bersama Panitia Anggaran DPRD. Rancangan PPAS yang telah dibahas selanjutnya disepakati menjadi prioritas dan plafon anggaran sementara paling lambat akhir bulan Juli tahun anggaran berjalan.
Prioritas dan Plafon Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Anggaran Sementara (PPAS)(PPAS)Kebijakan umum APBD serta PPAS yang telah disepakati masing-masing dituangkan ke dalam Nota Kesepakatan yang ditandatangani oleh kepala
daerah dan pimpinan DPRD
Keseluruhan Tahapan Keseluruhan Tahapan Penyusunan APBDPenyusunan APBDPedoman Penyusunan Pedoman Penyusunan Rencana Kerja dan Rencana Kerja dan Anggaran SKPDAnggaran SKPDBerdasarkan nota kesepakatan KUA dan PPAS, Tim Anggaran Pemda menyusun Pedoman Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) sebagai acuan bagi SKPD dalam menyusun RKA-SKPD
Pedoman Penyusunan Pedoman Penyusunan Rencana Kerja dan Rencana Kerja dan
Anggaran SKPDAnggaran SKPDPedoman penyusunan RKA-SKPD mencakup:– Prioritas dan plafon anggaran sementara
yang dialokasikan untuk setiap program SKPD
– Sinkronisasi program nasional dengan program pemerintah daerah dan antar program SKPD terkait dengan kinerja SKPD berkenaan sesuai dengan standar pelayanan minimal yang ditetapkan
– Batas waktu penyampaian RKA-SKPD– Hal-hal lainnya yang perlu mendapatkan
perhatian dari SKPD terkait dengan prinsip-prinsip peningkatan efisiensi, efektivitas, tranparansi dan akuntabilitas penyusunan anggaran dalam rangka pencapaian prestasi kerja
– Dokumen sebagai lampiran meliputi kebijakan umum APBD, prioritas dan plafon anggaran sementara, kode rekening APBD, format RKA-SKPD, standar analisis belanja, dan standar harga.
Rencana Kerja dan Rencana Kerja dan Anggaran SKPD (RKA-Anggaran SKPD (RKA-
SKPD)SKPD)Berdasarkan pedoman penyusunan RKA-SKPD, Kepala SKPD menyusun RKA-SKPD. RKA-SKPD disusun dengan menggunakan pendekatan kerangka pengeluaran jangka menengah daerah, penganggaran terpadu, dan penganggaran berdasarkan prestasi kerja
Rencana Kerja dan Rencana Kerja dan Anggaran SKPD (RKA-Anggaran SKPD (RKA-SKPD)SKPD)
• Pendekatan kerangka pengeluaran jangka menengah dilaksanakan dengan menyusun prakiraan maju. Prakiraan maju berisi perkiraan kebutuhan anggaran untuk program dan kegiatan untuk tahun anggaran berikutnya. Sedangkan
pendekatan penganggaran terpadu dilakukan dengan memadukan seluruh proses perencanaan dan penganggaran di lingkungan SKPD untuk menghasilkan dokumen rencana kerja dan anggaran. Dan pendekatan penganggaran berdasarkan prestasi kerja, dilakukan dengan memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran yang diharapkan dari kegiatan dan hasil yang diharapkan dari program termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dan keluaran tersebut
Rencana Kerja dan Rencana Kerja dan Anggaran SKPD (RKA-Anggaran SKPD (RKA-SKPD)SKPD)
• Demi terlaksananya penyusunan RKA-SKPD berdasarkan pendekatan kerangka pengeluaran jangka menengah daerah, penganggaran terpadu dan penganggaran berdasarkan prestasi kerja serta terciptanya kesinambungan RKA-SKPD, kepala SKPD mengevaluasi hasil pelaksanaan
program dan kegiatan 2 (dua) tahun anggaran sebelumnya sampai dengan semester pertama tahun anggaran berjalan. Evaluasi tersebut bertujuan untuk menilai program dan kegiatan yang belum dapat dilaksanakan dan/atau belum diselesaikan tahun-tahun sebelumnya akan dilaksanakan dan/atau diselesaikan pada tahun yang direncanakan atau 1 (satu) tahun berikutnya dari tahun yang direncanakan.
Rencana Kerja dan Rencana Kerja dan Anggaran SKPD (RKA-Anggaran SKPD (RKA-SKPD)SKPD)Dalam hal suatu program dan kegiatan merupakan tahun terakhir untuk pencapaian prestasi kerja yang ditetapkan, harus dianggarkan pada tahun yang direncanakan. Penyusunan RKA-SKPD berdasarkan prestasi kerja didasarkan pada:a. Indikator kinerja– Ukuran keberhasilan yang akan dicapai dari
program dan kegiatan yang direncanakan.
b. Capaian atau target kinerja– Merupakan ukuran prestasi kerja yang akan dicapai
yang berwujud kualitas, kuantitas, efisiensi, dan efektivitas pelaksanaan dari setiap program dan kegiatan.
c. Analisis standar belanja.– Merupakan penilaian kewajaran atas beban kerja
dan biaya yang digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan.
d. Standar satuan harga – Harga satuan setiap unit barang/jasa yang berlaku
di suatu daerah yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah.
e. Standar pelayanan minimal
Dokumen RKA SKPDDokumen RKA SKPDKeterangan Dokumen Keterangan Dokumen RKA SKPDRKA SKPDRKA SKPD – Ringkasan Anggaran Pendapatan, Belanja dan
Pembiayaan Satuan Kerja Perangkat DaerahRKA SKPD 1– Rincian Anggaran Pendapatan Satuan Kerja
Perangkat DaerahRKA SKPD 2.1– Rincian Anggaran Belanja Tidak Langsung
Satuan Kerja Perangkat Daerah RKA SKPD 2.2– Rekapitulasi Rincian Anggaran Belanja Langsung
menurut Program dan Kegiatan Satuan Kerja
Perangkat DaerahRKA SKPD 2.2.1– Rincian Anggaran Belanja Langsung menurut
Program dan Per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah
RKA SKPD 3.1– Rincian Penerimaan Pembiayaan Daerah
RKA SKPD 3.2– Rincian Pengeluaran Pembiayaan Daerah
Pembahasan RancanganPembahasan Rancangan Peraturan Daerah Peraturan Daerah (Raperda) APBD(Raperda) APBD
• RKA-SKPD yang telah disusun oleh SKPD disampaikan kepada PPKD untuk dibahas lebih lanjut oleh TAPD, hal ini dilakukan untuk menelaah kesesuaian antara RKA-SKPD dengan Kebijakan Umum APBD, prioritas dan PPAS, prakiraan maju yang telah disetujui, serta capaian kinerja, indikator kinerja, standar analisis belanja, standar satuan harga, dan
standar pelayanan minimal. Jika pada hasil pembahasan RKA-SKPD terdapat ketidaksesuaian maka SKPD melakukan penyempurnaan.
Pembahasan RancanganPembahasan Rancangan Peraturan Daerah Peraturan Daerah (Raperda) APBD(Raperda) APBD
• RKA-SKPD yang telah disempurnakan SKPD disampaikan kepada PPKD sebagai bahan penyusunan Raperda APBD dan rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD. Raperda tentang APBD yang telah disusun disampaikan kepada kepala daerah. Selanjutnya Raperda tentang APBD ini disampaikan kepada DPRD untuk dibahas lebih lanjut. Akan tetapi, sebelum disampaikan kepada DPRD, Raperda tentang APBD harus disosialisasikan kepada masyarakat. Sosialisasi ini bersifat
memberikan informasi mengenai hak dan kewajiban pemerintah daerah.
Raperda tentang APBD Raperda tentang APBD dilengkapi dengan dilengkapi dengan lampiran yang terdiri lampiran yang terdiri atas:atas:
• Ringkasan APBD• Ringkasan APBD menurut urusan pemerintahan daerah
dan organisasi SKPD• Rincian APBD menurut urusan pemerintahan daerah,
organisasi SKPD, pendapatan, belanja dan pembiayaan• Rekapitulasi belanja menurut urusan pemerintahan
daerah, organisasi SKPD, program dan kegiatan• Rekapitulasi belanja daerah untuk keselarasan dan
keterpaduan urusan pemerintahan daerah dan fungsi dalam kerangka pengelolaan keuangan negara
• Daftar jumlah pegawai per golongan dan per jabatan• Daftar piutang daerah• Daftar penyertaan modal (investasi) daerah• Daftar perkiraan penambahan dan pengurangan aset
tetap daerah• Daftar perkiraan penambahan dan pengurangan aset
lain-lain• Daftar kegiatan-kegiatan tahun anggaran sebelumnya
yang belum diselesaikan dan dianggarkan kembali dalam tahun anggaran ini
• Daftar dana cadangan daerah• Daftar pinjaman daerah dan obligasi daerah.
Rancangan peraturan kepala Rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran daerah tentang penjabaran APBD dilengkapi dengan APBD dilengkapi dengan lampiran yang terdiri atas:lampiran yang terdiri atas:
Ringkasan penjabaran anggaran pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah
Penjabaran APBDmenurut urusan pemerintahan daerah, organisasi skpd, program, kegiatan, kelompok, jenis, objek, rincian objek pendapatan, belanja dan pembiayaan.
Rancangan peraturan kepala Rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran daerah tentang penjabaran APBD wajib memuat penjelasan APBD wajib memuat penjelasan sebagai berikut:sebagai berikut:
Untuk pendapatan mencakup
dasar hukum, target/volume yang direncanakan, tarif pungutan/harga
Untuk belanja mencakup dasar hukum, satuan volume/tolok ukur, harga satuan, lokasi kegiatan, dan sumber pendanaan kegiatan
Untuk pembiayaan mencakup dasar hukum, sasaran, sumber penerimaan pembiayaan dan tujuan pengeluaran pembiayaan.
Penetapan Rancangan Penetapan Rancangan Peraturan Daerah Peraturan Daerah (Raperda) APBD(Raperda) APBD
Setelah mendapatkan persetujuan DPRD, Raperda APBD diserahkan kepada Gubernur/Menteri Dalam Negeri untuk dievaluasi. Setelah
melewati tahapan evaluasi, dapat dilakukan penetapan RAPBD menjadi APBD yang dituangkan dalam Peraturan Daerah.
Dasar Perundangan APBD Berbasis KinerjaPerubahan Perubahan PenganggaranPenganggaranPROSES PENYUSUNAN APBD
Proses Penyusunan APBD Langkah penyusunan APBD
dilakukan dengan berdasar pada Rencana Strategis Daerah
(RENSTRADA) dokumen strategi jangka panjang (strategic planning) yang dimiliki Pemda
Siklus RENSTRADA biasanya lima tahunan yang akan dijabarkan dalam bentuk tujuan operasional yang bersifat tahunan
1. Kegiatan 1. Kegiatan PendahuluanPendahuluan Penjaringan aspirasi masyarakat
sebagai bentuk partisipasi masyarakat dalam mewujudkan transparansi dan akuntabilitas publik
Evaluasi kinerja tahun lalu untuk mendapat feedback bagi penyusunan APBD sekarang
Hasil penjaringan masyarakat dan feedback dan penjabaran Renstrada sebagai dasar penentuan arah dan kebijakan umum APBD
2. Arah dan Kebijakan 2. Arah dan Kebijakan Umum APBDUmum APBD2. Arah dan Kebijakan 2. Arah dan Kebijakan Umum APBD (cont’d)Umum APBD (cont’d)Arah dan kebijakan umum APBD dapat Arah dan kebijakan umum APBD dapat
disusun berdasarkan kriteria sebagaidisusun berdasarkan kriteria sebagai berikut :berikut :
Sesuai dengan visi, misi, tujuan, Sesuai dengan visi, misi, tujuan, sasaran dan kebijakan yang sasaran dan kebijakan yang ditetapkan dalam Rencana Strategis ditetapkan dalam Rencana Strategis Daerah dan dokumen perencanaan Daerah dan dokumen perencanaan lainnya. lainnya.
Sesuai aspirasi masyarakat dan Sesuai aspirasi masyarakat dan mempertimbangkan kondisi dan mempertimbangkan kondisi dan kemampuan daerah.kemampuan daerah.
Memuat arah yang diinginkan dan Memuat arah yang diinginkan dan
kebijakan umum yang sebagai kebijakan umum yang sebagai pedoman penyusunan strategi dan pedoman penyusunan strategi dan prioritas APBD serta penyusunan prioritas APBD serta penyusunan rancangan APBD dalam satu tahun rancangan APBD dalam satu tahun anggaran.anggaran.
Disusun dan disepakati bersama Disusun dan disepakati bersama antara DPRD dengan Pemerintah antara DPRD dengan Pemerintah Daerah.Daerah.
3. Strategi & Prioritas 3. Strategi & Prioritas APBDAPBD Merupakan penjabaran lebih
lanjut dari arah dan kebijakan umum
Merupakan strategi operasional jangka pendek, sedangkan RENSTRADA merupakan strategi jangka panjang
Strategi dan prioritas APBD adalah pendekatan (metode) yang diprioritaskan dalam rangka pemanfaatan sumber
daya yang dimiliki pemerintah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
3. 3. StrategiStrategi & Prioritas & Prioritas APBD (cont’d)APBD (cont’d)Contoh arah dan kebijakan umum
APBD:- Peningkatan rasio guru dengan
siswa menjadi 1:30- Peningkatan jumlah guru
berkeahlian pada tingkat pencapaian 10%
Contoh Strategi dan Prioritas APBD:
- Pengangkatan dan penempatan guru
- Pembinaan dan pengembangan karier guru
4. Rencana Anggaran Satuan 4. Rencana Anggaran Satuan
Kerja (RASK)Kerja (RASK) Aktivitas dalam penyusunan
APBD dijelaskan dalam RASK RASK dibuat oleh unit-unit kerja
pemerintah, sehingga sifatnya usulan yang akan dibahas dan dibuat penetapan oleh panitia anggaran yang dibentuk oleh Kepala Daerah bersama DPRD
4. Rencana Anggaran Satuan 4. Rencana Anggaran Satuan Kerja (RASK) (cont’d)Kerja (RASK) (cont’d) RASK dibagi menjadi 3, yaitu :S.1 : berisi tentang pernyataan strategi
organisasi (visi, misi, tujuan, dsb)S.2 : berisi tentang rincian program dan
kegiatanS.3 : berisi tentang anggaran atas
program dan kegiatam yang direncanakan
Contoh untuk “program pembinaan dan pengembangan karier guru”:
- Seminar tentang psikologi pengajaran- Pelatihan teknik-teknik pengajaran
yang diadakan setiap 3 bulan
5. Evaluasi dan seleksi 5. Evaluasi dan seleksi RASKRASK Usulan dalam RASK dibahas
dan direview oleh Pemerintah (belum melibatkan DPRD).
Hasilnya adalah Dokumen RAPBD yang diajukan ke DPRD untuk dibahas bersama
6. 6. PembahasanPembahasan dan dan Penetapan APBDPenetapan APBD Hasil pembahasan Pemerintah
dengan DPRD APBD yang
dituangkan dalam Perda untuk dilaksanakan Pemda
CONTOH RENCANA STRATEGIS
DAERAH