14
1 Struktur Komunitas dan Valuasi Ekonomi Ekosistem Padang Lamun di Kawasan Konservasi Perairan Daerah Desa Pengudang Kecamatan Teluk Sebong Kabupaten Bintan Dewi Susanti Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, [email protected] Linda Waty Zen Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, [email protected] Febrianti Lestari Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas dan valuasi ekonomi ekosistem padang lamun di Desa Pengudang. Adapun metode penelitian menggunakan metode survey. Pengamatan struktur komunitas menggunakan metode petak contoh berjumlah 100 plot pada ketiga stasiun penelitian. Penilaian valuasi ekonomi ekosistem padang lamun dengan pendekatan kuisioner atau melakukan wawancara kepada responden. Hasil pengamatan stuktur komunitas padang lamun di Desa Pengudang ditemukan 8 jenis lamun yakni Halodule uninervis, Halodule pinifolia, Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, Halophila ovalis, Syringodium isoetifolium, Enhalus acoroides dan Thalassia hemprichii. Diperoleh kerapatan jenis tertinggi yakni jenis Halophila ovalis sebanyak 204 tegakan/m 2 . Total penutupan jenis tertinggi ialah jenis Enhalus acoroides sebesar 11,91%, dengan total penutupan per stasiun tertinggi pada stasiun 3 yaitu sebesar 40.61%. Nilai indeks keanekaragaman (H’) sebesar 2,48 dengan kategori sedang artinya jenis yang dijumpai sangat beragam. Nilai indeks dominansi (D) ditemukan jenis yang mendominansi yaitu Syringodium isoetifolium pada stasiun 1 dan 3, sedangkan pada stasiun 2 didominansi oleh jenis lamun Thalassia hemprichii. Penilaian manfaat ekonomi ekosistem padang lamun di Desa Pengudang yakni diperoleh nilai ekonomi total sebesar Rp 6,434,202,861,-/tahun dengan nilai manfaat langsung sebesar Rp 2,506,302,000,-/tahun atau (38,95%), nilai manfaat tidak langsung sebesar Rp 3,462,309,091,-/tahun mencapai (53,81%), nilai manfaat pilihan sebesar Rp 138,735,206.25,-/tahun atau (2,16%), nilai manfaat keberadaan diperoleh sebesar Rp 76,226,364,-/tahun atau (1,18%) dan nilai manfaat warisan yaitu sebesar Rp 250,630,200,-/tahun dengan persentase (3,90%). Kata kunci :Lamun, Desa Pengudang, Struktur Komunitas, Valuasi Ekonomi

Struktur Komunitas dan Valuasi Ekonomi Ekosistem Padang ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · akan merusak habitat bagi kerang-kerangan, teripang,

  • Upload
    ngodang

  • View
    228

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Struktur Komunitas dan Valuasi Ekonomi Ekosistem Padang ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · akan merusak habitat bagi kerang-kerangan, teripang,

1

Struktur Komunitas dan Valuasi Ekonomi Ekosistem Padang Lamun di Kawasan

Konservasi Perairan Daerah Desa Pengudang Kecamatan Teluk Sebong Kabupaten

Bintan

Dewi Susanti

Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, [email protected]

Linda Waty Zen

Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, [email protected]

Febrianti Lestari

Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas dan valuasi ekonomi ekosistem

padang lamun di Desa Pengudang. Adapun metode penelitian menggunakan metode survey.

Pengamatan struktur komunitas menggunakan metode petak contoh berjumlah 100 plot pada ketiga

stasiun penelitian. Penilaian valuasi ekonomi ekosistem padang lamun dengan pendekatan kuisioner

atau melakukan wawancara kepada responden.

Hasil pengamatan stuktur komunitas padang lamun di Desa Pengudang ditemukan 8 jenis

lamun yakni Halodule uninervis, Halodule pinifolia, Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata,

Halophila ovalis, Syringodium isoetifolium, Enhalus acoroides dan Thalassia hemprichii. Diperoleh

kerapatan jenis tertinggi yakni jenis Halophila ovalis sebanyak 204 tegakan/m2. Total penutupan jenis

tertinggi ialah jenis Enhalus acoroides sebesar 11,91%, dengan total penutupan per stasiun tertinggi

pada stasiun 3 yaitu sebesar 40.61%. Nilai indeks keanekaragaman (H’) sebesar 2,48 dengan kategori

sedang artinya jenis yang dijumpai sangat beragam. Nilai indeks dominansi (D) ditemukan jenis yang

mendominansi yaitu Syringodium isoetifolium pada stasiun 1 dan 3, sedangkan pada stasiun 2

didominansi oleh jenis lamun Thalassia hemprichii.

Penilaian manfaat ekonomi ekosistem padang lamun di Desa Pengudang yakni diperoleh nilai

ekonomi total sebesar Rp 6,434,202,861,-/tahun dengan nilai manfaat langsung sebesar Rp

2,506,302,000,-/tahun atau (38,95%), nilai manfaat tidak langsung sebesar Rp 3,462,309,091,-/tahun

mencapai (53,81%), nilai manfaat pilihan sebesar Rp 138,735,206.25,-/tahun atau (2,16%), nilai

manfaat keberadaan diperoleh sebesar Rp 76,226,364,-/tahun atau (1,18%) dan nilai manfaat warisan

yaitu sebesar Rp 250,630,200,-/tahun dengan persentase (3,90%).

Kata kunci :Lamun, Desa Pengudang, Struktur Komunitas, Valuasi Ekonomi

Page 2: Struktur Komunitas dan Valuasi Ekonomi Ekosistem Padang ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · akan merusak habitat bagi kerang-kerangan, teripang,

2

Community Structure and Economic Valuation of Ecosystems Seagrass in the Regional

of Rural Water Conservation in Pengudang Village, District of Teluk Sebong, Bintan

Regency

Dewi Susanti

Aquatic Resource Management student, FIKP UMRAH, [email protected]

Linda Waty Zen

Aquatic Resource Management Lecturer, FIKP UMRAH, [email protected]

Febrianti Lestari

Aquatic Resource Management Lecturer, FIKPUMRAH, [email protected]

ABSTRACT

This studyims to determine the community of structure and economic valuation of ecosystem

seagrass in Pengudang village. There search method is used survey method. Observations community

structure using the method of sample plots totaling 100 plots in the third research station. Economic

valuation assessment seagrass ecosystems approach question naires or conduct interviews to

respondents.

The observation of the community structure of seagrass found in Pengudang village 8

seagrass species, these species Halodule uninervis, Halodule pinifolia, Cymodocea rotundata,

Cymodocea serrulata, Halophila ovalis, Syringodium isoetifolium, Enhalus acoroides and Thalassia

hemprichii. Obtained the highest density of the type that as many as 204 types of Halophila ovalis

stand/m2. The highest total closure typeis the type Enhalus acoroides by11.91%, with total closure per

the highest station on the station 3 is equal to 40.61%. The value of diversity index (H') of 2.48 with

category means very diverse species encountered. Value dominance index (D) found that dominated

types namely Syringodium isoetifolium at stations 1 and 3, while these cond station dominated by

Thalassia hemprichii seagrass species.

Economic benefit assessment seagrass ecosystems in Pengudang village obtained total

economic value of Rp 6,434,202,861, -/year with a value of direct benefit samounting to Rp

2,506,302,000, -/year, or (38.95%), the value of in direct benefit samounting to Rp 3,462,309,091, -

/year to reach (53.81%), the value of the benefit optionRp138,735,206.25, -/year or(2.16%), the value

of the benefits obtained by the presence of Rp76,226,364, -/year or(1.18%) and the value of benefits

that heritage Rp250,630,200, -/year with the percentage(3.90%).

Keywords: Seagrass, Pengudang Village, Community Structure, Economic Valuation

Page 3: Struktur Komunitas dan Valuasi Ekonomi Ekosistem Padang ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · akan merusak habitat bagi kerang-kerangan, teripang,

3

I. PENDAHULUAN

Desa Pengudang termasuk pada

Kawasan Konservasi Perairan Daerah dan

Daerah Perlindungan Padang Lamun (DPPL).

Kawasan ini merupakan suatu area dengan

luas tertentu di padang lamun, yang disepakati

untuk dijadikan sebagai daerah perlindungan

berupa daerah bebas tangkap (Nontji, 2010).

Menurut Kordi, 2011 Padang lamun memiliki

fungsi yang sangat penting bagi biota perairan

yaitu sebagai daerah spawning ground, nursey

ground, dan feeding ground.

Mayoritas mata pencaharian

penduduk setempat adalah sebagai nelayan

dengan jumlah 191 nelayan (Monografi Desa

Pengudang, 2014). Pemanfaatan ekosistem

dan sumberdaya lamun di Desa Pengudang

dilakukan oleh masyarakat sebagai daerah

penangkapan biota ikan maupun non ikan.

Namun, Nelayan tidak menggunakan benda-

benda tajam untuk menangkap biota tetapi jika

menangkap biota saat air surut maka mereka

melakukan dengan cara jalan kaki/ mengarung

di sekitar lamun.

Aktifitas tersebut dianggap secara

langsung maupun tidak langsung berdampak

pada keanekaragaman hayati lamun tentunya

akan merusak habitat bagi kerang-kerangan,

teripang, ranga, dan ikan. Dilihat dari aktivitas

pemanfaatan yang ada, hal ini berpotensi

menganggu kelestarian ekosistem dan

sumberdaya lamun, sehingga menimbulkan

kekhawatiran terhadap ancaman langsung

yakni terjadinya degradasi habitat dan

keanekaragaman hayati lamun, jika hal ini

terjadi tentunya dapat menimbulkan

permasalahan ekologi-sosial-ekonomi.

Penggunaan sumberdaya alam yang

demikian akan memberikan pengaruh terhadap

ekosistem lamun di Desa Pengudang yang

nantinya akan berkaitan juga dengan nilai

ekonomi ekosistem lamun. Tujuan penelitian

ini, yaitu :

1. Mengetahui struktur komunitas padang

lamun di perairan Desa Pengudang.

2. Mengetahui nilai ekonomi ekosistem

padang lamun di Desa Pengudang.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Memberi data dan informasi mengenai

struktur komunitas padang lamun di Desa

Pengudang.

2. Memberikan data valuasi ekonomi

ekosistem padang lamun di Desa

Pengudang.

3. Sebagai sumber informasi dan referensi

bagi pemerintah maupun masyarakat dan

juga instansi tertentu untuk mengelola

sumberdaya padang lamun.

4. serta untuk menjadikan acuan penelitian

selanjutnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Padang lamun merupakan habitat bagi

beberapa organisme laut. Padang lamun

merupakan ekosistem di wilayah pesisir yang

memiliki keanekaragaman-hayati yang tinggi

dan penyumbang nutrisi yang sangat potensial

bagi kesuburan perairan di sekitarnya. Selain

itu, padang lamun mempunyai fungsi lain

Page 4: Struktur Komunitas dan Valuasi Ekonomi Ekosistem Padang ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · akan merusak habitat bagi kerang-kerangan, teripang,

4

yaitu fungsi ekologis, fungsi sosial dan fungsi

ekonomis (Soemarwoto, 2004 dalam

Sakaruddin, 2011).Mengingat valuasi ekonomi

dapat digunakan untuk menunjukkan

keterkaitan antara konservasi dan

pembangunan ekonomi, maka valuasi ekonomi

dapat menjadi suatu nilai penting dalam

peningkatan penghargaan dan kesadaran

masyarakat terhadap barang dan jasa yang

dihasilkan oleh sumberdaya alam (Garrod dan

Willis, 1999 dalam Agustina, 2014). Irmadi

(2004) juga mengatakan bahwa salah satu cara

untuk melakukan valuasi ekonomi adalah

dengan menghitung Nilai Ekonomi Total

(NET). Nilai Ekonomi Total adalah nilai-nilai

ekonomi yang terkandung dalam suatu

sumberdaya alam, baik nilai guna maupun

nilai fungsional. Konservasi sumberdaya alam

adalah suatu upaya pengelolaan SDA secara

bijaksana dengan berpedoman pada azas

pelestarian. Menurut UU No 5 Tahun 1990

dalam Supriharyono, 2009 mengatakan

tentang pengelolaan sumberdaya hayati yang

pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana

untuk menjamin kesinambungan dan

ketersediaannya tetap memelihara dan

meningkatkan kualitas keanekaragaman dan

nilainya.

III. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada

bulan November 2014 sampai April 2015 yang

berlokasi di Perairan Desa Pengudang,

Kecamatan Teluk Sebong, Kabupaten Bintan,

Kepulauan Riau.

Adapun alat dan bahan yang

digunakan pada penelitian ini dapat dilihat

pada tabel 1 berikut :

Tabel 1. Alat dan Bahan yang

Digunakan Alat dan Bahan Kegunaan

Sampling Lamun

1 Kuadran petakan 1x1 Untuk kuadran

transek lamun

2 GPS Menentukan titik

koordinat stasiun

penelitian

3 Rol Meter Mengukur jarak

setiap transek

4 Buku identifikasi Identifikasi jenis

lamun

5 Kertas label Label sampel lamun

6 Kantong plastic Untuk wadah

sampel lamun

Valuasi ekonomi

7

8

9

Lembaran kuisioner

Alat tulis

Kamera

Untuk mengetahui

dan

mengidentifikasi

pemanfaatan lamun

yang dilakukan

masyarakat sekitar

Mencatat hasil data

yang diperoleh

Dokumentasi

Page 5: Struktur Komunitas dan Valuasi Ekonomi Ekosistem Padang ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · akan merusak habitat bagi kerang-kerangan, teripang,

5

Tabel 2. Stasiun penelitian N

o

Stas

iun

Titik Koordinat Kategori

1 FG I N:0101’36.0” dan

E:104032’05.8”

Pulau Sumpat

termasuk zona

pemanfaatan

2 FG

II

N:01010’35.9”

dan

E: 104030’06.5”

DPPL

merupakan zona

inti.

3 FG

III

N: 01010’18.0”

dan

E: 104028’04.2”

Daerah

Dermaga dan

Resort termasuk

zona

pemanfaatan.

Penentuan responden menggunakan

metode (random sampling). Pengumpulan data

hasil wawancara terhadap responden yang

telah ditentukan. Metode pengambilan sampel

menggunakan teknik garis transek (line

transect technique). Dengan plot berukuran 1

× 1 meter sebanyak 100 dengan sub plot

10x10cm dari ketiga stasiun tersebut. Letak

plot dimulai dari lamun yang dijumpai pada

saat surut ke arah laut (Fachrul, 2007).

a. Identifikasi lamun dilakukan dengan

mencocokkan data-data lamun yang

ditemui di lapangan dengan Kepmen LH

Nomor 200 Tahun 2004.

b. Kerapatan jenis lamun merupakan jumlah

total individu jenis lamun dalam unit area

yang diukur. Kerapatan masing-masing

jenis lamun pada setiap stasiun dihitung

dengan rumus English et.al., (1997) dalam

Sakaruddin (2011).

∑ ( )

Keterangan : Ki = kerapatan jenis ke–i

(ind/m2) ni = jumlah individu dalam

transek ke-i (ind)A = luasan total

pengambilan sampel (m2)

c. Penutupan lamun menyatakan luasan area

yang tertutup oleh vegetasi lamun.

Persentase penutupan lamun ditentukan

berdasarkan rumus English et.al (1997)

dalam Sakaruddin (2011). Dengan rumus

berikut :

∑( )

Keterangan :C=Persentase penutupan jenis

lamun i (%); Mi= Nilai titik tengah dari kelas

kehadiran jenis lamun i; Fi= Frekuensi

munculnya kelas penutupan jenis I; f= jumlah

total frekuensi seluruh penutupan jenis

Tabel 3. Kelas berdasarkan persen tutupan

Kls Luas area

penutupan

%

penutupan

area % Titik

Tengah

(M)

5 ½ - penuh 50 – 100 75

4 ¼ - ½ 25 – 50 37,5

3 1/8 - ¼ 12,5 – 25 18,75

2 1/16 - 1/8 6,25 – 12,5 9,38

1 < 1/16 < 6,25 3,13

0 Tidak ada 0 0

d. Indeks keanekaragaman

Indeks keanekaragaman yaitu menghitung

kelimpahan komunitas berdasarkan jumlah

jenis dan jumlah tegakan pada suatu area,

menggunakan rumus dari Shannon-wienner

dalam Sakaruddin,2012:

∑ ( )

Page 6: Struktur Komunitas dan Valuasi Ekonomi Ekosistem Padang ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · akan merusak habitat bagi kerang-kerangan, teripang,

6

Dimana: H’ = Indeks keanekaragaman; ni =

jumlah individu jenis ke-i; N = Jumlah

individu total; Pi = proporsi frekuensi jenis ke-

i terhadap jumlah total

Adapun kisaran indeks

keanekaragaman Shannon dikategorikan

dengan nilai sebagai berikut :

0 < H’ < 1 = Keanekaragaman rendah ;

1 ≤ H’ ≤ 3 = Keanekaragaman sedang;

H’ > 3 = Keanekaragaman tinggi

e. Indeks Dominansi

Menghitung indeks dominansi ini

berfungsi untuk menggambarkan jenis lamun

yang paling banyak ditemui di kawasan

penelitian tersebut. Indeks dominansi dihitung

dengan menggunakan rumus simpson dalam

Fachrul, (2007) sebagai berikut:

∑ ( )

Dimana :

D = Indeks dominansi ; Pi = proporsi jumlah

ke –i terhadap jumlah total; n = jumlah taksa

Valuasi Ekonomi merupakan suatu

cara untuk memberikan nilai kuantitatif

terhadap barang dan jasa yang dihasilkan

sumber daya alam dan lingkungan terlepas

baik nilai pasar (market value) atau non pasar

(non market value).

a. Nilai Manfaat Langsung (direct

use value)

Nilai manfaat langsung adalah nilai yang

dihasilkan dari pemanfaatan sumberdaya

secara langsung. Sehingga dapat dihitung

dengan persamaan (Suzana et al,.2011 dalam

Agustina, 2014) yakni sebagai berikut:

∑ ( )

Dimana :

DUV =Direct Use Value

DUV1 = manfaat penangkapan ikan

DUV2 = manfaat penangkapan teripang

DUV3 = manfaat penangkapan ranga

DUV4 = manfaat penangkapan kerang bulu

DUV5 = manfaat penangkapan sotong

DUV6 = manfaat penangkapan kepiting

Nilai pemanfaatan langsung pada padang

lamun, dapat diperoleh dengan rumus sebagai

berikut (Widiastuti, 2011):

b. Nilai Manfaat Tidak Langsung

(indirect use value)

Nilai manfaat tidak langsung merupakan

nilai suatu ekosistem padang lamun sebagai

daerah asuhan, pemijahan dan mencari makan

bagi biota lainnya. Penilaian menggunakan

pendekatan CVM dengan teknik survey, yang

mana keinginan untuk menerima (willingness

to accept) jika terjadi kerusakan atas

sumberdaya ( Fauzi, 2006). Ada beberapa

tahapan yang harus dilakukan antara lain :

1. Membuat hipotesis pasar sumberdaya

yang akan dievaluasikan

Nilai ekonomi perikanan

= rente ekonomi (ikan, teripang, ranga, sotong,

kerang, kepiting) x jumlah RTP

= (Penerimaan – (laba layak-laba kotor/biaya

operasional) x jumlah RTP

Page 7: Struktur Komunitas dan Valuasi Ekonomi Ekosistem Padang ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · akan merusak habitat bagi kerang-kerangan, teripang,

7

2. Mendapatkan nilai lelang melalui

teknik permainan lelang

3. Menghitung rataan WTA

4. Memperkirakan kurva lelang

5. Mengagretkan data dengan

mengalikan rataan WTA dengan

jumlah RTP

c. Nilai Manfaat Pilihan (option value)

Nilai manfaat pilihan yaitu nilai

ekonomi yang diperoleh dari potensi

pemanfaatan langsung maupun tidak langsung

dari sumberdaya. Dalam hal ini untuk padang

lamun menggunakan metode benefit transfer,

yaitu dengan cara menilai perkiraan benefit

dari tempat lain lalu benefit ini ditransfer

untuk memperoleh perkiraan yang kasar

mengenai manfaat dari lingkungan

(Agustina,2014). Kemudian untuk mengetahui

nilai manfaat pilihan ini diperoleh dengan

persamaan (Widiastuti, 2011):

d. Nilai Manfaat Keberadaan (existence

value)

Nilai keberadaan merupakan nilai

yang diukur dari manfaat yang dirasakan

masyarakat dari keberadaan ekosistem setelah

manfaat lain dihilangkan dari analisis. Nilai

ekonomi keberadaan menggunakan metode

Willingness to Pay (Kesediaan Membayar

Masyarakat) yang diperoleh berdasarkan

pendekatan CVM (Contingent Value Method).

Manfaat tersebut merupakan nilai ekonomi

keberadaan (fisik) dari ekosistem yang

dirumuskan sebagai berikut (Ruitenbeek, 1991

dalam Marhayana, 2012):

∑( )

Keterangan :

MEi = Manfaat ekosistem dari responden ke-i;

n = Jumlah responden

e. Nilai Warisan (Bequest Value)

Nilai warisan ekosistem padang

lamun yang dimiliki tidak dapat dinilai dengan

pendekatan nilai pasar. Oleh karena itu, nilai

warisan dapat dihitung dengan pendekatan

perkiraan. Sehubungan dengan hal tersebut

maka diperkirakan bahwa nilai warisan tidak

kurang 10% dari manfaat langsung

(Ruitenbeek, 1991 dalam Marhayana, 2012).

Dengan rumus sebagai berikut :

f. Nilai Ekonomi Total (Total Economic

Value)

Nilai Ekonomi Total adalah NET atau

Total Economic Value (TEV) Total nilai

ekonomi yang dimiliki suatu

sumberdaya.Dapat ditulis dengan persamaan

matematis sebagai berikut (CSERGE, 1994

dalam Irmadi, 2004) :

Dimana :

TEV = Nilai ekonomi total

DUV = Nilai manfaat langsung

IUV = Nilai manfaat tidak langsung

Option Value = luas padang lamun (Ha) x

nilai keanekaragaman hayati

BV= 10% x Total Nilai Manfaat Langsung

TEV = (DUV +IUV + OV) + (EV+ BV)

Page 8: Struktur Komunitas dan Valuasi Ekonomi Ekosistem Padang ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · akan merusak habitat bagi kerang-kerangan, teripang,

8

OV = Nilai pilihan

EV = Nilai Keberadaan

BV = Nilai warisan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Struktur Komunitas Padang

Lamun

1. Identifikasi Jenis Lamun

Hasil penelitian lamun pada 3 stasiun

pengamatan di perairan Desa Pengudang bisa

dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Jumlah jenis lamun di perairan Desa

Pengudang

No Jenis dijumpai

Jumlah

Jenis

ke-i

Persen

tase

(%)

1 Halodule uninervis 2834 6.6

2 Halodule pinifolia 5102 11.88

3 Cymodocea serrulata 1129 2.63

4 Cymodocea rotundata 3858 8.98

5 Halophila ovalis 2618 6.1

6 S. isotifolium 11610 27.03

7 Enhalus acoroides 7021 16.35

8 Thalassia hemprichii 8774 20.43

Total 42946 100

Sumber : Data primer

Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa

jenis yang paling tinggi yaitu S. isoetifolium

dengan jumlah individu sebanyak 11610

dengan jumlah persentase sebesar 27,03%.

Adapun yang terendah pada jenis C. serrulata

dengan jumlah individu sebanyak 1129 dengan

jumlah persentase sebesar 2,63%.

2. Kerapatan Jenis

Kerapatan jenis merupakan banyaknya

jumlah individu atau tegakan suatu spesies

lamun pada luasan tertentu. Didapat nilai

kerapatan jenis setiap stasiun sangat jauh

berbeda.

Tabel 6. Kerapatan jenis lamun di Desa

Pengudang tahun 2015

No Jenis yang

dijumpai

Kerapatan Jenis

(ind/m2) Total

St I StII StIII

1 H. uninervis 13 36 36 85

2 H. pinifolia 16 10 128 154

3 S. isotifolium 15 15 29 59

4 C.rotundata 2 86 3 91

5 C. serrulata 61 16 1 78

6 H. ovalis 71 74 204 349

7 E. acoroides 48 57 16 121

8 T. hemprichii 48 104 112 264

Jumlah 274 398 529

Sumber : Data primer

Ditinjau dari topografi terdapat

perbedaan dimana st 1 dan 2 berada pada

topografi yang agak tinggi sehingga jika

terjadi surut vegetasi lamun pada stasiun ini

akan mudah terpapar matahari secara

langsung, sedangkan kondisi topografi pada st

3 rendah sehingga vegetasi lamun akan tetap

terendam air laut dan tidak terpapar sinar

matahari secara langsung. Ghufran dan kordi

(2011) mengatakan jenis lamun Enhalus

acoroides, Thalassia hemprichi, Halophila

ovalis dan Syringodium isoetifolium dapat

tumbuh dan bertahan hidup pada substrat

lumpur, pasir dan puing-puing karang.

3. Persentase Penutupan Jenis

Total persentase penutupan terendah

terdapat pada st 1 yaitu 28.52%, nilai tertinggi

Page 9: Struktur Komunitas dan Valuasi Ekonomi Ekosistem Padang ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · akan merusak habitat bagi kerang-kerangan, teripang,

9

E. acoroides yakni 11.91%, Nilai terendah

pada st 1 yaitu C. rotundata senilai 0.02%.

Berdasarkan penentuan status padang lamun

menurut KEPMEN LH no 200 tahun 2004,

status padang lamun pada stasiun 1 tergolong

pada kondisi yang miskin. Untuk lebih jelas

bisa dilihat pada tabel 7:

Tabel 7. Persentase penutupan jenis lamun

No Jenis lamun persen tutupan (%)

St 1 St 2 St 3

1 H. uninervis 0.29 1.84 2.78

2 H. pinifolia 0.83 2.99 7.34

3 S. isotifolium 3.67 2.79 7.52

4 C. rotundata 0.02 5.68 3.75

5 C. serrulata 2.09 0.66 1.71

6 H. ovalis 3.2 4.12 0.01

7 E. acoroides 11.91 5.92 7.07

8 T. hemprichii 6.51 6.63 10.43

jumlah per

stasiun 28.52 30.63 40.61

Sumber: Data primer

Sedangkan pada st 2 memiliki total

persentase penutupan senilai 30.63 %, untuk

penentuan status padang lamun juga tergolong

pada kondisi kurang kaya. Jenis lamun

tertinggi yaitu T. hemprichii dengan nilai

6.63% jenis lamun terendah yakni C. serrulata

sebesar 0.66 Sedangkan total persentase

penutupan pada st 3 berada pada tingkat paling

tinggi dengan nilai 40.61%. Berdasarkan

penentuan status padang lamun stasiun ini

tergolong pada kondisi kurang kaya.

Dilihat dari jenis lamun maka didapat

hasil persentase paling tinggi yaitu T.

hemprichii sebesar 10.43% , sementara itu

untuk jenis lamun dengan hasil persentase

paling rendah yaitu H. ovalis dengan nilai

0.01% memiliki bentuk morfologi dengan

baik. H. ovalis merupakan jenis lamun baru

yang ditemukan pada penelitian ini, karena

penelitian terdahulu belum ditemukan

meskipun penelitian ini dilakukan pada lokasi

yang sama. Ketiga stasiun pengamatan

tersebut membuktikan bahwa status padang

lamun Desa Pengudang berada dalam kondisi

yang rusak. Berdasarkan KEPMEN LH no 200

tahun 2004 konsep penentuan status padang

lamun dengan kategori persentase penutupan

jenis lamun yang telah dikelompokkan sebagai

berikut:

Tabel 8. Penentuan status padang lamun

KEPMEN LH 200 tahun 2004

Kondisi

Penutupan

(%)

Baik Kaya/sehat ≥60

Rusak

Kurang

kaya/kurang sehat 30-59,9

Miskin ≤29,9

4. Indeks Keanekaragaman

Berdasarkan hasil penelitian didapat

nilai indeks total keanekaragaman pada

kisaran 2.19-2.65 dengan ini maka dapat

diketahui bahwa keanekaragaman hayati

lamun di Desa Pengudang termasuk dalam

kategori H<3, ini artinya bahwa

ketiga stasiun ini memiliki keanekaragaman

yang sedang.

5. Indeks Dominansi

Nilai dominansi yang didapat pada st

1 dan 3 menunjukkan jenis S. isoetifolium

Page 10: Struktur Komunitas dan Valuasi Ekonomi Ekosistem Padang ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · akan merusak habitat bagi kerang-kerangan, teripang,

10

merupakan jenis yang paling mendominansi.

Sedangkan pada St 2 jenis lamun yang paling

mendominansi ialah T. hemprichii.

C. Valuasi Ekonomi Ekosistem

Padang Lamun

1. Direct Use Value (Nilai Manfaat

Langsung) Berdasarkan hasil identifikasi,

manfaat langsung ekosistem lamun dapat

dilihat dari hasil tangkapan yang dilakukan

oleh nelayan Desa Pengudang antara lain

ikan, kepiting, sotong, kerang bulu, ranga dan

teripang. Jenis hasil tangkapan dan nilai

manfaat langsung.

Nilai manfaat langsung di desa pengudang

dalam persentase dapat dilihat pada gambar

diagram di bawah ini:

Gambar 11. Nilai persentase manfaat

langsung

a. Manfaat langsung ikan

Hasil perhitungan pendapatan rata-

rata manfaat langsung ikan di Desa Pengudang

saat ini ikan lingkis adalah sebesar Rp

128,352,000,-/tahun (5.12%), ikan jampong

sebesar Rp 45,840,000,-/tahun atau (1.83%),

ikan lambai sebesar Rp 73,344,000,-/tahun

atau (2.93%), ikan lebam sebesar

Rp183,360,000,-/tahun atau 7.32%, ikan

pinang-pinang diperoleh Rp 68,760,000,-

/tahun dengan 2.74%. Ikan todak diperoleh

pendapatan rata-rata sebesar Rp 37,818,000,-

/tahun yakni 1.51%. Sedangkan Ikan ungar

diperoleh pendapatan rata-rata sebesar Rp

309,420,000,-/tahun persentase 12.35%.

b. Manfaat langsung kepiting

Perangkap atau bubu rajungan yang

bersifat ramah lingkungan, Kepiting rajungan

lebih banyak dimanfaatkan nelayan Desa

Pengudang. Hasil manfaat langsung rajungan

diperoleh pendapatan rata-rata sebesar Rp

284,208,000,-/tahun dengan persentase

11.34%.

c. Manfaat langsung kerang bulu dan

ranga

Kerang bulu diambil dengan besi

pengait dan dikumpul dengan tangan, adapun

pendapatan rata-rata dari pemanfaatan kerang

dan ranga yaitu sebesar Rp 217,740,000,-

/tahun atau (8.69 %) dan Rp286,500,000,-

/tahun (11.43%).

d. Manfaat langsung sotong

Penangkapan sotong dilakukan

dengan pancing udang-udangan dan seser.

Didapat nilai rata-rata dari pemanfaatan sotong

Desa Pengudang saat ini adalah sebesar Rp

297,960,000,-/tahun dengan persentase sebesar

11.89%.

e. Manfaat langsung teripang

Teripang dimanfaatkan nelayan

dengan budidaya namun bibit dari alam dan

I. lingkis

5.12%

I. jmpng

1.83% I. lambai

2.93% ikan lebam

7.32% I. pinang-

pinang

2.74% I. todak

1.51% ikan ungar

12.35%

kepiting

11.34%

kerang

bulu

8.69%

ranga

11.43%

sotong

11.89%

teripang

22.86%

Page 11: Struktur Komunitas dan Valuasi Ekonomi Ekosistem Padang ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · akan merusak habitat bagi kerang-kerangan, teripang,

11

masa panen selama enam bulan. Hasil

perhitungan pendapatan rata-rata sebesar

Rp573,000,000,-/tahun (22,86%) untuk hasil

teripang di Desa Pengudang.

Nilai manfaat langsung tertinggi Rp

573,000,000,-/tahun yaitu hasil teripang.

Harga teripang Rp 700.000,-/kg karena

teripang dijual dalam keadaan yang bersih dan

kering. Sedangkan terendah yaitu ikan todak

sebesar Rp 37.818.000,-/tahun, dijual dengan

harga Rp 7000,-/ kg. Adapun nilai total

manfaat langsung ekosistem lamun di Desa

Pengudang diperoleh hasil sebesar

Rp2,506,302,000,-/tahun.

2. Indirect Use Value (Nilai Manfaat

Tidak Langsung)

Nilai manfaat tidak langsung dihitung

dari nilai manfaat padang lamun itu sendiri

sebagai daerah pemijahan (spawning ground),

daerah pengasuhan (nursey ground) dan

daerah mencari makan (feeding ground).

Berdasarkan 66 responden yang

memanfaatkan ekosistem padang lamun

didapat nelayan ingin menerima biaya

kompensasi (ganti rugi) jika terjadi kerusakan

dengan rata-rata Rp 18,127,273,-/orang/tahun

diperoleh hasil total sebesar Rp

3,462,309,091,-/tahun.

3. Option Value (Nilai Manfaat Pilihan)

Hasil analisis luasan area padang

lamun Desa Pengudang yaitu 718.37 ha ini

diperoleh dari metode digitasi yaitu pemetaan

menggunakan software arcview 3.3 dan citra

spot Pulau Bintan, kemudian melakukan

cross check di lapangan menggunakan Global

Possition system (GPS) agar tidak terjadi

error/bias yang terlalu jauh.

Menurut Ruitenbeek (1991) dan

Kusumastanto (1998) dalam Agustina (2014)

mengatakan bahwa besar nilai cadangan

keanekaragaman hayati sebesar US$

15/ha/tahun. Sementara itu nilai US$ 1 dollar

pada 18 April 2015 sebesar Rp 12.875,-. Maka

dapat dihitung nilai manfaat pilihan dari

ekosistem padang lamun yaitu Rp

138,735,206.25,-/tahun dan diperkirakan

memperoleh hasil senilai Rp 193,130.38,-

/ha/tahun.

4. Existence Value (Nilai Keberadaan)

Nilai manfaat keberadaan Desa

Pengudang diestimasi menggunakan teknis

Contingent Valuation Method (CVM). Guna

mengetahui seberapa besar keinginan

masyarakat untuk membayar (willingness to

pay) dari barang dan jasa yang dihasilkan

oleh ekosistem padang lamun tersebut.

Keinginan membayar dari 66

responden yang memanfaatkan ekosistem

padang lamun bersedia membayar rata-rata

Rp 399,091,-/orang/tahun. Hasil ini dikalikan

dengan jumlah seluruh RTP (Rumah Tangga

Perikanan) di Desa Pengudang yaitu 191 jiwa.

Dari perhitungan diketahui nilai manfaat

keberadaan ekosistem padang lamun sebesar

Rp76.226.364,-/tahun.

5. Bequest Value (Nilai Warisan)

Menurut Marhayana (2012), nilai

warisan tidak dapat diukur dari nilai pasar

sehingga dihitung dengan pendekatan

Page 12: Struktur Komunitas dan Valuasi Ekonomi Ekosistem Padang ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · akan merusak habitat bagi kerang-kerangan, teripang,

12

perkiraan bahwa nilai warisan tidak kurang

10% dari nilai manfaat langsung yang

diperoleh suatu ekosistem. Sehingga didapat

nilai warisan ekosistem padang lamun Desa

Pengudang sebesar Rp 250,630,200,-/tahun.

6. Total Economic Value (Nilai Ekonomi

Total)

Nilai pemanfaatan keseluruhan

dijumlahkan sehingga diperoleh hasil nilai

total ekonomi.

Gambar 12. Nilai Total Ekonomi Desa

Pengudang

Hasil penelitian menunjukkan Nilai

Ekonomi Total (NET) sebesar Rp

6,434,202,861,-/tahun. Persentase tertinggi

yaitu nilai manfaat tidak langsung (indirect

value) sebesar 53.81%. Hal ini dikarenakan

fungsi ekositem padang lamun sangat penting

yaitu tempat pemijahan, pengasuhan, mencari

makan dan juga tempat bermain beragam biota

perairan. Sebagaimana sesuai dengan surat

keputusan Bupati Bintan tahun 2010, bahwa

Desa Pengudang adalah salah satu Desa yang

dijadikan kawasan konservasi padang lamun

dimana kawasan ini merupakan kawasan yang

telah diatur peruntukkannya.

Dilakukan perbandingan hasil

penelitian Agustina (2014) nilai ekonomi total

Desa Berakit sebesar Rp 6,486,049,675,-

/tahun sedangkan nilai ekonomi total Desa

Pengudang sebesar Rp 6,434,202,861,-/tahun.

Diperoleh selisih nilai ekonomi total hanya

sebesar Rp 51,846,813.84,-/tahun. Akan tetapi

jika dihitung dari nilai sumberdaya ekosistem

padang lamun Desa Pengudang didapat senilai

Rp 8,956,669.76,-/ha/tahun dengan luasan

padang lamun 718.37ha. Nilai sumberdaya

ekosistem padang lamun Desa Berakit didapat

sebesar Rp 6,734,554.74,-/ha/tahun dengan

memiliki luasan padang lamun 963.1 ha.

Sedangkan nilai WTA dan WTP,

dipengaruhi dari jumlah RTP. Diketahui

bahwa jumlah RTP Desa Pengudang sebanyak

191 orang sedangkan di Desa Berakit 377

orang. Karena nilai WTP dan WTA akan

semakin besar jika semakin banyak RTP di

begitu juga sebaliknya, jika dilihat nilai (WTP)

atau kesediaan membayar masyarakat nelayan

terhadap tingkat kepedulian atas sumberdaya

yang ada. Apabila diperoleh nilai RTP masih

kecil, hal ini menunjukkan bahwa masih

rendahnya kesadaran masyarakat mengenai

pentingnya fungsi ekosistem padang lamun.

Meskipun terdapat perbedaan luasan padang

lamun serta RTP yang sedikit, Desa

Pengudang bisa dikatakan lebih unggul.

Alasannya, dengan memiliki luasan padang

lamun yang lebih kecil serta RTP jauh lebih

sedikit dari Desa Berakit, Desa Pengudang

hampir bisa menyamai nilai ekonomi total

Desa Berakit.

38.95%

53.81%

2.16%

1.18%

3.90% Total Economic Value

Manfaat

LangsungManfaat Tidak

LangsungManfaat Pilihan

Manfaat

KeberadaanManfaat Warisan

Page 13: Struktur Komunitas dan Valuasi Ekonomi Ekosistem Padang ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · akan merusak habitat bagi kerang-kerangan, teripang,

13

V. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian struktur

komunitas dan valuasi ekonomi ekosistem

padang lamun di Desa Pengudang dapat

disimpulkan bahwa :

1. Struktur komunitas lamun berdasarkan data

identifikasi jenis dijumpai 8 jenis lamun

yang ada di perairan tersebut yaitu H.

uninervis, H. pinifolia, C. rotundata, C.

serrulata,S.isoetifolium,E.acoroide, H.

ovalis dan T. hemprichii. Kerapatan jenis

masing-masing st 1,2 dan 3 mengalami

perbedaan yang jauh dengan nilai st 1

sebesar 274 ind/m2, nilai st 2 sebesar 398

ind/m2, dan nilai st 3 sebesar 529 ind/m

2.

Persentase tutupan lamun tertinggi pada st

3 senilai 40.61%, st 2 senilai 30.63%.

Sedangkan terendah senilai 28.52%.

Adapun indeks keanekaragaman (H’)

lamun berada pada kondisi H<3, artinya

keanekaragaman lamun Desa Pengudang

dalam kondisi sedang. Indeks dominansi

(D) pada st 1 dan 3 didominansi lamun

jenis S. isoetifolium, st 2 jenis yang

mendominansi T. hemprichii.

2. Valuasi ekonomi ekosistem padang lamun

di Desa Pengudang telah didapat nilai

ekonomi total yakni sebesar Rp

6,434,202,861,-/tahun dengan nilai

manfaat langsung Rp 2,506,302,000,-

/tahun atau (38,95%), nilai manfaat tidak

langsung Rp 3,462,309,091,-/tahun atau

(53,81%), nilai manfaat pilihan sebesar Rp

138,735,206.25,-/tahun atau (2,16%), dan

nilai manfaat keberadaan Rp 76,226,364,-

/tahun atau (1,18%) sedangkan nilai

manfaat warisan sebesar Rp 250,630,200,-

/tahun atau (3,90%).

Saran dari penelitian ini adalah setelah

nilai ekonomi total didapat dari sumberdaya

ekosistem padang lamun di Desa Pengudang

diharapkan akan tercipta pemanfaatan

sumberdaya yang lebih efisien lagi. Hal ini

dikarenakan, ekosistem padang lamun

memiliki manfaat dan fungsi yang sangat

penting baik sumberdaya ekonomi maupun

sumberdaya ekologi. Demi kelangsungan

hidup masyarakat nelayan diharapkan adanya

kesadaran masyarakat yang lebih tinggi untuk

menjaga dan melestarikan kawasan padang

lamun agar sesuai fungsinya yakni sebagai

kawasan konservasi perairan daerah di wilayah

Desa Pengudang. Perlu adanya penelitian lebih

lanjut mengenai potensi wisata alam yang ada

Desa Pengudang.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih penulis ucapkan kepada

semua pihak yang telah sudi memberi bantuan,

dukungan, saran, doa dan bimbingan kepada

penulis yakni dosen pembimbing I Ir. Linda

Waty Zen, M.Sc dan Dr. Febrianti Lestari,

M.Si. serta keluarga tercinta dan teman-teman

seperjuangan.

Page 14: Struktur Komunitas dan Valuasi Ekonomi Ekosistem Padang ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · akan merusak habitat bagi kerang-kerangan, teripang,

14

VI. DAFTAR PUSTAKA

Agustina, L. 2014. Struktus Komunitas dan

Valuasi Ekonomi Ekosistem Padang

Lamun Di Perairan Kawasan

Konservasi Laut Daerah Desa

Berakit Bintan. Skripsi. UMRAH.

Tanjungpinang.

Fachrul, F.M. (2007). Metode sampling

bioekologi. Bumi aksara. Jakarta.

Fauzi,akhmad,2006. Ekonomi sumberdaya

alam. PT. Gramedia pustaka. Utama,

Jakarta.

Irmadi, Nahib 2004. Neraca dan valuasi

ekonomi sumberdaya hutan

mangrove.

http://perpustakaan.big.go.id/lib/carip

ustaka.php?kategori=4&jenis=11&ka

ta kunci=irmadi%20Nahib/ diakses

08 november 2014.

Marhayana, 2012. Manfaat Ekonomi

Ekosistem Mangrove Di Taman

Wisata Perairan Padaido Kabupaten

Biaknumfor,Papua. Skripsi. Unhas

makassar.

Menteri Negara lingkungan hidup. 2004.

Keputusan menteri Negara

lingkungan hidup no 200 tahun 2004

tentang kriteria baku kerusakan dan

pedoman penentuan status padang

lamun.

Kordi, K.M. Ghufran, 2011. Ekosistem lamun

(seagrass). PT: Rineka cipta. Jakarta

Kurnia, Windiyati, 2010. Struktur

Komunitas Lamun(Seagrass) di

Perairan Lamun Pantai Pulau Bintan

Provinsi Kepulauan Riau. SKRIPSI.

UNRI. PEKANBARU.

Kurnia, Windiyati, 2010. Struktur Komunitas

Lamun(Seagrass) di Perairan Lamun

Pantai Pulau Bintan Provinsi

Kepulauan Riau. SKRIPSI. UNRI.

PEKANBARU.

Nontji. A. 2010. Pengelolaan padang lamun

pembelajaran di proyek

trismades.www.sidik.litbang.kkp.go.i

d. // diakses 04 september 2014.

Profil monografi Desa Pengudang tahun 2013

dan 2014

Sakaruddin, M. I. 2011. Komposisi jenis,

kerapatan, persentase tutupan dan

luasan penutupan lamun diperairan

pulau panjang tahun 1990-2010.

Skripsi. IPB. Bogor.

Supriharyono. 2009. Konservasi ekosistem

sumberdaya hayati. Pustaka pelajar.

Yogyakarta.

Widiastuti, A. 2011. Kajian nilai ekonomi

produk dan jasa ekosistem lamun

sebagai pertimbangan dalam

pengelolaannya. Tesis:Universitas

Indonesia