26
PEBELAJARAN SCIENCE TECHNOLOGI SOCIETY (STS) (Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran Kelas E) MAKALAH Oleh : Niko Oktarian NIM 120210102044 Desy Qoraima Putri NIM 120210102077 Widya Nur Imami NIM 120210102121 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Sts

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pendidikan

Citation preview

Page 1: Sts

PEBELAJARAN SCIENCE TECHNOLOGI SOCIETY (STS)

(Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran Kelas E)

MAKALAH

Oleh :

Niko Oktarian NIM 120210102044

Desy Qoraima Putri NIM 120210102077

Widya Nur Imami NIM 120210102121

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2015

Page 2: Sts

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam dunia pendidikan kita mengenal istilah pembelajaran.

Pembelajaran merupakan proses kegiatan belajar mengajar yang juga berperan

dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Dari proses pembelajaran itu akan

terjadi sebuah kegiatan timbal balik antara guru dengan siswa untuk mencapai

tujuan yang lebih baik.

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajran merupakan bantuan

yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan

pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan

kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses

untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik (Hasbullah, 2001:

99).

Namun, kondisi dunia pendidikan saat ini sudah banyak berubah,

sehingga tuntutan pembelajaran juga berubah. Oleh karena itu, paradigma

pendidikan dan pembelajaran juga harus berubah sesuai dengan perkembangan

sains dan teknologi serta tuntutan zaman.

Salah satu pendekatan pembelajaran yang mengandung aspek sains,

teknologi dan sosial yaitu Pembelajaran Science Technologi Society (STS) atau

dikenal dengan pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM). Maka dari itu,

dalam makalah ini akan dibahas mengenai pembelajaran Science Technologi

Society.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan pembelajaran Science Technologi Society

(STS)?

1.2.2 Bagaimana ciri-ciri dari pembelajaran Science Technologi Society

(STS)?

1.2.3 Bagaimana tahapan dari pembelajaran Science Technologi Society

(STS)?

Page 3: Sts

1.2.4 Bagaimana domain model pembelajaran Science Technologi Society

(STS)?

1.2.5 Bagaimana pembelajaran Science Technologi Society (STS) bagi IPS?

1.3 Tujuan

1.3.1 Apa yang dimaksud dengan pembelajaran Science Technologi Society

(STS)?

1.3.2 Bagaimana ciri-ciri dari pembelajaran Science Technologi Society

(STS)?

1.3.3 Bagaimana tahapan dari pembelajaran Science Technologi Society

(STS)?

1.3.4 Bagaimana domain model pembelajaran Science Technologi Society

(STS)?

1.3.5 Bagaimana pembelajaran Science Technologi Society (STS) bagi IPS?

Page 4: Sts

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pembelajaran Sciense, Technologi and Society (STS)

Menurut National Science Teachers Association NSTA Report (1991

dalam Rusmansyah 2001) Sains-Teknologi -Masyarakat merupakan terjemahan

dari Sains-Technogy-Society (STS), yaitu suatu usaha untuk menyajikan Ilmu

Pengetahuan Alam dengan mempergunakan masalah-masalah dari dunia nyata.

STM adalah suatu pendekatan yang mencakup seluruh aspek pendidikan yaitu

tujuan, topik/masalah yang akan dieksplorasi, strategi pembelajaran, evaluasi, dan

persiapan/kinerja guru. Pendekatan ini melibatkan siswa dalam menentukan

tujuan, prosedur pelaksanaan, pencarian informasi dan dalam evaluasi.

Poedjiadi dalam Fajar (2004) mengemukakan, secara etimologi, kata

teknologi berasal dari dua kata bahasa Yunani, yaitu kata techne dan logos.Techne

artinya seni (art) atau keterampilan, logos artinya kata-kata yang terorganisasi

atau wacana ilmiah yang mempunyai makna. Menurut pernyataan Amien (1992

dalam Fajar 2004), tujuan pendidikan sains abad 21 antara lain; harus tanggap

terhadap kondisi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi masa sekarang

dan masa yang akan datang dan masalah-masalah sosial yang timbul dari isu-isu

sosial.

Sedangkan menurut Hidayat (1992 dalam Fajar 2004) untuk pendidikan

sains 2000 hendaknya ditujukan pada pengembangan-pengembangan individu

yang melek sains, mengerti bahwa sains-teknologi dan masyarakat saling

mempengaruhi dan saling bergantung, mampu mempergunakan pengetahuannya

dalam membuat keputusankeputusan yang tepat dalam kehidupan sehari-hari.

Hidayat (1996 dalam Fajar 2004) menambahkan bahwa istilah STS untuk pertama

kali diciptakan oleh John Ziman dalam bukunya “Teaching and Learning About

science and Society” pada tahun 1980. Dalam bukunya tersebut, Ziman mencoba

mengungkapkan bahwa konsep-konsep dan proses-proses sains seharusnya sesuai

dengan kehidupan siswa sehari-hari.

Pendekatan Science, Technology and Society (STS) atau biasa disebut

juga pendekatan STM yaitu gabungan pendekatan konsep, pendekatan

Page 5: Sts

keterampilan proses, pendekatan CBSA, pendekatan Inkuiri dan Diskoveri, serta

pendekatan lingkungan. Pendekatan STM berawal dari isu-isu yang berkembang

di masyarakat akibat dampak kemajuan sains dan teknologi. Filosofi yang

mendasari pendekatan STM yaitu filosofi Konstruktivisme, yaitu siswa menyusun

sendiri kosep dalam struktur kognitifnya, berdasarkan apa yang telah mereka

ketahui sebelumnya.

Definisi lain tentang STM dikemukakan oleh PENN STATE (2006:1)

bahwa STM merupakan an interdisciplinary approach which reflects the

widespread realization that in order to meet the increasing demands of a

technical society, education must integrate across disciplines. Dengan demikian,

pembelajaran dengan pendekatan STM haruslah diselenggarakan dengan cara

mengintegrasikan berbagai disiplin (ilmu) dalam rangka memahami berbagai

hubungan yang terjadi di antara sains, teknologi dan masyarakat. Hal ini berarti

bahwa pemahaman kita terhadap hubungan antara sistem politik, tradisi

masyarakat dan bagaimana pengaruh sains dan teknologi terhadap hubungan-

hubungan tersebut menjadi bagian yang penting dalam pengembangan

pembelajaran di era sekarang ini.

Pandangan tersebut senada dengan pendapat NC State University (2006:

1), bahwa STM merupakan an interdisciplinery field of study that seeks to explore

a understand the many ways that science and technology shape culture, values,

and institution, and how such factors shape science and technology. STM denga

demikian adalah sebuah pendekatan yang dimaksudkan untuk mengetahui

bagaimana sains dan teknologi masuk dan merubah proses-proses sosial di

masyarakat, dan bagaimana situasi sosial mempengaruhi perkembangan sains dan

teknologi.

Berdasarkan pengertian STM sebagaimana diungkapkan di bagian

sebelumnya, maka dapat diungkapkan bahwa yang menjadi tujuan pendekatan

STM ini secara umum sebagaimana diungkapkan oleh Rusymansyah (2006: 3)

adalah agar para peserta didik mempunyai bekal pengetahuan yang cukup

sehingga ia mampu mengambil keputusan penting tentang masalah-masalah

Page 6: Sts

dalam masyarakat dan sekaligus dapat mengambil tindakan sehubungan dengan

keputusan yang diambilnya.

2.2 Ciri-Ciri Pembelajaran STS

Ciri-ciri khas pembelajaran dengan model STS sebagai berikut :

1) Peserta didik mengidentifikasi masalah-masalah yang ada di daerahnya

dan dampaknya,

2) Menggunakan sumber-sumber setempat (nara sumber dan bahan-bahan)

untuk memperoleh informasi yang dapat digunakan dalam pemecahan

masalah,

3) Keterlibatan peserta didik secara aktif dalam mencari informasi yang dapat

diterapkan untuk memecahkan masalah,

4) Penekanan pada keterampilan proses IPA, agar dapat digunakan oleh

peserta didik dalam mencari solusi terhadap masalahnya, dan

5) Sebagai perwujudan otonomi setiap individu dalam proses belajar.

Menurut Yager (1996 dalam Fajar 2004), Program STS pada umumnya memiliki

karakteristik/ciri-ciri sebagai berikut :

1. Identifikasi masalah-masalah setempat yang memiliki kepentingan dan

dampak.

2. Penggunaan sumber daya setempat (manusia, benda, lingkungan) untuk

mencari informasi yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah.

3. Keikutsertaan yang aktif dari siswa dalam mencari informasi yang dapat

diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-

hari.

4. Perpanjangan belajar di luar sekolah dan sekolah

5. Fokus kepada dampak sains dan teknologi terhadap siswa

6. Suatu pandangan bahwa isi dari pada sains bukan hanya konsep-konsep

saja yang harus dikuasai siswa dalam tes

7. Penekanan pada keterampilan proses dimana siswa dapat menggunakan

dalam memecahkan masalah

Page 7: Sts

8. Penekanan pada kesadaran karir yang berkaitan dengan sains dan

teknologi

9. Kesempatan bagi siswa untuk berperan sebagai warga negara dimana ia

mencoba untuk memecahkan isu-isu yang telah diidentifikasi

10. Identifikasi bagaimana sains dan teknologi berdampak di masa depan.

11. Kebebasan atau otonomi dalam proses belajar

Horsley mengemukakan bahwa pembelajaran IPA dan teknologi diperlukan agar

konsisten dengan cara-cara para ahli dalam melakukan penyelidikan yang bersifat

ilmiah dan teknologi. Model pembelajaran IPA dan teknologi melibatkan peserta

didik dalam kegiatan-kegiatan penyelidikan, mengkonstruksi makna yang mereka

temukan, mengajukan penjelasan dan solusi yang masih tentatif, menelusuri

kembali konsep-konsep,dan menilai konsep-konsep yang dijadikan rujukan.

Model pembelajaran IPA dan teknologi yang berorientasi pada konstrukstivisme

dengan model STS yang diajukan oleh Horsley, et.al, Carin, dan Yager meliputi

empat tahap, yaitu tahap:

1) Invitasi

Pada tahap ini guru merangsang peserta didik mengingat atau

menampilkan kejadian-kejadian yang ditemui baik dari media cetak

maupun media elektronik yang berkaitan dengan topik yang merupakan

hasil observasi. Selanjutnya peserta didik merumuskan masalah yang akan

dicari jawabannya dengan tetap mengaitkan kepada topik yang dibahas,

peran Guru sangat diperlukan untuk menghaluskan rumusan masalah yang

diajukan peserta didik dan mengacu kepada sumber belajar, bisa berupa

LKS yang telah ada atau menyiapkan LKS yang baru. Guru dan peserta

didik mengidentifikasi bersama mengenai masalah atau pertanyaan dan

jawaban sementara yang paling mungkin dilakukan dengan

mempertimbangkan keadaan lingkungan dan alokasi waktu pembelajaran

serta topik.

2) Eksplorasi

Page 8: Sts

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan peserta didik merupakan upaya

untuk mencari jawaban atau menguji jawaban sementara yang telah dibuat

dengan mencari data dari berbagai sumber informasi (buku, koran,

majalah, lingkungan, nara sumber, instansi terkait, atau melakukan

percobaan). Hasil yang diperoleh peserta didik hendaknya berupa suatu

hasil analisis dari data yang diperoleh. Kegiatan yang dilakukan peserta

didik dapat mengacu kepada LKS yang telah ada untuk topik tersebut atau

dapat juga mengembangkan sendiri berdasarkan LKS yang telah ada atau

membuat LKS yang baru. Kegiatan peserta didik dapat berlangsung di

dalam kelas, halaman sekolah, atau di luar sekolah yang diperkirakan

memungkinkan dilakukan oleh peserta didik. Kegiatan peserta didik pada

tahap ini di antaranya dapat berupa iur pendapat, mencari informasi,

bereksperimen, mengobservasi fenomena khusus, mendesain model, dan

mendiskusikan pemecahan masalah.

3) Eksplorasi dan Pemecahan Masalah

Pada tahap ini peserta didik diajak untuk mengkomunikasikan gagasan

yang diperoleh dari analisis informasi yang didapat, menyusun suatu

model penjelasan (baru), meninjau dan mendiskusikan solusi yang

diperoleh, dan menentukan beberapa solusi. Guru membimbing peserta

didik untuk memadukan konsep yang dihasilkannya dengan konsep yang

dianut oleh para ahli IPA. Peran Guru hendaknya dapat menghaluskan

atau meluruskan konsep peserta didik yang keliru.

4) Tindak Lanjut

Pada tahap ini peserta didik diajak untuk membuat suatu keputusan dengan

mempertimbangkan penguasaan konsep IPA dan keterampilan yang

dimiliki untuk berbagai gagasan dengan lingkungan, atau dalam

kedudukan peserta didik sebagai pribadi atau sebagai anggota masyarakat.

Peserta didik juga diharapkan merumuskan pertanyaan lanjutan dengan

ditemukannya suatu penjelasan terhadap fenomena alam (konsep IPA),

Page 9: Sts

dan juga mengadakan pendekatan dengan berbagai unsur untuk

meminimalkan dampak negatif suatu hal atau yang merupakan tindakan

positif suatu masyarakat. Pengambilan tindakan ini di antaranya dapat

berupa kegiatan pengambilan keputusan, penerapan pengetahuan dan

keterampilan, membagi informasi dan gagasan,dan mengajukan

pertanyaan baru.

2.3 Tahapan Pembelajaran STS

Berikut adalah Tahapan-tahapan Model Pembelajaran Pendekatan STS

dalam bentuk tabel.

Tahapan Kegiatan Guru

1. Invitasi Memberikan pertan yaan

mengenai fenomena,

permasalahan biologi

yang relevan untuk

merangsang rasa ingin

tahu dan minat peserta

didik, untuk mengetahui

hal-hal yang sudah

diketahui peserta didik.

Peserta didik memberi

respon secara individual

atau kelompok dan

mengajukan suatu

masalah atau gagasan

yang akan dibahas

2. Eksplorasi Memberikan tugas agar

peserta didik mendapat

informasi yang cukup

melalui membaca,

observasi, wawancara,

diskusi, mengerjakan

LKS dan sebagainya

Mencari informasi dan

data dengan membaca,

observasi, berdiskusi,

merancang eksperimen,

menganalisa data

3. Eksplorasi dan

pemecahan

masalah

Memberikan tugas untuk

membuat laporan dan

mempresentasikan hasil

Membuat laporan hasil

penyelidikan, membuat

kesimpulan dan

Page 10: Sts

penyelidikan atau

eksperimen secara

ringkas

mempresentasikan hasil

4. Tindak Lanjut Memberikan penjelasan

mengenai tindakan yang

akan diajukan

berdasarkan hasil

penyelidikan

Memberikan solusi

pemecahan masalah atau

membuat keputusan dan

memberikan ide/gagasan

Sintaks pembelajaran IPA dengan model STS menurut Carin, Horsley, dan Yager

tersebut diilustrasikan seperti pada Gambar berikut ini.

2.4 Domain Model Pembelajaran STS

Model pembelajaran STS ini telah dikembangkan oleh Robert E. Yager

et al untuk membantu Guru-Guru dalam mengajarkan IPA untuk mencapai lima

tujuan utama. Tujuan-tujuan itu dikarakteristikkan sebagai "domain". Domain-

domain itu meliputi domain konsep, proses, aplikasi, kreativitas, dan sikap.

Page 11: Sts

2.4.1 Domain konsep

Domain konsep memfokuskan pada muatan IPAnya. Domain ini meliputi

fakta-fakta, prinsip, penjelasan-penjelasan, teori-teori dan hukum-hukum.

2.4.2 Domain proses

Domain ini menekankan pada bagaimana proses memperoleh pengetahuan

yang dilakukan oleh para saintis. Domain ini meliputi proses-proses yang sering

disebut keterampilan proses IPA, yaitu sebagai berikut: mengamati,

mengklasifikasi, mengukur, menginfer, memprediksi, mengenali variabel,

menginterpretasikan data, merumuskan hipotesis, mengkomunikasikan, memberi

definisi operasional, dan melaksanakan eksperimen

2.4.3 Domain Aplikasi

Domain ini menekankan pada penerapan konsep-konsep dan

keterampilan keterampilan dalam memecahkan masalah sehari-hari, misalnya

menggunakan proses-proses ilmiah dalam memecahkan masalah yang terjadi

dalam kehidupan sehari-hari, memahami dan menilai laporan media massa

mengenai pengembangan pengetahuan, pengambilan keputusan yang

berhubungan dengan kesehatan pribadi, gizi, dan gaya hidup yang didasarkan atas

pengetahuan/konsep-konsep IPA.

2.4.4 Domain kreativitas

Domain kreativitas terdiri atas interaksi yang komplek dari keterampilan-

keterampilan dan proses –proses mental. Dalam konteks ini, kreativitas terdiri atas

empat langkah, yaitu tantangan terhadap imajinasi (melihat adanya tantangan),

inkubasi, kreasi fisik, dan evaluasi.

2.4.5 Domain Sikap

Domain ini meliputi pengembangan sikap-sikap positif terhadap IPA

pada umumnya, kelas IPA, program IPA, kegunaan belajar IPA, dan Guru IPA,

serta yang tidak kalah pentingnya adalah sikap positif terhadap diri sendiri.

Page 12: Sts

2.5. Penerapan Pendekatan STM

Pendekatan STM, sesuai dengan pengertian dan tujuan yang diungkapkan

sebelumnya, dalam penerapannya di dalam kelas sesungguhnya tidak

membutuhkan konsep ataupun proses yang terlalu unik. Sebagaimana menurut

pandangan National Science Teachers Association (1990:1), there are no concepts

and/or processes uniqe to STS. Hanya saja, ada beberapa prinsip yang harus

dimunculkan dalam pendekatan STM menurut National Science Teachers

Association (1990:2) yaitu sebagai berikut:

1. Peserta didik melakukan identifikasi terhadap persoalan dan dampak

yang ditimbulkan dari persoalan tersebut yang muncul di sekitar

lingkungannya

2. Menggunakan sumberdaya lokal untuk mencari informasi yang dapat

digunakan dalam penyelesaian persoalan yang telah berhasil

diidentifikasi

3. Menfokuskan pembelajaran pada akibat yang ditimbulkan oleh sains

dan teknologi bagi peserta didik

4. Pandangan bahwa pemahaman terhadap konten sains lebih berharga

daripada sekedar mampu mengerjakan soal

5. Adanya penekanan kepada keterampilan proses yang dapat digunakan

peserta didik untuk menyelesaikan persoalannya sendiri

6. Adanya penekanan pada kesadaran berkarir, terutama karir yang

berhubungan dengan sains dan teknologi

7. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperoleh

pengalaman tentang aturan hidup bermasyarakat yang dapat

digunakan untuk menyelesaikan persoalan yang telah diidentifikasi

2.6. Sains-Teknologi-Masyarakat bagi Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu bidang studi yang

dibangun dari integrasi beberapa ilmu sosial yaitu Ilmu Bumi atau Geografi,

Page 13: Sts

Ekonomi, Sejarah, Sosiologi, dan Antropologi. Menurut Mulyasa (2002),

pengkajian akan fenomena sosial tidak dapat disikapi dari sudut pandang ilmu

geografi atau sejarah saja tetapi diperlukan ilmu-ilmu sosial lain seperti Ekonomi,

Antropologi, dan Sosiologi. Hal tersebut diperlukan karena dalam kenyataanya,

kegiatan manusia akan berdampak pada manusia yang lain serta lingkungannya.

Adanya saling ketergantungan satu dengan yang lain dan membutuhkan untuk

mempertahankan eksistensi hidupnya akan tetap ada.

Sesuai dengan fungsi dan tujuannya, Pengetahuan Sosial berfungsi

mengembangkan pengetahuan nilai dan sikap, serta keterampilan sosial peserta

didik untuk dapat menelaah masalah sosial yang dihadapi sehari-hari serta

menumbuhkan rasa bangga dan cinta terhadap perkembangan masyarakat

Indonesia, sedangkan tujuannya agar peserta didik mampu mengembangkan

pengetahuan, nilai, dan sikap serta keterampilan sosial yang berguna bagi dirinya,

untuk mengembangkan pemahaman tentang pertumbuhan masyarakat Indonesia

masa lampu hingga kini sehingga peserta didik bangga sebagai bangsa Indonesia.

Pembelajaran dengan pendekatan STM merupakan suatu bentuk

pembelajaran yang tidak hanya menekankan konsep-konsep sains yang biasa

digunakan dalam IPA. Walaupun sepintas terlihat bahwa sains dan teknologi lebih

cenderung untuk pembelajaran IPA, akan tetapi kajian tersebut tidak dapat lepas

dari peranan manusia. Peranan pendekatan STM dapat menjadi solusi dalam

pembelajaran IPS. IPA dan IPS bukanlah dikotomi karena kedua bidang tersebut

saling mendukung. Menurut Fajar (2004) pendekatan STM tidak perlu disusun

dalam pokok bahasan baru melainkan dapat disisipkan pada pokok bahasan yang

telah ada sehingga dapat memberikan gambaran yang utuh tentang berbagai aspek

kehidupan manusia.

Pendekatan STM dapat diimplementasikan pada pembelajaran IPS

dengan menekankan pada peran ilmu pengetahuan dan teknologi di dalam

berbagai kehidupan dan menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial terhadap

dampak ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang di masyarakat.

Berangkat dari isu-isu sosial yang berkembang pada masyarakat dan kehidupan

sehari-hari itu, siswa bersama dengan guru dapat selalu mengkaji fenomena sosial,

Page 14: Sts

merasakan dampak positif maupun negatif adanya teknologi, dan mengenal nilai

yang dianut dalam masyarakat.

2.7. Kelebihan dan Kekurangan pendekatan STS/STM.

Berdasarkan beberapa hasil penelitian tentang STS/STM ditemukan

beberapa kelebihan pendekatan STS/STM bagi siswa yang ditinjau dari beberapa

segi:

a. Siswa terlatih berfikir kritis dan logis

b. Siswa lebih memperhatikan perkembangan teknologi serta dapat

memanfaatkan secara bijaksana dan tepat guna

c. Siswa terampil dalam mengidentifikasi kemungkinan penyebab dan

efek hasil observasi kegiatan tertentu

d. Dapat memancing ide-ide kreatif siswa

e. Meningkatkan minat belajar siswa

f. Siswa melihat sains sebagai kebutuhan atau alat untuk

menyelesaikan masalah

Selain memiliki beberapa kelebihan, Aisyah (2007) mengemukakan empat

hambatan pembelajaran dengan pendekatan STS/STM, yaitu:

a. Memerlukan waktu analisa dan implementasi yang cukup lama

b. Dibutuhkan biaya yang besar

c. Dibutuhkan kompetensi guru yang baik

d. Diperlukan komunikasi dengan stake holder

Page 15: Sts

BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pendekatan Science, Technology and Society (STS) atau biasa disebut

juga pendekatan STM yaitu gabungan pendekatan konsep, pendekatan

keterampilan proses, pendekatan CBSA, pendekatan Inkuiri dan DiskoveriI, serta

pendekatan lingkungan. Pendekatan STM berawal dari isu-isu yang berkembang

di masyarakat akibat dampak kemajuan sains dan teknologi. Tahapan-tahapan

Model pembelajaran STS ada empat yaitu Invitasi, Eksplorasi, Eksplansi dan

pemecahan masalah, serta tindak lanjut. Domain model pembelajaran STS ada

lima yaitu : konsep, proses, Aplikasi, kreativitas, dan Sikap. Peranan pendekatan

STM juga dapat menjadi solusi dalampembelajaran IPS, mengingat IPA dan IPS

saling berkaitan.

3.2 Saran

Penulis sangat mengharapkan saran bagi yang membaca makalah ini.

Karena penulis merasa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Maka,

diharapkan bagi pembaca dalam memperhatikan perkembangan pendidikan

nasional seseorang menggunakan hal-hal atau uraian yang telah di uraikan oleh

penulis.

Page 16: Sts

DAFTAR PUSTAKA

Hasbullah. 2001. Dasar – Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raya Grafindo

Persada.

Nurdin, S. (2005). Jurnal: Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat

dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS SD.

(http://ppsupi.org/abstrakips2005.html.) diakses tanggal 12 April 2015

Prayekti. (2001). Jurnal: Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat tentang

Konsep Pesawat Sederhana dalam Pembelajaran IPA di Kelas 5 Sekolah

Dasar. (http://www.depdiknas.go.id/Jurnal/29/editorial.htm) diakses tanggal

12 Apri 2015

Rusmansyah, Irhasyuarna, Y. (2001). Jurnal: Implementasi Pendekatan Sains-

Teknologi- Masyarakat (STM) dalam Pembelajaran Kimia di SMU N

Banjarmasin. (http://www.depdiknas.go.id/Jurnal/40/editorial40.htm)

diakses tanggal 12 April 2015

Yusuf, Lufti. 2007.Strategi Pembelajaran Biologi. Padang: UNP Press

Djojo Suradisastra. (1991). Pendidikan IPS III. Jakarta : Depdikbud.

Fajar, Arnie. (2004). Portofolio dalam Pembelajaran IPS. Rosda Karya. Bandung:

Penerbit Rosda Karya.

Iskandar, L. (1996). Pelajaran Geografi 1 berdasarkan Kurikulum 1994 untuk

Kelas

1 SMU, Bandung : Penerbit Pakar Raya.

Mulyasa, E. (2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Penerbit Rosda

Karya.

Nurdin, S. (2005). Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dalam

Meningkatkan Hasil Belajar IPS SD. Jurnal.

Page 17: Sts

http://ppsupi.org/abstrakips2005.html.

Prayekti. (2001). Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat tentang Konsep

Pesawat

Sederhana dalam Pembelajaran IPA di Kelas 5 Sekolah Dasar. Jurnal.

http://www.depdiknas.go.id/Jurnal/29/editorial.htm - 35k -

Rusmansyah, Irhasyuarna, Y. (2001). Implementasi Pendekatan Sains-Teknologi-

Masyarakat (STM) dalam Pembelajaran Kimia di SMU N Banjarmasin.

Jurnal. http://www.depdiknas.go.id/Jurnal/40/editorial40.htm - 34k -

Somantri, M. Numan. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan

IPS.Bandung :

Penerbit Rosda Karya.