Upload
others
View
15
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
STUDI DESKRIPTIF MANAJEMEN PENYIARAN DALAM PROGRAM
DAKWAH “CAHAYA PAGI” DI RADIO SUARA SALATIGA FM
SKRIPSI
Skripsi ini Disusun untuk Melengkapi Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
OLEH
ICHA MISTIYANA ROSIDA
NIM. 43010-15-0004
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2019
vi
ABSTRAK
Rosida, Icha Mistiyana (2019). Studi Deskriptif Manajemen Penyiaran dalam
Program Dakwah “Cahaya Pagi” di Radio Suara Salatiga FM. Skripsi
Fakultas Dakwah, Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam,
Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Mukti Ali,
M.Hum.
Kata Kunci: Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing),
Penggerakan (Actuating), dan Pengawasan (Controlling), Radio.
Penelitian ini membahas tentang: Manajemen Penyiaran dalam Program
Dakwah “Cahaya Pagi” di radio Suara Salatiga FM. Dengan rumusan masalah: (1)
bagaimana perencanaan penyiaran dalam program dakwah “Cahaya Pagi” di
Radio Suara Salatiga FM?, (2) bagaimana pengorganisasian penyiaran dalam
program dakwah “Cahaya Pagi” di Radio Suara Salatiga FM?, (3) bagaimana
penggerakan penyiaran dalam program dakwah “Cahaya Pagi” di Radio Suara
Salatiga FM?, (4) bagaimana pengawasan penyiaran dalam program dakwah
“Cahaya Pagi” di Radio Suara Salatiga FM?
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kualitatif
dengan pendekatan deskriptif yaitu pendekatan yang menggambarkan secara
sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
antar fenomena yang diselidiki. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang ada dianalisis menggunakan
model Milles dan Huberman kemudian di tarik sebuah kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini adalah Radio Suara Salatiga FM telah menerapkan
proses manajemen penyiaran mulai dari perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, dan pengawasan dalam program dakwah “Cahaya Pagi”.
Perencanaan yang dilakukan dengan dapat mengatur/mengontrol jalannya siaran
mulai dari merencanakan kegiatan siaran yang meliputi penentuan sasaran,
pemrograman, penjadwalan, dan prosedur pelaksanaan. Pengorganisasian sumber
daya manusia yang dimiliki sesuai dengan tingkat pengalaman, keahlian, dan
kemampuan masing-masing. Menggerakkan sumber daya manusia yang ada
dengan cara memberikan motivasi dan bimbinga n serta komunikasi yang baik
antara atasan dan bawahan, dan dapat mengawasi segala aktivitas proses
pelaksanaan siaran baik secara langsung maupun tidak langsung.
vii
MOTTO
إن مع العسر يسرا
“Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan”
(QS. Al – Insyirah: 6)
“Kerja adalah rekreasi dan rekreasi adalah kerja”.
(Kristri Priyantara Wibawa, S.I. Kom, Programme Manager
Radio Suara Salatiga FM)
viii
PERSEMBAHAN
Puji Syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya,
skripsi ini dipersembahkan untuk:
1. Ibu tercinta Siti Maryanah, Bapak Mastrak tercinta yang senantiasa menjaga,
membimbing, memberikan motivasi, dukungan dan memberikan doa
terbaiknya.
2. Kakakku tersayang, Syarif Azhari beserta istrinya Susi Dwi Efrita, dan dua
ponakan terlucu, mas Reyhan dan dek Deaz yang selalu menghibur dan selalu
mendoakan agar menjadi orang yang sukses.
3. Keluarga besar Bani Sahli yang selalu memberi dukungan kepada saya,
terutama makde Komsiyah yang selalu mendoakan serta memberi nasihat.
4. Ibu Dr. Muna Erawati, M.Si selaku pembimbing akademik, yang selalu
memberikan arahan, dukungan, dan motivasi selama saya menjadi anak didik
beliau.
5. Bapak Dr. Mukti Ali, M. Hum selaku dosen pembimbing skripsi saya yang
telah sabar membimbing skripsi hingga selesai.
6. Bapak Kristri Priyantara Wibawa, S.I. Kom, Bu Gita, Bu Sita, Mas Randu,
Mbak Mutia, Trisna, Mbak Lala, Sabrina, Roy, Rizki, Mas Umam yang telah
membantu banyak dalam proses penyusunan skripsi dan telah memberikan
pengalaman yang luar biasa selama saya berada di Radio Suara Salatiga FM
sampai detik ini.
ix
7. Para jajaran pemerintahan kota Salatiga bagian Humas dan protokol yang
telah memberikan pengalaman dan pengetahuan selama kegiatan
Pengembangan Profesi Lapangan (PPL).
8. Sahabat-sahabat terbaik saya, Mbak Dina Rahayu, Bagas, Ageng, Mbak Siti
Aisah, Azmi, Devi, Lulu‟, Dika, Ulfa, Azni, Mbak Wahyu, Eni Nurfuadah,
Leli gendats, Fauziyah, Ida Us, Warhamna, Dek Masyrifah, Bagus Satriyo,
Tasdiq, Uswah, Zila, Sofa, Nana, Edi, Rifki, Mr. Honang, Ustazah Ressa,
Ustaz Bagus, Ustaz Iqbal, Om Ca, Alm. Mbak Rima, wafiq, dkk telah
membantu, menemani, mendoakan, memberikan semangat, dan tidak pernah
bosan mendengar keluh kesah saya.
9. Kakak tingkat KPI angkatan 2014 yang meluangkan waktunya untuk
membantu dan selalu kutanyai tentang skripsi, Mbak Alifia, Mas Rozikin,
dan yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
10. Keluarga besar Ma‟had Al-Jami‟ah IAIN Salatiga yang telah memberikan
pengalaman yang luar biasa, terutama Bapak Muhammad Mas‟ud,M.Pd
beserta keluarga yang mengajari saya cara berta‟dzim.
11. Untuk teman-teman S1 Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam angkatan 2015,
Keluarga besar Egypt Course di Pare dan teman-teman bidikmisi angkatan
2015.
12. Teman-teman yang mengenal saya dan sudah memberikan doa terbaiknya
beserta dukungannya. Semoga Allah membalas dengan kebaikan yang lebih.
x
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukurAlhamdulillah kehadirat Allah SWT atas rahmat
dan karunia-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta
salam penulis haturkan kepada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW, beserta
keluarga, para sahabat, serta para pengikutnya yang menjadi suri tauladan bagi
kita.
Penulis menyadari tanpa bantuan, motivasi dan bimbingan dari berbagai
pihak skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu
dalam kesempatan ini, penulis dengan tulus mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, Bapak Prof. Dr.
Zakiyuddin, M.Ag.
2. Dekan Fakultas Dakwah IAIN Salatiga, Bapak Dr. Mukti Ali, M. Hum
sekaligus sebagai dosen pembimbing skripsi.
3. Ketua Program Studi Komunikasi Penyiaran dan Islam IAIN Salatiga, Ibu
Dra. Hj Maryatin M.Pd.
4. Dosen Pembimbing Akademik, Ibu Dr. Muna Erawati, M.Si.
5. Seluruh jajaran dosen dan staf Fakultas Dakwah, khususnya program studi
Komunikasi dan Penyiaran Islam yang telah membekali ilmu pengetahuan.
6. Bapak Kristri Priyantara Wibawa, S.I. Kom, Bu Gita, Bu Sita, Mas Randu,
Mbak Mutia, Trisna, Mbak Lala, Sabrina, Roy, Rizki, Mas Umam yang telah
membantu banyak dalam proses penyusunan skripsi dan telah memberikan
xi
pengalaman yang luar biasa selama saya berada di Radio Suara Salatiga FM
sampai detik ini.
7. Keluarga besar Komunikasi dan Penyiaran Islam angkatan 2015 yang selalu
memberi dukungan dan motivasi dalam penulisan skripsi ini.
8. Para staf perpustakaan kampus tiga IAIN Salatiga.
9. Seluruh pihak yang telah membantu dan mendukung terlaksananya tugas
akhir ini.
Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan
yang lebih dari yang mereka berikan dan senantiasa selalu dalam lindungan-Nya.
Amin.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini terdapat banyak
kekurangan dan kelemahan. Sehingga kritik dan saran yang membangun dari
pembaca akan penulis terima dengan segala kerendahan hati. Semoga skripsi ini
membawa manfaat bagi penulis khususnya, serta para pembaca pada umumnya,
Aamiin.
Salatiga, 12 Agustus 2019
Penulis
Icha Mistiyana Rosida
NIM.43010150004
xii
DAFTAR ISI
COVER ...................................................................................................................... i
LOGO INSTITUT ...................................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................................. v
ABSTRAK ................................................................................................................. vi
MOTTO ..................................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ...................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... x
DAFTAR ISI .............................................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 7
E. Penegasan Istilah ............................................................................................ 8
F. Kerangka Berfikir........................................................................................... 11
G. Sistematika Penulisan .................................................................................... 13
BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka ................................................................................................ 14
B. Landasan Teori ............................................................................................... 17
1. Tinjauan Tentang Radio ........................................................................... 17
2. Tinjauan Tentang Manajemen Penyiaran................................................. 27
xiii
3. Tinjauan Tentang Dakwah ....................................................................... 40
4. Program Cahaya Pagi ............................................................................... 45
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan Pendekatan..................................................................... 47
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................................... 48
C. Obyek Penelitian ............................................................................................ 48
D. Sumber dan Jenis Data ................................................................................... 48
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 49
F. Teknis Analisis Data ...................................................................................... 51
G. Teknik Validitas Data .................................................................................... 52
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .............................................................................................. 53
1. Gambaran Umum ..................................................................................... 53
a. Sejarah Radio Suara Salatiga FM ...................................................... 53
b. Lokasi Radio Suara Salatiga FM ....................................................... 57
c. Visi dan Misi Radio Suara Salatiga FM ............................................. 58
d. Logo Radio Suara Salatiga FM .......................................................... 58
e. Struktur Organisasi Radio Suara Salatiga FM ................................... 58
f. Program Siaran Radio Suara Salatiga FM ......................................... 59
g. Sarana dan Prasarana Radio Suara Salatiga FM ................................ 61
2. Temuan Penelitian .................................................................................... 65
a. Perencanaan ........................................................................................ 66
b. Pengorganisasian ................................................................................ 68
c. Penggerakan ....................................................................................... 69
d. pengawasan......................................................................................... 71
B. Pembahasan .................................................................................................... 72
1. Perencanaan.............................................................................................. 72
2. Pengorganisasian ...................................................................................... 78
3. Penggerakan ............................................................................................. 84
xiv
4. pengawasan .............................................................................................. 87
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................... 93
B. Saran ............................................................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kerangka Berfikir ...................................................................................... 11
Tabel 4.1 Program Siaran Radio Suara Salatiga FM ................................................. 59
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Foto Logo Radio SSFM ......................................................................... 58
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Radio SSFM ........................................................... 58
Gambar 4.3 Foto Pendukung Alat Siar Radio SSFM ................................................ 60
Gambar 4.4 Foto Mixer .............................................................................................. 61
Gambar 4.5 Foto Mikrophone .................................................................................... 61
Gambar 4.6 Foto Antena Pemancar ........................................................................... 62
Gambar 4.7 Foto Komputer Siar ................................................................................ 63
Gambar 4.8 Foto Headphone ..................................................................................... 63
Gambar 4.9 Foto Pendingin Ruangan di ruang siar SSFM ........................................ 64
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi saat ini meningkat sangat pesat, ditandai dengan
banyaknya teknologi-teknologi baru yang bermunculan.Di zaman yang serba
teknologi ini, tak dipungkiri lagi bahwa masyarakat masih sangat bergantung
pada informasi.Informasi yang dibutuhkandapat diperoleh melalui berbagai
media, antara lain melalui TV, radio maupun surat kabar. Radio merupakan
salah satu media yang menyajikan informasi dengan cepat. Radio mampu
memberikan informasi-informasi berupa pendidikan, drama, infotainment,
hiburan, penawaran barang dan jasa, sekaligus sebagai sarana untuk kegiatan
dakwah.
Radio memanjakan pendengarnya dengan memberikan beragam
program yang kreatif, variatif, memenuhi kebutuhan, keinginan dan
kepentingan pendengar serta dapat menjangkau berbagai lapisan masyarakat.
Ragam program tersebut memberikan pilihan kepada pendengar dan
meningkatkan persaingan antara satu radio dengan radio lain. Jika program
radio yang disiarkan tidak sesuai, maka pendengar tidak sekedar memindah
gelombang atau frekuensi ke stasiun lain. Maka dari itu, seorang pengelola
stasiun radio dituntut untuk memperkaya kreativitasnya dalam membuat
sebuah program yang nantinya akan menarik perhatian pendengar.
Program-program yang diproduksi oleh stasiun radio dikelompokkan
menjadi dua bagian yaitu program hiburan dan program informasi.Program
2
hiburan biasanya adalah segala jenis siaran yang bertujuan dan berfungsi untuk
menghibur pendengarnya, salah satunya adalah program musik (Morissan,
2008:208).Program musik biasanya menyajikan berbagai jenis musik, seperti
musik pop, dangdut, lagu cover, campursari, keroncong, reggae dan
jazz.Sedangkan program informasi adalah segala jenis siaran yang bertujuan
untuk memberitahukan pengetahuan (informasi) seperti pengetahuan agama
ataupun segala macam peristiwa yang terjadi di sekitar masyarakat dalam
bentuk sebuah paket berita maupun seputar dakwah Islam.
Radio Suara Salatiga FM (SSFM) adalah salah satu stasiun radio yang
ada di Kota Salatiga.Radio Suara Salatiga FM ini berada pada gelombang
99.9MHz.Radio Suara Salatiga FM mempunyai slogan Informatif, Edukatif,
dan Berbudaya. Secara sosial, radio yang berdiri sejak 27 Mei 1967 ini telah
mampu berpartisipasi dan menjalankan peranannya dalam menyampaikan
berbagai macam hiburan dan informasi berita yang dibutuhkan oleh
masyarakat sekitar, termasuk mensosialisasikan program-program pemerintah
lokal dalam rangka mengembangkan potensi yang ada di daerah Kota Salatiga
khususnya dan menyajikan program yang bernuansa Islami.
Salah satu program acara yang ada di Radio Suara Salatiga yaitu
program dakwah Islam, bernama “Cahaya Pagi”. Siaran “Cahaya Pagi” ini
dimulai dari pukul 05.00-06.00 WIB, yang telah disiarkan setiap hari Senin
sampai Sabtu dengan menyuguhkan ceramah yang bernuansa Islami yang diisi
oleh beberapa penceramah seperti UstazHanan Attaki, Lc, MA, UstazAdi
Hidayat, Lc, MA, dan Habib Novel Alaydrus. Sampai sekarang siaran Cahaya
3
Pagi masih aktif mengudara dan mampu menarik perhatian pendengar.
Meskipun prosentasinya sedikit, format siaran di Radio Suara Salatiga FM
dalam bentuk persentasinya adalahberita 15%, penerangan / informasi 25 %,
pendidikan kebudayaan 15 %, agama 10%, hiburan dan musik 25%, iklan
layanan masyarakat 15%. Oleh karena itu dibutuhkan suatu manajemen yang
sistematis untuk mengatur dan mengantarkan pesan-pesan dakwah sehingga
penyampaian sebuah acara dakwah Islam dapat tepat sasaran, terorganisir
dengan baik demi terciptanya tujuan dakwah yang diinginkan dan dapat
diterima oleh masyarakat Muslim.
Adapun tantangan penyiaran Radio Suara Salatiga FM adalah
banyaknya persaingan yang berasal dari berbagai radio lokal, radio komunitas
dan stasiun radio lainnya yang menyiarkan program dakwah Islam. Selain
persaingan yang semakin tinggi, stasiun Radio Suara Salatiga FM juga
bersaing dengan televisi, dan media massa lainnya seperti internet, handphone,
surat kabar, majalah, DVD,VCD dan lain sebagainya. Supaya Radio Suara
Salatiga FM tidak kalah saing dengan media lainnya, maka diadakan
manajemen penyiaran yang tepat untuk menjalankan segala kegiatan yang
nantinya manajer akan menjalankan tanggungjawab utama terhadap bawahan
dan sumber daya organisasi dengan menjalankan fungsi manajemen.
Perencanaan penyiaran mencakup persiapan rencana dan strategi yang
akan digunakan untuk mencapai sebuah tujuan. Ketika perencanaan siaran
“Cahaya Pagi” tidak sesuai dengan jadwal waktu yang telah disiarkan, maka
disitu ada kesenjangan yang harus diselesaikan masalahnya. Program acara
4
“Cahaya Pagi” disiarkan pada pukul 05.00-06.00 WIB. Tetapi ketika program
acara “Cahaya Pagi” disiarkan pada pukul 05.30 WIB maka ada sesuatu kenapa
program acara “Cahaya Pagi” jamnya bisa menjadi mundur.Apakah acaranya
yang tidak sesuai dengan jadwal ataukah perencanaan yang belum sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Mengelola media penyiaran radio merupakan tantangan yang harus
dihadapi manajemen media penyiaran radio.Apalagi mengelola media
penyiaran pada dasarnya adalah mengelola manusia.Keberhasilan media
penyiaran bergantung pada bagaimana kualitas orang-orang yang bekerja pada
bidang tersebut.Namun kualitas manusia saja tidak cukup jika tidak disertai
dengan kemampuan pemimpin media penyiaran yang bersangkutan dengan
mengelola sumber daya manusia yang ada, karena alasan inilah manajemen
yang baik diperlukan pada media penyiaran.Setiap usaha agar menuju kearah
pencapaian tujuan harus didahului perencanaan yang baik. Allah berfirman
dalam (Q.S. Al-Hasyr:18)
يا ولتىظر وفس ما قدمت لغد واتقىا الل أيها الذيه آمىىا اتقىا الل
خبير بما تعملىن إن الل
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk
hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”( Q.S Al- Hasyr:18).
Tanpa perencanaan yang baik, maka kepengurusan, program, arah dan
tujuan akan menjadi tidak terarah dan tidak jelas, bahkan kegiatan evaluasi,
5
untuk mengetahui tingkatan kemajuan dan kemunduran suatu program yang
sedang dijalankan akan sulit dilakukan. Oleh karena itu, dengan perencanaan
yang baik dan matang diharapkan akan membuat program dakwah “Cahaya
Pagi” bisa berjalan dengan baik.
Media penyiaran pada dasarnya harus mampu melaksanakan berbagai
fungsi, yaitu fungsinya sebagai media informasi, media hiburan, media untuk
beriklan, media pendidikan, dan media pelayanan (Morissan,2008:4). Untuk
mampu melaksanakan seluruh fungsi tersebut sekaligus dapat memenuhi
kepentingan pendengar, pemasang iklan, pemilik dan karyawan merupakan
tantangan bagi manajemen. Sebagai organisasi atau perusahaan, media
penyiaran menggunakan manajemen dalam menjalankan kegiatannya, dan
setiap orang mempunyai tanggung jawab atas bawahan dan sumber daya
organisasi lainnya dengan menjalankan fungsi manajemen.
Manajemen dalam media penyiaran radio bertujuan untuk memudahkan
proses penyelenggaraan siaran radio agar dapat berjalan secara sistematis.
Pelaksanaan manajemen siaran radio yang sistematis akan berpengaruh
terhadap manajemen radio secara keseluruhan. Manajemen yang baik akan
berdampak pada minat seseorang untuk mendengarkan radio tersebut.
Penyebab kenapa pendengar lebih tertarik pada program acara musik dibanding
dengan program dakwah Islam bisa jadi akibat dari manajemen yang kurang
baik. Melihat kenyataan diatas apakah fungsi manajemen dalam program
dakwah Islamkurang baik sehingga program tersebut kurang diminati, tema
yang disampaikan kurang bagus, atau mad‟u yang kurang menarik.
6
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk menjaga
eksistensinya, sebuah stasiun radio harus dapat memikat hati para
pendengarnya dengan program-program siarannya dan sebuah eksistensi tidak
datang dengan sendirinya melainkan melalui persiapan persiapan dari berbagai
macam aspek salah satunya melalui fungsi manajemen.
Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti berupaya melakukan
penelitian mengenai manajemen penyiaran dalam program dakwah “Cahaya
Pagi” diRadio Suara Salatiga FM yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan seperti yang dikemukakan
oleh George R. Terry dalam teori manajemen.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka penulis
dapat merumuskan masalah yaitu:
1. Bagaimana perencanaanpenyiaran dalamprogram dakwah “Cahaya Pagi”
diRadio Suara Salatiga FM?
2. Bagaimana pengorganisasian penyiaran dalam program dakwah “Cahaya
Pagi” di Radio Suara Salatiga FM?
3. Bagaimana penggerakan penyiaran dalam program dakwah “Cahaya Pagi”
di Radio Suara Salatiga FM?
4. Bagaimana pengawasan penyiaran dalam program dakwah “Cahaya Pagi”
di Radio Suara Salatiga FM?
7
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perencanaan penyiaran dalam program dakwah “Cahaya
Pagi” di Radio Suara Salatiga FM.
2. Untuk mengetahui pengorganisasian penyiaran dalam program dakwah
“Cahaya Pagi” di Radio Suara Salatiga FM.
3. Untuk mengetahui penggerakan penyiaran dalam program dakwah “Cahaya
Pagi” di Radio Suara Salatiga FM.
4. Untuk mengetahui pengawasan penyiaran dalam program dakwah “Cahaya
Pagi” di Radio Suara Salatiga FM.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi nilai guna pada berbagai
pihak, yaitu :
1. Secara teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam
memberikan gambaran mengenai manajemen penyiaran dalam program
dakwah “Cahaya Pagi” di Radio Suara Salatiga FM yang meliputi
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan.
2. Secara praktis
a. Bagi Lembaga
1) Dapat menjadi kontribusi ilmiah bagi mahasiswa Fakultas Dakwah,
khususnya mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) dalam
bidang manajemen penyiaran dalam program dakwah“Cahaya Pagi”
di Radio Suara Salatiga FM.
8
2) Dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada radio, khususnya
pada instansi Radio Suara Salatiga FM dalam memanaj siarannya.
b. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah pengetahuan peneliti
tentang bagaimana manajemen penyiaran dalam program dakwah
“Cahaya Pagi” di Radio Suara Salatiga FM yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan.
c. Bagi Pembaca
Hasil penelitian diharapkan bisa menjadi informasi yang bermanfaat bagi
pembaca terutama bagi lembaga penyiaran radio dalam memanaj suatu
program acara.
E. Penegasan Istilah
Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam memahami judul
penelitian tentang “Studi Deskriptif Manajemen Penyiaran dalam Program
Dakwah“Cahaya Pagi” di Radio Suara Salatiga FM”, maka peneliti perlu
menjelaskan beberapa istilah yang ada dalam judul diatas sebagai berikut:
1. Manajemen Penyiaran
Mary Parker Follet (dalam T. Hani Handoko, 2009: 8) mendefinisikan
manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan orang lain.
Definisi ini mengandung arti bahwa para manajer mencapai tujuan-tujuan
organisasi melalui peraturan orang-orang lain untuk melaksanakan berbagai
tugas yang mungkin diperlukan, atau berarti dengan tidak melakukan tugas-
tugas itu sendiri.
9
Menurut Stoner (dalam T. Hani Handoko, 2009: 8) mengemukakan
manajemen adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber
daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang
telah ditetapkan. Definisi ini menjelaskan bahwa manejemen itu merupakan
suatu proses yang sistematis untuk melakukan pekerjaan.
Jadi manajemen adalah suatu proses untuk mencapai tujuan tertentu
dengan melakukan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan
pengawasan dengan memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber-
sumber lainnya untuk mencapai suatu tujuan.
Sedang definisi penyiaran menurut J.B. Wahyudi (1994:1) adalah
kegiatan penyelenggaraan siaran radio atau televisi yang diselenggarakan
oleh organisasi penyiaran radio atau televisi. Jadi, penyiaran adalah kegiatan
penyelenggaraan siaran radio melalui ruang angkasa oleh sumber frekuensi
dengan sinyal tertentu yang dipancarkan dan mampu didengar oleh publik.
Berdasarkan pemaparan diatas manajemen penyiaran adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan kegiatan
penyelenggaraan siaran radio melalui ruang angkasa oleh Radio Suara
Salatiga FM menggunakan sumber frekuensi dengan sinyal tertentu yang
mampu didengar oleh publik.
2. Program Dakwah “Cahaya Pagi”
Program secara etimologis berasal dari bahasa Inggris yaitu
Programme yang berarti acara atau rencana (Morissan.2008:97).Sedangkan
10
dakwah menurut Syekh Ali Makhfudh dalam Amin (2009: 3) adalah
mendorong manusia untuk berbuat kebajikan dan mengikuti petunjuk
(agama), menyeru mereka kepada kebaikan dan mencegah mereka dari
perbuatan mungkar agar memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
Sementara “Cahaya Pagi” adalah program dakwah Islam yang
menyajikan tausiyah dari beberapa pemuka agama, seperti UstazAdi
Hidayat, Lc,MA., Habib Novel Alaydrus dan UstazHanan Attaki, Lc,MA.
yang disiarkan setiap hari Senin sampai Sabtu setiap pukul 05.00-06.00
WIB di Radio Suara Salatiga FM berupa rekaman yang bersumber dari
Youtubedan sudah dilakukan proses pengeditan.
Jadi program dakwah “Cahaya Pagi” adalah suatu acara yang
disiarkan oleh Radio Suara Salatiga FM mengenai ajaran agama Islam
dengan narasumber yaitu Ustaz Adi Hidayat, Lc MA., Habib Novel
Alaydrus dan Usta Hanan Attaki, Lc, MA. yang disiarkan setiap hari Senin
sampai Sabtu pukul 05.00-06.00 WIB melalui rekaman dari Youtube yang
sudah diproduksi sebelumnya.
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan manajemen program dakwah “Cahaya Pagi” di Radio Suara Salatiga
FM dalam skripsi ini adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, dan pengawasan kegiatan penyelenggaraan program dakwah
“Cahaya Pagi” melalui Radio Suara Salatiga FM.
11
F. Kerangka Berfikir
Tabel 1.1 Kerangka Berfikir
1. Perencanaan penyiaran
dalam program dakwah
“Cahaya Pagi” diRadio
Suara Salatiga FM
meliputi:
a. Menentukan sasaran
b. pemprograman
c. penjadwalan
d. prosedur pelaksanaan
2. Pengorganisasian penyiaran
dalam program dakwah “Cahaya
Pagi” di Radio Suara Salatiga FM
3. penggerakan penyiaran dalam
program dakwah “Cahaya Pagi” di
Radio Suara Salatiga FM
4. pengawasan penyiaran dalam
program dakwah “Cahaya Pagi” di
Radio Suara Salatiga FM.
Manajemen
penyiaran dalam
program dakwah
“Cahaya Pagi” di
Radio Suara
Salatiga FM
Analisis menurut George R. Terry
12
Pertama yang dilakukan oleh peneliti yaitu mencari tahu apakah
manajemen radio sebuah stasiun radio itu benar-benar sama dengan apa yang
terjadi di lapangan. Peneliti melakukan observasi manajemen radio dalam
program dakwah “Cahaya Pagi” di Radio Suara Salatiga FM. Setelah peneliti
melakukan observasi, langkah selanjutnya peneliti mengumpulkan data-data
yang diperlukan dalam penelitian dengan menggunakan teori menurut George
R. Terry untuk dapat mengetahui manajemen radio yang diterapkan di Radio
Suara Salatiga FM. Teori yang dipakai yaitu perencanaan (Planning),
pengorganisasian (Organizing), penggerakan (Actuating), dan pengawasan
(Controlling). Perencanaan atau planning maksudnya menentukan tujuan untuk
lebih memudahkan target-target apa saja yang harus dicapai sesuai dengan
tujuan awal. Yang kedua dilakukan pengorganisasian atau organizing dengan
cara membentuk struktur organisasi yang sesuai dengan job desk masing-masing
atau pembagian kerja. Setelah itu dilakukan penggerakan atau actuating, di
mana karyawan harus mampu melaksanakan tugas/pekerjaannya sesuai dengan
job desk-nya. Yang terakhir dilakukan pengawasan/controlling. Pengawasan
dilakukan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditentukan tersebut
berhasil atau tidak, agar kita dapat mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan
Radio Suara Salatiga FM dalam melaksanakan manajemen penyiaran dalam
program dakwah “Cahaya Pagi”.
13
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pemahaman dalam penyusunan skripsi ini, peneliti
membuat sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab, yaitu:
BAB I : PENDAHULUAN, memuat latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, kerangka
berfikir dan sistematika pembahasan.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI, pada bab ini
berisikan pengertian radio, jenis-jenis radio, karakteristik radio, kelebihan dan
kekurangan radio, pengertian manajemen, pengertian penyiaran, fungsi-fungsi
penyiaran, pengertian dakwah, komponen-komponen dakwah di radio,
keberhasilan program radio, pengertian program dan profil Cahaya Pagi.
BAB III : METODE PENELITIAN, pada bab ini berisikan jenis dan
pendekatan penelitian, lokasi penelitian, obyek penelitian, teknik pengumpulan
data, teknik analisis data, dan teknik validitas data.
BAB IV :PEMBAHASAN, meliputi gambaran umum Radio Suara Salatiga
FM, lokasi, visi misi Radio Suara Salatiga FM, manajemen penyiaran dalam
program dakwah “Cahaya Pagi” di Radio Suara Salatiga FM yang terdiri dari
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan.
BAB V : PENUTUP, terdiri dari kesimpulan penelitian dan saran.
14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
Tinjauan pustaka harus mengemukakan hasil penelitian yang relevan
terkait dengan topik permasalahan baik berupa teori, konsep, analisis,
kesimpulan maupun kelebihan dan kelemahan penelitian tersebut.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam proses penelitian
“Manajemen Penyiaran Dalam Program Acara “Cahaya Pagi” di Radio Suara
Salatiga FM” peneliti akan mengacu pada beberapa pemikiran dan pembahasan
yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini diantaranya adalah:
1. Skripsi yang disusun oleh Moh. Anas Musafa‟ (2006) dengan judul
Manajemen Siaran Radio Suara Ibnu Abbas 106.7 IC FM Klaten. Pada
penelitian tersebut menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan data
yang dihasilkan dari wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini adalah pengelolaan Radio Suara Ibnu Abbas
dengan menggunakan manajemen kini dapat berjalan secara efektif dan
efisien, yaitu menggunakan teori George R. Terry dengan melakukan
pendekatan 4 unsur, diantaranya: perencanaan, perencanaan yang dilakukan
oleh tim produksi Radio Suara Abbas yaitu dengan langkah-langkah
perkiraan dan perhitungan masa depan; pengorganisasian yang tertata rapi,
satu bagian yang lain telah berjalan sesuai alur yang diterapkan dengan job
description; penggerakan yang meliputi pemberian motivasi, menjalin
komunikasi serta peningkatan mutu seorang da‟i telah dijalankan dengan
15
baik; serta pengawasan dengan melihat dari respon balik yang positif dari
pendengar serta memantau jalannya siaran dari daerah-daerah yang
terjangkau dan menerima masukan dari tokoh-tokoh yang dekat dengan
personil Radio Suara Ibnu Abbas.
2. Skripsi yang disusun oleh Ardiansyah (2009) dengan judul Manajemen
Siaran Dakwah Pada Radio Komunitas Swadesi FM Kabupaten Bantul.
Pada penelitian tersebut menggunakan metode penelitian kualitatif
pendekatan deskriptif. Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui
manajemen siaran dakwah yang dilakukan oleh radio komunitas Swadesi
FM Kabupaten Bantul.
Hasil penelitian dari Ardiansyah yaitu manajemen siaran dakwah
pada radio komunitas Swadesa FM dalam melaksanakan fungsi-fungsi
manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan
pengawasan yang semuanya sudah berjalan sesuai perencanaan. Hal ini
dibuktikan dengan adanya program kerja tim dari pihak penanggung jawab
manajemen dan proses pelaksanaan program siaran yang telah berjalan
sesuai dengan perencanaan.
3. Skripsi yang disusun oleh Budi Prasetyo (2010) dengan judul Manajemen
Siaran Dakwah di Radio (Tinjauan Manajemen Terhadap Pengelolaan
Radio Dakwah dengan Digunakannya Radio Internet di Radio Salma
Klaten). Pada penelitian tersebut menggunakan metode kualitatif
pendekatan deskriptif. Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui
manajemen siaran dakwah di radio Salma yang mencakup fungsi-fungsi
16
manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan
pengawasan dalam rangka mencapai tujuan penyiaran dakwah Islam.
Hasil penelitiannya yaitu pada radio internet sebagai media alternatif
untuk media berdakwah, selain menggunakan media radio konvensional,
pengelola radio Salma memanfaatkan radio internet sebagai pengembangan
usaha dengan meraih pendengar lebih banyak, sehingga bahan
pertimbangan periklanan bisa untuk mensponsori program acara.
4. Skripsi yang disusun oleh Willy Fajar Nugraha (2016), dengan judul
Manajemen Siaran Musik Stasiun Radio REM FM Universitas Negeri
Semarang. Pada penelitian tersebut menggunakan metode deskriptif
kualitatif dengan data yang dihasilkan dari observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Penelitian ini mengamati tentang manajemen siaran musik di
Stasiun Radio REM FM di Universitas Negeri Semarang dengan tujuan
untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana penerapan fungsi
manajemen pada siaran musik yang disiarkan oleh Stasiun Radio REM FM
Universitas Negeri Semarang.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Willy Fajar Nugraha
menunjukkan bahwa Radio REM FM dalam mengemas siaran musik yaitu
melalui beberapa tahapan manajemen diantaranya: perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan dimana dalam proses
manajemen siarannya bertumpu pada kerjasama antar divisi dengan
melibatkan program director sebagai pembuat program siar, musik director
sebagai penentu pemilihan lagu, production house sebagai pembuat jingle,
17
back song, iklan sponsor, dan spot. Sedangkan marketing sebagai pencari
sponsor dan pembiayaan untuk program siar seperti pembiayaan proses
produksi, penyiar sebagai pembawa acara program siar yang berinteraksi
langsung dengan pendengar, dan director sebagai penanggung jawab, serta
pengawas sistem kerja keseluruhan.
Berdasarkan dari penelitian di atas, maka peneliti menyimpulakan
bahwa aspek yang membedakan dengan penelitian yang sebelumnya
terletak pada objek dan subjek yang diteliti.Sejauh pencarian peneliti, belum
ada yang mencoba melakukan analisa terhadap “manajemen penyiaran
dalam program acara “Cahaya Pagi” di Radio Suara Salatiga FM”.
B. Landasan Teori
1. Tinjauan Tentang Radio
a. Pengertian Radio
Pada dasarnya radio dapat diartikan sebagai keseluruhan sistem
gelombang suara yang dipancarkan dari suatu stasiun dan dapat diterima
oleh pesawat-pesawat penerima dirumah, di mobil, di kapal dan
sebagainya. Radio adalah buah perkembangan teknologi yang
memungkinkan suara ditransmisikan secara serempak melalui gelombang
radio di udara (Astuti, 2008: 5)
Radio merupakan sumber informasi kompleks yang berfungsi
sebagai penyampaian informasi dan berita, perkembangan ekonomi,
hiburan dan propaganda politik. Bagi pendengarnya, radio adalah teman,
sarana komunikasi, sarana imajinasi, dan pemberi informasi. Sesuatu
18
yang harus ada dalam radio yaitu pertama, gelombang magnetis (suara);
kedua, dipancarkan stasiun pemancar, ketiga, diterima oleh audio atau
pesawat penerima. Jadi, radio bisa disebut sebagai sahabat yang dapat
menemani kegiatan sehari-hari para pendengarnya, seperti bekerja,
memasak, mencuci piring, menyapu, dan lain sebagainya. Adanya radio
tersebut sangat praktis sehingga masyarakat dapat mendengarkan radio
dimana saja dan kapan saja. Radio berfungsi sebagai penghibur,
penyampai informasi, dan melaksanakan fungsi pendidikan bagi
masyarakat. Radio sangat memperhatikan bagaimana cara berkomunikasi
terhadap masyarakat, maka stasiun radio memiliki khas masing-masing
dalam bersiaran untuk menarik minat dengar masyarakat sebanyak
mungkin.
b. Jenis-Jenis Radio
Jenis-jenis siaran radio dapat dibagi ke dalam tiga kategori yaitu
ditinjau dari segi frekuensi, gelombang dan dari penyelenggara
(Nurhasanahnana. 2010).
1) Berdasarkan frekuensi
Frekuensi adalah ukuran jumlah putaran ulang peristiwa dalam
selang waktu yang diberikan. Dalam hasil perhitungan dinyatakan
dalam satuan Hertz (hz) yaitu nama pakar fisika Jerman Heinrich
Rudolf Hertz, penemu dari fenomena ini.
19
Berdasarkan frekuensi radio terbagi dalam dua bagian yaitu;
a) Amplitudo Modulasi (AM)
Saluran AM merupakan saluran yang pertama kali
digunakan dalam teknologi penyiaran. Menurut ketentuan
internasional, saluran AM berada pada blok frekuensi 300-3.000
KHz. Pada sistem AM, sinyal informasi mengubah-ubah amplitudo
gelombang pembawa, namun frekuensinya tetap. Kelemahan dari
AM adalah mudah terganggu oleh gangguan atmosfer dan kualitas
suara terbatasi oleh bandwidth yang sempit.
b) Frekuensi Modulasi (FM).
Saluran FM merupakan suatu bentuk modulasi dimana
frekuensi sinyal pembawa divariasikan secara proporsional
berdasarkan amplitudo sinyal informasi. Amplitudo sinyal
pembawa tetap konstan. Saluran FM ditetapkan secara
internasional berada pada blok frekuensi Very High Frecuency
(VHF), yaitu 30-300 MHz. Modulasi frekuensi memiliki bandwidth
yang lebih lebar daripada modulasi amplitudo sehingga bisa
menghasilkan suara stereo dengan menyatukan beberapa saluran
audio pada satu gelombang carrier. FM lebih tahan terhadap
gangguan sehingga dipilih sebagai modulasi standar untuk
frekuensi tinggi. Keuntungan FM antara lain potensi gangguan jauh
lebih kecil dan daya yang digunakan lebih kecil.
20
2) Berdasarkan gelombang
a) Gelombang panjang (long wave). Gelombang jenis ini memiliki
signal yang panjang sehingga mampu menjangkau range area yang
sangat luas.
b) Gelombang pendek (short wave). Gelombang yang menggunakan
udara sebagai mediator.
c) Gelombang medium (medium wave). Gelombang yang
menggunakan permukaan bumi sebagai mediator.
3) Berdasarkan penyelenggara
a) Radio milik negara
Sebelum menjadi Lembaga Penyiaran Publik sejak tahun
2000, Radio Republik Indonesia (RRI) berstatus sebagai
Perusahaan Jawatan (Perjan) yaitu badan usaha milik negara
(BUMN) yang tidak mencari untung. Dalam status perusahaan
Jawatan dapat dikatakan sebagai status transisi dari Lembaga
Penyiaran Pemerintah menuju Lembaga Penyiaran Publik pada
masa reformasi. Sejak tahun 2005, RRI resmi menjadi Lembaga
Penyiaran Publik.
b) Radio publik
Lembaga Penyiaran Publik (LPP) RRI dikembangkan/
dibangun mengacu pada UU No. 32/2002 dan PP No. 12/2005
sebagai lembaga yang independen, netral dan tidak komersial dan
berfungsi melayani kepentingan masyarakat, sebagai corong publik
21
bukan corong pemerintah. Tugas LPP RRI, menurut PP No.
12/2005 adalah memberi layanan informasi, pendidikan, hiburan
sehat, kontrol dan perekat sosial dan pelestari budaya bangsa
melalui siaran yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat di
wilayah NKRI.
c) Radio Swasta/Komersial
Radio siaran swasta FM dan AM yang dapat digunakan
untuk menyampaikan informasi. Penyelenggara radio swasta
tentunya lebih memfokuskan pada keuntungan, pengelola radio
swasta berdasarkan hasil rating oleh surveyor dan juga selera atau
kreatifitas pengelola. Kepentingan radio swasta diarahkan kepada
segmen pasar yang disasar. Dalam siarannya radio swasta
mengikuti keinginan selera pasar. Hidup dan matinya radio swasta
terletak pada pemasang iklan.
d) Radio Komunitas
Adalah stasiun siaran radio yang dimiliki, dikelola,
diperuntukkan di inisiatifkan dan didirikan oleh sebuah komunitas.
Radio komunitas sering disebut sebagai radio sosial, radio
pendidikan atau radio alternatif.
e) Radio asing
Radio luar negeri yang bisa didengar di Indonesia, biasanya
menggunakan jaringan satelit.
22
c. Karakteristik Radio
Radio merupakan salah satu media massa yang hadir di tengah
masyarakat. Keberadaannya masih diminati oleh masyarakat dalam
penyampaian informasi. Radio merupakan media auditif (hanya bisa
didengar) dan bisa dibawa atau didengarkan di mana-mana. Fungsi radio
digunakan sebagai media ekspresi, komunikasi, informasi, pendidikan
dan hiburan. Radio memiliki kekuatan sebagai media imajinasi, sebab
sebagai media yang buta, radio menstimulasi begitu banyak suara, dan
berupaya memvisualisasikan suara penyiar ataupun informasi faktual
melalui telinga pendengarnya (Oramahi,2012:120).
Penyampaian pesan melalui media radio siaran terdapat cara
tersendiri, yakni apa yang disebut dengan radio style atau gaya radio.
Gaya radio yang menjadi karakteristik dari radio itu sendiri, antara lain:
1) imajinatif, karena hanya indra pendengaran yang digunakan oleh
khalayak dan pesannya pun hanya selintas, maka radio dapat
mengajak pendengarnya untuk berimajinasi.
2) Auditori yaitu sebagai konsekuensi dari radio untuk didengar. Karena
kemampuan mendengar manusia terbatas, maka pesan komunikasi
melalui radio diterima dengan selintas. Oleh sebab itu, pesan radio
harus disusun secara singkat dan jelas.
3) Akrab. Seorang penyiar radio seolah-olah berada dikamar pendengar,
menemani pendengar dalam mobil, dan di tempat-tempat lainnya
dimana saja pendengarnya berada.
23
4) Gaya percakapan. Sekalipun pesan radio didengar oleh ribuan orang,
tetapi pendengar berada di tempat yang terpisahkan dan bersifat
pribadi. Dengan demikian materi siaran kata radio bergaya
percakapan (Masduki, 2004: 32-35).
d. Kelebihan Radio
Menurut Asep Syamsul M. Romli (2009:19-20) radio memiliki
kelebihan-kelebihan, diantaranya:
1) Cepat dan Langsung. Sarana tercepat, lebih cepat dari TV ataupun
koran, dalam penyampaian informasi kepada publik tanpa melalui
proses yang rumit dan butuh waktu banyak seperti siaran TV atau
sajian media cetak. Hanya melalui telepon, reporter radio dapat
secara langsung menyampaikan berita atau melaporkan peristiwa
yang ada dilapangan.
2) Akrab. Radio adalah alat yang akrab dengan pemiliknya. Anda jarang
sekali duduk dalam satu grup dalam mendengarkan radio, tetapi
biasanya mendengarkannya sendirian, seperti di kamar tidur, di
dapur, di mobil, dan sebagainya.
3) Personal. Jadi teman, karena mampu menyentuh pribadi pendengar.
Suara penyiar hadir di rumah atau di dekat pendengar.
Pembicaraannya langsung menyentuh aspek pribadi (interpersonal
communications), dengan pendekatan pribadi (personal approach),
sehingga radio menjadi teman pribadi yang setia.
24
4) Hangat. Paduan kata-kata, musik, dan efek suara dalam siaran radio
mampu mempengaruhi emosi pendengar. Pendengar akan bereaksi
atas kehangatan suara penyiar dan seringkali berfikir bahwa penyiar
adalah seorang teman bagi mereka.
5) Sederhana. Tidak rumit, tidak banyak pernik, baik bagi pengelola
maupun pendengar. Keenam, Tanpa Batas. Jangkauan wilayah
siarannya luas, siaran radio menembus batas-batas geografis,
demografis, SARA (Suku, Agama, Ras, Antargolongan), dan kelas
sosial. Radio juga bisa dinikmati oleh yang buta huruf. Hanya
“tunarungu” yang tak mampu mengonsumsi atau menikmati siaran
radio.
6) Murah. Dibandingkan dengan berlangganan media cetak atau harga
pesawat televisi, pesawat radio relatif jauh lebih murah. Pendengar
pun tidak dipungut bayaran sepeser pun untuk mendengarkan radio.
Orang bisa mendengarkan aneka musik, hiburan, dan informasi, tanpa
harus membayar alias gratis.
7) Fleksibel. Siaran radio bisa dinikmati sambil mengerjakan hal lain
tanpa mengganggu aktivitas yang lain, seperti mengemudi, memasak,
belajar, membaca koran atau buku, dan lain sebagainya.
e. Kelemahan Radio
Radio, disamping memiliki kelebihan, radio juga memiliki
beberapa kelemahan, diantaranya:
25
1) Selintas. Dapat diakses cepat dan seketika, juga cepat hilang dan
gampang dilupakan. Pendengar tidak bisa mengulang apa yang
didengarnya, tidak bisa seperti membaca koran yang bisa mengulang
bacaannya dari awal tulisan.
2) Global. Sajian informasi radio bersifat global, tidak detil, karena
angka-angka pun dibulatkan. Misalnya, penyiar akan menyebutkan
“seribu orang lebih” untuk angka 1.053 orang.
3) Batasan Waktu. Waktu siaran radio relatif terbatas, hanya 24 jam
sehari, berbeda dengan surat kabar yang bisa menambah jumlah
halaman dengan bebas. Waktu 24 jam sehari tidak bisa ditambah
menjadi 25 jam atau lebih.
4) Linier. Program disajikan dan dinikmati pendengar berdasarkan
urutan yang sudah ada, tidak bisa meloncat-loncat. Beda dengan surat
kabar, pembaca bisa langsung ke halaman tengah, akhir atau
langsung ke rubrik yang ia sukai. Kelima, Mengandung gangguan.
Seperti timbul-tenggelam (fading) dan gangguan teknis “channel
noise factor”. Keenam, Lokal. Media radio bersifat lokal, hanya di
daerah yang ada frekuensinya (Romli,2009:21)
f. Keberhasilan Program Radio
Semua program radio yang sukses memiliki elemen-elemen,
meliputi:
26
1) Konflik
Konflik yaitu adanya benturan kepentingan atau benturan
karakter diantara tokoh-tokoh yang terlibat. Tanpa adanya konflik
maka kecil kemungkinan program itu akan mampu menahan perhatian
pendengar.
2) Durasi
Creative Programme sebaiknya tidak membuat suatu program
yang hanya bersifat satu kali tayang. Suatu program yang berhasil
adalah program yang dapat bertahan lama.
3) Kesukaan
Pendengar memilih program yang menampilkan pemain utama
atau pembawa acara yang mereka sukai, yaitu orang-orang yang
membuat pendengar merasa nyaman.
4) Konsistensi
Suatu program harus konsisten terhadap tema dan karakter
pemain sejak awal.
5) Energi
Setiap program harus memiliki energi yang mampu menahan
pendengar untuk tidak mengalihkan perhatiannya kepada hal-hal lain.
6) Timing
Creative Programme dalam memilih suatu program siaran
harus mempertimbangkan waktu penayangan (timing), yaitu apakah
27
program yang bersangkutan itu sudah cocok atau sesuai dengan
zamannya.
7) Tren
Seorang creative programme dalam memilih program harus
memiliki kesadaran terhadap adanya hal-hal yang tengah digandrungi
(tren) ditengah masyarakat (Morissan, 2008: 363).
2. Tinjauan Tentang Manajemen Penyiaran
a. Pengertian Manajemen Penyiaran
Manajemen pada dasarnya membutuhkan interaksi dan sinergitas
antar komponen organisasi dengan menggerakkan sumber daya manusia
yang dimiliki, yang bertujuan untuk mewujudkan harapan dan cita-cita
organisasi. Ditinjau dari suatu ilmu, manajemen memiliki objek studi,
pendekatan, strategi, metode sehingga dapat digunakan dan diterapkan
dalam masyarakat. Dengan demikian manajemen memiliki keterkaitan
dengan berbagai ilmu lainnya, sehingga memungkinkan manajemen
dapat dipelajari, diteliti, dianalisis, dan dikembangkan sebagai ilmu
terapan dalam mengelola suatu organisasi. Sebagai suatu proses
manajemen membutuhkan desain dan strategi yang di dalamnya ada ide
dan gagasan dasar organisasi yang akan dicapai melalui proses
manajemen (Rokhmiyati, Sri, 2018: 232).
Mary Parker Follet dalam T. Hani Handoko(2009: 8)
mendefinisikan manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan
orang lain. Definisi ini mengandung arti bahwa para manajer mencapai
28
tujuan-tujuan organisasi melalui peraturan orang-orang lain untuk
melaksanakan berbagai tugas yang mungkin diperlukan, atau berarti
dengan tidak melakukan tugas-tugas itu sendiri.
Menurut Stoner dalam T. Hani Handoko(2009: 8) mengemukakan
manajemen adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan
sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan. Definisi ini menjelaskan bahwa
manejemen itu merupakan suatu proses yang sistematis untuk melakukan
pekerjaan.
Atas dasar uraian di atas, bisa disimpulkan bahwa pada dasarnya
manajemen dapat didefinisikan sebagai proses untuk mencapai sebuah
tujuan dengan melaksanakan fungsi dasar manajemen yang meliputi
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan
(actuating), dan pengawasan (controling).
Kata siaran merupakan arti dari kata broadcast dalam bahasa
Inggris. Undang-Undang Penyiaran memberikan pengertian siaran
sebagai pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau
suara dan gambar atau yang berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat
interaktif maupun tidak, yang dapat diterima melalui perangkat penerima
siaran. Sementara penyiaran merupakan padanan kata broadcasting yang
memiliki pengertian sebagai kegiatan pemancarluasan siaran melalui
29
sarana pemancaran atau sarana transmisi di darat, dilaut atau di antariksa
dengan menggunakan spektrum frekuensi radio (sinyal radio) yang
berbentuk gelombang elektromagnetik yang merambat melalui udara,
kabel dan media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan
bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran
(Morissan, 2008: 32). Terdapat lima syarat mutlak yang harus dipenuhi
untuk dapat terjadinya penyiaran. Kelima syarat tersebut jika diurutkan
berdasarkan pada apa yang harus diadakan yaitu Pertama, harus tersedia
spektrum frekuensi radio. Kedua, harus ada sarana pemancaran/transmisi.
Ketiga, harus ada perangkat penerimaan siaran (receiver). Keempat,
harus ada siaran (program atau acara). Kelima, harus dapat diterima
secara serentak/bersamaan (Morissan, 2008: 33). Dari kelima syarat
penyiaran di atas radio Suara Salatiga FM telah memenuhi kriteria
penyiaran yang sesuai dengan Undang-Undang No. 32 Tahun 2002.
Ketentuan umum Undang-Undang No. 32 Tahun 2002 tentang
Penyiaran, memberikan definisi khusus penyiaran sebagai kegiatan
pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/ atau media
lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh
masyarakat dengan perangkat penerima siaran. jadi penyiaran adalah
pancaran kegiatan penyelenggaraan siaran radio melalui ruang angkasa
oleh sumber frekuensi dengan sinyal tertentu yang mampu didengar oleh
publik.
30
Kegiatan penyelenggaraan penyiaran merupakan lembaga
penyiaran yang diperlukan untuk suatu manajemen yang disebut
manajemen penyiaran. J.B Wahyudi berpendapat bahwa definisi
manajemen penyiaran adalah kemampuan seseorang untuk
mempengaruhi atau memanfaatkan kepandaian atau ketrampilan orang
lain untuk merencanakan, memproduksi dan menyiarkan siaran untuk
mencapai tujuan bersama. Output dari penyiaran adalah siaran,
sedangkan input dari penyiaran selain tenaga kerja, modal dan sarana
adalah kebutuhan khalayak, dimana input tersebut melibatkan lingkungan
luar dimana objek dan elemen dalam sistem tersebut saling berkaitan (J.B
Wahyudi, 1994: 39)
Manajemen penyiaran dalam judul skripsi ini adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan dalam
program dakwah “Cahaya Pagi” yang disiarkan melalui ruang angkasa
oleh radio Suara Salatiga FM menggunakan sumber frekuensi dengan
sinyal tertentu yang mampu didengar oleh publik.
b. Fungsi-Fungsi Manajemen
Menurut Julitriarsa (1992: 2) ada beberapa pendapat tentang
fungsi-fungsi manajemen, diantaranya:
1) Menurut Newman
a) Planning
b) Assembling resources
31
c) Directing
d) Controlling
2) Menurut Louis A. Alen
a) memimpin
b) merencanakan
c) menyusun
d) mengawasi
3) Menurut George R. Terry
a) planning
b) organizing
c) actuating
d) controlling
4) Menurut Henry Fayol
a) Forecasting and planning
b) Organizing
c) Commanding
d) Coordinating
e) Controlling
Dari beberapa pendapat tersebut, peneliti mengambil pendapat
dari George R. Terry yang menyatakan bahwa fungsi-fungsi manajemen
terdiri dari planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian),
Actuating (Penggerakan) dan Controlling (Pengawasan).
32
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan yang baik adalah ketika apa yang dirumuskan
ternyata dapat direalisasikan dan mencapai tujuan yang diharapkan.
Perencanaan yang buruk adalah ketika apa yang telah dirumuskan dan
ditetapkan ternyata tidak berjalan dalam implementasi, sehingga
tujuan organisasi tidak terwujud. Menurut George R. Terry, untuk
mengetahui apakah perencaan itu baik atau tidak dapat dijawab
melalui pertanyaan-pertanyaan dasar mengenai perencanaan, yaitu
What (Apa), Why (Mengapa), Where (Dimana), When (Kapan), Who
(Siapa), dan How (Bagaimana) (Sule, 2005: 97).
Dalam perencanaan harus diputuskan “apa yang harus
dilakukan, bagaimana melakukannya dan siapa yang melakukannya”
(Morissan, 2008: 138). Pengelola stasiun penyiaran harus memulai
kegiatan dengan menetapkan tujuannya terlebih dahulu. Perencanaan
yang baik dapat dicapai dengan mempertimbangkan kondisi waktu
saat ini dan yang akan datang. Mengenai proses perencanaan dan
penetapan program penyiaran itu mencakup langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Menentukan sasaran
Penentuan sasaran akan menjadi langkah awal dari
pembuatan sebuah perencanaan. Sasaran pendengar juga menjadi
tolok ukur untuk menentukan rencana yang akan dibuat. Stasiun
radio yang berada di kota besar tidak dapat lagi membidik semua
33
kalangan atau lapisan masyarakat. Stasiun di kota besar harus
membidik pendengar secara lebih khusus, seperti kalangan remaja,
perempuan, kalangan pebisnis dan lain-lain. pengelola media
penyiaran harus mengacu kepada pernyataan visi dan misi
organisasi atau perusahaan. Banyak perusahaan yang telah
memiliki visi dan misi atau tujuan yang tertulis jelas baik yang
berjangka waktu menengah maupun yang berjangka panjang
(Morissan, 2008: 139).
b. Pemprograman
Pemprograman merupakan sebuah proses yang bertujuan
untuk mengatur program agar lebih baik. Kegiatan ini meliputi
penentuan bentuk, isi, serta cara penanganan program yang telah
dibuat. Program yang dibuat nantinya akan menjadi produksi utama
yang akan menjadi daya tarik pendengar. Melalui program yang
berlangsung akan membentuk image radio tersebut. Peran creative
programme tentunya sangat berperan penting, karena creative
programmedituntun untuk menjadi orang yang kreatif dalam
menciptakan program.
c. Penjadwalan
Pada tahap penjadwalan, akan dibahas berapa lama waktu
yang diperlukan untuk melaksanakan tindakan agar mencapai
tujuan, kapan rencana program yang telah dibuat akan diproduksi
34
dan disiarkan, mengatur alokasi waktu dan materi siaran dalam
sehari, seminggu, hingga setahun.
d. Prosedur
Prosedur merupakan cara yang dilakukan untuk
melaksanakan kegiatan agar menjadi hasil yang baik dengan
aturan-aturan yang telah ada. Melalui prosedur ini semua kegiatan
dalam penyiaran akan tersusun rapi.
Ada dua cara dalam menghasilkan proses produksi penyiaran:
1) On Air
On Air merupakan suatu cara produksi siaran radio
secara langsung tanpa adanya pengeditan terlebih dahulu. Cara
ini biasanya dilakukan untuk program yang langsung adanya
interaksi antara penyiar dan pendengar melalui telepon atau
melalui sms. Misalnya program acara dialog yang
mendatangkan narasumber ke studio, maka pendengar bisa
bertanya langsung dengan narasumber jika belum paham dengan
materi yang disampaikan melalui telepon atau sms.
2) Off Air
Off air merupakan cara produksi program dengan cara
merekam, kemudian melakukan pengeditan suara, backsound,
dan lain-lain. misalnya saja pada program sandiwara radio, yang
melakukan perekaman berdasarkan naskah radio kemudian
35
ditambahkan backsound seperti bunyi orang berjalan, bayi
menangis, bunyi pintu, dan suara-suara lain.
Perencanaan dalam siaran radio menurut Onong Uchjana
Effendy dapat dibedakan menjadi tiga kategori yaitu: rencana siaran
bulanan, rencana siaran mingguan, dan rencana siaran harian.
a. Rencana siaran bulanan
Acara bulanan disusun hanya pada garis besarnya saja.Jenis
mata siaran ditentukan oleh staf siaran dalam suatu pertemuan yang
khusus untuk membahas kesempurnaan produksi siaran. Dalam
skema bulanan ini belum ditentukan nama perkumpulan yang akan
mengisi mata siaran dan nama-nama lagu-lagu yang akan disajikan,
akan tetapi baru jenis mata siarannya saja.
b. Rencana siaran mingguan
Rencana siaran mingguan meliputi acara siaran untuk
selama tujuh hari, dimulai hari Minggu dan diakhiri hari
Sabtu.Acara-acara ini merupakan penjabaran dari rencana siaran
bulanan.Judul dan jenis serta penyelenggaranya sudah dicantumkan
karena segalanya sudah pasti.Dalam rencana siaran mingguan ini
dapat dicantumkan nama-nama penyiar dan operator untuk masing-
masing acara.Jelas tertera nama-nama petugas yang seharusnya
mendadak berhalangan.Hal ini dimaksudkan agar para penyiar dan
operator tersebut dapat menyiapkan diri untuk penyajian dan
36
pengaturan, sehingga pesan-pesan yang sampai kepada para
pendengar benar-benar dapat diterima, dimengerti, dan disenangi.
c. Rencana siaran harian
Rencana siaran harian merupakan penjabaran dari rencana
siaran mingguan. Bukan tidak mungkin bahwa dalam perencanaan
siaran terjadi perubahan. Dengan perencanaan yang baik,
perubahan yang bisa terjadi sewaktu-waktu dapat ditangani dengan
segera, sehingga hidangan kepada para pendengar tetap
memuaskan.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Menurut Peter Pringle dalam Morissan(2008: 150)
pengorganisasian (organizing) adalah proses pengaturan sumber daya
manusia dan materi dalam suatu struktur formal dimana tanggung
jawab diberikan kepada berbagai unit, posisi, dan personel tertentu.
Dua aspek utama proses penyusunan struktur organisasi adalah
departementalisasi dan pembagian kerja. Departementalisasi
merupakan pengelompokan kegiatan-kegiatan kerja suatu organisasi
agar kegiatan-kegiatan yang sejenis dan saling berhubungan dapat
dikerjakan bersama. Sedangkan pembagian kerja adalah pemerincian
tugas pekerjaan agar setiap individu dalam organisasi
bertanggungjawab dan melaksanakan sekumpulan kegiatan yang
terbatas. Kedua aspek ini merupakan dasar proses pengorganisasian
37
suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara
efektif dan efisien.
Dengan melihat pengertian-pengertian di atas, peneliti bisa
simpulkan bahwa pengorganisasian adalah proses pengelompokan
sumber daya yang dimiliki menjadi struktur organisasi dan diberikan
tanggung jawab untuk mencapai tujuan bersama.
3. Penggerakan (Actuating)
Menurut Onong Uchjana Effendy, actuating adalah
penggerakan atau penggiat yang berarti upaya pengerahan sambil
merangsang para anggota kelompok agar melaksanakan tugas-
tugasnya dengan gairah atau semangat. Pengerahan ini meliputi
kegiatan-kegiatan memimpin, membimbing dan mengarahkan
sehingga anggota kelompok itu memiliki aktifitas serta kreatifitas
dalam melaksanakan rencana dan mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Upaya pengarahan tersebut dapat berupa pengeluaran
perintah, memberi bimbingan maupun instruksi kepada bawahannya
agar tergerak hatinya untuk melaksanakan tugas-tugas dengan baik.
Definisi diatas terlihat bahwa tercapai atau tidaknya tujuan
tergantung kepada bergerak atau tidaknya seluruh anggota kelompok
manajemen, mulai dari tingkat atas, menengah sampai bawah.
Tercapainya tujuan bukan hanya tergantung pada perencanaan dan
pengorganisasian yang baik, melainkan juga tergantung pada
penggerakan dan pengawasan. Perencanaan dan pengorganisasian
38
hanyalah merupakan landasan yang kuat untuk adanya penggerakan
yang terarah kepada sasaran yang dituju.
Penggerakan terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pemberian Motivasi dan Bimbingan
Keberhasilan stasiun penyiaran dalam mencapai tujuannya
terkait sangat erat dengan tingkatan untuk derajat kepuasan
karyawan dalam memenuhi kebutuhannya, semakin tinggi tingkat
kepuasan karyawan maka kemungkinan semakin besar karyawan
memberikan kontribusi terbaiknya untuk mencapai tujuan stasiun
radio. Keadaan ini harus membuat manajer menyadari kebutuhan
masing-masing individu karyawan serta mampu memberi motivasi
dan bimbingan agar karyawan dapat berkarya lebih baik. Misalnya
pemberian bonus untuk karyawan yang telah melaksanakan
tugasnya dengan hasil yang maksimal dan memberikan bimbingan
kepada karyawan yang belum mengerti apa yang harus dilakukan.
2. Menjalin Komunikasi
Stoner, Freeman, dan Gilbert mendefinisikan komunikasi
adalah proses dimana seseorang berusaha untuk memberikan
pengertian atau pesan kepada orang lain melalui pesan simbolis.
Komunikasi bisa dilakukan secara langsung maupun tidak
langsung, dengan menggunakan berbagai media komunikasi yang
tersedia. Komunikasi langsung berarti komunikasi disampaikan
39
tanpa menggunakan mediator atau perantara, sedangkan
komunikasi tidak langsung berarti sebaliknya (Sule, 2005: 296).
Komunikasi adalah faktor yang sangat penting untuk
melaksanakan fungsi manajemen secara efektif. Cara yang
digunakan pimpinan agar karyawan mengetahui dan menyadari
tujuan dan rencana stasiun penyiaran agar mereka dapat berperan
secara penuh dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
4. Pengawasan (Controlling)
Definisi pengawasan menurut Robert J. Mockler dalam
Sule(2005: 318) pengawasan manajemen adalah suatu usaha
sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-
tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik,
membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan
sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-
penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan
untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan digunakan
dengan cara paling efektif dalam pencapaian tujuan-tujuan
perusahaan.
Jadi pengawasan merupakan proses kegiatan untuk mengetahui
hasil pelaksanaan, kegagalan, kesalahan, kemudian dilakukan koreksi
dan evaluasi untuk mencegah terulangnya kembali kesalahan-
40
kesalahan tersebut, begitu pula menjaga agar pelaksanaan tidak
berbeda dengan rencana yang ditetapkan sebelumnya.
Pengawasan mempunyai peran sangat penting dalam
manajemen, mengingat mempunyai fungsi untuk menguji apakah
pelaksanaan kerja sudah teratur, disiplin, terarah atau tidak. Walaupun
perencanaan, pengorganisasian, dan penggerakan baik, tetapi apabila
pelaksanaan kerja tidak teratur, disiplin, terarah, maka tujuan yang
telah ditetapkan tidak akan tercapai.
Macam-macam pengawasan dalam manajemen adalah sebagai
berikut:
1. Pengawasan internal (pengawasan langsung) adalah pengawasan
yang dilakukan secara mandiri oleh setiap karyawan terhadap tugas
yang dibebankan terhadapnya.
2. Pengawasan eksternal (pengawasan tidak langsung) adalah
pengawasan yang dilakukan terhadap seseorang atau bagian oleh
orang lain atau oleh bagian di luar bagian yang diawasi, biasanya
bagian yang lebih tinggi (Sule, 2005: 328).
3. Tinjauan Tentang Dakwah
a. Pengertian Dakwah
Ditinjau dari segi bahasa, dakwah berasal dari bahasa Arab
“da‟wah”.Da‟wah mempunyai tiga huruf asal, yaitu dal, „ain, dan
wawu.Dari ketiga huruf asal ini, terbentuk beberapa kata dengan ragam
makna.Makna-makna tersebut adalah memanggil, mengundang, minta
41
tolong, meminta, memohon, menanamkan, menyuruh datang,
mendorong, menyebabkan, mendatangkan, mendoakan, menangisi, dan
meratapi (Aziz, 2009: 6).
Dakwah menurut Syekh Ali Makhfudh dalam Amin (2009 :3)
adalah mendorong manusia untuk berbuat kebajikan dan mengikuti
petunjuk (agama), menyeru mereka kepada kebaikan dan mencegah
mereka dari perbuatan mungkar agar memperoleh kebahagiaan dunia dan
akhirat.
Berdasarkan penjelasan di atas dakwah adalah ajakan atau seruan
untuk manusia mengamalkan amar ma‟ruf (perintah yang baik) dan nahi
munkar (menjauhi perintah yang buruk).
b. Komponen-Komponen Dakwah
Agar dakwah dapat dilaksanakan dan berjalan, maka harus
mengandung komponen-komponen sebagai berikut:
1. Subyek Dakwah
Subyek dakwah adalah da‟i atau yang melaksanakan tugas
dakwah baik secara peorangan atau kelompok.Subyek dakwah di
stasiun penyiaran radio bisa ulama, da‟i, atau penyiar.Untuk menjadi
penyampai ajaran Islam yang baik dan mampu memberi pengaruh
yang besar bagi pendengar tidaklah mudah.Seorang da‟i di tuntut
untuk belajar, baik secara teoritis maupun pengalaman yang
ada.Maka, yang dikenal sebagai da‟i atau komunikator dakwah itu
dapat dikelompokkan menjadi:
42
a. Secara umum, setiap muslim atau muslimat yang mukallaf
(dewasa) dimana bagi mereka kewajiban dakwah merupakan suatu
yang melekat, tidak terpisahkan dari misinya sebagai seorang
muslim sesuai dengan perintah: “Sampaikan walau satu ayat”.
b. Secara khusus, mereka yang mengambil keahlian khusus
(mutakhasis) dalam bidang agama Islam, yang dikenal dengan
panggilan ulama (Ilahi, 2010: 19).
2. Obyek Dakwah
Obyek (sasaran) dakwah Islamiyah adalah masyarakat baik
muslim maupun non muslim yang ada di seluruh dunia. Masyarakat
sebagai penerima ajaran-ajaran agama Islam yang disampaikan oleh
ulama, da‟i atau penyiar. Karena itu masyarakat memegang peranan
penting dalam kegiatan dakwah, sebab tanpa masyarakat yang
mendengarkan tidak dapat dikatakan sebagai dakwah. Pada dasarnya
obyek dakwah stasiun penyiaran radio merupakan individu dan jarang
yang berupa kelompok meskipun dalam segi kuantitas relative banyak
melibatkan massa pendengar.
3. Materi Dakwah
Materi dakwah radio yaitu pesan yang akan disampaikan dari
subyek kepada obyek dakwah yang isi pesannya merupakan seluruh
dari ajaran-ajaran agama Islam yang bersumber dari Al-qu‟an dan Al-
Hadist yang menyangkut bidang-bidang:
a. Aqidah Islam meliputi rukun iman dan rukun Islam
43
b. Ibadah, akhlak, dan mu‟amalah yang meliputi hukum niaga,
munakahat, warisan, jinayat, khalifiyah, jihad, dan sosial ekonomi.
Pesan dalam dakwah, apapun bentuknya, pada hakikatnya
merupakan hasil pengolahan manusia tersebut terhadap data, fakta,
dan peristiwa yang terjadi di alam semesta ini, dan atas kehendak
manusia itu sendiri disampaikannya kepada orang lain, dengan tujuan
untuk memberitahu, menyampaikan informasi, mendidik, dan lain
sebagainya. Pada prinsipnya agar orang lain itu berubah sikap, sifat,
pendapat, dan perilakunya sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-
Nya (Bahroni, 2018: 42)
4. Metode Dakwah
Metode dakwah, merupakan cara-cara yang dipergunakan oleh
seorang da‟i untuk menyampaikan materi dakwah untuk mencapai
tujuan tertentu. Sumber metode dakwah yang terdapat dalam Al-
Qur‟an, menunjukkan ragam yang banyak, seperti hikmah, nasihat
yang baik, dan mujadalah atau diskusi dengan cara yang paling baik
dan telah tertuang dalam Q.S. al-Nahl: 125, metode dakwah ada tiga
yaitu:
a. Bi Al-Hikmah, yaitu berdakwah dengan memperhatikan situasi dan
kondisi sasaran dakwah dengan menitik beratkan pada kemampuan
mereka, sehingga di dalam menjalankan ajaran-ajaran Islam seperti
selanjutnya, mereka tidak lagi merasa terpaksa atau keberatan.
44
b. Mau’izatul Hasanah, yaitu berdakwah dengan memberikan
nasihat-nasihat atau menyampaikan ajaran-ajaran Islam dengan
rasa kasih sayang, sehingga nasihat yang disampaikan dapat
menyentuh hati mereka.
c. Mujadalah Billati Hiya Ahsan, yaitu berdakwah dengan cara
bertukar pikiran dan membantah dengan cara yang paling baik
dengan tidak memberikan tekanan-tekanan yang memberatkan.
5. Media Dakwah
Media dakwah yaitu alat yang menjadi saluran untuk
menghubungkan ide dengan obyek sasaran. Media dakwah yang
digunakan disini adalah radio konvensional. Media radio yang
digunakan untuk menghubungkan ide melalui frekuensi modulator
(FM) yang diterima di pesawat radio pada umumnya.
Hamzah Ya‟qub membagi media dakwah menjadi lima, yaitu:
a. Lisan, media ini dapat berbentuk pidato, ceramah, kuliah,
bimbingan, penyuluhan, dan sebagainya.
b. Tulisan, buku, majalah, surat kabar, spanduk, dan lain-lain.
c. Lukisan, gambar, karikatur, dan sebagainya.
d. Audio Visual, bisa berbentuk televisi, slide, internet, dan
sebagainya.
e. Akhlak, yaitu perbuatan-perbuatan nyata yang mencerminkan
ajaran Islam, yang dapat dinikmati dan didengarkan oleh audiens
(Ilahi, 2010: 21).
45
4. Program dan Profil Cahaya Pagi
Kata “program” berasal dari bahasa Inggris programme atau
program yang berarti acara atau rencana (Morissan, 2008: 97). Program
yang peneliti maksud adalah rencana atau rancangan mengenai sebuah acara
yang akan disiarkan, ditayangkan atau dijalankan melalui media
tertentu.Undang-Undang Penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata
program untuk acara, tetapi menggunakan istilah “siaran” yang
didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam
berbagai bentuk. Namun kata “program” lebih sering digunakan dalam
dunia penyiaran di Indonesia daripada kata “siaran”.
Program atau acara yang disiarkan di media penyiaran radio adalah
hal-hal yang membuat pendengar tertarik untuk mengikuti siaran yang
disajikan oleh media penyiaran radio tersebut. Ruang lingkup format siaran
tidak saja menentukan bagaimana mengelola program siaran, tetapi juga
bagaimana memasarkan program siaran tersebut. Setiap stasiun radio sangat
penting untuk menentukan format siaran sebelum memulai kegiatan
penyiaran. Proses penentuan format dimulai dari penentuan visi dan misi
yang ingin dicapai. Dari sini ditentukan format siaran apa yang relevan
beserta implementasinya pada wilayah program dan pemasaran
(Morissan,2008:230). Adapun format siaran diwujudkan dalam bentuk
prinsip-prinsip dasar tentang apa, untuk siapa, dan bagaimana proses
pengolahan suatu siaran hingga dapat diterima oleh pendengar.
46
Awal mula munculnya ide program dakwah “Cahaya Pagi” adalah
masukan dari pendengar yang menginginkan Radio Suara Salatiga FM
diadakan program ceramah atau tausiyah agar bisa meningkatkan
pengetahuan keagamaan pendengar. Hal ini juga sebagai bentuk manifestasi
dan peningkatan kualitas keagamaan karyawan Radio Suara Salatiga FM.
Ini membuktikan bahwa Radio Suara Salatiga FM memiliki kontribusi yang
sangat besar dalam perkembangan Kota Salatiga yang dikenal sebagai kota
beriman dan mengembangkan kualitas keagamaan masyarakat pada
umumnya.
Cahaya Pagi adalah program dakwah Islam yang menyajikan
tausiyah dari beberapa pemuka agama, seperti Ustaz Adi Hidayat, Lc, MA,
Habib Novel Alaydrus dan Ustaz Hanan Attaki, Lc, MA yang disiarkan di
Radio Suara Salatiga FM. “Cahaya Pagi” disiarkan setiap hari Senin sampai
Sabtu setiap pukul 05.00-06.00 WIB secara off air melalui rekaman dari
Youtubeyang sebelumnya sudah diedit oleh tim bagian produksi Radio
Suara Salatiga FM.
47
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan Pendekatan
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan
Taylor dalam Moleong (2009), penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang diamati. Peneliti memperoleh data tidak
diwujudkan dalam bentuk angka, melainkan lisan dan tulisan yaitu wawancara
melalui programme manager, karyawan radio dan dokumen-dokumen yang
ada.
Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif, Menurut
Moh. Nazir dalam Saebani (2008: 122), metode deskriptif merupakan suatu
metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu sistem
pemikiran ataupun peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian
deskriptif dapat membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang
diselidiki.
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti akan melakukan penelitian
langsung di studio Radio Suara Salatiga FM agar memperoleh data-data yang
lengkap dan akurat mengenai manajemen penyiaran dalam program dakwah
“Cahaya Pagi” di Radio Suara Salatiga FM.
48
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian merupakan obyek dan sumber data dari lokasi yang
diteliti sehingga informasi yang diperoleh bisa memberikan data yang akurat
dan kebenaran dalam penelitian. Dalam penelitian ini peneliti melakukan
penelitian RadioSuara Salatiga FM yang berlokasi di Jalan Pemuda No. 3 Kota
Salatiga.
Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan Juni sampai Agustus
2019.Waktu yang diperlukan untuk penelitian dapat berubah sesuai dengan
kebutuhan.
C. Objek penelitian
Objek penelitian merupakan hal yang menjadi pertanyaan dalam
penelitian, sehingga objek dalam penelitian ini adalah manajemen dalam
program dakwah “Cahaya Pagi” yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, dan pengawasan.
D. Sumber dan Jenis Data
Menurut Lofland dalam Moleong (2009:157) sumber data utama dalam
penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data
tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal ini, jenis data
dibagi kedalam tindakan, kata-kata, sumber data tertulis, foto, dan statistik.
Data adalah bahan keterangan dalam suatu objek penelitian yang diperoleh.
49
Dengan demikian, sumber data dalam penelitian ini dapat digolongkan
kedalam dua jenis data, yaitu:
1. Data primer
Data primer adalah semua data yang diperoleh langsung dari informan
dilokasi penelitian. Peneliti menjadikan programme manager, production,
dan news directorRadio Suara Salatiga FM sebagai narasumber untuk
dilakukannya wawancara.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari
informan di lokasi penelitian, seperti dokumen dan sebagainya. Dokumen
tersebut dapat berupa buku-buku dan literature lainnya yang berkaitan
dengan masalah yang sedang diteliti. Pada penelitian ini data sekunder
berupa dokumen-dokumen atau foto yang berkaitan dengan penelitian.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah langkah yang amat penting dalam metode
ilmiah, karena pada umumnya data yang dikumpulkan, digunakan untuk
menguji hipotesa yang sudah dirumuskan. Dalam penelitian ini, pengumpulan
data akan dilakukan langsung oleh peneliti dalam situasi yang sesungguhnya.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi,
wawancara dan dokumentasi.
a. Observasi
Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang
dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis
50
terhadap fenomena-fenomena yang dijadikan objek pengamatan. Teknik ini
dilakukan secara langsung terhadap gejala-gejala yang ada kaitannya dengan
pokok masalah yang dijumpai di lapangan. Teknik digunakan untuk
mengetahui planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian),
actuating (penggerakan), dan controlling (pengawasan) penyiaran dalam
program dakwah “Cahaya Pagi” di Radio Suara Salatiga FM.
b. Wawancara
Wawancara adalah pengumpulan data primer yang diperoleh
langsung dari hasil tanya jawab dengan informan di lokasi penelitian.
Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2009:317) mengemukakan bahwa
wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu
topik tertentu.
Wawancara ini digunakan dengan tujuan untuk memperoleh dan
menggali data secara jelas dan konkret tentang penelitian dari programme
manager dan karyawan Radio Suara Salatiga FM yang dianggap mampu
memberikan data-data penelitian.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mengumpulkan data dengan cara mengalir atau
mengambil data-data dari catatan, dokumentasi, administrasi yang sesuai
dengan masalah yang diteliti. Adapun dokumen yang dimaksud dalam
penelitian ini meliputi, profil Radio Suara Salatiga FM, struktur organisasi
yang ada di Radio Suara Salatiga FM, dan lain sebagainya. Dokumen yang
51
diperoleh dari Radio Suara Salatiga FM digunakan untuk melengkapi data
penelitian.
F. Teknik Analisis Data
Bogdan dalam Sugiyono (2009: 244) menyatakan bahwa analisis data
kualitatif adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain,
sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat di informasikan kepada
orang lain. Data yang terkumpul secepatnya dianalisis dan ditafsirkan oleh
peneliti. Jadi, dalam penelitian kualitatif analisis data harus dimulai sejak awal.
Data yang diperoleh dari lapangan harus segera dituangkan dalam bentuk
tulisan dan dianalisis.
Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2009:246) mengemukakan
bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung terus menerus sampai tuntas, hingga datanya jenuh. Aktivitas
tersebut adalah reduksi data (data reduction), penyajian data (data display),
dan penarikan simpulan (conclusion drawing).
1. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari pengamatan dan wawancara oleh peneliti di
Radio Suara Salatiga FM, perlu dicatat secara teliti dan terperinci.
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal yang penting, serta mencari tema dan polanya.
Dengan demikian data yang direduksi akan memberi gambaran yang jelas.
52
2. Display Data (Penyajian Data)
Penyajian data yang dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Miles dan Huberman,
menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data
dalam penelitian kualitatif adalah teks yang bersifat naratif.
3. Penarikan Simpulan (Conclusion drawing)
Dari data yang diperoleh, kemudian dikategorikan, dicari tema dan
polanya kemudian ditarik simpulan. Kesimpulan awal yang dikemukakan
masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti
yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
G. Teknik Validitas Data
Untuk memperoleh keabsahan dan validitas data, peneliti menggunakan
teknik triangulasi. Triangulasi yaitu pengecekan keabsahan data dengan
berbagai cara dan berbagai waktu (Sugiyono, 2009: 273). Triangulasi terdiri
dari beberapa macam, di antaranya adalah triangulasi sumber, teknik, dan
waktu. Pada penelitian ini menggunakan triangulasi sumber.
Dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber. Triangulasi
sumber digunakan untuk pengecekan data tentang keabsahannya,
membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen dengan
memanfaatkan berbagai sumber data informasi sebagai bahan pertimbangan.
Dalam hal ini, peneliti membandingkan data hasil observasi dengan data hasil
wawancara, dan juga membandingkan hasil wawancara informan satu dengan
wawancara informan lainnya.
53
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Radio Suara Salatiga FM
Dari hasil penelitian peneliti ada beberapa gambaran umum radio
Suara Salatiga FM yang dapat dijadikan laporan untuk pembuatan skripsi
yaitu: (1) Sejarah Radio Suara Salatiga FM, (2) Lokasi Radio Suara Salatiga
FM, (3) Visi dan Misi Radio Suara Salatiga FM, (4) Logo Radio Suara
Salatiga FM, (5) Struktur Organisasi Radio Suara Salatiga FM, (6) Program
Siaran Radio Suara Salatiga FM, (7) Sarana dan Prasarana Radio Suara
Salatiga FM.
a. Sejarah Radio Suara Salatiga FM
Radio Suara Salatiga ini berdiri sejak tahun 1967, hingga
memasuki usianya yang ke 52 tahun ini, Suara Salatiga sudah banyak
berjasa dalam membantu pengembangan daerah, khususnya di Kota
Salatiga. Dengan muatan siaran yang disajikan, dan kerjasama yang baik
dengan Pemerintah Kota Salatiga dan Media massa lain, yang selalu
bekerja sama dalam meliput dan menyajikan informasi dan berita kepada
masyarakat.
Sejarah berdirinya Radio Siaran Pemerintah Daerah (Suara
Salatiga) bermula dari studio yang berada di rumah pribadi Angsarsono
(alm). Awal mula nama radio ini adalah P3RO (Panitia Persiapan Pendiri
Radio Pemerintah). Radio ini mengudara pertama kali pada 27 Mei 1967
pukul 09.00 WIB.Pada saat itu, program siarannya masih sangat singkat
54
tetapi bersifat informatif, pendidikan, penerangan, dan hiburan kepada
masyarakat Kota Salatiga. Radio yang menamakan dirinya dengan
sebutan Callsend P3RP itu tidak begitu lama, kemudian pada tahun 1968
setelah mendapat izin dari Denhub berubah menjadi radio PK2PPD6
(kode panggilan dari Kodim) yang mengudaradari studio Jalan Letnan
Jenderal Sukowati Nomor 7. Studio radio berada di Jalan Sukowati 7,
kemudian tempat itu digunakan sebagai nama samaran radio yaitu
dengan sebutan Radio Koma Seven (Kotamadya Tujuh).
Pada tahun 1969/1970, Radio PK2PPD6 atas dasar perizinan baru
dari Denhub diubah namanya menjadi Radio YDA7C2 yang mengudara
pada pagi hari mulai pukul 06.00 s.d. 09.00 WIB dilanjutkan pukul 17.00
s.d. 23.00 WIB kecuali hari Sabtu dan Minggu mengudara penuh selama
17 jam. Pemutusan siaran itu disebabkan para operator dan penyiarnya
sebagian besar mahasiswa dan pelajar.
Pada awal berdirinya radio tahun 1967, tidak seorang pun dari
para pendiri mendapat bayaran tetapi merupakan tenaga sukarela dan
hobi saja. Pesawat yang dilengkapi dengan antena pancar waktu didirikan
sangat sederhana dan tidka dihitung secara matematis yang penting dapat
mengudara saja, bahkan waktu pertama kali berdiri antena yang
digunakan menggunakan bambu setinggi 20 meter yang dikaitkan dengan
pohon kelapa secara horizontal sehingga tidak mustahil apabila
pencapaian radius loncat tidak rata.
55
Dengan Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat
II Salatiga No. U. 55/682 tanggal 4 April 1971, yang berada di udara
berdampingan dengan 2 radio swasta di Salatiga yaitu Radio Kartika
(RKSID) milik Kodim 0714 dan Radio PTDI, kedua radio tersebut sudah
tidak mengudara lagi. Walaupun keberadaan radio bernaung di bawah
Pemerintah Daerah namun kehidupan dan aktifitas radio masih dikelola
oleh pendiri di bawah nasehat senior.
Demi kelancaran pelaksanaan tugas RSPD dan guna
berkesinambungan operasionalnya maka pada tanggal 4 November 1986
diadakan integrasi kepada Pemerintah Daerah Tingkat II Salatiga dengan
Surat Keputusan Walikotamadya Nomor 061.1/284/1986.Sejak tanggal 1
Februari 1987 RSPD beserta seluruh operator dan penyiarnya
diintegrasikan menjadi milik Pemerintah Daerah dan karyawan yang ada
diangkat sebagai pegawai pemerintah daerah dengan status honorer.
Integrasi RSPD menjadi salah satu sub.bagian pada bagian humas pemda
Salatiga karena Sub.bagian RSPD belum resmi disahkan menjadi Perda
Kodya Salatiga maka kepala studionya masih dijabat oleh Kepala Bagian
Humas yang pada waktu itu dijabat oleh Sunadi BcHK. Langkah awal
pada waktu integrasi itu mengadakan inventarisasi peralatan, program
siarannya, dan karyawannya. Kemudian pada tahun 1989 Pemda Salatiga
telah membuat Gedung RSPD yang baru yang terletak di Jalan Pemuda
nomor 3 Salatiga bersebelahan dengan GPD Salatiga.
56
Berjalannya waktu, pengelolaan RSPD semakin menunjukan
kemajuan, dan pada tahun 2004 Pemerintah Kota Salatiga bekerjasama
dengan pihak ketiga (pengelola Swasta) untuk mengelola RSPD. Pada
saat itu terpilihlah Boaz Rudi Martiama, sebagai pengelola iklan. Di
tahun berikutnya 2005, barulah Radio Pemerintah Kota Salatiga ini
berubah gelombang siaran dari AM ke FM. Karena dirasa tidak menjual,
maka pada tahun tersebut pula nama RSPD ditambah dengan RSPD
Suara Salatiga FM. Terjadi pula perombakan sarana penunjang serta
terdapat seorang investor yang menambah sumber daya manusianya,
demikian pula peningkatan pendapatan para pekerjanya.
Nama Suara Salatiga ditambahkan dengan maksud pendengar
semakin global, asumsi yang selama ini merupakan radio Pemkot agar
sedikit terkurangi.Dengan demikian dari segi bisnis, radio ini memiliki
nilai jual yang cukup tinggi, karena promosi ke luar daerah juga semakin
gencar.Efek penambahan nama jauh lebih marketable, gaungnya semakin
jauh lebih luas sehingga masyarakat Salatiga lebih akrab. Kemudian
semakin lama Suara Salatiga juga berjejaring dengan 32 RSPD se-Jawa
Tengah di bawah RRI.
Di tahun 2007 titik berat Suara Salatiga dalam program siaran
adalah mencakup beberapa sektor yaitu: bidang pendidikan, kebudayaan,
olah raga, pengembangan pemuda dan remaja, peningkatan kesejahteraan
Usaha Kecil Mandiri (UKM) dan pemerintahan. Tahun-tahun berikutnya,
Suara Salatiga tetap memprioritaskan program ungulan yang sudah ada,
57
selain untuk menjadikan identitas sebagai radio pemerintah, program
tersebut juga telah lekat di masyarakat dan hasilnya memuaskan. Dalam
prosentase acara terbagi menjadi: berita 15%, penerangan/informasi 25
%, pendidikan kebudayaan 15 %, agama 10%, hiburan dan musik 25%,
iklan layanan masyarakat 15%. Pada tahun 2010, terjadi perubahan
kebijakan dari pemerintah mengenai status manajemen pengelola radio
yang tidak diperbolehkan untuk dikelola pihak ketiga, sehingga
pengelolaan langsung ditangani oleh pemerintah kota salatiga melalui
bagian Humas dan Protokol Setda Kota Salatiga. Hingga tahun 2019 ini
sudah terjadi beberapa kali pergantian Kepala Bagian Humas dan
Protokol Setda kota Salatiga, yaitu terjadi pada tahun 2017 yang dijabat
oleh Ibu Sri Satuti, pada tahun 2018 dijabat oleh Bp. Jumiarto, AP, pada
tahun 2019 awal hingga saat ini dijabat oleh Bp. Kusumo Aji,
SH.,dengan pergantian itu maka selalu terjadi perubahan mengenai
kebijakan ataupun tujuan dan peraturan yang diterapkan pada karyawan
Suara Salatiga FM.
b. Lokasi Radio Suara Salatiga FM
Terletak di Jl. Pemuda No.3 Salatiga, Radio Suara Salatiga
merupakan salah satu radio yang memiliki lokasi strategis. Selain terletak
di pusat kota, kemudahan dalam akses menuju ke studio radio merupakan
salah satu bentuk keunggulan Radio Suara Salatiga FM, karena terletak
pula di sekitar perkantoran milik pemerintah kota, seperti kantor
Disdukcapil, Kantor Bkdiklatda, kantor Dinas Penanaman Modal dan
58
Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), Gedung Pertemuan Daerah
(GPD) Kota Salatiga, dan bersebelahan pula dengan SMP N 9 Salatiga.
a. Frekuensi radio : 99.9Mhz
b. Website : www.suarasalatiga.com
c. Email : [email protected]
d. Whatsapp/SMS : 081904880999
e. Telepon : (0298) 323310
f. Pendengar : Teman Setia
g. Instagram : suarasalatiga
h. Twitter : @ssfm999
i. Streaming : www.suarasalatiga.com
j. Slogan : informatif, edukatif, dan berbudaya
k. Jangkauan siaran :Kota Salatiga dan sekitarnya, Kudus,
Demak, Purwodadi, dan Temanggung.
c. Visi dan Misi Radio Suara Salatiga FM
1) Visi Radio Suara Salatiga
“Menjadi media informasi dan komunikasi yang memiliki fungsi
ekonomi, kebudayaan, pendidikan, dan hiburan yang sehat, sekaligus
sebagai kontrol dan perekat sosial yang utama antara Pemerintah
dengan masyarakat”.
2) Misi Radio Suara Salatiga
a) Mewujudkan program pelayanan informasi publik.
b) Memberikan hiburan dan pendidikan yang sehat bagi masyarakat.
59
c) Mengembangkan system peralatan broadcast.
d) Mewujudkan manajemen profesional.
e) Meningkatkan kapasitas dan kualitas SDM.
d. Logo Radio Suara Salatiga FM
Gambar 4.1 Logo Radio
e. Struktur Organisasi Radio Suara SalatigaFM
Gambar 4.2 Struktur Organisasi
Direktur
Program Manager
News Director
Production Music
Director Operation
Public Relation & Promotion Radio
Creative Programme
Penanggung jawab
60
f. Program Siaran Radio Suara Salatiga FM
Tabel 4.1 Program Siaran Radio Suara Salatiga
HARI
SENIN
SELAS
A
RABU KAMIS JUMAT SABTU
JAM
05.00-
06.00
Cahaya
Pagi
Cahaya
Pagi
Cahaya
Pagi
Cahaya
Pagi
Cahaya
Pagi
Cahaya
Pagi
06.00-
09.00
SITM SITM SITM SITM SITM SITM
09.00-
12.00
Jelita Jelita Jelita Jelita Jelita Jelita
12.00-
15.00
Tamansari Taman
sari
Taman
sari
Taman
sari
Taman
sari
Taman
sari
15.00-
18.00
3PM 3PM 3PM 3PM 3PM 3PM
18.00-
20.00
Jazz Mben
Senin
K-Pop
Fun
Bincang
Komunitas
Recycle Slow
Rock
18.00-
21.00
Slow
Woles
20.00-
22.00
Lagu
Rindu
Lagu
Rindu
Lagu
Rindu
Lagu
Rindu
Lagu
Rindu
21.00-
Selesai
Wayang
61
22.00-
24.00
Goyang
Senggol
Goyang
Senggol
Goyang
Senggol
Keronco
ng
Legenda
Salatiga
g. Sarana dan Prasarana
Untuk mendukung kelancaran proses siaran, dibutuhkan beberapa
alat pendukung seperti mixer, mikrofon, transmitter, antenna, computer,
headphone, telepon, dan handphone.
Gambar 4.3. Pendukung Alat Siar Radio SSFM
(Foto: Rosida 27 Juli 2019)
1. Mixer adalah alat pengatur, pengolah, dan perekam suara. Mixer juga
berfungsi untuk menggabungkan seluruh audio baik dari narasumber,
penyiar, pendengar yang berinteraksi langsung melalui telepon dan
musik. Melalui mixer, suara yang tadinya kurang bagus, trouble dan
noiceakan disempurnakan. Radio Suara Salatiga FM memiliki 2 mixer
yang digunakan, yaitu mixer Yamaha MG16XU untuk di ruang siaran,
sedangkan di ruang produksi menggunakan mixer Yamaha MG12XU.
62
Gambar 4.4. Mixer
(Foto: Rosida 27 Juli 2019)
2. Mikrophone merupakan alat untuk mengubah gelombang bunyi atau
suara menjadi gelombang listrik kemudian menyiarkan melalui
pengeras suara (speaker) atau alat perekam. Mikrophone memiliki
fungsi untuk input suara penyiar, untuk mendukung proses penyiaran
Radio Suara Salatiga FM menggunakan mikrophoneSM Pro Audio
dan SAMSON C01 sebagai pengeras suara atau input suara penyiar
dalam kepenyiaran di Radio Suara Salatiga FM.
Gambar 4.5. Mikrophone
(Foto: Rosida 27 Juli 2019)
3. Transmitter atau pemancar adalah perangkat komunikasi yang dapat
menyalurkan sumber informasi ke sistem komunikasi. Radio Suara
Salatiga FM menggunakan pemancar Quark Falcon 1000dengan daya
pancar maksimal (2000 watt) dan digunakan 1200 watt.
63
Gambar 4.6. Antena Pemancar
(Foto: Rosida 27 Juli 2019)
4. Antenna alat untuk mengirim dan menerima gelombang
elektromagnetik bergantung kepada pemakaian dan penggunaan
frekuensinya. Antenna bisa berwujud berbagai bentuk mulai dari
seutas kabel dan lain-lain. Antena dapat membantu memfokuskan
sinyal. Radio Suara Salatiga FM menggunakan antena Circular 4 Bay
dengan tinggi antena 45,0 m.
5. Computer(Komputer)digunakan untuk menyimpan dan
mempersiapkan segala materi yang diperlukan untuk proses siaran dan
produksi. Komputer pada Radio Suara Salatiga FM memiliki fungsi
sebagai alat pemutar lagu, penyimpanan materi-materi lagu siaran,
juga digunakan untuk menyimpan hasil produksi. Komputer juga
dikoneksikan pada jaringan internet agar penyiar dapat berinteraksi
langsung dengan pendengar melalui Instagram, Website, Twitter,
Facebook maupun Whatsapp. Radio Suara Salatiga FM memiliki 4
komputer merk Dell, yaitu 2 komputer terletak di ruang siaran, 1
komputer di ruang kantor digunakan untuk keperluan administrasi
64
iklan, sedangkan 1 komputer terletak di ruang produksi, digunakan
sebagai penyimpanan semua arsip Radio Suara Salatiga FM dan
digunakan untuk produksi materi mulai dari pembuatan iklan, RE,
iklan layanan masyarakat, dan lain sebagainya.
Gambar 4.7. Komputer Siar
(Foto: Rosida 27 Juli 2019)
6. Headphone berguna untuk memonitoring kekuatan volume suara
penyiar, mendengarkan materi lagu yang diputar dan mendengarkan
suara pendengar yang ingin berpartisipasi. Radio Suara Salatiga FM
memiliki 2 headphone merk HG12 dan NYK.
Gambar 4.8. Headphone
(Foto: Rosida 27 Juli 2019)
7. Telepon meja yang memiliki fungsi sebagai penerima telepon dari
pendengar yang ingin berpartisipasi baik meminta lagu maupun
sekedar kirim-kirim salam secara langsung kepada penyiar.
65
8. Handphone yang memiliki fungsi sebagai penerima telepon dari
pendengar yang ingin berpartisipasi baik meminta lagu maupun
sekedar kirim-kirim salam secara langsung melalui SMS, facebook,
instagram, maupun twitter.
9. Pendingin ruangan (AC), untuk mendukung kepenyiaran, Radio Suara
Salatiga FM melengkapi ruang siaran dan ruang produksi dengan AC
agar para penyiar merasa bisa lebih berkonsentrasi dan merasa
nyaman saat melakukan siaran maupun produksi.
Gambar 4.9. Pendingin Ruangan di ruang siar SSFM
(Foto: Rosida 27 Juli 2019)
2. Temuan Penelitian
Fokus pada penelitian ini adalah manajemen penyiaran dalam program
dakwah “Cahaya Pagi” di Radio Suara Salatiga FM. Setelah melakukan
penelitian dengan teknik observasi langsung ke studio Radio Suara Salatiga
FM yang terletak di Jalan Pemuda No 3 Salatiga, wawancara, dan
dokumentasi berikut hasil wawancara dan observasi yang telah didapatkan
dalam manajemen penyiaran program dakwah “Cahaya Pagi” di Radio
Suara Salatiga FM. Sebuah stasiun radio harus mampu memikat hati
66
pendengarnya dengan program-program yang menarik. Eksistensi radio
tidak datang dengan sendirinya melainkan melalui persiapan-persiapan dari
berbagai macam aspek salah satunya melalui fungsi manajemen yaitu
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan.
1) Perencanaan
Program dakwah “Cahaya Pagi” di Radio Suara Salatiga FM
adalah saran dan masukan dari pendengar yang membutuhkan siraman
rohani di pagi hari dengan cara mendengarkan radio sambil melakukan
aktifitas mereka seperti memasak, menyiram bunga, dan lain-lain.
“Berbicara tentang tagline kita yang informatif, edukatif, dan
berbudaya tadi, maka cahaya pagi ini masuk dalam segmen yang
edukatif. Di cahaya pagi ini sebenarnya berawal dari tuntutan
pendengar sebenarnya, sekarang gak ada siraman rohani ya,
padahal jam 5 pagi udah on air, mereka mendengarkan sambil
masak, sambil menyirami tanaman, mereka yang berangkat pagi
mendengarkan di mobil. Berawal dari itulah jam 5 udah on air,
meskipun untuk jam 5 ini tidak live tapi rekaman kita mengambil
beberapa ustaz-ustaz yang ada di Indonesia, kita diskusi dulu
bersama teman-teman kira-kira ustaz mana nih yang memang dari
sisi pengajiannya tidak menyalahi dan tidak membuat polemik, ustaz
yang tepat yang memang aktif di masyarakat. Ustaz Hanan Attaki
misalnya, dan ustaz lainnya. Jadi ini penting untuk memberikan
edukasi di masyarakat karena di pagi hari mereka membutuhkan
siraman rohani. Kita on air jam 6 pagi, tapi jam 5 pagi mereka
sudah mendengarkan radio nih, dan akhirnya kita bikin acara
cahaya pagi seperti ini (wawancara KPW, 4 Juli 2019).
Tuntutan dari pendengar untuk diadakannya program siraman
rohani menjadi faktor utama diadakannya program dakwah “Cahaya
Pagi” di Radio Suara Salatiga FM. Aktifitas pagi yang sudah mereka
lakukan menjadikan radio sebagai salah satu hiburan, tapi di sisi lain juga
67
sebagai edukasi. Oleh karena itu, program dakwah “Cahaya Pagi”
dijadwalkan pemutarannya pada pukul 05.00-06.00 WIB.
Berdasarkan hasil observasi bahwa perencanaan program dakwah
“Cahaya Pagi” dilakukan melalui rapat bulanan yang diadakan pada
bulan April bertempat di Studio Radio Suara Salatiga FM di Jalan
Pemuda No 3 Salatiga dan dipimpin langsung oleh programme
managerRadio Suara Salatiga FM.Rapat perencanaan program dakwah
“Cahaya Pagi” dihadiri oleh karyawan Radio Suara Salatiga FM yaitu
creative programme, production, news director, musicdirector, dan
operation. Hal yang dibahas dalam rapat meliputi sasaran program,
pemrograman, penjadwalan, dan prosedur pelaksanaan program dakwah
“Cahaya Pagi”.
“Perencanaan program cahaya pagi ini di rapatkan dengan tim
yang membahas ustaz-ustaz yang akan diangkat dalam program
cahaya pagi ini. Karena bentuk ini rekaman, mereka harus
menyiapkan konten-konten apa yang harus diputar di hari senin,
selasa, rabu, kamis, jumat sabtu. Mereka harus menyiapkan dari sisi
audionya juga, dicek dulu bagus apa enggak nih, jangan-jangan
terpotong nih. Untuk sumber memang sementara kita masih dari
youtube dan beberapa recording-recording lain yang kita punya.
”(wawancara KPW, 4 Juli 2019).
Pernyataan ini diperkuat oleh keterangan dari karyawan radio
Suara Salatiga FM bagian production:
“Awalnya kita rapat dulu dengan beberapa tim yang beragama
Islam yang membahas tentang acara cahaya pagi, mulai jamnya,
harinya, prosedurnya gitu. Akhirnya prosedurnya mengambil
ceramah di youtube setelah itu diedit pakai aplikasi cool edit. File
yang sudah diedit sebelum disiarkan memang harus dicek terlebih
dahulu. takutnya kalau tidak dicek lagi tiba-tiba ada noise atau
68
bermasalah itu malah jadi tidak baik. Pendengar bisa-bisa protes
dan bahkan bisa pindah ke frekuensi lain” (wawancara RW, 28 Juni
2019).
2) Pengorganisasian
Pengorganisasian dalam program dakwah “Cahaya Pagi” di Radio
Suara Salatiga adalah pembagian tugas oleh programme managerkepada
masing-masing karyawan. Fungsi dari pengorganisasian agar setiap
karyawan bertanggungjawab dan melaksanakan tugasnya masing-
masing.
“Ada teman-teman yang ditugaskan untuk mencari ya karena ini
bentuknya rekaman konten-konten apa yang harus diputar. Kita
punya orang-orang tertentu yang bertanggungjawab untuk ini, misal
Roy bertanggungjawab untuk ustaz ini, Riski bertanggungjawab
masalah ini dan sebagainya. Ada penjaga malam yang bertugas
untuk menyalakan pemancar dan memutar rekaman ini pukul 5 pagi.
Itu sudah kita bagi untuk pengorganisasiannya, Untuk struktur yang
internal kita punya berbagai macam divisi contohnya devisi kreatif,
devisi Public Relations, kemudian music director, news director. Ini
semua dibuat dari kemampuan plus yang mereka punya. Tentunya
mereka dituntut untuk siaran yang bagus, tapi mereka juga punya
kelebihan-kelebihan yang kita masukkan kedalam divisi-divisi
tersebut. Divisi kreatif misalnya, jadi dia mempunyai kelebihan
dalam kreatifitasnya, dia mampu mengolah acara. Kemudian news
director mereka punya kelebihan untuk penulisan. Meskipun kita
punya tugas masing-masing, tapi kita tetap mengajak semuanya
untuk bersama-sama memajukan radio” (wawancara, KPW, 4 Juli
2019).
Pembagian tugas diberikan langsung oleh programme manager
kepada masing-masing karyawan ketika rapat setelah membahas
perencanaan program. Struktur organisasi yang baik akan mampu
meningkatkan hasil dan kinerja suatu instansi. Struktur organisasi Radio
Suara Salatiga FM dinilai sudah cukup baik karena telah terdapat 7 divisi
yaitu programme manager, public relation & promotion radio, creative
69
programme, news director, music director, production, dan
operation.Kelebihan yang dimiliki masing-masing penyiar membuat
mereka dikelompokkan kedalam divisi-divisi yang ada di radio Suara
Salatiga FM, akan tetapi tugas utama mereka adalah siaran yang bagus.
“saya sebagai penyiar sekaligus sebagai news director. Untuk
pembagian struktur mungkin sesuai keahlian ya, karena saya
dulunya pernah menjadi editor di salah satu media online dan
mungkin karena ini saya dimasukkan di news director. Tugas saya
mencari materi ceramah di Youtube untuk program dakwah
“Cahaya Pagi” (wawancara LA, 28 Juni 2019).
Salah satu tugas news director adalah mencari materi ceramah
dalam program dakwah “Cahaya Pagi” yang berasal dari Youtube. Cara
mencari materi tersebut dengan mengetik nama narasumber di kolom
pencarian di aplikasi Youtube dengan syarat durasi ceramah maksimal
satu jam. Setelah menemukan materi yang dicari langkah selanjutnya
yaitu mendownload dalam bentuk Mp3. Jika sudah didownload di
simpan dalam folder yang sudah tersedia yaitu cahaya pagi dan
selanjutnya diserahkan kepada production untuk diedit.
3) Penggerakan
Penggerakan dalam program dakwah “Cahaya Pagi” di radio
Suara Salatiga FM terlihat dari bergerak atau tidaknya karyawan dalam
menjalankan tugasnya masing-masing. Program dakwah “Cahaya Pagi”
disiarkan pada pukul 05.00-06.00 WIB, apabila program dakwah
“Cahaya Pagi” disiarkan pada pukul 05.15 WIB maka acara selanjutnya
juga tidak sesuai dengan jadwal yang telah dijadwalkan.
70
“Penggerakan mereka sudah mulai memutarkan itu dengan
sendirinya, kita punya penjaga malam yang juga merangkap,
sehingga jam 5 pagi dia harus menyalakan pemancar dan
menyalakan rekaman ini. Rekaman ini tentunya sudah disiapkan
oleh teman-teman dalam satu file khusus yang bernama cahaya
pagi, sudah dalam bentuk satu jam, karena durasi cahaya pagi ini
satu jam, jadi mereka (production) harus sudah memotong misalnya
ditengahnya ada iklan nih, ada kata-kata yang mungkin tidak pas
nih, itu sudah diseleksi dan dicek. Kalau misal terlambat memutar
nih, pasti ada WA (whatshapp) di grup tuh, kok terlambat atau kok
jam 6.15 belum selesai nih” (wawancara KPW, 4 Juli 2019).
Suatu hari peneliti mendengarkan program dakwah “Cahaya
Pagi” disiarkan hingga pukul 06.12 WIB, setelah dilakukan pengecekan
oleh penyiar bahwa program dakwah “Cahaya Pagi” disiarkan mulai
pukul 05.20 WIB. Jadi, ketika waktu pemutaran tidak sesuai maka durasi
acara selanjutnya akan berkurang. Kejadian kurang disiplinnya waktu
pemutaran program dakwah “Cahaya Pagi” oleh penjaga malam ditegur
langsung oleh programme manager.
Komunikasi antara atasan dan bawahan juga menjadi hal yang
penting. Jika ada pemutaran siaran yang bermasalah biasanya di
komunikasikan via Whatsapp terlebih dahulu sebelum bertatap muka.
Jika ketidak disiplinan seringkali dilakukan oleh penjaga malam, maka
surat penyataan kesalahan akan diberikan dari programme manager
untuk penjaga malam. Selain komunikasi, pemberian bimbingan dan
motivasi juga diberikan kepada karyawan dari atasan. Seperti yang
diungkapkan oleh news director.
“Biasanya kita diberi arahan oleh atasan jika kita belum mengerti
misalnya saja penjaga malam yang tidak mengikuti rapat mengenai
prosedur program cahaya pagi, dari pihak atasan menjelaskan
71
kepada penjaga malam bagaimana prosedur pemutaran tersebut.
Kita juga dapat uang tambahan di luar gaji ketika melakukan tugas
dengan baik, ini secara otomatis menambah semangat. Memang
tidak seberapa tapi lumayan lah buat tambahan transport”
(wawancara LA, 28 Juni 2019).
4) Pengawasan
Pengawasan mempunyai peran penting dalam manajemen, yang
mempunyai fungsi untuk menguji apakah pelaksanaan kerja sudah
teratur, disiplin, terarah atau tidak. Penyiaran program dakwah “Cahaya
Pagi” diawasi secara langsung maupun tidak langsung oleh programme
manager. Programme manager biasanya mendengarkan radio dari
rumahnya untuk mengetahui apakah program dakwah “Cahaya Pagi”
disiarkan tepat waktu atau tidak. Jika tidak disiarkan tepat waktu, maka
programme manager langsung menegur mengenai ketidak disiplinan
pemutaran program dakwah “Cahaya Pagi” dengan cara mengirimkan
pesan singkat via grup whatsapp yang terdiri dari karyawan Radio Suara
Salatiga FM.
“untuk evalusi kita juga membuka masukan dari masyarakat, baru
kita evaluasi. Kita juga ada rapat bersama tim dua minggu sekali
yang kita bahas adalah konten-konten dan masalah yang ada di
radio Suara Salatiga FM terutama cahaya pagi”. Kita juga ada yg
namanya reward dan punishment, jadi kalau misal terlambat
memutar nih, pasti ada WA (whatshapp) di grup tuh, kok terlambat
atau kok jam 6.15 belum selesai nih, pasti ini mutarnya terlambat
nih karena ini kan bentuk recordingnya sudah dalam satu jam.
Kadang saya ke studio langsung untuk mengecek juga. Untuk
mereka yang tidak disiplin biasanya kita ingatkan, dipanggil
dikantor. Kita selalu memberikan reward and punishment, jadi kalau
sudah dipanggil di kantor biasanya banyak hal yang dibicarakan,
dan salah satunya punishment-punishment yang diterima karena
ketidak disiplinan itu”(wawancara KPW, 4 Juli 2019).
72
Bentuk punishment yang diberikan oleh programme manager
kepada karyawan yang tidak disiplin adalah teguran, surat pernyataan,
dan terakhir adalah potong gaji. Penjaga malam yang bertugas untuk
memutarkan rekaman “Cahaya Pagi” beberapa kali melakukan ketidak
disiplinan dalam menyiarkan program dakwah “Cahaya Pagi” dan
diberikan teguran langsung ketika berada di studio Radio Suara Salatiga
FM saat rapat bersama karyawan. Sedangkan reward yang diberikan
kepada karyawan adalah uang tambahan sekaligus makan bersama yang
diberikan ketika rapat.
B. Pembahasan
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan program siaran di Radio Suara Salatiga FM dilakukan
oleh Creative Programme yang diajukan kepada programme manager, jika
program tersebut sudah diterima dan disetujui oleh programme manager,
maka akan diadakan rapat bulanan dengan creative programme, tim
production, operation, news director, dan music directoruntuk membahas
lebih lanjut mengenai program tersebut. Beberapa hal penting yang akan
dibahas dalam rapat tersebut seperti penentuan sasaran program,
pemrograman, penjadwalan, dan prosedur seperti apa yang akan dipakai
untuk program tersebut.
Perencanaan di Radio Suara Salatiga FM mempunyai langkah-
langkah sebagai berikut:
73
a. Menentukan sasaran
Sasaran pendengar atau masyarakat yang ingin dicapai dalam
program dakwah “Cahaya Pagi” di Radio Suara Salatiga FM adalah
semua masyarakat atau pendengar yang khususnya masyarakat Muslim,
baik dari Kota Salatiga maupun luar Kota Salatiga. Sebagian besar
penduduk kota Salatiga mayoritas agama yang diikuti adalah agama
Islam. Terbukti dari data sensus per 14 Agustus 2018 yang diterbitkan
oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah menunjukkan jumlah
penduduk yang beragama Islam di Kota Salatiga adalah 152.834 jiwa,
Protestan 31.776, agama Katolik 9.475 jiwa, Hindu 171 jiwa, Budha 400,
dan agama lainnya sebanyak 8 jiwa (https://jateng.bps.go.id, diakses 22
Juli 2019, pukul 21.05). Oleh karena itu, program dakwah “Cahaya Pagi”
adalah acara yang sangat cocok untuk dijadikan sebagai motivasi hidup
dan menjadikan hidup menjadi lebih bermakna, tenteram dan damai.
Tujuan program dakwah “Cahaya Pagi” adalah menyampaikan pesan
Islami kepada masyarakat muslim melalui media penyiaran radio agar
bisa menambah pengetahuan keagamaan bagi pendengar dan khususnya
untuk karyawan Radio Suara Salatiga FM.
b. Pemprograman
Program dakwah “Cahaya Pagi” adalah program lama yang
diperbarui format acaranya. Dahulu program ini bernama “Cahaya Pagi”
dengan format acara berisi lagu-lagu Islami diselingi dengan id‟s (station
identity)/ call station.Waktu penyiarannya yaitu setiap Hari Senin sampai
74
Sabtu pukul 05.00 – 06.00 WIB.Seiring berjalannya waktu, para
pendengar mulai menyampaikan keluh kesahnya mengenai kurangnya
pengetahuan keagamaan mereka, sehingga ada beberapa pendengar yang
memberikan masukan dan saran kepada Radio Suara Salatiga FM untuk
mengadakan program acara yang berisi tausiyah yang membahas tentang
kajian Islam. Perencanaan format baru dibahas dalam rapat bulanan dan
bulan April 2019 program “Cahaya Pagi” resmi diperbarui yaitu dengan
format dakwah monolog. Dakwah monolog merupakan penyampaian
materi dakwah dengan metode ceramah satu arah yang hanya
menampilkan seorang penceramah atau ustaz.Pendengar hanya bisa
mendengarkan ceramah tersebut, tanpa bisa mengajukan pertanyaan
melalui telepon atau sms. Materi yang disampaikan tanpa diselingi iklan,
maupun insert, RE(Radio Expose) dan lain-lain.
Materi dakwah pada program dakwah “Cahaya Pagi” di Radio
Suara Salatiga FM disampaikan oleh narasumber yang berkompeten di
bidangnya, yaitu rekaman Ustaz Hanan Attaki, Lc, MA., Ustaz Adi
Hidayat, Lc, MA, dan Habib Novel Alaydrus. Habib Novel Alaydrus
mengisi acara setiap hari Senin dan Selasa, sedangkan Ustaz Hanan
Attaki, Lc, MA mengisi acara pada hari Rabu dan Kamis.Setiap hari
Jumat dan Sabtu program dakwah “Cahaya Pagi” diisi oleh Ustaz Adi
Hidayat, Lc, MA.Isi materi program dakwah “Cahaya Pagi” membahas
tentang dakwah atau syiar Islam, motivasi hidup dan tematik atau sesuai
75
dengan tema.Misalnya hari raya Idul Fitri membahas tentang hari raya
Idul Fitri.
Pemilihan narasumber dalam program tersebut tidak mudah bagi
Radio Suara Salatiga FM, karena harus melalui rapat yang dipimpin oleh
programme manager dan karyawan yang beragama Islam yaitu, creative
programme, production, news director, music director, dan operation.
Dari anggota yang hadir dalam rapat dipersilahkan untuk menyampaikan
narasumber pilihannya masing-masing beserta alasannya. Dari beberapa
calon narasumber yang disampaikan, akhirnya disepakati Ustaz Hanan
Attaki, Lc, MA., Ustaz Adi Hidayat, Lc, MA., dan Habib Novel Alaydrus
yang menjadi narasumber di program dakwah “Cahaya Pagi” dengan
alasan, narasumber tersebut belum ada di radio lain dan pastinya setiap
narasumber memiliki kelebihan masing-masing. Misalnya saja Ustaz Adi
Hidayat, Lc. MA., mampu menghafal dan mengingat Al-Qur‟an dan
Hadis beserta tata letaknya, sedangkan Habib Novel Alaydrus dalam
dakwahnya tidak menghujat islam dengan paham lain, selalu memberi
motivasi secara Islami, dan Ustaz Hanan Attaki adalah pendakwah yang
milenial, masa kini, humble, dan santai.
c. Penjadwalan
Program dakwah “Cahaya Pagi” merupakan program harian yang
mengudara mulai pukul 05.00 s/d 06.00 WIB. Mengapa memilih jam siar
pukul 05.00 s/d 06.00 WIB? Karena biasanya pada jam ini sebagian
orang sudah bangun pagi untuk memulai aktifitasnya. Inilah yang
76
menjadi kelebihan program dakwah “Cahaya Pagi” di Radio Suara
Salatiga FM yang mempunyai kesempatan atau peluang untuk
mengoptimalkan acara. Ketika radio-radio lain dalam waktu yang sangat
pagi sudah menampilkan acara hiburan, atau mungkin belum on air, akan
tetapiRadio Suara Salatiga FM menjadikan program dakwah “Cahaya
Pagi” sebagai acara yang dapat menemani aktifitas pendengarnya di pagi
hari, seperti ibu rumah tangga yang sudah sibuk di dapur untuk
menyiapkan sarapan pagi untuk keluarganya atau seseorang yang bersiap
untuk berangkat kerja pagi, dan lain sebagainya.
d. Prosedur
Program dakwah “Cahaya Pagi” di Radio Suara Salatiga FM
bersifat OffAir, artinya acara ini berbentuk rekaman yang diedit terlebih
dahulu sebelum disiarkan. Sebelum program dakwah “Cahaya Pagi”
disiarkan pada pukul 05.00-06.00 WIB, maka tim dari production yang
bertugas untuk mengecek pengudaraan acara apakah sudah siap
diudarakan apa belum. Rekaman yang akan disiarkan apakah sudah enak
didengar apa tidak. Semua itu butuh proses kerja yang panjang dari
seorang tim produksi atau production.
Langkah pertama yang dilakukan oleh tim produksi / production
dalam program dakwah “Cahaya Pagi” adalah mencari rekaman ceramah
dari narasumber yang sudah ditentukan dengan durasi kurang dari satu
jam di Youtube. Setelah itu di download dengan format Mp3. Tugas
untuk mencari rekaman dari narasumber yang sudah ditentukan tidak
77
hanya Randu Wardana, tetapi dibantu oleh karyawan lainnya seperti
Rizki Pratama, Roy Arjuna dan Lala Annisa.
Langkah kedua, mengedit file rekaman da‟i (penceramah atau
narasumber) dari Youtube yang berbentuk Mp3 menggunakan aplikasi
Cool Edit Pro.Caranya mengedit yaitu: buka CoolEditPro. Kemudian
masukan file salah satu rekaman Ustaz Habib Novel Alaydrus dan
ditambahkan pengantar pembuka (Opening) acara dan penutup (Closing)
acara. Opening berisi call station, salam, sapa, nama narasumber, kata-
kata mutiara. Sedangkan closing berisi nama narasumber, judul acara,
jadwal siaran Cahaya Pagi dan call stationRadio Suara Salatiga FM. Lalu
masukkan rekaman Habib Novel Alaydrus ke singletrack caranya
mengklik file dengan doubleclick. Sebagai pembatas rekaman yang akan
di hapus dan yang tidak terpakai menggunakan F8. Setelah di edit, klik
kanan insertintomultitrack. Masuk ke multitrack lalu geser file rekaman.
Caranya klik kanan jangan dilepas kemudian di geser, antara ujung siaran
rekaman ceramah Habib Novel Alaydrus dengan pembuka acara
ditempelkan, lalu belakang rekaman ceramahnya digeser ditemukan
dengan akhir penutup acara. Setelah semua sudah disatukan baru di
mixdown dan terakhir di SaveAs. Jika rekaman jadi berupa file maka
siaran program dakwah “Cahaya Pagi” siap diudarakan, dan tidak lupa
sebelum di siarkan tim produksi mengecek apakah file sudah sesuai
urutan apa belum. Supaya tidak terjadi kesalahan dalam mengudarakan
78
siaran. Apabila durasi file rekaman narasumber hanya setengah jam,
maka ditambah lagu-lagu religi agar file mempunyai durasi satu jam.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Radio Suara Salatiga FM menyusun struktur organisasi atau
pengelompokan kerja menjadi tanggung jawab programme manager,
programme manager memiliki kewenangan penuh untuk membangun
struktur organisasi internal radio dan menempatkan para anggotanya
kedalam sub kerja bagian (public relation & promotion radio, creative
programme, production, news director, music director, operation, dan
officeboy).
Pengorganisasian di Radio Suara Salatiga FM bertujuan untuk
pembagian tugas atau pengelompokan kerja.Artinya pemerincian tugas
pekerjaan yang diberikan untuk karyawan di Radio Suara Salatiga FM
dalam berorganisasi mampu bertanggungjawab dan melaksanakan
sekumpulan kegiatan yang terbatas (Morissan, 2008: 150).
Karyawan yang bekerja di Radio Suara Salatiga FM sebanyak 12
orang yang terdiri dari 10 orang penyiar, 1 orang officeboy dan 1 orang
penjaga malam. Semua karyawan mempunyai tugas dan tanggung jawab
masing-masing sesuai dengan tingkat pengalaman, keahlian, dan
kemampuan.Tugas-tugas karyawan yang bekerja di Radio Suara Salatiga
FM sebagai berikut:
79
1. Program Manager, tugasnya meliputi:
a. Bertanggungjawab atas pelaksanaan program, output siaran, dan
penjualan program.
b. Menyusun dan membuat kode etik siaran
c. Membuat perencanaan program siaran yang dituangkan dalam bentuk
usulan rencana program meliputi: acara reguler, agenda tahunan, PSA
(iklan layanan masyarakat), dan kegiatan off air.
d. Mengawasi secara rutin pelaksanaan operasional radio.
e. Mengembangkan kemampuan SDM dibidang program dan penyiar.
f. Melakukan evaluasi/konseling karyawan sewaktu-waktu.
g. Melakukan rapat rutin setiap bulan minimal satu kali pertemuan.
h. Melakukan siaran.
Peneliti menganalisis yang dilakukan karyawan pada Radio Suara
Salatiga FM yang bekerja di bagian program manager sudah berhasil
menjalankan tugas dengan profesional sesuai dengan job description.
2. Public Relation & Promotion radio, tugasnya meliputi:
a. Bertanggungjawab atas kegiatan promosi off air sebagai upaya untuk
mempromosikan radio Suara Salatiga FM.
b. Menjalin hubungan kerja sama dengan pihak ketiga, seperti pemasang
iklan.
c. Melakukan koordinasi dengan programme manager.
d. Membuat rencana pemutaran iklan dalam rencana siaran.
e. Membuat laporan bukti siaran (BS) secara rutin.
80
f. Perencanaan anggaran keuangan
g. Penyusunan dan pelaksanaan keuangan radio serta menyusun
gaji/insentif para karyawan.
h. Mengelola keuangan radio beserta kelengkapan bukti-bukti keuangan
masuk maupun keluar.
i. Membukukan semua transaksi dan membuat laporan keuangan secara
berkala.
j. Melakukan siaran.
Peneliti menganalisis yang dilakukan karyawan pada Radio Suara
Salatiga FM yang bekerja di bagian Public Relation & Promotion Radio
sudah berhasil dalam menjalankan tugas dengan profesional sesuai
dengan job description.
3. Creative programme, tugasnya meliputi:
a. Bertugas untuk memberikan usulan serta masukan-masukan lainnya
dalam kaitannya dengan produksi kreatif program yang akan
dilaporkan ke programme manager.
b. Melaksanakan tugas-tugas dari Programme Manager untuk
kepentingan kreatif acara.
c. Koordinasi dengan production.
d. Mencari narasumber di program acara Bincang Komunitas.
e. Menghubungi narasumber di program acara Bincang Komunitas.
f. Membuat daftar kehadiran tamu yang menjadi narasumber di acara
radio Suara Salatiga FM.
81
g. Melakukan siaran.
Peneliti menganalisis yang dilakukan karyawan pada Radio Suara
Salatiga FM yang bekerja di bagian Creative Programe sudah berhasil
menjalankan tugas dengan profesional sesuai dengan job description.
4. News Director, tugasnya meliputi:
a. Bertanggungjawab terhadap seluruh kinerja sektor pemberitaan
seluruh Radio Suara Salatiga FM.
b. Menyediakan naskah sebagai bahan siaran dalam bentuk softfile
melalui whatsapp grup atau email radio.
c. Menyediakan bahan tepat pada waktunya dan sesuai dengan program
acara.
d. Membuat berita sebagai materi kabar baru atau informasi di media
sosial minimal 2 berita.
e. Mengarsipkan naskah berita di komputer siar.
f. Memastikan keakuratan data.
g. Bekerjasama dengan seluruh bagian tim demi kelancaran pemberitaan.
h. Melakukan siaran.
Peneliti menganalisis yang dilakukan karyawan pada Radio Suara
Salatiga FM yang bekerja di bagian News Director sudah berhasil
menjalankan tugas dengan profesional sesuai dengan job description.
5. Music Director, tugasnya meliputi:
a. Bertanggungjawab terhadap format musik radio.
b. Memberikan musik yang dibutuhkan.
82
c. Memberikan masukan musik yang tepat.
d. Memberikan teguran kepada penyiar dan operator jika ada musik atau
lagu yang tidak sesuai dengan format baku yang telah ditetapkan
(penyanyi – judul lagu).
e. Mencari lagu-lagu baru maupun lagu-lagu lama untuk melengkapi
koleksi musik radio
f. Mendownload lagu-lagu yang baru rilis dan di masukkan ke folder
format musik yang sesuai.
g. Melakukan siaran.
Peneliti menganalisis yang dilakukan karyawan pada Radio Suara
Salatiga FM yang bekerja di bagian Music Director sudah berhasil
menjalankan tugas dengan profesional sesuai dengan job description.
6. Production, tugasnya meliputi:
a. Bertanggungjawab atas kualitas audio radio.
b. Bertanggungjawab atas produk yang dihasilkan.
c. Memproduksi iklan, radio ekspose (RE), dan paket program acara.
d. Sebagai koordinator saat casting iklan dan rekaman acara.
e. Me-mixing bahan mentah menjadi sebuah bahan layak siar.
f. Menyediakan produk tepat pada waktunya.
g. Melakukan siaran.
83
Peneliti menganalisis yang dilakukan karyawan pada Radio Suara
Salatiga FM yang bekerja di bagian Production sudah berhasil
menjalankan tugas dengan profesional sesuai dengan job description.
7. Operation, tugasnya meliputi:
a. Membuat rencana pengembangan website radio.
b. Merawat peralatan Radio Suara Salatiga FM.
c. Membuat laporan barang-barang yang butuh pembaruan.
d. Melakukan siaran.
Peneliti menganalisis yang dilakukan karyawan pada Radio Suara
Salatiga FM yang bekerja di bagian operation sudah berhasil
menjalankan tugas dengan profesional sesuai dengan job description.
8. Officeboy/pembantu umum, tugasnya meliputi:
a. Melaksanakan tugas kebersihan ruangan paling lambat pukul 08.00
WIB , semua ruangan harus sudah bersih.
b. Selalu memelihara kebersihan dan kerapian peralatan kerja dan
lingkungan studio radio.
c. Membantu menyiapkan peralatan untuk kegiatan siaran, baik kegiatan
talkshow, off air, maupun kegiatan siaran luar.
d. Mengawasi ketertiban di lingkungan studio radio.
e. Melaporkan kejadian atau keadaan yang mengganggu studio radio.
f. Melaksanakan tugas dari atasan.
84
Peneliti menganalisis yang dilakukan karyawan pada Radio Suara
Salatiga FM yang bekerja di bagian Officeboy sudah berhasil
menjalankan tugas dengan profesional sesuai dengan job description,
namun terkadang tugas kebersihan ruangan terlambat hingga pukul 09.00
WIB dikarenakan bangun kesiangan.
Penerapan pengorganisasian yang ada di Radio Suara Salatiga FM
dari keseluruhan karyawan yang bekerja sudah bekerja sesuai dengan
tugas dan jabatan masing-masing. Ada beberapa karyawan yang tugasnya
bisa doble dan bisa menghandel tugas karyawan lain. 10 orang karyawan
mempunyai tugas utama yaitu sebagai penyiar sekaligus bertugas di
posisi seperti diatas. Artinya karyawan di Radio Suara Salatiga FM
orangnya Multitalent atau serba bisa.
3. Penggerakan (Actuating)
Manajemen penyiaran dalam penggerakan program dakwah
“Cahaya Pagi” di Radio Suara Salatiga FM, karyawan dapat melaksanakan
tanggungjawabnya dengan semangat dan baik. Penerapan penggerakan
manajemen penyiaran yang dilakukan sudah berhasil. Terbukti dalam tahap
penggerakanprogrammemanager telah memberikan pengarahan dan
motivasi kepada karyawan. Seperti yang bertugas menjadi penyiar,
diberikan pengarahan mengenai bagaimana menjadi penyiar yang baik dan
serba bisa. Bisa dalam menjalankan tugas siaran sesuai dengan jadwal dan
bisa dalam menjalankan tugas dari programme manager. Begitupula
karyawan yang bertugas sebagai production harus bertanggungjawab atas
85
kualitas audio dan segala produksi di Radio Suara Salatiga FM seperti iklan,
insert, radio ekspose, dan paket program acara.
Keberhasilan Radio Suara Salatiga FM menerapkan manajemen
penyiaran dalam penggerakan program dakwah “Cahaya Pagi” dapat
diperkuat dengan mencakup beberapa kegiatan penting yang diberikan
kepada karyawan yang bertugas, yaitu:
a. Pemberian Motivasi dan Bimbingan
Pemberian motivasi dan bimbingan terhadap karyawan dilakukan
dengan cara memberi pujian atau hadiah dan membimbing karyawan
yang belum tahu mengenai pekerjaannya. Hadiah yang diberikan kepada
karyawan biasanya berupa bonus tambahan diluar gaji. Tak hanya
motivasi pujian atau hadiah saja, atasan akan menegur dengan halus
bawahannya apabila ada karyawan yang melakukan kelalaian dalam
tugasnya. Tujuannya supaya kesalahan tidak terulang kembali sehingga
aktivitas di Radio Suara Salatiga FM tidak terganggu dan bisa berjalan
dengan lancar.Jika tidak ada teguran, maka bisa menimbulkan hal-hal
yang tak diinginkan.Oleh karena itu, sebagai pemimpin Radio Suara
Salatiga FM harus dapat mengantisipasi kondisi seperti ini supaya
lingkungan kerja menjadi kondusif.Begitu pula, karyawan tetap
termotivasi dan berjalan sebagaimana mestinya.
b. Komunikasi
Komunikasi yang ada di Radio Suara Salatiga FM dilakukan
antara atasan terhadap karyawan serta sikap karyawan terhadap atasan
86
semua dijalankan dengan baik dan sopan. Proses komunikasi yang baik
mampu menggerakkan karyawan untuk bekerja lebih giat karena adanya
hubungan komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan tidak
menjadikan mereka takut atau minder antara satu sama lain hanya saja
tingkat jabatannya yang berbeda. Komunikasi tersebut dilakukan secara
tatap muka dan bisa juga melalui grup Whatsapp atau pesan
pribadi.Komunikasi antar karyawan ke atasan dijalankan sesuai dengan
bagiannya masing-masing.
Suatu prinsip yang perlu diperhatikan adalah bahwa masalah-
masalah kecil dalam komunikasi sering dipersulit oleh perbedaan
persepsi, dan untuk memahami dunia dan tindakan orang lain harus lebih
dahulu memahami kerangka persepsinya (Ali, Mukti, 2017: 13). Apabila
ada masalah atau konflik yang terjadi di Radio Suara Salatiga FM, cara
menyelesaikan masalah dengan sistem kekeluargaan. Secara bersama-
sama minimal satu bulan sekali di Radio Suara Salatiga FM selalu
mengadakan rapat bulanan, yang bertujuan untuk mengetahui kendala
atau masalah apa yang dihadapi karyawan ketika bekerja.
Pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa apabila ada suatu
masalah atau konflik yang sedang dialami oleh Radio Suara Salatiga FM,
langkah atau tindakan yang dilakukan yaitu berkomunikasi melalui rapat
bersama seluruh karyawan dan segera memecahkan masalah yang
dialami. Jadi, proses komunikasi yang efektif yaitu programme manager
dan seluruh karyawan di Radio Suara Salatiga FM melaksanakan tugas-
87
tugas sesuai dengan job description masing-masing. Informasi, ide, kabar
atau berita harus selalu dikomunikasikan kepada programme
manageragar ia mempunyai dasar perencanaan yang harus
dikomunikasikan pada pihak lain supaya bisa dilaksanakan dan
dikerjakan dengan baik dan sistematis. Oleh karena itu, peneliti amati
penerapan yang dilakukan Radio Suara Salatiga FM dalam kaitannya
komunikasi atasan terhadap bawahan sudah berhasil dan begitupun
sebaliknya, antara bawahan karyawan terhadap atasan programme
manager.
Penggerakan dalam program dakwah “Cahaya Pagi” sudah
berhasil tapi belum seutuhnya karena penjaga malam yang bertugas
memutarkan siaran masih sering melakukan kesalahan yaitu tidak
menyiarkan rekaman program dakwah “Cahaya Pagi”.
4. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan yang
telah ditentukan berhasil atau tidak dan dapat diketahui sejauh mana tingkat
manajemen dalam pengelolaannya.Tujuan pengawasan sendiri untuk
mencari tahu tingkat keberhasilan suatu program dimana saat perencanaan
itu sudah tersusun rapi dan mencari tahu fakta atau kebenaran itu sesuai
dengan tahap perencanaan. Pengawasan di dalam program itu langsung dari
programme manager.
Pengawasan dalam program dakwah “Cahaya Pagi” di Radio Suara
Salatiga FM dengan cara langsung maupun tidak langsung. Pengawasan
88
langsung berupa mengawasi selama kegiatan siaran berlangsung baik
melalui radio di suatu tempat atau mengawasi langsung di studio, sedangkan
tidak langsung dengan laporan karyawan lain atau pendengar yang
melaporkan hasil penyiaran siaran “Cahaya Pagi”. misalnya Pernah ada
masalah petugas pemutaran siaran “Cahaya Pagi” yaitu penjaga malam tidak
memutarkan siaran, karena bangun kesiangan, sehingga siaran “Cahaya
Pagi” tidak on air dan hanya di siarkan beberapa lagu-lagu Islami. Penyiar
yang memantau dari rumah langsung melaporkan ke Programme
Manager.Alhasil petugas tersebut ditegur secara halus oleh Programme
Manager dan kesalahan berikutnya penjaga malam tidak memutarkan siaran
“Cahaya Pagi”, salah satu pendengar mengungkapkan keluh kesahnya
kepada programme manager langsung ketika pendengar bertemu di kantor
karena program “Cahaya Pagi” tidak on air. Tak lama kemudian, penjaga
malam dipanggil ke kantor dan mendapatkan teguran dan membuat Surat
Pernyataan untuk tidak mengulangnya lagi. Hal ini dilakukan agar penjaga
malam yang bertugas dalam pemutaran siaran “Cahaya Pagi” memutarkan
sesuai jadwal yang sudah ditentukan.
pengawasan dalam program dakwah “Cahaya Pagi” sudah berhasil
tapi belum seutuhnya karena keterbatasan pengawasan dari programme
manager secara langsung dikarenakan kesibukan dan pekerjaan programme
manager yang tidak hanya di radio yaitu bekerja di kantor Humas dan
Protokol Setda Kota Salatiga.
89
Analisis program radio yang sukses memiliki elemen-elemen,
meliputi:
a. Konflik
Konflik yaitu adanya benturan kepentingan atau benturan karakter
dimana tokoh-tokoh yang terlibat. Program dakwah “Cahaya Pagi”
disiarkan selama satu jam yaitu dari pukul 05.00-06.00 WIB. Konflik
yang terjadi dalam program dakwah “Cahaya Pagi” di Radio Suara
Salatiga FM seperti, pemutaran siaran yang terlambat dan pemutaran
tidak sesuai jadwal, sehingga akan mempengaruhi jam siaran program
acara selanjutnya. Jika program dakwah “Cahaya Pagi” disiarkan pukul
05.15, maka otomatis siaran selesai pukul 06.15 dan acara selanjutnya
yang harusnya dimulai pukul 06.00 menjadi pukul 06.15.konflik lainnya
seperti ketidak tahuan petugas atau penjaga malam yang menyiarkan
program tersebut dan konflik yang datang dari pendengar, pendengar
menyampaikan keluhannya akibat program dakwah “Cahaya Pagi” tidak
disiarkan. Hal ini menunjukkan ketika ada gangguan pada saat program
dakwah “Cahaya Pagi” pendengar ikut mengutarakan dan memeberikan
masukan apa yang telah terjadi di masyarakat (Morissan, 2008: 364).
b. Durasi
Creative programme sebaiknya tidak membuat suatu program yang
hanya bersifat satu kali tayang.Suatu program yang berhasil adalah
program yang dapat bertahan lama.Durasi pada program dakwah
“Cahaya Pagi” baru berjalan beberapa bulan tertanggal dari bulan April
90
2019. Selama ini program dakwah “Cahaya Pagi” sudah berjalan kurang
lebih 5 tahun dengan nama program yang sama, akan tetapi isi formatnya
berbeda. Durasi waktu program ini juga cukup yaitu satu jam.
c. Kesukaan
Pendengar memilih program yang menampilkan pemain utama
atau narasumber yang mereka sukai, yaitu orang-orang yang membuat
pendengar merasa nyaman. Program dakwah “Cahaya Pagi” berhasil
diminati pendengar, terutama ceramah dari Ustaz Hanan Attaki, Lc. M.A.
hal itu dapat diketahui ketika proses siaran secara langsung banyak
masyarakat yang laporan dengan beberapa penyiar dan Bapak Ryan
selaku programme managerketika di kantor. Namun program dakwah
“Cahaya Pagi” lebih sedikit pendengarnya daripada program musik yang
ada di Radio Suara Salatiga FM.
d. Konsistensi
Suatu program harus konsisten terhadap tema dan karakter pemain
sejak awal.Program dakwah “Cahaya Pagi” belum konsisten dalam
menyiarkan program, terbukti dengan pemutaran jadwal ceramah
narasumber yang disiarkan terkadang kurang konsisten dan tidak sesuai
dengan jadwal. Hal ini dikarenakan penjaga malam yang kurang
konsisten dan tidak disiplin dalam pemutaran siaran “Cahaya Pagi” yang
terkadang tidak memutarkan rekaman atau file ceramah yang sudah
terjadwal melainkan menyiarkan lagu-lagu Islami atau religi.
91
e. Energi
Setiap program harus memiliki energi yang mampu menahan
pendengar untuk tidak mengalihkan perhatiannya kepada hal-hal lain
(Morissan, 2008: 369).Program “Cahaya Pagi” memiliki energi yang
dapat menarik pendengar dimana waktu penyiarannya itu pagi hari. Pada
saat jam pagi kebanyakan dari radio lain menyiarkan acara hiburan dan
ada juga yang menyiarkan ceramah, tetapi dengan narasumber yang
berbeda dan bahkan ada radio yang belum on air. Radio Suara Salatiga
FM ini memiliki perbedaan dengan radio lain, jika radio lain menyiarkan
ceramah dengan narasumber K.H. Anwar Zahid, maka radio Suara
Salatiga FM menyiarkan narasumber lain yaitu Habib Novel Alaydrus,
Ustaz Adi Hidayat Lc, MA, dan Ustaz Hanan Attaki, Lc. M.A, yang
pastinya memiliki kharisma dan kelebihan yang berbeda dengan K.H.
Anwar Zahid. Misalnya saja Ustaz Adi Hidayat, Lc. MA., mampu
menghafal dan mengingat Al-Qur‟an dan Hadis beserta tata letaknya,
sedangkan Habib Novel Alaydrus dalam dakwahnya tidak menghujat
islam dengan paham lain, selalu memberi motivasi secara Islami, dan
Ustaz Hanan Attaki adalah pendakwah yang milenial, masa kini, humble,
dan santai.
f. Timing
Creative Programme dalam memilih suatu program siaran harus
mempertimbangkan waktu penayangan (timing), yaitu apakah program
tersebut sudah cocok atau sesuai dengan zamannya (Morissan, 2008:
92
371).Keputusan waktu penayangan dalam program dakwah “Cahaya
Pagi”di Radio Suara Salatiga FM sudah tepat, karena pada pukul 05.00-
06.00 WIB pendengar mendengarkan radio sambil memulai aktifitasnya
seperti masak, menyiram tanaman, bersiap kerja berangkat pagi di mobil,
dan lain sebagainya.
g. Tren
Seorang Creative Programme dalam memilih program harus
memiliki kesadaran terhadap adanya hal-hal yang tengah digandrungi
ditengah masyarakat (Morissan, 2008: 373). Menurut peneliti, minat
pendengar dalam elemen ini kurang berhasil karena pada program
dakwah “Cahaya Pagi” lebih sedikit dibandingkan dengan program
musik atau hiburan di Radio Suara Salatiga FM.
Jadi, hasil penelitian yang peneliti amati bahwa Radio Suara
Salatiga FM belum berhasil sepenuhnya dalam menerapkan manajemen
penyiaran program dakwah “Cahaya Pagi”, karena dalam penggerakan
dan pengawasan masih bermasalah. Program dakwah “Cahaya Pagi” juga
belum sepenuhnya 100% berhasil, karena masih ada beberapa elemen
pada bagian konflik, kesukaan, konsistensi dan tren yang belum
terpenuhi.
93
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen penyiaran dalam program dakwah “Cahaya Pagi” di Radio
Suara Salatiga FM dilaksanakan sesuai fungsi-fungsi manajemen, meskipun
kadang-kadang ada hal yang tidak terlaksana karena suatu hal.
Data yang diperoleh dari hasil penelitian mengungkapkan bahwa dalam
program dakwah “Cahaya Pagi” sudah menerapkan dan melaksanakan suatu
manajemen meliputi:
1. Perencanaan (planning)
Perencanaan program siaran di Radio Suara Salatiga FM dilakukan
oleh Creative Programme yang diajukan kepada programme manager, jika
program tersebut sudah diterima oleh programme manager, maka akan
diadakan rapat bulanan dengan para penyiar, creative programme, tim
production, operation, news director, dan music director untuk membahas
lebih lanjut mengenai program tersebut. Beberapa hal penting yang akan
dibahas dalam rapat tersebut seperti menentuan sasaran program,
pemrograman, penjadwalan, dan prosedur seperti apa yang akan dipakai
untuk program tersebut.
a. Menentukan sasaran
Sasaran yang dituju dalam program dakwah “Cahaya Pagi” adalah semua
masyarakat atau pendengar khususnya masyarakat Muslim.
94
Tujuanprogram ini ialah untuk menyampaikan nilai-nilai Islam kepada
para pendengarnya.
b. Pemrograman
Pemrograman meliputi pembahasan mengenai format dalam program
dakwah “Cahaya Pagi” yaitu ceramah monolog dengan narasumber
Ustaz Hanan Attaki, Lc, MA; Ustaz Adi Hidayat, Lc, MA; dan Habib
Novel Alaydrus. Materi yang disampaikan tentang kajian Islam dan
tematik.
c. Penjadwalan
Program dakwah “Cahaya Pagi” disiarkan setiap hari Senin sampai
dengan Sabtu pukul 05.00 – 06.00 WIB.
d. Prosedur
Program dakwah “Cahaya Pagi” merupakan program yang bersifat off
air. Artinya acara ini berbentuk rekaman yang diedit terlebih dahulu
sebelum disiarkan.
2. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian yang dilakukan Radio Suara Salatiga FM
merupakan departementalisasi dan pembagian tugas karyawan yang sesuai
dengan tingkat pengalaman, keahlian, dan kemampuan masing-masing.
Karyawan terbagi dalam beberapa divisi atau tim yaitu mulai programme
manager, public relation & promotion radio, creative programme,
production, news director, music director dan operation dimana setiap
orang memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing. Tugas utama 10
95
orang karyawan di Radio Suara Salatiga FM adalah penyiar. Dalam
pelaksanaannya satu karyawan tugasnya bisa doble dan bisa menghandel
tugas karyawan lain., artinya karyawan di Radio Suara Salatiga FM
orangnya Multitalent atau serba bisa.
3. Penggerakan (actuating)
Penggerakan program dakwah “Cahaya Pagi” di Radio Suara
Salatiga FM, karyawan dapat melaksanakan tanggungjawabnya dengan
semangat dan baik. Penerapan penggerakan manajemen penyiaran yang
dilakukan dalam program dakwah “Cahaya Pagi” di Radio Suara Salatiga
FM sudah berhasil. Terbukti dalam tahap penggerakanprogrammemanager
telah memberikan pengarahan dan motivasi kepada karyawan. Seperti yang
bertugas sebagai penyiar, diberikan pengarahan mengenai bagaimana
menjadi penyiar yang baik dan serba bisa. Bisa dalam menjalankan tugas
siaran sesuai dengan jadwal dan bisa dalam menjalankan tugas dari
programme manager. Begitupula karyawan yang bertugas sebagai
production harus bertanggungjawab atas kualitas audio dan segala produksi
di Radio Suara Salatiga FM seperti iklan, insert, radio ekspose, dan paket
program acara. Karyawan yang bertugas untuk memutarkan rekaman
“Cahaya Pagi” diberikan arahan bagaimana prosedur pemutarannya.
Penggerakan dalam program dakwah “Cahaya Pagi” sudah berhasil
tapi belum seutuhnya karena penjaga malam yang bertugas memutarkan
siaran masih sering melakukan kesalahan yaitu tidak menyiarkan rekaman
program dakwah “Cahaya Pagi”.
96
4. Pengawasan (controlling)
Pengawasan yang dilakukan Radio Suara Salatiga FM dengan cara
langsung maupun tidak langsung dari programme manager.Pengawasan
langsung berupa mengawasi selama kegiatan siaran berlangsung baik
mendengarkan radio di suatu tempat atau mendengarkan langsung di
studio.Sedangkan tidak langsung dengan laporan karyawan lain atau
pendengar yang melaporkan hasil penyiaran siaran “Cahaya Pagi” kepada
programme manager.pengawasan dalam program dakwah “Cahaya Pagi”
sudah berhasil tapi belum seutuhnya karena keterbatasan pengawasan dari
programme manager secara langsung dikarenakan kesibukan dan pekerjaan
programme manager yang tidak hanya di radio yaitu bekerja di kantor
Humas dan Protokol Setda Kota Salatiga.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas dapat di sarankan kepada beberapa pihak
sebagai berikut:
1. Bagi pengelola Radio Suara Salatiga FM untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia dengan lebih konsentrasi kepada konsep setiap
program yang disiarkan dan kualitas penyiar agar tidak hanya sedikit
program yang diminati melainkan hampir keseluruhan program siaran
diminati oleh banyak pendengar.
2. Bagi karyawan Radio Suara Salatiga FM agar selalu meningkatkan
kinerjanya, terutama dalam program dakwah “Cahaya Pagi”. Manajemen
97
yang baik dan sistematis akan membuat suatu program acara terlaksana
dengan baik.
3. Untuk peneliti yang akan datang, peneliti berharap penelitian ini
dikembangkan menggunakan tema yang sama, tetapi objek penelitian
berbeda (radio lain) dan kemudian dilakukan perbandingan antara
manajemen Radio Suara Salatiga FM dengan manajemen yang diterapkan
oleh radio lain, sehingga akan diketahui perbedaan manajemen yang
digunakan oleh kedua radio tersebut.
4. Saran dan kritik dari pembaca di harapkan dalam penyempurnaan penelitian
ini supaya kedepannya menjadi lebih baik.
5. Diharapkan mampu memberikan informasi bagi pembaca mengenai
manajemen penyiaran radio.
98
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mukti. 2017. Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta: CV Pustaka Ilmu
Group.
Amin, Samsul Munir. 2009. Ilmu Dakwah: Jakarta: Amzah.
Ardiansyah. 2009. Manajemen Siaran Dakwah pada radio Komunitas
Swadesi FM Kabupaten Bantul. Yogyakarta: Universitas Negeri
Sunan Kalijaga.
Astuti, Santi Indra. 2008. Jurnalisme Radio; Teori dan Praktek. Bandung:
Simbiosa Rekatama Media.
Aziz, Moh. Ali. 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta: Prenada Media.
Bahroni. 2018. Analisis Wacana Retorika Dakwah K.H Muhammad Arifin
Ilham. INJECT. Interdisciplinary Journal of Communication.
2(2):178.
Handoko, T Hani. 2003. Manajemen Edisi 2. Yogyakarta: BPFE.
Ilaihi, Wahyu. 2010. Komunikasi Dakwah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
J.B. Wahyudi. 1994. Dasar-Dasar Manajemen Penyiaran. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Juliatriarsa, Djati. 1992. Manajemen Umum Sebuah Pengantar (Skripsi).
Yogyakarta: BPFE.
Masduki. 2004. Menjadi Broadcaster Profesional. Yogyakarta: Pustaka
Populer LkiS.
Moleong, J.Lexy. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Morissan. 2008. ManajemenMedia Penyiaran Strategi Mengelola Radio &
Televisi. Jakarta: Kencana Predana Media Group.
M. Romli, Asep Syamsul. 2009. Broadcast Jurnalisme. Cet I. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Musafa‟, Moh. Anas. 2006. Manajemen Siaran Radio Suara Ibnu Abbas
106.7.IC FM Klaten. Yogjakarta: Universitas Negeri Sunan Kalijaga.
99
Ningrum, Marti. 2010. Implementasi Manajemen Acara Siaran Dakwah Pagi
di Radio Komunitas One FM Prambanan: Yogyakarta: Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Prasetyo, Budi. 2010 Manajemen Siaran Dakwah di Radio (Tinjauan
Manajemen Terhadap Pengelolaan Radio Dakwah Dengan
Digunakannya Radio Internet di Radio Salma Klaten. Yogyakarta:
Universitas Negeri Sunan Kalijaga.
Rokhmiyati, Sri. 2018. Konsep Manajemen Sumber Daya Manusia dalam
Kelembagaan Islam. INJECT. Interdisciplinary Journal of
Communication. 3(2): 231-252.
Ruslan, Rosady. 2002. Manajemen Humas & Komunikasi; Konsepsi &
Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Saebani, Beni Ahmad. 2008. Metode Penelitian. Bandung: CV Pustaka Setia.
Siswanto. 2017. Peran Pekerja Sosial Dalam Pembinaan Anak Asuh Melalui
Life Skill di Panti Asuhan Darul Hadlanah Pati. INJECT.
Interdisciplinary Journal of Communication. 2(1): 128.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfabeta.
Sule, Ernie,Tisnawati dan Kurniawan Saefullah. 2005. Pengantar Manajemen
Edisi Pertama. Jakarta: Prenadamedia Group.
Willy, Fajar Nugraha. 2016. Manajemen Siaran Musik Stasiun Radio REM
FM di Universitas Negeri Semarang. Semarang: Universitas Negeri
Semarang.
www.suarasalatiga.com , diakses 28 juli 2019 pukul 21.18 WIB.
https://jateng.bps.go.id/statictable/2016/08/19/1272/jumlah-penduduk-
menurut-kabupaten-kota-dan-agama-yang-dianut-di-provinsi-jawa-
tengah-2015.html, diakses 22 Juli 2019pukul 21.05
http://www.Nurhasanahnana.wordpress.com.2010 , diakses 24 Juli 2019 pukul
22.10
100
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Gambar 1 Kode Etik Siaran
Gambar 2 Jadwal Siaran radio Suara Salatiga
Gambar 3 File Rekaman Cahaya Pagi
101
Gambar 4 Struktur Organisasi Internal Radio Suara Salatiga FM
Gambar 5 Karyawan Radio Suara Salatiga FM
103
Gambar 8 Wawancara dengan Production
Gambar 9 Rapat Membahas Program Dakwah “Cahaya Pagi”
Gambar 10 Catatan Hasil Rapat Tentang Program Dakwah “Cahaya Pagi”
104
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(Curriculum Vitae)
Nama : Icha Mistiyana Rosida
Tempat / Tanggal Lahir : Kab. Semarang, 10 Mei 1999
Alamat : Dusun Karangtengah Rt 03 Rw 01, Kec. Tuntang
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Email : [email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN
2003 sampai dengan 2009 MI Ma‟arif Karangtengah
2009 sampai dengan 2012 MTs Tarqiyatul Himmah Pabelan
2012 sampai dengan 2015 MAN Salatiga
2015 sampai dengan 2019 IAIN Salatiga
PENGALAMAN ORGANISASI
2017 Div. Jurnalistik & Media HMJ KPI IAIN Salatiga
2016 sampai dengan 2017 Div. Keamanan Ma‟had Putri IAIN Salatiga
2018 Ketua Ma‟had Putri IAIN Salatiga
PENGALAMAN MAGANG DAN KERJA
2018 Magang di Humas dan Protokol Setda Kota Salatiga
2016 sampai dengan sekarang Penyiar di radio Suara Salatiga FM
MC
105
PEDOMAN WAWANCARA
1. Bagaimana sejarah berdirinya Radio Suara Salatiga FM?
2. Apa visi dan misi Radio Suara Salatiga FM?
3. Sejauh mana wilayah sasaran radio Suara Salatiga FM?
4. Acara apa saja yang disiarkan di Radio Suara Salatiga FM?
5. Apa profil program dakwah “Cahaya Pagi”?
6. Apa yang menjadi tujuan dalam program dakwah “Cahaya Pagi”?
7. Bagaimana proses penentuan tema atau materi dalam program dakwah
“Cahaya Pagi”?
8. Siapa saja target pendengar dalam program dakwah “Cahaya Pagi”?
9. Bagaimana format program dakwah “Cahaya Pagi”?
10. Bagaimana proses editing dalam program dakwah “Cahaya Pagi”?
11. Siapa saja yang menjadi narasumber dalam program dakwah “Cahaya
Pagi”?
12. Mengapa memilih narasumber tersebut?
13. Bagaimana menentukan waktu siaran program dakwah “Cahaya Pagi”?
14. Bagaimana struktur organisasi di radio Suara Salatiga FM?
15. Seperti apa pembagian kerja yang diterapkan di radio Suara Salatiga FM?
16. Bagaimana memberikan motivasi kepada karyawan?
17. Bagaimana komunikasi yang terjadi di radio Suara Salatiga FM?
18. Bagaimana respon pendengar terhadap siaran program dakwah “Cahaya
Pagi”?
19. Bagaimana proses evaluasi yang dilakukan?
20. Apa saja bentuk dalam melakukan pengawasan?