127
i STUDI DESKRIPTIF MANAJEMEN PENYIARAN DALAM PROGRAM DAKWAH “CAHAYA PAGI” DI RADIO SUARA SALATIGA FM SKRIPSI Skripsi ini Disusun untuk Melengkapi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) OLEH ICHA MISTIYANA ROSIDA NIM. 43010-15-0004 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2019

STUDI DESKRIPTIF MANAJEMEN PENYIARAN DALAM PROGRAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6098/1/BAB LENGKAP FIKS ICHA.pdf · khususnya dan menyajikan program yang bernuansa Islami

  • Upload
    others

  • View
    15

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

i

STUDI DESKRIPTIF MANAJEMEN PENYIARAN DALAM PROGRAM

DAKWAH “CAHAYA PAGI” DI RADIO SUARA SALATIGA FM

SKRIPSI

Skripsi ini Disusun untuk Melengkapi Persyaratan

dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

OLEH

ICHA MISTIYANA ROSIDA

NIM. 43010-15-0004

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2019

ii

iii

iv

v

vi

ABSTRAK

Rosida, Icha Mistiyana (2019). Studi Deskriptif Manajemen Penyiaran dalam

Program Dakwah “Cahaya Pagi” di Radio Suara Salatiga FM. Skripsi

Fakultas Dakwah, Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam,

Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Mukti Ali,

M.Hum.

Kata Kunci: Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing),

Penggerakan (Actuating), dan Pengawasan (Controlling), Radio.

Penelitian ini membahas tentang: Manajemen Penyiaran dalam Program

Dakwah “Cahaya Pagi” di radio Suara Salatiga FM. Dengan rumusan masalah: (1)

bagaimana perencanaan penyiaran dalam program dakwah “Cahaya Pagi” di

Radio Suara Salatiga FM?, (2) bagaimana pengorganisasian penyiaran dalam

program dakwah “Cahaya Pagi” di Radio Suara Salatiga FM?, (3) bagaimana

penggerakan penyiaran dalam program dakwah “Cahaya Pagi” di Radio Suara

Salatiga FM?, (4) bagaimana pengawasan penyiaran dalam program dakwah

“Cahaya Pagi” di Radio Suara Salatiga FM?

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kualitatif

dengan pendekatan deskriptif yaitu pendekatan yang menggambarkan secara

sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan

antar fenomena yang diselidiki. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara

observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang ada dianalisis menggunakan

model Milles dan Huberman kemudian di tarik sebuah kesimpulan.

Hasil dari penelitian ini adalah Radio Suara Salatiga FM telah menerapkan

proses manajemen penyiaran mulai dari perencanaan, pengorganisasian,

penggerakan, dan pengawasan dalam program dakwah “Cahaya Pagi”.

Perencanaan yang dilakukan dengan dapat mengatur/mengontrol jalannya siaran

mulai dari merencanakan kegiatan siaran yang meliputi penentuan sasaran,

pemrograman, penjadwalan, dan prosedur pelaksanaan. Pengorganisasian sumber

daya manusia yang dimiliki sesuai dengan tingkat pengalaman, keahlian, dan

kemampuan masing-masing. Menggerakkan sumber daya manusia yang ada

dengan cara memberikan motivasi dan bimbinga n serta komunikasi yang baik

antara atasan dan bawahan, dan dapat mengawasi segala aktivitas proses

pelaksanaan siaran baik secara langsung maupun tidak langsung.

vii

MOTTO

إن مع العسر يسرا

“Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan”

(QS. Al – Insyirah: 6)

“Kerja adalah rekreasi dan rekreasi adalah kerja”.

(Kristri Priyantara Wibawa, S.I. Kom, Programme Manager

Radio Suara Salatiga FM)

viii

PERSEMBAHAN

Puji Syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya,

skripsi ini dipersembahkan untuk:

1. Ibu tercinta Siti Maryanah, Bapak Mastrak tercinta yang senantiasa menjaga,

membimbing, memberikan motivasi, dukungan dan memberikan doa

terbaiknya.

2. Kakakku tersayang, Syarif Azhari beserta istrinya Susi Dwi Efrita, dan dua

ponakan terlucu, mas Reyhan dan dek Deaz yang selalu menghibur dan selalu

mendoakan agar menjadi orang yang sukses.

3. Keluarga besar Bani Sahli yang selalu memberi dukungan kepada saya,

terutama makde Komsiyah yang selalu mendoakan serta memberi nasihat.

4. Ibu Dr. Muna Erawati, M.Si selaku pembimbing akademik, yang selalu

memberikan arahan, dukungan, dan motivasi selama saya menjadi anak didik

beliau.

5. Bapak Dr. Mukti Ali, M. Hum selaku dosen pembimbing skripsi saya yang

telah sabar membimbing skripsi hingga selesai.

6. Bapak Kristri Priyantara Wibawa, S.I. Kom, Bu Gita, Bu Sita, Mas Randu,

Mbak Mutia, Trisna, Mbak Lala, Sabrina, Roy, Rizki, Mas Umam yang telah

membantu banyak dalam proses penyusunan skripsi dan telah memberikan

pengalaman yang luar biasa selama saya berada di Radio Suara Salatiga FM

sampai detik ini.

ix

7. Para jajaran pemerintahan kota Salatiga bagian Humas dan protokol yang

telah memberikan pengalaman dan pengetahuan selama kegiatan

Pengembangan Profesi Lapangan (PPL).

8. Sahabat-sahabat terbaik saya, Mbak Dina Rahayu, Bagas, Ageng, Mbak Siti

Aisah, Azmi, Devi, Lulu‟, Dika, Ulfa, Azni, Mbak Wahyu, Eni Nurfuadah,

Leli gendats, Fauziyah, Ida Us, Warhamna, Dek Masyrifah, Bagus Satriyo,

Tasdiq, Uswah, Zila, Sofa, Nana, Edi, Rifki, Mr. Honang, Ustazah Ressa,

Ustaz Bagus, Ustaz Iqbal, Om Ca, Alm. Mbak Rima, wafiq, dkk telah

membantu, menemani, mendoakan, memberikan semangat, dan tidak pernah

bosan mendengar keluh kesah saya.

9. Kakak tingkat KPI angkatan 2014 yang meluangkan waktunya untuk

membantu dan selalu kutanyai tentang skripsi, Mbak Alifia, Mas Rozikin,

dan yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

10. Keluarga besar Ma‟had Al-Jami‟ah IAIN Salatiga yang telah memberikan

pengalaman yang luar biasa, terutama Bapak Muhammad Mas‟ud,M.Pd

beserta keluarga yang mengajari saya cara berta‟dzim.

11. Untuk teman-teman S1 Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam angkatan 2015,

Keluarga besar Egypt Course di Pare dan teman-teman bidikmisi angkatan

2015.

12. Teman-teman yang mengenal saya dan sudah memberikan doa terbaiknya

beserta dukungannya. Semoga Allah membalas dengan kebaikan yang lebih.

x

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukurAlhamdulillah kehadirat Allah SWT atas rahmat

dan karunia-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta

salam penulis haturkan kepada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW, beserta

keluarga, para sahabat, serta para pengikutnya yang menjadi suri tauladan bagi

kita.

Penulis menyadari tanpa bantuan, motivasi dan bimbingan dari berbagai

pihak skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu

dalam kesempatan ini, penulis dengan tulus mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, Bapak Prof. Dr.

Zakiyuddin, M.Ag.

2. Dekan Fakultas Dakwah IAIN Salatiga, Bapak Dr. Mukti Ali, M. Hum

sekaligus sebagai dosen pembimbing skripsi.

3. Ketua Program Studi Komunikasi Penyiaran dan Islam IAIN Salatiga, Ibu

Dra. Hj Maryatin M.Pd.

4. Dosen Pembimbing Akademik, Ibu Dr. Muna Erawati, M.Si.

5. Seluruh jajaran dosen dan staf Fakultas Dakwah, khususnya program studi

Komunikasi dan Penyiaran Islam yang telah membekali ilmu pengetahuan.

6. Bapak Kristri Priyantara Wibawa, S.I. Kom, Bu Gita, Bu Sita, Mas Randu,

Mbak Mutia, Trisna, Mbak Lala, Sabrina, Roy, Rizki, Mas Umam yang telah

membantu banyak dalam proses penyusunan skripsi dan telah memberikan

xi

pengalaman yang luar biasa selama saya berada di Radio Suara Salatiga FM

sampai detik ini.

7. Keluarga besar Komunikasi dan Penyiaran Islam angkatan 2015 yang selalu

memberi dukungan dan motivasi dalam penulisan skripsi ini.

8. Para staf perpustakaan kampus tiga IAIN Salatiga.

9. Seluruh pihak yang telah membantu dan mendukung terlaksananya tugas

akhir ini.

Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan

yang lebih dari yang mereka berikan dan senantiasa selalu dalam lindungan-Nya.

Amin.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini terdapat banyak

kekurangan dan kelemahan. Sehingga kritik dan saran yang membangun dari

pembaca akan penulis terima dengan segala kerendahan hati. Semoga skripsi ini

membawa manfaat bagi penulis khususnya, serta para pembaca pada umumnya,

Aamiin.

Salatiga, 12 Agustus 2019

Penulis

Icha Mistiyana Rosida

NIM.43010150004

xii

DAFTAR ISI

COVER ...................................................................................................................... i

LOGO INSTITUT ...................................................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................................. v

ABSTRAK ................................................................................................................. vi

MOTTO ..................................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN ...................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ............................................................................................... x

DAFTAR ISI .............................................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 7

E. Penegasan Istilah ............................................................................................ 8

F. Kerangka Berfikir........................................................................................... 11

G. Sistematika Penulisan .................................................................................... 13

BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka ................................................................................................ 14

B. Landasan Teori ............................................................................................... 17

1. Tinjauan Tentang Radio ........................................................................... 17

2. Tinjauan Tentang Manajemen Penyiaran................................................. 27

xiii

3. Tinjauan Tentang Dakwah ....................................................................... 40

4. Program Cahaya Pagi ............................................................................... 45

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Pendekatan..................................................................... 47

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................................... 48

C. Obyek Penelitian ............................................................................................ 48

D. Sumber dan Jenis Data ................................................................................... 48

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 49

F. Teknis Analisis Data ...................................................................................... 51

G. Teknik Validitas Data .................................................................................... 52

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .............................................................................................. 53

1. Gambaran Umum ..................................................................................... 53

a. Sejarah Radio Suara Salatiga FM ...................................................... 53

b. Lokasi Radio Suara Salatiga FM ....................................................... 57

c. Visi dan Misi Radio Suara Salatiga FM ............................................. 58

d. Logo Radio Suara Salatiga FM .......................................................... 58

e. Struktur Organisasi Radio Suara Salatiga FM ................................... 58

f. Program Siaran Radio Suara Salatiga FM ......................................... 59

g. Sarana dan Prasarana Radio Suara Salatiga FM ................................ 61

2. Temuan Penelitian .................................................................................... 65

a. Perencanaan ........................................................................................ 66

b. Pengorganisasian ................................................................................ 68

c. Penggerakan ....................................................................................... 69

d. pengawasan......................................................................................... 71

B. Pembahasan .................................................................................................... 72

1. Perencanaan.............................................................................................. 72

2. Pengorganisasian ...................................................................................... 78

3. Penggerakan ............................................................................................. 84

xiv

4. pengawasan .............................................................................................. 87

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................................................... 93

B. Saran ............................................................................................................... 96

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kerangka Berfikir ...................................................................................... 11

Tabel 4.1 Program Siaran Radio Suara Salatiga FM ................................................. 59

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Foto Logo Radio SSFM ......................................................................... 58

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Radio SSFM ........................................................... 58

Gambar 4.3 Foto Pendukung Alat Siar Radio SSFM ................................................ 60

Gambar 4.4 Foto Mixer .............................................................................................. 61

Gambar 4.5 Foto Mikrophone .................................................................................... 61

Gambar 4.6 Foto Antena Pemancar ........................................................................... 62

Gambar 4.7 Foto Komputer Siar ................................................................................ 63

Gambar 4.8 Foto Headphone ..................................................................................... 63

Gambar 4.9 Foto Pendingin Ruangan di ruang siar SSFM ........................................ 64

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi saat ini meningkat sangat pesat, ditandai dengan

banyaknya teknologi-teknologi baru yang bermunculan.Di zaman yang serba

teknologi ini, tak dipungkiri lagi bahwa masyarakat masih sangat bergantung

pada informasi.Informasi yang dibutuhkandapat diperoleh melalui berbagai

media, antara lain melalui TV, radio maupun surat kabar. Radio merupakan

salah satu media yang menyajikan informasi dengan cepat. Radio mampu

memberikan informasi-informasi berupa pendidikan, drama, infotainment,

hiburan, penawaran barang dan jasa, sekaligus sebagai sarana untuk kegiatan

dakwah.

Radio memanjakan pendengarnya dengan memberikan beragam

program yang kreatif, variatif, memenuhi kebutuhan, keinginan dan

kepentingan pendengar serta dapat menjangkau berbagai lapisan masyarakat.

Ragam program tersebut memberikan pilihan kepada pendengar dan

meningkatkan persaingan antara satu radio dengan radio lain. Jika program

radio yang disiarkan tidak sesuai, maka pendengar tidak sekedar memindah

gelombang atau frekuensi ke stasiun lain. Maka dari itu, seorang pengelola

stasiun radio dituntut untuk memperkaya kreativitasnya dalam membuat

sebuah program yang nantinya akan menarik perhatian pendengar.

Program-program yang diproduksi oleh stasiun radio dikelompokkan

menjadi dua bagian yaitu program hiburan dan program informasi.Program

2

hiburan biasanya adalah segala jenis siaran yang bertujuan dan berfungsi untuk

menghibur pendengarnya, salah satunya adalah program musik (Morissan,

2008:208).Program musik biasanya menyajikan berbagai jenis musik, seperti

musik pop, dangdut, lagu cover, campursari, keroncong, reggae dan

jazz.Sedangkan program informasi adalah segala jenis siaran yang bertujuan

untuk memberitahukan pengetahuan (informasi) seperti pengetahuan agama

ataupun segala macam peristiwa yang terjadi di sekitar masyarakat dalam

bentuk sebuah paket berita maupun seputar dakwah Islam.

Radio Suara Salatiga FM (SSFM) adalah salah satu stasiun radio yang

ada di Kota Salatiga.Radio Suara Salatiga FM ini berada pada gelombang

99.9MHz.Radio Suara Salatiga FM mempunyai slogan Informatif, Edukatif,

dan Berbudaya. Secara sosial, radio yang berdiri sejak 27 Mei 1967 ini telah

mampu berpartisipasi dan menjalankan peranannya dalam menyampaikan

berbagai macam hiburan dan informasi berita yang dibutuhkan oleh

masyarakat sekitar, termasuk mensosialisasikan program-program pemerintah

lokal dalam rangka mengembangkan potensi yang ada di daerah Kota Salatiga

khususnya dan menyajikan program yang bernuansa Islami.

Salah satu program acara yang ada di Radio Suara Salatiga yaitu

program dakwah Islam, bernama “Cahaya Pagi”. Siaran “Cahaya Pagi” ini

dimulai dari pukul 05.00-06.00 WIB, yang telah disiarkan setiap hari Senin

sampai Sabtu dengan menyuguhkan ceramah yang bernuansa Islami yang diisi

oleh beberapa penceramah seperti UstazHanan Attaki, Lc, MA, UstazAdi

Hidayat, Lc, MA, dan Habib Novel Alaydrus. Sampai sekarang siaran Cahaya

3

Pagi masih aktif mengudara dan mampu menarik perhatian pendengar.

Meskipun prosentasinya sedikit, format siaran di Radio Suara Salatiga FM

dalam bentuk persentasinya adalahberita 15%, penerangan / informasi 25 %,

pendidikan kebudayaan 15 %, agama 10%, hiburan dan musik 25%, iklan

layanan masyarakat 15%. Oleh karena itu dibutuhkan suatu manajemen yang

sistematis untuk mengatur dan mengantarkan pesan-pesan dakwah sehingga

penyampaian sebuah acara dakwah Islam dapat tepat sasaran, terorganisir

dengan baik demi terciptanya tujuan dakwah yang diinginkan dan dapat

diterima oleh masyarakat Muslim.

Adapun tantangan penyiaran Radio Suara Salatiga FM adalah

banyaknya persaingan yang berasal dari berbagai radio lokal, radio komunitas

dan stasiun radio lainnya yang menyiarkan program dakwah Islam. Selain

persaingan yang semakin tinggi, stasiun Radio Suara Salatiga FM juga

bersaing dengan televisi, dan media massa lainnya seperti internet, handphone,

surat kabar, majalah, DVD,VCD dan lain sebagainya. Supaya Radio Suara

Salatiga FM tidak kalah saing dengan media lainnya, maka diadakan

manajemen penyiaran yang tepat untuk menjalankan segala kegiatan yang

nantinya manajer akan menjalankan tanggungjawab utama terhadap bawahan

dan sumber daya organisasi dengan menjalankan fungsi manajemen.

Perencanaan penyiaran mencakup persiapan rencana dan strategi yang

akan digunakan untuk mencapai sebuah tujuan. Ketika perencanaan siaran

“Cahaya Pagi” tidak sesuai dengan jadwal waktu yang telah disiarkan, maka

disitu ada kesenjangan yang harus diselesaikan masalahnya. Program acara

4

“Cahaya Pagi” disiarkan pada pukul 05.00-06.00 WIB. Tetapi ketika program

acara “Cahaya Pagi” disiarkan pada pukul 05.30 WIB maka ada sesuatu kenapa

program acara “Cahaya Pagi” jamnya bisa menjadi mundur.Apakah acaranya

yang tidak sesuai dengan jadwal ataukah perencanaan yang belum sesuai

dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Mengelola media penyiaran radio merupakan tantangan yang harus

dihadapi manajemen media penyiaran radio.Apalagi mengelola media

penyiaran pada dasarnya adalah mengelola manusia.Keberhasilan media

penyiaran bergantung pada bagaimana kualitas orang-orang yang bekerja pada

bidang tersebut.Namun kualitas manusia saja tidak cukup jika tidak disertai

dengan kemampuan pemimpin media penyiaran yang bersangkutan dengan

mengelola sumber daya manusia yang ada, karena alasan inilah manajemen

yang baik diperlukan pada media penyiaran.Setiap usaha agar menuju kearah

pencapaian tujuan harus didahului perencanaan yang baik. Allah berfirman

dalam (Q.S. Al-Hasyr:18)

يا ولتىظر وفس ما قدمت لغد واتقىا الل أيها الذيه آمىىا اتقىا الل

خبير بما تعملىن إن الل

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan

hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk

hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah

Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”( Q.S Al- Hasyr:18).

Tanpa perencanaan yang baik, maka kepengurusan, program, arah dan

tujuan akan menjadi tidak terarah dan tidak jelas, bahkan kegiatan evaluasi,

5

untuk mengetahui tingkatan kemajuan dan kemunduran suatu program yang

sedang dijalankan akan sulit dilakukan. Oleh karena itu, dengan perencanaan

yang baik dan matang diharapkan akan membuat program dakwah “Cahaya

Pagi” bisa berjalan dengan baik.

Media penyiaran pada dasarnya harus mampu melaksanakan berbagai

fungsi, yaitu fungsinya sebagai media informasi, media hiburan, media untuk

beriklan, media pendidikan, dan media pelayanan (Morissan,2008:4). Untuk

mampu melaksanakan seluruh fungsi tersebut sekaligus dapat memenuhi

kepentingan pendengar, pemasang iklan, pemilik dan karyawan merupakan

tantangan bagi manajemen. Sebagai organisasi atau perusahaan, media

penyiaran menggunakan manajemen dalam menjalankan kegiatannya, dan

setiap orang mempunyai tanggung jawab atas bawahan dan sumber daya

organisasi lainnya dengan menjalankan fungsi manajemen.

Manajemen dalam media penyiaran radio bertujuan untuk memudahkan

proses penyelenggaraan siaran radio agar dapat berjalan secara sistematis.

Pelaksanaan manajemen siaran radio yang sistematis akan berpengaruh

terhadap manajemen radio secara keseluruhan. Manajemen yang baik akan

berdampak pada minat seseorang untuk mendengarkan radio tersebut.

Penyebab kenapa pendengar lebih tertarik pada program acara musik dibanding

dengan program dakwah Islam bisa jadi akibat dari manajemen yang kurang

baik. Melihat kenyataan diatas apakah fungsi manajemen dalam program

dakwah Islamkurang baik sehingga program tersebut kurang diminati, tema

yang disampaikan kurang bagus, atau mad‟u yang kurang menarik.

6

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk menjaga

eksistensinya, sebuah stasiun radio harus dapat memikat hati para

pendengarnya dengan program-program siarannya dan sebuah eksistensi tidak

datang dengan sendirinya melainkan melalui persiapan persiapan dari berbagai

macam aspek salah satunya melalui fungsi manajemen.

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti berupaya melakukan

penelitian mengenai manajemen penyiaran dalam program dakwah “Cahaya

Pagi” diRadio Suara Salatiga FM yang meliputi perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan seperti yang dikemukakan

oleh George R. Terry dalam teori manajemen.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka penulis

dapat merumuskan masalah yaitu:

1. Bagaimana perencanaanpenyiaran dalamprogram dakwah “Cahaya Pagi”

diRadio Suara Salatiga FM?

2. Bagaimana pengorganisasian penyiaran dalam program dakwah “Cahaya

Pagi” di Radio Suara Salatiga FM?

3. Bagaimana penggerakan penyiaran dalam program dakwah “Cahaya Pagi”

di Radio Suara Salatiga FM?

4. Bagaimana pengawasan penyiaran dalam program dakwah “Cahaya Pagi”

di Radio Suara Salatiga FM?

7

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perencanaan penyiaran dalam program dakwah “Cahaya

Pagi” di Radio Suara Salatiga FM.

2. Untuk mengetahui pengorganisasian penyiaran dalam program dakwah

“Cahaya Pagi” di Radio Suara Salatiga FM.

3. Untuk mengetahui penggerakan penyiaran dalam program dakwah “Cahaya

Pagi” di Radio Suara Salatiga FM.

4. Untuk mengetahui pengawasan penyiaran dalam program dakwah “Cahaya

Pagi” di Radio Suara Salatiga FM.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi nilai guna pada berbagai

pihak, yaitu :

1. Secara teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam

memberikan gambaran mengenai manajemen penyiaran dalam program

dakwah “Cahaya Pagi” di Radio Suara Salatiga FM yang meliputi

perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan.

2. Secara praktis

a. Bagi Lembaga

1) Dapat menjadi kontribusi ilmiah bagi mahasiswa Fakultas Dakwah,

khususnya mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) dalam

bidang manajemen penyiaran dalam program dakwah“Cahaya Pagi”

di Radio Suara Salatiga FM.

8

2) Dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada radio, khususnya

pada instansi Radio Suara Salatiga FM dalam memanaj siarannya.

b. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah pengetahuan peneliti

tentang bagaimana manajemen penyiaran dalam program dakwah

“Cahaya Pagi” di Radio Suara Salatiga FM yang meliputi perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan.

c. Bagi Pembaca

Hasil penelitian diharapkan bisa menjadi informasi yang bermanfaat bagi

pembaca terutama bagi lembaga penyiaran radio dalam memanaj suatu

program acara.

E. Penegasan Istilah

Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam memahami judul

penelitian tentang “Studi Deskriptif Manajemen Penyiaran dalam Program

Dakwah“Cahaya Pagi” di Radio Suara Salatiga FM”, maka peneliti perlu

menjelaskan beberapa istilah yang ada dalam judul diatas sebagai berikut:

1. Manajemen Penyiaran

Mary Parker Follet (dalam T. Hani Handoko, 2009: 8) mendefinisikan

manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan orang lain.

Definisi ini mengandung arti bahwa para manajer mencapai tujuan-tujuan

organisasi melalui peraturan orang-orang lain untuk melaksanakan berbagai

tugas yang mungkin diperlukan, atau berarti dengan tidak melakukan tugas-

tugas itu sendiri.

9

Menurut Stoner (dalam T. Hani Handoko, 2009: 8) mengemukakan

manajemen adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber

daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang

telah ditetapkan. Definisi ini menjelaskan bahwa manejemen itu merupakan

suatu proses yang sistematis untuk melakukan pekerjaan.

Jadi manajemen adalah suatu proses untuk mencapai tujuan tertentu

dengan melakukan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan

pengawasan dengan memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber-

sumber lainnya untuk mencapai suatu tujuan.

Sedang definisi penyiaran menurut J.B. Wahyudi (1994:1) adalah

kegiatan penyelenggaraan siaran radio atau televisi yang diselenggarakan

oleh organisasi penyiaran radio atau televisi. Jadi, penyiaran adalah kegiatan

penyelenggaraan siaran radio melalui ruang angkasa oleh sumber frekuensi

dengan sinyal tertentu yang dipancarkan dan mampu didengar oleh publik.

Berdasarkan pemaparan diatas manajemen penyiaran adalah proses

perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan kegiatan

penyelenggaraan siaran radio melalui ruang angkasa oleh Radio Suara

Salatiga FM menggunakan sumber frekuensi dengan sinyal tertentu yang

mampu didengar oleh publik.

2. Program Dakwah “Cahaya Pagi”

Program secara etimologis berasal dari bahasa Inggris yaitu

Programme yang berarti acara atau rencana (Morissan.2008:97).Sedangkan

10

dakwah menurut Syekh Ali Makhfudh dalam Amin (2009: 3) adalah

mendorong manusia untuk berbuat kebajikan dan mengikuti petunjuk

(agama), menyeru mereka kepada kebaikan dan mencegah mereka dari

perbuatan mungkar agar memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.

Sementara “Cahaya Pagi” adalah program dakwah Islam yang

menyajikan tausiyah dari beberapa pemuka agama, seperti UstazAdi

Hidayat, Lc,MA., Habib Novel Alaydrus dan UstazHanan Attaki, Lc,MA.

yang disiarkan setiap hari Senin sampai Sabtu setiap pukul 05.00-06.00

WIB di Radio Suara Salatiga FM berupa rekaman yang bersumber dari

Youtubedan sudah dilakukan proses pengeditan.

Jadi program dakwah “Cahaya Pagi” adalah suatu acara yang

disiarkan oleh Radio Suara Salatiga FM mengenai ajaran agama Islam

dengan narasumber yaitu Ustaz Adi Hidayat, Lc MA., Habib Novel

Alaydrus dan Usta Hanan Attaki, Lc, MA. yang disiarkan setiap hari Senin

sampai Sabtu pukul 05.00-06.00 WIB melalui rekaman dari Youtube yang

sudah diproduksi sebelumnya.

Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan manajemen program dakwah “Cahaya Pagi” di Radio Suara Salatiga

FM dalam skripsi ini adalah proses perencanaan, pengorganisasian,

penggerakan, dan pengawasan kegiatan penyelenggaraan program dakwah

“Cahaya Pagi” melalui Radio Suara Salatiga FM.

11

F. Kerangka Berfikir

Tabel 1.1 Kerangka Berfikir

1. Perencanaan penyiaran

dalam program dakwah

“Cahaya Pagi” diRadio

Suara Salatiga FM

meliputi:

a. Menentukan sasaran

b. pemprograman

c. penjadwalan

d. prosedur pelaksanaan

2. Pengorganisasian penyiaran

dalam program dakwah “Cahaya

Pagi” di Radio Suara Salatiga FM

3. penggerakan penyiaran dalam

program dakwah “Cahaya Pagi” di

Radio Suara Salatiga FM

4. pengawasan penyiaran dalam

program dakwah “Cahaya Pagi” di

Radio Suara Salatiga FM.

Manajemen

penyiaran dalam

program dakwah

“Cahaya Pagi” di

Radio Suara

Salatiga FM

Analisis menurut George R. Terry

12

Pertama yang dilakukan oleh peneliti yaitu mencari tahu apakah

manajemen radio sebuah stasiun radio itu benar-benar sama dengan apa yang

terjadi di lapangan. Peneliti melakukan observasi manajemen radio dalam

program dakwah “Cahaya Pagi” di Radio Suara Salatiga FM. Setelah peneliti

melakukan observasi, langkah selanjutnya peneliti mengumpulkan data-data

yang diperlukan dalam penelitian dengan menggunakan teori menurut George

R. Terry untuk dapat mengetahui manajemen radio yang diterapkan di Radio

Suara Salatiga FM. Teori yang dipakai yaitu perencanaan (Planning),

pengorganisasian (Organizing), penggerakan (Actuating), dan pengawasan

(Controlling). Perencanaan atau planning maksudnya menentukan tujuan untuk

lebih memudahkan target-target apa saja yang harus dicapai sesuai dengan

tujuan awal. Yang kedua dilakukan pengorganisasian atau organizing dengan

cara membentuk struktur organisasi yang sesuai dengan job desk masing-masing

atau pembagian kerja. Setelah itu dilakukan penggerakan atau actuating, di

mana karyawan harus mampu melaksanakan tugas/pekerjaannya sesuai dengan

job desk-nya. Yang terakhir dilakukan pengawasan/controlling. Pengawasan

dilakukan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditentukan tersebut

berhasil atau tidak, agar kita dapat mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan

Radio Suara Salatiga FM dalam melaksanakan manajemen penyiaran dalam

program dakwah “Cahaya Pagi”.

13

G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pemahaman dalam penyusunan skripsi ini, peneliti

membuat sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab, yaitu:

BAB I : PENDAHULUAN, memuat latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, kerangka

berfikir dan sistematika pembahasan.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI, pada bab ini

berisikan pengertian radio, jenis-jenis radio, karakteristik radio, kelebihan dan

kekurangan radio, pengertian manajemen, pengertian penyiaran, fungsi-fungsi

penyiaran, pengertian dakwah, komponen-komponen dakwah di radio,

keberhasilan program radio, pengertian program dan profil Cahaya Pagi.

BAB III : METODE PENELITIAN, pada bab ini berisikan jenis dan

pendekatan penelitian, lokasi penelitian, obyek penelitian, teknik pengumpulan

data, teknik analisis data, dan teknik validitas data.

BAB IV :PEMBAHASAN, meliputi gambaran umum Radio Suara Salatiga

FM, lokasi, visi misi Radio Suara Salatiga FM, manajemen penyiaran dalam

program dakwah “Cahaya Pagi” di Radio Suara Salatiga FM yang terdiri dari

perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan.

BAB V : PENUTUP, terdiri dari kesimpulan penelitian dan saran.

14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

Tinjauan pustaka harus mengemukakan hasil penelitian yang relevan

terkait dengan topik permasalahan baik berupa teori, konsep, analisis,

kesimpulan maupun kelebihan dan kelemahan penelitian tersebut.

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam proses penelitian

“Manajemen Penyiaran Dalam Program Acara “Cahaya Pagi” di Radio Suara

Salatiga FM” peneliti akan mengacu pada beberapa pemikiran dan pembahasan

yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini diantaranya adalah:

1. Skripsi yang disusun oleh Moh. Anas Musafa‟ (2006) dengan judul

Manajemen Siaran Radio Suara Ibnu Abbas 106.7 IC FM Klaten. Pada

penelitian tersebut menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan data

yang dihasilkan dari wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini adalah pengelolaan Radio Suara Ibnu Abbas

dengan menggunakan manajemen kini dapat berjalan secara efektif dan

efisien, yaitu menggunakan teori George R. Terry dengan melakukan

pendekatan 4 unsur, diantaranya: perencanaan, perencanaan yang dilakukan

oleh tim produksi Radio Suara Abbas yaitu dengan langkah-langkah

perkiraan dan perhitungan masa depan; pengorganisasian yang tertata rapi,

satu bagian yang lain telah berjalan sesuai alur yang diterapkan dengan job

description; penggerakan yang meliputi pemberian motivasi, menjalin

komunikasi serta peningkatan mutu seorang da‟i telah dijalankan dengan

15

baik; serta pengawasan dengan melihat dari respon balik yang positif dari

pendengar serta memantau jalannya siaran dari daerah-daerah yang

terjangkau dan menerima masukan dari tokoh-tokoh yang dekat dengan

personil Radio Suara Ibnu Abbas.

2. Skripsi yang disusun oleh Ardiansyah (2009) dengan judul Manajemen

Siaran Dakwah Pada Radio Komunitas Swadesi FM Kabupaten Bantul.

Pada penelitian tersebut menggunakan metode penelitian kualitatif

pendekatan deskriptif. Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui

manajemen siaran dakwah yang dilakukan oleh radio komunitas Swadesi

FM Kabupaten Bantul.

Hasil penelitian dari Ardiansyah yaitu manajemen siaran dakwah

pada radio komunitas Swadesa FM dalam melaksanakan fungsi-fungsi

manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan

pengawasan yang semuanya sudah berjalan sesuai perencanaan. Hal ini

dibuktikan dengan adanya program kerja tim dari pihak penanggung jawab

manajemen dan proses pelaksanaan program siaran yang telah berjalan

sesuai dengan perencanaan.

3. Skripsi yang disusun oleh Budi Prasetyo (2010) dengan judul Manajemen

Siaran Dakwah di Radio (Tinjauan Manajemen Terhadap Pengelolaan

Radio Dakwah dengan Digunakannya Radio Internet di Radio Salma

Klaten). Pada penelitian tersebut menggunakan metode kualitatif

pendekatan deskriptif. Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui

manajemen siaran dakwah di radio Salma yang mencakup fungsi-fungsi

16

manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan

pengawasan dalam rangka mencapai tujuan penyiaran dakwah Islam.

Hasil penelitiannya yaitu pada radio internet sebagai media alternatif

untuk media berdakwah, selain menggunakan media radio konvensional,

pengelola radio Salma memanfaatkan radio internet sebagai pengembangan

usaha dengan meraih pendengar lebih banyak, sehingga bahan

pertimbangan periklanan bisa untuk mensponsori program acara.

4. Skripsi yang disusun oleh Willy Fajar Nugraha (2016), dengan judul

Manajemen Siaran Musik Stasiun Radio REM FM Universitas Negeri

Semarang. Pada penelitian tersebut menggunakan metode deskriptif

kualitatif dengan data yang dihasilkan dari observasi, wawancara, dan

dokumentasi. Penelitian ini mengamati tentang manajemen siaran musik di

Stasiun Radio REM FM di Universitas Negeri Semarang dengan tujuan

untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana penerapan fungsi

manajemen pada siaran musik yang disiarkan oleh Stasiun Radio REM FM

Universitas Negeri Semarang.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Willy Fajar Nugraha

menunjukkan bahwa Radio REM FM dalam mengemas siaran musik yaitu

melalui beberapa tahapan manajemen diantaranya: perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan dimana dalam proses

manajemen siarannya bertumpu pada kerjasama antar divisi dengan

melibatkan program director sebagai pembuat program siar, musik director

sebagai penentu pemilihan lagu, production house sebagai pembuat jingle,

17

back song, iklan sponsor, dan spot. Sedangkan marketing sebagai pencari

sponsor dan pembiayaan untuk program siar seperti pembiayaan proses

produksi, penyiar sebagai pembawa acara program siar yang berinteraksi

langsung dengan pendengar, dan director sebagai penanggung jawab, serta

pengawas sistem kerja keseluruhan.

Berdasarkan dari penelitian di atas, maka peneliti menyimpulakan

bahwa aspek yang membedakan dengan penelitian yang sebelumnya

terletak pada objek dan subjek yang diteliti.Sejauh pencarian peneliti, belum

ada yang mencoba melakukan analisa terhadap “manajemen penyiaran

dalam program acara “Cahaya Pagi” di Radio Suara Salatiga FM”.

B. Landasan Teori

1. Tinjauan Tentang Radio

a. Pengertian Radio

Pada dasarnya radio dapat diartikan sebagai keseluruhan sistem

gelombang suara yang dipancarkan dari suatu stasiun dan dapat diterima

oleh pesawat-pesawat penerima dirumah, di mobil, di kapal dan

sebagainya. Radio adalah buah perkembangan teknologi yang

memungkinkan suara ditransmisikan secara serempak melalui gelombang

radio di udara (Astuti, 2008: 5)

Radio merupakan sumber informasi kompleks yang berfungsi

sebagai penyampaian informasi dan berita, perkembangan ekonomi,

hiburan dan propaganda politik. Bagi pendengarnya, radio adalah teman,

sarana komunikasi, sarana imajinasi, dan pemberi informasi. Sesuatu

18

yang harus ada dalam radio yaitu pertama, gelombang magnetis (suara);

kedua, dipancarkan stasiun pemancar, ketiga, diterima oleh audio atau

pesawat penerima. Jadi, radio bisa disebut sebagai sahabat yang dapat

menemani kegiatan sehari-hari para pendengarnya, seperti bekerja,

memasak, mencuci piring, menyapu, dan lain sebagainya. Adanya radio

tersebut sangat praktis sehingga masyarakat dapat mendengarkan radio

dimana saja dan kapan saja. Radio berfungsi sebagai penghibur,

penyampai informasi, dan melaksanakan fungsi pendidikan bagi

masyarakat. Radio sangat memperhatikan bagaimana cara berkomunikasi

terhadap masyarakat, maka stasiun radio memiliki khas masing-masing

dalam bersiaran untuk menarik minat dengar masyarakat sebanyak

mungkin.

b. Jenis-Jenis Radio

Jenis-jenis siaran radio dapat dibagi ke dalam tiga kategori yaitu

ditinjau dari segi frekuensi, gelombang dan dari penyelenggara

(Nurhasanahnana. 2010).

1) Berdasarkan frekuensi

Frekuensi adalah ukuran jumlah putaran ulang peristiwa dalam

selang waktu yang diberikan. Dalam hasil perhitungan dinyatakan

dalam satuan Hertz (hz) yaitu nama pakar fisika Jerman Heinrich

Rudolf Hertz, penemu dari fenomena ini.

19

Berdasarkan frekuensi radio terbagi dalam dua bagian yaitu;

a) Amplitudo Modulasi (AM)

Saluran AM merupakan saluran yang pertama kali

digunakan dalam teknologi penyiaran. Menurut ketentuan

internasional, saluran AM berada pada blok frekuensi 300-3.000

KHz. Pada sistem AM, sinyal informasi mengubah-ubah amplitudo

gelombang pembawa, namun frekuensinya tetap. Kelemahan dari

AM adalah mudah terganggu oleh gangguan atmosfer dan kualitas

suara terbatasi oleh bandwidth yang sempit.

b) Frekuensi Modulasi (FM).

Saluran FM merupakan suatu bentuk modulasi dimana

frekuensi sinyal pembawa divariasikan secara proporsional

berdasarkan amplitudo sinyal informasi. Amplitudo sinyal

pembawa tetap konstan. Saluran FM ditetapkan secara

internasional berada pada blok frekuensi Very High Frecuency

(VHF), yaitu 30-300 MHz. Modulasi frekuensi memiliki bandwidth

yang lebih lebar daripada modulasi amplitudo sehingga bisa

menghasilkan suara stereo dengan menyatukan beberapa saluran

audio pada satu gelombang carrier. FM lebih tahan terhadap

gangguan sehingga dipilih sebagai modulasi standar untuk

frekuensi tinggi. Keuntungan FM antara lain potensi gangguan jauh

lebih kecil dan daya yang digunakan lebih kecil.

20

2) Berdasarkan gelombang

a) Gelombang panjang (long wave). Gelombang jenis ini memiliki

signal yang panjang sehingga mampu menjangkau range area yang

sangat luas.

b) Gelombang pendek (short wave). Gelombang yang menggunakan

udara sebagai mediator.

c) Gelombang medium (medium wave). Gelombang yang

menggunakan permukaan bumi sebagai mediator.

3) Berdasarkan penyelenggara

a) Radio milik negara

Sebelum menjadi Lembaga Penyiaran Publik sejak tahun

2000, Radio Republik Indonesia (RRI) berstatus sebagai

Perusahaan Jawatan (Perjan) yaitu badan usaha milik negara

(BUMN) yang tidak mencari untung. Dalam status perusahaan

Jawatan dapat dikatakan sebagai status transisi dari Lembaga

Penyiaran Pemerintah menuju Lembaga Penyiaran Publik pada

masa reformasi. Sejak tahun 2005, RRI resmi menjadi Lembaga

Penyiaran Publik.

b) Radio publik

Lembaga Penyiaran Publik (LPP) RRI dikembangkan/

dibangun mengacu pada UU No. 32/2002 dan PP No. 12/2005

sebagai lembaga yang independen, netral dan tidak komersial dan

berfungsi melayani kepentingan masyarakat, sebagai corong publik

21

bukan corong pemerintah. Tugas LPP RRI, menurut PP No.

12/2005 adalah memberi layanan informasi, pendidikan, hiburan

sehat, kontrol dan perekat sosial dan pelestari budaya bangsa

melalui siaran yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat di

wilayah NKRI.

c) Radio Swasta/Komersial

Radio siaran swasta FM dan AM yang dapat digunakan

untuk menyampaikan informasi. Penyelenggara radio swasta

tentunya lebih memfokuskan pada keuntungan, pengelola radio

swasta berdasarkan hasil rating oleh surveyor dan juga selera atau

kreatifitas pengelola. Kepentingan radio swasta diarahkan kepada

segmen pasar yang disasar. Dalam siarannya radio swasta

mengikuti keinginan selera pasar. Hidup dan matinya radio swasta

terletak pada pemasang iklan.

d) Radio Komunitas

Adalah stasiun siaran radio yang dimiliki, dikelola,

diperuntukkan di inisiatifkan dan didirikan oleh sebuah komunitas.

Radio komunitas sering disebut sebagai radio sosial, radio

pendidikan atau radio alternatif.

e) Radio asing

Radio luar negeri yang bisa didengar di Indonesia, biasanya

menggunakan jaringan satelit.

22

c. Karakteristik Radio

Radio merupakan salah satu media massa yang hadir di tengah

masyarakat. Keberadaannya masih diminati oleh masyarakat dalam

penyampaian informasi. Radio merupakan media auditif (hanya bisa

didengar) dan bisa dibawa atau didengarkan di mana-mana. Fungsi radio

digunakan sebagai media ekspresi, komunikasi, informasi, pendidikan

dan hiburan. Radio memiliki kekuatan sebagai media imajinasi, sebab

sebagai media yang buta, radio menstimulasi begitu banyak suara, dan

berupaya memvisualisasikan suara penyiar ataupun informasi faktual

melalui telinga pendengarnya (Oramahi,2012:120).

Penyampaian pesan melalui media radio siaran terdapat cara

tersendiri, yakni apa yang disebut dengan radio style atau gaya radio.

Gaya radio yang menjadi karakteristik dari radio itu sendiri, antara lain:

1) imajinatif, karena hanya indra pendengaran yang digunakan oleh

khalayak dan pesannya pun hanya selintas, maka radio dapat

mengajak pendengarnya untuk berimajinasi.

2) Auditori yaitu sebagai konsekuensi dari radio untuk didengar. Karena

kemampuan mendengar manusia terbatas, maka pesan komunikasi

melalui radio diterima dengan selintas. Oleh sebab itu, pesan radio

harus disusun secara singkat dan jelas.

3) Akrab. Seorang penyiar radio seolah-olah berada dikamar pendengar,

menemani pendengar dalam mobil, dan di tempat-tempat lainnya

dimana saja pendengarnya berada.

23

4) Gaya percakapan. Sekalipun pesan radio didengar oleh ribuan orang,

tetapi pendengar berada di tempat yang terpisahkan dan bersifat

pribadi. Dengan demikian materi siaran kata radio bergaya

percakapan (Masduki, 2004: 32-35).

d. Kelebihan Radio

Menurut Asep Syamsul M. Romli (2009:19-20) radio memiliki

kelebihan-kelebihan, diantaranya:

1) Cepat dan Langsung. Sarana tercepat, lebih cepat dari TV ataupun

koran, dalam penyampaian informasi kepada publik tanpa melalui

proses yang rumit dan butuh waktu banyak seperti siaran TV atau

sajian media cetak. Hanya melalui telepon, reporter radio dapat

secara langsung menyampaikan berita atau melaporkan peristiwa

yang ada dilapangan.

2) Akrab. Radio adalah alat yang akrab dengan pemiliknya. Anda jarang

sekali duduk dalam satu grup dalam mendengarkan radio, tetapi

biasanya mendengarkannya sendirian, seperti di kamar tidur, di

dapur, di mobil, dan sebagainya.

3) Personal. Jadi teman, karena mampu menyentuh pribadi pendengar.

Suara penyiar hadir di rumah atau di dekat pendengar.

Pembicaraannya langsung menyentuh aspek pribadi (interpersonal

communications), dengan pendekatan pribadi (personal approach),

sehingga radio menjadi teman pribadi yang setia.

24

4) Hangat. Paduan kata-kata, musik, dan efek suara dalam siaran radio

mampu mempengaruhi emosi pendengar. Pendengar akan bereaksi

atas kehangatan suara penyiar dan seringkali berfikir bahwa penyiar

adalah seorang teman bagi mereka.

5) Sederhana. Tidak rumit, tidak banyak pernik, baik bagi pengelola

maupun pendengar. Keenam, Tanpa Batas. Jangkauan wilayah

siarannya luas, siaran radio menembus batas-batas geografis,

demografis, SARA (Suku, Agama, Ras, Antargolongan), dan kelas

sosial. Radio juga bisa dinikmati oleh yang buta huruf. Hanya

“tunarungu” yang tak mampu mengonsumsi atau menikmati siaran

radio.

6) Murah. Dibandingkan dengan berlangganan media cetak atau harga

pesawat televisi, pesawat radio relatif jauh lebih murah. Pendengar

pun tidak dipungut bayaran sepeser pun untuk mendengarkan radio.

Orang bisa mendengarkan aneka musik, hiburan, dan informasi, tanpa

harus membayar alias gratis.

7) Fleksibel. Siaran radio bisa dinikmati sambil mengerjakan hal lain

tanpa mengganggu aktivitas yang lain, seperti mengemudi, memasak,

belajar, membaca koran atau buku, dan lain sebagainya.

e. Kelemahan Radio

Radio, disamping memiliki kelebihan, radio juga memiliki

beberapa kelemahan, diantaranya:

25

1) Selintas. Dapat diakses cepat dan seketika, juga cepat hilang dan

gampang dilupakan. Pendengar tidak bisa mengulang apa yang

didengarnya, tidak bisa seperti membaca koran yang bisa mengulang

bacaannya dari awal tulisan.

2) Global. Sajian informasi radio bersifat global, tidak detil, karena

angka-angka pun dibulatkan. Misalnya, penyiar akan menyebutkan

“seribu orang lebih” untuk angka 1.053 orang.

3) Batasan Waktu. Waktu siaran radio relatif terbatas, hanya 24 jam

sehari, berbeda dengan surat kabar yang bisa menambah jumlah

halaman dengan bebas. Waktu 24 jam sehari tidak bisa ditambah

menjadi 25 jam atau lebih.

4) Linier. Program disajikan dan dinikmati pendengar berdasarkan

urutan yang sudah ada, tidak bisa meloncat-loncat. Beda dengan surat

kabar, pembaca bisa langsung ke halaman tengah, akhir atau

langsung ke rubrik yang ia sukai. Kelima, Mengandung gangguan.

Seperti timbul-tenggelam (fading) dan gangguan teknis “channel

noise factor”. Keenam, Lokal. Media radio bersifat lokal, hanya di

daerah yang ada frekuensinya (Romli,2009:21)

f. Keberhasilan Program Radio

Semua program radio yang sukses memiliki elemen-elemen,

meliputi:

26

1) Konflik

Konflik yaitu adanya benturan kepentingan atau benturan

karakter diantara tokoh-tokoh yang terlibat. Tanpa adanya konflik

maka kecil kemungkinan program itu akan mampu menahan perhatian

pendengar.

2) Durasi

Creative Programme sebaiknya tidak membuat suatu program

yang hanya bersifat satu kali tayang. Suatu program yang berhasil

adalah program yang dapat bertahan lama.

3) Kesukaan

Pendengar memilih program yang menampilkan pemain utama

atau pembawa acara yang mereka sukai, yaitu orang-orang yang

membuat pendengar merasa nyaman.

4) Konsistensi

Suatu program harus konsisten terhadap tema dan karakter

pemain sejak awal.

5) Energi

Setiap program harus memiliki energi yang mampu menahan

pendengar untuk tidak mengalihkan perhatiannya kepada hal-hal lain.

6) Timing

Creative Programme dalam memilih suatu program siaran

harus mempertimbangkan waktu penayangan (timing), yaitu apakah

27

program yang bersangkutan itu sudah cocok atau sesuai dengan

zamannya.

7) Tren

Seorang creative programme dalam memilih program harus

memiliki kesadaran terhadap adanya hal-hal yang tengah digandrungi

(tren) ditengah masyarakat (Morissan, 2008: 363).

2. Tinjauan Tentang Manajemen Penyiaran

a. Pengertian Manajemen Penyiaran

Manajemen pada dasarnya membutuhkan interaksi dan sinergitas

antar komponen organisasi dengan menggerakkan sumber daya manusia

yang dimiliki, yang bertujuan untuk mewujudkan harapan dan cita-cita

organisasi. Ditinjau dari suatu ilmu, manajemen memiliki objek studi,

pendekatan, strategi, metode sehingga dapat digunakan dan diterapkan

dalam masyarakat. Dengan demikian manajemen memiliki keterkaitan

dengan berbagai ilmu lainnya, sehingga memungkinkan manajemen

dapat dipelajari, diteliti, dianalisis, dan dikembangkan sebagai ilmu

terapan dalam mengelola suatu organisasi. Sebagai suatu proses

manajemen membutuhkan desain dan strategi yang di dalamnya ada ide

dan gagasan dasar organisasi yang akan dicapai melalui proses

manajemen (Rokhmiyati, Sri, 2018: 232).

Mary Parker Follet dalam T. Hani Handoko(2009: 8)

mendefinisikan manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan

orang lain. Definisi ini mengandung arti bahwa para manajer mencapai

28

tujuan-tujuan organisasi melalui peraturan orang-orang lain untuk

melaksanakan berbagai tugas yang mungkin diperlukan, atau berarti

dengan tidak melakukan tugas-tugas itu sendiri.

Menurut Stoner dalam T. Hani Handoko(2009: 8) mengemukakan

manajemen adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan

sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan

organisasi yang telah ditetapkan. Definisi ini menjelaskan bahwa

manejemen itu merupakan suatu proses yang sistematis untuk melakukan

pekerjaan.

Atas dasar uraian di atas, bisa disimpulkan bahwa pada dasarnya

manajemen dapat didefinisikan sebagai proses untuk mencapai sebuah

tujuan dengan melaksanakan fungsi dasar manajemen yang meliputi

perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan

(actuating), dan pengawasan (controling).

Kata siaran merupakan arti dari kata broadcast dalam bahasa

Inggris. Undang-Undang Penyiaran memberikan pengertian siaran

sebagai pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau

suara dan gambar atau yang berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat

interaktif maupun tidak, yang dapat diterima melalui perangkat penerima

siaran. Sementara penyiaran merupakan padanan kata broadcasting yang

memiliki pengertian sebagai kegiatan pemancarluasan siaran melalui

29

sarana pemancaran atau sarana transmisi di darat, dilaut atau di antariksa

dengan menggunakan spektrum frekuensi radio (sinyal radio) yang

berbentuk gelombang elektromagnetik yang merambat melalui udara,

kabel dan media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan

bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran

(Morissan, 2008: 32). Terdapat lima syarat mutlak yang harus dipenuhi

untuk dapat terjadinya penyiaran. Kelima syarat tersebut jika diurutkan

berdasarkan pada apa yang harus diadakan yaitu Pertama, harus tersedia

spektrum frekuensi radio. Kedua, harus ada sarana pemancaran/transmisi.

Ketiga, harus ada perangkat penerimaan siaran (receiver). Keempat,

harus ada siaran (program atau acara). Kelima, harus dapat diterima

secara serentak/bersamaan (Morissan, 2008: 33). Dari kelima syarat

penyiaran di atas radio Suara Salatiga FM telah memenuhi kriteria

penyiaran yang sesuai dengan Undang-Undang No. 32 Tahun 2002.

Ketentuan umum Undang-Undang No. 32 Tahun 2002 tentang

Penyiaran, memberikan definisi khusus penyiaran sebagai kegiatan

pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/ atau media

lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh

masyarakat dengan perangkat penerima siaran. jadi penyiaran adalah

pancaran kegiatan penyelenggaraan siaran radio melalui ruang angkasa

oleh sumber frekuensi dengan sinyal tertentu yang mampu didengar oleh

publik.

30

Kegiatan penyelenggaraan penyiaran merupakan lembaga

penyiaran yang diperlukan untuk suatu manajemen yang disebut

manajemen penyiaran. J.B Wahyudi berpendapat bahwa definisi

manajemen penyiaran adalah kemampuan seseorang untuk

mempengaruhi atau memanfaatkan kepandaian atau ketrampilan orang

lain untuk merencanakan, memproduksi dan menyiarkan siaran untuk

mencapai tujuan bersama. Output dari penyiaran adalah siaran,

sedangkan input dari penyiaran selain tenaga kerja, modal dan sarana

adalah kebutuhan khalayak, dimana input tersebut melibatkan lingkungan

luar dimana objek dan elemen dalam sistem tersebut saling berkaitan (J.B

Wahyudi, 1994: 39)

Manajemen penyiaran dalam judul skripsi ini adalah proses

perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan dalam

program dakwah “Cahaya Pagi” yang disiarkan melalui ruang angkasa

oleh radio Suara Salatiga FM menggunakan sumber frekuensi dengan

sinyal tertentu yang mampu didengar oleh publik.

b. Fungsi-Fungsi Manajemen

Menurut Julitriarsa (1992: 2) ada beberapa pendapat tentang

fungsi-fungsi manajemen, diantaranya:

1) Menurut Newman

a) Planning

b) Assembling resources

31

c) Directing

d) Controlling

2) Menurut Louis A. Alen

a) memimpin

b) merencanakan

c) menyusun

d) mengawasi

3) Menurut George R. Terry

a) planning

b) organizing

c) actuating

d) controlling

4) Menurut Henry Fayol

a) Forecasting and planning

b) Organizing

c) Commanding

d) Coordinating

e) Controlling

Dari beberapa pendapat tersebut, peneliti mengambil pendapat

dari George R. Terry yang menyatakan bahwa fungsi-fungsi manajemen

terdiri dari planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian),

Actuating (Penggerakan) dan Controlling (Pengawasan).

32

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan yang baik adalah ketika apa yang dirumuskan

ternyata dapat direalisasikan dan mencapai tujuan yang diharapkan.

Perencanaan yang buruk adalah ketika apa yang telah dirumuskan dan

ditetapkan ternyata tidak berjalan dalam implementasi, sehingga

tujuan organisasi tidak terwujud. Menurut George R. Terry, untuk

mengetahui apakah perencaan itu baik atau tidak dapat dijawab

melalui pertanyaan-pertanyaan dasar mengenai perencanaan, yaitu

What (Apa), Why (Mengapa), Where (Dimana), When (Kapan), Who

(Siapa), dan How (Bagaimana) (Sule, 2005: 97).

Dalam perencanaan harus diputuskan “apa yang harus

dilakukan, bagaimana melakukannya dan siapa yang melakukannya”

(Morissan, 2008: 138). Pengelola stasiun penyiaran harus memulai

kegiatan dengan menetapkan tujuannya terlebih dahulu. Perencanaan

yang baik dapat dicapai dengan mempertimbangkan kondisi waktu

saat ini dan yang akan datang. Mengenai proses perencanaan dan

penetapan program penyiaran itu mencakup langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Menentukan sasaran

Penentuan sasaran akan menjadi langkah awal dari

pembuatan sebuah perencanaan. Sasaran pendengar juga menjadi

tolok ukur untuk menentukan rencana yang akan dibuat. Stasiun

radio yang berada di kota besar tidak dapat lagi membidik semua

33

kalangan atau lapisan masyarakat. Stasiun di kota besar harus

membidik pendengar secara lebih khusus, seperti kalangan remaja,

perempuan, kalangan pebisnis dan lain-lain. pengelola media

penyiaran harus mengacu kepada pernyataan visi dan misi

organisasi atau perusahaan. Banyak perusahaan yang telah

memiliki visi dan misi atau tujuan yang tertulis jelas baik yang

berjangka waktu menengah maupun yang berjangka panjang

(Morissan, 2008: 139).

b. Pemprograman

Pemprograman merupakan sebuah proses yang bertujuan

untuk mengatur program agar lebih baik. Kegiatan ini meliputi

penentuan bentuk, isi, serta cara penanganan program yang telah

dibuat. Program yang dibuat nantinya akan menjadi produksi utama

yang akan menjadi daya tarik pendengar. Melalui program yang

berlangsung akan membentuk image radio tersebut. Peran creative

programme tentunya sangat berperan penting, karena creative

programmedituntun untuk menjadi orang yang kreatif dalam

menciptakan program.

c. Penjadwalan

Pada tahap penjadwalan, akan dibahas berapa lama waktu

yang diperlukan untuk melaksanakan tindakan agar mencapai

tujuan, kapan rencana program yang telah dibuat akan diproduksi

34

dan disiarkan, mengatur alokasi waktu dan materi siaran dalam

sehari, seminggu, hingga setahun.

d. Prosedur

Prosedur merupakan cara yang dilakukan untuk

melaksanakan kegiatan agar menjadi hasil yang baik dengan

aturan-aturan yang telah ada. Melalui prosedur ini semua kegiatan

dalam penyiaran akan tersusun rapi.

Ada dua cara dalam menghasilkan proses produksi penyiaran:

1) On Air

On Air merupakan suatu cara produksi siaran radio

secara langsung tanpa adanya pengeditan terlebih dahulu. Cara

ini biasanya dilakukan untuk program yang langsung adanya

interaksi antara penyiar dan pendengar melalui telepon atau

melalui sms. Misalnya program acara dialog yang

mendatangkan narasumber ke studio, maka pendengar bisa

bertanya langsung dengan narasumber jika belum paham dengan

materi yang disampaikan melalui telepon atau sms.

2) Off Air

Off air merupakan cara produksi program dengan cara

merekam, kemudian melakukan pengeditan suara, backsound,

dan lain-lain. misalnya saja pada program sandiwara radio, yang

melakukan perekaman berdasarkan naskah radio kemudian

35

ditambahkan backsound seperti bunyi orang berjalan, bayi

menangis, bunyi pintu, dan suara-suara lain.

Perencanaan dalam siaran radio menurut Onong Uchjana

Effendy dapat dibedakan menjadi tiga kategori yaitu: rencana siaran

bulanan, rencana siaran mingguan, dan rencana siaran harian.

a. Rencana siaran bulanan

Acara bulanan disusun hanya pada garis besarnya saja.Jenis

mata siaran ditentukan oleh staf siaran dalam suatu pertemuan yang

khusus untuk membahas kesempurnaan produksi siaran. Dalam

skema bulanan ini belum ditentukan nama perkumpulan yang akan

mengisi mata siaran dan nama-nama lagu-lagu yang akan disajikan,

akan tetapi baru jenis mata siarannya saja.

b. Rencana siaran mingguan

Rencana siaran mingguan meliputi acara siaran untuk

selama tujuh hari, dimulai hari Minggu dan diakhiri hari

Sabtu.Acara-acara ini merupakan penjabaran dari rencana siaran

bulanan.Judul dan jenis serta penyelenggaranya sudah dicantumkan

karena segalanya sudah pasti.Dalam rencana siaran mingguan ini

dapat dicantumkan nama-nama penyiar dan operator untuk masing-

masing acara.Jelas tertera nama-nama petugas yang seharusnya

mendadak berhalangan.Hal ini dimaksudkan agar para penyiar dan

operator tersebut dapat menyiapkan diri untuk penyajian dan

36

pengaturan, sehingga pesan-pesan yang sampai kepada para

pendengar benar-benar dapat diterima, dimengerti, dan disenangi.

c. Rencana siaran harian

Rencana siaran harian merupakan penjabaran dari rencana

siaran mingguan. Bukan tidak mungkin bahwa dalam perencanaan

siaran terjadi perubahan. Dengan perencanaan yang baik,

perubahan yang bisa terjadi sewaktu-waktu dapat ditangani dengan

segera, sehingga hidangan kepada para pendengar tetap

memuaskan.

2. Pengorganisasian (Organizing)

Menurut Peter Pringle dalam Morissan(2008: 150)

pengorganisasian (organizing) adalah proses pengaturan sumber daya

manusia dan materi dalam suatu struktur formal dimana tanggung

jawab diberikan kepada berbagai unit, posisi, dan personel tertentu.

Dua aspek utama proses penyusunan struktur organisasi adalah

departementalisasi dan pembagian kerja. Departementalisasi

merupakan pengelompokan kegiatan-kegiatan kerja suatu organisasi

agar kegiatan-kegiatan yang sejenis dan saling berhubungan dapat

dikerjakan bersama. Sedangkan pembagian kerja adalah pemerincian

tugas pekerjaan agar setiap individu dalam organisasi

bertanggungjawab dan melaksanakan sekumpulan kegiatan yang

terbatas. Kedua aspek ini merupakan dasar proses pengorganisasian

37

suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara

efektif dan efisien.

Dengan melihat pengertian-pengertian di atas, peneliti bisa

simpulkan bahwa pengorganisasian adalah proses pengelompokan

sumber daya yang dimiliki menjadi struktur organisasi dan diberikan

tanggung jawab untuk mencapai tujuan bersama.

3. Penggerakan (Actuating)

Menurut Onong Uchjana Effendy, actuating adalah

penggerakan atau penggiat yang berarti upaya pengerahan sambil

merangsang para anggota kelompok agar melaksanakan tugas-

tugasnya dengan gairah atau semangat. Pengerahan ini meliputi

kegiatan-kegiatan memimpin, membimbing dan mengarahkan

sehingga anggota kelompok itu memiliki aktifitas serta kreatifitas

dalam melaksanakan rencana dan mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Upaya pengarahan tersebut dapat berupa pengeluaran

perintah, memberi bimbingan maupun instruksi kepada bawahannya

agar tergerak hatinya untuk melaksanakan tugas-tugas dengan baik.

Definisi diatas terlihat bahwa tercapai atau tidaknya tujuan

tergantung kepada bergerak atau tidaknya seluruh anggota kelompok

manajemen, mulai dari tingkat atas, menengah sampai bawah.

Tercapainya tujuan bukan hanya tergantung pada perencanaan dan

pengorganisasian yang baik, melainkan juga tergantung pada

penggerakan dan pengawasan. Perencanaan dan pengorganisasian

38

hanyalah merupakan landasan yang kuat untuk adanya penggerakan

yang terarah kepada sasaran yang dituju.

Penggerakan terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:

1. Pemberian Motivasi dan Bimbingan

Keberhasilan stasiun penyiaran dalam mencapai tujuannya

terkait sangat erat dengan tingkatan untuk derajat kepuasan

karyawan dalam memenuhi kebutuhannya, semakin tinggi tingkat

kepuasan karyawan maka kemungkinan semakin besar karyawan

memberikan kontribusi terbaiknya untuk mencapai tujuan stasiun

radio. Keadaan ini harus membuat manajer menyadari kebutuhan

masing-masing individu karyawan serta mampu memberi motivasi

dan bimbingan agar karyawan dapat berkarya lebih baik. Misalnya

pemberian bonus untuk karyawan yang telah melaksanakan

tugasnya dengan hasil yang maksimal dan memberikan bimbingan

kepada karyawan yang belum mengerti apa yang harus dilakukan.

2. Menjalin Komunikasi

Stoner, Freeman, dan Gilbert mendefinisikan komunikasi

adalah proses dimana seseorang berusaha untuk memberikan

pengertian atau pesan kepada orang lain melalui pesan simbolis.

Komunikasi bisa dilakukan secara langsung maupun tidak

langsung, dengan menggunakan berbagai media komunikasi yang

tersedia. Komunikasi langsung berarti komunikasi disampaikan

39

tanpa menggunakan mediator atau perantara, sedangkan

komunikasi tidak langsung berarti sebaliknya (Sule, 2005: 296).

Komunikasi adalah faktor yang sangat penting untuk

melaksanakan fungsi manajemen secara efektif. Cara yang

digunakan pimpinan agar karyawan mengetahui dan menyadari

tujuan dan rencana stasiun penyiaran agar mereka dapat berperan

secara penuh dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

4. Pengawasan (Controlling)

Definisi pengawasan menurut Robert J. Mockler dalam

Sule(2005: 318) pengawasan manajemen adalah suatu usaha

sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-

tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik,

membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan

sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-

penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan

untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan digunakan

dengan cara paling efektif dalam pencapaian tujuan-tujuan

perusahaan.

Jadi pengawasan merupakan proses kegiatan untuk mengetahui

hasil pelaksanaan, kegagalan, kesalahan, kemudian dilakukan koreksi

dan evaluasi untuk mencegah terulangnya kembali kesalahan-

40

kesalahan tersebut, begitu pula menjaga agar pelaksanaan tidak

berbeda dengan rencana yang ditetapkan sebelumnya.

Pengawasan mempunyai peran sangat penting dalam

manajemen, mengingat mempunyai fungsi untuk menguji apakah

pelaksanaan kerja sudah teratur, disiplin, terarah atau tidak. Walaupun

perencanaan, pengorganisasian, dan penggerakan baik, tetapi apabila

pelaksanaan kerja tidak teratur, disiplin, terarah, maka tujuan yang

telah ditetapkan tidak akan tercapai.

Macam-macam pengawasan dalam manajemen adalah sebagai

berikut:

1. Pengawasan internal (pengawasan langsung) adalah pengawasan

yang dilakukan secara mandiri oleh setiap karyawan terhadap tugas

yang dibebankan terhadapnya.

2. Pengawasan eksternal (pengawasan tidak langsung) adalah

pengawasan yang dilakukan terhadap seseorang atau bagian oleh

orang lain atau oleh bagian di luar bagian yang diawasi, biasanya

bagian yang lebih tinggi (Sule, 2005: 328).

3. Tinjauan Tentang Dakwah

a. Pengertian Dakwah

Ditinjau dari segi bahasa, dakwah berasal dari bahasa Arab

“da‟wah”.Da‟wah mempunyai tiga huruf asal, yaitu dal, „ain, dan

wawu.Dari ketiga huruf asal ini, terbentuk beberapa kata dengan ragam

makna.Makna-makna tersebut adalah memanggil, mengundang, minta

41

tolong, meminta, memohon, menanamkan, menyuruh datang,

mendorong, menyebabkan, mendatangkan, mendoakan, menangisi, dan

meratapi (Aziz, 2009: 6).

Dakwah menurut Syekh Ali Makhfudh dalam Amin (2009 :3)

adalah mendorong manusia untuk berbuat kebajikan dan mengikuti

petunjuk (agama), menyeru mereka kepada kebaikan dan mencegah

mereka dari perbuatan mungkar agar memperoleh kebahagiaan dunia dan

akhirat.

Berdasarkan penjelasan di atas dakwah adalah ajakan atau seruan

untuk manusia mengamalkan amar ma‟ruf (perintah yang baik) dan nahi

munkar (menjauhi perintah yang buruk).

b. Komponen-Komponen Dakwah

Agar dakwah dapat dilaksanakan dan berjalan, maka harus

mengandung komponen-komponen sebagai berikut:

1. Subyek Dakwah

Subyek dakwah adalah da‟i atau yang melaksanakan tugas

dakwah baik secara peorangan atau kelompok.Subyek dakwah di

stasiun penyiaran radio bisa ulama, da‟i, atau penyiar.Untuk menjadi

penyampai ajaran Islam yang baik dan mampu memberi pengaruh

yang besar bagi pendengar tidaklah mudah.Seorang da‟i di tuntut

untuk belajar, baik secara teoritis maupun pengalaman yang

ada.Maka, yang dikenal sebagai da‟i atau komunikator dakwah itu

dapat dikelompokkan menjadi:

42

a. Secara umum, setiap muslim atau muslimat yang mukallaf

(dewasa) dimana bagi mereka kewajiban dakwah merupakan suatu

yang melekat, tidak terpisahkan dari misinya sebagai seorang

muslim sesuai dengan perintah: “Sampaikan walau satu ayat”.

b. Secara khusus, mereka yang mengambil keahlian khusus

(mutakhasis) dalam bidang agama Islam, yang dikenal dengan

panggilan ulama (Ilahi, 2010: 19).

2. Obyek Dakwah

Obyek (sasaran) dakwah Islamiyah adalah masyarakat baik

muslim maupun non muslim yang ada di seluruh dunia. Masyarakat

sebagai penerima ajaran-ajaran agama Islam yang disampaikan oleh

ulama, da‟i atau penyiar. Karena itu masyarakat memegang peranan

penting dalam kegiatan dakwah, sebab tanpa masyarakat yang

mendengarkan tidak dapat dikatakan sebagai dakwah. Pada dasarnya

obyek dakwah stasiun penyiaran radio merupakan individu dan jarang

yang berupa kelompok meskipun dalam segi kuantitas relative banyak

melibatkan massa pendengar.

3. Materi Dakwah

Materi dakwah radio yaitu pesan yang akan disampaikan dari

subyek kepada obyek dakwah yang isi pesannya merupakan seluruh

dari ajaran-ajaran agama Islam yang bersumber dari Al-qu‟an dan Al-

Hadist yang menyangkut bidang-bidang:

a. Aqidah Islam meliputi rukun iman dan rukun Islam

43

b. Ibadah, akhlak, dan mu‟amalah yang meliputi hukum niaga,

munakahat, warisan, jinayat, khalifiyah, jihad, dan sosial ekonomi.

Pesan dalam dakwah, apapun bentuknya, pada hakikatnya

merupakan hasil pengolahan manusia tersebut terhadap data, fakta,

dan peristiwa yang terjadi di alam semesta ini, dan atas kehendak

manusia itu sendiri disampaikannya kepada orang lain, dengan tujuan

untuk memberitahu, menyampaikan informasi, mendidik, dan lain

sebagainya. Pada prinsipnya agar orang lain itu berubah sikap, sifat,

pendapat, dan perilakunya sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-

Nya (Bahroni, 2018: 42)

4. Metode Dakwah

Metode dakwah, merupakan cara-cara yang dipergunakan oleh

seorang da‟i untuk menyampaikan materi dakwah untuk mencapai

tujuan tertentu. Sumber metode dakwah yang terdapat dalam Al-

Qur‟an, menunjukkan ragam yang banyak, seperti hikmah, nasihat

yang baik, dan mujadalah atau diskusi dengan cara yang paling baik

dan telah tertuang dalam Q.S. al-Nahl: 125, metode dakwah ada tiga

yaitu:

a. Bi Al-Hikmah, yaitu berdakwah dengan memperhatikan situasi dan

kondisi sasaran dakwah dengan menitik beratkan pada kemampuan

mereka, sehingga di dalam menjalankan ajaran-ajaran Islam seperti

selanjutnya, mereka tidak lagi merasa terpaksa atau keberatan.

44

b. Mau’izatul Hasanah, yaitu berdakwah dengan memberikan

nasihat-nasihat atau menyampaikan ajaran-ajaran Islam dengan

rasa kasih sayang, sehingga nasihat yang disampaikan dapat

menyentuh hati mereka.

c. Mujadalah Billati Hiya Ahsan, yaitu berdakwah dengan cara

bertukar pikiran dan membantah dengan cara yang paling baik

dengan tidak memberikan tekanan-tekanan yang memberatkan.

5. Media Dakwah

Media dakwah yaitu alat yang menjadi saluran untuk

menghubungkan ide dengan obyek sasaran. Media dakwah yang

digunakan disini adalah radio konvensional. Media radio yang

digunakan untuk menghubungkan ide melalui frekuensi modulator

(FM) yang diterima di pesawat radio pada umumnya.

Hamzah Ya‟qub membagi media dakwah menjadi lima, yaitu:

a. Lisan, media ini dapat berbentuk pidato, ceramah, kuliah,

bimbingan, penyuluhan, dan sebagainya.

b. Tulisan, buku, majalah, surat kabar, spanduk, dan lain-lain.

c. Lukisan, gambar, karikatur, dan sebagainya.

d. Audio Visual, bisa berbentuk televisi, slide, internet, dan

sebagainya.

e. Akhlak, yaitu perbuatan-perbuatan nyata yang mencerminkan

ajaran Islam, yang dapat dinikmati dan didengarkan oleh audiens

(Ilahi, 2010: 21).

45

4. Program dan Profil Cahaya Pagi

Kata “program” berasal dari bahasa Inggris programme atau

program yang berarti acara atau rencana (Morissan, 2008: 97). Program

yang peneliti maksud adalah rencana atau rancangan mengenai sebuah acara

yang akan disiarkan, ditayangkan atau dijalankan melalui media

tertentu.Undang-Undang Penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata

program untuk acara, tetapi menggunakan istilah “siaran” yang

didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam

berbagai bentuk. Namun kata “program” lebih sering digunakan dalam

dunia penyiaran di Indonesia daripada kata “siaran”.

Program atau acara yang disiarkan di media penyiaran radio adalah

hal-hal yang membuat pendengar tertarik untuk mengikuti siaran yang

disajikan oleh media penyiaran radio tersebut. Ruang lingkup format siaran

tidak saja menentukan bagaimana mengelola program siaran, tetapi juga

bagaimana memasarkan program siaran tersebut. Setiap stasiun radio sangat

penting untuk menentukan format siaran sebelum memulai kegiatan

penyiaran. Proses penentuan format dimulai dari penentuan visi dan misi

yang ingin dicapai. Dari sini ditentukan format siaran apa yang relevan

beserta implementasinya pada wilayah program dan pemasaran

(Morissan,2008:230). Adapun format siaran diwujudkan dalam bentuk

prinsip-prinsip dasar tentang apa, untuk siapa, dan bagaimana proses

pengolahan suatu siaran hingga dapat diterima oleh pendengar.

46

Awal mula munculnya ide program dakwah “Cahaya Pagi” adalah

masukan dari pendengar yang menginginkan Radio Suara Salatiga FM

diadakan program ceramah atau tausiyah agar bisa meningkatkan

pengetahuan keagamaan pendengar. Hal ini juga sebagai bentuk manifestasi

dan peningkatan kualitas keagamaan karyawan Radio Suara Salatiga FM.

Ini membuktikan bahwa Radio Suara Salatiga FM memiliki kontribusi yang

sangat besar dalam perkembangan Kota Salatiga yang dikenal sebagai kota

beriman dan mengembangkan kualitas keagamaan masyarakat pada

umumnya.

Cahaya Pagi adalah program dakwah Islam yang menyajikan

tausiyah dari beberapa pemuka agama, seperti Ustaz Adi Hidayat, Lc, MA,

Habib Novel Alaydrus dan Ustaz Hanan Attaki, Lc, MA yang disiarkan di

Radio Suara Salatiga FM. “Cahaya Pagi” disiarkan setiap hari Senin sampai

Sabtu setiap pukul 05.00-06.00 WIB secara off air melalui rekaman dari

Youtubeyang sebelumnya sudah diedit oleh tim bagian produksi Radio

Suara Salatiga FM.

47

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Pendekatan

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan

Taylor dalam Moleong (2009), penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang diamati. Peneliti memperoleh data tidak

diwujudkan dalam bentuk angka, melainkan lisan dan tulisan yaitu wawancara

melalui programme manager, karyawan radio dan dokumen-dokumen yang

ada.

Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif, Menurut

Moh. Nazir dalam Saebani (2008: 122), metode deskriptif merupakan suatu

metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu sistem

pemikiran ataupun peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian

deskriptif dapat membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual dan

akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang

diselidiki.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti akan melakukan penelitian

langsung di studio Radio Suara Salatiga FM agar memperoleh data-data yang

lengkap dan akurat mengenai manajemen penyiaran dalam program dakwah

“Cahaya Pagi” di Radio Suara Salatiga FM.

48

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian merupakan obyek dan sumber data dari lokasi yang

diteliti sehingga informasi yang diperoleh bisa memberikan data yang akurat

dan kebenaran dalam penelitian. Dalam penelitian ini peneliti melakukan

penelitian RadioSuara Salatiga FM yang berlokasi di Jalan Pemuda No. 3 Kota

Salatiga.

Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan Juni sampai Agustus

2019.Waktu yang diperlukan untuk penelitian dapat berubah sesuai dengan

kebutuhan.

C. Objek penelitian

Objek penelitian merupakan hal yang menjadi pertanyaan dalam

penelitian, sehingga objek dalam penelitian ini adalah manajemen dalam

program dakwah “Cahaya Pagi” yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,

penggerakan, dan pengawasan.

D. Sumber dan Jenis Data

Menurut Lofland dalam Moleong (2009:157) sumber data utama dalam

penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data

tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal ini, jenis data

dibagi kedalam tindakan, kata-kata, sumber data tertulis, foto, dan statistik.

Data adalah bahan keterangan dalam suatu objek penelitian yang diperoleh.

49

Dengan demikian, sumber data dalam penelitian ini dapat digolongkan

kedalam dua jenis data, yaitu:

1. Data primer

Data primer adalah semua data yang diperoleh langsung dari informan

dilokasi penelitian. Peneliti menjadikan programme manager, production,

dan news directorRadio Suara Salatiga FM sebagai narasumber untuk

dilakukannya wawancara.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari

informan di lokasi penelitian, seperti dokumen dan sebagainya. Dokumen

tersebut dapat berupa buku-buku dan literature lainnya yang berkaitan

dengan masalah yang sedang diteliti. Pada penelitian ini data sekunder

berupa dokumen-dokumen atau foto yang berkaitan dengan penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah langkah yang amat penting dalam metode

ilmiah, karena pada umumnya data yang dikumpulkan, digunakan untuk

menguji hipotesa yang sudah dirumuskan. Dalam penelitian ini, pengumpulan

data akan dilakukan langsung oleh peneliti dalam situasi yang sesungguhnya.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi,

wawancara dan dokumentasi.

a. Observasi

Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang

dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis

50

terhadap fenomena-fenomena yang dijadikan objek pengamatan. Teknik ini

dilakukan secara langsung terhadap gejala-gejala yang ada kaitannya dengan

pokok masalah yang dijumpai di lapangan. Teknik digunakan untuk

mengetahui planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian),

actuating (penggerakan), dan controlling (pengawasan) penyiaran dalam

program dakwah “Cahaya Pagi” di Radio Suara Salatiga FM.

b. Wawancara

Wawancara adalah pengumpulan data primer yang diperoleh

langsung dari hasil tanya jawab dengan informan di lokasi penelitian.

Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2009:317) mengemukakan bahwa

wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide

melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu

topik tertentu.

Wawancara ini digunakan dengan tujuan untuk memperoleh dan

menggali data secara jelas dan konkret tentang penelitian dari programme

manager dan karyawan Radio Suara Salatiga FM yang dianggap mampu

memberikan data-data penelitian.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mengumpulkan data dengan cara mengalir atau

mengambil data-data dari catatan, dokumentasi, administrasi yang sesuai

dengan masalah yang diteliti. Adapun dokumen yang dimaksud dalam

penelitian ini meliputi, profil Radio Suara Salatiga FM, struktur organisasi

yang ada di Radio Suara Salatiga FM, dan lain sebagainya. Dokumen yang

51

diperoleh dari Radio Suara Salatiga FM digunakan untuk melengkapi data

penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Bogdan dalam Sugiyono (2009: 244) menyatakan bahwa analisis data

kualitatif adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain,

sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat di informasikan kepada

orang lain. Data yang terkumpul secepatnya dianalisis dan ditafsirkan oleh

peneliti. Jadi, dalam penelitian kualitatif analisis data harus dimulai sejak awal.

Data yang diperoleh dari lapangan harus segera dituangkan dalam bentuk

tulisan dan dianalisis.

Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2009:246) mengemukakan

bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

berlangsung terus menerus sampai tuntas, hingga datanya jenuh. Aktivitas

tersebut adalah reduksi data (data reduction), penyajian data (data display),

dan penarikan simpulan (conclusion drawing).

1. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari pengamatan dan wawancara oleh peneliti di

Radio Suara Salatiga FM, perlu dicatat secara teliti dan terperinci.

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal yang penting, serta mencari tema dan polanya.

Dengan demikian data yang direduksi akan memberi gambaran yang jelas.

52

2. Display Data (Penyajian Data)

Penyajian data yang dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,

hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Miles dan Huberman,

menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data

dalam penelitian kualitatif adalah teks yang bersifat naratif.

3. Penarikan Simpulan (Conclusion drawing)

Dari data yang diperoleh, kemudian dikategorikan, dicari tema dan

polanya kemudian ditarik simpulan. Kesimpulan awal yang dikemukakan

masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti

yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

G. Teknik Validitas Data

Untuk memperoleh keabsahan dan validitas data, peneliti menggunakan

teknik triangulasi. Triangulasi yaitu pengecekan keabsahan data dengan

berbagai cara dan berbagai waktu (Sugiyono, 2009: 273). Triangulasi terdiri

dari beberapa macam, di antaranya adalah triangulasi sumber, teknik, dan

waktu. Pada penelitian ini menggunakan triangulasi sumber.

Dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber. Triangulasi

sumber digunakan untuk pengecekan data tentang keabsahannya,

membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen dengan

memanfaatkan berbagai sumber data informasi sebagai bahan pertimbangan.

Dalam hal ini, peneliti membandingkan data hasil observasi dengan data hasil

wawancara, dan juga membandingkan hasil wawancara informan satu dengan

wawancara informan lainnya.

53

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Radio Suara Salatiga FM

Dari hasil penelitian peneliti ada beberapa gambaran umum radio

Suara Salatiga FM yang dapat dijadikan laporan untuk pembuatan skripsi

yaitu: (1) Sejarah Radio Suara Salatiga FM, (2) Lokasi Radio Suara Salatiga

FM, (3) Visi dan Misi Radio Suara Salatiga FM, (4) Logo Radio Suara

Salatiga FM, (5) Struktur Organisasi Radio Suara Salatiga FM, (6) Program

Siaran Radio Suara Salatiga FM, (7) Sarana dan Prasarana Radio Suara

Salatiga FM.

a. Sejarah Radio Suara Salatiga FM

Radio Suara Salatiga ini berdiri sejak tahun 1967, hingga

memasuki usianya yang ke 52 tahun ini, Suara Salatiga sudah banyak

berjasa dalam membantu pengembangan daerah, khususnya di Kota

Salatiga. Dengan muatan siaran yang disajikan, dan kerjasama yang baik

dengan Pemerintah Kota Salatiga dan Media massa lain, yang selalu

bekerja sama dalam meliput dan menyajikan informasi dan berita kepada

masyarakat.

Sejarah berdirinya Radio Siaran Pemerintah Daerah (Suara

Salatiga) bermula dari studio yang berada di rumah pribadi Angsarsono

(alm). Awal mula nama radio ini adalah P3RO (Panitia Persiapan Pendiri

Radio Pemerintah). Radio ini mengudara pertama kali pada 27 Mei 1967

pukul 09.00 WIB.Pada saat itu, program siarannya masih sangat singkat

54

tetapi bersifat informatif, pendidikan, penerangan, dan hiburan kepada

masyarakat Kota Salatiga. Radio yang menamakan dirinya dengan

sebutan Callsend P3RP itu tidak begitu lama, kemudian pada tahun 1968

setelah mendapat izin dari Denhub berubah menjadi radio PK2PPD6

(kode panggilan dari Kodim) yang mengudaradari studio Jalan Letnan

Jenderal Sukowati Nomor 7. Studio radio berada di Jalan Sukowati 7,

kemudian tempat itu digunakan sebagai nama samaran radio yaitu

dengan sebutan Radio Koma Seven (Kotamadya Tujuh).

Pada tahun 1969/1970, Radio PK2PPD6 atas dasar perizinan baru

dari Denhub diubah namanya menjadi Radio YDA7C2 yang mengudara

pada pagi hari mulai pukul 06.00 s.d. 09.00 WIB dilanjutkan pukul 17.00

s.d. 23.00 WIB kecuali hari Sabtu dan Minggu mengudara penuh selama

17 jam. Pemutusan siaran itu disebabkan para operator dan penyiarnya

sebagian besar mahasiswa dan pelajar.

Pada awal berdirinya radio tahun 1967, tidak seorang pun dari

para pendiri mendapat bayaran tetapi merupakan tenaga sukarela dan

hobi saja. Pesawat yang dilengkapi dengan antena pancar waktu didirikan

sangat sederhana dan tidka dihitung secara matematis yang penting dapat

mengudara saja, bahkan waktu pertama kali berdiri antena yang

digunakan menggunakan bambu setinggi 20 meter yang dikaitkan dengan

pohon kelapa secara horizontal sehingga tidak mustahil apabila

pencapaian radius loncat tidak rata.

55

Dengan Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat

II Salatiga No. U. 55/682 tanggal 4 April 1971, yang berada di udara

berdampingan dengan 2 radio swasta di Salatiga yaitu Radio Kartika

(RKSID) milik Kodim 0714 dan Radio PTDI, kedua radio tersebut sudah

tidak mengudara lagi. Walaupun keberadaan radio bernaung di bawah

Pemerintah Daerah namun kehidupan dan aktifitas radio masih dikelola

oleh pendiri di bawah nasehat senior.

Demi kelancaran pelaksanaan tugas RSPD dan guna

berkesinambungan operasionalnya maka pada tanggal 4 November 1986

diadakan integrasi kepada Pemerintah Daerah Tingkat II Salatiga dengan

Surat Keputusan Walikotamadya Nomor 061.1/284/1986.Sejak tanggal 1

Februari 1987 RSPD beserta seluruh operator dan penyiarnya

diintegrasikan menjadi milik Pemerintah Daerah dan karyawan yang ada

diangkat sebagai pegawai pemerintah daerah dengan status honorer.

Integrasi RSPD menjadi salah satu sub.bagian pada bagian humas pemda

Salatiga karena Sub.bagian RSPD belum resmi disahkan menjadi Perda

Kodya Salatiga maka kepala studionya masih dijabat oleh Kepala Bagian

Humas yang pada waktu itu dijabat oleh Sunadi BcHK. Langkah awal

pada waktu integrasi itu mengadakan inventarisasi peralatan, program

siarannya, dan karyawannya. Kemudian pada tahun 1989 Pemda Salatiga

telah membuat Gedung RSPD yang baru yang terletak di Jalan Pemuda

nomor 3 Salatiga bersebelahan dengan GPD Salatiga.

56

Berjalannya waktu, pengelolaan RSPD semakin menunjukan

kemajuan, dan pada tahun 2004 Pemerintah Kota Salatiga bekerjasama

dengan pihak ketiga (pengelola Swasta) untuk mengelola RSPD. Pada

saat itu terpilihlah Boaz Rudi Martiama, sebagai pengelola iklan. Di

tahun berikutnya 2005, barulah Radio Pemerintah Kota Salatiga ini

berubah gelombang siaran dari AM ke FM. Karena dirasa tidak menjual,

maka pada tahun tersebut pula nama RSPD ditambah dengan RSPD

Suara Salatiga FM. Terjadi pula perombakan sarana penunjang serta

terdapat seorang investor yang menambah sumber daya manusianya,

demikian pula peningkatan pendapatan para pekerjanya.

Nama Suara Salatiga ditambahkan dengan maksud pendengar

semakin global, asumsi yang selama ini merupakan radio Pemkot agar

sedikit terkurangi.Dengan demikian dari segi bisnis, radio ini memiliki

nilai jual yang cukup tinggi, karena promosi ke luar daerah juga semakin

gencar.Efek penambahan nama jauh lebih marketable, gaungnya semakin

jauh lebih luas sehingga masyarakat Salatiga lebih akrab. Kemudian

semakin lama Suara Salatiga juga berjejaring dengan 32 RSPD se-Jawa

Tengah di bawah RRI.

Di tahun 2007 titik berat Suara Salatiga dalam program siaran

adalah mencakup beberapa sektor yaitu: bidang pendidikan, kebudayaan,

olah raga, pengembangan pemuda dan remaja, peningkatan kesejahteraan

Usaha Kecil Mandiri (UKM) dan pemerintahan. Tahun-tahun berikutnya,

Suara Salatiga tetap memprioritaskan program ungulan yang sudah ada,

57

selain untuk menjadikan identitas sebagai radio pemerintah, program

tersebut juga telah lekat di masyarakat dan hasilnya memuaskan. Dalam

prosentase acara terbagi menjadi: berita 15%, penerangan/informasi 25

%, pendidikan kebudayaan 15 %, agama 10%, hiburan dan musik 25%,

iklan layanan masyarakat 15%. Pada tahun 2010, terjadi perubahan

kebijakan dari pemerintah mengenai status manajemen pengelola radio

yang tidak diperbolehkan untuk dikelola pihak ketiga, sehingga

pengelolaan langsung ditangani oleh pemerintah kota salatiga melalui

bagian Humas dan Protokol Setda Kota Salatiga. Hingga tahun 2019 ini

sudah terjadi beberapa kali pergantian Kepala Bagian Humas dan

Protokol Setda kota Salatiga, yaitu terjadi pada tahun 2017 yang dijabat

oleh Ibu Sri Satuti, pada tahun 2018 dijabat oleh Bp. Jumiarto, AP, pada

tahun 2019 awal hingga saat ini dijabat oleh Bp. Kusumo Aji,

SH.,dengan pergantian itu maka selalu terjadi perubahan mengenai

kebijakan ataupun tujuan dan peraturan yang diterapkan pada karyawan

Suara Salatiga FM.

b. Lokasi Radio Suara Salatiga FM

Terletak di Jl. Pemuda No.3 Salatiga, Radio Suara Salatiga

merupakan salah satu radio yang memiliki lokasi strategis. Selain terletak

di pusat kota, kemudahan dalam akses menuju ke studio radio merupakan

salah satu bentuk keunggulan Radio Suara Salatiga FM, karena terletak

pula di sekitar perkantoran milik pemerintah kota, seperti kantor

Disdukcapil, Kantor Bkdiklatda, kantor Dinas Penanaman Modal dan

58

Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), Gedung Pertemuan Daerah

(GPD) Kota Salatiga, dan bersebelahan pula dengan SMP N 9 Salatiga.

a. Frekuensi radio : 99.9Mhz

b. Website : www.suarasalatiga.com

c. Email : [email protected]

d. Whatsapp/SMS : 081904880999

e. Telepon : (0298) 323310

f. Pendengar : Teman Setia

g. Instagram : suarasalatiga

h. Twitter : @ssfm999

i. Streaming : www.suarasalatiga.com

j. Slogan : informatif, edukatif, dan berbudaya

k. Jangkauan siaran :Kota Salatiga dan sekitarnya, Kudus,

Demak, Purwodadi, dan Temanggung.

c. Visi dan Misi Radio Suara Salatiga FM

1) Visi Radio Suara Salatiga

“Menjadi media informasi dan komunikasi yang memiliki fungsi

ekonomi, kebudayaan, pendidikan, dan hiburan yang sehat, sekaligus

sebagai kontrol dan perekat sosial yang utama antara Pemerintah

dengan masyarakat”.

2) Misi Radio Suara Salatiga

a) Mewujudkan program pelayanan informasi publik.

b) Memberikan hiburan dan pendidikan yang sehat bagi masyarakat.

59

c) Mengembangkan system peralatan broadcast.

d) Mewujudkan manajemen profesional.

e) Meningkatkan kapasitas dan kualitas SDM.

d. Logo Radio Suara Salatiga FM

Gambar 4.1 Logo Radio

e. Struktur Organisasi Radio Suara SalatigaFM

Gambar 4.2 Struktur Organisasi

Direktur

Program Manager

News Director

Production Music

Director Operation

Public Relation & Promotion Radio

Creative Programme

Penanggung jawab

60

f. Program Siaran Radio Suara Salatiga FM

Tabel 4.1 Program Siaran Radio Suara Salatiga

HARI

SENIN

SELAS

A

RABU KAMIS JUMAT SABTU

JAM

05.00-

06.00

Cahaya

Pagi

Cahaya

Pagi

Cahaya

Pagi

Cahaya

Pagi

Cahaya

Pagi

Cahaya

Pagi

06.00-

09.00

SITM SITM SITM SITM SITM SITM

09.00-

12.00

Jelita Jelita Jelita Jelita Jelita Jelita

12.00-

15.00

Tamansari Taman

sari

Taman

sari

Taman

sari

Taman

sari

Taman

sari

15.00-

18.00

3PM 3PM 3PM 3PM 3PM 3PM

18.00-

20.00

Jazz Mben

Senin

K-Pop

Fun

Bincang

Komunitas

Recycle Slow

Rock

18.00-

21.00

Slow

Woles

20.00-

22.00

Lagu

Rindu

Lagu

Rindu

Lagu

Rindu

Lagu

Rindu

Lagu

Rindu

21.00-

Selesai

Wayang

61

22.00-

24.00

Goyang

Senggol

Goyang

Senggol

Goyang

Senggol

Keronco

ng

Legenda

Salatiga

g. Sarana dan Prasarana

Untuk mendukung kelancaran proses siaran, dibutuhkan beberapa

alat pendukung seperti mixer, mikrofon, transmitter, antenna, computer,

headphone, telepon, dan handphone.

Gambar 4.3. Pendukung Alat Siar Radio SSFM

(Foto: Rosida 27 Juli 2019)

1. Mixer adalah alat pengatur, pengolah, dan perekam suara. Mixer juga

berfungsi untuk menggabungkan seluruh audio baik dari narasumber,

penyiar, pendengar yang berinteraksi langsung melalui telepon dan

musik. Melalui mixer, suara yang tadinya kurang bagus, trouble dan

noiceakan disempurnakan. Radio Suara Salatiga FM memiliki 2 mixer

yang digunakan, yaitu mixer Yamaha MG16XU untuk di ruang siaran,

sedangkan di ruang produksi menggunakan mixer Yamaha MG12XU.

62

Gambar 4.4. Mixer

(Foto: Rosida 27 Juli 2019)

2. Mikrophone merupakan alat untuk mengubah gelombang bunyi atau

suara menjadi gelombang listrik kemudian menyiarkan melalui

pengeras suara (speaker) atau alat perekam. Mikrophone memiliki

fungsi untuk input suara penyiar, untuk mendukung proses penyiaran

Radio Suara Salatiga FM menggunakan mikrophoneSM Pro Audio

dan SAMSON C01 sebagai pengeras suara atau input suara penyiar

dalam kepenyiaran di Radio Suara Salatiga FM.

Gambar 4.5. Mikrophone

(Foto: Rosida 27 Juli 2019)

3. Transmitter atau pemancar adalah perangkat komunikasi yang dapat

menyalurkan sumber informasi ke sistem komunikasi. Radio Suara

Salatiga FM menggunakan pemancar Quark Falcon 1000dengan daya

pancar maksimal (2000 watt) dan digunakan 1200 watt.

63

Gambar 4.6. Antena Pemancar

(Foto: Rosida 27 Juli 2019)

4. Antenna alat untuk mengirim dan menerima gelombang

elektromagnetik bergantung kepada pemakaian dan penggunaan

frekuensinya. Antenna bisa berwujud berbagai bentuk mulai dari

seutas kabel dan lain-lain. Antena dapat membantu memfokuskan

sinyal. Radio Suara Salatiga FM menggunakan antena Circular 4 Bay

dengan tinggi antena 45,0 m.

5. Computer(Komputer)digunakan untuk menyimpan dan

mempersiapkan segala materi yang diperlukan untuk proses siaran dan

produksi. Komputer pada Radio Suara Salatiga FM memiliki fungsi

sebagai alat pemutar lagu, penyimpanan materi-materi lagu siaran,

juga digunakan untuk menyimpan hasil produksi. Komputer juga

dikoneksikan pada jaringan internet agar penyiar dapat berinteraksi

langsung dengan pendengar melalui Instagram, Website, Twitter,

Facebook maupun Whatsapp. Radio Suara Salatiga FM memiliki 4

komputer merk Dell, yaitu 2 komputer terletak di ruang siaran, 1

komputer di ruang kantor digunakan untuk keperluan administrasi

64

iklan, sedangkan 1 komputer terletak di ruang produksi, digunakan

sebagai penyimpanan semua arsip Radio Suara Salatiga FM dan

digunakan untuk produksi materi mulai dari pembuatan iklan, RE,

iklan layanan masyarakat, dan lain sebagainya.

Gambar 4.7. Komputer Siar

(Foto: Rosida 27 Juli 2019)

6. Headphone berguna untuk memonitoring kekuatan volume suara

penyiar, mendengarkan materi lagu yang diputar dan mendengarkan

suara pendengar yang ingin berpartisipasi. Radio Suara Salatiga FM

memiliki 2 headphone merk HG12 dan NYK.

Gambar 4.8. Headphone

(Foto: Rosida 27 Juli 2019)

7. Telepon meja yang memiliki fungsi sebagai penerima telepon dari

pendengar yang ingin berpartisipasi baik meminta lagu maupun

sekedar kirim-kirim salam secara langsung kepada penyiar.

65

8. Handphone yang memiliki fungsi sebagai penerima telepon dari

pendengar yang ingin berpartisipasi baik meminta lagu maupun

sekedar kirim-kirim salam secara langsung melalui SMS, facebook,

instagram, maupun twitter.

9. Pendingin ruangan (AC), untuk mendukung kepenyiaran, Radio Suara

Salatiga FM melengkapi ruang siaran dan ruang produksi dengan AC

agar para penyiar merasa bisa lebih berkonsentrasi dan merasa

nyaman saat melakukan siaran maupun produksi.

Gambar 4.9. Pendingin Ruangan di ruang siar SSFM

(Foto: Rosida 27 Juli 2019)

2. Temuan Penelitian

Fokus pada penelitian ini adalah manajemen penyiaran dalam program

dakwah “Cahaya Pagi” di Radio Suara Salatiga FM. Setelah melakukan

penelitian dengan teknik observasi langsung ke studio Radio Suara Salatiga

FM yang terletak di Jalan Pemuda No 3 Salatiga, wawancara, dan

dokumentasi berikut hasil wawancara dan observasi yang telah didapatkan

dalam manajemen penyiaran program dakwah “Cahaya Pagi” di Radio

Suara Salatiga FM. Sebuah stasiun radio harus mampu memikat hati

66

pendengarnya dengan program-program yang menarik. Eksistensi radio

tidak datang dengan sendirinya melainkan melalui persiapan-persiapan dari

berbagai macam aspek salah satunya melalui fungsi manajemen yaitu

perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan.

1) Perencanaan

Program dakwah “Cahaya Pagi” di Radio Suara Salatiga FM

adalah saran dan masukan dari pendengar yang membutuhkan siraman

rohani di pagi hari dengan cara mendengarkan radio sambil melakukan

aktifitas mereka seperti memasak, menyiram bunga, dan lain-lain.

“Berbicara tentang tagline kita yang informatif, edukatif, dan

berbudaya tadi, maka cahaya pagi ini masuk dalam segmen yang

edukatif. Di cahaya pagi ini sebenarnya berawal dari tuntutan

pendengar sebenarnya, sekarang gak ada siraman rohani ya,

padahal jam 5 pagi udah on air, mereka mendengarkan sambil

masak, sambil menyirami tanaman, mereka yang berangkat pagi

mendengarkan di mobil. Berawal dari itulah jam 5 udah on air,

meskipun untuk jam 5 ini tidak live tapi rekaman kita mengambil

beberapa ustaz-ustaz yang ada di Indonesia, kita diskusi dulu

bersama teman-teman kira-kira ustaz mana nih yang memang dari

sisi pengajiannya tidak menyalahi dan tidak membuat polemik, ustaz

yang tepat yang memang aktif di masyarakat. Ustaz Hanan Attaki

misalnya, dan ustaz lainnya. Jadi ini penting untuk memberikan

edukasi di masyarakat karena di pagi hari mereka membutuhkan

siraman rohani. Kita on air jam 6 pagi, tapi jam 5 pagi mereka

sudah mendengarkan radio nih, dan akhirnya kita bikin acara

cahaya pagi seperti ini (wawancara KPW, 4 Juli 2019).

Tuntutan dari pendengar untuk diadakannya program siraman

rohani menjadi faktor utama diadakannya program dakwah “Cahaya

Pagi” di Radio Suara Salatiga FM. Aktifitas pagi yang sudah mereka

lakukan menjadikan radio sebagai salah satu hiburan, tapi di sisi lain juga

67

sebagai edukasi. Oleh karena itu, program dakwah “Cahaya Pagi”

dijadwalkan pemutarannya pada pukul 05.00-06.00 WIB.

Berdasarkan hasil observasi bahwa perencanaan program dakwah

“Cahaya Pagi” dilakukan melalui rapat bulanan yang diadakan pada

bulan April bertempat di Studio Radio Suara Salatiga FM di Jalan

Pemuda No 3 Salatiga dan dipimpin langsung oleh programme

managerRadio Suara Salatiga FM.Rapat perencanaan program dakwah

“Cahaya Pagi” dihadiri oleh karyawan Radio Suara Salatiga FM yaitu

creative programme, production, news director, musicdirector, dan

operation. Hal yang dibahas dalam rapat meliputi sasaran program,

pemrograman, penjadwalan, dan prosedur pelaksanaan program dakwah

“Cahaya Pagi”.

“Perencanaan program cahaya pagi ini di rapatkan dengan tim

yang membahas ustaz-ustaz yang akan diangkat dalam program

cahaya pagi ini. Karena bentuk ini rekaman, mereka harus

menyiapkan konten-konten apa yang harus diputar di hari senin,

selasa, rabu, kamis, jumat sabtu. Mereka harus menyiapkan dari sisi

audionya juga, dicek dulu bagus apa enggak nih, jangan-jangan

terpotong nih. Untuk sumber memang sementara kita masih dari

youtube dan beberapa recording-recording lain yang kita punya.

”(wawancara KPW, 4 Juli 2019).

Pernyataan ini diperkuat oleh keterangan dari karyawan radio

Suara Salatiga FM bagian production:

“Awalnya kita rapat dulu dengan beberapa tim yang beragama

Islam yang membahas tentang acara cahaya pagi, mulai jamnya,

harinya, prosedurnya gitu. Akhirnya prosedurnya mengambil

ceramah di youtube setelah itu diedit pakai aplikasi cool edit. File

yang sudah diedit sebelum disiarkan memang harus dicek terlebih

dahulu. takutnya kalau tidak dicek lagi tiba-tiba ada noise atau

68

bermasalah itu malah jadi tidak baik. Pendengar bisa-bisa protes

dan bahkan bisa pindah ke frekuensi lain” (wawancara RW, 28 Juni

2019).

2) Pengorganisasian

Pengorganisasian dalam program dakwah “Cahaya Pagi” di Radio

Suara Salatiga adalah pembagian tugas oleh programme managerkepada

masing-masing karyawan. Fungsi dari pengorganisasian agar setiap

karyawan bertanggungjawab dan melaksanakan tugasnya masing-

masing.

“Ada teman-teman yang ditugaskan untuk mencari ya karena ini

bentuknya rekaman konten-konten apa yang harus diputar. Kita

punya orang-orang tertentu yang bertanggungjawab untuk ini, misal

Roy bertanggungjawab untuk ustaz ini, Riski bertanggungjawab

masalah ini dan sebagainya. Ada penjaga malam yang bertugas

untuk menyalakan pemancar dan memutar rekaman ini pukul 5 pagi.

Itu sudah kita bagi untuk pengorganisasiannya, Untuk struktur yang

internal kita punya berbagai macam divisi contohnya devisi kreatif,

devisi Public Relations, kemudian music director, news director. Ini

semua dibuat dari kemampuan plus yang mereka punya. Tentunya

mereka dituntut untuk siaran yang bagus, tapi mereka juga punya

kelebihan-kelebihan yang kita masukkan kedalam divisi-divisi

tersebut. Divisi kreatif misalnya, jadi dia mempunyai kelebihan

dalam kreatifitasnya, dia mampu mengolah acara. Kemudian news

director mereka punya kelebihan untuk penulisan. Meskipun kita

punya tugas masing-masing, tapi kita tetap mengajak semuanya

untuk bersama-sama memajukan radio” (wawancara, KPW, 4 Juli

2019).

Pembagian tugas diberikan langsung oleh programme manager

kepada masing-masing karyawan ketika rapat setelah membahas

perencanaan program. Struktur organisasi yang baik akan mampu

meningkatkan hasil dan kinerja suatu instansi. Struktur organisasi Radio

Suara Salatiga FM dinilai sudah cukup baik karena telah terdapat 7 divisi

yaitu programme manager, public relation & promotion radio, creative

69

programme, news director, music director, production, dan

operation.Kelebihan yang dimiliki masing-masing penyiar membuat

mereka dikelompokkan kedalam divisi-divisi yang ada di radio Suara

Salatiga FM, akan tetapi tugas utama mereka adalah siaran yang bagus.

“saya sebagai penyiar sekaligus sebagai news director. Untuk

pembagian struktur mungkin sesuai keahlian ya, karena saya

dulunya pernah menjadi editor di salah satu media online dan

mungkin karena ini saya dimasukkan di news director. Tugas saya

mencari materi ceramah di Youtube untuk program dakwah

“Cahaya Pagi” (wawancara LA, 28 Juni 2019).

Salah satu tugas news director adalah mencari materi ceramah

dalam program dakwah “Cahaya Pagi” yang berasal dari Youtube. Cara

mencari materi tersebut dengan mengetik nama narasumber di kolom

pencarian di aplikasi Youtube dengan syarat durasi ceramah maksimal

satu jam. Setelah menemukan materi yang dicari langkah selanjutnya

yaitu mendownload dalam bentuk Mp3. Jika sudah didownload di

simpan dalam folder yang sudah tersedia yaitu cahaya pagi dan

selanjutnya diserahkan kepada production untuk diedit.

3) Penggerakan

Penggerakan dalam program dakwah “Cahaya Pagi” di radio

Suara Salatiga FM terlihat dari bergerak atau tidaknya karyawan dalam

menjalankan tugasnya masing-masing. Program dakwah “Cahaya Pagi”

disiarkan pada pukul 05.00-06.00 WIB, apabila program dakwah

“Cahaya Pagi” disiarkan pada pukul 05.15 WIB maka acara selanjutnya

juga tidak sesuai dengan jadwal yang telah dijadwalkan.

70

“Penggerakan mereka sudah mulai memutarkan itu dengan

sendirinya, kita punya penjaga malam yang juga merangkap,

sehingga jam 5 pagi dia harus menyalakan pemancar dan

menyalakan rekaman ini. Rekaman ini tentunya sudah disiapkan

oleh teman-teman dalam satu file khusus yang bernama cahaya

pagi, sudah dalam bentuk satu jam, karena durasi cahaya pagi ini

satu jam, jadi mereka (production) harus sudah memotong misalnya

ditengahnya ada iklan nih, ada kata-kata yang mungkin tidak pas

nih, itu sudah diseleksi dan dicek. Kalau misal terlambat memutar

nih, pasti ada WA (whatshapp) di grup tuh, kok terlambat atau kok

jam 6.15 belum selesai nih” (wawancara KPW, 4 Juli 2019).

Suatu hari peneliti mendengarkan program dakwah “Cahaya

Pagi” disiarkan hingga pukul 06.12 WIB, setelah dilakukan pengecekan

oleh penyiar bahwa program dakwah “Cahaya Pagi” disiarkan mulai

pukul 05.20 WIB. Jadi, ketika waktu pemutaran tidak sesuai maka durasi

acara selanjutnya akan berkurang. Kejadian kurang disiplinnya waktu

pemutaran program dakwah “Cahaya Pagi” oleh penjaga malam ditegur

langsung oleh programme manager.

Komunikasi antara atasan dan bawahan juga menjadi hal yang

penting. Jika ada pemutaran siaran yang bermasalah biasanya di

komunikasikan via Whatsapp terlebih dahulu sebelum bertatap muka.

Jika ketidak disiplinan seringkali dilakukan oleh penjaga malam, maka

surat penyataan kesalahan akan diberikan dari programme manager

untuk penjaga malam. Selain komunikasi, pemberian bimbingan dan

motivasi juga diberikan kepada karyawan dari atasan. Seperti yang

diungkapkan oleh news director.

“Biasanya kita diberi arahan oleh atasan jika kita belum mengerti

misalnya saja penjaga malam yang tidak mengikuti rapat mengenai

prosedur program cahaya pagi, dari pihak atasan menjelaskan

71

kepada penjaga malam bagaimana prosedur pemutaran tersebut.

Kita juga dapat uang tambahan di luar gaji ketika melakukan tugas

dengan baik, ini secara otomatis menambah semangat. Memang

tidak seberapa tapi lumayan lah buat tambahan transport”

(wawancara LA, 28 Juni 2019).

4) Pengawasan

Pengawasan mempunyai peran penting dalam manajemen, yang

mempunyai fungsi untuk menguji apakah pelaksanaan kerja sudah

teratur, disiplin, terarah atau tidak. Penyiaran program dakwah “Cahaya

Pagi” diawasi secara langsung maupun tidak langsung oleh programme

manager. Programme manager biasanya mendengarkan radio dari

rumahnya untuk mengetahui apakah program dakwah “Cahaya Pagi”

disiarkan tepat waktu atau tidak. Jika tidak disiarkan tepat waktu, maka

programme manager langsung menegur mengenai ketidak disiplinan

pemutaran program dakwah “Cahaya Pagi” dengan cara mengirimkan

pesan singkat via grup whatsapp yang terdiri dari karyawan Radio Suara

Salatiga FM.

“untuk evalusi kita juga membuka masukan dari masyarakat, baru

kita evaluasi. Kita juga ada rapat bersama tim dua minggu sekali

yang kita bahas adalah konten-konten dan masalah yang ada di

radio Suara Salatiga FM terutama cahaya pagi”. Kita juga ada yg

namanya reward dan punishment, jadi kalau misal terlambat

memutar nih, pasti ada WA (whatshapp) di grup tuh, kok terlambat

atau kok jam 6.15 belum selesai nih, pasti ini mutarnya terlambat

nih karena ini kan bentuk recordingnya sudah dalam satu jam.

Kadang saya ke studio langsung untuk mengecek juga. Untuk

mereka yang tidak disiplin biasanya kita ingatkan, dipanggil

dikantor. Kita selalu memberikan reward and punishment, jadi kalau

sudah dipanggil di kantor biasanya banyak hal yang dibicarakan,

dan salah satunya punishment-punishment yang diterima karena

ketidak disiplinan itu”(wawancara KPW, 4 Juli 2019).

72

Bentuk punishment yang diberikan oleh programme manager

kepada karyawan yang tidak disiplin adalah teguran, surat pernyataan,

dan terakhir adalah potong gaji. Penjaga malam yang bertugas untuk

memutarkan rekaman “Cahaya Pagi” beberapa kali melakukan ketidak

disiplinan dalam menyiarkan program dakwah “Cahaya Pagi” dan

diberikan teguran langsung ketika berada di studio Radio Suara Salatiga

FM saat rapat bersama karyawan. Sedangkan reward yang diberikan

kepada karyawan adalah uang tambahan sekaligus makan bersama yang

diberikan ketika rapat.

B. Pembahasan

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan program siaran di Radio Suara Salatiga FM dilakukan

oleh Creative Programme yang diajukan kepada programme manager, jika

program tersebut sudah diterima dan disetujui oleh programme manager,

maka akan diadakan rapat bulanan dengan creative programme, tim

production, operation, news director, dan music directoruntuk membahas

lebih lanjut mengenai program tersebut. Beberapa hal penting yang akan

dibahas dalam rapat tersebut seperti penentuan sasaran program,

pemrograman, penjadwalan, dan prosedur seperti apa yang akan dipakai

untuk program tersebut.

Perencanaan di Radio Suara Salatiga FM mempunyai langkah-

langkah sebagai berikut:

73

a. Menentukan sasaran

Sasaran pendengar atau masyarakat yang ingin dicapai dalam

program dakwah “Cahaya Pagi” di Radio Suara Salatiga FM adalah

semua masyarakat atau pendengar yang khususnya masyarakat Muslim,

baik dari Kota Salatiga maupun luar Kota Salatiga. Sebagian besar

penduduk kota Salatiga mayoritas agama yang diikuti adalah agama

Islam. Terbukti dari data sensus per 14 Agustus 2018 yang diterbitkan

oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah menunjukkan jumlah

penduduk yang beragama Islam di Kota Salatiga adalah 152.834 jiwa,

Protestan 31.776, agama Katolik 9.475 jiwa, Hindu 171 jiwa, Budha 400,

dan agama lainnya sebanyak 8 jiwa (https://jateng.bps.go.id, diakses 22

Juli 2019, pukul 21.05). Oleh karena itu, program dakwah “Cahaya Pagi”

adalah acara yang sangat cocok untuk dijadikan sebagai motivasi hidup

dan menjadikan hidup menjadi lebih bermakna, tenteram dan damai.

Tujuan program dakwah “Cahaya Pagi” adalah menyampaikan pesan

Islami kepada masyarakat muslim melalui media penyiaran radio agar

bisa menambah pengetahuan keagamaan bagi pendengar dan khususnya

untuk karyawan Radio Suara Salatiga FM.

b. Pemprograman

Program dakwah “Cahaya Pagi” adalah program lama yang

diperbarui format acaranya. Dahulu program ini bernama “Cahaya Pagi”

dengan format acara berisi lagu-lagu Islami diselingi dengan id‟s (station

identity)/ call station.Waktu penyiarannya yaitu setiap Hari Senin sampai

74

Sabtu pukul 05.00 – 06.00 WIB.Seiring berjalannya waktu, para

pendengar mulai menyampaikan keluh kesahnya mengenai kurangnya

pengetahuan keagamaan mereka, sehingga ada beberapa pendengar yang

memberikan masukan dan saran kepada Radio Suara Salatiga FM untuk

mengadakan program acara yang berisi tausiyah yang membahas tentang

kajian Islam. Perencanaan format baru dibahas dalam rapat bulanan dan

bulan April 2019 program “Cahaya Pagi” resmi diperbarui yaitu dengan

format dakwah monolog. Dakwah monolog merupakan penyampaian

materi dakwah dengan metode ceramah satu arah yang hanya

menampilkan seorang penceramah atau ustaz.Pendengar hanya bisa

mendengarkan ceramah tersebut, tanpa bisa mengajukan pertanyaan

melalui telepon atau sms. Materi yang disampaikan tanpa diselingi iklan,

maupun insert, RE(Radio Expose) dan lain-lain.

Materi dakwah pada program dakwah “Cahaya Pagi” di Radio

Suara Salatiga FM disampaikan oleh narasumber yang berkompeten di

bidangnya, yaitu rekaman Ustaz Hanan Attaki, Lc, MA., Ustaz Adi

Hidayat, Lc, MA, dan Habib Novel Alaydrus. Habib Novel Alaydrus

mengisi acara setiap hari Senin dan Selasa, sedangkan Ustaz Hanan

Attaki, Lc, MA mengisi acara pada hari Rabu dan Kamis.Setiap hari

Jumat dan Sabtu program dakwah “Cahaya Pagi” diisi oleh Ustaz Adi

Hidayat, Lc, MA.Isi materi program dakwah “Cahaya Pagi” membahas

tentang dakwah atau syiar Islam, motivasi hidup dan tematik atau sesuai

75

dengan tema.Misalnya hari raya Idul Fitri membahas tentang hari raya

Idul Fitri.

Pemilihan narasumber dalam program tersebut tidak mudah bagi

Radio Suara Salatiga FM, karena harus melalui rapat yang dipimpin oleh

programme manager dan karyawan yang beragama Islam yaitu, creative

programme, production, news director, music director, dan operation.

Dari anggota yang hadir dalam rapat dipersilahkan untuk menyampaikan

narasumber pilihannya masing-masing beserta alasannya. Dari beberapa

calon narasumber yang disampaikan, akhirnya disepakati Ustaz Hanan

Attaki, Lc, MA., Ustaz Adi Hidayat, Lc, MA., dan Habib Novel Alaydrus

yang menjadi narasumber di program dakwah “Cahaya Pagi” dengan

alasan, narasumber tersebut belum ada di radio lain dan pastinya setiap

narasumber memiliki kelebihan masing-masing. Misalnya saja Ustaz Adi

Hidayat, Lc. MA., mampu menghafal dan mengingat Al-Qur‟an dan

Hadis beserta tata letaknya, sedangkan Habib Novel Alaydrus dalam

dakwahnya tidak menghujat islam dengan paham lain, selalu memberi

motivasi secara Islami, dan Ustaz Hanan Attaki adalah pendakwah yang

milenial, masa kini, humble, dan santai.

c. Penjadwalan

Program dakwah “Cahaya Pagi” merupakan program harian yang

mengudara mulai pukul 05.00 s/d 06.00 WIB. Mengapa memilih jam siar

pukul 05.00 s/d 06.00 WIB? Karena biasanya pada jam ini sebagian

orang sudah bangun pagi untuk memulai aktifitasnya. Inilah yang

76

menjadi kelebihan program dakwah “Cahaya Pagi” di Radio Suara

Salatiga FM yang mempunyai kesempatan atau peluang untuk

mengoptimalkan acara. Ketika radio-radio lain dalam waktu yang sangat

pagi sudah menampilkan acara hiburan, atau mungkin belum on air, akan

tetapiRadio Suara Salatiga FM menjadikan program dakwah “Cahaya

Pagi” sebagai acara yang dapat menemani aktifitas pendengarnya di pagi

hari, seperti ibu rumah tangga yang sudah sibuk di dapur untuk

menyiapkan sarapan pagi untuk keluarganya atau seseorang yang bersiap

untuk berangkat kerja pagi, dan lain sebagainya.

d. Prosedur

Program dakwah “Cahaya Pagi” di Radio Suara Salatiga FM

bersifat OffAir, artinya acara ini berbentuk rekaman yang diedit terlebih

dahulu sebelum disiarkan. Sebelum program dakwah “Cahaya Pagi”

disiarkan pada pukul 05.00-06.00 WIB, maka tim dari production yang

bertugas untuk mengecek pengudaraan acara apakah sudah siap

diudarakan apa belum. Rekaman yang akan disiarkan apakah sudah enak

didengar apa tidak. Semua itu butuh proses kerja yang panjang dari

seorang tim produksi atau production.

Langkah pertama yang dilakukan oleh tim produksi / production

dalam program dakwah “Cahaya Pagi” adalah mencari rekaman ceramah

dari narasumber yang sudah ditentukan dengan durasi kurang dari satu

jam di Youtube. Setelah itu di download dengan format Mp3. Tugas

untuk mencari rekaman dari narasumber yang sudah ditentukan tidak

77

hanya Randu Wardana, tetapi dibantu oleh karyawan lainnya seperti

Rizki Pratama, Roy Arjuna dan Lala Annisa.

Langkah kedua, mengedit file rekaman da‟i (penceramah atau

narasumber) dari Youtube yang berbentuk Mp3 menggunakan aplikasi

Cool Edit Pro.Caranya mengedit yaitu: buka CoolEditPro. Kemudian

masukan file salah satu rekaman Ustaz Habib Novel Alaydrus dan

ditambahkan pengantar pembuka (Opening) acara dan penutup (Closing)

acara. Opening berisi call station, salam, sapa, nama narasumber, kata-

kata mutiara. Sedangkan closing berisi nama narasumber, judul acara,

jadwal siaran Cahaya Pagi dan call stationRadio Suara Salatiga FM. Lalu

masukkan rekaman Habib Novel Alaydrus ke singletrack caranya

mengklik file dengan doubleclick. Sebagai pembatas rekaman yang akan

di hapus dan yang tidak terpakai menggunakan F8. Setelah di edit, klik

kanan insertintomultitrack. Masuk ke multitrack lalu geser file rekaman.

Caranya klik kanan jangan dilepas kemudian di geser, antara ujung siaran

rekaman ceramah Habib Novel Alaydrus dengan pembuka acara

ditempelkan, lalu belakang rekaman ceramahnya digeser ditemukan

dengan akhir penutup acara. Setelah semua sudah disatukan baru di

mixdown dan terakhir di SaveAs. Jika rekaman jadi berupa file maka

siaran program dakwah “Cahaya Pagi” siap diudarakan, dan tidak lupa

sebelum di siarkan tim produksi mengecek apakah file sudah sesuai

urutan apa belum. Supaya tidak terjadi kesalahan dalam mengudarakan

78

siaran. Apabila durasi file rekaman narasumber hanya setengah jam,

maka ditambah lagu-lagu religi agar file mempunyai durasi satu jam.

2. Pengorganisasian (Organizing)

Radio Suara Salatiga FM menyusun struktur organisasi atau

pengelompokan kerja menjadi tanggung jawab programme manager,

programme manager memiliki kewenangan penuh untuk membangun

struktur organisasi internal radio dan menempatkan para anggotanya

kedalam sub kerja bagian (public relation & promotion radio, creative

programme, production, news director, music director, operation, dan

officeboy).

Pengorganisasian di Radio Suara Salatiga FM bertujuan untuk

pembagian tugas atau pengelompokan kerja.Artinya pemerincian tugas

pekerjaan yang diberikan untuk karyawan di Radio Suara Salatiga FM

dalam berorganisasi mampu bertanggungjawab dan melaksanakan

sekumpulan kegiatan yang terbatas (Morissan, 2008: 150).

Karyawan yang bekerja di Radio Suara Salatiga FM sebanyak 12

orang yang terdiri dari 10 orang penyiar, 1 orang officeboy dan 1 orang

penjaga malam. Semua karyawan mempunyai tugas dan tanggung jawab

masing-masing sesuai dengan tingkat pengalaman, keahlian, dan

kemampuan.Tugas-tugas karyawan yang bekerja di Radio Suara Salatiga

FM sebagai berikut:

79

1. Program Manager, tugasnya meliputi:

a. Bertanggungjawab atas pelaksanaan program, output siaran, dan

penjualan program.

b. Menyusun dan membuat kode etik siaran

c. Membuat perencanaan program siaran yang dituangkan dalam bentuk

usulan rencana program meliputi: acara reguler, agenda tahunan, PSA

(iklan layanan masyarakat), dan kegiatan off air.

d. Mengawasi secara rutin pelaksanaan operasional radio.

e. Mengembangkan kemampuan SDM dibidang program dan penyiar.

f. Melakukan evaluasi/konseling karyawan sewaktu-waktu.

g. Melakukan rapat rutin setiap bulan minimal satu kali pertemuan.

h. Melakukan siaran.

Peneliti menganalisis yang dilakukan karyawan pada Radio Suara

Salatiga FM yang bekerja di bagian program manager sudah berhasil

menjalankan tugas dengan profesional sesuai dengan job description.

2. Public Relation & Promotion radio, tugasnya meliputi:

a. Bertanggungjawab atas kegiatan promosi off air sebagai upaya untuk

mempromosikan radio Suara Salatiga FM.

b. Menjalin hubungan kerja sama dengan pihak ketiga, seperti pemasang

iklan.

c. Melakukan koordinasi dengan programme manager.

d. Membuat rencana pemutaran iklan dalam rencana siaran.

e. Membuat laporan bukti siaran (BS) secara rutin.

80

f. Perencanaan anggaran keuangan

g. Penyusunan dan pelaksanaan keuangan radio serta menyusun

gaji/insentif para karyawan.

h. Mengelola keuangan radio beserta kelengkapan bukti-bukti keuangan

masuk maupun keluar.

i. Membukukan semua transaksi dan membuat laporan keuangan secara

berkala.

j. Melakukan siaran.

Peneliti menganalisis yang dilakukan karyawan pada Radio Suara

Salatiga FM yang bekerja di bagian Public Relation & Promotion Radio

sudah berhasil dalam menjalankan tugas dengan profesional sesuai

dengan job description.

3. Creative programme, tugasnya meliputi:

a. Bertugas untuk memberikan usulan serta masukan-masukan lainnya

dalam kaitannya dengan produksi kreatif program yang akan

dilaporkan ke programme manager.

b. Melaksanakan tugas-tugas dari Programme Manager untuk

kepentingan kreatif acara.

c. Koordinasi dengan production.

d. Mencari narasumber di program acara Bincang Komunitas.

e. Menghubungi narasumber di program acara Bincang Komunitas.

f. Membuat daftar kehadiran tamu yang menjadi narasumber di acara

radio Suara Salatiga FM.

81

g. Melakukan siaran.

Peneliti menganalisis yang dilakukan karyawan pada Radio Suara

Salatiga FM yang bekerja di bagian Creative Programe sudah berhasil

menjalankan tugas dengan profesional sesuai dengan job description.

4. News Director, tugasnya meliputi:

a. Bertanggungjawab terhadap seluruh kinerja sektor pemberitaan

seluruh Radio Suara Salatiga FM.

b. Menyediakan naskah sebagai bahan siaran dalam bentuk softfile

melalui whatsapp grup atau email radio.

c. Menyediakan bahan tepat pada waktunya dan sesuai dengan program

acara.

d. Membuat berita sebagai materi kabar baru atau informasi di media

sosial minimal 2 berita.

e. Mengarsipkan naskah berita di komputer siar.

f. Memastikan keakuratan data.

g. Bekerjasama dengan seluruh bagian tim demi kelancaran pemberitaan.

h. Melakukan siaran.

Peneliti menganalisis yang dilakukan karyawan pada Radio Suara

Salatiga FM yang bekerja di bagian News Director sudah berhasil

menjalankan tugas dengan profesional sesuai dengan job description.

5. Music Director, tugasnya meliputi:

a. Bertanggungjawab terhadap format musik radio.

b. Memberikan musik yang dibutuhkan.

82

c. Memberikan masukan musik yang tepat.

d. Memberikan teguran kepada penyiar dan operator jika ada musik atau

lagu yang tidak sesuai dengan format baku yang telah ditetapkan

(penyanyi – judul lagu).

e. Mencari lagu-lagu baru maupun lagu-lagu lama untuk melengkapi

koleksi musik radio

f. Mendownload lagu-lagu yang baru rilis dan di masukkan ke folder

format musik yang sesuai.

g. Melakukan siaran.

Peneliti menganalisis yang dilakukan karyawan pada Radio Suara

Salatiga FM yang bekerja di bagian Music Director sudah berhasil

menjalankan tugas dengan profesional sesuai dengan job description.

6. Production, tugasnya meliputi:

a. Bertanggungjawab atas kualitas audio radio.

b. Bertanggungjawab atas produk yang dihasilkan.

c. Memproduksi iklan, radio ekspose (RE), dan paket program acara.

d. Sebagai koordinator saat casting iklan dan rekaman acara.

e. Me-mixing bahan mentah menjadi sebuah bahan layak siar.

f. Menyediakan produk tepat pada waktunya.

g. Melakukan siaran.

83

Peneliti menganalisis yang dilakukan karyawan pada Radio Suara

Salatiga FM yang bekerja di bagian Production sudah berhasil

menjalankan tugas dengan profesional sesuai dengan job description.

7. Operation, tugasnya meliputi:

a. Membuat rencana pengembangan website radio.

b. Merawat peralatan Radio Suara Salatiga FM.

c. Membuat laporan barang-barang yang butuh pembaruan.

d. Melakukan siaran.

Peneliti menganalisis yang dilakukan karyawan pada Radio Suara

Salatiga FM yang bekerja di bagian operation sudah berhasil

menjalankan tugas dengan profesional sesuai dengan job description.

8. Officeboy/pembantu umum, tugasnya meliputi:

a. Melaksanakan tugas kebersihan ruangan paling lambat pukul 08.00

WIB , semua ruangan harus sudah bersih.

b. Selalu memelihara kebersihan dan kerapian peralatan kerja dan

lingkungan studio radio.

c. Membantu menyiapkan peralatan untuk kegiatan siaran, baik kegiatan

talkshow, off air, maupun kegiatan siaran luar.

d. Mengawasi ketertiban di lingkungan studio radio.

e. Melaporkan kejadian atau keadaan yang mengganggu studio radio.

f. Melaksanakan tugas dari atasan.

84

Peneliti menganalisis yang dilakukan karyawan pada Radio Suara

Salatiga FM yang bekerja di bagian Officeboy sudah berhasil

menjalankan tugas dengan profesional sesuai dengan job description,

namun terkadang tugas kebersihan ruangan terlambat hingga pukul 09.00

WIB dikarenakan bangun kesiangan.

Penerapan pengorganisasian yang ada di Radio Suara Salatiga FM

dari keseluruhan karyawan yang bekerja sudah bekerja sesuai dengan

tugas dan jabatan masing-masing. Ada beberapa karyawan yang tugasnya

bisa doble dan bisa menghandel tugas karyawan lain. 10 orang karyawan

mempunyai tugas utama yaitu sebagai penyiar sekaligus bertugas di

posisi seperti diatas. Artinya karyawan di Radio Suara Salatiga FM

orangnya Multitalent atau serba bisa.

3. Penggerakan (Actuating)

Manajemen penyiaran dalam penggerakan program dakwah

“Cahaya Pagi” di Radio Suara Salatiga FM, karyawan dapat melaksanakan

tanggungjawabnya dengan semangat dan baik. Penerapan penggerakan

manajemen penyiaran yang dilakukan sudah berhasil. Terbukti dalam tahap

penggerakanprogrammemanager telah memberikan pengarahan dan

motivasi kepada karyawan. Seperti yang bertugas menjadi penyiar,

diberikan pengarahan mengenai bagaimana menjadi penyiar yang baik dan

serba bisa. Bisa dalam menjalankan tugas siaran sesuai dengan jadwal dan

bisa dalam menjalankan tugas dari programme manager. Begitupula

karyawan yang bertugas sebagai production harus bertanggungjawab atas

85

kualitas audio dan segala produksi di Radio Suara Salatiga FM seperti iklan,

insert, radio ekspose, dan paket program acara.

Keberhasilan Radio Suara Salatiga FM menerapkan manajemen

penyiaran dalam penggerakan program dakwah “Cahaya Pagi” dapat

diperkuat dengan mencakup beberapa kegiatan penting yang diberikan

kepada karyawan yang bertugas, yaitu:

a. Pemberian Motivasi dan Bimbingan

Pemberian motivasi dan bimbingan terhadap karyawan dilakukan

dengan cara memberi pujian atau hadiah dan membimbing karyawan

yang belum tahu mengenai pekerjaannya. Hadiah yang diberikan kepada

karyawan biasanya berupa bonus tambahan diluar gaji. Tak hanya

motivasi pujian atau hadiah saja, atasan akan menegur dengan halus

bawahannya apabila ada karyawan yang melakukan kelalaian dalam

tugasnya. Tujuannya supaya kesalahan tidak terulang kembali sehingga

aktivitas di Radio Suara Salatiga FM tidak terganggu dan bisa berjalan

dengan lancar.Jika tidak ada teguran, maka bisa menimbulkan hal-hal

yang tak diinginkan.Oleh karena itu, sebagai pemimpin Radio Suara

Salatiga FM harus dapat mengantisipasi kondisi seperti ini supaya

lingkungan kerja menjadi kondusif.Begitu pula, karyawan tetap

termotivasi dan berjalan sebagaimana mestinya.

b. Komunikasi

Komunikasi yang ada di Radio Suara Salatiga FM dilakukan

antara atasan terhadap karyawan serta sikap karyawan terhadap atasan

86

semua dijalankan dengan baik dan sopan. Proses komunikasi yang baik

mampu menggerakkan karyawan untuk bekerja lebih giat karena adanya

hubungan komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan tidak

menjadikan mereka takut atau minder antara satu sama lain hanya saja

tingkat jabatannya yang berbeda. Komunikasi tersebut dilakukan secara

tatap muka dan bisa juga melalui grup Whatsapp atau pesan

pribadi.Komunikasi antar karyawan ke atasan dijalankan sesuai dengan

bagiannya masing-masing.

Suatu prinsip yang perlu diperhatikan adalah bahwa masalah-

masalah kecil dalam komunikasi sering dipersulit oleh perbedaan

persepsi, dan untuk memahami dunia dan tindakan orang lain harus lebih

dahulu memahami kerangka persepsinya (Ali, Mukti, 2017: 13). Apabila

ada masalah atau konflik yang terjadi di Radio Suara Salatiga FM, cara

menyelesaikan masalah dengan sistem kekeluargaan. Secara bersama-

sama minimal satu bulan sekali di Radio Suara Salatiga FM selalu

mengadakan rapat bulanan, yang bertujuan untuk mengetahui kendala

atau masalah apa yang dihadapi karyawan ketika bekerja.

Pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa apabila ada suatu

masalah atau konflik yang sedang dialami oleh Radio Suara Salatiga FM,

langkah atau tindakan yang dilakukan yaitu berkomunikasi melalui rapat

bersama seluruh karyawan dan segera memecahkan masalah yang

dialami. Jadi, proses komunikasi yang efektif yaitu programme manager

dan seluruh karyawan di Radio Suara Salatiga FM melaksanakan tugas-

87

tugas sesuai dengan job description masing-masing. Informasi, ide, kabar

atau berita harus selalu dikomunikasikan kepada programme

manageragar ia mempunyai dasar perencanaan yang harus

dikomunikasikan pada pihak lain supaya bisa dilaksanakan dan

dikerjakan dengan baik dan sistematis. Oleh karena itu, peneliti amati

penerapan yang dilakukan Radio Suara Salatiga FM dalam kaitannya

komunikasi atasan terhadap bawahan sudah berhasil dan begitupun

sebaliknya, antara bawahan karyawan terhadap atasan programme

manager.

Penggerakan dalam program dakwah “Cahaya Pagi” sudah

berhasil tapi belum seutuhnya karena penjaga malam yang bertugas

memutarkan siaran masih sering melakukan kesalahan yaitu tidak

menyiarkan rekaman program dakwah “Cahaya Pagi”.

4. Pengawasan (Controlling)

Pengawasan dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan yang

telah ditentukan berhasil atau tidak dan dapat diketahui sejauh mana tingkat

manajemen dalam pengelolaannya.Tujuan pengawasan sendiri untuk

mencari tahu tingkat keberhasilan suatu program dimana saat perencanaan

itu sudah tersusun rapi dan mencari tahu fakta atau kebenaran itu sesuai

dengan tahap perencanaan. Pengawasan di dalam program itu langsung dari

programme manager.

Pengawasan dalam program dakwah “Cahaya Pagi” di Radio Suara

Salatiga FM dengan cara langsung maupun tidak langsung. Pengawasan

88

langsung berupa mengawasi selama kegiatan siaran berlangsung baik

melalui radio di suatu tempat atau mengawasi langsung di studio, sedangkan

tidak langsung dengan laporan karyawan lain atau pendengar yang

melaporkan hasil penyiaran siaran “Cahaya Pagi”. misalnya Pernah ada

masalah petugas pemutaran siaran “Cahaya Pagi” yaitu penjaga malam tidak

memutarkan siaran, karena bangun kesiangan, sehingga siaran “Cahaya

Pagi” tidak on air dan hanya di siarkan beberapa lagu-lagu Islami. Penyiar

yang memantau dari rumah langsung melaporkan ke Programme

Manager.Alhasil petugas tersebut ditegur secara halus oleh Programme

Manager dan kesalahan berikutnya penjaga malam tidak memutarkan siaran

“Cahaya Pagi”, salah satu pendengar mengungkapkan keluh kesahnya

kepada programme manager langsung ketika pendengar bertemu di kantor

karena program “Cahaya Pagi” tidak on air. Tak lama kemudian, penjaga

malam dipanggil ke kantor dan mendapatkan teguran dan membuat Surat

Pernyataan untuk tidak mengulangnya lagi. Hal ini dilakukan agar penjaga

malam yang bertugas dalam pemutaran siaran “Cahaya Pagi” memutarkan

sesuai jadwal yang sudah ditentukan.

pengawasan dalam program dakwah “Cahaya Pagi” sudah berhasil

tapi belum seutuhnya karena keterbatasan pengawasan dari programme

manager secara langsung dikarenakan kesibukan dan pekerjaan programme

manager yang tidak hanya di radio yaitu bekerja di kantor Humas dan

Protokol Setda Kota Salatiga.

89

Analisis program radio yang sukses memiliki elemen-elemen,

meliputi:

a. Konflik

Konflik yaitu adanya benturan kepentingan atau benturan karakter

dimana tokoh-tokoh yang terlibat. Program dakwah “Cahaya Pagi”

disiarkan selama satu jam yaitu dari pukul 05.00-06.00 WIB. Konflik

yang terjadi dalam program dakwah “Cahaya Pagi” di Radio Suara

Salatiga FM seperti, pemutaran siaran yang terlambat dan pemutaran

tidak sesuai jadwal, sehingga akan mempengaruhi jam siaran program

acara selanjutnya. Jika program dakwah “Cahaya Pagi” disiarkan pukul

05.15, maka otomatis siaran selesai pukul 06.15 dan acara selanjutnya

yang harusnya dimulai pukul 06.00 menjadi pukul 06.15.konflik lainnya

seperti ketidak tahuan petugas atau penjaga malam yang menyiarkan

program tersebut dan konflik yang datang dari pendengar, pendengar

menyampaikan keluhannya akibat program dakwah “Cahaya Pagi” tidak

disiarkan. Hal ini menunjukkan ketika ada gangguan pada saat program

dakwah “Cahaya Pagi” pendengar ikut mengutarakan dan memeberikan

masukan apa yang telah terjadi di masyarakat (Morissan, 2008: 364).

b. Durasi

Creative programme sebaiknya tidak membuat suatu program yang

hanya bersifat satu kali tayang.Suatu program yang berhasil adalah

program yang dapat bertahan lama.Durasi pada program dakwah

“Cahaya Pagi” baru berjalan beberapa bulan tertanggal dari bulan April

90

2019. Selama ini program dakwah “Cahaya Pagi” sudah berjalan kurang

lebih 5 tahun dengan nama program yang sama, akan tetapi isi formatnya

berbeda. Durasi waktu program ini juga cukup yaitu satu jam.

c. Kesukaan

Pendengar memilih program yang menampilkan pemain utama

atau narasumber yang mereka sukai, yaitu orang-orang yang membuat

pendengar merasa nyaman. Program dakwah “Cahaya Pagi” berhasil

diminati pendengar, terutama ceramah dari Ustaz Hanan Attaki, Lc. M.A.

hal itu dapat diketahui ketika proses siaran secara langsung banyak

masyarakat yang laporan dengan beberapa penyiar dan Bapak Ryan

selaku programme managerketika di kantor. Namun program dakwah

“Cahaya Pagi” lebih sedikit pendengarnya daripada program musik yang

ada di Radio Suara Salatiga FM.

d. Konsistensi

Suatu program harus konsisten terhadap tema dan karakter pemain

sejak awal.Program dakwah “Cahaya Pagi” belum konsisten dalam

menyiarkan program, terbukti dengan pemutaran jadwal ceramah

narasumber yang disiarkan terkadang kurang konsisten dan tidak sesuai

dengan jadwal. Hal ini dikarenakan penjaga malam yang kurang

konsisten dan tidak disiplin dalam pemutaran siaran “Cahaya Pagi” yang

terkadang tidak memutarkan rekaman atau file ceramah yang sudah

terjadwal melainkan menyiarkan lagu-lagu Islami atau religi.

91

e. Energi

Setiap program harus memiliki energi yang mampu menahan

pendengar untuk tidak mengalihkan perhatiannya kepada hal-hal lain

(Morissan, 2008: 369).Program “Cahaya Pagi” memiliki energi yang

dapat menarik pendengar dimana waktu penyiarannya itu pagi hari. Pada

saat jam pagi kebanyakan dari radio lain menyiarkan acara hiburan dan

ada juga yang menyiarkan ceramah, tetapi dengan narasumber yang

berbeda dan bahkan ada radio yang belum on air. Radio Suara Salatiga

FM ini memiliki perbedaan dengan radio lain, jika radio lain menyiarkan

ceramah dengan narasumber K.H. Anwar Zahid, maka radio Suara

Salatiga FM menyiarkan narasumber lain yaitu Habib Novel Alaydrus,

Ustaz Adi Hidayat Lc, MA, dan Ustaz Hanan Attaki, Lc. M.A, yang

pastinya memiliki kharisma dan kelebihan yang berbeda dengan K.H.

Anwar Zahid. Misalnya saja Ustaz Adi Hidayat, Lc. MA., mampu

menghafal dan mengingat Al-Qur‟an dan Hadis beserta tata letaknya,

sedangkan Habib Novel Alaydrus dalam dakwahnya tidak menghujat

islam dengan paham lain, selalu memberi motivasi secara Islami, dan

Ustaz Hanan Attaki adalah pendakwah yang milenial, masa kini, humble,

dan santai.

f. Timing

Creative Programme dalam memilih suatu program siaran harus

mempertimbangkan waktu penayangan (timing), yaitu apakah program

tersebut sudah cocok atau sesuai dengan zamannya (Morissan, 2008:

92

371).Keputusan waktu penayangan dalam program dakwah “Cahaya

Pagi”di Radio Suara Salatiga FM sudah tepat, karena pada pukul 05.00-

06.00 WIB pendengar mendengarkan radio sambil memulai aktifitasnya

seperti masak, menyiram tanaman, bersiap kerja berangkat pagi di mobil,

dan lain sebagainya.

g. Tren

Seorang Creative Programme dalam memilih program harus

memiliki kesadaran terhadap adanya hal-hal yang tengah digandrungi

ditengah masyarakat (Morissan, 2008: 373). Menurut peneliti, minat

pendengar dalam elemen ini kurang berhasil karena pada program

dakwah “Cahaya Pagi” lebih sedikit dibandingkan dengan program

musik atau hiburan di Radio Suara Salatiga FM.

Jadi, hasil penelitian yang peneliti amati bahwa Radio Suara

Salatiga FM belum berhasil sepenuhnya dalam menerapkan manajemen

penyiaran program dakwah “Cahaya Pagi”, karena dalam penggerakan

dan pengawasan masih bermasalah. Program dakwah “Cahaya Pagi” juga

belum sepenuhnya 100% berhasil, karena masih ada beberapa elemen

pada bagian konflik, kesukaan, konsistensi dan tren yang belum

terpenuhi.

93

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Manajemen penyiaran dalam program dakwah “Cahaya Pagi” di Radio

Suara Salatiga FM dilaksanakan sesuai fungsi-fungsi manajemen, meskipun

kadang-kadang ada hal yang tidak terlaksana karena suatu hal.

Data yang diperoleh dari hasil penelitian mengungkapkan bahwa dalam

program dakwah “Cahaya Pagi” sudah menerapkan dan melaksanakan suatu

manajemen meliputi:

1. Perencanaan (planning)

Perencanaan program siaran di Radio Suara Salatiga FM dilakukan

oleh Creative Programme yang diajukan kepada programme manager, jika

program tersebut sudah diterima oleh programme manager, maka akan

diadakan rapat bulanan dengan para penyiar, creative programme, tim

production, operation, news director, dan music director untuk membahas

lebih lanjut mengenai program tersebut. Beberapa hal penting yang akan

dibahas dalam rapat tersebut seperti menentuan sasaran program,

pemrograman, penjadwalan, dan prosedur seperti apa yang akan dipakai

untuk program tersebut.

a. Menentukan sasaran

Sasaran yang dituju dalam program dakwah “Cahaya Pagi” adalah semua

masyarakat atau pendengar khususnya masyarakat Muslim.

94

Tujuanprogram ini ialah untuk menyampaikan nilai-nilai Islam kepada

para pendengarnya.

b. Pemrograman

Pemrograman meliputi pembahasan mengenai format dalam program

dakwah “Cahaya Pagi” yaitu ceramah monolog dengan narasumber

Ustaz Hanan Attaki, Lc, MA; Ustaz Adi Hidayat, Lc, MA; dan Habib

Novel Alaydrus. Materi yang disampaikan tentang kajian Islam dan

tematik.

c. Penjadwalan

Program dakwah “Cahaya Pagi” disiarkan setiap hari Senin sampai

dengan Sabtu pukul 05.00 – 06.00 WIB.

d. Prosedur

Program dakwah “Cahaya Pagi” merupakan program yang bersifat off

air. Artinya acara ini berbentuk rekaman yang diedit terlebih dahulu

sebelum disiarkan.

2. Pengorganisasian (organizing)

Pengorganisasian yang dilakukan Radio Suara Salatiga FM

merupakan departementalisasi dan pembagian tugas karyawan yang sesuai

dengan tingkat pengalaman, keahlian, dan kemampuan masing-masing.

Karyawan terbagi dalam beberapa divisi atau tim yaitu mulai programme

manager, public relation & promotion radio, creative programme,

production, news director, music director dan operation dimana setiap

orang memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing. Tugas utama 10

95

orang karyawan di Radio Suara Salatiga FM adalah penyiar. Dalam

pelaksanaannya satu karyawan tugasnya bisa doble dan bisa menghandel

tugas karyawan lain., artinya karyawan di Radio Suara Salatiga FM

orangnya Multitalent atau serba bisa.

3. Penggerakan (actuating)

Penggerakan program dakwah “Cahaya Pagi” di Radio Suara

Salatiga FM, karyawan dapat melaksanakan tanggungjawabnya dengan

semangat dan baik. Penerapan penggerakan manajemen penyiaran yang

dilakukan dalam program dakwah “Cahaya Pagi” di Radio Suara Salatiga

FM sudah berhasil. Terbukti dalam tahap penggerakanprogrammemanager

telah memberikan pengarahan dan motivasi kepada karyawan. Seperti yang

bertugas sebagai penyiar, diberikan pengarahan mengenai bagaimana

menjadi penyiar yang baik dan serba bisa. Bisa dalam menjalankan tugas

siaran sesuai dengan jadwal dan bisa dalam menjalankan tugas dari

programme manager. Begitupula karyawan yang bertugas sebagai

production harus bertanggungjawab atas kualitas audio dan segala produksi

di Radio Suara Salatiga FM seperti iklan, insert, radio ekspose, dan paket

program acara. Karyawan yang bertugas untuk memutarkan rekaman

“Cahaya Pagi” diberikan arahan bagaimana prosedur pemutarannya.

Penggerakan dalam program dakwah “Cahaya Pagi” sudah berhasil

tapi belum seutuhnya karena penjaga malam yang bertugas memutarkan

siaran masih sering melakukan kesalahan yaitu tidak menyiarkan rekaman

program dakwah “Cahaya Pagi”.

96

4. Pengawasan (controlling)

Pengawasan yang dilakukan Radio Suara Salatiga FM dengan cara

langsung maupun tidak langsung dari programme manager.Pengawasan

langsung berupa mengawasi selama kegiatan siaran berlangsung baik

mendengarkan radio di suatu tempat atau mendengarkan langsung di

studio.Sedangkan tidak langsung dengan laporan karyawan lain atau

pendengar yang melaporkan hasil penyiaran siaran “Cahaya Pagi” kepada

programme manager.pengawasan dalam program dakwah “Cahaya Pagi”

sudah berhasil tapi belum seutuhnya karena keterbatasan pengawasan dari

programme manager secara langsung dikarenakan kesibukan dan pekerjaan

programme manager yang tidak hanya di radio yaitu bekerja di kantor

Humas dan Protokol Setda Kota Salatiga.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas dapat di sarankan kepada beberapa pihak

sebagai berikut:

1. Bagi pengelola Radio Suara Salatiga FM untuk meningkatkan kualitas

sumber daya manusia dengan lebih konsentrasi kepada konsep setiap

program yang disiarkan dan kualitas penyiar agar tidak hanya sedikit

program yang diminati melainkan hampir keseluruhan program siaran

diminati oleh banyak pendengar.

2. Bagi karyawan Radio Suara Salatiga FM agar selalu meningkatkan

kinerjanya, terutama dalam program dakwah “Cahaya Pagi”. Manajemen

97

yang baik dan sistematis akan membuat suatu program acara terlaksana

dengan baik.

3. Untuk peneliti yang akan datang, peneliti berharap penelitian ini

dikembangkan menggunakan tema yang sama, tetapi objek penelitian

berbeda (radio lain) dan kemudian dilakukan perbandingan antara

manajemen Radio Suara Salatiga FM dengan manajemen yang diterapkan

oleh radio lain, sehingga akan diketahui perbedaan manajemen yang

digunakan oleh kedua radio tersebut.

4. Saran dan kritik dari pembaca di harapkan dalam penyempurnaan penelitian

ini supaya kedepannya menjadi lebih baik.

5. Diharapkan mampu memberikan informasi bagi pembaca mengenai

manajemen penyiaran radio.

98

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mukti. 2017. Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta: CV Pustaka Ilmu

Group.

Amin, Samsul Munir. 2009. Ilmu Dakwah: Jakarta: Amzah.

Ardiansyah. 2009. Manajemen Siaran Dakwah pada radio Komunitas

Swadesi FM Kabupaten Bantul. Yogyakarta: Universitas Negeri

Sunan Kalijaga.

Astuti, Santi Indra. 2008. Jurnalisme Radio; Teori dan Praktek. Bandung:

Simbiosa Rekatama Media.

Aziz, Moh. Ali. 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta: Prenada Media.

Bahroni. 2018. Analisis Wacana Retorika Dakwah K.H Muhammad Arifin

Ilham. INJECT. Interdisciplinary Journal of Communication.

2(2):178.

Handoko, T Hani. 2003. Manajemen Edisi 2. Yogyakarta: BPFE.

Ilaihi, Wahyu. 2010. Komunikasi Dakwah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

J.B. Wahyudi. 1994. Dasar-Dasar Manajemen Penyiaran. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Juliatriarsa, Djati. 1992. Manajemen Umum Sebuah Pengantar (Skripsi).

Yogyakarta: BPFE.

Masduki. 2004. Menjadi Broadcaster Profesional. Yogyakarta: Pustaka

Populer LkiS.

Moleong, J.Lexy. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Morissan. 2008. ManajemenMedia Penyiaran Strategi Mengelola Radio &

Televisi. Jakarta: Kencana Predana Media Group.

M. Romli, Asep Syamsul. 2009. Broadcast Jurnalisme. Cet I. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Musafa‟, Moh. Anas. 2006. Manajemen Siaran Radio Suara Ibnu Abbas

106.7.IC FM Klaten. Yogjakarta: Universitas Negeri Sunan Kalijaga.

99

Ningrum, Marti. 2010. Implementasi Manajemen Acara Siaran Dakwah Pagi

di Radio Komunitas One FM Prambanan: Yogyakarta: Universitas

Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Prasetyo, Budi. 2010 Manajemen Siaran Dakwah di Radio (Tinjauan

Manajemen Terhadap Pengelolaan Radio Dakwah Dengan

Digunakannya Radio Internet di Radio Salma Klaten. Yogyakarta:

Universitas Negeri Sunan Kalijaga.

Rokhmiyati, Sri. 2018. Konsep Manajemen Sumber Daya Manusia dalam

Kelembagaan Islam. INJECT. Interdisciplinary Journal of

Communication. 3(2): 231-252.

Ruslan, Rosady. 2002. Manajemen Humas & Komunikasi; Konsepsi &

Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Saebani, Beni Ahmad. 2008. Metode Penelitian. Bandung: CV Pustaka Setia.

Siswanto. 2017. Peran Pekerja Sosial Dalam Pembinaan Anak Asuh Melalui

Life Skill di Panti Asuhan Darul Hadlanah Pati. INJECT.

Interdisciplinary Journal of Communication. 2(1): 128.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D.

Bandung: Alfabeta.

Sule, Ernie,Tisnawati dan Kurniawan Saefullah. 2005. Pengantar Manajemen

Edisi Pertama. Jakarta: Prenadamedia Group.

Willy, Fajar Nugraha. 2016. Manajemen Siaran Musik Stasiun Radio REM

FM di Universitas Negeri Semarang. Semarang: Universitas Negeri

Semarang.

www.suarasalatiga.com , diakses 28 juli 2019 pukul 21.18 WIB.

https://jateng.bps.go.id/statictable/2016/08/19/1272/jumlah-penduduk-

menurut-kabupaten-kota-dan-agama-yang-dianut-di-provinsi-jawa-

tengah-2015.html, diakses 22 Juli 2019pukul 21.05

http://www.Nurhasanahnana.wordpress.com.2010 , diakses 24 Juli 2019 pukul

22.10

100

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Gambar 1 Kode Etik Siaran

Gambar 2 Jadwal Siaran radio Suara Salatiga

Gambar 3 File Rekaman Cahaya Pagi

101

Gambar 4 Struktur Organisasi Internal Radio Suara Salatiga FM

Gambar 5 Karyawan Radio Suara Salatiga FM

102

Gambar 6 Wawancara dengan News Director

Gambar 7 Wawancara dengan Programme Manager

103

Gambar 8 Wawancara dengan Production

Gambar 9 Rapat Membahas Program Dakwah “Cahaya Pagi”

Gambar 10 Catatan Hasil Rapat Tentang Program Dakwah “Cahaya Pagi”

104

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(Curriculum Vitae)

Nama : Icha Mistiyana Rosida

Tempat / Tanggal Lahir : Kab. Semarang, 10 Mei 1999

Alamat : Dusun Karangtengah Rt 03 Rw 01, Kec. Tuntang

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Email : [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN

2003 sampai dengan 2009 MI Ma‟arif Karangtengah

2009 sampai dengan 2012 MTs Tarqiyatul Himmah Pabelan

2012 sampai dengan 2015 MAN Salatiga

2015 sampai dengan 2019 IAIN Salatiga

PENGALAMAN ORGANISASI

2017 Div. Jurnalistik & Media HMJ KPI IAIN Salatiga

2016 sampai dengan 2017 Div. Keamanan Ma‟had Putri IAIN Salatiga

2018 Ketua Ma‟had Putri IAIN Salatiga

PENGALAMAN MAGANG DAN KERJA

2018 Magang di Humas dan Protokol Setda Kota Salatiga

2016 sampai dengan sekarang Penyiar di radio Suara Salatiga FM

MC

105

PEDOMAN WAWANCARA

1. Bagaimana sejarah berdirinya Radio Suara Salatiga FM?

2. Apa visi dan misi Radio Suara Salatiga FM?

3. Sejauh mana wilayah sasaran radio Suara Salatiga FM?

4. Acara apa saja yang disiarkan di Radio Suara Salatiga FM?

5. Apa profil program dakwah “Cahaya Pagi”?

6. Apa yang menjadi tujuan dalam program dakwah “Cahaya Pagi”?

7. Bagaimana proses penentuan tema atau materi dalam program dakwah

“Cahaya Pagi”?

8. Siapa saja target pendengar dalam program dakwah “Cahaya Pagi”?

9. Bagaimana format program dakwah “Cahaya Pagi”?

10. Bagaimana proses editing dalam program dakwah “Cahaya Pagi”?

11. Siapa saja yang menjadi narasumber dalam program dakwah “Cahaya

Pagi”?

12. Mengapa memilih narasumber tersebut?

13. Bagaimana menentukan waktu siaran program dakwah “Cahaya Pagi”?

14. Bagaimana struktur organisasi di radio Suara Salatiga FM?

15. Seperti apa pembagian kerja yang diterapkan di radio Suara Salatiga FM?

16. Bagaimana memberikan motivasi kepada karyawan?

17. Bagaimana komunikasi yang terjadi di radio Suara Salatiga FM?

18. Bagaimana respon pendengar terhadap siaran program dakwah “Cahaya

Pagi”?

19. Bagaimana proses evaluasi yang dilakukan?

20. Apa saja bentuk dalam melakukan pengawasan?

106

107

108

109

110

111