Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
STUDI EKSPLORATIF STRATEGI PRESENTASI DIRI
REMAJA AKHIR DI INSTAGRAM
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh:
Ni Nyoman Trisna Umeda
NIM : 149114201
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTO
Menjadi kuat bukan berarti kamu tahu segalanya. Bukan berarti kamu tidak bisa
hancur. Kekuatanmu ada pada kemampuanmu bangkit kembali setelah berkali-
kali jatuh.
-Dee Lestari-
Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil, tapi berusahalah menjadi
manusia yang berguna.
-Albert Einstein-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada semua orang yang turut terlibat selama
saya menyelesaikan pendidikan saya seperti memberikan doa, motivasi, semangat,
ataupun keterlibatan dalam hal apapun :
Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang selalu menuntun, melindungi, membimbing,
dan memberikan saya kesempatan untuk melakukan hal yang bermanfaat selama
proses pengerjaan skripsi ini.
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang mengajarkan saya segala
hal terutama pengalaman hidup yang tidak akan saya dapatkan di tempat lain.
Dosen Pembimbing, Ibu P. Henrietta P. D. A. D. S., M. A. yang tidak pernah
lelah untuk membimbing, mengarahkan, meluangkan waktu, serta mendorong
saya hingga mampu menyelesaikan penelitian ini dengan lancar.
Bapak, Ibu, Kakak-kakak, dan Seluruh Keluarga Besar yang selalu memberi
kepercayaan dan bersedia menjadi rumah bagi saya untuk mengeluh serta
meminta pertolongan selama proses menyelesaikan studi ini dan juga yang selalu
sabar menunggu hasil karya ini selesai dibuat.
Sahabat serta Teman-teman yang selalu memberikan semangat, motivasi serta
dukungan secara fisik maupun psikologis selama proses pengerjaan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya
tulis ini tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali
yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana
layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 3 Oktober 2019
Penulis
Ni Nyoman Trisna Umeda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
EXPLORATORY STUDY SELF-PRESENTATION STRATEGIES OF
LATE-ADOLESCENCES ON INSTAGRAM
Ni Nyoman Trisna Umeda
ABSTRACT
This current study was aimed to discover the self-presentation strategies of late
adolescences on Instagram. There were 611 individuals involved in the current study,
consisting of 293 males and 318 females aged 18 to 22 years old. Most of the subjects
involved in this study was in Bachelor’s or Diploma’s level. There were 530 subjects who
are currently in the Bachelor’s or Diploma’s level, 79 subjects in high school level, and 2
subjects in Master’s level. Convenience sampling is used as the sampling technique in
this study. The self-presentation strategies scale has 26 items. The results of this research
showed that there was an exemplification and self presentation strategies is considered
high, intimidation and supplication is considered low. While, ingratiation strategy was
done with medium effort. This study applied Levene Tests it is known there is no
difference between male and female late adolescences in the use of ingratiation,
intimidation, self-promotion and exemplification (sig > 0,05). Meanwhile, there is a
difference between male and female late adolescences in the use of supplication strategy
(sig < 0,05).
Keywords : Self-Presentation, Self-Presentation Strategies, Ingratiation,
Intimidation, Self-Promotion, Exemplification, Supplication, Instagram User, Late
Adolescence
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
STUDI EKSPLORATIF STRATEGI PRESENTASI DIRI
REMAJA AKHIR DI INSTAGRAM
Ni Nyoman Trisna Umeda
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi presentasi diri remaja akhir di
Instagram. Subjek yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah 611 individu yang terdiri
dari 293 orang laki-laki dan 318 orang perempuan. Sebagian besar subjek yang terlibat
saat ini berada pada tingkat pendidikan Sarjana atau Diploma sejumlah 530 orang, tingkat
pendidikan SMA atau sederajat 79 orang dan 2 orang subjek berada pada jenjang
Magister. Teknik pemilihan sampling yang digunakan adalah convenience sampling. Alat
pengumpulan data yang digunakan adalah skala presentasi diri. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa subjek remaja akhir di Instagram melakukan strategi presentasi diri
exemplification dan self-promotion pada kategori tinggi. Selanjutnya pada strategi
intimidation dan supplication dilakukan pada kategori rendah. Sementara strategi
ingratiation dilakukan pada kategori sedang. Berdasarkan hasil uji beda menggunakan
Levene Tests dengan bantuan SPSS Windows versi 23 diketahui bahwa tidak ada
perbedaan nilai pada remaja akhir laki-laki dan perempuan dalam menggunakan strategi
ingratiation, intimidation, self-promotion dan exemplification (sig > 0,05). Sementara itu,
terdapat perbedaan nilai pada remaja akhir laki-laki dan perempuan dalam menggunakan
strategi supplication (sig < 0,05).
Kata Kunci : Presentasi Diri, Strategi Presentasi Diri, Ingratiation, Intimidation,
Self-Promotion, Exemplification, Supplication, Pengguna Instagram, Remaja Akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata
Dharma :
Nama : Ni Nyoman Trisna Umeda
Nomor Mahasiswa : 149114201
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, karya ilmiah yang
berjudul :
STUDI EKSPLORATIF STRATEGI PRESENTASI DIRI
REMAJA AKHIR DI INSTAGRAM
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas
Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media
lain, mengelolanya di internet atau di media lain untuk kepentingan
akademis tanpa perlu permintaan izin dari saya maupun memberi royalti
kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal, 3 Oktober 2019
Yang menyatakan,
(Ni Nyoman Trisna Umeda)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terimakasih saya ucapkan kepada Ida Sang Hyang Widhi
Wasa atas segala berkat, bimbingan dan pendampingan selama proses penulisan
skripsi ini. Segala haru, tawa dan berbagai macam emosi turut menyertai
perjalanan peneliti dalam pengerjaan skripsi ini. Peneliti menyadari bahwa banyak
kekurangan dalam penelitian ini. Peneliti juga ingin mengucapkan terimakasih
kepada pihak lain yang turut memberikan kontribusi dalam membantu
menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Ibu Dr. Titik Kristiyani M.Psi. selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma yang telah menandatangani lembar
pengesahan skripsi ini.
2. Ibu Monica Eviandaru Madyaningrum Ph.D. selaku Kepala Program Studi
Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah membantu proses
akademik selama saya berproses di program studi ini.
3. Ibu Dr. Tjipto Susana selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
membimbing serta memotivasi saya selama menempuh pendidikan di
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
4. Ibu P. Henrietta P. D. A. D. S., S.Psi., M.A. selaku Dosen Pembimbing
Skripsi yang bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing,
mengarahkan, memberi semangat serta motivasi kepada saya untuk dapat
menyelesaikan proses penulisan skripsi ini. Terimakasih kepada Ibu
karena tidak hanya sebagai Dosen Pembimbing Skripsi, namun juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
sebagai Ibu kedua serta teman bagi saya dalam memberikan saran-saran
yang membangun saya menjadi lebih baik.
5. Bapak Agung Santoso, Ph. D. dan Bapak T.M. Raditya Hernawa, M.Psi.,
Psi. selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan masukan untuk
memperkaya hasil dari penelitian ini. Terimakasih atas diskusi yang
semakin membuka pandangan saya.
6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma yang telah mengajar, mendidik serta memberikan ilmu
pengetahuan dan juga nilai-nilai kehidupan yang sangat berguna bagi saya
kedepannya.
7. Seluruh Staff Fakultas psikologi Universitas Sanata Dharma: Mas
Gandung, Ibu Nanik, Pak Sidik dan Mas Muji atas kesabaran,
keramahannya, dukungan serta bantuannya dalam urusan administrasi
kemahasiswaan selama menyelesaikan studi.
8. Alm. Nengah Ladri yang selau menantikan saya sampai pada titik ini.
Penelitian ini saya persembahkan untukMu.
9. I Wayan Suka dan Ni Ketut Darmini yang selalu mendengarkan keluh
kesah saya tiap malam dan selalu mengajarkan saya untuk menjadi pribadi
yang sabar dan selalu bekerja keras. Terimakasih kepada Bapak dan Ibu
yang memberikan segala hal baik secara moral maupun materil yang
sangat berarti dibandingkan segalanya di dunia ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
10. Kedua kakakku Ni Putu Linda Sari dan Ni Made Dyanik Dwikasari yang
selalu ada dan setia memberikan semangat serta doa kepada saya sehingga
skripsi dapat terselesaikan.
11. Teman lama yang saat ini menjadi teman seperjuangan saya hingga ke
depannya yaitu I Wayan Robi Suryana. Terimakasih karena terus
mengajarkan peneliti untuk memikirkan hal-hal yang tidak hanya ada di
depan mata saja. Akan tetapi, mempersiapkan diri sampai beberapa
langkah lebih jauh. Dukungan moril yang diberikan, tidak dapat diukur
dengan tingginya langit dan kedalaman laut.
12. Teman, sahabat, kakak, adik dan partner hampir di segala kondisi yaitu
Meilinda Aryani, Sutrisna Dewi, Venny Ardhana, Frederica Wulan,
Cinthya Citra, Efrem Ferdinand, Tania Windana dan Irine Claudia yang
selalu mensupport saya dalam segala kondisi.
13. Bukan teman, bukan juga sahabat, melainkan saudara selama di
perantauan, Yasinta Tiwi Carysa, Wayang Ayu, Agnes Shinta, Laurensia
Aniella Hosea, Vania Lorrayne dan Mentanoia Grace B.J. Terimakasih
karena saling memberi dan sampai bertemu dilain waktu.
14. AKSI 2016, Keluarga BEMF Magis 2017, KMHD Swastika Taruna,
Psychofest 2017, Bina Desa 2017, Psychotour 2017, KPU 2018, teman-
teman Asisten Inventori dan Asisten Tes Proyektif yang telah memberikan
kesempatan untuk saya berdinamika bersama kalian.
15. Teman-teman asistensiku tersayang Awit, Dewi, Dinar, Epek, Shinta,
Valens, Alvin, Rena, Dinar, Natal, Eva, Disa, Cecil, Ovan, Irene, Dyah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
Tegar, Tias, Maria, Adit, Acong, Amos, Areta, Kezia dan Yulia.
Terimakasih atas kebersamaannya dan semangat terus sampai akhir.
16. Seluruh teman-teman angkatan 2014 yang sangat luar biasa, semangat dan
sukes untuk kalian semua. See you on top guys !
17. Sahabatku Aviandita Akatama, Izza Aprilla dan Ajeng Ganurmala.
Seberapa pun sulitnya perjuangan kalian saat ini, ada cerita dibaliknya
yang bisa mendewasakan kita.
18. Kakakku Ko Edwin, Kevin Irwanto dan Kevin Adian yang rela waktunya
diganggu demi melancarkan penulisan skripsi ini, terimakasih dan sukses
untuk kalian.
19. Seluruh subjek penelitian yang telah bersedia untuk meluangkan waktu
dan tenaga untuk membantu saya dalam pengisian skala penelitian.
Bantuan yang kalian sangat berarti bagi saya dalam penyelesaian skripsi
ini.
20. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang juga telah
membantu saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Semoga kalian diberi
kemudahan dan kebaikan kalian akan peneliti ingat sampai kapan pun.
Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dan tentunya memiliki banyak
kekurangan. Saya sangat terbuka atas kritik dan saran dari pembaca untuk
pengembangan penelitian ini kedepannya. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat
bagi pembaca. Akhir kata, saya mohon maaf apabila ada kesalahan kata dalam
penulisan skripsi ini dan peneliti mengucapkan terimakasih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
Yogyakarta,
Peneliti
Ni Nyoman Trisna Umeda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN MOTO ........................................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
ABSTRACK ...................................................................................................... viii
PERNYATAAN PERSETUJAUN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............. ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 7
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 8
1. Manfaat Teoretis ............................................................................ 8
2. Manfaat Praktis .............................................................................. 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 9
A. Presentasi Diri ...................................................................................... 9
1. Definisi Presentasi Diri .................................................................. 9
2. Perkembangan Presentasi Diri ....................................................... 10
3. Strategi Presentasi Diri ................................................................... 13
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Presentasi Diri ....................... 16
5. Dampak Presentasi Diri.................................................................. 18
B. INSTAGRAM ...................................................................................... 19
1. Instagram dan Perkembangannya .................................................. 19
2. Karakteristk Pengguna Instagram .................................................. 21
3. Fitur Pada Instagram ...................................................................... 22
C. REMAJA AKHIR ................................................................................ 24
1. Definisi Remaja Akhir ................................................................... 24
2. Aspek perkembangan Remaja Akhir ............................................. 26
D. KERANGKA KONSEPTUAL ............................................................ 28
E. PERTANYAAN PENELITIAN .......................................................... 31
BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 32
A. JENIS PENELITIAN ........................................................................... 32
B. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN ...................................... 32
C. DEFINISI OPERASIONAL ................................................................ 32
D. SUBJEK PENELITIAN ....................................................................... 33
E. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA ............................ 34
F. VALIDITAS, SELEKSI ITEM DAN RELIABILITAS ...................... 38
1. Validitas ......................................................................................... 38
2. Seleksi Item .................................................................................... 38
3. Reliabilitas ..................................................................................... 40
G. METODE ANALISIS DATA .............................................................. 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 43
A. PELAKSANAAN PENELITIAN ........................................................ 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
B. DESKRIPSI SUBJEK PENELITIAN ................................................. 43
C. HASIL PENELITIAN .......................................................................... 45
1. Kategorisasi Subjek Penelitian ....................................................... 45
2. Hasil Penelitian .............................................................................. 63
a. Uji Normalitas .......................................................................... 63
b. Uji Beda ................................................................................... 69
D. PEMBAHASAN .................................................................................. 71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 76
A. KESIMPULAN .................................................................................... 76
B. KETERBATASAN PENELITIAN ...................................................... 78
C. SARAN ................................................................................................ 78
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 92
LAMPIRAN ..................................................................................................... 99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Item Skala Presentasi Diri ............................................................. 37
Tabel 2 Seleksi Item ................................................................................... 39
Tabel 3 Koefisien Korelasi Item Total (rix) ................................................ 40
Tabel 4 Koefisien Reliabilitas Jenis Presentasi Diri .................................. 40
Tabel 5 Subjek Penelitian Berdasarkan Usia ............................................. 44
Tabel 6 Subjek Penelitian Berdasarkan Tingkat Pendidikan ..................... 44
Tabel 7 Kategorisasi Strategi Ingratiation Secara Umum .......................... 46
Tabel 8 Kategorisasi Strategi Ingratiation Berdasarkan Jenis Kelamin ..... 47
Tabel 9 Kategorisasi Strategi Intimidation ................................................. 49
Tabel 10 Kategorisasi Strategi Intimidation Berdasarkan Jenis Kelamin .... 50
Tabel 11 Kategorisasi Strategi Self-Promotion ............................................ 52
Tabel 12 Kategorisasi Strategi Self-Promotion Berdasarkan Jenis Kelamin 53
Tabel 13 Kategorisasi Strategi Exemplification ........................................... 55
Tabel 14 Kategorisasi Strategi Exemplification Berdasarkan Jenis Kelamin
....................................................................................................... 56
Tabel 15 Kategorisasi Strategi Supplication ................................................ 58
Tabel 16 Kategorisasi Strategi Supplication Berdasarkan Jenis Kelamin ... 59
Tabel 17 Kesimpulan Kategorisasi Strategi Presentasi Diri Berdasarkan Jenis
Kelamin ......................................................................................... 60
Tabel 18 Chi-Square Tests Antara Strategi Presentasi Diri Berdasarkan Jenis
Kelamin ......................................................................................... 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
Tabel 19 Hasil Uji Normalitas (Kolmogorov-Smirnov) .............................. 63
Tabel 20 Hasil Uji Homogenitas Strategi Ingratiation dan Jenis Kelamin .. 69
Tabel 21 Hasil Uji Homogenitas Strategi Intimidation dan Jenis Kelamin . 70
Tabel 22 Hasil Uji Homogenitas Strategi Self-Promotion dan Jenis
Kelamin ......................................................................................... 70
Tabel 23 Hasil Uji Homogenitas Strategi Exemplification dan Jenis
Kelamin ......................................................................................... 70
Tabel 24 Hasil Uji Homogenitas Strategi Supplication dan Jenis Kelamin . 71
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Histogram Strategi Ingratiation ..................................................... 64
Gambar 2 Histogram Strategi Intimidation .................................................... 65
Gambar 3 Histogram Strategi Self-Promotion ............................................... 66
Gambar 4 Histogram Strategi Exemplification .............................................. 67
Gambar 5 Histogram Strategi Supplication ................................................... 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Self-Presentation Tactics (SPT) Scale Versi Asli .................... 86
Lampiran 2 Hasil Metode Back-Translation Self-Presentation Tactics
(SPT) Scale Versi Indonesia ..................................................... 89
Lampiran 3 Hasil Metode Back-Translation Self-Presentation Tactics
(SPT) Scale Versi Inggris ......................................................... 93
Lampiran 4 Skala Tryout (Mengacu Pada SPT) .......................................... 96
Lampiran 5 Reliabilitas Skala Presentasi Diri ............................................. 106
Lampiran 6 Skala Presentasi Diri................................................................. 111
Lampiran 7 Hasil Uji Normalitas ................................................................. 118
Lampiran 8 Hasil Uji Beda Strategi Presentasi Diri dan Jenis Kelamin ...... 119
Lampiran 9 Surat Ijin SPT ........................................................................... 122
Lampiran 10 Surat Keterangan Translator ..................................................... 124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada tahun 2017 Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia (APJII)
menemukan peningkatan sejak 2016 yang kini pengguna internet mencapai
143,26 juta orang. Ada informasi lain yang ditemukan dari survei tersebut
yaitu sebanyak 87,13% cenderung mengakses sosial media untuk
berkomunikasi (Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia [APJII], 2017).
Dewasa ini sosial media digunakan sebagai sarana interaksi, berkolaborasi
dan menunjukkan eksistensi diri (Talani, 2014), yaitu digunakan untuk
mempresentasikan diri (Gustina, 2015).
Platform sosial media yang paling banyak diminati saat ini untuk
mempresentasikan diri adalah Instagram (Ayudhya, 2017). Berdasarkan data
pada Januari 2018 ditemukan, yaitu sebanyak 53 juta orang merupakan
pengguna Instagram (Databoks, 2018). Indonesia juga termasuk sebagai
pengguna Instagram terbesar se-Asia Pasifik tahun 2017 (Haryanto, 2017).
Instagram memiliki banyak penggemar terutama remaja karena interaksi yang
ditawarkan lebih luas, lebih menarik dan interaktif dibandingkan sosial media
lainnya (Dewi, Mayangsari, & Rina, 2016; Ayudhya, 2017).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Instagram fokus pada komunikasi dengan media foto ataupun video
(Dewi, Mayangsari, & Rina, 2016). Selain menjadi media komunikasi,
Instagram juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
sebagai album digital karena dapat menyimpan serta membagikan foto itu
sendiri (Gustina, 2015). Foto juga dianggap mampu memberikan kesempatan
bagi seseorang untuk mempresentasikan diri secara kreatif sesuai dengan
keinginannya (Putri, 2016). Dengan demikian, individu dapat
mempresentasikan dirinya melalui foto untuk mewakilkan citra diri yang
ingin ditampilkan kepada orang lain (Gustina, 2015).
Salah satu penggunaan sosial media oleh Awkarin yang sering
mengunggah konten diluar kewajaran orang Indonesia (Kulsum, 2018).
Konten-konten yang diunggah tersebut dianggap tidak pantas untuk
ditampilkan (Kulsum, 2018; Harian Bernas Indonesia, n.d.). Akibatnya,
sebagian followers berusia remaja turut mengecam tindakan yang dilakukan
karena dianggap sebagai usaha untuk mencuci otak dengan melakukan
tindakan yang tidak baik (Hidayat, 2016). Akan tetapi, followers remaja
lainnya menyukai gaya hidup yang ditampilkan karena terkesan berani,
sehingga diidolakan remaja seusianya (Laila, 2016).
Fenomena tersebut didukung oleh penelitian Wahyuningtyas (2017) yang
menjelaskan bahwa presentasi diri yang ditampilkan individu adalah karena
adanya kebutuhan mengekspresikan diri. Pada saat individu menampilkan diri
yang sesuai dengan keinginannya, menimbulkan perasaan nyaman tanpa
terpengaruh oleh penilaian yang diberikan secara sosial. Hal ini menandakan
bahwa diri yang disampaikan kepada orang lain bukan untuk memenuhi
harapan orang lain, melainkan untuk memposisikan diri sesuai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
kepentingan pribadi dengan menunjukkan diri sesuai dengan keinginannya
(Arkin, 1981; Baumeister, 1982).
Disisi lain Awkarin terlihat menampilkan diri secara kreatif dan unik
untuk memperoleh public validation atas citra yang telah ditampilkan
(Wahyuningtyas, 2017). Menurut Yang dan Brown (2016) menampilkan diri
yang dilakukan secara online melalui sosial media merupakan cara yang tepat
digunakan oleh remaja untuk mempresentasikan diri. Remaja
mempresentasikan diri pada sosial media karena dapat mempermudah mereka
dalam menjalin hubungan dengan orang lain (Kusumasari & Hidayati, 2014).
Dalam hal ini, remaja akhir adalah mereka yang termasuk dalam rentang usia
18 hingga 22 tahun (Santrock, 2007). Remaja memiliki kebutuhan untuk
menunjukkan originalitas dirinya (Mönks, Knoers & Haditono, 1987).
Menurut Mönks, Knoers dan Haditono (1987) hal tersebut menyebabkan
remaja memiliki kecenderungan untuk memberikan kesan lain daripada yang
lain dengan menciptakan suatu gaya tersendiri. Bentuk originalitas yang
ditunjukkan biasanya melalui gaya berpakaian, berdandan, gaya rambut, gaya
tingkah laku atau kesenangan musik. Hal ini mengakibatkan munculnya
kebutuhan remaja untuk menjadi populer melalui dukungan-dukungan yang
diberikan lingkungan sosial dan penerimaan oleh orang disekitarnya
(Soesilowindradini, 2005).
Penggunaan sosial media untuk membentuk dan mengelola kesan yang
dimunculkan orang lain tergolong tindakan presentasi diri (Flore, 2008).
Presentasi diri didefinisikan sebagai usaha mengatur kesan yang dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
untuk membangun kekuatan yang dapat mempengaruhi orang yang hendak
dituju (Tedeschi & Riess, 1981; Lee, Quigley, Nesler, Corbett dan Tedeschi,
1999). Kesan yang ditampilkan adalah originalitas diri agar tercapainya
keinginan untuk memperoleh penghargaan dan menghindari penolakan
lingkungan sosial (Tedeschi & Riess, 1981). Sementara itu, presentasi diri
berarti usaha yang selektif untuk mengungkapkan citra diri agar terbentuk
kesan yang diharapkan orang lain (Jones & Pittman, 1982). Menurut Lee et
al. (1999) sebagai individu yang mempresentasikan diri, mereka akan
melakukan berbagai cara untuk membangun citra yang diinginkan lingkungan
sosial.
Presentasi diri akan berhasil apabila dilakukan bersamaan dengan strategi-
strategi presentasi diri (Jones & Pittman, 1982). Strategi presentasi diri yakni
suatu ciri perilaku secara spesifik yang meliputi style, ekspresi non-verbal
atau komunikasi verbal dalam rangka meningkatkan kekuatan individu dalam
menjalin relasi yang dirancang untuk membentuk kesan yang dimunculkan
orang lain (Jones & Pittman, 1982). Adapun jenis presentasi diri oleh Jones
dan Pittman (1982) meliputi ingratiation (perilaku sosial yang berfokus pada
keinginan untuk disukai dan dikenal sebagai pribadi yang menyenangkan),
intimidation (perilaku sosial yang menampilkan diri sebagai figur
mengancam atau berbahaya), self-promotion (perilaku sosial yang
ditunjukkan untuk menampilkan kualitas personal yang dimiliki),
exemplification (perilaku sosial yang ditampilkan berkaitan dengan moralitas
individu) dan supplication (perilaku sosial yang ditunjukkan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
mendapatkan bantuan dengan menampilkan diri sebagai pribadi tergantung
dan lemah).
Presentasi diri dipercaya dapat memperluas kesempatan individu untuk
menemukan lingkungan atau teman baru (Leary, Nezlek, Downs, Davenport,
Martin & McMullen, 1994; Kusumasari & Hidayati, 2014). Tujuan lain dari
melakukan presentasi diri untuk memperoleh keberhasilan dalam menjalin
relasi (Yang & Brown, 2016). Presentasi diri juga dapat berdampak pada
kesempatan individu belajar dan memudahkannya dalam membagikan
informasi baru (Kusumasari & Hidayati, 2014).
Berdasarkan survei yang pernah dilakukan, usia remaja yang aktif
menggunakan dan mengekspresikan diri melalui sosial media memiliki
dampak kecanduan melebihi kecanduan alkohol dan rokok (Royal Society
For Public Health [RSPH], 2017). Dijelaskan bahwa tahap usia remaja dan
dewasa awal yaitu usia 16 hingga 24 tahun sangat tertarik menggunakan
sosial media yang mengakibatkan mereka akan mengalami kerentanan pada
perkembangan emosionalnya (RSPH, 2017). Kerentanan emosional itu sering
menimbulkan kecemasan atau depresi pada remaja yang aktif bersosial
media. Survei tersebut menjelaskan 4 dari 5 remaja di UK yang menggunakan
sosial media secara aktif mengaku hal itu menimbulkan perasaan cemas yang
berlebih yang berpengaruh pada kehidupan personalnya (RSPH, 2017). Selain
itu, kecemasan yang dirasakan itu berdampak pada body image karena 9 dari
10 remaja perempuan merasa tidak bahagia atas tampilan fisiknya (RSPH,
2017). Hal ini berlanjut pada menurunnya kualitas tidur akibat kecemasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
karena paparan terhadap sosial media yang melebihi kewajaran (RSPH,
2017).
Selain itu, media sosial instagram diketahui memiliki dampak negatif
yang paling tinggi dibanding sosial media seperti youtube, twitter, facebook
dan snapchat (RSPH, 2017). Walaupun demikian, instagram merupakan
media sosial yang paling dapat menjadi sarana mengekspresikan diri dan
mengungkapkan identitas daripada media sosial lainnya (RSPH, 2017). Perlu
adanya perhatian khusus pada orang lain (audience) yang dituju karena
mereka memiliki karakteristik yang berbeda untuk terpengaruh pada
presentasi diri yang ditampilkan (Rui & Stefanone, 2013). Dalam hal ini
karakteristik daripada audience berpengaruh dalam menentukan strategi
presentasi diri yang digunakan (Rui & Stefanone, 2013).
Mengeskpresikan diri yang biasanya ditampilkan melalui foto tidak hanya
untuk mengabadikan momen melainkan juga sebagai sarana menampilkan
diri melalui foto selfie (Simatupang, 2015). Selfie merupakan kegiatan dengan
menampilkan seluruh atau sebagian bagian tubuh dengan kamera handphone
(Simatupang, 2015). Dalam hal ini selfie berhubungan erat dengan self-image
tiap individu, sehingga penggunakan menampilkan sisi terbaik dari dirinya
agar tercipta kesan yang diinginkan (Simatupang, 2015).
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Juditha (2014) tentang presentasi
diri pada media sosial path digunakan sebagai ajang eksistensi diri dengan
menampilkan sisi terbaik. Sisi terbaik ditampilkan melalui tampilan status,
lokasi, foto hingga musik yang sedang didengarkan pada sosial media path.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Ada juga penelitian yang dilakukan oleh Djafarova dan Trofimenko
(2018) terkait presentasi diri pada sosial media instagram. diketahui bahwa
kesan positif yang diperoleh seseorang yang mempresentasikan diri dapat
dipengaruhi oleh foto yang ditampilkan. Adanya keinginan yang besar dari
individu untuk membangun relasi dengan orang lain dan menghindari
penolakan mendorong mereka untuk menampilkan sisi positif dari dirinya
agar memperoleh feedback yang positif juga.
Berdasarkan paparan di atas, audience memiliki perbedaan karakteristik
yang dapat mempengaruhi strategi presentasi diri seseorang dalam
menampilkan diri pada sosial media. Oleh karena itu, peneliti ingin
mengetahui strategi presentasi diri yang dilakukan oleh remaja akhir di
instagram.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan
sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana
strategi presentasi diri remaja akhir di Instagram?”
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi presentasi diri remaja akhir
di Instagram.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu
pengetahuan dan informasi dalam bidang Psikologi Sosial dan Psikologi
Komunikasi, terkait dengan presentasi diri di sosial media instagram.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan menjadi bahan evaluasi bagi pengguna
media sosial online khususnya remaja agar lebih memahami strategi
presentasi diri yang ditampilkan dalam sosial media.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. PRESENTASI DIRI
1. Definisi Presentasi Diri
Presentasi diri adalah usaha yang dilakukan untuk pembentukan kesan
secara selektif untuk menampilkan citra diri agar sesuai dengan harapan
orang lain (Jones & Pittman, 1982). Sementara itu, tidak jauh berbeda dengan
Jones dan Pittman, Tedeschi dan Riess (1981) mendefinisikan presentasi diri
sebagai usaha mengatur kesan yang ditampilkan agar memperoleh
penghargaan dan menghindari hukuman di hadapan orang lain. Melalui
definisi ini dapat dipahami bahwa presentasi diri dilakukan untuk
membangun kekuatan individu untuk mempengaruhi orang yang hendak
dituju sehingga individu dapat diterima secara sosial.
Presentasi diri yang dilakukan individu bertujuan untuk mempengaruhi
persepsi orang lain (Tedeschi & Riess, 1981; Dominick, 1999). Presentasi diri
dilakukan karena individu memiliki dorongan untuk diterima secara sosial
(Schneider, 1981; Djafarova & Trofimenko, 2018). Penerimaan dapat
diperoleh dengan menampilkan perilaku-perilaku yang telah direncanakan
dan dipilih sebelumnya (Arkin, 1981). Walaupun perilaku yang ditampilkan
merupakan perilaku yang telah dipilih, individu penting untuk melakukan
kontrol dalam menampilkan tampilan diri agar terhindar dari penilaian negatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
dan memperoleh penilaian positif (Tedeschi & Rosenfeld, 1981; Dominick,
1999). Penilaian positif yang nantinya diperoleh diharapkan dapat
memberikan keuntungan bagi pelaku presentasi diri (Stevens & Kristof,
1995).
2. Perkembangan Presentasi Diri
Pada kondisi sosial, individu dituntut untuk bertindak secara sengaja atau
tidak disengaja dalam mengekspresikan diri agar dapat menimbulkan
interaksi sosial (Goffman, 1956). Goffman berasumsi bahwa saat seseorang
muncul di hadapan orang lain, maka orang tersebut mencoba untuk
mengendalikan kesan yang dimunculkan dari situasi yang dihadapi. Dahulu
hal ini dikenal dengan impression management oleh Goffman (1956). Seiring
dengan perkembangan teori oleh beberapa ahli, istilah ini berkembang
menjadi self-presentation atau presentasi diri yang memiliki hubungan erat
dengan istilah impression management yang pertama kali diperkenalkan oleh
Goffman (Schneider, 1981).
Impression management berkaitan dengan tampilan diri yang dikelola
dengan cara menyajikan tampilan diri yang tidak hanya ditampilkan oleh diri
sendiri melainkan juga dapat disampaikan oleh pihak ketiga (Schneider,
1981). Sedangkan self-presentation atau presentasi diri digunakan untuk
tujuan mengatur kesan yang dimunculkan orang lain (Schneider, 1981).
Saat memulai interaksi, individu tidak dapat memungkiri untuk
mempresentasikan diri kepada orang lain (Dayakisni dan Hudaniah, 2009).
Hal ini digunakan untuk mencapai keberhasilan dalam menjalin relasi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
orang lain melalui tindakan menampilkan citra diri (Yang dan Brown, 2016).
Yang dan Brown (2016) menyebutkan bahwa citra diri yang dibangun
tersebut adalah usaha untuk mempermudah dalam menjalin relasi dengan
orang lain. Presentasi diri dianggap sebagai cara yang tepat dalam memulai
hubungan melalui pengungkapan informasi pribadi agar diketahui orang lain
(Kusumasari dan Hidayati, 2014).
Menurut perkembangannya, presentasi diri dilakukan mulanya dilakukan
secara offline namun kini dapat dilakukan dalam berbagai kesempatan
termasuk online (Bojmel, Moran & Shahar, 2016). Hal ini semakin didukung
dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat sehingga terjadilah
pergeseran presentasi diri tersebut (Huang, 2014). Perbedaan yang terlihat
dari konteks presentasi diri offline dan online yakni pada media online yang
dapat digunakan secara lebih bebas untuk mengekspresikan diri (Huang,
2014; Putri, 2016). Ditambah lagi ketiadaan elemen verbal dalam interaksi
yang dilakukan saat mempresentasikan diri secara online semakin
memudahkan untuk melakukan presentasi diri (Gustina, 2015). Oleh karena
itu, individu yang mempresentasikan diri secara online dapat fokus pada
aspek tertentu dalam dirinya yang ingin ditonjolkan (Huang, 2014).
Selain itu, pelaku presentasi diri percaya bahwa melalui dunia online
dirinya memiliki kesempatan yang lebih besar untuk bertemu dengan orang
baru dan dapat menampilkan diri yang berbeda dari offline self (Aryani,
Hardjajani, & Nugroho, 2013). Hal ini menandakan bahwa individu sadar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
bahwa dalam dunia online perlu mengatur tampilan diri agar terlihat menarik
di hadapan orang lain (Aryani, Hardjajani, & Nugroho, 2013).
Berdasarkan penjelasan tersebut menandakan bahwa dunia online
merupakan tempat ideal bagi individu dalam mempresentasikan diri karena
individu merasa lebih bebas dalam membentuk kesan melalui akun
pribadinya (Huang, 2014). Kecenderungan mempresentasi diri dapat
tercermin dari tindakan penataan diri seperti menuliskan atau membagikan
kata-kata bijak, menyampaikan kritik melalui komentar dalam sebuah
postingan, membagikan kondisi pribadi yang sedang terjadi, bahkan hingga
membagikan gambar maupun video di berbagai lokasi (Luik, 2012).
Tindakan presentasi diri secara online biasanya dilakukan pada sosial
media (Aldhafferi, Watson, & Sajeev, 2013). Tindakan presentasi diri dalam
media sosial sangat dipengaruhi oleh tampilan visual dari penggunanya.
Media sosial dalam hal ini dianggap sebagai perpanjangan tangan
penggunanya, sehingga dapat mewakili presentasi diri yang dilakukan (Luik,
2012). Dalam hal ini presentasi diri identik dengan foto yang diunggah pada
akun media sosial (Yang dan Brown, 2016). Instagram adalah sosial media
berbagi informasi melalui foto ataupun video oleh pengguna ataupun orang
lain secara instan (Gustina, 2015).
Foto tidak hanya mengabadikan sebuah momen atau salah satunya
menampilkan kegiatan selfie (Simatupang, 2015). Simatupang (2015)
menjelaskan selfie sebagai kegiatan berfoto dengan menampilkan seluruh
atau sebagian tubuh dengan menggunakan kamera handphone. Selfie
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
berkaitan erat dengan self image seseorang. Hal ini membuat seseorang dalam
menggunakan Instagram selalu ingin menampilkan sisi terbaik dirinya agar
memperoleh kesan yang diinginkan.
Penelitian yang dilakukan oleh Djafarova dan Trofimenko (2018) tentang
presentasi diri melalui Instagram menunjukkan data bahwa ketika seseorang
mengunggah foto yang menggambarkan kesan positif, juga akan memperoleh
feedback yang positif dari followersnya. Hal ini disebabkan oleh keinginan
yang besar dari individu untuk membangun relasi dengan orang lain dan
menghindari penolakan.
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Juditha (2014) tentang
presentasi diri pada path digunakan sebagai ajang eksistensi dengan
menampilkan diri terbaik mereka pada sosial media. Sosial media
dimanfaatkan untuk mendeskripsikan diri dengan menampilkan status, lokasi,
foto ataupun musik yang sedang didengar. Hal yang ditampilkan adalah hal
terbaik yang telah melalui proses editing.
3. Strategi Presentasi Diri
Menurut Jones dan Pittman (1982) strategi presentasi diri diartikan
sebagai suatu ciri perilaku secara spesifik yang meliputi style, ekspresi non-
verbal atau komunikasi verbal dalam rangka meningkatkan kekuatan individu
dalam menjalin relasi yang dirancang untuk membentuk kesan yang
dimunculkan orang lain. Ada lima strategi presentasi diri yaitu :
a. Ingratiation
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Ingratiation salah satu strategi presentasi diri yang paling banyak dipilih
oleh individu (Jones & Pittman, 1982). Ingratiation merupakan perilaku
sosial yang dilakukan untuk menampilkan diri sebagai figur hangat (Lee et al,
1999; Dimmer, 2016). Seorang ingritator memiliki tujuan untuk disukai oleh
orang lain, sehingga memperoleh beberapa keuntungan dari orang lain (Lee et
al., 1999; Dimmer, 2016). Sederhananya ingratiation bertujuan supaya
individu dipersepsikan sebagai individu yang hangat, humoris, bisa
dipercaya, mempesona dan berpenampilan menarik.
b. Intimidation
Berbeda halnya dengan ingratiation, intimidation merupakan perilaku
sosial yang cenderung menampilkan diri sebagai figur yang kuat dan
berbahaya bagi orang lain (Jones & Pittman, 1982; Lee et al., 1999).
Intimidator cenderung mengabaikan keinginan untuk disukai dan lebih
menampilkan kekuatan yang dimiliki agar orang lain merasa tidak nyaman
(Jones & Pittman, 1982). Jones dan Pittman (1982) melihat bahwa
intimidator cenderung dilakukan oleh orang-orang dengan kekuatan yang
tinggi ke orang dengan kekuatan yang lebih rendah.
c. Self-promotion
Self-promotion merupakan perilaku sosial yang ditunjukkan untuk mencari
pengakuan atas kemampuan tertentu yang dimiliki (Jones & Pittman, 1982).
Tujuan dari perilaku promoter adalah untuk memperoleh perhatian atas
kualitas personal yang dimiliki (Jones & Pittman, 1982). Menurut Jones dan
Pittman (1982) promoter berusaha untuk mencari atribusi atas kompetensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
yang mengacu pada tingkat kemampuan umum (kecerdasan atau kemampuan
atletik) ataupun pada keterampilan tertentu (keahlian mengetik atau bermain
alat musik), sehingga mendapatkan hak istimewa di lingkungan sosial dan
terhindari dari kesan inferior. Alasan yang paling utama dan penting yakni
ingin membuat orang lain terkagum-kagum dengan kemampuan yang dimiliki
(Jones & Pittman, 1982).
d. Exemplification
Exemplification merupakan perilaku sosial untuk memproyeksikan
integritas dan bermoral baik. Begitu juga halnya individu dengan strategi
exemplification ingin terlihat jujur, disiplin, murah hati dan dermawan (Jones
& Pittman, 1982). Strategi ini memiliki kaitan erat dengan moralitas individu
sehingga dibutuhkan perilaku konsisten saat memahami nilai dari perilaku
yang ditampilkan, sehingga nantinya dapat dinilai layak secara moral (Jones
& Pittman, 1982).
e. Supplication
Supplication adalah perilaku sosial yang ditunjukkan sebagai bentuk
kehilangan kemampuan diri. Perilaku yang tercermin adalah perilaku
mengeksploitasi diri sebagai pribadi yang lemah dan bergantung pada orang
lain (Jones & Pittman, 1982). Individu dengan strategi ini berusaha
menampilkan diri sebagai pribadi yang bergantung untuk memperoleh
pertolongan dan simpati dari orang lain (Jones & Pittman, 1982; Lee et al.,
1999).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Kelima strategi ini digunakan juga dalam penelitian terbaru yang
dilakukan oleh Lee et al. (1999). Penelitian Lee et al. (1999) menggunakan 12
strategi presentasi diri, yang mana dari 12 strategi tersebut terdapat lima
strategi yang juga mengacu pada strategi presentasi diri miliki Jones dan
Pittman (1982). Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi
yang diajukan oleh Jones dan Pittman (1982) yakni sebanyak lima strategi.
Kelima strategi ini dipilih karena strategi yang diajukan oleh Lee et al. (1999)
didasarkan pada konteks offline, sehingga sulit untuk diadaptasi pada
penelitian ini dengan konteks online. Selain itu, kelima strategi ini lebih dapat
memberikan gambaran perilaku yang dapat digeneralisasi dalam kehidupan
online self dan offline self daripada pengguna instagram (Dominick, 1999).
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Presentasi Diri
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku presentasi diri yang
dilakukan individu, yaitu social anxiety (Schlenker & Leary, 1982), self-
esteem (Rozika & Ramdhani, 2016; Nastiti & Purworini, 2018) dan jenis
kelamin (Monago, Graham, Greenfield & Salimkhan, 2008; Herring &
Kapidzig , 2015). Berikut penjelasannya:
a. Social Anxiety
Perilaku menampilkan diri yang dilakukan individu terkadang
menghasilkan kesan yang diinginkan atau kesan yang tidak diinginkan. Kesan
yang dimunculkan orang lain memicu munculnya perilaku mengontrol
tampilan diri. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Schlenker
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
dan Leary (1982) menjelaskan bahwa perasaan cemas yang dialami memicu
timbulnya motivasi untuk mengontrol kesan orang lain terhadap dirinya.
b. Self-Esteem
Perilaku presentasi diri yang dilakukan oleh individu terutama remaja pada
Instagram ditujukkan untuk membentuk harga dirinya menjadi lebih tinggi.
Penyebabnya adalah adanya keinginan untuk diakui oleh publik sehingga
menimbulkan tindakan menampilkan diri secara luas dan mendalam (Nastiti
& Purworini, 2018). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nastiti dan
Purworini (2018) menunjukkan bahwa presentasi diri yang dilakukan untuk
membangun konsep diri yang disebarluaskan sehingga memperoleh feedback
dari orang lain yang dapat menciptakan harga diri mereka. Hal ini
menunjukkan bahwa presentasi diri yang dilakukan adalah untuk
menciptakan harga diri dihadapan publik. Selain itu, hasil penelitian oleh
Rozika dan Ramdhani (2016) dijelaskan bahwa semakin tinggi harga diri
seseorang maka semakin tinggi juga presentasi diri yang dilakukan. penelitian
tersebut menjelaskan bahwa harga diri yang tinggi dari individu
menyebabkan individu cenderung sering mengunggah foto pribadi di akun
Instagramnya.
c. Jenis Kelamin
Perilaku presentasi diri di media sosial merupakan mekanisme baru dalam
pembentukan identitas remaja (Monago et al, 2008). Penggunaan gambar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
sebagai media mempresentasikan diri ditujukan untuk memperoleh
persetujuan secara sosial. Laki-laki dan perempuan menunjukkan presentasi
diri yang berbeda. Hasil dari penelitian Monago et al. (2008) menunjukkan
bahwa perempuan mempresentasikan diri dengan menampilkan daya tarik
fisik seperti tampilan tubuh atau kecantikan fisik. Sedangkan laki-laki lebih
enggan mempresentasikan diri dengan menunjukkan daya tarik fisik dan lebih
kepada status sosialnya.
Hasil penelitian Herring dan Kapidzic (2015) menunjukkan bahwa remaja
perempuan lebih mempresentasikan diri melalui tampilan fisik yang menarik
dan terlihat menarik secara seksual. Sedangkan laki-laki lebih
mempresentasikan diri dengan kurang jelas. Tapi antara laki-laki dan
perempuan sama-sama menggunakan foto sebagai media presentasi diri pada
sosial media. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian oleh Chua dan
Chang (2016) yaitu remaja perempuan berusaha menunjukkan presentasi diri
dengan menunjukkan foto selfie yang menarik agar memperoleh penerimaan
dari kelompok sosialnya dengan mencocokan performa diri yang ditampilkan
agar sesuai dengan harapan orang lain. Penerimaan merupakan indikator
penting pada tampilan fisik yang dilihat berdasarkan followers, likes dan
comment yang ada di akun Instagramnya.
5. Dampak Presentasi Diri
Presentasi diri adalah salah satu cara yang digunakan untuk memulai
sebuah hubungan dengan mengungkapkan informasi pribadi agar diketahui
orang lain (Kusumasari & Hidayati, 2014). Usaha yang dilakukan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
mempresentasikan diri dilakukan untuk memperoleh penerimaan dari
lingkungan sekitar. Alasan ini digunakan oleh pelaku presentasi diri agar
mereka memperoleh perhatian dari orang lain (Kusumasari & Hidayati, 2014).
Presentasi diri yang dilakukan individu dapat memunculkan dampak
positif seperti mempererat hubungan pertemanan ataupun kekeluargaan
dengan mereka yang letaknya berjauhan (Kusumasari & Hidayati, 2014).
Tidak hanya itu, mempresentasikan diri juga dapat memperluas pertemanan
dan meningkatkan kesempatan untuk belajar dan memudahkan seseorang
untuk membagikan informasi baru (Kusumasari & Hidayati, 2014).
Selain memberikan dampak positif, presentasi diri juga dapat
menimbulkan dampak negatif pada pelakunya. Dampaknya dari
mempresentasikan diri adalah berkuranngnya privasi pribadi (Kusumasari &
Hidayati, 2014). Selain itu, pelaku yang melakukan presentasi diri dapat
kehilangan kemampuan bersosialisasi diri di dunia nyata, bahkan menjadi
korban cybercrime (Kusumasari & Hidayati, 2014).
B. INSTAGRAM
1. Instagram dan Perkembangannya
Internet dengan berbagai fitur yang tersedia di media sosial dianggap
dapat membantu manusia dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan
manusia lainnya (Ratnasari, 2005). Menurut Ayudhya (2017) komunikasi
yang dianggap mampu meningkatkan kualitas pertemanan, terutama
komunikasi melalui Instagram. Instagram merupakan kependekan dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
“instant-telegram” agar lebih mudah dieja oleh semua orang (@mrbambang,
2012). Instagram merupakan sosial media yang sangat populer saat ini.
Instagram menjadi media yang mampu menampilkan foto maupun video yang
dapat diakses dengan cepat oleh penggunanya maupun orang lain (Gustina,
2015). Oleh sebab itu, Putri (2016) melihat Instagram sebagai jurnal pribadi
individu untuk dijadikan album foto digital karena dapat mengunggah foto
yang diinginkan secara bebas.
Dilansir dari halaman resminya, Instagram mulai diluncurkan pada
tanggal 6 Oktober 2010 yang didirikan oleh Burbn, Inc (Lee, Lee, Moon &
Sung, 2015). Aplikasi ini diluncurkan sebagai aplikasi berbagi foto melalui
handphone (Lee et al, 2015). Pada april tahun 2012, akhirnya Instagram
memutuskan untuk bekerjasama dengan Facebook untuk membangun
jaringan komunikasi yang lebih luas (Instagram-press.com, 9/04/2012). Hal
ini dilakukan Instagram dalam rangka menciptakan pengalaman foto yang
lebih baik.
Perkembangan pesat ditunjukkan Instagram mulai dari memperbaiki
fitur-fitur yang ada. Mulai dari fitur stories, explore, geotag, @mention
sharing, gif stickers, IGTV, hingga music in strories dan lainnya. Bahkan
Instagram sudah menggunakan 25 bahasa untuk mempermudah pengguna
untuk memahami Instagram sebagai jaringan global (Lee et al, 2015).
Instagram dapat memfasilitasi individu dalam mempresentasikan diri
secara maksimal melalui virtual (Putri, 2016). Menurut Ayudhya (2017),
kehadiran Instagram sebagai media sosial mampu menjadi penataan diri bagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
para penggunanya. Oleh sebab itu, semakin majunya perkembangan jaman
dalam pengunaan media sosial khususnya, menyebabkan individu mengalami
pergeseran presentasi diri dari “real life” menjadi “virtual life”.
Perkembangan yang semakin pesat juga menyebabkan individu berlomba-
lomba untuk menampilkan diri dalam kehidupan virtualnya (Hanika, 2016).
Kebutuhan untuk berinteraksi dengan lingkungan, menyebabkan
Instagram sangat sesuai untuk menampilkan diri serta menciptakan citra diri
sesuai dengan keinginan penggunanya. Melalui media foto yang digunakan
sebagai sarana mempresentasikan diri, merupakan pilihan yang tepat untuk
memberikan deskripsi diri dan dapat dimodifikasi sedemikian rupa, sehingga
sesuai dengan harapan mereka.
Penelitian oleh Kleemans, Daalmans, Carbaat dan Anschutz (2018)
melihat bahwa sebagian besar responden melakukan manipulasi atas foto
yang diunggah pada akun Instagram. Terjadinya hal tersebut dikarenakan foto
yang sudah dimanipulasi melalui proses editing mendapatkan tanggapan yang
lebih baik daripada foto asli saat diunggah. Selain itu, individu yang
melakukan manipulasi terhadap unggahan foto di sosial medianya memiliki
kecemasan terhadap kecenderungan social comparison. Hal semacam ini
dinilai oleh Tedeschi dan Riess (1981) sebagai usaha untuk mengumpulkan
kekuatan individu dari penghargaan orang-orang yang menyukainya. Individu
merasa sangat senang saat dirinya disukai dan akan menghabiskan banyak
waktu untuk mencapai sumber kekuatan itu (Tedeschi & Riess, 1981).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
2. Karakteristik Pengguna Instagram
Instagram adalah media sosial yang identik melalui tampilan visual karena
dapat dengan bebas untuk mempresentasikan diri (Putri, 2016). Pengguna
instagram cenderung menggunakan media visual seperti foto dan video
sebagai media presentasi diri (Dewi, Mayangsari & Rina, 2016). Menurut
Hartawan (2017) foto-foto dan video yang ditampilkan meliputi kegiatan
sehari-hari, barang kepunyaan pribadi yang baru dibeli, baju ataupun aksesoris
dan lain sebagainya.
Tidak hanya ingin bebas dalam menampilkan diri, pengguna instagram
juga ingin menampilkan tampilan yang berbeda dari yang umumnya
ditampilkan orang lain (Putri, 2016). Individu merasa ingin menjadi yang
berbeda dari yang lainnya agar selalu dinilai unik dan diingat oleh orang yang
melihatnya. Hal tersebut yang mengakibatkan individu berlomba-lomba untuk
menganut budaya anti-mainstream dan menampilkan foto atau video yang
belum banyakk dipublikasikan oleh orang lain (Putri, 2016).
Selain itu, dalam menampilkan diri pengguna instagram akan mencari
celah untuk terlihat lebih unggul dibandingkan pengguna lainya untuk
menampilkan keunggulan dirinya. Hal yang biasa dilakukan dengan
memberikan hashtag atau geotag agar orang lain menemukan foto ataupun
informasi tertentu dari apa yang telah diunggah (Putri, 2016). Menampilkan
diri dengan cara itu dapat menarik perhatian pengguna lainnya, sehingga akan
memberikan komentar dan like (Putri, 2016). Kecenderungan menampilkan
perilaku tersebut mengarah pada perilaku pengguna yang berusaha untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
menampilkan segala aktifitasnya agar diketahui pengikutnya (Dewi,
Mayangsari & Rina, 2016).
3. Fitur Pada Instagram
Instagram memiliki beberapa fitur yang menyebabkannya memiliki daya
tarik khusus dibandingkan media sosial lainnya yaitu:
a. Pengikut (follower)
Instagram menawarkan fitur pengikut yang dikenal dengan follower.
Fitur ini berguna untuk melakukan interaksi antar sesama pengguna
Instagram berupa tanda suka, komentar atau direct message
(@mrbambang, 2012).
b. Mengunggah Foto maupun Video
Foto ataupun video merupakan fokus utama dari kemunculan
Instagram sendiri. Aktivitas mengunggah foto ataupun video dilengkapi
dengan fitur editan yang menyertainya. Instagram turut memfasilitasi
kreatifitas dari penggunanya dengan menyediakan filter yang dapat
mendukung hasil foto dan video yang lebih menarik lagi (Instagram-
press.com, 16/12/2014). Selain memberikan efek pada foto maupun video,
pengguna juga dapat memberikan judul foto yang akan diunggah. Selain
itu, juga dapat memberikan geotagging atau menandai tempat tersebut.
c. Likes dan Comment
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Fitur ini berguna untuk berinteraksi dengan pengguna lainnya. Fitur
ini juga memiliki kesamaan dengan fitur yang ditawarkan oleh Facebook.
Fitur ini berguna untuk menyukai foto yang telah diunggah atau diunggah
orang lain. Selain itu, fitur komen juga digunakan untuk mengungkap
pemikiran seseorang pada apa yang dilihat dalam kabar berita di
berandanya (@mrbambang, 2012).
d. Instagram Direct
Tidak hanya komunikasi secara bebas dengan pengikut saja,
melainkan Instagram menawarkan komunikasi yang lebih privat antar
pengguna lainnya (Instagram-press.com, 12/12/2013).
e. Instagram Stories
Instagram Stories merupakan fitur yang dirancang untuk membagikan
momen keseharian selain melalui foto ataupun video yang diunggah pada
profil akun. Fitur ini menawarkan video ataupun foto dalam bentuk
slideshow (Instagram-press.com, 2/08/2016).
C. REMAJA AKHIR
1. Definisi Remaja Akhir
Remaja merupakan fase perubahan hidup manusia melalui fase transisi
dari masa kanak-kanak menuju dewasa (Dradjat, 1959; Santrock, 2007).
Masa remaja juga dikatakan sebagai periode kritis pada tahap perkembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
individu karena harus melewati persoalan-persoalan yang sulit dalam dirinya
(Soesilowindradini, 2005). Menurut Lewin (dalam Mönks, Knoers &
Haditono, 1987) remaja dikatakan berada dalam tempat marginal. Dikatakan
demikian sebab remaja lebih mudah dikelompokkan dalam kategori anak
dibandingkan dewasa sehingga kerap mendapatkan perhatian masyarakat di
sekitarnya (Mönks, Knoers & Haditono, 1987). Santrock (2007)
mengkategorikan remaja dalam rentang usia 10 hingga 22 tahun. Rentang
usia tersebut meliputi usia 10 sampai 13 tahun sebagai remaja awal dan 18
hingga 22 tahun sebagai remaja akhir. Pada tiap fasenya, remaja mengalami
sejumlah perubahan yang meliputi aspek kognitif, emosi dan sosial.
Fase remaja yang akan dibahas secara spesifik adalah tingkat
perkembangan remaja akhir atau late adolescene. Remaja akhir identik
dengan periode penemuan diri yang menyebabkan mereka mampu
memutuskan pilihan sendiri untuk berperilaku (Santrock, 2016). Selain itu,
remaja akhir cenderung berfokus pada eksplorasi identitas, minat karir dan
relasi romantis dibandingkan remaja awal (Santrock, 2016).
Menurut Mappiare (1982) pada masa ini ada kebutuhan khas yang harus
terpenuhi yaitu remaja memiliki kebutuhan untuk berdiri sendiri, kebutuhan
untuk ikut serta dan diterima dalam kelompok, kebutuhan untuk berprestasi,
kebutuhan untuk memperoleh pengakuan dari orang lain dan kebutuhan untuk
dihargai. Hal tersebut tidak berlaku bagi keseluruhan remaja karena
kebutuhan tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Akan tetapi,
Mappiare (1982) menjelaskan kebutuhan psikologis-sosiologis yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
dibutuhkan remaja Indonesia yaitu kebutuhan untuk diterima oleh kelompok
teman sebaya dan kebutuhan untuk menghindari penolakan dari teman
sebaya.
Dradjat (1959) menjelaskan bahwa semakin bertambahnya usia seseorang
maka mereka semakin membutuhkan interaksi dengan lingkungan sosialnya.
Bagi remaja, pertemanan merupakan hal yang penting untuk menjaga relasi
mereka dengan lingkungan sosialnya. Hubungan pertemanan menjadi hal
yang penting karena respon yang diberikan seperti bantuan, dukungan,
kepercayaan, kesetiaan dan persahabatan yang bertahan lama merupakan
harapan mereka (Soesilowindradini, 2005).
Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Herring dan
Kapidzic (2015) dijelaskan bahwa remaja cenderung menggunakan media
visual seperti foto untuk mempresentasikan diri. Melalui sosial media, remaja
cenderung mengobservasi profil yang dapat diterima oleh orang lain sehingga
hal tersebut diadaptasi dan diterapkan pada diri mereka, sehingga remaja
mampu untuk mencapai keadaan sempurna.
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa remaja
akhir merupakan masa dimana seseorang mulai memiliki pemikiran, sikap
dan perilaku yang ditampilkan untuk menunjukkan kematangannya dalam
berbagai aspek seperti kognitif, emosi dan sosial sehingga dapat
mengeksplorasi lingkungan sosialnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
2. Aspek Perkembangan Remaja Akhir
Adapun tiga aspek perkembangan remaja tahap akhir yaitu aspek kognitif,
aspek emosi dan aspek sosial (Mappiare, 1982). Penjelasan lebih lanjutnya
sebagai berikut :
a. Perkembangan Kognitif
Remaja akhir memiliki kebebasan dalam berpikir. Kebebasan tersebut
dapat meningkatkan kreatifitas remaja dalam memecahkan sebuah masalah
ataupun menarik kesimpulan dari hal yang terjadi. Pola pikir yang demikian
diharapkan dapat membantu remaja dalam menyusun rencana, menyusun
alternatif pilihan, sehingga dapat menetapkan pilihan-pilihannya. Kaitannya
adalah dengan pemilihan jurusan, kelanjutan studi hingga pemilihan teman
hidup.
Selain itu, keseharian remaja yang berusaha menunjukkan originalitasnya
melalui gaya berpakaian, berdandan, gaya rambut, gaya tingkah laku bahkan
hingga kesenangan musik atau apapun yang dapat memanifestasikan diri
mereka sebagai diri yang berbeda dari yang lainnya (Mönks, Knoers &
Haditono, 1987). Menurut Mönks, Knoers dan Haditono (1987) remaja
menunjukkan kecenderungan lain daripada yang lain agar dapat menciptakan
suatu gaya berbeda. Remaja merupakan salah satu rentang kehidupan
manusia yang memiliki kecenderungan untuk mencari ciri khas tertentu
dalam dirinya untuk menciptakan suatu gaya tersendiri (Mönks, Knoers &
Haditono, 1987; Megawati & Herdiyanto, 2016).
b. Perkembangan Emosi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Remaja akhir dalam tahap perkembangannya dapat dikatakan memiliki
emosi yang stabil. Walaupun dalam hal tertentu kadang kala masih goyah
apabila ada campur tangan dari figur otorita karena ketergantungan dalam hal
ekonomi. Secara umum, perasaan dari remaja akhir cenderung lebih tenang
walaupun terkadang mengalami gesekan. Hal tersebut akan diatasi secara
tenang dan melihat norma orang dewasa sebagai pengendali perilakunya.
c. Perkembangan Sosial
Perkembangan pribadi, sosial dan moral yang sudah dimiliki pada tahap
remaja awal akan dimatangkan dalam tahap remaja akhir. Hal yang menjadi
perhatian pada perkembangan sosial adalah pola hubungan dengan keluarga
serta relasi dengan teman sebaya.Apalagi peranan teman sebaya sangat
memberikan pengaruh terhadap citra diri yang hendak dibentuk. Penerimaan
yang diberikan teman sebaya juga memberikan dampak penilaian diri yang
positif pada diri remaja.
Walaupun demikian, remaja belum memiliki tempat yang jelas dalam
lingkup masyarakat (Mönks, Knoers & Haditono, 1987). Remaja baru akan
memperoleh tempat dan penghargaan di masyarakat apabila mereka mampu
untuk patuh pada norma yang berlaku dalam masyarakat itu sendiri (Mönks,
Knoers & Haditono, 1987). Oleh sebab itu, kecenderungan-kecenderungan
yang muncul pada masa remaja yang berkaitan dengan pencarian identitas
yang ekstrem dapat muncul resiko-resiko bagi keberlangsungan kehidupan
remaja (Berk, 2012).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
D. KERANGKA KONSEPTUAL
Presentasi diri menjadi perilaku penting yang sering dilakukan beberapa
tahun belakangan ini (Djafarova & Trofimenko, 2018). Penyebabnya yakni
kebutuhan individu untuk diterima dalam lingkungan sosial (Schneider, 1981;
Djafarova & Trofimenko, 2018). Sebenarnya, presentasi diri ialah usaha yang
dilakukan secara selektif untuk meningkatkan kekuatan individu agar sesuai
dengan harapan orang lain, sehingga diterima secara sosial (Jones & Pittman,
1982).
Presentasi diri akan menampilkan perilaku yang telah direncanakan dan
dipilih untuk mempresentasikan diri ketika nantinya berinteraksi dengan
lingkungan sosial (Arkin, 1981). Penerimaan tersebut akan terwujud apabila
individu mampu mencapai penilaian positif dan terhindari dari penilaian
negatif (Tedeschi & Rosenfeld, 1981). Menurut Schneider (1981) hal tersebut
yakni cara membangun kekuatan dalam rangka meyakinkan orang yang hendak
dituju.
Sampai saat ini, presentasi diri mengalami perkembangan yang pesat dalam
konteks online. Padahal presentasi diri dulunya berawal dari konteks offline
karena ada kebutuhan untuk menjalin relasi sosial di lingkungan (Dayakisni &
Hudaniah, 2009). Menurut Yang dan Brown (2016) seseorang akan
menampilkan citra diri tertentu untuk mempermudah dalam menjalin relasi.
Oleh sebab itu, presentasi merupakan cara yang tepat untuk mengungkapkan
informasi pribadi agar diketahui orang lain (Kusumasari & Hidayati, 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Menurut Schneider (1981) presentasi diri dilakukan seseorang untuk
membangun kekuatan dan mempengaruhi orang yang hendak dituju. Dengan
demikian, presentasi diri dapat dilakukan dalam berbagai kesempatan baik
online maupun offline (Bojmel, Moran & Shahar, 2016). Presentasi diri secara
online digemari karena media online dapat lebih bebas untuk
mempresentasikan diri (Huang, 2014). Menurut Gustina (2015) ketiadaan
elemen verbal dalam presentasi diri online dapat memudahkan individu. Oleh
sebab itu pelaku presentasi diri akan dengan mudah terhubung dengan teman
atau[un keluarga yang letaknya jauh (Kusumasari & Hidayati, 2014). Selain
itu, pelaku presentasi diri juga dapat belajar dan mempermudah dalam
memperoleh informasi baru (Kusumasari & Hidayati, 2014).
Tindakan presentasi diri secara online identik dengan menampilkan foto
atau media berbentuk visual (Yang & Brown, 2016). Foto dapat mencerminkan
penggunanya yang tidak hanya digunakan untuk mengabadikan suatu moment,
namun juga untuk selfie (Simatupang, 2015). Menurut Gustina (2015) sosial
media yang sering digunakan untuk mempresentasikan diri adalah Instagram.
Hal ini diakibat dari kemampuan untuk memfasilitasi individu dalam
mempresentasikan diri secara maksimal melalui virtual (Putri, 2016).
Semakin didukung oleh perkembangan teknologi menyebabkan presentasi
diri secara online digemari terutama dikalangan remaja (Chua & Chang, 2016).
Terutama pada remaja akhir yang cenderung ingin menampilkan originalitas
diri yang berbeda dari orang lainnya, sehingga mendorong mereka untuk
menciptakan kesan yang berbeda (Mönks, Knoers & Haditono, 1987).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Biasanya remaja akan menunjukkan originalitasnya melalui gaya berpakaian,
berdandan, gaya rambut, gaya tingkah laku, kesenangan musik bahkan apapun
yang dapat memanifestasikan diri yang berbeda dari yang lainnya (Mönks,
Knoers & Haditono, 1987). Hal ini menyebabkan remaja cenderung mencari
ciri khas tertentu untuk menciptakan gaya tersendiri (Mönks, Knoers &
Haditono, 1987; Megawati & Herdiyanto, 2016). Remaja akhir dikategorikan
berada dalam rentang usia 18 hingga 22 tahun (Santrock, Remaja, 2007).
Remaja akhir memiliki kebutuhan yang tinggi untuk bergaul dengan teman
sebaya (Santrock, Remaja, 2007). Kebutuhan tersebut memicu keinginan
remaja untuk mendapatkan penerimaan dalam bentuk dukungan, bantuan,
kepercayaan, kesetiaan dan persahabatan yang bertahan lama
(Soesilowindradini, 2005).
Ciri khas yang biasanya ditampilkan saat mempresentasikan diri yaitu
menunjukkan tampilan diri sebagai sosok yang menyenangkan (Djafarova &
Trofimenko, 2018). Dalam strategi presentasi diri hal tersebut dikenal dengan
ingratiation. Ingratiation merupakan perilaku sosial untuk disukai sebagai
sosok yang hangat dan memiliki daya tarik tertentu (Lee et al, 1999; Dimmer,
2016). Selain itu, ada strategi presentasi diri lainnya yaitu intimidation, self-
promotion, exemplification dan supplication. Intimidation merupakan strategi
yang cenderung menampilkan diri sebagai figur yang kuat atau berbahaya (Lee
et al, 1999; Dimmer, 2016). Selanjutnya adalah self-promotion yaitu perilaku
sosial untuk mencari pengakuan atas kualitas personal yang dimiliki (Jones &
Pittman, 1982). Exemplification merupakan perilaku sosial yang berusaha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
menunjukkan diri sebagai sosok yang berkompeten, menyenangkan dan dinilai
sopan santun (Jones & Pittman, 1982). Terakhir adalah supplication yang
identik dengan menampilkan diri sebagai seorang yang kehilangan kemampuan
diri, sehingga menampilkan diri sebagai orang lemah dan bergantung pada
orang lain (Jones & Pittman, 1982).
Penelitian ini akan akan mendeskripsikan strategi presentasi diri yang
digunakan remaja akhir di Instagram. Strategi presentasi diri yang dipilih untuk
digunakan remaja akhir dalam mempresentasikan diri dapat memberi pengaruh
pada penerimaan lingkungan sosial.
E. PERTANYAAN PENELITIAN
Bagaimanakah strategi presentasi diri remaja akhir di Instagram?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Sesuai dengan tujuan penelitian, maka desain penelitian yang digunakan
adalah kuantitatif eksploratif. Penelitian kuantitatif dilakukan dengan
menekankan analisis yang dihasilkan melalui data numerikal atau angka-
angka yang diolah menggunakan metode statistika (Azwar, 2012). Melalui
metode kuantitatif dapat diketahui perbedaan kelompok dari variabel yang
diteliti. Menurut Arikunto (1989) penelitian eksploratif dilakukan untuk
menggali secara luas tentang sebab-sebab atau hal-hal yang mempengaruhi
terjadinya sesuatu, sehingga penelitian model ini digunakan juga untuk
mengungkap hal-hal yang baru muncul di masyarakat (Mantra, 2004).
B. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN
Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi
presentasi diri.
C. DEFINISI OPERASIONAL
Definisi operasional dari presentasi diri ialah usaha yang dilakukan secara
selektif untuk meningkatkan kekuatan remaja akhir pengguna Instagram agar
sesuai dengan harapan orang lain, sehingga dapat diterima secara sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Penelitian ini menggunakan alat ukur milik Lee et al (1999) yaitu Self-
Presentation Tactics Scale atau SPT. Skala tersebut disusun berdasarkan
strategi presentasi diri milik Jones dan Pittman (1982). Jenis presentasi diri
dari skala yang digunakan yaitu ingratiation yaitu perilaku sosial yang
dilakukan untuk menampilkan diri sebagai figur hangat, intimidation adalah
perilaku sosial yang cenderung menampilkan diri sebagai figur yang kuat dan
berbahaya bagi orang lain, enhancement (self-promotion) adalah perilaku
sosial yang ditunjukkan untuk mencari pengakuan atas kemampuan tertentu
yang dimiliki, exemplification yaitu perilaku sosial untuk memproyeksikan
integritas dan bermoral baik dan suppication adalah perilaku sosial yang
ditunjukkan sebagai bentuk kehilangan kemampuan diri. Data mengenai
presentasi diri dapat diketahui dari perolehan skor hasil pengisian skala,
bahwa semakin tinggi skor, maka semakin tinggi masing-masing strategi
presentasi diri pada remaja akhir di Instagram. Hal sebaliknya terjadi apabila
semakin rendah skor, maka semakin rendah masing-masing strategi
presentasi diri remaja akhir di Instagram.
D. SUBJEK PENELITIAN
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah convenience
sampling (Creswell, 2014). Teknik sampling ini menentukan sampel dengan
melakukan pertimbangan tertentu seperti kemudahan dalam mengakses
sampel yang digunakan untuk mewakili populasi. Penelitian ini menggunakan
subjek penelitian dengan kriteria atau ciri-ciri sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
a. Subjek penelitian tergolong remaja akhir yang berusia 18-22 tahun
b. Subjek memiliki akun Instagram
c. Subjek sudah menggunakan Instagram lebih dari 1 tahun
E. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
penyebaran alat ukur berupa skala. Skala dalam bentuk kuesioner menurut
Hadi (2004) merupakan laporan langsung tentang diri sendiri atau self-report.
Hal ini dianggap paling sesuai untuk dilaukan karena mengingat jumlah
responden yang cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Selain itu,
dipilihnya teknik ini semata-mata karena subjek merupakan orang yang paling
mengetahui dirinya sehingga jawaban yang diberikan kepada peneliti adalah
benar dan dapat dipercaya (Hadi, 2004).
Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan model skala likert. Model
skala likert adalah metode penskalaan yang cukup sederhana dan mudah
dipahami. Selain itu, model penskalaan ini dapat menunjukkan sikap pro dan
kontra, positif atau negatif serta mengungkapkan kesetujuan dan
ketidaksetujuan seseorang pada suatu objek sosial (Azwar, 2012).
Menurut Supraktiknya (2014) penskalaan model likert akan meminta subjek
untuk memberikan kesetujuan-ketidaksetujuan pada sebuah kontinum yang
terdiri dari 5 respon yaitu: sangat setuju, setuju, tidak tahu/netral, tidak setuju
dan sangat tidak setuju. Akan tetapi, dalam perkembangannya terdapat
modifikasi terhadap penskalaan likert yaitu dengan penggunaan opsi jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
dengan jumlah genap untuk menghindari jawaban netral (Supratiknya, 2014).
Oleh sebab itu, penelitian ini akan menggunakan model penskalaan likert
dengan opsi jawaban genap untuk menghindari kecenderungan central
tendency effect atau kecenderungan memilih jawaban netral oleh subjek yang
defensif, ragu-ragu atau tidak bersedia mengerjakan skala dengan serius yang
dapat mengancam validitas item tes (Supratiknya, 2014). Pemberian skor pada
pernyataan dalam skala yaitu skor 4 untuk jawaban sangat setuju (SS), skor 3
untuk setuju (S), skor 2 untuk tidak setuju (TS) dan skor 1 untuk sangat tidak
setuju (STS).
Penelitian ini menggunakan skala presentasi diri (Lee et al, 1999) yang
disusun berdasarkan strategi presentasi diri milik Jones dan Pittman (1982)
berdasarkan 5 jenis presentasi diri yaitu ingratiation, intimidation, self-
promotion, exemplification dan supplication.
Skala presentasi diri dalam penelitian ini merupakan instrumen yang telah
dibuat sebelumnya oleh peneliti lain dan akan digunakan kembali dalam
penelitian ini (Creswell, 2009 dalam Supratiknya, 2015) dan berbahasa asing,
sehingga akan dilakukan adaptasi terlebih dahulu dengan menerjemahkan skala
ke dalam Bahasa Indonesia dan akan disesuaikan dengan konteks penelitian.
Metode penerjemahan skala yang digunakan yaitu metode translate-back
translate. Back-translation ialah metode yang melibatkan pengambilan
protokol dalam sebuah penelitian dalam bahasa tertentu. Kemudian protokol
tersebut akan diterjemahkan ke dalam bahasa lain, kemudian meminta orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
lain untuk menerjemahkan kembali ke dalam bahasa aslinya untuk
meminimalisir kemungkinan bias yang terjadi (Matsumoto & Juang, 2008).
Sebelum menggunakan skala SPT dalam penelitian ini, peneliti sudah
memperoleh ijin dari pihak atau peneliti-peneliti yang berkaitan langsung
dengan skala (terlampir). Setelah itu, peneliti juga turut melibatkan dosen
pembimbing sebagai expert judgement atau ahli yang memiliki kompetensi
untuk melakukan analisis rasional untuk pengujian terhadap kelayakan atau
relevansi isi dari skala (Azwar, 2012).
Pada penelitian ini, peneliti meminta bantuan dari freelance translator yang
merupakan lulusan Program Studi Sasta Inggris Universitas Sanata Dharma
untuk menerjemahkan skala SPT versi asli ke dalam Bahasa Indonesia. Setelah
skala terjemahan SPT dalam bahasa indonesia diperoleh, peneliti meminta
bantuan pada penerjemah lain yang berprofesi sebagai freelance translator
yang merupakan lulusan Program Studi Sastra Inggris Universitas Udayana.
Skala hasil back-translatiom kemudian dibandingkan antara peneliti dengan
penerjemah dengan skala aslinya. Proses back-translation skala SPT dapat
dilihat pada lampiran. Penerjemah menyatakan bahwa hasil back-translation
skala SPT sama dan sesuai dengan versi aslinya. Penerjemah tidak menemukan
perbedaan maupun pergeseran dari esensi dan makna pada kalimat-kalimat
yang diterjemahkan dari skala SPT. Menurut Brislin (1970) saat skala asli dan
skala hasil back-translation memiliki sifat yang identik, maka skala yang sudah
diterjemahkan dengan skala aslinya memiliki kesetaraan makna. Berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
hasil back-translation tersebut, didapatkan skala SPT versi Bahasa Indonesia
akan digunakan sebagai acuan dalam pembuatan skala dalam penelitian ini.
Selanjutnya, peneliti melakukan modifikasi pada item dari skala tersebut
yang menyesuaikan dengan tujuan penelitian. Modifikasi dilakukan karena
konteks item sebelumnya mengukur strategi presentasi diri pada kehidupan
sehari-hari, sedangkan penelitian yang akan dilakukan untuk mengukur strategi
presentasi diri dalam konteks online pada remaja akhir di Instagram. Dilakukan
penyesuaian item pada skala sebelumnya karena presentasi diri pada konteks
online memiliki perilaku yang terbatas. Hal ini dikarenakan presentasi diri
yang dilakukan secara online adalah perihal mengunggah foto ataupun video
sehingga agak sulit apabila menggunakan pada item skala asli. Selain itu,
perilaku presentasi diri yang dilakukan dalam media sosial merupakan
mekanisme baru dalam pembentukan identitas remaja (Monago, et al, 2008).
Tabel 1. Item skala presentasi diri
No. Jenis Nomor Item Jumlah
Favorable
1. Ingratiation 1, 4, 7, 12, 15, 18, 21, 24 8
2. Intimidation 2, 8, 13, 19, 25 5
3. Self-promotion 3, 9, 14, 20, 26 5
4. Exemplification 5, 10, 16, 22, 27 5
5. Supplication 6, 11, 17, 23, 28 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
F. VALIDITAS, RELIABILITAS DAN SELEKSI ITEM
1. Validitas
Validitas dilakukan untuk mengetahui keakuratan skala psikologi yang
dibuat agar sesuai dengan tujuan ukurnya (Azwar, 2012). Validitas dengan
kata lain ditentukan oleh besarnya proporsi kemampuan, atau kestabilan
atribut psikologis yang terletak dalam diri individu dan tentunya memiliki
relevansi dengan tujuan tes (Azwar, 2011). Hal ini mengartikan bahwa valid
atau tidaknya suatu alat ukur dilihat dari ketepatan alat ukur dalam mencapai
tujuan pengukuran (Azwar, 2011).
Pengujian validitas pada penelitian ini yakni menggunakan evidensi terkait
isi atau yang dikenal dengan validitas isi (IVI). Menurut Azwar (2011)
validitas isi adalah salah satu jenis validitas yang dilakukan melalui pengujian
skala dengan analisis rasional atau professional judgement melalui panel
expert yaitu dengan cara meminta penilaian pada orang yang memiliki
kompetensi dalam hal penggunaan bahasa yang tepat dan pemahaman akan
materi yang diteliti. Professional judgement dalam penelitian ini adalah dosen
pembimbing skripsi.
2. Seleksi Item
Untuk meninjau kualitas dari skala penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini, peneliti melakukan pengujian daya beda item melalui proses uji
coba skala. Salah satu caranya dengan melihat nilai koefisien korelasi item
total atau rix (Azwar, 2012). Nilai korelasi item total yang baik adalah rit ≥
0,30 karena dianggap memiliki daya beda yang memuaskan (Azwar, 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Item dengan nilai rix kurang dari 0,30 dinyatakan sebagai item dengan daya
beda yang rendah.
Tryout dilakukan tanggal 21 Mei 2019 pada subjek mahasiswa yang
menggunakan Instagram. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah
mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Skala yang
disebar oleh peneliti sejumlah 55 eksemplar. Sebanyak 5 eksemplar memiliki
data yang tidak dapat diolah karena tidak memenuhi kriteria penelitian. Jadi
total skala yang dapat diolah dalam penelitian ini berjumlah 50 eksemplar.
Adapun seleksi item yang dilakukan menghasilkan 2 item yang harus
gugur berikut :
Tabel 2. Seleksi item
No. Jenis Nomor Item Jumlah
Fav
1. Ingratiation 1, 4, 7, 12, 15, 18, 21, 24 8
2. Intimidation 2, 8, 13, 19, 25 4
3. Self-promotion 3, 9, 14, 20, 26 5
4. Exemplification 5, 10, 16, 22, 27 5
5. Supplication 6, 11, 17, 23, 28 4
Total 26
Berdasarkan 26 item skala presentasi diri setelah uji coba dan dianalisis
kisaran koefisien korelasi item total (rix) untuk tiap jenis presentasi diri dalam
skala yang dibuat yaitu sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tabel 3. Koefisien Korelasi Item Total (rix)
No. Jenis Presentasi Diri Kisaran rix
1. Ingratiation 0,374 – 0,752
2. Intimidation 0,383 – 0,631
3. Self-promotion 0,326 – 0,520
4. Exemplification 0,628 – 0,693
5. Supplication 0,348 – 0,702
3. Reliabilitas
Reliabilitas yang digunakan dalam pengukuran ini adalah koefisien
konsistensi internal. Besarnya angka reliabilitas konsistensi internal (rxx)
bergerak dari rentang 0 sampai 1,00. Apabila angka semakin mendekati
angka 1,00 maka semakin tinggi reliabilitas yang dimiliki, begitu pula
sebaliknya. Menurut Siregar (2014) kriteria dari suatu penelitian dikatakan
reliabel apabila reliabilitas tes adalah (rxx) > 0,6. Koefisien dari tiap strategi
Presentasi Diri adalah sebagai berikut :
Tabel 4. Koefisien reliabilitas strategi presentasi diri
No. Jenis Presentasi Diri Koefisien Reliabilitas Jumlah Item
1. Ingratiation 0,812 8
2. Intimidation 0,654 4
3. Self-promotion 0,589 5
4. Exemplification 0,832 5
5. Supplication 0,572 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Berdasarkan hasil uji analisis menggunakan IBM SPSS for Windows versi
23, koefisien alpha untuk jenis Presenstasi Diri ingratiation, intimidation dan
exemplification masing-masing mendapatkan nilai 0,812, 0,654 dan 0,832.
Sementara itu, jenis Presentasi Diri self-promotion dan supplication
memperoleh nilai 0,589 dan 0,572 yang tergolong memiliki reliabilitas
rendah. Reliabilitas yang rendah menunjukkan bahwa strategi intimidation
dan supplication memiliki konsistensi dan stabilitas yang rendah, sehingga
kurang cermat dalam mengukur strategi intimidation (Azwar, 2013). Hal
tersebut diakibatkan oleh banyak faktor seperti kurang seriusnya subjek
dalam memberikan jawaban atau item yang sulit dipahami oleh subjek.
G. METODE ANALISIS DATA
Analisis data penelitian bertujuan untuk melihat seberapa besar variabel
presentasi diri. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan analisis uji
normalitas dan uji deskriptif. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data
terdistribusi normal atau tidak (Priyatno, 2010). Peneliti menggunakan One
Sample Kolmogorov-Smirnov Test untuk melakukan uji normalitas yang
dibantu oleh IBM SPSS versi 23. Taraf signifikansi (p) > 0,05 menunjukkan
bahwa data terdistribusi dengan normal, sedangkan taraf signifikansi (p) <
0,05 mengindikasikan bahwa data tidak terdistribusi dengan normal
(Priyatno, 2010).
Analisis data kedua yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif. Menurut Purwanto dan Sulistyastuti (2007) analisa deskriptif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
adalah analisis yang dilakukan untuk memberikan informasi terkait data yang
diamati. Analisa deskriptif dilakukan untuk menyederhanakan data hasil
penelitian, sehingga lebih mudah dipahami. Selain itu, analisa deskriptif tidak
bermaksud untuk menguji hipotesis (Purwanto & Sulistyastuti, 2007). Ada
dua tujuan utama dari analisis deskriptif yakni melakukan eksplorasi terhadap
karakteristik data dan mendeskripsikan data yang diperoleh. Uji deskriptif
digunakan untuk memperoleh nilai mean masing-masing jenis Presentasi Diri
pada skala Presentasi Diri. Data yang nantinya disajikan akan dalam bentuk
frekuensi, presentase, tabulasi silang dan bentuk grafik/chart pada data yang
bersifat kategorikal (Azwar, 2012).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. PELAKSANAAN PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 29 Mei 2019 dan berakhir pada
tanggal 6 Juni 2019. Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan secara
online melalui Google Forms. Tautan dari kuesioner yang dibuat peneliti
dicantumkan pada profile akun Instagram sehingga subjek penelitian dapat
mudah mengakses kuesioner tersebut. Selain menuliskan tautan pada profil
Instagram, peneliti meminta bantuan beberapa teman untuk turut
menyebarkan tautan kuesioner pada sosial media lainnya seperti Whatsapp
atau Line. Selama proses penyebaran skala, peneliti memperoleh 611 subjek
penelitian yang berasal dari berbagai daerah.
B. DESKRIPSI SUBJEK PENELITIAN
Pengguna Instagram yang berpartisipasi dalam penelitian ini sejumlah
611 subjek. Berikut adalah deskripsi subjek dalam penelitian ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel 5. Subjek penelitian berdasarkan usia
Usia
Jenis kelamin Total
Laki-Laki Perempuan
18 Tahun 29 32
268 19 Tahun 46 49
20 Tahun 61 51
21 Tahun 50 85
343
22 Tahun 107 101
Jumlah 293 318
Berdasarkan usia, dapat diketahui sebanyak 268 subjek berusia 18 sampai
20 tahun dan sebanyak 343 subjek berusia 21 sampai 22 tahun. Sementara itu,
jumlah subjek laki-laki yaitu 293 subjek dan 318 subjek perempuan. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa subjek cenderung berada pada kategori remaja
akhir dengan rentang usia 18 sampai 22 tahun.
Tabel 6. Subjek penelitian berdasarkan tingkat pendidikan
Tingkat Pendidikan Jumlah
SMA/Sederajat 79
Diploma/Sarjana 530
Magister 2
Berdasarkan tabel 7, diketahui bahwa subjek penelitian didominasi oleh
subjek dengan tingkat pendidikan Diploma/Sarjana, yaitu sebanyak 530
subjek. Sementara itu, subjek dengan pendidikan SMA/Sederajat sebanyak 79
subjek dan diikuti 2 subjek dengan pendidikan Magister.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
C. HASIL PENELITIAN
1. Kategorisasi Subjek Penelitian
a. Kategorisasi Ingratiation
Sebelum mendeskripsikan data, perlu dilakukan perhitungan secara
manual untuk mencari mean teoritis. Hal tersebut dirumuskan sebagai
berikut :
Mean Teoritis = (𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ × 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚) + (𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 × 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚)2
Mean Teoritis = (1×8)+(4×8)2 = 402 = 20
Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan diperoleh mean teoritis
dari variabel presentasi diri yaitu 20. Kemudian dilakukan perhitungan
standar deviasi dengan rumus berikut :
Range = Xmax - Xmin
= (48) – (18)
= 32 – 8
= 24
Std. Deviasi = Range/6
= 24/6
= 4
Setelah itu, perlu dilakukan penghitungan kategorisasi untuk
mengelompokkan subjek pada tiga kategori ingratiation yaitu rendah,
sedang dan tinggi. Hal itu dirumuskan sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Kategori Rendah = 𝑥 < 𝑀 − 1𝑆𝐷
𝑥 < 20 − 1(4)
𝑥 < 16
Kategori Sedang = 𝑀 − 1𝑆𝐷 ≤ 𝑋 < 𝑀 + 1𝑆𝐷
20−1 (4) ≤ 𝑋 < 20 + 1(4)
20 – 4 ≤ 𝑋 < 20 + 4
16 ≤ 𝑋 < 24
Kategori Tinggi = M + 1𝑆𝐷 ≤ 𝑋
20 + 1(4) ≤ 𝑋
20 + 4 ≤ 𝑋
24 ≤ 𝑋
Tabel 7. Kategorisasi strategi ingratiation secara umum
Kategori Frekuensi Persentase
Rendah X < 16 72 11,8%
Sedang 16 ≤ X < 24 491 80,4%
Tinggi 24 ≤ X 48 7,9%
Berdasarkan hasil kategorisasi jenis ingratiation presentasi diri pada
tabel 13, diketahui bahwa sebagian besar subjek yaitu sebanyak 491
subjek pengguna Instagram melakukan jenis ingratiation dalam kategori
sedang dengan presentase 80,4%. Selain itu, ada sebanyak 72 subjek
penelitian termasuk dalam kategori rendah dengan presentase 11,8% dan
48 subjek lainnya dalam kategori tinggi sebesar 7,9%. Dengan demikian,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
dapat diketahui bahwa presentasi diri pada jenis ingratiation sebagian
besar berada pada kategori sedang. Dengan demikian, remaja akhir
pengguna instagram melakukan usaha yang sedang dalam
mempresentasikan diri dengan jenis ingratiation.
Tabel 8. Kategorisasi strategi ingratiation berdasarkan jenis kelamin
Kategori Laki-laki Perempuan
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Rendah 37 12,6% 35 11%
Sedang 228 77,8% 263 82,7%
Tinggi 28 9,6% 20 6,3%
Total 293 318
Berdasarkan hasil kategorisasi berdasarkan jenis kelamin pada tabel 14,
dapat diketahui bahwa subjek laki-laki sebanyak 228 dengan persentase
77,8% dan perempuan berjumlah 263 dengan persentase sebesar 82,7%
menggunakan jenis ingratiation pada kategori sedang. Sementara itu,
subjek laki-laki sebanyak 37 dengan persentase 12,6% dan subjek
perempuan sebanyak 35 dengan persentase 11% menggunakan strategi
ingratiation dengan kategori rendah. Sedangkan dengan kategori tinggi,
subjek laki-laki sebanyak 28 dengan persentase 9,6% dan subjek
perempuan 20 dengan persentase 6,3%. Dengan demikian, dapat
diketahui subjek laki-laki dan perempuan sama-sama menggunakan
strategi presentasi diri ingratiation pada kategori sedang. Hal tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
mengindikasikan bahwa remaja akhir laki-laki maupun perempuan
pengguna instagram melakukan usaha yang sedang dalam
mempresentasikan diri dengan jenis ingratiation.
b. Kategorisasi Intimidation
Sebelum mendeskripsikan data, perlu dilakukan perhitungan secara
manual untuk mencari mean teoritis. Hal tersebut dirumuskan sebagai
berikut :
Mean Teoritis = (𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ × 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚) + (𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 × 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚)2
Mean Teoritis = (1×4)+(4×4)2 = 202 = 10
Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan diperoleh mean teoritis
dari variabel presentasi diri yaitu 10. Kemudian dilakukan perhitungan
standar deviasi dengan rumus berikut :
Range = Xmax - Xmin
= (44) – (14)
= 16 – 4
= 12
Std. Deviasi = Range/6
= 12/6
= 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Setelah itu, perlu dilakukan penghitungan kategorisasi untuk
mengelompokkan subjek pada tiga kategori Intimidation yaitu rendah,
sedang dan tinggi. Hal itu dirumuskan sebagai berikut :
Kategori Rendah = 𝑥 < 𝑀 − 1𝑆𝐷
𝑥 < 10 − 1(2)
𝑥 < 8
Kategori Sedang = 𝑀 − 1𝑆𝐷 ≤ 𝑋 < 𝑀 + 1𝑆𝐷
10−1 (2) ≤ 𝑋 < 10 + 1(2)
10 – 2 ≤ 𝑋 < 10 + 2
8 ≤ 𝑋 < 12
Kategori Tinggi = M + 1𝑆𝐷 ≤ 𝑋
10 + 1(2) ≤ 𝑋
10 + 2 ≤ 𝑋
12 ≤ 𝑋
Tabel 9. Kategorisasi strategi intimidation
Kategori Frekuensi Presentase
Rendah X < 8 566 92,6%
Sedang 8 ≤ X < 12 45 7,4%
Tinggi 12 ≤ X - -
Berdasarkan hasil kategorisasi jenis intimidation presentasi diri pada
tabel 15, diketahui bahwa sebagian besar subjek yaitu sebanyak 566
subjek pengguna Instagram melakukan jenis intimidation dalam kategori
rendah dengan presentase 92,6%. Sementara itu, 45 subjek lainnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
menggunakan jenis intimidation dengan kategori sedang yaitu 7,4%.
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa presentasi diri pada jenis
intimidation sebagian besar berada pada kategori rendah. Dengan
demikian, remaja akhir pengguna instagram melakukan usaha yang
rendah dalam mempresentasikan diri dengan jenis intimidation.
Tabel 10. Kategorisasi strategi intimidation berdasarkan jenis kelamin
Kategori Laki-laki Perempuan
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Rendah 273 93,2% 293 92,1%
Sedang 20 6,8% 25 7,9%
Tinggi - - - -
Total 293 318
Berdasarkan hasil kategorisasi berdasarkan jenis kelamin pada tabel 16,
dapat diketahui bahwa subjek laki-laki sebanyak 273 dengan persentase
93,2% dan perempuan sejumlah 293 dengan persentase sebesar 92,1%
menggunakan jenis intimidation pada kategori rendah. Sementara itu,
subjek laki-laki sebanyak 20 dengan persentase 6,8% dan subjek
perempuan sebanyak 25 dengan persentase 7,9% menggunakan strategi
intimidation dengan kategori sedang. Dengan demikian, dapat diketahui
subjek laki-laki dan perempuan sama-sama menggunakan strategi
presentasi diri intimidation pada kategori rendah. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa remaja akhir laki-laki maupun perempuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
pengguna instagram melakukan usaha yang rendah dalam
mempresentasikan diri dengan jenis intimidation.
c. Kategorisasi Self-promotion
Sebelum mendeskripsikan data, perlu dilakukan perhitungan secara
manual untuk mencari mean teoritis. Hal tersebut dirumuskan sebagai
berikut :
Mean Teoritis = (𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ × 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚) + (𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 × 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚)2
Mean Teoritis = (1×5)+(4×5)2 = 252 = 12,5
Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan diperoleh mean teoritis
dari jenis self-promotion yaitu 12,5. Kemudian dilakukan perhitungan
standar deviasi dengan rumus berikut :
Range = Xmax - Xmin
= (45) – (15)
= 10 – 5
= 15
Std. Deviasi = Range/6
= 15/6
= 2,5
Setelah itu, perlu dilakukan penghitungan kategorisasi untuk
mengelompokkan subjek pada tiga kategori self-promotion yaitu rendah,
sedang dan tinggi. Hal itu dirumuskan sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Kategori Rendah = 𝑥 < 𝑀 − 1𝑆𝐷
𝑥 < 12,5 − 1(2,5)
𝑥 < 10
Kategori Sedang = 𝑀 − 1𝑆𝐷 ≤ 𝑋 < 𝑀 + 1𝑆𝐷
12,5−1 (2,5) ≤ 𝑋 < 12,5 + 1(2,5)
12,5 – 2,5 ≤ 𝑋 < 12,5 + 2,5
10 ≤ 𝑋 < 15
Kategori Tinggi = M + 1𝑆𝐷 ≤ 𝑋
12,5 + 1(2,5) ≤ 𝑋
12,5 + 2,5 ≤ 𝑋
15 ≤ 𝑋
Tabel 11. Kategorisasi strategi self-promotion
Kategori Frekuensi Presentase
Rendah X <10 99 16,2%
Sedang 10 ≤ X < 15 455 74,5%
Tinggi 15 ≤ X 57 9,3%
Berdasarkan hasil kategorisasi jenis self-promotion presentasi diri pada
tabel 17, diketahui bahwa sebagian besar subjek yaitu sebanyak 455
subjek pengguna Instagram melakukan jenis self-promotion dalam
kategori sedang dengan presentase 74,5%. Selain itu, ada sebanyak 99
subjek penelitian termasuk dalam kategori rendah dengan presentase
16,2% dan 57 subjek lainnya dalam kategori tingi sebesar 9,3%. Dengan
demikian, dapat diketahui bahwa presentasi diri pada jenis self-promotion
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
sebagian besar berada pada kategori sedang. Dengan demikian, remaja
akhir pengguna instagram melakukan usaha yang sedang dalam
mempresentasikan diri dengan jenis self-promotion.
Tabel 12. Kategorisasi strategi self-promotion berdasarkan jenis
kelamin
Kategori Laki-laki Perempuan
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Rendah 46 15,7% 53 16,7%
Sedang 218 74,4% 237 74,5%
Tinggi 29 9,9% 28 8,8%
Total 293 318
Berdasarkan hasil kategorisasi berdasarkan jenis kelamin pada tabel 18,
dapat diketahui bahwa subjek laki-laki sebanyak 218 dengan persentase
74,4% dan perempuan berjumlah 237 dengan persentase sebesar 74,5%
menggunakan jenis self-promotion pada kategori sedang. Sementara itu,
subjek laki-laki sebanyak 46 dengan persentase 15,7% dan subjek
perempuan sebanyak 53 dengan persentase 16,7% menggunakan strategi
self-promotion dengan kategori rendah. Sedangkan pada kategori tinggi,
subjek laki-laki sebanyak 29 dengan persentase 9,9% dan subjek
perempuan 28 dengan persentase 8,8%. Dengan demikian, dapat
diketahui subjek laki-laki dan perempuan sama-sama menggunakan
strategi presentasi diri self-promotion pada kategori sedang. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa remaja akhir laki-laki maupun perempuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
pengguna instagram melakukan usaha yang sedang dalam
mempresentasikan diri dengan jenis self-promotion.
d. Kategorisasi Exemplification
Sebelum mendeskripsikan data, perlu dilakukan perhitungan secara
manual untuk mencari mean teoritis. Hal tersebut dirumuskan sebagai
berikut :
Mean Teoritis = (𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ × 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚) + (𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 × 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚)2
Mean Teoritis = (1×5)+(4×5)2 = 252 = 12,5
Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan diperoleh mean teoritis
dari jenis exemplification yaitu 12,5. Kemudian dilakukan perhitungan
standar deviasi dengan rumus berikut :
Range = Xmax - Xmin
= (45) – (15)
= 10 – 5
= 15
Std. Deviasi = Range/6
= 15/6
= 2,5
Setelah itu, perlu dilakukan penghitungan kategorisasi untuk
mengelompokkan subjek pada tiga kategori exemplification yaitu rendah,
sedang dan tinggi. Hal itu dirumuskan sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Kategori Rendah = 𝑥 < 𝑀 − 1𝑆𝐷
𝑥 < 12,5 − 1(2,5)
𝑥 < 10
Kategori Sedang = 𝑀 − 1𝑆𝐷 ≤ 𝑋 < 𝑀 + 1𝑆𝐷
12,5−1 (2,5) ≤ 𝑋 < 12,5 + 1(2,5)
12,5 – 2,5 ≤ 𝑋 < 12,5 + 2,5
10 ≤ 𝑋 < 15
Kategori Tinggi = M + 1𝑆𝐷 ≤ 𝑋
12,5 + 1(2,5) ≤ 𝑋
12,5 + 2,5 ≤ 𝑋
15 ≤ 𝑋
Tabel 13. Kategorisasi strategi exemplification
Kategori Frekuensi Presentase
Rendah X < 10 61 10%
Sedang 10 ≤ X < 15 452 74%
Tinggi 15 ≤ X 98 16%
Berdasarkan hasil kategorisasi jenis exemplification presentasi diri pada
tabel 19, diketahui bahwa sebagian besar subjek yaitu sebanyak 452
subjek pengguna Instagram melakukan jenis exemplification dalam
kategori sedang dengan presentase 74%. Sementara itu, 98 subjek lainnya
menggunakan jenis exemplification dengan kategori tinggi yaitu 16% dan
61 subjek lainnya berada dalam kategori rendah yakni sebesar 10%.
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa presentasi diri pada jenis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
exemplification sebagian besar berada pada kategori sedang. Dengan
demikian, remaja akhir pengguna instagram melakukan usaha yang
sedang dalam mempresentasikan diri dengan jenis exemplification.
Tabel 14. Kategorisasi strategi exemplification berdasarkan jenis
kelamin
Kategori Laki-laki Perempuan
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Rendah 29 9,9% 32 10,1%
Sedang 206 70,3% 246 77,4%
Tinggi 58 19,8% 40 12,6%
Total 293 318
Berdasarkan hasil kategorisasi berdasarkan jenis kelamin pada tabel 20,
dapat diketahui bahwa subjek laki-laki sebanyak 206 dengan persentase
70,3% dan perempuan berjumlah 246 dengan persentase sebesar 77,4%
menggunakan jenis exemplification pada kategori sedang. Sementara itu,
subjek laki-laki sebanyak 58 dengan persentase 19,8% dan subjek
perempuan sebanyak 40 dengan persentase 12,6% menggunakan strategi
exemplification dengan kategori tinggi. Sedangkan pada kategori rendah,
subjek laki-laki sebanyak 29 dengan persentase 9,9% dan subjek
perempuan 32 dengan persentase 10,1%. Dengan demikian, dapat
diketahui subjek laki-laki dan perempuan sama-sama menggunakan
strategi presentasi diri exemplification pada kategori sedang. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa remaja akhir laki-laki maupun perempuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
pengguna instagram melakukan usaha yang sedang dalam
mempresentasikan diri dengan jenis exemplification.
e. Kategorisasi Supplication
Sebelum mendeskripsikan data, perlu dilakukan perhitungan secara
manual untuk mencari mean teoritis. Hal tersebut dirumuskan sebagai
berikut :
Mean Teoritis = (𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ × 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚) + (𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 × 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚)2
Mean Teoritis = (1×4)+(4×4)2 = 202 = 10
Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan diperoleh mean teoritis
dari variabel presentasi diri yaitu 10. Kemudian dilakukan perhitungan
standar deviasi dengan rumus berikut :
Range = Xmax - Xmin
= (44) – (14)
= 16 – 4
= 12
Std. Deviasi = Range/6
= 12/6
= 2
Setelah itu, perlu dilakukan penghitungan kategorisasi untuk
mengelompokkan subjek pada tiga kategori Supplication yaitu rendah,
sedang dan tinggi. Hal itu dirumuskan sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Kategori Rendah = 𝑥 < 𝑀 − 1𝑆𝐷
𝑥 < 10 − 1(2)
𝑥 < 8
Kategori Sedang = 𝑀 − 1𝑆𝐷 ≤ 𝑋 < 𝑀 + 1𝑆𝐷
10−1 (2) ≤ 𝑋 < 10 + 1(2)
10 – 2 ≤ 𝑋 < 10 + 2
8 ≤ 𝑋 < 12
Kategori Tinggi = M + 1𝑆𝐷 ≤ 𝑋
10 + 1(2) ≤ 𝑋
10 + 2 ≤ 𝑋
12 ≤ 𝑋
Tabel 15. Kategorisasi strategi supplication
Kategori Frekuensi Presentase
Rendah X < 8 214 35%
Sedang 8 ≤ X < 12 372 60,9%
Tinggi 12 ≤ X 25 4,1%
Berdasarkan hasil kategorisasi jenis Supplication presentasi diri pada
tabel 21, diketahui bahwa sebagian besar subjek yaitu sebanyak 372
subjek pengguna Instagram melakukan jenis supplication dalam kategori
sedang dengan presentase 60,9%. Selain itu, ada sebanyak 214 subjek
penelitian termasuk dalam kategori rendah dengan presentase 35% dan
25 subjek lainnya dalam kategori tinggi sebesar 4,4%. Dengan demikian,
dapat diketahui bahwa presentasi diri pada jenis supplication sebagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
besar berada pada kategori sedang. Dengan demikian, remaja akhir
pengguna instagram melakukan usaha yang sedang dalam
mempresentasikan diri dengan jenis supplication.
Tabel 16. Kategorisasi strategi supplication berdasarkan jenis kelamin
Kategori Laki-laki Perempuan
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Rendah 96 32,8% 118 37,1%
Sedang 178 60,8% 194 61%
Tinggi 19 6,5% 6 1,9%
Total 293 318
Berdasarkan hasil kategorisasi berdasarkan jenis kelamin pada tabel 22,
dapat diketahui bahwa subjek laki-laki sebanyak 178 dengan persentase
60,8% dan perempuan berjumlah 194 dengan persentase sebesar 61%
menggunakan jenis supplication pada kategori sedang. Sementara itu,
subjek laki-laki sebanyak 96 dengan persentase 32,8% dan subjek
perempuan sebanyak 118 dengan persentase 37,1% menggunakan strategi
supplication dengan kategori rendah. Sedangkan pada kategori tinggi,
subjek laki-laki sebanyak 19 dengan persentase 6,5% dan subjek
perempuan 6 dengan persentase 1,9%. Dengan demikian, dapat diketahui
subjek laki-laki dan perempuan sama-sama menggunakan strategi
presentasi diri supplication pada kategori sedang. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa remaja akhir laki-laki maupun perempuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
pengguna instagram melakukan usaha yang sedang dalam
mempresentasikan diri dengan jenis supplication.
Tabel 17. Kesimpulan kategorisasi strategi presentasi diri berdasarkan
jenis kelamin
No. Strategi Jenis kelamin
Total Laki-laki Perempuan
1. Ingratiation
Rendah 37 35
611 Sedang 228 263
Tinggi 28 20
2. Intimidation
Rendah 273 293
611 Sedang 20 25
Tinggi - -
3. Self-promotion
Rendah 46 53
611 Sedang 218 237
Tinggi 29 28
4. Exemplification
Rendah 29 32
611 Sedang 206 246
Tinggi 58 40
5. Supplication
Rendah 96 118
611 Sedang 178 194
Tinggi 19 6
Berdasarkan tabel 23, kategori rendah yang paling banyak dilakukan
oleh remaja akhir pengguna instagram adalah strategi intimidation yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
sebanyak 566 subjek. Selain itu, strategi supplication dalam kategori
rendah dilakukan oleh 214 subjek. Strategi self-promotion dan ingratiation
ada sebanyak 99 dan 72 subjek. Sementara itu, kategori rendah yang
paling sedikit dilakukan oleh remaja akhir pengguna instagram yaitu pada
strategi exemplification hanya sebanyak 61 subjek.
Berdasarkan tabel tersebut, kategori sedang yang paling banyak
dilakukan oleh remaja akhir pengguna instagram adalah strategi
ingratiation sebanyak 491 subjek. Selain itu, strategi self-promotion yang
dilakukan remaja akhir pada kategori sedang sejumlah 455 subjek. Strategi
exemplification dan supplication sebanyak 452 dan 372 subjek. Sementara
itu, strategi intimidation adalah strategi dalam kategori sedang yang paling
sedikit dilakukan oleh remaja akhir pengguna instagram.
Selanjutnya, kategori tinggi yang paling banyak dilakukan ada pada
strategi exemplification yaitu sebanyak 98 subjek. Pada strategi self-
promotion dan ingratiation dengan kategori tinggi ada sebanyak 57 dan 48
subjek. Selain itu, kategori tinggi yang paling sedikit dilakukan oleh
remaja akhir pengguna instagram adalah strategi supplication sebanyak 25
subjek, sedangkan strategi intimidation sama sekali tidak dilakukan pada
kategori tinggi oleh remaja akhir di instagram.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Tabel 18. Chi-Square Tests antara strategi presentasi diri berdasarkan
jenis kelamin
Chi-Square Tests
Strategi
Presentasi Diri
Value df Asymptotic
Significance (2-sided)
Ingratiation 2,866 2 ,239
Intimidation ,240 1 ,624
Self-Promotion ,283 2 ,868
Exemplification 5,981 2 ,050
Supplication 8,702 2 ,013
Berdasarkan tabel 18, pada uji Chi-Square Tests di atas diketahui
bahwa nilai chi-square hitung dari strategi ingratiation (2,866), self-
promotion (0,283) dan exemplification (5,981) < chi-square tabel (5,991).
Selain itu, diketahui juga bahwa nilai chi-square hitung strategi
intimidation (0,240) < chi-square tabel (3,841). Hal ini menunjukkan
bahwa tidak ada hubungan antara strategi presentasi diri (ingratiation,
intimidation, self-promotion dan exemplification) dengan jenis kelamin.
Sedangkan nilai chi-square pada strategi supplication (8,702) > chi-square
tabel (5,991). Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara strategi
supplication dengan jenis kelamin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
2. Hasil Penelitian
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat normalitas dari persebaran
variabel pada sebuah penelitian. Uji normalitas dilakukan dengan
menggunakan metode One Sample Kolmogorov-Smirnov Test untuk
melakukan uji normalitas yang dibantu oleh IBM SPSS for windows versi
23. Taraf signifikansi (p) > 0,05 menunjukkan bahwa data terdistribusi
dengan normal, sedangkan taraf signifikansi (p) < 0,05 mengindikasikan
bahwa data tidak terdistribusi dengan normal (Priyatno, 2010).
Tabel 19. Hasil uji normalitas (Kolmogorov-Smirnov)
Variabel Statistik Signifikansi Keterangan
Ingratiation ,100 ,000 Tidak Normal
Intimidation ,150 ,000 Tidak Normal
Self-promotion ,100 ,000 Tidak Normal
Exemplification ,086 ,000 Tidak Normal
Supplication ,125 ,000 Tidak Normal
Berdasarkan hasil uji normalitas jenis presentasi diri Ingratiation,
Intimidation, Self-promotion, Exemplification dan Supplication sama-sama
memperoleh signifikansi (p) = 0,000. Hasil yang menunjukkan p < 0,05 ini
menunjukkan bahwa jenis-jenis dari presentasi diri memiliki persebaran
data yang tidak normal. Selain itu, data yang tidak normal ini menandakan
bahwa data berasal dari populasi yang tidak normal. Persebaran data yang
tidak normal diakibatkan oleh adanya nilai yang ekstrim (Santoso, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Gambar 1. Histogram strategi ingratiation
Berdasarkan gambar diatas diketahui bahwa strategi presentasi diri
ingratiation menggambarkan persebaran data yang tidak terdistribusi
dengan normal sebab data menyebar jauh dari kurva distribusi normal
yang berbentuk lonceng.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Gambar 2. Histogram strategi intimidation
Berdasarkan gambar diatas diketahui bahwa strategi presentasi diri
intimidation menggambarkan persebaran data yang tidak terdistribusi
dengan normal sebab data menyebar jauh dari kurva distribusi normal
yang berbentuk lonceng.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Gambar 3. Histogram strategi self-promotion
Berdasarkan gambar diatas diketahui bahwa strategi presentasi diri
self-promotion menggambarkan persebaran data yang tidak terdistribusi
dengan normal sebab data menyebar jauh dari kurva distribusi normal
yang berbentuk lonceng.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Gambar 4. Histogram strategi exemplification
Berdasarkan gambar diatas diketahui bahwa strategi presentasi diri
exemplification menggambarkan persebaran data yang tidak terdistribusi
dengan normal sebab data menyebar jauh dari kurva distribusi normal
yang berbentuk lonceng.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Gambar 5. Histogram jenis presentasi diri supplication
Berdasarkan gambar diatas diketahui bahwa strategi presentasi diri
supplication menggambarkan persebaran data yang tidak terdistribusi
dengan normal sebab data menyebar jauh dari kurva distribusi normal
yang berbentuk lonceng.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
b. Uji Beda
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan
pada tiap strategi presentasi diri dengan remaja akhir di instagram yang
berjenis jenis kelamin laki-laki dan perempuan dengan melakukan uji
homogenitas. Uji homogenitas dilakukan dengan bantuan SPSS for
Windows versi 23 dengan teknik Lavene Test yang dapat dilihat dari tabel
berikut:
1) Strategi Presentasi Diri Ingratiation dan Jenis Kelamin
Dari hasil perbandingan antara sig dan α, diketahui bahwa
tidak ada perbedaan nilai varians dari kedua jenis kelamin dalam
menggunakan strategi ingratiation dengan nilai sig > 0,05.
Tabel 20. Hasil uji homogenitas strategi ingratiation dan jenis
kelamin
2) S
t
r
ategi Presentasi Diri Intimidation dan Jenis Kelamin
Dari hasil perbandingan antara sig dan α, diketahui bahwa
tidak ada perbedaan nilai varians dari kedua jenis kelamin dalam
menggunakan strategi intimidation dengan nilai sig > 0,05.
Test of Homogenity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2,030 1 609 ,155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Tabel 21. Hasil uji homogenitas strategi intimidation dan jenis
kelamin
3) S
t
rategi Presentasi Diri Self-Promotion dan Jenis Kelamin
Dari hasil perbandingan antara sig dan α, diketahui bahwa
tidak ada perbedaan nilai varians dari kedua jenis kelamin dalam
menggunakan strategi self-promotion dengan nilai sig > 0,05.
Tabel 22. Hasil uji homogenitas strategi self-promotion dan jenis
kelamin
4) S
t
r
ategi Presentasi Diri Exemplification dan Jenis Kelamin
Dari hasil perbandingan antara sig dan α, diketahui bahwa
tidak ada perbedaan nilai varians dari kedua jenis kelamin dalam
menggunakan strategi exemplification dengan nilai sig > 0,05.
Tabel 23. Hasil uji homogenitas strategi exemplification dan jenis
kelamin
5) S
t
rategi Presentasi Diri Supplication dan Jenis Kelamin
Test of Homogenity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
,044 1 609 ,833
Test of Homogenity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
,470 1 609 ,493
Test of Homogenity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
3,856 1 609 ,050
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Dari hasil perbandingan antara sig dan α, diketahui bahwa
ada perbedaan nilai varians dari kedua jenis kelamin dalam
menggunakan strategi supplication dengan nilai sig < 0,05.
Tabel 24. Hasil uji homogenitas strategi supplication dan jenis
kelamin
D. PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi presentasi diri
remaja akhir di Instagram. Bojmel, Moran dan Shahar (2016) menjelaskan
bahwa presentasi diri tidak hanya dilakukan pada konteks offline
melainkan juga dalam konteks online. Media online seperti instagram
merupakan sosial media yang dapat menjadi fasilitas untuk
mempresentasikan diri (Hanika, 2016). Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa remaja akhir di instagram paling banyak melakukan
strategi exemplification pada kategori tinggi, sedangkan pada kategori
sedang remaja akhir banyak melakukan strategi presentasi diri
ingratiation. Sementara itu, sebagian besar subjek melakukan strategi
presentasi diri intimidation pada kategori rendah. Kelima strategi
presentasi diri tersebut memiliki persebaran data yang tidak normal (p) =
0,000 (p < 0,05).
Test of Homogenity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
5,716 1 609 ,017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Strategi ingratiation adalah strategi yang paling sering dilakukan
untuk mempresentasikan diri (Jones & Pittman, 1982). Berdasarkan hasil
penelitian, strategi ingratiation paling banyak dilakukan oleh remaja akhir
di Instagram dengan kategori sedang sebanyak 491 subjek. Strategi ini
dilakukan karena pengguna ingin dinilai sebagai individu yang
menyenangkan dan menarik (Jones & Pittman, 1982). Menurut Monago et
al. (2008) pelaku presentasi diri laki-laki dan perempuan akan
menunjukkan presentasi diri yang berbeda. Akan tetapi, dalam penelitian
ini ditemukan bahwa tidak ada perbedaan antara jenis kelamin laki-laki
dan perempuan dalam mempresentasikan diri dengan jenis ingratiation.
Dapat dikatakan juga bahwa tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin
dengan strategi presentasi diri ingratiation yang dilakukan pada saat
menampilkan diri.
Strategi presentasi diri kategori tinggi yang banyak dilakukan adalah
exemplification ada sebanyak 98 subjek dan paling banyak diantara
strategi lainya. Remaja akhir laki-laki dan perempuan di instagram sama-
sama mempresentasikan diri dengan usaha yang tinggi. Menurut Jones dan
Pittman (1982) pelaku presentasi dengan strategi ini menampilkan perilaku
murah hati, rela berkorban dan ramah agar dinilai layak secara moral oleh
orang lain yang melihatnya, sehingga mereka dapat terhindar dari
penolakan lingkungan sosial (Djafarova & Trofimenko, 2018). Untuk
menghindari hal tersebut, media sosial instagram merupakan sarana yang
tepat untuk terhindar dari penolakan karena pelaku presentasi diri dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
melakukan manipulasi atas apa yang diunggah (Daalmans, carbaat &
Anschutz, 2018). Terutama pada usia remaja akhir, hal ini berarti mereka
sedang membangun kekuatannya untuk mengindari penolakan dari
lingkungan sosial (Schneider, 1981). Hal ini pun dilakukan oleh remaja
akhir laki-laki dan perempuan, sehingga tidak mengalami perbedaan
dalam melakukan strategi presentasi diri exemplification atau dengan kata
lain tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dan strategi
exemplification ketika menampilkan diri.
Selanjutnya strategi self-promotion merupakan perilaku sosial yang
ditunjukkan diri untuk mencari pengakuan atas kemampuan tertentu yang
dimiliki (Jones & Pittman, 1982). Perilaku tersebut akan semakin kuat
apabila didukung dengan media sosial instagram yang sering digunakan
untuk menampilkan aktifitas sehari-hari agar diketahui pengikut (Dewi,
Mayangsari & Rina, 2016). Diketahui bahwa sebanyak 57 orang remaja
akhir di instagram menggunakan strategi self-promotion pada kategori
tinggi di urutan kedua setelah strategi exemplification. Strategi self-
promotion adalah perilaku yang ditunjukkan untuk menunjukkan diri
sebagai diri dan gaya yang berbeda dari orang lainnya (Mönks, Knoers &
Haditono, 1987). Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Monago et
al. (2008) menjelaskan bahwa presentasi diri yang biasanya dilakukan
untuk memperoleh persetujuan secara sosial, sehingga perempuan
biasanya menonjolkan tampilan fisik dan laki-laki menampilkan status
sosial untuk diterima lingkungannya. Akan tetapi, dalam penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
ditemukan bahwa remaja akhir laki-laki dan perempuan sama-sama
memiliki dorongan untuk diterima secara sosial dan hal itulah yang
mendorong mereka untuk menampilkan diri di hadapan orang lain
(Schneider, 1981; Djafarova & Trofimenko, 2018). Oleh karena itu, dalam
penelitian ini tidak ditemukan hubungan antara strategi self-promotion
pada remaja akhir laki-laki dan perempuan di instagram.
Berikutnya yaitu strategi presentasi diri pada kategori rendah yang
paling banyak dilakukan subjek adalah strategi intimidation sebanyak 566
subjek. Strategi ini cenderung mengabaikan keinginan untuk disukai dan
lebih menampilkan kekuatan (Jones & Pittman, 1982; Lee et al., 1999).
Kekuatan yang ditampilkan yakni melalui postingan atau menyampaikan
kritikan kepada pengguna sosial media lainnya melalui sebuah komentar
(Luik, 2012). Tentunya pengguna instagram dapat secara bebas untuk
menampilkan diri dengan strategi intimidation karena media sosial yang
tidak melibatkan elemen verbal dapat memudahkan individu untuk
mengekspresikan diri (Huang, 2014; Gustina, 2015). Oleh sebab itu,
remaja akhir laki-laki dan perempuan tidak memiliki perbedaan dalam
menampilkan diri dengan strategi intimidation.
Terakhir adalah strategi supplication. Strategi supplication dilakukan
pada kategori rendah sebanyak 214 orang subjek remaja akhir yang berada
pada peringkat kedua setelah strategi intimidation. Strategi supplication
dilakukan untuk menampilkan perilaku sosial yang mengekploitasi diri
untuk terlihat lemah dan bergantung pada orang lain (Jones & Pittman,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
1982). Citra diri yang ditampilkan tersebut dilakukan agar mereka mudah
dalam menjalin relasi dengan orang lain (Yang & Brown, 2016). Apalagi
presentasi diri yang dilakukan secara online dapat dengan mudah
dilakukan sebab presentasi diri ini dapat fokus pada spek tertentu dari diri
yang ingin ditonjolkan (Huang, 2104). Selain itu, strategi ini dipilih untuk
menghindarkan mereka dari hukuman (Tedeschi & Riess, 1981).
Disamping itu, diketahui bahwa ada perbedaan antara strategi yang
digunakan oleh jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang terlihat dari
perbedaan nilai varians dari kedua jenis kelamin dalam menggunakan
strategi supplication.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa kelima strategi
presentasi diri, yaitu ingratiation, intimidation, self-promotion,
exemplification dan supplication memiliki persebaran data yang tidak
normal (p) = 0,000 (p < 0,05). Selain itu, hasil uji beda dari strategi
ingratiation, intimidation, self-promotion dan exemplification
menunjukkan tidak ada perbedaan pada strategi yang digunakan oleh
remaja akhir laki-laki dan perempuan di instagram. Akan tetapi, hasil
sebelumnya berbeda dengan strategi supplication yang menunjukkan
bahwa ada perbedaan antara strategi yang digunakan oleh remaja akhir
laki-laki dan perempuan di instagram.
Remaja akhir pengguna instagram laki-laki dan perempuan
menggunakan strategi ingratiation yang tergolong kategori sedang
sejumlah 491 subjek dengan perolehan terbanyak dibandingkan strategi
lainnya. Hasil uji beda menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pada
strategi ingratiation yang digunakan oleh remaja akhir laki-laki dan
perempuan di instagram dengan sig. 0,155 (sig > 0,05).
Selanjutnya, strategi dengan kategori tinggi yang paling banyak yaitu
strategi exempification. Remaja akhir laki-laki dan presempuan di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
instagram melakukan strategi exemplification sejumlah 98 subjek. Hasil
uji beda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan strategi exemplification yang
digunakan oleh remaja akhir laki-laki dan perempuan dalam menampilkan
diri dengan sig. 0,05 (sig > 0,05).
Selain itu, remaja akhir laki-laki dan perempuan di instagram
menggunakan strategi self-promotion yang tergolong kategori tinggi
sejumlah 57 subjek. Hasil uji beda menunjukkan bahwa tidak ada
perbedaan pada strategi self-promotion yang digunakan oleh remaja akhir
laki-laki dan perempuan di instagram dalam mempresentasikan diri sig.
0,493 (sig > 0,05).
Strategi berikutnya adalah strategi intimidation. Strategi ini paling
banyak dilakukan oleh subjek pada kategori rendah sejumlah 566 subjek
remaja akhir di instagram. berdasarkan hasil uji beda diketahui bahwa
tidak terdapat perbedaan antara remaja akhir laki-laki dan perempuan
dalam menggunakan strategi intimidation sig. 0,833 (sig > 0,05).
Selanjutnya adalah strategi supplication. strategi ini paling banyak
kedua digunakan oleh subjek remaja akhir di instagram setelah strategi
intimidation dengan jumlah 214 subjek. Subjek remaja akhir di instagram
menggunakan strategi ini pada kategori rendah. Selain itu, hasil uji beda
menunjukkan bahwa ada perbedaan pada remaja akhir berjenis kelamin
laki-laki dan perempuan dalam menggunakan strategi supplication sig.
0,17 (sig < 0,05).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
B. KETERBATASAN PENELITIAN
Peneliti tentunya meyakini bahwa masih banyak hal yang perlu
diperbaiki dalam penelitian ini. Adapun keterbatasan yang dialami dalam
penelitian ini yaitu jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian terlalu
sedikit. Jumlah sampel yang sedikit dapat mempengaruhi hasil dari
penelitian yang dilakukan karena hasil dari sebuah penelitian akan sulit
untuk digeneralisasi pada populasi subjek.
C. SARAN
Berdasarkan hasil dari penelitian ini, peneliti selanjutnya sebaiknya
menambahkan jumlah sampel penelitian supaya hasil dari penelitian dapat
digeneralisasi pada populasi subjek remaja akhir di instagram. Hal ini
dilakukan karena melihat populasi pengguna instagram di Indonesia
dengan jumlah pengguna terbesar se-Asia Pasifik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
DAFTAR PUSTAKA
@mrbambang. (2012). Instagram handbook. Jakarta: TransMedia.
Aldhafferi, N., Watson, C., & Sajeev, A. S. M. (2013). Personal information
privacy settings of online social networks and their suitability for mobile
internet devices. Journal University of New England.
doi:10.512/ijsptm.2013.2201
Arikunto, S. (1989). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Bina
Aksara.
Arkin, R. M. (1981). Self-presentation styles. Impression management theory and
social psychological theory, 311-333.
Aryani, P. D., Hardjajani, T., & Nugroho, A. A. (2013). Hubungan antara self-
esteem dan impression management dengan online deception pada
mahasiswa program studi psikologi UNS. Jurnal Program Studi Psikologi
Fakultas Kedokteran UNS, 1(4), 1-10.
Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia. (2017). Infografis penetrasi & perilaku
pengguna internet Indonesia 2017. Hasil Survei Penetrasi dan Perilaku
Pengguna Internet Indonesia 2017.
Ayudhya, F. (2017). Instagram dan presentasi diri mahasiswa (studi korelasional
penggunaan instagram terhadap presentasi diri mahasiswa Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi Universitas
Sumatera Utara). Jurnal Universitas Sumatera Utara, 3(5), 1-10.
Azwar, S. (2009). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2011). Reliabilitas dan validitas (3rd ed.). Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Azwar, S. (2012). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Baumeister, R. F. (1982). A self-presentational view of social phenomena.
Psychological Bulletin, 91(1), 3-26. doi:10.1037/0033-2909.91.1.3
Berk, l. E. (2012). Development through the lifespan (edisi kelima) (Vol. 1).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bojmel, L. B., Moran, S. B., & Shahar, G. (2016). Strategic self-presentation on
facebook: Personal motives and audience response to online behavior. 55,
788-195. doi:10.1016/j.chb.2015.10.033
Brislin, R. W. (1970). Back-translation for cross cultural research. Journal of
Cross-Cultural Psychology, 185-216.
Chua, H. H., & Chang, L. (2016). Follow e and like my beautiful selfies:
Singapore teenage girls engagement in self-presentation and peer
comparison on social media. Journal Computers in Human Behavior, 55,
190-197. doi:10.1016/j.chb.2015.09.011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Creswell, J. W. (2014). Research design, qualitative, quantitative, and mixed
methods approaches (Fourth Edition ed.). (A. &. Fawaid, Trans.)
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Databoks. (2018, Februari 9). Berapa pengguna instagram di indonesia? Retrieved
from https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/02/09/berapa-
pengguna-instagram-dari-indonesia
Dayakisni, T., & Hudaniah. (2009). Psikologi sosial. Malang: UMM Press.
Dimmer, M. (2016). Self-presentation and social anxiety in adolescents. Journal
Clinical Psychology University of London, 1-148.
Djafarova, E., & Trofimenko, O. (2018). 'Instafamous': Credibility and self-
presentation of micro-selebrities on social media. Information,
Communication & Society, 1432-1446.
doi:10.1080/1369118X.2018.1438491
Dominick, J. R. (1999). Who do you think you are? Personal home pages and self-
presentation on the world wide web. Journalism & Mass Communication
Quarterly, 76(4), 646-658. doi:10.1177/107769909907600403
Dradjat, Z. (1959). The problems of adolescence in indonesia. Jakarta: Bulan
Bintang.
Flore, A. T. (2008). Self-presentation and deception in online dating. School
Information University of California.
Goffman, E. (1956). The Presentation of Self in Everyday Life. Journal
University of Social Sciences Research Centre.
Gustina, H. (2015). Korelasi media sosial instagram dengan presentasi diri
mahasiswa jurusan ilmu komunikasi universitas negeri riau. Jurnal
Jurusan Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Negeri Riau, 2(2), 1-15.
Hadi, S. (2004). Metodologi research (Jilid 2). Yogyakarta: Andi.
Hanika, I. M. (2016). Self-presentation dalam kehidupan virtual. Jurnal
Universitas Pertamina, 13(1), 93-108. doi:10.24002/jik.v13i1.601
Harian Bernas Indonesia. (n.d.). Fenomena awkarin dan generasi swag
kontroversi yang diidolakan. Jakarta, Jakarta, Indonesia. Retrieved from
https://www.bernas.id/19070-fenomena-awkarin-dan-generasi-swag-
kontroversi-yang-diidolakan.html
Hartawan, Y. (2017). Media sosial sebagai media massa dikalangan remaja (studi
etnografi virtual tentang identitas dan presentasi diri remaja Indonesia di
instagram. Jurnal Retorika Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP
UNPAS, 9, 155-174.
Haryanto, A. T. (2017, Agustus 15). Ini jumlah pengguna facebook dan instagram
di Indonesia. Retrieved from https://inet.detik.com/cyberlife/d-
3599839/ini-jumlah-pengguna-facebook-dan-instagram-di-indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Herring, S. C., & Kapidzic, S. (2015). Teens, gender, and self-presentation in
social media. International Encyclopedia of the Social & Behavioral
Siciences, 24, 146-152. doi:dx.doi.org/10.1016/B978-0-08-097086-
8.64108-9
Hoyer, W. J. (2003). Adult development and aging. United States: McGraw-Hill.
Huang, H. Y. (2014). Self-presentation tactics in social media. School of
Journalism and Communication Xiamen University of China.
doi:10.2991/icss-14.2014.76
Jones, E., & Pittman, S. (1982). Toward a general theory of strategic self-
presentation. Psychological Perspectives On The Self, 1, 230-262.
Juditha, C. (2014). Presentasi diri dalam media sosial path. Jurnal Penelitian
Komunikasi dan Pembangunan, 15(1), 17-32.
Kleemans, M., Daalmans, S., Carbaat, I., & Anschutz, D. (2018). Picture perfect:
The direct effect of manipulated instagram photos on body image in
adolescent girls. Media Psychology, 21(1), 93-110.
doi:10.1080/15213269.2016.1257392
Kulsum, M. U. (2018, April 2). Awkarin dan Reza Arap Sosok Kontroversial di
Dunia Maya Yang Kini Dedikasikan Hidupnya Untuk Sesama. Retrieved
from https://intisari.grid.id/read/03958566/awkarin-dan-reza-arap-sosok-
kontroversial-di-dunia-maya-yang-kini-dedikasikan-hidupnya-untuk-
sesama?page=all
Kusumasari, H., & Hidayati, D. S. (2014). Rasa malu dan presentasi diri remaja di
media sosial. Jurnal Psikologi Teori dan Terapan Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang, 4(2), 91-105.
Laila, A. (2016, Juli 21). Kontroversi karin novilda dan 4 hal yang bisa kita
pelajari darinya. Retrieved from
https://www.youthmanual.com/post/sudut-pandang/kontroversi-karin-
novilda-dan-4-hal-yang-bisa-kita-pelajari-darinya
Lee, E., Lee, J. L., Moon, J. H., & Sung, Y. (2015). Pictures speak louder than
words: motivations for using instagram. Cyberpsychology, Behavior, and
Social Networking, 18, 552-556. doi:10.1089/cyber.2015.0157
Lewis, M. A., Neighbors, C. (2005). Self-determination and the use of self-
presentation strategies. The Journal of Social Psychology, 145(4), 469-
489.
Luik, J. E. (2012). Media sosial dan presentasi diri. Jurnal Program Studi Ilmu
Komunikasi Universitas Kristen Petra Surabaya, 1-21.
Mantra, I. B. (2004). FIlsafat penelitian dan metode penelitian sosial.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mappiare, A. (1982). Psikologi remaja. Surabaya: Usaha Nasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Mastsumoto, D. & Juang, L. (2008). Culture & Psychology (fourth edition).
Canada: Wadsworth Cengage Learning.
Megawati, E., & Herdiyanto, Y. K. (2016). Hubungan antara perilaku prososial
dengan psychological well-being pada remaja. Jurnal Fakultas Psikologi
Universitas Udayana, 3(1), 132-141.
Monago, A. M., Graham, M. B., Greenfield, P. M., & Salimkhan, G. (2008). Self-
presentation and gender on myspace. Journal of Appllied Developmental
Psychology, 29(6), 446-458. doi:10.1016/j.appdev.2008.07.001
Mönks, F. J., Knoers, A. M. P., Haditono, S. R. (1987). Psikologi perkembangan:
Pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Nastiti, A. D. S., Purworini, D. (2018). Pembentukan harga diri: Presentasi diri
pelajar SMA di media sosial. Jurnal Fakultas Ilmu Komunikasi dan
Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta, 10(1), 33-47.
Priyatno, D. (2010). Teknik mudah dan cepat melakukan analisis data penelitian
dengan SPSS dan tanya jawab ujian pendadaran. Yogyakarta: Gava
Media.
Putri, E. (2016). Foto Diri, representasi identitas dan masyarakat tontonan di
media sosial instagram. Jurnal Pemikiran Sosiologi Universitas Gadjah
Mada, 3(1). doi:10.22146/jps.v3i1.23528
Rafki, H. (2016, September 28). Tren sosial awkarin seksualitas. Retrieved from
https://www.bbc.com/indonesia/majalah/2016/09/160927_trensosial_awka
rin_seksualitas
Ratnasari, A. (2005). Pengaruh komunikasi antarpribadi bermedia internet
terhadap persahabatan mahasiswa di dunia maya. Jurnal Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 8(1), 165-182.
Rosenfeld, P., Giacalone, R. A., & Tedeschi, J. T. (1983). Cognitive dissonance
vs impression management. The journal of social psychology, 120(2), 203-
211. doi:10.1080/00224545.1983.9713213
Royal Society For Public Health Vision, Voice and Practice. (2017). Social media
and young people's mental health and wellbeing. #StatusOfMind, pp. 1-32.
Retrieved from https://www.rsph.org.uk/our-work/campaigns/status-of-
mind.html
Rozika, L. A., & Ramdhani, N. (2016). Hubungan antara harga diri dan body
image dengan online self presentation pada pengguna instagram. Jurnal
Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, 2(3), 172-183.
Rui, J., & Stefanone, M. A. (2013). Strategic self-presentation online: A cross-
cultural study. Computers in Human Behavior, 29, 110-118.
doi:10.1016/j.chb.2012.07.022
Santrock, J. W. (2007). Remaja. Jakarta : Erlangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Santrock, J. W. (2016). Adolescence, Sixteenth Edition. New York: McGraw Hill
Education.
Schlenker, B. R., & Leary, M. R. (1982). Social anxiety and self-presentation: A
conceptualization and model. Journal American Psychology Association,
92(3), 641-669. doi:10.1037/0033-2909.92.3.641
Schneider, D. J. (1981). Tactical self-presentations: toward a broader conception.
Impression management theory and social psychological research, 23-40.
Simatupang, F. F. (2015). Fenomena selfie (self-potrait) di instagram. Jurnal
Komunikasi FISIP, 2(1), 1-15.
Soesilowindradini. (2005). Psikologi perkembangan masa remaja. Surabaya:
Usaha Nasional.
Stevens, C. K., & Kristof, A. L. (1995). Making the right impression: A field
study of applicant impression management during job interviews. Journal
of Applied Psychology, 80(5), 587-606.
Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan kombinasi (mixed
methods). Bandung: Alfabeta.
Supratiknya, A. (2014). Pengukuran psikologis. Yogyakarta: Sanata Dharma
University Press.
Talani, N. S. (2014). Esensi interaksi visual dalam dunia facebook yang virtual.
Jurnal Komunikasi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Gorontalo, 9(1), 69-84.
Tedeschi, J. T., Riess, M. (1981). Identities, the phenomenal self, and laboratory
research. Impression management tehory and social psychological
research, 3-30.
Tedeschi, J. T., Rosenfeld, P. (1981). Impression management theory and the
forced compliance situation. Impression management theory and social
psychological research, 149-177.
Wahyuningtyas, D. (2017). Konstruksi presentasi diri: Studi pada pria
metroseksual di instansi pemerintahan. Jurnal Program Studi Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas
Maret, 7(1), 51-66.
Yang, C. C., & Brown, B. (2016). Online self-presentation on facebook and self-
development during the college transition. Journal Youth Adolescence
University of Memphis, 45(2), 402-416. doi:10.1007/s10964-015-0385-y
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 1
Self-Presentation Tactics (SPT) Scale
Versi Asli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Appendix
The Self-presentation Tactic Scale
On the following pages you will be asked a number of questions dealing with your
perceptions of yourself. Please read the instructions carefully and try to respond to
all the items as openly and honestly as possible. There are no right or wrong
answers. In responding to the items, please circle the number on the scale which
most closely represents your behavior. How did you act the following statements?
Very infrequently 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Very
frequently
Excuse
39. When I am blamed for something, I make excuses
48. I make up excuses for poor performance.
36. When things go wrong, I explain why I am not responsible.
62. To avoid being blamed, I let others know that I did not intend any harm.
35. I try to convince others that I am not responsible for negative events.
Justification
44. I offer socially acceptable reasons to justify behavior that others might not
like.
64. After a negative action, I try to make others understand that if they had been in
my position they would have done the same thing.
61. I offer good reasons for my behavior no matter how bad it may seem to others.
45. When others view my behavior as negative, I offer explanations so that they
will understand that my behavior was justified. 05. I justify my behavior to reduce negative reactions from others.
Disclaimer
04. I offer explanations before doing something that others might think is wrong.
17. I try to get the approval of others before doing something they might perceive
negatively.
10. When I believe I will not perform well, I offer excuses beforehand.
25. I justify beforehand actions others may not like.
49. I offer an excuse for possibly not performing well before taking a very
difficult test.
Self-handicapping
58. Anxiety interferes with my performances.
53. I do not prepare well enough for exams because I get too involved in social
activities.
57. I put obstacles in the way of my own success.
12. I get sick when under a lot of pressure to do well.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42. Poor health has been responsible for me getting mediocre grades in school.
Apology
13. I apologize when I have done something wrong.
29. I accept blame for bad behavior when it is clearly my fault.
50. I express remorse and guilt when I do something wrong.
18. I try to make up for any harm I've done to others.
03. If I harm someone, I apologize and promise not to do it again.
Ingratiation
52. When I want something, I try to look good.
38. I tell others about my positive qualities.
11. I use flattery to win the favor of others.
63. I compliment people to get them on my side.
09. I express the same attitudes as others so they will accept me.
33. I express opinions that other people will like.
28. I do favors for people in order to get them to like me.
43. I help others so they will help me.
Intimidation
51. I intimidate others.
01. I behave in ways that make other people afraid of me.
59. I do things to make people afraid of me so that they will do what I want.
02. I use my size and strength to influence people when I need to.
32. I threaten others when I think it will help me get what I want from them.
Supplication
08. I ask others to help me.
54. I tell others they are stronger or more competent than me in order to get others
to do things for me.
14. I lead others to believe that I cannot do something in order to get their help.
31. I hesitate and hope others will take responsibility for group tasks. 07. I use my weaknesses to get sympathy from others.
Entitlement
55. I claim credit for doing things I did not do.
40. I point out the positive things I do which other people fail to notice.
23. I tell people about my positive accomplishments.
46. When working on a project with a group I make my contribution seem greater
than it is.
22. When telling someone about past events, I claim more credit for doing
positive things than was warranted by the actual events.
Enhancement
60. When I succeed at a task, I emphasize to others how important the task was.
30. I exaggerate the value of my accomplishments.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
06. I tell people when I do well at tasks others find difficult.
19. In telling others about things that I own, I also tell them of their value.
41. I do correct people who underestimate the value of gifts that I give to them.
Blasting
56. I make negative statements about people belonging to rival groups.
27. I have put others down in order to make myself look better.
34. I say negative things about unpopular groups.
20. I point out the incorrect positions of the opposing political party. 47. I exaggerate the negative qualities of people who compete with me.
Exemplification
24. I try to set an example for others to follow.
15. I try to serve as a model for how a person should behave.
26. I try to get others to act in the same positive way I do.
37. I act in ways I think others should act.
21. I try to induce imitation by others by serving as a positive example.
Control Question
16. Control question, do not answer.
Scoring:
To calculate scores for individual scales sum all items in the scale.
To calculate scores for overall Assertive Self-Presentation (ASPT) sum all items
from Ingratiation, Intimidation, Supplication, Entitlement, Enhancement, Blasting,
and Exemplification scales
To calculate scores for overall Defensive Self-Presentation (DSPT) sum all items
from Excuse, Justification, Disclaimer, Self-handicapping, and Apology
To calculate scores for overall Self-Presentation (SPT) sum all items.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 2
Hasil Metode
Back-Translation Self-Presentation Tactics
(SPT) Scale
(Versi Indonesia)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Apendiks Skala Taktik Self-presentation
Pada halaman berikut, anda akan diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan
mengenai persepsi diri. Bacalah instruksi dengan saksama dan usahakan untuk
menjawab semua pertanyaan dengan terbuka dan jujur. Tidak ada jawaban yang
benar atau salah. Untuk menjawab pertanyaan, lingkari nomor pada skala yang
paling mewakili perilaku anda. Bagaimana anda menyikapi pernyataan berikut?
Sangat jarang 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sangat Sering
Excuse
39. Saat saya disalahkan atas sesuatu, saya membuat alasan.
48. Saya membuat alasan atas kinerja yang buruk.
36. Saat ada kesalahan, saya menjelaskan bahwa saya tidak bertanggungjawab.
62. Agar tidak disalahkan, saya memberitahu orang lain bahwa saya tidak
bermaksud jahat.
35. Saya berusaha meyakinkan orang lain bahwa saya tidak bertanggung jawab
atas peristiwa buruk.
Justification
44. Saya memberikan alasan yang dapat diterima secara sosial untuk
membenarkan perilaku yang mungkin tidak disukai orang lain.
64. Setelah melakukan tindakan buruk, saya mencoba membuat orang lain
mengerti bahwa jika mereka berada di posisi saya, mereka akan melakukan hal
yang sama.
61. Saya memberikan alasan-alasan yang baik atas tingkah laku saya, tidak peduli
seberapa buruk tampaknya bagi orang lain.
45. Ketika orang lain melihat perilaku saya sebagai sesuatu yang negatif, saya
memberikan penjelasan sehingga mereka akan mengerti bahwa perilaku saya itu
benar.
5. Saya mencari pembenaran atas perilaku saya untuk mengurangi reaksi negatif
dari orang lain.
Disclaimer
4. Saya memberi penjelasan sebelum melakukan sesuatu yang mungkin akan
dianggap salah oleh orang lain.
17. Saya berusaha mendapatkan persetujuan orang lain sebelum melakukan
sesuatu yang mungkin akan mereka pandang negatif.
10. Saat saya yakin saya tidak akan melakukan sesuatu dengan baik, saya akan
memberikan alasan sebelum saya melakukannya.
25. Saya terlebih dahulu membuat pembenaran atas tindakan yang mungkin tidak
akan disukai oleh orang lain.
49. Sebelum mengikuti ujian yang sangat sulit, saya memberikan alasan untuk
kemungkinan tidak mengerjakannya dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Self-handicapping
58. Kecemasan mengganggu kinerja saya.
53. Saya tidak mempersiapkan diri untuk ujian dengan cukup baik karena saya
terlalu banyak terlibat dalam kegiatan. sosial
57. Saya menempatkan hambatan di jalan kesuksesan saya sendiri.
12. Saya jatuh sakit saat berada di bawah banyak tekanan untuk melakukan
sesuatu dengan baik.
42. Kesehatan yang buruk menyebabkan saya mendapatkan nilai yang biasa-biasa
saja di sekolah.
Apology
13. Saya meminta maaf ketika saya melakukan kesalahan.
29. Saya menerima disalahkan atas perilaku buruk ketika itu jelas kesalahan saya.
50. Saya mengekspresikan penyesalan dan rasa bersalah ketika saya melakukan
kesalahan.
18. Saya berusaha menebus kesalahan yang telah saya lakukan kepada orang lain.
3. Jika saya menyakiti orang lain, saya meminta maaf dan berjanji untuk tidak
mengulanginya lagi.
Ingratiation
52. Ketika saya menginginkan sesuatu, saya berusaha terlihat baik.
38. Saya menceritakan tentang kualitas baik diri saya kepada orang lain.
11. Saya menggunakan sanjungan untuk memenangkan hati orang lain.
63. Saya memuji orang lain supaya mereka berpihak pada saya.
9. Saya menyatakan sikap yang sama seperti orang lain agar mereka menerima
saya.
33. Saya menyatakan pendapat yang akan disukai orang lain.
28. Saya melakukan kebaikan bagi orang-orang agar mereka menyukai saya.
43. Saya membantu orang lain agar mereka membantu saya nanti.
Intimidation
51. Saya mengintimidasi orang lain.
1. Saya berperilaku dengan cara yang membuat orang lain takut pada saya.
59. Saya melakukan hal-hal yang membuat orang takut kepada saya sehingga
mereka akan melakukan apa yang saya inginkan.
2. Saya menggunakan kapasitas dan kekuatan saya untuk memengaruhi orang lain
ketika saya membutuhkannya.
32. Saya mengancam orang lain ketika saya pikir itu akan membantu saya untuk
mendapatkan apa yang saya inginkan dari mereka.
Supplication
8. Saya meminta orang lain untuk membantu saya.
54. Saya mengatakan kepada orang lain bahwa mereka lebih kuat atau lebih
kompeten daripada saya supaya mereka melakukan sesuatu untuk saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14. Saya membuat orang lain percaya bahwa saya tidak bisa melakukan sesuatu
agar saya mendapatkan bantuan mereka.
31. Saya ragu-ragu dan berharap orang lain akan mengambil tanggung jawab
untuk tugas kelompok.
7. Saya menggunakan kelemahan saya untuk mendapat simpati dari orang lain
Entitlement
55. Saya mengklaim pujian atas hal-hal yang tidak saya lakukan.
40. Saya menunjukkan hal-hal positif yang saya lakukan yang tidak diperhatikan
oleh orang lain.
23. Saya memberi tahu orang-orang tentang prestasi saya.
46. Ketika mengerjakan suatu proyek dengan grup, saya membuat kontribusi saya
tampak lebih besar daripada yang sebenarnya.
22. Ketika bercerita kepada seseorang tentang peristiwa di masa lalu, saya
mengaku melakukan lebih banyak hal baik daripada yang sebenarnya
Enhancement
60. Ketika saya berhasil dalam suatu tugas, saya menekankan kepada orang lain
betapa pentingnya tugas itu.
30. Saya melebih-lebihkan nilai pencapaian saya.
6. Saya memberi tahu orang-orang ketika saya melaksanakan dengan baik tugas
tugas yang dinilai sulit bagi orang lain.
19. Dalam menceritakan kepada orang lain tentang benda-benda yang saya miliki,
saya juga memberi tahu nilai dari benda-benda tersebut.
41. Saya mengkoreksi orang yang menaksir terlalu rendah nilai dari hadiah yang
saya berikan kepada mereka.
Blasting
56. Saya membuat pernyataan negatif tentang orang-orang yang termasuk dalam
kelompok lawan.
27. Saya merendahkan orang lain supaya diri saya terlihat lebih baik.
34. Saya mengatakan hal-hal negatif tentang kelompok yang tidak populer.
20. Saya menunjukkan posisi yang salah dari partai politik yang berlawanan.
47. Saya melebih-lebihkan kualitas buruk dari orang-orang yang bersaing dengan
saya.
Exemplification
24. Saya mencoba memberi contoh untuk diikuti orang lain.
15. Saya mencoba menjadi teladan tentang bagaimana seharusnya seseorang
bersikap.
26. Saya mencoba membuat orang lain bertindak dengan cara yang sama seperti
yang saya lakukan.
37. Saya bertindak sebagaimana orang lain seharusnya bertindak menurut saya.
21. Saya mencoba memengaruhi orang lain untuk meniru saya dengan cara
menjadi contoh yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pertanyaan Kontrol. Tidak perlu dijawab.
Penilaian:
Untuk menghitung skor untuk skala individu, jumlahkan semua item dalam skala.
Untuk menghitung skor keseluruhan Assertive Self Presentation (ASPT),
jumlahkan semua item dari skala Ingratiation, Intimidation, Supplication,
Entitlement, Enhancement, Blasting, dan Exemplification.
Untuk menghitung skor untuk keseluruhan Defensive Self-Presentation (DSPT),
jumlahkan semua item dari Excuse, Justification, Disclaimer, Self-handicapping,
dan Apology.
Untuk menghitung skor keseluruhan Self-Presentation (SPT), jumlahkan semua
item.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 3
Hasil Metode
Back-Translation Self-Presentation Tactics
(SPT) Scale
(Versi Bahasa Inggris)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Appendix
Scale of Self-presentation Tactics
On this page, you will be asked to answer some questions about self-
perception. Read the instructions carefully and try to answer all the questions
fairly and honestly. There are no correct and wrong answer. To answer the
question, please circle the number on the scale that best represents your
behaviour. How do you respond to the following statement?
Very infrequently 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Very Often
Excuse
39. When I am blamed for something, I make an excuse.
48. I make an excuse for poor performance.
36. When there is a mistake, I explain that I am not responsible.
62. In order not to be blamed, I tell others that I do not mean it in a bad way.
35. I try to convince others that I am not responsible for bad events.
Justification
44. I give socially acceptable reasons to justify my behavior that may not be
liked by others.
64. After doing bad things, I try to make other people understand that if they
are in my position, they will do the same.
61. I give good reasons for my behavior, no matter how bad it seems to
others.
45. When other people see my behavior as something negative, I give it
explanation so they will understand that my behavior is correct.
5. I seek justification for my behavior to reduce negative reactions from
others.
Disclaimer
4. I give an explanation before doing something that might be considered
wrong by other people.
17. I try to get the approval from others before doing something that will
make others considered it as negative way.
10. When I'm sure that I won't do something well, I will give reason before I
do it.
25. I make justification first for actions that might not be liked by other
people.
49. Before taking a very difficult exam, I gave a reason for the possibility of
not doing it well.
Self-handicapping
58. Anxiety interferes my performance.
53. I do not prepare myself for the exam well enough because I am too
involved in social activities
57. I put barrier on the path for my own success.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12. I get sick when under a lot of pressure to do something well.
42. Poor health caused me to get average grades in school
Apology
13. I apologized when I make a mistake.
29. I receive getting blamed for bad behavior when it is clearly my fault.
50. I expressed regret and guilt when I make a mistake.
18. I try to make amends for what I have done for others.
3. If I hurt someone else, I apologize and promise not to repeat it again.
Ingratiation
52. When I want something, I try to look good.
38. I tell about my good qualities to others.
11. I praise others to win their hearts.
63. I praise other people so they will be on my side.
9. I expressed the same attitude as other people so that they accepted me.
33. I express opinions that others will like.
28. I do good things for people, so they will like me.
43. I help others so they can help me later.
Intimidation
51. I intimidated others
1. I behave in ways that make others afraid of me.
59. I do things that make people afraid of me so they will do what I want.
2. I use my capacity and strength to influence others when I am need it.
32. I threaten other people when I think it would help me get what I want
from them.
Supplication
8. I asked others to help me.
54. I tell others that they are stronger or more competent than me so they
will do something for me.
14. I make other people believe that I can't do something well to get their
help.
31. I am hesitant and hope other people would take responsibility for group
tasks.
7. I use my weakness to get sympathy from others
Entitlement
55. I claim praise for things that I did not do.
40. I show positive things that I do which are not noticed by others.
23. I tell people about my achievements.
46. When working on a project with a group, I make my contribution appear
bigger than it really is.
22. When I tell someone about an event in the past, I claim to do more many
good things than they really are.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Enhancement
60. When I succeed in a task, I emphasize to others how important the task
is.
30. I overestimate the value of my achievements.
6. I tell people when I do the task properly that are considered difficult for
others.
19. In telling others about the things that I have, I also tell the value of those
things.
41. I am correcting the person who underestimates the value of the gift that I
gave them.
Blasting
56. I make negative statements about people belonging to the opposite
group.
27. I demean other people so that I look better.
34. I tell negative things about unpopular groups.
20. I show the wrong position of the opposite political party.
47. I overestimate the poor quality of people who compete with me.
Exemplification
24. I try to give an example for others to follow.
15. I try to be an example of how someone should behave.
26. I try to make other people behave the same way as I do.
37. I behave like what other people should behave according to my opinion.
21. I try to influence others to imitate me by being a good example.
Control Question.
16. Control Question. No need to answer.
Scoring :
To calculate scores for individual scales, add all items to the scale.
To calculate the overall score of Assertive Self Presentation (ASPT), add all items
from the scale of Ingratiation, Intimidation, Supplication, Entitlement,
Enhancement, Blasting, and Exemplification.
To calculate the score for all Defensive Self-Presentation (DSPT), add all items
from Excuse, Justification, Disclaimer, Self-handicapping, and Apology.
To calculate the overall Self-Presentation (SPT) score, add up all items.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 4
Skala Tryout
(Mengacu Pada SPT)
SKALA TRYOUT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sebagai bagian dalam Penyusunan Skripsi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh:
Ni Nyoman Trisna Umeda
149114201
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2019
Yogyakarta, 22 Mei 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kepada saudara-saudari yang berpartisipasi dalam pengisian skala penelitian ini,
perkenalkan saya :
Nama : Ni Nyoman Trisna Umeda
Alamat : Jalan Jenengan Raya No. 110 Maguwoharjo, Depok, Sleman
Kontak : 085738010893 ([email protected])
Institusi : Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Memohon bantuan kepada saudara-saudari sekalian untuk membantu saya
mengisi skala penelitian ini guna menyelesaikan tugas akhir saya sebagai seorang
mahasiswa. Skala ini tersusun dalam beberapa pernyataan dan saudara-saudari
diminta untuk memberikan tanggapan pada pernyataan-pernyataan tersebut.
semua tanggapan yang saudara-saudari berikan tidak ada yang salah dan peneliti
menjamin kerahasiaannya. Oleh sebab itu, saya mengharapkan agar tanggapan
yang diberikan sesuai dengan diri saudara-saudari yang sesungguhnya.
Atas waktu dan kesediaannya, saya mengucapkan terimakasih.
Hormat saya,
Ni Nyoman Trisna Umeda
IDENTITAS DIRI RESPONDEN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Usia : ............ tahun
Suku bangsa :
Jenis kelamin : □ Laki-laki □ Perempuan
Pendidikan : □ SMP □ SMA □ Diploma/Sarjana
PETUNJUK PENGISIAN SKALA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Responden diminta untuk membaca setiap pertanyaan dengan seksama
2. Tentukan pilihan jawaban yang sungguh-sungguh menggambarkan diri Anda yang
sebenarnya dengan memberikan tanda centang ( ) pada pilihan jawaban yang meliputi:
SS : SANGAT SETUJU
S : SETUJU
TS : TIDAK SETUJU
STS : SANGAT TIDAK SETUJU
3. Pada setiap pertanyaan hanya dapat memilih satu jawaban saja. Tidak ada jawaban yang
salah, semua jawaban adalah benar. Hasil dari skala ini tidak akan mempengaruhi nilai
atau apapun yang terkait dengan diri Anda. Kerahasiaan data dijamin dan hanya dapat
diakses oleh peneliti.
4. Contoh pengisian :
Pernyataan STS TS S STS
Saya senang mendengarkan musik
melalui platform musik online
Apabila Anda ingin mengganti jawaban, gantilah seperti ini :
Pernyataan STS TS S STS
Saya senang mendengarkan musik
melalui platform musik online
- Selamat Mengerjakan -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No. Pernyataan STS TS S SS
1. Saya berusaha terlihat menyenangkan
dan menarik di Instagram untuk
memperoleh banyak likes dan
followers
2. Saya berkomentar dan mengkritik
postingan orang lain di Instagram
3. Saya mengunggah keberhasilan saya di
Instagram sehingga orang lain
mengetahui pentingnya tugas tersebut
bagi saya
4. Saya mengunggah foto atau video
tentang hal positif mengenai diri saya
di Instagram
5. Saya mengunggah konten untuk
memberi contoh di Instagram agar
orang lain mengikuti saya
6. Saya menggunakan Instagram untuk
mendapatkan bantuan dari orang lain
7. Saya menyanjung postingan orang lain
di Instagram agar orang lain menyukai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
saya
8. Saya memberikan komentar negatif di
Instagram agar orang lain takut pada
saya
9. Saya menuliskan pentingnya
pencapaian yang telah saya raih di
postingan atau story Instagram
10. Saya mencoba menjadi contoh
bagaimana seseorang harus bersikap di
11. Saya berkomentar mengenai kehebatan
orang lain di Instagram agar mereka
membantu saya
12. Saya memuji postingan orang lain di
Instagram agar mereka berpihak pada
saya
13. Saya mengkritik postingan atau
komentar orang lain di Instagram agar
mereka melakukan hal yang saya
inginkan
14. Saya memberi tahu orang lain di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Instagram ketika saya berhasil
menyelesaikan pekerjaan yang
menurut orang lain sulit
15. Saya menyatakan sikap yang sama
dengan orang lain di Instagram
sehingga mereka akan menerima saya
16. Saya mencoba membuat orang lain
bertindak secara positif di Instagram
seperti yang telah saya lakukan
17. Saya menunjukkan postingan kondisi
diri yang sedang galau/kesusahan
supaya orang lain mengerti kondisi
saya dan kemudian menolong saya
18. Saya menyatakan pendapat yang akan
disukai orang lain di Instagram
19. Saya menggunakan followers dan likes
untuk memengaruhi orang lain di
Instagram ketika dibutuhkan
20. Saya menampilkan hal-hal yang amat
berharga di akun Instagram
21. Saya turut menyebarluaskan informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
atau postingan yang diminta orang lain
di Instagram agar mereka menyukai
saya
22. Saya mengunggah konten seperti apa
yang diharapkan orang lain di
23. Saya menunjukkan keraguan dan
kesulitan yang saya hadapi di
Instagram agar anggota yang lain
mengambil alih tanggung jawab saya
dalam tugas kelompok
24. Saya membantu menyebarkan
postingan orang lain di Instagram agar
mereka membantu saya di kemudian
hari
25. Saya mendesak orang lain di Instagram
untuk membantu mendapatkan apa
yang saya inginkan
26. Saya menjelaskan pada orang lain di
Instagram yang meremehkan komentar
dan likes yang saya berikan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mereka
27. Saya mencoba mempengaruhi orang
lain untuk meniru saya dengan cara
menjadi contoh yang baik di Instagram
28. Saya mengunggah kekurangan saya di
Instagram untuk mendapatkan simpati
dari orang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TERIMAKASIH
Peneliti mengucapkan terimakasih atas kontribusi Anda dalam
membantu peneliti menyelesaikan penyusunan skripsi, maupun memperluas
pengetahuan psikologi. Peneliti tidak dapat memberikan imbalan apapun,
namun peneliti percaya bahwa saat kita dengan sukarela dan ikhlas
membantu orang lain, niscaya bantuan juga akan datang pada saat kita
membutuhkan nantinya. Sekali lagi, peneliti mengucapkan terimakasih atas
bantuan yang telah Anda berikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 5
Reliabilitas Skala Presentasi Diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.1.Reliabilitas Jenis Presentasi Diri Ingratiation pada Skala Presentasi
Diri
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,812 8
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Item_1 17,78 11,563 ,486 ,801
Item_4 17,32 13,528 ,388 ,808
Item_7 18,20 11,510 ,637 ,774
Item_12 18,10 10,622 ,770 ,751
Item_15 18,06 12,466 ,536 ,790
Item_18 17,86 12,368 ,553 ,788
Item_21 17,96 12,366 ,548 ,789
Item_24 17,80 12,653 ,357 ,818
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.2. Reliabilitas Jenis Presentasi Diri Intimidation pada Skala Presentasi
Diri
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,654 4
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Item_2 5,54 2,131 ,485 ,550
Item_8 6,56 2,537 ,411 ,603
Item_13 5,96 2,570 ,408 ,605
Item_19 5,76 2,227 ,442 ,582
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.3.Reliabilitas Jenis Presentasi Diri Self-Promotion pada Skala
Presentasi Diri
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,589 5
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Item_3 9,32 3,365 ,330 ,542
Item_9 9,56 3,435 ,347 ,535
Item_14 9,54 3,070 ,415 ,494
Item_20 9,54 2,947 ,440 ,477
Item_25 9,96 3,672 ,203 ,607
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.4.Reliabilitas Jenis Presentasi Diri Exemplification pada Skala
Presentasi Diri
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,832 5
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Item_5 9,80 5,020 ,668 ,787
Item_10 9,72 5,226 ,594 ,808
Item_16 9,60 4,898 ,667 ,787
Item_22 9,92 5,218 ,653 ,793
Item_26 10,08 5,096 ,576 ,814
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.5.Reliabilitas Jenis Presentasi Diri Supplication pada Skala Presentasi
Diri
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,572 4
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Item_6 6,34 3,045 ,339 ,512
Item_11 6,50 2,786 ,478 ,403
Item_17 6,62 3,098 ,234 ,603
Item_23 7,00 2,898 ,389 ,472
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 6
Skala Presentasi Diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKALA PENELITIAN
(online)
Perkenalkan saya Ni Nyoman Trisna Umeda. Saya memohon bantuan kepada
saudara-saudari untuk membantu mengisi skala penelitian ini guna menyelesaikan
tugas akhir di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Tanggapan yang diberikan tidak memiliki nilai benar ataupun salah. Selain itu,
peneliti bersedia untuk menjaga kerahasiaan dari data yang diberikan. Adapun
kriteria yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah :
1. Laki-laki atau perempuan
2. Berusia 18-22 tahun
3. Memiliki akun Instagram
Apabila ada hal yang ingin ditanyakan terkait dengan skala penelitian yang saya
buat, silahkan hubungi saya melalui [email protected]. Atas perhatiannya
saya ucapkan terimakasih.
BAGIAN IDENTITAS
1. Jenis Kelamin
o Laki-laki
o Perempuan
2. Usia
o 18 tahun
o 19 tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
o 20 tahun
o 21 tahun
o 22 tahun
SKALA BAGIAN 1
Petunjuk Pengerjaan
Skala ini terdiri dari beberapa pertanyaan mengenai penggunaan anda terhadap
Instagram.
Silahkan membaca dengan seksama dan berikan jawaban dengan pilihan yang
telah disediakan dan yang paling sesuai dengan pengalaman yang pernah anda
alami.
Jawaban yang diberikan tidak bernilai benar ataupun salah. Hasil dari skala ini
tidak akan mempengaruhi nilai ataupun berkaitan dengan diri anda. Kerahasiaan
data akan dijamin dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.
Dalam pengerjaan skala penelitian terdapat empat pilihan jawaban, yaitu:
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No. Pernyataan STS TS S SS
1. Saya berusaha terlihat menyenangkan
dan menarik di Instagram untuk
memperoleh banyak likes dan
followers
2. Saya berkomentar dan mengkritik
postingan orang lain di Instagram
3. Saya mengunggah keberhasilan saya di
Instagram sehingga orang lain
mengetahui pentingnya tugas tersebut
bagi saya
4. Saya mengunggah foto atau video
tentang hal positif mengenai diri saya
di Instagram
5. Saya mengunggah konten untuk
memberi contoh di Instagram agar
orang lain mengikuti saya
6. Saya menggunakan Instagram untuk
mendapatkan bantuan dari orang lain
7. Saya menyanjung postingan orang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
di Instagram agar orang lain menyukai
saya
8. Saya memberikan komentar negatif di
Instagram agar orang lain takut pada
saya
9. Saya menuliskan pentingnya
pencapaian yang telah saya raih di
postingan atau story Instagram
10. Saya mencoba menjadi contoh
bagaimana seseorang harus bersikap di
11. Saya berkomentar mengenai kehebatan
orang lain di Instagram agar mereka
membantu saya
12. Saya memuji postingan orang lain di
Instagram agar mereka berpihak pada
saya
13. Saya mengkritik postingan atau
komentar orang lain di Instagram agar
mereka melakukan hal yang saya
inginkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14. Saya memberi tahu orang lain di
Instagram ketika saya berhasil
menyelesaikan pekerjaan yang
menurut orang lain sulit
15. Saya menyatakan sikap yang sama
dengan orang lain di Instagram
sehingga mereka akan menerima saya
16. Saya mencoba membuat orang lain
bertindak secara positif di Instagram
seperti yang telah saya lakukan
17. Saya menunjukkan postingan kondisi
diri yang sedang galau/kesusahan
supaya orang lain mengerti kondisi
saya dan kemudian menolong saya
18. Saya menyatakan pendapat yang akan
disukai orang lain di Instagram
19. Saya menggunakan followers dan likes
untuk memengaruhi orang lain di
Instagram ketika dibutuhkan
20. Saya menampilkan hal-hal yang amat
berharga di akun Instagram
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21. Saya turut menyebarluaskan informasi
atau postingan yang diminta orang lain
di Instagram agar mereka menyukai
saya
22. Saya mengunggah konten seperti apa
yang diharapkan orang lain di
23. Saya menunjukkan keraguan dan
kesulitan yang saya hadapi di
Instagram agar anggota yang lain
mengambil alih tanggung jawab saya
dalam tugas kelompok
24. Saya membantu menyebarkan
postingan orang lain di Instagram agar
mereka membantu saya di kemudian
hari
25. Saya menjelaskan pada orang lain di
Instagram yang meremehkan komentar
dan likes yang saya berikan untuk
mereka
26. Saya mencoba mempengaruhi orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lain untuk meniru saya dengan cara
menjadi contoh yang baik di Instagram
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 7
HASIL UJI NORMALITAS
Hasil Uji Normalitas
Tests of Normality
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Ingratiation ,100 611 ,000 ,981 611 ,000
Intimidation ,150 611 ,000 ,960 611 ,000
Self_Promotion ,100 611 ,000 ,977 611 ,000
Exemplification ,086 611 ,000 ,981 611 ,000
Supplication ,125 611 ,000 ,969 611 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 8
Surat Ijin SPT
Hasil Uji Beda Strategi Presentasi Diri dan Jenis Kelamin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Intimidation
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square ,240a 1 ,624
Continuity Correctionb ,112 1 ,738
Likelihood Ratio ,240 1 ,624
Fisher's Exact Test ,645 ,370
Linear-by-Linear Association ,239 1 ,625
N of Valid Cases 611
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 21,58.
b. Computed only for a 2x2 table
Ingratiation
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Pearson Chi-Square 2,866a 2 ,239
Likelihood Ratio 2,869 2 ,238
Linear-by-Linear Association ,212 1 ,646
N of Valid Cases 611
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 23,02.
Self-Promotion
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Pearson Chi-Square ,283a 2 ,868
Likelihood Ratio ,283 2 ,868
Linear-by-Linear Association ,258 1 ,612
N of Valid Cases 611
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 27,33.
Exemplification
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Pearson Chi-Square 5,981a 2 ,050
Likelihood Ratio 5,994 2 ,050
Linear-by-Linear Association 3,234 1 ,072
N of Valid Cases 611
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 29,25.
Supplication
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Pearson Chi-Square 8,702a 2 ,013
Likelihood Ratio 9,034 2 ,011
Linear-by-Linear Association 4,118 1 ,042
N of Valid Cases 611
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 11,99.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 9
Surat Keterangan Translator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Trisna Umeda <[email protected]>
dari: Trisna Umeda <[email protected]>
kepada: [email protected]
tanggal: 8 Nov 2018 16.02
subjek: Permission request Development of Self-Presentation Tactics Scales
dikirim oleh:
gmail.com
Good afternoon, I will introduce myself first. My name is Ni Nyoman Trisna Umeda. At this time I am a final year student faculty of Psychology Sanata Dharma University of Yogyakarta. This semester, I'm working on a thesis as a graduation requirement for a psychology undergraduate study program.My thesis raised the topic of self presentation to teenagers using Instagram users. Along with this e-mail, I request permission to use the Development of a self-presentation tactics scale to support the research that I am currently conducting. Thankyou for your attention. Best Regard, Ni Nyoman Trisna Umeda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Quigley, Brian <[email protected]>
12 Nov 2018 22.22
ke saya, [email protected]
Inggris
Indonesia Terjemahkan pesan
Nonaktifkan untuk: Inggris
Yes you have permission to use the measure. If you publish any papers in which
you report results from it please send me any reprints.
I’m attaching the original article and a copy of the measure. Good luck with your
research.
BMQ
_________________________________________ Brian M. Quigley, Ph.D. Division of Behavioral Medicine Department of Medicine Jacobs School of Medicine & Biomedical Sciences University at Buffalo The State University of New York [email protected] 716-898-5205 2 Lampiran
Pratinjau lampiran Lee et al 1999.pdf
Lee et al 1999.pdf
Pratinjau lampiran SPTITEMS.pdf
SPTITEMS.pdf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tanjungpandan, 26 April 2019
Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Jessicca Jaquelyn Bilung
Jabatan : Freelance Translator
Institusi : -
Menerangkan bahwa dokumen/kuesioner berikut ini :
1. Skala Self-Presentation Tactics (SPT)
Sumber :
a. Judul Jurnal : Development of a Self-Presentation Tactics Scale
b. Penulis : Suk-Jae Lee, Brian M. Quigley, Mitchell S.
Nesler, Amy B.
Corbett, James T. Tedeschi
c. Tahun Terbit : 1999
d. Nama Jurnal : Personality and Individual Differences
Dengan jumlah item total sebanyak 63 (enam puluh tiga) buah atas nama Ni
Nyoman Trisna Umeda (149114201) mahasiswa S1 Psikologi Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, telah diterjemahkan.
Demikian surat keterangan ini dibuat agar dapat dipergunakan sesuai
peruntukannya.
Hormat Saya,
(Jessicca Jaquelyn Bilung, S.S.)
Gianyar, 27 April 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Ni Luh Yunita Putri
Jabatan : Freelance Translator
Institusi : -
Menerangkan bahwa dokumen/kuesioner berikut ini :
1. Skala Self-Presentation Tactics (SPT)
Sumber :
a. Judul Jurnal : Development of a Self-Presentation Tactics Scale
b. Penulis : Suk-Jae Lee, Brian M. Quigley, Mitchell S.
Nesler, Amy B.
Corbett, James T. Tedeschi
c. Tahun Terbit : 1999
d. Nama Jurnal : Personality and Individual Differences
Dengan jumlah item total sebanyak 63 (enam puluh tiga) buah atas nama Ni
Nyoman Trisna Umeda (149114201) mahasiswa S1 Psikologi Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, telah diterjemahkan.
Demikian surat keterangan ini dibuat agar dapat dipergunakan sesuai
peruntukannya.
Hormat Saya,
(Ni Luh Yunita Putri)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI