12
STUDI EVALUASI DAN PERENCANAAN SISTEM DRAINASE KECAMATAN KANIGORO, KABUPATEN BLITAR Evelin O. Dalentang 1 , M. Janu Ismoyo 2 , Suhardjono 2 1) Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Teknik Pengairan Universitas Brawijaya 2) Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Teknik Pengairan Universitas Brawijaya-Malang, Jawa Timur, Indonesia Jl. Mayjend Haryono No. 167 Malang (0341) 65145 Email: [email protected] ABSTRAK Kecamatan Kanigoro adalah ibu kota Kabupaten Blitar yang baru. Sebagai wilayah kota yang baru kecamatan Kanigoro memerlukan infrastrukur kota yang mendukung, salah satunya adalah sistem drainase. Sistem drainase adalah serangkaian bangunan air yang berfungsi mengurangi atau membuang kelebihan air dari suatu lahan. Dengan demikian kawasan atau lahan tidak terganggu dan dapat berfungsi secara optimal. Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi sistem drainase dan merencanakan sistem drainase yang mampu menampung debit drainase dengan kala ulang lima (5) tahun. Berdasarkan hasil survei dan perhitungan kapasitas saluran eksisting terhadap debit rancangan, pada beberapa zona tidak terdapat saluran, serta kapasitas saluran eksisiting tidak mencukupi. Dalam perencanaannya dapat dibuat saluran drainase dengan dimensi yang mencukupi dan dapat dikombinasikan sumur resapan. Kata kunci: sistem drainase, debit rancangan ABSTRACT Kanigoro subdistrict is the new capital of Blitar regency. As a new capital, Kanigoro subdistrict needs infrastructures to support it, one of the infrastructure is drainage system. Drainage system is connected buildings that aim to reduce or remove excess water in an area, so the function of the area/land is not disturbed and function optimally. This study aims to evaluate and to design the drainage system with design drainage discharge in five (5) years returned periode. Based on survey and the calculation show that in some zones there are no drainage channel and most of the existing channel are unable to accomadate the design discharge. The planning of drainage system are make new channel dimension that can accomadate the design discharge and combine with infiltration wells. Keywords: drainage system, design disharge

STUDI EVALUASI DAN PERENCANAAN SISTEM DRAINASE

  • Upload
    donhi

  • View
    266

  • Download
    11

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STUDI EVALUASI DAN PERENCANAAN SISTEM DRAINASE

STUDI EVALUASI DAN PERENCANAAN SISTEM DRAINASE

KECAMATAN KANIGORO, KABUPATEN BLITAR

Evelin O. Dalentang1, M. Janu Ismoyo

2, Suhardjono

2

1)Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Teknik Pengairan Universitas Brawijaya

2)Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Teknik Pengairan Universitas Brawijaya-Malang, Jawa Timur, Indonesia

Jl. Mayjend Haryono No. 167 Malang (0341) 65145

Email: [email protected]

ABSTRAK

Kecamatan Kanigoro adalah ibu kota Kabupaten Blitar yang baru. Sebagai wilayah

kota yang baru kecamatan Kanigoro memerlukan infrastrukur kota yang mendukung, salah

satunya adalah sistem drainase. Sistem drainase adalah serangkaian bangunan air yang

berfungsi mengurangi atau membuang kelebihan air dari suatu lahan. Dengan demikian

kawasan atau lahan tidak terganggu dan dapat berfungsi secara optimal.

Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi sistem drainase dan merencanakan sistem

drainase yang mampu menampung debit drainase dengan kala ulang lima (5) tahun.

Berdasarkan hasil survei dan perhitungan kapasitas saluran eksisting terhadap debit

rancangan, pada beberapa zona tidak terdapat saluran, serta kapasitas saluran eksisiting

tidak mencukupi. Dalam perencanaannya dapat dibuat saluran drainase dengan dimensi

yang mencukupi dan dapat dikombinasikan sumur resapan.

Kata kunci: sistem drainase, debit rancangan

ABSTRACT

Kanigoro subdistrict is the new capital of Blitar regency. As a new capital, Kanigoro

subdistrict needs infrastructures to support it, one of the infrastructure is drainage system.

Drainage system is connected buildings that aim to reduce or remove excess water in an

area, so the function of the area/land is not disturbed and function optimally.

This study aims to evaluate and to design the drainage system with design drainage

discharge in five (5) years returned periode. Based on survey and the calculation show

that in some zones there are no drainage channel and most of the existing channel are

unable to accomadate the design discharge. The planning of drainage system are make

new channel dimension that can accomadate the design discharge and combine with

infiltration wells.

Keywords: drainage system, design disharge

Page 2: STUDI EVALUASI DAN PERENCANAAN SISTEM DRAINASE

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kecamatan Kanigoro adalah sebuah

kecamatan di Kabupaten Blitar.

Berdasarkan peraturan pemerintah,

Kecamatan Kanigoro adalah wilayah Kota

Blitar yang baru1). Sebagai wilayah kota

yang baru, kecamatan ini memerlukan

infrastrukur kota yang mendukung, salah

satunya adalah sistem drainase.

Kecamatan Kanigoro memiliki

kepadatan penduduk 1347 jiwa/km2.

Angka tersebut menunjukan bahwa

kecamatan ini padat penduduk. Kepadatan

penduduk mengakibatkan beberapa

masalah, salah satunya adalah perubahan

tata guna lahan. Lahan terbuka beralih

fungsi menjadi area tertutup, sekaligus

mengurangi ruang terbuka hijau.

Perubahan tata guna lahan akan

memberikan dampak respon hidrologi yang

berbeda dari sebelumnya. Selanjutnya

perubahan ini akan berpengaruh pada

sarana-prasarana hidrologi. Salah satu

sarana-prasarana hidrologi adalah sistem

drainase. Dengan alasan tersebut maka

studi ini bertujuan untuk mengevaluasi

sistem drainase dan merencanakan sistem

drainase yang mampu menampung debit

drainase.

Identifikasi Masalah

Materi pembahasan yang menjadi

masalah umum dalam studi ini adalah

sebagai berikut:

1. Belum dibangunnya saluran drainase di

beberapa ruas jalan di daerah studi.

2. Adanya sampah dan rumput-rumputan

pada saluran sehingga mengurangi

kapasitas saluran.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian identifikasi masalah,

maka masalah yang dirumuskan dari Studi

evaluasi dan Perencanaan Sistem Drainase

Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar

adalah sebagai berikut:

1. Berapa besar limpasan permukaan lahan

di Kecamatan Kanigoro?

2. Bagaimana kapasitas saluran drainase

eksisting Kecamatan Kanigoro?

3. Bagaimana perencanaan sistem drainase

agar mampu menampung beban debit

drainase di Kecamatan Kanigoro?

Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah, maka

tujuan dari studi ini adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi besarnya limpasan

permukaan lahan di Kecamatan

Kanigoro.

2. Mengevaluasi kapasitas saluran drainase

eksisting Kecamatan Kanigoro.

3. Merencanakan sistem drainase agar

mampu menampung beban debit

drainase di Kecamatan Kanigoro.

TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Curah Hujan Daerah

Curah hujan yang diperlukan untuk

penyusunan suatu rancangan pemanfaaatan

air dan rancangan pengendalian banjir

adalah hujan rata-rata diseluruh daerah

yang bersangkutan, bukan curah hujan pada

satu titik tertentu.

Perhitungan hujan rerata daerah dalam

studi ini menggunakan metode Polygon

Thiessen dimana luasan Polygon dan

koefisien Thiessen yang dilakukan di tiga

stasiun hujan, yaitu stasiun hujan Kanigoro,

Garum dan Bendogerit.

P =

=

(2.1)

Dimana, P adalah curah hujan rata-rata

daerah (mm). P1, P2,…,Pn adalah curah

hujan yang tercatat di pos penakar hujan 1,

2,…,n. A1, A2,…,An adalah luas areal

poligon 1, 2,…, n. n adalah banyaknya pos

penakar hujan

Analisis Ditribusi Frekuensi

Selanjutnya curah hujan harian maksimum

rerata daerah yang telah dihitung, akan

dipakai untuk menghitung curah hujan kala

ulang tertentu dengan menggunakan

distribusi Log-Pearson III.

og og + K*S (2.2)

Page 3: STUDI EVALUASI DAN PERENCANAAN SISTEM DRAINASE

Dimana,

X = curah hujan rata-rata daerah (mm)

K = variabel yang tergantung pada nilai

koefisien kepencengan dan kala ulang yang

didapatkan dari tabel Log-Person III

S = simpangan baku (standar deviasi)

Analisa Debit Permukaan Lahan

Debit banjir rancangan adalah debit

terbesar yang mungkin terjadi di suatu

daerah dengan peluang kejadian tertetu

yang digunakan sebagai dasar untuk

merencanakan suatu bangunan pengairan.

Adapun faktor-faktor yang

mempengaruhi besarnya debit banjir adalah

sebagai berikut:

1. Faktor hujan; mencakupi intensitas

hujan, durasi hujan, dan distribusi curah

hujan.

2. Karakteristik DAS; mencakupi luas dan

bentuk DAS, topografi, dan tata guna

lahan.

Metode yang dipakai untuk memperkirakan

laju aliran permukaan puncak yang umum

dipakai adalah metode Rasional USSCS

(1973).

QL = 0.278CIA (2-3)

Dimana,

QL = debit limpasan (m3/det)

C = koefisien limpasan (run-off)

I = intensitas hujan (mm/jam)

A = luas daerah tangkapan (km2)

Intensitas Hujan

Intensitas hujan adalah tinggi atau

kedalaman air hujan per satuan waktu. Sifat

umum hujan adalah makin singkat hujan

berlansung intensitasnya cenderung makin

tinggi dan makin besar periode ulangnya

makin tinggi pula intensitasnya.

Apabila data hujan jangka pendek tidak

tersedia, yang ada hanya data hujan harian

maka intensitas hujan dapat dihitung

dengan rumus Mononobe.

I =

(2.4)

Dimana,

I = intensitas hujan (mm/jam)

tc = waktu konsentrasi (jam)

R24 = curah hujan maksimum

harian (selama 24 jam) (mm)

Waktu Konsentrasi

Waktu konsentrasi suatu DAS adalah

waktu yang diperlukan oleh air hujan yang

jatuh untuk mengalir dari titik terjauh

sampai keluaran DAS (titik kontrol) setelah

tanah menjadi jenuh dan depresi-depresi

kecil terpenuhi. Salah satu metode untuk

memperkirakan waktu konsentrasi adalah

rumus yang dikembangkan oleh Kirpich

(1940).

tc =

(2.5)

Dimana,

tc = waktu konsentrasi (jam)

L = panjang saluran (km)

S = kemiringan rerata saluran

Koefisien Limpasan (Run-Off)

Tidak selamanya air hujan mencapai

saluran drainase, ada yang menguap,

meresap kedalam tanah (infiltrasi) atau

tertunda. Laju dari puncak limpasan (run-

off) hujan deras terhadap intensitas curah

hujan disebut Koefisien Limpasan dan

dinotasikan dengan C.

Koefisien limpasan tergantung pada

kondisi geografis, geologi dan permukaan

tanah.

Analisa Debit Buangan Penduduk

Untuk menghitung debit drainase yang

berasal dari air buangan penduduk dapat

digunakan persamaan berikut.

QP =

(2.6)

Di mana,

QP = debit buangan penduduk atu

debit air kotor (lt/det/km2)

Pn = jumlah penduduk yang

diperkirakan pada tahun n (jiwa)

q = jumlah air buangan (lt/orang/det)

A = luas daerah (km2)

Analisa Debit Drainase Sawah

Debit drainase sawah dihitung dengan

persamaan berikut:

Qsawah = 1.62*Dm*A0.92

(2.7)

Dimana:

Page 4: STUDI EVALUASI DAN PERENCANAAN SISTEM DRAINASE

Qsawah= debit drainase sawah (l/det)

Dm = modulus pembuang (l/det.ha)

A = luas (ha)

Total Debit Layanan Drainase

Debit layanan drainase adalah debit

yang berasal dari air hujan yang melimpas,

air buangan penduduk (limbah domestik)

dan drainase sawah. Perhitungan debit

drainase digunakan untuk perencanaan

dimensi saluran drainase selanjutnya.

QDrain = QL + QP + Qsawah (2.9)

Kapasitas Saluran

Besarnya kapasitas saluran dapat

ditentukan berdasarkan bentuk dimensinya.

Untuk merencanakan dimensi penampang

pada saluran drainase digunakan rumus

kontinuitas sebagai berikut:

Q = A * V (2.10) (2-31)

Dimana,

Q = kapasitas saluran (m3/det)

A = luas penampang saluran (m2)

V = kecepatan aliran rata-rata di saluran

(m/det)

Kecepatan Aliran

Sedangkan kecepatan aliran pada

saluran dapat dihitung dengan

menggunakan rumus Manning:

V =

(2.11)

Besarnya kecepatan aliran yang

diijinkan dalam saluran tergantung pada

material pembentuk saluran, kondisi fisik

dan sifat-sifat hidrolisnya. Kecepatan aliran

yang diijinkan dibagi menjadi dua, yaitu

saluran tahan erosi dan saluran tak tahan

erosi.

Sumur Resapan

Sumur resapan adalah lubang yang

dibuat untuk meresapkan air

hujan ke dalam tanah dan atau lapisan

batuan pembawa air. Konsep dasar sumur

resapan adalah memberi kesempatan dan

jalan pada air hujan yang jatuh diatap atau

lahan kedap air untuk meresap kedalam

tanah dengan jalan menampung air tersebut

pada suatu sistem resapan. Sumur resapan

ini merupakan sumur kosong dengan

maksud kapasitas tampungannya cukup

besar sebelum air meresap ke dalam tanah.

Metode untuk mendimensi sumur

resapan adalah metode PU.

H =

(2.12)

dimana:

D = durasi hujan (jam)

I = intensitas hujan (m/jam)

At = luas tadah hujan (m2), dapat

berupa atap rumah atau

permukaan tanah yangdiperkeras

k = permeabilitas tanah (m/jam)

P = keliling penampang sumur (m)

As = luas penampang sumur (m2)

H = kedalaman sumur (m).

METODE PENELITIAN

Lokasi Studi

Lokasi studi berada di kawasan

Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar.

Secara geografis kawasan Kecamatan

Kanigoro terletak pada koordinat 08°07’35”

intang Selatan dan 112°13’15’’ Bujur

Timur.

Data-data yang diperlukan

1. Peta lokasi studi

2. Data curah hujan

3. Peta topografi

4. Peta tata guna lahan

5. Data jumlah penduduk

6. Peta jaringan drainase eksisting

Page 5: STUDI EVALUASI DAN PERENCANAAN SISTEM DRAINASE

Gambar 1. Peta Lokasi Studi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa hidrologi

Perhitungan hujan rerata daerah dalam

studi ini menggunakan metode Polygon

Thiessen dimana luasan Polygon dan

koefisien Thiessen yang dilakukan di tiga

stasiun hujan, yaitu stasiun hujan Kanigoro,

Garum dan Bendogerit.

Tabel 1. Perhitungan Koefisien Polygon

Thiessen

Stasiun Hujan

Luasan

(Km2)

Koefisien

Thiessen

Kanigoro 24.61 0.443

Garum 21.39 0.385

Bendogerit 9.55 0.172

Jumlah 55.55 1

Curah Hujan Rancangan Log-Person III Selanjutnya curah hujan harian

maksimum rerata daerah yang telah

dihitung, akan dipakai untuk menghitung

curah hujan rancangan 5 tahun dengan

menggunakan distribusi Log-Pearson III.

Dengan nilai Cs = 0.9093 dan kala

ulang 5 tahun, maka nilai K dapat

ditentukan dari tabel, yaitu = 0.768.

Log X og + K.s

= 1.8448 + (0.768x0.1746)

Log X = 1.9789

Maka X = 95.2577 mm

Curah hujan rancangan dengan periode

ulang 5 tahun adalah 95.2577 mm

Tabel 2. Perhitungan Parameter-parameter

Metode Log-Pearson III.

No Tahun

Curah Hujan

Maksimum Log X og - og

)3

(mm)

1 1990 62.33 1.7947 -0.000125545

2 1991 65.15 1.8139 -2.93755E-05

3 1992 107.35 2.0308 0.006438219

4 1993 56.06 1.7487 -0.000887961

5 1994 57.63 1.7606 -0.000595269

6 1995 110.92 2.045 0.008028871

7 1996 59.28 1.7729 -0.000371097

8 1997 55.69 1.7458 -0.000970076

9 1998 77.22 1.8877 7.92864E-05

10 1999 80.24 1.9044 0.000211936

11 2000 48.19 1.683 -0.004236799

12 2001 35.47 1.5499 -0.025648468

13 2002 106.1 2.0257 0.005924416

14 2003 84.05 1.9245 0.00050756

15 2004 197.88 2.2964 0.092120224

16 2005 69.06 1.8392 -1.70308E-07

17 2006 48.19 1.683 -0.004236799

18 2007 50.08 1.6997 -0.003055272

Jumlah 33.206 0.073153683

erata ) 1.8448

Simpangan baku (s) 0.1746

Koefisien kepecengan (Cs) 0.9092615

Analisa Debit Limpasan Permukaan

Lahan

Untuk mempermudah perhitungan

debit limpasan dilakukan pengelompokan

zonasi wilayah layanan. Masing-masing

zona yang dibangun adalah dibatasi oleh

drainase alam yaitu sungai.

Contoh perhitungan debit limpasan

permukaan:

Koef. Limpasan = 0.62

Luas = 0.21 Km2

Kemiringan lahan = 0.005

Panjang saluran = 679.15 m

Waktu konsentrasi = 0.38

Intensitas hujan = 63.07 mm/jam

QL = 0.278CIA

QL = 0.278x0.62x63.07x0.21

Page 6: STUDI EVALUASI DAN PERENCANAAN SISTEM DRAINASE

QL = 2.2828 m3/dt

Tabel 3. Pembagian Zona Layanan Saluran

Drainase Utama Kecamatan Kanigoro

No Zona

Kanan Aliran Kiri Aliran

Koef.

Limpasan Luas

Koef.

Limpasan Luas

(C) A (C) A

(km2) (km2)

1 I 0.62 0.21 0.65 0.06

2 II 0.61 0.01 0.65 0.05

3 III 0.65 0.26 0.65 0.18

4 IV - - 0.65 0.01

5 V 0.65 0.05 0.65 0.11

6 VI 0.65 0.31 0.65 0.33

7 VII 0.65 0.01 0.65 0.05

8 VIII 0.49 0.07 0.65 0.05

9 IX 0.75 0.09 0.65 0.24

10 X 0.65 0.04 - -

11 XI 0.65 0.06 0.74 0.07

12 XII 0.65 0.13 0.65 0.05

13 XIII 0.65 0.15 0.65 0.1

14 XIV 0.65 0.19 0.65 0.11

15 XV 0.65 0.04 0.68 0.03

16 XVI - 0.65 0.04

17 XVII 0.65 0.27 0.65 0.17

18 XVIII 0.65 0.08 - -

Analisa Debit Limpasan Jalan Raya

Perhitungan debit limpasan jalan raya

sama seperti perhitungan debit limpasan

permukaan lahan namaun yang berbeda

adalah koefisien limpasan yaitu 0.95.

Analisa Debit Drainase Sawah

Besarnya debit drainase sawah

ditentukan dari besarnya luasan sawah yang

terdapat dalam tiap zonasi. Sawah yang

terdapat pada zona VIII Ka mempunyai

luasan 5.57 Ha. Perkolasi dan rembesan di

sawah berdasarkan Direktorat Jenderal

Pengairan (1986), yaitu sebesar 2 mm/hari.

Nilai evapotranspirasi digunakan 6.5

mm/hari. Dengan genangan atau tampungan

50 mm (genangan ijin 55-150 mm). Maka

D(n) dapat dihitung sebagai berikut:

D(n) = R(n)T + n (IR – ET – P) – Δs

D(n) = 95.2577 + 1*(0 – 6.5 – 2) – 50

= 36.7577 mm

Maka Drainage Modulnya adalah:

Dm = n

n 8.

= 3 .7577

1 8.

= 4.2544 lt/det.ha

Qd = 1.62*Dm*A0.92

= 1.62*4.2544*5.570.92

= 33.4608 l/det

Qd = 0.0335 m3/det

Analisa Debit Buangan Penduduk

(Limbah)

Penduduk Kecamatan Kanigoro pada

tahun 2030 diperkirakan sebesar 93641

jiwa.

Air buangan penduduk (rumah tangga)

dihitung berdasarkan kebutuhan air bersih.

Diperkirakan air yang masuk melalui

saluran pengumpul air buangan adalah

sebesar 85% dari dari kebutuhan air bersih.

Perhitungan debit drainase penduduk

sebagai berikut:

Jumlah penduduk (P2030) = 93641 jiwa

Luas kecamatan Kanigoro = 55.55 km2

Jumlah kebutuhan air penduduk = 130

liter/orang/hari

Jumlah air buangan peduduk (q)

= 85% x 130 liter/orang/hari

= 110.5 liter/orang/hari

= 0.00128 liter/orang/detik

= 0.0013 liter/orang/detik

Debit air kotor rata-rata (Qprata-rata)=

= 3 1 0.0013

55.55

= 2.1914 liter/detik/km2

= 0.0022 m3/detik/km

2

Debit air buangan penduduk di zona 1 Ka

adalah:

Qp = Qprata-rata x luas zona 1 Ka

= 0.0022 x 0.21

= 4.5 x 10-4

m3/detik

Total Debit Drainase Tiap Zona

Page 7: STUDI EVALUASI DAN PERENCANAAN SISTEM DRAINASE

Tabel 4. Total Debit Drainase Kecamatan

Kanigoro Zona Kanan Aliran

Zona

Debit

limpasan

permukaan

Debit

Drainasi

Sawah

Debit

Limpasan

Jalan

Debit

buangan

pend.

Debit

Total

(m3/dt) (m3/dt) (m3/dt) (m3/dt) (m3/dt)

I 2.2828 0.0593 0.0005 2.3426

II 0.2271 0.0351 0.0000 0.2623

III 2.8466 0.0744 0.0006 2.9216

V 0.7080 0.0652 0.0001 0.7733

VI 3.3223 0.0943 0.0007 3.4172

VII 0.2950 0.0575 0.0000 0.3526

VIII 0.7343 0.033 0.0812 0.0002 0.8486

IX 1.7129 0.0576 0.0002 1.7707

X 0.5798 0.0658 0.0001 0.6457

XI 0.7493 0.0862 0.0001 0.8356

XII 1.7892 0.1016 0.0003 1.8911

XIII 1.3416 0.0605 0.0003 1.4024

XIV 1.4029 0.0536 0.0004 1.4569

XV 0.4755 0.0615 0.0001 0.5371

XVII 3.8970 0.0709 0.0006 3.9685

XVIII 1.3110 0.0434 0.0002 1.3545

Tabel 5. Total Debit Drainase Kecamatan

Kanigoro Zona Kiri Aliran

Zona

Debit

limpasan

permukaan

Debit

Drainasi

Sawah

Debit

Limpasan

Jalan

Debit

buangan

penduduk

Debit

Total

(m3/dt) (m3/dt) (m3/dt) (m3/dt) (m3/dt)

I 0.8474 0.0678 0.0001 0.9153

II 0.8142 0.0362 0.0001 0.8504

III 2.1553 0.0589 0.0004 2.2145

IV 0.3499 0.0380 0.0000 0.3880

V 1.4270 0.0650 0.0002 1.4923

VI 3.5614 0.0950 0.0007 3.6572

VII 0.9900 0.0549 0.0001 1.0450

VIII 0.6435 0.0847 0.0001 0.7284

IX 2.5839 0.0859 0.0005 2.6703

XI 0.8977 0.0876 0.0002 0.9855

XII 0.6225 0.0928 0.0001 0.7154

XIII 1.0375 0.0541 0.0002 1.0918

XIV 1.4836 0.0846 0.0002 1.5684

XV 0.3615 0.0615 0.0001 0.4230

XVI 0.7575 0.0652 0.0001 0.8227

XVII 1.7510 0.0643 0.0004 1.8157

Evaluasi Saluran Drainase Eksisting

Contoh perhitungan kapasitas saluran

eksisiting 1 Ka:

Saluran eksisting berbentuk segiempat:

b = 0.75 m

h = 0.55 m

Menghitung luas penampang (A)

A = b*h

A = 0.75*0.55

A = 0.413 m2

Menghitung keliling basah (P)

P = b+2h

P = 0.75+2*0.55

P = 1.85 m

Menghitung jari-jari hidrolis (R)

R =

R = 0. 13

1.85

R = 0.223 m

Menghitung kecepatan aliran dalam saluran

(V)

V =

V =

V = 1.045 m/det

Menghitung kapasitas saluran (Q)

Q = A*V

Q = 0.413 *1.045

Q = 0.431 m3/det

Page 8: STUDI EVALUASI DAN PERENCANAAN SISTEM DRAINASE

Tabel 6. Evaluasi Kapasitas Saluran Eksisting terhadap Debit Rancangan Zona Kanan

Saluran Zona Layanan Saluran

Debit Saluran

Rencana

Kapasitas

Sal. Eksisting Qsal >

Qdrain Keterangan

Debit Genangan

Qdrain Qsal (Qdrain-Qsal)

(m3/dt) (m3/dt) (m3/dt) (m3/det)

1 Ka I Ka 1.7685 0.431 Tidak Terjadi genangan 1.337

2 Ka II Ka 0.2333 0.208 Tidak Terjadi genangan 0.025

3 Ka III Ka 2.0451 0.274 Tidak Terjadi genangan 1.771

5 Ka V Ka 0.3867 direncanakan sistem drainase 0.387

6 Ka VI Ka 2.3921 direncanakan sistem drainase 2.392

7 Ka VII Ka 0.1763 direncanakan sistem drainase 0.176

8 Ka VIII Ka 0.4243 direncanakan sistem drainase 0.424

9 ka IX Ka 1.2395 direncanakan sistem drainase 1.239

10 Ka X Ka + IX Ka 1.5623 direncanakan sistem drainase 1.562

11 Ka XI Ka 0.4178 direncanakan sistem drainase 0.418

12 Ka XII Ka 1.3943 0.235 Tidak Terjadi genangan 1.159

13 Ka XIII Ka 0.9081 0.416 Tidak Terjadi genangan 0.492

14 Ka XIV Ka 1.0457 0.088 Tidak Terjadi genangan 0.958

15 Ka IX Ka + XI Ka + X

Ka + XV Ka 2.3758 0.259 Tidak Terjadi genangan 2.116

17 Ka XVII Ka 2.8670 1.137 Tidak Terjadi genangan 1.730

18 Ka XVIII Ka + XVII Ka 3.9176 0.306 Tidak Terjadi genangan 3.612

Tabel 7. Evaluasi Kapasitas Saluran Eksisting terhadap Debit Rancangan Zona Kiri

Saluran Zona Layanan Saluran

Debit Saluran

Rencana

Kapasitas

Sal. Eksisting Qsal >

Qdrain Keterangan

Debit Genangan

Qdrain Qsal (Qdrain-Qsal)

(m3/dt) (m3/det) (m3/det) (m3/det)

1 Ki I Ki 0.7290 0.554 Tidak Terjadi genangan 0.175

2 Ki II Ki 0.5329 0.217 Tidak Terjadi genangan 0.316

3 Ki III Ki + IV Ki 1.7959 0.176 Tidak Terjadi genangan 1.620

4 Ki IV Ki 0.1940 0.000 Tidak Terjadi genangan 0.194

5 Ki V Ki 1.0886 0.147 Tidak Terjadi genangan 0.941

6 Ki VI Ki 2.5600 direncanakan sistem drainase 2.560

7 Ki VII Ki 0.7315 direncanakan sistem drainase 0.732

8 Ki VIII ki 0.3642 direncanakan sistem drainase 0.364

9 Ki IX Ki 1.8692 direncanakan sistem drainase 1.869

11 Ki XI Ki 0.4927 direncanakan sistem drainase 0.493

12 Ki XII Ki 0.4584 0.192 Tidak Terjadi genangan 0.266

13 Ki XIII Ki 0.6338 0.180 Tidak Terjadi genangan 0.454

14 Ki XIV Ki 1.2479 0.501 Tidak Terjadi genangan 0.747

15 Ki XI Ki + XV ki 1.0304 0.638 Tidak Terjadi genangan 0.392

16 Ki XVI Ki 0.8227 1.390 Ya Tidak terjadi genangan -

17 Ki XVII Ki 1.3318 0.202 Tidak Terjadi genangan 1.130

Perencanaan Sistem Drainase

Dalam studi ini perbaikan sistem

drainase dilakukan dengan cara

merencanakan dimensi saluran yang baru

dan membuat sumur resapan individu pada

tiap zona. Besarnya kapasitas dimensi

saluran yang baru dan sumur resapan

adalah sebagai berikut:

- Apabila debit genangan kurang dari 1

m3/det maka besarnya kapasitas saluran

rencana adalah 50% dari debit genangan

ditambah debit kapasitas eksisting, dan

besarnya debit yang direncanakan untuk

sumur resapan adalah 50% dari debit

genangan.

- Apabila debit genangan lebih dari 1

m3/det maka besarnya kapasitas saluran

rencana adalah 70% dari debit genangan

ditambah debit kapasitas eksisting, dan

besarnya debit yang direncanakan untuk

sumur resapan adalah 30% dari debit

genangan.

Page 9: STUDI EVALUASI DAN PERENCANAAN SISTEM DRAINASE

Tabel 8. Tabel Debit Eksisting, Debit Rencana dan Debit Genangan Zona Kanan

Zona

Debit

Eksisting

Debit

Rencana

Debit

Genangan

50% Debit

Genangan

30% Debit

Genangan

70% Debit

Genangan

Debit

Saluran

Rencana

Debit Rencana

Sumur Resapan

(m3/dt) (m3/dt) (m3/dt) (m3/dt) (m3/dt) (m3/dt) (m3/dt) (m3/dt)

I 0.4290 2.3426 1.9135 0.9568 0.5741 1.3395 1.7685 0.5741

II 0.2043 0.2623 0.0580 0.0290 0.0174 0.0406 0.2333 0.0290

III 0.0000 2.9216 2.9216 1.4608 0.8765 2.0451 2.0451 0.8765

V 0.0000 0.7733 0.7733 0.3867 0.2320 0.5413 0.3867 0.3867

VI 0.0000 3.4172 3.4172 1.7086 1.0252 2.3921 2.3921 1.0252

VII 0.0000 0.3526 0.3526 0.1763 0.1058 0.2468 0.1763 0.1763

VIII 0.0000 0.8486 0.8486 0.4243 0.2546 0.5940 0.4243 0.4243

IX 0.0000 1.7707 1.7707 0.8853 0.5312 1.2395 1.2395 0.5312

X 0.0000 0.6457 0.6457 0.3229 0.1937 0.4520 0.3229 0.3229

XI 0.0000 0.8356 0.8356 0.4178 0.2507 0.5849 0.4178 0.4178

XII 0.2351 1.8911 1.6560 0.8280 0.4968 1.1592 1.3943 0.4968

XIII 0.4137 1.4024 0.9887 0.4943 0.2966 0.6921 0.9081 0.4943

XIV 0.0863 1.4569 1.3706 0.6853 0.4112 0.9594 1.0457 0.4112

XV 0.2542 0.5371 0.2828 0.1414 0.0848 0.1980 0.3956 0.1414

XVII 0.2969 3.9685 3.6716 1.8358 1.1015 2.5701 2.8670 1.1015

XVIII 0.3414 1.3545 1.0131 0.5065 0.3039 0.7092 1.0506 0.3039

Tabel 9. Debit Eksisting, Debit Rencana dan Debit Genangan Zona Kiri

Zona

Debit

Eksisting

Debit

Rencana

Debit

Genangan

50% Debit

Genangan

30% Debit

Genangan

70% Debit

Genangan

Debit

Saluran

Rencana

Debit Rencana

Sumur Resapan

(m3/dt) (m3/dt) (m3/dt) (m3/dt) (m3/dt) (m3/dt) (m3/dt) (m3/dt)

I 0.5427 0.9153 0.3726 0.1863 0.1118 0.2608 0.7290 0.1863

II 0.2153 0.8504 0.6351 0.3176 0.1905 0.4446 0.5329 0.3176

III 0.1725 2.2145 2.0420 1.0210 0.6126 1.4294 1.6019 0.6126

IV 0.0000 0.3880 0.3880 0.1940 0.1164 0.2716 0.1940 0.1940

V 0.1466 1.4923 1.3457 0.6729 0.4037 0.9420 1.0886 0.4037

VI 0.0000 3.6572 3.6572 1.8286 1.0971 2.5600 2.5600 1.0971

VII 0.0000 1.0450 1.0450 0.5225 0.3135 0.7315 0.7315 0.3135

VIII 0.0000 0.7284 0.7284 0.3642 0.2185 0.5099 0.3642 0.3642

IX 0.0000 2.6703 2.6703 1.3352 0.8011 1.8692 1.8692 0.8011

XI 0.0000 0.9855 0.9855 0.4927 0.2956 0.6898 0.4927 0.4927

XII 0.2013 0.7154 0.5141 0.2571 0.1542 0.3599 0.4584 0.2571

XIII 0.1758 1.0918 0.9160 0.4580 0.2748 0.6412 0.6338 0.4580

XIV 0.4998 1.5684 1.0686 0.5343 0.3206 0.7480 1.2479 0.3206

XV 0.6522 0.4230 -0.2292 -0.1146 -0.0688 -0.1604 0.5376 -0.1146

XVI 1.3882 0.8227 -0.5655 -0.2828 -0.1697 -0.3959 1.1055 -0.2828

XVII 0.2028 1.8157 1.6129 0.8064 0.4839 1.1290 1.3318 0.4839

Dimensi Saluran Baru Dengan debit beban sebesar 1.7685

m3/dt maka direncanakan dimensi saluran

drainasi dengan prinsip saluran tahan erosi

dengan pasangan batu kali. Dengan

menggunakan persamaan kontinuitas dan

persamaan Manning.

Contoh perhitungan dimensi saluran 1 Ka:

Direncanakan:

b = 0.8 m

h = 0.9 m

dengan S = 0.010

Menghitung luas penampang (A)

A = (b+zh) h

A = (0.8 + 0.2*0.9)*0.9

A = 0.902 m2

Menghitung keliling basah (P)

P = b+2h(1+z2)0.5

P = 0.8 +2*0.9(1+0.22)0.5

P = 2.645 m

Menghitung jari-jari hidrolis (R)

R =

R = 0. 02

2. 5

Page 10: STUDI EVALUASI DAN PERENCANAAN SISTEM DRAINASE

R = 0.341 m

Menghitung kecepatan aliran dalam saluran

(V)

V =

V = 1

0.025 0.3 1

2

3 0.011

2

V = 1.981 m/det

Menghitung debit saluran (Q)

Q = A*V

Q = 0.902*1.981

Q = 2.489 m3/det

Kontrol debit Qhitung > Qbeban

Qhitung (1.788 m3/det) > Qbeban(1.7685

m3/det)

Perencanan Sumur Resapan

Contoh perhitungan rencana sumur resapan

Debit genangan di zona I Ka

= 0.57406 m3/detik

Kedalaman sumur (H) = 3 m

Jari-jari sumur (R) = 0.5 m

Faktor geometrik sumur (F) = 5.5*R

= 5.5*0.5

= 2.75 m

Koefisien permeabilitas tanah (K)

= 0.015 m/detik

Waktu Pengaliran (T) = 7200 detik

Debit sumur (Q) =

=

= 0.1238 m3/detik

Jumlah sumur 5 = 5 x 0.1238

= 0.6188 m3/detik

Kontrol debit

= Qsumur > Qgenangan

= (0.6188 m3/detik) > (0.57406 m

3/detik)

= Ya

Jumlah sumur resapan yang direncanakan

sebanyak 128 sumur.

Tabel.10 Perhitungan Sumur Resapan Zona Kanan

Zona

Tinggi

Muka Air

Dalam

Sumur

Jari-

Jari

Sumu

r

Faktor

Geometrik

Koef.

Permeabilitas

Tanah

Waktu

Pengaliran

Debit Air

Yang Masuk

(1 Sumur)

Debit

Genangan Jumlah

Sumur

Debit

Sumur Kontrol Debit

H R F K T Q1sumur Qgenangan Qsumur Qsumur >

Qgenangan (m) (m) (m) (m/det) (det) (m3/dt) (m3/dt) (m3/dt)

I 3 0.5 2.75 0.015 7200 0.1238 0.57406 5 0.6188 Ya

II 2 0.5 2.75 0.015 7200 0.0825 0.02902 1 0.0825 Ya

III 3 0.5 2.75 0.015 7200 0.1238 0.87647 8 0.9900 Ya

V 3 0.5 2.75 0.015 7200 0.1238 0.38665 4 0.4950 Ya

VI 3 0.5 2.75 0.015 7200 0.1238 1.02517 9 1.1138 Ya

VII 3 0.5 2.75 0.015 7200 0.1238 0.17628 2 0.2475 Ya

VIII 3 0.5 2.75 0.015 7200 0.1238 0.42432 4 0.4950 Ya

IX 3 0.5 2.75 0.015 7200 0.1238 0.53120 5 0.6188 Ya

X 3 0.5 2.75 0.015 7200 0.1238 0.32287 3 0.3713 Ya

XI 3 0.5 2.75 0.015 7200 0.1238 0.41780 4 0.4950 Ya

XII 3 0.5 2.75 0.015 7200 0.1238 0.49681 5 0.6188 Ya

XIII 3 0.5 2.75 0.015 7200 0.1238 0.49434 4 0.4950 Ya

XIV 3 0.5 2.75 0.015 7200 0.1238 0.41117 4 0.4950 Ya

XV 2 0.5 2.75 0.015 7200 0.0825 0.14142 2 0.1650 Ya

XVII 3 0.5 2.75 0.015 7200 0.1238 1.10148 9 1.1138 Ya

XVIII 2.5 0.5 2.75 0.015 7200 0.1031 0.30393 3 0.3094 Ya

Page 11: STUDI EVALUASI DAN PERENCANAAN SISTEM DRAINASE

Tabel.10 Perhitungan Sumur Resapan Zona Kiri

Zona

Tinggi

muka air

dalam

sumur

Jari-

jari

sumur

Faktor

Geometrik

Koef.

Permeabilitas

tanah

Waktu

pengaliran

Debit air

yang masuk

(1 sumur)

Debit

Genangan Jumlah

sumur

Debit

sumur

Kontrol

Debit

H R F K T Q1sumur Qgenangan Qsumur Qsumur >

Qgenangan (m) (m) (m) (m/det) (det) (m3/dt) (m3/dt) (m3/dt)

I 3 0.5 2.75 0.015 7200 0.12375 0.18630 2 0.2475 Ya

II 3 0.5 2.75 0.015 7200 0.12375 0.31757 3 0.3713 Ya

III 3 0.5 2.75 0.015 7200 0.12375 0.61260 5 0.6188 Ya

IV 3 0.5 2.75 0.015 7200 0.12375 0.19399 2 0.2475 Ya

V 3 0.5 2.75 0.015 7200 0.12375 0.40371 4 0.4950 Ya

VI 3 0.5 2.75 0.015 7200 0.12375 1.09715 9 1.1138 Ya

VII 3 0.5 2.75 0.015 7200 0.12375 0.31351 3 0.3713 Ya

VIII 3 0.5 2.75 0.015 7200 0.12375 0.36420 3 0.3713 Ya

IX 3 0.5 2.75 0.015 7200 0.12375 0.80110 7 0.8663 Ya

XI 3 0.5 2.75 0.015 7200 0.12375 0.49274 4 0.4950 Ya

XII 3 0.5 2.75 0.015 7200 0.12375 0.25707 3 0.3713 Ya

XIII 3 0.5 2.75 0.015 7200 0.12375 0.45799 4 0.4950 Ya

XIV 3 0.5 2.75 0.015 7200 0.12375 0.32058 3 0.3713 Ya

XVII 3 0.5 2.75 0.015 7200 0.12375 0.48387 4 0.4950 Ya

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah

penelitian, dapat diambil beberapa

kesimpulan dari hasil evaluasi saluran

drainase eksisting terhadap debit rancangan

sebagai berikut:

1. Hasil perhitungan debit limpasan

permukaan lahan dengan hujan

rancangan periode ulang 5 tahun (Q5)

tiap zona dapat dilihat pada Tabel 4 dan

Tabel 5

2. Berdasarkan hasil survei dan

perhitungan kapasitas saluran eksisting

terhadap debit rancangan, pada beberapa

zona tidak terdapat saluran, serta

kapasitas saluran eksisiting tidak

mencukupi.

3. Direncanakan perbaikan sistem drainase

dengan mendimensi saluran baru dan

dikombinasikan dengan sumur resapan.

Saran

Berikut merupakan beberapa saran:

1. Perlu direncanakan sistem drainase yang

baru, baik pada area yang terjadi

genangan maupun pada area/zona

dimana belum dibangunnya saluran

drainase. Pada beberapa zona yang tidak

terdapat saluran dibangun saluran

drainase yang dikombinasikan dengan

membuat sumur resapan pada lahan

tertentu.

2. Diperlukan kesadaran masyarakat agar

tidak membuang sampah pada saluran

drainase karena sampah yang ada dapat

mengurangi kapasitas saluran.

3. DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kabupaten Blitar.

2013. Kecamatan Kanigoro dalam

Angka 2013. Blitar: Badan Pusat

Statistik Kabupaten Blitar.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Blitar.

2014. Statistik Daerah Kecamatan

Kanigoro 2014. Blitar: Badan Pusat

Statistik Kabupaten Blitar.

Br, Sri Harto. 1993. Analisis Hidrologi.

Jakarta: Gramedia.

Chow, Ven Te. 1985. Hidrolika Saluran

Terbuka. Jakarta: Erlangga.

Departemen Pekerjaan Umum. 1986.

Kriteria Perencanaan Bagian Saluran

KP-03. Bandung: Galang Persada.

Kementrian Negara Lingkungan Hidup.

2009. Peraturan Menteri Negara

Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun

2009 tentang Pemanfaatan Air Hujan.

Jakarta: Deputi MENLH Bidang

Penaatan Lingkungan.

Page 12: STUDI EVALUASI DAN PERENCANAAN SISTEM DRAINASE

Kementrian Pekerjaan Umum. 2013. Materi

Bidang Drainase I Diseminasi dan

Sosialisasi Keteknikan Bidang PLP.

Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum.

Limantara, L. M. dan Soetopo, W. 2009.

Statistik Hidrologi. Malang: Tirta

Media.

Limantara, L. M. 2009. Hidrologi Teknik

Sumberdaya Air-2. Malang: CV Asrori.

Limantara, L. M. 2010. Hidrologi Teknik

Dasar. Malang: CV Citra Malang.

Pemerintah Republik Indonesia. 2010.

Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 3 Tahun 2010

tentang Pemindahan Ibu Kota

Kabupaten Blitar dari Wilayah Kota

Blitar ke Wilayah Kecamatan

Kanigoro Kabupaten Blitar Provinsi

Jawa Timur. Jakarta: Sekretariat

Negara.

Soewarno. 2000. Hidrologi Operasional

Jilid Kesatu. Bandung: PT Citra Aditya

Abadi.

Sosrodarsono, S. dan Takeda, K. 1985.

Hidrologi untuk Pengairan. Jakarta:

Pradnya Paramita.

Standar Nasional Indonesia. 1991. SNI 06-

2405-1991 Tata Cara Perencanaan

Teknik Sumur Resapan Air Hujan

untuk Lahan Pekarangan. Jakarta:

Badan Standar Nasional.

Suhardjono. 2015. Naskah Buku Ajar:

Drainase Perkotaan. Malang:

Universitas Brawijaya.

Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan

yang Berkelanjutan. Yogyakarta: Andi.