View
215
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
dd
LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PENELITI MUDA (LITMUD) UNPAD
STUDI EVALUASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN
KABUPATEN GARUT BAGIAN SELATAN
Oleh:
Hj. Jenny Ratna Suminar, Dra., M.Si. Dede Mariana, Drs., M.Si.
Caroline Paskarina, S.IP., M.Si.
Dibiayai oleh Dana DIPA Universitas Padjadjaran Tahun Anggaran 2007
Berdasarkan SPK No. 258a/J06.14/LP/PL/2007 Tanggal 3 April 2007
LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
Pusat Penelitian Kebijakan Publik dan Pengembangan Wilayah
Universitas Padjadjaran November 2007
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN LAPORAN AKHIR PENELITIAN PENELITI MUDA (LITMUD) UNPAD
SUMBER DANA DIPA UNPAD TAHUN ANGGARAN 2007
1.a. Judul penelitian : Studi Evaluasi Kebijakan Pengembangan Kabupaten Garut Bagian Selatan b. Macam Penelitian : ( ) Dasar ( ) Terapan ( V ) Pengembangan c. Kategori : III 2. Ketua Peneliti : a. Nama Lengkap dan Gelar : Hj. Jenny Ratna Suminar, Dra., M.Si. b. Jenis Kelamin : Perempuan c. Pangkat/Gol/NIP : Penata/III/c/131760505 d. Jabatan Fungsional : Lektor e. Fakultas/Jurusan : Ilmu Komunikasi/Manajemen Komunikasi f. Bidang Ilmu yang diteliti : Ilmu Sosial 3. Jumlah Tim Peneliti : 2 (dua) orang 4. Lokasi Penelitian : Kabupaten Garut 5. Bila penelitian ini merupakan peningkatan kerja sama kelembagaan sebutkan : a. Nama Instansi : - b. Alamat : - 6. Jangka Waktu Penelitian : 6 (enam) bulan Biaya Penelitian : Rp. 5.000.000,- (Lima Juta Rupiah)
Mengetahui : Kepala Pusat Penelitian Kebijakan Publik dan Pengembangan Wilayah Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran Dr. H. Dede Mariana,Drs.,M.Si NIP. 131760499
Bandung, November 2007 Ketua Peneliti Hj. Jenny Ratna Suminar, Dra., M.Si. NIP. 131760505
Menyetujui, Ketua Lembaga Penelitian
Universitas Padjadjaran
Prof. Oekan S. Abdoellah, M.A., Ph.D NIP. 130 937 900
i
ABSTRAK
Kabupaten Garut merupakan bagian dari wilayah Jawa Barat bagian selatan. Dari keseluruhan luas Kabupaten Garut, sebanyak 306.519 ha atau 69,35% termasuk wilayah Jawa Barat bagian selatan bila dilihat dari daerah aliran sungai yang melalui wilayah tersebut. Bagian selatan Kabupaten Garut terdiri dari 16 kecamatan meliputi Kecamatan Cisewu, Caringin, Talegong, Bungbulang, Mekarmukti, Pamulihan, Pakenjeng, Cikelet, Pameungpeuk, Cibalong, Cisompet, Peundeuy, Singajaya, Cihurip, Cikajang, dan Banjarwangi. Seperti halnya kabupaten-kabupaten lain yang bagian wilayahnya termasuk Jawa Barat bagian selatan, Kabupaten Garut bagian selatan ini juga mengalami kesulitan dalam percepatan pembangunannya karena karateristik wilayahnya merupakan kawasan konservasi (non budidaya). Padahal, dari Pemerintah Provinsi dan Pusat belum ada kejelasan mengenai kompensasi untuk pengembangan kawasan tersebut. Pembangunan di wilayah Kabupaten Garut bagian selatan memerlukan penanganan yang optimal, baik segi perencanaan, pelaksanaan, maupun pemanfaatannya. Karena itu, diperlukan evaluasi kebijakan pengembangan Kabupaten Garut bagian selatan sebagai bahan masukan untuk menyusun perencanaan pembangunan untuk mengembangkan potensi kawasan Garut bagian selatan dengan tetap mempertahankan kelestarian lingkungan hidup di daerah tersebut.
Secara operasional, studi ini akan dilaksanakan dengan metode kualitatif melalui kajian kebijakan terhadap berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku, baik dalam skala nasional maupun lokal guna memperoleh gambaran tentang arah pengembangan wilayah selatan Kabupaten Garut. Selanjutnya analisis diarahkan untuk memproyeksikan program dan kegiatan yang sebaiknya dilaksanakan di masa mendatang untuk mendukung pengembangan wilayah selatan Kabupaten Garut. Pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Garut, Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Garut, serta unsur pelaku usaha, yakni Gabungan Pengusaha Seluruh Indonesia (Gapensi) Cabang Garut, dan Kadin Daerah Garut.
Pelaksanaan kebijakan pengembangan wilayah selatan Garut belum optimal karena masih menghadapi sejumlah kendala, antara lain kapasitas kelembagaan dan pendanaan, serta status wilayah tersebut sebagai kawasan konservasi non budidaya. Karena itu, konsep pengembangan wilayah selatan Kabupaten Garut di masa mendatang disusun dengan memadukan pembangunan sektoral dan kewilayahan dengan berbasis pada potensi lokal, yakni sektor pertanian sebagai sektor pendorong dan penyangga, dengan didukung oleh sektor-sektor lainnya, seperti industri, perdagangan, dan pariwisata. Melalui konsep ini, diharapkan potensi sektor agribisnis dapat dikembangkan secara optimal dengan tetap memperhatikan aspek kesinambungan pembangunan melalui pemeliharaan keseimbangan lingkungan hidup. Kata-kata kunci: evaluasi kebijakan, pembangunan wilayah, Garut selatan
ii
ABSTRACT
Garut Regency has 306.519 acre or 69.35% of its territory that a part of southern West Java. This southern Garut consists of 16 districts namely, District of Cisewu, Caringin, Talegong, Bungbulang, Mekarmukti, Pamulihan, Pakenjeng, Cikelet, Pameungpeuk, Cibalong, Cisompet, Peundeuy, Singajaya, Cihurip, Cikajang, and Banjarwangi. Same as the other regencies that has southern territory, Southern Garut is also facing difficulty in accerelating development in this region due to its characteristics as conservation region. Meanwhile, the compensation from Province and National Government for this kind of region is still unclear. The development in southern Garut needs specific treatment, in the aspect of planning, implementating, and managing its potencies. Therefore, the evaluation of policy in developing Southern Garut is necessary to do as an input to formulate the regional planning to develop its potencies and mantain the preservation of its environment.
This is a qualitative research, operates through policy study to various regulations, in national and local level to obtain the existing condition of Southern Garut development. Analysis is directed to project programes and activities that should be held in the future to support the Southern Garut development. Primary data is collected through interview with key informen, such as government officers in Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Garut, Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Garut, and representatives of private sectors, such as Gabungan Pengusaha Seluruh Indonesia (Gapensi) Cabang Garut, and Kadin Daerah Garut.
The implementation of developing policy for Southern Garut is not yet optimal and still facing some obstacles, such as institutional capacity, financial limitation, and the status of that region as conservation region. Due to that condition, the concept for development of Southern Garut in the future needs to be formulated by combining sectoral and regional development based on local community potencies with agribussines as leading sector, supported with industry, trade, and tourism. This concept is expected to optimalized the developing of agricultural potencies and preservation of environment.
Keywords: policy evaluation, regional development, Southern Garut
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas ridhanya laporan yang
berjudul Studi Evaluasi Kebijakan Pengembangan Kabupaten Garut Bagian Selatan
telah selesai. Penelitian ini merupakan Penelitian Muda (Litmud) Universitas
Padjadjaran yang dibiayai dari sumber dana DIPA UNPAD Tahun Anggaran 2007.
Laporan Akhir ini memuat deskripsi mengenai hasil penelitian tentang kebijakan
pengembangan Kabupaten Garut bagian selatan diimplementasikan, kendala yang
dihadapi, serta konsep pengembangan Garut bagian selatan yang dapat diterapkan di
masa mendatang sebagai hasil evaluasi kebijakan tersebut.
Harapan kami, mudah-mudahan Laporan Akhir ini dapat memberikan manfaat
bagi pihak yang memerlukan. Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan Program
Penelitian Peneliti Muda (Litmud) Universitas Padjadjaran yang telah memungkinkan
penelitian ini terlaksana.
Bandung, November 2007 Ketua Peneliti
Hj. Jenny Ratna Suminar, Dra., M.Si. NIP. 131760505
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN ABSTRAK i ABSTRACT ii KATA PENGANTAR iii DAFTAR ISI iv DAFTAR TABEL v BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 1.2 Perumusan Masalah 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 2.1 Kebijakan Publik 4 2.2 Evaluasi Kebijakan 7 2.3 Perencanaan Pembangunan Wilayah 11 2.4 Evaluasi Kebijakan Perencanaan Wilayah 15 BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 20 3.1 Tujuan Penelitian 20 3.2 Manfaat Penelitian 20 BAB IV METODE PENELITIAN 21 4.1 Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan
Data
21 4.2 Jadwal Pelaksanaan 22 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 23 5.1 Evaluasi Kebijakan Pengembangan Bagian
Selatan Kabupaten Garut
23 5.2 Konsep Pengembangan Bagian Selatan
Kabupaten Garut di Masa Mendatang
37 BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 47 6.1 Kesimpulan 47 6.2 Rekomendasi 48 DAFTAR PUSTAKA 50 LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
HalamanTabel 2.1 Perencanaan Pengembangan 18 Tabel 5.1 Cakupan Wilayah Garut Selatan 26 Tabel 5.2 Penggunaan Lahan di Kabupaten Garut bagian
Selatan
28 Tabel 5.3 Penetapan Kawasan Lindung di Wilayah Garut
bagian Selatan
34 Tabel 5.4 Analisis Kebutuhan Sarana Kesehatan di Wilayah