98
STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM SALAT (Kajian Hadis Tematik) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I) Oleh: Muhammad Syaman NIM: 109034000072 PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H./2014 M.

STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

  • Upload
    lyhuong

  • View
    254

  • Download
    5

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM SALAT

(Kajian Hadis Tematik)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I)

Oleh:

Muhammad Syaman

NIM: 109034000072

PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H./2014 M.

Page 2: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa
Page 3: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa
Page 4: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa
Page 5: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

i

ABSTRAK

Muhammad Syaman, “Studi Hadis-hadis Pembacaan Basmalah Dalam Salat”

Skripsi ini membahas tentang studi hadis-hadis pembacaan basmalah

dalam salat. Mengenai basmalah, para ulama sepakat bahwa basmalah adalah

salah satu ayat dari surat al-Naml. Namun mereka berbeda pendapat tentang

membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam salat. Perbedaan membaca

basmalah ketika salat ini menjadikan umat Islam terpecah-pecah, dan yang lebih

memprihatinkan lagi, ada anggapan bahwa masyarakat yang terbiasa membaca

basmalah dalam salat di masjid yang imamnya tidak membaca basmalah salatnya

tidak sah. Sebenarnya apa yang menyebabkan perbedaan ini? Bagaimana

perspektif hadis terhadap masalah ini?

Pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini, penulis

sepenuhnya menggunakan penelitian kepustakaan (Library Research) dengan

merujuk kepada sumber-sumber primer yang diketahui dari kitab-kitab hadis yaitu

al-Kutub al-Sittah sedangkan data sekunder merupakan pendukung yang masih

ada relevansinya dengan pembahasan skripsi ini.

Dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi ini penulis menggunakan

metode deskriptif analitis yang melalui pengumpulan data dan pendapat para

ulama untuk kemudian ditarik sebuah kesimpulan.

Penelitian ini membuahkan kesimpulan bahwa yang menyebabkan

perbedaan di kalangan ulama terkait dengan pelafalan basmalah ketika salat

adalah bermacam-macamnya hadis yang saling bertentangan satu sama lain,

perbedaan dalam menentukan kedudukan basmalah dalam al-Qur’an, dan

perbedaan dalam menafsirkan hadis-hadis yang terkait dengan masalah ini.

Kata kunci: basmalah, hadis, jahr, sirr

Page 6: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

ii

KATA PENGANTAR

Tiada untaian kata yang patut untuk dilafadzkan dan lebih indah kecuali

rasa syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT. atas segala nikmat dan karunia-

Nya. Teriring untaian salam semoga terlimpah ke pangkuan Nabi Muhammad

SAW., keluarga, sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Sebuah karunia yang begitu besar ketika penulis telah menyelesaikan

skripsi ini walaupun dengan melalui proses yang begitu panjang dan berliku,

meski semua ini masih jauh dari kesempurnaan.

Terselesainya penulisan skripsi ini, tentu tidak merupakan hasil pribadi

penulis, namun keterlibatan berbagai pihak yang memberikan kontribusi dalam

terselesaikannya penulisan ini, baik itu berupa motivasi, bantuan pikiran, material

dan moral serta spiritual. Untuk itu ucapan terimakasih sedalam-dalamnya penulis

sampaikan kepada:

1. Dr. Bustamin, M. Si., selaku pembimbing yang telah banyak membantu ,

membimbing, dan meluangkan waktunya untuk memberikan arahan, saran-

saran, serta pengalaman yang sarat ilmu sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Semoga keberkahan selalu tercurah untuk Bapak

sekeluarga.

2. Dr. Lilik Ummi Kultsum, MA. Selaku Ketua Jurusan Tafsir Hadis, dan

Jauhar Azizy, MA. Selaku Sekretaris Jurusan Tafsir Hadis.

Page 7: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

iii

3. Prof. Dr. Masri Mansoer, MA. Selaku Dekan Fakultas Ushuluddin

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Prof. Dr. Komarudin Hidayat, MA. Selaku Rektor Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Dr. Rifqi Muhammad Fathi, MA. Selaku Dosen Penasehat Akademik.

6. Segenap dosen Fakultas Ushuluddin, khususnya dosen-dosen di jurusan

Tafsir Hadis yang telah banyak berbagi ilmu kepada penulis, seluruh staf dan

karyawan Ushuluddin yang telah memberikan pelayanan dengan kesabaran

dan keramahan.

7. Yang terhormat dan tercinta, Ayahanda Syafi’ih dan Ibunda Namah yang

senantiasa memberi motivasi, bimbingan, kasih sayang, dan selalu

mendo’akan demi lancarnya studi dan penulisan skripsi ini, semoga Allah

menghadiahi mereka surga dan mengganjar kebaikan mereka dengan pahala

yang berlipat ganda.

8. Kepada kakak saya Abdul Shiddiq dan adik-adik penulis (Ahmad Mahfuddin,

Dewi Safitri dan Ahmad Rafiq) yang senantiasa memberi keceriaan,

mendoakan dan memberikan support-nya. Teriring doa semoga kelak menjadi

generasi yang saleh, penyejuk mata bagi orang tua, dan bermanfaat bagi

ummat.

9. Terimakasih kepada Nenek angkat tercinta, Siti Romlah (Almh) semoga

beliau diterima segala amal ibadahnya dan diampuni segala dosanya oleh

Allah SWT. serta di tempatkan di surganya Allah SWT., dan tak lupa pula

kepada cucu-cucunya (Kiki, Jojo, dan Ezi), teriring doa semoga kelak

Page 8: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

iv

menjadi generasi yang saleh, penyejuk mata bagi orang tua, dan bermanfaat

bagi ummat.

10. Bapak H. Kukuh Rahardjo dan ibu Hj. Ningrum sekeluarga, yang telah

banyak membantu memberikan dukungan moril maupun materil serta doa

demi lancarnya studi dan penulisan skripsi ini. Semoga keberkahan selalu

tercurah untuk Bapak dan Ibu sekeluarga.

11. Terimakasih juga kepada Ust. H. M. Suhendra al-Fata sekeluarga, yang telah

banyak membantu baik tenaga, motivasi, dan juga yang telah meminjamkan

motor & laptopnya hingga terselesaikannya skripsi ini.

12. Kepada teman-teman Ta’mir Masjid al-Mughirah (Kang Yadi, Aziz, ubay,

Suprima & Ridwan) serta segenap Pengurus Masjid al-Mughirah (Pakjo, Pak

Tamim, dll..)

13. Teman-teman penulis di mana pun berada, khususnya sahabatku (Azizatul

Iffah/Ipeh) yang telah rela & ikhlas meminjamkan laptopnya kepada penulis

hingga terselesaikannya skripsi ini. seluruh Mahasiswa Tafsir Hadis angkatan

2009, khususnya kelas TH-C yang ganteng-ganteng & cantik-cantik (Zainal,

Taufiq, Dimas, Madun, Heri, Agus, Misbah, Mu’min,Mahdi, Rahmah, Ayu,

Lia, Nasroh, Ipeh) terimakasih untuk kebersamaannya selama ini.

14. Teman-teman KKN Hero (Dirly, Mahfudin, Ubay, Abror, Mufthi, Faiz,

Fitmau, Mila, May, Lulu, Neng Ratih, Dita dan Eka) teman di kala suka

maupun duka yang selalu setia memberikan bantuannya, memberi motivasi

dan semangat kepada penulis.

Page 9: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

v

Dan ucapan terima kasih penulis kepada semua pihak, semoga kebaikan dan

bantuan kepada penulis menjadi amal ibadah dan mendapat ridha dari Allah SWT.

Penulis meminta maaf karena terdapat beberapa kekurangan yang terdapat dalam

skripsi ini. Untuk itu kritik dan saran kiranya dapat memperbaiki skripsi ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan bagi yang membacanya.

Jakarta , 9 November 2014

Muhammad Syaman

Page 10: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK………………………………………...……………………… i

KATA PENGANTAR……………………………………………………. ii

DAFTAR ISI……………………………………...………………………. vi

PEDOMAN TRANSLITERASI…………………………………………

viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah……………………………………....

1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah…...……………………

7

C. Tinjauan Pustaka………………………………………………

7

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………………..…

9

E. Metodologi Penelitian……………………...………………….

9

F. Sistematika Penulisan…………………………………...…….

13

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BASMALAH

A. Makna Basmalah………………..……..………………………..

15

B. Keutamaan Basmalah………………………...……………….

19

C. Penafsiran Ulama Tafsir Terhadap Basmalah

1. Tafsiran Huruf al-Jâr (ب)……..…………………..………. 25

2. Tafsiran Lafal “27 .…………………...………..…………”اسم

3. Tafsiran Lafal “30 .………………...……..………………..”اهلل

4. Tafsiran Lafal “الرمحن” dan “32 ....…………...………… ”الرحيم

Page 11: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

vii

BAB III HADIS-HADIS TENTANG PEMBACAAN BASMALAH

DALAM SALAT

A. Hadis Tentang Menyaringkan Basmalah

1. Teks Hadis…………………………………………………

37

2. Asbâbul Wurûd Hadis…………….…………………….….

41

3. Syarah dan Komentar Ulama Hadis………………...…..….

41

4. Analisa Hadis………………………………………..…..…

48

B. Hadis Tentang Tidak Menyaringkan Basmalah

1. Teks Hadis……………………………………..…………..

50

2. Asbâbul Wurûd Hadis ………………………………..……

55

3. Syarah dan Komentar Ulama Hadis ………….……………

55

4. Analisa Hadis………………………………………………

59

C. Pandangan Fuqaha Terhadap Basmalah………………...…….

61

D. Pendapat Mufasir Tentang Masalah Pembacaan Basmalah

Dalam salat…………………………………..………………..

70

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………

.

76

B. Saran…………………………………………...……………...

.

77

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 79

Page 12: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

viii

PEDOMAN TRANSLITERASI

Pedoman transliterasi huruf arab latin dalam penulisan skripsi ini

berpedoman pada buku pedomanakademik UIN SyarifHidayatullah Jakarta

2013/2014.

Konsonan

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

Tidak dilambangkan ا

B Be ب

T Te ت

Ts Te dan es ث

J Je ج

H H dengan garis bawah ح

Kh Ka dan ha خ

D Da د

Dz De dan zet ذ

R Er ر

Z Zet ز

S Es س

Sy Es dan ye ش

Page 13: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

ix

S Es dengan garis bawah ص

D De dengan garis bawah ض

T Te dengan garis bawah ط

Z Zet dengan garis bawah ظ

Koma terbalik keatas, menghadap kekanan ‘ ع

Gh Ge dan ha غ

F Ef ف

Q Ki ق

K Ka ك

L El ل

M Em م

N En ن

W We و

H Ha ه

Apostrop ‘ ء

Y Ye ي

Page 14: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

x

Vokal

Vokal dalam bahasa Arab, seperti bahasa Indonesia, terdiri dari vocal

tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk vocal tunggal

alihaksaranya adalah sebagaiberikut :

TandaVokal Arab TandaVokal Latin Keterangan

a Fathah ـ

i Kasrah ـ

u Dammah ـ

Adapun untuk vocal rangkap, ketentuan alihaksaranya sebagai berikut :

TandaVokal Arab TandaVokal Latin Keterangan

ai a dan i _______ي

au a dan u _______و

Vokal Panjang(Madd)

Ketentuan alihaksara vocal panjang (madd), yang dalam bahasa arab

dilambangkan dengan harakat dan huruf, adalah sebagai berikut :

TandaVokal Arab TandaVokal Latin Keterangan

أـــــ â a dengan topi diatas

î i dengan topi diatas يـــــ

û u dengan topi diatas وــــــ

Page 15: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

xi

Kata Sandang

Kata sandang, yang dalam system aksara arab dilambangkan dengan huruf,

yaitu alif dan lam, dialihaksarakan menjadi huruf /i/ ,baik diikuti oleh huruf

Syamsiyah maupun Qamariyah. Contoh :al-rijâl bukan ar-rijal, al-diwân bukan

ad-diwan.

Syaddah (Tashdid).

Syaddah atau tasydid yang dalam system bahasa tulisan arab

dilambangkan dengan sebuah tanda, dalam alihaksara ini dilambangkan dengan

huruf, yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu. Akan

tetapi, hal ini tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak

setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah. Misalnya yang

secara lisan berbunyi ad-darûrah, tidak ditulis “ad-darurah”, melainkan“al-

darûrah”, demikian seterusnya.

Ta Marbutah

Berkaitan dengan alihaksara ini, jika huruf ta marbutah terdapat pada kata

yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /h/ (lihat

contoh 1 di bawah). Hal yang sama juga berlaku jika ta marbutah tersebut diikuti

oleh kata sifat (na’t) (lihat contoh 2). Akan tetapi, jika huruf ta marbutah tersebut

diikuti oleh kata benda (isim), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf

/t/ (lihat contoh 3).

Contoh :

No Kata Arab Alih Aksara

Tarîqah طريقة 1

Page 16: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

xii

al-jâmiah al-islâmiyah الجامعة االسالمية 2

Wahdat al-wujud وحدة الوجود 3

Huruf kapital

Meskipun dalam tulisan arab huruf kapital tidak dikenal, dalam alih aksara

ini, huruf capital tersebut juga digunakan, dengan memiliki ketentuan yang

berlaku dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, antara lain

yang menuliskan kalimat, huruf awal nama, tempat, nama bulan, nama diri, dan

lain-lain. Penting diperhatikan, jika nama didahului oleh kata sandang, bukan

huruf awal atau kata sandangnya. Contoh : Abu Hamid al-Ghazali bukan Abu

Hamid Al-Ghazali, al-Kindi bukan Al-Kindi.

Page 17: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hadis Rasulullah merupakan sumber kedua setelah al-Qur‟an. Bagi umat

Islam hadis menjadi pedoman dalam menjalankan agamanya setelah al-Qur‟an,

karena itu sudah merupakan keharusan baginya untuk mengikuti segala perintah

dan menjauhi larangan yang terkandung di dalamnya.

Hadis sering dikonotasikan dengan sunnah, secara definisi adalah segala

sesuatu yang dinisbatkan kepada Nabi SAW. baik berupa perbuatan, perkataan

maupun persetujuan beliau atas segala permasalahan yang terjadi dikalangan

kaum muslimin.1 Pada pengertian ini dapat dipahami bahwa hadis adalah segala

sesuatu yang disandarkan kepada Rasulullah yang merupakan respon terhadap

segala persoalan yang dihadapi umat Islam pada waktu itu.

Dalam agama Islam hadis memiliki peranan sangat penting, karena

bagaimanapun juga untuk memperoleh pemahaman keagamaan yang sempurna

diperlukan adanya petunjuk yang tidak hanya dari al-Qur‟an saja, sebagaimana

diketahui al-Qur‟an itu merupakan petunjuk yang universal oleh karenanya

dibutuhkan hadis sebagai petunjuk berikutnya. Bila ditinjau dari segi urutan dan

fungsinya, maka hadis menempati urutan kedua setelah al-Qur‟an, yang

merupakan sumber dalam mengambil segala keputusan yang menyangkut

persoalan-persoalan hidup umat manusia.2 Secara teknis dapat dijelaskan bahwa

1 Subhî al-Sâliḥ, „Ulûm al-Hadîts wa Musṯalahuhu, (Bayrût: Dâr al-„Ilmi Lilmayîn,

1988), h. 3. 2 M. Syuhudi Ismail, Hadis Menurut Pembela, Pengingkar dan Pemandunya (Jakarta:

Gema Insani Press, 1995), h. 72.

Page 18: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

2

hadis merupakan penjabaran lebih lanjut tentang makna-makna yang ada dalam

al-Qur‟an, karena kenyataannya yang terjadi dalam kehidupan sosial masyarakat

banyak sekali hal-hal yang secara langsung tidak ditemukan penjelasannya dalam

al-Qur‟an, akan tetapi hal tersebut ada dalam penjelasan Rasulullah yaitu hadis.

Rasulullah SAW. selalu mengajarkan kepada umatnya untuk mencari nilai

lebih dalam beribadah, dalam menjalankan ibadah yang memang diwajibkan dan

juga menjalankan ibadah-ibadah yang tidak diwajibkan (ibadah sunnah). Bahkan

tidak hanya dalam hal ibadah, melainkan di dalam beraktivitas sehari-hari

Rasulullah SAW. mengajarkan kepada umatnya untuk mencari nilai lebih

sekaligus mencari keberkahan dalam melakukan setiap pekerjaan, yaitu dengan

cara mengawalinya dengan membaca basmalah. Seorang muslim dianjurkan

membaca basmalah sebelum memulai sesuatu pekerjaan yang baik. Yang

demikian itu adalah untuk mengingatkan bahwa pekerjaan itu dikerjakannya

karena perintah Allâh, atau karena telah diizinkan-Nya. Maka karena Allâh-lah

dia mengerjakan pekerjaan itu dan kepada-Nya dia meminta pertolongan supaya

pekerjaan itu terlaksana dengan baik dan berhasil.3 Sebagaimana sabda Rasulullah

SAW. :

ث نا أبو بكر بن أب شيبة وم ث نا بب يد عفو بن حد د بن ح ى ومدمد بن لف ا عسقلنايق ااعو حد دم

اال رسول عفو صفى عفو لوزبي بن ا رة بن عزقىري بن أب سفدمة بن أب ىري رة اال موسى بن 4فيو ببقم عفو عرحن عرحيم أاطع وسفم كلق أمرا ذي بالا ل ي بدأ بفيو

3 Departemen Agama R.I., Al-Qur‟an dan Tafsirnya (Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab

Suci al-Qur‟an, 1983), h. 16. 4 Abu Abdillah Muhammad Ibn Yazid al-Qazwini Ibnu Mâjah, Sunan Ibnu Mâjah

(Bayrût: Dâr al-Fikr, tth), jilid 6, hadis no. 4881, h. 5

Page 19: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

3

“…Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda: Setiap pekerjaan

yang baik, yang tidak dimulai dengan (membaca) „Bismillâhirrahmânirrahîm‟, niscaya

terputus [berkahnya] (HR. Ibnu Mâjah)

Ketika seseorang membaca basmalah, maka makna-makna di atas yang

diharapkan menghiasi jiwanya. Ini membawa kepada kesadaran akan kelemahan

diri serta kebutuhan kepada Allâh. Orang yang membaca basmalah seharusnya

juga menghayati kekuatan dan kekuasaan Allâh, serta rahmat dan kasih sayang-

Nya yang tercurah bagi seluruh makhluk. Kalau yang demikian itu tertanam di

dalam jiwa, maka pasti nilai-nilai luhur terjelma keluar dalam bentuk perbuatan,

karena perbuatan merupakan cerminan dari suasana kejiwaan. Seorang yang

sedang dirundung kesedihan atau sakit, keindahan baginya menjadi hampa,

sedang yang dimabuk asmara, segala sesuatu akan tampak indah di pelupuk

matanya. Ini karena “setiap wadah menumpahkan isinya”. Yang membaca

basmalah akan mencurahkan rahmat dan kasih sesuai pola Tuhan mencurahkan

rahmat-Nya yang tidak hanya menyentuh sang muslim, tetapi juga yang kafir,

bahkan seluruh makhluk tanpa kecuali.5

Dapat ditegaskan di sini bahwa apabila seseorang memulai pekerjaannya

dengan nama Allâh atau atas nama Allâh, maka pekerjaan tersebut akan menjadi

baik, indah dan benar, atau paling tidak akan terhindar pelakunya dari godaan

nafsu, atau dorongan ambisi dan kepentingan pribadi. Apabila seseorang

menjadikan pekerjaannya bertitik tolak dari pangkalan Ilahi dan demi karena Dia

Yang Maha Pengasih dan Penyayang itu, maka pastilah pekerjaannya tidak akan

mengakibatkan kerugian bagi orang lain. Ia bahkan akan membawa manfaat bagi

5M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah; Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur‟an (Jakarta:

Lentera Hati, 2002)Vol. 1, h. 23

Page 20: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

4

diri, masyarakat dan lingkungan sekitarnya, bahkan kemanusiaan secara

keseluruhan.6

Pengucap basmalah ketika mengaitkan ucapannya dengan kekuasaan dan

pertolongan Allâh – bagi yang mengaitkannya dengan kata itu – maka seakan-

akan ia berkata: “Dengan kekuasaan Allâh dan pertolongan-Nya pekerjaan yang

saya lakukan dapat terlaksana”. Maka dari itu, apa pun aktivitas yang kita

lakukan, termasuk menarik dan menghembuskan nafas, makan atau minum, gerak

refleks atau sadar, diam atau bergerak, semuanya tidak dapat terlaksana tanpa

kekuasaan dan pertolongan Allâh.7 Karena sebelum datang Islam orang Arab

mengerjakan sesuatu pekerjaan adalah dengan menyebut al-Lâta dan al-„Uzza,

yaitu nama-nama berhala mereka. Sebab itu Allâh SWT. mengajarkan kepada

penganut-penganut agama Islam yang telah meng-Esa-kan Nya, supaya mereka

mengerjakan dengan menyebut nama Allâh.8

Di dalam al-Qur‟an ada 114 surat, semuanya dimulai dengan basmalah,

kecuali surat al-Taubah. Surat al-Taubah ini tidak dimulai dengan basmalah

karena memang tidak serasi kalau dimulai dengan basmalah. Di samping pada

permulaannya, basmalah ada disebutkan satu kali dipertengahan surat al-Naml

(ayat 30).9 Surat yang menempati urutan kedua puluh tujuh dalam susunan al-

Qur‟an. Dalam ayat ini, diceritakan bagaimana Nabi Sulaiman AS. memulai

suratnya yang dikirim dengan perantara seekor burung Hudhud kepada ratu Saba‟,

6 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, h. 23

7 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, h. 24l

8 Departemen Agama R.I., Al-Qur‟an dan Tafsirnya, h. 16

9 Departemen Agama R.I., Al-Qur‟an dan Tafsirnya, h. 13-14

Page 21: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

5

konon bernama Balqis yang berisi ajakan untuk mengesakan Tuhan, dengan

basmalah.

Dari penjelasan singkat tentang basmalah di atas, para ulama sepakat

bahwa basmalah adalah firman Allâh SWT. yang tercantum dalam al-Qur‟an,

paling tidak pada surat al-Naml (QS 27:30). Tidak pula seorang ulama pun

mengingkari pentingnya mengucapkan basmalah pada awal setiap kegiatan.10

Tetapi mereka berbeda pendapat apakah basmalah merupakan ayat yang berdiri

sendiri pada awal setiap surat, ataukah merupakan bagian dari awal masing-

masing surat dan ditulis pada pembukaannya? Apakah basmalah itu merupakan

salah satu ayat dari setiap surat, atau bagian dari surat al-Fâtihah saja dan bukan

surat-surat lainnya? Apakah basmalah yang ditulis di awal masing-masing surat

itu hanya untuk pemisah antara surat semata dan bukan merupakan ayat?.11

Selain terjadi perbedaan pendapat tentang penetapannya sebagai ayat

tersendiri (di dalam surat al-Fâtihah), terjadi juga perbedaan pendapat tentang

pembacaan secara jahr (nyaring) di dalam salat.12

Umat Muslim sepakat bahwa ketika salat wajib membaca surat al-Fâtiẖah.

Sebagaimana yang dijelaskan dalam hadis Nabi SAW. :

ث نا ث نا لفويق بفي بن لقن حد ث نا سسدا بن إب رىيم بن ي سلوب حد بن بن صاعحا بن أب حد

ألب ره بئرىم من وجهو ف وسفم بفيو عفو صفى عفو رسول مج عذي يع عرب بن مدمود أن شهابا

10

M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, h. 25 11

Muhammad al-Caff, Tafsir Populer al-Fâtihah; Menyelami Makna Lahir dan Batin al-

Fâtihah Secara Mudah dan Sederhana (Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2011) cet. Ke-1, h. 87 12

Muhammad bin Ali bin Muhammad al-Syaukani, Tafsîr Fatẖ al-Qadîr (Mesir: Dâr al-

Hadîts, 1413 H/1993 M) juz 1, h. 64

Page 22: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

6

بأم ي لرأ ل عدمن صناة ل اال وسفم بفيو عفو صفى عفو رسول أن ألب ره عصامت بن ببادة أن

13علرآن “... Dari „Ubâdah bin Shâmit r.a., sesungguhnya Rasulullah SAW. bersabda

bahwa tidak sah salat bagi orang yang tidak membaca ʹUmmul Qur‟an.” (HR. Muslim)

Namun umat muslim berbeda dalam prakteknya ketika salat. Ketika kita

melaksanakan salat berjamaah misalnya, terkadang kita mendengar ada imam

yang membaca dan mengeraskan bacaan basmalah di awal surat al-Fâtihah dan

surat al-Qur‟an sesudahnya, namun terkadang kita tidak mendengarnya pada

imam yang lain. Perbedaan basmalah pada surat al-Fâtihah dalam salat

menjadikan umat Islam terpecah-pecah. Di Indonesia perbedaan tersebut

memaksa umat Islam untuk membangun dua masjid di satu kampung yang

penduduknya tidak lebih dari 100 kepala keluarga. Yang lebih memprihatinkan

lagi, ada anggapan bahwa masyarakat yang terbiasa membaca basmalah dalam

salat di masjid yang imamnya tidak membaca basmalah salatnya tidak sah.

Realita ini sangat mencengangkan bagi siapa saja memahami Islam sacara tepat,

terlebih kondisi tersebut dipertahankan oleh kebanyakan tokoh agama dan

dilestarikan turun-temurun. Sebenarnya apa yang menyebabkan perbedaan ini?

Apa yang mendasari atau yang menjadi hujjah bagi masing- masing pendapat?

Bagaimana perspektif hadis terhadap masalah ini?

Agar lebih mendalam dalam penelitian skripsi ini, penulis bermaksud

menelusuri dan mengkaji hadis-hadis tentang pembacaan basmalah dalam salat

dan mengangkat sebagai judul skripsi yaitu: “STUDI HADIS-HADIS

PEMBACAAN BASMALAH DALAM SALAT (Kajian Hadis Tematik).”

13

Muslim bin al-Hajjaj Abu al-Husain al-Qusyairi al-Naisaburi, Sahîh Muslim, (Bayrût:

Dâr al-Fikr, tth( hadis no. 597, juz 2, h. 351

Page 23: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

7

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Untuk memudahkan pada skripsi ini, kiranya perlu dibuat pembatasan dan

perumusan masalah, penulis akan membatasi masalah pada skripsi ini dengan

hanya membahas tentang pembacaan basmalah dalam salat, dan menguraikan

hadis-hadis yang berkaitan dengannya yang ada di dalam kitab-kitab hadis ( al-

kutub al-sittah) saja.

Serta untuk melengkapi kajian ini penulis juga mengungkapkan beberapa

pandangan fuqaha dan juga pendapat mufasir. Dari pernyataan tersebut maka

dapat dirumuskan perincian masalah yang menjadi penunjang dalam pembahasan

yaitu, sebagai berikut:

1. Apa yang menyebabkan perbedaan dalam masalah ini?

2. bagaimana perspektif hadis terhadap masalah pembacaan basmalah dalam

salat?

C. Tinjauan Pustaka

Sepanjang penelusuran yang penulis lakukan, ada satu buku yang

membahas tentang masalah basmalah, yaitu: Buku karya Saiful Anwar al-Batawy

dengan “Rahasia Kedahsyatan Basmalah.”

Selain itu, ada juga beberapa skripsi yang membahas tentang masalah

basmalah, diantaranya yaitu: Skripsi yang ditulis mahasiswa Ushuluddin dan

Filsafat, penulis menemukan tiga judul yang membahas tentang basmalah, yaitu:

1. Skripsi yang ditulis oleh Novi Kamelia, program studi Tafsir Hadis UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul “Ta‟wil Mullâ Shadrâ terhadap

Basmalah dalam Surat al-Fâtihah”. Skripsi ini menjelaskan bahwa

Page 24: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

8

basmalah dalam Ta‟wil Mullâ Shadrâ memiliki makna yang sentral karena di

dalamnya dijelaskan tentang ketauhidan, hingga benar adanya bahwa

basmalah merupakan induk dari al-Qur‟an karena tauhid adalah puncak dari

keimanan.

2. Skripsi yang ditulis oleh Harry Firmansyah, program studi Tafsir Hadis UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul “Pemikiran Quraish Shihab

tentang Ketiadaan Lafaz Basmalah pada Awal Surat al-Taubah”. Dalam

skripsi ini dijelaskan bahwa surat ini masih bagian dari surat sebelumnya

yaitu surat al-Anfâl, oleh karenanya tidak perlu tertulis basmalah pada awal

surat ini yang akan menjadi pemisah antara surat ini dan surat sebelumnya.

3. Skripsi yang ditulis oleh Ahmad Gunawan, program studi Tafsir Hadis UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013 dengan judul “Pemaknaan

Basmalah pada Surat-surat Juz „Amma dalam Tafsir al-Jîlani”. Skripsi

ini menjelaskan bahwa al-Jîlani memaknai basmalah pada setiap surat

sebagai bentuk dakwahnya bahwa segala sesuatu harus dimulai dengan

basmalah.

Dari tinjauan pustaka di atas, maka posisi skripsi ini adalah membahas

basmalah dalam perspektif hadis yang disusun dalam skripsi yang berjudul

“Studi Hadis-hadis Pembacan Basmalah dalam Salat (Kajian Hadis

Tematik)”. Skripsi ini akan mencoba meneliti basmalah dalam perspektif hadis

yang termuat dalam al-Kutub al-Sittah.

Page 25: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

9

Dari sebagian kajian pustaka yang telah dipaparkan di atas, belum ada

yang membahas penelitian ini khususnya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Maka peneliti ingin mengkaji pembahasan ini lebih lanjut.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan permasalahan tersebut dapat diketahui tujuan yang dicapai

dalam penulisan skripsi ini, yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kandungan hadis tentang pembacaan basmalah dalam

salat.

2. Untuk menambah kajian keilmuan hadis.

3. Sebagai Tugas Akhir, guna memperoleh gelar Sarjana (SI) dalam bidang

Tafsir Hadis pada Fakultas Ushuludin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

E. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Untuk menjawab persoalan yang telah diuraikan pada pokok masalah, maka

dalam penelitian ini dibutuhkan data-data deskriptif, yakni berupa kata-kata

tertulis bukan berupa angka ataupun lapangan. Dengan demikian, penelitian ini

tergolong pada penelitian kualitatif14

deskriptif, atau bisa disebut dengan metode

dokumentasi. Sementara, jika dilihat dari tempatnya, penelitian ini termasuk

kategori penulisan konsep, yaitu jenis penelitian studi kepustakaan (library

research), yaitu melalui data yang lebih memerlukan olahan filosofik dan teoritik

14

Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penulisan

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

perilaku yang dapat diamati. Lihat Lexy J. Moleong. Metodologi Penulisan Kualitatif. (Bandung:

Rosdakarya, 2005), h. 3.

Page 26: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

10

daripada uji empirik. Dalam hal ini, penulis menggunakan serta memanfaatkan

literatur-literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji.

Untuk itu dalam penelitian ini, penulis menempatkan diri sebagai instrumen,

bertindak sebagai perencana, pelaksana pengumpul data, analis, penafsir data

tentang kajian pembacaan basmalah dalam salat dalam perspektif hadis, yang

pada akhirnya menjadi pelopor dari hasil penelitian ini.

2. Pendekatan Penelitian

Untuk menjawab persoalan yang termuat dalam pokok masalah, maka

dibutuhkan sebuah pendekatan yang relevan sebagai perangkat analisisnya. Dalam

hal ini, penulis menggunakan tiga pendekatan, yaitu:

a. Pendekatan kesehatan (fisik, mental [psikologi] dan sosial), digunakan

untuk melacak kebenaran tentang implikasi hadis pembacaan basmalah

dalam salat.

b. Pendekatan tekstual, dipergunakan sebagai pisau analisis terhadap

pemaknaan hadis secara tekstual baik melalui pemaknaan terhadap makna

gramatikal ataupun makna leksikalnya.

c. Pendekatan kontekstual, digunakan untuk melihat latar belakang baik

eksternal maupun internal, yaitu menyelidiki keadaan khusus yang dialami

saat kemunculannya.15

Kaitannya dengan penelitian ini, secara khusus

digunakan untuk mengkaji Asbâb al-Wurûd hadis.

15

Bakker dan Jubair, Metode Penulisan Filsafat (Yogyakarta: Kanisius, 1994) h. 52

Page 27: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

11

3. Sumber Data

Menurut Sugiyono dalam bukunya “Memahami Penulisan Kualitatif”,

membagi jenis data menjadi dua bagian, yaitu data primer dan data sekunder.16

Adapun yang termasuk sumber primer dalam penelitian, yaitu kitab-kitab hadis

yang termuat dalam al-Kutub al-Sittah17

beserta kitab-kitab syarah-nya.18

Dengan

alasan bahwa hadis yang diteliti oleh penulis semuanya terdapat dalam al-Kutub

al-Sittah, karena hadis yang tercantum dalam kitab-kitab tersebut telah diakui

otentitasnya oleh para ulama. Dalam penelitiannya, penulis menggunakan kamus

hadis “al-Mu‟jam al-Mufahrâs li al-Fâẓ al-Hadîts”,19

karya A.J. Wensinck

sebagai alat untuk mengetahui letak dimana redaksi-redaksi hadis tentang

pembacaan basmalah dalam salat termuat dalam kitab-kitab tersebut. Kemudian

untuk mengolah data primer dan mempertajam analisis, penulis juga

menggunakan data-data sekunder, yaitu berupa buku, kitab, artikel, tulisan ilmiah,

dan lain sebagainya yang dapat mendukung penelitian dalam skripsi ini.

4. Teknik Pengumpulan Data

Seperti diketahui bahwa penelitian ini tergolong ke dalam penelitian studi

kepustakaan (library research), sehingga data yang dibutuhkan adalah data yang

diperoleh dari hasil tela‟ah terhadap berbagai literatur, maka instrumen

16

Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data. Sedangkan sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data, atau data yang mengutip dari sumber lain sehingga

tidak bersifat otentik karena sudah diperoleh dari sumber kedua dan ketiga. Sugiyono. Memahami

penulisan Kualitatif. (Bandung: CV Alfabeta, 2005) h. 62. 17

Yaitu: Sahîh al-Bukhârî, Sahîh Muslim, Sunan Abû Dâwud, Sunan al-Tirmîdzî, Sunan

al-Nasâ‟î, dan Sunan Ibnu Mâjah. Kitab-kitab tersebut disebut dengan al-Kutub al-Sittah. 18

Dalam penelitian ini penulis hanya menggunakan satu kitab syarah dari kitab-kitab

tersebut. Yaitu kitab „Aun al-Ma‟bûd Syarh Sunan Abû Dâwud, karya Muhammad Syamsul Haq

al-„azîm. 19

A. j. Wensinck. al-Mu‟jam al-Mufahrâs li al-Fâẓ al-Hadîts. (Leiden: Maktabah Bril,

1936).

Page 28: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

12

pengumpulan terhadap data-data tersebut adalah dengan menggunakan metode

dokumentasi.

Dalam melakukan pengumpulan terhadap data-data yang dibutuhkan, terlebih

dahulu mengidentifikasi sumber data yang dapat dijadikan sebagai objek tela‟ah

dalam penelitian, kemudian dilanjutkan dengan upaya pengumpulan data-data dari

berbagai sumber yang telah ditentukan baik sumber primer maupun sumber

sekunder dengan cara menghimpun hadis-hadis yang sesuai dengan tema sentral

yang sedang diteliti melalui kamus hadis al-Mu‟jam al-Mufahras. Selain

penelusuran terhadap kamus tersebut, digunakan juga program al-Maktabah al-

Syâmilah.

5. Teknik Pengolahan dan Analisa Data

Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah melakukan

pengolahan atas data-data tersebut. Dalam proses penelitian ini, penulis

menggunakan metode deskriptif20

analitik.21

Metode deskriptif penulis gunakan

untuk memaparkan data dan memberikan penjelasan secara mendalam mengenai

sebuah data dan juga untuk menyelidiki dengan menuturkan, menganalisa data-

data kemudian menjelaskannya.22

Dalam hal ini penulis mengambil penjelasan

dari para ulama melalui kitab-kitab syarah, serta mengungkapkan beberapa

pandangan fuqaha dan juga pendapat mufasir. Sedangkan metode analitik yang

20

Metode deskriptif adalah menguraikan secara teratur seluruh konsep yang akan dikaji.

Lihat Anton Bakker dan Achmad Charris Zubair. Metode Penulisan Filsafat. (Yogyakarta:

Kanisius, 1994), h.65. 21

Metode analitik adalah metode yang digunakan untuk pemeriksaan secara konseptual

atas data-data yang ada, kemudian diklasifikasikan sesuai permasalahan, dengan maksud untuk

memperoleh kejelasan atas data yang sebenarnya. Lois O Katsoff. Pengantar Filsafat. Penerjemah

Suyono Sumargono. (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1992) h. 18. 22

Bakker dan Zubair, Metode Penelitian Filsafat, h. 70.

Page 29: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

13

dimaksud adalah menjelaskan hadis-hadis tentang pembacaan basmalah dalam

salat.

Selain itu, penulis juga menggunakan metode deduktif (deduksi)23

dan

induksi. Metode deduktif digunakan untuk menguraikan data dari suatu pendapat

yang bersifat umum kemudian diuraikan menjadi hal-hal yang bersifat khusus.

Sedangkan metode induksi merupakan alur pembahasan yang berangkat dari

realita-realita yang bersifat khusus atau peristiwa konkrit, kemudian ditarik secara

general sehingga bersifat umum.

Setelah mengelola data-data tersebut, maka diharapkan penelitian ini dapat

terlaksana secara rasional, sistematis dan terarah. Sementara, terkait dengan teknik

penulisan, skripsi ini merujuk pada pedoman penulisan skripsi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2012-2013.24

F. Sistematika Penulisan

Mengacu pada penelitian di atas, maka pembahasan dalam penelitian ini

akan disistematisasikan sebagai berikut:

Pembahasan diawali dengan pendahuluan yang menguraikan argumentasi

seputar signifikasi studi ini, bagian ini merupakan bab pertama yang berisi latar

belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tinjauan pustaka, tujuan

dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

23

Deduktif atau deduksi merupakan alur pembahasan yang berangkat dari realitas yang

bersifat umum kepada sebuah pemaknaan yang bersifat khusus. Sutrisno Hadi. Metode Research 1.

(Yogyakarta: Andi Offset, 1987), h. 42. 24

Tim AAK UIN Jakarta. Pedoman Akademik: Program Strata 1 2012-2013. (Jakarta:

Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan UIN Jakarta, 2012).

Page 30: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

14

Selanjutnya, bab kedua diisi dengan pembahasan mengenai tinjauan umum

tentang basmalah yaitu meliputi makna basmalah, keutamaan basmalah,

penafsiran ulama tafsir terhadap basmalah.

Pada bab ketiga penulis akan menguraikan hadis-hadis tentang pembacaan

basmalah dalam salat, pada bab ini diisi dengan teks dan terjemahan, asbâb al-

wurûd hadis, syarah dan komentar ulama hadis, pandangan fuqaha terhadap

basmalah dan pendapat mufasir tentang maslah pembacaan basmalah dalam salat.

Akhirnya studi skripsi ini akan ditutup dengan kesimpulan dan saran-saran

yang mengisi bab keempat.

Page 31: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

15

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG BASMALAH

A. Makna Basmalah

Kata basmalah ( البسملة ( adalah maṣdar dari kata basmala ( بسمل) yang

artinya mengucapkan bismillâh atau membaca basmalah.1 Dalam penggunaan

kebahasaan terdengar pemakaian kata basmalah tersebut seperti basmala ar-

rajulu (بسمل الزجل ) artinya orang itu mengucapkan atau menulis حمن الزه بسم للاه

حيم Kalimat itu disebut .(تسمية) Selain disebut basmalah juga disebut tasmiyah .الزه

tasmiyah karena orang yang mengucapkannya menyebut nama Allâh dengan sifat-

sifat-Nya yang mulia.2

Imam al-Qurthubi berkata: basmalah adalah sumpah Tuhan kita yang Dia

turunkan di awal setiap surat. Dia bersumpah kepada hamba-hamba-Nya: „Wahai

hamba-hamba-Ku, sesungguhnya lafazh yang Aku letakan untuk kalian di surat

ini adalah suatu kebenaran, dan Aku akan memenuhi semua yang Aku jamin

dalam surat ini, yaitu janji, kelembutan-Ku dan kebaikan-Ku. Selanjutnya beliau

menambahkan, bahwa basmalah adalah sesuatu yang Allâh turunkan di dalam

1 Ahmad Warson Munawwir, al-Munawwir; Kamus arab-Indonesia (Surabaya: Pustaka

Progressif, 1997) cet. Ke-2, h. 85; lihat juga di Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdlor, Kamus

Kontemporer Arab-Indonesia (Yogyakarta: Yayasan Ali Maksum Pondok Pesantren Krapyak

Yogyakarta, 1996) h. 327; dan lihat juga di Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia (Jakarta: PT.

Mahmud Yunus wa Dzurriyyah, 2010) h. 65 2 H. Ahmad Annuri, Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur‟an & Ilmu Tajwid (Jakarta: Pustaka

Al-Kautsar, 2010) cet. Ke-1, h. 36

Page 32: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

16

kitab kita, dan diberikan kepada umat ini, khususnya setelah diberikan kepada

Sulaiman.3

Di dalam kalimat basmalah terdapat beberapa kata kunci, yaitu:

1. Allâh merupakan lambang untuk Rabb, yakni nama untuk Rabb Yang

Mahasuci lagi Mahatinggi.4

2. Ar-Rahmân yaitu nama atau sifat dari Allâh yang diambil dari kata ar-

Rahmah, yang berarti Maha Pengasih. Yang mempunyai kasih sayang yang

mencakup dan meliputi untuk semua makhluk yang ada di dunia ini.5

3. Ar-Rahîm yaitu nama Allâh yang diambil dari kata ar-Rahmah yang berarti

Maha Penyayang, hanyalah diperuntukkan kepada orang-orang yang beriman

di akhirat kelak. Artinya bahwa Allâh mempunyai sifat kasih sayang bagi

orang-orang yang beriman kelak di hari kiamat.

Basmalah merupakan pembuka kitab Ilâhi. Basmalah bukan hanya

terdapat dalam permulaan al-Qur‟an, namun dalam seluruh kitab samawi.6

Basmalah adalah kunci pembuka perbuatan dan pekerjaan seluruh nabi. Ketika

perahu Nabi Nuh as. berhadapan dengan gelombang angin topan, beliau berkata

kepada para pengikutnya, sebagaimana yang diceritakan dalam al-Qur‟an:

3 Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakar bin Farh al-Ansari al-Khazraji al-

Andalusi al-Qurthubi, Al-Jâmi‟ li Ahkâmil Qur‟ân (Mesir: Dâr al-Kutub al-Misriyah, tth) jilid 1, h.

237 4Isma‟il bin „Amr al-Qurasyi bin Kasir al-Basri ad-Dimasyqi „Imâduddîn Abul Fidâ‟ al-

Hâfiz al-Muhaddis asy-Syafi‟i (Ibn Katsîr), Tafsîrul Qur‟ânil „Azîm (Kairo: Matba‟ah al-

Istiqâmah, 1958) jilid 1, h. 57 5 H. Darwis Abu Ubaidah, Tafsir Al-Asas; tafsir lengkap dan menyentuh ayat-ayat

seputar Islam, Iman dan Ihsan (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2012) cet. Ke-1, h. 38 6 Muhammad Al-Caff, Tafsir Populer al-Fātiḥah, h. 90

Page 33: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

17

“Dan Nuh berkata: "Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama

Allâh di waktu berlayar dan berlabuhnya." Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha

Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Huud[11] : 41).

Ali bin Abi Thalib berkata, “Basmalah adalah penyebab datangnya

keberkahan dan meninggalkannya menyebabkan kekacauan dalam segala urusan.”

Ali juga berkata, “Sesungguhnya seorang hamba jika ingin membaca atau

mengerjakan suatu pekerjaan, lalu ia membaca lafadz Bismillâhirrahmânirrahîm,

maka ia akan diberkati dalam perbuatan tersebut.”

Basmalah merupakan ikrar dari seorang hamba dalam penyerahan dirinya

bulat-bulat kepada Allâh SWT. dalam segala aktivitasnya. Seorang ulama

berpendapat bahwa basmalah itu adalah wujud dari keingin-dekatannya seorang

hamba dengan Penciptanya dengan pengharapan apa yang dikerjakannya ini akan

selalu dilindungi oleh Allâh, sehingga dia tidak hanya menterjemahkan basmalah

secara harfiah: “Dengan menyebut nama Allâh...” tetapi diartikannya sebagai:

“Aku bersamaMu ya Allâh... dalam melakukan segala aktivitas kehidupanku

ini...”.

Adapun makna basmalah pada setiap pembukaan surat al-Qur‟an menjadi

syiar kaum muslimin dalam mengekspresikan daya kekuatan untuk melakukan

semua kegiatan. Contoh, “Saya memulai suatu pekerjaan dengan menyebut nama

Allâh Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, (Bismillâhirrahmânirrahîm).”

Suatu pekerjaan yang dimulai dengan nama Allâh, memiliki arti bahwa semata-

mata karena perintah Allâh dan hanya untuk Allâh.7

7Ahmad Musṯafa al-Marâghî, Tafsîr al-Marâghî (Mesir: Musṯafa al-Bâbî al-Halabî, 1974)

jilid 1, h. 13

Page 34: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

18

Dengan mengucapkan basmalah pada setiap pekerjaan menunjukkan sikap

untuk mengingatkan akan kebesaran Allâh, dan menyadari keagungan akan Allâh

di permulaan suatu pekerjaan yang akan mempunyai pengaruh.

Sedangkan pendapat yang dikemukakan oleh Syaikh Muhammad Abduh

sebagaimana yang dikutip oleh Hasbi ash-Shidiqi yaitu, “Sesungguhnya

pengucapan basmalah adalah manifestasi pembaca dalam usaha melepaskan diri

dari perbuatan buruk yang dilakukan oleh dirinya pula sebagai pernyataan

bahwasanya perbuatan itu dialamatkan kepada Allâh dan atas perintah-Nya

dengan takdir-Nya”.8

Quraish Shihab menambahkan makna basmalah yaitu, bahwa Allâh

memulai al-Qur‟an dengan basmalah dan memerintahkan Nabi-Nya sejak dini

pada wahyu pertama agar melakukan pembacaan dan semua aktivitas dengan

nama Allâh, iqra‟ bismi Rabbika, maka tidak keliru jika basmalah merupakan

pesan pertama Allâh kepada manusia agar memulai setiap aktivitasnya dengan

nama Allâh.9

Begitu juga dengan pendapat Sayyid Qutub dalam tafsirnya bahwa

memulai dengan nama Allâh adalah adab dan bimbingan pertama yang

diwahyukan Allâh kepada Nabi-Nya, Iqra‟ bismi Rabbika. Permulaan itu sesuai

dengan kaidah utama ajaran Islam yang menyatakan bahwa Allâh adalah al-

Awwâl wa al-Âkhîr wa az-Zâhir wa al-Bâtin. Dia Yang Maha Suci itu yang

merupakan wujud yang haq, yang dari-Nya semua wujud memperoleh wujudnya,

dan dari-Nya bermula semua yang memiliki permulaan. Karena itu dengan nama-

8Hasbi ash-Shidiqi, Sejarah dan Pengantar Ilmu Tafsir al-Qur‟an (Jakarta: Bulan

Bintang, 1994) h. 25 9M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Vol. 1, h. 11

Page 35: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

19

Nya segala sesuatu harus dimulai dengan nama-Nya terlaksana setiap gerak dan

arah.10

Allamah Kamal Faqih Imani dalam tafsirnya menambahkan bahwa

membaca basmalah setiap memulai suatu pekerjaan semestinya tidak hanya

dilakukan dengan lisan belaka, tapi mesti dilakukan dengan benar dan bermakna

agar berhasil dan diberkati.11

Karena itu, ketika hendak memulai setiap pekerjaan, kita dianjurkan untuk

membaca basmalah: saat makan, minum, tidur, mengendarai kendaraan, dan

pekerjaan-pekerjaan yang lain. Bahkan, binatang yang disembelih tidak dengan

nama Allâh , dagingnya menjadi haram untuk dimakan. Dalam hadis disebutkan ,

“Hendaklah anda tidak tidak melupakan basmalah meskipun hanya sekadar

menulis satu bait puisi.”12

B. Keutamaan Basmalah

Setelah membicarakan segala sesuatu tentang basmalah, maka mengertilah

kita bagaimana pentingnya menyebut Bismillâhirrahmânirrahîm pada permulaan

tiap-tiap pekerjaan yang kita kerjakan. Karena di dalam kalimat basmalah itu

terdapat tiga nama yang terbesar dari nama-nama Allâh yang banyak dan

termasuk dalam Asmaul Husna yaitu Allâh, ar-Rahmân , ar-Rahîm. Sebab itu

10

Sayyid Quthb, Tafsîr Fî Zilâl al-Qur‟ân (Kairo: Dâr al-Ihya al-Tijari al-„Arabiyah,

1386) jilid 1, h. 30 11

Allamah Kamal Faqih Imani, Tafsir Nurul Qur‟an; sebuah tafsir Sederhana menuju

Cahaya al-Qur‟an (Jakarta: al-Huda, 2003) vol 1, h. 25 12

Muhammad Al-Caff, Tafsir Populer al-Fâtihah, h. 92

Page 36: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

20

maka kalimat basmalah ini dinamakan oleh Rasulullah SAW. sendiri dengan

nama Asmaul-A‟zam, yaitu nama teragung dari Allâh SWT.13

Selain itu, basmalah juga mempunyai keutamaan-keutamaan yang

berlandaskan beberapa hadis. Keutamaan-keutamaan tersebut yaitu sebagai

berikut:

1. Pembukaan al-Qur‟an.14

Basmalah adalah kalimat yang sangat indah yang berada di awal-awal al-

Qur‟anul Karim dibuka.

2. Penghalang antara pandangan jin dan aurat manusia.15

ث نا ث نا الكم بن بشري بن سلمان حد ث نا ممد بن حيد حد د الصفار عن الكم حد خلفة عن علي قال قال رسول اللو صلى اللو عليو وسل م النصري عن أب إسحق عن أب جحي

ر ما ب ي الن وعورات بن آدم إذا دخل الكنيف أن ي قول ب 16سم اللو ست

“… Dari Ali ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda: Penghalang antara jin dan aurat

anak Adam adalah mengucapkan bismillâh ketika ingin masuk ke kamar mandi.”

(HR. Ibnu Mâjah)

3. Rasulullah SAW. mengawali surat yang beliau kirim ke raja-raja, untuk

mengajak mereka masuk Islam, dengan lafadz basmalah.Seperti surat yang

beliau kirim ke raja Heraklius.

4. Basmalah merupakan isi surat yang dikirim oleh Nabi Sulaiman AS. kepada

Ratu Saba‟ yang ketika itu masih menyembah matahari. Allah SWT.

berfirman, menceritakan kisah mereka :

13

Saiful Anwar Al-Batawy, Rahasia Kedahsyatan Basmalah (Jakarta: Kunci Iman, 2012)

cet. Ke-1, h. 17 14

H. Darwis Abu Ubaidah, Tafsir Al-Asas, hal. 25 15

H. Darwis Abu Ubaidah, Tafsir Al-Asas, hal. 30 16

Imam Ibnu Mâjah, Sunan Ibnu Mâjah, juz 1, hadis no. 293, h. 351

Page 37: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

21

“Berkata ia (Balqis): "Hai pembesar-pembesar, Sesungguhnya telah dijatuhkan

kepadaku sebuah surat yang mulia. Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan

Sesungguhnya (isi) nya: "Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi

Maha Penyayang. Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan

datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri". (QS. An-Naml [27]:

29-31)

5. Bacaan basmalah menjadi pemula untuk berbagai bentuk ibadah, seperti

wudhu, mandi dan tayamum menurut pendapat sebagian ulama. Dari Abu

Hurairah, Rasulullah SAW. bersabda:

ث نا ث نا سعيد بن ق ت يبة حد ىري رة أب عن أبيو عن سلمة بن ي عقوب عن موسى بن مد م حد

يذكر ل لمن وضوء ول لو وضوء ل لمن صلة ل وسلم عليو اللو صلى اللو رسول قال قال

17عليو ت عال اللو اسم

“… Dari Abu Hurairah ra. ia berkata, Nabi SAW. bersabda: Tidak sah salat orang

yang tidak berwudhu dan tidak sah wudhu orang yang tidak menyebut nama Allah

(membaca basmalah).” (HR. Abû Dâwud)

Hadis ini berbicara tentang wudhu, namun ulama mengqiyaskannya untuk

mandi dan tayamum, karena semuanya adalah kegiatan bersuci.

6. Basmalah sebagai perlindungan dari setan ketika makan.

Orang yang makan atau minum dengan didahului membaca basmalah

sebelumnya maka setan tidak mampu untuk turut memakannya. Rasulullah

SAW. bersabda:

17

Abû Dâwud Sulaymân bin al-Asy„ats al-Sijistânî, Sunan Abû Dâwud , (Bayrūt: Dâr al-

Fikr, tt), jilid 1,hadis no. 29, h. 114

Page 38: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

22

ث نا ث ن ىشام بن مؤمل حد ست وائي اللو عبد أب ابن ي عن ىشام عن إسعيل احد بديل عن الد

هم امرأة عن عب يد بن اللو عبد عن ها اللو رضي عائشة عن كلثوم أم لا ي قال من رسول أن عن

اسم يذكر أن نسي فإن ت عال اللو اسم ف ليذكر أحدكم أكل إذا قال وسلم عليو اللو صلى اللو

18وآخره أولو اللو بسم ف لي قل أولو ف ت عال اللو

“… Dari „Aisyah ra. ia berkata, bahwasanya Rasulullah SAW. bersabda:

Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka hendaknya ia menyebut nama

Allah SWT., jika ia lupa untuk menyebut nama Allah di awal, hendaklah ia

mengucapkan: “Bismillâhi awwalahu waa âkhirahu (dengan nama Allah pada awal

dan akhirnya)”.(HR. Abû Dâwud)

Dari Huzaifah Nabi SAW. bersabda:

19عليو اللو اسم يذكر ل الذي الطعام ليستحل الشيطان إن

“Sesungguhnya setan dibolehkan makan makanan yang tidak dibacakan nama

Allah ketika hendak dimakan.” (HR. Abuû Dâwud)

7. Penjagaan dari gangguan setan ketika berhubungan badan.

Dari Ibnu Abbas ra. bahwa Nabi SAW. bersabda:

ث نا ث نا سعيد بن ق ت يبة حد اللو رضي عباس ابن عن كريب عن سال عن منصور عن جرير حد

هما ف قال أىلو يأت أن أراد إذا أحدكم أن لو وسلم عليو اللو صلى اللو رسول قال قال عن

نا هم الل اللو باسم ن هما ي قدر إن فإنو رزق ت نا ما الشيطان وجنب الشيطان جنب ذلك ف ولد ب ي

20أبدا شيطان يضر ه ل

“… Dari Ibnu Abbas ra. ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda: Sekiranya salah

seorang di antara kalian ingin mendatangi isterinya, maka panjatkanlah doa:

“Dengan nama Allah, jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan yang

engkau anugerahkan kepada kami”, jika ditakdirkan memperoleh anak dari

keduanya, maka setan tidak akan membahayakannya selama-lamanya.” (HR. Al-

Bukhârî)

18

Abû Dâwud, Sunan Abû Dâwud, jilid 10, hadis no. 3275, h. 219 19

Abû Dâwud, Sunan Abû Dâwud, jilid 10, hadis no. 3274, h. 218 20

Muḥammad bin „Ismā„īl Abū „Abdillāh al-Bukhārī al-Ju„fī, Sahîh al-Bukhârî, (Bayrūt:

Dār al-Fikr, 1994) jilid 22, hadis no. 6847, h. 398

Page 39: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

23

8. Penghalang setan untuk membuka tempat barang berharga.

Beberapa harta berharga yang kita simpan di malam hari, juga akan

menjadi incaran setan. Dia berusaha mengganggu kita dengan mengotori

makanan atau mengambil barang berharga itu. Untuk mengatasi hal ini,

Rasulullah SAW. mengajarkan umatnya agar ketika menutup semua makanan

dengan membaca basmalah.

ث نا ث نا سعيد بن ق ت يبة حد ث نا و ح ليث حد عن الز ب ري أب عن الليث أخب رنا رمح بن ممد حد

ناء غط وا قال أنو وسلم عليو لو ال صلى اللو رسول جابرعن الباب وأغلقوا السقاء وأوكوا ال

أحدكم يد ل فإن إناء يكشف ول بابا ي فتح ول سقاء يل ل الشيطان فإن السراج وأطفئوا

21ف لي فعل اللو اسم ويذكر عودا إنائو على عرض ي أن إل

“… Dari Jabir ra., sesungguhnya Rasulullah SAW. telah bersabda: Tutuplah

bejana, ikatlah geribah (tempat menyimpan air yang terbuat dari kulit), tutuplah

pintu, matikanlah lentera (lampu api), karena sesungguhnya setan tidak mampu

membuka geribah yang terikat, tidak dapat membuka pintu, dan tidak juga dapat

menyingkap bejana yang tertutup. Bila engkau tidak mendapatkan tutup kecuali

hanya dengan melintangkan di atas bejananya sebatang ranting, dan menyebut nama

Allah, hendaknya dia lakukan.” (HR. Muslim)

9. Menghalangi setan menginap di dalam rumah

Bacaan basmalah diucapkan ketika masuk rumah, bisa menjadi

penghalang bagi setan untuk ikut memasukinya atau menginap di dalamnya.

ث نا ث نا العنزي المث ن بن ممد حد أبو أخب رن جريج ابن عن عاصم باأ ي عن الضحاك حد

ب يتو الرجل دخل إذا ي قول وسلم عليو اللو صلى النب سع أنو اللو عبد بن جابر عن الز ب ري

يذكر ف لم دخل وإذا عشاء ول لكم مبيت ل شيطان ال قال طعامو وعند دخولو عند اللو فذكر

21

Muslim bin al-Hajjaj Abu al-Husain al-Qusyairi al-Naisabur, Sahîh Muslim, (Bayrût:

Dâr al-Fikr, tth ( hadis no. 3755, jilid 10, h. 285

Page 40: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

24

المبيت أدركتم قال طعامو عند اللو يذكر ل وإذا المبيت أدركتم الشيطان قال دخولو عند اللو

22والعشاء

“… Dari Jabir bin Abdillah, sesungguhnya aku telah mendengar Nabi SAW.

bersabda: Jika seseorang masuk rumahnya dan dia mengingat nama Allah ketika

masuk dan ketika makan, maka setan akan berteriak: „Tidak ada tempat menginap

bagi kalian dan tidak ada makan malam.‟ Namun jika dia tidak mengingat Allah

ketika masuk maka setan mengatakan, „Kalian mendapatkan tempat menginap‟ dan

jika dia tidak mengingat nama Allah ketika makan maka setan mengundang

temannya, „Kalian mendapat jatah menginap dan makan malam‟.” (HR. Muslim)

10. Menjadi syarat halalnya hewan sembelihan23

Di antara keberkahan basmalah, orang yang menyembelih binatang

dengan membaca basmalah, hewan sembelihannya bisa menjadi halal.

Sebaliknya, orang yang menyembelih binatang tanpa mengucapkan

basmalah, baik disengaja maupun lupa, sembelihannya batal, dan hewan itu

tidak boleh dimakan.

Allah SWT. berfirman:

“Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah

ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu

kefasikan. Sesungguhnya syaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar

mereka membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka, Sesungguhnya kamu

tentulah menjadi orang-orang yang musyrik..” (QS. Al-An‟âm[6]: 121)

22

Imam Muslim, Sahîh Muslim, jilid 10, hadis no. 3762, h. 293 23

H. Darwis Abu Ubaidah, Tafsir Al-Asas, hal. 26

Page 41: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

25

C. Penafsiran Ulama Tafsir terhadap Basmalah

Bismillâhirrahmânirrahîm adalah kalimat yang pertama-tama tertulis

nama Allâh yang teragung lalu kemudian diikuti oleh Rahmân dan diakhiri Rahîm

adalah bahwa yang pemula dari segalanya adalah sang pencipta (khâliq), lalu

muncul kekuatan dan sifat-sifatnya yang memanifestasikan makna karunia dan

ampunan.24

Kalimat basmalah terdiri atas 19 huruf dalam lima komponen. Satu

bearasal dari kata bantu (huruf) yaitu huruf al-jâr (ب) yang terletak di permulaan

basmalah, dan empat lainnya berasal dari kata benda yaitu: الزحمن ,للا ,اسم, dan

25.الزحيم

1. Penafsiran Huruf al-Jâr (ب)

Ba‟ atau yang dibaca bi yang diterjemahkan dengan kata “dengan”

mengandung satu kata/kalimat yang tidak terucapkan tetapi harus terlintas di

dalam benak ketika mengucapkan basmalah, yaitu kata “memulai”. Sehingga

bismillâh berarti “Saya atau kami memulai apa yang kami kerjakan ini – dalam

konteks surat ini adalah membaca ayat-ayat al-Qur‟an – dengan nama Allâh”.

Dengan demikian, kalimat tersebut menjadi semacam do‟a atau pernyataan dari

pengucap bahwa ia memulai pekerjaannya atas nama Allâh. Atau dapat juga

diartikan sebagai perintah dari Allâh (walaupun kalimat tersebut tidak berbentuk

perintah) yang menyatakan, “Mulailah pekerjaanmu dengan nama Allâh”. Kedua

24

Mansur bin Mashadi, khasiat dan Mu‟jizat surat al-Fâtihah (Jakarta: Pedoman Ilmu

Jaya, 1995), cet. Ke-3, h. 58 25

H. Nashruddin Baidan, Tafsir Kontemporer Surat al-Fâtihah (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2012), cet. Ke-1, h. 16

Page 42: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

26

pendapat yang menyisipkan dalam benak kata “memulai” pada basmalah ini

memiliki semangat yang sama, yakni menjadikan (nama) Allâh sebagai pangkalan

tempat bertolak.26

Ada juga yang mengaitkan kata bi/dengan, dengan memunculkan dalam

benaknya “kekuasaan”. Pengucap basmalah, seakan-akan berkata, “Dengan

kekuasaan Allâh dan pertolongan-Nya, pekerjaan yang sedang saya lakukan ini

dapat terlaksana”. Pengucapnya ketika itu (seharusnya) sadar bahwa tanpa

kekuasaan Allâh dan pertolongan-Nya, apa yang sedang dikerjakannya itu tidak

akan berhasil. Dengan demikian ia menyadari kelemahan dan keterbatasan

dirinya, tetapi dalam saat yang sama pula (setelah menghayati arti basmalah ini)

ia memiliki kekuatan dan rasa percaya diri, karena ketika itu dia telah

menyandarkan dirinya kepada Allâh dan memohon bantuan Yang Maha Kuasa

itu.27

Imam asy-Syaukani berkata, bahwa huruf ب (Ba‟) yang bergantung

kepada ba‟ dalam lafazh bismillâh adalah sesuatu yang mahdzuf (dibuang atau

tidak ditampakkan), yaitu: Aqra‟ atau atlu (aku membaca), karena inilah yang

sesuai dengan konteks basmalah sebagai permulaannya. Maka, orang yang

memperkirakan bahwa yang mahdzuf itu didahulukan –sebelum lafazh bismillâh,

maka maksudnya adalah untuk menunjukkan didahulukannya yang mahdzuf itu

daripada perhatian terhadap perihal perbuatan, sedangkan orang yang

memperkirakan bahwa mahdzuf itu dikemudiankan, maka maksudnya adalah

untuk menunjukkan dikemudiankannya yang mahdzuf itu secara khusus, dengan

26

M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Vol. 1, h. 12 27

M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Vol. 1, h. 12

Page 43: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

27

tetap mencapai apa yang dikandungnya, yaitu mengutamakan nama, dan

mengisyaratkan bahwa mengawali aktifitas dengannya adalah lebih penting,

karena tabarruk (mencari berkah) bisa dicapai dengannya. Dengan demikian

tampaklah keunggulan pendapat yang memperkirakan dikemudiankan fi‟lmahdzuf

pada posisi ini, dan yang demikian ini tidak kontradiktif dengan firman Allâh

Ta‟ala: اقزأ باسم ربك الذي خلق (Bacalah dengan [menyebut] nama Rabbmu Yang

menciptakan). (QS. Al-„Alaq [96]: 1), karena posisi itu adalah posisi membaca,

maka perintah pelaksanaannya lebih penting.28

2. Penafsiran Lafal “اسم”

Basmalah diawali dengan بسم (bismi) ungkapan ini terdiri dari dua kosa

kata, yaitu kata benda االسم „nama‟ yang didahului partikel ب (huruf ba‟) kata

benda االسم adalah lafal yang menunjukkan zat atau makna. Ulama bahasa

berbeda pendapat tentang asal kata اسم dalam dua pendapat golongan Basrah,

memandang bahwa kata itu berasal dari kata السمى (as-sumuw) yang bermakna

kemuliaan dan ketinggian العلى والزقعة oleh karena itu ada yang berpendapat

bahwa nama seseorang mengangkat derajatnya sehingga ia dapat mengatasi orang

lain. Sedangkan golongan Kufah berpendapat bahwa kata االسم berasal dari kata

tanda‟. dikatakan demikian karena nama sesuatu„ العالمة yang bermakna السمه

menjadi tanda yang dimuat atau diberikan untuknya.29

28

Muhammad bin Ali bin Muhammad al-Syaukani, Tafsîr Fatẖ al-Qadîr (Mesir: Dâr al-

Hadîts, 1413 H/1993 M) juz 1, h. 67 29

Abd. Muin Salim, jalan Lurus menuju Hati Sejahtera; Tafsir surat al-Fâtihah (Jakarta:

Pustaka Hidayah, 1999), cet. Ke-1, h. 19

Page 44: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

28

Lafal م""بس (dengan menyebut nama), Imam ath-Thabari berkata:

“Sesungguhnya Allâh telah mengajarkan kepada Nabi-Nya SAW. agar

mendahulukan nama-Nya yang mulia atas sekalian perbuatan-Nya, dan

menjadikan apa yang telah diajarkan kepada Nabi-Nya tersebut sebagai sunnah

yang patut diikuti oleh semua makhluk-Nya dalam memulai setiap pembicaraan,

penulisan surat, buku dan aktifitas mereka; sehingga makna yang zhahir dari

indikasi بسم للا mencukupi makna yang tersembunyi dari maksud pengucapnya.

Hal itu karena huruf ba‟ pada kata بسم للا menghendaki adanya suatu pekerjaan,

dan tidak ada pekerjaan yang tampak padanya, sehingga sekedar mendengar kata

diucapkan, maka orang yang mendengarnya telah memahami maksud بسم للا

pengucapnya. Hal ini seperti orang yang ditanya, “Apakah yang kau makan hari

ini?” Ia menjawab, “Makanan.” Tanpa harus menjawab, “Aku makan makanan.”30

Dengan demikian jika ada seseorang yang mengucapkan lafazh بسم للا

kemudian ia memulai sebuah surat, maka artinya secara logis: “Aku الزحمن الزحيم

membaca dengan menyebut nama Allâh Yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang.” Demikian juga jika ada orang yang mengucapkan lafazh بسم للا

ketika hendak berdiri atau duduk atau apa saja, maka maksudnya, “Aku hendak

berdiri dengan menyebut nama Allâh, aku hendak duduk dengan menyebut nama

Allâh.31

30

Muhammad bin Jarir bin Yazid bin Khalid bin Kasir Abu Ja‟far Ath-Thabari, Jâmi‟ul

Bayân fî Tafsîril Qur‟ân, (Bayrut: Dâr al-Kutbi al-Ilmiyah, 1426 H/2005 M) jilid 1, h. 201 31

Imam at-Tabari, Jâmi‟ul Bayân fî Tafsîril Qur‟ân, jilid 1, h. 201

Page 45: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

29

Penulisan kata Bismi dalam basmalah tidak menggunakan huruf alif

berbeda dengan kata yang sama pada awal surat al-„Alaq atau Iqra‟, yang tertulis

dengan tata cara penulisan baku yakni menggunakan huruf alif persoalan ini

menjadi bahasan para pakar dan ulama. Al-Qurtubi (w. 671 H) berpendapat

sebagaimana dikutip oleh M. quraish Shihab, bahwa penulisan tanpa huruf alif

pada basmalah adalah karena pertimbangan praktis semata-mata. Kalimat ini

sering ditulis dan diucapkan, sehingga untuk mempersingkat tulisan ia ditulis

tanpa alif.32

Az-Zarkasyi menambahkan dalam kitab al-Burhân, bahwa tata cara

penulisan al-Qur‟an mengandung rahasia-rahasia tertentu. Dalam hal

menanggalkan huruf alif pada tulisan satu kata dalam al-Qur‟an mengisyaratkan

bahwa ada sesuatu dalam rangkaian katanya yang tidak terjangkau oleh panca

indera. Rasyad Khalifah (w. 1990 M) menambahkan bahwa ditanggalkannya

huruf alif pada basmalah, adalah agar jumlah huruf-huruf ayat ini menjadi

sembilan belas huruf, tidak dua puluh. Karena angka 19 mempunyai rahasia yang

berkaitan dengan al-Qur‟an. Demikian yang dikutip oleh M. Quraish Shihab

dalam Tafsir al-Misbah. 33

Menurut penafsiran M. Quraish Shihab bahwa Ba‟ atau bi pada basmalah

tanpa huruf alif, yang diterjemahkan dengan kata dengan mengandung satu kata

atau kalimat yang tidak terucap tetapi terlintas di dalam benak ketika

mengucapkan basmalah, yaitu kata „memulai‟, sehingga bismillâh berarti “Saya

atau kami memulai apa yang kami kerjakan ini, yaitu membaca al-Qur‟an”.

32

M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Vol. 1, h. 15 33

M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Vol. 1, h. 16

Page 46: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

30

Dengan demikian kalimat tersebut menjadi semacam doa atau pernyataan dari

pengucap, bahwa ia memulai pekerjaan atas nama Allâh.

Berbeda dengan pendapat Ibn „Arabi, bahwa ketika ia menanyakannya

kepada Nabi Muhammad melalui mimpi, tentang keberadaan alif setelah ba‟,

Nabi Muhammad menjawab, bahwa huruf alif-nya dicuri setan.34

3. Penafsiran Lafal “هللا”

Kata Allâh merupakan nama Tuhan yang paling popular. Apabila anda

berkata, “Allâh” maka apa yang anda ucapkan itu, telah mencakup semua nama-

nama-Nya yang lain. Tetapi jika hanya mengucapkan nama atau sifat-Nya saja,

maka hanya menggambarkan sifat atau nama-Nya saja. Di sisi lain, tidak satupun

dapat dinamai Allâh, baik secara hakikat maupun majaz, sedang sifat dan nama-

Nya secara umum dapat disandangkan oleh makhluk-makhluk-Nya.

Sekian banyak ulama yang berpendapat bahwa kata Allâh tidak terambil

dari satu akar kata tertentu, tetapi ia adalah nama yang menunjuk kepada Dzat

yang wajib wujudnya. Kata Allâh asalnya adalah (إله) ilah, yang dibubuhi huruf

alif dan lam, dan dengan demikian Allâh merupakan nama khusus karena tidak

dikenal bentuk jamaknya, sedang ilah adalah nama yang bersifat umum dan dapat

berbentuk jamak atau plural (ألهة) alihah. Alif dan lam yang dibubuhkan pada

kata ilah berfungsi menunjukkan bahwa kata yang dibubuhi itu merupakan

sesuatu yang telah dikenal dalam benak. Sementara ulama berpendapat bahwa

kata ilah yang darinya terbentuk kata Allâh berakar dari kata (اإللهة) al-ilahah,

al-uluhiyah yang kesemuanya menurut mereka (األلىهية) al-uluhah, dan (األلىهة)

34

Ibn „Arabi, Tafsir Qur‟anul Karim, (Dâr al-„Arabiyah, 1968) jilid 1, h. 9

Page 47: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

31

bermakna ibadah dan penyembahan, sehingga Allâh secara harfiah bermakna

Yang disembah.35

Rasyid Ridha menambahkan bahwa -adalah lafal yang disebut al للا

Jalalah, karena menunjukkan nama Zat yang mulia dan dimuliakan dan yang

berhak disembah manusia. Ibnu Malik berpendapat bahwa lafal Allâh adalah

nama yang mulia yang khusus ditujukan kepada Allâh.36

Sedangkan menurut Ibn „Arabi, Allâh adalah sebuah nama yang memiliki

sifat-sifat, yang termanifestasikan dari Zat Uluhiyyah yang mutlak, yang tidak

memiliki sifat dan tidak dapat diketahui dengan akal dan indera.37

Lafal “للا” , Imam ath-Thabari berkata: “kata للا menurut makna yang

diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas adalah: “Yang di Tuhan-kan oleh segala

sesuatu dan disembah oleh seluruh makhluk.” Jika ada yang mengatakan ,

“Apakah secara bahasa kata للا mempunyai akar kata?” jawabannya: Secara

pendengaran tidak ada, namun secara indikasi ada. Jika ia berkata lagi, “apakah

dalil yang menunjukkan bahwa Tuhan berarti Yang berhak disembah, dan

memiliki akar kata secara bahasa?” Jawabannya: Tidak ada larangan dan

perselisihan pendapat di antara orang Arab dalam hal ini. Sebagaimana ucapan

Ru‟bah bin al-Ajjaj38

dalam syairnya:

هلل در الغانيات املده # سبحن واسرتجعن من تألى“Alangkah baiknya wanita cantik yang tidak berdandan, mereka bertasbih dan

beristirja‟ kepada Tuhan.”

35

M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Vol. 1, h. 18 36

M. Rasyid Ridha, Tafsîr al-Manâr, (Beirut: Dâr al-Fikr, t.th), Juz 1, h. 19 37

Ibn „Arabi, Tafsir Qur‟anul Karim, h. 7 38

Yaitu Ru‟bah bin Abdullah al-Ajjaj bin ru‟bah at-Tamimi Abu Jahaf, penyair tersohor

beraliran rajaz, hidup dalam dua masa pemerintahan; Umawiyah dan abbasiyah.

Page 48: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

32

Dan tidak diragukan bahwa kata التأله memiliki akar kata يأله أله , dan

makna أله jika diucapkan berarti menyembah Allâh. Ia memiliki kata sifat yang

menunjukkan bahwa orang Arab menggunakannya dengan bentuk kata يفعل فعل

tanpa tambahan.39

Jadi, lafazh Allâh للا berasal dari perkataan orang Arab: اإلله, dimana huruf

hamzah dibuang, dan huruf lam yang asli bertemu dengan huruf lam tambahan,

lalu keduanya melebur menjadi satu dan jadilah lafazh للا.40

Imam Musthafa al-Maraghi juga mengatakan, bahwa )للا( adalah isim

„alam, khusus ditujukan kepada yang wajib disembah secara benar, dan nama ini

tidak boleh digunakan untuk selain Allâh. Pada masa Jahiliyyah, jika bangsa Arab

ditanya mengenai siapakah yang menciptakan bumi dan langit, mereka

memberikan jawaban “Allâh”. Dan jika mereka ditanya apakah “tuhan‟ Lata dan

„Uzza dapat menciptakan suatu seperti Allâh, mereka menjawab “tidak”.

Sedangkan kata Ilah, adalah isim (nama) yang ditujukan setiap yang disembah

haq maupun batil. Kemudian, kata ini banyak digunakan untuk sesembahan yang

haq.41

4. Penafsiran Lafal “ لرحمنا ” dan “الرحيم”

Kata Allâh demikian juga ar-Rahmân pada basmalah tidak terjangkau

hakikatnya. Kedua kata itu tidak dapat digunakan kecuali untuk menunjuk Tuhan

Yang Maha Esa. Ibn „Arabi menambahkan bahwa ar-Rahmân adalah

39

Imam at-Tabari, Jâmi‟ul Bayân fî Tafsîril Qur‟ân, jilid 1, h. 207-208 40

Imam at-Tabari, Jâmi‟ul Bayân fî Tafsîril Qur‟ân, jilid 1, h. 209 41

Ahmad Musṯafa al-Marâghî, Tafsîr al-Marâghî (Mesir: Musṯafa al-Bâbî al-Halabî,

1974) jilid 1, h. 33

Page 49: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

33

kesempurnaan wujud Allâh dan hanya dimiliki oleh Allâh. Sedangkan ar-Rahîm,

merupakan manifestasi dari rahmat Allâh yang dimiliki oleh makhluk Allâh.42

Kata ar-Rahmân digambarkan bahwa Tuhan mencurahkan rahmatNya,

dan kata ar-Rahîm dinyatakan bahwa Dia memiliki sifat rahmat yang melekat

pada diri-Nya. Curahan rahmat Tuhan secara aktual dilukiskan dengan kata ar-

Rahmân sedang sifat yang dimiliki-Nya dilukiskan dengan ar-Rahîm. Gabungan

kedua kata itu menyiratkan bahwa Allâh mencurahkan rahmat kepada makhluk-

Nya karena memang Dia merupakan Zat Yang memiliki sifat itu.43

Jika Ibn Katsir berpendapat bahwa sifat ar-Rahmân dan ar-Rahîm, dua

kalimat pecahan dari Rahmatun untuk menyebut kelebihan, dan kata rahmân lebih

luas dari rahîm. Sebab rahîm menguatkan rahmân.44

Dan menurut Rasyid Ridha

kata ar-Rahmân dan ar-Rahîm yang berakar dari kata Rahmat yakni Yang

memiliki rahmat karunia yang tidak ada bandingan bagi-Nya dalam bentuk

rahmat. Sifat ar-Rahmân adalah sifat Allâh Yang Maha Pengasih di dunia, dan ar-

Rahîm adalah sifat Allâh Yang Maha Penyayang di akhirat.45

Imam ath-Thabari mengatakan, kalau ada orang yang berkata, jika kata

“ dan ”الزحمن“ الزحيم ” adalah dua nama yang diambil dari kata الزحمة (kasih

sayang), lalu kenapa ia diulang sementara maknanya sama? Jawabannya: ia tidak

seperti yang anda duga, akan tetapi masing-masing dari keduanya memiliki makna

yang tersendiri. Adapun secara etimologi, tidak seorang pun ahli bahasa yang

memungkiri bahwa kata الزحمن memiliki makna yang lebih spesifik daripada kata

42

Ibn „Arabi, Tafsir Qur‟anul Karim, h. 7 43

Ibn „Arabi, Tafsir Qur‟anul Karim, h. 7 44

Ibn Katsir, Tafsir Ibn Katsir, h. 19 45

M. Rasyid Ridha, Tafsîr al-Manâr, h. 31

Page 50: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

34

meskipun keduanya berasal dari akar kata yang sama. Kemudian, dari akar ,الزحيم

kata aslinya maknanya lebih spesifik daripada bentuk kata benda aslinya, dimana

yang disifati dengannya lebih utama daripada yang disifati dengan kata benda

aslinya jika menyangkut pujian atau celaan.

Dengan sifat الزحمن Allâh disebut Penyayang terhadap seluruh makhluk-

Nya, dan dengan sifat الزحيم Allâh disebut Penyayang terhadap sekelompok

makhluk-Nya, baik dalam segala kondisi maupun kondisi tertentu. Jika demikian

adanya, maka kasih sayang yang khusus tersebut tidak mustahil adanya, baik di

dunia maupun di akhirat, atau pada kedua-duanya. Dan jika Allâh telah

mengkhususkan kasih sayang-Nya di dunia untuk para hamba-Nya yang beriman

dengan memberikan kemudahan kepada mereka dalam menjalankan ketaatan dan

meninggalkan kemaksiatan, sebuah anugerah yang tidak diberikan kepada orang-

orang yang ingkar, dan menyediakan bagi mereka balasan surga yang penuh

dengan kenikmatan di hari akhir kelak, maka nyatalah bahwa Allâh telah

memberikan anugerah secara khusus bagi orang-orang yang beriman kepada-Nya

di dunia dan di akhirat, di samping anugerah-anugerah lain yang diturunkan

secara umum mencakup yang mukmin dan yang kafir, seperti anugerah rezeki,

kesehatan fisik dan akal, hujan, tanaman, binatang dan anugerah-anugerah lain

yang yang tidak terhitung jumlahnya. Jadi, Allâh adalah Tuhan Yang Maha

Pengasih atas sekalian makhluk-Nya di dunia dan di akhirat, dan Maha Penyayang

kepada hamba-Nya yang beriman secara khusus di dunia dan di akhirat.46

46

Imam at-Tabari, Jâmi‟ul Bayân fî Tafsîril Qur‟ân, jilid 1, h. 212

Page 51: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

35

Sementara ulama menjelaskan makna penggabungan kata Allâh, ar-

Rahmân dan ar-Rahîm dalam basmalah, menurutnya seorang yang kalau

bermaksud memohon pertolongan kepada Dia yang berhak disembah serta Dia

Yang Mencurahkan aneka nikmat, maka yang bersangkutan menyebut nama

teragung dari Dzat yang wajib wujudnya itu sebagai pertanda kewajaran-Nya

untuk dimintai.

Muhammad Abduh menilai bahwa penggabungan tiga kata yang

menunjuk Tuhan Yang Maha Esa itu adalah basmalah, merupakan bantahan tidak

langsung kepada orang-orang Nasrani, yang menganut paham Trinitas. Mereka

memulai doa-doa dengan menyebut Tuhan bapak, Tuhan anak dan Ruh al-Quds.

Islam datang membantah mereka bahwa Allâh Maha Esa, walaupun nama-nama-

Nya banyak, tetapi hanya nama dan sifat yang banyak bukan Dzat yang dinamai

dan disifati itu.47

47

M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, h. 23

Page 52: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

36

BAB III

HADIS-HADIS TENTANG PEMBACAAN BASMALAH DALAM SALAT

Setelah penulis telusuri mengenai perbedaan yang sangat berfariasi di

kalangan para ulama tentang pembacaan basmalah dalam salat, ada sebagian

ulama yang melarang membaca basmalah ketika salat dan ada pula yang

membolehkan membacanya. Perbedaan ini terjadi karena memang perbedaan

hadis yang ada, ada hadis yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW. ketika salat

membaca basmalah berdasarkan hadis yang berbunyi:

ث نا ث نا الضبي بمدةع بمن أحمد حد ثن قال سليممان بمن الممعمتمر حد خالد أب عنم حاد بمن إسمعيل حد

تتح وسلم عليمو اللو صلى النبي كان قال عباس ابمن عنم مب صلتو ي فم حيمالر الرحمن اللو بسم

“... Dari Ibnu Abbas ia berkata; “Nabi SAW. membuka salatnya dengan

membaca: Bismillâhirrahmânirrahîm (Dengan menyebut nama Allâh Yang Maha

Pengasih lagi Maha Pemurah).”1

Dan ada juga yang menerangkan bahwa Rasulullah SAW. tidak membaca

basmalah ketika salat berdasarkan hadis yang berbunyi:

ث نا ث نا قال عمر بمن حفمص حد عليمو اللو صلى النب أن مالك نبم أنس عنم ق تادة عنم شعمبة حد

ر وأبا وسلم هما اللو رضي وعمر بكم تتحون كانوا عن م د}ب الصلة ي فم مم { المعالمي رب للو الم “... Dari Anas bin Malik, bahwa Nabi SAW., Abu Bakar dan „Umar ra., mereka

memulai salat dengan membaca Alhamdulillâhirabbil‟âlamîn.”2

Ternyata, dari sinilah salah satu penyebab perbedaan pendapat tentang

pembacaan basmalah dalam salat itu muncul.

Penulis melakukan pengumpulan hadis-hadis tentang membaca basmalah

dalam salat dengan metode Takhrij Hadis melalui matan, yaitu metode

penulusuran kata atau lafal pada salah satu kamus hadis yang penulis gunakan,

1 Muhammad bin Isa Abu Isa al-Tirmîdzî, Sunan al-Tirmîdzî (Bayrût: Dâr al-Fikr, tth),

jilid 1, hadis no. 228, h. 414 2Muḥammad bin „Ismā„īl Abū „Abdillāh al-Bukhārī al-Ju„fī, Sahîh al-Bukhârî, (Bayrūt:

Dār al-Fikr, 1994) jilid-3, hadis 701, h. 186

Page 53: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

37

yaitu “Mu‟jam al-Mufahrâs li al-Fâẓ al-Hadîts”. Kata kunci yang digunakan ialah

. فتح3 Selain itu, penulis juga melakukan takhrîj tersebut dengan menggunakan

jasa komputer dengan program CD al-Maktabah al-Syâmilah dengan kata kunci

م الرحيم الرحمن اللو بسم .

Setelah dilakukan penulusuran, penulis menemukan hadis-hadis yang

membahas pembacaan basmalah dalam salat sebanyak 54 hadis. Penulis

membatasi penelusuran hanya pada al-Kutub al-Sittah saja, yang berjumlah 24

hadis. Dari 24 hadis tersebut, penulis membaginya dalam 2 tema:

1. Hadis tentang menyaringkan basmalah

2. Hadis tentang tidak menyaringkan basmalah

A. Hadis Tentang Menyaringkan Basmalah

Terdapat 8 hadis yang membahas tentang menyaringkan basmalah dalam

salat, didapatkan dalam kitab sebagai berikut : Sahîh al-Bukhârî sebanyak 1 hadis,

Sahîh Muslim sebanyak 1 hadis, Sunan Abû Dâwud sebanyak 3 hadis, Sunan al-

Tirmîdzî sebanyak 1 hadis, Sunan al-Nasâ‟î sebanyak 2 hadis.

1. Teks Hadis

a. Hadis yang terdapat dalam kitab Sahîh al-Bukhârî

ث نا رو حد ث نا عاصم نبم عمم اللو صلى النب قراءة كانتم كيمف أنس سئل قال ق تادة عنم هام حد

ا كانتم ف قال وسلم عليمو م } ق رأ ث مد م يدي { الرحيم الرحمن اللو بسم ويدي حمنبالر ويدي اللو ببسم

4بالرحيم

3 A. J. Wensinck, al-Mu'jam al-Mufahras li al-fâz al-Hadîts, Jilid V (Leiden: E. J. Brill,

1943), h. 48 4Muḥammad bin „Ismā„īl Abū „Abdillāh al-Bukhārī al-Ju„fī, Sahîh al-Bukhârî, (Bayrūt:

Dār al-Fikr, 1994) Jilid-15, hadis 4658, h. 466

Page 54: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

38

“... Dari Qatadah ia berkata, Anas pernah ditanya, “Bagaimanakah bacaan Nabi

SAW.?” Ia pun menjawab, “Bacaan beliau adalah panjang.” Lalu ia pun membaca:

Bismillâhirrahmânirrahîm.” Anas menjelaskan, “Beliau memanjangkan bacaan,

„Bismillâh‟ dan juga memanjangkan bacaan, „ar-Rahmân‟ serta bacaan, „ar-Rahîm‟. (HR.

Al- Bukhârî)

b. Hadis yang terdapat dalam kitab Sahîh Muslim

ث نا ر بمن عليي حد ث نا السعمديي حجم هر بمن عليي حد ب رنا مسم تار أخم مالك بمن أنس عنم ف لمفل بمن الممخم

ماللوالرحمنالرحيمإناقالرسولاللوصلىاللوعليمووسلمأنمز ي قول بسم ف قرأ آنفاسورة علي لتمث رقالوااللوورسولوأعملمقالفإ رونماالمكوم تدم ختمهاقالىلم ث رحت ناكالمكوم روعدنيوأعمطي م نون هم

نة ربف 5الم

“... Anas bin Malik berkata, Rasulullah SAW. bersabda: “Tadi telah diturunkan

suatu surat kepadaku.” Lalu beliau membaca: Bismillâhirrahmânirrahîm,

Innāa‟thainākalkautsar...” hingga akhir ayat. Beliau bersabda: “Apakah kalian tahu al-

Kautsar?” para sahabat menjawab; “Allâh dan rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Beliau

bersabda: “Ia adalah sungai di dalam surga yang telah dijanjikan oleh Rabbku kepadaku

kelak.” (HR. Muslim)

Mukhtar bin Fulful adalah maula Amru bin al-Huraits al-Kufi. Dia

meriwayatkan hadis dari Anas dan Ibrahim at-Taimi. Yang meriwayatkan darinya

adalah Za‟idah dan ats-Tsauri. Ibnu Idris berkata, “Dia biasa menceritakan hadis

dengan kedua mata mencucurkan airmata.” Dia dianggap tsiqah oleh Ahmad.6

c. Hadis yang terdapat dalam kitab Sunan Abû Dâwud

ث نا مويي يمي بمن سعيد حد ثن الم سلمة أم عنم مليمكة أب بمن اللو عبمد عنم جريمج ابمن ث ناحد أب حد

رىا كلمة أوم ذكرتم أن ها م وسلم عليمو اللو صلى اللو رسول قراءة غي م د } الرحيم الرحمن اللو بسم مم الم

7آية آية قراءتو ي قطع { الدين ي ومم ملك الرحيم الرحمن ميالمعال رب للو

“... Dari Ummu Salamah bahwa ia menyebutkan kalimat yang lainnya bacaan

Rasulullah SAW.: Bismillâhirrahmânirrahîm, Alhamdulillâhirabbil‟âlamîn,

Arrahmânirrahîm, Malikiyaumiddîn, beliau membacanya dengan memutus bacaan satu

ayat satu ayat. (HR. Abû Dâwud)

5Muslim bin al-Hajjaj Abu al-Husain al-Qusyairi al-Naisabur, Sahîh Muslim, (Bayrût:

Dâr al-Fikr, tth ( hadis no. 607, jilid 2, h. 362; lihat juga di Abû Dâwud , Sunan Abû Dâwud , jilid

2, hadis no. 666, h. 437; dan lihat juga Aḥmad bin Syu„âb Abū „Abdirraḥmân al-Nasâ‟î, Sunan al-

Nasâ‟î, (Bayrūt: Dâr al-Fikr, t.th.),jilid 3, hadis no. 894, h. 458 6 Abu Ath-Thayyib, Aunul Ma‟bud; Syarah Sunan Abû Dâwud terj. Anshari Taslim, h.

457 7Abû Dâwud Sulaymân bin al-Asy„ats al-Sijistânî, Sunan Abû Dâwud , (Bayrūt: Dâr al-

Fikr, tt), jilid 11,hadis no. 3487, h. 13

Page 55: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

39

“Abû Dâwud berkata, “Aku mendengar Ahmad berkata, bacaan yang

lama adalah Mâlikiyaumiddîn.”8

ث نا وابمنالسرمحقالواحد ث ناق ت يمبةبمنسعيدوأحمدبمنممدالممرموزيي سعيدحد روعنم عمم يانعنم سفمابمنعباسقال قالق ت يمبةفيوعنم لالسيورة بمنجب يم كانالنبيصلىاللوعليمووسلملي عمرففصم

ماللوالرحمنالرحيم ت ن زلعليموبسم ظابمنالسرمحوىذال حت 9فم

“... Dari Ibnu Abbas dia berkata: “Nabi SAW. tidak mengetahui pemisah antar

surat hingga diturunkan kepada beliau Bismillâhirrahmânirrahîm. (dengan menyebut

nama Allâh yang maha pengasih lagi maha penyayang).” Lafadz ini dari Ibnu As-Sarh.

(HR. Abû Dâwud )

Kualitas hadis: Hadis ini juga diriwayatkan oleh al-Hakim dan dia

menyatakan ini Sahîh berdasarkan syarat al-Bukhârî dan Muslim. Abû Dâwud

juga meriwayatkannya dalam al-Marasil (himpunan hadis-hadis mursal) dari

Sa‟id bin Jubair, dan menurutnya yang mursal ini lebih Sahîh. Setelah

menyebutkan hadis ini dari Ibnu Abbas, adz-Dzahabi mengatakan dalam

ringkasan al-Mustadrak, „Adapun yang ini statusnya tsabit (kuat).‟ al-Haitsami

berkata, “Dia diriwayatkan oleh al-Bazzar dengan dua sanad dan para periwayat

dari salah satunya adalah periwayat kitab Sahîh.”10

d. Hadis yang terdapat dalam kitab Sunan al-Tirmîdzî

ث نا ث نا الضبي عبمدة بمن أحمد حد ثن قال سليممان بمن الممعمتمر حد خالد أب عنم حاد بمن إسمعيل حد

تتح وسلم عليمو اللو صلى النبي كان قال عباس ابمن عنم م بم صلتو ي فم 11الرحيم الرحمن اللو بسم

“... Dari Ibnu Abbas ia berkata; “Nabi SAW. Membuka salatnya dengan membaca:

Bismillâhirrahmânirrahîm (Dengan menyebut nama Allâh Yang Maha Pengasih lagi

Maha Pemurah).” (HR. Al-Tirmīdzī)

Kualitas hadis: Abu Isa berkata, “Hadis ini sanadnya tidak kuat. Beberapa

sahabat Nabi SAW. berpendapat dengan hadis ini. Di antara mereka adalah; Abu

8Imam Abû Dâwud, Sunan Abû Dâwud , jilid 2, h. 13

9Imam Abû Dâwud, Sunan Abû Dâwud , jilid 2, hadis no.669, hal 441

10 Abu Ath-Thayyib Muhammad Syamsul Haq al-„Azim Abadi, Aunul Ma‟bud; Syarah

Sunan Abû Dâwud terj. Anshari Taslim (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009) cet. Ke-1, jilid 3, h. 471 11

Muhammad bin Isa Abu Isa al-Tirmîdzî, Sunan al-Tirmîdzî (Bayrût: Dâr al-Fikr, tth),

jilid 1, hadis no. 228, h. 414

Page 56: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

40

Hurairah, Ibnu Umar, Ibnu Abbas dan Ibnu Zubair. Juga orang-orang setelah

mereka dari kalangan tabi‟in, mereka berpendapat dengan mengeraskan bacaan

Bismillâhirrahmânirrahîm. Ini adalah pendapat Syafi‟i. Isma‟il bin Hammad

namanya adalah Ibnu Abu Sulaiman, sedangkan Abu Khalid disebut dengan Abu

Khalid al-Walibi, dan namanya adalah Hurmuz, dan dia adalah orang Kufah.”12

e. Hadis yang terdapat dalam kitab Sunan al-Nasâ‟î

ب رنا كم عبمد بمن اللو عبمد بمن ممد أخم ث نا شعيمب عنم الم ث نا الليمث حد أب بمن سعيد عنم خالد حد

مر ن عيمم عنم ىلل م ف قرأ ىري مرة أب وراء صليمت قال الممجم المقرمآن بأم ق رأ ث الرحيم الرحمن اللو بسم

كلما ي قولو آمي الناس ف قال آمي ف قال { الضالي ول عليمهمم الممغمضوب غيم } ب لغ إذا حت

ب ر اللو سجد لوس منم قام وإذا أكم ف الم ب ر اللو قال الث منت يم بيده ن فمسي والذي قال سلم وإذا أكم

ب هكمم إن 13وسلم عليمو اللو صلى اللو برسول صلة لشم

“... Dari Nu‟aim Al-Mujmir dia berkata; Aku pernah salat di belakang Abu

Hurairah kemudian ia membaca Bismillâhirrahmânirrahîm, lalu membaca surat al-

Fâtiẖah...” (HR. Al-Nasâ‟î)

Kualitas hadis: hadis di atas adalah hadis mauquf14

,hadis ini hasan15

. Dan

berkata al-Baihaqi: “Saẖîẖ isnad-nya”.16

Namun ada juga yang men-ḍa‟if-kannya

(menganggapnya sebagai hadis lemah).17

Al-Bukhârî menyebutkannya secara mu‟allaq, sementara Ibnu Hajar dalam

al-Fath menyebutkan, “Hadis ini diriwayatkan oleh Ibnu Hibban, Ibnu

Khuzaimah dan al- Nasâ‟î, yaitu hadis yang paling sahîh dalam masalah ini. Az-

12

Imam al-Tirmîdzî, Sunan al-Tirmîdzî, jilid 1, h. 414 13

Aḥmad bin Syu„âb Abû „Abdirrahmân al-Nasâ‟î, Sunan al-Nasâ‟î, (Bayrût: Dâr al-Fikr,

t.th.), jilid 3, hadis no. 895, h. 459 14

Sesuatu yang diriwayatkan dari seorang sahabat, baik berupa ucapan, perbuatan

maupun taqrir-nya, dan baik muttashil maupun munqathi‟. 15

Hadis hasan adalah hadis yang sanadnya bersambung dari awal sampai akhir serta

disampaikan oleh orang-orang yang adil, tidak ada kejanggalan dan tidak cacat. Hanya saja dalam

sanadnya terdapat perawi yang kurang sempurna kekuatan hafalannya. 16

Abdul Malik Abdul Karim Amrullah (HAMKA), Tafsir Al-Azhar (Jakarta: Pustaka Panjimas)

cet. Ke-1, jilid 1, h. 122 17

Abdullah bin Abdurrahman Al-Bassam, Syarah Bulughul Maram terj. Aan Anwariyah

dkk, jilid 2, h. 179

Page 57: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

41

Zaila‟i menganggapnya ma‟lul (mengandung cacat). Ibnu Hajar membantah orang

yang mengatakan bahwa selain Nu‟aim meriwayatkannya tanpa menyebutkan

basmalah, dengan jawaban, bahwa Nu‟aim tsiqah (dapat dipercaya) sehingga

tambahannya dapat diterima. An-Nawawi pun mengutip klaim shahihnya dalam

al-Majmu‟ dan kepastiannya dari ad-Daruquthni, Ibnu Khuzaimah, al-Hakim dan

al-Baihaqi.18

2. Asbâb al-Wurûd Hadis

Asbâb al-Wurûd hadis merupakan konteks historis yang melatarbelakangi

munculnya suatu hadis, ia dapat berupa peristiwa atau pertanyaan yang terjadi

pada suatu hadis itu disampaikan kepada Nabi SAW. dengan lain ungkapan.

Asbâb al-Wurûd adalah faktor-faktor yang melatarbelakangi munculnya suatu

hadis. Dan tidak semua hadis ada Asbâb al-Wurûd-nya.

Mengenai Asbâb al-Wurûd hadis-hadis tentang menyaringkan basmalah

yang akan dibahas ini tidak dicantumkan penulis, sebab memang tidak terdapat

Asbâb al-Wurûd -nya. Setelah penulis menelusuri dua kitab, yaitu: al-Luma‟ Fi

Asbâb al-Wurûd al-Hadîts karya Jalaluddin al-Suyuti dan latar belakang historis

timbulnya hadis-hadis Rasul karya Ibnu Hamzah al-Husaini al-Hanafi al-

Damsyiqi, penulis tidak menemukan adanya keterangan tentang Asbâb Al-Wurûd

dalam hadis tersebut.

3. Syarah dan Komentar Ulama Hadis

Hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhârî, nyata sekali Anas

mengatakan bahwa Nabi membaca Bismillâhirrahmânirrahîm, dengan panjang :

18

Abdullah bin Abdurrahman al-Bassam, Syarah Bulughul Maram terj. Aan Anwariyah

dkk, jilid 2, h. 179

Page 58: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

42

Bismillâh-nya panjang. Ar-Rahmân-nya panjang dan ar-Rahîm-nya panjang pula.

Timbul pertanyaan sekarang, dari mana beliau tahu bahwa Rasulullah SAW.

membaca masing-masing kalimat itu dengan panjang (madd), kalau tidak

didengarnya sendiri?19

Kalau kita kembali saja kepada Qaidah Ushul fiqih dan Ilmu hadis tentu kita

dapat menyimpulkan : “Yang menetapkan lebih didahulukan daripada yang

meniadakan.” Artinya, riwayat Anas yang mengatakan Rasulullah SAW. baca

Bismillâh panjang, ar-Rahmân panjang dan ar-Rahîm panjang itulah yang

didahulukan. Oleh sebab itu Bismillâhirrahmânirrahîm kita jahr-kan dan madd-

kan membacanya. Ini namanya menetapkan hukum ada jahr.20

Tetapi al-Hafizh Ibnu Hajar sebagaimana yang disalinkan oleh asy-Syaukani

di dalam Nailul Autâr telah mendapat jalan keluar dari kesulitan ini, katanya, “Hal

ini bukanlah semata-mata karena mendahulukan hadis yang menetapkan hukum

(jahr) daripada yang menafsirkan (sirr). Karena amat jauh dari penerimaan akal

kita bahwa Anas yang mendampingi Abu Bakar, Umar dan Utsman dua puluh

lima tahun lamanya, tidak sekali juga akan mendengar mereka men-jahr agak

sekali salatpun. Tetapi yang terang ialah bahwa Anas sendiri mengakui bahwa dia

tidak ingat lagi (sudah lupa) hukum itu. Karena sudah lama masanya tidak dia

ingat lagi dengan pasti, apakah mereka (Nabi SAW. dan ketiga sahabat itu)

memulai dengan Alhamdulillâhirabbil‟âlamîn secara jahr atau dengan

19

Abdul Malik Abdul Karim Amrullah (HAMKA), Tafsir al-Azhar , jilid 1, h. 125 20

Abdul Malik Abdul Karim Amrullah (HAMKA), Tafsir al-Azhar , jilid 1, h. 125

Page 59: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

43

Bismillâhirrahmânirrahîm. Demikian yang dikutip oleh Abdul Malik Abdul

Karim Amrullah (HAMKA) dalam kitab tafsirnya.21

Keterangan Ibnu Hajar diperkuat lagi dengan asy-Syaukani dalam Nailul

Autâr, katanya : “Apa yang dikatakan al-Hafizh Ibnu Hajar dikuatkan oleh sebuah

hadis yang menjelaskan bahwa memang Anas tidak ingat lagi soal itu. Yaitu hadis

yang dirawikan oleh ad-Daruquthni dari Abu Salamah, demikian bunyinya” :22

“Aku telah tanyakan kepada Anas bin Malik, apakah ada Rasulullah SAW.

membuka salat dengan Alhamdulillâhirabbil‟âlamîn, atau dengan

Bismillâhirrahmânirrahîm? beliau menjawab : Engkau telah menanyakan kepadaku suatu

soal yang aku tidak ingat lagi, dan belum pernah orang lain menanyakan soal itu

kepadaku sebelum engkau. Lalu saya tanyakan pula. Apakah ada Rasulullah SAW. salat

dengan memakai sepasang terompah? Beliau menjawab : Memang ada!”

Mengenai hadis yang berbunyi :

ختمها حت ث ر ناكالمكوم أعمطي م إنا الرحيم الرحمن اللو م بسم ,beliau lalu membaca) ف قرأ

surat al-Kautsar sampai selesai) dalam Fath al-Wadud disebutkan, “Seakan

dengan hadis ini dia (Abû Dâwud) memberi isyarat bahwa basmalah itu bagian

dari surat al-Fâtihah sehingga harus dibaca jahr. Ketika dijawab bahwa mungkin

saja beliau SAW. membaca basmalah sekedar meminta berkah (ber-tabarruk)

bukan karena dia adalah bagian dari surat al-Fâtihah sehingga tidak harus dibaca

jahr. Tapi ini bisa dijawab, bahwa basmalah itu hanya untuk memisahkan antar

surat, sehingga dia dibaca hanya di awal surat saja.”23

Dalam Nail al-Autâr disebutkan ketika menerangkan hadis ini, “Hadis ini

merupakan salah satu dalil bagi yang menetapkan pembacaan basmalah, dan

mereka sudah disebutkan. Salah satu yang juga menjadi dalil mereka adalah

21

Abdul Malik Abdul Karim Amrullah (HAMKA), Tafsir al-Azhar , jilid 1, h. 125 22

Abdul Malik Abdul Karim Amrullah (HAMKA), Tafsir al-Azhar , jilid 1, h. 126 23

Abu ath-Thayyib, Aunul Ma‟bud; Syarah Sunan Abu Daud terj. Anshari Taslim, h. 457

Page 60: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

44

penulisannya dalam mushaf tanpa membedakannya dari surat yang ada

sebagaimana mereka membedakan nama surat dengan suratnya dengan tanda

merah. Tapi ini dijawab oleh yang mengatakan bahwa basmalah itu bukan bagian

dari al-Qur‟an bahwa ditulis demikian hanya untuk memisahkan antar surat. Tapi

ini bisa dijawab oleh yang menetapkan basmalah, bahwa kalau hanya untuk

memisahkan antar surat maka penulisannya tanpa tanda khusus adalah

pengelabuan. Juga dia tetap akan ditulis antara al-Anfāl dan al-Taubah (al-

bara‟ah), juga tidak perlu ditulis di awal al-Fâtihah 24

. Selain itu, pemisahan bisa

saja dilakukan dengan menulis judul surat seperti yang dilakukan antara al-Anfâl

dengan al-Bara‟ah.”25

Adapun hadis yang diriwayatkan oleh Imam Abû Dâwud, yang berbunyi :

يانع ث ناسفم وابمنالسرمحقالواحد ث ناق ت يمبةبمنسعيدوأحمدبمنممدالممرموزيي سعيدحد روعنم عمم نمابمنعب قالق ت يمبةفيوعنم لالسيورة اسقالبمنجب يم كانالنبيصلىاللوعليمووسلملي عمرففصم

ماللوالرحمنالرحيم ت ن زلعليموبسم ظابمنالسرمح حت 26وىذالفم

“... Dari Ibnu Abbas dia berkata: “Nabi SAW. tidak mengetahui pemisah antar surat

hingga diturunkan kepada beliau Bismillâhirrahmânirrahîm. (dengan menyebut nama

Allâh yang maha pengasih lagi maha penyayang).” Lafadz ini dari Ibnu as-Sarh. (HR.

Abû Dâwud)

السيورة فصمل ي عمرف Hadis ini .(tidak mengetahui pemisah antar surat) ل

menjadi dalil bagi yang mengatakan bahwa basmalah adalah bagian dari al-

Qur‟an. Ini berarti hanya dengan dia turun bersama al-Qur‟an maka dia adalah

bagian dari al-Qur‟an itu sendiri. Demikian diungkapkan asy-Syaukani.

24

Karena tidak ada surat sebelum al-Fâtihah sehingga tidak perlu ditulis pemisah dengan

surat lain di atasnya. 25

Abu Ath-Thayyib, Aunul Ma‟bud; Syarah Sunan Abû Dâwud terj. Anshari Taslim, h.

457 26

Abû Dâwud, Sunan Abû Dâwud, jilid 2, hadis no.669, hal 441

Page 61: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

45

Berdalil dengan hadis ini dan juga hadis lain yang senada untuk

mengatakan bahwa membaca basmalah hendaknya dengan keras (jahr) dalam

salat tidaklah tepat. al-Hafizh Ibnu Sayyid an-Nas al-Ya‟muri mengatakan,

“Karena sekelompok orang yang mengharuskan pembacaan basmalah secara

keras tetap tidak meyakini bahwa basmalah itu bagian dari al-Qur‟an. Mereka

malah mengatakan bahwa itu hanya sunah, sama halnya dengan ta‟awwudz dan

pembacaan âmîn. Sebaliknya, kelompok yang mengatakan basmalah dibaca pelan

(sirr) malah meyakini bahwa basmalah bagian dari al-Qur‟an.27

Karenanya an-Nawawi berkata, “Masalah mengeraskan atau memelankan

bacaan basmalah tidak ada hubungannya dengan masalah apakah dia bagian dari

al-Qur‟an atau bukan. Merupakan kesalahan pula berdalil dengan hadis-hadis

meniadakan pembacaan basmalah (secara keras) bahwa itu berarti basmalah

bukan ayat dari al-Qur‟an.28

Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata dalam Takhrij Hadits al-Hidayah, “Salah

satu dalil yang menetapkan pembacaan basmalah dengan suara keras adalah

bahwa hadisnya diriwayatkan dari banyak jalur. Sedangkan yang meniadakannya

hanya datang dari riwayat Anas dan Mughaffal. Sedangkan yang lebih kuat

tentulah yang lebih banyak.29

Selain itu, hadis yang menyatakan pembacaan secara keras merupakan

peng itsbat-an (penetapan) dan penetapan biasanya lebih diunggulkan daripada

27

Abu Ath-Thayyib Muhammad Syamsul Haq Al-„Azhim Abadi, Aunul Ma‟bud; Syarah

Sunan Abû Dâwud terj. Anshari Taslim (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009) cet. Ke-1, jilid 3, h. 471 28

Abu ath-Thayyib Muhammad Syamsul Haq al-„Azhim Abadi, Aunul Ma‟bud; Syarah

Sunan Abû Dâwud terj. Anshari Taslim, h. 471 29

Abu ath-Thayyib Muhammad Syamsul Haq al-„Azhim Abadi, Aunul Ma‟bud; Syarah

Sunan Abû Dâwud terj. Anshari Taslim, h. 471

Page 62: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

46

peniadaan. Lagi pula yang meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW. tidak

mengeraskan bacaan basmalah juga meriwayatkan bahwa beliau mengeraskan

bacaan basmalah. Bahkan ada riwayat dari Anas yang mengingkari hal itu.

Sebagaimana diriwayatkan oleh Ahmad dan ad-Daraquthni dari jalur Sa‟id bin

Yazid Abu Maslamah, dia berkata, “Aku bertanya kepada Anas, Apakah

Rasulullah SAW. Membaca Bismillâhirrahmânirrahîm, ataukah

Alhamdulillâhirabbil‟âlamîn?” Dia menjawab, “Kamu bertanya padaku tentang

hal yang aku tidak ingat betul dan juga tak ada yang bertanya itu kepadaku selain

kamu.”30

Tapi dalil pertama bisa dijawab, bahwa pengunggulan jalur yang lebih

banyak itu bisa dilakukan kalau sanadnya sama-sama sahîh. Dalam hal ini, tidak

ada satupun khabar (hadis) marfu‟ yang sahîh bahwa Rasulullah SAW. pernah

membaca basmalah dengan suara keras, sebagaimana diungkapkan oleh ad-

Daraquthni. Yang sahîh hanya perbuatan sebagian sahabat.31

Sedangkan untuk yang kedua, meskipun dalil tidak membaca basmalah

dengan suara keras itu bentuknya nafi (peniadaan), tapi maknanya adalah itsbat

(penetapan). Dalil lain yang biasa dikatakan bahwa ada kemungkinan sahabat

yang meniadakan pembacaan basmalah dengan suara keras ini tidak

mendengarnya dari Rasulullah SAW. karena jarak mereka jauh. Ini

kemungkinannya jauh sekali, sebab demikian lamanya mereka mendampingi

beliau SAW.

30

Abu ath-Thayyib Muhammad Syamsul Haq al-„Azhim Abadi, Aunul Ma‟bud; Syarah

Sunan Abû Dâwud terj. Anshari Taslim, h. 472 31

Abu ath-Thayyib Muhammad Syamsul Haq al-„Azhim Abadi, Aunul Ma‟bud; Syarah

Sunan Abû Dâwud terj. Anshari Taslim, h. 472

Page 63: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

47

Jawaban untuk yang ketiga (dalil Anas yang menyatakan lupa) maka yang

mendengar darinya pada saat dia masih hafal tentu harus lebih didahulukan

daripada yang mendengarnya di saat lupa. Anas sendiri pernah ditanya tentang

sesuatu lalu dia berkata kepada penanya, “Tanyakan kepada al-Hasan, karena dia

masih ingat sedang aku sudah lupa.”

Al-Hazimi mengatakan, “Hadis-hadis tentang membaca basmalah dengan

suara pelan tidak bisa ditakwil lain, juga tidak bisa dilawan oleh dalil lain karena

hadis tersebut sahîh. Sedangkan hadis yang menyatakan beliau membaca dengan

suara keras tidak sama dalam ke- sahîh -annya. Kalaupun ada yang sahîh tentang

penyaringan suara saat membaca basmalah adalah hadis Anas, itupun redaksinya

berbeda-beda. Dan, riwayat yang paling sahîh dari Anas adalah bahwa mereka

(Rasulullah SAW., Abu Bakar, Umar dan Utsman) memulai bacaan dengan

Alhamdulillâhirabbil‟âlamîn. Seperti inilah riwayat kebanyakan murid-murid

Syu‟bah darinya, dari Qatadah dari Anas. Seperti ini pula redaksi kebanyakan

murid-murid Qatadah dari Qatadah. Redaksi ini pula yang disepakati oleh

Syaikhani (al-Bukhârî dan Muslim).32

Ada pula versi redaksi lain dengan lafazh, “Aku belum pernah mendengar

seorang pun dari mereka yang mengeraskan bacaan basmalah. Perawi redaksi ini

lebih sedikit dibanding riwayat pertama, serta hanya diriwayatkan oleh Muslim

seorang diri.

Ada lagi riwayat dari Hammam dan Jarir bin Hazim dari Qatadah, “Anas

ditanya bagaimana bacaan Nabi SAW.? Dia menjawab, beliau membaca

32

Abu Ath-Thayyib Muhammad Syamsul Haq Al-„Azhim Abadi, Aunul Ma‟bud; Syarah

Sunan Abû Dâwud terj. Anshari Taslim, h. 473

Page 64: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

48

basmalah dengan panjang dan ar-Rahmânir Rahîm juga dengan panjang.”

Diriwayatkan oleh al-Bukhârî.

Ada pula riwayat darinya dari hadis Abu Maslamah sama seperti hadis

yang sudah disebutkan. Konon dia ditanya tentang bagaimana Nabi SAW.

membuka bacaan. Kemudian Abu al-Hazimi berkata, “Ini adalah perbedaan

pendapat yang dibolehkan, tidak ada nasikh dan mansukh di sini.33

Ibnu al-Qayyim menyatakan dalam kitab al-Hady (Zad al-Ma‟ad) bahwa

Nabi SAW. terkadang mengeraskan bacaan basmalah terkadang pula

memelankannya, dan itulah yang lebih sering. Tidak mungkin beliau SAW. selalu

mengucapkannya dengan suara keras setiap kali salat baik siang maupun malam,

baik ketika dalam perjalanan maupun di rumah dan tidak ada satu pun para

khalifahnya yang mendengar itu. Hadis yang sahîh dalam masalah ini tidak tegas

mengatakan demikian, sementara yang tegas tidak sahîh.”34

4. Analisa Hadis

Hadis-hadis di atas adalah hadis-hadis yang dijadikan dalil oleh orang

yang berpendapat bahwa Bismillâhirrahmânirrahîm dibaca jahr (nyaring). secara

tegas mereka mengharuskan pelafalan basmalah dalam salat, karena menurut

mereka basmalah termasuk ayat dalam surat al-Fâtihah. Salah satu dalil yang

dijadikan hujjah mereka adalah hadis yang diriwayatkan oleh al-Nasâ‟î dari

Nu‟aim al-Mujmir yang sudah disebutkan di atas.

33

Abu ath-Thayyib Muhammad Syamsul Haq al-„Azhim Abadi, Aunul Ma‟bud; Syarah

Sunan Abû Dâwud terj. Anshari Taslim, h. 473 34

Abu ath-Thayyib Muhammad Syamsul Haq al-„Azhim Abadi, Aunul Ma‟bud; Syarah

Sunan Abû Dâwud terj. Anshari Taslim, h. 473

Page 65: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

49

Al-Nasâ‟î menetapkan bab dalam kitabnya dengan lafal “Bab

mengeraskan bacaan Bismillâhirrahmânirrahîm” dan hadis tersebut termasuk

yang paling saẖîẖ tentang masalah itu.35

Sehingga menguatkan hukum asal yaitu

hukum kalimat bismillâh itu sama dengan hukum bacaan al-Fâtihah dalam hal

membaca keras atau pelan. Apalagi hadis ini adalah ucapan dari Abu Hurairah

yang mengatakan: “Sungguh sayalah di antara kamu yang paling sama salatnya dengan

salat Rasulullah”.

Tetapi setelah diselidiki lebih mendalam oleh para ulama, tiap-tiap hadis

yang jadi pegangan buat men-jahr itu ada saja yang di-naqd (kritik) terhadap

perawinya, sehingga yang betul-betul bersih dari kritik tidak ada. Sampai Imam

al-Tirmîdzî mengatakan, “Isnadnya tidaklah sampai demikian tinggi nilainya.”

Begitupun dengan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, beliau pernah ditanya mengenai

hadis yang diriwayatkan al-Nasâ‟î di atas, beliau mengatakan, “Ahli hadis telah

sepakat bahwa tidak ada hadis saẖîẖ yang memastikan dikeraskannya (bacaan

basmalah) dengan al-Fâtihah, sedangkan yang jelas-jelas menyatakan demikian

terdapat dalam hadis-hadis palsu (hadis yang dibuat-buat).” Sedangkan hadis

riwayat al-Bukhârî yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW. menghitung

Bismillâhirrahmânirrahîm sebagai salah satu ayat dari al-Fatihah, menurut

sebagian ahli hadis, riwayat ini tidak dijelaskan sanadnya sehingga diragukan

keabsahannya sebagai hadis yang disandarkan dari Imam al-Bukhârî.

Mengenai perkataan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah di atas, penulis kurang

sependapat dengan perkataan beliau, karena ada beberapa hadis yang Sahîh

35

Ash-Shan‟anī, Terjemahan Subulus Salam terj. Abu Bakar Muhammad ( Surabaya: Al-

Ikhlas) jilid 1, h.531

Page 66: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

50

tentang mengeraskan basmalah. Sebagaimana yang telah penulis telusuri di al-

Kutub al-Sittah mengenai hadis-hadis tentang mengeraskan basmalah, penulis

menemukan 8 hadis salah satu di antaranya ada di kitab Sahîh al-Bukhârî.

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa para ulama dan kaum muslimin telah

sepakat atas ke- Sahîh-an kitab Sahîh al-Bukhârî dan Sahîh Muslim. Bahkan,

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah sendiri beliau mengatakan sebagaimana yang

dikutip oleh Muhammad Fuad Abdul Baqi dalam kitab al-Lu‟lu‟ wa al-Marjân

“Di kolong langit ini tidak ada kitab yang lebih Sahîh setelah kitab suci al-Qur‟an

selain kitab Sahîh al-Bukhârî dan Sahîh Muslim, serta kitab-kitab yang dihimpun

dari keduanya.36

B. Hadis Tentang Tidak Menyaringkan Basmalah

Terdapat 16 hadis yang membahas tentang tidak menyaringkan basmalah

dalam salat, didapatkan dalam kitab sebagai berikut : Sahîh al-Bukhârî sebanyak 1

hadis, Sahîh Muslim sebanyak 2 hadis, Sunan Abû Dâwud sebanyak 1 hadis,

Sunan al-Tirmîdzî sebanyak 3 hadis, Sunan al-Nasâ‟î sebanyak 5 hadis dan

Sunan Ibnu Mâjah sebanyak 4 hadis.

1. Teks Hadis

a. Hadis yang terdapat dalam kitab Sahîh al-Bukhârî

ث نا ث نا قال عمر بمن حفمص حد عليمو اللو صلى النب نأ مالك بمن أنس عنم ق تادة عنم شعمبة حد

ر وأبا وسلم هما اللو رضي وعمر بكم تتحون كانوا عن م د}ب الصلة ي فم مم { المعالمي رب للو الم37

36

Muhammad Fuad Abdul Baqi, al-Lu‟lu‟ wa al-Marjân terj. Muhammad Suhadi dkk

(Jakarta: Ummul Qura) cet. 1, h. xxxvii 37

Imam Bukhari, Sahîh al-Bukhârî, jilid-3, hadis 701, h. 186; lihat juga di Imam al-

Tirmîdzî, Sunan al-Tirmîdzî, jilid 1, hadis no. 229, h. 416; lihat juga di Imam al-Nasâ‟î, Sunan al-

Nasâ‟ī, jilid 3, hadis no. 892 dan 893, h. 455-456; dan lihat juga di Abu Abdillah Muhammad Ibn

Yazid al-Qazwini Ibnu Mâjah, Sunan Ibnu Mâjah (Bayrût: Dâr al-Fikr, tth), jilid 3, hadis no. 805,

h. 41

Page 67: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

51

“... Dari Anas bin Malik, bahwa Nabi SAW., Abu Bakar dan „Umar ra., mereka

memulai salat dengan membaca Alhamdulillâhirabbil‟âlamîn.” (HR. Al-Bukhârî)

b. Hadis yang terdapat dalam kitab Sahîh Muslim

ث ن ث نا الممث ن ابمن قال غنمدر عنم كلها بشار وابمن الممث ن بمن ممد احد ث نا جعمفر بمن ممد حد حد

ر وأب وسلم عليمو اللو صلى اللو رسول مع صليمت قال أنس عنم يدث ق تادة سعمت قال شعمبة بكم

همم أحدا أسمعم ف لمم وعثممان وعمر رأ من م م ي قم 38الرحيم الرحمن اللو بسم

“... Dari Anas dia berkata, “Saya salat bersama Rasulullah SAW., Abu Bakar,

Umar dan Utsman, lalu aku belum pernah mendengar salah seorang dari mereka

membaca, Bismillâhirrahmânirrahîm.” (HR. Muslim)

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin al-Mutsanna telah

menceritakan kepada kami Abû Dâwud telah menceritakan kepada kami Syu‟bah

dalam isnad ini dan menambahkan “Syu‟bah berkata, maka saya berkata kepada

Qatadah, „Apakah kamu mendengarnya dari Anas? „Dia berkata, „Ya, dan kami

menanyakannya tentangnya.”39

Dalam lafazh lainnya disebutkan:

ر وأب وسلم عليمو اللو صلى النب خلمف صليمت تحون فكانوا وعثممان وعمر بكم ت فم د } ب يسم مم الم

م يذمكرون ل { المعالمي رب للو 40آخرىا ف ول قراءة أول ف الرحيم الرحمن اللو بسم

“Saya salat di belakang Nabi SAW., Abu Bakar, Umar, dan Utsman, maka

mereka memulai membaca dengan, Alhamdulillâhirabbil‟âlamîn (segala puji bagi Allâh ,

Tuhan semesta alam).‟ Mereka tidak menyebutkan Bismillâhirrahmânirrahîm (dengan

nama Allâh Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang) pada awal bacaan, dan tidak

pada akhirnya.” (HR. Muslim)

c. Hadis yang terdapat dalam kitab Sunan Abû Dâwud

أنس ق تادةعنم ث ناىشامعنم لمبمنإب مراىيمحد ث نامسم ر حد النبصلىاللوعليمووسلموأبابكم أندللوربالمع مم تتحونالمقراءةب}الم كانواي فم 41المي{وعمروعثممان

“... Dari Anas bahwa Nabi SAW., Abu Bakar, Umar dan Utsman, mereka semua

memulai bacaannya dengan Alhamdulillâhirabbil‟âlamîn.” (HR. Abû Dâwud)

d. Hadis yang terdapat dalam kitab Sunan al-Tirmîdzî

38

Imam Muslim, Sahîh Muslim, hadis no. 605, jilid 2, h. 361 39

Imam Muslim, Sahîh Muslim, hadis no. 605, jilid 2, h. 361 40

Imam Muslim, Sahîh Muslim, jilid 2, hadis no. 606, h. 362 41

Imam Abû Dâwud, Sunan Abī Dâwud, jilid 2, hadis no. 664, h. 435

Page 68: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

52

ث نا ث نا منيع بمن أحمد حد ث نا إب مراىيم بمن إسمعيل حد ريمريي إياس بمن سعيد حد عباية بمن ق يمس عنم الم

عن قال مغفل بمن اللو عبمد ابمن عنم م ولأق الصلة ف وأنا أب س أيم ل ف قال الرحيم الرحمن اللو بسم

دث إياك ممدث ب ن كان وسلم عليمو اللو صلى اللو رسول أصمحاب منم أحدا أر ولم قال والم

دث إليمو أب مغض لم ف الم أب ومع وسلم عليمو اللو صلى النب مع صليمت وقدم الق منمو ي عمن المسم

ر همم أحدا أسمعم ف لمم عثممان ومع عمر ومع بكم د ف قلم صليمت أنمت إذا ت قلمها فل ي قولا من م مم للو الم

42المعالمي رب

“... Dari Ibnu Abdullah bin Mughaffal ia berkata; Ayahku mendengarku ketika aku

dalam salat, ketika itu aku membaca, Bismillâhirrahmânirrahîm (Dengan menyebut nama

Allâh Yang Maha Pengasih lagi Maha Pemurah), lalu Ayahku berkata; “wahai anakku,

engkau telah melakukan hal yang baru, jauhilah perkara baru!” Ia (ayahku) berkata; “Aku

tidak pernah melihat seorang pun dari sahabat Rasulullah SAW. membenci sesuatu selain

perkara yang baru (diada-adakan) di dalam Islam.” Ia berkata lagi, “Aku pernah salat

bersama Nabi SAW., Abu Bakar, Umar dan Utsman, namun aku belum pernah melihat

mereka mengucapkannya, maka janganlah engkau ucapkan itu. Jika engkau

melaksanakan salat maka bacalah, Alhamdulillâhirabbil‟âlamîn (segala puji bagi Allâh ,

Rabb semesta alam).” (HR. Al-Tirmîdzî)

Abu Isa berkata; “Hadis Abdullah bin Mughaffal ini derajatnya hasan

Sahîh. Hadis ini diamalkan oleh kebanyakan ahli ilmu dari kalangan sahabat Nabi

SAW., dan orang-orang setelah mereka dari kalangan tabi‟in. Pendapat ini juga

dipegang oleh Sufyan ats-Tsauri, Ibnu Mubarak, Ahmad dan Ishaq. Mereka

berpendapat bahwa ucapan Bismillâhirrahmânirrahîm (Dengan menyebut nama

Allâh Yang Maha Pengasih lagi Maha Pemurah) itu tidak dikeraskan. Mereka

berkata; “Hendaklah mereka mengucapkannya dalam hati.” 43

Menurut Ibnu Abdi al-Barr, hadis di atas ḏa‟if karena ada salah satu

perawi yang majhul (tidak dikenal) yaitu Ibnu Mughaffal.44

Dan para ahli hadis

yang lain juga men-ḏa‟if-kan hadis tersebut dan mereka menolak pendapat at-

42

Imam al-Tirmîdzî, Sunan al-Tirmîdzî, Jilid 1,hadis no. 227, h. 412; lihat juga di Imam

al-Nasâ‟î, Sunan al-Nasâ‟î, jilid 3, hadis no. 898, h. 463; dan lihat juga di Imam Ibnu Mâjah,

Sunan Ibnu Mâjah, jilid 3, hadis no. 807, h. 43 43

Imam al-Tirmîdzî, Sunan al-Tirmîdzî, Jilid 1,hadis no. 227, h. 412 44

Djaelan Husnan, Perbandingan Mazhab dalam Hukum Islam (Jakarta: Yayasan Wakaf

Baitussalam Billy Moon, 2013) jilid 1, h. 205

Page 69: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

53

Tirmîdzî yang menggolongkannya sebagai hadis hasan, seperti Ibnu Khuzaimah

dan al-Khathib. Mereka berkata, “Masalahnya terletak pada Ibnu Abdillah bin

Mughaffal, dan ia adalah perawi yang tidak dikenal”.45

ث نا ر بمن عليي حد ب رنا حجم مويي سعيد بمن يمي أخم سلمة أم عنم مليمكة أب ابمن عنم جريمج ابمن عنم الم

د } ي قول قراءتو ي قطع وسلم عليمو اللو صلى اللو رسول كان قالتم مم ث { المعالمي رب للو المرؤىا وكان يقف ث { الرحيم الرحمن } يقف { الدين ي ومم ملك } ي قم

46

“... Dari Ummu Salamah ia berkata; Rasulullah SAW. biasa memotong bacaan

beliau, beliau membaca; Alhamdulillâhirabbil‟âlamîn, kemudian beliau berhenti,

Arrahmânirrahîm, kemudian beliau berhenti, lalu beliau membaca Maliki yaumiddîn.”

(HR. Al-Tirmîdzî)

Abu Isa berkata, “Hadis ini gharib47

. Bacaan ini kemudian yang dibaca

oleh Abu „Ubaidah dan dipilihnya. Demikianlah Yahya bin Sa‟id al-Umawi dan

yang lainnya meriwayatkan dari Ibnu Juraij dari Ibnu Abu Mulaikah dari Ummu

Salamah, namun sanadnya tidak bersambung, karena al-Laits bin Sa‟d

meriwayatkan hadis ini dari Ibnu Abu Mulaikah dari Ya‟la bin Mamlak dari

Ummu Salamah bahwa Ummu Salamah menyebut bacaan Nabi SAW. kalimat

perkalimat, hadis al-Laits lebih sahîh, namun dalam hadis al-Laits tidak

disebutkan: “Beliau membaca Malikiyaumiddîn.”48

e. Hadis yang terdapat dalam kitab Sunan al-Nasâ‟î

ب رنا سن بمن علي بمن ممد أخم زاذان بمن منمصور عنم حمزة أبو أن مبأنا ي قول أب سعمت قال شقيق بمن الم

معمنا ف لمم وسلم عليمو اللو صلى اللو رسول بنا صلى قال مالك بمن أنس عنم م قراءة يسم اللو بسم

ر أبو بنا وصلى الرحيم الرحمن معمها ف لمم وعمر بكم هما نسم 49من م

45

Abu al-Ula Muhammad Abdurrahman bin Abdurrahim al-mubarakfuri 46

Imam al-Tirmîdzî, Sunan al-Tirmîdzî, jilid 10, hadis no. 2851, h. 172 47

Hadis yang diriwayatkan seseorang secara sendirian. Kadang-kadang perawinya tsiqat,

sehingga riwayatnya shahih. Tetapi kadang-kadang ia di bawah kualitas tsiqat, sehingga

riwayatnya hasan. Dan kadang-kadang ia dha‟if, sehingga riayatnya dha‟if . 48

Imam al-Tirmîdzî, Sunan al-Tirmîdzî, jilid 10, hadis no. 2851, h. 172 49

Imam al-Nasâ‟î, Sunan al-Nasâ‟î, jilid 3, hadis no. 896, h. 461

Page 70: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

54

“... Dari Anas bin Malik dia berkata; “Rasulullah saw.shalat bersama kami

dan kami tidak mendengar (bacaan) Bismillâhirrahmânirrahîm darinya. Kami juga

shalat bersama Abu Bakar serta Umar, dan keduanya juga tidak membaca

Bismillāhirraḥmānirraḥīm.” (HR. Al-Nasâ‟î)

Dalam lafazh yang lainnya disebutkan:

همم أحدا أسمعم ف لمم م ب يمهر من م 50الرحيم الرحمن اللو بسم

“Aku tidak mendengar salah seorang dari mereka mengeraskan bacaan

Bismillâhirrahmânirrahîm.” (HR. Al-Nasâ‟î)

f. Hadis yang terdapat dalam kitab Sunan Ibnu Mâjah

ث نا ر أبو حد ث نا شيمبة بأ بمن بكم عنم ىارون بمن يزيد حد أب عنم ميمسرة بمن بديمل عنم الممعلم حسيم

ومزاء تتح وسلم عليمو اللو صلى اللو رسول كان قالتم عائشة عنم الم د } ب المقراءة ي فم مم بر للو الم{ المعالمي

51

“... Dari Aisyah ia berkata; “Rasulullah SAW. memulai bacaannya dengan;

Alhamdulillâhirabbil‟âlamîn.” (HR. Ibnu Mâjah)

ث نا ضميي علي بمن نصمر حد هم روب الم بة خلف بمن كم رم بمن وعقم ث نا قالوا مكم وان حد عيسى بمن صفم

ث نا ر حد وسلم عليمو اللو صلى النب أن ىري مرة أب عنم ىري مرة أب عم ابمن اللو عبمد أب عنم رافع بمن بشم

تت كان د } ب المقراءة حي فم مم { المعالمي رب للو الم52

“... Dari Abu Hurairah berkata; “Nabi SAW. membuka bacaannya dengan;

Alhamdulillâhirabbil‟âlamîn.” (HR. Ibnu Mâjah)

Kualitas hadis: Hadis di atas sahîh. Sebagian mereka menganggapnya

ma‟lul (mengandung cacat) karena kekacauan periwayatannya, namun al-Hafizh

Ibnu Hajar dalam al-Fath (2/266) mengatakan, “Para perawi yang bersumber dari

Syu‟bah telah berbeda dalam meriwayatkan lafazh hadis ini, sekelompok

sahabatnya yang menerima darinya meriwayatkan dengan lafazh, “Mereka

membuka salatnya dengan Alhamdulillâhirabbil‟âlamîn.” Sementara sekelompok

lainnya yang juga menerima darinya meriwayatkan dengan lafazh, “Aku tidak

50

Imam al-Nasâ‟î, Sunan al-Nasâ‟î, jilid 3, hadis no. 897, h. 462 51

Imam Ibnu Mâjah, Sunan Ibnu Mâjah, jilid 3, hadis no. 804, h. 40 52

Imam Ibnu Mâjah, Sunan Ibnu Mâjah, jilid 3, hadis no. 806, h. 42

Page 71: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

55

pernah mendengar seorang pun di antara mereka yang membaca

Bismillâhirrahmânirrahîm.”53

2. Asbâb al-Wurûd Hadis

Begitu juga dengan Asbâb al-Wurûd hadis-hadis tentang tidak

menyaringkan basmalah dalam salat yang akan dibahas ini tidak dicantumkan

penulis, sebab memang tidak terdapat Asbâb al-Wurûd-nya. Setelah penulis

menelusuri dua kitab, yaitu: al-Luma‟ Fi Asbâb al-Wurûd al-hadîts karya

Jalaluddin al-Suyuti dan latar belakang historis timbulnya hadis-hadis Rasul karya

Ibnu Hamzah al-Husaini al-Hanafi al-Damsyiqi, penulis tidak menemukan adanya

keterangan tentang Asbâb al-Wurûd dalam hadis tersebut.

3. Syarah dan Komentar Ulama Hadis

Abu ath-Thayyib Muhammad Syamsul Haq al-„Azhim Abadi, ketika

menerangkan hadis yang diriwayatkan Abû Dâwud. Dalam hal ini beliau tidak

mengutip pendapatnya sendiri, melainkan mengutip dari berbagai pendapat ulama

hadis.

أنس ق تادةعنم ث ناىشامعنم لمبمنإب مراىيمحد ث نامسم النب حد رأن صلىاللوعليمووسلموأبابكمدللوربالمعالمي{ مم تتحونالمقراءةب}الم كانواي فم 54وعمروعثممان

“... Dari Anas bahwa Nabi SAW., Abu Bakar, Umar dan Utsman, mereka semua

memulai bacaannya dengan Alhamdulillâhirabbil‟âlamîn.” (HR. Abû Dâwud)

ربالمعالمي{ للو د مم ب}الم المقراءة تتحون ي فم كانوا (mereka membuka bacaan

dengan Alhamdulillâhirabbil‟âlamîn) ada perbedaan pendapat mengenai

53

Abdullah bin Abdurrahman al-Bassam, Syarah Bulughul Maram terj. Aan Anwariyah

dkk, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2010) cet. Ke-3, jilid 2, h.173 54

Abû Dâwud, Sunan Abû Dâwud, jilid 2, hadis no. 664, 665,1245,1246, h. 435

Page 72: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

56

penafsiran ini. Ada yang mengatakan maksudnya adalah surat al-Fâtihah, dan ini

adalah pendapat orang yang menyatakan bahwa ayat pertama dari al-Fâtihah

adalah Alhamdulillâhirabbil‟âlamîn. Pendapat lain bahwa artinya mereka

memulai bacaan al-Fâtihah dengan mengucapkan Alhamdulillâhirabbil‟âlamîn,

ini adalah pendapat yang menyatakan tidak ada basmalah. Tapi ini tidak berarti

bahwa mereka tidak membaca م الرحيم الرحمن اللو بسم (Dengan nama Allâh yang

maha pemurah lagi maha penyayang) secara sirr (pelan).55

Perlu diketahui ada perbedaan pendapat yang banyak tentang redaksi Anas

ini.

Dalam salah satu redaksinya sebagai berikut:

همم أحدا أسمعم ف لمم رأ من م م ي قم الرحيم الرحمن اللو بسم

“Aku belum pernah mendengar salah seorang dari mereka membaca,

Bismillâhirrahmânirrahîm.” (HR. Ahmad dan Muslim)

Dalam versi riwayat lainnya:

م يمهرون لكانواف الرحيم الرحمن اللو ببسم

“Mereka tidak mengeraskan bacaan Bismillâhirrahmânirrahîm.” (HR. Ahmad dan

al-Nasâ‟î)

Dalam versi riwayat lain:

م يذمكرون ل آخرىا ف ول قراءة أول ف الرحيم الرحمن اللو بسم

“Mereka tidak menyebutkan Bismillâhirrahmânirrahîm (dengan nama Allâh Yang

Maha Pengasih lagi Maha Penyayang) pada awal bacaan, dan tidak pada akhirnya.” (HR.

Muslim)

55

Abu Ath-Thayyib Muhammad Syamsul Haq Al-„Azhim Abadi, Aunul Ma‟bud; Syarah

Sunan Abû Dâwud terj. Anshari Taslim (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009) cet. Ke-1, jilid 3, h. 448

Page 73: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

57

Dalam versi riwayat lain:

تحونالمقراءةسمي اونويك ف لمم م ت فم الرحيم الرحمن اللو ببسم

“Mereka tidak membuka bacaan dengan Bismillâhirrahmânirrahîm.” (HR.

Abdullah bin Ahmad dalam musnad ayahnya).

Dalam riwayat Ibnu Khuzaimah redaksinya adalah, يسرون mereka) كانوا

menyembunyikan suara bacaan).

Al-Hafizh berkomentar, “Yang mungkin bisa dikompromikan dari

riwayat-riwayat yang berbeda ini bahwa Nabi SAW. membaca basmalah tidak

secara keras. Bila disebutkan dalam hadis Anas bahwa beliau tidak membacanya

berarti maksudnya beliau tidak mengeraskan bacaannnya, dan ketika disebutkan

beliau membaca berarti membaca dengan suara pelan (sirr). Bahkan ada riwayat

yang menafikan mengeraskan (bacaan basmalah) secara tegas, dan inilah yang

dapat dipegang.56

Perkataan Anas dalam riwayat Muslim, “Mereka tidak menyebut

Bismillâhirrahmânirrahîm, baik di awal maupun di akhir bacaan.” Harus

dipahami bahwa beliau tidak mengeraskan bacaannya, karena itulah yang

mungkin ditiadakan. Sedangkan redaksi yang jelas-jelas meniadakan basmalah

seperti pada redaksi “Mereka memulai bacaan dengan

Alhamdulillâhirabbil‟âlamîn.” Tidak menunjukkan bahwa beliau sama sekali

tidak membaca basmalah. Sebab, bacaan awal beliau sendiri adalah doa iftitah,

dan beliau juga mengucapkan ta‟awwudz, serta riwayat-riwayat lain yang

menyatakan ada bacaan lain yang diucapkan sebelum al-Fâtihah setelah takbir.

56

Abu Ath-Thayyib Muhammad Syamsul Haq Al-„Azhim Abadi, Aunul Ma‟bud; Syarah

Sunan Abû Dâwud terj. Anshari Taslim, h. 449

Page 74: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

58

Dengan demikian, perkataan, “Mereka memulai” maksudnya memulai bacaan

yang bisa didengar supaya bisa mengkompromikan semua versi redaksi yang

ada.”57

Ini dalil bagi yang berpendapat bahwa bacaan basmalah tidak

dinyaringkan. Menurut al-Tirmîdzî ini adalah pendapat sebagian besar ulama

dikalangan sahabat Nabi SAW. antara lain Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali dan

setelah mereka dari kalangan tabi‟in. Ini pula yang menjadi pendapat Sufyan ats-

Tsauri, Ibnu Mubarak, Ahmad dan Ishaq. Mereka semua mengatakan tidak

mengeraskan bacaan basmalah, tapi hanya dibaca sendiri.

Al-Khaththabi berkata, “Terkadang orang yang berpendapat bahwa

basmalah bukan bagian dari surat al-Fâtihah juga berdalil dengan hadis ini. Tapi

tidak demikian adanya. Hadis ini hanya menunjukkan bahwa bacaan basmalah

tidak dinyaringkan berdasarkan riwayat yang tsabit dari Anas, dia berkata, “Aku

pernah salat di belakang Rasulullah SAW., Abu Bakar, Umar dan Utsman, dan

tidak pernah satupun dari mereka yang mengeraskan bacaan

Bismillâhirrahmânirrahîm.”58

Al-Munziri berkata, “Hadis ini diriwayatkan pula oleh al-Bukhârî,

Muslim, al-Nasâ‟î dari hadis Syu‟bah dari Qatadah. Al-Tirmîdzî dan Ibnu Mâjah

juga meriwayatkannya dari Abu Awanah, dari Qatadah dengan redaksi yang

mirip.

57

Abu ath-Thayyib Muhammad Syamsul Haq al-„Azhim Abadi, Aunul Ma‟bud; Syarah

Sunan Abû Daâwud terj. Anshari Taslim (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009) Cet. Ke-1, Jilid 3, h. 449 58

Abu Ath-Thayyib Muhammad Syamsul Haq Al-„Azhim Abadi, Aunul Ma‟bud; Syarah

Sunan Abû Daâwud terj. Anshari Taslim, h. 450

Page 75: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

59

4. Analisa Hadis

Hadis di atas menunjukkan bahwa basmalah tidak termasuk surat al-

Fâtiẖah, sehingga membacanya tidak diharuskan bersama bacaannya, namun

membacanya itu sunnah sebagai pemisah antar surat. Walaupun dalam hal ini juga

ada perbedaan pendapat.

Hadis di atas juga menginformasikan sifat bacaan Nabi SAW. dan

Khulafa‟ Rasyidun, bahwa mereka membuka bacaan salat dengan

Alhamdulillâhirabbil‟âlamîn. Tambahan Imam Muslim menegaskan bahwa

mereka tidak menyebutkan basmalah, baik di awal bacaan maupun di akhirnya.

Setelah penulis amati, mengenai hadis-hadis di atas yang diriwayatkan

oleh Imam al-Bukhâri, Imam Muslim dan juga yang lainnya sepintas kelihatan

saling bertentangan dengan ayat al-Qur‟an yang berbunyi :

“Dan Sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca

berulang-ulang dan al-Qur‟an yang agung.” (QS. Al-Hijr: 87)

Bahwa yang dimaksud tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang adalah

bacaan al-Fâtiẖah dalam setiap rakaat salat yang kita tahu ayat pertamanya

berbunyi Bismillâhirrahmânirrahîm.

Dan hadis di atas juga termasuk hadis yang sahîẖ, setidaknya menurut

mayoritas umat Islam yang menempatkan kedudukan kitab Sahîh al-Bukhârî dan

Sahîh Muslim sebagai kitab tershahih kedua dan ketiga di dunia setelah al-Qur‟an.

Dari Anas bin Malik " Aku biasa salat di belakang Nabi SAW., di belakang Abu

Bakar, Umar dan Utsman. Mereka hanya memulai bacaan dengan

Alhamdulillâhirabbil‟âlamîn dan tidak pernah kudengar mereka membaca

Bismillâhirrahmânirrahîm pada awal bacaan (al-Fâtihah) dan tidak pula penghabisannya.

(HR. Al-Bukhârî dan Muslim)

Page 76: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

60

Dari segi kekuatan periwayatan, hadis ini sudah tidak ada masalah.

Tinggal masalah cara memahami matan hadis ini dengan teliti.

Anas bin Malik melaporkan bahwa dirinya tidak pernah mendengar

Rasulullah SAW., Abu Bakar, Umar dan Utsman mengucapkan basmalah di

dalam salat.

Dari sini penulis bisa mengambil beberapa hal. Pertama, kalau Anas bin

Malik tidak merasa pernah mendengar basmalah, bukan berarti hal itu menjadi

suatu kepastian bahwa kapan dan di mana pun Rasulullah SAW. dan ketiga

sahabatnya itu tidak pernah mengucapkannya. Boleh jadi apa yang dilaporkan

oleh Anas bin Malik itu benar menurut pengalaman pribadinya, namun laporan itu

tidak harus menggugurkan orang lain yang misalnya melaporkan hal yang

sebaliknya.

Kedua, kalau Anas bin Malik menyatakan tidak pernah mendengar lafadz

basmalah diucapkan Nabi SAW. dalam salat, bukan berarti beliau sama sekali

tidak mengucapkannya. Ada kemungkinan beliau membaca dengan sirr (suara

direndahkan) sehingga pastilah Anas ra. tidak mendengarnya. Tetapi hadis ini

tidak bisa dijadikan dasar bahwa basmalah bukan termasuk ayat dalam surat al-

Fâtihah. Sebab ada hadis lainnya yang menegaskan bahwa basmalah termasuk

bagian dari surat al-Fâtihah.

“Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW. bersabda, "Bila kamu membaca

Alhamdulillâhirabbil‟âlamîn (surat al-Fâtihah) maka bacalah Bismillâhirrahmânirrahîm,

karena al-Fâtihah itu ummul Qur‟an`, ummul kitab, Sab`ul matsani. Dan

Bismillâhirrahmânirrahîm adalah salah satu ayatnya." (HR. Ad-Daruquthni).

Selain itu, para ahli hadis juga mempertanyakan hadis Anas di atas.

Sebagian menyatakan periwayatannya sangat rancu, sehingga tidak dapat dipakai

Page 77: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

61

sebagai hujjah. Hal ini karena terkadang riwayat di atas diriwayatkan dari Nabi

SAW. secara marfu‟, tetapi pada riwayat yang lain diriwayatkan secara tidak

marfu‟. Di samping itu di antara perawi ada yang menyebutkan nama Utsman,

tetapi perawi yang lain ada yang tidak menyebutkan. Bahkan ada perawi yang

meriwayatkan: “Mereka tidak membaca Bismillâhirrahmânirrahîm.” Dan ada

yang meriwayatkan “Mereka tidak mengeraskan (bacaan)

Bismillâhirrahmânirrahîm.”

Mengenai hadis Ibnu Mâjah dari „Aisyah yang berbunyi: “Rasulullah

SAW. memulai bacaannya dengan; Alhamdulillâhirabbil‟âlamîn.” Itu

menunjukkan bahwa „Aisyah menyebut satu ayat saja

Alhamdulillâhirabbil‟âlamîn untuk memendekkan pembicaraan. Andaikata

„Aisyah menyebut permulaan surat dengan Bismillâhirrahmânirrahîm tentu tidak

jelas surat mana yang dimaksudkan, karena semua surat kecuali surat al-Taubah

dimulai dengan basmalah.

Menurut ahli hadis, hadis-hadis di atas adalah sahîh dan tidak dapat

diketahui mana di antara hadis-hadis tersebut yang datang terlebih dahulu,

sehingga tidak dapat ditetapkan mana yang nasikh (dihapus) dan mana yang

mansukh (menghapus).Sehingga kemudian inilah yang menjadi dasar perbedaan

pendapat di kalangan ulama.

C. Pandangan Fuqaha Terhadap Basmalah

Setelah diperhatikan hadis-hadis tersebut yang menceritakan tentang boleh

atau tidaknya membaca basmalah, ternyata masing-masing dikalangan umat islam

berbeda pendapat. Adapun pendapat ulama fiqih tentang basmalah adalah:

Page 78: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

62

Imam Malik berpendapat bahwa basmalah bukan bagian dari surat al-

Fâtihah, dan karena itu ia tidak membaca basmalah ketika membaca surat al-

Fâtihah dalam salat. Alasannya, selain banyaknya perbedaan antara ulama hadis,

juga karena al-Qur‟an bersifat mutawatir, yaitu periwayatannya disampaikan oleh

orang banyak yang jumlahnya meyakinkan, sedangkan riwayat tentang basmalah

dalam surat al-Fâtihah tidak demikian. Di samping itu, menurut madzhab Malik,

tidak ada satu riwayat pun yang bernilai sahîh yang dapat dijadikan dalil bahwa

basmalah pada al-Fâtihah adalah bagian dari al-Qur‟an. Bahkan justru

sebaliknya, sekian banyak riwayat yang membuktikan bahwa basmalah bukan

bagian dari al-Fâtihah. Salah satu di antaranya adalah hadis yang membagi al-

Fâtihah menjadi dua bagian, satu bagian bagi Allâh dan satu bagiannya untuk

manusia, yaitu yang berbunyi:

ث ناه و حق حد نمظليي إب مراىيم بمن إسم ب رنا الم يان أخم نة بمن سفم ىري مرةعنم أب عنم أبيو عنم المعلء عنم عي ي م

رأم لم صلة صلى منم قال وسلم عليمو اللو صلى النب ر ثلثا خداج فهي المقرمآن بأم فيها ي قم تام غي م

مام وراء نكون إنا ىري مرة لب فقيل اللو صلى اللو رسول سعمت فإن ن فمسك ف با اق مرأم ف قال الم

ت الت ع اللو قال ي قول وسلم عليمو ب يمن الصلة قسمم عبمدي وب يم قال فإذا سأل ما ولعبمدي نصمفيم

د }المعبمد مم اللو قال{ الرحيم الرحمن }قال وإذا عبمدي حدن ت عال اللو قال{ المعالمي رب للو الم

م مالك }قال وإذا عبمدي علي أث من ت عال عبمدي إل ف وض مرة وقال عبمدي مدن قال{ الدين ي وم

تعي وإياك ن عمبد إياك }قال فإذا ب يمن ىذا قال{ نسم دنا }قال فإذا سأل ما ولعبمدي عبمدي وب يم اىم

تقيم الصراط ت الذين صراط الممسم لعبمدي ىذا قال{ الضالي ول عليمهمم الممغمضوب غيم عليمهمم أن معمم

59سأل ما ولعبمدي

“... Dari Abu Hurairah dari Nabi SAW., beliau bersabda: “Barangsiapa yang

mengerjakan shalat tanpa membaca Ummul Qur‟an di dalamnya, maka shalatnya masih

59

Imam Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, jilid 2, hadis no. 895, hal. 382; lihat juga di Imam Abū

Dāwud, Sunan Abû Daâwud, jilid 2, hadis no. 699, hal. 482; lihat juga di Imam Ibnu Majah, Sunan

Ibnu Mâjah, jilid 11, hadis no. 3774, hal. 226; dan lihat juga di Imam al-Nasâ‟î, Sunan al-Nasâ‟î,

jilid 3, hadis no. 900, h. 466

Page 79: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

63

mempunyai hutang, tidak sempurna” Tiga kali. Ditanyakan kepada Abu Hurairah, “Kami

berada di belakang imam?” Maka dia menjawab, “Bacalah Ummul Qur‟an dalam dirimu,

karena aku mendengar Rasulullah bersabda, „Allâh berfirman, „Aku membagi shalat

antara Aku dan hambaKu, dan hambaKu mendapatkan sesuatu yang dia minta. Apabila

seorang hamba berkata, „Segala puji bagi Allâh Rabb semesta alam.‟ Maka Allâh

berkata, „HambaKu memujiKu.‟ Apabila hamba tersebut mengucapkan, „Yang Maha

Pengasih lagi Maha Penyayang.‟ Allâh berkata, „HambaKu memujiKu‟.....” (HR.

Muslim)

-Jumhur ulama sepakat bahwa yang dimaksud dengan as قسمت الصالة

Salah di sini adalah al-Fâtihah.60

Menurut mereka, yang dapat ditafsirkan dari

hadis tersebut adalah Allâh menjadikan tiga ayat pertama untuk Dzat-Nya, dan

ayat keempat mengandung unsur kerendahan diri dari seorang hamba dan

permohonan pertolongan kepada Allâh , dan tiga ayat selanjutnya menggenapkan

surat al-Fâtihah menjadi tujuh ayat.

Di antara bukti yang menunjukkan bahwa ayat yang menggenapkan tujuh

ayat itu berjumlah tiga ayat adalah bahwa di situ Allâh tidak berfirman: ” Kedua

ayat ini”. Firman Allâh ini menunjukkan bahwa lafadz انعمت عليهم adalah satu

ayat.61

Mereka pun sepakat bahwa tidak sempurna salat kecuali dengan al-Fâtihah.

Maka ketika Allâh tidak menyebutkan lafadz Bismillâhirrahmânirrahîm, maka

ini sudah berarti bahwa memang basmalah bukan termasuk ayat dalam surat al-

Fâtiẖah. Apabila basmalah itu merupakan ayat dari surat al-Fâtihah, maka

otomatis dimulai dengan ayat itu. Pendapat yang masyhur menurut kelompok

ulama Malikiyah, yaitu bahwa basmalah bukanlah ayat dari al-Qur‟an kecuali

hanya dalam surat al-Naml yang merupakan bagian dari satu ayat.62

60

Majlis Tafsir al-Qur‟an, Tafsir al-Qur‟an Surat al-Fatihah dan al-Baqarah ayat 1-39 (

Solo: Percetakan al-Abror) h.3 61

Syaikh Imam al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi terj. Fathurrahman dkk, (Jakarta: Pustaka

Azzam, 2010) cet. Ke-2, jilid 1, h. 247 62

Imam an-Nawawi, Raudhatuth Thalibin terj. Muhyiddin Mas Rida dkk, jilid 1, h. 518

Page 80: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

64

Dalam pengamatan Imam Malik terhadap pengamalan penduduk Madinah,

beliau menemukan bahwa imam atau masyarakat umum tidak membaca basmalah

ketika membaca surat al-Fâtihah.63

Imam Syafi‟i menilai basmalah sebagai ayat pertama dari surat al-Fâtihah

dan karena salat tidak sah tanpa membaca al-Fâtihah, maka basmalah harus

dibaca ketika membaca al-Fâtihah, alasannya cukup banyak.64

Fakhruddin ar-Razi menguraikan tidak kurang dari lima belas dalil tentang

basmalah dalam surat al-Fâtihah. Antara lain riwayat Abu Hurairah yang

menyatakan bahwa Nabi SAW. Bersabda: “Al- Fâtiẖah terdiri dari tujuh ayat,

awalnya adalah Bismillâhirrahmânirrahîm” (HR. Ath-Thabarani dan Ibn

Mardawaih). Demikian juga informasi istri nabi, Ummu Salamah yang

menyatakan bahwa Rasulullah membaca al-Fâtihah termasuk basmalah. (HR.

Abû Dâwud dan Ahmad Ibn Hambali)65

Sebagian ulama tampak menolak pendapat Imam Syafi‟i dengan

menyatakan bahwa jika basmalah merupakan satu ayat pada selain surat al-Naml,

niscaya akan dijelaskan oleh Rasulullah SAW., sebab al-Qur‟an diriwayatkan

secara mutawatir. Itulah pertanyaan al-Qadhi yang membantah pendapat Imam

Syafi‟i, dan menduga bahwa penolakan ini adalah sebuah kebenaran yang qat‟i

(pasti).66

63

M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Vol. 1, h. 26 64

M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Vol. 1, h. 27 65

M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Vol. 1, h. 27 66

Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid terj. Beni Sarbeni, dkk (Jakarta: Pustaka Azzam,

2006) cet. Ke-1, jilid 1, h. 260

Page 81: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

65

Lalu Abu Hamid al-Ghazali membenarkan pendapat Imam Syafi‟i, ia

mengatakan bahwa jika basmalah bukan salah satu ayat al-Qur‟an, niscaya

Rasulullah SAW. memberikan penjelasan yang demikian.67

Imam al-Bukhârî juga meriwayatkan bahwa sahabat Nabi, Anas Ibn Malik

ditanya bagaimana Rasulullah membaca al-Qur‟an, kemudian Anas menjawab:

ا كانتم ف قال وسلم عليمو اللو صلى النب قراءة كانتم م } ق رأ ث مد يدي { الرحيم الرحمن اللو بسم

م 68بالرحيم ويدي بالرحمن ويدي اللو ببسم

“Bacaan beliau adalah panjang.” Lalu ia pun membaca:

Bismillâhirrahmânirrahîm.” Anas menjelaskan, “Beliau memanjangkan bacaan,

Bismillâh dan juga memanjangkan bacaan, ar-Rahmân serta bacaan, ar-Rahîm. (HR. Al-

Bukhârî)

Selain itu telah menjadi kesepakatan bahwa seluruh umat Islam, mengakui

segala yang tercantum dalam al-Qur‟an sehingga bacaan âmîn pada akhir surat al-

Fâtihah ketika salat pun tidak dianggap oleh ulama sebagai bagian dari al-Qur‟an.

Imam Nawawi telah menjelaskan hal itu dalam Majmu (3/289). Beliau

mengatakan, pendapat madzhab kami adalah bahwa Bismillâhirrahmânirrahîm

merupakan ayat yang sempurna dari awal surat al-Fâtihah dan dalam hal ini tidak

ada perbedaan pendapat para imam madzhab Syafi‟iyah.69

Para ahli qira‟at Makkah dan Kufah telah memastikan, bahwa basmalah

merupakan salah satu ayat dari surat al-Fâtihah tapi bukan merupakan salah satu

ayat dari surat-surat lainnya. Mereka berkata, “Dituliskannya basmalah pada

permulaan setiap surat itu, hanya sebagai pemisah antar surat dan untuk

mendapatkan keberkahannya.”70

67

Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid terj. Beni Sarbeni dkk, h. 260 68

Imam al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, Juz-15, hadis 4658, h. 466 69

Imam an-Nawawi, Raudhatuth Thalibin terj. Muhyiddin Mas Rida dkk, jilid 1, h. 517 70

Muhammad bin Ali bin Muhammad al-Syaukani, Tafsîr Fatẖ al-Qadîr (Mesir: Dâr al-

Hadîts, 1413 H/1993 M) juz 1, h. 63

Page 82: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

66

Imam Hanafi berpendapat bahwa basmalah merupakan salah satu ayat dari

al-Qur‟an yang berdiri sendiri di awalnya dan bukan bagian dari surat apapun, tapi

ditulis pada setiap surat untuk memisahkan satu surat dengan surat berikutnya.71

Muslim meriwayatkan dari al-Mukhtar bin Fulful dari Anas bahwa Nabi SAW

bersabda :

م سورة آنفا علي ن زلتم ناك إنا الرحيم الرحمن اللو بسم ث ر أعمطي م المكوم

“Tadi baru saja turun surat (al-Kautsar) Bismillâhirrahmânirrahîm,

sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.” (QS. Al-

Kautsar). (HR. Muslim).

Juga ada riwayat dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Rasulullah SAW tidak

mengetahui pemisahan surat kecuali diturunkan Bismillâhirrahmânirrahîm.” (HR.

Abû Dâwud dan Al-Hakim).

Ini juga merupakan pendapat Ibnu al-Mubarak dan Dâud (az-Zahiri), dan

inilah yang mansus (jadi pendapat resmi) dari Ahmad. Abu Bakr ar-Razi berkata,

“Inilah yang cocok dengan pendapat madzhab.”

Menurut Fuad bin Siraj „Abdul Ghafar beliau mengatakan, bahwa yang

rajih menurutnya adalah apa yang dikatakan oleh Ibnu Quddamah dalam kitabnya

Ikhtiyarat; ijmak dengan penulisan basmalah sebagai ayat pada awal surat al-

Fâtihah dan merupakan bagian darinya, walaupun mereka berbeda pendapat

tentang basmalah sebagai bagian dari setiap surat. Yang rajih adalah bahwa

basmalah itu merupakan ayat dari al-Qur‟an. Diletakkannya basmalah itu untuk

71

Abu Ath-Thayyib Muhammad Syamsul Haq Al-„Azhim Abadi, Aunul Ma‟bud; Syarah

Sunan Abû Dâwud terj. Anshari Taslim, h. 446

Page 83: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

67

membedakan antara setiap surat, dengan menganggapnya sebagai ayat pada awal

surat al-Fâtihah dan bagian dari surat an-Naml.72

Al-Mundziri berkata, perlu diketahui bahwa umat sudah sepakat bahwa

yang menetapkan basmalah bagian dari al-Qur‟an ataupun yang menafikannya

tidaklah kafir, karena para ulama sendiri masih berbeda pendapat mengenai hal

ini. Berbeda dengan orang yang menafikan (atau mengingkari) satu huruf dari al-

Qur‟an yang telah disepakati keberadaannya sebagai ayat al-Qur‟an, atau

menetapkan ada ayat tambahan yang belum pernah ditetapkan orang di masa lalu,

maka yang seperti ini kafir menurut ijma‟.73

Selain berbeda seputar apakah basmalah bagian dari surat al-Fâtihah dan

bagian dari setiap surat. Para fuqaha juga berbeda pendapat tentang membaca

keras atau menyamarkan basmalah dalam salat. Ulama pengikut madzhab Hanafi

dan Hanabilah berpendapat bahwa disunahkan untuk membaca secara samar pada

salat yang sirriyah dan jahriyah, baik pada awal surat al-Fâtihah atau pada surat

setelahnya. Imam al-Tirmîdzî mengatakan, “Wajib atasnya beramal menurut

kebanyakan ilmuwan dari para sahabat Nabi SAW. di antara mereka adalah Abu

Bakar, Umar, Utsman, Ali dan selain mereka. Dan setelah mereka juga para

tabi‟in, demikian dikatakan Sufyan ats-Tsauri, Ibnu Mubarak, Ahmad dan Ishak.

Mereka berpendapat bahwa Bismillâhirrahmânirrahîm tidak dibaca keras.

Mereka berkata, “Dia membacanya dengan pelan.” Kebanyakan ulama Malikiyah

berpendapat memakruhkan bacaan pembuka pada salat dengan

Bismillâhirrahmânirrahîm pada surat al-Fâtihah dan pada surat setelahnya, baik

72

Imam an-Nawawi, Raudhatuth Thalibin terj. Muhyiddin Mas Rida dkk, jilid 1, h. 518 73

Abu Ath-Thayyib Muhammad Syamsul Haq Al-„Azhim Abadi, Aunul Ma‟bud; Syarah

Sunan Abû Dâwud terj. Anshari Taslim (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009) Cet. Ke-1, Jilid 3, h. 469

Page 84: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

68

secara sirr maupun jahr. Al-Qarafi dari kalangan ulama Malikiyah berpendapat;

hendaklah memulai surat al-Fâtihah dengan basmalah secara sirr, dan makruh

hukumnya untuk mengeraskannya. Ulama Syafi‟iyah berpendapat bahwa bahwa

sunnah hukumnya dengan men-jahr-kan tasmiyah pada salat yang di-jahr-kan,

yaitu pada surat al-Fâtihah dan surat setelahnya.74

Fuad bin Siraj „Abdul Ghafar, beliau mengatakan “Yang rajih adalah

membacanya dengan menyamarkan karena banyaknya dalil yang menunjukkan

untuk membaca secara samar. Namun terkadang mengeraskannya adalah karena

ta‟lim atau pengajaran. Apabila kebanyakan dalil itu lemah, dan tidak sahîẖ. Ibnu

Qayyim rahimahullâh mengatakan bahwa ketika itu Nabi SAW. mengeraskan

bacaan basmalah dan terkadang ia menyembunyikannya dan itu lebih banyak

dilakukannya dari pada mengeraskannya. Tidak ada keraguan bahwa ia tidak

selalu mengeraskan pada salat lima waktu sehari semalam selamanya, baik ketika

berada ditempatnya atau sedang musafir. Akan tetapi para Khulafa‟urrasyidin

menyembunyikannya begitu juga mayoritas para sahabatnya, juga warga suatu

negeri ketika ada angin besar. Yang demikian ini merupakan kondisi yang kering

sehingga membutuhkan ketetapan dalam hal ini dengan lafazh-lafazh yang umum

dan hadis-hadis yang lemah, maka yang sahîh dari hadis-hadis itu adalah tidak

sahîh, dan kejelasan dari hadis-hadis itu juga tidak tidak sahîh.75

74

Imam an-Nawawi, Raudhatuth Thalibin terj. Muhyiddin Mas Rida dkk, jilid 1, h. 519 75

Lihat Al-Mausu‟ah Al-Fiqhiyah Al-Kuwaitiyah 16/181-182, Ikhtiyarat Ibnu Qudamah

al-Fiqhiyah 1/319-321, Zadul Ma‟ad karya Ibnu Qayyim 1/206-207, dan Sitt Rasa‟il karya Imam

Adz-Dzahabi 165-192 dengan tahqiq Syaikh Jasim ad-Dusiri. (menurut Raudhatuth Thalibin

karya Imam An-Nawawi).

Page 85: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

69

Ibnu Hazm berkata, “Mereka (Imam Malik dan Imam Asy-Syafi‟i)

mengungkapkan banyak sekali dalil yang tidak sahîẖ berupa atsar yang tidak

pantas menjadi hujjah bagi pendapat dua golongan madzhab ini.”76

Misalnya riwayat yang bersumber dari Anas bahwa Rasulullah SAW.,

Abu Bakar, Umar dan Utsman mengawali salatnya dengan bacaan

Alhamdulillâhirabbil‟âlamîn tanpa membaca basmalah, baik sebelum maupun

sesudah al-Fâtihah. Demikian pula dengan riwayat yang bersumber dari Abu

Hurairah.77

Ibnu Hazm berkata, “Semua hadis-hadis ini tidak sah dijadikan dalil.

Karena di dalam hadis-hadis ini tidak tercantum larangan dari Rasulullah SAW.

untuk membaca Bismillâhirrahmânirrahîm, hadis-hadis tersebut hanya

menjelaskan bahwa Rasulullah SAW. tidak membacanya.”78

Hadis-hadis ini bertentangan dengan hadis-hadis lain, di antaranya, hadis

yang kami riwayatkan dari jalur periwayatan Ahmad bin Hanbal, dia berkata,

Waki menceritakan kepada kami, Syu‟bah menceritakan kepada kami dari

Qatadah dari Anas, dia berkata, “Aku salat di belakang Rasulullah SAW., Abu

Bakar, Umar dan „Utsman. Mereka tidak mengeraskan bacaan

Bismillâhirrahmânirrahîm.”79

Kami juga meriwayatkan dengan teks berbunyi, “Maka mereka tidak

mengeraskan bacaan Bismillâhirrahmânirrahîm.” Ini menunjukkan bahwa

mereka membaca Bismillâhirrahmânirrahîm, namun menyembunyikan

76

Ibnu Hazm, al-Muhalla terj. Abu Usamah Fathurrahman (Jakarta: Pustaka Azzam,

2008) cet. Ke-1, jilid 3, h.383 77

Ibnu Hazm, al-Muhalla terj. Abu Usamah Fathurrahman, h. 383 78

Ibnu Hazm, al-Muhalla terj. Abu Usamah Fathurrahman, h. 384 79

Ibnu Hazm, al-Muhalla terj. Abu Usamah Fathurrahman, h. 384

Page 86: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

70

bacaannya. Ini juga sekaligus menetapkan wajibnya membaca basmalah.

Demikian pula dengan hadis-hadis yang lainnya.80

Menurut Ibnu Hazm, pendapat yang benar dalam masalah ini adalah

bahwa nash hadis telah nyata mewajibkan membaca Ummul Qur‟an. Tidak ada

seorang umat Islam pun yang berselisih pendapat, bahkan mereka sepakat bahwa

semua bacaan dipastikan kebenarannya dan kesemuanya disampaikan kepada

Rasulullah SAW. melalui malaikat Jibril yang menerima langsung dari Allâh

SWT. Bacaan-bacaan tersebut disampaikan secara turun-temurun dari generasi ke

generasi oleh sejumlah manusia yang tidak terhitung banyaknya. Karena semua

bacaan ini adalah sebuah kebenaran, maka diwajibkan bagi manusia untuk

memilih bacaan mana yang akan dia baca. Bacaan Bismillâhirrahmânirrahîm‟

yang terdapat pada qira‟at yang sahîh tergolong satu ayat dari Ummul Qur‟an, dan

qira‟at sahîh yang lain tidak termasuk satu ayat dari Ummul Qur‟an.81

D. Pendapat Mufasir Tentang Masalah Pembacaan Basmalah Dalam Salat

Imam asy-Syaukani berkata dalam tafsirnya : “Adapun hadis-hadis yang

menyebutkan tidak dibacanya basmalah di dalam, walaupun lebih sahîh, namun

yang memastikan dibacanya basmalah lebih unggul, walaupun keluar dari lingkup

sahîh, maka mengamalkannya lebih utama, apalagi dengan adanya kemungkinan

penakwilan tidak dibacanya basmalah. Dan ini berkonsekwensi penetapan

essensial, maksudnya adalah karena sebagai al-Qur‟an, dan berkonsekwensi

penetapan karakter, maksudnya adalah menyaringkan bacaannya saat membuka

80

Ibnu Hazm, al-Muhalla terj. Abu Usamah Fathurrahman, h. 384 81

Ibnu Hazm, al-Muhalla terj. Abu Usamah Fathurrahman, h. 384

Page 87: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

71

bacaan surat di dalam salat (yakni di dalam salat jahr, yaitu salat yang bacaannya

dinyaringkan).82

Menurut Ibnu Katsir, pendapat yang paling sahîh tentang basmalah adalah

bahwa ia merupakan pemisah antarsurat, sebagaimana hadis dari Ibnu Abbas yang

diriwayatkan oleh Abû Dâwud, “Bahwa Rasulullah SAW. tidak mengetahui

pemisah surat sehingga diturunkanlah Bismillâhirrahmânirrahîm.” Jadi barang

siapa yang berpandangan bahwa basmalah termasuk ayat surat al-Fâthah, berarti

ia berpendapat bahwa membacanya harus jahr dalam salat, dan orang yang tidak

berpendapat demikian, berarti membacanya secara sirr (tidak nyaring). Masing-

masing pendapat itu dianut oleh para sahabat sesuai dengan pandanganya sendiri.

Keterangan yang menegaskan ihwal khalifah yang empat menyebutkan bahwa

mereka men-sirr-kan basmalah, demikian pula beberapa kelompok tabi‟in salaf

dan khalaf. Men-sirr-kan basmalah juga merupakan mazhab Abu Hanifah, ats-

Tsauri, dan Ibnu Hambal. Menurut Imam Malik basmalah itu tidak perlu dibaca,

baik sirr maupun jahr. Kesimpulannya, salat orang yang membaca basmalah

secara sirr dan jahr adalah sah. Hal ini berdasarkan riwayat dari Nabi SAW. dan

kesepakatan para imam.83

Imam al-Qurthubi dalam Jami‟ li Ahkam al-Qur‟an tentang basmalah,

menurut beliau pendapat membaca basmalah dengan samar bersama surat al-

Fâtihah merupakan pendapat yang baik dan sesuai dengan atsar yang

diriwayatkan dari Anas, serta tidak bertentangan dengannya. Pendapat ini juga

82

Muhammad bin Ali bin Muhammad al-Syaukani, Tafsîr Fatẖ al-Qadîr , juz 1, h. 66 83

Imam Ibn Katsîr, Tafsîrul Qur‟ânil „Azîm, jilid 1, h. 55

Page 88: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

72

dapat memberi jawaban orang-orang dari silang pendapat seputar hukum

membaca basmalah.84

Nashruddin Baidan juga berpendapat dalam tafsirnya, Tafsir Kontemporer

Surat al-Fâtihah, beliau berkata: “Apabila dikaji dengan saksama dalil-dalil yang

mereka jadikan dasar untuk menetapkan hukum, maka akan ditemukan kelebihan

dan kekurangan dalil masing-masing; dalam arti dalil-dalil yang mereka pakai

mempunyai kekuatan dan kelemahan yang hampir sama, karena kedua belah

pihak sama-sama menggunakan hadis ahad, yakni hadis yang tak sampai

kederajat mutawatir. Dalam kasus serupa ini, pendapat mana yang diyakini itulah

yang dipakai (diamalkan). Namun telah popular di dalam kaedah ushul fiqih

bahwa dalil yang menetapkan (positif) lebih didahulukan dari pada dalil yang

menafikan (negatif).85

Jangan sampai terjadi keretakan apalagi perpecahan umat, hanya

disebabkan hal-hal yang sepele seperti perbedaan persepsi tentang basmalah di

awal surat al-Fâtihah maupun di surat-surat lainnya. Jadi tidak perlu salah-

menyalahkan karena perbedaan tersebut telah ada sejak permulaan Islam. Perlu

ditanamkan di dalam diri kita masing-masing, bahwa beramal (beribadah) semata-

mata ditujukan untuk memperoleh ridha Allâh ; tidak perlu dikaitkan dengan

organisasi atau lembaga tertentu karena pertanggungjawabannya hanya kepada

Allâh , bukan kepada organisasi atau lembaga itu.86

Abdul Malik Abdul karim Amrullah atau yang lebih dikenal dengan

HAMKA, beliau mengatakan dalam tafsirnya, Tafsir al-Azhar. “Setelah kita

84

Syaikh Imam al-Qurthubi, Al-Jâmi‟ li Ahkâmil Qur‟ân, jilid 1, h. 237 85

Nashruddin Baidan, Tafsir Kontemporer Surat al-Fātiḥah, h. 34 86

Nashruddin Baidan, Tafsir Kontemporer Surat al-Fātiḥah, h. 34

Page 89: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

73

selidiki dengan seksama, semua hadis yang membicarakan di antara jahr dan sirr

Bismillâhirrahmânirrahîm itu, jelas bahwa pedoman dari kata-kata atau sabda

Nabi SAW. sendiri (Aqwalun Nabi) tidak ada, yang memerintahkan men-jahr atau

menyuruh men-sirr-kan, dan sebaliknya. Yang jadi pedoman ialah riwayat-

riwayat dari sahabat-sahabat beliau. Baik yang yang menguatkan men-jahr atau

yang memiih sirr saja. Dan setelah diselidiki pula semua sanad hadis-hadis itu,

ada saja pembicaraan orang atasnya, baik hadis yang mengatakan jahr atau

mengatakan sirr. Malahan terdapat dua riwayat berlawanan di antara jahr dan sirr

dari satu orang. Sebab itulah masalah ini termasuk masalah khilafiyah masalah

yang dipertikaikan orang. Atau termasuk masalah ijtihadiyah, artinya yang

terserah kepada pertimbangan ijtihad masing-masing ahlinya. Dalam hal ini

terpakailah Qa‟idah Ilmu Ushul yang terkenal.87

الجتهادلينقدبالجتهاد “Ijtihad tidaklah dapat disalahkan dengan ijtihad pula.”

Sampai Ibnu Qayyim di dalam Zâdil Mâd mengambil satu jalan tengah.

Dia berkata : “Sesungguhnya Nabi SAW. adalah men-jahr-kan

Bismillâhirrahmânirrahîm sekali-kali dan membacanya dengan sirr pada

kebanyakan kali. Dan tidak syak lagi, tentu tidaklah beliau selalu men-jahr-kan

tiap hari dan tiap malam lima kali selama-lamanya, baik ketika dia sedang berada

dalam kota ataupun sedang dalam perjalanan, akan tersembunyi saja yang

demikian itu bagi khalifah-khalifahnya yang bijak dan bagi jumhur sahabat-

sahabatnya dan ahli sejamannya yang mulia itu. Ini adalah hal yang sangat

87

Abdul Malik Abdul Karim Amrullah (HAMKA), Tafsir al-Azhar , jilid 1, h. 127

Page 90: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

74

mustahil, sehingga orang perlu menggapai-gapai ke sana ke mari mencari

sandaran dengan kata-kata yang mujmal dan hadis-hadis yang lemah. Meskipun

hadis-hadis yang diambil itu ada yang sahîh, namun dia tidaklah sarih, dan

meskipun ada yang sarih, tidak pula dia sahîh.”88

M. Quraish Shihab dalam tafsirnya mengatakan bahwa masing-masing

pendapat mempunyai alasan-alasan keagamaan, masing-masing berusaha

mengikuti tata cara yang dicontohkan oleh Nabi yang diriwayatkan oleh para

sahabat beliau. Di sini timbul pertanyaan, apakah tidak mungkin justru Nabi

SAW. telah memberikan beberapa contoh atau mempraktikan sekian ragam cara

ibadah? Bukankah beliau hidup di tengah-tengah sahabatnya selama dua puluh

tahun lebih? Agaknya cukup logis untuk mengiyakan pertanyaan di atas. Dalam

hal ini, di kalangan sementara ulama dikenal istilah Ta‟adud al-Ibâdât

(keragaman cara beribadah). Kalau ini diterima, maka kita bisa menyimpulkan

bahwa semua cara yang disebut di atas itu dapat dibenarkan dan tidak perlu saling

dipertentangkan. Pintu surga sedemikian lebar sehingga dapat dimasuki oleh

semua orang yang secara ikhlas mengikuti cara dan ajaran yang ia yakini telah

diajarkan oleh Nabi SAW.89

Betapapun, seperti kata Abduh yang dinukil oleh Rasyid Ridha dalam

Tafsîr al-Manâr, basmalah adalah ayat al-Qur‟an. Karena itu, dalam buku tafsir

ini, tidak salahnya kita kaji kandungannya, terlepas dari persoalan apakah ia

bagian dari al-Fâtihah atau bukan. Penomoran ayat-ayat di dalam buku ini dibuat

88

Abdul Malik Abdul Karim Amrullah (HAMKA), Tafsir al-Azhar , jilid 1, h. 127 89

M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, jilid 1, h. 9

Page 91: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

75

berdasarkan pendapat bahwa basmalah adalah ayat pertama surat al-Fâtihah.

Demikian yang dikutip oleh M. Quraish Shihab.90

90

M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, jilid 1, h. 9

Page 92: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

76

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari uraian yang telah dikemukakan dari bab I sampai IV, dapat diambil

sebuah kesimpulan, I’tibar dan pesan bahwa yang menyebabkan perbedaan di

kalangan ulama terkait dengan pembacaan basmalah dalam salat di antaranya

adalah:

1. Bermacam-macamnya hadis yang saling bertentangan satu sama lain.

2. Perbedaan dalam menentukan kedudukan basmalah dalam al-Fâtihah maupun

al-Qur’an.

3. Perbedaan dalam menafsirkan hadis-hadis yang tekait dengan masalah ini.

Jadi, orang yang berpedoman kepada bacaan para imam qira’at yang

memandang basmalah sebagai salah satu ayat dari surat al-Qur’an maka tidak sah

salatnya kecuali harus membaca basmalah. Sedangkan bagi orang yang

berpedoman kepada bacaan para imam qira’at yang tidak memandang basmalah

sebagai salah satu ayat dari Ummul Qur’an, maka dia dipersilahkan memilih

antara membaca basmalah dengan tidak membaca basmalah.

Selanjutnya dalam membacanya, apakah dikeraskan atau tidak? Dalam hal

ini terdapat tiga pendapat yang semuanya mempunyai dalil hadis masing-masing

tempat mereka berpegang: pertama, sunah dikeraskan, pendapat tersebut

dikemukakan Imam asy-Syafi’i dan mereka yang menyepakatinya. Kedua, tidak

sunah dikeraskan (sunah disamarkan), pendapat itu dikemukakan Imam Abu

Hanifah, mayoritas ahli hadis, ahli ra’yi dan sejumlah fuqaha. Ketiga, boleh

Page 93: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

77

memilih di antara keduanya (dibaca keras atau samar), pendapat tersebut adalah

pendapat Ishak bin Rahawaih dan Ibnu Hazm.

Jadi kesimpulannya, salat orang yang membaca basmalah secara sirr

(tidak dikeraskan) dan jahr (dikeraskan) adalah sah. Hal ini berdasarkan riwayat

dari Nabi SAW. dan kesepakatan para imam.

B. SARAN

Dari pembahasan yang telah diuraikan di atas, dapat dilihat bahwa masing-

masing kelompok mempunyai dalil yang dijadikan hujjah bagi mereka. Terlepas

dari kebenaran hujjah kelompok-kelompok di atas, hendaknya ini tidak

menjadikan alasan terpecah-belahnya umat Islam. Karena perlu dipahami bahwa

ini adalah permasalahan furu’iyah yang sangat wajar, jika terdapat perbedaan di

dalamnya. Asalkan tidak merusak yang asal atau yang inti, maka tidaklah jadi

persoalan. Masing-masing bisa mengamalkan sesuai dengan keyakinan dan hujjah

masing-masing dan tidak menjadikan perbedaan ini sebagai alat untuk merusak

ukhuwah islamiyah di antara sesama muslim.

Hasil penelitian ini merupakan sekelumit dari disiplin ilmu pengetahuan.

Terkait hadis-hadis yang penulis telusuri hanya terbatas pada al-Kutub al-Sittah,

sehingga bahan kajian sangat terbatas sekali. Adapun harapan penulis kepada

pembaca adalah dapat mengkaji hadis yang lainnya untuk lebih memperkaya

perbendaharaan kitab hadis, sehingga akan banyak bahan analisa yang dapat

diperbincangkan.

Demikian juga dengan kitab-kitab syarh dan buku referensi yang asngat

minim, penulis juga berharap kepada pembaca agar dapat melengkapi referensi

Page 94: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

78

lebih banyak lagi. Dan bagi umat Islam hendaklah dalam menjalani hidup di dunia

ini mengacu pada dalil-dalil yang absolut kebenarannya, yakni al-Qur’an dan

hadis sahîh.

Saran terakhir, umat Islam jangan pernah berhenti untuk terus mengkaji

aspek kehidupan Nabi, karena penulis yakin, dengan demikian akan menambah

rasa cinta dan kerinduan kita kepada beliau. Sehingga yang diharapkan kelak

adalah dapat bersanding dengannya.

Page 95: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

79

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Karim Amrullah (HAMKA), Abdul Malik. Tafsir al-Azhar. Jakarta:

Pustaka Panjimas, 1982.

Abu Ubaidah, Darwis. Tafsir al-Asas; tafsir lengkap dan menyentuh ayat-ayat

seputar Islam, Iman dan Ihsan. Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2012.

Abu al-Husain al-Qusyairi al-Naisaburi, Muslim bin al-Hajjaj. Sahîh Muslim.

Bayrût: Dâr al-Fikr, tth.

Agama R.I, Departemen. al-Qur’an dan Tafsirnya. Jakarta: Proyek Pengadaan

Kitab Suci al-Qur’an, 1983.

Ali, Atabik. Kamus Kontemporer Arab-Indonesia. Yogyakarta: Yayasan Ali

Maksum Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta, 1996.

Annuri, Ahmad. Panduan Tahsin Tilawah al-Qur’an & Ilmu Tajwid. Jakarta:

Pustaka al-Kautsar, 2010.

‘Arabi, Ibnu. Tafsir Qur’anul Karim. Dâr al-‘Arabiyah, 1968.

Baidan, Nashruddin. Tafsir Kontemporer Surat al-Fâtihah. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2012.

Bakker dan Jubair. Metode Penulisan Filsafat. Yogyakarta: Kanisius, 1994.

Al-Bassam, Abdullah bin Abdurrahman. Syarah Bulughul Maram terj. Aan

Anwariyah dkk. Jakarta: Pustaka Azzam, 2010.

Al-Batawy, Saiful Anwar. Rahasia Kedahsyatan Basmalah. Jakarta: Kunci Iman,

2012.

Al-Bukhârī al-Ju‘fī, Muḥammad bin ‘Ismâ‘īl Abū ‘Abdillâh. Sahîh al-Bukhârî.

Bayrût: Dâr al-Fikr, 1994.

Page 96: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

80

Al-Caff, Muhammad. Tafsir Populer al-Fâtihah; Menyelami Makna Lahir dan

Batin al-Fâtihah Secara Mudah dan Sederhana. Bandung: PT. Mizan

Pustaka, 2011.

Faqih Imani, Allamah Kamal. Tafsir Nurul Qur’an; sebuah tafsir Sederhana

menuju Cahaya al-Qur’an. Jakarta: al-Huda, 2003.

Hadi , Sutrisno. Metode Research 1. Yogyakarta: Andi Offset, 1987.

Hazm, Ibnu. Al-Muhalla terj. Abu Usamah Fathurrahman. Jakarta: Pustaka

Azzam, 2008.

Husnan, Djaelan. Perbandingan Mazhab dalam Hukum Islam. Jakarta: Yayasan

Wakaf Baitussalam Billy Moon, 2013.

Ibn Katsîr, Isma’il bin ‘Amr al-Qurasyi bin Kasir al-Basri ad-Dimasyqi

‘Imâduddîn Abul Fidâ’ al-Hâfiz al-Muhaddis asy-Syafi’i. Tafsîrul

Qur’ânil ‘Azîm. Kairo: Matba’ah al-Istiqâmah, 1958.

Ibnu Mâjah, Abu Abdillah Muhammad Ibn Yazid al-Qazwini. Sunan Ibnu Mâjah.

Bayrût: Dâr al-Fikr, tth.

Ismail, M. Syuhudi. Hadis Menurut Pembela, Pengingkar dan Pemandunya.

Jakarta: Gema Insani Press, 1995.

Katsoff, Lois O. Pengantar Filsafat. Penerjemah Suyono Sumargono.

Yogyakarta: Tiara Wacana, 1992.

J. Moleong , Lexy. Metodologi Penulisan Kualitatif. Bandung:

Rosdakarya, 2005.

Al-Marâghî, Ahmad Musṯafa. Tafsîr al-Marâghî. Mesir: Musṯafa al-Bâbî al-

Halabî, 1974.

Mashadi, Mansur. khasiat dan Mu’jizat surat al-Fâtihah. Jakarta: Pedoman Ilmu

Jaya, 1995.

Page 97: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

81

Muhammad Syamsul Haq al-‘Azhim Abadi, Abu Ath-Thayyib. Aunul Ma’bud;

Syarah Sunan Abû Dâwud terj. Anshari Taslim. Jakarta: Pustaka Azzam,

2009.

Munawwir, Ahmad Warson. al-Munawwir; Kamus arab-Indonesia. Surabaya:

Pustaka Progressif, 1997.

Al-Nasâ’î, Aḥmad bin Syu‘âb Abū ‘Abdirrahmân. Sunan al-Nasâ’î. Bayrût: Dâr

al-Fikr, t.th.

Nasib Ar-Rifa’i, Muhammad. Kemudahan dari Allah: Ringkasan Tafsir Ibnu

Katsir. Jakarta: Gema Insani Press, 1999.

Al-Qurthubi, Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakar bin Farh al-

Ansari al-Khazraji al-Andalusi. Al-Jâmi’ li Ahkâmil Qur’ân. Mesir: Dâr al-

Kutub al-Misriyah, tth.

Quthb, Sayyid. Tafsîr Fî Zilâl al-Qur’ân (Kairo: Dâr al-Ihya al-Tijari al-

‘Arabiyah, 1386)

Ridha, M. Rasyid. Tafsîr al-Manâr. Beirut: Dâr al-Fikr, t.th.

Rusyd, Ibnu. Bidayatul Mujtahid terj. Beni Sarbeni, dkk. Jakarta: Pustaka Azzam,

2006.

Al-Ṣâliḥ, Ṣubhî. ‘Ulûm al-Hadîts wa Muṣṭalaḥuhu. Bayrūt: Dâr al-‘Ilmi Lilmayîn,

1988.

Salim, Abd. Muin. Jalan Lurus Menuju Hati Sejahtera; Tafsir surat al-Fâtihah.

Jakarta: Pustaka Hidayah, 1999.

Ash-Shan’anī. Terjemahan Subulus Salam terj. Abu Bakar Muhammad.

Surabaya: al-Ikhlas.

Page 98: STUDI HADIS-HADIS PEMBACAAN BASMALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28001/1/MUHAMM… · membaca basmalah di awal bacaan al-Qur’an dalam ... Mahasiswa

82

Ash-Shidiqi, Hasbi. Sejarah dan Pengantar Ilmu Tafsir al-Qur’an. Jakarta: Bulan

Bintang, 1994.

Shihab, M. Quraish. Tafsir al-Misbah; Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an.

Jakarta: Lentera Hati, 2002.

Softwere “al-Maktabah al-Syâmilah”, bagian 2.

Sugiyono. Memahami penulisan Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta, 2005.

Sulaymân bin al-Asy‘ats al-Sijistânî, Abû Dâwud. Sunan Abû Dâwud. Bayrût:

Dâr al-Fikr, tth.

Al-Syaukani, Muhammad bin Ali bin Muhammad, Tafsîr Fatẖ al-Qadîr. Mesir:

Dâr al-Hadîts, 1413 H/1993 M.

At-Tabari, Muhammad bin Jarir bin Yazid bin Khalid bin Kasir Abu Ja’far.

Jâmi’ul Bayân fî Tafsîril Qur’ân. Bayrut: Dâr al-Kutbi al-Ilmiyah, 1426

H/2005 M.

Tafsir al-Qur’an, Majlis. Tafsir al-Qur’an Surat al-Fâtihah dan al-Baqarah ayat

1-39. Solo: Percetakan al-Abror.

Tim AAK UIN Jakarta. Pedoman Akademik: Program Strata 1 2012-2013.

Jakarta: Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan UIN Jakarta,

2012.

Al-Tirmîdzî, Muhammad bin Isa Abu Isa. Sunan al- Tirmîdzî. Bayrût: Dâr al-Fikr,

tth.

Wensinck, A. J. Al-Mu'jam al-Mufahras li al-fâz al-Hadîs. Leiden: E. J. Brill,

1943.

Yunus, Mahmud. Kamus Arab-Indonesia. Jakarta: PT. Mahmud Yunus wa

Dzurriyyah, 2010.